PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA CERPEN MELALUI …
Transcript of PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA CERPEN MELALUI …
PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA CERPEN MELALUI
TEKNIK WARMING UP FOR READING SISWA KELAS VIII SMP
NEGERI SATAP 7 RAPPOA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Pendidikan
Pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
KASMAWATI
105331118216
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
MOTO
Tidak ada kata terlambat selagi kita mau berusaha dan berdoa.
Tidak ada kesuksesan yang instan melainkan dengan kerja
keras dan doa.
PERSEMBAHAN
Untuk Bapak ABD. Haris Dg. Ngago dan Ibu Nusyamsi Dg. Rannu tercinta yang setia
dengan doa untuk anaknya.
Untuk saudara dan rekan-rekanku tercinta yang selalu memberi dukungan dan
motivasinya.
ABSTRAK
Kasmawati, 2020. Peningkatan Kemampuan Membaca Cerpenh Melalui Teknik
Warming Up For Reading Siswa Kelas VIII SMP Negeri 7 satap rappoa. Skripsi
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Makassar
dibimbing oleh Munirah dan Asis Nojeng.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk
mendeskripsikan peningkatan kemampuan membaca cerpen melalui teknik
Warming Up For Reading siswa kelas VIII SMP Negeri Satap 7 Rappoa. Subjek
penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri Satap 7 Rappoa sebanyak 13
orang. Prosedur penelitian dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus pertama
dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan dan siklus kedua dilaksanakan
sebanyak dua kali pertemuan. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan
observasi dikelas aktivitas mengajar guru dan aktivitas proses belajar siswa dan
tes formatif membaca cerpen. Data yang terkumpul dianalisis dengan
menggunakan analisis kuantitatif dan kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa skor rata-rata pada siklus pertama
sebesar 71,25, pada siklus kedua diperoleh skor rata-rata 80,12,. Hal tersebut
berarti terjadi peningkatan kemampuan menulis puisi pada siswa secara
signifikan. Hal ini berarti penerapan peningkatan kemampuan membaca cerpen
melalui teknik Warming Up For Reading sangat efektif digunakan untuk
meningkatkan kemampuan membaca cerpen siswa kelas VIII SMP Negeri Satap 7
Rappoa.
Kata Kunci : Kemampuan Membaca Cerpen, Teknik Warming Up For Reading
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirrahim
Sebagai manusia ciptaan Allah Subhanahu Wata’ala, sudah sepatutnyalah
peneliti memanjatkan ke hadirat-Nya atas segala kelimpahan rahmat dan karunia
serta kenikmatan yang diberikan kepada peneliti berupa nikmat iman, nikmat
kesehatan, nikmat waktu, nikmat alam. Nikmat Allah itu sangat banyak dan
berlimpah, dan Skripsi ini adalah setitik dari sederetan nikmat dan berkah yang
Allah berikan. Bahkan jika peneliti ingin melukiskan nikmat Allah Subhanahu
Wata’ala menggunakan semua ranting pohon yang ada di dunia sebagai penanya
dan seluruh air dilautan sebagai tintanya, maka semua ranting-ranting pohon dan
air di lautan akan habis dan belum cukup untuk menuliskan nikmat-Nya yang
senantiasa berbuat baik dan bermanfaat.
Shalawat serta salam tak lupa pula peneliti ucapkan kepada Nabi
Muhammad Shallallahu alaihi wasallam. Kepada keluarganya, para sahabatnya,
hingga kepada umatnya yang senantiasa berpegang teguh terhadap ajaran
sunnahnya hingga akhir zaman. Manusia yang menjadi sang revolusioner islam
yang telah menggulung tikar-tikar kebatilan dan membentangkan permadani-
permadani islam hingga saat ini. Nabi yang telah membawa misi risalah islam
sehingga peneliti dapat membedakan antara yang haq dan yang batil. Sehingga,
kejahiliyaan tidak dirasakan oleh umat manusia di zaman yang serba digital ini.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan penelitian pada
program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makasssar. Skripsi ini juga disusun
agar dapat memberi pengetahuan kepada pembaca mengenai peningkatan
kemampuan membaca cerpen dengan menggunakan teknik warming up for
reading pada siswa kelas VIII SMP Negeri 7 satap rapppo .
Motivasi dari berbagai pihak sangat membantu dalam perampungan
tulisan ini. Pada kesempatan ini segala rasa hormat, penulis mengucapkan terima
kasih yang teramat tulus dari relung hati yang paling dalam dipersembahkan
kepada kedua orang tua Abd haris dan Nursyamsi yang telah berjuang, berdoa,
mengasuh, membesarkan dan mendidik, dan membiayai penulis dalam proses
pencarian ilmu. Serta keluarga lainnya yang telah memberi dukungan, motivasi
dan sumbangsinya selama penulis menuntut ilmu.
Penyelesaian skripsi ini tidak akan berjalan sebagaimana mestinya jika
tidak adanya keterlibatan dari berbagai pihak yang dengan tulus ikhlas
memberikan bantuan dan arahannya. Dengan segala kerendahan hati penulis
mengucapkan terima kasih kepada Dr. Munira, M. Pd., dan Aziz nojeng, S.Pd.,
M.Pd., selaku pembimbing I dan pembimbing II, yang selalu memberikan
bimbingan, arahan, dorongan, semangat, serta motivasi sejak awal penyusunan
proposal hingga selesainya skripsi ini.
Penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr.
H. Ambo Asse, M.Ag., selaku rektor Univeritas Muhammadiyah Makassar,
Bapak Erwin Akib, S. Pd., M. Pd., Ph. D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar, serta Ibunda Dr.
Munirah, M. Pd., selaku Ketua Jurusan Program Studi Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia, Universitas Muhammadiyah Makassar, serta seluruh dosen dan
para staf dalam lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Muhammadiyah Makassar yang telah membekali penulis dengan serangkaian
ilmu pengetahuan yang sangat bermamfaat bagi penulis.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya juga peneliti ucapkan kepada
teman-teman seperjuanganku terkhusus Zulkaidah ahmad, Niar, Nurul, Rezky
karena telah berpartisipasi dan selalu menemaniku dalam suka dan duka, sahabat-
sahabatku terkasih serta seluruh rekan mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia Angkatan 2016 atas segala kebersamaan, motivasi, saran, dan
bantuannya kepada penulis yang telah memberi cahaya dalam hidupku.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati, peneliti senantiasa
mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak, selama saran dan kritikan
tersebut bersifat membangun, karena peneliti yakin bahwa suatu persoalan tidak
akan berhenti sama sekali tanpa adanya kritikan. Semoga dapat memberikan
mamfaat bagi para pembaca, terutama bagi diri pribadi penulis.
Amin Ya Rabbil Alamin.
Makassar, september 2020
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ ii
LEMBARAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...............................................iii
SURAT PERNYATAAN ...................................................................................... iv
SURAT PERJANJIAN .......................................................................................... v
MOTO .................................................................................................................... vi
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR .........................................................................................viii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... .x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian teori ............................................................................................. 7
a. Pengertian Membaca ......................................................................... 7
b. Tujuan Membaca ............................................................................... 9
c. Aspek – Aspek Membaca ................................................................ 11
d. Jenis Membaca ................................................................................ 13
e. Membaca Cerpen ............................................................................. 14
f. Karekteristik Cerpen ........................................................................ 14
g. Macam – macam Jenis Cerpen ........................................................ 14
h. Fungsi Dari Cerita Pendek ............................................................... 15
i. Deskripsi dan Tujuan Penggunaan Teknik Warming up for
Reading ............................................................................................ 15
j. Langkah – langkah Penggunaan Teknik Warming up for
Reading ............................................................................................ 16
k. Keunggulan dan Kelemahan Teknik Warming up for Reading ..... 18
B. Kerangka Pikir ....................................................................................... 21
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .................................................................................... 22
B. Subjek dan Lokasi Penelitian .............................................................. 22
C. Fokus Penelitian .................................................................................. 22
D. Presedur Penelitian .............................................................................. 23
E. Instrumen Penelitian............................................................................ 27
F. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 28
G. Indikator Keberhasilan ........................................................................ 30
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ................................................................................... 32
B. Pembahasan hasil ................................................................................ 37
BAB V PENUTUP
A. Simpulan ............................................................................................. 41
B. Saran ................................................................................................... 41.
DAFTAR PUSTAKA
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Samsu sumadayo (2011:4) mengungkapkan bahwa
membaca adalah salah satu kegiatan interaktif untuk memetik serta
memahami arti yang terkandung dalam bahan tulis sedangkan.
Menurut Handayani (2010:10) membaca merupakan salah satu
komponen keterampilan bahasa. Membaca merupakan suatu proses aktif
yang bertujuan dan memerlukan strategis adanya.
Menurut Tarigan (2015:8) membaca adalah suatu metode yang kita
gunakan untuk berkomunikasi dengan diri kita sendiri dan kadang-kadang
dengan orang lain yaitu mengkomunikasih kan makna yang terkandung atau
tersirat pada lambabg tulisan lalu.
Tri (2014:11) mendefinisikan kemampuan membaca adalah
kessnggupan dan keepatan serta kesiapan seseorang untuk memaknai
gagasan-gagasan dan lambang atau bunyi bahasa.
Dapat disimpulakan bahwa memba ialah hal-hal yang dapat
menuangngkan ide-ide gagasan.
Membaca juga merupakan salah satu jenis pembelajaran keterampilan
bahasa indonesia yang diajarkan disekolah sesuai dengan
kurikulum/pedoman mengajar, salah satu dari jenis kegiatan pembelajaran
mrmbaca yaitu mrmbaca cerpen. Komprehensi membaca merupakan suatu
2
proses yang hambatannya serupa dengan hambatan dalam mengingat
dan memecahkan masalah.
Menurut Tarigan (2008:1) menjelaskan bahwa dalam pembelajaran
bahasa terdapat empat aspek keterampilan berbahasa yang wajib dikuasai
oleh siswa. Empat aspek keterampilan berbahasa tersebut mencakup
keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Empat aspek
keterampilan tersebut saling berkaitan. Membaca merupakan suatu
keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak
langsung dengan orang lain. Keterampilan membaca tidak akan datang secara
otomatis melainkan harus dengan melalui latihan dan praktik yang banyak
dan teratur.
Kemudian Menurut jahja (2011:53) bahasa merupakan kemampuan
untuk berkomunikasi dengan orang lain. Bahasa adalah suatu bentuk
komunikasi baik lisan maupun tulisan, isyarat yang berdasarkan pada suatu
sistem dari simbol-simbol bahasa. Terdiri dari kata-kata yang digunakan oleh
masyarakat beserta aturan-aturan untuk menyusun berbagi variasi dan
mengkombinasikan. Bahasa sehari -hari setiap orang perlu bahan untuk
berbicara dab mendengarkan orang lain.
Pembelajaran membaca yang berlangsung di SMP Negeri Satap 7 Rappoa
masih menggunakan metode yang bervariasi sehingga siswa tidak termotivasi
dalam proses pembelajaran berlangsung siswa diberi tugas untuk membaca,
kemudian diberi tugas tanpa menganalisis pokok-pokok cerita yang terdapat
dalam bacaan, terutama dalam pembelajaran membaca cerpen sehinggga
3
siswa tidak sepenuhnya dapat dimengerti oleh siswa. Agar siswa dapat
memahami bacaanya, maka pembelajaran memerlukan teknik agar siswa
dapat memahami bacaanya dengan baik siswa dan tidak terpaku dengan
teknik lama atau tradisional.
Ada pun teknik warning up for reading merupakan salah satu teknik
pembelajaran membaca yang mampu menggabungkan proses membaca
dengan pembelajaran yang bermakna. teknik ini sangat sederhana hanya
menggunakan secarik kertas (worksheet) sebagai salah satu media dalam
kegiatannya. Dalam kertas kerja tersebut memuat intruksi yang jelas,
sehingga dapat memberikan gambaran bahwa teknik ini dapat dilakukan
secara mandiri, sehingga kegiatan terpusat pada siswa . sedasngkan kegiatan
teknik warming up for reading guru harus menjelaskan petunujuk kegiatan
dan manfaatnya. Walaupun sudah tercantum dengan jelas pada kertas kerja.
Hal ini bertujuan agar siswa dan guru selalu dekat dan siap membantu dalam
pembelajaran. Melalui teknik warming up for reading ada empat komponen
dasar dalm proses membaca yaitu: (1) pengembangan kosa kata, (2)
memprediksi apa yang akan muncul dalam bacaan tersebut, (3)
mengantisipasi informasi yang akan di terima siswa, sehingga akan terjadi
proses evaluasi, (4) siswa mencari informasi umum lalu mencari informasi
tertentu. Alah satu manfaat dari teknik warming up for reading sebagai
kegiatan pra-membaca juga membuat pembelajaran menjadi lebih bermakna,
karena dapat menjadi instrumen untuk menggali dan mengaktifkan
pengetahuan dasar siswa.
4
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti ingin mengkaji karena hasil
observasi yang telah dilakukan di sekolah menunjukan bahwa salah satu
cara yang dapat digunakan untuk merangsang keterampilan membaca
cerpen dengan menggunakan teknik Warming up for Reading pada siswa
kelas VIII SMP Negeri 7 Satap Rappoa.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah Bagaimanakah peningkatan kemampuan membaca
cerpen melalui teknik Warming up for Reading pada siswa kelas VIII SMP
Negeri Satap 7 Rappoa?
C. Tujuan penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah
untuk menghasilkan kemampuan membaca cerpen menggunakan teknik
Warming up for reading pada siswa kelas VIII SMP Negeri Satap 7 Rappoa.
D. Manfaat penelitian
1. Manfaat teoretis
a) Diharpkan dapat digunakan sebagai pengembangan teoritis pembelajaran
bahasa, khususnya pada teknik pembelajaran membaca cerpen.
b) Dapat menambah referensi guru/pendidik dengan pembelajaran membaca
cerpen
5
2. Manfaat praktis
penelitian ini akan bermanfaat bagi sekolah berkaitan dengan adanya teknik
warming up for reading yang digunakan dalam proses pembelajaran
membaca cerpen sehingga diharapkan dapat memajukan kualitas
pembelajaran di sekolah.
a) Bagi guru
untuk mendapatkan informasi mengenai cara-cara untuk mengupayakan
dalam keefektifan penggunaan teknik Warming up for reading dalam
membaca materi cerpen.
b) Bagi siswa
agar dapat meningkatkan kemampuan membaca materi cerpen siswa
dan untuk membangun minta belajar siswa dalam membaca dengan
menggunakan teknik warming up for reading.
c) Bagi Peneliti
untuk menabah pengetahua untuk mendorong semangat siswa
dapat di terapkan pada siswa, dan dijadikan bekal kelak untuk menjadikan
guru yang inovatif dan kreatif selain itu, penenlitian juga menambahkan
pengalaman dalam hal melakukan suatu penelitian.
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Penelitian yang Relevan
Adapun beberapa penelitian relevan dengan penelitian ini adalah
penelitian yang dilakukan oleh Nina Sisprinanti (2013:18) dengan judul teknik
Warming up for Reading dalam pembelajaran membaca materi cerpen pada
kelas VII SMP Negeri 3 Bobotsari Purbalingga. Penelitian tersebut
menyimpulkan bahwa siswa mampu membaca materi cerpen menggunakan
teknik WFR.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Sri Nurzalenawati (2013:1) dengan
judul Peningkatkan Kemampuan Membaca Kata Melalui Metode Fonetis bagi
Anak Tunagrahita Sedang Untuk Menungkatkan Kemampuan Berkomunikasi.
Hasil dari penelitian tersebut membuktikan bahwa dengan menggunakan teknik
WFR dapat meningkatkan hasil belajar menulis membaca mater siswa
Tunagrahita.
Penelitian yang dilakukan oleh Irainsani (2014:6), dengan judul
Penggunaan Teknik Warming Up For Reading dalam Pembelajaran Membaca
Pemahaman pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Purbalingga. Berdasarkan
penelitian yang telah dilakukan terhadap siswa semester III Jurusan Pendidikan
Bahasa Perancis UPI Tahun Akademik 2013/2014 diperoleh rata-rata responden
yakni 83,25. Berdasarkan skala penilaian, perolehan nilai rata-rata tersebut
dikategorikan baik dan proses pembelajaran juga telah dilaksanakan dengan baik
7
sesuai dengan perencanaan. Dengan demikian berdasarkan nilai perolehan dan
proses yang berjalan dengan baik dapat disimpulkan teknik WFR dapat diterapkan
dalam pembelajaran membaca pemahaman dengan langkah-langkah penerapan
teknik WFR yang telah disesuaikan dengan tingkatan kemampuan responden.
Berdasarkan uraian hasil penelitian membaca materi cerpen di atas dan
sejauh penelusuran peneliti belum ada penelitian yang secara spesifik membahas
tentang “peningkatan kemampuan membaca materi cerpen melalui teknik
Warming Up for Reading pada siswa kelas VIII SMP Negeri Satap 7 Rappoa”.
Hal inilah yang mendorong penulis untuk mengadakan penelitian dan berinisiatif
untuk menerapkan teknik Warming Up for Reading pada siswa kelas VIII SMP
Negeri Satap 7 Rappoa.
2. Kajian Teori
a. Pengertian Membaca
Mulyati (2015:2) bahasa dapat diartikan sebagai alat untuk
menyampaikan sesuatu yaitu tulisan didalam hati. Pengertian dari bahasa
adalah berkomunikasi dalam arti alat untuk menyampaikan pengucapan,
gagasan, kata dan perasaan.
Menurut Sudjana (2009:5) Membaca merupakan proses dimana
kegiatan itu dilakukan secara sadar dan bertujuan. Membaca bukanlah
kegiatan memandangi lambang-lambang tertulis saja, namun lambang-
lambang itu akan menjadi bermakana untuk segera dipahami oleh pembaca.
Dari pengertian di atas aktivitas membaca lebih mengarah pada proses.
Proses memahami makna lambang tertulis yang melibatkan berbagai
8
aktivitas. Pernyataan tersebut tepat karena pada dasarnya membaca adalah
suatu kegiatan untuk mengucap lambang/kode sesuai lafal untuk dipecahkan
sehingga pembaca dapat menerima pesan dari lambang-lambang tersebut”.
Menurut Tarigan (2015:7) membaca adalah suatu proses yang
dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang
hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis.
Sedangkan menurut Rahim (2008 : 2) Membaca pada hakikatnya adalah
suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekedar
melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berpikir,
psikolinguistik, dan metakognitif.
b. Tujuan Membaca
Berdasarkan uraian para ahli di atas, pada hakikatnya tujuan membaca
adalah untuk memahami suatu wacana dan Tujuan membaca juga dikemukakan
oleh Paul D. Leedy dalam Soedarso (2010: 120) yang menyatakan bahwa
membaca mempunyai beberapa tujuan diantaranya:
1) Untuk mengerti ide pokoknya
2) Meningkatkan kekayaan pengetahuan umum
3) Untuk memahami fakta dan detail khusus
4) Untuk memecahkan suatu masalah
5) Untuk membentuk opini
6) Untuk apresiasi pandangan orang lain
7) Untuk menambah perbendaharaan kata
9
Burn dkk, , dalam Rahim (2008: 11-12), mengemukakan beberapa tujuan
membaca yang senada dengan pendapat di atas, yaitu:
1) Kesenangan
2) Menyempurnakan membaca nyaring
3) Menggunakan strategi tertentu
4) Mengetahi pengetahuan-pengetahuan tentang suatu topik
5) Mengaitkan informasi baru dengan informasi yang telah diketahui
6) Mengaitkan informasi untuk laporan lisan atau tulis
7) Mengkonfirmasikan atau mengolah prediksi
8) Menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan informasi yang
diperoleh dari suatu teks dalam beberapa cara lain dan mempelajari tentang
struktur teks.
Menjawab pertanyaan yang spesifik memperkaya pengetahuan yang
dimiliki. Tujuan membaca setiap orang berbeda-beda disesuaikan dengan
kebutuhannya, tetapi tujuannya sama, yaitu untuk memperoleh pemahaman
terhadap suatu wacana.
Pencapaian tujuan membaca di pengaruhi oleh faktor intrinsik dan
ekstrinsik. Faktor intrinsik, meliputi kemampuan linguistic (kebahasaan),
minat, motivasi, dan kemampuan membaca, Sedangkan faktor ekstrinsik,
meliputi unsur-unsur bacaan dan lingkungan membaca. Membaca merupakan
usaha untuk memperoleh makna sebuah informasi. Apabila faktor intrinsik dan
ekstrinsik dapat terpenuhi, maka siswa dapat mencapai tujuan membaca, yaitu
memperoleh makna yang terdapat dalam suatu bacaan
10
c. Aspek-Aspek Membaca
Menurut Tarigan (2008: 12-13) “keterampilan membaca memiliki dua
aspek penting, yaitu keterampilan yang bersifat mekanik dan keterampilan
yang bersifat pemahaman. Kedua aspek tersebut bersinergi untuk
memperoleh pemahaman yang sesuai dengan isi bacaan yang dimaksudkan.”
Keterampilan yang bersifat mekanis meliputi 3 hal, yaitu:
1) Pengenalan bentuk huruf
2) Pengenalan unsur-unsur lingistik
3) Pengenalan ejaan dan bunyi.
Penguasaan dan pengenalan aspek mekanis ini memungkinkan pembaca
untuk memungkinkan pembaca untuk dapat membaca tulisan/ tanda baca
yang terdapat dalam bacaan tersebut. Selain itu ketetapan dan kelancaran
membaca juga berpengaruh pada aspek keterampilan yang bersifat
pemahaman.
Keterampilan yang bersifat pemahaman meliputi 4 hal,yaitu:
1) Seederhana
2) signifikansi/makna
3) Penilaian
4) Kecepatan membaca fleksibel
Penguasaan keterampilan yang bersifat pemahaman ini mungkin
pembaca mengerti maksud kata-kata/kalimat yang terdapat dalam
bacaan tersebut. Pada tahap ini pembaca akan memperoleh pengertian
11
tentang isi bacaan. Dengan kata lain, terjadi transferide dari
penulis ke pembaca atau dialog antara teks dan pembaca.
Kegiatan membaca yang sesuai untuk mencapai tujuan
yang terkandung dalam keterampilan mekanis adalah membaca nyaring
/membaca bersuara. Kegiatan membaca yang sesuai untuk mencapai
tujuan yang terkandung dalam keterampilan membaca materi cerpen
adalah membaca dalam hati. Jadi , aspek-aspek membaca sudah
dikuasai maka isi bacaan dapat dipahami.
d. Jenis Membaca
Jenis membaca dapat digolongkan dalam kriteria tertentu dilihat
dari sudut cakupan bahan membaca dapat digolongkan menjadi dua jenis
yakni membaca membaca ekstensif dan intensif.
1) Membaca ekstensif berarti membaca secara luas. Objeknya meliputi
sebanyak mungkin teks dalam waktu yang sesingkat mungkin. Membaca
eksentif ini meliputi membaca survei membaca sekilas dan membaca
dangkal.
A. Membaca survei
Menurut Tarigan (1994: 32) Sebelum membaca kita meneliti
terlebih dahulu apa yang akan kita telaah, dengan jalan:
1. Memeriksa, meneliti indek-indeks daftar kata-kata yang terdapat
dalam buku.
2. Melihat-lihat, memeriksa, meneliti judul-judul bab yang terdapat
dalam buku-buku yang bersangkutan.
12
3. Memeriksa, meneliti bagan, skema, outline, buku yang
bersangkutan.
B. Menurut Tarigan (1994: 33) Membaca sekilas adalah sejenis membaca
yang membuat mata kita bergerak cepat melihat, memerhatikan
bahantertulis untuk mencari serta mendapatkan informasi penerangan.
C. Broughton dalam Tarigan (1994: 36) menyatakan membaca dangkal
bertujuan untuk memperoleh pemahaman yang dangkal yang bersifat
luaran, yang tidak mendalam dari suatu bahan bacaan. Membaca
dangkal dilakukan bila kita membaca kesenangan, membaca bacaan
ringan yang mendatangkan kebahagiaan pada waktu senggang.
Misalnya cerita pendek, novel ringan, dan sebagainya. Dalam
membaca seperti hal-halnya karya-karya ilmiah, dapat dilakukan
dengan santai tetapi menyenangkan.
2) Menurut Tarigan (1994:36) membaca intensif adalah studi saksama,
telaah, teliti, dan penanganan terperinci yang dilaksanakan di dalam
kelas terhadap suatu tugas yang pendek kira-kira dua sampai empat
halaman setiap hari. Kuesioner, latihan pola-polo kalimat latihan, kosa
kata, telaah kata-kata, dikte, dan diskusi umum merupakan bagian dan
teknik membaca intensif. Adapun jenis membaca yang akan dibahas
dalam penelitian ini adalah membaca materi cerpen.
e. Membaca Cerpen
Menurut Rahardi (2015:7), mengatakan bahwa cerpen adalah
singkatan kata dari Cerita Pendek yaitu karangan pendek yang berbentuk
13
prosa, yang mengisahkan sepenggal kehidupan tokoh yang penuh
pertikaian, peristiwa yang mengharukan dan menyenangkan, serta
mengandung pesan yang tidak mudah dilupakan. Cerita pendek (cerpen)
merupakan salah satu jenis karya sastra yang berbentuk prosa dan bersifat
fiktif yang menceritakan atau menggambarkan suatu kisah yang dialami
oleh suatu tokoh secara ringkas disertai dengan berbagai konflik dan
terdapat penyelesaian ataupun solusi dari masalah masalah yang
dihadapi.
Cerita pendek berasal dari anekdot, sebuah situasi yang
digambarkan singkat yang dengan cepat tiba pada tujuannya, dengan
paralel pada tradisi penceritaan lisan. Cerpen merupakan kisahan
pendek yang memberikan kesan tunggal yang dominan dan memusatkan
diri pada suatu tokoh dalam satu situasi dan satu waktu, yang dapat di baca
cepat tanpa waktu lama. untuk lebih jelasnya mari kita pelajari sama-
sama.
Menurut Sutiono (2012:10), mengatakan Membaca karya sastra
khususnya cerpen dapat mengolah imajinasi pembaca. Hal ini
disebabkan karena karya sastra memberikan gambaran secara utuh dalam
bentuk teks, sehingga mengasah pembaca untuk berimajinasi. Ide-ide
dalam karya sastra yang kadang liar dan out of the box juga menjadi
salah satu faktor penyebabnya. Membaca cerita pendek yang biasanya
menceritakan budaya tertentu, maka kita akan mendapatkan informasi
unsur budaya yang kita dapatkan pada cerita pendek tersebut.
14
f. Karakteristik Cerpen
1) Panjang karangan ± 3-10 halaman (kurang dari 10.000 kata )
2) Ceritanya singkat, pendek, padat, dan berarti dan lebih pendek daripada
novel.
3) Ceritanya fiktif dan rekaan.
4) Penggunaan kata-katanya sangat ekonomis.
5) Habis dibaca sekali duduk.
6) Penokohannya sangat sederhana, singkat, dan tidak mendalam.
7) Beralur tunggal dan lurus
g. Macam-macam Jenis Cerpen
Berdasarkan jumlah katanya cerpen dapat dibedakan menjadi tiga,
yaitu:
1) Cerpen mini (flash), cerpen yang memuat jumlah kata antara 750 kata
hingga 1.000 kata.
2) Cerpen ideal, cerpen yang memuat jumlah kata antara 3.000 hingga 4.000
kata.
3) Cerpen panjang, cerpen ini merupakan jenis cerpen terpanjang yakni
memuat 10.000 kata.
h. Fungsi dari Cerita Pendek
Fungsi cerita pendek ada lima jenis, yaitu:
1) Fungsi rekreatif : yaitu fungsi yang memberikan rasa senang, gembira, dan
menghibur para pembacanya.
15
2) Fungsi didaktif : yaitu fungsi yang mengarahkan dan mendidik para
pembaca nya karena nilai nilai kebenaran dan kebaikan yang termuat
didalam cerpen.
3) Fungsi estetis : yaitu fungsi yang memberikan keindahan bagi para
pembaca karya sastra cerpen.
4) Fungsi moralitas : yaitu fungsi yang mengandung nilai moral sehingga
para pembaca nya bisa mengetahui moral yang baik dan moral yang tidak
baik. Diharapkan pembacanya bisa mengetahui akibat dari moral tidak
baik bagi dirinya sehingga Ia tidak melakukan moral yang tidak baik.
5) Fungsi relegiusitas : mengandung ajaran agama yang dapat dijadikan
teladan bagi para pembaca nya.
i. Deskripsi dan Tujuan Penggunaan Teknik Warming up for Reading
(WFR)
Warming up for Reading (WFR) adalah teknik yang mencoba
menggali pengetahuan dasar siswa untuk memahami teks bacaan yang
dimliki siswa. Teknik ini sederhana dan hanya menggunakan secarik
kertas kerja (worksheet) sebagai salah satu media kegiatannya. Kegiatan
ini dapat dilakukan pada jenis teks apapun, pada berbagai tingkatan
usia dan pada setiap jenjang pendidikan.
Tampilan kertas kerja (worksheet) tersebut sangat sederhana
sehingga memberi kesan bahwa siswa akan melakukan hal yang mudah.
Hal ini penting sebagai upaya untuk memotivasi dan menumbuhkan rasa
percaya diri siswa. Kertas kerja (worksheet) tersebut didalamny a memuat
16
instruksi yang jelas sehingga memberikan gambaran bahwa tekhnik ini
dapat dilakukan secara mandiri, sehingga kegiatan ini berpusat pada
siswa (student center). Pada kertas kerja (worksheet) ini tercantum nama
dan jenis tugas (individu) agar memudahkan evaluasi dan memonitor
kegiatan apa saja yang telah dilakukan siswa.
j. Langkah-langkah penggunaan teknik Warming up forReading
Adapun langkah-langkah penggunaan teknik Warming up for
Reading sebagai berikut.
1) Guru memberi penjelasan mengenai teknik Warming up for Reading
Pada setiap awal kegiatan teknik Warming up for Reading, guru
harus selalu menjelaskan petunjuk kegiatan dan menjelaskan apa
manfaatnya bagi siswa walaupun hal tersebut sudah tercantum dengan
jelas pada kertas kerja. Hal ini dilakukan agar siswa merasa guru selalu
dekat dan siap membantu mereka dalam melakukan kegiatan ini.
2) Mempersiapkan penampilan individu
3) Setiap siswa masing-masing mempersiapkan diri untuk membaca
4) Guru memberikan judul teks bacaan cerpen
Pada tahap ini guru memberikan judul yang ditulis dipapan tulis atau
layar infokus (LCD).
5) Guru memberikan bahan belajar seperti lembar kerja teknik Warming up
for Reading.
6) Guru membantu siswa dalam melakukan teknik Warming up for
Reading.
17
Dalam kegiatan ini, jika perlu siswa dilatih terlebih dahulu
bagaimana membuat bagaimana membaca dengan baik dan benar
serta membaca dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang formal.
Pada tahap ini, harus diingat bahwa siswa hanya
‘memprediksi’dan‘prediksi’ tersebut tidak harus selalu benar.
Penjelasan ini perlu agar siswa tidak merasa kecewa ‘cara membaca’
mereka tidak benar.
Teks cerita yang diberikan bisa merupakan teks yang sudah
jadi atau yang telah dia daptasi oleh peneliti. Kemudian siswa mulai
diberi teks dan membaca teks tersebut dengan individu. Mereka
membaca dengan seksama, mencoba menampilakan hasil contoh
membaca yang telah diajarkan oleh guru sebelumnya. Mereka juga
mencari kata-kata apa saja yang muncul pada bacaan tersebut.
7) Guru bersama siswa mengevaluasi proses dan hasil pelaksaan
pembelajaran.
8) Guru menugaskan siswa untuk menjawab pertanyaanyang sudah ada di
bawah bacaan sebagai tugas individu.
k. Keunggulan dan Kelemahan teknik Warming up for Reading
1) Keunggulan teknik Warming up for Reading
Dengan menggunakan teknik Warming up for Reading ini, siswa
merasa tertantang dan termotivasi untuk membaca. Menurut (2008:12)
membaca merupakan proses berfikir, untuk dapat memahami bacaan
pembaca terlebih dahulu harus memahami kosa-kata dan kalimat yang
18
dihadapinya melalui proses asosiasi. Oleh karena itu pembaca harus berfikir
logis, sistematis dan kreatif.
Penting untuk diketahui bahwa dengan teknik Warming up for
Reading pembelajaran membaca menjadi lebih bermakna karena siswa
memusatkan perhatian mereka kepada inti informasi tersebut. Teknik
Warming up for Reading juga akan melatih siswa menggunakannya
diluar lingkungan sekolah.
Peran masing-masing siswa disini adalah sebagai partisipan aktif yang
harus membaca teks, menuliskan pertanyaan dan memprediksi.ini dibuat
sedemikian rupa sehingga menjadi kegiatan yang berpusat pada siswa.
Melalui kegiatan teknik Warming up for Reading setidaknya tercakup 4
komponen dasar dalam proses membaca, yaitu pertama adalah
mengembangkan kosa kata. Kedua, melalui teknik Warming up for Reading
siswa diberikan judul terlebih dahulu sebelum diberikan teks. Sehingga siswa
dapat membayangkan apa yang akan muncul dalam bacaan dengan judul
tersebut. Ketiga, siswa mengantisipasi informasi yang akan mereka terima
maka terjadilah proses sintesa dan evaluasi. Keempat adalah ketika siswa
mencari informasi umum, lalu mencari informasi tertentu, membuat
kesimpulan dan memahami judul bacaan maka pada waktu bersamaan teknik
Warming up for Reading melatih siswa agar lebih paham dan selalu
menggunakan teknik Warming up for Reading ketika mereka harus
membaca.
19
Salah satu manfaat dari teknik Warming up for Reading yaitu sebagai
kegiatan pra-membaca juga membuat membaca lebih bermakna karena dapat
menjadi instrumen untuk menggali dan mengaktifkan pengetahuan dasar
siswa.
2) Kelemahan Teknik Warming up for Reading
a) Memerlukan kreativitas dan keterampilan dalam menyusun teknik
Warming up for Reading tersebut.
b) Membutuhkan waktu yang cukup lama untuk melakukan teknik
Warming up for Reading.
c) Membutuhkan ketua kelompok (jika berkelompok) yang cukup
terampil untuk menghindari suasana yang sedikit ramai ketika
menggunakan teknik Warming up for Reading ini.
B. Kerangka Pikir
Pembelajaran di indonesia mengunakan Kurikulum 2013, kurikulum
2013 adalah pembelajaran Bahasa Indonesia, kurikulum ini kemudiaan
diterapkan pada pembelajaran bahasa indonesia itu sendiri terdiri dari
empat aspek keterampilan ada Menyimak, berbicara, membaca, dan
menulis. Keterampilan menyimak dan membaca merupakan kegiatan
reseptif sedangkan keterampilan berbicara dan menulis keterampilan
berbahasa yang bersifat produktif pada penelitian ini peneliti
memfokuskan pada keterampilan membaca yang terjadi khususnya
membaca cerpen pada siswa smp negeri 7 satap rappoa masih terbilang
rendah hal terdebut disebabkan karena siswa mengalami kesukaran dalam
20
mengemukakan ide dan gagasan kedalam bentuk membaca cerpen pada
proses pembelajaran yang bervariasi. Tidak adanya teknik yang menarik
sehingga siswa merasa bosan ketika mendapatkan pembelajaran membaca
cerpen, maka dari itu penelitian merasa tertarik dengan penelitian teknik
waming up for reading setelah menggunakan teknik warmiung up for
reading yang terjadi pada siklus satu siswa mendapatkan nilai masih di
bawah nilai (KKM) 71% sedangkan di siklus dua mengalami peningkatan
nilai 80% disiklus kedua di hipotesiskan mengalami keberhasilan setelah
dianalisi.
21
Bagan 2.1 Kerangka Pikir
Pembelajaran Bahasa Indonesia
Menulis
Membaca materi
cerpen
Siklus I
Membaca Berbicara Menyimak
Analisis
Kurikulum 2013
TeknikWarming up for
Reading
Siklus 1I
Hasil
22
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian pada penelitian ini adalah penelitian kualitatif
model Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Arikunto (2010:3) mengemukakan
bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap
kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan
terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh
guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa. Sedangkan,
Kunandar (2012: 45) mendefinisikan penelitian tindakan kelas adalah
suatu penelitian (action research) yang dilakukan oleh guru yang sekaligus
sebagai peneliti di kelasnya atau bersama-sama dengan orang lain
(kolaborasi) dengan jalan merancang, melaksanakan dan merefleksikan
tindakan secara kolaboratif dan partisipasif yang bertujuan untuk
memperbaiki atau meningkatkan mutu siklus.
B. Subjek dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri Satap 7 Rappoa
2019/2020 pada semester genap selama dua bulan, subjek penilitian adalah
siswa kelas VIII SMP Negeri Satap 7 Rappoa.
C. Fokus Penelitian
23
Fokus penelitian ini yaitu siswa kelas VIII SMP Negeri Satap 7
Rappoa. Penelitian ini dilakukan untuk peningkatan kemampuan membaca
materi cerpen melalui teknik Warming up for Reading.
D. Prosedur penelitian
PTK ini dilaksanakan melalui dua siklus untuk melihat peningkatan
kemampuan membaca materi cerpen dalam mengikuti mata pelajaran bahasa
Indonesia dengan teknik Warming up for Reading. Setiap siklus terdiri dari
perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, obsevasi dan refleksi.
Hubungan keempat kegiatan tersebut menunjukkan sebuah siklus atau
kegiatan secara berkelanjutan dan berulang.
Perencanaan
Pelaksanaan
Observasi
Refleksi
SIKLUS I
Perencanaan
Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan
Observasi
24
Skema Penelitian Tindakan Kelas (PTK) (Arikunto, 2008: 1).
Alur Siklus I
a. perencanaan
Langkah-langkah tahap perencanaan sebagai berikut :
1) Membuat rancangan pembelajaran.
2) Membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana kondisi atau
keadaan siswa di kelas saat proses mengajar berlangsung selalu
menggunakan teknik Warming up for Reading (WFR.
3) Menyediankan atau menyiapkan media/alat bantu yang akan
digunakan dalam pembelajaran.
4) Menulis teks eksposisi berdasarkan penjelasan guru.
b. Pelaksanaan Tindakan
Tahap ini merupakan penerapan perencanaan tindakan yang telah disusun.
Tahap ini dilaksanakan sebagai kegiatan berikut ini :
1) Pengajaran bahasa Indonesia dengan bahasan membuat membaca
materi cerpen.
2) Mengamati aktivitas-aktivitas siswa dalam proses pembelajaran untuk
mengetahui kemampuan siswa membuat membaca materi cerpen
selama pemberian tindakan.
3) Pemberian tugas untuk mengetahui pencapaian indikator hasil belajar
setelah proses pembelajaran.
25
4) Meminta siswa untuk mempertanggungjawabkan tugas yang diberikan
oleh guru di depan teman-temannya.
5) Perbaikan jawaban siswa terhadap indikator yang belum dicapai dan
menuliskan komentar tentang kekurang dan kelebihan siswa terhadap
tugas yang diberikan.
6) Tiap pertemuan mencatat semua aktivitas-aktivitas siswa selama
proses pembelajaran berlangsung.
c. Observasi dan evaluasi
Pada tahap observasi ini dilakukan tindakan berupa pengamatan
terhadap proses pembelajaran yang yang sedang berlangsung. Peneliti
mengamati dan mencatat proses pembelajaran yang meliputi aktivitas
siswa, interaksi guru dan siswa, antara siswa dengan siswa dengan
menggunakan instrument pengumpulan data yang telah dibuat pada tahap
perencanaan tindakan pengamatan yang dilakukan secara menyeluruh
terhadap semua kejadian selama proses pembelajaran menulis membaca
materi cerpen. Kegiatan evaluasi yang dilakukan dalam penelitian ini
yaitu pengamatan secara langsung terhadap kegiatan siswa dalam membaca
materi cerpen. Ada pun pelaksanaan evaluasi dilakukan tes hasil belajar
tiap akhir siklus untuk mengetahui perkembangan hasil belajar siswa.
d. Refleksi
Hasil yang dicapai pada tahap observasi dikumpulkan dan
dianalisis oleh peneliti. Refleksi yang dimaksud adalah pengkajian
terhadap keberhasilan atau kegagalan siswa, dan kemudian menjadi
26
bahan pertimbangan untuk merumuskan rencana perbaikan pada tahap
selanjutnya.
Alur Siklus II
Pada prinsipnya kegiatan dalam siklus II ini adalah pengulangan langkah
kerja siklus sebelumnya yang telah mengalami perbaikan dan pengembangan yang
disesuaikan dengan hasil refleksi dari siklus I. Kegiatan-kegiatan dalam siklus ini
dilakukan secara spiral yang memungkinkan terjadinya siklus-siklus yang lebih
kecil dimana tiap siklus kecil tersebut adalah perbaikan dari siklus sebelumnya.
Siklus kedua berlangsung selama 2 kali pertemuan, dengan rincian: pertemuan
pertama penyajian materi, dan pada pertemuan kedua dilakukan tes akhir siklus II.
a. Pelaksanaan Tindakan
Tindakan ini dilaksanakan berdasarkan perencanaan. Namun,
tindakan ini tidak mutlak dikendalikan oleh rencana suatu tindakan
tersebut.pada tahap ini guru melaksanakan pembelajaran berdasarkan
Rencana Pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat. Guru menerapkan
teknik Warming up for Reading (WFR) membaca cerpen dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia.
b. Observasi dan Pengamatan
Observasi dilakukan dengan mengamati hasil atau dampak dari
tindakan yang dilaksanakan terhadap siswa. Pada waktu observasi
dilakukakan, peneliti mengamati tindakan yang dilaksanakan terhadap siswa,
pembelajaran yang dilakukan guru yaitu diterapkannya teknik Warming up
27
for Reading (WFR). Observasi dilakukan berdasarkan pedoman observasi
yang mencatat kegiatan tindak mengajar guru yang meliputi pendahuluan,
penerapan dan penutup, tindak siswa serta menulis keterangan tambahan
yang belum tercatat. Observasi dilaksanakan selama tindakan kelas
diberikan.
c. Refleksi
Refleksi dalam penelitian tindakan kelas adalah upaya untuk
mengkaji apa yang telah terjadi atau tidak terjadi. Apa yang telah dihasilkan
atau belum berhasil dituntaskan dengan tindakan perbaikan yang telah
dilakukan. Hasil yang diperoleh berupa data tentang kemampuan siswa pada
pembelajaran bahasa Indonesia khususnya membaca cerpen. Kemampuan
belajar siswa meliputi :
1) Banyaknya siswa yang mau memperhatikan penjelasan guru;
2) Banyaknya siswa yang aktif bertanya pada materi yang belum jelas,
menjawab pertanyaan guru dan mengemukakan pendapat;
3) Banyaknya siswa yang bertanggungjawab untuk menulis membaca
materi cerpen.Hasil refleksi itu digunakan untuk menetapkan tindak
lanjut dalam upaya mencapai tujuan penelitian. Kegiatan refleksi ini
dilakukan setiap akhir pembelajaran Bahasa Indonesia.
Hasil refleksi dijadikan landasan untuk perbaikan tindakan pada siklus
ke dua. Setelah selesai siklus pertama diharapkan kemampuan membaca
cerpen siswa sudah meningkat dalam belajar Bahasa Indonesia.
28
A, Populasi dan Sampel
Populasi adalah menurut Sugiyono (2017:117), populasi adalah wilaya
generalisasi yang terdiri atas subjek atau objek yang mempunyai kuanitatas dan
karakteristik ketentuan yang di tetapkan oleh penelitian untuk mempelajari dan
kemudian ditarik kesimpulan. pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah
siswa kelas VIII SMP negri 7 satap rappoa sebanyak 13 orang.
Sampel adalah sebagian atau perwakilan dari populasi yang diteliti.
dengan teknik pengambilan sampel yaitu teknik (simple random sampling) jadi
yang menjadi sampel penelitian ini adalah siswa dari kelas VIII B1 sebanyak 13
orang sebagai kelas.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data
dalam penelitian ini berupa tes. Tes digunakan untuk mengumpulkan data
hasil kemampuan membaca cerpen.
Table 3.1.Intrumen penilaian membaca cerpen
Aspek yang dinilai Pencapaian Bobot
Skor
Maksimal
Pemahaman isi cerita
Memahami dengan jelas isi
cerita yang dibacakan 5
29
Keutuhan isi cerita
Membaca cerita sesuai
dengan isi tanpa
mengurangi dan
melebihkan ceritanya 5
Kelancaran dan kewajaran
pengungkapan
Membaca dengan fasih dan
mengungkapkan cerita
dengan jelas 5
Ketepatan diksi
Pemilihan kata dalam
pembacaan cerita sesuai
dengan tulisan yang ada
dalam cerita 5
Ketepatan struktur kalimat
Struk kalimat yang
digunakan saat membaca
baik dan benar 5
Sumber : Fujiastuti Ariesty (2016)
Perolehan nilai = Skor perolehan x 100
Skor Maksimal
F. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan
penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap penelitian sebagai berikut:
1. Pra penelitian
Kegiatan yang dilakukan pada tahap prapenelitian sebagai berikut :
30
a. Membuat surat izin untuk penelitian pendahuluan ke sekolah tempat
diadakannya penelitian.
b. Mengadakan observasi ke sekolah, untuk mendapatkan informasi tentang
keadaan kelas yang menjadi subjek penelitian.
c. Menetapkan sampel penelitian untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol.
2. Membuat media animasi dengan cara sebagai berikut:
a. Penentuan konsep animasi dengan cara menetapkan: Tujuan pembelajaran
dengan media animasi pada penelitian ini adalah siswa mampu membaca
materi cerpen sesuai dengan kaidah dan struktur.
b. Teknik pembelajaran yang digunakan adalah Teknik Warming up for
Reading (WFR)
c. Pembuatan skenario pembelajaran dengan adalah Teknik Warming up for
Reading (WFR) untuk setiap pertemuan.
d. Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari Silabus, Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk
setiap pertemuan.
e. Membuat instrumen penelitian yaitu soal pretes-postes untuk pertemuan
pertama dan terakhir.
3. Pelaksanaan Penelitian
Mengadakan kegiatan pembelajaran dengan Penelitian Tindakan Kelas
menggunakan Teknik Warming up for Reading (WFR) dengan mengelaborasikan
metode diskusi pada setiap kelas.
1) Kegiatan Pendahuluan
31
a) Siswa mengerjakan soal pretes pada pertemuan I berupa soal pilihan jamak
dan uraian mengenai materi yang akan dipelajari.
b) Siswa mendengarkan penjelasan mengenai tujuan pembelajaran.
c) Siswa menerima apersepsi dengan menjawab pertanyaan.
d) Siswa diberikan motivasi tentang manfaat dari materi yang disampaikan
sesuaimateri setiap pertemuan.
2) Kegiatan Inti
a) Siswa dibagi mempersiapkan diri masing-masing (individu) untuk tes
mambaca cerpen.
b) Siswa diberikan Lembar Kerja Siswa (LKS), untuk pertemuan I dan II
dengan topik permasalahan yang berbeda.
c) Siswa diberi bimbingan dalam mengerjakan LKS untuk menggali
informasi melalui media animasi.
d) Siswa membaca teks cerpen sesuai yang telah disediakan oleh guru.
3) Kegiatan Penutup
a) Siswa bersama dengan guru menarik kesimpulan untuk pembelajaran hari
ini.
b) Siswa mengerjakan soal post-tes pada akhir pembelajaran.
c) Guru menutup kegiatan pembelajaran
G. Indikator Keberhasilan
Penelitian ini dinyatakan berhasil jika terjadi peningkatan kemampuan
membaca cerpen melalui teknik warming up for reading ditunjukkan dengan
meningkatnya jumlah nilai rata-rata kelas. Adapun kriteria keberhasilan
32
minimal yang ditentukan adalah 75% dari jumlah siswa yang mengikuti
proses pembelajaran telah mencapai nilai minimal yang ditetapkan yaitu
mendapatkan nilai ≥ 80.
33
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam dua siklus, dan setiap
siklus dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan. Materi pokok yang diajarkan
pada penelitian tindakan kelas ini adalah membaca cerpen dengan efektif.
Siklus 1, Guru memberi penjelasan mengenai teknik Waning up forReading
(WFR). Pada setiap awal kegiatan teknik Warming up for Reading , guru harus
selalu menjelaskan petunjuk kegiatan dan menjelaskan apa manfaatnya bagi
siswa, kemudian guru memberikan kebebasan kepada siswa untuk membentuk
mengerjakan individu. Pada siklus dua, guru memberikan judul yang ditulis
dipapan tulis atau layar infokus (LCD). Berdasarkan judul tersebut siswa
diminta untuk membuat pertanyaan yang jawabannnya harus mereka temukan
dalam teks tersebut, kemudian Guru memberikan bahan belajar seperti lembar
kerja teknik Warming up for Reading.
Pelaksanaan tindakan dibagi atas dua tahap. Tahap pertama,
pembelajaran belum menggunakan teknik teknik Warming up for Reading
(WFR). Materi pembelajarannya diberikan sebanyak dua kali, yaitu materi
membaca teks untuk menentukan unsur-unsur paragraf, mencari informasi
dalam tabel, dan menemukan ide pokok karangan. Pada tahap ini dilakukan tes
yang berguna sebagai dasar pada tindakan yang akan diberikan pada tahap
kedua.
34
Tahap kedua, pembelajaran menggunakan teknik Warming up for
Reading. Pada tahap kedua ini sudah masuk dalam tindakan atau siklus. Siklus
yang dilakukan terdiri dari dua siklus.
Peningkatan tiap siklus diperoleh dari hasil tes. Tes dilakukan untuk
melihat peningkatan hasil belajar siswa setelah menggunakan teknik Warming
up for Reading pada akhir pertemuan pada tiap siklus, baik siklus pertama dan
siklus kedua. Peningkatan hasil belajar siswa diperoleh dengan memperhatikan
hasil tes dari siklus pertama sampai siklus ke tiga baik secara individu maupun
kelompok.
1. Hasil Analisis Siklus
Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian tindakan kelas pada
siswa kelas VIII SMP Negeri Satap 7 Rappoa, ternyata melalui pembelajaran
yang menggunakan Warming up for Reading (WFR) terdapat peningkatan
aktivitas belajar siswa, kecepatan membaca, tingkat pemahaman, maupun hasil
belajar siswa terkhusu pembelajaran membaca.
a) Siklus I
Proses pembelajaran pada siklus satu sesuai dengan materi yang
telah ditentukan pada rencana tindakan. Topik pembelajaran yang dijadikan
bahan latihan dalam siklus 1 ini adalah cerpen (cerita pendek), dengan
menerapkan teknik Warming up for Reading ini, siswa dapat menyerap
informasi dengan cepat. Kegiatan inipun dapat melatih siswa mempercepat
menguasai ide pokok bacaan.
35
Tabel 4.1 Hasil Aktivitas belajar siswa Siklus I
No. NAMA
Aspek yang dinilai
Pemahaman
isi cerita
Keutuhan
isi cerita
Kelancaran
dan kewajaran
pengungkapan
Ketepatan
diksi
Ketepatan
struktur
kalimat
Jumlah
1 ABU BAKAR 10 15 13 15 15 68
2 DIMAS 10 15 10 15 15 65
3 ISRA 11 15 10 15 15 66
4 NABILA 15 15 14 15 16 75
5 PAJRI EDI 16 15 15 14 15 75
6 PUTRI 16 15 15 14 15 75
7 TRI 18 15 17 15 15 80
8 RIDUL 15 15 15 15 15 75
9 RENDI 18 17 16 16 18 85
10 RESTI 13 12 15 15 13 68
11
SITI NADIA
ASSAHRA 13 14 14 14 13 68
12 SULKIPLI 13 12 13 13 12 63
13 INNA 13 12 15 15 15 70
Persentase
Mean
(71,76)
36
Berdasarkan observasi terhadap 13 orang siswa diperoleh gambaran
bahwa ada peningkatan aktivitas siswa. Sebelum tindakan dilakukan, aktivitas
siswa rata-rata masih rendah. Pada evaluasi pelaksanaan tindakan pada siklus I
aktivitas siswa dalam proses pembelajaran membaca menunjukkan respons
yang cukup positif. Hal ini dapat dilihat melalui aktivitas siswa dalam
kelompoknya masing-masing. Ketepatan membaca siswa pada siklus 1 baru
mencapai tingkat pemahamannya dengan kategori kurang (65%). Hasil belajar
siswa yang mendapat hasil rata-rata nilai (mean) 71,76, mengalami
peningkatan yang cukup memuaskan. Jika sebelum tindakan nilai siswa
sebelum penerapan metode masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimum
(KKM).
Hal ini berarti bahwa pada siklus satu ada peningkatan baik dalam
aktivitas siswa, kecepatan membaca, tingkat pemahaman, maupun hasil belajar
siswa meskipun belum signifikaan karena belum memenuhi syarat kriteria
keberhasilan.
b) Siklus dua
Kekurangan pada siklus satu telah diperbaiki pada siklus dua. Topik
pembelajaran yang dijadikan bahan berlatih dalam siklus dua ini cerita pendek
dengan berbagai macam tema dan keunggulan cerita masing-masing. Dengan
penerapan teknik Warming up for Reading , siswa dapat memperhatikan kata-
kata tertentu atau melewati kata-kata tertentu yang dianggap tidak terlalu
penting untuk memperoleh pemahaman informasi yang ingin diperoleh dari
teks cerita yang dibaca. Melalui siklus dua ini, siswa dapat memperoleh
37
informasi tanpa membaca bagian yang lain. Jadi langsung kemasalah yang
dicari, yaitu inti sari cerita dan informasi tertentu.
38
Tabel 4.1 Hasil Aktivitas belajar siswa Siklus 2
No. NAMA
Aspek yang dinilai
Pemahaman
isi cerita
Keutuhan
isi cerita
Kelancaran
dan kewajaran
pengungkapan
Ketepatan
diksi
Ketepatan
struktur
kalimat
Jumlah
1 ABU BAKAR 10 13 12 15 15 70
2 DIMAS 15 15 15 15 15 75
3 ISRA 14 16 15 17 13 75
4 NABILA 17 17 16 17 18 85
5 PAJRI EDI 18 18 17 18 17 88
6 PUTRI 17 18 15 18 15 83
7 TRI 18 17 15 16 17 83
8 RIDUL 18 17 17 18 15 85
9 RENDI 19 17 18 18 18 90
10 RESTI 15 14 16 15 15 75
11
SITI NADIA
ASSAHRA 17 15 16 15 15 78
12 SULKIPLI 13 14 14 15 14 70
13 INNA 18 17 17 15 18 85
Persentase
Mean
(80,15)
39
Hasil tes yang dilakukan pada akhir siklus dua menunjukkan adanya
peningkatan, baik dalam aktivitas siswa, ketepatan membaca, tingkat
pemahaman, maupun hasil belajar siswa. Kekurangan pada siklus dua masih
ada yang merupakan kekurangan pada siklus satu, yaitu masih kurangnya
aktivitas siswa, ketepatan membaca, dan tingkat pemahamannya.
Evaluasi pelaksanaan tindakan pada siklus dua menunjukkan bahwa
aktivitas Siswa dalam proses pembelajaran membaca menunjukkan respon
yang cukup menggembirakan dengan hasil nilai rata-rata (mean) menunjukkan
80,15%. Ketepatan membaca siswa pada siklus 2 sudah cukup meningkat
dengan tingkat pemahamannya sudah dalam kategori di atas standar minum
yaitu 80%. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan yang sudah meningkat
dan hampir berhasilan.
B. Pembahasan
1. Pemahamaan isi cerita siklus 1
A. Pada siklus 1 siswa yang bernama abu bakar pada waktu membaca
cerpen mencapai nilai 10% dan letak kesalahan pada saat
membaca cerpen, kurang menaggapi cara membaca cerpen
sehingga tidak fokus.
Pada siklus 2 Abu bakar mengalami perkembangan yang awalnya
mendapatkan nilai 10% menjadi 13%
B. Pada siklus 1 siswa yang bernama dimas pada saat membacakan
cerpen mencapai nilai 11% dan terdaat kesalahan saat
mengungkapkan lafal terdapat kesalahan kepungucapan .
40
Pada siklus 2 dimas mengalami peningkatan dari nilai 11%
menjadi 14%.
C. Pada siklus 1 siswa yang bernama isra mendapatkan nilai 15% dan
terdapat kesalahan saat membacakan cerpen pada intonasinya
kurang.
Pada siklus 2 isra mengalami perkembangan dari nilai 15% kini
menjadi 17%
D. Pada siklus 1 siswa bernama nabila mendapatkan nilai 15% dan
terdapat kesalahan pengucapan saat membacakan cerpen.
Pada siklus 2 nabila mengalami perkembangan dari nilai 15%
menjadi 17%.
E. Pada siklus 1 siswa bernama pajri edi mendapatkan nilai 16% dan
terdapat kesalahana pada saat membaca cerpen
Pada siklus 2 pajri edi terdapat peningkatan nilai dari 16%
menjadi 18%.
F. Pada siklus 1 siswa bernama putri mendapatkan nilai 16% namun
terdapat kesalahan saat membacakan cerpen diatas.
Pada siklus 2 putri. Mengalami peningkatan nilai dari 16%
menjadi 17%
G. Pada siklus 1 siswa bernama tri mendapatkan nilai 16% namun
terdapat kesalahan non verba.
Pada siklus 2 tri mengalami peningkatan dari nilai 16% menjadi
18%.
41
H. Pada siklus 1 siswa bernama ridul mendapatkan nilai 15%
kesalahan yang dilakukan pada saat membacakan cerpen kurang
menguasai isi cerpen.
Pada siklus 2 ridul mengalami peningkatan dari nilai 15%
menjadi 18%.
I. Pada siklus 1 siswa yang bernama rendi mendapatkan nilai 18%
dan terdapat kesalahan kosakata.
Pada siklus 2 rendi mengalami peningkatan dari niali 18% menjadi
19%.
J. Pada siklus 1 siswa bernama resti mendapatkan nilai 13% dan
terdapat kesalahan ketepatan saat membaca kurang.
Pada siklus 2 mengalami peningkatan dari nilai 13% menjadi
15%.
K. pada siklus 1 siswa bernama siti nadia assahra mendapatkan nilai
13% dan terdapat kesalahan.
Pada siklus 2 siti nadia assahra mengalami peningktan dari nilai
13% menjadi 17%.
L. pada siklus 1 siswa bernama sulkipli mendapatkan nilai 13% dan
terdapat kesalahan kelancara membaca.
Pada siklus 2 mengalami persamaan nilai yaitu 13% yang artinya
tidak meningkat.
M. Pada siklus 1 siswa bernama inna mendaparkan nilai 13% dan
terdapat kesalahan intonasi kurang jelas.
42
Pada siklus 2 inna mengalami peningkata dari nilai 13% menjadi
18%.
2. Keutuhan isi cerita
A. Pada siklus 1 siswa yang bernama abu bakar pada waktu membaca
cerpen mencapai nilai 13% dan letak kesalahan pada saat
membaca cerpen, kurang menaggapi cara membaca cerpen
sehingga tidak fokus.
Pada siklus 2 Abu bakar mengalami perkembangan yang awalnya
mendapatkan nilai 13% menjadi 15%
B. Pada siklus 1 siswa yang bernama dimas pada saat membacakan
cerpen mencapai nilai 11% dan terdaat kesalahan saat
mengungkapkan lafal terdapat kesalahan kepungucapan .
Pada siklus 2 dimas mengalami peningkatan dari nilai 11%
menjadi 14%.
C. Pada siklus 1 siswa yang bernama isra mendapatkan nilai 15% dan
terdapat kesalahan saat membacakan cerpen pada intonasinya
kurang.
Pada siklus 2 isra mengalami perkembangan dari nilai 15% kini
menjadi 17%
D. Pada siklus 1 siswa bernama nabila mendapatkan nilai 15% dan
terdapat kesalahan pengucapan saat membacakan cerpen.
43
Pada siklus 2 nabila mengalami perkembangan dari nilai 15%
menjadi 17%.
E. Pada siklus 1 siswa bernama pajri edi mendapatkan nilai 16% dan
terdapat kesalahana pada saat membaca cerpen
Pada siklus 2 pajri edi terdapat peningkatan nilai dari 16%
menjadi 18%.
F. Pada siklus 1 siswa bernama putri mendapatkan nilai 16% namun
terdapat kesalahan saat membacakan cerpen diatas.
Pada siklus 2 putri. Mengalami peningkatan nilai dari 16%
menjadi 17%
G. Pada siklus 1 siswa bernama tri mendapatkan nilai 16% namun
terdapat kesalahan non verba.
Pada siklus 2 tri mengalami peningkatan dari nilai 16% menjadi
18%.
H. Pada siklus 1 siswa bernama ridul mendapatkan nilai 15%
kesalahan yang dilakukan pada saat membacakan cerpen kurang
menguasai isi cerpen.
Pada siklus 2 ridul mengalami peningkatan dari nilai 15%
menjadi 18%.
I. Pada siklus 1 siswa yang bernama rendi mendapatkan nilai 18%
dan terdapat kesalahan kosakata.
Pada siklus 2 rendi mengalami peningkatan dari niali 18% menjadi
19%.
44
J. Pada siklus 1 siswa bernama resti mendapatkan nilai 13% dan
terdapat kesalahan ketepatan saat membaca kurang.
Pada siklus 2 mengalami peningkatan dari nilai 13% menjadi
15%.
K. Pada siklus 1 siswa bernama siti nadia assahra mendapatkan nilai
13% dan terdapat kesalahan.
Pada siklus 2 siti nadia assahra mengalami peningktan dari nilai
13% menjadi 17%.
L. Pada siklus 1 siswa bernama sulkipli mendapatkan nilai 12% dan
terdapat kesalahan kelancara membaca.
Pada siklus 2 mengalami peningktan dari nilai 12% menjadi 14%.
M. Pada siklus 1 siswa bernama inna mendaparkan nilai 12% dan
terdapat kesalahan intonasi kurang jelas.
Pada siklus 2 inna mengalami peningkata dari nilai 12% menjadi
17%.
3. kelancaran dan kewajaran penungkapan
A. Pada siklus 1 siswa yang bernama abu bakar pada waktu membaca
cerpen mencapai nilai 13% dan letak kesalahan pada saat
membaca cerpen, kurang menaggapi cara membaca cerpen
sehingga tidak fokus.
Pada siklus 2 Abu bakar mengalami perkembangan yang awalnya
mendapatkan nilai 13% menjadi 15%
45
B. Pada siklus 1 siswa yang bernama dimas pada saat membacakan
cerpen mencapai nilai 11% dan terdaat kesalahan saat
mengungkapkan lafal terdapat kesalahan kepungucapan .
Pada siklus 2 dimas mengalami peningkatan dari nilai 11%
menjadi 14%.
C. Pada siklus 1 siswa yang bernama isra mendapatkan nilai 15% dan
terdapat kesalahan saat membacakan cerpen pada intonasinya
kurang.
Pada siklus 2 isra mengalami perkembangan dari nilai 15% kini
menjadi 17%
D. Pada siklus 1 siswa bernama nabila mendapatkan nilai 15% dan
terdapat kesalahan pengucapan saat membacakan cerpen.
Pada siklus 2 nabila mengalami perkembangan dari nilai 15%
menjadi 17%.
E. Pada siklus 1 siswa bernama pajri edi mendapatkan nilai 16% dan
terdapat kesalahana pada saat membaca cerpen
Pada siklus 2 pajri edi terdapat peningkatan nilai dari 16%
menjadi 18%.
F. Pada siklus 1 siswa bernama putri mendapatkan nilai 16% namun
terdapat kesalahan saat membacakan cerpen diatas.
Pada siklus 2 putri. Mengalami peningkatan nilai dari 16%
menjadi 17%
46
G. Pada siklus 1 siswa bernama tri mendapatkan nilai 16% namun
terdapat kesalahan non verba.
Pada siklus 2 tri mengalami peningkatan dari nilai 16% menjadi
18%.
H. Pada siklus 1 siswa bernama ridul mendapatkan nilai 15%
kesalahan yang dilakukan pada saat membacakan cerpen kurang
menguasai isi cerpen.
Pada siklus 2 ridul mengalami peningkatan dari nilai 15%
menjadi 18%.
I. Pada siklus 1 siswa yang bernama rendi mendapatkan nilai 18%
dan terdapat kesalahan kosakata.
Pada siklus 2 rendi mengalami peningkatan dari niali 18% menjadi
19%.
J. Pada siklus 1 siswa bernama resti mendapatkan nilai 13% dan
terdapat kesalahan ketepatan saat membaca kurang.
Pada siklus 2 mengalami peningkatan dari nilai 13% menjadi
15%.
K. pada siklus 1 siswa bernama siti nadia assahra mendapatkan nilai
13% dan terdapat kesalahan.
Pada siklus 2 siti nadia assahra mengalami peningktan dari nilai
13% menjadi 17%.
L. pada siklus 1 siswa bernama sulkipli mendapatkan nilai 12% dan
terdapat kesalahan kelancara membaca.
47
Pada siklus 2 mengalami peningktan dari nilai 12% menjadi 14%.
M. Pada siklus 1 siswa bernama inna mendaparkan nilai 14% dan
terdapat kesalahan intonasi kurang jelas.
Pada siklus 2 inna mengalami peningkata dari nilai 14% menjadi
17%.
4. ketepatan diksi
A. Pada siklus 1 siswa yang bernama abu bakar pada waktu membaca
cerpen mencapai nilai 13% dan letak kesalahan pada saat
membaca cerpen, kurang menaggapi cara membaca cerpen
sehingga tidak fokus.
Pada siklus 2 Abu bakar mengalami perkembangan yang awalnya
mendapatkan nilai 13% menjadi 15%
B. Pada siklus 1 siswa yang bernama dimas pada saat membacakan
cerpen mencapai nilai 11% dan terdaat kesalahan saat
mengungkapkan lafal terdapat kesalahan kepungucapan .
Pada siklus 2 dimas mengalami peningkatan dari nilai 11%
menjadi 14%.
C. Pada siklus 1 siswa yang bernama isra mendapatkan nilai 15% dan
terdapat kesalahan saat membacakan cerpen pada intonasinya
kurang.
Pada siklus 2 isra mengalami perkembangan dari nilai 15% kini
menjadi 17%
48
D. Pada siklus 1 siswa bernama nabila mendapatkan nilai 15% dan
terdapat kesalahan pengucapan saat membacakan cerpen.
Pada siklus 2 nabila mengalami perkembangan dari nilai 15%
menjadi 17%.
E. Pada siklus 1 siswa bernama pajri edi mendapatkan nilai 16% dan
terdapat kesalahana pada saat membaca cerpen
Pada siklus 2 pajri edi terdapat peningkatan nilai dari 16%
menjadi 18%.
F. Pada siklus 1 siswa bernama putri mendapatkan nilai 16% namun
terdapat kesalahan saat membacakan cerpen diatas.
Pada siklus 2 putri. Mengalami peningkatan nilai dari 16%
menjadi 17%
G. Pada siklus 1 siswa bernama tri mendapatkan nilai 16% namun
terdapat kesalahan non verba.
Pada siklus 2 tri mengalami peningkatan dari nilai 16% menjadi
18%.
H. Pada siklus 1 siswa bernama ridul mendapatkan nilai 15%
kesalahan yang dilakukan pada saat membacakan cerpen kurang
menguasai isi cerpen.
Pada siklus 2 ridul mengalami peningkatan dari nilai 15%
menjadi 18%.
I. Pada siklus 1 siswa yang bernama rendi mendapatkan nilai 18%
dan terdapat kesalahan kosakata.
49
Pada siklus 2 rendi mengalami peningkatan dari niali 18% menjadi
19%.
J. Pada siklus 1 siswa bernama resti mendapatkan nilai 13% dan
terdapat kesalahan ketepatan saat membaca kurang.
Pada siklus 2 mengalami peningkatan dari nilai 13% menjadi
15%.
K. pada siklus 1 siswa bernama siti nadia assahra mendapatkan nilai
13% dan terdapat kesalahan.
Pada siklus 2 siti nadia assahra mengalami peningktan dari nilai
13% menjadi 17%.
L. pada siklus 1 siswa bernama sulkipli mendapatkan nilai 12% dan
terdapat kesalahan kelancara membaca.
Pada siklus 2 mengalami peningktan dari nilai 12% menjadi 14%.
M. Pada siklus 1 siswa bernama inna mendaparkan nilai 12% dan
terdapat kesalahan intonasi kurang jelas.
Pada siklus 2 inna mengalami peningkata dari nilai 12% menjadi
17%.
5. Ketepatan struktur kalimat
A. Pada siklus 1 siswa yang bernama abu bakar pada waktu membaca
cerpen mencapai nilai 13% dan letak kesalahan pada saat
membaca cerpen, kurang menaggapi cara membaca cerpen
sehingga tidak fokus.
50
Pada siklus 2 Abu bakar mengalami perkembangan yang awalnya
mendapatkan nilai 13% menjadi 15%
B. Pada siklus 1 siswa yang bernama dimas pada saat membacakan
cerpen mencapai nilai 11% dan terdaat kesalahan saat
mengungkapkan lafal terdapat kesalahan kepungucapan .
Pada siklus 2 dimas mengalami peningkatan dari nilai 11%
menjadi 14%.
C. Pada siklus 1 siswa yang bernama isra mendapatkan nilai 15% dan
terdapat kesalahan saat membacakan cerpen pada intonasinya
kurang.
Pada siklus dua isra mengalami perkembangan dari nilai 15% kini
menjadi 17%
D. Pada siklus satu siswa bernama nabila mendapatkan nilai 15%
dan terdapat kesalahan pengucapan saat membacakan cerpen.
Pada siklus 2 nabila mengalami perkembangan dari nilai 15%
menjadi 17%.
E. Pada siklus 1 siswa bernama pajri edi mendapatkan nilai 16% dan
terdapat kesalahana pada saat membaca cerpen
Pada siklus 2 pajri edi terdapat peningkatan nilai dari 16%
menjadi 18%.
F. Pada siklus 1 siswa bernama putri mendapatkan nilai 16% namun
terdapat kesalahan saat membacakan cerpen diatas.
51
Pada siklus 2 putri. Mengalami peningkatan nilai dari 16%
menjadi 17%
G. Pada siklus 1 siswa bernama tri mendapatkan nilai 16% namun
terdapat kesalahan non verba.
Pada siklus 2 tri mengalami peningkatan dari nilai 16% menjadi
18%.
H. Pada siklus 1 siswa bernama ridul mendapatkan nilai 15%
kesalahan yang dilakukan pada saat membacakan cerpen kurang
menguasai isi cerpen.
Pada siklus 2 ridul mengalami peningkatan dari nilai 15%
menjadi 18%.
I. Pada siklus 1 siswa yang bernama rendi mendapatkan nilai 18%
dan terdapat kesalahan kosakata.
Pada siklus 2 rendi mengalami peningkatan dari niali 18% menjadi
19%.
J. Pada siklus 1 siswa bernama resti mendapatkan nilai 13% dan
terdapat kesalahan ketepatan saat membaca kurang.
Pada siklus 2 mengalami peningkatan dari nilai 13% menjadi
15%.
K. Pada siklus 1 siswa bernama siti nadia assahra mendapatkan nilai
13% dan terdapat kesalahan.
Pada siklus 2 siti nadia assahra mengalami peningktan dari nilai
13% menjadi 17%.
52
L. Pada siklus satu siswa bernama sulkipli mendapatkan nilai 12%
dan terdapat kesalahan kelancara membaca.
Pada siklus dua mengalami peningktan dari nilai 12% menjadi
14%.
M. Pada siklus satu siswa bernama inna mendaparkan nilai 15% dan
terdapat kesalahan intonasi kurang jelas.
Pada siklus dua inna mengalami peningkata dari nilai 15% menjadi
18%
Dari siklus satu nilai rata-rata siswa 71% yang artinya belum
memenuhi standar KKN mata pelajaran bahasa indonesia sedangkan di
siklus ke dua nilai rata-rata siswa 80% yang artinya lebih meningkat dari
pada msiklus satu dan sudah memenuhi standar KKN.
Berdasarkan atas hasil penelitian dan analisis yang dilakukan
pada aktivitas belajar siswa tiap siklus meningkat. Peningkatan pada
siklus satu sampai dengan siklus dua sebesar 8,39% merupakan hasil
yang cukup menggembirakan. Rata-rata respon yang diberikan siswa
dalam latihan membaca menunjukkan respons yang positif. Namun,
dari pengamatan guru pada siklus satu ada beberapa siswa yang
melakukan kegiatan yang tidak relevan dengan kegiatan pembelajaran
(20%). Hal ini karena pengelolaan sirkulasi dan pencatatan waktu baca
belum berjalan dengan baik karena aktivitas ini merupakan hal yang
baru bagi siswa. Sedangkan pada siklus dua kegiatan yang relevan
sehingga kegiatan pembelajaran mengalami kenaikan menjadi (20%).
53
Siswa dapat mengurangi kebiasaan buruk, seperti menggerakkan kepala
dan menunjuk dengan jari/benda lain. Hal ini dapat dihilangkan dengan
banyak latihan.
membaca cerpen siswa tersebut perlu didukung oleh tingkat
kelancaran membaca siswa. proses pembelajaran, siswa belum
sepenuhnya dapat memusatkan perhatian untuk cepat menguasai ide
pokoknya, sehingga tingkat pemahaman pada siklus satu baru mencapai
65% (kurang). Pada siklus dua mengalami peningkatan yang
menggembirakan pada tingkat pemahannya, yaitu 72% (sedang).
Hasil belajar siswa tiap siklus pun meningkat. Hal ini dapat dilihat
dari hasil tes yang diperoleh siswa. Pada siklus satu, nilai tes masih
berkisar antara 6,3 s.d. 6,6. Siklus dua berkisar antara 7 s.d. 7,5 .
Pelaksanaan pembelajaran dari siklus satu sampai dengan siklus dua dapat
diamati muncul proses lain yaitu siswa dapat mencoba-coba sendiri
memilah bagian teks yang di-perlukan dan melompati bagian teks yang
kurang penting. Latihan ini selalu dicobakan siswa masing-masing dengan
cara bergantian.
Pengamatan dilakukan mulai dari partisipasi setiap siswa dalam
pembelajaran sampai dengan hasil pengumpulan pekerjaan hasil
pengamatan. Peneliti dapat mengetahui kemajuan belajar siswa dalam
proses pembelajaran dan tugas yang diselesaikan siswa. Melalui proses
pembelajaran, dapat diketahui respons yang ditunjuk-kan pada saat
latihan. Secara umum, siswa sudah menunjukkan respons yang positif
54
dalam pembelajaran meskipun masih ada satu atau dua siswa yang belum
dapat bekerja sama dengan serius dalam menyelesaikan tugasnya.
Melihat respon yang ditunjukkan oleh siswa pada saat pembelajaran
dan didukung dari hasil latihan dapat disimpulkan bahwa secara
keseluruhan siswa memberikan respon yang baik pada pembelajaran
membaca pada tiap siklus. Siswa sibuk melihat adanya peningkatan
membaca mereka secara individu maupun kelompok. Mereka
membandingkan membaca mereka dari siklus satu sampai siklus dua.
Meskipun dalam praktiknya sudah baik, tetapi masih terdapat siswa
yang belum dapat mengefektifkan waktu dan kesempatan untuk
berdiskusi dengan rekannya yang lebih mengetahui (7,71%), namun
demikian hal ini tidak perlu gusar karena dapat diatasi sendiri oleh siswa
dan mereka pun telah memahami teknik membaca cepat yang baik.
Berdasarkan atas hasil penelitian, dapat dikatakan bahwa proses
pembelajaran dengan menggunakan teknik Warming up for Reading
(WFR) ternyata menunjukkan peningkatan pada aktivitas belajar siswa,
kemampuan membaca khususnya cerpen, tingkat pemahaman, maupun
hasil belajar siswa.
55
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Aktivitas belajar membaca cerpen siswa yang relevan dengan kegiatan
pembelajaran meningkat, yaitu pada siklus satu memperoleh nilai rata-rata
(mean) 71,76, sedangkan pada siklus dua memperoleh nilai rata-rata (mean)
80. Aktivitas siswa yang tidak relevan dengan kegiatan pembelajaran tiap
siklus juga menurun, seperti penghambat kecepatan membaca.
Ketepatan membaca siswa pada siklus satu baru mencapai tingkat
pemahamannya dengan kategori kurang (65%). Sedangkan Ketepatan
membaca siswa pada siklus dua sudah cukup meningkat dengan tingkat
pemahamannya sudah dalam kategori di atas standar minum yaitu 80%.
B. Saran
Teknik membaca Warming up for Reading dapat dijadikan alternatif
untuk mengefektifkan pembelajaran membaca siswa khusunya dalam
pembacaan cerpen karena teknik ini dapat membantu guru menciptakan
aktivitas belajar yang menyenangkan, meningkatkan kecepatan membaca,
meningkatkan tingkat pemahaman bacaan, dan meningkatkan hasil belajar
membaca siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1996. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.
Ariesty, Fujiastuti. 2016. Instrumen Penilaian Membaca Cerita Pendek yang
Terintegrasi Kearifan Lokal. STKIP Persada Khatulistiwa.
Aisah, Siti. 2011. Skripsi. Meningkatkan Kemampuan Membaca Materi Cerpen
Siswa Kelas VII SMP Negeri di Kecamatan Nguter Sukoharjo. Yogyakarta:
Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta.
Burns, R. B. 2005. Konsep Membaca. Jakarta: Arcan.
Farida, Rahim. 2008. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.
Fida, Nihaya Nurul. 2010. Skripsi. Peningkatan Keterampilan Membaca Materi
Cerpen melalui Teknik Warming Up For Reading (WFR) pada Siswa Kelas XI
SMK Negeri 4 Bandung. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Harjasudjana, DKK. 1996. Kebahasaan dan Membaca dalam Bahasa Indonesia.
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah.
Iriansani. 2014. Skripsi. Penggunaan Teknik Warming Up for Reading (WFR) dalam
Pembelajaran Membaca Pemahaman pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2
Purbalinnga. (Online). http://jagad.id. Diakses Tanggal 14 Februai 2020.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Online).
http//.kbbi.kemen-dik bud.go.id/entri/menulis). Diakses tanggal 04 Januari
2020.
Kunandar. 2012. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan
Profesi Guru. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.
Nurgiyantoro, Burhan. 2004. Penilaian dalam Pembelajaran Bahasa dan Sastra.
Yogyakarta: BPFE.
Nurzalenawati. 2013. Skripsi. Peningkatan Kemampuan Membaca Kata melalui
Metode Fonetik Bagianak Tunagrahita. (Online). (Http://enpritis.umy.Co.Id).
Diakses Tanggal 14 Februari 2020.
Nuriadi. 2008. Teknik Jitu Pembaca Terampil. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Parerra, Jos Daniel. 1996. Pedoman Kegiatan Belajar Mengajar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Grasindo.
Rahardi, R Kunjana. 2005. Pragmatik:Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia.
Jakarta: Erlangga.
Rahim, Faridda. 2008. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Sinar
Grafika
Russefendi. 1994. Dasar-dasar Penelitian dalam Bidang Nonsastra lainnya.
Semarang: IKIP Semarang PRESS.
Sandjaja, soejanto. 2005. Pengaruh keterlibatan orang tua terhadap minat membaca
anak ditinjau dari pendekatan stress lingkungan. Diakses dari Jurnal
Pendidikan UPI (pada 1 September 2020).
Sisprinanti, Nina. 2013. Thesis. Keefektifan Teknik Warming Up For Reading (WFR)
dalam Pembelajaran Membaca Pemahaman pada Siswa Kelas VII SMP
Negeri 3 Bobotsari Purbalingga. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Sudjana, Nana DKK. 2009. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar
Baru Algesindo.
Soedarso. 2010. Speed Reading Sistem Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Tarigan, Henry Guntur. 2015. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Membaca Sebagai Salah Satu Keterampilan
Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Tegal. Jurnal (Online), (http://elib.unikom.ac.id). Diakses tanggal 30 Desember
2019.
Zuchdi, Darmiyati. 2008. Strategi Peningkatan Kemampuan Membaca. UNYPRES.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
Sekolah : SMPN Satap 7 Rappoa
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/semester : VIII/2
Alokasi Waktu : 4 x 40 menit (2 kali pertemuan)
A. Standar Kompetensi :
Membaca
Mengungkapkan tanggapan terhadap pembacaan cerpen.
B. Kompetensi Dasar :
Menanggapi cara pembacaan cerpen.
C. Indikator :
1. Mampu menangkap unsur-unsur intrinsik cerpen serta isi dan suasana
cerpen yang didengarkan.
2. Mampu mengungkapkan lafal, intonasi, mimik dan ekspresi pembaca
cerpen.
3. Mampu menanggapi cara pembacaan cerpen.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik mampu menangkap unsur-unsur intrinsik cerpen serta isi
dan suasana cerpen yang didengarkan.
2. Peserta didik mampu mengungkapkan lafal, intonasi, mimik dan ekspresi
pembaca cerpen.
3. Peserta didik mampu menanggapi cara pembacaan cerpen.
E. Materi Pembelajaran
- Cara menanggapi pembacaan cerpen dan implementasinya.
F. Model Pembelajaran
- Teknik Warming Up For Reading (WFR)
G. Metode Pembelajaran
- Ceramah
- Tanya Jawab
- Diskusi
- Penugasan (Membaca cerpen)
H. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran
Pertemuan Pertama
No Kegiatan Alokasi Waktu
1.
Pendahuluan
Guru disiplin dengan masuk kelas tepat waktu.
Guru bersikap religius dengan mengucapkan
salam sebelum memulai pelajaran.
Guru peduli terhadap siswa dengan mengecek kehadiran
siswa.
Guru melakukan apersepsi :
Mengingat kembali materi sebelumnya guna menambah
kecerdasan siswa.
Motivasi:
guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan mengaitkan
dengan keidupan sehari-hari sebagai sifat peduli kepada
siswa.
10’
2.
Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
Guru menjelaskan materi tentang unsur-unsur intrinsik
cerpen serta isi dan suasana cerpen.
Memberi kesempatan siswa bertanya agar lebih jelas
dah lebih percaya diri.
Siswa memahami pengertian cerpen dalam hati dan
siswa harus berfikir kritis untuk menemukan unsur-
unsur intrinsik serta isi dan suasana cerpen yang akan
dibaca. Selanjutnya guru dan siswa membahas bersama-
sama.
Guru memberi penjelasan mengenai teknik Waning up
forReading (WFR).
Mempersiapkan penampilan individu
b. Elaborasi
Setiap siswa masing-masing mempersiapkan diri untuk
membaca
Guru memberikan judul teks bacaan cerpen
Guru memberikan bahan belajar seperti lembar kerja
teknik Warning up for Reading (WFR).
Guru membantu siswa dalam melakukan teknik
Warning up for Reading (WFR).
60’
3. Kegiatan akhir
Guru dan siswa membuat kesimpulan terhadap materi
yang di pelajari.
Guru memberikan PR kepada siswa sebagai latihan agar
setiap siswa bisa mandiri..
Guru mengakhiri pelajaran dengan salam.
10’
Pertemuan Kedua
No Kegiatan Alokasi Waktu
1. Pendahuluan
Guru disiplin dengan masuk kelas tepat waktu.
Guru bersikap religius dengan mengucapkan
salam sebelum memulai pelajaran.
Guru peduli terhadap siswa dengan mengecek
kehadiran siswa.
Guru melakukan apersepsi :
Mengingat kembali materi sebelumnya guna
menambah kecerdasan siswa.
Motivasi:
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan
mengaitkan dengan keidupan sehari-hari sebagai sifat
peduli kepada siswa.
10’
2. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
Guru menjelaskan materi tentang lafal, intonasi, mimik
dan ekspresi pembaca cerpen dan menanggapi cara
pembacaan cerpen .
Memberi kesempatan siswa bertanya agar lebih jelas dah
lebih percaya diri.
Siswa mendengar pembacaan cerpen yang dilakukan oleh
guru (sebagai contoh).
Siswa bersama-sama menanggapi pembacaan cerpen
yang telah didengarkan tadi.
b. Elaborasi
Setiap siswa masing-masing mempersiapkan diri untuk
membaca
Guru memberikan judul teks bacaan cerpen
Guru memberikan bahan belajar seperti lembar kerja
60’
teknik Warning up for Reading (WFR).
Guru membantu siswa dalam melakukan teknik Warning
up for Reading (WFR).
3. Kegiatan Akhir
Guru mengajak siswa untuk membuat kesimpulan dari
materi yang telah dipelajari.
Guru memberikan PR kepada siswa sebagai
latihan agar setiap siswa bisa mandiri.
Guru mengakhiri pelajaran dengan salam.
10’
H. Sumber Belajar
1. LKS Bahasa Indonesia untuk SMP/MTs kelas VIII semester 2.
2. Antologi Cerpen.
3. Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMP/MTS kelas VIII
4. Bahasa Indonesia untuk SMP/MTS kelas VIII.
I. Media Pembelajaran
1. Teks Cerpen.
2. Antologi Cerpen.
3. Secarik kertas yang beriso cerpen untuk dibaca.
Contoh Cerpen Singkat
Selamat Tinggal Engkau Sahabatku
Mentari yang menampakkan sinarnya dengan hangat, sehingga dapat
menerangi empat sahabat yang dekat dan telah berkumpul di rumah yang
terbuat dari geribik. dan angin pun berhembus dengan lembut yang menerpa
pohon dan daun yang sangat besar keempat sahabat tersebut yang bernama
Angga, ilham dan Nawan.
Berawal di pagi hari
Sebagai persahabatan mereka terus berkumpul dengan bermain bersama sama
pada rumah geribik tersebut bercanda dan tertawa bersama dalam menikmati
indahnya udara yang idah dari atas pohon.
Rumah saati yang ini telah berdiri kokoh pada atas pohon tersebut yang telah
di beri nama sebagai “”rumah pohon persahabatan”” yang melambangkan dari
persahabatan empat orang tersebut.
Angga merupakan sosok lelaki yang sangat energic dan memiliki semangat
dalam pembelajaran web tentang tekno, selain itu juga angga sangat suka
bercanda layaknya lelaki pada umumnya.
Namun sifat gagah yang angga miliki menjadi sebuah kedermawanannya yang
belum mampu angga kuasai.
Ilham sendiri adalah lelaki yang tampan dan bijak, suka berdiam diri dan
memiliki hobi dengan mendengarkan musik, menggunakan telepon genggam
nya Meskipun terlihat sebagai lelaki yang bijak ilham alhi dalam bidang
agama dan pandai bernyanyi lagu kangen band dan main musik.
Dan yang terakhir nawan adalah lelaki yang memiliki rambut panjang yang
sangat baik nawan suka menolong dan membutkan kopi terhadap teman-
teman nya, nawan pintar pelajaran podato maupun ngaji dan selalu
mendapatkan pujian dari teman temannya nawan selalu menjadi idola di
pondok.
pada suatu pagi, angga terbangun dengan wajah yang gembira dan Matanya
sangat segar yang membuatnya semangat untuk menulis artikel nanamun
angga harus tetap bekerja karena telah waktu menunjukkan pukul 06.00
sehingga akan menyiapkan judul-judul artikrl yang akan angga tulis.
Ilham penasaran akhirnya bertanya kepada angga sambil ,,Apa kamu melihat
nawan,, dan angga menjawan tidak mungkin dia lagi bikin kopi ,, dan Tiba
tiba saja nawan datang ehhh ilham pun kaget,,,,
angga, ilham dan nawan sebuah persahabatan yang sangat baik dan mereka
terbilang sahabat yang patut di contoh bagi teman -teman yang lainnya juga,
karena persahabatan merupak ikatan yang erat dan haru di jaga.
cerpen singkat dengan tema persahabatan ini juga memuat berbagai unsur dari
intrinsik karena itu kita juga dapat menganalisa dari beberapa struktur cerpen
itu sendiri
Akhirnya angga, dan ilham memberanikan diri untuk menanyakan kepada
nawan tentang apakah kamu sudah bikin kopi apa belum sambil tersenyum
dan bercandaan,, akhirnya nawan pun menjawab iya nanti saya bikinin kok,
tenang aja, apa sih yang gak saya lakukan kalau untuk kalian kalian kan
sahata saya, sambil tertawa heheheheh
Persahatanan terkadang akan menjadi awal dengan perjuangan yang kuat
sehingga akan terus terjaga tali persahabatan tersebut dan persahabatan juga
harus saling mengeti satu sama lainnya juga….
Tamat
J. Instrumen Penilaian
No. Aspek yang dinilai
Tingkat kefasihan
1 2 3 4 5
1 Pemahaman isi cerita
2 Keruntuhan isi cerita
3 Kelancaran dan kewajaran pengungkapan
4 Ketepatan diksi
5 Ketepatan struktur kalimat
Jumlah skor nilai
Makassar, Agustus 2020
Mengetahui,
Guru Pamong, Mahasiswa,
St. Saenab, S.Pd., M.Pd. Kasmawati.
NIP. 197109051993 11 2001 NIM. 105331118216
LAMPIRAN
DOKUMENTASI PROSES PENELITIAN
DI SMP NEGERI SATAP 7 RAPPOA
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
Sekolah : SMPN Satap 7 Rappoa
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/semester : VIII/2
Alokasi Waktu : 4 x 40 menit (2 kali pertemuan)
A. Standar Kompetensi : Membaca
Mengungkapkan tanggapan terhadap pembacaan cerpen.
B. Kompetensi Dasar :
Menanggapi cara pembacaan cerpen. C. Indikator :
1. Mampu menangkap unsur-unsur intrinsik cerpen serta isi dan suasana cerpen yang
didengarkan.
2. Mampu mengungkapkan lafal, intonasi, mimik dan ekspresi pembaca cerpen.
3. Mampu menanggapi cara pembacaan cerpen.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik mampu menangkap unsur-unsur intrinsik cerpen serta isi dan suasana cerpen yang didengarkan.
2. Peserta didik mampu mengungkapkan lafal, intonasi, mimik dan ekspresi pembaca cerpen.
3. Peserta didik mampu menanggapi cara pembacaan cerpen.
E. Materi Pembelajaran
- Cara menanggapi pembacaan cerpen dan implementasinya.
F. Model Pembelajaran
- Teknik Warming Up For Reading (WFR)
G. Metode Pembelajaran
- Ceramah
- Tanya Jawab
- Diskusi
- Penugasan (Membaca cerpen)
Langkah-langkah kegiatan pembelajaran
Pertemuan Pertama
No Kegiatan Alokasi Waktu
1.
Pendahuluan
• Guru disiplin dengan masuk kelas tepat waktu.
• Guru bersikap religius dengan mengucapkan salam
sebelum memulai pelajaran.
• Guru peduli terhadap siswa dengan mengecek
kehadiran siswa.
• Guru melakukan apersepsi :
Mengingat kembali materi sebelumnya guna
menambah kecerdasan siswa.
• Motivasi:
guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan
mengaitkan dengan keidupan sehari-hari sebagai sifat
peduli kepada siswa.
10’
2.
. Kegiatan Inti
Eksplorasi
• Guru menjelaskan materi tentang unsur-unsur intrinsik
cerpen serta isi dan suasana cerpen.
• Memberi kesempatan siswa bertanya agar lebih jelas
dah lebih percaya diri.
• Siswa memahami pengertian cerpen dalam hati dan
siswa harus berfikir kritis untuk menemukan unsurunsur
intrinsik serta isi dan suasana cerpen yang akan dibaca.
Selanjutnya guru dan siswa membahas bersamasama.
• Guru memberi penjelasan mengenai teknik Waning up
forReading (WFR).
• Mempersiapkan penampilan individu
. Elaborasi
• Setiap siswa masing-masing mempersiapkan diri untuk
membaca
• Guru memberikan judul teks bacaan cerpen
• Guru memberikan bahan belajar seperti lembar kerja
teknik Warning up for Reading (WFR).
• Guru membantu siswa dalam melakukan teknik Warning
up for Reading (WFR).
60’
3. Kegiatan akhir
• Guru dan siswa membuat kesimpulan terhadap materi
yang di pelajari.
• Guru memberikan PR kepada siswa sebagai latihan agar
setiap siswa bisa mandiri..
• Guru mengakhiri pelajaran dengan salam.
10’
Pertemuan Kedua
No Kegiatan Alokasi Waktu
1. Pendahuluan
• Guru disiplin dengan masuk kelas tepat waktu.
• Guru bersikap religius dengan mengucapkan salam
sebelum memulai pelajaran.
• Guru peduli terhadap siswa dengan mengecek
kehadiran siswa.
• Guru melakukan apersepsi :
Mengingat kembali materi sebelumnya
guna menambah kecerdasan siswa.
• Motivasi:
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan
mengaitkan dengan keidupan sehari-hari sebagai sifat
peduli kepada siswa.
10’
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
• Guru menjelaskan materi tentang lafal, intonasi, mimik
dan ekspresi pembaca cerpen dan menanggapi cara
pembacaan cerpen .
• Memberi kesempatan siswa bertanya agar lebih jelas dah
lebih percaya diri.
• Siswa mendengar pembacaan cerpen yang dilakukan oleh
guru (sebagai contoh).
• Siswa bersama-sama menanggapi pembacaan cerpen
yang telah didengarkan tadi.
Elaborasi
• Setiap siswa masing-masing mempersiapkan diri untuk
membaca
• Guru memberikan judul teks bacaan cerpen
• Guru memberikan bahan belajar seperti lembar kerja
60’
teknik Warning up for Reading (WFR).
Guru membantu siswa dalam melakukan teknik Warning up
for Reading (WFR).
3. Kegiatan Akhir
• Guru mengajak siswa untuk membuat kesimpulan dari
materi yang telah dipelajari.
• Guru memberikan PR kepada siswa sebagai latihan agar
setiap siswa bisa mandiri.
• Guru mengakhiri pelajaran dengan salam.
10’
H. Sumber Belajar
1. LKS Bahasa Indonesia untuk SMP/MTs kelas VIII semester 2.
2. Antologi Cerpen.
3. Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMP/MTS kelas VIII
4. Bahasa Indonesia untuk SMP/MTS kelas VIII.
I. Media Pembelajaran
1. Teks Cerpen.
2. Antologi Cerpen.
3. Secarik kertas yang beriso cerpen untuk dibaca.
Contoh Cerpen Singkat
Selamat Tinggal Engkau Sahabatku
Mentari yang menampakkan sinarnya dengan hangat, sehingga dapat menerangi
empat sahabat yang dekat dan telah berkumpul di rumah yang terbuat dari geribik.
dan angin pun berhembus dengan lembut yang menerpa pohon dan daun yang
sangat besar keempat sahabat tersebut yang bernama
Angga, ilham dan Nawan.
Berawal di pagi hari
Sebagai persahabatan mereka terus berkumpul dengan bermain bersama sama pada
rumah geribik tersebut bercanda dan tertawa bersama dalam menikmati indahnya
udara yang idah dari atas pohon.
Rumah saati yang ini telah berdiri kokoh pada atas pohon tersebut yang telah di beri
nama sebagai “”rumah pohon persahabatan”” yang melambangkan dari
persahabatan empat orang tersebut.
Angga merupakan sosok lelaki yang sangat energic dan memiliki semangat dalam
pembelajaran web tentang tekno, selain itu juga angga sangat suka bercanda
layaknya lelaki pada umumnya.
Namun sifat gagah yang angga miliki menjadi sebuah kedermawanannya yang belum
mampu angga kuasai.
Ilham sendiri adalah lelaki yang tampan dan bijak, suka berdiam diri dan memiliki
hobi dengan mendengarkan musik, menggunakan telepon genggam nya Meskipun
terlihat sebagai lelaki yang bijak ilham alhi dalam bidang agama dan pandai
bernyanyi lagu kangen band dan main musik.
Dan yang terakhir nawan adalah lelaki yang memiliki rambut panjang yang sangat
baik nawan suka menolong dan membutkan kopi terhadap temanteman nya, nawan
pintar pelajaran podato maupun ngaji dan selalu mendapatkan pujian dari teman
temannya nawan selalu menjadi idola di pondok.
pada suatu pagi, angga terbangun dengan wajah yang gembira dan Matanya sangat
segar yang membuatnya semangat untuk menulis artikel nanamun angga harus
tetap bekerja karena telah waktu menunjukkan pukul 06.00 sehingga akan
menyiapkan judul-judul artikrl yang akan angga tulis.
Ilham penasaran akhirnya bertanya kepada angga sambil ,,Apa kamu melihat nawan,, dan angga
menjawan tidak mungkin dia lagi bikin kopi ,, dan Tiba tiba saja nawan datang ehhh ilham pun
kaget,,,,
angga, ilham dan nawan sebuah persahabatan yang sangat baik dan mereka terbilang sahabat
yang patut di contoh bagi teman -teman yang lainnya juga, karena persahabatan merupak ikatan
yang erat dan haru di jaga.
cerpen singkat dengan tema persahabatan ini juga memuat berbagai unsur dari intrinsik karena itu
kita juga dapat menganalisa dari beberapa struktur cerpen itu sendiri
Akhirnya angga, dan ilham memberanikan diri untuk menanyakan kepada nawan tentang apakah
kamu sudah bikin kopi apa belum sambil tersenyum dan bercandaan,, akhirnya nawan pun
menjawab iya nanti saya bikinin kok, tenang aja, apa sih yang gak saya lakukan kalau untuk kalian
kalian kan sahata saya, sambil tertawa heheheheh
Persahatanan terkadang akan menjadi awal dengan perjuangan yang kuat sehingga akan terus
terjaga tali persahabatan tersebut dan persahabatan juga harus saling mengeti satu sama lainnya
juga….
Tamat
J. Instrumen Penilaian
Makassar, Agustus 2020
Mengetahui,
Guru Pamong, Mahasiswa,
St. Saenab, S.Pd., M.Pd. Kasmawati.
NIP. 197109051993 11 2001 NIM. 105331118216
RIWAYAT HIDUP
Kasmawati, 2020. Lahir di Bontolebang pada tanggal 25 Maret
2000. Penulis adalah anak kedua dari dua bersaudara, merupakan
buah hati dari pasangan ayahanda Abd. Haris Dg. Ngago dan
Ibunda Nusyamsi Dg. Rannu, penulis memulai jenjang
pendidikan formal di SDN Centre Bontolebang pada 2004 dan
selesai 2010. Penulis melanjutkan pendidikan ke sekolah menengah pertama di SMP
Negeri 1 Galesong Utara Kabupaten Takalar dan tamat pada tahun 2013. Pada tahun
yang sama melanjutkan pendidikan ke sekolah menengah atas di SMA Negeri 1
Galesong Utara Kabupaten Takalar dan tamat pada tahun 2016. Kemudian pada tahun
yang sama penulis mendaftar sebagai mahasiswa di Jurusan Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Muhammadiyah Makassar.