Penyuluhan Peternakan

20
TUGAS MK. PENYULUHAN PETERNAKAN “ PENYULUHAN SANGAT PENTING DI MASYARAKAT “ Nama Mahasiswa : Senopka wiraguna NPM : E1C011062 Judul : Penyuluhan sangat penting Di masyarakat JURUSAN PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BENGKULU 2013

description

Senopka Wiraguna

Transcript of Penyuluhan Peternakan

TUGAS

MK. PENYULUHAN PETERNAKAN

“ PENYULUHAN SANGAT PENTING DI MASYARAKAT “

Nama Mahasiswa : Senopka wiraguna

NPM : E1C011062

Judul : Penyuluhan sangat penting

Di masyarakat

JURUSAN PETERNAKAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BENGKULU

2013

i

Tugas penyuluhan peternakan ( Senopka Wiraguna “ E1C011062” ) MK. Penyuluhan Peternakan “ Penyuluhan sangat penting di masyarakat

Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan YME, yang telah memberikan limpahan rahmat_Nya. Sehingga

penulis dapat menyelesaikan tugas ini yang berjudul „penyuluhan sangat penting di masyarakat ”,

disusun untuk memenuhi tugas pengganti ujian tengah semester mata kuliah penyuluhan peternakan ,

Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu.

Dalam penulisan tugas ini tentunya penulis berterima kasih kepada dosen pembimbing mata

kuliah ini yaitu Prof. Dr. Ir. Johan Setianto. Agr dan Suharyanto, S.Pt., M.Si. yang telah

mencurahkan segenap ilmu maupun dedikasinya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini.

Tidak lupa juga salam cinta dari ujung kandang ter-semat kepada rekan-rekan peternakan 2011

maupun kakak senior di peternakan yang telah rela untuk membantu banyak dalam menyelesaikan

makalah ini.

Penulis menyadari bahwa sepenuhnya dalam penulisan tugas ini masih terdapat banyak

kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran semua pihak untuk

menyempurnakan tugas ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih dan semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi

pembaca.

Penulis

ii

Tugas penyuluhan peternakan ( Senopka Wiraguna “ E1C011062” ) MK. Penyuluhan Peternakan “ Penyuluhan sangat penting di masyarakat

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................................................... i

DAFTAR ISI ....................................................................................................................................ii

BAB I ............................................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ............................................................................................................................ 1

BAB II .............................................................................................................................................. 3

TINJAUAN PUSTAKA DAN PEMBAHASAN ............................................................................... 3

2.1 Sistem Penyuluhan di masyarakat ............................................................................................ 3

2.2 Arti Penting penyuluhan dan proses pembelajaran penyuluhan ke masyarakat ......................... 3

2.2.2 proses pembelajaran dalam penyuluhan ke masyarakat ......................................................... 4

2.3 Komunikasi dalam penyuluhan peternakan .............................................................................. 5

2.4 Kajian Proses Adopsi dan Difusi dalam penyuluhan .............................................................. 12

BAB III ........................................................................................................................................... 16

KESIMPULAN ............................................................................................................................... 16

5.1 Kesimpulan ........................................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................... 17

1

Tugas penyuluhan peternakan ( Senopka Wiraguna “ E1C011062” ) MK. Penyuluhan Peternakan “ Penyuluhan sangat penting di masyarakat

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam UU RI No. 16 Tahun 2006 disebutkan bahwa sistem penyuluhan peternakan dan

pertanian merupakan seluruh rangkaian pengembangan kemampuan, pengetahuan, keterampilan

serta sikap pelaku utama (pelaku kegiatan peternakan dan pertanian) dan pelaku usaha melalui

penyuluhan. Oleh karena itu dalam UU no. 16 disebutkan bahwa Penyuluhan Peternakan dan

Pertanian adalah suatu proses pembelajaran bagi pelaku utama (pelaku kegiatan Peternakan

pertanian) serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan

dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumberdaya lainnya,

sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan

kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.

Secara harfiah, penyuluhan bersumber dari kata suluh yang berarti obor ataupun alat untuk

menerangi kegelapan. Jadi dapat dimaknai bahwa penyuluhan dimaksudkan untuk memberi

penerangan ataupun penjelasan pada mereka yang disuluhi agar tidak berada dalam kegelapan

mengenai masalah tertentu. Penyuluhan adalah kegiatan mendidik orang (kegiatan

pendidikan)dengan tujuan mengubah perilaku klien sesuai dengan yang direncanakan/dikehendaki

yakni orang makin modern. Ini merupakan usaha mengembangkan (memberdayakan) potensi

individu klien agar lebih berdaya secara mandiri. Penyuluhan sebagai proses perubahan perilaku

melalui pendidikan akan memakan waktu yang lebih lama, tetapi perubahan perilaku yang terjadi

akan berlangsung lebih kekal. Sebaliknya, meskipun perubahan perilaku melalui pemaksaan dapat

lebih cepat dan mudah dilakukan, tetapi perubahan perilaku tersebut akan segera hilang, manakala

factor pemaksanya sudah dihentikan. Kegiatan penelitian dan penyuluhan sangat berkaitan dan

saling memerlukan, karena itu kebersamaan antara peneliti/lembaga penelitian dan

penyuluh/lembaga penyuluh perlu terbina dengan baik dan intim. Falsafah keduanya antara lain

adalah sebagai berikut :

1. Selalu mengusahakan pembaruan dan modernisasi IPTEKS.

2. Kebutuhan/keinginan/masalah masyarakat klien merupakan kegiatan primadona peneliti dan

penyuluh.

3. Selalu mengikuti/sejalan dengan perkembangan dan kemajuan.

4. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas usaha.

5. Meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran klien dan masyarakat pada umumnya.

2

Tugas penyuluhan peternakan ( Senopka Wiraguna “ E1C011062” ) MK. Penyuluhan Peternakan “ Penyuluhan sangat penting di masyarakat

6. Meningkatkan kebersamaan/kerjasama (antara penyuluh dan peneliti dan antara

peneliti/penyuluh dengan pengguna IPTEKS/masyarakat klien).

Karena penyuluhan pada dasarnya harus merupakan bagian integral sekaligus sarana

pelancar dan penentu kegiatan pembangunan, Slamet (1989) menekankan perlunya :

1. Perubahan administrasi penyuluhan yang bersifat “regulative sentralis” menjadi “fasilitastif

partisipatif”

2. Pentingnya kemauan penyuluh untuk memahami budaya local yang sering kali mewarnai “local

angricultural practices”.

1.2 Tujuan Penyuluhan

1. Memberikan Materi dan pembelajaran kepada peternak yang di dasarkan pada kebutuhan peternak

itu sendiri dalam mengembangkan peternakan.

2. Sebagai sumber sarana dan prasarana untuk mencukupi kebutuhan peternak.

3. Untuk meningkatkan kebutuhan ekonomis peternak itu sendiri.

4. meningkatkan perilaku dan kemampuan peternak petani sehingga dapat meningkatkan

kesejahteraannya.

3

Tugas penyuluhan peternakan ( Senopka Wiraguna “ E1C011062” ) MK. Penyuluhan Peternakan “ Penyuluhan sangat penting di masyarakat

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN PEMBAHASAN

2.1 Sistem Penyuluhan di masyarakat

Sistem penyuluhan peternakan dan pertanian, perikanan dan kehutanan yang selanjutnya disebut

sistem penyuluhan adalah seluruh rangkaian pengembangan kemampuan, pengetahuan, keterampilan,

serta sikap pelaku utama dan pelaku usaha melalui penyuluhan. (uu no 16 th 2006 ttg sistem

penyuluhan pertanian, peternakan, perikanan dan kehutanan)

2.2 Arti Penting penyuluhan dan proses pembelajaran penyuluhan ke masyarakat

2.2.1 Arti penting penyuluhan

Fungsi penyuluhan pertanian terutama adalah memfasilitasi dan memotivasi proses pembelajaran

pelaku utama dan pelaku usaha agar tercapai tujuan pengembangan sumberdaya manusia (SDM) dan

peningkatan modal sosial, sehingga mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan

dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumberdaya lainnya, sebagai

upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta

meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.

Penyuluhan adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau

dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi,

permodalan, dan sumberdaya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi

usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi

lingkungan (uu no 16 th 2006 ttg sistem penyuluhan pertanian, Peternakan, perikanan dan

kehutanan).

Penyuluhan Peternakan dan pertanian adalah pemberdayaan peternak/petani dan keluarganya

beserta masyarakat pelaku agribisnis melalui kegiatan pendidikan non formal di bidang peternakan

dan pertanian agar mereka mampu menolong dirinya sendiri baik di bidang ekonomi, social maupun

politik sehingga peningkatan pendapatan dan kesejahteraan mereka dapat dicapai. (Deptan, 2002)

Konsep-konsep penting terkait dengan penyuluhan adalah: proses pendidikan (dengan sistem

pendidikan nonformal dan pendidikan orang dewasa), proses perubahan (menuju perilaku yang lebih

baik, sesuai yang diinginkan), dan proses pemberdayaan (memiliki pengetahuan dan kemampuan

baru).

Penyuluhan peternakan dan pertanian memiliki peran penting yaitu sebagai kegiatan yang

merupakan katalis, pendamping, perantara, dan penemu solusi bagi pembangunan peternakan dan

4

Tugas penyuluhan peternakan ( Senopka Wiraguna “ E1C011062” ) MK. Penyuluhan Peternakan “ Penyuluhan sangat penting di masyarakat

pertanian. Keberhasilan penyuluhan peternakan dan pertanian ditentukan pula oleh profesionalitas

penyuluh, yang memiliki tugas utama sebagai pembimbing,pendorong, motivator, komunikator, dan

lain-lain.

SDM peternak dan petani harus mencerminkan sebagai masyarakat:

(1) teknologi.

(2) terbuka dan transparan.

(3) madani.

Tugas dan fungsi Penyuluh Pertanian secara garis besar adalah melaksanakan fungsi sebagai

fasilitator dalam kegiatan penyuluhan

2.2.2 proses pembelajaran dalam penyuluhan ke masyarakat

Proses pembelajaran dalam penyuluhan peternakan ke masyarakat ini terbagi dalam beberapa cara

yaitu :

1. Partisipasi dan bersifat horizontal.

2. Sejajar dalam posisi

3. Menjadi seseorang yang menfasilitasi, memotivasi dan moderator

4. Dengan cara kunjungan dan pelatihan dalam penyuluhan

Ada juga tata cara dalam metoda pendidikan bagi orang dewasa dalam pembelajaran penyuluh

Yaitu :

1. Kegiatannya harus sama dengan kegiatan peternak itu sendiri

2. Perlu keterlibatan dan prastisipasi dalam program yang akan dilaksanakan oleh seorang penyuluh

Faktor – faktor yang mempengaruhi dalam proses pembelajaran yaitu :

1. Umur

2. Kapasitas saat belajar

3. Bakat

4. Aspirasi

5. Pengetahuan tentang kegagalan dan keberhasilan.

5

Tugas penyuluhan peternakan ( Senopka Wiraguna “ E1C011062” ) MK. Penyuluhan Peternakan “ Penyuluhan sangat penting di masyarakat

2.3 Komunikasi dalam penyuluhan peternakan

Untuk memahami komunikasi dalam segala bentuk dan fungsinya, kita perlu memahami

prinsip-prinsip komunikasi.

Devito (1997) mengemukakan delapan prinsip komunikasi yaitu : komunikasi adalah

paket isyarat, komunikasi adalah proses penyesuaian, komunikasi mencakup dimensi isi dan

hubungan, komunikasi melibatkan transaksi simetris dan komplementer, rangkaian dipunktuasi,

komunikasi adalah proses transaksional, komunikasi tak terhindarkan dan komunikasi bersifat tak

reversible.

Devito (1997) dalam bukunya Komunikasi Antarmanusia menjelaskan kedelapan prinsip

tersebut sebagai berikut:

1. Komunikasi adalah paket isyarat.

Perilaku komunikasi, apakah melibatkan pesan verbal, isyarat tubuh atau kombinasi

keduanya biasanya terjadi dalam „paket‟.

2. Komunikasi adalah proses penyesuaian.

Komunikasi hanya dapat terjadi bila para komunikatornya menggunakan system isyarat

yang sama. Kita tidak dapat berkomunikasi dengan orang lain kita system bahasanya berbeda.

Namun kita menyadari bahwa tidak ada dua orang yang menggunakan system isyarat yang

sama persis. Oleh karena itu sebagian dari seni komunikasi adalah mengidentifikasi isyarat

orang lain, mengenali bagaimana isyarat tersebut digunakan dan memahami apa artinya.

3. Komunikasi mencakup dimensi isi dan hubungan.

Komunikasi menyangkut hubungan antara pembicara dan pendengar. Sebagai contoh,

seorang atasan mungkin berkata kepada bawahannya, “Datanglah ke ruang saya setelah rapat

ini.” Pesan sederhana ini mempunyai aspek isi dan aspek hubungan. Aspek isi mengacu pada

tanggapan perilaku yang diharapkan yaitu bahwan menemui atasan setelah rapat sedangkan

aspek hubungan menunjukkan bagaimana komunikasi dilakukan. Kalimat perintah yang

sederhana menunjukkan perbedaan status diantara keduanya.

4. Komunikasi melibatkan transaksi simetris dan komplementer

Dalam hubungan simetris, dua orang saling bercermin pada perilaku lainnya. Ketika satu

orang tersenyum, maka satu orang lainnya akan tersenyum. Sedangkan dalam hubungan

komplementer kedua pihak mempunyai perilaku yang berbeda. Perilaku salah seorang

berfungsi sebagai stimulus perilaku komplenter yang lain. Dalam hubungan komplementer

perbedaan di antara keduanya dimaksimumkan, orang menempati posisi yang berbeda; satu

sebagai atasan, yang lain bawahan; yang satu aktif, yang lain pasif.

6

Tugas penyuluhan peternakan ( Senopka Wiraguna “ E1C011062” ) MK. Penyuluhan Peternakan “ Penyuluhan sangat penting di masyarakat

5. Rangkaian komunikasi dipunktuasi

Peristiwa komunikasi merupakan transaksi yang kontinyu. Tidak ada awal dan tidak ada

akhir yang jelas. Kita dapat membagi proses kontinyu dan berputar ini ke dalam sebab akibat

atau ke dalam stimulus dan tanggapan. Artinya, kita mensegmentasikan kontinyu komunikasi

ini ke dalam potongan-potongan yang lebih kecil. Istilah bagi kecenderungan untuk membagi

berbagai transaksi komunikasi dalam rangkaian stimulus dan respon disebut sebagai

punktuasi (punctuation).

6. Komunikasi adalah proses transaksional

Transaksi yang dimaksud adalah bahwa komunikasi merupakan suatu proses, bahwa

komponen-komponenya saling terkait, dan para komunikatornya beraksi dan bereaksi sebagai

satu kesatuan atau keseluruhan.

7. Komunikasi tak terhindarkan

Selama ini mungkin kita menganggap bahwa komunikasi berlangsung secara sengaja,

bertujuan dan termotivasi secara sadar. Namun seringkali pula komunikasi terjadi meskipun

seorang sama sekali tidak merasa ingin berkomunikasi. Ketika kita duduk melamun, mungkin

kita merasa bahwa kita tidak berkomunikasi, namun bagi orang lain yang melihat akan

menafsirkan perilaku kita. Setiap perilaku kita mempunyai potensi untuk ditafsirkan

8. Komunikasi bersifat tak reversible

Sekali kita mengkomunikasikan sesuatu maka kita tidak bisa tidak

mengkomunikasikannya. Kita hanya dapat berusaha mengurangi dampak dari pesan yang

sudah terlanjur disampaikan. Oleh karena itu kita perlu hati-hati dalam mengucapkan sesuatu

yang mungkin nantinya ingin kita tarik kembali.

Sedangkan Mulyana (2003) dalam bukunya Ilmu Komunikasi Sebuah Pengantar

menjelaskan beberapa prinsip komunikasi antara lain bahwa : komunikasi adalah suatu proses

simbolik, setiap perilaku mempunyai potensi komunikasi, komunikasi punya dimensi isi dan

dimensi hubungan, komunikasi itu berlangsung dalam berbagai tingkat kesengajaan,

komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan waktu, komunikasi melibatkan prediksi peserta

komunikasi, komunikasi itu bersifat sistematik, semakin mirip latar belakang sosial budaya

semakin efektiflah komunikasi, komunikasi bersifat non sekuensial, komunikasi bersifat

prosesual, dinamis dan transaksional dan prinsip yang terakhir adalah Komunikasi bersifat

inreversible, komunikasi bukan merupakan obat mujarab (panasea) untuk menyelesaikan

berbagai masalah.

7

Tugas penyuluhan peternakan ( Senopka Wiraguna “ E1C011062” ) MK. Penyuluhan Peternakan “ Penyuluhan sangat penting di masyarakat

Dijelaskan lebih lanjut oleh Mulyana (2003) sebagai berikut :

Prinsip 1. Komunikasi adalah suatu Proses Simbolik

Salah satu kebutuhan pokok manusia adalah kebutuhan akan simbolisasi atau penggunaan

lambang. Beberapa hal terkait dengan penggunaan lambang, yaitu : Lambang / simbol adalah

sesuatu yang digunakan untuk menunjuk sesuatu lainnya, berdasarkan kesepakatan

sekelompok orang

buku, orang Inggris menyebutnya book, orang Jerman menyebutnya buch.

Prinsip 2. Setiap perilaku mempunyai potensi komunikasi

Kita tidak dapat berkomunikasi (We cannot not communication). Tidak berarti semua

perilaku adalah komunikasi. sebagai contoh pada saat kita diminta untuk tidak berkomunikasi,

hal ini sangat sulit dilakukan karena setiap hal yang kita lakukan berpotensi untuk ditafsirkan,

ketika kita melotot ditafsirkan marah, ketika tersenyum ditafsirkan gembira. Begitu pula

dengan sikap diam dapat ditafsirkan setuju.

Prinsip 3. Komunikasi Punya Dimensi Isi dan Dimensi Hubungan

Setiap komunikasi mempunyai dimensi isi dan dimensi hubungan. Dimensi isi disandi

secara verbal, menunjukkan muatan (isi) komunikasi, yaitu apa yang dikatakan. Sedangkan

dimensi hubungan disandi secara non verbal, menunjukkan bagaimana cara mengatakan, dan

mengisyaratkan bagaimana hubungan para peserta komunikasi itu dan bagaimana seharusnya

pesan ditafsirkan.

Sebagai contoh, ketika seorang pemuda bertanya “ Mau pergi ke Jakarta, Dik?‟ kepada

seorang wanita yang duduk disebelahnya dalam sebuah kereta, bukannya pria itu tidak tahu

bahwa kereta menuju ke Jakarta, melainkan pria tersebut ingin berkenalan atau ingin

menunjukkan keramahannya.

Prinsip 4. Komunikasi itu berlangsung dalam berbagai tingkat kesengajaan

Komunikasi dilakukan dalam berbagai tingkat kesengjaan mulai dari komunikasi yang

tidak disengaja sama sekali (misalnya ketika seseorang mengamati kita pada saat menagis)

sampai pada tingkat kesengajaan yang benar-benar direncanakan (misalnya seorang dosen

yang mengajar di kelas).

8

Tugas penyuluhan peternakan ( Senopka Wiraguna “ E1C011062” ) MK. Penyuluhan Peternakan “ Penyuluhan sangat penting di masyarakat

Kesengajaan bukanlah syarat untuk terjadinya komunikasi. meski kita tidak bermaksud

untuk menyampaikan pesan. Namun perilaku kita potensial untuk ditafsirkan. Coba amati

teman anda yang sedang mengikuti kuliah !, mungkin ada yang berpangku tangan, ada yang

melamun, nah anda dapat menafsirkan perilaku teman anda tersebut, tanpa kesengajaan bahwa

perilaku teman yang anda amati telah menyampaikan pesan.

Prinsip 5. Komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan waktu

Makna pesan juga bergantung pada konteks fisik/ruang, waktu, social dan psikologis.

Sebagai contoh, topik-topik yang lazim dipercakapkan di rumah, tempat kerja, atau tempat

hiburan seperti “lelucon”, “acara televisi”, “mobil”, “bisnis” , atau “perdagangan” terasa

kurang sopan bila dikemukakan di masjid.

Waktu juga mempengaruhi makna terhadap suatu pesan. Misalnya kunjungan seorang

mahasiswa kepada teman kuliahnya yang wanita pada malam minggu akan dimaknai lain

dibandingkan dengan kedatangannya pada malam biasa. Kehadiran orang lain , sebagai

konteks social juga akan mempengaruhi orang-orang yang berkomunikasi. Misalnya dua

orang yang diam-diam berkonflik akan merasa canggung bila tidak ada orang lain sama sekali

di dekat mereka.

Suasana psikologis peserta komunikasi mempengaruhi juga suasana komunikasi. ketika

orang-orang berkomunikasi. Misalnya ketika kita menyampaikan kritik kepada teman kita

pada suasana santai atau bercanda mungkin akan diterima dengan baik oleh teman kita, namun

jika kritik kita lontarkan pada saat teman sedang merasa sedih atau emosi maka akan

membuatnya marah.

Prinsip 6. Komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasi

Selain itu ketika orang berkomunikasi, mereka meramalkan efek perilaku komunikasi

mereka. Dengan kata lain, komunikasi juga terikat oleh aturan atau tatakrama. Misalnya

kepada orang yang lebih tua kita akan memanggilnya dengan sebutan bapak / ibu, karena jika

kita hanya memanggil namanya tentu akan membuatnya tersinggung. Dengan demikian

orang-orang memilih strategi tertentu berdasarkan bagaimana orang yang menerima pesan

akan merespon.

9

Tugas penyuluhan peternakan ( Senopka Wiraguna “ E1C011062” ) MK. Penyuluhan Peternakan “ Penyuluhan sangat penting di masyarakat

Prinsip 7. Komunikasi itu bersifat sistematik

Komunikasi setidaknya menyangkut dua sistem dasar beroperasi dalam transaksi

komunikasi, yaitu : system internal dan system eksternal

* Sistem internal

Seluruh sistem nilai yang dibawa oleh individu ketika ia berpartisipasi dalam komunikasi,

yang ia serap selama sosialisasinya dalam berbagai lingkungan sosialnya (keluarga,

masyarakat setempat, kelompok suku, kelompok agama, lembaga, kelompok sebaya, tempat

kerja, dan sebagainya).

Istilah lain system internal : kerangka rujukan (frame of reference), bidang pengalaman

(filed of experience), struktur kognitif, pola piker , keadaan internal atau sikap (attitude).

System internal mengandung semua unsur yang membentuk individu (termasuk ciri-ciri

kepribadian, pendidikan, penget, agama, dan sebagainya). Sehingga system internal ini dapat

diduga dari kata-kata yang diucapkan atau perilaku yang ditunjukan

* Sistem eksternal

System eksternal terdiri dari unsur-unsur dalam lingkungan diluar individu, seperti isyarat

fisik peserta komunikasi, kegaduhan disekitar, penataan ruang. Merupakan elemen-elemen

berupa stimulasi publik yang terbuka bagi setiap peserta komunikasi dalam setiap transaksi

komunikasi.

Komunikasi merupakan produk dari perpaduan antara system internal dan eksternal di

atas. Lingkungan dan objek mempengaruhi komunikasi kita, namun persepsi kita atas

lingkungan juga mempengaruhi perilaku kita.

Prinsip 8. Semakin mirip latar belakang sosial budaya semakin efektiflah komunikasi.

Kesamaan dalam hal-hal tertentu, misalnya agama, ras (suku), bahasa, pendidikan, atau

tingkat ekonomi akan mendorong orang-orang untuk saling tertarik dan karena kesamaan

tersebut komunikasi lebih efektif. Kesamaan bahasa khususnya akan membuat orang yang

terlibat komunikasi lebih mudah mencapai pengertian bersama disbanding dengan orang yang

tidak saling memahami bahasa yang digunakan.

10

Tugas penyuluhan peternakan ( Senopka Wiraguna “ E1C011062” ) MK. Penyuluhan Peternakan “ Penyuluhan sangat penting di masyarakat

Prinsip 9. Komunikasi bersifat non sekuensial

Sebenarnya komuniaksi manusia dalam bentuk dasarnya bersifat dua arah atau disebut

juga bersifat sirkuler. Komunikasi sirkuler, ditandai beberapa hal berikut :

1) Orang-orang yang berkomunikasi dianggap setara, yang mengirim dan menerima pesan

pada saat yang sama.

2) Proses komunikasi berlangsung timbal balik (dua arah)

3) Dalam prakteknya, tidak dapat dibedakan antara pesan dan umpan balik.

4) Komunikasi yang terjadi sebenarnya jauh lebih rumit. Misalnya komunikasi antara dua

orang sebernarnya secara simultan melibatkan komunikasi dengan diri sendiri (berpikir)

untuk menanggapi pihak lain.

Prinsip 10. Komunikasi bersifat prosesual, dinamis dan transaksional

Komunikasi pada dasarnya tidak mempunyai awal dan tidak mempunyai akhir, namun

merupakan proses yang berkesinambungan. Sebagai contoh ketika seorang anak dinasehati

ibunya untuk rajin belajar, komunikasi ini tidak berakhir ketika ibunya selesai berbicara,

namun akan berlangsung terus krena anak ini akan terus menerus mengingatnya atau

memaknainya.

Dalam proses komunikasi, para peserta komunikasi saling mempengaruhi, seberapa kecil

pengaruh itu, baik lewat komunikasi verbal maupun non verbal. Transaksi menunjukkan

bahwa para peserta komunikasi saling berhubungan, sehingga kita dapat mempertimbangkan

salah satu tanpa mempertimbangkan yang lainnya.

Implikasi dari komunikasi sebagai prose yang dinamis dan transaksional adalah bahwa

para peserta komunikasi berubah (dari sekedar berubah pengetahuan hingga berubah

pandangan dunia dan perilakunya).

Prinsip 11. Komunikasi bersifat irreversible

Sifat irreversible ini adalah implikasi dari komunikasi sebagai suatu proses yang selalu

berubah. Oleh karena itu kita harus berhati-hati dalam menyampaikan pesan kepada orang

lain, sebab efeknya tidak bisa ditiadakan sama sekali, meskipun kita berupaya meralatnya.

Sehingga muncul ungkapan “To forgive but not to forget” (kita bisa memaafkan kesalahan

orang lain, namun tidak dapat melupakannya).

11

Tugas penyuluhan peternakan ( Senopka Wiraguna “ E1C011062” ) MK. Penyuluhan Peternakan “ Penyuluhan sangat penting di masyarakat

Prinsip 12. Komunikasi bukan merupakan obat mujarab (panasea) untuk menyelesaikan

berbagai masalah.

Banyak permasalahan antarmanusia yang disebabkan oleh masalah komunikasi, namun

komunikasi bukan obat mujarab (panasea) untuk menyelesaikan masalah terebut, karena

permasalahan tersebut berkaitan dengan masalah structural. Sehingga agar komunikasi efektif

maka masalah structural harus diatasi. Sebagai contoh meskipun pemerintah berusaha

menjalin komunikasi yang efektif dengan warga Aceh, tidak mungkin usaha tersebut berhasil,

selama pemerintah masih memperlakukan mereka secara tidak adil.

Agar penyuluhan berlangsung baik, proses komunikasi harus memperhatikan:

– Unsur penyuluh dan sasaran

– Unsur pesan

– Unsur media/saluran komunikasi

Cara dalam melakukan perubahan melalui proses komunikasi:

– Persuasive/bujukan

– Pervasion/pengulangan

– Compulsion/pemaksaan tak langsung

– Coersive/paksaan langsung

Kegagalan utama dalam komunikasi penyuluhan:

– Komunikasi kurang efektif

– Salah pengertian

Efektifkan komunikasi melalui:

– Menyamakan kepentingan (overlapping of interest).

– Pesan merupakan pemecahan masalah.

– Yakin akan keunggulan pesan yaang disampaikan.

– Pesan harus memuaskan perbaikan mutu hidup sasaran.

Untuk itu penyuluh harus:

– Menekan sifat “ego defensif”

– Mengurangi sikap “value expresif”

– Mengembangkan sikap “utilitarian”

12

Tugas penyuluhan peternakan ( Senopka Wiraguna “ E1C011062” ) MK. Penyuluhan Peternakan “ Penyuluhan sangat penting di masyarakat

2.4 Kajian Proses Adopsi dan Difusi dalam penyuluhan

2.4.1 Peran penyuluh dalam adopsi inovasi dan faktor – faktor yang mempengaruhi adopsi

Teknologi

* Peran Penyuluh dalam adopsi inovasi

Peran penyuluh dalam adopsi inovasi adalah Membantu,mendorong,berbagi dan

menfasilitasi peternak dan petani dalam adopsi inovasi.

* Faktor – faktor yang mempengaruhi adopsi teknologi

- Macam – macam adopsi inovasi

- sifat – sifat adopsi inovasi

2.4.1 Proses difusi inovasi

Proses difusi inovasi ini meliputi dari berbagai cara yaitu :

- Difusi merupakan penyebaran inovasi hingga merata dan sebanyak mungkin peternak dan petani

Menerapkannya.

- Penyebaran ini dilakukan oleh sesama adopter oleh sumber.

- sebelum seseorang melakukan adopsi,proses difusi berjalan terlebih dahulu.

- Esensi proses difusi adalah interaksi antar manusia.

Obat yang diberikan dapat bersifat simtomatik, sesuai dengan gejala yang ada. Bila batuk,

pasien dapat diberi obat batuk; kalau sesak dapat diberi obat jenid bronkodilator untuk

melebarkan saluran napas yang menyempit. Selain itu, dapat pula diberikan obat antivirus seperti

amantadine dan oseltamivir. Kalau keadaan pasien terus memburuk, bukan tidak mungkin perlu

dipasang alat ventilator untuk membantu pernapasannya. (Admin.2009 )

Semua penderita yang telah memenuhi kriteria Flu Burung perawatan dilakukan paling

sedikit 1 minggu di ruang isolasi. Penderita dirawat di ruang isolasi selama 7 hari (masa

penularan) karena ditakutkan adanya transmisi melalui udara. Selama masa perawatan, penderita

diterapkan oksigenisasi, hidrasi, terapi simptomatis untuk gejala flu, foto toraks ulang. Pada kasus

respiratory distressakan dilakukan pengobatan sesuai prosedur RDS. Penderita dimasukkan ke

ruang perawatan intensif (ICU).( Departemen Kesehatan RI. (2005)).

Penanganan flu burung juga dapat dilakukan dengan pengobatan atau pemberian obat flu

seperti Tamiflu atau jenis lainnya, tapi harus tetap dalam pengawasan dokter atau pihak rumah

sakit yang ditunjuk oleh Dinas Kesehatan RI.

Jenis obat penanggulangan infeksi flu burung ada 2, pertama adalah obat seperti

amantadine dan rimantadine yaitu ion channel (M2) blocker, yang menghalagi aktivitas ion

13

Tugas penyuluhan peternakan ( Senopka Wiraguna “ E1C011062” ) MK. Penyuluhan Peternakan “ Penyuluhan sangat penting di masyarakat

channel dari virus flu jenis A dan bukan jenis B sehingga aliran ion hydrogen dapat diblok dan

virus tidak dapat berkembang biak.

Sayang sekali bahwa jenis obat yang pertama ini dapat memicu tingkat resistensi virus

terhadap zat obat, sehingga di hari ke 5 hingga ke 7 setelah konsumsi obat, 16-35% dari virus

akan resisten karena adanya mutasi pada protein M2 pada virus. Oleh karena itu, obat jenis ini

tidak dijual bebas di sembarang apotik, meskipun dengan pemberian resep dokter, karena

dikhawatirkan kesalahan pemberian obat dapat menimbulkan munculnya jenis virus baru yang

lebih ganas dan kebal terhadap obat ini.

Jenis obat yang kedua adalah Neurimidase (NA) inhibitor, jenis seperti Zanamivir dan

Oseltamivir, dengan protein NA-nya yang berfungsi melepaskan virus yang bereplikasi di dalam

sel, sehingga virus tidak dapat keluar dari dalam sel. Virus ini nantinya akan menempel di

permukaan sel saja dan tidak akan pindah ke sel yang lain. Jenis obat yang kedua ini tidak

menimbulkan resisten pada tubuh virus seperti jenis pada ion channel blocker.

Hingga sekarang peneliti telah berusaha keras untuk menciptakan jenis vaksin yang dapat

mengantisipasi pandemik virus H5N1, namun karena virus ini selalu bermutasi maka dirasa

penciptaan vaksin yang efektif tidak dapat cukup kuat melawan jenis virus H5N1 yang sekarang

walaupun dirasa dapat efektif untuk mengantisipasi jenis baru yang akan muncul.

Walaupun penelitian vaksin jenis baru sedang digalakkan, WHO mengatakan bahwa percobaan

klinis virus jenis pertama haruslah tetap dilakukan sebagai langkah yang esensial untuk mengatasi

pandemik yang mungkin akan terjadi. ( WHO. (2002)).

Walaupun begitu, alangkah lebih baik jika masyarakat melakukan pencegahan dan

melakukan beberapa tindakan yang benar untuk mengantisipasi serangan flu burung. Tak perlu

panik dan berlebih, hanya perlu untuk memperhatikan beberapa hal berikut :

Gunakan pelindung (Masker, kacamata renang, sarung tangan) setiap berhubungan dnegan

bahan yang berasal dari saluran cerna unggas, Setiap hal yang berasal dari saluran cerna unggas

seperti sekresi harus ditanam/dibakar supaya tidak menular kepada lingkungan sekitar.

Cuci alat yang digunakan dalam peternakan dengan desinfektan

Kandang dan Sekresi unggas tidak boleh dikeluarkan dari lokasi peternakan.

Menjaga kebersihan lingkungan dan diri sendiri.

Yang paling penting adalah :

Menjauhkan unggas dari pemukiman manusia untuk mengurangi kontak penyebaran virus

Segera memusnahkan unggas yang mati mendadak dan unggas yang jatuh sakit utnuk memutus

14

Tugas penyuluhan peternakan ( Senopka Wiraguna “ E1C011062” ) MK. Penyuluhan Peternakan “ Penyuluhan sangat penting di masyarakat

rantai penularan flu burung, dan jangan lupa untuk mencuci tangan setelahnya.

Laporkan kejadian flu burung ke Pos Komando Pengendalian Flu Burung di nomor 021-4257125

atau dinas peternakan-perikanan dan dinas kesehatan daerah tempat tinggal anda.

Kompas.com dan Detik.com (Tjandra Yoga Aditama, Bagian Pulmonologi & Kedokteran

Respirasi FKUI dan RS Persahabatan Jakarta)

* Pencegahan penyakit flu burung

Tindakan pencegahan yang bisa kita lakukan adalah:

1. Menjaga kebersihan diri sendiri antara lain mandi dan sering cuci tangan dengan sabun,

terutama yang sering bersentuhan dengan unggas.

2. Membersihkan lingkungan sekitar tempat tinggal kita.

3. Menggunakan Alat Pelindung Diri (masker, sepatu, kaca mata dan topi serta sarung tangan)

bagi yang biasa kontak dengan unggas.

4. Melepaskan sepatu, sandal atau alas kaki lainnya di luar rumah.

5. Bersihkan alat pelindung diri dengan de terjen dan air hangat, sedangkan benda yang tidak

bisa kita bersihkan dengan baik dapat dimusnahkan.

6. Memilih unggas yang sehat (tidak terdapat gejala flu burung) hindari membeli unggas dari

daerah yang diduga tertular flu burung.

7. Memilih daging unggas yang baik yaitu segar, kenyal (bila ditekan daging akan kembali

seperti semula), bersih tidak berlendir, berbau dan bebas faeces dan kotoran unggas lainnya serta

jauh dari lalat dan serangga lainnya.

8. Sebelum menyimpan telur unggas dicuci lebih dulu agar bebas dari faeces dan kotoran unggas

lainnya.

9. Memasak daging dan telur unggas hingga 70 0C sedikitnya selama 1 menit. Sejauh ini bukti

ilmiah yang ada mengatakan aman mengkonsumsi unggas dan produknya asal telah dimasak

dengan baik.

10. Pola hidup sehat secara umum dapat mencegah flu seperti istirahat cukup untuk menjaga

daya tahan tubuh ditambah dengan makan dengan gizi seimbang serta olah raga teratur dan

jangan lupa komsumsi vitamin C.

11. Hindari kontak langsung dengan unggas yang kemungkinan terinfeksi flu burung, dan

laporkan pada petugas yang berwenang bila melihat gejala klinis flu burung pada hewan piaraan.

12. Tutup hidung dan mulut bila terkena flu agar tidak menyebarkan virus.

13. Pasien influenza dianjurkan banyak istirahat, banyak minum dan makan makanan bergizi.

14. Membawa hewan ke dokter hewan atau klinik hewan untuk memberikan imunisasi.

15

Tugas penyuluhan peternakan ( Senopka Wiraguna “ E1C011062” ) MK. Penyuluhan Peternakan “ Penyuluhan sangat penting di masyarakat

15. Sering mencuci sangkar atau kurungan burung dengan desinfektan dan menjemurnya

dibawah sinar matahari, karena sinar ultra violet dapat mematikan virus flu burung ini.

16. Apabila anda mengunjungi pasien flu burung, ikuti petunjuk dari petugas rumah sakit untuk

menggunakan pakaian pelindung (jas lab) masker, sarung tangan dan pelindung mata. Pada

waktu meninggalkan ruangan pasien harus melepaskan semua alat pelindung diri dan mencuci

tangan dengan sabun.

17. Bila ada unggas yang mati mendadak dengan tanda –tanda seperti flu burung harus

dimusnahkan dengan cara dibakar dan dikubur sedalam 1 meter. ( Radji, M. 2006. Avian

Influenza A (H5N1))

16

Tugas penyuluhan peternakan ( Senopka Wiraguna “ E1C011062” ) MK. Penyuluhan Peternakan “ Penyuluhan sangat penting di masyarakat

BAB III

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Dari uraian diatas penulis mengambil kesimpulan yaitu :

• Pengertian penyuluhan peternakan dan pertanian adalah proses pendidikan dengan sistem

pendidikan nonformal untuk mengubah perilaku orang dewasa agar memiliki pengetahuan,

keterampilan, dan sikap yang lebih baik, sehingga sasaran dapat memilih dan mengambil

keputusan dari berbagai alternatif pengetahuan yang ada untuk menyelesaikan permasalahan

dalam upaya meningkatkan kesejahteraannya.

• Konsep-konsep penting terkait dengan penyuluhan adalah: proses pendidikan (dengan sistem

pendidikan nonformal dan pendidikan orang dewasa), proses perubahan (menuju perilaku yang

lebih baik, sesuai yang diinginkan), dan proses pemberdayaan (memiliki pengetahuan dan

kemampuan baru).

• penyuluh harus wajib memenuhi dibawah ini yaitu :

– Menekan sifat “ego defensif”

– Mengurangi sikap “value expresif”

– Mengembangkan sikap “utilitarian”

• Keberhasilan penyuluhan pertanian ditentukan pula oleh profesionalitas penyuluh, yang

memiliki tugas utama sebagai pembimbing, pendorong, motivator, komunikator, dan lain-lain.

17

Tugas penyuluhan peternakan ( Senopka Wiraguna “ E1C011062” ) MK. Penyuluhan Peternakan “ Penyuluhan sangat penting di masyarakat

DAFTAR PUSTAKA

- Materi pembelajaran penyuluhan peternakan, Jurusan peternan, Fakultas pertanian, Universitas

Bengkulu 2013.

- Devito, Joseph A. 1997. Komunikasi Antarmanusia. Professional Books. Jakarta.

- Mulyana, Deddy M. 2003. Ilmu Komunikasi Sebuah Pengantar. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung