PENTING! - wartaadvent.manado.netwartaadvent.manado.net/arsip/Edisi14.pdf · Allah untuk menebus...

14

Transcript of PENTING! - wartaadvent.manado.netwartaadvent.manado.net/arsip/Edisi14.pdf · Allah untuk menebus...

Page 1: PENTING! - wartaadvent.manado.netwartaadvent.manado.net/arsip/Edisi14.pdf · Allah untuk menebus semua manusia berdosa tanpa kecuali. Kami juga masih menyajikan artikel-artikel relevan
Page 2: PENTING! - wartaadvent.manado.netwartaadvent.manado.net/arsip/Edisi14.pdf · Allah untuk menebus semua manusia berdosa tanpa kecuali. Kami juga masih menyajikan artikel-artikel relevan

Warta Advent On-line (WAO) 12 Nopember 2004 2

PENTING!

- Redaksi berhak menentukan tulisan dan/atau berita untuk dimuat atau tidak dengan/tanpa pemberitahuan kepada sumber/pengirim berita.

- Redaksi berhak memeriksa keaslian dari tulisan/sumber tulisan/berita.

- Redaksi berhak mengedit kata atau kalimat dalam berita untuk tujuan mempertegas makna, kesantunan bahasa dan tujuan positif lainnya.

- Photo/gambar yang masuk menjadi hak WAO.

Salam Sejahtera!

ungguh suatu berkat yang luar biasa indahnya bagi kita, umat-umat Tuhan, untuk dapat bertemu lagi dalam edisi WAO 12 Nopember 2004 ini. Kami yakin suasana syukur dan sukacita adalah menjadi bagian yang tak

terpisahkan dari anda sekalian pencinta WAO. Begitu besar berkat, kasih dan karunia-Nya bagi kita semua, sehingga pada edisi minggu ini kami masih dapat hadirkan kepada anda, serial bacaan yang kami percaya sangat bermanfaat serta dapat menambah iman dan kepercayaan kita semakin teguh kepada-Nya.. Kalau anda tetap mengikuti serial dari topik-topik yang disajikan secara berkesinambungan ini, maka kami yakin pemahaman anda akan semakin baik, karena pada akhirnya kita dapat mengerti apa makna tulisan yang disuguhkan oleh para kontributor. Dan melalui tulisan ini kami juga menghimbau apabila ada sesuatu yang ‘mengganjal’ di hati anda, jangan sungkan-sungkan untuk dapat ‘ber-interaksi’ dengan redaksi. Pertanyaan, saran dan kritik yang membangun dari anda akan kami terima dan bila perlu akan diteruskan kepada para narasumber, untuk dapat ditanggapi dan ditindaklanjuti. “Seorang Yang Baik dan Benar” adalah merupakan judul dari renungan kita edisi ini, yang disampaikan dengan baik oleh Dr. Tommy Mambu. Dalam himbauannya kepada umat Tuhan, beliau berharap agar kita selalu dapat menjalin hubungan yang harmonis dengan ‘Sang Pencipta’, yang telah rela berkorban sebagai Anak Domba Allah untuk menebus semua manusia berdosa tanpa kecuali. Kami juga masih menyajikan artikel-artikel relevan yang dibahas oleh Pdt. HSP. Silitonga, Ph.D melalui serial Pendalaman Alkitab. Begitu juga dengan beberapa topik-topik penting lainnya seperti: Davidian dan Spiritisme Modern. Untuk itu, nantikan selalu WAO! Beritahukan juga kepada saudara dan sahabat yang lain bahwa mereka pun dapat berlangganan gratis atau mengakses dan men-download edisi-edisi yang sudah diterbitkan di website WAO. Saran dan masukan anda sekalian melalui e-mail ke [email protected] dan juga dukungan yang anda sampaikan melalui buku tamu di website kami http://www.wartaadvent.org sangat kami hargai. Perlu juga kami sampaikan bahwa minggu depan WAO tidak terbit, begitu juga dengan ‘kantor’ Redaksi WAO yang tidak beroperasi sepanjang minggu tersebut sehubungan dengan ditetapkannya pekan depan sebagai Hari Libur Nasional. Untuk itulah melalui surat ini, redaksi WAO mengucapkan: “Selamat Berlibur, kiranya berkat dari Surga akan dilimpahkan kepada anda semua.” Kami akan menemui anda kembali setelah dua minggu, yaitu pada edisi 26 Nopember 2004. Doa dan dukungan yang anda sampaikan terus-menerus akan selalu menjadi ‘modal’ utama kami untuk senantiasa berusaha meningkatkan pelayanan ini. Akhir kata, semoga WAO dapat menjadi referensi bagi anda sekalian untuk menemukan jawaban atas beberapa topik sehubungan dengan dasar kepercayaan GMAHK dan juga menjadi sarana komunikasi bagi komunitas Advent di mana pun anda berada! Kiranya Tuhan menolong kita untuk tetap setia sampai Maranatha! Amin! Salam WAO!

GAMBAR SAMPUL

Yusuf Memberanikan Diri Menghadap Pilatus dan Meminta Mayat Yesus Diturunkan, Membaringkannya di Dalam Kubur di Bukit Batu

RENUNGAN 4 Seorang Yang Baik dan Benar EDITORIAL 6 Sang Wakil DARI REDAKSI 2 Pengantar Edisi ini KOLOM TETAP 5 Jadwal Buka/Tutup Sabat (Sunset) 9 Terjemahan BC & RN KOLOM KHUSUS 7 Menguji Ajaran Davidian Dengan

Lebih Terperinci. Oleh Pdt. Dr. Jonathan Kuntaraf (lanjutan)

13 Spiritisme Modern. Oleh Pdt. E. Gultom (lanjutan)

PENDALAMAN ALKITAB 10 "Suasana Hidup Sorgawi Masa

Depan Dimulai Dengan Hidup Sorgawi Masa Kini" Oleh Pdt. HSP Silitonga

KOLOM PEMBACA 3 Surat-surat

MINGGU DEPAN Pada edisi yang akan datang, kami masih tetap menyajikan lanjutan Pendalaman Alkitab berupa tulisan dari Pdt. H.S.P. Silitonga, Ph.D. Nantikan WAO edisi berikutnya!

SS

Page 3: PENTING! - wartaadvent.manado.netwartaadvent.manado.net/arsip/Edisi14.pdf · Allah untuk menebus semua manusia berdosa tanpa kecuali. Kami juga masih menyajikan artikel-artikel relevan

Warta Advent On-line (WAO) 12 Nopember 2004 3

redaksi yang terhormat

:: Media Penyejuk & Penjernih ::

Penasehat Pdt. Berlin Samosir

Penanggung Jawab Philip C. Wattimena

Pemimpin Redaksi Bonar Panjaitan

Dewan Redaksi Pdt. Berlin Samosir Philip C. Wattimena

Bonar Panjaitan Wilhon Silitonga

Jeffrey E.R. Kiroyan Frederik J. Wantah

Pdt. Richard A. Sabuin Samuel Pandiangan

Pdt. Samuel Simorangkir Yusran Tarihoran Albert Panjaitan Ramlan Sormin

Pdt. Heince Rusli

Tata Letak: Wilhon Silitonga

Samuel Pandiangan

Webmasters: Yusran Tarihoran Albert Panjaitan Tapson Manik

Kontributor Khusus: Dr. Albert Hutapea

Dr. Jonathan Kuntaraf Hans Mandalas

Dr. R.A. Nainggolan Edy Nurhan

Pieter Ramschie Dr. Rudolf Sagala Dave Sampouw

Dr. Praban Saputro Dr. H.S.P. Silitonga Andrey Sitanggang

Dirjon Sitohang Dr. E.H. Tambunan

Joppy Wauran Dr. Tommy Wuysang

Kirim berita ke: [email protected]

Website:

http://www.wartaadvent.org

Berlangganan gratis: [email protected]

Menanggapi kupasan editorial dengan terpilihnya kembali Presiden George Walker Bush sebagai presiden Amerika Serikat (AS) pada November 2, 2004, bukanlah karena faktor keteguhannya memerangi terorisme ataupun karena "label" berjiwa perang. Justru yang sangat menarik atas terpilihnya Bush sebagai presiden adalah karena terjadinya "CULTURAL WAR" atau "MORAL VALUE". Pada pemilihan presiden sebelumnya issue ini sudah ada tapi tidak sepopuler saat ini. Pada pemilihan umun yang baru lalu di mana 11 atau 12 negara bagian harus mengambil vote apakah perkawinan sesama jenis diperbolehkan atau tidak. Hasilnya ditolak oleh ke 12 negara bagian. Menurut survei, issue yang paling penting dalam pemilihan umum 2004 adalah: 22 % - MORAL VALUE 20 % - ECONOMY 19 % - TERORIST Dari 22% moral value ada 79% rakyat AS memilih George Bush, sedangkan hanya 18% yang memilih John Kerry. Ternyata sebagian besar rakyat AS menyatakan bahwa "SPIRITUAL REVIVAL" lebih penting dari pada ekonomi dan terorist. Pada pemilihan 2004 tercatat rekor tertinggi rakyat Amerika memberikan suaranya untuk memilih presiden. Di dalam sejarah AS George Bush adalah presiden pertama yang mendapat suara pilih dari rakyatnya. Media pun tidak mengerti dari mana orang-orang itu datang untuk memilih. Hasil pool yang diadakan sebelum pemilihan November 2, 2004 menunjukkan 2-3 % John Kerry unggul dari Presiden George Bush. Namun setelah diadakan survey, ternyata kebanyakan orang yang sering ke gereja memilih George Bush. Di dalam lingkaran Presiden Bush ada lebih banyak orang Evangelical Protestant Conservative. Contohnya: John Ashcroft, Menteri Kehakiman. Ralph Reed, Campaign Manager. Mereka ini adalah berlatar belakang orang gereja yang taat beragama. Jangan lupa bahwa George Bush dikenal sebagai "Newborn Christian".

Jadi kalau dihubungkan dengan Wahyu 13, kita sebagai umat Tuhan harus selalu harus sudah siap. AS dilambangkan bertabiat domba tapi berbicara seperti naga. Saya melihat dengan apa yang terjadi saat ini, satu demi satu nubuatan Alkitab sedang digenapi. Kemerosotan moral yang sangat dalam terjadi di AS, akan disambut oleh kebangkitan orang-orang yang mengaku rohaniawan untuk memenangkannya. Sehingga seolah-olah terjadi "True Revival" di negara ini. Tapi pada saat itulah "Sunday Law" akan dikumandangkan ke seluruh pelosok negeri ini.

Saudara seiman di dalam Yesus Kristus, sudah saatnya bagi kita ada "Spiritual Revival" dalam kehidupan kita pribadi sebelum saatnya tiba. Ingat saudara, pintu kasihan tertutup ada 2 bagian: 1. Apabila kita mati saat ini. 2. Universal akan terjadi pada waktu "Sunday Law" itu sudah dinyatakan. Syalom.

- TEDDY MUMU MEMBER OF FOREST PARK SDA CHURCH

EVERETT, WASHINGTON, USA Sukses terus, tolong WAO ini aktif terus puji Tuhan, selamat sabat semua.

MAROJAHAN- [email protected]

Mantapp...Pertahankan teruss sajiaannya...dan ketepatan waktu terbit...biar kami yang di ujung timur Indonesia boleh terima sebelum buka sabat..

HAROLD OIJAITOU- [email protected]

Salam Sejahtera buat redaksi yang terhormat. Terima kasih kepada tim redaksi atas kesetiaannya untuk menerbitkan WAO ini setiap minggu dan saya adalah salah satu pelanggan setia WAO ini tanpa pernah melewatkan satu seri oleh karena ada pembahasan yang menarik di sana. Salut untuk WAO. Tapi ada usul, bagaimana kalau pendistribusian WAO ini dilakukan setiap hari Kamis sore atau selambat-lambatnya hari Jumat pagi. Terima kasih atas perhatiannya. Tuhan memberkati kita semua Salam Dahsyat dari saya.

LAUT SINAGA

Cover Edisi Minggu Lalu

Page 4: PENTING! - wartaadvent.manado.netwartaadvent.manado.net/arsip/Edisi14.pdf · Allah untuk menebus semua manusia berdosa tanpa kecuali. Kami juga masih menyajikan artikel-artikel relevan

Warta Advent On-line (WAO) 12 Nopember 2004 4

R E N U N G A N

SSEEOORRAANNGG YYAANNGG BBAAIIKK DDAANN BBEENNAARR

OOlleehh DDrr.. TTOOMMMMYY MMAAMMBBUU

alam Alkitab ada seorang tokoh Perjanjian Baru yang tidak begitu dikenal, namun tampil dengan berani di saat murid-murid Yesus sedang

ketakutan dan bersembunyi di ruangan atas. Tokoh ini selain telah mendemonstrasikan keberaniannya juga salah seorang murid Yesus. Namanya adalah Yusuf yang berasal dari sebuah kota Yahudi, “Arimatea.” Dia selain seorang yang kaya, juga anggota Majelis Besar

atau disebut “Sanhedrin,” yaitu pengadilan tertinggi orang Yahudi setingkat dengan Mahkamah Agung. Di samping memiliki iman karena menanti-nantikan Kerajaan Allah, dia juga disebut seorang yang baik dan benar.

Mengapa dia disebut

seorang yang baik dan benar? Dari empat Injil (Matius 27:57-60, Markus 15:43-46, Lukas 23:50-53, Yohanes 19:38-42) hanya Injil Lukas yang menulis Yusuf, orang Arimatea ini seorang yang baik dan benar (Lukas 23:50). Herbert Lockyer dalam

bukunya “All the Men of the Bible” mengatakan bahwa Alkitab tidak pernah menggunakan kata-kata yang tidak perlu, olehnya harus dibedakan antara kata “baik” (good) dan “benar” (just). Seorang yang baik menyatakan apa yang ada di dalam sanubarinya. Sedang seorang yang benar menyatakan apa tindakannya pada orang lain. Jadi, seorang yang baik dan benar adalah seorang yang mengekspresikan baik di dalam maupun di luar dirinya sama.

Iman akan menuntut kita menyatakan keputusan atau pendirian kita. Injil Markus mengatakan: “Karena itu Yusuf, orang Arimatea, seorang anggota Majelis Besar yang

terkemuka, yang juga menanti-nantikan Kerajaan Allah, memberanikan

diri menghadap Pilatus dan meminta mayat Yesus”

(Markus 15:43). Ayat ini menyatakan bahwa Yusuf, orang Arimatea ini memiliki keberanian yang luar biasa menghadap Pilatus. Ada beberapa hal mengapa Yusuf dianggap berani melakukannya. Pertama, di bawah hukum Roma kafir seseorang yang dijatuhi hukuman mati disalib, kehilangan haknya untuk dikuburkan, mayatnya dibiarkan dimakan burung

dan sisanya akan dibuang di tempat sampah. Meminta menguburkan mayat

Yesus berarti Yusuf, orang Arimatea ini sedang menyalahi hukum yang berlaku

waktu itu. Kedua, walaupun Pilatus tidak mendapatkan kesalahan dalam diri Yesus, namun dia tidak berani menentang penguasa Roma waktu itu karena desakan orang Yahudi yang mengatakan: “Jikalau engkau membebaskan Dia, engkau bukanlah sahabat

Kaisar” (Yohanes 19:12). Lagi pula Yusuf, orang Arimatea ini sebetulnya tidak memiliki hak atas mayat Yesus apalagi meminta belas kasihan dari Pilatus, tetapi dia tetap nekat. Ketiga, meminta mayat Yesus untuk dikuburkan berarti Yusuf, orang Arimatea ini sedang menyatakan dirinya di hadapan umum bahwa dia adalah salah satu dari pengikut Yesus Kristus.

Iman akan menuntut kita membayar harga tebusan. Saya tak dapat bayangkan betapa besarnya harga tebusan yang Yusuf, orang Arimatea ini bayar karena pergi menghadap Pilatus meminta mayat Yesus. 1). Harga tebusan atas harga dirinya, adalah sukar bagi seseorang yang memiliki reputasi untuk merendahkan dirinya. Dalam Injil Lukas 23:52 mengatakan: “Ia pergi menghadap Pilatus dan

meminta mayat Yesus.” Kalimat “meminta mayat Yesus” dalam bahasa Grika “aitao” diterjemahkan “mengemis” (begged). Implikasinya ialah Pilatus membuat Yusuf, orang Arimatea ini mengemis dan memohon mayat Yesus padanya. 2). Harga tebusan atas

dd

“Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Aku juga akan mengakuinya di

depan Bapa-Ku yang di sorga. Tetapi barangsiapa menyangkal

Aku di depan manusia, Aku akan menyangkalnya di depan

Bapa-Ku yang di sorga.”

Page 5: PENTING! - wartaadvent.manado.netwartaadvent.manado.net/arsip/Edisi14.pdf · Allah untuk menebus semua manusia berdosa tanpa kecuali. Kami juga masih menyajikan artikel-artikel relevan

Warta Advent On-line (WAO) 12 Nopember 2004 5

status sosialnya, bagaimanakah caranya dia menerangkan pada Pilatus bahwa dia mengingini mayat Yesus? Dapatkah dia selaku anggota Majelis Besar yang menuntut kematian Yesus, kini berbalik memberikan kuburnya tanpa mengabaikan bahwa dia sebetulnya adalah pengikut Yesus. Yusuf, orang Arimatea ini menyadari bahwa berita tentang kepergiannya menghadap Pilatus dalam waktu singkat akan sampai di Sanhedrin. Dan hal ini akan menyebabkan dia kehilangan status sosialnya di masyarakat. 3). Harga tebusan atas harta miliknya, adalah membutuhkan biaya yang cukup mahal untuk itu. Ia telah menyerahkan kubur pribadinya yang baru dan sangat mahal untuk standar waktu itu. Dia dapat saja memberikan kubur yang murah di luar kota, namun dia memberikan yang terbaik buat Yesus. Dia juga membeli kain lenan (kafan) dan rempah-rempah untuk merawat dan membungkus mayat Yesus sebaik mungkin.

Iman tidak selamanya menuntut kita bertindak sendiri. Dalam Injil Lukas 23:53 mengatakan: “Dan sesudah ia menurunkan mayat itu, ia mengapaninya dengan kain lenan, lalu membaringkannya di dalam kubur yang digali di dalam bukit batu, di mana belum pernah dibaringkan mayat.” Kalimat “ia menurunkan mayat itu” bukan berarti bahwa Yusuf, orang Arimatea itu menurunkan mayat Yesus dari kayu salib sendirian. Dengan kata lain dia membutuhkan penolong, walaupun Injil Yohanes menyebut Yusuf, orang Arimatea ini salah satu murid Yesus yang bertindak sembunyi-sembunyi (Yohanes 19:38). Setidaknya ada seseorang yang menolongnya dan diduga orang itu adalah Nikodemus, salah satu anggota Sanhedrin dan murid sembunyi-sembunyi Yesus yang lain (Yohanes 19:39). “Mereka mengambil mayat Yesus, mengapaninya dengan kain lenan dan membubuhinya dengan rempah-rempah menurut adat orang Yahudi bila menguburkan mayat” (ayat 40). Kedua murid Yesus yang datang bersama-sama telah menambah keberanian iman mereka di depan umum. Mengapa kedua murid ini tampil pada saat seperti ini? Di waktu Yesus telah meninggal dunia? Jawabannya ialah iman dibutuhkan dari mereka dalam kondisi dan situasi demikian.

Iman akan menuntut kita mengorbankan adat kita demi menjalin suatu hubungan. Yusuf, orang Arimatea ini selain adalah seorang yang baik, seorang yang rohani, juga seorang yang patuh terhadap adatnya. Namun untuk menguburkan mayat Yesus, dia rela ‘mencemarkan’ dirinya dengan menyentuh tubuh Yesus yang telah mati. Adat Yahudi waktu itu bila seorang menyentuh mayat, maka orang tersebut menjadi najis dan tidak berhak merayakan Paskah, suatu perayaan orang Yahudi yang dianggap penting setiap tahun (Bilangan 9:6). Dengan demikian Yusuf, orang Arimatea ini kehilangan haknya ikut merayakan Paskah tahunan. Walaupun di satu pihak tindakannya telah mengabaikan adatnya, namun di lain pihak dia telah menjalin suatu hubungan dengan Kristus, Sang Domba Paskah sesungguhnya yang telah dikorbankan untuk menebus dosa manusia.

Yusuf, orang Arimatea ini menganggap bahwa menjalin suatu hubungan dengan Yesus, Gurunya adalah lebih penting dari segalanya. Apakah Yesus menuntut lebih dari apa yang kita miliki? Inilah saatnya bagi kita untuk datang pada Yesus dan menjalin suatu hubungan yang erat dengan-Nya. Datanglah dan terimalah Yesus sebagai Juruselamat pribadi kita. “Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Aku juga akan mengakuinya di depan Bapa-Ku yang di sorga. Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, Aku akan menyangkalnya di depan Bapa-Ku yang di sorga” (Matius 10:32-33).

DR. TOMMY MAMBU

Pembantu Rektor III Bidang Kemahasiswaan & Dosen Fakultas Teologia Universitas Klabat

(Unklab)

Buka/Tutup Sabat (Sunset Table)

Diolah Oleh P.C. Wattimena

KOTA - KOTA PILIHAN

BUKA SABAT

12 Nov. ‘04

TUTUP SABAT

13 Nov. ‘04

Medan 18:08 18:08

Pekanbaru 18:01 18:01

Palembang 17:52 17:52

Jakarta 17:48 17:49

Semarang 17:35 17:35

Surabaya 17:26 17:26

Denpasar 18:17 18:18

Mataram 18:14 18:14

Pontianak 17:31 17:31

Banjarmasin 18:14 18:14

Balikpapan 18:01 18:01

Makassar 17:56 17:56

Kendari 17:42 17:42

Manado 17:26 17:26

Ambon 18:19 18:19

Tembagapura 17:45 17:46

Jayapura 17:28 17:29

Manila 17:25 17:25

Andrews Univ.* 17:29 17:28

GC at DC* 16:58 16:57

Loma Linda* 16:49 16:47

Seattle* 16:38 16:37

Delft* 16:59 16:57

Edison, N.J. * 16:44 16:43

PENTING: Daftar waktu matahari terbenam ini diolah berdasarkan daerah waktu tunggal. Untuk kota-kota yang menerapkan daylight savings time pada musim tertentu (*), diingatkan untuk merubah waktu terbenamnya matahari sesuai dengan perubahan yang dilakukan.

Terima kasih kepada Bpk. Pieter Ramschie atas kiriman foto sunset dari Teluk Balikpapan.

Page 6: PENTING! - wartaadvent.manado.netwartaadvent.manado.net/arsip/Edisi14.pdf · Allah untuk menebus semua manusia berdosa tanpa kecuali. Kami juga masih menyajikan artikel-artikel relevan

Warta Advent On-line (WAO) 12 Nopember 2004 6

E D I T O R I A L

“““SSSaaannnggg WWaakkiill””

angsa Indonesia kembali harus geleng-geleng kepala melihat kelakuan para wakilnya yang terhormat di lembaga perwakilan rakyat. Tidak lama setelah mereka dilantik mulai terjadi aksi boikot karena adanya masalah dalam tata tertib pemilihan

pimpinan komisi-komisi yang ada di Dewan Perwakilan Rakyat. Belum tuntas masalah ini, muncul lagi masalah keinginan sebagian anggota untuk menggunakan hak interpelasi sehubungan dengan Surat Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Panglima TNI. Tetapi kemudian mereka ‘rujuk’ dan sepakat untuk mengadakan sidang paripurna pada hari Selasa, 9 Nopember 2004. Suasana segera menjadi kacau ketika pimpinan sidang mempersilahkan dibacakannya dua surat yang masuk, di antaranya usulan penggunaan hak interpelasi. Sebagian anggota menjadi marah dan berteriak-teriak, memukul meja dan berusaha maju mendekati podium. Untung tidak terjadi adu fisik seperti yang terjadi di Jepang dan Korea Selatan. Suasana kemudian dapat dikendalikan.

Peristiwa itu memang aneh bin ajaib. Tetapi mestinya kita tidak perlu terkejut karena dari semula rakyat juga bingung kalau berbicara tentang para wakilnya. Siapa sebenarnya yang mereka perjuangkan? Rakyat yang mana? Masya iya, sama-sama mengaku membela rakyat, tetapi koq jadinya seperti mau mencelakakan diri sendiri. Tidak heran kalau dulu mantan presiden Gus Dur pernah mengolok mengatakan bahwa anggota DPR seperti anak TK. Belakangan malahan muncul ejekan yang mengatakan bahwa anggota DPR telah turun kelas menjadi play group, karena setelah sebulan dilantik, mereka masih belum bekerja sebagaimana diharapkan melainkan masih terus ‘bermain-main’ dengan argumentasi soal pemilihan pimpinan komisi dan tata tertib DPR.

Tapi sudahlah, biarkan mereka mengurus dirinya. Bukankah mereka sekelompok orang-orang yang terhormat, untuk mana negara ini telah mengeluarkan biaya yang sangat besar untuk memilih mereka dari sekian ratus juta rakyat Indonesia? Seharusnya mereka dapat menyelesaikan masalah mereka sendiri. Kalau hanya untuk sependapat mengenai berbagai masalah internal saja sudah sulit, bagaimana mau sepakat di dalam cara penanganan berbagai masalah yang melilit negeri ini?

Kalau kita rujuk ke belakang, maka terpilihnya para anggota DPR adalah melalui satu mekanisme pemilihan umum yang diikuti oleh seluruh rakyat Indonesia. Adapun tujuan dari pemilihan yang telah berjalan secara demokratis itu adalah untuk bersama-sama memperjuangkan dan mewujudkan cita-cita para pendiri bangsa ini untuk membawa bangsa Indonesia menuju satu masyarakat yang adil dan makmur.

Hiruk pikuk proses pemilihan anggota DPR telah selesai. Sementara itu di depan kita sedang dan akan diadakan proses pemilihan pengurus jemaat untuk tahun pelayanan 2005. Dengan dipilihnya sebagian dari anggota menjadi pengurus jemaat diharapkan kegiatan sidang akan berjalan dengan baik dan dapat mengangkat kerohanian anggota dalam menantikan kedatangan Sang Juruselamat yang sudah di ambang pintu. Bahwasanya di dalam proses pemilihan anggota jemaat ada yang tidak puas, itu biasa. Menjadi tidak biasa adalah jika di dalam menyatakan perbedaan pendapat kita menggunakan cara-cara yang dilakukan ‘orang luar’. Bukankah ‘di luar sana’ orang dibayar untuk melakukan proses itu dan bahkan motivasi

mereka umumnya adalah uang, sementara pengurus jemaat tidak dibayar dan motivasinya adalah pelayanan?

Dalam proses pemilihan anggota DPR dilakukan seleksi atas data pribadi masing-masing calon. Maksudnya agar tidak ada kebohongan dalam informasi dan setiap calon diharapkan jujur mengenai dirinya. Terhadap sebagian jabatan eksekutif di negara ini, baik di pemerintahan maupun swasta, sekarang ini lazim dilakukan uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test). Semua hal di atas bertujuan agar mereka yang dipercayakan untuk menjalankan tugas tertentu terutama yang menyangkut kepentingan masyarakat umum akan menjalankannya dengan penuh tanggung jawab dan dengan kemampuan yang maksimal. Itu memang harapan dan harapan itu boleh-boleh saja. Tetapi terlalu berharap berarti harus siap pula untuk lebih kecewa kalau kemudian ternyata hal itu tidak menjadi kenyataan. Karena sering terbukti, jika kepentingan pribadi/kelompok terganggu, maka fit and proper test hanyalah merupakan formalitas pelengkap.

Sesungguhnya keberhasilan dari satu misi pelayanan sangat tergantung dari integritas dari mereka yang telah ditunjuk untuk melaksanakan misi itu. Integritas dalam bahasa gamblangnya yaitu melakukan sesuatu dengan benar sekalipun tidak ada orang yang melihat. Termasuk berhenti di lampu merah pada jam 12 malam. Apa iya? Bukankah tidak ada yang melihatnya? Siapa bilang? Dunia ini begitu kecil dan semua yang bergerak di atasnya dapat dilihat dengan jelas dari atas oleh Dia, yang bukan hanya dapat melihat yang di luar tetapi juga melihat yang tersembunyi di dalam hati. Kalau begitu berat sekali untuk menjadi pengurus jemaat? Tergantung bagaimana kita melihatnya. Untuk itu ada beberapa hal yang perlu kita ingat sehubungan dengan proses pemilihan pengurus jemaat: 1) tugas yang diemban adalah bersifat rohani oleh karena itu tinggalkan semua pemikiran duniawi di dalam melaksanakannya, termasuk sifat menghakimi dan penonjolan diri, 2) sementara ketrampilan diperlukan, kerohanian lebih diutamakan, dan 3) tugas yang dipercayakan memiliki berkat rohani (sesuatu yang seharusnya menjadi kerinduan umat Tuhan karena sifat kekekalan yang menyertainya).

ita boleh geleng-geleng kepala melihat kelakuan para anggota DPR yang kelihatannya sangat bersemangat di alam demokrasi sampai-

sampai lupa bahwa mereka adalah ‘warga yang terhormat’. Mereka seakan lupa bahwa dengan berfungsinya hak mereka, kewajiban untuk menjunjung dan mendemonstrasikan demokrasi pun mengikut serta. Falsafah D5 (datang, duduk, diam, dengar, duit) yang dulu melekat pada kinerja DPR, sekarang sudah jauh berubah bahkan seakan kebablasan di alam demokrasi. Kita berharap bahwa mereka akan segera menyadari tugas berat yang ada di pundak mereka dan dengan sungguh-sungguh melaksanakan cita-cita pendiri bangsa ini untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil, makmur dan beradab.

Pada saat yang sama kita juga perlu mengintrospeksi diri kita. Jangan sampai kita juga lupa bahwa kita adalah ‘bangsa yang terpilih’. Kita adalah wakil-wakil-Nya di dunia, yang dipilih bukan karena data pribadi kita diseleksi dan layak. Kita dipilih karena Dia mengasihi kita dan ingin kita berbahagia. Dia bahkan memilih kita ketika kita masih berdosa. Tetapi di balik pilihan atas diri kita, ada kewajiban yang mengikut untuk bekerja bagi-Nya. Sepantasnyalah kita bisa berbahagia menjadi teman sekerja Allah. Dengan demikian kita akan melupakan segala kepentingan kita dan bekerja bersama Tuhan untuk mewujudkan cita-cita yang Tuhan rencanakan bagi anak-anak-Nya yaitu mengembalikan peta Allah di dalam hidup umat-Nya.

Tim Redaksi WAO

BB

KK

Page 7: PENTING! - wartaadvent.manado.netwartaadvent.manado.net/arsip/Edisi14.pdf · Allah untuk menebus semua manusia berdosa tanpa kecuali. Kami juga masih menyajikan artikel-artikel relevan

Warta Advent On-line (WAO) 12 Nopember 2004 7

T O P I K K H U S U S

MMeenngguujjii AAjjaarraann DDaavviiddiiaann DDeennggaann LLeebbiihh TTeerrppeerriinnccii

(lanjutan)

IIIXXX... SSSaaammmbbbuuutttaaannn KKKeeepppaaadddaaa IIInnnttteeerrrppprrreeetttaaasssiii YYYeeehhheeezzzkkkiiieeelll 999

1. Asumsi Interpretasi Tongkat Gembala a. Nubuatan yang digambarkan Yehezkiel 9 belum terjadi. b. Gereja sebagai yang dilambangkan oleh Israel, dapat merupakan kegenapan nubuatan kepada salah satu suku Israel atau bahkan nubuatan kepada orang Israel secara keseluruhan. c. Khayal dari buku Yehezkiel dan beberapa tindakan Tuhan yang terkandung di dalamnya harus diinterpretasikan secara literal. 2. Interpretasi Tongkat Gembala tentang Yehezkiel 9 Tongkat Gembala menginterpretasikan bahwa seluruh Yehezkiel 9 secara literal, merupakan nubuatan dari Tuhan dalam memisah mereka yang benar dari yang jahat di gereja sebelum pintu kasihan tertutup, dalam rangka untuk menyucikan gereja. Menurut interpretasi mereka, penyembelihan besar ini sama dengan perumpamaan gandum dan lalang dalam Matius 13, khayal Maleakhi dalam Maleakhi 3:1-3, dan juga khayal penuaian Wahyu 14:14-20. Mereka meyakini bahwa pemisahan antara gandum dan lalang akan dibuat oleh lima orang yang akan mengadakan penyembelihan dengan senjata di tangan mereka yang secara literal akan pergi dan menyembelih orang Advent yang tidak setia, dan meninggalkan hanya mereka yang mempercayai doktrin Tongkat Gembala. Kemudian mereka akan memulai pekabaran Injil dengan berpusat di Yerusalem yang lama, dan dari sana mereka akan menjangkau ke seluruh dunia, dalam proses agar suku-suku Israel dan Yehuda dipulihkan kembali ke tanah asal mereka.

Sementara hal ini terjadi, hujan akhir akan jatuh, dan kebangkitan Daniel 1:2 akan terjadi, dan tujuh bala akhir akan turun, namun tidak akan menimpa Yerusalem. 3. Mengapa doktrin ini penting untuk orang Kelompok Davidian? Ada lima alasan dasar mengapa doktrin interpretasi Yehezkiel 9 ini penting untuk kelompok Davidian: a. Doktrin ini penting untuk menyokong teori bahwa kerajaan Daud sebelum kedatangan Yesus adalah literal. Oleh sebab Tongkat Gembala mengajarkan bahwa nubuatan yang belum tergenapi dalam Perjanjian Lama sehubungan dengan restorasi Israel dan Yehuda ke Yerusalem secara literal, untuk memerintah dengan damai dan suci akan tergenapi. Kerajaan ini akan memerintah sebelum kedatangan Kristus. Oleh karena kerajaan Daud di Sion pada waktu itu akan bebas dari dosa, sebab itu sangat perlu untuk mempunyai konsep bahwa orang-orang berdosa sudah dihapuskan pada waktu itu. Konsep tersebut diperoleh dari Yehezkiel 9. b. Diharapkan agar teori Yehezkiel 9 yang sadis dan sensasi akan memaksa dan menakut-nakuti dan membujuk orang untuk menerima pekabaran mereka. Tongkat Gembala tidak mengajarkan umatnya untuk mencari keselamatan jiwa-jiwa. Posisi mereka jelas, bahwa, “The Rod is presently working for the purification of the church, not for the conversion of the world. It does not work to bring any, let

alone many, into the world” (An Urgent Open Letter, hal. 20). Oleh sebab mereka tidak mengabarkan Injil, maka cara penarikan jiwa adalah dengan menunggu kepada pendeta, evangelist atau guru Alkitab untuk menarik jiwa. Kemudian mereka mendekati akan jiwa-jiwa yang baru tersebut untuk memutuskan komitmen dari anggota baru kepada gereja, dengan cara menakut-nakuti. Mereka memberikan makanan rohani dengan menakuti-nakuti, bahwa Tuhan akan membunuh mereka tanpa kasihan kepada mereka yang menolak akan pekabaran mereka. Pekabaran ini berbeda dengan metode yang Yesus senantiasa buat, “It is not the fear of punishment, or the hope of everlasting reward, that leads the disciple of Christ to follow Him. They behold they Savior’s matches love, revealed throughout His pilgrimage on earth, from the manger of Bethlehem to Calvary’s cross, and the sight of Him attracts, it softens and subdues the soul. Love awakens in the heart of the beholders. They hear His voice, and they follow Him” (The Desire of Ages, hal. 480). Methode Kristus bukanlah dengan menakut-nakuti, namun ada satu oknum yang menggunakan metode dengan cara menakut-nakuti manusia, yang justru selalu berhasil. Kita lihat kutipan ini: “God never forces the will or the conscience; but Satan’s constant resort - to gain control of those whom he cannot other seduce - is compulsion by cruelty. Through fear or force he endeavors to rule the conscience and to secure homage to himself” (The Great Controversy, hal. 591).

Page 8: PENTING! - wartaadvent.manado.netwartaadvent.manado.net/arsip/Edisi14.pdf · Allah untuk menebus semua manusia berdosa tanpa kecuali. Kami juga masih menyajikan artikel-artikel relevan

Warta Advent On-line (WAO) 12 Nopember 2004 8

pakah yang Roh Nubuat katakan tentang mereka yang akan menggunakan sensasi dalam mengajarkan agar memberikan

kesan yang menarik? Hal ini telah dinubuatkan lebih dahulu oleh Roh Nubuat sebagai berikut: “Akan ada mereka yang semula bersama kita dalam iman yang akan mencari doktrin yang baru dan aneh, untuk sesuatu yang asing dan sensasi untuk dihadapkan kepada orang lain. Mereka akan membawa semua penipuan yang bisa dipikirkan, dan menghadapkan seakan-akan datang dari Ny. White, dan mereka akan menipu jiwa-jiwa” (Selected Messages, Buku I, hal. 41). “Banyak yang terlarut oleh sebab bergantung kepada kesan-kesan yang bersifat sensasi. Ujiannya ialah: Apakah yang anda buat untuk Kristus? (4 T 188). “I have been instructed that it is not new and fanciful doctrine which the people need. They do not need human suppositions...” Walk firmly, decidedly, your feet shod the preparation of the gospel of peace. You may be sure that pure and undefiled religion is not a sensational religion. God has not laid upon anyone the burden of encouraging an appetite for speculative doctrines and theories. My brethren, keep these thing out of your teaching” (8 T 295). Bila kita mempelajari akan ajaran Tongkat Gembala dengan teliti, maka kita akan mendapatkan spekulasi-spekulasi yang telah dibuat, hanya untuk membenarkan posisi Tongkat Gembala yang setara dengan tulisan Ellen G. White. Bahkan sesuai The Answerer, Buku 2, halaman 74, 75, 77 dan 82, kita mendapatkan 4 hal dasar yang disebutkan oleh Houteff sehubungan dengan teorinya tentang kerajaan Daud, dalam kaca mata Ellen G. White. Empat hal tersebut adalah: (1). Masalah kerajaan ini tidaklah terlalu jelas dalam kaca mata Ny. White. (2). Tulisan Ny. White sama sekali tidak menyebutkan tentang kerajaan Daud. Dalam tulisan Houteff, dia berkata, “the writings of Sister White do not even mention, let alone treat... a concept of an intermediate, Davidic kingdom!” Ini adalah pengakuan yang jujur, dengan demikian konsep dari kerajaan Daud secara literal itu tidak mendapat dukungan Roh Nubuat. (3). Tulisan Roh Nubuat dan Ellen G.White tetap tidak cukup sebagai penuntun kerohanian kita untuk mencapai kerajaan. Bahkan Houteff menyebutkan, “...no prophets writings ever predicted the entire truth needed by the church to carry her through to the kingdom...” (The Answerer, buku 2, hal. 77). Apakah ini adalah kutipan yang benar? Pendeta M.N. Cambell bertanya kepada Ny. White beberapa bulan sebelum kematiannya, apakah akan ada pengganti bila Ellen G. White meninggal.

Ny. White menunjukkan akan buku-bukunya yang tertumpuk di atas mejanya dan berkata, “ Dalam buku-buku ini terdapat informasi yang dibutuhkan oleh anggota kita untuk meneruskan sisa perjalanan. Sebab itu sepanjang yang saya ketahui, saya sudah bebas untuk pergi” (The Spirit of Prophecy Treasure Chest, hal. 32). (4). Tulisan Houteff dapat membawa kita dari kepastian akan Alkitab dan Roh Nubuat kepada teori spekulasi dan sensasi dari Victor Houteff. Hal yang menarik adalah Houteff mengatakan, “the Rods message is found, in its entirety… in the writings of all the prophets.” Bila memang demikian, apakah gunanya interpretasinya yang unik? Sehubungan dengan itu, mengapa menganjurkan kepada kita, “...the scroll of prophetic Truth has unrolled further since her (Ellen G. White’s) day..,” serta mengapa dia mengaku telah mendapatkan “terang baru tambahan kepada gereja?” c. Secara keras menentang, mengkritik dan tidak menghormati akan kepemimpinan gereja. Secara logis, jika seseorang mengajarkan bahwa pemimpin gereja dari General Conference sampai ke tingkat jemaat akan dibunuh dalam suatu penyembelihan massal oleh sebab mereka telah menolak ajaran Tongkat Gembala, dapat dimengerti bahwa ajaran Yehezkiel 9 akan memberikan dorongan untuk menentang kepemimpinan gereja. Namun Ellen G. White telah meninggalkan kepada kita satu peraturan mendasar: “...no one can be justified in disregarding and despising (berbicara tentang pimpinan gereja), for he who does this despises the voice of God” (Acts of the Apostles, hal. 164). d. Menyokong ajaran dan tindakan mereka yang merasa diri benar. Adalah satu hal yang dapat dimaklumi, bila seseorang mengajarkan bahwa gereja itu, khususnya pemimpin-pemimpin sudah bersalah, melakukan kejahatan, dan kebenarannya melebihi dari yang dimiliki oleh gereja, dan mereka yang menerima kebenaran baru itu lebih berserah daripada mereka yang berada di gereja, dan rombongan ini adalah mereka yang akan keluar dari penyembelihan massal, sementara anggota lainnya akan dibunuh. Ini merupakan tanah yang subur untuk perasaan orang Parisi yang merasa lebih tinggi dari orang lain. Ini adalah salah satu dari tulisan dari Victor Houteff: “...will you be on the side of the discredited angel of the Laodiceans, ‘the ancient men before the house,’ and of ‘the great proportion of those who now appear to be genuine and true’ but who prove to be base metal’, or on the side of the despised minority--’the little company who are

standing in the light...” (Light at Eventide, hal. 19). Ny. White memberikan pandangannya terhadap sikap yang demikian: “Engkau akan mengambil kalimat-kalimat dalam Kesaksian yang berbicara tentang penutupan pintu kasihan, tentang masa kegoncangan di antara umat Tuhan, dan engkau akan membicarakan tentang akan munculnya dari umat ini orang yang lebih murni dan lebih suci. Semuanya ini akan menyenangkan musuh sekarang ini” (Selected Messages, Buku I, hal. 179). e. Memberikan kebebasan yang salah dalam melepaskan kejengkelan emosi dan perasaan frustasi dalam menentang gereja seakan-akan merefleksikan kedewasaan orang Kristen. Umumnya mereka yang tertarik akan kelompok seperti Davidian adalah mereka yang memiliki pengalaman yang tidak menyenangkan dengan anggota jemaat ataupun dengan pimpinan gereja. Bila seseorang terlibat dengan ajaran bahwa pada suatu masa akan terjadi penyembelihan terhadap orang di dalam gereja, maka ini akan mengizinkan orang tersebut untuk menanamkan dalam kata hatinya untuk membayangkan bahwa orang-orang yang tidak disenanginya satu waktu akan dihancurkan, dan mereka, sebagai “kumpulan kecil yang berdiri dalam terang,” adalah kesukaan Tuhan. Sebab itu adalah dapat dibenarkan untuk menghadapi pimpinan yang jahat dengan kekasaran atau kekejaman, selama mereka boleh memberikan pekabarannya. Namun Ny. White menyampaikan nasehatnya sebagai berikut: “Some persons speak in a harsh, uncourteous manner that wounds the feelings of others, and then they justify themselves in saying, ‘It was my way; I always tell just what I think’; and they exalt this wicked trait of character as a virtue. Their uncourteous department should be firmly rebuked” (Mind, Character, and Personality, Buku I, hal. 45, 46). (bersambung)

– DR. JONATHAN KUNTARAF Associate Director

Departemen Sekolah Sabat/ Pelayanan Perorangan, General

Conference

AA

Page 9: PENTING! - wartaadvent.manado.netwartaadvent.manado.net/arsip/Edisi14.pdf · Allah untuk menebus semua manusia berdosa tanpa kecuali. Kami juga masih menyajikan artikel-artikel relevan

Warta Advent On-line (WAO) 12 Nopember 2004 9

TERJEMAHAN ROH NUBUAT dan BIBLE COMMENTARY

Diterjemahkan bebas oleh Pdt. Samuel Simorangkir, Philippines SSDDAA BBIIBBLLEE CCOOMMMMEENNTTAARRYY Daniel 7:1. Pada tahun pertama pemerintahan Belsyazar, raja Babel, bermimpilah Daniel dan mendapat penglihatan-penglihatan di tempat tidurnya. Lalu dituliskannya mimpi itu, dan inilah garis besarnya: Tahun pertama pemerintahan Besyazar. Ini menunjukkan bahwasanya Daniel tidak menghadirkan buku dan tulisannya sesuai dengan waktu yang berkesinambungan. Peristiwa yang terdapat di pasal 5, 6 mengambil tempat setelah semua catatan tersebut disimpan di pasal 7, tapi, pasti sebagai alasan untuk kesinambungan, pemaparan sejarah dibawakan kepada penyelesaian di pasal 1-6. Memiliki mimpi. Secara literal disebut, “melihat sebuah mimpi.” Di dalam mimpi Tuhan memberikan Daniel gambar pemandangan untuk sejarah dunia di masa yang akan datang. Nubuatan di pasal 7 meliputi kepentingan persamaan waktu sejarah sebagaimana mimpi yang terdapat di pasal 2, keduanya meliput peristiwa di masa para nabi kepada masa pembangunan kerajaan Allah. Nebukadnezar melihat penguasa dunia dihadirkan melalui lambang besi; Daniel melihatnya sebagai simbol tanda binatang dan tanduk, dan juga melihat aspek sejarah yang berhubungan dengan pengalaman umat-umat Allah dan juga untuk dapat mewujudkan rencana yang baik bagi manusia. Pasal 2 ber-urusan luas dengan persoalan politik. Itu telah diberikan pertama kali sebagai instruksi untuk Nebukadnezar, untuk mengamankan kerja samanya sesuai dengan rencana Ilahi. Hubungannya dengan umat Tuhan kepada pergantian pemandangan politik bukanlah sebagai subyek nubuatan. Nubuatan di pasal 7, sama seperti buku yang lainnya merupakan buku peringatan, diberikan secara khusus untuk umat Tuhan agar dapat mengerti bahagian mereka di dalam rencana ilahi untuk akhir zaman. Peristiwa pemandangan awal yang dinubuatkan untuk dapat memberikan latar belakang pertentangan di akhir zaman antara Tuhan dan Setan. Usaha dari panglima musuh telah diketahui yakni, untuk membinasakan umat ”kudus Allah” dan kemenangan akhir dari kebenaran akan terjamin. Dia menulis. Ini dibuat untuk disimpan sebagai informasi bagi generasi berikut. Garis Besar peristiwa. Kalimat Aramic memiliki kendala untuk diterjemahkan di dalam kalimat bahasa Inggis. Kata “Sum” adalah re’sh, yang artinya “kepala”, atau “permulaan”.

Kalimat asli bahasa Grika membaca, eis kephalaia logon, yang dapat diterjemahkan dengan arti, “sebuah kesimpulan”. Pada akhirnya yang dimaksud dengan ungkapan ialah, Daniel menulis dan melaporkan isi mimpi. Terjemahan Ehrlich, ”informasi penting yang terperinci”.

TTEERRJJEEMMAAHHAANN KKUUTTIIPPAANN RROOHH NNUUBBUUAATT

Di dalam buku Wahyu semua buku yang terdapat di dalam Alkitab bertemu dan berakhir. Inilah

yang menjadikan buku Daniel seimbang. Satu buku adalah nubuatan, sedangkan buku lain berisikan tentang ilham. Buku yang telah dimeteraikan bukanlah buku

Wahyu, tapi bahagian dari nubuatan buku Daniel berhubungan dengan zaman akhir.

Malaikat memerintahkan, “Daniel 12:4 Tetapi engkau, Daniel, sembunyikanlah segala firman itu,

dan meteraikanlah Kitab itu sampai pada akhir zaman; banyak orang akan menyelidikinya, dan

pengetahuan akan bertambah." {AA 585.1}

Penghargaan Allah untuk Daniel-Daniel modern– Sangat dibutuhkan di masa sekarang ini orang yang seperti Daniel, dapat melakukan sesuatu dan berani. Memiliki hati murni, kuat dan pemberani. Allah merencanakan agar manusia semakin baik, dari hari ke hari menuju sasaran ukuran kesempurnaan. Dia akan menolong kita jika kita sendiri mau meminta tolong. Harapan kebahagian dalam dua dunia tergantung pada peningkatan kita menuju ukuran kesempurnaan….{AH 301.2} Kita sebagai umat belum mencapai sasaran pekerjaan yang Allah perintahkan kepada kita. Kita belum siap

untuk menghadapi kesulitan pemaksaan hukum hari minggu. Adalah merupakan tugas kita, sebagaimana kita telah saksikan kegenapan nubuatan, untuk bangkit dan

bertindak. Janganlah ada yang duduk diam menunggu datangnya pencobaan dari setan, yakinkan mereka dengan

kepercayaan bahwasanya pekerjaan ini harus tetap berjalan karena sudah dinubuatkan, dan Allah akan melindungi umat-Nya. Kita tidak melakukan kehendak Allah jika kita hanya duduk saja, tidak melakukan apa pun untuk mendapatkan kebebasan memilih. Diharapkan, doa yang sungguh harus diangkat ke surga di mana masa ini dapat tertunda hingga kita dapat mencapai tugas yang sudah dipercayakan tapi sering dilupakan. Biarlah doa sungguh-sungguh semakin ditambahkan; dan marilah kita bekerja secara harmonis di

dalam doa kita. [Chs 162.1] Pendeta kita belum melakukan segenap tugasnya. Perhatian

manusia harus dipanggil menuju kepada peristiwa penting yang hampir tiba dan segera datang. Tanda-tanda akhir zaman haruslah diingat dengan baik. Pandangan nubuatan Daniel dan

Yohanes di buku Wahyu adalah awal dari zaman kegelapan moral dan kemerosotan; akan tetapi di akhir zaman, masa di

mana kita hidup, nubuatan yang sudah berbicara tidak akan berdusta. Ketika tanda-tanda yang sudah diprediksikan mulai tergenapi, penunggu akan melihat ke atas dan menengadah

kepalanya dan bersukacita karena penebusnya telah datang. {5T 9.2}

Page 10: PENTING! - wartaadvent.manado.netwartaadvent.manado.net/arsip/Edisi14.pdf · Allah untuk menebus semua manusia berdosa tanpa kecuali. Kami juga masih menyajikan artikel-artikel relevan

Warta Advent On-line (WAO) 12 Nopember 2004 10

P E N D A L A M A N A L K I T A B

SSUUAASSAANNAA HHIIDDUUPP SSOORRGGAAWWII MMAASSAA DDEEPPAANN DDIIMMUULLAAII DDEENNGGAANN HHIIDDUUPP SSOORRGGAAWWII MMAASSAA KKIINNII

Oleh: Ellen G. White

Disadur dan diterjemahkan dinamis oleh Pdt. Hotma S.P. Silitonga Spesialis Pendalaman/Pemahaman Alkitab—UNAI, Bandung

Dari The Signs of the Times, 24 Februari 1890 dan14 Nopember 1892; Education, 18; Gospel Workers, 95; Messages to Young People, 40;

Review and Herald, November 24, 1904; Adventist Home, 16; Thoughts From the Mount of Blessing, 76-77; Child Guidance, 481-2;

Last Days Events, 295-6; The Faith I Live By (1958), 370. PPEENNDDAAHHUULLUUAANN

da dua sebutan penting yang hamba Allah untuk zaman akhir nyatakan dari buku Rumah Tangga Advent dan Mendidik dan Membimbing Anak yang dalam bahasa aslinya berbunyi “If

you would be a saint in heaven, you must be a saint on earth” (Adventist Home, 16) dan yang satu lagi, “The saint in heaven must first be a saint upon earth” (Child Guidance, 481). Pada dasarnya makna kedua kutipan penting ini adalah BAHWA JIKALAU KITA MAU MENJADI ORANG SALEH DI DUNIA BARU SORGAWI PADA MASA YANG AKAN DATANG UNTUK SELAMA-LAMANYA, MAKA KITA HARUSLAH MENJADI ORANG SALEH DI BUMI INI PADA MASA SEKARANG INI SELAGI HAYAT DI KANDUNG BADAN.

Pernyataan ini tentunya sangat sejalan dengan CITA-CITA RAJA SORGA BAGI ANAK-ANAK-NYA, yaitu “Higher than the highest human thought can reach is God's ideal for His children. Godliness--godlikeness--is the goal to be reached” (Education, 18; Gospel Workers, 95; Messages to Young People, 40; Review and Herald, November 24, 1904). Cita-cita Raja Sorga ini sangat erat hubungannya dengan pernyataan Yesus Kristus di Matius 5:48 dan Lukas 6:36 yang INTINYA ADALAH AGAR UMAT-NYA SAMA SEPERTI RAJA SORGA YANG PENUH BELAS KASIHAN, KARENA RAJA SORGA ITU MAHA KASIH (1 Yohanes 4:8,16; Keluaran 34:5-7).

Sekali lagi hamba Allah untuk zaman akhir mengomentari

Matius 5:48 di Thoughts From the Mount of Blessings, 76-77 sebagai berikut: “The conditions of eternal life, under grace, are just what they were in Eden--perfect righteousness, harmony with God, perfect conformity to the principles of His law. The standard of character presented in the Old Testament is the same that is presented in the New Testament. This standard is not one to which we cannot attain. In every command or injunction that God gives there is a promise, the most positive, underlying the command. God has made provision that we may become like unto Him, and He will accomplish this for all who do not interpose a perverse will and thus frustrate His grace.” Selanjutnya Roh Kudus yang sama dengan Roh Nubuat dan Roh Kebenaran mengilhami hamba Allah untuk zaman akhir itu dan menyatakan “Jesus Christ said, Be perfect as your Father is perfect. If you are the children of God you are partakers of His nature, and you cannot but be like Him. Every child lives by the life of his father. If you are God's children, begotten by His Spirit, you live by the life of God. In Christ dwells "all the fullness of the Godhead bodily" (Colossians 2:9); and the life of Jesus is made manifest "in our mortal flesh" (2 Corinthians 4:11). That life in you will produce the same character and manifest the same works as it did in Him. Thus you will be in harmony with every precept of His law; for "the law of the Lord

is perfect, restoring the soul." Psalm 19:7, margin. Through love "the righteousness of the law" will be "fulfilled in us, who walk not after the flesh, but after the Spirit." Romans 8:4.

Agama sejati berdasarkan Alkitab “bukanlah iman yang

tidak mempunyai perbuatan” (Yakobus 2:14-26). Orang Kristen bukanlah sekedar melakukan pengakuan iman terhadap Kristus secara formalitas, melainkan ia patut memiliki budaya hidup yang selalu “melakukan kehendak Bapa Sorgawinya” (Matius 7:21-23). Kasih Sorgawi yaitu yang benar-benar mengasihi Bapa akan membuka hati pikirannya, sehingga budaya hidupnya rela berbelas kasihan sama seperti Bapanya (Matius 5:48; Lukas 6:36). Ia menyadari betul apa yang dimaksud dengan “suasana hidup lapar dan haus akan kebenaran” (Matius 5:6), sehingga ia akan terus menerus merindukan kuasa dan kasih karunia Yesus Kristus yang pasti terpantul di dalam budaya hidupnya dengan tujuan untuk “hanya memuliakan Bapa Sorgawi” (1 Korintus 10:31). Setiap kesempatan yang ada dalam berbuat kebajikan kepada siapa saja untuk siapa Yesus Kristus telah mati, pastilah tidak dilewatkan dan akan selalu mengalami perkembangan normal. Kasih Bapa Sorgawi akan mengubah budaya hidupnya, dan akan dibentuklah “sesuai gambar dan citra Bapa Sorgawi” (Kejadian 1:26-27). Itulah sebabnya utusan Sorgawi menyatakan: “Ibadah yang murni dan yang tak bercacat di hadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia” (Yakobus 1:27).

Dengan tuntuntan Roh Kudus, pada saat yang indah ini kita akan mendalami Firman Raja Sorga yang bertitik pusat pada tema khusus:

SSUUAASSAANNAA HHIIDDUUPP SSOORRGGAAWWII MMAASSAA DDEEPPAANN DDIIMMUULLAAII DDEENNGGAANN HHIIDDUUPP SSOORRGGAAWWII MMAASSAA KKIINNII PPEEMMBBAAHHAASSAANN KKHHUUSSUUSS Dalam melakukan segala pekerjaan Yesus Kristus, yaitu menjadi duplikat hidup-Nya dalam pelayanan Kristiani melalui sebuah budaya penginjilan Sorgawi, misalnya: memberi makan yang lapar, memberi pakaian kepada yang telanjang, melawat orang sakit, mencelikkan mata orang buta, menjadi penolong bagi yang lumpuh, menaruh belas kasihan pada para yatim piatu, maka masing-masing pengikut Kristus sudah menghidupkan secara nyata budaya hidup Sorgawi yang merupakan agama sejati berdasarkan Alkitab. Dengan melakukan segala pekerjaan Yesus Kristus ini tentunya tidak akan ada penyesalan. Bilamana prinsip-prinsip kasih Bapa Sorgawi dipantulkan dalam kehidupan sehari-hari demi Yesus Kristus, masing-masing pasti mengalami kebahagian sejati dan damai sejahtera (Galatia 5:22-23). Segala ambisi duniawi, misalnya “percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan,

AA

Page 11: PENTING! - wartaadvent.manado.netwartaadvent.manado.net/arsip/Edisi14.pdf · Allah untuk menebus semua manusia berdosa tanpa kecuali. Kami juga masih menyajikan artikel-artikel relevan

Warta Advent On-line (WAO) 12 Nopember 2004 11

perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya” (5:19-21), akan dibuang jauh-jauh dari pemikirannya. Segala praktek budaya kejahatan seperti ini tidak akan membuahkan kenikmatan Sorgawi. Bapa Sorgawi menyatakan bahwa tidak akan ada damai sejahtera bagi orang yang membudayakan kejahatan, dan kecuali mereka bertobat maka tidak akan pernah terdapat kebahagiaan sejati. “Siapa saja yang ada di dalam Yesus Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang” (2 Korintus 5:17). Hal ini berarti bahwa orang Kristen ini patut memiliki motivasi tindakan hidup yang baru dan mulia, karena “Kasih Kristuslah yang menguasai dan yang mengendalikan hidupnya” (5:14; Filipi 2:5-11). Mengasihi Bapa Sorgawi dan juga sesama manusia seperti diri kita sendiri merupakan pembudayaan hidup Sorgawi yang sejati. Kesombongan akan dibuang jauh-jauh dari dalam batin hidupnya, dan dengan segala kerendahan hati Sorgawi, “yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri” (2:3). Budaya hidup seperti ini menjadi ujian yang berat bagi mereka yang secara alami “hanya memperhatikan kepentingannya sendiri” (2:4). Banyak orang yang meremehkan orang lain karena status hidupnya dari segi kelahiran ataupun pendidikan lebih rendah dari dirinya. Mereka meninggikan pertimbangan dan pengalaman hidupnya, dan memandang rendah orang-orang yang dari segi situasinya lebih berat beban hidupnya dibandingkan dengan dirinya. Akan tetapi, bilamana mereka ini memperlakukan manusia berdasarkan cara pandang Bapa Sorgawi melihat manusia, pasti tindakan mereka akan berbeda seperti sekarang ini. Setiap tindakan yang dilakukan terhadap sesama manusia berada dalam pengevaluasian Bapa Sorgawi. Yesus Kristus berkata: “Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang dari anak-anak kecil ini. Karena Aku berkata kepadamu: Ada malaikat mereka di sorga yang selalu memandang wajah Bapa-Sorgawi-Ku” (Matius 18:10). Mereka yang menghidupkan budaya Sorgawi patutlah dari hari ke hari bertumbuh dalam kasih, kelemahlembutan, kesabaran dan tabiat yang menyenangkan. Karena sementara iman bertumbuh terus, budaya hidup Sorgawi pun terus bertumbuh. “Hidup kekal dalam arti pengenalan akan Bapa Sorgawi melalui Yesus Kristus” (Yohanes 17:3) semakin meluas, dan kasih Sorgawi semakin bertambah, karena “Bapa Sorgawi adalah kasih” (1 Yohanes 4:8, 16). Kasih Bapa Sorgawi bukanlah seperti apa yang manusia miliki yaitu melalaikan pelayanan penginjilan Sorgawi. Banyak orang yang budaya hidup Sorgawinya hanya setengah-setengah saja. Pada satu saat tertentu, ia kelihatan rendah hati sehingga menganggap orang lain lebih utama dari dirinya, namun bila egonya muncul, kelembutan hatinya hancur sehingga ia jadi tidak sabar. Kasihnya terhadap Bapa Sorgawi tidak sejalan dengan kasihnya terhadap sesamanya. Kasihnya terhadap saudaranya begitu tidak teratur, sehingga bercampur kedengkian, kejahatan serta kecemburuan duniawi. Orang-orang seperti ini tidak

pernah menyerahkan hidupnya dengan sungguh-sungguh kepada kehendak Bapa Sorgawi. Mereka patut belajar dari Panglima Penginjil Terbesar demi keselamatan umat manusia, yaitu Yesus Kristus. Kristus berkata: “Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri; Aku menghakimi sesuai dengan apa yang Aku dengar, dan penghakiman-Ku adil, sebab Aku tidak menuruti kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku” (Yohanes 5:30). Bilamana budaya Yesus Kristus ini menjadi milik kita, kita akan mengasihi dan bekerja seperti Yesus Kristus telah mengasihi dan bekerja. Bilamana kasih Yesus Kristus menguasai hidup kita, hal inilah yang akan mengendalikan pengaruh hidup kita baik dalam pikiran maupun dalam perasaan. Situasi dan kondisi apa pun yang kita miliki dalam hidup ini, sungguh suatu kesempatan yang mulia bagi kita untuk memiliki

“iman yang bekerja oleh kasih” (Galatia 5:6) serta pasti menjadi budaya Sorgawi. Iman yang menghasilkan kasih terhadap Bapa Sorgawi dan sesama manusia adalah iman sejati. Nama baik dalam arti sifat dan tabiat Bapa Sorgawi tidak akan digunakan dengan sembarangan. Bilamana kita menempatkan kedudukan Bapa Sorgawi setingkat dengan manusia, hal itu merupakan sesuatu yang tidak menghormati Allah (Keluaran 20:7). Kita patut menjaga Nama Baik Yesus Kristus dengan penuh hikmat dalam segala percakapan kita. Firman Allah berkata:

Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib (Filipi 2:5-8).

Kiranya kita menyebut nama-Nya yang indah itu dengan penuh hormat. Beberapa orang telah membuat pertimbangan dirinya sendiri dalam hal ini, sehingga melalui sikap dan perkataannya, ia tidak menaruh hormat terhadap Nama Yesus Kristus. Misalnya saja dalam acara peribadatan ataupun dalam percakapan sehari-hari. Agama sejati bukanlah dinyatakan melalui suasana keributan, atau gerak gerik yang tak bermakna, maupun tindak laku yang tidak patut. Pembudayaan hidup Sorgawi akan membuat seseorang tenang dan memiliki perasaan yang Kristiani. Mereka akan bertindak rendah hati, sopan, manis budi, panjang sabar serta penuh belas kasihan (Galatia 5:22-23). Inilah pada dasarnya budaya hidup Sorgawi, yaitu agama sejati berdasarkan Alkitab oleh tuntunan Roh Kudus yang disebut dengan “hidup sejati dan abadi” (Yohanes 17:3). Firman Allah bersabda: “Betapa liciknya hati, lebih licik dari pada segala sesuatu, hatinya sudah membatu: siapakah yang dapat mengetahuinya? Aku, YHWH, yang menyelidiki hati, yang menguji batin, untuk memberi balasan kepada setiap orang setimpal dengan tingkah langkahnya, setimpal dengan hasil perbuatannya" (Yeremia 17:9-10). Masing-masing yang tidak menyadari keadaan ini akan dituntun kepada kehidupan beragama yang palsu atau tiruan. Mengapa demikian? Mereka menghidupkan budaya mengandalkan diri sendiri alias manusiawi gantinya membudayakan hidup Sorgawi yaitu mengandalkan pertimbangan Bapa Sorgawi (Yeremia 17:5-8). Salah satu ciri-ciri kasih sejati yang utama adalah kerendahan hati. Firman Allah berkata dalam satu surat yang disebut “Fatsal Kasih,” sebagai berikut:

Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia

Page 12: PENTING! - wartaadvent.manado.netwartaadvent.manado.net/arsip/Edisi14.pdf · Allah untuk menebus semua manusia berdosa tanpa kecuali. Kami juga masih menyajikan artikel-artikel relevan

Warta Advent On-line (WAO) 12 Nopember 2004 12

tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu (1 Korintus 13:4-7).

Orang-orang yang dengan sungguh-sungguh rajin melakukan pelayanan penginjilan Sorgawi akan tidak pernah mengandalkan dirinya. Buah Roh Kudus yang dinyatakan di Galatia 5:22-23 akan tampil prima, dan buah roh duniawi di Galatia 5:19-21 akan disingkirkan jauh-jauh. “Karena Kasih tidak berbuat jahat terhadap sesama manusia” (Roma 13:10). Seorang Kristen pernah bercerita tentang tiga keheranan realita yang akan diharapkannya terjadi bilamana dia berada di dalam Sorga. Pertama, ia akan heran mendapati bahwa orang yang tidak diharapkannya berada di Sorga, ternyata berada di Sorga. Kedua, ia akan heran menyatakan bahwa orang yang sungguh-sungguh diharapkannya ada di Sorga, ternyata tidak ada di Sorga. Ketiga, ia sangat heran menyatakan bagaimana dirinya yang tidak layak dan penuh dosa bisa berada di Sorga, yaitu di Taman Firdaus Sorgawi. Adalah merupakan suatu realita di saat Maranata yang akan datang, bahwa banyak orang Kristen yang mempunyai kedudukan tinggi secara status dunia di dalam kehidupannya sehari-hari, ternyata tidak akan menikmati suasana hidup bersama Bapa Sorgawi untuk masa yang abadi dan sejati. Mereka ini adalah orang-orang yang bertalenta dan berpengetahuan secara luar, namun membudayakan hidup dengki dan pertikaian duniawi. Budaya hidupnya tidaklah pernah selaras dengan penyangkalan diri dan kelemahlembutan Yesus Kristus. Mereka hanya suka memamerkan pekerjaan akbar secara luar agar dapat penghormatan dari manusia, tetapi nama orang-orang ini tidak tertulis di dalam Kitab Kehidupan Anak Domba Allah. Ungkapan, “Aku tidak pernah mengenal kamu” (Matius 7:23; 25:12) akan keluar dari Diri Yesus Kristus kepada mereka, dan hal itu menjadi kata-kata yang sangat menyedihkan. Akan tetapi, kepada mereka yang walaupun melakukan pelayanan yang tergolong kecil namun diliputi tindakan belas kasihan dan manis budi serta penuh simpati Sorgawi, bahkan hidupnya dipenuhi dengan perjuangan dan pertentangan serta tidak pernah melakukan pekerjaan akbar yang tujuannya untuk dapat pujian manusia, orang-orang seperti inilah yang namanya pasti tercatat di Buku Kehidupan Anak Domba Allah. Walaupun dunia menganggap mereka itu orang yang tidak penting, justru merekalah yang berkenan kepada Bapa Sorgawi di hadapan alam semesta. Mereka akan terharu dan terheran-heran serta takjub mendengar kata-kata dari Gembala Agung Sorgawi, Yesus Kristus, sebagai berikut: “Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan” (Matius 25:34). PPEENNUUTTUUPP//KKEESSIIMMPPUULLAANN KARAKTER ALAMI SEPULUH IDAMAN HIDUP DASASILA HIDUP KEKAL Oleh YESUS KRISTUS, TUHAN DAN JURUSELAMAT

Seorang yang berdosa mengajukan salah satu pertanyaan yang terbesar kepada Yesus Kristus, Sang Guru Besar: “Apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?" (Lukas 10:25). Kemudian Yesus Kristus menjawab: "Apa yang tertulis dalam hukum Taurat? Apa yang kaubaca di sana?" Jawab orang itu: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." Kata Yesus kepadanya: "Jawabmu itu benar; perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup" (10:26-28). Selanjutnya, Dokter Lukas mendata sebuah perumpamaan yang merupakan realita hidup melalui “seorang Samaria yang berbelas kasihan” (10:29-37). Inilah Budaya

Hidup Sorgawi yang sejati. Itulah sebabnya Yesus Kristus menegaskan: "Pergilah, dan perbuatlah demikian!” (10:37). Filsafat Hidup Sorgawi yaitu K-A-S-I-H dapat dijabarkan sebagai K-arakter A-lami S-epuluh I-daman H-idup. Prinsip ini dapat disebut dengan DASASILA HIDUP KEKAL. Inilah garis besarnya:

1. HARAP PADA TUHAN Amsal 3:5-10 dan Mazmur 37:3-5

2. ISTIRAHAT YANG CUKUP Kejadian 28:1-17; Ayub 3:13; 11:18-19; Mazmur 4:9; Pengkhotbah 5:11

3. DIET YANG BERGIZI Pengkhotbah 10:17; 1 Korintus 6:12-20; 10:31; Yesaya 55:2

4. UDARA SEGAR--------------------- Mazmur 23:1-6 5. PERTARAKAN SEJATI Galatia 5:22 dan 1 Korintus

9:25 6. KUASA SINAR MATAHARI-- Maleakhi 4:2 dan

Mazmur 84:12 7. EDEN, TAMAN YANG TERINDAH- Roma 12:1-2;

Matius 5:48; Lukas 6:36; 3 Yohanes 2; 1 Yohanes 3:1-5; Matius 28:18-20

8. KARAKTER SORGAWI YANG PRIMA-------- Matius 5:3-12

9. AIR BERSIH MENYEHATKAN- Yesaya 55:1 dan Wahyu 22:17

10. LATIHAN BADANI SECARA TERATUR-- 1 Korintus 9:24-27

Cita-cita Raja Sorga yang menjadi BUDAYA HIDUP SORGAWI umat-Nya dapat disingkat dengan S-O-R-G-A yang kepanjangannya adalah sebagai berikut: S-erahkanlah seluruh hidupmu menjadi ibadah sejati (Roma 12:1-2) O-rang Saleh yang sempurna berbelas kasihan (Mat. 5:48; Luk. 6:36) R-aga dan jiwa sehat walafiat seutuhnya (3 Yohanes 2) G-ambar Citra Raja Sorga Yang Sejati tampil prima (1 Yoh. 3:1-5) A-llah selalu menyertai umat-Nya sampai Maranata (Matius 28:18-20) Kepada orang-orang seperti ini, pernyataan Firman Raja Sorga dalam Daniel 12:3 akan menjadi budaya hidupnya. Mereka adalah “orang-orang bijaksana yang akan bercahaya seperti cahaya cakrawala, dan yang telah menuntun banyak orang kepada kebenaran seperti bintang-bintang, tetap untuk selama-lamanya.” Inilah agama sejati berdasarkan Alkitab, yaitu orang-orang yang selalu dipimpin oleh Roh Allah dari sekarang sampai MARANATA (Roma 8:14). Mereka memiliki budaya penginjilan Sorgawi di sepanjang kehidupannya. Mereka menginjil melalui kesaksian hidup Kristianinya DALAM ARTI MENGHIDUPKAN BUDAYA SORGAWI YANG SALEH DAN SEJATI SELAGI HAYAT DI KANDUNG BADAN, kapan saja, di mana saja, kepada siapa saja dan dalam situasi apa saja SAMPAI MARANATA.

PDT. H.S.P. SILITONGA, M.A., M.TH., PH.D

DOSEN FAKULTAS THEOLOGIA UNAI

Page 13: PENTING! - wartaadvent.manado.netwartaadvent.manado.net/arsip/Edisi14.pdf · Allah untuk menebus semua manusia berdosa tanpa kecuali. Kami juga masih menyajikan artikel-artikel relevan

Warta Advent On-line (WAO) 12 Nopember 2004 13

T O P I K K H U S U S

MMEENNIIRRUU RRUUPPAA YYEESSUUSS KKRRIISSTTUUSS Bagian 20

lkitab berkata dalam Matius 24:23-24: “Pada waktu itu jika orang berkata kepadamu: Lihat, Mesias

ada di sini, atau Mesias ada di sana, jangan kamu percaya. Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga.” “Adalah melalui pertunjukan-pertunjukan kuasa-kuasa ajaib dengan membuat ular menjadi perantara bahwa Setan telah menjatuhkan Adam dan Hawa di Taman Eden. Sebelum pintu kasihan tertutup (bagi manusia) Setan akan terus bekerja dan membuat kajaiban-keajaiban yang lebih besar, sejauh kuasa yang dapat ia lakukan, ia akan lakukan dan akan merupakan keajaiban-keajaiban yang benar-benar terjadi. Tetapi ada batas tertentu di mana Setan tidak dapat melewatinya. Dan di sinilah ia menggunakan kuasa penipuannya, memalsukan pekerjaan yang ia tidak dapat lakukan dengan benar-benar terjadi demikian. Pada masa kesudahan ia akan muncul dengan cara-cara yang demikian agar manusia percaya bahwa dialah Kristus yang datang kedua kalinya ke dunia ini. Dia akan benar-benar mengobah dirinya menjadi malaikat terang. Tetapi sementara ia memakai rupa Kristus dengan keadaan yang serupa betul dalam setiap perkara, tetapi yang tertipu tidak ada kecuali mereka yang seperti Firaun yang menentang akan kebenaran itu.” 5T 698. Sekiranya Allah izinkan maka Setan sendiri akan memalsukan cara-cara kedatangan Kristus yang kedua kali, yaitu pada hari

kiamat, seperti yang diajarkan oleh Alkitab. Karena semua itu telah dipelajari oleh Setan. Akan tetapi: ”Setan tidak diizinkan Tuhan untuk memalsukan cara-cara kedatangan Kristus yang kedua kali.” GC 625. “Menyaru sebagai Malaikat Terang, Setan akan berjalan beredar-edar sebagai pengerja yang berkelana, dalam bahasa merdu ia akan menghadapkan hal-hal yang membangkitkan perasaan. Kata-kata yang baik akan diucapkan dan perbuatan-perbuatan yang baik akan dilakukan olehnya. Peran dari Kristus akan dilakonkan, tetapi hanya dalam satu hal saja DAPAT DIBEDAKAN yaitu bahwa Setan mengalihkan manusia dari hukum-hukum Allah (firman-Nya). Kepala yang dimahkotai. presiden, penguasa-penguasa pada kedudukan yang tertinggi akan tunduk pada teorinya yang palsu itu.” FE 471, 472. Sebagaimana tindakan dalam puncak drama penipuan itu, Setan sendiri akan menyerupai Kristus … sekarang penipu besar itu akan membuat seolah-olah Kristus sudah datang, di berbagai tempat di bumi ini, Setan akan menunjukkan dirinya sendiri di antara manusia dengan amat mulia dan gemerlapan, mirip sekali dengan Anak Allah yang dilukiskan Yohanes dalam buku Wahyu 1:13-15. Kemudian yang mengelilinginya tiada terbandingkan dengan sesuatu yang pernah dipandang manusia. Sorak kemenangan bergema di angkasa. Kristus telah datang! Kristus telah datang! Orang-orang bersujud memujanya, sementara dia mengangkat tangannya sambil memberkati. Dengan suara lembut dan ramah, dia mengemukakan kemurahan yang mirip kebenaran-kebenaran yang diucapkan oleh Juruselamat; dia menyembuhkan penyakit orang banyak dan kemudian dalam keadaan yang meniru-niru sifat Kristus dikatakannya bahwa, ia telah mengubah hari Sabat

menjadi hari Minggu, lalu memerintahkan agar semua orang menyucikan hari Minggu yang diberkatinya itu.” GC 624, 625. Itulah yang dilakukan Setan, menipu semua manusia kecuali yang namanya tertulis dalam buku al-hayat. Praktek Sekarang 1. Acara TV di Amerika sekali seminggu ada tayangan yang disebut: Talk Show. Ini adalah acara yang menampilkan bahwa arwah-arwah orang mati bisa bicara dan memberi petunjuk-petunjuk kepada orang hidup. 2. Halloween – (all saints Eve) – Ca 1700 (Western Dictionary). “On October 31 observed especially with dressing up in disquise, displaying lanterns during the evening.” Webster Dictionary 524. “Bahwa pada setiap tanggal 31 Oktober dirayakan hari pesta untuk arwah-arwah orang mati dan datang berkunjung kepada orang-orang yang hidup. Disebut pesta Halloween (mengeluarkan biaya yang besar dalam hari perayaan tersebut). 3. Paranormal. Praktek paranormal yang sekarang ini marak di surat kabar menjelaskan bahwa kekuatan yang mereka peroleh itu adalah karena diberikan Tuhan. Dan mereka dapat berikan kuasa itu kepada orang lain dengan syarat tertentu. Contoh yang dimuat dalam: koran Pos Kota tanggal 6 Juli 2004, (Komat kamit Paranormal hal. 10). Ki Sukma setiap hari dibanjiri pasien, tidak sedikit yang meminta bantuan seputar pagar diri, akan kebal dari senjata tajam dan santet. Dan juga pesona atau daya tarik bisa membuat orang simpatik dan jatuh cinta serta menurut. Sejumlah pejabat dan artis kondang, tercatat sudah cukup banyak yang datang meminta bantuannya. “Pada

AA

Page 14: PENTING! - wartaadvent.manado.netwartaadvent.manado.net/arsip/Edisi14.pdf · Allah untuk menebus semua manusia berdosa tanpa kecuali. Kami juga masih menyajikan artikel-artikel relevan

Warta Advent On-line (WAO) 12 Nopember 2004 14

prinsipnya apa yang saya lakukan ini, adalah bersifat syariat, sedangkan hakekatnya tetap dari Tuhan yang maha esa,” demikian pengakuan dari paranormal Ki Sukma. 4. Juga dengan tayangan TV tentang kekuatan makhluk-makhluk halus dan tempat-tempat yang keramat di mana sering terbukti ada kuasa yang dapat mengganggu bahkan membuat kematian bagi penduduk setempat semakin sering kita lihat. Sebagai contoh: Acara Uka-Uka di TV membuktikan adanya arwah-arwah orang mati yang masih gentayangan di tempat yang disebut angker. Itu semua akan mengarah kepada pernyataan yang lebih jelas akan kuasa Setan dan penerimaan manusia untuk mempercayai adanya arwah orang-mati serta mempunyai kuasa dan tunduk kepada kuasa itu. 5. Kepercayaan manusia akan kuasa atau tenaga-tenaga gaib, dan kerinduan manusia memiliki kuasa tersebut akan melanda dunia ini sama seperti pada zaman dahulu, sekarang ini disebut peramal, paranormal, santet, hypnotisme, telepati, occultisme, jampi-jampi, jimat, guna-guna dan ilmu hitam lainnya. Sementara di pihak lain Setan mengatakan bahwa badan-badan gereja sekalipun akan menerima kuasa itu karena Setan datang dengan topeng agama. Ia sesungguhnya mengobah bentuknya menjadi: Malaikat Terang (2 Kor 11:14). Sedang pelayan-pelayannya menyamar sebagai pelayan-pelayan kebenaran, dengan mengkhotbahkan firman Tuhan tetapi di dalamnya bercampur racun penyelewangan dari firman itu sendiri yaitu mempercayai akan kehidupan dan kegiatan dari arwah-arwah orang yang sudah mati. KKAARRUUNNIIAA LLIIDDAAHH Bagian 21

erlu diperhatikan tentang ajaran Alkitab tentang karunia bahasa Roh dan peristiwa bahasa Roh yang

terjadi dalam Alkitab. Apakah Roh Kudus selamanya yang mengilhami seseorang yang mengaku menerima karunia Roh dalam bahasa lidah? Semuanya kita dapat ketahui dengan jelas sesuai dengan apa yang dijelaskan dalam Alkitab. Kita melihat peristiwa yang terjadi dalam Kisah Rasul-Rasul pada hari Pentakosta. Pada saat itu rasul-rasul itu menerima karunia Roh sehingga mereka dapat mengabarkan Injil dalam bahasa-bahasa asing yang dapat dimengerti oleh orang yang ada pada waktu mengikuti hari raya Paskah itu. Mereka datang dari segala penjuru dunia dan sebenarnya mereka itu sudah tidak dapat mengerti lagi akan bahasa yang digunakan oleh orang Israel yang tinggal di Yerusalem dan sekitarnya pada saat itu. Kisah Rasul 2:5, 8, 9: Pada waktu itu di Yerusalem diam orang-orang Yahudi yang

saleh dari segala bangsa di bawah kolong langit. Bagaimana mungkin kita masing-masing mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri, yaitu bahasa yang kita pakai di negeri asal kita, kita orang Partia, Media, Elam, Mesopotamia, Yudea dan Kapadokia, Pontus dan Asi, Frigia dan Pamfilia, Mesir dan daerah-daerah Libia, yang berdekatan dengan Kirene, pendatang dari Roma, baik orang Yahudi maupun penganut agama Yahudi, orang Kreta dan orang Arab, kita mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri tentang perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah” Mereka mendengar para rasul mengabarkan Injil Kristus bahwa Ia sudah lahir, mati dan bangkit dalam bahasa yang mereka pakai di daerah di mana mereka tinggal. Semua mereka yang datang berkunjung ke Yerusalem dalam aneka ragam bahasa mendengar para rasul itu mengucapkan kata-kata dalam bahasa yang mereka pakai di daerah masing-masing. Dan mereka mendengar jelas akan apa yang dikatakan rasul-rasul itu tentang perbuatan besar dari Allah, kabar selamat dalam Ysus Kristus. Memang maksud Tuhan dalam memberikan karunia Roh dalam berbahasa ini adalah agar Injil keselamatan itu dapat segera tersebar ke seluruh dunia yang beraneka ragam bahasa dan kebudayaan itu. Sesuai dengan janji Kristus dalam Markus 16:15, 17 yang berbunyi: Lalu Ia berkata kepada mereka: Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya; mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka........ Kesanggupan berbahasa seperti itu telah membuat Injil itu sangat cepat tersebar ke seluruh dunia. Itu sebabnya rasul Paulus berkata setelah 30 tahun kemudian dalam Kolose 1:23: Sebab itu kamu harus bertekun dalam iman, tetap teguh dan tidak bergoncang dan jangan mau digeser dari pengharapan Injil, yang telah kamu dengar dan yang telah dikabarkan di seluruh alam di bawah langit, dan yang aku ini Paulus, telah menjadi pelayannya. Walaupun kita tidak dapat jelas mengetahui ke mana saja para rasul dan murid-murid Kristus itu sudah pergi memberitakan Injil namun janji itu sudah digenapi dan mereka diperlengkapi dengan kuasa dan kesanggupan berbahasa yang ada di seluruh dunia ini.

Bahasa Roh dalam 1 Korintus 14 Ada kejadian dalam jemaat di Korintus di mana anggotanya membanggakan karunia Roh yang mereka miliki merupakan di atas segalanya dan terjadilah perpecahan di kalangan mereka sendiri. Paulus mengkritik mereka di dalam 1 Korintus 14:20: ”Berhentilah berpikir anak-anak. Jika kamu tidak menggunakan kata-kata yang jelas, bagaimanakah orang dapat mengerti apa yang kamu katakan? Kata-katamu itu sia-sia saja kamu ucapkan di udara.” Jadi kalau seluruh jemaat berkumpul bersama-sama dan tia-tiap orang berkata-kata dengan bahasa roh, bahasa menurut daerahnya masing-masing, lalu masuklah orang-orang luar atau orang-orang yang tidak beriman, bukankah akan mereka katakan bahwa kamu gila? (1 Korintus 4:23). Allah tidak menghendaki kekacauan tetapi damai sejahtera (1 Korintus 14:33). Kritik ini memang cukup keras, namun ada saja orang yang mengira bahwa mereka sedang menyokong luapan emosi yang tidak dimengerti, bukan bahasa yang dapat dimengerti, dan merasa senang melakukannya. Orang-orang yang seperti itulah di Korintus yang menolak kerasulan Paulus karena mereka merasa memiliki juga karunia dari Allah. Dengan keadaan

seperti itu maka terjadilah perpecahan yang serius di jemaat Korintus (1

Korintus 1:1-15). Rasul Paulus bertanya kepada mereka itu:

”Adakah firman Allah dimulai dari kamu, atau hanya kepada kamu sajakah firman itu telah datang? Jika seorang menganggap dirinya nabi atau orang yang telah mendapat karunia rohani, ia harus sadar bahwa apa yang kukatakan

kepadamu adalah perintah Tuhan. Tetapi jika ia tidak mengindahkannya, janganlah kamu mengindahkan dia” (1 Korintus 14:36-38). Karena ada kecenderungan orang-orang itu menganggap bahwa karunia bahasa roh itu lebih tinggi dari firman Allah yang mereka sudah dengar. Selanjutnya dijelaskan: “Siapa yang berkata kata dengan bahasa roh yang tidak dimengerti tidak berkata-kata kepada manusia, tetapi kepada Allah, sebab tidak ada seorang pun yang mengerti bahasanya; oleh Roh ia mengucapkan hal yang rahasia” (1 Korintus 14:2). Kemudian kalimat berikut: “Oleh Roh ia mengucapkan hal-hal yang rahasia.” Paulus menjelaskan tentang apa yang dimaksud dengan “rahasia” itu. Dalam 1 Korintus 4:1 ia menyebut orang Kristen itu adalah orang yang dipercayakan Tuhan rahasia-Nya. Apakah rahasia-Nya itu? Itu adalah “Kabar baik” kabar “keselamatan” atau “Injil yang kekal”. Orang yang mengabarkan rahasia itu adalah orang yang mengabarkan kabar keselamatan itu. (bersambung)

– PDT. E. GULTOM

Sekretaris Kependetaan UIKB

PP