PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA...

90
PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA MELALUI BIMBINGAN KEAGAMAAN ISLAM DI PONDOK PESANTREN RAUDLATUT THALIBIN KEC. TUGUREJO KOTA SEMARANG SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Sosial Islam (S.sos.I) Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam Oleh : SYAIFUL ANWAR 1103033 FAKULTAS DAKWAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2008

Transcript of PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA...

Page 1: PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Muhammad SAW. yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu

PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA MELALUI BIMBINGAN

KEAGAMAAN ISLAM DI PONDOK PESANTREN RAUDLATUT THALIBIN KEC. TUGUREJO KOTA

SEMARANG

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Mencapai Derajat Sarjana Sosial Islam (S.sos.I)

Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam

Oleh :

SYAIFUL ANWAR 1103033

FAKULTAS DAKWAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG 2008

Page 2: PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Muhammad SAW. yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu

ii

Page 3: PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Muhammad SAW. yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu

iii

PENGESAHAN

SKRIPSI

PENINGKATAN PERILKU PROSOSIAL MAHASISWA MELALUI BIMBINGAN

KEAGAAMAAN ISLAM DI PONDOK PESANTREN RAUDLATUT THALIBIN

KEC. TUGUREJO KOTA SEMARANG

Disusun Oleh:

SYAIFUL ANWAR

NIM. 1103033

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

pada tanggal Januari 2008

dan dinyatakan telah lulus memenuhi syarat

Susunan Dewan Penguji

Anggota Penguji

Ketua Dewan Penguji Penguji I

Sekertaris Dewan Penguji

Pembimbing I Penguji II

Page 4: PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Muhammad SAW. yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu

iv

Page 5: PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Muhammad SAW. yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu

v

PERSEMBAHAN

Dengan rendah hati karya ini didedikasikan untuk :

Ayahanda H. Muhsin dan Ibunda Hj. Kiptiyah tercinta yang telah memberikan

dukungan moral dan material serta do’a yang tiada henti-hentinya hingga

terselesaikannya skripsi ini.

Kakakku Khyatun Nikmah dan adikku Inayati Mu’alamah serta sahabat

terdekatku Diandini Kurniati yang selalu memberikan dorongan, dukungan kasih

sayang dilengkapi dengan do’a hingga terlesaikannya skripsi ini.

Teman-teman seperjuangan angkatan 2003 (Dul Rokim, Lek Magfiron, Gajah

Ari, Mbah Mansur, Mbah Hambali, Ali, Iman Set, Sukron, Andi, Mbak Rea,

Habni, Umi, Atun, Alfi, Pipit, Mus, Ismi) yang tidak bisa saya sebut namanya

satu persatu.

Temen-temen masjid al-Fattah “pak Darto, mas Nardi, mas Eko, kang Irwanto,

mas Abi, mbak Zanah, mbak Karni, Lia, plentus Zazan ’ ”yang tidak bisa

disebutkan satu persatu terima kasih atas bantuan dukungan kalian.

Page 6: PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Muhammad SAW. yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu

vi

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah kerja saya sendiri dan

di dalamnya tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar

kesarjanaan di suatu perguruan tinggi di lembaga pendidikan lainnya. Pengetahuan

yang diperoleh dari hasil penerbitan maupun yang belum atau tidak diterbitkan,

sumbernya dijelaskan di dalam tulisan dan daftar pustaka.

Semarang, 10 Januari 2008

Syaiful Anwar NIM. 1103033

Page 7: PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Muhammad SAW. yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah

melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, akhirnya penulis dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi ini yang merupakan tugas dan syarat yang

wajib dipenuhi guna memperoleh gelar kesarjanaan dari Fakultas Dakwah IAIN

Walisongo Semarang.

Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita, nabi

Muhammad SAW. yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu

pengetahuan, khususnya ilmu-ilmu ke-Islaman, sehingga dapat menjadi bekal

hidup kita, baik di dunia dan di akherat kelak.

Adalah suatu kebanggaan tersendiri, jika suatu tugas dapat terselesaikan

dengan sebaik-baiknya. Bagi penulis, penyusunan skripsi merupakan tugas yang

tidak ringan. Penulis sadar banyak hambatan yang menghadang dalam proses

penyusunan skripsi ini, dikarenakan keterbatasan kemampuan penulis sendiri.

Kalaupun akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan, tentunya karena beberapa pihak

yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini.

Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang

telah memberikan bantuannya, khususnya kepada yang terhormat:

1. Bapak Prof. Dr. H. Abdul Djamil, M.A., selaku Rektor IAIN Walisongo

Semarang.

Page 8: PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Muhammad SAW. yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu

viii

2. Bapak Drs. H. M. Zain Yusuf, MM., selaku Dekan Fakultas Dakwah IAIN

Walisongo Semarang yang telah memberikan izin kepada penulis beserta

setaf-setafnya yang telah memperlancar proses perkuliyahan selama penulis

menuntut ilmu.

3. Bapak Baidi Bukhori, S.Ag. M.Si selaku Kajur BPI dan Bapak Komarudin,

M.Ag., selaku Sekjur BPI Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang yang

selalu membimbing dan mengarahkan penulis dalam berbagai hal.

4. Bapak Drs. Machasin, M.Si dan Ibu Yuli Nur Khasanah, S.Ag, M.Hum selaku

dosen pembimbing yang telah berkenan meluangkan waktu, tenaga dan

pikirannya untuk memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan

skripsi ini.

5. Bapak Drs. Sholikhan, M.Ag selaku dosen wali studi yang dengan tulus hati

dan kasih sayangnya membimbing penulis selama perkuliahan ini.

6. Para dosen pengajar dan staff karyawan di lingkungan Fakultas Dakwah IAIN

Walisongo Semarang yang telah mengamalkan ilmunya dan membimbing

penulis hingga akhir perkuliyahan.

7. Bapak KH. Zainal Asyiqin, KH. Mustaghfirin, KH. Abdul Kholik, Lc dan M.

Kulyubi, S.Ag Selaku pengasuh pondok pesantren Raudlatut Thalibin. Serta

smua pengurus pondok, terima kasih sudah mengizinkan penulis untuk

melakukan penelitian di pondok pesantren Raudlatut Thalibin.

8. Ayahanda H. Muhsin dan Ibunda Hj. Kiptiyah tercinta yang telah memberikan

dukungan moral dan material serta do’a yang tiada henti-hentinya hingga

terselesaikannya skripsi ini.

Page 9: PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Muhammad SAW. yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu

ix

9. Kakakku Khyatun Nikmah dan adikku Inayati Mu’alamah sahabat terdekatku

Diandini Kurniati yang selalu memberikan dorongan, dukungan kasih sayang

dilengkapi dengan do’a hingga terlesaikannya skripsi ini.

Atas jasa-jasa mereka, penulis hanya dapat memohon do’a semoga amal

mereka diterima di sisi Allah SWT. Dan mendapat balasan pahala yang lebih baik

serta mendapatkan kesuksesan baik itu di dunia maupun di akhirat kelak. Penulis

dalam hal ini juga mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para

pembaca untuk menyempurnakan skripsi ini. Dan akhirnya penulis berharap

semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi para

pembaca pada umumnya. Amin.

Semarang, 10 Januari 2008

Penulis NIM: 113033

Page 10: PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Muhammad SAW. yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN........................................................................................ iii

HALAMAN MOTTO .................................................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................................... v

HALAMAN PERNYATAAN ....................................................................................... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR.............................................................................. vii

HALAMAN DAFTAR ISI ............................................................................................ viii

HALAMAN ABSTRAK ................................................................................................ ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .........................................................................................…1

B. Rumusan Masalah ................................................................................... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................ 5

D. Tinjauan Pustaka...................................................................................... 7

E. Metode Penelitian .................................................................................... 8

F. Sistematika Penulisan Skripsi .................................................................. 14

BAB II Tinjauan Tentang Peningkatan Perilaku Prososial Melalui

Bimbingan Keagamaan Islam

A. Perilaku Prososial........................................................................................17

1. Pengertian perilaku prososial............................................................. 17

2. Bentuk-Bentuk Perilaku Prososial ...................................................... 18

3. Faktor Yang Mendasari Perilaku Prososial........................................ 20

Page 11: PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Muhammad SAW. yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu

xi

B. Bimbingan Keagamaan Islam.................................................................. 25

1. Pengertian Bimbingan Keagamaan Islam ............................................ 25

2. Dasar dan Landasan Bimbingan Keagamaan Islam............................. 28

3. Tujuan dan Fungsi Bimbingan Keagamaan Islam ............................... 30

4. Materi dan Metode Bimbingan Keagamaan Islam............................... 34

C. Peningkatan Perilaku Prososial Melalui Bimbingan Keagamaan Islam ... 36

1. Cara Meningkatkan Perilaku Prososial.............................................. 38

2. Bentuk-Bentuk Bimbingan Untuk Meningkatkan Perilaku

Prososial............................................................................................. 41

3. Aspek-Aspek Perilaku Prososial Melalui Bimbingan Keagamaan

Islam................................................................................................... 42

BAB III FOKUS PENELITIAN

A. Gambaran Umun Lembaga Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin

Kec. Tugurejo Kota Semarang................................................................44

B. Gambaran Umum Perilaku Prososial Mahasiswa Terhadap Kegiatan

di Masyarakat..........................................................................................52

C. Gambaran Umum Tentang Bimbingan Keagamaan Islam ...................... 54

D. Gambaran Umum Tentang Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan

Islam........................................................................................................55

E. Gambaran Umum Tentang Pengaruh Bimbingan Keagamaan Islam

Terhadap Perilaku Prososial ................................................................... 57

Page 12: PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Muhammad SAW. yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu

xii

BAB IV ANALISIS TENTANG PENINGKATAN PERILAKU

PROSOSIAL MAHASISWA MELALUI BIMBINGAN

KEAGAMAAN ISALAM di PONDOK PESANTREN

RAUDLATUT THALIBIN KEC. TUGUREJO KOTA

SEMARANG

A. Peningkatan Perilaku Prososial Mahasiswa Melalui Bimbingan

Keagamaan di Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin Kec. Tugurejo

Kota Semarang..........................................................................................61

B. Bimbingan Keagamaan Untuk Meningkatkan Perilaku Prososial............65

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ...............................................................................................72

B. Saran-Saran ...............................................................................................73

C. Penutup......................................................................................................73

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 13: PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Muhammad SAW. yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu

ABSTRAK

Syaiful Anwar (1103033). Peningkatan Perilaku Prososial Mahasiswa Melalui Bimbingan Keagamaan Islam di Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin Kec. Tugurejo Kota Semarang. Program strata 1 jurusan bimbingan penyuluhan Islam (BPI) Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang 2008. Penelitrian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan untuk mengetahui upaya peningkatan perilaku prososial mahasiswa melalui bimbingan keagamaan Islam terhadap kegiatan di masyarakat. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif, yaitu suatu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian. Adapun metode yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawacara dan dokumentasi. Untuk menganalisa data digunakan tehnik analisa kualitatif deskriptif. Adapun permasalahan yang penulis angkat adalah bagaimana perilaku prososial mahasiswa yang tinggal di pondok pesantren Raudlatut Thalibin terhadap kegiatan di masyarakat, bagainmana upaya peningkatan perilaku prososial mahasiswa melalui bimbingan keagamaan Islam serta bagaimana implikasi bimbingan keagamaan Islam terhadap perilaku prososial mahasiswa di pondok pesantren Raudlatut Thalibin. Materi yang diberikan dalam bimbingan keagamaan Islam meliputi aqidah, syari’ah dan akhlak. Kemudian metode yang digunakan dalam bimbingan keagamaan Islam dalam meningkatkan perilaku prososial mahasiswa adalah metode langsung. Adapun hasil dari penelitian ini adalah menggambarkan keikut sertaan mahasiswa dalam kegiatan-kegiatan di masayarakat, serta menggambarkan adanya bimbingan keagamaan Islam dalam meningkatkan perilaku prososial yaitu melalui pengajian-pengajian yang dilakukan setiap harinya di pondok, seerta menggambarkan adanya peningkatan kepedulian terhadap lingkungan setelah mengikuti pengakian. Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan bagi khazanah ilmu pengetahuan dan bahan informasi serta masukan bagi civitas akademika dan semua pihak yang membutuhkan di lingkungan Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang serta pondok pesanten Raudlatut Thalibin Kec. Tugurejo Kota Semarang.

Page 14: PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Muhammad SAW. yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia pada dasarnya dilahirkan seorang diri, namun di dalam

proses kehidupan selanjutnya, manusia membutuhkan manusia lain di

sekelilingnya. Ini merupakan salah satu pertanda bahwa manusia itu adalah

makhluk sosial yaitu makhluk yang hidup bersama (Soekanto, 1984:48).

Dalam rangka mencapai kebutuhan hidup manusia berinteraksi dengan

lingkungan sosial. Mereka melakukan kerjasama dengan orang lain,

berteman, bersahabat, bermurah hati, simpati, atau sebaliknya mereka justru

melakukan persaingan yang ketat, mementingkan diri sendiri dan lain-lain.

Semua ini tidak lain demi mendapatkan semua yang diinginkan, tindakan

mereka kadang sesuai dengan norma sosial kadang bertentangan dengan

norma sosial. Agama dan perilaku keagamaan dianggap sebagai gejala-gejala

yang merupakan faktor yang tak tetap dan tergantung (Syamsudin, 1997:19).

Masyarakat merupakan suatu sistem sosial, yang unsur-unsurnya

saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Perubahan salah satu bagian

akan mempengaruhi bagian lain, yang akhirnya mempunyai dampak terhadap

kondisi sistem secara keseluruhan (Djamari, 1993:79). Berperilaku prososial

merupakan hal yang prinsipil dalam kehidupan masyarakat, namun hal

tersebut kadang-kadang tidak dapat dicapai sesuai dengan harapan, dalam

kehidupan bermasyarakat manusia harus memilih teman dalam bergaul,

Page 15: PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Muhammad SAW. yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu

2

karena sangat berpengaruh pada tingkah laku (Zakiy al-Kaaf, 2002:131).

Hubungan antar manusia (human relation) akan tercipta serta terpelihara

dengan baik, jika ada kesediaan melebur sebagian keinginan individu demi

terciptanya kepentingan bersama yang didasarkan atas saling pengertian,

menghargai, menghormati, toleransi, menghargai pengorbanan dan peran

yang diberikan setiap individu anggota kelompok (Hasibuan, 2005:137).

Ajaran moral memuat pandangan-pandangan tentang nilai-nilai dan

norma-norma moral yang terdapat di antara sekelompok manusia. Dengan

nilai moral dimaksud suatu kebaikan manusia sebagai manusia, norma moral

adalah aturan tentang bagaimana manusia harus hidup supaya menjadi baik

sebagai manusia (Rostiawati, 1993:2). Dapat diketahui bahwa etika itu

menyelidiki segala perbuatan manusia kemudian menetapkan hukum baik

atau buruk (Ma’ruf, 1995:3).

Syari'ah Islam mempunyai cita-cita sosial yang harus direalisasikan

dalam setiap masyarakat, sekalipun terbatas antara individu dalam suatu

lingkungan, atau pergaulan di perjalanan, pertemuan dalam rumah

peribadatan, atau bahkan perjumpaan sekilas dalam suatu seminar. Cita-cita

sosial tersebut juga harus direalisasikan dalam komunitas permanen seperti

keluarga, masyarakat mikro, masyarakat makro dalam suatu bangsa atau

bahkan masyarakat seluruhnya (Zahrah, 1994:15).

Islam sangat memperhatikan kehidupan sosial bagi para pemeluknya.

Bahkan keberadaannya telah berhasil mengangkat harkat dan martabat

manusia. Kegiatan-kegiatan yang mengandung nilai sosial senantiasa

Page 16: PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Muhammad SAW. yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu

3

dikedepankan oleh Islam. Misalnya, masalah zakat, sedekah, kehidupan

bermasyarakat maupun yang lain selalu saja mendapatkan porsi perhatian

yang tinggi, lebih-lebih dalam memberikan kesejajaran dan kesetaraan antara

pria dan wanita (Mahalli, 2002:269).

Dalam kaitannya dengan manusia adalah makhluk sosial, yang tidak

bisa hidup sendirian, maka al-Qur'an sebagai pedoman dalam pelaksanaannya

menggariskan dalam surat al-Maidah : 2 yaitu:

Artinya : Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya. (Qs. Al-Maidah : 2)

Dalam Islam, sesungguhnya mulia tidaknya seseorang, terhormat atau

tidaknya seseorang, yang paling utama ditentukan oleh kepribadiannya dan

sumber utama kepribadian seorang muslim adalah akhlak al-Karimah yang

diajarkan Allah melalui al-Qur'an, yang diimplementasikan oleh Rasulullah

saw di dalam perilaku beliau yang telah kita peroleh melalui hadits-haditsnya

(Amin, 2005:2).

Agama sebagai sistem yang menyeluruh mempunyai ajaran dan

dorongan kepada niat batin dan nilai lahir manusia secara sekaligus dan

terpadu. Agama juga berfungsi sebagai bimbingan, tuntunan, petunjuk,

peringatan, pendorong, pembentuk motivasi hidup, pemberi solusi dan sarana

hidup tenang dan bahagia.

Page 17: PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Muhammad SAW. yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu

4

Bimbingan dan penyuluhan agama adalah segala kegiatan yang

dilakukan oleh seseorang dalam rangka memberikan bantuan kepada orang

lain yang mengalami kesulitan-kesulitan rohaniah dalam lingkungan

hidupnya agar supaya orang tersebut mampu mengatasinya sendiri karena

timbul kesadaran atau penyerahan diri terhadap kekuasaan Tuhan YME

sehingga timbul pada dirinya suatu cahaya harapan kebahagiaan hidup saat

sekarang dan masa depan (Arifin, 1985:25). Berdasarkan konsep pengertian

bimbingan yang umum maupun yang khusus di bidang tertentu, bimbingan

keagamaan merupakan proses pemberian bantuan terhadap individu agar

dalam kehidupan keagamaannya senantiasa selaras dengan ketentuan dan

petunjuk Allah SWT sehingga dapat mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat

(Hamka dan Rofiq, 1986:65). Karena itu harus ada usaha untuk mendidik,

membentuk dan mengarahkannya ke arah yang lebih baik, yang artinya

adalah adanya usaha untuk memperbaiki kehidupan yang nampak kurang

baik, sehingga menjadi baik (Sujanto, et.al., 2004:3).

Dari uraian tersebut, maka dalam hal ini mahasiswa juga merupakan

bagian dari kehidupan masyarakat, bahkan mahasiswa juga merupakan

bagian yang memiliki tingkat pendidikan lebih tinggi dari pada masyarakat

lain, yang juga memiliki berbagai variasi teman dalam bergaul yang

berpengaruh pada sikap dan tingkah lakunya. Tingkat pendidikan yang di

peroleh mahasiswa ternyata dalam masyarakat menuntut untuk bersikap dan

berperilaku lebih baik dalam masyarakat. Sedangkan pada kenyataannya,

mahasiswa meskipun memiliki tingkat pendidikan lebih tinggi memperoleh

Page 18: PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Muhammad SAW. yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu

5

bimbingan, akan tetapi yang terjadi seringkali banyak dari mahasiswa yang

tetap saja bersikap anti sosial. Untuk itu mahasiswa membutuhkan bimbingan

keagamaan yang lebih baik dalam meningkatkan perilaku prososialnya di

masyarakat. Berdasarkan fenomena tersebut penulis tertarik untuk meneliti

upaya peningkatan perilaku prososial mahasiswa melalui bimbingan

keagamaan di Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin Kec. Tugurejo Kota

Semarang.

B. Perumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan

yang akan diteliti adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana perilaku prososial mahasiswa yang tinggal di Pondok

Pesantren Raudlatut Thalibin kec. Tugurejo Kota Semarang terhadap

kegiatan di masyarakat.

2. Bagaimana upaya peningkatan perilaku prososial mahasiswa melalui

bimbingan keagamaan di Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin Kec.

Tugurejo Kota Semarang.

3. Bagaimana implikasi bimbingan keagamaan terhadap perilaku prososial

mahasiswa di Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin Kec. Tugurejo

Kota Semarang.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak

dicapai dari penelitian ini adalah :

Page 19: PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Muhammad SAW. yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu

6

1. Untuk mendeskripsikan dan menganalisa perilaku prososial mahasiswa di

Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin Kec. Tugurejo Kota Semarang

terhadap kegiatan di masyarakat.

2. Untuk mendeskripsikan dan menganalisa bagaimana upaya peningkatan

perilaku prososial mahasiswa melalui bimbingan keagamaan di Pondok

Pesantren Raudlatut Thalibin Kec. Tugurejo Kota Semarang.

3. Untuk mendeskripsikan dan menganalisa bagaimana implikasi bimbingan

keagamaan terhadap perilaku prososial mahasiswa di Pondok Pesantren

Raudlatut Thalibin Kec. Tugurejo Kota Semarang.

Adapun hasil penelitian ini diharapkan agar bermanfaat, baik secara

praktis maupun teoritis:

1. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan peningkatan perubahan

perilaku mahasiswa yang lebih sesuai dengan masyarakat. Khususnya

meningkatkan perilaku prososial mahasiswa Fakultas Dakwah.

2. Manfaat Teoritis

Dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan teori

bagi pengembangan ilmu bimbingan konseling Islam dan memperluas

cakrawala pengetahuan tentang peningkatan perilaku prososial

mahasiswa melalui bimbingan keagamaan bagi peneliti khususnya dan

mahasiswa Fakultas Dakwah pada umumnya.

Page 20: PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Muhammad SAW. yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu

7

D. Tinjauan Pustaka

Sebagai bahan telaah pustaka dalam penelitian ini, peneliti mengambil

beberapa hasil penelitian yang ada relevansinya dengan penelitian ini, di

antaranya adalah :

Skripsi “Peran Pondok Pesantren Washilatul Huda Dalam

Mengembangkan Sikap Sosial Santri di Desa Bugangan Taman Gede Kec.

Gemuh Kab. Kendal” oleh Mukti Ali,. 2001. pada penelitian ini

mengemukakan tentang pengembangan sikap sosial di pondok pesantren

Washilatul Huda. Dalam skripsi ini juga membahas, metode pengembangan

sikap sosial di pondok pesantren Washilatul Huda dalam mengembangkan

sikap sosial santri. Hasil dari penelitian skripsi ini adalah ada pengaruh yang

signifikan pondok pesantren di dalam mengembangkan sikap sosial,

khususnya pondok pesantren Washilatul Huda desa Bugangan Taman Gede

Kec. Gemuh Kab. Kendal.

Skripsi “Efektifitas Bumbingan Keagamaan Terhadap Perubahan

Ahlaq Pada Santri Pimpinan K.H. Amin Budi Harjono” oleh Yusriyah, 2004.

pada penelitian ini mengemukakan tentang upaya merubah ahlaq santri

menjadi ahlaqul karimah dengan menggunakan berbagai metode dalam

berbagai bimbingan keagamaan.

Disamping dua skripsi tadi penulis juga menggunakan telaah pustaka

dari skripsi dengan judul “Pelaksanaan Pembinaan Keagamaan Dan

Implikasinya Terhadap Sikap Sosial Anak Di Panti Asuhan Yatim Piatu

Darul Hadlanah Kendal” oleh Isroiyah , 2006 dalam sekripsi ini membahas

Page 21: PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Muhammad SAW. yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu

8

tentang upaya-upaya pembinaan agama dalam membentuk sikap sosial serta

implikasi dari pembinaan tersebut terhadap sikap sosial anak dalam

masyarakat.

Disamping tiga skripsi tadi penulis juga menggunakan literatur buku

Psikologi Sosial, Adryanto (1994), yang diterbitkan oleh Erlangga dalam

buku ini membahas tentang bentuk-bentuk perilaku prososial dan anti sosial

yang di lakukan oleh manusia setiap hari, serta membahas tentang metode-

metode hubungan antara manusia yang sesuai dengan norma yang ada di

masyarakat.

Dari ketiga skripsi yang saya jadikan telaah pustaka, yang

membedakan penelitian tersebut dengan penelitian yang akan saya lakukan

adalah, bahwa penelitian yang akan saya lakukan memfokuskan pada

bimbingan keagamaan yang dilakukan di pondok pesantren Raudlatut

Thalibin Kec. Tugurejo Kota Semarang dalam meningkatkan perilaku

prososial mahasiswa, yaitu perilaku sosial yang sesuai dengan norma

kemasyarakatan.

F. Metode Penelitian

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang

bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh

subjek penelitian, secara holistic dan dengan cara deskriptif dalam bentuk

kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moleong, 2006:6).

Page 22: PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Muhammad SAW. yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu

9

Berkaitan dengan judul yang diangkat, maka diperlukan pendekatan

yang diharapkan mampu memberikan pemahaman yang mendalam dan

komprehensif. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan sosiologis, sosiologi adalah suatu ilmu yang menggambarkan

tentang keadaan masyarakat lengkap dengan struktur, lapisan serta berbagai

gejala sosial lainnya yang saling berkaitan. Dengan ilmu ini suatu

fenomena sosial dapat dianalisa dengan faktor-faktor yang mendorong

terjadinya hubungan, mobilitas sosial serta keyakinan-keyakinan yang

mendasari proses tersebut (Nata, 2000:38-39).

Dalam penelitian ini alasan penulis menggunakan pendekatan

sosiologis dikarenakan pendekatan sosiologis adalah pendekatan yang

mempelajari hidup bersama dalam masyarakat. Berkaitan dengan penelitian

ini adalah kehidupan mahasiswa yang tinggal di Pondok Pesantren

Raudlatut Thalibin Kec. Tugurejo Kota Semarang dalam masyarakat,

terutama dalam berperilaku prososial di masyarakat.

2. Definisi Konseptual dan Operasional

a. Definisi Konseptual

Perilaku prososial adalah perilaku yang menguntungkan

penerima, tetapi tidak memiliki keuntungan yang jelas bagi pelakunya

(Baron dan Byrne, 1994:408).

Bimbingan keagamaan adalah proses pemberian bantuan

terhadap individu agar dalam kehidupan keagamaannya senantiasa

Page 23: PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Muhammad SAW. yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu

10

selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah, sehingga dapat mencapai

kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat (Faqih, 2001:61).

b. Definisi Operasional

Perilaku prososial yang dimaksud dalam skripsi ini adalah

perilaku seorang individu yang sesuai dengan nilai-nilai kebaikan dalam

masyarakat, yang lebih mengutamakan kepentingan umum daripada

kepentingan pribadi seperti dermawan, persahabatan menolong

kerjasama, menyelamatkan dan kerjasama.

Bimbingan keagamaan dalam penelitian ini yang dimaksud

adalah proses pemberian bantuan oleh seseorang kepada orang lain

dalam rangka mengarahkan perkembangan kepribadian manusia sesuai

dengan hakikatnya agar menjadi insan kamil, dalam rangka mencapai

tujuan akhir kehidupannya yaitu kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

Dengan kata lain, tujuan yang ingin dicapai dalam pemberian bimbingan

keagamaan ini adalah perkembangan kepribadian manusia yang sesuai

dengan ketentuan dan peraturan Allah SWT.

3. Data dan Sumber Data

Data adalah semua keterangan seseorang yang dijadikan responden

maupun yang berasal dari dokumen-dokumen baik dalam bentuk statistik

atau dalam bentuk lainnya (Subagyo, 1991:87). Dalam penelitian ini yang

dijadikan data adalah perilaku prososial mahasiswa dengan indikator:

dermawan, persahabatan, menolong, kerjasama, menyelamatkan dan

pengorbanan. Dan data yang kedua adalah bimbingan keagamaan di

Page 24: PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Muhammad SAW. yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu

11

Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin Kec. Tugurejo Kota Semarang,

dengan indikator: pembimbing (kyai), terbimbing (mahasiswa), materi

(akidah, syari’ah, akhlak) dan metode. Termasuk di dalamnya adalah

daerah sekitar, letaak geografis serta monografi Pondok Pesantren

Raudlatut Thalibin Kec. Tugurejo Kota Semarang.

Sumber data adalah dari mana data diperoleh (Ari kunto, 2002:107).

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data

primer dan sumber data sekunder. Dalam hal ini yang dugunakan sebagai

sumber data primer adalah Kyai, pengurus Pondok Pesantren dan

mahasiswa yang tinggal di pondok pesantren Raudlatut Thalibin Kec.

Tugurejo Kota Semarang.

Sedangkan sumber data sekunder adalah data yang diperoleh lewat

pihak lain, tidak langsung diperoleh peneliti dari subjek penelitian (Azwar,

1998:91). Dalam hal ini yang menjadi sumber data sekunder adalah segala

sesuatu yang memiliki kompetensi dengan masalah yang menjadi pokok

dalam penelitian ini, baik berupa manusia maupun barang. Termasuk

didalamnya, tokoh masyarakat serta masyarakat sekitar pondok pesantren

Raudlatut Thalibin Kec. Tugurejo Kota Semarang.

4. Sampel

Dalam penelitian ini menggunakan purposive sample atau sampel

bertujuan. Maksud sampling dalam penelitian ini adalah untuk menjaring

sebanyak mungkin informasi dari berbagai macam sumber. Tujuannya

adalah untuk merinci kekhususan yang ada dalam ramuan konteks yang

Page 25: PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Muhammad SAW. yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu

12

unik serta menggali informasi yang akan menjadi dasar dari rancangan dan

teori yang muncul (Moleong, 2004:224). Oleh sebab itu dalam penelitian

ini, peneliti menggunakan sampel bertujuan. Sampel bertujuan ini

ditentukan oleh pertimbangan-pertimbangan informasi yang diperlukan,

dimulai dari pengambilan satu sampel kemudian makin lama makin banyak

sesuai dengan informasi yang diperlukan.

5. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang penulis lakukan dalam penelitian ini memuat

dua kategori yaitu: pertama. Field research atau penelitian lapangan.

Metode ini penulis gunakan untuk mendapatkan data primer dan sekunder

dalam penelitian ini. Untuk melakukan field research selanjutnya penulis

melakukan langkah-langkah pengumpulan data dengan menggunakan

teknik sebagai berikut:

a. Metode Observasi

Metode observasi adalah studi yang disengaja dan sistematis tentang

fenomena sosial dan gejala-gejala alam dengan pengamatan (Kartono,

1996:157). Observasi yang peneliti gunakan adalah observasi

nonpartisipan, yaitu prosedur yang dengannya penulis mengamati

tingkah laku orang lain dengan keadaan alamiah, tetapi peneliti tidak

melakukan partisipasi terhadap kegiatan di lingkungan yang diamati.

Metode ini digunakan untuk mengamati aktifitas di pondok pesantren

Raudlatut Thalibin Kec. Tugurejo Kota Semarang.

Page 26: PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Muhammad SAW. yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu

13

b. Metode Wawancara

Metode wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu

(Moleong, 2006:186). Percakapan ini dilakukan oleh dua pihak, yaitu

pewawancara yang mengajukan pertanyaan-pertanyaan, dalam hal ini

sebagai pewawancara adalah penulis. Dan terwawancara yang

memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan yaitu Kyai,

pengurus Pondok, Masyarakat dan mahasiswa yang tinggal di Pondok

Pesantren Raudlatut Thalibin Kec. Tugurejo Kota Semarang.

c. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau

variabel atau berupa catatan transkip buku, surat kabar, majalah, prasasti,

notulen rapat, agenda dan sebagainya (Arikunto, 1998:236). Metode ini

digunakan untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan

peningkatan perilaku prososial mahasiswa melalui intensitas bimbingan

keagamaan di Pondok Pesantren raudlatut Thalibin Kec. Tugurejo Kota.

Semarang.

Pengumpulan data yang kedua yaitu : library research atau riset

kepustakaan, yaitu pengumpulan data dengan cara melakukan

penelusuran terhadap buku dan macam-macam tulisan yang berkaitan

dengan penelitian (Sangarimbun dan Efendi, 1987:45). Pengumpulan

data secara library research ini digunakan sebagai penunjang

kelengkapan data dalam penelitian ini.

Page 27: PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Muhammad SAW. yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu

14

6. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mengatur urutan data,

mengorganisasikan dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar.

Setelah data terkumpul, kemudian dengan dikelompokkan dalam satuan

kategori dan dianalisis secara kualitatif (Moleong, 1999:103). Adapun

metode yang digunakan adalah metode analisis kualitatif deskriptif.

Analisis kualitatif deskriptif bertujuan melukiskan secara sistematik

fakta dan karakteristik bidang-bidang tertentu secara faktual dan cermat

dengan menggambarkan keadaan atau status fenomena (Arikunto,

1998:245).

G. Sistematika Penulisan Skripsi

Dalam rangka menguraikan pembahasan masalah di atas, maka peneliti

berusaha menyusun kerangka penelitian secara sistematis, agar pembahasan

lebih terarahkan mudah dipahami, sehingga tercapai tujuan-tujuan yang telah

ditetapkan sebelum memasuki bab pertama, maka penulisan skripsi diawali

dengan bagian yang memuat: Halaman Judul, nota pembimbing, pengesahan,

motto, persembahan, pernyataan, kata pengantar dan daftar isi.

Bab pertama adalah pendahuluan, bab ini berisi tentang latar belakang

masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, telaah pustaka,

metode penelitian dan sistematika penelitian.

Bab kedua adalah tinjauan tentang peningkatan perilaku prososial

mahasiswa melalui bimbingan keagamaan Islam. Sub bab pertama perilaku

prososial yang menjelaskan tentang pengertian perilaku prososial, bentuk-

Page 28: PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Muhammad SAW. yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu

15

bentuk perilaku prososial, dan faktor yang membentuk perilaku prososial.

Sub bab kedua tentang bimbingan keagamaan Islam yang menjelaskan

tentang pengertian bimbingan keagamaan, dasar dan landasan bimbingan

keagamaan, tujuan dan fungsi bimbingan keagamaan Islam, materi dan

metode bimbingan keagamaan Islam. Sub bab ketiga tentang peningkatan

perilaku prososial melalui bimbingan keagamaan Islam.

Bab ketiga adalah fokus penelitian sub bab pertama tentang gambaran

umum pondok pesantren Raudlatut Thalibin. Yang menerangkan tentang

sejarah berdirinya, visi dan misi, letak geografis, status pondok pesantren,

struktur susunan pengurus.. Sub bab kedua tentang gambaran umum perilaku

prososial mahasiswa terhadap kegiatan di masyarakat. Sub bab ketiga tentang

gambaran umum bimbingan keagamaan Islam. Sub bab ke empat tentang

gambaran umum pelaksanaan bimbingan keagamaan Islam dan sub bab

kelima tentang gambaran umum pengaruh bimbingan keagamaan Islam

terhadap perilaku prosososial.

Bab keempat, merupakan analisis tentang peningkatan perilaku

prososial mahasiswa melalui bimbingan keagamaan di Pondok Pesantren

Raudlatut Thalibin Kec Tugurejo Kota Semarang. Sub bab pertama berisi

tentang perilaku prososial . Sub bab kedua berisi tentang upaya peningkatan

perilaku prososail mahasiswa melalui bimbingan keagamaan dan sub bab

ketiga berisi tentang implikasi bimbingan keagamaan terhadap perilaku

prososial

Page 29: PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Muhammad SAW. yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu

16

Bab kelima, merupakan penutup yaitu bab terakhir yang berisi tentang

kesimpulan, saran-saran, penutup, daftar pustaka, lampiran-lampiran, biodata

penulis.

Page 30: PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Muhammad SAW. yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu

17

BAB II

TINJAUAN TENTANG PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL

MAHASISWA MELALUI BIMBINGAN KEAGAMAAN

A. Perilaku Prososial

1. Pengertian Perilaku Prososial

Sedangkan pengertian tentang perilaku prososial antara lain

adalah perilaku yang menguntungkan orang lain atau penerima tetapi

tidak mempunyai keuntungan yang jelas bagi pelakunya (Baron dan

Byrne, 1994:120).

Lebih lanjut menurut Baron dan Byrne (1994), proses transisi

tuntutan sosial (eksternal) ke dalam tuntutan pribadi (internal) ini orang

harus memiliki kesempatan untuk mengambil bagian dalam aktivitas

sosial atau kelompok, karena hanya memiliki aktivitas kelompok inilah

orang dapat belajar dan memahami hal-hal yang menjadi harapan atau

tuntutan kelompok. Melalui aktivitas kelompok orang dapat mengetahui

hal yang benar dan salah, dan mengapa yang benar harus dilakukan

sedang yang salah harus dihindari.

Berkaitan dengan perilaku prososial dalam al-Qur’an dijelaskan

dalam surat Al-Imran:112

Page 31: PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Muhammad SAW. yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu

18

Artinya: Mereka diliputi kehinaan dimana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian ) dengan manusia. ( Qs. Al-imran: 112).

Dari beberapa pengertian yang telah diuraikan tersebut dapat

disimpulkan bahwa pengertian perilaku prososial adalah perilaku yang

memandang nilai-nilai kebaikan, nilai-nilai tersebut memberikan

konsekuensi yang positif bagi si penerima baik dalam bentuk materi

fisik maupun psikologis, tetapi keuntungan tersebut belum tentu di

dapat oleh pelakunya secara jelas, dengan demikian dapat dikatakan

bahwa perilaku prososial lebih terkait dengan internal reward yang

berupa perasaan puas. Dalam perilaku prososial tersebut terdapat

beberapa unsur, yaitu dermawan, persahabatan, menolong, kerjasama,

menyelamatkan dan pengorbanan (Adryanto, 1994:48).

2. Bentuk-Bentuk Perilaku Prososial dan Anti Sosial

Hubungan antar manusia (human relation) akan tercipta serta

terpelihara dengan baik, jika ada kesediaan melebur sebagian keinginan

individu demi terciptanya kepentingan bersama yang didasarkan atas

saling pengertian, menghargai, menghormati, toleransi, menghargai

pengorbanan dan peran yang diberikan setiap individu anggota

kelompok. Ajaran moral memuat pandangan-pandangan tentang nilai-

nilai dan norma-norma moral yang terdapat di antara sekelompok

Page 32: PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Muhammad SAW. yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu

19

manusia. Dengan nilai moral dimaksud suatu kebaikan manusia sebagai

manusia, norma moral adalah aturan tentang bagaimana manusia harus

hidup supaya menjadi baik sebagai manusia.

a. Bentuk- Bentuk Perilaku Prososial

1. Dermawan adalah memberikan bantuan berupa materiel kepada

seseorang dengan ikhlas (Ali Daud, 2000:376).

2. Persahabatan adalah hubungan antara dua orang atau lebih yang

mau menemani saat suka dan duka, mau membantu dikala

keadaanmu sulit serta selalu berkumpul denganmu (Zakiy

Abdullah, 2002:134).

3. Menolong adalah tindakan suka rela yang dilakukan seseorang

atau sekelompok orang tanpa mengharapkan imbalan (Adryanto,

1994:47).

4. Kerjasama adalah hubungan antara dua orang atau lebih untuk

mendapatkan tujuan yang sama yang saling menguntungkan dan

pihak yang diajak kerjasama tidak merasa dirugikan (Adryanto,

1994:114).

5. Menyelamatkan adalah suatu tindakan yang terpuji yang dapat

menyelamatkan orang lain (Adryanto, 1994:55).

6. Pengorbanan adalah suatu tindakan yang lebih mengutamakan

kepentingan umum daripada kepentingan pribadi (Baron dan

Byrne, 2003:120).

Page 33: PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Muhammad SAW. yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu

20

b. Bentuk-Bentuk Perilaku Anti Sosial

Sedangkan pengertian perilaku anti sosial adalah perilaku

yang merugikan orang lain yang tidak sesuai dengan kehidupan di

masyarakat seperti melukai orang lain, kekerasan, pembunuhan

dan pemukulan (Adryanto, 1994:3).

3. Faktor Yang Membentuk Perilaku Prososial

Ada berbagai hal yang mendasari sikap sosial bagi manusia,

yang dalam artian (pengadaptasikan diri manusia terhadap lingkungan

sekitar), yang mana ia tinggal dan berkelompok serta berkomunikasi

dengan lingkungannya. Bagi manusia, lingkungan yang dekat adalah

lingkungan sebagai tempat ia bermukim yang sedikit banyak

mempengaruhi ciri-ciri psikologisnya (Anikie, 1994:56).

Ada berbagai faktor yang membentuk watak dan sifat serta

kepribadian seseorang sehingga mengakibatkan seseorang itu menjadi

terpacu akan sikap sosialnya, yang juga ikut mendasari sikap sosial

seseorang dalam kehidupan bermasyarakat:

a. Faktor Intern

Faktor ini didominasi oleh keluarga, dimana ia dilahirkan,

dijiwai serta dibesarkan oleh keluarga itu, hal itu bisa menciptakan

watak serta kepribadian seseorang bagaimana ia bersikap berperilaku

serta beradaptasi terhadap lingkungannya serta menyesuaikan segala

tindakan dan sikapnya terhadap lingkungan sosial. Jadi keluarga

Page 34: PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Muhammad SAW. yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu

21

berperan aktif dalam mempengaruhi anak dalam bertindak dan

bersikap.

Dalam lingkungan keluarga biasanya seorang anak dididik dan

dijiwai oleh keluarga itu, juga dari keluarga itulah seorang anak

mengenal adanya kasih sayang, baik kepada keluarganya ataupun

kepada orang lain, sehingga mampu mengadaptasikan dirinya pada

masyarakat sekitar. Sehingga ia mudah bergaul dengan sesama,

namun kadang ia pun pernah sedikit mengalami konflik antar sesama

dalam mengadaptasikan pada lingkungannya.

Namun provokasi keluarga yang terjadi mencakup bukan saja

perubahan dalam hubungan perkawinan, tetapi sama pentingnya

ialah perubahan dalam sifat hubungan antara orang tua dengan anak-

anak mereka, khususnya dengan anak-anak remaja. Hubungan itu

telah berubah lama, tetapi dua atau tiga dekade yang lalu perubahan-

perubahan itu adalah semakin berkurangnya penguasaan orang tua

terhadap anak-anak mereka ke dalam dua dunia yang berbeda.

Seperti yang telah dikemukakan Sherter (1975), anak-anak sekarang

ini terperangkap ke dalam sub kultur selanjutnya, paling tidak akan

berperan dalam membentuk nilai-nilai dasar yang sama bobotnya

dengan ajaran orang tua mereka. Para orang tua agaknya semakin

tidak relevan sebagai pendidik dan guru anak remaja, dan banyak

anak remaja memandang para orang tua mereka dan anggota

Page 35: PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Muhammad SAW. yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu

22

keluarga generasi yang lebih tua pada umumnya sedikit saja

mewariskan nilai-nilai kebaikan kepada mereka.

b. Faktor Ekstern

Faktor ini didominasi oleh dua hal yang berperan aktif dalam

pembentukan watak dan kepribadian serta bersikap dalam

lingkungan sosial.

1. Lingkungan Keluarga

Faktor ini didominasi oleh keluarga, dimana ia dilahirkan,

dijiwai serta dibesarkan oleh keluarga itu, hal itu bisa

menciptakan watak serta kepribadian seseorang bagaimana ia

bersikap berperilaku serta beradaptasi terhadap lingkungannya

serta menyesuaikan segala tindakan dan sikapnya terhadap

lingkungan sosial. Jadi keluarga berperan aktif dalam

mempengaruhi anak dalam bertindak dan bersikap.

Dalam lingkungan keluarga biasanya seorang anak dididik

dan dijwai oleh keluarga itu, juga dari keluarga itulah seorang

anak mengenal adanya kasih sayang, baik kepada keluarganya

ataupun kepada orang lain, sehingga mampu mengadaptasikan

dirinya pada masyarakat sekitar. Sehingga ia mudah bergaul

dengan sesama, namun kadang ia pun pernah sedikit mengalami

konflik antar sesama dalam mengadaptasikan pada

lingkungannya.

Page 36: PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Muhammad SAW. yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu

23

Namun provokasi keluarga yang terjadi mencakup bukan

saja perubahan dalam hubungan perkawinan, tetapi sama

pentingnya ialah perubahan dalam sifat hubungan antara orang tua

dengan anak-anak mereka, khususnya dengan anak-anak remaja.

Hubungan itu telah berubah lama, tetapi dua atau tiga dekade yang

lalu perubahan-perubahan itu adalah semakin berkurangnya

penguasaan orang tua terhadap anak-anak mereka ke dalam dua

dunia yang berbeda. Seperti yang telah dikemukakan Shertzer

(1966), anak-anak sekarang ini terperangkap ke dalam sub kultur

selanjutnya, paling tidak akan berperan dalam membentuk nilai-

nilai dasar yang sama bobotnya dengan ajaran orang tua mereka.

Para orang tua agaknya semakin tidak relevan sebagai pendidik

dan guru anak remaja, dan banyak anak remaja memandang para

orang tua mereka dan anggota keluarga generasi yang lebih tua

pada umumnya sedikit saja mewariskan nilai-nilai kebaikan

kepada mereka.

2. Lingkungan Pendidikan

Pendidikan adalah merupakan usaha mencerdaskan

kehidupan bangsa, dengan jalan memberikan berbagai macam

ilmu pengetahuan yang bersifat fisik maupun non fisik, baik

secara teoritis maupun secara praktis sehingga seorang murid bisa

memahami berbagai macam ilmu pengetahuan dan sekaligus

belajar mempraktekannya dalam kehidupan sehari-hari secara

Page 37: PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Muhammad SAW. yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu

24

langsung atau tidak langsung murid itu terpengaruh oleh berbagai

ilmu yang ia terima sewaktu duduk di bangku sekolah yang ia

alami.

Seorang anak biasanya sangat terpengaruh sekali dengan

tempat dimana ia dididik dan mendapat pengetahuan serta

mendapat pengawasan dalam menempuh hidup mencari ilmu.

Sebagai akibatnya adalah, ia selalu menjadikan patokan dan

landasan hidup dari berbagai aturan dan kebiasaan serta segala

tindakan yang biasa ia alami dan ia jalani selama pendidikan itu.

Hal semacam ini bisa menjadikan watak dan sikap sekaligus bisa

membentuk kepribadian yang terbiasa dalam kehidupan sehari-

hari, bahkan menjadikan bagian dari anak tersebut.

3. Lingkungan Sosial Dimana Ia Bergaul dan Bermasyarakat

Seorang mahasiswa biasanya terpengaruh dimana ia tinggal

dan bergaul serta beradaptasi, ia akan sedikit banyak terpengaruh

oleh lingkungannya. Apa bila baik lingkungan itu maka baiklah

ia, apabila lingkungan yang ditempati tersebut kurang baik, maka

terpengaruhlah ia walaupun sedikit dari pergaulan itu.

Dengan adanya berbagai faktor diatas maka, jiwa dan sikap

kepribadian seseorang akan menjadi terbentuk serta dapat

dijadikan patokan walaupun kebenarannya masih relatif, dan

tergantung dari sikap dan watak pembawaannya sejak lahir.

Page 38: PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Muhammad SAW. yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu

25

Namun faktor-faktor diatas berperan sekali dalam pembentukan

sikap seseorang.

B. Bimbingan Keagamaan Islam

1. Pengertian Bimbingan Keagamaan Islam

Secara etimologi kata bimbingan merupakan terjemahan dari

kata “guidance” berasal dari kata kerja ”to guide” yang mempunyai

arti menunjukkan, membimbing, menuntun, ataupun membantu. Sesuai

dengan istilahnya maka secara umum bimbingan dapat diartikan

sebagai suatu bantuan atau tuntunan. Namun meskipun demikian

tidak berarti semua bantuan atau tuntunan adalah bimbingan (Hellen,

2002:3).

Menurut Bimo Walgito, bimbingan adalah bantuan atau

pertolongan yang diberikan kepada individu dalam menghindari atau

mengatasi kesulitan di dalam kehidupan agar individu dapat mencapai

kesejahteraan hidupnya (Walgito, 1995:4). Sedangkan pengertian

tentang perilaku prososial antara lain adalah perilaku yang

menguntungkan orang lain atau penerima tetapi tidak mempunyai

keuntungan yang jelas bagi pelakunya (Baron dan Byrne, 1994:120).

Menurut H. Prayitno, bimbingan adalah proses pemberian

bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seorang atau

beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa, agar

orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya

sendiri dan mandiri, dengan memanfaatkan kekuatan individu dan

Page 39: PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Muhammad SAW. yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu

26

sarana yang ada dan dapat dikembangkan, berdasarkan norma-norma

yang berlaku (Prayitno, 1999:99).

Bimbingan adalah proses yang digunakan sepenuhnya dalam

rangka membantu individu untuk mengerti diri mereka sendiri dan

dunia mereka (Shelley dan Shertzer, 1966:40).

Definisi bimbingan yang pertama dikemukakan dalam Year’s

Book Education 1995, yang menyatakan :

Guidance is a process of helping individual through their own effort discover and develop their potentialities both for personal happiness and social usefulness

Bimbingan adalah suatu proses membantu individu melalui

usahanya sendiri untuk menemukan dan mengembangkan

kemampuannya agar memperoleh kebahagiaan pribadi dan kemanfaatan

sosial (Hellen, 2002:3).

Dari beberapa definisi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa

bimbingan adalah merupakan proses pemberian bantuan yang terus

menerus dari seorang pembimbing yang telah dipersiapkan kepada

individu yang membutuhkannya dalam rangka mengembangkan seluruh

potensi yang dimilikinya secara optimal dengan menggunakan berbagai

macam metode dan teknik bimbingan dalam suasana asuhan yang

normatif agar tercapai kemandiriannya sehingga individu dapat

bermanfaat baik bagi dirinya maupun lingkungannya (Hellen, 2002:9).

Sedangkan kata keagamaan berasal dari kata agama yang

kemudian mendapatkan awalan “ke” dan akhiran “an” sehingga

Page 40: PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Muhammad SAW. yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu

27

membentuk kata baru yaitu keagamaan yang berarti segenap

kepercayaan (kepada Tuhan) serta dalam ajaran kebaktian dan

kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan itu. (Kamus

Besar Bahasa Indonesia, 1994:10).

Sedangkan Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya

diwahyukan tuhan kepada nabi Muhammad SAW sebagai rasul (harun

nasution, 1985:24).

Jadi bimbingan keagamaan Islam adalah segala kegiatan yang

dilakukan oleh seseorang dalam rangka memberikan bantuan kepada

orang lain yang mengalami kesulitan-kesulitan rohaniah dalam

lingkungan hidupnya agar supaya orang tersebut mampu mengatasinya

sendiri karena timbul kesadaran dan selaras dengan ketentuan dan

petunjuk Allah. Sehingga mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di

akhirat (faqih, 2001:4)

Dalam kaitannya dengan bimbingan keagamaan di dalam al-

Qur’an dijelaskan dalam Surat al-Baqarah: 208

Artinya: Hai orang-orang yang beriman masuklah kamu ke dalam Islam

secara keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah

syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu

(Q. S. al- Baqarah:208).

Page 41: PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Muhammad SAW. yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu

28

Dengan demikian bimbingan keagamaan adalah proses

pemberian bantuan yang terarah, kontinyu, dan sistematis kepada setiap

individu agar ia dapat mengembangkan potensi atau fitrah beragama

yang dimilikinya secara optimal dengan cara menginternalisasikan

nilai-nilai yang terkandung di dalam al-Qur’an dan hadits Rasulullah

ke dalam diri sehingga ia dapat hidup selaras dan sesuai dengan

tuntunan al-Qur’an dan hadits (Hellen, 2002:17).

Dalam bimbingan keagamaan tersebut terdapat beberapa unsur,

yaitu: pembimbing, terbimbing, materi dan metode.

1. Pembimbing adalah orang yang mempunyai pengetahuan yang cukup

luas, baik segi teori maupun praktek dalam mengatasi kesulitan-

kesulitan dalam kehidupan sehari-hari (Walgito Bimo, 1995:30).

2. Terbimbing adalah orang yang sedang memiliki masalah, baik dalam

hal belajar, rumah tangga ataupun masalah pribadi (Surya, 1975:32).

3. Materi yang disampaikan dalam proses bimbingan keagamaan Islam

ini adalah: Aqidah, Syari’ah dan Akhlak (Daradjat, 1994:302).

2. Dasar dan Landasan Bimbingan Keagamaan

Dasar dan landasan utama bimbingan Islam adalah al-Qur’an

dan sunnah Rasul, sebab keduanya merupakan sumber dari segala

sumber pedoman kehidupan umat Islam, seperti yang terdapat dalam

hadits rasulullah SAW. Sebagai berikut:

Page 42: PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Muhammad SAW. yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu

29

Artinya: Aku tinggalkan sesuatu bagi kalian semua yang jika kalian selalu berpegang teguh kepadanya niscaya selama-lamanya tidak akan pernah salah langkah tersesat jalan, sesuatu itu yaitu kitabullah dan sunnah rasulnya (H.R. Ibnu Majjah).

Al-Qur’an dan sunnah Rasul dapat diistilahkan sebagai landasan

ideal dan konseptual bimbingan Islam. Dari al-Qur’an dan sunnah Rasul

itulah gagasan, tujuan, dan konsep-konsep (pengertian, makna hakiki)

bimbingan Islam bersumber (Faqih, 2001:5).

Artinya: Demi masa. sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan nasehat-menasehati supaya menaati kebenaran dan nasehat-menasehati supaya menepati kesabaran. (Q.S. Al-asr: 1-3).

Artinya: sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah (Q.S. Al-ahzab:21).

Page 43: PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Muhammad SAW. yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu

30

3. Tujuan dan Fungsi Bimbingan Keagamaan

Tujuan bimbingan Islam yaitu untuk meningkatkan dan

menumbuh suburkan kesadaran manusia tentang eksistensinya sebagai

makhluk dan khalifah Allah SWT di muka bumi ini, sehingga setiap

aktivitas tingkah lakunya tidak keluar dari tujuan hidupnya yaitu untuk

menyembah atau mengabdi kepada Allah SWT (Hellen, 2002:14).

Faqih (2001:35) secara garis besar menurut Faqih tujuan

bimbingan keagamaan adalah untuk membantu individu mewujudkan

dirinya sebagai manusia seutuhnya agar mencapai kebahagiaan hidup di

dunia dan di akhirat. Lebih lanjut Faqih juga berpendapat bahwa tujuan

bimbingan keagamaan Islam terbagi menjadi dua, yaitu tujuan umum

dan tujuan khusus.

a. Tujuan umum

Tujuan umum bimbingan keagamaan adalah membantu individu

mengembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap

perkembangan dan predisposisi yang dimilikinya (seperti

kemampuan dasar dan bakat-bakatnya), berbagai latar belakang yang

ada (seperti latar belakang keluarga, pendidikan, status sosial

ekonomi), serta sesuai dengan tuntutan positif lingkungan, serta

mewujudkan dirinya menjadi manusia seutuhnya agar mencapai

kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.

Page 44: PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Muhammad SAW. yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu

31

c. Tujuan khusus

Adapun tujuan khusus bimbingan keagamaan merupakan

penjabaran tujuan umum tersebut yang dikaitkan secara langsung

dengan permasalahan yang dialami oleh individu yang bersangkutan

yang sesuai dengan kompleksitas permasalahan. Oleh karena itu,

tujuan bimbingan keagamaan untuk seorang individu berbeda dan

tidak boleh disamakan dengan tujuan bimbingan keagamaan untuk

individu lainnya (priyatno, 1999:144).

1. Membantu individu agar tidak menghadapi masalah.

2. Membantu individu mengatasi masalah yang sedang

dihadapinya.

3. Membantu individu memelihara dan mengembangkan situasi dan

kondisi yang baik atau yang telah baik agar tetap baik atau

menjadi lebih baik. Sehingga tidak akan menjadi sumber masalah

bagi dirinya dan orang lain.

Sedangkan fungsi bimbingan keagamaan, menurut Faqih adalah:

a. Fungsi preventif, yaitu membantu individu menjaga atau

mencegah timbulnya masalah bagi dirinya.

b. Fungsi kuratif (korektif), yaitu membantu individu memecahkan

masalah yang sedang dihadapi atau dialaminya.

Page 45: PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Muhammad SAW. yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu

32

c. Fungsi preservatif, yaitu membantu individu menjaga agar situasi

dan kondisi yang semula tidak baik (mengandung masalah)

menjadi baik (terpecahkan) dan kebaikan itu bertahan lama.

d. Fungsi developmental atau pengembangan, yaitu membantu

individu memelihara dan mengembangkan situasi dan kondisi

yang telah baik agar tetap baik atau menjadi lebih baik, sehingga

memungkinkannya menjadi sebab munculnya masalah baginya

(Faqih, 2001:37).

Menurut Prayitno (1999:96), pelaksanaan bimbingan agar

berjalan dengan baik ada beberapa fungsi, yaitu:

a. Fungsi pemahaman

Pemahaman tentang klien merupakan titik tolak

upaya pemberian bantuan terhadap klien, maka pembimbing

perlu terlebih dahulu memahami individu yang akan dibimbing.

1. Pemahaman tentang masalah klien, ketika proses bimbingan

memasuki upaya penanganan masalah, maka pemahaman

terhadap masalah klien merupakan sesuatu yang wajib

adanya.

2. Pemahaman tentang lingkungan yang “lebih luas” secara

sempit lingkungan diartikan sebagai kondisi sekitar individu

yang secara langsung mempengaruhi individu tersebut,

Page 46: PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Muhammad SAW. yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu

33

seperti keadaan rumah tinggal, keadaan sosio ekonomi dan

sosio emosional keluarga, keadaan hubungan antar tetangga

dan teman sebaya, dan sebagainya.

b. Fungsi pencegahan

Fungsi pencegahan yaitu menghindari timbulnya

atau meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, penilaian

positif terhadap diri sendiri, dan dukungan kelompok, melalui

upaya pencegahan, yaitu:

1. Mendorong perbaikan lingkungan yang kalau dibiarkan

akan berdampak negatif terhadap individu yang

bersangkutan.

2. Mendorong perbaikan kondisi diri pribadi klien

3. meningkatkan kemampuan individu untuk hal-hal yang

diperlukan dan mempengaruhi perkembangan dan

kehidupannya.

4. mendorong individu untuk tidak melakukan sesuatu yang

akan memberikan resiko yang besar, dan melakukan

sesuatu yang memberikan manfaat.

5. menggalang dukungan kelompok terhadap individu yang

bersangkutan.

Page 47: PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Muhammad SAW. yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu

34

c. Fungsi pengentasan

Orang yang mengalami masalah dianggap berada

dalam suatu keadaan yang tidak mengenakkan, sehingga perlu

dikeluarkan dari keadaan yang tidak mengenakkan tersebut.

d. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan

Fungsi pemeliharaan berarti memelihara segala sesuatu

yang baik yang ada pada diri individu baik hal itu merupakan

pembawaan maupun hasil perkembangan yang telah dicapai.

Pemeliharaan yang baik bukanlah sekedar mempertahankan,

melainkan juga mengusahakan agar hal tersebut bertambah

baik dari pada waktu sebelumnya.

4. Materi dan Metode Bimbingan Keagamaan

a. Materi Bimbingan Keagamaan

Materi bimbingan keagamaan adalah semua bahan yang

disampaikan terhadap santri, materi bimbingan yang menjadi

sasaran bersumber al-Qur’an dan hadist, pada dasarnya materi

bimbingan hendaknya tidak terlepas dari apa yang menjadi tujuan

bimbingan islam, namun dari keseluruhan materi yang menjadi

dasar adalah:

Page 48: PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Muhammad SAW. yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu

35

1. Aqidah

Aqidah secara bahasa berarti ikatan. Secara terminology

berarti landasan yang mengikat keimanan, itu sebabnya ilmu

tauhid sebagai ketentuan-ketentuan dasar mengenai keimanan

seorang muslim adalah merupakan landasan dari segala

perilakunya. Bahkan sebenarnya aqidah merupakan landasan

bagi ketentuan-ketentuan syari’ah yang merupakan pedoman

bagi seseorang berperilaku di muka bumi ini (Daradjat,

1984:318).

2. Syari’ah

Syari’ah adalah ketentuan-ketentuan agama yang

merupakan pegangan bagi manusia di dalam hidupnya untuk

meningkatkan kualitas hidupnya dalam rangka mencapai

kebahagiaan dunia dan akhirat. Syari’ah sebagai ketentuan Allah

SWT (Daradjat, 1984:302)

3. Akhlak

Akhlak secara bahasa berarti perangai, tabi’at, adat.

Secara etimologi akhlak itu berarti perangai, adat, tabi’at atau

system perilaku yang dibuat. Akhlak karenanya secara

kebahasaan bisa baik buruk tergantung kepada tata nilai yang

dipakai sebagai landasannya (Daradjat, 1984:254).

Page 49: PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Muhammad SAW. yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu

36

b. Metode Bimbingan Keagamaan

Metode yang digunakan dalam bimbingan keagamaan ini

adalah:

1. Metode langsung, merupakan metode dimana pembimbing

melakukan komunikasi langsung (bertatap muka) dengan orang

yang dibimbingnya (Faqih, 2001:54) Metode ini dapat dirinci

lagi menjadi dua yaitu, metode individual dan metode

kelompok.

a. Metode individual adalah pembimbing dalam hal ini

melakukan komunikasi langsung secara individual dengan

pihak yang dibimbingnya.

b. Metode kelompok adalah pembimbing melakukan

komunikasi langsung dengan klien dalam kelompok.

2. Metode keteladanan, merupakan metode dimana pembimbing

sebagai contoh ideal dalam pandangan seseorang yang tingkah

laku sopan santunnya akan ditiru.

C. Peningkatan Perilaku Prososial Melalui Bimbingan Keagamaan

Pendidikan agama sangat menyentuh iman, taqwa dan akhlak.

Jika iman kuat maka ibadah akan lancar, termasuk berbuat baik dengan

sesama manusia karena telah terbentuk perilaku yang mulia. Dengan

kata lain kuatnya iman, lancarnya ibadah, serta baiknya perilaku akan

Page 50: PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Muhammad SAW. yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu

37

memudahkan seorang individu mengendalikan dirinya dan untuk selalu

beramal terhadap masyarakat serta alam sekitar (Faqih 2001:52).

Bimbingan keagamaan bertujuan membantu individu untuk

menjadi insan yang berguna dalam kehidupan yang memiliki berbagai

wawasan, pandangan, pilihan, penyesuaian, dan ketrampilan yang tepat

berkenaan dengan diri sendiri dan lingkungan. Bimbingan keagamaan

dapat membantu peserta didik memperbaiki perilaku yang kurang baik

agar menjadi lebih baik dan mencegah peserta didik supaya tidak terjadi

penyimpangan perilaku (Arifin 1976:27).

Tugas pembimbing adalah untuk mempertajam kata-kata hati

anak didik, dengan harapan supaya anak didik itu tidak hanya tahu yang

baik dan yang buruk, juga tahu cara hidup yang sesuai dengan norma-

norma yang ada di masyarakat. Kata hati juga dapat digunakan sebagai

alat pengontrol dalam ber perilaku sehari-hari, dengan tujuan agar dapat

mengakui kebenaran atau kesalahan yang telah yang telah dilakukannya

sendiri (Poedjowijatno, 1987:131).

Manusia merupakan makhluk hidup yang paling sempurna

dibandingkan dengan makhluk yang lainnya. Karena manusia memiliki

akal sebagai pembeda dan merupakan kemampuan yang lebih

disbanding makhluk yang lainnya.

Akibat adanya kemampuan inilah manusia mengalami

perkembangan dan perubahan baik dalam psikologis maupun fisiologis.

Perubahan yang terjadi pada manusia akan menimbulkan perubahan

Page 51: PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Muhammad SAW. yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu

38

pada perkembangan pribadi manusia atau tingkah lakunya. Djalaluddin

Rahmad juga mengemukakan tentang perkembangan perilaku manusia

yaitu :

“perilaku manusia bukan sekedar respon pada stimuli, tetapi produk berbagai gaya yang mempengaruhinya secara spontan, seluruh gaya psikologis yang mempengaruhi manusia sebagai ruang hajat ( life space ). Ruang hajat terdiri dari tujuan dan kebutuhan individu, semua faktor yang disadarinya dan kesadaran diri.”(Rahmad Djalalududin, 1996:27).

1. Cara Meningkatkan Perilaku Prososial

Pembentukan perilaku tidak dapat terjadi dengan

sendirinya. Pembentukannya senantiasa berlangsung dalam interaksi

manusia dan berkenaan dengan objek tertentu.

Menurut Baron dan Byrne, (1994:40) ada beberapa cara

untuk meningkatkan perilaku prososial yaitu:

a. Melalui penayangan model perilaku prososial, misalnya melalui

media komunikasi massa. Sebab banyak perilaku manusia yang

terbentuk melalui belajar sosial terutama dengan meniru, apalagi

mengamati model perilaku prososial dapat memiliki efek priming

yang ber asosiasi dengan anggapan positif tentang sifat-sifat

manusia dalam diri individu pengamat.

b. Menciptakan suatu superordinate identity, pandangan bahwa setiap

orang adalah bagian dari keluarga manusia secara keseluruhan.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa menciptakan

superordinate identity dapat mengurangi konflik dan dapat

Page 52: PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Muhammad SAW. yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu

39

meningkatkan perilaku prososial dalam kelompok, serta dapat

meningkatkan kemampuan empati diantara anggota kelompok

tersebut.

c. Menekankan perhatian terhadap norma-norma prososial, seperti

norma-norma tentang tanggung jawab sosial. Norma ini dapat

ditanamkan oleh kyai, orang tua atau melalui media massa,

demikian pula para tokoh masyarakat dan pembuat kebijakan

dapat memotivasi masyarakat untuk bertindak prososial dengan

memberi penghargaan kepada mereka yang telah banyak berjasa

dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitarnya.

Penghargaan ini akan memberi dampak positif bagi anggota –

anggota masyarakat yang lain untuk bertindak prososial.

d. Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan dalam melakukan

tindakan prososial, seperti memperbanyak latihan mengenai cara-

cara menolong orang lain. Beberapa penelitian menemukan bahwa

mereka yang dilatih mengenai cara-cara memberi pertolongan

pertama dan ketrampilan lain yang relevan lebih merasa mampu

ketika menghadapi situasi darurat sehingga mereka lebih mungkin

bertindak prososial.

e. Meningkatkan pengetahuan seseorang tentang faktor-faktor

situasional yang mempengaruhi perilaku prososial. Beberapa

penelitian membuktikan bahwa mereka yang diberi pengetahuan

tentang faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan seseorang

Page 53: PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Muhammad SAW. yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu

40

untuk melakukan pertolongan sehingga dapat mencegah faktor-

faktor yang akan menghalangi mereka untuk melakukan

keputusan untuk menolong.

Perilaku dapat terbentuk karena adanya dua faktor, yaitu

faktor internal dan faktor eksternal individu yang memegang

peranannya. Faktor internal adalah faktor yang terdapat dalam pribadi

manusia itu sendiri, ini dapat berupa selectivity atau daya pilih

seseorang untuk menerima dan mengelola pengaruh – pengaruh yang

datang dari luar. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang

datang dari luar pribadi manusia yang bersangkutan, ini dapat berupa

interaksi sosial di luar kelompok. Perilaku dapat terbentuk melalui

empat cara, yaitu: adopsi, deferensial, integrasi dan trauma.

a. Adopsi adalah kejadian dan peristiwa yang terjadi berulang –ulang

dan terus menerus, lama kelamaan yang diserap pada individu

sehingga mempengaruhi terbentuknya suatu sikap.

b. Deferensial berkaitan erat dengan intelegensi, banyaknya

pengalaman, bertambahnya usia, sehingga hal–hal yang

dianggapnya sejenis dapat dipandang tersendiri lepas dari

jenisnya.

c. Integrasi dalam pembentukan perilaku ini terjadi secara bertahap

bermula dari pengalaman yang berhubungan dengan suatu hal

tertunda pada akhirnya terbentuk perilaku mengenai hal tersebut.

Page 54: PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Muhammad SAW. yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu

41

d. Trauma adalah pengalaman yang tiba – tiba mengejutkan sehingga

menimbulkan kesan mendalam pada jiwa seseorang yang

bersangkutan.(Wirawan Sarlito, 1996:95-96).

Jadi perilaku terbentuk oleh pengetahuan dan pengalaman

seiring bertambahnya usia. Semakin luas pengetahuan seseorang

tentang objek dan banyaknya pengalaman yang berkaitan dengan

objek yang akan mengarahkan terbentuknya sikap yang kemudian di

lanjut pada suatu perilaku tertentu.

2. Bentuk Bimbingan Untuk Meningkatkan Perilaku Prososial

Dalam melaksanakan program bimbingan keagamaan perlu

diperhatikan batas-batas kemungkinan pelayanan yang dapat

diberikan, dalam pengertian bahwa pelaksanaan program bimbingan

tidak terlalu sempit, namun juga tidak terlalu luas. Menurut Arifin

(1976:48) bentuk bimbingan untuk meningkatkan perilaku prososial

ada tiga yaitu:

a. Pembimbing harus memahami tentang kepribadian yang

di bimbingnya, dengan cara sering diajak bicara tentang

seputar kesulitan dalam belajar, bahkan sampai dalam

kehidupan keluarganya. Hal itu bartujuan untuk

mengetahui kepribadian orang tersebut, agar dapat

dengan mudah mengungkapkan perasaan tertekan dan

harapan kealam sadarnya, serta melihat hal tersebut

tanpa distorsi.

Page 55: PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Muhammad SAW. yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu

42

b. Pelayanan bimbingan yang membantu kepada

pertumbuhan atau perkembangan hidup dan

ketrampilannya ke arah sikap dan perasaan senang hidup

bermasyarakat.

c. Pelayanan bimbingan yang bersifat fisik maupun mental.

Yang bersifat fisik misalnya mengarahkan kepada

mereka penempatan kerja yang baik demi masa

depannya, sedangkan bimbingan mental mengarahkan

kepada mereka untuk senantiasa berpegang teguh kepada

ajarannya, mengerjakan yang baik dan meninggalkan

yang buruk.

Dari ketiga bentuk bimbingan diatas, semua itu

memerlukan pembimbing yang berwibawa serta berdedikasi tinggi

demi keberhasilan bimbingan tersebut.

3. Aspek-Aspek Perilaku Prososial Melalui Bimbingan Keagamaan

Islam

a. Tolong menolong

Islam menganjurkan dan sekaligus mengajarkan kepada

manusia dalam berinteraksi sosial atau perilaku sosial dengan

sesamanya agar tercipta kehidupan yang harmonis, saling

menghargai, mencintai dan tolong menolong serta ikut merasakan

permasalahan yang dihadapi lingkungan. Tolong menolong yang

diajarkan Islam dengan tidak membedakan golongan. Seperti yang

Page 56: PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Muhammad SAW. yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu

43

diungkapkan oleh M. Rifai bahwa agama menghendaki supaya kita

memberikan pertolongan kepada semua manusia, masing – masing

mengikuti ketentuannya.(Rifai, 1993:26).

Islam menghendaki tolong menolong dalam kebaikan dan

melarang tolong menolong dalam keburukan. Hal itu sesuai dengan

firman Allah Surat al- Maidah ayat 2. Pada ayat ini dijelaskan

bahwa wajib bagi orang – orang mu’min tolong menolong dalam

mengerjakan kebaikan dan bertakwa serta dilarang tolong

menolong dalam berbuat dosa. Adapun di antara hal – hal yang

dapat merealisasikan tolong menolong dalam pendidikan sosial.

Menurut Abdurrahman An Nahlawi adalah memenuhi kebutuhan

manusia, menyingkirkan kesusahan, menutupi aib dan menasehati

mereka agar menjauhi perbuatan tercela, jika itu mungkin dapat

ditinggalkan (Nahlawi, 1992:254).

b. Menghormati orang lain

Merupakan perbuatan terpuji yang dapat dilakukan dengan

cara berlaku ramah apabila bertemu dengan teman, berkata sopan

kepada orang lain.

c. Peduli terhadap orang lain

Salah satu perilaku sosial yang dianjurkan oleh agama

Islam adalah peduli terhadap orang lain, peduli terhadap

masyarakat disekitarnya dan peduli terhadap sesama.

Page 57: PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Muhammad SAW. yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu

44

BAB III

FOKUS PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lembaga Pondok Pesantren Raudaltut Tahlibin

Kec. Tugurejo Kota Semarang

1. Sejarah Berdirinya

Pondok pesantren Raudlatut Thalibin dimulai

pembangunannya pada tanggal 20 Agustus 1983, dan selesai pada

tanggal 24 Mei 1984. hal ini bertepatan pada tanggal 21 Sya’ban 1404

H, awal mulanya pendirian pondok ini adalah inisiatif dari seorang kyai

yang mengisi pengajian setiap hari ahad pagi di Masjid Kauman

Semarang, kyai tersebut adalah K.H. Abdul Hamid Kendal beliau

menyarankan supaya di daerah Tugurejo untuk didirikan suatu pondok

pesantren yang menampung anak-anak di Tugurejo dalam belajar agama

islam, dengan pinpinan pondok oleh K.H. Zainal Asyikin (K.H. Zainal

Asyikin, 28 Oktober 2007).

Selain itu juga yang ikut mendukung berdirinya pondok

tersebut adalah sifat kedermawanan dari penduduk Tugurejo yang mau

mewakafkan tanahnya seperti yang dilakukan oleh Ibu. Halimah, Ibu.

Ji’ronah, Ibu. Hj. Qomariyah dan Bpk. H. Abdul Qodir, selain itu juga

kedermawanan dari Ibu. Hj. Khodijah yang menanggung seluruh biaya

dari pondok pesantren selama dibangun sampai selesai. Dengan

Page 58: PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Muhammad SAW. yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu

45

bangunan pondok yang telah jadi dengan berukuran panjang 28, 70 m

,lebar 10 m dan tinggi 6 m yang terletak diatas tanah yang telah di wakaf

tersebut dengan nama pondok pesantren “ Raudlatut Thallibin ” (K.H.

Abdul Kholiq, 28 Oktober 2007).

Disamping itu juga banyak dermawan yang ikut membantu

demi kelancaran pembangunan pondok pesantren seperti Ibu. Hj.

Rochman, Bpk. Umar Semarang, Bpk. H. Mashur Semarang, Bpk.

Saidin, Bpk. Agus Sunaidi, Ibu Kusni dan juga partisipasi dari warga

masyarakat tugurejo, dengan adanya kerjasama yang baik, maka pondok

tersebut dapat selesai di bangun dan dapat digunakannya. Awal mulanya

pendirian pondok pesantren tersebut diperuntukkan bagi anak-anak

siswa SLTP 06 Hasanuddin yang orang tuanya tidak mampu, selain itu

juga tujuan pondok untuk mengembangkan agama islam di Tugurejo

cepat berkembang dan memiliki keberadaan yang luas (Dokumentasi

surat wakaf pondok pesantren Raudlatut Thalibin tahun 1994).

Semula anak yang belajar hanya sekitar 25 orang selama satu

tahun kesemuanya adalah anak-anak desa Tugurejo dan sekitarnya.

Dengan harapan anak-anak tersebut dapat mempelajari agama dengan

baik dan diterapkan di Tugurejo demi kemajuan desa tersebut, siswa (

santri ) yang setiap paginya mengikuti pelajaran di sekolah pada sore dan

malamnya mereka mengikuti pelajaran yang ada di pondok.

Akan tetapi setelah mengalami perkembangannya pondok

tidak lagi ditempati oleh siswa SLTP 06 Hasanuddin akan tetapi oleh

Page 59: PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Muhammad SAW. yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu

46

para mahasiswa IAIN Walisongo Semarang hal ini karena letak pondok

yang strategis tidak jauh dari kampus dimana mereka kuliah dan mudah

terjangkau oleh transportasi yang ada. Sehingga disamping pada pagi

hari mereka mencari ilmu di kampus mereka pada malam harinya

mengikuti pengajian yang ada di dalam pondok.(Dokumentasi buku

pondok pesantren tahun 1992).

2. Visi dan Misi

Visi

Terwujudnya generasi muslim yang berintlektual, tekun

beribadah dan berakhlaqul karimah.

Misi

1. Menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas dalam

pencapaian pengetahuan Islam dan prestasi.

2. Menumbuhkan penghayatan dan pengamalan ajaran Islam

sehingga menjadi santri yang tekun beribadah dan ber ahlaqul

karimah.

3. Mewujudkan pembentukan karakter Islam yang mampu

mengaktualisasikan dari dalam masyarakat.

4. Menyelenggarakan tata kelola yang efektif, efisien, transparan,

dan akuntabel.

Page 60: PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Muhammad SAW. yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu

47

5. Meningkatkan solidaritas dan kekeluargaan para santri sebagai

modal terjun dalam masyarakat.

3. Letak Geografis

Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin Tugurejo memiliki

letak sebagai berikut :

Luas : 1. 200 m²

Panjang : 300 m²

Lebar : 400 m²

Ukuran gedung panjang gedung

Panjang : 28,70 m²

Lebar :10 m²

Tinggi : 6 m²

Batas-batas

Batas Utara : Tanah milik H. M. Abdul Kodir bin Muchtar

Batas Timur : Tanah milik Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin

Batas Selatan : Tanah milik H. Mustaghfirin bin Hj. Qomariyah

Batas Barat : Tanah milik Supiyan bin Satimin .

4. Status Pondok

Adapun status dari pondok tersebut adalah berdasarkan

wawancara dengan K.H. Abdul Kholiq bahwa yayasan itu murni milik

keluarga, yang semuanya dikelola oleh keluarga besar K.H. Zainal

Asyiqin. Tentu saja pondok pesantren Raudlatut Thalibin ini nanti akan

dilanjutkan oleh keturunan atau famili K.H. Zainal Asyiqin. Status dari

Page 61: PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Muhammad SAW. yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu

48

pondok pesantren tersebut adalah masih salafiah, karena yang diajarkan

di dalam pondok tersebut adalah masih menggunakan kitab-kitab klasik.

.

5. Struktur Susunan Pengurus

Struktur susunan pengurus pondok pesantren Raudaltut

Thalibin Kec. Tugurejo Kota Semarang tahun 2007/2008

Pelindung : H. Zaenal Arifin

Pengasuh : 1. K.H. Zainal Asyikin

2. K. H. Mustaghfirin

3. K. H. Abdul Kholiq . Lc

4. Gus Qulyubi , S.Ag

Meliputi ketua : Hilmi Halimi

Wakil Ketua : M. Salafudin

Sekretaris : Abdul Muvid

Wakil Sekretaris : Amin Ibnu Umar

Bendahara : A. Makky NA

Wakil Bendahara : Imron Rosyadi

DEPERTEMEN-DEPARTEMEN

1. Departemen Tarbiyah dan Ubudiyah

a. Harmoko

b.Irfan Haris

c. Rosyid Karomi

Page 62: PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Muhammad SAW. yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu

49

II. Departemen Kebersihan dan Perlengkapan

a. A. Kharir

b. Khoirul Umam

c. Aris Moh. Syaifullah

d. Mustholeh

III .Departemen Penertiban dan Kepustakaan

a. A. Chanif

b. Sabikul Khoir

c. Rochiem

IV. Departemen Olah Raga

a. Mukhibbi

b. Arif Rohman

c. rusdiyanto

V. Departemen Keamanan dan Ketertiban

a. Masruri

b. Saifudin

c. A. Wakhid

d. Ardiansyah

VI. Departemen Humas dan Kemasyarakatan

a. Choirul Rozak

b. Arif Purnomo

c. Najib

Page 63: PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Muhammad SAW. yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu

50

d. Mas’udi

e. Slamet

f. Syahrul M (Dokumentasi surat pengangkatan pengurus pondok

pesantren Raudlatut Thalibin tahun 2007).

Adapun susunan pengurus Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin TugurejoTugu

Kota Semarang sebagai berikut

PELINDUNG

PENASEHAT PENGASUH

LURAH PONDOK

SEEKRETARIS BENDAHARA

DEP. KEAMANAN

DEP. OLAHRAGA

DEP.PENERBITAN

DEP. KEBERSIHAN& PERLENGKAPAN

DEP. TARBIYAH & UBUDIYAH

Page 64: PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Muhammad SAW. yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu

51

6. Gambaran Umum Santri Yang Berada di Pondok Pesantren

Raudlatut Thalibin

Pada awalnya di lingkungan pondok pesantren Raudlatut

Thalibin adalah siswa SLTP 06 Hasanuddin Tugurejo akan tetapi setelah

mengalami perkembangannya pondok tersebut ditempati oleh

mahasiswa IAIN Walisongo sampai sekarang. Para santri yang setiap

harinya memiliki kegiatan kuliah yang merupakan tujuan utama di

Semarang, mereka juga mengikuti kegiatan pengajian yang dilakukan di

pondok pada malam harinya. Selain itu juga para santri banyak yang ikut

dalam kegiatan yang berada di kampus maupun di luar kampus. Santri

yang memiliki latar belakang semula mereka pernah juga nyantri di

pondok di daerah yang berbeda-beda ada yang dari Jombang, dari

Wonosobo, Demak, Magelang dan lain sebagainya akan tetapi juga ada

yang belum pernah mondok sama sekali hal ini hanya sekitar 10 % dari

jumlah santri yang ada. Disamping itu juga para santri memiliki tujuan

untuk menuntut ilmu. Dengan latar belakang santri dan tujuan santri

yang berada di pondok yang ingin mencari ilmu dan mendalaminya serta

mengamalkan hidupnya, hal inilah yang membuat pondok tersebut

menuju kearah kemajuan.

Jumlah santri yang ada kurang lebih 100 orang jumlah

tersebut sering mengalami perubahan dikarenakan dalam setiap tahunnya

ada santri yang keluar yang telah selesai kuliahnya dan menjadi sarjana

dan juga adanya penerimaan santri baru yang bersamaan pada

Page 65: PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Muhammad SAW. yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu

52

pendaftaran mahasiswa baru IAIN Walisongo selain itu juga ada santri

yang disamping telah selesai menjadi sarjana ia tetap melanjutkan

sampai pada paska sarjana bahkan sampai pada doktor .

Demikianlah gambaran tentang keadaan santri Raudlatut

Thalibin Tugurejo yang 100 % santrinya adalah mahasiswa IAIN

Walisongo dengan segala aktifitas yang dilakukan setiap harinya.

Dimana dalam pondok tersebut dari berbagai fakultas yang ada dalam

IAIN yang meliputi fakultas Tarbiyah, Syariah, Ushuluddin dan

Dakwah.

B. Gambaran Umum Perilaku Prososial Mahasiswa Terhadap Kegiatan

di Masyarakat

Dari hasil observasi yang dilakukan satu minggu dua kali

selama satu bulan, yaitu dilakukan pada hari sabtu dan minggu karena

pada hari itu subjek penelitian tidak ada kesibukan di kampus, dari hasil

observasi ini penelitian mengamati kegiatan-kegiatan yang ada di

pondok pesantren Raudlatut Thalibin yang ada kaitannya dengan

perilaku prososial

Perilaku prososial mahasiswa terhadap kegiatan-kegiatan di

masyarakat dapat digambarkan dengan

1. Kerja Bakti Bersama

Kerja bakti yang dilaksanakan sekali dalam dua minggu

yang diikuti oleh seluruh santri mempunyai manfaat seperti santri

peduli dengan lingkungannya, sikap kerja sama, suka menjaga

Page 66: PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Muhammad SAW. yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu

53

kebersihan. Kerja bakti yang di koordinasi oleh departemen kebersihan

dan dibawah pengawasan lurah pondok hal ini ditujukan supaya santri

tidak hanya melakukan pembersihan jiwa melalui ibadah kepada Allah

akan tetapi santri juga perlu menjaga lingkungan sekitarnya demi

menjaga diri supaya tidak sakit (Observasi di pondok 26 Agustus

2007).

Disamping itu juga diadakan kerja bakti yang dilakukan

dengan kerja sama masyarakat Tugurejo. Dalam kegiatan ini biasanya

para santri, pengurus dan pengasuh terlibat di dalamnya demi menjaga

lingkungan dari penyakit yaitu membersihkan selokan air disekitar

jalan kelurahan Tugurejo.

2. KULTUM di Masjid Pada Bulan Ramadhan

KULTUM adalah usaha pondok untuk melatih para santri

untuk memiliki mental yang baik mental yang dapat berbicara

dihadapan masyarakat umum ketika sudah keluar dari pondok dan

tidak mudah merasa takut, selain itu juga dengan jiwa yang kuat dan

mental yang baik dapat memperlancar dalam menyampaikan ajaran

agama Islam baik melalui lesan maupun dengan perilaku setiap

harinya. KULTUM ini ditujukan untuk mencari potensi para santri

yang dapat digunakan pondok untuk mendakawahkan ajaran Islam di

desa Tugurejo dalam rangka khajatan.

Page 67: PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Muhammad SAW. yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu

54

3. Shalat Jama’ah

Pengasuh menekankan untuk kepada setiap santri agar

mengikuti shalat jama’ah, karena dengan shalat jamaah santri dapat

mendapatkan pahala dan memiliki jiwa-jiwa yang ada pada dirinya

seperti kebersamaan, persaudaraan sebab dengan sholat berjama’ah

dapat menyatu dengan masyarakat sekitar pondok pesantren,

disamping itu dengan shalat seseorang telah menjalankan perintah

agama melalui shalat inilah yang orang dapat membedakan antara

orang yang beriman dan tidak beriman.

C. Gambaran Umum Tentang Bimbingan Keagamaan Islam

Bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada seorang

individu atau kelompok tujuannya memelihara dan mengembangkan situasi

dan kondisi yang telah baik agar tetap baik atau menjadi lebih baik.

Kaitannya dengan hal ini bimbingan keagamaan Islam di pondok pesantren

dapat digambarkan seperti pengajian-pengajian sorogan, pengajian sorogan

adalah pengajian yang dilakukan oleh para santri dengan cara bertatap muka

langsung dengan seorang kyai.

Materi yang disampaikan adalah hafalan atau membaca al-Qur’an,

seorang kyai disini diposisikan sebagai pembimbing, seorang mahasiswa

(santri) sebagai terbimbing, al-Qur’an adalah sebagai materinya dan sorogan

(bertatap muka ) adalah sebagai metodenya. Dengan sistem sorogan ini

walaupun santri tadinya sudah hafal atau sudah bisa membaca al-Qur’an

Page 68: PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Muhammad SAW. yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu

55

setidaknya dapat mengembangkan dan memperbaiki hafalan atau membaca

al-Qur’annya

D. Gambaran Umum Tentang Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan Islam

Pelaksanaan bimbingan keagamaan Islam dibagi menjadi tiga

tahap yaitu:

1. Setelah Shalat Magrib

Pelaksanaan bimbingan yang dilakukan setelah sholat magrib

bertempat di aula pondok yang dipimpin langsung oleh pengasuh

pondok sendiri yaitu K H Zainal Asyiqin. Metode yang digunakan dalam

bimbingan ini adalah metode langsung yaitu dengan cara santri

berhadapan langsung dengan kyai, materi yang disampaikan diantaranya

adalah kitab tasawuf yang membahas tentang keihlasan, kesederhanaan,

jiwa ukhuwah, kemandirian dan kebebasan.

keikhlasan, yang tidak didorong oleh apapun untuk

memperoleh keuntungan-keuntungan tertentu, tetapi semata-mata demi

ibadah kepada Allah. Jiwa keikhlasan ini termanifestasi dalam segala

rangkaian sikap dan tindakan yang selalu dilakukan secara ritual oleh

komunitas santri. Hal ini ditunjukkan dengan sikap pengasuh di pondok

pesantren Raudlatut Tahlibin yang tanpa meminta gaji dari para

santrinya yang telah menerima ilmu darinya. Dan ibadah santri yang

tidak diniati untuk riya’ maupun sombong.

Kesederhanaan tetapi agung, sederhana bukan berarti pasif,

melarat, nrima, dan miskin, tetapi mengandung unsur kekuatan dan

Page 69: PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Muhammad SAW. yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu

56

ketabahan hati, penguasaan diri dalam menghadapi segala kesulitan.

Dibalik kesederhanaan itu, terkandung jiwa yang besar, berani, maju

terus dalai menghadapi perkembangan dinamika sosial. Kesederhanaan

ini menjadi identitas santri yang paling khas dimana-mana.

Ukhuwah islamiyah, yang demokratis situasi dialogis dan akrab

antar komunitas pesantren yang dipraktekkan sehari-hari, disadari atau

tidak, akan mewujudkan suasana damai, senasib dan sepenanggungan,

yang sangat membantu dalam pembentukan dan pengembangan

idealisme santri.

Kemandirian disini bukanlah kemampuan dalai mengurusi

persoalan-persoalan pribadi atau intern, tetapi juga kesanggupan

membentuk kondisi pesantren sebagai institusi pendidikan islam yang

mandiri dan tidak menguntungkan diri pada bantuan dan belas kasihan

pihak lain.

Kebebasan dalam memilih alternatif jalan hidup dan

menentukan masa depan dengan jiwa besar dan sikap optimis

menghadapi segala problematika hidup berdasarkan nilai-nilai islam.

Kebebasan disini juga berarti tidak terpengaruh atau tidak mau didikte

oleh dunia luar.

2. Setelah Shalat Isak

Pelaksanaan bimbingan yang dilakukan setelah sholat isak juga

bertempat di aula pondok yang dipimpin oleh gus Qulyubi S.Ag putra

bapak K.H Zainal Asyiqin. Metode yang digunakan dalam bimbingan ini

Page 70: PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Muhammad SAW. yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu

57

adalah metode langsung yaitu dengan cara santri berhadapan langsung

dengan kyai, materi yang disampaikan diantaranya adalah kitab fiqh

yang membahas tentang tatacara ibadah yang benar.

3. Setelah Shalat Subuh

Pelaksanaan bimbingan yang dilakukan setelah sholat subuh

juga bertempat di aula pondok yang dipimpin oleh K.H Mustagfirin.

Metode yang digunakan dalam bimbingan ini adalah metode langsung

yaitu dengan cara santri berhadapan langsung dengan kyai, materi yang

disampaikan diantaranya adalah kitab-kitab hadist yang membahas

tentang tingkah kaki suri tauladan nabi Muhammad, hal itu nantinya agar

ditiru oleh santri.

E. Gambaran Tentang Pengaruh Bimbingan Keagamaan Islam Terhadap

Perilaku Prososial

Kyai dalam proses belajar mengajar memiliki pengaruh terhadap

hasil pembelajaran maka dari itu faktor kyai sangat penting, faktor yang

dominan sekali. Selain itu juga kyai dalam proses bimbingan memiliki

fungsi yang sangat strategis dalam melaksanakan tugas membimbing dan

mengajar, karena melalui proses bimbingan akan terbentuklah sikap dan

perilaku yang sesuai dengan masyarakat. Kyai sebagai pembimbing juga

sebagai guru mengajarkan berbagai ilmu pengetahuan kepada santrinya,

sehingga santri mengerti, memahami, menghayati dan dapat mengamalkan

berbagai ilmu pengetahuan.

Page 71: PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Muhammad SAW. yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu

58

1. Tugas Seorang Kyai

Dalam lingkungan pondok pesantren seorang kyai digambarkan

merupakan salah satu contoh dalam kehidupan para santri dilingkungan

pondok, dalam menjalankan perintah agama dalam hidup kesehariannya,

tugas seorang kyai diantaranya adalah:

a. Menaruh perhatian yang besar kepada anak didiknya

b. Membimbing dan mengasuh anak didiknya sebagaimana anaknya

sendiri, dan pahala tugasnya itu akan didapatkannya pada hari akhir.

c. Mengusahakan dengan seluruh tenaga untuk mengubah, mengoreksi

dan membentuk santrinya. Bimbingan tidak akan mempunyai

banyak arti apabila tidak mengubah pandangan santrinya dalam

kehidupan moral, intelektual dan spiritual.

d. Santri didorong untuk belajar dengan cinta dan simpati, bukannya

dengan paksaan dan kekerasan.

e. Memperhatikan tingkat kecerdasan santrinya. Dia harus juga

menjaga penampilannya dalam kehidupan sehari-hari, sebagai

panutan dan bahkan sebagai modal pribadi yang baik bagi santrinya.

f. Santri terbelakang ditangani secara khusus agar tidak merasa rendah

diri dihadapan kawan-kawannya. Hal ini memerlukan psikologi anak

yang mendalam.

g. Adil dan terbuka bagi semua santrinya. Dan ia harus menjadi model

dari keutamaan moral, karena cacat moral pada dirinya akan sangat

berpengaruh bagi anak didiknya.

Page 72: PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Muhammad SAW. yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu

59

2. Pengaruh Bimbingan Keagamaan Islam Terhadap Perilaku Prososial

Pesantren sebagai lembaga pendidikan agama Islam yang

memberi pengajaran agama Islam, tujuannya semata-mata memperkaya

pikiran santri dengan teks-teks dan penjelasan-penjelasan yang islami,

“tetapi untuk meninggikan moral, melatih dan mempertinggi semangat,

menghargai nilai-nilai spiritual dan kemanusiaan, mengajarkan sikap

tingkah laku yang jujur dan bermoral, menerima etika agama di atas

etik-etik yang lain. Dalam hal ini pengaruh bimbingan keagamaan Islam

terhadap perilaku prososial dapat digambarkan dengan tindakan mereka

sehari-hari yaitu:

TOLONG MENOLONG dalam kehidupan para santri yang jauh dari

orang tua saudara mereka seakan-akan telah menjadi satu keluarga yang

berada dibawah seorang pengasuh yang seorang kyai apabila ada teman

yang dalam mengalami kesusahan baik dalam menjalani kuliah yang

sedang ditempuhnya maupun masalah pribadi para santri saling curhat

kepada teman yang sekiranya dapat memberikan solusi terhadap masalah

yang sedang dihadapinya.

PERSAHABATAN para santri yang merasa bahwa mereka hidup

dibawah satu seorang kyai yang mereka menjadi saudara-saudaranya

adalah teman-teman yang ada di pondok, dengan mereka kesehariannya

bergaul belajar dan menuntut ilmu teman-temannyalah yang menjadi

saudara di tengah-tengah jauh dari keluarga dan orang tuanya.

Page 73: PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Muhammad SAW. yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu

60

BERDEDIKASI para santri hendaknya memiliki tanggung jawab

untuk menjaga almamater pondok baik ia dalam lingkungan pondok

maupun di masyarakat umum selain itu para santri harus dapat

menunjukkan perilaku dirinya yang baik dalai kehidupan sehari-harinya

baik di lingkungan pondok atau di lingkungan kampung halamannya,

mereka harus berbeda dengan orang yang tidak pernah nyantri dalai

perilaku akhlak sehari-harinya di masayarakat. Karena mereka didik

dengan agama dalam lingkungan pondok, mereka selama mondok didik

untuk memiliki kesopanan, tawadhu’, ta’dhim, rasa sosial dan lainnya

tidak seperti halnya orang yang belum pernah mondok yang tidak

diajarkan tentang nilai-nilai agama dalam dirinya.

Page 74: PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Muhammad SAW. yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu

61

BAB IV

ANALISIS TENTANG PENINGKTAN PERILAKU PROSOSIAL

MAHASISWA MELALUI BIMBINGAN KEAGAMAAN DI PONDOK

PESANTREN RAUDLATUT THALIBIN KEC. TUGUREJO KOTA

SEMARANG

A. Peningkatan Perilaku Prososial Mahasiswa Melalui Bimbingan

Keagamaan di Pondok Pesantren Raudltut Thalibin Kec. Tugurejo

Kota Semarang

Pengertian tentang perilaku prososial telah banyak diungkapkan,

seperti yang telah diungkapkan oleh Baron dan Byrne yaitu, perilaku yang

menguntungkan bagi penerima tetapi tidak memiliki keuntungan yang jelas bagi

pelakunya. Perilaku prososial secara lebih rinci dapat dibatasi sebagai perilaku

yang memiliki intensi untuk mengubah keadaan fisik atau psikologis penerima

bantuan dari yang kurang baik menjadi lebih baik. (Baron dan Byrne, 1994:120).

Dapat dikatakan bahwa hampir setiap hari manusia dihadapkan dengan

masalah perilaku prososial, karena perilaku ini berkaitan erat bahkan menyatu

dengan tingkah laku setiap orang dalam hubungannya dengan orang lain atau

masyarakat. Orang yang bertingkah laku prososial akan lebih mempunyai

kesempatan bersama orang lain atau diterima oleh masyarakat dari pada orang

yang kurang atau tidak prososial. Berperilaku prososial merupakan hal prinsipil

Page 75: PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Muhammad SAW. yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu

62

dalam kehidupan masyarakat, namun sayangnya hal tersebut kadang-kadang tidak

dapat dicapai sesuai dengan harapan, kehidupan di lingkungan masyarakat

maupun di lingkungan pondok pesantren selalu saja terjadi tindakan-tindakan

yang anti sosial.

Dapat digambarkan Pondok pesantren Raudlatut Thalibin merupakan

salah satu lembaga pendidikan Non formal, artinya pondok tersebut didirikan

bukan dari pihak PEMERINTAH AKAN TETAPI OLEH KALANGAN SWASTA, YANG

DALAM HAL INI ADALAH MASYARAKAT TUGUREJO. TUJUAN UTAMA DARI

MASYARAKAT YANG MEMBANGUNNYA ADALAH UNTUK MEMPERSIAPKAN

GENERASI MUDA UNTUK BELAJAR AGAMA PADA KHUSUSNYA ANAK-ANAK

MASYARAKAT TUGUREJO SENDIRI, AKAN TETAPI SETELAH MENGALAMI

PERUBAHAN MAKA PONDOK TERSEBUT DITEMPATI OLEH PARA MAHASISWA

IAIN WALISONGO SEMARANG.

Perilaku prososial yang diharapkan agar mahasiswa mempunyai

perilaku prososial yang tinggi serta cinta terhadap sesama. Dengan demikian

maka, dapat dikatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan agama seseorang,

maka akan semakin tinggi pula perilaku prososial yang dimilikinya.

Bimbingan keagamaan sangat penting dan strategis dalam rangka

menanamkan nilai-nilai spiritual islam. Dalam hal ini bimbingan keagamaan

merupakan sebagian dari seluruh kerangka pendidikan dan bimbingan. Karena

usaha penanaman nilai-nilai ajaran Islam tidak akan dapat berjalan dengan

baik, kecuali melalui bimbingan dan pendidikan. Karena melalui bimbingan

Page 76: PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Muhammad SAW. yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu

63

dan pendidikan, maka seseorang dapat menjalankan ajaran agama islam

dengan baik, sehingga tercapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

Pengetahuan tanpa didasari agama yang kuat akan menjadikan

individu sebagai umat manusia tidak mempunyai petunjuk, tidak

mempunyai pegangan hidup yang kuat. Maka dengan demikian perlu adanya

bimbingan keagamaan agar individu sebagai makhluk sosial tahu akan

keadaan orang lain yang membutuhkan pertolongan, karena orang hidup

saling membutuhkan orang lain.

Dapat digambarkan pondok pesantren Raudlatut Thalibin merupakan

salah satu lembaga pendidikan Non formal, artinya pondok tersebut didirikan

bukan dari pihak PEMERINTAH AKAN TETAPI OLEH KALANGAN SWASTA, YANG

DALAM HAL INI ADALAH MASYARAKAT TUGUREJO. TUJUAN UTAMA DARI

MASYARAKAT YANG MEMBANGUNNYA ADALAH UNTUK MEMPERSIAPKAN

GENERASI MUDA UNTUK BELAJAR AGAMA PADA KHUSUSNYA ANAK-ANAK

MASYARAKAT TUGUREJO SENDIRI, AKAN TETAPI SETELAH MENGALAMI

PERUBAHAN MAKA PONDOK TERSEBUT DITEMPATI OLEH PARA MAHASISWA

IAIN WALISONGO SEMARANG.

Upaya pondok pesantren Raudlatut Thalibin dalam meningkatkan

perilaku prososial melalui dua cara yaitu:

1. Cara Subjektif

Dalam cara ini menitik beratkan pada seluruh anak didiknya,

sehingga agar seluruh santri yang ada dapat menjadi pelaku (subjek)

masalah sosial kemanusiaan. Akibatnya keterbiasaannya dengan sikap dan

Page 77: PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Muhammad SAW. yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu

64

kepribadian yang mau peduli dengan sesama, hal ini diawali ketika mereka

pertama kali masuk dalam pondok pesantren. Dalam meningkatkan sikap

sosial santri secara subjektif dengan berbagai macam cara yaitu:

a. Organisasi pondok pesantren.

b. Toleransi sesama santri, seperti bila ada permasalahan

dimusyawarahkan, peduli terhadap teman yang sakit dan lain

sebagainya.

c. Menjaga nama baik almamater pondok pesantren di dalam

maupun diluar pondok pesantren.

d. Menjaga kebersihan dan keindahan lingkungan dengan cara

kerja bakti di dalam atau di luar pondok, meningkatkan

kewaspadaan dan lain sebagainya.

Usaha subjektif pondok pesantren Raudlatut Thalibin dalam

meningkatkan sikap sosial anak didiknya menitik beratkan pada peduli

terhadap masalah sosial baik keagamaan atau kemasyarakatan. Dengan

peduli sosial keagamaan maka para anak didik tidak membiarkan umat

islam yang lain terpecah belah akibat kurang mendasari agama dalam

pergaulan sosialnya. Dengan demikian maka anak didik tersebut berusaha

untuk melaksanakan amar ma’ruf nahi mungkar, yang ada disekitarnya

yang membuktikan dirinya akan kepedulian terhadap lingkungan sosial

keagamaan itu. Sehingga perbuatan itu bisa memperkecil tatanan nilai

Page 78: PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Muhammad SAW. yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu

65

dalam masyarakat, dan juga bisa memperbesar dalam sektor pergaulan

sosial yang berlandaskan keagamaan. Hal tersebut bisa membentuk

masyarakat sejahtera.

2. Cara Objektif

Usaha yang telah dilakukan oleh pondok pesantren Raudlatut

Thalibin dalam meningkatkan sikap prososial hal ini adalah dengan cara

memberikan pemahaman tentang bagaimana cara berperilaku prososial

baik secara langsung atau tidak langsung, yang secara langsung adalah

melalui diskusi, dialog serta penyampaian-penyampaian tentang materi-

materi sosial, antara lain materi tentang kebersihan yang diwujudkan

dengan kerja bakti kesehatan, keindahan, dan kerapian dalam kehidupan

sehari-hari. Misalnya: tata tertib anak didik, menjaga keamanan,

kebersihan yang telah diatur oleh pondok pesantren. Juga dengan kegiatan-

kegiatan yang lainnya, seperti musyawarah, diskusi, dialog dan peduli

sesama santri, hal itu bertujuan untuk melatih anak didik bersikap agresip

terhadap masalah-masalah sosial, baik secara sosial kebersamaan maupun

sosial kemasyarakatan.

B. Bimbingan Untuk Meningkatkan Perilaku Prososial

Bimbingan adalah merupakan proses pemberian bantuan yang terus menerus dari

seorang pembimbing yang telah dipersiapkan kepada individu yang

membutuhkannya dalam rangka mengembangkan seluruh potensi yang

Page 79: PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Muhammad SAW. yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu

66

dimilikinya secara optimal dengan menggunakan berbagai macam metode dan

teknik bimbingan dalam suasana asuhan yang normatif agar tercapai

kemandiriannya sehingga individu dapat bermanfaat baik bagi dirinya maupun

lingkungannya (Hellen, 2002:9).

Bimbingan adalah menunjukkan, memberi jalan atau menuntun orang lain ke arah

tujuan yang lebih bermanfaat bagi hidupnya di masa kini dan akan dating,

bimbingan juga merupakan proses sosial untuk mengembangkan potensi jasmani

dan rohani mahasiswa dalam upaya untuk membentuk kehidupan yang sempurna,

bahagia, serta berbakti kepada nusa dan bangsa serta seluruh umat manusia,

bimbingan keagamaan pada dasarnya memiliki fungsi yang sangat penting bagi

mahasiswa, karena bimbingan keagamaan memberikan arah hidup bagi

mahasiswa agar hidup selaras dengan ketentuan Allah. Bimbingan keagamaan

juga sebagaai usaha untuk mencapai keselarasan hidup dengan petunjuk Allah

artinya sesuai dengan pedoman yang ditentukan Allah melalui ajaran rasulnya

(ajaran islam). Dengan demikian jelas, bahwa bimbingan keagamaan yang

diberikan bagi mahasiswa adalah usaha untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan

di akhirat, kebahagiaan tersebut tidak akan tercapai jika mahasiswa tidak

menggunakan hidupnya dengan sebaik-baiknya. Hal ini dapat dilakukan dengan

melakukan interaksi dengan orang lain atau sesama dengan melakukan hal-hal

yang baik, misalnya tolong menolong, dermawan dan lain sebagainya.

Sebagai salah satu institusi informal dalam masyarakat, pesantren Raudlatut

Thalibin memiliki kepedulian yang cukup besar untuk turut melakukan

penguasaan masyarakat sipil (civil society) terutama melalui pemberdayaan di

Page 80: PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Muhammad SAW. yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu

67

bidang pendidikan. Sebab, kemajuan teknologi akhir-akhirnya tidaklah membuat

pesantren menutup diri untuk mengikuti arus globalisasi. Untuk itu pesantren

memiliki filter (saringan/selektif) dalam menerima atau menolak budaya dan

peradaban baru yang datang akibat perkembangan zaman saat ini. Filter tersebut

sebenarnya adalah bahasa lain dan pemaknaan dari paradigma pesantren dalam

merespon perubahan sosio-kultural

Pesantren sebagai lembaga pendidikan agama Islam yang memberi pengajaran

agama Islam, tujuannya semata-mata memperkaya pikiran santri dengan teks-teks

dan penjelasan-penjelasan yang islami, “tetapi untuk meninggikan moral, melatih

dan mempertinggi semangat, menghargai nilai-nilai spiritual dan kemanusiaan,

mengajarkan sikap tingkah laku yang jujur dan bermoral, dan menyiapkan murid

untuk hidup sederhana dan bersih hati. Setiap murid diajar agar menerima etika

agama di atas etika-etika yang lain.

Tujuan dari pendidikan pondok pesantren Raudlatut Thalibin Tugurejo yang

bertujuan untuk menciptakan seseorang yang berjiwa muslim yang melalui

pendidikan yang ada dalam pondok pesantren. Selain itu juga pondok yang identik

dengan mengkaji ilmu agama setiap harinya dan diterapkan dalam kehidupan

sehari-hari oleh santri maupun kyai, serta kitab yang dikajinya berisikan tentang

keimanan, ibadah ubudiyah maupun muamalah, ketaqwaan, dan lain sebagainya.

Dalam kaitannya dengan peningkatan perilaku prososial, maka dapat digambarkan

kegiatan-kegiatan yang menunjang untuk mengarah kepada tindakan-tindakan

yang prososial adalah:

1. Khitobah

Page 81: PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Muhammad SAW. yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu

68

Khitobah atau pidato adalah usaha pondok untuk melatih

para santri untuk memiliki mental yang baik mental yang dapat berbicara

dihadapan masyarakat umum dan tidak mudah merasa takut, selain itu

juga dengan jiwa yang kuat dan mental yang baik dapat memperlancar

dalam menyampaikan ajaran agama Islam baik melalui lesan maupun

dengan perilaku setiap harinya. Khitobah ini ditujukan untuk mencari

potensi para santri yang dapat digunakan pondok untuk mendakawahkan

ajaran Islam di desa Tugurejo dalam rangka pengiriman para juru

khitobah pada malam bulan Ramadhan.

2. Pembacaan Kitab

Pondok pesantren identik dengan kitab kuning dan kitab

yang ada bermacam-macam kitab, yang berisi tentang keimanan,

hubungan manusia dengan Allah, hubungan manusia dengan manusia

maupun hubungan dengan makhluk yang lainnya, hal ini bertujuan agar

dapat meningkatkan perilaku prososial bagi santrinya, selain itu juga

kitab ini di baca oleh para santri pada saat penerimaan santri baru

sebagai uji coba sampai dimana tentang kemampuan santri dalam

membaca kitab yang akan dikajinya dalam pondok selain itu juga kitab

tersebut dilombakan dalam kegiatan haflah akhirussanah demi

meningkatkan pemahaman dan pembacaan para santri supaya lebih baik.

Kitab tersebut yang meliputi Hadits, Tafsir, Tasawuf, Fiqh, Ushul Fiqh

dan lain sebagainya merupakan kitab-kitab yang berisi tentang ajaran

Islam.

Page 82: PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Muhammad SAW. yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu

69

3. Shalat Jama’ah

Pengasuh menekankan untuk kepada setiap santri agar

mengikuti shalat jamaah, karena dengan shalat jamaah santri dapat

mendapatkan pahala, dan memiliki jiwa-jiwa yang ada pada dirinya

seperti kebersamaan, persaudaraan dan lain sebagainya. Dengan shalat

seseorang telah menjalankan perintah agama melalui shalat inilah yang

orang dapat membedakan antara orang yang beriman dan tidak beriman.

4. Kerja bakti

Kerja bakti yang dilaksanakan sekali dalam dua minggu

yang diikuti oleh seluruh santri mempunyai manfaat seperti santri peduli

dengan lingkungannya, sikap kerja sama, suka menjaga kebersihan.

Kerja bakti yang dikoordinasi oleh departemen kebersihan dan dibawah

pengawasan lurah pondok hal ini ditujukan supaya santri tidak hanya

melakukan pembersihan jiwa melalui ibadah kepada Allah akan tetapi

santri juga perlu menjaga lingkungan sekitarnya demi menjaga diri

supaya tidak sakit.

5. Diskusi

Dalam pelaksanaan diskusi dilakukan oleh seluruh santri

dan hal ini santri dikelompokkan dalam beberapa kelompok yang

pengelompokannya disesuaikan dengan kamar yang ada jumlah kamar

ada 8 sehingga santri menjadi 8 kelompok dengan tema dan waktu yang

berbeda-beda tema tersebut langsung ditetapkan oleh departemen

Tarbiyah yang apabila dalam tema mengalami kesulitan untuk mencari

Page 83: PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Muhammad SAW. yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu

70

buku atau referensinya maka tema dapat dirubah sehingga diskusi dapat

berjalan lancar.

Tema-tema tersebut meliputi: (1). Qosor shalat bagi

musafir, (2). Thaharah dan air musta’mal, (3). Hukum berbuka puasa

karena mengira sudah waktu maghrib / sahur waktu imsak, (4). Zakat

fitrah. Ta’jil, (5). Puasa bagi musafir, (6). Buka puasa bagi orang yang

sangat lapar dan haus, (7). Wali nikah sirri dan kawin lari, (8). Hukuman

bagi orang yang zina menurut ulama.

Untuk menyikapi supaya diskusi tidak monoton dalam

pelaksanaan dan untuk menambah ilmu pengetahuan, serta

mengembangkan daya pikir santri, maka dari pihak pengurus meminta

para alumni yang telah menjadi mahasiswa paska sarjana atau dari

lembaga lain untuk mengisi kegiatan diskusi tersebut. Dalai diskusi

dapat diambil manfaatnya seperti menghormati pendapat orang lain,

menyampaikan pendapat kepada orang lain, dan lain sebagainya.

6. Puasa

Puasa yang dilakukan adalah puasa wajib dan puasa sunnah

puasa wajib seperti puasa pada bulan Ramadhan, sedangkan puasa

sunnah seperti puasa tahunan, puasa senin dan kamis puasa pada tanggal

8, 9 Dhulhijah, puasa 6 hari pada bulan Syawal dan lain sebagainya

dengan puasa diharapkan dapat mengendalikan diri dari perbuatan yang

tidak baik. Dengan puasa akan dapat menambah ibadah kepada Allah

dengan puasa jiwa akan menjadi tentram dan tidak mudah untuk marah.

Page 84: PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Muhammad SAW. yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu

71

7. Berdhikir

Sebagai ibadah yang dilakukan oleh santri baik melalui

bersama-sama maupun sendiri-sendiri, bersama-sama seperti pada waktu

setelah shalat jamaah sedangkan sendiri setelah selesai berdzikir

bersama biasanya para santri melakukan dzikir sendiri dengan berdzikir

kita akan selalu ingat akan Allah dan akan diampuni dosa kita yang telah

kita perbuat.

Page 85: PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Muhammad SAW. yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu

72

BAB V

PENUTUP A. Kesimpulan

Setelah penulis menguraikan hasil penelitian tentang peningkatan

perilaku prososial mahasiswa melalui bimbingan keagamaan di pondok

pesantren Raudlatut Thalibin Kec. Tugurejo Kab. Semarang maka dapat

penulis simpulkan sebagai berikut:

1. Sikap prososial mahasiswa di pondok pesantren Raudlatut Thalibin

Kec. Tugurejo Kota Semarang terhadap kegiatan di masyarakat

dapat digambarkan dengan keikutsertaan mahasiswa kerja bakti

bersama dengan masyarakat untuk membersihkan saluran air yang

ada di lingkungan sekitar.

2. Upaya peningkatan perilaku prososial melalui bimbingan

keagamaan di pondok pesantren Raudlatut Thalibin dapat

digambarkan dengan adanya pengajian-pengajian yang

dilaksanakan setiap hari di pondok tersebut.

3. Implikasi bimbingan keagamaan terhadap perilaku prososial

mahasiswa di pondok pesantren Raudlatut Thalibin dapat

Page 86: PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Muhammad SAW. yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu

73

digambarkan dengan adanya kepedulian terhadap lingkungan

setelah mengikuti pengajian.

B. Saran-saran

Setelah melihat kondisi yang ada, serta berdasarkan hasil penelitian

yang penulis laksanakan, maka penulis memandang perlu untuk

menyampaikan saran-saran demi tercapainya peningkatan perilaku prososial

santri di pondok pesantren Raudlatut Thalibin pada khususnya serta semua

pihak pada umumnya. Saran tersebut adalah:

1. Bagi para mahasiswa, umumnya yang tinggal di lingkungan kost

dan khususnya yang tinggal di lingkungan pondok pesantren.

Waspadalah dengan zaman yang modern ini, kita perlu berhati-hati

dan waspada, terutama pergaulan bebas yang perlu kita waspadai.

Untuk itu penulis menyarankan tetaplah berpegang teguh pada

syari’at islam, mengerjakan sholat lima waktu jangan sampai di

tinggalkan dan belajar lebih ditingkatkan lagi.

2. Untuk bimbingan keagamaan yang ada di pondok pesantren

Raudlatut Thalibin, perlu ditambah supaya anak didiknya lebih

meningkatkan kedisiplinan, agar nantinya menjadi anak didik yang

berjiwa sosial, diterima di masyarakat dan berguna bagi nusa dan

bangsa.

C. Penutup

Page 87: PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Muhammad SAW. yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu

74

Teriring rasa syukur al-hamdulillah yang tidak terhingga kehadirat

Allah SWT yang telah melimpahkan hidayahnya kepada penulis, sehingga

penulis dengan segala daya dan upaya dapat menyelesaikan skripsi ini.

Apa yang penulis sampaikan di dalamnya hanyalah merupakan

sebagian kecil dari ilmu Allah yang maha mengetahui, yang bagai

perumpamaan setitik air yang tertuang dari samudra, yang itupun masih juga

tidak terlepas dari kesalahan dan kekurangan. Untuk itu kritik dan saran demi

kesempurnaan tulisan ini sangat penulis harapkan.

Semoga Allah AWT senantiasa melimpahkan petunjuk serta

bimbingannya kepada kita, sehingga kita semua dapat mencapai ketentraman

lahir dan batin untuk mengabdi kepadanya, amin.

Page 88: PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Muhammad SAW. yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu

DAFTAR PUSTAKA

Agustian, Hendriati. 2006. Psikologi Perkembangan Pendekatan Ekologi Kaitannya Dengan Konsep Diri Dan Penyesuaian Diri Pada Remaja. Bandung : Refika Editama.

Al-Qasimi, Jamaluddin. 1983. Mauidlatul Mu’minin Min Ihya’ Ulumudin, Al-Maktabah At-Tijariyah Al-Kubro.

Alisyahbana, at. all. 1993. Menuju Kesejah Teraan Jiwa. Jakarta : PT Gramedia.

Arikunto. 1992. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.

Azwar, Syaefudin. 1998. Metode Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Baryoghisy, Hasan. 2005. Wahai Ummi Selamatkan Anakku. Jakarta : Arina.

Chaplin. 2002. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Daradjat, Zakiah. 1972. Pembinaan Remaja, Jakarta : Bulan Bintang.

______. 2005. Ilmu Jiwa Agama. Jakarta : Bulan Bintang.

______. 1990. Peranan Agama Dalm Kesehatan Mental. Jakarta. : CV. Haji Masagung.

______. 1982. Pendidikan Agama Dalam Pembinaan Mental. Jakarta: Bulan Bintang.

______. 1984. Dasar-Dasar Agama Islam, Jakara: Bulan Bintang.

Dariyo, Agoes. 2004. Psikologi Perkembangan Remaja. Bogor Selatan : Ghalia Indonesia.

Desmita. 2005. Psikologi Perkembangan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Djumur Dan Moh Surya. 1975. Bimbingan Dan Penyuluhan Di Sekolah. Bandung : CV. Ilmu.

Faqih, Ainurrahim. 2001. Bimbingan dan Konseling Islam. Yogyakarta : UII Press.

Hellen. 2002. Bimbingan dan Konseling dalam Islam. Jakarta : Ciputat Press.

Hurlock, Elizabeth. 1990. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatansepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta : Erlangga.

Page 89: PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Muhammad SAW. yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu

Jalaluddin. 1998. Psikologi Agama. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Kartono, Kartini. 1996. Pengantar Metodologi Riset Sosial. Bandung : Mandar Maju.

Khusniati. 1998. Peranan Bimbingan dan Penyuluhan Orang Tua terhadap Anak Remaja dalam Upaya Meningkatkan Sikap Percaya Diri di Kecamatan Kesugihan Kabupaten Cilacap.

Langeveld. 1979. Ilmu Jiwa Perkembangan. Bandung : Jemmars.

Mappiare, Andi. 1982. Psikologi Remaja. Surabaya : Usaha Nasional.

Maskuroh. 1994. Peran Orang Tua dalam Mengatasi Penyimpangan Kesehatan Mental Anak (Studi Kasus Anak Peminta-minta Shadaqah di Makam Sunan Kalijaga Kadilangu Demak).

Moleong, Lexy J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Monks dan Knoers. 1994. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.

Natta, Abuddin. 2000. Metodologi Studi Islam. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Prayitno. 1999. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta : Rineka Cipta.

Ridha, Akram. 2006. Manajemen Gejolak (Panduan Ampuh Orang Tua Mengelola Gejolak Remaja). Bandung : PT. Syamil Cipta Media.

Samsudin. 2004. Peran Bimbingan Islam Orang Tua dalam Mencegah Alkoholisme Remaja di Kecamatan Adiwerna Kabupaten Tegal.

Sangarimbun dan Efendi. 1987. Metodologi Penelitian Survey. Jakarta : LP3S.

Santrork, John. 2003. Adolesence Perkembangan Remaja. Jakarta : Erlangga.

Shetzer, Bruce And Stone, Shelley. 1966. Fundamentals Of Guidance, Boston: Purdue University.

Subagyo, P. Joko. 1991. Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.

Sujanto, Agus, et.al. 2004. Psikologi Kepribadian. Jakarta : Bumi Aksara.

Sukardi, Dewa Ketut. 1986. Bimbingan Perkembangan Jiwa Anak. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Page 90: PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Muhammad SAW. yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu

Surakhmad, Winarno Dan Thomas, Manuaray. 1990. Perkembngan Pribadi Dan Keseimbngan Mental. Bandung : Jemmars.

Walgito, Bimo. 1995. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Yogyakarta : Andi Offset.

Yusuf, Syamsu. 2005. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Zurayq, Ma’ruf Mustofa. 2003. Sukses Mendidik Anak Mencipta Generasi Moral dan Spiritual. Jakarta : Serambi.