PENTINGNYA LEMBAGA CATATAN SIPIL, TEMPAT … · Makalah Diajukan untuk Memenuhi Tugas Perkuliahan,...

34
PENTINGNYA LEMBAGA CATATAN SIPIL, TEMPAT KEDIAMAN DAN KEADAAN TIDAK HADIR UNTUK DIBICARAKAN DALAM HUKUM Makalah Diajukan untuk Memenuhi Tugas Perkuliahan, Mata Kuliah Hukum Perdata, Semester Genap, Tahun Akademik 2017/2018 Disusun oleh: Fajri Nulhidayat NPM. 151000132 Dosen: Tuti Rastuti, S.H.,M.H. UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG FAKULTAS HUKUM 2018

Transcript of PENTINGNYA LEMBAGA CATATAN SIPIL, TEMPAT … · Makalah Diajukan untuk Memenuhi Tugas Perkuliahan,...

Page 1: PENTINGNYA LEMBAGA CATATAN SIPIL, TEMPAT … · Makalah Diajukan untuk Memenuhi Tugas Perkuliahan, Mata Kuliah Hukum Perdata, ... non islam dan Pengadilan Agama bagi beragama Islam.

PENTINGNYA LEMBAGA CATATAN SIPIL, TEMPAT

KEDIAMAN DAN KEADAAN TIDAK HADIR UNTUK

DIBICARAKAN DALAM HUKUM

Makalah

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Perkuliahan, Mata Kuliah Hukum Perdata,

Semester Genap, Tahun Akademik 2017/2018

Disusun oleh:

Fajri Nulhidayat

NPM. 151000132

Dosen:

Tuti Rastuti, S.H.,M.H.

UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG

FAKULTAS HUKUM

2018

Page 2: PENTINGNYA LEMBAGA CATATAN SIPIL, TEMPAT … · Makalah Diajukan untuk Memenuhi Tugas Perkuliahan, Mata Kuliah Hukum Perdata, ... non islam dan Pengadilan Agama bagi beragama Islam.

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat

rahmat dan hidayah yang dikaruniakanNya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan

makalah ini yang berjudul “Pentingnya Lembaga Catatan Sipil, Tempat Kediaman

dan Keadaan Tidak Hadir Untuk Dibicarakan Dalam Hukum”. Sesuai dengan

namanya, sebuah makalah memang tidak dimaksudkan sebagai buku materi atau

buku panduan, melainkan didalamnya terdapat pembahasan dan rincian-rincian

mengenai hasil dari beberapa sumber yang telah penulis dapatkan.

Dalam penyusunan makalah ini penulis mendapatkan berbagai kesulitan,

baik dalam penyusunan, pengumpulan data dan dalam hal yang lainnya. Akan

tetapi, berkat pertolonganNyalah akhirnya makalah ini dapat penulis selesaikan

sesuai yang diharapkan. Adapun penyusunan makalah ini berdasarkan pada rincian-

rincian data yang telah penulis dapatkan dari berbagai sumber.

Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. Tuti Rastuti, S.H.,M.H., sebagai dosen mata kuliah Hukum Perdata yang

telah memberikan tugas ini kepada penulis.

2. Orang tua penulis yang telah memberikan dukungan, dorongan, bantuan,

serta memberikan doa restunya sehingga terselesaikannya makalah ini.

3. Saudara-saudara dan rekan-rekan penulis, yang senantiasa memberikan

support semangatnya kepada penulis untuk menyelesaikan makalah ini.

Penulis memahami dan menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna.

Namun, penulis telah berusaha menyusun makalah dengan usaha terbaik yang

penulis miliki. Akhirnya penulis menyampaikan terima kasih kepada segenap yang

telah mendukung terselesaikannya makalah ini. Mudah-mudahan makalah ini

sesuai dengan yang diharapkan. Amiin Ya Allah Ya Rabbal Alamiin Ya Mujibas

Sailin.

Bandung, 20 Juli 2018

Penulis

Page 3: PENTINGNYA LEMBAGA CATATAN SIPIL, TEMPAT … · Makalah Diajukan untuk Memenuhi Tugas Perkuliahan, Mata Kuliah Hukum Perdata, ... non islam dan Pengadilan Agama bagi beragama Islam.

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................... i

DAFTAR ISI ......................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ......................................................................... 2

C. Tujuan .............................................................................................. 3

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................... 4

A. Lembaga Catatan Sipil Dalam Hukum ............................................ 4

1. Definisi Lembaga Catatan Sipil ................................................ 4

2. Tujuan Lembaga Catatan Sipil .................................................. 5

3. Fungsi Lembaga Catatan Sipil ................................................... 6

4. Macam-macam Akta Catatan Sipil ............................................ 7

B. Tempat Kediaman Dalam Hukum ................................................... 17

1. Definisi Tempat Kediaman ........................................................ 17

2. Macam-macamTempat Kediaman ............................................. 17

3. Hak dan Kewajiban .................................................................... 19

4. Satus Hukum .............................................................................. 20

5. Artinya Penting Domisili ........................................................... 21

C. Keadaan Tidak Hadir Dalam Hukum ............................................... 22

1. Definisi Tidak Hadir .................................................................. 22

2. Pengaruh Keadaan Tidak Hadir ................................................. 22

3. Tahap Penyelesaian Keadaan Tidak Hadir ................................ 23

BAB III PENUTUP ............................................................................... 29

A. Kesimpulan ..................................................................................... 29

B. Saran ................................................................................................. 29

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 30

A. Buku ................................................................................................. 30

B. Peraturan Perudang-undangan ........................................................ 30

C. Sumber Lainnya ............................................................................... 31

Page 4: PENTINGNYA LEMBAGA CATATAN SIPIL, TEMPAT … · Makalah Diajukan untuk Memenuhi Tugas Perkuliahan, Mata Kuliah Hukum Perdata, ... non islam dan Pengadilan Agama bagi beragama Islam.

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada mulanya semua kejadian yang menyangkut manusia, seperti

kelahiran,perkawinan, dan kematian dicatat oleh gereja. Namun karena

pencatatan yang dilakukan oleh gereja tidak lengkap dan tidak mudah untuk

diperiksa, maka pada masa Revolusi Prancis, unruk pertama kalinya di Eropa

diadakan Lembaga Catatan Sipil. Di Indonesia lembaga pencatatan pertama kali

berlaku bagi golongan Eropa pada tahun 1848 melalui asa konkordansi, namun

baru diundangkan pada tahun 1949. Adapun tujuan dari Lembaga Catatan Sipil

adalah untuk mencatat selengkap dan sejelas-jelasnya sehingga memberikan

kepastian yang sebenar-benarnya mengenai semua kejadian.1

Selain itu,seluruh peristiwa penting yang terjadi dalam keluarga (yang

memiliki aspek hukum), perlu didaftarkan dan dibukukan, sehingga baik yang

bersangkutan maupun orang lain yang berkepentingan mempunyai bukti yang

outentik tentang peristiwa-peristiwa tersebut, dengan demikian maka

kedudukan hukum seseorang menjadi tegas dan jelas. Untuk melakukan

pencatatan, dibentuknya lembaga khusus yang disebut Lembaga Catatan Sipil

(Burgerlijke Stand).2

1 Sudikno Mertokusumo, 2002, Hukum Acara Perdata di Indonesia Edisi 6 Cet 1, Liberty,

Yogyakarta, hlm. 142. 2 Srinurbayanti Herni, Rofiandri Ronal, dan Novitarini Wini, 2003, Publikasi Hak

Masyarakat Dalam Bidang Identitas Cet 2, Pusat Studi Hukum dan Kebijakan Indonesia, Jakarta,

2003, hlm. 19.

Page 5: PENTINGNYA LEMBAGA CATATAN SIPIL, TEMPAT … · Makalah Diajukan untuk Memenuhi Tugas Perkuliahan, Mata Kuliah Hukum Perdata, ... non islam dan Pengadilan Agama bagi beragama Islam.

2

Dan bilamana seseorang untuk waktu yang pendek maupun waktu yang

lama meninggalkan tempat tinggalnya, tetapi sebelum pergi ia memberikan

kuasa kepada orang lain untuk mewakili dirinya dan mengurus harta

kekayaannya, maka keadaan tidak ditempat orang itu tidak menimbulkan

persoalan. Akan tetapi bilamana orang yang pergi meninggalkan tempat tinggal

tersebut sebelumnya tidak memeberikan kuasa apapun kepada orang lain untuk

mewakili dirinya maupun untuk mengurus harta kekayaannya dan segala

kepentingannya, maka keadaan tidak ditempatnya orang itu menimbulkan

persoalan, siapa yang mewakili dirinya dan bagaimana mengurus harta

kekayaannya. Oleh Karena itu, Keadaan tidak hadir (Afwezigheid) diatur dalam

Bab ke-delapan bela Burgelijk Wetboek (Kitab Undang-Undang Hukum

Perdata). Dari Pasal 463 tentang beberapa unsur tentang keadaan tidak hadir.

Berdasarkan pemaparan tersebut du atas, Penulis tertarik untuk

mengkajinya dalam bentuk Makalah dengan judul “Pentingnya Lembaga

Catatan Sipil, Tempat Kediaman dan Keadaan Tidak Hadir Untuk

Dibicarakan Dalam Hukum”.

B. Identifikasi Masalah

1. Bagaimana pentingnya lembaga catatan sipil dalam hukum?

2. Bagaimana pentingnya tempat kediaman dalam hukum?

3. Bagaimana konseskuensi keadaan tidak hadir dalam hukum?

Page 6: PENTINGNYA LEMBAGA CATATAN SIPIL, TEMPAT … · Makalah Diajukan untuk Memenuhi Tugas Perkuliahan, Mata Kuliah Hukum Perdata, ... non islam dan Pengadilan Agama bagi beragama Islam.

3

C. Tujuan

1. Mengatahui dan memahami pentingnya lembaga catatan sipil dalam hukum.

2. Mengatahui dan memahami pentingnya tempat kediaman dalam hukum.

3. Mengatahui dan memahami konseskuensi keadaan tidak hadir dalam

hukum.

Page 7: PENTINGNYA LEMBAGA CATATAN SIPIL, TEMPAT … · Makalah Diajukan untuk Memenuhi Tugas Perkuliahan, Mata Kuliah Hukum Perdata, ... non islam dan Pengadilan Agama bagi beragama Islam.

4

BAB II

PEMBAHASAN

A. Lembaga Catatan Sipil Dalam Hukum

1. Definisi Lembaga Catatan Sipil

KUHPerdata tidak memberikan pengertian dari apa yang dimaksud

dengan pencatatan sipil itu. Padahal Lembaga Pencatatan Sipil ini sudah

dikenal sejak zaman Hindia Belanda,namun di dalam Art.16 NBW Baru

negeri Belanda disebutkan bahwa catatan sipil merupakan intuisi untuk

meregistrasi kedudukan hukum mengenai pribadi seseorang terhadap

kelahirannya, perkawinannya, perceraiannya, orang tuanya, dan

kematiannya. Adapun beberapa unsur penting dalam Lembaga Catatan

Sipil, yaitu:

a. Di bentuk oleh pemerintah.

b. Betugas mencatat, mendaftarkan, dan membukukan peristiwa

penting bagi status keperdataan.

c. Bertujuan mendapatkan data yang lengkap, agar status warga

dapat diketahui dan dibuktikan.

Adapun pengaturan catatan sipil atau pencatatan sipil diatur dalam

Bab kedua Pasal 4 sampai dengan Pasal 16 Buku Kesatu KUHPerdata.

Ketentuan-ketentuan dalam Pasal 4 sampai dengan Pasal 16 KHUPerdata

tersebut mengatur mengenai akta-akta catatan sipil bagi golongan penduduk

Eropa dan mereka yang dipersamakan dengan itu. Namun,dengan keluarnya

Undang-Undang Nomor 4 tahun 1961 tentang Perubahan atau Penambahan

Page 8: PENTINGNYA LEMBAGA CATATAN SIPIL, TEMPAT … · Makalah Diajukan untuk Memenuhi Tugas Perkuliahan, Mata Kuliah Hukum Perdata, ... non islam dan Pengadilan Agama bagi beragama Islam.

5

Nama Kelauarga, ketentuan-ketentuan dalam Pasal 6 sampai Pasal 10

KUHPerdata dinyatakan tidak berlaku dan diganti dengann yang baru

sebagaimana termuat dalam pasal-pasal Undang-Undang Nomor 4 Tahun

1961.

2. Tujuan Lembaga Catatan Sipil

a. Untuk memperoleh kepastian hukum tentang status perdata seseorang

yang mengalami peristiwa hukum tersebut. Kepastian hukum sangat

penting dalam setiap perbuatan hukum.

b. Kepastian hukum itu menentukan apakah ada hak dan kewajiban hukum

yang sah antara pihak-pihak yang berhubungan dengan hukum itu.

c. Kepastian hukum mengenai kelahiran menentukan status perdata

seseorang itu dewasa atau belum dewasa.

d. Kepastian hukum mengenai perkawinan menentukan status perdata

mengenai boleh atau tidak boleh melangsungkan perkawinan dengan

pihak lain lagi.

e. Kepastian hukum mengenai perceraian menentukan status perdata untuk

bebas mencari pasangan lain.

f. Kepastian hukum mengenai kematian menentukan status perdata

sebagai ahli waris dan keterbukaan waris.

Page 9: PENTINGNYA LEMBAGA CATATAN SIPIL, TEMPAT … · Makalah Diajukan untuk Memenuhi Tugas Perkuliahan, Mata Kuliah Hukum Perdata, ... non islam dan Pengadilan Agama bagi beragama Islam.

6

3. Fungsi Lembaga Catatan Sipil

Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 1983 telah

ditentukan, bahwa kantor Catatan Sipil mempunyai fungsi

menyelenggarakan:

a. Pencatatan dan penerbitan Kutipan Akta Kelahiran; diberikan

oleh dokter atau bidan rumah sakit/klinik mengenai peristiwa

kelahiran itu.

b. Pencatatan dan penerbitan Kutipan Akta Perkawinan; dibuat

petugas pencatat nikah (PPN) yang menyaksikan peristiwa

pernikahan itu.

c. Pencatatan dan penerbitan Kutipan Akta Perceraian; putusan

pengadilan yang diberikan oleh Pengadilan Negeri bagi beragama

non islam dan Pengadilan Agama bagi beragama Islam.

d. Pencatatan dan penerbitan Kutipan Akta Pengakuan dan

Pengesahan Anak.

e. Pencatatan dan penerbitan Kutipan Akta Kematian;diberikan oleh

dokter rumah sakit yang merawatnya atau oleh kepala

kelurahan/desa tempat tinggal yang bersangkutan.

f. Penyimpanan dan pemeliharaan Akta Kelahiran, Akta

Perkawinan, Akta Perceraian, Akta Pengakuan dan Pengesahan

Anak dan Akta Kematian.

g. Penyelidikan bahan dalam rangka perumusan kebijaksanaan

bidang kependudukan/kewarganegaraan.

Page 10: PENTINGNYA LEMBAGA CATATAN SIPIL, TEMPAT … · Makalah Diajukan untuk Memenuhi Tugas Perkuliahan, Mata Kuliah Hukum Perdata, ... non islam dan Pengadilan Agama bagi beragama Islam.

7

4. Macam-Macam Akta Catatan Sipil

a. Akta Kelahiran

Akta kelahiran adalah akta/catatan otentik yang dibuat oleh

pegawai catatan sipil berupa catatan resmi tentang tempat dan waktu

kelahiran anak, nama anak dan nama orang tua anak secara lengkap dan

jelas, serta status kewarganegaraan anak.

1) Akta Kelahiran adalah Sebuah Catatan Administratif

Pada prinsipnya, akta kelahiran hanyalah sebuah catatan

administratif. Dianggap penting karena data yang ada dalam

akta kelahiran dapat digunakan sebagai bukti jati diri bagi si

anak, sehubungan dengan hak waris atau klaim asuransi dan

pengurusan hal-hal administratif lainnya seperti tunjangan

keluarga, paspor, KTP, SIM, pengurusan perkawinan,

perijinan, mengurus beasiswa dan lain-lain. Dengan adanya

data di KCS, secara administratif negara berkewajiban

memberi perlindungan terhadap anak dari segala bentuk

kekerasan fisik, mental, penyanderaan, penganiayaan,

penelantaran, eksploitasi termasuk penganiayaan seksual dan

perdagangan anak (pasal 19 ayat 1 Konvensi Hak Anak).

Untuk itu pihak berwenang dapat menjerat pelaku dengan

ketentuan kejahatan terhadap anak di bawah umur.

Page 11: PENTINGNYA LEMBAGA CATATAN SIPIL, TEMPAT … · Makalah Diajukan untuk Memenuhi Tugas Perkuliahan, Mata Kuliah Hukum Perdata, ... non islam dan Pengadilan Agama bagi beragama Islam.

8

b. Akta Perkawinan

Tiap-tiap perkawinan dicatat menurut peraturan yang berlaku

(pasal 2 ayat 1 Undang-Undang Perkawinan nomor 1 tahun 1974). Bagi

mereka yang melakukan perkawinan menurut agama Islam, pencatatan

dilakukan di Kantor Urusan Agama (KUA). Sedang bagi yang beragama

Katholik, Kristen, Budha, Hindu, pencatatan itu dilakukan di Kantor

Catatan Sipil (KCS).

1) Sahnya Perkawinan

Sebuah perkawinan adalah sah apabila dilakukan

menurut hukum masing-masing agamanya dan

kepercayaannya itu (pasal 2 ayat 1 UU Perkawinan). Ini berarti

bahwa jika suatu perkawinan telah memenuhi syarat dan rukun

nikah atau ijab kabul telah dilaksanakan (bagi umat Islam) atau

pendeta/pastur telah melaksanakan pemberkatan atau ritual

lainnya (bagi yang non muslim), maka perkawinan tersebut

adalah sah, terutama di mata agama dan kepercayaan

masyarakat.

Karena sudah dianggap sah, akibatnya banyak

perkawinan yang tidak dicatatkan. Bisa dengan alasan biaya

yang mahal, prosedur berbelit-belit atau untuk menghilangkan

jejak dan bebas dari tuntutan hukum dan hukuman

adiministrasi dari atasan, terutama untuk perkawinan kedua

dan seterusnya (bagi pegawai negeri dan ABRI). Perkawinan

Page 12: PENTINGNYA LEMBAGA CATATAN SIPIL, TEMPAT … · Makalah Diajukan untuk Memenuhi Tugas Perkuliahan, Mata Kuliah Hukum Perdata, ... non islam dan Pengadilan Agama bagi beragama Islam.

9

tak dicatatkan ini dikenal dengan istilah Perkawinan Bawah

Tangan (Nikah Syiri’).

2) Akibat Hukum Tidak dicatatkannya Perkawinan

a) Perkawinan Dianggap tidak Sah

Meski perkawinan dilakukan menurut agama dan

kepercayaan, namun di mata negara perkawinan Anda

dianggap tidak sah jika belum dicatat oleh Kantor Urusan

Agama atau Kantor Catatan Sipil.

b) Anak Hanya Mempunyai Hubungan Perdata dengan

Ibu dan Keluarga Ibu

Anak-anak yang dilahirkan di luar perkawinan atau

perkawinan yang tidak tercatat, selain dianggap anak

tidak sah, juga hanya mempunyai hubungan perdata

dengan ibu atau keluarga ibu (Pasal 42 dan 43 Undang-

Undang Perkawinan). Sedang hubungan perdata dengan

ayahnya tidak ada.

c) Anak dan Ibunya tidak Berhak atas Nafkah dan

Warisan

Akibat lebih jauh dari perkawinan yang tidak tercatat

adalah, baik isteri maupun anak-anak yang dilahirkan

dari perkawinan tersebut tidak berhak menuntut nafkah

ataupun warisan dari ayahnya. Namun demikian,

Mahkamah Agung RI dalam perkara Nugraha Besoes

Page 13: PENTINGNYA LEMBAGA CATATAN SIPIL, TEMPAT … · Makalah Diajukan untuk Memenuhi Tugas Perkuliahan, Mata Kuliah Hukum Perdata, ... non islam dan Pengadilan Agama bagi beragama Islam.

10

melawan Desrina dan putusan Pengadilan Negeri

Yogyakarta dalam perkara Heria Mulyani dan Robby

Kusuma Harta, saat itu mengabulkan gugatan nafkah

bagi anak hasil hubungan kedua pasangan tersebut.

c. Akta Perceraian

Perceraian yang secara sah menurut hukum negara (sesuai dengan

UU No. 1 Tahun 1974) adalah melalui Pengadilan. Perceraian yang

demikian wajib dicatat dan memperoleh akta cerai. Perceraian

merupakan salah satu peristiwa penting yang mengubah status catatan

sipil seseorang. Perceraian mengubah status kawin menjadi status janda

atau duda, dan membawa akibat-akibat hukum lain seperti pembagian

harta bersama (gono-gini), serta hak dan kewajiban terhadap anak.

Pengadilan hanya memutuskan mengadakan sidang pengadilan untuk

menyaksikan perceraian apabila memang terdapat alasan-alasan dan

pengadilan berpendapat bahwa antara suami isteri yang bersangkutan

tidak mungkin lagi didamaikan untuk hidup rukun lagi dalam rumah

tangga. Sesaat setelah dilakukan sidang untuk menyaksikan perceraian

yang dimaksud maka Ketua Pengadilan membuat surat keterangan

tentang terjadinya perceraian tersebut. Surat keterangan itu dikirimkan

kepada Pegawai Pencatat di tempat perceraian itu terjadi untuk diadakan

pencatatan perceraian.

Page 14: PENTINGNYA LEMBAGA CATATAN SIPIL, TEMPAT … · Makalah Diajukan untuk Memenuhi Tugas Perkuliahan, Mata Kuliah Hukum Perdata, ... non islam dan Pengadilan Agama bagi beragama Islam.

11

Suatu perceraian dianggap terjadi beserta segala akibat-akibatnya

terhitung sejak saat pendaftarannya pada daftar pencatatan kantor

pencatatan oleh Pegawai Pencatat, kecuali bagi mereka yang beragama

Islam terhitung sejak jatuhnya putusan Pengadilan Agama yang telah

mempunyai kekuatan hukum yang tetap. Sehingga jika putusan

perceraian di pengadilan tidak segera dicatatkan, maka belum

mempunyai kekuatan hukum dan akan menyulitkan suami/isteri dalam

mengambil tindakan hukum lainnya. Misalkan untuk menikah kembali.

d. Akta Kematian

Kematian adalah menghilangnya secara permanen semua tanda-

tanda kehidupan setiap saat setelah kelahiran hidup terjadi.Pencatatan

kematian memberikan kepastian hukum atas hak dan kewajiban perdata

seseorang yg meninggal dunia, termasuk pada pihak yg mempunyai

hubungan garis keturunan atau hubungan darah.

Akta kematian merupakan bukti pengakuan negara atas

meninggalnya seseorang dgn berbagai implikasi keperdataan yg wajib

diselesaikan. Bagi pemerintah, pencatatan kematian yg dilaksanakan

secara benar, hasilnya merupakan sumber data statistik yg akurat

sekaligus mengakomodasi kepentingan dlm perencanaan pembangunan

di bidang kesehatan.

Page 15: PENTINGNYA LEMBAGA CATATAN SIPIL, TEMPAT … · Makalah Diajukan untuk Memenuhi Tugas Perkuliahan, Mata Kuliah Hukum Perdata, ... non islam dan Pengadilan Agama bagi beragama Islam.

12

1) Tujuan Pencatatan Kematian

a) Memberikan status dan kepastian hukum atas peristiwa

kematian seseorang.

b) Memberikan perlindungan data pribadi penduduk yang

berkaitan dengan kematian.

c) Fasilitasi pelayanan publik sebagai implikasi pencatatan

kematian.

2) Manfaat Pencatatan Kematian

Dengan diperoleh bukti dan dokumen autentik atas

kematian seseorang maka hal ini memberikan manfaat

diantaranya yakni Pembuktian kematian secara hukum,

pengurusan warisan/hubungan hutang-piutang/ asuransi;

pengurusan pensiun bagi pegawai (janda/duda); pemberian

tunjangan keluarga; pengurusan taspen; pencairan

dana/tabungan di bank; persyaratan perkawinan bagi pasangan

yang ditinggal mati; penghapusan data pribadi. selain itu juga

dengan pencatatan kematian akan didapatkan data statistik

vital kematian dan bagi penyelenggara pencatatan akan

memberikan konstribusi dlm pemeliharaan database

kependudukan yang akurat, muktahir dan realible.

Page 16: PENTINGNYA LEMBAGA CATATAN SIPIL, TEMPAT … · Makalah Diajukan untuk Memenuhi Tugas Perkuliahan, Mata Kuliah Hukum Perdata, ... non islam dan Pengadilan Agama bagi beragama Islam.

13

e. Akta Pengakuan dan Pengesahan Anak

Akta Pengakuan dan Pengesahan Anak adalah catatan pinggir

yang dibuat bagi anak lahir diluar perkawinan orang tuanya yang

kemudian diakui dan disahkan dalam pencatatan perkawinan orang

tuanya yang sah.

1) Pengakuan Anak

Dalam Penjelasan Pasal 49 ayat (1) Undang-undang

Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan,

bahwa yang dimaksud dengan Pengakuan Anak adalah:

Pengakuan seorang ayah terhadap anaknya yang lahir di

luar perkawinan sah atas persetujuan ibu kandung anak

tersebut.

Pasal 49 ayat (1) Undang-undang Nomor 23 Tahun 2006

Tentang Administrasi Kependudukan menentukan bahwa

Pengakuan Anak tersebut wajib dilaporkan oleh orangtua pada

Instansi Pelaksana paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak

tanggal Surat Pengakuan Anak oleh ayahnya dan disetujui oleh

ibu dari anak yang bersangkutan. Dalam kaitan ini mengenai

Surat Pengakuan Anak oleh ayahnya yang disetujui oleh ibu

kandung anak yang bersangkutan, lebih baik dibuat dalam

bentuk akta Notaris, untuk kesempurnaan Pengakuan Anak

tersebut, dan dapat menjadi bukti yang kuat bagi para pihak.

Page 17: PENTINGNYA LEMBAGA CATATAN SIPIL, TEMPAT … · Makalah Diajukan untuk Memenuhi Tugas Perkuliahan, Mata Kuliah Hukum Perdata, ... non islam dan Pengadilan Agama bagi beragama Islam.

14

2) Pengesahan Anak

Dalam Penjelasan Pasal 50 ayat (1) Undang-undang

Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan,

bahwa yang dimaksud dengan Pengesahan Anak adalah:

Pengesahan status seorang anak yang lahir di luar ikatan

perkawinan sah pada saat pencatatan perkawinan kedua tua

anak tersebut.

Pasal 50 ayat (1) Undang-undang Nomor 23 Tahun 2006

Tentang Administrasi Kependudukan menentukan bahwa

Pengesahan Anak tersebut wajib dilaporkan oleh orang tua

pada Instansi Pelaksana paling lambat 30 (tiga puluh) hari

sejak ayah dan ibu dari anak yang bersangkutan melakukan

perkawinan dan mendapatkan akta perkawinan terhadap anak

yang dilahirkan diluar perkawinan yang sah, dapat dilakukan

Pengakuan Anak atau Pengesahan Anak. Kalau Pengakuan

anak hanya sebatas pengakuan dari ayah kandungnya yang

disetujui oleh ibu kandungnya, tanpa diikuti dengan

perkawinan ibu-bapaknya, tapi dalam Pengesahan Anak ibu

danbapak si anak tersebut melangsungkan pernikahan dan

pada saat pencatatan perkawinan si anak diakui sebagai anak

kandung mereka.

Page 18: PENTINGNYA LEMBAGA CATATAN SIPIL, TEMPAT … · Makalah Diajukan untuk Memenuhi Tugas Perkuliahan, Mata Kuliah Hukum Perdata, ... non islam dan Pengadilan Agama bagi beragama Islam.

15

3) Akta Pergantian Nama

Nama biasanya diberikan kepada seseorang sejak ia

dilahirkan ke dunia. Akan tetapi, nama juga bisa dirubah.

Seiring dengan perkembangan jaman, banyak masyarakat kita

yang melakukan perubahan nama dengan berbagai alasan. Di

antaranya karena alasan profesi, nama lama kurang membawa

hoki, nama lama kurang bagus sehingga pemiliknya merasa

malu jika memperkenalkan diri dan berbagai alasan lainnya.

Tanpa kita sadari, mengganti atau merubah nama ini

tidak serta merta berubah begitu saja, karena perubahan nama

ini berpengaruh terhadap seluruh administrasi yang

dilakukan. Di antaranya, dalam bidang administrasi

kependudukan berpengaruh terhadap KTP, KK dan akta

kelahiran yang bersangkutan. Selain itu, dalam administrasi

pendidikan berpengaruh terhadap data pendidikan dan ijazah.

Perlu diketahui, bahwa penetapan perubahan nama ini

telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006

tentang Administrasi Kependudukan Pasal 52 yang

menyatakan:

a) Pencatatan perubahan nama dilaksanakan

berdasarkan penetapan pengadilan negeri tempat

pemohon.

Page 19: PENTINGNYA LEMBAGA CATATAN SIPIL, TEMPAT … · Makalah Diajukan untuk Memenuhi Tugas Perkuliahan, Mata Kuliah Hukum Perdata, ... non islam dan Pengadilan Agama bagi beragama Islam.

16

b) Pencatatan perubahan nama sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) wajib dilaporkan oleh Penduduk kepada

Instansi Pelaksana yang menerbitkan akta Pencatatan

Sipil paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak

diterimanya salinan penetapan pengadilan negeri oleh

Penduduk.

c) Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada

ayat (2), Pejabat Pencatatan Sipil membuat catatan

pinggir pada register akta Pencatatan Sipil dan

kutipan akta Pencatatan Sipil.

Dalam hal perubahan nama ini, akta kelahiran kita

nantinya akan tetap sama dengan akta kelahiran yang lama.

Hanya saja dalam akta tersebut ditambahkan catatan pinggir

oleh petugas catatan sipil mengenai perubahan nama.

Selanjutnya, kita dapat mengurus perubahan nama pada

surat-surat, seperti KTP, sertifikat tanah, surat-surat yang

berhubungan dengan perbankan, dan lain sebagainya dengan

akta tersebut.

Page 20: PENTINGNYA LEMBAGA CATATAN SIPIL, TEMPAT … · Makalah Diajukan untuk Memenuhi Tugas Perkuliahan, Mata Kuliah Hukum Perdata, ... non islam dan Pengadilan Agama bagi beragama Islam.

17

B. Tempat Kediaman Dalam Hukum

1. Definisi Tempat Kediaman

Tempat kediaman (domicilie) adalah tempat seseorang harus

dianggap selalu hadir dalam hubungannya dengan pelaksanaan hak dan

pemenuhan kewajiban, juga apabila pada suatu waktuia benar-benar tidak

dapat hadir di tempat tersebut. Bukan hanya manusia alami yang memiliki

tempat tinggal, Badan Hukum juga memiliki tempat inggal. Namun istilah

yang digunakan bukanlah tempat tinggal, melainkan tempat kedudukan

yakni tempat kedudukan (kantor) pengurusnya.

Menurut kitab Undang-Undang Hukum Perdata tempat kediaman itu

seringkali ialah rumahnya, kadang-kadang kotanya. Oleh karena itu dapat

disimpulkan bahwa setiap orang dianggap selalu mempunyai tempat tinggal

di mana ia sehari-harinya melakukan kegiatannya atau di mana ia

berkediaman pokok. Kadang-kadang menetapkan tempat kediaman

seseorang itu sulit, karena selalu berpindah-pindah (banyak rumahnya).

Untuk memudahkan hal tersebut dibedakan antara tempat kediaman hukum

(secara yuridis) dan tempat kediaman yang sesungguhnya.

2. Macam-Macam Tempat Kediaman

Menurut KUHPerdata domisili/tempat tinggal itu ada dua jenis,

yaitu:

Page 21: PENTINGNYA LEMBAGA CATATAN SIPIL, TEMPAT … · Makalah Diajukan untuk Memenuhi Tugas Perkuliahan, Mata Kuliah Hukum Perdata, ... non islam dan Pengadilan Agama bagi beragama Islam.

18

a. Tempat tinggal sesungguhnya yaitu tempat yang bertalian dengan

hak-hak melakukan wewenang seumumnya. Tempat tinggal

sesungguhnya dibedakan antara lain:

1) Tempat tinggal sukarela/bebas yang tidak terikat/tergantung

hubungannya dengan orang lain. Pasal 17 KUHPdt

menyatakan bahwa setiap orang dianggap mempunyai tempat

tinggal di mana ia menempatkan kediaman utamanya. Dalam

hal seseorang tidak mempunyai tempat kediaman utama maka

tempat tinggal dimana ia benar-benar berdiam adalah tempat

tinggalnya.

2) Tempat tinggal yang wajib/tidak bebas yaitu yang ditentukan

oleh hubungan yang ada antara seseorang dengan orang lain.

Misalnya:

a) wanita bersuami mengikuti suaminya;

b) anak di bawah umur mengikuti tempat tinggal orang

tuanya/walinya;

c) orang dewasa yang ada di bawah pengampuan mengikuti

curatornya;

d) pekerja /buruh mengikuti tempat tinggal majikannya.

3) Tempat tinggal yang dipilih, yaitu tempat tinggal yang

berhubungan dengan hal-hal melakukan perbuatan hukum

tertentu saja. Tempat tinggal yang dipilih ini untuk

memudahkan pihak lain atau untuk kepentingan pihak yang

Page 22: PENTINGNYA LEMBAGA CATATAN SIPIL, TEMPAT … · Makalah Diajukan untuk Memenuhi Tugas Perkuliahan, Mata Kuliah Hukum Perdata, ... non islam dan Pengadilan Agama bagi beragama Islam.

19

memilih tempat tinggal tersebut. Tempat tinggal yang dipilih

ada dua macam, yaitu:

a) Tempat tinggal yang terpaksa dipilih ditentukan undang-

undang (pasal 106:2 KUHPdt).

b) Tempat kediaman yang dipilih secara bebas misalnya

tempat tinggal yang dipilih secara sukarela harus dilakukan

secara tertulis artinya harus dengan akta (pasal 24:1

KUHPdt), bila ia pindah maka untuk tindakan hukum yang

dilakukannya ia tetap bertempat tinggal di tempat yang

lama.

3. Hak dan Kewajiban

Tempat tinggal menentukan hak dan kewajiban seseorang menurut

hukum. Hak dan kewajiban ini dapat timbul dalam bidang hukum perdata.

Hak dan kewajiban dalam bidang hukum pubik, misalnya:

a. Hak mengikuti pemilihan umum, hak suara hanya dapat diberikan

di TPS di mana yang bersangkutan tinggal/beralamat.

b. Kewajiban membayar pajak bumi dan bangunan hanya dapat

dipenuhi ditempat dimana yang bersangkutan tinggal/beralamat.

c. Kewajiban membayar pajak kendaraan bermotor hanya dapat

dipenuhi dimana yang bersangkutan tinggal/beralamat, karena

kendaraan bermotor di daftarkan mengikuti alamat pemiliknya.

Page 23: PENTINGNYA LEMBAGA CATATAN SIPIL, TEMPAT … · Makalah Diajukan untuk Memenuhi Tugas Perkuliahan, Mata Kuliah Hukum Perdata, ... non islam dan Pengadilan Agama bagi beragama Islam.

20

Hak dan kewajiban dalam hukum perdata misalnya:

a. Jika dalam perjanjian tidak ditentukan tempat pembayaran,

debitur wajib membayar di tempat tinggalnya (pasal 1393 ayat 2

KUHPdt).

b. Debitur wajib membayar wesel/cek kepada pemegangnya

(kreditur) di tempat tinggal/alamat debitur (pasa 137 KUHD). Ini

berarti kreditur (bank) untuk memperoleh pembayaran. Debitur

(bank) hanya akan membayar di kantornya, bukan di tempat lain.

c. Debitur berhak menerima kredit dari kreditur (bank) di kantor

kreditur (bank), demikian juga kewajiban membayar kredit

dilakukan di kantor kreditur.

4. Status Hukum

Status hukum seseorang juga menentukan tempat tinggalnya,

sehingga akan menentukan pula hak dan kewajiban menurut hukum.

Tempat tinggal seorang istri ditentukan oeh pemufakatan dengan suaminya.

Dengan demikian hak dan kewajiban hukum mengikuti tempat tingga yang

ditentukan itu. Tempat tinggal anak dibawah umur di tentukan ileh tempat

tinggal orangtuanya. Dengan demikian hak dan kewajiban anak tersebut

ditentukan oleh tempat tinggal kedua orang tuanya itu. Perjanjian juga

menentukan tempat tinggal atau tempat kedudukan. Dengan demikian hak

dan kewajiban mengikuti tempat tinggal/alamat yang dipilih sesuai

perjanjian.

Page 24: PENTINGNYA LEMBAGA CATATAN SIPIL, TEMPAT … · Makalah Diajukan untuk Memenuhi Tugas Perkuliahan, Mata Kuliah Hukum Perdata, ... non islam dan Pengadilan Agama bagi beragama Islam.

21

5. Arti Pentingnya Domisili

Arti penting (relevansi) tempat tinggal bagi seseorang atau badan

hukum ialah dalam hal pemenuhan hak dan kewajiban, penentuan status

hukum seseorang dalam lalu lintas hukum, dan berusaha dengan pengadilan.

Tempat tingggal menentukan apakah seseorang itu terikat untuk

memenuhi hak dan kewajibannya dalam setiap peristiwa hukum. Tempat

tinggal juga menentukan status hukum seseorang apakah ia dalam ikatan

perkawinan, apakah ia dalam keadaan belum dewasa, apakah ia dalam

keadaan tidak wenang berbuat. Tempat tinggal juga menentukan apabila

seseorang berurusan/berperkara di muka pengadilan. Pengadilan Negeri

atau Pengadilan Agama berwenang menyelesaikan perkara perdata adalah

yang daerah hukumnya meliputi tempat tinggal tergugat (pasal 118 HIR).

Domisili penting untuk seseorang dalam hal sebagai berikut:

a. Untuk menentukan atau menunjukan suatu tempat di mana

berbagai perbuatan hukum harus dilakukan, misalnya

mengajukan gugatan, pengadilan mana yang berwenang

mengadili (menurut Sri Soedewi M.Sofwan).

b. Untuk mengetahui dengan siapakah seseorang itu melakukan

hubungan hukum serta apa yang menjadi hak dan kewajiban

masing-masing (Riduan Syahrani).

c. Untuk membatasi kewenangan berhak seseorang.

Page 25: PENTINGNYA LEMBAGA CATATAN SIPIL, TEMPAT … · Makalah Diajukan untuk Memenuhi Tugas Perkuliahan, Mata Kuliah Hukum Perdata, ... non islam dan Pengadilan Agama bagi beragama Islam.

22

C. Keadaan Tidak Hadir Dalam Hukum

1. Definisi Keadaan Tidak Hadir

Keadaan tidak hadir diatur dalam Buku I Bab 18 pasal 463-495

KUHPdt yang merumuskan secara definitif tentang keadaan tidak hadir.

Keadaan tidak hadir adalah suatu keadaan tidak adanya seseorang di

tempat kediamannya karena bepergian atau meninggalkan tempat

kediamannya, baik dengan izin maupun tanpa izin dan tidak diketahui di

mana tempat ia berada.

2. Pengaruh Keadaan Tidak Hadir

Keadaan tidak hadir yang berlangsung lama dapat menimbulkan

persoalan, yaitu dugaan telah meninggal dunia. Dugaan ini timbul apabila

pencarian telah dilakukan dengan segala upaya, dengan perantaraan orang

lain, dengan bantuan pejabat negara, atau dengan bantuan media massa,

tetapi tidak juga diketahui keberadaan ang bersangkutan. Berlangsung lama,

menurut KUHPdt Indonesia, tidak ada kabar beritanya sekurang-kurangnya

5 tahun (pasal 467 KUHPdt) dan sampai 10 tahun (pasal 470 KUHPdt).

Menurut bahasa sehari-hari, orang itu dikatakan orang hilan.

Persoalan lain adalah apabila bepergian yang bersangkutan itu tidak

meninggalkan pesan atau kuasa pada keluarga yang ditinggalkan, siapa dan

bagaimana cara mengurus kepentingannya (hak dan kewajiban), sebenarnya

yang bersangkutan diharapkan akan kembali, tetapi setelah lampau

tenggang waktu lama tidak juga muncul di tempat, timbul kesangsian

Page 26: PENTINGNYA LEMBAGA CATATAN SIPIL, TEMPAT … · Makalah Diajukan untuk Memenuhi Tugas Perkuliahan, Mata Kuliah Hukum Perdata, ... non islam dan Pengadilan Agama bagi beragama Islam.

23

apakah ia masih hidup atau sudah meninggal dunia. Keadaan tidak hadir

memengaruhi dan memberi akibat hukum kepada yang bersangkutan sendiri

dan kepada pihak keluarga yang ditinggalkan. Pengaruh keadaan tidak hadir

itu adalah pada:

a. Penyelenggaraan kepentingan yang bersangkutan.

b. Status hukum yang bersangkutan sendiri, atau status hukum

anggota keluarga yang ditinggalkan mengenai perkawinan dan

pewarisan.

3. Tahap Penyelesaian Keadaan Tidak Hadir

Menurut Tan Thong Kie, Keadaan tidak hadir dapat dibagi ke dalam

3 masa, yaitu masa pengambilan tindakan sementara, masa ada dugaan

hukum mungkin telah meninggal dan masa pewarisan definitif.

a. Pengambilan Tindakan Sementara

Masa ini diambil jika ada alas an-alasan yang mendesak

untuk mengurus seluruh atau sebagian harta kekayaannya.

Tindakan sementara ini dimintakan kepada Pengadilan Negeri

oleh orangyang mempunyai kepentingan terhadap harta

kekayaannya. Dalam tindakan sementara ini hakim

memerintahkan BPH (Balai Harta Peninggalan) untuk mengurus

seluruh harta kekyaan serta kepentingan dari orang tak hadir.

Adapun kewajiban BHP adalah:

1) Membuat pencatatan harta yang diurusnya.

Page 27: PENTINGNYA LEMBAGA CATATAN SIPIL, TEMPAT … · Makalah Diajukan untuk Memenuhi Tugas Perkuliahan, Mata Kuliah Hukum Perdata, ... non islam dan Pengadilan Agama bagi beragama Islam.

24

2) Membuat daftar pencatatan harta, surat-surat lain

uang kontan, kertas berharga dibawa ke kantor

BHP.

3) Memperhatikan segala ketentuan untuk sesorang wali

mengenai pengurusan harta seorang anak (Pasal 464

KUHPerdata).

4) Tiap tahun memberi pertanggung jawaban pada jaksa

dengan memperlihatkan surat-surat pengurusan dan

efek-efek (Pasal 465 KUHPerdata).

5) BHP berhak atasa upah yang besarnya sama dengan

seorang wali (Pasal 411 KUHPerdata).

b. Masa Ada Dugaan Hukum Mungkin Telah Meninggal

Seseorang dapat diputuskan “kemungkinan” sudah

meninggal jika:

1) Tidak hadir 5 tahun, bila tidak meninggalkan surat

kuasa (Pasal 467 KUHPerdata), dimulai pada

hari ia pergi tidak ada kabar yang diterima dari

orang tersebut atau sejak kabar terakhir diterima.

2) Tidak hadir 10 tahun, bila surat kuasa ada tetapi sudah

habis berlakunya (pasal 470 KUHPerdata), dimulai

pada hari ia pergi tidak ada kabar yang

diterima dari orang tersebut atau sejak kabar terakhir

diterima.

Page 28: PENTINGNYA LEMBAGA CATATAN SIPIL, TEMPAT … · Makalah Diajukan untuk Memenuhi Tugas Perkuliahan, Mata Kuliah Hukum Perdata, ... non islam dan Pengadilan Agama bagi beragama Islam.

25

3) Tidak hadir 1 tahun, bila orangnya termasuk awak

atau penumpang kapal laut atau pesawat

udara (S. 1922 No. 455), dimulai sejak adanya kabar

terakhir dan jika tidak ada kabar sejak hari

berangkatnya.

4) Tidak hadir 1 tahun, jika orangnya hilang pada suatu

peristiwa fatal yang menimpa sebuah kapal laut

atau pesawat udara (S. 1922 No. 455), di mulai

sejak tanggal terjadinya peristiwa.

5) Dalam Peraturan Pemerintah No. 9/1975, dikatakan

bahwa apabila salah satu pihak

meninggalkannya 2 tahun berturut-turut, pihak yang

ditinggalkan boleh mengajukan perceraian.

Akibat-akibat dari masa kemungkinan sudah meninggal

bagi para ahli waris dan penerima hibah wasiat/legataris

adalah:

1) Menuntut pembukaan surat wasiat.

2) Mengambil (menerima) harta orang yang tak hadir

dengan kewajiban membuat pencatatan harta

yang dimbil serta memberi jaminan yang harus

disetujui oleh hakim (pasal 472 KUHPerdata).

3) Meminta pertanggung jawab oleh BHP bila BHP

dahulu mengurusnya.

Page 29: PENTINGNYA LEMBAGA CATATAN SIPIL, TEMPAT … · Makalah Diajukan untuk Memenuhi Tugas Perkuliahan, Mata Kuliah Hukum Perdata, ... non islam dan Pengadilan Agama bagi beragama Islam.

26

4) Mengoper segala kewajiban dan gugatan orang tak

hadir (asal 488 KUHPerdata). Para ahli waris

yang diperkirakan demi hokum menerima harta

warisan secraa terbatas (Pasal 277 KUHPerdata).

5) Pada umumnya mereka bertindak sebagai orang yang

mempunyai hak pakai hasil (Pasal 474 KUHPerdata)

6) Berhak mengadakan pemisahan dan pembagian

dengan ketentuan harta tetap tidak dapat dijual

kecuali dengan ijin hakim (Pasal 478 dan 481

KUHPerdata)

Keadaan “mungkin sudah meninggal” berakhir:

1) Jika orang yang tidak hadir kembali atau ada kabar

baru tentang hidupnya.

2) Jika si tak hadir meninggal dunia.

3) Jika masa “pewarisan definitive” termaksud dalam

Pasal 484 KUHPerdata dimulai.

c. Masa Pewarisan Definitive

Masa ini terjadi apabila lewat 30 tahun sejak tanggal

tentang “mungkin sudah meninggal” atas keputusan hakim, atau

setelah lewat 100 tahun setelah lahirnya si tak hadir.

Akibat-akibat permulaan masa pewarisan definitive:

1) Semua jaminan dibebaskan.

Page 30: PENTINGNYA LEMBAGA CATATAN SIPIL, TEMPAT … · Makalah Diajukan untuk Memenuhi Tugas Perkuliahan, Mata Kuliah Hukum Perdata, ... non islam dan Pengadilan Agama bagi beragama Islam.

27

2) Para ahli waris dapat mempertahankan pembagian

harta warisan sebagaimana telah dilakukan atau

membuat pemisahan dan pembagian definitive.

3) Hak menerima warisan secara terbatas berhenti dan

para ahli waris dapat diwajibkan menerima warisan

atau menolaknya.

Seandainya orang yang tidak hadir kembali setelah masa

pewarisan definitive, ia ada hak untuk meminta kembali

hartanya dalam keadaan sebagaimana adanya berikut harga dari

harta yang tidak dipindatangankan, semuanya tanpa hasil dan

pendapatannya (Pasal 486 KUHPerdata).

Akibat-akibat keadaan tidak hadir terhadap istri adalah:

1) Jika suami atau istri tak hadir 10 tahun tanpa ada

kabar tentang hidupnya, maka istri/suami yang

ditinggal dapat menikah lagi dengan ijin Pengadilan

Negeri (Pasal 493 KUHPerdata). Sebelumnya

pengadilan harus mengadakan dulu pemanggilan

3X berturut-turut.

2) Waktu 10 tahun dapat diperpendek jadi satu tahun

dalam masa “mungkin sudah meninggal” (S.

1922 No. 455).

3) Dalam PP No. 9/1975 boleh kawin lagi apabila

ditinggal 2 tahun berturut-turut.

Page 31: PENTINGNYA LEMBAGA CATATAN SIPIL, TEMPAT … · Makalah Diajukan untuk Memenuhi Tugas Perkuliahan, Mata Kuliah Hukum Perdata, ... non islam dan Pengadilan Agama bagi beragama Islam.

28

4) Jika izin pengadilan sudah diberikan tapi

perkawinan baru belum dilangsungkan sedang

orang yang tak hadir kembali/member kabar masih

hidup, ijin untuk menikah dari pengadilan gugur

demi hukum.

5) Setelah suami/istri yang ditinggal menikah lagi dan

kemudian orang yang tak hadir, maka orang yang

tak hadir boleh menikah lagi dengan orang lain.

Page 32: PENTINGNYA LEMBAGA CATATAN SIPIL, TEMPAT … · Makalah Diajukan untuk Memenuhi Tugas Perkuliahan, Mata Kuliah Hukum Perdata, ... non islam dan Pengadilan Agama bagi beragama Islam.

29

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Lembaga Catatan Sipil ini mengurusi pencatatan peristiwa hukum

seseorang seperti kelahiran,perkawinan,kematian,perceraian,pengakuan

dan pengesahan anak serta pergantian nama yang menyangkut hal-hal

keperdataan yang dimiliki, baik untuk kejelasan status, atau penyelesaian

masalah-masalah keperdataan yang akan atau sedang terjadi.

2. Tempat tinggal ini terkait hak dan kewajiban dalam peristiwa hukum

seseorang serta menentukan status hukumnya.

3. Keadaan tidak hadir ini dapat menimbulkan ketidak pastian hukum yang

terkait dengan orang lain.

B. Saran

1. Untuk Lembaga Catatan Sipil agar dapat bekerja lebih baik dalam

melakukan pencatatan dan terkait dengan tempat tinggal dan keadaan tidak

hadir seseorang agar status hukumnya jelas.

2. Mesti ada sinkronisasi pembaharuan tempat tinggal seseorang agar

terbentuknya data yang uptodate.

3. Ketidakhadiran mesti diminimalisasi demi tercapainya kepastian hukum.

Page 33: PENTINGNYA LEMBAGA CATATAN SIPIL, TEMPAT … · Makalah Diajukan untuk Memenuhi Tugas Perkuliahan, Mata Kuliah Hukum Perdata, ... non islam dan Pengadilan Agama bagi beragama Islam.

30

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Herni, Srinurbayanti Rofiandri Ronal, dan Novitarini Wini. 2003. Publikasi

Hak Masyarakat Dalam Bidang Identitas Cet 2. Jakarta: Pusat Studi

Hukum dan Kebijakan Indonesia.

HS, Salim. 2006. Pengantar Hukum Perdata Tertulis (BW). Jakarta: Sinar

Grafika.

Kie, Tan Thong. 2007. Studi Notariat & Serba-Serbi Praktek Notaris.

Jakarta:Inchtiar Baru Van Hoeve.

Mertokusumo, Sudikno .2002. Hukum Acara Perdata di Indonesia Edisi 6 Cet

1. Yogyakarta: Liberty.

Muhammad, Abdulkadir. Hukum Perdata Indonesia. Bandung: Penerbit PT

Citra Aditya Bakti.

Rachmadi, Usman. 2006. Aspek-aspek Hukum Perorangan dan Kekeluargaan

di Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika.

Salim. 2008. Pengantar hukum Perdata Tertulis. Jakarta: Sinar Grafika.

Soetojo Prawirohamidjojo, R. dan Marthalena Pohan. 1991. Hukum Orang dan

Keluarga (Personen en Familie-Recht). Surabaya: Airlangga

University Press.

B. Peraturan Perundang-undangan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Page 34: PENTINGNYA LEMBAGA CATATAN SIPIL, TEMPAT … · Makalah Diajukan untuk Memenuhi Tugas Perkuliahan, Mata Kuliah Hukum Perdata, ... non islam dan Pengadilan Agama bagi beragama Islam.

31

C. Sumber Lainnya

Soleh Hasan. ''Pencatatan Sipil di Indoneisa''. 15 Maret 2015. http://soleh-

com.blogspot.com/2012/03/normal-0-false-false-false-en-us-x-

none.html.

Egi Septiannjari. ''Makalah Hukum Perdata''. 16 Maret 2015.

http://makalahhukumperdata.blogspot.com/

Andrycko, Muhammad. ''Materi kuliah Pengetahuan dasar Hukum Perdata

Lengkap''. 16 Maret 2015.

http://andrycko.blogspot.com/2011/12/pengetahuan-dasar-hukum-

perdata.html

Hasbi Hasadiqi.''Domisili Hukum Perdata''. 16 Maret 2015.

http://artikelfakta.blogspot.com/2013/07/domisili-hukum-perdata.html