Penyuluhan fix(2)

27
Laporan Praktikum Mata Kuliah Penyuluhan “Edukasi Pernikahan Dini di Desa Gunung Rejo Kecamatan Singosari” Kelompok E – 13 Hanny Agustian Pradana 135050101111074 Rara Putri Audia 135050101111173 Teguh Pribadi 135050101111216

Transcript of Penyuluhan fix(2)

Laporan Praktikum

Mata Kuliah Penyuluhan

“Edukasi Pernikahan Dini di Desa Gunung Rejo Kecamatan

Singosari”

Kelompok E – 13

Hanny Agustian Pradana 135050101111074

Rara Putri Audia 135050101111173

Teguh Pribadi 135050101111216

Fakultas Peternakan

Universitas Brawijaya

2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kasih

dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan

tanpa ada halangan. Dalam kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan

terima kasih kepada semua pihak yang sudah memberikan bantuan, pengarahan,

dan dorongan semangat dalam menyelesaikan makalah ini.

Tugas ini kami buat untuk memenuhi syarat praktikum mata kuliah

Penyuluhan, yang kami sajikan sesederhana mungkin dan berusaha menyajikan

sejelas mungkin dengan bahasa yang mudah dipahami oleh kalangan awam.

Penulis yakin penulisan laporan ini masih jauh dari kata

sempurna.sehinggga kritik dan saran serta masukan yang membangun akan selalu

penulis harapkan dari para pembaca. Akhir kata penulis mohon maaf jika pada

proses pembuatan laporan ini penulis melakukan kesalahan baik yang disengaja

ataupun tidak disengaja, semoga penulisan laporan ini dapat memberikan manfaat

bagi semua pihak.

Malang, 03 Mei 2014

Penulis

i

MELI, 05/03/15,
1 paragraf min 3 kalimat, kata hubung tdk bisa diawal kalimat,ex dalam, pada, ntuk, dari, oleh etc, slhkan d search pd isi makalah, nnt bs segera dganti

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................................................ii

BAB I..................................................................................................................................................1

Pendahuluan.......................................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................3

1.3 Tujuan...............................................................................................................................4

1.4 Kegunaan..........................................................................................................................4

BAB II................................................................................................................................................5

GAMBARAN UMUM PENYULUHAN.........................................................................................5

2.1 Gambaran Umum Kegiatan Penyuluhan..........................................................................5

2.2 Gambaran Umum Masyarakat Sasaran.............................................................................6

BAB III...............................................................................................................................................9

METODE PENYULUHAN...............................................................................................................9

3.1 Metode Pelaksanaan.........................................................................................................9

3.2 Jadwal Kegiatan Program...............................................................................................10

3.3 Media Penyuluhan..........................................................................................................11

DAFTAR TABEL............................................................................................................................13

DAFTAR GAMBAR........................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................16

ii

MELI, 03/05/15,
Selain daftar isi, ditambahkan daftar gambar, daftar tabel, daftar lampiran ssuai isi makalah

BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Pernikahan dini merupakan pernikahan yang dilakukan pada usia yang

terlalu muda. Di era modern seperti sekarang ini pernikahan dini masih banyak

terjadi di berbagai daerah. Misalnya, yang terjadi di Desa Gunung Rejo

Kecamatan Singosari Malang, dimana di desa Gunung Rejo tersebut terdapat

banyak orang yang melakukan pernikahan dini. Desa Gunung Rejo Kecamatan

Singosari mata pencaharian atau pekerjaan pada umumnya beragam, tetapi yang

lebih dominan adalah sebagai petani dan pengrajin kayu. Adapun yang lainnya

bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS), pedagang, dan kerja di pabrik

hanyalah sebagian orang saja.

Penyebab terjadinya pernikahan dini ini dipengaruhi oleh berbagai

macam faktor. Di antaranya adalah rendahnya tingkat pendidikan mereka yang

mempengaruhi pola pikir mereka dalam memahami dan mengerti hakekat dan

tujuan pernikahan, orang tua yang memiliki ketakutan bahwa anaknya jadi

perawan tua alias tidak laku-laku, faktor ekonomi maupun lingkungan

tempat mereka tinggal juga bisa menjadi penyebab terjadinya pernikahan dini.

Selain itu pernikahan dini juga bisa terjadi karena keinginan mereka untuk segera

merealisasikan ikatan hubungan kekeluargaan antara kerabat mempelai laki-

laki dan kerabat mempelai perempuan yang telah lama mereka inginkan.

Terjadinya pernikahan dini di Desa Gunung Rejo Kecamatan Singosari ini

mempunyai dampak yang tidak baik bagi mereka yang telah melangsungkan

pernikahan dini. Dampak dari pernikahan dini akan menimbulkan persoalan

dalam rumah tangga, seperti pertengkaran, percekcokan, dan bentrokan antara

suami-istri. Emosi yang belum stabil, memungkinkan banyaknya pertengkaran

dalam berumah-tangga. Di dalam rumah tangga pertengkaran atau bentrokan

itu hal biasa, namun apabila berkelanjutan bisa mengakibatkan

perceraian.

Masalah perceraian umumnya disebabkan masing-masing sudah tidak lagi

memegang amanah sebagai istri atau suami, istri sudah tidak menghargai suami

sebagai kepala rumah tangga atau suami yang tidak lagi melaksanakan

1

MELI, 05/03/15,
Latar belakang ditulis 1-1,5 halaman, justify, 1 paragraf min 3 kalimat, dg struktur SPOK, jika ada data atau pernyataan dari literatur mohon dsertakan sitasinya ex (sumarno. 2015), format makalah font size 12, spasi 1,5, a4, TNR, kanan-kiri-atas-bawah=3-4-3-3

kewajibannya sebagai kepala rumah tangga. Apabila mereka mempertahankan

ego masing-masing akibatnya adalah perceraian. Namun tidak mungkin

dipungkiri bahwa tidak semua pernikahan dini berdampak kurang baik bagi

sebuah keluarga karena tidak sedikit dari mereka yang telah melangsungkan

pernikahan di usia muda dapat mempertahankan dan memelihara keutuhan

keluarga sesuai dengan tujuan dari pernikahan itu sendiri.

Pernikahan merupakan hal yang penting, karena dengan pernikahan

seseorang akan memperoleh keseimbangan hidup baik secara biologis,

psikologis maupun secara sosial. Dengan melangsungkan pernikahan, maka

kebutuhan biologisnya bisa terpenuhi. Ia bisa menyalurkan kebutuhan

seksnya dengan pasangan hidupnya. Sementara itu secara mental atau rohani

mereka yang telah menikah dalam usia matang lebih bisa mengendalikan

emosinya dan mengendalikan nafsu seksnya.

Kematangan emosi merupakan aspek yang sangat penting untuk menjaga

kelangsungan pernikahan. Keberhasilan rumah tangga sangat banyak

ditentukan oleh kematangan emosi, baik suami maupun istri. Dengan

dilangsungkannya pernikahan maka status sosialnya dalam kehidupan

bermasyarakat diakui sebagai pasangan suami-istri dan sah secara hukum.

Batas usia dalam melangsungkan pernikahan adalah sangat penting. Hal ini

karena pernikahan menghendaki kematangan psikologis. Usia pernikahan yang

terlalu muda dapat mengakibatkan meningkatnya kasus perceraian karena

kurangnya kesadaran untuk bertanggung jawab dalam kehidupan berumah

tangga.

Pernikahan yang sukses sering ditandai dengan kesiapan memikul

tanggung- jawab. Begitu memutuskan untuk menikah, mereka siap

menanggung segala beban yang timbul akibat pernikahan, baik yang

menyangkut pemberian nafkah, pendidikan anak, maupun yang berkaitan

dengan perlindungan, serta pergaulan yang baik. Tujuan dari pernikahan yang

lain adalah memiliki keturunan yang baik. Dengan pernikahan pada usia yang

terlalu muda, sangat

sulit memperoleh keturunan yang berkualitas. Kedewasaan ibu juga

sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak, karena ibu yang telah dewasa

2

secara psikologis secara umum akan lebih terkendali emosi maupun

tindakannya, bila dibandingkan dengan para ibu muda.

Selain mempengaruhi aspek fisik, umur ibu juga mempengaruhi

aspek psikologi anak. Seorang ibu yang masih berusia remaja sebenarnya

belum siap untuk menjadi ibu dalam arti keterampilan mengasuh anaknya. Ibu

muda ini lebih menonjolkan sifat keremajaannya dari pada sifat keibuannya.

Sifat-sifat keremajaan seperti emosi yang tidak stabil, belum mempunyai

kemampuan yang matang untuk menyelesaikan konflik-konflik yang dihadapi,

serta belum mempunyai pemikiran yang matang tentang masa depan yang baik

akan sangat mempengaruhi perkembangan psikososial anak.

Dari penjelasan pernikahan di atas, dapat disimpulkan bahwa kedewasaan

ibu baik secara fisik maupun mental sangat penting, karena hal itu akan

berpengaruh terhadap perkembangan anak kelak dikemudian hari. Oleh

sebab itulah maka sangat penting untuk memperhatikan umur pada anak

yang akan menikah. Meskipun batas umur pernikahan telah ditetapkan dalam

pasal 7 ayat (1) UU No.1 Tahun 74, yaitu pernikahan hanya diijinkan jika

pihak pria sudah mencapai umur 19 tahun dan pihak wanita sudah mencapai

umur 16 tahun, namun dalam praktiknya masih banyak di jumpai pernikahan

pada usia muda atau di bawah umur. Padahal pernikahan yang sukses

membutuhkan kedewasaan tanggung jawab secara fisik maupun mental,

untuk bisa mewujudkan harapan yang ideal dalam kehidupan berumah tangga.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan alasan-alasan diatas maka perlu dirumuskan

permasalahan, permasalahan tersebut adalah:

1. Apa yang mendorong terjadinya pernikahan dini di Desa

Gunung Rejo Kecamatan Singosari ?

2. Apa implikasi pernikahan dini bagi kelangsungan rumah tangga

pasangan di Desa Gunung Rejo Kecamatan Singosari ?

3. Bagaimana pandangan masyarakat tentang pernikahan dini di Desa

Gunung Rejo Kecamatan Singosari ?

3

1.3 Tujuan

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan

dari penyuluhan ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui hal-hal yang mendorong terjadinya pernikahan

dini di Desa Gunung Rejo Kecamatan Singosari.

2. Untuk menjelaskan implikasi pernikahan bagi kelangsungan rumah

tangga pasangan pernikahan dini di Desa Gunung Rejo Kecamatan

Singosari.

3. Untuk mengurangi angka pernikahan dini di Desa Gunung Rejo

Kecamatan Singosari.

1.4 Kegunaan

Kegunaan penyuluhan tentang edukasi pernikahan dini adalah deskripsi

pentingnya pengetahuan kepada masyarakat tentang UU perkawinan, sehingga

perkawinan yang akan dilangsungkan sesuai dengan tujuan dari UU No 1

Tahun 1974 yaitu untuk membentuk keluarga yang bahagia dan kekal

berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

4

MELI, 05/03/15,
Cb search utk seluruh isi makalah, Kata hubung tdk bisa di awal kalimat, ex untuk, ada, dala, dari etc....segera ganti :D

BAB II

GAMBARAN UMUM PENYULUHAN

2.1 Gambaran Umum Kegiatan Penyuluhan

Pernikahan dini yang terjadi di Indonesia sebagian besar dipengaruhi

oleh faktor sosial budaya pada masyarakat setempat, selain itu juga ada faktor

pendukung yang lain yaitu latar belakang pendidikan, dan ekonomi. Sebagai

dampak dari pernikahan dini tersebut antara lain: (1) menurunya kualitas

pendidikan, (2) munculnya kelompok pengangguran baru, (3) munculnya

perceraian dini, dan (4) tingkat kesehatan ibu dan gizi anak kurang.

Pelaksanaan pernikahan di bawah umur di masyarakat merupakan

suatu problematika karena adanya rasa takut dan khawatir pada diri orang tua,

anaknya akan terjerumus ke jurang maksiat. Sehingga pernikahan di bawah

umur itu dianggap suatu jalan yang terbaik, walaupun anak itu belum mampu

baik secara materi maupun psikologis. Ada dua cara yang ditempuh oleh

masyarakat dalam mensiasati Undang-undang Perkawinan No. 1/1974 yaitu

pertama dengan meminta dispensasi kepada Pengadilan Agama setempat,

dan yang kedua dengan melakukan pemalsuan umur yang dilakukan oleh

orang tua mereka sendiri. Dimana pernikahan di bawah umur tersebut

dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor kehendak orang tua yang

menikahkan anaknya, atas kemauan anak, adat dan budaya, pendidikan,

ekonomi dan agama. Dampak negatif dari pernikahan di bawah umur yang

terjadi di Indonesia umumnya terjadi pada beberapa pasangan suami istri dalam

kehidupan rumah tangga karena tidak adanya keharmonisan dalam kehidupan

rumah tangga yang timbul oleh seringnya terjadi percekcokan, cemburu yang

berlebihan, adanya sikap keras suami terhadap istri, kurangnya

pengetahuan dari pihak istri dalam cara pendidikan dan pengajaran anak,

pengetahuan mengenai merawat anak dan akhirnya akan menyebabkan

lemahnya mental anak-anak yang dilahirkan, kemiskinan rohani, jasmani dan

sebagainya. Dan yang ditakutkan oleh sebagian besar masyarakat akan

pernikahan di bawah umur tidak terbukti, karena apabila seseorang telah

mempunyai kemampuan dan persiapan yang matang baik dari segi lahir

5

maupun batin maka orang tersebut sudah dapat untuk melangsungkan

pernikahan. Oleh karena itu, perlu adanya upaya kedepan beberapa kegiatan

tindak lanjut semisal penyuluhan terkait penikahan dini untuk mengubah

tradisi/budaya tentang pernikahan dini dengan berbagai aspeknya, selain itu juga

perlu diadakan penelitian kembali yang lebih mendalam dalam setiap

aspeknya agar kondisi sosial-masyarakat khususnya di Desa Gunung Rejo

Kecamatan Singosari ini lebih terkendali.

2.2 Gambaran Umum Masyarakat Sasaran

Lokasi yang diteliti oleh peneliti yaitu di Desa Gunung Rejo Kecamatan

Singosari, yang masih banyak ditemukan adanya pernikahan dini pada beberapa

pasangan. Hal ini, tentunya akan menimbulkan masalah di kemudian hari apabila

arti sebuah pernikahan tidak dipahami oleh pasangan atau orang tua. Dalam

pernikahan dini yang dilakukan oleh sekian banyak masyarakat di Desa Gunung

Rejo Kecamatan Singosari memiliki beberapa penyebab terjadinya pernikahan,

diantaranya :

1. Kekhawatiran Orang Tua Terhadap Perilaku Anak

Orang tua merupakan pendorong terjadinya pernikahan dini, dimana orang

tua akan segera menikahkan anaknya jika sudah menginjak besar, hal ini

merupakan hal yang sudah biasa atau turun-temurun. Sebuah keluarga yang

mempunyai anak gadis tidak akan merasa tenang sebelum

anak gadisnya menikah. Orang tua akan merasa takut apabila anaknya jadi

perawan tua dan takut apabila anaknya akan melakukan ha-hal yang tidak

diinginkan yang akan mencemari nama baik keluarganya. Masyarakat di Desa

Gunung Rejo pada umumnya tidak menganggap penting masalah usia anak

yang dinikahkan, karena mereka berpikir tidak akan mempengaruhi terhadap

kehidupan rumah tangga mereka nantinya. Umur seseorang tidaklah suatu

jaminan untuk mencapai suatu kebahagiaan, yang penting anak itu sudah

ditandai dengan haid bagi perempuan berapapun umurnya, sedangkan bagi laki-

laki apabila suaranya sudah berubah dan sudah mimpi basah. Jika orang tua sudah

melihat tanda-tanda tersebut pada anaknya, maka orang tua segera mencari

jodoh untuk anaknya, lebih-lebih orang tua dari pihak perempuan. Sehingga bagi

orang tua perempuan tidak mungkin untuk menolak lamaran seseorang yang

6

datang untuk meminang anaknya meskipun anak tersebut masih kecil. Dan

kebanyakan di masyarakat desa Gunung Rejo anak-anak yang masih usia muda

sudah bertunangan untuk mejaga kemungkinan buruk yang terjadi.

2. Mengurangi Beban Ekonomi Keluarga

Adanya pernikahan dini di Desa Gunung Rejo juga disebabkan kerena

kondisi ekonomi keluarga yang kurang. Para orang tua yang menikahkan anaknya

pada usia muda mengganggap bahwa dengan menikahkan anaknya beban

ekonomi keluarga akan berkurang satu. Hal ini disebabkan karena jika anak sudah

menikah, maka akan menjadi tanggung jawab suaminya. Bahkan para orang tua

berharap jika anaknya sudah menikah dapat membantu kehidupan orang tuanya.

Di desa Gunung Rejo, kondisi ekonomi setiap keluarganya antara satu keluarga

dengan keluarga yang lainnya berbeda. Tidak semua keluarga di desa tersebut bisa

memenuhi semua keperluan sehari-harinya, karena penghasilan yang mereka

peroleh belum bisa memadai untuk digunakan keperluan sehari-hari.

Masyarakat di desa Gunung Rejo mempunyai mata pencaharian yang

beraneka ragam. Diantara mereka ada yang memiliki pekerjaan tetap juga

pekerjaan tidak tetap. Oleh karena itu untuk penghasilan yang mereka peroleh

setiap harinya tidak menentu. Bagi orang-orang yang pekerjaannya tidak tetap

mereka dalam menghidupi keluarganya tidaklah mudah. Lain halnya dengan

orang yang telah memiliki pekerjaan tetap dan penghasilan yang tetap, maka

segala kebutuhan sehari-harinya akan terpenuhi. Menyatakan bahwa kehidupan

perekonomian mereka belum bisa mencukupi untuk membiayai anak-anaknya

sampai ke jenjang yang lebih tinggi. Mereka sudah merasa senang anak

perempuannya sudah bisa sekolah SD. Ketika anak perempuannya ada yang

mendekatinya dan memintanya untuk menjadi istrinya. Maka dengan cepat ia

menikahkan anak perempuannya dengan harapan suami dari anaknya itu bisa

ikut membantu meringankan beban keluarganya khususnya untuk membiayai

anak perempuaannya.

3. Rendahnya Kesadaran Terhadap Pentingnya Pendidikan

Rendahnya pendidikan juga merupakan pendorong terjadinya

pernikahan dini. Para orang tua yang hanya bersekolah hingga tamat SD merasa

senang jika anaknya sudah ada yang menyukai, dan orang tua tidak mengetahui

7

adanya akibat dari pernikahan muda ini. kehidupan perekonomian mereka belum

bisa mencukupi untuk membiayai anak-anaknya sampai ke jenjang yang lebih

tinggi. Mereka sudah merasa senang anak perempuannya sudah bisa

sekolah SD. Ketika anak perempuannya ada yang mendekatinya dan memintanya

untuk menjadi istrinya. Maka dengan cepatnya ia mengawinkan anak

perempuannya dengan harapan suami dari anaknya itu bisa ikut membantu

meringankan beban keluarganya khususnya untuk membiayai anak

perempuaannya. Pernikahan dini yang terjadi di desa Gunung Rejo sebagian juga

disebabkan karena kurangnya pengetahuan orang tua dan anak yang tidak bisa

melanjutkan sekolahnya sampai kejenjang yang lebih tinggi. Oleh karena itu anak

perempuan di desa Gunung Rejo yang tidak sekolah memilih untuk menikah

dengan lelaki yang meminta dirinya untuk dijadikan istri

8

BAB III

METODE PENYULUHAN

3.1 Metode Pelaksanaan

Metode pelaksanaan program ini melalui beberapa tahap, diantaranya adalah :

1. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah pencatatan peristiwa-peristiwa, hal-hal,

keterangan- keterangan atau karakteristik-karakteristik sebagian atau seluruh hal

yang akan menunjang atau mendukung penelitian. Untuk mempermudah dalam

mengumpulkan data maka metode yang digunakan adalah wawancara, observasi

dan dokumentasi.

a. Wawancara

Perlu dilakukan wawancara terhadap beberapa pasangan yang melakukan

pernikahan dini, orang tua dari pasangan pernikahan dini, tokoh agama, tokoh

masyarakat dan masyarakat Desa Gunung Rejo. Metode wawancara ini digunakan

untuk memahami data tentang hal-hal yang mendorong pernikahan dini, implikasi

pernikahan dini bagi kelangsungan rumah tangga dan pandangan masyarakat

tentang pernikahan dini.

b. Observasi.

Dalam hal ini, objek yang akan diamati adalah masyarakat Desa Gunung

Rejo pada setiap aktifitas- aktifitasnya. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk

memperoleh data tentang keadaan dan aktifitas masyarakat desa tersebut terutama

mengenai pendorong terjadinya pernikahan dini, implikasi dari pernikahan dini,

serta pandangan masyarakat tentang pernikahan dini.

c. Dokumetasi.

Dalam hal ini dokumentasi dilakukan terhadap berbagai sumber data baik

berasal dari pasangan yang melakukan pernikahan dini, masyarakat, maupun

buku-buku yang berkaitan dengan pernikahan dini.

9

2. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Setelah pengumpulan data dilakukan, maka langkah selanjutya adalah

pengolahan data. Proses pengolahan data dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Editing

Editing merupakan proses penelitian kembali terhadap catatan, berkas-

berkas, informasi dikumpulkan oleh pencari data. Dalam hal ini, perlu dilakukan

analisis kembali data-data yang sudah terkumpul baik dari wawancaramaupun

dokumentasi, apakah data yang di peroleh sudah cukup baik dan dapat segera

disiapkan untuk proses berikutnya.

b. Klasifikasi

Klasifikasi data adalah menyusun dan mengklarifikasikan data yang

diperoleh didalam pola tertentu atau permasalahan tertentu untuk mempermudah

pembahasannya. Dalam hal ini,perlu di pelajari secara mendalam seluruh data

yang diperoleh, kemudian mengklasifikasikan sesuai data yang dibutuhkan

untuk mempermudah dalam menganalisis.

c. Verifikasi

Verifikasi data adalah langkah dan kegiatan yang dilakukan untuk

memperoleh data dan informasi dari lapagan. Dalam hal ini, perlu dilakukan

pengecekan kembali data yang sudah dikumpulkan terhadap kenyataan yang ada

dilapangan, untuk memperoleh keabsahan data.

d. Penarikan Kesimpulan

Merupakan penarik hasil atau kesimpulan adalah tahap terakhir yang

bisa memberikan jawaban dan memecahkan masalah yang ada dalam rumusan

masalah dengan menggambarkan keadaan atau yang ada dan menganalisis data-

data yang diperoleh.

3.2 Jadwal Kegiatan Program

Setelah mendapatkan data – data yang diperlukan untuk melaksanakan

penyuluhan maka dapat dilakukan persiapan dan pelaksanaan kegiatan

penyuluhan sebagai berikut :

10

MELI, 05/03/15,
Kata asing? Italic yah,

NO Kegiatan Waktu

Bulan Ke-1 Bulan Ke-2

1 2 3 4 1 2 3 4

1. Pengamatan pada masyarakat

sasaran

2. Wawancara terhadap pihak

terkait

3. Kualifikasi data yang

diperoleh

4. Penyuluhan terhadap

masyarakat sasaran

5. Evaluasi program 6. Membuat laporan

3.3 Media Penyuluhan

Media penyuluhan yang digunakan dalam program ini adalah sebagai

berikut :

a. Sosialisasi

Sosialisasi merupakan proses belajar mengajar mengenai pola – pola

tindakan interaksi dalam masyarakat sesuai dengan peran dan status sosial yang

dijalankan masing – masing. Dengan proses itu, individu akan mengetahui dan

menjalankan hak dan kewajibannya berdasarkan peran status masing – masing

dan kebudayaan suatu masyarakat. Dengan adanya sosialisasi yang dilakukan

masyarakat dapat memahami infosrmasi yang terkait.

b. Media Masyarakat

Salah satu media yang digunakan dalam penyelenggaraan penyuluhan

adalah penyampaian informasidan teknologi kepada penggunanya. Informasi dan

teknologi tersebut bisa disampaikan secara langsung maupun tidak langsung

dengan menggunakan media penyuluhan. Berbagai media penyuluhan dapat

digunakan untuk mengemas informasi dan teknologi yang akan disampaikan

kepada sasaran sebagai pengguna teknologi, seperti : media cetak, media audio,

media berupa obyek fisik atau benda nyata11

MELI, 03/05/15,
Media penyuuhan=media penunjang kegiatan penyuluhan, misal flip chart etc, kyk di pnduan penyuluhan
MELI, 05/03/15,
Di beri daftar tabel...tabe 1...

12

DAFTAR TABEL

Tabel 2. Jumlah penduduk berdasarkan usia wajib belajar

NO URAIAN JUMLAH1. Jumlah penduduk usia 7-15 tahun 911 Orang2. Jumlah penduduk usia 7-15 tahun yang masih

sekolah617 Orang

3. Jumlah penduduk usia 7-15 tahun yang tidak sekolah 1294 Orang4. Jumlah penduduk usia 7-18 tahun 1501 Orang5. Jumlah penduduk usia 7-18 tahun yang tamat

sekolah1117 Orang

6. Jumlah penduduk usia 7-18 tahun yang tidak sekolah 711 Orang

Keluarga Berencana

NO URAIAN JUMLAH1. Pasangan usia subur 405 Orang2. Pasangan usia subur masuk KB 313 Orang3. Jumlah akseptor KB dalam 1 tahun 98 Orang

Pil 103 OrangIUD 72 OrangSuntik 113 Orang

13

MELI, 05/03/15,
Ini selanjutnya tabel 3. dst

DAFTAR GAMBAR

Jumlah warga yang menikah dalam 1 hari :

14

MELI, 03/05/15,
Msg2 Gambarnya diberi keterangn ya,

15

DAFTAR PUSTAKA

Asmin.1986. Status Perkawinan Antar Agama tinjauan dari undang-undang perkawinan No.1/1974. PT Dian Rakyat. Jakarta.

http : //www. Maraknya Pernikahan Dini (diakses pada tanggal 03 Mei 2015).

http : //www.Pernikahan di Bawah Umur di Kalangan Orang Sumatra (diakses pada tanggal 02 Mei 2015 )

http : // alfiyah23.student.umm.ac.id/. Sebab-sebab pernikahan dini (di akses pada tanggal 02 Mei 2015)

Meinarno Eko. A. Widianto Bambang dan Halida Rizka. 2011. Manusia dalam Kebudayaan dan Masyarakat.Salemba Humanika. Jakarta.

Naqiyah Najilah. 2005. Otonomi Perempuan. Bayumedia. Malang.

Rahman, Bakri, A. dan Ahmadi Sukadja.1981. Hukum Perkawinan Menurut Islam, Undang-undang Perkawinan dan Hukum Perdata/BW. Hidakarya Agung. Jakarta

Saptari Ratna dan Holzner Brigitte. 1997. Perempuan, Kerja, dan Perubahan Sosial. Pustaka Utama Grafiti. Jakarta.

Soemiyati S.H.1999. Hukum Perkawinan Islam Dan Undnag-Undang Perkawinan. Liberty. Yogyakarta.

16

MELI, 05/03/15,
Jgn dari blog,
MELI, 03/05/15,
Kok jadul?
MELI, 03/05/15,
Dapus dtulis spasi 1, judul italic, min 10 literatur, antar sumber literatur, 1 enter, yg merah gaada di isi makalah, penulis yg lbh dr 2, dtulis sprti ini, sumarno., dkk. 2015