PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA...
Transcript of PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA...
1
PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA
PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN MENGGUNAKAN METODE
FIELD TRIP BERBANTUKAN LKS PjBL (PROJECT BASED LEARNING)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah
Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh
Yani Sutriyani
NIM 1113016100011
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
skripsi yang berjudul 'rPeugaruh Metode Fteld Trip Barbantukau LKs PJBL
(Project Based Learning) torhadap Keterampilan Proses Sains Siswa dalam
Konsep Keanekaragaman Hayatiil disusun oleh Yani Sutriyani NIM
1113016100011, Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah
sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai
ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.
Jakarta, 19 Juli 2018
Yang mengesahkano
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
NrP. 19800516200710 2 001 NrDN.2012058001
adilah Noor, M.Si
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul "Peuingkatan Keterampilan Proses Sains Siswa pada
Pembelajaran Biologi dengan Menggunakan Metode Field Trip Berbantukan
LKS PjBL (Pmject Baseil Learning)" disusun oleh Yani Sutriyani NIM
1113016100011, Program Studi Pendidikan Biologi, .Turusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam
]r'T^^^; Q.,^;f Lr:;^.'-+,'ll^L T^L^*+^ Ai^.,^+^7,^^ l"l"o ,l^l^* TTiio- I\rf,'-.^oo.L ^.,1.ii!6vrr r.ijgrtr iiiu€Jiiuiimi d6-16u uriijgffir iuiuJ usrqrr uJr#i iiiuii*iiE6r Pffi
tanggal 29 Oktober 2018 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak
---..--.*.--,-!.-r-- .--.--!.,* o.-=-:.-.-=.- e '! /o T!.-t\.{.-"!-.--= l-:,-!.-.-"- D.-*..!:..t:l-.-", lD:.,!.,-.:rrrvurpgr\I9rr Burd.r D<uJcur4 L)r \\,.r Lrrt u4r(rru ur\.rcurts l su.LlrrlrA6ur Lrrurutsr,
Jakarta, 29 Oktober 2018
Panitia Sidang Munaqosah,
Tanggai
Studi Pendidikan IPA)
:Flanoa rangan
Ketua Panitia (Ketua Program
Dr. Yanti f[erlanti. M.PdNrP. 19710119 200801 2 010
Penguji I
iir. i antr iierianil" rvl.ftiNrP. 19710119 200801 2 010
Penguji II
Eny Sunrivati Rosyidatun" S.Si.. M.ANrP. 1 9750924200604 2 001
t tay- qlY u(3..,.:.)
27 hc*c'u'Zat,... ...4i.
21 f a ar(l
KeguruanMengetahui,
,Raya, M.A
KEMENTERIAI\ AGAMAUIN JAKARTAFITKJl. Ir. H. nsnda No 95 Cipurd t5412 IntuNsia
FORM€R)
No. Dohrmen : F[K-FR-AKD-089Tgl. Terbit : I Maret 2010
No. Revisi: : 0lFIal ltl
SURAT PERI\-YATAAN KARYA SENDIRI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama
Tempat/Tgl.Lahir
NIM
Jurusan / Prodi
Judul Skripsi
Yani Sutriyani
Indramayr, l9 Mei 1996
I 1 130r610001 l
Pendidikan tPA/ Pendidikan Biologi
Peningkatan Keterampilan Proses Sains Siswa pada
Yani SutrilraniNrM. 1113016100011
Dosen Pembimbing
Pembelajaran Biologi dengan Menggunakan Metode
Field Trip berbantukan LKS PjBL (Project Based
Learning)
: 1. Meiry Fadilah Noor, M.Si
2. A. Silvan Erusani, ST., M.Sc
dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri
dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tuliS.
Peffryataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasah.
Jakafi.q 29 Oktober 2018Mahasiswa Ybs.
i
ABSTRAK
Yani Sutriyani . 1113016100011. Peningkatan Keterampilan Proses Sains
Siswa pada Pembelajaran Biologi dengan Menggunakan Metode Field Trip
Berbantukan LKS PjBL (Project Based Learning). Skripsi, Program Studi
Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan keterampilan
proses sains siswa pada pembelajaran biologi dengan menggunakan metode
pembelajaran Field Trip berbantukan LKS PjBL. Penelitian ini merupakan
penelitian Quasy Eksperimen dengan desain Time Series Design. Sampel
penelitian adalah siswa kelas X SMAN 1 Tangerang Selatan, sebanyak 1 kelas
dengan jumlah 40 siswa pada semester ganjil tahun ajaran 2017/2018 yang
dipilih secara purposive sampling. Data penelitian berupa data kuantitatif yang
diperoleh dari nilai rata-rata tes yang dianalisis menggunakan uji-t. Data
kualitatif berupa data KPS yang diperoleh dari lembar observasi dan angket yang
dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan
pembelajaran Field Trip berbantukan LKS PjBL dapat meningkatkan
keterampilan proses sains siswa. Terlihat pada rata-rata N-Gain sebesar 0,7
dengan kategori “tinggi”, dan analisis data yang dilakukan dengan uji-t
menggunakan bantuan SPSS 20 for windows menunjukkan sig. 0,00, pada taraf
signifikan dengan alfa = 0,05 (5%) menyatakan bahwa nilai thitung > ttabel ( │-
20,60│> 2,02), hal ini menunjukkan bahwa h0 berada pada daerah penolakan.
Hasil rata-rata persentase observasi KPS siswa memiliki kriteria tinggi, dan
berdasarkan data pengolahan angket secara umum siswa memberikan tanggapan
positif terhadap metode pembelajaran yang telah dilakukan.
Kata Kunci : Metode Field Trip, Keterampilan Proses Sains, Time Series Design.
ii
ABSTRACT
Yani Sutriyani . 1113016100011. Improving The Science Process Skills of
Students in Biological Learning Using The Field Trip Method Assisted by
Student Worksheet (LKS) of Project Based Learning (PjBL) . A Skripsi of
Biological Studies Education Program, Department of Natural Sciences
Education, Faculty of Tarbiyah and Teaching Training, State Islamic University
Syarif Hidayatullah Jakarta.
This research aimed to determine Improving the science process skills of
students in biological learning using the Field Trip method assisted by student
worksheet (LKS) of Project based learning (PjBL). This research was a Quasy
Experiment research with Time Series Design. The sample of the research were
the grade X students of SMAN 1 Tangerang Selatan, as many as 1 class with a
total of 40 students in the first semester of academic year 2017/2018 selected by
purposive sampling. The research data was in the form of quantitative data
obtained from the average value of the tests analyzed using the t-test. The
qualitative data was in the form of KPS data obtained from observation sheets
and questionnaires were analyzed descriptively. The result showed that the
implementation of field trip learning using PjBL LKS could improve students'
science process skill. Seen on the average N-Gain of 0.7 with the "high" category,
and the data analysis carried out by t-test using SPSS 20 for Windows shows sig.
0.00., At the significance level with alpha 0,05 (5%) states that the value tobserve >
ttable (│-20,60│> 2,02), this indicates that ho is in the rejection area. The results of
the average percentage of KPS observation students have high criteria, and based
on questionnaire processing data, in general students give a positive response to
the field trip learning method that has been done.
Keywords: Field Trip Method, Science Process Skill, Time Series Design.
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi ini. Sholawat serta salam semoga Allah curah limpahkan
kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW., Keluarga, Sahabat, dan para
Pengikutnya hingga akhir zaman.
Skripsi yang berjudul “Peningkatan Keterampilan Proses Sains Siswa
pada Pembelajaran Biologi dengan Menggunakan Metode Field Trip
Berbantukan LKS PjBL (Project Based Learning)” disusun sebagai syarat
untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Keberhasilan dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari adanya
bimbingan, do‟a, dan bantuan berbagai pihak dengan penuh tulus, ikhlas, dan
sabar menemani dalam setiap prosesnya. Karena itu, pada kesempatan ini penulis
ingin menyampaikan terimakasih sedalam-dalamnya kepada :
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Baiq Hana Susanti, M.Sc, selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPA Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. Yanti Herlanti, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Meiry Fadilah Noor, M.Si., pembimbing I sekaligus dosen penasehat
akademik yang telah memberikan ilmu, arahan, motivasi dengan penuh
kesabaran kepada penulis.
5. A. Silvan Erusani, ST., M.Sc, pembimbing II yang penuh kesabaran serta
keikhlasan telah meluangkan waktu, tenaga, pikiran, serta motivasi kepada
penulis.
iv
6. Kepala SMAN 1 Tangerang Selatan, Drs. H. Sujana, M.Pd yang telah
mengizinkan penulis melakukan penelitian di sekolah tersebut. Hadi
Prasetyo, S.Si, MM, Guru Biologi kelas X yang telah membantu penulis
selama melakukan proses penelitian, dan seluruh siswa kelas X IPA 5
yang sangat luar biasa semangatnya dalam belajar.
7. Kedua Orang tua tercinta, Ayahanda Warlan dan Ibunda Wasinah yang
selalu sabar mendoakan dan memberikan semangat, perhatian dan kasih
sayang kepada penulis sehingga penulis selalu termotivasi dalam
menyelesaikan skripsi ini.
8. Teteh tercinta, Dadang Darniah, Een Rohaenah, dan malaikat malaikat
kecil yang selalu memberikan keceriaan didalam rumah, Mudrik, Hanif,
Adzkia, dan Qinara yang membuat penulis termotivasi agar memberikan
teladan terbaik untuk mereka.
9. Teman-teman UKM LDK Syahid yang telah memberikan pelajaran hidup
yang sangat berharga selama penulis kuliah, ilmu dan kenangan bersama
kalian takan pernah terhapus oleh waktu dan akan selalu menumbuhkan
rindu.
10. Adik adik penghuni asrama putri Beastudi Etos yang selalu memberikan
semangat penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
11. Kawan-kawan angkatan Pendidikan Biologi 2013 UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta terutama Biologi A yang tidak dapat penulis sebutkan namanya
satu persatu, kalian adalah kawan terbaik selama penulis kuliah.
12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang terlibat dalam
penelitian dan selama penulisan skripsi ini, Terimakasih untuk semuanya.
Jakarta, 19 Mei 2018
Yani Sutriyani
v
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK…………………………………………………………………...…......i
ABSTRACT.…………………………………………………………………….......ii
KATA PENGANTAR………………………………………………………….......iii
DAFTAR ISI…...……………………………………………………......................v
DAFTAR TABEL…...……………………………………………………………..vii
DAFTAR GRAFIK…...……………………………………………………….…...viii
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………….……ix
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………………………..1
B. Identifikasi Masalah…………………………………………………………..5
C. Pembatasan Masalah………………………………………………………….6
D. Rumusan Masalah…………………………………………………………….6
E. Tujuan Penelitian……………………………………………………………..7
F. Manfaat Penelitian……………………………………………………………7
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori………………………………………………………………………………………………………….8
1. Hakikat Pembelajaran Sains…………………………………………….................................8
2. Pendekatan dan Metode Pembelajaran ............................................................ 10
3. Metode Field Trip ................................................................................................ 12
4. Keterampilan Proses Sains .................................................................................. 17
5. Materi Keanekaragaman Hayati ......................................................................... 23
a. Tingkat Keanekaragaman Hayati ...................................................................... 24
b. Pelestarian Sumber Daya Hayati ........................................................................ 25
6. Hubungan Keterampilan Proses Sains dengan Metode Field Trip ................ 26
B. Hasil Penelitian Relevan ......................................................................................... 28
C. Kerangka Berpikir .................................................................................................... 30
D. Hipotesis .................................................................................................................... 31
vi
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................................ 32
B. Metode dan Desain Penelitian ................................................................................ 32
C. Populasi dan Sampel ................................................................................................ 36
D. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................................... 37
E. Instrumen Pengumpulan Data ................................................................................. 38
F. Kalibrasi Instrumen .................................................................................................. 40
G. Teknik Analisis Data................................................................................................ 48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ................................................................................................ 54
1. Hasil pretest Keterampilan Proses Sains (KPS) .............................................. 54
2. Hasil posttest Keterampilan Proses Sains (KPS) ............................................. 55
3. Persentase Aspek Keterampilan Proses Sains (KPS) ...................................... 55
4. Analisis indeks N-Gain ....................................................................................... 57
5. Hasil Penilaian Lembar Kerja Siswa (LKS) ..................................................... 57
6. Hasil Perhitungan Lembar Observasi KPS ....................................................... 58
7. Hasil Perhitungan Lembar Observasi Respon Siswa ..................................... 59
B. Analisis Data ............................................................................................................. 61
1. Uji Prasyarat Analisis data ................................................................................... 61
Uji Normalitas ....................................................................................................... 61
2. Uji Hipotesis .......................................................................................................... 62
Uji Hipotesis ......................................................................................................... 63
3. Hasil Time Series ................................................................................................... 64
C. Pembahasan ............................................................................................................... 66
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 75
B. Saran ................................................................................................................. 75
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 76
LAMPIRAN -LAMPIRAN ...................................................................................... 81
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Keterampilan Proses Sains Siswa dan Indikatornya ........... 19
Tabel 2.2 Karakteristik Khusus Butir Soal KPS……………………......22
Tabel 2.3 Hubungan Materi Keanekaragaman Hayati dengan KPS…....24
Tabel 2.4 Metode Field Trip dengan Keterampilan Proses Sains ......... 27
Tabel 3.1 Design One GroupTime Series .............................................. 33
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Soal Tes Keterampilan Proses Sains (KPS)…….. .. 38
Tabel 3.3 Klasifikasi Validitas Butir Soal……………………………... 42
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Instrumen……………………………… . 43
Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen…………………………… .. 45
Tabel 3.6 Interpretasi Tingkat Kesukaran Butir soal………………… .. 46
Tabel 3.7 Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen…………..……………46
Tabel 3.8 Interpretasi Daya Pembeda………………………………… 47
Tabel 3.9 Kriteria Indeks Gain……………………………………… .... 50
Tabel 3.10 Kategori Keterampilan Proses Sains……………………… ... 52
Tabel 3.11 Kriteria Penilaian Lembar Observasi……………………… .. 53
Tabel 3.12 Interpretasi Angket………………………………………… .. 54
Tabel 4.1 Hasil Pretest Keterampilan Proses Sain (KPS)……………... 54
Tabel 4.2 Hasil Posttest Keterampilan Proses Sains (KPS)………… .... 55
Tabel 4.3 Persentase Keterampilan Proses Sains (KPS)…………… ..... 56
Tabel 4.4 Hasil N-Gain………………………………………………… 57
Tabel 4.5 Perbedaan Nilai LKS……………………………………… .. 58
Tabel 4.6 Rata-Rata Persentase (%) Hasil Lembar Observasi KPS….... 58
Tabel 4.7 Respon Siswa terhadap Pembelajaran……………………..... 59
Tabel 4.8 Uji Normalitas Pretest dan Posttest……………………… ... 61
Tabel 4.9 Hasil Uji-t………………………………………………… .... 63
Tabel 4.10 Hasil Retensi Siswa……………………………………… ..... 65
viii
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik 3.1 Hasil Penelitian yang Menggunakan Design Time Series .... 34
Grafik 4.1 PP plot Uji Normalitas Pretest dan Posttest…………..… .... 62
Grafik 4.2 Histogram Time Series……………………………………...… .. 64
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 RPP Kelas Penelitian……………………………… .............. 82
Lampiran 2 Lembar Kerja Siswa (LKS)……………………………… ... 106
Lampiran 3 Rubrik Penilaian Lembar Kerja Siswa (LKS) ………… ....... 125
Lampiran 4 Lembar Observasi Keterampilan Proses Sains (KPS) … ....... 129
Lampiran 5 Lembar Observasi Kegiatan Guru …………………… ......... 131
Lampiran 6 Lembar Observasi Kegiatan Belajar Siswa ……………… . 139
Lampiran 7 Kisi-Kisi Soal KPS Validasi ke-2 ………………………. ... 160
Lampiran 8 Rubrik Penilaian Soal KPS Validasi ke-2 ……....……..... .. 168
Lampiran 9 Hasil Uji Anates Validasi ke-2 …………………….… ......... 166
Lampiran 10 Kisi-Kisi Soal KPS dan Rubrik Penilaian Validasi ke-1 … . 172
Lampiran 11 Analisis Validasi Soal Ke 1 ………………………………. 188
Lampiran 12 Soal Uji KPS dan Rubrik Penilaian ……………………… . 191
Lampiran 13 Rekapitulasi Observasi KPS ……………………………… 197
Lampiran 14 Rekapitulasi Nilai LKS …………………………………… 204
Lampiran 15 Data Nilai Pretest-Posttest KPS ………………………….. . 210
Lampiran 16 Analisis Aspek Presentase Pretest-Posttest KPS ……….. .... 216
Lampiran 17 Analisis Grafik Time Series Pretest-Posttest KPS ……… ... 220
Lampiran 18 Hasil Uji Normalitas …………………………………… ...... 228
Lampiran 19 Hasil Uji Hipotesis (Uji t) …………………………… .......... 231
Lampiran 20 Dokumentasi …………………………………………… ...... 233
Lampiran 21 Respon Siswa Terhadap Pembelajaran …………………… 238
Lampiran 22 Pedoman Wawancara Guru…………………………......... . 239
Lampiran 23 Perhitungan N-Gain ................................................................ 241
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan untuk memperbaiki kualitas
hidup manusia. Dalam Undang-undang No.20 tahun 2003 tentang sistem pendidi-
kan nasional yang menyatakan bahwa :
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memililiki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri ,kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan
belajar mengajar agar dilakukan pemberian pengalaman secara langsung
yang diperlukan untuk dirinya, masyarakat bangsa dan negara.1
Lewat jalur pendidikan siswa perlu dibantu untuk mengembangkan sejumlah
keterampilan proses agar mereka mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar
dan mengerti arti dari sebuah kehidupan. Satu hal yang tidak berubah dalam
pendidikan mata pelajaran IPA baik KTSP maupun Kurikulum 2013 yaitu pada
penekanan pembelajarannya, guru mengarahkan siswa untuk mengembangkan
Keterampilan Proses Sains atau scientific process skill.2 Guru perlu membekali
peserta didik keterampilan proses sains sebagai modal untuk mengkritisi berbagai
1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, h.1,diakses dari
(https://www.google.co.id/search?q=undangundang+no.20+tahun+2003+tentang+sistem+pendidik
an+nasional.pdf)
(pada 8 Mei 2018). 2 Resha Maulida, “Pengaruh Model Pembelajaran Problem Solving Berbasis Just in Time
Teaching Terhadap Keterampilan Proses Sains pada Materi Struktur Jaringan Tumbuhan”, Skripsi
pada UIN Syarifhidayatullah, Jakarta, Jakarta, 2016, h.1, tidak dipublikasikan.
2
gejala, persoalan yang muncul di sekitarnya baik yang terkait IPA maupun sosial,
budaya dan aspek lainnya. Selain itu, pendidikan sains yang berorientasi pada
proses akan menciptakan suasana pembelajaran yang melibatkan peran siswa
secara aktif.
Istilah Ilmu Pengetahuan Alam atau IPA dikenal juga dengan istilah sains.
Sains dapat diartikan sebagai bangunan ilmu pengetahuan dan proses, artinya
suatu pengetahuan yang telah mengalami uji kebenaran melalui metode ilmiah.
Hakikat sains dan pendidikan sains dapat dipandang sebagai produk, proses,
sikap, dan aplikasi. Sains sebagai produk yang berarti dalam sains terdapat fakta-
fakta, hukum-hukum, teori-teori yang sudah diterima kebenarannya.3 Seiring
berjalannya waktu terjadi pergeseran paradigma sains sebagai produk menjadi
lebih menekankan hakikat sains sebagai proses pada kegiatan pembelajaran, yakni
mengembangkan suatu keterampilan yang dikenal sebagai Keterampilan Proses
Sains (KPS).
Keterampilan proses sains merupakan dasar keterampilan akademik. Selain
itu, KPS sebagai “basic learning tools” merupakan keterampilan untuk mem-
bentuk landasan pada setiap individu dalam mengembangkan diri secara lebih
lanjut. Tingkat penguasaan kemampuan proses sains siswa sebagai kemampuan
dasar untuk menemukan dan mengelola pengetahuan baru masih kurang dari 50%,
karena proses pembelajaran yang dilaksanakan belum kondusif bagi perkembang-
an kemampuan proses sains.4 Hal ini perlu menjadi perhatian karena KPS menjadi
salah satu bidang keterampilan dasar hidup yang berkenaan dengan upaya
pengembangan dan penciptaan diri secara maksimum.
Hasil observasi dan wawancara dengan guru biologi yang dilakukan oleh
peneliti di SMAN 1 Tangerang Selatan mengenai keterampilan proses sains siswa
menunjukkan masih pada tingkat dasar, metode pembelajaran yang dilakukan
belum spesifik melatih keterampilan proses sains pada siswa, sehingga
3 Zulfiani, Tonih Feronika, Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta:
Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 51-52 4 Haryono, “Model Pembelajaran Berbasis Peningkatan Keterampilan Proses Sains”,
Jurnal Pendidikan Dasar, Vol. 7, 2006, hal. 1-13.
3
pengukuran untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa belum terlihat
dengan baik.5 Melihat dari fakta tersebut, maka perlu adanya perbaikan dari
semua aspek yang berpengaruh dalam dunia pendidikan. Salah satu faktor yang
mempengaruhi dan menentukan tercapainya tujuan pembelajaran adalah
pelaksanaan metode dalam proses belajar mengajar yang dilakukan oleh seorang
pendidik.
Pemilihan suatu metode tentu harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran
dan sifat materi yang akan menjadi pembahasan. Metode yang sesuai tujuan dan
sifat materi akan menciptakan suasana belajar lebih maksimal. Dengan
menggunakan metode yang tepat peserta didik dapat cepat mengerti, memahami,
dan mengaplikasikan ilmu tersebut untuk kepentingan pribadi maupun untuk
lingkungan masyarakat. Penggunaan metode dalam proses pembelajaran akan
menentukan hasil dari proses yang telah dilakukan, dengan demikian, dalam
belajar diperlukan metode yang tepat guna mencapai tujuan hakikat dari belajar.
Belajar bukan berarti hanya bisa dilakukan dalam kelas, untuk mencapai
tujuan dari pembelajaran yang dilakukan bisa menggunakan beberapa metode,
salah satunya dengan cara memanfaatkan alam sekitar, seperti yang tertulis dalam
Alqur‟an yang artinya:
“ Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih
bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda kebesaran Allah
bagi orang-orang yang berakal. ” (QS.Al Imran | ayat: 190) 6.
Ayat tersebut menegaskan kepemilikan Allah SWT. Atas alam raya, disini Allah
menguraikan sekelumit dari penciptaan-Nya itu serta memerintahkan agar
memikirkannya, sebagai bukti adanya kekuasaan Allah SWT.7 Manusia dapat
belajar banyak dari alam semesta ini, karena alam raya ini merupakan
laboratorium terbesar yang selalu terbuka bagi manusia yang berpikir. Melalui
5 Lampiran, 22.
6 Al-Qur‟an , QS.Al Imran ayat:190.
7 M Quraish Shihab, Tafsir Al Misbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), h.370.
4
perenungan dan pengamatan terhadap alam, manusia akan mampu menghasilkan
kajian ilmiah. Manusia dituntut untuk mencermati setiap fenomena kauniah
dengan menghimpun, meneliti serta menganalisa setiap gejala alam, sebagai
sumber pengajaran untuk dapat mengetahui dan mensyukuri karunia Allah yang
sangat luar biasa.8
Terdapat metode pembelajaran yang dapat menghantarkan siswa untuk
melakukan proses pembelajaran secara langsung dan melibatkan alam dalam
memahaminya, salah satunya adalah metode Field Trip. Dengan menggali sumber
belajar pada lingkungan, pendidik telah mengantarkan siswa kepada kehidupan
yang sebenarnya, mereka menjadi akrab dengan lingkungan sekitar. Selain itu,
akan tercipta suatu wahana dan wadah pembinaan peserta didik dalam kegiatan
belajar dan berpikir kritis, penanaman watak, nilai dan sikap sosial yang baik,
serta pengembangan kecakapan dasar siswa untuk selalu mampu serta peduli
dalam berkehidupan secara baik sesuai tuntutan dan harapan yang dikembangkan
lingkungan masyarakat sekitarnya.
Pembelajaran IPA yang berkaitan mengenai kehidupan salah satunya
adalah mata pelajaran biologi, merupakan pelajaran yang sangat dekat kaitannya
dengan alam dan lingkungan sekitar. Dalam pembelajaran biologi, guru harus
memiliki strategi pembelajaran yang baik untuk digunakan dalam proses belajar,
agar peserta didik tidak merasa bosan dan jenuh dalam melakukan prosesnya,
menciptakan pembelajaran yang bermakna agar ilmu yang didapatkan bersifat
long term memory, menjadikan ilmu yang di dapat bermanfaat bagi kehidupannya
dan menjadikan diri peserta didik yang lebih baik.
Pada konsep Keanekaragaman Hayati, siswa akan mempelajari tentang
berbagai macam makhluk hidup dan hubungan makhluk hidup dengan
lingkungannya, untuk memaksimalkan pembelajaran, bagi siswa tidak cukup jika
mempelajarinya hanya di dalam kelas, akan sangat abstrak mempelajari
lingkungan dan berbagai macam keanekaragaman makhluk hidup dengan
menggunakan gambar atau dengan metode ceramah, dengan adanya metode Field
8 Siti Khasinah, “ Menggunakan Alam sebagai Sumber Belajar: Suatu Kajian Menurut
Perspektif Islam” , Jurnal Ilmiah DIDAKTIKA, No.2 (Februari 2011): h. 317.
5
Trip diharapkan siswa lebih berperan aktif dalam mempelajarinya, siswa dapat
melihat, memegang dan memaksimalkan sistem indra yang dimiliki. Karena
sangat menunjang keberhasilan pencapaian belajar, semakin kuat peserta didik
mengingat apa yang dia pelajari maka pembelajaran akan semakin bermakna.
Hasil observasi peneliti mengenai kegiatan Field Trip di SMAN 1
Tangerang Selatan menunjukkan kurang efektifnya kegiatan di lapangan, karena
tidak adanya LKS sebagai panduan dan tidak ada mentor yang mengawasi siswa,
sehingga metode Field Trip yang dilakukan tidak berjalan secara efektif.
Penggunaan LKS PjBL dalam penelitian ini sebagai evaluasi dari pelaksanaan
Field Trip yang dilakukan oleh pihak sekolah sebelumnya, agar kegiatan
dilapangan dapat berjalan efektif sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.
Penggunaan LKS berbasis project akan membantu mengarahkan tindak lanjut
kegiatan siswa setelah belajar di lapangan secara langsung. Metode Field Trip
yang telah dilakukan belum diketahui bagaimana dampaknya dalam
meningkatkan keterampilan proses sains bagi siswa.9
Atas dasar permasalahan tersebut maka penulis terdorong untuk mengetahui
apakah terdapat peningkatan keterampilan proses sains siswa dengan metode
belajar Field Trip, penelitian ini diberi judul Peningkatan Keterampilan Proses
Sains Siswa pada Pembelajaran Biologi dengan Menggunakan Metode Field
Trip Berbantukan LKS PjBL (Project Based Learning).
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka terdapat
masalah yang dapat diidentifikasi, yaitu :
1. Rata-rata keterampilan proses sains siswa Indonesia masih rendah.
2. Metode pembelajaran biologi yang melibatkan siswa secara aktif dalam
mengkonstruk pemahaman atau pengetahuannya sendiri belum dilaksana-
kan dengan maksimal.
9 Yani Sutriyani, “Efektivitas Penerapan Metode Field Trip terhadap Hasil Belajar Siswa
di SMAN 1 Kota Tangerang Selatan”. Laporan Penelitian PPKT pada UIN Syarifhidatayullah
Jakarta, Jakarta, 2017, h.31, tidak dipublikasikan.
6
3. Proses pembelajaran lebih ditekankan pada pemerolehan dan penguasaan
konsep.
4. Dalam penerapan metode Field Trip yang terjadi dilapangan belum
maksimal karena tidak melibatkan mentor dan LKS.
C. Pembatasan Masalah
Mengingat luasnya permasalahan dan keterbatasan penulis dalam hal
waktu, dana dan tenaga, agar penelitian ini lebih terarah maka permasalahan yang
akan diteliti di fokuskan pada:
1. Peningkatan Metode Field Trip dilakukan dengan pendekatan Project
Based Learing (PjBL).
2. Subjek pada penelitian ini adalah siswa yang berada pada sekolah SMAN 1
Kota Tangerang Selatan kelas X, yang terdiri dari satu kelas, yaitu kelas X
IPA 5 sebagai kelas penelitian.
3. Keterampilan proses sains dalam penelitian ini menggunakan indikator
menurut Harlen dan Jelly, diantaranya adalah keterampilan mengamati,
keterampilan mengelompokkan, keterampilan berkomunikasi dan
keterampilan interpretasi, keterampilan berhipotesis, keterampilan prediksi,
keterampilan mengajukan pertanyaan.10
D. Rumusan Masalah
Masalah yang akan diteliti dirumuskan sebagai berikut : “Apakah terdapat
Peningkatan Keterampilan Proses Sains pada Pembelajaran Biologi dengan
menggunakan Metode Field Trip berbantukan LKS PjBL (Project Based
Learning) ?
10
Doris Ash, The Process Skills of Inquiry. Dalam foundations: A monograph for
Professionals in Science, Matematics, and technology Education, Inquiry Thoughts, Views, and
Strategies for the K-5 Classroom, Vol.2, (Arlington: National Science Foundation), p.52, diakses
dari (https://www.nsf.gov/pubs/2000/nsf99148/pdf/nsf99148.pdf) pada tanggal 19 April 2017.
7
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Peningkatan Keterampilan
Proses Sains pada Pembelajaran Biologi dengan menggunakan Metode Field Trip
berbantukan LKS PjBL (Project Based Learning).
F. Manfaat Penelitian
Selain tujuan yang hendak dicapai, penelitian ini juga mengharapkan
adanya manfaat sebagai dampak tercapainya tujuan penelitian. Ada beberapa
manfaat dalam penelitian ini yaitu:
1. Bagi siswa hasil penelitian ini diharapkan menjadi motivasi dalam
kegiatan belajar mengajar di sekolah, sehingga dapat meningkatkan
keterampilan proses sains siswa dalam memecahkan permasalahan yang
terjadi dikehidupan sehari-hari.
2. Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat berguna pula bagi guru
biologi untuk melakukan pengembangan dalam proses pembelajaran
dengan metode atau pendekatan yang lebih kreatif serta inovatif.
3. Bagi sekolah, informasi ini dapat dijadikan acuan untuk menggali dasar
pemikiran baru untuk lebih mengembangkan dan meningkatkan
kualitas pengajaran.
8
BAB II
DESKRIPSI TEORITIK, KERANGKA BERFIKIR DAN PENGAJUAN
HIPOTESIS
A. Kajian Teori
1. Hakikat Pembelajaran Sains
Sejak awal peradaban, manusia berusaha untuk mendapatkan sesuatu dari
alam sekitarnya. Mereka telah mampu membedakan mana hewan atau tumbuhan
yang dapat dimakan. Serta mulai bisa menggunakan alat untuk memperoleh
makanan, mengenal api untuk memasak dan memanfaatkan alam sekitar untuk
bertahan hidup. Semuanya itu menandakan bahwa manusia telah memperoleh
pengetahuan dari pengalaman yang pernah dilakukan. Dorongan untuk
mengetahui yang telah ada sejak kodratnya dan penemuan adanya sifat.
Keteraturan didalamnya mempercepat adanya pengetahuan, dan dari sinilah
perkembangan sains dimulai.
Parsaoran Siahaan mengatakan bahwa hakikat dari ilmu sains adalah proses
penemuan, adapun output dari proses itu sendiri adalah proses, produk, dan
sikap.1 Sebagai produk, IPA merupakan sekumpulan pengetahuan dan
sekumpulan konsep. Sebagai suatu proses, IPA merupakan proses yang
dipergunakan untuk mempelajari objek studi, menemukan dan mengembangkan
1 Parsaoran Siahaan, Hakekat Sains dan pembelajarannya, 2010. Diakses dari
(http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._FISIKA/195803011980021PARSAORAN_S
IAHAAN/Makalah-Modul/Pelatihan_Guru_MIPA_Papua_Barat-11
15_Januari_2010/HAKIKAT_SAINS_DAN_Pembelajaran_IPAx.pdf) pada tanggal 20 juni 2018.
9
produk-produk sains, dan sebagai aplikasi, teori-teori IPA akan melahirkan
teknologi yang dapat memberi kemudahan bagi kehidupan. 2
Menurut I Made Alit dalam Zulfiani dkk, sains merupakan rangkaian konsep
dan skema konseptual yang saling berhubungan dan dikembangkan dari hasil
eksperimentasi atau observasi yang sesuai untuk eksperimentasi atau observasi
berikutnya.3 Dalam belajar IPA peserta didik diarahkan untuk membandingkan
hasil prediksi peserta didik dengan teori melalui eksperimen dengan meng-
gunakan metode ilmiah. Pendidikan IPA di sekolah diharapkan dapat menjadi
wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitarnya,
serta prospek pengembangan lebih lanjut dan menerapkannya di kehidupan
sehari-hari yang didasarkan pada metode ilmiah.
Merujuk pada hakikat IPA sebagaimana dijelaskan oleh Prihantro Laksmi
bahwa, nilai-nilai IPA yang dapat ditanamkan dalam pembelajaran IPA antara lain
adalah kecakapan bekerja dan berpikir secara teratur dan sistematis menurut
langkah-langkah metode ilmiah, keterampilan dan kecakapan dalam mengadakan
pengamatan, mempergunakan alat-alat eksperimen untuk memecahkan masalah,
dan memiliki sikap ilmiah yang dipergunakan dalam memecahkan masalah baik
dalam kaitannya dengan pembelajaran sains maupun dalam kehidupan.4
Penjelasan di atas dapat kita lihat bahwa hakikat IPA semata mata tidaklah
pada dimensi pengetahuan (keilmuan), tetapi lebih dari itu, IPA lebih menekankan
pada dimensi nilai ukhrawi, dimana dengan memperhatikan keteraturan di alam
semesta akan semakin meningkatkan keyakinan akan adanya sebuah kekuatan
yang maha dasyat yang tidak dapat dibantah lagi, yaitu Allah SWT. Dengan
dimensi ini IPA hakikatnya mentautkan antara aspek logika-materil dengan aspek
jiwa spiritual, yang dianggap cakrawala tanpa makna, karena suatu anggapan
antara IPA dan agama merupakan dua sisi yang berbeda dan tidak mungkin
2 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, ( Jakarta: Bumi Aksara,2010 ), h.137.
3 Zulfiani, dkk., Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga penelitian UIN Jakarta,
2009), h. 46. 4 Trianto,op.cit, h.141.
10
dipersatukan satu sama lain dalam satu bidang kajian. Padahal senyatanya
terdapat benang merah ketertautan diantara keduanya.
Dengan demikian semakin jelas bahwa proses pembelajaran sains lebih
ditekankan pada pendekatan keterampilan proses, sehingga siswa dapat
menemukan fakta- fakta, membangun konsep-konsep, teori-teori dan sikap ilmiah
siswa itu sendiri yang akhirnya dapat berpengaruh positif terhadap kualitas proses
pendidikan maupun produk pendidikan. Perlu dikembangkan suatu metode
pembelajaran IPA yang melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pem-
belajaran untuk menemukan atau menerapkan sendiri ide-idenya. Guru hanya
memberi tanggapan yang membantu siswa untuk mencapai tingkat pemahaman
yang lebih tinggi, namun harus diupayakan agar siswa dapat menaiki tangga
tersebut dan tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan baik.
2. Pendekatan dan Metode Pembelajaran
Metode mengajar adalah cara mengajar yang digunakan oleh guru atau
instruktur ketika menyampaikan bahan ajar/materi pelajaran.5 Sedangkan menurut
Imansjah metode adalah alat untuk mencapai tujuan dalam pembelajaran.6 Setiap
guru harus punya keterampilan dalam memilih metode mengajar yang tepat
digunakan ketika menyampaikan bahan ajar. Perlu diingat, bahwa setiap metode
pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. Ketepatan suatu metode mengajar,
bergantung pada materi pelajaran yang akan disampaikan, situasi kondisi siswa,
dan sarana prasarana untuk mendukung pembelajaran yang ada.
Pemilihan metode yang tepat disesuaikan dengan kebutuhan yang ada, akan
memaksimalkan kegiatan belajar mengajar. Suasana yang tercipta dalam kegiatan
belajar akan lebih kondusif, dan tujuan pembelajaran pun akan tercapai. Untuk itu
sebagai seorang pendidik harus merancang metode yang tepat, kreatif, efektif dan
efisien. Prof. Dr. Tb. Bachtiar Rivai mengemukakan lima prinsip dalam memilih
metode belajar, diantaranya adalah, asas maju berkelanjutan, penekanan pada
5 Zulfiani, dkk,. op.cit, h. 96.
6 Imansjah, Didaktik Metodik (Surabaya: Usaha Nasional,TT), h.72.
11
belajar sendiri, bekerja secara team, multi disipliner, dan fleksibel.7 Pemilihan
metode yang tepat akan menciptakan pembelajaran yang bermakna dan diminati
oleh siswa, sehingga pesan dari pembelajaran dapat tersampaikan dan diterima
dengan baik.
Berkaitan dengan itu maka pemilihan metode belajar tertentu dalam upaya
mencapai hasil yang efektif, memerlukan beberapa indikator untuk memastikan
berlangsung tidaknya kegiatan belajar dimaksud. Indikator itu adalah kesiapan
subjek belajar dalam artian telah memiliki dan berada dalam suasana psikologis
yang mantap dan tidak dalam keadaan labil atau kurang menentu, bahan yang
akan dipelajari benar-benar mempunyai tingkatan yang diutamakan pada saat itu
sehingga kepadanya tertuju segala perhatian atau konsentrasi, alat bantu yang
memadai tersedia guna terjadinya proses belajar secara normal terutama aspek
lingkungan belajar yang bila perlu menekan semaksimal mungkin adanya
gangguan yang akan memecah perhatian subjek belajar, penggunaan waktu
belajar yang efisien dalam artian hasil yang ingin dicapai secara terukur dapat
dibandingkan dengan jumlah waktu yang dihabiskan untuk itu, dan tingkat
kepuasan jiwa dalam menghadapi perubahan yang cukup berarti sebagai salah
satu hasil belajar secara kualitatif didapatkan dari proses tersebut. Kelima
indikator tersebut dapat menjadi perangkat yang perlu dipertimbangkan dalam
menilai serta mengukur sejauh mana kegiatan belajar tersebut dapat dikatakan
efektif dan mencapai hasil yang memadai.8
Menggunakan model dalam pembelajaran sudah barang tentu guru yang tidak
mengenal metode pengajaran tidak akan maksimal dalam melaksanakan proses
belajar mengajar. Hal yang penting dalam metode ialah, bahwa setiap metode
pembelajaran yang digunakan bertalian dengan tujuan belajar yang ingin dicapai.
Tujuan untuk mendidik anak agar sanggup memecahkan masalah-masalah dalam
belajarnya, memerlukan metode yang lain, bila tujuannya untuk mengumpulkan
7 Engkoswara, Dasar-Dasar Metodologi Pengajaran,(Jakarta: Bina Aksara,1988), h.57.
8 Salehudin Yasin, Metode Belajar dan Pembelajaran yang Efektif, Jurnal Abadiah,
No.1 ( 2012): h.6.
12
informasi. Oleh karena itu untuk mendorong keberhasilan guru dalam proses
belajar-mengajar, guru seharusnya mengerti akan fungsi dan langkah-langkah
pelaksanaan metode mengajar.
Ahmadi menyatakan bahwa dalam memilih metode mengajar perlu
diperhatikan hal-hal berikut, yang pertama, Metode mengajar yang digunakan
harus membangkitkan minat belajar siswa, kedua, dapat mengembangkan
kegiatan kepribadian siswa, ketiga, memberikan kesempatan bagi siswa untuk
mewujudkan hasil karya, keempat, merangsang siswa untuk belajar lebih lanjut,
melakukan eksplorasi dan inovasi, kelima, dapat mendidik murid dalam teknik
belajar sendiri dan cara memperoleh pengetahuan melalui usaha pribadi, keenam,
dapat menambah pengalaman atau situasi yang nyata, dan yang terakhir, dapat
menanamkan nilai-nilai dalam kehidupan sehari-hari.9
3. Metode Field Trip
a. Pengertian Metode Field Trip
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Karyawisata/ Field Trip
adalah kegiatan kunjungan kesuatu objek dalam rangka memperluas pengetahuan
dalam hubungan dengan pekerjaan seseorang atau sekelompok.10
Menurut Syaiful
Sagala dalam bukunya mengungkapkan bahwa karyawisata atau biasa disebut
juga Field Trip merupakan pesiar yang dilakukan oleh para peserta didik untuk
melengkapi pengalaman belajar tertentu dan merupakan bagian integral dari
kurikulum sekolah.11
Karyawisata sebagai metode belajar mengajar, anak didik dibawah
bimbingan guru mengunjungi tempat tempat tertentu dengan maksud untuk
belajar. Berbeda halnya dengan tamasya dimana manusia terutama pergi untuk
mencari liburan, dengan karyawisata manusia diikat oleh tujuan dan tugas belajar.
9 Zulfiani, dkk.,Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga penelitian UIN Jakarta,
2009), h. 96. 10
KBBI Versi 0.2.1, diakses dari (kbbi.kemdikbud.go.id.). 11
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, Februari 2010)
hal.215.
13
Walaupun karyawisata (Field Trip) menurut Rusyan banyak memiliki nilai non
akademis, tetapi tujuan pendidikan dapat dicapai, terutama menganai wawasan
dan pengalaman tentang dunia luar seperti kunjungan ke tempat-tempat situs
bersejarah, museum, peternakan yang sistematis, dan sebagainya.
Metode Field Trip (karyawisata) adalah cara mengajar yang dilaksanakan
dengan jalan mengajak murid keluar kelas mengunjungi sesuatu tempat untuk
menyelidiki atau mempelajari hal tertentu dibawah bimbingan guru, dalam
perjalanan Field Trip guru telah merencanakan objek-objek tertentu yang ada
hubungannya dengan bahan pembelajaran untuk dilihatkan pada para murid,
disamping itu pula hal-hal secara kebetulan dijumpai dalam perjalanan tersebut.12
Metode Field Trip merupakan metode pembelajaran yang mengajak siswa
untuk terjun langsung ke suatu tempat yang sesuai dengan materi pembelajaran
yang sedang dipelajari. Berdasarkan hasil penelitian Dohn menunjukan bahwa
kunjungan lapangan dapat memberikan pengalaman yang efektif serta dapat
meningkatkan motivasi siswa dalam belajar. Selain itu metode Field Trip juga
mampu menumbuhkan sikap-sikap yang positif pada siswa terutama pada materi
tentang lingkungan.13
Metode Field Trip atau karya wisata dapat juga diartikan
sebagai metode mengajar dengan cara melakukan kunjungan ketempat-tempat
yang dianggap relevan dengan materi yang akan diajarkan. 14
Sedangkan menurut Rustaman, metode Field Trip adalah cara penyajian
dengan membawa siswa mempelajari materi pelajaran diluar kelas. Melakukan
suatu kunjungan yang direncanakan kepada suatu objek tertentu untuk dipelajari
atau untuk memperoleh informasi yang diperlukan. 15
12
Imansjah, Didaktik Metodik, (Surabaya: Usaha Nasional,TT), h.98. 13
Tika Yulianti, dan Nana Kariada TM, Efektivitas Penerapan Metode Field Trip untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dan Kepedulian Siswa Terhadap Lingkungan. Jurnal
Pendidikan Matematika dan Sains, No.1 (Juni 2015). 14
Zulfiani, dkk., Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN
Jakarta,2009), h. 106. 15
Rustaman,dkk, Strategi Belajar Mengajar Biologi (Malang: UM Press,2005), h.108.
14
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode Field
Trip merupakan teknik penyampaian materi pelajaran dengan cara membawa
langsung siswa ke obyek tertentu di luar kelas atau di luar lingkungan sekolah
agar siswa dapat mengamati atau mengalami secara langsung objek berkaitan
yang bertujuan untuk belajar. Metode Field Trip merupakan salah satu bentuk
pembelajaran outdoor dimana terjadi kegiatan observasi untuk mengungkap
fakta-fakta guna memperoleh data dengan cara terjun langsung ke lapangan. Field
Trip merupakan cara ilmiah yang dilakukan dengan rancangan oprasional
sehingga didapat hasil yang lebih akurat. Dalam kegiatan Field Trip, siswa diajak
mengunjungi ketempat dimana objek-objek biologi yang akan dipelajari tersedia
disana. Berbagai lokasi yang dapat digunakan untuk Field Trip sangat beragam
mulai dari lingkungan disekitar sekolah, daerah habitat asli hewan atau tumbuhan
tertentu, dan daerah wisata yang memiliki objek biologi.
Melalui kegiatan Field Trip siswa akan memiliki pengalaman belajar yang
tinggi karena berinteraksi dengan objek biologi secara langsung. Selain itu,siswa
dapat belajar lebih dalam dengan kegiatan lapangan dari pada hanya belajar secara
tekstual melalui buku-buku. Hal ini disebabkan sebagai fenomena nyata yang
tidak terdapat didalam buku dapat diamati secara langsung, sehingga memun-
culkan rasa ingin tahu siswa. Rasa ingin tahu akan mendorong siswa untuk
mencari jawaban dan belajar lebih keras, dan dengan melihat kondisi secara
langsung, siswa dapat melihat fenomena yang ada pada lapangan sehingga dapat
mengembangkan rasa peduli dan kepekaan siswa terhadap lingkungan.
Metode Field Trip tepat digunakan apabila pelajaran dimaksuda untuk
memberi pengertian lebih jelas terhadap para murid melalui pengamatan
langsung, ingin menambah perbendaharaan pengetahuan serta mendorong anak
untuk mengenal berbagai segi kehidupan yang sesungguhnya dengan baik.16
16
Imansjah, Didaktik Metodik (Surabaya: Usaha Nasional,TT), h.98-99.
15
b. Kelebihan dan Kekurangan Metode Field Trip
Setiap metode pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan dalam
penerapannya, begitupun dengan metode pembelajaran Field Trip. Metode Field
Trip mempunyai beberapa kelebihan, diantaranya adalah Anak didik dapat
mengamati dari dekat dengan pengalaman baru,dapat menjawab masalah-masalah
dengan membuktikannya secara langsung, Anak didik dapat memperoleh infor-
masi dengan jalan mengadakan wawancara atau mendengarkan ceramah yang
diberikan on the spot, dan Anak didik dapat mempelajari sesuatu secara integral
dan komprehensif.17
Sedangkan menurut Zulfiani kelebihan metode karyawisata/
Field Trip adalah siswa dilatih untuk belajar teliti, melakukan observasi dan
ekspolorasi secara langsung, dan siswa diajarkan mengenal alam lingkungan
sekitar.18
Cony Semiawan mengungkapkan kelebihan metode karyawisata/ Field
Trip diantaranya adalah siswa dapat mengembangkan, menanamkan, serta
memupuk rasa cinta pada alam sekitar dan tanah air.19
Kekurangan yang terdapat pada metode ini diantaranya adalah memerlukan
persiapan yang memerlukan banyak pihak, tempat yang dikunjungi jauh dari
sekolah dan sukar diamati, Memerlukan biaya yang relative tinggi.20
Sedangkan
menurut Zulfiani kekurangan metode Field Trip diantaranya adalah memerlukan
waktu yang lama, guru dituntut untuk benar-benar menguasai materi yang
diajarkan, dan terkadang kesulitan mendapat sumber-sumber yang sesuai dengan
bahan ajar yang akan dipelajari.21
17
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, Februari 2010)
hal.215.
18
Zulfiani, dkk.,Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN
Jakarta,2009), h.107.
19
Conny Semiawan, Pendekatan Keterampilan Proses, (Jakarta : Gramedia, 1985), h.81. 20
Syaiful sagala, op,cit. h.215. 21
Zulfiani, dkk.,Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN
Jakarta,2009), h.108.
16
c. Cara-cara Mengatasi Kelemahan-Kelemahan Metode Field Trip
Ada beberapa cara yang digunakan untuk mengatasi kelemahan-
kelemahan metode Field Trip, antara lain : Perlu merumuskan tujuan-tujuan yang
jelas dan tegas, buatlah tujuan yang jelas dan kongkret, penentuan tugas-tugas
yang harus dilakukan sewaktu dan sesudah pelaksanaan Field Trip, rencana
penilaian pengalaman-pengalaman dan hasil, rencana selanjutnya sebagai
kelanjutan pengalaman Field Trip.22
d. Persiapan Pembelajaran Metode Field Trip
Sebelum pembelajaran dilakukan, guru harus membuat persiapan atau
perencanaan yang matang agar seluruh waktu yang tersedia selama Field Trip
dapat digunakan dengan sebaik-baiknya. Persiapan itu meliputi tindakan-tindakan
yang diantaranya adalah menetapkan tujuan, mempertimbangkan dan menetapkan
objeknya, menetapkan lama waktu yang digunakan, menetapkan teknik-teknik
mempelajari objek, menetapkan orang-orang atau instansi yang harus dihubungi,
memperhitungkan jumlah siswa yang akan melakukan Field Trip, mempersiapkan
perlengkapan belajar yang diperlukan dalam mempelajari obyek, memberi
penjelasan tentang cara membuat atau menyusun laporan, memperhitungkan
keadaan iklim, musim dan cuaca, menjelaskan secara global keadaan objek yang
akan dikunjungi, membentuk kelompok-kelompok atau regu-regu siswa dan
menentukan tugas-tugas keguatan untuk masing-masing kelompok.23
Pelaksanaan dan tindak lanjut dari metode pembelajaran Field Trip ini
hendaknya dilakukan dengan tertib, setiap siswa melakukan tugasnya masing-
masing, baik mengumpulkan data, mencatat yang kemudian akan dilaporkan
kepada kelompok lainnya. Field trip tidak berakhir pada waktu meneliti kemudian
membuat kesimpulan tertulis, melainkan perlu diikuti dengan suatu tidak lanjut.
Hal ini dilakukan agar pengetahuan antar kelompok menjadi menyeluruh, perlu
adanya presentasi dan laporan kelompok yang diikuti dengan tanya jawab dan
22
Syaiful sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, Februari 2010)
hal.215.
23
Conny Semiawan, Pendekatan Keterampilan Proses, (Jakarta : Gramedia, 1985), h.80.
17
diskusi. Dalam tindak lanjut ini perlu juga didalamnya diadakan penilaian tentang
kegiatan Field Trip, mengenai kekurangan dan kelebihan untuk memperbaiki
kegiatan kedepannya.24
4. Keterampilan Proses Sains
a. Pengertian Keterampilan Proses Sains
Keterampilan proses sains dapat diartikan sebagai wawasan pengembangan
keterampilan-keterampilan intelektual, sosial, dan fisik yang bersumber dari
kemampuan-kemampuan mendasar yang pada prinsipnya telah ada dalam diri
siswa.25
Dengan kata lain keterampilan proses sains dapat digunakan sebagai
sarana penemuan dan pengembangan konsep atau prinsip. Hal ini sejalan dengan
Conny Semiawan yang menyatakan bahwa dengan mengembangkan keterampilan
–keterampilan memproseskan perolehan, anak akan mampu menemukan dan
mengembangkan sendiri fakta dan konsep serta menumbuhkna dan meng-
embangkan sikap dan nilai yang dianut.26
Dorish Ash mengungkapkan bahwa ketika siswa berinteraksi dengan dunia
secara ilmiah, mereka menemukan pengamatan, pertanyaan, hipotesis, prediksi,
investigasi, interpretasi dan komunikasi secara mandiri. Inilah yang disebut
“keterampilan proses sains”. Keterampilan proses memainkan peran penting
dalam membantu siswa membangun ide-ide ilmiahnya.27
Keterampilan proses sains dibangun dari tiga keterampilan yaitu, keterampilan
manual, keterampilan intelektual, dan sosial. Sesuai dengan karakteristik sains
yang berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,
bukan hanya fakta, konsep, serta prinsip saja namun menekankan pada penemuan.
24
Engkoswara, Dasar-Dasar Metodologi Pengajaran, (Jakarta: Bina Aksara,1988), h.57. 25
Dimyati dan Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2012), cet.
Ke-4, h.138. 26
Conny Semiawan, dkk., Pendekatan Keterampilan Proses: Bagaimana Mengaktifkan
Siswa dalam Belajar, (Jakarta: PT Gramedia, 1985), h.18. 27
Doris Ash, The Process Skills of Inquiry. Dalam foundations: A monograph for
Professionals in Science, Matematics, and technology Education, Inquiry Thoughts, Views, and
Strategies for the K-5 Classroom, Vol.2, (Arlington: National Science Foundation), p.52, diakses
dari (https://www.nsf.gov/pubs/2000/nsf99148/pdf/nsf99148.pdf) pada tanggal 19 April 2017.
18
Kemampuan siswa dalam menemukan konsep perlu dibekali dengan kegiatan
pembelajaran yang berorientasi proses (student center). Dalam hal ini guru dapat
mengembangkan keterampilan proses sains dalam pembelajaran sains.28
Pengembangan keterampilan proses sains sangat ideal dikembangkan apabila
guru memahami hakikat belajar sains, yaitu sains sebagai produk dan proses.
Belajar dengan keterampilan proses memungkinkan siswa mempelajari konsep
yang menjadi tujuan belajar sains dan sekaligus mengembangkan keterampilan-
keterampilan dasar sains, sikap ilmiah dan sikap kritis. Keterampilan proses perlu
dikembangkan melalui pengalaman langsung sebagai pengalaman belajar, dan
disadari ketika kegiatannya sedang berlangsung. Melalui pengalaman langsung
seseorang dapat lebih menghayati proses atau kegiatan yang sedang dilakukan.29
Terlatihnya siswa menggunakan keterampilan proses ini akan memudahkan dalam
menerapkan konsep sains dalam kehidupan sehari-hari.
b. Jenis-Jenis dan Karakteristik Keterampilan Proses Sains
Berbagai pendekatan dapat digunakan untuk membelajarkan konsep-konsep
sains. Salah satu diantaranya pendekatan keterampilan proses. Keterampilan
proses sains merupakan keterampilan intelektual yang dimiliki dan digunakan
oleh para ilmuan dalam meneliti fenomena alam. Keterampilan proses sains yang
digunakan oleh para ilmuan tersebut dapat dipelajari oleh siswa dalam bentuk
yang lebih sederhana sesuai dengan tahap perkembangan anak.
Glencoe Science Skill Handbook, keterampilan proses sains dapat
dikelompokan menjadi tiga, yaitu : 1) Pengorganisasian informasi terdiri dari
keterampilan mengkomunikasikan informasi, menggolongkan, mengurutkan,
memetakan konsep, membuat dan menggunakan tabel, membuat dan
menggunakan grafik. 2) Berpikir kritis terdiri dari keterampilan mengamati dan
menyimpulkan, membandingkan dan membedakan, dan mengenal sebab akibat.
28
Zulfiani, dkk.,Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN
Jakarta,2009), h.52. 29
Rustaman,dkk., Strategi Belajar Mengajar Biologi, (Malang: Penerbit Universitas
Negeri Malang, 2005) h.86.
19
3) Mempraktikan proses sains terdiri dari keterampilan membentuk definisi
operasional, membuat hipotesis, merancang suatu percobaan untuk menguji
hipotesis, memisahkan dan mengendalikan variabel, dan menafsirkan data.30
c. Indikator Keterampilan Proses Sains
Ada beberapa tokoh yang menjelaskan terkait dengan indikator dalam
melihat keterampilan proses sains siswa, Zulfiani dalam bukunya menjelaskan
indikator keterampilan proses sains seperti pada Tabel 2.1 :
Tabel 2.1 Keterampilan Proses Sains Siswa dan Indikatornya31
Aspek Indikator
Observasi Menggunakan sebanyak mungkin indera
Menggunakan fakta relevan
Klasifikasi Mencatat setiap pengamatan
Mencari perbedaan/ persamaan
Mengontaskan ciri-ciri
Membandingkan
Mencari dasar pengelompokan
Interpretasi Menghubungkan hasil pengamatan
Menemukan pola dalam 1 seri pengamatan
Menyimpulkan
Prediksi Menggunakan pola/ hasil pengamatan
Mengemukakan apa yang mungkin terjadi pada
keadaan yang belum diamati
Mengajukan Pertanyaan Bertanya bagaimana, apa, mengapa
Bertanya untuk meminta penjelasan
Berhipotesis Mengetahui bahwa ada lebih dari 1 kemungkinan
penjelasandari 1 kejadian
Menyadari bahwa suatu penjelasan perlu diuji
kebenarannya dengan memperoleh bukti
Merencanakan Percobaan Menentukan alat/bahan yang digunakan
Menentukan variable/faktor penerntu
Menemukan apa yang akan diukur, diamati dan dicatat
Menggunakan Alat dan
Bahan Memakai alat/bahan
Mengetahui mengapa menggunakan alat/bahan
Mengetahui bagaimana menggunakan alat/bahan
Menerapkan Konsep Menerapkan konsep pada situasi baru
Mengunakan konsep pada pengalaman baru untuk
menjelaskan apa yang sedang terjadi
Berkomunikasi Memberikan data empiris hasil percobaan dengan
table/grafik/diagram
30
Usman Samatowa, Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar, ( Jakarta: Indeks,2011), h.93. 31
Zulfiani, dkk.,Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN
Jakarta,2009), h.56.
20
Nuryani Y Rustaman dalam bukunya menjelaskan Sembilan indikator
mengenai keterampilan proses sains, diantaranya adalah : Pertama, observasi
menggunakan fakta yang relevan dan memadai dari hasil pengamatan. Kedua,
interpretasi dapat diketahui dari siswa yang menemukan pola atau keteraturan dari
pengamatan yang dilakukan. Ketiga, mengelompokkan dapat diketahui dari
kegiatan siswa yang mencari perbedaan, mengontraskan ciri-ciri, dan mencari
dasar penggolongan. Keempat, meramalkan dapat diketahui dari siswa yang dapat
mengajukan perkiraan tentang suatu yang belum terjadi berdasarkan suatu
kecenderungan atau pola yang sudah ada.
Keterampilan proses sains yang Kelima, berkomunikasi dapat diketahui
dari kemampuan siswa yang dapat membaca grafik, tabel, atau data dari hasil
percobaan. Keenam, berhipotesis, dapat diketahui dari kemampuan siswa
menyatakan hubungan antara dua variable. Ketujuh, merencanakan percobaan
dapat diketahui dari kemampuan siswa menentukan alat dan bahan percobaan,
menentukan variable penelitian, menentukan langkah kerja dan mengolah data.
Kedelapan, menerapkan konsep diketahui dari siswa yang mampu menjelaskan
peristiwa baru. Dan yang terakhir, mengajukan pertanyaan yang dapat diketahui
dari cara siswa mampu meminta penjelasan tentang apa, mengapa, bagaimana
atau menanyakan latar belakang hipotesis.32
Keterampilan proses yang dikembangkan di Calvertcountry Public School
di Amerika terdiri dari 10 aspek, yaitu keterampilan bertanya (questioning),
mengamati (observing), meramal (predicting), menggolongkan (classifying),
melakukan percobaan (experimenting), mengukur (measuring), mengorganisasi
data (organizing data), membandingkan (comparing), menafsirkan fakta
(interpreting avidence), dan mengkomunikasikan (communication).33
32
Rustaman,dkk., Strategi Belajar Mengajar Biologi, (Malang: Penerbit Universitas
Negeri Malang, 2005) h.80. 33
Usman Samatowa, Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar, ( Jakarta: Indeks,2011), h.94.
21
Conny Semiawan dalam bukunya yang berjudul pendekatan keterampilan
proses sains menuliskan bahwa keterampilan proses sains terdiri dari Sembilan
indikator, diantaranya adalah mengobservasi atau mengamati yang didalamnya
termasuk menghitung, mengukur, mengklasifikasi dan mencari hubungan ruang/
waktu, indikator selanjutnya ada membuat hipotesis, merencanakan penelitian,
mengendalikan variable, menginterpretasi/ menafsirkan data, menyusun kesim-
pulan, meramalkan/memprediksi, menerapkan/ mengaplikasi, dan yang terakhir
mengkomunikasikan.34
Harlen dan Jelly menyatakan beberapa indikator keterampilan proses sains yang
dimiliki siswa adalah :
Seven of the process skils of science : Observing- watching carefully,
taking notes, comparing, and constrasting, Questioning- asking questions
about observations, asking questions that can lead to investigations,
Hypothesizing- providing explanations consistent with available
observations, Predicting- suggesting even in the future, Investigating-
planning, gathering data, measuring, Interpreting- synthesizing, drawing
conclutions, Communicating- informing others in a variety of means.35
Keterampilan proses sains merupakan keterampilan intelektual yang dimiliki
dan digunakan oleh para ilmuan dalam meneliti fenomena alam. Keterampilan
proses sains ini dapat dikembangkan mengasah kemampuan siswa dalam
memahami materi pembelajaran. Dalam penelitian ini penulis memilih
menggunakan indikator keterampilan proses sains dari National science
foundation karena indikator yang ada sesuai dengan kebutuhan peneliti dan sesuai
dengan metode pembelajaran yang digunakan.
Setelah memahami indikator masing masing keterampilan proses sains, maka
kita dapat merancang kegiatan percobaan yang dapat memberikan kesempatan
siswa untuk melatih dan menunjukkan keterampilan yang diinginkan, menurut
34
Conny Semiawan, Pendekatan Keterampilan Proses, (Jakarta : Gramedia, 1985), h.17. 35
Doris Ash, The Process Skills of Inquiry. foundations: A monograph for
Professionals in Science, Matematics, and technology Education, Inquiry Thoughts, Views, and
Strategies for the K-5 Classroom, Vol.2, (Arlington: National Science Foundation), p.53. diakses
dari (https://www.nsf.gov/pubs/2000/nsf99148/pdf/nsf99148.pdf) pada tanggal 19 April 2017.
22
Harlen hal ini bisa dilakukan dengan memberikan siswa suatu tugas praktik
ataupun tertulis yang harus diselesaikan.36
Dan dalam penelitian ini penulis
memberikan suatu project bagi siswa agar keterampilan yang terbentuk pada diri
siswa lebih maksimal.
d. Penilaian Keterampilan Proses Sains
Keterampilan proses sains dapat diukur melalui tes. Berikut karakteristik
umum dan khusus penyusunan butir soal KPS. Karakteristik umum: a. Butir soal
KPS harus dapat dibedakan dengan butir soal penguasaan konsep. Sehingga
konstruksi butir soalnya tidak dibebani konsep; b. Butir soal KPS hendaknya
mengandung sejumlah informasi yang harus diolah siswa. Informasi dalam butir
soal KPS dapat berupa gambar, grafik, dan data dalam tabel; c. Aspek yang diukur
oleh butir soal KPS harus jelas. Sedangkan Karakteristik khusus penyusunan butir
soal KPS disajikan pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Karakteristik Khusus Butir Soal KPS 37
Jenis Karakteristik Khusus
Observasi Butir soal harus ada objek atau peristiwa yang dapat
diamati.
Interpretasi Butir soal harus disajikan sejumlah data untuk memperlihatkan pola.
Klasifikasi Butir soal harus disajikan objek atau peristiwa yang dapat
ditemukan atau dicari persamaan dan perbedaan dari
objek tersebut.
Prediksi Butir soal harus menampilkan pola atau kecenderungan
yang jelas untuk mengajukan dugaan atau ramalan.
Hipotesis Merumuskan dugaan atau jawaban sementara, atau
menguji pernyataan yang ada dan mengandung hubungan
dua variabel atau lebih, biasanya mengandung cara kerja
untuk menguji atau membuktikan.
Mengkomunikasikan Butir soal harus ada satu bentuk penyajian tertentu untuk
diubah kebentuk lain, misalnya dari sebuah uraian ke
bentuk bagan
Mengajukan
Pertanyaan
Butir soal harus memunculkan sesuatu yang menarik
perhatian siswa, tidak biasa atau kontradiktif agar siswa
termotivasi untuk bertanya.
36
Usman Samatowa, Pembelajaran IPA disekolah Dasar ( Jakarta: Indeks,2011) h.102. 37
Nuryani Y. Rustaman, Strategi Belajar Mengajar Biologi, (Malang: Universitas Negeri
Malang, 2007), h. 162-163.
23
Penyusun butir soal KPS hendaknya memperhatikan karakteristik umum
dan khusus terlebih dahulu sehingga dapat dibedakan butir soal KPS dan bukan
butir soal KPS. Butir soal KPS dipilihkan suatu konsep tertentu yang sesuai tetapi
dalam soal tesnya tidak boleh dibebani konsep sehingga keterampilan dapat
benar-benar terukur. Selain itu, juga harus diperhatikan karakteristik jenis KPS
yang akan diukur, setelah itu buat pertanyaan atau suruhan yang dikehendaki
untuk memperoleh respon atau jawaban yang diharapkan
5. Materi Keanekaragaman Hayati
Materi keanekaragaman hayati secara keseluruhan diajarkan pada kelas X
SMA, Khususnya kelas MIA pada kurikulum 2013. Kompetensi Dasar (KD)
materi ini pada KD 3.2 menganalisis data hasil observasi tentang berbagai tingkat
keanekaragaman hayati (gen, spesies, dan ekosistem) di Indonesia dan KD 4.2
menyajikan hasil identifikasi usulan upaya pelestarian keanekaragaman hayati
Indonesia berdasarkan hasil analisis data ancaman kelestarian berbagai
keanekaragaman hewan dan tumbuhan khas Indonesia yang dikomunikasikan
dalam berbagai media informasi analisis sumber belajar.
Karakteristik pada materi ini banyak memberikan fakta dan permasalahan
yang dapat digunakan siswa untuk mengoptimalkan keterampilan proses sains
yang mereka miliki. Dalam pembelajaran siswa dituntut untuk dapat mengamati
setiap perbedaan makhluk hidup yang ada. Selain itu juga siswa belajar menyajikan
data berdasarkan hasil pengamatan mengenai keanekaragaman hayati yang ada di
Indonesia dan mengkomunikasikanya didepan kelas.
Hubungan materi keanekaragaman hayati dengan keterampilan proses
sains dapat dilihat pada Tabel 2.3
24
Tabel 2.3 Hubungan Materi Keanekaragaman Hayati dengan
Keterampilan Proses Sains (KPS)
Indikator Pembelajaran Indikator KPS
KD 3.2.1 Menjelaskan pengertian keanekaragaman
hayati di Indonesia
Mengajukan pertanyaan,
mengkomunikasikan.
KD 3.2.2 Menyebutkan contoh keanekaragaman
gen, keanekaragaman jenis, dan keanekaragaman
ekosistem
Mengamati,
mengelompokkan.
KD 3.2.3 Membedakan antara keanekaragaman
gen, keanekaragaman jenis, dan keanekaragaman
ekosistem
Mengelompokkan,
interpretasi.
KD 3.2.4 Menjelaskan jenis-jenis flora dan fauna
yang ada di Indonesia
Mengamati,
mengkomunikasikan
KD 2.3.5 Mengaitkan pengaruh manusia terhadap
punahnya flora dan fauna yang ada di Indonesia
Mengamati, Prediksi,
hipotesis
KD 3.2.6 Menjelaskan cara-cara pelestarian
keanekaragaman hayati
Interpretasi, mengajukan
pertanyaan, prediksi
KD 3.2.7 Menjelaskan manfaat keanekaragaman
hayati Indonesia untuk kesejahteraan manusia
Mengkomunikasikan
a. Tingkat Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman hayati adalah keanekaragaman organisme yang menun-
jukkan keseluruhan atau totalitas variasi gen, jenis, dan ekosistem pada suatu
daerah. Keseluruhan gen, jenis,dan ekosistem merupakan dasar kehidupan dibumi.
Tingginya tigkat keanekaragaman hayati dipermukaan bumi mendorong para ahli
untuk mencari cara terbaik dalam mempelajarinya. Berdasarka hal tersebut, para
ahli membedakan keanekaragaman hayati menjadi tiga tingkatan, yaitu
keanekaragaman gen, keanekaragaman jenis, dan keanekargaman ekosistem.
Keanekaragama tersebut saling berhubungan satu sama lain sehingga ketiga
keanekaragaman tersebut tidak bisa dipisahkan satu sama lain.38
38
Nunung Nurhayati dan Resty Wijayanti, BIOLOGI untuk Siswa SMA/MA Kelas X
Kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, (Bandung:Darmawidya,2016),
hal.43.
25
Khristiyono menjelaskan bahwa keanekaragaman hayati adalah total variasi
yang meliputi bentuk, penampilan, jumlah, serta karakteristik lainnya yang
terdapat pada tingkat gen, spesies, dan ekosistem. Dalam bukunya Khristiyono
menjelaskan bahwa keanekaragaman hayati terdiri dari beberapa tingkat,
diantaranya adalah keanekaragaman tigkat gen yaitu variasi susunan gen dalam
satu spesies, tingkat jenis/spesies yaitu keanekaragaman yang terdapat pada
organisme yang tidak sejenis dan yang terakhir tingkat ekosistem, adalah
keanekaragaman yang terjadi karena interaksi dengan lingkungannya.39
b. Pelestarian Sumber Daya Hayati
Fauna di Indonesia dibedakan menjadi tiga wilayah berdasarkan garis
wallance dan garis weber, yaitu : 1.Wilayah Indonesia bagian barat atau orientalis,
mempunyai fauna yang bercorak mirip dengan fauna yang ada dibenua asia
(asiatis). Wilayah ini meliputi pulau-pulau jawa, Sumatra dan Kalimantan.
Beberapa contoh fauna yang ada misalnya : gajah, badak, harimau, kera, siamang,
orangutan, dan burung merak, 2. Wilayah Indonesia Timur, mempunyai fauna
yang bercorak mirip dengan fauna yang ada di benua Australia (Australialis).
Wilayah ini meliputi pulau Papua dan sekitarnya. Beberapa contoh fauna yang ada
missal-nya : hewan berkantung (possum, kanguru, dan koala) dan burung-burung
berbulu indah (cendrawasih, kasuari, kakatua, dan nuri), 3. Wilayah Indonesia
peralihan mempunyai fauna yang bercorak peralihan antara asiatis dan australialis.
Wilayah ini meliputi Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Maluku. Fauna yang pada
umumnya menjadi fauna yang endemik khas Indonesia, misalnya : komodo,
kalong, tapir, anoa, tarsius, dan babi rus, 4. konservasi sumber daya alam hayati
dapat dilakukan secara in situ dan ex situ, in situ adalah upaya pelestarian yang
dilakukan langsung di alam sedangkan pelestarian ex situ adalah upaya pelestarian
yang dilakukan diluar habitat aslinya.
Berbagai bentuk konservasi adalah sebagai berikut : Cagar alam, adalah
kawasan suaka yag mempunyai ciri khas, yaitu perkembangan tumbuhan, satwa,
dan ekosistem diserahkan pada alam. Contoh cagar alam yaitu Cagar Alam
39
Khristiyono, SPM Biologi SMA/MA, (Jakarta: Erlangga.2006), h.22.
26
Pangandaran untuk melindungi banteng, Suaka marga satwa adalah kawasan yang
memiliki jenis satwa yang unik sehingga dilindungi supaya ettap lestari. Contoh
suaka marga satwa yaitu Pulau Rambut di Kepulauan Seribu, Taman Nasional
adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli yang dikelola
dengan sistem zonasi dan dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu peng-
etahuan, pendidikan, budaya, pariwisata dan rekreasi. Contoh Taman Nasional
yaitu, Gunung Leuser, Siberut, Way Kambas (Pulau Sumatra), Ujung Kulon,
Gunung Gede Pangrango, dan Baluran, Taman Laut adalah wilayah lautan yang
mempunyai keindahan yang khas sehingga ditunjuk sebagai kawasan untuk
konservasi plasma nutfah lautan. Contoh taman laut Bunaken, Kebun raya adalah
suatu tempat yang berisi kumpulan tumbuh-tumbuhan yang berasal dari berbagai
daerah untuk tujuan konservasi exsitu, ilmu pengatahuan, dan rekreasi. Contohnya
adalah Kebun Raya Bogor, Purwodadi, Cibodas, dan Eka Karya.40
c. Manfaat Keanekaragaman hayati di Indonesia
Manusia membutuhkan tumbuhan dan hewan untuk menjaga keberlangsungan
hidupnya. Jenis-jenis tumbuhan dan hewan dimanfaatkan oleh manusia sebagai
bahan pangan, sandang dan papan. Selain itu jenis tumbuhan dan hewan lainnya
dimanfaatkan manusia sebagai untuk dibudidayakan,bahan obat-obatan, bahkan
dimanfaatkan juga sebagai keindahan. 41
6. Hubungan keterampilan Proses Sains dengan Metode Field Trip
Rangkaian aktivitas dalam metode Field Trip, memiliki hubungan yang
sinergis dengan aktivitas yang terdapat dalam keterampilan proses sains.
Keterampilan proses tersebut secara tersirat terdapat didalam tahapan-tahapan
dalam pembelajaran metode Field Trip, dapat dilihat pada Tabel 2.4.
40
Khristiyono, Ibid, h.22-23. 41
Nunung Nurhayati dan Resty Wijayanti,BIOLOGI untuk Siswa SMA/MA Kelas X
Kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, (Bandung: Darmawidya, 2016),
hal.57.
27
Tabel 2.4 Metode Field Trip dengan Keterampilan Proses Sains
Indikator Tahapan Field Trip
Indikator Keterampilan
Proses Sains
TAHAP PERSIAPAN
Koordinasi antara siswa dan guru Berkomunikasi
Menetapkan lokasi Field Trip, Mempersiapkan
administrasi, akomodasi dan instruksi
Berkomunikasi
Membagi siswa dalam kelompok kecil Berkomunikasi
Merancang kegiatan investigasi Pengecekan
kesiapan Field Trip.
Mengajukan Pertanyaan,
Prediksi, Hipotesis
TAHAP PELAKSANAAN
Koordinasi antara siswa, guru dan mentor di
lokasi
Berkomunikasi
Siswa melakukan eksplorasi Mengajukan Pertanyaan,
Berkomunikasi, Mengamati
Siswa melakukan investigasi sesuai
perencanaan
Mengamati,
Berkomunikasi,
Mengajukan Pertanyaan
Mencatat hasil pengamatan dalam lembar kerja Mengelompokkan,
Mengkomunikasikan
Melaporkan hasil pengamatan sementara Mengkomunikasikan,
Mengelompokkan
TAHAP AKHIR
Mendiskusikan hasil pengamatan dan berbagi
dengan kelompok lain disertai
tanya jawab
Mengkomunikasikan,
Mengajukan Pertanyaan
Membuat laporan hasil pengamatan Mengelompokkan,
Mengkomunikasikan
Evaluasi dan refleksi atas kegiatan Field Trip
yang telah dilakukan
Interpretasi,
Mengkomunikasikan
Metode Field Trip dengan Berbantukan LKS PJBL yang dilakukan dapat
mengoptimalkan kemampuan proses sains siswa. Keduanya saling mendukung
untuk melatih siswa mengembangkan kemampuannya dalam mempelajari sains.
Indikator Field Trip dan Kemampuan Proses Sains yang akan dilakukan saling
berkaitan satu sama lain, sehingga tujuan dapat tercapai, terlebih dibantu dengan
menggunakan LKS PjBL dalam penerapannya, diharapkan dapat mengoptimalkan
keterampilan proses sains yang siswa miliki.
28
B. Hasil Penelitian Relevan
Belum ditemukan penelitian mengenai pengaruh metode pembelajaran Field
Trip berbantukan LKS PjBL terhadap keterampilan proses sains siswa. Tetapi
terdapat beberapa hasil penelitian yang relevan sebagai sumber kajian pustaka.
Diantaranya sebagai berikut, pertama, Penelitian yang dilakukan oleh Nurmaliah
mengenai penggunaan metode karyawisata untuk meningkatkan pemahaman
konsep dan keterampilan proses sains pada materi keanekaragaman hayati
mendapatkan hasil bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara penerapan
metode karyawisata dengan metode ekspositori secara konvensional terhadap
pemahaman konsep dan keterampilan proses sains siswa. Melalui pembelajaran
menggunakan metode karyawisata siswa dapat memahami tumbuhan dan hewan
yang ada di lokasi dengan mengamati langsung di lapangan.42
Kedua, Penelitian yang dilakukan oleh Dewi Yuni Asmawati mengenai
Pengaruh Metode Pembelajaran Field Trip Terhadap Keterampilan Proses Sains
Dan Penguasaan Konsep Siswa Pada Materi Keanekaragaman Hayati Kelas X,
menunjukan hasil analisis data penelitian bahwa penerapan pembelajaran Field
Trip dapat meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep siswa.
Peningkatan keterampilan proses sains siswa menunjukkan N-gain sebesar 0,41
dengan kategori “sedang”. Untuk peningkatan penguasaan konsep siswa juga
dapat dilihat dari N-gain yaitu sebesar 0,40 dengan kategori “sedang”.
Berdasarkan data pengolahan angket, secara umum siswa memberikan tanggapan
yang positif terhadap metode pembelajaran Field Trip. Dari hasil penelitian, dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran Field Trip dapat meningkatkan keterampilan
proses sains dan penguasaan konsep siswa pada materi keanekaragaman hayati
42
Nurmaliah, dkk., “Penggunaan Metode Karyawisata untuk Meningkatkan Pemahaman
Konsep dan Keterampilan Proses Sains Pada Materi Keanekaragaman Hayati”, Jurnal Biotik,
ISSN: 2337-9812, Vol. 2, No. 1, Ed. April 2014, h. 1-76.
29
serta terdapat korelasi positif antara keterampilan proses sains dengan penguasaan
konsep siswa.43
Ketiga, Penelitian yang dilakukan oleh Elanda Nurhafizh Rahmawati
mengenai profil keterampilan proses sains dan motivasi belajar siswa melalui
kegiatan Field Trip pada konsep ekosistem mendapatkan hasil secara umum
kemunculan keterampilan proses sains yang banyak muncul dalam data yang
dijaring oleh lembar observasi adalah keterampilan observasi (100%) dan
keterampilan prediksi serta interpretasi memiliki presentasi terendah (60%),
sedangkan keterampilan yang paling dikuasai siswa adalah keterampilan
berkomunikasi (84,38%) dan yang kurang dikuasai siswa adalah keterampilan
interpretasi (15,83%).44
Keempat, Penelitian yang dilakukan oleh lintang mengenai Effects of Outdoor
School Ground Lessons on Students’ Science Process Skills and Scientific
Curiosity menjelaskan bahwa pada saat pretest tidak terdapat perbedaan yang
signifikan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen, namun setelah melakukan
pembelajaran diluar kelas dengan mengamati objek belajar secara langsung,
keterampilan proses sains siswa terdapat berbedaan secara signifikan antara
kelas kontrol dan kelas eksperimen.45
43
Dewi Yuni Asmawati, Pengaruh Metode Pembelajaran Field Trip Terhadap
Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Pada Materi Keanekaragaman Hayati
Kelas X, Artikel illmiah universitas pendidikan Indonesia, 2014, h.1,
(http://repository.upi.edu/13460/2/S_BIO_1005254_Abstract.pdf), diakses pada tanggal 15 MAret
2017. 44
Elanda Nurhafidzh Rahmawati, Profil Keterampilan Proses Sains dan Motivasi Belajar
Siswa Melalui Kegiatan Field Trip pada Konsep Ekosistem, Artikel Ilmiah Uiniversitas
Pendidikan Indonesia, 2013, h.1, (http://repository.upi.edu/4367/) , diakses pada tanggal 20 Maret
2017. 45
Kan Lin Tang and Nyet Moi Siew, Effects of Outdoor School Ground Lessons on
Students’ Science Process Skills and Scientific Curiosity, journal of education and learning, 2014,
Vol.4, h.5. diakses dari
https://www.academia.edu/11817085/Effects_of_Outdoor_School_Ground_Lessons_on_Students
_Science_Process_Skills_and_Scientific_Curiosity pada tanggal 16 april 2017.
30
C. Kerangka Berpikir
Berdasarkan deskripsi teori yang telah diuraikan sebelumnya, penerapan
metode Field Trip berbantukan LKS PjBL (project based learning) diharapkan
dapat melatih siswa untuk mengembangkan keterampilan proses sains siswa.
Proses pembelajaran tidak hanya diarahkan untuk mendapatkan pengetahuan
semata. Namun, siswa diharapkan mampu membangun pengetahuan dan kete-
rampilan yang dimilikinya. Biologi merupakan suatu bidang studi pembelajaran
yang berisi kumpulan fakta ataupun konsep dan terdiri atas kumpulan proses dan
nilai yang dapat diaplikasikan serta dikembangkan dalam kehidupan nyata.
Pada hakikatnya program pembelajaran bertujuan tidak hanya memahami dan
menguasai apa dan bagaimana suatu terjadi, tetapi juga memberi pemahaman dan
penguasaan bagaimana suatu hal terjadi dan membentuk suatu pengetahuan yang
bermakna, memberikan pelajaran dan pembelajaran secara langsung di lapangan,
maka pembelajaran dengan metode Field Trip menjadi sangat penting untuk
diterapkan. Pada pembelajaran dengan menggunakan metode Field Trip
Khususnya pada konsep keanekaragaman hayati, siswa akan mempelajari
berbagaimacam makhluk hidup, hubungan antara makhluk hidup dengan
lingkungannya, dan mempelajari lingkungan sekitar dan gejala alam yang terjadi,
metode Field Trip dirasa sangat perlu untuk dilakukan, karena dengan metode ini
siswa akan diajak untuk mempelajari objek kajian dengan lebih dekat dan nyata,
sehingga para siswa mampu memahami relevansi antara materi pelajaran dengan
realitas di lapangan, dan dengan kebutuhan masing-masing mampu meningkatkan
kreatifitas informasi secara lebih luas dan aktual sehingga dapat meningkatkan
keterampilan proses sains siswa.
Metode kuliah lapangan ini dalam pelaksanaanya melibatkan semua indera
yang ada sehingga tentunya pemahaman ,ingatan terhadap materi tersebut dapat
lebih kuat, hasil belajar mahasiswa dapat maksimal. Selain itu juga melalui
pendekatan langsung ke alam akan mendekatkan siswa dengan lingkungannya
sehingga tercipta suatu wahana dan wadah pembinaan siswa dalam hal
31
kemampuan dasar dalam kegiatan belajar dalam meningkatkan keterampilan
proses sains, penanaman watak, nilai dan sikap sosial yang baik serta pengem-
bangan kecakapan dasar siswa untuk selalu mau dan mampu serta peduli
dalam berkehidupan secara baik sesuai tuntunan dan harapan yang dikembangkan
lingkungan masyarakat sekitarnya.
Dalam penelitian ini, untuk menerapkan metode pembelajaran Field Trip
diperlukan beberapa perangkat pembelajaran berupa bahan ajar keanekaragaman
hayati dan LKS yang berbasis PJBL (project based learning), penggunaan LKS
yang berbasis project inilah yang menjadi kegiatan tindak lanjut setelah siswa
Field Trip dilapangan, sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai secara
maksimal. Penerapan metode pembelajaran Field Trip dengan berbantukan LKS
berbasis PJBL (project based learning) akan meningkatkan pemahaman konsep,
minat dan keterampilan proses sains.
D. Hipotesis
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir diatas, diajukan hipotesis
penelitian sebagai berikut:
H0: Metode pembelajaran Field Trip tidak dapat meningkatkan keterampilan
proses sains dalam konsep keanekaragaman hayati pada siswa kelas X.
H1: Metode pembelajaran Field Trip dapat meningkatkan keterampilan proses
sains dalam konsep kea-nekaragaman hayati pada siswa kelas X.
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 1 Kota Tangerang selatan yang
beralamat di Jalan Pendidikan No.49, Ciputat. Adapun waktu penelitian ini
dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2017/2018 .
B. Metode dan Desain Penelitian
Metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan
penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan filosofis dan
ideologis, pertanyaan dan isu-isu yang sedang dihadapi.1 Sesuai dengan tujuan
penelitian yang akan dicapai, maka metode penelitian yang digunakan adalah
Quasi Eksperimen (eksperimen semu) yang melakukan pengontrolan hanya
dilakukan terhadap satu variabel yang dipandang paling dominan, dalam
eksperimen tentang pengaruh metode pembelajaran.2 Desain penelitian adalah
proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian3. Desain
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasy experimental dengan
design time series (one group time series design).
1 Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Program Pasca Sarjana UPI,
2015) h.52. 2 Nana Syaodih, Ibid, h.59.
3 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta: PT.Bumi aksara, September 2003)
h.183.
33
Desain ini melibatkan pengukuran secara berkala terhadap satu kelompok
dan pemberian perlakuan eksperimental kedalam pengukuran berkala. Dengan
membandingkan pengukuran sebelum dan sesudah perlakuan, kita dapat
memastikan pengaruh perlakuan X tersebut terhadap penampilan kelompok pada
Y.4 Desain penelitian yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Table 3.1. Design One Group Time Series
Pre test Perlakuan Post test
Y1 Y2 Y3 X Y4 Y5 Y6
Keterangan :
Y1 : Pretest 1 (2 Januari 2017) Y4 : Postest 4 (23 Januari 2017)
Y2 : Pretest 2 (9 Januari 2017) Y5 : Postest 5 (30 Januari 2017)
Y3 : Pretest 3 (16 Januari 2017) Y6 : Postest 6 (6 Februari 2017)
X : Perlakuan (16-23 Januari 2017)
Tabel 3.1 menunjukan serangkaian pengukuran Y1 sampai Y6 dengan
pemberian perlakuan eksperimental pada titik X. Kita dapat menaksir pengaruh X
dengan jalan memeriksa kestabilan pengukuran yang berulang-ulang tersebut.5
Desain ini dapat dilakukan dengan tahapan sebagai berikut, langkah-langkah yang
ditempuh dalam menggunakan desain ini adalah : 1. memilih subjek yang akan
menjadi eksperimen, 2. Melakukan pengukuran awal sebelum diberikan
perlakuan, pretest secara berulang, 3. memberi perlakuan (X), 4. melakukan
pengukuran setelah perlakuan, posttest, secara berulang, 5. menampilkan data
hasil sejumlah pengukuran, baik sebelum maupun sesudah pemberian perlakuan
dalam bentuk grafik polygon, 6. menganalisis grafik untuk mengetahui
kecenderungan, dan menarik kesimpulan hasil analisis terhadap data tesebut.6
4Donald Ary, Pengantar Penelitian dalam Pendidikan (Surabaya : Usaha Nasional, TT),
h.374. 5 Jonathan Sawwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, (Yogyakarta: Penerbit
Graha Ilmu, 2009), h.86. 6 Mohammad Ali, Metodologi dan Aplikasi Riset Pendidikan, (Jakarta: Pustaka Cendekia
Utama,2010), h.94.
34
Kelompok yang digunakan untuk penelitian dalam desain Time Series tidak
dapat dipilih secara random. Sebelum diberi perlakuan, kelompok diberi pretest
sampai tiga kali, dengan maksud untuk mengetahui kestabilan dan kejelasan
keadaan kelompok sebelum diberi perlakuan. Bila hasil pretest selama tiga kali
ternyata nilainya berbeda beda, berarti kelompok tersebut keadaannya labil, tidak
menentu, dan tidak konsisten. Setelah kestabilan keadaan kelompok yang dapat
diketahui dengan jelas, maka baru diberi treatment. Design penelitian ini hanya
menggunakan satu kelompok saja, sehingga tidak memerlukan kelompok kontrol.
Hasil pretest yang baik adalah O1 = O2 = O3 dan hasil perlakuan yang baik
adalah O4 = O5 = O6. Besarnya pengaruh perlakuan adalah (O4 + O5 + O6) – (O1 +
O2 + O3).7
Terdapat berbagai kemungkinan dari hasil penelitian yang menggunakan
design time series. Perbedaannya dapat dilihat pada Grafik 3.1.
Grafik 3.1 Berbagai Kemungkinan Hasil Penelitian yang Menggunakan
Design Time Series8
Hasil penelitian yang paling baik adalah ditunjukkan pada grafik A. hasil
pretest menunjukkan keadaan kelompok stabil dan konsisten dan setelah di-
berikan perlakuan pun keadaannya meningkat secara konsisten. Grafik B
memperlihatkan ada pengaruh perlakuan terhadap kelompok yang sedang di
eksperimenkan, tetapi setelah itu kembali lagi pada posisi semula. Jadi pengaruh
7 Sugiyono, ,Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,(Bandung: Alfabeta,
November 2011), h. 78. 8 Sugiono, Ibid, h.78.
35
perlakuan hanya sebagai contoh: pada waktu penataran, pengetahuan, dan
keterampilannya meningkat, tetapi setelah kembali ke tempat kerja kemam-
puannya kembali seperti semula. Grafik C memperlihatkan pengaruh lebih
berperan dari pada pengaruh perlakuan, sehingga grafiknya naik terus. Grafik D
menunjukkan keadaan kelompok tidak tertentu.9
Thomas R Kratochwill mengatakan dalam jurnal Contemporary Educational
Psychology mengenai alasan kapan seorang peneliti dikatakan menggunakan
metode Time Series :
Time series research paradigms are useful when researchers : a. wish
to involve a single subject in experimental research (individuals as units of
analysis) or conduct program-evaluation studies (aggregates as units of
analysis), b. are interested in nearly continuous measurement, c. cannot
meet conventional design and statistical assumptions or, d. wish to specify
individual differences through N = 1 research strategies. it is also
suggestes that more research endeavors be devoted to combining unique
characteristics of time series research with conventional multi unit
paradigms.10
Peneliti dikatakan menggunakan metode Time Series ini ketika dalam meneliti
melibatkan satu subjek dalam penelitian eksperimental, melakukan pengukuran
yang terus menerus, tidak dapat memenuhi desain konvensional karena metode
time series dapat dilakukan satu kali pengulangan sintaks, dan ingin mengetahui
perbedaan individu dengan strategi penelitian melibatkan 1 subjek.
9 Ibid, h.78.
10 Thomas R Kratochwill, Contemporary Educational Psychology, vol.3, issue 4, October
1978.
36
C. Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.11
Sedangkan menurut Professor
Mahmud populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki
karakteristik tertentu, jelas, dan lengkap yang diteliti.12
dalam hal ini populasi
target adalah siswa kelas X SMAN 1 Tangerang Selatan yang terdaftar dalam
semester ganjil pada tahun ajaran 2017/2018. Sedangkan sampel adalah bagian
dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.13
Pengambilan sampel merupakan suatu proses pemilihan dan penentuan jenis
sampel dan perhitungan besarnya sampel yang akan menjadi subjek atau objek
penelitian.14
Sampel pada penelitian ini diambil dengan teknik purposive sampling
yang dikenal dengan sampling pertimbangan, yaitu teknik sampling yang
digunakan peneliti jika peneliti mempunyai pertimbangan atau tujuan tertentu,
hanya mereka yang ahli yang patut memberikan pertimbangan untuk pengambilan
sampel yang diperlukan.15
Pada penelitian ini, yang ditetapkan sebagai sampel
adalah siswa/siswi kelas X MIA 5, adapun pertimbangan pemilihan sampel adalah
berdasarkan pertimbangan guru dan nilai rata-rata nilai pretes yang dilakukan
sebelum treatment, dengan mempertimbangkan pengambilan sampel kelas sesuai
dengan kemampuan kognitif rata-rata siswa kelas tersebut.
11
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,(Bandung:Alfabeta,
November 2011), h. 80. 12
Prof. Dr. H. Mahmud, M.Si, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: CV pustaka
setia,2011), h..154. 13
Sugiono, ,Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,(Bandung:Alfabeta,
November 2011), h. 81. 14
Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Program Pasca Sarjana UPI,
2015) h.252. 15
Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan, dan Peneliti Pemula.
(Bandung: Alfabeta, 2007) h.63.
37
D. Teknik Pengumpulan Data
Data yang diperoleh dari penelitian berupa keterampilan proses sains siswa
melalui pretest-posttest dan observasi. Pretest-posttest berupa test uraian untuk
mengukur dan membandingkan keterampilan proses sains siswa (KPS) sebelum
dan sesudah penerapan pembelajaran dengan menggunakan metode Field Trip.
Dalam kegiatan pembelajaran ini keterampilan proses sains dijaring menggunakan
soal keterampilan proses sains dalam bentuk tes uraian, setiap soal dengan aspek
keterampilan proses sains yang berbeda-beda.
Observasi merupakan teknik yang digunakan untuk mengungkap data dari
responden yang sifatnya disuguhkan atau diberikan oleh penjawab, data yang
disuguhkan disebut juga dengan data yang dilaporkan sendiri (self report data).16
Observasi pada penelitian ini dilakukan untuk mengetahui KPS siswa pada saat
pembelajaran. Jenis observasi yang digunakan adalah observasi langsung, yaitu
pengamatan yang dilakukan terhadap gejala atau proses yang terjadi dalam
situasi yang sebenarnya terhadap objek yang diselidiki dan langsung diamati oleh
pengamat.
Pada penerapan pembelajaran tersebut digunakan juga lembar kerja siswa
(LKS) yang berfungsi untuk memudahkan siswa dalam memahami proses dan
kegiatan belajar yang berlangsung. Untuk dapat melakukan pengujian terhadap
variabel penelitian, sebelumnya perlu diperoleh data-data penelitian. Untuk
memperoleh data-data tersebut peneliti akan menggunakan beberapa teknik
penelitian. Antara lain : Dokumentasi, LKS, Lembar Observasi, dan Tes Uraian
keterampilan proses sains (KPS).
16
Ahmad Sofyan, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, ( Jakarta : UIN
Jakarta Press, 2006), h. 40.
38
E. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena
alam maupun sosial yang diamati.17
sedangkan menurut Profesor Mahmud
menjelaskan instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan dalam
mengumpulkan data.18
Pada penelitian ini digunakan instrument penelitian, berupa instrument tes
keterampilan proses sains (KPS), LKS PjBL (Project Based Learning) dan non tes
berupa lembar observasi.
1. Tes Uraian Keterampilan Proses Sains (KPS)
Tes adalah rangkaian pertanyaan atau alat lain yang digunakan untuk
mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan, atau bakat yang
dimiliki oleh individu atau kelompok.19
Tes yang digunakan berupa tes uraian
yang mengacu pada beberapa aspek keterampilan proses sains (KPS). Aspek KPS
yang diukur dalam penelitian ini terdiri dari kemampuan mengamati,
mengelompokkan, mengkomunikasikan, interpretasi, hipotesis, prediksi, dan
kemampuan mengajukan pertanyaan. Adapun rincian soal tes keterampilan proses
sains bisa dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel. 3.2 Kisi-Kisi Soal Tes Keterampilan Proses Sains (KPS)
No Aspek KPS Indikator KPS Nomor
Soal
Jumlah
Soal
1. Mengamati Menggunakan fakta relevan 2, 1
2. Mengklasifikasi Mencari perbedaan dan persamaan 4, 6 2
Mencari dasar pengelompokan
3. Berkomunikasi Mengubah bentuk penyajian 1, 9, 13 3
4. Interpretasi Menyimpulkan hasil pengamatan 5, 7 2
17
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung:Alfabeta,
November 2011), h. 102. 18
Prof. Dr. H. Mahmud, M.Si, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: CV Pustaka
Setia,2011), h.165. 19
Prof. Dr. H. Mahmud, M.Si , Ibid, h.154.
39
5. Hipotesis Menyatakan hubungan antara dua
variabel atau memperkirakan
penyebab sesuatu terjadi
8 1
6.
Mengajukan
Pertanyaan
Bertanya untuk meminta
penjelasan
11, 12 2
7. Prediksi Mengajukan perkiraan tentang
sesuatu yang belum terjadi
berdasarkan suatu kecenderungan
atau pola yang sudah ada
3, 10 2
Jumlah Soal 13
Adapun soal keterampilan proses sains yang digunakan untuk pretest dan
posttest dapat dilihat pada Lampiran 12.20
2. Lembar Kerja Siswa
LKS yang dijadikan instrumen adalah LKS tipe PjBL (Project Based
Learning). Lembar kerja siswa (LKS) digunakan dalam pembelajaran sebagai
panduan siswa melakukan pengamatan hewan maupun tumbuhan yang terdapat
di Kebun Binatang. Lembar kerja berisi langkah-langkah kegiatan Field Trip,
serta lembar isian yang harus dikerjakan dan diisi oleh siswa. Setiap siswa
memperoleh masing-masing satu LKS yang harus diisi selama pembelajaran
berlangsung. LKS PjBL yang digunakan dalam proses pembelajaran dapat
dilihat pada Lampiran 2.21
3. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk mengetahui keterampilan proses sains
siswa yang muncul selama kegiatan Field Trip berlangsung. Keterampilan proses
sains yang diamati melalui lembar observasi yaitu kemampuan mengamati,
mengelompokkan, mengkomunikasikan, interpretasi, hipotesis, prediksi, dan
kemampuan mengajukan pertanyaan. Lembar observasi yang digunakan berupa
daftar checklist yang harus diisi oleh observer selama kegiatan pembelajaran
20
Lampiran 12. Soal uji KPS dan Rubrik Penilaian,h.198. 21
Lampiran 2 Lembar Kerja Siswa, h.111.
40
berlangsung, Kisi-kisi lembar observasi keterampilan proses sains dapat dilihat
pada Lampiran 4.22
4. Angket
Angket adalah teknik pengumpulan data dengan menyerahkan atau mengirim
daftar pertanyaan untuk diisi oleh responden.23
Angket penelitian ini digunakan
untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan
melalui metode Field Trip. Hal ini dilakukan sebagai bahan evaluasi yang
nantinya bisa digunakan sebagai acuan pihak sekolah dalam melaksanakan proses
Field Trip agar lebih baik. Angket berisi pertanyaan seputar kegiatan
pembelajaran yang telah siswa lakukan melalui kegiatan Field Trip, angket di
distribusikan setelah kegiatan pembelajaran berlangsung. Untuk melihat format
angket yang digunakan dalam penelitian bisa dilihat dalam Lampiran 21.24
F. Kalibrasi Instrumen
Kalibrasi instrumen digunakan untuk mengetahui kualitas instrumen
penelitian yang akan digunakan. Alat ukur dikatakan baik jika syarat-syarat
validitas, reliabilitas, daya beda, dan tingkat kesukaran memiliki hasil yang
baik juga. Setiap butir soal yang diuji cobakan menggunakan Software ANATES
uraian versi 4.0 dan SPSS versi 2.0.
1. Uji Validitas
Validitas berasal dari kata validity, dapat diartikan tepat atau sahih, yakni
sejauh mana ketetapan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan
fungsi ukurnya. Artinya, bahwa valid tidaknya suatu alat ukur tergantung kepada
mampu tidaknya alat tersebut mencapat tujuan pengukuran yang dikehendaki
dengan tepat.25
Scarvia B. Anderson dan kawan-kawan mengatakan jika sebuah
22
Lampiran 4 Lembar Observasi Keterampilan Proses Sains, h.132. 23
Prof. Dr. H. Mahmud, M.Si, Metode Penelitian Pendidikan,(Bandung: CV Pustaka
Setia,2011), h.177. 24
Lampiran 21 Respon Siswa Terhadap Pembelajaran, h.243. 25
Ahmad sofyan, dkk, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN
Jakarta Press), h. 105.
41
tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur,
validitas ini bukan ditekan pada tes itu sendiri tetapi pada hasil pengetesan atau
skornya.26
Sedangkan menurut Prof. Dr. Sugiono instrumen yang valid berarti
alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid
berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya
diukur.27
Dengan demikian validitas berhubungan terhadap apa yang mesti diukur
oleh tes dan seberapa cermat tes melakukan pengukurannya .
Tes dikatakan memiliki validitas jika hasilnya sesuai dengan kriterium, dalam
arti memiliki kesejajaran antara hasil tersebut dengan kriterium. Teknik yang
digunakan untuk mengetahui kesejajaran adalah teknik korelasi product moment
yang telah dikemukakan oleh Pearson.28
Adapun rumus korelasi product moment dengan simpangan adalah sebagai
berikut :
rxy = ∑
√ ∑ ∑
Keterangan :
rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
∑ = jumlah perkalian x dan y
x2 = kuadrat dari x
y2 = kuadrat dari y
Nilai rxy yang diperoleh dapat diinterpetasikan untuk menentukan validitas
butir soal dengan menggunakan kriteria pada Tabel 3.3
.
26
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Kedua, (Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2016) h. 80. 27
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, (Bandung: alfa
beta,2011), h. 121. 28
Suharsimi Arikunto, op.cit , h. 85.
42
Tabel 3.3 Klasifikasi Validitas Butir Soal
Nilai rxy Kriteria
0,80 <rxy≤ 1,00 Sangat tinggi
0,60 <rxy≤ 0,80 Tinggi
0,40 <rxy≤ 0,60 Cukup
0,20 <rxy≤ 0,40 Rendah
0,00 <rxy≤ 0,20 Sangat rendah
Tabel 3.3 menunjukkan adanya kesejajaran untuk mengadakan interpretasi
mengenai besarnya koefisien korelasi.29
Valid atau tidaknya butir soal dapat
diketahui dengan membandingkan rxy dengan rtabel dengan product moment
dengan α 0,05. Dengan menggunakan kriteria acuan untuk validitas butir soal
pada tabel diatas.
Perhitungan validitas soal dalam penelitian ini menggunakan software
Anates. Uji Validitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan software
anates versi 4.0.5 yang diperkenalkan oleh Kartono dan Wibisono, Y. Anates ini
juga berfungsi untuk mengetahui hasil reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya
pembeda soal dengan prosedur sebagai berikut: a. membuka folder Anates >>
AnatesV4 >> menggunakan program Anates Uraian. b. memasukkan nilai pada
kolom file, pilihan “Buat File Baru” untuk analisis data baru dan “Baca File yang
Ada” untuk analisis data dari file tersimpan sebelumnya. c. mengisi jumlah
subyek dan jumlah soal uraian pada kotak dialog untuk analisis data baru. d.
menetapkan skor ideal setiap soal uraian pada baris “Nama|Skor Ideal” dan
menuliskan nama peserta tes pada kolom “Nama|Skor Ideal”. e. Memasukkan
nilai siswa perbutir soal pada kolom yang tersedia. f. memilih menu “Kembali Ke
Menu Utama” >> “Penyekoran Data” pada kolom penyekoran. g. memilih menu
29
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2006), h.89.
43
“Kembali Ke Menu Utama” >> “Korelasi Skor Butir dengan Skor Total” pada
kolom olah data. h. Memilih menu “Cetak” untuk cetak ke printer atau cetak ke
file dalam bentuk notepad. h. memilih menu “Kembali Ke Menu Utama” >>
“Simpan” pada kolom file untuk menyimpan data mentah.30
Hasil uji validitas instrumen dapat dilihat pada Tabel 3.4.
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Instrumen
Statistik Kriteria Validitas
Jumlah soal 20 Sangat tinggi 7,8,17,19
Jumlah siswa 40 Tinggi 3,5,6,10,13,14,16
Nomer soal yang
valid
3,5,6,7,8,10,13,14,1
6,17,19
Cukup -
Jumlah soal yang
valid
11 Rendah 4,11,12,20
Sangat Rendah 1,2,9,15,18
Peneliti melakukan validasi 2 kali, karna pada validasi pertama nilai
reliabilitasnya masuk dalam kriteria rendah, kemudian penulis melakukan
modifikasi soal dan melakukan validasi ke dua dan menghasilkan 11 butir soal
yang termasuk valid, karena 11 butir soal itu tidak mewakili indikator
pembelajaran dan indikator KPS yang dibutuhkan, maka penulis mengambil 2
soal dari validasi sebelumnya, untuk melengkapi kebutuhan mengukur keter-
capaian indikator, perhitungan validasi pertama terdapat pada Lampiran 11 31
,
sedangkan untuk perhitungan selengkapnya mengenai uji validitas dapat dilihat
pada Lampiran 9.32
30
Dede Azis, “Pengaruh Model Contextual Teaching Learning (CTL) terhadap Hasil
Belajar Siswa”, Skripsi pada Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, 2014, h. 53-54. Tidak
dipublikasikan. 31
Lampiran 11 Analisis Soal Validasi 1, h.195. 32
Lampiran 9 Hasil Uji Anates, h.173.
44
2. Uji Reliabilitas
Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan secara eksternal maupun
internal. Secara eksternal pengujian dapat dilakukan dengan test-retest (stability),
equivalent, dan gabungan keduanya. Secara internal reliabilitas instrumen dapat
diuji dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrument
dengan teknik tertentu.33
Namun pada penelitian ini pengujian reliabilitas
dilakukan secara internal, karna dilakukan sekali pengujian saja.34
Kemudian data
yang diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu. Hasil analisis dapat digunakan
untuk memprediksi reliabilitas instrumen. Dalam menghitung besarnya reliabilitas
berhubungan dengan penambahan banyaknya butir soal dalam tes ini ada sebuah
rumus yang disebut model Alpha Cronbach :35
rii =
∑
keterangan :
r = Koefisien realiabitas tes Si2 = Varians skor butir
kii = Jumlah Butir St2 = Varians skor butir
Adapun untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas tes yang diperoleh
adalah dengan mengacu pada Tabel 3.5.
33
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfa Beta,
2011), h. 130. 34
Sugiono,Ibid, h.131. 35
Ahmad Sofyan,dkk, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN
Jakarta Press, 2006) h.108 .
45
Tabel 3.5 Kriteria Reliabilitas Instrumen36
Rentang Kriteria
0,81 - 1,00 Sangat tinggi
0,61 – 0,80 Tinggi
0,41 – 0,60 Sedang
0,21 – 0,40 Rendah
0,00 – 0,20 Sangat rendah
Perhitungan uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan
software Anates. Perhitungan reliabilitas instrumen juga dapat dilakukan dengan
menggunakan software Anates versi 4.0.5. Prosedur yang dilakukan untuk Uji
Reliabilitas sama dengan Uji Validitas, menu yang dipilih setelah penyekoran
data yaitu “Reliabilitas” pada kolom olah data. Hasil Uji Reliabilitas instrumen
soal KPS yang diperoleh memiliki rhitung 0,86 dengan kriteria realibilitas sangat
tinggi. Untuk perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 9.37
3. Uji Tingkat Kesukaran
Pengujian taraf kesukaran bertujuan untuk mengetahui tingkat mudah atau
sukarnya suatu soal. Indeks tingkat kesukaran menunjukkan semakin mudah
butir soal, karena dapat dijawab dengan benar oleh sebagian besar atau seluruh
siswa. Sebaliknya, jika sebagian kecil atau tidak ada sama sekali siswa yang
menjawab benar menunjukan butir sukar. Indeks 0,0 menunjukan butir sangat
sukar, sedangkan indeks 1,0 menunjukan butir sangat mudah. Tingkat kesukaran
juga dapat ditentukan dengan menggunakan rumus mencari P, adalah sebagai
berikut :
36
Resha Maulida, “Pengaruh Model Pembelajaran Problem Solving Berbasis Just in
Time Teaching Terhadap Keterampilan Proses Sains pada Materi Struktur Jaringan Tumbuhan,
Skripsi pada UIN Syarifhidayatullah Jakarta, Jakarta, 2016, h.40, tidak dipublikasikan.
37
Lampiran 9 Hasil Uji Anates, h.173.
46
P=
Keterangan :
P : tingkat kesukaran
B : jumlah peserta didik yang menjawab benar
N : jumlah peserta didik
Untuk menafsirkan tingkat kesukaran, dapat digunakan kriteria pada Tabel 3.6.
Tabel 3.6 Interpretasi Tingkat Kesukaran Butir soal38
Rentang Kriteria
0,76 - 1 Mudah
0,26 – 0,75 Sedang
0 – 0,25 Sukar
Perhitungan pengujian taraf kesukaran dalam penelitian ini menggunakan
bantuan software Anates. Prosedur yang dilakukan untuk mengetahui tingkat
kesukaran sama dengan Uji Validitas dan Uji Reliabilitas, menu yang dipilih
setelah penyekoran data yaitu “Tingkat Kesukaran” pada kolom olah data. Hasil
perhitungan tingkat kesukaran instrumen tes dapat dilihat pada Tabel 3.7.
Untuk perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 9.39
Tabel 3.7 Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen
Kategori soal Jumlah soal Nomer soal
Sukar 0 0
Sedang 14 4,5,7,8,11,12,13,14,15,16,17,18,19,2
0
Mudah 4 1,2,6,10
Sangat mudah 2 3,9
38
Ahmad Sofyan, dkk., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Komputer, ( Jakarta: UIN
Jakarta Press, 2006), h.103. 39
Lampiran 9 Hasil Uji Anates, h.173.
47
4. Uji Daya Beda
Uji daya beda digunakan untuk mengetahui kemampuan butir dalam
membedakan kelompok siswa antara kelompok yang pandai (berkemampuan
tinggi) dengan kelompok siswa yang kurang pandai (berkemampuan rendah).
Daya beda soal dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :40
D =
Keterangan :
D : Daya pembeda
BA : Jumlah yang menjawab benar pada kelompok atas
BB : Jumlah yang menjawab benar pada kelompok bawah
N : Jumlah Peserta Tes
Nilai indeks diskriminasi data pembeda butir soal berkisar antara 0,00-
1,00. Semakin tinggi indeks diskriminasi, maka semakin baik instrumen tersebut
dapat membedakan siswa pandai dan siswa kurang pandai. Adapun kriteria daya
pembeda dapat dilihat pada Tabel 3.8.
Tabel 3.8 Interpretasi Daya Pembeda41
Rentang Kriteria Daya Pembeda Jumlah Soal
0,00 – 0.20 Jelek (poor) 9
0,20 – 0,40 Cukup (satisfacotory) 7
0,41 – 0,70 Baik (good) 4
0.71 – 1,00 Baik Sekali (excellent) 0
Negatif Soal dibuang 0
Pengujian daya pembeda dalam penelitian ini menggunakan bantuan
software Anates. Perhitungan daya pembeda juga dapat dilakukan dengan
menggunakan software Anates versi 4.0.5. Prosedur yang dilakukan untuk daya
40
Ahmad Sofyan, dkk., op.cit, h.103. 41
Asrul,dkk, Evaluasi Pembelajaran, ( Medan: Perdaya Mulya Sarana, 2014), h.157.
48
pembeda sama dengan Uji Validitas, menu yang dipilih setelah penyekoran data
yaitu “Daya Pembeda” pada kolom olah data.
Hasil daya pembeda terendah yaitu 0,04 dengan kategori buruk, sedangkan
tertinggi yaitu 0,56 dengan kategori baik. Untuk perhitungan selengkapnya dapat
dilihat pada Lampiran 9.42
G. Teknik Analisis Data
Penelitian dilakukan setelah melakukan uji coba instrument untuk
memperoleh data yang diharapkan. Data yang diperoleh melalui instrumen
penelitian kemudian diolah dan dianalisis dengan maksud agar hasilnya dapat
menjawab pertanyaan peneliti dan menguji hipotesis. Pada penelitian ini data
yang diperoleh dari instrumen tes keterampilan proses sains diolah dan dianalisis
dengan menggunakan statistik yaitu dengan Uji-t.
Pengujian prasyarat analisis data dilakukan sebelum melakukan Uji Hipotesis.
Prasyarat analisis data yang digunakan yaitu Uji Normalitas, untuk mengetahui
apakah data yang diperoleh terdistribusi normal atau tidak. Adapun langkah-
langkahnya sebagai berikut: Uji Normalitas, Menentukan nilai N-Gain, Uji
Hipotesis, teknik analisis KPS, analisis data observasi dan hipotesis statistik.
1. Uji Prasyarat Analisis Data
Sebelum melakukan pengujian hipotesis, data yang telah diubah dalam
bentuk skor perlu dilakukan uji prasyarat untuk memeriksa keabsahan sampel,
yaitu dengan uji normalitas.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui sampel yang diteliti
berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan yaitu
Kolmogorov smirnov, dengan rumus :43
42
Lampiran 9 Hasil Uji Anates, h.173. 43
Sudjana, Metode Statistika, (Bandung: Tarsito, 2005), h. 466-467.
49
Zi =
Keterangan :
Z : Simpangan baku untuk kurva normal
Xi : Data
X : Rata-rata data tunggal
S : Simpangan
Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :Pengamatan x1, x2, …
, xn dijadikan bilangan baku z1, z2, … , zn dengan menggunakan rumus : Zi =
( X dan s masing-masing merupakan rata-rata dan simpangan baku sampel),
Untuk tiap bilangan baku ini menggunakan daftar distribusi normal baku,
kemudian dihitung peluang F(zi) = P (z ≤ zi), Selanjutnya dihitung proporsi z1, z2,
… , zn yang lebih kecil atau sama dengan zi, jika proporsi ini dinyatakan oleh
S(zi), maka rumusnya:
S (Zi) =
Hitung selisih F(Zi) – S(Zi) pada masing-
masing data kemudian tentukan harga mutlaknya, Ambil harga paling besar
diantara harga-harga mutlak selisih tersebut, Nilai paling besar dinamakan Lhitung,
Untuk menolak atau menerima hipotesis nol, Lhitung tersebut dibandingkan dengan
Ltabel pada table “nilai kritis L untuk uji Lilliefors” untuk taraf nyata yang
dipilih. Kriterianya adalah :Jika Lhitung < Ltabel, maka Ho diterima yang berarti
data beristribusi normal, Jika Lhitung > Ltabel, maka Ho ditolak yang berarti data
beristribusi tidak normal.
2. Analisis indeks N-Gain
Gain adalah selisih antara nilai posttest dan pretest. Penghitungan N-Gain
dilakukan untuk mengetahui peningkatan Keterampilan Proses Sains yang
diperoleh setelah kegiatan pembelajaran dengan kriteria yang dapat dilihat pada
50
Tabel 3.9. Normalized gain dianalisis berdasarkan hasil tes awal dan tes akhir
siswa dengan menggunakan rumus sebagai berikut: 44
Menentukan indeks gain pembelajaran Field Trip terhadap keterampilan
proses sains dan penguasaan konsep siswa. Peningkatan keterampilan proses sains
dan penguasaan konsep siswa antara sebelum dan setelah pembelajaran Field
Trip, dapat diketahui dari hasil perhitungan indeks gain (gain ternomalisasi).
Data yang terkumpul akan dihitung dengan rumus:
Indeks gain =
Hasil perhitungan kemudian dibandingkan dengan kriteria indeks gain seperti
pada Tabel 3.9.
Tabel 3.9 Kriteria Indeks Gain
Rentang Nilai Kriteria
(g) < 0,3 Rendah
0,7 > (g) > 0,3 Sedang
(g) ≥ 0,7 Tinggi
3. Uji Hipotesis
Uji hipotesis adalaha uji yang digunakan untuk mengetahui ada atau
tidaknya perbedaan KPS siswa terhadap penerapan metode pembelajaran. Uji
hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji t. sampel yang digunakan
pada penelitian kali ini adalah sampel tidak bebas, artinya bahwa kedua data yang
ingin diuji perbedaannya berasal dari satu kelompok sample yang sama yang
menghasilkan dua distribusi data.45
Menggunakan data pada hasil Pretest-
44
David E. Meltzer, “The relationship between mathematics preparation and conceptual
learning gains in physics: a possible „hidden variable‟ in diagnostic pretest scores,” American
Journal of Physics, Vol. 70, No. 12, 2002, h. 166. 45
Kadir, Statistika Terapan : Konsep, Contoh dan Analisis Data dengan Program
SPSS/Lisrel dalam Penelitian, (Depok : Raja Grafido Persada,2015), h.302.
51
Posttest,dilakukan pengujian dengan statistik uji-t untuk sampel tak bebas dengan
aplikasi SPSS.
Adapun langkah-langkah analisis adalah sebagai berikut : Buka aplikasi
program SPSS, pada Data View masukan data, kolom pertama masukan hasil
pretest dan kolom kedua dimasukan data hasil posttest. Pada Variabel View
kolom Name baris pertama diberi nama “sebelum” dan baris kedua diberi nama
“sesudah”, selanjutnya klik analize, pilih sub menu Compare Means, kemudian
klik Paired-Samples T test, Destinasikan skor hasil keterampiplan proses sains
“setelah” ke Variabel 1 dan masukan “sebelum” pada Variabel 2, kemudian klik
OK dan keluarlah data yang siap dianalisis.46
Untuk hasil analisis uji-T sampel
tak bebas akan dijelaskan pada Bab 4.
4. Hipotesis Statistik
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah :
Ho =
Ha =
Keterangan :
: Rata-rata skor posttest keterampilan proses sains siswa
: Rata-rata skor pretest keterampilan proses sains siswa
5. Teknik Analisis Keterampilan Proses Sains
Analisis data hasil tes keterampilan proses sains siswa dilakukan untuk
menguji hipotesis penelitian. Langkah awal yang dilakukan adalah dengan
memberikan skor pada data hasil pretes dan postes kelas eksperimen. Kemudian
skor tersebut diubah menjadi nilai dengan menggunakan skala 0-100. Jawaban
dari masing-masing siswa pada tes keterampilan proses sains secara tertulis
46
Kadir, Ibid, h.304-305.
52
diperiksa dan diberi skor. Pemberian skor sesuai dengan bobot soal. Setelah
pemberian skor, keterampilan proses sains dihitung dengan rumus: 47
Persentase KPS =
X 100%
Persentase keterampilan prosen sains dapat dikelompokkan menjadi lima
kategori yang dapat dilihat pada Tabel 3.10.
Tabel 3.10 Kategori Keterampilan Proses Sains
Persentase Kategori
90 – 100% Sangat tinggi
75 – 89% Tinggi
55 – 74% Cukup
31 – 54% Rendah
< 30% Sangat Rendah
Data pretest dan posttest keterampilan proses sains diolah menggunakan uji
prasyarat (normalitas) dan uji hipotesis menggunakan bantuan software SPSS
versi 20 for windows. Pada data prettest dan posttest keterampilan proses sains
data berdistribusi normal dengan α = 0,05. Data yang diuji untuk mengetahui
pengaruh metode Field Trip terhadap keterampilan proses sains siswa pada
materi keanekaragaman hayati adalah data posttest.
6. Teknik Analisis Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk mengetahui gambaran keterampilan
proses sains siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Tahapan analisis-
nya sebagai berikut : Menjumlahkan indikator yang teramati, menghitung
47
Wulan Susanti, “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap
Keterampilan
Proses Sains Siswa Pada Materi Laju Reaksi”, Skripsi pada Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2014, h. 44, tidak dipublikasikan.
53
persentase aspek keterampilan proses sains siswa dalam kelompok, dengan
menggunakan rumus :48
NP =
x 100 %
Keterangan :
NP : nilai persen munculnya aspek keterampilan proses yang diamati
R : jumlah aspek yang muncul selama pembelajaran
SM : jumlah aspek yang diharapkan muncul selama pembelajaran
Hasil perhitungan lembar observasi dapat dibandingkan dengan kriteria
penilaian lembar observasi seperti pada Tabel 3.11.
Tabel 3.11 Kriteria Penilaian Lembar Observasi
Rentang Nilai Keterangan
88-100 Baik sekali
66-79 Baik
56-65 Cukup
40-55 Kurang
7. Analisis Jawaban Angket
Angket digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa tentang pem-
belajaran Field Trip. Data angket diolah dengan cara menghitung jumlah siswa
yang menjawab “ya” dan jumlah siswa yang menjawab “tidak” untuk setiap
pernyataan pada angket. Kemudian dilakukan perhitungan persentase jawaban
siswa untuk setiap pernyataan dengan perhitungan sebagai berikut :
% Respon Siswa =
x 100%
48
Indar Sri Wening, “Pengaruh Metode Eksperimen dengan Pendekatan Pembelajaran
Berbasis Masalah Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Konsep Sistem Pencernaan”,
Skripsi pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2016, h. 50, tidak
dipublikasikan.
54
Hasil dan perhitungan tersebut diinterpretasikan seperti pada Tabel 3.12.
Tabel 3.12 Interpretasi Angket
Persentase Kategori
0% Tidak ada
1%-25% Sebagian kecil
26%-49% Hampir setengahnya
50% Setengahnya
51%-75% sebagian besar
76%-99% Pada umumnya
100% Seluruhnya
54
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Data yang terkumpul dalam penelitian terdiri dari pretest - posttest soal KPS,
hasil penilaian LKS dan hasil obesrvasi KPS pada saat pembelajaran berlangsung,
karena dalam penelitian ini menggunakan metode time series, pretest dan posttest
dilakukan secara berulang sebanyak masing-masing 3 kali dengan jarak waktu 1
minggu pada setiap tes nya, Berikut ini data- data yang diperoleh dari penelitian
yang dilakukan.
1. Hasil Pretest Keterampilan Proses Sains (KPS)
Hasil perhitungan data pretest KPS pada kelompok penelitian dapat dilihat
dari beberapa series pengukuran pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Hasil Pretest Keterampilan Proses Sain (KPS)1
Data Pretest*
1
(Y1)
Pretest*
2
(Y2)
Pretest*
3
(Y3)
N 40 40 40
Nilai Terendah 39 43 39
NilaiTertinggi 78 85 86
Rerata 61 64 64
Standar Deviasi 11 12 13
Modus 59 78 60
Median 59 63 61 *Materi keanekaragaman hayati dengan soal yang sama.
Berdasarkan Tabel 4.1 yang menunjukkan hasil pretest pada materi
keanekaragaman hayati dapat dilihat bahwa nilai rata-rata hasil pretest 1 sampai
3 berada pada kondisi konstan dan stabil, hal ini menunjukkan bahwa perlakuan
sudah bisa dilakukan, nilai deviasi dari data pretest ini sebesar 12 sedangkan hasil
1 Lampiran 15 Rekap Pretest-Posttest,h.218.
55
rata-rata pretest nya 63 yang termasuk dalam kategori rendah, sekolah SMAN 1
Tangerang Selatan memiliki nilai KKM pada mata pelajaran biologi ini sebesar
75. Untuk perhitungan rekapitulasi nilai pretest-posttest selengkapnya dapat
dilihat pada Lampiran 15.
2. Hasil Posttest Keterampilan Proses Sains (KPS)
Hasil perhitungan data posttest pada kelompok penelitian setelah diberikan
perlakuan yang berbeda dapat dilihat pada Tabel 4.2
Table 4.2 Hasil Posttest Keterampilan Proses Sains (KPS)2
Data Postest
1
(Y4)*
Postest
2
(Y5)*
Postest
3
(Y6)*
(
N 40 40 40
Nilai Terendah 65 66 66
Nilai Tertinggi 100 99 100
Rerata 88 88 89
Standar Deviasi 9 9 9
Modus 93 93 93
Median 91 90 90
*Materi keanekaragaman hayati, soal yang sama dengan pretest.
Berdasarkan Tabel 4.2 yang menunjukkan hasil postest pada materi
keanekaragaman hayati dapat dilihat bahwa nilai rata-rata posttest pada kelompok
penelitian ini mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan nilai pretest, hasil
posttest memiliki standar deviasi 9, sedangkan nilai rata-rata posttest sebesar 88
berada dalam kategori tinggi. Untuk lebih jelasnya perhitungan rekapitulasi nilai
pretest-post test dapat dilihat pada Lampiran 15.
3. Persentase Aspek Keterampilan Proses Sains (KPS)
Hasil perhitungan ini dilihat dari perbedaan antara nilai Y3 (Pretest) sebelum
perlakuan dan Y4 (Posttest) setelah perlakuan. Hasil perhitungan Persentase KPS
dapat dilihat pada Tabel 4.3.
2 Lampiran 15 Rekap Pretest Posttest ., h.218.
56
Tabel 4.3 Persentase Keterampilan Proses Sains (KPS)3
Aspek
KPS
Pretest Kategori Posttest Kategori
K1 65 % Cukup 89% Tinggi
K2 61% Cukup 95% Sangat
Tinggi
K3 60% Cukup 91% Sangat
Tinggi
K4 74% Cukup 91% Sangat
Tinggi
K5 75% Tinggi 91% Sangat
Tinggi
K6 54% Rendah 70% Cukup
K7 56% Cukup 92% Sangat
Tinggi
Rerata 64% Cukup 88% Tinggi
Keterangan : K1 mengkomunikasikan, K2 mengamati, K3 prediksi, K4
mengelompokkan, K5 interpretasi, K6 hipotesis, K7 mengajukan pertanyaan
Rata-rata persentase KPS hasil pretest pada kelompok ini termasuk kategori
cukup yaitu 64%. Sedangkan nilai posttest sebesar 88% dengan kategori tinggi.
Hasil posttest menunjukkan pencapaian tertinggi pada aspek mengamati dengan
persentase 95%, karena hanya beberapa siswa yang tidak mendapatkan skor
maksimal, indikator ini sering dijumpai pada kegiatan belajar siswa, terutama
ketika Field Trip di lapangan, disana siswa belajar untuk mengamati secara
langsung flora dan fauna yang ada. Sedangkan pencapaian terendah terjadi pada
indikator berhipotesis (K6) sebesar 70% yang termasuk dalam kategori cukup.
Siswa masih kesulitan dalam memperkirakan penyebab sesuatu terjadi, faktor
lain yang menyebabkan keterampilan berhipotesis siswa masih rendah
dibandingkan yang lain adalah tidak semua siswa mengemukakan hipotesisnya
dalam proses pembelajaran, karena siswa belum terbiasa membuat hipotesis.
Namun Secara keseluruhan kenaikan keterampilan proses sains siswa mengalami
kenaikan yang terbilang dalam kategori tinggi. Perhitungan presentase KPS dapat
dilihat pada Lampiran 16.
3 Lampiran 16 Perhitungan KPS, h.223.
57
4. Analisis indeks N-Gain
Perhitungan N-Gain dilakukan untuk mengetahui hasil penelitian dengan
membandingkan hasil pretest (Y4) dan posttest (Y5) . Hasil perhitungan rata-
rata N-Gain dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4 Hasil N-Gain4
Normal Gain Hasil
Nilai maksimal 1,00
Nilai minimal 0,43
Rerata 0,70
Kategori Tinggi
Hasil kategori N-gain pada kelompok penelitian ini tidak terdapat siswa
dengan kategori rendah (< 0,30), hal ini menunjukkan terjadi peningkatan yang
signifikan kondisi keterampilan proses sains pada siswa sebelum dan sesudah
perlakuan, 23 siswa dengan kategori sedang (0,30 G 0,70) dan 17 siswa dengan
kategori tinggi (0,07). N-gain terendah pada kelompok ini sebesar 0,43 dengan
kategori sedang dan nilai tertinggi 1,00 dengan kategori tinggi, sedangkan rata-
rata N-gain nya adalah 0,70 dengan kategori tinggi, hal tersebut menunjukkan
terjadi peningkatan sebelum dan sesudah perlakuan, dan membuktikan bahwa
nilai setelah perlakuan lebih tinggi dari pada sebelum perlakuan. Untuk
perhitungan N-Gain selengkapnya bisa dilihat pada Lampiran 23.
5. Hasil Penilaian Lembar Kerja Siswa (LKS)
Lembar kerja siswa digunakan sebagai bahan ajar pada saat pembelajaran
berlangsung, digunakan untuk membantu melatih keterampilan proses sains
siswa. LKS dibuat oleh peneliti dengan menggadaptasi tahapan pembelajaran
project based learning (PjBL). Hasil penilaian LKS yang dikerjakan oleh siswa
dapat dilihat pada Tabel 4.5.
4 Lampiran 23 Perhitungan N-gain, h.247.
58
Tabel 4.5 Perbedaan Nilai LKS5
Data Pertemuan
1 2 3
Max 88 100 100
Min 47 47 72
Rerata 76 88 91
Rata- rata Nilai akhir LKS pada pertemuan 1 sebesar 79, pertemuan ke 2 88,
sedangkan pertemuan ke 3, terjadi peningkatan pada setiap pertemuan, hal ini
menunjukkan bahwa keterampilan proses sains siswa mengalami kenaikan
selama proses pembelajaran. Rekapitulasi nilai LKS dapat dilihat pada
Lampiran 14.
6. Hasil perhitungan lembar observasi KPS
Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini merupakan observasi KPS
siswa selama proses pembelajaran dari pertemuan pertama sampai ketiga. Kegi-
atan pembelajaran pada kelompok ini menggunakan metode Field trip dengan
berbantukan LKS Project Based Learning. Hasil perhitungan lembar observasi
keterampilan proses sains dapat dilihat pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6 Rata-Rata Persentase (%) Hasil Lembar Observasi KPS6
Keterampilan
Proses Sains
Pertemuan Rerata Kategori
1 2 3
K1 100 86 100 95 Baik sekali
K2 100 98 100 99 Baik sekali
K3 80 100 83 87 Baik
K4 100 78 100 93 Baik sekali
K5 93 95 90 93 Baik sekali
K6 78 78 75 77 Baik
K7 90 95 83 89 Baik sekali
Keterangan : K1 mengkomunikasikan, K2 mengamati, K3 prediksi, K4
mengelompokkan, K5 interpretasi, K6 hipotesis, K7 mengajukan pertanyaan
5 Lampiran 14 rekapitulasi LKS, h.217.
6 Lampiran 13. Perhitungan Lembar Observasi, h.204.
59
Observasi ini dilakukan oleh satu orang observer pada setiap kelompok, hasil
observasi menunjukkan keterampilan proses sains indikator mengamati sebesar
99%, dimana para siswa memiliki kemampuan mengamati objek yang dilakukan
dengan sangat baik, sedangkan kemampuan berhipotesis menempati persentase
masih rendah, yaitu hanya 77%, hal ini dikarenakan siswa belum terbiasa
membuat hipotesis dan belum semua siswa memiliki kemampuan untuk
meramalkan suatu kondisi. Untuk perhitungan lebih lengkap dari hasil observasi
KPS dapat dilihat pada Lampiran 13.
7. Hasil Perhitungan Lembar Observasi Respon Siswa terhadap Pembelajaran
Observasi ini dilakukan untuk melihat bagaimana respon siswa terhadap
pembelajaran yang telah dilakukan, untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada Tabel
4.7.
Tabel 4.7 Respon Siswa terhadap Pembelajaran
No
Pertanyaan
Respon
Ya Tidak
1 Apakah anda tertarik untuk belajar materi keanekaragaman
hayati ?
97%
Pada
Umumnya
3%
Sebagian
Kecil
2 Apakah anda merasa sulit memahami materi
keanekaragaman hayati ?
24%
Sebagian kecil
76%
Pada
Umumnya
3 Apakah menurutmu kegiatan Field Trip penting untuk
memahami materi keanekaragaman hayati ?
100%
seluruhnya
0%
Tidak ada
4 Apakah kegiatan Field Trip yang dilakukan melatih anda
untuk lebih mudah menemukan fakta-fakta yang sesuai
dengan teori ?
97%
Pada umumnya
3%
Sebagian
kecil
5 Apakah kegiatan Field Trip yang telah dilakukan membuat
anda aktif dalam pembelajaran ?
89%
Pada umumnya
11%
Sebagian
kecil
6 Apakah anda merasa kesulitan dalam melakukan kegiatan
Field Trip ?
8%
Sebagian kecil
92%
Pada
Umumnya
7 Apakah pembelajaran Field Trip merupakan pembelajaran
yang menarik bagi anda ?
97%
Pada umumnya
3%
Sebagian
kecil
8 Apakah LKS yang digunakan memudahkan anda dalam
melakukan kegiatan Field Trip ?
81%
Pada umumnya
19%
Sebagian
kecil
9 Apakah Keberadaan Mentor dapat membantu anda dalam
melakukan kegiatan Field Trip ?
100%
seluruhnya
0%
Tidak ada
10 Apakah anda setuju jika kegiatan Field Trip lebih sering
dilakukan untuk memahami materi biologi lainnya ?
97%
Pada umumnya
3%
Sebagian
kecil
60
Dari Tabel tersebut menunjukkan respon siswa terhadap pembelajaran yang
telah dilakukan, angket ini diisi oleh 38 responden, dari respon siswa menyatakan
bahwa, 93% siswa tertarik untuk mempelajari materi keanekaragaman hayati,
dimana materi ini adalah yang digunakan saat pembelajaran oleh peneliti,74%
murid merespon bahwa mereka tidak merasa kesulitan dalam mempelajari materi
keanekaragaman hayati, 100% siswa menganggap bahwa metode Field Trip
penting untuk membantu siswa memahami materi keanekaragaman hayati, 97%
kegiatan Field Trip yang dilakukan melatih siswa untuk lebih mudah
menemukan fakta-fakta yang sesuai dengan teori.
Sejumlah 89% menyatakan bahwa kegiatan Field Trip yang telah dilakukan
membuat siswa aktif dalam pembelajaran, 92% siswa menanggapi bahwa mereka
tidak merasa kesulitan dalam melakukan kegiatan Field Trip, 81% diantara
mereka merespon bahwa keberadaan LKS yang digunakan dapat membantu
memudahkan dalam melakukan kegiatan Field Trip, karena pada penelitian ini
melibatkan mentor untuk mendampingi siswa dalam melakukan kegiatan Field
Trip, mereka menganggap keberadaan mentror 100% dapat membantu
memudahkan melakukan kegiatan, dan 97% siswa setuju jika kegiatan Field Trip
lebih sering dilakukan untuk memahami materi biologi lainnya. Dari respon yang
telah didapat menunjukkan sikap positif terhadap metode pembelajaran yang
dilakukan, yang dimana hal ini bisa dijadikan bagi pihak sekolah untuk
melakuukan kegiatan Field trip selanjutnya.
61
B. Analisis Data
1. Uji Prasyarat Analisis data
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi
normal atau tidak, dengan ketentuan bahwa data berdistribusi normal bila
memenuhi kriteria nilai sig nya lebih besar dari 0,05. Perhitungan dilakukan
dengan menggunakan uji Kolmogorov-smirnov terhadap data pretest (Y3) dan
posttest (Y4) pada kelompok penelitian. Hasil uji normalitas pada kelompok
dapat dilihat pada Tabel 4.8.
Tabel 4.8 Uji Normalitas Pretest (Y3) dan Posttest (Y4)7
Data Pretest Posttest
N 40 40
Nilai Sig.kolmogorov-
smirnov
0,208 0,065
Nilai alfa 0,05
Kesimpulan Normal Normal
Metode pengambilan keputusan untuk uji normalitas yaitu jika signifikan >
0,05 maka data berdistribusi normal dan jika signifikan < 0,05 maka data tidak
berdistribusi normal.8 Hasil output pada kedua data diperoleh bahwa nilai sig
Kolmogorov smirnov data pretest sebesar 0,208 dimana nilai tersebut lebih besar
dari nilai alfa, sehingga data pretest menunjukkan bahwa data tersebut
berdistribusi normal, sedangkan nilai sig Kolmogorov smirnov data posttest
sebesar 0,065 hal ini juga menunjukkan bahwa nilai tersebut lebih besar dari nilai
alfa, sehingga dapat dinyatakan bahwa nilai posttest tersebut berdistribusi normal.
7 Lampiran 18 Perhitungan Uji Normalitas, h.235.
8 Duwi Priyatno, Teknik Mudah dan Cepat Melakukan Analisis Data Penelitian dengan
SPSS, (Yogyakarta: Gava Media, 2010), h.40.
62
Hasil uji normalitas ditunjukan juga melalui Gambar 4.1. Untuk perhitungan uji
normalitas selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 18.
Gambar 4.1 PP Plot Uji Normalitas Pretest dan Posttest
Dari grafik PP plot diatas menunjukkan bahwa data pretest dan posttest
berdistribusi dengan normal, hal ini ditunjukkan dari plot yang tersebar
berdekatan disekitar daerah garis. Dasar pengambilan keputusan untuk
mendeteksi kenormalan adalah jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan
mengikuti arah diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.9
2. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dapat dilakukan setelah didapatkan hasil uji prasyarat analisis
data, yaitu uji normalitas yang menunjukkan bahwa data tersebut berdistribusi
dengan normal. Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui adanya perbedaan pada
9 Duwi Priyatno, ibid, h.61.
63
hasil pretest (Y3) dan posttest (Y4) siswa dari kelompok penelitian. Uji hipotesis
menggunakan uji-t pada taraf signifikan 5% dan derajat kebebasan (df = n1+n2-2)
dengan kriteria sebagai berikut :
t hitung < t tabel = Ho diterima
t hitung > t tabel = Ho ditolak
a. Uji hipotesis
Uji t digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen secara parsial
terhadap variabel dependen.10
Hasil Uji-t pada hasil pretest (Y3) dan posttest (Y4)
dapat dilihat pada Tabel 4.9.
Tabel 4.9 Hasil Uji-t 11
Data Nilai
N 40
t hitung │-20,608 │
t tabel (n-2) 2,02
Sig 0,00
Kesimpulan ho ditolak
Tabel 4.9 menunjukkan data hasil uji hipotesis dengan perhitungan
menggunakan SPSS versi 20 ,dapat diketahui thitung sebesar│-20,608│sedangkan
ttabel nya 2,02, hal ini menunjukkan bahwa ho ditolak, karena t hitung lebih besar
dari pada ttabel, pengambilan kepurusan berdasarkan signifikasi menunjukkan nilai
sig. lebih kecil dari 0,05 yang berarti h0 ditolak,12
dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa terdapat efektivitas yang signifikan dari penggunaan metode
Field Trip berbantukan LKS PjBL terhadap peningkatan keterampilan proses
sains siswa. Untuk rekapitulasi perhitungan uji hipotesis dapat dilihat pada
Lampiran 19.
10
Ibid,h.86. 11
Lampiran 19 Uji Hopitesis, h.237. 12
Ibid,h.90.
64
3. Hasil Time Series
Dibawah ini adalah grafik time series yang diperoleh dari hasil pretest dan
posttest siswa selama penelitian dilakukan, dari grafik ini akan dianalisis apakah
data sampel menunjukkan bahwa kondisi kelas penelitian dalam kondisi stabil
atau tidak. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Grafik 4.3 :
Grafik 4.2 Histogram Hasil Time Series
Setelah dilakukan pretest dan posttest secara berulang, diperolehlah data
seperti pada Grafik 4.3, grafik tersebut menunjukkan jika data yang diperoleh
menunjukkan keadaan kelompok stabil dan konsisten, setelah diberi perlakuan
keadaannya meningkat secara konsisten. Menurut Sugiono dalam bukunya
menuliskan bahwa
hasil pretest yang baik adalah O1=O2==O3, dan hasil perlakuan
yang baik adalah O4=O5=O6. 13
Besarnya pengaruh perlakuan metode Field Trip berbantukan LKS PjBL
dalam penelitian ini selisihnya sebesar 25. Untuk perhitungan selengkapnya dapat
dilihat pada Lampiran 17.14
Penelitian kali ini juga menunjukkan retensi siswa
dalam kondisi tinggi dengan nilai diatas delapan puluh, selengkapnya dapat dilihat
pada Tabel 4.10.
13
Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung :
Penerbit Alfa Beta, 2011), h.78. 14
Lampiran 17 Perhitungan Time Series,h.227.
0
20
40
60
80
100
Test Keterampilan Proses Sains
Y1
Y2
Y3
Y4
Y5
Y6
65
Tabel 4.10 Hasil Retensi Siswa
Pretest Posttest
Kategori 1 2 3 1 2 3
Retensi
1
95 Tinggi
Retensi
2
99 Tinggi
Retensi
3
99 Tinggi
Retensi
4
99 Tinggi
Tabel diatas menunjukkan bahwa daya ingat siswa terhadap pembelajaran
tergolong tinggi karena nilai retensi siswa berada diatas 9 , hal ini sesuai dengan
Setiawan yang mengatakan bahwa retensi ≥ 6 masuk dalam kategori rendah 60 <
R < 70 termasuk sedang dan R ≤ 70 masuk dalam kategori tinggi.
66
C. Pembahasan
Hasil pengujian prasyarat analisis data penelitian yang dilakukan di SMAN 1
Kota Tangerang Selatan diketahui bahwa data pretest dan posttest keterampilan
proses sains berdistribusi normal, sehingga dapat dilakukan pengujian hipotesis
menggunakan uji-t. Pada uji prasyarat peneliti tidak melakukan uji homogenitas,
karena uji homogenitas hanya bisa dilakukan pada penelitian yang memiliki
dua atau lebih kelompok penelitian. selain dilakukan uji normalitas pada uji
prasyarat ini juga dilakukan analisis indeks N-gain hasil menunjukkan bahwa
nilai maksimal N-gain sebesar 1,00 dan memiliki nilai minimal 0,48. Rerata dari
N-gain adalah 0,70 hal ini menunjukkan bahwa selisih pretest-posttest kelompok
ini berada pada kategori tinggi.
Hasil uji prasyarat menunjukkan data dalam kondisi normal, selanjutnya
dilakukan uji hipotesis, dari 40 siswa yang ada, hasil nya adalah nilai thitung │-
23,25│ sedangkan ttabel 2,02, hal ini menunjukkan bahwa thitung lebih besar dari
pada ttabel, walaupun thitung bernilai negatif hal ini bersifat mutlak, karna nilai
tersebut masih berada pada daerah penolakan, dari hasil uji hipotesis dapat
diketahui bahwa ho ditolak, hal ini menunjukkan bahwa terjadi pengaruh metode
Field Trip berbantukan LKS PjBL terhadap keterampilan proses sains siswa,
selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Dewi Yuni Asmawati yang
menyatakan bahwa ada pengaruh metode Field Trip terhadap peningkatan
keterampilan proses sains dengan indeks N-gain sebesar 0,41.15
Penelitian ini menggunakan metode time series dengan alasan karena metode
ini cukup dilakukan satu kali perlakuan, tanpa pengulangan sintaks
pembelajaran16
, penelitian ini dilakukan hanya satu kelas tanpa menggunakan
kelas control, kelas tidak dipilih secara random. Sebelum perlakuan kelompok
15
Dewi Yuni Asmawati, “Pengaruh Metode Pembelajaran Field Trip Terhadap
Keterampilan Proses Sains dan Penguasaan Konsep pada Materi Keanekaragaman Hayati Kelas
X”, Skripsi Universitas Pendidikan Indonesia, 2014, h.i. 16
John W Creswell, Planning, Conducting, and Evaluating Quantitative and Qualitatif
Research,(Textech International,USA,2012), h.307.
67
diberi pretest tiga kali dengan maksud untuk mengetahui kestabilan dan kejelasan
keadaan kelompok sebelum diberi perlakuan, setelah kestabilan keadaan
kelompok dapat diketahui dengan jelas maka baru diberi treatment, untuk
mengetahui pengaruh dari perlakuan yang telah dilakukan, diukur dengan posttest
yang dilakukan secara 3 kali yang bertujuan untuk mengetahui keajegan
kelompok. Seperti yang ada pada Grafik 4.3 menunjukkan bahwa hasil pretest
kelompok dalam keadaan stabil dan konsisten, setelah diberi perlakuan keadaan
meningkat secara konsisten, menurut Profesor Sugiono dalam bukunya peristiwa
ini menunjukkan bahwa hasil penelitian sangat baik.17
Tabel 4.1 dan Tabel 4.2 menunjukkan hasil pretest dan posttest yang telah
dilakukan, nilai rerata pretest adalah 58 dengan standar deviasi 6,88 sedangkan
nilai rerata posttest adalah 81 dengan standar deviasi 4,29 hal ini menunjukkan
bahwa nilai posttest lebih besar dari pada pretest, terjadi peningkatan yang sangat
signifikan setelah dilakukan perlakuan pembelajaran menggunakan metode Field
Trip dengan berbantukan LKS PjBL terhadap keterampilan proses sains siswa.
Persentase keterampilan proses sains dapat dilihat pada tabel 4.3, peningakat
persentase keterampilan proses sains paling tinggi ditunjukkan pada indikator
mengamati dengan nilai 95% kategori sangat tinggi, dan indikator
mengelompokkan dengan nilai 92%, hal ini dikarenakan dalam proses perlakuan
dua indikator inilah yang paling dominan dilakukan oleh siswa khususnya ketika
Field Trip ke Kebun Binatang Ragunan, siswa lebih leluasa mengamati dan
mengelompokkan secara langsung hewan yang mereka temukan, sedangkan
persentase keterampilan proses sains terendah ada pada indikator berhipotesis
dengan persentase 70% kategori cukup, sejalan dengan penelitian yang pernah
dilakukan oleh Resha Maulida, hal ini dikarenakan siswa masih kesulitan dalam
berpikir logis.18
Dari hasil lembar observasi keterampilan berhipotesis siswa
17
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D (Bandung : Alfabeta CV,
2011), hal. 78. 18
Resha maulida, “ Pengaruh Model Pembelajaran Problem Solving Berbasis Just in
Time Teaching Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa”. Skripsi pada UIN Syarifhidayatullah
Jakarta, Jakarta, 2016, hal. 59, tidak dipublikasikan.
68
tergolong paling rendah dari yang lain, karna tidak semua siswa mampu
menyampaikan hipotesis dan belum terbiasanya siswa dalam membuat hipotesis
dalam proses pembelajaran merupakan salah satu faktor mengapa kemampuan
berhipotesis siswa termasuk yang paling rendah.
Data hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai posttest setelah perlakuan
lebih besar dari pada nilai pretest, dapat dilihat dari hasil persentase ke tujuh
aspek KPS. Dari hasil pretest terdapat enam aspek KPS yang berada pada kategori
cukup, diantaranya adalah mengkomunikasikan (K1), mengamati (K2), prediksi
(K3), mengelompokkan (K4), interpretasi (K5), mengajukan pertanyaan (K7), dan
aspek KPS hipotesis (K6) berada pada kondisi rendah. Sedangkan hasil posttest
terdapat lima aspek KPS dengan kategori sangat tinggi, diantaranya adalah
mengamati (K2), prediksi (K3), mengelompokkan (K4), interpretasi (K5),
mengajukan pertanyaan (K7), satu aspek KPS mengamati (K1) dalam kategori
tinggi dan yang terakhir berhipotesis (K6) berada dalam kategori cukup.
Sedangkan rerata hasil pretest dari semua indikator adalah 62% dan posttest 89%,
dari hasil tersebut dapat kita ketahui bahwa terjadi kenaikan yang signifikan
antara sebelum dan sesudah diberi perlakuan metode Field Trip dengan
berbantukan LKS PjBL terhadap keterampilan proses sains siswa.
Persentase pada hasil posttest indikator mengkomunikasikan (K1) berada
pada kategori tinggi (89%), dan hasil observasi KPS pada indikator
mengkomunikasikan berada pada kategori sangat tinggi. Hal ini sesuai dengan
proses pembelajaran yang menunjukkan keterampilan siswa lebih aktif
berkomunikasi dikarenakan pada sintaks pembelajaran project based learning
melatih mereka untuk berkomunikasi dan aktif melakuan diskusi dalam
pembuatan project.
Selain itu, siswa mampu menafsirkan data pengamatan, dan mengubahnya ke
dalam bentuk tabel atau grafik serta siswa dapat mengaitkan hasil pengamatan
tersebut berdasarkan konsep yang sesuai. Saat mem-presentasikan hasil
pengamatan, siswa secara jelas dan sistematis memaparkan hasil yang diperoleh.
69
sedangkan pembelajaran sebelumnya belum melatih siswa dalam keterampilan
berkomunikasi sehingga kemampuannya dalam kategori cukup, kemampuan
berkomunikasi perlu dilatih pada diri setiap murid, hal ini didasarkan pada
kenyataan bahwa semua orang mempunyai kebutuhan untuk mengemukakan ide,
perasaan, dan kebutuhan lain pada diri kita.
Dr. Dimyati menyatakan bahwa manusia mulai belajar pada awal-awal
kehidupan bahwa komunikasi merupakan dasar untuk memecahkan masalah.
mengkomunikasikan dapat diartikan sebagai menyampaikan fakta, konsep, prinsip
ilmu pengetahuan dalam bentuk suara. Misalnya dengan mendiskusikan suatu
masalah, membuat laporan, membaca peta, atau kegiatan lain yang sejenis.19
Melalui kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode Field Trip ini siswa
dilatih untuk mengembangkan keterampilan berkomunikasi sebagai dasar
keterampilan mereka menjadi makhluk sosial.
Indikator mengamati (K2) mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini
dilihat dari hasil posttest menunjukkan kategori yang sangat tinggi (95%),
sedangkan hasil pretes menunjukkan kategori cukup (61%). Data tersebut
menunjukkan bahwa siswa mampu menggunakan sebanyak mungkin alat
inderanya dengan baik untuk melakukan sebuah pengamatan. Setelah mendapat
perlakuan siswa memiliki kemampuan lebih tinggi dari keadaan sebelumnya,
dalam mengamati objek hal ini juga ditunjukkan dari hasil observasi yang
menunjukkan bahwa kemampuan siswa termasuk dalam kategori paling tinggi
yaitu 99%, siswa secara aktif dan antusias mengumpulkan data yang diperlukan
untuk diinterpretasikan dan mencari jawaban atau hipotesis yang telah dibuat.
Sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan menjelaskan bahwa faktor penting
dalam peningkatan keterampilan proses sains dan pemahaman pengamatan,
19
Dimyati, Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT:Rineka Cipta,2015),
h.143.
70
dimana semakin tinggi keterlibatan siswa dalam pengamatan semakin tinggi pula
pencapaian pemahaman dan keterampilan proses sains siswa.20
Dr. Dimyati dalam bukunya menyatakan bahwa kemampuan mengamati
merupakan keterampilan paling dasar dalam proses dan memperoleh ilmu
pengetahuan, serta merupakan hal terpenting untuk mengembangkan
keterampilan-keterampilan proses lain.21
Hampir semua siswa mampu menggunakan sebanyak mungkin alat indera
untuk mengamati objek yang ada dikelaspun yang ada dilapangan ketika Field
Trip. Hal tersebut membantu siswa dalam memaksimalkan keterampilan
mengamati yang merupakan keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh setiap
orang dalam melakukan penyelidikan ilmiah.
Indikator memprediksi (K3) hasil posttest memiliki kategori sangat tinggi
(91%) sedangkan pada kelompok pretest memiliki kategori cukup (60%), terjadi
peningkatan keterampilan memprediksi pada siswa, dalam kegiatan pembelajaran
siswa diarahkan untuk mampu meramalkan apa yang akan terjadi apabila objek
penelitian diberikan perlakuan yang berkaitan dengan konsep keanekaragaman
hayati, suasana pembelajaran menunjukkan bahwa pengetahuan siswa luas, tidak
hanya megacu pada buku pelajaraan saja.
Indikator mengelompokkan (K4) pada hasil posttest salah satu peningkatan
yang sangat tinggi yaitu 91%, sedangkan hasil pretest 74% menunjukkan kategori
cukup, Hal ini didukung dengan hasil observasi yang menunjukkan bahwa rata-
rata persentase indikator mengelompokkan paling tinggi dibandingkan dengan
indikator yang lain. Data tersebut menunjukkan siswa mampu mengelompokkan
dengan baik berdasarkan persamaan dan perbedaan yang dimiliki suatu makhluk
hidup, kemampuan mengelompokkan siswa juga dipengaruhi oleh instruksi jelas
yang terdapat dalam LKS.
20
Nurmaliah, dkk., “Penggunaan Metode Karyawisata untuk Meningkatkan Pemahaman
Konsep dan Keterampilan Proses Sains Pada Materi Keanekaragaman Hayati”, Jurnal Biotik,
ISSN: 2337-9812, Vol. 2, No. 1, Ed. April 2014, h. 4. 21
Dimyati, op.cit., h.142.
71
Hasil indikator interpretasi (K5) mengalami peningkatan yang sangat
signifikan, hal ini dapat dilihat dari hasil presentase KPS yang ada, hasil posttest
ada dalam kategori sangat tinggi (91%) sedangkan pretest menunjukkan
kategori cukup (75%), dengan demikian dapat kita lihat bahwa hasil posttest lebih
besar dari pretest. Pada indikator ini siswa dapat menghubungkan hasil
pengamatan, mengaitkannya dengan konsep dan menyimpulkan sebagai
pemahaman baru, sehingga pembelajaran menjadi semakin bermakna dan siswa
mudah memahami apa yang mereka pelajari. Kemampuan interpretasi terlihat dari
cara siswa ketika melakukan pengamatan secara berulang terhadap objek
pembelajaran yang akhirnya menghasilkan pola-pola tertentu, yang dimana
keterampilan interpretasi hasil pengamatan sangat mendukung pengambilan
keputusan atau kesimpulan siswa dalam memahami suatu materi pembelajaran.
Indikator hipotesis memiliki peningkatan yang paling rendah dibandingkan
dengan indikator lainnya. Hal ini dapat dilihat dari hasil persentase pretest yang
termasuk dalam kategori rendah (54%) sedangkan hasil posttest berada pada
kategori cukup (70%). Pada kegiatan pembelajaran sebagian dari siswa sulit
membuat hipotesis karena belum terbiasa, pembelajaran sebelumnya siswa lebih
sering belajar menggunakan metode diskusi dan demonstrasi saja, sehingga tidak
mengembangkan keterampilan proses yang dimiliki siswa, rendahnya kete-
rampilan berhipotesis siswa juga dapat dilihat pada proses pembelajaran, tidak
semua siswa mampu mengungkapkan pendapatnya untuk berhipotesis pada suatu
keadaan, hal ini ditunjukkan dari observasi siswa dilapangan. Hal ini juga terjadi
pada penelitian yang dilakukan oleh Devi Safrida yang menunjukkan nilai
kemampuan hipotesis siswa yang memiliki presentasi yang rendah, yang
disebabkan siswa yang belum terbiasa membuat hipotesis.22
, sedangkan menurut
Resha Maulida menyatakan bahwa rendahnya kemampuan berhipotesis siswa
22
Devi Safrida, “Pengaruh Model pembelajaran Problem Based Writing with Peer
Review (PW-PR) Terhadap Keterampilan Proses Sains pada Konsep Sistem Pencernaan”, Skripsi
pada UIN Syarifhidayatullah Jakarta, Jakarta, 2017, h.72, tidak dipublikasikan.
72
dipengaruhi oleh kemampuan siswa yang masih rendah dalam berfikir logis.23
Hal
ini juga didukung oleh hasil observasi kegiatan belajar siswa yang menyatakan
bahwa keterampilan berhipotesis siswa memiliki persentase yang paling rendah
dibandingkan dengan yang lain, ini terjadi karena siswa belum mampu
menyatakan hubungan dari dua variabel tersebut atau menyatakan penyebab
sesuatu terjadi dalam kegiatan pembelajaran.
Indikator mengajukan pertanyaan (K7) merupakan salah satu indikator yang
mengalami peningkatan sangat sigifikan, hal ini bisa dilihat dari hasil persentase
yang ada, persentase nilai posttest termasuk dalam kategori sangat tinggi (92%)
sedangkan nilai pretest berada pada kategori cukup (56%). Hal ini dikarenakan
siswa saat proses pembelajaran sudah terlatih untuk memahami keterampilan
bertanya sepenuhnya seperti bertanya melalui kata Tanya apa, mengapa, dan
bagaimana. Selain itu hal ini juga menunjukkan bahwa metode Field Trip
berbantukan LKS PjBL membuat siswa lebih leluasa bertanya baik secara lisan
maupun tulisan sehingga indikator ini bisa dilatih secara maksimal.
Proses pembelajaran juga dibantu dengan LKS PjBL, hal ini dimaksud agar
peningkatan keterampilan proses sains siswa lebih maksimal, pada penelitian yang
pernah dilakukan oleh siwa menyatakan bahwa pembelajaran berbasis project
dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa.24
Penggunaan LKS juga
bertujuan untuk memandu siswa dalam kegiatan agar lebih jelas dan terarah. Hal
ini sesuai dengan angket respon siswa terhadap pembelajaran pada tabel 4.6, pada
umumnya siswa merespon bahwa penggunaan LKS sangat membantu mereka
dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Pada tabel 4.4 menunjukkan
perbedaan nilai LKS siswa pada setiap pertemuan, pertemuan 1. Memiliki rerata
76, pertemuan 2. 88, dan pertemuan 3. 91, dari data tersebut menunjukkan
23
Resha Maulida, “Pengaruh Model Pembelajaran Problem Solving Berbasis Just In
Time Teaching Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Materi Struktur dan Fungsi
Jaringan Tumbuhan”, Skripsi pada UIN Syarifhidayatullah Jakarta, Jakarta, 2016, h.72, tidak
dipublikasikan. 24
IB Siwa, “Pengaruh Pembelajaran Berbasis Proyek dalam Pembelajaran Kimia
terhadap Keterampilan Proses Sains Ditinjau dari Gaya Kognitif Siswa”, dari Skripsi Universitas
Pendidikan Ganesha, Singaraja,Volume 3,2013,h.8.
73
peningkatan yang terjadi secara signifikan pada setiap pertemuan. Hal ini terjadi
karena setiap pertemuan kemampuan siswa terus di asah dan dilatih untuk mengisi
setiap jawaban yang terdapat pada LKS.
Hasil perhitungan observasi menunjukkan beberapa aspek KPS yang termasuk
kategori baik sekali, yaitu pada indikator mengkomunikasikan (95), mengamati
(99), mengelompokkan (93), interpretasi (93), dan mengajukan pertanyaan (89),
sedangkan untuk indikator prediksi (87) dan berhipotesis (77) berada pada
kategori baik. Hasil observasi menunjukkan gambaran yang sama dengan hasil
analisis KPS pretest-posttest, dimana pada analisis KPS soal pretest dan posttest
yang memiliki nilai yang paling rendah adalah indikator hipotesis, dan yang
paling tinggi adalah indikator KPS mengamati, hal ini juga sama ditemukan
melalui hasil observasi keterampilan proses sains siswa, untuk selengkapnya bisa
dilihat pada tabel 4.3 untuk persentase KPS dari hasil pretest dan posttest, dan
tabel 4.5 untuk melihat persentase hasil observasi siswa.
Tingginya nilai LKS dan hasil observasi KPS pada saat pembelajaran ini
dipengaruhi oleh metode Field Trip dan project yang siswa kerjakan. Selain itu,
soal yang diberikan pada saat pra-pembelajaran merupakan soal KPS yang akan
didiskusikan dan dilakukan siswa dikelas dan saat melakukan kegiatan Field Trip
dilapangan, sintaks pembelajaran yang ada sangat membantu siswa dalam
mengembangkan proses keterampilan sainsnya.
Salah satu latar belakang pada penelitian kali ini adalah sebagai bahan
evaluasi bagi SMAN 1 Tangerang Selatan yang merupakan salah satu sekolah
adiwiyata, menjadikan lingkungan sebagai objek pembelajaran, penelitian ini
membuktikan bahwa ada pengaruh yang signifikan dari metode Field Trip
terhadap keterampilan proses sains siswa, guna mengembangkan pembelajaran
yang ada pada tabel 4.6 menunjukkan angket respon siswa terhadap pembelajaran,
sebelumnya Field Trip di SMAN 1 Tangerang Selatan tidak melibatkan mentor
dan LKS dalam kegiatannya, sehingga siswa mengalami kesulitan dalam
melakukan kegiatan Field Trip, angket respon siswa terhadap pembelajaran
74
menunjukkan 81% siswa menganggap bahwa menggunakan LKS dapat
memudahkan dalam kegiatan Field Trip, dan 100% siswa menganggap
keberadaan mentor sangat membantu dalam berkegiatan Field Trip, dan aspek-
aspek lainnya yang dapat mengembangkan dan memperbaiki kegiatan Field Trip
yang ada di sekolah agar lebih baik dan efisien, hasil respon siswa terhadap
pembelajaran dapat dijadikan sebagai acuan dan bahan evaluasi pihak sekolah.
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Tika Yulianti yang menyatakan
bahwa berdasarkan hasil rekapitulasi angket tanggapan siswa menunjukan bahwa
93% siswa memberikan tanggapan positif terhadap metode Field Trip yang telah
mereka lakukan.25
dengan demikian menunjukkan siswa membutuhkan variasi
baru dalam penerapan metode pembelajaran untuk mencapai tujuan belajar yang
efektif dan efisien.
Penggunaan metode Field Trip berbantukan LKS PjBL dapat meningkatkan
KPS pada siswa. Selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Kan Lin Tang
mengatakan bahwa kegiatan pembelajaran langsung dapat meningkatkan
keterampilan proses sains siswa, belajar secara langsung diluar kelas lebih
menarik dan bermakna bagi siswa.26
Keterampilan proses yang dimiliki siswa
diperlukan dalam mempelajari dan menerapkan suatu konsep atau materi yang
akan dipelajari, dengan mengamati yaitu menggunakan berbagai macam indra
atau fakta yang relevan sehingga dapat menganalisis data untuk dikelompokkan
berdasarkan persamaan dan perbedaannya. Siswa juga dapat mempelajari suatu
kejadian atau yang biasa dikenal dengan berhipotesis dan keterampilan lainnya
sehingga dapat menyajikan hasilnya dalam bentuk lisan maupun tulisan. Selain itu
siswa dapat berinteraksi langsung dengan apa yang ada dilapangan dan luar kelas
untuk belajar dan mengambil hikmah darinya.
25
Tika Yulianti,dkk, “Efektivitas Penerapan Metode Fiel Trip untuk Meningkatkan Hasil
Belajar dan Kepedulian Siswa terhadap Lingkungan”, Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains,
No.2, Desember 2014, h.7. 26
Kan Lin Tang and Nyet Moi Siew, “Effects of Outdoor School Ground Lessons on
Students‟ Science Process Skills and Scientific Curiosity”, Journal of Education and Learning,
2014, Vol.4, h.1.
75
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang didapatkan dari hasil analisis data penelitian menyatakan
bahwa keterampilan proses sains siswa dilihat dari hasil posttest setelah diberi
perlakuan proses pembelajaran dengan metode Field Trip berbantukan LKS
PjBL lebih tinggi dari pada hasil pretest. Rata-rata persentase KPS dari hasil
posttest lebih tinggi dari pada pretest (88 > 64) dan hasil uji-t pada taraf
signifikan dengan alfa = 0,05 (5%) menyatakan bahwa nilai thitung > ttabel ( │-
20,608│ > 2,02) yang menyatakan h0 berada pada daerah penolakan, sedangkan
analisis N-Gain diketahui 0,7 dengan kategori “tinggi”. Dari data tersebut dapat
disimpulkan bahwa efektivitas dari pembelajaran dengan menggunakan metode
Field Trip berbantukan LKS PjBL dapat meningkatkan keterampilan proses sains
siswa.
B. Saran
Saran-saran dalam penelitian ini adalah :
1. Metode Field Trip perlu diterapkan dalam proses pembelajaran di sekolah
karena dapat meningkatkan kualitas pembelajaran sains dan menumbuhkan
sikap ilmiah dan meningkatkan keterampilan proses sains siswa.
2. Guru perlu mempersiapkan secara matang persiapan pembelajaran dengan
menggunakan metode Field Trip, mengantisipasi hal-hal yang akan terjadi
di lapangan agar tidak mengganggu proses pembelajaran.
76
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mohammad. Metodologi dan Aplikasi Riset Pendidikan. Jakarta: Pustaka
Cendekia Utama, 2010.
Al-Qur‟an. QS. Al Imran ayat:190.
Arifin, Zainal. Evaluasi Pembelajaran : Prinsip, Teknik, Prosedur. Bandung: PT
Remaja Rosydakarya. Cet.2, 2010.
Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara,
2009.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu Tindakan Praktik. Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2006.
Ary, Donald. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan Surabaya : Usaha Nasional,
TT.
Ash, Doris. The Process Skills of Inquiry. Dalam Foundations: A monograph
for Professionals in Science, Matematics, and technology Education,
Inquiry Thoughts, Views, and Strategies for the K-5 Classroom. Vol.2.
Arlington: National Science Foundation.
Asrul, dkk. Evaluasi Pembelajaran. Medan: Perdaya Mulya Sarana, 2014.
Creswell, John W. Planning, Conducting, and Evaluating Quantitative and
Qualitatif Research. Textech International, USA, 2012.
Dimyati dan Mujiono. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta, 2012.
Engkoswara. Dasar-Dasar Metodologi Pengajaran. Jakarta: Bina Aksara,1988.
Fathurrahman, Pupuh dan Sutikno, Sobry. Strategi Belajar Mengajar. Bandung:
PT. Refika Aditama,TT.
77
Imansjah. Didaktik Metodik Surabaya : Usaha Nasional,TT.
Kadir. Statistika Terapan : Konsep, Contoh dan Analisis Data dengan Program
SPSS/ Lisrel dalam Penelitian. Jakarta : raja Grafindo persada.2015.
Kemendikbud. Hasil Riset TIMSS Menurut Bencmark Internasional. 2012.
http://litbang.kemendikbud.go.id/data/Puspendik/HASIL%20RISET/TIMS
S/LAPORAN%20TIMSS%202011%20%20profil%20kemampuan%20IPA
%20%Peserta%20Didik%20Indonesia%20(SMP%20Kelas%208)%20menu
rut%20Benchmark%20Internasional.pdf, diakses pada tanggal 31 Maret
2017.
Khasinah, Siti. “Menggunakan Alam Sebagai Sumber Belajar”: Suatu Kajian
Menurut Perspektif Islam. Vol.XI. No.2. 2011.
Khristiyono. SPM Biologi SMA/MA. Jakarta: Erlangga. 2006.
Kratochwill, Thomas R. Contemporary Educational Psychology. Vol.3. Issue 4.
Oktober 1978.
Mahmud. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Pustaka Setia.2011.
Maulida, Resha. Pengaruh Model Pembelajaran Problem Solving Berbasis Just in
Time Teaching Terhadap Keterampilan Proses Sains pada Materi Struktur
Jaringan Tumbuhan. Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2016.
Meltzer, David E. The Relationship Between Mathematics Preparation and
Conceptual learning Gains in Physics: A Possible „Hidden Variable‟ in
Diagnostic Pretest Scores. American Journal of Physics, Vol. 70, No. 12,
2002.
Nurhafidzh, Elanda. Profil Keterampilan Proses Sains dan Motivasi Belajar Siswa
Melalui Kegiatan Field Trip pada Konsep Ekosistem. Artikel Ilmiah
Universitas Pendidikan Indonesia. 2013.
Nurhayati, Nunung., dan Resty, Wijayanti, BIOLOGI untuk Siswa SMA/MA
Kelas X Kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Bandung: Darmawidya, 2016.
78
Nurmaliah, dkk., Penggunaan Metode Karyawisata untuk Meningkatkan
Pemahaman Konsep dan Keterampilan Proses Sains Pada Materi
Keanekaragaman Hayati, Jurnal Biotik, ISSN: 2337-9812, Vol. 2, No. 1,
Ed. April 2014.
Priyatno, Duwi. Teknik Mudah dan Cepat Melakukan Analisis Data Penelitian
dengan SPSS dan Tanya jawab ujian pendadaran. Yogyakarta: Gava
Media,2010.
Rustaman. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: Penerbit Universitas
Negeri Malang. 2005.
Safrida, Devi. Pengaruh Model pembelajaran Problem Based Writing with Peer
Review (PW-PR) Terhadap Keterampilan Proses Sains pada Konsep Sistem
Pencernaan. Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta,
2017.tidak dipublikasikan.
Sagala, Syaiful. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta, 2013.
Sawwono, Jonathan. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, Yogyakarta:
Penerbit Graha Ilmu, 2009.
Semiawan, Conny. Pendekatan Keterampilan Proses Bagaimana Mengaktifkan
Siswa dalam Belajar ?. Jakarta: PT Gramedia Indonesia, 1985.
Shihab, Quraish. TAFSIR AL MISBAH : Pesan, kesan, dan keserasian Al-Qur’an.
Jakarta : Lentera Hati, 2002.
Siregar, Syofian. Statistika Deskriptif untuk Penelitian: Dilengkapi Perhitungan
Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
Cet.2, 2011.
Siregar, Syofian. Statistik Parametrik Untuk Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2013.
Siwa, IB. Pengaruh Pembelajaran Berbasis Proyek dalam Pembelajaran Kimia
terhadap Keterampilan Proses Sains ditinjau dari Gaya Kognitif Siswa.
Skripsi dari Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja, 2013.
Sofyan, Ahmad, dkk. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi. Jakarta:
UIN Jakarta Press,2006.
79
Sudjana. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito, 2005.
Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, Cet.18, 2014.
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta,2007.
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Jakarta: PT.Bumi Aksara, September
2003.
Susanti, Wulan. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap
Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Materi Laju Reaksi. Skripsi pada
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2014. Tidak
dipublikasikan.
Sutasoma, Usman. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Indeks,2011.
Syaodih, Nana. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Program Pasca Sarjana
UPI, 2015.
Ting, Kan Lin & Siew, Nyet Moi. Effects of Outdoor School Ground Lessons on
Students Science Process Skills and Scientific Curiosity. Journal of
Education and Learning, 2014.
Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan,
dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013.
Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik:
Konsep, Landasan Teoritis-Praktis dan Implementasinya. Jakarta:
Prestasi Pustaka, 2007.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
http://sindikker.dikti.id/dok/UU/UU20 2003Sisdiknas.pdf.
80
Wening, Indar Sri. “Pengaruh Metode Eksperimen dengan Pendekatan
Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Keterampilan Proses Sains
Siswa Pada Konsep Sistem Pencernaan”, Skripsi pada Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2016. Tidak dipublikasikan.
Yama, Robbin, dkk., Pengaruh Joyful Learning melalui Problem Based Learning
terhadap Keterampilan Proses Sains. Artikel Ilmiah Universitas Lampung.
Yasin, Salehudin. Metode Belajar dan Pembelajaran yang Efektif, Jurnal
Abadiah. No.2, 2012.
Yulianti, Tika. dkk. Efektifitas Penerapan Metode Field Trip untuk Meningkatkan
Hasil Belajar dan Kepedulian Siswa Terhadap Lingkungan. Jurnal
Pendidikan Matematika dan Sains. No.2. Desember 2014.
Yuni, Dewi. Pengaruh Metode Pembelajaran Field Trip Terhadap Keterampilan
Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Pada Materi
Keanekaragaman Hayati Kelas X. Artikel Ilmiah Universitas Pendidikan
Indonesia, 2014.
Zulfiani. dkk.. Strategi Pembelajaran Sains. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN
Jakarta, 2009.
82
LAMPIRAN 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 1
Nama Sekolah : SMAN 1 Kota Tangerang Selatan
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : X IPA 5/ 1
A. Kompetensi Inti
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual,prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
B. Kompetensi Dasar
3.2 Menganalisis berbagai tingkat keanekaragaman hayati diindonesia beserta
ancaman dan pelestariannya.
C. Indikator :
1. Menjelaskan pengertian keanekaragaman hayati
2. Memberikan contoh keanekaragaman gen, keanekaragaman jenis, dan
keanekaragaman ekosistem.
3. Membedakan antara keanekaragaman gen, keanekaragaman jenis, dan
keanekaragaman ekosistem.
4. Menjelaskan flora dan fauna yang ada diindonesia
5. Mengaitkan pengaruh manusia terhadap punahnya flora dan fauna
83
D. Tujuan :
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran kali ini, peserta didik diharapkan
dapat :
1. Menjelaskan pengertian keanekaragaman hayati
2. Memberikan contoh keanekaragaman gen, keanekaragaman jenis, dan
keanekaragaman ekosistem
3. Membedakan antara keanekaragaman gen, keanekaragaman jenis, dan
keanekaragaman ekosiste
E. Materi Ajar :
1. Kosep Keanekaraman Hayati
Makhluk hidup yang sejenis (dalam spesies yang sama) memiliki ciri
yang sama. Coba kalian amati sapi yang hidup di Pulau Jawa dengan sapi
yang hidup di Pulau Sumatra! Pasti mereka memiliki ciri yang sama karena
mereka satu spesies. Jadi, di dalam spesies yang sama terdapat keseragaman
ciri makhluk hidup, sedangkan antarspesies yang berbeda terdapat
keanekaragaman. Keanekaragaman hayati yang ada di dunia ini meliputi
berbagai variasi bentuk, ukuran, jumlah (frekuensi), warna, dan sifat-sifat lain
dari makhluk hidup. Jadi, setiap sistem lingkungan mempunyai
keanekaragaman masing-masing. Keanekaragaman tersebut berlangsung
mulai dari tingkatan gen, jenis, sampai ekosistem. Setiap sistem lingkungan
memiliki keanekaragaman yang berbeda. Keanekaragaman hayati
ditunjukkan, antara lain, oleh variasi bentuk, ukuran, jumlah (frekuensi),
warna, dan sifat-sifat lain makhluk hidup.
84
2. Tingkat Keaekaragaman Hayati
Keanekaragaman hayati melingkupi berbagai perbedaan atau variasi bentuk,
penampilan, jumlah, dan sifat-sifat yang terlihat pada berbagai tingkatan, baik
tingkatan gen, tingkatan spesies maupun tingkatan ekosistem. Berdasarkan hal
tersebut, para pakar membedakan keanekaragaman hayati menjadi tiga tingkatan,
yaitu keanekaragaman gen, keanekaragaman jenis dan keanekaragaman
ekosistem.
a. Keanekaragaman Tingkat Gen
Gen atau plasma nuftah adalah substansi kimia yang menentukan sifat
keturunan yang terdapat di dalam lokus kromosom.
b. Keanekaragaman Tingkat Jenis
Spesies atau jenis memiliki pengertian, individu yang mempunyai
persamaan secara morfologis, anatomis, fisiologis dan mampu saling kawin
dengan sesamanya (inter hibridisasi) yang menghasilkan keturunan yang fertil
(subur) untuk melanjutkan generasinya.
85
c. Keanekaragaman Tingkat Ekosistem
Ekosistem dapat diartikan sebagai hubungan atau interaksi timbal
balik antara makhluk hidup yang satu dengan makhluk hidup lainnya dan juga
antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
F. Metode pembelajaran :
1. Pendekatan : Project Based Learning (PJBL)/Pembelajaran Berbasis
Proyek
2. Metode : Ceramah, Diskusi Kelompok dan Penugasan
G. Sumber Pembelajaran
1. Irnaningtyas. 2013. Biologi Untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga.
2. Aryulina, Diah, dkk. 2007. Biologi 1: SMA dan MA untuk Kelas X. Jakarta:
ESIS.
3. Lembar Kerja Siswa PJBL/PBP
H. Media / Alat Pembelajaran
1. Media berupa video dan gambar mengenai keanekaragaman hayati
2. White board dan alat tulis
3. Bahan presentasi Microsoft Power Point
4. Laptop dan infokus
86
I. Langkah-langkah Pembelajaran
Alokasi waktu ( 3*45 Menit )
KPS Kegiatan Pembelajaran Wkt
Guru Siswa
KEGIATAN AWAL
Ber
Komunikasi
Mengucapkan salam dan
berdoa.
Guru mengabsensi siswa.
Guru mengulas materi
sebelumnya dan
menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan
dipelajari.
Guru membagi siswa
kedalam beberapa
kelompok untuk
melakukan kegiatan
pembelajaran
Guru membagikan LKS
sebagai panduan belajar
siswa dan menjelaskan
guna dari LKS tersebut
Menjawab salam dan
berdoa.
Siswa menjawab absensi.
Siswa menyimak dan
memperhatikan penjelasan
guru.
Siswa berkumpul sesuai
kelompok dan menentukan
ketua kelompok yang akan
memimpin kegiatan mereka
Siswa mendengarkan arahan
yang ada
Siswa menerima LKS dan
mendengar penjelasan guru
15
mnt
KEGIATAN INTI
STEP 1. DESCRIBE SUBJECT MATTER
(mendeskripsikan konsep)
Mengamati
Guru menjelaskan
mengenai
keanekaragaman hayati
dengan menampilkan
video-vidio dan gambar
yang menjelaskan
mengenai perbedaan
keanekaragaman hayati
pada tingkat gen, jenis,
Siswa mengamati dan
memperhatikan video,
gambar, dan penjelasan
yang guru berikan.
Siswa menuliskan hasil
pengamatan yang
mereka lakukan pada
LKS yang disediakan
20
mnt
87
Mengajukan
pertannyaan
dan spesies
Guru menstimulus siswa
untuk mengajukan
pertanyaan mengenai
konsep yang belum
mereka pahami
Siswa menanyakan apa yang
mereka belum pahami dari
hasil pengamatan yang
dilakukan
STEP 2 : DEFINE THE PROBLEM
(mengidentifikasi masalah)
prediksi
Interpretasi
guru meminta siswa
berdiskusi secara
kelompok untuk
mengkaji artikel yang
tersedia dalam LKS
dan merumuskan
suatu masalah yang
ada
Guru membuat
scenario dalam
pembelajaran,
menghantarkan siswa
menemukan masalah
yang merupakan
tujuan dan design
project yang akan
dilakukan
Siswa berkumpul dan
berdiskusi secara aktif
dengan teman
sekelompok untuk
menemukan masalah
Masalah yang siswa
temukan merupakan
tujuan atau alasan siswa
dalam merencanakan
project yang akan
dikerjakan
Siswa mengidentifikasi
masalah yang terjadi.
Dari artikel dan video
yang ditampilkan
Siswa menemukan
masalah yang mereka
interpretasikan dari
artikel dan video yang
ditam pilkan
15
mnt
STEP 3 : RESEARCH THE PROBLEM
(mengkaji permasalahan)
Berkomunikasi
Guru meminta siswa
untuk berdiskusi
dengan teman
Siswa saling berdiskusi
dan bertukar pendapat
mengenai masalah yang
15
mnt
88
Mengajukan
pertanyaan
sekelompoknya,
meneliti apa yang
terjadi terkait dengan
permasalahan
keanekaragaman
hayati diindonesia
yang mulai terancam
Guru membimbing
dan memfasilitasi
kegiatan diskusi
siswa
terjadi, mengkaji lebih
detail materi project
melalui berbagai sumber
untuk memecahkan
permasalahan
Siswa berkonsultasi dan
menanyakan terkait
yang belum mereka
pahami
STEP 4 : UNDERSTAND STAKHOLDERS
(mengidentifikasi informasi yang telah didapat)
Berkomunikasi
Guru memberikan
kesempatan kepada
siswa untuk
menjelaskan hasil
diskusinya dalam
mengidentifikasi
permasalahan
keanekaragaman
hayati
Guru menanggapi
dan menambahkan
hasil diskusi siswa,
memberi masukan
atas rencana project
yang telah siswa buat
Siswa menjelaskan hasil
diskusi, memberikan
perspektife mengenai
pengaruh ,akibat dari
masalah yang ada dan
juga solusi potensial
yang bisa diberikan
Siswa mendengarkan
masukan dari guru yang
bisa dijadikan bahan
evaluasi atas solusi yang
mereka usulkan
20
mnt
89
STEP 5 : DETERMINE POSSIBLE SOLUTIONS
(menentukan solusi yang memungkinkan)
Berkomunikasi
Guru meminta siswa
untuk memberikan
solusi dari
permasalahan yang
terjadi
Siswa memberikan
tanggapan terkait solusi
yang bisa diberikan
untuk permasalahan
yang ada
15
mnt
STEP 6 : DEVELOP A PLAN
(menyusun rencana)
Mengajukan
pertanyaan
Berkomunikasi
Guru meminta siswa
kembali berdiskusi
dengan teman
sekelompoknya untuk
mengembangkan
sebuah rencana
langkah konkret bagi
permasalahan yang
ada
Guru menuntun dan
memfasilitasi siswa
jika menemui
kesulitan dalam
berdiskusi
Guru memonitoring
siswa dalam
mendiskusikan
kemajuan projek
yang mereka rancang
Siswa berdiskusi untuk
memecahkan masalah,
mengidentifikasi sumber
daya dan langkah yang
diperlukan untuk
implementasi dari
sebuah solusi
Siswa menanyakan apa
yang belum mereka
pahami,
Siswa melaporkan hasil
diskusi kepada guru,
menjelaskan project
yang telah
dikembangkan guna
memecahkan suatu
persoalan
20
mnt
90
KEGIATAN AKHIR
Interpretasi Guru bersama siswa
menyimpulkan materi
yang telah dipelajari
Guru mengingatkan
tentang jadwal yang
sudah mereka sepakati,
dan mengingatkan untuk
mengisi LKS
Guru menyampaikan
arahan untuk pertemuan
selanjutnya mengenai
pembelajaran selanjutnya
untuk mengunjungi kebun
binatang ragunan
Guru menutup pelajaran
dengan mengucapkan
salam.
Siswa bersama guru
menyimpulkan pembelajaran
yang telah dilakukan
Siswa menyimak dan
memperhatikan penjelasan
guru serta mencatat hal-hal
yang perlu dicatat.
Siswa mendengarkan
penjelasan dari guru dan
menanyakan hal apa saja
yang perlu disiapkan
15
mnt
91
92
1. Penilaian Kognitif (Pengetahuan)
Soal Latihan Ketercapaian Indikator
Indikator Soal Jawaban
Menjelaskan
pengertian
keanekaragaman
hayati
Apakah yang dimaksud dengan
keanekaragaman Hayati?
Keanekaragaman hayati merupakan
pernyataan mengenai berbagai
macam variasi atau bentuk,
penampilan, jumlah, dan sifat yang
terdapat pada berbagai tingkatan
makhluk hidup.
Memberikan contoh
keanekaragaman gen,
keanekaragaman
jenis, dan
keanekaragaman
ekosistem.
Sebutkan contoh dari
keanekaragaman gen,
keanekaragaman jenis dan
keanekaragaman ekosistem !
Contoh keanekaragaman gen pada
tumbuhan :
kelapa gading
kelapa kopyor
kelapa hijau
Contoh keanekaragaman jenis pada
tumbuhan:
Kelapa
Pinang
Aren
Contoh keanekaragaman ekosistem
adalah macam-macam ekosistem
sungai, ekosistem kolam, ekosistem
sawah dan ekosistem hutan
Membedakan antara
keanekaragaman gen,
Jelaskan apa yang dimaksud
Keanekaragaman gen adalah variasi
atau perbedaan susunan gen dalam
93
keanekaragaman
jenis, dan
keanekaragaman
ekosistem.
dengan keanekaragaman gen,
keanekaragaman jenis, dan
keanekaragaman ekosistem ?
satu spesies makhluk hidup. Gen-gen
tersebut mengekspresikan berbagai
variasi dari satu jenis makhluk hidup,
seperti tampilan pada warna mahkota
bunga, ukuran daun, tinggi pohon,
dan sebagainya, Keanekaragaman
jenis adalah variasi atau perbedaan
sifat dan penampilan antar individu
berbeda jenis atau spesies dalam satu
familia (keluarga). Keanekaragaman
jenis terbentuk karena perbedaan
struktur dan jumlah gen,
Keanekaragaman ekosistem adalah
variasi bentuk dan jenis bentang
alam, daratan maupun perairan,
dimana tumbuhan, hewan, dan
organisme yang lain saling
berinteraksi.
94
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN II
Nama Sekolah : SMAN 1 Kota Tangerang Selatan
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : X IPA 5/ 1
A. Kompetensi Inti : 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan
faktual, konseptual,prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya
tentangilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
B. Kompetensi Dasar : 3.2 Menganalisis berbagai tingkat keanekaragaman
hayati diindonesia beserta ancaman dan pelestariannya.
C. Indikator :
6. menjelaskan cara-cara pelestarian keanekaragaman hayati
7. Menjelaskan manfaat keanekaragaman hayati
D. Tujuan :
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran kali ini, peserta didik diharapkan
dapat :
4. menjelaskan cara-cara pelestarian keanekaragaman hayati
5. Menjelaskan manfaat keanekaragaman hayati
95
E. Materi Ajar :
3. Upaya Pelestarian Keanekaragaman Hayati
Adanya eksploitasi hutan tropis menjadi lahan pertanian dan
penggundulan hutan, berdampak besar pada proses hilangnya sumber daya
alam hayati. Indonesia memiliki daftar terpanjang jenis tumbuhan dan hewan
yang terancam kepunahan. Sudah tercatat paling tidak, ada 126 jenis burung,
63 jenis hewan mamalia, dan 21 jenis hewan melata yang dinyatakan
terancam punah. Populasi kayu ramin menipis, kayu gaharu, dan kayu
cendana terancam punah. Dengan menurunnya keanekaragaman hayati,
manusia perlu melakukan upaya dan aktivitas yang dapat melestarikan dan
mengembangkan keanekaragaman hayati. Ada dua cara pelestarian
keanekaragaman hayati di Indonesia, yaitu pelestarian In situ dan Ex situ.
4. Manfaat keanekaragaman hayati
a. Sebagai sumber pangan karena setiap hari manusia membutuhkan sumber
energi dari makanan dan minuman untuk melakukan aktivitas nya.
b. Sebagai sumber sandang atau pakaian yang merupakan kebutuhan dasar
bagi manusia untuk menutupi dan melindungi tubuhnya.
c. Sebagai sumber papan karena dapat memberikan manfaat pada masyarakat
dalam membangun tempat tinggal atau rumah untuk berteduh dan
beristirahat.
d. Sebagai sumber obat-obatan karena beberapa tumbuhan dapat digunakan
sebagai tanaman obat dan digunakan dalam industri obat herbal lokal.
e. Sebagai bahan dasar pembuatan kosmetik atau bahan kecantikan.
f. Sebagai sumber keilmuan karena ketergantungan kehidupan manusia pada
tumbuhan dan hewan akan membuat mereka berupaya untuk
mengembangkan usaha pertanian, perkebunan maupun peternakan dari
keaneragaman hayati lainnya yang ada di Indonesia.
96
F. Pendekatan /Metode Pembelajaran :
1. Pendekatan : Project Based Learning (PJBL)
2. Metode : Field Trip, Diskusi
G. Alat/Bahan/Sumber Belajar
LKS PJBL
Buku Biologi Kelas X Subardi dkk, BSE, Bab 6 .
Buku Campbell BIOLOGI Jilid 1 edisi 8
Buku Biologi untuk SMA/MA kelas X,Kurikulum 2013
H. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan II (3*45) @Kebun Binatang Ragunan
KPS
Berkomunikasi
Kegiatan Waktu
(Menit) Guru Siswa
Kegiatan Awal
Guru mengucapkan salam dan
memimpin untuk berdoa
Guru memberikan Pengarahan dan
membawa siswa menuju lokasi
Field trip untuk melakukan
kegiatan pembelajaran
Guru menghubungkan kegiatan
pertemuan sebelumnya dalam
kegiatan yang akan dilakukan. Dan
memberikan apersepsi sebelum
memulai materi ajar
Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yaitu setelah
pembelajaran selesai siswa dapat
mengetahui berbagaimacam
keanekaragaman hayati , macam
macam dan faktornya yang
menyebabkan keanekaragaman
tersebut terjadi serta status nya
dalam ekosistem, apakah termasuk
Siswa
menjawab
salam dan
berdoa sebelum
memulai
pembelajaran.
Siswa
mendengarkan
arahan yang
diberikan oleh
guru
Siswa
menghubungka
n materi yang
akan dipelajari
dengan materi
sebelumnya.
Siswa
mendengarkan
guru
15
97
spesies langka atau sebaliknya.
menyampaikan
tujuan
pembelajaran
agar tercapai
dengan baik.
Kegiatan Inti
STEP 7 IMPLEMENT THE PLAN
(mengerjakan project)
Berkomunikasi
Mengamati
Mengelompokkan
Interpretasi
Guru mengarahkan siswa
untuk berkumpul dengan
kelompok masing masing
Guru membagikan LKS
untuk membimbing
kegiatan field trip siswa
Guru mengarahkan siswa
untuk melakukan aktivitas
sesuai dengan panduan di
LKS
Siswa mengikuti arahan
dari guru
Siswa berdiskusi dengan
kelompok masing masig
untuk kemudian
melakukan kegiatan
field trip sebagai salah
satu langkah untuk
penyelesaian project
Siswa melakukan
kegiatan pengamatan
dengan dipandu oleh
mentor
Siswa mengelompokkan
dan merapihkan data
dari hasil pengamatan
yang dilakukan dan data
lain yang telah
dikumpulkan untuk
project mereka
100
Kegiatan Penutup
Guru dan siswa bersama-
sama menyimpulkan
materi yang telah
dipelajari
Guru memberikan
kesempatan bagi siswa
yang hendak bertanya
mengenai materi yang
dipelajari
Guru meminta siswa
menyimpulkan dari
kegiatan pembelajaran
yang telah dilakukan
Guru menyampaikan
materi yang akan dibahas
Siswa menyimpulkan
mengenai kegiatan yang
mereka pelajari
Siswa menanyakan
materi yang belum
dimengerti
Siswa berdoa sebagai
kegiatan akhir
pembelajaran
20
98
Mengajukan
pertanyaan
pekan depan mengenai
laporan dan penilaian
project yang telah
dilakukan
Guru menutup kegiatan
pembelajaran dengan doa
99
2. Penilaian Kognitif (Pengetahuan)
Soal Latihan Ketercapaian Indikator
Indikator Soal Jawaban Tipe
soal
Menjelaskan flora
dan fauna yang ada
diindonesia
Tampilkan dalam
bentuk table, ciri-ciri
persebaran flora fauna
yang ada diindonesia
berdasarkan zona
Australasia, peralihan
dan asiatik yang tersebar
diindonesia, sertakan
contohnya.
(terlampir)
Mengaitkan
pengaruh manusia
terhadap punahnya
flora dan fauna
Jelaskan pengaruh
manusia terhadap
punahnya flora dan
fauna yang terjadi akhir
akhir ini.
Pada dasarnya manusia dan makhluk hidup lain
saling menguntungkan dalam kehidupan, namun
ada beberapa perilaku manusia yang dapat
membahayakan keberadaan makhluk hidup lain,
hal tersebut diantaranya adalah penebangan hutan
secara illegal yang menyebabkan ekosistem
makhluk hidup didalamnya menjadi rusak,
perburuan liar yang menyebabkan beberapa
spesies menjadi terancam punah, merusak
ekosistem dengan membuang limbah
sembarangan, beberapa hal tersebut hannya
sebagian kecil perilaku manusia yang dapat
mengakibatkan kepunahan terhadap flora fauna
diindonesia.
menjelaskan cara-
cara pelestarian
keanekaragaman
hayati
Menurut pendapat anda,
langkah-langkah apa
saja yang harus
dilakukan untuk
menjaga kelestarian
keanekaragaman hayati
diindonesia ?
Sistem tebang pilih dengan cara memilih tanaman
yang bila ditebang tidak sangat berpengaruh
terhadap ekosistem. 2. Peremajaan tanaman
dilakukan untuk mempertahankan dan
meningkatkan hasil dengan mempersiapkan
tanaman pengganti. 3. Penangkapan musiman
yang dilakukan pada saat populasi hewan paling
banyak dan tidak pada saat kondisi yang dapat
mengakibatkan kepunahan. Contohnya tidak
100
berburu pada saat musim berkembang biak. 4.
Pembuatan cagar alam dan tempat perlindungan
bagi tumbuhan dan hewan langka seperti suaka
margasatwa dan taman nasional. Tempat-tempat
tersebut melindungi flora atau fauna yang sudah
terancam punah.
Menjelaskan
manfaat
keanekaragaman
hayati
Jelaskan manfaat
keanekaragaman hayati
bagi kehidupan manusia
?
Keanekaragaman hayati dalam kehidupan sehari-
hari oleh manusia dimanfaatkan untuk berbagai
kebutuhan, di antaranya kebutuhan sandang,
pangan, papan, dan obat-obatan. Pemanfaatan
untuk kebutuhan, pangan atau sebagai bahan
makanan, contohnya sebagai sayuran, buah-
buahan, dan daging. Adapun untuk kebutuhan
sandang sebagai bahan pakaian. Contohnya kapas,
bulu hewan, dan kulit hewan. Pemanfaatan untuk
pemenuhan kebutuhan papan atau tempat tinggal,
contohnya kayu jati, meranti, dan albasia.
101
Asiatis Australis Peralihan
flora fauna flora Fauna flora fauna
1.Terdapat
banyak jenis
meranti
2.Terdapat
benyak jenis
Rotan
3.Terdapat
banyak kayu
jati
4.Terdapat
banyak jenis
nangka
5. Tidak
terdapat hutan
kayu putih
5.Jenis
tumbuhan sagu
sedikit
6.Terdapat
Bunga Raksasa
Hewan
mamalia
berukuran
besar
2. Jarang
ditemukan
burung yang
berbulu
warna- warni
3. Terdapat
banyak jenis
kera
4. Ikan air
tawar banyak
Jenis
meranti
sedikit
2. Terdapat
berbagai
jenis Matoa
3. Tidak
terdapat
jenis rotan
4. Tidak
terdapat
jenis
nangka
Dijumpai hewan
berkantung
2. Dijumpai
burung berbulu
warna-warni
3. Ikan air tawar
sedikit
Tanaman
memiliki
daun
yang
kecil
2.
Tumbuh
annya
kecil-
kecil
3.
Tumbuh
annya
memiliki
daun
yang
pendek
4.
Tumbuh
annya
terdapat
di
Indonesi
a
Terdapat
hewan asli
Indonesia
(endemik)
2.
Biasanya
tidak
memiliki
bulu
3.
Terdapat
beberapa
jenis
burung
4.
Terdapat
Hewan
Langka
Cnt Raflesia
arnoldi,
anggrek
Gajah,
Harimau,
Badak
Bercula Dua,
Badak
Bercula Satu,
Orang Utan,
Kancil,
Beruang
Madu, Beo,
Bekantan/Ker
a.
Pakis,
siwalan,ebo
ni,matoa,ce
ndana.
Kiwi – Koala,
burung kaka tua,
kasuari
Eboni
Anggrek
serat
· Cempak
a
Babi rusa,
burung
maleo,
anoa,
komodo
102
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN III
Nama Sekolah : SMAN 1 Kota Tangerang Selatan
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : X IPA 5/ 1
A. Kompetensi Inti :
3.Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual,prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya
tentangilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
B. Kompetensi Dasar :
4.2 manyajikan hasil observasi berbagai tingkat keanekaragaman hayati di
indonesia dan upaya pelestariannya
C. Indikator :
1. siswa mampu manyajikan hasil observasi berbagai tingkat keanekaragaman
hayati di indonesia dan upaya pelestariannya
A. Tujuan :
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran kali ini, peserta didik diharapkan
dapat :
6. manyajikan hasil observasi berbagai tingkat keanekaragaman hayati di
indonesia dan upaya pelestariannya
103
7. Materi Ajar :
5. Upaya Pelestarian Keanekaragaman Hayati
Adanya eksploitasi hutan tropis menjadi lahan pertanian dan penggundulan
hutan, berdampak besar pada proses hilangnya sumber daya alam hayati. Indonesia
memiliki daftar terpanjang jenis tumbuhan dan hewan yang terancam kepunahan.
Sudah tercatat paling tidak, ada 126 jenis burung, 63 jenis hewan mamalia, dan 21
jenis hewan melata yang dinyatakan terancam punah. Populasi kayu ramin
menipis, kayu gaharu, dan kayu cendana terancam punah. Dengan menurunnya
keanekaragaman hayati, manusia perlu melakukan upaya dan aktivitas yang dapat
melestarikan dan mengembangkan keanekaragaman hayati. Ada dua cara
pelestarian keanekaragaman hayati di Indonesia, yaitu pelestarian In situ dan Ex
situ.
8. Pendekatan /Metode Pembelajaran :
3. Pendekatan : Project Based Learning (PJBL)
4. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan III ( 3*45 Menit ) @Ruang Kelas
Langkah
Pembelajaran
Kegiatan Alokasi
Waktu Guru Siswa
KEGIATAN AWAL
Guru memberikan salam
dan berdoa bersama
(sebagai implementasi
nilai religius) serta
mengecek kehadiran,
mengondisikan kelas
(sebagai implementasi
nilai disiplin).
Guru memberikan
apersepsi kepada siswa
mengenai materi
keanekaraaman hayati.
Guru menyampaikan
Siswa menjawab salam guru
dan berdoa bersama (sebagai
implementasi nilai religius)
Siswa menanggapi pertanyaan
guru.
Siswa mendengarkan guru
menyampaikan tujuan
pembelajaran.
30
104
tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai dari
pembelajaran kali ini
Siswa mendengarkan
penjelasan guru.
KEGIATAN INTI
STEP 8
SUMMARIZE, EVALUATE AND REFLECT
(evaluasi,refleksi hasil yang telah dikerjakan)
Berkomunikasi
guru membimbing peserta
didik untuk
mempresentasikan project
yang telah diselesaikan
guru membimbing proses
Tanya jawab saat
presentasi berlangsung
guru menilai dari setiap
presentasi dan object yang
murid kerjakan
siswa mempresentasikan
project yang telah diselesaikan
siswa aktif melakukan Tanya
jawab
50
KEGIATAN PENUTUP
Berkomunikasi
Interpretasi
Guru melakukan refleksi
pembelajara
Guru meminta siswa untuk
memberikan kesan dan
pesan selama
pembelajaran dan
menyelesaikan project
Guru meminta siswa untuk
menyimpulkan rangkaia
pembelajaran mengenai
metode fieldtrip dengan
pendekatan PJBL
Siswa melakukan refleksi
pembelajaran
Siswa memberikan kesan dan
pesan selama pembelajaran
berlangsung
Siswa menyimpulkan dari
seluruh rangkaian kegiatan
15
Sebagai bahan evaluasi
guru membagikan soal
untuk dikerjakan oleh
siswa
Guru menutup
pembelajaran dengan
berdoa bersama
Siswa mengerjakan soal
Siswa mengumpulkan lembar
jawaban
Siswa berdoa bersama sebagai
penutup kegiatan pembelajaran
40
105
106
LAMPIRAN 2
KEANEKARAGAMAN HAYATI
LEMBAR KERJA SISWA (LKS) 1
107
Kompetensi Inti :
Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual,prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena
dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
Kompetensi Dasar :
3.2 Menganalisis berbagai tingkat keanekaragaman hayati diindonesia beserta
ancaman
dan pelestariannya.
Indikator :
1. Menjelaskan pengertian keanekaragaman hayati
2. Memberikan contoh keanekaragaman gen, keanekaragaman jenis, dan
keanekaragaman ekosistem.
3. Membedakan antara keanekaragaman gen, keanekaragaman jenis, dan
keanekaragaman ekosistem.
4. Menjelaskan flora dan fauna yang ada diindonesia
5. Mengaitkan pengaruh manusia terhadap punahnya flora dan fauna
A. Tujuan :
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran kali ini, peserta didik diharapkan
dapat :
1. Menjelaskan pengertian keanekaragaman hayati
2. Memberikan contoh keanekaragaman gen, keanekaragaman jenis, dan
keanekaragaman ekosistem.
3. Membedakan antara keanekaragaman gen, keanekaragaman jenis, dan
keanekaragaman ekosistem.
4. Menjelaskan flora dan fauna yang ada diindonesia
108
109
110
KAHATI PROJECT 2017
PENDAHULUAN
Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki tingkat keanekaragaman hayati yang
tinggi. Dengan maksud mempromosikan pelestariannya, pada 2003 Pemerintah Indonesia
mencanangkan “Strategi dan Rencana Aksi Keanekaragaman Hayati Indonesia (IBSAP).”
Sebagai wujud pelaksanaannya, saat ini telah ditetapkan sebanyak 519 kawasan konservasi
dengan luas keseluruhan kira-kira 280.000 km2, dan 294 jenis flora dan fauna yang
dilindungi oleh undang-undang. Namun di lain pihak, dengan adanya kemiskinan dalam
masyarakat serta kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya konservasi, jumlah flora
dan fauna yang eksistensinya terancam kian bertambah. Keadaan ini diperburuk lagi dengan
lambatnya kontrol terhadap berbagai kawasan konservasi tersebut yang penting bagi flora dan
fauna yang terancam eksistensinya tersebut. Beranjak dari kondisi yang kompleks ini,
Indonesia memerlukan perencanaan serta tindakan yang sistematis dan menyeluruh dalam
melestarikan keanekaragaman hayatinya.
Sumber : http://www.id.emb-
japan.go.jp/oda/id/projects/protech/odaprojects_protech_1993_jabar.htm
RANCANGAN PROJECT SISWA
Sejauh ini, para ahli biologi telah mengidentifikasi 1,3 juta spesies hewan yang masih ada (hidup). Estimasi jumlah spesies hewan yang sebenarnya jauh lebih tinggi.Tidak semua orang mengenal berbagai jenis hewan, apalagi dengan jumlah yang begitu banyak dan dengan kondisi pada saat ini banyak hewan-hewan yang hampir mengalami kepunahan.Pada bidang ilmu pengetahuan dan pendidikan kita perlu mengenal dunia hewan lebih jauh lagi, agar kita dapat mempelajarinya dengan baik sehingga kita mengetahui penyebab-penyebab
111
112
113
Judul Project
Tujuan
Alat dan Bahan ,Langkah Kerja
Hipotesis
Time frame Konten Pembelajaran Kegiatan Project Assessment
Minggu 1 Siswa belajar mengenai
keanekaragaman hayati,
mengetahui keanekaragaman
makhluk hidup dati tingkat
gen, spesies, dan ekosistem
beserta contohnya
Siswa meentukan
rancangan project
Bagan konsep,
presentasi
Minggu 2 Siswa mendalami materi
keanekaragaman hayati
denganfieldtrip kelapangan
untuk mengetahui
keanekaragaman hayati
diindonesia
Fieldtrip ke kebun
binatang ragunan
Lembar observasi KPS
Minggu 3 Siswa mendalami flora dan
fauna diindonesia
Siswa
mempresentasikan hasil
project yang telah
mereka buat
Penialain project
DAFTAR PUSTAKA
Endah sulistyowati, Buku Siswa Biologi untuk SMA/MA kelas X,PT.intan
pariwara:klaten,2016.
http://buku .kemendikbud.go.id
http://www.id.emb-japan.go.jp/oda/id/projects/protech/odaprojects_protech_1993_jabar.htm
5. DEVELOP A PLAN (Menyusun Rencana)
Berhipotesis
Siswa membuat produk berupa media yang
menunjukan keanekargaman hayati diindonesia dan
menampilkan data data keanekaragaman hewan
berdasarkan kelompok yang sudah ditentukan, dari sumber
dan menampilkan data dan dokumentasi hasil fieldtrip
ketika dikebun binatang ragunan. Produk media dapat
dikerjakan secara manual ataupun dengan computer,
dilakukan sesuai kehendak dan kreatifitas.
TIME LINE PROJECT
114
KEANEKARAGAMAN HAYATI
LEMBAR KERJA SISWA (LKS) 2
NAMA SISWA :
KELAS :
115
Kompetensi Inti : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan
faktual, konseptual,prosedural,dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya
tentangilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena
dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
Kompetensi Dasar : 3.2 Menganalisis berbagai tingkat keanekaragaman hayati
diindonesia beserta ancaman dan pelestariannya.
Indikator :
6. menjelaskan cara-cara pelestarian keanekaragaman hayati
7. Menjelaskan manfaat keanekaragaman hayati
B. Tujuan :
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran kali ini, peserta didik diharapkan
dapat :
7. menjelaskan cara-cara pelestarian keanekaragaman hayati
8. Menjelaskan manfaat keanekaragaman hayati
116
A. Tujuan
Mengamati keanekaragaman hayati yang ada dikebun binatang ragunan
B. Dasar Teori
Taman Margasatwa Ragunan Jakarta memiliki flora yang merupakan jenis
yang ada sebelumnya seperti hutan wisata yang bersifat alami, jenis-jenis vegetasi
yang terdapat di Kebun binatang Ragunan adalah : Pohon Buah-buahan, Peneduh,
Obat-obatan dan jenis Rumput yang masing-masing terdiri atas 2 Ordo, 56 Famili,
968 Spesies dengan jumlah spesies keseluruhan 47.499 pohon (Kamelia. 2004).
Vegetasi di kebun Binatang Ragunan Jakarta merupakan vegetasi tanaman
yang dapat digolongkan sebagai berikut: Pohon berbunga yang didominasi oleh
pohon Tenguli (Cassia fistula) dan flamboyan (Delonix regia), Tanaman peneduh
yang didominasi oleh kormis (Acacia auriculiformis) dan jeunjing (Albizzia falcata),
Tanaman buah-buahan yang didominasi oleh jambu monyet (Anacardium
occidentale) dan rambutan (Nepheleum lapaceum),Tanaman obat-obatan dan industri
yang didominasi oleh salopat serat (Xylopia glauca) dan kemenyan (Styrax benzoe),
Tanaman hias yang dibuat dengan bentuk taman yang terdapat di hampir seluruh
sudut kebun binatang. Taman Margasatwa Ragunan. Sebuah taman seluas 147 hektar
dan berpenghuni lebih dari 2.009 ekor satwa serta ditumbuhi lebih dari 20.000 pohon
membuat suasana lingkungannya sejuk dan nyaman. Lahannnya tertata dan terbangun
serta sebagian lagi masih dikembangkan menuju suatu kebun binatang yang modern
sebagai identitas kota Jakarta. Berkunjung ke Taman Margasatwa Ragunan berarti
memasuki sebuah hutan tropis mini, di dalamnya terdapat keanekaragaman hayati
yang memiliki nilai konservasi tinggi dan menyimpan harapan untuk masa depan.
Sebuah kebun binatang modern menampilkan suatu system ekologi yang
lengkap yang bias menjadi satu sumber ilmu pengetahuan yang akan mengawali
langkah pelestarian kehidupan alam liar. Singkatnya, kebuna binatang adalah “Kapal
Nuh” kita dalam menghadapi bencana dan kerusakan alam yang akhir-akhir ini sering
terjadi. Bila nanti sudah tidak ada lagi hutan di bumi ini, paling tidak masih ada
contoh-contoh makhluk yang menakjubkan ini di kebun binatang, entah itu telah
berwujud satwa ataupun masih berbentuk embrio, sel atau DNA.Sumber :
https://ragunanzoo.jakarta.go.id/tentang/ragunan-zoological-park/
LEMBAR KERJA SISWA
117
A. Tujuan
Mengamati keanekaragaman hayati yang ada dikebun binatang ragunan
B. Dasar Teori
Taman Margasatwa Ragunan Jakarta memiliki flora yang merupakan jenis yang ada sebelumnya seperti hutan
wisata yang bersifat alami, jenis-jenis vegetasi yang terdapat di Kebun binatang Ragunan adalah : Pohon Buah-buahan,
Peneduh, Obat-obatan dan jenis Rumput yang masing-masing terdiri atas 2 Ordo, 56 Famili, 968 Spesies dengan jumlah
spesies keseluruhan 47.499 pohon (Kamelia. 2004).
Vegetasi di kebun Binatang Ragunan Jakarta merupakan vegetasi tanaman yang dapat digolongkan sebagai berikut:
Pohon berbunga yang didominasi oleh pohon Tenguli (Cassia fistula) dan flamboyan (Delonix regia), Tanaman peneduh
yang didominasi oleh kormis (Acacia auriculiformis) dan jeunjing (Albizzia falcata), Tanaman buah-buahan yang
didominasi oleh jambu monyet (Anacardium occidentale) dan rambutan (Nepheleum lapaceum),Tanaman obat-obatan dan
industri yang didominasi oleh salopat serat (Xylopia glauca) dan kemenyan (Styrax benzoe), Tanaman hias yang dibuat
dengan bentuk taman yang terdapat di hampir seluruh sudut kebun binatang. Taman Margasatwa Ragunan. Sebuah
taman seluas 147 hektar dan berpenghuni lebih dari 2.009 ekor satwa serta ditumbuhi lebih dari 20.000 pohon membuat
suasana lingkungannya sejuk dan nyaman. Lahannnya tertata dan terbangun serta sebagian lagi masih dikembangkan
menuju suatu kebun binatang yang modern sebagai identitas kota Jakarta. Berkunjung ke Taman Margasatwa Ragunan
berarti memasuki sebuah hutan tropis mini, di dalamnya terdapat keanekaragaman hayati yang memiliki nilai konservasi
tinggi dan menyimpan harapan untuk masa depan.
Sebuah kebun binatang modern menampilkan suatu system ekologi yang lengkap yang bias menjadi satu sumber
ilmu pengetahuan yang akan mengawali langkah pelestarian kehidupan alam liar. Singkatnya, kebuna binatang adalah
“Kapal Nuh” kita dalam menghadapi bencana dan kerusakan alam yang akhir-akhir ini sering terjadi. Bila nanti sudah
tidak ada lagi hutan di bumi ini, paling tidak masih ada contoh-contoh makhluk yang menakjubkan ini di kebun binatang,
entah itu telah berwujud satwa ataupun masih berbentuk embrio, sel atau DNA.
Sumber : https://ragunanzoo.jakarta.go.id/tentang/ragunan-zoological-park/
LEMBAR KERJA SISWA
118
1. Berkumpul dengan kelompok yang telah ditentukan
2. Berkumpul sesuai dengan mentor dan memulai briefing
3. Mengisi data yang sudah tersedia di LKS
4. Konsultasikan dengan mentor jika menemui kesulitan dalam mengerjakan LKS
Petunjuk Kegiatan Fieldtrip
TUGAS PROJECT
Rumusan Masalah
119
120
121
122
123
124
PENILAIAN ANTAR TEMAN
LEMBAR KERJA SISWA (LKS) 3
125
LAMPIRAN 3
Indikator
KPS
Soal Rubrik penilaian Skor
Mengamati
1. Catatlah data hasil
pengamatanmu. Selanjutnya,
Carilah informasi dari berbagai
sumber mengenai jenis-jenis
keanekaragaman hayati.
Ciri ciri :
1. Ayam
a. Memiliki sepasang kaki yang ramping dan ditumbuhi sisik.
b. Memiliki jengger berwarna merah di atas dan di bawah kepala.
c. Memiliki cakar untuk mengais dan sebagai alat perlindungan diri dari musuh.
d. Memiliki sepasang mata di samping kepala.
2. Nangka
a. Memiliki kulit buah yang bergerigi
b. Bentuknya oval
c. Volume buah yang sesar
d. Berwarna hijau kekuningan
3. sukun
a. Memiliki bentuk bulat
b. Berwarna hijau
c. Kulit buah bergerigi halus
4. Cimpedak
a. Berbentuk lonjong
b. Berwarna hijau kecoklatan
c. Kulit buah Bergerigi
Mengamati 4 ciri ciri dari gambar yang ada dan menuliskannya dengan benar
Mengamati 3 ciri ciri dari gambar yang ada dan menuliskannya dengan benar
Mengamati 2 atau 1 ciri ciri dari gambar yang ada dan menuliskannya dengan benar
Menjawab tapi tidak tepat
Tidak menjawab
4
3
2
1
0
Mengajukan
pertanyaan
2. susunlah beberapa pertanyaan
mengenai keanekaragaman
hayati dari gambar diatas ?
Mengajukan pertanyaan :
1. kelompokkan gambar tersebut berdasarkan tingkat keanekaragaman hayati yang ada
2. gambar tersebut menunjukkan berbagaimacam keanekaragaman hayati yang ada
diindonesia, jelaskan apa yang dimaksud dengan keanekaragamn hayati
3. nangka, cimpedah dan sukun termasuk dedalam keanekaragaman hayati tingkat apa ?
4. sebutkan perbedaan antara gambar 1,2,3 ?
mengajukan 3 pertanyaan
4
126
mengajukan 2 pertanyaan
mengajukan 1 pertanyaan
menjawab tapi tidak tepat
tidak menjawab
3
2
1
0
3. Diskusikan dengan teman-
temanmu untuk memecahkan
masalah-masalah berikut
a. Berbagai jenis makhluk
hidup pada gambar
menunjukan
keanekaragaman hayati.
Apa yang dimaksud
dengan keanekaragaman
hayati ?
b. Bagaimana cara
mempelajari
keanekaragaman hayati
yang begitu melimpah ?
a. keanekaragaman hayati merupakan pernyataan mengenai berbagai macam (variasi)
bentuk, penampilan, jumlah, dan sifat yang terdapat pada berbagai tingkatan makhluk
hidup.
b. Karena keanekaragaman hayati begitu melimpah, maka untuk memudahkan
mempelajarinya dibuat sebuah sistem Klasifikasi.Kalsifikasi adalah pengelompokan
makhluk hidup berdasarlan persamaan ciri, jenis, spesies, tempat hidup, daerah
persebaran atau anatomi.
Tujuan diadakannya klasifikasi yaitu :
1. Menjelskan makhluk hidup antar jenis berdasarkan ciri-cirinya sehingga mudah untuk
dibedakan
2. Mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan ciri yang dimiliki
3. Mengetahui hubungan kekerabatan yang terjadi antar makhluk hidup
4. Mengetahui proses evolusi yang dialami oleh makhluk hidup.
Menjawab poin a dan b dengan tepat
Menjawab poin a dengan tepat namun b tidak tepat
Menjawab poin a tidak tepat namun poin b tepat
Menjawab keduanya namun tidak tepat
Tidak menjawab
4
3
2
1
0
mengelompokkan 4.
a. Ayam kampong, ayam ras, dan
ayam katai menunjukkan
keanekaragaman hayati tingkat
apa ?
b. Pohon nangka, sukun, dan
cempedak menunjukkan
keanekaragaman hayati pada
tingkat apa ?
a. Keanekaragaman hayati tingkat gen
b. Keanekaragaman hayati tingkat spesies
Menjawab poin a dan b dengan tepat
Menjawab poin a dengan tepat namun b tidak tepat
Menjawab poin a tidak tepat namun poin b tepat
Menjawab keduanya namun tidak tepat
Tidak menjawab
4
3
2
1
0
127
Prediksi 5. Pohon nangka dan pohon sukun
biasanya hidup di ekosistem
kebun, bagaimana jika
keduanya ditanam diekosistem
pantai ? apakah tetap tumbuh ?
mengapa ?
Tidak bisa hidup, karena ekosistem pantai struktur tanahnya adalah pasir dan kondisi air nya asin, sukun dan nangka tidak bisa hidup dalam kondisi ekosistem seperti itu, mereka akan tumbuh di tanah dalam kondisi liat dan suplai air tawar.
menjawab prediksi dan memberi alasan dengan tepat
menjawab prediksi dengan tepat namun solusi tidak tepat
menjawab prediksi tidak tepat namun memberikan alasan dengan tepat
menjawab tapi tidak tepat
tidak menjawab
4
3
2
1
0
6. Apa manfaat ayam ras, ayam
kampong, ayam katai, pohon
nangka, sukun, dan cimpedak
bagi kehidupan manusia ?
Produk tersebut dapat digunakan manusia untuk memenuhi kebutuhan sehari hari, misalnya ayam untuk makanan lauk pauk, nangka, sukun dan cimpedak salah satu sumber buah buahan untuk manusia, bisa juga digunakan sebagai obat.
Menyebutkan 3 manfaat
Menyebutkan 2 manfaat
Menyebutkan 1 manfaat
Menyebutkan manfaat namun tidak tepat
Tidak menjawab
4
3
2
1
0
Prediksi 7. Menurutmu, dari artikel dan
materi yang telah guru jelaskan,
identifikasilah permasalahan
yang ada
Prediksi yang menyebabkan permasalahan itu mungkin terjadi adalah :
1. Masyarakat kurang peduli terhadap kekayaan alam yang ada dan harus dijaga
2. Pengetahuan masyarakat belum terbangun terkaitpentingnya menjaga keanekaragaman
hayati
3. Aturan yang sering dilanggar
4. Pemerintah yang kurang tegas dalam menegakkan hukum
Mengemukakan 3 prediksi
Mengemukakan 2 prediksi
Mengungkapkan 1 prediksi
Memprediksi namun tidak tepat
Tidak menjawab
4
3
2
1
0
128
Prediksi
Mengamati
No Bahan
identifikasi
Informasi
1 Keanekaragaman
hayati
diindonesia
2 Kerusakan
keanekaragaman
hayati
diindonesia
3 Pengaruh
manusia
terhadap
punahnya
keanekaragaman
hayati
diindonesia
4 Upaya
pemerintah
dalam
melindungi flora
dan fauna yang
hampir punah
Menyampaikan 4 informasi dengan tepat
Menyampaikan 3 informasi dengan tepat
Menyampaikan 2/1 informasi dengan tepat
Menjawab namun tidak tepat
Tidak menjawab
4
3
2
1
0
129
LAMPIRAN 4
130
131
LAMPIRAN 5
LEMBAR OBSERVASI GURU
KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN FIELD TRIP BERBANTUKAN LKS
PROJECT BASED LEARNING (PJBL)
Kelas : X MIPA 5
Pertemuan : I
Konsep : Keanekaragaman Hayati
Berilah tanda check list(√) pada kolom yang telah tersedia sesuai dengan aktivitas guru
yang teramati !
Tahap Pembelajaran Aktivitas guru yang diamati Terlaksana Ket
Ya Tidak
Kegiatan Awal
Guru membuka pelajaran √
Guru memberikan apersepsi kepada
siswa
√
Guru menginformasikan tujuan
pembelajaran
√
Guru menjelaskan tentang
pembelajaran keanekaragama hayati
yang akan menggunakan metode
fieldtrip
√
Guru membagi siswa kedalam
beberapa kelompok
√
Guru membagikan LKS sebagai
panduan pembelajaran siswa dikelas
√
132
Kegiatan Inti
DESCRIBE
SUBJECT
MATTER
Tahap ini guru
menjelaskan konsep
yang akan dipelajari
sesuai dengan
indikator
Guru memberikan informasi tentang
konsep yang akan dipelajari
(menggunakan media power point)
√
Guru meminta siswa untuk mengamati
gambar dan video yang ditampilkan
√
guru meminta siswa untuk menuliskan
hasil pengamatannya dalam LKS
√
Guru menstimulus siswa untuk
mengajukan pertanyaan dari konsep
yang belum mereka pahami
√
DEFINE THE
PROBLEM
Tahap ini guru
meminta siswa untuk
mengidentifikasi
masalah
guru meminta siswa berdiskusi secara
kelompok untuk mengkaji artikel yang
tersedia dalam LKS dan merumuskan
suatu masalah yang ada
√
Guru membuat scenario dalam
pembelajaran, menghantarkan siswa
menemukan masalah yang merupakan
tujuan dan design project yang akan
dilakukan
√
RESEARCH THE
PROBLEM
Mengkaji
permasalahan
Guru meminta siswa untuk berdiskusi
dengan teman sekelompoknya,
meneliti apa yang terjadi terkait
dengan permasalahan keanekaragaman
hayati diindonesia yang mulai
terancam
√
133
Guru membimbing dan memfasilitasi
kegiatan diskusi siswa
UNDERSTAND
STAKHOLDERS
Mengidentifikasi
informasi yang telah
didapat
Guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk menjelaskan hasil
diskusinya dalam mengidentifikasi
permasalahan keanekaragaman hayati
√
Guru menanggapi dan menambahkan
hasil diskusi siswa, memberi masukan
atas rencana project yang telah siswa
buat
√
DETERMINE
POSSIBLE
SOLUTIONS
Menentukan solusi
yang memungkinkan
Guru meminta siswa untuk
memberikan solusi dari permasalahan
yang terjadi
√
DEVELOP A PLAN
Tahap dimana siswa
menyusun rencana
projeck yang akan
mereka buat
Guru meminta siswa kembali
berdiskusi dengan teman
sekelompoknya untuk
mengembangkan sebuah rencana
langkah konkret bagi permasalahan
yang ada
√
Guru menuntun dan memfasilitasi
siswa jika menemui kesulitan dalam
berdiskusi
√
134
Guru memonitoring siswa dalam
mendiskusikan kemajuan projek yang
mereka rancang
KEGIATAN AKHIR
Guru meminta siswa untuk
meyimpulkan hasil pembelajaran
√
Guru menguji ketercapaian indikator
pembelajaran pada siswa
√
Guru menutup pembelajaran √
135
LEMBAR OBSERVASI GURU
KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN FIELD TRIP BERBANTUKAN LKS
PROJECT BASED LEARNING (PJBL)
Kelas : X MIPA 5
Pertemuan : II
Konsep : Keanekaragaman Hayati
Berilah tanda check list(√) pada kolom yang telah tersedia sesuai dengan aktivitas guru
yang teramati !
Tahap
Pembelajaran
Aktivitas guru yang diamati Terlaksana Ket
Ya Tidak
KEGIATAN AKHIR
Guru membuka pelajaran √
Guru memberikan apersepsi kepada
siswa
√
Guru menginformasikan tujuan
pembelajaran
√
Guru menjelaskan tentang
pembelajaran keanekaragama hayati
yang akan menggunakan metode
fieldtrip
√
Guru membagi siswa kedalam
beberapa kelompok
√
Guru membagikan LKS sebagai
panduan pembelajaran siswa dikelas
√
136
KEGIATAN INTI
IMPLEMENT THE
PLAN
Mengerjakan project
Guru mengarahkan siswa untuk
berkumpul dengan kelompok masing
masing
√
Guru membagikan LKS dan memberi
arahan singkat kepada siswa sebelum
melakukan kegiatan fieldtrip
√
Guru mengarahkan siswa untuk
melakukan aktivitas sesuai dengan
panduan di LKS
√
KEGIATAN AKHIR
Guru meminta siswa untuk
meyimpulkan hasil pembelajaran
√
Guru menguji ketercapaian indikator
pembelajaran pada siswa
√
Guru menutup pembelajaran √
137
LEMBAR OBSERVASI GURU
KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN FIELD TRIP BERBANTUKAN LKS
PROJECT BASED LEARNING (PJBL)
Kelas : X MIPA 5
Pertemuan : III
Konsep : Keanekaragaman Hayati
Berilah tanda check list(√) pada kolom yang telah tersedia sesuai dengan aktivitas guru
yang teramati !
Tahap
Pembelajaran
Aktivitas guru yang diamati Terlaksana Ket
Ya Tidak
KEGIATAN AKHIR
Guru membuka pelajaran √
Guru memberikan apersepsi kepada
siswa
√
Guru menginformasikan tujuan
pembelajaran
√
Guru menjelaskan tentang
pembelajaran yang akan membahas
mengenai project yang telah dibuat
√
Guru membagi siswa kedalam
beberapa kelompok
√
Guru membagikan LKS sebagai
panduan pembelajaran siswa dikelas
√
138
KEGIATAN INTI
SUMMARIZE,
EVALUATE AND
REFLECT
evaluasi,refleksi hasil
yang telah dikerjakan
Guru membimbing peserta didik untuk
mempresentasikan project yang telah
diselesaikan
√
Guru menilai dari setiap presentasi dan
object yang murid kerjakan
√
Guru memberi apresiasi terhadap
project yang telah siswa buat
√
KEGIATAN AKHIR
Guru meminta siswa untuk
meyimpulkan hasil pembelajaran
√
Guru menguji ketercapaian indikator
pembelajaran pada siswa
√
Guru menutup pembelajaran √
139
LAMPIRAN 6
LEMBAR OBSERVASI SISWA
KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN FIELD TRIP BERBANTUKAN LKS
PROJECT BASED LEARNING (PJBL)
Kelas :
Pertemuan : I
Konsep : Keanekaragaman Hayati
Berilah tanda check list(√) pada kolom yang telah tersedia sesuai dengan aktivitas guru
yang teramati !
Tahap Pembelajaran Aktivitas guru yang diamati Terlaksana Ket
Ya Tidak
Kegiatan Awal
Siswa menanggapi apersepsi guru √
Siswa memperhatikan penjelasan
bagaimana belajar dengan
menggunakan metode fieldtrip
√
Siswa mendegarkan penjelasan guru
bagaimana menggunakan LKS dengan
baik
√
Kegiatan Inti
DESCRIBE
SUBJECT MATTER
Tahap ini siswa
mempelajari konsep
yang disampaikan oleh
guru sesuai dengan
indicator pembelajaran
Siswa memperhatikan dan menerima
informasi awal yang diberikan guru
mengenai keanekaragaman hayati
√
Siswa mengamati gambar dan video
yang ditampilkan
√
Guru menuliskan hasil pengamatan
pada lembar LKS yang telah
disediakan
√
Siswa menanyakan konsep yang
belum mereka pahami
√
140
DEFINE THE
PROBLEM
Tahap ini siswa
diminta
untukmengidentifikasi
masalah
Siswa berkumpul dan berdiskusi
secara aktif dengan teman sekelompok
untuk menemukan masalah
√
Siswa mengidentifikasi masalah yang
terjadi. Dari artikel dan video yang
ditampilkan
√
RESEARCH THE
PROBLEM
Mengkaji
permasalahan
Siswa saling berdiskusi dan bertukar
pendapat mengenai masalah yang
terjadi
√
Siswa berkonsultasi dan menanyakan
terkait yang belum mereka pahami
√
UNDERSTAND
STAKHOLDERS
Mengidentifikasi
informasi yang telah
didapat
Siswa menjelaskan hasil diskusinya
yang diwakili oleh setiap kelompok
√
Siswa mendengarkan masukan dari
guru yang bisa dijadikan bahan
evaluasi atas hasil diskusi yang
mereka usulkan
√
DETERMINE
POSSIBLE
SOLUTIONS
Menentukan solusi
yang memungkinkan
Siswa memberikan tanggapan terkait
solusi yang bisa diberikan untuk
permasalahan yang ada
√
DEVELOP A PLAN
Tahap dimana siswa
menyusun rencana
projeck yang akan
mereka buat
Guru meminta siswa kembali
berdiskusi dengan teman
sekelompoknya untuk
mengembangkan sebuah rencana
langkah konkret bagi permasalahan
yang ada
√
DEVELOP A PLAN
Tahap dimana siswa
menyusun rencana
projeck yang akan
mereka buat
Siswa berdiskusi untuk memecahkan
masalah, mengidentifikasi sumber
daya dan langkah yang diperlukan
untuk implementasi dari sebuah solusi
√
Siswa menanyakan apa yang belum √
141
mereka pahami,
Siswa melaporkan hasil diskusi
kepada guru, menjelaskan project
yang telah dikembangkan guna
memecahkan suatu persoalan
√
Kegiatan Penutup
Siswa bersama guru menyimpulkan
pembelajaran hari ini
√
Siswa mengerjakan soal
ketercapaian indikator yang guru
berikan
√
Siswa mengumpulkan LKS √
Keterangan :
1. Ya
Apabila lebih atau sama dengan 50% jumlah siswa melakukan hal tersebut. Jika
jumlah siswa 40, maka minimal 20 siswa melakukan hal tersebut.
2. Tidak
Apabila kurang dari 50% jumlah siswa melakukan hal tersebut. Jika jumlah siswa
40, maka minimal 17 siswa melakukan hal tersebut
142
LEMBAR OBSERVASI SISWA
KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN FIELD TRIP BERBANTUKAN LKS
PROJECT BASED LEARNING (PJBL)
Pertemuan : II
Berilah tanda check list(√) pada kolom yang telah tersedia sesuai dengan aktivitas guru
yang teramati !
Tahap
Pembelajaran
Aktivitas guru yang diamati Terlaksana Ket
Ya Tidak
KEGIATAN AWAL
Siswa menanggapi apersepsi guru √
Siswa memperhatikan penjelasan
bagaimana belajar dengan
menggunakan metode fieldtrip
√
Siswa mendegarkan penjelasan guru
bagaimana menggunakan LKS dengan
baik
√
KEGIATAN INTI
IMPLEMENT THE
PLAN
Mengerjakan project
Siswa mengikuti arahan dari guru
berdiskusi dengan kelompok masing
masing untuk kemudian melakukan
kegiatan field trip sebagai salah satu
langkah untuk penyelesaian project
√
Siswa melakukan kegiatan pengamatan
dengan dipandu oleh mentor
√
143
Siswa mengelompokkan dan
merapihkan data dari hasil pengamatan
yang dilakukan dan data lain yang
telah dikumpulkan untuk project
mereka
√
KEGIATAN PENUTUP
Siswa bersama guru menyimpulkan
pembelajaran hari ini
√
Siswa mengerjakan soal
ketercapaian indikator yang guru
berikan
√
Siswa mengumpulkan LKS √
Keterangan :
1. Ya
Apabila lebih atau sama dengan 50% jumlah siswa melakukan hal tersebut. Jika
jumlah siswa 40, maka minimal 20 siswa melakukan hal tersebut.
2. Tidak
Apabila kurang dari 50% jumlah siswa melakukan hal tersebut. Jika jumlah siswa
40, maka minimal 17 siswa melakukan hal tersebut
Tangerang Selatan, 20 Januari 2018
144
LAMPIRAN 7
Kisi- kisi Soal Keterampilan Proses Sains
No Soal Jawaban Indikator KPS
3.2.1 menjelaskan konsep keanekaragaman hayati diindonesia 1.
a. Bagaimana perbedaan karakteristik flora
dan fauna yang terdapat didaerah asiatis,
orientalis dan peralihan ?
b. Berikan contoh flora dan fauna dari masing
masing daerah persebaran, baik asiatis,
australis dan peralihan !
c. Informasi apa yang bisa anda dapatkan dari
table tersebut ?
Mengajukan pertanyaan
145
Dari table diatas, buatlah pertanyaan sesuai dengan informasi yang
disampaikan…
2.
diatas merupakan peta konsep mengenai materi yang telah
dipresentasikan oleh teman sekelasmu. Jelaskan informasi apa saja
yang bisa kalian dapatkan dari peta konsep mengenai
keanekaragaman hayati ini !
Peta konsep diatas menujukkan mengenai materi
keanekaragaman hayati, ada beberapa pembahasan
didalamnya yaitu mengenai tingkatan
keanekaragama hayati, keunikan keanekaragaman
hayati diindonesia dan usaha perlindungan alam.
Tingkatan keanekaragaman hayati dibagi
berdasarkan keanekaragaman gen, keanekaragaman
jenis dan keanekaragaman ekosistem,
keanekaragaman gen contohya adalah
keanekaragaman bunga mawar, terdapat mawar
merah, dan mawar putih, untuk keanekaragaman
jenis terdapat variasi dalam satu family , contohnya
adalah kucing dan harimau, dan yang terakhir
adalah contoh keanekaragaman ekosistem
diantaranya adalah ekosistem gurun pasir dan
ekosistem hutan hujan.
keunikan keanekaragaman hayati
diindonesia meliputi Keunikan fauna dengan tipe
oriental, Australia, dan peralihan, terdapat pula flora
dengan tipe malesiana, hewan dan tumbuhan
endemic, serta hewan dan tumbuhan langka. Dalam
konsep keanekaragaman hayati terdapat usaha
perlindungan alam, diataranya adalah pelestarian in
situ, pelestarian ex situ, perlindungan alam umum
dan perlindungan alam dengan tujuan tertentu.
mengkomunikasikan
146
3.2.2 menyebutkan contoh keanekaragaman gen, keanekaragaman jenis, dan keanekaragaman ekosistem 3.*
Pada suatu hari santi pergi ke kebun koleksi bunga, disana santi
menemukan beberapa spesies bunga seperti yang terlihat pada
gambar.
Jika kita mengamati gambar diatas, jawablah pertanyaan berikut :
a. Termasuk Contoh dalam tingkat Keanekaragaman apa ?
b. tingkat keaneakragaman tersebut dapat dilihat dari adanya
beberapa perbedaan, diantaranya adalah…
Berdasarkan gambar tersebut Keanekaragaman jenis
dapat terlihat dari adanya perbedaan bentuk, warna,
ukuran dan faktor pembawa sifat menurun.
Mengamati
4. 1.
2.
Yang termasuk contoh keanekaragaman gen adalah
gambar no. 2
Yang termasuk contoh keanekaragaman jenis adalah
gambar no. 1
Yang termasuk contoh keanekaragaman ekosistem
adalah gambar no. 3
Mengelomp
okkan
147
3.
Dari gambar diatas, kelompokkan berdasarkan tingkat
keanekaragaman hayati yang ada ? dan berikan alasannya.
5.* No Karakteristik A B C D E F
1 Terjadi pada jenis atau spesies yang sama
√
2 Yang menempati suatu habitat tertentu
√
3 Disebabkan Karena variasi susuan gen
√
4 Masih dalam satu family yang sama
√
5 Menyebabkan variasi antar individu
√
6 Terjadi pada jenis spesies yang berbeda
√
Dari table diatas, kelompokkan karakteristik tersebut berdasarkan keanekaragaman tingkat gen dan tingkat spesies ?
Yang termasuk dalam karakteristik keanekaragaman
gen adalah :
A,B,C
Yang termasuk dalam karakteristik keanekaragaman
spesies adalah :
D,E,F
mengelompo
kkan
148
3.2.3 membedakan antara keanekaragaman gen, keanekaragaman jenis, dan keanekaragaman ekosistem 6.* Perhatikan gambar dibawah ini
a. b. c.
d. e. f.
g. h. i.
gambar diatas merupakan contoh dari keanekaragaman hayati yang
ada dalam kehidupan, kelompokkan gambar tersebut berdasarkan
contoh dari tingkat keanekaragaman hayati yang ada…
1. Yang merupakan contoh keanekaragaman
gen adalah gambar a,e dan g
2. Yang merupakan contoh keanekaragaman
jenis adalah gambar c,f dan h
3. Yang merupakan contoh keanekaragaman
ekosistem adalah gambar b,d dan i
mengelompokkan
149
7.* Suatu habitat ekosistem darat mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
a. Curah hujan tinggi
b. Flora dan fauna heterogen
c. Terdapat iklim mikro
d. Matahari bersinar sepanjang tahun
e. Tumbuhan khas liana
Berdasarkan ciri-ciri diatas, dapat disimpulkan bahwa bioma
tersebut kedalam ekosistem … …
Dan berikan contohnya !
Ciri-ciri ekosistem diatas menunjukkan ekosistem
hutan hujan tropic
Contoh ekosistem hutan hujan tropis adalah hutan
Kalimantan dan hutan Sumatra
interpretasi
8.* Ditemukan ciri-ciri ekosistem darat sebagai berikut :
a. Curah hujan sangat rendah
b. Perbedaan suhu antara siang dan malam sangat mencolok
c. Evaporasi lebih tinggi dari dari peresapan
d. Tumbuhan berdaun kecil dan berbentuk jarum
e. Fauna terdiir dari kelompok hewan melata
Berdasarkan ciri-ciri diatas, dapat disimpulkan bahwa bioma
tersebut dalam ekosistem …
Dan berikan contohnya !
Ciri-ciri ekosistem diatas menunjukkan ekosistem
gurun
Contoh ekosistem gurun adalah gurun sahara, gurun
gobi, gurun simpson
interpretasi
3.2.4 menjelaskan jenis-jenis flora dan fauna yang ada diindonesia
9. Perhatikan hewan mamalia dibawah ini, berdasarkan gambar yang
anda amati, sebutkan ciri khas dari hewan tersebut !
Berdasarkan gambar ciri khas hewan mamalia
tersebut adalah sebagai berikut :
- Memiliki belalai yang merupakan
perpanjangan hidung dan bibir atas
- Memiliki telinga luar yang lebar.
- Memiliki gigi seri yang termodifikasi
menjadi gading (gigi seri yang memanjang),
tidak memiliki taring
- Memiliki ukuran tubuh yang besar
Mengamati
150
10.* Kepunahan flora bukan suatu gejala baru, beberapa ratus tahun yang
lalu, sebagian besar fauna telah berkurang karena kegiatan manusia.
Disisi lain manusia adalah satu-satunya makhluk hidup yang mampu
membendug terjadinya kepunahan fauna.
Berikut adalah data hewan beserta karakteristiknya :
Dari data tersebut dapat dikelompokkan sebagai
berikut :
a. Teracam punah
Badak jawa, komodo, dan penyu sisik
b. Rentan
Babi rusa, kupu-kupu sayap hitam, buaya muara
c. Aman
Ikan lohan, kambing sapi
berkomunikasi
151
Dari data diatas kelompokkan hewan yang termasuk dalam status
terancam punah, rentan, dan aman !!
3.2.5 mengaitkan pengaruh manusia terhadap punahnya flora dan fauna yang ada diindonesia 11. Perhatikan fenomena dibawah ini :
Gambar 1 Gambar 2
Pada gambar tersebut memperlihatkan fenomena
eksploitasi sumber daya alam oleh manusia secara
berlebihan.
Gambar 1 memperlihatkan alih fungsi lahan dengan
membakar hutan, sedangakn gambar 2
memperlihatkan eksploitasi hutan dengan
mengambil kayunya, dari dua fenomena tersebutlah
yang menyebabkan para satwa kehilangan
habitatnya, sehingga harus mencari habitat baru dan
Mengamati
152
Gambar 3 Gambar 3
Dari gambar diatas jelaskan masing masing peristiwa yang terjadi
dan dampangknya bagi keberlangsungan makhluk hidup
didalamnya…
tidak jarang sampai masuk pemukimandan
membahayakan warga, selain itu juga tumbuhan
tumbuhan dirusak dan diganggu habitatnya, berawal
dari hal ini kepunahan pada flora dan fauna akan
terjadi jika tidak dihentikan atau kembali
dilestarikan dan dinormalkan fungsinya.
Gambar 3 menunjukkan pemburuan liar, hewan
yang diburu biasanya hewan eksotik dan langka,
biasanya harga dipasaran sangat tinggi, itulah yang
menyebabkan para pembutu terus membuhun demi
keuntungan yang mereka dapatkan.
Gambar 4, membuag limbah sembarangan, hal
tersebut dapat merusak dan mengganggu kehidupan
ekosistem air, sehingga makhluk didalamnya tidak
dapat bertahan hidup.
12. Penyu sisik merupakan jenis penyu yang memiliki karpaks yang
indah, sehingga sering dimanfaatkan sebagai bahan dasar untuk
membuat perhiasan dan aksesoris, oleh karena itu, penyu sisik
banyak diburu oleh manusia yang tidak bertanggung jawab. Selain
itu ditemukan juga populasi orang utan yang dalam 10 tahun terakhir
berkurang secara drastic. Saat ini hanyatersisa sekitar 6000 ekor dan
hanya bisa ditemui dipulau Sumatra dan Kalimantan.
Dari fakta tersebut, apa yang akan terjadi jika perburuan liar terus
dilakukan ? hal apa yang harus dilakukan untuk melindungi
keberadaannya.
Jika perburuan liar terus dilakukan maka hewan
tersebut akan terancam mengalami kepunahan, perlu
tindakan serius dari banyak pihak, khususnya
pemerintah untuk melindungi populasi tersebut agar
tetap terjada keberadaannya, perlu penegakan
hukum yang tegas bagi pemburu liar dan melakukan
konservasi baik secara in situ maupun ex situ.
prediksi
153
13.*
Gambar diatas merupakan kondisi hutan Kalimantan dari tahun
1973-2010. Apa yang menyebabkan hal ini terjadi ? dan kemukakan
pendapatmu apa yang harus kita lakukan ?
Hal ini terjadi karena
1. Penebangan hutan secara liar
2. Alih fungsi lahan hutan menjadi pertanian
3. Ketidak tegasan pemerintah dalam menjaga
lingkungan
hipotesis
14.* Harimau Sumatra merupakan salah satu hewan yang tergolong
terancam punah.
Kemukakan pendapatmu beberapa penyebab terjadinya kepunahan
pada harimau Sumatra yang diakibatkan oleh manusia ?
a. Terjadinya pembalakan hutan secara liar
dan besar besaran untuk berbagai keperluan
pembangunan dan pertanian sehingga
merusak habitat harimau.
b. Terjadi pemburuan liar pada harimau untuk
diambil daging dan kulitnya
c. Penegakkan hukum yang lemah dalam
melindungi keanekaragaman hayati
berhipotesis
154
3.2.6 menjelaskan cara-cara pelestarian keanekaragaman hayati 15. Perhatikan grafik dibawah ini :
Jelaskan informasi apa yang anda dapatkan dari grafik diatas, dan
berikan kesimpulan apa yang harus manusia lakukan untuk menjaga
kelestarian hewan tersebut …
Grafik tersebut menunjukkan data populasi badak
jawa dari tahun 1967-2009, terjadi peningkatan dan
penurunan pada jumlah individu badak setiap
tahunnya, terlihat dari grafik populasi badak jawa
cenderung mengalami peningkatan yang sangat
lambat, pada tahun 1967-1981 terjadi peningkatan
terhadap populasi, ditahun 1982-2005 populasi
cenderung mengalami fase stabil, artinya tetap
terjadi peningkatan dan penurunan namun masih
dalam jumlah yang stabil, sedangkan pada tahun
2005 hingga 2009 terjadi defisiensi atau penurunan,
penurunan yang sangat ekstrim terjadi pada tahun
2005-2006 yang semula 57 ekor menjadi 24 ekor.
Hal ini tentunya mengundang perhatian banyak
pihak karena populasi badak yang terancam punah,
diperlukan usaha pelestarian untuk mempertahankan
populasi badak agar tetap aman, misalnya dengan
pelestarian ex situ dan in situ, seperti contohnya
pelestarian badak diujung kulon.
interpretasi
16.* Keanekaragamn hayati akan semakin berkurang apabila tidak
dilakukan upaya pelestariannya. Sudah banyak tumbuhan dan hewan
yang ada diindonesia termasuk tumbuhan dan hewan yang terancam
punah, bahkan beberapa yang sudah punah. Berdasarkan hal
tersebut, Indonesia mempunyai suatu badan atau lembaga yang
bergerak utuk menjaga lingkungan dan melestarikan sumber daya
hayati yang ada diidonesia. Lembaga tersebut diberi nama WWF-
Indonesia.
Tujuan utaman WWF-Indonesia adalah untuk menghentikan dan
a. Apa yang dimaksud dengan WWF-
Indonesia ?
b. Apa tujuan lembaga ini didirikan ?
c. Apa visi misi dari lembaga ini ?
d. Berlatar belakang apa lembaga ini awal
mula dibentuk ?
Mengajukan pertanyaan
155
memperbaiki kerusakan lingkungan yang terjadi serta membangun
desa masa depan, dimana manusia hidup selaras dengan alam. Visi
WWF-Indonesia adalah “pelestarian keanekaragaman hayati
Indonesia untuk kesejahteraan generasi sekarang dan dimasa
mendatang”. Misi WWF Indonesia adalah melestarikan
keanekaragaman hayati dan mengurangi dampak yang disebabkan
oleh manusia.
Dari fakta diatas, Buatlah pertanyaan pertanyaan berdasarkan
informasi yang telah diberikan !!
17.*
1. Apa yang dimaksud dengan IUCN ?
2. Kategori apa saja yang ada didalamnya ?
3. Apa tujuan dari adanya IUCN tersebut ?
4. Apa yang dimaksud dengan status CR dan
EN ?
Mengajukan pertanyaan
IUCN red list of threatened species (IUCN red
list) merupakan daftar status kelangkaan
spesies-spesies yang terancam punah. Status-
status tersebut dibagi menjadi 9 kategori,
yaitu sebagai berikut :
1. Extinct (EX) : punah
2. Extinct in the wild (EW) : punah di
alam liar
3. Critically endangered (CR):
kritis/terancam punah
4. Endangered (EN): Terancam
5. Vulnerable (VU):rentan
6. Near threatened (NT) : Hampir
terancam
7. Least Concern (LC) ; Beresiko rendah
8. Data deficient ( DD) : kurang data
9. Not evaluated (NE) belum dievaluasi
156
18.
Diatas merupakan data upaya pelestarian keanekaragaman hayati yang ada diindonesia. Apa yang terjadi terhadap keanekaragaman hayati 10 tahun kedepan jika upaya konservasi ini terus ditingkatkan ?
- Habitat makhluk akan tetap terjaga
kelestariannya
- Tidak hilangnya Plasma nutfah
- Memperbaiki status IUCN sehingga spesies
yang terancam punah kembali lestari
- Kekayaan makhluk hidup diindonesia dapat
berkembang dengan baik
prediksi
157
3.2.7 menjelaskan manfaat keanekaragaman hayati Indonesia untuk kesejahteraan manusia 19.* Sajikan dalam bentuk table manfaat keanekaragaman hayati
diindonesia yang termasuk sumber bahan pangan,bahan sandang,
bahan obat-obatan dan keindahan ?
Manfaat
Keanekaragaman
hayati
Contoh
Sumber bahan
pangan
a. bahan
makanan
pokok,
misalnya :
padi,
gandum,
ubi,singkong,
talas.
b. bahan
makanan
laukpauk :
ikan,kambing
,
tempe,tahu,te
lor
c. bahan
makanan
berupa buah-
buahan dan
sayur
sayuran
mengkomunikasikan
158
Bahan obat-obatan a. buah
mengkudu
sebagai obata
hipertensi
dan diabetes
b. cacing tanah
untuk
pengobatan
penyakit
typhus
Keindahan a. tanaman hias
berupa bunga
anggrek,bons
ai,dll.
b. Hewan
eksotik
c. Pemandanga
n yang bisa
dilihat
misalnya
pegunungan,
lautan,gurun,
dll
159
20.
Indonesia terkenal akan kekayaan alamnya, banyak yang
menggantungkan hidupnya pada alam.
Namun apa yang terjadi jika manusia terus menguras kekayaan alam
demi memenuhi kebutuhan hidupnya ?
Jika manusia terus menguras kekayaan alam Indonesia maka akan terjadi :
1. Rusaknya habitat dan mengganggu
kehidupan spesies lain
2. Semakin terancam bahkan dapat
memusnahkan spesies tertentu
3. Menurunya tingkat keanekaragaman hayati
diindonesia
prediksi
160
LAMPIRAN 8
Kisi- kisi Soal Keterampilan Proses Sains
No Pubrik penilaian Skor Indikator KPS
3.2.1 menjelaskan pengertian keanekaragaman hayati diindonesia Jika membuat 3 pertanyaan yang sesuai
dengan informasi yang diberikan
Jika membuat 2 pertanyaan yang sesuai
dengan informasi yang diberikan
Jika membuat 1 pertanyaan yang sesuai
dengan informasi yang diberikan
Jika membuat pertanyaan namun tidak sesuai
dengan informasi yang diberikan
Jika tidak menjawab
4
3
2
1
0
Mengajukan pertanyaan
Jika menjelaskan ketiga aspek mengenai
tingkatan, keunikan keanekaragaman hayati
diindonesia, usaha perlindungan alam dengan
lengkap dan tepat
Jika menjelaskan 2 atau 1 aspek dengan
lengkap dan tepat
Jika menjelaskan namun tidak lengkap
Jika menjelaskan namun tidak lengkap dan
tidak tepat
Tidak menjawab
4
3
2
1
0
Mengkomunikasikan
3.2.2 menyebutkan contoh keanekaragaman gen, keanekaragaman jenis, dan keanekaragaman ekosistem Jika menjawab point a dan menyebutkan 2
perbedaan dengan tepat
Jika menjawab poin a tepat namun
menyebutkan perbedaan dengan kurang tepat
4
3
Mengamati
161
Jika menjawab point a tidak tepat namun
menyebutkan perbedaan dengan tepat
Jika menjawab namun tidak tepat
Jika tidak menjawab
2
1
0
Jika mengelompokkan hewan dan
memberikan alas an dengan tepat
Jika mengelompokkan hewan dengan tepat
namun alasannya tidak tepat
Jika mengelompokkan tidak tepat namun
memberikan alasan yang tepat
Jika menjawab namun tidak tepat
Jika tidak menjawab
4
3
2
1
0
Mengelompokkan
Jika mengelompokkan hewan dan
memberikan alas an dengan tepat
Jika mengelompokkan hewan dengan tepat
namun alasannya tidak tepat
Jika mengelompokkan tidak tepat namun
memberikan alasan yang tepat
Jika menjawab namun tidak tepat
Jika tidak menjawab
4
3
2
1
0
Mengelompokkan
3.2.3 membedakan antara keanekaragaman gen, keanekaragaman jenis, dan keanekaragaman ekosistem Jika menyebutkan 3 tingkat keanekaragaman
hayati dan mengelompokkan gambar dengan
tepat
Jika menyebutkan 2 tingkat keanekaragaman
hayati dan mengelompokkan gambar dengan
tepat
Jika menyebutkan 1 tingkat keanekaragaman
hayati dan mengelompokkan gambar dengan
tepat
4
3
2
1
mengelompokkan
162
Menjawab namun tidak tepat
Tidak menjawab
0
Jika mampu menjawab dengan tepat dan
memberikan contoh
Jika menjawab tepat namun tidak memberikan
contoh
Jika tidak menjawab namun memberikan
contoh
Jika menjawab namun tidak tepat
Jika tidak menjawab
4
3
2
1
0
interpretasi
Jika mampu menjawab dengan tepat dan
memberikan contoh
Jika menjawab tepat namun tidak memberikan
contoh
Jika tidak menjawab namun memberikan
contoh
Jika menjawab namun tidak tepat
Jika tidak menjawab
4
3
2
1
0
interpretasi
3.2.4 menjelaskan jenis-jenis flora dan fauna yang ada diindonesia
Jika menjawab 3 ciri-ciri dengan tepat
Jika menjawab 2 ciri-ciri dengan tepat
Jika menjawab 1 ciri-ciri dengan tepat
Jika menjawab namun tidak tepat
Jika tidak menjawab
4
3
2
1
0
Mengamati
163
Jika menjawab 3 aspek dan mengelompokkan
hewab dengan tepat
Jika menjawab 2 aspek dan mengelompokkan
hewab dengan tepat
Jika menjawab 1 aspek dan mengelompokkan
hewab dengan tepat
Jika menjawab tapi tidak tepat
Jika tidak menjawab
4
3
2
1
0
berkomunikasi
3.2.5 mengaitkan pengaruh manusia terhadap punahnya flora dan fauna yang ada diindonesia Jika menjelaskan 4 gambar dan mengaitkan
dengan tepat
Jika menjelaskan 3/2 gambar dan mengaitkan
dengan tepat
Jika menjelaskan 1 gambar dan mengaitkan
dengan tepat
Jika menjawab tapi kurang tepat
Jika tidak menjawab
4
3
2
1
0
mengamati
Jika menjawab prediksi dan memberi solusi
dengan tepat
Jika menjawab prediksi dengan tepat namun
solusi tidak tepat
Jika menjawab prediksi tidak tepat namun
memberikan solusi dengan tepat
Jika menjawab namun prediksi dan solusi
tidak tepat
Jika tidak menjawab
4
3
2
1
0
prediksi
Jika mengemukakan 3 hipotesis dengan tepat
Jika mengemukakan 2 hipotesis dengan tepat
Jika mengemukakan 1 hipotesis dengan tepat
4
3
2
Berhipotesis
164
Jika mengemukakan hipotesis namun tidak
tepat
Jika tidak menjawab
1
0
Jika mengemukakan 3 hipotesis dengan tepat
Jika mengemukakan 2 hipotesis dengan tepat
Jika mengemukakan 1 hipotesis dengan tepat
Jika mengemukakan hipotesis namun tidak
tepat
Jika tidak menjawab
4
3
2
1
0
Berhipotesis
3.2.6 menjelaskan cara-cara pelestarian keanekaragaman hayati Jika menjelaskan informasi dan memberikan
kesimpulan dengan tepat
Jika menjelaskan informasi dengan tepat
namun tidak memberikan kesimpulan dengan
tepat
Jika menjelaskan informasi dengan tepat
namun tidak memberikan kesimpulan dengan
tepat
Jika menjawab namun tidak tepat
Jika tidak menjawab
4
3
2
1
0
interpretasi
Jika membuat 3 pertanyaan yang sesuai
dengan informasi yang diberikan
Jika membuat 2 pertanyaan yang sesuai
dengan informasi yang diberikan
Jika membuat 1 pertanyaan yang sesuai
dengan informasi yang diberikan
Jika membuat pertanyaan namun tidak sesuai
dengan informasi yang diberikan
Jika tidak menjawab
4
3
2
1
0
Mengajukan pertanyaan
165
Jika membuat 3 pertanyaan yang sesuai
dengan informasi yang diberikan
Jika membuat 2 pertanyaan yang sesuai
dengan informasi yang diberikan
Jika membuat 1 pertanyaan yang sesuai
dengan informasi yang diberikan
Jika membuat pertanyaan namun tidak sesuai
dengan informasi yang diberikan
Jika tidak menjawab
4
3
2
1
0
Mengajukan pertanyaan
Jika menjawab 3 prediksi dengan tepat
Jika menjawab 2 prediksi dengan tepat
Jika menjawab 1 prediksi tepat
Jika menjawab namun tidak tepat
Jika tidak menjawab
4
3
2
1
0
prediksi
3.2.7 menjelaskan manfaat keanekaragaman hayati Indonesia untuk kesejahteraan manusia
Jika menjawab 4 aspek dan memberikan
contoh dengan lengkap dan tepat
Jika menjawab 4 aspek dan memberikan
contoh dengan lengkap dan tepat
Jika menjawab 4 aspek dan memberikan
contoh dengan lengkap dan tepat
Jika menjawab namun tidak tepat
Jika tidak menjawab
4
3
2
1
0
mengkomunikasikan
Jika menjawab 3 prediksi dengan tepat
Jika menjawab 2 prediksi dengan tepat
Jika menjawab 1 prediksi tepat
Jika menjawab namun tidak tepat
Jika tidak menjawab
4
3
2
1
0
prediksi
166
LAMPIRAN 9
167
168
169
170
171
172
LAMPIRAN 10
Soal Keterampilan Proses Sains
No Indikator
pembelajaran
Soal Jawaban Jenis
KPS
1.
Menyebutkan
contoh
keanekaragama
n gen,
keanekaragman
jenis, dan
keanekaragama
n spesies
Pada suatu hari santi pergi ke kebun koleksi bunga,
disana santi menemukan beberapa spesies bunga
seperti yang terlihat pada gambar.
Jika kita mengamati gambar diatas, keanekaragaman
jenis dapat dilihat dari adanya beberapa perbedaan,
diantaranya adalah…
Berdasarkan gambar tersebut Keanekaragaman jenis
dapat terlihat dari adanya perbedaan bentuk, warna,
ukuran dan faktor pembawa sifat menurun.
Menga
mati
2.
Membedakan
antara
keanekaragama
n gen,
keanekaragama
n jenis dan
Perhatikan gambar dibawah ini
b. b. c.
4. Yang merupakan contoh keanekaragaman
gen adalah gambar a,e dan g
5. Yang merupakan contoh keanekaragaman
jenis adalah gambar c,f dan h
6. Yang merupakan contoh keanekaragaman
ekosistem adalah gambar a,e dan g
Menge
lompo
kkan
173
keanekaragama
n ekosistem.
d. e. f.
g. h. i.
gambar diatas merupakan contoh dari keanekaragaman
hayati yang ada dalam kehidupan, kelompokkan
gambar tersebut berdasarkan contoh dari
keanekaragaman gen, keanekaragama jenis, dan
keanekaragaman ekosistem…
3. Menjelaskan
konsep
keanekaragama
n hayati
Peta konsep diatas menujukkan mengenai materi
keanekaragaman hayati, ada beberapa pembahasan
didalamnya yaitu mengenai tingkatan keanekaragama
hayati, keunikan keanekaragaman hayati diindonesia
dan usaha perlindungan alam.
Tingkatan keanekaragaman hayati dibagi
berdasarkan keanekaragaman gen, keanekaragaman
Mengk
omuni
kasika
n
174
iatas merupakan peta konsep mengenai materi yang
telah dipresentasikan oleh teman sekelasmu. Jelaskan
informasi apa saja yang bisa kalian dapatkan dari peta
konsep mengenai keanekaragaman hayati ini !
jenis dan keanekaragaman ekosistem,
keanekaragaman gen contohya adalah
keanekaragaman bunga mawar, terdapat mawar
merah, dan mawar putih, untuk keanekaragaman
jenis terdapat variasi dalam satu family , contohnya
adalah kucing dan harimau, dan yang terakhir adalah
contoh keanekaragaman ekosistem diantaranya
adalah ekosistem gurun pasir dan ekosistem hutan
hujan.
keunikan keanekaragaman hayati diindonesia
meliputi Keunikan fauna dengan tipe oriental,
Australia, dan peralihan, terdapat pula flora dengan
tipe malesiana, hewan dan tumbuhan endemic, serta
hewan dan tumbuhan langka. Dalam konsep
keanekaragaman hayati terdapat usaha perlindungan
alam, diataranya adalah pelestarian in situ,
pelestarian ex situ, perlindungan alam umum dan
perlindungan alam dengan tujuan tertentu.
4.
Menjelaskan
pengertian
keanekaragama
n hayati di
Indonesia
d. Bagaiaman perbedaan karakteristik flora dan
fauna yang terdapat didaerah asiatis, orientalis
dan peralihan ?
e. Berikan contoh dari masing masing daerah
persebaran, baik asiatis, australis dan
peralihan !
f. Informasi apa yang bisa anda dapatkan dari
table tersebut ?
Menga
jukan
pertan
yaan
175
Dari table diatas, buatlah pertanyaan sesuai dengan
informasi yang disampaikan.
5.
Menjelaskan
jenis-jenis flora
yang ada
diindonesia
Perhatikan hewan mamalia dibawah ini, berdasarkan
gambar yang anda amati, sebutkan ciri khas dari hewan
tersebut !
Berdasarkan gambar ciri-ciri hewan mamalia tersebut
sebagai berikut :
- Warna tubuh abu abu tua
- Memiliki belalai yang merupakan
perpanjangan hidung dan bibir atas
- Memiliki telinga luar yang lebar, mata kecil
Menga
mati
176
Gambar 1 Gambar 2
Gambar 3
Elephas maximus
dan ekor yang cukup panjang.
- Jumlah jari kaki depan adalah 4
- Memiliki gigi seri yang termodifikasi menjadi
gading (gigi seri yang memanjang), tidak
memiliki taring
- Memiliki 2 kelenjar mamae
g. Daerah asal spesien ini adalah Sumatra dan
habitatnya didaerah semak, hutan dan savanna
6.
Menjelaskan
manfaat
keanekaragama
n hayati
Indonesia untuk
kesejahteraan
manusia
Sajikan dalam bentuk table manfaat keanekaragaman
hayati diindonesia yang termasuk sumber bahan
pangan,bahan sandang, bahan obat-obatan dan
keindahan ?
Manfaat
Keanekaragaman
hayati
Contoh
Sumber bahan pangan d. bahan makanan
pokok, misalnya
: padi, gandum,
ubi,singkong,tal
as.
e. bahan makanan
laukpauk :
ikan,kambing,
Mengk
omuni
kasika
n
177
tempe,tahu,telor
f. bahan makanan
berupa buah-
buahan dan
sayur sayuran
Bahan obat-obatan c. buah mengkudu
sebagai obata
hipertensi dan
diabetes
d. cacing tanah
untuk
pengobatan
penyakit typhus
Keindahan d. tanaman hias
berupa bunga
anggrek,bonsai,
dll.
e. Hewan eksotik
f. Pemandangan
yang bisa dilihat
misalnya
pegunungan,
lautan,gurun,dll
7. Membedakan
antara
keanekaragama
Ditemukan ciri-ciri ekosistem darat sebagai berikut :
f. Curah hujan sangat rendah
g. Perbedaan suhu antara siang dan malam sangat
Ciri-ciri ekosistem diatas menunjukkan ekosistem
gurun
interpr
etasi
178
n gen,
keanekaragama
n jenis dan
keanekaragama
n ekosistem.
mencolok
h. Evaporasi lebih tinggi dari dari peresapan
i. Tumbuhan berdaun kecil dan berbentuk jarum
j. Fauna terdiir dari kelompok hewan melata
Berdasarkan ciri-ciri diatas, dapat disimpulkan bahwa
bioma tersebut dalam ekosistem …
8. Membedakan
antara
keanekaragama
n gen,
keanekaragama
n jenis dan
keanekaragama
n ekosistem.
Suatu habitat ekosistem darat mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut :
f. Curah hujan tinggi
g. Flora dan fauna heterogen
h. Terdapat iklim mikro
i. Matahari bersinar sepanjang tahun
j. Tumbuhan khas liana
Berdasarkan ciri-ciri diatas, dapat disimpulkan bahwa
bioma tersebut kedalam ekosistem … …
Ciri-ciri ekosistem diatas menunjukkan ekosistem
hutan hujan tropik
interpr
etasi
9. Menjelaskan
cara-cara
pelestarian
keanekaragama
n hayati
Perhatikan grafik dibawah ini :
Grafik tersebut menunjukkan data populasi badak
jawa dari tahun 1967-2009, terjadi peningkatan dan
penurunan pada jumlah individu badak setiap
tahunnya, terlihat dari grafik populasi badak jawa
cenderung mengalami peningkatan yang sangat
lambat, pada tahun 1967-1981 terjadi peningkatan
terhadap populasi, ditahun 1982-2005 populasi
cenderung mengalami fase stabil, artinya tetap terjadi
peningkatan dan penurunan namun masih dalam
jumlah yang stabil, sedangkan pada tahun 2005
hingga 2009 terjadi defisiensi atau penurunan,
interpr
etasi
179
Jelaskan informasi apa yang anda dapatkan dari grafik
diatas, dan berikan kesimpulan apa yang harus manusia
lakukan untuk menjaga kelestarian hewan tersebut …
penurunan yang sangat ekstrim terjadi pada tahun
2005-2006 yang semula 57 ekor menjadi 24 ekor.
Hal ini tentunya mengundang perhatian banyak pihak
karena populasi badak yang terancam punah,
diperlukan usaha pelestarian untuk mempertahankan
populasi badak agar tetap aman, misalnya dengan
pelestarian ex situ dan in situ, seperti contohnya
pelestarian badak diujung kulon.
10. Mengaitkan
pengaruh
manusia
terhadap
punahnya flora
dan fauna
Perhatikan fenomena dibawah ini :
Gambar 1 Gambar 2
Gambar 3 Gambar 3
Pada gambar tersebut memperlihatkan fenomena
eksploitasi sumber daya alam oleh manusia secara
berlebihan.
Gambar 1 memperlihatkan alih fungsi lahan dengan
membakar hutan, sedangakn gambar 2
memperlihatkan eksploitasi hutan dengan mengambil
kayunya, dari dua fenomena tersebutlah yang
menyebabkan para satwa kehilangan habitatnya,
sehingga harus mencari habitat baru dan tidak jarang
sampai masuk pemukimandan membahayakan warga,
selain itu juga tumbuhan tumbuhan dirusak dan
diganggu habitatnya, berawal dari hal ini kepunahan
pada flora dan fauna akan terjadi jika tidak
dihentikan atau kembali dilestarikan dan dinormalkan
fungsinya.
Gambar 3 menunjukkan pemburuan liar, hewan yang
diburu biasanya hewan eksotik dan langka, biasanya
harga dipasaran sangat tinggi, itulah yang
menga
mati
180
Dari gambar diatas kaitkan masing masing gambar
dengan pengaruh kegiatan manusia terhadap punahnya
flora dan fauna yang terjadi
akhir akhir ini…
menyebabkan para pembutu terus membuhun demi
keuntungan yang mereka dapatkan.
Gambar 4, membuag limbah sembarangan, hal
tersebut dapat merusak dan mengganggu kehidupan
ekosistem air, sehingga makhluk didalamnya tidak
dapat bertahan hidup.
11. Menjelaskan
jenis-jenis flora
dan fauna yang
ada diindonesia
Kepunahan flora bukan suatu gejala baru, beberapa
ratus tahun yang lalu, sebagian besar fauna telah
berkurang karena kegiatan manusia. Disisi lain
manusia adalah satu-satunya makhluk hidup yang
mampu membendug terjadinya kepunahan fauna.
Berikut adalah data hewan beserta karakteristiknya :
Dari data tersebut dapat dikelompokkan sebagai
berikut :
d. Teracam punah
Badak ajwa, komodo, dan
penyu sisik
e. Rentan
Babi rusa, kupu-kupu
sayap hitam, buaya
muara
f. Aman
Ikan lohan, kambing sapi
berko
munik
asi
181
Dari data diatas kelompokkan hewan yang termasuk
dalam status terancam punah, rentan, dan aman !!
12. Mengaitkan
pengaruh
manusia
terhadap
punahnya flora
dan fauna
Penyu sisik merupakan jenis penyu yang memiliki
karpaks yang indah, sehingga sering dimanfaatkan
sebagai bahan dasar untuk membuat perhiasan dan
aksesoris, oleh karena itu, penyu sisik banyak diburu
oleh manusia yang tidak bertanggung jawab. Selain itu
ditemukan juga populasi orang utan yang dalam 10
tahun terakhir berkurang secara drastic. Saat ini
Jika perburuan liar terus dilakukan maka hewan
tersebut akan terancam mengalami kepunahan, perlu
tindakan serius dari banyak pihak, khususnya
pemerintah untuk melindungi populasi tersebut agar
tetap terjada keberadaannya, perlu penegakan hukum
yang tegas bagi pemburu liar dan melakukan
konservasi baik secara in situ maupun ex situ.
predik
si
182
hanyatersisa sekitar 6000 ekor dan hanya bisa ditemui
dipulau Sumatra dan Kalimantan.
Dari fakta tersebut, apa yang akan terjadi jika
perburuan liar terus dilakukan ? hal apa yang harus
dilakukan untuk melindungi keberadaannya.
13. Menjelaskan
cara-cara
pelestarian
keanekaragama
n hayati
Keanekaragamn hayati akan semakin berkurang
apabila tidak dilakukan upaya pelestariannya. Sudah
banyak tumbuhan dan hewan yang ada diindonesia
termasuk tumbuhan dan hewan yang terancam punah,
bahkan beberapa yang sudah punah. Berdasarkan hal
tersebut, Indonesia mempunyai suatu badan atau
lembaga yang bergerak utuk menjaga lingkungan dan
melestarikan sumber daya hayati yang ada diidonesia.
Lembaga tersebut diberi nama WWF-Indonesia.
Tujuan utaman WWF-Indonesia adalah untuk
menghentikan dan memperbaiki kerusakan lingkungan
yang terjadi serta membangun desa masa depan,
dimana manusia hidup selaras dengan alam. Visi
WWF-Indonesia adalah “pelestarian keanekaragaman
hayati Indonesia untuk kesejahteraan generasi sekarang
dan dimasa mendatang”. Misi WWF Indonesia adalah
melestarikan keanekaragaman hayati dan mengurangi
dampak yang disebabkan oleh manusia.
Dari fakta diatas, Buatlah pertanyaan pertanyaan
berdasarkan informasi yang telah diberikan !!
e. Apa yang dimaksud dengan WWF-Indonesia
?
f. Apa tujuan lembaga ini didirikan ?
g. Apa visi misi dari lembaga ini ?
h. Berlatar belakang apa lembaga ini awal mula
dibentuk ?
Menga
jukan
pertan
yaan
183
14. Mengaitkan
pengaruh
manusia
terhadap
punahnya flora
dan fauna
Harimau Sumatra merupakan salah satu hewan yang
tergolong terancam punah.
Kemukakan pendapatmu beberapa penyebab terjadinya
kepunahan pada harimau Sumatra yang diakibatkan
oleh manusia ?
d. Terjadinya pembalakan hutan secara liar dan
besar besaran untuk berbagai keperluan
pembangunan dan pertanian sehingga
merusak habitat harimau.
e. Terjadi pemburuan liar pada harimau untuk
diambil daging dan kulitnya
f. Penegakkan hukum yang lemah dalam
melindungi keanekaragaman hayati
berhip
otesis
15 Membedakan
antara
keanekaragama
n gen,
keanekaragama
n jenis, dan
keanekaragama
n ekosistem
Berikut adalah nama nama hewan koleksi yang dimiliki
oleh pak amir …
Kambing
Ayam kate
Sapi
Burung merpati
kalkun
Kerbau
Ayam jago
Burung merak
Ayam walnut
Dari peliharaan pak amir, manakah yang termasuk
dalam hewan satu genus ??
Yang termasuk dalam satu genus adalah ayam kate,
atam jago dan ayam walnut.
Menge
lompo
kkan
184
Rubrik Penilaian
No Indikator pembelajaran Rubrik Penilaian Skor Jenis KPS
1.
Menyebutkan contoh
keanekaragaman gen,
keanekaragman jenis, dan
keanekaragaman spesies
Jika menjawab 3 perbedaan dengan tepat
Jika menjawab 2 perbedaan dengan tepat
Jika menjawab 1 perbedaan dengan tepat
Jika menjawab namun tidak tepat
4
3
2
1
Mengamati
2.
Membedakan antara
keanekaragaman gen,
keanekaragaman jenis dan
keanekaragaman ekosistem.
Jika memberikan tiga contoh keanekaragaman hayati dan
mengelompokkan gambar dengan tepat
Jika memberikan dua contoh keanekaragaman hayati dan
mengelompokkan gambar dengan tepat
Jika memberikan satu contoh keanekaragaman hayati dan
mengelompokkan gambar dengan tepat
Menjawab namun tidak tepat
4
3
2
1
Mengelompokkan
3. Menjelaskan konsep
keanekaragaman hayati
Jika menjelaskan ketiga aspek mengenai tigkatan, keunikan
keanekaragaman hayati diindonesia, usaha perlindungan alam
dengan lengkap dan tepat
Jika menjelaskan 2 atau 1 aspek dengan lengkap dan tepat
Jika menjelaskan namun tidak lengkap
Jika menjelaskan namun tidak lengkap dan tidak tepat
4
3
2
1
Mengkomunikasikan
185
4.
Jika membuat 3 pertanyaan yang sesuai dengan informasi
yang diberikan
Jika membuat 2 pertanyaan yang sesuai dengan informasi
yang diberikan
Jika membuat 1 pertanyaan yang sesuai dengan informasi
yang diberikan
Jika membuat pertanyaan namun tidak sesuai dengan
informasi yang diberikan
4
3
2
1
Mengajukan
pertanyaan
5.
Menjelaskan jenis-jenis flora
yang ada diindonesia
Jika menjawab 5-6 ciri-ciri dengan tepat
Jika menjawab 3-4 ciri-ciri dengan tepat
Jika menjawab 2 ciri-ciri dengan tepat
Jika menjawab 1 ciri-ciri dengan tepat
4
3
2
1
mengamati
6.
Menjelaskan manfaat
keanekaragaman hayati
Indonesia untuk
kesejahteraan manusia
Jika menjawab 4 aspek dan memberikan contoh dengan
lengkap dan tepat
Jika menjawab 3 aspek dan memberikan contoh dengan
lengkap dan tepat
Jika menjawab 2 aspek dan memberikan contoh dengan
lengkap dan tepat
Jika menjawab 1 aspek dan memberikan contoh dengan
lengkap dan tepat
4
3
2
1
Mengkomunikasi
7. Membedakan antara
keanekaragaman gen,
Jika mampu menjawab dengan tepat
Jika menjawab namun tidak tepat
2
interpretasi
186
keanekaragaman jenis dan
keanekaragaman ekosistem.
1
8. Membedakan antara
keanekaragaman gen,
keanekaragaman jenis dan
keanekaragaman ekosistem.
Jika mampu menjawab dengan tepat
Jika menjawab namun tidak tepat
2
1
interpretasi
9. Menjelaskan cara-cara
pelestarian keanekaragaman
hayati
Jika menjelaskan informasi dan memberikan kesimpulan
dengan tepat
Jika menjelaskan informasi dengan tepat namun tidak
memberikan kesimpulan dengan tepat
Jika menjelaskan informasi dengan tepat namun tidak
memberikan kesimpulan dengan tepat
Jika menjawab namun tidak tepat
4
3
2
1
Interpretasi
10. Mengaitkan pengaruh
manusia terhadap punahnya
flora dan fauna
Jika menjelaskan 4 gambar dan mengaitkan dengan tepat
Jika menjelaskan 3 atau 2 gambar dan mengaitkan dengan
tepat
Jika menjelaskan 1 gambar dan mengaitkan dengan tepat
Jika menjelaskan dan mengaitkan gambar kurang tepat
4
3
2
1
Mengamati
11. Menjelaskan jenis-jenis flora
dan fauna yang ada
diindonesia
Jika mampu menjawab ketiga aspek dan mengelompokkan
hewan dengan tepat
Jika mampu menjawab 2 aspek dan mengelompokkan
hewan dengan tepat
Jika mampu menjawab satu aspek dan mengelompokkan
hewan dengan tepat
Jika menjawab namun tidak tepat
4
3
2
1
Berkomunikasi
187
12. Mengaitkan pengaruh
manusia terhadap punahnya
flora dan fauna
Jika menjawab prediksi dan memberi solusi dengan tepat
Jika menjawab prediksi dengan tepat namun solusi tidak tepat
Jika menjawab prediksi tidak tepat namun memberikan solusi
dengan tepat
Jika menjawab namun prediksi dan solusi tidak tepat
4
3
2
1
Prediksi
13. Menjelaskan cara-cara
pelestarian keanekaragaman
hayati
Jika membuat 3 pertanyaan yang sesuai dengan informasi
yang diberikan
Jika membuat 2 pertanyaan yang sesuai dengan informasi
yang diberikan
Jika membuat 1 pertanyaan yang sesuai dengan informasi
yang diberikan
Jika membuat pertanyaan namun tidak sesuai dengan
informasi yang diberikan
4
3
2
1
Mengajukan
pertanyaan
14. Mengaitkan pengaruh
manusia terhadap punahnya
flora dan fauna
Jika mengemukakan 3 hipotesis dengan tepat
Jika mengemukakan 2 hipotesis dengan tepat
Jika mengemukakan 1 hipotesis dengan tepat
Jika mengemukakan hipotesis namun tidak tepat
4
3
2
1
Berhipotesis
15. Membedakan antara
keanekaragaman gen,
keanekaragaman jenis, dan
keanekaragaman ekosistem
Jika mengelompokkan 4 hewan dengan
Jika mengelompokkan 3 hewan dengan tepat
Jika mengelompokkan 2 hewan dengan tepat
Jika menjawab namun tidak tepat
4
3
2
1
Mengelompokkan
188
LAMPIRAN 11
Correlations
Skor
nom
or 1
Skor
nom
or 2
Skor
nom
or 3
Skor
nom
or 4
Skor
nom
or 5
Skor
nom
or 6
Skor
nom
or 7
Skor
nom
or 8
Skor
nom
or 9
Skor
nomo
r 10
Skor
nomo
r 11
Skor
nomo
r 12
Skor
nomo
r 13
Skor
nomo
r 14
Skor
nomo
r 15 total skor
Skor
nomor 1
Pearson
Correlation .a .
a .
a .
a .
a .
a .
a .
a .
a .
a .
a .
a .
a .
a .
a .
a
Sig. (2-tailed) . . . . . . . . . . . . . . .
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
Skor
nomor 2
Pearson
Correlation .a 1 ,154
-
,063 ,063 ,186
-
,092
-
,055
-
,048 -,044 -,154 -,098 ,170 ,016 ,099 ,162
Sig. (2-tailed) . ,376 ,720 ,718 ,286 ,598 ,754 ,785 ,803 ,378 ,574 ,329 ,929 ,572 ,353
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
Skor
nomor 3
Pearson
Correlation .a ,154 1 ,077 ,198 ,174
-
,089 ,298 ,098 ,380
* ,012 ,223 ,224 ,184 -,080 ,480
**
Sig. (2-tailed) . ,376 ,659 ,254 ,317 ,612 ,083 ,577 ,024 ,947 ,198 ,196 ,290 ,649 ,004
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
Skor
nomor 4
Pearson
Correlation .a
-
,063 ,077 1
,434*
*
-
,026 ,157 ,121 ,071 ,225 -,052 ,027 ,048 -,145 -,144 ,317
Sig. (2-tailed) . ,720 ,659 ,009 ,881 ,367 ,488 ,687 ,194 ,768 ,877 ,783 ,405 ,410 ,064
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
Skor
nomor 5
Pearson
Correlation .a ,063 ,198
,434*
*
1 ,166 ,286 ,129 -
,160 ,113 ,171 ,018 ,208 ,089 -,137 ,460
**
Sig. (2-tailed) . ,718 ,254 ,009 ,339 ,096 ,461 ,359 ,517 ,326 ,917 ,230 ,610 ,433 ,005
189
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
Skor
nomor 6
Pearson
Correlation .a ,186 ,174
-
,026 ,166 1 ,331 ,119
-
,113 -,055 -,102 -,223 ,273 ,315 ,117 ,451
**
Sig. (2-tailed) . ,286 ,317 ,881 ,339 ,052 ,495 ,518 ,752 ,560 ,198 ,113 ,065 ,503 ,007
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
Skor
nomor 7
Pearson
Correlation .a
-
,092
-
,089 ,157 ,286 ,331 1
-
,047
-
,124 -,033 ,305 -,309 ,108 ,230 -,067 ,339
*
Sig. (2-tailed) . ,598 ,612 ,367 ,096 ,052 ,787 ,476 ,850 ,075 ,071 ,537 ,185 ,703 ,046
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
Skor
nomor 8
Pearson
Correlation .a
-
,055 ,298 ,121 ,129 ,119
-
,047 1 ,123 ,353
* -,066 ,247 ,009 -,121 -,202 ,289
Sig. (2-tailed) . ,754 ,083 ,488 ,461 ,495 ,787 ,481 ,037 ,707 ,153 ,957 ,488 ,244 ,093
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
Skor
nomor 9
Pearson
Correlation .a
-
,048 ,098 ,071
-
,160
-
,113
-
,124 ,123 1 ,240 -,172 ,105 ,112 -,040 ,222 ,237
Sig. (2-tailed) . ,785 ,577 ,687 ,359 ,518 ,476 ,481 ,165 ,322 ,548 ,522 ,821 ,200 ,171
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
Skor
nomor
10
Pearson
Correlation .a
-
,044 ,380
* ,225 ,113
-
,055
-
,033 ,353
* ,240 1 ,236 ,035 -,132 -,084 ,133 ,433
**
Sig. (2-tailed) . ,803 ,024 ,194 ,517 ,752 ,850 ,037 ,165 ,173 ,841 ,449 ,630 ,447 ,009
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
Skor
nomor
11
Pearson
Correlation .a
-
,154 ,012
-
,052 ,171
-
,102 ,305
-
,066
-
,172 ,236 1 -,295 -,018 ,066 ,063 ,233
Sig. (2-tailed) . ,378 ,947 ,768 ,326 ,560 ,075 ,707 ,322 ,173 ,085 ,920 ,707 ,719 ,178
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
190
Skor
nomor
12
Pearson
Correlation .a
-
,098 ,223 ,027 ,018
-
,223
-
,309 ,247 ,105 ,035 -,295 1 ,226 ,100 ,260 ,228
Sig. (2-tailed) . ,574 ,198 ,877 ,917 ,198 ,071 ,153 ,548 ,841 ,085 ,192 ,569 ,131 ,188
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
Skor
nomor
13
Pearson
Correlation .a ,170 ,224 ,048 ,208 ,273 ,108 ,009 ,112 -,132 -,018 ,226 1 ,337
* ,365
* ,591
**
Sig. (2-tailed) . ,329 ,196 ,783 ,230 ,113 ,537 ,957 ,522 ,449 ,920 ,192 ,048 ,031 ,000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
Skor
nomor
14
Pearson
Correlation .a ,016 ,184
-
,145 ,089 ,315 ,230
-
,121
-
,040 -,084 ,066 ,100 ,337
* 1 ,231 ,449
**
Sig. (2-tailed) . ,929 ,290 ,405 ,610 ,065 ,185 ,488 ,821 ,630 ,707 ,569 ,048 ,181 ,007
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
Skor
nomor
15
Pearson
Correlation .a ,099
-
,080
-
,144
-
,137 ,117
-
,067
-
,202 ,222 ,133 ,063 ,260 ,365
* ,231 1 ,456
**
Sig. (2-tailed) . ,572 ,649 ,410 ,433 ,503 ,703 ,244 ,200 ,447 ,719 ,131 ,031 ,181 ,006
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
total
skor
Pearson
Correlation .a ,162
,480*
*
,317 ,460
*
*
,451*
*
,339* ,289 ,237 ,433
** ,233 ,228 ,591
** ,449
** ,456
** 1
Sig. (2-tailed) . ,353 ,004 ,064 ,005 ,007 ,046 ,093 ,171 ,009 ,178 ,188 ,000 ,007 ,006
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
a. Cannot be computed because at least one of the variables is constant.
191
LAMPIRAN 12
Isilah soal dibawah ini dengan benar dan teliti
1. Perhatikan peta konsep dibawah ini
2. Pada suatu hari santi pergi ke kebun koleksi bunga, disana santi menemukan beberapa
spesies bunga seperti yang terlihat pada gambar.
Disamping
merupakan peta
konsep mengenai
materi yang telah
dipresentasikan
oleh teman
sekelasmu.
Jelaskan informasi
apa saja yang bisa
kalian dapatkan
dari peta konsep
mengenai
keanekaragaman
hayati ini !
192
Jika kita mengamati gambar diatas, jawablah pertanyaan berikut :
c. Termasuk Contoh dalam tingkat Keanekaragaman apa ?
d. tingkat keaneakragaman tersebut dapat dilihat dari adanya beberapa perbedaan,
diantaranya adalah…
3. Penyu sisik merupakan jenis penyu yang memiliki karpaks yang indah, sehingga sering
dimanfaatkan sebagai bahan dasar untuk membuat perhiasan dan aksesoris, oleh karena itu,
penyu sisik banyak diburu oleh manusia yang tidak bertanggung jawab. Selain itu
ditemukan juga populasi orang utan yang dalam 10 tahun terakhir berkurang secara drastic.
Saat ini hanyatersisa sekitar 6000 ekor dan hanya bisa ditemui dipulau Sumatra dan
Kalimantan.
Dari fakta tersebut, apa yang akan terjadi jika perburuan liar terus dilakukan ? hal apa
yang harus dilakukan untuk melindungi keberadaannya….
4. Dari table dibawah ini, kelompokkan karakteristik tersebut berdasarkan keanekaragaman
karakteristik tingkat gen dan mana yang merupakan karakteristik tingkat spesies ?
No Karakteristik A B C D E F
1 Terjadi pada jenis atau
spesies yang sama
√
2 Yang menempati suatu
habitat tertentu
√
3 Disebabkan Karena
variasi susuan gen
√
4 Masih dalam satu
family yang sama
√
5 Menyebabkan variasi
antar individu
√
6 Terjadi pada jenis
spesies yang berbeda
√
193
5. Ditemukan ciri-ciri ekosistem darat sebagai berikut :
a. Curah hujan sangat rendah
b. Perbedaan suhu antara siang dan malam sangat mencolok
c. Evaporasi lebih tinggi dari dari peresapan
d. Tumbuhan berdaun kecil dan berbentuk jarum
e. Fauna terdiir dari kelompok hewan melata
Berdasarkan ciri-ciri diatas, dapat disimpulkan bahwa bioma tersebut dalam ekosistem
mana ? Dan berikan contohnya !
6. Perhatikan gambar dibawah ini
A B C D E F
G H I
gambar diatas merupakan contoh dari keanekaragaman hayati yang ada dalam
kehidupan, kelompokkan gambar tersebut berdasarkan contoh dari tingkat
keanekaragaman hayati yang ada…
194
7. Suatu habitat ekosistem darat mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
k. Curah hujan tinggi
l. Flora dan fauna heterogen
m. Terdapat iklim mikro
n. Matahari bersinar sepanjang tahun
o. Tumbuhan khas liana
Berdasarkan ciri-ciri diatas, dapat disimpulkan bahwa bioma tersebut kedalam ekosistem
mana ? berikan contohnya !
8. Perhatikan gambar dibawah ini
Gambar diatas merupakan kondisi hutan Kalimantan dari tahun 1973-2010. Apa yang
menyebabkan hal ini terjadi ? dan kemukakan pendapatmu apa yang harus kita lakukan ?
9. Kepunahan flora bukan suatu gejala baru, beberapa ratus tahun yang lalu, sebagian besar
fauna telah berkurang karena kegiatan manusia. Disisi lain manusia adalah satu-satunya
makhluk hidup yang mampu membendug terjadinya kepunahan fauna.
195
Berikut adalah data hewan beserta karakteristiknya :
N
o
Karakteristik
kepunahan hewan
Hewan
Bada
k
jawa
Bab
i
rus
a
Ikan
lohan
komodo Kupu-
kupu
sayap
hitam
talaud
kambing Penyu
sisik
Buay
a
muar
a
Sapi
perah
1. Persebaran sedikit
dan kemampuan
menyesuaikan diri
terhadap
lingkungan
(adaptasi) kecil
√ √ √ √
2. Hanya ditemukan
didaerah sempit
√ √ √
3. Bersaing dengan
manusia baik
secara langsung
maupun tidak
langsung
√
4. Umumnya
berukuran besar
dengan kepadatan
yang rendah
√ √ √ √ √
5. Memiliki ke
khususan tinggi
√ √ √ √ √
Dari data diatas kelompokkan hewan yang termasuk dalam status terancam punah, rentan, dan
aman.
196
10. Harimau Sumatra merupakan salah satu hewan yang tergolong terancam punah.
Kemukakan pendapatmu beberapa penyebab terjadinya kepunahan pada harimau Sumatra
yang diakibatkan oleh manusia ?
11. Keanekaragamn hayati akan semakin berkurang apabila tidak dilakukan upaya
pelestariannya. Sudah banyak tumbuhan dan hewan yang ada diindonesia termasuk
tumbuhan dan hewan yang terancam punah, bahkan beberapa yang sudah punah.
Berdasarkan hal tersebut, Indonesia mempunyai suatu badan atau lembaga yang bergerak
utuk menjaga lingkungan dan melestarikan sumber daya hayati yang ada diidonesia.
Lembaga tersebut diberi nama WWF-Indonesia. Tujuan utaman WWF-Indonesia adalah
untuk menghentikan dan memperbaiki kerusakan lingkungan yang terjadi serta membangun
desa masa depan, dimana manusia hidup selaras dengan alam. Visi WWF-Indonesia adalah
“pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia untuk kesejahteraan generasi sekarang dan
dimasa mendatang”. Misi WWF Indonesia adalah melestarikan keanekaragaman hayati dan
mengurangi dampak yang disebabkan oleh manusia. Dari fakta diatas, Buatlah pertanyaan
pertanyaan berdasarkan informasi yang telah diberikan !!
12.
Dari fakta diatas, Buatlah pertanyaan pertanyaan berdasarkan informasi yang telah diberikan !!
13. Sajikan dalam bentuk table manfaat keanekaragaman hayati diindonesia yang termasuk
sumber bahan pangan,bahan sandang, bahan obat-obatan dan keindahan!
IUCN red list of threatened species (IUCN red list) merupakan daftar status kelangkaan
spesies-spesies yang terancam punah. Status-status tersebut dibagi menjadi 9 kategori,
yaitu sebagai berikut :
Extinct (EX) : punah ,Extinct in the wild (EW) : punah di alam liar, Critically, endangered
(CR): kritis/terancam punah, Endangered (EN): Terancam, Vulnerable (VU):rentan, Near
threatened (NT) : Hampir terancam, Least Concern (LC) ; Beresiko rendah, Data deficient (
DD) : kurang data, Not evaluated (NE) belum dievaluasi
Status tersebut digunakan agar manusia dapat memonitoring kondisi satwa yang ada
disuatu ekosistem agar terkontrol dengan baik.
197
LAMPIRAN 13
PERTEMUAN 1
NAMA SISWA KI K2 K3 K4 K5 K6 K7
a b a b c a a b c a b c a a
A 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
B 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
C 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
D 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
E 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
F 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
G 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1
H 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
I 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
J 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1
K 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1
L 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
M 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
N 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
O 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1
P 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Q 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
R 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
S 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1
T 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
U 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1
V 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
W 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
X 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Y 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Z 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
AA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0
AB 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
AC 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
AD 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
AE 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
AF 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
AG 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0
198
AH 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
AI 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
AJ 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
AK 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
AL 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
AM 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
AN 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
score 40 40 40 40 40 32 40 40 40 35 35 40 31 36
per item KPS 40 40 32 40 37 31 36
nilai obser KPS 100 100 80 100 93 78 90
Keterangan :
K1 = Mengkomunikasikan
K2 = Mengamati
K3 = Memprediksi
K4 = Mengelompokkan
K5 = Interpretasi
K6 = Hipotesis
K7 = Mengajukan Pertanyaan
199
PERTEMUAN 2
NAMA SISWA K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7
Indikator a b a b c a a b c a b c a a
A 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
B 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
C 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
D 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
E 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
F 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1
G 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1
H 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1
I 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1
J 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1
K 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1
L 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1
M 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1
N 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1
O 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1
P 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
Q 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
R 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1
S 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
T 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1
U 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1
V 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1
W 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
X 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Y 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Z 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
AA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
AB 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
AC 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
AD 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
AE 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
AF 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
AG 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
AH 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
AI 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
200
AJ 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0
AK 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
AL 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
AM 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
AN 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
Score 40 29 37 40 40 40 40 30 24 37 40 37 31 38
per item KPS 35 39 40 31 38 31 38 nilai obser
KPS 86 98 100 78 95 78 95
Keterangan :
K1 = Mengkomunikasikan
K2 = Mengamati
K3 = Memprediksi
K4 = Mengelompokkan
K5 = Interpretasi
K6 = Hipotesis
K7 = Mengajukan Pertanyaan
201
PERTEMUAN 3
NAMA SISWA K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7
a b c a b a a a b a a
A 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
B 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
C 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
D 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
E 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
F 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
G 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
H 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
I 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
J 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
K 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
L 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
M 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1
N 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
O 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
P 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
Q 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
R 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0
S 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
T 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
U 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
V 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1
W 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0
X 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Y 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Z 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
AA 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1
AB 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
AC 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0
AD 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
AE 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1
AF 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
AG 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1
AH 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
AI 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0
202
AJ 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
AK 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
AL 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
AM 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
AN 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0
Score 40 40 40 40 40 33 40 36 35 30 33
per item KPS 40 40 33 40 36 30 33 nilai obser
KPS 100 100 83 100 90 75 83
Keterangan :
K1 = Mengkomunikasikan
K2 = Mengamati
K3 = Memprediksi
K4 = Mengelompokkan
K5 = Interpretasi
K6 = Hipotesis
K7 = Mengajukan Pertanyaan
203
REKAPITULASI HASIL OBSERVASI KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA
Keterampilan Proses Sains
Pertemuan 1 2 3 Nilai
K1 100 86 100 95
K2 100 98 100 99
K3 80 100 83 88
K4 100 78 100 93
K5 93 95 90 93
K6 78 78 75 77
K7 90 95 83 89
Keterangan :
K1 = Mengkomunikasikan
K2 = Mengamati
K3 = Memprediksi
K4 = Mengelompokkan
K5 = Interpretasi
K6 = Hipotesis
K7 = Mengajukan Pertanyaan
204
LAMPIRAN 14
Penilaian LKS 1
Nama siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 Score Nilai
A 4 4 2 4 4 1 4 3 26 81
B 4 3 4 4 1 4 4 4 28 88
C 4 3 4 4 1 4 4 4 28 88
D 4 3 4 4 1 4 4 4 28 88
E 4 3 4 4 1 4 4 4 28 88
F 4 3 4 4 1 4 4 4 28 88
G 4 3 4 4 1 4 4 4 28 88
H 1 3 4 4 4 4 4 4 28 88
I 1 3 4 4 4 4 4 4 28 88
J 1 3 4 4 4 4 4 4 28 88
K 1 1 4 4 3 1 4 4 22 69
L 1 3 4 4 4 4 4 4 28 88
M 1 3 4 4 4 4 4 4 28 88
N 1 3 4 4 4 4 4 4 28 88
O 4 4 2 4 4 1 4 3 26 81
P 4 4 2 4 4 1 4 3 26 81
Q 1 0 3 4 4 3 0 0 15 47
R 4 4 2 4 4 1 4 3 26 81
S 4 4 2 4 4 1 4 3 26 81
T 0 3 4 4 1 3 4 4 23 72
U 1 0 3 4 4 3 0 0 15 47
205
V 4 3 3 3 3 3 4 4 27 84
W 4 3 3 3 3 3 4 4 27 84
X 1 0 3 4 4 3 0 0 15 47
Y 1 0 3 4 4 3 0 0 15 47
Z 1 0 3 4 4 3 0 0 15 47
AA 1 1 4 4 3 1 4 4 22 69
AB 1 1 4 4 3 1 4 4 22 69
AC 1 1 4 4 3 1 4 4 22 69
AD 3 1 4 4 3 1 4 4 24 75
AE 4 3 3 3 3 3 4 4 27 84
AF 1 0 3 4 4 3 0 0 15 47
AG 4 3 3 3 3 3 4 4 27 84
AH 4 3 3 3 3 3 4 4 27 84
AI 0 3 4 4 1 3 4 4 23 72
AJ 0 3 4 4 1 3 4 4 23 72
AK 0 3 4 4 1 3 4 4 23 72
AL 0 3 4 4 1 3 4 4 23 72
AM 4 4 2 4 4 1 4 3 26 81
AN 4 3 3 3 3 3 4 4 27 84
Rerata 76
Nilai
Max 88
Nilai
Min 47
206
Penilaian LKS 2
Nama Siswa 1 2 3 Score Nilai
A 3 4 4 11 92
B 3 4 4 11 92
C 4 3 3 10 83
D 4 4 4 12 100
E 3 3 3 9 75
F 3 4 4 11 92
G 3 3 3 9 75
H 3 4 4 11 92
I 4 4 4 12 100
J 4 4 4 12 100
K 4 4 4 12 100
L 3 3 2 8 67
M 3 4 4 11 92
N 3 4 4 11 92
O 2 4 4 10 83
P 2 3 3 8 67
Q 0 3 2 5 42
R 2 4 4 10 83
S 3 4 4 11 92
T 3 4 4 11 92
U 3 3 3 9 75
V 3 3 3 9 75
207
W 2 4 4 10 83
X 3 4 4 11 92
Y 4 4 4 12 100
Z 3 4 4 11 92
AA 4 4 4 12 100
AB 3 4 4 11 92
AC 4 3 3 10 83
AD 3 3 3 9 75
AE 3 4 4 11 92
AF 4 4 4 12 100
AG 4 4 4 12 100
AH 4 4 4 12 100
AI 4 4 4 12 100
AJ 4 3 3 10 83
AK 3 4 4 11 92
AL 4 3 3 10 83
AM 3 4 4 11 92
AN 4 4 4 12 100
Rerata 88
Nilai
Max 100
Nilai
Min 42
208
Penilaian LKS 3
Nama siswa
Penilaian
Project
Penilaian Antar
Teman Score Nilai
A 4 4 8 100
B 3 4 7 88
C 3 4 7 88
D 3 4 7 88
E 3 4 7 88
F 3 4 7 88
G 3 4 7 88
H 4 4 8 100
I 4 4 8 100
J 4 4 8 100
K 3 4 7 88
L 4 4 8 100
M 4 4 8 100
N 4 4 8 100
O 4 4 8 100
P 4 4 8 100
Q 3 4 7 88
R 4 4 8 100
S 4 4 8 100
T 4 4 8 100
U 3 4 7 88
V 2 4 6 75
209
W 2 4 6 75
X 3 4 7 88
Y 3 4 7 88
Z 3 4 7 88
AA 3 4 7 88
AB 3 4 7 88
AC 3 4 7 88
AD 3 4 7 88
AE 2 4 6 75
AF 3 4 7 88
AG 2 4 6 75
AH 2 4 6 75
AI 4 4 8 100
AJ 4 4 8 100
AK 4 4 8 100
AL 4 4 8 100
AM 4 4 8 100
AN 2 4 6 75
Rerata 91
Nilai
Max 100
Nilai
Min 75
210
LAMPIRAN 15
HASIL PRETEST-POSTTEST
211
212
213
214
215
RATA RATA NILAI PRETEST DAN POSTTEST
216
LAMPIRAN 16
ANALISIS PERSENTASE KETERAMPILAN PROSES SAINS
217
218
219
220
LAMPIRAN 17
GRAFIK TIME SERIES PRETEST-POSTTEST KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA
No Pretes1 Pretest2 Pretest3 Posttest1 Posttest2 Posttest3
1 2.71 2.83 2.78 3.41 3.39 3.46
2 2.32 2.49 2.44 3.73 3.68 3.71
3 2.29 2.27 2.41 3.59 3.56 3.71
4 2.32 2.66 2.66 3.22 3.51 3.56
5 2.73 3.07 3.17 3.63 3.68 3.76
6 2.90 3.23 3.29 3.93 3.93 3.98
7 2.59 2.80 2.83 3.51 3.56 3.59
8 2.05 2.10 2.17 2.56 2.63 2.66
9 3.07 3.37 3.44 3.83 3.85 3.88
10 2.24 2.24 2.22 2.95 3.07 3.07
11 2.34 2.39 2.46 3.61 3.66 3.68
12 1.93 2.00 2.07 3.59 3.54 3.56
13 1.54 1.73 1.61 3.29 3.29 3.37
score 2.39 2.55 2.58 3.45 3.49 3.54
nilai 60 64 65 86 87 88
pretest 63 posttest 87
besarnya pengaruh perlakuan 24
221
0.00
0.50
1.00
1.50
2.00
2.50
3.00
3.50
4.00
pretes1 pretest2 pretest3 posttest1 posttest2 posttest3
Nila
i
Soal No 1
0.00
0.50
1.00
1.50
2.00
2.50
3.00
3.50
4.00
pretes1 pretest2 pretest3 posttest1 posttest2 posttest3
Nila
i
Soal No 2
222
0.00
0.50
1.00
1.50
2.00
2.50
3.00
3.50
4.00
pretes1 pretest2 pretest3 posttest1 posttest2 posttest3
Nila
i
Soal No 3
0.00
0.50
1.00
1.50
2.00
2.50
3.00
3.50
4.00
pretes1 pretest2 pretest3 posttest1 posttest2 posttest3
Soal No 4
0.00
0.50
1.00
1.50
2.00
2.50
3.00
3.50
4.00
pretes1 pretest2 pretest3 posttest1 posttest2 posttest3
Nila
i
Soal No 5
223
0.00
0.50
1.00
1.50
2.00
2.50
3.00
3.50
4.00
4.50
pretes1 pretest2 pretest3 posttest1 posttest2 posttest3
Nila
i
Soal No 6
0.00
0.50
1.00
1.50
2.00
2.50
3.00
3.50
4.00
pretes1 pretest2 pretest3 posttest1 posttest2 posttest3
Nila
i
Soal No 7
224
0.00
0.50
1.00
1.50
2.00
2.50
3.00
pretes1 pretest2 pretest3 posttest1 posttest2 posttest3
Nila
i
Soal No 8
0.00
0.50
1.00
1.50
2.00
2.50
3.00
3.50
4.00
4.50
pretes1 pretest2 pretest3 posttest1 posttest2 posttest3
Nila
i
Soal No 9
225
0.00
0.50
1.00
1.50
2.00
2.50
3.00
3.50
pretes1 pretest2 pretest3 posttest1 posttest2 posttest3
Nila
i
Soal No 10
0.00
0.50
1.00
1.50
2.00
2.50
3.00
3.50
4.00
pretes1 pretest2 pretest3 posttest1 posttest2 posttest3
Nila
i
Soal No 11
226
0.00
0.50
1.00
1.50
2.00
2.50
3.00
3.50
4.00
pretes1 pretest2 pretest3 posttest1 posttest2 posttest3
Nila
i
Soal No 12
0.00
0.50
1.00
1.50
2.00
2.50
3.00
3.50
4.00
pretes1 pretest2 pretest3 posttest1 posttest2 posttest3
Nila
i
Soal No 13
227
0.00
0.50
1.00
1.50
2.00
2.50
3.00
3.50
4.00
pretes1 pretest2 pretest3 posttest1 posttest2 posttest3
Grafik Time Series
228
LAMPIRAN 18
UJI NORMALITAS
[DataSet1]
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Pretest 40 100.0% 0 0.0% 40 100.0%
Posttest 40 100.0% 0 0.0% 40 100.0%
Descriptives
Statistic Std. Error
Pretest
Mean 64.278846 1.1642519
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 61.923924
Upper Bound 66.633768
5% Trimmed Mean 64.209402
Median 63.461538
Variance 54.219
Std. Deviation 7.3633753
Minimum 50.0000
Maximum 78.8462
229
Range 28.8462
Interquartile Range 13.4615
Skewness .213 .374
Kurtosis -.783 .733
Posttest
Mean 87.788462 .7497218
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 86.272006
Upper Bound 89.304917
5% Trimmed Mean 87.660256
Median 88.461538
Variance 22.483
Std. Deviation 4.7416569
Minimum 78.8462
Maximum 98.0769
Range 19.2308
Interquartile Range 9.1346
Skewness .232 .374
Kurtosis -.618 .733
230
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Pretest .120 40 .149 .963 40 .208
Posttest .159 40 .013 .948 40 .065
a. Lilliefors Significance Correction
PP-Plot Pretest dan Posttest
231
LAMPIRAN 19
UJI HIPOTESIS
Uji-T
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1
Pre-test 64.3250 40 7.24087 1.14488
Post-test 87.7750 40 4.50918 .71296
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 Pre-test & Post-test 40 .321 .043
Paired Samples Test
Paired Differences
Mean Std. Deviation Std. Error Mean 95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower
Pair 1 Pre-test - Post-test -23.45000 7.19669 1.13790 -25.75161
232
Paired Samples Test
Paired Differences t df Sig. (2-tailed)
95% Confidence
Interval of the
Difference
Upper
Pair 1 Pre-test - Post-test -21.14839 -20.608 39 .000
233
LAMPIRAN 20
FOTO KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
No Foto Keterangan
PERTEMUAN 1
STEP 1. DESCRIBE SUBJECT
MATTER
(mendeskripsikan konsep)
Guru menjelaskan konsep yang
akan dipelajari.
STEP 2 : DEFINE THE
PROBLEM
(mengidentifikasi masalah)
guru meminta siswa
berdiskusi secara
kelompok untuk
mengkaji artikel yang
tersedia dalam LKS
dan merumuskan
suatu masalah yang
ada dan kemudian murid
merencanakan untuk membuat
suatu project.
STEP 3 : RESEARCH THE
PROBLEM
(mengkaji permasalahan)
STEP 4 : UNDERSTAND
STAKHOLDERS
(mengidentifikasi informasi yang
telah didapat)
234
STEP 5 : DETERMINE
POSSIBLE SOLUTIONS
(menentukan solusi yang
memungkinkan)
STEP 6 : DEVELOP A PLAN
(menyusun rencana)
PERTEMUAN 2
STEP 7 IMPLEMENT THE
PLAN
(m engerjakan project)
Siswa mengamati
keanekaragaman hayati tumbuhan
yang ada dikebun binatang
ragunan sesuai dengan intruksi
yang ada dalam LKS dan
kebutuhan data untuk project
siswa
235
Siswa mengamati
keanekaragaman hayati hewan
yang ada dikebun binatang
ragunan sesuai dengan intruksi
yang ada dalam LKS dan
kebutuhan data untuk project
siswa
Siswa diminta untuk
mewawancarai pengunjung kebun
binatang ragunan guna melatih
kemampuan bertanya siswa,
pertanyaan disesuaikan dengan
kebutuhan siswa untuk
melengkapi project mereka.
Para mentor yang menemani
kegiatan fieldtrip agar peserta
lebih terarah
236
PERTEMUAN 3
STEP 8
SUMMARIZE, EVALUATE
AND REFLECT
(evaluasi,refleksi hasil yang telah
dikerjakan)
Siswa mempresentasikan hasil
project yang telah dibuat didepan
kelas
Siswa mempresentasikan hasil
project yang telah dibuat didepan
kelas
Evaluasi, refleksi dari semua
kegiatan yang telah dilakukan.
237
TES KEMAMPUAN KPS
238
LAMPIRAN 21
ANGKET RESPON SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN
Nama :
Kelas :
Jawablah setiap butir pertanyaan menurut pendapatmu, dengan memberi tanda checklist
pada kolom jawaban yang tersedia.
No
Pertanyaan
Respon
Ya Tidak
1 Apakah anda tertarik untuk belajar materi keanekaragaman hayati ?
2 Apakah anda merasa sulit memahami materi keanekaragaman hayati ?
3 Apakah menurutmu kegiatan field trip penting untuk memahami materi
keanekaragaman hayati ?
4 Apakah kegiatan field trip yang dilakukan melatih anda untuk lebih
mudah menemukan fakta-fakta yang sesuai dengan teori ?
5 Apakah kegiatan field trip yang telah dilakukan membuat anda aktif
dalam pembelajaran ?
6 Apakah anda merasa kesulitan dalam melakukan kegiatan field trip ?
7 Apakah pembelajaran field trip merupakan pembelajaran yang
menarik bagi anda ?
8 Apakah LKS yang digunakan memudahkan anda dalam melakukan
kegiatan Field Trip ?
9 Apakah Keberadaan Mentor dapat membantu anda dalam melakukan
kegiatan Field Trip ?
10 Apakah anda setuju jika kegiatan field trip lebih sering dilakukan untuk
memahami materi biologi lainnya ?
239
LAMPIRAN 22
PEDOMAN WAWANCARA GURU
No Pertanyaan Jawaban
Metode apa yang
biasa bapak guru
gunakan dalam
proses
pembelajaran?
Metode yang biasa digunakan disini bermacam-macam, diskusi,
presentasi tanya jawab, dll. Guru-guru sudah tidak lagi
menggunakan metode ceramah atau mengajar hanya
menggunakan white board tetapi menggunakan metode-
metode yang bisa
digunakan dalam pendekatan saintifik karena sekolah sudah
menerapkan
kurikulum 2013.
Apakah bapak
sudah pernah
menggunakan
metode fieldtrip
dalam proses
pembelajaran ?
Pernah, namun kegiatan ini merupakan agenda tahunan sekolah,
bukan menjurus kepada suatu proses pembelajaran kelas.
Biasanya diadakan satu tahun sekali dan dilaksanakan pada satu
angkatan.
Bagaimana
evaluasi dari
kegiatan fieldtrip
yang telah
terlaksana ?
Yang perlu diperhatikan lagi adalah pada saat proses
pelaksanaan dan evaluasi, kegiatan fieldtrip yang dilaksanakan
tidak didampingi oleh mentor yang cukup untuk membimbing
siswa, tidak adanya petunjuk berupa LKS juga mengurangi
manfaat dari kegiatan ini, sehingga kegiatan yang dilakukan
kurang efektif, hal ini yang menjadi evaluasi bagi pihak
sekolah.
240
Bagaimana profil
keterampilan
proses sains siswa
setelah melakukan
fieldtrip ?
Belum ada penelitian secara khusus mengenai KPS siswa, KPS
yang biasa dikembangkan dan diperhatikan hanya 5 M sesuai
pendekatan
Saintifik, karena terlalu banyak. Sehingga untuk penilaian
praktikum biasanya diambil dari nilai laporan saja.
Berapakah nilai
KKM untuk mata
pelajaran biologi ?
Nilai KKM biologi di SMAN 6 Tangerang Selatan adalah 75
Tangerang, 15 Juli 2017
241
LAMPIRAN 23
Perhitungan N-Gain