PENYELIDIKAN-TANAH Lapangan Dan Laboratorium
-
Upload
tiyabece09 -
Category
Documents
-
view
71 -
download
5
description
Transcript of PENYELIDIKAN-TANAH Lapangan Dan Laboratorium
-
PENYELIDIKAN TANAH
1. PENYELIDIKAN LAPANGAN
1.1. Sondir
1.1.1 Teori
Perlawan konus adalah suatu perlawanan tanah terhadap ujung konus/bikonus yang
dinyatakan dalam gaya persatuan luas. Sedangkan hambatan lekat adalah perlawanan
geser suatu tanah terhadap selimut bikonus dalam gaya per satuan luas.
1.1.2 Maksud dan Tujuan
Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui perlawanan penetrasi konus/bikonus dan
jumlah hambatan lekat suatu tanah.
1.1.3 Langkah Pengerjaan
Pengujian sondir adalah suatu pengujian tanah dengan menggunakan alat yang terdiri
dari batang logam berbentuk silinder (rod) dengan diameter tertentu yang ditancapkan
kedalam tanah menggunakan suatu alat dongkrak, dengan kecepatan antara 30 - 60 cm
per menit, kemudian diukur perlawanan tanahnya. pengujian dilakukan sampai
kedalaman tanah keras atau bacaan manometer 150 kg/cm2.
1.2. Handbor
1.2.1 Teori
Pengujian ini merupakan cara kerja membuat lubang pada tanah dengan alat bor tangan
dengan ukuran tertentu, dan dengan tenaga manusia. Tujuan pengeboran ini adalah
untuk mendapatkan atau mendiskripsikan susunan lapisan tanah. Dari pengeboran ini
dapat dilakukan pengambilan tanah sebagai bahan untuk penelitian tanah selanjutnya di
laboratorium
1.2.2 Maksud dan Tujuan
Tujuan pengeboran ini adalah untuk mendapatkan atau mendiskripsikan susunan
lapisan tanah. Dari pengeboran ini dapat dilakukan pengambilan tanah sebagai
bahanuntuk penelitian tanah selanjutnya di laboratorium.
1.2.3 Langkah Pengerjaan
Tentukan lokasi yang akan dibor,masukkan mata bor iwan auger ke dalam tanah dengan
memutar stang bor hinggabor penuh terisi tanah dan dikumpulkan sebanyak 5kg dan
-
masukkan dalam plastik, sebagai contoh tanah terganggu (disturb).Ganti mata bor
dengan tabung contoh untuk mendapatkan contohtanah tidak terganggu (undisturb),
kemudiandiberi lilin/paraffin.
1.3. Test Pit
1.3.1 Teori
Tanah sebagai lapisan subgrade terdiri dari lapisan struktur dan kekuatan daya dukung
yang berbeda. Untuk mendapatkan informasi yang riil mengenai kondisi struktur tanah
di lapangan perlu dilakukan tes pit.
1.3.2 Maksud dan Tujuan
Menentukan susunan lapisan struktur tanah pada lokasi yang ditentukan.
1.3.3 Langkah Pengerjaan
Bersihkan lokasi tanah yang akan diuji.
Lakukan penggalian dengan ukuran 1,5 x 1,5 dan kedalaman 3 m
Buat dokumentasi pada lapisan tanah dan ambil sampel untuk uji laboratorium.
2. PENYELIDIKAN LABORATORIUM
2.1. Indeks properties
2.1.1. Kadar air tanah
2.1.1.1 Teori
Kadar air tanah () merupakan perbandingan berat air yang terkandung dalam
tanah dengan berat kering tanah, yang dinyatakan dalam persen (%).
2.1.1.2 Maksud dan Tujuan
Menentukan nilai kadar air suatu tanah.
2.1.1.3 Langkah Pengerjaan
o Tanah yang akan diperiksa ditempatkan dalam cawan yang bersih, kering dan
telah diketahui beratnya.
o Cawan dan isinya kemudian ditimbang dan beratnya dicatat.
-
o Tutup cawan kemudian ditimbang/dibuka dan cawan ditempatkan di oven
pengering sampai berat contoh tanah konstan.
o Cawan dan isinya ditutup, kemudian didinginkan dalam desikator
o Setelah dingin, ditimbang dan beratnya dicatat.
2.1.2. Berat isi tanah
2.1.2.1 Teori
Berat isi tanah merupakan perbandingan antara berat tanah basah dengan
volumenya dalam satuan gram/cm3.
2.1.2.2 Maksud dan Tujuan
Menentukan nilai berat isi (berat volume) suatu tanah.
2.1.2.3 Langkah Pengerjaan
o Timbang cincin dalam keadan bersih ( W1 )
o Benda uji disiapkan dengan menekan cincin pada tabung contoh sampai cincin
terisi penuh
o Ratakan kedua permukan dan bersihkan cincin sebelah luar
o Timbang cincin dan contoh dengan ketelitian 0,01 gram ( W2 )
o Hitung volume tanah dengan mengukur ukuran dalam cincin dengan ketelitian
0,01 cm
2.1.3. Berat Jenis
2.1.3.1 Teori
Berat jenis tanah adalah perbandingan antara berat butir butir tanah dengan
berat destilasi air di udara dengan volume yang sama pada temperature 27,5 0
C.
2.1.3.2 Maksud dan Tujuan
Maksud percobaan adalah menentukan berat jenis suatu tanah.
2.1.3.3 Langkah Pengerjaan
1. Timbang piknometer dalam keadan bersih dan kering ( W1 )
2. Isi piknometer dengan air suling dalam suhu ruang, kemudian timbang
beratnya (Wa) dan ukur suhu air tersebut ( ta )
aWxkW ..4
-
Dimana :
W4 = berat piknometer dan air pada suku t.
W1 = berat piknometer dan air pada suhu ta.
Wa = berat piknometer
k = perbandingan kerapatan air pada suhu standar (25oC)
dibanding kerapatan air pada suhu tertentu ( suhu ruang )
2.1.4. Batas batas Atterberg
2.1.4.1 Teori
Batas atterberg terdiri dari batas cair, batas plastis, dan batas susut. Batas cair
adalah kadar air dimana tanah berada dalam batas keadan cair dan plastis.
Batas plastis merupakan kadar air tanah pada kedudukan antara daerah plastis
dan semi padat. Sedangkan batas susut merupakan kadar air pada kedudukan
antara daerah semi padat dan padat, yaitu persentase kadar air dimana
pengurangan kadar air selanjutnya tidak mengakibatkan perubahan volume
tanahnya.
2.1.4.2 Maksud dan Tujuan
Menentukan batas atterberg terdiri dari batas cair, batas plastis, dan batas
susut.
2.1.4.3 Langkah Pengerjaan
Untuk batas cair tanah dicampur dengan air kemudian dimasukkan ke dalam
cawan kemudian ditaruh dicawan dan dilakukan pada pengetukan sampai
ketukan 25 maka dapat ditentukan batas cari tersebut.
Untuk batas plastis tanah dicampur dengan air kemudian dipilin pilin sampai
diameter 3 mm, sampai mengalami retak pada tanah kemudian di tes kadar
airnya.
Untuk batas susut tanah dimasukkan ke dalam cawan kemudian dikeringkan ke
dalam oven kemudian diukur dengan air raksa nilai kesusutannya.
2.1.5. Analisa Saringan
2.1.5.1 Teori
Sifat-sifat tanah sangat bergantung pada ukuran butirannya, dan besarnya
butiran dijadikan dasar untuk pemberian nama dan klasifikasi tanahnya. Analisa
-
ukuran butir merupakan penentuan persentase berat butiran pada suatu unit
saringan, dengan ukuran diameter lubang tertentu.
2.1.5.2 Maksud dan Tujuan
Menentukan pembagian ukuran butir suatu contoh tanah dengan analisa
saringan (analisa ayak).
2.1.5.3 Langkah Pengerjaan
Tanah dimasukkan ke dalam satu set saringan dengan ukuran : 1.5; 1; 3/4;
3/8; N0. 4; No. 8; No.30; No. 50; No.100; dan No. 200.
Kemudian dimasukkan kedalam mesin pengguncang, lalu tiap saringan
ditimbang untuk menentukan prosentase lolos dan tertahannya.
2.1.6. Analisa Hidrometer
2.1.6.1 Teori
Percobaan ini didasarkan pada hubungan antara kecepatan jatuh dari suatu
butirandi dalam suatu larutan, diameter butiran, berat jenis butiran, berat jenis
larutan dankepekaan larutan.
2.1.6.2 Maksud dan Tujuan
Menentukan persentase kadar lumpur dalam tanah (menentukan butiran suatu
contoh tanah ( lanau dan lempung ).
2.1.6.3 Langkah Pengerjaan
Ambil contoh tanah secukupnya, kemudian beratnya ditimbang 50 gram.
Contoh yang sudah ditimbang, direndam selama 24 jam.
Contoh tanah yang sudah direndam, kemudian dicuci dengansaringan no.200,
dibiarkan mengendap.
Contoh tanah yang lolos saringan no.200, kemudian dilakukananalysis
hydrometer.
2.1.7. Uji Proctor
2.1.3.4 Teori
Pengujian ini berguna untuk menentukan hubungan antar kadar air dengan
kepadatan tanah sehingga dapat diketahui kepadatan optimum dari tanah dan
kadar air maksimum.
2.1.3.5 Maksud dan Tujuan
-
Menentukan nilai kepadatan maksimum tanah
Menentukan kadar air optimum tanah
2.1.3.6 Langkah Pengerjaan
Sampel tanah yang telah ditambahkan air kemudian didiamkan selama satu hari
sampai kondisi tanah jenuh.
Tanah yang sudah jenuh kemudian di cetak dalam suatu mold dengan
menggunakan pemadatan proctor yang dijatuhkan dengan tinggi jatuh tertentu.
Sampel yang sudah padat kemudian diuji kadar airnya untuk mengetahui kadar
air optimumnya.
2.2. Engineering properties
2.2.1. Uji Geser Langsung (Direct Shear Test)
2.2.1.1 Teori
Pengujian ini dimaksud untuk menentukan parameter geser tanah dengan jalan
melongsorkan tanah melalui bidang mendatar dipertengahan tingginya. Pengujian ini
dilakukan pada keadaan consolidated drained, yaitu dengan jalan mengkonsolidasikan
tanah terlebih dahulu yang disertai drainase; kemudian digeser dengan gaya horizontal
sampai sampel mencapai kekuatan puncaknya
2.2.1.2 Maksud dan Tujuan
Menentukan besaran nilai sudut geser dalam () dan nilai kohesi tanah C kg/cm2.
2.2.1.3 Langkah Pengerjaan
Masukkan benda uji pada alat geser yang masih terkunci.
Lakukan konsolidasi sampel tanah pada beban normal seperti pengujian konsolidasi
Tentukan nilai t50 untuk menentukan kecepatan penggeseran. Kecepatan penggeseran
dapat ditentukan dengan membagi deformasi geser maksimum dengan 50 t50.
Deformasi maksimum adalah 10% diameter. t50 adalah waktu untuk mencapai 50 %
konsolidasi.
2.2.2. Permeabilitas tanah
2.2.2.1 Teori
-
Permeabilitas tanah adalah kemampuan tanah untuk dilalui air yang dinyatakan
dengan suatu koefisien ( k )
Perhitungan percobaan dengan muka air berubah (falling head)
Dimana :
a = luas penampang pipa vertikal = 0,2393 cm2
L = panjangcontohtanahdalampermeameter
t0 = waktu ketika air mencapai ketinggian h0
t1 = waktu ketika air mencspsi ketinggisn h1
h0 dan h1 = ketinggian yang telah ditetapkan
A = 5,24 cm2
2.2.2.2 Maksud dan Tujuan
Menentukan besarnya nilai rembesan K yang melalui suatu lapisan tanah
tertentu.
2.2.2.3 Langkah Pengerjaan
Suatu sample tanah akan dengan bagian atas dan bagian bawah terdapat katup
yang akan dilalui air kemudian, katup dibuka supaya air dapat mengalir melalui
sample tanah, kemudian catat waktu yang dibutuhkan sehingga koefisien
rembesan dapat ditentukan.
2.2.3. Konsolidasi
2.2.3.1 Teori
pemampatan suatu jenis tanah, yaitu sifat-sifat perubahan isi dan proses
keluarnya air dari dalam tanah yang diakibatkan oleh adanya perubahan
tekanan vertikal pada tanah tersebut.
2.2.3.2 Maksud dan Tujuan
Menentukan nilai derajat konsolidasi 90% dan 50%
1
0
01
log.
3,2h
hx
ttA
LaK
-
Menentukan nilai koefisien konsolidasi (cv) cm2
2.2.3.3 Langkah Pengerjaan
Pasang beban tekan pada benda uji sebesar 0,25 ; 0,50 ; 2,0 ; 4,0 dan 8,0 kg/cm2
Baca dial pada 9,6; 21,6; 38,4; 1 ; 2; ; 4 ; 9; 16 ; 25 ; 36 ; 49 ; dan
24 jam
Kemudian lepaskan beban beban diatas secara bertahap, catat perubahan
benda uji pada saat pemberian beban dan pelepasan beban.
2.2.4. Triaxial
2.2.4.1 Teori
Nilai kohesi (C) dan sudut geser tanah ( ), merupakan parameter kuat geser
tanah yang diperlukan untuk analisis daya dukung tanah.
2.2.4.2 Maksud dan Tujuan
Menentukan nilai kohesi (C) dan sudut geser tanah ( ), merupakan parameter
kuat geser tanah yang diperlukan untuk analisis daya dukung tanah
2.2.4.3 Langkah Pengerjaan
Ada 3 macam percobaan triaxial, yakni;
U.U. ( Unconsolidated Undrained ) test cepat
C.U. ( Consolidated Undrained )
C.D. ( Consolidated Drained ).
2.2.5. CBR Laboratorium
2.2.5.1 Teori
CBR adalah perbandingan antara beban penetrasi suatu lapisan tanah atau
perkerasan terhadap lahan standar dengan kedalaman dan kecepatan penetrasi
yang sama.
2.2.5.2 Maksud dan Tujuan
Menentukan nilai CBR sebagai daya dukung tanah dengan kepadatan
maksimum.
2.2.5.3 Langkah Pengerjaan
Pasang beban di atas permukaan tanah
-
Pasang piston penetrasi pada alat penekan
Bebani dengan kecepatan 1,3 mm/menit.
Catat beban setiap penetrasi mencapai : 0,64; 1,27; 1,91; 2,54; 5,08 dan 7,62
mm.
3. REKAPITULASI
Jenis Test Parameter Test Satuan
Kadar Air W %
Berat Jenis Gs gr/cm3
Atterberg Limit
Liquid Limit (LL) %
Plastic Limit (PL) %
Plastisitas Indeks (PI) %
Analisa Saringan
Kerikil (Gravel) %
Pasir (Sand) %
Lanau (Silt) %
Direct Shear Cohesi ( C ) kg/cm
2
Sudut Geser ( )
Konsolidasi Angka Pori ( e ) -
Koefisien Pemampatan ( Cv ) (cm2/det)
Proctor Kepadatan Gr/cm
3
Kadar Air %
Sondir qc Kg/cm
2
JHP Kg/cm2
Kuat Tekan Bebas Kuat Tekan ( qu ) kg/cm2
HandBor/Tes Pit Stratum Tanah -
Permeabilitas K (koefisien permeabilitas) Cm/det
CBR Nilai CBR %
Triaxial Sudut Gesek Dalam ()
Cohesi ( C ) kg/cm2
Properties Tanah
Berat Isi Basah () gr/cm3
Berat Isi Kering (d) gr/cm3
Porositas (n) %
Derajat Kejenuhan (S) %
-
4. KLASIFIKASI TANAH BERDASARKAN HASIL PENGUJIAN TANAH
PARAMETER LOKASI
Teluk Bogam Bumi Perkemahan Mendawai
Nilai CBR
Lapangan 6 15 % 10 25 % 3 5 %
Klasifikasi
Umum
tanah berbutir halus yang
terdiri dari lanau dan
lempung
tanah berbutir kasar yang
terdiri dari pasir dan tanah
berpasir
tanah merupakan tanah
berbutir halus
Simbol ML /CL SP CH/OH
Jenis Tanah
ML adalah lanau
inorganic, pasir sangat
halus, pasir halus
berlanau atau
berlempung atau lanau
berlempung dengan
plastisitas rendah.
CL adalah lempung
inorganic yang
mempunyai plastisitas
lebih rendah dari rata
rata, lempung berpasir
atau lempung berlanau
SP tanah pasir dengan
ukuran butiran yang
buruk atau pasir yang
terdiri dari pecahan kerikil
CH adalah lempung
inorganik berplastisitas
tinggi
OH adalah lempung
organik yang
berplastisitas melebihi
rata rata
Sifat Drainase Baik Baik Buruk
Berat Volume
Kering
1,60 2,00 t/m3
1,60 1,92 t/m
3 1,28 1,76 t/m
3
Kompresibilitas
dan
Pengembangan
kecil sampai sedang Tidak ada Tinggi