Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Narasi Melalui Quantum Learning
-
Upload
wahyu-here -
Category
Education
-
view
13.837 -
download
0
description
Transcript of Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Narasi Melalui Quantum Learning
WAHYU BUDI SETYAWANNIM. X7109119
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING PADA MATA PELAJARAN
BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SEMESTER I SDN NGUTER 04 KEC.NGUTER KAB. SUKOHARJO
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI MODEL QUANTUM LEARNINGPADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
SISWA KELAS V SEMESTER I SDN NGUTER 04 KEC.NGUTER KAB. SUKOHARJO
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
BAB 1
BAB 3 BAB 4
BAB 2
BAB 5
A. LATAR BELAKANG MASALAH
E. TUJUAN PENELITIAN
D. PERUMUSAN MASALAH
C. PEMBATASAN MASALAH
F.MANFAAT PENELITIAN
B. IDENTIFIKASI MASALAH
(1) Pembelajaran B. Indonesia pada kelas V SD kompetensi menuliskhususnya menulis karangan (mengarang) merupakan suatu halyang seharusnya dikuasai bagi siswa kelas V SD karenasebelumnya di kelas III dan IV sudah ada KD tentang menuliskarangan sederhana.
(2) Pembelajaran B. Indonesia pada kelas V SD kompetensi menuliskhususnya menulis karangan narasi ternyata masih kurang, mulaidari yang kurang bisa mengembangkan karangan atau paragrafsecara padu dan runtut hingga penerapan kaidah tulis-menulisyang benar serta kerapiannya.. Jadi siswa dalam mencurahkangagasan, perasaan kedalam bentuk tulisan masih belum terampildan masih cenderung mudah secara lisan.
berdasarkan observasi ternyatasiswa kurang tertarik untukmengikuti pelajaran BahasaIndonesia dalam menuliskarangan narasi
5 dari 9 siswa atau 55,55 %kelas V untuk nilai kompetensitersebut masih di bawah KKM(66)
Maka perlu suatu model pembelajaran yang dapat mengajak siswauntuk bisa menulis karangan narasi dengan suasana yang menarik,mengasikkan, variatif, kreatif, dan efektif sehingga kemampuansiswa dalam menulis karangan narasi pun bisa meningkat. YaituQuantum Learning
1. Siswa cenderung lebih mudah mencurahkan gagasan secara lisan;2. Siswa belum terampil mengungkapkan ide, gagasan, ataupun
pendapat mereka dalam bentuk tulisan;3. Siswa belum terampil menyusun kerangka karangan secara padu,
runtut dan efektif.4. Siswa belum terampil dalam menggunakan pilihan kata yang tepat;5. Siswa kurang tertarik dalam kegiatan menulis;6. Siswa mengalami kejenuhan dan tidak aktif dalam proses
pembelajaran;7. Guru kurang menciptakan situasi pembelajaran yang menarik dan
menyenangkan;8. Model Quantum Learning merupakan salah satu model yang strategis
untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi.
• Keterampilan dalam hal ini dibatasi keterampilanmenulis karangan narasi pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas V semester I SDN Nguter 04 Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2011/2012.
Keterampilan
• Model pembelajaran dalam hal ini dibatasi Model Quantum Learning.
Model pembelajaran
“Apakah penerapan Model Quantum Learningdapat meningkatkan keterampilan menuliskarangan narasi pada siswa kelas V SDN Nguter 04Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo TahunPelajaran 2011/2012?”
untuk meningkatkan keterampilan menuliskarangan narasi pada siswa kelas V SDNNguter 04 Kecamatan Nguter KabupatenSukoharjo tahun pelajaran 2011/2012melalui model Quantum Learning.
• diharapkan dapat memberikan khasanah keilmuansebagai bahan rujukan bagi dunia pendidikankhususnya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.
Manfaat Teoritis
• Bagi Guru
• Bagi Siswa
• Bagi Sekolah
Manfaat Praktis
TINJAUAN PUSTAKA
HIPOTESISKERANGKA
BERPIKIRPENELITIAN
YANG RELEVAN
Hakikat Keterampilan MenulisKarangan Narasi
Hakikat Model Quantum Learning
keterampilan adalah suatu bentuk kemampuan
menggunakan pikiran, nalar, dan perbuatan dalammengerjakan sesuatu secara efektif dan efisien.\
keterampilan menulis menurut Byrne (1979:3) (dalam
St. Y. Slamet, 2008:140) menyatakan bahwa pada
hakikatnya bukan sekadar kemampuan menulis simbol-
simbol grafis sehingga berbentuk kata, dan kata-kata
disusun menjadi kalimat menurut peraturan tertentu,
melainkan keterampilan menulis adalah kemampuan
menuangakan buah pikiran kedalam bahasa tulis melalui
kalimat-kalimat yang dirangkai secara utuh, lengkap, dan
jelas sehingga buah pikiran tersebut dapat
dikomunikasikan kepada pembaca dengan berhasil.
Karangan dalam(http://ryansikep.blogspot.com/2009/12/pengertian-karangan-dan-contoh-karangan.html) merupakan karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami.
Narasi merupakan karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami.
Dari beberapa pengertian diatas maka keterampilanmenulis karangan narasi dapat dikatakan merupakan suatukemampuan pengungkapan ide, perasaan, pengalamanhidup seseorang dalam bahasa tulis secara kronologis yang memperhatikan unsur waktu dengan efektif dan efisien.
Pengertian Model Quantum LearningMenurut Sugiyanto (2008:126) “ … Pembelajaran Kuantummerupakan sebuah model yang menyajikan bentukpembelajaran sebagai suatu “orkestrasi” yang jika dipilhdari dua unsur pokok yaitu: konteks dan isi. Konteks secaraumum akan menjelaskan tentang lingkup lingkunganbelajar baik lingkungan fisik maupun lingkungan psikhis.Sedangkan konten/isi berkenaan dengan bagaimana isipembelajaran dikemas untuk disampaikan kepada siswa.
•Pengertian Model Quantum Learning
Asas Utama Quantum LearningMenurut Bobby Deporter (1992) dalam Udin Saefudin Sa’ud(2008:127) “ ... bawalah dunia mereka ke dunia kita danantarkan dunia kita ke dunia mereka”..
Strategi Pembelajaran Model Quantum LearningMenurut Bobby Deporter (1992) dalam Udin SaefudinSa’ud (2008:129) ada suatu pengembangan strategipembelajaran model Quantum Learning melalui istilahTANDUR, yaitu :1. Tumbuhkan2. Alami3. Namai4. Demonstrasikan5. Rayakan
Prinsip Model Quantum LearningMenurut Bobby Deporter (1992) dalam Udin SaefudinSa’ud (2008:127) :1. Segalanya berbicara2. Segalanya Bertujuan3. Pengalaman sebelum pemberian nama4. Mengakui setiap usaha5. Merayakan keberhasilan
“Upaya Peningkatan Kemampuan MenulisKarangan Melalui Penggunaan PendekatanKomunikatif Pada Siswa Kelas V SD. oleh Yulinartahun 2008”
“Peningkatan Keterampilan Menulis PermulaanMelalui Model Quantum Learning Pada Siswa Kelas2 Sekolah Dasar Negeri Karangasem 1 LaweyanSurakarta Tahun Pelajaran 2009/2010” oleh AlvanyRufaida tahun 2010.
KondisiAkhir
PembelajaranKonvensional
Penerapan model Quantum Learning
Setelah diterapkanmenggunakan
Model Quantum Learning
Keterampilan menuliskarangan narasi siswarendah
rendah
Siklus I
Siklus II
Tindakan
KondisiAwal
Diduga Keterampilanmenulis karangan narasi
meningkat
Penerapan model Quantum Learning dapatmeningkatkan keterampilan menulis karangannarasi pada pembelajaran Bahasa Indonesia siswakelas V semester I SD Negeri Nguter 04 Kec. NguterKab. Sukoharjo tahun pelajaran 2011/2012
1. TEMPAT & WAKTU PENELITIAN
3. SUMBER DATA
4. TEKNIK PENGUMPULAN
DATA
5. VALIDITAS DATA
6. ANALISIS DATA
7. . INDIKATOR KINERJA
9. PROSEDUR PENELITIAN
2. SUBJEK PENELITIAN
Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD NegeriNguter 04 Kecamatan Nguter KabupatenSukoharjo.
Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semestergasal tahun pelajaran 2011/2012 selama 4 bulanyaitu mulai bulan Agustus 2011 sampai denganbulan November 2011
siswa kelas V SD Negeri Nguter 04 yang
berjumlah 9 (sembilan) siswa yang terdiri dari 4
siswa laki-laki dan 5 siswa perempuan.
Dokumen atau arsip yang antara lain, hasil belajar siswa, dan buku penilaian.
Hasil pengamatan pelaksanaanpembelajaran Bahasa Indonesia kelas V SDN Nguter 04 tahun pelajaran2011/2012.
Observasi
Dokumentasi
Tes
Validitas isi mencakup sejauh mana bentuktes yang digunakan dalam penelitian inisudah sesuaikah dengan silabus matapelajaran Bahasa Indonesia kelas V yangdikonsultasikan dengan teman sejawat
Trianggulasi metode digunakan sebagaivalidasi keaktifan atau aktivitas siswa dankinerja guru selama proses pembelajaran
Teknik deskriptif komparatif dan analisis kritis.
Menurut Sarwiji Suwandi (2009:61) menyatakanbahwa teknik deskriptif komparatif digunakanuntuk data kuantitatif, yakni denganmembandingkan hasil antar siklus. Kemudianteknik analisis kritis mencakup kegiatan untukmengungkap kelemahan dan kelebihan kinerjasiswa dan guru dalam proses pembelajaran.
Indikator kinerja dari penelitian ini adalah 80 %dari jumlah siswa menunjukkan peningkatanketerampilan menulis karangan narasi,yaitu memperoleh nilai minimal 66.
Menggunakan model spiral tindakan kelasyang diadopsi dari Hopkins (48:1993)
(dalam Zainal Aqib, 2009:31) :
Refleksi
Observasi
PerencanaanUlang
Aksi
Perencanaan
Identifikasi
Masalah
Siklus II
Siklus II
Dan Seterusnya
Aksi
Observasi
Refleksi
HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN
HASIL PENELITIAN
DESKRIPSI KONDISI AWAL
TINDAKAN PRASIKLUS
PELAKSANAAN TINDAKAN
TINDAKAN SIKLUS I
TINDAKAN SIKLUS II
PEMBAHASAN HASIL
PENELTIAN
1
4
2
1 1
4
0
1
2
3
4
5
33 - 45 46 - 58 59 - 72 73 - 85 86 - 98 ≤ 66
Fre
kue
nsi
Interval nilai
HASIL NILAI PRASIKLUS
2.222.56 2.44 2.41
0
1
2
3
4
Keaktifan Perhatian Kerjasama Rata-rata
Sko
r
Aspek yang dinilai
AKTIVITAS SISWA PRASIKLUS KINERJA GURU PRASIKLUS
2.5 2.672.4
2.6 2.5 2.53
0
1
2
3
4
I II III IV V Rata-rata
Sko
r
Aspek yang dinilai
Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat disimpulkan siswa kurang
tertarik dalam hal menulis yang ditunjukkan dengan nilai aktivitas siswa
yang kurang dan masih dalam kategori cukup terutama pada aspek
keaktifan, kemudian dari kinerja guru, guru sebagai fasilitator dalam
penyampaian materi kurang melibatkan keaktifan siswa serta metode
pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran masih terlalu
didominasi peran guru (teacher center). Dari hal tersebut menjadikan
nilai rata-rata menulis karangan narasi siswa rendah dan sebagian besar
masih dibawah KKM. Jadi perlu diadakan suatu upaya perbaikan
pembelajaran yang meningkatkan aktivitas siswa sehingga nilai
keterampilan siswa dalam menulis karangan narasi pun juga ikut
meningkat. Upaya tindakan perbaikan tersebut dilaksanakan dalam dua
siklus, siklus I dan siklus II dengan menggunakan pembelajaran model
Quantum Learning.
Tindakan siklus I ini dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan (5 x 35 menit).
Pertemuan I pada hari Kamis, 15 September 2011 (2 x 35 menit) dan pertemuan II
pada hari Selasa, 20 September 2011 (3 x 35 menit). Tahap-tahap yang dilaksanakan
adalah sebagai berikut :
1) Perencanaan Tindakan
a) Menentukan pokok bahasan
Dengan menyusun Silabus pada lampiran 3 halaman 79 dan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran siklus I pada lampiran 1 halaman 61.
b) Mempersiapkan Fasilitas dan Sarana Pendukung
(1) Ruang belajar
Merubah formasi tempat duduk yang semula berbanjar 2 sekarang di ubah
berbanjar 3.
(2) Media
Gambar yang ditempel.z
(1) Instrumen penelitian
Instrumen tes dinilai dari hasil pekerjaan siswa dalam menulis karangan narasi.
Untuk instrumen nontes dinilai berdasarkan pedoman observasi yang dilakukan oleh
observer dengan mengamati keaktifan dan sikap siswa selama proses belajar-
mengajar berlangsung.
HASIL NILAI SIKLUS I
AKTIVITAS SISWA SIKLUS I KINERJA GURU SIKLUS I
1 1
4
2
10
1
2
3
4
5
52 - 60 61 - 68 69 - 77 78 - 86 87 - 95
Fre
kue
nsi
Interval nilai
2.72
3.22 3.11 3.02
0
1
2
3
4
Keaktifan Perhatian Kerjasama Rata-rata
Sko
r
Aspek yang dinilai
3.5 3.33 3.2 3.223
3.22
0
1
2
3
4
I II III IV V Rata-rata
Sko
r
Aspek yang dinilai
Berdasarkan hasil analisis proses pembelajaran menulis karangan
narasi telah meningkat baik aktivitas siswa maupun kinerja guru, rata-rata
aktivitas siswa dengan nilai 3,11 dalam kategori baik, hanya pada aspek
keaktifan nilanya 2,72 masih dalam kategori cukup, kemudian dari rata-rata
kinerja guru juga meningkat dengan nilai 3,22 dalam kategori baik. Dengan
peningkatan tersebut sehingga menjadikan nilainya pun juga ikut meningkat.
Terbukti ketuntasan klasikal dari kondisi prasiklus hanya 44,44 % setelah
tindakan siklus I meningkat menjadi 66,67 %.
Dalam pelaksanaan tindakan siklus I juga ada beberapa hambatan
antara lain :
Masih ada beberapa siswa yang dalam menyusun kerangka karangan
masih belum runtut setiap bagian kerangka karangan.
masih banyak siswa yang kurang tepat dalam hal diksi dan EYD. \
Ketuntasan klasikal hanya mencapai 66,67 % padahal penelitian ini
dikatakan berhasil bila ketuntasan klasikal melebihi indikator pencapaian
yaitu 80 %.
Dengan adanya beberapa hambatan pada tindakan siklus I, maka perlu adanya
perbaikan yang dilanjutkan pada tindakan siklus II.
Tindakan siklus II ini dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan (5 x 35 menit).
Pertemuan I pada hari Kamis, 22 September 2011 (2 x 35 menit) dan pertemuan II
pada hari Selasa, 27 September 2011 (3 x 35 menit). Tahap-tahap yang dilaksanakan
adalah sebagai berikut :
1) Perencanaan Tindakan
a) Menentukan pokok bahasan
Dengan menyusun Silabus pada lampiran 3 halaman 79 dan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran siklus II pada lampiran 2 halaman 70.
b) Mempersiapkan Fasilitas dan Sarana Pendukung
(1) Ruang belajar
Merubah formasi tempat duduk yang semula berbanjar 3 sekarang di ubah
berbentuk U.
(2) Media
Beberapa gambar yang ditempel untuk dipilih masing-masing kelompok.
(1) Instrumen penelitian
Instrumen tes dinilai dari hasil pekerjaan siswa dalam menulis karangan narasi.
Untuk instrumen nontes dinilai berdasarkan pedoman observasi yang dilakukan oleh
observer dengan mengamati keaktifan dan sikap siswa selama proses belajar-
mengajar berlangsung.
HASIL NILAI SIKLUS II
AKTIVITAS SISWA SIKLUS II KINERJA GURU SIKLUS II
1 1
4
3
0
1
2
3
4
5
60 - 67 68 - 75 76 - 83 84 - 91
Fre
kue
nsi
Interval nilai
3.11 3.28 3.33 3.24
0
1
2
3
4
Keaktifan Perhatian Kerjasama Rata-rata
Sko
r
Aspek yang dinilai
3.753.42 3.5
3.33.75
3.53
0
1
2
3
4
I II III IV V Rata-rata
Sko
r
Aspek yang dinilai
Berdasarkan hasil analisis, proses pembelajaran menulis karangan
narasi telah meningkat baik aktivitas siswa maupun kinerja
guru, aktivitas siswa dengan nilai 3,24 dalam kategori baik, kinerja
guru dengan nilai 3,53 dalam kategori baik. Sehingga menjadikan
nilainya pun juga ikut meningkat. Terbukti ketuntasan klasikal dari
kondisi siklus I hanya 66,67 % setelah tindakan siklus II meningkat
menjadi 88,87 %.
Dalam penyusunan kerangka karangan semua siswa sudah bisa
runtut, hanya pada pengembangan kerangka karangan masih ada 1
siswa yang belum bisa sesuai yang memang kondisi siswanya yang
kurang sehingga seluruh siswa kelas V SDN Nguter 04 belum 100 %
bisa menulis karangan narasi dengan baik. Meskipun demikian pada
tahap penelitian ini ketuntasan klasikal telah melebihi indikator
keberhasilan, indikator keberhasilan 80 %, sedangkan tahap penelitian
ini talah mencapai 88,87 %, dengan begitu maka penelitian ini sudah
dianggap berhasil dan tidak perlu diadakan perbaikan selanjutnya.
Peningkatan secara umum meliputi kinerja guru, aktivitassiswa, dan hasil nilai rata-rata setiap siklus
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Prasiklus Siklus I Siklus II
2.5 3.22 3.532.44 3.02 3.22
62
71
79
Kinerja guru Aktivitas siswa Rata-rata Nilai Tes
Dari data tersebut proses pembelajaran menulis karangan narasi
terjadi peningkatan pada setiap siklus mulai dari aktivitas siswa pada
prasiklus aktivitas siswa nilainya 2,44 dalam kategori cukup, lalu
siklus I meningkat menjadi 3,02 dalam kategori dalam kategori
baik, kemudian pada siklus II meningkat lagi menjadi 3,22 dalam
kategori baik.
Kemudian proses pembelajaran bila dilihat dari kinerja guru juga
terjadi peningkatan pada setiap siklus mulai dari prasiklus nilainya yaitu
2,50 dalam kategori cukup lalu pada siklus I meningkat menjadi 3,22
dalam kategori baik kemudian pada siklus II kinerja guru meningkat
lagi menjadi 3,53 dalam kategori baik.
Dari hasil tersebut ternyata peningkatan kinerja guru juga
mempengaruhi aktivitas siswa. Aktivitas siswa yang meningkat pun
juga ikut mempengaruhi peningkatan keterampilan menulis karangan
narasi siswa kelas V terbukti hasil rata-rata nilainya juga meningkat
setiap siklusnya, pada prasiklus rata-rata siswa memperoleh nilai 62
kemudian pada siklus I rata-rata meningkat menjadi 76 kemudian pada
siklus II juga meningkat menjadi 79.
0
1
2
3
4
5
6
7
8
33 - 47 48 - 62 61 - 75 76 - 90 91 - 106 ≤ 66 ≥ 66
1
4
3
1
0
4
5
0
1
5
3
0
7
2
0
1 1
6
1
8
1
Prasiklus Siklus I Siklus II
Grafik data frekuensi nilai menulis karangan narasi padaprasiklus, siklus I, dan siklus II
Dari analisis hasil evaluasi tes prasiklus siswa diperoleh nilai rata-
rata 62 di mana hasil rata-rata nilai tersebut masih dibawah KKM yaitu 66
dengan ketuntasan klasikal 44,44 % jadi lebih dari setengah seluruh
jumlah siswa kelas 5 belum bisa menulis karangan narasi. Kemudian dari
pihak sekolah mengharapkan minimal ketuntasan klasikal mencapai lebih
dari 80% atau minimal 7 siswa yang bisa mencapai KKM. Berdasarkan
analisis proses pembelajaran ternyata juga masih kurang, baik aktivitas
siswa maupun kinerja guru. Pada aktivitas siswa, siswa memang kurang
tertarik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran menulis karangan narasi
terbukti dengan nilai aktivitas siswa sebesar 2,44 dalam kategori cukup.
Begitu juga dengan kinerja guru nilainya sebesar 2,50 juga dalam kategori
cukup. Sehingga dengan proses pembelajaran yang kuran menyebabkan
hasil pembelajaran juga kurang.
Dengan kondisi tersebut maka perlu tindak lanjut untuk
meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi siswa serta aktivitas
siswa dalam kegiatan pembelajaran melalui model Quantum Learning
pada siswa kelas V SDN Nguter 04.
Hasil pembelajaran menulis karangan narasi
prasiklus
Dari analisis hasil evaluasi tes siklus I, siswa memperoleh nilai
rata-rata 71, hasil rata-rata tersebut telah melebihi nilai KKM. Lalu untuk
ketuntasan klasikalnya juga telah meningkat menjadi 66,67% jadi sudah 6
siswa yang melebihi KKM. Kemudian dari segi proses pembelajaran baik
aktivitas siswa maupun kinerja guru juga telah meningkat. Hasil rata-rata
aktivitas siswa meningkat menjadi 3,02 dan kinerja guru pun juga
meningkat menjadi 3,22.
Melihat ketuntasan klasikal yang meningkat maka model
Quantum Learning dapat dikatakan bisa meningkatkan keterampilan
menulis karangan narasi siswa kelas V SDN Nguter 04. Tapi peningkatan
tersebut ternyata belum memenuhi indikator keberhasilan sebesar 80%.
Begitu juga dengan aktivitas siswa meskipun nilai rata-rata sudah dalam
kategori baik tapi dalam aspek keaktifan siswa ternyata masih dalam
kategori cukup.
Dengan demikian meskipun ada peningkatan pada siklus I
ternyata belum bisa dikatakan berhasil, sehingga perlu adanya upaya
perbaikan lagi untuk mencapai indilkator keberhasilan dengan
melaksanakan tindakan siklus II.
Hasil pembelajaran menulis karangan narasi Siklus
I
Dari analisis hasil evaluasi tes siklus II, siswa memperoleh nilai
rata-rata 79, hasil rata-rata tersebut telah melebihi nilai KKM. Lalu untuk
ketuntasan klasikalnya juga telah meningkat menjadi 88,87 % jadi sudah 8
siswa yang melebihi KKM. Kemudian dari segi proses pembelajaran baik
aktivitas siswa maupun kinerja guru juga telah meningkat. Hasil rata-rata
aktivitas siswa meningkat menjadi 3,22 dan kinerja guru pun juga
meningkat menjadi 3,53.
Melihat kondisi pada siklus II ternyata telah membuat perubahan
positif dari keadaan siklus I dengan ketuntasan klasikal meningkat melebihi
indikator keberhasilan yang targetnya minimal sebesar 80 % , pada siklus
II telah mencapai 88,87 %. Begitu juga proses pembelajaran dari aktivitas
siswa maupun guru. Dari aktivitas siswa rata-rata aktivitasnya meningkat
menjadi 3,24 dalam kategori baik dan seluruh aspek dalam kategori
baik, termasuk aspek keaktifan yang pada siklus I 2,72 dalam kategori
cukup meningkat menjadi 3,11 dalam kategori baik.
Dengan demikian hasil perbaikan pada siklus II ini telah mencapai
indikator keberhasilan maka penelitian sudah cukup dan dianggap berhasil
sehingga tidak diadakan upaya perbaikan selanjutnya
Hasil pembelajaran menulis karangan narasi Siklus
II
Dengan demikian hasil perbaikan pada siklus II ini telah mencapai
indikator keberhasilan maka penelitian sudah cukup dan dianggap berhasil
sehingga tidak diadakan upaya perbaikan selanjutnya.
Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis data pada hasil
pembelajaran prasiklus, siklus I dan siklus II maka dapat dilihat adanya
peningkatan aktivitas siswa dan kinerja guru dalam pembelajaran, serta
perkembangan keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas V SDN
Nguter 04 Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo. Peningkatan tersebut
antara lain :
1. Keterampilan siswa dalam menulis karangan narasi meningkat.
2. Siswa lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran menulis karangan
narasi.
Berdasarkan hal tersebut maka dapat diajukan suatu rekomendasi
bahwa model pembelajaran Quantum Learning efektif untuk
meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas V SDN
Nguter 04 Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo pada khususnya dan
siswa kelas V Sekolah Dasar-Sekolah Dasar yang lain pada umumnya.
KESIMPULAN
SARAN
IMPLIKASI
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telahdilaksanakan, maka dapat ditarik suatu simpulan bahwapembelajaran menggunakan model Quantum Learning dapatmeningkatkan keterampilan
Nilai rata-rataPrasiklus 62, Siklus I 71, Siklus II 79Ketuntasan KlasikalPrasiklus 4 siswa atau 44,44%, Siklus I 6 siswa atau 66,67%, Sikllus II 8 Siswa atau 88,89%.
▪ Penerapan model pembelajaran Quantum Learning perlu diteruskan dandibiasakan pada setiap guru yang mengajarkan materi menulis karangannarasi pada siswa kelas V Sekolah Dasar.
▪ Dengan perlunya suatu penerapan model pembelajaran yang bervariasidan inovatif, maka salah satu upayanya yaitu dengan menerapkan modelpembelajaran Quantum Learning yang telah terbukti dapat menciptakansuasana belajar yang menyenangkan sehingga dapat meningkatkankualitas proses dan kualitas hasil pada pembelajaran.
▪ Dengan adanya model pembelajaran Quantum Learning dapatmendorong siswa untuk aktif dalam pembelajaran menulis karangannarasi sebagai penunjang proses pembelajaran.
▪ Perlu adanya suatu upaya untuk meningkatkan keterampilan menuliskarangan narasi seperti mengadakan suatu perlombaan menuliskarangan narasi.
1. Bagi Sekolah2. Bagi Guru3. Bagi Siswa