Peningkatan Pengetahuan, Sikap, dan Praktik Masyarakat ...

9
Jurnal Pengabdian Kesehatan Masyarakat (Pengmaskesmas) Vol. 1, No. 2, Desember 2021, Hal. 128-136 DOI: doi.org/10.5644/pengmaskesmas.v1i2/5644 P-ISSN 2809-6428 | E-ISSN 2809-5251 128 Peningkatan Pengetahuan, Sikap, dan Praktik Masyarakat Terkait COVID-19 Kota Bogor Annisa Isnaini Hamidah, Diva Azizah Nitisara, Kevin Sebastian Santoso, Muthia Siti Nurjian, Nur Aisyah Amalia Putri, Olive Aturan Cornella, Safhira Farhani, Dinda Kharisa Aurora, Hana Shaffiyah Shalihah, Vania Gemma Miari, Milla Herdayati Program Studi Ilmu Kesehatan Maskarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia *e-mail: [email protected] Abstract Background: Alert for COVID-19 infection in Bogor Regency as of September 8, 2020, there are 292 suspected cases that are still being monitored, 8 probable cases are still being monitored, and 1012 confirmed cases of COVID-19 with details of 362 active confirmed cases, 39 confirmed death cases, 605 confirmed cases. confirmation of recovery, and 6 cases of changing addresses outside Bogor Regency. Objective: Aims to increase knowledge which will then influence the attitudes and practices of residents of RT 02 and RT 04 RW 01 Babakan Madang Village in implementing COVID-19 prevention behavior. Method: The method used is problem identification, problem priority determination, and intervention as a solution to public health problems. In addition, instrument development using a questionnaire was also carried out. Results: There is an increase in knowledge related to COVID-19 prevention behavior, namely COVID-19 symptoms from 78.30% to 94.10%, transmission by OTG from 67.60% to 88.20%, actions after traveling outside the home from 67 ,60% to 100%, wearing masks from 94.60% to 100%, using hand sanitizers from 73% to 94.10%, and coughing and sneezing etiquette from 59.50% to 100%. Conclusion: There was an increase in respondents' knowledge regarding COVID-19 prevention behavior after the intervention. Keywords: COVID-19, Drophlet, Knowledge, Attitude, Practice, Disease prevention Abstrak Latar belakang: Kewaspadaan infeksi COVID-19 Kabupaten Bogor per tanggal 8 September 2020 terdapat 292 kasus suspek yang masih dipantau, 8 kasus probable yang masih dipantau, dan 1012 konfirmasi COVID-19 dengan rincian 362 kasus konfirmasi aktif, 39 kasus konfirmasi meninggal, 605 kasus konfirmasi sembuh, dan 6 kasus pindah alamat ke luar Kabupaten Bogor. Tujuan: Bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan yang kemudian akan mempengaruhi sikap dan praktik penduduk RT 02 dan RT 04 RW 01 Desa Babakan Madang dalam menerapkan perilaku pencegahan COVID-19. Metode: Metode yang digunakan adalah dengan identifikasi masalah, penentuan prioritas masalah, dan intervensi sebagai solusi terhadap masalah kesehatan masyarakat. Selain itu juga dilaukan pengembangan instrument menggunakan kuesioner. Hasil: Terdapat peningkatan pengetahuan terkait perilaku pencegahan COVID-19, yaitu gejala COVID-19 dari 78,30% menjadi 94,10%, penularan oleh OTG dari 67,60% menjadi 88,20%, tindakan setelah bepergian ke luar rumah dari 67,60% menjadi 100%, memakai masker dari 94,60% menjadi 100%, menggunakan hand sanitizer dari 73% menjadi 94,10%, dan etika batuk dan bersin dari 59,50% menjadi 100%. Simpulan: Terjadi peningkatan pengetahuan responden terkait perilaku pencegahan COVID-19 setelah intervensi. Kata kunci: COVID-19, Drophlet, Pengetahuan, Sikap, Praktik, Pencegahan penyakit 1. PENDAHULUAN COVID-19 atau Coronavirus Disease 2019 merupakan penyakit menular yang menyerang saluran pernapasan manusia (WHO, 2020). Penyakit ini disebabkan oleh virus jenis baru dari golongan coronavirus yang disebut sebagai SARS-CoV-2. Penyakit dan virus baru ini pertama kali ditemukan di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina pada Desember 2019. COVID-19 menyebar dengan sangat pesat ke seluruh dunia hingga World Health Organization (WHO) pada 11 Maret 2020 mengkategorikan penyebarannya sebagai pandemi karena telah menjangkit lebih dari

Transcript of Peningkatan Pengetahuan, Sikap, dan Praktik Masyarakat ...

Page 1: Peningkatan Pengetahuan, Sikap, dan Praktik Masyarakat ...

Jurnal Pengabdian Kesehatan Masyarakat (Pengmaskesmas) Vol.1,No.2,Desember2021,Hal.128-136 DOI:doi.org/10.5644/pengmaskesmas.v1i2/5644

P-ISSN2809-6428|E-ISSN2809-5251 128

Peningkatan Pengetahuan, Sikap, dan Praktik Masyarakat Terkait COVID-19 Kota Bogor

Annisa Isnaini Hamidah, Diva Azizah Nitisara, Kevin Sebastian Santoso, Muthia Siti Nurjian, Nur Aisyah Amalia Putri, Olive Aturan Cornella, Safhira Farhani, Dinda Kharisa Aurora, Hana Shaffiyah Shalihah,

Vania Gemma Miari, Milla Herdayati Program Studi Ilmu Kesehatan Maskarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia

*e-mail: [email protected]

Abstract Background: Alert for COVID-19 infection in Bogor Regency as of September 8, 2020, there are 292 suspected cases that are still being monitored, 8 probable cases are still being monitored, and 1012 confirmed cases of COVID-19 with details of 362 active confirmed cases, 39 confirmed death cases, 605 confirmed cases. confirmation of recovery, and 6 cases of changing addresses outside Bogor Regency. Objective: Aims to increase knowledge which will then influence the attitudes and practices of residents of RT 02 and RT 04 RW 01 Babakan Madang Village in implementing COVID-19 prevention behavior. Method: The method used is problem identification, problem priority determination, and intervention as a solution to public health problems. In addition, instrument development using a questionnaire was also carried out. Results: There is an increase in knowledge related to COVID-19 prevention behavior, namely COVID-19 symptoms from 78.30% to 94.10%, transmission by OTG from 67.60% to 88.20%, actions after traveling outside the home from 67 ,60% to 100%, wearing masks from 94.60% to 100%, using hand sanitizers from 73% to 94.10%, and coughing and sneezing etiquette from 59.50% to 100%. Conclusion: There was an increase in respondents' knowledge regarding COVID-19 prevention behavior after the intervention. Keywords: COVID-19, Drophlet, Knowledge, Attitude, Practice, Disease prevention Abstrak Latar belakang: Kewaspadaan infeksi COVID-19 Kabupaten Bogor per tanggal 8 September 2020 terdapat 292 kasus suspek yang masih dipantau, 8 kasus probable yang masih dipantau, dan 1012 konfirmasi COVID-19 dengan rincian 362 kasus konfirmasi aktif, 39 kasus konfirmasi meninggal, 605 kasus konfirmasi sembuh, dan 6 kasus pindah alamat ke luar Kabupaten Bogor. Tujuan: Bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan yang kemudian akan mempengaruhi sikap dan praktik penduduk RT 02 dan RT 04 RW 01 Desa Babakan Madang dalam menerapkan perilaku pencegahan COVID-19. Metode: Metode yang digunakan adalah dengan identifikasi masalah, penentuan prioritas masalah, dan intervensi sebagai solusi terhadap masalah kesehatan masyarakat. Selain itu juga dilaukan pengembangan instrument menggunakan kuesioner. Hasil: Terdapat peningkatan pengetahuan terkait perilaku pencegahan COVID-19, yaitu gejala COVID-19 dari 78,30% menjadi 94,10%, penularan oleh OTG dari 67,60% menjadi 88,20%, tindakan setelah bepergian ke luar rumah dari 67,60% menjadi 100%, memakai masker dari 94,60% menjadi 100%, menggunakan hand sanitizer dari 73% menjadi 94,10%, dan etika batuk dan bersin dari 59,50% menjadi 100%. Simpulan: Terjadi peningkatan pengetahuan responden terkait perilaku pencegahan COVID-19 setelah intervensi. Kata kunci: COVID-19, Drophlet, Pengetahuan, Sikap, Praktik, Pencegahan penyakit

1. PENDAHULUAN

COVID-19 atau Coronavirus Disease 2019 merupakan penyakit menular yang menyerang saluran pernapasan manusia (WHO, 2020). Penyakit ini disebabkan oleh virus jenis baru dari golongan coronavirus yang disebut sebagai SARS-CoV-2. Penyakit dan virus baru ini pertama kali ditemukan di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina pada Desember 2019. COVID-19 menyebar dengan sangat pesat ke seluruh dunia hingga World Health Organization (WHO) pada 11 Maret 2020 mengkategorikan penyebarannya sebagai pandemi karena telah menjangkit lebih dari

Page 2: Peningkatan Pengetahuan, Sikap, dan Praktik Masyarakat ...

Jurnal Pengabdian Kesehatan Masyarakat (Pengmaskesmas) Vol.1,No.2,Desember2021,Hal.128-136 DOI:doi.org/10.5644/pengmaskesmas.v1i2/5644

P-ISSN2809-6428|E-ISSN2809-5251 129

100.000 jiwa di lebih dari 100 negara/wilayah di seluruh dunia. Hingga saat ini, penyebaran COVID-19 masih terus berlangsung dan sebanyak lebih dari 26 juta jiwa yang tersebar di 216 negara/wilayah di seluruh dunia telah terdampak (WHO, 2020).

Virus dari golongan coronavirus menyerang saluran pernapasan dan menyebabkan infeksi dengan derajat keparahan yang beragam (WHO, 2020). Virus SARS-CoV-2 merupakan virus dengan satu untai RNA, berdiameter 80-220 nm, dan memiliki selubung (Park, S., 2020). Berdasarkan hasil beberapa penelitian pengurutan genom, virus SARS -CoV-2 memiliki kemiripan dengan virus yang terdapat pada kelelawar, trenggiling, ular, dan cerpelai sehingga hewan-hewan tersebut diduga sebagai host ataupun host perantara dari virus ini (Baay, M., dkk., 2020; Wu, D., dkk., 2020). Virus SARS-CoV-2 menyebar secara tidak langsung dari orang ke orang melalui droplet saluran pernapasan yang keluar dari hidung atau mulut ketika individu terinfeksi batuk, bersin, atau berbicara dan terhirup oleh individu lain (WHO, 2020). Penyebaran dapat pula terjadi ketika droplet saluran pernapasan tersebut jatuh ke benda atau permukaan sekitar. Ketika individu sehat menyentuh benda atau permukaan yang terkontaminasi droplet kemudian menyentuh mata, hidung, atau mulutnya maka individu tersebut dapat terinfeksi. Pernyataan terbaru terkait transmisi virus SARS-CoV-2 dari World Health Organization menyatakan terdapat temuan bahwa SARS-CoV-2 mungkin dapat menyebar secara airborne pada ruangan dengan sirkulasi udara yang kurang baik serta pada fasilitas pelayanan kesehatan dimana dilakukan prosedur yang dapat menghasilkan aerosol (WHO, 2020).

Berikut adalah grafik distribusi kasus COVID-19 di seluruh dunia per tanggal 10 September 2020 (ECDC, 2020).

Grafik 1 Distribusi Kasus COVID-19 di dunia per tanggal 10 September 2020

Pada grafik tersebut dapat dilihat bahwa benua Amerika merupakan benua dengan kasus COVID-19 terbanyak dan diikuti oleh benua Asia, benua Oseania, dan benua Afrika. Kasus tertinggi terjadi pada 30 Juli 2020 sekitar 29.000 kasus. Berikut adalah grafik distribusi kematian akibat COVID-19 di seluruh dunia per tanggal 10 September 2020 (ECDC, 2020).

Page 3: Peningkatan Pengetahuan, Sikap, dan Praktik Masyarakat ...

Jurnal Pengabdian Kesehatan Masyarakat (Pengmaskesmas) Vol.1,No.2,Desember2021,Hal.128-136 DOI:doi.org/10.5644/pengmaskesmas.v1i2/5644

P-ISSN2809-6428|E-ISSN2809-5251 130

Grafik 2 Distribusi kematian akibat COVID-19 di dunia per tanggal 10 September 2020

Pada grafik tersebut menjelaskan bahwa kematian akibat COVID-19 terbanyak pada benua Amerika dan diikuti benua Eropa, benua Asia, benua Afrika, dan benua Oseania. Kematian tertinggi terjadi pada 17 April 2020 sekitar 1.000 kematian.

Pada tanggal 10 September 2020, jumlah kasus COVID-19 di seluruh dunia mencapai 27.891.274 kasus dan jumlah kematian akibat COVID-19 sebesar 904.192 kematian. Negara dengan kasus COVID-19 terbanyak adalah Amerika Serikat, disusul India, Brazil, Rusia, dan Peru. Indonesia sendiri berada di posisi 24 dengan jumlah kasus sebesar 207.203 kasus dengan jumlah kematian mencapai 8.456 kematian dan menduduki posisi ke-20 terbesar didunia (Johns Hopkins, 2020). COVID-19 pertama kali dilaporkan di Indonesia pada tanggal 2 Maret 2020 dengan jumlah kasus sebanyak dua kasus. Di Indonesia, tingkat mortalitas COVID-19 sebesar 8,9%, angka ini merupakan angka tertinggi di Asia Tenggara.

Berikut adalah grafik kasus COVID-19 per provinsi (Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan COVID-19, 2020).

Grafik 3 Grafik kasus COVID-19 per Provinsi di Indonesia per tanggal 9 September 2020

Berdasarkan grafik Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan COVID-19 per tanggal 9 September 2020 menunjukkan bahwa DKI Jakarta merupakan provinsi dengan jumlah kasus tertinggi sebanyak 49.397 kasus (24,3%) dan diikuti Jawa Timur sebanyak 36.712 kasus (18,1%), Jawa Tengah sebanyak 16.133 kasus (7,9%), dan Jawa Barat sebanyak 13.333 kasus (6,6%).

Jumlah kasus COVID-19 masih meningkat di Indonesia dan demikian pula di Desa Babakan Madang. Hal ini seharusnya membuat kita sadar bahwa berbagai upaya yang dapat mencegah penularan COVID-19 perlu dilakukan. Berdasarkan data monitoring harian kewaspadaan

Page 4: Peningkatan Pengetahuan, Sikap, dan Praktik Masyarakat ...

Jurnal Pengabdian Kesehatan Masyarakat (Pengmaskesmas) Vol.1,No.2,Desember2021,Hal.128-136 DOI:doi.org/10.5644/pengmaskesmas.v1i2/5644

P-ISSN2809-6428|E-ISSN2809-5251 131

infeksi COVID-19 Kabupaten Bogor per tanggal 8 September 2020 terdapat 292 kasus suspek yang masih dipantau, 8 kasus probable yang masih dipantau, dan 1012 konfirmasi COVID-19 dengan rincian 362 kasus konfirmasi aktif, 39 kasus konfirmasi meninggal, 605 kasus konfirmasi sembuh, dan 6 kasus pindah alamat ke luar Kabupaten Bogor. (Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kab. Bogor, 2020). Masyarakat di wilayah Desa Babakan Madang memiliki karakteristik masyarakat yang beragam. Hal ini menyebabkan perilaku yang muncul pada setiap individu juga berbeda-beda sehingga dapat berdampak pula terhadap kesehatan. Begitu pula pada perilaku yang muncul dalam mengadapi pandmi COVID-19.

Penularan COVID-19 sendiri dapat dicegah melalui beberapa upaya, seperti menggunakan masker, menjaga jarak, mencuci tangan, dan sebagainya. Oleh karena itu, upaya pencegahan COVID-19 dirasa penting untuk diketahui gambaran pengetahuan, sikap, dan praktiknya pada masyarakat, terutama pada penduduk RT 02 dan RT 04 RW 01 Desa Babakan Madang sebagai sasaran yang dijadikan sebagai wadah intervensi. Kegiatan intervensi ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan yang kemudian akan mempengaruhi sikap dan praktik penduduk RT 02 dan RT 04 RW 01 Desa Babakan Madang dalam menerapkan perilaku pencegahan COVID-19.

2. METODE

Kegiatan dilakukan dengan identifikasi masalah, penentuan prioritas masalah, dan intervensi sebagai solusi terhadap masalah kesehatan masyarakat. Sasaran dari kegiatan intervensi adalah 37 responden yang berusia 18 tahun keatas yang berasal dari RW 01, tepatnya di RT 02 dan RT 04 desa Babakan Madang dan telah mengisi kuesioner sebelum intervensi dan bersedia untuk diberikan penyuluhan melalui aplikasi Whatsapp, baik melalui Whatsapp Group maupun chat pribadi. Media yang digunakan adalah dengan video kampanya yang berisi pesan dan ajakan dari stakeholder Desa Babakan Madang untuk menerapkan perilaku pencegahan COVID-19. Instrument yang digunakan adalah menggunakan google form untuk melakuakn pretest dan posttest. Selain itu juga terdapat 2 poster edukasi terkait perilaku pencegahan COVID-19, dimana materi poster edukasi tersebut dibuat berdasarkan hasil analisis kuesioner sebelum intervensi. Juga dilakukan peberian hadiah intervensi berupa dompet rotan, totebag, sabun cuci tangan cair, hand sanitizer, vitamin c, dan masker kain. Kegiatan dilaksanakan pada tanga 12 September 2020 secara daring dengan pengisian posttest dilaksanakan pada tanggal 13 September 2020.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Proses identifikasi masalah dimulai dengan melakukan analisis statistik terhadap data PIS-PK Desa Babakan Madang. Data yang dianalisis pertama adalah data sosiodemografis untuk mendapatkan gambaran mengenai karakteristik warga Desa Babakan Madang, lalu dilanjutkan dengan analisis data untuk menemukan masalah kesehatan yang akan diangkat. Untuk menemukan masalah kesehatan, dilakukan analisis terhadap variabel yang berhubungan dengan kesehatan, seperti pelayanan kesehatan, Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), dan kesehatan lingkungan. Analisis data untuk mencari masalah kesehatan pada awalnya dilakukan berdasarkan data desa secara keseluruhan. Setelah dilakukan secara keseluruhan, dilakukan analisis masalah kesehatan berdasarkan tiap RT dan RW di Desa Babakan Madang untuk menentukan lokasi dan target pengambilan data serta intervensi.

Setelah mengidentifikasi masalah melalui analisis data PIS-PK Desa Babakan Madang, peneliti juga melakukan analisis situasi COVID-19 dari data peta sebaran COVID-19 Pemerintah Kabupaten Bogor. Selain itu, peneliti melakukan wawancara perwakilan dari desa setempat untuk mendapatkan saran mengenai masalah kesehatan yang sedang terjadi pada saat itu juga dan perlu diangkat di Desa Babakan Madang.

Untuk menentukan prioritas masalah, peneliti melakukan skoring terhadap masalah yang ditemukan dengan metode PAHO (Pan American Health Organization). Metode ini

Page 5: Peningkatan Pengetahuan, Sikap, dan Praktik Masyarakat ...

Jurnal Pengabdian Kesehatan Masyarakat (Pengmaskesmas) Vol.1,No.2,Desember2021,Hal.128-136 DOI:doi.org/10.5644/pengmaskesmas.v1i2/5644

P-ISSN2809-6428|E-ISSN2809-5251 132

menggunakan beberapa kriteria yang terdiri dari severity yang menunjukkan besar kerugian yang ditimbulkan masalah, biasanya dihitung dengan menggunakan Case Fatality Rate (CFR), magnitude yang enunjukkan berapa banyak penduduk yang terkena masalah atau penyakit tersebut (besarnya masalah) yang ditunjukkan oleh angka prevalensi atau insiden penyakit, vurnerability yang menunjukkan sejauh mana ketersediaan teknologi atau obat yang efektif untuk mengatasi masalah tersebut, community/Political Concern yang menunjukkan perhatian publik atau kesesuaian dengan kebijakan yang ada, dan affordability yang menunjukkan ada tidaknya dana yang tersedia.

Dibawah ini merupakan hasil tabel prioritas masalah yang sudah ditentukan menggunakan metode PAHO yang telah dimodifikasi

Gambar 1 Skoring Prioritas Masalah

Masalah Magnitude Severity Vulnerability Community / Polotical Concern

Affordability Final Score

Kurangnya cakupan perilaku masyarakat yang menggunakan alat kontrasepsi

31 24 28 30 33 146

Rendahnya cakupan pemberian MP-ASI

32 30 37 34 38 171

Rendahnya cakupan imunisasi

30 32 31 38 35 166

Kurangnya perilaku pencegahan COVID-19

45 47 49 48 42 231

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa urutan prioritas masalah yang didapat adalah masalah COVID-19 di urutan pertama, disusul masalah MPASI, imunisasi, dan kontrasepsi.

Intervensi yang dilakukan untuk mengatasi permaslaahan yang telah ditetapkan sebagai prioritas amasalah adalah pemaparan materi dengan menggunakan beberapa poster dan video kampanye yang berisikan pesan dan ajakan dari stakeholder di Desa Babakan Madang terkait perilaku pencegahan COVID-19 dengan slogan “CINTAI Babakan Madang” yang merupakan singkatan dari “Cegah COVID-19 Untuk Desa Kita Babakan Madang”. Video kampanye yang disebarkan kemudian di upload di YouTube untuk selanjutnya dapat dilihat kembali. Kegiatan intervensi “CINTAI Babakan Madang” dilaksanakan dengan tujuan meningkatkan pengetahuan, sikap, dan praktik terkait protokol kesehatan yang dapat mencegah penyebaran COVID-19 pada masyarakat RT 02 dan RT 04 RW 1 Desa Babakan Madang, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor. Intervensi dilakukan melalui Whatsapp Group “CINTAI Babakan Madang” yang berisikan 16 responden yang telah setuju untuk bergabung ke dalam Whatsapp Group dan bersedia untuk diberikan penyuluhan, serta 6 responden lainnya yang tidak bergabung kedalam Whatsapp Group, tetapi diberikan intervensi melalui chat pribadi. Karena adanya keterbatasan waktu, sumber daya, serta situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan akibat pandemi COVID-19, kegiatan ini dilaksanakan secara daring.

Page 6: Peningkatan Pengetahuan, Sikap, dan Praktik Masyarakat ...

Jurnal Pengabdian Kesehatan Masyarakat (Pengmaskesmas) Vol.1,No.2,Desember2021,Hal.128-136 DOI:doi.org/10.5644/pengmaskesmas.v1i2/5644

P-ISSN2809-6428|E-ISSN2809-5251 133

Pengembangan instrument menggunakan kuesioner yang dijadikan sebagai alat untuk melakukan pretest dan posttest. Kuesioner tersebut mencakup beberapa pertanyaan yang meliputi identitas responden, aspek pengetahuan, aspek sikap, dan aspek praktik. Dari hasil intervensi yang diukur dari nilai kuesioner tersebut didapatkan hasil sebagai berikut:

Gambar 2 Tingkat Pengetahuan terkait Perilaku Pencegahan COVID-19 Penduduk Desa Babakan Madang Sebelum Intervensi (N= 37)

Tingkat pengetahuan Frekuensi Presentase

Kurang baik (skor < 19) 12 32,4%

Baik (skor ≥ 19) 25 67,6%

Total 37 100%

Berdasarkan tabel tingkat pengetahuan terkait Perilaku Pencegahan COVID-19 menunjukkan bahwa Penduduk Desa Babakan Madang memiliki tingkat pengetahuan yang baik sebanyak 25 orang (67,6%) dan kurang baik sebesar 12 orang (32,4%).

Sedangkan pada kuesioner posttest hanya diikuti oleh 17 responden saja, hal ini adalah kemungkinan negative yang terjadi akibat pelaksanaan kegiatan hanya dilakukan secara online atau daring. Berikut adalah hasi dari kuesioner posttest.

Gambar 3 Tingkat Pengetahuan terkait Perilaku Pencegahan COVID-19 Penduduk Desa Babakan Madang Setelah Intervensi “CINTAI Babakan Madang” (N=17)

Tingkat pengetahuan Frekuensi Presentase

Kurang baik (skor < 8) 4 23,5%

Baik (skor ≥ 8) 13 76,5%

Total 17 100%

Berdasarkan skoring dengan batas nilai 8 poin, setelah pemberian intervensi “CINTAI Babakan Madang”, penduduk Desa Babakan Madang dengan tingkat pengetahuan terkait perilaku pencegahan COVID-19 yang dikategorikan baik berjumlah 13 orang (76,5%). Sedangkan penduduk dengan tingkat pengetahuan terkait perilaku pencegahan COVID-19 yang dikategorikan kurang baik berjumlah 4 orang (23,5%).

Berdasarkan hasil kuesioner setelah intervensi, sebagian besar peserta intervensi (76,5%) memiliki pengetahuan terkait perilaku pencegahan COVID -19 yang tergolong baik. Dari persebaran jawaban responden, diketahui seluruh peserta intervensi telah mengetahui dan memahami informasi umum, seperti gejala, penularan, dan beberapa tindakan-tindakan pencegahan COVID-19. Namun, sebagian besar peserta intervensi masih memberikan jawaban yang salah pada beberapa pernyataan kuesioner terkait informasi tindakan pencegahan COVID-19, seperti pertanyaan terkait perilaku menjaga jarak dan cara mencuci tangan dengan sabun maupun hand sanitizer yang benar. Hal tersebut terjadi karena terdapat penyusunan kalimat pertanyaan yang kurang tepat pada kuesioner setelah intervensi, sehingga membingungkan masyarakat dalam menjawab pertanyaan, khususnya pertanyaan terkait menjaga jarak dan mencuci tangan dengan sabun maupun hand sanitizer.

Terdapat peningkatan pengetahuan masyarakat pada hampir seluruh topik, hal ini dapat dilihat pada grafik berikut:

Page 7: Peningkatan Pengetahuan, Sikap, dan Praktik Masyarakat ...

Jurnal Pengabdian Kesehatan Masyarakat (Pengmaskesmas) Vol.1,No.2,Desember2021,Hal.128-136 DOI:doi.org/10.5644/pengmaskesmas.v1i2/5644

P-ISSN2809-6428|E-ISSN2809-5251 134

Grafik 4 Perbandingan Pengetahuan terkait Perilaku Pencegahan COVID-19 Penduduk Desa Babakan

Dari grafik dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan pada topik gejala-gejala COVID-19 dari 78,30% menjadi 94,10%, penularan COVID-19 oleh OTG dari 67,60% menjadi 88,20%, tindakan-tindakan yang harus dilakukan setelah bepergian ke luar rumah dari 67,60% menjadi 100%, perilaku memakai masker dari 94,60% menjadi 1 00%, perilaku menggunakan hand sanitizer dari 73% menjadi 94,10%, dan etika batuk dan bersin dari 59,50% menjadi 100%. Namun, terjadi penurunan pada topik perilaku menjaga jarak, dari 83,80% menjadi 47,10%, dan pada topik perilaku mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, dari 75,70% menjadi 41,20%. Penurunan tersebut terjadi karena terdapat penyusunan kalimat pertanyaan yang kurang tepat pada kuesioner setelah intervensi seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya.

Hasil kuesioner pada aspek pengetahuan dan sikap telah menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk telah memiliki pengetahuan dan sikap terkait perilaku pencegahan COVID-19 yang sudah tergolong baik. Namun, hasil kuesioner pada aspek praktik menunjukkan hanya sebagian penduduk yang memiliki praktik perilaku pencegahan COVID-19 yang baik. Dapat dikatakan bahwa tingkat pengetahuan dan sikap penduduk Desa Babakan Madang yang sudah cukup baik belum mampu mendorong timbulnya praktik perilaku pencegahan COVID-19 yang baik pula. Hal ini menunjukkan masih diperlukannya upaya peningkatan pengetahuan dan sikap serta upaya-upaya tambahan seperti penyediaan sumber daya yang lebih signifikan yang dapat mendorong praktik perilaku pencegahan COVID-19 pada masyarakat. Kemudian bila dibandingkan dengan hasil penelitian senada yang dilaksanakan di Cina dan Malaysia, tingkat pengetahuan, sikap, dan praktik terkait perilaku pencegahan COVID-19 pada penduduk Desa Babakan Madang terbilang masih berada di bawah penduduk Cina dan Malaysia (Zhong, 2020; Azlan, 2020). Hal ini mungkin disebabkan oleh tingkat kondisi sosial demografi penduduk Desa Babakan Madang yang juga berada di bawah penduduk Cina dan Malaysia.

Jika dilihat berdasarkan variabel sosial demografi, yaitu RT tempat tinggal, umur, jenis kelamin, pendidikan terakhir, pekerjaan, dan pendapat, hasil tingkatan pengetahuan, sikap, dan praktik terkait perilaku pencegahan COVID-19 penduduk Desa Babakan Madang tersebar dengan cukup merata dan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antar kelompok dalam variabel. Ditemukannya sedikit perbedaan antar kelompok dalam variabel sosial demografi cenderung disebabkan oleh belum meratanya persebaran karakteristik sosial demografi responden penelitian dikarenakan desain dan pelaksanaan penelitian yang terbatas

Dalam pelaksanaan intervensi ditemukan beberapa kesulitan, sebagai contoh Terbatasnya jumlah peserta kegiatan dikarenakan terdapat masyarakat yang tidak memiliki aplikasi Whatsapp ataupun tidak bersedia untuk masuk Whatsapp Group dan mengikuti kegiatan intervensi. Pelaksanaan kegiatan secara online melalui Whatsapp Group menyebabkan proses komunikasi antara peneliti dengan masyarakat menjadi cukup sulit dan berlangsung lebih cenderung satu arah. Hal ini sangat menghambat jika ada masyarakat yang ingin bertanya lebih dalam tentang materi intervensi. Selain itu pelaksanaan kegiatan secara online melalui Whatsapp Group juga menyebabkan peneliti tidak dapat mengendalikan kehadiran dan respon dari masyarakat, dimana hanya beberapa orang masyarakat saja yang aktif sedangkan sisa nya mungkin hanya membaca saja serta terdapat

Page 8: Peningkatan Pengetahuan, Sikap, dan Praktik Masyarakat ...

Jurnal Pengabdian Kesehatan Masyarakat (Pengmaskesmas) Vol.1,No.2,Desember2021,Hal.128-136 DOI:doi.org/10.5644/pengmaskesmas.v1i2/5644

P-ISSN2809-6428|E-ISSN2809-5251 135

masyarakat mengirim pesan yang tidak berkaitan dengan kegiatan intervensi, serta terdapat peserta kegiatan tidak bersedia mengisi kuesioner setelah intervensi meskipun telah diiming-imingi dengan hadiah intervensi.

4. SIMPULAN

Dari kegiatan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan sebagai berikut: • Hasil kuesioner sebelum intervensi pada aspek pengetahuan dan sikap telah

menunjukkan bahwa responden telah memiliki pengetahuan dan sikap terkait perilaku pencegahan COVID-19 yang sudah tergolong baik. Namun, pada aspek praktik menunjukkan hanya sebagian responden yang memiliki praktik perilaku pencegahan COVID-19 yang baik. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa tingkat pengetahuan dan sikap penduduk Desa Babakan Madang yang sudah cukup baik belum mampu mendorong timbulnya praktik terkait perilaku pencegahan COVID-19 yang baik pula.

• Intervensi dilakukan dengan menyebarkan poster edukasi dan video kampanye melalui aplikasi Whatsapp. Materi intervensi selanjutnya diberikan kepada stakeholder terkait dan diunggah di Youtube.

• Melalui kuesioner setelah intervensi tersebut, terlihat adanya peningkatan pengetahuan responden terkait perilaku pencegahan COVID-19 setelah intervensi,

• Peningkatan pengetahuan terkait perilaku pencegahan COVID-19 tersebut yaitu gejala COVID-19 dari 78,30% menjadi 94,10%, penularan oleh OTG dari 67,60% menjadi 88,20%, tindakan setelah bepergian ke luar rumah dari 67,60% menjadi 100%, memakai masker dari 94,60% menjadi 100%, menggunakan hand sanitizer dari 73% menjadi 94,10%, dan etika batuk dan bersin dari 59,50% menjadi 100%.

DAFTAR PUSTAKA

Baay, M., dkk. 2020. SARS-CoV-2: Virology, Epidemiology, Immunology, and Vaccine Development. Biologicals, 66, 35-40. [online] Available at: https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S104510562030066X. ECDC. (2020). COVID-19 situation update worldwide, as of 24 August 2020. Available at: https://www.ecdc.europa.eu/en/geographical-distribution-2019-ncov-cases. Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan Covid-19. (2020). Peta Sebaran | Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19. Available at: https://covid19.go.id/peta-sebaran. Johns Hopkins. (2020). COVID-19 Map - Johns Hopkins Coronavirus Resource Center. Available at: https://coronavirus.jhu.edu/map.html. Park, S. 2020. Epidemiology, Virology, and Clinical Features of Severe Acute Respiratory Syndrome -Coronavirus-2 (SARS-CoV-2; Coronavirus Disease-19). Clinical and Experimental Pediatrics, 63(4), 119–124. Available at: https://doi.org/10.3345/cep.2020.00493. WHO-director-general-s-opening-remarks-atthe-media-briefing-on-covid-19---11-march-2020. World Health Organization. 2020. WHO Coronavirus Disease (COVID-19) Dashboard. [online] Available at: https://covid19.who.int/. World Health Organization. 2020. Q&A on Coronaviruses (COVID-19). [online] Available at: https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019/question-andanswers-hub/q-a-detail/q-a-coronaviruses.

Page 9: Peningkatan Pengetahuan, Sikap, dan Praktik Masyarakat ...

Jurnal Pengabdian Kesehatan Masyarakat (Pengmaskesmas) Vol.1,No.2,Desember2021,Hal.128-136 DOI:doi.org/10.5644/pengmaskesmas.v1i2/5644

P-ISSN2809-6428|E-ISSN2809-5251 136

World Health Organization. 2020. Transmission of SARS-CoV-2: Implications for Infection Prevention Precautions. Scientific Brief, 9 Juli 2020. [online] Available at: https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/331616/WHO-2019-nCoV-Sci_BriefTransmission_modes-2020.2-eng.pdf?sequence=1&isAllowed=y. World Health Organization. 2020. WHO Director-General’s Opening Remarks at the Media Briefing on COVID-19 – 11 March 2020. [online] Available at: https://www.who.int/dg/speeches/detail/ World Health Organization. 2020. Q&A: How is COVID-19 Transmitted?. [online] Available at: https://www.who.int/news-room/q-a-detail/q-a-how-is-covid-19-transmitted. Zhong, B.-L., Luo, W., Li, H.-M., Zhang, Q.-Q., Liu, X.-G., Li, W.-T., & Li, Y. (2020). Knowledge, Attitudes, And Practices Towards COVID-19 Among Chinese Residents During The Rapid Rise Period Of The COVID-19 Outbreak: A Quick Online CrossSectional Survey. International Journal of Biological Sciences, 16(10), 1745–1752. Available at: https://doi.org/10.7150/ijbs.45221