PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN ...lib.unnes.ac.id/18116/1/1401910028.pdfadalah 17,5 dengan...
Transcript of PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN ...lib.unnes.ac.id/18116/1/1401910028.pdfadalah 17,5 dengan...
i
PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN
MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN TPS
MENGGUNAKAN CD PEMBELAJARAN PADA
SISWA KELAS IV MIN GABUGAN TANON
SKRIPSI
disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
OLEH
UNUN NUR MU’ASAROH
1401910028
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
ii
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa skripsi ini hasil penelitian saya sendiri, bukan
buatan orang lain dan tidak menjiplak karya ilmiah orang lain baik sebagian
maupun secara keseluruhan. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam
skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, 14 Febuari 2013
Unun Nur Mu’asaroh
NIM. 1401910028
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi atas nama Unun Nur Mu’asaroh NIM 1401910028 dengan Judul
Peningkatan Kualitas Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan TPS
Menggunakan CD Pembelajaran Pada Siswa Kelas IV MIN Gabugan Tanon telah
disetujui oleh Dosen pembimbing dan siap untuk diujikan pada :
hari : Rabu
tanggal : 14 Febuari 2013
Semarang, 14 Febuari 2013
Dosen pembimbing I
Dra. Tri Murtiningsih, M.Pd
NIP. 19481124 197501 2 001
Dosen pembimbing II
Drs. Moch Ichsan, M.Pd
NIP. 19500612 198403 1 001
iv
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi atas nama Unun Nur Mu’asaroh NIM 1401910028 ini telah
dipertahankan dihadapan Panitia Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Guru
Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang pada :
hari : Jum’at
tanggal : 8 Maret 2013
Panitia Ujian
Penguji I
Pitadjeng,S.Pd.,M.Pd.
NIP 195004241976032001
Penguji II
Dra. Tri Murtiningsih, M.Pd
NIP 19481124 197501 2 001
Penguji III
Drs. Moch Ichsan, M.Pd
NIP 19500612 198403 1 001
v
MOTO DAN PERSEMBAHAN
Moto :
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,
maka apabila kamu telah selesai dari pekerjaan/tugas,
kerjakanlah yang lain dengan sungguh-sungguh”
(Terjemahan: QS. Al Nasyirah 6-7)
“Kesuksesan berawal dari adanya niat dan kemauan untuk berusaha”
Persembahan :
Karya ini saya persembahkan kepada:
Kedua orang tua yang selalu mendo’akan saya
vi
PRAKATA
Puji syukur peneliti haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
RahmatNya sehingga peneliti mampu menyelesaikan skripsi dengan judul
“Peningkatan Kualitas Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan Model TPS
menggunakan CD Pembelajaran pada siswa kelas IV MIN GABUGAN TANON”,
diharapkan dapat bermanfaat sebagai masukan dalam peningkatan proses
pembelajaran Matematika, sehingga dapat memberikan kontribusi dalam upaya
meningkatkan kualitas sumber daya pendidikan
Dalam menyusun skripsi ini, tidak lepas dari kesulitan dan hambatan.
Namun berkat bimbingan, arahan, dan bantuan dari pihak, skripsi ini dapat
terselesaikan. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih dan rasa
hormat kepada:
1. Prof. Dr. Sudijono Sastroatmodjo, M. Si, selaku Rektor Universitas Negeri
Semarang.
2. Drs. Harjono, M.Pd, selaku dekan FIP Universitas Negeri Semarang
3. Dra. Hartati, M.Pd, selaku Ketua Jurusan PGSD FIP Universitas Negeri
Semarang
4. Dra.Tri Murtiningsih,M.Pd, selaku dosen pembimbing I, yang telah sabar
memberikan bimbingan dan arahan yang berharga.
5. Drs. Moch Ichsan M. Pd, selaku dosen pembimbing II, yang telah sabar
memberikan bimbingan dan arahan yang berharga.
6. Penguji Utama Skripsi yang telah menguji dengan teliti dan sabar serta
memberikan banyak masukan kepada penulis.
7. Samsuri, S.Ag selaku kepala MIN GabuganTanon yang telah memberikan
izin dan tempat penelitian kepada peneliti.
8. Rekan-rekan guru MIN GabuganTanon yang telah memberikan bantuan dan
dukungannya selama penelitian.
vii
9. Sahabat-sahabat mahasiswa jurusan S-1PGSD UNNES
10. Teman-teman Unjra-unjru
Semoga skripsi ini memberi manfaat bagi peneliti, pembaca maupun dunia
pendidikan pada umumnya.
Semarang, Maret 2013
Penulis
viii
ABSTRAK
Mu’asaroh,Unun Nur. 2013. Peningkatan Kualitas Pembelajaran Matematika
Melalui Pendekatan TPS menggunakan CD Pembelajaran Siswa Kelas IV
MIN Gabugan Tanon.Skripsi, Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas
Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang.
Dra.Tri Murtiningsih, M.Pd dan Drs.MochIchsan,M.Pd
Dalam proses belajar mengajar siswa kelas IV MIN Gabugan Matematika
dianggap mata pelajaran yang paling sulit oleh siswa sehingga menyebabkan hasil
belajar rendah. Hal ini ditunjukan dari 28 siswa, yang mendapatkan nilai di atas
60 ada 10 siswa dan 18 siswa mendapatkan nilai di bawah 60. Nilai tersebut
tidak sesuai dengan kriteriaketuntasan minimal (KKM) untuk mata pembelajaran
matematika yaitu 60. Model pendekatan TPS menggunakan CD Pembelajaran
merupakan solusi untuk mengatasi masalah tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan : (1) keterampilan
guru, (2) aktivitas siswa, dan (3) hasil belajar siswa dalam menerapakan model
pendekatan TPS menggunakan CD Pembelajaran.
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV MIN Gabugan yang terdiri dari 28
siswa dengan jumlah siswa laki-laki 11 siswa dan 17 siswa perempuan serta seorang guru
kelas IV MIN Gabugan. Variabel / faktor yang diselidiki penelitian ini adalah
keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa. Alat pengumpul data yang
digunakan adalah lembar observasi, soal tes dan foto kegiatan dengan analisis data
deskriptif kuantitatif dan kualitatif.
Hasil penelitian ini menunjukan peningkatan keterampilan guru yaitu pada siklus
I skor rata-rata adalah 30 dengan kriteria baik, pada siklus II skor rata-rata adalah 35
dengan kritera sangat baik dan pada siklus III skor rata-rata adalah 38 dengan criteria
sangat baik. Aktivitas siswa mengalami peningkatkan yaitu pada siklus I skor rata-rata
adalah 17,5 dengan kriteria cukup, pada siklus II skor rata-rata adalah 22,3 dengan
kriteria baik, dan pada siklus III skor rata-rata adalah 24,6 dengan kriteria sangat
baik.Pada siklus I ketuntasan klasikal hasil belajar siswa sebesar 35,7%, siklus II
ketuntasan klasikal hasil belajar siswa sebesar 71,4%, dan untuk siklus III ketuntasan
klasikal hasil belajar siswa sebesar 92,8%.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dari hasil penelitian mengenai
peningkatan kualitas pembelajaran matematika melaluipendekatan model TPS
menggunakan CD Pembelajaran dapat meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa,
dan hasil belajar siswa kelas IV MIN GabuganTanon.
Kata kunci : Pembelajaran Matematika, Model TPS, CD Pembelajaran
ix
DAFTAR ISI
JUDUL .......................................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBINGAN ......................................................... iii
PENGESAHAN KELULUSAN .................................................................. iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .............................................................. v
PRAKATA ................................................................................................... vi
ABSTRAK .................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah Dan Pemecahan Masalah ........................................ 5
1.2.1 Perumusan Masalah ....................................................................... 5
1.2.2 Pemecahan Masalah ....................................................................... 6
1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................................... 7
1.3.1 Tujuan Umum ................................................................................ 7
1.3.2 Tujuan Khusus ............................................................................... 7
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori ............................................................................................. 9
x
2.1.1 Hakekat Belajar .............................................................................. 9
2.1.2 Pembelajaran .................................................................................. 11
2.1.3 Faktor-faktor yang mempengarui Pembelajaran ............................ 12
2.1.4 Kualitas Pembelajaran .................................................................. 18
2.1.5 Hakekat Matematika ...................................................................... 33
2.1.6 Model Kooperatif .......................................................................... 35
2.1.7 Model pembelajaran TPS ............................................................... 39
2.1.8 Media CD Pembelajaaran .............................................................. 42
2.1.9 Penerapan TPS Menggunakan CD Pembelajaran dalam
Pembelajaran Matematika ..............................................................
48
2.2 Kajian Empiris ......................................................................................... 50
2.3 Kerangka Berpikir .................................................................................... 51
2.4 Hipotesis Tindakan .................................................................................. 53
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Subyek Penelitian ..................................................................................... 54
3.2 Variabel Penelitian ................................................................................... 54
3.3 Prosedur PTK ........................................................................................... 55
3.3.1 Perencanaan ................................................................................... 55
3.3.2 Pelaksanaan Tindakan ................................................................... 55
3.3.3 Observasi ....................................................................................... 56
3.3.4 Refleksi .......................................................................................... 56
3.4 Siklus Penelitian ...................................................................................... 57
3.4.1 Siklus I ........................................................................................... 57
3.4.2 Siklus II .......................................................................................... 59
3.4.3 Siklus III ........................................................................................ 61
xi
3.5 Data dan Cara Pengumpulan Data ........................................................... 63
3.5.1 Sumber Data .................................................................................. 63
3.5.2 Jenis Data ....................................................................................... 64
3.6 Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 64
3.7 Teknik Analisi Data.................................................................................. 66
3.7.1 Data Kuantitatif............................................................................. 66
3.7.2 Data Kualitatif................................................................................ 68
3.8 Indikator Keberhasilan.............................................................................. 72
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ........................................................................................ 73
4.1.1 Deskripsi Data Pelaksanaan Siklus I ............................................. 73
4.1.2 Deskripsi Data Pelaksanaan Siklus II ............................................ 92
4.1.3 Deskripsi Data Pelaksanaan Siklus III ........................................... 109
4.1.4 Pembandingan data pada pembelajaran siklus I, II, III .................. 127
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................... 130
4.2.1 Pemaknaan Hasil Penelitian ........................................................... 130
4.2.2 Implikasi Hasil Penelitian .............................................................. 145
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan .................................................................................................. 148
5.2 Saran ........................................................................................................ 149
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 150
LAMPIRAN-LAMPIRAN .......................................................................... 152
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Data Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus I...................... 78
Tabel 4.2 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus I.................... 83
Tabel 4.3 Data Hasil Belajar Siswa Siklus I ................................................ 87
Tabel 4.4 Rekapitulasi Siklus I ................................................................... 89
Tabel 4.5 Data Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus II..................... 96
Tabel 4.6 Data Hasil Observasi Aktivitas SiswaPada Siklus II ................. 101
Tabel 4.7 Data Hasil Belajar Siswa Siklus II ............................................... 106
Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil Siklus II .......................................................... 107
Tabel 4.9 Data Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus III .................... 113
Tabel 4.10 Data Hasil ObservasiAktivitas Siswa Siklus III ......................... 118
Tabel 4.11 Daftar Hasil BelajarSiswa Siklus III .......................................... 123
Tabel 4.12 Rekapitulasi Siklus III ................................................................. 124
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Diagram Perolehan Data Keterampilan Guru Siklus I ................... 79
Gambar 4.2 Diagram Perolehan Data Aktivitas Siswa Siklus I........................ 84
Gambar 4.3 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I ......................... 87
Gambar 4.4 Diagram Perolehan Data Keterampilan Guru Siklus II ................. 97
Gambar 4.5 Diagram Perolehan Data Aktivitas Siswa Siklus II ....................... 102
Gambar 4.6 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II ....................... 106
Gambar 4.7 Diagram Perolehan Data Keterampilan Siklus III ......................... 114
Gambar 4.8 Diagram Perolehan Data Aktivitas Siklus III .............................. 119
Gambar 4.9 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus III ...................... 124
Gambar 4.10 Diagram Rekapitulasi Nilai Rata-rata............................................ 125
Gambar 4.11 Diagram Perbandingan Data Keterampilan Guru .......................... 128
Gambar 4.12 Diagram Perbandingan Aktivitas Siswa ........................................ 129
Gambar 4.13 Diagram Peningkatan Persentase Ketuntasan Klasikal .................. 130
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kisi-kisiInstrumen 153
Lampiran 2 Lembar Pengamatan Keterampilan Guru 156
Lampiran 3 Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa 163
Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I 170
Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II 187
Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III 204
Lampiran 7 Rekapitulasi Hasil Observasi Keterampilan Guru 218
Lampiran 8 Hasil Observasi Aktivitas Siswa 219
Lampiran 9 Daftar Nilai 225
Lampiran 10 Foto Kegiatan 227
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Dalam Permendiknas Nomor 22 tahun 2006 tentang standar isi menyatakan
bahwa pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi, perkembangan dan
kondisi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya.
Dalam hal ini peserta didik harus mendapatkan pelayanan pendidikan yang
bermutu, serta memperoleh kesempatan untuk mengekspresikan dirinya secara
bebas, dinamis dan menyenangkan. Disini juga dijelaskan bahwa bahwa
matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi
modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya
pikir manusia. Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta
didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan
berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan
bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki
kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk
bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif
(dalam KTSP 2007)
Hal ini juga didukung oleh UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Bab II pasal 3 yang menyatakan bahwa pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
2
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Untuk mewujudkan hal tersebut, seorang guru harus bisa
menerapkan sebuah strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakter siswa
terutama dalam pembelajaran matematika sehingga nantinya siswa akan bisa
menjadi pribadi yang mandiri dan berakhlak mulia (dalam Usman,2010).
Matematika merupakan suatu ilmu yang berhubungan dengan penelaahan
bentuk-bentuk atau struktur-struktur yang abstrak dan hubungan di antara hal-hal
itu. Untuk dapat memahami struktur serta hubungan-hubungannya diperlukan
penguasaan tentang konsep-konsep yang terdapat dalam matematika.Matematika
bagi siswa SD berguna untuk kepentingan hidup dalam lingkungannya, untuk
mengembangkan pola pikirnya, dan untuk mempelajari ilmu-ilmu yang kemudian.
Menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Mata pelajaran matematika
bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut : 1).
Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan
mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan
tepat,dalam pemecahan masalah;2). Menggunakan penalaran pada pola dan sifat,
melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti,
atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika;3). Memecahkan masalah
yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika,
menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh; 4).
Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk
3
memperjelas keadaan atau masalah;5). Memiliki sikap menghargai kegunaan
matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat
dalam mempelajari matematika,serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan
masalah.
Matematika sebagai salah satu ilmu dasar yang telah berkembang pesat baik
materi dan kegunaannya dalam kehidupan. Dengan demikian upaya peningkatan
hasil belajar mata pelajaran matematika diharapkan mencapai hasil maksimal atau
setidaknya mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Berdasarkan hasil
analisis nilai ulangan harian semester 2 Tahun Pelajaran 2011/2012 siswa kelas
IV MIN Gabugan Tanon pada mata pelajaran matematika termasuk belum
mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang ditetapkan sekolah yaitu 60.
Hasil ulangan harian semester 2 tahun pelajaran 2011/2012 siswa kelas IV MIN
Gabugan Tanon pada mata pelajaran matematika diperoleh nilai terendah 42, nilai
tertinggi 67 dan nilai rata-rata 54. Dari 28 siswa yang mencapai KKM hanya 10
siswa. Demikian pula dari hasil wawancara dan observasi awal yang dilaksanakan
pada siswa kelas IV diperoleh data masih banyak materi matematika yang belum
dipahami siswa, antara lain materi menjumlahkan dan mengurangkan bilangan
bulat.
Dari hasil observasi di lapangan juga menunjukan bahwa pembelajaran
matematika yang dilakukan guru terjadi hanya satu arah, artinya hanya guru yang
aktif menerangkan, sedangkan siswa hanya sibuk dengan pekerjaannya sendiri.
Hal ini terlihat dari guru dalam mengajar monoton (mengajar melalui metode
ceramah kemudian memberi tugas), dalam menjelaskan materi pelajaran terlalu
4
cepat tanpa menggunakan alat peraga sebagai contoh konkret, dan guru jarang
memberi motivasi belajar siswa. Akibatnya hampir 60% siswa kurang aktif dalam
pembelajaran matematika karena kurang tertarik dan merespon sehingga siswa
menjadi bosan, sibuk dengan pekerjaannya sediri seperti berbicara sendiri,
keadaan ini diperburuk ada 3 siswa yang sering mengganggu siswa lain yang
sedang belajar.
Berdasarkan diskusi dengan teman kolaborasi, untuk memecahkan masalah
pembelajaran matematika di kelas IV MIN Gabugan Tanon, peneliti menetapkan
alternative tindakan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran matematika, yang
dapat mendorong keterlibatan siswa dan meningkatkan keterampilan guru, serta
meningkatkan hasil belajar siswa. Maka dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan model pembelajaran inovatif yaitu melalui model pembelajaran
Think-Pairs-Share (TPS) menggunakan CD Pembelajaran.
Penelitian lain tentang keefektifan pendekatan TPS untuk meningkatkan
hasil belajar siswa juga telah dilakukan. Adapun hasil penelitiannya sebagai
berikut .
Hasil penelitian Widayanti (2010) menunjukan bahwa dengan penerapan
model pembelajaran kooperatif TPS dalam pembelajaran hitung campuran, hasil
belajar siswa meningkat. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan hasil
belajar siswa pada siklus I dan siklus II.Kesimpulan dari penelitian ini adalah
model pembelajaran kooperatif TPS dapat meningkatkan hasil belajar operasi
hitung campuran siswa kelas IV SDN I Sumberjo Wetan Tulungagung.
5
Hasil penelitian Yuniarto (2003) menunjukkan bahwa model pembelajaran
Think Pair Share pada pokok bahasan bilangan dapat meningkatkan hasil belajar
dan keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika.Hal ini ditunjukkan adanya
peningkatan hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II.
Keefektifan penerapan model pembelajaran kooperati tipe Think Pair Share
(TPS) juga diperkuat dengan jurnal penelitian Universitas Muhamadiyah
Surakarta oleh Rohmatul pada tahun 2012 tentang peningkatan hasil belajar
matematika melalui model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS)
bagi siswa kelas IV SDN Kalongan 3 Kecamatan Purwodadi Kabupaten
Grobogan Tahun Pelajaran 2011/2012 yang menunjukkan bahwa pendekatan
Think Pair Shair (TPS) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN
Kalongan 3 Kecamatan Purwodadi Kabupaten Groboogan pada mata pelajaran
Matematika.
Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran matematika, dimana keterampilan guru dan aktivitas siswa dalam
pembelajaran dapat meningkat , serta hasil belajar siswa dapat meningkat.
Dari ulasan latar belakang tersebut di atas maka peneliti akan mengkaji
melalui penelitian tindakan kelas dengan judul “Peningkatan Kualitas
Pembelajaran Matematika melalui pendekatan Think-Pairs-Share (TPS)
menggunakan CD Pembelajaran pada kelas IV MIN Gabugan Tanon”.
6
1.2 PERUMUSAN MASALAH DAN PEMECAHAN MASALAH
1.2.1 Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut : Bagaimana cara meningkatkan kualitas pembelajaran Matematika pada
kelas IV MIN Gabugan Tanon ?
Adapun rumusan masalah tersebut dapat dirinci sebagai berikut.
a. Apakah dengan pendekatan TPS menggunakan CD pembelajaran dapat
meningkatkan ketrampilan guru dalam pembelajaran matematika di kelas IV
MIN Gabugan Tanon ?
b. Apakah dengan pendekatan TPS menggunakan CD pembelajaran dapat
meningkatkan aktivitas peserta didik dalam pembelajaran matematika di
kelas IV MIN Gabugan Tanon ?
a. Apakah dengan pendekatan TPS menggunakan CD pembelajaran dapat
meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran matematika di kelas IV
MIN Gabugan Tanon ?
1.2.2 Pemecahan Masalah
Untuk mengatasi masalah sebagai dirumuskan di atas, maka penulis
mencoba menerapkan pendekatan TPS menggunakan CD pembelajaran. Adapun
langkah-langkahnya sebagai berikut
a. Guru menyiapkan media pembelajaran berupa leptop dan LCD
b. Guru menyampaikan materi dengan menggunakan CD pembelajaran
c. Guru mengajukan pertanyaan mengenai materi pembelajaran
d. Siswa berfikir (Think) untuk menjawab pertanyaan dari guru
7
e. Siswa melakukan diskusi secara berpasangan (Pair) untuk menemukan
jawaban
f. Siswa membentuk kelompok baru untuk membandingkan hasil diskusi
kelompok yang berpasangan tadi
g. Salah satu kelompok melakukan presentasi hasil diskusi di depan kelas
kemudian kelompok lain menanggapi (Share)
h. Siswa menyimpulkan hasil diskusi
i. Evaluasi
1.3 TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah maka dapat ditentukan tujuan dari penelitian
sebagai berikut.
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran matematika
pada peserta didik kelas IV MIN Gabugan Tanon melalui pendekatan TPS (
Think Pair Share ) menggunakan CD pembelajaran.
1.3.2 Tujuan Khusus
Tujuan Umum diatas kemudian dirumuskan dalam tujuan khusus sebagai
berikut.
a. Dengan menggunakan pendekatan TPS menggunakan CD pembelajaran,
dapat mendeskripsikan peningkatan ketrampilan guru dalam pembelajaran
matematika materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat kelas IV
MIN Gabugan Tanon.
8
b. Dengan menggunakan pendekatan TPS menggunakan CD pembelajaran,
dapat mendeskripsikan peningkatan aktivitas peserta didik dalam
pembelajaran matematika materi penjumlahan dan pengurangan bilangan
bulat kelas IV MIN Gabugan Tanon.
c. Dengan menggunakan pendekatan TPS menggunakan CD pembelajaran,
dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran
matematika.
1.4 MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan kontribusi pada
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi umumnya.
Selain itu dapat memberikan manfaat bagi peserta didik, guru dan sekolah
sebagai berikut.
1.4.1 Peserta didik
Dengan pendekatan TPS dapat meningkatkan aktivitas peserta didik dalam
pembelajaran dan kemampuan memahami materi pembelajaran matematika.
1.4.2 Guru
Memberikan wawasan pengetahuan dan pengalaman tentang model
pembelajaran yang inovatif,efektif,aktif dan menyenangkan.
1.4.3 Lembaga
Dengan menerapkan pendekatan TPS memberikan variasi aplikasi model-
model pembelajaran ,sehingga mutu sekolah dapat meningkat.
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 KAJIAN TEORI
2.1.1 Hakekat Belajar
Istilah belajar sudah dikenal luas di berbagai kalangan walaupun sering
disalahartikan atau diartikan secara common sense atau pendapat umum
saja.Misalnya “lain kali kamu harus belajar dari pengalaman”, yang maksudnya
jangan mengulangi kesalahan serupa pada masa mendatang. Dari contoh tersebut
belajar dapat diartikan sebagai proses mendapatkan pengetahuan dengan
membaca dan menggunakan pengalaman sebagai pengetahuan yang memandu
perilaku pada masa yang akan datang. Pakar psikologi melihat perilaku belajar
sebagai proses psikologis individu dalam interaksinya dengan lingkungan secara
alami, sedangkan pakar pendidikan melihat perilaku belajar sebagai proses
psikologis– pedagogis yang ditandai dengan adanya interaksi individu dengan
lingkungan belajar yang sengaja diciptakan.
Bell Gredler (dalam Winataputra,2008:1.5) menyatakan bahwa belajar
adalah proses yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan aneka ragam
kemampuan (competencies), ketrampilan (skill), dan sikap (attitude) . Sedangkan
Fontana (1981), mengartikan belajar adalah suatu proses perubahan yang relatif
tetap dalam perilaku individu sebagai hasil dari pengalaman. Seperti Fontana,
Gagne (1985) juga menyatakan bahwa belajar adalah suatu perubahan dalam
kemampuan yang bertahan lama dan bukan berasal dari proses pertumbuhan. Dari
10
pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses yang
dirancang dan disengaja yang dapat menciptakan perubahan tingkah laku sebagai
hasil dari praktik atau pengalaman.
Dari semua pengertian tentang belajar, sangat jelas pada kita bahwa belajar
tidak hanya berkenaan dengan jumlah pengetahuan tetapi juga meliputi seluruh
kemampuan individu. Dari kedua pengertian terakhir tersebut dapat disimpulakn
adanya beberapa ciri belajar yaitu
a. Belajar harus memungkinkan terjadinya perubahan perilaku pada diri
individu. Perubahan tersebut tidak hanya pada aspek pengetahuan atau
kognitif saja tetapi juga meliputi aspek sikap dan nilai (afektif) serta
keterampilan (psikomotor).
b. Perubahan itu harus merupakan buah dari pengalaman. Perubahan perilaku
dengan lingkungan.
c. Perubahan tersebut relatif menetap ini berarti, bahwa perubahan tingkah
laku yang terjadi karena belajar untuk waktu tertentu akan tetap atau tidak
berubah – ubah. Dengan kata lain perubahan perilaku akibat belajar akan
bersifat cukup permanen.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan belajar adalah suatu proses yang
dilakukan manusia untuk mendapatkan kemampuan dari pengalaman.
Proses belajar terjadi kalau ada interaksi guru, siswa, dan lingkungan dalam
pembelajaran
11
2.1.2 Pembelajaran
Pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menginisiasi,
memfasilitasi, dan meningkatkan intensitas dan kualitas belajar pada diri peserta
didik. Oleh karena pembelajaran merupakan upaya sistematis dan sistemik untuk
menginisiasi, memfasilitasi, dan meningkatkan proses belajar maka kegiatan
pembelajaran berkaitan erat dengan jenis hakikat, dan jenis belajar serta hasil
belajar tersebut. Menurut Gagne, Briggs, dan Wager (dalam Winataputra
2008:1.19), pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk
memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa.
Pada pasal 1 butir 20 UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, yakni
“pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar.”Pembelajaran adalah proses interaksi
peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi
proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat,
serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain,
pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar
dengan lebih baik.(http://id.wikipedia.org/wiki/pembelajaran)
Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
adalah serangkaian proses kegiatan atau interaksi peserta didik dengan pendidik
dan sumber belajar yang dirancang untuk memberi bantuan pada peserta didik
agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan serta pembentukan
sikap yang lebih baik oleh peserta didik.
12
Untuk meningkatkan hasil pembelajaran seorang guru juga harus
memperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi pembelajaran
2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi pembelajaran
Faktor-faktor yang memengaruhi pembelajaran dibedakan atas dua
kategori, yaitu faktor internal dan faktor eksternal (dalam
Baharuddin,dkk.2010:19). Kedua faktor tersebut saling memengaruhi dalam
proses belajar individu sehingga menentukan kualitas hasil belajar Kedua faktor
tersebut adalah :
2.1.3.1 Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu
dan dapat memengaruhi hasil belajar individu. Faktor-faktor internal ini meliputi
faktor fisiologis dan psikologis.
2.1.3.1.1 Faktor fisiologis
Faktor-faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan
kondisi fisik individu. Faktor-faktor ini dibedakan menjadi dua macam. Pertama,
keadaan tonus jasmani. Keadaan tonus jasmani pada umumnya sangat
memengaruhi aktivitas belajar seseorang. Kondisi fisik yang sehat dan bugar akan
memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan belajar individu. Sebaliknya,
kondisi fisik yang lemah atau sakit akan menghambat tercapainya hasil belajar
yang maksimal.
Kedua, keadaan fungsi jasmani/fisiologis. Selama proses belajar
berlangsung, peran fungsi fisiologi pada tubuh manusia sangat memengaruhi hasil
13
belajar, terutama pancaindra. Pancaindra yang berfungsi dengan baik akan
mempermudah aktivitas belajar dengan baik pula. Dalam proses belajar,
pancaindra merupakan pintu masuk bagi segala informasi yang diterima dan
ditangkap oleh manusia, sehingga manusia dapat mengenal dunia luar.
2.1.3.1.2 Faktor psikologis
Faktor-faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang dapat
memengaruhi proses belajar, yang terdiri dari. :
1. Kecerdasan / inteligensi siswa
Pada umumnya kecerdasan diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik
dalam mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan
melalui cara yang tepat. Dengan demikian, kecerdasan bukan hanya
berkaitan dengan kualitas otak saja, tetapi juga organ-organ tubuh yang lain.
Namun bila dikaitkan dengan kecerdasan, tentunya otak merupakan organ
yang penting dibandingkan organ yang lain, karena fungsi otak itu sendiri
sebagai pengendali tertinggi (executive control) dari hampir seluruh
aktivitas manusia.
Kecerdasan merupakan faktor psikologis yang paling penting dalam
proses belajar siswa, karena itu menenentukan kualitas belajar siswa.
Semakin tinggi tingkat inteligensi seorang individu, semakin besar peluang
individu tersebut meraih sukses dalam belajar. Sebaliknya, semakin rendah
tingkat inteligensi individu, semakin sulit individu itu mencapai kesuksesan
belajar.
14
2. Motivasi
Motivasi adalah salah satu faktor yang memengaruhi keefektifan
kegiatan belajar siswa. Motivasilah yang mendorong siswa inginn
melakukan kegiatan belajar. Para ahli psikologi mendefinisikan motivasi
sebagai proses di dalam diri individu yang aktif, mendorong, memberikan
arah, dan menjaga perilaku setiap saat (Slavin, 1994). Motivasi juga
diartikan sebagai pengaruh kebutuhan-kebutuhan dan keinginan terhadap
intensitas dan arah perilaku seseorang. Dari sudut sumbernya, motivasi
dibagi menjadi dua, yairu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.
Motivasi intrinsik adalah semua faktor yang berasal dari dalam diri individu
dan memberikan dorongan untuk melakukan sesuatu. Seperti seorang siswa
yang gemar membaca, maka ia tidak perlu disuruh-suruh untuk membaca,
karena membaca tidak hanya menjadi aktivitas kesenangannya, tapi bisa
jadi juga telah menjadi kebutuhannya. Dalam proses belajar, motivasi
intrinsik memiliki pengaruh yang lebih efektif, karena motivasi intrinsik
relatif lebih lama dan tidak tergantung pada motivasi dari luar (ekstrinsik).
Menurut Arden N. Frandsen (dalam Baharududdin,2010:23), yang
termasuk dalam motivasi intrinsik untuk belajar antara lain adalah:
a. Dorongan ingin tahu dan ingin menyelediki dunia yang lebih luas
b. Adanya sifat positif dan kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk
maju
15
c. Adanya keinginan untuk mencapai prestasi sehingga mendapat dukungan
dari orang-orang penting, misalkan orangtua, saudara, guru, atau teman-
teman, dan lain sebagainya;
d. Adanya kebutuhan untuk menguasai ilmu atau pengetahuan yang berguna
bagi dirinya, dan lain-lain.
Motivasi ekstrinsik adalah faktor yang datang dari luar diri individu
tetapi memberi pengaruh terhadap kemauan untuk belajar. Seperti pujian,
peraturan, tata tertib, reladan guru orangtua, dan lain sebagainya. Kurangnya
respons dari lingkungan secara positif akan memengaruhi semangat belajar
seseorang menjadi lemah.
3. Minat
Menurut Reber (Baharuddin,2010:24), minat bukanlah istilah yang
populer dalam psikologi disebabkan ketergantungannya terhadap berbagai
faktor internal lainnya, seperti pemusatan perhatian, keingintahuan,
motivasi, dan kebutuhan.
4. Sikap
Dalam proses belajar, sikap individu dapat memengaruhi keberhasilan
proses belajarnya. Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif
berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespons dengan cara yang
relatif tetap terhadap objek, orang, peristiwa dan sebagainya, baik secara
positif maupun negatif (Baharuddin,2010:24). Sikap siswa dalam belajar
dapat dipengaruhi oleh perasaan senang atau tidak senang pada performan
guru, pelajaran, atau lingkungan sekitarnya.
16
5. Bakat
Faktor psikologis lain yang memengaruhi proses belajar adalah bakat.
Secara umum, bakat (aptitude) didefinisikan sebagai kemampuan potensial yang
dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang
(Baharuddin,2010:25). Berkaitan dengan belajar, Slavin (1994) mendefinisikan
bakat sebagai kemampuan umum yang dimiliki seorang siswa untuk belajar.
Dengan demikian, bakat adalah kemampuan seseorang yang menjadi salah satu
komponen yang diperlukan dalam proses belajar seseorang. Apabila bakat
seseorang sesuai dengan bidang yang sedang dipelajarinya, maka bakat itu akan
mendukung proses belajarnya sehingga kemungkinan besar ia akan berhasil.
2.1.3. 2 Faktor Eksternal
Selain karakteristik siswa atau faktor-faktor endogen, faktor-faktor
eksternal juga dapat memengaruhi proses belajar siswa. Dalam hal ini, Syah
(2003) menjelaskan bahwa faktor faktor eksternal yang memengaruhi belajar
dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor lingkungan sosial dan
faktor lingkungan nonsosial.
2.1.3.2.1 Lingkungan sosial
Lingkungan sosial terdiri dari Lingkungan sosial masyarakat, lingkungan
sosial keluarga, dan lingkungan sosial sekolah.
1. Lingkungan sosial masyarakat.
Kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal siswa akan memengaruhi
belajar siswa memerlukan teman belajar, diskusi, atau meminjam alat-alat belajar
17
yang kebetulan belum dimilikinya.. Lingkungan siswa yang kumuh, banyak
pengangguran dan anak telantar juga dapat memengaruhi aktivitas belajar siswa,
paling tidak siswa kesulitan ketika memerlukan teman belajar, diskusi, atau
meminjam alat-alat belajar yang kebetulan belum dimilikinya.
2. Lingkungan sosial keluarga.
Lingkungan ini sangat memengaruhi kegiatan belajar. Ketegangan keluarga,
sifat-sifat orangtua, demografi keluarga (letak rumah), pengelolaan keluarga,
semuanya dapat memberi dampak terhadap aktivitas belajar siswa. Hubungan
antara anggota keluarga, orangtua, anak, kakak, atau adik yang harmonis akan
membantu siswa melakukan aktivitas belajar dengan baik.
3. Lingkungan sosial sekolah
Guru, administrasi, dan teman-teman sekelas dapat memengaruhi proses
belajar seorang siswa. Hubungan yang harmonis antara ketiganya dapat menjadi
motivasi bagi siswa untuk belajar lebih baik di sekolah. maka para pendidik,
orangtua, dan guru perlu memerhatikan dan memahami bakat yang dimiliki oleh
anaknya atau peserta didiknya, antara lain dengan mendukung, ikut
mengembangkan, dan tidak memaksa anak untuk memilih jurusan yang tidak
sesuai dengan bakatnya.
2.1.3.2.2. Lingkungan nonsosial
Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial adalah:
a. Lingkungan alamiah
18
Seperti kondisi udara yang segar, tidak panas dan tidak dingin, sinar
yang tidak terlalu silau/kuat, atau tidak terlalu lemah/gelap, suasana yang
sejuk dan tenang. Lingkungan alamiah tersebut merupakan faktor-faktor
yang dapat memengaruhi aktivitas belajar siswa. Sebaliknya, bila kondisi
lingkungan alam tidak mendukung, proses belajar siswa akan terhambat.
b. Faktor instrumental,
Perangkat belajar yang dapat digolongkan dua macam. Pertama,
hardware, seperti gedung sekolah, alat-alat belajar, fasilitas belajar, lapangan
olahraga dan lain sebagainya. Kedua, software, seperti kurikulum sekolah,
peraturan-peraturan sekolah, buku panduan, silabi, dan lain sebagainya.
Apabila fakto-faktor tersebut saling mendukung, maka kualitas
pembelajaran dapat ditingkatkan.
2.1.4 Kualitas Pembelajaran
2.1.4.1 Pengertian kuaalitas pembelajaran
Kualitas dapat dimaknai dengan istilah mutu atau juga keefektifan. Secara
definitif efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan dalam mencapai
tujuan atau sasarannya (Etzioni,1964).
Efektivitas ini sesunguhnya merupakan suatu konsep yang lebih luas
mencakup berbagai faktor di dalam maupun di luar diri seseorang. Dengan
demikian efektivitas tidak hanya dapat dilihat dari sisi produktivitas, akan tetapi
juga dapat pula dilihat dari sisi persepsi atau sikap orangnya. Di samping itu,
efektivitas juga dapat dilihat dari bagaimana tingkat kepuasan yang dicapai oleh
orang (Robbins, 1997). Selain itu, kualitas pembelajaran secara operasional
19
diartikan sebagai intensitas sistemik dan sinergis antara guru, siswa, kurikulum,
bahan belajar, media, fasilitas, sistem pembelajaran agar proses maupun hasil
belajar tercapai secara optimal sesuai tuntutan kurikuler. Adapun indikator
kualitas pembelajaran dapat dilihat antara lain dari perilaku guru, dampak bagi
siswa, iklim, materi, media dan sistem pembelajaran (Depdiknas, 2004:7).
1. Perilaku pembelajaran pendidik dapat dilihat dari kinerjanya sebagai
berikut.
a. Membangun persepsi dan sikap positif siswa terhadap belajar dan
profesi pendidik.
b. Mengusai displin ilmu
c. Dapat memberikan layanan pendidikan yang berorientasi pada
kebutuhan siswa
d. Menguasai pengelolaan pembelajaran
e. Mengembangkan kepribadian dan keprofesionalan
2. Perilaku dan dampak belajar siswa dapat dilihat dari kompetensinya
sebagai berikut.
a. Memiliki persepsi dan sikap positif terhadap belajar
b. Mau dan mampu mendapatkan dan mengintegrasikan pengetahuan
dan keterampilan serta membangun sikapnya
c. Mau dan mampu memperluas serta memperdalam pengetahuan dan
keterampilan serta memantapkan sikapnya
d. Mau dan mampu menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan
sikapnya secara bermakna
20
e. Mau dan mampu membangun kebiasaan berpikir, bersikap, dan
bekerja produktif
f. Mampu menguasai materi ajar mata pelajaran dalam kurikulum
sekolah/satuan pendidikan sesuai dengan bidang studinya
3. Iklim pembelajaran dapat mendukung proses pembelajaran apabila
memenuhi hal-hal seperti berikut.
a. Suasana kelas yang kondusif.
b. Perwujudan nilai dan semangat ketauladanan, prakarsa, dan
kreatifitas pendidik
4. Materi pembelajaran yang berkualitas dapat dilihat dari komponen-
komponen berikut.
a. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran dan kompetensi yang
harus dikuasai siswa.
b. Ada keseimbangan antara keluasan dan kedalaman materi dengan
waktu yang tersedia.
c. Materi pembelajaran sistematis dan kontektual.
d. Dapat mengakomodasikan partisipasi aktif siswa dalam belajar
semaksimal mungkin.
e. Dapat menarik manfaat yang optimal dari perkembangan dan
kemajuan bidang ilmu, teknologi, dan seni.
f. Materi pembelajaran memenuhi kriteria filosofis, professional,
psiko-pedagogis, dan praktis.
21
5. Kualitas media pembelajaran dapat menunjang proses pembelajaran
apabila memenuhi indikator seperti berikut.
a. Dapat menciptakan pengalaman belajar yang bermakna.
b. Mampu memfasilitasi proses interaksi antara siswa dengan guru,
siswa dengan siswa, serta siswa dengan ahli bidang ilmu yang
relevan.
c. Media pembelajaran dapat memperkaya pengalaman belajar siswa.
d. Melalui media pembelajaran, mampu mengubah suasana belajar
dari siswa pasif dan guru sebagai sumber ilmu satu – satunya,
menjadi siswa aktif berdiskusi dan mencari informasi melalui
berbagai sumber belajar yang ada.
6. Sistem pembelajaran dapat menunjang keberhasilan pembelajaran
apabila memenuhi komponen-komponen sebagai berikut.
a. Dapat menonjolkan ciri khas keunggulannya.
b. Memiliki perencanaan yang matang
Sementara itu belajar dapat pula dikatakan sebagai komunikasi terencana
yang menghasilkan perubahan atas sikap, keterampilan, dan pengetahuan dalam
hubungan dengan sasaran khusus yang berkaitan dengan pola berperilaku yang
diperlukan individu untuk mewujudkan secara lengkap tugas atau pekerjaan
tertentu (Bramley,1996).
Berdasarkan pengertian di atas kualitas pembelajaran dapat di sebut
sebagai efektifitas pembelajaran. Efektivitas belajar adalah tingkat pencapaian
tujuan pembelajaran,termasuk dalam pembelajaran seni. Pencapaian tujuan
22
tersebut berupa peningkatan pengetahuan dan keterampilan serta pengembangan
sikap melalui proses pembelajaran.
Kualitas sering kali di sebut juga dengan mutu atau keefektifan sedangkan
untuk meningkatkan keefektifan siswa seorang guru dituntut untuk memiliki
ketrampilan dalam mengajar.
2.1.4.1.1 Keterampilan guru
Seorang guru professional telah mengikuti beberapa pelatihan yang
berkaitan dengan keterampilan dasar mengajar. Menurut Turney (1973)
mengemukakan ada 8 keterampilan yang dapat digunakan guru selama proses
belajar mengajar yaitu:
a. keterampilan bertanya
b. keterampilan memberikan penguatan
c. keterampilan mengadakan variasi
d. keterampilan menjelaskan
e. keterampilan membuka dan menutup pelajaran
f. keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil
g. keterampilan mengelola kelas
h. keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan.
a. Keterampilan Bertanya
Ada yang mengatakan bahwa “berpikir itu sendiri adalah bertanya”.
Bertanya merupakan ucapan verbal yang meminta respon dari seseorang yang
dikenal. Respon yang di berikan dapat berupa pengetahuan sampai dengan hal-hal
yang merupakan hasil pertimbangan. Jadi bertanya merupakan stimulus efektif
23
yang mendorong kemampuan berpikir. Dalam proses belajar mengajar, bertanya
memainkan peranan penting sebab pertanyaan yang tersusun dengan baik dan
teknik pelontaran yang tepat akan memberikan dampak positif. Pertanyaan yang
baik di bagi manjadi dua jenis, yaitu pertanyaan menurut maksudnya dan
pertanyaan menurut taksonomo Bloom. Pertanyaan menurut maksudnya terdiri
dari : Pertanyaan permintaan (compliance question), pertanyaan retoris (rhetorical
question), pertanyaan mengarahkan atau menuntun (prompting question) dan
pertanyaan menggali (probing question). Sedangkan pertanyaan menurut
taksonomi Bloom, yaitu: pertanyaan pengetahuan (recall question atau knowlagde
question), pemahaman (conprehention question), pertanyaan penerapan
(application question), pertanyaan sintetis ( synthesis question) dan pertanyaan
evaluasi (evaluation question).
Untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar, guru
perlu menunjukkan sikap yang baik pada waktu mengajukan pertanyaan maupun
ketika menerima jawaban siswa. Dan harus menghindari kebiasaan seperti :
menjawab pertanyaan sendiri, mengulang jawaban siswa, mengulang pertanyaan
sendiri, mengajukan pertanyaan dengan jawaban serentak, menentukan siswa
yang harus menjawab sebelum bertanya dan mengajukan pertanyaan ganda.
Dalam proses belajar mengajar setiap pertanyaan, baik berupa kalimat tanya atau
suruhan yang menuntut respons siswa sehingga dapat menambah pengetahuan dan
meningkatkan kemampuan berpikir siswa, di masukkan dalam golongan
pertanyaan. Ketrampilan bertanya di bedakan atas ketrampilan bertanya dasar dan
ketrampilan bertanya lanjut.
24
Keterampilan bertanya dasar mempunyai beberapa komponen dasar yang
perlu diterapkan dalam mengajukan segala jenis pertanyaan. Komponen-
komponen yang di maksud adalah : Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan
singakat, Pemberian acuan, pemusatan, Pemindah giliran, Penyebaran, Pemberian
waktu berpikir dan pemberian tuntunan.
Sedangkan keterampilan bertanya lanjut merupakan lanjutan dari
keterampilan bertanya dasar yang lebih mengutamakan usaha mengembangkan
kemampuan berpikir siswa, memperbesar pertisipasi dan mendorong siswa agar
dapat berinisiatif sendiri. Keterampilan bertanya lanjut di bentuk di atas landasan
penguasaan komponen-komponen bertanya dasar. Karena itu, semua komponen
bertanya dasar masih dipakai dalam penerapan keterampilan bertanya lanjut.
Adapun komponen-komponen bertanya lanjut itu adalah : Pengubahan susunan
tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan, Pengaturan urutan pertanyaan,
Penggunaan pertanyaan pelacak dan peningkatan terjadinya interaksi
b. Keterampilan Memberikan Penguatan
Penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk respons, apakah bersifat
verbal ataupun non verbal, yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku
guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan memberikan informasi atau
umpan balik (feed back) bagi si penerima atas perbuatannya sebagai suatu
dorongan atau koreksi. Penguatan juga merupakan respon terhadap suatu tingkah
laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku
tersebut.
25
Penggunaan penguatan dalam kelas dapat mencapai atau mempunyai
pengaruh sikap positif terhadap proses belajar siswa dan bertujuan untuk
meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran, merangsang dan meningkatkan
motivasi belajar dan meningkatkan kegiatan belajar serta membina tingkah laku
siswa yang produktif. Ketrampilan memberikan penguatan terdiri dari beberapa
komponen yang perlu dipahami dan dikuasai penggunaannya oleh mahasiswa
calon guru agar dapat memberikan penguatan secara bijaksana dan sistematis.
Komponen-komponen itu adalah : Penguatan verbal, diungkapkan dengan
menggunakan kata-kata pujian, penghargaan, persetujuan dan sebagainya. Dan
penguatan non-verbal, terdiri dari penguatan berupa mimik dan gerakan badan,
penguatan dengan cara mendekati, penguatan dengan sentuhan (contact),
penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan, penguatan berupa simbol atau
benda dan penguatan tak penuh. Penggunaan penguatan secara evektif harus
memperhatikan tiga hal, yaitu kehangatan dan evektifitas, kebermaknaan, dan
menghindari penggunaan respons yang negatif.
c. Keterampilan Mengadakan Variasi
Variasi stimulus adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi
belajar mengajar yang di tujukan untuk mengatasi kebosanan siswa sehingga,
dalam situasi belajar mengajar, siswa senantiasa menunjukkan ketekunan, serta
penuh partisipasi. Variasi dalam kegiatan belajar mengajar dimaksudkan sebagai
proses perubahan dalam pengajaran, yang dapat di kelompokkan ke dalam tiga
kelompok atau komponen, yaitu :
26
1. Variasi dalam cara mengajar guru, meliputi : penggunaan variasi suara
(teacher voice), Pemusatan perhatian siswa (focusing), kesenyapan atau kebisuan
guru (teacher silence), mengadakan kontak pandang dan gerak (eye contact and
movement), gerakan badan mimik: variasi dalam ekspresi wajah guru, dan
pergantian posisi guru dalam kelas dan gerak guru (teachers movement).
2. Variasi dalam penggunaan media dan alat pengajaran. Media dan alat
pengajaran bila ditunjau dari indera yang digunakan dapat digolongkan ke dalam
tiga bagian, yakni dapat didengar, dilihat, dan diraba. Adapun variasi penggunaan
alat antara lain adalah sebagai berikut : variasi alat atau bahan yang dapat dilihat
(visual aids), variasi alat atau bahan yang dapat didengart (auditif aids), variasi
alat atau bahan yang dapat diraba (motorik), dan variasi alat atau bahan yang
dapat didengar, dilihat dan diraba (audio visual aids).
Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa. Pola interaksi guru dengan murid
dalam kegiatan belajar mengajar sangat beraneka ragam coraknya. Penggunaan
variasi pola interaksi dimaksudkan agar tidak menimbulkan kebosanan, kejemuan,
serta untuk menghidupkan suasana kelas demi keberhasilan siswa dalam
mencapai tujuan.
d. Keterampilan Menjelaskan
Yang dimaksud dengan ketrampilan menjelaskan adalah penyajian
informasi secara lisan yang diorganisasikan secara sistematik untuk menunjukkan
adanya hubungan yang satu dengan yang lainnya. Secara garis besar komponen-
komponen ketrampilan menjelaskan terbagi dua, yaitu : Merencanakan, hal ini
mencakup penganalisaan masalah secara keseluruhan, penentuan jenis hubungan
27
yang ada diantara unsur-unsur yang dikaitkan dengan penggunaan hukum, rumus,
atau generalisasi yang sesuai dengan hubungan yang telah ditentukan. Dan
penyajian suatu penjelasan, dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
kejelasan, penggunaan contoh dan ilustrasi, pemberian tekanan, dan penggunaan
balikan.
e. Keterampilan Membuka dan Menutup pelajaran
Yang dimaksud dengan membuka pelajaran (set induction) ialah usaha atau
kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar untuk
menciptakan prokondusi bagi siswa agar mental maupun perhatian terpusat pada
apa yang akan dipelajarinya sehingga usaha tersebut akan memberikan efek yang
positif terhadap kegiatan belajar. Sedangkan menutup pelajaran (closure) ialah
kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri pelajaran atau kegiatan
belajar mengajar.
Komponen ketrampilan membuka pelajaran meliputi: menarik perhatian
siswa, menimbulkan motivasi, memberi acuan melalui berbagai usaha, dan
membuat kaitan atau hubungan di antara materi-materi yang akan dipelajari.
Komponen ketrampilan menutup pelajaran meliputi: meninjau kembali
penguasaan inti pelajaran dengan merangkum inti pelajaran dan membuat
ringkasan, dan mengevaluasi.
f. Ketrampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur yang melibatkan
sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang informal dengan berbagai
pengalaman atau informasi, pengambilan kesimpulan, atau pemecahan masalah.
28
Diskusi kelompok merupakan strategi yang memungkinkan siswa menguasai
suatu konsep atau memecahkan suatu masalah melalui satu proses yang memberi
kesempatan untuk berpikir, berinteraksi sosial, serta berlatih bersikap positif.
Dengan demikian diskusi kelompok dapat meningkatkan kreativitas siswa, serta
membina kemampuan berkomunikasi termasuk di dalamnya ketrampilan
berbahasa.
g. Keterampilan Mengelola Kelas
Pengelolaan kelas adalah ketrampilan guru untuk menciptakan dan
memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi
gangguan dalam proses belajar mengajar. Dalam melaksanakan ketrampilan
mengelola kelas maka perlu diperhatikan komponen ketrampilan yang
berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal
(bersifat prefentip) berkaitan dengan kemampuan guru dalam mengambil inisiatif
dan mengendalikan pelajaran, dan bersifat represif ketrampilan yang berkaitan
dengan respons guru terhadap gangguan siswa yang berkelanjutan dengan maksud
agar guru dapat mengadakan tindakan remedial untuk mengembalikan kondisi
belajar yang optimal.
h. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perseorangan
Secara fisik bentuk pengajaran ini ialah berjumlah terbatas, yaitu berkisar
antara 3- 8 orang untuk kelompok kecil, dan seorang untuk perseorangan.
Pengajaran kelompok kecil dan perseorangan memungkinkan guru memberikan
perhatian terhadap setiap siswa serta terjadinya hubungan yang lebih akrab antara
guru dan siswa dengan siswa.
29
Komponen ketrampilan yang digunakan adalah: ketrampilan mengadakan
pendekatan secara pribadi, ketrampilan mengorganisasi, ketrampilan membimbing
dan memudahkan belajar dan ketrampilan merencanakan dan melaksanakan
kegiatan belajar mengajar. (http://edukasi.kompasiana.com/2009/10/19/delapan-
kompetensi-dasar-mengajar/)
Pada saat proses kegiatan belajar mengajar seorang guru dapat
menggunakan beberapa ketrampilan sesuai dengan materi dan mata pelajaran
yang diajarkan sehingga dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar.
2.1.4.1.2 Aktivitas siswa dalam pembelajaran
Aktivitas menurut Anton M. Mulyono (2001 : 26), Aktivitas artinya
“kegiatan atau keaktifan”. Jadi segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-
kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non-fisik, merupakan suatu aktifitas.
Menurut Sriyono aktivitas adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara
jasmani atau rohani. Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar merupakan
salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar.
Aktivitas belajar merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam proses
interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan belajar. Aktivitas yang
dimaksudkan di sini penekanannya adalah pada siswa, sebab dengan adanya
aktivitas siswa dalam proses pembelajaran terciptalah situasi belajar aktif, seperti
yang dikemukakan oleh Rochman Natawijaya (dalam Depdiknas 2005 : 31),
belajar aktif adalah “Suatu sistem belajar mengajar yang menekankan keaktifan
siswa secara fisik, mental intelektual dan emosional guna memperoleh hasil
belajar berupa perpaduan antara aspek koqnitif, afektif dan psikomotor”.
30
Diendrich yang dikutip oleh Sardiman (2011:101) menggolongkan aktivitas
belajar siswa adalah sebagai berikut:
a. Visual activities, misalnya: membaca, memperhatikan gambar, demonstrasi,
percobaan.
b. Oral activities, misalnya: bertanya, memberikan saran, mengeluarkan
pendapat dan diskusi.
c. Listening activities, misalnya: mendengarkan uraian, diskusi percakapan
d. Writing activities, misalnya: menulis laporan, menyalin.
e. Drawing activities, misalnya: menggambar, membuat grafik, diagram.
f. Motor activities, misalnya: melakukan percobaan, bermain, berkebun
g. Mental activities, misalnya: mengingat, menganalisis, mengambil
keputusan, memecahkan soal
h. Emotional activities, misalnya: gembira, berani, bergairah.
Berdasarkan penggolongan aktivitas belajar diatas peneliti lebih memilih
untuk mengatasi visual activities, oral activities, listening activities, writing
activities, drawing activities, mental activities dan emotional activities karena :
a. Sesuai dengan masalah yang ada di kelas yaitu nilai pada mata pelajaran
matematika belum mencapai KKM.
b. Siswa masih belum bisa menganalisis persoalan dengan baik sehingga
diperlukan pendekatan yang tepat.
c. Siswa sudah mampu memecahkan soal namun jawaban masih kurang tepat.
Pada umumnya tujuan pembelajaran mengikuti pengklasifikasian hasil
belajar yang dilakukan oleh Bloom pada tahun 1956 yaitu cognitive, affektive, dan
31
psychomotor. Kognitif (cognitive) adalah ranah yang menekankan pada
pengembangan kemampuan dan keterampilan intelektual. Ranah afektif (affective)
berkaitan dengan sikap dan nilai. Sedangkan psikomotor (psychomotor) adalah
ranah yang berkaitan dengan kegiatan motorik. Ada lima tingkatan dalam ranah
afektif yaitu:1) menerima/memperhatikan (receiving), 2) menjawab (responding);
3) menilai (valuing); 4) mengatur/mengorganisasi (organization), 5) karakterisasi
dengan suatu nilai atau kompleks nilai (poerwanti, 2008:1.22-1.29).
Adanya aktivitas siswa akan berpengaruh pada hasil belajar siswa.
2.1.4.1.3 Hasil Belajar
Menurut Dimyati dan Mudjiono, hasil belajar merupakan hal yang dapat
dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil
belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila
dibandingkan pada saat sebelum belajar.
Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah
kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar
merupakan saat terselesikannya bahan pelajaran.
Menurut Oemar Hamalik hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar
akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu
menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.
Berdasarkan teori Taksonomi Bloom hasil belajar dalam rangka studi
dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain kognitif, afektif,
psikomotor.Perinciannya adalah sebagai berikut:
a. Ranah Kognitif
32
Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu
mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan
menciptakan.
b. Ranah Afektif
Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang
kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi dan
karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai
c. Ranah Psikomotor
Meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-benda, koordinasi
neuromuscular (menghubungkan, mengamati).
Tipe hasil belajar kognitif lebih dominan daripada afektif dan psikomotor
karena lebih menonjol, namun hasil belajar psikomotor dan afektif juga harus
menjadi bagian dari hasil penilaian dalam proses pembelajaran di sekolah.
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia
menerima pengalaman belajarnya.Hasil belajar digunakan oleh guru untuk
dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Hal ini
dapat tercapai apabila siswa sudah memahami belajar dengan diiringi oleh
perubahan tingkah laku yang lebih baik lagi.
Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disintesiskan bahwa hasil belajar
adalah suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang telah dilakukan
berulang-ulang.
Dalam pendidikan matematika diperlukan pengajaran yang berulang-ulang
untuk menanamkan konsep pelajaran matematika itu sendiri.
33
2.1.5. Hakekat Matematika
Istilah mathematics (Inggris), mathematic (Jerman), mathematique
(Perancis), matematico (Itali), matematiceski (Rusia), atau mathematic / wiskunde
(Belanda) berasal dari perkataan latin mathematica, yang mulanya diambil dari
perkataan Yunani, mathematike, yang berarti “relating to learning”. Perkataan
tersebut mempunyai akar kata mathema yang berarti pengetahuan atau ilmu
(knowledge, science). Istilah mathematike berhubungan sangat erat dengan
sebuah kata lainnya yang serupa, yaitu mathanein yang mengandung arti belajar
atau berpikir.
Herman Hudojo menyatakan bahwa: “matematika merupaka ide-ide abstrak
yang diberi simbol-simbol itu tersusun secara hirarkis dan penalarannya dedukti,
sehingga belajar matematika itu merupakan kegiatan mental yang tinggi.”
Sedangkan James dalam kamus matematkanya menyatakan bahwa
“Matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran dan
konsep-konsep berhubungan lainnya dengan jumlah yang banyak yang terbagi ke
dalam tiga bidang, yaitu aljaar, analisis dan goemetri.
Sedangkan menurut Mulyono Abdurahman mengemukakan bahwa
matematika adalah suatu era untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang
dihadapi manusia; suatu cara menggunakan informasi, menggunakan pengetahuan
tentang betuk dan ukuran, menggunakan pengetahuan tentang menghitung, dan
yang paling penting adalah memikirkan dalam diri manusia itu sendiri dalam
melihat dan menggunakan hubungan-hubungan.
34
Dalam matematika objek dasar yang dipelajari adalah abtrak, sehingga
disebut objek mental, objek itu merupakan objek pikiran. Objek dasar itu
meliputi:Konsep, merupakan suatu ide abstrak yang digunakan untuk
menggolongkan sekumpulan objek. Misalnya, segitiga merupakan nama suatu
konsep abstrak. Dalam matematika terdapat suatu konsep yang penting yaitu
“fungsi”, “variabel”, dan “konstanta”. Konsep berhubungan erat dengan definisi,
definisi adalah ungkapan suatu konsep, dengan adanya definisi ornag dapat
membuat ilustrasi atau gambar atau lambing dari konsep yang dimaksud.Prinsip,
merupakan objek matematika yang komplek. Prinsip dapat terdiri atas beberapa
konsep yang dikaitkan oleh suatu relasi/operasi, dengan kata lain prinsip adalah
hubungan antara berbagai objek dasar matematika. Prisip dapat berupa aksioma,
teorema dan sifat.Operasi, merupakan pengerjaan hitung, pengerjaan aljabar, dan
pengerjaan matematika lainnya, seperti penjumlahan, perkalian, gabungan, irisan.
Dalam matematika dikenal macam-macam operasi yaitu operasi unair, biner, dan
terner tergantungd ari banyaknya elemen yang dioperasikan. Penjumlahan adalah
operasi biner karena elemen yang dioperasikan ada dua, tetapi tambahan bilangan
adalah merupakan operasi unair karena elemen yang dipoerasika hanya satu.
Berdasarkan hakikat matematika tersebut,dapat disimpulkan bahwa dalam
pembelajaran matematika tidak hanya dibutuhkan pengetahuan saja tetapi perlu
adanya penanaman konsep terhadap suatu materi.Dalam pembelajaran matematika
tentunya diperlukan sebuah model pembelajaran yang tepat agar materi
pembelajaran dapat dipahami dengan baik oleh peserta didik.Pemilihan model
pembelajaran sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran matematika.Oleh
35
karena itu,selanjutnya akan dijelaskan tentang model kooperatif agar bisa
diterapkan dalam pembelajaran matematika.
2.1.6 Pembelajaran Kooperatif
2.1.6.1 Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Menurut Roger,dkk (dalam Huda,2011:29) pembelajaran kooperatif
merupakan aktivitas pembelajaran kelompok yang diorganisir oleh satu prinsip
bahwa pembelajaran harus didasarkan pada perubahan informasi secara sosial di
antara kelompok-kelompok pembelajaran yang di dalamnya setiap pembelajaran
bertanggung jawab atas pembelajarannya sendiri dan didorong untuk
meningkatkan pembelajaran anggota-anggota yang lain (Roger, dkk.1992)
Parker (1994) mendefinisikan kelompok kecil kooperatif sebagai suasana
pembelajaran di mana para siswa saling berinteraksi dalam kelompok-kelompok
kecil untuk mengerjakan tugas akademik demi mencapai tujuan bersama.
Sementara itu, Davidson (1995) mendefinisikan pembelajaran kooperatif secara
terminologis dan perbedaannya dengan pembelajaran koolaboratif. Menurutnya,
pembelajaran merupakan suatu konsep yang sebenarnya sudah ada sejak dulu
dalam kehidupan sehari-hari. Konsep ini memang dikenal sangat penting untuk
meningkatkan kinerja kelompok, organisasi, dan perkumpulan manusia.
Dalam konteks pengajaran, pembelajaran kooperatif sering kali
didefinisikan sebagai pembentukan kelompok-kelompok kecilyang terdiri dari
siswa-siswa yang dituntut untuk bekerja sama dan saling meningkatkan
pembelajarannya dan pembelajaran siswa lain.
36
Artz dan Newman (1990) mendefinisikan pembelajaran kooperatif sebagai
kelompok kecil pembelajar / siswa yang bekerja sama dalam satu tim untuk
mengatasi suatu masalah, menyelesaikan sebuah tugas, atau mencapai satu tujuan
bersama.
Singkatnya, pembelajaran kooperatif mengacu pada metode pembelajaran di
mana siswa bekerja sama dalam kelompok kecil dan saling membantu dalam
belajar. Setidaknya ada empat perspektif teoritis yang mendasari pembelajaran
kooperatif
2.1.6.1.1 Perspektif Motivasional
Perspektif motivasional berasumsi bahwa usaha-usaha kooperatif haruslah
didasarkan pada penghargaan kelompok dan struktur tujuan. Menurut perspektif
motivasional, aktivitas-aktivitas pembelajaran kooperatif jika diterapkan dengan
tepat dapat menciptakan suatu kondisi yang di dalamnya setiap anggota kelompok
berkeyakinan bahwa mereka bisa sukses mencapai tujuan kelompoknya hanya
jika teman-teman satu kelompoknya yang lain juga sukses mencapai tujuan
tersebut.
2.1.6.1.2 Perspektif Kohesi Sosial
Perspektif ini menegaskan bahwa pembelajaran kooperatif hanya akan
berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa jika dalam kelompok kooperatif
terjalin sesuatu kohesivitas antaranggota didalamnya. Kohesivitas ini dapat
dimaknai sebagai suatu kondisi di mana setiap anggota kelompok saling
membantu satu sama lain karena ingin sama-sama sukses.
37
2.1.6.1.3 Perspektif Kognitif
Perspektif ini berpandangan bahwa interaksi antarsiswa akan
meningkatkan prestasi belajar mereka selama mereka mampu memproses
informasi secara mental daripada secara motivasional.
2.1.6.1.4 Perspektif Perkembangan
Perspektif perkembangan kognitif berasal dari pemikiran Jean Piaget dan
Lev Vyogotsky. Perspektif Piagetian menegaskan bahwa ketika siswa bekerja
sama, konfluk sosio-kognitif akan muncul dan melahirkan apa yang dikenal
dengan ketidakseimbangan kognitif. Ketidakeseimbangan inilah yang nantinya
dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk berfikir, bernalar, dan berbicara.
Sedangkan perspektif Vygotsky menyatakan bahwa pengetahuan merupakan
produk sosial (Johnson dan Johnson, 1999).
2.1.6.1.5 Perspektif Elaborasi Kognitif
Perspektif ini dikembangkan oleh O’Donnel dan O’Kelly (1994) ini
menegaskan bahwa elaborasi bisa menjai latihan kognitif yang dapat
meningkatkan pembelajaran siswa. Perspektif ini menekankan peran elaborasi
dalam pengaruhnya terhadap pembelajaran kooperatif. Elaborasi berkaitan erat
dengan penambahan informasi baru dan restrukturasi informasi yang sudah ada.
Seperti yang telah dijelaskan pada model kooperatif diatas,pembelajaran
kooperatif mengacu pada metode pembelajaran dimana siswa dapat bekerjasama
dalam kelompok dan saling membantu satu sama lain.Dengan penggunaan metode
yang tepat maka proses pembelajaran akan berlangsung dengan baik sesuai
38
dengan tujuan pembelajaran.Adapun macam-macam metode pembelajaran akan
dijelaskan pada pembahasan selanjutnya.
2.1.6.2 Beberapa Contoh Pembelajaran Kooperatif
2.1.6.2.1 Numbered Heads Together (NHT)
Pada dasarnya, NHT merupakan varian dari diskusi kelompok. Teknis
pelaksanaanya hampir sama dengan diskusi kelompok. Pertama-tama guru
membagi siswa menjadi beberapa kelompok, setiap anggota diberi nomor dan
guru memanggil nomor tersebut secara acak untuk mempresentasikan hasil
diskusinya.
2.1.6.2.2 Team Product (TP)
Dinamakan Team Product karena setiap kelompok diminta untuk berkreasi
atau menciptakan sesuatu. Misalnya guru meminta siswa berkelompok untuk
membuat presentasi di depan kelas atau menganalisis puisi. Untuk memastikan
adanya tanggung jawab individu, guru dapat memberikan peran atau tugas yang
berbeda-beda pada masing-masing anggota kelompok untuk menciptakan satu
produk kelompok.
2.1.6.2.3 Think Pair Share (TPS)
Model pembelajaran yang sederhana, namun sangat bermanfaat karena
pertama-tama, siswa diminta untuk duduk berpasangan, kemudian guru
memberikan satu pertanyaan atau masalah dan setiap siswa diminta untuk berpikir
sendiri-sendiri terlebih dahulu kemudian baru mendiskusikan pemikirannya
39
dengan pasangan disebelahnya. Setelah itu guru meminta menshare jawaban yang
telah sepakati pada siswa-siswa yang lain di ruang kelas.
Alasan kenapa peneliti memilih menggunakan metode Think Pair Share
(TPS) karena
a. Bisa diterapkan untuk semua mata pelajaran dan semua tingkatan kelas.
b. Memungkinkan siswa untuk bekerja sendiri dan bekerja sama dengan orang
lain.
c. Mengoptimalkan partisipasi siswa.
d. Memberi kesempatan sedikitnya delapan kali lebih banyak kepada setiap
siswa untuk menunjukkan partisipasi mereka pada orang lain.
Dari macam-macam metode diatas peneliti lebih memilih untuk
menggunakan metode TPS.
2.1.7 Model Pembelajaran TPS
Model Think-Pair-Share tumbuh dari penelitian pembelajaran kooperatif,
model Think-Pair-Share dapat juga disebut sebagai model belajar-mengajar
berpasangan. Model ini pertama kali dikembangkan oleh Frank Lyman dari
Universitas Maryland pada tahun 1985 (Think-Pair-Share) sebagai struktur
kegiatan pembelajaran gotong royaong. Model ini memberikan siswa kesempatan
untuk bekerja sendiri serta bekerjasama dengan orang lain. Think-Pair-Share
memiliki prosedur yang ditetapkan secara eksplisit untuk memberi siswa waktu
lebih banyak untuk berpikir, menjawab, dan saling membantu satu sama lain.
Model Think-Pair-Share sebagai ganti dari tanya jawab seluruh kelas.
40
Adapun prosedur pelaksanaanya sebagai berikut
a. Siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok. Setiap kelompok terdiri
dari empat anggota / siswa.
b. Guru memberikan tugas pada setiap kelompok.
c. Masing-masing anggota memikirkan dan mengerjakan tugas tersebut
sendiri-sendiri terlebih dahulu.
d. Kelompok membentuk anggota-anggotanya secara berpasangan. Setiap
pasangan mendiskusikan hasil pengerjaan individunya.
e. Kedua pasangan lalu bertemu kembali dalam kelompoknya masing-masing
untuk menshare hasil diskusinya.
Sebagai suatu model pembelajaran Think-Pair-Share memiliki langkah-
langkah tertentu. Menurut Muslimin (dalam Trianto,2011:126) langkah-langkah
Think-Pair-Share ada tiga yaitu : Berpikir (Thinking), berpasangan (Pair), dan
berbagi (Share).
Tahap 1 : Thinking (berpikir)
Kegiatan pertama dalam Think-Pair-Share yakni guru mengajukan
pertanyaan yang berhubungan dengan topik pelajaran. Kemudian siswa diminta
untuk memikirkan pertanyaan tersebut secara untuk beberapa saat. Dalam tahap
ini siswa dituntut lebih mandiri dalam mengolah informasi yang dia dapat.
Tahap 2 : Pairing (berpasangan)
Pada tahap ini guru meminta siswa duduk berpasangan dengan siswa lain
untuk mendiskusikan apa yang telah difikirkannya pada tahap pertama. Interaksi
41
pada tahap ini diharapkan dapat membagi jawaban dengan pasangannya. Biasanya
guru memberikan waktu 4-5 menit untuk berpasangan.
Tahap 3 : Share (berbagi)
Pada tahap akhir guru meminta kepada pasangan untuk berbagi jawaban
dengan seluruh kelas tentang apa yang telah mereka diskusikan. Ini efektif
dilakukan dengan cara bergiliran pasangan demi pasangan dan dilanjutkan sampai
sekitar seperempat pasangan telah mendapat kesempatan untuk melaporkan.
Keunggulan dari Think-Pair-Share ini adalah optimalisasi partisipasi siswa.
Dengan metode klasikal yang memungkinkan hanya satu siswa maju dan
membagikan hasilnya untuk seluruh kelas, model Think-Pair-Share ini
memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk menunjukkan partisipasi
mereka kepada orang lain. Model ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran
dan untuk semua tingkatan anak didik
Kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe TPS adalah:
a. memungkinkan siswa untuk merumuskan dan mengajukan pertanyaan-
pertanyaan mengenai materi yang diajarkan karena secara tidak langsung
memperoleh contoh pertanyaan yang diajukan oleh guru, serta memperoleh
kesempatan untuk memikirkan materi yang diajarkan.
b. siswa akan terlatih menerapkan konsep karena bertukar pendapat dan
pemikiran dengan temannya untuk mendapatkan kesepakatan dalam
memecahkan masalah.
c. siswa lebih aktif dalam pembelajaran karena menyelesaikan tugasnya dalam
kelompok, dimana tiap kelompok hanya terdiri dari 2 orang.
42
d. siswa memperoleh kesempatan untuk mempersentasikan hasil diskusinya
dengan seluruh siswa sehingga ide yang ada menyebar.
e. memungkinkan guru untuk lebih banyak memantau siswa dalam proses
pembelajaran (Hartina, 2008: 12)
Model pembelajaran akan lebih menarik apabila didukung dengan media
pembelajaran yang memadai.
2.1.8 Media CD Pembelajaran
2.1.8.1 Media pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medius yang secara harfiah
berarti tengah, perantara atau pengantar. Selain itu kata media juga berasal dari
bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari kata medium, dan secara harfiah
berarti perantara atau pengantar atau pengantar sumber pesan dengan menerima
pesan (Ely dalam Hamdani,2011: 243).
Media juga diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima pesan, sehingga dapat merangsang
pikiran, perasaan, perhatian, dan minat siswa sedemikian rupa sehingga proses
belajar mengajar terjadi (http://www.sekolahdasar.net/2012/03/pengertian-dan-
karakteristik-media.html ).
Sugandi (2008 : 30) menyatakan bahwa media pembelajaran adalah alat /
wahana yang digunakan guru dalam proses pembelajaran untuk membantu
penyampaian pesan pembelajaran. Sebagai salah satu komponen sistem
pembelajaran berfungsi meningkatkan peranan strategi pembelajaran. Sebab
43
media pembelajaran menjadi salah satu komponen pendukung strategi
pembelajaran di samping komponen waktu dan metode mengajar.
Media pembelajaran adalah media yang membawa pesan-pesan atau
informasi yang bertujuan intruksional atau mengandung maksud-maksud
pengajaran. Media pembelajaran digunakan untuk menyampaikan isi materi
pengajaran yang terdiri atas buku, tape recorder, kaset, video kamera, video
recorder, film slide (gambar), foto, gambar, gambar, televisi, dan komputer.
Media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat mengbangkitkan
keinginan dan minat baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan
belajar bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologi terhadap siswa (Hamalik
dalam Hamdani, 2011: 244).
Sesuatu baru bisa disebut sebagai media jika sudah memenuhi 2 unsur,
yaitu: unsur pesan (software) dan unsur perangkat keras (hardware). Unsur pesan
merupakan isi atau bahan ajar yang akan disampaikan kepada siswa,
sedangkan unsur perangkat keras merupakan sarana ataupun peralatan yang
digunakan untuk menyampaikan pesan tersebut.
Selain membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pembelajaran
juga dapat membantu siswa meningkatkan, pemahaman, menyajikan data dengan
menarik dan tepercaya, memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi.
Berdasarkan definisi tentang media pembelajaran di atas, dapat ditarik
suatu kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan media pembelajaran adalah
segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan atau informasi, dapat merangsang
44
pikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong
terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.
2.1.8.1.1 Manfaat Media Pembelajaran
Secara umum, manfaat media dalam proses pembelajaran adalah
memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga kegiatan pembelajaran
akan lebih efektif dan efisien. Akan tetapi, secara lebih khusus ada beberapa
manfaat media yang lebih rinci. Nana Sudjana (2009: 2) mengidentifikasi
beberapa manfaat media dalam pembelajaran sebagai berikut : (1) Menyampaikan
materi pelajaran dapat diseragamkan, (2) Proses pembelajaran menjadi lebih jelas
dan menarik, (3) Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif, (4) Efisiensi dalam
waktu dan tenaga, (4) Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa, (5) Media
memungkinkan proses belajar dapat di lakukan di mana saja dan kapan saja, (6)
Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar,
(7) Mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif.
Berdasarkan penjelasan tersebut, penelitian ini peneliti memilih CD
pembelajaran sebagai media bantu dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran
dengan menggunakan pendekatan model TPS.
2.1.8.2 Media CD Pembelajaran
Media CD pembelajaran adalah sebuah media yang dapat membantu
peserta didik dalam kegiatan pembelajaran dan fungsi untuk meningkatkan dan
memperluas pengetahuan peserta didik serta memberikan fleksibilitas tempat,
waktu dan metode dalam pembelajaran (Kusnaeni, 2009: Vol.2.1). Pengertian lain
45
dikemukakan oleh Susanto (dalam http://edyawm1.wordpress.com/2011/06/23/cd-
pembelajaran/), CD pembelajaran adalah suatu media yang dirancang secara
sistematis yang berpedoman pada kurikulum yang berlaku dan mengembangkan
prinsip-prinsip pembelajaran yang memungkinkan siswa lebih mudah dan tertarik
dalam menerima materi pembelajaran.
Kelebihan dari pemanfaatan media bentuk CD pembelajaran menurut
Susanto (http://edyawm1.wordpress.com/2011/06/23/kelebihan-dan-kelemahan-
cd-pembelajaran/ ) antara lain :
a. CD merupakan media yang cocok untuk perbagi ilmu pembelajaran, seperti
kelas kelopok kecil, bahkan satu siswa seorang diri dari sekalipun.
b. Multimedia juga bisa dimanfaatakan untuk hampir semua topic, tipe pelajar,
dan setiap ranah: kognitif, efektif dan psikomotorik.
c. Mengatasi jarak dan waktu
d. Dapat berulang-ulang bila perlu menambah kejalasan.
e. Pesan yang di sampaikan cepat dan mudah diingat.
f. Mengembangkan pikiran dan pendapat para siswa.
g. Mengambangkan imajinasi.
h. Memperjelas hal-hal yang abstrak dan memberikan penjelasan yang lebih
realistik.
CD pembelajaran dapat dikembangkan dengan software presentasi seperti :
OpenOffice Impress, Microsoft PowerPoint, dsb. Untuk yang lebih kompleks,
dapat menggunakan software seperti Macromedia Authorware, Swish, atau Adobe
46
Flash. Dalam penelitian ini, CD pembelajaran yang digunakan akan
dikembangakan dengan Microsoft Office PowerPoint 2007.
2.1.8.3 Microsoft Office PowerPoint 2007
Microsoft Office System 2007 adalah paket program sebagai kelanjutan
dari Microsoft Office System 2003 yang terdiri dari program Microsoft Office
Acces, Excel, Groove, Infopath, OneNote, Outlook, PowerPoint, Publiser, dan
Word. Program Microsoft Office yang digunakan dalam pembuatan media CD
pembelajaran adalah Microsoft Office PowerPoint.
Microsoft Office PowerPoint adalah aplikasi yang bisa digunakaan untuk
membuat dokumen presentasi yang ditampilkan dalam bentuk slideshow (Jubilee
Enterprise dalam Kristi,2012: 28).
Microsoft Office PowerPoint adalah sebuah program komputer untuk
presentasi yang dikembang oleh microsoft di dalam paket aplikasi kantoran
Microsoft Office Selain Microsoft Word, Excel, Acees, dan beberapa program
lainnya. Microsoft Office PowerPoint dirilis pada Nopember 2006. Mulai dari
versi Microsoft Office System 2003 nama Microsoft PowerPoint berubah menjadi
Microsoft Office PowerPoint. Versi paling banyak digunakan saat ini adalah versi
12 (Microsoft Office PowerPoint 2007) yang tergabung dalam paket Microsoft
Office System 2007.dibandingkan dengan Microsoft Office PowerPoint 2003,
Microsoft Office PowerPoint 2007 memiliki banyak keunggulan yaitu terletak
pada tampilan penggunaa yang lebih mudah, kemampuan grafik yang meningkat,
dan format data XML dengan ekstensi *.pptx (http.//id.wikipedia.org).
47
Dalam kaitannya dengan pembelajaranprogram Microsoft Office
PowerPoint 2007 dapat digunakan sebagai media pembelajaran untuk
mempresentasikan materi pelajaran.
Tahapan pembuatan CD pembelajaran mengguakan program Microsoft
Office PowerPoint 2007 adalah sebagai berikut :
a. Buka program PowerPoint dengan klik start, pilih all program, pilih
Microsoft Office, dan pilih Microsoft Office PowerPoint 2007, maka akan
muncul Microsoft Office PowerPoint.
b. Pada slide pertama ketik judul presentasi yang akan dibuat dan dilanjutkan
mengetik di slide-slide berikutnya dengan materi yang telah dirancang.
c. Menambah slide baru : pilih menu home, dan kliknew, pilih salah satu tipe
slide yang diingikan.
d. Menyisipkan gambar / kreasi, bentuk / kotak, dialog, suara, grafik, tabel :
pilih menu insert, klik picture, shapes, text box, movie, sound, .chart,
table.pilih file yang diinginkan, dan klik OK.
e. Memberi latar belakang pada slide : pilih menu design, dan klik kanan themes
yang dikehendaki, pilih apply to all slide (latar belakang sama untuk seluruh
slide) atau apply to selected slide (latar belakang untuk slide yang dipilih).
f. Memberi animasi : pilih menu animation, pilih transition to the slide, atur
kecepatan transition dengan transition speed, atau bila ingin menyisipkan
sound pilih transition sound. Atur pernggantian slide dengan memilih
advance slide. Tekan play untuk melihat tampilan preview pengaturan yang
dilakukan.
48
g. Memberi efek-efek menu animation, pilih custom animation, pilih bagian
tulisan / gambar yang akan diberi efek, klik add efek, pilih efek yang
dihendaki. Efek dapat diatur kecepatan dan bentuk tampilan dengan klik
kanan bagian yang akan diatur pada custum animation, lalu pilih effect
option. Urutan tanpilan efek dapat diatur dengan mengatur order. Tekan play
untuk melihat tampilan preview pengaturan yang dilakukan.
h. Membuat hyperlink : pilih tombol / shapes / kata / gambar yang ingin diberi
link, pilih menu lnsert dan klik hyperlink atau klik kanan tombol yang ingin
diberi link, klik hyperlink, kemudian pilih materi yang akan dituju pada
bokmark, dan klik OK.
i. Menampilkan slide : jika seluruh slide telah selesai dibuat, kita dapat melihat
tampilan seluruh slide dengan klik icon slide show, untuk keluar dari slide
tekan end show
2.1.9 Penerapan TPS Menggunakan CD Pembelajaran dalam Pembelajaran
Matematika
Pendekatan tipe TPS bukanlah pendekatan pembelajaran konvensional.
Sebagai pendekatan pembelajaran inovatif, pendekatan ini dapat dilengkapi
dengan media pembelajaran seperti CD pembelajaran. Penerapan TPS
menggunakan CD pembelajaran dalam pembelajaran matematika meliputi tahap
persiapan, pelaksanaan dan tindak lanjut.
a. Persiapan
Sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung guru perlu melakukan tahap
persiapan meliputi.
49
a. Mempelajari materi pembelajaran, menyiapkan lembar kerja siswa beserta
lembar jawaban
b. Menentukan konsep / merancang CD Pembelajaran sesuai materi
pembelajaran.
c. Menyusun jadwal dengan topik dan program belajar yang dibuat.
d. Mengatur kelas dan menyiapkan peralatan yang dibutuhkan.
i. Pelaksanaan
Selama proses pembelajaran guru melakukan langkah-langkah sebagai
berikut.
a. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran tujuan dan pemberian motivasi.
b. Guru menjelaskan materi dengan media CD pembelajaran.
c. Guru memberi soal kepada siswa.
d. Siswa berdiskusi dengan teman sebangku kemudian membuat kelompok
baru untuk membandingkan hasil diskusi tadi.
e. Guru membimbing diskusi kelompok.
f. Salah satu kelompok maju ke depan untuk mempresentasikan hasil
diskusi.
g. Guru dan siswa bersama – sama membahas materi yang dipresentasikan.
j. Tindak lanjut
a. Menyimpulkan materi.
b. Memberikan penghargaan kepada kelompok
c. Menberikan umpan balik.
50
2.2 Kajian Empiris
Penelitian ini juga didasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan
terhadap model pembelajaran Think-Pair-Share dalam meningkatkan
pembelajaran matematika. Adapun hasil penelitian tersebut adalah:
Widayanti, Yeni Diyan. 2010. Peningkatan Hasil Belajar Operasi Hitung
Campuran Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share
Siswa Kelas IV SDN I Sumberjo Wetan Tulungagung. Skripsi. Jurusan
Kependidikan Sekolah Dasar dan Pra Sekolah FIP Universitas Negeri Malang.
Hasil penelitian menunjukan bahwa dengan penerapan model pembelajaran
kooperatif TPS dalam pembelajaran hitung campuran, hasil belajar siswa
meningkat. Kesimpulan dari penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif
TPS dapat meningkatkan hasil belajar operasi hitung campuran siswa kelas IV
SDN I Sumberjo Wetan Tulungagung.
Yuniarto,Priyo.2003.Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan
Pendekatan Struktural Tipe Tps Pada Pokok Bahasan Bilangan (Bagian 5) Di
Kelas VI SD Negeri Nglinggis Tugu Trenggalek Tahun Ajaran
2002/2003.Universitas Negeri Surakarta
Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran Think Pair Share
pada pokok bahasan bilangan dapat meningkatkan hasil belajar dan keaktifan
siswa dalam pembelajaran matematika.Hal ini ditunjukkan adanya peningkatan
hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II.
Keefektifan pendekatan Think Pair Share (TPS) dalam pembelajaran
Matematika juga diperkuat dengan jurnal penelitian Universitas Muhamadiyah
51
Surakarta yang dilakukan oleh Mella Evrilianti pada tahun 2012 tentang
peningkatan hasil belajar matematika melalui model pembelajaran kooperatif tipe
Think Pair Share (TPS) bagi siswa kelas IV SDN Kalongan 3 Kecamatan
Purwodadi Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2011/2012 yang menunjukkan
bahwa pendekatan Think Pair Shair (TPS) dapat meningkatkan hasil belajar siswa
kelas IV SDN Kalongan 3 Kecamatan Purwodadi Kabupaten Groboogan pada
mata pelajaran Matematika.
2.3 Kerangka Berpikir
Dari hasil balajar siswa kelas IV MIN Gabugan Tanon Kabupaten Sragen
dalam pelajaran matematika ditemukan adanya masalah dalam pembelajaran yaitu
kurangnya kualitas pembelajaran matematika. Dengan penggunaan model
pembelajaran Think Pair Share (TPS) dengan cd pembelajaran siswa diharapkan
dapat mengembangkan keterampilan berfikir dan menjawab dalam komunikasi
antara satu dengan yang lain, serta bekerja saling membantu dalam kelompok
kecil. Sehingga materi pembelajaran mudah dipahami seluruh siswa dan mencapai
hasil belajar siswa yang maksimal.
52
Skema 2.1 kerangka berfikir
Kondisi awal Guru :
a. Tidak variatif dalam menetapkan strategi
pembelajaran
b. Kurang bisa mengelola kelas
c. Masih belum menggunakan multi media
pembelajaran
Siswa :
a. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran
b. Kurang termotivasi dalam pembelajaran
c. Hasil belajar belum sesuai dengan KKM
●
Pelaksanaan
Penerapan pembelajaran melalui model pembelajaran
Think- Pair-Share (TPS) dengan CD pembelajaran :
a. Guru menyajikan materi klasikal dengan
menggunakan CD pembelajaran.
b. Guru memberikan persoalan kepada siswa.
c. Siswa diminta berpasangan dengan teman
sebangkunya (kelompok 4 orang) dan
mengutarakan hasil pemikiran masing-masing.
d. Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap
kelompok mengemukakan hasil diskusinya.
e. Guru mengarahkan pembicaraan pada pokok
permasalahan dan menambahkan materi yang
belum diungkapkan para siswa.
f. Guru memberikan kesimpulan.
Kondisi akhir
a. Ketrampilan guru meningkat
b. Aktivitas siswa meningkat
c. Hasil belajar siswa meningkat
53
2.4 Hipotesis Tindakan
Berdasarkan latar belakang, kajian teori, kajian empiris, dan kerangka
berpikir, peneliti menggunakan model pembelajaran Think-Pairs-Share (TPS)
menggunakan CD Pembelajaran sehingga keterampilan guru, aktivitas siswa dan
hasil pembelajaran matematika di kelas IV MIN Gabugan Tanon Kabupaten
Sragen dapat meningkat.
54
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Subyek Penelitian
Dalam penelitian ini yang dijadikan subyek penelitian adalah guru dan
siswa kelas IV MIN Gabugan Tanon, semester II tahun ajaran 2011/2012. Jumlah
siswa yang diteliti sebanyak 28 siswa yang terdiri dari 11 siswa putra dan 17
siswa putri.
3.2 Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Keterampilan guru dalam pembelajaran operasi penjumlahan dan
pengurangan bilangan bulat melalui model pembelajaran Think-Pair-Share
(TPS) dengan menggunakan CD pembelajaran.
b. Aktivitas siswa dalam pembelajaran operasi penjumlahan dan pengurangan
bilangan bulat melalaui model pembelajaran Think-Pair-Share (TPS)
dengan menggunakan CD pembelajaran.
c. Hasil belajar siswa dalam pembelajaran operasi penjumlahan dan
pengurangan bilangan bulat melalui model Think-Pair-Share (TPS) dengan
menggunakan CD pembelajaran.
3.3 Prosedur PTK
Dalam penelitian ini digunakan rancangan penelitian tindakan kelas dengan
tahapan sebagai berikut :
55
3.3.1 Perencanaan
Tahapan perencanaan ini berupa menyusun rancangan tindakan yang
menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa dan bagaimana
tindakan tersebut akan dilakukan (Suharjono, 2009: 75). Dalam tahap
perencanaan ini meliputi sebagai berikut:
a. Menelaah materi pembelajaran Matematika kelas IV semester 2 yang akan
dilakukan tindakan penelitian dengan menelaah indikator-indikator
pelajaran.
b. Menyusun Rencana Pelaksaan Pembelajaran (RPP) sesuai indikator yang
telah ditetapkan.
c. Menyiapkan media pembelajaran dan CD pembelajaran yang digunakan
dalam penelitian.
d. Menyiapkan alat evaluasi, serta lembar kerja siswa.
e. Menyiapkan lembar observasi yang akan digunakan dalam penelitian.
3.3.2 Pelaksanaan Tindakan
Menurut Arikunto (2009:126), selama melaksanakan tindakan, guru sebagai
pelaksana intervensi tindakan mengacu pada program yang telah dipersiapkan dan
disepakati bersama dengan teman sejawat. Pelaksanaan tindakan penelitian ini
direncanakan dalam dua siklus. Siklus pertama dilaksanakan pembelajaran
melalui model pembelajaran Think-Pairs-Share (TPS) dengan menggunakan CD
pembelajaran. Siklus kedua dilaksanakan untuk memperbaiki segala sesuatu yang
belum baik.
56
3.3.3 Observasi
Patton (1990: 201 dalam Poerwandari, 1998: 63) menegaskan observasi
merupakan metode pengumpulan data esensial dalam penelitian, apalagi
penelitian dengan pendekatan kualitatif. Agar memberikan data yang akurat dan
bermanfaat, observasi sebagai metode ilmiah harus dilakukan oleh peneliti yang
sudah melewati latihan-latihan yang memadai, serta telah mengadakan persiapan
yang teliti dan lengkap. Kegiatan observasi dilaksanakan secara kolaboratif
dengan guru pengamat untuk mengamati aktivitas siswa dan hasil belajar siswa
dalam pembelajaran matematika melalui penerapan model pembelajaran Think-
Pairs-Share (TPS) dengan menggunakan CD pembelajaran. Observasi juga
dilakukan terhadap aktivitas guru yang menerapkan model pembelajaran Think-
Pairs-Share (TPS) dengan menggunakan CD pembelajaran.
3.3.4 Refleksi
Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah
terjadi dan sudah dilakukan (Arikunto,2001:19). Setelah mengkaji hasil
pengamatan yaitu aktivitas siswa dan guru, serta hasil belajar siswa dalam
pembelajaran matematika, apakah sudah efektif dengan melihat ketercapaian
dalam indikator kinerja pada siklus pertama. Bila belum tercapai maka peneliti
melanjutkan siklus berikut sampai mencapai indikator kinerja.
57
3.4 Siklus penelitian
Perencanaan dalam siklus
3.4.1 Siklus pertama
3.4.1.1 Perencanaan
a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan materi operasi
penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.
b. Mempersiapkan sumber dan media pembelajaran berupa, buku SD kelas IV,
buku pegangan guru.
c. Menyiapkan alat evaluasi berupa tes tertulis dan lembar kerja siswa.
d. Menpersiapkan lembar observasi yang akan digunakan dalam penelitian.
3.4.1.2 Pelaksanaan Tindakan
a. Guru melaksanakan apersepsi.
b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
c. Guru memberikan motivasi kepada siswa.
d. Guru menyajikan suatu permasalahan.
e. Guru dengan siswa melakukan tanya jawab tentang permasalahan yang ada.
f. Guru menjelaskan materi operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan
bulat dengan menggunakan CD pembelajaran.
g. Siswa memperhatikan penjelasan guru.
h. Guru memberikan lembar kerja siswa.
58
i. Guru menyuruh siswa untuk berpasangan dengan teman sebangkunya
(kelompok 4 orang) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing
terhadap soal dalam lembar kerja siswa.
j. Siswa berdiskusi menjawab soal dalam lembar kerja siswa.
k. Guru membimbing siswa untuk menjawab soal dalam lembar kerja siswa.
l. Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok mengemukakan hasil
diskusinya.
m. Guru mengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah
materi yang belum diungkapkan para siswa.
n. Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan.
o. Guru memberikan evaluasi individu berupa tes tertulis kepada setiap siswa.
p. Guru memberikan refleksi dari pembelajaran yang telah dilaksanakan.
3.4.3 Observasi
a. Melakukan pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran.
b. Melakukan pengamatan ketrampilan guru dalam pembelajaran.
c. Melakukan pengamatan kerja sama antar siswa.
3.4.4 Refleksi
a. Menganalisis hasil observasi
b. Mengkaji pelaksanaan pembelajaran siklus I
c. Mengevaluasi hasil pembelajaran siklus I
d. Membuat daftar permasalahan yang terjadi siklus I
e. Merencanakan perencanaan tindak lanjut untuk siklus II
59
3.4.2 Siklus kedua
3.4.2.1 Perancanaan
a. Menyusun rencana perbaikan dengan materi tentang operasi penjumlahan
dan pengurangan bilangan bulat.
b. Memadukan hasil siklus I agar siklus II lebih efektif.
c. Mempersiapkan sumber dan media pembelajaran berupa, buku paket
matematika kelas IV, buku pegangan guru.
d. Menyiapkan alat evaluasi dan lembar kerja siswa.
e. Menyiapakan lembar observasi yang akan digunakan untuk penelitian.
3.4.2.2 Pelaksanaan Tindakan
a. Guru melaksanakan apersepsi
b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
c. Guru memberikan motivasi kepada siswa
d. Guru menyajikan suatu permasalahan
e. Guru dengan siswa melakukan tanya jawab tentang permasalahan yang ada
f. Guru menjelaskan materi operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan
bulat dengan menggunakan CD pembelajaran
g. Siswa memperhatikan penjelasan guru
h. Guru memberikan lembar kerja siswa
i. Guru menyuruh siswa untuk berpasangan dengan teman sebangkunya
(kelompok 4 orang) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing
terhadap soal dalam lembar kerja siswa.
j. Siswa berdiskusi menjawab soal dalam lembar kerja siswa
60
k. Guru membimbing siswa untuk menjawab soal dalam lembar kerja siswa
l. Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok mengemukakan hasil
diskusinya
m. Guru mengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah
materi yang belum diungkapkan para siswa
n. Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan
o. Guru memberikan evaluasi individu berupa tes tertulis kepada setiap siswa
p. Guru memberikan refleksi dari pembelajaran yang telah dilaksanakan
3.4.2.3 Observasi
a. Melakukan pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran
b. Melakukan pengamatan ketrampilan guru dalam pembelajaran
c. Melakukan pengamatan kerja sama antar siswa
3.4.2.3 Refleksi
a. Menganalisis hasil observasi
b. Mengkaji pelaksanaan pembelajaran siklus II
c. Mengevaluasi hasil pembelajaran siklus II
d. Membuat daftar permasalahan yang terjadi siklus II
e. Merencanakan perencanaan tindak lanjut untuk siklus III bila belum
mencapai indikator keberhasilan
61
3.4.3 Siklus ketiga
3.4.3.1 Perancanaan
a. Menyusun rencana perbaikan dengan materi tentang operasi penjumlahan
dan pengurangan bilangan bulat
b. Memadukan hasil siklus II agar siklus III lebih efektif
c. Mempersiapkan sumber dan media pembelajaran berupa, buku paket
matematika kelas IV, buku pegangan guru
d. Menyiapkan alat evaluasi dan lembar kerja siswa
e. Menyiapakan lembar observasi yang akan digunakan untuk penelitian
3.4.3.2 Pelaksanaan Tindakan
a. Guru melaksanakan apersepsi
b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
c. Guru memberikan motivasi kepada siswa
d. Guru menyajikan suatu permasalahan
e. Guru dengan siswa melakukan tanya jawab tentang permasalahan yang ada
f. Guru menjelaskan materi operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan
bulat (operasi hitung campuran)
g. Siswa memperhatikan penjelasan guru
h. Guru memberikan lembar kerja siswa
i. Guru menyuruh siswa untuk berpasangan dengan teman sebangkunya
(kelompok 4 orang) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing
terhadap soal dalam lembar kerja siswa.
j. Siswa berdiskusi menjawab soal dalam lembar kerja siswa
62
k. Guru membimbing siswa untuk menjawab soal dalam lembar kerja siswa
l. Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok mengemukakan hasil
diskusinya
m. Guru mengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah
materi yang belum diungkapkan para siswa
n. Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan
o. Guru memberikan evaluasi individu berupa tes tertulis kepada setiap siswa
p. Guru memberikan refleksi dari pembelajaran yang telah dilaksanakan
3.4.3.3 Observasi
a. Melakukan pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran
b. Melakukan pengamatan ketrampilan guru dalam pembelajaran
c. Melakukan pengamatan kerja sama antar siswa
3.4.3.4 Refleksi
a. Menganalisis hasil observasi
b. Mengkaji pelaksanaan pembelajaran siklus III
c. Mengevaluasi hasil pembelajaran siklus III
d. Membuat daftar permasalahan yang terjadi siklus III
63
3.5 Data dan Cara Pengumpulan Data
3.5.1 Sumber Data
3.5.1.1 Siswa
Dalam penelitian ini peneliti akan mendapatkan sumber data yang berasal
dari siswa melalui observasi secara sistematik selama pelaksanaan siklus pertama
sampai siklus kedua, hasil evaluasi, catatan lapangan dan angket.
3.5.1.2 Guru
Dalam penelitian ini peneliti akan mendapatkan sumber data yang berasal
dari guru dengan menggunakan wawancara, catatan lapangan, dan lembar
observasi keterampilan guru dalam pembelajaran matematika melalui model
pembelajaran Think-Pair-Share dengan menggunakan CD pembelajaran.
3.5.1.3 Data Dokumen
Dalam penelitian ini peneliti akan mendapatkan sumber data dokumen
berasal dari data awal hasil tes sebelum dilakukan penelitian, hasil observasi,
catatan lapangan selama pembelajaran dan hasil foto.
3.5.1.4 Catatan Lapangan
Dalam penelitian ini peneliti akan mendapatkan sumber data yang berupa
catatan lapangan berasal dari catatan selama proses pembelajaran berupa data
keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran
matematika melalui model pembelajaran Think-Pair-Share dengan menggunakan
CD pembelajaran.
64
3.5.2 Jenis Data
3.5.2.1 Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang berupa nilai hasil belajar siswa (Supardi,
2009: 131). Data kuantitatif diwujudkan dengan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran matematika yang diperoleh siswa.
3.5.2.1.2 Data kualitatif
Data kualitatif yaitu data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang
memberikan gambaran tentang ekspresi siswa tentang pemahaman terhadap suaru
mata pelajaran (kognitif), pandangan atau sikap siswa terhadap metode belajar
yang baru (afektif), aktifitas siswa mengikuti pelajaran, perhatian, antusias dalam
belajar, kepercayaan diri, motivasi belajar, dan sejenisnya (Supardi, 2009: 131).
Data kualitatif diperoleh dari hasil observasi dengan menggunakan lembar
observasi keterampilan guru, aktivitas siswa, dan wawancara serta catatan
lapangan dalam pembelajaran matematika melalui model pembelajaran Think-
Pair-Share dengan menggunakan CD pembelajaran.
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini peneliti melakukan pengumpulan data dengan
menggunakan metode observasi, metode tes, metode dokumentasi, metode
wawancara, angket dan catatan lapangan.
3.6.1 Metode Observasi
Flick (2002: 135) menjelaskan tentang observasi sebagai berikut: disamping
kemampuan berbicara dan mendengarkan sebagaimana digunakan dalam
65
wawancara-wawancara, observasi merupakan keterampilan harian lain sebagai
secara metodelogis disistematisir dan diterapkan dalam penelitian kualitatif. Tidak
hanya persepsi visual tetapi juga persepsi berdasarkan pendengaran, perasaan dan
penciuman yang diintegrasikan. Observasi dalam penelitian ini digunakan untuk
menggambarkan keterampilan guru, aktifitas siswa dan hasil belajar matematika
melalui model pembelajaran Think-Pair-Share dengan CD pembelajaran.
3.6.2 Metode Tes
Tes adalah seperangkat tugas yang harus dikerjakan atau sejumlah
pertanyaan yang harus dijawab oleh peserta didik untuk mengukur tingkat
pemahaman dan penguasaannya terhadap cakupan materi yang dipersyaratkan dan
sesuai dengan tingkat pengajaran tertentu (Poerwati, 2008:1-5). Tes dalam
penelitian ini digunakan untuk mengukur hasil belajar matematika.
3.6.3 Metode Dokumentasi
Menurut Sugiyono, (2008:82) dokumen merupakan catatan peristiwa
yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-
karya monumental dari seorang peneliti mengambil data siswa yang
dipelukan. Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk
mendokumentasikan keterampilan guru dan aktifitas siswa dalam pembelajaran
matematika.
3.7 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan adalah:
66
3.7.1 Kuantitatif
Data kuantitatif berupa hasil belajar kognitif, dianalisis dengan
menggunakan teknik analisis deskriptif dengan menentukan mean, median,
modus, skor terendah, skor tertinggi.
Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
3.7.1.1 Menentukan nilai berdasar skor teoritis:
keterangan:
St = Skor Teoritis
Hasil penghitungan dikonsultasikan dengan kriteria ketuntasan belajar siswa
yang dikelompokkan ke dalam dua kategori tuntas dan tidak tuntas, dengan
kriteria sebagai berikut:
Tabel 3.1 Kriteria Ketuntasan Hasil Belajar Siswa
Kriteria ketuntasan Kualifikasi
≥ 60 Tuntas
< 60 Tidak Tuntas
(Purwanti, 2008)
3.7.1.2 Menghitung ketuntasan belajar secara klasikal dan penyajian data
kuantitatif dipaparkan dalam bentuk presentase. Adapun rumusnya
adalah sebagai berikut:
keterangan:
67
F = Presentase frekuensi
Kemudian hasil penghitungan nilai siswa dari hasil tes siklus I, siklus II dan
siklus II dibandingkan. Hasil ini akan memberikan gambaran mengenai persentase
peningkatan kualitas pembelajaran matematika melalui model pembelajaran Think
Pair Share dengan CD pembelajaran.
3.7.1.2.1 Menentukan mean
Me =
Keterangan:
Me = Mean (rata-rata)
∑ = Epsilon (baca jumlah)
Xi = Nilai x ke I sampai ke n
n = Jumlah individu
3.7.1.2.2 Menentukan median:
Md = b + p[
]
Keterangan :
Md = Median
b = Batas bawah, dimana median akan terletak
p = Panjang kelas interval
n = Banyak data/jumlah sampel
F = Jumlah semua frekuensi sebelum kelas median
f = Frekuensi kelas median
68
3.7.1.2.3 Menentukan modus
Mo = b + p[
]
Keterangan:
Mo = Modus
b = Batas kelas interval dengan frekuensi terbanyak
p = Panjang kelas interval
b1 = Frekuensi pada kelas modus (frekuensi pada kelas interval yang
terbanyak) dikurangi frekuensi kelas interval terdekat sebelumnya
b2 = Frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas interval
berikutnya
3.7.2 Kualitatif
Data kualitatif berupa data hasil observasi aktivitas siswa dan keterampilan
guru dalam pembelajaran matematika melalui model pembelajaran Think-Pairs-
Share (TPS) dengan menggunakan CD pembelajaran, serta hasil angket respon
siswa, hasil catatan lapangan dan hasil wawancara dianalisis dengan analisis
deskriptif kualitatif. Data kualitatif dipaparkan dalam kalimat yang dipisah-
pisahkan menurut kriteria untuk memperoleh kesimpulan.
Menurut Herrhyanto dan Akib Hamid (2008: 5.3) kalau median dapat
dikatakan sebagai ukuran perduaan maka kuartil dapat dikatakan sebagai ukuran
perempatan, artinya nilai-nilai kuartil akan membagi 4 sama banyak terhadap
banyak data. Dengan demikian kita kenal kuartil pertama (K1), kuartil kedua
(K2),kuartil ketiga (K3) sedangkan kuartil keempat (K4) tidak dibicarakan sebab
merupakan data lengkap.
n1___, n2______, n3______, n4______
k1 k2 k3
69
Untuk menentukan nilai untuk data digunakan rumus :
Letak =
( ),
Keterangan :
n = banyak data
i = 1,2,3
Kalau median (Me) dapat dikatakan sebagai ukuran perduaan maka kuartil
dapat dikatakan sebagai ukuran perempatan, sehingga dapat disimpulkan bahwa
nilai k2 sama dengan nilai median (Me) atau nilai tengah.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa membuat instrumen
keterampilan guru dan aktivitas siswa untuk mengukur keterampilan guru dan
aktivitas siswa saat proses pembelajaran adalah sebagai berikut:
3.7.2.1 Keterampilan guru
Jika instrumen sikap 10 indikator dengan rentangan yang dipakai 1 sampai 4
maka:
Nilai terendah = 10 x 1 = 10
Nilai tertinggi = 10 x 4 = 40
( )
( )
Jika dibagi menjadi 4 kategori maka pembagiannya menggunakan kuartil
yang akan membagi 4 sama banyak terhadap banyak data:
n1______, n2______, n3______, n4______
k1 k2 k3
K2 = Me
70
Banyak data :10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27,
28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40,
dimana n = 31.
Kuartil pertama ( ) :
( )
( )
Besarnya Nilai k1 = nilai data ke 8 = 17
Kuartil kedua (K2) : Me = 25
Kuartil ketiga (K3) :
( )
( )
Besarnya Nilai k3= nilai data ke 24 = 33
Skor Skala
Kategori
33 ≤ k < 40 ≥ k3 sampai Nilai tertinggi A (Baik Sekali)
25 ≤ k < 33 ≥ k2=Me sampai < k3 B (Baik)
17 ≤ k < 25 ≥ k1 sampai < k2=Me C (Cukup)
10 ≤ k < 17 nilai terendah sampai < k1 D (Kurang)
3.7.2.2 Aktivitas Siswa
Jika instrumen sikap 10 indikator dengan rentangan yang dipakai 1 sampai 4
maka:
Nilai terendah =10 x 1 = 10
Nilai tertinggi = 10 x 4 = 40
( )
( )
Jika dibagi menjadi 4 kategori maka pembagiannya menggunakan kuartil yang
akan membagi 4 sama banyak terhadap banyak data:
71
n1__ , n2______, n3______, n4______
k1 k2 k3
Banyak data :10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27,
28,29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40
dimana n = 31.
Kuartil pertama ( ) :
( )
( )
Besarnya Nilai k1 data ke 8 =17
Kuartil kedua (K2) : Me =
Kuartil ketiga (K3) :
( )
( )
Besarnya Nilai k3
( )
( )
Skor Skala
Kategori
33 ≤ k < 40 ≥ k3 sampai Nilai tertinggi A (Baik Sekali)
25 ≤ k < 33 ≥ k2=Me sampai < k3 B (Baik)
17 ≤ k < 25 ≥ k1 sampai < k2=Me C (Cukup)
10 ≤ k < 17 nilai terendah sampai < k1 D (Kurang)
3.8 Indikator Keberhasilan
Model pembelajaran Think-Pairs-Share (TPS) dengan menggunakan CD
pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada Siswa Kelas IV
MIN Gabugan Tanon, dengan indikator sebagai berikut:
72
a. Keterampilan guru dalam pembelajaran matematika melalui pendekatan
Think-Pairs-Share (TPS) dengan menggunakan CD pembelajara sekurang-
kurangnya baik dengan skor 25 ≤ k < 33
b. Aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika melalui pendekatan Think-
Pairs-Share (TPS) dengan menggunakan CD pembelajaran sekurang-
kurangnya baik dengan skor 25 ≤ k < 33
c. Sebanyak 80% siswa kelas IV MIN Gabugan Tanon mengalami ketuntasan
belajar individual sebesar ≥ 60 dalam pembelajaran matematika
73
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL PENELITIAN
Penerapan pendekatan model think pair share menggunakan CD
pembelajaran pada pelajaran matematika di kelas IV MIN Gabugan Tanon Sragen
terbukti dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Hal tersebut ditunjukan
dengan meningkatnya keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar pada
siswa kelas IV MIN Gabugan Tanon. Berikut ini akan dipaparkan hasil dari
penelitian yang telah dilaksanakan sebanyak 3 siklus. Pada pemaparan hasil
penelitian, akan dijabarkan lebih lanjut mengenai hasil yang diperoleh meliputi
pemaparan hasil observasi keterampilan guru, observasi aktivitas siswa, serta hasil
belajar siswa pada mata pelajaran Matematika melalui penerapan pendekatan
model think pair share menggunakan CD pembelajaran dalam proses
pembelajaran di kelas IV MIN Gabugan Tanon.
4.1.1 Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus I
4.1.1.1 Perencanaan
Kegiatan penelitian tindakan kelas tentu harus diawali dengan kegiatan
perencanaan. Perencanaan dimaksudkan agar kegiatan pelaksanaan dapat
dipersiapkan secara rapi dan terkonsep, sehingga kegiatan pembelajaran yang
74
dilaksanakan dapat berjalan dengan lancar sesuai yang diharapkan. Kegiatan
perencanaan pada siklus I adalah sebagai berikut :
a. Mempersiapkan RPP yang menerapkan pendekatan model think pair
share dengan menggunakan CD pembelajaran yang di dalamnya terdapat
materi Matematika : KD 5.2 Menjumlahkan bilangan bulat ;
b. Mempersiapkan Sumber: KTSP dan Silabus kelas IV SD;
c. Mempersiapkan buku sumber belajar;
d. Menyiapkan media berupa CD pembelajaran;
e. Mempersiapkan alat evaluasi berupa soal tes tertulis;
f. Mempersiapkan lembar observasi untuk mengamati keterampilan guru
dan aktivitas siswa dalam pembelajaran Matematika melalui pendekatan
model think pair share dengan menggunakan CD pembelajaran.
4.1.1.2 Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan kegiatan pada siklus I merupakan kegiatan pemberian
tindakan awal pada langkah perbaikan pembelajaran. Tindakan perbaikan tersebut
peneliti menggunakan pendekatan model think pair share dengan menggunakan
CD pembelajaran.
Uraian kegiatan
Kegiatan pada siklus ini dibagi menjadi 3 tahap yaitu kegiatan
pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Penjabaran lebih lanjut, akan
dipaparkan dibawah ini.
75
4.1.1.2.1 Pendahuluan
Pada kegiatan ini diawali dengan guru melakukan pengkondisian kelas
terlebih dahulu, guru meminta siswa untuk duduk rapi dan kemudian memulai
kegiatan dengan berdoa. Lalu kegiatan dilanjutkan dengan melakukan presensi
siswa, pada siklus I ini 3 siswa tidak masuk dikarenakan sakit. Kegiatan berlanjut
dengan guru memberikan apersepsi, pada apersepsi guru mengajukan sebuah
pertanyaan “Coba urutkan bilangan berikut dari yang terkecil dengan benar ! 4, 2,
3,-2, 0, -1, 1” “Setelah itu guru menjelaskan tujuan dari kegiatan pembelajaran
yang akan dilakukan dan siswa merasa antusias terhadap materi yang akan
dipelajari.
4.1.1.2.2 Kegiatan Inti (40 Menit)
Eksplorasi
Langkah 1: Siswa berfikir secara individu (Thinking)
a. Siswa memperhatikan peragaan yg dilakukan oleh guru serta tayangan CD
tentang penjumlahan bilangan bulat,
b. Siswa berlatif menjumlahkan bilangan bulat positif dengan positif, positif
dengan negatif, negatif dengan positif, serta negatif dengan negatif,
c. Siswa mengerjakan soal yang diberikan oleh guru tentang penjumlahan
bilangan bulat positif dengan positif, positif dengan negatif, negatif dengan
positif, serta negatif dengan negatif,
d. Siswa memikirkan jawaban secara individual tentang soal yang telah
diberikan
e. Siswa mengemukakan jawaban tentang soal yang telah diberikan
76
f. Siswa diminta berpasangan dengan teman sebangku kemudian membentuk
kelompok yang terdiri dari 4 anak untuk berdiskusi tentang penjumlahan
bilangan bulat positif dengan positif, positif dengan negatif, negatif dengan
positif, negatif dengan negatif
Elaborasi
Langkah 2: Siswa berfikir secara berpasangan (Pair)
a. Siswa berdiskusi secara berpasangan untuk menyelesaikan soal dari guru
mengenai penjumlahan bilangan bulat positif dengan positif, positif
dengan negatif, negatif dengan positif, serta negatif dengan negatif,
b. Pembentukan kelompok baru untuk membandingkan hasil diskusi
kelompok yang berpasangan tadi,
c. Siswa mengutarakan hasil pemikiran masing – masing dalam kelompok,
d. Siswa mencatat hasil diskusi yang dilanjutkan dengan sharing,
e. Guru memberikan bimbingan dan bantuan seperlunya.
Langkah 3: Siswa berbagi jawaban ke seluruh kelas (Share)
a. Siswa mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas,
b. Siswa lain memberi tanggapan dan apresiasi terhadap kelompok yang
maju,
Konfirmasi
a. Guru mengulang membacakan hasil pembelajaran tadi,
b. Guru memberikan reward dan motivasi tambahan bagi kelompok yang
dianggap paling baik dan kelompok yang masih kurang,
77
c. Siswa bertanya kepada guru mengenai hal – hal yang kurang paham,
4.1.1.2.3 Penutup (20 Menit)
a. Siswa bersama guru menyimpulkan materi pelajaran tentang penjumlahan
bilangan bulat positif dengan positif, positif dengan negatif, negatif dengan
positif, serta negatif dengan negatif,
b. Guru memberikan umpan balik kepada siswa berupa soal latihan
c. Siswa mengerjakan soal latihan yang diberikan guru
d. Guru memberikan penilaian terhadap hasil pembelajaran dan hasil diskusi
e. Guru memberikan tindak lanjut berupa PR
f. Guru menutup pembelajaran dengan menginformasikan kegiatan
pembelajaran yang akan dilaksanakan pada pertemuan berikutnya
4.1.1.3 Hasil Observasi Pembelajaran Siklus I
4.1.1.3.1 Keterampilan guru pada pembelajaran siklus I
Berdasarkan kegiatan observasi keterampilan guru yang telah dilakukan
selama kegiatan pembelajaran pada siklus I , diperoleh hasil sebagai berikut.
78
Tabel 4.1 Data Hasil Observasi Keterampilan Guru pada Siklus I
No
Indikator Keterampilan Guru
Menggunakan Model Think Pair Share
dengan CD pembelajaran
Perolehan
Skor
1 Keterampilan membuka pelajaran 3
2 Keterampilan menggunakan media
pembelajaran
3
3 Ketereampilan bertanya (Think) 3
4 Keterampilan menjelaskan dengan
menggunakan CD pembelajaran
4
5 Keterampilan mengelola kelas (Pair) 3
6 Keterampilan membimbing kelompok diskusi 3
7 Keterampilan mengelola kelompok kecil dan
perorangan (Share)
2
8 Keterampilan mengadakan variasi 3
9 Keterampilan memberi penguatan 3
10 Keterampilan menutup pelajaran 3
Jumlah skor yang diperoleh 30
Kategori Baik
Sebagaimana tertera pada tabel 4.1, perolehan skor keterampilan guru pada
siklus I yaitu sebanyak 30 dengan kategori baik. Persebaran skor pada tiap
indikator dapat dilihat pada diagram di bawah ini.
79
Gambar 4.1 Diagram Perolehan Data Keterampilan Guru pada Siklus I
Gambar 4.1 dapat dilihat bahwa perolehan skor tersebut didapatkan dari
kegiatan observasi keterampilan guru pada siklus I menggunakan pendekatan
model think pair share dengan CD pembelajaran. Untuk memperjelas bagaimana
skor tersebut diperoleh, berikut akan dijabarkan lebih lanjut sesuai dengan
indikator keterampilan guru yang telah ditentukan.
a. Keterampilan Membuka Pelajaran
Skor 3 yang diperoleh pada indikator ini membuktikan bahwa guru
menunjukan dua deskriptor pada keterampilan ini, yaitu mengkondisikan
kelas dengan baik agar pembelajaran berlangsung efektif dan melakukan
apersepsi dengan hal-hal yang berkaitan dengan materi yang akan dibahas.
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
4 Keterampilan Membuka Pelajaran
Keterampilan menggunakan Mediapembelajaran
Keterampilan Bertanya (Think)
Keterampilan Menjelaskan
Keterampilan Mengelola Kelas(Pair)
Keterampilan MembimbingKelompok Diskusi
Keterampilan Mengelola KelompokKecil dan Peorangan (Share)
Keterampilan Mengadakan Variasi
Keterampilan Memberi Penguatan
Keterampilan Menutup Pelajaran 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
80
b. Keterampilan Menggunakan CD dan Media pembelajaran
Saat pembelajaran berlangsung, guru telah menunjukan tiga deskriptor
atau dapat diartikan indikator ini memperoleh skor sebanyak 3. Deskriptor
tersebut meliputi media yang digunakan pada saat KBM berlangsung telah
sesuai dengan tujuan pembelajaran yang disebutkan, media tersebut juga
sudah sesuai dengan taraf berpikir siswa.
c. Keterampilan Bertanya (Think)
Indikator ini memperoleh skor sebanyak 3, terdapat dua deskriptor
yang muncul pada indikator ini yaitu guru telah menggunakan kalimat yang
jelas dan mudah dimengerti oleh siswa, kemudian guru juga memberikan
waktu yang cukup bagi siswa untuk berpikir menjawab pertanyaan.
d. Keterampilan Menjelaskan
Indikator ini memperoleh skor sebanyak 4, hal tersebut dibuktikan
dengan muncul tiga deskriptor yang meliputi melibatkan siswa untuk
mengemukakan ide dan pemecahan masalah, meluruskan persepsi siswa
yang kurang tepat, dan memberikan contoh-contoh mengenai materi yang
sedang dibahas.
e. Keterampilan Mengelola Kelas (Pair)
Pada keterampilan ini, skor yang didapatkan oleh guru yaitu sebanyak
3. Ditunjukan dengan munculnya dua deskriptor pada kegiatan
pembelajaran yang berlangsung. Deskriptor tersebut adalah menciptakan
kondisi belajar yang optimal melalui pembentukan kelompok belajar dan
81
memberikan petunjuk yang jelas tentang pembelajaran yang akan
dilaksanakan.
f. Keterampilan Membimbing Kelompok Diskusi
Pada keterampilan membimbing kelompok diskusi juga memperoleh
skor sebanyak 3 atau diperoleh adanya dua deskriptor yang nampak.
Deskriptor tersebut meliputi guru telah mampu memusatkan perhatian siswa
pada tujuan dan topik yang akan dibahas dalam diskusi dan mencegah
dominasi siswa dalam diskusi kelompok.
g. Keterampilan Mengelola Kelompok Kecil dan Perorangan (Share)
Indikator ini memperoleh skor sebanyak 2, atau berarti deskriptor
yang muncul hanyalah satu. Deskriptor tersebut adalah guru telah
memberikan penguatan kepada siswa yang maju.
h. Keterampilan Mengadakan Variasi
Skor yang diperoleh pada indikator ini adalah 3, diwujudkan dengan
tercapainya dua deskriptor yaitu variasi penggunaan media yang
mendukung pembelajaran, menciptakan suasana kelas yang kondusif
(bersih, nyaman, tenang).
i. Keterampilan Menggunakan Penguatan
Guru telah menunjukan deskriptor dua deskriptor pada keterampilan
ini. Dengan begitu maka skor yang diperoleh yaitu sebanyak 3. Deskriptor
tersebut adalah pememberian penguatan verbal, memberikan penguatan
dengan memberikan hadiah yang relevan dan rasional, dan memberikan
penguatan dengan gerakan/ acungan jempol.
82
j. Keterampilan Menutup Pelajaran
Pada keterampilan ini guru mendapatkan skor sebanyak 3 atau guru
telah mumunculkan dua deskriptor. Deskriptor tersebut adalah meninjau
kembali dengan mengadakan refleksi dan memberikan evaluasi.
Berdasarkan penjabaran di atas maka jelas deskriptor apa saja yang telah
ditunjukan guru pada pembelajaran di siklus I. Dapat disimpulkan pada variabel
keterampilan guru pada pembelajaran Matematika menggunakan pendekatan
model think pair share dengan CD pembelajaran, belum mencapai indikator
keberhasilan yang telah ditentukan yaitu dengan kategori sangat baik dengan
perolehan skor 33 hingga 40.
4.1.1.3.2 Aktivitas Siswa pada pembelajaran Siklus I
Selain keterampilan guru, aktivitas siswa pun menjadi salah satu variabel
yang diteliti pada penelitian ini. Pada kegiatan observasi dilakukan juga
pengambilan data aktivitas siswa yang terdapat pada pembelajaran Matematika
menggunakan pendekatan model think pair share dengan menggunakan CD
pembelajaran sesuai dengan indikator yang telah ditentukan. Terdapat 10
indikator yang telah ditetapkan pada lembar observasi aktivitas siswa. Pada siklus
I, siswa yang dapat mengikuti pembelajaran hanya sejumlah 26 dari 28 siswa.
Berikut perolehan hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I.
83
Tabel 4.2 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus I
Tabel di atas menunjukan perolehan observasi siklus I, skor yang diperoleh adalah
17,5 dengan kualifikasi kategori cukup. Perolehan data tersebut akan digambarkan
pada gambar diagram berikut.
No. Indikator Aktivitas Siswa Jumlah Perolehan
Siswa yang
Memperoleh Skor
Rata-rata
1 2 3 4
1 Kesiapan Siswa 0 6 20 2 2,7
2 Memperhatikan Penjelasan Materi 7 20 1 0 1,7
3 Berfikir Secara Individual (Think) 22 5 1 0 1,2
4 Memperhatikan CD Pembelajaran
yang ditampilkan oleh Guru
16 11 1 0 1,4
5 Belajar dalam Kelompok (Pair) 14 12 2 0 1,6
6 Mempresentasikan Hasil Diskusi
(Share)
18 9 1 0 1,3
7 Mengemukakan Pendapat 15 11 2 0 1,5
8 Tanggung Jawab Terhadap Tugas
yang Diberikan Guru
0 25 3 0 2,1
9 Antusias dalam Mengikuti
Pembelajaran dengan Model TPS
9 16 3 0 1,8
10 Mengerjakan Soal Evaluasi 0 22 6 0 2,2
Jumlah Skor Rerata 17,5
Kategori Cukup
84
Gambar 4.2 Diagram Perolehan Data Aktivitas Siswa pada Siklus I
Diperoleh rerata skor hasil aktivitas siswa melalui pendekatan model think
pair share dengan menggunakan CD pembelajaran pada pembelajaran
Matematika sebesar 17,5 termasuk pada kategori cukup. Untuk memperjelas
perolehan skor yang tertera pada tabel 4.2 dan gambar 4.2, akan dijabarkan
sebagai berikut.
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3kesiapan siswa
memperhatikan penjelasanguru
berfikir secara individual
memperhatikan penayanganCD Pembelajaran
belajar dalam kelompok
mempresentasikan hasildiskusi
mengemukakan pendapat
tanggung jawab terhadaptugas
antusias mengikutipembelajaran menggunakanmodel TPSmengerjakan soal evaluasi
1 2 3 4 5 6 7 8 9
85
a. Kesiapan Siswa
Pada indikator ini diperoleh rerata skor sebanyak 2,7. Hal tersebut
berarti sebagian besar siswa telah menunjukan sebanyak satu deskriptor, yaitu
siswa telah datang tepat waktu.
b. Menyimak Penjelasan Materi
Memperoleh rerata skor sebanyak 1,7 berarti bahwa pada indikator ini
sebagian besar siswa dapat memunculkan satu deskriptor pada kegiatan
pembelajaran. Deskriptor tersebut adalah memperhatikan penjelasan materi.
c. Berfikir Secara Individual (Think)
Pada indikator ini diperoleh rerata skor sebanyak 1,2 atau mayoritas
siswa belum mampu menunjukan deskriptor yang telah ditentukan.
d. Memperhatikan CD Pembelajaran yang Ditampilkan oleh Guru
Pada indikator ini diperoleh rerata skor sebanyak 1,4 atau dapat
menunjukan bahwa sebagian besar siswa telah menunjukan satu deskriptor,
namun adanya beberapa siswa yang belum mampu menunjukan satu
deskriptor pun pada pembelajaran yang dilaksanakan. Deskriptor yang telah
muncul yaitu siswa memperhatikan CD pembelajaran yang ditampilkan oleh
guru dengan baik.
e. Belajar dalam Kelompok (Pair)
Sebagian siswa telah memunculkan satu deskriptor pada kegiatan
pembelajaran. Dengan demikian dapat diperoleh rerata skor pada indikator
ini yaitu sebanyak 1,6. Deskriptor yang sudah muncul adalah ikut mengkaji
permasalahan yang diutarakan oleh guru bersama kelompok.
86
f. Mempresentasikan Hasil Diskusi (Share)
Indikator ini memperoleh rerata skor 1,3 atau sebagian siswa telah
memunculkan satu deskriptor aktivitas siswa pada kegiatan pembelajaran,
namun sebagian lagi belum menunjukan deskriptor yang nampak. Deskriptor
yang telah nampak yaitu siswa menyampaikan hasil diskusi mengenai
permasalahan yang telah diberikan oleh guru di depan kelas.
g. Mengemukakan Pendapat
Indikator ini memperoleh rerata skor sebanyak 1,5. Berarti bahwa
dalam kegiatan pembelajaran siswa telah mapu menunjukan satu deskriptor.
Deskriptor tersebut adalah menjawab pertanyaan yang diajukan guru
h. Bertanggung Jawab Terhadap Tugas yang Diberikan Guru
Sebagian besar siswa telah mampu memunculkan dua deskriptor di
dalam kegiatan pembelajaran yang berlangsung. Sehingga rerata skor yang
diperoleh adalah 2,1. Deskriptor yang telah muncul adalah menyelesaikan
tugas tanpa melebihi waktu yang disediakan dan mengerjakan tugas sesuai
dengan petunjuk dari guru.
i. Antusias dalam Mengikuti Pembelajaran dengan Model TPS
Pada indikator ini diperoleh hasil rerata sebesar 1,8. Hal tersebut
berarti bahwa sebagian besar siswa telah menunjukan satu deskriptor dalam
kegiatan pembelajaran. Deskriptor yang telah muncul yaitu Menunjukkan
minat terhadap media yang digunakan.
87
j. Mengerjakan Soal Evaluasi
Perolehan rerata skor sebesar 2,2 menunjukan bahwa siswa telah
menunjukan satu deskriptor. Deskriptor tersebut adalah siswa mengerjakan
soal evaluasi secara mandiri.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, perolehan jumlah rerata skor
sebanyak 17,5 dengan kualifikasi kategori cukup, belum mencapai indikator
keberhasilan yang telah ditentukan yaitu rerata skor yang diperoleh 18 ≤ skor < 23
dengan kategori baik.
4.1.1.3.3 Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Siklus I.
Hasil belajar siswa pada siklus I diperoleh dari kegiatan evaluasi dengan
menggunakan tes pada akhir kegiatan pembelajaran Matematika menggunakan
pendekatan tipe think pair share dengan menggunakan CD pembelajaran. Siswa
yang mengikuti kegiatan tes ini berjumlah 28 siswa. Berikut pemaparan hasil tes
yang dilakukan pada kegiatan pembelajaran Matematika menggunakan
pendekatan model think pair share dengan menggunakan CD pembelajaran.
Tabel 4.3 Data Hasil Belajar Siswa Siklus I
No. Keterangan Skor
1. Rata-rata Kelas 62
2. Nilai Tertinggi 82
3. Nilai Terendah 40
4. Siswa yang Memenuhi KKM 10
5. Siswa yang Belum Memenuhi KKM 18
6. Persentase Ketuntasan Belajar Klasikal 35,7%
88
Berdasarkan penyajian tabel diatas dapat diketahui bahwa persentase
ketuntasan belajar siswa mencapai 35,7 %, yaitu sebanyak 10 dari 28 siswa yang
mengikuti tes telah tuntas KKM sebesar 60. Masih ada sekitar 64,2 % yaitu
sebanyak 18 dari 28 siswa yang masih belum tuntas KKM sebesar 60. Rerata
kelas berdasarkan tabel diatas sebesar 62 dengan nilai tertinggi 82 dan nilai
terendah 40. Persentase ketuntasan hasil belajar siklus I di atas digambarkan ke
dalam diagram berikut:
Gambar 4.3 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Siswa pada Siklus I
Dengan demikian apabila melihat data nilai hasil tes yang dilakukan pada
akhir pembelajaran Matematika dengan pendekatan model think pair share
dengan menggunakan CD pembelajaran pada siklus I menunjukan persentase
ketuntasan klasikal mencapai 35,7%. Dengan begitu indikator keberhasilan yang
ditentukan sebesar minimal 80% belum mampu dicapai pada siklus ini, sehingga
perlu diadakan siklus selanjutnya.
Diagram ketuntasan belajar siswa
tuntas
tidak tuntas
64,2
%
35,7%
89
Tabel 4.4 Rekapitulasi siklus I
Indikator Rata – rata Nilai Prosentasi
Keterampilan guru 3 75%
Aktivitas Siswa 1,9 62,5%
Hasil Belajar 62 35,7%
2.1.1.4 Refleksi
Peneliti melakukan refleksi untuk mencari kekurangan pada pelaksanaan
kegiatan yang telah dilakukan pada siklus I. Hal ini dilakukan agar siklus
selanjutnya dapat dilakukan perbaikan dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil
penelitian pada siklus I, diperoleh data berupa hasil observasi keterampilan guru,
aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa pada pembelajaran Matematika dengan
pendekatan model think pair share dengan menggunakan CD pembelajaran perlu
dianalisis kembali bersama kolaborator (observer) sebagai bahan pertimbangan
untuk memperbaiki pembelajaran yang akan dilaksanakan pada siklus II. Adapun
refleksinya adalah sebagai berikut:
a. Keterampilan Guru
Keterampilan guru memperoleh skor 32 dengan kualifikasi kategori baik
sehingga belum mencapai indikator keberhasilan yang akan dicapai
sekurang-kurangnya sangat baik dengan perolehan 33,5 ≤ skor < 40.
Seluruh keterampilan guru perlu untuk ditingkatkan terutama untuk
keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil dan perorangan. Hal
90
tersebut dikarenakan hanya mendapat skor 1 atau belum adanya deskriptor
yang muncul.
b. Aktivitas Siswa
Aktivitas memperoleh rerata skor sebesar 17,5 dengan kategori cukup.
Variabel ini belum mencapai kriteria ketuntasan yang telah ditentukan yaitu
dengan perolehan 18 ≤ skor < 23 dengan kategori baik. Indikator aktivitas
siswa yang perlu mendapatkan perhatikan serius adalah berfikir secara
individual, memperhatikan penayangan CD, dan memaparkan hasil diskusi.
Sebagian besar siswa belum mampu menunjukan salah satu deskriptor pada
indikator tersebut.Sehingga perolehan rerata skor hanya mencapai 1,2-2.
c. Hasil Belajar Siswa
Ada 28 yang mengikuti tes pada siklus ini. Data yang diperoleh
menunjukan ketuntasan klasikal pada pembelajaran Matematika dengan
pendekatan model think pair share dengan menggunakan CD pembelajaran
mencapai 35,7% atau terdapat 10 siswa yang telah mencapai KKM yang
telah ditentukan yaitu sebesar 60. Sehingga pada variabel ini dikatakan
belum mampu mencapai indikator keberhasilan yaitu ketuntasan klasikal
harus mencapai minimal 80%.
Berdasarkan hasil refleksi tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa
pembelajaran Matematika dengan pendekatan model think pair share dengan
menggunakan CD pembelajaran perlu mendapatkan perbaikan supaya pada siklus
berikutnya dapat mencapai indikator keberhasilan yang telah ditentukan. Oleh
91
karena itu, hal-hal yang perlu diperbaiki dan diadakan revisi untuk tahap
pelaksanaan berikutnya adalah:
a. Guru perlu meningkatkan keterampilan dalam memimpin diskusi
kelompok kecil dan perorangan. Cara yang ditempuh untuk meningkatkan
hal tersebut seperti guru harus memberikan pancingan dan motivasi ketika
siswa maju, bersikap bersahabat kepada siswa dengan melakukan
pendekatan secara personal, dan memberikan kesempatan kepada siswa
untuk menilai pencapaianya sendiri.
b. Guru juga harus merangsang siswa agar mampu berpikir secara mandiri
dengan memberikan motivasi, memberikan kata kunci atau petunjuk yang
mengarah pada jawaban yang diharapkan, membantu siswa yang
mengalami kesulitan serta menggunakan kata-kata yang mudah dipahami
oleh siswa.
c. Guru perlu menggunakan kata yang efektif dan CD yang digunakan pun
harus lebih menarik.
d. Guru perlu memancing siswa agar siswa berani memparkan hasil diskusi
kelompok mereka di depan kelas. Cara yang dapat ditempuh yaitu
memberikan stimulus kepada siswa berupa reward baik kepada siswa yang
memaparkan hasil diskusi maupun siswa yang menanggapi hasil diskusi
tersebut
e. Guru perlu melakukan review sebagai bentuk pemantapan terhadap
pemahaman materi..
92
4.1.2 Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus II
4.1.2.1 Perencanaan
Kegiatan perencanaan pada siklus II adalah sebagai berikut :
a. Mempersiapkan RPP yang menggunakan pendekatan model think pair
share dengan menggunakan CD pembelajaran yang di dalamnya terdapat
materi Matematika : KD 5.3 Mengurangkan bilangan bulat;
b. Mempersiapkan Sumber: Silabus kelas IV SD;
c. Mempersiapkan buku sumber belajar;
d. Menyiapkan media berupa CD pembelajaran dan kartu bilangan.
e. Mempersiapkan alat evaluasi berupa soal tes tertulis;
f. Mempersiapkan lembar observasi untuk mengamati keterampilan guru dan
aktivitas siswa dalam pembelajaran Matematika melalui pendekatan model
think pairshare dengan menggunakan CD pembelajaran.
4.1.2.2 Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan kegiatan pada siklus II merupakan kegiatan perbaikan dari
siklus I. Tindakan perbaikan tersebut peneliti menggunakan pendekatan model
think pair share dengan menggunakan CD pembelajaran.
Uraian kegiatan
Kegiatan pada siklus ini dibagi menjadi 3 tahap yaitu kegiatan
pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Penjabaran lebih lanjut, akan
dipaparkan dibawah ini
93
4.1.2.2.1 Pendahuluan (10 Menit)
Pada kegiatan ini diawali dengan guru melakukan pengkondisian kelas
terlebih dahulu, guru meminta siswa untuk duduk rapi dan kemudian memulai
kegiatan dengan berdoa. Lalu kegiatan dilanjutkan dengan melakukan presensi
siswa. Pada siklus II siswa yang hadir sebanyak 28 siswa. Kegiatan berlanjut
dengan guru memberikan apersepsi, pada apersepsi guru memberikan sebuah
pertanyaan “ urutkan bilangan bulat ini dari yang terkecil ! 4, 2, 3, -2, 0,1, -1
“Setelah itu guru menjelaskan tujuan dari kegiatan pembelajaran yang akan
dilakukan dan memotivasi siswa sehingga siswa merasa antusias terhadap materi
yang akan dipelajari.
4.1.2.2.2 Kegiatan Inti (40 menit)
Langkah 1: Siswa berfikir secara individu (Thinking)
a. Siswa memperhatikan peragaan yang dilakukan oleh guru serta tayangan
CD tentang pengurangan bilangan bulat
b. Siswa berlatih mengurangkan bilangan bulat positif dengan positif, positif
dengan negatif, negatif dengan positif, serta negatif dengan negatif.
c. Siswa mengerjakan soal yang diberikan oleh guru tentang pengurangan
bilangan bulat positif dengan positif, positif dengan negatif, negatif dengan
positif, serta negatif denga negatif.
d. Siswa memikirkan jawaban secara individual tentang soal yang telah
diberikan.
e. Siswa mengemukakan jawaban tentang soal yang telah diberikan tadi.
94
f. Siswa diminta berpasangan dengan teman sebangku kemudian membentuk
kelompok yang terdiri dari 4 anak untuk diskusi tentang pengurangan
bilangan bulat.
Elaborasi
Langkah 2: Siswa berfikir secara berpasangan (Pair)
a. Siswa berdiskusi secara berpasangan untuk menyelesaikan soal dari guru
mengenai pengurangan bilangan bulat.
b. Pembentukan kelompok baru untuk membandingkan hasil diskusi
kelompok yang berpasangan tadi.
c. Siswa mengutarakan hasil pemikiran masing – masing kedalam kelompok.
d. Siswa mencatat hasil diskusi yang dilanjutkan dengan sharing.
e. Guru memberikan bimbingan dan bantuan seperlunya.
Langkah 3: Siswa berbagi jawaban ke seluruh kelas (Share)
a. Siswa mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.
b. Siswa lain memberi tanggapan dan apresiasi terhadap kelompok maju.
konfirmasi
a. Guru mengulang membacakan hasil pembelajaran tadi.
b. Guru memberikan reward dan motivasi tambahan bagi kelompok yang
dianggap paling baik dan kelompok yang masih kurang.
95
4.1.2.2.3 Penutup (20menit)
a. Siswa bersama guru menyimpulkan materi pelajaran tentang pengurangan
bilangan bulat positif dengan positif, positif dengan negatif, negatif denga
positif, serta negatif dengan negatif.
b. Guru memberikan umpan balik kepada siswa berupa soal latihan.
c. Siswa mengerjakan soal latihan yang diberikan guru
d. Guru memberikan penilaian terhadap hasil pembelajaran dan hasil diskusi
e. Guru memberikan tindak lanjut berupa PR
f. Guru menutup pembelajaran dengan menginformasikan kegiatan
pembelajaran yang akan dilaksanakan pada pertemuan berikutnya
4.1.2.3 Hasil Observasi Siklus II
4.1.2.3.1 Keterampilan guru pada pembelajaran siklus II
Berdasarkan kegiatan observasi keterampilan guru yang telah dilakukan
selama kegiatan pembelajaran Matematika menggunakan pendekatan model think
pair share dengan menggunakan CD pembelajaran pada siklus II berlangsung,
diperoleh hasil sebagai berikut.
96
Tabel 4.5 Data Hasil Observasi Keterampilan Guru pada Siklus II
No
Indikator Keterampilan Guru
Menggunakan Tipe Think Pair Share
Berbasis Multimedia
Perolehan
Skor
1 Keterampilan membuka pelajaran 4
2 Keterampilan menggunakan media
pembelajaran
4
3 Ketereampilan bertanya (Think) 3
4 Keterampilan menjelaskan 4
5 Keterampilan mengelola kelas (Pair) 4
6 Keterampilan membimbing kelompok diskusi 3
7 Keterampilan mengelola kelompok kecil dan
perorangan (Share)
3
8 Keterampilan mengadakan variasi 3
9 Keterampilan memberi penguatan 3
10 Keterampilan menutup pelajaran 4
Jumlah skor yang diperoleh 35
Kategori Sangat
Baik
Keterangan:
Sebagaimana tertera pada tabel 4.5, perolehan skor keterampilan guru pada
siklus II yaitu sebanyak 35 dengan kategori sangat baik. Persebaran skor pada tiap
indikator dapat dilihat pada diagram di bawah ini.
97
Gambar 4.4 Diagram Perolehan Data Keterampilan Guru pada Siklus II
Gambar 4.4 dapat dilihat bahwa perolehan skor tersebut didapatkan dari
kegiatan observasi keterampilan guru pada siklus II menggunakan pendekatan
think pair share dengan CD pembelajaran. Untuk memperjelas bagaimana skor
tersebut diperoleh, berikut akan dijabarkan lebih lanjut sesuai dengan indikator
keterampilan guru yang telah ditentukan.
a. Keterampilan Membuka Pelajaran
Skor 4 yang diperoleh pada indikator ini membuktikan bahwa guru
menunjukan tiga deskriptor pada keterampilan ini, mengkondisikan kelas
dengan baik agar pembelajaran berlangsung efektif, melakukan apersepsi
dengan hal-hal yang berkaitan dengan materi yang akan dibahas, dan
deskriptor yang baru muncul yaitu menyampaikan tujuan pembelajaran.
Keterampilan membuka pelajaran mengalami peningkatan 1 poin dari siklus
sebelumnya.
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
4 Keterampilan Membuka Pelajaran
Keterampilan menggunakan MediapembelajaranKeterampilan Bertanya (Think)
Keterampilan Menjelaskan
Keterampilan Mengelola Kelas (Pair)
Keterampilan MembimbingKelompok DiskusiKeterampilan Mengelola KelompokKecil dan Peorangan (Share)Keterampilan Mengadakan Variasi
Keterampilan Memberi Penguatan
Keterampilan Menutup Pelajaran
98
b. Keterampilan Menggunakan Media pembelajaran
Saat pembelajaran berlangsung, guru telah menunjukan tiga deskriptor atau
dapat diartikan indikator ini memperoleh skor sebanyak 4. Deskriptor
tersebut meliputi CD yang ditayangkan pada saat KBM berlangsung telah
sesuai dengan tujuan pembelajaran yang disebutkan, CD tersebut juga sudah
sesuai dengan taraf berpikir siswa, dan mampu mendukung setiap isi bahan
materi yang diajarkan.
c. Keterampilan Bertanya (Think)
Indikator ini memperoleh skor sebanyak 3, terdapat dua deskriptor yang
muncul pada indikator ini yaitu guru telah menggunakan kalimat yang jelas
dan mudah dimengerti oleh siswa, kemudian guru juga memberikan waktu
yang cukup bagi siswa untuk berpikir menjawab pertanyaan.
d. Keterampilan Menjelaskan
Indikator ini memperoleh skor sebanyak 4, hal tersebut dibuktikan dengan
muncul tiga deskriptor yang meliputi melibatkan siswa untuk
mengemukakan ide dan pemecahan masalah, meluruskan persepsi siswa
yang kurang tepat, dan memberikan contoh-contoh mengenai materi yang
sedang dibahas.
e. Keterampilan Mengelola Kelas (Pair)
Pada keterampilan ini, skor yang didapatkan oleh guru yaitu sebanyak 4.
Ditunjukan dengan munculnya tiga deskriptor pada kegiatan pembelajaran
yang berlangsung. Meningkat satu poin dari siklus I. Ketiga deskriptor
99
tersebut adalah menciptakan kondisi belajar yang optimal melalui
pembentukan kelompok belajar, memberikan petunjuk yang jelas tentang
pembelajaran yang akan dilaksanakan, dan ketepatan dalam menggunakan
alokasi waktu yang ditentukan.
f. Keterampilan Membimbing Kelompok Diskusi
Pada keterampilan membimbing kelompok diskusi juga memperoleh skor
sebanyak 3 atau diperoleh adanya dua deskriptor yang nampak. Deskriptor
tersebut meliputi guru telah mampu memusatkan perhatian siswa pada
tujuan dan topik yang akan dibahas dalam diskusi,serta mencegah dominasi
siswa dalam diskusi kelompok.
g. Keterampilan Mengelola Kelompok Kecil dan Perorangan (Share)
Terjadi peningkatan pada indikator ini . Semula diperoleh skor sebanyak 2,
kini meningkat menjadi 3 atau berarti telah muncul dua deskriptor.
Deskriptor tersebut adalah guru telah memberikan penguatan kepada siswa
yang maju dan membantu siswa untuk maju tanpa merasa tertekan.
h. Keterampilan Mengadakan Variasi
Skor yang diperoleh pada indikator ini adalah 3, diwujudkan dengan
tercapainya dua deskriptor yaitu variasi penggunaan media yang
mendukung pembelajaran dan menciptakan suasana kelas yang kondusif
(bersih, nyaman, tenang).
i. Keterampilan Menggunakan Penguatan
Guru telah menunjukan deskriptor dua deskriptor pada keterampilan ini.
Dengan begitu maka skor yang diperoleh yaitu sebanyak 3. Deskriptor
100
tersebut adalah pememberian penguatan verbal dan memberikan penguatan
dengan gerakan/ acungan jempol.
j. Keterampilan Menutup Pelajaran
Pada keterampilan ini guru mendapatkan skor sebanyak 4 atau guru telah
mumunculkan tiga deskriptor. Deskriptor tersebut adalah meninjau kembali
dengan mengadakan refleksi, membuat kesimpulan, dan memberikan soal
evaluasi tertulis.
Berdasarkan penjabaran di atas maka jelas deskriptor apa saja yang telah
ditunjukan guru pada pembelajaran di siklus II. Dengan begitu guru mendapatkan
jumlah skor sebanyak 35 dengan kategori sangat baik. Dapat disimpulkan pada
variabel keterampilan guru pada pembelajaran Matematika melalui model
pembelajaran think pair share dengan CD pembelajaran, sudah mencapai
indikator keberhasilan yang telah ditentukan yaitu dengan kategori sangat baik
dengan perolehan skor 33 hingga 40. Walaupun begitu pada siklus berikutnya
akan tetap dilaksanakan perbaikan terhadap beberapa deskriptor yang belum
muncul
4.1.2.3.2 Aktivitas Siswa pada pembelajaran siklus II
Data aktivitas siswa yang terdapat pada pembelajaran Matematika
menggunakan pendekatan model think pair share dengan menggunakan CD
pembelajaran sesuai dengan indikator yang telah ditentukan. Terdapat 10
indikator yang telah ditetapkan pada lembar observasi aktivitas siswa. Pada siklus
II, siswa yang mengikuti pembelajaran sejumlah 28. Berikut perolehan hasil
observasi aktivitas siswa pada siklus II
101
Tabel 4.6 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus II
Keterangan:
Klasifikasi kategori nilai klasikal untuk lembar aktivitas siswa sebagai
berikut. Tabel di atas menunjukan perolehan observasi siklus II pada kegiatan
pembelajaran Matematika dengan pendekatan think pair share menggunakan CD
No. Indikator Aktivitas Siswa
Jumlah Perolehan
Siswa yang
Memperoleh Skor Rata-rata
1 2 3 4
1 Kesiapan Siswa 0 6 12 13 3,6
2 Menyimak Penjelasan Materi 0 14 10 4 2,2
3 Berfikir Secara Individual (Think) 14 12 2 0 1,6
4
Memperhatikan CD Pembelajaran
yang Ditampilkan oleh Guru 6 20 2 0 1,9
5 Belajar dalam Kelompok (Pair) 1 24 3 0 2,1
6
Mempresentasikan Hasil Diskusi
(Share) 10 17 1 0 1,7
7 Mengemukakan Pendapat 1 26 1 0 2
8
Tanggung Jawab Terhadap Tugas
yang Diberikan Guru 0 12 16 0 2,6
9
Antusias dalam Mengikuti
Pembelajaran dengan Model TPS 0 20 8 0 2,3
10 Mengerjakan Soal Evaluasi 0 19 9 0 2,3
Jumlah Skor Rerata 22,3
Kategori Baik
102
pembelajaran. Skor yang diperoleh adalah 22,3 dengan kualifikasi kategori baik.
Perolehan data tersebut akan digambarkan pada gambar diagram berikut ini.
Gambar 4.5 Diagram Perolehan Data Aktivitas Siswa pada Siklus II
Diperoleh rerata skor hasil aktivitas siswa melalui pendekatan model think
pair share dengan CD pada pembelajaran Matematika sebesar 22,3 termasuk pada
kategori baik. Untuk memperjelas perolehan skor yang tertera pada tabel 4.9 dan
gambar 4.5, akan dijabarkan sebagai berikut.
a. Kesiapan Siswa
Pada indikator ini diperoleh rerata skor sebanyak 3,6. Hal tersebut berarti
sebagian besar siswa telah menunjukan sebanyak dua deskriptor, yaitu siswa
3,6
2,2
1,6
1,9 2,1
1,7
2
2,6
2,3 2,3
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
4
Indikator Aktivitas Siswa
Kesiapan Siswa
Menyimak PenjelasanMateri
Berfikir Secara Individual(Think)
Memperhatikan CDpembelajaran
Belajar dalam Kelompok(Pair)
Mempresentasikan HasilDiskusi (Share)
MengemukakanPendapat
Tanggung Jawabterhadap Tugas
Antusias dalamMengikuti Pembelajarandengan Model TPSMengerjakan SoalEvaluasi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
103
telah datang tepat waktu dan adanya beberap siswa yang telah
mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam pembelajaran.
b. Menyimak Penjelasan Materi
Memperoleh rerata skor sebanyak 2,2 berarti bahwa pada indikator ini
sebagian besar siswa dapat memunculkan satu deskriptor pada kegiatan
pembelajaran serta ada pula beberapa siswa yang telah mempertunjukan dua
deskriptor. Deskriptor tersebut adalah memperhatikan penjelasan materi.
c. Berfikir Secara Individual (Think)
Pada indikator ini diperoleh rerata skor sebanyak 1,6 atau mayoritas siswa
telah menunjukan satu deskriptor berupa berpikir secara mandiri terhadap
pertanyaan yang diberikan oleh guru serta ada pula yang telah menunjukan
deskriptor menuliskan hasil pemikiran terkait permasalahan yang
dilontarkan guru.
d. Memperhatikan CD Pembelajaran yang Ditampilkan oleh Guru
Pada indikator ini diperoleh rerata skor sebanyak 1,9 atau dapat menunjukan
bahwa sebagian besar siswa telah menunjukan satu deskriptor, namun
adanya beberapa siswa yang belum mampu menunjukan satu deskriptor pun
pada pembelajaran yang dilaksanakan. Deskriptor yang telah muncul yaitu
siswa memperhatikan CD pembelajaran yang ditampilkan oleh guru dengan
baik.
e. Belajar dalam Kelompok (Pair)
Sebagian besar siswa telah memunculkan satu deskriptor pada kegiatan
pembelajaran dan sebagian lainnya mampu memunculkan dua deskriptor.
104
Dengan demikian dapat diperoleh rerata skor pada indikator ini yaitu
sebanyak 2,1. Deskriptor yang paling sering muncul adalah ikut mengkaji
permasalahan yang diutarakan oleh guru bersama kelompok dan deskriptor
yang telah muncul yaitu aktif urun pendapat.
f. Mempresentasikan Hasil Diskusi (Share)
Indikator ini memperoleh rerata skor 1,7 atau mayoritas siswa telah
memunculkan satu deskriptor aktivitas siswa pada kegiatan pembelajaran,
namun sebagian lagi mulai menunjukan adanya dua deskriptor yang
nampak. Deskriptor yang umumnya telah nampak adalah siswa
menyampaikan hasil diskusi mengenai permasalahan yang telah diberikan
oleh guru di depan kelas. Sedangkan deskriptor yang lain adalah siswa
menyimpulkan hasil diskusi dengan kalimat yang mudah dipahami.
g. Mengemukakan Pendapat
Indikator ini memperoleh rerata skor sebanyak 2. Berarti bahwa dalam
kegiatan pembelajaran siswa telah mapu menunjukan satu deskriptor.
Deskriptor tersebut adalah menjawab pertanyaan yang diajukan guru.
h. Bertanggung Jawab Terhadap Tugas yang Diberikan Guru
Siswa telah mampu memunculkan dua deskriptor di dalam kegiatan
pembelajaran yang berlangsung. Sehingga rerata skor yang diperoleh adalah
2,6. Deskriptor yang telah muncul adalah menyelesaikan tugas tanpa
melebihi waktu yang disediakan dan mengerjakan tugas sesuai dengan
petunjuk dari guru.
105
i. Antusias dalam Mengikuti Pembelajaran dengan Model TPS
Pada indikator ini diperoleh hasil rerata sebesar 2,3. Hal tersebut berarti
bahwa sebagian siswa telah menunjukan dua deskriptor dalam kegiatan
pembelajaran. Deskriptor yang telah muncul yaitu menunjukkan minat
terhadap media yang digunakan dan menunjukkan minat terhadap materi
yang diajarkan.
j. Mengerjakan Soal Evaluasi
Perolehan rerata skor sebesar 2,3 menunjukan bahwa rata-rata siswa telah
menunjukan dua deskriptor. Deskriptor tersebut adalah siswa mengerjakan
soal evaluasi secara mandiri dan mengerjakan soal evaluasi sesuai dengan
uraian petunjuk dari guru. Namun ada deskriptor yang mulai ditunjukan
oleh sebagian kecil siswa yaitu mengerjakan soal evaluasi dengan waktu
yang telah ditentukan oleh guru.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, perolehan jumlah rerata
skor sebanyak 22,3 dengan kualifikasi kategori baik, telah mencapai
indikator keberhasilan yang telah ditentukan yaitu rerata skor yang
diperoleh 18 ≤ skor < 23 dengan kategori baik..
4.1.2.3.3 Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Siklus II.
Hasil belajar siswa pada siklus II diperoleh dari kegiatan evaluasi dengan
menggunakan tes pada akhir kegiatan pembelajaran Matematika menggunakan
pendekatan model think pair share dengan menggunakan CD pembelajaran.
Siswa yang mengikuti kegiatan tes ini berjumlah 28 siswa. Berikut pemaparan
106
hasil tes yang dilakukan pada kegiatan pembelajaran Matematika menggunakan
pendekatan model think pair share dengan menggunakan CD pembelajaran.
Tabel 4.7 Data Hasil Belajar Siswa Siklus II
No. Keterangan Skor
1. Rata-rata Kelas 70
2. Nilai Tertinggi 95
3. Nilai Terendah 45
4. Siswa yang Memenuhi KKM 20
5. Siswa yang Belum Memenuhi KKM 8
6. Persentase Ketuntasan Belajar Klasikal 71,4%
Berdasarkan penyajian tabel diatas dapat diketahui bahwa persentase
ketuntasan belajar siswa mencapai 71,4%, yaitu sebanyak 20 dari 28 siswa yang
mengikuti tes telah tuntas KKM sebesar 60. Masih ada sekitar 28,5% yaitu
sebanyak 8 dari 28 siswa yang masih belum tuntas KKM sebesar 60. Rerata kelas
berdasarkan tabel diatas sebesar 70 dengan nilai tertinggi 95 dan nilai terendah 45.
Persentase ketuntasan hasil belajar siklus II di atas digambarkan ke dalam
diagram berikut:
Gambar 4.6 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Siswa pada Siklus II
Tuntas71,40%
Tidak Tuntas 28,6%
Persentase Ketuntasan
Tuntas
Tidak Tuntas
107
Dengan demikian apabila melihat data nilai hasil tes yang dilakukan pada
akhir pembelajaran Matematika menggunakan pendekatan model think pair share
dengan menggunakan CD pembelajaran pada siklus II menunjukan persentase
ketuntasan klasikal mencapai 71,4%. Dengan begitu indikator keberhasilan yang
ditentukan sebesar minimal 80% belum mampu dicapai pada siklus ini, sehingga
perlu diadakan siklus selanjutnya.
Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil Siklus II
Indikator Rata – rata Nilai Prosentase
Keterampilan Guru 3,5 87,5%
Aktivitas Siswa 2,23 79,6%
Hasil Beelajar 70 71,4%
4.1.2.4 Refleksi
Peneliti melakukan refleksi untuk mencari kekurangan pada pelaksanaan
kegiatan yang telah dilakukan pada siklus II. Hal ini dilakukan agar siklus
selanjutnya dapat dilakukan perbaikan dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil
penelitian pada siklus II, diperoleh data berupa hasil observasi keterampilan guru,
aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa pada pembelajaran Matematika dengan
menggunakan pendekatan model think pair share dengan menggunakan CD
pembelajaran perlu dianalisis kembali bersama kolaborator (observer) sebagai
bahan pertimbangan untuk memperbaiki pembelajaran yang akan dilaksanakan
pada siklus III. Adapun refleksinya adalah sebagai berikut :
108
a. Keterampilan Guru
Keterampilan guru memperoleh skor 36 dengan kualifikasi kategori sangat
baik, dengan begitu indikator keberhasilan telah tercapai dengan ketentuan
perolehan 33,5 ≤ skor < 40, walaupun demikian perlu ditingkatkan lagi
supaya deskriptor pada tiap indikator dapat muncul sehingga kualitas
keterampilan guru akan menjadi lebih baik.
b. Aktivitas Siswa
Aktivitas memperoleh rerata skor sebesar 22,3 dengan kategori baik.
Variabel ini telah mencapai kriteria ketuntasan yang telah ditentukan yaitu
dengan perolehan 18 ≤ skor < 23 dengan kategori baik. Indikator berfikir
secara individual, memperhatikan CD pembelajaran, dan memaparkan
hasil diskusi. Sebagian telah muncul dalam kegiatan pembelajaran yang
berlangsung. Walaupun demikian perlu ditingkatkan lagi supaya pada
siklus berikutnya deskriptor dapat muncul sehingga kualitas aktivitas siswa
akan menjadi lebih baik.
c. Hasil Belajar Siswa
Pada siklus ini ada 28 siswa yang mengikuti tes. Data yang diperoleh
menunjukan ketuntasan klasikal pada pembelajaran Matematika dengan
menggunakan pendekatan model think pair share dengan menggunakan
CD pembelajaran mencapai 71,4% atau terdapat 20 siswa yang telah
mencapai KKM yang telah ditentukan yaitu sebesar 60. Variabel ini
dikatakan belum mampu mencapai indikator keberhasilan yaitu ketuntasan
109
klasikal harus mencapai minimal 80%, sehingga perlu diadakan siklus
selanjutnya.
4.1.3 Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus III
4.1.3.1 Perencanaan
Kegiatan perencanaan pada siklus II adalah sebagai berikut :
a. Mempersiapkan RPP yang menggunakan pendekatan think pair share
dengan menggunakan CD pembelajaran yang di dalamnya terdapat materi
Matematika : KD 5.3 Mengurangkan bilangan bulat;
b. Mempersiapkan Sumber: Silabus kelas IV SD;
c. Mempersiapkan buku sumber belajar;
d. Menyiapkan media berupa CD pembelajaran dan kartu bilangan.
e. Mempersiapkan alat evaluasi berupa soal tes tertulis
f. Mempersiapkan lembar observasi untuk mengamati keterampilan guru dan
aktivitas siswa dalam pembelajaran Matematika melalui pendekatan model
think pairshare dengan menggunakan CD pembelajaran.
4.1.3.2 Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan kegiatan pada siklus III merupakan kegiatan perbaikan dari
siklus I. Tindakan perbaikan tersebut peneliti menggunakan pendekatan model
think pair share dengan menggunakan CD pembelajaran.
110
Uraian Kegiatan
Kegiatan pada siklus ini dibagi menjadi 3 tahap yaitu kegiatan
pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Penjabaran lebih lanjut, akan
dipaparkan dibawah ini.
4.1.3.2.1 Pendahuluan (10 menit)
Pada kegiatan ini diawali dengan guru melakukan pengkondisian kelas
terlebih dahulu, guru meminta siswa untuk duduk rapi dan kemudian memulai
kegiatan dengan berdoa. Lalu kegiatan dilanjutkan dengan melakukan presensi
siswa.Siklus III diikuti oleh 28 orang siswa. Kegiatan berlanjut dengan guru
memberikan apersepsi, pada apersepsi guru memberikan soal “coba urutkan
bilangan ini dari yang terkecil dengan benar ! “Setelah itu guru menjelaskan
tujuan dari kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dan siswa merasa antusias
terhadap materi yang akan dipelajari.
4.1.3.2.2 Kegiatan inti (40 menit)
Langkah 1: Siswa berfikir secara individu (Thinking)
a. Siswa memperhatikan peragaan yang dilakukan oleh guru
b. Siswa berlatih melakukan hitung campuran (penjumlahan dan
pengurangan) bilangan bulat.
c. Siswa mengerjakan soal yang diberikan oleh guru tentang hitung
campuran (penjumlahan dan pengurangan) bilangan bulat.
d. Siswa memikirkan jawaban secara individual tentang soal yang telah
diberikan.
111
e. Siswa mengemukakan jawaban tentang soal yang telah diberikan tadi.
f. Siswa diminta berpasangan dengan teman sebangku kemudian
membentuk kelompok yang terdiri dari 4 anak untuk diskusi tentang
hitung campuran (penjumlahan dan pengurangan) bilangan bulat.
Elaborasi
Langkah 2: Siswa berfikir secara berpasangan (Pair)
a. Siswa berdiskusi secara berpasangan untuk menyelesaikan soal dari guru
mengenai hitung campuran (penjumlahan dan pengurangan) bilangan
bulat.
b. Pembentukan kelompok baru untuk membandingkan hasil diskusi
kelompok yang berpasangan tadi.
c. Siswa mengutarakan hasil pemikiran masing – masing dalam kelompok.
d. Siswa mencatat hasil diskusi yang dilanjutkan dengan sharing.
e. Guru memberikan bimbingan dan bantuan seperlunya. .
Langkah 3: Siswa berbagi jawaban ke seluruh kelas (Share)
a. Siswa mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas.
b. Siswa lain memberi tanggapan dan apresiasi terhadap kelompok yang
maju.
konfirmasi
a. Guru mengulang membacakan hasil pembelajaran tadi.
b. Guru memberikan reward dan motivasi tambahan bagi kelompok yang
dianggap paling baik dan kelompok yang masih kurang.
c. Siswa bertanya kepada guru mengenai hal – hal yang belum paham
112
4.1.3.2.3 Penutup (20 menit)
a. Siswa bersama guru menyimpulkan materi pelajaran tentang operasi
hitung campuran (penjumlahan dan pengurangan) bilangan bulat.
b. Guru memberikan umpan balik kepada siswa berupa soal latihan.
c. Siswa mengerjakan soal latihan yang diberikan oleh guru.
d. Guru memberikan hasil penilaian terhadap hasil pembelajaran dan hasil
diskusi.
e. Guru memberikan tindak lanjut berupa PR.
f. Guru menutup pembelajaran dengan menginformasikan kegiatan
pembelajaran yang akan dilaksanakan pada pertemuan berikutnya
4.1.3.3 Hasil Observasi Pembelajaran Siklus III
4.1.3.3.1 Keterampilan guru pada pembelajaran siklus III
Berdasarkan kegiatan observasi keterampilan guru yang telah dilakukan
selama kegiatan pembelajaran Matematika menggunakan pendekatan model think
pair share dengan menggunakan CD pembelajaran pada siklus III berlangsung,
diperoleh hasil sebagai berikut.
113
Tabel 4.9 Data Hasil Observasi Keterampilan Guru pada Siklus III
No
Indikator Keterampilan Guru
Menggunakan Tipe Think Pair Share
dengan CD Pembelajaran
Perolehan
Skor
1 Keterampilan membuka pelajaran 4
2 Keterampilan menggunakan media
pembelajaran
4
3 Ketereampilan bertanya (Think) 3
4 Keterampilan menjelaskan 4
5 Keterampilan mengelola kelas (Pair) 4
6 Keterampilan membimbing kelompok diskusi 4
7 Keterampilan mengelola kelompok kecil dan
perorangan (Share)
4
8 Keterampilan mengadakan variasi 3
9 Keterampilan memberi penguatan 4
10 Keterampilan menutup pelajaran 4
Jumlah skor yang diperoleh 38
Kategori Sangat
Baik
Sebagaimana tertera pada tabel 4.9, perolehan skor keterampilan guru pada
siklus III yaitu sebanyak 38 dengan kategori sangat baik. Persebaran skor pada
tiap indikator dapat dilihat pada diagram di bawah ini.
114
Gambar 4.7 Diagram Perolehan Data Keterampilan Guru pada Siklus III
Gambar 4.7 dapat dilihat bahwa perolehan skor tersebut didapatkan dari
kegiatan observasi keterampilan guru pada siklus III menggunakan pendekatan
model think pair share dengan menggunakan CD pembelajaran. Untuk
memperjelas bagaimana skor tersebut diperoleh, berikut akan dijabarkan lebih
lanjut sesuai dengan indikator keterampilan guru yang telah ditentukan.
a. Keterampilan Membuka Pelajaran
Masih sama dengan siklus sebelumnya, skor 4 yang diperoleh pada
indikator ini membuktikan bahwa guru menunjukan empat deskriptor
pada keterampilan ini, mengkondisikan kelas dengan baik agar
pembelajaran berlangsung efektif, melakukan apersepsi dengan hal-hal
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
4
Indikator Keterampilan Guru
Keterampilan MembukaPelajaran
Keterampilan Bertanya(Think)
Keterampilan Menjelaskan
Keterampilan MengelolaKelas (Pair)
Keterampilan MembimbingKelompok Diskusi
Keterampilan MengelolaKelompok Kecil danPeorangan (Share)Keterampilan MengadakanVariasi
Keterampilan MemberiPenguatan
Keterampilan MenutupPelajaran
115
yang berkaitan dengan materi yang akan dibahas, menyampaikan tujuan
pembelajaran, dan menyampaikan rencana kegiatan yang akan
dilaksanakan. Deskriptor yang baru muncul pada siklus ini yaitu
menyampaikan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan.
b. Keterampilan Menggunakan Media pembelajaran
Saat pembelajaran berlangsung, guru telah menunjukan tiga deskriptor
atau dapat diartikan indikator ini memperoleh skor sebanyak 4.
Deskriptor tersebut meliputi CD pembelajaran yang ditayangkan pada
saat KBM berlangsung telah sesuai dengan tujuan pembelajaran yang
disebutkan, CD tersebut juga sudah sesuai dengan taraf berpikir siswa,
dan mampu mendukung setiap isi bahan materi yang diajarkan.
c. Keterampilan Bertanya (Think)
Indikator ini memperoleh skor sebanyak 3, terdapat dua deskriptor yang
muncul pada indikator ini yaitu guru telah menggunakan kalimat yang
jelas dan mudah dimengerti oleh siswa, kemudian guru juga memberikan
waktu yang cukup bagi siswa untuk berpikir menjawab pertanyaan.
d. Keterampilan Menjelaskan
Indikator ini memperoleh skor sebanyak 4, hal tersebut dibuktikan
melalui munculnya empat deskriptor yang meliputi melibatkan siswa
untuk mengemukakan ide dan pemecahan masalah, meluruskan persepsi
siswa yang kurang tepat, memberikan contoh-contoh mengenai materi
yang sedang dibahas, serta muncul deskriptor keempat yaitu membimbing
siswa memahami konsep materi yang sedang dipelajari.
116
e. Keterampilan Mengelola Kelas (Pair)
Pada keterampilan ini, skor yang didapatkan oleh guru yaitu sebanyak
4. Ditunjukan dengan munculnya empat deskriptor pada kegiatan
pembelajaran yang berlangsung. Keempat deskriptor tersebut adalah
menciptakan kondisi belajar yang optimal melalui pembentukan kelompok
belajar, memberikan petunjuk yang jelas tentang pembelajaran yang akan
dilaksanakan, ketepatan dalam menggunakan alokasi waktu yang
ditentukan, dan menegur siswa yang berperilaku menyimpang saat
pembelajaran.
f. Keterampilan Membimbing Kelompok Diskusi
Pada keterampilan membimbing kelompok diskusi juga memperoleh
skor sebanyak 4 atau diperoleh adanya tiga deskriptor yang nampak.
Deskriptor tersebut meliputi guru telah mampu memusatkan perhatian
siswa pada tujuan dan topik yang akan dibahas dalam diskusi, mencegah
dominasi siswa dalam diskusi kelompok, dan meningkatkan urun pendapat
dari siswa.
g. Keterampilan Mengelola Kelompok Kecil dan Perorangan (Share)
Terjadi peningkatan pada indikator ini. Semula diperoleh skor sebanyak
3, kini meningkat menjadi 4 atau berarti telah muncul tiga deskriptor.
Deskriptor tersebut adalah guru telah memberikan penguatan kepada siswa
yang maju, membantu siswa untuk maju tanpa merasa tertekan, dan
mengadakan pendekatan secara pribadi pada siswa dengan sikap
bersahabat.
117
h. Keterampilan Mengadakan Variasi
Skor yang diperoleh pada indikator ini adalah 3, diwujudkan dengan
tercapainya dua deskriptor yaitu variasi penggunaan media yang
mendukung pembelajaran, menciptakan suasana kelas yang kondusif
(bersih, nyaman, tenang).
i. Keterampilan Menggunakan Penguatan
Guru telah menunjukan deskriptor tiga deskriptor pada keterampilan
ini. Dengan begitu maka skor yang diperoleh yaitu sebanyak 4. Deskriptor
tersebut adalah pememberian penguatan verbal, memberikan penguatan
dengan memberikan hadiah yang relevan dan rasional, dan memberikan
penguatan dengan gerakan/ acungan jempol.
j. Keterampilan Menutup Pelajaran
Pada keterampilan ini guru mendapatkan skor sebanyak 4 atau guru
telah mumunculkan tiga deskriptor. Deskriptor tersebut adalah meninjau
kembali dengan mengadakan refleksi, membuat kesimpulan, dan
memberikan soal evaluasi tertulis.
Berdasarkan penjabaran di atas maka jelas deskriptor apa saja yang telah
ditunjukan guru pada pembelajaran di siklus III. Dengan begitu guru mendapatkan
jumlah skor sebanyak 35 dengan kategori sangat baik. Dapat disimpulkan pada
variabel keterampilan guru pada pembelajaran Matematika menggunakan
pendekatan model think pair share dengan menggunakan CD pembelajaran, sudah
mencapai indikator keberhasilan yang telah ditentukan yaitu dengan kategori
sangat baik dengan perolehan skor 33,5 hingga 40.
118
4.1.3.3.2 Aktivitas Siswa pada pembelajaran siklus III
Data aktivitas siswa yang terdapat pada pembelajaran Matematika
menggunakan pendekatan model think pair share dengan menggunakan CD
pembelajaran sesuai dengan indikator yang telah ditentukan. Terdapat 10
indikator yang telah ditetapkan pada lembar observasi aktivitas siswa. Pada siklus
III, siswa mengikuti pembelajaran sejumlah 28 siswa. Berikut perolehan hasil
observasi aktivitas siswa pada siklus III.
Tabel 4.10 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus III
Tabel di atas menunjukan perolehan observasi siklus III pada kegiatan
pembelajaran Matematika menggunakan pendekatan model think pair share
dengan menggunakan CD pembelajaran. Skor yang diperoleh adalah 24,6 dengan
No. Indikator Aktivitas Siswa Jumlah Perolehan Siswa yang Memperoleh Skor
Rata-rata
1 2 3 4
1 Kesiapan Siswa
0 0 15 13 3,5
2 Menyimak Penjelasan Materi
0 10 16 2 2,7
3 Berfikir Secara Individual (Think)
0 15 13 0 2,5
4 Memperhatikan peragaan media pembelajaran oleh guru
0 25 3 0 2,1
5 Belajar dalam Kelompok (Pair)
0 23 5 0 2,2
6 Mempresentasikan Hasil Diskusi (Share)
0 23 5 0 2,2
7 Mengemukakan Pendapat
0 26 2 0 2,1
8 Tanggung Jawab Terhadap Tugas yang Diberikan Guru
0 15 13 0 2,5
9 Antusias dalam Mengikuti Pembelajaran dengan Model TPS
0 17 11 0 2,4
10 Mengerjakan Soal Evaluasi
0 16 12 0 2,4
Jumlah Skor Rerata 24,6
Kategori Sangat Baik
119
kualifikasi kategori baik. Perolehan data tersebut akan digambarkan pada gambar
diagram berikut ini.
Gambar 4.8 Diagram Perolehan Data Aktivitas Siswa pada Siklus III
Diperoleh rerata skor hasil aktivitas siswa melalui pendekatan model think
pair share dengan menggunakan CD pembelajaran pada pembelajaran
Matematika sebesar 24,6 termasuk pada kategori sangat baik. Untuk memperjelas
perolehan skor yang tertera pada gambar 4.8, akan dijabarkan sebagai berikut.
a. Kesiapan Siswa
Pada indikator ini diperoleh rerata skor sebanyak 3,5. Hal tersebut
berarti sebagian besar siswa telah menunjukan sebanyak tiga deskriptor,
3,5
2,7 2,5
2,1 2,2 2,2
2,1
2,5 2,4 2,4
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
4
Indikator Aktivitas Siswa
Kesiapan Siswa
Menyimak PenjelasanMateri
Berfikir Secara Individual(Think)
Memperhatikan mediapembelajaran
Belajar dalam Kelompok(Pair)
Mempresentasikan HasilDiskusi (Share)
Mengemukakan Pendapat
Tanggung Jawab terhadapTugas
Antusias dalam MengikutiPembelajaran denganModel TPSMengerjakan SoalEvaluasi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
120
yaitu siswa telah datang tepat waktu telah mempersiapkan alat, bahan
yang diperlukan dalam pembelajaran, dan siswa memperhatikan petunjuk
guru sebelum pembelajaran dimulai. Sebagian lainnya yaitu sebanyak 15
siswa telah menunjukan deskriptor keempat yaitu siswa duduk dengan
tertib dan rapi sebelum pembelajaran dimulai.
b. Menyimak Penjelasan Materi
Memperoleh rerata skor sebanyak 2,7 berarti bahwa pada indikator ini
sebagian besar siswa dapat memunculkan dua deskriptor pada kegiatan
pembelajaran serta ada pula beberapa siswa yang telah mempertunjukan
tiga deskriptor yaitu mengajukan pertanyaan atau menjawab pertanyaan
dari guru. Secara umum deskriptor yang muncul adalah memperhatikan
penjelasan materi dan mencatat penjelasan materi.
c. Berfikir Secara Individual (Think)
Pada indikator ini diperoleh rerata skor sebanyak 2,5 atau mayoritas
siswa telah menunjukan dua deskriptor berupa berpikir secara mandiri
terhadap pertanyaan yang diberikan oleh guru dan menuliskan hasil
pemikiran terkait permasalahan yang dilontarkan guru.
d. Memperhatikan Peragaan Media Pembelajaran yang ditampilkan oleh
Guru
Pada indikator ini diperoleh rerata skor sebanyak 3 atau dapat
menunjukan bahwa sebagian besar siswa telah menunjukan dua
deskriptor, namun masih ada pula beberapa siswa yang hanya mampu
menunjukan satu deskriptor pada pembelajaran yang dilaksanakan.
121
Deskriptor yang telah muncul yaitu siswa memperhatikan media garis
bilangan yang ditampilkan oleh guru dengan baik dan siswa antusias
dalam memperhatikan peragaan yang ditampilkan oleh guru.
e. Belajar dalam Kelompok (Pair)
Sebagian besar siswa telah memunculkan dua deskriptor pada kegiatan
pembelajaran dan sebagian lainnya hanya mampu memunculkan satu
deskriptor. Dengan demikian dapat diperoleh rerata skor pada indikator
ini yaitu sebanyak 2,1. Deskriptor yang paling sering muncul adalah ikut
mengkaji permasalahan yang diutarakan oleh guru bersama kelompok
dan deskriptor yang telah muncul yaitu aktif urun pendapat.
f. Mempresentasikan Hasil Diskusi (Share)
Indikator ini memperoleh rerata skor 2,2 atau mayoritas siswa (19 siswa)
telah memunculkan satu deskriptor aktivitas siswa pada kegiatan
pembelajaran, namun sebagian lagi mulai menunjukan adanya dua
deskriptor yang nampak. Deskriptor yang umumnya telah nampak adalah
siswa menyampaikan hasil diskusi mengenai permasalahan yang telah
diberikan oleh guru di depan kelas. Sedangkan deskriptor kedua adalah
siswa menyimpulkan hasil diskusi dengan kalimat yang mudah dipahami.
g. Mengemukakan Pendapat
Indikator ini memperoleh rerata skor sebanyak 2,1. Berarti bahwa dalam
kegiatan pembelajaran sebagian besar siswa telah mampu menunjukan
satu deskriptor. Deskriptor tersebut adalah menjawab pertanyaan yang
122
diajukan guru. Selain itu terdapat sekitar 13 siswa yang telah bertanya
pada guru ketika belum paham, atau telah menunjukan deskriptor kedua.
h. Bertanggung Jawab Terhadap Tugas yang Diberikan Guru
Siswa telah mampu memunculkan dua deskriptor di dalam kegiatan
pembelajaran yang berlangsung. Sehingga rerata skor yang diperoleh
adalah 2,5 menurun 0,1 poin dr siklus sebelumnya. Deskriptor yang telah
muncul adalah menyelesaikan tugas tanpa melebihi waktu yang
disediakan dan mengerjakan tugas sesuai dengan petunjuk dari guru.
i. Antusias dalam Mengikuti Pembelajaran dengan Model TPS
Pada indikator ini diperoleh hasil rerata sebesar 2,4. Hal tersebut berarti
bahwa sebagian siswa telah menunjukan dua deskriptor dalam kegiatan
pembelajaran. Deskriptor yang telah muncul yaitu menunjukkan minat
terhadap media yang digunakan dan menunjukkan minat terhadap materi
yang diajarkan.
j. Mengerjakan Soal Evaluasi
Perolehan rerata skor sebesar 2,4, dengan demikian siswa telah
menunjukan bahwa sebagian besar siswa telah menunjukan dua
deskriptor. Deskriptor tersebut adalah siswa mengerjakan soal evaluasi
secara mandiri dan mengerjakan soal evaluasi sesuai dengan uraian
petunjuk dari guru. Siswa juga telah menunjukan deskriptor ketiga yaitu
mengerjakan soal evaluasi dengan waktu yang telah ditentukan oleh
guru.
123
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, perolehan jumlah rerata skor
sebanyak 24,6 dengan kualifikasi kategori sangat baik, telah mencapai indikator
keberhasilan yang telah ditentukan yaitu rerata skor yang diperoleh 24 ≤ skor < 28
dengan kategori baik.
4.1.3.3.3 Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Siklus III
Hasil belajar siswa pada siklus III diperoleh dari kegiatan evaluasi dengan
menggunakan tes pada akhir kegiatan pembelajaran Matematika menggunakan
pendekatan model think pair share dengan menggunakan CD pembelajarsn. Siswa
yang mengikuti kegiatan tes ini berjumlah 28 siswa. Berikut pemaparan hasil tes
yang dilakukan pada kegiatan pembelajaran Matematika menggunakan
pendekatan model think pair share dengan menggunakan CD pembelajaran.
Tabel 4.11 Data Hasil Belajar Siswa Siklus III
No. Keterangan Skor
1. Rata-rata Kelas 77
2. Nilai Tertinggi 100
3. Nilai Terendah 55
4. Siswa yang Memenuhi KKM 26
5. Siswa yang Belum Memenuhi KKM 2
6. Persentase Ketuntasan Belajar Klasikal 92,8%
Berdasarkan penyajian tabel diatas dapat diketahui bahwa persentase
ketuntasan belajar siswa mencapai 92,8%, yaitu sebanyak 26 dari 28 siswa yang
mengikuti tes telah tuntas KKM sebesar 60. Masih ada sekitar 7,2% yaitu
sebanyak 2 dari 28 siswa yang masih belum tuntas KKM sebesar 60. Rerata kelas
berdasarkan tabel diatas sebesar 77 dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah
124
55. Persentase ketuntasan hasil belajar siklus III di atas digambarkan ke dalam
diagram berikut :
Gambar 4.9 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Siswa pada Siklus III
Dengan demikian apabila melihat data nilai hasil tes yang dilakukan pada
akhir pembelajaran Matematika menggunakan pendekatan model think pair share
dengan CD pembelajaran pada siklus III menunjukan persentase ketuntasan
klasikal mencapai 92,8%. Dengan begitu indikator keberhasilan yang ditentukan
sebesar minimal 80% telah tercapai.
Tabel 4.12 Rekapitulasi Siklus III
Indikator Rata – rata Nilai Keterangan
Siklus I Siklus II Siklus III
Keterampilan
Guru
3 3,5 3,8
Aktivitas Siswa 1,9 2,2 2,5
Hasil Belajar 6,2 7 7,7
Tuntas 92,80%
Tidak Tuntas 7,20%
Persentase Ketuntasan
Tuntas
Tidak Tuntas
125
Data tersebut dapat diperjelas dengan gambar diagram di bawah ini.
Gambar diagram 4.10 Rekapitulasi Nilai Rata-rata
4.1.3.4 Refleksi
Berdasarkan hasil penelitian pada siklus III, diperoleh data berupa hasil
observasi keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa pada
pembelajaran Matematika dengan menggunakan pendekatan model think pair
share dengan CD pembelajaran. Berikut hasil refleksi yang dilakukan peneliti
dengan kolaborator (observer):
a. Keterampilan Guru
Keterampilan guru memperoleh skor 38 dengan kualifikasi kategori sangat
baik, dengan begitu indikator keberhasilan telah tercapai dengan ketentuan
perolehan 33 ≤ skor < 40. Guru juga telah mampu merangsang siswa untuk
berpikir secara individu, bekerjasama dalam kelompok dan memaparkan
3
1,9
6,2
3,5
2,2
7
3,8
2,5
7,7
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Nilai rata-rata siklus I, II dan II
Keterampilan Guru I
Aktivitas Siswa I
Hasil Belajar I
Keterampilan Guru II
Aktivitas Siswa II
Hasil Belajar II
Keterampilan Guru III
Aktivitas Siswa III
Hasil Belajar III
126
jawaban di depan kelas. Kemudian media dengan menggunakan CD
pembelajaran pun dapat menarik perhatian siswa.
b. Aktivitas Siswa
Aktivitas memperoleh rerata skor sebesar 24,6 dengan kategori sangat
baik. Variabel ini telah mencapai kriteria ketuntasan yang telah ditentukan
yaitu dengan perolehan 24 ≤ skor < 30 dengan kategori sangat baik. Siswa
telah mampu berfikir secara individual, bekerjasama dalam kelompok,
memperhatikan media pembelajaran, memaparkan hasil diskusi, dan
berperan aktif dalam kegiatan diskusi telah muncul dalam kegiatan
pembelajaran.
c. Hasil Belajar Siswa
Pada siklus ini ada 28 siswa yang mengikuti tes. Data yang diperoleh
menunjukan ketuntasan klasikal pada pembelajaran Maatematika dengan
menggunakan pendekatan model think pair share dengan CD
pembelajaran mencapai 92,80% atau terdapat 26 siswa yang telah
mencapai KKM yang telah ditentukan yaitu sebesar 60. Variabel ini telah
mencapai indikator keberhasilan yaitu ketuntasan klasikal harus mencapai
minimal 80%.
Berdasarkan hasil refleksi tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa
pembelajaran Matematika menggunakan pendekatan model think pair share
dengan CD pembeajaran dapat meningkatkan kualitas pembelajaran meliputi
keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar. Dari hasil penelitian pada
127
siklus III di atas, juga menunjukkan indikator keberhasilan yang ditetapkan
sebelumnya sudah tercapai. Sehingga, tidak perlu adanya revisi dan tindakan
atau siklus berikutnya.
4.1.4 Perbandingan Data pada Pembelajaran di Siklus I, II, dan III
4.1.4.1 Perbandingan Data Keterampilan Guru pada Siklus I, II, dan III
Berdasarkan penjabaran dari hasil pengamatan secara keseluruhan
keterampilan guru dalam pembelajaranMatematika dengan menggunakan
pendekatan model think pair share dengan CD pembelajaran pada siklus III
menunjukkan bahwa keterampilan guru mengalami peningkatan dibandingkan
dengan pembelajaran pada siklus I dan siklus II. Pada siklus ini guru mendapatkan
jumlah skor sebanyak 38 dari kesepuluh indikator keterampilan guru, atau 38 dari
40 total skor keseluruhan, sehingga termasuk ke dalam kategori sangat baik.
Sedangkan pada siklus I guru mendapatkan skor 30 masuk dalam kategori baik
dan siklus II mendapatkan 35 dalam kategori sangat baik. Maka keterampilan
guru dalam pembelajaran Matematika menggunakan pendekatan model think pair
share dengan CD pembelajaran mengalami peningkatan pada tiap siklusnya.
Berikut gambaran peningkatan yang terjadi terhadap keterampilan guru.
128
Gambar 4.11 Diagram Perbandingan Data Keterampilan Guru
pada Siklus I, Siklus II, dan Siklus III
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan pada
setiap siklusnya, selain itu juga telah tercapainya indikator keberhasilan pada
siklus II dan siklus III dengan ketentuan perolehan 33 ≤ skor < 40 dengan kategori
sangat baik.
4.1.4.2 Perbandingan Data Aktivitas Siswa pada Siklus I, II, dan III
Berdasarkan penjabaran perolehan rerata aktivitas siswa pada
pembelajaran Matematika menggunakan pendekatan model think pair share
dengan CD pembelajaran, dapat dilihat bahwa aktivitas siswa mengalami
peningkatan pada tiap siklusnya. Pada siklus I aktivitas siswa memperoleh jumlah
rerata skor sebanyak 17,5 dengan kategori cukup, sedangkan pada siklus II
meperoleh hasil 22,3 dengan kategori baik, dan di siklus III aktivitas siswa
memperoleh hasil sebesar 24,6 dengan kategori sangat baik. Peningkatan yang
terjadi dari data tersebut dapat dilihat pada diagram di bawah ini.
0
10
20
30
40
Siklus ISiklus II
Siklus III
30 35 38
Siklus I
Siklus II
Siklus III
129
Gambar 4.12 Diagram Perbandingan Aktivitas Siswa
pada Siklus I, Siklus II, dan Siklus III
Peningkatan yang terjadi dari siklus I ke siklus II adalah sebesar 4,8 poin.
Kemudian dari siklus II ke siklus III meningkat sebesar 2,3 poin. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan pada setiap siklusnya,
selain itu juga telah tercapainya indikator keberhasilan pada siklus II dan siklus III
dengan ketentuan perolehan 24 ≤ skor < 30 dengan kategori sangat baik.
4.1.4.3 Perbandingan Data Hasil Belajar pada Siklus I, II, dan III
Apabila diperhatikan hasil yang diperoleh dari kegiatan tes pada tiap
siklus menunjukan adanya peningkatan ketuntasan klasikal, sehingga
pembelajaran Matematika menggunakan pendekatan model think pair share
dengan CD pembelajaran pada siswa kelas IV MIN Gabugan Tanon memiliki
pengaruh terutama meningkatkan hasil belajar siswa. Bentuk peningkatan tersebut
akan digambarkan dengan gambar diagram di bawah ini.
0
5
10
15
20
25
Siklus ISiklus II
Siklus III
17,5 22,3 24,6
Siklus I
Siklus II
Siklus III
130
Gambar 4.13 Diagram Peningkatan Persentase Ketuntasan Klasikal
Siklus I, Siklus II, dan Siklus III
Pembelajaran Matematika menggunakan pendekatan model think pair
share dengan CD pembelajaran menunjukan adanya peningkatan dari siklus-
siklus sebelumnya. Pada siklus siklus I ketuntasan klasikal hanya mencapai
35,7%. Kemudian pada siklus II mengalami peningkatan sebanyak 35,7% menjadi
71,4%. Dan pada siklus III, persentase ketuntasan klasikal mencapai 92,8% atau
meningkat sebanyak 21,4%. Dengan begitu indikator keberhasilan yang
ditentukan sebesar minimal 80% sudah mampu dicapai pada siklus III
4.2 PEMBAHASAN
4.2.1 Pemaknaan Temuan Penelitian
Pembahasan pada penelitian didasarkan pada hasil pengambilan data yang
dilaksanakan pada siklus I, II, dan III. Proses pembelajaran Matematika di kelas
0,0%
20,0%
40,0%
60,0%
80,0%
100,0%
Siklus ISiklus II
Siklus III
35,7%
71,4%
92,8% Siklus I
Siklus II
Siklus III
131
IV MIN Gabugan Tanon, dilakukan dengan menggunakan pendekatan model
think pair share dengan. CD pembelajaran
4.2.1.1 Keterampilan Guru dalam Pembelajaran Matematika menggunakan
pendekatan model Think Pair Share dengan CD pembelajaran
Mengajar adalah suatu pekerjaan profesional yang menuntut kemampuan
yang kompleks untuk dapat melakukannya. Ada beberapa keterampilan yang
harus dimiliki oleh seorang guru. Dengan pemahaman dan penguasaan
keterampilan dasar mengajar, guru diharapkan mampu meningkatkan kualitas
proses pembelajaran. Menurut penelitian Turney(1973) terdapat 8 keterampilan
dasar mengajar yang dianggap menentukan keberhasilan pembelajaran
keterampilan yang dimaksud adalah:
a. Keterampilan bertanya
b. Keterampilan memberikan penguatan
c. Keterampilan mengadakan variasi
d. Ketrampialan menjelaskan
e. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran
f. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil
g. Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan
Pada penelitian ini, keterampilan guru yang digunakan mengacu pada teori
keterampilan guru yang disampaikan oleh Tuney (1973) yang dipadukan dengan
teori pendekatan model think pair share dengan CD pembelajaran. Sehingga
diperoleh 10 indikator keterampilan guru sebagai berikut.
132
a. Keterampilan membuka pelajaran
Berdasarkan hasil observasi, keterampilan membuka pada siklus I
menunjukan bahwa guru telah menunjukan dua deskriptor yaitu
mengkondisikan kelas dengan baik agar pembelajaran berlangsung efektif
dan melakukan apersepsi dengan hal-hal yang berkaitan dengan materi
yang akan dibahas. Ditunjukan dengan guru meminta siswa untuk duduk
rapi dan kemudian memulai kegiatan dengan berdoa apersepsi guru
mengajukan sebuah pertanyaan. Sedangkan pada siklus II muncul
deskriptor penyampaian tujuan pembelajaran pada 10 menit kegiatan awal
pembelajaran dan pada siklus III muncul satu deskriptor lagi berupa guru
menyampaikan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan. Perolehan skor
pada siklus I adalah 3 karena guru telah menunjukan dua deskriptor,
sedangkan untuk siklus II dan 3 adalah 4 karena guru telah menunjukan 3-
4 deskriptor.
b. Keterampilan Menggunakan Media pembelajaran
Menurut hasil observasi, keterampilan guru yang berikut ini memperoleh
skor sebanyak 3 pada siklus I,sedangkan pada siklus II dan III mendapat
skor sebanyak 4. Yang membedakan perolehan tersebut adalah deskriptor
yang muncul pada tiap siklusnya. Pada siklus I dan II, hanya muncul
sebanyak tiga deskriptor. Deskriptor tersebut meliputi CD yang
ditampilkan sesuai dengan tujuan pembelajaran, CD yang ditampilkan
sesuai dengan taraf berfikir siswa, dan CD yang ditampilkan mampu
mendukung setiap isi bahan materi yang diajarkan. Guru menampilkan CD
133
yang berisikan penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan
menggunakan penggaris bilangan. Sehingga dikatakan sesuai dengan
standar isi untuk kelas IV. Sedangkan untuk siklus III muncul deskriptor
keempat berupa CD yang ditampilkan memperdalam pengetahuan siswa,
terbukti guru menunjukan berbagai contoh soal penjumlahan dan
pengurangan bilangan bulat dengan menggunakan penggaris bilangan.
Oleh karena itu pada indokator ini diperoleh skor 4 karena guru telah
menunjukan 3-4 deskriptor.
c. Keterampilan Bertanya (Think)
Indikator ini memperoleh skor sebanyak 3, baik pada siklus I, II, maupun
III. Karena terdapat dua deskriptor yang muncul pada indikator ini yaitu
guru telah menggunakan kalimat yang jelas dan mudah dimengerti oleh
siswa, kemudian guru juga memberikan waktu yang cukup bagi siswa
untuk berpikir menjawab pertanyaan. Ketika pembelajaran berlangsung
guru sering memberikan pertanyaan yang bersifat interaktif seperti “Angka
negatif selalu menuju ke arah?”, dan juga memberikan waktu kepada siswa
untuk berpikir setelah guru memberikan pertanyaan.
d. Keterampilan Menjelaskan
Indikator ini memperoleh skor sebanyak 4 baik pada siklus I, II, maupun
III. Hal tersebut dibuktikan melalui munculnya tiga deskriptor awal di
dalam pembelajaran siklus I dan II yang meliputi melibatkan siswa untuk
mengemukakan ide. Guru sering memberikan kesempatan kepada siswa
untuk mengungkapkan gagasan yang mereka miliki. Selain memberikan
134
kesempatan pada siswa, pada akhir kegiatan diskusi guru akhirnya
meluruskan persepsi siswa yang kurang tepat. Pemberian contoh-contoh
mengenai materi yang sedang dibahas juga dilakukan pada kegiatan
diskusi. Akhirnya pada siklus III muncul deskriptor keempat yaitu
membimbing siswa memahami konsep materi yang sedang dipelajari yang
dilakukan guru ketika kegiatan pair berlangsung.
e. Keterampilan Mengelola Kelas (Pair)
Pada keterampilan ini, skor yang didapatkan oleh guru pada pembelajaran
di siklus I yaitu sebanyak 3. Guru hanya mampu menunjukan dua
deskriptor yaitu menciptakan kondisi belajar yang optimal melalui
pembentukan kelompok belajar, memberikan petunjuk yang jelas tentang
pembelajaran yang akan dilaksanakan. Kegiatan pembelajaran yang
dilakukan masih belum terstruktur dengan baik, dibuktikan dengan
memakan waktu tambahan yang lumayan lama. Selain itu banyak pula
siswa yang gaduh sehingga pembelajaran kurang kondusif. Pada siklus II,
alokasi waktu sudah mulai tepat. Dan di siklus ketiga guru sudah mulai
mengelola kelas dengan baik, dengan adanya punishment yang diberikan
kepada siswa yang berbuat gaduh. Dengan demikian keempat deskriptor
telah muncul.
f. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok
Siklus I diperoleh skor sebanyak 3, atau telah nampak dua deskriptor.
Guru telah mampu membuat siswa berfikir secara fokus dan terarah
dengan menampilkan media CD pembalajaran sebagai acuan. Kemudian
135
dominasi siswa mampu diredam dengan penunjukan secara acak.
Sedangkan pada siklus II urun pendapat siswa mampu dirangsang oleh
guru. Siswa menjadi aktif dan berani berpartisipasi dalam kegiatan diskusi.
Akan tetapi deskriptor meminta siswa untuk membuat rangkuman belum
mampu terlaksana. Siklus terakhir juga demikian, deskriptor keempat
belum mampu dimunculkan sehingga pada akhirnya untuk keterampilan
guru hanya dapat mencapai tiga deskriptor saja yang muncul.
g. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil dan Perorangan
(Share)
Terjadi peningkatan pada indikator ini. Semula pada siklus I diperoleh
skor sebanyak 2, dikarenakan hanya muncul satu deskriptor saja yaitu
memberikan penguatan kepada siswa yang maju. Sedangkan pada siklus II
kini meningkat menjadi 3 atau berarti telah muncul dua deskriptor.
Deskriptor tersebut adalah guru telah memberikan penguatan kepada siswa
yang maju dan membantu siswa untuk maju tanpa merasa tertekan.
Bantuan tersebut diberikan dengan cara memberikan kata-kata motivasi
maupun iming-iming hadiah kepada siswa dan memberikan hukuman bagi
siswa yang menggangu. Sedangkan untuk siklus III, deskriptor ketiga
muncul, yaitu guru mengadakan pendekatan secara pribadi pada siswa
dengan sikap bersahabat kepada siswa yang mengalami kesulitan.
h. Keterampilan Mengadakan Variasi
Skor yang diperoleh pada indikator ini adalah 3, diwujudkan dengan
tercapainya dua deskriptor baik pada siklus I, II, maupun III. Deskriptor
136
tersebut meliputi variasi penggunaan media yang mendukung
pembelajaran, media yang digunakan tak lain adalah CD pembelajaran
yang diberi efek gambar. Melalui media tersebut siswa menjadi tertarik
dan antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Kedua menciptakan
suasana kelas yang kondusif (bersih, nyaman, tenang) dan guru membuat
KBM menjadi menarik, menantang dan menyenangkan bagi siswa. Guru
belum mampu membuat pembelajaran lebih menantang dan belum mampu
memberikan pola interaksi kepada siswa sepert yel-yel atau sejenisnya.
i. Keterampilan Memberikan Penguatan
Pada siklus I dan II guru telah mampu memberikan penguatan, akan tetapi
penguatan yang diberikan hanyalah berbetnuk verbal dan gerakan. Belum
ada penguatan dalam bentuk hadiah. Pada siklus III lah hadiah muncul,
sehingga guru dikatakan telah menunjukan deskriptor tiga deskriptor pada
keterampilan ini. Dengan begitu maka skor yang diperoleh yaitu sebanyak
4.
j. Keterampilan Menutup Pelajaran
Hasil siklus pada pembelajaran siklus I diperoleh skor sebanya 3 atau telah
muncul dua deskriptor, yaitu mengadakan refleksi pada akhir kegiatan
belajar dan melakukan evaluasi. Sedangkan pada siklus II bertambah satu
lagi deskriptor yang muncul yaitu guru membimbing siswa untuk
membuat kesimpulan. Siklus III pun demikian, guru belum memunculkan
deskriptor keempat yaitu memberikan tindak lanjut.
137
4.2.1.2 Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Matematika menggunakan
Pendekatan Model Think Pair Share dengan CD Pembelajaran.
Perilaku siswa dalam pembelajaran merupakan segala apa yang dilakukan
siswa atau segala aktivitas siswa. Pada model pembelajaran sekarang siswa yang
aktif belajar sedangkan guru sebagai fasilitator dan pembimbing. Pengajaran yang
efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar mandiri atau
melakukan aktivitas sendiri. Menurut Dierich (dalam Sardiman 2001 : 99 )
membuat 177 kegiatan siswa yang dapat dikelompokkan sebagai berikut :
a. Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya, membaca,
memperhatikan gambar, demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain.
b. Oral activities, misalnya: bertanya, memberikan saran, mengeluarkan
pendapat dan diskusi.
c. Listening activities, misalnya: mendengar uraian, diskusi, percakapan.
d. Writing activities, misalnya menulis cerita, karangan, laporan, angket,
menyalin.
e. Drawing activities, misalnya: menggambar, membuat grafik, diagram.
f. Motor activities, yang termasuk di dalamnya antara lain: melakukan
percobaan, bermain, berkebun..
g. Mental activities, misalnya: mengingat, menganalisis, mengambil
keputusan, memecahkan soal.
h. Emotional activities, misalnya: gembira, berani, berpengaruh.
138
Pada penelitian ini, aktivitas siswa yang digunakan mengacu pada teori
aktivitas siswa yang disampaikan oleh Diendrich yang dikutip oleh sardiman
(2011:101) yang dipadukan dengan teori pendekatan model think pair share
dengan CD pembelajaran. Sehingga diperoleh 10 indikator aktivitas siswa sebagai
berikut.
a. Kesiapan Siswa
Sebagian besar siswa telah menunjukan sebanyak tiga deskriptor, yaitu
siswa telah datang tepat waktu telah mempersiapkan alat, bahan yang
diperlukan dalam pembelajaran, dan siswa memperhatikan petunjuk guru
sebelum pembelajaran dimulai selama penelitian ini dilakukan.
Dijabarkan pada siklus I, hanya satu deskriptor yang paling banyak
muncul yaitu siswa datang tepat waktu, tidak ada siswa yang terlambat
masuk ketika pelajaran akan dimulai. Sehingga diperoleh rerata skor
sebanyak 2,7 pada siklus tersebut. Pada siklus II sudah mulai muncul
deskriptor kedua yaitu siswa mempersiapkan alat dan bahan yang
diperlukan dalam KBM, maka diperoleh skor sebanya 3,6. Sedangkan
untuk siklus terakhir telah muncul deskriptor ketiga yaitu perhatian siswa
terpusat pada petunjuk yang disampaikan oleh guru, skor yang diperoleh
sebanyak 3,5. Ada pula siswa yang terlihat duduk dengan rapi tanpa
membuat suasana kelas menjadi ramai.
b. Menyimak Penjelasan Materi
Kegiatan siswa dalam menyimak penjelasan materi telah menunjukan
satu deskriptor pada siklus pertama, rerata skor yang diperoleh adalah
139
1,7. Siswa telah memperhatikan penjelasan materi yang diadakan oleh
guru. Sedangkan pada siklus II masih sama, belum ada peningkatan
aktivitas dari siswa. Rerata skor yang diperoleh pada siklus II adalah 2,1.
Peningkatan terjadi pada siklus III dengan munculnya deskriptor kedua
yaitu siswa mencatat penjelasan materi yang dilakukan oleh guru.
Memperoleh rerata skor sebanyak 2,7 berarti bahwa pada indikator ini
sebagian besar siswa dapat memunculkan dua deskriptor pada kegiatan
pembelajaran. Deskriptor tersebut adalah memperhatikan penjelasan
materi dan mencatat penjelasan materi.
c. Berfikir Secara Individual (Think)
Skor rerata pada siklus I diperoleh sebesar 1,2. Dapat dikatakan bahwa
sebagian besar siswa belum mampu memunculkan satu deskriptor pun
pada siklus ini. Siswa mengalami kesulitan untuk berfikir secara individu
karena belum terbiasa dengan pembelajaran yang dilakukan. Sedangkan
pada siklus II sebagian besar siswa telah memunculkan satu hingga dua
deskriptor. Deskriptor tersebut meliputi mampu berpikir mandiri dan
menuliskan hasil pemikirannya. Dengan begitu maka diperoleh rerata
skor sebesar 1,6. Sama seperti siklus II, siklus III pun demikian. Siswa
telah menunjukan dua deskriptor pada KBM. Skor yang diperoleh pada
siklus III yaitu sebesar 2,5.
d. Memperhatikan CD Pembelajaran yang Ditampilkan oleh Guru
Aktivitas siswa yang nampak pada indikator ini, terutama pada siklus I
yaitu memperhatikan penayangan CD dengan baik, sehingga diperoleh
140
rerata skor sebanyak 1,4. Di siklus II diperoleh rerata skor sebanyak 1,9,
itu berarti beberapa siswa telah menunjukan dua deskriptor meliputi
memperhatikan penayangan CD dengan baik dan antusias dalam
memperhatikan penayangan CD yang disajikan oleh guru. Untuk siklus
III diperoleh rerata skor sebanyak 2,1 atau berarti sebagian besar siswa
telah menunjukan dua deskriptor.
e. Belajar dalam Kelompok (Pair)
Siswa hanya mampu menunjukan deskriptor ikut serta mengkaji masalah
bersama dengan kelompok pada siklus satu sehingga diperoleh rerata
skor sebanyak 1,6. Peningkatan terjadi pada siklus II, siswa mulai berani
untuk urun pendapat di dalam kegiatan diskusi, maka diperoleh rerata
skor sebanyak 2,1. Sedangkan pada siklus III masih sama dan jumlah
siswa yang mulai berperan urun pendapat pun bertambah banyak,
sehingga diperoleh rerata skor sebanyak 2,2. Sehingga dikatakan
sebagian besar siswa telah memunculkan dua deskriptor pada kegiatan
pembelajaran dan sebagian lainnya hanya mampu memunculkan satu
deskriptor. Deskriptor yang paling sering muncul adalah ikut mengkaji
permasalahan yang diutarakan oleh guru bersama kelompok dan
deskriptor yang telah muncul yaitu aktif urun pendapat.
f. Mempresentasikan Hasil Diskusi (Share)
Sebagian besar siswa belum mampu menampakan deskriptor pada siklus
I, namun ada pula beberapa siswa yang telag menunjukan deskriptor
menyampaikan hasil diskusi di depan kelas, oleh karena itu rerata skor
141
pada siklus I hanya memperoleh 1,3. Peningkatan terjadi di siklus II,
siswa yang telah menunjukan satu deskriptor dan ada pula beberapa
siswa yang telah menunjukan dua deskriptor. Deskriptor yang baru
muncul di siklus ini yaitu menyimpulkan hasil diskusi dengan kalimat
yang mudah dipahami. Sehingga diperoleh rata-rata skor sebanyak 1,7
pada siklus II. Sedangkan untuk siklus III diperoleh rerata skor 2,2 atau
sebagian siswa mulai menunjukan adanya dua deskriptor yang nampak.
Deskriptor yang umumnya telah nampak adalah siswa menyampaikan
hasil diskusi mengenai permasalahan yang telah diberikan oleh guru di
depan kelas. Sedangkan deskriptor kedua adalah siswa menyimpulkan
hasil diskusi dengan kalimat yang mudah dipahami.
g. Mengemukakan Pendapat
Indikator ini memperoleh rerata skor sebanyak 1,5 pada siklus I atau
berati siswa hanya mampu menunjukan satu deskriptor saja yaitu
menjawab pertanyaan yang diberikan guru. Sama halnya dengan siklus I,
siklus II mengalami peningkatan jumlah siswa yang mau mengemukakan
pendapat, sehingga diperoleh rerata skor sebesar 2,0. Di siklus ketiga
diperoleh rerata skor 2,1. Berarti bahwa dalam kegiatan pembelajaran
sebagian besar siswa telah mampu menunjukan satu deskriptor.
Deskriptor tersebut adalah menjawab pertanyaan yang diajukan guru.
Selain itu terdapat sekitar 13 siswa yang telah bertanya pada guru ketika
belum paham, atau telah menunjukan deskriptor kedua.
142
h. Bertanggung Jawab Terhadap Tugas yang Diberikan Guru
Indikator ini memperoleh skor sebanyak 2,1 pada siklus I. Berarti siswa
telah menunjukan sekitar dua deskriptor di saat pembelajaran terjadi.
Deskriptor tersebut adalah menyelesaikan tugas tepat waktu dan sesuai
dengan petunjuk guru. Siklus II mengalami peningkatan, siswa yang
menunjukan dua deskriptor kini bertambah, sehingga diperoleh rerata
skor sebesar 2,6. Namun pada siklus III mengalami penurunan karena
ada banyak siswa yang tidak tepat waktu ketika mengerjakan tugas yang
diberikan oleh guru. Siswa telah mampu memunculkan dua deskriptor di
dalam kegiatan pembelajaran yang berlangsung. Sehingga rerata skor
yang diperoleh adalah 2,5 menurun 0,1 poin dr siklus sebelumnya.
Deskriptor yang telah muncul adalah menyelesaikan tugas tanpa melebihi
waktu yang disediakan dan mengerjakan tugas sesuai dengan petunjuk
dari guru.
i. Antusias dalam Mengikuti Pembelajaran dengan Model TPS
Deskriptor yang muncul pada siklus I adalah siswa menunjukan minat
terhadap media yang digunakan. Maka diperoleh rerata skor sebesar 1,8.
Sedangkan untuk siklus II, perolehan skor mencapai 2,3, hal ini
dikarenakan siswa telah menunjukan deskriptor kedua yaitu menunjukan
minat pada materi yang disampaikan. Pada akhirnya di siklus III
diperoleh hasil rerata sebesar 2,4. Hal tersebut berarti bahwa sebagian
siswa telah menunjukan dua deskriptor dalam kegiatan pembelajaran.
Deskriptor yang telah muncul yaitu menunjukkan minat terhadap media
143
yang digunakan dan menunjukkan minat terhadap materi yang diajarkan
dan ada beberapa siswa yang menunjukan kegembiraan.
j. Mengerjakan Soal Evaluasi
Perolehan rerata skor sebesar 2,2 pada siklus I membuktikan bahwa
siswa telah menunjukan satu deskriptor yaitu mengerjakan soal evaluasi
secara mandiri. Sedangkan untuk siklus II muncul deskriptor selanjutnya
yaitu mengerjakan soal evaluasi dengan petunjuk yang telah diberikan
oleh guru. Untuk siklus III diperoleh rerata skor sebanyak 2,4 dengan
demikian siswa telah menunjukan bahwa sebagian besar siswa telah
menunjukan dua deskriptor. Deskriptor tersebut adalah siswa
mengerjakan soal evaluasi secara mandiri dan mengerjakan soal evaluasi
sesuai dengan uraian petunjuk dari guru. Siswa juga telah menunjukan
deskriptor ketiga yaitu mengerjakan soal evaluasi dengan waktu yang
telah ditentukan oleh guru.
4.1.2.3 Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Matematika menggunakan
Pendekatan Think Pair Share dengan CD Pembelajaran
Menurut Oemar Hamalik, hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan
terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tau
menjadi tau, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Merujuk pemikiran Gagne
hasil belajar berupa hal-hal sebagai berikut :
a. Informasi verbal, yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam
bentuk bahasa, baik lesan maupun tulisan. Kemampuan merespon secara
144
spesifik terhadap ransangan spesifik. Kemampuan tersebut tidak
memerlukan manipulasi simbol, pemecahan masalah maupun penerapan
aturan.
b. Keterampilan intelektual, yaitu kemampuan mempresentasikan kosep dan
lambang. Keterampilan intelektual terdiri dari kemampuan
mengategorisasi, kemampuan analitis-sintetis fakta-konsep, dan
mengembangkan pripsip-prinsip keilmuan. Keterampilan intelektual
merupakan melakukan aktivitas kognitif bersifat khas.
c. Strategi kognitif, yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas
kognitifnya. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah
dalam memecahkan masalah.
d. Keterampilan motorik, yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak
jasmani dan urusan dan koordinasi sehingga terwujud otomatisme gerak
jasmani.
e. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak subjek tersebut.
Kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap
merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar prilaku.
Berdasarkan teori Taksonomi Bloom hasil belajar dalam rangka studi
dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Dalam penelitian ini peneliti membatasi hanya pada masalah kognitif.
Hasil kegiatan tes yang dilakukan pada siklus I dengan jumlah siswa
sebanya 28 yang mengikuti tes diperoleh persentase ketuntasan belajar siswa
mencapai 35,7 %, yaitu sebanyak 10 dari 28 siswa yang mengikuti tes telah tuntas
145
KKM sebesar 60. Masih ada sekitar 64,2 % yaitu sebanyak 18 dari 28 siswa yang
masih belum tuntas KKM sebesar 60. Rerata kelas sebesar 62 dengan nilai
tertinggi 82 dan nilai terendah 40.
Sedangkan untuk siklus II, tes diikuti oleh 28 siswa diperoleh persentase
ketuntasan belajar siswa mencapai 71,4%, yaitu sebanyak 20 dari 28 siswa yang
mengikuti tes telah tuntas KKM sebesar 60. Masih ada sekitar 28,5% yaitu
sebanyak 8 dari 28 siswa yang masih belum tuntas KKM sebesar 60. Rerata kelas
sebesar 70 dengan nilai tertinggi 95 dan nilai terendah 45.
Pada siklus III dengan jumlah siswa sebanyak 28 yang mengikuti tes,
diperoleh persentase ketuntasan belajar siswa mencapai 92,8%, yaitu sebanyak 26
dari 28 siswa yang mengikuti tes telah tuntas KKM sebesar 60. Masih ada sekitar
7,14% yaitu sebanyak 2 dari 28 siswa yang masih belum tuntas KKM sebesar 60.
Rerata kelas sebesar 77 dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 55.
4.2.2 Implikasi Hasil Penelitian
Berdasarkan data observasi awal, dalam pembelajaran belum adanya
penggunaan model pembelajaran yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran.
Maka dalam mengatasi masalah tersebut ditempuh dengan cara memperbaiki
keterampilan guru dalam mengajar sehingga berpengaruh pada aktivitas belajar
siswa dan pada akhirnya dapat berdampak pada hasil belajar siswa.
146
Penerapan pendekatan think pair share dengan CD pembelajaran
memberikan kesempatan siswa untuk berfikir mandiri dan bekerja sama dengan
siswa lain. Dengan model pembelajaran klasikal hanya membuat dominasi siswa
yang pintar saja. Tetapi penerapan model pembelajaran tersebut dapat
memberikan kesempatan lebih banyak pada siswa untuk berfikir, berbagi bersama
kelompok, dan menyampaikan jawaban. Ditambah dengan penggunaan CD
pembelajaran sebagai alat bantu siswa untuk menggali pengetahuan yang telah
disajikan dengan menarik sehingga siswa antusias dalam pembelajaran. Dalam
pembelajaran tersebut guru berperan sebagai fasilitator, mediator, dan monitoring.
Pembelajaran tidak berpusat pada guru melainkan lebih ditekankan pada siswa.
Adanya peningkatan bertanya guru dapat memacu siswa agar lebih antusias
sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Pada pelaksanaan pendekatan model think pair share dengan CD
pembelajaran aktivitas siswa mengalami perubahan. Sebagian besar siswa yang
cenderung pasif dalam kelas menjadi antusias. Dengan adanya penggunaan CD
pembelajaran dapat membuat siswa tertarik. Adanya perubahan dari aktivitas
siswa dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal tersebut ditunjukkan dalam
persentase pada siklus I adalah 35,7% meningkat pada siklus II menjadi 71,4%
dan pada siklus III meningkat menjadi 92,8%.
Berdasarkan penjelasan yang telah disampaikan dapat dirumuskan bahwa
pendekatan model think pair share dengan CD pembelajaran dapat meningkatkan
keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar. Hal tersebut ditinjau dari
karakteristik model think pair share berbasis dengan CD pembelajaran dan
147
karakteristik perkembangan psikologis anak. Karakteristik model thik pair share
dengan CD pembelajaran memiliki beberapa fase guru mengajukan pertanyaan
,siswa berfikir (Think), siswa berpasangan memecahkan masalah (Pair), siswa
berbagi dengan teman sekelas (Share). Dengan adanya fase tersebut berpengaruh
pada perkembangan kognitif dan afektif siswa. Perkembangan berfikir siswa akan
meningkat dikarenakan adanya kegiatan diskusi kelas. Sedangkan dengan adanya
interaksi langsung, siswa dapat meningkatkan aspek afektif di kelas. CD
pembelajaran memberikan stimulus bagi siswa untuk berinteraksi dengan siswa
yang lain. Sehingga dalam menggunakan media tersebut dapat meningkatkan
afektif siswa dalam pembelajaran.
Berdasarkan pemaparan yang telah disampaikan maka dapat disimpulkan
bahwa pendekatan model think pair share dengan CD pembelajaran merupakan
model kooperatif yang efektif untuk meningkatkan keterampilan guru, aktivitas
siswa dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Matematika kelas IV Sekolah
Dasar.
148
BAB V
PENUTUP
5.1 SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terhadap keterampilan guru,
aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa pada pembelajaran Matematika melalui
pendekatan model think pair share dengan CD pembelajaran diperoleh hasil
sebagai berikut:
Pendekatan think pair share dengan CD pembelajaran dapat
meningkatkan keterampilan guru, hal ini ditunjukan dengan peningkatan
keterampilan guru pada setiap siklusnya. Pada siklus I keterampilan guru
mendapatkan skor 30 atau sebesar 75% dengan kategori baik, kemudian pada
siklus II mendapatkan skor 35 atau sebesar 87.5% dengan kategori sangat baik,
dan pada siklus III diperoleh skor 38 atau sebesar 95% dengan kategori sangat
baik.
Pendekatan think pair share dengan CD pembelajaran dapat
meningkatkan aktivitas siswa, hal ini ditunjukan dengan peningkatan aktivitas
siswa pada setiap siklusnya. Pada siklus I jumlah rerata skor yang diperoleh
sebanyak 17,5 atau sebsesar 62,5% dengan kategori cukup, sedangkan pada siklus
II meperoleh hasil 22,3 atau sebesar 79,6% dengan kategori baik, dan pada siklus
III memperoleh hasil 24,6 atau sebesar 87,8% dengan kategori sangat baik.
149
Pendekatan model think pair share dengan CD pembelajaran dapat
meningkatkan hasil belajar siswa, hal ini ditunjukan dengan peningkatan
ketuntasan klasikal pada setiap siklusnya. Pada siklus I ketuntasan klasikal
hasil belajar siswa sebesar 35,70%, siklus II ketuntasan klasikal hasil belajar
siswa sebesar 71,40%, dan untuk siklus III ketuntasan klasikal hasil belajar
siswa sebesar 92,80%.
5.2 SARAN
Berdasarkan hasil kesimpulan dari penelitian tindakan kelas yang
dilakukan pada siswa kelas IV MIN Gabugan Tanon, peneliti dapat memberikan
saran sebagai berikut.
a. Bagi Siswa
Dengan penerapan model pembelajara kooperatif tipe Think Pair Share dapat
meningkatkan aktivitas peserta didik dalam pembelajaran dan kemampuan
memahami materi pembelajaran matematika.
b. Bagi Guru
Memberikan wawasan pengetahuan dan pengalaman tentang model
pembelajaran yang inovatif, efektif, aktif, dan menyenangkan.
c. Bagi Lembaga
Dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share
memberikan variasi aplikasi model – model pembelajaran, sehingga mutu
sekolah dapat meningkat
150
DAFTAR PUSTAKA
Anitah, Sri dkk. 2009. Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Arikunto, Suharjono, Supardi. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi
Aksara.
Anonim. 2012. http://id.wikipedia.org/wiki/pembelajaran (di unduh tanggal 25
Maret 2012:21.00)
Anonim. 2012. http.//id.wikipedia.org (di unduh tanggal 4 juli 2012:19:40)
Anonim. 2012. http://www.sekolahdasar.net/2012/03/pengertian-dan-
karakteristik-media.html (di unduh tanggal 28 juni 2012:21:30)
Anonim. 2012. Id.shuoong.com/social-sciences/education/2256469-pengertian-
aktivitas-siswa/ (di unduh tanggal 8 juni 2012:21:22)
Anonim. 2009. http://edukasi.kompasiana.com/2009/10/19/delapan-kompetensi-
dasar-mengajar/ (di unduh tanggal 8 juni 2012:21:00)
Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Depdiknas. 2004. Peningkatan Kualitas Pembelajaran. Jakarta: Depdiknas
Depdiknas. 2006. ”Permendiknas Nomor 22/2006 tentang Standar Isi untuk
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah”. Jakarta: Depdiknas.
Depdiknas.2008.Peraturan Menteri Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.
Edy. 2011. http://edyawm1. Wordpress.com/2011/06/23/cd-pembelajaran/ ( di
unduh tanggal 4 Mei 2012:19:00 )
Edy. 2011. http://edyawn1.wordpress.com/2011/06/23/kelebihan-dan-kelemahan-
cd-pembelajaran/ (di unduh tanggal 4 Mei 2012:19:25)
Herrhyanto, Nar dan Hamid, H.M. Akib. 2008. Statistika Dasar. Jakarta:
Universitas Terbuka
Huda, Miftahul. 2011. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Karim, Muchtar A. 2007. Pendidikan Matematika II. Jakarta: Universitas
Terbuka
Karso. 2006. Pendidikan Matematika I. Jakarta: Universitas Terbuka.
Lapono, Nabisi . 2008. Belajar dan Pembelajaran SD. Jakarta: Dirjen Dikti
Depdiknas
Muhsetyo, Gator. 2009.Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Poerwanti, Endang dkk. 2008. Asesmen Pembelajaran SD. Jakarta: Dirjen Dikti.
151
Purwodarminto.2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Rifa’i, Achmad. 2009. Psikologi Pendidikan. Semarang: UNNES PRESS
Rohmatul, Mella Evrilianti. 2012. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pairs Share (TPS) Bagi Siswa
Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 3 Kalongan Kecamatan Purwodadi
Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2011/2012. Skripsi. Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan,Universitas Muhammadiyah Surakarta. http:// ums.ac.id
(diunduh tanggal 31 Maret 2012 : 22.00)
Sugandi, Achmad dkk. 2007. Teori Pembelajaran. Semarang: UNNES PRESS.
Suharsimi Ari Kunto, Suhardjono, Supardi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta: Bumi Aksara.
Tri Anni, Catharina. 2007. Psikologi Belajar. Semarang: UNNES PRESS.
Trianto. 2007. Model-model pembelajaran inovatif berotientasi konstrutivistik.
Jakarta:Prestasi pustaka
Widayanti, Yeni Diyan. 2010. Peningkatan Hasil Belajar Operasi Hitung
Campuran Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Think Pair
Share Siswa Kelas IV SDN I Sumberjo Wetan Tulungagung. Skripsi.
Jurusan Kependidikan Sekolah Dasar dan Pra Sekolah FIP Universitas
Negeri Malang. (Online) http://karya-ilmiah.um.ac.id (diunduh tanggal 31
Maret 2012 : 22.00)
Winataputra, Udin.S, dkk. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran.Jakarta :
Universitas Terbuka
152
LAMPIRAN-LAMPIRAN
153
Lampiran 1
KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN
JUDUL :
Peningkatan Kualitas Pembelajaran Matematika melalui Model KePembelajaran
Think-Pair-Share (TPS) dengan CD pembelajaran di Kelas IV MIN Gabugan
Tanon
No Variable Indikator Sumber
Data
Alat/
Instrumen
1. Keterampilan
guru dalam
pembelajaran
operasi
penjumlahan
dan
pengurangan
bilangan bulat
melalui model
pembelajaran
Think Pair
Share (TPS)
dengan CD
pembelajaran
a. Keterampilan membuka
pelajaran
b. Keterampilan
menggunakan CD
pembelajaran dan media
pembelajaran
c. Keterampilan bertanya
(Think)
d. Keterampilan menjelaskan
e. Keterampilan mengelola
kelas(pair)
f. Keterampilan
membimbing diskusi
kelompok
g. Keterampilan mengajar
kelompok kecil atau
perseorangan (Share)
h. Keterampilan mengadakan
variasi dalam pembelajaran
dengan menggunakan tipe
TPS
a. Guru
b. Foto
a. Lembar
observasi
154
i. Keterampilan memberi
penguatan.
j. Keterampilan menutup
pelajaran
2. Aktivitas siswa
dalam
pembelajaran
operasi
penjumlahan
dan
pengurangan
bilangan bulat
melalui model
pembelajaran
TPS dengan
menggunakan
CD
pembelajaran
a. Kesiapan siswa dalam
mengikuti pembelajaran
b. Menyimak penjelasan
materi
c. Berpikir secara individual
(Think)
d. Memperhatikan penayangan
CD pembelajaran dan
peragaan media
pembelajaran
e. Bekerja dalam kelompok
(Pair)
f. Mempresentasikan hasil
diskusi (Share)
g. Mengemukakan pendapat
h. Tanggung jawab terhadap
tugas yang diberikan guru
i. Antusias dalam mengikuti
pembelajaran dengan model
TPS
j. Mengerjakan soal evaluasi
a. Siswa
b. Foto
a. Lembar
observasi
3. Hasil belajar
siswa dalam
pembelajaran
Matematika
menggunakan
Nilai yang dicapai oleh siswa a. Hasil
belajar
b. Penilai
an
proses
a. Tes
tertulis
b. Non tes
155
model TPS
dengan CD
pembelajaran
pembel
ajaran
156
Lampiran 2
LEMBAR PENGAMATAN KETERAMPILAN GURU
Nama SD : MIN Gabugan Tanon
Kelas / Semester : IV (empat) / II (Dua)
Siklus/Pertemuan :
Hari/Tanggal :
Petunjuk
a. Bacalah dengan cermat indikator keterampilan guru!
b. Dalam melakukan penilaian mengacu pada diskriptor yang sudah ditetapkan
c. Berilah tanda chek (√ ) pada kolom tingkat kemampuan yang sesuai dengan
kriteria pengamatan!
d. Skala penilaian untuk masing-masing indikator adalah sebagai berikut :
1 = jika satu diskriptor yang tampak
2 = jika dua diskriptor yang tampak
3 = jika tiga diskriptor yang tampak
4 = jika empat diskriptor yang tampak
No Indikator Deskriptor
Tampak Skala Penilaian
1 2 3 4
1 Keterampilan
membuka
pelajaran
1. Tidak membuka
pelajaran
2. Membuka pelajaran
serta pengkondisian
kelas
3. Membuka pelajaran,
pengkondisian kelas
serta melakukan
1, 2, dan
3
√
157
apersepsi
4. Membuka pelajaran,
pengkondisian kelas,
melakukan apersepsi,
serta menyampaikan
tujuan pembelajaran
2. Keterampilan
menggunakan
CD dan media
pembelajaran
1. Menggunakan CD
pembelajaran dan
media pembelajaran
tetapi tidak sesuai
dengan tujuan
pembelajaran
2. Penggunaan CD dan
media pembelajaran
sudah sesuai dengan
tujuan pembelajaran
3. Penggunaan CD dan
media pembelajaran
sudah sesuai dengan
tujuan dan taraf
berfikir siswa
4. Penggunaan CD dan
media pembelajaran
sudah sesuai dengan
tujuan, taraf berfikir
siswa serta mampu
mendukung materi
yang diajarkan
1, 2, 3 √
3. Keterampilan
mengajukan
1. Tidak mengajukan
pertanyaan
1, 2, 3 √
158
pertanyaan pada
siswa
2. Mengajukan
pertanyaan tetapi
tidak jelas dan tidak
memberikan waktu
berfikir
3. Memberikan
pertanyaan dengan
jelas tetapi tidak
memberikan waktu
untuk berfikir
4. Mengajukan
pertanyaan dengan
jelas dan
memberikan waktu
berfikir
4. Keterampilan
menjelaskan
materi
1. Tidak menjelaskan
materi
2. Menjelaskan materi
dengan melibatkan
siswa
3. Menjelaskan materi
dengan melibatkan
siswa serta
meluruskan persepsi
siswa
4. Menjelaskan materi
dengan melibatkan
siswa, meluruskan
persepsi serta
memberikan contoh
mengenai materi
1, 2, 3.
4
√
159
5. Keterampilan
mengelola kelas
1. Tidak mengelola
kelas
2. Mengelola kelas
untuk belajar secara
optimal
3. Mengelola kelas
untuk belajar serta
memberikan
petunjuk
pembelajaran
4. Mengelola kelas
untuk belajar,
memberikan
petunjuk
pembelajaran serta
ketepatan
penggunaan alokasi
waktu
1, 2, 3 √
6. Keterampilan
membimbing
kelompok
1. Tidak membimbing
diskusi kelompok
2. Membimbing
kelompok dengan
memusatkan
perhatian siswa
3. Membimbing
kelompok dengan
memusatkan
perhatian siswa serta
mencegah dominasi
siswa
4. Membimbing
1, 2, 3 √
160
kelompok dengan
memusatkan
perhatian, mencegah
dominasi siswa serta
meningkatkan urun
pendapat siswa
7. Keterampilan
mengelola
kelompok kecil
atau perorangan
1. Tidak mengelola
kelompok kecil atau
perorangan
2. Mengelola kelompok
kecil dengan
memberi penguatan
kepada siswa
3. Memberi penguatan
serta membantu
siswa yang maju
4. Memberi penguatan,
membantu siswa
yang maju serta
mengadakan
pendekatan kepada
siswa
1, 2 √
8. Keterampilan
mengadakan
variasi
1. Tidak mengadakan
variasi
2. Mengadakan variasi
dengan
menggunakan media
pendukung
3. Mengadakan variasi
dengan
1, 2, 3 √
161
menggunakan media
pendukung serta
menciptakan suasana
kelas yang kondusif
4. Menggunakan media
pendukung,
menciptakan suasana
kelas yang kondusif
serta meningkatkan
minat belajar siswa
9. Keterampilan
memberi
penguatan
1. Tidak memberi
penguatan
2. Memberikan
penguatan berupa
ucapan
“bagus”,”baik” dan
lainnya
3. Memberikan
penguatan atas hasil
kerja siswa dengan
menggunakan
bintang
4. Memberikan
penguatan atas hasil
kerja siswa dengan
menggunakan
bintang dan ucapan
“bagus”,”baik “ dan
lainnya
1, 2,3 √
10. Keterampilan 1. Tidak menyimpulkan 1, 2, 3 √
162
menutup
pelajaran
pelajaran dan tidak
memberikan evaluasi
2. Tidak menyimpulkan
pelajaran namun
memberikan evaluasi
3. Menyimpulkan
pelajaran dan
memberikan evaluasi
4. Menyimpulkan
pelajaran, melakukan
refleksi dan
memberikan evaluasi
Jumlah Skor ..30.......... Kategori baik..........
Sragen, ......................2012
Observer
Adelia S, S.Pd
NIP. 19870218 200902 1 001
163
Lampiran 3
LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA
Nama SD : MIN Gabugan Tanon
Kelas/Semester : IV( empat)/ II (Dua)
Siklus/ Pertemuan : I
Hari/Tanggal :
Petunjuk
a. Bacalah dengan cermat indikator aktivitas siswa!
b. Dalam melakukan penilaian mengacu pada deskriptor yang sudah ditetapkan.
c. Berilah tanda chek (√ ) pada kolom tingkat kemampuan yang sesuai dengan
kriteria pengamatan!
d. Pengamtan dilakukan sejak guru mulai melakukan kegiatan pembelajaran.
e. Skala penilaian untuk masing-masing indikator adalah sebagai berikut :
1 = jika satu diskriptor yang tampak
2 = jika dua diskriptor yang tampak
3 = jika tiga diskriptor yang tampak
4 = jika empat diskriptor yang tampak
No Indikator Deskriptor
Tamp
ak
Skala
Penilaian
1 2 3 4
1 Kesiapan siswa
dalam menerima
pembelajaran.
1. Masih diluar
kelas
2. Sudah didalam
kelas namun
1, 2 √
164
belum menempati
tempat duduk
3. Menempati
tempat duduk
Menempati
tempat duduk dan
mengeluarkan
alat tulis
2 Memperhatikan
penjelasan guru
1. Tidak
memperhatikan
penjelasan guru
2. Memperhatikan
penjelasan
gurunamun
kurang
konsentrasi
3. Memperhatikan
penjelasan guru
dengan
konsentrasi
4. Memperhatikan
penjelasan guru
dengan
konsentrasi dan
sikap duduk yang
baik
1, 2 √
3 Berfikir secara
individual
1. Tidak berfikir
secara individual
2. Berfikir secara
individual namun
1 √
165
salah
3. Berfikir secara
individual namun
kurang benar
4. Berfikir secara
individual dengan
benar
4 Memperhatikan
penayangan CD
pembelajaran
yang ditayangkan
oleh guru
1. Tidak
memperhatikan
penayangan CD
pembelajaran
2. Memperhatikan
penayangan CD
pembelajaran
namun kurang
konsentrasi
3. Memperhatikan
penayangan CD
pembelajaran
dengan
konsentrasi
4. Memperhatikan
penayangan CD
pembelajaran
dengan
konsentrasi dan
duduk dengan
rapi
1,2 √
5 Belajar dalam
kelompok
1. Tidak belajar
dalam kelompok
1, 2 √
166
2. Belajar dalam
kelompok namun
kurang aktif
3. Belajar dalam
kelompok aktif
4. Belajar dalam
kelompok aktif
dan berani
bertindak
6. Melaporkan hasil
diskusinya
1. Tidak melaporkan
hasil diskusi
2. Melaporkan hasil
diskusi tetapi
kurang lengkap
3. Melaporkan hasil
diskusi dengan
lengkap
4. Melaporkan hasil
diskusi dengan
lengkap dan
mengkritisi hasil
kelompok lain
1,2 √
7.
Mengemukakan
pendapat
1. Tidak
mengemukakan
pendapat
2. Mengemukakan
pendapat tapi
salah
3. Mengemukakan
pendapat tapi
1,2 √
167
kurang tepat
4. Mengemukakan
pendapat dengan
tepat
8. Tanggungjawab
atas tugas yang
diberikan guru
1. Tidak
tanggungjawab
terhadap tugas
yang diberikan
guru
2. Bertanggungjawa
b terhadap tugas
yang diberikan
guru tetapi kurang
benar
3. Bertanggungjawa
b terhadap tugas
yang diberikan
guru dengan
benar
4. Bertanggungjawa
b terhadap tugas
yang diberikan
guru dengan
benar dan relevan
1, 2 √
9. Antusias dalam
mengikuti
pembelajaran
dengan model
TPS
1. Tidak antusias
dalam mengikuti
pembelajaran
dengan model
TPS
2. Antusias dalam
1, 2 √
168
mengikuti
pembelajaran
model TPS tetapi
kurang
memperhatikan
3. Antusias
mengikuti
pembelajaran
dengan
menggunakan
model TPS sudah
aktif
4. Antusias
mengikuti
pembelajaran
dengan
menggunakan
model TPS sudah
memperhatikan
dan aktif
10. Mengerjakan soal
evaluasi
1. Tidak
mengerjakan soal
evaluasi
2. Mengerjakan soal
evaluasi tapi
salah
3. Mengerjakan soal
evaluasi tetapi
1, 2 √
169
kurang benar
4. Mengerjakan soal
evaluasi dengan
benar
Jumlah Skor ......19........Kategori cukup.
Sragen, ....................2012
Observer
Adelia S, S. Pd
NIP. 19870218 200902 1 001
170
Lampiran 4
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS 1
Sekolah : MIN Gabugan Tanon
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : IV / II
Hari,Tanggal :
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
A. Standar kompetensi
5. menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat
B. Kompetensi dasar
5.2 menjumlahkan bilangan bulat
C. Indikator
1. Menjumlahkan bilangan bulat positif dan positif.
2. Menjumlahkan bilangan bulat positif dan negatif.
3. Menjumlahkan bilangan bulat negatif dan positif.
4. Menjumlahkan bilangan bulat negatif dan negatif.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui operasional peraga kartu bilangan dan penayangan CD
pembelajaran siswa dapat menjumlahkan bilangan bulat positif dengan
bilangan bulat negatif dengan baik.
2. Melalui contoh dan latihan siswa dapat penjumlahan bilangan bulat
positif dengan positif, bilangan bulat positif dengan negatif, bilangan
bulat negatif dengan positif , serta bilangan bulat negatif dengan
negatif secara benar.
3. Dengan latihan siswa dapat melakukan operasional penjumlahkan
bilangan bulat positif dan positif, bilangan bulat positif dan negatif,
171
bilangan bulat negatif dan positif, serta bilangan bulat negatif dan
negatif secara benar.
Karakter siswa yang diharapkan
Disiplin, kerja sama, toleransi, tanggung jawab,ketelitian
E. Materi ajar
Menjumlahkan bilangan bulat
F. Metode Pembelajaran
1. Model yang digunakan tipe Think Pair Share (TPS)
2. Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab
c. Diskusi
d. penugasan
G. Langkah-langkah pembelajaran
1. Pra kegiatan (5 menit)
a. Salam
b. Berdoa
c. Apsensi
d. Pengkondisian kelas
e. Menyiapkan media atau alat peraga
2. Kegiatan Awal (5 menit)
a. Apersepsi
Guru menanyakan pelajaran yang lalu
Misal : Urutkan bilangan dibawah ini dari yang terkecil dengan
benar !
4 , 2 , 3 , -2 , 0 , 1 , -1
b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
c. Guru memotivasi siswa
172
3. Kegiatan inti (40 menit)
Eksplorasi
a. Siswa memperhatikan peragaan yang dilakukan oleh guru serta
tayangan CD tentang penjumlahan bilangan bulat
b. Siswa berlatih menjumlahkan bilangan bulat positif dengan
positif,positif dengan negatif,negatif dengan positif,serta negatif
dengan negatif.
c. Siswa mengerjakan soal yang diberikan oleh guru tentang
penjumlahan bilangan bulat positif dengan positif,positif dengan
negatif,negatif dengan positif,serta negatif dengan negatif.
d. Siswa memikirkan jawaban secara individual tentang soal yang
telah diberikan
e. Siswa mengemukakan jawaban tentang soal yang telah
diberikan tadi
f. Siswa diminta berpasangan dengan teman sebangku kemudian
membentuk kelompok yang terdiri dari 4 anak untuk diskusi
tentang penjumlahan bilangan bulat positif dengan positif,positif
dengan negatif,negatif dengan positif serta negatif dengan
negatif.
Elaborasi
a. Siswa berdiskusi secara berpasangan untuk menyelesaikan
soal dari guru mengenai penjumlahan bilangan bulat positif
dengan positif,positif dengan negatif,negatif dengan
positif,negatif dengan negatif.
b. Pembentukan kelompok baru untuk membandingkan hasil
diskusi kelompok yang berpasangan tadi.
c. Siswa mengutarakan hasil pemikiran masing-masing dalam
kelompok.
d. Siswa mencatat hasil diskusi yang dilanjutkan dengan sharing.
e. Siswa mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas.
173
f. Siswa lain memberi tanggapan dan apresiasi terhadap
kelompok yang maju.
Konfirmasi
a. Guru mengulang membacakan hasil pembelajaran tadi.
b. Guru memberikan reward dan motivasi tambahan bagi
kelompok yang dianggap paling baik dan kelompok yang
masih kurang.
c. Siswa bertanya kepada guru mengenai hal-hal yang kurang
paham
4. Kegiatan akhir (20 menit)
a. Siswa bersama guru menyimpulkan materi pelajaran tentang
penjumlahan bilangan bulat positif dengan positif,positif dengan
negatif,negatif dengan positif,negatif dengan negatif.
b. Guru memberikan umpan balik kepada siswa berupa soal latihan
c. Siswa mengerjakan soal latihan yang diberikan guru
d. Guru memberikan penilaian terhadap hasil pembelajaran dan hasil
diskusi.
e. Guru memberikan tindak lanjut berupa PR
f. Guru menutup pembelajaran dengan menginformasikan kegiatan
pembelajaran yang akan dilaksanakan pada pertemuan berikutnya
H. Sumber dan Media pembelajaran
1. Sumber
a. Silabus kelas IV SD
b. Buku Ayo Belajar Matematika untuk kelas IV SD Karangan
Burhan Mustaqim, hal 143 penerbit CV. Buana Raya
c. Buku Pandai Berhitung Matematika untuk SD Kelas IV Karangan
Hardi,dkk. Hal 145 penerbit CV HaKa MJ
d. Buku “Cooperative Learning” karangan Miftahul Huda.
e. Internet
f. LKS
174
2. Media pembelajaran
a. LCD
b. CD pembelajaran
c. Kartu Bilangan
d. Laptop
I. Penilaian
1. Prosedur tes
Tes awal : tidak ada
Tes dalam proses : ada
Tes akhir : ada
2. Bentuk tes
Kognitif : soal evaluasi
Afektif : pengamatan
Psikomotorik : pengamatan
Sragen, 4 Mei 2012
Kepala MIN Gabugan Guru kelas
Samsuri,S.Ag
NIP. 1970040819910310 Unun Nur Mu’asaroh
175
SINTAK M ODEL PEMBELAJARAN TPS (THINK-PAIR-
SHARE) DENGAN MENGGUNAKAN CD PEMBELAJARAN
SIKLUS I
Berdasarkan masalah yang terjadi dalam pembelajaran,maka alternative
tindakan yang dapat dilakukan adalah dengan penerapan model pembelajaran
Think Pair Share ( TPS).Adapun langkah-langkah penerapan model pembelajaran
Think Pair Share (TPS) menurut Trianto (2007:61) antara lain :
Tahap 1 : Think (berpikir)
Kegiatan pertama dalam Think-Pair-Share yakni guru mengajukan
pertanyaan yang berhubungan dengan topik pelajaran. Kemudian siswa diminta
untuk memikirkan pertanyaan tersebut secara untuk beberapa saat. Dalam tahap
ini siswa dituntut lebih mandiri dalam mengolah informasi yang dia dapat.
Tahap 2 : Pairing (berpasangan)
Pada tahap ini guru meminta siswa duduk berpasangan dengan siswa lain
untuk mendiskusikan apa yang telah difikirkannya pada tahap pertama. Interaksi
pada tahap ini diharapkan dapat membagi jawaban dengan pasangannya. Biasanya
guru memberikan waktu 4-5 menit untuk berpasangan.
Tahap 3 : Share (berbagi)
Pada tahap akhir guru meminta kepada pasangan untuk berbagi jawaban
dengan seluruh kelas tentang apa yang telah mereka diskusikan. Ini efektif
dilakukan dengan cara bergiliran pasangan demi pasangan dan dilanjutkan sampai
sekitar seperempat pasangan telah mendapat kesempatan untuk melaporkan.
Sedangkan langkah-langkah penggunaan media CD Pembelajaran dalam
pembelajaran adalah sebagai berikut :
1. Menyiapkan kebutuhan teknis yang diperlukan, seperti laptop dan LCD
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran
3. Menyampaiakan materi dengan media CD Pembelajaran
4. Mengajukan pertanyaan mengenai materi pembelajaran
176
5. Membuat simpulan (Aritma, 2009)
Berdasarkan kedua langkah pembelajaran diatas maka penulis mencoba
menerapkan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) dengan media CD
Pembelajaran. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :
1. Guru menyiapkan media pembelajaran berupa leptop dan LCD
2. Guru menyampaikan materi dengan menggunakan CD pembelajaran
3. Guru mengajaukan pertanyaan mengenai materi penjumlahan bilangan
bulat
4. Siswa berfikir (think) untuk menjawab pertanyaan dari guru
5. Siswa melakukan diskusi secara berpasangan (share) untuk menemukan
jawaban dengan menggunakan kartu bilangan yang telah dibagikan
6. Siswa membentuk kelompok baru untuk membandingkan hasil diskusi
kelompok yang berpasangan tadi
7. Salah satu kelompok melakukan presentasi hasil diskusi di depan kelas
kemudian kelompok lain menanggapi (share)
8. Siswa menyimpulkan hasil diskusi
9. Evaluasi
177
BAHAN AJAR
SIKLUS 1
SK : 5. Menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat
KD : 5.2 Menjumlahkan bilangan bulat
Sebuah bilangan bulat dapat ditunjukkan dengan diagram panah pada garis
bilangan yang mempunyai panjang dan arah. Panjang diagram panah
menunjukkan banyaknya satuan, sedangkan arahnya menunjukkan positif atau
negatif. Jika diagram panah menuju ke arah kanan, maka anak panah tersebut
menunjukkan bilangan bulat positif. Jika diagram panah menuju ke kiri, maka
anak panah tersebut menunjukkan bilangan bulat negatif.Penjumlahan bilangan
bulat dengan diagram panah dimulai dari bilangan nol. Pada garis bilangan bulat,
semakin ke kanan nilainya semakin besar dan semakin ke kiri nilainya semakin
kecil.
Mari kita perhatikan contoh berikut ini.Tentukan hasil penjumlahan dari:
a. 3 + (–4)
b. (–6) + 8
c. (–2) + (–5)
Jawab: a. 3 + (–4)
Diagram panah dari 0 ke 3 menunjukkan bilangan 3
178
Diagram panah dari 3 ke –1 menunjukkan bilangan –4
Hasilnya ditunjukkan diagram panah dari 0 ke –1
Jadi, 3 + (–4) = –1
b. (–6) + 8
Diagram panah dari 0 ke -6 menunjukkan bilangan -6 (arah ke kiri)
Diagram panah dari -6 ke 2 menunjukkan bilangan 8 (arah ke kanan)
Hasilnya ditunjukkan diagram panah dari 0 ke 2
Jadi, (–6) + 8 = 2
c. (–2) + (–5)
Jadi, (–2) + (–5) = –7
179
Media Siklus I
SK : 5. Menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat
KD : 5.2 Menjumlahkan bilangan bulat
Media Kartu Bilangan
Penggaris Bilangan
180
KISI-KISI SOAL EVALUASI SIKLUS I
Satuan Sekolah : MIN Gabugan Tanon Jumlah Soal : 5
Mata Pelajaran : Matematika Bentuk Soal : Tes Tertulis
Kurikulum : KTSP Penyusun : Unun Nur M
Alokasi Waktu :
No. Kompetensi dasar Indikator Tujuan pembelajaran Ranah Bentuk Soal No Soal Tingkat
Kesulitan kognitif afektif Psiko-
motorik
1. 5.2 menjumlahkan
bilangan bulat
5. Menjumlahkan
bilangan bulat
positif dan positif.
6. Menjumlahkan
bilangan bulat
positif dan negatif.
7. Menjumlahkan
4. Melalui operasional
peraga kartu bilangan
dan penayangan CD
pembelajaran siswa dapat
membedakan bilangan
bulat positif dengan
bilangan bulat negatif
C2
C2
Isian
1a,1b
2a, 2b,
2c
Mudah
Sedang
Mudah
181
bilangan bulat
negatif dan positif.
8. Menjumlahkan
bilangan bulat
negatif dan negatif.
dengan baik.
5. Melalui contoh dan
latihan siswa dapat
membedakan
penjumlahan bilangan
bulat positif dengan
positif, bilangan bulat
positif dengan negatif,
bilangan bulat negatif
dengan positif , serta
bilangan bulat negatif
dengan negatif secara
benar.
6. Dengan latihan siswa
dapat membedakan
operasional
penjumlahkan bilangan
bulat positif dan positif,
bilangan bulat positif dan
Sedang
182
negatif, bilangan bulat
negatif dan positif, serta
bilangan bulat negatif
dan negatif secara benar.
183
LEMBAR EVALUASI
SIKLUS I
1. Kerjakan soal-soal di bawah ini sehingga menjadi kalimat yang sesuai
dengan garis bilangan !
a.
5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
. … + …. = …..
b.
-9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6
…... + ….. = …..
2. Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan menggunakan garis bilangan !
a. 4 + 2 = …………
b. 3 + 5 = ………...
c. 8 + 2 = ………...
184
Kunci Jawaban Evaluasi
Siklus I
1. a. 6 + 4 = 10
b. 4 + 2 = 6
2. a.
-6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6
b.
-4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8
c.
-7 - 6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
185
Lembar Kerja Siswa
SIKLUS I
1. Kerjakan soal-soal di bawah ini sehingga menjadi kalimat yang sesuai
dengan garis bilangan !
a.
-4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
. … + …. = …..
b.
-6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
…... + ….. = …..
2. Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan menggunakan garis bilangan !
a. 3 + 3 = …………
b. 5 + (-2) = ………...
c. -9 + (-3) = ………...
186
Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa
Siklus I
1. a. 4 + 3 = 7
b. 7 + (-3) = 4
2. a.
-3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
b.
-4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
c.
-12 -11 -10 -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3
187
Lampiran 5
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS II
Sekolah : MIN Gabugan Tanon
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : IV / II
Hari,Tanggal :
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
A. Standar kompetensi
5. menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat
B. Kompetensi dasar
5.3 mengurangkan bilangan bulat
C. Indikator
1. Mengurangkan bilangan bulat positif dengan positif.
2. Mengurangkan bilangan bulat positif dengan negatif.
3. Mengurangkan bilangan bulat negatif dengan positif.
4. Mengurangkan bilangan bulat negatif dengan negatif.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui operasional peraga kartu bilangan dan penayangan CD
pembelajaran siswa dapat mengurangkan bilangan bulat positif dengan
bilangan bulat negatif dengan baik.
2. Melalui contoh dan latihan siswa dapat mengurangan bilangan bulat
positif dengan positif, bilangan bulat positif dengan negatif, bilangan
bulat negatif dengan positif , serta bilangan bulat negatif dengan
negatif secara benar.
188
3. Dengan latihan siswa dapat mengurangkan bilangan bulat positif dan
positif, bilangan bulat positif dan negatif, bilangan bulat negatif dan
positif, serta bilangan bulat negatif dan negatif secara benar
Karakter siswa yang diharapkan
Disiplin, kerja sama, toleransi, tanggung jawab,ketelitian
E. Materi ajar
Mengurangkan bilangan bulat
F. Metode Pembelajaran
1. Model yang digunakan tipe Think Pair Share (TPS)
2. Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab
c. Diskusi
d. penugasan
G. Langkah-langkah pembelajaran
1. Pra kegiatan (5 menit)
a. Salam
b. Berdoa
c. Apsensi
d. Pengkondisian kelas
e. Menyiapkan media atau alat peraga
2. Kegiatan Awal (5 menit)
a. Apersepsi
Guru menanyakan pelajaran yang lalu
Misal : Urutkan bilangan dibawah ini dari yang terkecil dengan
benar !
4 , 2 , 3 , -2 , 0 , 1 , -1
b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
c. Guru memotivasi siswa
3. Kegiatan inti (40 menit)
Eksplorasi
189
a. Siswa memperhatikan peragaan yang dilakukan oleh guru serta
tayangan CD tentang pengurangan bilangan bulat
b. Siswa berlatih mengurangkan bilangan bulat positif dengan
positif,positif dengan negatif,negatif dengan positif,serta negatif
dengan negatif.
c. Siswa mengerjakan soal yang diberikan oleh guru tentang
pengurangan bilangan bulat positif dengan positif,positif dengan
negatif,negatif dengan positif,serta negatif dengan negatif.
d. Siswa memikirkan jawaban secara individual tentang soal yang
telah diberikan
e. Siswa mengemukakan jawaban tentang soal yang telah diberikan
tadi
f. Siswa diminta berpasangan dengan teman sebangku kemudian
membentuk kelompok yang terdiri dari 4 anak untuk diskusi
tentang pengurangan bilangan bulat positif dengan positif,positif
dengan negatif,negatif dengan positif serta negatif dengan negatif
Elaborasi
a. Siswa berdiskusi secara berpasangan untuk menyelesaikan soal
dari guru mengenai pengurangan bilangan bulat positif dengan
positif,positif dengan negatif,negatif dengan positif,negatif dengan
negatif.
b. Pembentukan kelompok baru untuk membandingkan hasil diskusi
kelompok yang berpasangan tadi.
c. Siswa mengutarakan hasil pemikiran masing-masing dalam
kelompok.
d. Siswa mencatat hasil diskusi yang dilanjutkan dengan sharing.
e. Siswa mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas.
f. Siswa lain memberi tanggapan dan apresiasi terhadap kelompok
yang maju.
Konfirmasi
a. Guru mengulang membacakan hasil pembelajaran tadi.
190
b. Guru memberikan reward dan motivasi tambahan bagi kelompok
yang dianggap paling baik dan kelompok yang masih kurang.
c. Siswa bertanya kepada guru mengenai hal-hal yang kurang paham
4. Kegiatan akhir (20 menit)
a. Siswa bersama guru menyimpulkan materi pelajaran tentang
pengurangan bilangan bulat positif dengan positif,positif dengan
negatif,negatif dengan positif,negatif dengan negatif.
b. Guru memberikan umpan balik kepada siswa berupa soal latihan
c. Siswa mengerjakan soal latihan yang diberikan guru
d. Guru memberikan penilaian terhadap hasil pembelajaran dan hasil
diskusi.
e. Guru memberikan tindak lanjut berupa PR
f. Guru menutup pembelajaran dengan menginformasikan kegiatan
pembelajaran yang akan dilaksanakan pada pertemuan berikutnya
H. Sumber dan Media pembelajaran
1. Sumber
a. Silabus kelas IV SD
b. Buku Ayo Belajar Matematika untuk kelas IV SD Karangan
Burhan Mustaqim, Hal 149 Penerbit CV Buana Raya
c. Buku Pandai Berhitung Matematika untuk SD Kelas IV Karangan
Hardi,dkk. Hal 147 Penerbit HaKa MJ
d. Buku “Cooperative Learning” karangan Miftahul Huda.
e. Internet
f. LKS
2. Media pembelajaran
a. LCD
b. CD pembelajaran
c. Laptop
d. Kartu bilangan
191
I. Penilaian
a. Prosedur tes
Tes awal : tidak ada
Tes dalam proses : ada
Tes akhir : ada
b. Bentuk tes
Kognitif : soal evaluasi
Afektif : pengamatan
Psikomotorik : pengamatan
Sragen, 2012
Kepala MIN Gabugan Guru kelas
Samsuri,S.Ag Unun Nur M
NIP.197004081991031004
192
SINTAK M ODEL PEMBELAJARAN TPS (THINK-PAIR-
SHARE) DENGAN MENGGUNAKAN CD PEMBELAJARAN
SIKLUS II
Berdasarkan masalah yang terjadi dalam pembelajaran,maka
alternative tindakan yang dapat dilakukan adalah dengan penerapan model
pembelajaran Think Pair Share ( TPS).Adapun langkah-langkah
penerapan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) menurut Trianto
(2007:61) antara lain :
Tahap 1 : Think (berpikir)
Kegiatan pertama dalam Think-Pair-Share yakni guru mengajukan
pertanyaan yang berhubungan dengan topik pelajaran. Kemudian siswa
diminta untuk memikirkan pertanyaan tersebut secara untuk beberapa saat.
Dalam tahap ini siswa dituntut lebih mandiri dalam mengolah informasi
yang dia dapat.
Tahap 2 : Pairing (berpasangan)
Pada tahap ini guru meminta siswa duduk berpasangan dengan
siswa lain untuk mendiskusikan apa yang telah difikirkannya pada tahap
pertama. Interaksi pada tahap ini diharapkan dapat membagi jawaban
dengan pasangannya. Biasanya guru memberikan waktu 4-5 menit untuk
berpasangan.
Tahap 3 : Share (berbagi)
Pada tahap akhir guru meminta kepada pasangan untuk berbagi
jawaban dengan seluruh kelas tentang apa yang telah mereka diskusikan.
Ini efektif dilakukan dengan cara bergiliran pasangan demi pasangan dan
dilanjutkan sampai sekitar seperempat pasangan telah mendapat
kesempatan untuk melaporkan.
Sedangkan langkah-langkah penggunaan media CD Pembelajaran
dalam pembelajaran adalah sebagai berikut :
193
1. Menyiapkan kebutuhan teknis yang diperlukan, seperti laptop dan
LCD
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran
3. Menyampaiakan materi dengan media CD Pembelajaran
4. Mengajukan pertanyaan mengenai materi pembelajaran
5. Membuat simpulan (Aritma, 2009)
Berdasarkan kedua langkah pembelajaran diatas maka penulis
mencoba menerapkan model pembelajaran Think Pair Share (TPS)
dengan media CD Pembelajaran. Adapun langkah-langkahnya sebagai
berikut :
1. Guru menyiapkan media pembelajaran berupa leptop dan LCD
2. Guru menyampaikan materi dengan menggunakan CD
pembelajaran
3. Guru mengajukan pertanyaan mengenai materi pengurangan
bilangan bulat
4. Siswa berfikir (think) untuk menjawab pertanyaan dari guru
5. Siswa melakukan diskusi secara berpasangan (pair) untuk
menemukan jawaban dengan menggunakan kartu bilangan yang
telah dibagikan
6. Siswa membentuk kelompok baru untuk membandingkan hasil
diskusi kelompok yang berpasangan tadi
7. Salah satu kelompok melakukan presentasi hasil diskusi di depan
kelas kemudian kelompok lain menanggapi (share)
8. Siswa menyimpulkan hasil diskusi
9. Evaluasi
194
BAHAN AJAR SIKLUS II
A. Standar kompetensi
5. menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat
B. Kompetensi dasar
1.3 mengurangkan bilangan bulat
1. LAWAN BILANGAN BULAT
Bilangan bulat positif dapat diatur berpasangan dengan bilangan bulat
negatif seperti ditunjukkan diagram panah pada gambar garis bilangan
berikut ini.
Secara lengkap dapat kita simpulkan sebagai berikut:
Bilangan-bilangan bulat di sebelah kiri titik nol saling berlawanan dengan
bilangan di sebelah kanan titik nol yang berjarak sama.
2. MENGURANGKAN BILANGAN BULAT
Pengurangan adalah lawan dari penjumlahan. Bagaimana cara
mengurangkan bilangan bulat. Mari perhatikan contoh berikut ini.
Contoh:
195
Berapakah hasil pengurangan dari : a. 2 – 5 b. (-2) – 5 ?
Jawab:
a. 2 – 5 = ..........
Jadi, 2 – 5 = –3
b. (–2) – 5
Jadi, (–2) – 5 = –7
Pengurangan bilangan bulat adalah penjumlahan dengan lawan bilangannya
a – b = a + (–b)
a – (–b) = a + b
196
Media Siklus II
SK : 5. Menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat
KD : 5.3 Mengurangkan bilangan bulat
Kartu bilangan
Penggaris bilangan
197
KISI-KISI SOAL EVALUASI SIKLUS II
Satuan Sekolah : MIN Gabugan Tanon Jumlah Soal : 5
Mata Pelajaran : Matematika Bentuk Soal : Tes Tertulis
Kurikulum : KTSP Penyusun : Unun Nur M
Alokasi Waktu :
No. Kompetensi dasar Indikator Tujuan pembelajaran Ranah Bentuk Soal No Soal Tingkat
Kesulitan kognitif afektif Psikomo-
torik
198
1. 5.3
mengurangkan
bilangan bulat
5. Mengurangkan bilangan
bulat positif dengan
positif.
6. Mengurangkan bilangan
bulat positif dengan
negatif.
7. Mengurangkan bilangan
bulat negatif dengan
positif.
8. Mengurangkan bilangan
bulat negatif dengan
negatif.
4. Melalui operasional peraga
kartu bilangan dan
penayangan CD
pembelajaran siswa dapat
membedakan bilangan bulat
positif dengan bilangan bulat
negatif dengan baik.
5. Melalui contoh dan latihan
siswa dapat membedakan
pengurangan bilangan bulat
positif dengan positif,
bilangan bulat positif dengan
negatif, bilangan bulat
negatif dengan positif , serta
bilangan bulat negatif
dengan negatif secara benar.
6. Dengan latihan siswa dapat
mengurangkan bilangan
C2
C2
Isian
1a,1b
2a, 2b, 2c
Mudah
Sedang
Mudah
Sedang
199
bulat positif dan positif,
bilangan bulat positif dan
negatif, bilangan bulat
negatif dan positif, serta
bilangan bulat negatif dan
negatif secara benar
200
LEMBAR EVALUASI
SIKLUS II
1. Kerjakan soal-soal di bawah ini sehingga menjadi kalimat yang sesuai
dengan garis bilangan !
a.
5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
. … - …. = …..
b.
-9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6
…... - ….. = …..
2. Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan menggunakan garis bilangan !
a. 5 - 2 = …………
b. 3 - (-5) = ………...
c. -8 - (-2) = ………...
201
Kunci Jawaban Evaluasi
Siklus II
1. a. 6 - 9 = -3
b. -6 – (-3) = -3
2. a.
-6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6
b.
-4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8
c.
-8 -7 - 6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
202
Lembar Kerja Siswa
SIKLUS II
1. Kerjakan soal-soal di bawah ini sehingga menjadi kalimat yang sesuai
dengan garis bilangan !
a.
-4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
. … - …. = …..
b.
-6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
…... - ….. = …..
2. Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan menggunakan garis bilangan !
a. 3 - 5 = …………
b. 2 - (-4) = ………...
c. -3 - (- 5) = ………...
203
Kunci Jawaban LKS
Siklus II
1. a. 3 - 4 = -1
b. -3 - 5 = 2
2. a.
-3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
b.
-4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
c.
-4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
204
Lampiran 6
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS III
Sekolah : MIN Gabugan Tanon
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : IV / II
Hari,Tanggal :
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
A. Standar kompetensi
5. menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat
B. Kompetensi dasar
5.4 melakukan operasi hitung campuran
C. Indikator
1. Melakukan operasi hitung campuran bilanga bulat.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Dengan operasional garis bilangan, Siswa dapat berlatih operasi hitung
campuran bilangan bulat dengan benar.
2. Melalui contoh soal dan latihan, Siswa dapat Melakukan operasi
hitung campuran bilangan bulat dengan benar.
Karakter siswa yang diharapkan
Disiplin, kerja sama, toleransi, tanggung jawab,ketelitian
E. Materi ajar
Hitung campuran bilangan bulat
F. Metode Pembelajaran
1. Model yang digunakan tipe Think Pair Share (TPS)
2. Metode
a. Ceramah
205
b. Tanya jawab
c. Diskusi
d. Penugasan
G. Langkah-langkah pembelajaran
1. Pra kegiatan (5 menit)
a. Salam
b. Berdoa
c. Apsensi
d. Pengkondisian kelas
e. Menyiapkan media atau alat peraga
2. Kegiatan Awal (5 menit)
a. Apersepsi
Guru menanyakan pelajaran yang lalu
Misal : Urutkan bilangan dibawah ini dari yang terkecil dengan
benar !
5 , 2 , 3 , -2 , 0 , 1 , -1
b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
c. Guru memotivasi siswa
3. Kegiatan inti (40 menit)
Eksplorasi
a. Siswa memperhatikan peragaan media yang dilakukan oleh guru
tentang hitung campuran pada bilangan bulat.
b. Siswa berlatih melakukan hitung campuran bilangan bulat.
c. Siswa mengerjakan soal yang diberikan oleh guru tentang hitung
campuran bilangan bulat.
d. Siswa memikirkan jawaban secara individual tentang soal yang
telah diberikan
e. Siswa mengemukakan jawaban tentang soal yang telah diberikan
tadi
f. Siswa diminta berpasangan dengan teman sebangku kemudian
membentuk kelompok yang terdiri dari 4 anak untuk diskusi
206
tentang hitung campuran (penjumlahan dan pengurangan) bilangan
bulat.
Elaborasi
a. Siswa berdiskusi secara berpasangan untuk menyelesaikan soal
dari guru mengenai hitung campuran bilangan bulat.
b. Pembentukan kelompok baru untuk membandingkan hasil diskusi
kelompok yang berpasangan tadi.
c. Siswa mengutarakan hasil pemikiran masing-masing dalam
kelompok.
d. Siswa mencatat hasil diskusi yang dilanjutkan dengan sharing.
e. Siswa mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas.
f. Siswa lain memberi tanggapan dan apresiasi terhadap kelompok
yang maju.
Konfirmasi
a. Guru mengulang membacakan hasil pembelajaran tadi.
b. Guru memberikan reward dan motivasi tambahan bagi kelompok
yang dianggap paling baik dan kelompok yang masih kurang.
c. Siswa bertanya kepada guru mengenai hal-hal yang kurang paham
4. Kegiatan akhir (20 menit)
a. Siswa bersama guru menyimpulkan materi pelajaran tentang
operasi hitung campuran (penjumlahan dan pengurangan) bilangan
bulat.
b. Guru memberikan umpan balik kepada siswa berupa soal latihan
c. Siswa mengerjakan soal latihan yang diberikan guru
d. Guru memberikan penilaian terhadap hasil pembelajaran dan hasil
diskusi.
e. Guru memberikan tindak lanjut berupa PR
f. Guru menutup pembelajaran dengan menginformasikan kegiatan
pembelajaran yang akan dilaksanakan pada pertemuan berikutnya
H. Sumber dan Media pembelajaran
1. Sumber
207
a. Silabus kelas IV SD
b. Buku Ayo Belajar Matematika untuk kelas IV SD Karangan
Burhan Mustaqim, Hal 154 Penerbit CV Buana Raya
c. Buku Pandai Berhitung Matematika untuk SD Kelas IV Karangan
Hardi,dkk. Hal 150 Penerbit CV. HaKa MJ
d. Buku “Cooperative Learning” karangan Miftahul Huda.
e. Internet
f. LKS
2. Media pembelajaran
a. LCD
b. CD pembelajaran
c. Laptop
d. Garis bilangan
I. Penilaian
a. Prosedur tes
Tes awal : tidak ada
Tes dalam proses : ada
Tes akhir : ada
b. Bentuk tes
Kognitif : soal evaluasi
Afektif : pengamatan
Psikomotorik : pengamatan
Sragen, 2012
Kepala MIN Gabugan Guru kelas
Samsuri,S.Ag Unun Nur M
NIP.197004081991031
208
SINTAK M ODEL PEMBELAJARAN TPS (THINK-PAIR-SHARE) DENGAN
MENGGUNAKAN CD PEMBELAJARAN
SIKLUS III
Berdasarkan masalah yang terjadi dalam pembelajaran,maka alternative
tindakan yang dapat dilakukan adalah dengan penerapan model pembelajaran
Think Pair Share ( TPS).Adapun langkah-langkah penerapan model pembelajaran
Think Pair Share (TPS) menurut Trianto (2007:61) antara lain :
Tahap 1 : Think (berpikir)
Kegiatan pertama dalam Think-Pair-Share yakni guru mengajukan
pertanyaan yang berhubungan dengan topik pelajaran. Kemudian siswa diminta
untuk memikirkan pertanyaan tersebut secara untuk beberapa saat. Dalam tahap
ini siswa dituntut lebih mandiri dalam mengolah informasi yang dia dapat.
Tahap 2 : Pairing (berpasangan)
Pada tahap ini guru meminta siswa duduk berpasangan dengan siswa lain
untuk mendiskusikan apa yang telah difikirkannya pada tahap pertama. Interaksi
pada tahap ini diharapkan dapat membagi jawaban dengan pasangannya. Biasanya
guru memberikan waktu 4-5 menit untuk berpasangan.
Tahap 3 : Share (berbagi)
Pada tahap akhir guru meminta kepada pasangan untuk berbagi jawaban
dengan seluruh kelas tentang apa yang telah mereka diskusikan. Ini efektif
dilakukan dengan cara bergiliran pasangan demi pasangan dan dilanjutkan sampai
sekitar seperempat pasangan telah mendapat kesempatan untuk melaporkan.
Sedangkan langkah-langkah penggunaan media CD Pembelajaran dalam
pembelajaran adalah sebagai berikut :
1. Menyiapkan kebutuhan teknis yang diperlukan, seperti laptop dan LCD
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran
3. Menyampaiakan materi dengan media CD Pembelajaran
209
4. Mengajukan pertanyaan mengenai materi pembelajaran
5. Membuat simpulan (Aritma, 2009)
Berdasarkan kedua langkah pembelajaran diatas maka penulis mencoba
menerapkan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) dengan media CD
Pembelajaran. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :
1. Guru menyiapkan media pembelajaran berupa leptop dan LCD
2. Guru menyampaikan materi dengan menggunakan CD pembelajaran
3. Guru mengajukan pertanyaan mengenai materi hitung campuran(penjumlahan
dan pengurangan) bilangan bulat
4. Siswa berfikir (think) untuk menjawab pertanyaan dari guru
5. Siswa melakukan diskusi secara berpasangan (share) untuk menemukan
jawaban dengan menggunakan garis bilangan yang telah dibagikan
6. Siswa membentuk kelompok baru untuk membandingkan hasil diskusi
kelompok yang berpasangan tadi
7. Salah satu kelompok melakukan presentasi hasil diskusi di depan kelas
kemudian kelompok lain menanggapi (share)
8. Siswa menyimpulkan hasil diskusi
9. Evaluasi
210
BAHAN AJAR
SIKLUS III
Standar kompetensi = 5. menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat
Kompetensi dasar = 5.4 melakukan operasi hitung campuran
1. OPERASI HITUNG CAMPURAN
Berikutnya yang akan kita pelajari adalah operasi hitung campuran antara
penjumlahan dan pengurangan.Perhatikan contoh berikut ini.
Contoh:
Tentukan hasil operasi hitung berikut ini.
a. (–4) + 12 – 3
b. 6 – (–4) + 15
Jawab:
a. (–4) + 12 – 3
Jadi, (–4) + 12 – 3 = 5
b. 6 – (–4) + (–15)
Jadi, 6 – (–4) + (–15) = –5
Selain dengan garis bilangan, operasi hitung campuran dapat dikerjakan secara
langsung seperti contoh berikut ini.
Contoh:
Tentukan hasil operasi hitung berikut ini.
a. 42 + (–35) – 12
b. (–50) – (–25) + 45
211
Jawab:
a. 42 + (–35) – 12 = 42 – 35 – 12 = 7 – 12 = –5
b. (–50) – (–25) + 45 = (–50) + 25 + 45 = (–25) + 45 = 20
Media Siklus III
Garis Bilangan
Diagram panah dari 0 ke 3 menunjukkan bilangan 3 Diagram panah dari 3 ke -1
menunjukkan bilangan -4 Hasilnya ditunjukkan diagram panah dari 0 ke -1 Jadi, 3
+ (-4) = -1
Diagram panah dari 0 ke -6 menunjukkan bilangan -6 Diagram panah dari -6 ke 2
menunjukkan bilangan 8 Hasilnya ditunjukkan diagram panah dari 0 ke 2 Jadi, (-
6) + 8 = 2
212
KISI-KISI SOAL EVALUASI SIKLUS III
Satuan Sekolah : MIN Gabugan Tanon Jumlah Soal : 5
Mata Pelajaran : Matematika Bentuk Soal : Tes Tertulis
Kurikulum : KTSP Penyusun : Unun Nur M
Alokasi Waktu :
No. Kompetensi dasar Indikator Tujuan pembelajaran Ranah Bentuk
Soal
No Soal Tingkat
Kesulitan kognitif afektif psikomotorik
1. 5.4 melakukan
operasi hitung
campuran
2. Melakukan operasi
hitung campuran
bilanga bulat.
1. Dengan operasional
garis bilangan, Siswa
dapat berlatih operasi
hitung campuran
bilangan bulat dengan
benar.
2. Melalui contoh soal dan
C2
Isian
1a,1b
Mudah
Sedang
213
latihan, Siswa dapat
Melakukan operasi
hitung campuran
bilangan bulat dengan
benar.
C2
2a, 2b, 2c
Mudah
Sedang
214
LEMBAR EVALUASI
SIKLUS III
1. Kerjakan soal-soal di bawah ini sehingga menjadi kalimat yang sesuai dengan
garis bilangan !
a.
5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
. … + …. - ...... = …..
b.
-9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6
…... - ….. + ...... = …..
2. Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan menggunakan garis bilangan !
a. 4 + 2 – (-3) = …
b. 3 - 5 + 8 = ………...
c. -4 + 2 - (-3) = ………...
215
Kunci Jawaban Evaluasi
Siklus III
1. a. 6 + 4 - 2 = 8
b. -5 + 3 – (-4) = 6
2. a.
-6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
b.
-4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8
c.
-7 - 6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
216
Lembar Kerja Siswa
SIKLUS III
1. Kerjakan soal-soal di bawah ini sehingga menjadi kalimat yang sesuai
dengan garis bilangan !
a.
-4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
. … + …. - ...... = …..
b.
-6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
…... - ….. + ...... = …..
2. Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan menggunakan garis bilangan !
a. 3 + (-5) - 2 = …………
b. 4 - (-3) + 2 = ………...
c. 9 + 3 - (-4) = ………...
217
Kunci Jawaban LKS
Siklus III
1. a. -3 + 13 - 3 = 7
b. 4 + (-7) -3 = -6
2. a.
-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8
b.
-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
c.
-4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
218
Lampiran 7
Rekapitulasi Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus I, II,III
No Indikator Keterampilan Guru
Menggunakan Tipe TPS dengan CD
Pembelajaran
Perolehan Skor
Siklus
I
SiklusI
II
Siklus
III
1 Keterampilan mebuka pelajaran 3 4 4
2 Keterampilan menggunakan CD dan
media pembelajaran 3 4 4
3 Ketereampilan bertanya (Think) 3 3 3
4 Keterampilan menjelaskan 4 4 4
5 Keterampilan mengelola kelas (Pair) 3 4 4
6 Keterampilan membimbing diskusi
kelompok 3 3 4
7 Keterampilan mengelola kelompokkecil
dan perorangan 2 3 4
8 Keterampilan mengadakan variasi 3 3 3
9 Keterampilan memberi penguatan 3 3 4
10 Keterampilan menutup pelajaran 3 4 4
Jumlah skor yang diperoleh 30 35 38
Kategori Baik Sangat
Baik
Sangat
Baik
219
Lampiran 8
HASIL OBSERVASI AKTIVITAS SISWASIKLUS I
No
NAMA
SISWA
NILAI YANG DICAPAI PADA TIAP INDIKATOR Jumlah
Skor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 AD 3 2 1 1 1 1 1 2 2 2 16
2 ANI 3 2 2 2 2 1 2 2 2 2 20
3 AN 3 2 1 2 1 1 1 3 3 2 19
4 AF 3 2 1 1 2 2 1 2 2 2 18
5 CAS 3 2 1 1 1 2 1 2 2 2 17
6 DNQ 3 2 1 1 2 1 1 2 1 2 16
7 ESP 3 2 2 2 2 2 1 2 1 3 20
8 HF 3 2 1 1 2 1 2 2 2 3 19
9 IN 4 2 1 1 2 1 2 3 3 3 22
10 INF 4 2 1 2 1 2 1 2 2 2 19
11 IA 3 1 1 1 2 1 1 2 2 2 16
12 MN 2 2 1 1 1 1 1 2 2 2 15
13 MR 2 1 1 2 1 1 2 2 1 3 16
14 MA 3 2 2 1 1 2 2 2 1 2 18
15 NIA 3 2 2 2 2 2 1 2 2 2 20
16 NF 3 2 2 1 1 1 2 2 1 3 18
17 R 3 2 1 1 2 1 1 2 2 2 17
18 RA 3 1 1 1 1 1 3 3 2 2 18
19 RF 2 1 1 2 1 1 2 2 1 2 15
220
20 SNF 3 2 1 2 1 1 2 2 2 2 18
21 SC 3 2 1 1 2 2 1 2 2 2 18
22 SAA 3 2 1 2 1 1 2 2 2 2 18
23 TLW 2 2 1 1 2 2 1 2 1 2 16
24 TAY 2 1 1 2 3 1 2 2 2 2 18
25 VNA 3 2 2 1 2 1 2 2 1 2 18
26 WF 2 1 1 2 1 1 1 2 2 2 15
27 YT 3 1 1 1 1 2 1 2 1 2 15
28 ZI 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 29
Jumlah 80 50 36 41 44 39 42 59 50 62 486
221
HASIL OBSERVASI AKTIVITAS SISWA SIKLUS II
No
NAMA
SISWA
NILAI YANG DICAPAI PADA TIAP INDIKATOR Jumlah
Skor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 AD 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 23
2 ANI 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 23
3 AN 4 3 2 2 2 2 2 3 3 3 26
4 AF 4 3 2 2 2 2 2 3 2 2 24
5 CAS 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 21
6 DNQ 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 21
7 ESP 4 3 3 3 3 2 2 2 2 3 35
8 HF 4 3 1 1 2 2 2 3 2 3 23
9 IN 4 2 1 1 2 2 2 3 3 3 23
10 INF 4 3 1 2 2 2 2 3 2 2 23
11 IA 3 2 1 1 2 1 2 2 2 2 18
12 MN 3 2 1 1 2 1 2 2 2 2 18
13 MR 3 2 2 2 2 1 2 3 2 3 22
14 MA 4 3 2 2 2 2 2 3 2 2 24
15 NIA 4 3 2 2 2 2 2 2 2 2 23
16 NF 4 3 2 2 2 2 2 3 2 3 25
17 R 4 2 1 1 2 1 2 3 3 3 22
18 RA 3 2 1 1 2 1 2 3 2 2 19
19 RF 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 17
222
20 SNF 4 2 2 2 2 1 2 3 3 3 24
21 SC 4 2 2 2 2 2 2 3 3 3 25
22 SAA 3 2 1 2 2 2 2 2 2 2 20
23 TLW 3 2 1 2 2 2 2 2 2 2 20
24 TAY 2 1 1 2 3 2 2 2 2 2 19
25 VNA 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 22
26 WF 2 1 1 2 1 1 1 2 2 2 15
27 YT 3 1 1 2 2 2 2 2 2 2 19
28 ZI 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 31
Jumlah 94 60 33 41 44 39 43 59 50 62 625
223
HASIL OBSERVASI AKTIVITAS SISWA SIKLUS III
No
NAMA
SISWA
NILAI YANG DICAPAI PADA TIAP INDIKATOR Jumlah
Skor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 AD 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 26
2 ANI 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 26
3 AN 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 25
4 AF 4 3 3 3 2 3 2 3 2 2 27
5 CAS 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 24
6 DNQ 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 23
7 ESP 4 3 3 2 3 3 2 2 3 3 28
8 HF 4 3 2 2 3 2 2 3 3 3 27
9 IN 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 32
10 INF 4 3 2 2 2 2 2 3 3 3 26
11 IA 4 3 2 2 2 2 2 2 2 2 23
12 MN 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 22
13 MR 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 27
14 MA 4 4 2 2 2 2 2 2 2 3 27
15 NIA 4 3 3 2 2 2 2 2 2 2 24
16 NF 4 3 3 2 2 2 2 2 2 2 24
17 R 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 22
18 RA 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 22
19 RF 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 21
224
20 SNF 4 3 2 2 2 2 2 3 3 3 26
21 SC 4 2 2 2 2 2 2 2 3 3 24
22 SAA 3 2 3 2 3 3 2 3 2 2 25
23 TLW 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 22
24 TAY 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 21
25 VNA 4 2 3 2 2 2 2 2 2 2 23
26 WF 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 21
27 YT 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 21
28 ZI 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 31
Jumlah 57 76 69 59 61 61 58 69 67 68 690
225
Lampiran 9
DAFTAR NILAI KELAS IV MIN GABUGAN TANON
NO NAMA SISWA Data Awal Siklus I Siklus II Siklus
III
1 AD 70 78 85 85
2 ANI 50 58 69 75
3 AN 50 58 70 80
4 AF 45 55 70 80
5 CAS 50 58 65 75
6 DNQ 50 58 59 65
7 ESP 75 80 89 95
8 HF 70 70 89 95
9 IN 75 82 95 100
10 INF 75 78 85 90
11 IA 45 58 59 65
12 MN 30 49 57 65
13 MR 65 70 80 85
14 MA 45 58 67 75
15 NIA 45 55 65 70
16 NF 45 59 68 70
17 R 65 75 85 95
18 RA 45 58 58 65
19 RF 30 40 50 55
20 SNF 65 75 85 90
21 SC 65 78 85 90
22 SAA 45 58 65 70
23 TLW 40 45 50 65
24 TAY 30 40 45 55
25 VNA 45 50 60 70
26 WF 45 55 55 65
226
27 YT 45 58 65 70
28 ZI 75 82 95 100
Jumlah 1170 1748 1970 2160
Rata-rata 41,7 62 70 77
Nilai tertinggi 75 82 95 100
Nilai terrendah 30 40 45 55
227
FOTO KEGIATAN
228
Guru Membuka pelajaran
Guru menyampaikan materi dengan media LCD
229
Guru menjelaskan materi pelajaran
Siswa berdiskusi dengan teman sebangku
230
Siswa melakukan diskusi kelompok
Guru membimbing siswa
231
Siswa mempresentasikan hasil diskusi
Guru menutup pelajaran