PENINGKATAN MINAT BACA SISWA MELALUI GERAKAN …

of 66 /66
i PENINGKATAN MINAT BACA SISWA MELALUI GERAKAN LITERASI PADA SISWA KELAS IVA DI SDN BALIKPAPAN TENGAH Oleh : ENY INDAH HARTATI NDH : 015 PELATIHAN DASAR CALON PNS ANGKATAN VIII PUSAT PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN DAN KAJIAN DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA SAMARINDA 2020

Embed Size (px)

Transcript of PENINGKATAN MINAT BACA SISWA MELALUI GERAKAN …

GERAKAN LITERASI PADA SISWA KELAS IVA DI
SDN BALIKPAPAN TENGAH
PELATIHAN DASAR CALON PNS ANGKATAN VIII
PUSAT PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN DAN
KAJIAN DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA
Nama : Eny Indah Hartati
Instansi : SD Negeri 013 Balikpapan Tengah
Judul Rancangan Aktualisasi :
LITERASI PADA SISWA KELAS IVA SDN 013 BALIKPAPAN TENGAH”
TELAH DISEMINARKAN dalam Seminar Aktualisasi pada Hari Kamis,
Tanggal 19 Maret 2020 bertempat di SDN 013 Balikpapan Tengah Kota
Balikpapan via Aplikasi Zoom.
Coach,
iv
v
vi
2.1 Deskripsi Unit Kerja
D. Struktur Organisasi ......................................................................... 11
Bab III Landasan Teori
A. Manajemen ASN .............................................................................. 19
C. Pelayanan Publik ............................................................................... 20
Bab IV Rancangan Aktualisasi
5.1. Kegiatan 1: Melakukan Literasi Buku Selama 15 menit ....................... 37
5.2. Kegiatan 2: Melakukan Kunjungan Ke Perpustakaan Sekolah ............. 42
5.3. Kegiatan 3: Mengadakan Lomba Bercerita ........................................... 44
5.4. Kegiatan 4: Membuat Pohon Literasi .................................................... 50
Bab VI Penutup
6.1. Kesimpulan ............................................................................................ 54
6.2. Saran ...................................................................................................... 55
negara sebagaimana tercantum dalam pembukaan Undang – Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, perlu dibangun Aparatur Sipil
Negara (ASN) yang memiliki integritas, profesional, netral dan bebas dari
intervensi politik, bersih dari praktek korupsi, kolusi dan nepotisme, serta
mampu meyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat dan mampu
menjalankan peran sebagai unsur perekat persatuan dan kesatuan bangsa
berdasarkan Pancasila dan Undang – undang Dasar Tahun 1945.
Dalam Undang – Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara, pegawai ASN berfungsi sebagai : 1) Pelaksana Kebijakan Publik; 2)
Pelayan Publik dan 3) Perekat dan pemersatu bangsa. Fungsi – fungsi ASN
ini harus dilakukan dengan penuh tanggung jawab dan dapat
dipertanggungjawabkan kepada publik. ASN dituntut untuk memiliki nilai
dasar sebagai seperangkat prinsip yang menjadi landasan dalam menjalankan
profesi. Nilai dasar tersebut antara lain Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA). Kelima nilai dasar
tersebut berperan penting dalam menuntun ASN menjadi pelayan masyarakat
yang profesional untuk membantu mencapai tujuan berbangsa dan bernegara.
Sebagai ASN, guru harus menjalankan tugas pokok dan fungsinya
secara profesional. Berdasarkan Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen, dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya guru
berkewajiban merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses
pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil
pembelajaran.
ANEKA guna mencapai tujuan dan sasaran pokok sebagaimana tugas pokok
2
dan fungsi guru yang tercantum dalam Undang – Undang Sistem Pendidikan
Nasional Nomor 20 Tahun 2003.
Peran guru dalam proses belajar mengajar, guru mempunyai tugas
untuk mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas belajar bagi siswa
untuk mencapai tujuan. Guru mempunyai tanggung jawab untuk melihat
segala sesuatu yang terjadi dalam kelas untuk membantu proses
perkembangan siswa. Guru juga memiliki tugas untuk memilih model
pembelajaran yang tepat demi tercapainya pemahaman siswa terhadap tujuan
pembelajaran.
terwujudnya sekolah unggul dalam IMTAQ dan IPTEK yang berwawasan
lingkungan dan berkarakter bangsa. Demi terwujudnya visi tersebut, dalam
hal ini, penulis selaku ASN di lingkungan SDN 013 Balikpapan Tengah
menginginkan adanya kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan
pemahaman siswa dalam proses pembelajaran. Salah satu kegiatan yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan pemahaman siswa adalah dengan membaca
buku.
Pada masa perkembangan, anak didik harus dipupuk minatnya
terutama minat mambacanya, karena dengan membaca seseorang akan
memiliki banyak pengetahuan dan pengalaman. Namun, sayangnya minat
membaca ini belum terlihat pada siswa kelas IVA SDN 013 Balikpapan
Tengah. Hal ini bisa dilihat pada beberapa siswa yang keterampilan membaca
dan menulisnya kurang lancar. Ketika jam istirahat siswa memilih untuk lebih
banyak bermain dan melakukan kegiatan lain daripada untuk membaca.
Perbendaharaan kata – kata yang kurang pun terlihat pada saat proses
pembelajaran, siswa lebih banyak bertanya tentang kata – kata yang belum
pernah mereka dengar ataupun ketahui. Selain itu, apabila ada tugas seperti
mengarang, mereka selalu mengulang – ulang kata atau menggunakan kata –
kata yang tidak baku. Dan yang lebih penting, ketika muatan pelajaran
Bahasa Indonesia yang meterinya menuntut anak untuk banyak membaca,
3
bagus.
Berdasarkan observasi, pembelajaran di SDN 013 Balikpapan Tengah
berjalan dengan baik, namun dalam prosesnya minat baca siswa masih dinilai
kurang. Oleh karena itu penulis memutuskan untuk mengambil judul
rancangan aktualisasi: “Peningkatan Minat Baca Siswa Melalui Gerakan
Literasi Pada Siswa Kelas IVA SDN 013 Balikpapan Tengah”.
1.2 Tujuan dan Manfaat Aktualisasi
A. Tujuan Aktualisasi
ditemukan, tujuan yang akan dicapai dari dilaksanakannya aktualisasi ini
adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengoptimalkan gerakan literasi siswa kelas IV di SDN 013
Balikpapan Tengah
2. Untuk meningkatkan minat baca siswa kelas IV di SDN 013
Balikpapan Tengah
4. Menerapkan nilai-nilai ASN yaitu nilai ANEKA ke dalam setiap
kegiatan yang dilakukan di satuan kerja.
B. Manfaat Aktualisasi
habituasi ini, yaitu:
1. Bagi ASN atau guru dengan hasil kegiatan dari isu yang diangkat :
Mampu memahami, menginternalisasi dan mengaktualisasikan nilai-
nilai dasar PNS yang meliputi Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi di lingkungan kerja yaitu
SDN 013 Balikpapan Tengah
4
Tengah Kota Balikpapan.
Balikpapan.
a. Meningkatkan minat baca siswa sehingga ilmu pengetahuan dan
keterampilannya menjadi lebih luas.
aktualisasi nilai dasar ANEKA.
1.3 Ruang Lingkup Aktualisasi
lingkup atau batasan rancangan kegiatan aktualisasi ini berkonsentrasi pada
peningkatann minat baca siswa melalui gerakan literasi pada siswa kelas IVA
di SDN 013 Balikpapan Tengah.
5
Nama Sekolah : Sekolah Dasar Negeri 013 Balikpapan Tengah
Jenis Sekolah : Negeri
Kelurahan : Mekar Sari
Kecamatan : Balikpapan Tengah
Balikpapan Tengah. Dan terletak didekat tempat ibadah Agama Hindu
yaitu Pure Hindu Balikpapan. SDN 013 Balikpapan Tengah jumlah
rombongan kelas : 10 kelas dengan jam pagi dan siang. Deskripsi
SDM, Sarana Prasarana, dan Sumber Daya Lainnya
1. Profil Kepala Sekolah
a. Nama : Tuwariyanto, M.Pd
d. Pangkat / Gol : Pembina Tk.I / IV b
e. Alamat : Jl. Prapatan Dalam No.45 Rt.43
Kel. Telaga Sari
mengalami tujuh kali kepemimpinan, yaitu :
a. Ibu Depon tahun 2000-2001
b. Ibu DRa Hj. Kartini tahun 2001-2006
c. Ibu Sumariyah, S.Pd Tahun 2006-2010
d. Ibu Hj. Sami Syamsiah, S.Pd tahun 2011 – Juli 2012
e. Ibu Suprih Lestari, S.Pd Maret 2012 s/d Nopember 2018
f. Ibu Winarlin, S.Pd Januari 2019 s/d Juni 2019
g. Tuwariyanto, M.Pd Juli 2019 s/d sekarang
3. Data siswa
Berikut ini adalah data siswa SDN 013 Balikpapan
Tengah berdasarkan rombongan belajar (rombel). Jumlah
total siswa kami sebanyak 293 siswa, terdiri dari 159 siswa
7
perempuan.
Tingkat
I II III IV V VI JUMLAH
L P L P L P L P L P L P L P L+P
12 16 18 37 16 13 32 16 31 31 50 21 159 134 293
Tabel 2.1 Data siswa SDN 013 Balikpapan Tengah
b. Kelas ( Rombongan Belajar ) Menurut Tingkat
Menurut tingkatannya (kelasnya) sekolah kami terdiri
dari 10 rombel, yaitu kelas IA, kelas IIA dan IIB, kelas III,
kelas IVA dan IVB, kelas VA dan VB, kelas VIA dan VIB.
TINGKAT
I
TINGKAT
II
TINGKAT
III
TINGKAT
IV
TINGKAT
V
TINGKAT
Tabel 2.2 Data siswa SDN 013 Balikpapan Tengah
c. Siswa Menurut Agama
yaitu Agama Islam terdiri dari 248 siswa, Agama Kristen
terdiri dari 34 siswa, Agama Katolik terdiri dari 8 siswa,
Agama Hindu 3 siswa.
TINGKAT ISLAM KRISTEN KATOLIK HINDU BUDHA JUMLAH
L P L P L P L P L P L P L+P
I 9 14 3 1 1 12 16 28
II 12 32 5 2 1 1 2 18 37 55
III 15 12 1 1 16 13 29
IV 25 16 5 2 32 16 48
V 24 27 6 3 1 1 31 31 62
VI 47 15 2 5 1 1 50 21 71
JUMLAH 132 116 22 12 4 4 1 2 158 134 293
Tabel 2.3 Data siswa SDN 013 Balikpapan Tengah
8
Dibawah ini adalah daftar nama guru dan staf yang bertugas
di SDN 013 Balikpapan Tengah
No Nama Jabatan Pendidikan
9
10
C. Visi dan Misi SDN 013 Balikpapan Tengah Kota Balikpapan
1. Visi SDN 013 Balikpapan Tengah Kota Balikpapan
“Terwujudnya Sekolah Unggul Dalam IMTAQ dan IPTEK Yang
Berwawasan Lingkungan Dan Berkarakter Bangsa”
2. Misi SDN 013 Balikpapan Tengah Kota Balikpapan
1) Menciptakan generasi unggul dan potensi di bidang imtaq
dan iptek
ekstrakurikuler
sehingga tercipta sekolah yang berwawasan lingkungan dan
berbudaya lingkungan sehat
lingkungan hidup, pencegahan pencemaran dan perusakan
lingkungan hidup
mengembangkan kreatifitas
berkarakter bangsa
1) Responsif : antisipatif dan responsif dalam mengatasi masalah
2) Humanis : mengutamakan keterbukaan, saling percaya dan
komunikasi yang baik
4) Integritas : konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan
dalam menjunjung tinggi nilai – nilai luhur dan keyakinan.
D. Struktur Organisasi, Tugas Pokok dan Fungsi Guru SDN 013
Balikpapan Tengah Kota Balikpapan
Gambar 2.2 Struktur Organisasi SDN 013 Balikpapan Tengah Kota Balikpapan
12
a. Tugas Pokok
Guru sebagai salah satu ASN tentu memiliki tugas pokok profesi
yang di atur dalam peraturan perundang-undangan. Tugas guru
berdasarkan PERMENPAN-RB No. 16 Tahun 2009 Pasal 13, yaitu:
1. Menyusun kurikulum pembelajaran pada satuan pendidikan.
2. Menyusun silabus pembelajaran.
4. Melaksanakan kegiatan pembelajaran.
6. Menilai dan mengevaluasi proses dan hasil belajar pada mata
pelajaran di kelasnya.
8. Melaksanakan pembelajaran/perbaikan dan pengayaan dengan
memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi.
9. Melaksanakan bimbingan dan konseling di kelas yang menjadi
tanggung jawabnya.
dan hasil belajar tingkat sekolah dan nasional.
11. Membimbing guru pemula dalam program induksi.
12. Membimbing siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler proses
pembelajaran.
Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 16 Tahun
2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya, menurut
Pasal 5 tugas utama guru yaitu mendidik, mengajar, membimbing,
13
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar,
dan pendidikan menengah serta tugas tambahan yang relevan dengan
fungsi sekolah/madrasah.
tugas yaitu:
pembelajaran/ bimbingan yang bermutu, menilai dan mengevaluasi
hasil pembelajaran/ bimbingan, serta melaksanakan pembelajaran/
perbaikan dan pengayaan.
kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan
ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
3. Bertindak obyektif dan tidak diskriminatif atas pertimbangan jenis
kelamin, agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, latar belakang
keluarga, dam status sosial ekonomi peserta didik dalam
pembelajaran.
kode etik guru serta nilai agama dan etika.
5. Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.
14
dicapai. Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok
atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya.
Nilai-nilai dasar akuntabilitas antara lain adalah :
a. Kepemimpinan : lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke
bawah dimana pimpinan memainkan peranan yang penting dalam
menciptakan lingkungannya. Pimpinan mempromosikan lingkungan
yang akuntabel dapat dilakukan dengan memberikan contoh pada
orang lain (lead by example)
b. Transparansi : adanya keterbukaan atas tindakan dan kebijakan yang
dilakukan oleh individu ataupun instansi.
c. Integritas : suatu kewajiban untuk menjunjung tinggi dan mematuhi
undang-undang, kebijakan, kontrak dan semua aturan yang berlaku.
Dengan adanya integritas dapat memberi kepercayaan kepada publik
dan/atau stakeholder.
perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja.
e. Keadilan adalah landasan utama dari akuntabilitas. Keadilan harus
dipelihara dan dipromosikan oleh pimpinan pada lingkungan
organisasinya.
kepercayaan. Kepercayaan ini yang akan melahirkan akuntabilitas.
Dengan kata lain, lingkungan akuntabilitas tidak akan lahir dari hal-
hal yang tidak dapat dipercaya.
15
kerja, maka diperlukan adanya keseimbangan antara akuntabilitas dan
kewenangan, serta harapan dan kapasitas.
h. Kejelasan : kejelasan juga merupakan salah satu elemen untuk
menciptakan dan mempertahankan akuntabilitas. Agar individu atau
kelompok dalam melaksanakan wewenang dan tanggung jawabnya,
mereka harus memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi
tujuan dan hasil yang diharapkan.
i. Konsistensi : sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan sesuatu
sampai pada tercapainya tujuan akhir.
B. Nasionalisme
Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-
nilai Pancasila.
yang diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa: menempatkan persatuan
kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas
kepentingan pribadi atau kepentingan golongan; menunjukkan sikap rela
berkorban demi kepentingan bangsa dan negara; bangga sebagai bangsa
Indonesia dan bertanah air Indonesia.
Nilai-nilai nasionalisme yang sesuai dengan lima sila dalam Pancasila,
yaitu :
yang maha esa
perintahNya dan menjauhi laranganNya
c. Keperayaan adanya nilai-nilai suci dari ajaran agama yang harus
ditaati demi kebahagiaan hidup manusia
d. Nilai ketuhanan sebagai nilai religious meliputi dan menjiwai
kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan
2. Nilai-nilai sila kedua
segala ha azasinya
memberikan sesuatu yang telah menjadi haknya
c. Manusia beradab dengan cipta, rasa, karsa, da keyakinan sebagai
landasan bertindak sesuai dengan nilai-nilai hidup manusiawi
d. Nilai kemanusiaan diliputi dan dijiwai keutuhan serta meliputi dan
menjiwai persatuan, kerakyatan, dan keadilan.
3. Nilai-nilai sila ketiga
Indonesia dengan dasar cita-cita hidup bersama
b. Bangsa Indonesia adalah persatuan suku bangsa yang mendiami
wilayah Indonesia
c. Semangat ke”Bhineka Tunggal Ika”an suku bangsa memberikan
arah dalam pembinaan kesatuan bangsa
d. Nilai persatuan diliputi dan dijiwai ketuhanan dan kemanusiaan,
meliputi dan menjiwai kerakyatan dan keadilan
4. Nilai-nilai sila keempat
a. Kedaulatan Negara berada di tangan rakyat dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan berlandaskan penalaran yang sehat
b. Manusia Indonesia sebagai warga Negara mempunyai kedaulatan,
hak, dan kewajiban yang sama
c. Musyawarah mufakat dalam kenegaraan oleh wakil-wakil rakyat
demi kebersamaan dengan dasar kekeluargaan
d. Nilai kerakyatan diliputi dan dijiwai ketuhanan, kemanusiaan,
persatuan dan keadilan
kehidupan nasional untuk seluruh rakyat Indonesia
b. Cita-cita masyarakat adil dan makmur, material, spiritual, merata
bagi seluruh rakyat Indonesia
c. Keseimbangan antara hak dan kewajiban serta nilai kemajuan dan
pembangunan yang selaras dan seimbang
Nilai keadilan social diliputi dan dijiwai oleh sila ketuhanan, kemanusiaan,
persatuan dan kerayatan
C. Etika Publik
Kode etik adalah aturan – aturan yang mengatur tingkah laku dalam
suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukkan pada hal –
hal prinsip dalam bentuk ketentuan tertulis. Adapun Kode Etik Profesi
dimaksudkan untuk mengatur tingkah laku/etika suatu kelompok khusus
dalam masyarakat melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan
dapat berpegang teguh oleh sekelompok professional tertentu.
Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam
Undang-undang ASN, yakni sebagai berikut :
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.
b. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan
Republik Indonesia 1945.
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik.
h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah.
i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat,
akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
18
k. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis
sebagai perangkat sistem karir.
publik yang terbaik dan siap menghadapai kendala. Komitmen mutu
merupakan pelaksanaan pelayanan publik dengan berorientasi pada
kualitas hasil. Adapun nilai-nilai komitmen mutu antara lain:
a. Efektif, yaitu berhasil guna dapat mencapai hasil sesame dengan
target;
b. Efisiensi, yaitu berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan mencapai
hasil tanpa menimbulkan pemborosan;
kebaruan;
d. Berorientasi mutu, yaitu ukuran baik buruk yang di persepsi individu
terhadap produk atau jasa.
kebobrokan, dan kebusukan. Korupsi merupakan kejahatan luar biasa
karena dampaknya menyebabkan kerusakan baik dalam lingkup pribadi,
keluarga, masyarakat dan kehidupan yang lebih luas lagi.
19
memberantas segala tingkah laku atau tindakan yang melanggar aturan dan
norma-norma yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan pribadi,
merugikan negara atau masyarakat baik secara langsung maupun tidak
langsung.
keuangan Negara, penyuapan, perbuatan curang, pemerasan, penggelapan
dalam jabatan, benturan kepentingan dalam pengadaan serta gratifikasi.
Nilai-nilai dasar anti korupsi meliputi: mandiri, kerja keras, berani,
disiplin, peduli, jujur, tanggung jawab, sederhana, dan adil.
3.2 Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI
A. Manajemen ASN
pegawai ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas
dari intervensi politik,bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai
sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil Negara
yang unggul selaras dengan perkembangan jaman.
Adapun asas-asas manajemen ASN yang tertuang dalam Undang-
Undang Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara pasal 2, yaitu:
a. Kepastian hukum,
penyelenggaraan pemeritahan yang menyatukan upaya-upaya
kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup
koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan
kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik. WOG juga
dikenal sebagai pendekatan intraagency yaitu pendekatan yang
melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait dengan urusan-urusan
yang relevan. WOG menjelaskan bagaimana instansi pelayanan publik
bekerja lintas sektor atau lintas batas guna mencapai tujuan bersama
dan sebagai respon terpadu pemerintah terhadap isu-isu tertentu.
(sumber modul WOG)
C. Pelayanan Publik
umum yang diselenggarakan oleh instansi pemerintahan di pusat dan di
daerah, dan di lingkungan BUMN/BUMD dalam bentuk barang
dan/atau jasa dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat. Pelayanan
publik adalah suatu proses bantuan kepada orang lain dengan cara-cara
tertentu yang memerlukaan kepekaan dan hubungan interpersonal
tercipta kepuasan dan keberhasilan. Setiap pelayanan menghasilkan
produk baik berupa barang dan jasa. Menurut UU Nomor 25 tahun
2009 Tentang Pelayanan Publik, dijelaskan bahwa pelayanan publik
21
kebutuhan pelayanan sesuai peraturan perundang-undangan bagi setiap
warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan
administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.
Dengan demikian diperlukan 3 unsur penting dalam pelayanan publik
yaitu unsur pertama organisasi penyelenggara pelayanan publik, unsur
kedua penerima layanan (pelanggan) yaitu orang, masyarakat atau
organisasi yang berkepentingan, dan unsur ketiga kepuasan yang
diberikan atau diterima oleh penerima layanan (pelanggan).
(sumber modul pelayanan publik)
yang ditemukan penulis dalam melaksanakan tugas sebagai guru kelas di
instansi tempat kerja, yaitu di SDN 013 Balikpapan Tengah Kota Balikpapan,
diantaranya:
1. Kurangnya minat baca siswa kelas IVA di SDN 013 Balikpapan
Tengah
Balikpapan Tengah.
3. Kurangnya disiplin siswa kelas IVA di SDN 013 Balikpapan Tengah
Berdasarkan identifikasi isu yang telah dipaparkan, perlu dilakukan
proses analisis isu untuk menentukan isu mana yang merupakan prioritas
yang dapat dicarikan solusi oleh penulis. Proses tersebut menggunakan dua
alat bantu penetapan kriteria kualitas isu yakni berupa:
a. AKPL (Aktual, Kekhalayakan, Problematik, dan Kelayakan)
APKL memiliki 4 kriteria penilaian yaitu Aktual, Kekhalayakan,
Problematik, dan Kelayakan.
1) Aktual artinya benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan di
kalangan masyarakat.
banyak.
kompleks, sehingga perlu dicarikan solusinya.
4) Kelayakan artinya isu yang masuk akal, logis, realistis, serta
relevan untuk dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.
23
Analisis USG (Urgency, Seriousness, dan Growth) mempertimbangkan
tingkat kepentingan, keseriusan, dan perkembangan setiap variabel
dengan rentang skor 1-5.
atau tidak masalah tersebut diselesaikan.
2) Seriousness (keseriusan), yaitu melihat dampak masalah tersebut
terhadap produktivitas kerja, pengaruh terhadap keberhasilan,
membahayakan sistem atau tidak, dan sebagainya.
3) Growth (berkembangnya masalah), yaitu apakah masalah tersebut
berkembang sedemikian rupa sehingga sulit dicegah.
Tabel 4.1 Analisis AKPL
No Identifikasi Isu Kriteria
1 Kurangnya minat baca siswa kelas
IVA di SDN 013 Balikpapan Tengah
5 5 5 5 20
2
Tengah..
3 Kurangnya disiplin siswa kelas IVA di
SDN 013 Balikpapan Tengah
Adapun kriteria penetapan indikator AKPL, yaitu:
Aktual :
24
Kekhalayakan :
4: Menyangkut hajat hidup orang banyak
5: Sangat menyangkut hajat hidup orang banyak
Problematik :
3: Masalah cukup kompleks namun tidak perlu segera dicarikan solusi
4: Masalah kompleks
Kelayakan:
4: Masuk akal dan realistis
5: Masuk akal, realistis, dan relevan untuk dimunculkan inisiatif
pemecahan masalahnya
Berdasarkan metode AKPL dari tabel di atas diperoleh 3 (tiga) isu
yang memenuhi syarat yaitu: Kurangnya minat baca siswa kelas IVA di
SDN 013 Balikpapan Tengah, Kurangnya kepedulian siswa terhadap
lingkungan di SDN 013 Balikpapan Tengah, Kurangnya disiplin siswa
kelas IVA di SDN 013 Balikpapan Tengah.
Beberapa isu tersebut kemudian dianalisis lagi dengan menggunakan
metode USG (Urgency, Seriousness, Growth) dengan rentang penilaian 1-
5. Urgency yaitu: seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis
dan ditindaklanjuti. Seriousness yaitu: seberapa serius suatu isu harus
25
dengan segera.
1
013 Balikpapan Tengah.
2
3
Balikpapan Tengah
Adapun kriteria penerapan indikator USG, yaitu:
Urgency:
Growth:
5 : Sangat berkembang
Dari analisis USG yang telah dilakukan, isu yang terpilih atau core
issue, yaitu: “Kurangnya minat baca siswa kelas IVA di SDN 013
Balikpapan Tengah” mendapat prioritas pertama untuk diselesaikan
dengan perolehan skor 14.
diperoleh isu prioritas yang harus ditangani terlebih dahulu, yaitu kurang
optimlnya minat baca siswa kelas IVA di SDN 013 Balikpapan Tengah
Kota Balikpapan. Pemilihan isu tersebut dilakukan dengan analisis
dampak jika hal tersebut tidak ditangani maka akan berdampak pada hal-
hal berikut ini:
diinstruksikan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan yang bertujuan
untuk menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik
b. Tidak berjalannya kegiatan membaca 15 menit buku non pelajaran
sebelum waktu belajar dimulai sesuai Permendikbud no. 23 Tahun
2015
dimiliki peserta didik.
“Peningkatan minat baca siswa melalui gerakan literasi pada siswa SDN
013 Balikpapan Tengah”. Dimana gagasan tersebut terdiri dari beberapa
kegiatan sebagi berikut:
pembelajaran.
reward kepada murid yang rajin membaca buku
3. Mengadakan lomba bercerita di depan kelas
4. Pohon literasi
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Nilai-nilai dasar ASN
(ANEKA)
Kontribusi
Terhadap
Visi-Misi
Organisasi
Penguatan
Nilai
Organisasi
1. Melakukan
literasi buku
dalam kelas
(ANEKA)
Kontribusi
Terhadap
Visi-Misi
Organisasi
Penguatan
Nilai
Organisasi
menit berliterasi sesuai
(ANEKA)
Kontribusi
Terhadap
Visi-Misi
Organisasi
Penguatan
Nilai
Organisasi
Analisa Dampak : Tidak berjalannya Gerakan Literasi Sekolah yang digagas dan diinstruksikan Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan yang bertujuan untuk menumbuh kembangkan budi pekerti peserta didik
2. Melakukan
kunjungan ke
(ANEKA)
Kontribusi
Terhadap
Visi-Misi
Organisasi
Penguatan
Nilai
Organisasi
kepala sekolah dan guru
lain secara sopan santun
Analisa dampak : siswa tidak bisa membaca beraneka ragam buku pengetahuan, sehingga tidak bisa mengembangkan pengetahuan dirinya.
32
(ANEKA)
Kontribusi
Terhadap
Visi-Misi
Organisasi
Penguatan
Nilai
Organisasi
3.
Mengadakan
5. Evaluasi tentang kegiatan
(ANEKA)
Kontribusi
Terhadap
Visi-Misi
Organisasi
Penguatan
Nilai
Organisasi
7. Melaporkan kegiatan
kepada kepala sekolah
secara obyektif (Adil)
Analisa dampak : siswa menjadi kurang bersemangat untuk membaca dan memahami isi buku
4 Membuat Pohon
(ANEKA)
Kontribusi
Terhadap
Visi-Misi
Organisasi
Penguatan
Nilai
Organisasi
siswa/ inti bacaan pada
(ANEKA)
Kontribusi
Terhadap
Visi-Misi
Organisasi
Penguatan
Nilai
Organisasi
yang sama pada siswa
Analisa dampak : turunnya kualitas diri terutama budaya literasi di sekolah.
4.5. Jadwal Rencana Kegiatan
terwujud sesuai dengan waktu yang direncanakan. Berikut merupakan jadwal rencana kegiatan aktualisasi yang akan dilaksanakan di
SDN 013 Balikpapan Tengah Kota Balikpapan.
N Kegiatan MINGGU HABITUASI KE -
36
o JANUARI FEBRUARI MARET
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1. Melakukan literasi buku selama 15 menit sebelum memulai
pembelajaran
memberi reward kepada murid yang rajin membaca buku
3. Mengadakan lomba bercerita di depan kelas
4. Pohon literasi
Keterangan : Diklat on-campus; Pelaksanaan kegiatan (Habituasi) Seminar aktualisasi
37
Pelaksanaan kegiatan aktualisasi nilai – nilai dasar PNS sebagai guru
kelas di SD Negeri 013 Balikpapan Tengah dilaksanakan selama off campus
terhitung mulai tanggal 05 Februari 2020 sampai dengan 17 Maret 2020.
Implementasi kegiatan yang dilakukan yaitu Peningkatan minat baca siswa
melalui gerakan literasi pada siswa SDN 013 Balikpapan Tengah. Dalam
pelaksanaan kegiatan tidak lepas dari berbagai kendala yang dihadapi. Berbagai
kendala tersebut tersebut seperti adanya perayaan HUT kota Balikpapan jadwal
pelaksanaan yang bertepatan dengan validasi sekolah dan akan dilaksamakannya
Penilaian Tengah Semester (PTS). Oleh sebab itu, strategi yang diterapkan yakni
memaksimalkan waktu yang ada untuk pelaksanaan kegiatan aktualisasi. Adapun
kegiatan aktualisasi yang dilaksanakan, terdiri atas empat kegiatan.
5.1. Kegiatan Pertama :
pembelajaran.
Nomor 21 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti. Dengan literasi
diharapkan dapat membiasakan dan memotivasi siswa untuk mau membaca
guna menumbuhkan budi pekerti. Selain itu, literasi juga bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan membaca peserta didik. Karena itulah, buku –
buku yang dibaca di depan kelas dalam Gerakan Literasi adalah buku yang
dapat menumbuhkan budi pekerti siswa, seperti buku dongeng dan cerita
rakyat.
ini adalah guna membiasakan dan memotivasi siswa agar mau membaca
untuk menumbuhkan budi pekerti. Selain itu, literasi juga berguna untuk
meningkatkan kemampuan membaca peserta didik di kelas IVA.
38
dilakukan pembuatan draft jadwal kegiatan literasi, kemudian
berkonsultasi dengan kepala sekolah agar mendapat bimbingan dan
arahan tentang pelaksanaan kegiatan aktualisasi di sekolah.
Gambar 1. Kegiatan berkonsultasi dengan kepala sekolah
Kegiatan selanjutnya adalah menyusun jadwal kegiatan 15 menit
berliterasi, lalu menyampaikannya jadwal tersebut kepada siswa di kelas
IVA. Kemudian jadwal yang sudah disusun, ditempel di kelas agar tiap
siswa mengetahui dan merasa siap, ketika waktunya mereka
membacakan cerita di depan kelas.
Gambar 2. Menempelkan jadwal literasi di kelas
39
Tiba saatnya kegiatan 15 menit berliterasi sebelum pembelajaran dimulai.
Siswa kelas IVA tampak bersemangat dengan kegiatan literasi yang
dilaksanakan. Di awal kegiatan saya menjelaskan terlebih dahulu tentang
tujuan dan cara kegiatan berliterasi kepada siswa kelas IVA. Hal ini
dilakukan demi tercapainya tujuan yang telah ditentukan.
Gambar 3. Seorang siswa sedang berliterasi di depan kelas
Ketika seorang siswa sedang membacakan sebuah cerita di depan kelas,
siswa yang lain mendengarkan dengan baik. Ada juga beberapa siswa
yang berinisiatif mencatat hal – hal penting dari cerita yang didengarnya
tersebut.
40
memberikan pertanyaan kepada teman – temannya untuk dijawab secara
bergantian.
Meskipun terdapat beberapa hambatan dalam pelaksanaannya, seperti
kurang nyaringnya suara siswa ketika membaca, cara membaca siswa
yang cepat sehingga membuat teman – temannya bingung dan juga masih
terdapat siswa yang kurang fokus dalam mendengarkan sehingga tidak
bisa menjawab petanyaan yang diberikan ketika evaluasi berlangsung,
namun secara keseluruhan kegiatan literasi buku selama 15 menit
sebelum memulai pembelajaran sudah berjalan dengan baik.
b. Output kegiatan
berliterasi untuk meningkatkan kemampuan membaca siswa kelas IVA.
Nilai – nilai dasar ANEKA
kepala sekolah secara bertanggung jawab pada setiap proses kegiatan.
41
dalam melaksanakan kegiatan agar berjalan dengan lancar.
Nasionalisme
akan terjadi sikap saling menghargai dan menghormati.
Etika publik
transparansi yang jelas, dan peserta didik mengetahui jadwal kapan
harus maju ke depan agar mereka siap untuk melaksanakan kegiatan
literasi.
Guru dalam hal ini adalah penulis sendiri, menjelaskan pada siswa
tentang kegiatan literasi yang akan mereka lakukan secara profesional.
Anti korupsi
bertanggung jawab.
a. Jika penulis tidak berkonsultasi dengan kepala sekolah secara
bertanggung jawab pada setiap proses kegiatan, maka penulis tidak
akan mendapatkan bimbingan dan arahan dalam melaksanakan
kegiatan, sehingga kegiatan berjalan tidak lancar.
b. Tidak adanya sikap saling menghargai dan menghormati saat
berkonsultasi dan berkoordinasi akan berdampak tidak tercapainya
tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan.
c. Ketidakterbukaan jadwal literasi akan membuat siswa merasa tidak
siap jika harus membacakan cerita ke depan kelas.
d. Jika kegiatan literasi tidak dijelaskan secara professional, maka tidak
akan berjalannya kegiatan literasi sekolah yang digagas dan
42
bertujuan untuk menumbuh kembangkan budi pekerti peserta didik.
e. Ketidakdisiplinan dalam berliterasi akan membuat semangat siswa
menjadi kendor sehingga menjadi malas untuk membaca.
5.2. Kegiatan kedua :
Perpustakaan sekolah merupakan tempat dimana siswa dapat membaca
dan meminjam buku. Di perpustakaan, siswa juga dapat menemukan berbagai
macam buku fiksi dan non fiksi. Hal inilah yang dapat menunjang minat baca
siswa disekolah. Siswa kelas IVA merasa sangat bersemangat ketika
berkunjung ke perpustakaan karena berbagai macam buku dapat mereka baca.
a. Hasil kegiatan
akhir tahun 2019, perpustakaan sekolah memiliki ruangannya sendiri.
Meskipun minimalis, namun buku – buku yang ada di perpustakaan
cukup lengkap. Hal ini membuat siswa semangat berkunjung ke
perpustakaan.
43
Karena perpustakaan yang baru belum memiliki jadwal kunjungan, maka
di awal bulan Februari, yaitu tanggal 08 Februari 2020 penulis
berkoordinasi dengan kepala sekolah serta guru lainnya guna membuat
jadwal kunjungan perpustakaan. Setelah jadwal kunjungan perpustakaan
terbentuk, lalu dibuatlah pengumuman tentang jadwal kunjungan
perpustakaan dan ditempel di mading sekolah, agar siswa mengetahui
kapan waktu mereka untuk bisa berkunjung keperpustakaan sekolah.
Gambar 7. Menyematkan pin pustakawan cilik kepada siswa
Kegiatan selanjutnya adalah memberikan pin kepada siswa kelas IVA
sebagai penghargaan kepada siswa yang rajin berkunjung ke
perpustakaan. Hal ini merupakan inovasi dari perpustakaan sekolah, yang
saat ini baru berjalan pada siswa kelas IVA khususnya, dan diharapkan
untuk kedepannya bisa dilaksanakan bagi siswa – siswa kelas yang lain.
b. Output kegiatan
Nilai – nilai dasar ANEKA
perpustakaan.
Nasionalisme
44
jadwal kunjungan perpustakaan.
Berkoordinasi dengan kepala sekolah dan guru lain secara sopan santun.
Komitmen mutu
Anti korupsi
dengan jadwal yang ditentukan.
a. Siswa tidak bisa membaca beraneka ragam buku pengetahuan,
sehingga tidak bisa mengembangkan pengetahuan dirinya
b. Jika musyawarah tidak dilakukan maka setiap wali kelas tidak bisa
menyesuaikan jadwal perpustakaan dengan pembelajaran.
c. Bahasa yang tidak sopan akan membuat salah pengertian dan
menciptakan ketidakrukunan di sekolah
d. Tidak adanya inovasi akan membuat siswa bosan untuk berkunjung
ke perpustakaan.
e. Jika dilakukan pada saat jam pelajaran, maka akan mengganggu
jalannya proses pembelajaran di kelas.
5.3. Kegiatan ketiga :
menumbuhkan semangat membaca (tema cerita rakyat)
Kegiatan aktualisasi ketiga yang dilaksanakan adalah lomba
bercerita. Setelah kegiatan siswa berliterasi selama 15 menit sebelum
pembelajaran dimulai dan kunjungan perpustakaan, maka diadakan
lomba bercerita di kelas. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk
menumbuhkan semangat membaca siswa.
berkonsultasi terlebih dahulu dengan kepala sekolah selaku
mentor. Konsultasi dilakukan agar penulis mendapatkan arahan
dan bimbingan sehingga kegiatan lomba bercerita dapat berjalan
lancar. Pada minggu pertama kegiatan lomba bercerita, siswa
diberikan pengarahan terlebih dahulu tentang tata cara lomba
sebelum kegiatan dimulai. Cerita rakyat yang dilombakan di
minggu pertama adalah cerita rakyat dari Kalimantan Barat dengan
judul “Batu Menangis”. Di minggu kedua cerita yang dilombakan
adalah cerita rakyat dari Sumatera Barat yang berjudul “Si Malin
Kundang” dan pada minggu ketiga cerita dari daerah Bangka
Belitung yang berjudul “Si Kelingking”.
Gambar 8. Pelaksanaan lomba bercerita dikelas minggu ke –
2
46
3
kendala, seperti suara siswa yang kurang nyaring saat bercerita,
siswa yang gugup sehingga lupa dengan cerita yang dibawakan dan
juga padatnya kegiatan disekolah sehingga harus memanfaatkan
waktu yang ada dengan baik. Lomba bercerita dilaksanakan dengan
tertib dan penilaiannya dilakukan oleh 3 orang guru. Waktu untuk
siswa bercerita disesuaikan sejauh mana pemahaman siswa tentang
cerita yang mereka baca.
Diakhir pelaksanaan lomba bercerita diadakan evaluasi terhadap
kekurangan dan kelebihan siswa bercerita, sehingga pelaksanaan
lomba berikutnya menjadi lebih baik. Kegiatan lomba bercerita tiap
47
kepada pemenang lomba. Hal ini bertujuan untuk membangkitkan
semangat dan motivasi siwa dalam membaca (berliterasi).
Gambar 11. Pembagian hadiah lomba bercerita dikelas (reward)
b. Output Kegiatan
tentang buku – buku yang mereka baca, sehingga bisa diketahui
sejauh mana pemahaman siswa tentang buku yang mereka baca.
5.3.2 Mengadakan lomba bercerita satu sekolah untuk menumbuhkan
semangat membaca (tema cerita rakyat)
a. Hasil Kegiatan
sekolah agar mendapatkan arahan dan bimbingan tentang
pelaksanaan lomba. Berdasarkan hasil konsultasi dengan kepada
sekolah selaku mentor, maka diputuskan peserta lomba bercerita
adalah siswa dari kelas III, IV dan V. Hal ini dilakukan untuk
mengefisienkan waktu, mengingat adanya keterbatasan waktu
habituasi dan semakin dekatnya pelaksanaan Penilaian Tengah
48
Semester bagi kelas I – V, serta ujian semester genap bagi siswa
Kelas VI.
Pelaksanaan lomba dilakukan pada minggu pertama bulan Maret,
tepatnya tanggal 05 Maret 2020. Tema yang diambil masih tentang
cerita rakyat yang berjudul “Malin Kundang”. Lomba diadakan
setelah materi di kelas selesai agar tidak mengganggu proses
pembelajaran. Tidak ada batasan waktu untuk bercerita. Lomba
yang tadinya akan dilaksanakan dilapangan, gagal karena hujan
turun, sehingga lomba diadakan didalam ruangan kelas. Lomba
berjalan dengan tertib. Siswa bercerita sesuai dengan
pemahamannya terhadap cerita Malin Kundang. Setelah lomba
bercerita selesai, kemudian dilakukan penilaian oleh juri dan
diadakan evaluasi. Berdasarkan hasil penilaian juri, diperoleh
nama pemenang yaitu Christian Noel dari kelas IVA (juara I),
Izzah Putri dari kelas VB (juara II) dan Nabila Priecha dari kelas
VA (juara III). Selain itu ada Khairunnisa dari kelas IVA (juara
harapan I) dan Ahmad Effendi (juara harapan II).
49
Kemudian diberikan hadiah kepada siswa – siswa tersebut sebagai
reward untuk memotivasi siswa agar lebih semangat lagi dalam
membaca.
siswa di sekolah dapat meningkat.
Nilai – nilai dasar ANEKA
awal sampai akhir, sehingga kegiatan dapat berjalan dengan lancar.
Nasionalisme
yang lain disekolah (teman sejawat).
Etika public
yang sopan dan santun.
minat baca siswa menjadi meningkat.
Anti korupsi
Dampak jika nilai-nilai ANEKA tidak diaktualisasikan :
a. Kegiatan lomba bercerita akan berjalan tidak lancar tanpa ada yang
bertanggung jawab dalam mengawasi pelaksanaannya.
b. Jika musyawarah tidak dilakukan maka akan sulit dalam mencari
pemenang lomba bercerita.
isi buku jika tidak ada penghargaan bagi kerja keras mereka.
e. Penilaian yang tidak adil akan membuat siswa menjadi tidak
bersemangat untuk mengikuti kegiatan.
bacaan kita, ditulis diselembar daun yang berisikan tentang unsur – unsur
cerita, seperti judul, tokoh, watak, dan lainnya. Semakin banyak daunnya
berarti semakin banyak pula bacaan kita.
a. Hasil kegiatan
kedua bulan Februari saya mulai membuat desain / rancangan pohon
literasi. Kemudian dilanjutkan dengan pembuatan pohon literasinya. Saya
membuat pohon literasi dari kertas karton.
51
Pembuatan pohon literasi dari katon bertujuan agar bisa lebih berkesan
bagi siswa menulis di atas daun literasi dan menempelkannya. Sehingga
siswa memiliki kenangan tersendiri dalam proses pembelajaran literasi.
Pohon literasi sederhana sudah selesai dibuat. Kegiatan selanjutnya adalah
membawa gambar pohon literasi kedalam pembelajaran di kelas.
Gambar 15. Guru memberikan penjelasan tentang pohon literasi
Siswa kelas IVA merasa bersemangat untuk menempelkan daun literasi
yang sudah mereka isi masing – masing. Saya memberikan kesempatan
kepada siswa secara bergantian, agar mereka dapat maju satu persatu
untuk menempelkan hasil pendapatnya yang sudah dituliskan kedaun
literasi.
52
Gambar 16. Siswa menempelkan daun literasi secara bergantian
Setelah daun literasi ditempelkan, kemudian mengevaluasi setiap jawaban
siswa yang ada di pohon literasi agar siswa mengetahui jawaban mereka
benar atau salah.
Gambar 17. Pohon literasi yang sudah ditempelkan daun oleh siswa
b. Output kegiatan
Nilai – nilai dasar ANEKA
dengan pengetahuannya masing – masing.
pohon literasi.
Etika public
Muatan /cerita yang ditempel di pohon literasi adalah cerita yang
menggunakan kata santun dan tidak menimbulkan sara.
Komitmen mutu
Membuat desain pohon literasi yang kreatif untuk menarik minat siswa
Anti korupsi
karyanya ke dalam pohon literasi.
Dampak jika nilai-nilai ANEKA tidak diaktualisasikan
a. Siswa akan merasa tidak percaya diri dan menjadi penakut untuk
menyampaikan pendapatnya jika tidak diberi kesempatan
berpendapat.
b. Siswa akan merasa kecewa jika hasil pikirannya tidak dihargai
sehingga menjadi tidak bersemangat dalam belajar.
c. Cerita yang tidak sopan dan mengandung sara akan memberikan
contoh buruk bagi siswa.
rasa iri.
unsur dari sebuah cerita, seperti menyebutkan nama tokoh, sifat tokoh,
54
latar, alur cerita dan pesan moral yang terkandung di dalam cerita
tersebut. Dengan begitu siswa dapat menggunakan potensi serta
keterampilannya dalam mengolah dan juga memahami informasi saat
melakukan kegiatan atau aktivitas membaca, sehingga siswa terbiasa
untuk dapat menyerap informasi yang dibaca dan dirangkum dengan
menggunakan bahasa yang dipahaminya.
beberapa kegiatan. Dari kegiatan aktualisasi yang dilaksanakan di SDN 013
Balikpapan Tengah dapat disimpulkan bahwa :
A. Aktualisasi 5 nilai dasar ASN yang telah dilaksanakan di SDN 013
Balikpapan Tengah melalui 4 kegiatan yaitu :
1. Melakukan literasi buku selama 15 menit sebelum memulai
pembelajaran.
reward kepada murid yang rajin membaca buku.
3. Mengadakan lomba bercerita di depan kelas.
4. Membuat pohon literasi guna merangsang siswa untuk gemar
membaca.
dihadapi. Akan tetapi, meskipun begitu semua kegiatan aktualisasi tetap
dilaksanakan dengan baik dan selesai tepat waktu.
1. Kegiatan kunjungan ke perpustakaan dijadwalkan setiap hari rabu.
Namun karena siswa kelas 4 masuk siang, maka bagi mereka yang
datang cepat, boleh berkunjung ke perpustakaan juga. Dan reward
berupa pin diberikan diminggu ke – 4
2. Lomba bercerita yang tadinya direncanakan setiap hari Sabtu,
karena minggu kedua terdapat kegiatan HUT Kota Balikpapan dan
minggu ketiga terdapat kegiatan Hari Sampah Nasional (HSN),
maka untuk mengefisienkan waktu kegiatan lomba diadakan pada
hari Jumat.
Tengah penulis merasa perlunya penerapan nilai – nilai ANEKA di
lingkungan kerja SDN 013 Balikpapan Tengah khususnya dan seluruh UPTD
pemerintah kota Balikpapan pada umumnya. Karena memang sebelum ikut
Latsar penulis sama sekali belum paham apa itu nilai ANEKA, begitu juga
rekan – rekan kerja penulis. Untuk itu mungkin dirasa perlu adanya sosialisasi
nilai – nilai ANEKA untuk seluruh ASN kota Balikpapan bertujuan untuk
meningkatkan kinerja seluruh ASN di Kota Balikpapan, supaya seluruh ASN
Kota Balikpapan paham bahwa ASN adalah pelayan masyarakat sesuai
dengan lingkup kerjanya.
6.3. Role Model
yaitu SDN 013 Balikpapan Tengah,
karena selama bertugas saya melihat
bahwa beliau mampu
mengimplementasikan nilai-nilai ASN
semangat nasionalisme, berbudaya dan
beliau dalam mengemban amanah
Negara. Bahkan dimasa kerjanya yang tinggal 13 bulan beliau tetap
semangat untuk mengabdikan dirinya di dunia pendidikan. Beliau adalah
sosok pemimpin yang bukan hanya memerintah tapi lebih merangkul dan
memberi contoh pada warga SDN 013 Balikpapan Tengah. Bapak
Tuwariyanto, M.Pd lahir di Kota Malang pada tanggal 6 April 1961.
Riwayat pendidikan Bapak Tuwariyanto , M.Pd yaitu, SD Negeri
57
Jambuwer III di Malang lulus tahun 1973, SMP YP “17” di Blitar lulus
tahun 1979, SPG YP “17” Jurusan Guru Sekolah Dasar di Blitar lulus
tahun 1982, D2 Universitas Terbuka Jurusan Guru Kejuruan di Balikpapan
lulus tahun 1998, S1 FKIP PGRI Jurusan Pendidikan Ekonomi di
Samarinda lulus tahun 2007, dan S2 Unitomo Jurusan Bahasa Indonesia di
Surabaya lulus pada tahun 2011. Bapak Tuwariyanto, M.Pd mengawali
karir sebagai Guru Umum di SDN 053/027 Balikpapan Selatan pada
tanggal 16 Juli 1984 dengan status golongan IIa – IIIc. Pada tanggal 2
Januari 2004 beliau menjadi Guru Matematika di SDN 001 Balikpapan
Selatan golongan IIIc – IVa. Pada tanggal 8 Agustus 2012 Beliau diangkat
menjadi Kepala Sekolah di SDN 002 Balikpapan Selatan dengan status
golongan IVa – IVb. Pada tanggal 15 Juni 2016 beliau menjadi Kepala
Sekolah di SDN 001 Balikpapan Kota dan pada tahun 2018 beliau mutasi
di SDN 013 Balikpapan Selatan. Dan pada 29 Juni 2019 beliau mutasi di
tempat saya bekerja SDN 013 Balikpapan Tengah. Bapak Tuwariyanto,
M.Pd mempunyai Tanda Jasa, Nama Bintang/Satya Lencana/Penghargaan
yang diperoleh antaranya: 1. Anggota KPPS TPS X Kelurahan Prapatan
Kecamatan Balikpapan Timur tahun 1987 yang diberikan oleh Wali Kota
Madya Kepala Daerah Tk. II Balikpapan, 2. Juara II pembacaan UUD
1945 tahun 2001 yang diberikan oleh Kepala Dinas Balikpapan Pembina
PGRI Kota Balikpapan, 3. Juara III Pembacaan Kode Etik Guru tahun
2001 yang diberikan oleh Kepala Dinas Balikpapan dan Pembina PGRI
Kota Balikpapan.
Administrasi Negara, Jakarta.
III : Akuntabilitas. Lembaga Administrasi Negara, Jakarta.
Lembaga Administrasi Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS Golongan
III : Nasionalisme. Lembaga Administrasi Negara, Jakarta.
Lembaga Administrasi Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS Golongan
III : Etika Publik. Lembaga Administrasi Negara, Jakarta.
Lembaga Administrasi Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS Golongan
III : Komitmen Mutu. Lembaga Administrasi Negara, Jakarta.
Lembaga Administrasi Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS Golongan
III : Anti Korupsi. Lembaga Administrasi Negara, Jakarta.
Lembaga Administrasi Negara. (2017). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS
Pelayanan Publik. Lembaga Administrasi Negara, Jakarta.
Lembaga Administrasi Negara. (2017). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS
Manajemen Aparatur Sipil Negara. Lembaga Administrasi Negara,
Jakarta.
Komitmen Mutu. Lembaga Administrasi Negara, Jakarta.
Lembaga Administrasi Negara. (2015). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Whole
of Goverment. Lembaga Administrasi Negara, Jakarta.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2017). Modul Pendidikan
dan Pelatihan Dasar Calon PNS Habituasi
59