PENYELIDIKAN PENDAHULUAN BATANGTIUpsdg.geologi.esdm.go.id/kolokium 2008/ENERGI FOSIL...Satuan batuan...
Transcript of PENYELIDIKAN PENDAHULUAN BATANGTIUpsdg.geologi.esdm.go.id/kolokium 2008/ENERGI FOSIL...Satuan batuan...
PENYELIDIKAN PENDAHULUAN
BITUMEN PADAT DAERAH BATANG TIU
KABUPATEN KUANTAN SINGINGI,PROVINSI RIAU
Untung Triono dan Robert L Tobing
Kelompok Kerja Energi Fosil
Pusat Sumber Daya Geologi
ABSTRACT
Daerah penyelidikan merupakan bagian dari wilayah Kecamatan Kuantan Mudik, Kabupaten
Kuantan Singingi,Provinsi Riau, secara geografis terletak dalam koordinat 101º 30' 00" - 101º 45'
00" BT dan 0º 45' 00" - 1º 00' 00"LS.
Daerah penyelidikan merupakan bagian dari cekungan Sumatera Selatan dan Sumatera Tengah,
tersusun oleh batuan Tersier dan Kuarter, batuan Tersier terdiri atas anggota bawah Formasi
Kuantan, anggota Batugamping Formasi Kuantan, anggota Filit dan Serpih Formasi Kuantan,
Anggota atas Formasi Telisa, Anggota bawah Formasi Palembang, Anggota Tengah Formasi
Palembang,Anggota Atas Formasi Palembang, satuan paling muda adalah Endapan Aluvial
berumur Kuarter yang merupakan endapan permukaan.
Dari penyelidikan lapangan endapan serpih bitumen dijumpai pada anggota Atas formasi Telisa
yang berumur Miosen Atas-Tengah, ketebalan lapisan 0,5-5m, arah jurus rata-rata Barat Laut -
Tenggara mengikuti struktur perlapisan dan kemiringan antara10º- 15º.
Morfologi daerah penyelidikan dibagi atas dua satuan ,antara lain Satuan Morfologi Perbukitan
bergelombang dan Satuan Morfologi Dataran.
Satuan batuan pada Formasi pembawa bitumen padat berupa, lapisan batu gamping berlapis,
serpih putih abu-abu, kearah timur menipis berubah jadi lapisan lempung abu-abu dan batupasir
glaukonitan berwarna coklat kehijauan, ketebalan 0,5m.
Dari analisa Retorting yang di lakukan terhadap beberapa conto menunjukkan tidak adanya
kandungan minyak sedangkan dari analisa Petrografi diketahui bahwa tidak dijumpai adanya
material organik pembentuk minyak dalam conto batuan yang dianalisa, sehingga disimpulkan
bahwa di daerah penyelidikan tidak memungkinkan terbentuk endapan bitumen padat.
Latar Belakang
Sesuai dengan Tugas Pokok dan Fungsi
dari Pusat Sumberdaya Geologi,Badan
Geologi, Departemen Energi dan
Sumberdaya Mineral, dimana salah
satunya adalah mengadakan
Inventarisasi terhadap energi fosil yang
terdapat pada cekungan-cekungan
geologi yang tersebar di berbagai tempat
di seluruh Indonesia, untuk daerah
Batang Tiu, Kabupaten Kuantan
Singingi ini adalah Bitumen Padat,
dimana kemungkinan besar bisa
didapati, hal ini terkait dengan kebijakan
pemerintah dalam penganeka ragaman
bahan bakar, mengingat bahwa bahan
bakar minyak bumi semakin tipis
cadangannya, sehingga perlu diadakan
penyelidikan energi fosil lainnya untuk
dijadikan energi alternatif.
Maksud dan Tujuan
Maksud dari penyelidikan Bitumen
padat ini adalah untuk mengetahui
sejauh mana keberadaan endapan
Bitumen Padat yang terdapat di daerah
Batang Tiu,Kabupaten Kuantan
Singingi, meliputi aspek geologisnya
seperti, lokasi keterdapatannya ,Formasi
yang mengandung bitumenpadat, arah
jurus dan kemiringan,ketebalan dan
penyebarannya, sedangkan tujuannya
adalah untuk mengetahui seberapa besar
sumberdayanya, serta prospek
pengembangannya pada masa yang akan
datang.
Lokasi Daerah Penyelidikan
Daerah penyelidikan direncanakan di
daerah Batang Tiu dan Sekitarnya,
Kabupaten Kuantan Singingi, Provinsi
Riau, secara geografis tercakup dalam
suatu wilayah didalam koordinat 101°
30' 00" – 101° 45' 00" BT dan 0° 45'
00" – 1° 00' 00" LS.
Untuk mencapai lokasi daerah ini
maka ditempuh dengan rute Bandung –
Jakarta- Pekan Baru- Taluk Kuantan-
lokasi inventarisasi.(Gb.1)
Keadaan Lingkungan
Daerah penyelidikan sebagian besar
merupakan wilayah Kecamatan Kuantan
Mudik, Kabupaten Kuantan Singingi,
Provinsi Riau, dimana hampir sebagian
besar wilayah ini merupakan area
perkebunan kelapa sawit yang dikelola
oleh perusahaan, serta perkebunan karet
yang merupakan lahan perkebunan milik
rakyat, serta beberapa konsesi
pertambangan batubara yang aktif
berproduksi.
Dari wilayah ini dapat dicapai beberapa
provinsi, seperti Provinsi Sumatera
Barat, dan Provinsi Jambi, karena
merupakan daerah perbatasan,
pendidikan didaerah ini sudah maju,
didapati sarana pendidikan dari tingkat
paling rendah sampai perguruan tinggi,
demikian juga dengan tingkat kehidupan
masyarakatnya sudah terbilang maju,
tingkat kesehatan juga maju, dimana
dijumpai Puskesmas di tiap kecamatan,
serta adanya bidan desa di tingkat desa.
Mata pencarian penduduk sebagian besar
adalah petani karet, sawit, sebagian lagi
pedagang serta pegawai negeri dan
swasta di perkebunan dan pertambangan.
GEOLOGI UMUM
Stratigrafi
Daerah penyelidikan secara geologi
merupakan bagian dari cekungan
sumatera selatan dan sumatera tengah
(De Coster,1974, Suwarna, dkk,1987),
melakukan pemetaan geologi regional,
De Coster membahas secara khusus
kondisi kedua cekungan ini secara
mendalam, kedua cekungan tersebut
merupakan suatu cekungan yang besar,
namun pada perioda tertentu terjadi
pemisahan, jalur pemisah tersebut
disepakati melalui pegunungan Bukit
Tiga Puluh, Pegunungan Bukit Duabelas
dan Bukit Limau, pengendapan sedimen
pada kedua cekungan tersebut
berlangsung secara terputus-putus mulai
awal Tersier hingga Pliosen.
Silitonga, dkk, (1995), menyatakan
bahwa batuan tertua yang tersingkap
didaerah penyelidikan adalah batuan
metamorf yang merupakan batuan pra
Tersier dan berumur dari Perm-Karbon,
masing-masing formasi tersebut dari tua
kemuda adalah sebagai berikut :
Anggota bawah Formasi Kuantan.
Litologi penyusun formasi ini adalah,
kuarsit, batupasir kuarsa sisipan
filit,batusabak,serpih,batuan gunung
api,tuf klorit, konglomerat dan rijang.
Anggota batugamping Formasi
Kuantan.
Litologi penyusun formasi ini antara
lain, batugamping, batusabak, filit,
serpih terkersikkan dan kuarsit.
Anggota Filit dan Serpih Formasi
Kuantan.
Litologi penyusun formasi ini adalah,
serpih dan filit, sisipan batusabak,
kuarsit, batulanau, rijang dan aliran lava.
Hubungan ketiga formasi ini saling
menjemari.
Diatas kelompok batuan metamorf ini
diendapkan secara tidak selaras
kelompok batuan sedimen, dimana
formasi formasinya adalah sebagai
berikut :
Anggota bawah Formasi Telisa.
Litologi penyusun formasi ini adalah
napal lempungan, batupasir lignit, tuf,
breksi andesit dan batupasir glaukonitan,
umur formasi ini Miosen Bawah.
Anggota atas Formasi Telisa.
Litologi penyusun formasi ini antara
lain, serpih dan batugamping napalan
dengan sisipan tipis tufa andesit, umur
formasi ini Miosen Atas.
Anggota Bawah Formasi Palembang.
Litologi penyusun formasi ini antara
lain, batulempung dengan sisipan
batupasir, dan batupasir glaukonitan,
umur formasi ini Mio-Pliosen.
Anggota Tengah Formasi Palembang.
Litologi penyusun formasi ini antara
lain, batupasir, lempung pasiran, sisipan
lignit, tuf, umur formasi ini Pliosen.
Anggota Atas Formasi Palembang.
Litologi penyusun formasi ini adalah, tuf
asam berbatuapung, batupasir tufaan,
bentonit sisipan lignit dan kayu
terkersikkan, umur formasi ini Plistosen.
Alluvium
Merupakan satuan batuan termuda,
berumur Holosen, tersusun oleh litologi,
lempung, pasir, kerikil dan bongkah
batuan beku kwarsit.
Struktur Geologi
Struktur geologi yang dijumpai di
daerah inventarisasi adalah struktur
lipatan, berupa Sinklin dan
Antiklindengan arah berkisar dari
Baratlaut-Tenggara, struktur patahan
geser dengan arah relatif tegak lurus
sumbu lipatan yakni baratdaya -
timurlaut.
Indikasi BitumenPadat
Indikasi bitumen padat didaerah
inventarisai di tunjukkan oleh anggota
atas dan anggota bawah formasi
Telisa yang berumur Miosen, dimana
formasi ini penyebarannya memanjang
secara lateral dari arah Tenggara – Barat
Laut pada peta geologi lembar Solok,
formasi ini menerus sampai lembar
Pakanbaru, dimana penyebarannya
membentuk suatu homoklin dari suatu
sayap lipatan.
Penyelidikan Lapangan
Pemetaan geologi permukaan. dimana
dilakukan pemetaan geologi yang di
intensifkan pada formasi pembawa
bitumen padat.
Dari hasil pengamatan lapangan
diketahui bahwa daerah yang
mempunyai kemungkinan mengandung
endapan bitumen padat adalah anggota
atas formasi Telisa dengan litologi
penyusun berupa serpih dan
batugamping napalan,sisipan tipis tufa
andesit, yang berumur Miosen atas.
Singkapan yang dijumpai antara lain :
BT.01. Singkapan batugamping napalan
yang tersingkap di desa Cengar dengan
kedudukan N 195° E/40°, dengan sisipan
serpih, putih abu-abu, keras, berlapis,
tebal sisipan 1,5m.
BT.02. Serpih abu-abu keputihan dengan
ketebalan 5m tersingkap di desa cengar,
dengan kedudukan , N 330° E/11°,
bagian atas dibatasi oleh soil warna
merah kecoklatan, sedangkan bagian
bawah batasnya tidak jelas.
BT.03, Singkapan lempung karbonan
yang tersingkap didinding sungai,
kedudukan, N 292° E/7°,
BT.04.Singkapan yang tersingkap di
sungai Rumo, kedudukan N 245° E/6°,
batulempung pasiran, keras, berlapis,
ketebalan 0,5m diapit oleh batulempung,
abu-abu-coklat kekuningan.
BT.05.Lokasi pinggir sungai Lubuk
Ramo, serpih, putih abu-abu, kedudukan
N 300° E/10°, bagian atas diapit oleh
soil, coklat kemerahan, bergradasi jadi
serpih, sedangkan bagian bawah tidak
terekspose karena tertutup air.
BT.06.Singkapan serpih didalam
perkebunan kelapa sawit, serpih putih
abu-abu, berlapis, N 310° E/10°,
ketebalan tidak bisa diukur,menyisip
dalam lapisan lempung abu-abu pada
suatu longsoran
BT.07.Singkapan serpih, putih abu-abu,
kedudukan N 315° E/9°, tidak bisa
diukur, tersingkap ditebing jalan
perkebunan kelapa sawit.
BT.08.Singkapan serpih abu-abu,diapit
pada bagian atas oleh laterit soil,
sedangkan pada bagian bawah oleh
batulempung abu-abu, N 340° E/11°.
BT.09.Singkapan batulempung di tebing
sungai bukit panjang, mengapit serpih
abu-abu , tebal 0,5m, N 355° E/12°,
BT.10.Singkapan batupasir glaukonitan,
hijau, sedang-kasar, tersingkap ditebing
sungai N 315° E/10°,
BT.11.Singkapan batuan beku andesit di
sungai di daerah pangkalan, dijumpai
adanya urat-urat kuarsa.
BT.12.Batu lempung pasiran.
BT.14.Singkapan batulempung, sisipan
serpih,kedudukan N 5 E/19, serpih ,putih
abu-abu,masive,berlapis,ketebalan 0,5
m,diapit pada bagian atas oleh
batulempung,abu-abu keputihan.
BT.15.Singkapan serpih,abu-abu,
BT.17.Singkapan serpih abu-abu,
berlapis, ketebalan dan kedudukan tidak
diketahui
BT.18.Singkapan serpih abu-abu,
kedudukan N295E/5, tebal >1,7m, batas
atas diapit oleh batulempung, putih abu-
abu, batas bawah tidak diketahui.
BT.19.Singkapan serpih, abu-abu,
tersingkap di sungai kunyit
BT.25.Singkapan serpih yang diambil
dari sumur penduduk pada kedalaman
7m, ketebalan lapisan serpih > 1m.
Analisa Laboratorium
Analisa Retorting
Analisa ini dilakukan untuk mengetahui
kandungan hidrokarbon yang terdapat
pada Bitumen Padat, dimana setelah
digerus conto dipanaskan pada suhu
tertentu, dari analisa ini dapat diketahui
ada tidaknya kandungan minyak dalam
suatu conto yang dianalisa, untuk
keperluan ini telah dianalisa sebanyak 7
buah conto,masing-masingnya adalah
conto BT.01,BT,03A,BT.04,BT.17,
BT.18, BT.25, dimana hasil analisa
menunjukkan bahwa untuk conto BT.01
kandungan minyak 0 l/ton, kandungan
air 60 l/ton, specific gravity batuan 2,54,
BT.03A kandungan minyak 0 l/ton,
kandungan air 90 l/ton, specific gravity
batuan 1,81, BT.04 kandungan minyak 0
l/ton, kandungan air 110 l/ton, specific
gravity batuan 1,77, BT.14 kandungan
minyak 0 l/ton, kandungan air 80 l/ton,
specific gravity batuan 1,24, BT.17
kandungan minyak 0 l/ton, kandungan
air 60 l/ton, specific gravity batuan 1,75,
BT.18 kandungan minyak 0 l/ton,
kandungan air 60 l/ton, specific gravity
batuan 1,18, BT.25 kandungan minyak 0
l/ton, kandungan air 70 l/ton, specific
gravity batuan 1,95.
3.2.2..Analisa Petrografi.
Analisa petrografi dimaksudkan untuk
mengetahui komposisi maceral dan
kandungan organic yang dijumpai dalam
bitumen padat, setelah conto disayat
pada ketebalan tertentu, selanjutnya
diamati dibawah mikroskop polarisator
untuk di identifikasi apa saja
kandungannya baik material organic dan
non organic, dari pengamatan petrografi
ini dikelompokkan termasuk jenis apa
bitumen padat yang dijumpai.
Conto yang sama yang dilakukan pada
analisa Retorting dianalisa secara
Petrografi, didapatkan hasil sebagai
berikut, conto BT,01, Fluorecent liptinit
‘absent’,batulanau >batupasir,DOM
‘Absent’,vitrinit,inertinit dan leptinit
‘absent’,oksida besi ‘sparce’,pirit’rare’.
BT,03A.Fluorecent liptinit
‘absent’,Karbonat,DOM
‘rare’,vitrinit’rare’,inertinit dan leptinit
‘absent’,fragmen fosil ‘abundan’oksida
besi ‘sparce’, pirit’sparse’,BT.04.Rv
mean 0,31% dengan kisaran antara 0,27-
0,35 %, Fluorecent liptinit
‘absent’,batulempung ,DOM
‘rare’,vitrinit’rare’inertinit dan leptinit
‘absent’,oksida besi ‘sparce’.BT,14
Fluorecent liptinit ‘absent’,batulempung
karbonatan,DOM
‘Absent’,vitrinit,inertinit dan leptinit
‘absent’,oksida besi ‘major ,
pirit’rare’.BT.17 Fluorecent liptinit
‘absent’,batulempung karbonatan,DOM
‘Absent’,vitrinit,inertinit dan leptinit
‘absent’,oksida besi ‘abundan’, pirit
‘rare’.BT.18 Fluorecent liptinit
‘absent’,batulempung,DOM
‘Absent’,vitrinit,inertinit dan leptinit
‘absent’,oksida besi ‘sparce’
pirit’rare’,BT.22.Fluorecent liptinit
‘absent’,batulempung,DOM
‘Absent’,vitrinit,inertinit dan leptinit
‘absent’,oksida besi ‘common ‘,pirit’rare
’
Fragmen fosil ‘abundan’,BT.25.
Fluorecent liptinit
‘absent’,batulempung,DOM
‘rare’,vitrinit,’rare’inertinit dan leptinit
‘absent’,oksida besi
‘sparce’,pirit’abundan’,oksida besi
‘sparse’.
Geologi Daerah Penyelidikan
Morfologi
Dari pengamatan lapangan terlihat
bahwa satuan morfologi daerah
penyelidikan merupakan satuan
morfologi Perbukitan bergelombang dan
satuan morfologi Dataran, dimana satuan
morfologi Perbukitan bergelombang
merupakan daerah yang dominan
menempati wilayah ini, sedangkan
satuan morfologi Dataran menempati
daerah sekitar aliran sungai saja.
Stratigrafi
Stratigrafi satuan batuan yang menyusun
daerah penyelidikan, diutamakan pada
daerah yang mengandung endapan
bitumen padat, adalah sebagai berikut,
batugamping berlapis, kuning
kecokalatan,dengan sisipan serpih,keras,
diatasnya diendapkan serpih abu-abu,
dengan ketebalan 5m , dimana lapisan
ini semakin ketimur berubah menjadi
sisipan tipis dalam lapisan
batulempung,serta batu pasir glaukonit,
coklat kehijauan, ketebalan 1,5m
Struktur Geologi
Struktur geologi yang berkembang
didaerah penyelidikan adalah struktur
perlipatan berupa Sinklin dan Antiklin
yang berarah Barat Laut –Tenggara .
Potensi Bitumen Padat.
Dari analisa retorting dan petrografi
diketahui bahwa pada wilayah
penyelidikan tidak memungkinkan
terjadinya endapan bitumen padat
Daftar Pustaka
- Syufra Ilyas, 1990, Laporan Survey
Tinjau Sumberdaya Batubara Daerah
Kuantan Mudik, Kabupaten Indragiri
Hulu, Propinsi Riau.
- P.H.Silitonga,dkk, 1995, Peta Geologi
Lembar Solok, Sumatera, Puslitbang
Geologi, Bandung.
-AmarullahD.,2001,Penyelidikan
pendahuluan Bitumen Padat di daerah
TangkoKabupatenKuantanSingingi,Prov
Riau,DIM,Laporan
- Aridinarna T., 2004, Inventarisasi dan
Evaluasi Endapan Bitumen Padat
Kab.Kuantan Singingi dan Kab Kampar
Provinsi Riau, DIM, Laporan
- Amarullah D, dkk,2006, Inventarisasi
Bitumen Padat dengan Out Crop
Drilling Daerah Muara Selaya, Prov
Riau,PMG,Laporan.
-
Tobing,S.M.,2006.InventarisasiKandung
anMinyakDalamBitumenPadat
DaerahPadangLawas,KabupatenDharma
sRaya,ProvinsiSumatera
Barat,PMG,Laporan
ZAMAN
KALA
FORMASI
LITOLOGI
HOLOSEN Lempung,pasir,kerikil,bongkah batuan beku,kuarsit
KUARTER
PLISTOSEN
Tuf asam berbatu apung,batupasir tufaan,bentonit sisipan lignit,kayu terkersikkan
ATAS
ALUVIUM
ANGGOTA ATAS FORMASI
PALEMBANG
ANGGOTA TENGAH FORMASI
PALEMBANG
Batupasir,lempung
pasiran sisipan lignit,tuf
PLIOSEN
BAWAH ANGGOTA BAWAH
FORMASI PALEMBANG
Batulempung dg sisipan batupasir,batupasir glauconitan
ATAS
NEOGEN
TENGAH ANGGOTA
ATAS FORMASI
TELISA
Serpih dan batugamping napalan,sisipan tipis tufa andesit
MIOSEN BAWAH ANGGOTA
BAWAH FORMASI
TELISA
Napallempungan, ,batupasir lignit,tuf,breksi andesit dan batupasir glaukonitan.
OLIGOSEN EOSEN
T E R S I E R
PALEOGEN
PALEOSEN
ATAS PERM BAWAH
Anggota Filit dan Serpih
Formasi Kuantan
Serpih dan filit,sisipan batusabak,kuarsit, batulanau,rijang dan aliran lava
ATAS
TENGAH
P R A
T E R S I E R
KARBON
BAWAH
Anggota Bawah
Formasi Kuantan
Kuarsit dan batupasir kuarsa sisipan filit,batusabak,serpih,batuan gn api,tuf klorit,konglomerat dan rijang
Tabel.1.Kolom Stratigrafi daerah Penyelidikan