PENINGKATAN SINERGI ANTARA PEMERINTAH...
Transcript of PENINGKATAN SINERGI ANTARA PEMERINTAH...
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
PENINGKATAN SINERGI ANTARA PEMERINTAH PUSAT-DAERAH UNTUK MENSUKSESKAN PELAKSANAAN PEMBANGUNAN
NASIONAL
Disampaikan dalam acara:
MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN
REGIONAL KALIMANTAN
Jakarta, 24 Februari 2015
MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS
KERANGKA PAPARAN
Pengantar
Strategi Pembangunan
Perkuatan Dimensi Pembangunan Dimensi Pembangunan Manusia Dimensi Pembangunan Sektor Unggulan Dimensi Pemerataan dan Kewilayahan
Kinerja Pembangunan
Peningkatan Sinergi Antara Pemerintah Pusat-daerah
Penutup
Slide - 2
1 PENGANTAR
PENGANTAR
RPJMN 2015-2019 memuat sasaran-sasaran pembangunan nasional yang pendanaannya dapat
bersumber dari APBN, BUMN, APBD dan masyarakat
Tahun 2015 merupakan penjabaran tahun pertama dari pelaksanaan RPJMN 2015-2019
Dilakukan penyesuaian terhadap RKP dan APBN 2015 untuk memberi penekanan pada program
dan kegiatan yang terkait dengan pencapaian sasaran RPJMN 2015-2019
Diperlukan penyesuaian terhadap Rancangan Renstra KL 2015 – 2019 (ditetapkan 3 bulan setelah
RPJMN 2015 – 2019 yang di – Perpreskan pada 8 Januari 2015)
Pemerintah Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota diharapkan dapat menyelaraskan
RPJMD Provinsi/Kabupten/Kota dengan RPJMN 2015-2019.
Slide - 4
RPJMN 2015-2019
• Trisakti
• Visi Misi
• Nawa Cita
• Strategi Pembangunan• Norma Pembangunan
• 3 Dimensi Pembangunan
• Dimensi pembangunan manusia
• Dimensi pembangunan sektor unggulan
• Dimensi pemerataan dan kewilayahan
• Kondisi Perlu
Semuanya tertuang dalam Buku I, Buku II, dan Buku III, dan Matriks RPJMN 2015-2019, Perpres No 2 Tahun 2015
Slide - 5
RPJMN 2015 - 2019
Terdiri dari:
Buku I memuat kebijakan umum pembangunan, kerangka ekonomi makro, dan agenda pembangunan nasional yang memuat kegiatanprioritas nasional selama lima tahun ke depan.
Buku II memuat arah sasaran, arah kebijakan danstrategi pembangunan yang dijabarkan menjadikegiatan prioritas untuk masing-masing bidangpembangunan
Buku III memuat arah pembangunan kewilayahan
Slide - 6
2 STRATEGI PEMBANGUNAN NASIONAL
VISI MISI PEMBANGUNAN
VISI PEMBANGUNAN NASIONAL untuk tahun 2015-2019 adalah:
"Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, danBerkepribadian Berlandaskan Gotong-royong"
Visi ini diwujudkan melalui 7 (tujuh) MISI PEMBANGUNAN yaitu:
1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.
2. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan, dan demokratis berlandaskan negara hukum.
3. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim.
4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera.
5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.
6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional.
7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.
Slide - 8
9 AGENDA PRIORITAS – NAWA CITA
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa danmemberi rasa aman pada seluruh WN
2. Membangun tata kelola Pemerintahan yg bersih, efektif, demokratis danterpercaya
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dg memperkuat daerah-daerahdan desa dlm kerangka Negara Kesatuan
4. Memperkuat kehadiran Negara dalam melakukan reformasi sistem danpenegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya.
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat Indonesia
6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektorstrategis ekonomi domestik
8. Melakukan revolusi karakter bangsa
9. Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial
Slide - 9
MENUJU INDONESIA YANG JAUH LEBIH BAIK
1. Mengejar peningkatan daya saing
2. Meningkatkan kualitas manusia, termasuk melaluipembangunan mental
3. Memanfaatkan dan mengembalikan potensi yang hilang disektor maritim dan kelautan
4. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas
5. Mengurangi ketimpangan antarwilayah
6. Memulihkan kerusakan lingkungan
7. Memajukan kehidupan bermasyarakat
Slide - 10
STRATEGI PEMBANGUNAN NASIONAL
NORMA PEMBANGUNAN KABINET KERJA
3 DIMENSI PEMBANGUNAN
QUICK WINS DAN PROGRAM LANJUTAN LAINNYA
DIMENSI PEMBANGUNAN MANUSIA
DIMENSI PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN
DIMENSI PEMERATAAN & KEWILAYAHAN
KONDISI PERLU
Kepastian dan Penegakan Hukum
Keamanan dan Ketertiban
Politik & Demokrasi Tata Kelola & RB
Pendidikan
Kesehatan
Perumahan
Antarkelompok Pendapatan
Antarwilayah: (1) Desa, (2) Pinggiran,
(3) Luar Jawa, (4) Kawasan Timur
Kedaulatan Pangan
Kedaulatan Energi & Ketenagalistrikan
Kemaritiman danKelautan
Pariwisata dan Industri
1) Membangun untuk manusia dan masyarakat;2) Upaya peningkatan kesejahteran, kemakmuran, produktivitas tidak boleh menciptakan ketimpangan
yang makin melebar. Perhatian khusus diberikan kepada peningkatan produktivitas rakyat lapisan menengah bawah, tanpa menghalangi, menghambat, mengecilkan dan mengurangi keleluasaan pelaku-pelaku besar untuk terus menjadi agen pertumbuhan;
3) Aktivitas pembangunan tidak boleh merusak, menurunkan daya dukung lingkungan dan keseimbangan ekosistem
Mental / Karakter
Slide - 11
SASARAN MAKRO RPJMN 2015-2019
Indikator 2014*
(Baseline)2015 2019
Pembangunan Manusia dan Masyarakat
Indeks Pembangunan Manusia (IPM)73,83
(metode lama)69,4
(metode baru)76,3
(metode lama)
Indeks Pembangunan Masyarakat1 0,55 - Meningkat
Indeks Gini 0,41 0,40 0,36
Pertumbuhan ekonomi 5,1% 5,7% 8,0 %
PDB per Kapita (Rp ribu) tahun dasar2010
PDB per Kapita (Rp ribu) tahun dasar2000
43.40340.785
--
72.217
Tingkat Kemiskinan 10,96 % *) 10,3 7,0-8,0%
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 5,94% 5,6% 4,0-5,0%
*Perkiraan **Maret 2014
1Indeks pembangunan masyarakat merupakan indeks komposit yang mengukur sifat kegotongroyongan, toleransi, dan rasa aman
masyarakat
*) Tingkat kemiskinan Bulan September 2014, sebelum adanya kebijakan pengurangan subsidi BBM pada Bulan November 2014
Slide - 12
3 PERKUATAN DIMENSI PEMBANGUNAN
DIMENSI PEMBANGUNAN MANUSIA
SASARAN PEMBANGUNAN MANUSIA DAN MASYARAKAT (1/3)
Indikator2014
(Baseline) 2019
Pendidikan
Rata-rata lama sekolah penduduk usia
diatas 15 tahun
8,1 (tahun) 8,8 (tahun)
Rata-rata angka melek aksara
penduduk usia di atas 15 tahun
94,1% 96,1 (%)
Prodi perguruan tinggi minimal
berakreditasi B
50,4% 68,4 (%)
Persentase SD/MI berakreditasi
minimal B
68,7% 84,2%
Persentase SMP/MTs berakreditasi
minimal B
62,5% 81,0%
Persentase SMA/MA berakreditasi
minimal B
73,5% 84,6%
Pesentase Kompetensi Keahlian SMK
berakreditasi minimal B
48,2% 65,0%
Rasio APK SMP/MTs antara 20%
penduduk termiskin dan 20%
penduduk terkaya
0,85
(2012)
0,90
Rasio APK SMA/SMK/MA antara 20%
penduduk termiskin dan 20%
penduduk terkaya
0,53
(2012)
0,60
Arah Kebijakan
Pendidikan1. Melanjutkan upaya untuk memenuhi
hak seluruh penduduk mendapatkan layanan pendidikan dasar berkualitas
2. Meningkatkan akses Pendidikan Menengah yang berkualitas
3. Memperkuat peran swasta dalam menyediakan layanan pendidikan menengah yang berkualitas
4. Meningkatkan relevansi pendidikan kejuruan dengan kebutuhan dunia kerja
5. Meningkatkan akses terhadap layanan pendidikan dan pelatihan keterampilan
6. Meningkatkan Kualitas Pembelajaran
Pendidikan
Slide - 15
No Indikator2014
(Baseline)2019
1 Meningkatnya Status Kesehatan dan Gizi Masyarakat
1. Angka kematian ibu per 100.000 kelahiran 346 (SDKI 2012)
306
2. Angka kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup 32 (2012/2013)
24
3. Prevalensi kekurangan gizi (underweight) pada anak balita (persen)
19,6 (2013) 17
4. Prevalensi stunting (pendek dan sangat pendek)anak baduta (persen)
32,9 (2013) 28
2 Meningkatnya Pengendalian Penyakit Menular dan Tidak Menular
1. Prevalensi Tuberkulosis (TB) per 100.000 penduduk
297 (2013) 245
2. Prevalensi HIV (persen) 0,46 (2013) <0,5
3. Prevalensi tekanan darah tinggi (persen) 25,8 (2013) 23,4
4. Prevalensi obesitas pada penduduk usia 18+ tahun (persen)
15,4(2013) 15,4
5. Persentase merokok penduduk usia 15-19 tahun 7,2 (2013) 5,4
3 Meningkatnya Pemerataan dan Mutu Pelayanan Kesehatan
1. Jumlah kecamatan yang memiliki minimal 1 puskesmas terakreditasi
0 5.600
2. Persentase kabupaten/kota yang mencapai 80persen imunisasi dasar lengkap pada bayi
- 95
3. Jumlah puskesmas yang minimal memiliki lima jenis tenaga kesehatan
1.015 5.600
Pembangunan Kesehatan Arah Kebijakan
1. Akselerasi Pemenuhan Akses Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak, Remaja, dan Lanjut Usia yang Berkualitas
2. Mempercepat Perbaikan Gizi Masyarakat 3. Meningkatkan Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan 4. Memantapkan Pelaksanaan Sistem
Jaminan Sosial Nasional (SJSN) Bidang Kesehatan
5. Meningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Dasar yang Berkualitas
6. Meningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Rujukan yang Berkualitas
7. Meningkatkan Ketersediaan, Penyebaran, dan Mutu Sumber Daya Manusia Kesehatan
8. Meningkatkan Ketersediaan, Keterjangkauan, Pemerataan, dan Kualitas Farmasi dan Alat Kesehatan
9. Meningkatkan Pengawasan Obat dan Makanan
Slide - 16
SASARAN PEMBANGUNAN MANUSIA DAN MASYARAKAT (2/3)
INDIKATOR2014
(BASELINE)2019
Akses Air Minum Layak 70% 100%
Akses Sanitasi Layak 60,9% 100%
Kawasan PermukimanKumuh Perkotaan
38.431 Ha 0 Ha
Kekurangan TempatTinggal (Backlog) Berdasarkan PerspektifMenghuni
7,6 Juta 5 Juta
Arah Kebijakan:
1. Meningkatkan akses masyarakatberpendapatan rendah terhadap hunian yang layak, aman, dan terjangkau serta didukungoleh penyediaan prasarana, sarana, danutilitas yang memadai
2. Menjamin ketahanan air melalui peningkatanpengetahuan perubahan sikap dan perilakudalam pemanfaatan air minumdan pengelolaan sanitasi
3. Penyediaan infrastruktur produktif danmanajemen layanan melalui penerapanmanajemen asset
4. Penyelenggaraan sinergi air minum dansanitasi yang dilakukan di tingkat nasional, provinsi, kabupaten/kota, dan masyarakat
5. Peningkatan efektifitas dan efisiensipendanaan infrastruktur air minum dansanitasi
Pembangunan Perumahan, Air Minum dan Sanitasi
Slide - 17
SASARAN PEMBANGUNAN MANUSIA DAN MASYARAKAT (3/3)
DIMENSI PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN
INDIKATOR 2014
(baseline)2019
Produksi DN untuk Kedaulatan Pangan
- Padi (Juta Ton) 70,6 82,0
- Jagung (Juta Ton) 19,13 24,1
- Kedelai (Juta Ton) 0,92 2,6
- Gula (Juta Ton) 2,6 3,8
- Daging Sapi (Ribu Ton) 452,7 755,1
- Produksi perikanan (juta ton) 12,4 18,8
Pembangunan, Peningkatan dan Rehabilitasi Irigasi:
- Pembangunan dan Peningkatan Jaringan irigasi
air permukaan , air tanah dan rawa (juta ha)8,9 9,89
- Rehabililtasi jariangan irigasi permukaan, air
tanah dan rawa (juta ha)2,71 3,01
- Pembangunan dan Peningkatan irigasi tambak
(ribu ha)189,75 304,75
- Pembangunan waduk)* 21 49
ARAH KEBIJAKAN:
1.Peningkatan ketersediaan pangan melaluipenguatan kapasitas produksi DN: Padi: (i) penyelesaian pengamanan lahan berkelanjutan (menahan konversi sawah) dan perluasan sawah baru 1 juta ha dan jaringan irigasi; (ii) revitalisasi penyuluhan dan sistem perbenihan-1.000 desa berdaulat benih dan 1.000 desa pertanian organik; (iv) bank untuk pertanian-UKM-Koperasi; Produk perikanan: 40 juta ton (ikan dll)**2.Peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadappangan: (i) pembangunan gudang dg fasilitas pasca panen; pengendalian impor melalui pemberantasan mafia impor; (ii) penguatan cadangan pangan dan stabilisasi harga pangan; (iii) pengembangan sistem logistik ikan.3.Meningkatkan perbaikan kualitas konsumsi pangandan gizi masyarakat: (i) konsumsi protein: telur, ikan, dan daging, sayur dan buah; (ii) penggunaan pangan lokal non beras .4.Mitigasi gangguan terhadap kedaulatan pangan: (i) benih adaptif perubahan iklim, sekolah iklim dan asuransi pertanian.
CACATAN:Untuk 3 tahun pertama: fokus pada swasembada padi. Untuk kedele fokus pada konsumsi DN utamanya untuk tahu dan tempe; Gula, daging sapi dan garam fokus pada pemenuhan konsumsi rumah tangga. * Kumulatif 5 tahun Slide - 19
SASARAN PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN (Kedaulatan Pangan)
ARAH KEBIJAKAN:
1. Meningkatkan produksi energi primer (minyak, gas dan batubara): lapangan baru, IOR/EOR, pengembangan gas non konvensional (shale gas dan CBM).
2. Meningkatkan Cadangan Penyangga dan Operasional Energi: (i) cadangan energi pemerintah; (ii) pengadaan kontrak jangka menengah dan panjang untuk SD energi.
3. Meningkatkan peranan energi baru terbarukan dalam bauran energi: (i) insentif dan harga yang tepat; (ii) pemanfaatan bahan bakar nabati.
4. Meningkatkan Aksesibilitas: (i) mendorong penggunaan SD energi utk penggunaan setempat; (ii) pemanfaatan gas kota; (iii) konversi BBM ke BBG.
5. Peningkatan efisiensi dalam penggunaan energi: (i) pengembangan insentif dan mekanisme pendanaan utk teknologi hemat/efisiensi energi; (ii) audit energi; (iii) peningkatan peran perusahaan layanan energi (ESCO).
6. Meningkatkan pengelolaan subsidi BBM yang lebih transparan dan tepat sasaran
7. Memanfaatkan potensi Sumber Daya Air untuk PLTA (kelistrikan)
INDIKATOR 2014 (baseline) 2019*
Rasio elektrifikasi 81,5% 96,6%
Konsumsi Listrik Perkapita 843KWh 1.200KWh
Peningkatan Produksi SD Energi:
- Minyak Bumi (ribu BM/hari) 818 700
- Gas Bumi (ribu SBM/hari) 1.224 1.295
- Batubara (Juta Ton) 421 400
Penggunaan DN (DMO):
- Gas bumi DN 53% 64%
- Batubara DN 24% 60%
Regasifikasi onshore (unit) - 6
Pembangunan FSRU (unit) 2 3
Jaringan pipa gas (km) 11.960 17.960
Pembangunan SPBG (unit) 40 118
Jaringan gas kota (sambungan rumah)
200 ribu 1 jt
Pembangunan kilang baru (unit) - 1
* Dengan badan usaha
Slide - 20
SASARAN PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN (Kedaulatan Energi)
INDIKATOR 2014
(BASELINE)2019
Memperkuat Jatidiri sebagai negara Maritim
Penyelesaian pencatatan/deposit
pulau-pulau kecil ke PBB 13.466
17.466
(Selesai th 2017)
Penyelesaian batas maritim antar
negara1 negara 9 negara
Pemberantasan Tindakan Perikanan Liar
• Meningkatnya ketaatan pelaku
perikanan52% 87%
Membangun Konektivitas Nasional:
Pengembangan pelabuhan untuk
menunjang tol laut-- 24
Pengembangan pelabuhan
penyeberangan210 270
Pembangunan kapal perintis 50 unit 104 unit
Pengembangan Ekonomi Maritim dan Kelautan
Produksi hasil perikanan (juta ton ) 22,4 40-50
Pengembangan pelabuhan
perikanan21 unit 24 unit
Peningkatan luas kawasan
konservasi laut15,7 juta ha 20 juta ha
ARAH KEBIJAKAN:
1. Penyelesaian tata batas dan batas landas kontinen di luar 200 mil laut, serta penamaan pulau2 dan pendaftarannya;
2. Pengaturan dan pengendalian ALKI;
3. Penguatan lembaga pengawasan laut;
4. Peningkatan Koordinasi Dalam Penanganan Pelanggaran Tindak Pidana;
5. Meningkatkan pembangunan sistem transportasi multimoda;
6. Melakukan upaya keseimbangan antaratransportasi yang berorientasi nasional dengantransportasi yang berorientasi lokal dankewilayahan;
7. Percepatan pengembangan ekonomi kelautan;
8. Meningkatkan dan mempertahankan kualitas, daya dukung dan kelestarian fungsi lingkungan laut;
9. Meningkatkan wawasan dan budaya bahari serta penguatan SDM dan Iptek kelautan;
10. Meningkatkan harkat dan taraf hidup nelayan serta masyarakat pesisir
Slide - 21
SASARAN PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN (Maritim dan Kelautan)
INDIKATOR 2014
(Baseline)2019
Pariwisata
Kontribusi terhadap PDB Nasional
4,2% 8 %
Wisatawan Mancanegara (Orang)
9 juta 20 juta
Wisatawan Nusantara (Kunjungan)
250 juta 275 juta
Devisa (triliun rupiah) 120 260
Industri
Sasaran Pertumbuhan:
Industri (%) 4,7 8.6
Kontribusi dalam PDB 20,7% 21,6%
Penambahan jumlah Industri
skala menengah dan besar- 9.000 unit*
ARAH KEBIJAKAN:
1. Pemasaran Pariwisata Nasional: mendatangkansebanyak mungkin wisatawan manca negara danmendorong peningkatan wisatawan nusantara
2. Pembangunan Destinasi Pariwisata: meningkatkandaya tarik daerah tujuan wisata sehinggaberdayasaing di dalam negeri dan di luar negeri
3. Pembangunan Industri Pariwisata: meningkatkan partisipasi usaha lokal dalam industri pariwisatanasional serta meningkatkan keragaman dan dayasaing produk / jasa pariwisata nasional di setiapdestinasi periwisata yang menjdai fokus pemasaran
4. Pembangunan Kelembagaan Pariwisata:membangun sumber daya manusia pariwisata sertaorganisasi kepariwisataan nasional
5. Pengembangan Perwilayahan Industri di luar PulauJawa
6. Penumbuhan Populasi Industri dengan menambahpaling tidak sekitar 9 ribu usaha
7. Peningkatan Daya Saing dan Produktivitas (NilaiEkspor dan Nilai Tambah Per Tenaga Kerja)
* Kumulatif 5 tahun Slide - 22
SASARAN PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN (Pariwisata dan Industri)
DIMENSI PEMERATAAN DAN KEWILAYAHAN
SASARAN PEMBANGUNAN KEWILAYAHAN DAN ANTARWILAYAH (1/3)
Indikator2014
(Baseline)2019
Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan
a. Penurunan desa tertinggals.d. 5,000 desa
tertinggal
b. Peningkatan desa mandiripaling sedikit
2,000 desa
Pengembangan Kawasan Perbatasan
a. Pengembangan Pusat Ekonomi Perbatasan(Pusat Kegiatan Strategis Nasional/PKSN)
3 (111 lokasi prioritas)
10 (187 lokasi priorias)
b. Peningkatan keamanan dan kesejahteraan masyarakat perbatasan
12 pulau-pulau kecil terluar
berpenduduk
92 pulau kecil
terluar/terdepa
n
ARAH KEBIJAKAN:
Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan1. Pemenuhan Standar Pelayanan Minimum Desa termasuk
permukiman transmigrasi sesuai dengan kondisi geografisDesa.
2. Penanggulangan kemiskinan dan pengembangan usahaekonomi masyarakat Desa termasuk di permukimantransmigrasi.
3. Pembangunan sarana bisnis/pusat bisnis di perdesaan.4. Pengembangan komunitas teknologi perdesaan.5. Pembangunan sumber daya manusia, peningkatan keber-
dayaan, dan pembentukan modal sosial budayamasyarakat Desa termasuk di permukiman transmigrasi
6. Penguatan Pemerintahan Desa7. Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
berkelanjutan, serta penataan ruang kawasan perdesaantermasuk di kawasan transmigrasi.
8. Pengembangan ekonomi kawasan perdesaan termasukkawasan transmigrasi untuk mendorong keterkaitan desa-kota.
Pengembangan Kawasan Perbatasan
1. Peningkatan keamanan wilayah perbatasan sebagaihalaman depan negara yang berdaulat, berdaya saing, danaman.
2. Peningkatan kesejahteraan masyarakat wilayahperbatasan melalui peningkatan penyediaan kebutuhanfasilitas sosial dan ekonomi, akses infrastruktur.
Slide - 24
Indikator2014
(Baseline)2019
Pembangunan Daerah Tertinggal
a. Jumlah Daerah Tertinggal 122 (termasuk 9
DOB)
42
b. Kabupaten terentaskan 70 80
c. Rata-rata pertumbuhanekonomi di daerah tertinggal
7,1% *) 7,24%
d. Persentase penduduk miskindi daerah tertinggal
16,64% 14,0%
e. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di daerahtertinggal
68,46 69,59
Pembangunan Pusat-Pusat Pertumbuhan Ekonomi di Luar Jawa
a. Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Luar Jawa
7 14
b. Kawasan Industri n.a. 14
c. Kawasan Perdagangan Bebasdan Pelabuhan Bebas(KPBPB)
4 4
* rata-rata 2010-2014 ** di Pulau Jawa ada 1 KEK (KEK Tanjung Lesung)
ARAH KEBIJAKAN:
Pengembangan Daerah Tertinggal
1. Promosi potensi daerah tertinggal untukmempercepat pembangunan
2. Pemenuhan kebutuhan pelayanan dasar publik.3. Pengembangan perekonomian masyarakat yang
didukung SDM yang berkualitas.
4. Pembangunan infrastruktur./konektivitas.
Pembangunan Pusat Pertumbuhan Ekonomi diLuar Jawa
1. Pengembangan potensi ekonomi wilayah, melaluipercepatan Industrialisasi/hilirisasi pengolahanSDA (a) menciptakan nilai tambah; (b)menciptakan kesempatan kerja baru, terutamaindustri manufaktur, industri pangan, industrimaritim, dan pariwisa.
2. Percepatan pembangunan konektivitas/infrastruktur
3. Pengembangan SDM dan IPTEK
4. Pengembangan regulasi dan kebijakan
5. Peningkatan iklim investasi dan iklim usdaha a.l:Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP);danpemberian insentif fiskal dan non fiskal .
Slide - 25
SASARAN PEMBANGUNAN KEWILAYAHAN DAN ANTARWILAYAH (2/3)
Indikator2014
(Baseline)2019
Pembangunan Kawasan Perkotaan
a. Pembangunan Metropolitan di Luar Jawa sebagai PKN danPusat Investasi
22+ 5(usulan
baru)
b. Optimalisasi 20 kota otonomiberukuran sedang di LuarJawa sebagai PKN/PKW danpenyangga urbanisasi di LuarJawa
43 kotabelum
optimal perannya
20 dioptimalkan
perannya
c. Penguatan 39 pusatpertumbuhan sebagai PusatKegiatan Lokal (PKL) atauPusat Kegiatan Wilayah (PKW)
--
39pusat
pertumbuhan yang
diperkuat
d. Pembangunan 10 Kota BaruPublik --
10 Kota Baru
ARAH KEBIJAKAN:
1. Perwujudan Sistem Perkotaan Nasional.
2. Percepatan pemenuhan StandarPelayanan Perkotaan (SPP) untukmewujudkan kota aman, nyaman, danlayak huni.
3. Pembangunan kota hijau yangberketahanan iklim dan bencana.
4. Pengembangan kota cerdas yang berdayasaing dan berbasis teknologi dan budayalokal.
5. Peningkatan kapasitas tata kelolapembangunan perkotaan.
Slide - 26
SASARAN PEMBANGUNAN KEWILAYAHAN DAN ANTARWILAYAH (3/3)
PEMBANGUNAN TECHNO PARK DAN SCIENCE PARK
SASARAN : Terbangunnya 100 Techno Park di daerah-daerah
kabupaten/kota, dan Science Park di setiap provinsi.
ARAH KEBIJAKAN :
Pembangunan Tecno Park diarahkan berfungsi sebagai:
pusat penerapan teknologi di bidang pertanian, peternakan, perikanan, dan pengolahanhasil (pasca panen) yang telah dikaji oleh lembaga penelitian, swasta, perguruan tinggiuntuk diterapkan dalam skala ekonomi;
tempat pelatihan, pemagangan, pusat disseminasi teknologi, dan pusat advokasi bisnis kemasyarakat luas;
Pembangunan Science Park diarahkan berfungsi sebagai:
penyedia pengetahuan terkini oleh dosen universitas setempat, peneliti dari lembagalitbang pemerintah, dan pakar teknologi yang siap diterapkan untuk kegiatan ekonomi;
penyedia solusi-solusi teknologi yang tidak terselesaikan di Techno Park;
sebagai pusat pengembangan aplikasi teknologi lanjut bagi perekonomian lokal.
Slide - 27
PEMBANGUNAN SCIENCE AND TECHNO PARKMenuju Bangsa Berdaya Saing
PRESIDEN
BPPT
National Science and Techno Park
Puspitek Serpong (BPPT, LIPI, BATAN)
Science ParkPROVINSI/KELOMPOK PROVINSI
KABUPATEN/KOTA
TIM PENGARAH:Menteri PPN/Bappenas;Menteri Ristek dan Dikti;
Menteri Pertanian;Menteri Kelautan dan Perikanan;
Menteri Perindustrian; dsb
Science Park Science Park
Techno Park
Techno Park
Techno Park
Techno Park
Techno Park
Techno Park
Techno Park
Techno Park
Techno Park
Slide - 28
Contoh :Pondok Pusaka Techno Park, Kabupaten Kaur, Bengkulu
Slide - 29
4
KINERJA PEMBANGUNAN Provinsi Kalimantan Barat Provinsi Kalimantan Tengah Provinsi Kalimantan Selatan Provinsi Kalimantan Timur Provindi Kalimantan Utara
Slide - 31
LAJU PERTUMBUHAN PDRB MENURUT PROVINSI 2014
Slide - 31Slide - 31
Sumber: BPS, 2015
4,855,02
6,21
2,02
Slide - 32
PRESENTASE PENDUDUK MISKINMENURUT PROVINSI
(September 2014)
4.816.076.31
8.07
Indonesia 10,96
0
5
10
15
20
25
30
DK
I Jak
arta
Bal
i
Kal
iman
tan
Sel
atan
Kep
Ban
gka
Bel
itu
ng
Ban
ten
Kal
iman
tan
Te
nga
h
Kal
iman
tan
Tim
ur
Kep
Ria
u
Sum
ate
ra B
arat
Mal
uku
Uta
ra
Ria
u
Kal
iman
tan
Bar
at
Sula
wes
i Uta
ra
Jam
bi
Jaw
a B
arat
Sula
wes
i Sel
atan
Sum
ate
ra U
tara
Sula
wes
i Bar
at
Jaw
a Ti
mu
r
Sula
wes
i Ten
ggar
a
Jaw
a Te
nga
h
Sula
wes
i Ten
gah
Sum
ate
ra S
elat
an
Lam
pu
ng
DI Y
ogy
akar
ta
Ace
h
Nu
sa T
engg
ara
Bar
at
Ben
gku
lu
Go
ron
talo
Mal
uku
Nu
sa T
engg
ara
Tim
ur
Pap
ua
Bar
at
Pap
ua
Persentase Penduduk Miskin Provinsi (%) Persentase Penduduk Miskin Nasional (%)
Slide - 33
PRESENTASE TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) MENURUT PROVINSI
(Agustus 2014)
3.243.804.04
7.38Indonesia
5,94
0
2
4
6
8
10
12
Bal
i
Sula
wes
i Bar
at
Kal
iman
tan
Te
nga
h
Nu
sa T
engg
gara
Tim
ur
DI Y
ogy
akar
ta
Pap
ua
Ben
gku
lu
Sula
wes
i Ten
gah
Kal
iman
tan
Sel
atan
Kal
iman
tan
Bar
at
Go
ron
talo
Jaw
a Ti
mu
r
Sula
wes
i Ten
ggar
a
Lam
pu
ng
Sum
ate
ra S
ela
tan
Pap
ua
Bar
at
Jam
bi
Sula
wes
i Sel
atan
Kep
. Ban
gka
Bel
itu
ng
Mal
uku
Uta
ra
Jaw
a Te
nga
h
Nu
sa T
engg
ara
Bar
at
Sum
ate
ra U
tara
Sum
ate
ra B
arat
Ria
u
Kep
ula
uan
Ria
u
Kal
iman
tan
Tim
ur
Sula
wes
i Uta
ra
Jaw
a B
arat
DK
I Jak
arta
Ace
h
Ban
ten
Mal
uku
% TPT Provinsi % TPT Indonesia
SASARAN LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI WILAYAH PULAU KALIMANTAN PER PROVINSI
TAHUN 2015-2019
SASARAN LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI WILAYAH PULAU KALIMANTAN PER PROVINSI
TAHUN 2015-2019
SASARAN TINGKAT PENGANGGURAN WILAYAH PULAU KALIMANTAN PER PROVINSI
TAHUN 2015-2019
DAYA SAING PROVINSI DI INDONESIA 2013
Rank Provinsi Skor Rank Provinsi Skor
1 DKI Jakarta 1,7576 18 Sulawesi Tenggara -0,1655
2 Jawa Timur 0,6644 19 Sumatera Utara -0,1683
3 Kalimantan Timur 0,5523 20 Lampung -0,1956
4 Jawa Barat 0,5113 21 Sulawesi Barat -0,2062
5 Jawa Tengah 0,4282 22 Kalimantan Barat -0,2273
6 DI Yogyakarta 0,2757 23 Sulawesi Tengah -0,2311
7 Banten 0,2343 24 Papua -0,2378
8 Kepulauan Riau 0,1708 25 Jambi -0,2506
9 Bali 0,1371 26 Kalimantan Tengah -0,2681
10 Riau 0,1152 27 Bengkulu -0,2735
11 Sulawesi Selatan 0,0993 28 Nusa Tenggara Barat -0,2969
12 Sumatera Selatan 0,0816 29 Kepulauan Bangka Belitung -0,3085
13 Kalimantan Selatan 0,0146 30 Papua Barat -0,3179
14 Sulawesi Utara -0,0259 31 Maluku -0,3438
15 Gorontalo -0,1330 32 Maluku Utara -0,5107
16 Aceh -0,1444 33 Nusa Tenggara Timur -0,6014
17 Sumatera Barat -0,1559
Sumber: Asian Competitiveness Institute, 2013 Slide - 37Slide - 37
RASIO ELEKTRIFIKASI DAN ENERGI YANG DIKONSUMSI PER KAPITA TAHUN 2013
Sumber: Statistik Listrik, 2013 (BPS)
WILAYAHPenduduk
(1.000)
Rumah Tangga (1.000)
Pelanggan KWh Jual
Rasio Elektrifkasi
(%)
kWh jual/kapitaRT
(1.000)
Persen terhadap Indonesia
KWh (1.000)
Persen terhadap Indonesia
SUMATERA 53.539,0 13.056,4 9.917 19,78 25.739 13,95 75,95 480,75
JAWA 141.985,6 38.193,2 31.655 63,13 137.029 74,28 82,88 965,09
BALI & NUSA TENGGARA 13.721,1 3.480,9 2.203 4,39 5.687 3,08 63,30 414,49
KALIMANTAN 14.751,4 3.674,4 2.617 5,22 6.988 3,79 71,23 473,74
SULAWESI 18.216,9 4.262,2 3.019 6,02 7.266 3,94 70,83 398,85
MALUKU & PAPUA 6.604,1 1.537,2 733 1,46 1.773 0,96 47,72 268,46
LUAR JAWA 106.832,5 26.011,3 18.461 36,82 49.463 26,81 70,97 463,00
JAWA 141.985,6 38.193,3 31.655 63,13 138.081 74,85 82,88 972,50
INDONESIA 248.818,1 64.204,3 50.145 100,00 184.482 100,00 78,10 741,44
Slide - 38
PRODUKSI DAN KONSUMSI LISTRIK PER KAPITA(KWH PER KAPITA)
Sumber: World Bank, 2011
No. Negara Konsumsi Listrik Per Kapita (KwH)
Produksi Listrik (KwH)
1 Singapore 8.404,23 45.999.000.000
2 Malaysia 4.246,47 130.090.000.000
3 China 3.297,97 4.715.716.000.000
4 Thailand 2.315,99 155.986.000.000
5 Vietnam 1.073,28 99.179.000.000
6 India 684,106 1.052.330.000.000
7 Indonesia 679,7 182.384.000.000
Slide - 39
BEBERAPA CONTOH WILAYAH YANG MENGALAMI KRISIS LISTRIK ATAU POTENSIAL MENGALAMI KRISIS LISTRIK
Wilayah Sumatera Bagian Utara (Sumut dan Aceh) :
• Sudah mengalami defisit hingga 150 - 200 MW, akibat disitanya PLTGU Belawan 180 MW (tidak beroperasi) oleh Kejaksaan karena terkait kasus hukum pengadaan turbin.
• Terlambatanya beberapa proyek PLTU (FTP I), yaitu PLTU Pangkalan Susu (2x200 MW), PLTU Nagan Raya (2x100) NAD, dan PLTU Teluk Sirih 2x100 MW Sumatera Barat.
Wilayah Sulawesi Utara dan Gorontalo
• Mengalami defisit daya sekitar 20-30 MW , karena penurunan produksi listrik PLTA Tonsea,PLTA Tanggari I dan II karena kemarau, debet air Danau Tondano menurun hingga di bawah 200 cm, juga PLTP Lahendong (20MW) telah mengalami penurunan debit uap, serta kerusakan PLTU Amurang 2x30 MW.
Potensi Krisis Listrik di Jawa-Bali
• Terlambatanya pelaksanaan beberapa pembangunan PLTU terutama PLTU Batang 2x1.000 MW Jawa Tengah, PLTU Indramayu 1.000 MW, dan PLTU Mulut Tambang unit 8,9,10 -3.000 MW Sumatera Bagian Selatan (termasuk pembangunan jaringan transmisi Jawa-Sumatera).
• Diperkirakan cadangan daya (reserved margin) dapat menurun hingga 18 % pada tahun 2016 dan 16 % pada tahun 2017, Kondisi ideal reserved margin adalah 30 %.
Slide - 40
RENCANA PENGEMBANGAN ENERGI LISTRIK
Slide - 41
KALIMANTAN BARAT
KEGIATAN STRATEGIS JANGKA MENENGAH NASIONAL DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT
Slide - 43
Kegiatan Strategis Jangka Menengah Nasional
PERHUBUNGAN DARAT
PengembanganSistem Transit dan Semi BRT Kota Pontianak
PERHUBUNGAN UDARA
Pengembangan Bandara Supadio
Pembangunan Bandara Singkawang
Pengembangan Bandara Perintis di Provinsi Kalbar (Sintang)
PERHUBUNGAN LAUT
Pengembangan Pelabuhan Teluk Melano (Teluk Batang)
Pengembangan Pelabuhan Pontianak,Pantai Kijing*
Pengembangan Pelabuhan Padang Tikar
JALAN
Pembangunan Jalan Siduk - Sei Keli - Nangatayap
Pembangunan Jalan Ketapang - Siduk - Sukadana - Teluk Batang
Pembangunan Jalan Tebas-Sentebang-Tn.Hitam-Jeruju-Liku - Merbau - Temajok
Pembangunan Jalan Tn.Hitam - Sp.Bantanan - Galing - Aruk
Pembangunan Jembatan Tayan
Slide - 44
Kegiatan Strategis Jangka Menengah Nasional
JALAN
Pembangunan Jalan Nanga Pinoh - Batas Kalteng
Pembangunan Jembatan Kapuas II
Pembangunan Jalan Lingkar Luar Pontianak
Pembangunan Jalan Perbatasan Ruas Temajuk - Gunung Kukud - Simpang Tanjung
Pembangunan Jalan Perbatasan Ruas Teberau - Bts.Kec.Siding - Bts. Kab. Sanggau - Bts Kec
Sekayam - Bts. Kab. Sintang
Pembangunan Jalan Perbatasan Ruas Putussibau - Nanga Era - Bts Kaltim
Pembangunan Jalan RASAU - SEPULAU
ASDP
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Kemboja*
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Sintete*
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Sekadau
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Teluk Malike
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Sungai Durian*
KEGIATAN STRATEGIS JANGKA MENENGAH NASIONAL DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT
Slide - 45
Kegiatan Strategis Jangka Menengah Nasional
KETENAGALISTIKAN
PLTU Kalbar-1 200 MW
PLTG/MG Mobile PP Kalbar 100 MW
PLTG/MG Pontianak Peaker-1 100 MW
Pengembangan jaringan transmisi dan distribusi
Pembanguan PLTS Komunal dan PLTMH
Telekomunikasi dan Infromatika
Pembangunan Serat Optik antar seluruh kabupaten/kota
Pengembangan transmisi penyiaran TVRI
SUMBER DAYA AIR
Pembangunan/Peningkatan Jaringan Irigasi D.I. Sanggau Ledo Bengkayang
Pembangunan Outer Ring Canal Kota Metropolitan Pontianak Kota Pontianak
Perkuatan Tebing Sungai Kapuas Sei Nipah Kuning Kota Pontianak Kota Pontianak
Pembangunan Sarana/Prasarana Pengendali Banjir Kota Sintang Kab Sintang
Pembangunan Sarana/Prasarana Pengendali Banjir Kab. Kapuas Hulu Kab Kapuas Hulu
Pembangunan Bendungan Segedong Kab Pontianak
Pembangunan Bendungan Kapuas Hulu Kab Kapuas Hulu
Peningkatan kapasitas Waduk Panepat ( 10 Ha) Kota Pontianak
Pembangunan Prasarana Pengambilan dan Saluran Pembawa Air Baku Kota Ketapang Kab Ketapang
Pembangunan Prasarana Pengambilan dan Saluran Pembawa Air Baku Sungai Potan Kab Kapuas Hulu
KEGIATAN STRATEGIS JANGKA MENENGAH NASIONAL DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT
Kegiatan Strategis Jangka Menengah Nasional
PENDIDIKAN
Peningkatan pelayanan pendidikan daerah perbatasan dan pulau (dalam bentuk sekolah
berasrama).
Pembangunan Politeknik di Kabupaten Bengkayang, Kapuas Hulu dan Sanggau.
KESEHATAN
Peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak (difokuskan untuk 10 kabupaten tertinggal dan daerah
perbatasan)
Pemenuhan tenaga medis
Peningkatan sarana dan prasarana kesehatan dasar
Peningkatan sarana dan prasarana kesehatan rujukan (Kab. Sanggau, Kab. Kapuas Hulu, Kab.
Sambas, Kab. Bengkayang)
Pengendalian penyakit HIV dan AIDS
Penanggulangan gizi buruk
KEGIATAN STRATEGIS JANGKA MENENGAH NASIONAL DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT
KALIMANTAN TENGAH
Slide - 48
Kegiatan Strategis Jangka Menengah Nasional
PERKERETAAPIAN DIPERUNTUKKAN BAGI PENGANGKUTAN PENUMPANG DAN BARANG
Pembangunan Jalur KA : Kudangan – Nanga Bulik – Kumai
Pembangunan Jalur KA Puruk Cahu – Kuala Kurun – Rabambang – Tumbang Samba – Sampit- Kuala
Pembuang – Teluk Segintung
Pembangunan Jalur KA Tumbang Samba – Rantau Pulut -Nanga
Pembangunan Jalur KA Kuala Kurun – Rambambang – palangkaraya – Pulang Pisau – Batanjung (Kuala
Kapuas)
Pembangunan Jalur KA Puruk Cahu – Bangkuang / Mangkatip - Batanjung
Pembangunan Jalur KA Banjarmasin-Palangkaraya
PERHUBUNGAN UDARA
Pengembangan Bandara Tjilik Riwut
Pembangunan Bandara Muara Teweh
PERHUBUNGAN LAUT
Pengembangan Pelabuhan Laut Batanjung, Teluk Segintung dan Pelabuhan Kumai
Pengembangan Pangkalan Bun
Pengembangan Pelabuhan Tongkang Bangkuang
Pengembangan Pelabuhan Bagendang*
Pembangunan Pelabuhan Tanjung Perawan di Kab.Pulang Pisau
Pembangunan Pelabuhan Pulau Damar di Kabupaten Katingan
Relokasi Pelabuhan Pangkalan Bun ke Sebuai di Kabupaten Kotawaringin Barat
KEGIATAN STRATEGIS JANGKA MENENGAH NASIONAL DI PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
Slide - 49
Kegiatan Strategis Jangka Menengah Nasional
JALAN
Pembangunan Jalan Palangkaraya-Bukittliti-Bkt.Batu-Buntok-Ampah
Pembangunan Jalan Sampit-Samuda-Ujung Pandaran
Pembangunan Jalan Tumbang Samba-Tbg Senawang-Bts Kalbar
Pembangunan Jembatan Tumbang Samba
ASDP
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Baok
Pemb. Dermaga Sungai di Kasongan Baru di Kec. Katingan Hilir
Pengadaan Bus Air
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Sungai RPM
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Sungai Kasongan Baru*
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Sungai Petanak*
KETENAGALISTRIKAN
PLTMG Bangkanai (FTP2) 140 MW
PLTU Kalselteng 1 100 MW
Pengembangan jaringan transmisi dan distribusi
Persiapan Jaringan Kabel Listrik bawah Laut KalimantanTengah ke Jawa tengah
Pengembangan Energi Baru dan Terbarukan
KEGIATAN STRATEGIS JANGKA MENENGAH NASIONAL DI PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
Slide - 50
Kegiatan Strategis Jangka Menengah Nasional
Telekomunikasi dan Infromatika
Pembangunan Serat Optik antar seluruh kabupaten/kota
Pengembangan transmisi penyiaran TVRI
SUMBER DAYA AIR
Pembangunan Prasarana Air Baku Kotawaringin Barat Kab Kotawaringin Barat
Revitalisasi lahan rawa ex PLG
PENDIDIKAN
Program PAUD : a. BOP PAUD; b. Rintisan PAUD; dan c. Gugus PAUD
Program Pendidikan Dasar a. Peningkatan mutu SD; b. Peningkatan mutu PK-PLK; c. Peningkatan
mutu SMP; dan d. P2TK Dikdas (tunjangan guru kualifikasi, daerah khusus/terpencil, tunjangan
profesi, dan tunjangan fungsional non-PNS)
Program Pendidikan Menengah dan Luar Biasa : a. Layanan Peningkatan mutu Pendidikan SMA;
b. Layanan Peningkatan mutu SMK; dan c. P2TK Dikmen (tunjangan kualifikasi guru, daerah
khusus/terpencil, tunjangan profesi, dan tunjangan fungsional non-PNS)
Program Pendidikan Non-formal dan Informal : Peningkatan mutu Layanan kursus dan
keterampilan
KEGIATAN STRATEGIS JANGKA MENENGAH NASIONAL DI PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
Kegiatan Strategis Jangka Menengah Nasional
KESEHATAN
Pelayanan Kesehatan Dasar : Diperlukan akreditasi dan peningkatan fasilitas pelayanan
kesehatan dasar
Pelayanan Kesehatan Perorangan : a. Membangun sistem penanggulangan kegawat daruratan
terpadu; b. Peningkatan pemenuhan layanan spesialistik; dan c. Peningkatan kepastian tenaga
kesehatan strategis untuk mendukung target MDGs
Peningkatan dan Perbaikan Sarana Prasarana : Peningkatan/pengembangan rumah sakit jiwa
kalawa atei
Program Jaminan Kesehatan dan Kefarmasian : a. Jaminan kesehatan, diperlukan untuk
pembayaran premi (Jamkesda Kalteng Barigas) agar masyarakat miskin yang belum menerima
(JKN-PBI) dapat masuk dalam kartu Kalteng Barigas; b. Peningkatan ketersediaan obat publik
dan perbekalan kesehatan; dan c. Peningkatan produksi dan distribusi kefarmasian
Penanggulangan Masalah Kesehatan : a. Penanganan krisis kesehatan; b. Penanganan rabies; c.
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM); d. Sistem Surveillance terpadu; e. Universal Child
Immunization (UCI); f. Eliminasi Malaria; g. Pemberantasan Tb paru; h. Penemuan kasus
HIV/AIDS; dan i. Penanggulangan filariasis
KEGIATAN STRATEGIS JANGKA MENENGAH NASIONAL DI PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
KALIMANTAN SELATAN
Slide - 53
Kegiatan Strategis Jangka Menengah Nasional
PERKERETAAPIAN DIPERUNTUKKAN BAGI PENGANGKUTAN PENUMPANG DAN BARANG Pembangunan KA Tanjung-Paringin- Rantau- Martapura-Bandara Syamsoedin Noor -
Banjarmasin Pembangunan jalur kereta api : Banjarmasin Pelaihari Batu Licin Sengayam Tanah Grogot Pembangunan Jalur KA Tanjung-Balikpapan Pembangunan Jalur KA Banjarmasin-Palangkaraya
PERHUBUNGAN DARAT PengembanganSistem Transit dan Semi BRT Kota Banjarmasin*
PERHUBUNGAN UDARA Pengembangan Bandara Gusti Syamsir Alam Pengembangan Bandara Syamsudian Noor Banjarmasin
PERHUBUNGAN LAUT Pengembangan Pelabuhan Laut Batulicin Pembangunan Pelabuhan Seibuku (sebuku) Pengembangan Pelabuhan Pelaihari/Swarangan Pengembangan Pelabuhan Trisakti Banjarmasin* Pengembangan Pelabuhan Marabatuan
KEGIATAN STRATEGIS JANGKA MENENGAH NASIONAL DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
Kegiatan Strategis Jangka Menengah Nasional
JALAN Pembangunan Jalan akses Kawasan Industri Batulicin ke Pelabuhan Batulicin Pembangunan Jalan akses menuju Pelabuhan Pelaihari di Kabupaten Tanah Laut Pembangunan Jalan Benua Anyar - Margasari-Ma. Muning-Kandangan Pembangunan Jalan Kandangan - Hampang- Batu Licin Pembangunan Jalan Kawasan Industri Batulicin Ruas Batulicin-Lumpangi, Batulicin-Mentewe, Batulicin-
Pagatan, Batulicin-S.Kupang, dan Simp. Kodeco-Mentewe Pembangunan Jalan Pelabuhan Trisakti Banjarmasin (Trisakti - Pasir Mas - Jembatan Barito) Pembangunan Jalan Akses Pelabuhan Trisakti dan Pelabuhan Pelaihari Peningkatan Jalan Ambungan - Tajau Pecah Pembangunan Jalan Lingkar (Sei Ulin dan Batu Licin) Pembangunan Jembatan Penghubung Pulau Laut
ASDP
Pengembangan Dermaga Penyeberangan P. Sebuku*
KETENAGALISTRIKAN PLTGU/MGU Kalsel Peaker 1 200 MW PLTG/MG Mobile PP Kalselteng (Seberang Barito) 100 MW PLTG/MG Mobile PP Kalselteng (Trisakti dan Kayutangi) 100 MW PLTU Kalsel (FTP2) 2x100 MW PLTU Kalselteng 2 100 MW Pengembangan jaringan transmisi dan distribusi Pembangunan PLTS Komunal Program Listrik Gratis
KEGIATAN STRATEGIS JANGKA MENENGAH NASIONAL DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
Slide - 55
Kegiatan Strategis Jangka Menengah Nasional
TELEKOMUNIKASI DAN INFROMATIKA
Pembangunan Serat Optik antar seluruh kabupaten/kota
Pengembangan transmisi penyiaran TVRI
SUMBER DAYA AIR Lanjutan Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Batang Alai Pembangunan Pengendali Erosi dan Proteksi S. Barito di Marabahan, Kab Batola Pembangunan Pengendali Erosi dan Proteksi S. Martapura, Kota Banjarmasin Pembangunan Pengendali Erosi dan Proteksi Sungai Martapura, Kab Banjar Pembangunan Pengendali Erosi dan Proteksi S. Tabalong (3 Lokasi) Pengendalian Banjir Santui, Kintap dan Batu Licin Pengendalian Banjir, Jorong, Asam - Asam & Kintap Pengendalian Banjir Kandang Jaya Normalisasi Sungai Martapura Pembangunan Pengaman Pantai Aluh Aluh Pembangunan Waduk Tapin Tanah Bendungan Tapin Pembangunan Embung Tala Pembangunan Embung Tanbu Pembangunan Air Baku Banjar Bakula
KEGIATAN STRATEGIS JANGKA MENENGAH NASIONAL DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
Slide - 56
Kegiatan Strategis Jangka Menengah Nasional
PENDIDIKAN
Pembangunan sekolah baru SD, SMP, SMA/SMK
Pembangunan ruang kelas baru SD, SMP, SMA/SMK.
Rehabilitasi ruang kelas SD, SMP, SMA/SMK.
Peningkatan kualifikasi pendidikan guru (S1)
Pendidikan keaksaraan dan pendidikan paket A, paket B, dan paket C
KESEHATAN
Pembangunan Puskesmas yang terakreditasi (1 kecamatan = 1 puskesmas)
Peningkatan sarana prasarana kesehatan
Bina gizi kesehatan ibu dan anak
Penyehatan lingkungan
BOK
PERUMAHAN
SPAM Regional Banjarbakula
Rusunawa Kab Banjar 4TB, Kab Kotabaru 1TB, Banjarmasin 2TB, Hulu Sungai Utara 1 TB
Penanganan Kawasan kumuh di Banjarmasin, Kab Barito Kuala, Kotabaru, dan Kab Banjar
KEGIATAN STRATEGIS JANGKA MENENGAH NASIONAL DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
KALIMANTAN TIMUR
Slide - 58
Kegiatan Strategis Jangka Menengah Nasional
PERKERETAAPIAN DIPERUNTUKKAN BAGI PENGANGKUTAN PENUMPANG DAN BARANG
Pembangunan jalur KA antara Balikpapan - Samarinda
Pembangunan jalur KA antara Muara Wahau - Muara Bengalon (swasta)
Pembangunan jalur KA antara Murung Raya – Kutai Barat – Paser – Penajam Paser Utara – Balikpapan
(swasta)
Pembangunan Jalur KA Tanjung-Balikpapan
PERHUBUNGAN DARAT PengembanganSistem Transit dan Semi BRT Kota Samarinda* PengembanganSistem Transit dan Semi BRT Kota Balikpapan*
PERHUBUNGAN UDARA Pembangunan Bandara Tana Paser Pengembangan Bandara Bontang Pengembangan Bandara Samarinda Baru Pengembangan Bandara Datah Dawai Pembangunan Bandara Perintis Long Apari
PERHUBUNGAN LAUT Pengembangan Terminal Peti Kemas Palaran Pembangunan Pelabuhan Internasional Maloy/Sangkulirang* Pelabuhan Kuala Samboja Pengembangan Pelabuhan Internasional Balikpapan (Terminal Peti Kemas Kariangau) Pembangunan Fasilitas Pelabuhan Penajam Paser Pengembangan Pelabuhan Tanah Grogot Pengembangan Pelabuhan Samarinda Pembangunan infrastruktur pelabuhan sebagai pendukung Integrated Mining Development MEC Coal
Project
KEGIATAN STRATEGIS JANGKA MENENGAH NASIONAL DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Slide - 59
Kegiatan Strategis Jangka Menengah Nasional
JALAN Pembangunan Jalan Akses Jembatan Pulau Balang Pembangunan Jalan Sangkulirang-Taliyasan-Guntur-Tanjung Redep Pembangunan Jalan Tol Samarinda - Balikpapan Pembangunan Jalan Akses Maloy Pembangunan Jembatan Loa Kulu Pembangunan Jembatan Pulau Balang Pembangunan Jembatan Tullur Aji Jejangkat Pembangunan Jalan Singkuang – Bandara Kalimarau Pembangunan Jembatan Kelay (Kab. Berau) Pembangunan Jalan Perbatasan Bts Kalbar - Tiong Ohang - Long Pahangai Pembangunan Jalan Lingkar Samarinda Pembangunan Jalan Perbatasan Bts Kalbar - Tiong Ohang - Long Pahangai-Batas Kaltara
ASDP Pengembangan Dermaga Penyeberangan Sungai Batu Dinding Kab. Kutai Barat
KEGIATAN STRATEGIS JANGKA MENENGAH NASIONAL DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Slide - 60
Kegiatan Strategis Jangka Menengah Nasional
KETENAGALISTRIKAN PLTG/MG Kaltim Peaker 2 100 MW PLTU Kaltim (FTP2) 2x100 MW PLTU Kaltim 4 100 MW Pengembangan jaringan transmisi dan distribusi PLT Biomass sawit dan limbah sawit (Energi Baru Terbarukan) PLTS Komunal
INFRASTRUKTUR ENERGI Pembangunan Jaringan gas kota di Samarinda
Telekomunikasi dan Infromatika
Pembangunan Tower Telekomunikasi di daerah pedalaman dan perbatasan
Pembangunan Serat Optik antar seluruh kabupaten/kota
Pengembangan transmisi penyiaran TVRI
KEGIATAN STRATEGIS JANGKA MENENGAH NASIONAL DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Kegiatan Strategis Jangka Menengah Nasional
SUMBER DAYA AIR Pembangunan Waduk Teritip Kab. Balikpapan Pembangunan Bendung Tepian Buah (1.500 Ha) Kab. Berau Pembangunan Bendung Sidomukti Kab. Kukar Pembangunan Bendung Sukabumi Kab. Kukar Pembangunan Bendung Ritan Lama Kab. Kukar Pembangunan Bendung Mejang Kab. Kutim Peningkatkan DR. Sebakung Kab. PPU Pembangunan Bendali V Banjir Papan Lestari Sepinggan Kota Balikpapan Kota Balikpapan Lanjutan Penanganan Banjir dan Pengaman Tebing Sungai Karang Mumus Kota Samarinda Kota
Samarinda Pembangunan Pintu Air dan Pompa Banjir Muara Sungai Karang Mumus Kota Samarinda Kota
Samarinda Lanjutan Pembangunan Bendungan Teritip Kota Balikpapan Kota Balikpapan Pembangunan Bendungan Sepaku Semoi Kab. PPU Pembangunan Bendungan Lambakan Kab. PPU Pengerukan dan Konservasi DAS Danau Semayang Kab. Kukar Pengerukan dan Konservasi DAS Danau Melintang Kab. Kukar Pembangunan Embung Aji Raden Kota Balikpapan Pembangunan Intake Keledang Kapasitas 900 Lt/dt Kota Samarinda Pengadaan & Pemasangan Jaringan Transmisi Air Baku Dia 800 mm Intake Loa Kulu -IPA Lok
Bahu L = 8.4 KM Kota Samarinda
KEGIATAN STRATEGIS JANGKA MENENGAH NASIONAL DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Kegiatan Strategis Jangka Menengah Nasional
PENDIDIKAN
Pengembangan Politeknik Negeri Samarinda (penguatan Program Studi Nautika)
Pengembangan Institut Teknologi Kalimantan serta Institut Seni dan Budaya (ISBI)
Penyediaan layanan pendidikan di daerah perbatasan (Kab. Mahakam Ulu)
Pembangunan asrama untuk SMA unggulan, terutama untuk daerah perbatasan (Kab.
Mahakam Ulu)
KESEHATAN Peningkatan fasilitas pelayanan kesehatan dasar : 1. Pembangunan puskesmas baru: Long
Apari, Long Bagun dan Long Pahangai (Kab. Mahakam Ulu, Kaltim); 2. Rehabilitasi puskesmas; 3. Alat Kesehatan; dan 4. Pusling perairan (Kab. Berau, Kutai Barat dan Mahakam Ulu)
Pengembangan puskesmas 24 jam menjadi RS Pratama (Diusulkan untuk Kab. Kutai Kartanegara dan Kota Samarinda (lokasi perbatasan))
Pemenuhan peralatan kesehatan RS Pratama (Lokasi di 5 kabupaten: Kab. Paser, Kab. Kutai Barat, Kab. Kutai Timur, Kab. Mahakam Ulu, Kab. Berau)
PERUMAHAN Pembangunan TPA Sanitary Landfil dan IPAL (Samarinda, Balikpapan, Bontang) Pengurangan Kawasan Kumuh (Samarinda, Balikpapan dan Bontang)
KEGIATAN STRATEGIS JANGKA MENENGAH NASIONAL DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
KALIMANTAN UTARA
KEGIATAN STRATEGIS JANGKA MENENGAH NASIONAL DI PROVINSI KALIMANTAN UTARA
Slide - 64
Kegiatan Strategis Jangka Menengah Nasional
PERHUBUNGAN UDARA Pengembangan Bandara Tanjung Harapan, Bulungan Pengembangan Bandara Juwata-Tarakan Pembangunan Bandara Maratua Peningkatan Bandara Perintis Binuang Kec. Krayan Selatan Pembangunan Bandar Udara Sebatik
PERHUBUNGAN LAUT Pengembangan Pelabuhan Nunukan Pengembangan Pelabuhan Tarakan Pembangunan Pelabuhan Bongkar Muat Barang di Pesawan Tg. Selor Pengembangan Pelabuhan Tunon Taka Pengembangan Pelabuhan Malundung Pengembangan Pelabuhan Sebatik Pembangunan Pelabuhan Internasional di Tanah Kuning Pembangunan Pelabuhan Bebatu (Kabupaten Tanah Tidung)
Slide - 65
Kegiatan Strategis Jangka Menengah Nasional
JALAN Pembangunan Jalan Perbatasan Long Nawang - Long Bujungan - Long Kemuat - Langap –
Malinau Pembangunan Jalan Mesalong-Sasipu--Tou Lumbis Pembangunan Jalan Perbatasan Malinau – Punan - Long Bawan – Long Midang Pembangunan Jalan Long Nawang – Metulang – Long boh – Bts Kaltim Pembangunan Jalan Penghubung Kab. Bulungan – Tarakan Pembangunan Jembatan Pendukung Pengembangan Kota Baru Tarakan
ASDP Pengembangan Dermaga Penyeberangan Nunukan Pengembangan Dermaga Penyeberangan Sebatik Pengembangan Pelabuhan Penyeberangan/Ferry Tarakan Peningkatan Pelabuhan Ferry Ancam
KETENAGALISTRIKAN PLTMG Tanjung Selor 15 MW PLTMG Nunukan 2 10 MW Pengembangan jaringan transmisi dan distribusi PLTA Besahan (Kayan 3) dan PLTA Long Sempanjang Total kapasitas 1000 MW
KEGIATAN STRATEGIS JANGKA MENENGAH NASIONAL DI PROVINSI KALIMANTAN UTARA
Slide - 66
Kegiatan Strategis Jangka Menengah Nasional
TELEKOMUNIKASI DAN INFROMATIKA Pembangunan Tower Telekomunikasi di daerah pedalaman dan perbatasan Pembangunan Serat Optik antar seluruh kabupaten/kota Pengembangan transmisi penyiaran TVRI
SUMBER DAYA AIR Pembangunan DR. Sepunggur Kab. Bulungan Pembangunan DR. Salim batu Kab. Bulungan Pembangunan DR. Teras Baru Kab. Bulungan Pembangunan Pengendalian Banjir Tanjung Belimbing (Kanal, Retarding Basin dan Drainase)
Kota Malinau Kab. Malinau Pembangunan/Peningkatan Jaringan Irigasi D.R. Tanjung Buka Pembangunan/Peningkatan Jaringan Irigasi D.R. Sepunggur Pembangunan/Peningkatan Jaringan Irigasi D.R. Salim Batu Pembangunan/Peningkatan Jaringan Irigasi D.R. Teras Baru Pembangunan/Peningkatan Jaringan Irigasi D.R. Selang Ketok Pembangunan/Peningkatan Jaringan Irigasi D.T. Tanah Kuning Persiapan Pembangunan 5 Bendungan di Sungai Kayan (Kab Bulungan) dan 3 bendungan di
Sungai Mentarang (Kab Malinau) Pembangunan embung di Kota Tarakan Pembangunan Waduk PLTA Besahan (Kayan -K3) dan Pembangunan Waduk PLTA Long
Sempajang (Mentarang 3) (1000 MW)
KEGIATAN STRATEGIS JANGKA MENENGAH NASIONAL DI PROVINSI KALIMANTAN UTARA
Kegiatan Strategis Jangka Menengah Nasional
PENDIDIKAN Pembangunan sekolahbaru TK, SD, SMP, SMA, SMK Pengembangan sarana dan prasarana pendidikan Pembangunan asrama sekolah
KESEHATAN Pembangunan untuk RS Pratama di Kab. Tana Tidung (Tana lia, bebatu), Kab. Nunukan (sebayu
dan krayan), Kab. Malinau (long ampung, RS Langap). Penyediaan alkes, jaringan, untuk RS Pratama di Pratama di Kab. Tana Tidung (Tana lia, bebatu),
Kab. Nunukan (sebayu dan krayan), Kab. Malinau (long ampung), RSUD Tarakan besera pembangunan gedung radioterapi,
Pembangunan RS type D di Kota Tana Tidung (pengembangan dari Puskesmas menjadi RS) Pengadaan tenaga kesehatan di Kab. Malinau (dokter spesialis, bidan, perawat, ahli gizi) Pembangunan baru RS Provinsi tipe A di Tanjung Selor, Kaltara
PERUMAHAN Pembangunan rumah khusus daerah perbatasan 230 KK di Kec Krayan Selatan dan 845 KK di
Kec Lumbis Ogong Pembangunan infrastruktur kawasan permukiman untuk rumah khusus di daerah perbatasan Pembangunan konsep persampahan ramah lingkungan untuk Ibu Kota Kaltara
KEGIATAN STRATEGIS JANGKA MENENGAH NASIONAL DI PROVINSI KALIMANTAN UTARA
REVOLUSI MENTAL
BAPPENAS : KOORDINASI PERENCANAAN
MENKO : KOORDINASI PELAKSANAAN
PENINGKATAN KUALITAS MANUSIA DAN MASYARAKAT
Peningkatan kemandirian
ekonomi & daya saing bangsa
Pembangunan Pendidikan
yang berkualitas dan
kebudayaan yang memacu daya cipta &
inovasi
Peningkatan kepatuhan & penegakan hukum dan reformasi lembaga peradilan
Perkuatan kelembagaan
politik & reformasi birokrasi
pemerintahan
Pemanfaatan Modal Sosial dan Modal
Budaya
Pengembangan kepribadian & peneguhan jati
diri bangsa
Peningkatan peran lembaga sosial, agama,
keluarga, media publik
Kemendag, Kemen Industri,Kemen Pariwisata, Kemen UKM,Kemen BUMN, Kemen KP, Pemda
Kemendikbud,KemRistek & Dikti,Kemenag,Pemda
Kemenkumham,Polri, Kejagung, KPK,Pemda
Kemendagri, Kemen PAN & RB,KPK, Pemda
Kemendagri,Kemenag,Kemensos,Kemenkominfo,Kemenpora,Kemen PP & PA,BKKBN, Pemda
Kemensos, Kemendikbud,Kemen Desa, Trans, PDT,Pemda
Kemendikbud,Kemendagri,Kemensos,Pemda
Slide - 68
5 PENUTUP
TINDAK LANJUT
Dalam rangka pencapaian sasaran prioritas pembangunan nasional yangditetapkan dalam RPJMN 2015-2019:
a. Kementerian/Lembaga diharuskan menyusun Renstra K/L dengan mengacupada RPJMN 2015 – 2019.
b. Pemerintah Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota diharapkan dapatmenyelaraskan RPJMD Provinsi/Kabupten/Kota dengan RPJMN 2015-2019.
i. Bagi Provinsi, Kabupaten dan Kota yang akan menyelenggarakanPemilihan Kepala Daerah mulai tahun 2015 sampai dengan tahun 2018,penyusunan RPJMD Provinsi, Kabupaten dan Kota 2015-2019berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah(RPJPD) dan memperhatikan RPJMN 2015-2019.
ii. Bagi Provinsi, Kabupaten dan Kota yang telah menetapkan RPJMDsebelum ditetapkannya RPJMN 2015-2019, penyelarasan RPJMDmasing-masing dilakukan dalam penyusunan RKPD yang diselaraskandengan RKP mulai tahun 2015 dan tahun-tahun berikutnya sampaidengan berakhirnya periode RPJMN 2015-2019.
Slide - 70
PENYELARASAN SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN
NASIONAL DENGAN DAERAH
Diacu DiperhatikanDiserasikan melalui MUSRENBANG
RKP RPJM
NasionalRPJP
Nasional
Renstra KLRenja -
KL
RAPBN
RKA-KL
APBN
Rincian APBN
Pedoman Dijabarkan Pedoman
Pedoman
Pedoman
Pedoman
Diacu
Pe
me
rintah
P
usat
RPJM Daerah
RPJP Daerah
RKP Daerah
Renstra SKPD
Renja -SKPD
RAPBD
RKA -SKPD
APBD
Rincian APBD
Pedoman
Pedoman
Pedoman Dijabarkan
Pedoman
Pedoman
Diacu
UU SPPN (No.25/2004)
Pe
me
rintah
D
aerah
BahanBahan (diserasikan dlm RAKORPUS & Trilateral Meeting)
Bahan Bahan
UU KeuNeg (No.17/2003)
Slide - 71
BAGAN ALUR PENYUSUNAN RPJMN DAN PENYELARASAN RENSTRA DAN RPJMD
Slide - 72
VISI MISIPRESIDEN TERPILIH
RENSTRA K/LRancangan Renstra K/L
Pedoman Penyesuaian
Hasil Evaluasi Renstra
RPJPN
2005-2025
Hasil Evaluasi RPJMN
Aspirasi Masyarakat
Pedoman Penyusunan
Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri.
Menteri PPN/Bappenas, dan Menteri Keuangan
Rancangan TeknokratikRenstra K/L
Rancangan Teknokratik
RPJMN
Background Study
RANCANGAN RPJMN
Pembagian Tugas
SIDANG KABINET
TRILATERAL MEETING
Bilateral Meeting
Penyesuaian Renstra K/L
Musrenbang Jangka
MenengahNasional
Bilateral Meeting
Penyelarasan RPJMD
SIDANG KABINET
Penelaahan
RANCANGAN AWAL RPJMN
RANCANGAN RPJMN
RANCANGAN AKHIR RPJMN
RPJMN
2015-2019
(Perpres 2/2015)
Difasilitasi oleh:-Kementerian PPN/Bappenas-Kementerian Dalam Negeri-Kementerian Keuangan
PEMERINTAH DAERAH(Provinsi,
Kabupaten/Kota)
RPJMD/RKPD
Sinergi Dalam Pembangunan Infrastruktur Sinergi Dalam Bidang Regulasi Sinergi Dalam Bidang Iklim Investasi Dan Iklim Usaha
PENINGKATAN SINERGI ANTARA PEMERINTAH PUSAT-DAERAH UNTUK MENSUKSESKAN PELAKSANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
Dukungan pembangunan infrastruktur regional dan lokal yang diperlukan untuk
menghubungkan infrastruktur nasional dengan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi
(klaster industri) agar diperoleh manfaat (multiplier effects) secara optimal.
Pemda perlu mendorong percepatan proses pembebasan lahan di wilayahnya
dengan berpedoman kepada peraturan yang berlaku.
Komitmen untuk mensukseskan pembangunan nasional bukan hanya antara
Pemerintah Pusat, BUMN dan swasta. Pemda pun harus terlibat dan
mengantisipasi sehingga anggaran belanja modal daerah (APBD) dapat dipakai
untuk mendukung pelaksanaan pembangunan nasional ini.
Dalam rangka mensukseskan pembangunan nasional, peran Pemda sangatsentral untuk:
PENINGKATAN SINERGI DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH
Slide - 74
1. Regulasi/proses perizinan bersifat lintas kewenangan dibutuhkan koordinasi dansinergi antara dinas-dinas perizinan di daerah dan departemen teknis. Panduan perizinanusaha yang transparan akan meniadakan in-konsistensi antara peraturan-peraturan di tingkatpusat dan daerah, dan mengurangi in-efisiensi proses perizinan.
2. Pemahaman filosofi dan prinsip pungutan sangat diperlukan sebelummenerapkan pungutan/retribusi di daerah diperlukan kejelasan subjek danobjeknya, kejelasan hak dan kewajiban wajib pungut/pemda, serta relevansi antara tujuandan isi perda.
3. Masih banyak Provinsi dan Kabupaten/Kota yang belum merevisi RTRW sesuaidengan UU No 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Hal ini dapat menghambatproses pemberian izin usaha bagi investor karena salah satu kriteria pemberian izin usahaadalah kesesuaian lokasi usaha dalam tata ruang wilayah. Perlu adanya percepatanpenyelesaian penyusunan RTRW.
PENINGKATAN SINERGI DALAM BIDANG REGULASI ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH (1/2)
Slide - 75
4. Terkait dengan percepatan pelaksanaan pembangunan nasional perludilakukan debottlenecking regulasi yang menghambat proses investasi didaerah, melalui:
• Menghilangkan tumpang tindih antar peraturan yang sudah ada baik ditingkat pusat dan daerah, maupun antara sektor/lembaga;
• Merevisi atau menerbitkan peraturan daerah yang sangat dibutuhkanuntuk mendukung percepatan pelaksanaan pembangunan nasional;
• Memberikan insentif kepada kegiatan-kegiatan ekonomi utama yang sesuaidengan prioritas pembangunan nasional;
• Mempercepat dan menyederhanakan proses serta memberikan kepastianperizinan.
Slide - 76
PENINGKATAN SINERGI DALAM BIDANG REGULASI ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH (2/2)
1. Penyederhanaan prosedur dilakukan melalui Penerapan Sistem PelayananInformasi dan Perizinan Investasi Secara Elektronik (SPIPISE) pada PelayananTerpadu Satu Pintu (PTSP) dengan arah kebijakan yaitu penerapan SPIPISE diPTSP sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas PTSP.
2. Pembatalan perda bermasalah dan pengurangan biaya untuk memulai usahaseperti Tanda Daftar Perusahaan (TDP) dan Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP).
3. Perbaikan logistik nasional dan daerah dilakukan melalui pengembangan danpenetapan Sistem Logistik Nasional yang menjamin kelancaran arus barang danmengurangi biaya transaksi/ekonomi biaya tinggi serta didukung olehinfrastruktur yang memadai melalui skema pendanaan Kerjasama PemerintahSwasta (KPS).
4. Perbaikan sistem informasi tetap dilakukan melalui pengoperasian secara penuhNational Single Window (NSW) untuk impor dan ekspor.
5. Sinkronisasi kebijakan ketenagakerjaan dan iklim usaha
PENINGKATAN SINERGI DALAM BIDANG IKLIM INVESTASI DAN IKLIM USAHA
ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH
Slide - 77
Terima Kasih
LAMPIRAN
LOKASI PUSAT-PUSAT PERTUMBUHAN WILAYAH PULAU KALIMANTAN RPJMN 2015- 2019
LOKASI PRIORITAS PENGEMBANGAN KAWASAN PERKOTAAN DAN PERDESAAN
WILAYAH PULAU KALIMANTAN
LOKASI DAERAH TERTINGGALWILAYAH PULAU KALIMANTAN 2015-2019
LOKASI PRIORITAS KAWASAN PERBATASANWILAYAH PULAU KALIMANTAN 2015-2019
INDEKS RISIKO BENCANA WILAYAH PULAU KALIMANTAN