penjelasan taiin

21
ISMC 7 : The Competitions Pertandingan pada ISMC 7 secara resmi dibuka oleh Dekan FTTM, Prof.Dr.Ir. Sudarto Notosiswoyo M.Eng bertempat di lapangan basket CC barat. Dalam sambutannya beliau berpesan pada peserta untuk menjunjung sportivitas dan tetap menjaga hubungan baik antar peserta bagaimanapun hasil akhirnya nanti. Pembukaan pertandingan yang berlangsung pada 12 Februari 2010 ini dihadiri oleh panitia dan peserta ISMC 7, perwakilan dosen, dan juga beberapa perwakilan himpunan di ITB. Usai memberi sambutan, Dekan FTTM, Prof.Dr.Ir. Sudarto Notosiswoyo M.Eng, dipersilakan memukul gong sebagai pertanda telah dimulainya pertandingan ISMC 7. Empat belas pertandingan yang diujikan, antara lain: Tie In Tie in merupakan pertandingan yang mensimulasikan persiapan untuk peledakan terowongan bawah tanah. Dengan menggunakan papan berlubang-lubang yang memungkinkan kita untuk memasukkan dummy nonel, kita dituntut untuk mendisain sebuah pola peledakan sesuai dengan rancangan yang sudah diperhitungkan sebelumnya dalam rupa soal tertulis dan tak lupa kita dipacu oleh waktu. Pada pertandingan ini tim HMT berhasil menyelesaikannya dengan baik dan bahkan lebih cepat 6 menit dari waktu yang diberikan dan dengan nilai keamanan yang tinggi. Bench Blasting Bench blasting merupakan pertandingan yang mensimulasikan peledakan jenjang. Alat yang digunakan berupa rangkaian pipa paralon yang mewakilkan lubang tembak di lapangan. Kita dituntut untuk mempersiapkan peledakan dengan menyususun pipa tadi dengan spasi dan burden yang sudah kita hitung sebelumnya, lalu memasukkan ANFO dan steming, hingga

description

sasa

Transcript of penjelasan taiin

Page 1: penjelasan taiin

ISMC 7 : The Competitions

Pertandingan pada ISMC 7 secara resmi dibuka oleh Dekan FTTM, Prof.Dr.Ir. Sudarto Notosiswoyo M.Eng bertempat di lapangan basket CC barat. Dalam sambutannya beliau berpesan pada peserta untuk menjunjung sportivitas dan tetap menjaga hubungan baik antar peserta bagaimanapun hasil akhirnya nanti. Pembukaan pertandingan yang berlangsung pada 12 Februari 2010 ini dihadiri oleh panitia dan peserta ISMC 7, perwakilan dosen, dan juga beberapa perwakilan himpunan di ITB. Usai memberi sambutan, Dekan FTTM, Prof.Dr.Ir. Sudarto Notosiswoyo M.Eng, dipersilakan memukul gong sebagai pertanda telah dimulainya pertandingan ISMC 7.Empat belas pertandingan yang diujikan, antara lain:

Tie InTie in merupakan pertandingan yang mensimulasikan persiapan untuk peledakan terowongan bawah tanah. Dengan menggunakan papan berlubang-lubang yang memungkinkan kita untuk memasukkan dummy nonel, kita dituntut untuk mendisain sebuah pola peledakan sesuai dengan rancangan yang sudah diperhitungkan sebelumnya dalam rupa soal tertulis dan tak lupa kita dipacu oleh waktu. Pada pertandingan ini tim HMT berhasil menyelesaikannya dengan baik dan bahkan lebih cepat 6 menit dari waktu yang diberikan dan dengan nilai keamanan yang tinggi.

Bench BlastingBench blasting merupakan pertandingan yang mensimulasikan peledakan jenjang. Alat yang digunakan berupa rangkaian pipa paralon yang mewakilkan lubang tembak di lapangan. Kita dituntut untuk mempersiapkan peledakan dengan menyususun pipa tadi dengan spasi dan burden yang sudah kita hitung sebelumnya, lalu memasukkan ANFO dan steming, hingga merangkainya dengan J-hook dan siap untu diledakkan. Tim HMT berjuang keras dengan penuh semangat dalam berpacu dengan waktu untuk menyelesaikan ini.

Blasting Vibration AnalysisBlasting Vibration Analysis merupakan pertandingan dalam mengukur getaran dan tingkat kebisingan akibat dari peledakan yang disimulasikan dengan menumbuk bubuk korek api. Dalam pertandingan ini tim HMT memperoleh nilai sempurna.

Rolling ResistanceRolling Resistance merupakan pertandingan yang mensimulasikan dalam mengukur nilai koefisien traksi dari sebuah truk yang disimulasikan dalam sebuah gerobak yang ditarik dengan sebuah motor penarik. Ini merupakan pertandingan yang baru dalam ISMC.

Mine Ventilation

Page 2: penjelasan taiin

Mine Ventilation merupakan pertandingan yang mensimulasikan perancangan sistem ventilasi bawah tanah. Yang dippertandingan adalah besar kecepatan dan tekanan udara beserta kecepatan pengeluaran gas CO. Yang unik dalam pertandingan ini adalah sang juri adalah mantan ketua ISMC-1.

Mine SupportingMine Supporting merupakan pertandingan yang mensimulasikan pemasangan penyanggan kayu bawah tanah. Pertandingan ini cukup menguras tenaga dan cukup beresiko karena memiliki peluang menciderai peserta. Namun tim HMT sekali lagi berhasil menyelesaikan pertandingan ini dengan maksimal tanpa ada yng terluka.

Mine SurveyingMine Surveying merupakan pertandingan dalam menghitung koordinat dan luas suatu daerah dengan alat surveying. Dari semua peserta tak ada yang berhasil menyelesaikan pertandingan ini dan konon pada ISMC-6 tidak ada yang benar dalam pertandingan ini.

Rock IdentificationRock Identification merupakan pertandingan yang menguji wawasan peserta akan pengetahuan seputar batuan. Peserta dituntut untuk mengidentifikasi batuan yang disediakan oleh panitia.

PanningPanning merupakan pertandingan yang mensimulasikan pendulangan emas di sungai. Namun dalam pertandingan ini yang digunakan adalah pasir besi dan dilakukan di sebuah kolam air. Seperti pada seni mendulang di kenyataan, yang dinilai adalah jumlah pasir besi yang didapat dan seberapa banyak pengotornya.

Joint MeasurringJoint Measurring merupakan pertandingan yang mensimulasikan pengukuran kekar di lereng. Pertandingan ini menguji keterampilan peserta dalam menggunakan kompas geologi dan pemahaman peserta dalam hal geoteknik.

Hand MuckingHand Mucking merupakan pertandingan yang menuntut kemampuan fisik dan kekompakan koordinasi peserta dalam mensimulasikan pemuatan material ke dalam lori di bawah tanah dengan menggunakan sekop.

Crushing and GrindingCrushing and Grinding merupakan pertandingan yang mensimulasikan pengolahan material. Pertandingan ini merupakan pertandingan yang sangat sulit ditebak karena hasilnya tidak bisa dikontrol dan diperkirakan tanpa melakukan percobaan sebelummnya. Pada pertandingan ini peserta diberi bongkahan batu untuk dihancurkan menjadi serbuk.

Rock DrillingAturan main dari pertandingan ini adalah melakukan persiapan baik Jack Hammer vertikal dan horizontal masing-masing maksimal 1.5 menit, kemudian pengeboran vertikal sedalam-dalamnya dan severtikal mungkin dalam waktu 3 menit, dan pengeboran horizontal dengan kedalaman 50 cm yang berjumlah 2 lubang dalam waktu 5 menit.Pertandingan berlangsung dengan menggunakan Jack Hammer untuk pengeboran horizontal dan vertikal, serta kompresor yang ada dari lab geomekanika. Untuk batu gamping, yang

Page 3: penjelasan taiin

menjadi perbedaan dari ISMC sebelumnya adalah dengan tidak berkenannya PT PUMARIN, Padalarang untuk menyumbang batu sisa untuk pertandingan, sehingga tidak tersedianya lagi batu gratis, sehingga pihak panitia harus membeli batu di tempat lain dikarenakan proses administrasi di PT PUMARIN mengalami hambatan karena sedang adanya perubahan system manajemen. Alhasil, panitia harus membeli ditempat lain, yaitu batu seukuran 100x80x140 cm3 dibeli di PT MULTIMARMER seharga Rp 4 juta.Namun pertandingan berjalan lancar dan tidak terjadi kecelakaan selama pertandingan rock drilling, namun terjadi kendala pada saat pengeboran horizontal yang disebabkan oleh batuan yang memiliki struktur di muka batuan sehingga pada hari kedua, kondisi muka batuan sudah banyak hancuran dan retakan. Oleh karena itu panitia melakukan perubahan posisi lubang bor yang tentu saja yang disepakati oleh para peserta.Pertandingan berlangsung seru walaupun sempat diguyur hujan di waktu sore hari Jumat dan Sabtu, namun saat hujanpun peserta sepakat untuk melanjutkan pertandingan.Sayangnya tim dari tuan rumah sendiri HMT ITB mengalami kendala saat bertanding pegeboran horizontal karena tidak menyelesaikan dua lubang sedalam 50cm dengan baik setelah melakuan pengeboran vertikal dengan sangat baik. Belum lagi ditambah pengurangan nilai atau pinalti akibat steel bit mengenai kepala salah satu peserta sesaat sebelum melakukan pengeboran horizontal sehingga poin yang diperoleh tim HMT ITB menjadi semakin kecil.

Page 4: penjelasan taiin

Materi Kuliah : Peledakan Tambang Bawah Tanah

Dasar Peledakan Tambang Bawah TanahPerbedaan yang paling mendasar antara peledakan terowongan dengan peledakan jenjang adalah dalam peledakan terowongan,  dilakukan peledakan kearah 1 bidang bebas. Sedangakan pada peledakan jenjang dilakukan kearah 2 atau lebih bidang bebas. Selai itu ruangan untuk melalukan peledakan ddi  bawah tanah sangat terbatas, sehingga batuan lebih sukar di ledakan dan perlu dibuat bidang bebas kedua yang merupakan arah peledakaan selanjutnya.

Bidang bebas kedua diperoleh dengan membuat cut pada permukaan terowongan. Cut  ini berfungsi sebagai bidang bebas pada peledakan berikutnya, yang kemudian akan diperbesar dengan dua atau lebih susunan lubang tembak peledakan.

Peladakan yang terakhir adalah peledakan lubang “Tummer” (roof holes, wall holes, and floor holes) yang akan menentukan bentuk dari terowongan.

Efisiensi  peledakan dalam terowongan sangat tergantung pada suksesnya peledakan  “cut”. “Cut” itu ssendiri dapat dibuat dalam beberapa jenis pada lubang tembak,  dan penanamannya disesuaikan dengan jenis “Cut” yang dibentuk.

Hal – hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan tipe “Cut”, anatara lain ;

Kondisi batuan yang akan ditembus Bentuk dan ukuran terowongan Kemajuan yang di targetkan, yaitu besarnya kemajuan setiap sisi peledakan

yang ditentukan oleh kedalaman “Cut”.Pola Lubang Tembak

1. Drag CutTipe ini biasa digunakan pada batuan dengan struktur perlapisan, misalnya batuan serpih. Lubang “Cut” dibuat menyudut terhadap bidang perlapisan pada bidang tegak lurus, sehingga batuan akan terbongkar menurut bidang perlapisan. Tipe “Cut” seperti ini cocok untuk terowongan berukuran kecil (lebar  1,5 – 2 m) dimana kemajuan yang besar tidak terlalu penting.

2. Fan CutPola ini cocok digunakan pada struktur batuan berlapis – lapis dan sudah jarang digunakan.

Pada tipe “Fan Cut” lubang tembak dibuat menyudut dan berada pada bidang mendatar. Stelah Cut diledakan maka batuan yang ada  diantara dua garis lubang “Cut” akan terbongkar.

Selanjutnya lubang-lubang ‘easer’ dan ‘Trimmer’ akan memperbesar bukaan ‘cut’ samapai pada bentuk geometri pada terowongan.

3. V-Cut

Page 5: penjelasan taiin

Sering dipakai dalam peledakan pada terowongan. Lubang tembak pada pola ini diatur sedemikian rupa sehingga tiap dua lubang membentuk ‘V’. Sebuah ‘Cut’ dapat terdiri dari dua atau tiga pasang ‘V’, masing-masing pada posisi horizontal. Lubang – lubang tembak pada ‘Cut’ biasanya dibuat membentuk sudut 600 terhadap permukaan terowongan. Dengan demikian, panjang kemajuan tergantung pada lebar  dari terowongan, karena panjang batang bor terbatas pada lebar tersebut. Satu atau dua lubang tembak yang lebih pendek (burster) dapat dibuat di tengah ‘Cut’ untuk memperbaiki hasil pragmentasi.

4. Pyramid CutTerdiri dari 4 buah lubang tembak yang saling bertemu  pada 1 titik di tengah terowongan. Untuk batuan yang keras, banyaknya lubang ‘Cut’ dapat ditambah menjadi 6 buah.

5. Burn CutBerbeda dengan pola – pola ‘Cut’ sebelumnya, dimana lubang ‘Cut’ membentuk sudut satu sama lain dan tegak lurus dengan permukaan terowongan.

Pada pola Burn Cut, ada beberapa lubang cut yang tidak di isi dengan bahan peledak yang berfungsi sebagai bidang bebas terhadap lubang cut yang terisi. Lubang kosong dapat dibuat lebih dari satu dengan ukuran yang lebih besar dari pada lubang cut yang terisi.

6. Large Hole CutMetode ini mirip dengan Burn Cut, terdiri dari satu atau lebih lubang kosong yang berdiameter besar, dikelilingi oleh lubang-lubang bor berdiameter kecil yang berisi bahan peledak.

Burden antara lubang – lubang yang terisi dengan lubang kosong relatif kecil. Selanjutnya lubang – lubang ledak diatur dalam segi empat yang mengelilingi bukaan. Jumlah segi empat dalam ‘Cut’ dibatasi oleh ketentuan batuan ‘Burden’ dalam segi empat terakhir tidak melebihi ‘Burden’ dari lubang Stoping.

Teknik Peledakan

1. Terowongan dibagi kedalam beberapa zone, liat dh gambar dibawah… Nah perhitungan peledakan nya untuk tiap2 zone pun berbeda.

Page 6: penjelasan taiin

2. Perhitungan tiap zoneSebenarnya inti perhitungan tiap zone adalah menghitung burden (jarak lubang ledak ke bidang bebas) dan spasi (jarak antar lubang ledak pada row yg sama) . Tapi khusus untuk zone cut, perhitungan nya special.Cut terdiri dari 3-4 bujur sangkar. Jumlah cut tidak boleh melebihi akar dr kemajuan peledakan (I). Kemajuan peledakan biasanya 90% x kedalaman lubang tembak.Biar lebih gampang misalnya mau meledakkan satu round terowongan (satu round artinya sekali peledakan untuk memindahkan batuan seluas muka terowongan dan sedalam lubang tembak) berbentuk tapal kuda (lebar 4m, tinggi 4m). Total panjang terowongan adalah 2.1 km (misalnya terowongan KA) Pertama hitung burden dan spasi untuk cut (liat gambar dibawah) lalu bagian yg tidak diisi bahan peledak (h=10 d), d = diameter lubang ledak (biasanya 0.05 m untuk batuan gamping keras).

Page 7: penjelasan taiin

Setelah dihitung ternyata Karena lebar bukaan terakhir (W4) melebihi akar kuadrat dari I, maka jumlah cut hanya sampai cut yang ke-3. Karena cut yang ke-3 terlalu besar, maka jumlah cut hanya sampai cut yang ke-2. Sehingga jumlah lubang = 4 x 2 cut = 8 lubang

hasil perhitungan cut:

Page 8: penjelasan taiin

Asumsi dan reference yg dipake…sebagian angka diambil dari grafik.

asumsi:

3. Perhitungan lift  

Page 9: penjelasan taiin

4. Perhitungan Contour (roof and wall)

Page 10: penjelasan taiin

5. Perhitungan Stoping Area (horizontal, upward, downward)

 upward 

downward: 

Page 11: penjelasan taiin

6. Perhitungan specific drilling (SD)SD menyatakan berapa kedalaman pengeboran untuk meledakkan sejumlah volume tertentu batuan.SD=N total x H/V total

specific drilling:

7. Pola penyalaan NONEL dan gambar terowonganSetelah perhitungan diatas selesai, lalu merangkai detonator nya…kira2 rangkaian nya sebagai berikut. Kalau angka romawi adalah LP delay sedangkan angka Arabic adalah SP delay. Dari delay2 tsb bisa kita ketahui urutan peledakan yg di buat 

penyalaan:

Page 12: penjelasan taiin

8. Perhitungan specific charge (SC)SC menyatakan berapa kg bahan peledak yg dipakai utuk meledakkan sejumlah volume tertentu batuan. Perhitungan kebutuhan bahan peledak (kg) tiap zone adalah sbb:

specific charge:

Page 13: penjelasan taiin

9. Perkiraan peritungan biaya dan waktu pengerjaan terowongan (asumsi)

biaya dan waktu:

Perhitungan harus dilakukan dengan hati2, jangan membuat asumsi yg ga bisa dipertanggungjawabkan...dan jangan sampai memasukkan bahan peledak yg berlebihan dibawah tanah..bisa2 overbreak (liat dh garis putus putih dibagian atas terowongan)

overbreak:

Page 14: penjelasan taiin

Metode Pada Tambang bawah tanah

A. Shrinkage StopingShrikage stoping adalah sistem penggaliannya dilakukan secara over

hand. Shrinkage stoping diterapkan untuk badan bijih yang besar, kemiringan 50˚-90˚ (sleeply). Metode ini terletak antara kelas open stope dan filled stope. Bijih dihancurkan secara metode overhand dan dibiarkan terkumpul dalam stope. Mengingat bijih akan mengembang dila dihancurkan makia sekitar 35% dari volume batuan yang dihancurkan setiap peledakan harus diambil untuk memberikan ruangan yang cukup dagi pekerja untuk bekerja diantara bagian atas bijih lepas dengan atap.

Apabila bijihnya lemah, maka bagian atap diatas pekerja dapat disangga dengan baut batuan selama penambangan. Dinding stope secara otomatis akan disangga oleh bijih lepas sampai kegiatan penambangan bijih selesai. Selanjutnya bijih diambil secara keseluruhan, membentuk stope yang kosong. Dalam kasus ini membetuk open stope atau metode shrinkage stoping general. Apabila dikhawatirkan akan terjadi keruntuhan, dan hal ini tidak diinginkan, makastope dapat diisi oleh waste yang berasal dari stope atau kegiatan diatasnya, dalam kasus ini membentuk filled stope atau metode shrinkage and fill.

Development yang dilakukan mirip dengan sublevel stoping, kecuali tidak mempunyaisublevel. Penambangan bijih dilakukan pada sayatan horizontal dimulai dari bagian bawah mengarah ketas melalui suatu manway. Manway dibuat dekat pillar vertical yang memisahkanstope yang berdekatan. Pillar vertical berukuran lebar diatas 40 feet.

Pada shrinkage stoping, ore di angkut di horizontal slice, dimulai dari bawah stope dan terus maju ke atas. Bagian dari ore yang hancur ditinggalkan di stope yang telah ditambang, yang berfungsi sebagai platform kerja untuk menambang ore bagian atas dan untuk mensupport dinding-dinding stope. Melalui blasting, batuan menambah volume yang didudukinya sekitar 50%, oleh karena itu 40% dari ore yang telah di blasting harus diambil secara kontinyu selama penambangan untuk menjaga supaya keseimbangan headroom antara atas dan bawah ore yang telah diblasting. Ketika stope telah maju ke batas atas dari stope yang direncanakan, hal ini dihentikan, dan sisanya yang 60% dari ore dapat di ambil.

Ore body yang lebih kecil dapat ditambang dengan satu stope, area yang lebih besar dariore body dibagi atas beberapa stope yang terpisah oleh pillar untuk menstabilkan hanging wall.Pillar biasanya dapat diambil setelah penambangan yang reguler selesai. Sub level stopingtermasuk kedalam penyanggaan yang dilakukan secara overhand. Dengan

Page 15: penjelasan taiin

menggunakan pillarbuatan dari waste rock dan stull timber yang menyanggan dan melintang pada Sub level stopingdipasang pada geometri yang sistematis.berfungsi sebagai berpijak pekerja dan sebagai peluncur bijih, membentuk corong dan manway lining, dan sebagai penyangga lekat. Shrinkage stoping dapat dipakai pada ore body dengan :

·      Dip yang tegak atau >700.

·      Ore nya kuat.

·      Hanging wall dan foot wall stabil secara komparatif.

·      Ore body homogeny.

·      Ore tidak dipengaruhi storage di stope (seperti sulfida ore yang cenderung terbakar dan terpisah ketika terekspos ke udara.

Syarat atau ciri-ciri Metode Shrinkage Stoping:

·      Cocok untuk batuan kuat.

·      Endapan mempunyai kemiringan lebih dari 700.

·      Tebal endapan tidak lebih dari 3 m.

·      Endapan bijih memiliki nilai yang tinggi baik kadar maupun harganya.

·      Endapan bijih harus homogen atau uniform.

·      Penambangan tidak selektif.

·      Bukan merupakan endapan Sulfida (Fe), karena endapan Sulfida harus dengan metode selective mining, hal ini guna menghindari pengaruhnya pada asam tambang.

Development untuk shrinkage stoping terdiri atas :

·      Drift pengangkutan sepanjang bagian bawah stope.

·      Crosscut ke ore di bagian bawah stope.

·      Finger raise dan cones dari crosscut ke undercut.

·      Undercut atau lapisan bawah stope 5-10 m di atas drift pengangkutan.

·      Raise dari level pengangkutan melalui undercut ke level utama untuk menyediakan akses dan ventilasi ke stope.

Keuntungan metode Shrinkage stoping:

Page 16: penjelasan taiin

·      Investasi yang kecil terhadap alat-alat/mesin-masin karena membutuhkan sedikit alat-alat.

·      Ore dapat langsung didumping secara langsung ke alat angkut melalui chute.

·      Mengeliminasi hand-loading.

·      Dapat langsung berproduksi.

·      Mining Recovery tinggi.

Kerugian metode Shrinkage stoping:

·      Kondisi kerja sulit dan berbahaya.

b. Sub level StopingAdalah cara penambangan bijih terletak diantara 2 level dimana

penambangan ini dilakukan membuat sub level yang berurutan. Jarak antara level 100 – 200 feet sedang itu sub level 25 – 40 feet. Cara penambangan ini dapat dilakukan dengan cara oper Hand. Level utama dihubungkan dengan raise dan sub level.

Untuk sub level ini cocok untuk endapan sebagai berikut :

·      Ketebalan endapan kurang lebih 10-20 meter.

·      Kemiringan endapan sebaiknya 300

·      Endapan harus keras

·      Kountry rock/ sekelilingnya harus keras dan kompak agar tidak mudah terjadi pengotoran (Dilution)

·      Batas antara endapan dengan country rock sebaiknya mudah dilihat dan bentuknya teratur.

·      Penyebaran bijih sebaiknya merata karena cara ini tidak memungkinkan tidak selektif.

Keuntungan :

·      Pekerjaan aman karena pekerja tidak berada didalam stope.

·      Biaya penambangan perton ore relatif murah

·      efisiensi penambanggan lebih besar karena dapat melakukan penambangan secara serentak.

·      Tidak di perlukan penyanggah

Page 17: penjelasan taiin

·      Bijih dikeluarkan secara gravitasi.

Kerugiaan :

·      Banyak bukaan yang harus dikerjakan.

·      Kehilangan mineral agak banyak terutama pada waktu penggambilan pillar yang tertinggal.

·      Sorting didalam stope tidak dapat di hilangkan.

·      Kesulitan pada pengambilan pillar-pillar yang tadinya ditinggalkan sebagai penyanggah sementara.

·      Kemungkinaan runtuhnya atap-atap dan dinding pada setiap kemajuaan tambang

Cara penambangan :

Bijih mulai diproduksi bila kemajuan development telah sampai pada aktifitas dalam lombong. Fragmentasi bijih (broken ore) diperoleh melalui ring drill dan peledakan. Kemudian Broken Ore masuk ke dalam Draw Point. Muka dan dinding samping lombong ditinggalkan tanpa diberi penyanggaan.

Pembuatan Stoping dengan peledakan menggunakan lubang tembak panjang antara 20-30 meter yang dibuat dari sub level. Sistem pemboran peledakan umumnya terdiri dari 2 metode umum yaitu :

·      Pemboran melingkar dengan diameter 50-75 mm

·      Pemboran paralel dengan diameter besar 200 mm.

c. Sub Level CavingSub Level Caving merupakan suatu cara penambangan yang mirip top

slicing tetapi penambangan dari sub level artinya penambangan dari atas ke bawah dan setiap penambangan pada suatu level dilakukan lateral atau meliputi seluruh ketebalan bijih. Endapan bijih antara dua sub level ditambang dengan cara meruntuhkan atau mengambrukkan.

Suatu tumpukan bekas penyanggah (timber mat) akan terbentuk di bagian atas dari ambrukan, sehingga akan memisahkan endapan bijih yang pecah dari lapisan penutup di atasnya.

Metode ini cocok untuk endapan – endapan bijih yang memiliki sifat seperti berikut :

·      Bentuk endapan tidak homogen

Page 18: penjelasan taiin

·      Kekuatan batuan samping lemah dan dapat pecah menjadi bongkahan –bongkahan dan akan menjadi penyanggah batuan terhadap timber di bawahnya.

·      Kekuatan bijih lemah tetapi batuan tidak runtuh untuk beberapa waktu dengan penyanggahaan biasa tetapi endapan ini akan runtuh bila penyanggaan ini diambil.

Sub Level Caving merupakan salah satu metode penambangan untuk tambang bawah tanah yang berproduksi besar, tetapi cukup berbahaya. Umumnya kecelakaanyang terjadi yaitu tertimpa oleh penyanggah sendiri.

Keuntungan Sub Level Caving:

·      Cara penambambangannya agak murah.

·      Tidak ada pillar yang di tinggalkan

·      Kemungkinan terjadinya kebakaran kecil, karena penggunaan penyanggah kayu sedikit, kecuali pada endapan – endapan sulfida.

·      Ventilasi agak lebih baik dibandingkan dengan top slicing.

·      Bisa mengadakan pencapuran dengan memilih penambangan dari berbagai lombong yang berbeda kadarnya.

·      Pekerjaan persiapan sebagian besar dilakukan pada badan bijih, sehingga sekaligus dapat berproduksi.

Kerugian sub level caving:

·      Sukar untuk mengadakan tambang pilih (selective mining), karena tak dapat ditambang bagian demi bagian.

·      Perolehan tambang tidak terlalu tinggi.

·      Dillution sering terjadi sampai 10 % . Bila  dillution harus rendah maka mining recoverynya juga menurun.

·      Merupakan cara penambangan yang kurang luwes karena terlalu banyak syarat yang harus dipenuhi dan tidak mudah diubah ke metode lain.

d.  Block CavingDiperlukan pembuatan undercuting di bawah suatu blok bijih yang besar,

sehingga memungkinkan blok bijih tersebut ambruk. Urutan kegiatan penambangan Block caving:

Page 19: penjelasan taiin

·      Pembuatan crosscuts sistimatis di bawah badan bijih.

·      Dari crosscuts dibuat finger raise menembus bijih.

·      Bijih digali dibagian bawahnya membentuk undercut, sehingga runtuh dan hancur oleh berat bijih dan berat batuan diatasnya (overlying capping) membentuk broken ore yang cukup kecil untuk ditarik melalui draw point.

·      Runtuhan biasanya menerus sampai ke permukaan bumi, apabila overburden telah ikut terpengaruh oleh penarikan broken ore.

·      Penarikan bijih terus berlangsung sampai terlihat material overburden pada draw point.

 Saat ini telah berhasil menangani blok bijih dengan tinggi 50 meter sampai 350 meter. Kriteria sukses operasi block caving, antaralain:

·      Apabila blok bijih yang besar dapat cepat hancur.

·      Perolehan broken ore memadai.

·      Dilusi kadar minimum.

·      Kerusakan relatif kecil pada bukaan-bukaan yang dipersiapkan selama development.

 Aplikasi dalam penerapan metode ini, antaralain:

·      Urat lebar dan lapisan tebal, cebakan homogen, overburden bersifat segera runtuh.

·      Batuan penutup (caving) mempunyai sifat runtuh.

·      Bijih cukup kuat (tidak runtuh) saat development, dan segera runtuh bila undercut diledakkan.

·      Daerah bijih relatif kering: menghindari terbentuk lumpur yang akan mempersulit kontrol penarikan broken ore.

·      Kadar homogen: block caving tidak selektif.

·      Ideal untuk cebakan porphyry copper: mempunyai bijih dan caving lemah (tembagapura, papua)

 Keuntungan penerapan metode ini, antaralain:

·      Biaya penambangan rendah.

·      Output tinggi: 10.000 – 100.000 ton/hari.

·      Mekanisasi: tenaga buruh sedikit.

Page 20: penjelasan taiin

·      Timber sedikit: mengurangi bahaya kebakaran.

·      Produksi terkonsentrasi: pengawasan mudah.

·      Kecelakaan tambang rendah

 Sedangkan, Kerugian dalam penerapan metode ini, antaralain:

·      Modal besar, dan developmen lama.

·      Dilusi broken ore dengan waste rock.

·      Bijih kadar rendah pada capping dan batas badan bijih akan hilang (tidak terambil).

·      Tidak fleksibel, tidak dapat diubah ke metode lain.