Penyajian Data
-
Upload
mohammad-rifqi-wibowo -
Category
Documents
-
view
472 -
download
2
description
Transcript of Penyajian Data
TEKNIK PENULISAN ILMIAHPENYAJIAN DATA
MAKALAH
diajukan guna memenuhi tugas mata kuliahTeknik Penulisan Ilmiah
oleh
Frandita Eldiansyah 112310101014
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS JEMBER
2012
PENYAJIAN DATA
Penyajian data merupakan salah satu kegiatan dalam pembuatan laporan
hasil penelitian yang sudah dilakukan agar dapat dipahami, dimengerti dan
dianalisis sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Data yang disajikan harus
sederhana dan jelas agar mudah dibaca. Penyajian data diperlukan agar para
pengamat atau pembaca dapat dengan mudah memahami apa yang kita sajikan
yang kemudian dapat dilakukan penilaian atau perbandingan serta untuk
mengambil informasi dari data tersebut. Bentuk penyajian data dapat bermacam-
macam dan disesuaikan dengan data yang tersedia dan tujuan yang hendak
dicapai. Secara umum penyajian data dapat dibagi menjadi tiga cara yaitu:
1. Penyajian dalam Bentuk Tulisan (Textular Presentation)
Penyajian dalam bentuk tulisan sebenarnya merupakan gambaran umum
tentang kesimpulan hasil pengamatan atau juga dapat digunakan untuk memberi
informasi dan gambaran statistik. Penyajian dalam bentuk tulisan sering
digunakan dalam bidang sosial, ekonomi, psikologi, dan lain-lain dan berperan
sebagai laporan hasil penelitian kualitatif. Misalkan saja untuk mengetahui
pendapat dan kepercayaan masyarkat terhadap suatu program pelayanan
kesehatan pada masyarakat yang terdapat di daerah. Kelemahannya sering kali
membingungkan dan tidak efektif dibandingkan tabel dan grafik.
Contoh: suatu penelitian kualitatif yang dilakukan untuk mengetahui
penerimaan masyarakat tentang keberadaan bidan di desa pada kabupaten
indramayu dan kabupaten bandung. Hasil penelitiannya dilaporkan sebagai
berikut. “ Sebagian besar ibu-ibu pasangan usia subur dan ibu-ibu yang
mempunyai anak balita sangat mendukung keberadaan bidan di desa dan merasa
puas atas pelayanan yang diberikan, tetapi sayangnya banyak bidan di desa yang
belum berdomisili di tempat tugasnya” (Eko Budiarto, 1992-1993 dalam
Biostatika untuk kedokteran dan kesehatan masyarakat)
2. Penyajian dalam Bentuk Tabel (Table Presentation)
Penyajian dalam bentuk tabel merupakan penyajian data dalam bentuk
angka yang disusun secara teratur dalam kolom dan baris. Penyajian bentuk tabel
banyak digunakan pada penulisan laporan hasil penelitian, supaya orang mudah
memperoleh gambaran rinci tentang hasil penelitian yang sudah dilakukan. Selain
itu tabel dapat juga digunakan untuk memaparkan sekaligus beberapa variabel
hasil observasi, survei, atau penelitian sehingga data mudah dibaca dan
dimengerti. Suatu tabel yang lengkap terdiri dari :
Nomor Tabel
Bila tabel yang akan disajikan lebih dari satu maka hendaknya diberi
nomor agar mudah untuk mencari kembali apabila dibutuhkan. Nomor tabel
biasanya diletakkan di atas sebelah kiri sejajar dengan judul tabel.
Judul tabel
Dalam pembuatan tabel harus diberi judul karena dengan adanya judul
tabel, orang dapat mengetahui tentang apa yang disajikan. Kalimat pada judul
tabel harus singkat, jelas, dan berisi keterangan tentang apa, dimana, dan
bilamana. Judul harus konsisten dan menggambarkan isi tabel.
Catatan Pendahuluan
Biasanya diletakkan di bawah judul dan berguna sebagai keterangan
tambahan tentang tahun pembuatan tabel atau jumlah pengamatan yang dilakukan.
Badan Tabel
Badan tabel terdiri dari judul kolom, judul baris, judul kompartemen, sel.
Catatan kaki
Catatan berguna untuk memberikan keterangan terhadap singkatan atau
ukuran yang digunakan. Biasanya dengan memberikan tanda yang sesuai dengan
tanda yang terdapat di kanan atas singkatan yang digunakan, biasanya
menggunakan tanda “*”. Catatan kaki diletakkan di bawah kiri tabel.
Sumber Data
Sumber data diletakkan di bagian kiri bawah (di bawah catatan kaki).
Sumber data ini sangat penting apabila data yang disajiakn berupa data sekunder.
Penulisan sumber data harus jelas dan lengkap, seperti dari mana, siapa, judul
penyusunan dan penerbitnya, sertatahun penerbitan. Tujuannya adalah agar
memudahkan para pembaca atau pengamat untuk mencari tabel aslinya.
Bentuk tabel bermacam-macam, namun yang banyak digunakan adalah:
1. Tabel berdasarkan fungsinya
Tabel berdasarkan fungsinya digunakan untuk menyusun perencanaan dan dapat
pula sebagai referensi atau memberikan penjelasan dalam penulisan laporan.
Tabel berdasarkan fungsinya dibagi menjadi:
a. Tabel Sinopsis
Tabel ini berisi semua variabel yang akan dikumpulkan dan ditulis dalam
kolom dan baris dengan urutan yang sama. Tabel ini berguna untuk perencanaan
suatu penelitian karena dengan tabel sinopsis dapat diketahui jumlah tabel yang
dihasilkan dan variabel yang akan dicari hubungannya sehingga memudahkan
penulisan laporan.
Contoh:
Misalkan dalam suatu penelitian yang variabel-variabel yang akan
dikumpulkan sebagai berikut.
1. Tingkat pendidikan
2. Jenis pekerjaan
3. Pendidikan
4. penghasilan keluarga
Tabel 2.1
Tabel Sinopsis
Tingkat
pendidikan
Jenis
pekerjaanPendidikan
Penghasilan
keluarga
Tingkat
pendidikan
Jenis pekerjaan
pendidikan
Penghasilan
keluarga
b. Tabel induk
Tabel ini berfungsi sebagai referensi. Oleh karena itu, tabel induk sering
disebut tabel referensi yang dapat diambil sebagian dan disisipkan dalam
penulisan laporan. Tabel ini menyajikan seluruh data secara rinci. Oleh karena itu,
tabel induk ini tidak dapat digunakan untuk mengadakan perbandingan. Tabel
induk biasanya ditempatkan di belakang sebagai lampiran.
Contoh :
Tabel 2.2
Tabel Induk
Golongan
umur
Jenis kelamin Pekerjaan Pendidikan
DsbLaki-
lakiperempuan Petani Buruh Dagang SD SMP SMU
0-4
5-9
10-14
dsb
Jumlah
c. Tabel kerja (teks)
Tabel kerja adalah tabel yang menggambarkan beberapa variabel secara
rinci. Tabel kerja berguna untuk mengadakan pembahasan lebih mendalam
terhadap hasil penelitian, mengadakan perbandingan antar variabel atau untuk
memberikan gambaran tentang adanya hubungan antara dua variabel serta untuk
penyajian data yang akan dibicarakan. Biasanya tabel ini diambil dari tabel induk
atau beberapa gabungan tabel kerja. Tabel ini disisipkan dalam teks penulisan
laporan sesuai dengan topik bahasannya. Biasanya tabel ini disusun berdasarkan
progresivitas, tahun, atau tergantung pada kebutuhan. Tabel teks ini dapat dibuat
tabel silang untuk mengetahui adanya hubungan antara dua variabel.
Tabel 2.3
Tabel Teks
Tingkat
pendidikan
Jenis Pekerjaan
Petani Buruh Dagang
Tidak Sekolah
SD
SMP
SMA
Perguruan
Tinggi
Lain-lain
jumlah
2. Tabel Kontingensi
Tabel kontingensi adalah tabel yang disusun berdasarkan banyaknya baris
dan kolom. Tabel ini berguna untuk memberikan gambaran hasil penelitian. Tabel
ini banyak digunakan dalam perhitungan statistik inferensial untuk pengujian
hipotesis misalnya perhitungan menggunakan uji “t” atau x2, dan lain-lain. Tabel
ini dinamakan sesuai dengan banyaknya baris dan banyaknya kolom sehingga
dikenal dengan tabel 2x2, 2x3, dan lain-lain.
Contoh: Tabel Kontingensi 2 x 3
Tabel 2.4
Jumlah Usia Menurut Jenis Kelamin dan Kebiasan Merokok di Wilayah Kerja
Puskesmas “ Melati” Tahun 1997
Kebiasaan merokok
Jenis kelamin
Tidak pernah
merokokDulu perokok
Sekarang masih
merokok
Laki-laki 160 220 320
Perempuan 575 275 50
Jumlah 735 495 370
3. Tabel berdasarkan penyusunan judul baris
Tabel ini bentuknya bermacam-macam tergantung pada data yangtersedia
dan kebutuhan penyajian data. Pembagian tabel berdasarkan penyusunan judul
baris dapat dibagi menjadi :
a. Menurut abjad
Tujuan dari penyusunan tabel menurut abjad adalah untuk memudahkan
pencarian kembali tabel yang dibutuhkan dan juga dapat digunakan sebagai
referensi, namun tidak dapat digunakan sebagai tabel perbandingan, sehingga
tabel ini banyak terdapat pada tabel induk.
b. Menurut geografis
Tujuannya untuk mengetahui keadaan berbagai daerah, sehingga tabel ini
banyak dikeluarkan oleh instansi pemerintah seperti Pusat Statistik. Tabel yang
disusun menurut geografis ini memiliki kekurangan yaitu tidak efisien untuk
digunakan sebagai tabel induk.
c. Menurut perkembangan waktu
Tujuannya adalah untuk mengetahui perkembangan yang terjadi
bersamaan dengan berjalannya waktu. Perkambangan yang dimaksud bisa
perkembangan alami atau perkembangan yangdiakibatkan oleh manusia, misalnya
untuk mengetahui hasil dari program kesehatan yang dilakukan. Tabel
perkembangan ini banyak disisipkan dalam teks penulisan laporan.
d. Menurut besarnya angka
Tabel ini dibuat berdasarkan penyusunan angka yang dilakukan dari angka
yang terkecil sampai angka yang terbesar atau sebaliknya bergantung pada fokus
pembahasan. Penulisan angka diletakkan di sebelah kiri tabel. Tujuan dari tabel
ini adalah untuk mendapatkan gambaran distribusi penyakit, penyusunan prioritas,
mengajukan usulan kebutuhan obat atau alat kesehatan yang dibutuhkan.
e. Menurut kelaziman
Penyusunan tabel ini didasrkan atas kelaziman, sehingga tidak terdapat
ketentuan yang baku, seperti untuk penulisan jenis kelamin laki-laki ditempatkan
dahulu daripada wanita.
f. Menurut tingkatan
Penyusunan tabel ini didasarkan pada tingkatan dari data yang diperoleh
misalkan pendidikan, pekerjaan, status sosial, dan lain-lain.
3. Penyajian Data dalam Bentuk Grafik ( Grapichal or Diagram
Presentation )
Grafik merupakan salah satu bentuk penyajian data statistik yang banyak
dilakukan dalam berbagai bidang, termasuk bidang kedokteran karena penyajian
dalam bentuk grafik lebih menarik dan lebih mudah di pahami, serta hal-hal yang
kurang jelas dalam tabel akan lebih jelas bila disajikan dalam bentuk grafik
bahkan dengan grafik orang akan lebih mudah mengingat. Misalnya untuk
mengetahui kecendrungan dan mengadakan perbandingan.
Penyajian dalam bentuk grafik bermanfaat untuk:
1. Membandingkan beberapa variabel, beberapa kategori dalam variabel atau
satu variabel pada waktu dan tempat yang berbeda.
2. Meramalkan perubahan yang terjadi dengan berjalannya waktu (time
series).
3. Mengetahui adanya hubungan dua variabel atau lebih.
4. Memberikan penerangan pada masyarakat.
Namun, penyajian dalam bentuk grafik juga mempunyai beberapa
kerugian sebagai berikut:
1. Penyajian dalam bentuk grafik harus menarik karena pembuatan grafik
merupakan seni hingga tidak semua orang dapat membuat grafik yang
menari.
2. Grafik memberikan keterangan yang tidak rinci.
3. Grafik harus dibuat dengan benar karena pembuatan grafik yang salah atau
perhitungan yang salah mengakibatkan penilaian yang salah.
4. Informasi yang disajikan terbatas karena apabila data yang disajikan dalam
satu grafik terlalu banyak maka akan membingungkan pengamat.
5. Dengan penyajian data bentuk grafik, kita akan kehilangan informasi
secara rinci. Untuk mengatasi hal ini, dapat dilakukan dengan
menyediakan tabel sebagai referensi.
Dalam pembuatan grafik perlu diperhatikan beberapa pedoman berikut ini,
yaitu:
1. Grafik terdiri dari dua sumbu, yaitu sumbu horisontal yang disebut absis
atau sumbu X dan sumbu vertikal yang disebut ordinat atau sumbu Y.
Variabel tidak tergantung diletakkan pada sumbu X dan variabel
tergantung (dependen) diletakkan pada sumbu Y, misalnya variabel waktu
diletakkan pada sumbu X dan frekuensi diletakkan pada sumbu Y.
2. Jenis kertas yang digunakan untuk menggambar grafik sebaiknya kertas
biasa atau semilogaritme, bergantung pada data yang ada.
3. Ukuran kertas yang digunakan tidak ada ketentuan yang baku, tetapi
hendaknya dipilih sedemikian rupa agar grafik yang digambar menjadi
menarik.
4. Penggambaran absis dan ordinat. Untuk menggambar grafik yang baik,
lazimnya panjang ordinat 60-70% panjang absis atau absis sama panjang
dengan ordinat. Bila ukuran tersebut terbalik, dapat menimbulkan kesan
yang salah. Demikian pula dengan skala yang digunakan haruslah
seimbang karena data yang sama dapat menghasilkan grafik yang berbeda.
5. Sebaiknya tidak menuliskan angka dalam grafik, kecuali bila angka yang
dihasilkan terlalu besar hingga gambar ordinat terlalu panjang maka tinggi
ordinat dapat dipatahkan kemudian ditulis angka.
6. Grafik harus diawali dari titik nol agar tidak terjadi kesalahan interpretasi.
Dalam penyajian grafik terdapat beberapa ketentuan sebagai berikut :
1. Judul grafik hendaknya ditulis dengan jelas, singkat dan sederhana.
2. Bentuk grafik. Pemilihan bentuk grafik harus disesuaikan dengan data
yang ada. Kalau terdapat dua bentuk yang dapat digunakan pilihlah yang
hasilnya menarik.
3. Pembuatan grafik harus menarik dan bila erlu dapat diberi warna, diarsir
atau titik-titik.
4. Pemberian warna jangan terlalu banyak hingga akan membingungkan dan
menjadi kurang menarik. Biasanya hanya 2 atau 4 warna.
5. Keterangan bila terdapat keterangan yang diperlukan maka dapat
dituliskan dibawah grafik atau didalam grafik, asalkan tidak mengganggu
keutuhan grafik.
3.1 Macam-macam grafik
Dalam penyajian data menggunakan garifik perlu diperhatikan juga
berbagai macam grafik. Grafik terdiri dari berbagai macam bentuk. Berdasakan
bentuknya garfik dibedakan menjadi :
1. Grafik batang (bar diagram)
Grafik batang adalah grafik yang yang berbentuk batang yang
penilaiannya berdasarkan tinggi batang dan biasanya yang dibuat adalah variabel
kategoris. Grafik ini banyak digunakan dalam pelayanan kesehatan karena
pembuatannya mudah dan sederhana. Grafik batang banyak digunakan untuk
mengadakan perbandingan beberapa variabel dalam waktu dan tempat yang sama
atau satu variabel dalam tempat dan waktu yang berbeda serta untuk perbandingan
frekuensi distribusi. Terdapat beberapa hal yang penting untuk diperhatikan dalam
pembuatan grafik batang yaitu:
a. Batang dapat digambar tegak atau melintang, pada umumnya garfik
batang digambar vertikal, namun apabila variabel memiliki kata yang
panjang maka grafik batang digambar melintang.
b. Antara dua batang terdapat ruang antara yang lebih sempit dari batang.
c. Lebar batang harus sama dan seimbang agar tidak salah ketika
diinterpretasikan.
d. Penggambaran batang harus dimulai dari titik nol.
e. Keterangan atau frekuensi sebaiknya tidak dicantumkan di dalam atau
di atas batang keculai apabila frekuensi terlalu besar sehingga gambar
batang terlalu panjang maka gambar batang dapat dipatahkan dan
dicantumkan frekuensi atau jumlah di atas batang.
f. Batang dapat digambar berimpitan untuk menggambarkan kategori
dalam satu variabel atau batang, berikutnya merupakan data kontinu.
Dalam kondisi ini batang dapat digambar dengan bersusun ke atas.
Contoh:
Grafik 3. Grafik Tingkat Pendidikan dan Pendapatan Masyarakat Desa
Sumberwaringin Tahun 2006
Grafik Batang Proporsional
Grafik batang proporsional merupakan grafik batang yang
menggambarkan data yang dinyatakan dalam proporsi atau persen. Grafik ini
digunakan untuk mengadakan perbandingan secara relatif.
Contoh: pada tahun 1998 angka kelahiran di desa A sebanyak 20 orang dan 5
diantaranya wanita. Sedangkan di desa B kelahiran sebanyak 40 orang dan 10
diantaranya adalah wanita.
laki-laki perempuan
Grafik 3.1 proporsi kelahiran bayi wanita di desa A dan desa B
Histogram
Histogram merupakan grafik batang yang disusun secara teratur dan
berimpitan satu dengan yang lain tanpa ruang antara. Grafik ini diperoleh dari data
kuantitatif yang kontinu dalam bentuk distribusi frekuensi, lebar setiap batang
merupakan proporsi dari seluruh batang. Histogram juga sering disebut diagram
luas.
Histogram banyak digunakan untuk membandingkan frekuensi yang
terdapat dalam interval kelas dan untuk mengetahui pada kelas interval mana
terdapat frekuensi terbesar dan terkecil. Dalam membuat histogram terdapat
beberapa pedoman yaitu dalam menggambar batang sebaiknya digunakan tepi
kelas agar semua nilai dapat masuk ke dalam kelas interval tersebut, batang dalam
histogram dapat pula digambar berdasarkan nilai tengah setiap interval kelas,
tidak ada kelas terbuka dalam distribusi frekuensi, batas kelas sebenarnya
digambarkan dalam sumbu horisontal, dan frekuensi digambarkan pada sumbu
vertikal.
Frekuensi Poligon
Frekuensi poligon merupakan titik-titik tengah dari batang dalam
histogram yangbdihubungkan satu dengan yang lain. Frekuensi poligon digunakan
untuk membandingkan beberapa grafik dan membandingkan grafik distribusi
frekuensi dari beberapa agregat serta dapat melakukan perbandingan penyebaran
beberapa masalah yang digambar dalam satu gambar. Oleh karena itu, grafik
frekuensi poligon tidak disertai dengan grafik histogramnya.
Contoh:
Grafik 3.1
2. Grafik lingkaran (Pie Diagram)
Grafik lingkaran merupakan grafik yang berbentuk lingkaran yang terbagi
menjadi beberapa sektor atau segmen. Disebut Pie Diagram karena lingkaran
dapat digambar tiga dimensi. Grafik lingkaran dapat digunakan untuk
membandingkan secara relatif kategori-kategori dalam satu variabel, menyajikan
data diskrit atau data dengan skala nominal dan ordinal. Dalam membuat grafik
lingkaran terdapat beberapa ketentuan yaitu :
a. Besar lingkaran harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak terlalu
besar dan tidak terlalu kecil.
b. Kategori yang dibandingkan tidak banyak biasanya 4-6 kategori.
c. Sudut segmen tidak terlalu kecil agar dapat dibedakan dengan jelas.
d. Tiap segmen diberi warna agar dapat diketahui perbedaan tiap segmen.
e. Besarnya segmen harus menggambarkan persentase yang sesuai.
Untuk membuat grafik lingkaran langkah-langkahnya yaitu ubahlah
frekuensi data menjdi persen, kemudian ubah persentase menjadi derajat (persen x
360), dan gambarkan setiap segemen dengan derajat yang dihasilkan.
Contoh:
Grafik 2.2.1 Distribusi Lahan di Desa Sumberwaringin Tahun 2006
3. Grafik garis (Line Diagram)
Grafik garis merupakan grafik yang disajikan dalam bentuk garis. Terdapat
bermacam-macam garik garis yaitu:
a. Grafik garis proporsional (Proportional line diagram)
Grafik ini merupakan grafik garis yang dinyatakan dalam persen. Grafik
garis proportional dapat digunakan untuk mengadakan perbandingan beberapa
variabel yang terjadi dengan berjalannya waktu secara relatif seperti suhu
badan ,denyut nadi yang setiaphari dilakukan oleh perawat. Grafik garis ini bisa
dibedakan menjadi dua yaitu grafik garis tunggal dan grafik garis ganda.
b. Grafik frekuensi kumulatif (Ogive)
Ogive dihasilkan dari data frekuensi distribusi kumulatif dan digunakan
untuk mengetahui posisi individu dalam suatu kelompok. Di dalam ogive terdapat
ogive kurang dari apabila ogive bergerak dari kiri bawah ke kanan atas, sedangkan
ogive lebih dari bergerak dari kiri atas ke kanan bawah. Perpotongan dari ogive
kurang dari (less than) dan besar dari (more than), akan didapatkan nilai yang
tepat utuk letak dan besarnya nilai modus.
c. Grafik garis patah-patah
Grafik ini banyak dijumpai pada grafik deret berkala yang digunakan
untuk mengetahui perubahan yang terjadi dengan berjalannya waktu. Garfik
patah-patah sangat baik untuk mengetahui perubahan yang terjadi setiap bulan
dibandingkan dengan grafik lurus atau lengkung, sedangkan untuk mengetahui
perubahan secara menyeluruh maka grafik lurus akan tampak lebih jelas.
d. Kurva
Kurva merupakan grafik yang dihasilkan secara teoritis. Bentuk kurva
bermacam-macam yang dapat digolongkan menjadi :
1. Berdasarkan simetrisitas
Kurva simetris
Merupakan kurva yang dapat dibagi menjadi dua bagian yang sama
dan sebangun. Kurva ini dihasilkan dari distribusi teoritis atau
dihasilkan dari pengamatan yang sangat banyak.
Kurva asimetris (kurva miring)
Merupakan kurva yang memiliki kemiringan pada salah satu sisi.
Kemiringan ditentukan oleh kaki kurva. Apabila kaki kurva terletak di
sebelah kanan maka dikatakan miring ke kanan (skew positive),
sedangkan bila kaki kurva miring ke kiri maka dikatakan miring ke
kiri (skew negative). Skew positive terjadi apabila dalam distribusi
frekuensi dimana nilai yang kecil memiliki frekuensi yang besar dan
semakin kecil frekuensinya maka nilainya semakin besar. Skew
negative terjadi apabila nilai yang kecil mempunyai frekuensi yang
kecil dan semakin besar nilai yang dihasilkan semakin besar pula
frekuensinya.
2. Berdasarkan tinggi puncak
Kurva normal (mesokurtik)
Kurva ini dipopulerkan oleh Fredrich Gauss. Kurva normal memiliki
ciri-ciri yaitu grafik terletak di atas absis, simetris berbentuk lonceng,
dihasilkan dari jumlah observasi yang sangat banyak, mempunyai satu
puncak dihasilkan dari data kontinu, luas seluruh kurva sama dengan
100%, bila kaki kurva diperpanjang tidak akan menentuh absis.
Kurva leptokurtik
Merupakan kurva simetris dengan puncak yang tinggi. Biasanya kurva
ini diperoleh dari distribusi dengan rentang yang kecil atau dari
distribusi yang memiliki nilai ekstrem pada nilai kecil dan besarnya.
Kurva platikurtik
Merupakan kurva yang simetris dengan puncak yang rendah.
3. Berdasarkan jumlah puncak
Berdasarkan jumlah puncaknya grafik garis dapat dibedakan menjadi
grafik uni modal (1 puncak), bimodal (2 puncak), dan multi modal
(banyak puncak).
4. Berdasarkan bentuknya
Berdasakan bentuknya kurva dibedakan menjadi dua yaitu kurva bentuk J
dan kurva bentuk L.
4. Diagram Pencar (scatered diagram)
Diagram pencar dihasilkan dari titik-titik koordinat. Diagram pencar
digunakan untuk mengetahui hubungan antar dua variabel yang berpasangan.
Dalam pembuatan diagram pencar sumbu Y menggambarkan variabel dependen
dan subu X mengambarkan variabel independen. Cara menggambar diagram
pencar adalah dengan menentukan titik-titik petemuan antara dua variabel yang
berpasangan kemudian dihubungkan sehingga membentuk garis.
Apabila dalam diagram pencar, garis linier yang dihasilkan bergerak dari
kiri bawah ke kanan atas disebut korelasi positif dan apabila garis linier bergerak
dari kiri atas ke kanan bawah disebut korelasi negatif. Apabila garis korelasi
merupakan garis horisontal maka kedua variabel tidak mempunyai hubungan
linier atau korelasi linier sama dengan nol
Korelasi sempurna didapat apabila perubahan pada absis diikuti perubahan
ordinat yang sama atau proporsi tetap. Sedangkan apabila titik-titik koordinat
tidak membentuk pola tertentu mungkin variabel tersebut tidak mempunyai
korelasi.
5. Grafik model (piktogram)
Diagram ini menyatakan frekuensi dan digambar menyerupai objek aslinya.
Diagram ini banyak digunakan untuk memberi penerangan kepada masyarakat.
Diagram ini harus dibuat sedemikian rupa untuk menarik perhatian orang.
Contohnya untuk mengambarkan jumlah penduduk dengan menggambar orang.
Misalnya pada tahun 1996 di desa A terdapat 30 orang terkena penyakit jantung,
dan pada tahun 1997 terdapat 70 orang terkena penyakit jantung. Kemudian
digambarkan dengan :
1996
1997
= 10 penderita
6. Grafik Peta (Map diagram)
Grafik ini berupa peta. Biasanya grafik ini terdapat pada instansi yang
mempunyai wilayah kerja seperti puskesmas, desa, dan kecamatan. Grafik ini
digunakan untuk mengetahui batas desa, lokasi, untuk menyatakan letak suatu
pemukiman penduduk, memuat tentang keadaan penduduk, angka kesakitan pada
suatu negara.
SOAL LATIHAN
1. Seorang mahasiswa yang sudah memasuki semester 7, mengadakan penelitian
untuk mengetahui pendapat dan kepercayaan masyarakat terhadap program
pelayanan kesehatan yang ia laksanakan di daerah Situbondo. Ia
megumpulkan data dari masyarakat dengan menggunakan angket. Setelah
terkumpul data yang diinginkan mahasiswa tersebut kesulitan untuk
menentukan bentuk penyajian data yang tepat dalam laporannya.
Dari kasus di atas, bentuk penyajian data yang tepat untuk menjelaskan
kesimpulan penelitian yang dilakukan mahasiswa tersebut yaitu...
a. Textular Presentation
b. Grapichal Presentation
c. Diagram Presentation
d. Bentuk kurva
e. Bentuk ogive
2. Seorang peneliti melakukan penelitian tentang Jumlah kelahiran hidup
menurut ras ibu, tempat melahirkan dan orang yang menolong kelahiran di
kecamatan Jatibringin. Setelah melakukan penelitian, peneliti tersebut
mendapatkan berbagai data mengenai ras ibu yang melahirkan, tempat
melahirkan dan penolong kelahiran. Peneliti memutuskan untuk menyajikan
data tersebut dalam bentuk tabel. Peneliti tersebut memilih jenis tabel yang
dapat menyajikan seluruh variabel/data yang ditemukannya. Peneliti tersebut
berharap tabel tersebut dapat menjadi referensi dan memudahkan pembaca
memperoleh informasi. Peneliti itu juga meletakkan tabel itu di lampiran
laporan penelitiannya.
Apakah jenis tabel yang digunakan oleh peneliti tersebut ...
a. Tabel induk
b. Tabel teks
c. Tabel kerja
d. Tabel kontingensi
e. Tabel sinopsis
3. Sebuah puskesmas di Jember berusaha mengadakan perubahan dalam
melakukan pemberian informasi tentang penyakit jantung yang semakin
sering terjadi di masyarakat. Apalagi dari laporan puskesmas tersebut banyak
penduduk yang terkena penyakit jantung. Untuk itulah pihak puskesmas
melakukan perubahan dalam penyajian data. Mereka menggunakan diagram
yang menggambarkan jantung untuk menggambarkan penyakit jantung.
Mereka membuat diagram tersebut sedemikian rupa untuk menarik perhatian
masyarakat tentang ancaman penyakt jantung.
Dari kasus diatas diagram yang digunakan oleh Puskesmas adalah
a. Pictogram
b. Scattered diagram
c. Kurtogram
d. Diagram pinca
e. Bukan jawaban di atas
4. Seorang mahasiswa melakukan pengamatan terhadap hubungan frekuensi
merokok dengan penyakit Ca paru-paru. Setalah melakukan pengumpulan
data, data yang didapatkan oleh mahasiswa tersebut digambarkan dengan
diagram pencar. Mahasiswa tersebut membuat diagram pencar dengan
menentukan titik-titik petemuan antara dua variabel yang berpasangan
kemudian dihubungkan sehingga membentuk garis. Setelah membentuk garis
ternyata didapatkan garis kolerasi positif (garis dari kiri bawah ke kanan
atas).
Berdasarkan kasus di atas, diagram pencar digunakan untuk...
a. Untuk mengetahui hubungan antar dua variabel yang berpasangan
b. Untuk memberi penerangan pada masyarakat
c. Untuk memudahkan dalam menjelasakan data
d. Untuk mengetahui perubahan yang terjadi setiap bulan
e. Untuk memberikan gambaran hasil penelitian
DAFTAR PUSTAKA
Budiarto, Eko. 2001. Biostatistika untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat.
Jakarta: EGC.
Chandra, Budiman. 2008. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: EGC
Purwanto, Heri. 1994. Statistik untuk Keperawatan. Jakarta: EGC
Sabri, Luknis & Hastono, Susanto Priyo. 2006. Statistik Kesehatan. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.