PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI …€¦ · Tindakan Kelas (PTK). PTK dilaksanakan...
Transcript of PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI …€¦ · Tindakan Kelas (PTK). PTK dilaksanakan...
PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI PEMBUATAN
VIDEO DALAM PEMBELAJARAN AL-QUR’AN HADIS
DI MA AL-KHAIRIYAH MAMPANG PRAPATAN Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd)
oleh:
Abdul Rohman
NIM: 11140110000025
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019
i
ABSTRAK
Abdul Rohman, NIM (11140110000025), Skripsi “Peningkatan Motivasi Belajar Siswa
Melalui Pembuatan Video Dalam Pembelajaran Al-Qur’an Hadis Di MA Al Khairiyah
Mampang Prapatan”. Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa kelas XI Ilmu-
ilmu Sosial (IIS) MA Al-Khairiyah Mampang Prapatan melalui pembuatan video dalam
pembelajaran al-Qur‟an hadis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). PTK dilaksanakan dengan upaya mengamati aktivitas mengajar guru,
mengamati aktivitas belajar siswa, wawancara, catatan lapangan dan penyebaran angket motivasi
belajar siswa yang dilakukan pada akhir siklus sebanyak 2 siklus. Satu siklus terdiri dari 4
tahapan yaitu; perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah
siswa kelas XI Ilmu-ilmu Sosial (IIS) MA Al-Khairiyah Mampang Prapatan tahun ajaran 2018-
2019 yang berjumlah 38 siswa.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa melalui pembuatan video
dalam pembelajaran al-Qur‟an hadis mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut dapat
terlihat dari hasil persentase pada akhir siklus. Pada siklus I hasil persentase motivasi belajar
siswa sebesar 76,62% dengan jumlah siswa yang mengisi angket sebanyak 30 siswa dari 38
siswa. Sedangkan pada siklus II hasil persentase motivasi belajar siswa sebesar 78,8% dengan
jumlah siswa yang mengisi angket sebanyak 38 siswa. Sehingga mengalami peningatan sebesar
2,18% dengan target minimal persentase 77%. Dengan demikian, bahwa pembuatan video dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa pada pembelajaran al-Qur‟an hadis.
Kata kunci : Motivasi Belajar, Video, Al-Qur‟an Hadis
ii
ABSTRACT
Abdul Rohman, NIM (11140110000025), Thesis “Increasing Student Learning Motivation
Through Video Making in Learning of Al-Qur’an Hadith at MA Al-Khairiyah Mampang
Prapatan.” Thesis Department of Islamic Education, Faculty of Tarbiyah and Teacher
Training State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019.
This study aims to know the increase in student learning motivation of grade XI IIS (Social
Sciences) MA Al-Khairiyah Mampang Prapatan through video making in learning of al-Qur‟an
hadith. The method used in the research is Classroom Action Research (CAR). CAR is carried
out by trying to observe on teacher teaching activities, observe student learning activities,
interviews, field notes, dissemination of student learning motivation questionnaires conducted in
the end of the cycle of two cycles. One cycle consists of four stages, namely: planning, acting,
observing, and reflecting. The subject of this study is the students of class XI IIS (Social
Sciences) MA Al-Khairiyah Mampang Prapatan which amounted to 38 students.
The results showed that student learning motivation of grade XI IIS (Social Sciences) MA
Al-Khairiyah Mampang Prapatan through video making in learning of al-Qur‟an hadith has
increased. The increase could be seen from the percentage results at end of the cycle. In the first
cycle the percentage of students learning motivation was as big as 76.62% with the number of
students filling out questionnaires as many as 30 students from 38 students. While in the second
cycle the results of the students learning motivation were 78.8% with the number of students
filling out a questionnaire of 38 students. So that it has increased by 2.18% with a minimum
target of 77%. Therefore, making videos can increase students learning motivation in learning of
al-Qur‟an Hadith.
Keyword : Learning Motivation, Video, Al-Qur‟an Hadith
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah wal Syukurillah. Segala puji dan syukur hanya kepada Allah
SWT, Tuhan yang mencurahkan rahmat bagi semua alam dan ampunan bagi setiap
hambanya yang meminta ampunan dengan Pengasih-Nya dan Kekuasaan-Nya serta
manusia hanya pasrah dan tiada kuasa selain hanya kepada Allah sang Maha
Sempurna.
Allahumma shalli „ala Sayyidina Muhammad wa „ala alihi wasallam. Shalawat
dan salam kepada pendidik para umat Islam di dunia dan akhirat yakni Nabi
Muhammad Saw. yang mendidik kita dari zaman yang gelap gulita menjadi terang
benderang serta salam kepada keluarga, para sahabat dan para pengikutnya yang
selalu mengikuti ajarannya dengan setia dan giat menyebarkan agama Islam hingga
akhir zaman nanti.
Pembuatan skripsi ini tidak selamanya berjalan dengan lancar, terkadang ada
sedikit kesulitan dan hambatan yang penulis peroleh ketika menyelesaikan skripsi ini.
Namun atas izin dan bimbingan Allah Swt, kerja cerdas, kerja cermat dan motivasi
dari berbagai pihak, akhirnya skripsi ini dapat terlaksana dengan baik melalui usaha
yang sabar dan ikhlas sehingga segala hambatan dapat diatasi. Oleh sebab itu, penulis
sadar skripsi ini dapat berjalan dengan baik berkat pihak-pihak yang telah membantu
untuk menyelesaikannya. Penulis mengucapkan terima kasih kepada meraka secara
tulus, terutama kepada:
1. Dr. Sururin, M.Ag., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Drs. Abdul Haris, M.Ag., Ketua Jurusan/ Prodi Pendidikan Agama Islam
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sekaligus
iv
Dosen Pembimbing Skripsi dan Dosen Pembimbing Akademik, yang selalu
memberikan motivasi, saran, masukan, bimbingan dan segala kebaikan yang
tidak bisa penulis kemukakan satu persatu. Semoga hanya Allah yang membalas
segala kebaikan bapak dan mendapatkan keridhaan Allah Swt atas apa yang
bapak lakukan selama ini.
3. Drs. Rusdi Jamil, M.Ag., Sekretaris Jurusan/ Prodi Pendidikan Agama Islam
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Seluruh dosen dan Staf Jurusan/ Prodi Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang memberikan dan
berbagi ilmu pengetahuan selama perkuliahan dan motivasinya ketika di luar
perkuliahan. Semoga ilmu yang bapak dan ibu berikan dapat bermanfaat dan
mendapat keberkahan dari Allah Swt.
5. Keluarga yang dicintai Allah dan Rasul-Nya dan sumber motivasi penulis, Bapak
Muhammad Nawawi dan Mamah Tarpi‟ah yang selalu mendoakan setiap waktu,
selalu mengingatkan belajar, dan dukungan materil serta pengorbanannya selama
penulis kuliah, kakak tersayang Kusnida dan Siti Maisaroh yang selalu
menghibur dikala sedih menghadapi berbagai ujian disaat masa kuliah. Semoga
Allah melindunginya dan selalu bersama hingga disyurganya Allah Swt.
6. Siti Marina Maharani, S.Pd., selaku kepala Madrasah Aliyah Al-Khairiyah
Mampang Prapatan yang telah mengizinkan penulis melaksakan penelitian.
7. Drs. Effendi Ismail, MM., selaku pihak guru Al-Qur‟an Hadis sekaligus
kolaborator penulis yang telah memberi saran dan masukan untuk kelancaran
dalam penelitian.
8. Siswa/I MA Al-Khairiyah Mampang Prapatan tahun ajaran 2018-2019 yang
sangat antusias dalam menyambut penulis dan bersahabat selama penulis berada
di Madrasah.
9. Sahabat sejoli, Harun, Havan, Meidifa, yang selalu mendengarkan, mengoreksi
dan memotivasi setiap ada kesalahan selama masa perkuliahan dan masa
penulisan skripsi. Semoga kita bertemu hingga syurga-Nya.
v
10. Keluarga besar PAI 2014, Apache C, Pukis B dan Mafaza A yang selalu menjadi
sarana bertukar pikiran, kebersamaan, dukungan, bantuan dan humorisnya.
Semoga silaturahim kita terus berjalan dan menjadi sebuah kenangan yang tak
bisa terlupakan.
11. Dan semua pihak yang terlibat dalam skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu
persatu.
Semoga Allah Swt melimpahkan rahmat dan karunia-Nya atas segala kebaikan
yang telah diberikan kepada penulis. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini
masih jauh dari kata sempurna, sempurna hanya milik Allah Swt dan kesalahan ada
pada diri penulis. Namun harapan penulis adalah hikmah dan manfaat yang penulis
berikan dapat menjadi sebuah amal bagi penulis dan pembaca pada umumnya.
Jakarta, 1 Juli 2019
Abdul Rohman
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN MUNAQASAH
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
ABSTRAK i
ABSTRACT ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI vi
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR GAMBAR x
DAFTAR GRAFIK xi
DAFTAR LAMPIRAN xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Identifikasi Masalah 8
C. Pembatasan Masalah 8
D. Perumusan Masalah 9
E. Tujuan Penelitian 9
F. Manfaat Hasil Penelitian 10
BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI
TINDAKAN
A. Acuan Teori dan Fokus yang Diteliti 11
1. Motivasi Belajar Siswa 11
a. Pengertian Motivasi Belajar 11
b. Teori Motivasi Belajar 13
c. Jenis dan Sumber Motivasi Belajar 15
d. Fungsi Motivasi 16
e. Peranan dan Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar 16
f. Upaya-Upaya Memotivasi dalam Belajar 17
g. Pengertian Siswa 19
h. Gaya Belajar Siswa 20
2. Pembelajaran Al-Qur'an Hadis 20
a. Konsep Pembelajaran Al-Qur'an Hadis 20
b. Dasar-Dasar Pelaksanaan Pembelajaran Al-Qur'an Hadis 23
c. Tujuan dan Ruang Lingkup Pembelajaran Al-Qur'an Hadis 24
vii
d. Pentingnya Pembelajaran Al-Qur'an Hadis Bagi Siswa 26
3. Video 27
a. Pengertian Video 27
b. Kelebihan dan Kekurangan Video 28
c. Proses Pembuatan Video 31
B. Hasil Penelitian yang Relevan 34
C. Hipotesis Tindakan 35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 36
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian 36
C. Subjek Penelitian 38
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian 38
E. Tahapan Intervensi Tindakan 38
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan 42
G. Data dan Sumber Data 42
H. Instrumen Pengumpulan Data 42
I. Teknik Pengumpulan Data 44
J. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan 45
K. Analisis Data dan Interpretasi Data 46
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan 49
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data 50
1. Data Ringkas Madrasah 50
2. Sejarah Singkat Berdirinya 52
3. Visi, Misi dan Tujuan 53
4. Tenaga Pendidik dan Kependidikan 53
5. Sarana Prasarana 55
B. Analisis Data 56
1. Penelitian Pendahuluan 56
2. Analisis Data Tindakan Pembelajaran Siklus I 57
3. Analisis Data Tindakan Pembelajaran Siklus II 69
4. Analisis Data Penelitian Tindakan Kelas 77
C. Pembahasan 79
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN
A. Kesimpulan 83
B. Implikasi 84
C. Saran 85
DAFTAR PUSTAKA 86
viii
LAMPIRAN-LAMPIRAN 93
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kriteria Skor Skala Linkert 47
Tabel 3.2 Skala Persentase 48
Tabel 4.1 Data Ringkas Madrasah 50
Tabel 4.2 Data Nama Tenaga Pendidik Dan Tenaga Kependidikan 53
Tabel 4.3 Sarana Prasarana 55
Tabel 4.4 Lembar Observasi guru siklus I 61
Tabel 4.5 Lembar Observasi Siswa Siklus I 63
Tabel 4.6 Hasil Individu Angket motivasi belajar siswa 65
Tabel 4.7 Hasil Persentase Item Pernyataan Motivasi Belajar Siswa 66
Tabel 4.8 Lembar Observasi guru siklus II 72
Tabel 4.9 Lembar Observasi Siswa Siklus II 73
Tabel 4.10 Hasil Individu Angket motivasi belajar siswa 75
Tabel 4.11 Hasil Persentase Item Pernyataan Motivasi Belajar Siswa 76
Tabel 4.12 Rekapitulasi hasil motivasi belajar siswa 79
Tabel 4.13 Perbandingan hasil motivasi belajar siswa siklus I dan siklus II 81
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas……………………….……………. 37
Gambar 4.1 Siswa Berdiskusi Untuk Mencari Informasi Dan Analisis Judul
Video……………………………………………………………..……. 59
Gambar 4.2 Hasil sambung ayat di papan tulis…………………………………… 59
Gambar 4.3 Siswa menyaksikan video……………………………………………. 61
xi
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Presentase Aktivitas guru dan siswa dalam pembuatan video siklus I ….78
Grafik 4.2 Presentase Aktivitas guru dan siswa dalam pembuatan video siklus II.....78
Grafik 4.3 Peningkatan hasil angket motivasi belajar siswa kelas XI IIS
MA Al-Khairiyah Mampang Prapatan…………………………………....82
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat permohonan izin penelitian 93
Lampiran 2 Surat keterangan penelitian di MA Al-Khairiyah 94
Lampiran 3 Pedoman wawancara guru al-Qur‟an hadis 95
Lampiran 4 Pedoman wawancara siswa 100
Lampiran 5 RPP Siklus I 103
Lampiran 6 RPP Siklus II 121
Lampiran 7 Kisi-Kisi Instrumen Motivasi Belajar Siklus I dan Siklus II 138
Lampiran 8 Instrumen Motivasi Belajar 139
Lampiran 9 Kisi-kisi lembar observasi terhadap guru 141
Lampiran 10 Hasil lembar observasi guru 143
Lampiran 11 Kisi-kisi lembar observasi terhadap siswa 147
Lampiran 12 Hasil lembar observasi terhadap siswa 148
Lampiran 13 Hasil angket Motivasi belajar siswa pada siklus I 160
Lampiran 14 Hasil angket Motivasi belajar Siswa pada siklus II 164
Lampiran 15 Uji referensi 168
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di zaman yang modern ini pendidikan merupakan kewajiban yang harus
ditempuh setiap manusia. Hal ini juga didukung oleh undang-undang sistem
pendidikan nasional mengenai tujuan pendidikan Indonesia yaitu:
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.”1
Pendidikan merupakan sebuah rangkaian kegiatan yang intensional, memiliki
tujuan, disengaja, direncanakan, diorganisir dengan sistematis, diawasi, dinilai
serta dinilai-ulang untuk menghasilkan prototipe manusia terdidik yang bermutu
dan efesien.2 Berdasarkan teori ini maka pendidikan diharapkan menjadi tempat
bagi pendidik dan peserta didik dalam mengembangkan seluruh potensinya baik
yang ada dalam jasmani, rohani maupun akalnya. Allah Swt. pun mengambarkan
tingkat kemampuan manusia dapat terlihat dari tiga kemampuan dalam
menggunakan akalnya yaitu mendengar, melihat dan melalui hati.
Artinya: “Katakanlah: "Dia-lah yang menciptakan kamu dan menjadikan bagi
kamu pendengaran, penglihatan dan hati". (tetapi) Amat sedikit kamu
bersyukur.” (Al-Mulk:23)
Menurut Sayyid Quthb bahwa pendengaran, penglihatan dan hati merupakan
perangkat-perangkat pengetahuan yang telah diberikan Allah kepada manusia
dimana pendengaran dan penglihatan sebagai dua mukjizat besar yang dapat
dimengerti keajaiban-keajaiban yang menakjubkan serta hati yang diungkapan
1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
2 Kartini Kartono, Pengantar Ilmu Mendidik Teoritis (Apakah Pendidikan Masih Diperlukan?),
(Bandung: Penerbit Mandar Maju, 1992), h. 24
2
dalam Al-Qur‟an sebagai kekuatan untuk memahami, membedakan dan
mengetahui segala sesuatu sehingga manusia dibebankan untuk menjadi khalifah
di bumi.3 Perangkat pengetahuan tersebut merupakan sebuah awal mula
terciptanya berbagai penemuan dalam keilmuan.
Pada peradaban Islam dengan berbagai penemuan dalam keilmuan tersebut
menghasilkan berbagai ilmu dan karya ciptaan yaitu ilmu al-qur‟an hadis dan
media video. Al-Qur‟an yang merupakan pedoman hidup bagi setiap muslim
sebagai pembeda antara yang hak dan yang bathil serta antara yang lurus dan
yang tersesat. Hal itu agar kita selalu berpegang teguh terhadap Al-Qur‟an dan
Hadis. Sebagaimana dalam hadis Nabi Saw. diriwayatkan oleh Abu Hurairah Ra
bahwa:
أن قد عليو وعلي الو وسلم: عن أب ىري رة رضي هللا عنو قال :قال رسول هللا صلي هللا ئ ي لن تضل ت ركت فيكم ولن ي ت فرقاحت يردا علي الوض هللا وسنت وا ب عدها: كتاب شي
)رواه الاكم(Artinya: “Aku tinggalkan ditengah-tengah kalian dua hal, kalian tidak akan
pernah tersesat setelah (kalian bepergian teguh pada) keduanya, yaitu
Kitabullah dan Sunnahku dan tidak akan terpisah darinya sampai keduanya
mendatangiku di telaga (surga)” (HR. Hakim)4
Media video merupakan salah satu alat yang baru digunakan dalam dunia
Islam sebagai sarana dakwah islam. Banyak berbagai kisah dalam islam
diputarkan kembali melalui video. Kisah-kisah yang terdapat dalam Al-Qur‟an
dan hadis dapat diketahui melalui hal tersebut. Rasulullah Saw pun pernah
melakukan hal tersebut namun dengan redaksi dan contoh yang berbeda yaitu
dengan perantara beliau sebagai media contoh. Salah satunya dalam hadisnya
yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah Ra.:
3 Sayyid Quthb, Tafsir fi zhilalil Qur‟an (di bawah naungan Al-Qur‟an), jilid 11, Terj. As‟ad
Yasin,dkk, (Jakarta: Gema Insani Press, 2004), h. 369
4 Imam Al-Hafiz Abi Abdullah hakim An-Naisaburi, Al-Mustadrak „Ala Shahihaini, jilid I, No
Hadis 319, (Kairo: Dar Al-Haramain, 1997), h. 161
3
ويكر ر عن أب ىري رة عن النب صلى هللا عليو وسلم قال ي قبض العلم ويظهر الهل والفت خارى(قيل يرسول هللا وما الرج ف قال ىكاذا بيده فحرف ها كأنو يريد القتل )أخرجو الب الرج
Artinya: Dari Abu Hurairah Ra. dari Nabi Saw bersabda:”Akan dicabut ilmu,
tampak kebodohan dan berbagai bencana (fitnah) dan banyak haraj
(pembunuhan).” Sebagian Sahabat bertanya: “hai Rasulullah, apa haraj itu?
„Beliau menjawab:”Begini dengan tangan Beliau kemudian menggerak-
gerakkan tangannya, seolah ingin membunuh.” (HR. Bukhari)5
Walaupun media pada zaman Nabi Saw tidak ada video. Namun media yang
dicontohkan Rasulullah Saw merupakan awal dari lahirnya media video. Sejarah
video sesungguhnya diawali dari penemuan seorang ilmuan berkebangsaan
Perancis, Jaques Daguerre (1787-1851) dalam bentuk kamera atau fotografi yang
membuat gambar relatif lebih baik dan dapat tercetak di lempengan perak.6
Hingga masa video yang berkembang pada 2005 berupa Digital Video.7 Oleh
sebab itu, penting bagi manusia untuk menjadikan proses yang disengaja untuk
menghasilkan manusia yang terdidik dengan mutu dan kualitas yang diharapkan
di dunia dan akhirat. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam surah Al-
Isra‟ ayat 70:
Artinya: “Dan Sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami
angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang
baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas
kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.”
Dalam Al-Quran tersebut dinyatakan bahwa manusia merupakan makhluk
yang di lebihkan oleh Allah SWT dibandingkan dengan makhluk ciptaan-Nya.
Selain itu Allah pun memberikan kelebihan tersebut untuk mengembangkan
pemikiran kita di zaman modern untuk berpikir kebaikan salah satunya dengan
5 Abdul Majid Khon, Hadis Tarbawi: Hadis-Hadis Pendidikan, (Jakarta:Kencana, 2014), h. 345
6 Bambang Semedhi, Sinematografi-Videografi; Suatu Pengantar, (Bogor: Penerbit Ghalia
Indonesia, 2011), h. 6
7 Ibid., h. 36
4
teknologi. Hal itu pula yang dapat dilakukan dalam proses pembelajaran dalam
Al-Qur‟an Hadis. Ketika wawancara terhadap siswa di tempat penelitian pun
mereka merasa yakin bisa memiliki kelebihan dalam keterampilan dan keaktifan
belajar dalam pembelajaran Al-Qur‟an Hadis.8
Menurut John Holt dalam Melvin L. Silberman proses belajar akan meningkat
jika siswa diminta untuk: a) mengemukakan kembali informasi dengan kata-kata
mereka sendiri, b) memberi contoh, c) mengenalinya dalam bermacam bentuk
dan situasi, d) melihat kaitan antara informasi itu dengan fakta atau gagasan lain,
e) menggunakan beragam cara, f) memprediksi sejumlah konsekuensinya g)
menyebutkan lawan atau kebalikannya.9 Siswa tentu akan merasa dihargai jika
proses belajar dilakukan dengan hal tersebut. Namun dalam wawancara yang
dilakukan terhadap siswa dikatakan bahwa terkadang guru kurang jelas dalam
memberikan penjelasan sehingga kurang dipahami dan pola hiburan yang
monoton sehingga siswa terlihat bosan.10
Video merupakan suatu alat bergambar dan bergerak yang memiliki pesan
khusus. Sehingga dengan video siswa akan lebih tertarik dalam mendapatkan
informasi. Selain itu menurut Haryono keuntungannya bagi pembelajaran yaitu
“dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami suatu konsep abstrak
dengan lebih mudah. Selain itu, penggunaan multimedia juga dapat memberikan
kesan yang posistif kepada guru karena dapat membantu guru menjelaskan isi
pelajaran kepada pelajar, menghemat waktu, dan meningkatkan motivasi siswa
dalam belajar.”11
8 Fahmi Fathullah dan Muhammad Sabananda Putra, Siswa kelas XI IIS, wawancara, Jakarta, 06
Desember 2018
9 Melvin L. Siberman, Active Learning 101 Cara Belajar Aktif, terj. Raisul Muttaqien, (Bandung:
Penerbit Nuansa Cendekia, 2016), h. 26
10
Fahmi Fathullah dan Muhammad Sabananda Putra, Siswa kelas XI IIS, wawancara, Jakarta, 06
Desember 2018
11
Haryono, 101 Jurus Jitu Menjadi Guru Hebat, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2017), h. 305
5
Pembelajaran merupakan “proses interaksi antar peserta didik, antara peserta
didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.”12
Sehingga pembelajaran dengan menggunakan multimedia intraktif dapat
meningkatkan aspek pemahaman konsep materi pelajaran dan dapat
meningkatkan motivasi pada konsentrasi siswa dalam mengikuti pelajaran.13
Walaupun dorongan siswa biasanya video yang disajikan oleh gurunya. Oleh
karena itu, guru senantiasa mencoba bermacam cara untuk memotivasi siswanya.
Menurut Abdul Majid bahwa “sangat disayangkan, kebanyakan cara yang
digunakan adalah negarif, seperti ancaman, hukuman, dan paksaan.”14
Pola
negatif ini menjadikan siswa merasa tertekan dalam pembelajarannya padahal
siswa jika disajikan pembelajaran yang sesuai dengan kebiasaan atau hobi yang
disukai maka tentu hasil belajarnya menjadi lebih baik akibat dorongan tersebut.
Hal itu bisa di lihat dari beberapa artikel di media online pun dorongan siswa
untuk belajar lebih baik salah satu contohnya ialah media video di mana video
sudah diminati oleh para siswa tingkat menengah atas dalam mengikuti
kompetisi pembuatan video. Hal itu dapat dilihat dari artikel liputan6.com yang
menyatakan bahwa kompetisi video menjadi pendekatan yang selalu diminati
anak muda untuk menyampaikan aspirasi sekaligus karya. Bukti tersebut dengan
jumlah video pendek yang terima sebanyak 105 video dan durasi maksimal 3
menit dalam penyelenggaraan yang singkat. Kebanyakan peserta adalah anak
SMK, komunitas film anak muda, dan mahasiswa yang berasal dari jawa dan luar
jawa.15
Sehingga tidak hanya kaum dewasa tetapi kaum muda terutama pelajar
menengah atas sudah memulai mencoba membuat video menarik dan mendidik.
12 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2013 tentang Perubahan Peraturan
Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
(www.kelembagaan.ristekdikti.go.id)
13
N. Imamah, Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Pembelajaran Kooperatif Berbasis
Konstruktivisme Dipadukan Dengan Video Animasi Materi Sistem Kehidupan Tumbuhan, Jurnal
Pendidikan IPA Indonesia, JPPI 1, 2012, h. 33
14
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2015), h. 306
15
Novi Nadya, “Karya Terbaik Milenial Jawara Kompetisi Video Indonesia Maju 2018”, pada 11
September 2018, 09:59 WIB. (www.m.liputan6.com)
6
Guru harus menjadikan murid aktif dalam pembelajaran. Karena murid harus
didorong untuk mendapatkan informasi secara nyata agar diterima oleh akal
pikiran murid tersebut. Menurut Ahmad Fatah bahwa “guru harus mampu
mengelola tempat belajar dengan baik, mengelola peserta didik, kegiatan
pembelajaran, isi pembelajaran dan sumber pembelajaran.”16
Oleh sebab itu
tanggung jawab dan tugas guru tentu menjadi tokoh penting dalam kesuksesan
pembelajaran.
Peraturan Pemerintah nomor 32 tahun 2013 juga dikatakan dalam pasal 19
ialah “proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis
peserta didik.”17
Belajar merupakan kegiatan yang bersifat universal dan multi
dimensial. Dikatakan universal karena belajar dapat dilakukan oleh siapa pun,
kapan pun dan dimana pun sehingga siswa terkadang tidak membutuhkan proses
belajar dalam ruangan yang terkontrol. Waktu belajar bisa saja disesuaikan
kehendak siswa. Sehingga guru haruslah mengatur dan merekayasa situasi
tersebut ketika proses belajar mengajar berlangsung.18
Guru tentu dituntut untuk mengembangkan motivasi belajar pada siswa.
Tindakan memotivasi akan lebih berhasil jika tujuannya jelas dan disadari oleh
yang dimotivasi serta sesuai dengan kebutuhan orang yang dimotivasi. Oleh
sebab itu, motivasi adalah syarat mutlak untuk belajar. Di sekolah sering terdapat
anak yang malas, tidak menyenangkan, suka membolos, dan sebagainya. Dengan
demikian bahwa guru dianggap gagal dalam memberikan motivasi siswa untuk
16 Abdul Fatah, “Dimensi Keberhasilan Pendidikan Islam Program Tahfidz Al-Qur‟an”,
Edukasia: Jurnal Penelitian Pendidikan Islam, Vol. 9, No. 2, Agustus 2014, h. 345
17
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2013 tentang Perubahan Peraturan
Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
(www.kelembagaan.ristekdikti.go.id)
18
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru,
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2016), h. 112
7
mendorong ia bekerja dengan tenaga dan pikiran.19
Sebab seorang guru harus
mengenal tentang kehidupan siswa secara benar-benar. Video yang dibuat oleh
siswa merupakan upaya untuk mengatasi keseragaman gaya belajar pada setiap
siswa. Kemudian siswa yang mengemukakan informasi dan memberi contoh
sesuai fakta dan gagasan siswa itu sendiri. Terkadang guru hanya memberikan
motivasi dengan cara menasehati tanpa memberikan contoh langsung yang
dilakukan siswa. Sehingga akhirnya guru memberikan interaksi dengan siswa
dengan potensi yang dianggap sama dengan siswa yang lainnya. Guru merupakan
“seorang yang harus memengaruhi para siswa agar bersikap dan berperilaku
berdasarkan norma-norma tertentu, memengaruhi agar mempelajari pengetahuan
dan keterampilan yang diajarkannya.”20
Dari hasil pengamatan di MA Al-Khairiyah Mampang Prapatan didapatkan
sebuah hasil pembelajaran yang dilakukan di kelas XI yang sedang berlangsung
masih terdapat siswa yang tidak memperdulikan nasehat guru dengan kegiatan
lain berupa memainkan handphone di kelas, tidur, membuat tugas mata pelajaran
lain di kelas, dan terkadang juga ada yang kurang sehat. Adapun dari pihak guru
dalam penggunaan media berupa alat LCD/Proyektor hanya sekali, karena lebih
mengutamakan buku LKS, buku paket, papan tulis, kemudian kitab tambahan
dengan metode yang digunakan hanya berupa ceramah dan tanya jawab. Dengan
kendala pembelajaran Al-Qur‟an hadis diantaranya kurang lancarnya anak yang
membaca Al-Qur‟an yaitu dalam segi membaca Al-Qur‟an karena didalamnya
dituntut untuk bisa membaca, menerjemahkan, menghafal dan menjelaskan
kandungan ayat suci Al-Qur‟an hal itu bisa menyita waktu.21
Akan tetapi ada
potensi di dalam kegiatan sekolah yaitu ekstrakulikuler sinematograpi yang
mempelajari tentang pembuatan video. Ketika siswa membuat video tersebut
banyak diantara meraka yang aktif untuk mencari materi dan program-program
19 M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), h. 60-61
20
Wirawan, Kepemimpinan Teori, Psikologi, Perilaku Organisasi, Aplikasi dan Penelitian,
(Jakarta: Rajawali Pers, 2014), h. 554
21
Effendi Ismail, Guru Al-Qur‟an Hadis, Wawancara, Jakarta, 28 November 2018
8
lainnya untuk kesuksesan membuat video tersebut. Sehingga siswa dapat
mengartikan dan menjelaskan makna dari ayat Al-Qur‟an dan hadis. Oleh sebab
itu, berdasarkan situasi tersebut peneliti tertarik untuk mengambil judul
“Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Melalui Pembuatan Video Dalam
Pembelajaran Al-Qur’an Hadis Di MA Al-Khairiyah Mampang Prapatan”
B. Identifikasi Masalah
Dari hasil pengamatan yang berlangsung di MA Al-Khairiyah Mampang
Prapatan dapat di identifikasikan bahwa masalah yang terjadi meliputi:
1. Proses pembelajaran materi Al-Qur‟an Hadis yang kurang kondusif .
2. Rendahnya motivasi siswa di kelas ketika belajar Al-Qur‟an Hadis.
3. Terdapat siswa yang kurang minat terhadap pelajaran Al-Qur‟an Hadis.
4. Rendahnya keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran Al-Qur‟an
Hadis.
5. Metode mengajar yang digunakan oleh guru kurang menarik.
6. Rendahnya kemampuan membaca Al-Qur‟an.
7. Kurangnya efektivitas pembelajaran Al-Qur‟an Hadis.
8. Kurangnya media yang digunakan guru sehingga siswa merasa jenuh.
9. Kurang berkembangnya kemampuan siswa dalam keterampilan membuat
video.
C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini tidak menyimpang dari judul penelitian, maka masalah
yang akan dibahas dalam penelitian adalah:
1. Analisis tinggi rendahnya peningkatan motivasi belajar siswa dalam
pembuatan video pada mata pelajaran Al-Qur‟an Hadis pada kelas XI IIS di
MA Al-Khairiyah.
2. Peningkatan motivasi belajar siswa dalam pembuatan video pada
pembelajaran Al-Qur‟an Hadis.
9
3. Penerapan pembuatan video dalam meningkatkan motivasi belajar siswa
pada mata pelajaran Al-Qur‟an Hadis.
D. Perumusan Masalah
Berdasakan identifikasi dan pembatasan masalah yang diuraikan diatas maka
perumusan masalah sebagai berikut:
1. Seberapa tinggi motivasi belajar siswa dalam pembuatan video pada mata
pelajaran Al-Qur‟an Hadis di MA Al-Khairiyah Mampang Prapatan?
2. Apakah pembuatan video dalam pembelajaran Al-Qur‟an Hadis dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa?
3. Bagaimana penerapan pembuatan video dalam meningkatkan motivasi
belajar siswa pada mata pelajaran Al-Qur‟an Hadis?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui motivasi belajar siswa dalam
pembuatan video pada mata pelajaran Al-Qur‟an Hadis di MA Al-Khairiyah
Mampang Prapatan. Tujuan penelitian ini sebagai berikut:
1. Siswa dapat mengetahui tinggi rendahnya peningkatan motivasi belajar
melalui pembuatan video sehingga merasa diperhatikan dan diberikan
kesempatan dalam mengembangkan keterampilan membuat video dalam
proses pembelajaran Al-Qur‟an Hadis.
2. Guru dapat mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa melalui
pembuatan video serta dapat melaksanakan metode pembuatan video dalam
pembelajaran Al-Qur‟an Hadis.
3. Sekolah dapat mengembangkan metode yang tepat dalam memotivasi belajar
siswa pada mata pelajaran Al-Qur‟an Hadis dan mata pelajaran lainnya
dengan membuat video sesuai dengan tujuan pembelajaran.
10
F. Manfaat Hasil Penelitian
Adapun manfat darai hasil penelitian ini dalam meningkatkan motivasi belajar
siswa pada mata pelajaran Al-Qur‟an Hadis sebagai berikut:
1. Bagi siswa memberikan pengalaman tentang pembuatan video dan
pentingnya motivasi belajar dalam mata pelajaran Al-Qur‟an Hadis.
2. Bagi Guru, memberikan informasi kepada guru tentang motivasi belajar
siswa sehingga guru senantiasa meningkatkan kualitas pengajaran dan
pembelajaran Al-Qur‟an Hadis dengan mengunakan metode yang sesuai
karakter siswa.
3. Bagi sekolah, sebagai tambahan metode yang tepat bagi siswa dalam
memotivasi siswa dalam mata pelajaran.
4. Bagi penulis, sebagai khazanah keilmuan dan pengalaman serta wawasan
informasi mengenai pengembangan motivasi belajar siswa dan penggunaan
video di mata pelajaran Al-Qur‟an Hadis.
11
BAB II
KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL
INTERVENSI TINDAKAN
A. Acuan Teori dan Fokus yang Diteliti
1. Motivasi Belajar Siswa
a. Pengertian Motivasi Belajar
Belajar merupakan sebuah proses yang komplek yang didalamnya
terkandung beberapa aspek yaitu; bertambahnya jumlah pengetahuan,
adanya kemampuan mengingat dan mereproduksi, adanya penerapan
pengetahuan, menyimpulkan makna, menafsirkan dan mengaitkannya
dengan realitas dan adanya perubahan sebagai pribadi.22
Belajar menurut Slameto bahwa “suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya.”23
Menurut Abdul Majid bahwa “belajar sebagai
proses dapat dikatakan sebagai kegiatan seseorang yang dilakukan dengan
sengaja melalui penyesuaian tingkah laku dirinya dalam upaya
meningkatkan kualitas kehidupannya.”24
Menurut Sabri bahwa belajar
merupakan “perubahan tingkah laku akibat belajar itu dapat berupa
memperoleh perilaku yang baru atau memperbaiki/ meningkatkan
perilaku yang sudah ada.”25
Sehingga belajar merupakan suatu proses
usaha yang dilakukan dengan sengaja untuk memperoleh tingkah laku
22 Eveline Siregar dan Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bogor: Penerbit Ghalia
Indonesia, 2014), h. 4-5
23
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktornya yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010),
h. 2
24
Abdul Majid, Strategi..., Op.Cit., h. 33
25
M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan berdasarkan Kurikulum Nasional, (Jakarta: Pedoman
Ilmu Jaya, 2007), h. 55
12
yang baru atau yang sudah ada untuk diperbaiki dalam meningkatkan
kualitas kehidupannya.
Motivasi berasal dari bahasa latin “movere”, yang berarti
menggerakkan.26
Dan dari bahasa Inggris “Motive” yang berarti
dorongan.27
Secara istilah motivasi menurut Abdul Majid adalah “energi
aktif yang meyebabkan terjadinya suatu perubahan pada diri seseorang
yang tampak pada gejala kejiwaan, perasaan, dan juga emosi sehingga
mendorong individu untuk bertindak atau melakukan sesuatu dikarenakan
adanya tujuan, kebutuhan, atau keinginan yang harus terpuaskan.”28
Dan
menurut Purwa Atmaja Prawira Motivasi merupakan suatu usaha untuk
meningkatkan kegiatan dalam mencapai suatu tujuan tertentu, termasuk di
dalamnya kegiatan belajar.29
Maka motivasi merupakan kondisi
perubahan diri yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu
karena adanya tujuan dan kebutuhan yang harus diselesaikan oleh
seseorang tersebut.
Motivasi merupakan dorongan jiwa seseorang. Oleh sebab itu, tentu
terdapat proses motivasi yang terjadi pada seseorang. Adapun proses
motivasi sebagaimana yang dikemukakan oleh Nana Syaodih
Sukmadinata terdiri dari tiga langkah, yaitu:
a. Adanya suatu kondisi yang terbentuk dari tenaga-tenaga pendorong
(desakan, motif, kebutuhan dan keinginan) yang menimbulkan
suatu ketegangan atau tension.
b. Berlangsungnya kegiatan atau tingkah laku yang diarahkan kepada
pencapaian sesuatu tujuan yang akan mengendurkan atau
menghilangkan ketegangan.
26 Eveline Siregar dan Hartini Nara, Op.Cit., h. 49
27
Andreas Halim, Kamus Lengkap 10 Milliyard, (Surabaya: Sulita Jaya, 2000), h. 205
28
Abdul Majid, Strategi..., Op.Cit., h. 308-309
29
Purwa Atmaja Prawira, Psikologi Pendidikan Dalam Perspektif Baru, (Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media, 2016), h. 320
13
c. Pencapaian tujuan dan kurangnya atau hilangnya ketegangan.30
Sedangkan dalam pengertian motivasi belajar menurut Nyanyu
Khadijah adalah “kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk
belajar.”31
Menurut Hamzah B. Uno bahwa hakikat motivasi belajar
adalah “dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang
belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya
dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Hal itu
mempunyai peranan besar dalam keberhasilan seseorang dalam belajar.”32
Menurut Pupuh Fathurrohman dan M Sobry Sutikno dalam kegiatan
motivasi belajar dapat dikatakan sebagai “keseluruhan daya penggerak di
dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan
memberikan arah kegiatan belajar, sehingga diharapkan tujuan yang ada
dapat tercapai.” 33
b. Teori Motivasi dan Belajar
Para ahli psikologi berusaha menggolongkan motivasi dalam diri
manusia. Salah satunya pendapat dari Sartain dalam M. Ngalim Purwanto
yang membagi menjadi dua golongan yaitu:
1) Physiological drive yang berarti dorongan-dorongan yang bersifat
fisiologis/jasmaniah, seperti lapar, haus, seks, dan sebagainya.
2) Social Motives yang berarti dorongan-dorongan yang ada
hubungannya dengan manusia yang lain dalam masyarakat, seperti
keinginan berbuat baik.34
Adapun teori motivasi menurut Hamzah B Uno terdapat dua teori yaitu:
30 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2009), h. 62
31
Nyayu Khodijah, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), h. 150-151
32
Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya: Analisis di Bidang Pendidikan, (Jakarta:
PT. Bumi Aksara, 2017), h. 23
33
Pupuh Fathurrohman dan M Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman
Konsep Umum dan Konsep Islami, (Bandung: Refika Aditama, 2011), h. 19
34
M. Ngalim Purwanto, Op.Cit., h. 62
14
1) Teori kandungan (Content) yang memusatkan perhatian kepada
kebutuhan dan sasaran tujuan.
2) Teori proses yang banyak berkaitan dengan bagaimana orang
berperilaku dan mengapa mereka berperilaku dengan cara tertentu.35
Berbeda dengan teori motivasi, teori belajar secara umum terdiri dari teori
Behavioristik, kognitivistik, humanistik, deskriptif, preskriptif, kontruktivistik
dan sibernetik.
1) Behavioristik merupakan suatu studi tentang kelakuan manusia yang
menekankan pada segi kesadaran saja melalui hubungan antara
stimulus-respon yang menimbulkan kebiasaan-kebiasaan otomatis
pada belajar.36
2) Kognitivistik merupakan suatu teori belajar yang lebih
mengutamakan proses belajar daripada hasil belajar itu sendiri
sehingga dibangun dalam diri seorang individu melalui proses
interaksi yang berkesinabambungan dengan lingkungan.37
3) Humanistik merupakan proses belajar yang berhulu dan bermuara
pada manusia itu sendiri sehingga terlihat teori ini paling abstrak
karena mendekati dunia filsafat. Teori ini mementingkan isi dari
proses belajar yang tertumpu pada ide belajar yang paling ideal.38
4) Deskriptif dan preskriptif bahwa deskriptif merupakan teori belajar
dan preskriptif merupakan teori pembelajaran. Deskriptif bertujuan
kepada proses belajar dan preskriptif bertujuan dengan menetapkan
metode pembelajaran yang optimal.39
5) Konstruktivistik merupakan suatu proses pembentukan (konstruksi)
pengetahuan oleh si belajar itu sendiri. Pengetahuan sudah ada pada
35 Hamzah B Uno, Teori Motivasi..., Op.Cit., h. 39
36
Oemar Hamalik Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003), h. 38-39
37
Hamzah B Uno, Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran, (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2008), h. 10
38
Ibid., h. 13
39
Eveline Siregar dan Hartini Nara, Op.Cit., h. 23
15
diri seseorang sehingga pengetahuan tidak bisa begitu saja
dipindahkan dari guru kepada siswa.40
6) Sibernetik merupakan teori yang baru dikenal. Menurut teori ini
belajar merupakan pengolahan informasi melalui proses belajar yang
menjadikan informasi sebagai penentu hasil belajar sehingga
informasi yang diberikan kepada siswa dengan satu macam proses
belajar dan informasi yang sama mungkin proses belajar yang
ditelaah berbeda dengan siswa lainnya.41
c. Jenis dan sumber Motivasi belajar
Motivasi belajar dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: motivasi
intrinsik dan motivasi ekstrinsik.42
Motivasi intrinsik adalah motivasi
yang berasal dari dalam diri individu tanpa adanya rangsangan dari luar,
sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang berasal dari luar
misalnya pemberian pujian, pemberian nilai sampai pada pemberian
hadiah dan faktor-faktor eksternal lainnya yang memiliki daya dorong
motivasional.43
Menurut Davis dan Newstrom dalam Nyayu Khodijah, motivasi yang
mempengaruhi cara-cara seseorang dalam bertingkah laku, termasuk
belajar, terbagi atas empat pola, yaitu: 1) motivasi berprestasi, yaitu
dorongan untuk mengatasi tantangan, untuk maju, dan berkembang; 2)
motivasi berafiliasi, yaitu dorongan untuk berhubungan dengan orang lain
secara efektif; 3) motivasi berkompetensi, yaitu dorongan untuk mencapai
hasil kerja dengan kualitas tinggi; dan 4) motivasi berkuasa, yaitu
dorongan untuk mempengaruhi orang lain dan situasi. Keempat pola
40 Ibid., h. 39
41
Hamzah B Uno, Orientasi..., Op.Cit., h. 17
42
Nyayu Khodijah, Op.Cit., h. 152
43
Eveline Siregar dan Hartini Nara, Op.Cit., h. 50
16
motivasi tersebut menggerakkan dan mendorong seseorang untuk belajar,
baik secara simultan maupun terpisah.44
d. Fungsi Motivasi
Menurut Oemar Hamalik bahwa fungsi motivasi belajar meliputi; a)
mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan, b) motivasi
berfungsi sebagai pengarahan perbuatan kepencapaian tujuan yang
diinginkan, c) motivasi berfungsi sebagai penggerak yang akan
menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.45
Namun fungsi motivasi menurut Sardiman yang dikutip oleh Abdul
Majid adalah sebagai berikut:
a. Mendorong manusia untuk berbuat. Artinya motivasi bias
dijadikan sebagai penggerak atau motor yang melepaskan
energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari
setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
b. Menentukan arah perbuatan ke arah tujuan yang hendak di
capai. Dengan demikian, motivasi dapat memberikan arah dan
kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan
tujuannya.
c. Menyeleksi perbuatan, yaitu menentukan perbuatan-perbuatan
apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan
dengan menyisikan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat
bagi tujuan tersebut.46
Dari uraian diatas menyatakan bahwa fungsi motivasi belajar pada
siswa adalah dalam bentuk dorongan, pengarahan perbuatan, penggerak
dan penyeleksian perbuatan dalam setiap kegiatan pembelajaran untuk
mencapai sebuah tujuannya.
e. Peranan dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Peranan dalam motivasi belajar merupakan suatu pengaruh motivasi
yang didapat oleh seorang siswa dalam belajar. Secara umum, menurut
Eveline Siregar terdapat dua peranan penting dalam belajar, Pertama,
44 Nyayu Khodijah, Op.Cit., h. 152-153
45
Oemar Hamalik, Op.Cit., h. 161
46
Abdul Majid, Strategi…, Op.Cit., h. 309
17
motivasi merupakan daya penggerak psikis dalam diri siswa yang
menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar demi
mencapai satu tujuan. Kedua, motivasi memegang peranan penting dalam
memberikan gairah, semangat dan rasa senang dalam belajar, sehingga
siswa yang mempunyai motivasi tinggi mempunyai energi yang banyak
untuk melaksanakan kegiatan belajar.47
Adapun faktor yang mempengaruhi motivasi dalam pembelajaran
menurut Ali Imron dalam Eveline Siregar dan Hartini Nara terdapat enam
faktor yaitu cita-cita/ aspirasi pembelajar, kemampuan pembelajar,
kondisi belajar, kondisi lingkungan pembelajar, unsur-unsur dinamis
belajar/ pembelajaran, upaya guru dalam membelajarkan pembelajar.48
Sehingga faktor yang mempengaruhi motivasi belajar dibagi menjadi tiga
yaitu faktor pribadi, faktor lingkungan dan faktor pendekatan belajar.
1) Faktor pribadi bisa terjadi kerena adanya motif prestasi yang berhasil
dalam melakukan sesuatu tugas atau pekerjaan dengan sempurna.
2) Faktor lingkungan bisa terjadi karena kebutuhan berafiliasi individu
dengan lingkungan disebabkan untuk mendapatkan belajar yang lebih
baik, dapat dikembangkan, diperbaiki, atau diubah melalui belajar dan
latihan, dengan perkataan lain melalui lingkungan.49
3) Faktor pendekatan belajar berupa jenis upaya belajar siswa yang
meliputi strategi dan metode dalam proses belajar mengajar dalam
mempelajari meteri pelajaran.50
f. Upaya-Upaya Memotivasi dalam Belajar
Guru-guru sangat menyadari pentingnya memotivasi di dalam
membimbing belajar murid. Permasalahan memotivasi siswa dalam
47 Eveline Siregar dan Hartini Nara, Op.Cit., h. 51
48
Ibid., h. 53-54
49
Hamzah B Uno, Teori Motivasi..., Op.Cit., h. 29-33
50
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan: Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2010), h. 129
18
belajar merupakan nasalah yang sangat kompleks. Dalam usaha
memotivasi siswa tersebut, tidak ada aturan-aturan yang sederhana.
Penyelidikan tentang motivasi, kiranya menjadikan guru peka terhadap
kompleksitas masalah ini. Guru hendaknya mengetahui prinsip-prinsip
motivasi yang membantu pelaksanaan tugas mengajarnya, meskipun tidak
ada pedoman khusus yang pasti.51
Adapun upaya guru dalam memotivasi siswa terdapat teknik yang
dapat guru lakukan yaitu, dengan mengawali belajar harus membentuk
sikap positif pada diri siswa dan menumbuhkan kebutuhannya untuk
belajar dan berprestasi, selama belajar dengan menstimulus siswa agar
menimbulkan daya tarik pelajaran, mengakhiri belajar dengan membantu
siswa mencapai kompetensi dengan mayakinkan bahwa mereka memiliki
kemampuan yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang dinginkan.52
Menurut Eveline Siregar untuk memotivasi siswa dengan cara;
a. Biarkan pembelajar menangkap sesuai kemampuan dan
pengalamannya,
b. Kaitkan pengalaman belajar saat ini dengan pengalaman masa
lalu dan kemampuan si pembelajar,
c. Lakukan penggalian pengalaman dan kemampuan yang dimiliki
pembelajar,
d. Beri kesempatan pembelajar untuk membandingkan apa yang
sekarang di pelajari dengan kemampuan dan pengalaman yang
telah dimilikinya.53
Demikian Upaya guru untuk memberikan sebuah usaha baik awal
belajar, ketika belajar dan akhir belajar siswa diberikan kesempatan untuk
mengembangkan kemampuan dan pengalaman belajar yang dimilikinya.
51 Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan: landasan Kerja Pemimpin Pendidikan, (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 1990), h. 189
52
Nyayu Khodijah, Op.Cit., h. 158-159
53
Eveline Siregar dan Hartini Nara, Op.Cit., h. 56
19
g. Pengertian Siswa
Dalam bahasa Indonesia, makna siswa, murid, pelajar, dan peserta
didik merupakan sinonim yang artinya sedang berguru, belajar,
bersekolah, anak yang sedang memperoleh pendidikan dasar dari suatu
lembaga pendidikan.54
Dalam bahasa Arab kata peserta didik
disandingkan dengan kata Tilmidz (jamak Talamidz, Talamidzah) dan
thalib (jamak Thullab) yang berarti mencari sesuatu dengan sungguh-
sungguh.55
Dan kata murid berasal dari kata „arada-yaridu-iradatan-
muridan yang berarti orang yang menginginkan dan menjadikan salah
satu sifat Allah Swt. Yang berarti Maha Menghendaki. Maksudnya ialah
menghendaki agar mendapat ilmu pengetahuan, keterampilan,
pengalaman, dan kepribadian yang baik untuk bekal bahagia di dunia dan
akhirat dengan jalan belajar sungguh-sungguh.56
Adapun istilah lain yaitu
thalabah al-ilm, muta‟allim, thifl, dan murabba.57
Adapun secara istilah menurut Abuddin Nata Siswa ialah “semua
orang yang belajar, baik pada lembaga pendidikan secara formal maupun
lembaga pendidikan secara non formal.”58
Siswa menurut Amin Kuneifi
Elfachmi adalah “subjek yang dibimbing atau dididik yang ingin diakui
keberadaannya.”59
Sedangkan dalam Peraturan Pemerintah RI No. 19
tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dikatakan bahwa siswa
ialah “anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri
melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis
54 Abuddin Nata dan Fauzan, Pendidikan dalam Perspektif Hadits, (Jakarta: UIN Jakarta Press,
2005), h. 248
55
Ibid., h. 249
56
Abuddin Nata, Perspektif Islam tentang Pola Hubungan Guru-Murid, (Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada, 2001), h. 49
57
Abuddin Nata dan Fauzan, Pendidikan dalam Perspektif Hadits, Loc.Cit.
58
Ibid.
59
Amin Kuneifi Elfachmi, Pengantar Pendidikan, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2016), h. 15
20
pendidikan tertentu.”60
Berdasarkan definisi tersebut bahwa siswa
merupakan orang yang mencari ilmu pengetahuan secara sungguh-
sungguh dalam mengembangkan potensi diri, baik di lembaga formal
maupun di lembaga non formal agar diakui keberadaanya.
h. Gaya Belajar Siswa
Dalam kegiatan belajar mengajar tentu seorang guru memerhatikan
gaya belajar seorang siswa baik apakah ia tipe belajar visual, auditif atau
kinestetik. Gaya belajar tipe visual berarti gaya belajar dimana gagasan,
konsep, data dan informasi lainnya dikemas dalam bentuk gambar dan
teknik. Tipe belajar auditif berarti gaya belajar dimana siswa belajar
melalui pendengarannya. Tipe kinestetik berarti siswa belajar dengan cara
melakukan, menyentuh, merasa, bergerak dan mengalami langsung
pembelajaran.61
Melihat perkembangan zaman sekarang yang mulai serba
digital hal ini membuat siswa tentu memiliki gaya belajar masing-masing
yang unik. Sehingga tentu proses pembelajaran dengan menggunakan
video yang langsung dibuatkan siswa menjadikan sebuah tantangan
baginya serta menyalurkan tipe belajar yang sesuai dengan karakternya
masing-masing.
2. Pembelajaran Al-Qur’an Hadis
a. Konsep Pembelajaran Al-Qur’an Hadis
Seorang siswa dalam belajar tidak perlu terburu-buru dalam belajar.
Sebab belajar merupakan upaya menyimak dunia di sekeliling mereka
dan mereka mampu melakukan berbagai hal di dalamnya.62
Sehingga
dalam proses pembelajaran siswa merasa tertantang dan terdorong untuk
60 Peraturan Pemerintah RI No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, (Jakarta: BP.
CIPTA JAYA, 2005), h. 3
61
Rusman, Pembelajaran Tematik Terpadu: Teori, Praktik, dan Penilaian, (Jakarta, Rajawali
Pers, 2015), h. 42-43
62
Moh. Yamin dan Vivi Aulia, Meretas Pendidikan Toleransi: Pluralisme dan Multikulturalisme
Sebuah Keniscayaan Peradaban, (Malang: Madani Media, 2011), h. 115
21
memperoleh ilmu pembelajaran Al-Qur‟an Hadis. Konsep pembelajaran
sendiri menurut undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional adalah “proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.”63
Menurut
Cecep Kustandi dan Bambang Sujipto bahwa pembelajaran adalah “suatu
usaha sadar guru/pengajar untuk membantu siswa atau anak didiknya,
agar mereka dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya.”64
Al-Qur‟an diambil dari kata Masdar dari pernyataan: seorang telah
membaca apabila telah membaca secara sempurna. Seperti dalam kata ق رأ
وقراءة –ق ران –ي قرأ – yang berarti Bacaan.65
Sedangkan menurut Manna‟
Al-Qaththan Al-Qur‟an adalah “Firman Allah yang diturunkan kepada
Muhammad SAW, yang pembacaannya menjadi suatu ibadah.”66
Sedangkan dalam pengertian termonologi menurut Abdul Halim Al-
Qur‟an adalah “Firman Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW, memiliki kemukjizatan lafal, membacanya bernilai
ibadah, diriwayatkan secara mutawatir, yang tertulis dalam mushaf,
dimulai dengan surat al-fatihah dan diakhiri dengan surah an-nas.”67
Menurut Umar Shihab Al-Qur‟an adalah “firman Allah yang berupa
mukjizat, diturunkan kepada Nabi Muhammad saw, ditulis dalam mushaf,
63 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional.pdf (http://kelembagaan.ristekdikti.go.id/UU_no_202003 ) dikutip pada tanggal 19 Desember
2018.
64
Cecep Kustandi dan Bambang Sujipto, Media Pembelajaran; Manual dan Digital, (Bogor:
Penerbit Ghalia Indonesia, 2016), h. 5
65
Muhammad Kamil Abdul Somad, I‟jaz Ilmi fi Islam: Al-Qur‟anul Karim, (Kairo: Darul
Misriyyah Al-Bananiyyah, 1996), h. 23
66
Syaikh Manna‟ Al-Qaththan, Pengantar Studi Ilmu Al-Qur‟an, terj. H, Anunur Rafiq El-Mazni,
(Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2005), h. 18
67
Abdul Halim, Al-Qur‟an Membangun Tradisi Kesalehan Hakiki, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), h.
5
22
dinukilkan secara mutawatir, dan merupakan ibadah bagi pembacanya.”68
Sehingga Al-Qur‟an adalah Firman Allah SWT yang diturunkan kepada
Nabi Muhammad SAW melalui Malikat Jibril secara mutawatir, berlabel
mukjizat, yang dimulai dengan surat al-fatihah dan diakhiri dengan surah
an-nas.
Kata hadis berasal dari akar kata ث يدث وحداثة حد yang artinya baru
lawan dari lama.69
Menurut Abdul Majid Khon terdapat beberapa makna
hadis yaitu الدة yang berarti baru, الطري yang berarti lunak, lembut dan
baru, الب ر والكلم yang berarti berita, pembicaraan dan perkataan.70
Sedangkan dalam termonologi hadis memiliki perbedaan antara para ahli
hadis dan para ahli ushul. Menurut para ahli hadis bahwa hadis
merupakan”apa yang disandarkan kepada Nabi Saw. baik berupa ucapan,
perbuatan, penetapan, sifat, atau sirah beliau, baik sebelum kenabian atau
sesudahnya.”71
Namun menurut Munzier Suparta bahwa sebagian
Muhadditsin berpendapat pengertian hadis tersebut adalah pengertian
sempit. Sebab pengertian hadis secara luas tidak terbatas kepada
Rasulullah Saw (hadits marfu‟) saja melainkan juga disandarkan kepada
para sahabat (hadits mauquf) dan tabi‟in (hadits maqtu‟).72
Sedangkan
menurut para ahli ushul bahwa hadis merupakan segala perkataan,
perbuatan, dan taqrir Nabi Saw. yang bersangkutan dengan hukum.73
68 Umar Shihab, Kontekstualitas Al-Qur‟an: Kajian Tematik Atas Ayat-ayat Hukum dalam Al-
Qur‟an, (Jakarta: Penamadani, 2005), h. 337
69
Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia, (Jakarta: PT. Mahmud Yunus Wa Dzurriyyah, 2010),
h. 98
70
Abdul Majid Khon, Ulumul Hadis, (Jakarta: Amzah, 2010), h. 1-2
71
Syaikh Manna‟ Al-Qaththan, Pengantar Study Ilmu Hadits, Terj. Mifdhol Abdurrahman,
(Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2005), h. 22
72
Munzier Suparta, Ilmu Hadis, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2002), h. 3
73
M. Syuhudi Ismail, Pengantar Ilmu Hadits, (Bandung: Penerbit Angkasa Bandung, 1987), h. 2
23
Sehingga perbedaan hadis diantara kedua ulama tersebut terletak pada
hukum dan kehidupan Rasulullah Saw semasa hidupnya.
Jadi yang dimaksud dengan pembelajaran Al-Qur‟an hadis adalah
usaha sadar dan terencana untuk berinteraksi antara siswa, guru dan
sumber belajar yaitu ilmu Al-Qur‟an hadis dalam mengembangkan cara
membaca, cara menulis, cara menerjemahkan, cara memahami dan
meneladani isi kandungan Al-Qur‟an hadis pada suatu lingkungan belajar.
b. Dasar-dasar Pelaksanaan Pembelajaran Al-Qur’an Hadis
Al-Qur‟an hadis merupakan sumber dasar dalam ajaran islam.
Didalamnya terdapat kajian aqidah akhlak, fiqih (Syariah), dan sejarah
Islam sehingga wajib bagi muslim untuk membaca, menelaah dan
menjalankan daripada kitab Allah Swt. dan hadis Rasulullah Saw. Dalam
Al-Qur‟an disebutkan dalam surah Fathir ayat 29-30 dikatakan dalam
Firman-Nya:
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab
Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki
yang Kami anuge- rahkan kepada mereka dengan diam-diam dan
terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak
akan merugi, (29) agar Allah menyempurnakan kepada mereka
pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya.
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri. (30)
Menurut Imam Nawawi dikatakan bahwa membaca Al-Qur‟an lebih
Afdhal jika dibandingkan dengan melafalkan tasbih, tahlil, serta lafal
dzikir lainnya.74
Dalam hadis Rasulullah Saw. yang diriwayatkan oleh
Usman bin Affan juga menyatakan bagaimana keutamaan mempelajari
Al-Qur‟an merupakan sebuah kebaikan bagi manusia di dunia.
74 Imam Abu Zakaria Yahya bin Syaraf An-Nawawi, At-Tibyan: Adab Penghafal Al-Qur‟an,Terj.
Umniyyati Sayyidatul Hauro‟,dkk. (Solo: Al-Qowam, 2014), h. 15
24
ركم من ت علم القران عن عرمان رض ي هللا عنو عن النب صلى هللا عليو وسلم قال: خي وعلمو. )رواه البخارى(
Artinya: Usman bin Affan Ra berkata: Rasulullah Saw bersabda:
“Sebaik-baik kalian adalah yang belajar Al-Qur‟an dan
mengajarkannya.”75
Menurut lampiran keputusan Menteri Agama Republik Indonesia
nomor 165 tahun 2014 dikatakan bahwa karakter pelajaran Al-Qur‟an
hadis menekankan kepada kemampuan membaca dan menulis yang baik
dan benar, memahami makna secara tekstual dan kontekstual serta
mengamalkan kandungannya dalam kehidupan sehari-hari.76
c. Tujuan dan Ruang Lingkup Pembelajaran Al-Qur’an Hadis
Pembelajaran Al-Qur‟an hadis terutama di tingkat aliyah menurut
lampiran keputusan Menteri Agama Republik Indonesia nomor 165 tahun
2014 memiliki beberapa tujuan diantaranya:
1) Meningkatkan kecintaan siswa terhadap Al-Qur‟an dan Hadis
2) Membekali siswa pedoman dalam menyikapi dan menghadapi
kehidupan
3) Meningkatkan pemahaman dan pengamalan isi kandungan Al-Qur‟an
dan Hadis yang dilandasi oleh dasar-dasar keilmuan tentang Al-
Qur‟an Hadis.77
Adapun ruang lingkup pembelajaran Al-Qur‟an Hadis meliputi:
1) Masalah dasar-dasar ilmu Al-Qur‟an dan Hadis yang meliputi;
a) Pengertian Al-Qur‟an menurut para ahli
b) Pengertian hadis, sunnah, khabar, atsar dan hadis qudsi.
75 Imam Al-Hafiz Abi Abdullah Muhammad bin Ismail Bukhari, Shahih Bukhari, no hadis 5027,
(Riyadh: Baytul Afkar Dauliyah, 1998), h. 998
76
Lampiran Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia nomor 165 tahun 2014.pdf di halaman
38 (http://spmsleman.files.wordpress.com) dikutip pada 17 Desember 2018.
77
Ibid., h. 49
25
c) Bukti keotentikan al-Qur‟an ditinjau dari segi keunikan
redaksinya, kemukjizatannya, dan sejarahnya.
d) Isi pokok ajaran al-Qur‟an dan pemahaman kandungan ayat-ayat
yang terkait dengan isi pokok ajaran Al-Qur‟an.
e) Fungsi al-Qur‟an dalam kehidupan.
f) Fungsi hadis terhadap al-Qur‟an.
g) Pengenalan kitab-kitab yang berhubungan dengan cara-cara
mencari surat dan ayat dalam al-Qur‟an.
h) Pembagian hadis dari segi kuantitas dan kualitasnya.
2) Tema-tema yang ditinjau dari perspektif al-Qur‟an dan Hadis, yaitu:
a) Manusia dan tugasnya sebagai khalifah di bumi.
b) Demokrasi dan musyawarah mufakat.
c) Keikhlasan dalam beribadah.
d) Nikmat Allah dan cara mensyukurinya.
e) Perintah menjaga kelestarian lingkungan hidup.
f) Pola hidup sederhana dan perintah menyantuni para dhuafa.
g) Berkompetisi dalam kebaikan.
h) Amar ma„ruf nahi munkar.
i) Ujian dan cobaan manusia.
j) Tanggung jawab manusia terhadap keluarga dan masyarakat.
k) Berlaku adil dan jujur.
l) Toleransi dan etika pergaulan.
m) Etos kerja.
n) Makanan yang halal dan baik.
o) Ilmu pengetahuan dan teknologi.78
78 Ibid., h. 52-53
26
d. Pentingnya Pembelajaran Al-Qur’an Hadis bagi Siswa
Al-Qur‟an Hadits merupakan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
pada sekolah atau madrasah yang memberikan pendidikan pada siswa
untuk memahami dan mencintai Al-Qur‟an dan hadits sebagai sumber
ajaran agama Islam. Sebab di dalamnya terdapat segala pengetahuan dan
berbagai displin ilmu yang sangat penting untuk pelajaran bagi manusia
dalam mengetahui siapa dirinya, dari mana ia berasal, dimana ia berada
sekarang, ke mana ia pergi dan kepada siapa ia akan kembali.79
Sehingga
mata pelajaran Al-Qur‟an hadis di madrasah aliyah dapat meningkatkan
kemampuan dari Al-Qur‟an Hadis yang telah dipelajari oleh siswa di
madrasah tsanawiyah. Peningkatan tersebut dilakukan dengan cara
mempelajari, memperdalam serta memperkaya kajian al-Qur‟an dan
Hadis terutama menyangkut dasar-dasar keilmuan dalam mempersiapkan
siswa ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, serta memahami dan
menerapkan tema-tema tentang manusia dan tanggung jawabnya di muka
bumi, demokrasi serta pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
dalam perspektif al-Qur‟an dan Hadis sebagai persiapan untuk hidup
bermasyarakat.80
Lalu hadis yang merupakan sumber agama dan ajaran Islam kedua
mempunyai peranan yang penting setelah Al-Qur'an. Al-Qur'an sebagai
kitab suci dan pedoman hidup umat Islam yang diturunkan pada
umumnya dalam kata-kata yang perlu dirinci dan dijelaskan lebih lanjut,
agar dapat dipahami dan diamalkan.81
Hadis merupakan penjelasan dari
firman Allah Swt yang tidak dijelaskan pada Al-Qur‟an. Hal ini sesuai
dengan Firman Allah dalam surat An-Nahl ayat 44;
79 Muhammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2008), h. 103-104
80
Lampiran Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia nomor 165 tahun 2014.pdf di halaman
49 (http://spmsleman.files.wordpress.com) dikutip pada 17 Desember 2018.
81
Muhammad Imron, “Implementasi Metode Saintifik Pada Mata Pelajaran Al Qur‟an Hadits Di
Madrasah Aliyah Negeri Lamongan”, Akademika, Volume 10, Nomor 1, Juni 2016, h. 46
27
Artinya:“keterangan-keterangan (mukjizat) dan kitab-kitab. dan Kami
turunkan kepadamu Al Quran, agar kamu menerangkan pada umat
manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya
mereka memikirkan.”
Keterangan dalam ayat tersebut menjadikan pentingnya pembelajaran
Al-Qur‟an hadis yang tidak bisa lepas antara Al-Qur‟an dan hadis bagi
siswa. Secara substansial, mata pelajaran Al-Qur‟an hadis memiliki
kontribusi dalam memberikan motivasi kepada siswa untuk mempelajari
dan mempraktikkan ajaran dan nilai-nilai yang terkandung dalam Al-
Qur‟an hadis sebagai sumber utama ajaran Islam dan sekaligus menjadi
pegangan dan pedoman hidup dalam kehidupan sehari-hari.82
3. Video
a. Pengertian Video
Video merupakan media yang tepat untuk memperlihatkan contoh
keterampilan yang menyangkut gerakan baik yang dapat di percepat atau
diperlambat ataupun diperjelas. Dengan video siswa diharapkan mampu
mendapatkan langsung umpan balik secara visual terhadap kemampuan
dalam keterampilan yang meyangkut gerakan tersebut.83
Media video
paling kaya dibandingkan media cetakan. Sebab video membawakan
informasi audio dan visual sebagai tambahan untuk menceritakan sebuah
kisah dan itu membuat segala sesuatunya menjadi mudah untuk diingat.84
Sehingga tampilan gerakan pada video semakin lama semakin populer
dalam masyarakat kita. Pesan yang disajikan bisa bersifat fakta (kejadian/
82 Lampiran Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia nomor 165 tahun 2014.pdf di halaman
49 (http://spmsleman.files.wordpress.com) dikutip pada 17 Desember 2018.
83
Ronald H. Anderson, Pemilihan dan Pengembangan Media untuk Pembelajaran, Terj.
Yusufhadi Miarso, (Jakarta: Rajawali, 1987) h. 105
84
Steve Stockman, How Shoot Video That Doesn‟t Suck: Cara Asyik Bikin Video Ciamik, Terj. Sri
Noor Verawati, (Jakarta: Prigel Books, 2014), h. 97
28
peristiwa penting, berita) maupun fiktif (seperti misalnya ceritera); bisa
bersifat informatif, edukatif maupun instruksional.85
Kata video diambil dari kata bahasa latin “videre” yang memiliki arti
untuk melihat atau tindakan melihat.86
Kata video tak lebih dari sekedar
sejumlah imaji (Frame) karena gambar tentu membutuhkan elemen suara
untuk memperkenalkan perasaan dan emosi serta menunujukkan apa yang
terjadi pada imaji tersebut.87
Menurut Bernard Grob bahwa video
dikatakan “the video information is reproduced on the screen of the
picture tube as we would see the scene at the camera tube.”88
Maksudnya ialah informasi video yang dihasilkan pada tabung layar
gambar seperti yang kita lihat di kamera. Menurut Daryanto video adalah
“segala sesuatu yang memungkinkan sinyal audio dapat dikombinasikan
dengan gerak gambar secara sekuensial.”89
Menurut Syaiful Bahri
Djamarah bahwa video merupakan bagian media audio visual yang
bergerak artinya media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar
yang bergerak.90
Sehingga video mengandung pengertian tampilan
gambar bergerak dan bersuara untuk menyampaikan sebuah pesan
bersifat fakta, fiktif, informatif, edukatif maupun instruksional secara
berurutan.
b. Kelebihan dan kekurangan Video
Media pengajaran terutama video dapat meningkatkan proses belajar
siswa di dalam mutu hasil belajar. Tentu hal itu dibutuhkan sebuah alasan
85 Arif S. Sadiman.dkk., Media Pendidikan:pengertian, pengembangan, dan pemanfaatannya ,
(Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2007), h. 74
86
Charles Bensinger, The Video Guide Second Edition, (Santa Barbara, California: Video-Info
Publications, 1981), h. 11
87
Colin Smith, Video In Photoshop: untuk Fotografer dan Desainer, Terj. Sri Noor Verawati,
(Jakarta: Prigel Books, 2013), h. 2-4
88
Bernard Grob, Basic Television and Video Systems, Rev. Ed. of : Basic Television, principles,
and servicing, edisi kelima, (Singapore: McGraw-Hill Book Co, 1984), h. 2-3
89
Daryanto, Media Pembelajaran, (Bandung: Satu Nusa, 2010), h. 87
90 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta,
2013), h. 124
29
kenapa video memiliki nilai manfaat yang berguna bagi siswa. Menurut
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai manfaat media pengajaran sebagai
berikut:
a. Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar;
b. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih
dipahami oleh para siswa, dan memungkinkan siswa menguasai
tujuan pengajaran lebih baik;
c. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata
komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru,
sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga,
apalagi bila guru mengajar untuk setiap jam pelajaran;
d. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya
mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti
mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, dan lain-lain.91
Dalam sebuah media tentu terdapat kelebihan ataupun kekurangan/
hambatan dalam pelaksanaan ataupun proses pembuatan video. Adapun
kelebihan dari video bagi siswa sebagaimana dikutip dari azhar Arsyad
terdapat 7 kelebihan yaitu:
1) Video dapat melengkapi pengalaman-pengalaman dasar dari siswa
ketika ia membaca, menulis, berdiskusi, berpraktik dan lain-lainnya.
2) Video dapat menggambarkan suatu proses secara tepat yang dapat
disaksikan secara berulang-ulang jika diperlukan.
3) Selain video dapat mendorong dan meningkatkan motivasi siswa,
video juga dapat menanamkan sikap afektif dalam dirinya.
4) Video mengandung konten nilai-nilai positif yang dapat membuka
pemikiran dan pembahasan dalam kelompok siswa.
5) Video dapat menyajikan konten peristiwa yang berbahaya bila dilhat
secara langsung.
6) Video dapat ditunjukkan kepada kelompok besar atau kelompok
kecil, kelompok heterogen maupun perorangan.
91 Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2017),
h. 2
30
7) Gambar frame demi frame dalam video dapat ditampilkan hanya
dalam waktu satu atau dua menit dari yang sebenarnya bisa
seminggu.92
Daryanto pun mengemukakan beberapa keunggulan daripada video
yang terdiri dari kemampuan video dalam memvisualisaikan materi
terutama efektif untuk membantu penyampaian materi secara dinamis dan
kemajuan teknologi video dapat disimpan dengan format tertentu (kaset,
Compact Disc, dan Digital Versatile Disc) sehingga materi bisa
digunakan dalam proses pembelajaran baik tatap muka ataupun jarak jauh
tanpa kehadiran guru.93
Tidak ada gading yang tak retak. Itulah pribahasa yang tepat untuk
menggambarkan media video. Walaupun ada kelebihan dalam media
tersebut akan tetapi ada pula kekurangannya. Menurut Ronald H
Anderson terdapat delapan keterbatasan pada media video diantaranya
yaitu;
1) Peralatan video haruslah sudah tersedia dan harus cocok ukuran dan
formatnya dengan pita video yang digunakan;
2) Penyusunan naskah yang sulit dan menyita waktu;
3) Biaya produksi video yang tinggi;
4) Apabila gambar pita pada video ditransfer ke film hasilnya jelek;
5) Layar kecil pada monitor membatasi jumlah penonton;
6) Jumlah huruf pada grafis pada video terbatas;
7) Harus berhati-hati jika menggunakan grafis berwarna hitam putih
pada TV;
8) Adanya perubahan pesat dalam teknologi menyebabkan keterbatasan
sistem video.94
92 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2017), h. 50-51
93
Daryanto, Op.Cit., h. 88
94
Ronald H. Anderson, Op.Cit., h. 107
31
Adapun pendapat Azhar Arsyad bahwa keterbatasan video bagi siswa
itu ialah pembiayaan yang mahal dan waktu yang banyak,
dipertunjukkannya sebuah gambar membuat tidak semua siswa mampu
mengikuti informasi dari materi video, serta video tidak selalu sesuai
dengan kebutuhan dan tujuan belajar yang diinginkan.95
Dan hal-hal
negatif yang perlu diperhatikan sehubungan dengan penggunaan alat
perekam pita video dalam proses belajar mengajar menurut Arif S.
Sadiman yaitu;
1) Perhatian penonton sulit dikuasai, partisipasi meraka jarang
dipraktekkan;
2) Sifat komunikasinya bersifat satu arah haruslah diimbangi dengan
pencarian bentuk umpan balik yang lain;
3) Kurang mampu menampilkan detail dari objek yang disajikan secara
sempurna; dan
4) Memerlukan peralatan yang mahal dan kompleks.96
c. Proses Pembuatan Video
Hakikat dari memilih media pada akhirnya adalah keputusan untuk
memakai, tidak memakai atau mengadaptasi media yang bersangkutan.97
Menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai ada beberapa tahap cara
memilih sebuah media termasuk video bagi kepentingan pembelajaran
diantara yaitu; ketepatannya dengan tujuan pengajaran, dukungan
terhadap isi bahan pelajaran, kemudahan dalam memperoleh media,
keterampilan guru dalam menggunakannya, tersedia waktu untuk
menggunkannya, sesuai taraf berpikir siswa.98
Sehingga dalam memilih
95 Azhar Arsyad, Op.Cit., h. 51
96
Arif S. Sadiman.dkk.,Op.Cit., h. 75
97
Ibid., h. 86
98
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Op.Cit., h. 4-5
32
media tentu haruslah memperhatikan kondisi kognitif, afektif dan
psikomotorik dari siswa tersebut.
Dalam tahapan pelaksanaan produksi pembuatan video secara umum
menurut Sarwo Nugroho terdapat empat tahapan diantaranya; a)
perencanaan praproduksi (preproduction planning) yang terdiri dari
gagasan, penulisan naskah, dan daya pendukung (talent), b) persiapan
bersifat teknis dan masalah pelatihan (set up and rehearsal) c) produksi
dari naskah ke audio visual (production) d) dan Post Production yang
terdiri penyuntingan suara dan gambar, pengisian grafik, pengisian narasi,
pengisian ilustrasi musik, dan evaluasi program.99
Adapun cara membuat
video sebenarnya sudah dimudahkan dengan berbagai model produk
diantaranya Single Lens Refleks (SLR), handphone Android, handycam
dan lain-lain. Seperti Single Lens Refleks (SLR) hanya dengan
mengarahkan ke gambar dari off ke gambar kamera atau handycam
dengan menekan tombol Rec dan mengarahkan ke objek yang
dibutuhkan. Namun hal itu bukanlah video yang diharapkan dalam
pembelajaran. Sebab dalam pembelajaran dibutuhkan perencanaan yang
mendalam ketika membuat video. Menurut M. Fauzisyah dalam Yudhi
Munadi terdapat cara mudah dalam membuat video menggunakan
handycam yaitu;
1) Menetapkan adegan atau tema yang sesuai dengan tujuan yang
ditetapkan.
2) Mengembangkan tema tersebut dan berusaha untuk membagi-bagi
kejadian atau moment yang menjadi serangkaian bidikan atau
serangkaian kejadian yang berurutan (scene) secara natural.
3) Kita harus membidik urutan kejadian tersebut dengan berbagai jenis
ukuran bidikan.
99 Sarwo Nugroho, Teknik Dasar Videografi, (Yogyakarta: ANDI, 2014), h. 106-110
33
4) Bila kita akan mengubah atau memotong dua bidikan yang berurutan,
hendaknya memberikan sisipan bidikan (intercut), dengan ukuran
bidikan yang berbeda mencolok.
5) Selain itu, kita juga perlu mengantisipasi adegan yang selanjutnya
diharapkan penoton sehingga membantu terciptanya alunan tadi.
6) Membidik satu objek dengan durasi yang panjang sangat tidak
disarankan. Saran agar membidik hal yang dibutuhkan dalam aluan
tema.
7) Untuk memberi kesan yang meyakinkan bidikan-bidikan tersebut
perlu dipertahankan paling tidak selama tiga detik agar penonton
dapat menghayati suatu adegan.100
Adapun cara pengambilan gambar tentu harus mengerti alur cerita
dan adegan yang digunakan. Menurut Bambang Semedhi cara
pengambilan gambar terdiri dari;
1) Komposisi yang dalam meletakkan objek gambar dalam layar yang
terdiri dari komposisi diam dan komposisi dinamis agar gambar
terlihat menarik, menonjol dan mendukung alur cerita agar terlihat
hidup.
2) Pengaturan arah gambar agar terlihat mampu berbicara dengan
memberikan ruang yang lebih besar di depan hidung gambar kita.
3) Ukuran shot yang meliputi Close up, Medium Shot, dari lutut ke atas
penuh hingga kepala (Knee Shot), Long Shot, dan gambar
pemandangan alam dengan gambar luas dan manusia tampak kecil
(Extreme Long Shot).
4) Pergerakan gambar dan motivasinya dengan media geraknya, media
Close Up, dan Media Ekspresi.101
100 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: Referensi, 2013), h.
129-1131
101
Bambang Semedhi, Sinematografi-Videografi.., Op.Cit, h. 41-57
34
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Adapun hasil penelitian orang lain untuk memperkuat penelitian meliputi:
1. Skripsi yang diteliti oleh Agung Cipto Aji dengan judul “Penggunaan
Media Audio Visual untuk menumbuhkan motivasi belajar Al-Qur‟an Hadits
kelas VIII MTs Al-Hamidiyah Depok”. Skripsi pada tahun 2017 di Jurusan
Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam penelitian ini
menggunakan metode deskriptif kualitatif dan menggunakan analisis naratif
dengan hasilnya bahwa dengan adanya sarana prasarana yang menunjang
dan ditampilkannya Media Audio Visual dalam pembelajaran Al- Qur‟an
Hadits membuat sikap murid yang baik. Hal itu dapat memberikan motivasi
yang lebih pada peserta didik dan membuat sikap peserta didik lebih baik
dalam pembelajaran terlihat dari murid yang antusias dalam belajar,
semangat, lebih perhatian, kemauan belajar, memperhatikan, serta
menyenangi pelajaran tersebut.
2. Skripsi yang diteliti oleh Muhammad Nurudin Akbar dengan judul
”Implementasi Pendekatan Collaborative Learning Melalui Pembuatan
Video Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam”. Skripsi pada tahun 2018
di Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam penelitian ini
menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif dengan
hasilnya bahwa a) Dengan pendekatan collaborative learning melalui
pembuatan video memudahkan siswa dalam memahami dan mempraktikan
pelajaran, b) belajar dengan pendekatan collaborative membuat proses
pembelajaran menjadi lebih mudah dan menyenangkan c) membuat video
menjadikan peserta didik meningkatkan keaktifan dan semangat siswa dalam
belajar.
3. Skripsi yang diteliti oleh Muhammad Rofiq Nawawi dengan judul
”Meningkatkan Kemampuan Kreativitas Siswa Melalui Video By Design
35
Pada Mata Pelajaran PAI di SMKN 2 Tangerang Selatan”. Skripsi pada
tahun 2018 di Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam
penelitian ini menggunakan metode pengembangan dengan hasilnya bahwa
a) melalui video by design siswa dapat menemukan dan mengembangkan ide
atau meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa, b) belajar melalui
video by design membuat siswa dapat menyusun langkah-langkah sebelum
melaksanakan pembuatan video, c) melalui video by design meningkatkan
kemampuan dalam melaksanakan dan menghasilkan produk kreativitas
berupa video.
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diajukan dengan kerangka berpikir
dan teori-teori yang mendukung pada permasalahan dalam penelitian ini, maka
hipotesis dalam penelitian adalah “dengan pembuatan video dalam pembelajaran
Al-Qur‟an hadis diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa MA Al-
Khairiyah Mampang Prapatan”.
36
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MA Al-Khairiyah Mampang Prapatan di
kelas XI IIS. Terletak di Jalan Mampang Prapatan IV No. 74 Tegal Parang
Jakarta Selatan 12790. Adapun alasan memilih sekolah ini adalah:
a. Lokasi madrasah yang strategis dan mudah dijangkau
b. Peneliti sudah mengetahui seluk beluk madrasah sebelumnya karena
tempat praktek profesi keguruan terpadu sehingga mudah untuk proses
observasi.
2. Waktu Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas XI IIS MA Al-
Khairiyah Mampang Prapatan pada semester 2 (genap) tahun ajaran 2018-
2019 dari bulan Januari-Februari 2019.
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan
kelas. Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang memaparkan
terjadinya sebab akibat dari perlakuan, sekaligus memaparkan apa saja yang
terjadi ketika perlakuan diberikan, dan memaparkan seluruh proses sejak awal
pemberian perlakuan sampai dengan dampak dari perlakuan yang diberikan
kepada subjek tindakan.102
Subjek penelitian tindakan kelas adalah siswa yang
terjadi dalam proses belajar mengajar dikelas. Dengan tujuan dalam rangka
memperbaiki cara-cara mengajar melalui penerapan metode baru atau
102 Suharsimi Arikunto,dkk., Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2015), h. 4
37
tindakan baru yang ditemukan dan diyakini karena metode baru itu telah teruji
ternyata efektif meningkatkan hasil pembelajaran yang diharapkan.103
Adapun
tujuan dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan peningkatan motivasi
belajar siswa dalam pembelajaran Al-Qur‟an hadis setelah siswa mengalami
proses pembuatan video agar mendapatkan hasil pembelajaran yang
diharapkan.
2. Rancangan Siklus Penelitian
Rancangan siklus penelitian ini menggunakan model Kurt Lewin. Model
Kurt Lewin merupakan dasar dari pada penelitian tindakan (Action Research)
yang dikenalkan pertama kali pada tahun 1946. Model ini didesain dengan
bentuk siklus yang terdiri empat langkah, yaitu: a) perencanaan (planning), b)
tindakan (acting), c) observasi (observing), dan d) refleksi (reflecting).104
Tahap penelitian ini diawali dengan dilakukannya penelitian pendahuluan
(pra tindakan) yang dilanjutkan dengan tindakan berupa siklus yang terdiri
empat tahap kegiatan yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi
103 Ekawarna, Penelitian Tindakan Kelas, (Ciputat: Referensi, 2013), h. 12-13
104
Iskandar, Penelitian tindakan Kelas, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2011), h. 28
Gambar 3. 1
Siklus Penelitian Tindakan Kelas
Perencanaan
Siklus I
Tin
dak
an
Pengamatan
Ref
leksi
Siklus II
Perencanaan
Tin
dak
an
Pengamatan
Ref
leksi
Perubahan
38
pada siklus I. Jika tahap siklus I sudah menunjukkan indikator keberhasilan
yang belum tercapai, maka peneliti melakukan siklus II berdasarkan refleksi I.
Tahap ini menjadi rekomendasi atas hasil evaluasi analisis data guna
ditindaklanjuti pada siklus II. Penelitian ini dihentikan saat hasil dari evaluasi
analisis data siklus II sudah menunjukkan indikator keberhasilan yang
diinginkan telah tercapai. Jika sebaliknya, maka tindakan kembali dilakukan
pada siklus selanjutnya.
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IIS MA Al-Khairiyah Mampang
Prapatan Tahun Ajaran 2018-2019 yang berjumlah 22 laki-laki dan 16
perempuan dengan total 38 siswa.
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai perencana dan pelaksana
kegiatan penelitian. Peneliti membuat rencana, kegiatan, melaksanakan kegiatan,
melakukan pengamatan, mengumpulkan dan menganalisa data dan melaporkan
hasil penelitian. Dalam penelitian ini peneliti dibantu oleh guru Al-Qur‟an hadis
sebagai mitra kalaborasi yang bertugas untuk mengamati kelebihan dan
kekurangan peneliti dalam proses belajar mengajar di kelas, membantu peneliti
dalam pembuatan rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP), melakukan
refleksi bersama peneliti dan menentukan tindakan pada siklus selanjutnya.
E. Tahapan Intervensi Tindakan
Tahapan penelitian ini dimulai dengan tahap pra penelitian yang dilanjutkan
dengan siklus I. Setelah melakukan evaluasi analisis data pada siklus I dan
dilanjutkan kepada siklus II.
Adapun tahapan intervensi tindakan yang dilakukan pada siklus I sebagai
berikut:
1. Pra Penelitian
39
a. Pembuatan surat izin penelitian
b. Menghubungi kepala madrasah untuk meminta izin penelitian.
c. Observasi proses pembelajaran
Pengamatan dengan melihat aktivitas siswa selama proses pembelajaran
Al-Qur‟an hadis meliputi kesiapan siswa dalam belajar, perhatian siswa
terhadap penjelasan guru, respon siswa terhadap pertanyaan yang
diajukan, intensitas pertanyaan, keaktifan siswa, dan interaksi siswa
dengan guru Al-Qur‟an hadis.
d. Wawancara dengan guru dan siswa tentang aktivitas belajar
Wawancara dilakukan dengan mengumpulkan informasi mengenai
masalah apa yang terjadi dalam proses pembelajaran.
e. Mempersiapkan instrumen, media, dan alat belajar yang digunakan
selama penelitian, buku Al-Qur‟an hadis kelas XI.
2. Siklus I
a. Tahap perencanaan (Planning)
1) Menyiapkan kelas tempat penelitian
2) Membuat rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP)
3) Menyiapkan materi ajar
4) Menyiapkan media pembelajaran
5) Menyiapkan lembar instrumen observasi kegiatan siswa dan kegiatan
guru dan catatan lapangan
6) Menyiapkan instrumen angket motivasi belajar
7) Menyiapkan instrumen tes
8) Menyiapkan alat dokumentasi
b. Tahap pelaksanaan (Acting)
1) Memberikan pemahaman tentang pembuatan video.
2) Melaksanakan proses belajar mengajar.
3) Membuat group Whatsapp dan group video menjadi 2 group.
40
4) Menghafal Al-Qur‟an berdasarkan group masing-masing dan
disetorkan kepada ketua group atau teman lainnya dan memberikan
nilai hafalan tersebut kepada guru.
5) Pemberian tugas membuat video durasi 10 menit dirumah secara
group masing-masing.
6) Mempresentasikan makna dan manfaat video yang dibuat oleh group.
7) Guru memberikan kesempatan bagi group lain untuk menberikan
pertanyaan dan komentar.
8) Guru memberikan apresiasi atas tanggapan dan pertanyaan dalam
bentuk nilai.
9) Pemberian post test dan angket motivasi belajar kepada siswa
dilaksanakan diakhir kegiatan belajar mengajar.
c. Tahap pengamatan (Observing)
Tahap ini berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan yang terdiri
dari observasi terhadap siswa dan guru, dokumentasi dan catatan
lapangan, yakni mencatat semua hal yang terjadi selama proses
pembelajaran dan mendiskusikan terhadap guru kolaborator tentang
proses tersebut apa kelebihan dan kekurangannya. Sedangkan untuk
mengumpulkan data motivasi belajar melalui test saat akhir
pembelajaran.
d. Tahap refleksi (Reflecting)
Peneliti mengadakan evaluasi hasil data untuk mengetahui tingkat
keberhasilan siswa terhadap penelitian yang telah dilaksanakan sebagai
pedoman pada siklus selanjutnya.
3. Siklus II
a. Tahap perencanaan (Planning)
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan rancangan pelaksanaan
pembelajaran (RPP) hasil dari evaluasi pada siklus I bersama guru
41
kolaborator dalam upaya perbaikan terhadap masalah dan kendala serta
penerapan dalam proses pembelajaran berikutnya.
b. Tahap pelaksanaan (Acting)
1) Melaksanakan proses belajar mengajar.
2) Menghafal Al-Qur‟an berdasarkan group masing-masing dan
disetorkan kepada ketua group atau teman lainnya dan memberikan
nilai hafalan tersebut kepada guru.
3) Pemberian tugas membuat video durasi 10 menit dirumah secara
group masing-masing.
4) Mempresentasikan makna dan manfaat video yang dibuat oleh group.
5) Guru memberikan kesempatan bagi group lain untuk menberikan
pertanyaan dan komentar.
6) Guru memberikan apresiasi atas tanggapan dan pertanyaan dalam
bentuk nilai.
7) Pemberian post test dan angket motivasi belajar kepada siswa
dilaksanakan diakhir kegiatan belajar mengajar.
c. Tahap pengamatan (Observing)
Tahap ini berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan yang terdiri
dari observasi terhadap siswa dan guru, dokumentasi dan catatan
lapangan, yakni mencatat semua hal yang terjadi selama proses
pembelajaran dan mendiskusikan terhadap guru kolaborator tentang
proses tersebut apa kelebihan dan kekurangannya. Sedangkan untuk
mengumpulkan data motivasi belajar melalui test saat akhir
pembelajaran.
d. Tahap refleksi (Reflecting)
Pada tahap ini peneliti mengadakan evaluasi hasil data dengan
menganalisis seluruh hasil pengamatan observer selama proses kegiatan
pembelajaran pada siklus II. Jika siklus II sudah menunjukkan
42
keberhasilan yang dinginkan maka penelitian dihentikan melihat analisis
dari proses siklus I hingga siklus II.
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan
Hasil intervensi tindakan yang diharapkan dari penelitian tindakan kelas
(PTK) ini adalah adanya peningkatan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran
Al-Qur‟an hadis, setelah mengalami proses pembelajaran dengan pembuatan
video.
Penelitian ini dikatakan berhasil apabila telah memenuhi indikator, yaitu
peningkatan motivasi belajar pada setiap siklus yang diberikan yaitu 77% .
apabila hasil tes angket telah menunjukkan peningkatan sebesar 77% maka
tindakan diberhentikan.
G. Data dan Sumber Data
1. Data penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua jenis data, yaitu data yang
bersifat kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif berupa nilai hasil test
angket. Adapun data kualitatif berupa hasil hasil observasi proses
pembelajaran, deskripsi hasil data angket, hasil wawancara terhadap guru Al-
Qur‟an hadis dan siswa kelas XI.
2. Sumber data
Sumber data pada penelitian ini adalah peneliti sendiri selaku guru yang
melaksanakan penelitian yang berkaloborasi dengan guru Al-Qur‟an hadis
dan siswa kelas XI MA Al-Khairiyah Mampang Prapatan.
H. Instrumen Pengumpulan Data
Adapun dalam penelitian ini menggunakan instrumen non tes.
a. Lembar Observasi
Observasi adalah suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun
dari berbagai proses biologis dan psikologis yang terdiri dari pengamatan
43
dan ingatan.105
Tim kolaborator yang terdiri dari dua orang (guru dan
peneliti) melakukan penilaian berdasarkan pengamatan yang dilaksanakan
dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti. Penilaian
pelaksanaan pembelajaran diberikan dalam bentuk centang atau ceklis pada
instrumen yang sama.106
Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tiga
jenis, yaitu lembar observasi aktivitas siswa, lembar observasi aktivitas guru,
dan lembar observasi proses pembelajaran. Keseluruhan lembar observasi
digunakan untuk mengadakan catatan secara sistematis dalam upaya
menyesuaikan dengan indikator motivasi belajar siswa dalam pembuatan
video.
b. Lembar wawancara
Wawancara dilaksanakan secara lisan dalam tatap muka secara
individual.107
Sehingga wawancara merupakan teknik pengumpulan data
dengan mengajukan pertanyaan kepada responden dan mencatat atau
merekam jawaban-jawaban responden.108
Dalam hal ini peneliti
mewawancarai guru mata pelajaran Al-Qur‟an hadis dan siswa. Tujuan
untuk wawancara adalah agar mengetahui secara langsung kondisi siswa
serta mengetahui gambaran umum untuk mengenai pelaksaaan
pembelajaran dan permasalahan yang terjadi di kelas.
c. Angket
Penelitian ini menggunakan teknik bersifat kuesioner atau angket
motivasi belajar siswa. Angket juga dapat menjadi alat penilaian hasil
belajar. Tujuan penggunaan teknik ini adalah untuk mengetahui tentang
105 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, (Bandung: Penerbit Alfabeta,
2008), h. 145
106
Saur M. Tampubolon, Penelitian Tindakan Kelas: Untuk Pengembangan Profesi Pendidik dan
Keilmuan, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2014), h. 31
107
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2011), h. 216
108
Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), h. 173
44
keadaan/ data diri, pengalaman, pengetahuan sikap atau pendapatnya.109
Hal ini digunakan untuk menganalisis tingkah laku hasil dan proses
belajar yang dicapainya dan proses belajar yang ditempuhnya, untuk
memperoleh bahan sebagai bahan dalam penyusunan kurikulum dan
program belajar dan mengajar.110
Angket ini menggunakan skala linkert
dalam meningkatkan motivasi belajar siswa untuk mengukur seberapa
besar motivasi belajar siswa dalam pembuatan video pada mata pelajaran
Al-Qur‟an hadis di kelas XI di MA Al-Khairiyah Mampang Prapatan.
d. Catatan lapangan
Catatan lapangan dilaksanakan selama proses pembelajaran
berlangsung. Hal ini yang dicatat adalah kegiatan atau aktivitas siswa
selama pelaksanaan pembelajaran dan masalah-masalah yang terjadi
dikelas.
e. Dokumentasi
Dokumentasi yang dimaksud adalah dalam bentuk biodata sekolah,
siswa, guru, foto-foto dan hasil tes siswa agar dapat mengetahui
bagaimana aktivitas guru dan siswa. Pengambilan dokumentasi
dilakukan pada saat proses pembelajaran maupun di luar pembelajaran.
I. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi lembar observasi,
lembar wawancara, angket, dokumentasi dan tes.
1. Lembar observasi
Pengisian checklist pada lembar observasi yang dilakukan oleh
kalaborator dalam setiap pertemuan. Pengumpulan data dengan mengamati
setiap proses pembelajaran yang dilakukan di kelas dalam proses pembuatan
video dalam meningkatkan motivasi belajar siswa.
109 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2016), h. 42
110
Nana Sudjana., Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2014), h. 72
45
2. Lembar wawancara
Pengisian data wawancara dengan melakukan wawancara secara langsung
dan bebas terhadap guru dan siswa yang dilakukan sebelum dan setelah
kegiatan pembelajaran untuk mengetahui pandangan guru dan siswa
terhadap peningkatan pembelajaran Al-Qur‟an hadis dalam pembuatan video
yang dilakukan oleh siswa terhadap motivasi belajar.
3. Angket
Pengisian angket dengan menggunakan skala linkert yang diisi checklist
secara langsung oleh siswa setelah akhir siklus berupa pernyataan-
pernyataan tertulis sebanyak 20 pernyataan positif. Dengan langkah-langkah
yang ditempuh berupa empat jawaban alternatif sangat setuju (SS), setuju
(S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS).
4. Dokumentasi
Dokumentasi yang dimaksud adalah meminta informasi data sekolah,
guru dan siswa kepada tata usaha di madrasah aliyah Al-Khairiyah
Mampang Prapatan. Dalam bentuk foto-foto diambil saat proses
pembelajaran Al-Qur‟an hadis dan meminta kepada setiap kelompok ketika
proses pembuatan video di luar kelas.
Setelah semua data terkumpul, peneliti dan kaloborator (guru mata pelajaran
Al-Qur‟an hadis) melakukan analisis dan evaluasi hasil data untuk membuat
kesimpulan mengenai motivasi belajar siswa.
J. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan
Pemeriksaan kepercayaan penelitian dilakukan untuk menjamin keabsahan
data yang dituntut secara objektivitas. Sebelum angket dijadikan sebagai
instrumen penelitian, diharuskan untuk memeriksa data angket. Instrumen yang
digunakan untuk mengukur perkembangan dan keaktifan siswa dalam upaya
meningkatkan motivasi belajar siswa melalui pembuatan video pada
pembelajaran Al-Qur‟an hadis adalah angket akhir siklus. Validitas yang
46
digunakan dalam instrumen motivasi belajar siswa melalui pembuatan video
pada pembelajaran Al-Qur‟an hadis adalah validitas isi (Content Validity). Tes
dikatakan validitas isi apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar
dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan.111
Sehingga diperoleh setelah
melakukan penganalisisan, penelusuran, atau pengujian terhadap isi yang
terkandung dalam tes tersebut.112
Teknik pemeriksaan kepercayaan dilakukan
dengan diskusi dan mengkonsultasikan instrumen kepada dosen pembimbing dan
guru mata pelajaran Al-Qur‟an hadis agar mengetahui valid atau tidaknya suatu
instrumen.
K. Analisis Data dan Interpretasi Data
Analisis data berasal dari data yang dikumpulkan pada setiap angket yang
dilakukan pada pelaksanaan siklus penelitian dianalisis secara deskriptif
kualitatif. Data tentang motivasi belajar siswa dianalisis secara deskriptif dan
mencari nilai rata-rata dengan menggunakan rumus:
f
P = X 100%
N
Keterangan :
f = frekuensi yang sedang dicari presentase jawaban
N = Number of Cases (jumlah frekuensi/banyak individu)
P = angka presentase113
Untuk memudahkan dalam interpretasi data, maka teknik yang digunakan
dalam angket penelitian yaitu:
1. Pemeriksaan kelengkapan dan pengisian data angket oleh siswa.
2. Memeriksa nilai pada setiap jawaban item pernyataan.
111 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar..., Op.Cit., h. 82
112
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), h. 164
113
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidilan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), h. 43
47
Dari data Kusioner atau angket dicari frekuensi jawaban responden untuk setiap
alternatif yang ada pada setiap soal. Jawaban yang kecenderungan yang paling
tinggi merupakan pernyataan yang menjadi paling kuat dalam pendapatnya dan
jawaban yang kecenderungan yang paling rendah merupakan pernyataan yang
menjadi paling rendah dalam pendapatnya. Skor masing-masing responden
merupakan penjumlahan skor setiap soal yang didapat oleh masing-masing
responden. Skor rata-rata tiap individu adalah jumlah skor yang didapat masing-
masing individu dibagi dengan jumlah butir soal.114
Analisis data pada penelitian dilakukan dengan tujuan yang diarahkan untuk
mendapatkan deskripsi, sehingga analisis data cukup dengan menggunakan
statistik deskriptif hitungan frekuensi dan presentase yang disajikan dalam
bentuk tabel dan grafik.115
Sehingga data yang telah terkumpul dapat dianalisis
dan diambil kesimpulan.
Model penghitungannya sebagai berikut:
1. Menghitung skor tertinggi
Skor Tertinggi = jumlah butir soal x skor butir tertinggi (Sangat Setuju)
2. Menghitung skor terendah
Skor Terendah = jumlah butir soal x skor butir terendah (Sangat tidak setuju)
3. Menentukan angka presentase tertinggi
Skor Maksimal
Skor Maksimal x 100%
114 A. Muri Yusuf, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan, (Jakarta:
Kencana, 2016), h. 224
115
Nana Syaodih Sukmadinata, Op.Cit., h. 288
No. Alternatif Jawaban Skor positif (+)
1 Sangat Setuju (SS) 4
2 Setuju (S) 3
3 Tidak Setuju (TS) 2
4 Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Tabel 3. 1 Kriteria Skor Skala Linkert
48
4. Menentukan angka presentase terendah
Skor Minimal
Skor Maksimal x 100%
5. Menentukan rentang = angka presentase tertinggi – angka presentase
terendah
6. Menentukan interval = Rentang
Banyaknya kriteria
Untuk mengetahui tingkat kriteria tersebut, maka skor yang diperoleh
presentase dalam analisis deskriptif presentase116
di ambil dari tabel berikut:
7. Presentase butir Jumlah Total % skor
Butir Soal x 100
Penarikan kesimpulan diperoleh dengan menggunakan rumus: Jumlah total presentase skor
Rata-rata =
Butir Soal
Data dari kuantitatif persentase digunakan untuk menganalisis hasil motivasi
belajar siswa pada siklus I dan II diberi perbandingan. Dari hasil perbandingan
itu dapat diketahui peningkatan motivasi belajar. Dari data kuantitatif tersebut
diambil data kualitatif dalam bentuk deskripsi untuk mengambarkan
kecenderungan yang terjadi dalam proses pembelajaran dalam bentuk persentase
data hasil evaluasi.
116 Muhibbin Syah, Op.Cit., h. 153
No. Persentase Huruf Penafsiran
1 100 – 80 A Sangat Baik
2 79 – 70 B Baik
3 69 – 60 C Cukup
4 59 – 50 D Kurang
5 49 - 0 E Kurang Sekali
Tabel 3. 2 Skala Persentase
49
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti merupakan penelitian tindakan kelas
yang memiliki tahapan-tahapan dalam siklus. Tahapan-tahapan itu terdiri dari
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Sedangkan prosedur
pelaksanaan perbaikan dilakukan setelah siklus I selesai dilaksanakan dengan
harapan mencapai 77%. Pada siklus I hingga siklus II diharapkan terjadi
perubahan persentase yang meningkat pada motivasi belajar siswa melalui
pembuatan video dalam pembelajaran Al-Qur‟an hadis.
50
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
1. Data ringkas Madrasah
Adapun data ringkas Madrasah Aliyah Al-Khairiyah berdasarkan dari data
pendidikan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebagai berikut117
:
Tabel 4. 1
Data Ringkas Madrasah Nama Sekolah : MAS Al-Khairiyah
NSS : 131231740010
NPSN : 20177933
Status Mutu : SPM/Reguler
Kurikulum : Kurikulum 2013
Manj. Berbasis
Sek. (MBS)
: Ya
Pendidikan
Inklusi
: Tidak
Sertifikasi ISO : Belum Bersertifikat
Jenjang Akreditasi : A
No. SK
Akreditasi
: Ma.024324 Berlaku hingga tanggal: 22-10-2019
Status Sekolah : Swasta
Izin Operasional : kw.09.4/4/kp.07/12873/2012 Berlaku hingga tanggal: 13-09-
2015
Alamat : Jalan Mampang Prapatan IV No. 74 RT: 006 RW: 02
Kodya/Kec/Kelur
ahan
: Tegal Parang, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan Kode Pos
12790
Lokasi Geografis : Latitude: -6.245900 Longitude: 106.830002
No. Telepon : 7985489 Faks: 7985489
117 Biodata Madrasah Aliyah Al-Khairiyah di kutip dari data pendidikan DKI Jakarta.
(http://datadikdki.jakarta.go.id/?mn=sekolah&jjg=ma&id=729) dikutip pada 15 Januari 2019 pukul
13:30 WIB
51
Email Sekolah : [email protected]
Website Sekolah : www.ma-alkhairiyahjaksel.sch.id
Akses Internet : Ada
Nama Provider : First Media
Gedung
Sertifikat No. : 16 WAKAF (09.04.03.09.S.00016)
IMB : 10949/IMB/2011
Bangunan
Nomor/NSB
: -
Tipe Bangunan : Type A
Lantai : Tiga Lantai
Status
Kepemilikan
: Milik Sendiri
Luas
Tanah/Bangunan
: 1364 M2 / 2106 M2
Jenis Bangunan Lain-lain, sebutkan:
Kondisi Bangunan : Baik
Dibangun Tahun : 20-12-1992
Direhab Terakhir
Tahun
: 01-10-2015
Jenis Rehab : Sedang
Kondisi Lingkungan : Baik
Nama Kepala
Sekolah
: Siti Marina Maharani, S.Pd.
NIY / NUPTK : 9534740644110003
No. SK / TMT
Jabatan
: 02/SK/YWPA/2009 / 25-07-2009
No. SK / TMT di
Sekolah ini
: 13.001/SK-MA/B/VII/1987 / 13-07-1987
Waktu
Penyelenggaraan
: Pagi
Bantuan Sekolah
Terima BOP : Tidak
Terima BOS : Ya
NPWP Sekolah : 01.719.733.6-014.001
52
2. Sejarah singkat berdirinya
Al-Khairiyah adalah lembaga pendidikan Islam Madrasah. Madrasah ini
dikelola oleh sebuah yayasan bernama “Yayasan Waqfiyah Perguruan Al-
Khairiyah”. Lembaga pendidikan ini mulai berdiri sejak zaman penjajahan
Belanda, yaitu pada tahun 1928 M. Pertama kali berdiri terletak di Jalan
Buncit III Jalan Mampang Prapatan VI, Kelurahan Tegal Parang dan pada
tahun 1968 ada yang berlokasi di Buncit I Mampang Prapatan IV Kelurahan
Mampang Prapatan. Pertama kali berdiri Al-Khairiyah merupakan tempat
pengajian al-Quran dan ilmu-ilmu agama Islam yang dikelola oleh KH. Ishak
Musa, KH. Abdul Hadi Musa, dan KH. Abdullah Musa. Ketiga orang
bersaudara inilah sebagai perintis berdirinya perguruan al-Khairiyah. Dari
ketiga orang ini yang pertama kali mempelopori dan merintis lembaga
pendidikan Al-Khairiyah dari tempat pengajian Al-Qur‟an menjadi sekolah
atau madrasah adalah KH. Abdul Hadi Musa, sehingga terkenal pada waktu
itu di daerah Mampang Prapatan bahwa sebutan terhadap Madrasah al-
Khairiyah ialah Madrasah Haji Hadi Sekolah Haji Hadi Setelah madarsah ini
diakui keberadaaanya oleh pemerintah Belanda pada tahun 1928, mulailah
diajarkan berbagai macam ilmu pengetahun agama dan bahasa arab, antara
lain : ilmu fiqih, aqidah, membaca Al-Qur‟an dan ilmu tajwid dan lainnya.
KH. Abdullah Musa dalam mengelola lembaga pendidikan Islam tidak
puas dengan hanya memiliki madrasah tingkat ibtidaiyah dan tsanawiyah saja,
beliau berkeinginan dan bercita-cita untuk mendirikan madrasah tingkat
aliyah. Cita- citanya terwujud pada tahun 1975 dan kebetulan pada waktu itu
ada bantuan pembangunan satu unit gedung madrasah dari Pemda DKI
Jakarta, sewaktu gubernur Bapak Ali Sadikin. Murid perdananya sebanyak 12
orang. 6 orang laki-laki dan lainnya perempuan, semuanya lulusan Madrasah
Tsanawiyah al-Khairiyah. KH. Abdullah Musa, karena kesibukannya di
bidang da‟wah dan politik, beliau melepas jabatan Kepala Madrasah
53
Ibtidaiyah, Tsanawiyah, dan Aliyah yang seterusya mengangkat dan
mengukuhkan 8 orang untuk menjadi kepala madrasah dan wakilnya.118
3. Visi, Misi dan Tujuan
a. Visi:
Unggul, Inovatif, Mandiri, Kreatif, Berwawasan IPTEK, Berlandaskan
IMTAQ.
b. Misi terdiri:
1) Menumbuhkan semangat belajar untuk pengembangan iptek
berdasarkan imtaq
2) Meningkatkan kualitas akademik dan non akademik
3) Mengembangkan penelitian untuk mendapatkan gagasan-gagasan baru
yang berorientasi masa depan
4) Menumbuhkan life skill dan jiwa wirausaha yang kompetitif
5) Mengembangkan kreatifitas siswa dalam kegiatan intra dan ekstra
kurikuler.
c. Tujuan/ Motto: Maju dalam MUTU, Satun dalam PRILAKU119
4. Tenaga pendidik dan tenaga kependidikan
Berikut Berikut ini daftar guru dan tenaga kependidikan MA Al-Khairiyah
Mampang Prapatan Tahun Ajaran 2018/2019 adalah sebagai berikut:
Tabel 4. 2
Data Nama Tenaga Pendidik Dan Tenaga Kependidikan No Nama Jabatan
1 Siti Marina Maharani S.Pd Kepala Sekolah dan Guru Biologi
2 Drs. A. Syauqi HJ Guru Pejasorkes
3 Nuruddin Setiawan S.Ag. Guru Sejarah Wajib, SKI dan PKN
4 H Abdul Ghofur B.A. Guru Matematika
118 Dokumen file website resmi MA Al-Khairiyah Mampang Prapatan.
(https://alkhairiyahjaksel.sch.id/blogs/sejarah/) dikutip pada 15 Januari 2019 pukul 13:30 WIB.
119
Hasil Observasi di Madrasah Aliyah Al-Khairiyah Mampang Prapatan pada tanggal 15 Januari
2019 pukul 13.00 WIB
54
5 Drs. Effendi Ismail, MM Guru Qur'an Hadits
6 Dra. Hj. Nurhayati Guru B. Indonesia
7 Drs. Khairuddin HA Guru Aqidah Akhlak
8 Ubaidah S.Pd.
Wakil Kepala Sekolah bidang Sarana
Prasarana dan Guru B. Indonesia
9 Abd. Rahman, S.St.Ak Guru Akuntansi
10 Nurul Huda Guru B. Inggris
11 Lili Sholihah, SE. Guru Kewirausahaan
12 H. Imam Syarifuddin M.A. Guru Fiqih
13 Kurniawati S.E. Guru Ekonomi
14 KH. Soleh Rohmani MA Guru Tafsir
15 Abd. Khair S.Ag. Guru Keterampilan Agama
16 Rr. Ispass Rianita, M.Pd Guru Kimia
17 Mudiyanto M.M. Guru PKn
18 Khairul Bariyyah, S.Pt Guru Fisika
19 Dra. Ani Suryani, M.Pd
Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum dan
Guru Matematika
20 Roni Imanuddin, M.Pd. Guru Pend. Seni
21 Hj. Nurhayati, S.Ag Guru Kifayatul Akhyar
22 Mawaddah, S.Pd Guru B. Inggris
23 Bellia Dwi Cahya Putri, S.T Guru TIK
24 Titi Maria Ulfa Guru Sejarah
25 Nova Madinati, S.Pd Guru Sosiologi
26 M. Nur Ramadhan Guru Geografi
27 H. A. Ridho Rahman, MA Guru Soheh Bukhori dan Aqidah Akhlak
28 Lukman Hakim Tata Usaha
29 Ahmad Isyqi S.Pd. Tata Usaha
30 Humairoh Tata Usaha
31 Faisal Fatulloh Tata Usaha
32 Muhammad Yusuf Kebersihan
34 Ahmad Fikri Satpam
55
5. Sarana Prasarana
Berikut merupakan daftar sarana prasarana dan kondisi yang terdapat di Madrasah
Aliyah Al-Khairiyah tahun ajaran 2018-2019:
Tabel 4. 3
Sarana Prasarana
NO SARANA PENDUKUNG Kondisi Jumlah
1. Mesjid/Mushola Baik 1 Masjid 1 Mushola
2. Perpustakaan Baik 1
3. Lapangan Olah Raga Baik 2
4. Alat-alat Kesenian Baik 1
5. Alat-alat Keterampilan Baik 1
6. Laboratorium M-IPA Baik 1
7. Laboratorium Komputer Baik 1
8. Radio Al-Khairiyah Tegal
Parang
Baik 1
9. UKS Baik 1
10. Ruang Kelas Baik 7
11. Ruang Guru Baik 1
12. Ruang Tata Usaha Baik 1
13. Ruang Kepala Sekolah Baik 1
14. Kamar WC/Mandi Guru Baik 2
15. Kamar WC/ Mandi Siswa Baik 2
16. Tempat Parkir Motor Baik 1
17. Tempat Parkir Mobil Baik 1
56
18. Kantin Baik 1
19. Koperasi Baik 1
20 Kantor Satpam Baik 1
B. Analisis Data
1. Penelitian pendahuluan
Penelitian tindakan kelas ini dimulai dengan melakukan observasi awal
yang dilakukan ketika masih melaksanakan praktik profesi keguruan terpadu
di MA Al-Khairiyah Mampang Prapatan pada bulan Agustus-November 2017
dan dilanjutkan kembali melakukan observasi dan wawancara terhadap guru
dan siswa pada bulan Desember 2018. Kegiatan ini merupakan tahap awal
yang dilakukan peneliti untuk mengetahui situasi dan kondisi terbaru yang
terjadi dikelas. Peneliti melakukan wawancara prapenelitian dengan guru al-
Qur‟an hadis dan melihat proses pembelajaran dikelas. Tindakan ini dilakukan
karena peneliti ingin mengetahui gambaran umum yang terjadi dalam
pelaksanaan pembelajaran dan mengenai permasalahan yang ditemukan di
kelas terutama pada mata pelajaran al-Qur‟an hadis untuk mengetahui
motivasi belajar dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan observasi dan wawancara terhadap guru al-Qur‟an hadis dan
siswa diperoleh informasi bahwa guru terpaku terhadap metode ceramah dan
tanya jawab tanpa memperhatikan dan memanfaatkan sarana prasarana yang
tersedia di sekolah sehingga guru masih kurang dalam mempraktekkan
metode yang diterapkannya dan monoton. Selain itu dari guru dalam
pandangan siswa dalam penyampaian materi sulit dimengerti sehingga banyak
siswa yang merasa bosan dan tertidur saat belajar. Kurang memanfaatkan
sarana prasarana yang tersedia di sekolah dan sulitnya siswa memahami
dengan metode ceramah membuat peneliti menjadikan dasar untuk
57
menerapkan pembuatan video yang dibuat oleh siswa agar dapat
meningkatkan motivasi belajarnya pada mata pelajaran al-Qur‟an hadis.
Berdasarkan wawancara tersebut maka dipilih kelas XI IIS dengan siswa
sebanyak 38 orang sebagai tempat penelitian, terkait masih rendahnya
motivasi belajar siswa pada mata pelajaran al-Qur‟an hadis di kelas.
2. Analisis data tindakan pembelajaran siklus I
Tindakan pembelajaran siklus I merupakan tindakan yang sangat penting
untuk menganalisis dari hasil tindakan pembelajaran dalam refleksi bagi
peneliti dalam tahap selanjutnya. Kegiatan penelitian pada siklus I
dilaksanakan 2 kali pertemuan dengan durasi 2x40 menit pada setiap
pertemuan. Adapun tahap siklus I adalah:
a. Tahap perencanaan (Planning)
Pada tahap perencanaan ini dilakukan penyusunan rancangan
pelaksanaan pembelajaran (RPP) mata pelajaran al-Qur‟an hadis pada
kelas XI IIS dengan materi hidup lebih sehat dengan makanan yang halal
dan baik dalam surah Al-Baqarah ayat 168-169 dan surah Al-Baqarah ayat
172-173. Instrumen pembelajaran dibuat sendiri oleh peneliti yang terdiri
dari lembar pengamatan aktivitas belajar siswa, lembar pengamatan
aktivitas mengajar guru dan lembar angket motivasi belajar siswa di akhir
siklus. Perangkat lainnya meliputi media pembelajaran Powerpoint,
infokus, dan speaker.
Lembar angket motivasi belajar siswa di akhir siklus I untuk mengetahui
tingkat motivasi belajar siswa awal kelas XI IIS di MA Al-Khairiyah
Mampang Prapatan dalam mata pelajaran al-Qur‟an hadis. Lembar
pengamatan aktivitas belajar siswa dan guru digunakan untuk mengetahui
proses aktivitas keduanya saat pembelajaran berlangsung dengan
pembuatan video. Maka dengan hasil ini peneliti dapat mengetahui tingkat
motivasi belajar siswa pada siklus I melalui pembuatan video dalam
58
pembelajaran al-Qur‟an hadis. Target peneliti pada siklus I yaitu 80%
dalam materi hidup lebih sehat dengan makanan yang halal dan baik.
b. Tahap pelaksanaan (Action)
Pelaksanaan pembelajaran siklus I dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan
dengan alokasi waktu 2x40 menit setiap pertemuan. Rancangan
pelaksanaan pembelajaran (RPP) siklus I dapat dilihat pada lampiran.
1) Pertemuan pertama (Selasa, 22 Januari 2019)
Kegiatan pembelajaran berlangsung selama 2x40 menit yang
dimulai pukul 08:00-09:20 WIB. Materi yang disampaikan adalah
hidup lebih sehat dengan makanan yang halal dan baik dalam surah
Al-Baqarah ayat 168-169 dan surah Al-Baqarah ayat 172-173. Pada
pertemuan pertama ini siswa yang hadir berjumlah 38 siswa. Peneliti
meminta kolaborator yakni guru asli mata pelajaran al-Qur‟an hadis
untuk memberikan penilaian terhadap aktivitas guru selama
pembelajaran berlangsung dan peneliti memberikan penilaian terhadap
aktivitas belajar siswa selama pembelajaran berlangsung.
Kegiatan pra pembelajaran diawali dengan siswa memberikan
salam dan dilanjutkan dengan membaca doa untuk mengawali
pembelajaran al-Qur‟an hadis yang dipimpin oleh ketua kelas.
Kemudian guru mengarahkan siswa untuk membaca surah Al-Baqarah
ayat 168-169 dan setelah itu menanyakan tentang macam-macam
makanan halal dan baik. Pada kegiatan inti pembelajaran siswa dibagi
menjadi 4 kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 9-10 siswa dengan
cara menghitung dari paling depan meja siswa. Lalu guru menjelaskan
pembagian tugas membuat video antar siswa meliputi: penulisan
naskah, kamerawan, pemeran, dan editing video.
Setiap kelompok melakukan pemecahan masalah dengan
mendeskripsikan judul video yang mereka gunakan dalam pembuatan
59
video dengan cara diskusi kelompok untuk mengumpulkan setiap data
dan informasi yang mereka analisis dalam judul video.
Gambar 4. 1
Siswa Berdiskusi Untuk Mencari Informasi Dan Analisis Judul
Video
Kegiatan selanjutnya siswa mempresentasikan hasil diskusi tersebut
satu persatu di depan kelas secara perwakilan untuk menggambarkan
video yang akan mereka gunakan dalam proses pembuatan video.
Kemudian setelah proses awal pembuatan video dirancang dilanjutkan
dengan Ice Breaking berupa melanjutkan tulisan surah Al-Baqarah
ayat 168 tanpa melihat mushaf di papan tulis antar kelompok secara
bergiliran dengan hitungan 10 detik.
Gambar 4. 2
Hasil sambung ayat di papan tulis
60
Pada kegiatan penutup guru memberikan arahan untuk melanjutkan
kegiatan pembuatan video di rumah dan melanjutkan hafalan surah Al-
Baqarah ayat 168-167 dan 172-173 dengan menyetorkan hafalan
kepada sesama teman kelompok dan diakhiri dengan membaca doa
kafaratul majalis.
2) Pertemuan kedua (Selasa, 29 Januari 2019)
Kegiatan pembelajaran berlangsung selama 2x40 menit yang
dimulai pukul 08:00-09:20 WIB. Materi yang disampaikan adalah
hidup lebih sehat dengan makanan yang halal dan baik dalam surah
Al-Baqarah ayat 168-169 dan surah Al-Baqarah ayat 172-173. Pada
pertemuan kedua ini siswa yang hadir berjumlah 30 siswa dengan 4
siswa dengan keterangan sakit dan 4 lainnya absen. Peneliti meminta
kolaborator yakni guru asli mata pelajaran al-Qur‟an hadis untuk
memberikan penilaian terhadap aktivitas guru selama pembelajaran
berlangsung dan peneliti memberikan penilaian terhadap aktivitas
belajar siswa selama pembelajaran berlangsung.
Kegiatan pra pembelajaran diawali dengan siswa memberikan
salam dan dilanjutkan dengan membaca doa untuk mengawali
pembelajaran al-Qur‟an hadis yang dipimpin oleh ketua kelas lalu
siswa mempersiapkan media infokus dan speaker untuk proses
pembelajaran. Kemudian guru mengarahkan siswa untuk membaca
surah Al-Baqarah ayat 172-173. Pada kegiatan inti siswa diarahkan
untuk menyaksikan video yang telah disiapkan dan memberikan
komentar atas kelemahan video dan hikmah dari adegan video yang
diputar di papan tulis. Setalah itu setiap kelompok menanyakan video
yang diputarkan setelah video selesai di lihat. Guru melanjutkan
pembelajaran dengan memberikan materi tambahan yang dirasa
kurang dari adegan video dan menjelaskan dengan metode ceramah
dan tanya jawab dengan siswa.
61
Kemudian diwaktu tersisa siswa melakukan hafalan surah Al-
Baqarah ayat 172-173 secara mandiri dikelas dan dibolehkan menyetor
kepada guru dan hasil tetap di setorkan kepada temannya. Pada
kegiatan akhir guru menyampaikan tugas selanjutnya untuk
mengumpulkan tugas yang belum dikerjakan berupa nilai hafalan
surah al-baqarah ayat 168-169 dan 172-173 dan ditambah hafalan
hadis riwayat Abu Dawud. Setelah itu guru melakukan evaluasi
motivasi belajar siswa melalui penyebaran angket ke setiap siswa dan
guru menutup pembelajaran dengan doa dan salam.
c. Tahap pengamatan (Observing)
1) Observasi aktivitas pembelajaran siklus I
Kegiatan pengamatan pada siklus I dilaksanakan dengan mengamati
semua aktivitas guru dan siswa. Pengamatan dilaksanakan secara
langsung karena yang digunakan peneliti adalah penelitian tindakan
kelas dengan melibatkan peneliti dari awal penelitian hingga akhir
pelaksanaan penelitian. Berdasarkan siklus I terhadap pengamatan
guru dan siswa sebagai berikut:
Tabel 4. 4
Lembar Observasi guru siklus I
No aspek yang diamati Siklus I
I II
1 Guru bersama dengan siswa
membaca ayat Al-Qur‟an
4 4
Gambar 4. 3
Siswa menyaksikan video
62
2 Guru memeriksa kesiapan siswa 5 5
3 Guru mengabsen siswa sebelum
proses pembelajaran
5 5
4 Guru melakukan Ice Breaking 5 5
5 Guru melakukan apersepsi 4 4
6 Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran
5 5
7 Guru menyiapkan media
pembelajaran
4 5
8 Guru memberikan pemahaman
materi kepada siswa
5 4
9 Guru mengaitkan materi dengan
realitas kehidupan
4 4
10 Guru membagi beberapa kelompok 5 5
11 Guru memberikan pemahaman
awal tentang video
5 5
12 Siswa diperintahkan untuk
menghafal ayat Al-Qur‟an dan
hadis sesuai materi
4 4
13 siswa diperintahkan untuk
mempresentasikan hasil video
4 4
14 Siswa diperintahkan untuk tanya-
jawab antar kelompok tentang hasil
video
4 4
15 Guru mengawasi selama
berjalannya proses pembelajaran
5 5
16 Guru menyampaikan pesan lisan
dan tulisan dengan baik dan benar
4 5
17 Guru memberikan apresiasi dan
motivasi ketika proses
pembelajaran
5 5
18 Guru memberikan refleksi dengan
melibatkan siswa
5 4
19 Melakukan tindak lanjut dengan
memberi arahan tugas
5 5
20 Berdoa bersama 4 5
Jumlah 91 92
Skor Ideal 100 100
Persentase 91% 92%
63
Nilai akhir dari hasil observasi kegiatan yang dilakukan guru
adalah: perolehan skor
Persentase : seluruh aktivitas X 100%
a) Persentase aktivitas guru pertemuan pertama : (91/100) x 100% =
91%
b) Persentase aktivitas guru pertemuan kedua : (92/100) x 100% =
92%
Berdasarkan tabel diketahui bahwa hasil observasi kegiatan guru
pertemuan pertama terlaksana 91% dan pertemuan kedua terlaksana
92%. Tabel tersebut dapat dilihat bahwa proses kegiatan pembelajaran
guru sudah dilaksanakan secara sangat baik, tetapi untuk aspek metode
yang digunakan agar lebih dinamis dan aktif dalam penyamaian materi
dan guru dapat memahami meteri lebih secara mendalam agar siswa
dapat memahami dengan secara utuh.
Tabel 4. 5
Lembar Observasi Siswa Siklus I
Grup Skor
Ideal
Skor Perolehan
I II
1 50 38 32
2 50 37 33
3 50 43 35
4 50 43 35
Jumlah 161 135
Skor Ideal 200 200
presentase 80,5% 67,5%
Nilai akhir dari hasil observasi kegiatan belajar yang dilakukan
siswa adalah:
perolehan skor
Persentase : seluruh aktivitas X 100%
64
a) Persentase aktivitas siswa pertemuan pertama : (161/200) x 200%
= 80,5%
b) Persentase aktivitas siswa pertemuan kedua : (135/200) x 200% =
67,5%
Berdasarkan tabel observasi aktivitas belajar siswa di atas, dapat
dilihat bahwa terdapat penurunan dalam aktivitas belajar siswa pada
siklus I ketika proses pembelajaran pada pertemuan pertama siswa
sangat bergairah dalam proses pembelajaran sehingga persentase
dengan jumlah 80,6% dan pertemuan kedua siswa terlihat kurang
bergairah dalam belajar hal ini terjadi karena faktor eksternal siswa
yang keletihan pasca melakukan study tour yang dilaksanakan oleh
pihak madrasah yang dilakukan selama 3 sehari di daerah Jawa
Tengah hingga Jawa Barat sehingga siswa tidak fokus dan hanya
belajar sesuai keinginannya saja serta waktu yang lama dalam
mempersiapkan media sehingga memakan waktu dalam proses
pembelajaran yang membuat siswa sedikit bosan sehingga persentase
dengan jumlah 67,5% dalam proses pembuatan video pada
pembelajaran al-Qur‟an hadis.
Setelah menelaah data hasil observasi kegiatan guru dan siswa pada
siklus I, maka peneliti melanjutkan penelitian pada siklus II dengan
memperhatikan aspek metode yang lebih dinamis dan aktif disertai
penilaian yang belum maksimal yang dilakukan oleh guru dikarenakan
masih banyak siswa yang terlambat menyelesaikan tugas yang
diberikan guru.
2) Penilaian angket motivasi belajar siswa siklus I
Penilaian angket motivasi belajar siklus I dilaksanakan untuk
mengukur tingkat motivasi siswa saat proses pembelajaran
berlangsung pada materi makanan halal dan baik dengan pembuatan
video. Pemberian angket siklus I ini seluruh siswa XI IIS hadir dengan
65
jumlah 30 siswa dari 38 siswa yang tidak hadir dengan alasan sakit
dan absen. Hasil penilaian pada siklus I dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
Hasil motivasi belajar siswa pada siklus I menunjukan dengan nilai
terendah sebesar 32,5 % dan nilai tertinggi sebesar 90 %. Siswa yang
kurang dari 77% sebanyak 11 siswa, sedangkan siswa yang
mendapatkan nilai di atas dari 77% sebanyak 19 siswa. Dan
berdasarkan item pernyataan dari instrinsik, ekstrinsik dan pendekatan
belajar persentase motivasi belajar siswa dapat di lihat melalui tabel
berikut:
No. Nama % No. Nama %
1 Abdul Fatah Absen 20 Muhamad Farhan Absen
2 Aden Syaifulrahman Absen 21 Muhamad Farhan A 81,25
3 Ahmad fajar Barokah 86,25 22 Muhammad Aufa Sakit
4 Ahmad Zaidan Assaukani 76,25 23 Muhammad Firzi Aprian 81,25
5 Ahsan Rafli Syarrofi 85 24 Muhammad Sabananda Putra 88,75
6 Akhmad Rifqi Haidar Sakit 25 Nur Ayu adhiah 75
7 Amira Raihana 77,5 26 Nurul Kamalia 90
8 Ariang Putri Ayunda Rachim 63,75 27 Rahma Aulia 83,75
9 Azzahra Faumiku Sakit 28 Rahmat Wahyuda 80
10 Dina Sahara 77,5 29 Rifki Salam 77,5
11 Fachrul Hidayat 83,75 30 Sadam Zubaed 81,25
12 Fahmi Fathullah 68,75 31 Safira Nurul Desthia 77,5
13 Fawwaz Walidan 71,25 32 Salwa Mumtaza 76,25
14 Firda febriana Musdalifah 76,25 33 Siti Sarah 61,25
15 Gilang Ramadhan 71,25 34 Syifa Aulia 78,75
16 Kiara Nisrina 78,75 35 Zhafarina Bahiroh 32,5
17 M. Raihan Ramdhani Sakit 36 Zidan Ramadhan 70
18 Maulana Nur Ihsan 82,5 37 Zihan Marcella 77,5
19 Muhamad Fakhri Absen 38 Jihan Salsabila 78,75
Tabel 4. 6
Hasil Individu Angket motivasi belajar siswa
66
Tabel 4. 7
Hasil Persentase Item Pernyataan Motivasi Belajar Siswa
No Aspek Indikator Presentase Aspek
%
Total
%
Kriteria
motivasi 1 Instrinsik Item %
a. Perasaan
senang
b. Kemauan
c. Kecerdasan
d. Kemandirian
1) Senang terhadap
pelajaran
2) Senang terhadap Guru
1) Kemauan belajar
2) Kemauan membuat PR
1) Kemampuan
mengerjakan latihan
1) Kesadaran untuk tidak
plagiat
2) Kesadaran mengerjaan
PR
6
1
3,4
5
15
7
8,14
77,5
89,2
74,2
75,8
75,8
82,5
71,7
83,6
75
75,8
77,1
77,87
Baik
(B)
2 Ekstrinsik
Dorongan a. Dorongan orang tua
b. Dorongan lingkungan
c. Dorongan teman
d. Dorongan untuk
berprestasi
11
12
10,1
3
9
81,7
71,7
78,6
80,8
78,2
78,2
Baik
(B)
3 Pendekatan
belajar
Pola
Pembelajaran
a. Metode pembelajaran
16,1
9
73,8
67
b. Materi pembelajaran
c. Pembuatan video
2
17,1
8,20
73,3
74,2
73,8 73,8 Baik
(B)
Jumlah Persentase Keseluruhan 76,62 Baik (B)
Melihat hasil item pernyataan tersebut dapat diambil rata-rata
motivasi belajar siswa keseluruhan sebesar 76,62 % dengan katagori
baik. Melihat hal tersebut maka pembuatan video dalam pembelajaran
al-Qur‟an hadis dalam meningkatkan motivasi belajar siswa belum
efektif.
Dengan demikian indikator keberhasilan ini belum tercapai dengan
maksimal, untuk itu peneliti melanjutkan ke siklus II untuk mencoba
memperbaiki dan menyempurnakan kekurangan yang terjadi pada
siklus I. Oleh karena itu penting bagi peneliti adanya perbaikan-
perbaikan dari kekurangan yang terdapat pada siklus I untuk kegiatan
di siklus II.
d. Tahap refleksi (Reflecting)
Berdasarkan data yang diperoleh melalui lembar observasi aktivitas
mengajar guru dan aktivitas belajar siswa, serta hasil angket motivasi
belajar siswa pada siklus I, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1) Guru
a) Belum maksimal dalam menggunakan berbagai metode seperti
metode video komentar, ceramah, tanya jawab dan hafalan.
b) Belum maksimal dalam mengarahkan siswa untuk aktif dalam
mengikuti proses pembelajaran.
c) Belum maksimal dalam memberikan materi pembelajaran
d) Kurang menghitung prakiraan waktu di kelas sehingga lama dalam
menyiapkan media pembelajaran.
68
2) Siswa
a) Siswa belum terlihat aktif dalam proses pembelajaran al-Qur‟an
hadis
b) Siswa belum melaksanakan tugas dari guru secara maksimal
c) Siswa belum memahami metode yang diinginkan guru sehingga
memakan waktu yang lama dalam proses pembelajaran.
d) Hasil motivasi belajar siswa pada siklus I yang masih dibawah
harapan peneliti yaitu 77%.
Berdasarkan hasil dari angket motivasi belajar siswa, dari 30 siswa yang
hadir mengikuti tes akhir angket motivasi belajar pada siklus I, baru 19
siswa yang mencapai nilai diatas 77%. Ini menunjukkan bahwa
pembelajaran al-Qur‟an hadis siklus I belum maksimal dan masih perlu
dilanjutkan pada siklus selanjutnya. Berdasarkan temuan kegiatan
pembelajaran dan penilaian pada siklus I, maka peneliti bersama guru
kolaborator berencana melakukan perbaikan-perbaikan pada kegiatan
pembelajaran siklus II. Rencana perbaikan tersebut antara lain:
1) Memaksimalkan penggunaan metode dan media pembelajaran.
2) Memaksimalkan keaktifan siswa dalam proses tanya jawab dan diskusi
disertai presentasi di kelas.
3) Memfokuskan perhatian siswa dalam melihat dan mendengar
penjelasan guru.
4) Ketegasan guru dalam mendisiplinkan siswa yang gaduh saat proses
pembelajaran.
5) Mengubah model hasil diskusi dengan cara menulis bagi setiap siswa
di kelompok dan di tulis ulang oleh ketua kelompok.
6) Mengubah model pemanggilan kelompok saat presentasi hasil video
yang dibuat siswa dengan di kocok nomor urut kelompok.
69
7) Mengubah model tanya jawab dengan di kocok nomor urut sesuai
kelompok kecuali yang presentasi.
8) Memberikan pemahaman lebih kepada siswa yang tidak mau
mengikuti metode yang diberikan oleh guru.
9) Memprediksi waktu yang ada sebaik mungkin.
3. Analisis data tindakan pembelajaran siklus II
Tindakan pembelajaran siklus I merupakan tindakan yang sangat penting
untuk menganalisis dari hasil tindakan pembelajaran dalam refleksi bagi
peneliti dalam tahap selanjutnya. Kegiatan penelitian pada siklus I
dilaksanakan 2 kali pertemuan dengan durasi 2x40 menit pada setiap
pertemuan. Adapun tahap siklus II adalah:
a. Tahap perencanaan (Planning)
Pada tahap perencanaan ini dilakukan penyusunan rancangan
pelaksanaan pembelajaran (RPP) mata pelajaran al-Qur‟an hadis pada
kelas XI IIS dengan materi hidup lebih sehat dengan makanan yang halal
dan baik dalam hadis riwayat Abu Dawud dan At-Tirmizi. Instrumen
pembelajaran dibuat sendiri oleh peneliti yang terdiri dari lembar
pengamatan aktivitas belajar siswa, lembar pengamatan aktivitas mengajar
guru dan lembar angket motivasi belajar siswa di akhir siklus. Perangkat
lainnya meliputi media pembelajaran Powerpoint, infokus, dan speaker.
Target pada siklus II ini siswa semakin membaik dalam proses
pembelajaran al-Qur‟an hadis untuk pembuatan video dan hasil angket
motivasi belajar siswa semakin meningkat dibandingkan dengan siklus I
yaitu sesuai dengan target pencapaian yang telah ditentukan.
b. Tahap pelaksanaan (Action)
Pelaksanaan pembelajaran siklus II dilaksanakan dalam 2 kali
pertemuan dengan alokasi waktu 2x40 menit setiap pertemuan. Rancangan
pelaksanaan pembelajaran (RPP) siklus II dapat dilihat pada lampiran.
1) Pertemuan ketiga (Selasa, 12 Februari 2019)
70
Kegiatan pembelajaran berlangsung selama 2x40 menit yang
dimulai pukul 08:00-09:20 WIB. Materi yang disampaikan adalah
makanan halal dan baik bagian hadis abu dawud. Siswa yang hadir
pada pertemuan ketiga sebanyak 29 siswa dengan siswa yang absen 5
siswa, izin 1 siswa dan sakit 3 siswa. Peneliti meminta kolaborator
yakni guru asli mata pelajaran al-Qur‟an hadis untuk memberikan
penilaian terhadap aktivitas guru selama pembelajaran berlangsung
dan peneliti memberikan penilaian terhadap aktivitas belajar siswa
selama pembelajaran berlangsung.
Kegiatan pra pembelajaran diawali dengan siswa memberikan
salam dan dilanjutkan dengan membaca doa untuk mengawali
pembelajaran al-Qur‟an hadis yang dipimpin oleh ketua kelas. Pada
kegiatan inti setiap kelompok pembuat video kembali melakukan
diskusi dengan menuliskan dikertas HVS dan setiap siswa diharuskan
menulis secara pribadi di buku masing-masing ide dan gagasan tentang
diskusi yang dihasilkannya selama 20 menit. Setelah itu setiap
kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompok tentang deskripsi
judul yang hendak dibuatkan video. Dimulai dari kelompok 2
mempresentasikan hasilnya kemudian diberikan amanah tanya jawab
antar kelompok lain dan seterusnya setiap kelompok selama 10 menit.
Kemudian melakukan Ice Breaking dengan memanggil setiap
kelompok terdiri 4 perwakilan untuk membuat gambar yang mengenai
makanan dan minuman halal dan haram secara bergilir dipundak siswa
dengan siswa yang terakhir menebak gambar tentang apa dan maksud
gambar tersebut tentang apa. Hal ini berlangsung selama 10 menit.
Setelah itu siswa dipimpin oleh guru membaca hadis abu dawud secara
serentak. Pada kegiatan akhir guru memberikan tugas agar video
diselesaikan pada selasa depan dan juga menghafalkan hadis abu
dawud dengan sesama antar teman kelompoknya. Kemudian guru
71
memberikan motivasi berupa hadiah snack bagi yang menang dalam
ice breaking. Dan menutup pelajaran dengan membaca doa penutup.
2) Pertemuan keempat (Selasa, 19 Februari 2019)
Kegiatan pembelajaran berlangsung selama 2x40 menit yang
dimulai pukul 08:00-09:20 WIB. Materi yang disampaikan adalah
makanan halal dan baik bagian hadis Abu Dawud. Siswa yang hadir
pada pertemuan ketiga sebanyak 38 siswa. Peneliti meminta
kolaborator yakni guru asli mata pelajaran al-Qur‟an hadis untuk
memberikan penilaian terhadap aktivitas guru selama pembelajaran
berlangsung dan peneliti memberikan penilaian terhadap aktivitas
belajar siswa selama pembelajaran berlangsung.
Kegiatan pra pembelajaran diawali dengan siswa memberikan
salam dan dilanjutkan dengan membaca doa untuk mengawali
pembelajaran al-Qur‟an hadis yang dipimpin oleh ketua kelas dan
mempersiapkan media yang dibutuhkan seperti proyektor dan laptop.
Pada kegiatan inti guru mengacak kelompok yang maju untuk
mempresentasikan hasil pembuatan video yang telah dibuat oleh siswa
dan menayangkan video tersebut. Diawali kelompok 2 yang
menampilkan hasilnya dan siswa kelompok lain menonton secara
seksama disertai menuliskan hasil pengamatan video. Setelah
mengamati video, perwakilan kelompok 2 mempresentasikan manfaat
yang di dapat dari video. Sedangkan untuk kelompok 3 sebagai
penanya yang wajib memberikan tanggapan terhadap video tersebut.
Setelah selesai guru memberikan tepuk tangan terhadap kelompok
yang maju. Proses presentasi dan penampilan video dilakukan dengan
sama terhadap kelompok lain di mulai dari kelompok 3, 4, dan 1
dengan penanya dari kelompok 4, 1, dan 2. Setelah itu guru
menjelaskan materi tentang hadis yang diriwayatkan Abu Dawud dan
72
At-Tirmizi. Pada kegiatan akhir guru memberikan penilaian angket
motivasi belajar dan ditutup dengan membaca doa penutup dan salam.
c. Tahap pengamatan (Observing)
1) Observasi aktivitas pembelajaran siklus II
Kegiatan pengamatan pada siklus II dilaksanakan dengan
mengamati semua aktivitas guru dan siswa. Pengamatan dilaksanakan
secara langsung pada siklus II terhadap pengamatan guru dan siswa
sebagai berikut:
Tabel 4. 8
Lembar Observasi guru siklus II
No aspek yang diamati Siklus II
III IV
1 Guru bersama dengan siswa
membaca ayat Al-Qur‟an
5 5
2 Guru memeriksa kesiapan siswa 5 5
3 Guru mengabsen siswa sebelum
proses pembelajaran
5 5
4 Guru melakukan Ice Breaking 5 5
5 Guru melakukan apersepsi 5 5
6 Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran
5 5
7 Guru menyiapkan media
pembelajaran
5 5
8 Guru memberikan pemahaman
materi kepada siswa
5 5
9 Guru mengaitkan materi dengan
realitas kehidupan
5 5
10 Guru membagi beberapa kelompok 4 5
11 Guru memberikan pemahaman
awal tentang video
5 5
12 Siswa diperintahkan untuk
menghafal ayat Al-Qur‟an dan
hadis sesuai materi
4 5
13 siswa diperintahkan untuk
mempresentasikan hasil video
5 5
14 Siswa diperintahkan untuk tanya- 5 5
73
jawab antar kelompok tentang hasil
video
15 Guru mengawasi selama
berjalannya proses pembelajaran
5 5
16 Guru menyampaikan pesan lisan
dan tulisan dengan baik dan benar
5 5
17 Guru memberikan apresiasi dan
motivasi ketika proses
pembelajaran
5 5
18 Guru memberikan refleksi dengan
melibatkan siswa
5 5
19 Melakukan tindak lanjut dengan
memberi arahan tugas
4 5
20 Berdoa bersama 4 5
Jumlah 96 100
Skor Ideal 100 100
Persentase 96% 100%
Nilai akhir dari hasil observasi kegiatan yang dilakukan guru
adalah: perolehan skor
Persentase : seluruh aktivitas X 100%
a) Persentase aktivitas guru pertemuan ketiga : (96/100) x 100% =
96%
b) Persentase aktivitas guru pertemuan keempat : (100/100) x
100% = 100%
Berdasarkan tabel diketahui bahwa hasil observasi kegiatan guru
pada siklus II pertemuan ketiga terlaksana 96% dan pertemuan
keempat terlaksana 100%. Tabel tersebut dapat dilihat bahwa proses
kegiatan pembelajaran guru sudah dilaksanakan secara sangat baik.
Tabel 4. 9
Lembar Observasi Siswa Siklus II
Grup Skor
Ideal
Skor Perolehan
I II
1 50 45 49
74
2 50 46 49
3 50 47 49
4 50 46 49
Jumlah 184 196
Skor Ideal 200 200
presentase 92% 98%
Nilai akhir dari hasil observasi kegiatan belajar yang dilakukan
siswa adalah:
perolehan skor
Persentase : seluruh aktivitas X 100%
a) Persentase aktivitas siswa pertemuan ketiga : (184/200) x 200%
= 92%
b) Persentase aktivitas siswa pertemuan keempat : (196/200) x
200% = 98%
Berdasarkan tabel observasi aktivitas belajar siswa di atas, bahwa
siklus II pada pertemuan ketiga sebesar 92% dan pertemuan keempat
sebesar 98% sehingga semua aspek yang diamati menunjukkan
pembelajaran al-Qur‟an hadis berjalan sangat baik.
2) Penilaian angket motivasi belajar siswa siklus II
Penilaian angket motivasi belajar siswa siklus II dilaksanakan untuk
mengukur tingkat motivasi siswa saat proses pembelajaran
berlangsung pada materi makanan halal dan baik dengan pembuatan
video. Pemberian angket siklus II ini seluruh siswa XI IIS hadir
dengan jumlah 38 siswa. Hasil penilaian pada siklus II dapat dilihat
pada tabel dibawah ini:
75
No. Nama % No. Nama %
1 Abdul Fatah 70 20 Muhamad Farhan 80
2 Aden Syaifulrahman 81,25 21 Muhamad Farhan A 73,75
3 Ahmad fajar Barokah 92,5 22 Muhammad Aufa 83,75
4 Ahmad Zaidan Assaukani 90 23 Muhammad Firzi Aprian 78,75
5 Ahsan Rafli Syarrofi 77,5 24 Muhammad Sabananda Putra 87,5
6 Akhmad Rifqi Haidar 92,5 25 Nur Ayu adhiah 71,25
7 Amira Raihana 68,75 26 Nurul Kamalia 75
8 Ariang Putri Ayunda Rachim 70 27 Rahma Aulia 96,25
9 Azzahra Faumiku 73,75 28 Rahmat Wahyuda 78,75
10 Dina Sahara 95 29 Rifki Salam 75
11 Fachrul Hidayat 78,75 30 Sadam Zubaed 83,75
12 Fahmi Fathullah 91,25 31 Safira Nurul Desthia 78,75
13 Fawwaz Walidan 80 32 Salwa Mumtaza 78,75
14 Firda febriana Musdalifah 76,25 33 Siti Sarah 62,5
15 Gilang Ramadhan 77,5 34 Syifa Aulia 71,25
16 Kiara Nisrina 73,75 35 Zhafarina Bahiroh 31,25
17 M. Raihan Ramdhani 90 36 Zidan Ramadhan 76,25
18 Maulana Nur Ihsan 78,75 37 Zihan Marcella 71,25
19 Muhamad Fakhri 82,5 38 Jihan Salsabila 82,5
Hasil motivasi belajar siswa pada siklus I menunjukan dengan nilai
terendah sebesar 31,25 % dan nilai tertinggi sebesar 96,25 %. Siswa
yang kurang dari 77% sebanyak 14 siswa, sedangkan siswa yang
mendapatkan nilai di atas dari 77% sebanyak 24 siswa. Dan
berdasarkan item pernyataan dari instrinsik, ekstrinsik dan pendekatan
belajar persentase motivasi belajar siswa dapat di lihat melalui tabel
berikut:
Tabel 4. 10
Hasil Individu Angket motivasi belajar siswa
76
Tabel 4. 11
Hasil Persentase Item Pernyataan Motivasi Belajar Siswa
No Aspek Indikator Persentase Aspek
%
Total
%
Kriteria
Motivasi 1 Instrinsik Item %
e. Perasaan
senang
f. Kemauan
g. Kecerdasan
h. Kemandirian
3) Senang terhadap
pelajaran
4) Senang terhadap Guru
3) Kemauan belajar
4) Kemauan membuat PR
1) Kemampuan
mengerjakan latihan
3) Kesadaran untuk tidak
plagiat
4) Kesadaran mengerjaan
PR
6
1
3,4
5
15
7
8,14
73,7
86,8
73,1
80,9
77,6
80,3
74,7
80,2
77
77,6
77,5
78,1
Baik (B)
2 Ekstrinsik
Dorongan e. Dorongan orang tua
f. Dorongan lingkungan
g. Dorongan teman
h. Dorongan untuk
berprestasi
11
12
10,13
9
82,9
78,3
81,6
80,9
80,9 80,9 Sangat
Baik (A)
3 Pendekatan
belajar
Pola
Pembelajaran
d. Metode pembelajaran
e. Materi pembelajaran
f. Pembuatan video
16,19
2
17,18,
78,3
76,3
77,4 77,4 Baik (B)
77
20 77,6
Jumlah Persentase Keseluruhan 78,8 Baik (B)
Melihat hasil item pernyataan pada siklus II mengalami peningkatan
dari siklus I, hal ini dapat terlihat dari jumlah siswa yang hadir di kelas
berjumlah 38 siswa dan terdapat beberapa siswa yang mengalami
peningkatan dan sedikit yang mengalami penurunan motivasi belajar
siswa. Sehingga dapat diambil rata-rata motivasi belajar siswa
keseluruhan sebesar 78,8% dengan katagori baik. Melihat hal tersebut
maka pembuatan video dalam pembelajaran al-Qur‟an hadis dalam
meningkatkan motivasi belajar siswa sudah efektif dan sudah memenuhi
kriteria 77% dari tujuan yang dilakukan oleh peneliti.
d. Tahap refleksi (Reflecting)
Berdasarkan data yang diperoleh melalui lembar observasi guru dan
siswa pada siklus II, maka dapat dijelaskan bahwa proses pembelajaran
selama siklus II berjalan dengan sangat baik, penerapan dalam
pembuatan video pada mata pelajaran al-Qur‟an hadis pada setiap
tahapan dan langkah pembelajaran sudah dalam kategori sangat baik.
Hasil motivasi belajar siswa pada siklus II sudah mengalami
peningkatan dengan melihat jumlah presentase motivasi siswa pada
siklus II sebesar 78,8% sehingga telah mencapai target besaran
persentase sebesar 77%.
4. Analisis data penelitian tindakan kelas
Tahapan analisis data dimulai dengan menelaah data dari berbagai
sumber baik sumber lembar observasi mengajar guru, lembar observasi
belajar siswa dan hasil angket motivasi belajar siswa siklus I dan siklus II.
a. Data hasil observasi pembelajaran
78
Setiap melaksanakan tindakan pembelajaran, peneliti di dampingi guru
kolaborator yang bersifat sebagai pengamat dalam proses pembelajaran.
Setelah peneliti menala‟ah data hasil observasi aktivitas guru dan siswa
pada siklus I dan siklus II terdapat peningkatan pada siklus II. Untuk
menggambarkan peningkatan tersebut peneliti membuat grafik sebagai
berikut:
Grafik 4. 1
Presentase Aktivitas guru dan siswa dalam pembuatan video siklus I
Pada grafik 4.1 tersebut terlihat pada setiap pertemuan siklus I ada
peningkatan pada aktivitas guru sebesar 1% sedangkan pada aktivitas
siswa terdapat penurunan sebesar 13%. Sehingga besaran persentase
aktivitas guru sebesar 92% dan besaran persentase aktivitas siswa 67,5%.
Grafik 4. 2
Presentase Aktivitas guru dan siswa dalam pembuatan video siklus II
Pada grafik 4.2 tersebut terlihat pada setiap pertemuan siklus II
mengalami peningkatan pada setiap pertemuan. Aktivitas guru meningkat
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Pertemuan 1 Pertemuan 2
Aktivitas Guru
Aktivitas Siswa
85%
90%
95%
100%
105%
Pertemuan 3 Pertemuan 4
Aktivitas Guru
Aktivitas Siswa
79
sebesar 4% dan aktivitas siswa meningkat sebesar 6%. Sehingga besaran
persentase aktivitas guru sebesar 100% dan aktivitas siswa sebesar 98%.
b. Data hasil angket motivasi belajar
Dari hasil angket yang diberikan pada akhir siklus oleh siswa, maka
diperoleh nilai tertinggi dan terendah dan rata hasil motivasi belajar siswa
yang dirangkum dalam tabel berikut:
Tabel 4. 12
rekapitulasi hasil motivasi belajar siswa
Kemampuan siswa Hasil Motivasi Belajar Siswa
Siklus I Siklus II
Terendah 32,5% 31,25%
Tertinggi 90% 96,25%
Rata-Rata 76,62 78,8
Indikator ketercapaian hasil motivasi belajar siswa dalam penelitian ini
adalah jika persentase rata-rata siswa keseluruhan lebih dari 77% maka
penelitian dihentikan. Melihat rata-rata motivasi belajar siswa mengalami
peningkatan dari siklus I sampai siklus II.
C. Pembahasan
Pembahasan hasil penelitian ini didasarkan pada hasil tindakan siklus I dan
siklus II. Setiap siklus melalui tahapan perencanaan (Planning), tindakan
(Action), pengamatan (Observing), refleksi (Reflecting). Dilaksanakan pada
siklus I yang diperbaiki pada siklus II dalam menganalisis data yang terdapat
dalam motivasi belajar siswa.
Pada siklus I yang terdiri dari 2 pertemuan diperoleh data hasil observasi
aktivitas mengajar guru dan aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran
berlangsung. Kegiatan pada pertemuan pertama beberapa aspek aktivitas
mengajar guru sudah sangat baik dan beberapa siswa terlihat sangat semangat
dengan jumlah seluruh siswa hadir di kelas. Namun ada beberapa siswa juga
80
yang tidak fokus karena kurang mendengarkan penjelasan yang diperintahkan
guru. Sedangkan kegiatan pada pertemuan kedua beberapa aktivitas mengajar
guru sudah sangat baik dan semangat namun tidak diiringi oleh aktivitas belajar
siswa yang mengalami penurunan diakibatkan kelelahan saat Study Tour ke
daaerah jawa tengah sehingga banyak siswa yang tidak hadir karena sakit dan
tanpa keterangan. Sehingga yang membuat video siswa hanya satu kelompok
yaitu kelompok 1. Pada akhir siklus I dilakukan penyebaran angket motivasi
belajar siswa setelah diberikan tindakan pembelajaran al-Qur‟an hadis dalam
pembuatan video. Berdasarkan hasil angket motivasi belajar siswa pada akhir
siklus I di dapatkan rata-rata siswa sebesar 76,62% dari 30 siswa yang hadir di
kelas. Dari keseluruhan jumlah 38 siswa yang hadir dari 30 siswa, 4 siswa dalam
kondisi sakit dan 4 siswa tanpa keterangan dengan jumlah 19 siswa yang
mencapai target 77%. Hal tersebut masih perlu ditingkatkan lagi proses
pembelajaran pada siklus selanjutnya.
Pada siklus II yang dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan. Selama tindakan
pada siklus II diperoleh dari data observasi aktivitas mengajar guru dan aktivitas
belajar siswa dalam proses pembelajaran berlangsung. Pada tindakan pertemuan
ketiga, aktivitas mengajar guru dan aktivitas belajar siswa pada semua aspek
yang diamati sangat baik walaupun masih ada yang tidak hadir di kelas karena
sakit dan tanpa keterangan. dan tindakan pertemuan keempat yang merupakan
pertemuan terakhir dalam tindakan pembelajaran diperoleh data aktivitas
mengajar guru dan aktivitas belajar siswa sudah masuk dalam kategori sangat
baik dari seluruh aspek yang diamati termasuk kehadiran siswa yang hadir
semuanya. Pada akhir siklus II dilakukan penyebaran angket motivasi belajar
siswa yang menghasilkan rata-rata siswa sebesar 78,8% dari 38 siswa yang hadir.
Sehingga rata-rata siswa mengalami peningkatan dalam motivasi belajar siswa
dalam pembuatan video pada siklus I sampai siklus II sebesar 2,18%. Hal
tersebut menunjukkan tindakan penelitian siklus II dihentikan karena tindakan
81
pembelajaran siklus II berhasil meningkatkan motivasi belajar siswa. Berikut
perbandingan hasil motivasi belajar siswa siklus I dan siklus II pada tabel:
Tabel 4. 13
Perbandingan hasil motivasi belajar siswa siklus I dan siklus II
No Aspek Indikator
Siklus
I
Siklus
II Tingkat
1 Instrinsik
a. Perasaan senang
b. Kemauan
c. Kecerdasan
d. Kemandirian
1) Senang terhadap pelajaran
2) Senang terhadap Guru
1) Kemauan belajar
2) Kemauan membuat PR
1) Kemampuan mengerjakan
latihan
1) Kesadaran untuk tidak plagiat
2) Kesadaran mengerjaan PR
77,87
(Baik)
78,1
(Baik)
0,23
2 Ekstrinsik
Dorongan 1) Dorongan orang tua
2) Dorongan lingkungan
3) Dorongan teman
4) Dorongan untuk berprestasi
78,2
(Baik)
80,9
(Sangat
Baik)
2,7
3 Pendekatan belajar
Pola Pembelajaran 1) Metode pembelajaran
2) Materi pembelajaran
3) Pembuatan video
73,8
(Baik)
77,4
(Baik) 3,6
Jumlah Rata-Rata Persentase Keseluruhan 76,62
(Baik)
78,8
(Baik) 2,18
82
Berdasarkan data tabel di atas dapat dijelaskan bahwa hasil angket motivasi
belajar siswa dari siklus I sampai siklus II mengalami peningkatan. Peningkatan
hasil angket motivasi belajar siswa dapat di lihat pada grafik berikut ini:
Grafik 4. 3
Peningkatan hasil angket motivasi belajar siswa kelas XI IIS MA Al-Khairiyah
Mampang Prapatan
Dengan memperhatikan hasil yang dicapai siswa yang mengalami
peningkatan pada siklus II, maka penelitian ini tidak perlu mengadakan
pengulangan tindakan pada pembelajaran pada siklus berikutnya.
70,00%
75,00%
80,00%
85,00%
Instrinsik Ekstrinsik Pendekatan
belajar
Rata-Rata
Siklus I
Siklus II
83
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data yang dilakukan peneliti dalam penelitian
tindakan kelas dari rumusan masalah dan paparan data yang diambil dari
peningkatan motivasi belajar siswa melalui pembuatan video dalam
pembelajaran al-Qur‟an hadis kelas XI IIS di MA Al-Khairiyah dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Motivasi belajar siswa melalui pembuatan video pada siklus I sebesar
76,62% disertai aktivitas mengajar guru pada pertemuan pertama sebesar
91% dan pertemuan kedua sebesar 92% dengan aktivitas belajar siswa
sebesar 80,6% pertemuan pertama dan 67,5% pada pertemuan kedua.
kemudian pada siklus II sebesar 78,8% disertai aktivitas mengajar guru
pada pertemuan ketiga dan keempat sebesar 96% dan 100% dengan
aktivitas belajar siswa sebesar 92% dan 98%.
2. Siswa mengalami peningkatan motivasi belajar melalui pembuatan video
dari siklus I sebesar 76,62% sampai siklus II sebesar 78,8% dari 77% yang
diharapkan dalam penelitian. Sehingga mengalami peningkatan sebesar
2,18% dalam motivasi belajar siswa.
3. Pembelajaran al-Qur‟an hadis dengan menggunakan pembuatan video
menjadikan siswa dapat menerapkan proses pembelajaran secara
konstruktivistik dan kognitivistik yang menjadikan peran model siswa
dalam kesadaran belajar dan tanggung jawab agar mampu menemukan
sesuatu, bertanya, dan merefleksikan diri sesuai gaya belajar mereka baik
visual, auditif maupun kinestetik. Sehingga siswa mampu belajar dan
menerima materi dengan mudah karena siswa terlibat langsung dalam
pembuatan video sebagai model pembelajaran al-Qur‟an hadis.
84
B. Implikasi
Pembelajaran al-Qur‟an hadis melalui pembuatan video dapat dijadikan
acuan dalam implementasi bahan kajian pendekatan pembelajaran bagi guru
dalam melaksanakan proses pembelajaran di MA Al-Khairiyah Mampang.
Dengan berbagai variasi pendekatan pembelajaran membuat guru memiliki
alternatif dan mempermudah dalam mengajar agar tidak terjadi kejenuhan
dengan pendekatan dan metode pembelajaran yang sama. Selain itu dengan
hasil penelitian ini membuat beragamnya model penelitian tindakan kelas
yang hadir sehingga dapat menjadi acuan penelitian yang lain dengan sudut
pandang yang berbeda. Berdasarkan hasil dan kesimpulan penelitian ini
berimplikasi bagi siswa dapat membuat meningkatkan motivasi belajar siswa
dalam pembelajaran al-Qur‟an hadis melalui pembuatan video. Sehingga
pembelajaran al-Qur‟an hadis dapat dipakai melalui pembuatan video dengan
materi selanjutnya yang sesuai dengan materi.
Bagi sekolah implikasinya tentu agar pelaksanaan kegiatan dalam
pembelajaran al-Qur‟an hadis dapat dilakukan secara berkelanjutan secara
baik dan sebagai alternatif pilihan pembelajaran dalam upaya meningkatkan
motivasi belajar siswa yang didukung dengan sumber belajar yang variasi
untuk pedoman dalam kegiatan belajar sehingga pihak sekolah diharapkan
aktif dan inovatif dalam memberikan fasilitas yang dibutuhkan oleh pihak
guru dan siswa dalam meningkatkan mutu dan kualitas layanan sekolah/
madrasah. Bagi peneliti tentu berimplikasi dalam meningkatkan mutu
pembelajaran di sekolah/ madrasah dengan berbagai varaisi yang diberikan
yaitu berbasis pembuatan video agar digunakan sesuai dengan materi atau
konsep pada mata pelajaran al-Qur‟an hadis maupun mata pelajaran lainnya.
85
C. Saran
Dari kesimpulan yang telah peneliti kemukakan diatas maka terdapat beberapa
saran yang perlu diperhatikan sebagai berikut:
1. Untuk guru
a. Guru diharapkan dapat mengembangan media video sebagai media
pembelajarannya sendiri dan menjadikan video sebagai metode baru
dengan inovasi metode-metode lainnya yang sesuai dengan materi dan
perkembangan anak didiknya dalam mencapai tujuan pembelajaran.
b. Guru diharapkan lebih aktif, inovatif dan kreatif dalam menggunakan
metode pembelajaran untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.
c. Pembuatan video dalam pembelajaran al-Qur‟an hadis sebagai sumber
referensi pembelajaran dalam upaya memperbaiki dan menentukan
metode pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran al-
Qur‟an hadis.
2. Untuk sekolah/ madrasah
Pembuatan video dapat menjadi salah satu rujukan bagi sekolah/
madrasah dalam rangka meningkatkan motivasi belajar siswa khususnya
mata pelajaran al-Qur‟an hadis agar siswa merasakan sendiri pembelajaran
secara aktif dan mandiri yang dapat diterapkan pada mata pelajaran
lainnya dengan menyesuaikan materi dan konsep yang sesuai dengan
tujuan pendidikan.
86
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, Ronald H. Pemilihan dan Pengembangan Media untuk Pembelajaran. Terj.
Yusufhadi Miarso. Jakarta: Rajawali. 1987.
An-Naisaburi, Imam Al-Hafiz Abi Abdullah hakim. Al-Mustadrak „Ala Shahihaini.
jilid I. No Hadis 319. Kairo: Dar Al-Haramain. 1997.
An-Nawawi, Imam Abu Zakaria Yahya bin Syaraf. At-Tibyan: Adab Penghafal Al-
Qur‟an.Terj. Umniyyati Sayyidatul Hauro‟,dkk. Solo: Al-Qowam. 2014.
Ali, Muhammad Daud. Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Rajawali Pers. 2008
Al-Qaththan, Syaikh Manna‟. Pengantar Studi Ilmu Al-Qur‟an. terj. H, Anunur Rafiq
El-Mazni. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar. 2005.
.Pengantar Study Ilmu Hadits. Terj. Mifdhol
Abdurrahman. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar. 2005.
Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. 2016.
. dkk. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. 2015.
Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers. 2017.
Bensinger, Charles. The Video Guide Second Edition. Santa Barbara. California:
Video-Info Publications. 1981.
Bukhari, Imam Al-Hafiz Abi Abdullah Muhammad bin Ismail. Shahih Bukhari. no
hadis 5027. Riyadh: Baytul Afkar Dauliyah. 1998.
Daryanto, Media Pembelajaran. Bandung: Satu Nusa. 2010.
87
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT
Rineka Cipta. 2013.
Ekawarna, Penelitian Tindakan Kelas. Ciputat: Referensi. 2013.
Elfachmi, Amin Kuneifi. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Penerbit Erlangga. 2016.
Fatah, Abdul. “Dimensi Keberhasilan Pendidikan Islam Program Tahfidz Al-
Qur‟an”. Edukasia: Jurnal Penelitian Pendidikan Islam. Vol. 9,. No. 2. Agustus
2014.
Fathurrohman, Pupuh dan M Sobry Sutikno. Strategi Belajar Mengajar Melalui
Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami. Bandung: Refika Aditama. 2011.
Grob, Bernard. Basic Television and Video Systems. Rev. Ed. of : Basic Television.
principles, and servicing, edisi kelima. Singapore: McGraw-Hill Book Co. 1984.
Halim, Abdul. Al-Qur‟an Membangun Tradisi Kesalehan Hakiki. Jakarta: Ciputat
Pers. 2002.
Halim, Andreas. Kamus Lengkap 10 Milliyard. Surabaya: Sulita Jaya. 2000.
Hamalik, Oemar. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara. 2003.
Haryono, 101 Jurus Jitu Menjadi Guru Hebat. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. 2017.
Imamah, N. Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Pembelajaran Kooperatif
Berbasis Konstruktivisme Dipadukan Dengan Video Animasi Materi Sistem
Kehidupan Tumbuhan. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia. JPPI 1. 2012.
Imron, Muhammad. “Implementasi Metode Saintifik Pada Mata Pelajaran Al Qur‟an
Hadits Di Madrasah Aliyah Negeri Lamongan”. Akademika. Volume 10. Nomor
1. Juni 2016.
Iskandar, Penelitian tindakan Kelas. Jakarta: Gaung Persada Press. 2011.
88
Ismail, M. Syuhudi. Pengantar Ilmu Hadits. Bandung: Penerbit Angkasa Bandung.
1987.
Kartono, Kartini. Pengantar Ilmu Mendidik Teoritis (Apakah Pendidikan Masih
Diperlukan?).Bandung: Penerbit Mandar Maju. 1992.
Khodijah, Nyayu. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers. 2014.
Khon, Abdul Majid. Hadis Tarbawi: Hadis-Hadis Pendidikan. Jakarta:Kencana. 2014.
.Ulumul Hadis. Jakarta: Amzah. 2010.
Kustandi, Cecep dan Bambang Sujipto. Media Pembelajaran; Manual dan Digital,
Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia. 2016.
Lampiran Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia nomor 165 tahun 2014.pdf
(http://spmsleman.files.wordpress.com) dikutip pada 17 Desember 2018.
Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia. 2011.
Majid, Abdul. Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi
Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2016.
. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2015.
. Penilaian Autentik Proses dan Hasil Belajar. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya. 2014.
Munadi, Yudhi. Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Referensi.
2013.
Nadya, Novi. “Karya Terbaik Milenial Jawara Kompetisi Video Indonesia Maju
2018”. pada 11 September 2018. 09:59 WIB. (www.m.liputan6.com).
89
Nata, Abuddin dan Fauzan, Pendidikan dalam Perspektif Hadits. Jakarta: UIN Jakarta
Press. 2005.
.Perspektif Islam tentang Pola Hubungan Guru-Murid. Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada. 2001.
Nugroho, Sarwo. Teknik Dasar Videografi. Yogyakarta: ANDI. 2014.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2013 tentang Perubahan
Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan. (www.kelembagaan.ristekdikti.go.id).
Peraturan Pemerintah RI No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Jakarta: BP. CIPTA JAYA. 2005.
Purwanto, M. Ngalim. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
2010.
Prawira, Purwa Atmaja. Psikologi Pendidikan Dalam Perspektif Baru. Jogjakarta: Ar-
Ruzz Media. 2012.
Quthb, Sayyid. Tafsir fi zhilalil Qur‟an (di bawah naungan Al-Qur‟an). jilid 11. Terj.
As‟ad Yasin,dkk,. Jakarta: Gema Insani Press. 2004
Rusman, Pembelajaran Tematik Terpadu: Teori, Praktik, dan Penilaian. Jakarta:
Rajawali Pers. 2015.
Sabri, M. Alisuf. Psikologi Pendidikan berdasarkan Kurikulum Nasional. Jakarta:
Pedoman Ilmu Jaya. 2007.
Sadiman, Arief S. dkk. Media Pendidikan: pengertian, pengembangan, dan
pemanfaatannya. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. 2007.
90
Semedhi, Bambang. Sinematografi-Videografi; Suatu Pengantar. Bogor: Penerbit
Ghalia Indonesia. 2011.
Shihab, Umar. Kontekstualitas Al-Qur‟an: Kajian Tematik Atas Ayat-ayat Hukum
dalam Al-Qur‟an. Jakarta: Penamadani. 2005.
Siberman, Melvin L. Active Learning 101 Cara Belajar Aktif. terj. Raisul Muttaqien.
Bandung: Penerbit Nuansa Cendekia. 2016.
Siregar, Eveline Siregar dan Hartini Nara. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor:
Penerbit Ghalia Indonesia. 2014.
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktornya yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta. 2010.
Smith, Colin. Video In Photoshop: untuk Fotografer dan Desainer. Terj. Sri Noor
Verawati. Jakarta: Prigel Books. 2013.
Soemanto, Wasty. Psikologi Pendidikan: landasan Kerja Pemimpin Pendidikan.
Jakarta: PT. Rineka Cipta. 1990.
Somad, Muhammad Kamil Abdul. I‟jaz Ilmi fi Islam: Al-Qur‟anul Karim. Kairo:
Darul Misriyyah Al-Bananiyyah. 1996.
Stockman, Steve. How Shoot Video That Doesn‟t Suck: Cara Asyik Bikin Video
Ciamik. Terj. Sri Noor Verawati. Jakarta: Prigel Books. 2014.
Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers. 2013.
. Pengantar Statistik Pendidilan. Jakarta: Rajawali Pers. 2014.
Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru
Algensindo. 2017.
91
.Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya. 2014.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Penerbit
Alfabeta. 2008.
Sukmadinata, Nana Syaodih. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya. 2009.
. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya. 2011.
Suparta, Munzier. Ilmu Hadis. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. 2002.
Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan: Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya. 2010.
Tampubolon, Saur M. Penelitian Tindakan Kelas: Untuk Pengembangan Profesi
Pendidik dan Keilmuan. Jakarta: Penerbit Erlangga. 2014.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional.pdf (http://kelembagaan.ristekdikti.go.id/UU_no_202003 )
dikutip pada tanggal 19 Desember 2018.
Uno, Hamzah B. Teori Motivasi dan Pengukurannya: Analisis di Bidang Pendidikan.
Jakarta: PT. Bumi Aksara. 2017.
.Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi
Aksara. 2008.
Wirawan, Kepemimpinan Teori, Psikologi, Perilaku Organisasi, Aplikasi dan
Penelitian. Jakarta: Rajawali Pers. 2014.
92
Yamin, Moh. dan Vivi Aulia. Meretas Pendidikan Toleransi: Pluralisme dan
Multikulturalisme Sebuah Keniscayaan Peradaban. Malang: Madani Media.
2011.
Yunus, Mahmud. Kamus Arab Indonesia. Jakarta: PT. Mahmud Yunus Wa
Dzurriyyah. 2010.
Yusuf, A. Muri. Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan.
Jakarta: Kencana. 2016.
Pedoman Wawancara Guru Al-Qur‟an Hadis
Responden : Drs. Effendi Ismail, MM.
Tempat : MA Al-Khairiyah Mampang Prapatan
Tujuan wawancara untuk mengetahui dan mengidentifikasi kondisi awal proses
pembelajaran pada kelas yang ingin diteliti.
Daftar pertanyaan wawancara guru sebelum tindakan
1. Bapak mengajar di Al-Khairiyah mata pelajaran al-Quran hadis sejak tahun
berapa? Dan diberi amanah mengajar kelas berapa saja?
2. Ketika bapak sedang mengajar dikelas apakah ada siswa yang tidak
memperhatikan bapak ketika bapak mengajar? Bagaimana bapak menanganinya!
3. Apakah bapak saat mengajar ada kendala dalam kegiatan pembelajaran?
4. Lalu apa ada solusi untuk hal itu?
5. Metode apa saja yang pernah bapak gunakan dalam pembelajaran?
6. bapak sendiri apakah pernah menggunakan media? apa saja!
7. Kurikulum yang digunakan bapak sendiri apa K13 atau masih KTSP?
8. bapak sudah mengetahui keadaan kelas dalam mengajar di kelas dengan
penugasan, tanya jawab, lalu bagaimana bapak bisa mengetahui keadaan siswa
yang bisa baca Al-Qur‟an? Apa bapak mengarahkan siswa tersebut untuk ikut
andil dalam memperbaiki bacaan siswa yang bisa baca Al-Qur‟an? Bagaimana
bapak menanganinya?
9. Bagaimana dari hasil belajar siswanya? Berapa KKM Al-Qur‟an hadis di
sekolah?
10. Bagaimana reaksi siswa ketika tanya jawab kepada guru bagi siswa lainya?
11. bagaimana saran bapak dengan metode pembuatan video yang saya ajukan dalam
penelitian ini?
Jawaban
1. Dari tahun 95-an. Awal ngajar kelas 2 kalau gak salah, lanjut kelas 3 dan
akhirnya mengajar kelas 1 hingga sekarang.
2. biasanya ada. kalo yang seperti itu ada yang tidak memperhatikannya karena lagi
mengobrol, mengantuk, dan ada juga yang kurang sehat. Dan cara menanganinya
tergantung kondisi ketika keadaan mengantuk pak ust. Suruh pergi ke kamar
mandi terus bertanya kamu kenapa ngantuk? Yudah kamu pergi ke kamar mandi
wudhu atau minimal cuci muka. Ada juga yang dalam keadaan sakit bahkan
keadaan dalam tiduran. Kalau sakit ada 2 pilihan kamu mau mengikuti pelajaran
atau kamu pulang buat berobat? Pilih yang mana? Iyya ust pilih belajar sapa
murid. Yudah belajar. tambah guru.
3. kendala pembelajaran Al-Qur‟an hadis ada, diantaranya kurang lancarnya anak
yang baca Al-Qur‟an yaitu dalam segi membaca Al-Qur‟an karena yang dituntut
bisa membaca, bisa menterjemah, bisa menjelaskan kandungan ayat suci Al-
Qur‟an bahkan ada tuntutan untuk menghafal untuk tahfiznya, nah kadang-
kadang bermasalah di kelancaran membaca Al-Qur‟an. Nah itu bisa menyita
waktu.
4. jika seperti itu saya kasih tugas tambahan, misalnya yang lain tidak disuruh
menulis ayat maka yang itu saya suruh menulis ayat yang bersangkutan. Bisa
juga secara umum materi itu caranya ayat kita baca bersama kemudian kita
berusaha agar mereka bisa menghafal dengan baik sehingga kita tuntun dalam
membaca. Padahal sekelas aliyah sudah tidak usah dituntun dalam membaca Al-
Qur‟an. Karena kendala itu maka dituntun bacanya dengan benar baru ke
terjemah.
5. yang jelas metode kaya penugasan biasa iyya, kemudian ada metode diskusi,
diskusi kelompok iyya, ada metode ceramah dilengkapi dengan metode tanya
jawab, ditambah tugas kadang full tugas aja kadang dilengkapi dengan metode
diskusi dengan bagi materi ini dan tugasnya ini.
6. untuk media berupa alat LCD/Proyektor baru sekali dah, belum terhitung
pakailah. Paling pakai ada ajalah kaya buku, paket, papan tulis, kemudian kitab
tambahan. Untuk LCD karena repot ambil infokusnya seret dulu wahh lama dah
bisa sampe 30 menit nah sekarang udah bagus tapi pemanfaatannya belum
menyiapkan baru beberapa kali saja.
7. udah menggunakan K13 walaupun dalam pelaksanaannya masih belum full K13.
8. kalo untuk mengatasi dari hal tersebut secara pribadi sebagai guru agama Qur‟an
Hadis Cuma itu si nah kebetulan disekolah ada program tahsin di sekolah hal itu
bisa terbantu untuk memperkuat bacaan siswa sebagai ekstrakulikuler.
9. kayaknya kurang lebih kalo dirata-rata 70-n paling gak mendekati KKM awalnya
keseluruhan gak mendekati KKM maka dikasih portopolia atau tugas tambahan
tapi tidak menutup kemungkinan yang saya kasih nilai 100 jika ia lulusan
pesantren bahkan saya kasih 115 sampe siswa bertanya ko nilai 115 ust? Iyya
nanti suatu saat kamu dapat nilai dibawah KKM dapat diambil dari nilai itu. Jadi
ada tantangan-tantangan gitu itu bagi yang tidak lancar ini dihafalkan dan
diterjemahkan maka ditambahkan bonus nilai. Nilai KKM 75 kalo diambil
persentase keseluruahan sampe 20-30 persen yang dibawah KKM. Ini dari nilai
akhir UAS.
10. saya kalo bikin metode tanya jawab itu sebelumnya membuat kesepakatan atau
diinformasikan. Ada motivasi seperti ini bagi yang jawabannya betul akan
dikasih bonus berupa penghargaan kadang-kadang uang, buku dan lain-lain. Dan
kemudian dalam pelaksanaanya apabila ada pertanyaan yang tidak bisa dijawab
oleh siswa nanti jawabannya dilempar kepada siswa lainnya. Dan itu saya
ingetkan sejak kemarin harus siap dilimpahkan jawabannya kepada yang lainnya
sehingga mereka memperhatikan. Jadi tidak terfokus pada yang bertanya
sehingga tidak ada lagi pertanyaan yang sama karena itu adalah suatu kesalahan
jadi harus di dengarkan jawabannya.
11. saya pribadi sebenarnya udah ada satu kali cuman bukan dalam bentuk video.
Jadi anak saya tugaskan untuk secara kelompok 2-3 orang untuk mempraktekkan
sebuah contoh sabar, atau kepedulian, dan lain-lain. Walaupun belum dalam
bentuk video. Jadi mereka disuruh ke depan coba jadi seorang bapak, kamu jadi
seorang anak, kamu jadi seorang teman nah bagaimana sikap anak terhadap
orang tua yang tidak setuju jika ada temannya mengajak pergi, disitu kan ada
perilaku baik kepada orang tua, kata-kata sopan, tapi juga ada dialog. Saya
pernah praktek. Metode drama bisa dikatakan.
Jakarta, 28 November 2018
Guru Al-Qur‟an Hadis
Drs. Effendi Ismail, MM
Pedoman Wawancara Siswa
Responden : a) Fahmi dan b) Putra
Tempat : MA Al-Khairiyah Mampang Prapatan
Tujuan wawancara untuk mengetahui kondisi awal proses pembelajaran Al-Qur‟an
Hadis pada kelas yang diteliti.
Daftar pertanyaan wawancara siswa sebelum tindakan
1. Apakah kamu menyukai pembelajaran Al-Qur‟an Hadis? Alasannya mengapa!
2. Apakah kamu dapat memahami pembelajaran Al-Qur‟an Hadis yang telah kamu
pelajari?
3. Bagaimana pendapat kamu tentang pola pengajaran gurumu selama ini dikelas?
4. Apakah kamu mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran Al-Qur‟an hadis?
5. Bagaimana cara gurumu menerangkan dikelas?
6. Apakah ketika guru menerangkan kamu memperhatikannya?
7. Apakah kamu bertanya, menjawab dan menanggapi terhadap materi yang
disampaikan gurumu?
8. Apakah gurumu pernah mengaitkan materi Al-Qur‟an hadis dengan kehidupan
sehari-hari?
9. Apakah gurumu pernah menggunakan keterampilan dan keaktifan kamu dalam
proses pembelajaran?
10. Apakah kamu sudah melakukan ulangan harian? Bagaimana hasilnya?
11. Menurutmu kegiatan proses pembelajaran Al-Qur‟an hadis yang diterapkan
gurumu sudah cukup baik?
12. Apakah kamu mengetahui tentang video?
13. Pembelajaran seperti apa yang kamu inginkan dalam pembelajaran Al-Qur‟an
hadis?
14. Bagaimana cara gurumu membangkitkan semangat kamu dikelas?
Jawaban
1. a. suka karena tertarik dengan Al-Qur‟an hadis yang dapat saya semangat untuk
mencari tahu lebih dalam.
b. sangat suka karena mengetahui berbagai tentang ilmu Al-Qur‟an hadis.
2. a. menambah wawasan lebih banyak.
b. memperhatikan guru, mengerjakan tugas, kadang mengulang pelajaran
dirumah
3. a. pelajarannya dalam bahasa kurang dipahami, suka bercanda dan selang seling
dalam diskusi dan tanya jawab
b. enak si ngajarnya tapi kadang bicara sulit dimengerti oleh siswa dan garing
dalam bercanda, kadang yang tidak ngerjain tugas dikasih 2/3 kali lipat dengan
metodenya hafalan sama penjelasan.
4. a. pastinya ada, bahasanya yang sulit dimengerti.
b. gak ada, biasa aja
5. a. cara guru menerangkan normal seperti guru lainnya.
b. garing dalam menerangkannya
6. a. selalu memperhatikannnya
b. memperhatikannya
7. a. jawablah, ada yang menanggapi maka respect terhadap yang lain
b. ada pernah ketika penyampaian kurang jelas, pernah reflex aja nambahin
jawaban
8. a. pernah sekali dikelas
b. pernah
9. a. bisa meningkatkan keterampilan dan keaktifan dengan menghafal walupun
sepotong ayat
b. yakin bisa
10. a. saya dapat nilai 80 keatas
b. Alhamdulillah cukup baik, KKM 85 keatas ada juga yang dibawah KKM
kisaran 60-65 paling kecil
11. a. udah baik tapi terlalu banyak becanda garing
b. saya rasa baik kadang gak jelas dalam menerangkan dan becandanya kadang
garing
12. a. saya pernah tahu
b. tahu dengan menceritakan alur-alur cerita
13. a. sersan (serius tapi santai)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( R P P )
Nama Sekolah : MA Al-Khairiyah Mampang Prapatan
Mata Pelajaran : Al-Qur‟an Hadis
Kelas/Semester : XI (Sebelas) / Dua
Materi Pokok : Hidup Lebih Sehat dengan Makanan yang Halal dan Baik
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Pertemuan ke- : siklus 1 / 1 dan 2 kali Pertemuan
Hari/Tanggal :
A. Komptensi Inti
KI 1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun,
ramah lingkungan, gotong royong, kerja sama, cinta damai, responsif dan
proaktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia
KI 3 Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,
dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
KI 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan
metode sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar Indikator
3.4 Memahami ayat-ayat al-Qur‟an
tentang makanan yang halal dan
baik pada QS. al-Baqarah
3.4.1.Menjelaskan kandungan ayat-ayat
al-Qur‟an tentang makanan yang
halal dan baik pada QS. al-
[2]:168-169; al-Baqarah [2]: 172-
173.
Baqarah [2]:168-169; al-Baqarah
[2]: 172-173.
3.4.2.Membaca ayat-ayat al-Qur‟an
tentang makanan yang halal dan
baik pada QS. al-Baqarah [2]:168-
169; al-Baqarah [2]: 172-173..
3.4.3. Menyebutkan makna mufradat
ayat-ayat al-Qur‟an tentang
makanan yang halal dan baik pada
QS. al-Baqarah [2]:168-169; al-
Baqarah [2]: 172-173.
4.4 Mendemonstrasikan hafalan dan
arti per kata ayat al-Qur‟an
tentang makanan yang halal dan
baik pada QS. al-Baqarah
[2]:168-169; QS. al-Baqarah [2]:
172-173;
4.2.1. Mendemonstrasikan dalam
bentuk video isi, kandungan,
hafalan dan arti per kata ayat al-
Qur‟an tentang makanan yang
halal dan baik pada QS. al-
Baqarah [2]:168-169; QS. al-
Baqarah [2]: 172-173.
4.2.2.Mempresentasikan isi dan
kandungan dalam video ayat al-
Qur‟an tentang makanan yang
halal dan baik pada QS. al-
Baqarah [2]:168-169; al-Baqarah
[2]: 172-173.
2.4 Membiasakan sikap selektif
terhadap makanan dengan
memilih makanan yang halal dan
baik sebagai implementasi dari
pemahaman QS. al-Baqarah
[2]:168-169; al-Baqarah [2]: 172-
173.
2.4.1. menunjukkan sikap selektif
terhadap makanan dengan
memilih makanan yang halal dan
baik sebagai implementasi dari
pemahaman QS. al-Baqarah
[2]:168-169; al-Baqarah [2]: 172-
173.
1.4 Menghayati nilai-nilai selektif
terhadap makanan.
1.4.1.Menghayati nilai-nilai selektif
terhadap makanan.
C. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik terbiasa dalam menerapkan nilai-nilai selektif terhadap
makanan.
2. Peserta didik mampu memahami ayat-ayat al-Qur‟an dan hadis tentang
makanan yang halal dan baik pada QS. al-Baqarah [2]:168-169; al-Baqarah
[2]: 172-173.
3. Mendemonstrasikan dalam bentuk video isi, kandungan, hafalan dan arti per
kata ayat-ayat al-Qur‟an dan hadis tentang makanan yang halal dan baik pada
QS. al-Baqarah [2]:168-169; al-Baqarah [2]: 172-173.
4. Peserta didik Menunjukkan nilai-nilai selektif terhadap makanan.
D. Materi Pembelajaran
1. Q.S al-Baqarah/2: 168-169
Terjemahan Ayat:
Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang
terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan.
Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu (168). Sesungguhnya (setan) itu
hanya menyuruh kamu agar berbuat jahat dan keji, dan mengatakan apa yang
tidak kamu ketahui tentang Allah (169). (QS. al-Baqarah [2]: 169).
Penjelasan Ayat:
Kata seruan “wahai manusia” pada QS. al-Baqarah ayat 168 menunjukkan,
bahwa ayat ini bersifat umum yang maksudnya ditujukan kepada segenap
manusia. Ibnu Abbas mengatakan, bahwa ayat 168 turun berkenaan dengan
kebiasaan suatu kaum yang terdiri atas Ban S aqi, Ban Amir bin Ṣa„ṣa„ah,
Khuza„ah dan Ban Muḍid. Mereka mengharamkan beberapa jenis binatang
menurut kemauan mereka sendiri, diantaranya: baḥirah, yaitu unta betina yang
telah beranak lima kali dan anak kelima jantan, lalu dipotong telinganya. Dan
waṣilah yaitu domba yang beranak dua ekor, satu jantan dan satu betina, lalu
anak yang jantan tidak boleh dimakan melainkan harus diserahkan kepada
berhala. Padahal Allah tidak mengharamkan binatang jenis itu.
Allah menyuruh manusia untuk memakan makanan yang halal dan baik.
Yang dimaksud makanan yang halal adalah makanan yang dibolehkan secara
agama dari segi hukumnya baik halal dari segi zatnya maupun hakikatnya.
Sebagai lawannya adalah makanan yang haram dari segi hukum agama, baik
haram secara zat maupun hakikat. Makanan yang halal dari segi dzatnya
seperti telor, buah-buahan, sayursayuran, daging sapi, kambing dan lain-lain.
Sedang makanan yang halal dari segi hakikatnya adalah makanan yang
didapat ataupun diolah dengan cara yang benar
menurut agama. Sebaliknya makanan yang haram adalah makanan yang
secara zatnya dilarang oleh agama untuk dimakan, misalnya: daging babi,
daging anjing, darah, dan bangkai. Sedang yang haram karena hakikatnya
yaitu haram untuk dimakan karena cara memperoleh atau mengolahnya.
Misalnya telor hasil mencuri, daging ayam hasil mencuri, uang dari hasil
korupsi dan lain-lain. Telor, daging ayam itu dalal zatnya, namun karena cara
mendapatkannya dilarang agama, maka menjadi haram untuk dimakan.
Demikian juga untuk makanan yang lain.
Adapun makanan yang baik dapat dipertimbangkan dengan akal dan
ukurannya adalah kesehatan. Artinya makanan yang baik itu adalah yang
berguna dan tidak bersifat kondisional, tergantung situasi dan kondisi manusia
itu sendiri. Misalnya, daging kambing baik untuk penderita darah rendah,
namun tidak baik untuk penderita darah tinggi. Dan disisi lain makanan
tersebut juga harus diolah dengan benar dan dibuat sesuai dengan yang
memakannya. Makanan yang baik juga tidak mengandung zat yang
membahayakan tubuh manusia sehingga tidak merusak jaringan
tubuhnya. Di akhir ayat ini Allah mengingatkan kepada manusia agar tidak
mengikuti langkah-langkah syaitan. Syaitan adalah musuh manusia, yang
menginginkan manusia tidak taat kepada Allah subḥānahū wa taʻālā. Jiwanya
keras, dan makanan yang dimakan yang tidak halal. Orang yang memasukkan
kedalam perutnya makanan yang haram akan berdampak tidak baik dalam
ibadahnya. Dalam riwayat al-Hāϐiẓ Abū Bakar bin Murdawaih dari Ibnu
Abbas, Rasūlullāh pernah bersabda: “Demi zat yang diri Muhammad
ṣallāllāhu ʻalaihi wasallam ada dalam kekuasaanNya, sesungguhnya yang
memasukkan sesuap makanan haram kedalam perutnya, ibadahnya tidak akan
diterima Allah selama 40 hari. Hamba mana saja yang dagingnya tumbuh
dari barang haram dan riba, api neraka lebih layak untuk melahapnya.”
Dalam QS. al-Baqarah ayat 169 Allah menegaskan bahwa syaitan selalu
menyuruh manusia untuk melakukan kejahatan, dan perbuatan keji serta yang
mungkar. Syaitan tidak rela bila seseorang itu beriman kepada Allah dan
menaati segala perintah serta menjauhi larangan-Nya. Setan selalu membujuk
manusia ingkar kepada Allah subḥānahū wa taʻālā. Ayat ini berkaitan erat
dengan ayat sebelumnya, yang mana manusia dibujuk dalam hal makanan,
baik cara mendapatkan maupun cara memakannya. Semua terlihat enak agar
manusia terperangkap dalam perangkap setan yang menjerumuskan.
Paling akhir setan berusaha agar manusia mengatakan terhadap Allah apa
yang mereka tidak mengetahuinya. Artinya manusia akan menjadi mabuk oleh
kebiasaan setan. Mengatakan sesuatu yang bertentangan dengan agama,
Tuhan tidak adil, apa itu agama, apa itu puasa, jilbab dan lain-lain. Manusia
menjadi corong setan, mengikuti jejak setan sehingga perbuatannya tidak
terkontrol dan hatinya membatu yang akhirnya sesatlah ia, dan siksa neraka
balasannya.
2. Q.S al-Baqarah/2: 172-173
Terjemahan Ayat:
Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah dari rezeki yang baik yang
Kami berikan kepada kamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika kamu hanya
menyembah kepada-Nya (172). Sesungguhnya Dia hanya mengharamkan
atasmu bangkai, darah, daging babi, dan (daging) hewan yang disembelih
dengan (menyebut nama) selain Allah. Tetapi barang siapa terpaksa
(memakannya), bukan karena menginginkannya dan tidak (pula) melampaui
batas, maka tidak ada dosa baginya. Sungguh, Allah Maha Pengampun,
Maha Penyayang (173). (QS. al-Baqarah [2]: 172-173).
Penjelasan Ayat:
Dalam Surah al-Baqarah ayat 172, Allah mengulangi kembali agar
memakan makanan yang baik-baik, sebagaimana telah ditegaskan dalam ayat
168. Akan tetapi dalam ayat ini Allah secara khusus menyerukan hanya
kepada orang-orang yang beriman. Selanjutnya dalam ayat ini Allah
menyuruh orang-orang beriman agar selalu
mensyukuri nikmat-Nya jika benar-banar mereka beribadah atau
menghambakan diri kepada-Nya. Bersyukur artinya menggunakan nikmat
Allah untuk mengabdi kepada-Nya, atau menggunakan nikmat Allah sesuai
yang dikehendaki oleh-Nya. Antara bersyukur dan beribadah erat sekali
kaitannya, sebab manifestasi syukur hakikatnya adalah beribadah kepada
Allah, misalnya nikmat makanan atau harta. Maka bersyukur yaitu
membangun sarana agama, menolong orang yang kelaparan,
membangun jalan umum dan lain-lain, bersyukur yang demikian itu berarti
beribadah kepada Allah subḥānahū wa taʻālā.
Sedangkan dalam ayat 173, Allah menjelaskan jenis-jenis makanan yang
diharamkan, yaitu bangkai, darah, daging babi dan binatang yang disembelih
dengan menyebut nama selain nama Allah.
Bangkai adalah binatang yang benyawa yang mati karena tidak disembelih,
apakah mati karena penyakit, terjatuh, terhimpit, tertabrak atau karena sebab-
sebab yang lainnya. Semuanya diharamkan kecuali bangkai ikan dan belalang.
Akal nuranipun dapat menerima bahwa bangkai itu menjijikkan dan kotor.
Maka dari sudut kesehatanpun bangkai adalah makanan yang tidak baik,
apalagi penyebabnya adalah penyakit, yang bisa saja penyakit tersebut akan
menular kepada pemakannya. Demikian pula darah yang mengalir
diharamkan untuk dimakan.
Ibnu Abbas pernah ditanya tentang limpa (ṭinal) maka jawab beliau
makanlah. Orang-orang kemudian berkata disembelih bukan karena Allah
disini ialah semata-mata „illat Agama. Dengan demikian itukah darah?, Jawab
Ibnu Abbas, darah yang diharamkan atas kamu adalah darah yang mengalir.
Makanan yang diharamkan lainnya adalah daging babi, Allah tidak
menyebutkan alasan-alasan mengapa daging babi diharamkan. Tetapi sebagai
orang yang beriman kita harus menerimanya dengan penuh keyakinan. Jika
kita mencari-cari hikmahnya bukan karena hendak mengubah hukum, tetapi
untuk menguatkan hukum tersebut. Hikmah daging babi diharamkan antara
lain kita akan terhindar dari kotoran dan penyakit yang ada pada daging babi.
Babi adalah binatang yang sangat jorok dan kotor, maka orang yang beriman
akan terhindar dari karakter babi yang kotor tersebut.
Binatang yang diharamkan lainnya adalah binatang yang disembelih bukan
karena Allah, yaitu binatang yang disembelih dengan menyebut nama selain
Allah, misalnya nama berhala. Kaum penyembah berhala (waṡāniyyin)
apabila hendak menyembelih binatang mereka sebut-sebut nama berhala
seperti, Lattā, Uzza dan lain-lain ini berarti suatu taqqarub kepada selain Allah
dan menyembahnya. Semua makanan yang diharamkan sebagaimana
dijelaskan di atas berlaku ketika dalam keadaan normal. Sedangkan dalam
keadaan darurat maka hukumnya halal. Darurat dalam masalah ini misalnya
apabila tidak memakannya bisa menim bulkan kematian, karena tidak ada lagi
makanan selain itu, atau karena diintimidasi jika tidak memakannya akan
dibunuh. Lamanya boleh makan dalam keadaan darurat sebagian ulama
berpendapat sehari semalam.
Imām Mālik memberikan suatu pembatas yaitu sekedar kenyang dan boleh
menyimpannya sehingga mendapatkan makanan yang lain . Ahli Fiqih yang
lain berpendapat tidak boleh makan melainkan sekedar dapat
mempertahankan sisa hidupnya.
3. Perilaku Orang yang Memakan Makanan Halal dan Baik Sikap dan perilaku
yang dapat diterapkan sebagai penghayatan dan pengamalan QS. Al Baqarah
[2]:168-169 adalah:
a. Senantiasa memakan atau meminum makanan atau minuman yang halal
dan baik.
b. Senantiasa berusaha untuk tidak mengikuti jalan-jalan syaitan yang
mengarah
kepada perilaku keji dan mungkar.
Sikap dan perilaku yang dapat diterapkan sebagai penghayatan dan
pengamalan QS. al-Baqarah [2]: 172-173 adalah:
a. Tidak mengonsumsi makanan haram yang disebut secara spesiϐik dalam
alQur‟an; bangkai, darah, daging babi, dan yang disembelih tidak atas
nama Allah.
b. Jika dalam keadaan terpaksa dan tidak menginginkan memakan makanan
yang
haram tersebut serta tidak melampaui batas atau dalam keadaan darurat
maka
tidak berdosa.
E. Metode Pembelajaran:
1. Diskusi,
2. Tanya jawab
3. Ceramah
4. Problem solving (Pemecahan Masalah)
5. Resitasi
F. Media, Alat, dan Sumber pembelajaran
1. Media
a. Papan Tulis dan Spidol
b. Power point
2. Alat
a. Laptop
b. Kertas HVS
3. Sumber
a. Al-Qur‟an al-Karim dan Kitab Hadits
b. Buku Guru dan Siswa Al-Quran Hadis pendekatan Saintifik Kurikulum
2013 kelas XI
c. LKS Al-Qur‟an hadis untuk Madrasah Aliyah Kurikulum berbasis 2013
kelas XI
G. Langkah-Langkah Pembelajaran Pertemuan I
KEGIATAN METODE MEDIA
PENDAHULU
AN
Alokasi waktu
10 menit
1. Membaca surah pendek
sebelum memulai
pembelajaran
Ceramah
2. Memperhatikan kesiapan
siswa secara psikis dan fisik
serta media yang digunakan
3. Memberi salam dan berdo‟a
bersama (orientasi)
4. Memotivasi siswa akan
pentingnya materi
pembelajaran yang akan
disampaikan (motivasi)
5. Mengajukan pertanyaan
hubungan mata pelajaran
kemarin dengan hari ini
terkait pembelajaran yang
akan disampaikan
(appersepsi)
INTI
Alokasi waktu
50 menit
a. Mengkomunikasikan
- Siswa dibagi menjadi
empat kelompok dalam
pembuatan video
- Siswa saling menyetor
hafalan dengan teman
kelompok video dan
dipanggil secara acak
untuk hafalan bersama
guru
Resitasi
b. Memecahkan Masalah
- Siswa diarahkan untuk
membuat judul dan naskah
video
Problem Solving
(Pemecahan Masalah)
c. Mengumpulkan
data/eksplorasi/Mencoba
- Siswa diarahkan diskusi
Diskusi
untuk mengumpulkan
informasi dan
mengembangkan sebagai
tambahan naskah video
d. Mengasosiasikan
- Siswa membuat ringkasan
mini untuk dipresentasikan
hasil diskusi berupa judul
yang diambil
Presentation
Kertas
HVS
e. Mengamati
- Siswa diarahkan untuk
menyusun ayat Al-Qur‟an
- guru membuat kesimpulan
dan tambahan dari hasil
diskusi
Ice Breaking
Tanya Jawab
Kertas
HVS
Powerpo
int
PENUTUP
Alokasi Waktu
20 menit
1. Menemukan manfaat dan
kegunaan dari materi
pembelajaran yang telah
disampaikan
Ceramah
2. Melakukan umpan balik
kepada siswa
3. Memberikan kegiatan tindak
lanjut dari pembelajaran
yang sudah disampaikan
berupa tugas membuat video
4. Menginformasikan rencana
pembelajaran pertemuan
berikutnya
5. Salam penutup dan doa
H. Langkah-Langkah Pembelajaran Pertemuan II
KEGIATAN METODE MEDIA
PENDAHULU
AN
Alokasi waktu
10 m
e
n
i
t
1. Membaca surah pendek
sebelum memulai
pembelajaran
Ceramah
2. Memperhatikan kesiapan
siswa secara psikis dan fisik
serta media yang digunakan
3. Memberi salam dan berdo‟a
bersama (orientasi)
4. Memotivasi siswa akan
pentingnya materi
pembelajaran yang akan
disampaikan (motivasi)
5. Mengajukan pertanyaan
hubungan mata pelajaran
kemarin dengan hari ini
terkait pembelajaran yang
akan disampaikan
(appersepsi)
INTI
Alokasi waktu
50 Menit
a. Mengamati
- Siswa memperhatikan
video
Observasi
b. Mengomunukasikan
- Siswa atau perwakilan
kelompok video
mempresentasikan hasil
video
Presentation
c. Mengumpulkan
data/eksplorasi/Mencoba
- Siswa siswa mencatat setiap
adegan yang terdapat di
dalam video berupa hikmah
dari adegan video
d. Memecahkan Masalah
- siswa mencari kekurangan
materi yang terdapat pada
video siswa
Menulis
Problem Solving
(Pemecahan Masalah)
Kertas
HVS
e. Mengasosiasikan
- Kelompok lain wajib
memberikan tanggapan dan
pertanyaan satu buah
kepada kelompok yang
membuat video
Tanya Jawab
PENUTUP
Alokasi Waktu
20 Menit
1. Menemukan manfaat dan
kegunaan dari materi
pembelajaran yang telah
disampaikan Ceramah
2. Melakukan umpan balik
kepada siswa
3. Memberikan kegiatan tindak
lanjut dari pembelajaran yang
sudah disampaikan berupa
tugas membuat video
4. Menginformasikan rencana
pembelajaran pertemuan
berikutnya
5. Salam penutup dan doa
I. Penilaian
Indikator Jenis Penilaian Bentuk
Penilaian
Instrumen
3.4.1.Menjelaskan
kandungan ayat-ayat
al-Qur‟an dan hadis
tentang makanan yang
halal dan baik pada
QS. al-Baqarah
[2]:168-169; al-
Baqarah [2]: 172-173;
3.4.2.Membaca ayat-ayat
al-Qur‟an dan hadis
tentang makanan yang
halal dan baik pada
hadis riwayat Abu
Daud dari
Ma‟dikariba. Dan
hadis riwayat At-
Tirmizi dari Hurairah.
3.4.3. Menyebutkan makna
mufradat ayat-ayat al-
Qur‟an tentang
makanan yang halal
dan baik pada QS. al-
Baqarah [2]:168-169;
al-Baqarah [2]: 172-
173;
Tes Subjektif Terlampir *
4.2.1. Mendemonstrasikan
dalam bentuk video
isi, kandungan,
hafalan dan arti per
kata ayat al-Qur‟an
tentang makanan
Non Tes Presentasi
dan Proyek
Video
Terlampir **
yang halal dan baik
pada QS. al-Baqarah
[2]:168-169; QS. al-
Baqarah [2]: 172-173;
4.2.2.Mempresentasikan isi
dan kandungan
dalam video ayat al-
Qur‟an tentang
makanan yang halal
dan baik pada QS. al-
Baqarah [2]:168-169;
al-Baqarah [2]: 172-
173.
2.4.1. menunjukkan sikap
selektif terhadap
makanan dengan
memilih makanan
yang halal dan baik
sebagai implementasi
dari pemahaman QS.
al-Baqarah [2]:168-
169; al-Baqarah [2]:
172-173.
Non Tes Obsevasi Terlampir ***
1.4.1.Menghayati nilai-nilai
selektif terhadap
makanan.
Non Tes Observasi Terlampir***
J. Pembelajaran Remedial
Bagi peserta didik yang belum menguasai materi, guru menjelaskan kembali
materi “Hidup Lebih Sehat dengan Makanan yang Halal dan Baik” dalam bentuk
penilaian penugasan resume dan uji tes secara lisan. Remedial dilakukan pada
waktu dan hari tertentu yang disesuaikan.
Jakarta, Januari 2018
Lampiran
A. Instrumen Lembar Objektif*
a. lembar subjektif
Kerjakan Soal-Soal berikut ini!
1. Tuliskan ayat Al-Qur‟an yang menjelaskan makanan yang halal dan baik!
2. Mengapa Allah memerintahkan manusia memakan makanan yang halal dan
baik?
3. Coba anda artikan potongan ayat berikut:
a) كلوا من طيبات
b) لحم الخنزير
c) وال عاد
4. Bagaimana sikap kalian ketika dihadapkan memakan yang diharamkan saat
keadaan darurat?
b. Kunci Jawaban Subjektif
1. Q.S. Al-Baqarah:168
2. Karena makanan yang halal adalah makanan yang dibolehkan secara agama
dari segi hukumnya baik halal dari segi zatnya maupun hakikatnya serta
makanan baik adalah makanan yang baik dapat dipertimbangkan dengan
akal dan ukurannya adalah kesehatan. Artinya makanan yang baik itu adalah
yang berguna dan tidak bersifat kondisional, tergantung situasi dan kondisi
manusia itu sendiri.
3. a. Makanlah dari rezeki yang baik
b.daging babi
c.tidak melampaui batas
4. Jika dalam keadaan terpaksa dan tidak menginginkan memakan makanan
yang
haram tersebut serta tidak melampaui batas atau dalam keadaan darurat
maka
tidak berdosa.
c. Skor penilaian
a) Uraian : jumlah Jawaban Benar skor 25 (maksimal 4 X 25 =
100)
B. Instrumen Lembar Video dan Presentasi**
a. Proyek Membuat Video120
FORMAT PENILAIAN PRODUK MEDIA VIDEO (Pengamatan Terhadap Produk Media Video)
Prodi/Kelas: .................. Hari, Tanggal:
......................................... YANG DINILAI NILAI
Kelompok :
Ketua :
Format Program Media :
.
KOM
PONEN INDIKATOR KOMPONEN
SKOR Bobot,
Skor Perolehan (SP),
Skor Maksimal (SM) 1 2 3
PE
RF
OR
MA
1. Tampilan pembuka menarik: unik dan tampil beda Bobot: 1
∑SP.1:
......... x 1 = .........
∑SM: 3 x 6 x 1 = 18
2. Kehandalan program (tingkat error tolerance)
3. Maintainable (kemudahan pemeliharaan/pengelolaan)
4. Usability (kemudahan penggunaan/pengoperasian)
5. Compatibility (dapat dijalankan di beberapa OS/Kompeter)
6. Efisiensi penggunaan produk ditinjau dari waktu, durasi 10‟-15‟ mnt
TE
KN
IK
PE
NY
AJ
IAN
GA
MB
AR
1. Pengambilan enggel tepat Bobot: 3
∑SP.2:
......... x 3 = .........
∑SM: 3 x 6 x 3 = 54
2. Peralihan gambar tepat
3. Pemilihan background tepat
4. Para pemeran bermain profesional
5. Warna menarik: kontras, variatif, realisme, harmoni, profesional
6. Tampilan teks tepat: bentuk font, besar font, warna, animasi
TE
KN
IK
PE
NY
AJ
IAN
SU
AR
A
1. Volume dapat didengar secara stabil Bobot: 2
∑SP.3:
......... x 2 = .........
∑SM: 3 x 6 x 2 = 36
2. Menggunakan teknik miking (fade in, fade out,cross fade, dll) secara tepat
3. Pemilihan sound effect tepat
4. Pemilihan ilustrasi musik tepat
5. Musik latar digunakan secara tepat dan kontekstual
6. Pesan dikomunikasikan dengan irama dan tempo yang pas
KU
AL
ITA
S
PE
SA
N
1. Sesuai dengan tujuan Bobot: 2
∑SP.4:
......... x 2 = .........
∑SM: 3 x 6 x 2 = 36
2. Mengembangkan materi ajar
3. Efektif dalam memanipulasi fenomena sesungguhnya (Realistis)
4. Memancing rasa ingin tahu siswa
5. Membantu siswa mengembangkan nalar
6. Dapat diintigrasikan dengan berbagai metode pembelajaran aktif
BA
H
AS
A 1. Menggunakan kalimat tunggal atau kalimat pendek Bobot: 2
∑SP.5: 2. Menggunakan bahasa sehari-hari
3. Key word tampak jelas (diaplikasikan secara berulang-ulang)
120 Disarikan dari pdf penilaian bapak Yudhi Munadi dalam mata kuliah media pembelajaran.
4. Bahasa disampaikan dengan artikusi yang jelas
......... x 2 = .........
∑SM: 3 x 6 x 2 = 36
5. Bahasa disampaikan dengan intonasi yang tepat
6. Bahasa disampaikan dengan dinamika yang dialogis
Total Skor Perolehan (SP) Sesuai Bobot: SP.1 + SP.2 + SP.3 + SP.4 + SP.5 ............
Total Skor Maksimal (SM) Sesuai Bobot: 18 + 54 + 36 + 36 + 36 180
Nilai Akhir (NA) ditentukan dengan cara : ∑SP / ∑SM x 100 = NA ............ / 180 x 100 = ............
KETERANGAN SKOR:
Skor 3 (Baik) = Jika aspek atau kriteria yang diamati muncul dengan
nyata dan sesuai dengan indikator yang diamati.
Skor 2 (Cukup) = Jika aspek atau kriteria yang diamati muncul cukup
nyata dan cukup sesuai dengan indikator yang diamati.
Skor 1 (Kurang) = Jika aspek atau kriteria yang diamati kurang nyata dan
kurang sesuai dengan indikator yang diamati.
Penilai,
(........................................................)
b. Presentasi
a. Penilaian kelompok yang maju/presentasi
No Nama
Siswa
Aspek yang
dinilai
Skor
Maks
Nilai Ketuntasan Tindak
Lanjut
A B C T BT R P
1
2
Dst
Keterangan :
T : Tuntas mencapai nilai (sesuai KKM)
BT : Belum Tuntas jika nilai yang diperoleh kurang dari nilai KKM
R : Remedial
P : Pengayaan
Aspek dan rubrik penilaian :
a) Kejelasan dan kedalaman informasi
1) Jika kelompok dapat memberikan penjelasan dan kedalaman informasi
lengkap dan sempurna, skor 30
2) Jika kelompok dapat memberikan penjelasan dan kedalaman informasi
lengkap dan kurang sempurna, skor 20
3) Jika kelompok dapat memberikan penjelasan dan kedalaman informasi
kurang lengkap, skor 10
b) Keaktifan dalam diskusi
1) Jika kelompok tersebut berperan sangat aktif dalam diskusi, skor 30
2) Jika kelompok tersebut berperan aktif dalam diskusi, skor 20
3) Jika kelompok tersebut kurang aktif dalam diskusi, skor 10
c) Kejelasan dan kerapihan presentasi
1) Jika kelompok tersebut dapat mempresentasikan dengan sangat jelas
dan rapi, skor 40
2) Jika kelompok tersebut dapat mempresentasikan dengan jelas dan rapi,
skor 20
3) Jika kelompok tersebut dapat mempresentasikan dengan kurang jelas
dan tidak rapi, skor 10
Nilai = a+b+c
C. Instrumen Lembar Observasi***
a. Kolom penanya
No Nama Siswa Aspek yang dinilai Nilai
a B C
1
2
Dst
Aspek dan rubrik penilaian
a. Frekuensi dalam bertanya
1) Jika siswa bertanya lebih dari 3 kali, skor 30
2) Jika siswa bertanya 2 kali, skor 20
3) Jika siswa bertanya 1 kali, skor 10
b. Keterkaitan pertanyaan dengan materi
1) Jika pertanyaan sesuai dengan materi, skor 30
2) Jika pertanyaan kurang sesuai dengan materi, skor 20
3) Jika pertanyaan tidak sesuai dengan materi, skor 10
c. Kejelasan/bahasa yang digunakan saat bertanya
1) Jika bahasa jelas, lugas dan mudah dipahami, skor 30
2) Jika bahasa kurang jelas, lugas dan mudah dipahami, skor 20
3) Jika bahasa tidak jelas, lugas dan mudah dipahami, skor 10
Nilai : a+b+c
b. Kolom nilai hafalan
No Nama Siswa Aspek yang dinilai Nilai
Kesalahan
Pengucapan
Tajwid
1
2
Dst
Ket. :
KP/T = hasil nilai
c. Spritual dan sosial
Guru meminta peserta didik memperlihatkan kolom “Ayo Berlatih” dalam
buku teks
kepada orang tuanya dengan memberikan komentar dan paraf. Cara
lainnya dapat juga dengan menggunakan buku penghubung kepada orang
tua yang berisi tentang perubahan perilaku siswa setelah mengikuti
kegiatan pembelajaran atau berkomunikasi langsung baik langsung,
maupun melalui telepon, tentang perkembangan perilaku anaknya.
Nilai akhir yang diperoleh oleh peserta didik adalah sebagai berikut. a. Rata- rata dari jumlah nilai pada kolom I (Objektif) x 30 %. b. Jumlah nilai rata- rata pada kolom II (Video dan Presentasi) x 40 % c. jumlah nilai rata-rata pada kolom III (bertanya dan hafalan) x 20 % Nilai akhir = nilai a + nilai b + nilai c
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( R P P )
Nama Sekolah : MA Al-Khairiyah Mampang Prapatan
Mata Pelajaran : Al-Qur‟an Hadis
Kelas/Semester : XI (Sebelas) / Dua
Materi Pokok : Hidup Lebih Sehat dengan Makanan yang Halal dan Baik
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Pertemuan ke- : siklus 2 / 1 dan 2 kali Pertemuan
Hari/Tanggal :
A. Komptensi Inti
KI 1 menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun,
ramah lingkungan, gotong royong, kerja sama, cinta damai, responsif dan
proaktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia
KI 3 Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,
dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
KI 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan
metode sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar Indikator
3.4 Memahami hadis tentang makanan
yang halal dan baik pada hadis
riwayat Abu Daud dari
Ma‟dikariba. Dan hadis riwayat
At-Tirmizi dari Hurairah.
3.4.1.Menjelaskan hadis tentang
makanan yang halal dan baik pada
hadis riwayat Abu Daud dari
Ma‟dikariba. Dan hadis riwayat
At-Tirmizi dari Hurairah.
3.4.2. Membaca hadis tentang makanan
yang halal dan baik pada hadis
riwayat Abu Daud dari
Ma‟dikariba. Dan hadis riwayat
At-Tirmizi dari Hurairah.
3.4.3. Menyebutkan makna mufradat
hadis tentang makanan yang halal
dan baik pada hadis riwayat Abu
Daud dari Ma‟dikariba. Dan hadis
riwayat At-Tirmizi dari Hurairah.
4.4 Mendemonstrasikan hafalan dan
arti per kata Hadis tentang
makanan yang halal dan baik
pada hadis riwayat Abu Daud
dari Ma‟dikariba. Dan hadis
riwayat At-Tirmizi dari Hurairah.
4.4.1.Mendemonstrasikan isi,
kandungan, hafalan dan arti per
kata hadis dalam bentuk video
tentang makanan yang halal dan
baik pada hadis riwayat Abu Daud
dari Ma‟dikariba. Dan hadis
riwayat At-Tirmizi dari Hurairah.
4.2.2.Mempresentasikan isi dan
kandungan dalam video hadis
tentang makanan yang halal dan
baik pada hadis riwayat Abu Daud
dari Ma‟dikariba. Dan hadis
riwayat Tirmidzi dari Abu
Hurairah.
2.4 Membiasakan sikap selektif
terhadap makanan dengan
memilih makanan yang halal dan
baik sebagai implementasi dari
pemahaman pada hadis riwayat
Abu Daud dari Ma‟dikariba. Dan
hadis riwayat At-Tirmizi dari
Abu Hurairah.
2.4.1. menunjukkan sikap selektif
terhadap makanan dengan
memilih makanan yang halal dan
baik sebagai implementasi dari
pemahaman hadis riwayat Abū
Dāwud dari Ma‟dikariba; dan
hadis riwayat At-Tirmizi dari Abu
Hurairah.
1.4 Menghayati nilai-nilai selektif
terhadap makanan.
1.4.1.Menghayati nilai-nilai selektif
terhadap makanan.
C. Tujuan Pembelajaran
5. Peserta didik terbiasa dalam menerapkan nilai-nilai selektif terhadap
makanan.
6. Peserta didik mampu memahami ayat-ayat al-Qur‟an dan hadis tentang
makanan yang halal dan baik pada dan hadis riwayat Abu Daud dari
Ma‟dikariba. Dan hadis riwayat At-Tirmizi dari Hurairah.
7. Mendemonstrasikan dalam bentuk video isi, kandungan, hafalan dan arti per
kata ayat-ayat al-Qur‟an dan hadis tentang makanan yang halal dan baik pada
hadis riwayat Abu Daud dari Ma‟dikariba. Dan hadis riwayat At-Tirmizi dari
Hurairah.
8. Peserta didik Menunjukkan nilai-nilai selektif terhadap makanan.
D. Materi Pembelajaran
4. Hadis 1
Terjemahan Hadis:
باع عن المقدام بن م عدى كرب عن رسول هللا صلى هللا عليو وسلم قال ال ليل ذونب من السا رجل ضاف قو ها وأي ه فأن لو ان ما ف لم ي قرو ولاحلمار األىلى ول الل قطة من مال معاىد ال ان يست غن عن
ي عقب هم بثل قراه )رواه ابوداود(Dari al-Miqdām bin Ma‟dikarib dari Rasūlullāh, beliau bersabda:
“Ketahuilah, tidak halal hewan buas yang memiliki taring, keledai jinak,
barang temuan dari harta orang kaϔir Mu‟āhad (yang menjalin perjanjian
dengan negara Islam) kecuali ia tidak membutuhkannya. Dan siapapun laki-
laki yang bertamu kepada suatu kaum dan mereka tidak menjamunya, maka
baginya untuk menuntut ganti yang seperti jamuan untuknya” (HR. Abū
Dāwud).
Penjelasan Hadis:
Hadis tersebut menjelaskan mengenai salah satu ciri atau karakteristik
hewan yang tidak halal untuk dikonsumsi yakni hewan buas yang bertaring.
Selain itu Rasūlullāh juga menyebutkan secara spesiϐik yang diharamkan
Allah yakni keledai jinak, barang temuan dari orang kaϐir mu„āhad.
Imām Ibnu „abdil Barr dalam at-Tamhīd dan Ibnu Qayyim al-Jauziyah dalam
I‟lamul Muwaqqi‟in kemudian merinci ketentuan tersebut. Menurut kedua
ulama tersebut, binatang haram yang dimaksudkan Rasūlullāh termasuk dalam
istilah żīnāb. Ini adalah binatang yang memiliki taring atau kuku tajam untuk
melawan manusia. Termasuk di dalamnya serigala, singa, macan tutul,
harimau, beruang, kera dan sejenisnya. „‟Semua itu haram dimakan,‟‟ papar
kedua ulama. Imām Ibnu „Abdil Barr menambahkan beberapa jenis hewan
yang termasuk pada kriteria ini, yakni gajah dan anjing. Ulama ini bahkan
tidak sekadar melarang untuk mengonsumsi, melainkan juga menganjurkan
agar tidak memperjualbelikan daging hewan itu sebab tidak ada manfaatnya.
Sibā‟ adalah istilah lain untuk binatang yang menangkap binatang lain
untuk dimakan dengan bengis. Cendekiawan Muslim Syekh Dr. Yūsuf al-
Qarḍāw menggolongkannya dalam khabāiṡ, yakni semua yang dianggap
kotor, menjijikkan dan berbahaya oleh perasaan manusia secara umum,
kendati beberapa prinsip mungkin berpendapat lain.
Dengan demikian, apapun yang berkaitan dengan binatang ini hukumnya
haram, tidak terkecuali hewan yang diterkam binatang buas dan telah dimakan
sebagian dagingnya. Menurut Syekh Dr. Yūsuf al-Qarḍāw , tidak boleh
dikonsumsi meski darahnya mengalir dan bagian lehernya yang terkena.
Akan tetapi tidak bisa dipungkiri, saat ini di sebagian masyarakat masih
menyimpan kepercayaan bahwa daging hewan buas mengandung khasiat bagi
kesehatan. Jadilah, beberapa jenis hewan buas dan bertaring justru menjadi
konsumsi favorit. Anggapan itu tentu masih bisa diperdebatkan kebenarannya.
Sebaliknya, berdasarkan penelitian medis, hewan-hewan ini memiliki
penyakit yang sifatnya zoonosis (yang dapat menular kepada manusia), yakni
rabies. Menilik alasan tersebut, Islam pun melarang umat untuk mengonsumsi
hewan buas dan bertaring tadi
5. Hadis 2
Terjemahan Hadis:
عن اب ىري رة قال قال رسول هللا صلى هللا عليو وسلم يأي ها الناس أن هللا طيب لي من قبل ال طيبا وأن هللا أمر ام
ف قال )يأي ها الر سل كلوا م رسل)ن الطيبات واعملوا صاحلا أن بات عملون عليم( وقال باامر بو ام
) رب قال وذكر الرجل يطيل السفر أشعث أغب ر يد يده أيل السماء ي
ى(يرب ومطعمو حرام ومشربو حرام وملبسو حرام وغذى بحرام فأن يستجاب )رواه الرتمذDari Abū Hurairah ia berkata; Rasūlullāh bersabda: Wahai sekalian
manusia, sesungguhnya Allah Maha Baik dan hanya menerima yang baik,
sesungguhnya Allah memerintahkan kaum mukminin seperti yang
diperintahkan kepada para rasul, Dia berfirman: “Wahai para rasul,
Makanlah dari yang baik-baik dan berbuatlah kebaikan, sesungguhnya Aku
mengetahui yang kalian lakukan.” Dia juga berϔirman: “Hai
orang-orang yang beriman, makanlah yang baik-baik dari rezeki yang Ku
berikan padamu.” Lalu beliau menyebutkan tentang orang yang memperlama
perjalanannya, rambutnya acak-acakan dan berdebu, ia membentangkan
tangannya ke langit sam bil berdo‟a; “Ya Rabb, ya Rabbi,” sementara
makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan diliputi
dengan yang haram, lalu bagaimana akan dikabulkan do‟anya” (HR. at-
Tirmiż ).
Penjelasan Hadis:
Hadis tersebut menjelaskan bahwa salah satu kriteria sesuatu dikategorikan
halal adalah sesuatu tersebut baik. Mengkonsumsi dan menggunakan barang-
barang yang baik dan halal adalah penyebab dikabulkannya keinginan-
keinginan kita dan diangkatnya amalan-amalan kita, sebab Allah ta‟āla
selamanya tidak akan menyatukan yang baik dan yang jelek, walaupun
kebanyakan manusia lebih cenderung kepada yang jelek-jelek.
6. Sikap dan perilaku yang dapat diterapkan sebagai penghayatan dan
pengamalan hadis Nabi adalah:
a. Senantiasa berusaha tidak mengonsumsi makanan yang haram yang
disebutkan
pada hadis; binatang buas, bertaring, dan keledai jinak.
b. Senantiasa memakan makanan yang halal dan baik agar do‟a-do‟a yang
kita
panjatkan kepada Allah subḥānahū wa taʻālā dikabulkan.
E. Metode Pembelajaran:
6. Diskusi
7. Tanya jawab
8. Ceramah
9. Problem solving (Pemecahan Masalah)
10. Resitasi
F. Media, Alat, dan Sumber pembelajaran
4. Media
c. Papan Tulis dan Spidol
d. Power point
5. Alat
c. Laptop
d. Kertas HVS
6. Sumber
d. Al-Qur‟an al-Karim dan Kitab Hadits
e. Buku Guru dan Siswa Al-Quran Hadis pendekatan Saintifik Kurikulum
2013 kelas XI
f. LKS Al-Qur‟an hadis untuk Madrasah Aliyah Kurikulum berbasis 2013
kelas XI
G. Langkah-Langkah Pembelajaran pertemuan I
KEGIATAN METODE MEDIA
6. Membaca surah pendek sebelum Ceramah
PENDAHUL
UAN
Alokasi
waktu
10 menit
memulai pembelajaran
7. Memperhatikan kesiapan siswa
secara psikis dan fisik serta
media yang digunakan
8. Memberi salam dan berdo‟a
bersama (orientasi)
9. Memotivasi siswa akan
pentingnya materi pembelajaran
yang akan disampaikan
(motivasi)
10. Mengajukan pertanyaan
hubungan mata pelajaran
kemarin dengan hari ini terkait
pembelajaran yang akan
disampaikan (appersepsi)
INTI
Alokasi
waktu
50 menit
f. Mengkomunikasikan
- Siswa dibagi menjadi empat
kelompok dalam pembuatan
video
- Siswa saling menyetor hafalan
dengan teman kelompok video
dan dipanggil secara acak untuk
hafalan bersama guru
Resitasi
g. Memecahkan Masalah
- Siswa diarahkan untuk membuat
judul dan naskah video
Problem
Solving
(Pemecahan
Masalah)
h. Mengumpulkan
data/eksplorasi/Mencoba
- Siswa diarahkan diskusi untuk
mengumpulkan informasi dan
mengembangkan sebagai
tambahan naskah video
i. Mengasosiasikan
Diskusi
Presentation
- Siswa membuat ringkasan mini
untuk dipresentasikan hasil
diskusi berupa judul yang
diambil
Kertas
HVS
j. Mengamati
- Siswa diarahkan untuk
menyusun ayat Al-Qur‟an
- guru membuat kesimpulan dan
tambahan dari hasil diskusi
Ice Breaking
Tanya Jawab
Kertas
HVS
Powerpo
int
PENUTUP
Alokasi
Waktu
20 menit
6. Menemukan manfaat dan
kegunaan dari materi
pembelajaran yang telah
disampaikan
Ceramah
7. Melakukan umpan balik kepada
siswa
8. Memberikan kegiatan tindak
lanjut dari pembelajaran yang
sudah disampaikan berupa tugas
membuat video
9. Menginformasikan rencana
pembelajaran pertemuan
berikutnya
10. Salam penutup dan doa
H. Langkah-Langkah Pembelajaran Pertemuan II
KEGIATAN METODE ME
DIA
PENDAHULU
AN
Alokasi
waktu
10 m
e
n
i
6. Membaca surah pendek
sebelum memulai
pembelajaran
Ceramah
7. Memperhatikan kesiapan
siswa secara psikis dan fisik
serta media yang digunakan
8. Memberi salam dan berdo‟a
bersama (orientasi)
t 9. Memotivasi siswa akan
pentingnya materi
pembelajaran yang akan
disampaikan (motivasi)
10. Mengajukan pertanyaan
hubungan mata pelajaran
kemarin dengan hari ini
terkait pembelajaran yang
akan disampaikan
(appersepsi)
INTI
Alokasi
waktu
51 Menit
f. Mengamati
- Siswa memperhatikan video Observasi
g. Mengomunukasikan
- Siswa atau perwakilan
kelompok video
mempresentasikan hasil
video
Presentation
h. Mengumpulkan
data/eksplorasi/Mencoba
- Siswa siswa mencatat setiap
adegan yang terdapat di
dalam video berupa hikmah
dari adegan video
i. Memecahkan Masalah
- siswa mencari kekurangan
materi yang terdapat pada
video siswa
Menulis
Problem Solving
(Pemecahan
Masalah)
Kert
as
HVS
j. Mengasosiasikan
- Kelompok lain wajib
memberikan tanggapan dan
pertanyaan satu buah kepada
kelompok yang membuat
video
Tanya Jawab
6. Menemukan manfaat dan
kegunaan dari materi
pembelajaran yang telah
Ceramah
PENUTUP
Alokasi
Waktu
21 Menit
disampaikan
7. Melakukan umpan balik
kepada siswa
8. Memberikan kegiatan tindak
lanjut dari pembelajaran yang
sudah disampaikan berupa
tugas membuat video
9. Menginformasikan rencana
pembelajaran pertemuan
berikutnya
10. Salam penutup dan doa
I. Penilaian
Indikator Jenis Penilaian Bentuk
Penilaian
Instrumen
3.4.1.Menjelaskan
kandungan hadis
tentang makanan yang
halal dan baik pada
hadis riwayat Abu
Daud dari
Ma‟dikariba. Dan
hadis riwayat At-
Tirmizi dari Hurairah.
3.4.2.Membaca hadis
tentang makanan yang
halal dan baik pada
hadis riwayat Abu
Daud dari
Ma‟dikariba. Dan
hadis riwayat At-
Tirmizi dari Hurairah.
3.4.3. Menyebutkan makna
mufradat hadis
tentang makanan yang
halal dan baik pada
hadis riwayat Abu
Daud dari
Ma‟dikariba. Dan
hadis riwayat At-
Tirmizi dari Hurairah.
Tes Objektif Terlampir *
4.2.1. Mendemonstrasikan
dalam bentuk video
isi, kandungan,
hafalan dan arti per
kata Hadis tentang
makanan yang halal
dan baik pada hadis
riwayat Abu Daud
dari Ma‟dikariba. Dan
hadis riwayat At-
Tirmizi dari Hurairah.
4.2.2.Mempresentasikan isi
dan kandungan
dalam video hadis
tentang makanan
yang halal dan baik
hadis riwayat Abu
Daud dari
Ma‟dikariba. Dan
hadis riwayat
Tirmidzi dari Abu
Hurairah.
Non Tes Presentasi dan
Proyek Video
Terlampir **
2.4.1. menunjukkan sikap
selektif terhadap
makanan dengan
memilih makanan
yang halal dan baik
sebagai implementasi
dari pemahaman
hadis riwayat Abū
Dāwud dari
Ma‟dikariba; dan
hadis riwayat At-
Tirmizi dari Abu
Hurairah.
Non Tes Obsevasi Terlampir ***
1.4.1.Menghayati nilai-nilai
selektif terhadap
makanan.
Non Tes Observasi Terlampir***
J. Pembelajaran Remedial
Bagi peserta didik yang belum menguasai materi, guru menjelaskan kembali
materi “Hidup Lebih Sehat dengan Makanan yang Halal dan Baik” dalam bentuk
penilaian penugasan resume dan uji tes secara lisan. Remedial dilakukan pada
waktu dan hari tertentu yang disesuaikan.
Jakarta, Januari 2018
Lampiran
I. Instrumen Lembar Objektif*
a. lembar subjektif
Kerjakan Soal-Soal berikut ini!
1. lengkapi hadis berikut!
عن اب ىري رة قال قال رسول هللا صلى هللا عليو وسلم يأي ها الناس ... لي قبل ال طي من با وأن هللا أمر ام ف قال )يأي ها الر سل كلوا من الطيبات رسل
قال (واعملوا صاحلا أن بات عملون عليم( وقال )...باامر بو ام
شربو حرام وملبسو وذكر الرجل يطيل السفر أشعث أغب ر يد يده أيل السماء ... يرب ومطعمو حرام وم ام فأن يستجاب )رواه الرتمذى( حرام وغذى بحر
2. Sebutkan karakteristik hewan yang diharamkan dari pada hadis riwayat
Tarmuzi?
3. Coba anda artikan potongan hadis berikut:
d) السباع e) الل قطة f) طيب
4. Bagaimana usaha kalian sebagai umat islam dalam mengonsumsi
makanan?
b. Kunci Jawaban Subjektif
1. a. أن هللا طيب
b.
c. يرب
2. Karakteristik hewan yang tidak halal untuk dikonsumsi yakni
hewan buas yang bertaring. Selain itu Rasūlullāh juga menyebutkan
secara spesiϐik yang diharamkan Allah yakni keledai jinak, barang
temuan dari orang kaϐir mu„āhad.
3. a. Hewan buas
b.barang temuan
c.baik
4. usaha yang dapat diterapkan sebagai adalah:
a. Senantiasa berusaha tidak mengonsumsi makanan yang haram yang
disebutkan
pada hadis; binatang buas, bertaring, dan keledai jinak.
b. Senantiasa memakan makanan yang halal dan baik agar do‟a-do‟a yang kita
panjatkan kepada Allah subḥānahū wa taʻālā dikabulkan.
c. Skor penilaian
Uraian : jumlah Jawaban Benar skor 25 (maksimal 4 X 25 =
100)
II. Instrumen Lembar Video dan Presentasi**
a. Proyek Membuat Video121
FORMAT PENILAIAN PRODUK MEDIA VIDEO (Pengamatan Terhadap Produk Media Video)
Prodi/Kelas: .................. Hari, Tanggal:
......................................... YANG DINILAI NILAI
Kelompok :
Ketua :
Format Program Media :
.
KOM
PONEN INDIKATOR KOMPONEN
SKOR Bobot,
Skor Perolehan (SP),
Skor Maksimal (SM) 1 2 3
PE
RF
OR
MA
7. Tampilan pembuka menarik: unik dan tampil beda Bobot: 1
∑SP.1:
......... x 1 = .........
∑SM: 3 x 6 x 1 = 18
8. Kehandalan program (tingkat error tolerance)
9. Maintainable (kemudahan pemeliharaan/pengelolaan)
10. Usability (kemudahan penggunaan/pengoperasian)
11. Compatibility (dapat dijalankan di beberapa OS/Kompeter)
12. Efisiensi penggunaan produk ditinjau dari waktu, durasi 10‟-15‟ mnt
TE
KN
IK
PE
NY
AJ
IAN
GA
MB
AR
7. Pengambilan enggel tepat Bobot: 3
∑SP.2:
......... x 3 = .........
∑SM: 3 x 6 x 3 = 54
8. Peralihan gambar tepat
9. Pemilihan background tepat
10. Para pemeran bermain profesional
11. Warna menarik: kontras, variatif, realisme, harmoni, profesional
12. Tampilan teks tepat: bentuk font, besar font, warna, animasi
TE
KN
IK
PE
NY
AJ
IA
N S
UA
RA
7. Volume dapat didengar secara stabil Bobot: 2
∑SP.3:
......... x 2 = .........
8. Menggunakan teknik miking (fade in, fade out,cross fade, dll) secara tepat
9. Pemilihan sound effect tepat
10. Pemilihan ilustrasi musik tepat
11. Musik latar digunakan secara tepat dan kontekstual
121 Disarikan dari pdf penilaian bapak Yudhi Munadi dalam mata kuliah media pembelajaran.
12. Pesan dikomunikasikan dengan irama dan tempo yang pas
∑SM: 3 x 6 x 2 = 36
KU
AL
ITA
S
PE
SA
N
7. Sesuai dengan tujuan Bobot: 2
∑SP.4:
......... x 2 = .........
∑SM: 3 x 6 x 2 = 36
8. Mengembangkan materi ajar
9. Efektif dalam memanipulasi fenomena sesungguhnya (Realistis)
10. Memancing rasa ingin tahu siswa
11. Membantu siswa mengembangkan nalar
12. Dapat diintigrasikan dengan berbagai metode pembelajaran aktif
BA
HA
SA
7. Menggunakan kalimat tunggal atau kalimat pendek Bobot: 2
∑SP.5:
......... x 2 = .........
∑SM: 3 x 6 x 2 = 36
8. Menggunakan bahasa sehari-hari
9. Key word tampak jelas (diaplikasikan secara berulang-ulang)
10. Bahasa disampaikan dengan artikusi yang jelas
11. Bahasa disampaikan dengan intonasi yang tepat
12. Bahasa disampaikan dengan dinamika yang dialogis
Total Skor Perolehan (SP) Sesuai Bobot: SP.1 + SP.2 + SP.3 + SP.4 + SP.5 ............
Total Skor Maksimal (SM) Sesuai Bobot: 18 + 54 + 36 + 36 + 36 180
Nilai Akhir (NA) ditentukan dengan cara : ∑SP / ∑SM x 100 = NA ............ / 180 x 100 = ............
KETERANGAN SKOR:
Skor 3 (Baik) = Jika aspek atau kriteria yang diamati muncul dengan
nyata dan sesuai dengan indikator yang diamati.
Skor 2 (Cukup) = Jika aspek atau kriteria yang diamati muncul cukup
nyata dan cukup sesuai dengan indikator yang diamati.
Skor 1 (Kurang) = Jika aspek atau kriteria yang diamati kurang nyata dan
kurang sesuai dengan indikator yang diamati.
Penilai,
(........................................................)
b. Presentasi
1) Penilaian kelompok yang maju/presentasi
No Nama
Siswa
Aspek yang
dinilai
Skor
Maks
Nilai Ketuntasan Tindak
Lanjut
A B C T BT R P
1
2
Dst
Keterangan :
T : Tuntas mencapai nilai (sesuai KKM)
BT : Belum Tuntas jika nilai yang diperoleh kurang dari nilai KKM
R : Remedial
P : Pengayaan
Aspek dan rubrik penilaian :
2) Kejelasan dan kedalaman informasi
4) Jika kelompok dapat memberikan penjelasan dan kedalaman informasi
lengkap dan sempurna, skor 30
5) Jika kelompok dapat memberikan penjelasan dan kedalaman informasi
lengkap dan kurang sempurna, skor 20
6) Jika kelompok dapat memberikan penjelasan dan kedalaman informasi
kurang lengkap, skor 10
3) Keaktifan dalam diskusi
4) Jika kelompok tersebut berperan sangat aktif dalam diskusi, skor 30
5) Jika kelompok tersebut berperan aktif dalam diskusi, skor 20
6) Jika kelompok tersebut kurang aktif dalam diskusi, skor 10
4) Kejelasan dan kerapihan presentasi
4) Jika kelompok tersebut dapat mempresentasikan dengan sangat jelas
dan rapi, skor 40
5) Jika kelompok tersebut dapat mempresentasikan dengan jelas dan rapi,
skor 20
6) Jika kelompok tersebut dapat mempresentasikan dengan kurang jelas
dan tidak rapi, skor 10
Nilai = a+b+c
III. Instrumen Lembar Observasi***
a. Kolom penanya
No Nama Siswa Aspek yang dinilai Nilai
a B C
1
2
Dst
Aspek dan rubrik penilaian
1) Frekuensi dalam bertanya
a) Jika siswa bertanya lebih dari 3 kali, skor 30
b) Jika siswa bertanya 2 kali, skor 20
c) Jika siswa bertanya 1 kali, skor 10
2) Keterkaitan pertanyaan dengan materi
a) Jika pertanyaan sesuai dengan materi, skor 30
b) Jika pertanyaan kurang sesuai dengan materi, skor 20
c) Jika pertanyaan tidak sesuai dengan materi, skor 10
d) Kejelasan/bahasa yang digunakan saat bertanya
a) Jika bahasa jelas, lugas dan mudah dipahami, skor 30
b) Jika bahasa kurang jelas, lugas dan mudah dipahami, skor 20
c) Jika bahasa tidak jelas, lugas dan mudah dipahami, skor 10
Nilai : a+b+c
b. Kolom nilai hafalan
No Nama Siswa Aspek yang dinilai Nilai
Kesalahan
Pengucapan
Tajwid
1
2
Dst
Ket. :
KP/T = hasil nilai
c. Spritual dan sosial
Guru meminta peserta didik memperlihatkan kolom “Ayo Berlatih” dalam
buku teks
kepada orang tuanya dengan memberikan komentar dan paraf. Cara
lainnya dapat juga dengan menggunakan buku penghubung kepada orang
tua yang berisi tentang perubahan perilaku siswa setelah mengikuti
kegiatan pembelajaran atau berkomunikasi langsung baik langsung,
maupun melalui telepon, tentang perkembangan perilaku anaknya.
Nilai akhir yang diperoleh oleh peserta didik adalah sebagai berikut. a. Rata- rata dari jumlah nilai pada kolom I (Objektif) x 30 %. b. Jumlah nilai rata- rata pada kolom II (Video dan Presentasi) x 40 % c. jumlah nilai rata-rata pada kolom III (bertanya dan hafalan) x 20 % Nilai akhir = nilai a + nilai b + nilai c
Kisi-Kisi Instrumen Motivasi Belajar Siklus I dan Siklus II
No Aspek Indikator No Item Jumlah
1 Instrinsik Positif Negatif
i. Perasaan
senang
j. Kemauan
k. Kecerdasan
l. Kemandirian
5) Senang terhadap pelajaran
6) Senang terhadap Guru
5) Kemauan belajar
6) Kemauan membuat PR
2) Kemampuan mengerjakan
latihan
5) Kesadaran untuk tidak
plagiat
6) Kesadaran mengerjaan PR
6
1
3,4
5
15
7
8,14
1
1
2
1
1
1
2
2 Ekstrinsik
Dorongan i. Dorongan orang tua
j. Dorongan lingkungan
k. Dorongan teman
l. Dorongan untuk
berprestasi
11
12
10,13
9
1
1
2
1
3 Pendekatan belajar
Pola Pembelajaran g. Metode pembelajaran
h. Materi pembelajaran
i. Pembuatan video
16,19
2
17,18,
20
2
1
3
Jumlah 20
Nama :
Kelas / Semester :
Petunjuk:
Terhadap setiap pernyataan dibawah ini Anda diminta menilainya dengan cara
memilih salah satu di antara sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), sangat
tidak setuju (STS).
No Pernyataan SS S TS STS
1. Saya yakin jika guru sangat menyenangkan dalam
mengajar maka saya semakin semangat belajar
2. Ketika membuat video saya merasakan belajar lebih
mudah dalam memahami materi Al-Qur‟an hadis.
3. Belajar Al-Qur‟an hadis merupakan mata pelajaran
terfavorit ketika belajar di kelas
4. Saat mengikuti mata pelajaran Al-Qur‟an hadis saya
memperhatikan penjelasan guru di kelas
5. Jika membuat video tepat pada waktunya maka saya
merasa tenang
6. Menurut saya Al-Qur‟an hadis jika dengan materi
yang dibuat video sangatlah menyenangkan
7. Saya sangat bangga jika membuat video dengan hasil
karya sendiri
8. Saya malu jika lupa mengingatkan teman ketika
membuat tugas video
9. Saya yakin jika video yang saya buat mendapatkan
nilai yang tinggi
10. Temanku selalu memberikan semangat jika aku
sedang malas belajar
11 Orang tuaku selalu mengingkatkan Aku tugas
sekolah
12 Lingkungan ku sangat ramah dan nyaman ketika aku
membuat video
13 Aku merasakan senang jika teman kelompok aku
membantu membuat video
14 Saya sadar bahwa membuat video merupakan
kewajiban saya sebagai siswa
15 Saya menjadi lebih paham membuat video ketika
mengerjakan tugas video dari guru
16 Saya sangat menyukai cara belajar dengan
mempresentasikan hasil video kelompok di kelas
17 Saya merasakan lebih aktif dalam belajar ketika
membuat video
18 Saya merasakan kepercayaan diri yang tinggi dalam
belajar ketika bertanya
19 Metode video sangat sesuai dengan cara belajar yang
saya harapkan di kelas
20 Membuat video mengasah kemampuan keterampilan
yang saya miliki
KISI-KISI LEMBAR OBSERVASI TERHADAP GURU
No Aspek yang diamati Indikator Total
Butir
No.
Butir
1 Kegiatan pendahuluan a. Membaca Ayat Al-Qur‟an
b. Memeriksa kesiapan siswa
c. Mengabsen siswa sebelum memulai
proses pembelajaran
d. Melakukan Ice Breaking
e. Melakukan apersepsi
f. Menyampaikan tujuan pembelajaran
g. Menyiapkan media pembelajaran
1
1
1
1
1
1
1
1
2
3
4
5
6
7
2 Kegiatan inti a. Memberikan pemahaman materi
kepada siswa
b. Mengaitkan materi dengan realitas
kehidupan
c. Membagi siswa menjadi beberapa
kelompok
d. Memberikan pemahaman awal
tentang video
e. Menghafal ayat Al-Qur‟an dan hadis
sesuai materi
f. Mempresentasikan hasil video
g. Melakukan tanya-jawab antar
kelompok tentang hasil video
h. Mengawasi selama berjalannya proses
pembelajaran
i. Memberikan apresiasi dan motivasi
ketika proses pembelajaran
1
1
1
1
1
1
1
1
1
8
9
10
11
12
13
14
15
16
j. Menyampaikan pesan lisan dan
tulisan dengan baik dan benar
1 17
3 Kegiatan penutup a. Memberikan refleksi dengan
melibatkan siswa
b. Melakukan tindak lanjut dengan
memberi arahan tugas
c. Menutup dengan berdoa
1
1
1
18
19
20
Jumlah 20
KISI-KISI LEMBAR OBSERVASI TERHADAP SISWA
No Indikator Butir soal No.butir soal
1
2
3
4
5
Membaca ayat Al-Qur‟an dan ikut melakukan Ice
breaking
Perhatian siswa terhadap penjelasan guru
Keaktifan siswa ketika proses pembelajaran
Pembelajaran Al-Qur‟an hadis dalam proses
pembuatan video
Menutup pembelajaran dengan berdoa
2
1
2
5
1
1,2
3
4,5
6,7,8,9
10
Jumlah 10
LEMBAR OBSERVASI TERHADAP SISWA
Kegiatan Pembelajaran Al-Qur’an Hadis Dalam Pembuatan Video
Sekolah : MA Al-Khairiyah Mampang Prapatan
Mata Pelajaran : Al-Qur‟an Hadis
Kelas/Semester : XI / Genap
Kompetensi Dasar : Hidup Lebih Sehat dengan Makanan yang Halal dan Baik
Hari/Tanggal : Selasa/ 22 Januari 2019
Siklus ke- : I
Pertemuan ke- : I
Berilah tanda (V) sesuai dengan hasil pengamatan!
No aspek yang diamati Kelompok I
1 2 3 4 5
1 Siswa membaca ayat suci Al-Qur‟an v
2 Siswa mengikuti ice breaking v
3 Siswa memperhatikan guru ketika menjelaskan materi
pembelajaran
v
4 Siswa aktif dalam mencari informasi v
5 Siswa aktif dalam bertanya dan menanggapi persoalan
materi pembelajaran
v
6 Siswa bekerja sama dalam menyusun naskah dan judul
video
v
7 siswa merespon dan mengkritisi karya video temannya v
8 Siswa bekerja sama dalam membuat video v
9 Antusias dalam mengikuti pembelajaran Al-Qur‟an hadis
dalam pembuatan video
v
10 Siswa berdoa ketika pembelajaran berakhir v
Jumlah 38
No aspek yang diamati Kelompok II
1 2 3 4 5
1 Siswa membaca ayat suci Al-Qur‟an v
2 Siswa mengikuti ice breaking v
3 Siswa memperhatikan guru ketika menjelaskan materi
pembelajaran
v
4 Siswa aktif dalam mencari informasi v
5 Siswa aktif dalam bertanya dan menanggapi persoalan
materi pembelajaran
v
6 Siswa bekerja sama dalam menyusun naskah dan judul
video
v
7 siswa merespon dan mengkritisi karya video temannya v
8 Siswa bekerja sama dalam membuat video v
9 Antusias dalam mengikuti pembelajaran Al-Qur‟an hadis
dalam pembuatan video
v
10 Siswa berdoa ketika pembelajaran berakhir v
Jumlah 37
No aspek yang diamati Kelompok III
1 2 3 4 5
1 Siswa membaca ayat suci Al-Qur‟an v
2 Siswa mengikuti ice breaking v
3 Siswa memperhatikan guru ketika menjelaskan materi
pembelajaran
v
4 Siswa aktif dalam mencari informasi v
5 Siswa aktif dalam bertanya dan menanggapi persoalan
materi pembelajaran
v
6 Siswa bekerja sama dalam menyusun naskah dan judul
video
v
7 siswa merespon dan mengkritisi karya video temannya v
8 Siswa bekerja sama dalam membuat video v
9 Antusias dalam mengikuti pembelajaran Al-Qur‟an hadis
dalam pembuatan video
v
10 Siswa berdoa ketika pembelajaran berakhir v
Jumlah 43
No aspek yang diamati Kelompok IV
1 2 3 4 5
1 Siswa membaca ayat suci Al-Qur‟an v
2 Siswa mengikuti ice breaking v
3 Siswa memperhatikan guru ketika menjelaskan materi
pembelajaran
v
4 Siswa aktif dalam mencari informasi v
5 Siswa aktif dalam bertanya dan menanggapi persoalan
materi pembelajaran
v
6 Siswa bekerja sama dalam menyusun naskah dan judul
video
v
7 siswa merespon dan mengkritisi karya video temannya v
8 Siswa bekerja sama dalam membuat video v
9 Antusias dalam mengikuti pembelajaran Al-Qur‟an hadis
dalam pembuatan video
v
10 Siswa berdoa ketika pembelajaran berakhir v
Jumlah 43
Ket. : 5 : sangat baik 4 : baik 3: cukup Observer
2 : kurang 1 : sangat kurang
LEMBAR OBSERVASI TERHADAP SISWA
Kegiatan Pembelajaran Al-Qur’an Hadis Dalam Pembuatan Video
Sekolah : MA Al-Khairiyah Mampang Prapatan
Mata Pelajaran : Al-Qur‟an Hadis
Kelas/Semester : XI / Genap
Kompetensi Dasar : Hidup Lebih Sehat dengan Makanan yang Halal dan Baik
Hari/Tanggal : Selasa/ 29 Januari 2019
Siklus ke- : I
Pertemuan ke- : II
Berilah tanda (V) sesuai dengan hasil pengamatan!
No aspek yang diamati Kelompok I
1 2 3 4 5
1 Siswa membaca ayat suci Al-Qur‟an v
2 Siswa mengikuti ice breaking v
3 Siswa memperhatikan guru ketika menjelaskan materi
pembelajaran
v
4 Siswa aktif dalam mencari informasi v
5 Siswa aktif dalam bertanya dan menanggapi persoalan
materi pembelajaran
v
6 Siswa bekerja sama dalam menyusun naskah dan judul
video
v
7 siswa merespon dan mengkritisi karya video temannya v
8 Siswa bekerja sama dalam membuat video v
9 Antusias dalam mengikuti pembelajaran Al-Qur‟an hadis
dalam pembuatan video
v
10 Siswa berdoa ketika pembelajaran berakhir v
Jumlah 32
No aspek yang diamati Kelompok II
1 2 3 4 5
1 Siswa membaca ayat suci Al-Qur‟an v
2 Siswa mengikuti ice breaking v
3 Siswa memperhatikan guru ketika menjelaskan materi
pembelajaran
v
4 Siswa aktif dalam mencari informasi v
5 Siswa aktif dalam bertanya dan menanggapi persoalan
materi pembelajaran
v
6 Siswa bekerja sama dalam menyusun naskah dan judul
video
v
7 siswa merespon dan mengkritisi karya video temannya v
8 Siswa bekerja sama dalam membuat video v
9 Antusias dalam mengikuti pembelajaran Al-Qur‟an hadis
dalam pembuatan video
v
10 Siswa berdoa ketika pembelajaran berakhir v
Jumlah 33
No aspek yang diamati Kelompok III
1 2 3 4 5
1 Siswa membaca ayat suci Al-Qur‟an v
2 Siswa mengikuti ice breaking v
3 Siswa memperhatikan guru ketika menjelaskan materi
pembelajaran
v
4 Siswa aktif dalam mencari informasi v
5 Siswa aktif dalam bertanya dan menanggapi persoalan
materi pembelajaran
v
6 Siswa bekerja sama dalam menyusun naskah dan judul
video
v
7 siswa merespon dan mengkritisi karya video temannya v
8 Siswa bekerja sama dalam membuat video v
9 Antusias dalam mengikuti pembelajaran Al-Qur‟an hadis
dalam pembuatan video
v
10 Siswa berdoa ketika pembelajaran berakhir v
Jumlah 35
No aspek yang diamati Kelompok IV
1 2 3 4 5
1 Siswa membaca ayat suci Al-Qur‟an v
2 Siswa mengikuti ice breaking v
3 Siswa memperhatikan guru ketika menjelaskan materi
pembelajaran
v
4 Siswa aktif dalam mencari informasi v
5 Siswa aktif dalam bertanya dan menanggapi persoalan
materi pembelajaran
v
6 Siswa bekerja sama dalam menyusun naskah dan judul
video
v
7 siswa merespon dan mengkritisi karya video temannya v
8 Siswa bekerja sama dalam membuat video v
9 Antusias dalam mengikuti pembelajaran Al-Qur‟an hadis
dalam pembuatan video
v
10 Siswa berdoa ketika pembelajaran berakhir v
Jumlah 35
Ket. : 5 : sangat baik 4 : baik 3: cukup Observer
2 : kurang 1 : sangat kurang
LEMBAR OBSERVASI TERHADAP SISWA
Kegiatan Pembelajaran Al-Qur’an Hadis Dalam Pembuatan Video
Sekolah : MA Al-Khairiyah Mampang Prapatan
Mata Pelajaran : Al-Qur‟an Hadis
Kelas/Semester : XI / Genap
Kompetensi Dasar : Hidup Lebih Sehat dengan Makanan yang Halal dan Baik
Hari/Tanggal : Selasa/ 12 Februari 2019
Siklus ke- : II
Pertemuan ke- : I
Berilah tanda (V) sesuai dengan hasil pengamatan!
No aspek yang diamati Kelompok I
1 2 3 4 5
1 Siswa membaca ayat suci Al-Qur‟an v
2 Siswa mengikuti ice breaking v
3 Siswa memperhatikan guru ketika menjelaskan materi
pembelajaran
v
4 Siswa aktif dalam mencari informasi v
5 Siswa aktif dalam bertanya dan menanggapi persoalan
materi pembelajaran
v
6 Siswa bekerja sama dalam menyusun naskah dan judul
video
v
7 siswa merespon dan mengkritisi karya video temannya v
8 Siswa bekerja sama dalam membuat video v
9 Antusias dalam mengikuti pembelajaran Al-Qur‟an hadis
dalam pembuatan video
v
10 Siswa berdoa ketika pembelajaran berakhir v
Jumlah 45
No aspek yang diamati Kelompok II
1 2 3 4 5
1 Siswa membaca ayat suci Al-Qur‟an v
2 Siswa mengikuti ice breaking v
3 Siswa memperhatikan guru ketika menjelaskan materi
pembelajaran
v
4 Siswa aktif dalam mencari informasi v
5 Siswa aktif dalam bertanya dan menanggapi persoalan
materi pembelajaran
v
6 Siswa bekerja sama dalam menyusun naskah dan judul
video
v
7 siswa merespon dan mengkritisi karya video temannya v
8 Siswa bekerja sama dalam membuat video v
9 Antusias dalam mengikuti pembelajaran Al-Qur‟an hadis
dalam pembuatan video
v
10 Siswa berdoa ketika pembelajaran berakhir v
Jumlah 46
No aspek yang diamati Kelompok III
1 2 3 4 5
1 Siswa membaca ayat suci Al-Qur‟an v
2 Siswa mengikuti ice breaking v
3 Siswa memperhatikan guru ketika menjelaskan materi
pembelajaran
v
4 Siswa aktif dalam mencari informasi v
5 Siswa aktif dalam bertanya dan menanggapi persoalan
materi pembelajaran
v
6 Siswa bekerja sama dalam menyusun naskah dan judul
video
v
7 siswa merespon dan mengkritisi karya video temannya v
8 Siswa bekerja sama dalam membuat video v
9 Antusias dalam mengikuti pembelajaran Al-Qur‟an hadis
dalam pembuatan video
v
10 Siswa berdoa ketika pembelajaran berakhir v
Jumlah 47
No aspek yang diamati Kelompok IV
1 2 3 4 5
1 Siswa membaca ayat suci Al-Qur‟an v
2 Siswa mengikuti ice breaking v
3 Siswa memperhatikan guru ketika menjelaskan materi
pembelajaran
v
4 Siswa aktif dalam mencari informasi v
5 Siswa aktif dalam bertanya dan menanggapi persoalan
materi pembelajaran
v
6 Siswa bekerja sama dalam menyusun naskah dan judul
video
v
7 siswa merespon dan mengkritisi karya video temannya v
8 Siswa bekerja sama dalam membuat video v
9 Antusias dalam mengikuti pembelajaran Al-Qur‟an hadis
dalam pembuatan video
v
10 Siswa berdoa ketika pembelajaran berakhir v
Jumlah 46
Ket. : 5 : sangat baik 4 : baik 3: cukup Observer
2 : kurang 1 : sangat kurang
LEMBAR OBSERVASI TERHADAP SISWA
Kegiatan Pembelajaran Al-Qur’an Hadis Dalam Pembuatan Video
Sekolah : MA Al-Khairiyah Mampang Prapatan
Mata Pelajaran : Al-Qur‟an Hadis
Kelas/Semester : XI / Genap
Kompetensi Dasar : Hidup Lebih Sehat dengan Makanan yang Halal dan Baik
Hari/Tanggal : Selasa/ 19 Februari 2019
Siklus ke- : II
Pertemuan ke- : II
Berilah tanda (V) sesuai dengan hasil pengamatan!
No aspek yang diamati Kelompok I
1 2 3 4 5
1 Siswa membaca ayat suci Al-Qur‟an v
2 Siswa mengikuti ice breaking v
3 Siswa memperhatikan guru ketika menjelaskan materi
pembelajaran
v
4 Siswa aktif dalam mencari informasi v
5 Siswa aktif dalam bertanya dan menanggapi persoalan
materi pembelajaran
v
6 Siswa bekerja sama dalam menyusun naskah dan judul
video
v
7 siswa merespon dan mengkritisi karya video temannya v
8 Siswa bekerja sama dalam membuat video v
9 Antusias dalam mengikuti pembelajaran Al-Qur‟an hadis
dalam pembuatan video
v
10 Siswa berdoa ketika pembelajaran berakhir v
Jumlah 49
No aspek yang diamati Kelompok II
1 2 3 4 5
1 Siswa membaca ayat suci Al-Qur‟an v
2 Siswa mengikuti ice breaking v
3 Siswa memperhatikan guru ketika menjelaskan materi
pembelajaran
v
4 Siswa aktif dalam mencari informasi v
5 Siswa aktif dalam bertanya dan menanggapi persoalan
materi pembelajaran
v
6 Siswa bekerja sama dalam menyusun naskah dan judul
video
v
7 siswa merespon dan mengkritisi karya video temannya v
8 Siswa bekerja sama dalam membuat video v
9 Antusias dalam mengikuti pembelajaran Al-Qur‟an hadis
dalam pembuatan video
v
10 Siswa berdoa ketika pembelajaran berakhir v
Jumlah 49
No aspek yang diamati Kelompok III
1 2 3 4 5
1 Siswa membaca ayat suci Al-Qur‟an v
2 Siswa mengikuti ice breaking v
3 Siswa memperhatikan guru ketika menjelaskan materi
pembelajaran
v
4 Siswa aktif dalam mencari informasi v
5 Siswa aktif dalam bertanya dan menanggapi persoalan
materi pembelajaran
v
6 Siswa bekerja sama dalam menyusun naskah dan judul
video
v
7 siswa merespon dan mengkritisi karya video temannya v
8 Siswa bekerja sama dalam membuat video v
9 Antusias dalam mengikuti pembelajaran Al-Qur‟an hadis
dalam pembuatan video
v
10 Siswa berdoa ketika pembelajaran berakhir v
Jumlah 49
No aspek yang diamati Kelompok IV
1 2 3 4 5
1 Siswa membaca ayat suci Al-Qur‟an v
2 Siswa mengikuti ice breaking v
3 Siswa memperhatikan guru ketika menjelaskan materi
pembelajaran
v
4 Siswa aktif dalam mencari informasi v
5 Siswa aktif dalam bertanya dan menanggapi persoalan
materi pembelajaran
v
6 Siswa bekerja sama dalam menyusun naskah dan judul
video
v
7 siswa merespon dan mengkritisi karya video temannya v
8 Siswa bekerja sama dalam membuat video v
9 Antusias dalam mengikuti pembelajaran Al-Qur‟an hadis
dalam pembuatan video
v
10 Siswa berdoa ketika pembelajaran berakhir v
Jumlah 49
Ket. : 5 : sangat baik 4 : baik 3: cukup Observer
2 : kurang 1 : sangat kurang
Hasil angket Motivasi belajar Siswa pada siklus I
Nomor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Jum/org %
Urt Induk
1 3374 a
2 3401 a
3 3441 4 4 3 3 4 4 4 2 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 69 86,25
4 3400 3 3 3 3 3 3 4 3 4 2 3 2 4 4 3 3 3 1 3 4 61 76,25
5 3439 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 68 85
6 3430 s
7 3421 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 62 77,5
8 3407 4 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 3 2 2 51 63,75
9 3428 s
10 3422 4 2 2 3 4 3 4 3 4 2 4 2 4 4 3 3 3 1 3 4 62 77,5
11 3385 4 4 3 3 3 4 3 2 4 4 4 3 4 3 3 4 2 3 3 4 67 83,75
12 3404 4 2 3 4 2 2 3 2 3 4 4 2 4 2 2 2 2 4 2 2 55 68,75
13 3432 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 57 71,25
14 3424 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 61 76,25
15 3379 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 57 71,25
16 3378 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 63 78,75
17 3445 s
18 3397 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 66 82,5
19 3416 a
20 3444 a
21 3410 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 65 81,25
22 3448 s
23 3446 3 3 3 3 3 3 4 4 4 2 3 3 4 3 2 4 3 4 4 3 65 81,25
24 3406 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 71 88,75
25 3414 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 60 75
26 3380 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 72 90
27 3398 4 3 2 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 2 4 3 67 83,75
28 3391 3 3 3 3 3 4 2 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 64 80
29 3403 3 3 3 3 3 4 2 4 3 4 3 3 3 2 4 3 2 3 3 4 62 77,5
30 3382 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 65 81,25
31 3402 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 62 77,5
32 3418 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 61 76,25
33 3423 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 49 61,25
34 3429 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 63 78,75
35 3396 3 1 1 2 1 1 1 1 1 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 26 32,5
36 3450 4 4 3 3 3 4 4 2 3 3 3 2 2 3 2 2 2 3 2 2 56 70
37 3443 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 62 77,5
38 3451 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 63 78,75
No SS SS*PN % S S*PN % ST ST*PN % STS STS*PN % JUMLAH Y=Sti
x JR
X=
STh x
JR
Indeks
% %
1 17 68 56,7 13 39 43,3 0 0 0 0 0 0 107 2400 600 4,5 89,2
2 4 16 13,3 21 63 70 4 8 13,3 1 1 3,3 88 2400 600 3, 7 73,3
3 1 4 3,33 24 72 80 4 8 13,3 1 1 3,3 85 2400 600 3, 6 70,8
4 4 16 13,3 25 75 83,3 1 2 3,3 0 0 0 93 2400 600 3,8 77,5
5 6 24 20 20 60 66,7 3 6 10 1 1 3,3 91 2400 600 3,7 75,8
6 8 32 26,7 18 54 60 3 6 10 1 1 3,3 93 2400 600 3,8 77,5
7 13 52 43,3 14 42 46,7 2 4 6, 7 1 1 3,3 99 2400 600 4,1 82,5
8 4 16 13,3 19 57 63,3 6 12 20 1 1 3,3 86 2400 600 3,6 71,7
9 10 40 33,3 18 54 60 1 2 3,3 1 1 3,3 97 2400 600 4,1 80,8
10 5 20 16,7 19 57 63,3 6 12 20 0 0 0 89 2400 600 3,7 74,2
11 8 32 26,7 22 66 73,3 0 0 0 0 0 0 98 2400 600 4,1 81,7
12 5 20 16,7 17 51 56,7 7 14 23,3 1 1 3,3 86 2400 600 3,6 71,7
13 14 56 46,7 12 36 40 3 6 10 1 1 3,3 99 2400 600 4,1 82,5
14 8 32 26,7 11 33 36,7 10 20 33,3 1 1 3,3 86 2400 600 3,6 71,7
15 8 32 26,7 16 48 53,3 5 10 16, 7 1 1 3,3 91 2400 600 3,8 75,8
16 8 32 26,7 16 48 53,3 5 10 16, 7 1 1 3,3 91 2400 600 3,8 75,8
17 4 16 13,3 19 57 63,3 6 12 20 1 1 3,3 86 2400 600 3,6 71,7
18 5 20 16,7 21 63 70 1 2 3,3 3 3 10 88 2400 600 3,7 73,3
19 5 20 16,7 17 51 56,7 7 14 23,3 1 1 3,3 86 2400 600 3,6 71,7
20 8 32 26,7 18 54 60 3 6 10 1 1 3,3 93 2400 600 3,8 77,5
Ket. : Persentase Responden : Jumlah Jawaban Responden X 100
Total Responden
Rumus Skor Total : T x Pn
T : Total Jumlah Responden Pn : Jumlah Skor Maksimum
Y = Skor Tertinggi Likert x Jumlah Responden ((4 x 30 = 120/perbutir soal) x 20 soal = 2400)
X = Skor Terendah Likert x Jumlah Responden ((1 x 30 = 30/perbutir soal) x 20 soal = 600)
Rumus Indeks : Rumus Indeks % = Total Skor / Y x 100
Hasil angket Motivasi belajar Siswa pada siklus II
Nomor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Jum/org %
Urt Induk
1 3374 4 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 56 70
2 3401 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 2 3 3 3 3 3 3 65 81,25
3 3441 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 74 92,5
4 3400 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 72 90
5 3439 4 3 2 3 4 3 3 3 3 2 4 3 4 4 3 3 3 3 2 3 62 77,5
6 3430 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 74 92,5
7 3421 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 55 68,75
8 3407 4 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 4 2 2 3 56 70
9 3428 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 59 73,75
10 3422 4 4 2 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 76 95
11 3385 3 3 3 3 4 3 4 2 3 3 4 2 4 3 2 3 4 3 4 3 63 78,75
12 3404 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 73 91,25
13 3432 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 64 80
14 3424 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 61 76,25
15 3379 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 62 77,5
16 3378 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 59 73,75
17 3445 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 2 3 4 3 4 4 4 4 4 72 90
18 3397 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 63 78,75
19 3416 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 66 82,5
20 3444 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 64 80
21 3410 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 59 73,75
22 3448 4 3 3 3 4 3 4 2 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 67 83,75
23 3446 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 2 4 3 3 4 3 4 3 4 3 63 78,75
24 3406 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 70 87,5
25 3414 4 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 57 71,25
26 3380 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60 75
27 3398 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 77 96,25
28 3391 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 63 78,75
29 3403 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60 75
30 3382 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 67 83,75
31 3402 4 3 3 3 3 2 2 3 4 4 3 2 4 2 3 3 4 4 4 3 63 78,75
32 3418 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 2 3 3 4 2 2 3 4 3 4 63 78,75
33 3423 3 2 2 3 3 2 3 3 2 2 3 2 2 2 3 3 3 2 3 2 50 62,5
34 3429 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 57 71,25
35 3396 2 1 1 2 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 25 31,25
36 3450 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 61 76,25
37 3443 4 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 57 71,25
38 3451 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 66 82,5
No SS SS*PN % S S*PN % TS ST*PN % STS STS*PN % JUMLAH Y=Sti x JR X= STh x
JR Indeks % %
1 19 76 50 18 54 47,4 1 2 2,6 0 0 0 132 3040 760 4,3 86,8
2 6 24 15,8 29 87 76,3 2 4 5,3 1 1 2,6 116 3040 760 3,8 76,3
3 1 4 2,6 32 96 84,2 4 8 10,5 1 1 2,6 109 3040 760 3,6 71,7
4 1 4 2,6 36 108 94,7 1 2 2,6 0 0 0 114 3040 760 3,8 75
5 13 52 34,2 22 66 57,9 2 4 5,3 1 1 2,6 123 3040 760 4 80,9
6 6 24 15,8 25 75 65,8 6 12 15,8 1 1 2,6 112 3040 760 3,7 73,7
7 13 52 34,2 21 63 55,3 3 6 7,9 1 1 2,6 122 3040 760 4 80,3
8 4 16 10,5 26 78 68,4 7 14 18,4 1 1 2,6 109 3040 760 3,6 71,7
9 14 56 36,8 19 57 50 5 10 13,2 0 0 0 123 3040 760 4 80,9
10 11 44 28,9 24 72 63,2 2 4 5,3 1 1 2,6 121 3040 760 4 79,6
11 15 60 39,5 20 60 52,6 3 6 7,9 0 0 0 126 3040 760 4,1 82,9
12 13 52 34,2 18 54 47,3 6 12 15,8 1 1 2,6 119 3040 760 3,9 78,3
13 16 64 42,1 20 60 52,6 1 2 2,6 1 1 2,6 127 3040 760 4,2 83,6
14 11 44 28,9 21 63 55,3 5 10 13,2 1 1 2,6 118 3040 760 3,9 77,6
15 8 32 21,1 26 78 68,4 4 8 10,5 0 0 0 118 3040 760 3,9 77,6
16 10 40 26,3 24 72 63,2 3 6 7,9 1 1 2,6 119 3040 760 3,9 78,3
17 10 40 26,3 26 78 68,4 1 2 2,6 1 1 2,6 121 3040 760 4 79,6
18 8 32 21,1 26 78 68,4 3 6 7,9 1 1 2,6 117 3040 760 3,8 77
19 11 44 28,9 22 66 57,9 4 8 10,5 1 1 2,6 119 3040 760 3,9 78,3
20 7 28 18,4 27 81 71,1 3 6 7,9 1 1 2,6 116 3040 760 3,8 76,3
Ket. : Persentase Responden : Jumlah Jawaban Responden X 100
Total Responden
Rumus Skor Total : T x Pn
T : Total Jumlah Responden Pn : Jumlah Skor Maksimum
Y = Skor Tertinggi Likert x Jumlah Responden ((4 x 38 = 152/perbutir soal) x 20 soal = 3040)
X = Skor Terendah Likert x Jumlah Responden ((1 x 38 = 38/perbutir soal) x 20 soal = 760)
Rumus Indeks : Rumus Indeks % = Total Skor / Y x 100