Penyelesaian Sengketa Dalam Hukum Internasional

7
PENYELESAIAN SENGKETA DALAM HUKUM INTERNASIONAL Sengketa internasionala dapat dikatakann sebagai suatu konflik, dan dalam penyelesaiannya memiliki beberapa jalur, naik itu jalur damai maupun jalur kekerasan. Namun dalam menghadapp sengketa antar negara, biasanya negara-negara tersebut sebisa mungkin lebih memilih untuk menyelesaikannya melalui jalur damai. A. Pengertian Sengketa Internasional Setiap sengketa adalah konflik, tetapi tidak semua konlik dapat dikategorikan sebagai sengketa (dispute). Sengketa internasional adalah sengketa yang bukan secara eksklusif merupakan urusan dalam negeri suatu negara. Sengketa internasional juga tidak hanya eksklusif menyangkut hubungan antarnegara saja mengingat subjek-subjek hukum internasional saat ini sudah mengalami perluasan sedemikian rupa melibatkan banyak aktor non negara. Permasalahan yang disengketakan dalam suatu sengekta internasional dapat menyangkut banyak hal. Menyangkut substansi sengketa itu, beberapa pakar mencoba untuk memisahkan antara sengketa hukum (legal dispute) dengan sengketa politik (political dispute). Friedmann misalnya mengemukakan bahwa karakteristik sengketa hukum adalah sebagai berikut: 1. Mampu diselesaikan oleh penerapan prinsip- prinsip tertentu danaturan-aturan hukum internasional. 2. Pengaruh kepentingan vital negara seperti integritas teritorial. 3. Pelaksanaan hukum internasional yang ada cukup untukmeningkatkan keputusan keadilan dan dukungan untuk hubunganinternasional yang progresif. 4. Sengketa terkait dengan hak hukum dengan klaim untuk mengubah aturan yang ada. Selanjutnya pasal 36 ayat (2) Statuta mahkamah menegaskan bahwa sengketa hukum yang dapat dibawa ke Mahkamah menyangkut hal-hal sebagai berikut: 1. Interpretasi perjanjian. 2. Persoalan mengenai hukum internasional.

description

text

Transcript of Penyelesaian Sengketa Dalam Hukum Internasional

Page 1: Penyelesaian Sengketa Dalam Hukum Internasional

PENYELESAIAN SENGKETA DALAM HUKUM INTERNASIONAL

Sengketa internasionala dapat dikatakann sebagai suatu konflik, dan dalam penyelesaiannya memiliki beberapa jalur, naik itu jalur damai maupun jalur kekerasan. Namun dalam menghadapp sengketa antar negara, biasanya negara-negara tersebut sebisa mungkin lebih memilih untuk menyelesaikannya melalui jalur damai.A. Pengertian Sengketa Internasional

Setiap sengketa adalah konflik, tetapi tidak semua konlik dapat dikategorikan sebagai sengketa (dispute). Sengketa internasional adalah sengketa yang bukan secara eksklusif merupakan urusan dalam negeri suatu negara. Sengketa internasional juga tidak hanya eksklusif menyangkut hubungan antarnegara saja mengingat subjek-subjek hukum internasional saat ini sudah mengalami perluasan sedemikian rupa melibatkan banyak aktor non negara. Permasalahan yang disengketakan dalam suatu sengekta internasional dapat menyangkut banyak hal. Menyangkut substansi sengketa itu, beberapa pakar mencoba untuk memisahkan antara sengketa hukum (legal dispute) dengan sengketa politik (political dispute). Friedmann misalnya mengemukakan bahwa karakteristik sengketa hukum adalah sebagai berikut:

1.      Mampu diselesaikan oleh penerapan prinsip-prinsip tertentu danaturan-aturan hukum internasional.

2.      Pengaruh kepentingan vital negara seperti integritas teritorial.3.      Pelaksanaan hukum internasional yang ada cukup untukmeningkatkan keputusan keadilan

dan dukungan untuk hubunganinternasional yang progresif.4.      Sengketa terkait dengan hak hukum dengan klaim untuk mengubah aturan yang ada.

Selanjutnya pasal 36 ayat (2) Statuta mahkamah menegaskan bahwa sengketa hukum yang dapat dibawa ke Mahkamah menyangkut hal-hal sebagai berikut:

1.      Interpretasi perjanjian.2.      Persoalan mengenai hukum internasional.3.      Adanya fakta apapun yang jika didirikan akan

merupakanpelanggaran kewajiban internasional.4.      Sifat atau tingkat perbaikan yang akan dibuat untuk pelanggarankewajiban internasional.

B. Cara-cara Penyelesaian Sengketa dalam Hukum Internasional

1.      Secara Damaia.       Jalur Politik-         Negosiasi

Pada umumnya negosiasi merupakan cara yang pertama kali dan paling banyak digunakan pihak-pihak bersengketa dalam penyelesaian sengketa internasional mereka. Dapat dilakukan secara bilateral maupun multilateral, formal maupun informal dan tidak ada kewajiban untuk memilih prosedur ini dulu baru bisa menggunakan cara-cara lain.

-         Jasa Baik (Good Offices)Keterlibatan pihak ketiga dalam good offices tidak lebih dari mengupayakan

pertemuan pihak-pihak bersengkata untuk berunding, tanpa terlibat dalam perundingan itu sendiri. Pihak ketiga ini sering juga disebut saluran tambahan komunikasi.

-         Mediasi

Page 2: Penyelesaian Sengketa Dalam Hukum Internasional

Apabila dibandingkan dengan good offices maka keterlibatan pihak ketiga dalam mediasi sudah lebih besar. Dalam mediasi mediator berperan aktif mendamaikan pihak-pihak bersengketa, memiliki kewenangan tertentu juga mendistribusikan proposal masing-masing pihak bersengketa.

-         Pencari Fakta (fact finding/Inquiry)Fungsi dari Inquiry adalah untuk memfasilitasi penyelesaian sengketa dengan

mencari kebenaran fakta, tidak memihak, melalui investigasi secara terus-menerus sampaiu fakta yang disampaikan salah satu pihak dapat diterima oleh pihak yang lain.

-         Konsiliasi (Conciliation)-         Penyelesaian Melalui PBB-         Penyelesaian Melalui Organisasi Regionalb.      Jalur Hukum-         Jalur Arbitrase

Penyelesaian sengketa melalui arbitrase menurut hukum Internasional adalah prosedur untuk penyelesaian sengketa antara negara-negara dengan penghargaan yang mengikat berdasarkan hukum. Sebagaimana halnya penyelesaian sengketa secara damai yang lain, prinsip sukarela juga mendasari penyelesaian sengketa melalui lembaga ini.

-         Pengadilan InternasionalPengadilan Internasional antara lain Internatinal Court of

Justice(ICJ), Permanent Court of International of Justice (PCIJ), Internatinal Tribunal for the Law of the Sea, berbagai  Ad Hoc Tribunal, juga Internatinal Criminal Court (ICC). Namun ICJ sering dianggap sebagai cara utama penyelesaian sengketa hukum antar negara.

2.      Jalur Kekerasana.       Retorsi

Retorsi yaitu tindakan tidak bersahabat yang dilakukan oleh suatu negara terhadap negara lain yang telah lebih dahulu melakukan tindakan yang tidak bersahabat dan ikan tindakan yang sah dimaksudkan untuk merugikan negara yang telah melakukan pelanggaran.

b.      ReprisalReprisal yaitu sebagai upaya paksa oleh suatu negara terhadap negara lain,

dengan maksud untuk menyelesaikan sengketa yang timbul karena negara yang dikenai reprisal telah melakukan tindakan yang ilegal atau tidak dibenarkan.

c.       Blokade Damai (pacific Blocade)Blokade damai dilakukan untuk memaksa negara yang diblokade agar memenuhi

permintaan ganti rugi yang diderita negara yang memblokade.d.      Embargo

Embargo adalah larangan ekspor barang ke negara yang dikenaii embargo.e.       Perang

Perang bertujuan untuk menaklukan negara lawan sehingga negara yang kalah tidak memiliki alternatif lain kecuali menerima syarat-syarat penyelesaian yang ditentukan oleh negara pemenang perang.Kesimpulan            Sebagaimana yang telah dijelaskan bahwa dalam sengketa internasional dalam penyelesaiannya memiliki banyak jalur. Baik itu jalur damai ataupun melalui jalur kekerasan.

Page 3: Penyelesaian Sengketa Dalam Hukum Internasional

Penyelesaian melalui jalur damai terbagi dua yaitu melalui jalur politik dan juga melalui jalur hukum. Penyelesaian sengketa dengan cara ini lebih banyak digunakan karena cara ini lebih aman untuk dilakukan daripada melalui kekerasan. Namun jika sengketa tidak dapat diselesaikan secara damai maka negara hanya untuk menjaga dan menahan diri dari tindakan-tindakan yang makin memperburuk situasi. Jika sengketa tersebut sudah tidak bisa lagi diselesaikan dengan jalan tersebut maka jalan terakhir adalah penyelesaian sengketa melalui jalur kekerasan atau penyelesaian secara tidak damai yang dapat berupa, perang, retorsi, blokade damai dan lain sebagainya.ReferensiSefriani. 2010. Hukum Internasional Suatu Pengantar. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Cara Penyelesaian Sengketa Internasional Secara Damai. Hukum internasional telah melarang penggunaan kekerasan dalam hubungan antar negara. Keharusan ini seperti tercantum pada Pasal 1 Konvensi mengenai Penyelesaian Sengketa-Sengketa Secara Damai yang ditandatangani di Den Haag pada tanggal 18 Oktober 1907, yang kemudian dikukuhkan oleh pasal 2 ayat (3). Berikut Cara Penyelesaian Sengketa Internasional Secara Damai, antara lain :1. Negosiasi.

Negosiasi adalah cara penyelesaian sengketa yang paling dasar dan yang paling tua digunakan oleh umat manusia. 40 Penyelesaian melalui negosiasi merupakan cara yang paling penting. Banyak sengketa diselesaikan setiap hari oleh negosiasi ini tanpa adanya publisitas atau menarik perhatian publik. Alasan utamanya adalah karena dengan cara ini, para pihak dapat mengawasi prosedur penyelesaian sengketanya dan setiap penyelesaiannya didasarkan pada kesepakatan atau konsensus para pihak.

2. Pencarian FaktaSuatu sengketa kadangkala mempersoalkan konflik para pihak mengenai suatu fakta.

Meskipun suatu sengketa berkaitan dengan hak dan kewajiban, namun acapkali permasalahannya bermula pada perbedaan pandangan para pihak terhadap fakta yang menentukan hak dan kewajiban tersebut. Penyelesaian sengketa demikian karenanya bergantung kepada penguraian fakta-fakta yang para pihak tidak sepakati. Oleh sebab itu dengan memastikan kedudukan fakta yang sebenarnya dianggap sebagai bagian penting dari prosedur penyelesaian sengketa. Dengan demikian para pihak dapat memperkecil masalah sengketanya dengan menyelesaikannya melalui suatu Pencarian Fakta mengenai fakta-fakta yang menimbulkan persengketaan.

3. Jasa-jasa BaikJasa-jasa baik adalah cara penyelesaian sengketa melalui atau dengan bantuan pihak

ketiga. Pihak ketiga ini berupaya agar para pihak menyelesaikan sengketanya dengan negosiasi. Jadi fungsi utama jasa baik ini adalah mempertemukan para pihak sedemikian rupa sehingga mereka mau bertemu, duduk bersama dan bernegosiasi. Keikutsertaan pihak ketiga dalam suatu penyelesaian sengketa dapat dua macam: atas permintaan para pihak atau atas inisiatifnya menawarkan jasa-jasa baiknya guna menyelesaikan sengketa. Dalam kedua cara ini, syarat mutlak yang harus ada adalah kesepakatan para pihak

Page 4: Penyelesaian Sengketa Dalam Hukum Internasional

4. MediasiMediasi adalah suatu cara penyelesaian melalui pihak ketiga. Ia bisa negara,

organisasi internasional (misalnya PBB) atau individu (politikus, ahli hukum atau ilmuwan). Ia ikut serta secara aktif dalam proses negosiasi. Biasanya ia dengan kapasitasnya sebagai pihak yang netral berupa mendamaikan para pihak dengan memberikan saran penyelesaian sengketa.

5. KonsiliasiKonsiliasi adalah cara penyelesaian sengketa yang sifatnya lebih formal dibanding mediasi. Konsiliasi adalah suatu cara penyelesaian sengketa oleh pihak ketiga atau oleh suatu komisi konsiliasi yang dibentuk oleh para pihak. Komisi tersebut bisa yang sudah terlembaga atau ad hoc (sementara) yang berfungsi untuk menetapkan persyaratanpersyaratan penyelesaian yang diterima oleh para pihak. Namun putusannya tidaklah mengikat para pihak

6. ArbitraseArbitrase adalah penyerahan sengketa secara sukarela kepada pihak ketiga yang netral serta putusan yang dikeluarkan sifatnya final dan mengikat. Badan arbitrase dewasa ini sudah semakin populer dan semakin banyak digunakan dalam menyelesaikan sengketasengketa internasional. Penyerahan suatu sengketa kepada arbitrase dapat dilakukan dengan pembuatan suatu compromis, yaitu penyerahan kepada arbitrase suatu sengketa yang telah lahir; atau melalui pembuatan suatu klausul arbitrase dalam suatu perjanjian sebelum sengketanya lahir (clause compromissoire).Penyelesaian sengketa internasional melalui arbitrase internasional adalah pengajuan sengketa internasional kepada arbitrator yang dipilih secara bebas oleh para pihak, yang memberi keputusan dengan tidak harus terlalu terpaku pada pertimbangan-pertimbangan hukum. Arbitrase adalah merupakan suatu cara penerapan prinsip hukum terhadap suatu sengketa dalam batas-batas yang telah disetujui sebelumnya oleh para pihak yang bersengketa. Hal-hal yang penting dalam arbitrase adalah :

(1). Perlunya persetujuan para pihak dalam setiap tahap proses arbitrase, dan(2). Sengketa diselesaikan atas dasar menghormati hukum. (Burhan Tsani, 1990; 211)

Secara esensial, arbitrase merupakan prosedur konsensus, karenanya persetujuan para pihaklah yang mengatur pengadilan arbitrase. Arbitrase terdiri dari seorang arbitrator atau komisi bersama antar anggota-anggota yang ditunjuk oleh para pihak atau dan komisi campuran, yang terdiri dari orang-orang yang diajukan oleh para pihak dan anggota tambahan yang dipilih dengan cara lain.

Pengadilan arbitrase dilaksanakan oleh suatu “panel hakim” atau arbitrator yang dibentuk atas dasar persetujuan khusus para pihak, atau dengan perjanjian arbitrase yang telah ada. Persetujuan arbitrase tersebut dikenal dengan compromis (kompromi) yang memuat:

1. persetujuan para pihak untuk terikat pada keputusan arbitrase;2. metode pemilihan panel arbitrase;

Page 5: Penyelesaian Sengketa Dalam Hukum Internasional

3. waktu dan tempat hearing (dengar pendapat);4. batas-batas fakta yang harus dipertimbangkan, dan;5. prinsip-prinsip hukum atau keadilan yang harus diterapkan untuk mencapai suatu kesepakatan. (Burhan Tsani, 1990, 214)