Penjawab semua do'a

of 41 /41
Diolah dari buku: Judul Asli: Ya Saami’an Likulli Syakwa Judul Terjemah : Penjawab Semua Do’a Penulis : Asyjan Ahmad Sayid Nuwair/ Ummu Muhammad Rasyid Penterjemah : M. Habiburrahim, Lc. Wahai orang yang dirundung kesedihan, sesungguhnya kesedihan akan hilang Bergembiralah! Karena Allah adalah penghilang kesedihan Apabila kamu terkena musibah, maka yakinlah kepada Allah dan terimalah dengan hati yang lapang Sesungguhnya penghilang kesedihan adalah Allah Mukaddimah Segala puji bagi Allah. Kepada-Nya kami memuji, meminta pertolongan dan meminta ampunan. Kami berlindung kepada Allah dari kejahatan jiwa dan kejelekan amal perbuatan kami. Barangsiapa yang mendapat petunjuk Allah maka dialah orang yang beruntung dan barangsiapa yang disesatkan oleh Allah maka tiada petunjuk baginya. Kami bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya. Allah Swt. berfirman, artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam” . [QS. Ali Imraan: 102] Allah Swt. berfirman, artinya: “Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; lalu dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertakwalah kepada Allah yang dengan mempergunakan nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu”. [QS. An Nisaa`: 1] Allah Swt berfirman, artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat). Bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. [QS. Al Hasyr: 18] Amma ba’du Sesungguhnya do’a adalah ibadah. Ketika manusia berdo’a kepada Tuhannya sesungguhnya dia mengungkapkan kebutuhannya dan menunjukkan penghambaannya dengan penuh ketulusan. Aku merasakan bahwa do’a adalah penawar hatiku dan surga dunia bagiku di saat aku bermunajat kepada Tuhan. Ketika musibah yang menimpaku kian berat hingga membuat jiwaku kering, maka akan aku tuangkan kesegaran do’a ke dalam jiwaku. Untuk itulah aku beristikharah kepada Allah meminta petunjuk dan pertolongan-Nya semoga memudahkanku dalam menulis buku ini. Tak lupa aku meminta kepada Allah semoga menambahkan taufik-Nya agar semua muslim dan muslimah yang tertimpa kesulitan, musibah dan kesempitan bisa mengambil manfaat dari buku ini. Dalam penulisan buku ini aku banyak mengambil hikmah dari kaset 1

Embed Size (px)

Transcript of Penjawab semua do'a

  1. 1. 1 Diolah dari buku: Judul Asli: Ya Saamian Likulli Syakwa Judul Terjemah : Penjawab Semua Doa Penulis : Asyjan Ahmad Sayid Nuwair/ Ummu Muhammad Rasyid Penterjemah : M. Habiburrahim, Lc. Wahai orang yang dirundung kesedihan, sesungguhnya kesedihan akan hilang Bergembiralah! Karena Allah adalah penghilang kesedihan Apabila kamu terkena musibah, maka yakinlah kepada Allah dan terimalah dengan hati yang lapang Sesungguhnya penghilang kesedihan adalah Allah Mukaddimah Segala puji bagi Allah. Kepada-Nya kami memuji, meminta pertolongan dan meminta ampunan. Kami berlindung kepada Allah dari kejahatan jiwa dan kejelekan amal perbuatan kami. Barangsiapa yang mendapat petunjuk Allah maka dialah orang yang beruntung dan barangsiapa yang disesatkan oleh Allah maka tiada petunjuk baginya. Kami bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya. Allah Swt. berfirman, artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. [QS. Ali Imraan: 102] Allah Swt. berfirman, artinya: Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; lalu dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertakwalah kepada Allah yang dengan mempergunakan nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu. [QS. An Nisaa`: 1] Allah Swt berfirman, artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat). Bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. [QS. Al Hasyr: 18] Amma badu Sesungguhnya doa adalah ibadah. Ketika manusia berdoa kepada Tuhannya sesungguhnya dia mengungkapkan kebutuhannya dan menunjukkan penghambaannya dengan penuh ketulusan. Aku merasakan bahwa doa adalah penawar hatiku dan surga dunia bagiku di saat aku bermunajat kepada Tuhan. Ketika musibah yang menimpaku kian berat hingga membuat jiwaku kering, maka akan aku tuangkan kesegaran doa ke dalam jiwaku. Untuk itulah aku beristikharah kepada Allah meminta petunjuk dan pertolongan-Nya semoga memudahkanku dalam menulis buku ini. Tak lupa aku meminta kepada Allah semoga menambahkan taufik-Nya agar semua muslim dan muslimah yang tertimpa kesulitan, musibah dan kesempitan bisa mengambil manfaat dari buku ini. Dalam penulisan buku ini aku banyak mengambil hikmah dari kaset yang berjudul Ya Saamian Likulli Syakwa oleh Syeikh Ad Dawisy. Aku katakan kepada semua orang yang tertimpa musibah atau bencana, baik dalam hartanya, anaknya atau jiwanya dengan penyakit atau kecelakaan... Kepada semua orang yang hatinya meneteskan kesedihan dan kedukaan, Bergembiralah dengan kebebasan yang segera datang! Insya Allah. Allah Swt. berfirman, artinya:
  2. 2. 2 Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. [QS. Nasyrah: 5-6] Aku ucapkan kepada mereka, Bahwa tidak ada satu kesulitan yang bisa mengalahkan dua kemudahan. Engkau akan melihat cahaya yang terang setelah kegelapan. Pembaca yang budiman, jika dalam penulisan buku ini terdapat kebenaran maka itu asalnya dari Allah, namun jika terdapat kesalahan atau kealpaan maka itu berasal dari diriku dan dari syetan, semoga Allah mengampuniku. Wabillahit taufik... Ummu Muhammad Rasyid Doa: Hakekat, Anjuran dan Keutamaannya * Faedah Diriwayatkan dari Anas bin Malik Ra, Nabi Saw. bersabda, Barangsiapa dibukakan lima pintu maka ia tidak akan terhalangi dari lima perkara: barangsiapa dibukakan pintu doa, maka dia tidak terhalang dari jawaban, karena Allah Swt . telah berfirman, artinya: "Berdo'alah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. [QS. Ghaafir: 60] Barangsiapa dibukakan pintu taubat, maka tidak terhalang dari penerimaan, karena Allah telah berfirman, artinya: Dan Dialah yang menerima taubat dari hamba- hamba-Nya. [QS. Asy Syuraa: 25] Barangsiapa dibukakan pintu syukur, maka tidak terhalang dari bertambahnya rezeki, karena Allah telah berfirman, artinya: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah nikmat kepadamu. [QS. Ibraahim: 7] Barangsiapa dibukakan pintu istighfar, maka dia tidak terhalang dari ampunan, karena Allah telah berfirman, artinya: Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun. [QS. Nuuh: 10] Barangsiapa yang dibukakan pintu sedekah, maka tidak akan terhalang dari gantinya, karena Allah telah berfirman, artinya: Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya. [QS. Saba`: 39] Hakekat Doa dalam Bahasa (da-a-wa) artinya, jika sesuatu condong kepadamu disebabkan suara atau perkataan. [Mujam Maqaayis al Lughah karya Ibnu Faris, 2/279] Asal kata ini adalah mashdar atau kata benda dari kata , , (daautu asy syai`a, aduhu, dua an) artinya, aku memanggil sesuatu dengan satu panggilan. Mashdar di sini menempati kata benda sehingga anda bisa mengatakan, (samitu dua an) artinya, aku mendengar sebuah panggilan. Sama seperti ketika anda mengatakan, (samitu shautan) artinya, aku mendengar suara. [Syanu ad dua`] Makna Doa Doa adalah merasa butuh kepada Allah dan membuang perasaan bahwa diri sendiri memiliki tenaga atau kekuatan. Ini adalah tanda penghambaan dan ketundukan sebagai manusia. Dalam doa terdapat makna pujian kepada Allah dan pengakuan akan kemurahan dan kemuliaan-Nya. [Tamaamu al Minnah fi ad Dua minal Kitab was Sunnah] Doa menuntut hadirnya hati ke hadirat Allah Swt. dan doa adalah puncak ibadah. [Silaahu al Mukmin fi ad Dua wa adz Dzikr, hal.42] Dalil-Dalil yang Menunjukkan Bahwa Doa Dapat Mengubah Takdir Firman Allah Swt., artinya: Katakanlah: "Tuhanku tidak mengindahkan kalian, melainkan kalau ada doa kalian. [QS. Al Furqaan: 77] Berdo'alah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. [QS. Ghaafir: 60] Atau siapakah yang memimpin kamu dalam kegelapan di daratan dan lautan dan siapa pula yang mendatangkan angin sebagai kabar gembira sebelum (kedatangan) rahmat -Nya? Apakah
  3. 3. 3 di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Maha Tinggi Allah terhadap apa yang mereka persekutukan (dengan-Nya). [QS. An Naml: 63] Dalil dari hadits, di antaranya sabda Rasulullah Saw., artinya: Tidak ada yang bisa menolak takdir, melainkan doa dan tidak ada yang menambah umur, melainkan perbuatan baik. [HR. At Tirmidzi,Ibnu Majah dan Al Hakim dalambukunya Al Mustadrak (1/493).Al Hakimberkata, Sanadnya shahih.Imam Ath Thahawi meriwayatkan dalam Al Mujam Al Kabir (6/308)] Diriwayatkan dari Anas ra., bahwa Rasulullah Saw. bersabda, artinya: Jangan pernah berputus asa dalam berdoa, karena tidak ada seorangpun yang celaka disebabkan doa. [HR. Al HakimdalamAl Mustadrak (1/493). Hadits ini dishahihkan oleh Ibnu Hibban dalambuku Shahihnya (2398)] Aisyah ra. meriwayatkan sebuah hadits dari Rasulullah Saw., artinya: Kehati-hatian tidak akan bisa menyelamatkan dari takdir, sedangkan doa bisa merubah takdir, baik yang telah turun maupun yang belum. Sungguh musibah turun lalu disambut dengan doa, sehingga musibah dan doa saling berperang sampai hari Kiamat. [HR. Hakim dalam Al Mustadrak dan dishahihkan olehnya (1/492),ImamAdz Dzahabi menyetujuinya] Pendapat yang mengatakan bahwa doa bisa mengubah takdir juga berpegang pada kenyataan bahwa doa merupakan faktor internal dalam takdir, bukan faktor eksternal yang mempengaruhi takdir. Karena doa termasuk salah satu yang telah ditetapkan dalam takdir. Allah Swt. telah mengetahui ilmu segala sesuatu dan telah menentukan bagian masing- masing. Tidak mungkin Dia merubah sedikitpun dari takdir-Nya. Oleh karena itu doa merupakan bagian dalam takdir. Apabila doa telah ditetapkan menjadi sebab terjadinya sesuatu, maka niscaya seseorang itu akan berdoa dan menjadikannya sebab bagi apa yang telah ditentukan oleh Allah. Jadi, doa adalah sebab untuk mendatangkan manfaat (berubahnya kondisi menjadi lebih baik) sebagaimana ia adalah sebab untuk menolak musibah. Apabila doa lebih kuat daripada musibah, maka doa akan menolaknya; namun apabila musibah lebih kuat, maka doa tidak bisa menolaknya, mungkin hanya meringankan atau menguranginya saja. Tidak ada usaha atau sebab-sebab lain yang lebih bermanfaat dan lebih bisa menyampaikan kepada tujuan selain doa. [Ad Dua wa Manzilatuhu min al Aqidah al Islamiyah, karya Abu Abdurrahman Al Arusi] Demikianlah, bila musuh datang, maka bisa diusir dengan doa, perbuatan baik dan jihad. Jika hawa dingin menyerang, maka bisa diusir dengan selimut, berada di tempat yang hangat, perbuatan-perbuatan baik dan doa. [Ibid] Ancaman berat yang telah ditetapkan oleh Allah bagi orang yang menyombongkan diri dan tidak mau berdoa, menunjukkan pentingnya doa dan kedudukannya yang agung. Tidak mungkin ada ancaman bagi orang yang meninggalkan suatu perbuatan, kecuali perbuatan itu memiliki kedudukan tersendiri di sisi-Nya. Ibnu Al Qayyim berkata dalam bukunya Al Jawab Al Kafi, Doa adalah obat yang paling bermanfat. Doa adalah lawan dari bencana. Doa akan menolak bencana, mengobatinya, mencegahnya dan menghilangkannya atau meringankannya jika turun. Kemudian lanjutnya, Doa terhadap musibah memiliki tiga kedudukan: Pertama: doa lebih kuat dari musibah, maka doa akan menolaknya. Kedua: doa lebih lemah dari musibah, sehingga musibah menang dan menimpa seseorang. Maka di sini doa akan meringankan musibah yang turun. Ketiga: doa dan musibah seimbang, sehingga masing-masing mencegah pemiliknya. Setelah itu beliau menyebutkan dalil-dalilnya. Di tempat yang lain beliau berkata, Kedudukan doa seperti senjata. Senjata akan efektif, bukan karena ketajamannya saja. Ketika sebuah senjata tidak ada celanya, lengan yang memegangnya adalah lengan yang kuat kemudian tidak ada tameng yang menghalanginya, maka ia akan mendatangkan bencana kepada musuh. Namun jika salah satu dari tiga syarat ini tidak terpenuhi, maka pengaruhnya akan berkurang. Demikian pula halnya dengan orang yang berdoa, apabila dirinya bukan orang yang baik, tidak bisa menggabungkan antara hati dan lisannya dalam berdoa atau ada penghalang yang menghalangi doanya dari jawaban, maka doanya tidak bisa memberikan hasil. [Al Jawab al Kafi, karya Ibnu Al Qayim]
  4. 4. 4 Kesimpulannya, pendapat yang mengatakan bahwa doa tidak ada faedahnya, tidak bisa mendatangkan manfaat dan tidak pula bisa menolak bahaya adalah pendapat yang salah. Ayat Al Quran dan Sunnah menegaskan kesalahan pendapat ini. Orang yang tidak meyakini faedah doa, berarti ia telah mendustakan Al Quran dan Sunnah. Orang yang menganggap dirinya tidak butuh kepada doa, maka dia telah dusta dan durhaka. Pendapat seperti ini sama saja dengan orang yang yang mengatakan: Tidak ada gunanya iman dan ibadah, karena Allah telah menetapkan pahala dan siksa bagi setiap orang. Sungguh orang bodoh seperti ini tidak tahu bahwa keselamatan dunia dan akhirat telah disusun oleh Allah melalui usaha dan sebab- sebab. Orang yang berpendapat bahwa apa yang telah ditetapkan (telah terjadi) tidak bisa dirubah dengan doa (sehingga masa depan lebih baik), seharusnya tidak perlu makan atau minum, jika merasa lapar atau haus. Tidak perlu berobat, jika sakit dan tidak perlu menghadapi orang- orang kafir dengan senjata, sambil mengatakan: Semua ini telah ditetapkan oleh Allah Swt. Namun orang islam dan orang yang berakal tidak akan mengatakan hal seperti ini. [Fatawa Al Izz bin Abdussalam] Keutamaan Doa Doa adalah memohon kepada Tuhan Yang Maha Kuasa melalui perantara nama-nama dan sifat-sifat-Nya, untuk mendatangkan perkara yang diinginkan dan dicintai atau menolak perkara yang dibenci dan ditakuti. Doa adalah salah satu ibadah yang paling mulia. [Min Sunanil Huda Raful Yadaini bi ad Dua, karya Abu Bakar Al Jazairi] Allah telah memerintahkan untuk berdoa, seperti dalam firman-Nya, artinya: Berdo'alah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. [QS. Al Araaf: 55] Berdoalah dengan merendahkan diri, tenang, suara yang lembut dan hati yang khusyu. Suara yang keras, seruan-seruan dan teriakan dalam doa tidak sesuai dengan etika berdoa. [Tafsir Ibnu Katsir] Dalam firman-Nya yang lain Allah berkata, artinya: "Berdo'alah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu, [QS. Ghaafir: 60] ini adalah kemurahan Allah dan karunia-Nya. Dia telah memerintahkan hamba-hamba-Nya untuk berdoa kepada-Nya dan Dia menjamin akan mengabulkannya. Sebagaimana dikatakan oleh Sufyan Ats Tsauri, Wahai Dia yang paling mencintai hamba-Nya yang paling banyak permintaannya! Wahai Dia yang paling membenci hamba-Nya yang tidak mau meminta kepada-Nya! Tidak ada seorangpun berbuat demikian selain Engkau, Wahai, Tuhanku! [Tasir Ibnu Katsir] Allah memuji dengan doa kepada hamba-hamba-Nya yang shalih, seperti dalam firman-Nya, artinya: Dan mereka berdo'a kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu' kepada Kami. [QS. Al Anbiyaa`:90] Yaitu berharap pahala yang ada di sisi-Nya dan cemas terhadap siksa-Nya. Firman-Nya yang lain, artinya: Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu' kepada Kami. Khusyu adalah rasa takut dalam hati yang tidak pernah terpisahkan. [Tafsir Ibnu Katsir] Allah Swt. berfirman, artinya: Dan (ingatlah kisah) Zakaria, tatkala ia menyeru Tuhannya: "Ya Tuhanku! Janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri dan Engkaulah Pewaris Yang Paling Baik. Maka Kami memperkenankan do'anya dan Kami anugerahkan kepadanya, Yahya, lalu Kami jadikan isterinya dapat mengandung. [QS. Al Anbiyaa`: 89] Maksudnya Zakariya menyeru dengan suara yang lembut agar tidak terdengar oleh kaumnya, sedangkan perkataan-Nya, Dan Engkaulah Pewaris Yang Paling Baik. Adalah doa sanjungan yang sesuai dengan permintaan, karena isterinya seorang wanita yang mandul yang akhirnya bisa melahirkan. [Tafsir Ibnu Katsir]
  5. 5. 5 Firman Allah lainnya, artinya: Maka dia mengadu kepada Tuhannya: "bahwasannya aku ini adalah orang yang dikalahkan, oleh sebab itu menangkanlah (aku). [QS. Al Qamar: 10] Yakni aku adalah seorang yang lemah, maka selamatkanlah agama-Mu. [Tafsir Ibnu Katsir] Dalam kisah Nabi Ayub as., Allah Swt. berfirman, artinya: Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Tuhannya: "Ya Tuhanku! Sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang. [QS. Al Anbiyaa`: 83] Sebagaimana dikatakan dalam ayat yang lain, artinya: Lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya. [QS. Al Anbiyaa`: 84] Seorang hamba yang mengangkat kedua tangannya kepada Allah meminta segala keperluannya, maka dia telah meyakini hal-hal berikut: Adanya Allah Yang Maha Tahu, Maha Kuasa, Maha Baik, Maha Pengasih, Maha Pemurah, Maha Mulia. Allah mendengar panggilan dan menjawab doa. Allah Maha Kaya dan Memberi kekayaan. Memberi di waktu siang dan malam tanpa mengurangi sedikitpun apa yang ada pada-Nya. Selain itu hamba yang berdoa juga meyakini bahwa selain Allah tidak mendengar panggilan, tidak menjawab doa, tidak mengetahui keadaan orang yang berdoa dan tidak mampu memberikan apa yang diminta. Oleh karena itu ia hanya meminta kepada Allah. Kedudukan Doa Allah Swt. menjelaskan kedudukan doa dan posisinya yang agung, yaitu dengan memulai dan menutup Al Quran dengan doa. Doa pembuka dengan Surat Al Fatihah dan doa penutup dengan Surat Al Ikhlas dan al muawidzatain (Al Falaq dan An Naas). Syaikhul islam Ibnu Taimiyah berkata, Dalam Surat Al Ikhlas terdapat pujian hamba kepada Allah sedangkan dalam al muawidzatain terdapat doa hamba kepada Allah agar Dia senantiasa melindunginya. Pujian dan doa selalu digabungkan, sebagaimana digabungkan dalam Ummul Quran. Ummul Quran dibagi menjadi dua antara Tuhan dengan hamba, setengahnya adalah pujian kepada Tuhan dan setengahnya yang lain adalah doa untuk hamba. Keistimewaan-Keistimewaan Doa Doa memiliki keistimewaan yang banyak sekali, jarang terdapat pada ibadah-ibadah yang lain. Keistimewaan ini adalah bahwa manfaat doa terjadi pada waktu hidup dan sesudah mati. Nas-nas Al Quran dan Hadits telah menetapkan bahwa orang yang telah meninggal bisa mengambil manfaat dari doa. Rasulullah Saw. bersabda, artinya: Apabila seseorang meninggal dunia, maka terputus amalnya kecuali dari tiga hal Anak shalih yang mendoakannya. [HR. Muslim(3/1255) hadits no:1631] Allah Swt. berfirman, artinya: Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka berdoa: "Ya Tuhan kami, ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami. [QS. Al Hasyr: 10] Shalat jenazah merupakan doa bagi orang yang mati. Telah disepakati bahwa pahala doa sampai kepada orang yang didoakan. Di antara keistimewaan-keistimewaan doa adalah kemudahannya dan tidak terikat dengan waktu, tempat dan kondisi, ini juga membedakannya dengan ibadah-ibadah yang lain. Doa membuka pintu hati, menumbuhkan rasa ketundukan yang sempurna dan perasaan selalu membutuhkan Tuhan dalam semua kondisi yang dihadapi. Selain itu, doa menunjukkan kerendahan, kelemahan, rasa membutuhkan, penghambaan dan pengagungan Tuhan. Keistimewaan-keistimewaan ini menunjukkan betapa agung dan tingginya kedudukan doa.
  6. 6. 6 Saudaraku seiman! Kini anda telah tahu, bahwa di antara yang tertulis dalam takdir adalah tertolaknya musibah dengan doa. Doa menjadi sebab untuk menolak musibah dan mendatangkan rahmat, seperti tameng menjadi sebab untuk menyelamatkan diri dari serangan panah dan air menjadi sebab tumbuhnya pepohonan di bumi. Tameng menolak anak panah, sehingga tameng dan anak panah saling menyerang dan menolak. Begitu pula halnya dengan doa dan musibah keduanya saling menyerang dan menolak. Mengakui takdir Allah Swt. bukan berarti membuang senjata dan berpangku tangan, karena Allah Swt. telah berfirman, artinya: Bersiap siagalah kalian. [QS. An Nisaa`: 71] Dia yang telah menentukan kebaikan, tentu telah menentukan sebab-sebab untuk mendatangkannya. Demikian pula halnya dengan kejelekan, tentu Dia telah menentukan sebab-sebab untuk menolaknya. [Ihyaa` Ulumuddin, karya Abu Hamid Al Ghazali] Saudaraku seiman! Jangan pernah meninggalkan doa, karena Allah Swt . telah berkata dalam sebuah hadits qudsi yang diriwayatkan oleh Abu Dzar ra. dari Nabi Muhammad Saw., artinya: Sesungguhnya Allah Swt. berkata, Hai, hambaku! Sesungguhnya Aku mengharamkam kedzaliman atas diri-Ku dan Kuharamkan pula atas dirimu, karena itu janganlah kamu berlaku dzalim! Hai, hamba-Ku! Kamu sekalian sesat, melainkan orang-orang yang mendapat petunjuk-Ku, karena itu mohonlah petunjuk kepada-Ku, Aku berikan petunjuk kepadamu. Hai, hamba-Ku! Kamu sekalian lapar, melainkan orang yang Kuberi makan, karena itu mintalah makan kepada-Ku, niscaya Aku beri kamu makanan. Hai, hamba-Ku! Kamu sekalian telanjang, melainkan orang yang Kuberi pakaian, karena itu mintalah pakaian kepada-Ku, niscaya Aku beri kamu pakaian. Hai hamba-Ku! Kamu sekalian banyak bersalah siang dan malam hari, padahal Aku bersedia mengampuni segala dosa semuanya, karena itu minta ampunlah kepada-Ku, Kuampuni kamu. Hai, hamba-Ku! Kamu tidak akan dapat mendatangkan mudharat kepada-Ku. Seandainya kamu dapat, tentulah kamu telah mendatangkannya kepada-Ku. dan kamu tidak dapat memberikan manfaat kepada-Ku, seandainya kamu dapat tentu kamu telah memberikannya kepada-Ku. Hai, hamba-Ku! Seandainya orang-orang yang sebelum dan sesudah kamu, manusia maupun jin, lebih bertakwa daripada orang yang paling bertakwa di antara kamu, maka hal itu tidak akan menambah sesuatupun bagi kekuasaan-Ku. Hai, hamba- Ku! Seandainya orang-orang yang sebelum dan sesudah kamu, manusia maupun jin, lebih durhaka daripada orang yang paling durhaka di antara kamu sekalian, maka hal itu t idaklah mengurangi sesuatupun bagi kekuasaan-Ku. Hai, hambaku! Seandainya orang yang sebelum dan sesudah kamu, manusia maupun jin, mereka berkumpul pada suatu tempat yang luas, lalu mereka meminta kepada-Ku dan Kupenuhi permintaan mereka semuanya, maka hal itu tidak akan mengurangi sesuatupun dari perbendaharaan-Ku, melainkan hanya seperti berkurangnya sebuah jarum bila dimasukkan ke dalam samudera. Hai, hamba-Ku! Hanya amal kamu sajalah yang Kuperhitungkan untukmu, lalu kubayar penuh pahalanya, maka siapa yang beroleh kebaikan, hendaklah dia memuji Allah Swt. dan siapa yang mendapatkan selain kebaikan, maka janganlah dia mencela siapa-siapa kecuali dirinya sendiri (karena dia yang bersalah). [HR. Muslim(2759),At Timidzi,Ibnu Majah dan An Nasai dalam Sunannya (11180)] Wahai, orang yang terkena musibah! Wahai mereka yang sedang sakit! Wahai mereka yang teraniaya! Mengapa kalian mengetuk semua pintu dan meninggalkan pintu-Nya? Dia yang malu jika ada hamba-Nya mengangkat kedua tangannya dan membiarkannya dengan tidak memberi apa-apa. Saudaraku! Mengapa kalian bergantung kepada manusia, mengapa kalian mengadu kepada manusia, mengapa kalian mengadu kepada yang tidak memiliki kasih-sayang padahal Yang Maha Kasih senantiasa membuka pintu-Nya? Apabila musibah menimpamu, jangan tampakkan kesusahanmu dengan mengadu kepada manusia, karena sesungguhnya mereka tidak memiliki kekuatan untuk menghilangkan kesusahanmu. Akan tetapi bergantunglah kepada Allah Swt., karena sesungguhnya Dia membuka tabir kedukaan, menghilangkan kesedihan dan merubah keadaan kepada yang lebih baik. Segala sesuatu yang terjadi di kerajaan-Nya terjadi dengan kehendak-Nya. Kekuatan yang sesungguhnya terletak pada sikap tawakkal kepada Allah. Orang yang bertawakkal akan dijamin dengan kekuatan, penjagaan, rezeki dan perlindungan. Namun hal itu tergantung pada kuat-lemahnya ketakwaan dan tawakkal seseorang. Apabila ketakwaan dan tawakalnya kuat, maka Allah akan memberikan jalan keluar bagi semua kesempitan dan musibah yang menimpanya. Allah akan menjadi pelindung dan penjamin semua
  7. 7. 7 kebutuhannya. Nabi Muhammad Saw. telah menunjukkan kepada umatnya jalan menuju kesempurnaan dalam mendapatkan apa yang diinginkan, yaitu dengan senantiasa mencari apa yang bisa memberikan kemanfaatan bagi dirinya dengan mengerahkan segala usaha sesuai syariah Allah yang sempurna. Ketika tawakkal dan usaha telah dijalankan, maka akan bermanfaat perkataan, Hasbiyallahu wa nima al-wakil. (Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung). Berbeda dengan orang yang berpangku-tangan dan berdiam diri, tidak berusaha mengikuti syariat Islam, sehingga kemaslahatannya lewat, kemudian ia berkata, Hasbiyallahu wa nima al-wakil. (Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung). Maka Allah akan mencelanya dan tidak akan menjadi penolongnya. Karena Dia hanya menjadi penolong orang yang bertakwa dan bertawakkal kepada-Nya. Jadi tidak ada kekuatan bagi manusia, tanpa tawakkal kepada Allah Swt. Allah-lah tempat berlindung semua manusia. Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah, Dia akan mencukupkan segala kebutuhannya. Barangsiapa yang berdoa kepada-Nya Dia akan mengabulkan doanya. Barangsiapa yang mendekatkan diri kepada-Nya, menerapkan syariat- Nya, Dia akan mendekatkan diri-Nya. Barangsiapa bertaubat kepada-Nya, Dia akan menerima taubatnya. Barangsiapa bergantung kepada selain diri-Nya, maka Dia akan meninggalkannya bersama orang yang menjadi tempat bergantungnya. Di tangan-Nya tergenggam urusan segala sesuatu. Allah kuasa untuk merubah hati semua manusia dan menjadikannya membenci orang yang bergantung kepada selain diri-Nya. Allah Swt. berfirman, artinya: Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu. [QS. Ath-Thalaaq: 3] Saudaraku seiman! Apabila musibah menimpa hartamu, jiwamu, keluargamu atau anak- anakmu, maka sikap sabar dan menerima dengan lapang dada, ketika itu bukan hanya menjadi kewajiban agama semata. Akan tetapi itu adalah realita yang harus dihadapi. Tidak ada yang lebih baik yang bisa engkau lakukan selain bersabar, bertindak sesuai tuntunan syariat Islam. Orang yang sabar dan tidak menghiraukan musibah yang menimpanya, tidak bersedih dan bahkan menampakkan ketegaran, ketika tertimpa bencana padahal hatinya menangis dan dia berusaha untuk menguatkan batinnya yang meratap, menghibur hatinya yang sedang berduka dan menerima apa yang telah dikehendaki oleh Allah Swt., maka dia telah diberi kebaikan yang sangat banyak. Telah sampai di puncak kesabaran yang tertinggi dan telah mencapai derajat keyakinan teratas. Dia telah mengambil kesabaran para rasul dan menempuh jalan para nabi. Sikap sabar ketika tertimpa musibah, menjadi tanda yang jelas bagi keimanan seseorang. Allah Swt. berfirman, artinya: Hai manusia, kamulah yang berkehendak kepada Allah; dan Dia-lah Yang Maha Kaya lagi Maha Terpuji. [QS. Faathir: 15] Saudaraku sekalian! Kita semua berkehendak kepada Allah dalam semua perkara dan kondisi, baik ringan maupun sulit, kecil maupun besar. Ketahuilah saudaraku! Bahwa tidak ada seorangpun yang celaka disebabkan doa. Ali ra. berkata, Rasulullah Saw. bersabda, artinya: Doa adalah senjata orang beriman, tiang agama dan cahaya di langit dan di bumi. [HR. At Tirmidzi dan Al Hakimdalambukunya Al Mustadrak (1/497). Al Hakim berkata, Hadits ini sanadnya shahih. Pendapatnya ini disepakati oleh AdzDzahabi.Ibnu Hibban meriwayatkannya dalambuku Shahihnya (872)] Bergantung kepada Allah dalam semua keadaan adalah jalan untuk mendapatkan ketenangan, ketentraman dan kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Kita bisa melihat dan menyaksikan pengaruh doa pada diri kita dan orang-orang di sekitar kita. Wahai orang-orang yang memiliki keperluan! Wahai orang-orang yang mengadukan sakitnya! Wahai mereka yang tertimpa musibah dan kesedihan! Wahai mereka yang membutuhkan!
  8. 8. 8 Wahai mereka yang merasakan kesempitan bumi padahal bumi itu luas! Kepada siapa kita harus mengadu? Bukankah hanya Allah saja tempat untuk mengadu? Di mana keyakinan terhadap Allah? Di mana sikap tawakkal kepada Allah? Saudaraku seiman! Marilah kita angkat tangan kerendahan kepada Allah, sambil mengucapkan, Wahai Dzat yang mendengar semua keluhan! Bukankah Allah telah berkata, artinya: Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka jawablah bahwasannya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo'a apabila ia memohon kepada-Ku. [QS. Al Baqarah: 186] Ini adalah janji yang sangat jelas tentang dikabulkannya doa dan Allah tidak akan menghianati janji-Nya. Janji ini dikaitkan dengan kata bantu (idza) artinya apabila yang memiliki arti pasti terjadi. [Ad Dua wa Manzilatuhu min al Aqidah al Islamiyah] "Berdo'alah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. [QS. Ghaafir: 60] Mengapa kita bergantung kepada diri kita dan orang-orang di sekitar kita? Mengapa kita melemahkan hubungan kepada Allah? Allah Swt. berkata, artinya: Katakanlah: "Tuhanku tidak mengindahkan kalian, melainkan kalau ada doa kalian. [QS. Al Furqaan: 77] Ketahuilah wahai mereka yang tertimpa kesedihan! Sungguh tidak ada kebahagiaan, kemenangan dan kesembuhan kecuali lewat tangan Allah. Karena di tangan-Nya tergenggam segala urusan yang telah lampau dan yang akan datang. Hati tidak akan tenang dan tenteram kepada selain Allah. Allah telah memerintahkan hamba-hamba-Nya untuk berdoa kepada-Nya dan Dia berjanji akan mengabulkannya, sebagai bentuk kemurahan, anugerah dan kebaikan dari-Nya? Allah Swt. berkata, artinya: Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka jawablah bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo'a apabila ia memohon kepada-Ku. [QS. Al Baqarah: 186] Dalam ayat yang lain Allah berfirman, artinya: Dan Tuhanmu berfirman: "Berdo'alah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. [QS. Al Furqaan: 60] Janji dari Allah ini tidak akan berubah. Allah berkata, artinya: Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji. [QS. Ar Ra`d: 31] Keyakinan bahwa Allah tidak akan menyalahi janji-Nya adalah akidah bagi semua orang yang beriman kepada-Nya. Inilah yang dituntut oleh nash-nash sebagaimana menjadi tuntunan fitrah yang lurus, akal yang terang dan tradisi yang berlaku bagi orang-orang yang mulia. Saudaraku seiman! Wahai mereka yang tertimpa musibah atau kesedihan! Menghadaplah kepada Allah dengan hati dan jiwamu! Angkatlah kedua tanganmu ke atas dan ucapkan, Wahai penjawab semua doa! Bergantunglah kepada Allah semata, menangislah kepada-Nya, mintalah kepada-Nya dan mohonlah kepada keluasan rahmat-Nya. Memperbanyak doa kepada Allah dan senantiasa menghadap kepada-Nya akan menambah dan menguatkan keimanan, menghidupkan fitrah, menghaluskan dan membersihkannya dari hal-hal yang mengotorinya serta menjadikan hati selalu ingat kepada Allah dan cinta kepada-Nya dengan harap-harap cemas. Demikian pula doa akan membuka pintu kenikmatan bermunajat, merasakan manisnya iman, menanamkan keyakinan, menenangkan hati serta menenteramkan jiwa. Sebagian ulama berkata, Jadilah seperti anak kecil, jika dia meminta sesuatu kepada orang tuanya, namun orang tuanya tidak memberikan apa yang diinginkannya, maka dia akan duduk di depan orang tuanya sambil menangis. Jadilah engkau seperti anak kecil! Apabila engkau meminta kepada Tuhanmu, duduklah sambil menangis di hadapan-Nya.
  9. 9. 9 Abu Darda ra berkata, artinya: Sungguh-sungguhlah dalam berdoa! Karena sesungguhnya orang yang sering mengetuk pintu, akan dibukakan pintu untuknya. [HR. Ibnu Abi Syaibah,dalam Mushannafnya, (9224)] Apabila engkau didzalimi, maka berusahalah sesuai tuntunan syariat Islam dan yakinlah bahwa Allah akan menolongmu cepat atau lambat, insya Allah. Karena doa orang teraniaya pasti dikabulkan. Tenanglah saudaraku! Karena Nabi Muhammad Saw. telah berkata kepada Muadz ketika beliau mengutusnya ke Yaman untuk menjadi pejabat pemerintahan untuk wilayah Yaman, Hati-hatilah terhadap doa orang yang teraniaya! Karena tidak ada penghalang antara doa orang yang teraniaya dengan Allah. [HR. Ibnu Abi Syaibah,dalam Mushannafnya,(9224)] Sabda Rasulullah Saw. yang lain, artinya: Hindarilah doa orang yang teraniaya! Karena doa mereka naik ke langit seperti pijaran api. [HR. Ibnu Hibban dalam Shahihnya (361)] Mengadu kepada Allah akan memberikan kekuatan dan kebahagiaan dalam dirimu. Sedangkan mengadu kepada manusia dan mengharapkan apa yang mereka miliki tidak lain hanyalah kelemahan, kehinaan dan kerendahan. Abdullah Ibnu Masud ra. berkata, Rasulullah Saw. bersabda, artinya: Barangsiapa menghadapi suatu kebutuhan, lalu dia mengadukannya kepada manusia, maka kebutuhannya tidak akan terpenuhi. Sedangkan barangsiapa yang menghadapi kebutuhan, lalu dia mengadukannya kepada Allah, maka Allah akan memberikan rezeki kepadanya cepat atau lambat. [HR. Abu Dawaud dan Al Hakim dalambukumnya Al Mustadrak. At Tirmidzi berkata,Hadits hasan, shahih,gharib.] Bukankah mengadu kepada Allah, merendahkan diri, menampakkan rasa butuh kepada-Nya, merupakan tanda kekuatan iman dan bukankah ini salah satu dasar tauhid? Wahai saudaraku seiman! Sesungguhnya Allah sangat senang jika diminta dan sangat membenci kepada orang yang tidak meminta kepada-Nya, sebagaimana sabda Rasulullah Saw., artinya: Siapa saja yang tidak meminta kepada Allah, niscaya Dia marah kepadanya. [HR. At Tirmidzi dan Al HakimdalamAl Mustadrak, (1/ 491). Ibnu Majah meriwayatkan dalamkeutamaan doa (3872)] Abu Umamah ra. berkata, Rasulullah Saw. bersabda, artinya: Sesungguhnya Allah Swt. memiliki malaikat yang ditugasi menjaga kalimat: Ya Arhama Ar Rahimin (Wahai Dzat Yang Maha Pengasih di antara para pengasih), barangsiapa yang mengucapkannya tiga kali, maka malaikat tersebut berkata kepada orang yang mengucapkannya, Sesungguhnya Dzat Yang Maha Pengasih di antara para pengasih telah menerimamu, maka mintalah sesuatu kepada- Nya. [HR. Al Hakim dalamAl Mustadrak, (1/544) dia menshahihkan hadits ini] Sesungguhnya Allah menghendaki hamba-hamba-Nya agar butuh kepada-Nya dan menghendaki mereka agar meminta dan mengharapkan-Nya. Dia mencintai orang yang bersungguh-sungguh dalam doanya. Rasulullah Saw. bersabda, artinya: Mintalah kebaikan selama hidupmu dan carilah limpahan rahmat-Nya. Sesungguhnya Allah mempunyai limpahan rahmat yang diberikan kepada hamba- hamba-Nya yang Dia kehendaki. Mintalah kepada Allah, supaya menutup aibmu dan menenteramkan ketakutanmu. [HR. Ath Thabrani dalam Al Mujam Al Kabir (720),Abu Nuaim dalam Hilyatul Auliyaa` (3/162), Al Baghawi dalam Syarhu As Sunnah (5/179) dan Al Qadhi Iyadh dalam Musnad Asy Syihab (1/427)] Janganlah dosa dan banyaknya kesalahan yang engkau ketahui dalam dirimu, menghalangimu untuk berdoa. Tidak seharusnya engkau meninggalkan doa karena takut ditolak, akan tetapi berdoalah dengan penuh pengharapan dan berbaik sangka kepada Allah Swt ., karena Dia menjawab doamu dengan kemurahan dan kemuliaan-Nya.
  10. 10. 10 Pada suatu hari seorang laki-laki datang menemui Rasulullah Saw. sambil berkata, Celakalah diriku disebabkan dosa-dosa yang telah aku lakukan. Dia mengucapkannya dua atau tiga kali, maka Rasulullah Saw. berkata kepadanya, Ucapkanlah doa ini, Ya, Allah! Ampunan-Mu lebih luas daripada dosa-dosaku dan rahmat-Mu lebih bisa diharapkan daripada amal perbuatanku. Laki-laki itu mengucapkan doa yang diajarkan oleh Rasulullah Saw. Kemudian Rasulullah Saw. berkata kepadanya, Ulangilah! Maka orang itu mengulanginya. Rasulullah Saw. berkata kepadanya, Ulangi sekali lagi! Maka orang itu mengulanginya. Kemudian Rasulullah Saw. berkata, Bangunlah! Karena Allah telah mengampuni dosamu. [Al HakimdalamAl Mustadrak, (1/543)] Wahai, engkau yang sakit! Mintalah kepada Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Kuasa, supaya memberi kesembuhan kepadamu secepatnya dan menyelamatkanmu dari segala penyakit dan kesulitan. Aku ingin bertanya kepadamu: Pernahkah kamu bertanya, mengapa Allah mencobamu dengan penyakit dan musibah ini? Barangkali untuk kebaikan-kebaikan yang tidak engkau ketahui, namun Allah mengetahuinya. Pernahkah terlintas dalam pikiranmu bahwa Allah mencobamu dengan penyakit ini agar Dia bisa mendengar suaramu ketika kamu berdoa, meminta kepada-Nya. Dia ingin melihat kebutuhanmu, kelemahanmu, kerendahanmu dan kekhusyuanmu dihadapan-Nya?! Maha Suci Allah yang telah memunculkan doa dengan musibah dan memunculkan syukur dengan kesempitan. Wahai, orang yang sakit! Jauhilah prasangka buruk kepada Allah, jika penyakitmu tidak sembuh-sembuh. Jangan menyangka bahwa Allah tidak menginginkan kesembuhan atau keselamatan bagimu atau menyangka Dia ingin mendzalimi dirimu. Jangan sampai engkau berpikiran seperti itu! Pergunakanlah baik-sangka kepada Allah untuk menghilangkan musibah yang menimpa dirimu. Rasulullah Saw. bersabda, artinya: Sesungguhnya Allah Swt. berkata, Aku berada dalam persangkaan baik hamba-Ku kepada- Ku. Jika dia menyangka dengan kebaikan, maka dia akan mendapatkan kebaikan. Apabila dia menyangka kejelekan, maka dia mendapatkan kejelekan yang dia sangkakan. [HR. Imam Ahmad dengan sanad shahih] Jika engkau berbaik sangka kepada Allah, niscaya engkau akan dapatkan kebaikan. Seorang muslim harus tahu bahwa semua yang telah ditentukan oleh Allah kepadanya adalah kebaikan untuknya selama hamba itu tidak bermaksiat. Karena pengaturan Allah kepada hamba-Nya lebih baik daripada pengaturan hamba terhadap dirinya sendiri. Dia lebih tahu kemaslahatan hamba-Nya daripada hamba itu sendiri dan lebih mampu mendatangkan manfaat daripada hamba itu sendiri. Dia lebih bijak, lebih sayang lebih baik kepada hamba daripada hamba terhadap dirinya sendiri. Tundukkanlah dirimu di hadapan-Nya dan serahkan segala urusan kepada-Nya! Bersujudlah di hadirat-Nya, seperti sujudnya seorang budak yang lemah di hadapan raja yang agung nan perkasa. Ketika itulah hatimu akan tenang dan tenteram serta dijauhkan dari kesedihan, kedukaan dan nestapa. Manusia apabila dalam keadaan lapang dan sehat, sering melupakan Tuhannya, melarikan diri dan mendurhakai-Nya. Apabila dia tertimpa musibah dan kesulitan, maka fitrahnya dan perasaannya bergerak menuju kepada Tuhan serta melupakan apa yang terjadi sebelumnya. Di sini dia meyakini, bahwa sesungguhnya tidak ada penyelamat selain Tuhan. Akhirnya tabir terbuka, kedukaan hilang dan syak wasangka lenyap. Lalu dia menjatuhkan dirinya dihadapan- Nya dengan rasa lemah, hina sambil memuji, tadharru dan menangis. Menyerahkan segala urusan dan bergantung kepada Allah, Pembuka kedukaan, Penjawab orang yang membutuhkan, Penolong orang yang minta tolong, Penyelamat orang yang tertimpa bencana, Penguat orang yang lemah, Penyelamat orang yang tenggelam dan Pendengar bisikan. [Ad Dua wa Manzilatuhu min al Aqidah al Islamiyah] Namun yang aneh dan mengherankan, bahwa ada orang apabila ditimpa penyakit dia menempuh semua jalan duniawi untuk mengobati penyakitnya, seperti pergi ke dokter, membeli obat namun tidak berdoa pada Yang Maha Kuasa. Tidakkah dia tahu bahwa tidak ada kesembuhan, melainkan melalui kekuasaan Allah? Apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku. [QS. Asy Syuaraa`:80]
  11. 11. 11 Saudaraku seislam! Benar, engkau bisa menempuh semua sebab-sebab duniawi, namun semuanya tidak ada pengaruhnya, jika Allah tidak menolongmu dan membukakan pintu taufik- Nya kepadamu. Aduhai sengsaranya orang-orang yang mendurhakai dan melanggar larangan-larangan Allah. Ayat-ayat Al Quran telah menyebutkan bahwa doa menjadi sebab diangkatnya bencana dan musibah dan menjadi penghalang dari siksa dan kebinasaan. Sedangkan meninggalkan doa menjadi sebab turunnya siksa dan bencana. Doa amat jelas pengaruhnya dalam mencegah turunnya siksa dan bencana, begitu pula sebaliknya. Allah Swt . berfirman, artinya: Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku jika datang siksaan Allah kepada kalian atau datang kepada kalian hari Kiamat. [QS. Al Anaam: 40] Sampai dengan firman-Nya dalam ayat selanjutnya, Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul kepada umat-umat yang sebelum kamu, kemudian Kami siksa mereka dengan menimpakan kesengsaraan dan kemelaratan, supaya mereka memohon kepada Allah dengan tunduk dan merendahkan diri. Maka mengapa mereka tidak memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri ketika datang siksaan Kami kepada mereka, bahkan hati mereka telah menjadi keras dan syaitanpun menampakkan kepada mereka kebagusan apa yang selalu mereka kerjakan. [QS. Al Anaam: 42-43] Ibnu Katsir rahimahullah menafsirkan ayat ini, bil ba`saa`, artinya kemiskinan dan kesempitan dalam mencari nafkah, sedangkan adh-dharra`, maksudnya adalah segala macam bentuk penyakit, jadi dalam ayat ini Allah menegaskan bahwa Dia menimpakan kemiskinan dan juga penyakit kepada manusia. Laallahum yatadharraun, maksudnya supaya mereka meminta kepada Allah dengan tunduk dan merendahkan diri. Fa laula idz ja ahum ba`suna tadharrauu, maksudnya maka mengapa mereka tidak memohon kepada Allah dengan tunduk dan merendahkan diri, ketika datang siksaan Kami. [Tafsir Ibnu Katsir] Ini artinya jika mereka berdoa dan bertakwa mengikuti syariat dari Allah Swt., niscaya akan diangkat bencana dari mereka, sebagaimana terjadi pada kaum Yunus, namun mereka tidak berdoa kepada Allah dan tidak tunduk sambil merendahkan diri kepada-Nya, sehingga bencana menimpa mereka. Keterangan ini sangat jelas, mengenai pengaruh doa dalam menghilangkan bencana dan musibah. Sebagaimana dijelaskan dalam perkataan Allah dalam permulaan ayat ini, artinya: Maka Dia menghilangkan bahaya yang karenanya kamu berdo'a kepadaNya, jika Dia menghendaki. [QS. Al Anaam: 41] Di sini sangat jelas bahwa doa adalah sebab untuk menghilangkan musibah. Huruf fa dalam ayat ini adalah fa yang menunjukkan arti sebab. Hal ini seperti ayat yang telah lalu, yaitu, Katakanlah: "Tuhanku tidak mengindahkan kalian, melainkan kalau ada doa kalian. Tetapi bagaimana kalian berdoa kepada-Nya, padahal kalian sungguh telah mendustakan-Nya? karena itu kelak azab pasti menimpa kalian. [QS. Al Furqaan: 77] Huruf fa` dalam ayat ini menjelaskan penafsiran doa, bahwa Allah tidak mengindahkan hamba-hamba-Nya, melainkan kalau ada doa mereka kepada-Nya. Maka hal ini menunjukkan bahwa doa memiliki pengaruh yang besar. [Ad Dua wa Manzilatuhu min Al Aqidah Al Islamiyah] Kapan Doa Diharamkan Abu Said Al Khudri ra. berkata, Nabi Saw. bersabda, Kalian jangan mencela sahabat-sahabatku! Seandainya salah seorang di antara kalian menyedekahkan emas sebesar gunung Uhud, maka hal itu tidak akan menyamai sedekah mereka walaupun satu mud atau setengahnya. [HR. Bukhari (3673),Muslim(2541),Abu Dawud (5141), At Tirmidzi (3860) dan Ibnu Majah (161)] [1 Mud = 0,687 liter = 543 gram, lihatKamus Krapyak Al Ashri ] Abdullah bin Amru ra. berkata, Nabi Saw. bersabda, Sesungguhnya di antara dosa besar yang paling berat adalah mencaci ibu-bapak. Para sahabat bertanya, Ya, Rasulullah! Bagaimana bisa seseorang mencaci ibu-bapaknya? Jawab Rasulullah Saw., Dia mencaci bapak orang lain, lantas orang itu membalas mencaci bapaknya, kemudian dia mencaci ibu orang lain, lalu orang itu membalas mencaci ibunya. [HR. Bukhari (9583),Muslim(90),Abu Dawud (5141) dan At Tirmidzi (1903)]
  12. 12. 12 Nabi Saw. bersabda, artinya: Sekali-kali, janganlah kamu berharap kematian dan jangan pula berdoa dengan kematian sebelum maut datang sendiri. Karena apabila kamu mati, maka akan terputus amalmu. Sesungguhnya bertambah umur seorang mukmin, maka bertambah pula kebaikan yang dapat diperbuatnya. [HR. Bukhari (6652),Muslim(110),Abu Dawud (3257) At Tirmidzi (1543) dan An Nasai dalam Al Mujtaba (7/5-6)] Abu Darda` ra. berkata, Aku mendengar Rasulullah Saw. bersabda, Sesungguhnya orang yang suka melaknat tidak akan bisa memberi kesaksian dan syafaat pada hari Kiamat. [HR. Muslim(2598) dan Abu Dawud (4907)] Anas ra. meriwayatkan bahwa suatu ketika Rasulullah Saw. menjenguk seorang muslim yang sakit lemah, sehingga dia seperti anak burung yang baru menetas (lemah tiada berdaya). Maka Rasulullah Saw. berkata kepadanya, Apakah engkau pernah berdoa atau meminta sesuatu kepada Allah Swt.? Jawabnya, Ada! Ya, Rasulullah! Aku pernah mengucapkan doa berikut, Allahumma maa kunta muaqibii bihi fil akhirati, faajjilhu lii fiddunya, (Ya Allah! Seandainya Engkau akan menyiksaku di akhirat, maka segerakanlah siksaan itu bagiku di dunia ini) maka Rasulullah Saw. berkata, Maha Suci Allah! Engkau tidak akan sanggup menanggungnya. Tidakkah engkau berdoa dengan doa berikut, Allahumma aatina fid dunya hasanah wafil aakhirati hasanah, waqina adzaban naar. (Ya Allah! Berilah kami kebaikan di dunia dan kebahagiaan di akhirat serta hindarkanlah kami dari siksa neraka) Anas berkata, Lalu Rasulullah Saw. mendoakan kesembuhan bagi orang itu, maka sembuhlah ia. [HR. Muslim (2688),At Tirmidzi (3487) dan An Nasa`i dalam Sunan Al Kubra (1095)] Samurah bin Jundub ra. berkata, Rasulullah Saw. bersabda, artinya: Sesungguhnya jika seorang manusia melaknat sesuatu, maka laknat itu akan naik ke langit. Namun langit tertutup dan menghalanginya, kemudian laknat jatuh ke bumi. Namun bumi tertutup dan menghalanginya, kemudian laknat itu bergerak ke kanan dan ke kiri. Apabila tidak mendapatkan tempat, laknat itu akan menimpa orang yang dilaknati, jika ia memang pantas mendapatkan laknat tersebut. Namun jika tidak, maka laknat itu kembali kepada orang yang mengucapkannya. [HR. Abu Dawud (4905)] Abu Hurairah ra. meriwayatkan bahwa Nabi Saw. berkata, artinya: Allah senantiasa memperkenankan doa seorang hamba, selama doa itu tidak mengandung dosa atau memutus silaturrahmi dan selama tidak minta cepat-cepat dikabulkan. Ada yang bertanya, Ya, Rasulullah! Apa maksudnya minta cepat-cepat? Jawab beliau, Jika seseorang berkata dalam doanya, Aku telah berdoa dan terus berdoa, namun aku belum melihat doaku diperkenankan. Lalu dia putus asa dan berhenti berdoa. [HR. Muslim(2735),At Tirmidzi (3602), Bukhari (6340), Al Muwaththa` (1/213),Abu Dawud (1484) dan Ibnu Majah (3853)] Etika Doa Memulai Doa dengan pujian kepada Allah Azza wa Jalla dan Shalawat serta Salam Kepada Nabi Muhammad Saw. Pujian ini dengan tawassul kepada Allah Swt. melalui nama-nama dan sifat-sifat-Nya yang mulia. Apabila kita memperhatikan doa-doa yang tertera dalam Al Quran dan Sunnah, kita akan mendapatkan bahwa mayoritas doa dimulai dengan pujian kepada Allah dengan sifat - sifat-Nya yang indah. Di antaranya adalah doa yang Allah ceritakan kepada hamba-Nya, para Ulil Albab, pada akhir Surat Ali Imraan. Doa ini dimulai dengan pujian kepada Allah dengan penyucian dan tidak adanya perbuatan yang sia-sia, "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. [QS. Ali Imraan:191] Di antaranya pula adalah doa Al Fatihah yang merupakan doa paling utama. Juga dimulai dengan pujian kepada Allah. Shalawat kepada Nabi Saw. adalah salah satu bentuk ibadah dan doa kepada beliau.
  13. 13. 13 Sebaik-baik pujian adalah: Laa ilaha Illallah, tahmid, takbir dan beristighfar pada-Nya. Kemudian mengucapkan shalawat kepada Nabi Muhammad Saw. Pada suatu ketika, Nabi Saw. mendengar seseorang berdoa dalam shalatnya tidak mengagungkan Tuhan dan tidak membaca shalawat untuknya Saw. Maka Rasulullah Saw. berkata, Dia terburu-buru, kemudian Rasulullah Saw. memanggilnya dan berkata kepadanya, Apabila kalian berdoa, maka mulailah dengan mengagungkan Tuhan dan memuji-Nya, kemudian bacalah shalawat kepada Nabi Saw. setelah itu berdoalah sesuai dengan keperluannya. [HR. Abu Dawud (1481), At Tirmidzi (3473),An Nasai (4413),dishahihkan oleh Al Hakim dalamAl Mustadrak (1/231) dan disetujui oleh Imam Adz Dzahabi.Ibnu Hibban juga meriwayatkannya dalambuku Shahihnya (510)] Ibnu Al Qayyim berkata, Apabila seorang yang berdoa mengumpulkan dalam doanya kehadiran hati, waktu ijabah (waktu utama dikabulkannya doa), sikap khusyu, merendahkan diri di hadapan Tuhan, tunduk kepada-Nya, kelembutan hati, menghadap kiblat, dalam keadaan suci, mengangkat kedua tangannya kepada Allah, memulai dengan memuji kepada Allah dan menyanjung-Nya, kemudian membaca shalawat kepada Rasulullah Saw., mendahulukan taubat dan istighfar sebelum mengungkapkan keperluannya, setelah itu mengungkapkan keperluannya dan bersungguh-sungguh dalam meminta, berdoa dengan harap dan cemas, bertawassul mempergunakan nama-nama dan sifat-sifat-Nya yang indah sambil mengesakan-Nya dan sebelum melakukan doa dia telah mendahului dengan mengeluarkan shadaqah, maka doa seperti ini tidak akan tertolak. Apalagi jika doa-doa yang dibaca sesuai dengan yang diajarkan oleh Nabi Saw. dan doa tersebut adalah doa yang dekat untuk dikabulkan serta doa itu mengandung nama Allah yang paling agung. [Al Jawab Al Kafi, karya Ibnu Al Qayyim] Ali bin Abi Thalib ra. berkata, Pada suatu hari aku bersama Rasulullah Saw., Abu Bakar dan beberapa orang sahabat. Kami melewati Abdullah Ibnu Masud yang sedang shalat. Nabi Saw. bertanya, Siapakah dia? Ada yang menjawab, Dia adalah Abdullah Ibnu Masud. Nabi berkata, Sesungguhnya Abdullah Ibnu Masud membaca Al Quran persis ketika diturunkan. Maka Abdullah memuji kepada Allah dengan pujian yang sangat baik, kemudian dia meminta dengan permintaan yang sangat indah dan bersungguh-sungguh dalam meminta, kemudian berkata, Ya, Allah! Aku minta kepada-Mu keimanan yang tanpa keraguan, kenikmatan yang tidak akan habis dan menjadi teman Nabi Muhammad Saw. di tempat tertinggi dalam surga-Mu yang kekal. Ali berkata, Rasulullah Saw. bersabda, Mintalah niscaya Allah akan memperkenankan! dua kali- Maka aku berlari untuk memberi kabar gembira kepada Abdullah, namun Abu Bakar telah mendahuluiku. Memang Abu Bakar adalah orang yang paling cepat dalam kebaikan. [HR. Al HakimdalamAl Mustadrak (3/317), An Nasa`i (869),At Tirmidzi (592),Ibnu Hibban (7067) dan Imam Ahmad dalam Musnadnya (1/386,400)] Mengangkat Kedua Tangan dan Membukanya Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra. dalam haditsnya tentang pembebasan kota Mekah, Sesungguhnya Rasulullah Saw. mendatangi bukit Shafa, lalu beliau mendakinya hingga bisa melihat Kabah. Kemudian beliau mengangkat kedua tangannya, memuji Allah dengan pujian yang indah dan berdoa dengan mengungkapkan keperluan yang beliau kehendaki. [HR. Muslim (913), Abu Dawud (1195) dan An Nasa`i dalam Al Mujtaba (3/125)] Ibnu Abbas ra. berkata, Sesungguhnya Rasulullah Saw. bersabda, Cara berdoa adalah dengan mengangkat kedua tanganmu sejajar pundakmu, cara istighfar dengan memberi isyarat dengan satu jari sedangkan cara pujian adalah dengan mengulurkan kedua tanganmu. [HR. Al HakimdalamAl Mustadrak (1/536),Abu Dawud (1489) dan Imam Adz Dzahabi menyebutkan hadits ini dalam Talkhishnya] Amir bin Saad bin Abi Waqqash ra. meriwayatkan dari ayahnya, Kami bersama Rasulullah Saw. keluar dari Mekah menuju Madinah. Ketika kami hampir sampai di daerah Azura`, beliau turun dari untanya, lalu beliau mengangkat kedua tangannya dan berdoa beberapa saat lamanya. Kemudian beliau sujud dalam waktu yang cukup lama, setelah itu beliau bangun, mengangkat kedua tangannya sambil berdoa beberapa saat kemudian sujud lagi. [HR. Abu Dawud (2770)]
  14. 14. 14 Istighfar, Taubat dan Mengakui Dosa Allah Swt. berfirman, artinya: Sesungguhnya jikalau mereka ketika menganiaya dirinya datang kepadamu, lalu memohon ampun kepada Allah dan Rasul pun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. [QS. An Nisaa`:64] Allah Swt. berfirman, artinya: Dan Allah sekali-kali tidak akan mengadzab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengadzab mereka, sedang mereka meminta ampun. [QS. Al Anfaal: 33] Allah Swt. berfirman, artinya: Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya. (Jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberikan kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya. [QS. Huud: 3] Saudaraku seiman! Perbanyaklah istighfar setiap waktu, baik malam maupun siang, karena Allah Swt. telah berfirman, artinya: Maka aku katakan kepada mereka, Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, -sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun- niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, membanyakkan harta dan anak-anakmu dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan pula di dalamnya sungai-sungai. [QS. Nuh: 10-12] Rasulullah Saw. bersabda, artinya: Iblis berkata, Demi keagungan-Mu, biarkan aku menyesatkan hamba-hamba-Mu selama ruh mereka masih berada dalam jasad mereka, maka Allah Swt. berkata, Demi keagungan-Ku! Aku akan tetap mengampuni mereka selama mereka meminta ampun kepada-Ku. [HR. Imam Ahmad (3/29) dan Al Hakimberkata: Sanadnya shahih.Hadits ini juga diriwayatkan oleh Ath Thabrani dan Abu Yala] Rasulullah Saw. bersabda, artinya: Barangsiapa senantiasa membaca istighfar, maka Allah akan menghilangkan kedukaannya, melapangkan kesempitannya dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. [HR. Abu Dawud dalamkitab Shalat, (1518),An Nasai (456),Ibnu Majah dalamkitab Al Adab (3819), Al Hakim(1062), dia berkata: Sanadnya shahihdan Ath Thabrani juga menyebutkannya dalam Al Mujam Al Kabir (10/324)] Rasulullah Saw. bersabda, artinya: Barangsiapa yang ingin gembira melihat catatan amal perbuatannya, maka perbanyaklah membaca istighfar. [HR. Al Baihaqi dengan sanad yangbaik dan hadits ini jugadiriwayatkan oleh Ath Thabrani dalamAlMujam Al Ausath (1/48 B): Atiq bin Yakub sendirian meriwayatkan hadits ini.Hadits ini juga disebutkan dalamMajmauz Zawaid (10/208)] Abu Hurairah ra. berkata, Rasulullah Saw. bersabda, Demi Dzat yang jiwaku berada dalam kekuasaan-Nya! Seandainya kalian tidak melakukan dosa, niscaya Allah akan menggantikan kalian dengan umat lain yang melakukan dosa. Kemudian mereka meminta ampun kepada Allah maka Allah mengampuni mereka. [HR. Muslim (1063) dan dalamMushannaf Abdurrazak (11/181)] Rasulullah Saw. biasanya mengulangi doa dan istighfar sebanyak tiga kali. Abu Hurairah ra. berkata, Aku mendengar Rasulullah Saw. bersabda, artinya: Sesungguhnya seorang hamba jika melakukan dosa, lalu dia berdoa, Tuhanku aku telah melakukan dosa, ampunilah aku! Maka Tuhan berkata, Hamba-Ku tahu bahwa dia memiliki Tuhan yang mengampuni dosa dan menghukumnya, Aku telah mengampuni hamba-Ku. Kemudian dia melakukan aktivitasnya seperti biasa beberapa waktu lamanya. Setelah itu dia melakukan dosa lagi lalu berdoa, Tuhanku! Aku telah melakukan dosa, ampunilah aku! Maka Allah berkata, Hamba-Ku tahu bahwa dia memiliki Tuhan yang mengampuni dosa dan menghukumnya, telah Aku ampuni dosanya. Kemudian ia melakukan pekerjaannya seperti biasa beberapa waktu lamanya, setelah itu dia melakukan dosa lagi, lalu berdoa, Tuhanku! Aku telah melakukan dosa lagi, ampunilah aku! Allah berkata, Hamba-Ku tahu bahwa dia
  15. 15. 15 memiliki Tuhan yang mengampuni dosa dan menghukumnya. Aku telah mengampuni dosanya untuk ketiga kalinya. Berbuatlah apa saja, Aku tetap membukakan pintu ampunan baginya. [HR. Bukhari (7507),Muslim(2758),An Nasa`i (4190) dan Ibnu Sunni (392)] Merendahkan Diri di Hadapan-Nya dan Melembutkan Suara ketika Berdoa Allah Swt. berfirman, artinya: Dan sesungguhnya Kami telah mengutus (rasul-rasul) kepada umat-umat yang sebelum kamu, kemudian Kami siksa mereka dengan (menimpakan) kesengsaraan dan kemelaratan, supaya mereka memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri. Maka mengapa mereka tidak memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri ketika datang siksaan Kami kepada mereka, bahkan hati mereka telah menjadi keras. [QS. Al Anaam: 42-43] Allah Swt. berfirman, artinya: Berdo'alah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut . [QS. Al Araaf: 55] Allah Swt. berfirman, artinya: Dan sebutlah (nama) Tuhannmu dalam hatimu dengan merendahkan diri, rasa takut dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang. [QS. Al Araaf: 205] Abu Musa Al Asyari ra. berkata, Rasulullah Saw. bersabda, Hai, manusia! Rendahkanlah hati dan suara kalian! Sesungguhnya kalian tidak berdoa kepada yang tuli dan jauh. Namun kalian berdoa kepada Yang Maha Mendengar, Maha Melihat lagi Dekat. Kemudian beliau mendatangiku, ketika aku sedang mengucapkan, La haula wa laa quwwata illa billah. (Tidak ada daya dan tidak ada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah). Rasulullah Saw. berkata kepadaku, Wahai, Abdullah bin Qais! Ucapkanlah, La haula wa la quwwata illa billah, sesungguhnya ia adalah salah satu perbendaharaan surga. [HR. Bukhari (6384),Muslim(92704),Abu Dawud (1526), (1527) dan (1528), At Tirmidzi (3371),An Nasa`i (5380) dan Ibnu Majah (3824)] Apabila Berdoa dalam Shalat, Maka Jangan Mengangkat Pandangan ke Atas Abu Hurairah ra. berkata, Rasulullah Saw. bersabda, Berhentilah mengangkat pandangan ke atas ketika berdoa dalam shalat atau mata mereka akan disambar oleh kilat hingga buta. [HR. Muslim(429) dan An Nasai dalam Al Mujtaba (3/39)] Bersungguh-Sungguh dalam Doa dan Mengulanginya Ubai bin Kaab ra. berkata, Sesungguhnya Rasulullah Saw. bersabda, Ya, Allah! Ampunilah umatku. Ya, Allah! Ampunilah umatku. Ya, Allah! Ampunilah umatku. [Potongan dari hadits yangdiriwayatkan dalamShahih Muslim(82) juga dirawayatkan oleh Abu Uwanah dalam Musnadnya dan Imam Ahmad juga dalam Musnadnya (5/127)] Aisyah ra. berkata, Rasulullah Saw. bersabda, Jika kalian meminta kepada Allah, maka perbanyaklah, karena sesungguhnya ia meminta kepada Tuhannya. [HR. Ath Thabrani dalam Al Mujam Al Ausath, perawinya sesuai dengan syaratshahih dan juga diriwayatkan oleh Ibnu Hibban (889)] Ali ra. berkata, Pada perang Badar, aku ikut berperang. Setelah beberapa saat terlibat dalam pertempuran, aku menemui Rasulullah Saw. untuk melihat apa yang sedang diperbuat oleh beliau. Aku datang dan mendapatkan beliau sedang bersujud sambil mengucapkan, Ya Hayyu, Ya Qayyum (Maha Berdiri Sendiri lagi Maha Mengurus Makhluk-Makhluk-Nya), maka aku kembali ke medan perang. Kemudian aku menemui Rasulullah Saw. sekali lagi, ternyata beliau masih dalam keadaan sujud sambil mengucapkan doa yang sama. Akhirnya Allah memberikan kemenangan kepada kami. [HR. An Nasa`i (10447) dan Al Hakimdalam Al Mustadrak (1/222)] Mengusap Muka setelah Selesai Doa Sesungguhnya Nabi Saw. apabila berdoa, beliau mengangkat kedua tangannya. Setelah selesai beliau mengusapkan kedua telapak tangannya ke wajahnya. [HR. Abu Dawud (1492)] Umar bin Al Khattab ra. berkata,
  16. 16. 16 Rasulullah Saw. apabila mengangkat kedua tangannya dalam doa, beliau tidak menurunkannya hingga mengusapkan kedua tangannya ke wajahnya. [HR. At Tirmidzi (3386) dia berkata, Hadits gharib.Al Hakim dalam Al Mustadrak (1/536)] Syarat-Syarat Doa Menjauhi Hal-Hal yang Haram Ini adalah syarat utama bagi diterimanya doa. Oleh karena itu kita harus menjaga usaha kita dalam hal-hal yang halal sesuai syariah, jika ingin doa kita dikabulkan. Dalam sebuah hadits disebutkan, Kemudian Nabi Saw. menyebutkan seorang laki-laki yang telah melakukan perjalanan jauh, rambutnya kusut dan berdebu. Orang itu mengangkat kedua tangannya ke langit sambil berdoa, Tuhanku! Tuhanku! Padahal makanannya dari barang yang haram, minumannya dari barang yang haram dan dia diasuh dengan makanan yang haram, maka bagaimanakah Allah akan memperkenankan doanya?! [HR. Muslimdan At Tirmidzi] Memperbanyak Doa pada Waktu Lapang dan Senang Sifat hamba yang shalih adalah senantiasa menjaga doa, baik dalam keadaan senang maupun sulit. Adapun hamba yang lupa, maka dia berlindung kepada Allah hanya pada waktu sulit saja, kemudian melupakan-Nya. Ini adalah keadaan mayoritas manusia yang tidak mendapat petunjuk Allah. Allah Swt. berfirman, artinya: Maka apabila manusia ditimpa bahaya ia menyeru Kami, kemudian apabila Kami berikan kepadanya nikmat dari Kami ia berkata: "Sesungguhnya aku diberi nikmat ini hanyalah karena kepintaranku. Sebenarnya itu adalah ujian. [QS. Az Zumar: 49] Jangan Ingin Cepat Melihat Hasil Saudaraku seislam! Hati-hatilah, jangan sampai engkau berkata, Aku telah berdoa dan berdoa, namun aku tidak melihat doaku dijawab. Ketahuilah bahwa semua orang yang berdoa akan dikabulkan, selama makanan, minuman dan pakaiannya berasal dari hasil usaha yang halal. Adakalanya Allah mengabulkan doamu sesuai permintaan yang engkau minta atau Allah tahu bahwa doamu akan mendatangkan keburukan pada dirimu, maka Dia mengalihkan keburukan ini dan tidak memperkenankan doa yang terdapat keburukan. Adakalanya dengan menghindarkan kejelekan dari dirimu, sesuai yang engkau minta. Perhatikanlah hadits Rasulullah Saw. berikut! Tidak ada seorang muslim di muka bumi yang berdoa kepada Allah dengan suatu doa, kecuali Allah akan mengabulkan doanya atau menghindarkan kejelekan darinya, sesuai dengan doa yang diucapkan, selama doanya tidak mengandung dosa atau memutus silaturrahmi. Ada seorang laki-laki berkata, Kalau begitu kita memperbanyak doa, Nabi Saw. berkata, Demi Allah! Perbanyaklah doa! [HR. At Tirmidzi (3564),Al Hakim (1/497) dia berkata, Sanadnya shahih.Ibnu Abi Syaibah juga meriwayatkan dalam Mushannafnya (10/201)] Setelah penjelasan ini, maka seorang muslim harus tahu bahwa apa yang telah diatur Allah kepadanya adalah kebaikan yang sebenarnya. Karena pengaturan Allah kepada hamba-Nya, lebih baik dari pengaturan hamba kepada dirinya sendiri. Allah lebih tahu kemaslahatan hamba, lebih mampu mendatangkan dan menghasilkannya daripada hamba itu sendiri. Dia lebih bijak, lebih sayang dan lebih baik kepada diri hamba-Nya daripada hamba itu terhadap dirinya sendiri. [At Tawakkal Ala Allah, karya Ibnu Abi Ad Dunya] Saudaraku seiman! Hati-hatilah, jangan sampai anda menjadi orang yang putus asa dan berkata, Aku telah berdoa dan berdoa namun tidak dijawab, kemudian engkau bosan dan meninggalkannya. Rasulullah Saw. telah bersabda, artinya: Jangan merasa bosan dalam berdoa, karena tidak ada seorangpun yang sengsara disebabkan doa. [HR. Ibnu Hibban dan Al Hakim dalam Al Mustadrak (1/507) dia berkata, Sanadnya shahih.] Saudaraku! Kalian harus sabar dan jangan putus asa. Ketahuilah bahwa ibadah adalah doa. Pahala atas doa yang dilakukan dengan keikhlasan kepada Allah Azza wa jalla.
  17. 17. 17 Rasulullah Saw. bersabda, artinya: Sesungguhnya Tuhanmu Maha Hidup lagi Maha Mulia. Dia malu jika hamba-Nya mengangkat kedua tangannya ke langit, mengembalikannya dengan tidak memberi apa-apa. [HR. Al Hakim, dia berkata,Sanadnya shahih.(1/497), Abu Dawud (1488),At Tirmidzi (3551),Ibnu Majah (3865),Ibnu Hibban dalam Shahihnya (2399) dan Al Mawardi (876)] Jabir bin Abdullah ra. meriwayatkan dari Rasulullah Saw., beliau bersabda, Pada hari Kiamat Allah akan memanggil orang mukmin, hingga orang mukmin tersebut berada di hadapan-Nya. Allah berkata, Hamba-Ku! Sesungguhnya Aku telah memerintahkanmu supaya berdoa kepada-Ku dan Aku telah menjanjikan kepada-Mu untuk menjawab doamu, sudahkah kamu berdoa kepada-Ku? Jawab hamba, Sudah, Tuhanku! Allah berkata, Bukankah Engkau tidak berdoa dengan suatu doa, melainkan Aku perkenankan doamu? Bukankah pada suatu hari engkau pernah berdoa kepada-Ku, karena kesusahan yang menimpamu, maka Aku hilangkan kesusahanmu itu? Jawab orang mukmin itu: Benar, Tuhanku! Allah berkata: Maka Aku telah mempercepat dengan mengabulkannya di dunia. Bukankah pada suatu hari engkau pernah berdoa karena suatu kebutuhan dan engkau ingin agar Aku memenuhinya, namun engkau tidak melihat jawabannya? Hamba mukmin itu berkata, Benar, Tuhanku! Allah berkata, Sesungguhnya Aku menyimpannya untukmu di surga dengan balasan ini dan ini. Rasulullah Saw. berkata, Allah Swt. menerangkan bahwa setiap doa akan dikabulkan, adakalanya dengan dipercepat di dunia atau menyimpannya untuk orang yang berdoa tersebut di akhirat dan adakalanya dengan mengampuni dosa-dosanya. Rasulullah Saw. berkata, Maka orang mukmin itu berkata, Aduhai, seandainya doa-doaku tidak dipercepat jawabannya di dunia. [HR. Al Hakim dalamAl Mustadarak (1/394), dia berkata,Al Fadhl bin Isa Ar Ruqasyi sendirian meriwayatkan haditsini dan diatidak dituduh dengan pemalsuan hadits.Pendapat ini didukungoleh Adz Dzahabi] Saudaraku! Ketahuilah bahwa semua doa yang dikabulkan tergantung pada pakaian, makanan serta usaha yang halal sesuai hukum Islam. Karena ini adalah syarat utama diterimanya doa. Jika tidak begitu, maka doa tidak pernah dikabulkan baik di dunia maupun di akhirat. Manfaat Doa Memanjangkan Umur dan Menambah Rezeki Saudaraku seiman! Sesungguhnya di antara faedah doa adalah dipanjangkannya umur dan ditambahnya rezeki, sesuai dengan hadits Rasulullah Saw., artinya: Tidak ada yang bisa menolak takdir, kecuali doa dan tidak ada yang menambah umur kecuali perbuatan baik. Sesungguhnya seseorang terhalang dari rezeki disebabkan dosa yang dilakukannya. [HR. At Tirmidzi,Ibnu Majah dan Al Hakim dalambukunya Al Mustadrak (1/493). Al Hakim berkata, Sanadnya shahih.Imam Ath Thahawi meriwayatkan dalam Al Mujam Al Kabir (6/308)] Dalil yang lain, diriwayatkan bahwa Adam meminta kepada Allah agar ditampakkan kepadanya gambar nabi- nabi dari keturunannya, maka Allah menampakkan mereka kepadanya. Tiba-tiba Adam melihat seorang laki-laki yang keringatnya mengalir dari tubuhnya. Adam bertanya, Tuhanku! Siapakah dia? Jawab Allah, Dia adalah puteramu, Dawud. Tanya Adam, Berapa umurnya? Allah menjawab, Empat puluh tahun. Tanya Adam, Lalu berapa umurku? Jawab Allah. Seribu tahun. Kata Adam, Kalau begitu, aku berikan kepadanya enam puluh tahun dari umurku. Maka perkataannya tersebut dicatat dalam buku catatan amal dan disaksikan oleh para malaikat. Ketika Adam telah dekat ajalnya, dia berkata, Umurku masih ada enam puluh tahun lagi. Allah berkata, Tidakkah engkau ingat bahwa engkau telah memberikannya kepada anakmu, Dawud? Adam mengingkari hal itu, maka malaikat mengeluarkan buku catatan yang terdapat perkataan Adam. Nabi Saw. bersabda, Adam lupa, maka anak keturunannya juga lupa. Adam ingkar, maka anak keturunannya juga ingkar. [HR. At Tirmidzi,dia berkata, Hadits hasan shahih.Hadits ini juga diriwayatkan oleh Al Hakimdan dia menghukumi shahih (2/325). Pendapatnya ini disetujui oleh Adz Dzahabi.Syeikh Al Albani juga menshahihkan hadits ini dalam Shahih Al Jami (5209)]
  18. 18. 18 Rasulullah Saw. juga mendoakan dengan panjang umur kepada pelayannya, Anas bin Malik ra., sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dari Anas bin Malik ra., dia berkata, Ummu Salim Ibunya Anas- berkata, Ya, Rasulullah! Tidakkah anda mau mendoakan pelayan kecilmu ini? Maka Rasulullah mendoakannya, Ya, Allah! Perbanyak hartanya dan anaknya, panjangkan usianya dan ampuni dosanya. Anas berkata, Demi Allah! Sungguh hartaku sangat banyak. Anak dan cucuku lebih dari seratus orang saat ini. Anas memiliki kebun yang berbuah dua kali setiap tahun dan menghembuskan aroma yang harum, seperti harumnya minyak kesturi. Sedangkan mengenai usianya kebanyakan pendapat mengatakan bahwa usianya 167 tahun. [Fathul Bari fi Syarhi Shahihil Bukhari] Syaikh Al Albani mengomentari hadits Anas dengan perkataannya berikut, Sesungguhnya boleh bagi seseorang mendoakan saudaranya dengan panjang umur. Umar bin Khattab ra. pernah berkata kepada seorang laki-laki, Semoga Allah memanjangkan umurmu. Juga ada sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari, Bahwa penduduk Kufah mengadukan Saad kepada Umar bin Khattab. Salah seorang penduduk Kufah memuji Saad, namun tiba-tiba berdiri seorang laki-laki dari delegasi yang menghadap kepada Umar dan berkata, Sesungguhnya Saad tidak memimpin pasukan, tidak membagi harta rampasan perang secara merata dan tidak adil dalam memutuskan perkara. Saad berkata, Demi Allah! Sungguh aku akan mendoakannya (orang yang mengadukannya kepada Umar) dengan tiga hal, Ya, Allah! Apabila hamba-Mu itu dusta dan melakukan pengaduan ini karena riya` dan ingin dilihat orang, maka panjangkan usianya, tetapkan kemiskinannya dan timpakan fitnah kepadanya. Akhirnya orang yang mengadukan Saad kepada Umar tertimpa musibah. Jika ada yang bertanya kepadanya tentang musibah yang menimpanya, maka dia menjawab, Celakalah Saad! Ini semua gara-gara doanya. Abdul Malik bin Numair berkata, Sungguh aku telah melihat orang itu dalam keadaan tua renta dan dia menjadi bahan ejekan anak-anak kecil di jalan. (HR. Bukhari). Juga ada sebuah riwayat bahwa Rasulullah Saw. mendoakan Ummu Qais puteri dari Muhshan, saudara perempuan Ukasyah, dengan umur yang panjang. Orang yang meriwayatkan hadits ini berkata, Kami tidak menjumpai wanita lain yang berumur panjang seperti dia. [HR. Bukhari] Adapun firman Allah yang artinya, Apabila telah datang ajal mereka, maka mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak pula mendahulukannya, [QS. Yunuus: 49] dan firman-Nya, artinya: Sesungguhnya ketetapan Allah apabila telah datang tidak dapat ditangguhkan, [QS. Nuuh: 4] serta, Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan kematian seseorang apabila telah datang waktu kematiannya. [QS. Al Munaafiquun: 11] Ayat-ayat ini menjelaskan, bahwa jika manusia sudah berada dalam keadaan sekarat dan malaikat pencabut nyawa telah datang untuk mencabut nyawanya pada saat itu, maka tidak dapat diajukan atau ditangguhkan. Sedangkan sebelum datang ajal, maka ajal bisa ditangguhkan dan usia bisa diperpanjang dengan doa yang dikabulkan dan silaturrahmi sebagaimana telah ditetapkannya perbuatan doa, silaturahmi, dan usia seorang manusia dalam pengetahuan Allah Swt. Kisah-Kisah Sukses dengan Doa Saudaraku seiman! Para Nabi dan Rasul adalah sebaik-baik makhluk Allah dan makhluk yang paling dicintai oleh-Nya. Jika musibah menimpa mereka, apa yang mereka lakukan, kepada siapa mereka bergantung dan kepada siapa mereka mengadu? Mereka merendahkan diri kepada Allah, berdoa kepada-Nya dan menampakkan kebutuhan kepada Tuhan semesta alam. Mereka mengadu kepada Allah dan memperbaiki hubungan dan persangkaan kepada-Nya.
  19. 19. 19 Inilah Nuh as.! Dia berlindung kepada Allah dan mengadukan keadaannya kepada-Nya. Allah Swt. berfirman, artinya: Sesungguhnya Nuh telah menyeru Kami, maka sesungguhnya sebaik-baik yang memperkenankan adalah Kami. Kami telah menyelamatkannya dan pengikutnya dari bencana yang besar. [QS. Ash Shaffat: 75-76] Nuh bermunajat, merendahkan diri dan meminta dengan sungguh-sungguh. Lalu apa hasilnya? Hasilnya adalah jawaban dari Allah Swt., artinya: Dan (ingatlah kisah) Nuh, sebelum itu ketika dia berdo'a dan Kami memperkenankan do'anya, lalu Kami selamatkan dia beserta keluarganya dari bencana yang besar. [QS. Al Anbiyaa`: 76] Betapa jelasnya ayat ini menyatakan pengaruh doa. Allah Swt . berfirman, artinya: Maka dia mengadu kepada Tuhannya: "bahwasanya aku ini adalah orang yang dikalahkan, oleh sebab itu menangkanlah aku. Maka Kami bukakan pintu-pintu langit dengan (menurunkan) air yang tercurah. [QS. Al-Qamar: 10-11] Allah berfirman, artinya: Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Tuhannya: "(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang. [QS. Al Anbiyaa`: 83] Lalu apa jawabannya? Inilah jawaban dari Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang, artinya: Maka Kamipun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya, Kami kembalikan keluarganya dan Kami lipat gandakan jumlah mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah. [QS. Al Anbiyaa`: 84] Disebutkan dalam kisah Nabi Zakariya as., artinya: Dan (ingatlah kisah) Zakaria, tatkala ia menyeru Tuhannya: Ya Tuhanku janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri dan Engkaulah Pewaris Yang Paling Baik. [QS. Al Anbiyaa`: 89] Lalu apa hasilnya? Maka Kami memperkenankan do'anya dan Kami anugerahkan kepadanya Yahya dan Kami jadikan isterinya dapat mengandung. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdo'a kepada Kami dengan harap dan cemas. Mereka adalah orang-orang yang khusyu' kepada Kami. [QS. Al Anbiyaa`:90] Saudaraku! Mengapa Allah memperkenankan doa Zakariya dan isterinya? Mengapa Allah mengubah kemandulan isterinya, sehingga bisa hamil? Jawabannya, karena mereka adalah orang-orang yang cepat dalam mengerjakan perbuatan-perbuatan baik menaati syariat Allah Swt. Mereka tidak pernah bosan dalam berdoa. Hatinya selalu terpaut dan berhubungan dengan Allah Swt., sehingga dikatakan bahwa, Mereka adalah orang-orang yang khusyu' kepada Kami. Sesungguhnya keluh kesah keluar lewat hati sebelum terucap oleh lisan. Kisah-kisah doa orang mukmin dari umat-umat terdahulu untuk mendapatkan kemenangan dari musuh- musuhnya, juga terjadi pada Rasulullah Saw. bersama para sahabatnya pada perang Badar. Mereka berdoa kepada Tuhan agar diberi kemenangan dalam menghadapi orang-orang kafir Quraisy. Allah Swt. berfirman, artinya: (Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu, "Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepada kamu dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut. [QS. Al Anfaal: 9]
  20. 20. 20 Ayat ini sangat jelas, sejelas matahari di siang bolong bahwa jawaban Allah terhadap doa orang mukmin adalah dengan memenangkan mereka atas musuh mereka serta mendukung dan memberikan bantuan kepada mereka dengan malaikat-malaikat-Nya. Firman Allah berikut menceritakan pujian dan doa-doa Yunus kepada-Nya, artinya: Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap: "Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim." Maka Kami telah memperkenankan do'anya dan menyelamatkannya dari pada kedukaan. Demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman. [QS. Al Anbiyaa`: 87-88] Ayat ini menunjukkan bahwa doa menjadi sebab keselamatannya. Sebagaimana ayat ini menunjukkan bahwa jawaban terhadap doa tidak khusus bagi Yunus, namun bagi orang-orang mukmin pada umumnya. Apabila mereka tertimpa kesulitan lalu mereka berdoa dan meminta kepada Tuhan, maka Dia akan menyelamatkan mereka. Ayat ini juga menyatakan bahwa jika Yunus tidak berdoa, niscaya dia tetap berada dalam musibah yang besar dan tetap berada dalam perut ikan. Sebagaimana dijelaskan oleh ayat yang lain, artinya, Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah, niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit. [QS. Ash Shaffaat: 144] Allah berfirman, artinya: (Yang dibacakan ini adalah) penjelasan tentang rahmat Tuhan kamu kepada hamba-Nya, Zakaria, yaitu tatkala ia berdo'a kepada Tuhannya dengan suara yang lembut . [QS. Maryam: 2-3] Allah Swt. berfirman tentang kisah munajat Musa dan doanya kepada-Nya, artinya: Berkata Musa: "Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku dan mudahkanlah untukku urusanku. [QS. Thaahaa: 25-26] Allah berfirman: "Sesungguhnya telah diperkenankan permintaanmu, hai Musa. [QS Thaahaa: 36] Diceritakan bahwa suatu ketika terjadi peristiwa pada masa Nabi Saw., ada yang mengatakan bahwa peristiwa ini menjadi sebab turunnya ayat berikut, Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. [QS. Ath Thalaaq: 2-3] Kejadiannya dimulai dari seorang laki-laki yang kehilangan anaknya karena ditawan musuh. Ibunya sangat tergoncang mengetahui hal ini sehingga suaminya khawatir. Maka laki-laki itu, namanya Auf bin Malik ra., bergegas menemui Nabi Saw. dan berkata, Ya, Rasulullah! Sesungguhnya anakku ditangkap oleh musuh dan ibunya sangat tergoncang dan bersedih, apa nasehatmu kepadaku? Nabi Saw. mewasiatkan kepadanya untuk bersabar. Beliau berkata kepadanya, Perbanyaklah mengucapkan: artinya: Tiada daya dan tiada kekuatan melainkan dari Allah. Maka Auf bin Malik dan istrinya menjalankan nasehat Rasulullah Saw. Akhirnya habis gelap, terbitlah terang dan datanglah kelapangan setelah kesempitan. Ibnu Auf (anaknya Auf) berhasil mengecoh musuh dan melarikan diri sambil membawa pulang kambing-kambing mereka sebanyak empat ribu ekor, lalu memberikan kambing tersebut kepada ayahnya. Kemudian Auf mendatangi Nabi Saw. dengan gembira dan berkata, Ya, Rasulullah! Bolehkan aku memakan kambing-kambing yang dibawa puteraku? Jawab Nabi, Ya,boleh. [Tafsir Ibnu Katsir] Ya, Allah! Tuhannya Seluruh Mahluk Nafi berkata, Pada suatu hari Ibnu Umar menerima seorang tamu yang buta. Umar menyambutnya dengan baik dan memuliakannya dengan menempatkannya di rumah kediamannya. Pada tengah malam Ibnu Umar bangun, lalu mengambil wudlu dan berwudlu dengan sempurna. Kemudian shalat dua rakaat dan berdoa dengan sebuah doa. Tamunya mengetahui apa yang diperbuatnya dan memahami doa yang dibaca Ibnu Umar. Ketika Ibnu Umar kembali ke tempat tidurnya, tamunya bangun, lalu mengambil wudlu dan berwudlu
  21. 21. 21 dengan sempurna. Kemudian shalat dua rakaat setelah itu berdoa dengan doa yang ia dengar dari Ibnu Umar. Maka seketika itu Allah mengembalikan pandangannya dan ia bisa melihat. Pagi harinya dia shalat shubuh bersama Ibnu Umar sudah dalam keadaan bisa melihat. Setelah selesai shalat tamunya menoleh kepada Ibnu Umar dan berkata kepadanya: Wahai, Abu Abdurrahman! Semalam aku mendengar engkau berdoa dan aku memahaminya. Lantas aku bangun untuk melakukan apa yang telah engkau lakukan, sehingga Allah mengembalikan pandanganku. Ibnu Umar berkata, Itu adalah doa yang diajarkan Rasulullah Saw. kepada kami. Beliau mewasiatkan agar kami tidak mengajarkan kepada siapapun untuk mendapatkan perkara dunia. Nabi Saw. berkata, Ucapkanlah, Ya, Allah! Tuhannya ruh yang tak tampak dan tubuh yang fana. Aku meminta-Mu dengan wasilah ketaatan ruh yang kembali kepada jasadnya, dengan ketaatan tubuh yang menyatu dengan aliran darahnya, dengan keagungan perkataan-Mu yang terlaksana pada mereka dan hukuman-Mu yang haq di antara mereka. Semua makhluk berada di hadapan-Mu menunggu kemurahan ketentuan-Mu. Maka mereka mengharapkan rahmat-Mu dan mengkhawatirkan siksa-Mu. Ya, Allah! Jadikanlah cahaya pada mataku, keyakinan dalam hatiku, dzikir pada mulutku siang dan malam, amal perbuatan yang baik dan berilah aku rezeki. [HR. Abu Bakar bin Abi Ad Dunya dalambuku Mujaabu ad Dawah (1055).Hadits ini juga disebutkan dalam Al Mushannaf dengan jalan periwayatan yangsama] Saudaraku seislam! Allah telah memerintahkan hamba-hamba-Nya untuk berdoa dan menjanjikan kepada mereka bahwa Dia akan mengabulkan doa mereka, sebagai bentuk anugerah, kemurahan dan kebaikan dari-Nya. Allah Swt. berfirman, artinya: Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo'a apabila ia memohon kepada-Ku. [QS. Al Baqarah: 186] Allah juga berfirman, artinya: Berdo'alah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. [QS. Ghaafir: 60] Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji. [QS. Ar Rad: 31] Keyakinan bahwa Allah tidak menyalahi janji-Nya adalah akidah bagi setiap orang yang beriman kepada-Nya. Sikap inilah yang dituntut oleh nas-nas Islam sebagaimana dituntut oleh fitrah yang lurus, akal yang bersih dan tradisi yang berlaku di kalangan orang-orang yang mulia. Saudaraku seiman! Sesungguhnya jawaban terhadap doa para nabi atas beratnya musibah yang menimpa mereka, datang setelah kehendak yang kuat, doa yang banyak, permohonan dan seruan. Ini adalah fakta dan realita yang sangat jelas, bahwa siapa saja yang bertawakkal kepada Allah, bergantung dan memperbaiki hubungan kepada-Nya, maka Allah memperkenankan doanya, menjaganya dan membimbingnya. Jika tidak di dunia, maka jawaban itu adakalanya di akhirat, sedangkan akhirat adalah tempat yang lebih baik dan lebih kekal. Kepada semua yang tertimpa bencana dan kesusahan... Kepada semua yang tertimpa kesulitan dan kesempitan... Aku katakan kepada mereka, Tenanglah! Karena sebelum kalian telah banyak orang-orang yang tertimpa musibah. Musibah tidak berlangsung selamanya. Ada banyak kisah dari orang-orang yang tertimpa penyakit, kemiskinan, penindasan atau kehilangan, kemudian datang pertolongan. Pertolongan yang diantar oleh Yang Maha Pengasih dan Maha Penjawab Doa. Sesungguhnya pada orang yang tertimpa musibah banyak terdapat pelajaran. Ibnu Al Qayyim berkata dalam Zaadul Miad, Sesungguhnya kebahagiaan dunia saat ini adalah impian belaka atau seperti bayangan yang mudah hilang. Jangan bersedih dan berduka wahai saudaraku! Di dunia ini engkau bisa tertawa dan menangis, berkumpul dan berpisah, merasakan kesempitan dan kelapanagan, juga kebahagiaan dan kesedihan. Mari angkat kedua tangan kita kepada Allah dan bersungguh- sungguh dalam berdoa, Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. [QS. Nasyrah: 5]
  22. 22. 22 Waktu dan Tempat Mustajabah Hari Arafah Rasulullah Saw. mendoakan umatnya pada sore hari di Arafah. Maka doanya dijawab, (Allah berkata) Aku telah mengampuni mereka, kecuali orang dzalim. Karena Aku akan membuat perhitungan terhadap orang yang dzalim atas kedzalimannya. Nabi Saw. berkata Tuhanku! Bagaimana kalau Engkau memberikan surga kepada orang yang didzalimi dan mengampuni orang yang berbuat dzalim? Namun tidak ada jawaban terhadap doa beliau sore itu. Ketika Rasulullah Saw. berada di Muzdalifah keesokan harinya, beliau mengulangi doanya, maka doanya diperkenankan. Ketika itu Rasulullah Saw. tersenyum. Abu Bakar dan Umar ra. bertanya kepada beliau, Demi ayah dan ibuku! Wahai, Rasulullah! Apa yang membuat anda tertawa? Rasulullah Saw. menjawab, Sesungguhnya Iblis, ketika mengetahui bahwa Allah menjawab doaku dan mengampuni umatku, dia mengambil pasir lalu menaburkannya ke kepalanya sambil menyumpah-nyumpah. Perbuatannya inilah yang membuatku tertawa. [HR. Ibnu Majah dan Al Baihaqi.Al Baihaqi berkata,Hadits ini memiliki banyak hadits pendukung,sebagian telah kami sebutkan dalambuku Al Bats.] Ampunan tersedia bagi orang dzalim yang taubat. Rasulullah Saw. bersabda, Sebaik-baik doa adalah pada hari Arafah. [HR. At Tirmidzi (3579).Dia berkata, Ini hadits gharib.] Lailatul Qadar Rasulullah Saw. bersabda, artinya: Siapa saja yang shalat malam dan berdoa kepada Allah pada Lailatul Qadar dengan keimanan dan mengharapkan pahala Allah, maka Allah mengampuni dosa-dosanya yang telah lampau. [HR. Bukhari,Muslimdan An Nasa`i] Aisyah ra. berkata, Wahai, Rasulullah! Jika aku mendapatkan Lailatul Qadar, doa apa yang harus aku ucapkan? Jawab Rasul Saw., Ucapkanlah, Allahumma innaka afuwwun tuhibbul afwa, fafu anni, artinya: Ya, Allah! Sesungguhnya Engkau Maha Pengampun dan sangat mencintai ampunan. Ampunilah aku! [HR. At Tirmidzi (3508),Ibnu Majah berkata,Hadits hasan shahih. (3850) dan Al Hakim dalam Al Mustadrak (1/530) dia menshahihkan hadits ini dan ImamAdz Dzahabi menyetujuinya ] Antara Adzan dan Iqamat Abu Umamah ra. meriwayatkan dari Rasulullah Saw., beliau bersabda, artinya: Apabila muadzin mengumandangkan suara adzan, maka pintu-pintu langit terbuka dan doa diperkenankan. Barangsiapa yang ditimpa kesedihan atau kesempitan, maka nantikanlah saat muadzin mengumandangkan adzan. [HR. Al HakimdalamAl Mustadrak, dia berkata, Sanadnya shahih. (1/546)] Rasulullah Saw. bersabda, artinya: Doa di antara adzan dan iqamah tidak akan ditolak. [HR. Al HakimdalamAl Mustadrak, dia berkata, Sanadnya shahih.(1/546).Adz Dzahabi memberikan komentar terhadap pendapat Al Hakim] Abdullah Ibnu Umar ra. meriwayatkan bahwa ada seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah Saw., Wahai, Rasulullah! Sesungguhnya muadzin memiliki kelebihan dari kami! Rasulullah Saw. berkata, Kalau begitu, ucapkanlah apa yang diucapkan oleh muadzin! Apabila muadzin telah selesai maka mintalah, niscaya akan dikabulkan. [HR. Abu Dawud (521), An Nasa`i (44),Ath Thabrani (444) dia berkata,Hasan Shahih.Ibnu Hibban meriwayatkan dalam Shahihnya (295)] Jumat Rasulullah Saw. bersabda, artinya: Sesungguhnya hari Jumat adalah penghulu hari dan hari yang paling agung menurut Allah. Lebih agung daripada hari Idul Adhha dan Idul fitri. Pada hari Jumat ada lima keutamaan, karena pada hari itu Allah menciptakan Adam, menurunkankannya ke bumi dan menc abut nyawanya. Pada hari Jumat terdapat waktu di mana seorang hamba apabila meminta sesuatu kepada Allah, niscaya Allah memberikan apa yang dimintanya, selama bukan hal yang haram dan pada hari Jumat Kiamat akan terjadi. Sesungguhnya malaikat, langit bumi, angin, gunung
  23. 23. 23 dan laut meminta syafaat kepada hari Jumat. [HR. Ibnu Majah dengan sanad hasan.ImamAhmad meriwayatkan dalammusnadnya (3/430).Syaikh Al Albani menghukuminya hasan dalambuku Shahih Ibnu Majah, (888)] Berikut perkataan Rasulullah Saw. tentang hari Jumat, artinya: Pada hari Jumat ada satu waktu, apabila seorang muslim melakukan shalat dengan meminta sesuatu kepada Allah pada waktu itu, niscaya Allah akan memberikan apa yang dimintanya. Rasulullah Saw. memberikan isyarat dengan tangannya, bahwa sedikit orang yang mendapatkan waktu mustajabah tersebut. [HR. Bukhari (935), Muslim(852),Malik dalam Al Muwaththa` (1/108), An Nasa`i dalam Al Mujtaba (3/115,116) dan Ibnu Majah (1137)] Ketika Sujud Ibnu Abbas ra. meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw. bersabda, artinya: Adapun ketika sujud maka bersungguh-sungguhlah dalam berdoa, karena doa dalam sujud hampir pasti diperkenankan. [HR. Muslim(479),Abu Dawud (876) dan An Nasa`i dalam Al Mujtaba (2/189)] Rasulullah Saw. bersabda, artinya: Saat paling dekat bagi seorang hamba kepada Tuhannya adalah pada waktu sujud, oleh karena itu perbanyaklah doa di waktu sujud. [HR. Muslim(482),Abu Dawud (875), An Nasa`i dalam Al Mujtaba (2/226) dan Sunan Al Kubra (723)] Tengah Malam Terakhir Abu Hurairah ra. meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw. bersabda, artinya: Allah Swt. turun ke langit dunia pada sepertiga malam terakhir. Dia berkata, Adakah orang yang berdoa kepada-Ku, sehingga Aku kabulkan doanya, adakah orang yang meminta kepada-Ku, maka Aku perkenankan permintaan-Nya, adakah orang yang minta ampun kepada-Ku, maka Aku ampuni dosanya? [HR. Bukhari (7494),Muslim(758),dalam Al Muwaththa` (1/214), Abu Dawud (4733),At Tirmidzi (3493),An Nasa`I (479) dan Ibnu Majah (1366)] Umamah ra. berkata, Kami para sahabat bertanya kepada Rasulullah Saw., Ya, Rasulullah! Kapankah doa cepat dikabulkan? Beliau menjawab, Pada tengah malam terakhir dan di akhir setiap shalat wajib. [HR. At Tirmidzi (3494),An Nasa`i dalam Amalul Yaum Wal Lailah (108).At Tirmidzi berkata,Hadits hasan gharib.] Akhir setiap shalat wajib maksudnya berdoa sebelum salam bukan sesudahnya, jadi ketika engkau masih dalam shalat. Ubadah bin Ash Shamit ra. meriwayatkan dari Nabi Saw., beliau bersabda, artinya: Barangsiapa bangun tengah malam, kemudian mengucapkan, Laa ilaha illallah, wahdahu laa syarika lahu, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ala kulli syain qadiir, subhanallah wal hamdulillah wa laa ilaha illallah wallahu akbar, wa laa haula wa laa quwwata illaa billah, (artinya: Tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa tiada sekutu bagi-Nya. Kepunyaan Dia sajalah segala kerajaan dan pujian dan Dia Maha Kuasa terhadap segala sesuatu. Maha Suci Allah, segala puji bagi-Nya, tiada Tuhan selain Dia. Allah Maha Besar, tiada daya dan kekuatan melainkan dari Allah), kemudian mengucapkan, Allahummagh firlii (artinya: Ya, Allah! Ampunilah aku), atau berdoa dengan doa apa saja, maka doanya tersebut akan diperkenankan. Jika dia mengambil wudlu kemudian shalat, maka diterima shalatnya. [HR. Bukhari,Abu Dawud dan At Tirmidzi] Setelah Membaca dan Menghatamkan Al Quran Diriwayatkan dari Umran bin Hishshin ra., bahwa suatu ketika dia melewati seorang yang sedang membaca Al Quran, kemudian orang itu berdoa. Umran memintanya untuk mengulangi doanya, kemudian orang itu berkata, Aku mendengar Rasulullah Saw. bersabda, Siapa saja yang membaca Al Quran, maka mintalah kepada Allah, setelah selesai membaca. Karena sesungguhnya akan datang suatu kaum yang meminta kepada manusia dengan perantara membaca Al Quran. [HR. At Tirmidzi (2918),dia berkata,Hadits hasan.] Ketika Terdengar Kokok Ayam Jantan Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra. bahwa Nabi Saw. bersabda, artinya:
  24. 24. 24 Apabila ayam jantan berkokok, maka mintalah rahmat Allah, karena sesungguhnya ayam itu melihat malaikat. [HR. Bukhari (3303), Muslim(2729),Abu Dawud (5102),At Tirmidzi (3455) dan An Nasa`i (944)] Dalam Majlis Dzikir/Pengajian Anas ra. meriwayatkan dari Rasulullah Saw., beliau bersabda, artinya: Tidak ada suatu kaum yang berkumpul sambil mengingat Allah, mereka tidak mengharapkan apa-apa selain keridhaan-Nya, kecuali akan ada suara panggilan dari langit mengatakan, Bangunlah! Karena Allah telah mengampuni kalian. Kejahatan-kejahatan kalian telah diganti dengan kebaikan. [HR. Ahmad (3/142), Abu Yala,Ath Thabrani dan Al Bazzar.Di antara perawinya terdapat Maimun Al Mura`i,sementara perawi-perawi dari Ahmad sesuai dengan syaratshahih] Abu Hurairah dan Abu Said ra. meriwayatkan dari Rasulullah Saw., beliau bersabda, artinya: Tidak ada suatu kaum yang duduk dalam suatu majlis sambil mengingat Allah, kecuali mereka akan didoakan oleh malaikat, diselimuti oleh rahmat, diberikan ketenangan dan Allah menyebut nama mereka pada majlis yang ada di sisi-Nya. [HR. Muslim.Di sebutkan dalam Majmauz Zawa`id (10/77). Dia berkata, Hadits ini diriwayatkan oleh Ath Thabrani dan para perawinya terpercaya.] Anas bin Malik ra. berkata, Sesungguhnya Rasulullah Saw. bersabda, Jika kalian melewati taman surga, maka berdoalah! Para sahabat bertanya, Apakah yang dimaksud dengan taman surga? Jawab Rasulullah Saw., Majlis dzikir. [HR. Ar Tirmidzi dalamkitab Ad Daawat, bab (87) nomor (3510),dia berkata, Hadits hasan gharib dari jalan periwayatan ini.] Abdullah Ibnu Umar ra. berkata, Aku bertanya kepada Rasulullah Saw., Wahai, Rasulullah! Apa yang didapatkan oleh orang yang ikut dalam majlis dzikir? Jawab Rasulullah, Mereka akan mendapatkan surga. [HR. Ahmad dengan sanad hasan (2/177,190)] Abu Ad Darda` ra. berkata, Rasulullah Saw bersabda, Pada hari Kiamat, sungguh Allah akan membangkitkan suatu kaum yang wajah mereka bercahaya, berdiri di atas mimbar dari batu permata. Mereka banyak diirikan oleh manusia. Padahal mereka bukan para nabi ataupun syuhada. Abu Ad Darda` berkata, Tiba-tiba seorang Arabi berlutut di hadapan Rasululah Saw. seraya berkata, Wahai, Rasulullah! Siapakah mereka? Rasulullah Saw. menjawab, Mereka adalah orang-orang yang saling mencintai di jalan Allah. Mereka berasal dari suku dan bangsa yang berbeda-beda, berkumpul untuk mengingat Allah dan berdzikir kepada-Nya. [HR. Ath Thabrani dengan sanad hasan sebagaimana disebutkan dalam Majmauz Zawa`id (10/77)] Doanya Orang Berpuasa Doanya Orang yang Terdzalimi Doanya Pemimpin (Khalifah dan jajarannya) yang adil (menerapkan syariah secara total) Abu Hurairah ra. berkata, Rasulullah Saw. bersabda, Ada tiga macam doa yang tidak ditolak, yaitu: doanya orang yang sedang berpuasa hingga dia berbuka, pemimpin yang adil dan doanya orang yang terdzalimi. Allah mengangkatnya di atas awan dan pintu-pintu langit terbuka menyambutnya. Allah berkata, Demi keperkasaan dan keagungan-Ku! Sungguh aku akan menolongmu sebentar lagi. [HR. At Tirmidzi (3592),Ibnu Majah (1752),Ibnu Majah menganggapnya hasan.Hadits ini juga diriwayatkan oleh ImamAhmad dan Ibnu Hibban dalam Shahihnya] Setelah Tergelincirnya Matahari sebelum Shalat Dzuhur Abdullah bin As Saib ra. berkata, Sesungguhnya Rasulullah Saw. menjalankan shalat empat rakaat, setelah tergelincirnya matahari sebelum shalat Dhuhur. Nabi Saw. bersabda, Ini adalah saat terbukanya pintu-pintu langit dan aku ingin ada amal kebaikanku diangkat saat ini. [HR. At Tirmidzi (2/342) nomer (478) dan Imam Ahmad (3/411). Hadits ini sanadnya shahih] Setelah Wudlu Umar bin Khattab ra. meriwayatkan dari Nabi Saw., beliau bersabda, artinya:
  25. 25. 25 Tidak ada salah seorang di antara kalian yang berwudlu dan menyempurnakan wudlunya, kemudian mengucapkan kalimat berikut, Asyhadu allaa ilaha illallah, wahdahu laa syarika lahu, wa asyhadu anna Muhammadan abduhu wa rasuluuhu, (artinya: Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa tiada sekutu bagi-Nya dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba Allah dan utusan-Nya), kecuali dibukakan untuknya delapan pintu lang