penyelenggaraan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil ...

32
PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBER NOMOR 16 TAHUN 2006 T E N T A N G PENYELENGGARAAN PENDAFTARAN PENDUDUK DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN JEMBER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBER, Menimbang a. bahwa dalam rangka menjamin kepastian hukum hak publik dan perdata penduduk di bidang administrasi kependudukan serta untuk meningkatkan administrasi kependudukan di Kabupaten Jember, perlu diatur pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil Kabupaten Jember ; b. bahwa Peraturan Daerah di bidang Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil pada saat ini tidak sesuai lagi dengan perkembangan keadaan dan tuntutan masyarakat sehingga perlu diganti ; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Penyelenggaraan Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil Kabupaten Jember. Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah- daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur (Berita Negara Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1950) ; 2. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1955 tentang Kependudukan Orang Asing (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1955 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 812) ; 3. Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1958 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun 1976 tentang Perubahan Pasal 18 sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 62 tahun 1958 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1647); 4. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1961 tentang Perubahan atau Penambahan Nama Keluarga (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1961 Nomor 15, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2154) ; 5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3019) ; 6. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209); 7. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1992 tentang Keimigrasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3474) ; 1

Transcript of penyelenggaraan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil ...

Page 1: penyelenggaraan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil ...

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBERNOMOR 16 TAHUN 2006

T E N T A N G

PENYELENGGARAAN PENDAFTARAN PENDUDUK DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN JEMBER

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI JEMBER,

Menimbang a. bahwa dalam rangka menjamin kepastian hukum hak publik dan perdata penduduk di bidang administrasi kependudukan serta untuk meningkatkan administrasi kependudukan di Kabupaten Jember, perlu diatur pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil Kabupaten Jember ;

b. bahwa Peraturan Daerah di bidang Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil pada saat ini tidak sesuai lagi dengan perkembangan keadaan dan tuntutan masyarakat sehingga perlu diganti ;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Penyelenggaraan Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil Kabupaten Jember.

Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur (Berita Negara Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1950) ;

2. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1955 tentang Kependudukan Orang Asing (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1955 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 812) ;

3. Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1958 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun 1976 tentang Perubahan Pasal 18 sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 62 tahun 1958 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1647);

4. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1961 tentang Perubahan atau Penambahan Nama Keluarga (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1961 Nomor 15, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2154) ;

5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3019) ;

6. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209);

7. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1992 tentang Keimigrasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3474) ;

1

Page 2: penyelenggaraan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil ...

8. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4048) ;

9. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389) ;

10.Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) ;

11.Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438) ;

12.Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1964 tentang Pendaftaran Orang Asing ;

13.Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 tentang pelaksanaan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1975 Nomor 12) ;

14.Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1994 tentang Pengawasan Orang Asing dan Tindakan Keimigrasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3562) ;

15.Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3952) ;

16.Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4139) ;

17.Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4857) ;

18.Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 88 Tahun 2004 tentang Pengelolaan Informasi Administrasi Kependudukan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 119) ;

19.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pembentukan Rukun Tetangga dan Rukun Warga ;

20.Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 1997 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Daerah ;

21.Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 94 Tahun 2003 tentang Spesifikasi, Pengadaan dan Pengendalian Blangko Kartu Keluarga, Kartu Tanda Penduduk, Buku Register Akta dan Kutipan Akta Catatan Sipil ;

22.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 10 Tahun 2005 tentang Pedoman Pendataan dan Pemberian Surat Keterangan Pengganti Dokumen Penduduk bagi Pengungsi dan Penduduk Korban Bencana di Daerah ;

23.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun 2005 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil di Daerah ;

24.Peraturan Daerah Kabupaten Jember Nomor 20 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah Kabupaten Jember (Lembaran Daerah Kabupaten Jember Tahun 2000 Nomor 18 Seri C) ;

25.Peraturan Daerah Kabupaten Jember Nomor 62 Tahun 2000 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kabupaten

2

Page 3: penyelenggaraan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil ...

Jember (Lembaran Daerah Kabupaten Jember Tahun 2000 Nomor 60 Seri C) ;

26.Peraturan Daerah Kabupaten Jember Nomor 11 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Peraturan daerah kabupaten Jember Nomor 35 Tahun 2003 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Badan Kependudukan, Keluarga Berencana dan Catatan Sipil Kabupaten Jember (Lembaran Daerah Kabupaten Jember Tahun 2005 Nomor 11) ;

27.Peraturan Daerah Kabupaten Jember Nomor 4 Tahun 2006 tentang Kelembagaan Rukun Tetangga / Rukun Warga Kabupaten Jember (Lembaran Daerah Kabupaten Jember Tahun 2006 Nomor 4) ;

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN JEMBER

dan

BUPATI JEMBER

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBER TENTANG PENYE-LENGGARAAN PENDAFTARAN PENDUDUK DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN JEMBER.

B A B IKETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :1. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai

unsur Penyelenggara Pemerintah Daerah ;2. Kabupaten adalah Kabupaten Jember ;3. Bupati adalah Bupati Jember ;4. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Jember;5. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas batas

wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan ;

6. Kelurahan adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk yang mempunyai organisasi pemerintahan terendah langsung di bawah Camat, yang tidak berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri ;

7. Penduduk adalah Warga Negara Indonesia dan Orang Asing yang masuk secara sah serta bertempat tinggal di wilayah Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-undangan ;

8. Administrasi Kependudukan adalah rangkaian kegiatan penataan dan penertiban dalam penerbitan dokumen dan data kependudukan melalui pendaftaran penduduk, pencatatan sipil, pengelolaan informasi penduduk serta pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan publik dan pembangunan sektor lain ;

9. Warga Negara Indonesia yang selanjutnya disingkat WNI adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan Undang-undang sebagai Warga Negara Indonesia ;

3

Page 4: penyelenggaraan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil ...

10. Warga Negara Asing atau Orang Asing yang selanjutnya disingkat WNA adalah orang bukan Warga Negara Indonesia ;

11.Orang Asing Tinggal Terbatas adalah orang asing yang tinggal dalam jangka waktu terbatas di wilayah Negara Republik Indonesia dan telah mendapat ijin terbatas dari instansi yang berwenang ;

12. Penduduk Rentan Administrasi Kependudukan, yang selanjutnya disebut penduduk Rentan Adminduk adalah penduduk yang mengala-mi hambatan dalam memperoleh dokumen penduduk yang disebab-kan oleh bencana alam, kerusuhan sosial, bertempat tinggal di daerah terbelakang ;

13.Pendaftaran Penduduk adalah proses registrasi penduduk yang meliputi pendataan biodata, penduduk rentan adminduk dan pelaporan atas Peristiwa Kependudukan serta penerbitan dokumen penduduk berupa identitas, kartu atau surat keterangan kependudukan yang dikeluarkan oleh instansi penyelenggara ;

14.Peristiwa Kependudukan adalah kejadian yang dialami penduduk yang harus dilaporkan karena membawa implikasi terhadap penerbitan atau perubahan Kartu Keluarga, Kartu Tanda Penduduk dan / atau surat keterangan kependudukan lainnya, meliputi Pindah Datang, Perubahan Alamat, Tinggal Sementara, serta perubahan Status Tinggal Terbatas menjadi Tinggal Tetap ;

15.Biodata penduduk adalah keterangan yang berisi elemen data tentang jatidiri, informasi dasar serta riwayat perkembangan dan perubahan keadaan yang dialami oleh penduduk sejak saat kelahiran ;

16.Nomor Induk Kependudukan yang selanjutnya disingkat dengan NIK adalah nomor identitas penduduk yang bersifat unik atau khas, tunggal dan melekat pada seseorang yang terdaftar sebagai penduduk Indonesia ;

17.Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami-isteri, atau suami isteri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya dan orang lain yang menjadi tanggung jawab kepala keluarga ;

18. Kartu Keluarga yang selanjutnya disingkat KK adalah Kartu identitas keluarga yang memuat data tentang nama, susunan dan hubungan dalam keluarga, serta karakteristik anggota keluarga ;

19. Kepala Keluarga yaitu :a. Orang yang bertempat tinggal dengan orang lain baik mempunyai

hubungan darah maupun tidak yang bertanggung jawab terhadap keluarga ;

b. Orang yang bertempat tinggal seorang diri ; atauc. Kepala Kesatrian, Asrama, Rumah Yatim Piatu dan lain-lain

dimana beberapa orang bertempat tinggal bersama-sama ;20.Kartu Tanda Penduduk yang selanjutnya disingkat KTP adalah

bukti diri sebagai legitimasi penduduk yang diterbitkan oleh Pemerintah Kabupaten yang berlaku di seluruh wilayah Negara Ke-satuan Republik Indonesia ;

21.Pindah Datang Penduduk adalah perubahan lokasi tempat tinggal untuk menetap karena perpindahan dari tempat yang lama ke tempat yang baru ;

22.Pencatatan Sipil adalah pencatatan peristiwa penting yang dialami se-seorang pada register catatan sipil oleh unit kerja yang mengelola pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil ;

23.Peristiwa Penting adalah kejadian yang dialami oleh seseorang meliputi kelahiran, lahir mati, kematian, perkawinan, perceraian, pembatalan perkawinan, pengangkatan, pengakuan dan pengesahan anak, perubahan nama, perubahan kewarganegaraan dan peristiwa penting lainnya ;

4

Page 5: penyelenggaraan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil ...

24.Pengakuan Anak adalah pengakuan secara hukum dari seorang ba-pak terhadap anaknya yang lahir di luar ikatan perkawinan yang sah atas persetujuan ibu kandung anak tersebut ;

25.Pengesahan Anak adalah pengesahan status hukum seorang anak yang lahir diluar perkawinan yang sah, menjadi anak sah sepasang suami istri ;

26.Buku Harian Peristiwa Penting dan Peristiwa Kependudukan yang selanjutnya disingkat BHPPK adalah Buku yang dipakai untuk mencatat kegiatan harian di desa/kelurahan, kecamatan atau kabu-paten berkaitan dengan pelayanan terhadap pelaporan peristiwa penting dan peristiwa kependudukan atau pengurusan dokumen pen-duduk ;

27.Buku Induk Penduduk yang selanjutnya disingkat BIP adalah buku yang digunakan mencatat keberadaan dan status yang dimiliki oleh seseorang yang dibuat untuk setiap keluarga dan diperbaharui setiap terjadi peristiwa penting dan peristiwa kependudukan bagi penduduk warga negara Indonesia tinggal dan orang asing tinggal tetap ;

28.Buku Mutasi Penduduk yang selanjutnya disingkat BMP adalah buku yang digunakan untuk mencatat perubahan setiap peristiwa penting dan peristiwa kependudukan yang menyangkut jumlah dan status anggota keluarga sesuai dengan nomor urut KK di desa/kelurahan bagi Warga Negara Indonesia tinggal tetap dan orang asing tinggal tetap ;

29.Buku Induk Penduduk Sementara yang selanjutnya disingkat BIPS adalah buku yang digunakan untuk mencatat keberadaan dan status yang dimiliki oleh seseorang yang dibuat untuk setiap keluarga dan diperbaharui setiap terjadi peristiwa penting dan peristiwa kependudukan bagi penduduk Warga Negara Indonesia tinggal sementara dan orang asing tinggal terbatas ;

30.Buku Mutasi Penduduk Sementara yang selanjutnya disingkat BMPS adalah buku yang digunakan untuk mencatat perubahan setiap peristiwa penting dan peristiwa kependudukan yang menyangkut jumlah dan status anggota keluarga sesuai dengan nomor urut KK di desa/kelurahan bagi Warga Negara Indonesia tinggal sementara dan orang asing tinggal terbatas ;

31.WNI Tinggal Sementara adalah WNI yang bertempat tinggal di luar domisili asli atau tempat tinggal tetapnya ;

32.Registrar adalah petugas di desa atau kelurahan yang ditugasi untuk melakukan pandaftaran penduduk dan memberikan surat keterangan atas peristiwa penting dan peristiwa kependudukan yang dialami penduduk khususnya untuk kelahiran, lahir mati, kematian dan pindah datang ;

33.Dokumen Penduduk adalah keterangan tertulis yang diterbitkan oleh Pemerintah Daerah yang mempunyai kekuatan hukum, sebagai alat bukti autentik yang dihasilkan dari hasil pelayanan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil ;

34.Tempat Perekaman Data Kependudukan yang selanjutnya disingkat TPDK adalah fasilitas yang dibangun di Kabupaten/Kota, Kecamatan atau Kelurahan untuk melakukan perekaman, pengolahan dan pemutakhiran data hasil pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil untuk penerbitan dokumen penduduk serta penyajian informasi kependudukan ;

35.Bank Data Kependudukan di Kabupaten yang selanjutnya disingkat BDK adalah unit kerja di Badan Kependudukan Kabupaten yang memiliki fasilitas untuk menyimpan data kependudukan dan dapat melakukan pertukaran data melalui jaringan komunikasi data dengan TPDK maupun Pusat Data Kependudukan di Propinsi dan Nasional ;

5

Page 6: penyelenggaraan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil ...

36.Sistem Informasi Administrasi Kependudukan yang selanjutnya disingkat SIAK adalah Sistem informasi nasional yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk memfasilitasi pengelolaan administrasi kependudukan di setiap wilayah administrasi pemerintahan ;

37.Surat Keterangan Kependudukan adalah bukti yang dimiliki seseorang setelah melaporkan peristiwa penting atau peristiwa kependudukan yang dialami, meliputi Surat Keterangan Lahir, Surat Keterangan Mati, Surat Keterangan Lahir Mati, Surat Keterangan Pindah dan Datang, Surat Pendaftaran Kedatangan Pindah dari Luar Negeri, Surat Keterangan Tinggal Sementara, Surat Keterangan Tempat Tinggal dan Surat Keterangan Kependudukan lainnya ;

38. Surat Keterangan Pindah Datang adalah bukti yang dimiliki seseorang setelah melaporkan peristiwa kepindahan tempat tinggal dari daerah asal dan kedatangannya di daerah tujuan ;

39.Surat Keterangan Tinggal Sementara adalah bukti yang dimiliki seseorang setelah melaporkan tinggal sementara dengan syarat yang telah ditetapkan dan berlaku paling lama 1 (satu) tahun ;

40.Surat Pengantar Pindah Ke Luar Negeri untuk WNI adalah surat pengantar yang diterbitkan oleh Desa/Kelurahan dan disahkan oleh Camat untuk mengurus Surat Keterangan Pindah ke Luar Negeri yang dikeluarkan oleh unit kerja yang mengelola pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil di Kabupaten ;

41.Surat Keterangan Pindah Ke Luar Negeri untuk WNI adalah surat keterangan yang dikeluarkan unit kerja yang mengelola pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil di kabupaten sebagai bukti diri kepin-dahan tempat tinggal dan salah satu syarat penerbitan Paspor yang dikeluarkan oleh Kantor Imigrasi ;

42.Surat Keterangan Datang dari Luar Negeri untuk WNI adalah surat keterangan yang dikeluarkan oleh unit kerja yang mengelola pendaf-taran penduduk dan pencatatan sipil di kabupaten sebagai bukti diri kedatangan dari luar negeri dan salah satu syarat penerbitan KTP dan KK.

Pasal 2

(1) Pemerintah Kabupaten dalam penyelenggaraan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil melakukan :a. pencatatan biodata untuk penerbitan NIK, pencatatan peristiwa

kependudukan dan pendataan Penduduk Rentan Adminduk ;b. pencatatan peristiwa penting ;c. penerbitan dokumen hasil pendaftaran penduduk, meliputi :

1. biodata penduduk ;2. KK ;3. KTP ; dan4. surat keterangan kependudukan.

d . penerbitan dokumen hasil pencatatan sipil, meliputi :1. akta kelahiran ;2. akta kematian ;3. akta perkawinan ;4. akta perceraian ; dan5. akta pengakuan anak.

e. perubahan akta catatan sipil karena terjadinya peristiwa penting, meliputi :

1. pengangkatan anak ;2. pengesahan anak ;3. perubahan nama ;

6

Page 7: penyelenggaraan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil ...

4. perubahan kewarganegaraan ; dan5. peristiwa penting lainnya.

(2) Penyelenggaraan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh unit kerja yang mengelola pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil.

BAB II REGISTRAR DAN PEJABAT PENCATAT SIPIL

Pasal 3

Pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil bagi WNI di desa atau kelurahan dilaksanakan oleh Registrar.

Pasal 4

(1) Pejabat Pencatat Sipil dijabat oleh Pegawai Negeri Sipil dari unit kerja yang mengelola pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil di Kabupaten .

(2) Pejabat Pencatat Sipil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diangkat oleh Bupati dari Pegawal Negeri Sipil yang memenuhi persyaratan atas usulan Kepala unit kerja yang mengelola pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil.

Pasal 5

(1) Pejabat Pencatat Sipil menerima, memverifikasi dan memvalidasi kebenaran data, mencatat data, menandatangani register dan kutipan akta serta membuat catatan-pinggir pada akta-akta catatan sipil.

(2) Dalam hal Pejabat Pencatat Sipil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berhalangan, Bupati dapat menunjuk Pejabat lain dari unit kerja yang mengelola pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil.

Pasal 6

(1) Di wilayah yang kondisi geografisnya terpencil, Bupati dapat mengangkat Pejabat Pencatat Sipil Luar Biasa dari Pegawai Negeri Sipil yang memenuhi persyaratan untuk membantu kelancaran pelayanan pencatatan sipil di daerah yang berkedudukan di kecamatan.

(2) Pejabat Pencatat Sipil Luar Biasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai kewenangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1).

(3) Pejabat Pencatat Sipil Luar Biasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melaporkan hasil pencatatan sipil kepada Bupati.

BAB IIIPENDAFTARAN PENDUDUK

Bagian PertamaPencatatan Biodata, Kartu Keluarga dan Kartu Tanda Penduduk

Paragraf 1Pencatatan dan Pemutakhiran Biodata Penduduk

7

Page 8: penyelenggaraan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil ...

Pasal 7

(1) Pemerintah Kabupaten melaksanakan pencatatan, penerbitan dan pemutakhiran Biodata Penduduk.

(2) Pencatatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh petugas dengan memeriksa status dan kebenaran identitas yang dimiliki penduduk.

(3) Pencatatan Biodata Penduduk dapat bersifat individu maupun per keluarga.

Pasal 8

(1) Penyampaian informasi untuk pencatatan biodata bagi bayi atau anak diwakili oleh orang tuanya atau anggota keluarganya sesuai dengan persyaratan yang ditentukan.

(2) Penyampaian informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk pencatatan biodata bagi orang yang mengalami hambatan mental dan fisik tubuh dapat dilakukan oleh orang lain dengan membuat surat kuasa.

Pasal 9

Perubahan biodata WNI, Orang Asing Tinggal Terbatas dan Orang Asing Tinggal Tetap yang terjadi di luar negeri karena terjadinya Peristiwa Penting, setelah kembali ke Kabupaten dicatat oleh unit kerja yang mengelola pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil berdasarkan laporan penduduk paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja sejak kedatangan.

Paragraf 2Hak dan Kewajiban Penduduk

Pasal 10

(1) Setiap penduduk berhak mendapat pelayanan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil.

(2) Setiap penduduk yang bertempat tinggal dalam wilayah Kabupaten dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan dalam Peraturan Daerah ini, wajib mencatatkan biodata penduduk serta melaporkan peristiwa kependudukan dan peristiwa penting yang dialami dirinya dan / atau keluarganya.

(3) Pencatatan Biodata sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dilakukan satu kali untuk dimasukkan dalam bank data kependudukan nasional.

(4) Pelaporan Peristiwa Kependudukan dan Peristiwa Penting oleh penduduk sebagaimana dimaksud pada ayat (2) paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja sejak terjadinya peristiwa tersebut.

Paragraf 3 Nomor Induk Kependudukan

Pasal 11

(1) NIK diberikan oleh pemerintah kepada penduduk setelah biodata penduduk direkam dalam bank data kependudukan nasional menggunakan SIAK.

(2) NIK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku seumur hidup, terdiri 16 (enam belas) digit didasarkan pada variabel kode wilayah, tanggal lahir dan nomor seri penduduk.

8

Page 9: penyelenggaraan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil ...

(3) NIK sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dicantumkan dalam setiap dokumen kependudukan dan digunakan sebagai tanda pengenal dalam pelayanan publik.

Paragraf 4Nomor Kartu Keluarga

Pasal 12

(1) Setiap satu keluarga yang sudah terdaftar dalam bank data kependudukan nasional diberikan satu Nomor Kartu Keluarga.

(2) Nomor Kartu Keluarga melekat pada 1 (satu) Keluarga yang sudah mempunyai NIK.

Paragraf 5Kartu Keluarga

Pasal 13

(1) KK diterbitkan oleh Pemerintah Kabupaten, ditandatangani oleh pejabat yang ditunjuk oleh Bupati.

(2) Penerbitan KK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan berdasarkan permohonan penduduk WNI atau Penduduk Orang Asing Tinggal Tetap, yang bertempat tinggal tetap di atas tanah atau persil secara sah di wilayah Kabupaten.

(3) Penduduk WNI atau Penduduk Orang Asing Tinggal Tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hanya dapat didaftar dalam satu KK.

Pasal 14

(1) Setiap Kepala Keluarga wajib melaporkan perubahan yang terjadi atas dirinya dan atau anggota keluarganya kepada Bupati melalui petugas registrar di Desa / Kelurahan setempat.

(2) Selambat-lambatnya dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sejak terjadi perubahan data atas Kepala Keluarga dan anggota keluarga maka perubahannya dicatat dalam KK.

(3) Pencatatan perubahan data dalam KK sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dilakukan oleh petugas registrar selanjutnya dilaporkan kepada Bupati melalui unit kerja yang mengelola pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil.

(4) KK yang rusak atau hilang dan / atau mengalami perubahan data, wajib diajukan penggantian KK baru dengan menunjukkan bukti kerusakannya, sedang yang hilang harus dilengkapi surat keterangan hilang dari Kepolisian setempat.

(5) Setiap penggantian KK, maka KK lama, baik yang disimpan oleh Kepala Keluarga maupun Rukun Tetangga harus diserahkan kepada unit kerja yang mengelola pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil melalui petugas registrar di Desa / Kelurahan setempat.

Paragraf 6Kartu Tanda Penduduk

Pasal 15

(1) KTP diterbitkan oleh pemerintah kabupaten, ditandatangani oleh pejabat yang ditunjuk oleh Bupati.

9

Page 10: penyelenggaraan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil ...

(2) KTP berlaku secara nasional, digunakan sebagai tanda pengenal dalam pelayanan publik.

(3) KTP diberikan kepada penduduk WNI dan Orang Asing Tinggal Tetap yang telah berusia 17 (tujuh belas) tahun atau sudah kawin atau pernah kawin.

(4) Penduduk sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya memiliki 1 (satu) KTP.

Pasal 16

(1) KTP untuk WNI berlaku selama masa waktu 5 (lima) tahun, kecuali bila terjadi perubahan data.

(2) Dalam hal Pemerintah Kabupaten menerima laporan perubahan data sebagaimana dimaksud pada ayat (1), kepada penduduk diterbitkan perubahan KTP.

(3) Penerbitan KTP WNI yang baru datang dari luar negeri dilakukan setelah diterbitkan Surat Keterangan Datang dari luar negeri oleh unit kerja yang mengelola pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil.

(4) Masa berlaku KTP bagi Orang Asing Tinggal Tetap disesuaikan dengan masa berlakunya izin tinggal tetap.

(5) KTP untuk penduduk WNI yang berusia 60 (enam puluh) tahun ke atas berlaku seumur hidup, kecuali bila terjadi perubahan data.

Pasal 17

(1) Dalam KTP dimuat pas foto berwarna penduduk yang bersangkutan, dengan ketentuan :a. penduduk yang lahir pada tahun ganjil, latar belakang pas foto

berwarna merah ; ataub. penduduk yang lahir pada tahun genap, latar belakang pas foto

berwarna biru.(2) Pas foto sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berukuran 2 cm x 3 cm

dengan ketentuan 70% (tujuh puluh perseratus) tampak wajah dapat menggunakan jilbab dan tidak diperbolehkan menggunakan cadar.

Pasal 18

(1) Dalam hal KTP berakhir, maka dapat diadakan pembaharuan KTP.(2) Ketentuan sebagaimana pada ayat (1) ditetapkan lebih lanjut dengan

Peraturan Bupati.

Bagian KeduaPendaftaran Perubahan Alamat

Pasal 19

Dalam hal terjadi pemekaran wilayah atau pembangunan yang menyebabkan perubahan alamat penduduk, pemerintah kabupaten melakukan penerbitan perubahan alamat dalam KK dan KTP dengan memberi kemudahan kepada penduduk dan tidak dipungut biaya.

Bagian KetigaPendaftaran Perpindahan Penduduk

Dalam Wilayah Indonesia

10

Page 11: penyelenggaraan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil ...

Paragraf 1Pendaftaran Pindah Datang Penduduk WNI

Dalam Wilayah Indonesia

Pasal 20

(1) Pemerintah Kabupaten melakukan pendaftaran pindah datang penduduk WNI dalam wilayah Indonesia dengan klasifikasi sebagai berikut :a. klasifikasi 1 : dalam satu desa/kelurahan ;b. klasifikasi 2 : antar desa/kelurahan dalam satu kecamatan ;c. klasifikasi 3 : antar kecamatan dalam satu kabupaten ;d. klasifikasi 4 : antar kabupaten dalam satu propinsi ; ataue. klasifikasi 5 :antar propinsi dalam wilayah Republik Indonesia.

(2) Pendaftaran pindah datang penduduk sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan penerbitan Surat Keterangan Pindah Datang.

(3) Sahnya pindah datang penduduk setelah ditandatanganinya Surat Keterangan Pindah Datang oleh pejabat yang berwenang sesuai dengan klasifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

Pasal 21

Pelaksanaan pendaftaran penduduk sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 di daerah tujuan pindah dilakukan berdasarkan laporan penduduk paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja terhitung sejak diterbitkan Surat Keterangan Pindah Datang di daerah asal.

Pasal 22

(1) Penerbitan Surat Keterangan Pindah Datang bagi WNI untuk klasifikasi 1, dilakukan oleh Kepala Desa atau Lurah setempat.

(2) Surat Keterangan Pindah Datang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak diberikan kepada penduduk, diteruskan oleh Lurah/Kepala Desa ke tempat perekaman data kependudukan.

(3) Surat Keterangan Pindah Datang bagi WNI untuk klasifikasi 2 ditandatangani oleh Kepala Desa / Lurah di daerah asal dan di daerah tujuan.

(4) Surat Keterangan Pindah Datang bagi WNI untuk klasifikasi 3 sampai dengan klasifikasi 5 diterbitkan dan ditandatangani di daerah asal oleh Kepala Desa / Lurah dan camat dilaporkan oleh penduduk di daerah tujuan kepada Kepala Desa / Lurah untuk mendapatkan pengesahan.

(5) Surat Keterangan Pindah Datang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), ayat (3) dan ayat (4) digunakan sebagai dasar :a. penerbitan KK di daerah asal atau di daerah tujuan ; danb. penerbitan, perubahan alamat dalam KTP di daerah tujuan.

(6) Penerbitan KK sebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf a, dilakukan sesuai dengan jenis kepindahan meliputi :a. hanya kepala keluarga ; b. kepala keluarga dan seluruh anggota keluarga ; c. kepala keluarga dan sebagian anggota keluarga ; atau d. hanya anggota keluarga.

11

Page 12: penyelenggaraan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil ...

Paragraf 2Pendaftaran Pindah Datang Penduduk Orang Asing

Dalam Wilayah Indonesia

Pasal 23

(1) Pemerintah Kabupaten melakukan pendaftaran pindah datang penduduk orang asing dalam wilayah Indonesia dengan klasifikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (1).

(2) Pendaftaran pindah datang penduduk sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan penerbitan Surat Keterangan Pindah Datang oleh unit kerja yang mengelola pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil di kabupaten.

(3) Sahnya pindah datang penduduk setelah ditandatanganinya Surat Keterangan Pindah / Datang sesuai klasifikasi.

Pasal 24

(1) Pendaftaran pindah datang penduduk sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 dilakukan oleh unit kerja yang mengelola pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil di kabupaten di daerah asal dan di daerah tujuan sesuai dengan klasifikasi.

(2) Pelaksanaan pendaftaran pindah datang penduduk sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di daerah tujuan dilakukan berdasarkan laporan penduduk paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja terhitung sejak ditandatangani Surat Keterangan Pindah Datang di daerah asal.

Pasal 25

(1) Penerbitan Surat Keterangan Pindah Datang untuk klasifikasi 1 sampai dengan klasifikasi 3, dilakukan oleh unit kerja yang mengelola pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil di kabupaten di daerah asal.

(2) Penerbitan Surat Keterangan Pindah Datang untuk klasifikasi 4 dan klasifikasi 5 dilakukan di daerah asal, setelah ditandatangani di daerah asal diberikan kepada penduduk.untuk. diteruskan ke daerah tujuan guna mendapatkan pengesahan dari unit kerja yang mengelola pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil di kabupaten.

(3) Surat Keterangan Pindah Datang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) digunakan sebagai dasar :a. penerbitan KK bagi Orang Asing Tinggal Tetap di daerah asal

atau di daerah tujuan dan penerbitan perubahan alamat KTP bagi Orang Asing Tinggal Tetap di daerah tujuan ; atau

b. perubahan alamat Surat Keterangan Tempat Tinggal bagi Orang Asing Tinggal Terbatas di daerah tujuan.

(4) Penerbitan KK sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a dilakukan sesuai dengan jenis kepindahan.

Paragraf 3Pendaftaran WNI Tinggal Sementara

Pasal 26

(1) Pemerintah kabupaten melakukan pendaftaran WNI yang bermak-sud tinggal sementara di luar domisili atau tempat tinggal tetap.

12

Page 13: penyelenggaraan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil ...

(2) Tinggal sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan selama 90 (sembilan puluh) hari berturut-turut sampai dengan 1 (satu) tahun.

(3) Tinggal sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak termasuk WNI yang melakukan tugas atau sekolah kedinasan.

Pasal 27

Kepala Desa atau Lurah melakukan pendaftaran WNI Tinggal Sementara di daerah asal dan menerbitkan Surat Keterangan Pindah Sementara yang disahkan oleh Camat.

Pasal 28

(1) Pendaftaran WNI Tinggal Sementara di daerah tujuan dilakukan oleh Kepala Desa atau Lurah berdasarkan laporan penduduk paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak diterbitkan Surat Keterangan Pindah Sementara dari daerah asal.

(2) Pendaftaran WNI Tinggal Sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan menerbitkan Surat Keterangan Tinggal Sementara berdasarkan permohonan tinggal sementara.

(3) Surat Keterangan Tinggal Sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berlaku selama 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang 1 (satu) kali.

Bagian Keempat

Pendaftaran Perpindahan Penduduk Antar Negara

Paragraf 1Pendaftaran Perpindahan Penduduk WNI ke Luar Negeri

Pasal 29

(1) Pemerintah kabupaten melakukan pendaftaran perpindahan penduduk WNI ke luar negeri.

(2) Perpindahan penduduk ke luar negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan tujuan untuk menetap selama 1 (satu) tahun berturut-turut atau lebih dari 1 (satu) tahun.

Pasal 30

Pendaftaran perpindahan penduduk sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ayat (2) dilakukan oleh Kepala Desa atau Lurah dengan menerbitkan Surat Pengantar Pindah ke Luar Negeri dan disahkan oleh Camat setempat.

Pasal 31

(1) Surat Pengantar Pindah ke Luar Negeri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 diberikan oleh Kepala Desa atau Lurah kepada penduduk untuk diteruskan kepada unit kerja yang mengelola pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil di kabupaten sebagal dasar penerbitan Surat Keterangan Pindah ke Luar Negeri.

(2) Surat Keterangan Pindah ke Luar Negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan sebagai salah satu syarat dalam pengurusan paspor.

13

Page 14: penyelenggaraan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil ...

Paragraf 2Pendaftaran Kedatangan WNI dari Luar Negeri

Pasal 32

(1) Pemerintah Kabupaten melakukan pendaftaran kedatangan WNI dari luar negeri.

(2) Pendaftaran kedatangan WNI sebagaimana dirriaksud pada ayat (1) dilakukan oleh unit kerja yang mengelola pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil di kabupaten dengan menerbitkan Surat Keterangan Datang dari Luar Negeri.

(3) Surat Keterangan Datang dari Luar Negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (2) digunakan sebagai dasar :a. Penerbitan KK ; danb. Penerbitan KTP.

Pasal 33

Pendaftaran kedatangan WNI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 dilakukan oleh unit kerja yang mengelola pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil di kabupaten berdasarkan laporan penduduk paling lama 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak kedatangan di daerah tujuan.

Paragraf 3Pendaftaran Kedatangan Orang Asing dari Luar Negeri

Pasal 34

Pemerintah Kabupaten melakukan pendaftaran kedatangan Orang Asing dari luar negeri :a. Orang Asing yang baru datang dari luar negeri yang telah mendapat

izin tinggal terbatas ; danb. Orang Asing yang telah berada di Indonesia dan telah mengubah

status menjadi tinggal terbatas.

Pasal 35

(1) Pendaftaran kedatangan Orang Asing dilakukan oleh unit kerja yang mengelola pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil di kabupaten berdasarkan laporan penduduk paling lama 30 (tiga puluh) harl sejak diterbitkan Izin Tinggal Terbatas.

(2) Pendaftaran kedatangan Orang Asing sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan penerbitan Surat Keterangan Tempat Tinggal.

(3) Surat Keterangan Tempat Tinggal sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberikan kepada Orang Asing tinggal terbatas, berlaku sampai habis masa berlakunya Izin Tinggal Terbatas.

Paragraf 4Pendaftaran Penduduk Orang Asing Tinggal Terbatas

Yang Mengubah Status Menjadi Tinggal Tetap

Pasal 36Pemerintah Kabupaten melakukan pendaftaran penduduk Orang Asing Tinggal Terbatas yang mengubah status menjadi penduduk Orang Asing Tinggal Tetap.

14

Page 15: penyelenggaraan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil ...

Pasal 37

(1) Pendaftaran penduduk Orang Asing Tinggal Terbatas yang mengubah status menjadi penduduk Orang Asing Tinggal Tetap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 dilakukan oleh unit kerja yang mengelola pendaftaran penduduk dan pencatatan Sipil di Kabupaten paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak diterbitkan Izin Tinggal Tetap.

(2) Pendaftaran penduduk Orang Asing Tinggal Terbatas yang mengubah status menjadi penduduk Orahg Asing Tinggal Tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan sebagal dasar penerbitan KK dan KTP.

Paragraf 5Pendaftaran Kepindahan Penduduk Orang Asing

ke Luar Negeri

Pasal 38

Pemerintah Kabupaten melakukan pendaftaran penduduk Orang Asing Tinggal Terbatas atau Orang Asing Tinggal Tetap yang akan pindah ke luar negeri.

Pasal 39

(1) Pendaftaran kepindahan penduduk Orang Asing ke luar negeri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 dilakukan oleh unit kerja yang mengelola pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil di kabupaten dengan pengisian formulir Keterangan Pindah ke Luar Negeri.

(2) Pengisian formulir Keterangan Pindah Ke Luar Negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh penduduk Orang Asing di unit kerja yang mengelola pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil di Kabupaten .

Bagian KelimaPendataan Penduduk Rentan Administrasi Kependudukan

Pasal 40

(1) Pemerintah kabupaten melakukan pendataan Penduduk Rentan Adminduk.

(2) Penduduk Rentan Adminduk sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas :a. pengungsi ;b. penduduk korban bencana ; danc. komunitas adat terpencil.

Pasal 41

(1) Pendataan pengungsi dan penduduk korban bencana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 ayat (2) huruf a dan huruf b dilakukan pada saat terjadinya bencana alam maupun bencana akibat kerusuhan sosial.

(2) Pendataan komunitas adat terpencil dilakukan secara periodik dengan membentuk tim pendataan.

15

Page 16: penyelenggaraan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil ...

BAB IVPENCATATAN SIPIL

Bagian PertamaPencatatan Kelahiran

Pasal 42(1) Pemerintah kabupaten melakukan pencatatan setiap kelahiran

berdasarkan laporan yang diterima dari penduduk dalam jangka waktu paling lama 60 (enam puluh) hari sejak tanggal kelahiran.

(2) Pencatatan kelahiran yang melebihi jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan setelah :a. mendapat persetujuan Bupati bagi WNI ; ataub. mendapat Penetapan Pengadilan bagi Orang Asing.

(3) Pencatatan kelahiran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilakukan oleh Pejabat Pencatat Sipil dalam Register Akta Kelahiran dan diterbitkan Kutipan Akta Kelahiran.

(4) Kutipan Akta Kelahiran yang pelaporannya dilakukan tepat waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan kepada penduduk tanpa dipungut biaya.

Pasal 43

(1) Dalam hal tempat peristiwa kelahiran berbeda dengan tempat tinggal atau domisili, Pejabat Pencatat Sipil yang mencatat dan menerbitkan Kutipan Akta Kelahiran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 ayat (3) bertanggung jawab memberitahukan hal dimaksud kepada unit kerja yang mengelola pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil di wilayah tempat domisili.

(2) Pencatatan kelahiran bagi anak temuan atau anak yang tidak diketahui asal usulnya dilakukan oleh Pejabat Pencatat Sipil di Kabupaten tempat ditemukannya anak, berdasarkan laporan orang yang menemukan dan bukti-bukti lain yang menguatkan.

Pasal 44

Anak dari WNI atau Orang Asing Tinggal Terbatas dan Tinggal Tetap yang dilahirkan di luar negeri setelah kembali ke Indonesia dicatat oleh unit kerja yang mengelola pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil di Kabupaten berdasarkan laporan penduduk paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak kedatangan untuk pemutakhiran biodata.

Bagian KeduaPencatatan Lahir Mati

Pasal 45(1) Kelahiran bayi dalam keadaan mati dicatat oleh unit kerja yang

mengelola pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil di Kabupaten berdasarkan laporan penduduk paling lama 60 (enam puluh) hari sejak kelahiran.

(2) Pencatatan kelahiran bayi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) direkam dalam bank data kependudukan nasional dan diterbitkan tanda bukti pelaporan surat keterangan lahir mati.

16

Page 17: penyelenggaraan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil ...

Bagian KetigaPencatatan Perkawinan

Pasal 46

(1) Perkawinan bagi yang bukan beragama Islam yang telah dilakukan menurut hukum agama dan kepercayaanya dicatat oleh unit kerja yang mengelola pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil di Kabupaten tempat peristiwa perkawinan paling lama 60 (enam puluh) hari sejak peristiwa perkawinan.

(2) Pencatatan perkawinan antar WNA dapat dilakukan oleh unit kerja yang mengelola pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil sesuai pedoman yang berlaku.

(3) Perkawinan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dicatat oleh Pejabat Pencatat Sipil pada Register Akta Perkawinan dan diterbitkan Kutipan Akta Perkawinan.

Pasal 47

(1) Bagi penduduk yang melaksanakan perkawinan di luar negeri dicatat oleh unit kerja yang mengelola pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil di Kabupaten tempat domisili yang bersangkutan paling lama 1 (satu) tahun sejak yang bersangkutan kembali di Indonesia.

(2) Pencatatan perkawinan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) direkam dalam bank data kependudukan nasional dan diterbitkan tanda bukti pelaporan perkawinan luar negeri.

Bagian KeempatPencatatan Pembatalan Perkawinan

Pasal 48

(1) Pembatalan perkawinan yang telah mendapatkan putusan pengadilan dicatat oleh unit kerja yang mengelola pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil di kabupaten.

(2) Pembatalan perkawinan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dicatat dalam register akta perkawinan.

Bagian KelimaPencatatan Perceraian

Pasal 49

Perceraian yang telah mendapatkan penetapan pengadilan dicatat oleh kepada unit kerja yang mengelola pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil di Kabupaten tempat peristiwa perceraian paling lama 60 (enam puluh) harl setelah mendapatkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap berdasarkan laporan yang bersangkutan atau kuasanya.

Pasal 50

(1) Berdasarkan perceraian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49, Pejabat Pencatat Sipil mencatat pada Register Akta Perceraian, memberikan catatan pinggir pada Register Akta Perkawinan, mencabut Kutipan Akta Perkawinan dan menerbitkan Kutipan Akta Perceraian.

17

Page 18: penyelenggaraan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil ...

(2) Dalam hal tempat peristiwa perceraian berbeda dengan tempat pencatatan peristiwa perkawinan, unit kerja yang mencatat peristiwa perceraian dan menerbitkan kutipan akta perceraian memberitahukan terjadinya peristiwa perceraian kepada unit kerja yang mencatat peristiwa perkawinan.

Bagian KeenamPencatatan Pengangkatan Anak

Pasal 51

(1) Pengangkatan anak yang telah mendapatkan penetapan Pengadilan dicatat oleh unit kerja yang mengelola pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil berdasarkan laporan penduduk paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak diterimanya salinan penetapan Pengadilan.

(2) Pengangkatan anak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dicatat oleh Pejabat Pencatat Sipil pada Register Akta Kelahiran dan Kutipan Akta Kelahiran dalam bentuk catatan pinggir.

Bagian KetujuhPencatatan Pengakuan Anak

Pasal 52

Pengakuan anak luar kawin dicatat oleh Pejabat Pencatat Sipil pada Register Akta Pengakuan Anak dan diterbitkan Kutipan Akta Pengakuan Anak paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal surat pengakuan anak disetujui oleh ibu kandung dari anak yang bersangkutan.

Bagian KedelapanPencatatan Pengesahan Anak

Pasal 53

(1) Pengakuan anak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 dapat disahkan pada saat pencatatan perkawinan orang tuanya.

(2) Pengesahan anak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dicatat oleh Pejabat Pencatat Sipil dalam Register Akta Perkawinan orang tuanya dan pada Register Akta Kelahiran dalam bentuk Catatan Pinggir paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak ayah dan ibu dari anak yang bersangkutan melakukan perkawinan.

(3) Pengesahan anak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat pula dilakukan tanpa melalui pengakuan anak.

(4) Pengesahan anak sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan bersamaan dengan pengesahan perkawinan orang tuanya sebagaimana dimaksud pada ayat (2).

Bagian KesembilanPencatatan Kematian

Pasal 54

(1) Pemerintah Kabupaten melakukan pencatatan setiap kematian dengan jangka waktu paling lama 60 (enam puluh) hari sejak tanggal kematian.

18

Page 19: penyelenggaraan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil ...

(2) Pencatatan kematian yang melebihi jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan setelah mendapat izin atasan Pejabat Pencatat Sipil.

Pasal 55

(1) Pencatatan kematian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54 ayat (2) dilakukan oleh Pejabat Pencatat Sipil dalam Register Akta Kematian dan sebagai catatan pinggir dalam Register Akta Kelahiran yang bersangkutan serta diterbitkan Kutipan Akta Kematian.

(2) Dalam hal tempat peristiwa kematian berbeda dengan domisili, unit kerja yang menerbitkan register dan kutipan akta kematian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan kepada unit kerja yang mengelola pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil d! wilayah tempat domisili.

Pasal 56

Kematian WNI di luar negeri dicatat oleh unit kerja yang mengelola pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil di Kabupaten berdasarkan laporan keluarga paling lama 60 (enam puluh) hari, sejak keluarga yang bersangkutan kembali ke Indonesia.

Pasal 57

(1) Kematian Orang Asing Tinggal Tetap dan Tinggal Terbatas di luar negeri dicatat oleh unit kerja yang mengelola pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil di Kabupaten tempat domisili yang bersangkutan berdasarkan laporan keluarga paling lama 10 (sepuluh) hari sejak kedatangan.

(2) Pencatatan kematian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) direkam dalam bank data kependudukan nasional dan diterbitkan tanda bukti pelaporan kematian luar negerl.

Bagian KesepuluhPencatatan Perubahan Nama

Pasal 58

(1) Unit kerja yang mengelola pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil di Kabupaten mencatat perubahan nama kecil yang telah mendapatkan penetapan pengadilan paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak diterimanya salinan penetapan pengadilan.

(2) Unit kerja yang mengelola pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil di Kabupaten mencatat perubahan nama keluarga yang telah mendapatkan Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak diterimanya Salinan Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia.

(3) Perubahan nama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dicatat oleh Pejabat Pencatat Sipil pada akta-akta catatan sipil dalam bentuk catatan pinggir.

19

Page 20: penyelenggaraan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil ...

Bagian KesebelasPencatatan Peristiwa Penting Lainnya

Pasal 59

(1) Unit kerja yang mengelola pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil mencatat peristiwa penting lainnya yang telah mendapatkan penetapan pengadilan paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak diterimanya salinan penetapan pengadilan.

(2) Peristiwa penting lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dicatat oleh Pejabat Pencatat Sipil pada Register dan Kutipan Akta-akta Catatan Sipil dalam bentuk catatan pinggir.

Bagian KeduabelasPembatalan Akta

Pasal 60

(1) Akta Catatan Sipil dapat dibatalkan berdasarkan putusan pengadilan.

(2) Unit kerja yang mengelola pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil wajib mencatat pembatalan akta yang telah mendapatkan putusan pengadilan paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak diterimanya salinan putusan pengadilan.

(3) Pembatalan akta sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dicatat dalam register akta.

(4) Pembatalan akta sebagaimara dimaksud pada ayat (2) direkam dalam bank data kependudukan nasional.

Bagian KetigabelasPencatatan Perubahan Kewarganegaraan

Pasal 61

(1) Unit kerja yang mengelola pendaftaran penduduk dan pencataan sipil mencatat perubahan kewarganegaraan penduduk yang telah mendapatkan penetapan / pengesahan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku, paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak penetapan / pengesahan.

(2) Perubahan kewarganegaraan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dicatat oleh Pejabat Pencatat Sipil pada Akta-akta Catatan Sipil dalam bentuk catatan pinggir.

Pasal 62

Data perubahan kewarganegaraan yang diterima dari Perwakilan Republik Indonesia berdasarkan pelaporan dari penduduk dicatat oleh Pejabat Pencatat Sipil pada Akta-akta Catatan Sipil.

Pasal 63

Pemerintah Kabupaten mencabut dokumen KTP dan KK Penduduk yang merubah status kewarganegaraan Indonesia menjadi Orang Asing.

20

Page 21: penyelenggaraan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil ...

BAB VBLANGKO DOKUMEN KEPENDUDUKAN

Bagian KesatuPengadaan

Pasal 64

(1) Pengadaan blangko dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten dengan memilih perusahaan percetakan yang telah mempunyai kualifikasi izin pencetakan dokumen sekuriti sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

(2) Pemerintah Kabupaten yang membutuhkan blangko dokumen penduduk harus mendapatkan nomor registrasi blangko dari Departemen Dalam Negeri, sebelum melakukan pengadaan.

Bagian KeduaPengisian Data

Pasal 65

Pengisian elemen data pada blangko KK, KTP, Surat Keterangan Tinggal Sementara dan Surat Keterangan Tempat Tinggal dan Register Akta serta Kutipan Akta Catatan Sipil dilakukan dengan sistem manual atau menggunakan perangkat lunak SIAK.

Bagian KetigaPembukuan Penggunaan Blangko

Pasal 66

(1) Pemerintah Kabupaten menyelenggarakan pembukuan pencetakan serta penggunaan blangko setiap bulan.

(2) Hasil pembukuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaporkan kepada Menteri Dalam Negeri melalui Gubernur.

(3) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi :a. nama dan alamat perusahaan percetakan yang melakukan

pencetakan blangko ;b. jumlah blangko yang dicetak ; danc. jumlah dokumen yang diterbitkan.

BAB VIPENATAUSAHAAN PENDAFTARAN PENDUDUK

DAN PENCATATAN SIPIL

Pasal 67

(1) Pemerintah Kabupaten melakukan penatausahaan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil di daerah.

(2) Penatausahaan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh unit kerja yang mengelola pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil di kabupaten, kecamatan dan desa / kelurahan.

21

Page 22: penyelenggaraan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil ...

Pasal 68

(1) Pemerintah Kabupaten melakukan pengelolaan dokumentasi Register Akta Catatan Sipil dan berkas - berkas pelaporan untuk memperoleh Akta Catatan Sipil di daerah.

(2) Pengelolaan dokumentasi Register Akta Catatan Sipil meliputi perekaman, penyimpanan, pemeliharaan dan pemanfaatan Register Akta Catatan Sipil.

(3) Dokumen Register Akta Catatan Sipil berlaku selama-lamanya dan tidak boleh dimusnahkan.

BAB VIIP E L A P O R A N

Pasal 69

(1) Lurah dan Kepala Desa menyusun laporan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil serta menyampaikan hasilnya kepada Camat secara reguler.

(2) Camat menghimpun laporan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil yang disampaikan oleh Lurah dan Kepala Desa dan membuat rekapitulasi laporan yang selanjutnya disampaikan kepada Bupati secara reguler.

(3) Bupati menghimpun laporan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil yang disampaikan oleh para Camat di daerahnya dan membuat rekapitulasi laporan yang selanjutnya disampaikan kepada Gubernur secara reguler.

B A B VIIIHAK DAN KEWAJIBAN

Bagian KesatuHak Instansi Penyelenggara dan Hak Penduduk

Pasal 70

(1) Dalam hal penyelenggaraan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil, instansi penyelenggara berhak untuk : a. Menyusun perencanaan, melaksanakan kegiatan serta

memperoleh anggaran sesuai dengan ketentuan yang berlaku ;b. Melaksanakan segala bentuk kerjasama antar daerah, kerjasama

dengan instansi vertikal atau kerjasama dengan badan usaha swasta dan/atau dengan pihak-pihak lain dalam rangka pengembangan data dan informasi, inovasi teknologi dan manajemen dan ataupun memanfaatkan peluang investasi ;

c. Memperoleh jasa dan/atau retribusi dari hasil penyelenggaraan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil sesuai dengan ketentuan yang berlaku ;

(2) Dalam hal penyelenggaraan penduduk dan pencatatan sipil, penduduk berhak untuk memperoleh pelayanan sebaik-baiknya dalam hal : a. Memperoleh dokumen hasil pendaftaran penduduk dan

pencatatan sipil ;b. Memperoleh akses terhadap pemanfaatan data kependudukan.

22

Page 23: penyelenggaraan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil ...

Bagian KeduaKewajiban Instansi Penyelenggara dan Kewajiban Penduduk

Pasal 71

(1) Instansi Penyelenggara mempunyai kewajiban untuk melaksanakan pelayanan sebaik-baiknya terhadap penduduk dan/atau pihak lain dalam hal penyelenggaraan dan pemanfaatan hasil-hasil pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil

(2) Penduduk mempunyai kewajiban untuk :a. Selalu membawa KTP atau Surat Keterangan Tinggal

Sementara;b. Melaporkan setiap peristiwa kependudukan.

(3) Pelanggaran terhadap kewajiban sebagaimana dalam ayat (2) haruf a akan dikenai denda sebagaimana ketentuan yang berlaku.

BAB IXRETRIBUSI

Bagian PertamaNama Obyek, Subyek dan Golongan Retribusi

Pasal 72

Atas pelayanan penerbitan dokumen hasil pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil dipungut retribusi dengan nama Retribusi Penerbitan Dokumen Hasil Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil.

Pasal 73

Obyek Retribusi Penerbitan Dokumen Hasil Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil meliputi Pelayanan Penerbitan Biodata penduduk, KK, KTP, Surat Keterangan Kependudukan lainnya, Akta Kelahiran, Akta Kematian, Akta Perkawinan, Akta Perceraian, Akta Pengakuan Anak, Pengangkatan Anak, Pengesahan Anak, Perubahan Nama, Perubahan Kewarganegaraan dan peristiwa penting lainnya

Pasal 74

Subyek retribusi adalah orang pribadi yang memperoleh pelayanan Penerbitan Dokumen Hasil Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil.

Pasal 75

Retribusi Penerbitan Dokumen Hasil Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil termasuk golongan Retribusi Jasa Umum

Bagian KeduaStruktur dan Besarnya Tarif

Pasal 76

(1) Struktur dan besarnya Tarif digolongkan berdasarkan jenis pelayanan serta kegiatan pelayanan yang dilaksanakan secara reguler dan khusus.

23

Page 24: penyelenggaraan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil ...

(2) Struktur dan besarnya tarif retribusi ditetapkan berdasarkan besarnya biaya operasional, biaya modal, tingkat dan sifat pelayanan.

(3) Besarnya tarif retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagaimana tercantum dalam lampiran Peraturan Daerah ini.

Bagian KetigaPembebasan Retribusi

Pasal 77

(1) Subyek Retribusi dapat dibebaskan dari pungutan retribusi Dokumen Hasil Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil dalam kondisi khusus seperti terjadinya bencana alam, dalam keadaan darurat sipil / militer, dalam rangka memperingati Hari-Hari Besar Nasional, Hari Ulang Tahun Kabupaten dan termasuk dalam golongan orang miskin atau usia lanjut ;

(2) Penetapan tentang Subyek Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.

BAB XKETENTUAN LAIN – LAIN

Pasal 78

(1) Dalam hal suatu daerah terjadi keadaan yang luar biasa, sehingga daerah atau sebagian daerah dinyatakan dalam keadaan bahaya, dengan tingkatan keadaan darurat militer atau keadaan darurat sipil, maka pejabat sipil yang ditunjuk diberi kewenangan membuat surat keterangan tentang Peristiwa Penting dan Peristiwa Kependudukan.

(2) Surat keterangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai dasar penerbitan dokumen penduduk.

(3) Dalam hal keadaan daerah sudah dinyatakan pulih, unit kerja yang mengelola pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil aktif memberikan pelayanan kepada penduduk untuk melakukan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil.

BAB XIPENDANAAN

Pasal 79

Pendanaan yang berkaitan dengan penyelenggaraan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten dan/atau dari sumber lain yang sah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

B A B XIIKETENTUAN PIDANA

Pasal 80

(1) Pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan dalam Peraturan Daerah ini, diancam dengan pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau denda paling banyak sebesar Rp. 1.000.000,00 (satu juta rupiah).

24

Page 25: penyelenggaraan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil ...

(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelanggaran.

Pasal 81

(1) Selain pejabat penyidik umum yang bertugas penyidik tindak pidana, penyidikan atas tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 80, dilakukan oleh Pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Kabupaten.

(2) Dalam melaksanakan tugas penyidikan, pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berwenang :a. menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang

adanya tindak pidana ;b. melakukan tindakan pertama pada saat itu di tempat kejadian

dan melakukan pemeriksaan ;c. menyuruh berhenti seseorang tersangka dan memeriksa tanda

pengenal diri tersangka ;d. melakukan penyitaan benda dan / atau surat ;e. mengambil sidik jari dan / atau memotret seseorang;f. memanggil seseorang untuk didengar dan diperiksa sebagai

tersangka atau saksi ;g. mendatangkan seorang ahli yang diperlukan dalam hubungan

dengan pemeriksaan tersangka ;h. mengadakan penghentian penyidikan setelah mendapat petunjuk

dari penyidik bahwa tidak terdapat cukup bukti atau peristiwa tersebut bukan merupakan tindak pidana dan selanjutnya melalui penyidik memberitahukan hal tersebut kepada penuntut umum, tersangka atau keluarganya ;

i. mengadakan tindakan lain menurut hukum yang dapat dipertanggung jawabkan.

(3) Pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil membuat Berita Acara setiap tindakan tentang :a. Pemeriksaan tersangka ; b. Pemasukan rumah ; c. Penyitaan benda dan atau surat; d. Pemeriksaan surat ; e. Pemeriksaan saksi ; f. Pemeriksaan di tempat kejadian.

(4) Berita Acara sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diteruskan kepada Kejaksaan Negeri melalui penyidik umum.

BAB XIIIKETENTUAN PENUTUP

Pasal 82

Petunjuk teknis penyelenggaraan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil di daerah lebih lanjut ditetapkan dengan Peraturan Bupati.

Pasal 83

Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Jember Nomor 1 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Pendaftaran Penduduk (Lembaran Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Jember Tahun 1995 Nomor 4 Seri B), Peraturan Daerah Kabupaten Jember Nomor 17 Tahun 2000 tentang Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk (Lembaran Daerah Kabupaten Jember Tahun 2000 Nomor 2 Seri B), Peraturan

25

Page 26: penyelenggaraan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil ...

Daerah Kabupaten Jember Nomor 7 Tahun 2002 tentang Retribusi Akta-akta Catatan Sipil (Lembaran Daerah Kabupaten Jember Tahun 2002 Nomor 7) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 84

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Jember.

Disahkan di Jemberpada tanggal 15 Juni 2006

BUPATI JEMBER,

ttd

MZA DJALAL

Diundangkan di Jemberpada tanggal 20 Juni 2006

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN JEMBER

ttd

Drs. H. DJOEWITO, MMPembina Utama Muda

NIP. 510 074 249

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN JEMBER TAHUN 2006 NOMOR 16

26

Page 27: penyelenggaraan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil ...

P E N J E L A S A N ATAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBER

NOMOR 16 TAHUN 2006

T E N T A N G

PENYELENGGARAAN PENDAFTARAN PENDUDUK DANPENCATATAN SIPIL KABUPATEN JEMBER

I. UMUM

Bahwa sejalan dengan pesatnya perkembangan Kabupaten Jember yang makin padat penduduknya serta makin tinggi mobilitasnya maka penyelenggaraan pendaftaran penduduk menjadi semakin luas cakupannya sehingga disamping pengaturan tentang pengelolaan Kartu Keluarga (KK), Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan perubahannya sebagaimana telah diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Jember Nomor 1 Tahun 1995 tentang Pendaftaran Penduduk dalam Wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Jember , Peraturan Daerah Kabupaten Jember Nomor 17 tahun 2000 tentang Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan Peraturan Daerah Kabupaten Jember Nomor 7 Tahun 2002 tentang Retribusi Akta-akta Catatan Sipil dengan segala perubahannya dipandang perlu dicabut dan menetapkan kembali ketentuan-ketentuan dimaksud dalam suatu Peraturan Daerah Induk Baru.

II. PASAL DEMI PASAL.

Pasal 1Cukup Jelas

Pasal 2Cukup Jelas

Pasal 3Cukup Jelas

Pasal 4Cukup Jelas

Pasal 5Cukup Jelas

Pasal 6Cukup Jelas

Pasal 7Cukup Jelas

Pasal 8Cukup Jelas

Pasal 9Cukup Jelas

Pasal 10Cukup Jelas

Pasal 11Cukup Jelas

Pasal 12Cukup Jelas

Pasal 13Cukup Jelas

Pasal 14Cukup Jelas

27

Page 28: penyelenggaraan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil ...

Pasal 15Cukup Jelas

Pasal 16Cukup Jelas

Pasal 17Cukup Jelas

Pasal 18Cukup Jelas

Pasal 19Cukup Jelas

Pasal 20Cukup Jelas

Pasal 21Cukup Jelas

Pasal 22Cukup Jelas

Pasal 23Cukup Jelas

Pasal 24Cukup Jelas

Pasal 25Cukup Jelas

Pasal 26Cukup Jelas

Pasal 27Cukup Jelas

Pasal 28Cukup Jelas

Pasal 29Cukup Jelas

Pasal 30Cukup Jelas

Pasal 31Cukup Jelas

Pasal 32Cukup Jelas

Pasal 33Cukup Jelas

Pasal 34Cukup Jelas

Pasal 35Cukup Jelas

Pasal 36Cukup Jelas

Pasal 37Cukup Jelas

Pasal 38Cukup Jelas

Pasal 39Cukup Jelas

Pasal 40Cukup Jelas

Pasal 41Cukup Jelas

Pasal 42Cukup Jelas

28

Page 29: penyelenggaraan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil ...

Pasal 43Cukup Jelas

Pasal 44Cukup Jelas

Pasal 45Cukup Jelas

Pasal 46Cukup Jelas

Pasal 47Cukup Jelas

Pasal 48Cukup Jelas

Pasal 49Cukup Jelas

Pasal 50Cukup Jelas

Pasal 51Cukup Jelas

Pasal 52Cukup Jelas

Pasal 53Cukup Jelas

Pasal 54Cukup Jelas

Pasal 55Cukup Jelas

Pasal 56Cukup Jelas

Pasal 57Cukup Jelas

Pasal 58Cukup Jelas

Pasal 59Cukup Jelas

Pasal 60Cukup Jelas

Pasal 61Cukup Jelas

Pasal 62Cukup Jelas

Pasal 63Cukup Jelas

Pasal 64 Cukup JelasPasal 65 Cukup JelasPasal 66

Cukup JelasPasal 67

Cukup JelasPasal 68

Cukup JelasPasal 69

Cukup JelasPasal 70

Cukup Jelas

29

Page 30: penyelenggaraan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil ...

Pasal 71Cukup Jelas

Pasal 72Cukup Jelas

Pasal 73Cukup Jelas

Pasal 74Cukup Jelas

Pasal 75Cukup Jelas

Pasal 76Cukup Jelas

Pasal 77Cukup Jelas

Pasal 78Cukup Jelas

Pasal 79Cukup Jelas

Pasal 80Cukup Jelas

Pasal 81Cukup Jelas

Pasal 82 Cukup JelasPasal 83

Cukup JelasPasal 84

Cukup Jelas

Bagian Hukum

30

Page 31: penyelenggaraan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil ...

LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBERNOMOR : 16 TAHUN 2006 TANGGAL : 15 JUNI 2006

TARIF RETRIBUSIPENERBITAN DOKUMEN HASIL PENDAFTARAN PENDUDUK

DAN PENCATATAN SIPIL

NO JENIS DOKUMENBESARNYA RETRIBUSI

(Rp)(1) (2) (3)A Penerbitan Dokumen Hasil Pendaftaran Penduduk

1 Kartu Tanda Penduduk WNI 10.000,002 Kartu Tanda Penduduk Orang Asing Tinggal Tetap 50.000,003 Kartu Keluarga WNI 10.000,004 Kartu Keluarga Orang Asing Tinggal Tetap 50.000,005 Surat Keterangan Pindah Datang WNI 5.000,006 Surat Pengantar Pindah ke Luar Negeri untuk WNI 5.000,007 Surat Keterangan Pindah ke Luar Negeri untuk WNI 15.000,008 Surat Keterangan Pindah Datang Penduduk Orang Asing Tinggal

Tetap75.000,00

9 Surat Keterangan Pindah Datang Penduduk Orang Asing Tinggal Terbatas

65.000,00

10 Surat Keterangan Pindah Sementara 5.000,0011 Surat Keterangan Tinggal Sementara 5.000,0012 Surat Keterangan Datang Dari Luar Negeri untuk WNI 15.000,0013 Surat Keterangan Tempat Tinggal (SKTT) Penduduk Orang Asing

Tinggal Terbatas75.000,00

B Penerbitan Dokumen Hasil Pencatatan Sipil1 Akta kelahiran sampai usia 60 hari Bebas/Gratis2 Akta kelahiran diatas usia 60 hari :

a. Untuk WNI anak kesatu dan kedua sebesar 20.000,00 Untuk WNI anak ketiga dan seterusnya sebesar 22.000,00b. Untuk WNA anak kesatu dan kedua sebesar 45.000,00 Untuk WNA anak ketiga dan seterusnya sebesar 75.000,00

3 Akta Kelahiran Kedua dan seterusnya :a. Untuk WNI sebesar 35.000,00b. Untuk WNA sebesar 65.000,00

4 Salinan Akta Kelahiran :a. Untuk WNI sebesar 45.000,00b. Untuk WNA sebesar 105.000,00

5 Akta Pengangkatan Anak (Adopsi) :a. Untuk WNI sebesar 45.000,00b. Untuk WNA sebesar 105.000,00

6 Akta Pengangkatan Anak Kedua dan seterusnya :a. Untuk WNI sebesar 60.000,00b. Untuk WNA sebesar 100.000,00

7 Salinan Akta Pengangkatan Anak (Adopsi) :a. Untuk WNI sebesar 65.000,00b. Untuk WNA sebesar 95.000,00

8 Akta Pengakuan Anak :a. Untuk WNI sebesar 45.000,00

b. Untuk WNA sebesar 105.000,009 Akta Pengakuan Anak Kedua dan seterusnya :

31

Page 32: penyelenggaraan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil ...

(1) (2) (3)a. Untuk WNI sebesar 60.000,00b. Untuk WNA sebesar 125.000,00

10 Akta Pengakuan dan Pengesahan Anak :a. Untuk WNI sebesar 45.000,00b. Untuk WNA sebesar 105.000,00

11 Akta Pengakuan dan Pengesahan Anak Kedua dan seterusnya :a. Untuk WNI sebesar 60.000,00b. Untuk WNA sebesar 125.000,00

12 Akta Perkawinan :a. Untuk WNI di dalam Kantor sebesar 45.000,00 Untuk WNI di luar Kantor sebesar 60.000,00b. Untuk WNA di dalam Kantor sebesar 60.000,00 Untuk WNA di luar Kantor sebesar 105.000,00

13 Akta Perkawinan kedua dan seterusnya :a. Untuk WNI sebesar 60.000,00b. Untuk WNA sebesar 125.000,00

14 Salinan Akta Perakawinan :a. Untuk WNI sebesar 75.000,00b. Untuk WNA sebesar 125.000,00

15 Akta Perceraian a. Untuk WNI sebesar 45.000,00b. Untuk WNA sebesar 105.000,00

16 Akta perceraian kedua dan seterusnya :a. Untuk WNI sebesar 75.000,00b. Untuk WNA sebesar 205.000,00

17 Salinan Akta Perceraian :a. Untuk WNI sebesar 85.000,00b. Untuk WNA sebesar 125.000,00

18 Akta Kematian :a. Untuk WNI sebesar 20.000,00b. Untuk WNA sebesar 30.000,00

19 Akta Kematian kedua dan seterusnya:a. Untuk WNI sebesar 25.000,00b. Untuk WNA sebesar 40.000,00

20 Penerbitan Salinan Akta Kematian :a. Untuk WNI sebesar 35.000,00b. Untuk WNA sebesar 45.000,00

21 Penerbitan tanda bukti pelaporan mengenai kelahiran, perkawinan, perceraian dan kematian yang terjadi di luar negeri khusus WNI : 300.000,00

22 Perubahan Status Kewarganegaraan dan perubahan nama :a. Untuk WNI sebesar 25.000,00b. Untuk WNA sebesar 50.000,00

BUPATI JEMBER,

ttd

MZA DJALAL

32