Penyesuaian Diri Remaja (Adzanal Maghribhi).docx

9
PENYESUAIAN DIRI REMAJA Nama : Adzanal Maghribhi Prodi : Kimia Industri Kelas Langka Uraikan pendapat anda tentang gambaran prilaku remaja secara umum terkait dengan kemampuan menyesuaikan diri dan banyaknya kasus kasus negatif yang dialami remaja, solusinya. Perkembangan teknologi memberikan pengaruh signifikan kepada kemampuan menyesuaikan diri para remaja akhir-akhir ini. Mudah dan murahnya akses internet dan adanya sosial media membuat para remaja saat ini lebih suka duduk berjam-jam di depan komputer atau laptop. Sehingga remaja cenderung menjadi pribadi yang tertutup. Keadaan tersebut menjadikan remaja menjadi pribadi yang rapuh dan sulit untuk beradaptasi dengan lingkungan. Bagaimanapun, kecendrungan untuk bergaul membuat remaja sering kali salah langka dalam pergaulannya. Keinginan untuk diterima oleh suatu kelompok/ masyarakat yang tidak diiringi kemampuan penyesuaian diri yang baik, membuat remaja terjerumus ke dalam pergaulan yang salah. Faktor ekonomi, kondisi fisik dan intelegensi juga memberikan pengaruh terhadap kemampuan menyesuaikan diri para remaja. Remaja dari keluarga

description

Tugas Kuliah

Transcript of Penyesuaian Diri Remaja (Adzanal Maghribhi).docx

PENYESUAIAN DIRI REMAJA

Nama : Adzanal Maghribhi

Prodi : Kimia Industri

Kelas Langka

Uraikan pendapat anda tentang gambaran prilaku remaja secara umum terkait

dengan kemampuan menyesuaikan diri dan banyaknya kasus kasus negatif

yang dialami remaja, solusinya.

Perkembangan teknologi memberikan pengaruh signifikan kepada

kemampuan menyesuaikan diri para remaja akhir-akhir ini. Mudah dan

murahnya akses internet dan adanya sosial media membuat para remaja saat ini

lebih suka duduk berjam-jam di depan komputer atau laptop. Sehingga remaja

cenderung menjadi pribadi yang tertutup. Keadaan tersebut menjadikan remaja

menjadi pribadi yang rapuh dan sulit untuk beradaptasi dengan lingkungan.

Bagaimanapun, kecendrungan untuk bergaul membuat remaja sering kali salah

langka dalam pergaulannya. Keinginan untuk diterima oleh suatu kelompok/

masyarakat yang tidak diiringi kemampuan penyesuaian diri yang baik,

membuat remaja terjerumus ke dalam pergaulan yang salah.

Faktor ekonomi, kondisi fisik dan intelegensi juga memberikan

pengaruh terhadap kemampuan menyesuaikan diri para remaja. Remaja dari

keluarga ekonomi yang pas-pasan cenderung menjadi pribadi yang “terasing”

di lingkungannya. Begitupun dengan faktor intelegensi, remaja yang “tidak

cerdas” sering menjadi bahan olokan atau candaan teman-temannya. Keadaan

tersebut membuat remaja semakin tertekan. Hasrat ingin “diketahui/dikenal”

dalam suatu kelompok membuat remaja sering terlibat dalam geng-geng

remaja. Yang sangat disayangkan, geng-geng remaja ini sering membawa

remaja ke arah pergaulan yang salah.

Keluarga dan didikan spiritual memegang peran penting dalam

membentuk pribadi remaja yang mudah beradaptasi serta membentengi dirinya

dari pergaulan yang negatif. Orangtua yang perhatian (tidak berlebihan) serta

keadaan keluarga yang harmonis memberikan kenyamanan bagi remaja. Pola

hubungan orangtua dengan anak dapat mempengaruhi proses penyesuaian diri

remaja. Hubungan dengan saudara yang penuh persahabatan, saling

menghormati, penuh kasih sayang, juga mempunyai kemungkinan yang lebih

besar untuk tercapainya penyesuaian diri yang lebih baik. Begitu pula

sebaliknya, suasana permusuhan, perselisihan, iri hati, kebencian, dan

sebagainya menimbulkan kesulitan dan kegagalan penyesuaian diri.

Sedari dini, remaja dibekali dengan spiritual yang mantap, sehingga

dengan sendirinya remaja menyadari bahwa “apakah ia lakukan ini benar atau

salah”, atau “apa yang dilakukannya ini dapatkah merugikan dirinya sendiri

atau keluarganya”. Agama memberikan suasana psikologis tertentu dalam

mengurangi konflik, frustasi dan ketegangan lainnya. Agama memberi

tuntunan, konsep dan falsafah hidup yang meyakinkan dan benar. Dengan

adanya bekal spiritual, orang akan memperoleh arti hidup, kemana tujuan

hidup, apa yang dicari dalam hidup ini dan bagaimana ia harus berperan dalam

hidup sehingga hidupnya di dunia tidak sia-sia. Semua hal tersebut

mempengaruhi bagaimana anak menempatkan diri dan bergaul dengan

masyarakat sekitarnya.

Kiat-kiat/pendekatan yang digunakan guru dalam menghadapi siswa yang

bermasalah (penyesuaian diri) dan solusinya .

Untuk mendapatkan solusi secara tepat atas permasalahan sosialnya,

guru harus terlebih dahulu melakukan identifikasi dalam upaya mengenali

gejala-gejala secara cermat terhadap fenomena-fenomena yang menunjukkan

kemungkinan adanya permasalahan sosial yang melanda siswa. Diagnosis

dilakukan untuk mengetahui dan menetapkan jenis masalah yang dihadapi

siswa lalu menentukan jenis bimbingan yang akan diberikan. Dalam

melakukan diagnostik masalah sosial siswa perlu ditempuh langkah-langkah

sebagai berikut:

1) Mengenal peserta didik yang mengalami masalah sosial

Dalam mengenali peserta didik yang mengalami masalah sosial, cara yang

paling mudah adalah dengan melaksanakan sosiometri. Sosiometri

merupakan suatu metode untuk mengumpulkan data tentang pola dan

struktur hubungan antara individu-individu dalam suatu kelompok.

Sehingga, akan tergambar siswa yang mengalami masalah sosial.

2) Memahami sifat dan jenis masalah sosial

Langkah kedua dari diagnosis masalah sosial ini mencari dalam hubungan

apa saja peserta didik mengalami masalah sosial. Dalam hal ini guru

pembimbing memperhatikan bagaimana perilaku siswa dalam pergaulan,

baik di sekolah, rumah dan masyarakat.

3) Menetapkan latar belakang masalah sosial

Langkah ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang latar belakang

yang menjadi sebab timbulnya masalah sosial yang dialami siswa. Cara ini

dilakukan dengan mengamati tingkah laku siswa yang bersangkutan,

selanjutnya dilakukan wawancara dengan guru, wali kelas, orangtua dan

pihak-pihak lain yang dapat memberikan informasi yang luas dan jelas.

4) Menetapkan usaha-usaha bantuan

Setelah diketahui sifat dan jenis masalah sosial serta latar belakangnya,

maka langkah selanjutnya ialah menetapkan beberapa kemungkinan

tindakan-tindakan usaha bantuan yang akan diberikan, berdasarkan data

yang diperoleh.

5) Pelaksanaan bantuan

Langkah ini merupakan pelaksanaan dari langkah sebelumnya, yakni

melaksanakan kemungkinan usaha bantuan. Pemberian bantuan

dilaksanakan secara terus menerus dan terarah dengan disertai penilaian

yang tepat sampai pada saat yang diperkirakan. Bantuan untuk

mengentaskan masalah sosial terutama menekankan akan penerimaan

sosial dengan mengurangi hambatan-hambatan yang menjadi latar

belakangnya. Pemberian bantuan ini bisa dilakukan melalui layanan

konseling kelompok yang memanfaatkan dinamikan kelompok.

6) Tindak lanjut

Tujuan langkah ini ialah untuk menilai sejauh manakah tindakan

pemberian bantuan telah mencapai bantuan telah mencapai hasil yang

diharapkan. Tindak lanjut dilakukan secara terus menerus, baik selama,

maupun sesudah pemberian bantuan. Dengan langkah ini dapat diketahui

keberhasilannya.

Sumber: http://alpangeano.wordpress.com/2011/11/03/penanganan-kasus-terhadap-sisawa-yang-mengalami-masalah-sosial/ (diakses tanggal 18 Oktober 2013).

TUGAS TERAKHIR ( Home work)

Sejauhmana perkembangan spiritual-keberagamaan para remaja sekarang?

Jelaskan dengan contoh konkrit dan solusi.

Perkembangan spiritual-keberagaman para remaja akhir-akhir ini sangat

mengkhawatirkan. Banyaknya remaja yang terlibat tawuran, seks bebas,

narkoba, dan permasalahan lainnya memberikan gambaran akan kurangnya

nilai-nilai spiritual-keagamaan pada diri remaja. Kurang pedulinya orangtua

terhadap pendidikan spiritual anak menjadi salah satu penyebab timbulnya

permasalahan tersebut. Untuk itu, hendaknya orangtua berperan aktif dalam

perkembangan spiritual remaja. Dalam keluarga hendaknya ditanamkan nilai-

nilai spiritual, seperti membiasakan anggota keluarga melakukan ibadah harian

yang menjadi kewajiban agama, menanamkan nilai-nilai keimanan, serta

orangtua menjadi contoh pertama dalam hal tersebut. Dengan kokohnya nilai

spiritual pada diri remaja, diharapkan dapat menjadi filter bagi mereka dalam

menghadapi dunia luar/lingkungan. Pengawasan orangtua dalam bidang

informasi terutama internet juga sangat diperlukan. Mudahnya akses ke dunia

pornografi membuat remaja mudah tergiur ke hal-hal yang tidak sepantasnya

untuk mereka.

Uraikan salah satu kasus yang banyak terjadi terkait dengan masalah moral

remaja. Uraikan pendapat anda dan sosusinya. Perdalam analisis anda

dengan menguraikan teori teori terkait.

Di masa modern ini, merokok merupakan suatu pemandangan yang

sangat tidak asing. Kebiasaan merokok dianggap dapat memberikan

kenikmatan bagi si perokok, namun dilain pihak dapat menimbulkan dampak

buruk bagi si perokok sendiri maupun orang-orang disekitarnya. Berbagai

kandungan zat yang terdapat di dalam rokok memberikan dampak negatif bagi

tubuh penghisapnya.

Beberapa motivasi yang melatarbelakangi seseorang merokok adalah

untuk mendapat pengakuan (anticipatory beliefs), untuk menghilangkan

kekecewaan (reliefing beliefs), dan menganggap perbuatannya tersebut tidak

melanggar norma (permissive beliefs/fasilitative) (Joewana, 2004). Hal ini

sejalan dengan kegiatan merokok yang dilakukan oleh remaja yang biasanya

dilakukan didepan orang lain, terutama dilakukan di depan kelompoknya

karena mereka sangat tertarik kepada kelompok sebayanyaatau dengan kata

lain terikat dengan kelompoknya.

Untuk menghindari masalah tersebut, keluarga memegang peranan

penting terutama orangtua. Keteladanan dari orangtua sangat diperlukan karena

sebagian remaja yang merokok disebabkan mereka berasal dari rumah tangga

yang tidak bahagia, dimana orangtua tidak begitu memperhatikan anak-

anaknya dan memberikan hukuman fisik yang keras lebih mudah untuk

menjadi perokok dibanding remaja yang berasal dari lingkungan rumah tangga

yang bahagia (Baer & Corado dalam Atkinson, Pengantar psikologi, 1999:

294).

Orangtua juga hendaknya mengarahkan remaja untuk mempunyai

teman bergaul yang baik. Karena biasanya remaja yang perokok cenderung

bergaul dengan remaja yang perokok juga dan sebaliknya. Diantara remaja

perokok terdapat 87% mempunyai sekurang-kurangnya satu atau lebih sahabat

yang perokok begitu pula dengan remaja non perokok (Al Bachri, 1991).

Memberikan sebuah tanggung jawab juga bisa dilakukan oleh orangtua.

Pemberian tanggung jawab ini hendaknya tidak dengan paksaan maupun

mengada-ada. Si remaja diberi pengertian yang jelas sekaligus diberikan

teladan. Sebab dengan memberikan tanggung jawab dalam rumah akan dapat

mengurangi waktu “keluyuran” tidak karuan dan sekaligus dapat melatih anak

mengetahui tugas dan kewajiban serta tanggung jawab dalam rumah tangga.

Mereka dilatih untuk disiplin serta mampu memecahkan masalah sehari-hari,

mereka dididik mandiri.