Penuntun Fisika Dasar 2 2014

download Penuntun Fisika Dasar 2 2014

of 42

Transcript of Penuntun Fisika Dasar 2 2014

  • 8/18/2019 Penuntun Fisika Dasar 2 2014

    1/42

      UNIT 1 SUHU DAN KALOR

    James Watt 

    James Watt  lahir di Greenock,  Skotlandia,  19 Januari 1736 – meninggal di

    Birmingham, Inggris, 19 Agustus 1819 pada umur 83 tahun. Dia adalah seorang

    insinyur besar dari Skotlandia, Britania Raya.  Pada awalnya ia tertarik dengan

    mesin uap karena memperhatikan mesin uap buatan Newcome yang kurangefisien. Lalu ia terus melakukan beberapa percobaan & penelitian. Ia berhasil

    menciptakan mesin uap pertama yang efisien. Ternyata mesin uap ini merupakan

    salah satu kekuatan yang mendorong terjadinya Revolusi Industri,  khususnya di

    Britania dan Eropa pada umumnya. Untuk menghargai jasanya, nama

    belakangnya yaitu watt digunakan sebagai nama satuan daya, misalnya daya

    mesin dan daya listrik. (Sumber: http://id.wikipedia.org)

    TUJUAN PERCOBAAN

    1.  Mahasiswa dapat memahami hubungan antara jumlah kalor (Q) dengan kenaikan suhu (   T  )

    2.  Mahasiswa dapat memahami hubungan antara massa zat (m) dengan jumlah kalor (Q) 

    3.  Mahasiswa dapat memahami hubungan antara jenis zat cair dengan jumlah kalor (Q) 

    ALAT DAN BAHAN

    1.  Termometer

    2.  Kaki tiga + kasa asbes

    3.  Pembakar spritus

    4.  Beacker gelas

    5.  Stopwatch

    6.  Statif + klem

    7.  Pipet tetes8.  Gelas kimia 250 ml

    9.  Neraca ohauss 311 gram

    10.  Korek api

    11.  Spritus

    12.  Zat Cair (air mineral, minyak goreng, dan

    gliserin)

    METODOLOGI DASAR

      Teori Singkat

     Air yang dipanaskan dalam panci akan mulai

    panas dan lama-kelamaan akan mendidih.

    Peristiwa ini sering dijumpai dalam keseharian.

    Proses air menjadi panas dan mendidih

    melibatkan perpindahan kalor dari sumber kalor

    ke lingkungan sekitarnya. Sumber kalor adalah

    api, sehingga dapat dikatakan bahwa semakin

    besar nyala api, maka berarti makin besar kalor

    yang dimiliki, atau semakin lama dipanaskan

    maka semakin banyak kalor yang dilepaskan. Akibat pemberian kalor tersebut, maka suhu air

    akan mengalami kenaikan dimana semakin lama

    dipanaskan maka semakin besar kenaikan suhu

    pada air.

    Dua wadah berisi air yang massanya berbeda,

     jika dipanaskan dengan waktu yang sama maka

    suhu yang terukur pada kedua wadah tersebut

    akan berbeda. Suhu air dalam wadah yang

    memiki air yang massanya lebih kecil akanmemilki suhu yang lebih tinggi dibanding wadah

    yang berisi air lebih banyak. Sehingga dapat

    FISDAS - 201

    Manual PraktikumFisika Dasar II 

    LABORATORIUM FISIKA FMIPA UNM

    Unit Praktikum Fisika Dasar

    http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Greenock&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Skotlandiahttp://id.wikipedia.org/wiki/19_Januarihttp://id.wikipedia.org/wiki/1736http://id.wikipedia.org/wiki/Birminghamhttp://id.wikipedia.org/wiki/Inggrishttp://id.wikipedia.org/wiki/19_Agustushttp://id.wikipedia.org/wiki/1819http://id.wikipedia.org/wiki/Britania_Rayahttp://id.wikipedia.org/wiki/Mesin_uaphttp://id.wikipedia.org/wiki/Revolusi_Industrihttp://id.wikipedia.org/wiki/Eropahttp://id.wikipedia.org/wiki/Watthttp://id.wikipedia.org/wiki/Watthttp://id.wikipedia.org/wiki/Eropahttp://id.wikipedia.org/wiki/Revolusi_Industrihttp://id.wikipedia.org/wiki/Mesin_uaphttp://id.wikipedia.org/wiki/Britania_Rayahttp://id.wikipedia.org/wiki/1819http://id.wikipedia.org/wiki/19_Agustushttp://id.wikipedia.org/wiki/Inggrishttp://id.wikipedia.org/wiki/Birminghamhttp://id.wikipedia.org/wiki/1736http://id.wikipedia.org/wiki/19_Januarihttp://id.wikipedia.org/wiki/Skotlandiahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Greenock&action=edit&redlink=1

  • 8/18/2019 Penuntun Fisika Dasar 2 2014

    2/42

    disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara

    banyak kalor (Q), kenaikan suhu (   T  )  dan

    massa air (m).

    Segelas air panas yang dicampurkan dengan

    segelas air dingin, akan terasa hangat. Hal

    disebabkan oleh karena adanya perpindahan

    kalor dari air panas ke air dingin. Itulah sebabnya

    suhu air panas turun dan suhu air dingin naik

    setelah keduanya bercampur. Pada proses

    pencampuran tersebut, kalor yang dilepaskan air

    panas diserap oleh air dingin. Jadi banyaknya

    kalor yang dilepaskan sama dengan banyaknya

    kalor yang diserap. Pernyataan ini disebut  Azaz

    Black yang secara matematis dapat dituliskan;

    Qlepas = Qserap (1.1)

    Selain melakukan percobaan diatas, banyaknya

    kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu

    benda dapat juga kita amati ketika kita memasak

    air. Untuk mendidihkan air dalam cerek dengan

    kompor diperlukan selang waktu tertentu.

    Semakin banyak volume air yang didihkan

    semakin lama selang waktu yang diperlukan. Hal

    ini menunjukkan bahwa suhu bergantung pada

    besarnya kenaikan suhu benda dan massanya.

    Secara matematis dapat dituliskan:

    T cmQ     ..   (1.2)

      Setting Peralatan dan Prosedur Kerja

    a. 

    Kegiatan 1: Hubungan antara jumlah kalor

    (Q) dengan kenaikan suhu

    1)  Tuangkan air ke dalam gelas ukursecukupnya.

    2)  Ukur suhu awal air dengan zat cair yang

    akan dipanaskan.

    3)  Panaskan air tersebut diatas kaki tiga

    yang dilapisi dengan asbes dengan

    menggunakan pembakar spritus.

    4)   Amati penunjukan suhu pada selang

    waktu tertentu (gunakan selang waktu

    yang sama untuk setiap data), catathasilnya pada tabel hasil pengamatan.

    5)  Catat ke dalam tabel pengamatan waktu

    yang dibutuhkan setiap selang kenaikan

    suhu.

    b. 

    Kegiatan 2: Hubungan antara jumlah kalor

    (Q) dengan massa

    1.  Masukkan air ke dalam gelas ukur

    sehingga menunjukkan volume tertentu,

    catat volume air yang digunakan

    (gunakan volume terkecil pada gelas

    ukur yang anda gunakan) dan

    perhatikan penunjukan suhu dengan

    termometer.

    2.  Tentukan suhu acuan (lebih besar dari

    suhu mula-mula sekitar 30C) dan besar

    kenaikan suhu yang diinginkan.

    3.  Panaskan air tersebut diatas kaki tiga

    yang dilapisi dengan asbes dengan

    menggunakan pembakar spritus.

    4.   Amati kenaikan suhu pada termometer

    dan nyalakan stopwatch tepat ketika

    termometer menunjukkan suhu acuan.

    Ukur waktu yang dibutuhkan untuk

    menaikkan suhu air sebesar nilai

    kenaikan suhu yang telah ditentukan.

    Catat hasilnya dalam tabel pengamatan.

    5.  Ganti air yang digunakan, dan ulangi

    langkah 3 dan 4 untuk volume air yang

    berbeda (lebih besar dari volume

    sebelumnya). Ulangi sampai

    memperoleh minimal 6 data. 

    c. 

    Kegiatan 3: Hubungan antara jumlah kalor

    (Q) dengan jenis zat

    1.   Ambil 3 jenis zat cair dengan massa

    yang sama, ukur masing-masing

    suhunya (upayakan suhu mula-mula

    seragam)

    2.  Tentukan suhu acuan (lebih besar dari

    suhu mula-mula sekitar 30C) dan besar

    kenaikan suhu yang diinginkan.

    3.  Ukur waktu yang dibutuhkan untuk

    menaikkan suhu air sebesar kenaikan

  • 8/18/2019 Penuntun Fisika Dasar 2 2014

    3/42

    suhu yang telah ditetapkan, catat

    hasilnya dalam tabel pengamatan

    4.  Ulangi langkah 3 dengan zat cair yang

    lain, catat hasil pengamtan anda pada

    tabel

      Masalah/Soal Latihan

    1.  Jelaskan perbedaan antara suhu dan kalor ?

    2.   Apa yang dimaksud dengan kapasitas kalor,

    kalor jenis, dan kalor laten?

    3.  Tentukan jenis-jenis variabel dan defenisi

    operasional variabel (variabel bebas, variabel

    manipulasi, dan variabel control) pada setiap

    kegiatan

    4.  Tuliskan nilai kalor jenis air, minyak goreng

    dan gliserin yang digunakan dalam

    percobaan ini dan jelaskan arti fisis dari nilai-

    nilai tersebut?

    5.  Jelaskan bagaimana hubungan dari variabel-

    variabel pada setiap kegiatan praktikum yang

    akan anda laksanakan dan nyatakan dalam

    bentuk persamaan (rumus) hubungan.

    6.  200 gram es bersuhu -5 0C, dimasukkan

    kedalam wadah berisi 500 ml air yang

    bersuhu 300R. Beberapa saat kemudian

    semua es mencair. Jika kalor jenis es 0,5

    kal/gr 0C, kalor lebur es 80 kal/gr, dan kalor

     jenis air 1 kal/gr 0C, maka tentukan suhu akhir

    campuran nyatakan dalam satuan 0F?

      Sumber Pustaka

    1.  Halliday, David dan Resnick, Robert. 1999.Fisika Jilid 1 Edisi Ketiga  (Terjemahan).Jakarta: Erlangga.

    2.  Tipler, Paul A. 2001. Fisika untuk Sains danTeknik Edisi Ketiga Jilid 1(Terjemahan).Jakarta: Erlangga.

    Catatan:

  • 8/18/2019 Penuntun Fisika Dasar 2 2014

    4/42

    HASIL PENGAMATAN

    1.  Hubungan antara jumlah kalor (Q) dengan perubahan kenaikan suhu (   T  ) 

    Jenis Zat cair = ....................................

    Volume = ....................... ml

    Suhu Awal (T0) = ........................oC

    NoLama Pemanasan

    (s)

    Suhu Akhir (Tc)

    (0C)

    1.

    2.

    3.

    4.

    5.

    6.

    ............

    ............

    ............

    ............

    ............

    ............

    ............

    ............

    ............

    ............

    ............

    …………. 

    2.  Hubungan antara jumlah kalor (Q) dengan massa zat cair

    Jenis zat cair = ........................................

    T = .......................................oC

    No Volume (ml) Lama pemanasan (s)

    1.

    2.

    3.

    4.

    5.

    ....................

    ...................

    ..................

    ..................

    ..................

    ..................

    .................

    .................

    .................

    ..................

  • 8/18/2019 Penuntun Fisika Dasar 2 2014

    5/42

    3.  Hubungan antara jumlah kalor dengan kalor jenis zat cair 

    T = ...................................oC

    Massa zat cair = ....................................gram

    NO Jenis zat cair yang digunakan Lama pemanasan (s)

    1.

    2.

    3.

    …………………............

    ……………..............

    ………………............

    ……………..............

    …………….............

    …………..............

    PraktikanHari/Tanggal Paraf Asisten

    NIM Nama

    PERHITUNGAN DAN ANALISA GRAFIK 

    Berdasarkan grafik pada setiap kegiatan berikan

    pernyataan hubungan variabel-variabel yang

    dihubungkan. 

    Catatan:

  • 8/18/2019 Penuntun Fisika Dasar 2 2014

    6/42

     

    UNIT 2 KESETARAAN ENERGI

    (EKSPERIMEN JOULE)

    James Prescott Joule 

    (lahir di Salford,  Inggris, 24 Desember  1818 – meninggal di Greater Manchester,

    Inggris, 11 Oktober  1889 pada umur 70 tahun) ialah seorang ilmuwan Inggris. Ia

    dikenal sebagai perumus Hukum Kekekalan Energi,  yang berbunyi,  Energi tidakdapat diciptakan ataupun dimusnahkan. Ia adalah seorang ilmuwan Inggris yang

    berminat pada fisika. Dengan percobaan, ia berhasil membuktkan bahwa panas

    (kalori)  tak lain adalah suatu bentuk energi. Dengan demikian ia berhasil

    mematahkan teori kalorik, teori yang menyatakan panas sebagai zat alir. Salah

    satu satuan energi “Joule” dinamai atasnya.

    (Sumber: http://id.wikipedia.org)

    TUJUAN PERCOBAAN

    1.  Memahami prinsip kesetaraan (ekuivalensi) energi.

    2.  Menentukan nilai kesetaraan energi panas dan energi mekanis.

    ALAT DAN BAHAN

    1.  Kalorimeter Joule lengkap

    2.  Power Supply DC Variabel

    3.  Basicmeter

    4.  Termometer Celcius

    5.  Stop Watch

    6.  Neraca 311g

    7.  Kabel Penghubung

    METODOLOGI DASAR

      Teori Singkat

    Hukum pertama termodinamika telah menjelaskan

    tentang hukum kekekalan energi. Hukum ini dapat

    dijadikan dasar untuk menentukan kesetaraan

    energi panas (Kalori) dan energi mekanis (Joule).

    Berikut dalam Gambar 2.1 diberikan diagram

    percobaan Joule.

    Gambar. 2.1. Perangkat percobaan Joule 

     Air dalam kalorimeter berada dalam dinding

    insulasi agar temperatur sistem tidak dapat

    dipengaruhi oleh panas yang masuk atau keluar

    darinya. Dengan pemberian beda potensial V S ,

    arus listrik akan mengalir melalui amperemeter,

    sehingga beda potensial akan timbul pada ujung-

    ujung kumparan yang akan menghasilkan usahalistrik pada sistem untuk memanaskan air. Usaha

    V

     

    kalorimeter Joule +

     Elemen

    Termometer

    A

    +

     _

    FISDAS - 202

    Manual PraktikumFisika Dasar II 

    LABORATORIUM FISIKA FMIPA UNM

    Unit Praktikum Fisika Dasar

    http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Salford&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Inggrishttp://id.wikipedia.org/wiki/24_Desemberhttp://id.wikipedia.org/wiki/1818http://id.wikipedia.org/wiki/Inggrishttp://id.wikipedia.org/wiki/11_Oktoberhttp://id.wikipedia.org/wiki/1889http://id.wikipedia.org/wiki/Ilmuwanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Inggrishttp://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_Kekekalan_Energihttp://id.wikipedia.org/wiki/Energihttp://id.wikipedia.org/wiki/Energihttp://id.wikipedia.org/wiki/Kalorhttp://id.wikipedia.org/wiki/Joulehttp://id.wikipedia.org/wiki/Joulehttp://id.wikipedia.org/wiki/Joulehttp://id.wikipedia.org/wiki/Joulehttp://id.wikipedia.org/wiki/Kalorhttp://id.wikipedia.org/wiki/Energihttp://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_Kekekalan_Energihttp://id.wikipedia.org/wiki/Inggrishttp://id.wikipedia.org/wiki/Ilmuwanhttp://id.wikipedia.org/wiki/1889http://id.wikipedia.org/wiki/11_Oktoberhttp://id.wikipedia.org/wiki/Inggrishttp://id.wikipedia.org/wiki/1818http://id.wikipedia.org/wiki/24_Desemberhttp://id.wikipedia.org/wiki/Inggrishttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Salford&action=edit&redlink=1

  • 8/18/2019 Penuntun Fisika Dasar 2 2014

    7/42

     

    ini dikenal sebagai kalor joule, yang dapat

    dinyatakan sebagai

    t  I V W      [2.1]

    di mana V   adalah beda potensial ujung-ujung

    elemen, I   adalah kuat arus listrik dalam rangkaian,

    dan t  adalah waktu pengaliran arus ke sistem.

    Energi panas yang dilepaskan oleh elemen listrik

    tersebut akan diterima oleh air dan kalorimeter

    sehingga temperatur sistem menjadi meningkat.

    Besar energi panas Q  yang dibutuhkan oleh air

    untuk menaikkan temperaturnya sebanding

    dengan perubahan temperatur T   dan massa m,

    yaitu :

    T cmQ     [2.2]

    dimana c   adalah kalor jenis air. Hasil eksperimen

    Joule dan eksperimen-eksperimen sesudahnya

    adalah bahwa dibutuhkan 4,18 satuan usaha

    mekanis atau listrik (joule) untuk meningkatkan

    temperatur 1 g air dengan 1 0C, atau 4,18 J energi

    mekanis atau listrik adalah ekuivalen dengan 1 kal

    energi panas.

      Langkah Kerja

    1.  Pastikan semua perangkat percobaan telah

    tersedia.

    2.  Rangkaikan percobaan Joule, lakukan

    pengukuran-pengukuran variabel yang

    dibutuhkan untuk memperoleh kesetaraan

    energi panas dan energi mekanis*) 

    3.  Mulailah melakukan pengukuran denganmemperhatikan data yang diperlukan untuk

    untuk mencari kesetaraan antara energy panas

    dan energi mekanik (lihat dalam tabel data hasil

    pengamatan)

    *) Gunakan arus yang tidak melampaui 2A, pastikan

    semua rangkaian telah benar sebelum menyalakan

     power supply (tanyakan kepada asisten)

      Masalah/Soal LatihanSelesaikanlah soal di bawah ini sebelum anda

    mengikuti responsi!

    1.  Jelaskan apa yang dimaksud dengan, 1) kalor

     jenis; 2) kapasitas kalor; dan 3) kalor laten?

    2.  Buatlah tabel daftar nilai kalor jenis beberapa

    zat/bahan yang ada di alam seperti  Air, Air

    Raksa, Alkohol, Aluminium, Besi, Emas,

    Gliserin, Kaca, Kuningan, Minyak tanah,

    Perak, Seng, Tembaga, Timbal dan lain-lain) 

    3.  Jelaskan makna dari nilai kalor jenis air

    sebesar 4,19 x 103 J/kgK? 

    4.  Berapakah kesetaraaan antara energi

    panas dan energi mekanis? 

    5.  Hitung besar kalor yang dibutuhkan untuk

    mengubah 10 gr es suhu -100 C menjadi 5

    gr uap air pada suhu 1000  C, jika kalor

     jenis es 0.5 kal/gr 0C, kalor lebur es 80

    kal/gr dan kalor uap air 540 kal/gr ? 

    Cat: Asisten dapat menambah (tidak mengurangi)

    dari 5 soal ini, untuk mengecek pemahaman

    praktikan!

      Sumber Pustaka

    1. 

    Douglass Giancoli. 2004. Fisika. Jakarta :Erlangga

    2.  Halliday, David dan Resnick, Robert. 1999.

    Fisika Jilid 1 Edisi Ketiga (Terjemahan).Jakarta: Erlangga.

    3. 

    Tipler, Paul A. 2001. Fisika untuk Sains danTeknik Edisi Ketiga Jilid 1 (Terjemahan).Jakarta: Erlangga.

  • 8/18/2019 Penuntun Fisika Dasar 2 2014

    8/42

     

    HASIL PENGAMATAN

    No Keadaan Ruangan Tekanan (cmHg) Temperatur (0C)

    1 Sebelum Percobaan

    2 Setelah Percobaan

    Percobaan 1

    Massa Kalorimeter : ………………… 

    Kosong

    Massa Kalorimeter : ………………… 

    +Air

    Suhu Awal Air dalam : …………………

      Kalorimeter (T0)

    Kuat Arus Listrik : ………………… 

    Beda Potensial : ………………… 

    No Waktu t (s)T(0C)

    Naik

    T(0C)

    Turun

    Percobaan 2

    Massa Kalorimeter : ………………… 

    Kosong

    Massa Kalorimeter : ………………… 

    +Air

    Suhu Awal Air dalam : …………………

      Kalorimeter (T0)

    Kuat Arus Listrik : ………………… 

    Beda Potensial : ………………… 

    No Waktu t (s)T(0C)

    Naik

    T(0C)

    Turun

    PraktikanHari/Tanggal Paraf Asisten

    NIM Nama

  • 8/18/2019 Penuntun Fisika Dasar 2 2014

    9/42

     

    TEKNIK ANALISA DATA

    Berdasarkan data-data hasil pengukuran anda maka,

    a.  Gunakan azas Black untuk menghitung energi

    panas yang diterima oleh air dan kalorimeter.b.  Hitung pula besar energi termal yang dilepaskan

    oleh elemen listrik.

    c.  Hitung ekivalensi kedua hasil tersebut.

    d.  Sertakan analisis ketidakpastian setiap

    perhitungan Anda.

  • 8/18/2019 Penuntun Fisika Dasar 2 2014

    10/42

     

    UNIT 3 KONVERSI ENERGI

    James Watt 

    James Watt  lahir di Greenock,  Skotlandia,  19 Januari 1736 – meninggal di

    Birmingham, Inggris, 19 Agustus 1819 pada umur 83 tahun. Dia adalah seorang

    insinyur besar dari Skotlandia, Britania Raya.  Pada awalnya ia tertarik denganmesin uap karena memperhatikan mesin uap buatan Newcome yang kurang

    efisien. Lalu ia terus melakukan beberapa percobaan & penelitian. Ia berhasil

    menciptakan mesin uap pertama yang efisien. Ternyata mesin uap ini merupakan

    salah satu kekuatan yang mendorong terjadinya Revolusi Industri,  khususnya di

    Britania dan Eropa pada umumnya. Untuk menghargai jasanya, nama

    belakangnya yaitu watt digunakan sebagai nama satuan daya, misalnya daya

    mesin dan daya listrik. 

    (Sumber: http://id.wikipedia.org)

    TUJUAN PERCOBAAN

    1.  Mahasiswa dapat memahami prinsip kerja mesin panas

    2.  Mahasiswa dapat menampilkan diagram PV dari proses dalam mesin panas melalui programCASSY Lab.

    3.  Mahasiswa dapat memahami konversi energi dari mesin panas

    Alat dan Bahan

    Operasi sebagai mesin panas:

    Speed: approx. 1000 rpm

    Tegangan Generator: approx. 10 V (DC)

    Tekanan diferensial: ± 200 hPa

    Pedoman Operasi pompa panas atau mesin pendingin:Tekanan diferensial:± 170 hPa

    Tegangan KecepatanPerbedaan suhu dengan mengacu pada 22 ° C

    Pompa panas Mesin pendingin

    5V 225 rpm +11 K - 6 K

    9V 600 rpm +16 K -9 K

    Data umum:

    Secara keseluruhan volume : approx. 35 ml Berat : 1,5 kgPerubahan volume : approx. 10 ml

    Dimensi : 240 mm x 160 mm x 250 mm

    FISDAS - 203

    Manual PraktikumFisika Dasar II 

    LABORATORIUM FISIKA FMIPA UNM

    Unit Praktikum Fisika Dasar

    http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Greenock&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Skotlandiahttp://id.wikipedia.org/wiki/19_Januarihttp://id.wikipedia.org/wiki/1736http://id.wikipedia.org/wiki/Birminghamhttp://id.wikipedia.org/wiki/Inggrishttp://id.wikipedia.org/wiki/19_Agustushttp://id.wikipedia.org/wiki/1819http://id.wikipedia.org/wiki/Britania_Rayahttp://id.wikipedia.org/wiki/Mesin_uaphttp://id.wikipedia.org/wiki/Revolusi_Industrihttp://id.wikipedia.org/wiki/Eropahttp://id.wikipedia.org/wiki/Watthttp://id.wikipedia.org/wiki/Watthttp://id.wikipedia.org/wiki/Eropahttp://id.wikipedia.org/wiki/Revolusi_Industrihttp://id.wikipedia.org/wiki/Mesin_uaphttp://id.wikipedia.org/wiki/Britania_Rayahttp://id.wikipedia.org/wiki/1819http://id.wikipedia.org/wiki/19_Agustushttp://id.wikipedia.org/wiki/Inggrishttp://id.wikipedia.org/wiki/Birminghamhttp://id.wikipedia.org/wiki/1736http://id.wikipedia.org/wiki/19_Januarihttp://id.wikipedia.org/wiki/Skotlandiahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Greenock&action=edit&redlink=1

  • 8/18/2019 Penuntun Fisika Dasar 2 2014

    11/42

     

    METODOLOGI

      Dasar Teori

    Dengan sebuah mesin panas, maka

    dimungkinkan penyelidikan secara eksperimental dari

    suatu proses termodinamika (seperti stirling proses).

    Mesin panas dioperasikan dengan menggunakan

    energi panas dari pembakar (alkohol, spritus, dll)

    sebagai sumber energi. Selain itu energi untuk

    menggerakkan mesin dapat juga dihasilkan dari

    sebuah mesin listrik (dinamo listrik) yang terhubung

    dengan sebuah gear (roda) melalui belt (rantai). Mesin

    panas yang terdiri dari piston yang melekat didalam

    sebuah tabung akan bergerak maju-mundur akibat

    pemberian kalor (energy panas).

    Tabung berisi udara ketika dipanaskan membuat

    tekanan dalam tabung membesar sehingga akan

    mendorong piston dan menggerakkan system mekanik

    yang terhubung dengan alat pencacah gerak

    (pengukur kecepatan sudut putar). Pada saat tabung

    bergerak ke belakang di ujung tabung terdapat lubang

    kecil sehingga piston yang berkerak melewati lubang

    ini akan berbalik arah oleh karena tekanan dalam

    tabung menurun (diakibatkan oleh lubang kecil diujung

    tabung). Sebuah pencacah tekanan dan volume

    digunakan untuk mendeteksi perubahahn tekanan dan

    volume dalam tabung. Pencacah ini terhubung

    langsung dengan Komputer sehingga datanya dapat

    ditampilkan dalam grafik PV. Bagan dari mesin panas

    yang dimaksud diberikan seperti pada gambar 3. 1 . di

    bawah ini.

    .

    Keterangan:

     A: piston bekerja,

    B: piston perpindahan

    Gambar 3.1. Mesin panas P

  • 8/18/2019 Penuntun Fisika Dasar 2 2014

    12/42

     

      Prosedur Kerja

    1.  Pastikan semua perangkat telah terhubung

    secara benar (tanyakan pada pembimbing

    anda)

    2.  Nyalakan komputer yang telah terhubung

    dengan perangkat mesin panas.

    3.  Nyalakan pembakar, dan tempatkan pada

    posisinya. Tunggu sekitar 30 detik atau

    sampai sistem mekanik mesin bergerak,

    (berikan sedikit dorongan ke roda gila untuk

    memancingnya berputar dengan arah

    searah jarum jam) 

    7.  Jalankan program CASSY Lab padacomputer. Rekam tekanan P dan Volume V

    kemudian tampilkan grafik kompresi dan

    ekspansinya seperti pada gambar dibawah

    ini.

    8.  Rekam dan simpan filenya sebagai hasil

    pengamatan anda

      Masalah/Soal Latihan

    Selesaikanlah soal di bawah ini sebelum anda

    mengikuti responsi!

    1.  Jelaskan proses-proses dalam termodinamika

    2.  Berikan penjelasan tentang hokum-hukum

    termodinamika?

    3.  Jelaskan prinsip kerja dari mesin uap?

    4.  Jelaskan perbedaan proses pada siklus

    carnot dan siklus diesel?

    Cat: Asisten dapat menambah (tidak mengurangi) dari5 soal ini, untuk mengecek pemahaman praktikan!

      Sumber Pustaka

    4. 

    Douglass Giancoli. 2004. Fisika. Jakarta :

    Erlangga5.  Halliday, David dan Resnick, Robert. 1999.

    Fisika Jilid 1 Edisi Ketiga (Terjemahan).Jakarta: Erlangga.

    6.  Tipler, Paul A. 2001. Fisika untuk Sains danTeknik Edisi Ketiga Jilid 1 (Terjemahan).Jakarta: Erlangga

  • 8/18/2019 Penuntun Fisika Dasar 2 2014

    13/42

     

    HASIL PENGAMATAN

    Gambarkan hasil grafik hubungan Antara tekanan dan volume dalam mesin panas (tempelkan hasil anda pada

    tempat di bawah ini!

    PraktikanHari/Tanggal Paraf Asisten

    NIM Nama

    TEKNIK ANALISA DATA

    Berikan penjelasan dari grafik yang anda peroleh.

    Kemukakan bagaimana proses yang terjadi

    berdasarkan grafik PV yang diperoleh.

  • 8/18/2019 Penuntun Fisika Dasar 2 2014

    14/42

     

    UNIT 4 HUKUM OHM DAN

    HAMBATAN JENIS KAWAT  

    rg Simon Ohm 

    Georg Simon Ohm (16 Maret 1789 – 6 Juli

    1854) adalah seorang fisikawan Jerman

    yang banyak mengemukakan teori di bidang

    elektrisitas.  Karyanya yang paling dikenal

    adalah teori mengenai hubungan Antara

    aliran listrik, tegangan, dan tahanan konduktor di dalam sirkuit, yang umum disebut  Hukum Ohm. Ketika sel elektrokimia baru

    ditemukan oleh Alessandro Volta, Omh menggunakannya untuk eksperimennya hingga menghasilkan hukum Ohm. Dengan

    bantuan peralatan yang dibuat sendiri, Ohm mengemukakan bahwa arus listrik yang mengalir melalui kawat sebanding dengan

    luas penampang dan berbanding terbalik dengan  panjang kawat tersebut. Hukum Ohm tersebut dituliskannya dalam buku

    berjudul Die galvanische Kette, mathematisch bearbeitet  (1827). 

    (Sumber: http://id.wikipedia.org)

    Tujuan Percobaan

    Setelah melakukan percobaan diharapkan mahasiswa dapat:

    1.  Terampil melakukan pengukuran kuat arus listrik dan beda potensial pada kawat dengan menggunakan

    alat ukur.

    2.  Memahami pengaruh luas penampang, panjang kawat, dan hambatan jenis kawat terhadap kuat arus

    listrik dan beda potensial.

    3.  Menentukan hambatan kawat, dan hambatan jenis kawat penghantar

    4.  Memahami hukum ohm.

    ALAT DAN BAHAN

    1.  Perangkat pengukuran resistansi kawat

    2.  Power Supply AC/DC 0-12 V

    3.  Multimeter LD Analog 20

    4.  Kabel penghubung

    METODOLOGI DASAR 

      Teori Singkat

    Jika pada satu kawat diberi beda potensial (V)

    pada ujung-ujungnya dan diukur kuat arus listrik

    (I) yang melewati kawat, maka berdasarkan

    Hukum Ohm, nilai pengukuran yang diperoleh

    akan memenuhi persamaan:

    V = I . R   (4.1)

    dengan R adalah hambatan kawat. Jika beda

    potensial diperbesar, maka penunjukan kuat arus

    listrik juga akan semakin besar sebanding

    dengan kenaikan beda potensial. Kawat dengan

    panjang L dan luas penampang A, akan memiliki

    hambatan R sebesar,

     A

     L R       (4.2)

    dimana     adalah hambatan jenis kawat. Dalam

    percobaan ini akan diselidiki hubungan antara

    FISDAS - 204

    Manual PraktikumFisika Dasar II 

    LABORATORIUM FISIKA FMIPA UNM

    Unit Praktikum Fisika Dasar

    http://id.wikipedia.org/wiki/Fisikawanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Jermanhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Elektrisitas&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_Ohmhttp://id.wikipedia.org/wiki/Alessandro_Voltahttp://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_Ohmhttp://id.wikipedia.org/wiki/Arus_listrikhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Luas_penampang&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Panjanghttp://id.wikipedia.org/wiki/Panjanghttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Luas_penampang&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Arus_listrikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_Ohmhttp://id.wikipedia.org/wiki/Alessandro_Voltahttp://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_Ohmhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Elektrisitas&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Jermanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Fisikawan

  • 8/18/2019 Penuntun Fisika Dasar 2 2014

    15/42

     

    beda potensial dan kuat arus listrik pada

    berbagai jenis kawat yang memiliki panjang, luas

    penampang, dan jenis kawat yang berbeda.

    Grafik hubungan antara beda potensial dan kuat

    arus listrik digunakan untuk menentukan besar

    nilai R dan hambatan jenis kawat.

    Langkah Kerja

    a.  Pengaruh luas penampang kawat logam

    terhadap beda potensial dan kuat arus listrik.

      Disediakan perangkat percobaan,

    rangkaikan setiap perangkat dan

    lakukan pengukuran tegangan dan kuat

    arus listrik, kemudian catat hasilnya

    dalam tabel hasil pengamatan

    b.  Pengaruh panjang kawat logam terhadap

    beda potensial dan kuat arus listrik.

      Disediakan perangkat percobaan,

    rangkaikan setiap perangkat dan

    lakukan pengukuran tegangan dan kuat

    arus listrik, kemudian catat hasilnya

    dalam tabel hasil pengamatan

    c.  Pengaruh jenis kawat (hambatan jenis)

    terhadap beda potensial dan kuat arus listrik.

      Disediakan perangkat percobaan,

    rangkaikan setiap perangkat dan

    lakukan pengukuran tegangan dan kuat

    arus listrik, kemudian catat hasilnya

    dalam tabel hasil pengamatan*) 

    *)sebelum menyalakan Power Supply, periksakan

    rangkaian anda pada asisten untuk memastikan

    bahwa rangkaian yang dibuat benar.

    Masalah/Soal Latihan

    1.  Berikan penjelasan tentang hukum ohm?

    2.  Jelaskan perbedaan antara hambatan jenis

    kawat dan resistansi bahan?

    3.  Jelaskan pengaruh luas penampang, panjang

    kawat, dan hambatan jenis kawat terhadap

    kuat arus listrik dan beda potensial, buatlah

    grafik hubungan antara kuat arus listrik dan

    tegangan dengan:

      Panjang kawat yang berbeda

      Luas penampang yang berbeda dan,

      Hambatan jenis kawat

    4.  Tuliskan nilai berbagai macam hambatan

     jenis kawat (berikan dalam bentuk tabel)!

    5.  Berikan penjelasan tentang cara menentukan

    resistansi resistor cincin (sertakan contoh

    cara menghitungnya)

    Sumber Pustaka1.  Douglass Giancoli. 2004. Fisika. Jakarta :

    Erlangga

    2.  Halliday, David dan Resnick, Robert. 1999.Fisika Jilid 1 Edisi Ketiga (Terjemahan).Jakarta: Erlangga.

    3.  Tipler, Paul A. 2001. Fisika untuk Sains danTeknik Edisi Ketiga Jilid 1 (Terjemahan).Jakarta: Erlangga.

    Catatan:

  • 8/18/2019 Penuntun Fisika Dasar 2 2014

    16/42

     

    HASIL PENGAMATAN

    a. 

    Kegiatan 1. 

    Pengukuran beda potensial dan kuat arus listrik pada kawat dengan diamaeter (luas penampang) yang

    berbeda-beda.

    Jenis Kawat : ………………………. 

    Panjang Kawat : ……………………… 

    No

    d = 1,0 mm

     A = 0.8 mm2 

    d = 0,7 mm

     A = 0.4 mm2 

    d = 0,5 mm

     A = 0.2 mm2

    d = 0,35 mm

     A = 0.1 mm2 

    U (V) I (A) U (V) I (A) U (V) I (A) U (V) I (A)

    1 10 x 10-2 

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    9

    10

    11

    12

    b. 

    Kegiatan 2. 

    Pengukuran beda potensial dan kuat arus listrik pada kawat dengan panjang yang berbeda-beda.

    Jenis Kawat : ………………………. 

    Diameter Kawat (d) : ……………………… 

    Luas Penampang (A) : …………………….... 

    Nol  = 1 m l  = 2 m

    U (V) I (A) U (V) I (A)

    1

    2

    3

    4

    5

    67

  • 8/18/2019 Penuntun Fisika Dasar 2 2014

    17/42

     

    Nol  = 1 m l  = 2 m

    U (V) I (A) U (V) I (A)

    8

    9

    10

    11

    12

    c.  Kegiatan 2. 

    Pengukuran beda potensial dan kuat arus listrik pada jenis kawat yang berbeda.

    Diameter Kawat (d) : ……………………… 

    Luas Penampang (A) : …………………….... 

    Panjang Kawat (l ) : ……………………... 

    NoJenis Kawat: ……………………………….…  Jenis Kawat: ……………………………….………. 

    U (V) I (A) U (V) I (A)

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    9

    10

    11

    12

    Identitas PraktikanHari/Tanggal Paraf Asisten

    NIM Nama

  • 8/18/2019 Penuntun Fisika Dasar 2 2014

    18/42

     

    TEKNIK ANALISIS DATA

    1.  Untuk memahami pengaruh luas penampang,

    panjang kawat, dan hambatan jenis kawat

    terhadap kuat arus listrik dan beda potensial,

    buatlah grafik hubungan antara kuat arus listrik

    dan tegangan dengan:

      Panjang kawat yang berbeda

      Luas penampang yang berbeda dan,

      Hambatan jenis kawat

    (Buat grafik yang dapat menampilkan

    3 variabel pada satu grafik yang diubah,

    untuk lebih jelasnya tanyakan kepadaasisten)

    2.  Gunakan grafik yang anda buat untuk

    memperoleh hambatan dan hambatan jenis

    setiap kawat yang digunakan.

    3.  Gunakan hasil analisis data untuk membahas

    mengenai hakikat dari hukum ohm

    4.  Perhatikan teori ketidakpastian dalam

    pengukuran dalam menuliskan hasil analisis.

     

  • 8/18/2019 Penuntun Fisika Dasar 2 2014

    19/42

     

    UNIT 5 RANGKAIAN SERI DAN PARALEL

    Gustav Robert Kirchhoff

    Gustav Robert Kirchhoff  (lahir di Königsberg, Prusia, 12 Maret 1824 – meninggal

    di Berlin,  Jerman,  17 Oktober 1887 pada umur 63 tahun) adalah seorang

    fisikawan Jerman yang berkontribusi pada pemahaman konsep dasar teori

    rangkaian listrik, spektroskopi, dan emisi radiasi benda hitam yang dihasilkan oleh

    benda-benda yang dipanaskan. Dia menciptakan istilah radiasi "benda hitam"

    pada tahun 1862.  Terdapat 3 konsep fisika berbeda yang kemudian dinamai berdasarkan namanya, "hukum Kirchhoff",

    masing-masing dalam teori rangkaian listrik, termodinamika, dan spektroskopi. 

    (Sumber: http://id.wikipedia.org)

    TUJUAN PERCOBAAN

    Diharapkan setelah melakukan percobaan mahasiswa dapat:1.  Terampil dalam merancang rangkaian susunan seri dan parallel resistor2.  Termpil dalam menempatkan dan menggunakan basicmeter

    3.  Membedakan fungsi susunan resistor seri dan parallel4.  Memahami prinsip hukum-hukum kirchoof5.  Memahami karakteristik rangkaian seri dan rangkaian parallel resistor

    ALAT DAN BAHAN

    1.  Power Supply AC/DC, 0 - 12 V

    2.  Resitor dengan nilai berbeda

    3.  Basicmeter 90

    4.  Kawat penghubung

    METODOLOGI DASAR

      Teori Singkat

    Hasil pengukuran beda potensial pada resistor R1 

    dan R2  (nilainya berbeda) yang disusun secara

    seri menunjukkan hasil yang berbeda, namun jika

    diukur arus yang melewati kedua resistor maka

    diperoleh pengukuran yang sama. Berbeda

    halnya jika resistor disusun secara parallel,

    diperoleh hasil pengukuran yang berbeda. Arus

    yang melalui setiap resistor berbeda, namun

    pengukuran tegangan pada setiap resistor sama.

    Fakta ini menunjukkan bahwa jenis susunan

    resistor menentukan besar nilai variabel

    tegangan dan kuat arus listrik dalam rangkaian.

    Pada susunan seri, resistor berfungsi sebagai

    pembagi tegangan, yang berarti jika tegangan

    pada setiap resistor dijumlahkan maka jumlahnyasama dengan besarnya tegangan sumber.

    Sedangkan jika resistor disusun paralel, maka

    resistor berfungsi sebagai pembagi arus, yang

    berarti jika kuat arus listrik yang melewati setiap

    resistor diukur, maka akan memiliki nilai yang

    sama dengan arus total sebelum titik

    percabangan (Hukum I Kirchoof). 

    FISDAS - 205

    Manual PraktikumFisika Dasar II 

    LABORATORIUM FISIKA FMIPA UNM

    Unit Praktikum Fisika Dasar

    Representasi segmen kawat yangmembawa arus I  

    http://id.wikipedia.org/wiki/K%C3%B6nigsberghttp://id.wikipedia.org/wiki/Prusiahttp://id.wikipedia.org/wiki/12_Marethttp://id.wikipedia.org/wiki/1824http://id.wikipedia.org/wiki/Berlinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Jermanhttp://id.wikipedia.org/wiki/17_Oktoberhttp://id.wikipedia.org/wiki/1887http://id.wikipedia.org/wiki/Fisikawanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Jermanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Listrikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Spektroskopihttp://id.wikipedia.org/wiki/Benda_hitamhttp://id.wikipedia.org/wiki/1862http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_Kirchhoffhttp://id.wikipedia.org/wiki/Termodinamikahttp://id.wikipedia.org/wiki/Spektroskopihttp://id.wikipedia.org/wiki/Spektroskopihttp://id.wikipedia.org/wiki/Termodinamikahttp://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_Kirchhoffhttp://id.wikipedia.org/wiki/1862http://id.wikipedia.org/wiki/Benda_hitamhttp://id.wikipedia.org/wiki/Spektroskopihttp://id.wikipedia.org/wiki/Listrikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Jermanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Fisikawanhttp://id.wikipedia.org/wiki/1887http://id.wikipedia.org/wiki/17_Oktoberhttp://id.wikipedia.org/wiki/Jermanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Berlinhttp://id.wikipedia.org/wiki/1824http://id.wikipedia.org/wiki/12_Marethttp://id.wikipedia.org/wiki/Prusiahttp://id.wikipedia.org/wiki/K%C3%B6nigsberg

  • 8/18/2019 Penuntun Fisika Dasar 2 2014

    20/42

     

      Setting Peralatan dan Prosedur Kerja

    a. Kegiatan 1 : Rangkaian seri.

    1.  Pastikan semua perangkat percobaan

    telah tersedia, dan berfungsi dengan baik).

    2.  Rangkaikan perangkat percobaan

    (susunan seri 2 resistor), lakukan

    pengukuran tegangan pada masing-

    masing resistor, catat hasilnya

    3.  Ukurlah arus yang melewati masing-

    masing resistor, catat hasil

    pengukuranmu. Lanjutkan pengukuranmu

    untuk nilai tegangan sumber yang

    berbeda, kemudian catat hasilnya.

    b. Kegiatan 2 : Rangkaian Paralel.

    1.  Pastikan semua perangkat percobaan

    telah tersedia, dan berfungsi dengan

    baik*).

    2.  Rangkaikan perangkat percobaan

    (susunan paralel 2 resistor), lakukan

    pengukuran tegangan pada masing-

    masing resistor, catat hasilnya

    3.  Ukurlah arus yang menuju titik cabang

    dan yang menuju ke masing-masing

    resistor, catat hasil pengukuranmu.

    Lanjutkan pengukuranmu untuk nilai

    tegangan sumber yang berbeda,

    kemudian catat hasilnya.

      Masalah/Soal Latihan

    1.  Jelaskan apa yang dimaksud dengan:

    a.  Kuat arus listrik

    b.  Tegangan listrik

    c.  Hambatan listrik

    2.  Tuliskan bunyi hukum kirchoof I dan 2

    3.  Jelaskan perbedaan karakteristik kuat arus

    listrik dan tegangan listrik pada susunan seri

    dan paralel resistor (Rangkaian Arus

    Searah)?

    4.  Buktikan persamaan hambatan pengganti

    pada susunan seri dan paralel resistor?

      Sumber Pustaka

    1.  Halliday, David dan Resnick, Robert. 1999.Fisika Jilid 2 Edisi Ketiga  (Terjemahan).Jakarta: Erlangga.

    2.  Tipler, Paul A. 2001. Fisika untuk Sains danTeknik Edisi Ketiga Jilid 2 (Terjemahan).Jakarta: Erlangga.

    Catatan:

  • 8/18/2019 Penuntun Fisika Dasar 2 2014

    21/42

     

    HASIL PENGAMATAN

    1. 

    Kegiatan 1. Rangkaian seri resistor

    R1 : ……………….  R2 : ……………….. 

    NoTeganganSumber

    (V)

    Kuat Arus Listrik (mA)Tegangan pd R1

    (V)Tegangan pd R2

    (V)Sebelum R1  antara R1 & R2  Setelah R2 

    1

    2

    3

    4

    2. 

    Kegiatan 2. Rangkaian paralel resistor

    R1 : ……………….  R2 : ……………….. 

    NoTeganganSumber

    (V)

    Kuat Arus Listrik (mA)Tegangan pd R1

    (V)Tegangan pd R2

    (V)Total(sebelum titik cabang)  melalui R1  melalui R2 

    1

    2

    3

    4

    PraktikanHari/Tanggal Paraf Asisten

    NIM Nama

    TEKNIK ANALISA DATA

    1.  Bandingkan hasil pengukuran anda dengan

    nilai teori?

    2.  Berdasarkan data yang anda peroleh

    buktikan bahwa hambatan pengganti:

    Seri :1 2

      .... s n

     R R R R  

    Pararel :1 2

    1 1 1 1.....

     p n R R R R  

    3.  Berikan komentar tentang fungsi susunan seri

    dan parallel resistor, hal ini harus didasarkan

    dari data yang anda peroleh.

    4.  Lengkapi setiap analisis yang Anda buatdengan ketidakpastiannya masing-masing

  • 8/18/2019 Penuntun Fisika Dasar 2 2014

    22/42

     

    UNIT 6DIFRAKSI

    PADA CELAH GANDA DAN CELAH BANYAK  

    Joseph von Fraunhofer  

    Franhoufer (lahir   6 Maret 1787 – meninggal 7 Juni 1826 pada umur 39 tahun)

    adalah seorang fisikawan Jerman. Fraunhofer pernah bekerja di Institut Optik di

    Benediktbeuern, sebuah institute yang mengelola pabrik pembuatan gelas/kaca. Di

    sanalah ia menemukan cara membuat kaca optik terbaik dan menciptakan metode

    sangat teliti dalam mengukur dispersi.  Pada 1814,  Fraunhofer menciptakan

    spektrokop,  dan menemukan 574 garis-garis gelap dalam spektrum Matahari. 

    Garis-garis gelap ini kemudian diketahui sebagai garis-garis serapan atom,

    sebagaimana yang dijelaskan oleh Kirchhoff dan Bunsen pada 1859. Garis-garis

    ini kemudian dinamai garis-garis Fraunhofer sebagai penghormatan atas dirinya. Dia juga menciptakan alat pendifraksi dan

    mengubah spektroskopi dari sains kualitatif menjadi sains kuantitatif dengan menunjukkan cara mengukur  panjang gelombang

    cahaya dengan akurat. (Sumber: http://id.wikipedia.org)

    Tujuan Percobaan

    1.  Mahasiswa dapat memahami pengaruh jarak antar celah pada pembentukan pola difraksi pada celah

    ganda.

    2.  Mahasiswa dapat memahami pengaruh lebar celah pada pembentukan pola difraksi pada celah ganda

    3.  Mahasiswa dapat memahami pengaruh banyak celah terhadap pembentukan pola difraksi.

    4.  Mahasiswa dapat menentukan panjang gelombang laser

    ALAT DAN BAHAN

    1.  Diafragma dengan 3 celah ganda 469 84

    2.  Diafragma dengan 4 celah ganda 469 85

    3.  Diafragma dengan 5 nomor celah 469 86

    4.  Laser He-Ne, terpolarisasi linier 471 830

    5.  dudukan dengan klip pegas 460 22

    6.  lensa dalam bingkai, f = +5 mm 460 01

    7.  lensa dalam bingkai, f = +50 mm 460 02

    8.  1 presisi bangku optik, 1 m 460 32

    9.  Pengendara 4 optik, H = 60 mm / B = 36 mm

    460 370

    10.  1 layar tembus 441 53

    11.  1 pelana dasar 300 11

    METODOLOGI DASAR

      Prinsip Dasar

    Difraksi terjadi apabila sebagian mukagelombang dibatasi oleh rintangan atau lubang  – 

    bukaan (celah sempit). Intensitas cahaya di

    sembarang titik dalam ruangan dapat dihitung dengan

    menggunakan Prinsip Huygens dengan mengambil

    setiap titik pada muka  –  gelombang menjadi titik

    sumber dan dengan menghitung pola interferensi yang

    terjadi. Pola Fraunhofer diamati pada jarak yang

    sangat jauh dari rintangan atau celah sempit sehingga

    sinar-sinar yang mencapai sembarang titik hampir

    sejajar, atau pola itu dapat diamati dengan

    menggunakan lensa untuk memfokuskan sinar-sinar

    sejajar pada layar pandang yang ditempatkan pada

    bidang fokus lensa tersebut. Pola yang lain, yaitu pola

    Fresnel diamati di titik yang dekat dengan sumbernya.

    Difraksi cahaya sering sulit diamati karena panjang

    gelombang demikian kecilnya atau karena intensitas

    cahaya tidak cukup. Kecuali untuk pola Fraunhofer

    celah sempit dan panjang, pola difraksi biasanya sulit

    diamati.

    FISDAS - 206

    Manual PraktikumFisika Dasar II 

    LABORATORIUM FISIKA FMIPA UNM

    Unit Praktikum Fisika Dasar

    http://id.wikipedia.org/wiki/6_Marethttp://id.wikipedia.org/wiki/1787http://id.wikipedia.org/wiki/7_Junihttp://id.wikipedia.org/wiki/1826http://id.wikipedia.org/wiki/Fisikawanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Jermanhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Benediktbeuern_Abbey&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Benediktbeuern_Abbey&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Dispersihttp://id.wikipedia.org/wiki/1814http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Spektrokop&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Spektrumhttp://id.wikipedia.org/wiki/Mataharihttp://id.wikipedia.org/wiki/Gustav_Kirchhoffhttp://id.wikipedia.org/wiki/Robert_Bunsenhttp://id.wikipedia.org/wiki/1859http://id.wikipedia.org/wiki/Garis-garis_Fraunhoferhttp://id.wikipedia.org/wiki/Spektroskopihttp://id.wikipedia.org/wiki/Panjang_gelombanghttp://id.wikipedia.org/wiki/Cahayahttp://id.wikipedia.org/wiki/Cahayahttp://id.wikipedia.org/wiki/Panjang_gelombanghttp://id.wikipedia.org/wiki/Spektroskopihttp://id.wikipedia.org/wiki/Garis-garis_Fraunhoferhttp://id.wikipedia.org/wiki/1859http://id.wikipedia.org/wiki/Robert_Bunsenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Gustav_Kirchhoffhttp://id.wikipedia.org/wiki/Mataharihttp://id.wikipedia.org/wiki/Spektrumhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Spektrokop&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/1814http://id.wikipedia.org/wiki/Dispersihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Benediktbeuern_Abbey&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Jermanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Fisikawanhttp://id.wikipedia.org/wiki/1826http://id.wikipedia.org/wiki/7_Junihttp://id.wikipedia.org/wiki/1787http://id.wikipedia.org/wiki/6_Maret

  • 8/18/2019 Penuntun Fisika Dasar 2 2014

    23/42

     

    1.  Celah Ganda

    Pola difraksi  –  interferensi Fraunhofer dua

    celah sama dengan pola interferensi untuk dua celah

    sempit yang dimodulasi oleh pola difraksi celah  – 

    tunggal.

    Gambar. 6.1 Skema ilustrasi difraksi pada celah ganda

    Keterangan:b : lebar celah, d: jarak celah L : jarak antara layar dan celah gandax2  : jarak maksimum kedua dari pusat α2 : arah pengamatan untuk maksimum keduaΔs2 : path perbedaan sinar utama S : layar

    Pada jarak yang sangat jauh dari celah, garis-garis

    dari kedua celah ke satu titik P di layar akan hampir

    sejajar, dan perbedaan lintasan kira-kira d sin    ,

    seperti yang ditunjukkan pada Gambar 6.2 di atas.

    Dengan demikian diperoleh interferensi maksimum

    pada satu sudut yang diberikan oleh

         md    sin  , m = 1, 2, 3, …… [6.5]

    Untuk sudut yang sangat kecil, (yang hampir selalu

    begitu, seperti asumsi sebelumnya), jarak yang diukur

    di sepanjang layar rumbai terang ke  –  m  diberikan

    oleh,

     Lm ym 

      [6.6]

    d   adalah jarak antar celah

    2. 

    Celah Banyak

    Pada eksperimen celah banyak, digunakan

    goresan-goresan dari sebuah mistar baja konvensional

    sebagai kisi refleksi. Susunan perangkatnya

    ditunjukkan pada gambar 3.3, dimana  X   adalah spot

    LASER pada layar tanpa kisi (mistar), Q  adalah titik

    perpanjangan dari mistar, P 0  adalah titik refleksi dari n 

    = 0, dan P1, P2, P3 dan seterusnya adalah titik difraksi

    sinar dari m = 1, m = 2, m = 3, dan seterusnya.

    .

    Gambar 6.3. Difraksi pada celah banyak

     X

    Q

     P 0 

     P 1 

     P 2 

     P 3 

     y0

     y1

     y2

     y3

     D

    Sumber Cahaya

    monokromatik

  • 8/18/2019 Penuntun Fisika Dasar 2 2014

    24/42

     

    Berdasarkan dengan prinsip di atas, dapat diperoleh

    panjang gelombang dari LASER,

        

     

         

     

     

     

    m

     y y

     D

    d m   m

    2

    0

    2

    22

        [6.7]

    dimana d   adalah jarak antara dua goresan pada

    mistar baja, yaitu 1 mm.

      Langkah Kerja

    Untuk semua kegiatan,

    1.  Letakkan celah di depan sumber laser He-Ne

    seperti pada gambar di bawah ini. Setelah itu

    atur posisi L2 agar sinar laser tepat terfokus di

    layar.

    2.  Catat jarak antara celah dan layar.

    Keterangan:L1: lensa f = +5 mm

    L2: lensa f = +50 mmH: holder untuk objek difraksiS: layar

    Kegiatan 1a.  Ketergantungan difraksi pada celah ganda

    pada jarak antar celah d :1.  Masukkan diafragma dengan 4 celah (469

    85) tepat pada jalur yang dilalui sinar laser,dan amati pola difraksi ganda celah dengan jarak antar celah d = 1,00 mm , 0,75 mm ,0,50 mm dan 0,25 mm satu demi satu.

    2.  Lakukan pengukuran pada setiap jarak d

    untuk mengetahui pengaruh jarak Antaracelah terhadap pola interferensi.

    3.  Gambar pembentukan pola difraksi padalayar dengan menandari pola yang terbentuk.

    4.  Catatlah jarak pisah pusat terang keteranganorde 1, 2 dan 3

    Kegiatan 2b.  Ketergantungan difraksi pada celah ganda

    pada celah lebar b :1.  Masukkan diafragma dengan 3 celah ganda

    (469 84) tepat pada jalur yang dilalui sinarlaser, dan amati pola difraksi celah gandauntuk berbagai lebar celah b = 0,20 mm ,0,15 mm dan 0,10 mm satu demi satu.

    2.  Lakukan pengukuran pada setiap jarak buntuk mengetahui pengaruh lebar celah bterhadap pola interferensi.

    3.  Gambar pembentukan pola difraksi padalayar dengan menandari pola yang terbentuk.

    4.  Catatlah jarak pisah pusat terang keteranganorde 1, 2 dan 3

    Kegiatan 3

    c. 

    Ketergantungan difraksi pada banyak celah(N):1.  Masukkan diafragma dengan 5 celah (469

    86), dan amati pola difraksi dari 2 , 3 , 4 , 5dan 40 celah satu demi satu.

    2.  Lakukan pengukuran pada setiap jarak nomorcelah yang ada untuk mengetahui pengaruhbanyak celah terhadap pola interferensi.

    3.  Gambar pembentukan pola difraksi padalayar dengan menandari pola yang terbentuk.

    4.  Catatlah jarak pisah pusat terang keteranganorde 1, 2 dan 3

  • 8/18/2019 Penuntun Fisika Dasar 2 2014

    25/42

     

      Masalah/Soal Latihan

    1.   Apakah perbedaaan antara difraksi celah

    tunggal, difraksi celah ganda, dan

    interferensi?

    2.  Jelaskan proses terbentuknya pola difraksi

    oleh dua celah?

    3.  Jelasakan pengaruh lebar celah, jarak Antara

    celah pada celah ganda terhadap pola

    difraksi (jarak maksima a yang terbentuk)?

    4.  Jelaskan pengaruh banyak celah terhadap

    pola difraksi (jarak maksima a yang

    terbentuk)?

    5.  Jelaskan syarat terjadinya interferensi dan

    difraksi pada celah ganda?

      Sumber Pustaka

    1.  Halliday, David dan Resnick, Robert. 1999.Fisika Jilid 2 Edisi Ketiga  (Terjemahan).Jakarta: Erlangga.

    2.  Tipler, Paul A. 2001. Fisika untuk Sains danTeknik Edisi Ketiga Jilid 2 (Terjemahan).Jakarta: Erlangga.

    Catatan:

  • 8/18/2019 Penuntun Fisika Dasar 2 2014

    26/42

     

    HASIL PENGAMATAN

    Jarak celah ke layar : ……………………. cm 

    Kegiatan 1. Ketergantungan difraksi pada celahganda pada jarak antar celah d

    NoJarak antara celah d

    (mm)Jarak Rata-rata Pola DifraksiMaksimum berdekatan (mm)

    1

    2

    3

    4

    Kegiatan 2. Ketergantungan difraksi pada celahganda pada celah lebar b.

    No Lebar celah b (mm)Jarak Rata-rata Pola DifraksiMaksimum berdekatan (mm)

    1

    No Lebar celah b (mm)Jarak Rata-rata Pola DifraksiMaksimum berdekatan (mm)

    2

    3

    4

    Kegiatan 3. Ketergantungan difraksi pada banyakcelah (N)

    No Banyak celah N (mm)Jarak Rata-rata Pola DifraksiMaksimum berdekatan (mm)

    1

    2

    3

    4

    PraktikanHari/Tanggal Paraf Asisten

    NIM Nama

    TEKNIK ANALISISA DATA

    1.  Buat grafik jarak antar celah d terhadap jarakrata-rata pola difraksi berdekatan (a), berikanpembahasan dari grafik!

    2.  Buat grafik lebar celah b terhadap jarak rata-ratapola difraksi berdekatan (a), berikanpembahasan dari grafik!

    3.  Buat grafik banyak celah N terhadap jarak rata-rata pola difraksi berdekatan (a), berikanpembahasan dari grafik

    4.  Dengan data yang telah diperoleh hitunglahpanjang gelombang rata-rata sinar laser yangdigunakan untuk setiap kegiatan.

  • 8/18/2019 Penuntun Fisika Dasar 2 2014

    27/42

     

    UNIT 7 PEMANTULAN DAN PEMBIASAN 

    Willebrord Snellius

    Willebrord   Snellius  (terlahir dengan

    nama Willebrord   Snel   van  Royen)

    (1580 –30 Oktober 1626,  Leiden) 

    adalah ilmuwan berkebangsaan

    Belanda dalam bidang astronomi dan

    matematika. Willebrord Snellius  juga

    dikenal dengan hukum pembiasan

    cahaya Willebrord Snellius  dikenal

    dengan hukum pembiasan cahaya. Hukum Snellius  adalah rumus matematika yang memberikan hubungan antara

    sudut datang dan sudut bias pada cahaya atau gelombang lainnya yang melalui batas antara dua medium isotropik berbeda,

    seperti udara dan gelas. Nama hukum ini diambil dari matematikawan Belanda Willebrord Snellius, yang merupakan salah

    satu penemunya. Hukum ini juga dikenal sebagai Hukum Descartes  atau Hukum Pembiasan. Hukum ini menyebutkan

    bahwa nisbah sinus sudut datang dan sudut bias adalah konstan, yang tergantung pada medium. Perumusan lain yang

    ekivalen adalah nisbah sudut datang dan sudut bias sama dengan nisbah kecepatan cahaya pada kedua medium, yang

    sama dengan kebalikan nisbah indeks bias.  (Sumber: http://id.wikipedia.org)

    TUJUAN PERCOBAAN

    1.  Mengetahui perilaku cahaya pada peristiwa pemantulan dan pembiasan

    2.  Memahami prinsip pemantulan sempurna

    3.  Menentukan besar indeks bias bahan dengan Hukum Snell

    ALAT DAN BAHAN

    1.  Sumber Cahaya2.  Rel optik3.  Bangku/Meja Optik4.  Cemin Cekung, Cermin Cembung dan Cermin

    Datar5.  Rhombus6.  Lensa Positif7.  Balok kaca planpararel8.  Diafragma9.  Berbagai macam celah Celah10. Mistar

    11. Busur derajat12. Kertas Kerja

    METODOLOGI DASAR

      Teori SingkatCahaya merupakan salah satu bentukgelombang elektromagnetik yang memiliki sifatmendua. Di satu sisi cahaya merupakangelombang namun di sisi lain cahaya memilikisifat seperti sebuah partikel. Salah satu sifatcahaya sebagai gelombang adalah dapatmengalami pemantulan (refleksi) sedangkansalah satu sifat cahaya sebagai partikel adalahcahaya dapat mengalami peristiwa tumbukanseperti halnya sebuah kelereng yang menumbukkelereng lain (dalam peristiwa efek Compton).

    Khusus untuk sifat-sifat cahaya sebagai partikelini merupakan bagian dari kajian dalam fisikaModern. Dalam fisika dasar khususnya materi

    FISDAS - 207

    Manual PraktikumFisika Dasar II 

    LABORATORIUM FISIKA FMIPA UNM

    Unit Praktikum Fisika Dasar

    http://id.wikipedia.org/wiki/30_Oktoberhttp://id.wikipedia.org/wiki/30_Oktoberhttp://id.wikipedia.org/wiki/1626http://id.wikipedia.org/wiki/Leidenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Belandahttp://id.wikipedia.org/wiki/Astronomihttp://id.wikipedia.org/wiki/Matematikahttp://id.wikipedia.org/wiki/Willebrord_Snelliushttp://id.wikipedia.org/wiki/Willebrord_Snelliushttp://id.wikipedia.org/wiki/Willebrord_Snelliushttp://id.wikipedia.org/wiki/Mediumhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kecepatan_cahayahttp://id.wikipedia.org/wiki/Mediumhttp://id.wikipedia.org/wiki/Indeks_biashttp://id.wikipedia.org/wiki/Indeks_biashttp://id.wikipedia.org/wiki/Mediumhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kecepatan_cahayahttp://id.wikipedia.org/wiki/Mediumhttp://id.wikipedia.org/wiki/Willebrord_Snelliushttp://id.wikipedia.org/wiki/Matematikahttp://id.wikipedia.org/wiki/Astronomihttp://id.wikipedia.org/wiki/Belandahttp://id.wikipedia.org/wiki/Leidenhttp://id.wikipedia.org/wiki/1626http://id.wikipedia.org/wiki/30_Oktober

  • 8/18/2019 Penuntun Fisika Dasar 2 2014

    28/42

     

    optik geometri dalam percobaan ini, perhatianutama kita adalah pada sifat cahaya sebagaigelombang yang dapat mengalami pemantulandan pembiasan saja. Dalam peristiwapemantulan cahaya, kita mengenal tiga macamberkas cahaya yaitu :

    1.  Berkas cahaya sejajar2.  Berkas cahaya mengumpul (konvergen)3.  Berkas cahaya menyebar (divergen)

    Kita juga mengetahui bahwa dalam pemantulancahaya terdapat dua macam pemantulan yaitu:pemantulan cahaya teratur dan pemantulancahaya difus (baur). Apabila cahaya merambatmengenai bidang batas dua medium, maka

    rambatan cahaya tersebut akan mengalamiperistiwa pembelokan. Peristiwa ini disebutpembiasan cahaya. Banyak kejadian sehari-haridijelaskan dengan prinsip pembiasan ini.Dalam pembahasan tentang pemantulan danpembiasan cahaya, kita mengenal istilah indeksbias mutlak suatu medium (n) yang didefenisikansebagai perbandingan cepat rambat cahayadiruang hampa (c) terhadap cepat rambat cahayadi medium tersebut (v). Secara matematis indeksbias mutlak medium n dituliskan sebagai berikut :

    v

    c

    n    (7.1)

    Selain indeks bias mutlak kita juga mengenalindeks bias relatif suatu medium yangdidefenisikan sebagai perbandingan indeks biasmutlak medium tersebut terhadap indeks biasmutlak medium lain. Secara matemati hal inidirumuskan sebagai berikut:

    2

    1

    2

    1

    12

    v

    v

    n

    nn     (7.2)

    Hukum pembiasan pertama kali dikemukakan olehWillebord Snell (1591) yang dapat dinyatakan

    dalam suatu pernyataan matematis :

    r nin   sinsin21

        (7.3)dimana n1  dan n2  adalah indeks bias mutlakmedium 1 dan medium 2, i adalah sudut datang,dan r adalah sudut bias.Berdasarkan azas fermat, cahaya yang melewatimedium yang homogen akan merambat denganlintasan lurus dengan waktu terpendek. Jikacahaya melewati bidang batas yang berbedamedium, maka cahaya akan dibelokkan tepat dibidang batas antara dua medium tersebut. Selain

    itu, jika cahaya datang dari medium yang lebigrapat ke medium yang kurang rapat, pada suduttertentu tidak terjadi pembiasan, justru yang terjadi

    adalah pemantulan. Peristiwa ini disebutpemantulan sempurna. Dengan syarat sudut datingharus lebih besar dari sudut kritisnya.Jika sebuah cahaya dating dari kaca ke udara,maka berdasarkan hukum Snellius:

    r nin   sinsin21

       

    dimana r adalah sudut bias sebesar 900, sehingga

    2 2

    1 1

    2

    1

    sin sin 90sin

    sin

    n r ni

    n n

    ni i sudut kritis

    n

     

    Untuk memahami lebih jauh tentang teori

    pemantulan dan pembiasan pada cahaya silakan Anda merujuk pada referensi yang relevan.

      Langkah KerjaKegiatan 1 :Jarak fokus cermin cekung, dan

    cermin cembung  1.  Pasang secara berturut-turut sumber cahaya,

    lensa positif dan diafragma pada rel optik,kemudian tempatkan meja optik tepat di depandiafragma.

    2.  Pasang celah (4 celah) pada diafragma.3.  Nyalakan sumber cahaya, dan atur posisi lensa

    positif agar diperoleh garis-garis cahaya yangsejajar

    4.  Letakkan kertas kerja dan cermin cekung diatasmeja optik tepat tegak lurus terhadap arahdatangnya cahaya.

    5.  Buat garis di sepanjang permukaan cermin,dan amati pola pemantulan cahaya dari cermin.

    6.  Berikan tanda titik pada cahaya yang datangpada cermin. Setiap garis minimal dua titik,kemudian hubungkan titik-titik tersebut.

    7.  Berikan tanda titik pada garis-garis pantul yangterbentuk. Setiap garis minimal dua titik.

    kemudian hubungkan titik-titik tersebut.8.  Ukur besar jarak fokus cermin cekung yang

    anda percobakan.9.  Dengan cara yang sama, ulangi kegiatan

    dengan menggunakan cermin cembung.

    Kegiatan 2: Sinar-sinar istimewa pada cermincekung dan cembung. 

    1.  Ganti celah pada diafragma dengan celahtunggal

    2.  Buat gambar cermin cekung, sumbu utama,dan titi fokus pada kertas kosong.

    3.   Arahkan sinar dari celah ke cermin sesuaidengan sinar-sinar istimewa pada cermin. Lukisgambar yang anda buat.

  • 8/18/2019 Penuntun Fisika Dasar 2 2014

    29/42

     

    4.  Dengan cara yang sama, ulangi kegiatandengan menggunakan cermin cembung.

    Kegiatan 3: Pembentukan bayangan padacermin datar. 

    1.  Ganti cermin cembung anda dengan cermindatar.

    2.  Gambar permukaan cermin datar tepat tegaklurus dengan arah datangnya cahaya.Tempatkan cermin tersebut sehingga tepatpada garis yang telah dibuat.

    3.  Buat gambar objek garis di depan cermin datar.4.   Arahkan sinar dari celah tunggal ke objek dan

    gambar bayangan yang terbentuk.5.  Tentukan sifat bayangan terbentuk dari cermin

    datar.

    Kegiatan 4: Pembiasan pada kaca plan parallel  1.  Ganti cermin yang anda gunakan padaKegiatan 3 dengan kaca plan paralel.

    2.  Gambar kaca plan paralel dengan membuatgaris pada setiap permukaannya.

    3.   Arahkan sinar pada salah satu sisi kaca planparalel (buat sinar tidak tegak lurus  terhadapbidang kaca plan paralel). Berikan tanda titiktepat pada sinar cahaya (minimal dua titik).

    4.  Pada sisi lain yang paralel dengan sisi tempatdatangnya sinar akan keluar sinar. Berikantanda titik tepat pada sinar cahaya ini (minimal

    dua titik).5.  Hubungkan titi-titik yang anda buat.6.  Buat garis normal pada setiap bidang batas

    médium, dan ukur sudut datang dan sudut biaspada masing-masing bidang batas médium

    7.  Ulangi kegiatan yang sama dengan arah sinaryang berbeda-beda (sudut datang yangberbeda).

    Kegiatan 5: Pemantulan Sempurna.1.  Letakkan Rhombus di atas meja optik sehingga

    tampak seperti gambar berikut.

    2.  Putar rhombus searah jarum jam sampai tidakadalagi sinar CD yang keluar dari sisi Rhombusatau cahaya menghilang.

    3.  Gambar Rhombus dengan mengikuti sisi-sisinya. Tandai titik A, B dan C.

    4.  Hubungkan titi-titik A dan B, kemudian titik Bdan C.

    5.  Ukur besar sudut datang pada bidang bataspermukaan 2. Sudut datang ini merupakansudut kritis.

    6.  Ulangi dengan cara yang sama dengan sudutyang berbeda-beda.

      Masalah/Soal Latihan1.  Tuliskan bunyi hukum pemantulan oleh

    Snellius?

    2.  Tuliskan sifat-sifat cermin datar yangdigunakan dalam percobaan ini?3.  Jelaskan sinar-sinar istimewa pada cermin

    cekung, dan cembung?4.   Apakah ada pengaruh besarnya sudut datang

    terhadap besarnya sudut pantul, jika ada jelaskan?

    5.  Tuliskan persamaan yang menyatakanhukum pemantulan?

    6.   Apa yang dimaksud dengana.  sudut datang d. sinar biasb.  sinar datang e. indeks bias

    c.  sudut bias f. garis normal7.  Kemukakan apa yang terjadi ketika cahaya

    melewati bidang batas medium yangberbeda?

    8.   Apa yang dimaksud dengan pematulansempurna?

    9.   Apa yang dimaksud dengan indeks biasrelatif dan indeks bias mutlak? Berapa indeksbias kaca ?

    10.  Buktikan persamaan hukum pembiasansecara matematis !

      Sumber Pustaka

    1.  Halliday, David dan Resnick, Robert. 1999.Fisika Jilid 2 Edisi Ketiga  (Terjemahan).Jakarta: Erlangga.

    2.  Tipler, Paul A. 2001. Fisika untuk Sains danTeknik Edisi Ketiga Jilid 2 9Terjemahan).Jakarta: Erlangga.

    Catatan:

    Sumber cahaya CB

    D

    A

    Permukaan 2

    Permukaan 1

  • 8/18/2019 Penuntun Fisika Dasar 2 2014

    30/42

     

    HASIL PENGAMATAN 

    Kegiatan 1 :Jarak fokus cermin cekung, dan cermincembung

    Jarak fokus cermin cekung = …………………… 

    Jarak fokus cermin cembung = …………………… 

    Kegiatan 2: Sinar-sinar istimewa pada cermin cekungdan cembung.

    Cermin Cekung

    NO Arah Sinar Datang Arah Sinar Pantul

    1

    2

    3

    4

    Cermin Cembung

    NO Arah Sinar Datang Arah Sinar Pantul

    1

    2

    3

    4

    Kegiatan 3: Pembentukan bayangan pada cermindatar.

    Sifat bayangan pada cermin datar :

    Kegiatan 4: Pembiasan pada kaca plan parallel  

    NO Cahaya dating dari udara ke kaca Cahaya dating dari udara ke kacaSudut datang (0) Sudut Pantul (0) Sudut datang (0) Sudut Pantul (0)

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    ...............

    ...............

    ...............

    ...............

    ...............

    ...............

    ...............

    ...............

    ...............

    ...............

    ...............

    ...............

    ...............

    ...............

    ...............

    ...............

    ...............

    ...............

    ...............

    ...............

    ...............

    ...............

    ...............

    ...............

  • 8/18/2019 Penuntun Fisika Dasar 2 2014

    31/42

     

    Kegiatan 5: Pemantulan Sempurna.

    Indeks bias medium

    n1 = …………………………………. 

    n2 = …………………………………… 

    Besar sudut kritis i  =

    PraktikanHari/Tanggal Paraf Asisten

    NIM Nama

    Teknik Analisa Data

    Kegiatan 1 : Jarak fokus cermin cekung, dan cermincembung

    Ukurlah berapa besar jarak fokus cermin cekung dancembung. Berikan penjelasan bagaimana sifat jarakfokus dari kedua cermin tersebut.

    Kegiatan 2: Sinar-sinar istimewa pada cermin cekungdan cembung.

    Berikan kesimpulan tentang sinar-sinar istimewa pada

    cermin cekung dan cembung dari hasil praktikum yangkamu lakukanKegiatan 3: Pembentukan bayangan pada cermin

    datar.

    Dari hasil pengukuran yang kamu lakukan jelaskansifat-sifat bayangan dari cermin datar

    Kegiatan 4: Pembiasan pada kaca plan parallelBerdasarkan hasil pengamatan tentukan besar indeksbias kaca. Berikan juga pembahasan tentang hokumsnell I dan kedua berdasarkan hasil percobaaanmu.

    Kegiatan 5: Pemantulan Sempurna. Hitung besar sudut kritis berdasarkan data hasil

    ekperimen sebelumnya (gunakan indeks bias yangtelah diperoleh), bandingkan dengan hasil pengukuran

    sudut yang kamu peroleh.

  • 8/18/2019 Penuntun Fisika Dasar 2 2014

    32/42

     

    UNIT 8JARAK FOKUS LENSA TIPIS 

    (a) Ketika mata relaks (tidak berakomodasi), lenda mata paling pipih sehingga jarak fokusnya paling besar, dan benda yang

    sangat jauh difokuskan pada retina, (b) ketika otot siliar menegang, lensa mata menjadi lebih cembung sehingga jarak fokusnya

    lebih pendek, dan benda yang dekat juga difokuskan pada retina (pemfokusan pada retina artinya bayangan dari benda dibentuk

    dengan jelas pada retina)

    (Sumber: http://id.wikipedia.org)

    TUJUAN PERCOBAAN

    1.  Untuk menentukan jarak fokus sebuah lensa cembung dan lensa cekung

    2.  Memplot grafik hubungan antara jarak bayangan dengan jarak benda sehingga diperoleh nilai jarak

    fokus berdasarkan grafik

    3.  Membandingkan nilai teoritis dengan hasil plot grafik jarak fokus lensa yang diperoleh

    ALAT DAN BAHAN

    1.  Bangku Optik 1 buah2.  Rel presisi 2 buah

    3.  Pemegang slide diafragma 1 buah

    4.  Bola lampu 12 V, 18 W

    5.  Lensa cembung (f = 100 mm, dan f = 200

    mm) masing-masing 2 buah

    6.  Lensa cekung (f = 100 mm, dan f = 200 mm)

    masing-masing 2 buah.

    7.  Catu daya (Power Supply 10 A, 12 V AC/DC)

    1 buah.

    8.  Layar optic  penangkap bayangan 1 buah

    9.  Tempat lampu bertangkai 1 buah.

    10. Diafragma anak panah 1 buah.

    11. Beberapa kabel penghubung ganda.

    12. Mistar plastik (100 cm) 1 buah.

    METODOLOGI DASAR

      Teori Singkat

    Untuk sebuah lensa tipis berlaku :

    1

    111

    S S  f     (8.1)

    dengan f   = jarak fokus, S  = jarak antara benda

    dengan lensa dan S1  = jarak antara bayangandengan lensa. Untuk lensa cekung,

    bayangan yang dihasilkan oleh benda nyata

    adalah bayangan maya, sehingga untuk

    menentukan jarak fokus lensanya maka

    digunakan sebuah lensa positif.

      Setting Peralatan dan Prosedur Kerja

    a.  Kegiatan 1 : Menentukan Jarak FokusLensa Cembung Dengan Merajah 1/s

    terhadap 1/s’  1.  Letakkan sumber cahaya, lensa positif 1

    (untuk menfokuskan cahaya di benda),

    benda, lensa positif 2 (yang akan

    ditentukan jarak fokusnya), dan layar

    pada bangku optic secara berurutan.

     Atur Jarak antara sumber cahaya dan

    lensa positif 1 sebesar jarak fokus lensa

    1. Atur jarak benda dan lensa positif 1

    sekitar 10 cm.

    2.  Tempatkan layar pada jarak tertentu dari

    benda.

    FISDAS - 208

    Manual PraktikumFisika Dasar II 

    LABORATORIUM FISIKA FMIPA UNM

    Unit Praktikum Fisika Dasar

  • 8/18/2019 Penuntun Fisika Dasar 2 2014

    33/42

     

    3.  Geser lensa positif 2 yang berada

    diantara benda dan layar kearah benda

    sehingga diperoleh bayangan yang jelas

    pada layar. Ukur jarak dari benda ke

    lensa positif 2 sebagai jarak benda dan

    ukur jarak dari lensa positif 2 ke layar

    sebagai jarak bayangan.

    4.  Ulangi kegiatan 2 dan 3 secukupnya.

    Catat data yang kamu peroleh dalam

    tabel hasil pengamatan

    b.  Kegiatan 2 : Menentukan Jarak FokusLensa Cekung (Negatif).

    1.  Letakkan sumber cahaya, lensa positif1 (untuk menfokuskan cahaya di

    benda), benda, lensa positif 2 (yang

    akan ditentukan jarak fokusnya), dan

    layar pada bangku optic secara

    berurutan. Atur Jarak antara sumber

    cahaya dan lensa positif 1  sebesar

     jarak fokus lensa 1. Atur jarak benda

    dan lensa positif 1 sekitar 10 cm.

    2.  Buat bayangan yang jelas dari benda

    pada layar. Tandai posisi bayangan

    tersebut (bayangan ini menjadi benda

    untuk lensa cekung). Tempatkan lensa

    negatif sebelum posisi bayangan yang

    ditandai.

    3.  Tempatkan layar pada posisi tertentu

    sekitar 100 cm dari posisi yang ditandai

    4.  Geser lensa negatif mendekati atau

    menjauhi layar untuk memperoleh

    bayangan yang jelas.

    5.  Ukur jarak dari posisi yang ditandai ke

    lensa negatif sebagai jarak benda dan

    ukur jarak dari lensa negatif ke layar

    sebagai jarak bayangan

    6.  Ulangi kegiatan 3, 4, dan 5 dengan

    menempatkan layar pada posisi yang

    lain. Catat data yang kamu peroleh

    dalam tabel hasil pengamatan.

      Masalah/soal Latihan

    1.  Gambarkan sinar-sinar istimewa pada lensa

    cekung dan lensa cembung?

    2.  Jelaskan prinsip kerja percobaan?

    3.  Lensa cembung dengan jarak fokus 200 mmdiletakkan sejauh 25,0 cm dari sebuah cermin

    cekung dengan jarak fokus 200 mm (bagian

    cermin menghadap ke lensa). Benda dengan

    tinggi 3,0 cm, diletakkan sejauh 30,0 cm di

    depan lensa, tentukan tinggi bayangan yang

    terbentuk oleh cermin cekung?

      Sumber Pustaka

    1.  Halliday, David dan Resnick, Robert. 1999.

    Fisika Jilid 2 Edisi Ketiga  (Terjemahan).Jakarta: Erlangga.

    2.  Tipler, Paul A. 2001. Fisika untuk Sains dan

    Teknik Edisi Ketiga Jilid 2 (Terjemahan).

    Jakarta: Erlangga.

    Catatan:

  • 8/18/2019 Penuntun Fisika Dasar 2 2014

    34/42

     

    HASIL PENGAMATAN

      Jarak Fokus Lensa Cembung

    Jarak Fokus Lensa yang digunakan

     f   = ………… cm 

    Tabel 8.1. Jarak Fokus Lensa Cembung) dengan

    Merajah 1/s terhadap 1/s’  

    NoJarak benda (s)

    (cm)

    Jarak bayangan (s’) 

    (cm)

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    9

    10

    Jarak Fokus Lensa Cembung

      Jarak Fokus Lensa Cekung

    Jarak Fokus Lensa yang digunakan

     f   = ………… cm 

    Tabel 8.2 : Menentukan Jarak Fokus Lensa Cekung

    Dengan Meraja 1/s terhadap 1/s’  

    No Jarak benda (s) (cm)Jarak bayangan (s’) 

    (cm)

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    9

    10

    PraktikanHari/Tanggal Paraf Asisten

    NIM Nama

    PERHITUNGAN DAN ANALISIS GRAFIK

    1.  Plot grafik hubungan antara 1/s terhadap 1/s’  

    pada setiap kegiatan dan tentukan besar jarak

    fokus lensa yang digunakan berdasarkan grafik

    yang diperoleh.

    2.  Berikan pembahasan berdasarkan hasil yang

    diperoleh dari grafik, bandingkan dengan nilai

    referensi!

  • 8/18/2019 Penuntun Fisika Dasar 2 2014

    35/42

     

    UNIT 9 PERCOBAAAN MELDE

    Franz Melde 

    Franz  Melde  (11 Maret 1832 -  17 Maret 1901) adalah  seorang fisikawan Jerman. Percobaan  Melde  ini  menunjukkan 

    gelombang berdiri pada string. Percobaan Melde yang digunakan untuk mengukur  pola gelombang berdiri, untuk mengukur  

    kecepatan gelombang transversal, dan untuk mengetahui pengaruh ketegangan gelombang transversal dalam sebuah string.

    Percobaan  Melde  adalah  percobaan  ilmiah  yang dilakukan  Oleh  fisikawan Jerman  Franz  Melde  pada gelombang  berdiri 

    dihasilkan dalam kabel tegang awalnya ditetapkan berosilasi dengan garpu tala, yang kemudian diperbaiki dengan koneksi ke 

    vibrator   listrik. Penelitian ini  berusaha  untuk menunjukkan bahwa  gelombang  mekanik  mengalami  fenomena gangguan.

    Dalam percobaan,  gelombang  mekanik  bepergian dalam  arah yang berlawanan  dari titik  bergerak, yang disebut  node.

    Gelombang ini disebut gelombang berdiri oleh Melde sejak posisi node dan loop (titik di mana kabel bergetar ) tinggal statis.

    (Sumber: http://id.wikipedia.org)

    TUJUAN PERCOBAAN 

    1.  Memahami prinsip kerja percobaan gelombang tali.

    2.  Memahami hubungan antara tegangan tali dengan cepat rambat gelombang pada tali.

    3.  Memahami hubungan antara rapat massa tali dengan cepat rambat gelombang pada tali.

    ALAT DAN BAHAN

    1. Vibrator (penggetar)

    2. Variabel Power Supply

    3. Neraca Ohauss 310 gram.

    4. Mistar

    5. Kabel penghubung ganda secukupnya.

    6. Katrol

    7. Beban gantung

    METODOLOGI DASAR

      Teori Singkat

    Seutas tali dengan salah satu ujungnya diikat

    pada suatu penggetar (vibrator) di A, sedangkan

    pada ujung yang lain dipentalkan pada sebuah

    katrol dan diberi beban yang bermassa M. Besar

    tegangan tali adalah besar gaya berat dari massa

    beban yang digantingkan. Jika vibrator

    digetarkan listrik dengan frekuensi f, maka energi

    gelombang melalui akan bergerak dari A ke B,

    energi gelombang ini menyebabkan tali menjadi

    bergelombang.

    Pantulan gelombang oleh simpul di B

    menyebabkan adanya gelombang yang arahnya

    berlawanan dengan gelombang datang dari

    sumber (titik A). Perpaduan (interferensi)

    gelombang datang dan gelombang pantul ini

    menghasilkan gelombang stasioner.

    Satu gelombang yang terbentuk jika terdapat tiga

    simpul atau dua perut. Jika frekuensi penggetar

    dapat diketahui dan panjang gelombang dapat

    dihitung maka cepat rambat gelombang pada tali

    dapat ditentukan.

    Selain itu dengan menggunakan persamaan 9.1

    kecepatan rambat gelombang dapat dihitung.Cepat rambat gelombang pada tali dapat

    ditentukan dengan persamaan:

    FISDAS - 209

    Manual PraktikumFisika Dasar II 

    LABORATORIUM FISIKA FMIPA UNM

    Unit Praktikum Fisika Dasar

  • 8/18/2019 Penuntun Fisika Dasar 2 2014

    36/42

     

     F v

        [9.1]

    dan,

    v f      [9.2]dengan:

    v = laju rambat gelombang tala (m/s)

    F = Gaya tegangan tali (N)

      = rapat massa tali (kg/m)

      = panjang gelombang (m)

    f = frekuensi getar vibrator (hz)

      Setting Alat dan Prosedur Kerja

    a.  Kegiatan 1. Menyelidiki Hubungan Kecepatan

    Gelombang Dengan Tegangan Tali. 1.  Timbang massa beban yang digunakan

    sebanyak lima macam yang berbeda

    massanya dengan alat ukur neraca ohauss 

    320 gram.

    Gambar 9.1. Susunan alat percobaan gelombang stasioner  

    2.   Ambil sepotong benang atau tali lalu diikatkansalah satu ujungnya pada vibrator laludipentalkan pada katrol dan diberi bebansebesar M1

    3.  Setelah disusun berdasarkan gambar di atas,maka nyalakan Power Supply sehinggavibrator bergetar.

    4.   Atur panjang tali sambil menggeser-geservibrator sehingga terbentuk gelombangstasioner.

    5.  Ukur panjang tali dari vibrator sampai katrolpada saat terbentuk gelombang stasioner.

    6.  Tentukan jumlah simpul kemudian hitung

    panjang gelombang.7.  Ulangi kegiatan a sampai e sebanyak 5 kalidengan massa beban yang berbeda.

    8.  Catat seluruh hasil pengamatan pada tabelpengamatan yang tersedia.

    9.  Hitung kecepatan rambat gelombang setiappercobaan.

    b.  Kegiatan 2:  Menyelidiki Hubungan AntaraKecepatan Rambat Gelombang Dengan MassaPersatuan Panjang Tali. 1.  Siapkan tiga macam tali/benang yang

    berbeda besarnya.2.   Ambil sebuah tali/benang, ukur panjangnya

    lalu timbang.3.  Lakukan kegiatan a untuk jenis benang lain.

    4.  Hitung massa tiap persatuan panjang tali.5.   Ambil sepotong tali/benang pertama, ikatkan

    salah satu ujungnya pada vibrator, sedangujung yang lain dipentalkan pada katrol dandiberikan beban M.

    6.  Nyalakan Power Supply sehingga vibratorbergetar kemudian atur panjang tali sehinggaterbentuk gelombang.

    7.  Ukur panjang tali dari vibrator sampai katrolpada saat terbentuk gelombang stasioner.

    8.  Catat banyaknya simpul yang terjadi.9.  Ulangi kegiatan d sampai h untuk jenis tali

    yang lain dengan massa beban tetap.

    10.  Catat semua hasil pengamatan pada lembarpengamatan.11.  Hitung cepat rambat gelombang tali pada

    setiap percobaan.

      Masalah/soal Latihan

    1.  Gambarkan suatu bentuk gelombang tali

    yang dipantulkan pada ujung tetap, lalu

    tunjukkan simpul, perut panjang gelombang,

    amplitudo, puncak dan lembah!

    2.  Jika frekuensi gelombang adalah f dan

    panjang gelombang adalah λ, maka tuliskan

    rumus kecepatan V, nyatakan dalam

    frekuensi dan panjang gelombang!

    Meja LandasanBeban

    Katrol meja

    Tali

    Vibrator

    Power supply

    Listrik

    PLN

  • 8/18/2019 Penuntun Fisika Dasar 2 2014

    37/42

     

    3.  Tuliskan secara matematis hubungan antara

    panjang gelombang dengan massa persatuan

    panjang tali! Berikan keterangannya!

    4.  Tulis rumus kecepatan rambat gelombang

    hubungannya dengan tegangan tali dan

    massa persatuan panjang tali!

    5.   Apa yang dimaksud dengan gelombang diam

    (stasioner) atau gelombang berdiri?

    6.  Buktikan dengan persamaan simpangan

    dengan gelombang stasioner sepanjang tali

    akibat pemantulan oleh ujung tetap dan ujung

    bebas!

      Sumber Pustaka

    1.  Halliday, David dan Resnick, Robert. 1999.Fisika Jilid 2 Edisi Kelima  (Terjemahan).

    Jakarta: Erlangga.

    2.  Tipler, Paul A. 2001. Fisika untuk Sains dan

    Teknik Edisi Kedua Jilid 2 (Terjemahan).

    Jakarta: Erlangga.

    Catatan:

  • 8/18/2019 Penuntun Fisika Dasar 2 2014

    38/42

     

    HASIL PENGAMATAN

    1.  Kegiatan 1. Hubungan tegangan tali dengan

    kecepatan gelombang

    Frekuensi getar = ……………Hz

    Tabel 9.1. Hubungan tegangan tali dengankecepatan gelombang

    NoMassaBeban(gram)

    PanjangTali(cm)

    Jumlahgelombang

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    2.  Kegiatan 2. Hubungan antara rapat massa talidengan kecepatan rambat gelombang tali  

    Rapat Massa Tali 1 = gr/cm

    Rapat Massa Tali 1 = gr/cm

    Rapat Massa Tali 1 = gr/cm

    Massa beban = gram

    Frekuensi getar = Hz

    Tabel 9. 2.  Hubungan antara rapat massa talidengan kecepatan rambat

    gelombang tali  

    Jenis TaliPanjang Tali

    (cm)Jumlah

    Gelombang

    I

    II

    III

    PraktikanHari/Tanggal Paraf Asisten

    NIM Nama

    ANALISIS

    1.  Untuk kegiatan I, dari data hasil percobaan

    hitung cepat rambat gelombang untuk setiap

    percobaan dengan menggunakan hubungan

    frekuensi dan panjang gelombang.

    2.  Untuk kegiatan II, hitung dahulu massa

    persatuan panjang tali lalu hitung cepat

    rambat gelombang untuk setiap jenis tali

    dengan menggunakan data frekuensi dan

    panjang gelombang.

    3.  Berikan pembahasan bagaimana hubungan

    tegangan tali terhadap cepat rambat

    gelombang pada tali

    4.  Berikan pembahasan bagaimana hubungan

    rapat masssa tali terhadap cepat rambat

    gelombang pada tali

    5.  Berikan hubungan matematis variable yang

    telah diperoleh.

  • 8/18/2019 Penuntun Fisika Dasar 2 2014

    39/42

     

    UNIT 10 

    PRISMA

    Willebrord Snellius

    terlahir dengan nama Willebrord Snel van Royen) (1580 –30 Oktober  1626, Leiden) 

    adalah ilmuwan berkebangsaan Belanda dalam bidangastronomi and matematika. 

    Willebrord Snellius dikenal dengan hukum pembiasan cahaya.

    (Sumber: http://id.wikipedia.org) 

    TUJUAN PERCOBAAN

    1.  Mahasiswa dapat menggunakan spektrometer optik dengan benar,

    2.  Mahasiswa dapat memahami prinsip penguraian cahaya oleh prisma,

    3.  Mahasiswa dapat menentukan indeks bias dan daya dispersi sebuah prisma.

    ALAT DAN BAHAN

    Untuk mendukung percobaan ini, dibutuhkan alat dan

    bahan sebagai berikut.

    1.  Spektrometer Optik,

    2.  Prisma sama sisi,

    3.  Kaca pembesar,

    4.  Sumber cahaya spektrum diskrit (Halogen atau

    Mercury),

    METODOLOGI DASAR

      Teori Singkat

    Seberkas sinar putih dijatuhkan melewati sisi kiri

    prisma dengan sudut tertentu. Sinar tersebut akan

    dibiaskan ke dalam prisma dan dari dalam prisma

    akan dibiaskan ke luar ke sisi kanan prisma terurai

    menjadi spektrum warna yaitu: warna merah, kuning

    dan biru. secara matematis indeks bias (n) prisma

    adalah:

     

      

    2

    1sin

    2

    1sin

    m

    n

      [10.1]

    gengan     sebagai sudut pembias prisma, dan

    m  adalah sudut deviasi minimum. Sudut deviasi

    adalah sudut antara perpanjangan sinar datang

    dengan perpanjangan sinar-sinar bias pada sisi kanan

    prisma. Sedasngkan sudut deviasi minimum sudut

    terkecil yang dapat dihasilkan dengan mengubah

    sudut datang. Deviasi minimum terjadi jika sinar

    melalui prisma secara simetris. Berdasarkan

    persamaan 10.1 di atas, maka untuk spektrum warna

    merah, kuning dan biru dapat diturunkan persamaan

    indeks bias bahan prisma untuk berbagai panjang

    gelombang yaitu :

    Dispersi  adalah peristiwa penguraian cahaya polikromatik

    (putih) menjadi cahaya-cahaya monokromatik (me, ji, ku, hi,

    bi, ni, u) pada prisma lewat pembiasan atau pembelokan. Hal

    ini membuktikan bahwa cahaya putih terdiri dari harmonisasi

    berbagai cahaya warna dengan berbeda-beda panjang

    gelombang.

    FISDAS - 210

    Manual PraktikumFisika Dasar II 

    LABORATORIUM FISIKA FMIPA UNM

    Unit Praktikum Fisika Dasar

    http://id.wikipedia.org/wiki/30_Oktoberhttp://id.wikipedia.org/wiki/30_Oktoberhttp://id.wikipedia.org/wiki/1626http://id.wikipedia.org/wiki/Leidenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Belandahttp://id.wikipedia.org/wiki/Astronomihttp://id.wikipedia.org/wiki/Matematikahttp://id.wikipedia.org/http://id.wikipedia.org/http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Polikromatik&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Monokromatik&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Pembiasanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Cahayahttp://id.wikipedia.org/wiki/Gelombanghttp://id.wikipedia.org/wiki/Gelombanghttp://id.wikipedia.org/wiki/Cahayahttp://id.wikipedia.org/wiki/Pembiasanhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Monokromatik&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Polikromatik&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/http://id.wikipedia.org/wiki/Matematikahttp://id.wikipedia.org/wiki/Astronomihttp://id.wikipedia.org/wiki/Belandahttp://id.wikipedia.org/wiki/Leidenhttp://id.wikipedia.org/wiki/1626http://id.wikipedia.org/wiki/30_Oktober

  • 8/18/2019 Penuntun Fisika Dasar 2 2014

    40/42

     

     

      

    2

    1sin

    2

    1sin b

    bn

      [10.2]

    Sedangkan daya daya dispersi bahan prisma yaitu:

    1

    mb

    n

    nn  [10.3]

    Percobaan ini menggunakan alat ukur sudut dengan

    teropong yang disebut spektrometer,. Untuk itu,

    sebelum anda melakukan percobaan untuk

    mengungkapkan karakteristik prisma, maka terlebih

    dahulu anda harus mengetahui cara menggunakan

    dan membaca skala pada spektrometer . Susunan

    spektrometer   dan komponen komponennya

    diperlihatkan seperti Gambar 10.1. di bawah ini.

    Gambar 10.1. Susunan spektrometer  dan komponen komponennya. Komponen spektrometer yang harus diketahui oleh

    setiap praktikan adalah:

    1.  Kolimator  

    Kolimator merupakan tabung yang dilengkapi

    dengan sebuah lensa yang berhadapan dengan

    prisma, dan sebuah celah yang dapat diatur-atur

    lebarnya yang berhadapan dengan sumber

    cahaya.

    2.  Teleskop Teleskop ini berfungsi untuk menentukan posisi

    benang silang maupun spectrum warna.

    Teleskop dilengkapi sebuah lensa obyektif yang

    menghadap langsung dengan meja prisma, dan

    sebuah lensa okuler yang dapat ditarik atau

    didorong. Teleskop ini juga dapat diputar ke kiri

    maupun ke kanan. Teleskop bagian bawahnya

    dilengkapi dengan skala derajat yang dapat

    dibaca pada skala S1  atau S2  (ada dua tempatuntuk membaca skala). Skala yang berputar

    bersama teleskop dan mengitari lempengan

    skala utama disebut skala nonius.

    3.  Meja spektrometer

    Meja ini berfungsi untuk menempatkan prisma.

    Meja ini dapat berputar dan memiliki kunci sudut

    pembias prisma.

      Setting Peralatan dan Prosedur Kerja

    Pengaturan awal spektrometer optik

    Sebelum digunakan, spektrometer harus diset  –  up

    sedemikian rupa dalam keadaan normal atau

    terkalibrasi. Langkah-langkah pengaturannya dapat

    diuraikan sebagai berikut. Pastikan bahwa

    spektrometer diletakkan di atas bidang yang datar.

    1.  Teleskop harus segaris dengan kolimator dan

    goresan sejaja meja spektrometer harus segaris

    dengan sumbu optis teleskop dan kolimator

    seperti pada Gambar berikut.

    S ectrometerTableSlit Plate

     Focus Knob

     E e Piece

    Graticule

     Lock Ring

  • 8/18/2019 Penuntun Fisika Dasar 2 2014

    41/42

     

    2.  Eratkan sekrup pengunci teleskop dan meja optik

    agar tidak bergeser.

    3.  Tempatkan sumber cahaya kurang lebih 1 cm

    dari celah kolimator.

    4.  Tanpa kisi atau prisma di atas meja optik, amati

    berkas cahaya lewat teleskop. Anda seharusnya

    melihat sebuah berkas garis vertikal terang dan

     jelas. Jika tidak, atur lebar celah kolimator.

    5.  Impitkan berkas garis tersebut dengan garisvertikal pada teleskop.

    6.   Atur sedemikian rupa agar titik nol skala utamatepat berimpit dengan titik nol skala nonius tepatdi bawah teleskop atau titik nol skala noniusdengan titik 1800  pada skala utama tepat dibawah kolimator.

    7.  Selanjutnya, spektrometer siap untuk digunakan.

    Pembacaan Skala Spektrometer Adapun cara mencari nilai-nilai skala nonius dan skalautama pada dasarnya serupa dengan alat-alat ukurdengan nonius lainnya, yaitu:1.  Mula-mula ditentukan nilai skala utama:

    Misalnya; nilai satu skala terkecil skala utamaadalah 0.50 

    2.  Kemudian ditentukan jumlah skala nonius:Misalnya jumlah skala nonius adalah : 30 skala

    3.  Impitkan skala titik nol nonius dengan skala titik

    nol skala utama. Lalu ditentukan berapa jumlahskala utama yang berimpit tepat dengan 30 skalanonius.Misalnya diperoleh:

    30 skala nonius = 29 skala utama.Jadi, 30 skala nonius = 29 x 0.50 1 skala nonius

    = 14.50/30 = (29/60)0 = 29’(artinya 29 menit) Selisih antara skala utama