PENYULUHAN PHBS OLEH Reni Okto Verawati Saragih,...

21
1 LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT PENYULUHAN PHBS OLEH Reni Okto Verawati Saragih, Am.Keb,. SH AKADEMI KEBIDANAN KHARISMA HUSADA BINJAI 2015

Transcript of PENYULUHAN PHBS OLEH Reni Okto Verawati Saragih,...

Page 1: PENYULUHAN PHBS OLEH Reni Okto Verawati Saragih, …akbidkharismahusada.ac.id/wp-content/uploads/2015/12/BAB-I-phbs.pdf · Lampiran 5 : Daftar Nama Petugas Penyuluhan (Dosen dan Mahasiswa)

1

LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT

PENYULUHAN

PHBS

OLEH

Reni Okto Verawati Saragih, Am.Keb,. SH

AKADEMI KEBIDANAN KHARISMA HUSADA BINJAI

2015

Page 2: PENYULUHAN PHBS OLEH Reni Okto Verawati Saragih, …akbidkharismahusada.ac.id/wp-content/uploads/2015/12/BAB-I-phbs.pdf · Lampiran 5 : Daftar Nama Petugas Penyuluhan (Dosen dan Mahasiswa)

2

DAFTAR ISI

DAFTAR LAMPIRAN

BAB l PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1

1.2 Tujuan ................................................................................................................ 1

1.2.1 Tujuan Umum ............................................................................................. 1

1.2.2 Tujuan Khusus ............................................................................................ 1

1.3 Manfaat Penelitian .............................................................................................. 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................... 3

2.1 Pengertian PHBS ................................................................................................. 3

2.2 Bidang PHBS ....................................................................................................... 3

2.3 Pengembangan PHBS .......................................................................................... 3

2.4 Penerapan PHBS .................................................................................................. 4

2.5 Sasaran PHBS ...................................................................................................... 4

2.6 Manfaat PHBS ..................................................................................................... 6

2.7 Indikator PHBS .................................................................................................... 8

BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 10

3.1 Kesimpulan .......................................................................................................... 10

3.2 Saran ................................................................................................................... 10

Daftar Pustaka ................................................................................................................... 11

Lampiran 1 : Surat Permohonan Bantuan Dana Dari Dosen

Lampiran 2 : Surat Balasan Persetujuan Bantuan Dana Dari Yayasan

Lampiran 3 : Surat Permohonan Izin Penyuluhan ditujukan Kepada Kepala Sekolah

Negeri 3 Binjai

Lampiran 4 : Surat Balasan Penyuluhan dari Sekolah SMA Negeri 3 Binjai

Lampiran 5 : Daftar Nama Petugas Penyuluhan (Dosen dan Mahasiswa)

Lampiran 6 : SAP Penyuluhan

Lampiran 7 : Print-out Power Point Penyuluhan

Lampiran 8 : Leaflet/ Alat Bantu Penyuluhan

Lampiran 9 : Daftar Hadir Peserta Penyuluhan

Lampiran 10 : Dokumentasi

Page 3: PENYULUHAN PHBS OLEH Reni Okto Verawati Saragih, …akbidkharismahusada.ac.id/wp-content/uploads/2015/12/BAB-I-phbs.pdf · Lampiran 5 : Daftar Nama Petugas Penyuluhan (Dosen dan Mahasiswa)

3

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Permohonan Bantuan Dana Dari Dosen

Lampiran 2 : Surat Balasan Persetujuan Bantuan Dana Dari Yayasan

Lampiran 3 : Surat Permohonan Izin Penyuluhan ditujukan Kepada Kepala Sekolah

Negeri 3 Binjai

Lampiran 4 : Surat Balasan Penyuluhan dari Sekolah SMA Negeri 3 Binjai

Lampiran 5 : Daftar Nama Petugas Penyuluhan (Dosen dan Mahasiswa)

Lampiran 6 : SAP Penyuluhan

Lampiran 7 : Print-out Power Point Penyuluhan

Lampiran 8 : Leaflet/ Alat Bantu Penyuluhan

Lampiran 9 : Daftar Hadir Peserta Penyuluhan

Lampiran 10 : Dokumentasi

Page 4: PENYULUHAN PHBS OLEH Reni Okto Verawati Saragih, …akbidkharismahusada.ac.id/wp-content/uploads/2015/12/BAB-I-phbs.pdf · Lampiran 5 : Daftar Nama Petugas Penyuluhan (Dosen dan Mahasiswa)

4

BAB I

PENDAHULAN

1.1 Latar Belakang

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah bentuk perwujudan paradigma sehat

dalam budaya perorangan, keluarga, dan masyarakat yang berorientasi sehat, Bertujuan untuk

meningkatkan, memelihara, dan melindungi kesehatannya baik fisik, mental, spiritual,

maupun sosial. Selain itu juga program perilaku hidup bersih dan sehat bertujuan memberikan

pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, kelompok, keluarga,

dengan membuka jalur komunikasi, informasi, dan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan,

sikap, dan perilaku sehingga masyarakat sadar, mau, dan mampu mempraktikkan perilaku

hidup bersih dan sehat melalui pendekatan pimpinan (advocacy), bina suasana (social

support), dan pemberdayaan masyarakat (empowerment). Dengan demikian masyarakat dapat

mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri terutama pada tatanannya masing-masing

(Depkes RI, 2002).

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas

dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan individu/kelompok dapat

menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan

derajat kesehatan masyarakat (Dinkes Jabar, 2010).

Pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan kesadaran, kemampuan dan

kemauan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang

setinggi-tingginya. Masyarakat diharapkan mampu berperan sebagai pelaku pembangunan

kesehatan dalam menjaga, memelihara dan meningkatkan derajat kesehatannya sendiri serta

berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat. Harapan tersebut dapat terwujud

apabila masyarakat diberdayakan sepenuhnya dengan sumber daya dimilikinya untuk dapat

menerapkan PHBS dalam kehidupan sehari-hari, baik di rumah, di sekolah, di tempat

kerja. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang harus dilakukan oleh setiap

individu/keluarga/kelompok sangat banyak, dimulai dari bangun tidur sampai dengan tidur

kembali.Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah sekumpulan perilaku yang dipraktekkan atas

dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan individu/keluarga/kelompok

dapat menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan dan berperan aktif dalam

mewujudkan derajat kesehatan masyarakat. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat merupakan salah

satu pilar kesehatan yang menjadi salah satu program dari puskesmas.

Page 5: PENYULUHAN PHBS OLEH Reni Okto Verawati Saragih, …akbidkharismahusada.ac.id/wp-content/uploads/2015/12/BAB-I-phbs.pdf · Lampiran 5 : Daftar Nama Petugas Penyuluhan (Dosen dan Mahasiswa)

5

Bina suasana adalah upaya menciptakan lingkungan sosial yang mendorong individu

anggota masyarakat untuk mau melakukan perilaku yang diperkenalkan. Seseorang akan

terdorong untuk mau melakukan sesuatu apabila lingkungan sosial dimanapun ia berada

(keluarga di rumah, orang-orang yang menjadi panutan/idolanya, kelompok arisan, majelis

agama, dan bahkan masyarakat umum) menyetujui atau mendukung perilaku tersebut. Oleh

karena itu, untuk mendukung proses pemberdayaan masyarakat khususnya dalam upaya

meningkatkan para individu dari fase tahu ke fase mau, perlu dilakukan Bina Suasana.

Terdapat tiga pendekatan dalam Bina Suasana yaitu: pendekatan individu, pendekatan

kelompok, dan pendekatan masyarakat umum.

Pemberdayaan adalah proses pemberian informasi secara terus-menerus dan

berkesinambungan mengikuti perkembangan sasaran, serta proses membantu sasaran agar

sasaran tersebut berubah dari tidak tahu menjadi tahu atau sadar (aspek knowledge), dari tahu

menjadi mau(aspek attitude), dan dari mau menjadi mampu melaksanakan perilaku yang

diperkenalkan (aspek practice).

Sasaran utama dari pemberdayaan adalah individu dan keluarga serta kelompok

masyarakat. Bila sasaran sudah pindah dari mau ke mampu melaksanakan boleh jadi akan

terkendala oleh dimensi ekonomi. Dalam hal ini kepada yang bersangkutan dapat diberikan

bantuan langsung, tetapi yang sering kali dipraktikkan adalah dengan mengajaknya ke dalam

proses pengorganisasian masyarakat (community organization) atau pembangunan

masyarakat (community development). Untuk itu sejumlah individu yang telah mau dihimpun

dalam suatu kelompok untuk bekerjasama memecahkan kesulitan yang dihadapi. Tidak jarang

kelompok ini pun masih juga memerlukan bantuan dari luar (misalnya dari pemerintah atau

dari dermawan). Disinilah letak pentingnya sinkronisasi promosi kesehatan dan PHBS dengan

program kesehatan yang didukungnya.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan dan kemampuan siswa/i agar

hidup bersih dan sehat, serta diharapkan kepada siswa/i SMAN 3 Binjai mampu

berperan aktif mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.

1.2.2 Tujuan Khusus

1.2.2.1 Untuk meningkatkan pengetahuan tentang PHBS bagi setiap siswa/i dan guru

di lingkungan sekolah.

1.2.2.2 Untuk meningkatkan peran aktif siswa/i dalam bidang PHBS

1.2.2.3 Untuk mengetahui manfaat PHBS di sekolah bagi siswa/i SMAN 3Binjai

1.3 Manfaat

1.3.1 Sebagai bahan informasi kepada siswa/i tentang PHBS.

1.3.2 Untuk memenuhi tugas dosen dalam Tridarma Perguruan Tinggi terutama tugas

terhadap pengabdian masyarakat.

Page 6: PENYULUHAN PHBS OLEH Reni Okto Verawati Saragih, …akbidkharismahusada.ac.id/wp-content/uploads/2015/12/BAB-I-phbs.pdf · Lampiran 5 : Daftar Nama Petugas Penyuluhan (Dosen dan Mahasiswa)

6

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian PHBS

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan sekumpulan perilaku yang

dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil dari pembelajaran yang menjadikan seseorang

dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan

kesehatan masyarakat (Dinas Kesehatan Kota Surabaya, 2009).

Pengertian perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah adalah upaya untuk

memberdayakan siswa, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah agar tahu, mau, dan mampu

mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam mewujudkan

sekolah sehat. Sekolah sehat adalah sekolah yang mampu menjaga dan meningkatkan

kesehatan masyarakat sekolah dan untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan

anak sekolah melalui berbagai upaya kesehatan (Sya’roni, RS 2007).

PHBS di sekolah adalah upaya untuk memperdayakan siswa, guru, dan masyarakat

lingkungan sekolah agar tahu, mau, dan mampu mempraktikkan PHBS dan berperan aktif

dalam mewujudkan sekolah sehat. Perilaku hidup bersih dan sehat juga merupakan

sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru, dan masyarakat lingkungan

sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu

mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan

lingkungan sehat (Depkes RI, 2007).

Sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap

orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. (UU Kesehatan RI No. 23 tahun 1992)

Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan sekaligus merupakan investasi sumber

daya manusia, serta memiliki kontribusi yang besar untuk meningkatkan Indeks

Pembangunan Manusia (IPM).

Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah respon seseorang (organism) terhadap

stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan,

serta lingkungan (Simons-Morton, 1995).

Perubahan-perubahan perilaku kesehatan dalam diri seseorang dapat diketahui melalui

persepsi. Persepsi adalah pengalaman yang dihasilkan melalui panca indera. Dalam aspek

biologis perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme atau mahluk hidup yang

bersangkutan. (Notoatmodjo, 2005).

Page 7: PENYULUHAN PHBS OLEH Reni Okto Verawati Saragih, …akbidkharismahusada.ac.id/wp-content/uploads/2015/12/BAB-I-phbs.pdf · Lampiran 5 : Daftar Nama Petugas Penyuluhan (Dosen dan Mahasiswa)

7

2.2 Bidang PHBS

Bidang PHBS (Depkes RI, 2001) yaitu:

1. Bidang kebersihan perorangan, seperti cuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan

sabun, mandi minimal 2 kali sehari.

2. Bidang Gizi, seperti makan buah dan sayur tiap hari, mengkonsumsi garam beryodium,

menimbang berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) setiap 6 bulan.

3. Bidang Kesehatan lingkungan, seperti membuang sampah pada tempatnya,

menggunakan jamban, memberantas jentik.

2.3 Pengembangan PHBS

Menyadari bahwa prilaku adalah sesuatu yang rumit, prilaku tidak hanya menyangkut

dimensi kultural yang berupa sistem nilai dan norma, melainkan juga dimensi ekonomi, yaitu

hal-hal yang mendukung prilaku. Maka promosi kesehatan dan PHBS diharapkan dapat

melaksanakan strategi yang bersifat paripurna (Komprehensif). Ksususnya dalam

menciptakan prilaku baru. Kebijakan nasional promosi kesehatan telah menetapkan tiga

strategi dasar promosi kesehatan dan PHBS (Dinas Kesehatan Kota Surabaya, 2009).

1. Gerakan Pemberdayaan

Pemberdayaan adalah proses pemberian informasi secara terus-menerus dan

berkesinambungan mengikuti perkembangan sasaran, serta proses membantu sasaran agar

sasaran tersebut berubah dari tidak tahu menjadi tahu atau sadar (aspek knowledge), dari tahu

menjadi mau (aspek attitude) dan dari mau menjadi mampu melaksanakan perilaku yang

diperkenalkan (aspek practice).

Sasaran utama dari pemberdayaan adalah individu dan keluarga, serta kelompok

masyarakat. Bila sasaran sudah akan berpindah dari mau ke mampu melaksanakan, boleh jadi

akan terkendala oleh dimensi ekonomi. Dalam hal ini kepada yang bersangkutan dapat

diberikan bantuan langsung, tetapi yang seringkali dipraktikkan adalah dengan mengajaknya

ke dalam proses pengorganisasian masyarakat (community organization) atau pembangunan

masyarakat (community development). Untuk itu sejumlah individu yang telah mau, dihimpun

dalam suatu kelompok untuk bekerjasama memecahkan kesulitan yang dihadapi. Tidak jarang

kelompok ini pun masih juga memerlukan bantuan dari luar (misalnya dari pemerintah atau

dari dermawan).

Disinilah letak pentingnya sinkronisasi promosi kesehatan dan PHBS dengan program

kesehatan yang didukungnya. Hal-hal yang akan diberikan kepada masyarakat oleh program

kesehatan sebagai bantuan, hendaknya disampaikan pada fase ini, bukan sebelumnya.

Bantuan itu hendaknya juga sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat.

2. Bina Suasana

Bina suasana adalah upaya menciptakan lingkungan sosial yang mendorong individu

anggota masyarakat untuk mau melakukan perilaku yang diperkenalkan. Seseorang akan

terdorong untuk mau melakukan sesuatu apabila lingkungan sosial dimana pun ia berada

Page 8: PENYULUHAN PHBS OLEH Reni Okto Verawati Saragih, …akbidkharismahusada.ac.id/wp-content/uploads/2015/12/BAB-I-phbs.pdf · Lampiran 5 : Daftar Nama Petugas Penyuluhan (Dosen dan Mahasiswa)

8

(keluarga di rumah, orang-orang yang menjadi panutan atau idolanya, kelompok arisan,

majelis agama, dan bahkan masyarakat umum) menyetujui atau mendukung perilaku tersebut.

Oleh karena itu, untuk mendukung proses pemberdayaan masyarakat, khususnya

dalam upaya meningkatkan para individu dari fase tahu ke fase mau, perlu

dilakukan bina suasana. Terdapat tiga pendekatan dalam bina suasana, yaitu:

a. Pendekatan Individu

b. Pendekatan Kelompok

c. Pendekatan Masyarakat Umum

3. Advokasi

Advokasi adalah upaya atau proses yang strategis dan terencana untuk mendapatkan

komitmen dan dukungan dari pihak-pihak yang terkait (stake holders). Pihak-pihak yang

terkait ini bisa berupa tokoh masyarakat formal yang umumnya berperan sebagai penentu

kebijakan pemerintahan dan penyandang dana pemerintah. Juga dapat berupa tokoh-tokoh

masyarakat informal, seperti tokoh agama, tokoh pengusaha, yang umumnya dapat berperan

sebagai penentu ”kebijakan” (tidak tertulis) dibidangnya dan atau sebagai penyandang dana

non pemerintah. Perlu disadari bahwa komitmen dan dukungan yang diupayakan melalui

advokasi jarang diperoleh dalam waktu singkat. Pada diri sasaran advokasi umumnya

berlangsung tahapan-tahapan, yaitu:

a. Mengetahui atau menyadari adanya masalah

b. Tertarik untuk ikut mengatasi masalah

c. Peduli terhadap pemecahan masalah dengan mempertimbangkan berbagai alternatif

pemecahan masalah

d. Sepakat untuk memecahkan masalah dengan memilih salah satu alternatif pemecahan

masalah

e. Memutuskan tindak lanjut kesepakatan.

Dengan demikian, maka advokasi harus dilakukan secara terencana, cermat, dan tepat.

Bahan-bahan advokasi harus disiapkan dengan matang, yaitu:

a. Sesuai minat dan perhatian sasaran advokasi

b. Memuat rumusan masalah dan alternatif pemecahan masalah

c. Memuat peran si sasaran dalam pemecahan masalah

d. Berdasarkan kepada fakta atau evidence-based

e. Dikemas secara menarik dan jelas

f. Sesuai dengan waktu yang tersedia.

Page 9: PENYULUHAN PHBS OLEH Reni Okto Verawati Saragih, …akbidkharismahusada.ac.id/wp-content/uploads/2015/12/BAB-I-phbs.pdf · Lampiran 5 : Daftar Nama Petugas Penyuluhan (Dosen dan Mahasiswa)

9

2.4 Penerapan PHBS di Sekolah

Penerapan PHBS di sekolah menurut Sya’roni. RS (2007), antara lain:

1. Menanamkan nilai-nilai untuk berprilaku hidup bersih dan sehat kepada siswa sesuai

dengan kurikulum yang berlaku (kurikuler)

2. Menanamkan nilai-nilai untuk berprilaku hidup bersih dan sehat kepada siswa yang

dilakukan diluar jam pelajaran biasa (ekstrakurikuler)

a. Kerja bakti dan lomba kebersihan kelas

b. Aktivitas kader kesehatan sekolah/dokter kecil.

c. Pemeriksaan kualitas air secara sederhana

d. Pemeliharaan jamban sekolah

e. Pemeriksaan jentik nyamuk di sekolah

f. Demo/gerakan cuci tangan dan gosok gigi yang baik dan benar

g. Pembudayaan olahraga yang teratur dan terukur

h. Pemeriksaan rutin kebersihan: kuku, rambut, telinga, gigi

3. Membimbing hidup bersih dan sehat melalui konseling.

4. Kegiatan penyuluhan dan latihan keterampilan dengan melibatkan peran aktif siswa,

guru, dan orang tua, antara lain melalui penyuluhan kelompok, pemutaran kaset

radio atau film, penempatan media poster, penyebaran leaflet dan membuat majalah

dinding.

5. Pemantauan dan evaluasi

a. Lakukan pamantauan dan evaluasi secara periodik tentang kebijakan yang telah

dilaksanakan

b. Minta pendapat pokja PHBS di sekolah dan lakukan kajian terhadap masalah yang

ditemukan.

c. Putuskan apakah perlu penyesuaian terhadap kebijakan.

2.5 Sasaran

Sasaran PHBS di tatanan institusi pendidikan adalah seluruh anggota keluarga institusi

pendidikan. Menurut Dinas Kesehatan Kota Surabaya (2009) terbagi dalam:

1. Sasaran Primer

Adalah sasaran utama dalam institusi pendidikan yang akan diubah perilakunya atau

murid dan guru yang bermasalah (individu atau kelompok dalam institusi pendidikan

yang bermasalah).

2. Sasaran Sekunder

Adalah sasaran yang dapat mempengaruhi individu dalam institusi pendidikan yang

bermasalah, misalnya kepala sekolah, guru, orang tua murid, kader kesehatan sekolah,

tokoh masyarakat, petugas kesehatan dan lintas sektor terkait, PKK.

3. Sasaran Tersier

Page 10: PENYULUHAN PHBS OLEH Reni Okto Verawati Saragih, …akbidkharismahusada.ac.id/wp-content/uploads/2015/12/BAB-I-phbs.pdf · Lampiran 5 : Daftar Nama Petugas Penyuluhan (Dosen dan Mahasiswa)

10

Adalah sasaran yang diharapkan dapat menjadi unsur pembantu dalam menunjang

atau mendukung pendanaan, kebijakan, dan kegiatan untuk tercapainya pelaksanaan

PHBS di institusi pendidikan, misalnya kepala desa, lurah, camat, kepala puskesmas,

dinas, guru, tokoh masyarakat, dan orang tua murid.

2.6 Manfaat PHBS di Sekolah

Manfaat PHBS di sekolah diantaranya:

1. Terciptanya sekolah yang bersih dan sehat sehingga peserta didik, guru, dan

masyarakat lingkungan sekolah terlindungi dari berbagai gangguan dan ancaman

penyakit.

2. Meningkatnya semangat proses belajar-mengajar yang berdampak pada prestasi

belajar peserta didik

3. Citra sekolah sebagai institusi pendidikan semakin meningkat sehingga mampu

menarik minat orang tua (masyarakat)

4. Menjadi percontohan sekolah sehat bagi daerah lain

(Suryatiningsih, 2010).

2.7 Indikator PHBS

1. Mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun

Anak sering bermain dengan tanah atau batu dan bermain di tempat-tempat yang kurang

bersih seperti selokan. Ada cara lain yang cukup “ampuh” yang dapat menghindarkan

anak dari kuman-kuman penyakit yaitu dengan kebiasaan mencuci tangan.

Kebiasaan mencuci tangan masyarakat Indonesia masih belum baik. Terlihat dari

kebiasaan mencuci tangan dengan menggunakan semangkuk air atau kobokan untuk

membasuh tangan sebelum makan. Padahal kebiasan sehat mencuci tangan dengan air

bersih mengalir dan sabun dapat menyelamatkan nyawa dengan mencegah penyakit

(Hasyim, 2009).

Alasan seseorang harus mencuci tangan dengan air bersih dan sabun adalah:

a. Air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri penyebab penyakit. Bila

digunakan, kuman berpindah ke tangan.

b. Pada saat makan, kuman dengan cepat masuk ke dalam tubuh, yang bisa menimbulkan

penyakit (Depkes RI, 2001).

c. Mencuci tangan dengan air yang mengalir hanya dapat menghilangkan kuman 25%

dari tangan, sedangkan mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun

akan dapatmembersihkan kotoran dan membunuh kuman hingga 80% dari tangan

(Hasyim, 2009)

Page 11: PENYULUHAN PHBS OLEH Reni Okto Verawati Saragih, …akbidkharismahusada.ac.id/wp-content/uploads/2015/12/BAB-I-phbs.pdf · Lampiran 5 : Daftar Nama Petugas Penyuluhan (Dosen dan Mahasiswa)

11

Saat harus mencuci tangan yaitu:

a. Setiap kali tangan kita kotor (setelah memegang uang, memegang binatang, berkebun)

b. Setelah buang air besar

c. Sebelum makan dan sebelum memegang makanan

Manfaat mencuci tangan diantaranya:

a. Membunuh kuman penyakit yang ada di tangan

b. Mencegah penularan penyakit seperti diare, disentri, kolera, thypus, kecacingan,

penyakit kulit, infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), flu burung atau SARS.

c. Tangan menjadi bersih dan bebas dari kuman.

Cara mencuci tangan yang baik dan benar, yaitu:

a. Cuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan memakai sabun

b. Bersihkan telapak, punggung tangan dan pergelangan tangan lengan, gosok bila perlu

c. Bersihkan juga sela-sela jari dan lipatan kuku jari

d. Setelah itu keringkan dengan lap bersih.

(Depkes RI, 2001)

2. Jajan di kantin sekolah yang sehat

Jajan bagi anak merupakan hal yang paling sering dilakukan, dan hal ini dapat

membahayakan apabila jajanan yang mereka konsumsi tidak sehat, hal ini sesuai dengan

penelitian yang dilakukan di Bogor dimana telah ditemukan Salmonella Paratyphi A di

25%-50% sampel minuman yang dijual di kaki lima. Bakteri ini mungkin berasal dari es

batu yang tidak dimasak terlebih dahulu. Selain cemaran mikrobiologis, cemaran kimiawi

yang umum ditemukan pada makanan jajanan kaki lima adalah penggunaan bahan

tambahan pangan (BTP) ilegal seperti borax (pengawet yang mengandung logam berat

Boron),formalin (pengawet yang digunakan untuk mayat), rhodamin B(pewarna merah

pada tekstil), dan methanil yellow (pewarna kuning pada tekstil) (Judwarwanto, 2008).

Menurut Depkes RI (2001) alasan tidak boleh jajan di sembarang tempat, harus di

kantin sekolah karena:

a. Makanan dan minuman yang dijual cukup bergizi, terjamin kebersihannya,

terbebas dari zat-zat berbahaya dan terlindung dari serangga dan tikus.

b. Makanan yang bergizi akan meningkatkan kesehatan dan kecerdasan siswa,

sehingga siswa menjadi lebih berprestasi di sekolah.

c. Tersedianya air bersih yang mengalir dan sabun untuk mencuci tangan dan

peralatan makan.

d. Tersedianya tempat sampah yang tertutup dan saluran pembuangan air kotor.

e. Adanya pengawasan secara teratur oleh guru, siswa dan komite sekolah.

Page 12: PENYULUHAN PHBS OLEH Reni Okto Verawati Saragih, …akbidkharismahusada.ac.id/wp-content/uploads/2015/12/BAB-I-phbs.pdf · Lampiran 5 : Daftar Nama Petugas Penyuluhan (Dosen dan Mahasiswa)

12

3. Membuang sampah pada tempatnya

Membuang sampah pada tempatnya merupakan cara sederhana yang besar manfaatnya

untuk menjaga kebersihan lingkungan, namun sangat susah untuk diterapkan. Hasil

penelitian ini sesuai dengan pernyataan oleh Andang Binawan yang menyebutkan bahwa

kebiasaan membuang sampah sembarangan dilakukan hampir di semua kalangan

masyarakat, tidak hanya warga miskin, bahkan mereka yang berpendidikan tinggi pun

melakukannya (Kartiadi, 2009).

Alasan harus membuang sampah ditempatnya adalah karena sampah adalah suatu bahan

yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun alam. Selain

kotor, tidak sedap dipandang mata, sampah juga mengundang kuman penyakit. Oleh

karena itu sampah harus dibuang di tempat sampah.

Secara garis besar, Depkes RI (2001) membedakan sampah menjadi tiga jenis, yaitu:

a. Sampah non organik atau kering, yang tidak dapat mengalami pembusukan secara

alamiah, contoh: logam, besi, kaleng, plastik, karet, atau botol.

b. Sampah organik atau basah, yang dapat mengalami pembusukan secara alami,

contoh: sampah dapur, sampah restoran, sisa sayuran, rempah-rempah, atau sisa

buah.

c. Sampah berbahaya, contoh: baterai, botol racun nyamuk, atau jarum suntik bekas.

Akibat dari membuang sampah sembarangan adalah:

a. Sampah menjadi tempat berkembang biak dan sarang serangga dan tikus

b. Sampah menjadi sumber polusi dan pencemaran tanah, air dan udara

c. Sampah menjadi sumber dan tempat hidup kumankuman yang membahayakan

kesehatan

d. Sampah dapat menimbulkan kecelakaan dan kebakaran

Pengelolaan sampah dapat dilakukan dengan cara memusnahkan atau memanfaatkann

ya. Beberapa cara pemusnahan sampah yang dapat dilakukan secara sederhana sebagai

berikut:

a. Penumpukan

Dengan metode ini sebenarnya sampah tidak dimusnahkan secara langsung, namun

dibiarkan membusuk menjadi bahan organik. Metode penumpukan bersifat murah,

sederhana, tetapi menimbulkan risiko karena berjangkitnya penyakit menular,

menyebabkan pencemaran udara, terutama bau, sumber penyakit dan mencemari sumber-

sumber air.

b. Pengkomposan

Cara pengkomposan merupakan cara sederhana dan dapat menghasilkan pupuk

yang mempunyai nilai ekonomi.

Page 13: PENYULUHAN PHBS OLEH Reni Okto Verawati Saragih, …akbidkharismahusada.ac.id/wp-content/uploads/2015/12/BAB-I-phbs.pdf · Lampiran 5 : Daftar Nama Petugas Penyuluhan (Dosen dan Mahasiswa)

13

c. Pembakaran

Metode ini dapat dilakukan hanya untuk sampah yang dapat dibakar habis. Harus

diusahakan jauh dari pemukiman untuk menghindari pencemaran asap, bau, dan

kebakaran.

d. Sanitari landfill

Metode ini hampir sama dengan pemupukan, tetapi cekungan yang telah penuh

terisi sampah ditutupi tanah, namun cara ini memerlukan areal khusus yang sangat luas.

Dalam pemanfaatan sampah, sampah basah dapat dijadikan kompos dan makanan ternak,

sampah kering dapat dipakai kembali dan didaur ulang seperti sampah kertas dapat didaur

ulang. Daur ulang adalah salah satu strategi pengelolaan sampah padat yang terdiri atas

kegiatan pemilahan, pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian, dan pembuatan

produk atau material bekas pakai. Material yang dapat didaur ulang misalnya:

a) Botol bekas wadah kecap, saos, sirup, cremer, baik yang putih bening maupun

yang berwarna, terutama gelas atau kaca yang tebal.

b) Kertas, terutama kertas bekas di kantor, koran, majalah, kardus, kecuali kertas

yang berlapis minyak

c) Alumunium bekas wadah minuman ringan, bekas kemasan kue

d) Besi bekas rangka meja, besi rangka beton

e) Plastik bekas tempat shampoo, air mineral, jerigen, ember

f) Sampah basah dapat diolah menjadi kompos

Pengelolaan sampah sangat besar sekali manfaatnya bagi diri kita sendiri,

orang lain, maupun bagi lingkungan sekitar kita (Kartiadi, 2009), diantaranya:

a. Menghemat sumber daya alam

b. Menghemat energi

c. Mengurangi uang belanja

d. Menghemat lahan tempat pembuangan akhir (TPA)

e. Meminimalkan lingkungan jentik di sekolah.

4. Mengikuti kegiatan olahraga di sekolah (Gunarsa, S 2001):

Olahraga adalah serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana untuk

memelihara gerak (mempertahankan hidup) dan meningkatkan kemampuan gerak

(meningkatkan kualitas hidup). Olahraga adalah suatu bentuk aktivitas fisik yang

terencana dan terstruktur, yang melibatkan gerakan tubuh berulang-ulang dan ditujukan

untuk meningkatkan kebugaran jasmani.

Kebugaran jasmani sangat penting dalam menunjang aktivitas kehidupan sehari-

hari, akan tetapi nilai kebugaran jasmani tiap-tiap orang berbeda-beda sesuai dengan

tugas atau profesi masing-masing. Kebugaran jasmani terdiri dari komponen-komponen

yang dikelompokkan menjadi kelompok yang berhubungan dengan kesehatan (Health

Page 14: PENYULUHAN PHBS OLEH Reni Okto Verawati Saragih, …akbidkharismahusada.ac.id/wp-content/uploads/2015/12/BAB-I-phbs.pdf · Lampiran 5 : Daftar Nama Petugas Penyuluhan (Dosen dan Mahasiswa)

14

Related Physical Fitness) dan kelompok yang berhubungan dengan ketrampilan (Skill

Related Physical Fitness).

Alasan mengikuti kegiatan olahraga di sekolah adalah untuk memelihara kesehatan

fisik dan mental agar tetap sehat dan tidak mudah sakit. Selain itu juga untuk

pertumbuhan dan perkembangan fisik. Manfaat olahraga antara lain:

a. Terhindar dari penyakit jantung, stroke, osteoporosis, kanker, tekanan darah tinggi,

kencing manis

b. Berat badan terkendali

c. Otot lebih lentur dan tulang lebih kuat

d. Bentuk tubuh menjadi ideal dan proporsional

e. Lebih percaya diri

f. Lebih bertenaga dan bugar

g. Keadaan kesehatan menjadi lebih baik

5. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap 6 bulan

Mengukur berat dan tinggi badan merupakan salah satu upaya untuk mengetahui

pertumbuhan dan perkembangan anak. Dengan diketahuinya tingkat pertumbuhan dan

perkembangan anak maka dapat memberikan masukan untuk peningkatan konsumsi

makanan yang bergizi bagi pertumbuhan anak. Sedangkan untuk mengetahui

pertumbuhan seorang anak normal atau tidak, bisa diketahui melalui cara

membandingkan ukuran tubuh anak yang bersangkutan dengan ukuran tubuh anak seusia

pada umumnya. Apabila anak memiliki ukuran tubuh melebihi ukuran rata-rata anak

yang seusia pada umumnya, maka pertumbuhannya bisa dikatakan maju. Sebaliknya bila

ukurannya lebih kecil berarti pertumbuhannya lambat. Pertumbuhan dikatakan normal

apabila ukuran tubuhnya sama dengan ukuran rata-rata anak-anak lain seusianya.

Alasan siswa perlu ditimbang setiap 6 bulan adalah untuk memantau pertumbuhan

berat badan dan tinggi badan normal siswa agar segera diketahui jika ada siswa yang

mengalami gizi kurang maupun gizi lebih.

Cara untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan siswa yaitu dengan

mencatat hasil penimbangan berat badan dan tinggi badan tiap siswa di Kartu Menuju

Sehat (KMS) anak sekolah maka akan terlihat berat badan atau tinggi badan naik atau

tidak naik (terlihat perkembangannya).

Manfaat penimbangan siswa setiap 6 bulan di sekolah (Depkes, 2001) antara lain:

a. Untuk mengetahui apakah siswa tumbuh sehat.

b. Untuk mengetahui dan mencegah gangguan pertumbuhan siswa.

c. Untuk mengetahui siswa yang dicurigai gizi kurang dan gizi lebih, sehingga jika ada

kelainan yang berpengaruh langsung dalam proses belajar di sekolah, dapat segera

dirujuk ke Puskesmas.

Page 15: PENYULUHAN PHBS OLEH Reni Okto Verawati Saragih, …akbidkharismahusada.ac.id/wp-content/uploads/2015/12/BAB-I-phbs.pdf · Lampiran 5 : Daftar Nama Petugas Penyuluhan (Dosen dan Mahasiswa)

15

2.8 Keterkaitan PHBS dengan Keperawatan Kesehatan di Sekolah

Keperawatan sekolah adalah keperawatan yang difokuskan kepada anak di tatanan

pendidikan guna memenuhi kebutuhan anak dengan mengikutsertakan keluarga maupun

masyarakat sekolah dalam perencanaan pelayanan. Perawatan kesehatan sekolah

mengaplikasikan praktek keperawatan untuk memenuhi kebutuhan unit individu, kelompok,

dan masyarakat sekolah. Keperawatan kesehatan sekolah merupakan salah satu jenis

pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk mewujudkan dan menumbuhkan kemandirian

siswa untuk hidup sehat, menciptakan lingkungan, dan suasana sekolah yang sehat. Fokus

utama perawat kesehatan sekolah adalah siswa dan lingkungannya dan sasaran penunjang

adalah guru dan kader (Roni, 2010).

Perawat sekolah merupakan salah satu dari beberapa orang yang ditempatkan untuk

memberikan arahan terhadap program kesehatan sekolah terkoordinasi. Perawat dapat

berperan sebagai manajer, konsultan, pendidik, pelaksana maupun peneliti di bidang

keperawatan dengan area khusus sekolah. Perawat dapat melaksanakan skrining kesehatan,

memberikan pelayanan dasar untuk luka dan keluhan minor dengan memberikan pengobatan

sederhana, memantau status imunisasi siswa dan keluarganya dan aktif juga dalam

mengidentifikasikan anak-anak yang mempunyai masalah kesehatan. Perawat perlu

memahami peraturan yang ada menyangkut anak usia sekolah seperti memberikan libur

kepada siswa karena adanya penyakit menular, kutu, kudis, dan parasit lain. Dalam

melaksanakan perannya sebagai konsultan terutama untuk para guru, perawat dapat

memberikan informasi tentang pentingnya memberikan pengajaran kesehatan di kelas,

pengembangan kurikulum yang terkait dengan kesehatan, serta cara-cara penanganan

kesehatan yang bersifat khusus dan kecacatan (Sumijatun, 2005).

Page 16: PENYULUHAN PHBS OLEH Reni Okto Verawati Saragih, …akbidkharismahusada.ac.id/wp-content/uploads/2015/12/BAB-I-phbs.pdf · Lampiran 5 : Daftar Nama Petugas Penyuluhan (Dosen dan Mahasiswa)

16

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Upaya PHBS di sekolah untuk memperdayakan siswa/i, guru, dan masyarakat

lingkungan sekolah agar tahu, mau, dan mampu mempraktikkan PHBS dan berperan aktif

dalam mewujudkan sekolah sehat. Perilaku hidup bersih dan sehat juga merupakan

sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru, dan masyarakat lingkungan

sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu

mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya , serta berperan aktif dalam mewujudkan

lingkungan sehat

3.2 Saran

Diharapkan PHBS di lingkungan sekolah agar dapat terlaksana dengan semaksimal

mungkin sehingga para peserta didik, guru, dan lingkungan sekitarnya dapat berperilaku

hidup yang selayaknya / hidup bersih sehat.

Page 17: PENYULUHAN PHBS OLEH Reni Okto Verawati Saragih, …akbidkharismahusada.ac.id/wp-content/uploads/2015/12/BAB-I-phbs.pdf · Lampiran 5 : Daftar Nama Petugas Penyuluhan (Dosen dan Mahasiswa)

17

Page 18: PENYULUHAN PHBS OLEH Reni Okto Verawati Saragih, …akbidkharismahusada.ac.id/wp-content/uploads/2015/12/BAB-I-phbs.pdf · Lampiran 5 : Daftar Nama Petugas Penyuluhan (Dosen dan Mahasiswa)

18

Page 19: PENYULUHAN PHBS OLEH Reni Okto Verawati Saragih, …akbidkharismahusada.ac.id/wp-content/uploads/2015/12/BAB-I-phbs.pdf · Lampiran 5 : Daftar Nama Petugas Penyuluhan (Dosen dan Mahasiswa)

19

Page 20: PENYULUHAN PHBS OLEH Reni Okto Verawati Saragih, …akbidkharismahusada.ac.id/wp-content/uploads/2015/12/BAB-I-phbs.pdf · Lampiran 5 : Daftar Nama Petugas Penyuluhan (Dosen dan Mahasiswa)

20

Page 21: PENYULUHAN PHBS OLEH Reni Okto Verawati Saragih, …akbidkharismahusada.ac.id/wp-content/uploads/2015/12/BAB-I-phbs.pdf · Lampiran 5 : Daftar Nama Petugas Penyuluhan (Dosen dan Mahasiswa)

21