PENYELAMATAN DAN PENYUSUTAN ARSIP · PDF fileRuang tempat penyimpanan arsip harus cukup luas,...

32
PENYELAMATAN DAN PENYUSUTAN ARSIP Penyusun Ulul Dessy Anggraini

Transcript of PENYELAMATAN DAN PENYUSUTAN ARSIP · PDF fileRuang tempat penyimpanan arsip harus cukup luas,...

PENYELAMATAN DAN PENYUSUTAN ARSIP

Penyusun

Ulul Dessy Anggraini

1

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah memberikan

rahmat-Nya sehingga Modul Kearsipan untuk Siswa/i jurusan Administrasi

Perkantoran ini dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya.

Modul Kearsipan ini dibuat sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan

pembelajaran di sekolah yang merupakan sumber bahan ajar untuk guru maupun

siswa . Modul ini diharapkan dapat membantu siswa dalam melaksanakan kegiatan

dalam pengelolaan kearsipan dengan lebih baik, terarah, dan terencana.

Penyusun menyakini bahwa dalam pembuatan Modul Penyelamatan dan

penyusutan arsip ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penyusun

mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna penyempurnaan modul ini

dimasa yang akan datang.

Akhir kata, penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada semua

pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung.

Malang, 8 Desember 2016

Penyusun

2

DAFTAR ISI

Cover

Kata Pengantar ........................................................................................... 1

Daftar Isi...................................................................................................... 2

A. Petunjuk Belajar .............................................................................. 3

B. Kompetensi Inti ............................................................................... 5

C. Kompetensi Dasar ........................................................................... 6

D. Indikator .......................................................................................... 6

E. Materi Pembelajaran........................................................................ 6

F. Informasi Pendukung ...................................................................... 7

G. Paparan Isi Materi ........................................................................... 8

H. Rangkuman ...................................................................................... 24

I. Latihan ............................................................................................. 27

J. Tugas ............................................................................................... 29

K. Daftar Rujukan ............................................................................... 30

L. Penilaian ......................................................................................... 30

3

A. PETUNJUK BELAJAR

UNTUK PESERTA DIDIK

1. Petunjuk Umum

a) Bacalah bahan ajar dengan seksama, terutama bagian instruksi.

b) Pahami tujuan anda mempelajari bahan ajar, sasaran yang diharapkan,

tingkat penguasaan yang diharapkan serta waktu yang ditargetkan.

c) Kerjakanlah tugas dan latihan yang terdapat di dalamnya dengan jujur

tanpa melihat kunci jawaban sebelum anda mengerjakannya.

d) Gunakan teknik membaca cepat dalam mempelajari bahan ajar.

e) Laporkan kemajuan anda kepada pendidik sebelum anda melanjutkan ke

bahan ajar selanjutnya.

2. Anda diperbolehkan bertanya kepada pendidik jika dianggap perlu.

3. Usahakan menyelesaikan setiap bahan ajar lebih cepat dari waktu yang

ditetapkan.

4. Jika ada bagian yang belum anda pahami, cobalah terlebih dahulu

mendiskusikan dengan teman yang sedang mengerjakan bagian yang sama,

sebelum anda bertanya pada pendidik. Kalau perlu, anda harus berusaha

mencari tahu jawabannya pada sumber yang lain.

5. Tingkat pemahaman minimal yang diharapkan sebesar 75%, jika tingkat

penguasaan anda kurang dari 75%, pelajari materi/ bagian-bagian dari bahan

ajar yang belum anda kuasai, atau mintalah saran-saran dari pendidik. Ikuti

ketentuan yang berlaku dalam setiap bahan ajar sebelum anda melanjutkan ke

bagian lain atau ke bahan ajar berikutnya.

UNTUK GURU

1. Pendidik harus menguasai sepenuhnya isi bahan ajar dan mempunyai daftar

bagian bahan ajar yang mungkin sulit bagi peserta didik dan mempersiapkan

penjelasan / jawaban yang diperlukan.

2. Pendidik harus mempunyai catatan posisi dan kemajuan setiap peserta didik

dan sekaligus memikirkan sumber informasi lain yang dapat disarankan

kepada peserta didik.

4

3. Pendidik hendaknya dapat meningkatkan motivasi peserta didik setiap saat

terutama bagi peserta didik yang berhasil (memberi pujian, penghargaan,

hadiah kecil, dll).

4. Sebelum memberikan verifikasi keberhasilan peserta didik, pendidik harus

mengevaluasi keberhasilan peserta didik dengan memberikan pertanyaan,

otomatisasi kantor, test dan sebagainya yang telah dipersiapkan terlebih

dahulu.

5. Bahan ajar yang digunakan oleh peserta didik harus dimulai secara berurutan.

6. Setiap satu bahan ajar selesai, peserta didik harus melaporkannya kepada

fasilitator dan diverifikasi oleh fasilitator melalui tes sederhana, tanya jawab

dan sebagainya.

7. Peserta didik ditugaskan untuk membuat rangkuman setiap bahan ajar yang

telah mereka pelajari.

8. Bahan ajar ini merupakan edisi awal materi kurikulum 2013. Oleh karena itu,

pendidik diharapkan:

a) Membuat catatan rinci mengenai kekurangan bahan ajar ini;

b) Menambahkan materi yang dianggap lebih baik dari yang ada, sesuai

dengan kondisi setempat.

5

B. KOMPETENSI INTI

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI 2 : Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli,

santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai,

responsif dan pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari

solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara

efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan

diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan

humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan

peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan

prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan

minatnya untuk memecahkan masalah.

KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara

mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

6

C. KOMPETENSI DASAR

3.19 Mengemukakan penyelamatan arsip dan penyusutan arsip

4.3. Mempraktikkan cara penyelamatan arsip dan cara

penyusutan arsip

D. INDIKATOR

1. Siswa dapat mengetahui kegiatan penyelamatan arsip

2. Siswa dapat mengetahui kegiatan pengamanan arsip

3. Siswa dapat mengetahui kegiatan pemeliharaan arsip

4. Siswa dapat mengetahui kegiatan perawatan arsip

5. Siswa dapat memahami penyusutan arsip

6. Siswa dapat memahami penilaian arsip

7. Siswa dapat memahami angka pemakaian arsip

8. Siswa dapat memahami angka kecermatan arsip

9. Siswa dapat memahami pemunahan arsip

10. Siswa dapat memahami penyerahan arsip

E. MATERI PEMBELAJARAN

1. Kegiatan penyelamatan arsip

a) pengamanan arsip

b) pemeliharaan arsip

c) perawatan arsip

2. penyusutan arsip

a) penyusutan arsip

b) penilaian arsip

c) angka pemakaian arsip

d) angka kecermatan arsip

e) pemunahan arsip

f) penyerahan arsip

7

F. INFORMASI PENDUKUNG

Lembaga yang berwenang menyelenggarakan tugas pemerintah dibidang

kearsipan Di Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Arsip Nasional Republik Indonesia (disingkat ANRI) merupakan salah

satu Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang dibentuk berdasarkan Undang-

Undang No.7/1971 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kearsipan yang kemudian

diubah menjadi Undang-Undang No. 43/2009 Tentang Kearsipan dalam rangka

melaksanakan tugas pemerintahan dibidang kearsipan sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan yang berlaku. ANRI mempunyai tugas yang sangat

penting dalam penyelenggaraan pemerintahan saat ini karena Arsip sendiri

memiliki fungsi yang sangat vital sebagai memori kolektif bangsa, selain itu ANRI

juga berperan sebagai pembina Kearsipan Nasional sesuai dengan Pasal 8 Ayat

1 Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009.

Melalui arsip dapat tergambar perjalanan sejarah bangsa dari masa ke masa.

Memori kolektif tersebut adalah juga identitas dan harkat sebuah bangsa. Kesadaran

akademis yang dilandasi oleh beban moral untuk menyelamatkan arsip sebagai

bukti pertanggungjawaban nasional sekaligus sebagai warisan budaya bangsa,

dapat menghindari hilangnya informasi sejarah perjalanan sebuah bangsa serta

harkat sebagai bangsa yang berbudaya.

8

G. MATERI PEMBELAJARAN

KEGIATAN PENYELAMATAN

Kegiatan penyelamatan adalah kegiatan penyelamatan arsip agar tidak diketahui

oleh yang tidak berhak, rusak, atau hal-hal lain yang menyebabkan hilangnya nilai

guna arsip. Kegiatan tersebut terdiri atas berbagai kegiatan berikut ini.

A. Pengamanan,

Yaitu kegiatan untuk menjaga agar isi/informasi yang ada pada arsip itu tidak

diketahui oleh orang-orang yang tidak berhak (terutama untuk arsip yang bersifat

rahasia).

Pengamanan fisik arsip dapat dilakukan dengan cara seperti penggunaan system

kemanan ruang penyimpanan, penggunaan sistem alarm yang dapat mengamankan

dari bahaya pencurian, sabotase, penyadapan dan lain-lainnya. Penggunaan bahan

kedap air atau menempatkan arsip pada ketinggian yang bebas dari banjir.

Mempergunakan struktur rancang bangun bagi bangunan di daerah rawan gempa,

topan dan badai. Dilengkapi dengan alarm, hydrant dan alat pemadam kebakaran.

Untuk pengamanan informasi arsip itu sendiri biasanya diatur oleh lembaga

kearsipan yang bersangkutan. Di Arsip Nasional RI misalnya menggunakan cara :

memberikan kartu identifikasi individu pengguna arsip yang dimaksudkan untuk

menjamin bahwa arsip hanya dipergunakan oleh yang berhak. Mengatur akses

petugas kearsipan secara rinci atas basis tanggal atau jam. Menyusun PROTAP

[Prosedur Tetap] secara rinci dan detail. Memberi kode rahasia pada arsip dan

spesifikasi orang-orang tertentu yang punya hak akses. Menjamin bahwa arsip

hanya dapat diketahui oleh petugas yang berhak dalam penggunaan hak itu

terkontrol dengan baik dengan menerapkan indek langsung dan tidak langsung.

B. Pemeliharaan

adalah kegiatan menjaga agar arsip tersebut tidak mudah rusak. Dengan kata

lain, kegiatan ini merupakan tindakan mencegah sebelum terjadi kerusakan arsip

(preventif).

a. Pemeliharaan Lingkungan

Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam pemeliharaan lingkungan, antara lain:

9

Petugas arsip harus:

1. Jujur dan dapat menyimpan rahasia

2. Disiplin

3. Terampil dan cekatan

4. Terdidik dan terlatih

5. Rapi dan bersih.

Depo arsip

1. Ruang tempat penyimpanan arsip harus cukup luas, bersih, dan terang.

2. Menggunakan bahan bangunan yang tidak mudah rusak dimakan rayap,

terbakar, dan dinding/lantai tidak lembab.

3. Lokasi bangunan berada di daerah yang aman, jauh dari pengaruh banjir dan

bencana alam lainnya.

4. Temperatur suhu dan kelembaban disesuaikan dengan kebutuhan

penyimpanan.

Peralatan

Peralatan kearsipan seperti rak, filing cabinet, roll opack, lemari gambar yang

berkualitas baik dan memenuhi standardisasi yang telah ditentukan.

b. Pemeliharaan Arsip Audio Visual Dan Elektronik

Pemeliharaan arsip rekaman suara (audio)

1. Menjaga kebersihan lingkungan dan fisik arsip rekaman suara secara teratur.

2. Master copy dibuatkan duplikasi copynya, sesuai dengan media yang standar

agar master copy tetap terjaga dengan baik.

3. Arsip rekaman suara diperiksa informasi mutu suaranya, setiap enam bulan

sekali diputar dalam kecepatan normal.

4. Piringan/kaset disimpan dalam lemari standar disusun secara vertikal.

5. Kondisi lingkungan harus stabil. Temperatur suhu berkisar antara 4℃-

16℃ dan kelembaban berkisar antara 40%-60% RH.

c. Pemeliharaan Arsip Rekaman Gambar (Still Visual)

1. Menjaga kebersihan lingkungan dan perawatan fisik arsip secara teratur.

2. Membuat duplikat copy dari jenis arsip yang ada, yaitu apabila yang ada foto

positif, maka dibuatkan foto negatifnya dan apabila yang ada foto negatifnya

dibuatkan foto positifnya.

10

3. Arsip foto negatif disimpan dalam sampul (amplop) yang terbuat dari bahan

polyester transparan atau dalam sampul berukuran besar yang terbuat dari

bahan yang kandungan asamnya rendah.

4. Arsip foto positif disimpan dalam amplop kertas yang berukuran besar yang

terbuat dari bahan yang kandungan asamnya rendah, yaitu berkisar antara pH

7-8. Disimpan terpisah antara foto positif dan negatif dalam lemari yang

berukuran standar serta ditata secara horizontal.

5. Suhu ruangan tempat penyimpanan arsip perlu dijaga kestabilannya. Tetap

berkisar antara 18℃-21℃, dengan kelembaban berkisar 40% RH. Sedangkan

untuk foto berwarna, suhu tempat penyimpanan dijaga agar tetap stabil di

antara 0℃-5℃.

d. Memelihara Dan Merawat Peralatan Film Dan Video.

Memelihara media arsip film dan video, antara lain dengan cara:

1. Membersihkan debu dan jamur yang menempel pada pita film.

2. Menjaga kebersihan lingkungan dan kestabilan suhu tempat penyimpanan

arsip (18℃-22℃ dan kelembaban 55%-65% RH untuk film hitam putih).

3. Memutar film dan video dalam kecepatan normal sekurang-kurangnya 6

bulan sekali.

4. Membuat duplikat dari master copy untuk keperluan layanan informasi agar

master copy tetap terjaga.

5. Menyambung kembali pita film/video yang putus dengan menggunakan

cellotape.

e. Pemeliharaan Arsip Elektronik

Pengamanan informasi dilakukan dengan cara:

1. Menciptakan prosedur standar pengoperasian (SOP) yang dapat menjamin

keamanan terhadap kemungkinan penggunaan informasi secara tidak sah oleh

pihak-pihak yang tidak berhak.

2. Pemeliharaan hardware secara berkala serta melakukan penyesuaian

hardware dengan kemajuan teknologi (updating).

3. Pemeliharaan software secara berkala serta melakukan penyesuaian software

dengan kemajuan teknologi (updating).

Pemeliharaan fisik arsip elektronik melalui upaya:

11

1. Penggunaan hardware yang berkualitas baik.

2. Penggunaan software asli (bukan bajakan).

3. Memback-up data/informasi pada arsip elektronik secara berkala.

4. Menyimpan arsip elektronik pada tempat terlindung dari medan magnet,

debu, atau panas yang berlebihan.

5. Menjaga kestabilan suhu tempat arsip tersebut berada. Antara 11℃-22℃ dan

kelembaban antara 45%-65% RH.

f. Fumigasi

Fumigasi adalah suatu upaya untuk mencegah agar kerusakan fisik arsip

secara berkelanjutan dapat dihindari, mengobati atau mematikan faktor-faktor

perusak biologis dan mensterilkan arsip agar tidak berbau yang mengganggu

penciuman serta menyegarkan udara agar tidak menimbulkan penyakit bagi

manusia, terutama petugas kearsipan.

Syarat untuk mendapatkan hasil optimal dari tindakan fumigasi, yaitu:

1. Pelaksana yang profesional.

2. Tepat sasaran, maksudnya bahan kimia yang digunakan memang

diperuntukkan bagi pembasmian hama tertentu yang sedang menyerang fisik

arsip.

3. Metode yang digunakan tepat.

4. Tepat waktu pelaksanaan.

Metode pelaksanaan fumigasi

Pemilihan metode pelaksanaan fumigasi didasarkan atas volume dan jenis

arsip yang akan difumigasi, antara lain:

Fumigasi ruangan

Metode fumigasi di dalam ruangan dilaksanakan pada ruangan tempat arsip

tersebut disimpan. Ruangan tersebut harus memenuhi persyaratan untuk

pelaksanaan fumigasi agar tidak membahayakan kesehatan manusia dan menjamin

efektivitas pelaksanaan.

Fumigasi di bawah penutup

Fumigasi di bawah penutup dilakukan di dalam ruangan/gedung yang besar tetapi

volume arsipnya relatif sedikit. Arsip yang akan difumigasi ditutup dengan plastik

polyethilene yang memenuhi syarat untuk keperluan itu.

12

Fumigasi bertahap

Fumigasi dilaksanakan pada ruangan khusus dengan desain tertentu. Ruangan

tersebut dilengkapi dengan pipa sebagai instalasi penyaluran bahan kimia fumigasi

dan dilengkapi pula dengan blower untuk menarik udara sisi fumigasi keluar dari

ruangan. Fumigasi dengan metode ini dapat dilakukan dengan biaya yang relatif

lebih efisien.

Bahan dan sarana fumigasi

a. Fumigant (bahan kimia untuk fumigasi)

b. Carbon disulfida

c. Tymol kristal

d. Methyl bromide

e. Phospine

f. Carbon chlorida

Sarana fumigasi

a. Masker gas

b. Mesin detektor

c. Lampu halida

d. Sarung tangan

e. Jas lab

f. Lakban

g. Timbangan

h. Gelas ukur

i. Selang gas

j. Plastik polyethilene

k. Mesin fumigasi/tabung gas

Langkah-langkah fumigasi

a. Persiapan

b. Pembukaan setiap boks, sampul bundel arsip yang akan difumigasi.

c. Pengontrolan terhadap kemungkinan kebocoran gas.

d. Pengontrolan agar area fumigasi tidak dilalui oleh makhluk hidup.

13

e. Memasang rambu/tanda di sekitar area fumigasi.

f. Pengontrolan dan pengawasan terhadap area atau bagian-bagian tempat

fumigasi yang secara teknis dianggap rawan terjadinya kesalahan.

g. Pembukaan tabung gas sesuai dengan konsentrasi yang diinginkan.

h. Pelaksanaan fumigasi

i. Pembukaan tabung gas dilakukan secara perlahan sesuai dengan konsentrasi

yang diinginkan.

j. Penutupan tabung gas setelah konsentrasi bahan kimia yang diinginkan tepat

takaran.

k. Pencabutan selang gas dan menutup kembali lubang bekas selang gas.

l. Kontrol kebocoran gas selama proses fumigasi berjalan.

m. Purna fumigasi

n. Pembukaan penutup setelah proses fumigasi selesai.

o. Membuka seluruh ventilasi agar sirkulasi udara dapat berjalan normal

kembali.

p. Pembebasan udara dari pengaruh fumigasi dilakukan selama 6-12 jam.

q. Pengontrolan/pengukuran udara dengan mesin detektor.

r. Evaluasi hasil fumigasi. Evaluasi hasil fumigasi dapat dilakukan dengan

memeriksa setiap bundel arsip. Apakah faktor biologis penyebab kerusakan

arsip tersebut mati atau tidak, atau membuat percobaan dengan memasukkan

binatang serangga ke dalam lokasi fumigasi. Apabila ternyata binatang

tersebut mati maka pelaksanaan fumigasi tersebut dinyatakan berhasil atau

sebaliknya, apabila binatang tersebut tidak mati maka pelaksanaan fumigasi

harus diulangi.

C. Perawatan

adalah kegiatan kemampuan memperbaiki arsip yag telah rusak agar masih

dapat dipergunakan kembali. Dengan kata lain, kegiatan ini merupakan tindakan

setelah kerusakan terjadi (represif).

a. Membersihkan Arsip

Arsip-arsip yang kotor diletakkan di atas meja pada ruangan yang telah

disediakan.

14

Bersihkan kotoran yang menempel pada tiap lembaran arsip dengan alat

pembersih yang tidak merusak arsip, sesuai dengan jenis kotorannya.

Bersihkan kotoran dan debu yang menempel pada lembaran arsip mulai dari

tengah-tengah bidang ke arah pinggir dengan menggunakan spons, kuas/sikat

halus. Untuk kotoran yang disebabkan oleh jamur dapat digunakan penghapus

karet.

Untuk arsip-arsip yang dijilid seperti dalam bentuk buku, dapat digunakan

mesin penyedot debu berukuran kecil selama tidak merusak fisik kertas/arsip.

Arsip yang telah selesai dibersihkan disimpan pada tempat yang terpidah dari

arsip yang akan datang dan sedang dalam proses pembersihan, untuk

selanjutnya ditata kembali.

b. Menghilangkan Noda Dan Bercak

Lem kertas dengan menggunakan air hangat.

Lak dengan acceton.

Minyak ter dengan gasoline/benzene.

Cat dengan alkohol dicampur benzene.

Lilin (wax) dengan gasoline, chloroform.

Jamur dengan ethylene, alkohol benzene.

Lumpur dengan air steril dicampur amonia.

Lemak/minyak dengan alkohol dan benzene.

Lipstik dengan asam tatrate 5% dicampur air.

Pernis dengan alkohol/benzene.

Cellotape dengan trichloroethane.

c. Menangani Arsip Basah

Untuk kotoran debu dan lumpur yang melekat pada lembaran arsip/jilid arsip

yang dibukukan, dapat dicuci dengan menggunakan air dingin dan detergen.

Cara membersihkan kotoran tersebut di atas dilakukan dengan menggunakan

kapas atau spons dengan cara diusap (tidak ditekan).

Mengeringkannya dilakukan dengan cara:

a) Menempatkan arsip dalam ruangan yang kering dan dilengkapi dengan

exhaust fan yang dipasang selama 24 jam dengan kelembaban udara berkisar

35%-50% RH.

15

b) Arsip dalam bentuk lembaran diletakkan lembar perlembar di atas kertas

penyerap (blofting). Untuk arsip yang berbentuk buku, pada setiap

lembarannya disisipkan kertas penyerap yang diganti bila basah.

c) Untuk mencegah tumbuhnya jamur, pada setiap 10 lembar arsip disisipkan

kertas thymole.

d. Memutihkan Kertas

Memutihkan kembali warna kertas dari arsip yang berubah warna yang

disebabkan oleh faktor usia, kurangnya pemeliharaan dan perawatan, dapat diatasi

dengan menggunakan bahan kimia melalui proses seperti di bawah ini:

Persiapan

a. Arsip yang berdasarkan penelitian dinyatakan/dikategorikan sebagai arsip

yang mengalami perubahan warna, dikumpulkan untuk dilakukan proses

pemutihan kembali.

b. Menyiapkan peralatan yang digunakan dalam proses pemutihan.

c. Menyiapkan bahan kimia yang diperlukan, antara lain Kalium Permanganat;

Asam Acetate; Asam Oksalat; Natrium Sulfat; Amonia; Hidrogen Peroxida;

dan Chlorine.

Pencucian

Kertas yang telah diproses kemudian dicuci untuk menghilangkan pengaruh

zat kimia yang masih menempel pada saat proses pemutihan yang dapat merusak

serat kertas. Untuk menghindari kerusakan tersebut perlu dilakukan pencucian

secara berulang sehingga bersih dari bahan kimia yang tertinggal.

Perendaman

Bahan kimia yang digunakan dalam proses pemutihan kertas yang bersifat

asam dapat merusak kertas. Oleh karena itu, setelah proses pencucian segera

lakukan perendaman dalam larutan penghilang asam, sehingga membentuk buffer

(zat penahan) pada kertas.

e. Pencucian

Pencucian adalah tindak lanjut dari proses pembersihan dan pemutihan kertas.

Sebelum proses pencucian dilaksanakan, dilakukan pengujian terhadap daya larut

16

tinta pada arsip yang akan dicuci. Tahap-tahap proses pencucian adalah sebagai

berikut:

Persiapan

a. Pengumpulan arsip-arsip kotor yang noda atau kotorannya tidak bisa

dihilangkan dalam proses pemutihan.

b. Menyiapkan peralatan, antara lain baskom plastik, air steril, detergen,

alkohol, kertas thymol, kertas penyerap, penghapus karet, spons, kuas halus,

lembaran plastik tipis, exhaust fan, dsb.

Pelaksanaan proses pencucian

a. Masukkan air ke dalam baskom secukupnya;

b. Larutkan detergen dalam air;

c. Celupkan atau rendam arsip lembar perlembar secara hati-hati ke dalam

baskom;

d. Bersihkan dengan menggunakan spons atau kuas halus dengan hati-hati;

e. Untuk arsip yang terkena jamur, campurkan alkohol ke dalam air agar kertas

menjadi kaku;

f. Untuk memudahkan proses, gunakan lembaran plastik yang telah dipotong

seukuran arsip agar tidak mudah robek saat pencucian;

g. Untuk arsip yang berbentuk buku/berjilid, kotoran lumpur dapat dihilangkan

dengan cara merendam dalam air dingin yang mengalir selama 24 jam,

bersihkan kotoran tersebut dengan spons secara hati-hati. Angkat dari

rendaman dan keluarkan airnya dari dalam buku dengan cara menekannya

secara perlahan;

h. Keringkan arsip yang telah dicuci, dalam ruangan yang dilengkapi dengan

exhaust fan;

i. Lembaran arsip disusun lembar per lembar dengan kertas penyerap. Ganti

kertas penyerap setiap kali menjadi basah. Lakukan berulang-ulang hingga

arsip kering;

j. Arsip yang berbentuk buku/dijilid, pengeringannya dilakukan dengan

meletakkannya dalam posisi tegak lurus dengan bagian tepi buku menghadap

kipas angin. Pada tiap lembaran disisipkan kertas penyerap yang harus diganti

berulang kali hingga arsip/buku tersebut menjadi kering;

17

k. Dalam proses pengeringan, setiap 10 lembar arsip/lembaran buku diselipkan

kertas thymol untuk mencegah timbulnya jamur.

f. Menambal Dan Menyambung

Pekerjaan menambal dan menyambung dilakukan untuk mengisi lubangi-

lubang dan bagian-bagian yang hilang dari suatu arsip dan menyatukan kembali

arsip yang robek. Hal ini berguna untuk memperkuat dan memperpanjang umur

arsip. Oleh karena itu, bahan-bahan yang dipergunakan untuk menyambung dan

menambal harus mempunyai warna dan kualitas yang sama dengan bahan arsip itu

sendiri.

g. Enkapsulasi

Enkapsulasi adalah suatu cara untuk memelihara arsip dengan cara

menggunakan bahan pelindung guna menghindarkan arsip dari kerusakan

yang bersifat fisik.

Bahan garapan dari pelaksanaan enkapsulasi yaitu arsip-arsip yang rusak

karena faktor usia dan pengaruh polusi udara dan zat asam, serta arsip yang

berlubang karena dimakan serangga.

Sebelum enkapsulasi dilaksanakan hendaknya arsip yang akan diperbaiki ada

dalam kondisi bersih, kering, dan bebas asam.

h. Laminasi

Laminasi adalah melapis suatu lembar arsip di antara dua lembar bahan

penguat. Metode laminasi terdiri atas laminasi dengan tangan dan laminasi mesin

dingin/panas.

PENYUSUTAN ARSIP

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 34 tahun 1975 kegiatan pengurangan arsip

dilakukan dengan cara :

1. Memindahkan arsip inaktif dari unit pengolah atau kerja ke unit kearsipan

dalam lingkungan organisasi masing – masing.

2. Memusnahkan arsip sesuai ketentuan yang berlaku

3. Menyerahkan arsip dari unit Kearsipan Instansi kepada Arsip Nasional RI

18

Sedangkan menurut Undang – undang no. 8 tahun 1997 tentang dokumen

perusahaan bahwa tersirat adanya suatu kewenangan bagi perusahaan untuk

memindahkan, memusnahkan, dan menyerahkan arsip berdasarkan jadwal retensi

arsip menurut Undang – Undang tersebut maupun yang ditetapkan oleh perusahaan

yang bersangkutan.

Menurut pendapat dari Patricia E Wallace (dkk) penyusutan arsip adalah tahap

akhir dari daur hidup arsip dengan retensi arsip tertentu, arsip dimusnahkan atau

dipertahankan secara permanen sebagai arsip vital.

Kesimpulan definisi penyusutan arsip yaitu kegiatan pengurangan arsip atau dasar

nilai guna dan retensi arsip dengan melalui pemindahan, pemusnahan maupun

penyerahan arsip.

PROSEDUR PENYUSUTAN ARSIP BERDASARKAN JADWAL RETENSI

ARSIP

1. Prosedur Pemindahan Arsip Inaktif

Pemeriksaan arsip

Pendaftaran arsip

Penataan arsip

Pembuatan berita acara pemindahan arsip

Pelaksanaan pemusnahan

2. Prosedur Pemusnahan Arsip

Pemeriksaan

Pendaftaran

Pembentukan panitia pemusnahan

Penilaian persetujuan dan pengesahan

Pembuatan berita acara

Pelaksanaan pemusnahan

3. Prosedur Penyerahan Arsip ke Arsip Nasional

Pemeriksaan dan penilaian arsip

Pendaftaran

Pembuatan berita acara

19

Pelaksanaan penyerahan

PROSEDUR PENYUSUTAN ARSIP YANG BELUM MEMILIKI JADWAL

RETENSI ARSIP

Prosedur penyusutan arsip ini dilakukan disamping Instansi penyelenggara arsip

tidak mempunyai penyusutan arsip secara periodik juga karena kondisi arsip di

instansi tersebut tidak teratur (kacau). Untuk itu perlu prosedur dan teknik – teknik

penanganan arsip sehingga kegiatan penyusutan dapat dilakukan seoptimal

mungkin. Berikut adalah prosedur dan teknik nya:

1. Perencanaan

2. Penataan arsip

Identifikasi arsip

Pengaturan kembali (reconstruction) arsip dan pemilahan

Pendiskripsian arsip

Penyusutan daftar pertelaan arsip sementara

3. Penilaian arsip

Pengertian menurut Betty Rick (1982) suatu pengujian terhadap sekelompok

data melalui daftar arsip dalam menentukan nilai guna arsip.

Tujuan penilaian arsip

o Menentukan arsip yang dapat di musnahkan setelah tidak bernilai guna

lagi.

o Menentukan arsip yang ditetapkan bernilai permanen bagi instansi

penciptanya.

o Menentukan arsip yang diserahkan ke lembaga kearsipan pusat atau

daerah.

o Nilai guna arsip ada 2 yaitu :

Nilai guna primer dan

Nilai guna sekunder

Metode penilaian

4. Penyusutan daftar arsip yang disimpan, dimusnahkan dan diserahkan

5. Pelaksanaan penyusutan.

PENILAIAN ARSIP

20

Salah satu kegiatan dalam manajamen arsip adalah penyusutan arsip atau

pengurangan arsip. Dalam proses kegiatan penyusutan arsip ada salah satu langkah

atau tahapan yang harus dilakukan yaitu penilaian arsip. Penilaian arsip juga

merupakan fungsi kearsipan yang paling penting dalam menetapkan nilai arsip dan

menentukan lama usianya serta kapan arsip itu akan dimusnahkan.

Penilaian (Appraisal) Arsip merupakan satu proses untuk menentukan nilai guna

dokumen-rekod dan kemudian menentukan musnah atau permanen berdasarkan

beberapa pertimbangan seperti berdasarkan nilai guna administrasi, hukum, dan

kegunaan fiskal; nilai guna informasional dan hubungannya dengan arsip lainnya.

Selain pengertian tersebut di atas, ada beberapa pengertian tentang penilaian arsip

lainnya :

Suatu pengujian terhadap sekelompok data melalui daftar arsip dalam

menentukan “nilai guna” setiap series arsip bagi organisasi (Betty R. Rick)

Suatu proses yang dilakukan arsiparis untuk mengevaluasi seberapa jauh arsip

tertentu dapat memberikan kontribusi terhadap tujuan kebijaksanaan akuisisi

(F. Gerald Ham)

Appraisal decisions are made at different times with different approaches and

different emphases depending on the type of archives (Barbara Reed,

“Appraisal And Disposal”:1993)

Proses menentukan jangka waktu simpan dan nasib akhir dilihat dari aspek

fungsi dan substansi informasinya serta karakteristik fisik/nilai intrinsiknya

yang dilakukan melalui langkah-langkah teknis pengaturan secara sistematis

dalam unit-unit informasi ( Kep. Ka ANRI No. 07 Tahun 2001 tentang Pedoman

Penilaian Arsip Bagi Instansi Pemerintah, Badan Usaha dan Swasta)

Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa penilaian arsip adalah

analisis informasi terhadap sekelompok arsip untuk menentukan “nilai

guna” dan jangka simpan arsip dilihat dari kaedah hukum dan kepentingan

operasional lembaga pencipta serta kepentingan lainnya.

Tujuan Penilaian

Kegiatan penilaian arsip ini dilakukan dengan tujuan:

1. Menentukan jangka waktu arsip

2. Menentukan arsip yang akan dimusnahkan setelah tidak bernilai guna lagi

21

3. Menentukan arsip permanen yang akan ditetapkan bernilai permanen bagi

lembaga penciptanya (arsip vital)

4. Menentukan arsip yang akan diserahkan ke ANRI (arsip statis)

Jadi pada intinya penilaian arsip merupakan penentuan kegiatan untuk memilahkan

arsip –arsip ke dalam dua kategori :

1. Arsip yang bernilaiguna permanen yang harus terus disimpan.

2. Arsip yang bernilaiguna sementara yang dapat dimusnahkan dengan segera di

kemudian hari.

ANGKA PEMAKAIAN

Bernilai tidaknya arsip di samping dapat diukur dari angka kecermatan dan jangka

waktu penemuan kembali, dapat pula diukur dari angka pemakaian, yaitu angka

persentase sebagai perbandingan antara jumlah permintaan warkat untuk dipakai

kembali dengan jumlah seluruh warkat dalam arsip.

Rumus:

Angka pemakaian = Jumlah permintaan arsip x 100%

Jumlah seluruh arsip

ANGKA KECERMATAN ARSIP

Angka kecermatan adalah angka perbandingan antara jumlah warkat yang

tidak diketemukan (WTK) dengan jumlah warkat yang diketemukan (WK).angka

perbandingan tersebut dinyatakan denga prosentase dengan rumus sebagai berikut:

AK = jumlah arsip yang tidak ditemukan X 100 %

Jumlah arsip yang dicari

Keterangan:

AK : Angka Kecermatan

WTK : Arsip yang tidak diketemukan

WK : Arsip yang diketemukan

Apabila Angka Kecermatan = 3% berarti penyelenggaraan penyimpanan dan

penemuan kembali arsip berada pada titik batas. Apabila Angka Kecermatan > 3%

berarti sistem penyimpanan dan penemuan kembali arsip yang digunakan perlu

ditinjau kembali untuk diadakan penyempurnaan lebih lanjut.Apabila Angka

22

Kecermatan < 3% berarti sistem penyimpanan dan penemuan kembali arsip yang

digunakan oleh organisasi yang bersangkutan sudah cukup baik.

Jadi, apabila Angka Kecermatan arsip menunjukkan prosentase yang semakin

tinggi, berarti sistem penyimpanan dan penemuan kembali arsip kurang baik.

Sebaliknya jika kecermatan menunjukkan prosentase yang semakin rendah,

berartisistem penyimpanan dan penemuan kembali arsip sudah cukup baik.

PEMUSNAHAN ARSIP

Tahap akhir dari manajemen kearsipan adalah pemusnahan arsip (penyusutan

arsip). Pemusnahan arsip merupakan rangkaian terakhir setelah tahapan

pemindahan arsip dan penyerahan arsip.

Pemusnahan arsip adalah kegiatan menghancurkan atau meniadakan fisik dan

informasi arsip melalui cara-cara tertentu, sehingga fisik dan informasinya tidak

dapat dikenali lagi. Di dalam melakukan pemusnahan arsip terkandung resiko yang

berkaitan dengan unsur hukum. Arsip yang sudah terlanjur dimusnahkan tidak

dapat diciptakan atau diadakan lagi. Oleh karena itu kegiatan ini menuntut

kesungguhan dan ketelitian, sehingga tidak terjadi kesalahan sekecil apapun.

Di dalam melakukan kegiatan pemusnahan arsip, terdapat beberapa tahap yang

tidak boleh diabaikan, seperti :

a. Pemeriksaan

Pemeriksaan dilaksanakan untuk mengetahui apakah arsip-arsip tersebut benar-

benar telah habis jangka simpannya atau habis nilaigunanya. Pemeriksaan ini

berpedoman kepada Jadwal Retensi Arsip (JRA).

b. Pendaftaran

Arsip-arsip yang telah diperiksa sebagai arsip yang diusulkan musnah, harus dibuat

daftarnya. Dari daftar ini diketahui secara jelas informasi tentang arsip-arsip yang

akan dimusnahkan.

d. Pembentukan Panitia Pemusnahan

Jika arsip yang akan dimusnahkan memiliki retensi di bawah 10 tahun atau lebih,

maka perlu membentuk panitia pemusnahan. Jika arsip yang akan dimusnahkan

memiliki retensi di bawah 10 tahun, maka tidak perlu dibuat kepanitiaan, tetapi

23

cukup dilaksanakan oleh unit yang secara fungsional bertugas mengelola arsip.

Panitia pemusnahan ini sebaiknya terdiri dari anggota-anggota yang berasal dari

unit pengelola arsip, unit pengamanan, unit hukum dan perundang-undangan, serta

unit-unit lain yang terkait.

e. Penilaian, Persetujuan dan Pengesahan

Setiap menyeleksi arsip yang akan dimusnahkan, perlu melakukan penilaian arsip.

Hasil penilaian tersebut menjadi dasar usulan pemusnahan. Pelaksanaan

pemusnahan harus ditetapkan dengan keputusan pimpinan instansi yang

bersangkutan sesuai dengan ketentuan hokum yang berlaku.

f. Pembuatan Berita Acara

Berita acara pemusnahan arsip merupakan salah satu dokumen pemusnahan arsip

yang sangat penting. Karena itu setiap pemusnahan arsip harus dilengkapi dengan

Daftar Pertelaan Arsip (DPA) dan Berita Acara ( BA), bahwa pelaksanaan

pemusnahan dilakukan secara sah. Selain itu, juga berfungsi sebagai pengganti

arsip yang dimusnahkan.

24

H. RANGKUMAN

KEGIATAN PENYELAMATAN

Kegiatan penyelamatan adalah kegiatan penyelamatan arsip agar tidak diketahui

oleh yang tidak berhak, rusak, atau hal-hal lain yang menyebabkan hilangnya nilai

guna arsip. Kegiatan tersebut terdiri atas berbagai kegiatan berikut ini.

D. Pengamanan,

Yaitu kegiatan untuk menjaga agar isi/informasi yang ada pada arsip itu tidak

diketahui oleh orang-orang yang tidak berhak (terutama untuk arsip yang bersifat

rahasia).

E. Pemeliharaan

adalah kegiatan menjaga agar arsip tersebut tidak mudah rusak. Dengan kata

lain, kegiatan ini merupakan tindakan mencegah sebelum terjadi kerusakan arsip

(preventif).

Pemeliharaan Lingkungan :

e. Pemeliharaan Arsip Audio Visual Dan Elektronik

f. Pemeliharaan Arsip Rekaman Gambar (Still Visual)

e. Memelihara Dan Merawat Peralatan Film Dan Video.

f. Pemeliharaan Arsip Elektronik

g. Fumigasi

F. Perawatan

adalah kegiatan kemampuan memperbaiki arsip yag telah rusak agar masih

dapat dipergunakan kembali. Dengan kata lain, kegiatan ini merupakan tindakan

setelah kerusakan terjadi (represif).

i. Membersihkan Arsip

j. Menghilangkan Noda Dan Bercak

k. Menangani Arsip Basah

l. Memutihkan Kertas

m. Pencucian

n. Menambal Dan Menyambung

25

o. Enkapsulasi

p. Laminasi

PENYUSUTAN ARSIP

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 34 tahun 1975 kegiatan pengurangan arsip

dilakukan dengan cara :

4. Memindahkan arsip inaktif dari unit pengolah atau kerja ke unit kearsipan

dalam lingkungan organisasi masing – masing.

5. Memusnahkan arsip sesuai ketentuan yang berlaku

6. Menyerahkan arsip dari unit Kearsipan Instansi kepada Arsip Nasional RI

PROSEDUR PENYUSUTAN ARSIP BERDASARKAN JADWAL

RETENSI ARSIP

PROSEDUR PENYUSUTAN ARSIP YANG BELUM MEMILIKI

JADWAL RETENSI ARSIP

PENILAIAN ARSIP

Penilaian (Appraisal) Arsip merupakan satu proses untuk menentukan nilai guna

dokumen-rekod dan kemudian menentukan musnah atau permanen berdasarkan

beberapa pertimbangan seperti berdasarkan nilai guna administrasi, hukum, dan

kegunaan fiskal; nilai guna informasional dan hubungannya dengan arsip lainnya.

Tujuan Penilaian

Kegiatan penilaian arsip ini dilakukan dengan tujuan:

5. Menentukan jangka waktu arsip

6. Menentukan arsip yang akan dimusnahkan setelah tidak bernilai guna lagi

7. Menentukan arsip permanen yang akan ditetapkan bernilai permanen bagi

lembaga penciptanya (arsip vital)

8. Menentukan arsip yang akan diserahkan ke ANRI (arsip statis)

Jadi pada intinya penilaian arsip merupakan penentuan kegiatan untuk memilahkan

arsip –arsip ke dalam dua kategori :

3. Arsip yang bernilaiguna permanen yang harus terus disimpan.

4. Arsip yang bernilaiguna sementara yang dapat dimusnahkan dengan segera di

kemudian hari.

26

ANGKA PEMAKAIAN

Bernilai tidaknya arsip di samping dapat diukur dari angka kecermatan dan jangka

waktu penemuan kembali, dapat pula diukur dari angka pemakaian, yaitu angka

persentase sebagai perbandingan antara jumlah permintaan warkat untuk dipakai

kembali dengan jumlah seluruh warkat dalam arsip.

Rumus:

Angka pemakaian = Jumlah permintaan arsip x 100%

Jumlah seluruh arsip

ANGKA KECERMATAN ARSIP

Angka kecermatan adalah angka perbandingan antara jumlah warkat yang

tidak diketemukan (WTK) dengan jumlah warkat yang diketemukan (WK).angka

perbandingan tersebut dinyatakan denga prosentase dengan rumus sebagai berikut:

AK = jumlah arsip yang tidak ditemukan X 100 %

Jumlah arsip yang dicari

PEMUSNAHAN ARSIP

Pemusnahan arsip adalah kegiatan menghancurkan atau meniadakan fisik dan

informasi arsip melalui cara-cara tertentu, sehingga fisik dan informasinya tidak

dapat dikenali lagi. Di dalam melakukan kegiatan pemusnahan arsip, terdapat

beberapa tahap yang tidak boleh diabaikan, seperti :

a. Pemeriksaan

b. Pendaftaran

g. Pembentukan Panitia Pemusnahan

e. Penilaian, Persetujuan dan Pengesahan

f. Pembuatan Berita Acara

27

I. LATIHAN SOAL

Pilihan Ganda

Petunjuk : Pilihlah salah satu jawaban yang menurut pendapat Anda paling benar

dengan cara melingkari huruf A, B, C, atau D.

1. Penyelamatan arsip terdiri dari 3 kegiatan, yaitu ...

A. Pengamanan, pemeliharaan dan perawatan

B. Pemusnahan, pemeliharaan dan perawatan

C. Pengamanan, penyusutan dan perawatan

D. Pengamanan, pencegahan dan perawatan

2. Cara pemeliharaan Arsip Audio visual & elektronik salah satunya harus ...

A. Master copy tidak dibuatkan duplikasi copynya, sesuai dengan media

yang standar agar master copy tidak mudah ditemukan

B. Master copy selalu di bersihkan dan dicopy, sesuai dengan media yang

standar agar master copy tetap terjaga dengan baik

C. Master copy dibuatkan duplikasi copynya, sesuai dengan media yang

standar agar master copy tetap terjaga dengan baik

D. Master copy dibuatkan duplikasi copynya lebih dari 3, agar master copy

tetap terjaga dengan baik

3. Suatu upaya untuk mencegah agar kerusakan fisik arsip secara berkelanjutan

dapat dihindari, mengobati atau mematikan faktor-faktor perusak biologis

dan mensterilkan arsip agar tidak berbau, adalah pengertian dari ...

A. Fumigrasi

B. Penyusutan arsip

C. Pemeliharaan arsip

D. Perawatan arsip

4. Dibawah ini cara untuk menangani arsip basah karena terkena lumpur yang

benar adalah ...

A. Untuk kotoran debu dan lumpur yang melekat pada lembaran arsip/jilid

arsip yang dibukukan, dapat dicuci dengan menggunakan air panas

B. Untuk kotoran debu dan lumpur yang melekat pada lembaran arsip/jilid

arsip yang dibukukan, dapat dicuci dengan menggunakan air dingin dan

detergen serta diusap menggunakan kapas atau spons

28

C. Untuk kotoran debu dan lumpur yang melekat pada lembaran arsip/jilid

arsip yang dibukukan, dapat dicuci dengan menggunakan air dingin dan

detergen serta dibasuh denan air panas

D. Untuk kotoran debu dan lumpur yang melekat pada lembaran arsip/jilid

arsip yang dibukukan, dapat dicuci dengan menggunakan air dingin dan

Spirtus

5. Enkapsulasi adalah ...

A. suatu alat untuk memelihara arsip dengan cara menggunakan bahan

pelindung guna menghindarkan arsip dari kerusakan yang bersifat non

fisik

B. suatu prosedur untuk memelihara arsip Inaktif dengan cara menggunakan

bahan pelindung guna menghindarkan arsip dari kerusakan

C. suatu peralatan untuk membersihkan arsip dengan cara menggunakan

bahan pelindung guna menghindarkan arsip dari bakteri jamur

D. suatu cara untuk memelihara arsip dengan cara menggunakan bahan

pelindung guna menghindarkan arsip dari kerusakan yang bersifat fisik

6. Suatu kegiatan pengurangan arsip atau dasar nilai guna dan retensi arsip

dengan melalui pemindahan, pemusnahan maupun penyerahan arsip.

Pernyataan tersebut merupakan penertian dari ...

A. Pemeliharaan

B. Perawatan

C. Penyusutan

D. Pembersihan

7. Prosedur penyusutan arsip berdasarkan jadwal retensi arsip ada ...

A. 3 C. 4

B. 5 D. 6

8. Tujuan penilaian arsip adalah ...

A. Mengatur tingkat kerusakan arsip

B. Menentukan jangka waktu arsip

C. Membuat arsip lebih tahan lama

D. Agar arsip tidak mudah rusak

9. Rumus angka pemakaian arsip yang benar adalah ...

29

A. AP = Jumlah kerusakan arsip x 100 % : Jumlah seluruh arsip aktif

B. AP = Jumlah seluruh arsip x 100 % : Jumlah seluruh arsip inaktif

C. AP = Jumlah permintaan arsip x 100 % : Jumlah seluruh kerusakan arsip

D. AP = Jumlah permintaan arsip x 100 % : Jumlah seluruh arsip

10. Di dalam melakukan kegiatan pemusnahan arsip, terdapat beberapa tahap

yang tidak boleh diabaikan, salah satunya adalah pemerikssan yang

berpedoman pada ...

A. Jangka waktu pemusnahan arsip

B. Angka kecermatan arsip

C. Jadwal retensi arsip

D. Angka kerusakan arsip

Essai

1. Jelaskan pengertian dari pemeliharaan arsip !

2. Jelaskan bagaimana cara pemeliharaan arsip elektronik!

3. Sebutkan minimal 5 cara menghilangkan noda dan bercak pada arsip!

4. Tujuan penilaian arsip adalah untuk? Jelaskan!

5. Jelaskan beberapa tahap dalam pemusnahan arsip!

J. TUGAS

Carilah beberapa kasus ataupun contoh penyelamatan arsip yang terjadi karena

bencana alam. Uraikan dan berikan gambar/dokumentasi dari bagaimana cara

penyelamatannya serta apa saja dampak dari kerusakan yang diakibatkan!

30

K. DAFTAR RUJUKAN

Restu, tamy. “ kegiatan kearsipan”. Diakses 24 Desember 2016

http://tamyprestu.blogspot.co.id/2014/04/kegiatan-kearsipan.html

Wikipedia .”Arsip Nasional Republik Indonesia”. Diakses 24 Desember 2016

https://id.wikipedia.org/wiki/Arsip_Nasional_Republik_Indonesia

Iteza, dazril. “perlindungan dan pengamanan arsip”. Diakses 24 Desember 2016

https://kodzan.blogspot.co.id/2010/03/perlindungan-dan-pengamanan-

arsip.html#.WDvQFdKLTIU

Indiani, ervina fitri. “ pemeliharaan dan perawatan arsip” Diakses 24 Desember

2016 https://ervinafitriindiani.wordpress.com/2014/01/18/pemeliharaan-dan-

perawatan-arsip/

Manajemen, perkantoran. “penyusutan arsip “Diakses 25 Desember 2016

“https://manajemenperkantoranfenny.wordpress.com/2012/06/03/penyusutan-

arsip/

Dhedarms, “penyusutan, retensi, angka kecermatan arsip” Diakses 26 Desember

2016 http://dhedharms.blogspot.co.id/2013/11/penyusuta-retensiangka-

kecermatan-angka.html

Pustakasala. “pemusnahan arsip”. Diakses 26 Desember 2016

https://muhaniz.wordpress.com/2015/04/04/pemusnahan-arsip/

L. PENILAIAN

Kunci jawaban :

Pilihan ganda

6. A 6. C

7. C 7. A

8. A 8. B

9. B 9. D

10. D 10. C

31