Penulisan Referensi Dan Daftar Pustaka

9
PENULISAN REFERENSI DAN DAFTAR PUSTAKA DALAM KARYA ILMIAH A. Pendahuluan Istilah karya ilmiah digunakan untuk sebuah tulisan yang mendalam sebagai hasil mengkaji dengan metode ilmiah. Dalam hal ini bukan berarti bahwa tulisan itu selalu berupa hasil penelitian ilmiah. Sebagai contoh tulisan yang berupa petunjuk teknik atau bahkan cerita pengalaman nyata dan pengalaman biasa, yang bukan hasil penelitian ilmiah tetapi disajikan dalam bentuk yang mendalam sebagai hasil ilmiah. Itulah sebabnya tulisan tentang bagaimana bercocok tanam jagung, pemeliharaan ikan bandeng, proses pembuatan es, dapat disajikan secara ilmiah. Sedangkan istilah tulisan (karya tulis) dimasukkan, untuk menyatakan karangan yang disusun berdasarkan ide penulisnya yang diperkuat oleh data serta pernyataan dan gagasan orang lain. Ciri khas sebuah karya tulis yang disusun berdasarkan metode ilmiah ialah keobyektifan pandangan yang dikemukakan, dan kedalaman makna yang disajikan. Sebuah tulisan akan dirasakan ilmiah apabila tulisan itu mengandung kebenaran secara obyektif, karena didukung oleh informasi yang sudah teruji kebenarannya (dengan data pengamatan yang tidak subyektif) dan disajikan secara mendalam, berkat penalaran dan analisa yang mampu 1

Transcript of Penulisan Referensi Dan Daftar Pustaka

Page 1: Penulisan Referensi Dan Daftar Pustaka

PENULISAN REFERENSI DAN DAFTAR PUSTAKA

DALAM KARYA ILMIAH

A. Pendahuluan

Istilah karya ilmiah digunakan untuk sebuah tulisan yang mendalam sebagai

hasil mengkaji dengan metode ilmiah. Dalam hal ini bukan berarti bahwa tulisan itu

selalu berupa hasil penelitian ilmiah. Sebagai contoh tulisan yang berupa petunjuk

teknik atau bahkan cerita pengalaman nyata dan pengalaman biasa, yang bukan hasil

penelitian ilmiah tetapi disajikan dalam bentuk yang mendalam sebagai hasil ilmiah.

Itulah sebabnya tulisan tentang bagaimana bercocok tanam jagung, pemeliharaan ikan

bandeng, proses pembuatan es, dapat disajikan secara ilmiah.

Sedangkan istilah tulisan (karya tulis) dimasukkan, untuk menyatakan

karangan yang disusun berdasarkan ide penulisnya yang diperkuat oleh data serta

pernyataan dan gagasan orang lain. Ciri khas sebuah karya tulis yang disusun

berdasarkan metode ilmiah ialah keobyektifan pandangan yang dikemukakan, dan

kedalaman makna yang disajikan.

Sebuah tulisan akan dirasakan ilmiah apabila tulisan itu mengandung

kebenaran secara obyektif, karena didukung oleh informasi yang sudah teruji

kebenarannya (dengan data pengamatan yang tidak subyektif) dan disajikan secara

mendalam, berkat penalaran dan analisa yang mampu menukik ke dasar masalah.

Tulisan ilmiah akan kehilangan keilmiahannya apabila yang dikemukakan ilmu (teori

dan fakta) pengetahuan saja yang sudah diketahui oleh umum dan berulang kali

dikemukakan.

Penulisan ilmiah menuntut adanya keterampilan khusus dari penulisannya,

karena di samping harus mengumpulkan data, menganalisa data, dengan

menggunakan metode ilmiah juga menyajikan dalam bentuk tulisan. Bahasa dalam

karya ilmiah dituntut lugas/harfiah makna kata-katanya. Atau boleh dikatakan

pembaca tidak menafsirkan arti kata-katanya satu persatu. Itulah sebabnya tulisan

ilmiah mengandung makna denotataif.

1

Page 2: Penulisan Referensi Dan Daftar Pustaka

B. Pengertian Karya Tulis Ilmiah

Menurut Munawar Syamsudin, tulisan ilmiah adalah naskah yang membahas

suatu masalah tertentu, atas dasar konsepsi keilmuan tertentu, dengan memilih metode

penyajian tertentu secara utuh, teratur dan konsisten.1 Menurut Suhardjono, tidak

semua karya tulis merupakan karya tulis ilmiah. Ilmiah artinya mempunyai sifat

keilmuan. Suatu karya tulis, apakah itu berbentuk laporan, makalah, buku, maupun

terjemahan, baru dapat disebut ilmiah apabila memenuhi tiga syarat, yakni :2

1. Isi kajiannya berada pada lingkup pengetahuan ilmiah.

2. Menggunakan metode ilmiah atau cara berpikir ilmiah.

3. Sosok penampilannya sesuai dan telah memenuhi persyaratan sebagai suatu

tulisan keilmuan.

Selanjutnya, yang dimaksud pengetahuan ilmiah adalah segala sesuatu yang

kita ketahui (pengetahuan) yang dihimpun dengan metode ilmiah). Pengetahuan

ilmiah ini selanjutnya disebut dengan “ilmu”. Para filsuf memiliki pemahaman yang

sama mengenai ilmu, yaitu merupakan suatu kumpulan pengetahuan ilmiah yang

tersusun secara sistematis.

Selanjutnya berpikir ilmiah mengandung makna bahwa orang yang berpikir

ilmiah selalu memiliki sikap skeptis, analitis, dan kritis dalam menghadapi

fenomena masyarakat yang terjadi. Sementara itu, dengan metode ilmiah berarti

bahwa ilmu pengetahuan diperoleh dengan prosedur atau langkah-langkah dan

struktur yang rasional (The Liang Gie, 1997). Dalam kegiatan ilmiah tercermin

adanya proses kerja yang menggunakan metode keilmuan yang ditandai dengan

adanya argumentasi teoritik yang benar, sahih dan relevan, serta dukungan fakta

empirik. Di samping itu juga ada analisis kajian yang mempertautkan antara

argumentasi teoretik dengan fakta empirik terhadap permasalahan yang dikaji.

Kegiatan ilmiah dapat berupa : (1) Penelitian (research), (2) Pengembangan

(development), dan (3) Evaluasi (evaluation).3

1Munawar Syamsudin, Dasar-dasar dan Metode Penultsan Ilmiah,. (Surakarta: Sebelas Maret University Press, 1994), hlm. 12.

2Suhardjono, Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah di bidang Pendidikan dan Angka Kredit Pengembangan Profesi Guru, (Jakarta: Dikgutentis, 1995), hlm. 45.

3The Liang Gie, Pengantar Filsafat Ilmu, Edisi ke dua, (Yogyakarta: Liberty, 1997), hlm. 25.

2

Page 3: Penulisan Referensi Dan Daftar Pustaka

C. Penulisan Sumber/Referensi

Penulisan sumber atau referensi bacaan yang dikutip dalam naskah karya

ilmiah mengikuti ketentuan berikut:4

1. Sumber bacaan yang ditulis di antara tanda kurung pada akhir kutipan terdiri atas

nama pokok pengarang, tahun penerbitan, dan nomor halaman. Tanda koma

digunakan di antara nama pokok dan tahun penerbitan, sedangkan tanda titik dua

di antara tahun penerbitan dan nomor halaman.

Contoh:

Surat adalah satu sarana untuk menyampaikan pernyataan atau informasi secara

tertulis dari pihak yang satu kepada pihak yang lain (Bratawidjaja, 1995:5).

2. Apabila nama pengarang sudah disebutkan lebih dahulu, sumber yang ditulis di

antara tanda kurung hanyalah tahun penerbitan dan nomor halaman yang diacu.

Contoh:

Menurut Bratawidjaya (1995:5) surat adalah satu sarana untuk menyampaikan

pernyataan atau informasi secara tertulis dari pihak yang satu kepada pihak yang

lain.

D. Penulisan Daftar Pustaka

Bibliografi atau yang umumnya disebut sebagai daftar pustaka turut menjadi

bagian yang penting. Asumsinya, sebuah penelitian ilmiah tentu akan menggunakan

referensi-referensi pendukung. Tidak ada batasan minimal maupun maksimal dalam

penggunaan referensi. Namun, ini bukan berarti bahwa peneliti bisa seenaknya

mencantumkan referensi. Referensi yang terlalu sedikit bisa menandakan peneliti

tidak banyak membaca literatur pendukung atau hasil penelitian terkait. Sementara

bila terlalu banyak, bisa-bisa dicurigai hasil tulisannya didominasi oleh pendapat ahli

daripada pendapat peneliti itu sendiri. Oleh karena itu, pemanfaatan referensi harus

dilakukan sewajar dan seperlunya saja.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun daftar pustaka:

1. Daftar pustaka tidak diberi nomor urut,

2. Daftar pustka disusun secara alfabetis (menurut abjad),

4J.D Parera, Menulis Tertib dan Sistematis, (Jakarta: Erlangga, 1982), hlm. 30

3

Page 4: Penulisan Referensi Dan Daftar Pustaka

3. Gelar penulis tidak dicantumkan.

Daftar pustaka dapat berupa penulisan buku, penulisan artikel, dan penulisan

publikasi lain.5

1. Buku

Penulisan buku dalam daftar pustaka disusun mengikuti urutan: (1) nama

pengarang, (2) tahun penerbitan, (3) judul buku, (4) tempat penerbitan, dan (5)

nama penerbit. Di antara satuan itu dipergunakan tanda “titik”, kecuali di antara

tempat penerbitan dan nama penerbit digunakan tanda “titik dua”. Judul buku

dicetak miring dan setiap awal kata ditulis dengan huruf kapital, kecuali kata

depan.

Contoh penulisan buku dengan seorang pengarang

Keraf, Gorys. 1993. Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Ende:

Nusa Indah.

Contoh penulisan buku dengan dua atau tiga pengarang

Akhadiah, Sabarti, Maidar G. Arsjad, dan Sakura H. Ridwan. 1992. Pembinaan

Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Contoh penulisan buku lebih dari tiga orang

Alwi, Hasan dkk. 1993. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai

Pustaka.

2. Artikel

Penulisan artikel dalam daftar pustaka menggunakan urutan (1) nama

pengarang, (2) tahun penerbitan, (3) judul artikel, (4) nama majalah, (5) volume

atau halaman dimuatnya artikel, (6) tempat penerbitan, dan (7) nama penerbit.

Judul artikel ditulis di antara tanda “petik dua”; nama majalah dicetak miring; di

antara satuan digunakan tanda “titik”, kecuali di antara nama editor dan nama

majalah, di antara nama majalah dan volume atau halaman digunakan tanda

“koma”; di antara tempat penerbitan dan nama penerbit digunakan tanda “titik

dua”.

Contoh penulisan artikel dalam majalah

5Effendi, Pedoman Penulisan Laporan Penelitian,. (Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1987), hlm. 23.

4

Page 5: Penulisan Referensi Dan Daftar Pustaka

Madya, Suwarsih. 1994. “Penelitian Tindakan dalam Pendidikan”. dalam Diksi,

No.4, Tahun II, halaman 67-82. Yogyakarta: FPBS IKIP Yogyakarta.

3. Penerbitan Pemerintah, Lembaga-Lembaga Ilmiah, dan Organisasi Lainnya

Penulisan daftar pustaka untuk penerbitan pemerintah, Lembaga-lembaga

ilmiah, dan organisasi lainnya menggunakan urutan: (1) lembaga yang

bertanggung jawab atas penulisan dokumen, (2) tahun penerbitan, (3) judul

tulisan, (4) tempat penerbitan, dan (5) nama penerbit.

Contoh:

Depdikbud. 1975. Pedoman Umum Ejaan yang Disempurnakan. Jakarta: Pusat

Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

E. Kesimpulan

Penulisan buku dalam daftar pustaka disusun mengikuti urutan: (1) nama

pengarang, (2) tahun penerbitan, (3) judul buku, (4) tempat penerbitan, dan (5) nama

penerbit. Di antara satuan itu dipergunakan tanda “titik”, kecuali di antara tempat

penerbitan dan nama penerbit digunakan tanda “titik dua”. Judul buku dicetak miring

dan setiap awal kata ditulis dengan huruf kapital, kecuali kata depan.

Penulisan artikel dalam daftar pustaka menggunakan urutan (1) nama

pengarang, (2) tahun penerbitan, (3) judul artikel, (4) nama majalah, (5) volume atau

halaman dimuatnya artikel, (6) tempat penerbitan, dan (7) nama penerbit. Judul

artikel ditulis di antara tanda “petik dua”; nama majalah dicetak miring; di antara

satuan digunakan tanda “titik”, kecuali di antara nama editor dan nama majalah, di

antara nama majalah dan volume atau halaman digunakan tanda “koma”; di antara

tempat penerbitan dan nama penerbit digunakan tanda “titik dua”.

5

Page 6: Penulisan Referensi Dan Daftar Pustaka

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Effendi. Pedoman Penulisan Laporan Penelitian,. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1987.

Gie, The Liang. Pengantar Filsafat Ilmu, Edisi ke dua, Yogyakarta: Liberty, 1997.

Parera, J.D. Menulis Tertib dan Sistematis, Jakarta: Erlangga, 1982.

Suhardjono. Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah di bidang Pendidikan dan Angka Kredit Pengembangan Profesi Guru, Jakarta: Dikgutentis, 1995.

Syamsudin, Munawar. Dasar-dasar dan Metode Penultsan Ilmiah,. Surakarta: Sebelas Maret University Press, 1994.

6