Penyimpanan kemasan

29
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL POLITEKNIK NEGERI JEMBER JURUSAN PRODUKSI PERTANIAN LABORATORIUM TEKNOLOGI BENIH PERENCANAAN KEGIATAN DAN LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK PENYIMPANAN DAN PENGEMASAN BENIH Acara Praktikum : Pengecambahan Benih Hasil Penyimpanan dengan Beberapa Kemasan Tujuan : Mahasiswa diharapkan mampu : 1. Mengetahui cara pengemasan benih juga menjaga kondisi fisik benih dari kontaminasi penyakit 2. Mengetahui pengaruh penyimpanan benih dengan beberapa macam kemasan Program Studi : Teknik Produksi Benih Anggota : 1. Ruliana Umar NIM : A41 121 268 2. Asep Supiandi NIM : A41 121 650 3. Icha Trisna NIM : A41 121 656 4. Rianti Latifah NIM : A41 121 661 Gol. / Kelompok : C / 3 Tempat : Laboratorium Teknologi Benih Pembimbing : Dwi Rahmawati SP, MP LABORATORIUM TEKNOLOGI BENIH JURUSAN PRODUKSI PERTANIAN

Transcript of Penyimpanan kemasan

Page 1: Penyimpanan kemasan

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONALPOLITEKNIK NEGERI JEMBERJURUSAN PRODUKSI PERTANIANLABORATORIUM TEKNOLOGI BENIH

PERENCANAAN KEGIATAN DAN LAPORAN PRAKTIKUMTEKNIK PENYIMPANAN DAN PENGEMASAN BENIH

Acara Praktikum : Pengecambahan Benih Hasil Penyimpanan denganBeberapa Kemasan

Tujuan : Mahasiswa diharapkan mampu :1. Mengetahui cara pengemasan benih juga menjaga

kondisi fisik benih dari kontaminasi penyakit2. Mengetahui pengaruh penyimpanan benih dengan

beberapa macam kemasan

Program Studi : Teknik Produksi Benih

Anggota : 1. Ruliana Umar NIM : A41 121 2682. Asep Supiandi NIM : A41 121 6503. Icha Trisna NIM : A41 121 6564. Rianti Latifah NIM : A41 121 661

Gol. / Kelompok : C / 3Tempat : Laboratorium Teknologi Benih

Pembimbing : Dwi Rahmawati SP, MP

LABORATORIUM TEKNOLOGI BENIHJURUSAN PRODUKSI PERTANIAN

2014

Telah Diperiksa :

Page 2: Penyimpanan kemasan

BAB I

PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang

Penyimpanan benih atau kelompok benih (lot benih) diharapkan dapat

mempertahankan kualitas benih dalam kurun waktu tertentu sesuai dengan

lamanya penyimpanan. Pengemasan benih bertujuan untuk melindungi benih dari

faktor-faktor biotik dan abiotik, mempertahankan kemurnian benih baik secara

fisik maupun genetik, serta memudahkan dalam penyimpanan dan pengangkutan.

Penggunaan bahan kemasan yang tepat dapat melindungi benih dari perubahan

kondisi lingkungan simpan yaitu kelembapan nisbi dan suhu. Kemasan yang baik

dan tepat dapat menciptakan ekosistem ruang simpan yang baik bagi benih

sehingga benih dapat disimpan lebih lama.

Prinsip dasar pengemasan benih adalah untuk mempertahankan viabilitas

dan vigor benih, dan salah satu tolok ukurnya adalah kadar air benih. Menurut

Barton dalam Justice dan Bass (1979), kadar air merupakan faktor yang paling

mempengaruhi kemunduran benih. Lebih lanjut dikatakan bahwa kemunduran

benih meningkat sejalan dengan meningkatnya pada kadar air benih.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dilakukannya praktikum ini, antara lain :

1. Mengetahui cara pengemasan benih juga menjaga kondisi fisik benih dari

kontaminasi penyakit

2. Mengetahui pengaruh penyimpanan benih dengan beberapa macam kemasan

Page 3: Penyimpanan kemasan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Peranan teknologi pengemasan perlu diterapkan dalam mendukung

pemenuhan kebutuhan benih bermutu. Berbeda dengan pengemasan barang yang

tidak memiliki daya tumbuh, teknik pengemasan benih memiliki kekhususan yaitu

mempertahankan viabilitas atau daya tumbuh. Pada teknik pengemasan barang

yang menjadi target adalah kerusakan fisik barang sedapat mungkin nol atau tidak

terjadi kerusakan, dengan mengupayakan agar keutuhan fisik barang dan

keamanan dibagian dalam barang tersebut terjamin keutuhannya. Sementara pada

pengemasan benih tanaman, target utamanya adalah keamanan terhadap daya

tumbuh yang dalam pengertiannya adalah wujud fisik benih tidak mengalami

perubahan baik secara fisiologis dan biokimiawi.

Dengan demikian, guna mempertahankan kualitas benih salah satunya

adalah dipengaruhi oleh tempat pengemasan. Kegiatan pengemasan bertujuan

untuk mempertahankan kualitas benih selama dalam penyimpanan dan atau

pemasaran, sehingga benih tetap terjamin daya kecambahnya secara normal.

Bahkan dari kemasan plastik memiliki kekuatan terhadap tekanan, tidak mudah

robek dan kedap udaraserta mampu menahan masuknya air kedalam kemasan.

Bahan pengemas yang terbuat ari alumunium foil bersifat porous karena dilapisi

bahan plastik didalamnya , tetapi kekuatan regangan tidak sebaik dengan bahan

pengemas plastik. Bahan plastik cenderung lebih kuat sedangkan bahan dari

alumunium foil kekuatan terhadap renggangannya sedang sehingga sangat

dimungkinkan sekali tempat kemasan mudah rusak dan memungkinkan adanya

pertukaran udara dari luar dan uap air kedalam kemasan sehingga sedikit demi

sedikit kualitas benih menurun. Sedangkan untuk bahan pengemas kertas sangat

mudah sekali sobek dan bersifat porous sehingga pertukaran gas-gas dari luar

ataupun uap air dapat dengan mudah terjadi, hal seperti inilah yang mempercepat

proses deteriorasi pada benih. Bahan pengemas dari kertas hanya mampu untuk

jangka penyimpanan yang relative singkat.

Page 4: Penyimpanan kemasan

BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM 

3.1  Tempat dan Waktu

Kegiatan praktikum Teknik Penyimpanan dan Pengemasan Benih yang berjudul

Pengecambahan Benih Hasil Penyimpanan dengan Beberapa Kemasan Semester

V Tahun 2014 dilaksanakan pada:

Tempat : Laboratorium Teknologi Benih

Hari/Tanggal : Selasa, 30 September 2014 (Penggunaan Kemasan)

Selasa, 11 November 2014 (Pengamatan)

Waktu : 11.00 – 13.00 WIB

 

3.2  Alat dan Bahan

            Peralatan dan bahan-bahan yang digunakan pada saat praktikum

berlangsung antara lain:

1. Plastik

2. Amplop coklat

3. Alumunium foil

4. Wadah plastik

5. Shiller

6. Timbangan analitik

7. Germinator

8. Label

9. Kertas merang

10. Kertas buram

11. Karet

12. Oven

13. Cawan porselen

14. Benih jagung, kedelai, kacang

tanah dan padi

Page 5: Penyimpanan kemasan

3.3  Prosedur Kerja

1. Pelaksanaan praktek

a. Pengaruh Kemasan

Siapkan alumunium foil, amplop dan plastik

Timbang masing-masing 50 gram benih jagung, benih kedelai, benih padi

dan benih kacang tanah.

Masukkan kedalam masing-masing kemasan

Tutup wadah plastik

Beri label pada wadah

Benih disimpan dan diamati setelah 5 minggu penyimpanan.

b. Pengujian kadar air setelah penyimpanan dan daya kecambah

Lakukan uji KA seperti pada pengujian KA awal

Lakukan uji daya kecambah dan vigor dengan metode UKDp

Siapkan kertas merang lembab

Alaskan kertas merang dengan plastik

Susun benih jagung, kedelai, kacang tanah dan padi masing-masing

sebanyak 25 butir diatas kertas merang secara zig zag.

Setelah itu tutup dengan kertas merang lembab

Gulung lapisan kertas merang yang sudah berisi benih lalu ikat dengan

karet.

Beri label dan amati perkecambahan dan vigornya (KST dan KCT)

3.4 Metode praktikum

Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap

faktorial dengan 12 perlakuan dan 6 ulangan. Adapun perlakuan tersebut adalah

sebagai berikut :

B1 : Jagung

B2 : Kedelai

B3 : Kacang tanah

B4 : Padi

K1 : Kertas

K2 : Plastik

K3 : Alumunium foil

3.5 Parameter Pengamatan

Page 6: Penyimpanan kemasan

Pengamatan dilakukan setelah 5 minggu penyimpanan dengan peubah

pengamatan sebagai berikut :

a. Kadar air (%)

Menghitung persentase hilangnya berat ketika benih dikeringkan

menggunakan metode oven.

b. Daya kecambah (%)

Mengecambahkan benih pada kondisi yang sesuai menggunakan metode

UKDdP, kemudian menghitung persentase viabilitasnya.

c. Keserempakan tumbuh (%)

Mengecambahkan benih pada kondisi yang sesuai menggunakan metode

UKDdP, kemudian menghitung persentase kecambah normal kuat pada hari

tertentu diantara first count dan final count.

d. Kecepatan tumbuh (% / etmal)

Mengecambahkan benih pada kondisi yang sesuai menggunakan metode

UKDdP, kemudian menghitung persentase kecambah normal kuat pada hari

ke-3 sampai hari ke-5

Page 7: Penyimpanan kemasan

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Tabel 1. Kadar air sebelum penyimpanan

Benih M1 M2 M3 % KA

Jagung 54,894 5,182 59.485 11Kacang Tanah 44,526 5,291 49.537 5Kedelai 52,198 5,071 56.809 9Padi 45,129 5,193 49.847 9

Tabel 2. Kadar air setelah penyimpanan dengan 3 perlakuan kemasan

Alumunium Foil % Kadar Air Rerata

BenihUlang

1Ulang

2Ulang

3Ulang

4Ulang

5Ulang

6 KAJagung 11,24 11,718 12,917 12,068 12,313 11,906 12,027Kac. Tanah 6,45 6,691 8,491 7,789 7,936 7,829 7,531Kedelai 9,932 9,298 10,329 9,992 9,853 9,682 9,848Padi 9,096 10,082 9,393 8,953 8,921 9,554 9,333

Plastik % Kadar Air

BenihUlang

1Ulang

2Ulang

3Ulang

4Ulang

5Ulang

6Jagung 11,375 12,306 12,827 12,161 11,604 11,762 12,006Kac. Tanah 7,457 8,602 7,326 7,465 7,528 6,858 7,539Kedelai 10,377 9,202 11,840 10,221 9,579 9,813 10,172Padi 9,455 9,561 10,183 12,793 9,529 10,079 10,267

Kertas % Kadar Air

BenihUlang

1Ulang

2Ulang

3Ulang

4Ulang

5Ulang

6Jagung 11,581 11,520 12,122 11,148 11,168 11,037 11,429Kac. Tanah 10,652 11,664 6,369 6,026 5,900 6,136 7,791Kedelai 10,303 10,160 10,808 9,683 9,222 9,506 9,947Padi 10,486 10,669 11,474 10,950 9,626 10,181 10,564

Page 8: Penyimpanan kemasan

Tabel 3. Data Viabilitas Benih

Alumunium Foil % Viabilitas Benih Rerata

BenihUlang

1Ulang

2Ulang

3Ulang

4Ulang

5Ulang

6 DBJagung 96 94 96 98 96 84 94Kac. Tanah 24 40 36 40 56 48 41Kedelai 56 74 56 72 44 96 66Padi 96 96 100 100 80 76 91

Plastik % Viabilitas Benih

BenihUlang

1Ulang

2Ulang

3Ulang

4Ulang

5Ulang

6Jagung 96 94 100 100 84 92 94Kac. Tanah 52 36 28 20 72 84 49Kedelai 20 28 28 44 60 76 43Padi 100 92 100 100 100 80 95

Kertas % Viabilitas Benih

BenihUlang

1Ulang

2Ulang

3Ulang

4Ulang

5Ulang

6Jagung 96 90 96 96 72 96 91Kac. Tanah 52 44 52 56 36 64 51Kedelai 36 60 60 84 36 60 56Padi 92 98 96 92 64 100 90

Tabel 4. Data Keserempakan Tumbuh

Alumunium Foil % Keserempakan Tumbuh Rerata

BenihUlang

1Ulang

2Ulang

3Ulang

4Ulang

5Ulang

6 KSTJagung 96 82 60 84 28 48 66Kac. Tanah 20 48 16 32 44 20 30Kedelai 28 32 16 64 28 16 31Padi 96 68 28 88 32 32 57

Plastik % Keserempakan Tumbuh

BenihUlang

1Ulang

2Ulang

3Ulang

4Ulang

5Ulang

6Jagung 96 80 60 80 52 68 73Kac. Tanah 32 64 12 12 32 20 29Kedelai 8 30 16 28 36 16 22Padi 100 88 28 76 44 48 64

Page 9: Penyimpanan kemasan

Kertas % Keserempakan Tumbuh

BenihUlang

1Ulang

2Ulang

3Ulang

4Ulang

5Ulang

6Jagung 92 84 36 80 52 24 61Kac. Tanah 48 54 16 48 24 20 35Kedelai 24 62 20 68 24 36 39Padi 96 82 36 76 24 32 58

Tabel 5. Data Kecepatan Tumbuh

Alumunium Foil % Kecepatan Tumbuh Rerata

BenihUlang

1Ulang

2Ulang

3Ulang

4Ulang

5Ulang

6 KCTJagung 22,4 20 25,7 16,8 24,8 29 23,1Kac. Tanah 1,7 14,8 4,9 5,5 15,6 20,6 10,5Kedelai 6,4 19,3 10,4 6,2 10,1 15,3 11,3Padi 18,6 16,7 23,2 15 24,2 26,6 20,7

Plastik % Kecepatan Tumbuh

BenihUlang

1Ulang

2Ulang

3Ulang

4Ulang

5Ulang

6Jagung 27 22 25,5 24,8 30 29,4 26,5Kac. Tanah 6 13,3 9,5 6,8 14,7 24,6 12,5Kedelai 3,4 16,4 9,4 9,5 15,4 17,6 12,0Padi 21,6 15 21,8 21,7 21,9 24,1 21,0

Kertas % Kecepatan Tumbuh

BenihUlang

1Ulang

2Ulang

3Ulang

4Ulang

5Ulang

6Jagung 25,4 22,8 25,7 24,4 29,1 31 26,4Kac. Tanah 7,5 13,6 9,9 5,7 13,6 23,1 12,2Kedelai 8,3 17,7 12,2 13,9 14,6 25,2 15,3Padi 21,6 15,7 21,5 15,3 24,4 30,3 21,5

4.2 Pembahasan

4.2.1 Kadar Air

Page 10: Penyimpanan kemasan

Hasil analisis sidik ragam dengan pengamatan kadar air diketahui

bahwa pengamatan pada masing-masing perlakuan menunjukkan hasil

seperti yang tertera pada Tabel 4.2.1.1

Tabel 4.2.1.1 Hasil ANOVA Kadar air

SK db JK KT F hitung Notasi 5% 1%Perlakuan 11 167,374 15,216 14,991 ** 1,952212 2,55867

B 3 1,300 53,483 52,693 ** 2,758078 4,125892

K 2 160,449 0,650 0,640 NS 3,150411 4,977432BXK 6 5,626 0,938 0,924 NS 2,254053 3,118674Galat 60 60,900 1,015Total 71 228,274Keterangan: NS = tidak berbeda nyata

** = berbeda sangat nyata

Dari analisis sidik ragam kadar air menunjukkan bahwa perlakuan

jenis kemasan memberikan pengaruh yang berbeda tidak nyata, sedangkan

perlakuan jenis benih memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata.

Interaksi antara jenis benih dan jenis kemasan menunjukkan tidak berbeda

nyata terhadap kadar air. Untuk mengetahui perlakuan jenis benih yang

berbeda sangat nyata, maka dilakukan Uji Beda Nyata Jujur 5%. Hasilnya

dapat dilihat pada Tabel 4.2.1.2

Tabel 4.2.1.2 Hasil Uji Lanjutan Perlakuan Jenis Benih dengan BNJ pada Taraf 5% Terhadap Kadar Air Benih

Perlakuan Jenis Benih Rata-rata Notasi(B) (%)B1 70,92 cB2 59,93 bB3 45,72 aB4 60,32 b

Keterangan: Nilai rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama dinyatakan berbeda tidak nyata pada taraf 5%.

Pada Tabel 4.2.1.2, terlihat bahwa jenis benih pada B1 (Jagung) berbeda nyata

dengan B2 (Kedelai), B3 (K. Tanah) dan B4 (Padi).

Page 11: Penyimpanan kemasan

Pengaruh jenis benih terhadap kadar air diketahui paling tinggi terdapat

pada perlakuan B1 (70,92%), kemudian perlakuan B4 (60,32%) dan perlakuan B2

(59,93%), serta kadar air paling rendah adalah perlakuan B3 (45,72%).

Untuk lebih jelasnya, rata-rata Kadar Air dapat dilihat pada grafik

yang tertera pada Gambar 4.2.1.3

B1K1 B1K2 B1K3 B2K1 B2K2 B2K3 B3K1 B3K2 B3K3 B4K1 B4K2 B4K30

2

4

6

8

10

12

14

11.429 12.005 12.027

9.947 10.172 9.847

7.791 7.539 7.531

10.564 10.2669.333

Untuk mempertahankan kualitas benih salah satunya adalah

dipengaruhi oleh tempat pengemasan. Kegiatan pengemasan bertujuan

untuk mempertahankan kualitas benih selama dalam penyimpanan dan

atau pemasaran, sehingga benih tetap terjamin daya kecambahnya secara

normal. Kemasan plastik merupakan kemasan yang tepat untuk

penyimpanan benih terutama untuk benih-benih yang akan disimpan lama.

Bahan dari kemasan plastik memiliki kekuatan terhadap tekanan, tidak

mudah robek dan kedap udara serta mampu menahan masuknya air ke

dalam kemasan. Dilihat dari rata-rata kadar air benih yang dikemas dengan

menggunakan alumunium foil lebih baik daripada benih dengan

pengemasan menggunakan kertas. Bahan pengemas yang terbuat dari

alumunium foil tidak bersifat porus karena dilapisi bahan plastik di

dalamnya, tetapi kekuatan regangan tidak sebaik dengan bahan pengemas

plastik. Bahan plastik cenderung lebih kuat sedangkan bahan dari

alumunium foil kekuatan terhadap regangannya sedang sehingga sangat

dimungkinkan sekali tempat kemasan mudah rusak dan memungkinkan

adanya pertukaran udara dari luar dan uap air kedalam kemasan sehingga

sedikit demi sedikit kualitas benih menurun.

Page 12: Penyimpanan kemasan

Sedangkan untuk bahan pengemas kertas sangat mudah sekali

robek dan bersifat porus sehingga pertukaran gas-gas dari luar ataupun uap

air dapat dengan mudah terjadi, hal seperti inilah yang mempercepat

proses deteriorasi pada benih. Bahan pengemas dari kertas hanya mampu

untuk jangka penyimpanan yang relatif singkat.

4.2.2 Daya Kecambah

Tujuan pengemasan adalah untuk mempertahankan kualitas benih

selama dalam penyimpanan dan atau pemasaran, sehingga benih tetap

terjamin daya tumbuh dan daya kecambahnya secara normal. Dari hasil

analisis sidik ragam daya kecambah dapat dilihat pada tabel 4.2.2.1

Tabel 4.2.2.1 Hasil ANOVA Daya Kecambah

SK db JK KT F hitung Notasi 5% 1%

Perlakuan 11 34364,444 3124,040 15,010 ** 1,952212 2,55867

B 3 98,111 10738,222 51,593 ** 2,758078 4,125892

K 2 32214,667 49,056 0,236 NS 3,150411 4,977432

BXK 6 2051,667 341,944 1,643 NS 2,254053 3,118674

Galat 60 12488,000 208,133Total 71 46852,444Keterangan: NS = tidak berbeda nyata

** = berbeda sangat nyata

Dari analisis sidik ragam daya kecambah menunjukkan bahwa

perlakuan jenis kemasan memberikan pengaruh yang berbeda tidak nyata,

sedangkan perlakuan jenis benih memberikan pengaruh yang berbeda

sangat nyata. Interaksi antara jenis benih dan jenis kemasan menunjukkan

tidak berbeda nyata terhadap daya kecambah. Untuk mengetahui perlakuan

jenis benih yang berbeda sangat nyata, maka dilakukan Uji Beda Nyata

Jujur 5%. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.2.2.2

Page 13: Penyimpanan kemasan

Tabel 4.2.2.2 Hasil Uji Lanjutan Perlakuan Jenis Benih dengan BNJ pada Taraf 5% Terhadap Daya Kecambah

Perlakuan Jenis Benih Rata-rataNotasi

(B) (%)B1 558,6667 cB2 330 bB3 280 aB4 554 c

Keterangan: Nilai rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama dinyatakan berbeda tidak nyata pada taraf 5%.

Pada Tabel 4.2.2.2, terlihat bahwa jenis benih pada B1 (Jagung)

berbeda nyata dengan B2 (Kedelai), B3 (K. Tanah), tetapi berbeda tidak

nyata pada B4 (Padi). Pengaruh jenis benih terhadap daya kecambah

diketahui paling tinggi terdapat pada perlakuan B1 (558,6667%),

kemudian perlakuan B4 (554%) dan perlakuan B2 (330%), serta daya

kecambah paling rendah adalah perlakuan B3 (280%). Dari hasil tersebut

dapat disimpulkan bahwa daya berkecambah tiap-tiap benih berbeda, sama

dengan kandungan air didalamnya. Penyimpanan benih dengan berbagi

jenis kemasan bertujuan untuk mengetahui kemasan yang cocok

digunakan untuk penyimpanan benih dimana kemasan itu dapat menjaga

kadar air dan viabilitas selama penyimpanan. Dimana pada praktikum kali

ini kami menggunakan aluminium foil, kertas amplop dan plastik. Dari

ketiga metode ini memiliki ketahanan yang berbeda-beda. Bahan kemasan

kertas merupakan bahan yang kedap udara, kertas merupakan struktur

lembaran yang terbuat dari pulp dan bahan lain sebagai bahan tambahan

dengan fungsi tertentu. Bagian terbesar kertas adalah pulp, sedangkan

bahan lain sebagai bahan tambahan hanya sedikit karena digunakan hanya

untuk mendapat sifat tertentu. Kemasan kertas memang tidak sebaik

kemasan plastic dalam mempertahankan kadar air benih, tetapi masih lebih

baik dibanding kemasan kain. Sifat kertas yang mudah basah pada kondisi

lembap diduga sebagai penyebab meningkatnya kadar air benih pada

periode simpan selanjutnya. Dari segi sifat kekedapan udara maupun uap

Page 14: Penyimpanan kemasan

air, aluminum foil lebih baik dibanding plastik, tetapi dari segi kekuatan

dan keelastisan, aluminum foil mudah sobek dan lebih kedap udara dari

kertas. Kemasan yang baik dalah kemasan yang kedap akan udara untuk

menghambat laju respirasi benih.

Untuk lebih jelasnya, rata-rata Daya Kecambah dapat dilihat pada

grafik yang tertera pada Gambar 4.2.2.3

B1K2 B1K3 B2K1 B2K2 B2K3 B3K1 B3K2 B3K3 B4K1 B4K2 B4K30

20

40

60

80

100

120

94.3 94

5642.6

66.350.6 48.6

40.6

90.3 95.3 91.3

4.2.3 Keserempakan Tumbuh

Keserempakan tumbuh merupakan persentase kecambah normal kuat yang

diamati antara first count dan final count. Data hasil analisis sidik ragam

keserempakan tumbuh dapat dilihat pada tabel 4.2.3.1.

Tabel 4.2.3.1 Hasil ANOVA Keserempakan Tumbuh

SK db JK KT F

hitung Notasi 5% 1%

Perlakuan11 20734,833 1884,985 3,729 ** 1,952212 2,55867

B 3 57,333 6403,759 12,669 ** 2,758078 4,125892K 2 19211,278 28,667 0,057 NS 3,150411 4,977432BXK 6 1466,222 244,370 0,483 NS 2,254053 3,118674

Galat60 30328,667 505,478

Total71 51063,500

Keterangan: ns = tidak berbeda nyata ** = berbeda sangat nyataDari analisis sidik ragam daya kecambah menunjukkan bahwa perlakuan

jenis kemasan memberikan pengaruh yang berbeda tidak nyata, sedangkan

perlakuan jenis benih memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata. Interaksi

antara jenis benih dan jenis kemasan menunjukkan tidak berbeda nyata terhadap

Page 15: Penyimpanan kemasan

daya kecambah. Untuk mengetahui perlakuan jenis benih yang berbeda sangat

nyata, maka dilakukan Uji Beda Nyata Jujur 5%. Hasilnya dapat dilihat pada

Tabel 4.2.3.2

Tabel 4.2.3.2 Hasil Uji Lanjutan Perlakuan Jenis Benih dengan BNJ pada Taraf 5% Terhadap Keserempakan Tumbuh

Perlakuan Jenis Benih Rata-rata Notasi(B) (%)B1 400,6667 bB2 184 aB3 187,3333 aB4 358 b

Keterangan: Nilai rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama dinyatakan berbeda tidak nyata pada taraf 5%.

Pada Tabel 4.2.3.2, terlihat bahwa jenis benih pada B1 (Jagung)

berbeda nyata dengan B2 (Kedelai) dan B3 (K. Tanah) tetapi berbeda tidak

nyata pada B4 (Padi). Pengaruh jenis benih terhadap keserempakan

tumbuh diketahui paling tinggi terdapat pada perlakuan B1 (400,6667%),

kemudian perlakuan B4 (358%) dan perlakuan B3 (187,3333%), serta

kadar air paling rendah adalah perlakuan B2 (184%).

Dapat di lihat bahwa pada benih jagung dan padi memiliki daya

kecambah normal kuat paling banyak diantara benih yang lainnya. Untuk

perkecambahan kacang tanah dan kedelai yang uji, hanya sedikit benih

yang berkecambah normal kuat, selebihnya tidak terjadi proses

perkecambahan melainkan hanya terjadi pembengkakkan dan lama

kelamaan terjadi pembusukan. Hal ini kami duga karena terlalu banyaknya

air yang membasahi kertas, dalam perkecambahan air yang merupakan

factor eksternal yang utama yang dibutuhkan dalam keadaan yang cukup,

tetapi karena air yang ada pada kertas sepertinya melebihi kecukupan,

sehingga terlalu lembab yang menyebabkan timbulnya jamur, karena

banyaknya air memungkinkan keadaan biji atau benih yang digulung

dalam kertas yang dibasahi tersebut seperti direndam.

Page 16: Penyimpanan kemasan

Untuk lebih jelasnya, rata-rata Keserempakan Tumbuh dapat

dilihat pada grafik yang tertera pada Gambar 4.2.3.3

B1K1 B1K2 B1K3 B2K1 B2K2 B2K3 B3K1 B3K2 B3K3 B4K1 B4K2 B4K301020304050607080

61.372.6

66.3

39

22.330.6 35

28.6 30

57.664

56.666

4.2.4 Kecepatan Tumbuh

Vigor benih di dalam pertanaman akan tercermin dalam kekuatan

tumbuh benih melalui kecepatan tumbuh benih dan keserempakan tumbuh

benih. Kecepatan tumbuh benih adalah jumlah % kecambah normal/etmal.

Berikut ini merupakan tabel 4.2.4.1 hasil analisis sidik ragam kecepatan

tumbuh.

Tabel 4.2.4.1 Hasil ANOVA Kecepatan Tumbuh

SK db JK KT F hitung Notasi 5% 1%

Perlakuan 11 2426,824 220,620 8,009 ** 1,952212 2,55867B 3 73,676 770,493 27,970 ** 2,758078 4,125892K 2 2311,478 36,838 1,337 NS 3,150411 4,977432BXK 6 41,670 6,945 0,252 NS 2,254053 3,118674Galat 60 1652,855 27,548Total 71 4079,679Keterangan: ns = tidak berbeda nyata

** = berbeda sangat nyata

Dari analisis sidik ragam daya kecambah menunjukkan bahwa

perlakuan jenis kemasan memberikan pengaruh yang berbeda tidak nyata,

sedangkan perlakuan jenis benih memberikan pengaruh yang berbeda

sangat nyata. Interaksi antara jenis benih dan jenis kemasan menunjukkan

Page 17: Penyimpanan kemasan

tidak berbeda nyata terhadap kecepatan tumbuh. Untuk mengetahui

perlakuan jenis benih yang berbeda sangat nyata, maka dilakukan Uji Beda

Nyata Jujur 5%. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.2.4.2

Tabel 4.2.4.2 Hasil Uji Lanjutan Perlakuan Jenis Benih dengan BNJ pada Taraf 5% Terhadap Kecepatan Tumbuh

Perlakuan Jenis Benih Rata-rataNotasi

(B) (%)B1 151,9333 cB2 77,1 aB3 70,46667 aB4 126,4 b

Keterangan: Nilai rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama dinyatakan berbeda tidak nyata pada taraf 5%.

Pada Tabel 4.2.4.2, terlihat bahwa jenis benih pada B1 (Jagung)

berbeda nyata dengan B2 (Kedelai), B3 (K. Tanah) dan B4 (Padi). Tetapi

benih pada B2 (Kedelai) tidak berbeda nyata dengan B3 (Kacang Tanah).

Pengaruh jenis benih terhadap kecepatan tumbuh diketahui paling tinggi

terdapat pada perlakuan B1 (151,9333%), kemudian perlakuan B4

(126,4%) dan perlakuan B2 (77,1%), serta kecepatan tumbuh paling

rendah adalah perlakuan B3 (70,46667%).

Vigor benih bukan merupakan pengukuran sifat tunggal, tetapi

merupakan sejumlah sifat yang menggambarkan beberapa karakteristik

yang berhubungan dengan penampilan suatu lot benih yang antara lain :

a) Kecepatan dan keserempakan daya berkecambah dan pertumbuhan kecambah.

b) Kemampuan munculnya titik tumbuh kecambah pada kondisi lingkungan yang

tidak sesuai untuk pertumbuhan.

c) Kemapuan benih untuk berkecambah setelah mengalami penyimpanan

(Salomao, 2002)

Page 18: Penyimpanan kemasan

Perkecambahan benih merupakan salah satu kriteria yang berkaitan

dengan kualitas benih. Perkecambahan benih juga merupakan salah satu

tanda dari benih yang telah mengalami proses penuaan. Pengertian dari

berkecambah itu sendiri adalah jika dari benih tersebut telah muncul

plumula dan radikula di embrio. Plumula dan radikula yang tumbuh

diharapkan dapat menghasilkan kecambah yang normal, jika faktor

lingkungan mendukung (Kuswanto, 1997).

Daya kecambah benih semakin menurun sejalan dengan

bertambahnya umur benih. Hingga sekarangpun kebanyakan penelitian

tentang perubahan fisiologis dan biokimiawi pada benih, biji berminyak,

dan biji konsumsi mengikutsertakan rencana untuk menentukan persentase

daya kecambahnya sebagai kriteria kemunduran atau perubahan (Sutopo,

1993).

Untuk lebih jelasnya, rata-rata Kecepatan Tumbuh dapat dilihat

pada grafik yang tertera pada Gambar 4.2.4.3

B1K1 B1K2 B1K3 B2K1 B2K2 B2K3 B3K1 B3K2 B3K3 B4K1 B4K2 B4K30

5

10

15

20

25

3026.4 26.45

23.11

15.3111.95 11.28 12.23 12.48

10.51

21.46 21.01 20.71

Page 19: Penyimpanan kemasan

BAB V

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisa kesimpulan yang dapat kami ambil yaitu :

1. Perlakuan kemasan (kertas, plastik dan alumunium foil) tidak memberikan

pengaruh yang nyata terhadap parameter pengamatan yang diamati yaitu kadar

air, daya kecambah, keserempakan tumbuh serta kecepatan tumbuh.

2. Sebaliknya perlakuan benih memberikan pengaruh yang sangat nyata dilihat

dari parameter pengamatan yang di amati.

3. Kadar air benih jagung akan terjaga apabila menggunakan kemasan kertas,

untuk benih kedelai sebaiknya menggunakan alumunium foil, untuk benih

kacang tanah sebaiknya menggunakan alumunium foil, sedangkan untuk benih

padi sebaiknya menggunakan kertas.

4. Benih jagung lebih baik apabila disimpan pada kemasan plastik, karena

persentase viabilitasnya akan tetap terjaga, benih kedelai dalam

penyimpanannya lebih baik apabila disimpan menggunakan alumunium foil,

benih kacang tanah lebih baik apabila disimpan menggunakan kemasan kertas,

sedangkan benih padi lebih baik apabila menggunakan plastik.

5. Dilihat dari vigornya untuk parameter keserempakan tumbuh benih jagung

lebih baik apabila disimpan menggunakan kemasan plastik, kedelai

menggunakan kemasan kertas, kacang tanah menggunakan kemasan kertas dan

padi menggunakn kemasan plastik.

Page 20: Penyimpanan kemasan

6. Untuk parameter kecepatan tumbuh benih jagung lebih baik apabila disimpan

menggunakan plastik, kedelai lebih baik menggunakan kemasan kertas, kacang

tanah menggunakan plastik dan padi menggunakan kertas.

7. Apabila penyimpanan dilakukan untuk jangka pendek dapat menggunakan

kertas atau alumunium foil, tetapi apabila benih akan disimpan untuk jangk

panjang sebaiknya menggunakan kemasan plastik yang lebih resisten terhadap

tekanan dan regangan.

Page 21: Penyimpanan kemasan

DAFTAR PUSTAKA

http://yusufkhoirul.blogspot.com/2012/04/penyimpanan-benih.html

http://nancybastianovic.blogspot.com/2011/11/laporan-kadar-air-dan-penyimpanan-benih.html

http://agrisci.ugm.ac.id/vol11_1/no4_kdlaihtm&knng.pdf

http://terlanjurabu-abu.blogspot.com/2012/06/makalah-vigor-dan-viabilitas-benih.html

http://nixiemeilya.blogspot.com/2013/01/laporan-praktikum-teknologi-benih_6.html

http://findy246.blogspot.com/2013/11/laporan-ilmu-dan-teknologi-benih.html

http://uarizkyarto.blogspot.com/2013/07/pengujian-kadar-air-benih.html