PENURUNAN KADAR SIANIDA (CN) DENGAN ME- MANFAATKAN...

21
JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN VOL.16/NO.2/Oktober 2016 Page 1

Transcript of PENURUNAN KADAR SIANIDA (CN) DENGAN ME- MANFAATKAN...

Page 1: PENURUNAN KADAR SIANIDA (CN) DENGAN ME- MANFAATKAN …ejurnal.ity.ac.id/berkas/...SIANIDA_(CN)_DENGAN_MEMAN-FAATKAN_CUKA_KA… · jurnal rekayasa lingkungan vol.16/no.2/oktober 2016

JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN VOL.16/NO.2/Oktober 2016 Page 1

Page 2: PENURUNAN KADAR SIANIDA (CN) DENGAN ME- MANFAATKAN …ejurnal.ity.ac.id/berkas/...SIANIDA_(CN)_DENGAN_MEMAN-FAATKAN_CUKA_KA… · jurnal rekayasa lingkungan vol.16/no.2/oktober 2016

JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN VOL.16/NO.2/Oktober 2016 Page 2

Page 3: PENURUNAN KADAR SIANIDA (CN) DENGAN ME- MANFAATKAN …ejurnal.ity.ac.id/berkas/...SIANIDA_(CN)_DENGAN_MEMAN-FAATKAN_CUKA_KA… · jurnal rekayasa lingkungan vol.16/no.2/oktober 2016

JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN VOL.16/NO.2/Oktober 2016 Page 3

Page 4: PENURUNAN KADAR SIANIDA (CN) DENGAN ME- MANFAATKAN …ejurnal.ity.ac.id/berkas/...SIANIDA_(CN)_DENGAN_MEMAN-FAATKAN_CUKA_KA… · jurnal rekayasa lingkungan vol.16/no.2/oktober 2016

JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN VOL.16/NO.2/Oktober 2016 Page 4

Page 5: PENURUNAN KADAR SIANIDA (CN) DENGAN ME- MANFAATKAN …ejurnal.ity.ac.id/berkas/...SIANIDA_(CN)_DENGAN_MEMAN-FAATKAN_CUKA_KA… · jurnal rekayasa lingkungan vol.16/no.2/oktober 2016

JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN VOL.16/NO.2/Oktober 2016 Page 5

PENURUNAN KADAR SIANIDA (CN) DENGAN ME-

MANFAATKAN CUKA KAYU PADA LIMBAH CAIR TAPI-

OKA

Hesti Palupi Hening Sabawati

Sri Yuniyarti

Sukirno

Intisari

Salah satu sektor industri yang terdapat di Indonesia adalah industri pengolahan pangan

dari hasil bumi yang berada di berbagai wilayah.Indonesia merupakan Negara Agraris yang

mempunyai hasil bumi atau hasil pertanian yang melimpah, salah satunya adalah singkong

(Manihot utilissima) atau ubi kayu. Singkong merupakan bahan baku berbagai produk industry seperti industri makanan, farmasi, tekstil dan lain-lain. Walaupun memiliki nilai ekonomi tinggi

namun dampak pencemaran yang ditimbulkan terhadap lingkungan tidak dapat diabaikan. Perlu

adanya pengolahan terlebih sebelum dibuang ke lingkungan. Pencemaran yang dimaksud adalah

adanya racun sianida yang dapat mengganggu kehidupan ekosistem perairan. Penelitian ini ber-

tujuan untuk mengetahui hubungan antara kecepatan pengadukan dan dosis cuka kayu terhadap

penurunan kadar sianida dan TSS limbah cair tapioca serta untuk mengetahui dosis terbaik cuka

kayu dalam penurunan kadar sianida dan TSS limbah cair tapioca. Penelitian ini bersifat eksper-

imen dengan skala laboratorium. Lokasi penelitian dilakukan di Balai Laboratorium Penguji Dan

Kalibrasi BBTKL PP – Yogyakarta.Sampel yang diteliti yaitu limbah cair tapioca dengan kan-

dungan sianida dan TSS. Penelitian inidilakukan secara jartest dengan menggunakan cuka kayu

yang telah ditentukan dosisnya sebayak 0 ml, 10 ml, 20 ml, 30 ml, 40 ml, 50 ml, 60 ml, 70 ml, 80 ml, dan 90 ml dengan kecepatan pengadukan 50 rpm dan 100 rpm. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa cuka kayu dapat menurunkan kadar sianida dan TSS dalam limbah cair tapioca. Pen-

golahan data secara statistic untuk mengetahui hubungan antara kecepatan pengadukan dan dosis

cuka kayu dalam menurunkan kadar sianida dan TSS, sehingga dapat dikatakan bahwa terjadi

interaksi antara kecepatan pengadukan dengan dosis cuka kayu terhadap penurunan kadar siani-

da dan TSS limbah cair tapioca. Dosis terbaik cuka kayu dalam menurunkan kadar sianida dan

TSS limbah cair tapioka yaitu 70 ml cuka kayu dengan kecepatan pengadukan 100 rpm. Namun,

bila dibandingkan dengan Peraturan Gubernur DIY Nomor 7 Tahun 2010 tentang Baku Mutu

Limbah Cair untuk Kegiatan Industri, kadar sianida dan TSS belum memenuhi standar baku mutu.

Kata Kunci : Limbah Cair Tapioka, Sianida, TSS, Cuka Kayu

DECREASED LEVELS CYANIDE (CN) USING WOOD VINE-

GAR IN WASTE TAPIOKA

Abstract

One widespread industrial sectors in Indonesia is the agricultural food industries that are

easily found in many areas. Indonesia is an agricultural country that has a large number of

agricultural products. One of the agricultural products that becomes a food industry is cassava

(Manihot utillisima), or is also called as cassava. Cassava is the raw materials for several

industries, such as food industry, pharmacy, textile industry, and many other. In spite of its

Page 6: PENURUNAN KADAR SIANIDA (CN) DENGAN ME- MANFAATKAN …ejurnal.ity.ac.id/berkas/...SIANIDA_(CN)_DENGAN_MEMAN-FAATKAN_CUKA_KA… · jurnal rekayasa lingkungan vol.16/no.2/oktober 2016

JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN VOL.16/NO.2/Oktober 2016 Page 6

towering economic value, the cassava industry cause the environmental pollution that cannot be

ignored. Certain industrial processing should be done before the industrial waste is dumpet in the

environment. In this case, the environmental pollution cause by the cassava industries is the

cyanide that is likely to damage the aquatic ecosystems. This study aim to determine the relation

between the stirring speed and the dose of wood vinegar in the sake of decreasing the level of

cyanide and TSS tapioca liquid waste. Furthermore, this study also will formulate the best dose of

wood vinegar on reducing cyanide and TSS effluent tapioca. This study is an experimental

research which is done in laboratory scale. The location of this research is conducted in the

Central Testing Laboratory and Calibration BBTKL PP - Yogyakarta. The samples studied were

tapioca liquid waste containing cyanide and TSS. This research is done by jartest method using

wood vinegar predetermined dose with number of 0 ml , 10 ml , 20 ml , 30 ml , 40 ml , 50 ml , 60 ml , 70 ml , 80 ml and 90 ml with a stirring speed of 50 rpm and 100 rpm. The results showed that

wood vinegar can reduce levels of cyanide and TSS in waste water tapioca. The data is processed

statistically to determine the relationship between the stirring speed and dose of wood vinegar in

lowering levels of cyanide and TSS. So it can be said that there is interaction between the stirring

speed with a dose of wood vinegar to decreased levels of cyanide and TSS effluent tapioca. Best

Dose of wood vinegar in lowering levels of cyanide and TSS tapioca liquid waste timber is 70 ml

of vinegar with a stirring speed of 100 rpm .However, when compared to the DIY Governor

Regulation No. 7 of 2010 on Liquid Waste Quality Standard for Industrial Activities, levels of

cyanide and TSS are not qualified of the standards.

Keyword :Tapioca Liquid Waste, Cyanide, TSS, Wood Vinegar.

PENDAHULUAN

Pertumbuhan sektor industri

mengalami peningkatan. Me-

ningkatnya pendirian pabrik-pabrik

di daerah perkotaan dan pedesaan,

hingga mengakibatkan masalah bagi

masyarakat. Hal ini dikarenakan

ketersediaan lahan yag semakin me-

nurun, kebisingan dan pencemaran

lingkungan. Berbagai kasus

pencemaran lingkungan yang terjadi

oleh limbah baik dari limbah

kegiatan industri, rumah sakit, pasar,

hingga rumah tangga mengakibatkan

memburuknya kesehatan masyarakat.

Penanganan dan pengolahan limbah

dengan biaya yang cukup tinggi

sehingga kurang mendapat perhatian

dari pelaku industri, terutama

industri kecil dan industri menengah.

Salah satu sektor industri yang

terdapat di Indonesia adalah industri

pengolahan pangan dari hasil

bumi.Indonesia merupakan Negara

Agraris yang mempunyai hasil bumi

atau hasil pertanian melimpah, salah

satunya adalah singkong atau ubi

kayu.Industri pengolahan makanan

tidak lepas dari permasalahan

limbah. Hasil olahan yang langsung

dibuang ke lingkungan jika tanpa

mengalami proses pengolahan

terlebih dahulu maka akan meng-

akibatkan pencemaran lingkungan.

Jika hal tersebut dibiarkan akan

terjadi perubahan kualitas

lingkungan. Air buangan industri

tapioka umumnya banyak

mengandung bahan-bahan organik

yang bersifat terlarut tersuspensi dan

terendap dengan konsentrasi tinggi

yang berasal dari proses pencucian,

pemerasan, penyaringan dan

pengendapan.

Page 7: PENURUNAN KADAR SIANIDA (CN) DENGAN ME- MANFAATKAN …ejurnal.ity.ac.id/berkas/...SIANIDA_(CN)_DENGAN_MEMAN-FAATKAN_CUKA_KA… · jurnal rekayasa lingkungan vol.16/no.2/oktober 2016

JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN VOL.16/NO.2/Oktober 2016 Page 7

Salah satu bahan pencemar air

yang berasal dari industri tapioka

adalah sianida (CN). Penurunan

kadar sianida merupakan upaya

dalam pengolahan limbah cair

tapioka, karena ion sianida

mempunyai sifat afinitas kuat

terhadap banyak ion logam dan

merupakan gas yang mudah

menguap dan beracun. Menurut

Peraturan Gubernur Daerah Istimewa

Yogyakarta No. 7 Tahun 2010

bahwa kandungan zat organic dan

sianida (CN) maksimum yang

diperbolehkan pada limbah cair

industri tapioka adalah BOD : 150

mg/l, COD : 300 mg/l, TSS : 100

mg/l, CN : 0,3 mg/l, dan pH : 6-9.

Dari hasil pemeriksaan

laboratorium, industri tapioka

mempunyai kandungan sianida

sebesar 13,125 mg/l dan TSS sebesar

28674 mg/l. Nilai kandungan sianida

dan TSS melebihi standar baku mutu

limbah cair tapioca untuk standar

baku mutu terdapat dalam Peraturan

Gubernur Daerah Istimewa

Yogyakarta No. 7 Tahun 2010.

Berdasarkan hal tersebut serta

mempertimbangan efek samping dari

akibat-akibat umum dari limbah cair

industri tapioka, maka perlu adanya

suatu alternatif pengolahan limbah

cair industri tapioka yang memiliki

efektifitas penurunan kadar sianida

(CN) dengan biaya pengolahan yang

ekonomis. Salah satu cara untuk

mengatasi penurunan kadar sianida

(CN) dan TSS limbah cair industry

tapioka adalah dengan cara

mengaplikasikan cuka kayu pada air

limbah tapioka.

METODA

Jenis penelitian ini merupakan

penelitian bersifat eksperimen

dengan skala laboratorium.

Penelitian ini dilakukan di Balai

Laboratorium Penguji Dan Kalibrasi

BBTKL PP – Yogyakarta yang

beralamat di Jalan Wiyoro Lor

Nomor 21 Baturetno, Banguntapan,

Bantul, Yogyakarta. Objek penelitian

ini adalah air limbah tapioka yang

mengandung kadar sianida (CN) dan

TSS yang melebihi ambang batas

baku mutu limbah cair tapioka, di

salah satu industri tapioka di

Pundong, Bantul. Pada penelitian ini

variable bebas yang digunakan

meliputi variasi dosis cuka kayu

yaitu : 0 ml, 10 ml, 20 ml, 30 ml,40

ml, 50 ml, 60ml, 70 ml, 80 ml, dan

90 ml serta kecepatan pengadukan :

50 rpm dan 100 rpm selama 15

menit. Sedangkan untuk variable

terikatnya yaitu kadar sianida (CN)

dan TSS pada limbah cair tapioca.

Pengambilan sampel dilakukan pada

pagi hari saat aktifitas produksi

industri tapioka dimulai.Sampel

diambil setelah dari saluran buangan

menuju ke bagian penampungan

limbah cair tapioka kemudian

memasukkan limbah ke dalam

jerigen plastik.

Jalannya penelitian ini secara

garis besar terdiri dari : 1) Tahap Pra

Penelitian, pada tahap ini dilakukan

pengambilan sampel awal untuk uji

Page 8: PENURUNAN KADAR SIANIDA (CN) DENGAN ME- MANFAATKAN …ejurnal.ity.ac.id/berkas/...SIANIDA_(CN)_DENGAN_MEMAN-FAATKAN_CUKA_KA… · jurnal rekayasa lingkungan vol.16/no.2/oktober 2016

JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN VOL.16/NO.2/Oktober 2016 Page 8

pendahuluan kadar sianida dan TSS

limbah cair tapioka. 2) Tahap

Penelitian, pada tahap ini yaitu

dilakukan pengambilan sampel

limbah cair tapioka kemudian

menuangkan limbah ke dalam beaker

glass dengan masing-masing volume

1000 ml. Selanjutnya menambahkan

ke masing-masing beaker glass cuka

kayu dengan dosis yang telah

ditentukan yaitu 0 ml, 10 ml, 20 ml,

30 ml, 40 ml, 50 ml, 60 ml, 70 ml, 80

ml, dan 90 ml. Kemudian dilakukan

pengadukan dengan jartest dengan

variasi kecepatan pengadukan 50

rpm dan 100 rpm selama 15 menit

lalu pengendapan selama 30 menit.

Setelah itu mengambil beningan dan

memasukkannya ke dalam botol

sampel untuk di kirim ke

laboratorium dan untuk pemeriksaan

kadar sianida dan TSS.

Memasuki tahap pembuatan

laporan dan pengolahan data

meliputi data hasil pemeriksaan

laboratorium untuk dianalisis secara

statistik dan deskriptif. Adapun

analisa secara statistic menggunakan

korelasi regresi dan dilanjutkan

analisa secara deskriptif.

HASIL

Hasil pengujian sampel limbah

cair tapioka setelah perlakuan

dengan dosis cuka kayu dan ke-

cepatan pengadukan disajikan pada

tabel berikut :

Tabel 1. Hasil Analisa Sianida dan TSS pada Berbagai Variasi Dosis Cuka Kayu

dan Variasi Kecepatan Pengadukan pada Limbah Cair Tapioka

No. Sampel Hasil Analisa

Sianida (mg/l) TSS (mg/l)

Air Baku 16,30 1820

Dosis Cuka

Kayu

Kecepatan Pengadukan

50 rpm 100 rpm

Sianida TSS Sianida TSS

1 0 ml 8.2 1737 6.2 1444

2 10 ml 7.5 1732 4.6 1207

3 20 ml 6.5 1721 5 925

4 30 ml 4.8 1498 4 765

5 40 ml 4.1 1303 3.5 581

6 50 ml 4.9 1057 4.1 586

7 60 ml 4.7 1170 4.4 500

8 70 ml 4.7 1316 3.45 269

9 80 ml 3.45 1202 3.7 504

10 90 ml 4.6 1307 4.05 778

Sumber : Data Primer, 2016

Page 9: PENURUNAN KADAR SIANIDA (CN) DENGAN ME- MANFAATKAN …ejurnal.ity.ac.id/berkas/...SIANIDA_(CN)_DENGAN_MEMAN-FAATKAN_CUKA_KA… · jurnal rekayasa lingkungan vol.16/no.2/oktober 2016

JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN VOL.16/NO.2/Oktober 2016 Page 9

1. Hasil Pemeriksaan untuk

Parameter Sianida

Berikut merupakan hasil

analisa penurunan kadar sianida

terhadap variasi dosis cuka kayu

dan kecepatan pengadukan yang

dapat dilihat pada tabel di bawah

ini:

Tabel 2. Hasil Analisis Kadar Sianida pada Berbagai Variasi Dosis Cuka Kayu

dan Variasi Kecepatan Pengadukan pada Limbah Cair Tapioka

Sumber : Data Primer, 2016

Tabel di atas menunjukkan

bahwa pemeriksaan kadar sianida

terbaik untuk kecepatan pengadukan

50 rpm dengan dosis 80 ml

mempunyai penurunan mencapai

4,75 mg/l yang awalnya dari air baku

8,2 mg/l menjadi 3,45 mg/l, untuk

pengadukan 100 rpm kadar sianida

terbaik pada dosis 70 ml dengan

penurunan mencapai 2,75 mg/l yang

awalnya dari air baku 6,2 mg/l

menjadi 3,45 mg/l setelah penelitian.

Dari hasil pemeriksaan kadar sianida

tersebut masih belum sesuai dengan

standar baku mutu yaitu 0,3 mg/l

yang terdapat dalam Peraturan

Gubernur DIY Nomor. 7 Tahun

2010.

2. Hasil Pemeriksaan untuk

Parameter TSS

Berikut merupakan hasil

analisa penurunan kadar sianida

terhadap variasi dosis cuka kayu

dan kecepatan pengadukan yang

dapat dilihat pada tabel di bawah

ini:

Page 10: PENURUNAN KADAR SIANIDA (CN) DENGAN ME- MANFAATKAN …ejurnal.ity.ac.id/berkas/...SIANIDA_(CN)_DENGAN_MEMAN-FAATKAN_CUKA_KA… · jurnal rekayasa lingkungan vol.16/no.2/oktober 2016

JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN VOL.16/NO.2/Oktober 2016 Page 10

Tabel 3. Hasil Analisa Kadar TSS pada Berbagai Variasi Dosis Cuka Kayu dan

Variasi Kecepatan Pengadukan pada Limbah Cair Tapioka

Sumber : Data Primer, 2016

Page 11: PENURUNAN KADAR SIANIDA (CN) DENGAN ME- MANFAATKAN …ejurnal.ity.ac.id/berkas/...SIANIDA_(CN)_DENGAN_MEMAN-FAATKAN_CUKA_KA… · jurnal rekayasa lingkungan vol.16/no.2/oktober 2016

JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN VOL.16/NO.2/Oktober 2016 Page 11

Tabel 3 di atas menunjukkan

bahwa pemeriksaan kadar TSS

terbaik untuk kecepatan pengadukan

50 rpm dengan dosis 50 ml

mempunyai penurunan mencapai

680 mg/l yang awalnya dari air baku

1737 mg/l menjadi 1057 mg/l

setelah perlakuan, untuk

pengadukan 100 rpm kadar TSS

terbaik pada dosis 70 ml dengan

penurunan mencapai 2,75 mg/l yang

awalnya dari air baku 1444 mg/l

menjadi 269 mg/l setelah perlakuan.

Dari hasil pemeriksaan kadar TSS

tersebut masih belum sesuai dengan

standar baku mutu yaitu 100 mg/l

yang terdapat dalam Peraturan

Gubernur DIY Nomor. 7 Tahun

2010.

3. Hasil Perhitungan Analisis

Statistik

a. Hasil Uji Korelasi Regresi

Parameter Sianida

Berikut merupakan grafik hasil

perhitungan uji korelasi regresi

pada parameter sianida:

Gambar 1. Grafik Hubungan

antara Kecepatan Pengadukan

dengan Dosis Cuka Kayu

terhadap Penurunan Kadar

Sianida pada Limbah Cair

Tapioka

Dari grafik di atas

menunjukkan bahwa penelitian

yang dilakukan dapat menurunkan

kadar sianida. Hasil terbaik dalam

menurunkan kadar sianida untuk

pengadukan 50 rpm di-dapatkan

nilai r = 0,69 yang berarti

penurunan kadar sianida 69%

dipengaruhi oleh cuka kayu dan

31% dipengaruhi oleh faktor lain.

Untuk peng-adukan 100 rpm

didapatkan nilai r = 0,49 yang

berarti penurunan kadar sianida

49% dipengaruhi oleh cuka kayu

dan sisanya 51% dipengaruhi oleh

faktor lain.

.

b. Hasil Uji Korelasi Regresi

Parameter TSS

Berikut merupakan grafik hasil

perhitungan uji korelasi regresi

pada parameter sianida :

Gambar 2. Grafik Hubungan

antara Kecepatan Pengadukan

dengan Dosis Cuka Kayu

terhadap Penurunan Kadar TSS

pada Limbah Cair Tapioka

Dari grafik di atas

menunjukkan bahwa penelitian

yang dilakukan dapat

y = -0.4197x + 7.6533R² = 0.69

y = -0.1915x + 5.3533R² = 0.49

0

2

4

6

8

10

0 20 40 60 80

Kad

ar S

ian

ida

(mg/

l)

Dosis Cuka Kayu (mg/l)

50 rpm

100 rpm

y = -65.667x + 1765.5

R² = 0.62

y = -90.818x + 1255.4

R² = 0.60

0

500

1000

1500

2000

0 20 40 60 80

Kad

arTS

S (m

g/l)

Dosis Cuka Kayu (mg/l)

50 rpm

100 rpm

Page 12: PENURUNAN KADAR SIANIDA (CN) DENGAN ME- MANFAATKAN …ejurnal.ity.ac.id/berkas/...SIANIDA_(CN)_DENGAN_MEMAN-FAATKAN_CUKA_KA… · jurnal rekayasa lingkungan vol.16/no.2/oktober 2016

JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN VOL.16/NO.2/Oktober 2016 Page 12

menurunkan kadar TSS. Hasil

terbaik dalam menurunkan

kadar TSSuntuk pengadukan

50 rpm didapatkan nilai r =

0,62 yang berarti penurunan

kadar TSS 62% dipengaruhi

oleh cuka kayu dan 38%

dipengaruhi oleh factor lain.

Untuk pengadukan 100 rpm

didapatkan nilai r = 0,60 yang

berarti penurunan kadar TSS

60% dipengaruhi oleh cuka

kayu dan sisanya 40%

dipengaruhi oleh factor lain.

PEMBAHASAN

1. Pembahasan Parameter Sianida

Pengolahan air buangan bertujuan

untuk menghilangkan unsur

pencemar dalam air buangan dan

untuk mendapatkkan hasil efluen

yang memenuhi syarat-syarat air

limbah sesuai baku mutu. Air bu-

angan yang berasal dari limbah

cair tapioca mengandung bahan

pencemar seperti sianida.Sianida

terdapat secara alami pada

ubi kayu maka pada proses

produksi tapioka, sianida

dihasilkan pada hampir seluruh

tahapan yang ada. Mulai dari

pengupasan kulit, pen-

cucian bahan baku, hingga proses

pengendapan pati, dan pemisahan

ampas serta serat kasarnya. Na-

mun sebagian besar sianida

akan terpisah dan menjadi

limbah pada waktu proses

pencucian dan proses pen-

gendapan pat inya. Jika siani-

da yang terbentuk ini ter-

konsentrasi, kemudian t idak

diolah secara tepat, dan ter-

buang ke badan air atau

tanah, maka akan me-

nimbulkan dampak atau efek

pencemaran yang serius. Pada

lingkungan perairan, efek

toksik sianida ditentukan dar i

konsentrasi asam sianida dan

ion sianidanya. Sianida dalam

bentuk ion kompleks tidak dapat

digunakan untuk menentukan

tingkat ketoksikan dari suatu

lingkungan perairan, karena

sianida dalam bentuk ion

kompleks dapat terurai men-

jadi sianida bebas dengan

bantuan radiasi ultraviolet wa-

laupun laju reaksinya sangat lam-

bat (Othmer, 1979).

Penelitian ini bertujuan

mengetahui penurunan kadar

sianida dalam limbah tapioka

menggunakan cuka kayu. Pada

dasarnya, pilihan manapun yang

diambil dalam pengolahan limbah

industri tapioka terutama untuk

menurunkan kadar cemaran

sianida, haruslah sanggup dan

cukup efekt if untuk membuat

limbah cair tersebut layak di-

buang ke alam, sesuai dengan

ambang batas yang sudah

diatur dalam Peraturan Gubernur

DIY Nomor 7 Tahun 2010

dimana kadar sianida yang di-

tentukan untuk limbah cair

tapioka sebesar 0,3 mg/l. Dalam

Page 13: PENURUNAN KADAR SIANIDA (CN) DENGAN ME- MANFAATKAN …ejurnal.ity.ac.id/berkas/...SIANIDA_(CN)_DENGAN_MEMAN-FAATKAN_CUKA_KA… · jurnal rekayasa lingkungan vol.16/no.2/oktober 2016

JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN VOL.16/NO.2/Oktober 2016 Page 13

penelitian ini diambil perlakuan

menggunakan cuka kayu. Variasi

perlakuan memakai dosis cuka

kayu dan kecepatan pengadukan.

Variasi dosis cuka kayu yang

digunakan yaitu 0 ml, 10 ml, 20

ml, 30 ml, 40 ml, 50 ml, 60 ml, 70

ml, 80 ml, dan 90 ml dan untuk

variasi kecepatan pengadukan

yang digunakan yaitu 50 rpm dan

100 rpm.

Berdasarkan penelitian tahap

awal diperoleh sampel air baku

limbah cair tapioca sebesar 16,30

mg/l. Kadar sianida air baku

tersebut melebihi ambang batas

baku mutu yang telah di tetapkan

yaitu sebesar 0,3 mg/l. Tingginya

kadar sianida air baku limbah

tapioka dikarenakan beberapa

faktor diantaranya yaitu ubi kayu

yang diperoleh dari pohon yang

berbeda dan daerah yang berbeda

sehingga tingkat kadar sianidanya

juga berbeda, proses produksi saat

pencucian yang kurang bersih.

Perlakuan yang dengan cuka

kayu terhadap limbah cair tapioca

mampu menurunkan kadar

sianida. Penurunan kadar sianida

pada masing-masing perlakuan

berbeda-beda. Bahkan pada

control (dosis 0 ml) sudah terjadi

penurunan. Konsentrasi sianida

pada limbah cair tapioca setelah

perlakuan lebih rendah dibanding

dengan akumulasi sianida

sebelum diaplikasikan dengan

cuka kayu, dengan demikian cuka

kayu mampu menunjukkan

kemampuan mengakumulasi

sianida. Pada gambar grafik 4.1.

penurunan kadar sianida di-

katakan fluktuatif. Naik turunnya

kadar sianida karena reaksi akibat

cuka kayu. Reaksi yang

ditimbulkan oleh cuka kayu akan

membuat limbah semakin keruh

sehingga menghalangi kontak

antara cuka kayu dengan sianida.

Kandungan cuka kayu yaitu asam

cuka (CH3COOH) akan bereaksi

dengan sianida (HCN)

membentuk (CH3COONH4).

Cuka kayu mem-punyai beberapa

tingkatan, yang digunakan dalam

penelitian ini adalah cuka kayu

dengan grade 3.Grade 3 memiliki

warna kuning kecoklatan, aroma

kuat dan biasa digunakan untuk

menghilangkan bau (Sudarnyoto,

2014).

Penurunan sianida pada

limbah cair tapioca pH harusnya

relative netral bahkan cenderung

basa yang dimulai pada pH ±

10,5. Untuk pH awal air baku

diketahui asam yaitu dengan pH

3. Tabel 4.2.terlihat dikedua

pengadukan terjadi penurunan

sianida. Namun pada dosis 80 ml

ke dosis 90 ml terjadi kenaikan

kadar sianida. Dosis 80 ml

didapatkan kadar sianida 3,45

mg/l menjadi 4,6 mg/l di dosis 90

ml. Larutan cuka kayu dengan

kondisi asam dimungkinkan pH

yang bereaksi akan semakin asam.

Dengan larutan yang asam yang

dapat menyebabkan kadar sianida

Page 14: PENURUNAN KADAR SIANIDA (CN) DENGAN ME- MANFAATKAN …ejurnal.ity.ac.id/berkas/...SIANIDA_(CN)_DENGAN_MEMAN-FAATKAN_CUKA_KA… · jurnal rekayasa lingkungan vol.16/no.2/oktober 2016

JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN VOL.16/NO.2/Oktober 2016 Page 14

naik turun padahal untuk

menurunkan sianida pH haruslah

relative basa. Sifat sianida yang

mudah menguap dan mudah larut

dalam air serta sifat-sifat tidak

nyata dari sianida yang dapat

dengan mudah berubah dari

sampel.

Hasil pengujian laboratorium,

hasil data konsentrasi kadar

sianida terendah 3,45 mg/l dengan

dosis 80 ml kecepatan peng-

adukan 50 rpm. Kadar sianida

dengan air baku sebesar 16,30

mg/l dengan awal pelakuan

mencapai 8,2 mg/l mampu

diturunkan menjadi 3,45 mg/l.

Walaupun hasil pengujian belum

memenuhi baku mutu sesuai

dengan yang diharapkan namun

sudah terjadi penurunan kadar

sianida

2. Pembahasan Parameter TSS

Permasalahan yang dapat

ditimbulkan akibat limbah cair in-

dustry tapioca perlu adanya pe-

nanganan. Industri tapioka meru-

pakan industri rumah tangga yang

memiliki dampak positif dari

aspek ekonomi.Namun dampak

pencemaran industri tapioka san-

gat dirasakan bagi masyarakat

yang berada di sekitar wilayah in-

dustri tapioka tersebut. Dampak

tersebut merupakan pengaruh

limbah cair yang tidak mengalami

proses pengolahan terlebih dahulu

sebelum dibuang ke badan air

atau permukaan tanah sehingga

dapat mengganggu kesehatan ser-

ta nilai estetika. Dampak ini

disebabkan karena sifat atau

karakteristik dari limbah cair in-

dustri tapioka.

Air limbah tapioka adalah air

buangan yang mengandung unsur

nabati yang mudah membusuk.

Limbah tapioka mempunyai kon-

sentrasi TSS yang tinggi. Hal ini

menyebabkan kandungan oksigen

terlarut di dalam air menjadi ren-

dah, bahkan habis sama sekali.

Akibatnya oksigen sebagai sum-

ber kehidupan bagi mahluk air

tidak dapat terpenuhi sehingga

mahluk tersebut akan mati. Selain

itu, air limbah yang dibuang ke

lingkungan (tanah dan badan air)

banyak menimbulkan masalah

bagi perkembangbiakan vektor.

Air yang tergenang dapat menjadi

tempat-tempat perkembang-

biakan vektor seperti nyamuk, la-

lat, dan lain-lain.

Limbah tepung tapioka yang

dibuang ke badan air akan

mencemari badan air tersebut.

Bahan pencemar yang ada di da-

lamnya akan mengalami penyeba-

ran dan pengenceran yang bersifat

reaktif dengan adsorbsi, reaksi

atau penghancuran biologis. Air

limbah juga mencemari tanah dan

dalam perjalanannya akan men-

galami peristiwa mekanik, kimia

dan biologis.

Limbah tepung tapioka yang

dibiarkan di perairan terbuka akan

menimbulkan perubahan pen-

Page 15: PENURUNAN KADAR SIANIDA (CN) DENGAN ME- MANFAATKAN …ejurnal.ity.ac.id/berkas/...SIANIDA_(CN)_DENGAN_MEMAN-FAATKAN_CUKA_KA… · jurnal rekayasa lingkungan vol.16/no.2/oktober 2016

JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN VOL.16/NO.2/Oktober 2016 Page 15

cemaran lingkungan. Menurut

(Soeriaatmadja, 1984) pen-

cemaran yang ditimbulkan akibat

limbah cair tapioka yaitu :

1. Peningkatan zat padat berupa

senyawa organik, sehingga

timbul kenaikan limbah padat,

tersuspensi maupun terlarut.

2. Peningkatan kebutuhan mikro-

ba pembusuk senyawa organik

akan oksigen

3. Peningkatan kebutuhan proses

kimia dalam air akan oksigen

air

4. Peningkatan senyawa-senyawa

beracun dalam air dan pemba-

wa bau busuk yang menyebar

keluar dari ekosistem aquatik

itu sendiri.

5. Peningkatan derajat keasaman

yang dinyatakan dengan pH

yang rendah dari air tercemar,

sehingga dapat merusak kese-

imbangan ekosistem perairan

terbuka.

Penelitian ini merupakan salah sa-

tu cara untuk menurunkan kadar

pencemar dari limbah cair tapioka

yaitu kadar TSS dengan cara penam-

bahan cuka kayu. Penggunaan cuka

kayu sangat efektif dan ekonomis

sebagai media penghilang bau yang

ditimbulkan akibat limbah cair

tapioka. Proses penelitian ini

menggunakan proses pengadukan

dengan jartest dengan kecepatan 50

rpm dan 100 rpm waktu pengadukan

15 menit, adapun untuk dosis cuka

kayu yang digunakan yaitu 0 ml, 10

ml, 20 ml, 30 ml, 40 ml, 50 ml, 60

ml, 70 ml, 80 ml, dan 90 ml.

Berdasarkan penelitian tahap

awal diperoleh sampel kadar TSS air

baku limbah cair tapioca sebesar

1820 mg/l. Kadar TSS air baku ter-

sebut melebihi ambang batas baku

mutu yang telah di tetapkan yaitu

sebesar 100 mg/l. Tingginya kadar

TSS disebabkan oleh kandungan

senyawa organic yang masih ikut

terlarut dan pekatnya sari ketela yang

terlarut karena proses pengendapan

di saat proses produksi, serta

kemungkinan adanya kesalahan saat

pengambilan sampel. Perlakuan yang

dilakukan terhadap limbah cair tapi-

oca dengan cuka kayu mampu

menurunkan kadar TSS. Penurunan

kadar TSS pada masing-masing per-

lakuan berbeda-beda nilai penurun-

annya. Bahkan pada awal perlakuan

(dosis 0 ml) sudah terjadi

penurunan.Pada gambar grafik 4.2.

terlihat penurunan kadar TSS naik

turun. Naik turunnya kadar TSS

disebabkan oleh reaksi yang ditim-

bulkan cuka kayu membuat semakin

keruh, sehingga waktu kontak antara

cuka kayu dengan limbah terlahangi

oleh keruhnya air limbah yang

dihasilkan. Proses pengadukan dan

pengendapan yang kurang lama se-

hingga menyebabkan zat padatan

atau koloid yang dihasilkan masih

mengapung dan belum seluruhnya

mengendap. Faktor kecepatan pen-

gadukan berpengaruh terhadap reaksi

kimia yang terjadi antara limbah

Page 16: PENURUNAN KADAR SIANIDA (CN) DENGAN ME- MANFAATKAN …ejurnal.ity.ac.id/berkas/...SIANIDA_(CN)_DENGAN_MEMAN-FAATKAN_CUKA_KA… · jurnal rekayasa lingkungan vol.16/no.2/oktober 2016

JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN VOL.16/NO.2/Oktober 2016 Page 16

tapioka dengan cuka kayu untuk

menurunkan kadar TSS.

Besarnya kecepatan peng-

adukan akan memberikan efek tum-

bukan antar molekul molekul cuka

kayu dengan limbah tapioca. Se-

makin besarnya pengadukan yang

dilakukan maka akan terbentuk

partikel polimer dari polimerasi

Ammonim Acetat (CH3COONH4)

yang semakin besar pula seperti per-

samaan reaksi limbah tapioca dengan

sianida yaitu sebagai berikut :

2HCNO + CH3COOH +

4H2O → CH3COONH4 + 2H2CO3

Sehingga akan semakin besar

Ammonim Acetat (CH3COONH4)

yang ikut terendap pada proses pen-

gendapan.

Perlakuan dalam penelitian ini

efektif dalam menurunkan kan-

dungan TSS pada limbah cair tapi-

oka, dengan aplikasi pengadukan

yang sama menggunakan jartest

selama 15 menit meskipun

penurunan kandungan TSS masih

belum memenuhi baku mutu yaitu

100 mg/l. Hasil pengujian laboratori-

um, hasil data kadar TSS terbaik

269 mg/l dengan dosis 70 ml ke-

cepatan pengadukan 100 rpm. Kadar

TSS air baku limbah tapioca sebesar

1820 mg/l dengan awal perlakuan

1737 mg/l mampu diturunkan men-

jadi 269 mg/l. Walaupun hasil pen-

gujian belum memenuhi baku mutu

sesuai dengan yang diharapkan na-

mun sudah terjadi penurunan kadar

TSS menggunakan cuka kayu.

3. Pembahasan Statistik

Hasil data dengan metode ko-

relasi regresi mempunyai klasifi-

kasi berdasarkan nilai R yang

dapat menghubungkan dua varia-

ble. Klasifikasi digolongkan men-

jadi empat, yaitu sangat erat

(0,76-1), erat (0,51-0,75), kurang

erat (0,26-0,5), dan tida erat (0-

0,25). Hasil data kadar sianida

setelah perlakuan dapat dijelaskan

bahwa hubungan antara kedua

variable yaitu variable terikat (Y)

dengan variable bebas (X) untuk

kadar sianida pengadukan 50 rpm

diperoleh persamaan regresi Yreg

= -0.4197x + 7.6533 dan harga

korelasi R = 0,69 yang berarti ada

hubungan positif erat artinya

sebanyak 69% penurunan kadar

sianida dipengaruhi oleh cuka

kayu sedangkan 39% merupakan

factor lain. Kadar sianida penga-

dukan 100 rpm dengan persa-

maan regresi Yreg = -0.1915x +

5.3533 dan harga korelasinya R =

0,49 yang artinya ada hubungan

positif erat sebanyak 49%

penurunan kadar sianida di-

pengaruhi oleh cuka kayu se-

dangkan 51% merupakan factor

lain. Sedangkan untuk hasil data

regresi linier kandungan TSS

setelah perlakuan untuk penga-

dukan 50 rpm didapatkan persa-

maan regresi Yreg = -65.667x +

1765.5 dan harga korelasi R =

0,62 yang berarti ada hubungan

Page 17: PENURUNAN KADAR SIANIDA (CN) DENGAN ME- MANFAATKAN …ejurnal.ity.ac.id/berkas/...SIANIDA_(CN)_DENGAN_MEMAN-FAATKAN_CUKA_KA… · jurnal rekayasa lingkungan vol.16/no.2/oktober 2016

JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN VOL.16/NO.2/Oktober 2016 Page 17

positif erat artinya sebanyak 62%

penurunan kadar sianida di-

pengaruhi oleh cuka kayu se-

dangkan 38% merupakan factor

lain dan untuk pengadukan 100

rpm didapatkan persamaan regresi

Yreg = -90.818x + 1255.4 dan

harga korelasi R = 0,60 yang be-

rarti ada hubungan positif erat

artinya sebanyak 60% penurunan

kadar sianida dipengaruhi oleh

cuka kayu sedangkan 40% meru-

pakan factor lain.

Pengolahan data secara

statistik untuk mengetahui

hubungan antara kecepatan peng-

adukan dan dosis cuka kayu

dalam menurunkan kadar sianida

dan TSS. Sehingga dapat

dikatakan bahwa terjadi interaksi

antara kecepatan pengadukan

dengan dosis cuka kayu terhadap

penurunan kadar sianida dan TSS

limbah cair tapioca. Nilai R yang

positif dengan maksud penurunan

kadar sianida dan TSS limbah cair

tapioca sebanding dengan dosis

cuka kayu yang diberikan.

Semakin tinggi penurunan kadar

sianida dan TSS semakin besar

pula dosis yang diberikan dalam

perlakuan. Dosis terbaik cuka

kayu dalam menurunkan kadar

sianida dan TSS limbah cair

tapioca yaitu 70 ml cuka kayu

dengan kecepatan pengadukan

100 rpm karena penurunan

terbesar terjadi dalam dosis

tersebut.

KESIMPULAN

1.Adanya hubungan antara kecepatan

pengadukan dengan dosis cuka

kayu terhadap penurunan kadar

sianida dan TSS limbah cair

tapioca

2.Dosis terbaik cuka kayu dalam

menurunkan kadar sianida dan TSS

limbah cair tapioca yaitu

pengadukan 100 rpm dengan 70 ml

cuka kayu

SARAN

1.Diperlukan penelitian yang lebih

lanjut dengan menggunakan variasi

berbeda serta dengan ketelitian

yang lebih cermat

2.Diperlukan penelitian dengan

metode lain dengan menggunakan

suatu alat pengolahan agar lebih

efektif

3.Para pelaku industry tapioca

sebaiknya memperhatikan kondisi

kandungan limbah cair tapioca

yang dapat membawa dampak

buruk terhadap lingkungan atau

badan air apabila dibuang langsung

tanpa pengolahan mengingat

tingginya kadar sianida yang

terkandung dalam limbah tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Cindy. 2015. Diunduh pada tanggal

11 April 2016 dari

http://slideplayer.info/slide/323240

2/

Degreemont. 1991. Water Treament

Hand Book. Ruel-Maimaison,

Cedex, France, Volume 1.

Page 18: PENURUNAN KADAR SIANIDA (CN) DENGAN ME- MANFAATKAN …ejurnal.ity.ac.id/berkas/...SIANIDA_(CN)_DENGAN_MEMAN-FAATKAN_CUKA_KA… · jurnal rekayasa lingkungan vol.16/no.2/oktober 2016

JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN VOL.16/NO.2/Oktober 2016 Page 18

Djajadininggrat. 1992. Pengendalian

Pencemaran Limbah Industri,

Jurusan Teknik Lingkungan,

Fakultas teknik Sipil dan

Perencanaan. ITB. Bandung.

Eri, A.B. 2000. Teknologi Pen-

golahan Singkong. Makalah pada

Seminar Nasional Peningkatan

Nilai Tambah Singkong.11 Ok-

tober 2000. Bandung.

Erni, dkk. 2000. Diunduh pada tang-

gal 12 April 2016 dari

http://mokmi.blogspot.co.id/2013/0

6/karakteristik-limbah-hasil-

olahan.html#!/2013/06/karakteristi

k-limbah-hasil-olahan.html

Ferani Dwi. 2014. Diunduh pada

tanggal 12 April 2016 dari

http://oyotpring.blogspot.co.id/201

1/07/jenis-jenis-limbah-menurut-

sumbernya.html

Juanda, A. 2015.Sianida Dan Baha-

yanya Bagi Kesehatan. Diunduh

pada tanggal 26 April 2016 dari

http:www.KESEHATAN KER-

JA.com/Sianida dan bahayanya.

Peraturan Gubernur Daerah Istimewa

Yogyakarta Nomot 7 Tahun 2010

tentang Baku Mutu Limbah Cair

Bagi Kegiatan Industri, Pelayanan

Kesehatan, Dan Jasa Pariwisata.

Peraturan Pemerintah Nomor 82 Ta-

hun 2001 tentang Pengolahan

Kualitas Air dan Pengendalian

Pencemaran Air.

Slamet, SJ. 2011. Kesehatan Ling-

kungan Yogyakarta. Gadjah Mada

University Press.

Sudarnyoto.2014. Potensi Cuka

Kayu dari Eucalyptus pellita dan

Acacia mangium Wild Sebagai An-

timikroba.Diunduh pada tanggal 20

April 2016 dari

http://portalgaruda.org/Potensi Cu-

ka Kayu dari Eucalyptus pellita

dan Acacia mangium Wild Sebagai

Antimikroba.

Tjokroadikoesoemo. 1986. Pe-

nanganan Limbah Industri Pan-

gan. Gramedia : Jakarta.

Tjokrokusumo. 1995. Konsep

Teknologi Bersih. Yogyakarta :

STTL.

Tjokrokusumo. 1998. Pengantar En-

jenering Lingkungan. Yogyakarta :

STTL.

Wahyuadi. 1996. Air untuk Limbah

Industri Pangan. Gramedia : Jakar-

ta.

Wikipedia. 2016. Cuka Kayu.

Diunduh pada tanggal 11 April

2016 dari

https://id.wikipedia.org/wiki/Cuka

Kayu.

Wikipedia. 2016. Sianida. Diunduh

pada tanggal 26 April 2016 dari

https://id.wikipedia.org/wiki/Sianid

a.

Page 19: PENURUNAN KADAR SIANIDA (CN) DENGAN ME- MANFAATKAN …ejurnal.ity.ac.id/berkas/...SIANIDA_(CN)_DENGAN_MEMAN-FAATKAN_CUKA_KA… · jurnal rekayasa lingkungan vol.16/no.2/oktober 2016

JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN VOL.16/NO.2/Oktober 2016 Page 19

Page 20: PENURUNAN KADAR SIANIDA (CN) DENGAN ME- MANFAATKAN …ejurnal.ity.ac.id/berkas/...SIANIDA_(CN)_DENGAN_MEMAN-FAATKAN_CUKA_KA… · jurnal rekayasa lingkungan vol.16/no.2/oktober 2016

JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN VOL.16/NO.2/Oktober 2016 Page 20

Page 21: PENURUNAN KADAR SIANIDA (CN) DENGAN ME- MANFAATKAN …ejurnal.ity.ac.id/berkas/...SIANIDA_(CN)_DENGAN_MEMAN-FAATKAN_CUKA_KA… · jurnal rekayasa lingkungan vol.16/no.2/oktober 2016

JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN VOL.16/NO.2/Oktober 2016 Page 21