PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PERJANJIAN …... · tahap pembuatan perjanjian kredit dan tahap...

88
34 Penyelesaian kredit macet dalam perjanjian kredit dengan jaminan hak tanggungan pada perusahaan daerah bank perkreditan rakyat (bpr) di kecamatan tirtomoyo kabupaten wonogiri Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan diajukan untuk Melengkapi Persyaratan Guna Meraih Derajat Sarjana dalam Ilmu Hukum Pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh : Sandi Seno Kartiko E. 1105021 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Transcript of PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PERJANJIAN …... · tahap pembuatan perjanjian kredit dan tahap...

Page 1: PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PERJANJIAN …... · tahap pembuatan perjanjian kredit dan tahap pembuatan peralihan hak jaminan sebagai barang yang ... perjanjian kredit dengan jaminan

34

Penyelesaian kredit macet dalam perjanjian kredit dengan jaminan

hak tanggungan pada perusahaan daerah bank perkreditan rakyat

(bpr) di kecamatan tirtomoyo kabupaten wonogiri

Penulisan Hukum

(Skripsi)

Disusun dan diajukan untuk

Melengkapi Persyaratan Guna Meraih Derajat Sarjana dalam Ilmu Hukum

Pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh :

Sandi Seno Kartiko

E. 1105021

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Page 2: PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PERJANJIAN …... · tahap pembuatan perjanjian kredit dan tahap pembuatan peralihan hak jaminan sebagai barang yang ... perjanjian kredit dengan jaminan

35

SURAKARTA

2010

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Penulisan Hukum (Skripsi)

PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PERJANJIAN KREDIT

DENGAN JAMINAN HAK TANGGUNGAN PADA PERUSAHAAN DAERAH

BPR (BANK PERKREDITAN RAKYAT) DI KECAMATAN TIRTOMOYO

KABUPATEN WONOGIRI

Disusun Oleh :

SANDI SENO KARTIKO

E. 1105021

Disetujui untuk Dipertahankan

Pembimbing

Prof.Dr. JAMAL WIWOHO.SH M,Hum YUDHO TARUNO.SH,Hum

NIP. 196111081987021001 NIP.19770107200511001

Page 3: PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PERJANJIAN …... · tahap pembuatan perjanjian kredit dan tahap pembuatan peralihan hak jaminan sebagai barang yang ... perjanjian kredit dengan jaminan

36

PENGESAHAN PENGUJI

Penulisan Hukum (Skripsi)

PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PERJANJIAN KREDIT

DENGAN JAMINAN HAK TANGGUNGAN PADA PERUSAHAAN DAERAH

BPR (BANK PERKREDITAN RAKYAT) DI KECAMATAN TIRTOMOYO

KABUPATEN WONOGIRI

Disusun Oleh :

SANDI SENO KARTIKO

NIM : E. 1105021

Telah diterima dan disahkan oleh Tim Penguji Penulisan Hukum (Skripsi)

Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta

Pada :

Hari : Rabu

Tanggal : 28 April 2010

TIM PENGUJI

1. Ambar Budhisulistyawati.SH.,MHum : ……………………….

NIP. 195711121983032001 ( ketua )

2. Prof.Dr. Jamal Wiwoho.SH,M,Hum : ……………………….

NIP. 196111081987021001 ( anggota )

3. Yudho Taruno.SH.M,Hum : ……………………….

NIP. 197701072005011001 ( sekretaris )

Page 4: PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PERJANJIAN …... · tahap pembuatan perjanjian kredit dan tahap pembuatan peralihan hak jaminan sebagai barang yang ... perjanjian kredit dengan jaminan

37

MENGETAHUI

Dekan,

(Mohammad Jamin, S.H., M.Hum.)

NIP. 196109301986011001

PERNYATAAN

Nama : Sandi Seno Kartiko

NIM : E1105021

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa penulisan hukum (skripsi) berjudul :

PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PERJANJIAN KREDIT

DENGAN JAMINAN HAK TANGGUNGAN PADA PERUSAHAAN DAERAH

BPR (BANK PERKREDITAN RAKYAT) DI KECAMATAN TIRTOMOYO

KABUPATEN WONOGIRI

adalah betul-betul karya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya dalam penulisan

hukum (skripsi) ini diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka. Apabila

dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima

sanksi akademik berupa pencabutan penulisan hukum (skripsi) dan gelar yang saya

peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini.

Surakarta, 28 april 2010

yang membuat pernyataan

Page 5: PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PERJANJIAN …... · tahap pembuatan perjanjian kredit dan tahap pembuatan peralihan hak jaminan sebagai barang yang ... perjanjian kredit dengan jaminan

38

Sandi Seno Kartiko

NIM. E1105021

HALAMAN MOTTO

”Tidak layak bagi seorang Islam laki-laki maupun perempuan apabila Allah dan

Rasul-Nya menetapkan sesuatu peraturan ada pilihan lain bagi mereka”

(QS. Al Ahzab: 36)

”Tinggalkan apa yang meragukanmu, menuju yang tidak meragukanmu”.

(HR At-Tirmidzi)

”Lazimilah kejujuran, sebab kejujuran itu akan menunjukkan kepada kebaikan dan

kebaikan itu akan menunjukkan kepada surga. Seorang laki-laki yang senantiasa

jujur dan melazimi kejujuran akan ditulis di sisi Allah sebagai orang yang jujur”.

(HR Muslim dan At-Tirmidzi)

Page 6: PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PERJANJIAN …... · tahap pembuatan perjanjian kredit dan tahap pembuatan peralihan hak jaminan sebagai barang yang ... perjanjian kredit dengan jaminan

39

HALAMAN PERSEMBAHAN

LAPORAN SKRIPSI INI, PENULIS

PERSEMBAHKAN KEPADA :

KEDUA ORANGTUAKU YANG SANGAT SAYA HORMATI

ADIKU WISNU SENO KARTIKO SERTA TEMAN-TEMAN

FAKULTAS HUKUM 2005

KELUARGAKU YANG SELALU MENDUKUNG KU SELALU

ALMAMATERKU

TEMAN-TEMAN HUKUM ANGKATAN O5 DAN TEMAN

BEDA FAKULTAS YANG MEMBERI SUPORT( POK 05,

EKONOMI 05-06, FISIP05-06, TEHNIK 06-07)

Page 7: PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PERJANJIAN …... · tahap pembuatan perjanjian kredit dan tahap pembuatan peralihan hak jaminan sebagai barang yang ... perjanjian kredit dengan jaminan

40

Page 8: PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PERJANJIAN …... · tahap pembuatan perjanjian kredit dan tahap pembuatan peralihan hak jaminan sebagai barang yang ... perjanjian kredit dengan jaminan

41

ABSTRAK

SANDI SENO KARTIKO,E 1105021. PENYELESAIAN KREDIT MACET

DALAM PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN HAK TANGGUNGAN

PADA PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) DI

KECAMATAN TIRTOMOYO KABUPATEN WONOGIRI Fakultas Hukum UNS

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses perjanjian

pembebanan Hak Tanggungan dalam perjanjian kredit di Perusahaan Daerah Bank

Perkreditan Rakyat (BPR) di Kecamatan Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri serta

bagaimana penyelesaian kredit macet dalam perjanjian kredit dengan jaminan Hak

Tangungan di Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Kecamatan

Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri.

Penelitian hukum ini termasuk jenis penelitian hukum empiris yang bersifat

deskriptif. Lokasi penelitian di PD. BPR BKK Kantor Cabang Tirtomoyo. Jenis data

yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data

utama, sedangkan data sekunder digunakan untuk mendukung data primer. Teknik

pengumpulan data yang digunakan adalah melalui wawancara dan studi pustaka.

Analisis data kualitatif dengan model interaktif data.

Berdasarkan penelitian ini diperoleh hasil bahwa proses perjanjian

pembebanan Hak Tanggungan dalam perjanjian kredit di Perusahaan Daerah Bank

Perkreditan Rakyat (BPR) di Kecamatan Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri dilakukan

melalui 7 tahap yaitu: tahap diterimannya permohonan kredit, permohonan kredit

dari nasabah dilakukan secara tertulis dalam suatu Surat Keterangan Permohonan

Pinjam (SKKP), analisis kredit, keputusan kredit, tahap penolakan atau persetujuan,

tahap pembuatan perjanjian kredit dan tahap pembuatan peralihan hak jaminan

sebagai barang yang dijamin, serta diperoleh hasil bahwa solusi yang dilakukan

dalam penyelesaian kredit macet perjanjian kredit dengan jaminan hak tanggungan di

perusahaan daerah BPR (BANK PERKREDITAN RAKYAT) di kecamatan

Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri adalah : apabila karena debitur usahanya bangkrut

dan tidak bisa melunasi utangnya maka pihak bank memberitahukan agar si debitur

melunasi tunggakanya baik dengan caranya sendiri atau dengan cara pihak bank

(mengaudit atau melelang usaha debitur), jika debitur tidak tepat waktu dalam

melakukan prestasinya pihak bank memberikan denda kepada debitur, apabila debitur

membayar hutang tetapi tidak sesuai dengan kesepakatan pihak bank akan

memberikan toleransi tunggakanya serta dikenakan denda, jika sama sekali tidak

dapat memenuhi utangnya maka pihak bank akan melelang barang jaminan Hak

Tanggungan guna pemenuhan hutang

Page 9: PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PERJANJIAN …... · tahap pembuatan perjanjian kredit dan tahap pembuatan peralihan hak jaminan sebagai barang yang ... perjanjian kredit dengan jaminan

42

Kata kunci : PERJANJIAN KREDIT MACET, HAK TANGGUNGAN

ABSTRACT

SANDI SENO KARTIKO, E.1105021. SOLUTION OF REPRESHIP IN CREDIT

AGREEMENT THROUGHT ASSURANCE OF DEPENDENCE RIGHT IN

LOCAL COMPANY OF BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) IN SUB

DISTRICT OF TIRTOMOYO, REGENCY OF WONOGIRI, Faculty of law, Sebelas

Maret University.

The purpose of research is to know how the process of giving account

dependence agreement in credit agreement of Bank Perkreditan Rakyat (BPR) in sub

district of Tirtomoyo, regency of Wonogiri and how to accomplish repreship in credit

agreement by dependence of right in local campany of Bank Perkreditan Rakyat

(BPR) in sub district of Tirtomoyo, regency of Wonogiri.

This law research is kind of descriptive empirical law research. The location

of the research is in PD.BPR BKK Branch office of Tirtomoyo. Kinds of data use

primary data and secondary data. Primary data is the main data, wheres secondary

data used to support primary data. The technique of collecting data was got through

interview and library study. The analysis of qualitative data use data interactive

model.

Based on this research, it can obtain the result that giving account dependence

agreement in credit agreement of Bank Perkreditan Rakyat (BPR) in sub district of

Tirtomoyo, Wonogiri regency was done through seven steps : first, achieving credit

application, second, it was done through filling credit application letter (SKKP),

third, analyzing credit, fourth, decision of credit, fifth refusing or achieving the credit

application, sixth, step of making credit agreement and finally, steps of making

changing of right assurance as guaranteed things. It could be concluded that the

solutions in accomplishing repreship of credit agreement by assurance of company

dependence right in local company of BPR (Bank Perkreditan Rakyat) in sub district

of Tirtomoyo, regency of Wonogiri are : if the business of the debtors is bankrupt and

he couldn‟t pay his debt, the bank would tell the debtors to pay off his debt by his

way to pay or way the bank‟s rule it would done by auditing or auctioning the

debtor‟s business. If the debtor was not on time in paying this debt, the bank would

give penalty for the debtor. If the debtor pay his debt but it is different with

agreement, the bank would give tolerance with his arreas and give penalty. If he

Page 10: PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PERJANJIAN …... · tahap pembuatan perjanjian kredit dan tahap pembuatan peralihan hak jaminan sebagai barang yang ... perjanjian kredit dengan jaminan

43

couldn‟t pay his debt, the bank would make auction of the assurance given to pay the

debt.

Key word : Agreement of repreship, Rigth of dependence.

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Dengan segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat serta karunia dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis

dapat menyelesaikan penulisan hukum ini dengan baik.

Penulisan hukum ini membahas tentang PENYELESAIAN KREDIT MACET

DALAM PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN HAK TANGGUNGAN

PADA PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) DI

KECAMATAN TIRTOMOYO KABUPATEN WONOGIRI

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan hukum ini tidak luput dari

kekurangan, baik dari segi materi yang disajikan maupun dari segi analisisnya.

Namun penulis berharap bahwa penulisan hukum ini mampu memberikan manfaat

baik bagi penulis sendiri maupun bagi pembacanya.

Page 11: PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PERJANJIAN …... · tahap pembuatan perjanjian kredit dan tahap pembuatan peralihan hak jaminan sebagai barang yang ... perjanjian kredit dengan jaminan

44

Dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih

kepada semua pihak yang telah membantu baik material maupun non material

sehingga penulisan hukum ini dapat diselesaikan, terutama kepada :

1. Bapak Mohammad Jamin, S.H., M.Hum., selaku Dekan Fakultas Hukum UNS.

2. Bapak Prof.Dr.Jamal Wiwoho.SH.M,Hum selaku pembimbing pertama dan

Bapak Yudho Taruno.SH.M,Hum selaku pembimbing penulisan hukum (skripsi),

yang telah menyediakan waktu, arahan dan pikirannya untuk memberikan

bimbingan bagi tersusunnya penulisan hukum (skripsi) ini.

3. Ibu Erna Dyah Kusumawati S.H., M.Hum, selaku pembimbing akademis.

4. Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan Fakultas Hukum UNS.

5. Bapak Arwinto SE, Bapak Slamet Widodo, Bapak Kholidin selaku bagian kredit

yang telah memberikan data kepada penulis selama mengadakan penelitian.

6. Bapak dan Ibu yang telah membantu doa, memberikan semangat dan memberikan

inspirasi, terima kasih bapak ibu.

7. Adiku Wisnu Seno Kartiko terima kasih atas semangat dan doanya serta

semuanya.

8. Sahabatku dan teman-teman Kartiko : Wisnu Seno Kartiko, S.H, Denny Wahyu

Hidayat, S.H, Arifianto Nugroho, S.H, Sutiyono, S.H, Alfian Sanjaya ,S.H, Dodi

Tri Hari, S.H, Ari Kristanto,S.H, Rani Dwi Wati,S.H, Prasasti Dewi Yuliarti,S.H,

Siti Munawaroh,S.H, Rahmat Wibisono,S.H, Denanda Septiana, S.H, Fitha

Erdhina,S.H, Danang Jaya Prahara, S.H, Karuniawan Arif Kuncoro, S.H, Ilham

Yosmiardi, S.H, Adi Surya Wijaya, S.H, Yoga Itut, S.H, Ronggo, S.H yang telah

mememani dan memberi doa serta semangat.

9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu

penyusunan skripsi ini.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Page 12: PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PERJANJIAN …... · tahap pembuatan perjanjian kredit dan tahap pembuatan peralihan hak jaminan sebagai barang yang ... perjanjian kredit dengan jaminan

45

Surakarta, 28 april 2010

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................. iii

HALAMAN PERNYATAAN............................................................................. iv

HALAMAN MOTTO.......................................................................................... v

HALAMAN PERSEMBAHAN.......................................................................... vi

ABSTRAK........................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xi

Page 13: PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PERJANJIAN …... · tahap pembuatan perjanjian kredit dan tahap pembuatan peralihan hak jaminan sebagai barang yang ... perjanjian kredit dengan jaminan

46

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... .. xii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Masalah................................................................. 1

B. Perumusan Masalah........................................................................ 5

C. Tujuan Penelitian............................................................................ 5

D. Manfaat Penelitian.......................................................................... 6

E. Metode Penelitian........................................................................... 6

F. Sistematika Skripsi......................................................................... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 13

A. Kerangka Teori............................................................................ .. 13

1. Tinjauan Umum Tentang hak tanggungan............................... 13

2. Tinjauan Umum Tentang perjanjian......................................... 15

3. Tinjauan Umum Tentang Kredit............................................... 22

B. Kerangka Pemikiran....................................................................... 32

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ .. 34

A. Gambaran Tentang Kantor PD BPR BKK Wonogiri Kota Cabang

Tirtomoyo....................................................................................... 34

1. Berdirinya PD BPR BKK Wonogiri Kota Cabang Tirtomoyo.. 34

2. Visi dan Misi PD BPR BKK Wonogiri Kota Cabang

Tirtomoyo.................................................................................

36

3. Kedudukan dan Struktur Organisanisasi PD BPR BKK Wonogiri

kota Cabang Tirtomoyo...................................................................

38

B. Proses-proses Perjanjian Pembebanan Hak Tanggngan dalam perjanjian

kredit dengan Jaminan Hak Tanggungan di PD BPR BKK Kec

Tirtomoyo Kab

Page 14: PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PERJANJIAN …... · tahap pembuatan perjanjian kredit dan tahap pembuatan peralihan hak jaminan sebagai barang yang ... perjanjian kredit dengan jaminan

47

Wonogiri…………………...................................................... 47

1. Proses Perjanjian kredit di mulai..............................................

49

2. Pembuatan Perjanjian Kredit.....................................................

50

3. Bentuk dan Isi Akta Pembabanan Hak Tanggungannya...........

53

4. Proses pembebanan jaminan Hak Tanggungan..........................

55

C. Penyelesaiaan kredit macet dalam perjanjian kredit dengan jaminan hak

tanggungan serta permasalahan yang Timbul dalam Pelaksanaan

Perjanjian Pemberian Kredit pada PD BPR BKK Wonogiri Kota Cabang

Tirtomoyo dan Solusi

Mengatasinya................................................................ 57

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN...........................................................

64

A. Kesimpulan.................................................................................... 64

B. Saran..............................................................................................

65

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Lampiran I : Struktur Organisasi PD BPR BKK Wonogiri Kota Cabang

Tirtomoyo.

Lampiran II : Peraturan Pusat tentang Perubahan Cara Pemberian Kredit.

Lampiran III :Pedoman Tata Cara Kerja PD BPR BKK Wonogiri Kota

Cabang Tirtomoyo.

Page 15: PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PERJANJIAN …... · tahap pembuatan perjanjian kredit dan tahap pembuatan peralihan hak jaminan sebagai barang yang ... perjanjian kredit dengan jaminan

48

Lampiran IV : Sertifikat Tanda Bukti dan Penyerahan Hak Tanggungan.

Lampiran V : Sertifikat Hak Tanggungan.

Lampiran VI : Surat Keterangan Telah Melakukan penelitian.

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Bagan Model Analisis Data ...............................................................

11

Gambar 2 : Bagan Kerangka Pemikiran ............................................................... 32

Gambar 3 : Bagan Struktur Organisasi Kantor PD BPR BKK Wonogiri Kota

Cabang Tirtomoyo .......................................................................... 38

Page 16: PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PERJANJIAN …... · tahap pembuatan perjanjian kredit dan tahap pembuatan peralihan hak jaminan sebagai barang yang ... perjanjian kredit dengan jaminan

49

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan di bidang ekonomi, merupakan bagian dari

pembangunan nasional, salah satu upaya untuk mewujudkan masyarakat adil

dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Dalam

rangka memelihara kesinambungan pembangunan tersebut, yang para

pelakunya meliputi baik pemerintah maupun masyarakat sebagai orang

perorangan dan badan hukum, sangat diperlukan dana dalam jumlah yang

besar dan tujuan pembagunan nasioanal yaitu melindungi segenap bangsa dan

seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum,

mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban dunia

yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial (UUD

1945 Alinea Ke IV).

Salah satu sarana yang mempunyai peran strategis dalam pengadaan

dana tersebut adalah perbankan. Berbagai lembaga keuangan, terutama bank

konvensional, telah membantu pemenuhan kebutuhan dana bagi kegiatan

perekonomian dengan memberikan pinjaman uang antara lain dalam bentuk

kredit perbankan yang telah banyak dimanfaatkan oleh anggota masyarakat

yang memerlukan dana.

Berkaitan dengan upaya peningkatan perekonomian masyarakat, salah

satu program tersebut adalah pemberian kredit kepada masyarakat seperti

halnya yang di lakukan Perusahaan Daerah BPR (BANK PERKREDITAN

RAKYAT) di Kecamatan Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri sehingga dapat

memperkuat permodalan yang nantinya dapat meningkatkan taraf hidup

Page 17: PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PERJANJIAN …... · tahap pembuatan perjanjian kredit dan tahap pembuatan peralihan hak jaminan sebagai barang yang ... perjanjian kredit dengan jaminan

50

masyarakat pada umumnya. Fungsi utama bank adalah sebagai penghimpun

dan penyalur dana masyarakat yang bertujuan menunjang pelaksanaan

pembangunan nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak (UU

No 10 Tahun 1998 Pasal 3).

Dalam menjalankan fungsinya tersebut, maka bank melakukan usaha

menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro,

deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan dan atau bentuk lainnya yang

dipersamakan dengan itu. Dalam hal ini bank juga menyalurkan dana yang

berasal dari masyarakat dengan cara memberikan berbagai macam kredit, dari

ketentuan tersebut dapat terlihat bahwa fungsi utama bank sebagai perantara

pihak yang memiliki kelebihan dana (surplus of founds) dengan pihak yang

kekurangan dan yang memerlukan dana sehingga perbankan wajib menjaga

dengan baik dana yang dititipkan masyarakat tersebut. Perbankan harus dapat

menyalurkan dana tersebut ke bidang-bidang yang produktif bagi pencapaian

sasaran pembangunan. Sesuai dengan ketentuan dalam pasal 4 Undang-

Undang Perbankan yang menyebutkan bahwa perbankan Indonesia bertujuan

menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatan

pemerataan pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional dalam hal ini

perbankan Indonesia mempunyai tujuan yang sangat strategis dan tidak hanya

berorientasi ekonomis, tetapi juga kepada hal-hal non ekonomis seperti

masalah stabilitas nasional (Hermansyah, 2005 : 19).

Berdasarkan ketentuan kredit perbankan harus didasarkan pada

persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam atau dengan istilah lain harus

didahului dengan adanya perjanjian kredit perjanjian kredit yang diberikan

oleh bank kepada nasabah bukanlah tanpa risiko, karena suatu risiko mungkin

saja terjadi. Risiko yang umumnya terjadi adalah risiko kegagalan atau

kemacetan dalam pelunasan, keadaan tersebut sangatlah berpengaruh kepada

Page 18: PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PERJANJIAN …... · tahap pembuatan perjanjian kredit dan tahap pembuatan peralihan hak jaminan sebagai barang yang ... perjanjian kredit dengan jaminan

51

kesehatan bank, karena uang yang dipinjamkan kepada debitor berasal atau

bersumber dari masyarakat yang disimpan pada bank itu sehingga risiko

tersebut sangat berpengaruh atas kepercayaan masyarakat kepada bank yang

sekaligus kepada keamanan dana masyarakat tersebut.

Kredit yang diberikan oleh bank tentu saja mengandung risiko

sehingga dalam pelaksanaannya bank harus memperhatikan asas-asas

perkreditan yang sehat dan untuk mengurangi risiko tersebut, jaminan

pemberian kredit dalam arti keyakinan atas kemampuan dan kesanggupan

debitur untuk melunasi kewajibannya sesuai dengan yang diperjanjikan

merupakan faktor penting yang harus diperhatikan oleh bank Untuk

memperoleh keyakinan tersebut, sebelum memberikan kredit, bank harus

melakukan penilaian yang saksama terhadap watak, kemampuan, modal

agunan, dan prospek usaha dari debitur. Apabila unsur-unsur yang ada telah

dapat meyakinkan kreditur atas kemampuan debitur maka jaminan cukup

hanya berupa jaminan pokok saja dan bank tidak wajib meminta jaminan

tambahan.

Jaminan pokok yang dimaksud dalam pemberian kredit tersebut adalah

jaminan yang berupa sesuatu atau benda yang berkaitan langsung dengan

kredit yang dimohon. Sesuatu yang dimaksud di sini adalah proyek atau

prospek usaha yang dibiayai dengan kredit yang dimohon, sementara itu yang

dimaksud benda di sini adalah benda yang dibiayai atau dibeli dengan kredit

yang dimohon. Jenis tambahan yang dimaksud adalah jaminan yang tidak

bersangkutan langsung dengan kredit yang dimohon. Jaminan ini berupa

jaminan kebendaan yang objeknya adalah benda milik debitur maupun

perorangan, yaitu kesanggupan pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban

debitur serta indikator dari pemberian kredit ini adalah kepercayaan moral,

komersial, finansial, dan anggunan.

Page 19: PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PERJANJIAN …... · tahap pembuatan perjanjian kredit dan tahap pembuatan peralihan hak jaminan sebagai barang yang ... perjanjian kredit dengan jaminan

52

Masalah yang sering timbul dalam pelaksanaan perjanjian kredit

adalah keadaan dimana debitur lalai untuk melakukan kewajibannya atau yang

biasanya disebut wanprestasi. Fakta yang sering kali terjadi dilapangan adalah

debitur terlambat dalam melakukan pembayaran baik cicilan maupun bunga.

Oleh karena itu setiap pemberian kredit yang disalurkan oleh bank, dalam

prakteknya bank selalu meminta kepada nasabah debitur untuk menyerahkan

jaminan dan hal itu pula yang di lakukan oleh Perusahaan Daerah BPR

(BANK PERKREDITAN RAKYAT) di Kecamatan Tirtomoyo Kabupaten

Wonogiri guna keamanan dalam pengembalian kredit tersebut.

Lembaga jaminan mempunyai tempat yang sangat penting dalam

kegiatan perkreditan, dan penyempurnaan Hukum yang telah ada, seperti telah

diaturnya lembaga jaminan untuk benda-benda bergerak yang telah diatur

dalam Undang-undang No 42 Tahun 1999 tentang Fidusia dan lembaga

jaminan untuk benda-benda tidak bergerak seperti tanah dan benda-benda

yang berkaitan dengan tanah dalam Undang-undang No. 4 tahun 1996 tentang

Hak Tanggungan. Jaminan adalah sesuatu yang diberikan debitur kepada

kreditur untuk memberikan keyakinan kepada kreditur bahwa debitur akan

membayar hutangnya sesuai dengan yang di perjanjikan (Muhammad

Djumhana, 1997 : 394).

Dasar pemberian kredit modal usaha di Perusahaan Daerah BPR

(Bank Perkreditan Rakyat) di Kecamatan Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri

juga mengisyaratkan adanya jaminan guna pengamanan kredit yang telah

dikucurkan. Jaminan kredit yang di terima Perusahaan Daerah BPR (Bank

Perkreditan Rakyat) di Kecamatan Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri dapat

berupa jaminan Fidusia dan jaminan Hak tanggungan. Jaminan Hak

Tanggungan adalah hak jaminan yang dibebankan pada hak tanah

sebagaimana yang dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 5 tentang

Page 20: PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PERJANJIAN …... · tahap pembuatan perjanjian kredit dan tahap pembuatan peralihan hak jaminan sebagai barang yang ... perjanjian kredit dengan jaminan

53

Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria berikut atau tidak berikut benda-benda

lain yang merupakan satu kesatuan dengan tanah itu untuk pelunasan hutang

tertentu yang memberikan kedudukan yang diutamakan kepada kreditur

tetentu dan terhadap kreditur-kreditur lainya (Hartono Hadisaputro, 1986 :

31).

Oleh karena itu penulis tertarik untuk meneliti dari segi sudut

pandang mengenai banyaknya penggunaan jaminan Hak Tanggungan atas

tanah dalam mengajukan kredit di Perusahaan Daerah BPR (BANK KREDIT

KECAMATAN) Kecamatan Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri dibandingkan

mengenai jaminan yang lainnya seperti jaminan fidusia. Berdasarkan uraian

tersebut di atas, maka untuk itulah penulis mengangkatnya dalam suatu

penulisan skripsi dengan judul : “PENYELESAIAN KREDIT MACET

DALAM PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN HAK

TANGGUNGAN PADA PERUSAHAAN DAERAH BPR (BANK

KREDIT KECAMATAN) KECAMATAN TIRTOMOYO KABUPATEN

WONOGIRI"

B. Perumusan Masalah

Dari latar belakang permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka

perumusan masalah yang akan di angkat adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana proses perjanjian pembebanan hak tanggungan dalam perjanjian

kredit dengan Jaminan Hak Tanggungan di perusahaan daerah BPR (BANK

PERKREDITAN RAKYAT) di Kecamatan Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri

?

Page 21: PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PERJANJIAN …... · tahap pembuatan perjanjian kredit dan tahap pembuatan peralihan hak jaminan sebagai barang yang ... perjanjian kredit dengan jaminan

54

2. Bagaimana penyelesaian kredit macet dalam perjanjian kredit dengan jaminan

hak tanggungan di perusahaan daerah BPR (BANK PERKREDITAN

RAKYAT) di Kecamatan Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri ?

C. Tujuan Penelitian

Setiap penelitian hukum mempunyai tujuan yang jelas. Demikian pula

penelitian ini mempunyai tujuan obyektif dan tujuan subyektif yaitu sebagai

berikut :

1. Tujuan Obyektif

a. Untuk mengetahui proses perjanjian pembebanan Hak Tanggungan dalam

perjanjian kredit di Perusahaan Daerah BPR (BANK PERKREDITAN

RAKYAT) di Kecamatan Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri.

b. Untuk mengetahui penyelesaian kredit macet dalam perjanjian kredit

dengan jaminan Hak Tanggungan tersebut di Perusahaan Daerah BPR

(BANK PERKREDITAN RAKYAT) di Kecamatan Tirtomoyo

Kabupaten Wonogiri.

2. Tujuan Subyektif

a. Untuk menambah wawasan pengetahuan, serta pemahaman penulis

terhadap penerapan teori-teori yang telah penulis terima selama

menempuh kuliah dalam mengatasi masalah hukum yang terjadi dalam

masyarakat.

b. Untuk memperoleh data dan informasi yang di perlukan penulis dalam

menyusun penulisan hukum guna memenuhi persyaratan yang di wajibkan

dalam meraih gelar sarjana strata 1 bidang ilmu hukum di Universitas

sebelas Maret Surakarta.

D. Manfaat Penelitian

Page 22: PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PERJANJIAN …... · tahap pembuatan perjanjian kredit dan tahap pembuatan peralihan hak jaminan sebagai barang yang ... perjanjian kredit dengan jaminan

55

1. Manfaat Teoritis

a. Dapat memberikan sumbangan pemikiran terhadap ilmu pengetahuan

dibidang hukum pada umumnya dan hukum perdata pada khususnya.

b. Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat memberikan tambahan

pembendaharaan literatur dan menambah khasanah dunia kepustakaan,

sehingga dapat menjadi bahan acuan untuk mengadakan kajian dan

penelitian mengenai hal sejenis yaitu mengenai proses pemberian kredit

serta penyelesaiannya dengan jaminan hak tanggungan.

2. Manfaat Praktis

a. Dapat memberi sumbangan pemikiran untuk penyusunan kebijakan atau

program dalam rangka pemberian kredit perbankan.

b. Dengan penelitian ini diharapkan pembaca atau masyarakat mengetahui

lebih jauh mengenai pelaksanaan mekanisme pemberian kredit dengan

jaminan hak tanggungan serta penyelesaianyan di BPR BANK KREDIT

KECAMATAN Tirtomoyo, Kabupaten Wonogiri.

E. Metode Penelitian

Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah berdasarkan pada

metode, sistematika dan pemikiran tertentu yang bertujuan mempelajari suatu

atau beberapa gejala hukum tertentu dengan jalan menganalisanya (Soerjono

Soekanto, 1986 : 43).

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Jenis Penelitian

Dalam penulisan ini penelitian akan menggunakan jenis penelitian

empiris. Penelitian empiris merupakan penelitian hukum yang menggunakan

Page 23: PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PERJANJIAN …... · tahap pembuatan perjanjian kredit dan tahap pembuatan peralihan hak jaminan sebagai barang yang ... perjanjian kredit dengan jaminan

56

data primer sebagai data utama dan bersumber pada karyawan bagian

pemberian kredit oleh Bpk Arwinto Adi, Slamet Widodo, Kholidin di BPR

BKK Kec Tirtomoyo Kab Wonogiri mana penulis langsung terjun ke lokasi

penelitian serta juga di bantu dengan data sekunder.

2. Sifat Penelitian

Jenis penelitian dipandang dari tujuannya, dibedakan menjadi:

a) Penelitian fact-finding yaitu penelitian dengan menemukan fakta-fakta di

lapangan.

b) Penelitian problem-identification yaitu penelitian dengan mencari

permasalahan yang ada.

c) Penelitian problem-solution yaitu penelitian untuk mencari solusi atas

suatu permasalahan (Soerjono Soekanto, 2005: 50).

Berdasarkan pengelompokan jenis penelitian menurut Soerjono

Soekanto, maka penelitian ini bersifat penelitian fact-finding yaitu penelitian

yang menemukan fakta-fakta di lapangan dan menjelaskan secara lengkap dan

sistematis keadaan obyek yang diteliti berdasarkan data-data, analisis dan

interpretasi atau dengan kata lain penelitian ini hanya berusaha menemukan

fakta-fakta di lapangan.

3. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif.

Pendekatan kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami

fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalkan perilaku,

persepsi, motivasi, tindakan, secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

bentuk kata-kata dan bahasa. Pada suatu konteks khusus yang alamiah dan

dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Lexy Moleong, 2005:6). Di

Page 24: PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PERJANJIAN …... · tahap pembuatan perjanjian kredit dan tahap pembuatan peralihan hak jaminan sebagai barang yang ... perjanjian kredit dengan jaminan

57

sini peneliti memahami dan mempelajari permasalahan yang ada di BPR BKK

Kec Tirtomoyo dengan bertanya kepada Debitur dan kreditur dalam suatau

permohonan kredit dengan jaminan pembebanan hak tanggungan serta

meneliti bagaimana proses dari pemberian kredit, pembebanan hak

tanggungan pada kredit, sampai penyelesaiannya kredit dengan jaminan hak

tanggungan bila si debitur melakukan wanprestasi kepada kreditur

4. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian di tentukan dengan maksud untuk mempersempit

serta memperjelas ruang lingkup sehingga orientasi penelitian ini dapat di

batasi dan terarah, dimana untuk memperoleh data-data yang diperlukan,

maka penulis melakukan penelitian dengan mengambil lokasi di Perusahaan

Daerah BPR Bank Kredit Kecamatan Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri, karena

disana belum pernah adanya penelitian di bidang hak tanggungan serta

banyaknya masyarakat yang menggunakan hak tanggungan dalam

peminjaman kredit.

5. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung

melalui penelitian di lapangan, berupa sejumlah informasi, keterangan

serta hal yang berhubungan dengan obyek penelitian. Adapun data

penelitian diperoleh di Perusahaan Daerah BPR Bank Kredit Kecamatan

Kecamatan Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri.

b. Data Sekunder

Page 25: PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PERJANJIAN …... · tahap pembuatan perjanjian kredit dan tahap pembuatan peralihan hak jaminan sebagai barang yang ... perjanjian kredit dengan jaminan

58

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari sumber bahan

kepustakaan, yang meliputi, literatur-literatur, himpunan-himpunan

peraturan perundang-undangan yang berlaku, dokumen-dokumen, artikel-

artikel di media cetak serta literatur-literatur di internet, bahan hukum

primer : dari hasil wawancara dan dari pendapat ahli hukum, dan bahan

hukum tersier : yang meliputi kamus besar bahasa Indonesia.

6. Sumber Data

a. Sumber data Primer

Karyawan bagian pemberian kredit oleh Bapak Budi Purwanto dan

bagian penyelesaian kredit oleh Bapak Arwinto Adi di Perusahaan Daerah

BPR (BANK PERKREDITAN RAKYAT) Kecamatan Tirtomoyo

Kabupeten Wonogiri yang terkait secara langsung dengan permasalahan

yang menjadi obyek penelitian.

b. Sumber data Sekunder

Sumber data sekunder yang tidak secara langsung memberikan

keterangan dan berfungsi untuk melengkapi data-data yang ada yang di

peroleh dari peraturan perundang-undangan, artikel-artikel hukum, bahan

dari internet.

7. Tehnik Pengumpulan Data

Tehnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Wawancara

Page 26: PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PERJANJIAN …... · tahap pembuatan perjanjian kredit dan tahap pembuatan peralihan hak jaminan sebagai barang yang ... perjanjian kredit dengan jaminan

59

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu, antara

pewawancara (interviewer) dengan terwawancara (interviewee) (lexy

Moeleong, 2005:186). Wawancara di lakukan pada karyawan bagian

pemberian kredit oleh Bapak Arwinto Adi, Bapak Slamet Widodo, Bapak

Kholidin di PD BPR BKK Kec Tirtomoyo Kab Wonogiri

b. Observasi

Observasi yaitu dengan terjun ke lapangan di Perusahaan daerah BPR

Bank Kredit Kecamatan Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri dengan

mengobservasi suatu keadaan yang di teliti.

8. Tehnik Analisis data

Mengingat data yang ada dalam penelitian ini bersifat kualitatif maka

akan dianalisis dengan teknik analisis interaktif di karenakan bersumber di

Perusahaan Daerah BPR Bank Kredit Kecamatan Tirtomoyo Kabupeten

Wonogiri dengan wawancara serta terjun ke lapangan. Analisis interaktif

(interaktif model of analisis) yaitu data yang dikumpulkan akan dianalisis

melalui tiga tahap, yaitu mereduksi data, menyajikan data dan menarik

kesimpulan. Selain ini dilakukan suatu proses siklus antara tahap-tahap

tersebut sehingga data yang terkumpul dan berhubungan satu dengan yang

lain secara sistematis (HB Sutopo, 2006: 230). Tiga tahap tersebut adalah:

a. Reduksi Data

Reduksi data merupakan bagian dari proses analisis yang mempertegas,

memperpendek, membuat fokus, membuang hal-hal yang tidak penting

dan mengatur data sedemikian rupa sehingga kesimpulan penelitian dapat

dilakukan.

Page 27: PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PERJANJIAN …... · tahap pembuatan perjanjian kredit dan tahap pembuatan peralihan hak jaminan sebagai barang yang ... perjanjian kredit dengan jaminan

60

b. Penyajian Data

Penyajian Data merupakan suatu rakitan organisasi informasi, deskripsi

dalam bentuk narasi yang memungkinkan kesimpulan penelitian yang

dapat dilakukan. Sajian data harus mengacu pada rumusan masalah

sehingga dapat menjawab permasalahan-permasalahan yang diteliti. Selain

berbentuk narasi, sajian data juga bias meliputi berbagai jenis matrik,

gambar/skema, jaringan kerja kegiatan dan juga tabel sebagai pendukung

narasinya.

c. Penarikan Kesimpulan

Kesimpulan akhir tidak akan terjadi sampai pada waktu proses

pengumpulan data berakhir. Kesimpulan perlu diverifikasi agar cukup

mantap dan benar-benar bisa dipertanggungjawabkan (H.B. Sutopo, 2006:

114-116)

Page 28: PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PERJANJIAN …... · tahap pembuatan perjanjian kredit dan tahap pembuatan peralihan hak jaminan sebagai barang yang ... perjanjian kredit dengan jaminan

61

Gambar 1. Skema Model Analisis Data

F. Sistematika Skripsi

Untuk memberikan gambaran menyeluruh mengenai sistematika penulisan

karya ilmiah yang sesuai dengan aturan baru dalam penulisan karya ilmiah, maka

penulis menyiapkan suatu sistematika penulisan skripsi. Adapun sistematika

penulisan hukum terbagi dalam 4 (empat) bab yang saling berkaitan dan

berhubungan. Sistematika dalam penulisan hukum ini adalah sebagai berikut :

BAB I: PENDAHULUAN

Dalam bab ini penulis memberikan gambaran mengenai permulaan

sebuah penelitian, meliputi latar belakang masalah, pembatasan

masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

metode penelitian, serta sistematika penulisan hukum.

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

Reduksi Data Sajian Data

Penarikan

Kesimpulan

Pengumpulan

Data

Page 29: PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PERJANJIAN …... · tahap pembuatan perjanjian kredit dan tahap pembuatan peralihan hak jaminan sebagai barang yang ... perjanjian kredit dengan jaminan

62

Dalam bab kedua memuat 2 (dua) sub bab, yaitu kerangka teori dan

kerangka pemikiran. Kerangka teori meliputi : Tinjauan umum tentang

pengertian perjanjian, syarat sah perjanjian, akibat perjanjian,

berakirnya perjanjian, jenis-jenis perjanjian, pengertian kredit, unsur-

unsur kredit, syarat-syarat kredit, arti penting jaminan dalam

perjanjian kredit, wanprestasi dalam perjanjian kredit. Sedangkan

dalam kerangka pemikiran penulis akan menampilkan bagan kerangka

pemikiran.

BAB III: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini penyusun akan membahas dan menjawab akan tentang pokok-

pokok permasalahan yang ingin dikemukakan berdasarkan rumusan

masalah yaitu tentang bagaimana proses perjanjian pembebanan hak

tanggungan dalam perjanjian kredit di perusahan daerah BPR (BANK

KREDIT KECAMATAN) Kecamatan Tirtomoyo Kabupaten

Wonogiri, bagaimana bentuk dan isi akte pembebanan hak tanggungan

dalam perjanjian kredit, serta bagaimana penyelesaian kredit macet

dalam perjanjain kreditnya.

BAB IV: PENUTUP

Pada bab ini penulis memberikan kesimpulan dan hasil penelitian dan

pembahasan serta memberikan saran-saran terhadap beberapa

kekurangan yang harus diperbaiki yang penulis temukan dalam

penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 30: PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PERJANJIAN …... · tahap pembuatan perjanjian kredit dan tahap pembuatan peralihan hak jaminan sebagai barang yang ... perjanjian kredit dengan jaminan

63

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori

1. Tinjauan Umum tentang Hak Tanggungan

a. Pengertian Hak Tanggungan

Hak tanggungan menurut ketentuan pasal 1 butir 1 undang-undang No.

4 tahun 1996 tentang hak tanggungan atas tanah beserta benda-benda

yang berkaitan dengan tanah, adalah:

“Hak tanggungan atas tanah beserta benda-benda yang

berkaitan dengan tanah, yang selanjutnya di sebut hak

tanggungan, adalah hak jaminan yang di bebankan pada hak

atas tanah sebagaimana dimaksud dalam undanag-undanag

nomor 5 tahun 1960 tentang peraturan dasar pokok-pokok

agraria, berikut atau tak berikut benda-benda lain yang

merupakan satu kesatuan dengan tanah itu, untuk

pelunasanutang tertentu, yang memberikan kedudukan yang di

utamakan kepada kreditor tertentu terhadap kreditor-kreditor

lain”

Dan pada butir tersebut dapat di ambil keputusan bahwa hak

tanggungan adalah suatu bentuk jaminan pelunasan utang. menurut

pasal 1 ayat (1) Undang-undang No.4 Tahun 1996 Tentang Hak

Tanggungan; “Hak Tanggungan atas tanah beserta benda-benda

yang berkaitan dengan tanah, yang selanjutanya disebut Hak

Tanggungan, adalah jaminan yang dibebankan pada hak atas tanah

sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang No 5 Tahun 1960

tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria, berikut atau tidak

berikut benda-benda lain yang merupakan kesatuan dengan tanah

Page 31: PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PERJANJIAN …... · tahap pembuatan perjanjian kredit dan tahap pembuatan peralihan hak jaminan sebagai barang yang ... perjanjian kredit dengan jaminan

64

itu, untuk pelunasan utang tertentu terhadap kreditur-kreditur lain.”

hak tanggungan yang diatur dalam undang-undang ini pada

dasarnya adalah jaminan yang dibebankan pada hak atas tanah

sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang No 5 Tahun 1960

tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria, berikut atau tidak

berikut benda-benda lain yang merupakan kesatuan dengan tanah

itu, untuk pelunasan utang tertentu terhadap kreditur-kreditur lain.

Namun seiring perkembangan waktu benda yang dijaminkan menjadi

berkembang, dalam hal ini tak hanya tanah namun dapat juga berupa

bangunan, tanaman, dan suatu hasil karya yang secara tetap

merupakan satu kesatuan dengan tanah

b. Asas-asas hak tanggungan

1) hak tanggungan memberikan kedudukan yang diutamakan

bagi kreditur pemegang hak tanggungan.

2) hak tanggungan tidak dapat dibagi-bagi.

3) hak tanggungan hanya dapat dibebankan pada hak atas

tanah yang telah ada.

4) hak tanggungan dapat dibebankan juga atas benda-benda

yang berkaitan dengan tanah yang baru akan ada dikemudian

hari.

5) perjanjian hak tanggungan adalah perjanjian accessoir.

6) hak tanggungan dapat dijadikan jaminan untuk utang yang baru

akan ada.

7) hak tanggungan dapat menjamin lebih dari satu orang.

8) diatas hak tanggungan tidak dapat diletakkan sita oleh

pengadilan.

Page 32: PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PERJANJIAN …... · tahap pembuatan perjanjian kredit dan tahap pembuatan peralihan hak jaminan sebagai barang yang ... perjanjian kredit dengan jaminan

65

9) hak tanggungan hanya dapat dibebankan atas tanah yang

tertentu.

10) hak tanggungan wajib didaftarkan.

11) hak tanggungan dapat diberikan dengan disertai janji-janji

tertentu.

12) objek hak tanggungan tidak boleh diperjanjikan untuk

dimiliki sendiri oleh pemegang hak tanggungan bila debitur

cidera janji.

13) pelaksanaan eksekusi hak tanggungan mudah dan pasti (Kartini

Muljadi dan Gunawan Widjaja, 2005 : 15-39).

Dalam kamus bahasa Indonesia sendiri, tanggungan di artikan

sebagai barang yang di jadikan jaminan. Sedangkan jaminan itu

sendiri artinya tanggunagan atas pinjaman yang di terima. Yang di

maksud dalam hak tanggunagn adalah

“ Hak jaminan yang di bebankan pada hakatas tanah

sebagaimana di maksud dalam undang-undang no 5 tahun 1960

tentang peraturan pokok-pokok agrarian berikut atau tidak

berikut benda-benda lain yang merupakan satu kesatuan

dengan tanah untuk pelunasan utang tertentu, yang

memberikan kedudukan yang di utamakan kepada kreditur

tertentu terhadap kreditur-kreditur lainnya “ ( H. Salim HS,

2005 : 95-96 ).

Istilah hak tanggungan di Indonesia sebagai sinonim dari asuransi

sejalan dengan itu muncul istilah penanggung yang berarti perusahaan

asuransi atau istilah tertanggung atau pihak yang di asuransikan. Hak

tanggungan adalah salah satu jenis dari hak jaminan di samping

Hipotik, Gadai dan Fidusia. Hak jaminan di maksud untuk maenjamin

utang seorang Debitor yang memberi hak utama kepada Kreditor

tertentu apabila debitor cidera janji ( Remy Sjahddeini, 2005 : 4 ).

Page 33: PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PERJANJIAN …... · tahap pembuatan perjanjian kredit dan tahap pembuatan peralihan hak jaminan sebagai barang yang ... perjanjian kredit dengan jaminan

66

Berdasarkan keterangan di atas maka dapat di tarik kesimpulan

bahwa hak tanggungan itu adalah suatu bentuk jaminan pelunasan

utang dalam suatu perjanjain kredit yang berupa tanah beserta benda-

benda yang berkaitan dengan tanah atau benda yang tidak bergerak

serta dalam perkembangannya sekarang bisa berupa bangunan,

tanaman dan suatu hasil karya yang secara tetap merupakan satu

kesatuan dengan tanah

2. Tinjauan Umum Tentang Perjanjian

a. Pengertian Perjanjian

Suatu perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang

atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih

(Pasal 1313 KUHperdata). Pengertian perjanjian ini mengandung

unsur :

1) Perbuatan, penggunaan kata “Perbuatan” pada perumusan tentang

perjanjian ini lebih tepat jika diganti dengan kata perbuatan hukum

atau tindakan hukum, karena perbuatan tersebut membawa akibat

hukum bagi para pihak yang memperjanjikan.

2) Satu orang atau lebih terhadap satu orang lain atau lebih. Untuk

adanya suatu perjanjian, paling sedikit harus ada dua pihak yang

saling berhadap-hadapan dan saling memberikan pernyataan yang

cocok/pas satu sama lain. Pihak tersebut adalah orang atau badan

hukum.

3) Mengikatkan dirinya, di dalam perjanjian terdapat unsur janji yang

diberikan oleh pihak yang satu kepada pihak yang lain. Dalam

Page 34: PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PERJANJIAN …... · tahap pembuatan perjanjian kredit dan tahap pembuatan peralihan hak jaminan sebagai barang yang ... perjanjian kredit dengan jaminan

67

perjanjian ini orang terikat kepada akibat hukum yang muncul

karena kehendaknya sendiri.

Sedangkan perjanjian menurut R.Subekti adalah suatu peristiwa

dimana seseorang berjanji kepada orang lain atau dimana dua orang itu

saling berjanji untuk melaksanakan sesuatu hal (Subekti, 2002 : 1).

Peristiwa perjanjian ini, menimbulkan suatu hubungan antara dua

orang tersebut yang dinamakan perikatan. Perjanjian ini menerbitkan

perikatan antara dua orang yang membuatnya. Dalam bentuknya,

perjanjian ini berupa suatu rangkaian perkataan yang mengandung

janji-janji atau kesanggupan yang diucapkan atau ditulis. Hubungan

antara perikatan dan perjanjian itu menerbitkan perikatan, disamping

sumber lainnya yaitu Undang-Undang

b. Syarat sahnya Perjanjian

Agar suatu perjanjian dapat menjadi sah dan mengikat para pihak,

perjanjian harus memenuhi syarat-syarat sebagaimana ditetapkan

dalam Pasal 1320 KUHperdata yaitu :

1) sepakat mereka yang mengikatkan dirinya; Kata “sepakat” tidak

boleh disebabkan adanya kekhilafan mengenai hakekat barang

yang menjadi pokok persetujuan atau kekhilafan mengenai diri

pihak lawannya dalam persetujuan yang dibuat terutama

mengingat dirinya orang tersebut; adanya paksaan dimana

seseorang melakukan perbuatan karena takut ancaman (Pasal 1324

KUHperdata);adanya penipuan yang tidak hanya mengenai

kebohongan tetapi juga adanya tipu muslihat (Pasal 1328

KUHperdata). Terhadap perjanjian yang dibuat atas dasar

Page 35: PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PERJANJIAN …... · tahap pembuatan perjanjian kredit dan tahap pembuatan peralihan hak jaminan sebagai barang yang ... perjanjian kredit dengan jaminan

68

“sepakat” berdasarkan alasan-alasan tersebut, dapat diajukan

pembatalan.

2) cakap untuk membuat perikatan; Pasal 1330 KUHperdata

menentukan yang tidak cakap untuk membuat perikatan :

a. Orang-orang yang belum dewasa

Mereka yang ditaruh dibawah pengampuan, anak di

bawah penganpuan, anak belum cukup umur menurut undang

yang mengaturnya Orang-orang perempuan, dalam hal-hal

yang ditetapkan oleh undang-undang, dan pada umumnya

semua orang kepada siapa undang-undang telah melarang

membuat perjanjian-perjanjian tertentu. Namun berdasarkan

fatwa Mahkamah Agung, melalui Surat Edaran Mahkamah

Agung No.3/1963 tanggal 5 September 1963, orang-orang

perempuan tidak lagi digolongkan sebagai yang tidak cakap.

Mereka berwenang melakukan perbuatan hukum tanpa bantuan

atau izin suaminya Akibat dari perjanjian yang dibuat oleh

pihak yang tidak cakap adalah batal demi hukum (Pasal 1446

KUHperdata).

3) Suatu hal tertentu;

Perjanjian harus menentukan jenis objek yang

diperjanjikan Jika tidak maka perjanjian itu batal demi hukum.

Pasal 1332 KUHperdata menentukan hanya barang-barang

yang dapat di perdagangkan yang dapat menjadi obyek

perjanjian, dan berdasarkan Pasal 1334 KUHperdata barang-

barang yang baru akan ada di kemudian hari dapat menjadi

obyek perjanjian kecuali jika dilarang oleh undang-undang

Page 36: PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PERJANJIAN …... · tahap pembuatan perjanjian kredit dan tahap pembuatan peralihan hak jaminan sebagai barang yang ... perjanjian kredit dengan jaminan

69

secara tegas. suatu sebab atau causa yang halal. Sahnya causa

dari suatu persetujuan ditentukan pada saat perjanjian dibuat.

Perjanjian tanpa causa yang halal adalah batal demi hukum,

kecuali ditentukan lain oleh undang-undang. Syarat pertama

dan kedua menyangkut subyek, sedangkan syarat ketiga dan

keempatmengenai obyek. Terdapatnya cacat kehendak (keliru,

paksaan, penipuan) atau tidak cakap untuk membuat perikatan,

mengenai subyek mengakibatkan perjanjian dapat dibatalkan.

Sementara apabila syarat ketiga dan keempat mengenai obyek

tidak terpenuhi, maka perjanjian batal demi hukum.

4) Suatu sebab yang halal.

Dengan syarat ini di maksudkan adalah tujuan dari

perjanjian itu sendiri. Sebab yang tidak halal adalah yang

berlawanan dengan undang-undang kesusilaan dan

bertentangan dengan ketertiban umum. Adanya kausa yang

halal. Pasal 1335 KUHPerdata, suatu perjanjian yang tidak

memakai suatu sebab yang halal, atau dibuat dengan suatu

sebab yang palsu atau terlarang, tidak mempunyai kekuatan

hukum.

c. Akibat Perjanjian

Pasal 1338 ayat (1) KUH Perdata, yang menyatakan bahwa

semua kontrak (perjanjian) yang dibuat secara sah berlaku sebagai

undang-undang bagi mereka yang membuatnya. Dari Pasal ini dapat

disimpulkan adanya asas kebebasan berkontrak, akan tetapi kebebasan

ini dibatasi oleh hukum yang sifatnya memaksa, sehingga para pihak

yang membuat perjanjian harus menaati hukum yang sifatnya

Page 37: PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PERJANJIAN …... · tahap pembuatan perjanjian kredit dan tahap pembuatan peralihan hak jaminan sebagai barang yang ... perjanjian kredit dengan jaminan

70

memaksa. Suatu perjanjian tidak dapat ditarik kembali selain dengan

sepakat kedua belah pihak, atau karena alasan-alasan yang oleh

undang-undang dinyatakan cukup untuk itu. Perjanjian tidak hanya

mengikat untuk hal-hal yang dengan tegas dinyatakan di dalamnya,

tetapi juga untuk segala sesuatu yang menurut sifat perjanjian,

diharuskan oleh kepatutan, kebiasaan atau undang-undang. Suatu

perjanjian tidak di perbolehkan membawa kerugian kepada pihak

ketiga.

d. Berakhirnya Perjanjian

Perjanjian berakhir karena :

1) Ditentukan oleh para pihak berlaku untuk waktu tertentu.

2) Undang-undang menentukan batas berlakunya perjanjian;

3) Para pihak atau undang-undang menentukan bahwa dengan

terjadinya peristiwa tertentu maka persetujuan akan hapus;

Peristiwa tertentu yang dimaksud adalah keadaan memaksa

(overmacht) yang diatur dalam Pasal 1244 dan 1245 KUH Perdata.

Keadaan memaksa adalah suatu keadaan dimana debitur tidak

dapat melakukan prestasinya kepada kreditur yang disebabkan

adanya kejadian yang berada di luar kekuasaannya, misalnya

karena adanya gempa bumi, banjir, lahar dan lain-lain. Keadaan

memaksa dapat dibagi menjadi dua macam yaitu :

(a) keadaan memaksa absolut adalah suatu keadaan di mana

debitur sama sekali tidak dapat memenuhi perutangannya

kepada kreditur, oleh karena adanya gempa bumi, banjir

bandang, dan adanya lahar (force majeur). Akibat keadaan

memaksa absolut (force majeur) debitur tidak perlu membayar

ganti rugi (Pasal 1244 KUH Perdata); 3b. kreditur tidak berhak

Page 38: PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PERJANJIAN …... · tahap pembuatan perjanjian kredit dan tahap pembuatan peralihan hak jaminan sebagai barang yang ... perjanjian kredit dengan jaminan

71

atas pemenuhan prestasi, tetapi sekaligus demi hukum bebas

dari kewajibannya untuk menyerahkan kontra prestasi, kecuali

untuk yang disebut dalam Pasal 1460 KUH Perdata.

(b) keadaan memaksa yang relatif adalah suatu keadaan yang

menyebabkan debitur masih mungkin untuk melaksanakan

prestasinya, tetapi pelaksanaan prestasi itu harus dilakukan

dengan memberikan korban besar yang tidak seimbang atau

menggunakan kekuatan jiwa yang di luar kemampuan manusia

atau kemungkinan tertimpa bahaya kerugian yang sangat besar.

Keadaan memaksa ini tidak mengakibatkan beban resiko

apapun, hanya masalah waktu pelaksanaan hak dan kewajiban

kreditur dan debitur. Pernyataan menghentikan persetujuan

(opzegging) yang dapat dilakukan oleh kedua belah pihak atau

oleh salah satu pihak pada perjanjian yang bersifat sementara

misalnya perjanjian kerja putusan hakim tujuan perjanjian telah

tercapai dengan persetujuan para pihak (herroeping)

(http://www.jdh.bpk.go.id/informasihukum/petrjanjian.pdf.pen

gertianperjanjian).

e. Jenis-Jenis Perjanjian

1) Menurut Mariam Darus Badrulzaman (Badrulzaman,2001: 66),

sebagaimana dikutip oleh Maris Feriyadi dalam tesisnya bahwa

berdasarkan kriterianya terdapat beberapa jenis perjanjian, antara

lain:

a) Perjanjian Timbal Balik adalah perjanjian yang

menimbulkan kewajiban pokok bagi kedua belah pihak.

b) Perjanjian Cuma – Cuma yaitu Menurut ketentuan Pasal

1314 KUHPerdata, suatu persetujuan yang dibuat dengan

Page 39: PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PERJANJIAN …... · tahap pembuatan perjanjian kredit dan tahap pembuatan peralihan hak jaminan sebagai barang yang ... perjanjian kredit dengan jaminan

72

cuma-cuma adalah suatu persetujuan dengan mana pihak

yang satu memberikan suatu keuntungan kepada, pihak

yang lain, tanpa menerima suatu manfaat bagi dirinya

sendiri.

c) Perjanjian Atas Beban adalah perjanjian dimana terhadap

prestasi dari pihak yang satu selalu terdapat kontra prestasi

dari pihak lain, dan antara kedua prestasi itu ada

hubungannya menurut hukum.

d) Perjanjian Bernama ( Benoemd ) adalah perjanjian yang

sudah mempunyai nama sendiri, maksudnya adalah bahwa

perjanjian-perjanjian tersebut diatur dan diberi nama oleh

pembentuk undang-undang, berdasarkan tipe yang paling

banyak terjadi sehari-hari. Perjanjian khusus terdapat

dalam Bab V sampai dengan Bab XVIII KUHPerdata.

e) Perjanjian Tidak Bernama ( Onbenoemde Overeenkomst )

adalah perjanjian-perjanjian yang tidak diatur di dalam

KUHPerdata, tetapi terdapat di dalam masyarakat. Jumlah

perjanjian ini tidak terbatas dengan nama yang disesuaikan

dengan kebutuhan pihak- pihak yang mengadakannya.

f) Perjanjian Obligatoir adalah perjanjian yang menimbulkan

hak dan kewajiban diantara para pihak.

g) Perjanjian Kebendaan ( Zakelijk ) adalah perjanjian dengan

mana seorang menyerahkan haknya atas sesuatu benda

kepada pihak lain, yang membebankan kewajiban (oblilige)

pihak itu untuk menyerahkan benda tersebut kepada pihak

lain (levering, transfer).

h) Perjanjian Konsensual adalah perjanjian dimana antara

kedua belah pihak telah tercapai persesuaian kehendak

untuk mengadakan perjanjian. Menurut KUHPerdata

Page 40: PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PERJANJIAN …... · tahap pembuatan perjanjian kredit dan tahap pembuatan peralihan hak jaminan sebagai barang yang ... perjanjian kredit dengan jaminan

73

perjanjian ini sudah mempunyai kekuatan mengikat (Pasal

1338).

i) Perjanjian Real Yaitu suatu perjanjian yang terjadinya itu

sekaligus dengan realisasi tujuan perjanjian, yaitu

pemindahan hak.

j) Perjanjian Liberatoir adalah Perjanjian dimana para pihak

membebaskan diri dari kewajiban yang ada (Pasal 1438

KUHPerdata).

k) Perjanjian Pembuktian ( Bewijsovereenkomts ) yaitu Suatu

perjanjian dimana para pihak menentukan pembuktian

apakah yang berlaku di antara mereka.

l) Perjanjian Untung – untungan yaitu Menurut Pasal 1774

KUHPerdata, yang dimaksud dengan perjanjian untung-

untungan adalah suatu perbuatan yang hasilnya, mengenai

untung ruginya, baik bagi semua pihak, maupun bagi

sementara pihak, bergantung pada suatu kejadian yang

belum tentu.

m) Perjanjian Publik yaitu suatu perjanjian yang sebagian atau

seluruhnya dikuasai oleh hukum publik, karena salah satu

pihak yang bertindak adalah pemerintah, dan pihak lainnya

swasta. Diantara keduanya terdapat hubungan atasan

dengan bawahan (subordinated), jadi tidak dalam

kedudukan yang sama (co-ordinated).

n) Perjanjian Campuran adalah suatu perjanjian yang

mengandung berbagai unsur perjanjian di dalamnya.

Berdasarkan kesimpulan di atas Kesimpulan penulis sendiri suatu

perjanjian menitik beratkan pada pengertian perjanjian yang ada dalam

pasal 1313 KUHperdata di karenakan lebih sesuai dengan pokok

Page 41: PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PERJANJIAN …... · tahap pembuatan perjanjian kredit dan tahap pembuatan peralihan hak jaminan sebagai barang yang ... perjanjian kredit dengan jaminan

74

permasalahan dalam penulisan hukum bagi penulis yaitu di katakan

perjanjian di mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap

suatu orang lain dan didalamnya pula terdapat beberapa unsur dari

perjanjian yaitu : perbuatan, satu orang atau lebih dan mengikatkan

dirinya serta adanya sarat suatu perjanjian yaitu :sepakat, cakap, suatu

hal tertentu, akibat-akibat dari suatu perjanjian, berakirnya perjanjian,

serta jenis-jenis perjanjian.

3. Tinjauan umum tentang kredit

a. Pengertian tentang kredit

Pengertian kredit mempunyai dimensi yang beraneka ragam,

dimulai kata kredit yang berasal dari bahasa Yunani “credere” yang

berarti Kepercayaan. Bila dihubungkan dengan bank maka terkandung

pengertian bahwa bank selaku kreditur percaya meminjamkan

sejumlah uang kepada nasabah atau debitur, karena debitur dapat di

percaya kemampuanya untuk membayar lunas pinjamannya setelah

jangka waktu yang di tentukan.

Dalam arti yang lebih luas Pengertian Kredit adalah

Kemampuan untuk melaksanakan suatu pemberian atau mengadakan

suatu pinjaman dengan suatu janji pembayarannya akan dilakukan

pada suatu jangka waktu yang disepakati.

1) Menurut beberapa pendapat para ahli ilmu hukum, seperti:

J. A. Lavy, merumuskan arti kredit adalah menyerahkan

secara sukarela sejumlah uang untuk dipergunakan secara

bebas oleh penerima kredit.

2) Drs. Muchdarsyah Sinungan, kredit adalah suatu prestasi

yang diberikan oleh satu pihak kepada pihak lainnya, dimana

Page 42: PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PERJANJIAN …... · tahap pembuatan perjanjian kredit dan tahap pembuatan peralihan hak jaminan sebagai barang yang ... perjanjian kredit dengan jaminan

75

prestasi akan dikembalikan lagi pada masa tertentu yang

akan diserahi dengan suatu kontraprestasi berupa bunga.

Menurut ketentuan UU No. 10 Tahun 1998 Pasal 1 butir 11

disebutkan:

“kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat

dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau

kesepakatan pinjam-meminjam antara pihak bank dengan pihak

lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya

setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.”

b. Unsur-unsur kredit

Unsur-unsur kredit terdiri atas :

1) Kepercayaan yaitu keyakinan dari pemberi kredit bahwa

prestasi yang diberikannya baik dalam bentuk uang, barang

atau jasa, akan benar-benar diterimanya kembali dalam

jangka waktu tertentu di masa yang akan datang.

2) Tenggang waktu yaitu masa yang memisahkan antara

pemberian prestasi dengan kontra prestasi yang akan diterima

pada masa yang akan datang ( Gatot Supramono, 1995 : 28 ).

3) Degree of risk yaitu tingkat resiko yang akan dihadapi

sebagai akibat dari adanya jangka waktu yang memisahkan

antara pemberian prestasi dengan kontra prestasi yang akan

diterima kemudian hari.

4) Prestasi atau obyek kredit tidak saja diberikan dalam bentuk

uang, tetapi juga dalam bentuk barang atau jasa.

Page 43: PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PERJANJIAN …... · tahap pembuatan perjanjian kredit dan tahap pembuatan peralihan hak jaminan sebagai barang yang ... perjanjian kredit dengan jaminan

76

c. Syarat-syarat Kredit

Berdasarkan pasal 8 ayat (1) Undang-undang No.10 tahun

1998 Tentang Perbankan yang menyatakan bahwa : “Dalam

memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah, bank

umum wajib mempunyai keyakinan berdasarkan analisis yang

mendapat atas itikad dan kemampuan serta kesanggupan nasabah

debitur untuk melunasi utangnya atau mengembalikan pembiayaan

dimaksud sesuai dengan yang diperjanjikan”.

Serta pasal 8 ayat (2) Undang-undang No.10 tahun 1998

tentang perbankan yang menyatakan : “Bank umum wajib memiliki

dan menerapkan pedoman perkreditan dan pembiayaan berdasarkan

prinsip syariah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank

Indonesia.” Ketentuan pasal 8 ayat (1) dan (2) merupakan dasar bagi

bank dalam menyalurkan kreditnya dan untuk mencegah terjadinya

masalah di kemudian hari maka dalam memberikan suatu persetujuan

kredit menggunakan pedoman formula 4P dan formula. 5C.

Formula 4P dapat diuraikan :

1) Personality yaitu pihak bank memberi data secara lengkap

mengenai kepribadian pemohon kredit, antara lain mengenai

riwayat hidup, pengalaman pemohon dalam berusaha,

pergaulan dalam masyarakat, dan lain sebagainya (Muhammad

Djumhana, 2000 : 370).

Page 44: PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PERJANJIAN …... · tahap pembuatan perjanjian kredit dan tahap pembuatan peralihan hak jaminan sebagai barang yang ... perjanjian kredit dengan jaminan

77

2) Purpose yaitu bank harus mencari data mengenai tujuan atau

penggunaan kredit sesuai line of bussines kredit bank yang

bersangkutan

3) Prospec yaitu bank melakukan analisis dengan cermat dan

mendalam mengenai bentuk usaha yang akan dilakukan oleh

pemohon kredit.

4) Payment yaitu dalam penyaluran kredit, bank harus

mengetahui dengan jelas mengenai kemampuan dari pemohon

kredit untuk melunasi utang kredit dalam jumlah dan jangka

waktu yang ditentukan.

Formula 5 C dapat diuraikan :

a) Character yaitu calon nasabah debitur harus

mempunyai watak, moral dan sifat pribadi yang baik.

Penilaian terhadap karakter ini dilakukan untuk

mengetahui tingkat kejujuran, integritas, dan kemauan

dari calon debitur untuk memenuhi kewajiban dan

menjalankan usahanya.

b) Capacity yaitu kemampuan calon nasabah debitur

dalam mengelola kegiatan usahanya dan mampu untuk

melihat prospektif masa depan, sehingga usahanya

dapat berjalan dengan baik dan memberikan

keuntungan, yang menjamin bahwa ia mampu dalam

melunasi hutangnya dalam jangka waktu dan jumlah

yang telah ditentukan.

c) Capital yaitu bank harus terlebih dahulu melakukan

penelitian terhadap modal yang dimiliki oleh pemohon

kredit. Penyelidikan ini tidak didasarkan kepada besar

Page 45: PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PERJANJIAN …... · tahap pembuatan perjanjian kredit dan tahap pembuatan peralihan hak jaminan sebagai barang yang ... perjanjian kredit dengan jaminan

78

kecilnya modal namun difokuskan kepada bagaimana

distribusi modal ditempatkan oleh pengusaha tersebut

sehingga segala sumber yang telah ada dapat berjalan

secara efektif.

d) Collateral yaitu Jaminan untuk persetujuan pemberian

kredit yang merupakan sarana pengaman atas resiko

yang mungkin terjadi atas wanprestasinya nasabah

debitur di kemudian hari, misal kredit macet. Jaminan

ini diharapkan dapat mampu melunasi sisa hutang.

e) Condition of economi yaitu Kondisi ekonomi dan

kondisi sektor usaha pemohon kredit perlu memperoleh

perhatian dari bank untuk memperkecil resiko yang

mungkin terjadi yang diakibatkan oleh kondisi ekonomi

tersebut.

Berdasarkan keterangan di atas maka penulis

menyimpulkan bahwa kredit adalah suatu kepercayaan dan

bila di kaitkan dengan bank maka selaku kreditur yang

memberikan kepercayaan kepada debitur untuk

meminjamkan suatu kredit uang, atau kredit dapat di

katakan suatu kemampaun untuk melaksanakan suatu

pemberian atau mengadakan suatu perjanjian, serta di

dalam kredit juga harus memuat unsur-unsur yaitu :

kepercayaan, tenggang waktu, deegre of risk (tingkat

resiko) dan pula adanya dari suarat kredit yaitu: 4P

personality, purpose, prospect, paymen,dan 5C character,

capacity, capital, collateral, condition of economi.

Page 46: PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PERJANJIAN …... · tahap pembuatan perjanjian kredit dan tahap pembuatan peralihan hak jaminan sebagai barang yang ... perjanjian kredit dengan jaminan

79

d. Arti pentingnya Jaminan dalam Perjanjian Kredit.

Jaminan merupakan salah satu aspek yang perlu mendapatkan

perhatian dalam mempertimbangkan suatu permohonan kredit karena

kredit merupakan hal yang mutlak diperlukan untuk mengembangkan

kegiatan perekonomian. Kebutuhan akan kredit dan pemberian

fasilitas kredit disyaratkan adanya barang sebagai jaminan yang

tujuanya adalah unutk memberikan kepastian bahwa kredit yang

diberikan benar-benar terjamin pengembalianya dengan barang-barang

yang diserahkan oleh nasabah.

Jika di kemudian hari tidak terselesaikan sebagai mana

mestinya untuk memperkuat kedudukan benda jaminan atau dengan

kata lain dengan adanya jaminan kepentingan kredit akan terlindungi.

Adanya jaminan akan mengurangi resiko kerugian bagi kreditur,

adanya jaminan harus tetap ideal yang mempunyai tugas melancarkan

dan mengamankan pemberian kredit.

Adapun untuk kepentingan fasilitas kredit dilihat dari sudut

perbankan, diperlukan jaminan dan persyratan-persyaratan bagi

pengamanan pemberian kredit tersebut yang ditegaskan dalam pasal 8

undang-undang perbankan yang diyatakan dalam memberikan kredit

bank wajib mempunyai keyakinan atas kemampuan dan kesanggupan

debitur untuk melunasi hutangnya sesuai dengan yang diperjanjikan.

Atau adanya prinsip pemberian pinjaman yang dinamakan comman

ditering verbod yaitu larangan bahwa dengan pemberian kredit

tersebut ikut menanggung resiko usaha debitur. Kemampuan dan

kesanggupan debitur di sini merupakan faktor penting yang harus

Page 47: PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PERJANJIAN …... · tahap pembuatan perjanjian kredit dan tahap pembuatan peralihan hak jaminan sebagai barang yang ... perjanjian kredit dengan jaminan

80

diperhatikan oleh bank dalam melakukan penilaian yang seksama

terhadap watak, kemapuan, prospek usaha, dan anggunan debitur. Jadi

disini anggunan menjadi salah satu unsur jaminan kredit (Hermansyah,

2005 : 59 ).

Adapun fungsi pemberian jaminan dalam perjanjian kredit

adalah :

1) Guna memberikan hak dan kekuasaan pada kreditur yang

dalam hal ini bank untuk mendapatkan pelunasan dari barang-

barang jaminan bilamana debitur cidera janji tidak membayar

kembali hutangnya pada waktu yang telah di tentukan dalam

perjanjian.

2) Memberikan dorongan kepada debitur agar :

a) Betul-betul menjalankan usaha atau proyeknya yang dibiayai

dengan kredit bank, karena apabila hal tersebut dibiarkan

resikonya adalah hak miliknya yang dijadikan jaminan akan

hilang.

b) Betul-betul memenuhi ketentuan-ketentuan yang tercantum di

dalam perjanjian kredit. Oleh karena itu jaminan mempunyai

fungsi melancarkan dan mengamankan pemberian kredit, maka

jaminan yang baik (ideal) adalah :

(1). Yang dapat secara mudah membantu perolehan kredit itu

oleh pihak yang memerlukannya

(2). Yang tidak melemahkan potensi (kekuatan) si pencari

untuk melakukan (meneruskan) usahanya.

(3). Yang memberikan kepastian kepada si pemberi kredit

bahwa barang jaminan setiap waktu tersedia untuk

Page 48: PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PERJANJIAN …... · tahap pembuatan perjanjian kredit dan tahap pembuatan peralihan hak jaminan sebagai barang yang ... perjanjian kredit dengan jaminan

81

dieksekusi, yaitu bila perlu dapat mudah diuangkan untuk

melunasi hutangnya si penerima (pengambil kredit).

(4). Yang dapat secara mudah membantu perolehan kredit itu

oleh pihak yang memerlukannya .

(5). Yang tidak melemahkan potensi (kekuatan) si pencari

untuk melakukan (meneruskan) usahanya.

(6). Yang memberikan kepastian kepada si pemberi kredit

bahwa barang jaminan setiap waktu tersedia untuk

dieksekusi, yaitu bila perlu dapat mudah diuangkan untuk

melunasi hutangnya si penerima (pengambil kredit).

The basic moral hazard problem is the incentive for

depository institutions to engage in excessively high-risk

activities, relative to socially optimal outcomes, in order to

increase the option value of their deposit insurance

guarantee. The overall empirical evidence is consistent

with the likelihood that generous government-funded

deposit insurancemight have a negative impact on financial

development and growth in the long run, except in

countries where the rule of law is well established and

bank supervisors are granted sufficient discretion and

independence from legal reprisals. Insurance premium

requirements on member banks, even when risk-adjusted,

are instead found to have little effect in restraining banks'

risk-taking behavior. (Journal of Money, Credit, and

Banking Volume 37, Number 1, February 2005 )

e. Wanprestasi dan Pengertian Kredit Macet dalam Perjanjian

Kredit

Dalam pemberian kredit, terdapat kemungkinan bahwa debitur

tidak dapat memenuhi prestasi yang menjadi kewajibannya atau dapat

dikatakan debitur tersebut melakukan wanprestasi dalam kredit.

Page 49: PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PERJANJIAN …... · tahap pembuatan perjanjian kredit dan tahap pembuatan peralihan hak jaminan sebagai barang yang ... perjanjian kredit dengan jaminan

82

Dalam dunia perkreditan terdapat 3 macam perbuatan yang tergolong

wanprestasi yaitu:

1) Nasabah sama sekali tidak dapat membayar angsuran kredit

(beserta bunganya).

2) Nasabah membayar sebagaianya.

3) Angsuran kredit (beserta bunganya).

4) Pembayaran kredit tidak dapat dipersoalkan apakah nasabah

telah membayar sebagian kecil angsuran. Walaupun nasabah

kurang membayar satu kali angsuran, tetap tergolong kreditnya

sebagai kredit macet.

5) Nasabah membayar lunas kredit (beserta bunganya) setelah

jangka waktu yang di perjanjikan berakhir, hal ini tidak

termasuk nasabah lunas setelah perpanjang jangka waktu kredit

yang telah disetujui bank atas permohonan nasabah, karena

telah terjadi perubahan perjanjian yang disepakati bersama,

jadi yang dimaksudkan adalah tidak pernah terjadi perubahan

perjanjian kredit sedikitpun, keadaan demikian dapat terjadi,

setelah bank mengambil langkah untuk menyelesaikan ke

pengadilan, nasabah bersedia membayar lunas kreditnya (Gatot

Supramono, 1995 : 92 ).

6) Kredit macet sebagai perpanjangan dari kredit bermasalah,

apabila ditinjau dari KUH Perdata, maka yang dimaksud kredit

macet adalah tidak memenuhi kewajiban dalam suatu

perjanjian, dalam hal ini perjanjian kredit. Dimana dalam

penjelasannya apa yang menjadi motif dari ingkar janji

(wanprestasi) yang mengakibatkan kredit macet tersebut tidak

dipersoalkan. Dan untuk perjanjian timbal balik maka hak

kreditur. Namun tidak jarang terjadi, jangka waktu kreditnya

Page 50: PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PERJANJIAN …... · tahap pembuatan perjanjian kredit dan tahap pembuatan peralihan hak jaminan sebagai barang yang ... perjanjian kredit dengan jaminan

83

telah habis akan tetapi debitur tidak atau belum dapat melunasi

kewajiban untuk membayar hutangnya pada bank. Adanya hal

yang demikian ini maka dapat dikategorikan sebagai tindakan

wanprestasi atau ingkar janji., penyebab kredit macet:

a. Timbulnya kredit macet yang di timbulkan oleh adanya

unsur kesengajaan untuk melanggar kebijakan dan

prosedur yang telah di tetapkan.

b. Timbulnya kredit macet karena memanfaatkan

lemahnya peraturan atau ketentuan yaitu memang

belum ada atau sudah ada, tetapi tidak jelas.

c. Adanya oknum intern bank sendiri yang melakukan

KKN sehingga menyebabkan kredit macet.

Suatu kredit dapat digolongkan menjadi kredit macet apabila

kredit tersebut bermasalah dalam pemenuhan prestasi antara

debitur kepada debitur atau dengan kata lain apabila debitur

sudah tidak bisa melunasi sisa hutang yang ada pada kreditur

Namun tindakan wanprestasi debitur tidak selamanya dalam

keadaan debitur tidak memenuhi prestasi seperti apa yang telah

diperjanjikan, melainkan dapat juga dalam hal seseorang debitur

tidak tepat waktunya dalam memenuhi prestasi yang diperjanjikan

ataupun debitur telah memenuhi prestasinya akan tetapi tidak

dengan baik sebagaimana dikehendaki oleh kreditur. Keadaan

Wanprestasi dari debitur inilah yang mengakibatkan kredit

menjadi bermasalah atau bahkan menjadi macet.

Sekalipun bank dalam memberikan kredit tidak pernah

menginginkan bahwa kredit yang diberikan akan menjadi kredit

Page 51: PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PERJANJIAN …... · tahap pembuatan perjanjian kredit dan tahap pembuatan peralihan hak jaminan sebagai barang yang ... perjanjian kredit dengan jaminan

84

yang bermasalah, dan untuk keperluan itu pihak bank akan

melakukan segala upaya preventif yang mungkin dilakukan untuk

mencegah agar kredit tidak bermasalah, namun tidak mustahil

akhirnya kredit tetap juga bermasalah, bahakan keadaan kredit itu

bukan saja tidak lancar atau diragukan melainkan akhirnya

menjadi macet. Kredit macet yang terjadi akan merupakan beban

bagi bank, bagi beban pikiran, tenaga , waktu, biaya maupun beban

dana. Oleh karenanya, setiap bank akan berusaha

menyelesaikannya dengan menetapkan suatu sistem atau cara yang

berbeda antara satu bank dengan bank yang lain.

B.Kerangka Pemikiran

PEMBERIAN KREDIT

DENGAN JAMINAN

HAK TANGGUNGAN

DENGAN JAMINAN

FIDUSIA

WAN PRESTASI

TERHADAP KREDIT

Page 52: PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PERJANJIAN …... · tahap pembuatan perjanjian kredit dan tahap pembuatan peralihan hak jaminan sebagai barang yang ... perjanjian kredit dengan jaminan

85

Keterangan :

Mekanisme pemberian kredit di Perusahaan Perusahaan Daerah BPR

Bank Kredit Kecamatan Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri dilakukan melalui 4

tahap yaitu: Tahap Permohonan kredit, analisis kredit, keputusan kredit dan

tahap pembuatan perjanjian kredit. Dalam pemberian kredit tentunya kita di

wajibkan dengan suatu kewajiban pembebanan dan kewajiban pembebanan

itu terdiri antara jaminan fidusia dan jaminan hak tanggungan dan yang di

teliti oleh peneliti adalah jaminan pembebanan dengan jaminan hak

tanggungan dan terkadang setiap individu memiliki karakteristik masing-

masing seperti setelah di berikan suatu kredit tetapi nasabah tidak bisa atau

sengaja tidak ingin mengembalikan prestasinya kepada pihak yang telah

Page 53: PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PERJANJIAN …... · tahap pembuatan perjanjian kredit dan tahap pembuatan peralihan hak jaminan sebagai barang yang ... perjanjian kredit dengan jaminan

86

memberikan kreditnya kepada orang tersebut maka dengan ini cara

penyelesaiannya oleh pihak pemberi kredit dapat menyita hak tanggungan

tersebut apabila pihak penerima kredit tidak mampu mengembalikan prestesi

kredit yang telah di berikan kepada nasabah yang menerima kredit itu dan

dalam penyelesaian kredit tersebut terdapat dua pilihan yaitu secara

kekeluargaan ataupun secara hukum dengan melalui jalur hukum.Secara Non

litigasi atau kekeluargaan yaitu pihak bank memberikan ijin untuk debitur

menjual barang jaminan guna pelunasan hutang atau pihak bank yang

mencarikan pembeli dari barang jaminan milik debitur tersebut, sedangkan

jalur hukum atau jalur litigasi yaitu pihak bang dengan kekuatan eksekutorial

yang sudah melekat pada barang jaminan yang dibebankan untuk perjanjian

dapat melelang barang jaminan guna pemenuhan atau pelunasan sisa hutang

yang belum dibayar oleh debitur

Page 54: PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PERJANJIAN …... · tahap pembuatan perjanjian kredit dan tahap pembuatan peralihan hak jaminan sebagai barang yang ... perjanjian kredit dengan jaminan

87

BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Umum Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat BKK

Wonogiri Kota Cabang Tirtomoyo

1. Sejarah Berdirinya Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat BKK

Wonogiri Kota Cabang Tirtomoyo :

Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Badan Kredit

Kecamatan Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri merupakan produk dari

Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Tengah. PD BPR BKK Kecamatan

Tirtomoyo dalam melaksanakan usahanya berdasarkan demokrasi ekonomi

dengan prinsip profesionalisme dan kehati-hatian. Dalam pembentukanya juga

dengan maksud dan tujuan untuk membantu mendorong pertumbuhan

perekonomian dan pembangunan daerah di segala bidang dalam rangka

meningkatkan taraf hidup rakyat sebagai salah satu sumber pendapatan

daerah. Fungsinya sendiri sebagai lembaga intermediasi di bidang keuangan

dengan tugas menjalankan usaha sebagai Bank Perkreditan Rakyat sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan serta mempunyai tugas

yaitu:

a. Menggerakan ekonomi kerakyatan melalui usaha lembaga perbankan.

b. Membantu menyediakan modal usaha bagi usaha mikro, kecil dan

menengah.

c. Memberikan pelayanan modal dengan cara mudah, murah dan mengarah

dalam mengembangkan kesempatan berusaha.

d. Mengupayakan sumber pendapatan daerah.

Page 55: PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PERJANJIAN …... · tahap pembuatan perjanjian kredit dan tahap pembuatan peralihan hak jaminan sebagai barang yang ... perjanjian kredit dengan jaminan

88

Untuk mencapai tujuan sebagaimana di maksut maka PD BPR BKK

Wonogiri Kota Cabang Tirtomoyo menyelenggarakan usaha-usaha antara lain

menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito

berjangka, tabungan dan atau bentuk lainya yang di persamakan, memberikan

kredit dan melakukan pembinaan terhadap nasabah, menempatkan dana dalam

bentuk sertifikat bank Indonesia seperti deposito berjangka, giro atau jenis

lainya pada Bank lain.

PD BPR BKK Wonogiri Kota Cabang Tirtomoyo yang bergerak di

bidang jasa perbankan yang secara profit oriented bergerak dalam

pengembangan financial di bidang pelayanan jasa perbankan bagi

masyarakat Kecamatan Tritomoyo Kabupaten Wonogiri pada umumnya dan

juga sebagai penyalur dana kepada masyarakat dan sebagai salah satu

sumber pendapatan daerah pada khususnya, Perusahaan Daerah Bank

Perkreditan Rakyat Badan Kredit Kecamatan Tirtomoyo berkewajiban

melaksanakan kebijakan sesuai dengan visi dan misi memberikan citra

perbankan yang baik, dan memberikan berbagai efek sebesar mungkin

dalam menarik dan menyalurkan dana kepada masyarakat. Landasan hukum

berdirinya Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Wonogiri Kota

Cabang Tirtomoyo adalah sebagai berikut:

a. Perda No. 22 tanggal 11 Desember 2002 yang di sahkan oleh

Gubernur Jawa Tengah pada tanggal 11 Desember 2002 tentang

Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Badan Kredit Kecamatan di

Provinsi Jawa Tengah.

b. Perda No 11 tahun 2008 tentang Perusahaan Daerah Bank

Perkreditan Rakyat Badan di Provinsi Jawa Tengah.

c. Peraturan Gubernur Jawa Tengah No 148 Tahun 2008 tentang petunjuk

pelaksanaan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah No 11 Tahun 2008

Page 56: PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PERJANJIAN …... · tahap pembuatan perjanjian kredit dan tahap pembuatan peralihan hak jaminan sebagai barang yang ... perjanjian kredit dengan jaminan

89

tentang Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Badan Kredit

Kecamatan (PD BPR BKK) di Provinsi Jawa Tengah.

d. Peraturan Direksi PD. Bank Perkreditan Rakyat BKK Wonogiri Kota No

01 / VIII / Per.Dir / 2009 tentang pedoman tata kerja PD. Bank

Perkreditan Rakyat BKK Wonogiri Kota.

2. Visi, Misi, Tujuan Dan Dasar Hukum Perusahaan Daerah Bank

Perkreditan Rakyat BKK Wonogiri Kota Cabang Tirtomoyo

Visi:

“Menjadi Bank yang sehat, besar, mandiri dan mampu bersaing.”

Misi:

a. Menjalankan usaha sebagai Bank Perkereditan Rakyat (sesuai dengan

ketentuan undang-undang ).

b. Membantu dan mendorong pertumbuhan perekonomian dan

membangun daerah di segala bidang.

c. Sebagai mitra usaha masyarakat dalam meningkatkan taraf hidup

melalui layanan jasa BPR yang profesional.

d. Mengupayakan sumber pendapatan asli daerah.

Tujuan: PD BPR BKK Wonogiri Kota Cabang Tirtomoyo didirikan dengan

tujuan untuk membantu serta mendorong pertumbuhan

perekonomian dan pembanguna daerah di segala bidang dalam

rangka meningkatkan taraf hidup rakyat dan sebagai salah satu

sumber pendapatan daerah.

Dasar hukum yang mendasari PD BPR BKK Wonogiri Kota Cabang

Tirtomoyo Adalah :

Page 57: PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PERJANJIAN …... · tahap pembuatan perjanjian kredit dan tahap pembuatan peralihan hak jaminan sebagai barang yang ... perjanjian kredit dengan jaminan

90

a. Perda No. 22 tanggal 11 Desember 2002 yang di sahkan oleh

Gubernur Jawa Tengah pada tanggal 11 Desember 2002 tentang

Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Badan Kredit Kecamatan

di Provinsi Jawa Tengah.

b. Perda No 11 tahun 2008 tentang Perusahaan Daerah Bank

Perkreditan Rakyat Badan di Provinsi Jawa Tengah.

c. Peraturan Gubernur Jawa Tengah No 148 Tahun 2008 tentang petunjuk

pelaksanaan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah No 11 Tahun 2008

tentang Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Badan Kredit

Kecamatan (PD BPR BKK) di Provinsi Jawa Tengah.

d. Peraturan Direksi PD. Bank Perkreditan Rakyat BKK Wonogiri Kota

No 01 / VIII / Per.Dir / 2009 tentang pedoman tata kerja PD. Bank

Perkreditan Rakyat BKK Wonogiri Kota (Keterangan dari Bagian

Umum PD BPR BKK Wonogiri Kota Cabang Tirtomoyo).

3. Struktur Organisasi di Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat

Badan Kredit Kecamatan Wonogiri Kota Cabang tirtomoyo Kabupaten

Wonogiri

Struktur organisasi PD. BPR BKK Wonogiri Kota Cabang Tirtomoyo

Kabupaten Wonogiri dapat dilihat pada bagan dibawah ini yang manunjukan

kedudukan, wewenang dan tanggung jawab masing-masing bagian dalam

melakukan tugasnya, hal ini dilakukan guna memperoleh kinerja kerja para

karyawan agar menyadari kedudukan, wewenang serta tanggung jawab yang

mereka emban dalam PD. BPR BKK Wonogiri Kota Cabang Tirtomoyo

sehingga terbentuk siklus perkembangan mutu kerja secara propesional untuk

menopang berkembangnya PD. BPR BKK dalam persaingan di bidang usaha

perbankan, bagan struktur organisasi PD. Bank Perkreditan Rakyat BKK

Wonogiri Kota Kantor Cabang Tirtomoyo sebagai berikut

Page 58: PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PERJANJIAN …... · tahap pembuatan perjanjian kredit dan tahap pembuatan peralihan hak jaminan sebagai barang yang ... perjanjian kredit dengan jaminan

38

STRUKTUR ORGANISASI

PD. BANK PERKREDITAN RAKYAT BKK WONOGIRI KOTA

KANTOR CABANG TIRTOMOYO

Titomoyo, 24 Agustus 2009

PD. BPR BKK WONOGIRI KOTA

CABANG TIRTOMOYO

SUYONO, SE.

PEMIMPIN

Gambar.3

KEPALA SEKSI PEMASARAN

ARIS SETYAWAN, Amd.

KEPALA SEKSI PELAYANAN

AGUS SUBROTO, SE.

PIMPINAN CABANG

SUYONO, SE.

SEKSI DANA

SRI WAHATI, Amd.

SEKSI KREDIT

ARWINTO ADI, SE.

SEKSI KREDIT

SLAMET WIDODO

SEKSI KREDIT

KHOLIDIN

SEKSI DANA

ROMA MUNASIR, SE.

PEMBUKU

MARSO

TELLER

BUDI PURWANTO

SATPAM

JAROT KRISTIYANTO

PENJAGA MALAM

WIDODO

Page 59: PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PERJANJIAN …... · tahap pembuatan perjanjian kredit dan tahap pembuatan peralihan hak jaminan sebagai barang yang ... perjanjian kredit dengan jaminan

i

Adapun penjelasan mengenai struktur organisasi (sebagaimana yang

tercantum dalam lampiran) PD. BPR BKK mengenai tugas, wewenang dan

tanggung jawab masing-masing bagian adalah sebagai berikut:

1. Pimpinan Cabang

a. Kedudukan

Pimpinan Cabang memimpin kantor cabang berada dibawah dan

bertanggung jawab kepada direksi

b. Tugas

Membantu Direksi dalam menyususn perencanaan, melaksanakan

koordinasi dan pengawasan kegiatan operasional yang menjadi tanggung

jawab dan kewenangan di wilayah kerjanya

c. Fungsi

1) Pelaksanaan manajemen PD. BPR BKK berdasarkan kebijaksanaan

umum dari Direksi

2) Penetapan kebijaksanaan untuk melaksanakan pengurusan dan

pengelolaan kantor cabang diwilayah kerjanya berdasarkan

kebijaksanaan umum dari Direksi

3) Perencanaan dan Penyelenggaraan kegiatan operasional yang produktif

di kantor cabang berupa :

a) Pemasaran dan pemrosesan kredit;

b) Penghimpunan dana pihak ketiga;

c) Pelayanan nasabah;

d) Pengadministrasian kredit dan pembinaan nasabah;

e) Pencatatan transaksi-transaksi berdasarkan sisitem dan prosedur

akuntansi perbankan.

d. Wewenang

1) Memutuskan pemberian kredit sesuai dengan batas wewenang kredit

yang dimilikinya atau memberikan rekomendasi usulan kredit bagi

nasabah yang mengajukan kredit diatas kewenanganya;

Page 60: PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PERJANJIAN …... · tahap pembuatan perjanjian kredit dan tahap pembuatan peralihan hak jaminan sebagai barang yang ... perjanjian kredit dengan jaminan

ii

ii

2) Memberikan tingkat suku bunga khusus sesuai dengan kewenangan

yang diberikan oleh Direksi;

3) Menandatangani akta-akta yang berkaitan dengan pemberian kredit

dan penyelesaian kredit bermasalah sepanjang dengan Surat Kuasa

Khusus dari Direksi;

4) Menandatangani surat-surat, cek, bilyet-bilyet, buku tabungan dan

lain-lain yang termasuk dalam kategori operasi perbankan normal

dengan mempertimbangkan prinsip kehati-hatian dan ketentuan yang

berlaku;

5) Menyetujui pengeluaran biaya pada unit kerjanya dalam batas

wewenang tertentu;

6) Melakukan penilaian prestasi pegawai untuk digunakan sebagai dasar

usulan perubahan pangkat, perubahan gaji, mutasi/ penempatan dan

pelatihan;

7) Menetapkan target untuk unit kerja dibawahnya sesuai dengan bidang

pekerjaanya.

2. Seksi Pelayanan

a. Kedudukan

Seksi Pelayanan merupakan unsur pelaksana teknis yang dipimpin oleh

seseorang kepala seksi, berada dibawah dan bertanggungjawab kepada

pemimpin kantor cabang

b. Fungsi

Melaksanakan kegiatan operasional Kantor Cabang meliputi :

1) Pelayanan transaksi kas;

2) Penyelenggaraan sistem akuntansi atas transaksi Kantor Cabang;

3) Menyususun dan menyajikan laporan keuangan Kantor Cabang;

4) Menyususun dan menyampaikan laporan-laporan sesuai dengan

ketentuan perbankan;

5) Menyelenggarakan administrasi umum untuk mendukung tugas-tugas

semua unit kerja.

Page 61: PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PERJANJIAN …... · tahap pembuatan perjanjian kredit dan tahap pembuatan peralihan hak jaminan sebagai barang yang ... perjanjian kredit dengan jaminan

iii

iii

c. Tanggung jawab

1) Mengelola dana perusahaan yang ada di kantor cabang;

2) Mengelola rekening nasabah meliputi antara lain proses persetujuan

atas pembukaan/penutupan rekening, mengklasifikasikan rekening-

rekening nasabah, rekonsiliasi, permintaan referensi;

3) Pencatatan semua transaksi sesuai sistem dan prosedur yang telah

ditetapkan;

4) Menyampaikan laporan harian, mingguan, bulanan, dan tahunan

kepada pihak yang berkepentingan;

5) Menyelenggarakan administrasi dan pemeliharaan dokumen-dokumen;

6) Menyediakan sarana dan piranti kerja yang digunakan

untukmendukung tugas semua unit kerja, pengelolaan aktiva tetap dan

inventaris kantor, dan sistem keamanan;

7) Melakukan pelayanan atas tamu perusahaan.

d. Wewenang

1) Memberikan persetujuan/rekomendasi atas usulan biaya yang diajukan

oleh unit kerja;

2) Menandatangani surat menyurat yang terkait dengan bidang

pekerjaanya;

3) Mengatur cuti pegawai, pemakaian sarana/fasilitas kerja.

e. Tugas Pokok

1) Mencatat transaksi harian meliputi jurnal, general ledger, mutasi kas

harian, saldo nominatif dana pihak ketiga;

2) Menyusun perputaran kas mingguan;

3) Melakukan rekonsiliasi rekening antar kantor dan menyelesaikan open

item

4) Menerbitkan dan menyampaikan laporan keuangan secara berkala

(harian, mingguan, bulanan, semesteran, dan tahunan)

5) Membuat dan menyampaikan laporan system informasi debitur (SID)

ke Bank Indonesia;

Page 62: PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PERJANJIAN …... · tahap pembuatan perjanjian kredit dan tahap pembuatan peralihan hak jaminan sebagai barang yang ... perjanjian kredit dengan jaminan

iv

iv

6) Melakukan setoran-setoran ke pihak lain seperti pajak, PBB, PLN,

dsb;

7) Pemutakhiran daftar aktiva tetap dan inventaris;

8) Membuat laporan yang berkaitan dengan personalia;

9) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

3. Seksi Pemasaran

a. Kedudukan

Seksi Pemasaran merupakan unsur pelaksana teknis yang dipimpin oleh

seorang kepala seksi, berada dibawah dan bertanggungjawab kepada

pemimpin Kantor Pusat operasional.

b. Fungsi

1) Membantu Pemimpin Kantor Cabang dalam melakukan

pengkoordinasian kegiatan-kegiatan dibidang Dana dan Kredit.

2) Pengembangan pertumbuhan bisnis dan penetrasi pasar dengan

penekanan pada aspek penyaluran kredit yang sehat serta

penghimpunan dana pihak ketiga yang mampu mendukung likuiditas.

c. Tanggung jawab

1) Target pertumbuhan portopolio kredit yang sehat dengan penekanan

pada kuantitas, profitabilitas, penetrasi pasar;

2) Memobilisasi sumber-sumber dana baru dengan tetap

mempertahankan nasabah yang ada dalam rangka penghimpunan dana

pihak ketiga dengan kuantitas dan komposisi sesuai target;

3) Memantau perkembangan account nasabah terutama yang termasuk

dalam kategori yang harus dicermati secara khusus;

4) Melaksanakan program pembinaan hubungan dengan nasabah dan

mitra;

5) Melakukan penanggulangan atas angsuran yang tidak lancar atau

kredit bermasalah.

Page 63: PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PERJANJIAN …... · tahap pembuatan perjanjian kredit dan tahap pembuatan peralihan hak jaminan sebagai barang yang ... perjanjian kredit dengan jaminan

v

v

d. Wewenang

1) Menawarkan produk perusahaan secara langsung kepada masyarakat

atau kelompok masyarakat/lembaga;

2) Menerima usulan kredit dari dana dan kredit untuk diberikan

rekomendasi atau persetujuan atau penolakan;

3) Melaksanakan akad kredit bagi pemohon kredit yang disetujui;

4) Mengususlkan pembayarn/pencairan kredit kepada seksi pelayanan

dengan berdasarkan berbagai bukti pengikatan yang sah dan lengkap;

5) Melakukan negosiasi dalam penghimpunan dana dan meneruskan

permintaan pembukaan atau penutupan rekening tabungan/deposito

kepada Seksi Pelayanan untuk Verifikasi/persetujuan;

6) Mengusulkan kerjasama dengan Notaris, pengacara, perusahaan

penilai pada atasan;

7) Melakukan negosiasi dalam penanggulangan kredit bermasalah dan

mengajukan usulan penghapus bukuan kepada jajaran yang alebih

tinggi;

8) Mengusulkan restrukturisasi;

9) Menerbitkan surat pelunasan kredit, surat roya, dan pelepasan jaminan.

e. Tugas Pokok

1) Memantau perkembangan pemasaran kredit, pemasaran dana,

hubungan nasabah dan melakukan pemberdayaan agar dicapai hasil

yang optimal;

2) Membuat laporan berkala kepada Pemimpin Cabang mengenai

pertumbuhan kredit dan penghimpunan dana pihak ketiga beserta

permasalahan serta usulan-usulan perbaikan;

3) Memastika bahwa persyaratan administrasi permohonan kredit telah

lengkap dan dokumen pengikatan kredit telah diikat sempurna;

4) Berkas-berkas debitur baru termasuk dokumen anggunan/pengikatan

kredit untuk diadministrasikan lebih lanjut dan di simpan di ruang

penyimpanan dokumen (vault);

5) Melayani pembukaan dan penutupan rekening;

Page 64: PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PERJANJIAN …... · tahap pembuatan perjanjian kredit dan tahap pembuatan peralihan hak jaminan sebagai barang yang ... perjanjian kredit dengan jaminan

vi

vi

6) Mencatat dan mencari solusi bagi pengaduan nasabah;

7) Memantau perkembangan rekening debitur tertentu;

8) Menyususn laporan harian mengenai nasabah dana pihak ketiga yang

melakukan pembukaan rekening dan penutupan rekening;

9) Memantau deposito jatuh tempo dan rekening pengiriman dalam

perjalanan (deposits in trnsit) untuk diinformasikan kepada nasabah

melalui customer service ;

10) Melakukan program rekonsiliasi rekening dana pihak ketiga secara

berkala;

11) Membuat laporan tunggakan debitur, melakukan penanggulangan

tunggakan kredit;

12) Membuat surat pelunasan pinjaman, roya hak tanggungan/fidusia, dan

pelepasan anggunan;

13) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

4. Seksi Kredit

a. Kedudukan

Bidang kredit membantu Direksi sesuai dengan bidang tugasnya dan

bertanggung jawab kepada Direksi. Dalam melaksanakan tugasnya Bidang

Kredit mengkoordinir :

1) Sub. Bidang Pengawasan Kredit

2) Sub. Bidang AO (Account Officer)

b. Tugas

Bidang Kredit mempunyai tugas : melaksanakan segala kegiatan yang

berhubungan dengan pemberian kredit, penagihan, pengadministrasian dan

pemantauan kolektibilitas.

c. Fungsi

Bidang Kredit mempunyai fungsi :

1) Pelaksanaan perencanaan kredit

2) Penyelenggaraan usaha perkreditan dengan prinsip kehati-hatian

Page 65: PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PERJANJIAN …... · tahap pembuatan perjanjian kredit dan tahap pembuatan peralihan hak jaminan sebagai barang yang ... perjanjian kredit dengan jaminan

vii

vii

3) Pemberian rekomendasi permohonan kredit yang diajukan calon

nasabah

4) Pembinaan Debitur

5) Menyajikan data dan laporan yang dibutuhkan sesuai bidangnya

6) Pemberian saran dan pertimbangan mengenai langkah-langkah dan

atau tindakan-tindakan yang perlu diambil dibidang tugasnya

5. Bidang Dana

a. Kedudukan

Bidang Dana membantu Direksi dalam bidang tugasya dan bertanggung

jawab kepada Direksi. Dalam pelaksanan tugas Bidang Dana

mengkoordinir :

1) Sub. Bidang Kas

2) Sub. Bidang Penghimpunan Dana

b. Tugas

Bidang Dana mempunyai tugas melakukan koordinasi pengembangan

dana dan pembinaan hubungan nasabah PD. BPR BKK serta menjaga

likuiditas Bank

c. Fungsi

Bidang Dana mempunyai fungsi :

1) Penyelenggara usaha pengembangan dana

2) Pelaksanaan pengelola administrasi keluar masuk dana

3) Pengelola rekening nasabah

4) Menyajikan data dan laporan yang dibutuhkan sesuai bidangnya

5) Pemberi saran dan pertimbangan mengenai langkah dan atau tindakan

yang perlu diambil dibidang tugasnya

6. Bidang Pembukuan

a. kedudukan

Bidang pembukuan merupakan unsur pelaksana teknis yang dilakukan

oleh seorang seksi bidang pembukuan yang berada dibawah dan

bertanggung jawab kepada Pimpinan Kantor Cabang.

Page 66: PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PERJANJIAN …... · tahap pembuatan perjanjian kredit dan tahap pembuatan peralihan hak jaminan sebagai barang yang ... perjanjian kredit dengan jaminan

viii

viii

b. Tugas

Membantu seksi Bidang Dana dalam melakukan pengkoordinasi dan

pengawasan kegiatan dan perputaran uang yang menjadi tanggung jawab

dan kewenangan di wilayah kerjannya

c. Fungsi

1. mengkoordinasikan dan mengarahkan kegiatan serta pelaksanaan tugas

2. penelitian kebenaran administrasi dan laporan kas harian

3. penghitungan ketersediaan dan kebutuhan kas

4. mengolah data dan laporan yang dibituhkan sesuai bidangnya

5. pemberi saran dan pertimbangan mengenai langkah-langkah dan atau

tindakan-tindakan yang perlu diambil di bidang tugasnya

7. Teller

a. Kedudukan

Seksi Teller merupakan staff dibawah seksi Pelayanan yang merupakan

unsur pelaksana teknis yang dipimpin oleh seseorang kepala seksi Teller,

berada dibawah dan bertanggungjawab kepada pemimpin kantor cabang

b. Fungsi

Melaksanakan kegiatan operasional Kantor Cabang meliputi :

1) Pelayanan transaksi kas;

2) Penyelenggaraan sistem akuntansi atas transaksi Kantor Cabang;

3) Menyususun dan menyajikan laporan keuangan Kantor Cabang;

4) Menyususun dan menyampaikan laporan-laporan sesuai dengan

ketentuan perbankan;

5) Menyelenggarakan administrasi umum untuk mendukung tugas-tugas

semua unit kerja.

8. Satpam

a. Kedudukan

staff pengaman yang merupakan unsur pelaksana teknis yang digunakan

untuk menjaga keamanan, berada dibawah dan bertanggungjawab kepada

pemimpin kantor cabang

Page 67: PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PERJANJIAN …... · tahap pembuatan perjanjian kredit dan tahap pembuatan peralihan hak jaminan sebagai barang yang ... perjanjian kredit dengan jaminan

ix

ix

b. Tugas

1) Membantu Staff lain/nasabah jika diperlukan dalam transaksi

2) Menjaga keamana bank dalam melakukan kegiatan perbankan

3) sebagai pengawal jika ada penyaluran dari pihak kantor pusat kepada

kantor cabang

c. Fungsi

memberikan rasa keamanan pada nasabah saat bertransaksi di dalam bank

9. Penjaga Malam

a. Kedudukan

Staff pengaman kantor pada malam hari yang merupakan unsur pelaksana

teknis yang digunakan untuk menjaga keamanan kantor pada malam hari,

berada dibawah dan bertanggung jawab kepada pemimpin kantor cabang

b. Tugas

menjaga keamanan kantor pada waktu malam hari

B Proses Perjanjian Pembebanan Hak Tanggungan Dalam Perjanjian Kredit

dengan Jaminan Hak Tanggngan di PD BPR BKK Wonogiri Kota Cabang

Tirtomoyo

Berdasarkan wawancara yang di lakukan penulis kepada Bapak Arwinto Adi,

Slamet Widodo, dan Kholidin selaku bagian kredit, prosedur pemberian kredit dengan

jaminan hak tanggungan sebagai berikut:

Sebelum menuju pada pokok pembahasan tentang pemberian kredit tentunya

penulis ingin menjelaskan suatu perjanjian itu sendiri, perjanjian itu dikatakan sah

apabila telah memenuhi unsur-unsur syahnya suatu perjanjian menurut ketentuan

pasal 1320 KUHperdata maka perjanjian itu di anggap sah dan mengikat, penulis

coba mengungkap syarat sahnya perjanjian yaitu :

1. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya.

2. Cakap untuk membuat perikatan.

3. Suatu hal tertentu

Page 68: PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PERJANJIAN …... · tahap pembuatan perjanjian kredit dan tahap pembuatan peralihan hak jaminan sebagai barang yang ... perjanjian kredit dengan jaminan

x

x

4. Suatu sebab yang halal.

Tujuan dari perjanjian pemberian kredit yang dilakukan oleh PD.BPR BKK di

kecamatan Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri ini adalah sebagai berikut :

a. Untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.

b. Untuk memberikan modal bagi perkembangan usaha makro dan mikro.

c. Untuk menciptakan lapangan pekerjaan dari pemberian kredit tersebut.

Pengertian tentang kredit sendiri yaitu pengertian formal mengenai Kredit

terdapat pada Pasal 1 angka 11 UU Perbankan Indonesia 1992/1998. Pengertian

kredit adalah :

”Penyedia Uang atau Tagihan yang dapat di persamakan dengan itu,

berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan

pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah

setelah jangka waktu tertentu dengan bunga”.

Pemberian kredit sendiri adalah suatu kegiatan usaha yang sah bagi Bank

Umum dan Bank Prekereditan Rakyat. Kedua jenis bank tersebut merupakan

badan usaha penyalur dana kepada masyarakat dalam bentuk Pemberian Kredit di

samping Lembaga Keuangan lainya. Dalam UU Perbankan Indonesia tahun 1998

perubahan atas UU Perbankan Indonesia tahun 1992 terdapat beberapa hal yang

berkaitan dengan pemberian kredit, diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Kredit berkaitan dengan penyaluran dana.

b. Kredit.

c. Pemberian kredit adalah usaha yang sah bagi Bank.

d. Pelaksanaan Pemberian Kredit.

e. Batas maksimum Pemberian Kredit.

f. Pemberian Kredit terkait dengan ketentuan pembinaan dan pengawasan bank.

Proses perjanjian kredit dengan pembebanan hak tanggungan di Perusahaan Daerah

Bank Perkreditan Rakyat BKK Wonogiri Kota Cabang Tirtomoyo adalah sebagai

berikut :

Page 69: PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PERJANJIAN …... · tahap pembuatan perjanjian kredit dan tahap pembuatan peralihan hak jaminan sebagai barang yang ... perjanjian kredit dengan jaminan

xi

xi

1. Proses perjanjian kredit dimulai sejak diterimannya permohonan nasabah kepada

pihak bank sampai dengan pencairan kredit kepada nasabah, Permohonan

kredit tersebut mencakup:

a. Permohonan untuk mendapatkan suatu jenis fasilitas kredit.

b. Permohonan tambahan suatu kredit yang sedang berjalan.

c. Permohonan perpanjangan atau pembaruan jangka waktu kredit yang setelah

jatuh tempo.

Pelaksanaan proses perjanjian kredit oleh pihak bank dilakukan menurut jenis

kredit yang diminta dan jenis jaminan yang diberikan debitur. Secara umum

perjanjian kredit dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Permohonan Kredit

Permohonan kredit dari nasabah dilakukan secara tertulis dalam suatu

Surat Keterangan Permohonan Pinjam (SKKP). Bentuk dari surat ini

merupakan surat standar yang telah disediakan oleh bank yang antara lain

berisi:

1) Identitas calon debitur, yang meliputi nama, alamat, nomor,

telepon, nomor KTP, status perkawinan.

2) Identitas usaha yang mencakup alamat usaha, (NPWP, Akta pendirian,

akta perubahan, SIUP, SITU, HO, dan lain-lain), group perusahaan dan

jenis usaha.

3) Tujuan dan jenis permohonan kredit.

4) Jumlah permohonan dan jangka waktu.

5) Ketersediaan laporan keuangan.

6) Jenis angunan dan taksiran harganya.

b. Analisis Kredit Setelah permohonan kredit tersebut diajukan, maka bagian

kredit (Account Officer/AO) melakukan analisis dana. Analisis kredit

yang dilakukan menyangkut segala hal yang tercantum dalam surat

Page 70: PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PERJANJIAN …... · tahap pembuatan perjanjian kredit dan tahap pembuatan peralihan hak jaminan sebagai barang yang ... perjanjian kredit dengan jaminan

xii

xii

keterangan permohonan pinjam yang telah diajukan. Hasil analisis kredit

diajukan pada pejabat pemutus untuk diambil keputusan.

c. Keputusan Kredit Hasil dari analisis kredit yang dilakukan oleh bagian

kredit diserahkan kepada pejabat pemutus, yaitu pemimpin atau pejabat

yang mempunyai delegasi limit pemberian fasilitas kredit. Pemutus dapat

menerima atau menolak permohonan kredit yang diajukan nasabah.

d. Penolakan : Keputusan penolakan permohonan kredit diberikan pada

pemohon yang secara teknis diangap tidak memenuhi syarat. Keputusan

penolakan disampaikan secara tertulis dengan disertai alasan.

e. Persetujuan : Dalam hal ini pihak Bank menerima atau menyetujui

permohonan kredit dari calon debitur, pemutus menyampaikan persetujuan

permohonan kredit ini pihak bank dapat mengabulkan sebagian atau seluruh

permohonan kredit dari calon debitur secara tertulis.

Dalam pemberian kredit sendiri pihak PD BPR BKK Wonogiri Kota

Cabang Tirtomoyo harus meyesuaikan dengan Pasal 8 UU Perbankan Indonesia

tahun 1998 perubahan atas UU Perbankan Indonesia tahun 1992, dalam

melaksanakan kegiatan usahanya yang berupa pemberian kredit, antara lain :

a. Wajib mempunyai keyakinan berdasarkan analisa yang mendalam atas itikad

dan kemampuan serta kesanggupan debitur untuk melunasi utangnya sesuai

dengan yang di perjanjiakan ( Pasal 8 ayat 1 UU Perbankan 1998 ).

b. Memiliki dan menerapkan pedoman perkreditan sesuai dengan ketentuan yang

di tetapkan oleh Bank Indonesia ( Pasal 8 ayat 2 UU Perbankan 1998 ).

2. Pembuatan Perjanjian Kredit

Setelah menandatanggani surat persetujuan permohonan kredit debitur

kemudian mengahadap ke bagian administrasi kredit untuk membuat

perjanjian kredit. Perjanjian kredit dilakukan secara dibawah tanggan, pengertian

dari perjanjian kredit di lakukan di bawah tangan sendiri yaitu dalam hal ini

para pihak, debitur mengahadap kepada direksi Perusahaan Daerah Bank

Page 71: PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PERJANJIAN …... · tahap pembuatan perjanjian kredit dan tahap pembuatan peralihan hak jaminan sebagai barang yang ... perjanjian kredit dengan jaminan

xiii

xiii

Perkreditan Rakyat Wonogiri Kota Cabang Tirtomoyo dengan mengisi formulir

permohonan perjanjian kredit tersebut yang isinya tentang kesepakatan berapa

besar kisaran modal dana yang akan di pinjam debitur dalam perjanjian kredit

tersebut serta perjanjian tersebut tanpa di sahkan oleh pejabat berwenang atau

notaris.

Pengertian perjanjian di bawah tangan sendiri menurut KUHPerdata pasal 1869

yaitu:

a. Tidak terikat bentuk formal.

b. Dapat di buat bebas oleh atau di hadapan pejabat umum yang berwenang.

c. Apabila di akui oleh penandatangan/tidak di sangkal, akta tersebut

mempunyai kekuatan pembuktian yang sempurna sama halnya dengan

perjanjian otentik.

Perjanjian Kredit yang telah ditandatangani para pihak berfungsi

sebagai perjanjian pokok, perjanjian pokok sendiri adalah perjanjian yang

mendasari di buatnya perjanjian lain. Karenanya setelah perjanjian kredit

dibuatlah perjanjian pengikatan jaminan sebagai perjanjian hutang.

Perjanjian tersebut dapat berupa pengikatan hak tanggungan ataupun

jaminan fidusia. Untuk keperluan tersebut maka pihak Perusahaan Daerah Bank

Perkreditan Rakyat Wonogiri Kota Cabang Tirtomoyo diberikan kuasa oleh pihak

debitur untuk mengahadap kepada Pejabat-pejabat yang berwenang di

antaranya Pejabat Pembuat Akta Tanah, untuk memberikan keterangan-

keterangan, membuat, suruh membuat, mendatangani surat-surat, menerima

uang hasil penjualan, memberi kwitansi atau tanda penerima lainya,

menyerahkan segala sesuatu yang dianggap baik oleh yang diberi kuasa untuk

dan atas nama pemberi kuasa menjual, memindahkan, membalik namakan atau

melepaskan kepada siapapun juga termasuk ke atas nama penerima kuasa

dan atau yang memberi kuasa, demikian dengan harga, syarat-syarat serta

ketentuan-ketentuan yang diangap baik oleh yang diberi kuasa. Dalam hal

tersebut berupa tanah sebelum pinjaman kredit dilaksanakan notaris

berkewajiban memeriksa status tanah tersebut ke kantor pertanahan setempat.

Page 72: PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PERJANJIAN …... · tahap pembuatan perjanjian kredit dan tahap pembuatan peralihan hak jaminan sebagai barang yang ... perjanjian kredit dengan jaminan

xiv

xiv

Sedangkan apabila jaminan tersebut berupa barang-barang bergerak notaris

berkewajiban mengecek atau memastikan mengenai keabsahan kepemilikan

jaminan tersebut.

Apabila dari hasil pemeriksaan jaminan, tidak terdapat permasalahan

mengenai benda yang dijaminkan maka perjanjian pengikatan jaminan dapat

dilaksanakan, kemudian dilanjutkan dengan pencairan atau pelaksanaan

perjanjian kredit. Sedangkan apabila terdapat permasalahan mengenai

keabsahan jaminan maka perjanjian kredit tersebut tidak dapat dilaksanakan,

bahkan dibatalkan. Seluruh biaya yang timbul sebagai akibat dibuatnya perjanjian

kredit ini ditanggung oleh debitur. Dalam hal ini termasuk biaya pembuatan akta

notaris yang dibayar tersendiri. Jadi penggunaan notaris disini adalah

merupakan urusan antara debitur dengan notaris, dan pihak Perusahaan

Daerah Bank Perkreditan Rakyat Wonogiri Kota Cabang Tirtomoyo tidak ikut

campur dalam menetukan jasa tarif notaris yang harus dibayar oleh debitur.

Dalam pelaksanaan permohonan kredit sesuai dengan hasil wawancara

yang kami lakukan dengan kasi pemasaran Bapak Aris Setiawan, A.Md serta

bagian kredit Bapak Arwinto Adi, Bapak Slamet Widodo dan Bapak Kholidin

yang menjabat sebagai Kabag Kredit Di Perusahaan Daerah Bank Perkreditan

Rakyat Wonogiri kota Cabang Tirtomoyo pada tanggal 26 sampai dengan 4

Januari 2010, menurut keterangan Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat

Wonogiri Kota Cabang Tirtomoyo pada dasarnya pihak bank ingin

mempermudah dan mengefisiensi proses permohonan pemberian kredit bagi

nasabah debitur, yang senantiasa berusaha menerapkan kelima tahapan secara urut

dan runtut dan sesuai dengan SK Direksi Perusahaan Daerah Bank Perkreditan

Rakyat Wonogiri Kota Cabang Tirtomoyo tentang Tata Kerja Baku (Standart

Operating Produk), akan tetapi belum dapat diterapkan secara maksimal.

Pengelolaan aktiva produktif setiap bank sering terdapat berbagai benturan antara

regulasi pemerintah yang berpedoman terhadap prinsip kehati-hatian (prudential

regulation) dan pencapain aktiva produktif (Kredit) yang melaju tanpa kendali

untuk membukukan keuntungan (profil) yang maksimal. Sepatutnya setiap kredit

Page 73: PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PERJANJIAN …... · tahap pembuatan perjanjian kredit dan tahap pembuatan peralihan hak jaminan sebagai barang yang ... perjanjian kredit dengan jaminan

xv

xv

yang disalurkan mempertimbangkan prinsip-prinsip pemberian kredit secara

benar dan hal ini dilakukan melalui prosedur penyaluran kredit secar bertanggung

jawab. Sejak kredit dicairkan hingga diselesaikan oleh debitur (Jurnal Ilmiah Vol

6, No 3, Oktober 2005)

3. Setelah perjanjian di bawah tangan sudah dinyatakan sah dan final oleh pihak

bank maka debitur menadatangani perjanjian kredit dengan jaminan hak

tanggungan yang nantinya akan di sahkan oleh pejabat yang berwenang atau di

katakan sebagai akte otentik. Bentuk dan isi Akta Pembebanan Hak

Tanggungan (APHT) dalam perjanjian kredit dengan Jaminan Hak Tanggungan

di Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Wonogiri Kota Cabang

Tirtomoyo

Setiap Akta pembebanan hak tanggungan dalam perjanjian kredit harus

memuat hal-hal sebagai berikut :

a. Tanggal dibuatnya akta.

b. Subyeknya, yaitu pemberi hak tanggungan dan penerima hak tanggungan.

c. Obyeknya yaitu berupa hak atas tanah dari pemberi hak tanggungan.

d. Janji-janji yang disepakati oleh kedua belah pihak.

e. Asuransi terhadap bahaya kebakaran dan malapetaka lainya.

f. Domisili yang dipilih oleh para pihak.

g. Biaya pembuatan akta.

h. Saksi,dan

i. Tanda tangan para pihak, saksi, dan PPAT (Bentuk akta terdapat dalam

lampiran).

Dari hasil penelitian yang kami lakukan dilapangan, isi akta pembebanan hak

tanggungan dalam perjajian kredit di Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat

Wonogiri Kota Cabang Tirtomoyo adalah sebagai berikut:

a. Hari dan tanggal perjanjian kredit.

b. Identitas para pihak.

c. Besar jaminan.

Page 74: PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PERJANJIAN …... · tahap pembuatan perjanjian kredit dan tahap pembuatan peralihan hak jaminan sebagai barang yang ... perjanjian kredit dengan jaminan

xvi

xvi

d. Keperluan untuk kepentingan kredit.

e. Ketentuan mengenai perjanjian pembayaran pokok dan bunga pinjaman.

f. Sanksi terhadap pelanggaran ketentuan jaminan.

g. Ketentuan mengenai jaminan administratif.

h. Ketentuan mengenai benda yang jaminan.

i. Ketentuan mengenai administratif kredit.

j. Ketentuan mengenai domisili para pihak (Bentuk akta terdapat dalam

lampiran).

Perjanjian pembebanan hak tanggungan seharusnya dilakukan dalam

bentuk akta pemberian hak tanggungan. Akta ini dibuat dimuka dan dihadapan

Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT), sedangkan isi akta pemberian hak

tanggungan telah diatur dalam pasal 11 Undang-undang No 4 tahun 1996

sehingga perjanjian tersebut memiliki kekuatan hukum yang tetap, dan apabila

terjadi wanprestasi oleh pihak debitur, memudahkan bank untuk melakukan sita

jaminan atau eksekusi. Didalam praktek yang dilakukan oleh pihak PD BPR

BKK Wonogiri Kota Cabang Tirtomoyo sudah menerapkan tata cara

pembebanan hak tanggungan secara baik dan kehati-hatian, yang mana dapat

dilihat dari proese pemberian kreditnya akta pemberian hak tanggungan di

jadikan satu dalam klausul perjanjian kredit (Surat Perjanjian terdapat di

lampiran).

Hak tanggungan didahului dengan janji untuk memberikan hak tanggungan

sebagai jaminan pelunasan hutang tertentu yang dituangkan dalam bentuk APHT.

Janji tersebut dituangkan didalam dan merupakan bagian tak terpisahkan dari

perjanjian yang menimbulkan hutang yang seharusnya pemberian hak

tanggungan dilakukan dengan pembuatan akta pemberian hak tanggungan oleh

PPAT (Pejabat Pembuat Akta Tanah), dan hak tanggungan tersebut wajib

didaftarkan kepada Kantor Pertanahan selambat-lambatnya tujuh hari setelah

penandatanganan akta pemberian Hak Tanggungan (APHT) oleh kantor PPAT.

Pendaftaran atas pemberian hak tanggungan oleh Kantor Pertanahan dan

mendapatkan Sertifikat hak tanggungan yang dimaksud mempunyai kekuatan

Page 75: PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PERJANJIAN …... · tahap pembuatan perjanjian kredit dan tahap pembuatan peralihan hak jaminan sebagai barang yang ... perjanjian kredit dengan jaminan

xvii

xvii

eksekutorial karena sertifikat hak tanggungan tersebut memuat irah-irah dengan

kata-kata „DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG

MAHA ESA”. Dengan adanya kekuatan eksekutorial di dalam sertifikat hak

tanggungan tersebut maka apabila terjadi perselisihan diantara pemberi dan

penerima hak tanggungan, sertifikat tersebut dapat dieksekusi karena kekuatan

eksekutorial yang terdapat pada sertifikat hal itu disamakan dengan putusan

pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap (Keterangan Dari Buku Pedoman

PD BPR BKK Wonogiri Kota Cabang Tirtomoyo).

4. Proses pembebanan jaminan Hak Tanggungan

Proses pembebanan Hak Tanggungan dilaksanakan melalui 2 tahap

kegiatan yaitu:

a. Tahap pemberian Hak Tanggungan, dengan dibuatnya APHT oleh PPAT,

yang didahului dengan perjanjian utang piutang yang dijamin.

Pemberian Hak Tanggungan didahului dengan janji untuk memberikan

Hak Tanggungan sebagai jaminan pelunasan utang tertentu, yang dituangkan

di dalam dan merupakan bagian tak terpisahkan dari perjanjian utang piutang

yang bersangkutan atau perjanjian lainnya yang menimbulkan utang tersebut.

Pemberian Hak Tanggungan dilakukan dengan pembuatan APHT oleh PPAT

sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Apabila obyek

Hak Tanggungan berupa Hak Atas tanah yang berasal dari konversi hak lama

yang telah memenuhi syarat untuk didaftarkan akan tetapi pendaftarannya

belum dilakukan, pemberian Hak Tanggungan dilakukan bersamaan dengan

permohonan pendaftaran hak atas tanah yang bersangkutan. Sedangkan yang

dimaksud dengan Hak lama yaitu hak kepemilikan atas tanah menurut hukum

adat yang telah ada akan tetapi proses administrasi dalam konversinya belum

selesai dilaksanakan

Jika yang dijadikan jaminan lebih dari satu bidang tanah dan diantaranya

ada yang letaknya diluar daerah kerjanya, untuk pembuatan akta pemberian

Hak Tanggungan yang bersangkutan PPAT memerlukan ijin dari kepala

kantor wilayah Badan Pertanahan Nasional (BPN) propinsi, namun bidang-

Page 76: PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PERJANJIAN …... · tahap pembuatan perjanjian kredit dan tahap pembuatan peralihan hak jaminan sebagai barang yang ... perjanjian kredit dengan jaminan

xviii

xviii

bidang tanah tersebut harus terletak dalam satu daerah kerja kantor pertanahan

kabupaten/kotamadya (Pasal 3 ayat (2) Peraturan Menteri Agraria Nomor 15

tahun 1961 dan Pasal 3 Surat Keputusan Direktur Jendral Agraria

No.SK.67/DDA/1968). Dalam permberian Hak Tanggungan dihadapan PPAT,

wajib dihadiri oleh pemberi Hak Tanggangan dan disaksikan oleh 2 orang

saksi. Jika tanah yang dijadikan jaminan belum bersertifikat yang wajib

bertindak sebagai saksi adalah kepala desa dan seorang anggota pemerintah

dari desa yang bersangkutan (Pasal 25 PP.10 Tahun 1961). Menurut Pasal 22

ayat (91) PP 10 tahun 1961, PPAT wajib menolak permintaan untuk membuat

APHT jika tanah yang bersangkutan masih dalam perselisihan/sengketa.

sehubungan dengan itu karena pada umumnya PPAT tidak mengetahui

tentang ada atau tidaknya sengketa mengenai tanah yang bersangkutan, hal

tersebut wajib dinyatakan dan tidak tersangkut dalam suatu sengketa, dalam

APHT perlu dicantumkan pemberian jaminan oleh pemberi Hak Tanggungan,

bahwa tanah yang ditunjuk sebagai jaminan benar tidak dalam sengketa.

b. Tahap pendaftaranya oleh kantor pertanahan, yang merupakan saat lahirnya

Hak Tanggungan yang dibebankan (Purwadi Patrik dan kashadi, 2001 : 64-67)

Pemberian Hak Tanggungan wajib didaftarkan pada kantor pertanahan

selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja setelah penandatanganan APHT,

PPAT wajib mengirimkan APHT yang bersangkutan dan warkah lain yang

diperlukan kepada kantor pertanahan. Dengan pengiriman oleh PPAT berarti

akta dan warkah lain yang diperlukan itu disampaikan kekantor pertanahan

melalui petugasnya atau dikirim melalui pos tercatat. PPAT wajib

menggunakan cara yang paling baik dan aman dengan memperhatikan kondisi

daerah dan fasilitas yang ada, serta selalu berpedoman pada tujuan untuk

didaftarkannya Hak Tanggungan itu secepat mungkin. Sedangkan warkah lain

yang dimaksud meliputi surat-surat bukti yang berkaitan dengan obyek Hak

Tanggungan, dan identitas pihak-pihak yang bersangkutan, termasuk

didalamnya sertifikat hak atas tanah dan/atau surat-surat keterangan mengenai

obyek Hak Tanggungan. PPAT wajib melaksanakan ketentuan tersebut karena

Page 77: PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PERJANJIAN …... · tahap pembuatan perjanjian kredit dan tahap pembuatan peralihan hak jaminan sebagai barang yang ... perjanjian kredit dengan jaminan

xix

xix

jabatannya. Sanksi atas pelanngarannya akan ditetapkan dalam peraturan

perundang-undangan yang mengatur jabatan PPAT. Pendaftaran Hak

Tanggungan dilakukan oleh kantor pertanahan dengan membuatkan buku

tanah Hak Tanggungan dan mencatatnya dalam buku tanah, hak atas tanah

yang menjadi obyek Hak Tanggunga serta menyalin catatan tersebut pada

sertifikat hak atas tanah yang bersangkutan.

Mengenai tanggal buku tanah Hak Tanggungan adalah tanggal hari

ketujuh setelah penerimaan secara lengkap surat-surat yang diperlukan bagi

pendaftarannya dn jika hari ketujuh itu jatuh pada hari libur, buku tanah yang

bersanngkutan diberi bertanggal hari kerja berikutny. Kepastian tanggal buku

tanah tersebut dimaksudkan agar pembuatan buku tanah Hak Tanggungan

tidak berlarut-larut sehingga dapat merugikan pihak-pihak yang

berkepentingan dan mengurangi jaminan kepastian hukum. Dengan adanya

hari tanggal buku tanah Hak Tanggungan maka Hak Tanggungan itu lahir,

asas publisitas terpenuhi dengan dibuatnya buku tanah Hak Tanggungan dan

Hak Tanggungan mengikat kepada pihak ketiga. Dalam hal hak atas tanah

yang dijadikan jaminan bgelum bersertifikat tanah tersebut wajib

disertifikatkan lebih dahulu sebelum dilakukan pendaftaran Hak Tanggungan

yang bersangkutan. Waktu hari ketujuh yang ditetapkan sebagai tanggal buku

tanah Hak Tanggungan tersebut dalam hal demikian, dihitung sejak selesainya

pendaftran hak atas tanah yang bersangkutan (Purwadi Patrik dan kashadi,

2001 : 64-67).

C. Penyelesaiaan kredit macet dalam perjanjian kredit dengan jaminan hak

tanggungan serta permasalahan yang Timbul dalam Pelaksanaan Perjanjian

Pemberian Kredit pada PD BPR BKK Wonogiri Kota Cabang Tirtomoyo dan

Solusi Mengatasinya

Dalam suatu perjanjian pemberian kredit dengan jaminan hak tanggungan

kususnya pada PD BPR BKK Wonogiri Kota Cabang Tirtomoyo pada dasarnya

memang di dasarkan pada syarat sahnya suatu perjanjian yang terdiri dari

kesepakatan, kecakapan, suatu hal tertentu, suatu sebab yang halal dan juga kehati-

Page 78: PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PERJANJIAN …... · tahap pembuatan perjanjian kredit dan tahap pembuatan peralihan hak jaminan sebagai barang yang ... perjanjian kredit dengan jaminan

xx

xx

hatian dari suatu pemberian kredit, tetapi itu semua juga tidak memberikan jaminan

dan juga tidak bisa memungkiri bahwa nasabah atau debitur tidak akan melakukan

pemenuhan prestasinya terhadap kreditur atau kata lain melakukan wanprestasi.

Pengertian wanprestasi sendiri yaitu menurut I.G.Rai Widjaya, S.H., M.A.

”Tidak melakukan prestasi, atau melakukan prestas, tetapi yang di laksanakan

tidak tepat waktu dan tidak sesuai dengan yang seharusnya”.

Berdasarkan undang-undang di katakan bahwa setiap perbuatan melanggar hukum

yang membawa kerugian terhadap orang lain, mewajibkan orang yang karena

kesalahannya menimbulkan kerugian itu mengganti kerugian tersebut, apabila

seseorang yang memang lalai telah melakukan wanprestasi bukan karena force

majour, akibatnya dia dapat terkena saknsi, sanksi tersebut berupa :

1 Kewajiban membayar kerugian yang di derita oleh pihak lawan (ganti rugi).

2 Berakibat pembatalan perjanjian.

3 Peralihan resiko.

4 Membayar biaya perkara (apabila masalahnya sampai di bawa ke pengadilan).

Berdasarkan wawancara yang dilakukan penulis kepada Bapak Arwinto Adi SE,

Bapak Slamet Widodo dan Bapak Kholidin selaku Bagian Seksi Kredit bila nasabah

debitur penerima kredit melakukan wanprestasi maka langkah proses yang di lakukan

oleh PD BPR BKK Wonogiri Kota Cabang Tirtomoyo sebagai berikut. Tentang

penyelesaian kredit macet dalam perjanjian dengan jaminan hak tanggungan di

Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Wonogiri Kota Cabang Tirtomoyo :

Dengan terjadinya wanprestasi dari debitur atau nasabah maka pihak bank

dalam hal ini Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Wonogiri Kota

Cabang Tirtomoyo dalam mengambil tindakan penyelesaian di terlebih dahulukan

mencari adanya itikad tidak baik, disini yang di maksud itikad tidak baik sendiri

yaitu seorang debitur memang telah sengaja atau secara terbukti tidak mengangsur

atau memenuhi prestasinya kepada kreditur atas hutang-hutangnya yang di karenakan

beberapa hal seperti :

Page 79: PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PERJANJIAN …... · tahap pembuatan perjanjian kredit dan tahap pembuatan peralihan hak jaminan sebagai barang yang ... perjanjian kredit dengan jaminan

xxi

xxi

1. Karena memang debitur itu usahanya bangkrut yang di sebabkan manajemen

pengelolaannya tidak bagus.

2. Melakukan prestasi tetapi tidak di laksanakan tepat waktu.

3. Membayar hutang tidak sesuai dengan seharusnya yang harus di bayar.

4. Karena tidak punya uang untuk mengangsur dikarenakan dalam keluarga itu

terjadi krisi finansial.

Solusi yang di lakukan PD BPR BKK Wonogiri Kota Cabang Tirtomoyo sebagai

berikut :

1. Karena memang debitur usahanya bangkrut maka solusinya pihak bank akan

melakukan pemberitahuan agar si debitur melunasi tunggakanya baik dengan

caranya sendiri atau dengan di ambil alih oleh pihak bank sendiri dengan cara

mengaudit atau melelang usaha tersebut dan sisa hasil dari pelelangan akan di

gunakan untuk menutupi tunggakan si debitur kepada kreditur dan sisa hasil dari

pelelangan tersebut akan di kembalikan ke debitur sendiri dan hal ini di dasarkan

pada ketentuan pasal pasal 15 perjanjian kredit PD BPR BKK Wonogiri Kota

Cabang Tirtomoyo No : KC-08/469/spj/15/x/09.

2. Melakukan prestasi tetapi tidak tepat waktu maka solusi yang di lakukan pihak

bank sendir yaitu hanya melakukan pemberian denda kepada debitur atas ketidak

tepatan waktu dalam membayar tunggakannya dan ini di dasarkan pada ketentuan

pasal 9 dan pasal 15 perjanjian kredit PD BPR BKK Wonogiri Kota Cabang

Tirtomoyo No : KC-08/469/spj/15/x/09. Tahap wanprestasi sendiri dimana

pihak debitur tidak dapat memenuhi kewajibanya untuk melunasi pinjaman

sesuai waktu yang di tentukan maka pihak BPR BKK Wonogiri Kota Cabang

Tirtomoyo akan memberikan waktu selama satu bulan mulai tanggal pelunasan

bagi debitur untuk melunasi hutangnya. Apabila sampai batas waktu yang

diberikan habis debitur belum juga memenuhi kewajiban maka pihak PD BPR

BKK Wonogiri Kota Cabang Tirtomoyo berhak menarik benda jaminan dengan

surat penarikan jaminan.

3. Membayar hutang tetapi tidak sesuai dengan seharusnya yang harus di bayar

maka solusi yang di ambil oleh pihak bank sendiri yaitu pihak bank akan memberi

Page 80: PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PERJANJIAN …... · tahap pembuatan perjanjian kredit dan tahap pembuatan peralihan hak jaminan sebagai barang yang ... perjanjian kredit dengan jaminan

xxii

xxii

toleransi kepada debitur untuk tetap melunasi tunggakanya dengan juga di

kenakan denda yang di dasarkan pada ketentuan pasal 9 perjanjian kredit PD BPR

BKK Wonogiri Kota Cabang Tirtomoyo No : KC-08/469/spj/15/x/09. Bila

nasabah belum mampu maka benda jaminan yang berupa hak tanggungan akan di

lelang oleh pihak bank untuk melunasi tunggakan tersebut. Sedangkan

wanprestasi yang terjadi karena adanya ketidak mapuan diluar kekuasaan

nasabah maka pihak BPR BKK Wonogiri Kota Cabang Tirtomoyo memberikan

kelonggaran bagi nasabah untuk menunda pembayaran maupun

memperpanjang waktu pelunasan, tetapi dalam hal ini tentu saja diikuti oleh

suatu sanksi yang harus diterima oleh nasabah yang berupa bunga

keterlambatan maupun denda.

4. Karena tidak punya uang untuk mengangsur maka solusinya yaitu pihak bank

akan menggunakan jaminan dari debitur yang disini jaminannya berupa hak

tanggungan untuk melunasi tunggakannya dengan cara bank akan melelang atau

menjual barang tersebut dan sisa hasil dari pelelangan akan di kembalikan kepada

debitur sendiri yang di dasarkan atas ketentuan pasal 9 dan pasal 15 perjanjian

kredit PD BPR BKK Wonogiri Kota Cabang Tirtomoyo No : KC-

08/469/spj/15/x/09.. Atau dengan cara pihak bank akan mengadakan pemeriksaan

yang secara periodik terhadaap usaha pemberi jaminan hak tanggungan dan

kelayakan usahanya. Untuk wanprestasi dimana debitur terlambat mengangsur

angsuran maka Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat BKK Wonogiri

Kota Cabang Tirtomoyo mengambil langkah sebagai berikut: Tindakan pertama

yang dilakukan adalah :

a. Memberikan surat peringatan ke 1

Maksudnya agar pihak debitur mau melunasi tunggakannya dan apabila

dalam jangka waktu satu minggu setelah surat peringatan pertama diberikan

dan pihak debitur tidak memenuhi kewajibanya dan surat itu dikirimkan ke

rumah debitur yang menunggak oleh pegawai bank.

b. Memberikan surat peringatan ke 2

Page 81: PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PERJANJIAN …... · tahap pembuatan perjanjian kredit dan tahap pembuatan peralihan hak jaminan sebagai barang yang ... perjanjian kredit dengan jaminan

xxiii

xxiii

Surat kedua ini merupakan tindak lanjutan dari surat pertama apabila pihak

terhutang belum juga memenuhi kewajibanya dalam pemenuhan prestasinya

terhadap tunggakannya yang terlampir dalam surat pertama.

c. Memberikan surat peringatan ke 3

Surat ketiga ini merupakan pula tindak lanjutan surat ke dua yang di mana

pihak debitur atau terhutang masih belum melakukan kewajibanya yang

tertera pada surat ke dua dan pertama. Apabila surat peringatan ke 3 belum

juga memberikan hasil.

d. Dilakukan penarikan benda jaminan.

Untuk mengatasi masalah penggunaan kredit maka PD BPR BKK Wonogiri

Kota Cabang Tirtomoyo akan mengadakan pemeriksaan serta mengadakan analisa

secara periodik usaha pemberi jaminan hak tanggungan serta kelayakan

usahanya. Selain itu pihak PD BPR BKK Wonogiri Kota Cabang Tirtomoyo akan

memberikan pembinaan-pembinaan manajemen kepada pemberi jaminan hak

tanggungan agar usahanya dapat berkembang dengan kredit yang diperoleh.

Lex specialis derograt generalis merupakan satu bagian asa hukum yang memiliki

manfaat dalam memberlakukan suatu Undang-Undang yang paling tepat untuk

diterapkan dalam suatu kasus yang dihadapi. Penerapan asas ini tidak mudah dalam

penyelesaian kredit antara bank dan debitor, dikarenakan terdapatnya inkonsistenasi

antara kedua Umdamg-Undang yang menjadi ancaman dan dipergunakan dalam

perjanjian kredit perbankan yaitu Undang-Undang No 7 tentang perbankan dan

Undang-Undang Nomor 4 tahun 1996 tentang Hak Tanggungan (jurnal hukum bisnis

No 1 Tahun 2004)

Jadi disini pada dasarnya Perusahaan Daerah BPR BKK Wonogiri Kota Cabang

Tirtomoyo pada dasarnya dalam menyelesaikan wanprestasi dalam perjanjian kredit

dengan jaminan hak tanggungan lebih mengutamakan musyawarah atau

pendekatan terhadap debitur meskipun tidak menutup kemungkinan

pemberlakukan ketentuan penjualan jaminan Hak tanggungan. Hal ini sesuai

dengan pasal Menurut ketentuan pasal 20 Undang-Undang Hak Tanggungan.

Page 82: PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PERJANJIAN …... · tahap pembuatan perjanjian kredit dan tahap pembuatan peralihan hak jaminan sebagai barang yang ... perjanjian kredit dengan jaminan

xxiv

xxiv

Eksekusi atau penjualan hak atas tanah yang dibebankan dengan hak tanggungan

dapat dilaksanakan melalui tiga cara :

1. Parate Eksekusi : Berdasarkan pasal 6 dan pasal 14 ayat (2), apabila debitur

cidera janji maka pemegang hak tanggungan mempunyai hak untuk menjual

obyek hak tanggungan atas kekuasaan sendiri melalui pelelangan umum serta

mengambil pelunasan piutangnya dari hasil penjualan tersebut. Titel eksekutorial

tersebut terdapat dalam sertifikat hak tanggungan yang memuat irah-irah

dengan kata-kata “DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN

YANG MAHA ESA”.

2. Penjualan dibawah tangan : Penjualan obyek hak tanggungan dapat dilakukan

dibawah tangan apabila telah terjadi kesepakatan antara pemberi dan

pemegang hak tanggungan. Penjualan dibawah tangan tersebut dilakukan

agar dapat memperoleh harga tertinggi yang menguntungkan semua pihak.

3. Pelunasan Hutang : Untuk menghindari lelang maka sampai dengan saat

pengukuhan lelang dikeluarkan dapat dilakukan pelunasan hutang yang dijamin

dengan hak tanggungan itu beserta biaya-biaya eksekusi yang telah dikeluarkan.

Pada prinsipnya bahwa penjualan benda yang menjadi obyek jaminan hak

tanggungan harus melalui pelelangan umum karena dengan cara ini diharapkan

dapat memperoleh harga yang paling tinggi namun demikian dalam hal

penjualan melalui pelelangan umum diperkirakan tidak menghasilkan harga

tertinggi yang menguntungkan baik debitur dan kreditur maka dimungkinkan

penjualan dibawah tangan asalkan hal tersebut disepakati oleh pemberi dan

peberima fidusia dan syarat jangka waktu pelaksanaan terpenuhi. Namun

khusus poin b pelaksanaan penjualan tersebut dilakukan setelah lewat 1 (satu)

bulan sejak diberitahukan secara tertulis oleh debitur dan kreditur kepada pihak

ke 3 yang berkepentingan dan diumumkan sedikitnya dalam dua surat

kabar yang beredar di daerah yang bersangkutan . Hasil dari penjualan benda

yang dijadikan jaminan tersebut digunakan untuk pelunasan hutang dari

debitur, dan apabila ada kelebihannya maka akan dikembalikan kepada debitur.

Page 83: PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PERJANJIAN …... · tahap pembuatan perjanjian kredit dan tahap pembuatan peralihan hak jaminan sebagai barang yang ... perjanjian kredit dengan jaminan

xxv

xxv

Jadi argumen dari penulis sendiri menganggap bahwa PD BPR BKK Wonogiri

Kota Cabang Tirtomoyo telah sesuai dengan ketentuan Undang-Undang perbankan No

10 tahun 1998 tentang perubahan Undang-Undang Perbankan No 7 tahun 1992 yang di

dalamya dalam prosedur pemberian kreditnya serta solusinya telah di dasarkan pada

Undang-Undang No 10 tahun 1998.

Page 84: PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PERJANJIAN …... · tahap pembuatan perjanjian kredit dan tahap pembuatan peralihan hak jaminan sebagai barang yang ... perjanjian kredit dengan jaminan

xxvi

xxvi

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraikan pembahasan di atas terkait judul penyelesaian kredit macet

dalam perjanjian kredit dengan jaminan hak tanggungan pada perusahaan daerah BPR

BKK kecamatan tirtomoyo Kabupaten Wonogiri maka proses pemberian kreditnya di PD

BPR BKK Wonogiri Kota Cabang Tirtomoyo sebagai berikut.

1. Prosedur Perjanjian pembebanan HT :

a. Diterimanya permohonan.

b. Permohonan kredit dari nasabah dilakukan secara tertulis dalam suatu Surat

Keterangan Permohonan Pinjam (SKKP).

c. Analisis Kredit.

d. Keputusan Kredit.

e. Penolakan.

f. Persetujuan.

g. Pembuatan Perjanjian Kredit.

h. Pembuatan peralihan hak jaminan sebagai barang yang di jamin.

2. Permasalahan yang timbul dalam proses pemberian kredit macet dan penyelesaian

Kredit macet yang dilakukan PD BPR BKK Kec Tirtomoyo Kab Wonogiri :

Permasalahan yang muncul dalam proses pemberian kredit adalah :

a. Karena memang debitur itu usahanya bangkrut.

b. Melakukan prestasi tetapi tidak di laksanakan tepat waktu.

c. Membayar hutang tidak sesuai dengan seharusnya yang harus di bayar.

d. Karena tidak punya uang untuk mengangsur.

Penyelesaian Kredit PD BPR BKK Kec Tirtomoyo Kab Wonogiri yang dilakukan

dalam masalah kredit macet sendiri yaitu :

a. Karena memang debitur usahanya bangkrut maka solusinya pihak bank akan

melakukan pemberitahuan agar si debitur melunasi tunggakanya baik dengan

Page 85: PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PERJANJIAN …... · tahap pembuatan perjanjian kredit dan tahap pembuatan peralihan hak jaminan sebagai barang yang ... perjanjian kredit dengan jaminan

xxvii

xxvii

caranya sendiri atau dengan di ambil alih oleh pihak bank sendiri dengan cara

mengaudit atau melelang usaha tersebut dan sisa hasil dari pelelangan akan di

gunakan untuk menutupi tunggakan si debitur kepada kreditur dan sisa hasil dari

pelelangan tersebut akan di kembalikan ke debitur sendiri.

b. Melakukan prestasi tetapi tidak tepat waktu maka solusi yang di lakukan pihak

bank sendir yaitu hanya melakukan pembrian denda kepada debitur atas ketidak

tepatan waktu dalam membayar tunggakannya.

c. Membayar hutang tetapi tidak sesuai dengan seharusnya yang harus di bayar

maka solusi yang di ambil oleh pihak bank sendiri yaitu pihak bank akan memberi

toleransi kepada debitur untuk tetap melunasi tunggakanya dengan juga di

kenakan denda.

d. Karena tidak punya uang untuk mengangsur maka solusinya yaitu pihak bank

akan menggunakan jaminan dari debitur yang disini jaminannya berupa hak

tanggungan untuk melunasi tunggakannya dengan cara bank akan melelang atau

menjual barang tersebut. Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat BKK

Wonogiri Kota Cabang Tirtomoyo mengambil langkah sebagai berikut: Tindakan

pertama yang dilakukan adalah :

1) Memberikan surat peringatan ke 1

2) Memberikan surat peringatan ke 2

3) Memberikan surat peringatan ke 3

4) Di lakukan penarikan benda jaminan.

B. SARAN

Dari hasil penelitian dan pembahasan setelah penulis menarik kesimpulan dari

permasalahan diatas maka penulis akan mengemukakan beberapa saran masukan

bagi para pihak yang berkepentingan sebagai berikut:

1 Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Wonogiri Kota Cabang Tirtomoyo

selaku kreditur untuk lebih hati-hati lagi dalam menerapkan keempat prosedur

permohonan kredit secara urut dan runtut dalam mengadakan perjanjian kredit,

Page 86: PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PERJANJIAN …... · tahap pembuatan perjanjian kredit dan tahap pembuatan peralihan hak jaminan sebagai barang yang ... perjanjian kredit dengan jaminan

xxviii

xxviii

sehingga debitur akan lebih bisa memahami dan mengerti hak dan kewajibannya, dan

pihak bank dapat memberikan keterangan lebih terperinci mengenai hak dan

kewajiban debitur dalam perjanjian kredit.

2 Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Wonogiri Kota Cabang Tirtomoyo

sebaiknya melakukan perjanjian secara notariil sehingga perjanjian memiliki

kekuatan hukum yang tetap, dan lebih menguntungkan kedua belah pihak.

3 Pihak debitur sebaiknya menaati segala ketentuan dan syarat-syarat yang

ditetapkan oleh pihak Bank, sehingga pihak bank tidak segan-segan dan leluasa

dalam memberikan memberikan kredit bagi kegiatan usaha yang di jalankan oleh

debitur.

Page 87: PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PERJANJIAN …... · tahap pembuatan perjanjian kredit dan tahap pembuatan peralihan hak jaminan sebagai barang yang ... perjanjian kredit dengan jaminan

xxix

xxix

DAFTAR PUSTAKA

Badrulzaman. 2001. Kompilasi Hukum Perikatan. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti

Kartini Muljadi dan Gunawan Widjaja. 2005. Seri Hukum Hata Kekayaan

HakTanggungan. Jakarta: Prenada media

Gatot Supramono.1995. Perbankan dan Masalah Kredit Suatu Tinjauan Yuridis. Jakarta :

Djambatan.

Hartono Hadi Saputro.1986. Pokok-Pokok Hukum Perikatan dan Jaminan. Yogyakarta :

Liberty.

HB Sutopo. 2006. Pengantar Penelitian Kualitatif (Dasar-Dasar Teoritis dan Praktis).

Surakarta: Pusat Penelitian Surakarta.

Hermansyah. 2005. Hukum Perbankan Nasional Indonesia. Jakarta : Kencana.

Lexy J Moleong.2005. Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung : PT Remaja

Rosadakarya

.

Muhamad Djumhana. 1997. Hukum Perbankan Indonesia. Bandung : Citra Aditya Bakti.

Muhamad Djumhana. 2000. Hukum Perbankan di Indonesia. Bandung : Citra Aditya

Bakti.

Purwadi Patrik dan kashadi. 2001. Hukum Jaminan. Semarang : Fakultas Hukum

Diponegoro

Subekti . 1996. Pengantar Penelitian Hukum. Bandung : PT Citra Aditya Bakti.

ST. Remy Sjahdeini. 2005. Hak Tanggungan sebagai Hak Jaminan. Bandung. PT

Alumni.

Salim HS. 2004. Perkembangan Hukum Jaminan di Indonesia. Jakarta : Rajawali Pers.

Salim HS. 2005. perkembangan hokum jaminan di Indonesia. Jakarta : Rajawali Pers.

Soerjono Soekanto. 2005. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta: UI Press.

Soerjono Soekanto.1986. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta : UI Pers.

Subekti. 2002. Hukum Perjanjian. Bandung : PT. Intermasa

Page 88: PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PERJANJIAN …... · tahap pembuatan perjanjian kredit dan tahap pembuatan peralihan hak jaminan sebagai barang yang ... perjanjian kredit dengan jaminan

xxx

xxx

Seinfokum.pengertianperjanjian.http://www.jdh.bpk.go.id/informasihukum/perjanjian.pdf

>( 2 Novenber 2009 Pukul 05.16 ).

Undang-Undang Dasar 1945 Pembukaan Alinea Ke IV.

Undang-Undang No 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria.

Undang-Undang No 4 Tahun 1996 Tentang Hak Tanggungan.

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan UU No 7 Tahun 1992

Tentang Perbankan Dalam Pasal 3.

Undang-Undang No 42 Tahun 1999 Tentang Fidusia.

Jurnal tahun 2005 judul journal of money, credit, and banking, volume 37 no 1

Jurnal tahun 2004, judul polemik penerapan asas lex specialis derograt legl generalls

dalam penyelesaian kredit antara bank dan kreditur, volume 23 no 1

Jurnal tahun 2005 judul Prinsip kehati-hatian (prudential banking) dalam prosedur

penyaluran kredit perbankan ,Jurnal Ilmiah, volume 6, No 3