PENTINGNYA MELESTARIKAN KEARIFAN LOKAL · 2. Apa pentingnya melestarikan ... Kearifan lokal...
Embed Size (px)
Transcript of PENTINGNYA MELESTARIKAN KEARIFAN LOKAL · 2. Apa pentingnya melestarikan ... Kearifan lokal...

PENTINGNYA MELESTARIKAN KEARIFAN LOKAL
Makalah
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Perkuliahan, Mata Kuliah Budaya Sunda, Semester Genap, Tahun Akademik 2018/2019
Disusun oleh:
Agus Irawan
NPM. 171000166
Kelas C
Dosen:
Drs. Moch. Miftah,M.H.
UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG
FAKULTAS HUKUM
2018

i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat
rahmat dan hidayah yang dikaruniakanNya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul “Pentingnya Melestarikan Kearifan Lokal”. Sesuai
dengan namanya, sebuah makalah memang tidak dimaksudkan sebagai buku materi
atau buku panduan, melainkan didalamnya terdapat pembahasan dan rincian-
rincian mengenai hasil dari beberapa sumber yang telah penulis dapatkan.
Dalam penyusunan makalah ini penulis mendapatkan berbagai kesulitan,
baik dalam penyusunan, pengumpulan data dan dalam hal yang lainnya. Akan
tetapi, berkat pertolonganNyalah akhirnya makalah ini dapat penulis selesaikan
sesuai yang diharapkan. Adapun penyusunan makalah ini berdasarkan pada rincian-
rincian data yang telah penulis dapatkan dari berbagai sumber.
Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:
1. Drs. Moch. Miftah.,M.H., sebagai dosen mata kuliah Budaya Sunda yang
telah memberikan tugas ini kepada penulis.
2. Orang tua penulis yang telah memberikan dukungan, dorongan, bantuan,
serta memberikan doa restunya sehingga terselesaikannya makalah ini.
3. Saudara-saudara dan rekan-rekan penulis, yang senantiasa memberikan
support semangatnya kepada penulis untuk menyelesaikan makalah ini.

ii
Penulis memahami dan menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna.
Namun, penulis telah berusaha menyusun makalah dengan usaha terbaik yang
penulis miliki. Akhirnya penulis menyampaikan terima kasih kepada segenap yang
telah mendukung terselesaikannya makalah ini. Mudah-mudahan makalah ini
sesuai dengan yang diharapkan. Amiin Ya Allah Ya Rabbal Alamiin Ya Mujibas
Sailin.
Bandung, 2 Oktober 2018
Penulis

iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................... i
DAFTAR ISI ..................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ...................................................................... 3
C. Tujuan .......................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN ................................................................... 4
A. Cara Melestarikan Kearifan Lokal ................................................ 4
B. Pentingnya Melestarikan Kearifan Lokal ...................................... 7
C. Prospek Kearifan Lokal di Masa Depan ........................................ 10
BAB III PENUTUP ........................................................................... 15
A. Kesimpulan ................................................................................. 15
B. Saran ............................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... 18
A. Buku ............................................................................................. 18
B. Sumber Lainnya ............................................................................ 18

1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kearifan lokal memiliki hubungan yang erat dengan kebudayaan
tradisional pada suatu tempat, dalam kearifan lokal tersebut banyak mengandung
suatu pandangan maupun aturan agar masyarakat lebih memiliki pijakan dalam
menenukan suatu tindakkan seperti prilaku masyarakat sehari- hari. Pada
umumnya etika dan nilai moral yang terkandung dalam kearifan lokal diajarkan
turun-temurun, diwariskan dari generasi ke generasi melalui sastra lisan (antara
lain dalam bentuk pepatah dan peribahasa, folklore), dan manuskrip.1. Kearifan
lokal yang diajarkan secara turun-temurun tersebut merupakan kebudayaan yang
patut dijaga, masing- masing wilayah memiliki kebudayaan sebagai ciri khasnya
dan terdapat kearifan lokal yang terkandung di dalamnya.
Pembentukan dan perkembangan budaya sangat mempengaruhi jati diri
bangsa, kesatuan masyarakat berperan serta dalam pembentukkannya. Menurut
Edi Sedyawati menjelaskan di dalam masing-masing kesatuan kemasyarakatan
yang membentuk bangsa, baik yang berskala kecil ataupun besar, terjadi proses-
proses pembentukan dan perkembangan budaya yang berfungsi sebagai jati diri
bangsa tersebut2. Indonesia merupakan negara yang sangat luas dan dikenal
1 Suyono Suyatno, Kearifal Lokal Dalam Berbudaya, Djambatan, Jakarta, 2013, hlm. 33. 2 Edi Sedyawati, Kearifan Lokal, Bumi Aksara, Jakarta, 2012, hlm. 56.

2
sebagai negara yang multikultur. Keadaan Indonesia sebagai negara yang
multikultur menyebabkan Indonesia rentan akan konflik antar daerah. Setiap
daerah di Indonesia memiliki ciri khas budaya masing-masing yang patut untuk
dikembangkan dan dijaga keberadaannya sebagai identitas bangsa agar tetap
dikenal oleh generasi muda. Koentjaraningrat mengatakan bahwa kebudayaan
nasional Indonesia berfungsi sebagai pemberi identitas kepada sebagian warga
dari suatu nasion, merupakan kontinyuitas sejarah dari jaman kejayaan bangsa
Indonesia di masa yang lampau sampai kebudayaan nasional masa kini.3
Masyarakat memiliki peranan penting dalam pembentukan budaya agar
terus bertahan diperkembangan jaman, baik secara langsung maupun tidak
langsung dengan memanfaatkan kemampuannya, sehingga manusia mampu
menguasai alam. Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi dalam buku
Soerjono Soekanto, merumuskan kebudayaan sebagai hasil karya, rasa, dan cipta
masyarakat4. Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan
kebendaan atau kebudayaan jasmaniah (material culture) yang diperlukan oleh
manusia untuk menguasai alam sekitarnya agar kekuatan serta hasilnya dapat
diabdikan untuk keperluan masyarakat.
3 M. Munandar Soelaeman, Budaya Lokal, Grasindo, Jakarta, 2011, hlm. 62. 4 Soerjono Soekanto, Budaya di Indonesia, PT Sarana Panca Karya Nusa, Bandung, 2008,
hlm. 151.

3
Berdasarkan pemaparan tersebut du atas, Penulis tertarik untuk
mengkajinya dalam bentuk Makalah dengan judul “PENTINGNYA
MELESTARIKAN KEARIFAN LOKAL”.
B. Identifikasi Masalah
1. Bagaimana cara melestarikan kearifan lokal?
2. Apa pentingnya melestarikan kearifan lokal?
3. Bagaimana prospek kearifan lokal di masa depan?
C. Tujuan
1. Mengatahui dan memahami cara melestarikan kearifan lokal.
2. Mengatahui dan memahami pentingnya melestarikan kearifan lokal.
3. Mengatahui dan memahami prospek kearifan lokal di masa depan.

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Cara Melestarikan Kearifan Lokal
Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak meninggalkan budayanya
bahkan justru mampu mengembangkan budaya yang telah ada menjadi budaya
yang bisa dikenal oleh khalayak ramai. Budaya yang berlaku dalam masyarakat
merupakan bentuk dari kearifan lokal yang secara turun temurun sudah berlaku
didalam masyarakat.
Kearifan lokal yang sudah menjadi sosok budaya didalam masyarakat
memiliki pola pelestarian dan pewarisan. Diantara cara melestarikan kearifan
lokal adalah:5
1. Memberikan pendidikan dan pengajaran tentang kebudayaan kepada
generasi muda sedini mungkin, sehingga menimbulkan rasa cinta dan rasa
memiliki terhadap kearifan lokal yang ada. Contoh: adanya muatan-muatan
lokal di sekolah-sekolah tentang kebudayaan daerah setempat.
2. Mengupayakan adanya dukungan di semua pihak, baik dari pemerintah
maupun swasta terhadap perkembangan kearifan lokal.
5 Marcus J. Pattinama, Pengentasan Kemiskinan dengan Kearifan Lokal; Studi Kasus di
Pulau Buru-Maluku dan Surade-Jawa Barat, Jurnal Makara, Sosial Humaniora, Vol. 13, No. 1, Univ. Pattimura Ambon, 2009, hlm. 9.

5
3. Pemahaman dari suatu pengalaman yang panjang dengan pengamatan secara
langsung atau disebut learning by experience yang dipertahankan dari
generasi ke generasi.
Beberapa motivasi yang harus digerakkan agar kearifan lokal bisa
dilestarikan, diantaranya:6
1. Motivasi untuk menjaga, mempertahankan dan mewariskan warisan budaya
lokal yang diwarisinya dari generasi sebelumnya;
2. Motivasi untuk meningkatkan pengetahuan dan kecintaan generasi penerus
bangsa terhadap nilai-nilai sejarah kepribadian bangsa dari masa ke masa
melalui pewarisan khasanah budaya dan nilai-nilai budaya secara nyata yang
dapat dilihat, dikenang dan dihayati;
3. Motivasi untuk menjamin terwujudnya keragaman atau variasi lingkungan
budaya;
4. Motivasi ekonomi yang percaya bahwa nilai budaya lokal akan meningkat
bila terpelihara dengan baik sehingga memiliki nilai komersial untuk
meningkatkan kesejahteraan;
5. Motivasi simbolis yang meyakini bahwa budaya lokal adalah manifestasi
dari jati diri suatu kelompok atau masyarakat sehingga dapat
6 Agus Dono Karmadi, “Pola Pelestarian Kearifan Lokal”, dalam
http://munawarmadina.blogspot.com, diakses tanggal 2 Oktober 2018 pukul 01.36 WIB.

6
menumbuhkembangkan rasa kebanggaan, harga diri dan percaya diri yang
kuat.
Kearifan lokal dalam mempertahankan eksistensinya, diperlukan suatu
usaha untuk menjaganya untuk tetap berkembang dalam masyarakat. Usaha
tersebut harus disertai dengan kesadaran akan peranan kearifan lokal yang sangat
penting di dalam menghadapi permasalahan.
Pendidikan merupakan media dimana dalam proses pembelajaran
ditanamkan nilai-nilai. Dalam memberdayakan kearifan lokal dapat dilakukan
dengan mengintegrasikan dalam mata pelajaran tertentu, misalnya muatan lokal.
Sedangkan untuk menanamkan nilai-nilai kelingkungan dapat dilakukan dengan
hal yang sama maupun dengan mata pelajaran khusus, seperti pendidikan ke
lingkungan hidup.
Pendidikan tidak hanya di dalam bangku sekolah. Pendidikan yang
lebih penting adalah pendidikan sejak dini yang dimulai dari keluarga dengan
memperkenalkan kearifan lokal dan menanamkan pedulu lingkungan kepada
anggota keluarga. Sesuai yang telah dibahas di atas, globalisasi dan westernisasi
mengancam kearifan lokal. Untuk itu dalam setiap unsur asing yang masuk,
hendaknya tetap memegang nilai-nilai asli sebagai pedoman.7
7 Lila Wati, “Solusi Untuk Mempertahankan Kearifan Lokal di Indonesia”, dalam
http://lilawatyy95.blogspot.com, diakses tanggal 2 Oktober 2018 pukul 01.30 WIB.

7
B. Pentingnya Melestarikan Kearifan Lokal
Pengertian keafiran lokal terdiri dari 2 kata, yaitu kearifan (wisdom) dan
lokal (local). Local yang berarti setempat, sementara wisdom sama dengan
kebijaksanaan.
Dengan demikian maka dapat dipahami, bahwa pengertian kearifan
lokal merupakan gagasan-gagasan atau nilai-nilai, pandangan-padangan
setempat atau (lokal) yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik yang
tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakatnya.Sebagaimana dipahami, dalam
beradaptasi dengan lingkungan, masyarakat memperoleh dan mengembangkan
suatu kearifan yang berwujud pengetahuan atau ide, norma adat, nilai budaya,
aktivitas, dan peralatan sebagai hasil abstraksi mengelola lingkungan. Seringkali
pengetahuan mereka tentang lingkungan setempat dijadikan pedoman yang
akurat dalam mengembangkan kehidupan di lingkungan pemukimannya.
Keanekaragaman pola-pola adaptasi terhadap lingkungan hidup yang
ada dalam masyarakat Indonesia yang diwariskan secara turun temurun menjadi
pedoman dalam memanfaatkan sumberdaya alam. Kesadaran masyarakat untuk
melestarikan lingkungan dapat ditumbuhkan secara efektif melalui pendekatan
kebudayaan. Jika kesadaran tersebut dapat ditingkatkan, maka hal itu akan
menjadi kekuatan yang sangat besar dalam pengelolaan lingkungan. Dalam
pendekatan kebudayaan ini, penguatan modal sosial, seperti pranata

8
sosialbudaya, kearifan lokal, dan norma-norma yang terkait dengan pelestarian
lingkungan hidup penting menjadi basis yang utama.
Seperti kita ketahui adanya krisis ekonomi dewasa ini, masyarakat yang
hidup dengan menggantungkan alam dan mampu menjaga keseimbangan
dengan lingkungannya dengan kearifan lokal yang dimiliki dan dilakukan tidak
begitu merasakan adanya krisis ekonomi, atau pun tidak merasa terpukul seperti
halnya masyarakat yang hidupnya sangat dipengaruhi oleh kehidupan modern.
Maka dari itu kearifan lokal penting untuk dilestarikan dalam suatu masyarakat
guna menjaga keseimbangan dengan lingkungannya dan sekaligus dapat
melestarikan lingkungannya. Berkembangnya kearifan lokal tersebut tidak
terlepas dari pengaruh berbagai faktor yang akan mempengaruhi perilaku
manusia terhadap lingkungannya.8
Lingkungan hidup Indonesia sebagai suatu ekosistem terdiri atas
berbagai subsistem, yang mempunyai aspek sosial, budaya, ekonomi, dan
geografi dengan corak ragam yang berbeda yang mengakibatkan daya dukung
dan daya tampung lingkungan hidup yang berlainan. Keadaan demikian
memerlukan pengelolaan dan pengembangan lingkungan hidup yang didasarkan
pada keadaan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup sehingga dapat
8 Lila Wati, “Pentingnya Kearifan Lokal”, dalam http://lilawatyy95.blogspot.com, diakses
tanggal 2 Oktober 2018 pukul 01.45 WIB.

9
meningkatkan keselarasan, keserasian dan keseimbangan subsistem, yang
berarti juga meningkatkan ketahanan subsistem itu sendiri.
Kearifan lokal merupakan suatu bentuk warisan budaya Indonesia yang
telah berkembang sejak lama. Kearifan lokal lahir dari pemikiran dan nilai yang
diyakini suatu masyarakat terhadap alam dan lingkungannya. Di dalam kearifan
lokal terkandung nilai-nilai, norma-norma, sistem kepercayaan, dan ide-ide
masyarakat setempat. Oleh karena itu kearifan lokal di setiap daerah berbeda-
beda. Kearifan lokal berkaitan erat dengan pengelolaan sumber daya alam dan
lingkungan. Masyarakat memiliki sudut pandang tersendiri terhadap alam dan
lingkungannya. Masyarakat mengembangkan cara-cara tersendiri untuk
memelihara keseimbangan alam dan lingkungannya guna memenuhi kebutuhan
hidupnya. Pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan melalui
pengembangan kearifan lokal memiliki kelebihan tersendiri. Selain untuk
memelihara keseimbangan sumberdaya alam dan lingkungannya, kebudayaan
masyarakat setempat pun dapat dilestarikan.
Kearifan lokal memiliki banyak fungsi sebagaimana yang diungkapkan
oleh Sirtha (2003) sebagaimana dikutip oleh Sartini (2004) sebagaimana dikutip
oleh Aulia (2010), menjelaskan bahwa bentuk-bentuk kearifan lokal yang ada
dalam masyarakat dapat berupa: nilai, norma, kepercayaan, dan aturan-aturan

10
khusus. Bentuk yang bermacam-macam ini mengakibatkan fungsi kearifan lokal
menjadi bermacam-macam pula. Fungsi tersebut antara lain adalah:9
1. Kearifan lokal berfungsi untuk konservasi dan pelestarian sumberdaya alam.
2. Kearifan lokal berfungsi untuk mengembangkan sumber daya manusia.
3. Berfungsi sebagai pengembangan kebudayaan dan ilmu pengetahuan.
4. Berfungsi sebagai petuah, kepercayaan, sastra, dan pantangan.
C. Prospek Kearifan Lokal Di Masa Depan
Dewasa ini kearifan lokal menghadapi tantangan-tantangan yang
mengancam keberadaan dan kelestariannya. Kearifan lokal yang telah terbentuk
sejak lama kini mulai terkikis seiring berkembangnya teknologi diikuti
meningkatnya proses adopsi inovasi serta difusi adopsi teknologi. Suhartini
(2009) menyatakan bahwa kearifan lokal-kearifan lokal ikut berperan dalam
pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungannya. Namun demikian kearifan
lokal juga tidak lepas dari berbagai tantangan seperti: bertambahnya terus jumlah
penduduk, teknologi modern dan budaya, modal besar serta kemiskinan dan
kesenjangan.
9 Fika Fatia Qandhi, “Pentingnya Kearifan Lokal Masyarakat Dalam Pengelolaan
Sumberdaya Alam Dan Lingkungan Di Pedesaan”, dalam http://fika-fatia.blogspot.com, diakses tanggal 2 Oktober 2018 pukul 01.41 WIB.

11
Berbagai teknologi yang berkembang saat ini pada dasarnya memiliki
potensi besar untuk merusak keseimbangan alam dan lingkungan. Berbagai
bentuk eksploitasi terhadap alam kini sudah merupakan hal yang dianggap biasa.
Begitu banyak elemen masyarakat hingga pemerintah mengadopsi berbagai
teknologi untuk mengekploitasi alam secara besar-besaran, tanpa pernah
memperhatikan aspek kearifan lokal yang berkembang di masyarakat. Salah satu
contoh adalah penggunaan teknologi penangkapan ikan di Maluku yang tidak
memperhatikan kearifan lokal masayarakat. Dampak yang ditimbulkan adalah
rusaknya sumberdaya air dan tersingkirkannya kearifan lokal masyarakat
Maluku yang disebut sasih. Sehingga pada akhirnya secara perlahan-lahan
kearifan-kearifan lokal tersebut memudar bahkan menghilang di tengah-tengah
kehidupan masyarakat. Selain itu juga berakibat kepada terjadinya
ketidakseimbangan lingkungan yang dapat mengakibatkan terjadinya berbagai
bencana alam. Masuknya berbagai teknologi tersebut menyingkirkan peran
kearifan lokal dalam mengelola sumber daya alam dan lingkungan.
Masyarakat mulai meninggalkan pola pikir holistik,10 dan beralih
kepada pola pikir mekanistik11 serta berorientasi komersil. Sehingga melahirkan
10 Ridwan NA, “Keilmuan Kearifal Lokal”, dalam Jurnal Studi Islam dan Budaya
http://www.search-document.com/pdf/1/keilmuan-kearifan-lokal.html, diakses tanggal 2 Oktober 2018 pukul 01.49 WIB.
11 Sartini, “Menggali kearifan lokal nusantara sebuah kajian filsafati”, dalam Jurnal Filsafat http://www.search-document.com/pdf/1/1/Menggali-Kearifan-Lokal-Nusantara-Sebuah-Kajian-Filsafati.html, diakses tanggal 2 Oktober 2018 pukul 01.51 WIB.

12
perilaku-perilaku yang ingin menaklukan alam untuk memenuhi kepentingan
pribadi atau kepentingan kelompok. Sehingga pada akhirnya banyak terjadi
berbagai bencana alam akibat keseimbangan alam diganggu.
Selain perkembangan teknologi, tantangan-tantangan lain yang
dihadapi kearifan lokal-kearifan lokal masyarakat adalah pertambahan
penduduk. Robert Malthus dalam Suhartini menyatakan bahwa penduduk yang
banyak merupakan penyebab kemiskinan, hal ini terjadi karena laju
pertumbuhan penduduk yang mengikuti deret ukur tidak akan pernah terkejar
oleh pertambahan makanan dan pakaian yang hanya mengikuti deret hitung.
Adanya kebutuhan pangan yang tinggi menuntut orang untuk meningkatkan
produksinya guna mencukupi kebutuhan tersebut, sehingga melakukan
modernisasi pertanian dengan melakukan revolusi hijau. Dalam Revolusi hijau
dikembangkan penggunaan bibit unggul, pemupukan kimia, pengendalian hama
penyakit dengan obat-obatan, pembangunan saluran irigasi secara besar-besaran
untuk pengairan dan penggunaan teknologi pertanian dengan traktor untuk
mempercepat pekerjaan. Sebagai akibat pelaksanaan revolusi hijau yang
menekankan pada tanaman padi secara monokultur dengan bibit unggul maka
akan mempengaruhi kehidupan petani lokal dalam menggunakan bibit lokal
yang sebenarnya mempunyai ketahanan terhadap hama dan penyakit, pupuk
kandang dan pupuk organik yang digantikan dengan pupuk kimia, penggunaan

13
hewan untuk membajak yang digantikan traktor, penggunaan obat-obatan dari
tanaman untuk pertanian dengan obat-obatan kimia. Berikut dipaparkan salah
satu contoh persentase penggunaan berbagai pupuk di daerah Temanggu. Tabel
berikut menunjukkan bahwa semakin meningkatnya ketergantungan petani
terhadap penggunaan pupuk kimia dibandingkan penggunaan pupuk organik.
Menghadapi tantangan-tantangan tersebut, prospek kearifan lokal di
masa depan bergantung dari pemanfaatan dan pemberdayaan kearifan lokal yang
dimiliki masyarakat guna mengelola sumber daya alam dan lingkungan.
Pengetahuan mengenai kearifan lokal yang dimiliki masyarakat yang diturunkan
secara turun temurun serta inovasi dan teknologi juga mempengaruhi
keberlangsungan kearifan lokal di masa depan. Pemerintah sebagai pemegang
kekuasaan sudah saatnya memberlakukan kebijakan terkait adopsi teknologi
penggunaannya serta difusi teknologi yang melindungi sumber daya alam dan
lingkungan melalui kearifan lokal.
Sartini mengungkapkan bahwa ada banyak peluang untuk
pengembangan wacana kearifan lokal Nusantara. Di samping itu kearifan lokal
dapat didekati dari nila-inilai yang berkembang di dalamnya seperti nilai
religius, nilai etis, estetis, intelektual atau bahkan nilai lain seperti ekonomi,
teknologi dan lainnya. Maka kekayaan kearifan lokal menjadi lahan yang cukup

14
subur untuk digali, diwacanakan dan dianalisis mengingat faktor perkembangan
budaya terjadi dengan begitu pesatnya.
Pranoto mongso atau aturan waktu musim digunakan oleh para tani
pedesaan yang didasarkan pada naluri dari leluhur dan dipakai sebagai patokan
untuk mengolah pertanian. Berkaitan dengan kearifan tradisional maka pranoto
mongso ini memberikan arahan kepada petani untuk bercocok tanam mengikuti
tanda-tanda alam dalam mongso yang bersangkutan, tidak memanfaatkan lahan
seenaknya sendiri meskipun sarana prasarana mendukung seperti misalnya air
dan saluran irigasinya. Melalui perhitungan pranoto mongso maka alam dapat
menjaga keseimbangannya.
Nyabuk gunung merupakan cara bercocok tanam dengan membuat
teras sawah yang dibentuk menurut garis kontur. Cara ini banyak dilakukan di
lereng bukit sumbing dan sindoro. Cara ini merupakan suatu bentuk konservasi
lahan dalam bercocok tanam karena menurut garis kontur.12
12 Fika Fatia Qandhi, “Pentingnya Kearifan Lokal Masyarakat Dalam Pengelolaan
Sumberdaya Alam Dan Lingkungan Di Pedesaan”, dalam http://fika-fatia.blogspot.com, diakses tanggal 2 Oktober 2018 pukul 01.53 WIB.

15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Adapun cara melestarikan kearifan lokal adalah sebagai berikut:
a. Memberikan pendidikan dan pengajaran tentang kebudayaan kepada
generasi muda sedini mungkin, sehingga menimbulkan rasa cinta dan
rasa memiliki terhadap kearifan lokal yang ada. Contoh: adanya muatan-
muatan lokal di sekolah-sekolah tentang kebudayaan daerah setempat.
b. Mengupayakan adanya dukungan di semua pihak, baik dari pemerintah
maupun swasta terhadap perkembangan kearifan lokal.
c. Pemahaman dari suatu pengalaman yang panjang dengan pengamatan
secara langsung atau disebut learning by experience yang dipertahankan
dari generasi ke generasi.
2. Kearifan lokal penting untuk dilestarikan dalam suatu masyarakat guna
menjaga keseimbangan dengan lingkungannya dan sekaligus dapat
melestarikan lingkungannya. Berkembangnya kearifan lokal tersebut tidak
terlepas dari pengaruh berbagai faktor yang akan mempengaruhi perilaku
manusia terhadap lingkungannya. Kemudian fungsi dari pentingnya kearifan
lokal antara lain adalah sebagai berikut:
a. Kearifan lokal berfungsi untuk konservasi dan pelestarian sumberdaya
alam.

16
b. Kearifan lokal berfungsi untuk mengembangkan sumber daya manusia.
c. Berfungsi sebagai pengembangan kebudayaan dan ilmu pengetahuan.
d. Berfungsi sebagai petuah, kepercayaan, sastra, dan pantangan.
3. Prospek kearifan lokal di masa depan bergantung dari pemanfaatan dan
pemberdayaan kearifan lokal yang dimiliki masyarakat guna mengelola
sumber daya alam dan lingkungan. Pengetahuan mengenai kearifan lokal
yang dimiliki masyarakat yang diturunkan secara turun temurun serta inovasi
dan teknologi juga mempengaruhi keberlangsungan kearifan lokal di masa
depan. Pemerintah sebagai pemegang kekuasaan sudah saatnya
memberlakukan kebijakan terkait adopsi teknologi penggunaannya serta
difusi teknologi yang melindungi sumber daya alam dan lingkungan melalui
kearifan lokal.
B. Saran
1. Banyak diantara masyarakat yang tidak menyadari esensi sesungguhnya dari
kearifan lokal dan meninggalkan kebiasaan-kebiasaan yang telah dibangun
sejak lama oleh nenek moyang mereka. Kegiatan menurunkan kearifan-
kearifan lokal kepada generasi penerus untuk mengelola sumberdaya alam
dan lingkungan telah memudar bahkan ditinggalkan. Oleh sebab itu

17
dibutuhkan berbagai upaya untuk melestarikan kearifan lokal guna
mengelola sumberdaya alam dan lingkungan.
2. Menyadarkan masyarakat akan pentingnya melestarikan kearifan lokal yang
dimiliki masing-masing daerah dan melestarikan kearifan lokal sebenarnya
mesti diimplemetasikan dengan nilai-nilai kepercayaan dan norma yang
diyakini oleh suatu masyarakat.
3. Pemerintah sebagai pemegang kekuasaan sudah saatnya memberlakukan
kebijakan terkait adopsi teknologi penggunaannya serta difusi teknologi
yang melindungi sumber daya alam dan lingkungan melalui kearifan lokal.

18
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Edi Sedyawati. 2012. Kearifan Lokal. Jakarta: Bumi Aksara.
M. Munandar Soelaeman. 2011. Budaya Lokal. Jakarta: Grasindo.
Soerjono Soekanto. 2008. Budaya di Indonesia. Bandung: PT Sarana Panca
Karya Nusa.
Suyono Suyatno. 2012. Kearifal Lokal Dalam Berbudaya. Jakarta: Djambatan.
B. Sumber Lainnya
Marcus J. Pattinama. 2009. Pengentasan Kemiskinan dengan Kearifan Lokal;
Studi Kasus di Pulau Buru-Maluku dan Surade-Jawa Barat, Jurnal
Makara, Sosial Humaniora, Vol. 13, No. 1, Univ. Pattimura Ambon.
Agus Dono Karmadi. 2013. “Pola Pelestarian Kearifan Lokal”, dalam
http://munawarmadina.blogspot.com, diakses tanggal 2 Oktober 2018.
Lila Wati. 2013. “Solusi Untuk Mempertahankan Kearifan Lokal di Indonesia”,
dalam http://lilawatyy95.blogspot.com, diakses tanggal 2 Oktober 2018.
Fika Fatia Qandhi. 2013. “Pentingnya Kearifan Lokal Masyarakat Dalam
Pengelolaan Sumberdaya Alam Dan Lingkungan Di Pedesaan”, dalam
http://fika-fatia.blogspot.com, diakses tanggal 2 Oktober 2018.

19
Ridwan NA. 2011. “Keilmuan Kearifal Lokal”, dalam Jurnal Studi Islam dan
Budaya http://www.search-document.com/pdf/1/keilmuan-kearifan-
lokal.html, diakses tanggal 2 Oktober 2018.
Sartini. 2012. “Menggali kearifan lokal nusantara sebuah kajian filsafati”,
dalam Jurnal Filsafat http://www.search-
document.com/pdf/1/1/Menggali-Kearifan-Lokal-Nusantara-Sebuah-
Kajian-Filsafati.html, diakses tanggal 2 Oktober 2018.