PENYIMPANGAN KONSTITUSI

6
TUGAS PKN DISUSUN OLEH : CAESAR FILES DEVA ANGGUN P. EKA HINDRIYANI FIDYAWATI GUSTI AJI PANGESTU PAMBUDI LUHUR PRASETYO W. JL. KI HAJAR DEWANTORO ROGOJAMPI – BANYUWANGI

description

penyimpangan konstitusi negara

Transcript of PENYIMPANGAN KONSTITUSI

TUGAS PKN

DISUSUN OLEH :CAESAR FILESDEVA ANGGUN P.EKA HINDRIYANIFIDYAWATIGUSTI AJI PANGESTUPAMBUDI LUHUR PRASETYO W.

JL. KI HAJAR DEWANTORO ROGOJAMPI BANYUWANGI

NOVEMBER, 2013

PENYIMPANGAN KONSTITUSI

Salah satu tujuan penyusunan konstitusi adalah membatasi kekuasaan Negara. Dengan adanya konstitusi, penyelenggara Negara diharapkan dapat menggunakan kekuasaannya secara bertanggung jawab. Dalam kenyataannya, ada banayak penyimpangan dalam pelaksanaan konstitusi kita. Berikut akan dikemukakan sejumlah penyimpangan konstitusi yang terjadi pada masa UUD 1945 (Konstitusi I), Konstitusi RIS 1949, UUDS 1950.

1. Periode UUD 1945 [ 18 Agust 1945-27 Desember 1949 ]Penyimpangan Konstutional dalam kurun waktu ini, antara lain sebagai berikut:a) Komite Nasional Indonesia Pusat berubah fungsi dari pembantu pemerintah menjadi badan yang diserahi kekuasaan legislatif dan ikut menetapkan Garis-garis Besar Haluan Negara berdasarkan maklumat Wakil Presiden No. X tanggal 16 Oktober 1945. Seharusnya tugas-tugas itu dikerjakan oleh DPR dan MPR.b) Sistem cabinet presidensial berubah menjadi cabinet parlementer berdasarkan usul Badan Pekerja Komite Nasional Pusat [ BP-KNIP] pada tanggal 11 November 1945 kemudian disetujui oleh presiden.

2. Periode berlakunya Konstitusi RIS [ 27 Desember 1949-17 Agustus 1950]Penyimpangan konstusional dalam kurun waktu ini, antara lain sebagai berikut:a. Negara Kesatuan Republik Indonesia berubah menjadi Negara Federasi Republik Indonesia Serikat [ RIS ].Perubahan tersebut berdasarkan pada Konstitusi RIS.b. Kekuasaan legislative yang seharusnya dilaksanakan presiden dan DPR dilaksanakan DPR dan Senat.

3. Periode Berlakunya UUDS 1950 [ 17 agustus 1950-5 Juli 1959 ]Akibat dari perubahan yang berbeda dengan UUD 1945 adalah tidak tercapainya stabilitas politik dan pemerintahan yang akibatnya sering bergantinya cabinet.

4. Periode Berlakunya kembali UUD 1945 Orde lama (Periode 5 Juli 195311 Maret 1966)a. Adanya penyimpangan ideologis, yaitu penerapan konsep Nasionalis, Agama dan Komunis (Nasakom)b. Pemusatan kekuasaan pada presiden sehingga kewenangannya melebihi ketentuan yang diatur UUD 1945. Misalnya, pembentukan Penetapan Presiden (Penpres) yang setingkat dengan Undang-undang.c. MPRS mengangkat Ir. Soekarno sebagai Presiden seumur hidup.d. Presiden membubarkan DPR hasil pemilu tahun 1955 dan membentuk DPR-GR tanpa melalui pemilu.e. Adanya jabatan rangkap yaitu Pimpinan MPRS dan DPR dijadikan menteri negara, sehingga berkedudukan sebagai pembantu presiden.f. Negara Indonesia masuk dalam salah satu poros kekuasaan dunia yaitu poros Moskwa-Peking sehingga bertentangan dengan politik bebas aktif.

5. Orde Baru (11 Maret 196621 Mei 1998)a. Perubahan kekuasaan yang statisb. Perekrutan politik yang tertutupc. Pemilihan umum yang kurang demokratisd. Kurangnya jaminan hak asasi manusiaSalah satu ciri dari negara yang menganut paham demokrasi adalah adanya pengakuan dan perlindungan hak asasi manusia. Dalam pemerintahan Orde Baru, dirasakan penghormatan dan perlindungan HAM masih kurang diperhatikan.e. Presiden mengontrol perekrutan organisasi politikPengisian jabatan ketua umum partai politik harus mendapat persetujuan dari presiden. Seharusnya, pemilihan ketua umum partai diserahkan kepada kader partai bersangkutan.f. Presiden memiliki sumber daya keuangan yang sangat besar. Dalam penentuan anggaran, DPR tidak mempunyai kekuasaan untuk mengubah rencana anggaran yang diajukan oleh presiden. Anggaran-anggaran lembaga-lembaga tinggi negara ditentukan oleh presiden. Presiden mempunyai mekanisme pemberian bantuan melalui Instruksi Presiden, Bantuan Presiden tanpa melalui per setujuan DPR. Presiden juga memiliki sejumlah yayasan yang pertanggung jawabannya kurang jelas dan kurang transparan. Peristiwa yang lainnya, yaitu adanya peristiwa-peristiwa politik yang menyebabkan adanya perubahan ketatanegaraan di Indonesia. Selama Orde Lama, ada peritiswa Dekrit Presiden (5 Juli 1959) dan G 30 S / PKI. Berikut adalah akibat keluarnya Dekrit Presiden.1) Dekrit Presiden menyebabkan adanya perubahan ketatanegaraan. Isi dari Dekrit itu adalah membubarkan konstituante, kembali kepada UUD 1945, dan tidak berlaku lagi UUDS. Adanya peristiwa ini, terjadilah proses perubahan ketatanegaraan di Indonesia. Satu sisi, Indonesia kembali ke UUD 1945, tetapi di sisi yang lain, Indonesia memasuki era Demokrasi Terpimpin. 2) Gerakan 30 September PKI yang menewaskan perwira tinggi AngkatanDarat dan rakyat tidak berdosa, menyebabkan adanya gejolak politik di Indonesia. Partai Komunis Indonesia yang melakukan kudeta kepada pemerintahan yang sah, mendapat perlawanan dari seluruh rakyat Indonesia. Setelah terjadinya pem berontakan PKI ini, gelombang protes mahasiswa terjadi di seluruh Indonesia. Akhirnya, dalam Sidang Umum MPR tahun 1966 Soekarno diberhentikan dari jabatan presiden dan sekaligus mengangkat Jenderal Soeharto menjadi presiden. Pada saat itulah, Orde Baru dimulai.

Penyimpangan pada zaman Orde Baru adalah pelaksanaan pemerin tahan yang sentralistis (terpusat) hampir selama 32 tahun. Selama kepemimpinan Presiden Soeharto pun ternyata pemerin tahan tidak berjalan dengan baik. Sejumlah penyelewengan konstitusi nya terjadi secara tidak langsung. 1) Presiden Soeharto menyempitkan ruang gerak politik rakyat Indonesia. Partai politik diciutkan dan diatur oleh pemerintah sehingga fungsi partai politik pada zaman Orde Baru ini tidakberjalan dengan baik. Fungsi partai politik pada saat itu, lebih menekankan sebagai komunikasi politik atau penyampaian program pemerintah, bukan menjadi alat perjuangan aspirasi rakyat. 2) Pemerintahan Orde Baru sarat dengan budaya KKN (korupsi, kolusi, dan nepotisme) sehingga tidak membuka ruang partisipasi publik secara sehat dan kompetitif. Hanya warga negara yang memiliki uang dan kedekatan kekeluargaan saja yang mendapatkan fasilitas negara. Budaya KKN ini menyebabkan Indonesia mengalami krisis yang berkepanjangan sejak 1997. 3) Pada zaman Orde Baru, partai politik dan anggota DPR/MPR lebih banyak menjalankan program pemerintah daripada memperjuang kan aspirasi rakyat. Bahkan, selama Orde Baru ini, MPR/ DPR dianggap sebagai stempel pemerintah belaka. Eksekutif lebih berjaya dibandingkan dengan legislatif. Dengan beberapa pengalaman tersebut, DPR/MPR era reformasi mempertegas UUD 1945 ini dengan menegaskan bahwa presiden hanya bisa menjabat selama dua periode. Setelah dua periode, seorang presiden tidak boleh mencalonkan kembali untuk menjadi presiden.