PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA SISWA MELALUI...
Transcript of PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA SISWA MELALUI...
i
PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA SISWA MELALUI METODE
CARD SORT PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS I MI
MIFTAHUL FALAH BEKASI
Skripsi
diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk memenuhi salah satu syarat mencapai gelar Sarjana Pendidikan Islam
oleh
YUNITA HELZA
NIM 1812018300247
PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016
ii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA SISWA MELALUI
METODE CARD SORT PADA MATA PELAJARAN BAHASA
INDONESIA KELAS I MI MIFTAHUL FALAH BEKASI
Skripsi
diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan
untuk memenuhi persyaratan mencapai gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
oleh
Yunita Helza
NIM 1812018300247
Pembimbing
Nafia Wafiqni, M.Pd
NIP. 19811003 200912 2004
PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016
iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi yang berjudul “Peningkatan kemampuan membaca siswa melalui
metode card sort pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas I MI Miftahul Falah
Bekasi” disusun oleh Yunita Helza, Nomor Induk Mahasiswa 1812018300247,
Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta telah melalui bimbingan dan dinyatakan
sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqosah sesuai
dengan ketentuan yang ditetapkan fakultas.
Bekasi, 29 Maret 2016
Yang mengesahkan
Pembimbing,
Nafia Wafiqni, M.Pd.
NIP 19811003 200912 2 004
v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Yunita Helza
Tempat/Tgl Lahir : Jakarta, 24 Juni 1982
NIM : 1812018300247
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Alamat : Perum Bekasi Regensi 2 Blok HH3 No.12A Rt 019 Rw 018 Kec.
Cibitung Kel. Wanasari Kabupaten Bekasi
MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA
Bahwa skripsi yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Membaca Siswa melalui
Metode Card Sort pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas I MI Miftahul
Falah Bekasi” adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen:
Dosen Pembimbing:
Nama : Nafia Wafiqni, M.Pd.
NIP : 19811003 200912 2 004
Dosen Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap
menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya
sendiri.
Bekasi, 29 Maret 2016
Yang membuat pernyataan,
Yunita Helza
NIM 1812018300247
vi
ABSTRAK
Yunita Helza (NIM 1812018300247) “Peningkatan Kemampuan Membaca Siswa
melalui Metode Card Sort pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas I MI
Miftahul Falah Bekasi” Penelitian Tindakan Kelas (PTK) jurusan Pendidikan
Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Kata kunci: Kemampuan membaca, Metode card sort.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan metode card sort
dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan membaca siswa kelas I
MI Miftahul Falah Bekasi. Metode penelitian ini menggunakan metode Penelitian
tindakan kelas (PTK) yang terdiri dari dua siklus dalam empat kali pertemuan dan
setiap siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Subyek
penelitian adalah siswa kelas I MI Miftahul Falah Bekasi yang berjumlah 20 orang
terdiri dari 11 siswa dan 9 siswi. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016.
Sumber data berasal dari guru dan siswa.
Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, tes lisan, dan
dokumentasi. Analisis data yang digunakan dengan analisis kualitatif dan kuantitatif.
Instrumen pengumpulan data yang digunakan yaitu rubrik penilaian membaca, lembar
observasi guru, dan lembar observasi siswa.
Setelah menggunakan penerapan metode card sort adanya peningkatan hasil
belajar siswa berhenti ketika target ketuntasan telah tercapai.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan rata-rata siswa sebelum
penelitian 62,00. Kemudian kegiatan pembelajaran siklus I, kemampuan membaca
siswa meningkat dengan rata-rata 68,75. Selanjutnya pada kegiatan penyempurnaan
pada pembelajaran siklus II, kemampuan membaca siswa meningkat menjadi rata-rata
79,00.
Dengan demikian, berdasarkan analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa
metode card sort dapat meningkatkan kemampuan membaca siswa kelas I MI
Miftahul Falah Bekasi.
vii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Rasa syukur yang tak terhingga kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya dengan semua kemuliaan-Nya dan keagungan-Nya telah
mempermudah langkah penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Dalam penulisan
skripsi ini banyak pelajaran yang dapat penulis peroleh baik itu ketika mengalami
kesulitan, kebingungan, dan menghadapi tantangan. Namun atas bimbingan-Nya dan
motivasi berbagai pihak penulis menyadari bahwa keberhasilan dan kesempurnaan
merupakan sebuah proses yang harus dijalani. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini
penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang berjasa dalam
penulisan skripsi ini, diantaranya adalah:
1. Bapak, Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Dr. Khalimi, M.Ag., Ketua Jurusan Program Studi Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah (PGMI).
3. Bapak Asep Ediana Latip, M.Pd. Sekretaris Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah (PGMI).
4. Bapak Dindin Ridwanuddin, M.Pd., Ketua pengelola Dual Mode System (DMS)
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
5. Ibu Nafia Wafiqni, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing yang penuh kesabaran dan
keikhlasan dalam membimbing penulis selama ini.
6. Seluruh Dosen Prodi PGMI Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta, yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta bimbingan kepada penulis
selama mengikuti perkuliahan. Semoga ilmu yang Bapak dan Ibu berikan
mendapat keberkahan dari Allah SWT.
7. Ibu Hj. Munawaroh, S.Pd.I, selaku Kepala Sekolah MI Miftahul Falah Bekasi,
yang telah memberikan izin dan fasilitas selama penulis melakukan penelitian
skripsi.
8. Teristimewa untuk kedua orang tua, suami, dan kedua anakku tercinta yang tak
henti-hentinya mendo’akan, melimpahkan kasih sayangnya, dan memberikan
viii
dukungan moril maupun materil. Hanya Allah SWT yang dapat membalasnya,
semoga penulis memberikan yang terbaik untuk kalian.
9. Sahabat-sahabat seperjuanganku, mahasiswa kelas F Program Dual Mode
System Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah angkatan 2012 yang solid dan
selalu memberikan semangat serta do’a kepada penulis.
Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, mudah-mudahan
bantuan bimbingan, semangat, dan do’a yang telah diberikan menjadi pintu datangnya
ridho dan kasih sayang Allah SWT di dunia dan akhirat kelak. Semoga skripsi ini
dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi khazanah ilmu pengetahuan
umum.
Bekasi, 29 Maret 2016
Yunita Helza
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ............................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN PANITIA UJIAN......................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..................................................... v
ABSTRAK ..................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ................................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................... 3
C. Pembatasan Masalah ................................................................... 3
D. Perumusan Masalah .................................................................... 3
E. Tujuan Penelitian ........................... ............................................ 4
F. Kegunaan Penelitian ........................... ....................................... 4
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoretik ..................................................................... 5
1. Pengertian Membaca ............................................................. 5
2. Hakekat Membaca ................................................................. 7
3. Tujuan Membaca …………………………………………… 7
4. Fungsi Membaca …………………………………………… 10
5. Manfaat Membaca …………………………………………. 11
6. Jenis-Jenis Membaca ………………………………………. 12
7. Usaha untuk Meningkatkan keterampilan Membaca ……… 13
8. Membaca Permulaan ……………………………………….. 13
a. Pentingnya Pembelajaran Membaca Permulaan .............. 13
x
b. Perkembangan Membaca ........................... ...................... 14
c. Masalah Membaca ............................................................ 15
d. Kesiapan Membaca Permulaan I ........................... ........... 16
e. Kesiapan dan Tujuan Membaca Permulaan II................... 17
f. Langkah-langkah Pembelajaran Membaca Permulaan …. 19
9. Pengertian Card Sort ………………………………………... 21
B. Hasil Penelitian yang Relevan .................................................... 22
C. Kerangka Berpikir ...................................................................... 23
D. Hipotesis Penelitian .................................................................... 24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 25
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian ................. 25
C. Subyek Penelitian ....................................................................... 26
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ................................ 27
E. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ............................. 27
F. Data dan Sumber Data ………………………………………… 27
G. Teknik Pengumpulan Data ……………………………………. 28
H. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan …………………………. 30
I. Teknik Analisis Data ………………………………………….. 30
J. Tindak Lanjut …………………………………………………. 31
BAB IV PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data ............................................................................ 32
1. Profil Sekolah atau Madrasah ... ........................................... 32
2. Lokasi Obyek Penelitian ................... .................................. 32
3. Sejarah Berdirinya MI Miftahul Falah ........................... ..... 32
4. Letak Geografis …………………………………………… 33
5. Visi dan Misi ……………………………………………… 33
6. Keadaan Guru, Karyawan, dan Siswa …………………….. 33
B. Analisis Data .............................................................................. 35
1. Data Keterampilan Membaca Pra Tindakan ………………. 35
2. Data Keterampilan Membaca Siklus I …………………….. 38
xi
a. Perencanaan Tindakan ………………………………… 38
b. Pelaksanaan Tindakan ………………………………... 38
3. Data Keterampilan Membaca Siklus II …………………… 52
C. Pembahasan Hasil Penelitian …………………………………. 61
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................ 62
B. Saran .......................................................................................... 62
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 64
LAMPIRAN.................................................................................................... 66
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Lembar Observasi Guru ............................................................. 28
Tabel 3.2 Lembar Observasi Siswa ........................................................... 29
Tabel 3.3 Rubrik Penilaian Membaca ........................................................ 30
Tabel 4.1 Keadaan Tenaga Pendidik di MI Miftahul Falah ……………... 34
Tabel 4.2 Keadaan Siswa MI Miftahul Falah ……………………………. 35
Tabel 4.3 Data Nilai Pra Tindakan ............................................................ 36
Tabel 4.4 Lembar Observasi Siswa Siklus I Pertemuan I ………… .......... 40
Tabel 4.5 Lembar Observasi Guru Siklus I Pertemuan II ……………….. 41
Tabel 4.6 Data Nilai Membaca Siklus I ..................................................... 48
Tabel 4.7 Data Hasil Nilai Pra Tindakan dan Siklus I ............................... 49
Tabel 4.8 Lembar Observasi Siswa Siklus I Pertemuan II ……………… 50
Tabel 4.9 Lembar Observasi Guru Siklus I Pertemuan II ………………. . 51
Tabel 4.10 Lembar Observasi siswa Siklus II Pertemuan I ………………. 53
Tabel 4.11 Lembar Observasi Guru siklus II Pertemuan I ……………….. 54
Tabel 4.12 Hasil Tindakan Siklus II ............................................................ 57
Tabel 4.13 Data Hasil Nilai Siklus I dan Siklus II ....................................... 58
Tabel 4.14 Lembar Observasi Siswa Siklus II Pertemuan II ……………... 59
Tabel 4.15 Lembar Observasi Guru Siklus II Pertemuan II ………………. 60
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Siklus PTK menurut Kurt Levin .............................................. 26
Gambar 4.1 Card Short pada Siklus I Pertemuan I ...................................... 37
Gambar 4.2 Card Short pada Siklus I Pertemuan II ..................................... 41
Gambar 4.3 Card Short Hasil Refleksi Siklus I …………………………... 45
Gambar 4.4 Card Short Siklus II Pertemuan I ……………………………. 48
Gambar 4.5 Card Short Siklus II Pertemuan II …………………………… 51
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Iqra itulah perintah pertama yang diturunkan Allah SWT kepada umatnya
melalui perantara Malaikat Jibril. Allah SWT memerintahkan untuk membaca alam
semesta ini, untuk belajar dan mengenal ciptaanNya. Anak adalah amanah yang Allah
berikan kepada kita. Ia adalah penentu kehidupan pada masa mendatang.
Ditangannyalah perkembangan kehidupan berbangsa dan bernegara berada.
Pembentukan karakter bangsa dan kehandalan sumber daya manusia ditentukan oleh
bagaimana memberikan perlakuan yang tepat kepada anak sedini mungkin.
Kemampuan membaca merupakan sebuah kemampuan yang amat dibutuhkan
oleh siswa yang kelak akan dipergunakan untuk dapat memahami berbagai informasi
yang dibaca. Anggota masyarakat secara umum pun sebenarnya juga dituntut untuk
mampu membaca dengan baik mengingat bahwa berbagai informasi dapat
meningkatkan wawasan kehidupannya terutama yang diperoleh lewat media cetak.
Proses pembelajaran merupakan salah satu komponen pendidikan yang
penting, sebab melibatkan guru sebagai pendidik dan siswa sebagai pelajar. Guru dan
siswa sebagai komponen yang berpengaruh dalam proses pembelajaran masing-
masing harus aktif. Guru sebagai pendidik harus menambah kemampuan dan
pengetahuannya melalui pengalamannya, sedangkan siswa sebagai peserta didik harus
berperan aktif dalam setiap kesempatan agar berhasil dalam belajarnya. Siswa
diharapkan tidak belajar hanya dari guru saja tetapi juga belajar dari lingkungan
sekitarnya, misalnya dari teman, orang tua, ataupun media. Siswa dapat memperoleh
ilmu pengetahuan di mana pun berada. Siswa yang aktif mempunyai peluang yang
besar untuk keberhasilan belajarnya dibandingkan dengan siswa yang pasif dan hanya
menerima saja.
Mahir atau mampu membaca menjadi sebuah target mutlak yang selalu
diharapkan oleh seorang guru terutama di kelas rendah Sekolah Dasar atau Madrasah
Ibtidaiyah. Begitupun dengan orang tua murid yang menginginkan anaknya sudah
2
bisa membaca pada saat akan memasuki sekolah tingkat dasar.Tidak sedikit siswa
yang sudah sekolah dasar di kelas rendah belum juga mahir membaca. Ini
dikarenakan tidak adanya minat untuk membaca. Dalam pengajaran, guru yang selalu
monoton dan tidak memvariasikan metode pembelajaran, serta tidak menggunakan
media.
Belajar dengan bermain adalah kegiatan terpadu antara belajar dan bermain
yang diintegrasikan dalam sebuah materi pelajaran. Tindakan ini merupakan upaya
menciptakan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan, dengan tujuan akhir
mencapai pembelajaran yang sehat dan memperoleh mutu yang optimal.
Banyak cara yang dapat dilakukan seorang guru untuk dapat membantu
siswanya agar dapat mahir membaca. Diantaranya adalah dengan kartu kata, stiker
atau gambar dalam slide komputer yang ditampilkan pada saat kegiatan belajar
mengajar. Selain cara tersebut, masih ada tehnik lain dalam mengajarkan siswa untuk
membaca permulaan misalnya dengan metode abjad, metode bunyi, metode suku
kata, metode kata lembaga, metode global, dan metode struktural analisis sintesis
(SAS).
Berdasarkan observasi awal di kelas satu MI Miftahul Falah Bekasi diketahui
kemampuan membaca permulaan siswa masih rendah, sebagian besar siswa mendapat
nilai di bawah KKM. Guru menggunakan metode yang monoton dan tidak
menggunakan media pembelajaran secara maksimal. Siswa kurang termotivasi untuk
membaca sehingga minat membaca siswa rendah. Hal tersebut menyebabkan hasil
belajar pada mata pelajaran lainpun menjadi rendah.
Hal ini menjadi tanggung jawab guru untuk membimbing siswanya agar dapat
mencapai kopetensi yang diharapkan. Perhatian secara khusus dari guru terhadap
pembelajaran membaca harus dilakukan sejak siswa belajar di SD kelas permulaan.
Ketepatan dan keberhasilan pada tahap permulaan akan mempunyai dampak yang
besar bagi peningkatan dan kemampuan membaca siswa selanjutnya. Untuk itu perlu
adanya revolusi pembelajaran yang harus dilakukan oleh guru.
Card sort merupakan kegiatan kolaboratif yang bisa digunakan untuk
mengajarkan konsep, karakteristik, klasifikasi, fakta tentang obyek atau mereview
informasi. Model pembelajaran aktif tipe card sort menggunakan fasilitas kartu,
3
dalam kartu tersebut berisi suatu permasalahan yang harus diselesaikan oleh masing-
masing peserta didik. Gerakan fisik yang dominan dalam strategi ini dapat membantu
mendinamiskan kelas yang jenuh atau bosan.
Berdasarkan uraian di atas maka salah satu upaya yang dianggap dapat
memecahkan masalah tersebut yakni meningkatkan kemampuan membaca permulaan
siswa adalah dengan menggunakan model pembelajaran aktif tipe card sort, sehingga
berefek pada meningkatnya nilai-nilai siswa di setiap mata pelajaran dan
meningkatnya minat membaca siswa. Maka peneliti menganggap perlu untuk
melakukan penelitian tindakan dengan judul “Peningkatan Kemampuan Membaca
Siswa melalui Metode Card Sort pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas I
MI Miftahul Falah Bekasi”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka timbullah masalah
yang dapat di identifikasi sebagai berikut:
1. kemampuan membaca permulaan siswa masih rendah, sebagian besar siswa
mendapat nilai di bawah KKM.
2. Guru menggunakan metode yang monoton.
3. Guru tidak menggunakan media pembelajaran secara maksimal.
4. Siswa kurang termotivasi untuk membaca.
5. Rendahnya minat untuk membaca.
C. PembatasanMasalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka batasan masalah dalam
penelitian yang berhubungan dengan keterampilan membaca permulaan yakni pada
penggunaan model pembelajaran aktif tipe card sort untuk meningkatkan
keterampilan membaca permulaan pada siswa kelas I MI Miftahul Falah Bekasi.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka dapat dilihat perumusan
masalah yaitu: “Bagaimana meningkatkan keterampilan membaca siswa melalui
metode card sort pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas I MI miftahul Falah
Bekasi ?”
4
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian adalah untuk
mengetahui peningkatan keterampilan membaca siswa melalui metode card sort pada
mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas I MI Miftahul Falah Bekasi.
F. Kegunaan Penelitian
1. Secara teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi ilmiah mengenai
peningkatan kemampuan membaca pada siswa kelas satu melalui metode card
sort.
2. Praktis
a. Bagi siswa kelas satu MI Miftahul Falah
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan membaca melalui
metode card sort.
b. Guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai pengetahuan untuk
meningkatkan metode pembelajaran dan evaluasi KBM.
c. Masyarakat dan orang tua
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan masyarakat dan
orang tua dalam hal kemampuan membaca pada anak.
5
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoretik
1. Pengertian membaca
Menurut H.G. Tarigan membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta
dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh
penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis.1 Suatu proses yang menuntut agar kelompok
kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas, dan
agar makna kata-kata secara individual akan dapat diketahui.
Membaca merupakan perbuatan yang dilakukan berdasarkan kerjasama beberapa
keterampilan, yakni mengamati, memehami dan memikirkan. Disamping itu, membaca
adalah laku penguraian tulisan, suatu analisis bacaan. Dengan demikian membaca
merupakan penangkapan dan pemahaman ide, aktivitas pembaca yang diiringi curahan
jiwa dalam menghayati naskah. 2
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca
untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan melalui media kata-kata/bahasa tulis.
Suatu proses yang menuntut agar keloxinpo~C kata yang merupakan suatu kesatuan akan
terlihat dalam suatu pandangan sekilas, dan agar makna kata-kata secara individual akan
dapat diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi, maka pesan yang tersurat dan yang tersirat
tidak akan tertangkap atau dipahami, dan proses membaca itu tidak terlaksana dengan
baik.
Membaca dapat pula dianggap sebagai suatu proses untuk memahami yang tersirat
dalam yang tersurat, melihat pikiran yang terkandung di dalam kata-kata yang tertulis.
Tingkatan hubungan antara makna yang hendak dikemukakan oleh penulis dan penafsiran
atau interpretasi pembaca turut menentukan ketepatan membaca. Demikianlah makna itu
akan berubah, karena setiap pembaca memiliki pengalaman yang berbeda-beda yang dia
1 Kundharu Saddhono, Slamet. Meningkatkan keterampilan berbahasa Indonesia (Bandung: Karya Putra
Darwati, cet ke-1, 2012) hal 64 2 ibid
6
pergunakan sebagai alat untuk menginterpretasikan kata-kata tersebut. Dalam buku Isah
Cahyani, Hodijah yang berjudul kemampuan berbahasa Indonesia di SD.3
Sedangkan Klein, dkk mengemukakan bahwa devinisi membaca mencakup (1)
membaca merupakan suatu proses, (2) membaca adalah strategis, dan (3) membaca
merupakan interaktif. Membaca merupakan suatu proses dimaksudkan informasi dari teks
dan pengetahuan yang dimiliki oleh pembaca mempunyai peranan yang utama dalam
membentuk makna.4
Membaca adalah suatu cara untuk mendapatkan informasi dari sesuatu yang
ditulis. Membaca melibatkan pengenalan simbol yang menyusun sebuah bahasa. Adapun
pengertian lain membaca adalah suatu proses transaksi yang di dalamnya pembaca cerita
mengartikan maksud yang dibuat penulis. Selama membaca, arti tidak hanya muncul dari
halaman perhalaman bagi pembaca, namun ini merupakan suatu negosiasi rumit antara
teks dan pembaca yang dibentuk oleh konteks situasional singkat dan konteks
sosiolinguistik yang lebih luas.
Berikut ini terdapat beberapa pengertian membaca yang dikemukakan oleh para
ahli:
a. Depdikbud
Depdikbud menuliskan bahwa membaca ialah proses pengolahan bacaan secara
kritis, kreatif, yang dilakukan dengan tujuan memperoleh pemahaman yang
bersifat menyeluruh tentang bacaan itu, dan penilaian terhadap keadaan, nilai,
fungsi, dan dampak bacaan itu. Definisi ini sesuai dengan membaca pada tingkat
lanjut, yakni membaca kritis dan membaca kreatif.
b. Thorndike
Thorndike berpendapat bahwa membaca merupakan proses berpikir atau bernalar.
c. Louise Rosenblatt
Bacaan adalah pengalaman pribadi selama para pembaca berhubungan dengan
cerita yang sedang mereka baca untuk kehidupan mereka sendiri dan pengalaman-
pengalaman literatur sebelumnya.5
3 Isah Cahyani, Hodijah. Kemampuan berbahasa Indonesia di SD (Bandung: UPI Pres, cet ke-1, 2007) hal 98
4 Farida Rahim. Pengajaran membaca di SD (Jakarta: PT. Bumi aksara, cet ke-2, 2008) hal 3
5 Dindin Ridwanuddin. Bahasa Indonesia (Jakarta: UIN Press, cet ke-1, 2015) hal 165
7
2. Hakekat membaca
Pada hakikatnya, aktivitas membaca terdiri dari dua bagian, yaitu membaca
sebagai proses dan membaca sebagai produk. Membaca sebagai proses mengacu pada
aktivitas fisik dan mental. Sedangkan membaca sebagai produk mengacu pada
konsekuensi dari aktivitas yang dilakukan pada saat membaca.
Proses membaca terdiri dari beberapa aspek. Aspek-aspek tersebut (1) aspek
sensori, yaitu kemampuan untuk memahami simbol-simbol tertulis, (2) aspek perceptual,
yaitu kemampuan untuk menginterpretasikan apa yang dilihat sebagai simbol, (3) aspek
skemata, yaitu kemampuan menghubungkan informasi tertulis dengan struktur
pengatahuan yang telah ada, (4) aspek berfikir, yaitu kemampuan membuat inferensi dan
evaluasi dari materi yang dipelajari, dan (5) aspek afektif, yaitu aspek yang berkenaan
dengan minat pembaca yang berpengalaman terhadap kegiatan membaca. Interaksi antara
kelima aspek tersebut secara harmonis akan menghasilkan pemahaman membaca yang
baik, yakni terciptanya komunikasi yang baik antara penulis dengan pembaca.6
Membaca merupakan suatu proses berfikir yang kompleks. Menurut Anderson
dkk terjadinya peristiwa membaca adalah: “reading is very complex. It is requires a high
level of muscular coordination sustsined afford and concentration”. Pandangan Anderson
di atas ditopang oleh pandangan Sudarsono. Menurut Sudarsono proses terjadinya
membaca sebagai berikut. “unsur utama membaca adalah otak. Mata hanya alat yang
mengantarkan gambar ke otak. Cahaya dari bacaan masuk ke mata melalui selaput bening
(kornea mata). Cahaya itu disalurkan oleh selaput pelangi dan terjadilah gambaran pada
retina. Retina itu terdiri dari berjuta-juta reseptor cahaya yang mengubah energi cahaya
menjadi syarat dan sampaikan ke otak. Di korteks pada otak, syarat-syarat itu yang
berjumlah 10 juta dicetak dan direkam menjadi gambar oleh sel neuron. Di sinilah terjadi
membaca”.7
3. Tujuan membaca
Tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi,
mencakup isi, memahami makna bacaan. Makna, arti (meaning) erat sekali berhubungan
6 Tatat Hartati,dkk. Pendidikan dan Sastra Indonesia di Kelas Rendah (Bandung: UPI Pres, cet ke-1, 2006)
hal 254 7 Purwanto. Jurnal teknodik. ISSN: 0854-915X No. 22/XI/TEKNODIK/DESEMBER/2007 hal 86
8
dengan maksud. Tujuan atau intensif kita dalam membaca. Berikut tujuan dari membaca,
yaitu:
a. Membaca untuk menemukan atau mengetahui penemuan-penemuan yang telah
dilakukan oleh sang tokoh; apa-apa yang telah dibuat oleh sang tokoh; apa yang
telah terjadi pada tokoh khusus, atau untuk memecahkan masalah-masalah yang
dibuat oleh sang tokoh. Membaca seperti ini disebut membaca untuk memperoleh
perincian-perincian atau fakta-fakta (reading for details or facts).
b. Membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang baik dan
menarik. Masalah yang terdapat dalam cerita, apa-apa yang dipelajari atau yang
dialami sang tokoh, dan merangkumkan hal-hal yang dilakukan oleh sang tokoh
untuk mencapai tujuannya. Membaca seperti ini disebut membaca untuk ide-ide
utama (reading main for ideas).
c. Membaca untuk menemukan atau untuk mengetahui apa terjadi pada setiap bagian
cerita, apa yang terjadi mula-mula, pertama, kedua, dan ketiga/seterusnya,- setiap
tahap dibuat untuk memecahkan suatu masalah, adegan-adegan dan kejadian
kejadian- buat dramatisasi. Ini disebut membaca untuk mengetahui suatu susunan,
organisasi cerita (reading for sequence or organization).
d. Membaca untuk menemukan serta mengetahui mengapa para tokoh merasakan
seperti cara mereka itu, apa yang hendak diperlihatkan oleh sang pengarang
kepada para pembaca. Mengapa para tokoh berubah, kualitas-kualitas yang
dimiliki para tokoh yang membuat mereka berhasil atau gagal. Ini disebut
membaca untuk menyimpulkan, membaca inferensi (reading for inference).
e. Membaca untuk menemukan serta mengetahui apa-apa yang tidak bisa, tidak
wajar mengenai seorang tokoh, apa yang benar. Ini disebut membaca untuk
mengelompokkan, membaca untuk mengklasifikasikan (reading to classifiy).
f. Membaca untuk menemukan apakah sang tokoh berhasil atau hidup dengan
ukuran-ukuran tertentu, apakah kita ingin berbuat seperti yang diperbuat oleh sang
tokoh, atau bekerja seperti cara sang tokoh bekerja dalam cerita itu. Ini disebut
membaca menilai, membaca mengevaluasi (reading to evaluate).
g. Membaca untuk menemukan bagaimana caranya sang tokoh berubah, bagaimana
hidupnya berbeda dari kehidupan yang kita kenal, bagaimana dua cerita
mempunyai persamaan, bagaimana sang tokoh menyerupai pembaca. Ini disebut
9
membaca untuk memperbandingkan atau mempertentangkan (reading to compare
or contrast).8
Pembelajaran membaca harus mempunyai tujuan yang jelas. Tujuan yang dimaksud
meliputi:
1. Menikmati keindahan yang terkandung dalam bacaan.
2. Membaca bersuara untuk memberikan kesempatan kepada siswa menikmati
bacaan.
3. Menggunakan strategi tertentu untuk memahami bacaan.
4. Menggali simpanan pengetahuan atau schemata siswa tentang suatu topik.
5. Menghubungkan pengetahuan baru dengan skemata siswa.
6. Mencari informasi untuk pembuatan laporan yang akan disampaikan dengan lisan
maupun tertulis.
7. Melakukan penguatan atau penolakan terhadap ramalan-ramalan yang dibuat oleh
siswa sebelum melakukan perbuatan membaca.
8. Memberikan kesempatan kepada siswa melakukan eksperimentasi untuk meneliti
sesuatu yang dapat dipaparkan dalam sebuah bacaan.
9. Mempelajari struktur bacaan; serta
10. Menjawab pertanyaan khusus yang dikembangkan oleh guru atau sengaja
diberikan oleh penulis bacaan. 9
Tujuan membaca mencakup:
1. Kesenangan;
2. Menyempurnakan membaca nyaring;
3. Menggunakan strategi tertentu;
4. Memperbaharui pengetahuannya tentang suatu topik;
5. Mengaitkan informasi baru dengan informasi yang telah diketahuinya;
6. Memperoleh informasi untuk laporan lisan atau tertulis;
7. Mengkonfirmasikan atau menolak prediksi;
8. Menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan informasi yang diperoleh
dari suatu teks dalam beberapa cara lain dan mempelajari tentang tekstur teks;
8 Isah Cahyani, Hodijah. Op.cit hal 99
9 Tatat Hartati, dkk. Op.cit hal 255
10
9. Menjawab pertanyaan-pertanyaan yang spesifik.10
Adapun tujuan membaca menurut Dindin Ridwanuddin dalam buku bahasa
Indonesia adalah sebagai berikut:
1) Membaca menghilangkan kecemasan dan kegundahan.
2) Ketika sibuk membaca, seseorang terhalang masuk dalam kebodohan.
3) Kebiasaan membaca membuat orang terlalu sibuk untuk bisa berhubungan dengan
orang-orang malas dan tidak mau bekerja.
4) Dengan sering membaca, seseorang bisa mengembangkan keluwesan dan
kefasihan dalam bertutur kata.
5) Membaca membantu mengembangkan pemikiran dan menjernihkan cara berpikir.
6) Membaca meningkatkan pengetahuan seseorang dan meningkatkan memori dan
pemahaman.
7) Dengan sering membaca, seseorang dapat mengambil manfaat dari pengalaman
orang lain, seperti mencontoh kearifan orang bijaksana dan kecerdasan para
sarjana.
8) Dengan sering membaca, seseorang dapat mengembangkan kemampuannya baik
untuk mendapat dan merespon ilmu pengetahuan maupun untuk mempelajari
disiplin ilmu dan aplikasi di dalam hidup.11
4. Fungsi Membaca
kegiatan membaca yang sangat bermanfaat itu bahkan ada yang menyatakan sebagai
jantungnya pendidikan, memiliki banyak fungsi, antara lain:
a) Fungsi intelektual; dengan banyak membaca kita dapat meningkatkan kadar
intelektualitas, membina daya nalar. Contohnya membaca laporan penelitian,
jurnal, atau karya ilmiah lain.
b) Fungsi memacu kreativitas; hasil membaca kita dapat mendorong, menggerakkan
diri kita untuk berkarya, didukung oleh keleluasan wawasan dan pemilikan
kosakata.
c) Fungsi praktis; kegiatan membaca dilaksanakan untuk memperoleh pengetahuan
praktis dalam kehidupan. Misalnya teknik memotret, cara membuat alat rumah
tangga, dan lain-lain.
10
Farida Rahim. Pengajaran membaca di SD (Jakarta: PT Bumi Aksara cet ke-2. 2008) hal 11 11
Dindin Ridwanuddin. Bahasa Indonesia (Jakarta: UIN Press cet ke-1, 2015) hal 166
11
d) Fungsi rekreatif; membaca digunakan sebagai upaya menghibur hati, mengadakan
tamasya, yang mengasyikkan. Contohnya bacaan-bacaan ringan, cerita humor,
fable, karya sastra, dan lain-lain.
e) Fungsi informatif; dengan banyak membaca informative seperti surat kabar,
majalah, dan lain-lain dapat memperoleh berbagai informasi yang sangat kita
perlukan dalam kehidupan.
f) Fungsi religius; membaca dapat digunakan untuk membina dan meningkatkan
keimanan, memperluas budi, dan meningkatkan diri kepada Tuhan.
g) Fungsi sosial; kegiatan membaca memiliki fungsi sosial yang tinggi manakala
dilaksanakan secara lisan atau nyaring. Dengan demikian kegiatan membaca
tersebut langsung dapat dimanfaatkan oleh orang lain mengarahkan sikap berucap,
berbuat, dan berpikir. Contohnya pembacaan berita, karya sastra, pengumuman,
dan lain-lain.
h) Fungsi pembunuh sepi; kegiatan membaca dapat juga dilakukan untuk sekedar
merintang-rintang waktu, mengisi waktu luang. Contohnya membaca majalah,
surat kabar, dan lain-lain.12
5. Manfaat Membaca
Selain fungsi di atas, kegiatan membaca mendatangkan berbagaimanfaat, antara
lain:
a) Memperoleh banyak pengalaman hidup.
b) Memperoleh pengetahuan umum dan berbagai informasi tertentu yang sangat
berguna bagi kehidupan.
c) Mengetahui berbagai peristiwa besar dalam peradaban dan kebudayaan suatu
bangsa.
d) Dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mutakhir di
dunia.
e) Dapat mengayakan batin, memperluas cakrawala pandang dan piker,
meningkatkan tarap hidup dan budaya keluarga, masyarakat, nusa, dan bangsa.
f) Dapat memecahkan berbagai masalah kehidupan, dapat mengantarkan seseorang
menjadi cerdik pandai.
12
Kundharu Saddhono, Slamet. Meningkatkan keterampilan berbahasa Indonesia )Bandung: Karya Putra Darwati, cet ke-1, 2012) hal 65
12
g) Dapat memperkaya perbendaharaan kata, ungkapan, istilah, dan lain-lain yang
sangat menunjang keterampilan menyimak, berbicara, dan menulis.
h) Mempertinggi potensialitas setiap pribadi dan mempermantap eksestensi, dan
lain-lain.13
6. Jenis-Jenis Membaca
a. Membaca Teknik
Adalah pengajaran membaca yang bertujuan untuk kelancaran membaca. Pada
kegiatan ini guru harus memperhatikan lafal kata, intonasi, frase, intonasi kalimat,
serta isi bacaan itu sendiri.
b. Membaca dalam Hati
Adalah kegiatan membaca untuk menangkap pokok-pokok pikiran dari bahan
bacaan. Materi membaca dalam hati di sekolah dasar bertujuan untuk
mendapatkan informasi dari satu bacaan dengan memahami isi bacaan secara tepat
dan cermat.
c. Membaca Bahasa
Mempunyai kesamaan dengan membaca dalam hati, dalam hal ini tidak
bersuaranya sewaktu aktivitas membaca itu dilaksanakan. Tujuan yang akan
dicapai dalam pelajaran membaca bahasa adalah agar siswa Sekolah Dasar
semakin bertambah pengetahuannya tentang seluk beluk Bahasa Indonesia.
d. Membaca Pustaka
Adalah kegiatan membaca untuk menambah informasi beberapa bidang ilmu
pengetahuan yang tidak diperoleh di sekolah, mengembangkan wawasan anak,
member selingan kepada anak-anak dari bacaan yang berat, dan menikmati
keindahan bacaan.
e. Membaca Cepat
Adalah kegiatan membaca yang bertujuan agar siswa Sekolah Dasar dalam waktu
yang singkat dapat membaca secara lancar dan dapat memahami isinya secara
tepat dan cermat. Kegiatan membaca ini dilakukan tanpa suara.
f. Membaca Indah
13
Ibid, hal 66
13
Adalah kegiatan membaca yang bertujuan agar siswa dapat memperoleh suara
keindahan yang bersumber dari bacaan. Pelajaran membaca indah di mulai di
kelas tiga sekolah dasar.14
7. Usaha untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca
Usaha-usaha yang dapat dilakukan agar siswa memiliki keterampilan membaca
ialah:
a) Membantu siswa untuk memperkaya kosakata, dengan cara:
1. Memperkenalkan sinonim, antonym dan kata-kata dasar yang sama;
2. Memperkenalkan imbuhan (awalan, sisipan, dan akhiran);
3. Mengira-ngira makna kata dari konteks atau hubungan kalimat.
b) Membantu siswa untuk memahami makna struktur-struktur kata maupun kalimat.
c) Guru dapat memberikan penjelasan pengertian kiasan, sindiran, ungkapan, dan
peribahasa.
d) Guru mengajukan pertanyaan mengenai ide pokok suatu paragraf, menunjukkan
kalimat yang kurang baik, member tugas membuat rangkuman.
e) Guru melatih siswa untuk membaca dalam tempo waktu yang dibatasi, sehingga
melatih siswa untuk membaca cepat tanpa suara.
f) Melatih kemampuan siswa memahami keseluruhan isi ataupun sebagian dari suatu
bacaan.
g) Melatih kemampuan siswa menemukan kalimat yang rumpang dalam suatu
bacaan.15
8. Membaca Permulaan
Membaca permulaan adalah salah satu aspek keterampilan berbahasa yang
diperuntukan siswa SD kelas permulaan. Menurut Akhadiah membaca permulaan hanya
berlangsung selama dua tahun, yaitu untuk SD kelas I dan II. Bagi mereka membaca
adalah kegiatan belajar mengenal bahasa tulis. Melalui tulisan itulah siswa dituntut dapat
menyuarakan lambang-lambang bunyi bahasa tersebut.16
a. Pentingnya pembelajaran membaca permulaan
14
Tatat Hartati, dkk. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Rendah (Bandung: UPI Press, cet ke-1, 2006) hal 251 15
Dindin Ridwanuddin. Bahasa Indonesia (Jakarta: UIN Press, cet ke-1, 2015) hal 172 16
Enny Zubaidah. Kesulitan membaca permulaan pada anak (PGSD FIP Universitas Negeri Yogyakarta) http://staf.uny.ac.id/sites/default/files/lain-lain/dr-enny-zubaidah-mpd/Produk%20Bahan%20Ajar-diagnosadancaramengatasinya
14
Kemampuan membaca yang diperoleh pada membaca permulaan akan sangat
berpengaruh terhadap kemampuan membaca lanjut. Sebagai kemampuan yang mendasari
kemampuan berikutnya maka kemampuan membaca permulaan benar-benar memerlukan
perhatian guru, sebab jika dasar itu tidak kuat, pada tahap membaca lanjut siswa akan
mengalami kesulitan untuk dapat memiliki kemampuan membaca yang memadai. Padahal
kemampuan membaca sangat diperlukan oleh setiap orang yang ingin memperluas
pengetahuan dan pengalaman, mempertinggi daya fikir, mempertajam penalaran, dan
memperluas wawasan, untuk mencapai kemajuan dan peningkatan diri. Oleh sebab itu,
bagaimana pun guru kelas rendah (kelas 1, 2, dan 3) haruslah berusaha sungguh-sungguh
agar ia dapat memberikan dasar kemampuan membaca yang memadai kepada anak didik.
b. Perkembangan membaca
Ada beberapa fase perkembangan membaca menurut Isah Cahyani dan Hodijah
dalam buku kemampuan berbahasa Indonesia di SD, yaitu:
1) Fase pra membaca (3-6 tahun) anak-anak mengenal huruf dan mempelajari
perbedaan huruf dan angka. Kebanyakan anak akan mengenal nama jika ditulis;
2) Fase ke-1 (7-8 tahun) kira-kira kelas dua, anak-anak memperoleh pengetahuan
tentang huruf, suku kata, dan kata sederhana melalui cerita;
3) Fase ke-2 kira-kira kelas tiga dan empat anak-anak dapat menganalisis kata-kata
yang tidak diketahuinya menggunakan pola tulisan;
4) Fase ke-3 dari kelas empat sampai dengan kelas dua SMP, anak dapat memahami
bacaan;
5) Fase ke-4 pada akhir SMP sampai SMA anak mampu menyimpulkan dan
mengenal maksud penulis dalam bacaan;
6) Fase ke-5 pada tingkat perguruan tinggi dan seterusnya, orang dewasa dapat
mengintegrasikan hal-hal yang dibaca dan menanggapi materi bacaan secara
kritis.17
Membaca merupakan kecakapan linguistik sekunder. Dalam pembelajaran
membaca terdapat “tiga tahap dasar teori perkembangan membaca. Tahap-tahap yang
dimaksud yakni:
1. Fase perbedaan dan pengetahuan huruf;
2. Fase logografik;
17
Isah Cahyani, Hodijah. Op.cit hal 100
15
3. Fase alfabetis.”
Pada tahap pertama, pembelajaran membaca menggunakan nama diri siswa
dengan bentuk dasar atau kata dasar yang kemudian siswa diharapkan membangun
khazanah (repertoire) asosiasi huruf, bunyi yang pada akhirnya mampu membedakan
bunyi yang keluar dari artikulasinya lalu mengenal huruf tersebut.
Adapun pada tahap kedua dicirikan oleh Frith dengan fase siswa dapat mengenal
kata-kata yang sangat umum secara visual tetapi menemukan kata-kata baru yang tidak
diketahui. Bradley dan Bryant menjelaskan bahwa selama periode ini diasosiasikan antara
strategi membaca dan mengeja mungkin terjadi. Beberapa pembaca menggunakan
kemampuan visual untuk membaca dan kemampuan fonologis untuk mengeja. Hal lain
yang digunakan pada tahapini adalah strategi semiphotic untuk pengetahuan fonemik
membaca dan mengeja.
Selanjutnya, pada tahap ketiga, dekoding merupakan tekanan utama, seperti
keterampilan membaca tingkat rendah (misalnya fitur, pengenalan pola, hubungan grafem
dengan fonem, pengenalan kata, dan pengingatan leksikal) dilatih dan dijadikan otomatis.
Oleh karena itu, pada tahap ini kegiatan membaca formal dimulai pertama kali dalam
model Call terjadi, siswa saat itu mengaplikasikan kaidah grafem-morfem.
Dari ketiga tahap tersebut dapat dikatakan bahwa “membaca adalah proses
mencari makna dengan mengaktifkan pengetahuan yang dimiliki dari bacaan tersebut.”
Untuk itulah maka kemampuan membaca yang baik menjadi salah satu kunci sukses
dalam pendidikan.18
c. Masalah membaca
Masalah yang dihadapi anak dalam membaca:
1) Kurang mengenali huruf;
2) Membaca kata demi kata yang sering kali disebabkan oleh gagal menguasai
keterampilan pemecahan kode, gagal memahami makna kata, kurang lancar
membaca;
3) Pemparafrasekan yang salah;
4) Miskin pelafalan/penghilangan;
5) Pengulangan;
6) Pembalikan;
18
Hindun. Pembelajaran Bahasa Indonesia berkarakter di Madrasah Ibtidaiyah/Sekolah Dasar (Jakarta: Nufa Citra mandiri, cet ke-2, 2014) hal 201
16
7) Penyisipan;
8) Penggantian;
9) Menggunakan gerak bibir, jari telunjuk, dan menggerakkan kepala;
10) Kesulitan konsonan, kesulitan kluster, diftong, dan digrapf;
11) Kesulitan menganalisis struktur kata; dan
12) Tidak mengenali makna kata dalam kalimat dan cara mengucapkannya.19
d. Kesiapan membaca permulaan I
Prasyarat membaca formal
Ada sejumlah keterampilan yang menjadi prasyarat untuk pengajaran membaca
formal. Prasyarat yang dimaksud meliputi: pengalaman dasar, perkembangan kognitif,
perkembangan bahasa, kesadaran metalinguistik, minat dan sikap, diskriminasi visual dan
auditori, serta kemampuan orientasi arahan.
Menilai kesiapan
Prosedur untuk menilai kemampuan kesiapan membaca beragam mulai dari
observasi guru sampai penggunaan tes standar. Pangalaman menunjukkan bahwa guru
yang berpengalaman sering mengembangkan kepekaan dan kemampuan dalam
mengidentifikasi anak-anak yang bergerak ke dalam pengajaran membaca formal.
1. Penilaian informal
Observasi merupakan cara yang dilengkapi daftar pemeriksaan dan catatan
anekdot.
2. Mengamati pengalaman dasar
Pengalaman dasar dapat diamati dengan melihat respon anak pada bacaan-bacaan
yang dibagikan, pada aktivitas permainan bebas, dan aktivitas bahasa tutur.
3. Mengamati perkembangan kognitif
Guru dapat mencatat aktivitas anak-anak dalam permainan untuk menentukan
kemampuan mereka dalam merepresentasikan objek yang tak hadir dengan objek
lain.
4. Mengamati perkembangan bahasa
19
Isah Cahyani, Hodijah. Op.cit
17
Dengan masuknya ke sekolah, anak-anak telah mengembangkan kemampuan
bahasa baik kemampuan reseptif maupun kemampuan produktif. Akan tetapi,
guru seharusnya memberikan perhatian untuk mengamati kelemahan dan kekuatan
semua kemampuan.
5. Mengamati arah dan orientasi
Orientasi bisa diamati ketika seorang anak mengenali urutan huruf, susunan kata,
penggunaan papan tulis, dan kemampuan berpindah.
6. Meneliti minat dan sikap
Minat seorang anak dalam membaca dapat diperkirakan dengan mengajukan
pertanyaan mengenai identifikasi kata, meneliti minat anak untuk membaca
majalah dan buku.
7. Diskriminasi auditori
Penilaian dapat dilakukan melalui permainan diskriminasi auditori yang bisa
membuat anak-anak merespon dengan sinyal yang sudah ditentukan.
8. Catatan anekdot
Catatan anekdot dapat menunjukkan kekuatan dan kelemahan suatu bidang tehnik
ini bisa digunakan untuk observasi yang didaftar sebelumnya. Catatan tersebut
dapat berupa buku harian (diary) karena tingkah laku seharusnya diteliti selama
satu periode.
9. Menggunakan checklist
Observasi dapat dilengkapi daftar cek yang digunakan untuk pengajaran membaca
tetapi bisa juga dilengkapi untuk kemampuan yang lain.
10. Tes standar
Beberapa tes standar yang diterbitkan meliputi sub-sub tes untuk mengukur
prestasi dalam kemampuan seperti diskriminasi visual huruf dan kata, diskriminasi
auditori bunyi awal dan akhir. Sedangkan yang lain meliputi pengukuran
mendengar, pemahaman, arahan, koordinasi visual-motorik, dan kemampuan
bahasa lisan.20
e. Kesiapan dan tujuan membaca permulaan II
20
Novi Resmini, dkk. Membaca dan menulis di SD teori dan pengajarannya (Bandung: UPI Pres cet ke-1, 2006) hal 7 dan 8
18
Selama tahap “membaca permulaan” anak telah distrukturi dan direkayasa
“minat dan “sikap”nya dengan berbagai pengetahuan dan keterampilan membaca
sesuai dengan tingkat perkembangan dan tingkat kesiapannya. Siswa pada tahap
ini dibekali dengan berbagai kegiatan “membaca tanpa buku”, mereka hanya
dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan seperti:
1. Sikap duduk saat membaca
2. Melatih lompatan arah dan fokus pandang
3. Menyimak cerita guru
4. Tanya jawab dengan guru
5. Memperhatikan gambar yang diperlihatkan guru
6. Membicarakan gambar, dan lain-lain
Anak untuk dapat memasuki tahap ini, harus memiliki sejumlah “tingkat kesiapan”,
diantaranya:
1. Faktor internal dari diri anak: diantara tingkat kematangan, minat, IQ, keutuhan
dan keberfungsian unsur biologis.
2. Faktor eksternal, misalnya: tingkat keberhasilan pencapaian tujuan , lingkungan
sosial dan akademik.
Tujuan umum pengajaran: membaca permulaan menurut GBPP Bahasa Indonesia adalah:
1. Siswa memahami bahasa (Bahasa Indonesia) dari segi bentuk, makna dan fungsi
serta menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk bermacam tujuan,
keperluan, dan keadaan.
2. Siswa memiliki kemampuan menggunakan bahasa (bahasa Indonesia) untuk
meningkatkan kemampuan intelektual, kematangan, emosional, dan kematangan
sosial.
3. Siswa memiliki disiplin dalam berfikir dan berbahasa.21
Pengajaran membaca permulaan
Pengajaran membaca permulaan hendaknya dikembangkan ke dalam “proses
pengajaran membaca permulaan”, dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
21
Ibid. hal 28-29
19
1. Tingkat perkembangan anak
2. Tingkat kesiapan anak
3. GBPP mata pelajaran
4. Pengembangan materi pelajaran membaca
a. Pengembangan dan perluasan pemahaman lambang-lambang bahasa tulis:
- Belajar membaca nama-nama diri
- Memberi nama benda-benda yang ada di kelas
b. Pengajaran keterampilan melafalkan lambang-lambang tulisan
- Melatih melafalkan: “konsonan maupun vokal” dengan berbagai posisi
dalam kata
c. Membaca untuk “memaknai”
- Menghubungkan kalimat
- Membangun kalimat dari kata-kata yang acak
d. Pengembangan keterampilan intonasi
- Mengubah makna dengan cara mengubah intonasi, dan dialog22
F. Langkah-langkah pembelajaran membaca permulaan
1. Langkah-langkah pembelajaran membaca permulaan tanpa buku
Sebelum KBM dilakukan sebaiknya guru mengawalinya dengan berbagai
kegiatan pra KBM yang dapat merangsang dan menggali pengalaman
berbahasa anak. Percakapan-percakapan ringan antara guru dan siswa sebelum
kegiatan KBM dimulai merupakan langkah awal yang bagus untuk membuka
pintu komunikasi. Sapaan-sapaan hangat dan berbagai pertanyaan ringan
kepada mereka akan membuat siswa termotivasi untuk betah dan belajar di
sekolah.
Selanjutnya, pilihlah variasi-variasi kegiatan berikut:
a) Menunjukkan gambar
b) Menceritakan gambar
c) Siswa bercerita dengan bahasa sendiri
d) Memperkenalkan bentuk-bentuk tulisan melalui bantuan gambar
e) Membaca tulisan bergambar
f) Membaca tulisan tanpa gambar
22
Ibid. hal 30-31
20
g) Memperkenalkan huruf, suku kata, kata, atau kalimat dengan bantuan
kartu23
2. Langkah-langkah pembelajaran membaca permulaan dengan menggunakan
buku
a) Membaca buku pelajaran (buku paket)
1) Siswa diberi buku (paket) yang sama dan diberi kesempatan untuk
melihat-lihat isi buku tersebut.
2) Siswa diberi penjelasan singkat mengenai buku tersebut.
3) Siswa diberi penjelasan dan petunjuk tentang bagaimana cara
membuka halaman-halaman buku agar buku tetap terpelihara dan tidak
cepat rusak.
4) Siswa diberi penjelasan mengenai fungsi dan kegunaan angka-angka
yang menunjukkan halaman-halaman buku.
5) Siswa diajak untuk mumusatkan perhatian pada salah satu teks/bacaan
yang terdapat pada halamn tertentu.
6) Jika bacaan itu disertai gambar, sebaiknya terlebih dahulu guru
bercerita tentang gambar dimaksud.
7) Selanjutnya, barulah pembelajaran membaca dimulai.
b) Membaca buku dan majalah anak yang sudah terpilih
Untuk langkah awal, bacaan-bacaan sederhana hendaknya menjadi pilihan
utama. Kosakata yang dipakai dalam bacaan tersebut hendaknya
mengandung huruf-huruf yang sudah dikenal anak, disamping pemakaian
kosakata yang juga dianggap sudah dikenal anak.
c) Membaca bacaan susunan bersama guru siswa
1) Guru memperlihatkan beberapa gambar, anak diminta menyebutkan
gambar-gambar tersebut.
2) Di samping gambar, guru juga memperlihatkan beberapa kartu (bisa
kartu huruf, kartu suku kata atau kartu kata), anak diminta
menempelkan kartu-kartu dimaksud di bawah gambar sehingga
gambar-gambar dimaksud menjadi berjudul.
23
Djago Tarigan. Pendidikan bahasa dan sastra Indonesia di kelas rendah. (Jakarta: UT cet ke-1 2003) hal 5.37-5.38
21
3) Satu dua buah gambar dipilih anak untuk bahan diskusi dan sebagai
stimulus untuk membuat bacaan bersama.24
9. Pengertian Card Sort
Hisyam Zaini, dkk mengatakan bahwa “card sort merupakan kegiatan kolaboratif
yang bisa digunakan untuk mengajarkan konsep, karakteristik, klasifikasi, fakta, tentang
obyek atau mereview informasi”. Model pembelajaran aktif tipe card sort menggunakan
fasilitas kartu, dalam kartu tersebut berisi suatu permasalahan yang harus diselesaikan
oleh masing-masing peserta didik. Gerakan fisik yang dominan dalam strategi ini dapat
membantu mendinamiskan kelas yang jenuh atau bosan.
Menurut Roestyah, kelebihan dan kelemahan strategi pembelajaran tipe card sort
sebagai berikut.
Kelebihan strategi pembelajaran card sort yaitu:
1) Guru mudah menguasi kelas
2) Mudah dilaksanakan
3) Mudah mengorganisir kelas
4) Dapat diikuti jumlah siswa yang banyak
5) Mudah menyiapkannya
6) Guru mudah menerangkan dengan baik
Kelemahan strategi pembelajaran card sort yaitu adanya kemungkinan terjadi
penyimpangan perhatian peserta didik, terutama apabila terjadi jawaban-jawaban yang
kebetulan menarik perhatiannya, padahal bukan sasaran (tujuan) yang diinginkan dalam
arti terjadi penyimpangan dari pokok persoalan semula.
Menurut Hisyam Zaini, dkk langkah-langkah strategi pembelajaran card sort
sebagai berikut:
1) Setiap peserta didik diberi potongan kertas yang berisi informasi atau contoh yang
tercakup dalam satu atau lebih kategori.
2) Mintalah peserta didik untuk bergerak dan berkeliling di dalam kelas untuk
menemukan kartu dengan kategori yang sama.
24
Ibid. hal 5.41-5.42
22
3) Peserta didik dengan kategori yang sama diminta mempresentasikan kategori
masing-masing di depan kelas.25
Langkah-langkah metode card sort menurut Agus Suprijono dalam buku
cooperative learning, yaitu:
1) Buatlah potongan-potongan kertas sebanyak jumlah siswa yang ada di dalam
kelas.
2) Bagilah kertas-kertas tersebut menjadi dua bagian yang sama.
3) Pada separuh bagian, tulis pertanyaan tentang materi yang akan dibelajarkan.
Setiap kertas berisi satu pertanyaan.
4) Pada separuh kertas yang lain, tulis jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang
telah dibuat.
5) Kocoklah semua kertas sehingga akan tercampur antara soal dan jawaban.
6) Setiap siswa diberi satu kertas. Jelaskan bahwa ini adalah aktivitas yang dilakukan
berpasangan. Separoh siswa akan mendapatkan soal dan separoh yang lain akan
mendapatkan jawaban.
7) Mintalah kepada siswa untuk menemukan pasangan mereka. Jika ada yang sudah
menemukan pasangan, mintalah kepada mereka untuk duduk berdekatan. Jelaskan
juga agar mereka tidak memberitahu materi yang mereka dapatkan kepada teman
yang lain.
8) Setelah semua siswa menemukan pasangan dan duduk berdekatan, mintalah
kepada setiap pasangan secara bergantian untuk membacakan soal yang diperoleh
dengan kertas kepada teman-temannya yang lain. Selanjutnya soal tersebut
dijawab oleh pasangannya.26
B. Hasil penelitian yang relevan
25
Weti Anggayuni, pengaruh strategi pembelajaran tipe card sort terhadap pemerolehan belajar IPS di SD (Pontianak: jurusan pendidikan dasar, FIP universitas Tanjung Pura, 2013) http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/viewFile/1894 26
Agus Suprijono. Cooperative learning teori dan aplikasi PAIKEM. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar cet ke-1. 2009) hal 120
23
Beberapa hasil penelitian yang dianggap relevan oleh peneliti adalah penelitian-
penelitian yang berkaitan dengan peningkatan kemampuan membaca melalui metode
card sort.
Penelitian-penelitian yang pernah dilakukan terkait tentang metode card sort
adalah peneliti Fadeh dengan judul: “Aplikasi metode card sort dalam meningkatkan
motivasi belajar siswa bidang studi Al-Quran Hadits di Madrasah Tsanawiyah AN-NUR
Bululawang”. Kesimpulan dari penelitian ini adalah setiap siswa diberi kertas yang berisi
informasi tentang materi yang akan dibahas secara acak, kemudian siswa diminta mencari
temannya dan mengelompokkan sesuai dengan topik bahasannya.setelah itu siswa
mendiskusikan dan mempresentasikan hasil diskusi tentang materi dari kategori
kelompoknya dengan dinilai dan dikomentari oleh teman-temannya yang lain.27
Penelitian Weti Anggayuni dengan judul: “Pengaruh strategi pembelajaran tipe
card sort terhadap pemerolehan belajar IPS di SD”. Dalam penelitian ini peserta didik
bersemangat mengikuti pembelajaran dan materi yang disampaikan dapat diterima peserta
didik dengan baik, suasana pembelajaran akan berlangsung aktif. Kesimpulan penelitian
ini adalah pembelajaran dengan menggunakan strategi tipe card sort memberikan
pengaruh terhadap pemerolehan belajar peserta didik pada materi kegiatan ekonomi
dalam memanfaatkan sumber daya alam.28
C. Kerangka Berfikir
kegiatan dalam membaca permulaan masih lebih ditekankan pada pengenalan dan
pengucapan lambang-lambang bunyi yang berupa huruf, kata, dan kalimat dalam bentuk
sederhana. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk dapat membantu siswa agar dapat
mahir membaca. Diantaranya adalah dengan card sort.
Card sort merupakan kegiatan kolaboratif yang bisa digunakan untuk
mengajarkan konsep, karakteristik, fakta tentang obyek atau mereview informasi. Model
27
Fadeh. Aplikasi metode card sort dalam peningkatan motivasi belajar siswa bidang studi al Quran hadits (Malang: jurusan PAI, fakultas tarbiyah UIN Malang, 2009) https://saidnazulfiqar.files.wordpress.com/2011/10/skripsi-aplikasi-metode-card-sort 28
Weti Anggayuni, pengaruh strategi pembelajaran tipe card sort terhadap pemerolehan belajar IPS di SD (Pontianak: jurusan pendidikan dasar, FIP universitas Tanjung Pura, 2013)
24
pembelajaran aktif tipe card sort menggunakan fasilitas kartu, dalam kartu tersebut berisi
suatu permasalahan yang harus diselesaikan oleh masing-masing peserta didik.
D. Hipotesis Penelitian
Dari uraian-uraian yang telah dikemukakan dalam teori kerangka pikir di atas dan
hasil penelitian yang relevan, maka hipotesis yang diajukan oleh penulis adalah “Terdapat
peningkatan kemampuan membaca melalui metode pembelajaran card sort”.
25
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MI Miftahul Falah, yang beralamat di Jl. Jumin
Gleno Kp. Selang Cau Rt 004 Rw 013 kel. Wanasari Kec. Cibitung Kab. Bekasi pada
semester genap Tahun pelajaran 2015/ 2016, yaitu bulan Januari 2016.
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini penelitian tindakan
kelas (PTK), dalalm istilah aslinya penelitian tindakan kelas disebut dengan
Classroom Action Research (CAR). Penelitian ini merupakan penelitian yang
dilakukan di dalam kelas. Akhir-akhir ini para ahli penelitian menaruh perhatian besar
terhadap penelitian tindakan kelas, karena penelitian ini mampu menawarkan
peningkatan kompetensi profesi guru dalam proses belajar mengajar di kelas dengan
melihat berbagai indikator keberhasilan proses dan hasil pembelajaran yang terjadi
pada siswa. Seorang ahli peneliti McNiff mengatakan bahwa “penelitian tindakan
kelas merupakan bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh guru sendiri yang
hasilnya dimanfaatkan sebagai alat untuk pengembangan dan perbaikan
pembelajaran”.1
Model Kurt Levin menjadi acuan pokok atau dasar dari adanya berbagai
model penelitian tindakan yang lain, khususnya PTK. Dikatakan demikian karena
dialah yang pertama kali memperkenalkan action research atau penelitian tindakan.
Konsep pokok penelitian tindakan model Kurt Levin terdiri dari empat komponen,
yaitu: a) perencanaan (planning), b) tindakan (acting), c) pengamatan (observing),
dan d) refleksi (reflecting).2
1Mohmmad Asrori, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung, CV Wacana Prima, 2009).hal. 4
2 Wijaya Kusuma, Dedi Dwitagama. Mengenal penelitian tindakan kelas. (Jakarta: indeks, cet ke-2.
2010) hal. 20
26
Penelitian ini menggunakan strategi tindakan kelas model siklus karena objek
penelitian hanya satu sekolah (MI). rancangan penelitiannya tertera pada gambar 1.
Planning
Gambar 3.1.
Reflecting Acting Siklus PTK menurut Kurt Levin
Observing
1. Perencanaan (planning)
Kegiatan ini meliputi:
a) Membuat perencanaan pengajaran
b) Mempersiapkan alat peraga
c) Membuat lembar observasi
d) Mendesain alat evaluasi
2. Pelaksanaa Tindakan (acting)
Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahapan ini adalah melaksanakan kegiatan
pembelajaran sebagaimana yang telah direncanakan.
3. Observasi (observing)
Pada tahap ini dilaksanakan observasi langsung terhadap proses pembelajaran
dengan menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan.
4. Refleksi (reflecting)
Dalam tahap ini, data-data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan dan
dianalisis guna mengetahui seberapa jauh tindakan telah membawa perubahan,
dan bagaimana perubahan terjadi.
C. Subyek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah siswa kelas I MI
Miftahul Falah Bekasi yang berjumlah 20 orang, dengan jumlah laki-laki 11 orang
27
dan perempuan 9 orang. Pemilihan subyek kelas I didasarkan atas pertimbangan
penulis, dikarenakan penulis mengajar di kelas I.
D. Peran Dan Posisi Peneliti dalam Penelitian
Peran peneliti dalam Penelitian Tindakan Kelas ini sebagai pengajar dalam
pelaksana penelitian, pembuatan perencanaan dalam proses penelitian dan
melaksanakan tahapan perencanaan dengan bantuan teman sejawat sebagai observer
dalam kegiatan pembelajaran bahasa indonesia pada materi diri sendiri dengan
menggunakan metode card short kelas I MI Miftahul Falah Bekasi. Berdasarkan pra
penelitian proses dan hasil belajar ini akan diperoleh data.
Posisi peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai pelaksana kegiatan artinya
peneliti berperan sebagai guru melakukan pembelajaran dengan menggunakan metode
card short.
E. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan
Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah peningkatan kemampuan
membaca pada mata pelajaran bahasa indonesia Siswa kelas I MI Miftahul Falah
Bekasi. Terciptanya suasana belajar yang menyenangkan sehingga dapat
meningkatnya kemampuan membaca secara maksimal.
F. Data dan Sumber Data
Data dan sumber data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Sumber data yaitu, sumber data pada penelitian ini adalah siswa Kelas I MI
Miftahul Falah Bekasi, guru dan peneliti.
2. Jenis data yaitu, Jenis data kualitatif yang terdiri dari hasil wawancara, hasil
observasi, catatan lapangan dan hasil diskusi. Sumber data dalam penelitian ini
terbagi 3 macam yaitu sumber data proses belajar dalam kegiatan
pembelajaran bahasa indonesia kelas I MI Miftahul Falah Bekasi dan hasil
belajar siswa dalam membaca.
- Guru: untuk melihat tingkat keberhasilan proses pembelajaran, dengan
28
menggunakan metode card short dan adanya peningkatan kemampuan
membaca dalam mata pelajaran bahasa indonesia.
- Teman sejawat dan kolaborator
Teman sejawat dan kolaborator dimaksudkan sebagai sumber data untuk
melihat implementasi Penelitian Tindakan Kelas secara komprehensif baik
dari siswa maupun dari guru
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
1) Pengamatan (observasi)
Observasi adalah metode atau cara-cara menganalisis dan mengadakan
pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau
mengamati individu atau kelompok secara langsung. Berdasarkan keterlibatan
peneliti dalam penelitian ini adalah observasi partisipan.
2) Tes lisan/unjuk kerja
Tes dilakukan untuk mengetahui adanya kemampuan membaca permulaan.
3) Analisis dokumen
Teknik ini diperoleh dari dokumen dan arsip. Dokumen ini berupa daftar nilai,
daftar hadir, dan arsip lain tang dimiliki guru. Hal ini berfungsi untuk
mengetahui kondisi siswa sebelum dilakukan penelitian.
Tabel 3.1
Lembar observasi guru
No Kegiatan Guru ya tidak
1 Guru menyiapkan potongan kertas yang berisi
bacaan suku kata di dalam amplop.
2 Guru membagi kertas-kertas tersebut menjadi dua
bagian yang sama, dan masing-masing siswa
memperoleh satu kertas.
29
3 Guru menjelaskan tentang teknik metode card short
yakni aktivitas yang dilakukan berpasangan dan
siswa diminta untuk menemukan pasangan suku kata
nya.
4 Setelah semua siswa menemukan pasangan dan
duduk berdekatan, setiap pasangan diminta untuk
membacakan suku kata yang diperoleh.
Jumlah
Prosentase
Keterangan:
Ya = 1
Tidak = 0
Persentase = x 100%
Tabel 3.2
Lembar observasi siswa
No Kegiatan siswa Ya tidak
1 Siswa memperhatikan guru yang sedang
menyiapkan potongan kertas
2 Siswa menerima potongan kertas yang dibagikan
oleh guru
3 Siswa memperhatikan penjelasan guru dan mencari
pasangan suku kata nya.
4 Siswa yang sudah mendapatkan pasangan suku kata
nya, duduk berdekatan dan membacakan suku kata
yang diperoleh.
Jumlah
Prosentase
30
Keterangan:
Ya =1
Tidak = 0
Persentase = x 100%
Tabel 3.3
Rubrik penilaian membaca3
No Aspek penilaian Bobot
1 Lafal 30
2 Intonasi 30
3 Kelancaran 40
Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung rata-rata perolehan skor yaitu:
Rata-rata perolehan skor (M) =
H. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan melakukan
observasi terhadap proses pembelajaran, melakukan wawancara, membuat catatan
lapangan, dokumentasi, dan merekapitulasi nilai hasil membaca yang diperoleh siswa
dari tes pada setiap akhir siklus.
Setelah semua data terkumpul peneliti bersama kolaborator (guru mata
pelajaran) melakukan analisis dan evaluasi data untuk membuat kesimpulan mengenai
peningkatan kemampuan membaca siswa serta kelebihan dan kekurangan penelitian
tindakan kelas yang telah dilaksanakan.
I. Teknik Analisis Data
3 Burhan Nurgiyantoro. Penilaian dalam pengajaran bahasa dan sastra. (Yogyakarta: BPFE-
Yogyakarta, cet ke-3, 2001) hal. 249
31
Analisis data penelitian dilakukan dengan menguji hipotesis tindakan, yaitu
dengan menggunakan perbedaan nilai rata-rata anak sebelum mendapat perlakuan dan
setelah mendapat perlakuan. Jika terjadi peningkatan antara hasil observasi sebelum
pemberian tindakan dengan hasil observasi setelah diberikan tindakan, maka dapat
dinyatakan terjadi peningkatan kemampuan membaca anak. Teknik analisis data yang
digunakan bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian tindakan berupa metode
card sort terhadap peningkatan kemampuan membaca kelas I.
J. Tindak Lanjut
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti merupakan penelitian tindakan kelas
yang memiliki tahapan-tahapan dalam tiap siklus. Tahapan tersebut adalah
Perencanaan, tindakan, observasi dan evaluasi, dan analisis dan refleksi. Sedangkan
prosedur pelaksanaan perbaikan apabila setelah tindakan siklus 1 selesai dilakukan.
Hasil belajar didasarkan pada KKM pelajaran bahasa indonesia adalah 70, yang
diharapkan pada siklus I ke Siklus 2 terjadi perubahan prosentase naik sehingga
penggunaan metode card sort menjadi efektif untuk dipergunakan dalam
pembelajaran bahasa Indonesia.
32
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1. Profil sekolah atau Madrasah
Nama sekolah : MI Miftahul Falah Bekasi
No Statistik Madrasah : 111232160080
Nama Kepala Sekolah : Hj.Munawaroh ,S.Pd.I
Luas Tanah : 7.605m2
Luas bangunan : 1.500m2
2. Lokasi Objek Penelitian:
MI Miftahul Falah terletak di Jalan Jumin Gleno Rt 004 Rw 013 Desa Wanasari
Kecamatan Cibitung Kab.Bekasi - Jawa Barat 17521
3. Sejarah berdirinya MI Miftahul Falah
Pada awalnya MI Miftahul Falah Bekasi atau disingkat disingkat dengan MI
Milasi didirikan karena kuranganya pendidikan agama di daerah sekitar sehingga,
terinspirasi untuk mendirikan yayasan pendidikan islam supaya masyarakat sekitar
dapat belajar ilmu agama dan digratiskan untuk orang-orang yang kurang mampu.
Yayasan pendidikan Islam ini terdiri dari RA, MI, MTs, dan SMK Miftahul
Falah yang didirikan diatas tanah wakaf milik Bapak Jumin Bin Gleno seluas tanah
7.605 m2 dan luas bangunan 1.500 m2 serta luas tanah kosong 6.105 m2.
Pada awal berdiri siswanya masih berjumlah 20 anak dan tenaga pengajar
serta fasilitas yang masih sangat terbatas, namun seiring berjalannya waktu MI
Miftahul Falah mengalami kemajuan dan penambahan siswa maupun tenaga
pengajarnya, serta bisa menambah sarana prasarana belajar berupa gedung dan
fasilitas lainya.
Pada dasarnya MI Miftahul Falah berdiri pada tahun 1995 tetapi baru
mendapat izin operasionalnya pada Tahun 1999, dan diantara Kepala MI yang pernah
menjabat antara lain: Hj.Ni’mah S.Ag, Toto Suharyanto S.Pd.I, Elly Zumailah S.Pd.I,
33
Hj.Munawaroh S.Pd.I sampai saat ini, dan akreditasi pertama pada Tahun 2006
dengan nilai C serta Akreditasi kedua pada tahun 2014 dengan nilai Akreditasi A.
4. Letak Geografis
MI Miftahul Falah terletak kurang lebih 2 km dari jalan raya, tepatnya terletak
di jalan Jumin Gleno Desa Wanasari Kecamatan Cibitung.
Letak dari MI Miftahul Falah adalah sebagai berikut :
a. Sebelah selatan berbatasan dengan perumahan Kartika
b. Sebelah timur berbatasan dengan kantor Kecamatan Cibitung
c. Sebelah utara berbatasan dengan rumah penduduk dan Masjid Al-Jihad
d. Berada dalam satu komplek dengan MTs dan SMK Miftahul Falah.
5. Visi dan Misi
a. Visi :
” Terbentuknya generasi yang religius , cerdas , terampil , dan berjiwa juang ”
b. Misi :
1. Meneladani akhlak Rosulullah
2. Membiasakan diri ikhlas beramal dan beribadah
3. Menumbuhkan dan meningkatkan minat baca tulis
4. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan yang inovatif dan berkualitas
5. Mengembangkan kemampuan berbahasa Arab dan bahasa Inggris
6. Meningkatkan prestasi akademik dan non akademik
6. Keadaan Guru, Karyawan dan Siswa
a. Keadaan Guru
34
Setiap lembaga pendidikan harus mempunyai tenaga pendidik dalam
pelaksanaan pendidikan, tidak terkecuali MI Miftahul Falah yang mempunyai
beberapa tugas pendidikan.
Tabel 4.1
Keadaan Tenaga Pendidik di MI Miftahul Falah
No Jabatan Status L P Jumlah
1 Kepala Sekolah
Non PNS 1 1
2 Guru Kelas
PNS dan Non PNS 1 12 13
3 Guru Mapel
Non PNS 1 2 3
4 TU
Non PNS 1 1
5 Penjaga
Non PNS 1 1
Jumlah
4 15 19
b. Keadaan Siswa
Keadaan siswa MI Miftahul Falah terbagi dalam 9 kelas ,yaitu siswa kelas I sampai
dengan kelas VI berjumlah 170 siswa.
35
Tabel 4.2
Tabel Keadaan Siswa MI Fitahul Falah
Kelas Siswa Laki-laki Siswa Perempuan Jumlah
I 11 9 20
II 13 27 40
III 18 20 38
IV 21 19 40
V 12 8 20
VI 7 5 12
Jumlah 78 92 170
B. Analisis Data
Penelitian tindakan kelas dilakukan untuk meningkatkan kemampuan
membaca permulaan. Siswa kelas I memiliki kemampuan dan karakteristik yang
bermacam-macam. Ada yang potensi akademiknya tinggi, sedang maupun rendah.
Siswa kelas I juga berasal dari latar belakang keluarga, agama, dan budaya yang
berbeda-beda. Pelaksanaan penelitian dimulai dengan melaksanakan kegiatan pra
tindakan, kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa terhadap
pembelajaran membaca permulaan.
1. Data keterampilan membaca pra tindakan
Penelitian pendahuluan disimpulkan berdasarkan nilai harian siswa dan
pengamatan selama pembelajaran di kelas. Dalam penelitian ini pengamatan proses
pembelajaran di kelas khususnya bahasa indonesia. Pengamatan ini dapat dilakukan
secara kontinyu pada siswa karena peneliti adalah guru kelas dimaksud. Peneliti
36
mengamati perkembangan siswa dalam pembelajaran antara lain sikap siswa
menghadapi bahasa indonesia apakah terlihat keengganan atau antusiasme siswa lebih
dominan, apakah aktivitas siswa saat pembelajaran bahasa indonesia mengikuti
dengan aktif atau siswa pasif dalam pembelajaran, dan hasil belajar siswa pada
ulangan harian yang dilakukan sebagai tolak ukur ketercapaian kompetensi
pembelajaran yang diharapkan.
Dari nilai harian siswa disimpulan masih rendahnya hasil belajar dengan
ditemukannya banyak siswa yang belum memenuhi nilai KKM yaitu 70. Sedangkan
berdasarkan beberapa proses pembelajaran di kelas masih terlihat rasa takut,
keengganan atau rasa khawatir yang berlebihan dalam menghadapi pembelajaran
bahasa indonesia dan kurang aktifnya siswa saat pembelajaran berlangsung seakan
bahasa indonesia itu sulit, menakutkan sehingga keinginan belajarpun menghilang
terkikis dengan perasaan yang tercipta dari lingkungan belajar yang masih kurang
menyenangkan. Hal tersebut diatas dijadikan sebagai penelitian pendahuluan sehingga
dapat mengefektifkan waktu penelitian. Adapun hasil observasi dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 4.3
Data nilai pra tindakan
No Nama siswa
Aspek Penilaian Jumlah
Keterangan Lafal Intonasi Lancar
30 30 40
1 Arya Ruhlanda 20 15 10 45 Tidak Tuntas
2 A. Rofi Zam Zami 20 20 10 50 Tidak Tuntas
3 Ade Rahmat 15 15 10 40 Tidak Tuntas
4 Annisa 20 15 15 50 Tidak Tuntas
5 Bintang Peyra Aisyah 20 25 25 70 Tuntas
6 Chalissa Alcifah. P 25 25 25 75 Tuntas
37
7 Farel Fadilah 25 20 25 70 Tuntas
8 Fitri Nur Chairiyah 25 25 25 75 Tuntas
9 Fatimah 20 20 15 55 Tidak Tuntas
10 Hawa Zaahir Maysan 30 30 30 90 Tuntas
11 Jihan Suci Ramadhani 25 20 30 75 Tuntas
12 Juan Mulya Pratama 15 15 10 40 Tidak Tuntas
13 M. Farel Al-Habsyi 15 20 15 50 Tidak Tuntas
14 M. Azril Pratama 25 30 25 80 Tuntas
15 M. Aditya Sanjaya 20 20 20 60 Tidak Tuntas
16 M. Rega Al-Kahfi 20 20 15 55 Tidak Tuntas
17 M. Naufal Tristan 25 25 20 70 Tuntas
18 Nadia Asma Aulia 30 30 30 90 Tuntas
19 Raihan Faridzi 20 20 20 60 Tidak Tuntas
20 Rahma Kamilah 15 15 10 40 Tidak Tuntas
Nilai Terkecil 40
Nilai Tertinggi 90
Jumlah Nilai 1240
Nilai Rata-rata 62 Tidak Tuntas
Berdasarkan daftar nilai membaca siswa kelas satu pra tindakan masih
terdapat perolehan nilai dibawah 70 yang reratanya adalah 55% siswa memperoleh
nilai kurang dari 70. Dengan demikian, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui
penyebab hal tersebut agar dapat menemukan solusi yang tepat demi tercapainya
pembelajaran yang diharapkan.
38
Peneliti membuat perencanaan siklus pembelajaran penelitian dengan dua
siklus utama dan akan melakukan siklus tambahan untuk memenuhi target pencapaian
hasil belajar yang diharapkan.
2. Data keterampilan membaca siklus I
a. Perencanaan Tindakan
Pada tahap perencanaan peneliti melakukan observasi terhadap materi
pembelajaran Bahasa Indonesia kelas 1 semester 1 yang berpedoman kepada
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD 2006 untuk menyusun rancangan
pembelajaran yang selaras dengan metode card short yang akan diterapkan. Adapun
hal-hal yang dilakukan pada tahap perencanaan ini adalah:
a. Menganalisis standar kompetensi dan kompetensi dasar pada KTSP 2006 dan
silabus pembelajaran.
b. Pada tahap awal peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
dengan indikator pada kompetensi dasar yang disusun untuk empat kali
pertemuan pembelajaran (masing-masing 2x35 menit).
c. Membuat dan menyediakan alat peraga atau media yang dibutuhkan dalam
pembelajaran yang akan diterapkan untuk masing-masing pertemuan sesuai
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
d. Menyusun dan membuat lembar observasi/pengamatan proses pembelajaran
bagi siswa pengamatan aktivitas/respon dan pengamatan proses tindakan
pembelajaran yang dilakukan guru oleh teman sejawat.
B. Pelaksanaan Tindakan
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari senin, 14 Februari 2016 selama 2
jam pelajaran (2 x 35 menit). Pada pertemuan pertama sub pokok bahasan yang akan
dibahas adalah mengenal bunyi bahasa.
i ni ma ta ni na
39
i ni ka ki to ni
Gambar 4.1. Card sort pada siklus I pertemuan 1
Dalam pertemuan pertama ini guru memberikan apersepsi dan menggali
potensi siswa dengan membaca huruf abjad dan menyanyikannya bersama-sama.
Setelah itu guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyebutkan benda-
benda yang berada di dalam kelas dan menyebutkan huruf awalnya. Dengan antusias
siswa menyebutkan benda-benda yang berada di dalam kelas. Guru mengarahkan
siswa dengan memberikan huruf yang diawali dengan huruf A dan siswa
menyebutkan benda-benda yang berawalan huruf A. siswa merespon dengan
semangat menyebutkan nama benda yang ia ketahui, meskipun nama benda tersebut
bukan berawalan huruf A. Masih ada beberapa siswa yang masih bingung untuk
menemukan huruf awal benda yang sudah ia sebutkan. Guru mengarahkan siswa agar
menyebutkan nama benda sesuai dengan huruf awalnya. Rerata siswa menyebutkan
dengan optimis tanpa ragu-ragu menyebutkan nama benda sesuai dengan huruf
awalnya.
Tahap selanjutnya guru memperkenalkan metode card short kepada siswa
untuk menemukan pasangan suku kata. Guru membagi siswa menjadi lima kelompok
yang masing-masing beranggotakan empat siswa. Guru memberikan contoh gambar
card short dan cara bermain yang akan dilakukan, yaitu menemukan pasangan suku
kata yang sesuai dengan kata yang dimaksud. Guru mencontohkan metode card short
dengan memanggil empat orang siswa untuk mempraktikkan di depan kelas. Guru
memberikan suku kata SA siswa pertama, DI pada siswa kedua, TA pada siswa
ketiga, YA pada siswa keempat. Lalu guru mengarahkan siswa untuk mencari
pasangan suku kata. Guru menjelaskan suku kata SA berpasangan dengan YA dan DI
berpasangan dengan TA. Setelah siswa menemukan pasangan suku kata nya, siswa
tersebut duduk berdekatan dan membacakan suku kata yang mereka peroleh. Setelah
siswa memahami cara bermain, maka guru memulai permainan dengan membagi
siswa menjadi lima kelompok. Guru menyiapkan potongan kertas yang berisi bacaan
suku kata di dalam amplop. Kemudian guru membagi kertas-kertas tersebut kepada
40
semua siswa. Setelah itu, siswa diminta untuk mencari pasangan suku kata nya.
Setelah siswa menemukan pasangannya dan duduk berdekatan, setiap pasangan
diminta untuk membacakan suku kata yang diperoleh. Waktu mencari pasangan, ada
beberapa siswa yang belum paham dengan metode ini. Akibatnya, suasana kelas
menjadi tidak tertib. Di sinilah peran guru untuk membantu siswa yang dalam
kesulitan.
Berdasarkan proses belajar pertemuan pertama dengan penerapan metode card
short menunjukkan respon siswa meningkat walaupun belum signifikan yang
dimungkinkan rasa ragu masih menyelimuti perasaannya menghadapi pembelajaran
bahasa indonesia yang dirasa bukan sedang belajar tetapi bermain.
Tabel 4.4
Lembar observasi siswa
Siklus / pertemuan : I / 1
Hari / tanggal : Senin, 14 Februari 2016
No Kegiatan siswa Ya tidak
1 Siswa memperhatikan guru yang sedang
menyiapkan potongan kertas
2 Siswa menerima potongan kertas yang dibagikan
oleh guru
3 Siswa memperhatikan penjelasan guru dan mencari
pasangan suku kata nya.
4 Siswa yang sudah mendapatkan pasangan suku kata
nya, duduk berdekatan dan membacakan suku kata
yang diperoleh.
Jumlah 3
41
Prosentase 75
Keterangan:
Ya =1
Tidak = 0
Persentase = x 100%
Tabel 4.5
Lembar observasi guru
Siklus / pertemuan : I / 1
Hari / tanggal : Senin, 14 Februari 2016
No Kegiatan Guru ya tidak
1 Guru menyiapkan potongan kertas yang berisi
bacaan suku kata di dalam amplop.
2 Guru membagi kertas-kertas tersebut menjadi dua
bagian yang sama, dan masing-masing siswa
memperoleh satu kertas.
3 Guru menjelaskan tentang teknik metode card sort
yakni aktivitas yang dilakukan berpasangan dan
siswa diminta untuk menemukan pasangan suku kata
nya.
4 Setelah semua siswa menemukan pasangan dan
duduk berdekatan, setiap pasangan diminta untuk
membacakan suku kata yang diperoleh.
Jumlah 4
42
Prosentase 100
Keterangan:
Ya = 1
Tidak = 0
Persentase = x 100%
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari selasa, 15 Februari 2016 selama 2
jam pelajaran (2 x 35 menit). Pada pertemuan kedua guru memberikan pembelajaran
dengan sub pokok bahasan yang berbeda dengan pertemuan sebelumnya. Dan sub
pokok bahasan kali ini adalah membaca suku kata.
sa ya su ka
ba ju ba ru
du a ma ta sa ya
Gambar 4.2. Card sort pada siklus I pertemuan kedua
Pada pertemuan yang kedua ini guru mengawali pembelajaran dengan berdoa
dan memeriksa kesiapan siswa untuk belajar. Guru memberikan apersepsi dan
menggali motivasi siswa dengan menuliskan lagu anak di papan tulis dengan judul
“bangun tidur”. Lalu siswa menyanyikan lagu bangun tidur bersama-sama. Guru
mengingatkan kembali materi pada pertemuan I dengan menunjukkan kembali suku
kata. Selanjutnya setelah memeriksa kesiapan siswa, guru menunjukkan suku kata dan
menggabungkan menjadi kata.
43
Contoh:
menjadi
menjadi
menjadi
Guru memberikan beberapa suku kata dan siswa diminta untuk
menggabungkan menjadi kata. Guru memberikan kepada seluruh siswa agar terlihat
apakah siswa tersebut sudah memahaminya atau belum. Ada beberapa siswa yang
masih bingung untuk membacanya. Namun setelah beberapa kali guru memberikan
suku kata dan membacanya sebagai kata akhirnya siswapun menjadi terbiasa
membacanya menjadi kata. Setelah siswa memahami, guru membagi siswa menjadi
lima kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari empat orang. Kemudian guru
membagikan potongan kertas yang berisi suku kata dan siswa diminta untuk mencari
pasangan suku katanya yang sesuai. Setelah siswa menemukan pasangan suku
katanya, siswa diminta untuk duduk berdekatan dan selanjutkan pasangan tersebut
diminta untuk membacakan suku kata menjadi kata. Guru mengulangi kegiatan
tersebut dengan menukar suku kata tersebut dengan kelompok yang lain, begitu
seterusnya.
Antusiasme siswa mengikuti pembelajaran dengan permainan mencari suku
kata menambah keyakinan peneliti bahwa metode card sort sesuai untuk pembelajaran
bahasa indonesia berdasarkan peningkatan aktivitas dan terlihatnya ekspresi senang
pada wajah-wajah lugu anak didik.
du a dua
ma ta mata
sa ya saya
44
Siswa mencari pasangannya
a. Observasi
Observasi ini dilakukan oleh peneliti selama kegiatan pembelajaran
berlangsung. Alat bantu yang digunakan dalam observasi ini berupa lembar observasi.
Dalam observasi ini diamati kegiatan-kegiatan siswa, kegiatan-kegiatan guru selama
pelaksanaan tindakan dan penggunaan metode dalam pembelajaran membaca.
Kegiatan-kegiatan tersebut tercantum dalam uraian di bawah ini.
1) Kegiatan siswa
Pembelajaran membaca dengan metode card sort membuat siswa lebih
antusias dan fokus pada materi yang disampaikan guru. Disamping itu juga siswa
aktif saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Hal ini dibuktikan dengan keaktifan
siswa saat mencari pasangan suku kata.
Pada siklus I ini masih ada beberapa siswa yang masih saat mencari pasangan
suku kata sehingga siswa kurang maksimal menerima materi yang disampaikan guru.
Terdapat beberapa siswa dalam membaca suku kata dengan lafal dan intonasi yang
belum tepat, membaca masih dengan mengeja. Hal ini dibuktikan dengan masih
adanya nilai yang di bawah KKM.
45
Pengamatan oleh guru/peneliti terhadap aktivitas siswa menunjukkan
peningkatan aktivitas pada setiap pembelajaran. Hal ini dibuktikan dengan lembar
pengamatan aktivitas siswa pada setiap pertemuan.
setiap pasangan membacakan suku kata yang diperoleh
2) Kegiatan guru
Sebelum pembelajaran guru sudah memberikan apersepsi dengan baik dan
membawa minat siswa dalam rencana pembelajaran yang telah disusun, guru sudah
menjelaskan meteri dengan baik dan jelas, guru juga sudah memanfaatkan media
dengan baik. Akan tetapi pada saat menjelaskan materi masih terlalu cepat dan masih
46
belum menjelaskan secara tuntas sehingga siswa belum jelas. Mobilitas guru masih
kurang karena guru hanya bergerak di depan kelas sehingga belum mampu
mengakomodir seluruh siswa. Guru kesulitan menyimak membaca siswa secara
individu. Karena sebagian siswa belum lancar membaca.
Pengamatan terhadap aktivitas guru dalam penerapan metode permainan
dilakukan oleh teman sejawat dengan pengamatan pada skenario pembelajaran selama
proses pembelajaran penelitian tindakan kelas berlangsung.Hal ini untuk mengukur
keberhasialan siswa berdasarkan intervensi tindakan guru atau peneliti.
3) Metode card sort
Metode card sort yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia aspek
membaca sudah dapat meningkatkan motifasi dan keterampilan membaca siswa.
Akan tetapi kata yang digunakan dalam pembelajaran kurang bervariasi. Sehingga
siswa masih susah membedakan huruf J dengan L, B dengan D, M dengan N, dan
sebagainya. Siswa yang belum bisa membaca, ketika ia mendapatkan potongan kertas,
ia akan bertanya kepada temannya apa bacaan yang ia dapatkan. Sehinnga siswa
tersebut mengetahui apa yang harus ia baca.
Pengaruh penerapan metode card sort dapat meningkatkan kemampuan
membaca siswa Kelas 1 MI Miftahul Falah Bekasi dengan berdasarkan evaluasi siklus
I yang menunjukkan peningkatan dari hasil belajar siswa yang didapat ketika belum
menggunakan metode permainan tersebut.
b. Refleksi dan revisi tindakan siklus I
Pada tahap ini peneliti melakukan analisis data yang telah terkumpul dari hasil
observasi guru, siswa, metode dan analisis hasil evaluasi pembelajaran membaca
siswa. Kemudian dari hasil analisis tersebut dijadikan acuan untuk perubahan atau
perbaikan pada tindakan selanjutnya.
1. Refleksi
Pembelajaran membaca permulaan dengan menggunakan metode card sort
dengan sub pokok bahasan mengenal bunyi bahasa. Terdapat beberapa siswa yang
masih mengalami kesulitan , beberapa kesulitan yang dialami siswa antara lain: a)
47
siswa masih kesulitan membedakan huruf n dan m seperti kata nina masih dibaca
mima, b) siswa masih kesulitan membedakan huruf k dan t seperti kata kaki masih
dibaca tati, c) siswa masih kesulitan menggabungkan suku kata, d) beberapa siswa
masih membaca dengan mengeja.
Dengan adanya beberapa kesulitan yang masih dialami siswa, maka guru
mengadakan evaluasi dan pengayaan untuk siswa yang belum bisa membaca.
2. Revisi
Membuat suku kata yang lebih bervariasi
na ma sa ya mi na
ku da la ri
ku ku ka ki
Gambar 4.3. Card sort hasil refleksi siklus I
Pembelajaran membaca dengan metode card sort pada siklus I dapat
meningkatkan keterampilan membaca pada siswa kelas I MI Miftahul Falah.
Peningkatan ini dapat dilihat pada tabel berikut.
na ma la ku ni
ka ki ku da
sa pu li di
48
Tabel 4.6
Data nilai membaca siklus I
No Nama siswa
Aspek Penilaian Jumlah
Keterangan Lafal Intonasi Lancar
30 30 40
1 Arya Ruhlanda 20 20 15 55 Tidak Tuntas
2 B. Rofi Zam Zami 20 20 20 60 Tidak Tuntas
3 Ade Rahmat 15 15 15 45 Tidak Tuntas
4 Annisa 25 25 20 70 Tuntas
5 Bintang Peyra Aisyah 25 25 25 75 Tuntas
6 Chalissa Alcifah. P 25 25 25 75 Tuntas
7 Farel Fadilah 25 20 25 70 Tuntas
8 Fitri Nur Chairiyah 25 25 25 75 Tuntas
9 Fatimah 25 25 20 70 Tuntas
10 Hawa Zaahir Maysan 30 30 30 90 Tuntas
11 Jihan Suci Ramadhani 25 20 30 75 Tuntas
12 Juan Mulya Pratama 15 20 15 50 Tidak Tuntas
13 M. Farel Al-Habsyi 25 25 20 70 Tuntas
14 M. Azril Pratama 25 30 25 80 Tuntas
15 M. Aditya Sanjaya 20 30 20 70 Tuntas
16 M. Rega Al-Kahfi 20 20 20 60 Tidak Tuntas
17 M. Naufal Tristan 25 25 25 75 Tuntas
18 Nadia Asma Aulia 30 30 30 90 Tuntas
19 Raihan Faridzi 25 25 20 70 Tuntas
49
20 Rahma Kamilah 20 15 15 50 Tidak Tuntas
Nilai Terkecil 45
Nilai Tertinggi 90
Jumlah Nilai 1375
Nilai Rata-rata 68,75 Tidak Tuntas
Dari tabel di atas dapat dilihat pembelajaran membaca dengan menggunakan
metode card sort dapat meningkatkan keterampilan membaca siswa, dari kondisi awal
siswa yang dapat membaca 45% atau 9 siswa meningkat menjadi 70% atau 14 siswa.
Ini menunjukkan bahwa setelah dilaksanakan tindakan hasilnya meningkat
dibandingkan sebelum tindakan. Hasil nilai rata-rata yang diperoleh pada siklus I
adalah 68,75, ini masih belum mencapai KKM. Untuk itu peneliti melanjutkan ke
siklus II.
Dari hasil nilai sebelum tindakan dan siklus I didapatkan hasil analisis dan
interpretasi data sebagai berikut:
Tabel 4.7
Data hasil nilai pra tindakan dan siklus I
No Uraian Hasil nilai pra tindakan Hasil nilai siklus I
1 Nilai rata-rata kelas 62 68,75
2 Jumlah siswa yang tuntas 9 14
3 Persentase ketuntasan belajar 45% 70%
50
Tabel 4.8
Lembar observasi siswa
Siklus / pertemuan : I / 2
Hari / tanggal : Selasa, 15 Februari 2016
No Kegiatan siswa Ya tidak
1 Siswa memperhatikan guru yang sedang
menyiapkan potongan kertas
2 Siswa menerima potongan kertas yang dibagikan
oleh guru
3 Siswa memperhatikan penjelasan guru dan mencari
pasangan suku kata nya.
4 Siswa yang sudah mendapatkan pasangan suku kata
nya, duduk berdekatan dan membacakan suku kata
yang diperoleh.
Jumlah 4
Prosentase 100
Keterangan:
Ya =1
Tidak = 0
Persentase = x 100%
51
Tabel 4.9
Lembar observasi guru
Siklus / pertemuan : I / 2
Hari / tanggal : Selasa, 15 Februari 2016
No Kegiatan Guru Ya tidak
1 Guru menyiapkan potongan kertas yang berisi
bacaan suku kata di dalam amplop.
2 Guru membagi kertas-kertas tersebut menjadi dua
bagian yang sama, dan masing-masing siswa
memperoleh satu kertas.
3 Guru menjelaskan tentang teknik metode card sort
yakni aktivitas yang dilakukan berpasangan dan
siswa diminta untuk menemukan pasangan suku kata
nya.
4 Setelah semua siswa menemukan pasangan dan
duduk berdekatan, setiap pasangan diminta untuk
membacakan suku kata yang diperoleh.
Jumlah 4
Prosentase 100
Keterangan:
Ya = 1
Tidak = 0
Persentase = x 100%
52
3. Data keterampilan membaca siklus II
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari jum’at tanggal 18 Februari 2016
selama 2 jam pelajaran (2 x 35 menit) dengan sub pokok bahasan tentang kegiatan.
lina
bangun
tepat
waktu
nisa
merapikan
tempat
tidur
Gambar 4.4. Card sort siklus II pertemuan pertama
Pembelajaran diawali dengan mengisi daftar kelas, berdoa, mempersiapkan
materi ajar, model, alat peraga. Tidak lupa memperingatkan cara duduk yang baik
ketika menulis, membaca, dan mengumpulkan tugas/ PR. Guru menuliskan lagu anak
yang berjudul “kebunku” dan syairnya. “anak-anak siapa yang mau maju ke depan
untuk membacakan syair lagu kebunku?” pinta guru. “Saya, bu!” seorang anak
mengangkat tangannya dan maju ke depan. Hayo sekarang kita dengarkan Jihan akan
membacakan syair lagu kebunku, tolong yang lain mendengarkan. Setelah Jihan
membacakan syair lagu, guru memberikan hadiah berupa coklat. “Hayo, setelah Jihan
siapa lagi yang berani ke depan?” Ujar bu guru. “Saya bu!”. Ya silahkan Raihan. Lalu
guru memberikan hadiah coklat kepada Raihan. Ya, anak-anak setelah dua orang
temanmu membacakan syair lagu kebunku, marilah kita bersama-sama menyanyikan
lagu kebunku.
Kemudian guru membagi siswa menjadi lima kelompok. Masing-masing
kelompok terdiri dari empat orang. Guru menjelaskan peraturan dalam permainan.
Guru menunjuk empat orang siswa sebagai contoh. Guru membagikan potongan
kertas kepada keempat siswa, lalu siswa membaca kata yang diperoleh kemudian
disusun menjadi sebuah kalimat. Siswa pertama mendapat kata BANGUN, siswa
kedua mendapat kata WAKTU, siswa ketiga mendapat kata LINA, dan siswa keempat
mendapat kata TEPAT. Kemudian siswa menyusun kata tersebut menjadi kalimat
LINA BANGUN TEPAT WAKTU. Setelah siswa mengerti dengan peraturannya, lalu
guru memberikan potongan kertas kepada suluruh siswa. Masing-masing siswa
mendapat satu kertas. Setelah seluruh siswa mendapatkan potongan kertas, guru
meminta siswa untuk menyusun kata menjadi sebuah kalimat. Setiap kelompok
53
membacakan hasil penyusunan kalimat tersebut. Guru mencoba lagi dengan
menukarkan kalimat tersebut dengan kelompok yang lain, begitu seterusnya.
Siswa membacakan kata yang sudah disusun menjadi kalimat
Tabel 4.10
Lembar observasi siswa
Siklus / pertemuan : II / 1
Hari / tanggal : Jum’at, 18 Februari 2016
No Kegiatan siswa Ya Tidak
1 Siswa memperhatikan guru yang sedang
menyiapkan potongan kertas
54
2 Siswa menerima potongan kertas yang dibagikan
oleh guru
3 Siswa memperhatikan penjelasan guru dan mencari
pasangan suku kata nya.
4 Siswa yang sudah mendapatkan pasangan suku kata
nya, duduk berdekatan dan membacakan suku kata
yang diperoleh.
Jumlah 4
Prosentase 100
Keterangan:
Ya =1
Tidak = 0
Persentase = x 100%
Tabel 4.11
Lembar observasi guru
Siklus / pertemuan : I I / 1
Hari / tanggal : Jumat, 18 Februari 2016
No Kegiatan Guru Ya Tidak
1 Guru menyiapkan potongan kertas yang berisi
bacaan suku kata di dalam amplop.
2 Guru membagi kertas-kertas tersebut menjadi dua
bagian yang sama, dan masing-masing siswa
memperoleh satu kertas.
55
3 Guru menjelaskan tentang teknik metode card sort
yakni aktivitas yang dilakukan berpasangan dan
siswa diminta untuk menemukan pasangan suku kata
nya.
4 Setelah semua siswa menemukan pasangan dan
duduk berdekatan, setiap pasangan diminta untuk
membacakan suku kata yang diperoleh.
Jumlah 4
Prosentase 100
Keterangan:
Ya = 1
Tidak = 0
Persentase = x 100%
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 19 Februari 2016
selama 2 jam (2 x 35 menit).
mira
melakukan
banyak
kegiatan
noni
rajin
merawat
tubuhnya
Gambar 4.5. Card sort siklus II pertemuan kedua
Dalam pertemuan kedua ini guru hanya melakukan pengulangan pada
pertemuan pertama saja dan selanjutnya akan diadakan evaluasi untuk mengetahui
seberapa jauh peningkatan kemampuan membaca setelah melalui siklus I. guru
memanggil siswa secara bergantian untuk tes membaca. Sementara siswa yang lain
mengerjakan tugas menyusun kata menjadi kalimat yang telah disediakan.
56
Siswa menyusun kata menjadi kalimat sederhana
Latihan
Susunlah kata-kata berikut menjadi kalimat!
1. bibi – memberi – cokelat – kami
2. kakek – membacakan – adik – dongeng
3. kakak – dapur – membantu – ibu – di
4. ayah – adik – bersama – bermain – bola
5. ibu – merawat – sakit – adik – yang
c. Hasil observasi siklus II
1). Kegiatan siswa
Pembelajaran dengan menggunakan metode card sort pada siklus II membuat
siswa menjadi lebih aktif dalam mengikuti pelajaran membaca. Hal ini dibuktikan
dengan banyak siswa yang aktif dalam menyusun kata menjadi kalimat sederhana.
Namun di tengah peningkatan tersebut, masih ada beberapa siswa yang belum
mampu membaca dengan lancar. Nilainya juga masih di bawah KKM yang telah
ditetapkan.
2). Kegiatan guru
Pada saat pembelajaran guru sudah mengoperasikan media dengan baik, pada
saat menjelaskan materi cukup jelas karena bagian-bagian yang belum dipahami siswa
57
diulang dan diulas kembali oleh guru. Guru telah memberikan kesempatan bagi siswa
untuk menamyakan hal-hal yang belum dipahami siswa.
d.Refleksi Tindakan Siklus II
pembelajaran membaca pada siklus II terdapat beberapa siswa yang masih
mengalami kesukaran. Beberapa kesukaran yang dialami siswa antara lain dua orang
siswa membaca masih dengan mengeja karena belum menguasai huruf dengan baik.
Selain itu siswa tersebut jarang masuk sehingga ia tidak dapat mengikuti
pembelajaran dengan baik. Juga ada beberapa siswa masih sulit menyambung kata
meskipun sudah menguasai huruf dengan baik. Sehingga guru mengadakan
pengayaan bagi siswa yang belum lancar membaca.
Berikut adalah hasil nilai pada siklus II
Tabel 4.12
Hasil tindakan siklus II
No Nama siswa
Aspek Penilaian Jumlah
Keterangan Lafal Intonasi Lancar
30 30 40
1 Arya Ruhlanda 20 20 30 70 Tuntas
2 C. Rofi Zam Zami 25 25 25 75 Tuntas
3 Ade Rahmat 20 20 20 60 Tidak Tuntas
4 Annisa 25 25 30 80 Tuntas
5 Bintang Peyra Aisyah 30 25 30 85 Tuntas
6 Chalissa Alcifah. P 25 25 35 85 Tuntas
7 Farel Fadilah 25 25 30 80 Tuntas
8 Fitri Nur Chairiyah 25 30 30 85 Tuntas
9 Fatimah 25 25 20 70 Tuntas
58
10 Hawa Zaahir Maysan 30 30 35 95 Tuntas
11 Jihan Suci Ramadhani 30 25 30 85 Tuntas
12 Juan Mulya Pratama 25 25 20 70 Tuntas
13 M. Farel Al-Habsyi 25 25 25 75 Tuntas
14 M. Azril Pratama 25 30 30 85 Tuntas
15 M. Aditya Sanjaya 20 30 25 75 Tuntas
16 M. Rega Al-Kahfi 25 25 25 75 Tuntas
17 M. Naufal Tristan 30 25 30 85 Tuntas
18 Nadia Asma Aulia 30 30 35 95 Tuntas
19 Raihan Faridzi 25 30 30 85 Tuntas
20 Rahma Kamilah 20 25 20 65 Tidak Tuntas
Nilai Terkecil 65
Nilai Tertinggi 95
Jumlah Nilai 1580
Nilai Rata-rata 79 Tuntas
Dari tabel di atas dapat dilihat nilai membaca pada siklus II paling rendah 65,
dan nilai tertinggi adalah 95. Ini menunjukkan ada hasil yang didapat pada siklus II
lebih meningkat dibandingkan hasil pada siklus I.
Tabel 4.13
Data hasil nilai siklus I dan siklus II
No Uraian Hasil nilai siklus I Hasil nilai siklus II
1 Nilai rata-rata kelas 68,75 79
2 Jumlah siswa yang tuntas belajar 14 18
59
3 Persentase ketuntasan 70% 90%
Tabel 4.14
Lembar observasi siswa
Siklus / pertemuan : II / 2
Hari / tanggal : Sabtu, 19 Februari 2016
No Kegiatan siswa Ya tidak
1 Siswa memperhatikan guru yang sedang
menyiapkan potongan kertas
2 Siswa menerima potongan kertas yang dibagikan
oleh guru
3 Siswa memperhatikan penjelasan guru dan mencari
pasangan suku kata nya.
4 Siswa yang sudah mendapatkan pasangan suku kata
nya, duduk berdekatan dan membacakan suku kata
yang diperoleh.
Jumlah 4
Prosentase 100
Keterangan:
Ya =1
Tidak = 0
Persentase = x 100%
60
Tabel 4.15
Lembar observasi guru
Siklus / pertemuan : II / 2
Hari / tanggal : Sabtu, 19 Februari 2016
No Kegiatan Guru Ya tidak
1 Guru menyiapkan potongan kertas yang berisi
bacaan suku kata di dalam amplop.
2 Guru membagi kertas-kertas tersebut menjadi dua
bagian yang sama, dan masing-masing siswa
memperoleh satu kertas.
3 Guru menjelaskan tentang teknik metode card sort
yakni aktivitas yang dilakukan berpasangan dan
siswa diminta untuk menemukan pasangan suku kata
nya.
4 Setelah semua siswa menemukan pasangan dan
duduk berdekatan, setiap pasangan diminta untuk
membacakan suku kata yang diperoleh.
Jumlah 4
Prosentase 100
Keterangan:
Ya = 1
Tidak = 0
Persentase = x 100%
61
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Dari dua siklus yang diterapkan dalam PTK ini, maka siklus II merupakan
siklus yang menerapkan metode card sort yang sangat baik. Pada siklus II persentase
ketuntasan belajar yang dicapai adalah 90% lebih baik dari siklus I hanya mencapai
70%. Sehingga jelas terjadi peningkatan kemampuan membaca permulaan siswa kelas
I MI Miftahul Falah.
Terjadi peningkatan pada jumlah siswa yang mencapai KKM untuk pelajaran
Bahasa Indonesia pada siklus I sejumlah empat belas (14) siswa atau 70% menjadi
delapan belas (18) atau 90% pada siklus II. Dengan demikian pembelajaran membaca
dengan menggunakan metode card sort kemampuan membaca siswa meningkat.
62
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dengan penerapan metode card
sort untuk meningkatkan kemampuan membaca siswa kelas I MI Miftahul Falah
Bekasi yang dilakukan dua siklus menghasilkan kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil temuan dari siklus I (sebelum tindakan dan sesudah tindakan) sampai
siklus II ada suatu peningkatan penerapan metode card sort. Jumlah siswa
kelas I yang sama atau lebih dengan KKM 70 sudah 70% mendekati
100%. Artinya metode card sort telah berhasil meningkatkan kemampuan
membaca siswa kelas I MI Miftahul Falah Bekasi. Dan hasil kedua
indikator ternyata siswa lebih mengerti.
2. Penerapan metode card sort dapat meningkatkan kemampuan membaca
siswa kelas I MI Miftahul Falah Bekasi. Dapat dilihat dari hasil belajar
siswa yang meningkat, ditunjukkan dengan nilai rata-rata pada siklus I
sebelum tindakan 62, siklus I diperoleh 68,75, dan siklus II diperoleh 79.
B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka peneliti memberikan saran untuk
guru, siswa, dan sekolah sebagai berikut:
1. Saran untuk guru
a. Guru diharapkan menggunakan metode card sort dalam proses kegiatan
belajar, agar kemampuan membaca permulaan pada siswa kelas I dapat
berhasil dan meningkat.
b. Sebagai pendidik, guru hendaknya dapat merancang proses pembelajaran
yang membangun kreatifitas serta pola pikir siswa yang kritis dan ilmiah.
c. Guru harus membiasakan siswa yang berperan aktif pada saat proses
pembelajaran berlangsung sedangkan tugas guru adalah sebagai motivator
dan fasilitator.
63
2. Saran untuk siswa
Siswa diharapkan pada saat kegiatan pembelajaran memperhatikan materi
pelajaran yang disampaikan guru, agar hasil belajarnya meningkat.
3. Saran untuk sekolah
Sekolah diharapkan memberikan dukungan baik sarana maupun prasarana
pembelajaran. Agar siswa semangat dalam belajar dan hasil belajar siswa
dapat meningkat.
64
DAFTAR PUSTAKA
Aggayuni, Wati. 2013. Pengaruh strategi pembelajaran tipe card sort terhadap
pemerolehan belajar IPS di SD. Pontianak: jurusan pendidikan dasar FIP,
Universitas Tanjung Pura. Artikel di akses pada 5 September 2015 dari
http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/viewFile/1894
Asrori, Mohammad. 2009. Penelitian tindakan kelas. Bandung: CV Wacana Prima
Cahyani, Isah dan Hodijah. 2007. Kemampuan berbahasa Indonesia di SD. Bandung:
UPI Pres, cet ke-1
Fadeh. 2009. Aplikasi metode card sort dalam peningkatan motivasi belajar siswa
bidang studi al-quran hadits. Malang: jurusan PAI, Fakultas Tarbiyah UIN
Malang. Artikel ini diakses pada 10 September 2015 dari
https://saidnazulfiqar.files.wordpres.com/2011/10/skripsi-aplikasi-metode-
card-short
Hartati, Tatat, dkk. 2006. Pendidikan dan sastra Indonesia di kelas rendah. Bandung:
UPI Pres, cet ke-1
Hindun. 2014. Pembelajaran Bahasa Indonesia Berkarakter di madrasah
Ibtidaiyah/Sekolah Dasar. Jakarta: Nufa Citra Mandiri, cet ke-2
Kusumah, Wijaya dan Dwitagama, Dedi. 2010. Mengenal penelitian tindakan kelas.
Jakarta: Indeks, cet ke-2
Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra.
Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, cet ke-3
Purwanto. Jurnal Teknodik. ISSN: 0854-915X No.
22/XI/TEKNODIK/DESEMBER/2007
Rahim, Farida. 2008. Pengajaran membaca di SD. Jakarta: PT. Bumi Aksara, cet ke-2
Ridwanuddin, Dindin. 2015. Bahasa Indonesia. Jakarta: UIN Press, cet ke-1
65
Rosmini, Novi, dkk. 2006. Membaca dan menulis di SD teori dan pengajarannya.
Bandung: UPI Pres, cet ke-1
Saddhono, Kundharu, dan Slamet. 2012. Meningkatkan keterampilan berbahasa
Indonesia. Bandung: Karya Putra Darwati, cet ke-1
Sugiyono. 2012. Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta, cet ke-17
Suprijono, Agus. 2009. Cooperative learning teori dan aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta: Pustaka belajar, cet ke-1
Tarigan, Djago. 2003. Pendidikan bahasa dan sastra Indonesia di kelas rendah.
Jakarta: UT, cet ke-1
Zubaidah, Enny. Kesulitan membaca permulaan pada anak. Yogyakarta: PGSD FIP
Universitas Negeri Yogyakarta. Artikel di akses pada 7 September 2015 dari
http://staf.uny.ac.id/sites/default/files/lain-lain/dr-enny-zubaidah-
mpd/produk%20Bahan%20Ajar-diagnosa-dan-cara-mengatasinya
66
LAMPIRAN
Lembar observasi siswa
Siklus / pertemuan : I / 1
Hari / tanggal : Senin, 14 Februari 2016
No Kegiatan siswa Ya tidak
1 Siswa memperhatikan guru yang sedang
menyiapkan potongan kertas
2 Siswa menerima potongan kertas yang dibagikan
oleh guru
3 Siswa memperhatikan penjelasan guru dan mencari
pasangan suku kata nya.
4 Siswa yang sudah mendapatkan pasangan suku kata
nya, duduk berdekatan dan membacakan suku kata
yang diperoleh.
Jumlah 3
Prosentase 75
Keterangan: observer
Ya =1
Tidak = 0
Persentase = x 100% Yunita Helza
Lembar observasi guru
Siklus / pertemuan : I / 1
Hari / tanggal : Senin, 14 Februari 2016
No Kegiatan Guru ya tidak
1 Guru menyiapkan potongan kertas yang berisi
bacaan suku kata di dalam amplop.
2 Guru membagi kertas-kertas tersebut menjadi dua
bagian yang sama, dan masing-masing siswa
memperoleh satu kertas.
3 Guru menjelaskan tentang teknik metode card sort
yakni aktivitas yang dilakukan berpasangan dan
siswa diminta untuk menemukan pasangan suku kata
nya.
4 Setelah semua siswa menemukan pasangan dan
duduk berdekatan, setiap pasangan diminta untuk
membacakan suku kata yang diperoleh.
Jumlah 4
Prosentase 100
Keterangan: observer
Ya = 1
Tidak = 0
Persentase = x 100% Dewi Novita
Lembar observasi siswa
Siklus / pertemuan : I / 2
Hari / tanggal : Selasa, 15 Februari 2016
No Kegiatan siswa Ya tidak
1 Siswa memperhatikan guru yang sedang
menyiapkan potongan kertas
2 Siswa menerima potongan kertas yang dibagikan
oleh guru
3 Siswa memperhatikan penjelasan guru dan mencari
pasangan suku kata nya.
4 Siswa yang sudah mendapatkan pasangan suku kata
nya, duduk berdekatan dan membacakan suku kata
yang diperoleh.
Jumlah 4
Prosentase 100
Keterangan: observer
Ya =1
Tidak = 0
Persentase = x 100% Yunita Helza
Lembar observasi guru
Siklus / pertemuan : I / 2
Hari / tanggal : Selasa, 15 Februari 2016
No Kegiatan Guru ya tidak
1 Guru menyiapkan potongan kertas yang berisi
bacaan suku kata di dalam amplop.
2 Guru membagi kertas-kertas tersebut menjadi dua
bagian yang sama, dan masing-masing siswa
memperoleh satu kertas.
3 Guru menjelaskan tentang teknik metode card sort
yakni aktivitas yang dilakukan berpasangan dan
siswa diminta untuk menemukan pasangan suku kata
nya.
4 Setelah semua siswa menemukan pasangan dan
duduk berdekatan, setiap pasangan diminta untuk
membacakan suku kata yang diperoleh.
Jumlah 4
Prosentase 100
Keterangan: observer
Ya = 1
Tidak = 0
Persentase = x 100% Dewi Novita
Lembar observasi siswa
Siklus / pertemuan : II / 1
Hari / tanggal : Jum’at, 18 Februari 2016
No Kegiatan siswa Ya tidak
1 Siswa memperhatikan guru yang sedang
menyiapkan potongan kertas
2 Siswa menerima potongan kertas yang dibagikan
oleh guru
3 Siswa memperhatikan penjelasan guru dan mencari
pasangan suku kata nya.
4 Siswa yang sudah mendapatkan pasangan suku kata
nya, duduk berdekatan dan membacakan suku kata
yang diperoleh.
Jumlah 4
Prosentase 100
Keterangan: observer
Ya =1
Tidak = 0
Persentase = x 100% Yunita Helza
Lembar observasi guru
Siklus / pertemuan : I I / 1
Hari / tanggal : Jumat, 18 Februari 2016
No Kegiatan Guru Ya tidak
1 Guru menyiapkan potongan kertas yang berisi
bacaan suku kata di dalam amplop.
2 Guru membagi kertas-kertas tersebut menjadi dua
bagian yang sama, dan masing-masing siswa
memperoleh satu kertas.
3 Guru menjelaskan tentang teknik metode card sort
yakni aktivitas yang dilakukan berpasangan dan
siswa diminta untuk menemukan pasangan suku kata
nya.
4 Setelah semua siswa menemukan pasangan dan
duduk berdekatan, setiap pasangan diminta untuk
membacakan suku kata yang diperoleh.
Jumlah 4
Prosentase 100
Keterangan: observer
Ya = 1
Tidak = 0
Persentase = x 100% Dewi Novita
Lembar observasi siswa
Siklus / pertemuan : II / 2
Hari / tanggal : Sabtu, 19 Februari 2016
No Kegiatan siswa Ya tidak
1 Siswa memperhatikan guru yang sedang
menyiapkan potongan kertas
2 Siswa menerima potongan kertas yang dibagikan
oleh guru
3 Siswa memperhatikan penjelasan guru dan mencari
pasangan suku kata nya.
4 Siswa yang sudah mendapatkan pasangan suku kata
nya, duduk berdekatan dan membacakan suku kata
yang diperoleh.
Jumlah 4
Prosentase 100
Keterangan: observer
Ya =1
Tidak = 0
Persentase = x 100% Yunita Helza
Lembar observasi guru
Siklus / pertemuan : II / 2
Hari / tanggal : Sabtu, 19 Februari 2016
No Kegiatan Guru Ya tidak
1 Guru menyiapkan potongan kertas yang berisi
bacaan suku kata di dalam amplop.
2 Guru membagi kertas-kertas tersebut menjadi dua
bagian yang sama, dan masing-masing siswa
memperoleh satu kertas.
3 Guru menjelaskan tentang teknik metode card sort
yakni aktivitas yang dilakukan berpasangan dan
siswa diminta untuk menemukan pasangan suku kata
nya.
4 Setelah semua siswa menemukan pasangan dan
duduk berdekatan, setiap pasangan diminta untuk
membacakan suku kata yang diperoleh.
Jumlah 4
Prosentase 100
Keterangan: observer
Ya = 1
Tidak = 0
Persentase = x 100% Dewi Novita
Siklus I
siswa mencari pasangannya
Setiap pasangan membacakan suku kata yang diperoleh
Siklus II
Siswa mencari kelompok kata sehingga menjadi kalimat sederhana
Setiap kelompok membacakan kata yang diperoleh sehingga menjadi kalimat sederhana
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
( Siklus I pertemuan I )
Nama Sekolah : MI MIFTAHUL FALAH
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/ Semester : I / I
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
I. Standar Kompetensi
Membaca
Memahami teks pendek dengan membaca nyaring
II. Kompetensi Dasar
Membaca nyaring suku kata dan kata dengan lafal yang tepat
III. Indikator
- Mengenal huruf dan suku kata
- Menyuarakan lambang bunyi yang berupa huruf dan suku kata dengan tepat
- Mengetahui penggalan suku kata dari sebuah kata
IV.Tujuan Pembelajaran
Dengan menggunakan metode card short, diharapkan siswa dapat :
- Mengenal huruf-huruf dan membacanya sebagai suku kata
- Menyuarakan lambang bunyi yang berupa huruf dan suku kata dengan tepat
- Mengetahui penggalan suku kata dari sebuah kata
V. Materi Pembelajaran
Suku kata
i ni ma ta ni na
i ni ka ki to ni
VI. Metode
Demonstrasi, card short, dan Tanya jawab
VII. Langkah-langkah Pembelajaran
A. Kegiatan Awal (± 5 menit)
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa Nilai/ Karakter
- Mengkondisikan kelas
- Berdoa sebelum belajar
- Mengabsen kehadiran siswa
- Menanyakan pembelajaran
sebelumnya dan mengaitkan
dengan materi yang akan
dipelajari
- Menyampaikan pokok
materi dan tujuan pembe
lajaran
- Mempersiapkan diri
memulai pembelajaran
- Berdoa sebelum belajar
- Menjawab panggilan guru
sesuai absen
- Menjawab pertanyaan dari guru
berkaitan dengan materi yang akan
dipelajari
-Menyimak penjelasan guru
- Ketertiban
- Religius
- Rasa ingin tahu
-Menghargai
-Toleransi
B. Kegiatan Inti (± 50 menit)
1. Eksplorasi (± 20 menit)
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa Nilai/ Karakter
- Guru menuliskan huruf abjad
di papan tulis
- Guru menjelaskan suku kata
- Guru menyiapkan potongan
kertas yang berisi bacaan suku
kata di dalam amplop
- Guru membagi kertas-kertas
tersebut menjadi dua bagian
yang sama
- Guru menulis suku kata pada
separuh bagian
- Pada separuh kertas yang lain,
tulis suku kata yang lain yang
dimaksud
- Siswa menyanyikan lagu A B C D
bersama-sama
- Siswa memperhatikan dan
membunyikan suku kata yang
dicontohkan guru
- Siswa membuka dan
memperhatikan potongan kertas
yang diperoleh
- Siswa menerima potongan kertas
yang dibagikan oleh guru
- Siswa memperhatikan penjelasan
guru
- Siswa memperhatikan potongan
kertas yang ditulis oleh guru
- Perhatian
- Rasa ingin tahu
2. Elaborasi (± 20 menit)
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa Nilai/ Karakter
- Guru mengocok semua kertas
sehingga akan tercampur
antara suku kata yang satu
dengan suku kata yang lain
- Guru memberi siswa satu
kertas. Guru menjelaskan
bahwa ini adalah aktivitas
yang dilakukan berpasangan
- Guru mintalah kepada siswa
untuk menemukan pasangan
mereka
- Setelah semua siswa
menemukan pasangan dan
duduk berdekatan, mintalah
- Siswa memperhatikan guru
mengocok semua kertas sehingga
akan tercampur
- Siswa menerima satu kertas
- Siswa mencari pasangan mereka
- Siswa yang sudah menemukan
pasangannya duduk berdekatan dan
membacakan suku kata yang
diperoleh
- Kritis
- Terbuka
- Rasa ingin tahu
- Keberanian
- Kerjasama
kepada setiap pasangan untuk
membacakan suku kata yang
diperoleh
3. Konfirmasi (± 10 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai/ Karakter
- Guru meminta seluruh siswa
untuk membacakan seluruh
suku kata yang ada
-Membacakan seluruh suku kata
yang ada
- Rasa ingin tahu
- Perhatian
C. Penutup (± 15 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai/ Karakter
- Menyimpulkan materi yang
dipelajari dan memberikan
penguatan
- Menutup pembelajaran
dengan doa
- Menyimak kesimpulan dari guru
- Berdoa bersama-sama
- Perhatian
- Religius
VIII.Media & Sumber Belajar
- Media : potongan kertas, amplop
- Sumber : Buku Bahasa Indonesia kelas I Penerbit Erlangga
IX.Penilaian
Rubrik penilaian membaca
No Aspek yang dinilai Bobot
1. Lafal 30
2. Intonasi 30
3. Kelancaran 40
Keterangan:
Ya = 1
Tidak = 0
Persentase = x 100%
Bekasi, 14 Februari 2016
Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Kelas I
( Hj. Munawaroh, S.Pd.I ) ( Yunita Helza )
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
( Siklus I Pertemuan II )
Nama Sekolah : MI MIFTAHUL FALAH
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/ Semester : I / I
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
I. Standar Kompetensi
Membaca
Memahami teks pendek dengan membaca nyaring
II. Kompetensi Dasar
Membaca nyaring suku kata dan kata dengan lafal yang tepat
III. Indikator
- Mengenal huruf-huruf dan membacanya sebagai kata
- Menyuarakan lambang bunyi yang berupa suku kata, dan kata dengan tepat
- Membaca nyaring kata dengan lafal yang tepat
IV.Tujuan Pembelajaran
Dengan menggunakan metode card short, diharapkan siswa dapat :
- Mengenal huruf-huruf dan membacanya sebagai kata
- Menyuarakan lambang bunyi yang berupa huruf, suku kata dan kata dengan tepat
- Membaca nyaring kata dengan lafal yang tepat
V.Materi Pembelajaran
Suku kata dan kata
sa ya su ka
ba ju ba ru
du a ma ta sa ya
VI. Metode
Demonstrasi, card short, dan tanya jawab
VII.Langkah-langkah Pembelajaran
A. Kegiatan Awal (± 5 menit)
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa Nilai/ Karakter
- Mengkondisikan kelas
- Berdoa sebelum belajar
- Mengabsen kehadiran siswa
- Menanyakan pembelajaran
sebelumnya dan mengaitkan
dengan materi yang akan
dipelajari
- Menyampaikan pokok
materi dan tujuan pembe
lajaran
- Mempersiapkan diri
memulai pembelajaran
- Berdoa sebelum belajar
- Menjawab panggilan guru
sesuai absen
- Menjawab pertanyaan dari guru
berkaitan dengan materi yang
akan dipelajari
-Menyimak penjelasan guru
- Ketertiban
- Religius
- Rasa ingin tahu
-Menghargai
-Toleransi
B. Kegiatan Inti (± 50 menit)
1. Eksplorasi (± 20 menit)
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa Nilai/ Karakter
- Guru menuliskan judul lagu
bangun tidur
- Guru menyiapkan potongan
kertas yang berisi bacaan kata
di dalam amplop
- Guru membagi kertas-kertas
tersebut menjadi dua bagian
yang sama
- Guru menulis kata pada
separuh bagian
- Pada separuh kertas yang lain,
tulis kata yang lain yang
dimaksud
- Siswa menyanyikan lagu bangun
tidur bersama-sama
- Siswa membuka dan
memperhatikan potongan kertas
yang diperoleh
- Siswa menerima potongan kertas
yang dibagikan oleh guru
- Siswa memperhatikan penjelasan
guru
- Siswa memperhatikan potongan
kertas yang ditulis oleh guru
- Perhatian
- Rasa ingin tahu
2. Elaborasi (± 20 menit)
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa Nilai/ Karakter
- Guru mengocok semua kertas
sehingga akan tercampur
antara kata yang satu dengan
kata yang lain
- Guru memberikan setiap
siswa satu kertas. Guru
menjelaskan bahwa ini adalah
aktivitas yang dilakukan
berpasangan
- Guru mintalah kepada siswa
untuk menemukan pasangan
mereka
- Setelah semua siswa
menemukan pasangan dan
duduk berdekatan, mintalah
- Siswa memperhatikan guru
mengocok semua kertas sehingga
akan tercampur
- Siswa menerima satu kertas
- Siswa mencari pasangan mereka
- Siswa yang sudah menemukan
pasangannya duduk berdekatan dan
membacakan kata yang diperoleh
- Kritis
- Terbuka
- Rasa ingin tahu
- Keberanian
- Kerjasama
kepada setiap pasangan untuk
membacakan kata yang
diperoleh
3. Konfirmasi (± 10 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai/ Karakter
- Guru meminta seluruh siswa
untuk membacakan seluruh
suku kata yang ada
-Membacakan seluruh suku kata
yang ada
- Rasa ingin tahu
- Perhatian
C. Penutup (± 15 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai/ Karakter
- Menyimpulkan materi yang
dipelajari dan memberikan
penguatan
- Menutup pembelajaran
dengan doa
- Menyimak kesimpulan dari guru
- Berdoa bersama-sama
- Perhatian
- Religius
VIII. Media & Sumber Belajar
- Media : potongan kertas, amplop
- Sumber : Buku Bahasa Indonesia kelas I Penerbit Erlangga
IX.Penilaian
Rubrik penilaian membaca
No Aspek yang dinilai Bobot
1. Lafal 30
2. Intonasi 30
3. Kelancaran 40
Keterangan:
Ya = 1
Tidak = 0
Persentase = x 100%
Bekasi, 15 Februari 2016
Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Kelas I
( Hj. Munawaroh, S.Pd.I ) ( Yunita Helza )
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
( Siklus II Pertemuan I )
Nama Sekolah : MI MIFTAHUL FALAH
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/ Semester : I / I
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
I. Standar Kompetensi
Membaca
Memahami teks pendek dengan membaca nyaring
II. Kompetensi Dasar
Membaca nyaring suku kata dan kata dengan lafal yang tepat
III. Indikator
- Mengenal huruf-huruf dan membacanya sebagai kalimat sederhana
- Membaca nyaring kalimat sederhana dengan lafal yang tepat
- Menyuarakan lambang bunyi yang berupa huruf, suku kata dan kalimat sederhana
dengan tepat
IV.Tujuan Pembelajaran
Dengan menggunakan metode card short, diharapkan siswa dapat :
- Mengenal huruf-huruf dan membacanya sebagai kalimat sederhana
- Membaca nyaring kalimat sederhana dengan lafal yang tepat
- Menyuarakan lambang bunyi yang berupa huruf, suku kata dan kalimat sederhana
dengan tepat
V.Materi Pembelajaran
Kalimat sederhana
lina
bangun
tepat
waktu
nisa
merapikan
tempat
tidur
IV. Metode
Demonstrasi, card short, dan tanya jawab
VI.Langkah-langkah Pembelajaran
A. Kegiatan Awal (± 5 menit)
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa Nilai/ Karakter
- Mengkondisikan kelas
- Berdoa sebelum belajar
- Mengabsen kehadiran siswa
- Menanyakan pembelajaran
sebelumnya dan mengaitkan
dengan materi yang akan
dipelajari
- Menyampaikan pokok
materi dan tujuan pembe
lajaran
- Mempersiapkan diri
memulai pembelajaran
- Berdoa sebelum belajar
- Menjawab panggilan guru
sesuai absen
- Menjawab pertanyaan dari guru
berkaitan dengan materi yang
akan dipelajari
-Menyimak penjelasan guru
- Ketertiban
- Religius
- Rasa ingin tahu
-Menghargai
-Toleransi
B. Kegiatan Inti (± 50 menit)
1. Eksplorasi (± 20 menit)
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa Nilai/ Karakter
- Guru menuliskan judul lagu
lihat kebunku
- Guru menyiapkan potongan
kertas yang berisi bacaan suku
kata di dalam amplop
- Guru membagi kertas-kertas
tersebut menjadi dua bagian
yang sama
- Guru menulis kalimat
sederhana pada separuh
bagian
- Pada separuh kertas yang lain,
tulis kalimat sederhana yang
lain yang dimaksud
- Siswa menyanyikan lagu lihat
kebunku secara bersama-sama
- Siswa membuka dan
memperhatikan potongan kertas
yang diperoleh
- Siswa menerima potongan kertas
yang dibagikan oleh guru
- Siswa memperhatikan penjelasan
guru
- Siswa memperhatikan potongan
kertas yang ditulis oleh guru
- Perhatian
- Rasa ingin tahu
2. Elaborasi (± 20 menit)
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa Nilai/ Karakter
- Guru mengocok semua kertas
sehingga akan tercampur
antara kalimat yang satu
dengan kalimat yang lain
- Setiap siswa diberi satu
kertas. Guru menjelaskan
bahwa ini adalah aktivitas
yang dilakukan berpasangan
- Mintalah kepada siswa untuk
menemukan pasangan mereka
- Setelah semua siswa
menemukan pasangan dan
- Siswa memperhatikan guru
mengocok semua kertas sehingga
akan tercampur
- Siswa menerima satu kertas
- Siswa mencari pasangan mereka
- Siswa yang sudah menemukan
pasangannya duduk berdekatan dan
- Kritis
- Terbuka
- Rasa ingin tahu
- Keberanian
- Kerjasama
duduk berdekatan, mintalah
kepada setiap pasangan untuk
membacakan kalimat yang
diperoleh
membacakan kalimat yang
diperoleh
3. Konfirmasi (± 10 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai/ Karakter
- Guru meminta seluruh siswa
untuk membacakan seluruh
suku kata yang ada
-Membacakan seluruh suku kata
yang ada
- Rasa ingin tahu
- Perhatian
C. Penutup (± 15 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai/ Karakter
- Menyimpulkan materi yang
dipelajari dan memberikan
penguatan
- Menutup pembelajaran
dengan doa
- Menyimak kesimpulan dari guru
- Berdoa bersama-sama
- Perhatian
- Religius
VIII.Media & Sumber Belajar
- Media : potongan kertas, amplop
- Sumber : Buku Bahasa Indonesia kelas I Penerbit Erlangga
IX.Penilaian
Rubrik penilaian membaca
No Aspek yang dinilai Bobot
1. Lafal 30
2. Intonasi 30
3. Kelancaran 40
Keterangan:
Ya = 1
Tidak = 0
Persentase = x 100%
Bekasi, 18 Februari 2016
Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Kelas I
( Hj. Munawaroh, S.Pd.I ) ( Yunita Helza )
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
( Siklus II Pertemuan II )
Nama Sekolah : MI MIFTAHUL FALAH
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/ Semester : I / I
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
I. Standar Kompetensi
Membaca
Memahami teks pendek dengan membaca nyaring
II. Kompetensi Dasar
Membaca nyaring suku kata dan kata dengan lafal yang tepat
III. Indikator
- Mengenal huruf-huruf dan membacanya sebagai kalimat sederhana
- Membaca nyaring kalimat sederhana dengan lafal yang tepat
- Menyuarakan lambang bunyi yang berupa huruf, suku kata dan kalimat sederhana
dengan tepat
IV.Tujuan Pembelajaran
Dengan menggunakan metode card short, diharapkan siswa dapat :
- Mengenal huruf-huruf dan membacanya sebagai kalimat sederhana
- Membaca nyaring kalimat sederhana dengan lafal yang tepat
- Menyuarakan lambang bunyi yang berupa huruf, suku kata dan kalimat sederhana
dengan tepat
V.Materi Pembelajaran
Kalimat sederhana
mira
melakukan
banyak
kegiatan
noni
rajin
merawat
tubuhnya
IV. Metode
Demonstrasi, card short, dan tanya jawab
VI.Langkah-langkah Pembelajaran
J. Kegiatan Awal (± 5 menit)
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa Nilai/ Karakter
- Mengkondisikan kelas
- Berdoa sebelum belajar
- Mengabsen kehadiran siswa
- Menanyakan pembelajaran
sebelumnya dan mengaitkan
dengan materi yang akan
dipelajari
- Menyampaikan pokok
materi dan tujuan pembe
lajaran
- Mempersiapkan diri
memulai pembelajaran
- Berdoa sebelum belajar
- Menjawab panggilan guru
sesuai absen
- Menjawab pertanyaan dari guru
berkaitan dengan materi yang
akan dipelajari
-Menyimak penjelasan guru
- Ketertiban
- Religius
- Rasa ingin tahu
-Menghargai
-Toleransi
K. Kegiatan Inti (± 50 menit)
4. Eksplorasi (± 20 menit)
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa Nilai/ Karakter
- Guru menuliskan judul lagu
lihat kebunku
- Guru menyiapkan potongan
kertas yang berisi bacaan suku
kata di dalam amplop
- Guru membagi kertas-kertas
tersebut menjadi dua bagian
yang sama
- Guru menulis kalimat
sederhana pada separuh
bagian
- Pada separuh kertas yang lain,
tulis kalimat sederhana yang
lain yang dimaksud
- Siswa menyanyikan lagu lihat
kebunku secara bersama-sama
- Siswa membuka dan
memperhatikan potongan kertas
yang diperoleh
- Siswa menerima potongan kertas
yang dibagikan oleh guru
- Siswa memperhatikan penjelasan
guru
- Siswa memperhatikan potongan
kertas yang ditulis oleh guru
- Perhatian
- Rasa ingin tahu
5. Elaborasi (± 20 menit)
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa Nilai/ Karakter
- Guru mengocok semua kertas
sehingga akan tercampur
antara kalimat yang satu
dengan kalimat yang lain
- Setiap siswa diberi satu
kertas. Guru menjelaskan
bahwa ini adalah aktivitas
yang dilakukan berpasangan
- Mintalah kepada siswa untuk
menemukan pasangan mereka
- Setelah semua siswa
menemukan pasangan dan
- Siswa memperhatikan guru
mengocok semua kertas sehingga
akan tercampur
- Siswa menerima satu kertas
- Siswa mencari pasangan mereka
- Siswa yang sudah menemukan
pasangannya duduk berdekatan dan
- Kritis
- Terbuka
- Rasa ingin tahu
- Keberanian
- Kerjasama
duduk berdekatan, mintalah
kepada setiap pasangan untuk
membacakan kalimat yang
diperoleh
membacakan kalimat yang
diperoleh
6. Konfirmasi (± 10 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai/ Karakter
- Guru meminta seluruh siswa
untuk membacakan seluruh
suku kata yang ada
-Membacakan seluruh suku kata
yang ada
- Rasa ingin tahu
- Perhatian
L. Penutup (± 15 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai/ Karakter
- Menyimpulkan materi yang
dipelajari dan memberikan
penguatan
- Menutup pembelajaran
dengan doa
- Menyimak kesimpulan dari guru
- Berdoa bersama-sama
- Perhatian
- Religius
VIII.Media & Sumber Belajar
- Media : potongan kertas, amplop
- Sumber : Buku Bahasa Indonesia kelas I Penerbit Erlangga
IX.Penilaian
Rubrik penilaian membaca
No Aspek yang dinilai Bobot
1. Lafal 30
2. Intonasi 30
3. Kelancaran 40
Keterangan:
Ya = 1
Tidak = 0
Persentase = x 100%
Bekasi, 19 Februari 2016
Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Kelas I
( Hj. Munawaroh, S.Pd.I ) ( Yunita Helza )