PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemelaksanakan proses belajar mengajar ......

25
Lectura Volume 02, Nomor 02, Agustus 2011 161 PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL NUMBEREDS HEADS TOGETHER (NHT) PADA MATERI GERAK TUMBUHAN DI KELAS VIII SMP SEI PUTIH KAMPAR **Jumiati **Martala Sari *Dian Akmalia **Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan- Universitas Lancang Kuning *Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan- Universitas Lancang Kuning analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah t-Test jika data normal dan homogen Abstract: The purpose of this study was to improved students’ learning outcome at grade VIII of SMP Sei Putih in plant material movement, the research had been conducted from January to February 2011. The data analysis technique used in this study can be a t-test if the data was normal and homogeneous and Mann-Whitney U test if the data was not normal or not homogeneous. The research methodology used was pretest-posttest quasi-experimental Control Group Design. The samples of this research of students’ at grade VIIIA and VIIIB by using saturated sampling technique. The mean pretest the experimental class was 32.84, while the control class was 31.73. After learning using in NHT model in experimental class the mean obtained in posttest was 67.78 while the control class was 60.37. The improved of learning outcomes can be seen from the mean of N -Gain in experimental class was 0.53 in middle category and the control class was 0.42 in middle category. In control class and experiment class had different learning result significantly. So it can be concluded that this model can increased students’ learning outcome in the eighth grade of junior high school of Sei Putih Kampar in Academic Year 2010-2011. Keywords: Model NHT, Learning Outcomes, Plant Material Movement Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas VIII di SMP Sei Putih Kampar pada materi gerak tumbuhan, dilaksanakan pada bulan Januari hingga Februari 2011. Teknik dan apabila data tidak normal atau tidak homogen maka digunakan U Mann-Whitney test . Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen Pretest- Posttest Control Group Design. Sampel penelitian adalah siswa kelas VIIIA dan kelas VIIIB dengan teknik sampling jenuh. Rerata pretest pada kelas eksperimen adalah 32,84 sedangkan pada kelas kontrol 31,73. Setelah dilakukan proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran NHT pada kelas eksperimen diperoleh rerata posttest 67,78 sedangkan pada kelas kontrol 60,37. Peningkatan hasil belajar dapat dilihat dari rerata N-Gain pada kelas eksperimen 0.53 kategori sedang dan pada kelas kontrol 0.42 kategori sedang. Pada kelas kontrol dan kelas eksperimen memiliki hasil belajar yang berbeda signifikan. Maka dapat disimpulkan bahwa model ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Sei Putih Kampar Tahun Ajaran 2010-2011.

Transcript of PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemelaksanakan proses belajar mengajar ......

Page 1: PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemelaksanakan proses belajar mengajar ... untuk meningkatkan kinerja belajar siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik siswa di

Lectura Volume 02, Nomor 02, Agustus 2011

161

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN

MODEL NUMBEREDS HEADS TOGETHER (NHT) PADA MATERI

GERAK TUMBUHAN DI KELAS VIII SMP SEI PUTIH KAMPAR

**Jumiati

**Martala Sari

*Dian Akmalia

**Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan- Universitas Lancang Kuning

*Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan- Universitas Lancang Kuning

analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah t-Test jika data normal dan homogen

Abstract: The purpose of this study was to improved students’ learning outcome at grade VIII of

SMP Sei Putih in plant material movement, the research had been conducted from January to

February 2011. The data analysis technique used in this study can be a t-test if the data was

normal and homogeneous and Mann-Whitney U test if the data was not normal or not

homogeneous. The research methodology used was pretest-posttest quasi-experimental Control

Group Design. The samples of this research of students’ at grade VIIIA and VIIIB by using

saturated sampling technique. The mean pretest the experimental class was 32.84, while the

control class was 31.73. After learning using in NHT model in experimental class the mean

obtained in posttest was 67.78 while the control class was 60.37. The improved of learning

outcomes can be seen from the mean of N -Gain in experimental class was 0.53 in middle

category and the control class was 0.42 in middle category. In control class and experiment

class had different learning result significantly. So it can be concluded that this model can

increased students’ learning outcome in the eighth grade of junior high school of Sei Putih

Kampar in Academic Year 2010-2011.

Keywords: Model NHT, Learning Outcomes, Plant Material Movement

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas

VIII di SMP Sei Putih Kampar pada materi gerak tumbuhan, dilaksanakan pada bulan Januari

hingga Februari 2011. Teknik dan apabila data tidak normal atau tidak homogen maka digunakan

U Mann-Whitney test . Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen Pretest-

Posttest Control Group Design. Sampel penelitian adalah siswa kelas VIIIA dan kelas VIIIB

dengan teknik sampling jenuh. Rerata pretest pada kelas eksperimen adalah 32,84 sedangkan

pada kelas kontrol 31,73. Setelah dilakukan proses pembelajaran menggunakan model

pembelajaran NHT pada kelas eksperimen diperoleh rerata posttest 67,78 sedangkan pada kelas

kontrol 60,37. Peningkatan hasil belajar dapat dilihat dari rerata N-Gain pada kelas eksperimen

0.53 kategori sedang dan pada kelas kontrol 0.42 kategori sedang. Pada kelas kontrol dan kelas

eksperimen memiliki hasil belajar yang berbeda signifikan. Maka dapat disimpulkan bahwa

model ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Sei Putih Kampar Tahun

Ajaran 2010-2011.

Page 2: PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemelaksanakan proses belajar mengajar ... untuk meningkatkan kinerja belajar siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik siswa di

Lectura Volume 02, Nomor 02, Agustus 2011

162

PENDAHULUAN

Biologi merupakan salah satu ilmu

pengetahuan yang memegang peranan

penting dalam perkembangan teknologi.

Menyadari pentingnya peranan biologi, guru

di dalam proses pembelajaran membutuhkan

teknik penyajian yang tepat agar siswa dapat

memahami ilmu pengetahuan tersebut

dengan baik. Teknik penyajian pelajaran

merupakan pengetahuan tentang cara

mengajar yang digunakan guru untuk

menyampaikan bahan pelajaran kepada

siswa di dalam kelas sehingga dapat

dipahami siswa dengan baik (Azizah, 2007).

Dalam pelaksanaan kegiatan

pembelajaran sains, guru hendaknya

memilih dan menggunakan strategi yang

melibatkan siswa aktif dalam belajar baik

secara mental, fisik maupun sosial. Namun

pada kenyataan saat ini secara terus-menerus

sampai sekarang masih berjalan pengajaran

sains tradisional yang terbatas pada produk

atau fakta-fakta, konsep-konsep teori saja

sehingga kurang cocok digunakan untuk

mengembangkan keterampilan berpikir

siswa karena siswa cenderung hanya

menerima materi yang disampaikan guru

tanpa harus berpikir untuk menemukan

konsep dari suatu pokok bahasan. Untuk

menanggulangi kesulitan tersebut di

samping penguasaan materi seorang guru

dituntut memiliki keterampilan

menyampaikan materi yang akan diberikan.

Cara guru menciptakan suasana di kelas

sangat pula berpengaruh pada keadaan yang

ditampilkan siswa dalam pembelajaran.

Apabila guru dapat menciptakan suasana

yang membuat siswa termotivasi dan aktif

dalam pembelajaran kemungkinan hasil

belajar siswa meningkat sesuai dengan yang

diharapkan (Hidayah, 2009).

Sebagai seorang pendidik guru

berupaya untuk meningkatkan kualitas

pengetahuan siswa sehingga dapat

menguasai dan memahami suatu

pembelajaran menjadi lebih bermakna yang

dapat meningkatkan hasil belajar siswa

sesuai dengan tujuan pembelajaran yang

ditetapkan oleh kurikulum tingkat satuan

pendidikan (KTSP). Ada beberapa hal yang

harus diperhatikan guru dalam

melaksanakan proses belajar mengajar

sehingga tercipta hasil belajar yang efektif

dan efisisen. Hal ini disebabkan gurulah

yang berada dibarisan terdepan dalam

pelaksanaan pendidikan. Gurulah yang

langsung mentransfer ilmu pengetahuan dan

teknologi sekaligus mendidk dengan nilai-

nilai positif melalui bimbingan dan

keteladanan (Kunandar, 2007). Menurut

Marthin dalam Nurazizah (2006), seorang

guru yang kreatif tidak hanya semata-mata

Page 3: PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemelaksanakan proses belajar mengajar ... untuk meningkatkan kinerja belajar siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik siswa di

Lectura Volume 02, Nomor 02, Agustus 2011

163

memberikan tugas kepada siswa, tetapi ia

akan mengusahakan berbagai kegiatan yang

bersifat membimbing siswa untuk

memproses perolehan sekaligus

mengaktifkan siswa belajar sambil bekerja.

Selain itu, seorang guru dapat melatih

penelitian yang bersifat sederhana, tetapi

berpola ilmiah.

Rendahnya hasil belajar biologi ini

disebabkan oleh beberapa faktor antara lain

yaitu: kurangnya antusias siswa untuk

belajar biologi, siswa enggan untuk

mengemukakan pertanyaan maupun

pendapat, selain itu di dalam kelompok

siswa kurang bekerja sama dan kurang

menghargai pendapat orang lain. Dengan

memperhatikan kondisi tersebut, maka perlu

dilakukan perbaikan strategi pembelajaran

yang memungkinkan siswa terlibat secara

aktif dalam belajar, sehingga dapat

meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satu

alternatifnya adalah dengan menerapkan

model pembelajaran kooperatif melalui

Numbereds Heads Together (Fitria, 2009).

Teori Belajar

Belajar pada dasarnya merupakan

peristiwa yang bersifat individual yakni

peristiwa terjadinya perubahan tingkah laku

sebagai dampak dari pengalaman individu.

Pengalaman dapat berupa situasi yang

sengaja diciptakan oleh orang lain atau

situasi yang tercipta begitu adanya.

Peristiwa belajar yang terjadi karena

dirancang oleh orang lain di luar diri

individu sebagai pelajar biasa disebut proses

pembelajaran. Belajar adalah suatu proses

usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku

yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam interaksi

dengan guru dalam proses belajar. Definisi

ini menunjukkan bahwa yang aktif adalah

siswa, yang mengalami proses belajar,

sedangkan guru hanya membimbing,

menunjukkan jalan dengan

memperhitungkan kepribadian siswa

(Slameto, 2003).

Menurut Winkel (1996) belajar

adalah suatu aktifitas mental atau psikis

yang berlangsung dalam interaksi aktif

dengan lingkungan yang menghasilkan

perubahan-perubahan dalam pengetahuan,

pemahaman, keterampilan dan nilai sikap.

Maka dapat dikatakan bahwa belajar adalah

kegiatan mental yang berhubungan dengan

lingkungan sekitarnya yang dapat mengubah

intelektual.

Teori Piaget berpendapat bahwa

anak membangun sendiri skematikanya dari

pengalamannya sendiri dan lingkungan,

dalam pandangan Piaget pengetahuan datang

dari tindakan, perkembangan kognitif

Page 4: PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemelaksanakan proses belajar mengajar ... untuk meningkatkan kinerja belajar siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik siswa di

Lectura Volume 02, Nomor 02, Agustus 2011

164

sebagian besar tergantung pada seberapa

jauh anak aktif memanipulasi dan anak aktif

berinteraksi dengan lingkungan Skinner

berpandangan bahwa belajar adalah suatu

prilaku. Pada saat orang belajar, maka

responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya

bila ia tidak belajar maka responnya

menurun. Rogers berpandangan bahwa

praktek pendidikan memberatkan pada segi

pengajaran, bukan pada siswa yang belajar.

Praktek tersebut ditandai oleh peran guru

yang mendominasi dan siswa hanya

menghafalkan pelajaran (Dimyati dan

Mudjiono, 2006).

Hasil Belajar Biologi

Hasil belajar merupakan hasil dari

suatu interaksi belajar dan mengajar. Dari

sisi guru, mengajar diakhiri dengan proses

evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil

belajar merupakan berakhirnya puncak

proses belajar (Dimyati dan Mudjiono,

2006).

Hasil belajar secara umum

dipandang sebagai perwujudan nilai-nilai

yang diperoleh siswa melalui proses belajar

mengajar. Hasil belajar adalah penguasaan

yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti

program belajar mengajar sesuai dengan

tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

Hasil belajar merupakan gambaran prestasi

belajar siswa dalam mengikuti proses belajar

mengajar sehingga dapat dikatakan belum

atau sudah berhasil. Evaluasi yang menjadi

tolak ukur keberhasilan adalah hasil belajar

siswa. Hasil belajar merupakan suatu

kemampuan internal yang telah menjadi

milik pribadi seseorang dan memungkinkan

orang itu melakukan sesuatu atau

memberikan prestasi tertentu (Pascal dalam

Fitria, 2008).

Dari uraian di atas dapat diambil

pengertian mengenai hasil belajar. Hasil

belajar adalah gambaran prestasi belajar

siswa yang mengakibatkan perubahan

tingkah laku dalam diri siswa sebagai hasil

dari aktifitas dalam belajar. Jadi, hasil

belajar yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah hasil belajar siswa dalam mata

pelajaran biologi, yang diperoleh melalui tes

yang diberikan pada sampel penelitian.

Menurut Baharudin dan Wahyuni

dalam Fitria (2008) faktor-faktor yang

menpengaruhi hasil belajar dibedakan atas 2

kategori, yaitu:

1. Faktor internal/ endogen

Faktor yang berasal dari dalam diri

individu dan dapat mempengaruhi hasil

belajar individu, yaitu faktor fisiologis

(kondisi fisik) dan psikologis

(kecerdasan, motivasi, minat, sikap,

bakat).

2. Faktor eksternal/ eksogen

Page 5: PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemelaksanakan proses belajar mengajar ... untuk meningkatkan kinerja belajar siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik siswa di

Lectura Volume 02, Nomor 02, Agustus 2011

165

Selain karakteristik siswa atau faktor

endogen, faktor eksternal juga dapat

mempengaruhi proses belajar siswa,

faktor ini digolongkan menjadi 2

golongan yaitu faktor lingkungan sosial

(keluarga, sekolah, teman dan

masyarakat) dan faktor lingkungan non-

sosial (gedung sekolah, tempat tinggal

siswa, alat-alat praktikum,perpustakaan

dan lain-lain).

Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan

sebuah kelompok strategi pengajaran yang

melibatkan siswa bekerja sama secara

berkolaborasi untuk mencapai tujuan

pembelajaran. Keterampilan sosial atau

kooperatif berkembang secara signifikan

dalam pembelajaran kooperatif.

Pembelajaran kooperatif sangat tepat

digunakan untuk melatih keterampilan-

keterampilan kerjasama dan kolaborasi dan

juga keterampilan-keterampilan tanya jawab

(Trianto, 2007). Dalam pembelajaran

kooperatif, para siswa dibagi menjadi

kelompok-kelompok kecil dan diarahkan

untuk mempelajari materi yang ditentukan.

Tujuan dibentuknya kelompok kooperatif

adalah untuk memberikan kesempatan

kepada siswa agar dapat terlibat secara aktif

dalam proses berpikir dan dalam kegiatan-

kegiatan belajar. Dalam hal ini, sebagian

besar aktifitas pembelajaran berpusat pada

siswa, yakni mempelajari secara

berkelompok serta berdiskusi untuk

memecahkan masalah.

Menurut Ibrahim (2000)

Pembelajaran kooperatif dicirikan oleh

struktur tugas, tujuan dan penghargaan

kooperatif. Siswa yang bekerja dalam situasi

pembelajaran kooperatif didorong dan

dikehendaki untuk bekerja sama pada suatu

tugas bersama dan mereka harus

mengkoordinasikan usahanya untuk

menyelesaikan tugas. Model pembelajaran

kooperatif dikembangkan untuk mencapai

sekurang-kurangnya tiga tujuan, yaitu:

1. Hasil belajar akademik

Pembelajaran kooperatif bertujuan

untuk meningkatkan kinerja belajar

siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas

akademik siswa di sekolah. Selain itu

pembelajaran kooperatif dapat

membantu siswa dalam memahami

konsep yang sulit dalam materi

pelajaran.

2. Penerimaan pendapat yang

beranekaragam

Penerimaan pendapat yang

beranekaragam yaitu penerimaan yang

luas terhadap orang yang berbeda

menurut ras, budaya dan kemampuan.

Page 6: PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemelaksanakan proses belajar mengajar ... untuk meningkatkan kinerja belajar siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik siswa di

Lectura Volume 02, Nomor 02, Agustus 2011

166

Kontak fisik yang terjadi di antara

orang-orang yang berbeda ras,

kelompok etnis tidak cukup untuk

mengurangi kecurigaan dan perbedaan

ide. Pembelajaran kooperatif memberi

peluang kepada siswa yang berbeda

latar belakang dan kondisi untuk saling

bekerja sama, saling ketergantungan

atas tugas bersama dan belajar untuk

menghargai satu sama lainnya.

3. Pengembangan keterampilan sosial

Pengembangan keterampilan sosial yaitu

mengajarkan kepada siswa keterampilan

kerja sama dan berkolaborasi, dimana

keterampilan ini sangat penting untuk

dikembangkan di masyarakat dimana

banyak kerja orang dewasa dilakukan

dalam organisasi yang saling bergantung

satu sama lain, sehingga siswa dituntut

untuk saling bekerja sama dan

mempunyai tanggung jawab terhadap

beban pekerjaan yang dibebankan

kepadanya.

Untuk mencapai keterampilan

tersebut diperlukan enam langkah utama

atau tahapan yang dapat dilihat pada tabel di

bawah ini (Ibrahim, 2000).

Tabel 1

Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif

Fase Tingkah Laku Guru

Fase 1

Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa

Guru menyampaikan semua tujuan

pembelajaran yang ingin dicapai dan

memotivasi siswa belajar

Fase 2

Menyajikan informasi

Guru menyajikan informasi kepada siswa

dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan

bacaan

Fase 3

Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok

belajar

Guru menjelaskan kepada siswa bagimana

cara membentuk kelompok belajar dan

membantu setiap kelompok

Fase 4

Membimbing kelompok bekerja dan belajar

Guru membimbing kelompok-kelompok

belajar pada saat mereka mengerjakan tugas

mereka

Fase 5

Evaluasi

Guru mengevaluasi hasil belajar atau

masing-masing kelompok

mempresentasikan hasil kerjanya

Fase 6

Memberi penghargaan

Guru mencari cara-cara menghargai baik

upaya maupun hasil individu dan kelompok

Sumber: Ibrahim (2000)

Page 7: PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemelaksanakan proses belajar mengajar ... untuk meningkatkan kinerja belajar siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik siswa di

Lectura Volume 02, Nomor 02, Agustus 2011

167

Menurut Lie (2007) lima unsur model

pembelajaran cooperative Learning sebagai

berikut:

a. Saling Ketergantungan Positif

Keberhasilan suatu karya sangat

bergantung pada usaha setiap

anggotanya. Untuk menciptakan

kelompok kerja yang efektif, pengajar

perlu menyusun tugas sedemikian rupa

sehingga setiap anggota kelompok harus

menyelesaikan tugasnya sendiri agar

yang lain bisa mencapai tujuan mereka.

b. Tanggung Jawab Perseorangan

Unsur ini merupakan akibat langsung

dari unsur yang pertama. Jika tugas dan

pola penilaian dibuat menurut prosedur

model pembelajaran cooperative

learning, setiap siswa akan merasa

bertanggung jawab untuk melakukan

yang terbaik.

c. Tatap Muka

Setiap kelompok harus diberikan

kesempatan untuk bertemu muka dan

berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan

memberikan para pelajar untuk

membentuk sinergi yang

menguntungkan semua anggota. Inti

sinergi ini adalah menghargai perbedaan,

memanfaatkan kelebihan, dan mengisi

kekurangan masing-masing.

d. Komunikasi Antar anggota

Unsur ini juga menghendaki agar para

pembelajar dibekali dengan berbagai

keterampilan berkomunikasi. Tidak

semua siswa mempunyai kekeahlian

mendengarkan dan berbicara.

Keberhasilan suatu kelompok juga

bergantung pada kesediaan para

anggotanya untuk saling mendengarkan

dan kemampuan mereka untuk

mengutarakan pendapat mereka.

e. Evaluasi Proses Kelompok

Pengajar perlu menjadwalkan waktu

khusus bagi kelompok untuk

mengevaluasi proses kerja kelompok dan

hasil kerja sama mereka agar selanjutnya

bisa bekerja sama dengan lebih efektif.

Pembelajaran Kooperatif Tipe

Numbereds Heads Together (NHT)

Numbereds Heads Together (NHT)

merupakan jenis pembelajaran kooperatif

yang dirancang untuk mempengaruhi pola

interaksi siswa dan sebagai alternatif

terhadap struktur kelas tradisional, dimana

guru mengajukan pertanyaan kepada seluruh

kelas dan siswa memberi jawaban setelah

mengangkat tangan dan ditunjuk. NHT

pertama kali dikembangkan oleh Kagen

(1992) dalam Fitria (2008), untuk

melibatkan lebih banyak siswa dalam

menelaah materi yang tercakup dalam suatu

Page 8: PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemelaksanakan proses belajar mengajar ... untuk meningkatkan kinerja belajar siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik siswa di

Lectura Volume 02, Nomor 02, Agustus 2011

168

pelajaran dan mengecek pemahaman mereka

terhadap isi pelajaran tersebut.

Dalam penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe NHT, guru

menggunakan empat langkah sebagai

berikut :

1. Penomoran

2. Pengajuan pertanyaan

3. Berpikir bersama

4. Pemberian jawaban.

Sedangkan di dalam proses belajar

mengajar, dilaksanakan melalui tahap

persiapan, penyajian kelas, kegiatan

kelompok, melaksanakan evaluasi,

penghargaan kelompok, dan menghitung

skor dasar setiap kelompok (Suprijono,

2010). Selain itu Hanafiah dan Suhana

(2009) juga menyatakan bahwa langkah-

langkah yang dapat ditempuh dalam model

pembelajaran NHT sebagai berikut:

1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap

siswa dalam setiap kelompok

mendapat nomor

2. Guru memberikan tugas dan masing-

masing kelompok mengerjakannya

3. Kelompok mendiskusikan jawaban

yang benar dan memastikan setiap

anggota kelompok dapat

mengerjakan atau mengetahui

jawabannya

4. Guru memanggil salah satu nomor

siswa di dalam kelompok kemudian

nomor yang dipanggil melaporkan

hasil kerja sama mereka

5. Tanggapan dari teman yang lain,

kemudian guru menunjuk nomor

yang lain di dalam kelompok

6. Guru menanggapi hasil diskusi siswa

dan memberikan informasi yang

sebenarnya

7. Kesimpulan.

METODE PENELITIAN

Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan quasi

eksperimen. Kelompok dibagi menjadi 2

kelompok eksperimen yaitu kelompok

eksperimen yang belajar dengan model NHT

dan kelompok yang menggunakan

pembelajaran secara konvensional.

Rancangan penelitian yang digunakan

adalah Pretest – Posttest Control Group

Design (Frankel & Wallen, 1993).

Rancangan tersebut berbentuk bagan seperti

berikut:

Kelompok Pretest perlakuan Posttest

NHT 01 X1 02

kontrol 01 X 2 02

Page 9: PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemelaksanakan proses belajar mengajar ... untuk meningkatkan kinerja belajar siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik siswa di

Lectura Volume 02, Nomor 02, Agustus 2011

169

Keterangan:

X1: Perlakuan dengan perlakuan model

NHT

X2: Perlakuan dengan perlakuan teknik

konvensional

O1: Pemberian pretest

O2: Pemberian posttest

Penelitian ini dilaksanakan pada

bulan Januari-Februari 2011 di SMP Sei

Putih Kampar kelas VIII semester II tahun

ajaran 2010/2011. Populasi penelitian ini

adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Sei

Putih Kampar yang terdiri dari 2 kelas.

Kedua kelas ini akan dijadikan sampel

dengan teknik sampling jenuh (Sugiyono,

2007). Parameter pada penelitian ini adalah

1) Hasil belajar siswa, 2) Aktifitas guru, 3)

Aktifitas siswa. Instrumen penelitian ini

terdiri dari perangkat pembelajaran seperti:

1. Silabus

2. Rencana pelaksanaan pembelajaran

(RPP)

3. Lembar observasi

4. Lembar tes

Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan langkah-langkah sebagai

berikut:

1. Persiapan

Peneliti mengajar di kelas VII

dengan merancang pembelajaran

yang menggunakan model NHT pada

materi gerak tumbuhan.

2. Pelaksanaan

Guru terlebih dahulu memberikan

pretest sebelum memulai

pembelajaran kepada kedua kelas

tersebut baik kelas eksperimen

maupun kelas kontrol. Guru

melaksanakan kegiatan model NHT

pada kelas eksperimen dan kemudian

guru melaksanakan kegitan

pembelajaran dengan menggunakan

metode konvensional pada kelas

kontrol. Setelah proses belajar

mengajar berakhir kemudian guru

memberikan posttest kepada kedua

kelas tersebut baik kelas eksperimen

maupun kelas kontrol.

3. Penyusunan laporan

Data hasil pretest dan posttest yang

telah terkumpul kemudian

dilaporkan, selanjutnya dianalisis

dengan menggunakan statistik uji-t

untuk parametrik jika data

berdistribusi normal dan homogen

dan U Mann-Whitney test untuk non

parametrik jika data tidak

berdistribusi normal atau tidak

homogen (Sugiyono, 2007).

Teknik Analisis data

Data utama yang dipakai untuk

melihat peningkatan hasil belajar adalah

Page 10: PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemelaksanakan proses belajar mengajar ... untuk meningkatkan kinerja belajar siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik siswa di

Lectura Volume 02, Nomor 02, Agustus 2011

170

data hasil pretest dan posttest. Data tersebut

dianalisis untuk melihat skor hasil tes.

Selanjutnya hasil tes tersebut dihitung rata-

ratanya. Serta menghitung N- Gain antara

pretest dan posttest. Untuk menghitung N-

Gain dapat digunakan rumus Hake (Meltzer,

2002; Archambault, 2008):

premaks

prepost

SS

SSGainN

Keterangan:

S post : Skor posttest

S pre : Skor pretest

S maks : Skor maksimum ideal

Kriteria perolehan skor N-Gain dapat dilihat

pada tabel berikut

Tabel 2

Kategori Perolehan Skor N-Gain

Batasan Kategori

g > 0,7 Tinggi

0,3 < g ≤ 0,7 Sedang

g ≤ 0,3 Rendah

Selanjutnya dilakukan pengolahan

data tes awal, tes akhir dan N-Gain dengan

menggunakan Software Statistical Package

for Sosial Science (SPSS) versi 15.0

Sebelum dilakukan uji hipotesis terlebih

dahulu dilakukan uji normalitas distribusi

data dan homogenitas varians data kedua

kelompok. Pengujian normalitas distribusi

data dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan uji Kolmogorov- Smirnov (KS

-21) pada program SPSS versi 15.0

sedangkan uji homogenitas varian data

dilakukan dengan Levene Test.

Perbedaan hasil tes pemahaman

konsep menggunakan uji statistik

inferensial. Setelah dilakukan uji normalitas

dan homogenitas dilanjutkan dengan

pengujian hipotesis komparatif. Sugiyono

(2007) mengatakan bahwa hipotesis

komparatif adalah pernyataan yang

menunujukkan hasil dugaan nilai dalam satu

variabel atau lebih pada sampel yang

berbeda. Untuk menguji hipotesis

komparatif digunakan uji-t (t-test) untuk

parametrik (jika data berdistribusi normal

dan homogen) atau U Mann-Whitney test.

1. T-test adalah statistik parameter yang

digunakan untuk menguji hipotesis,

komparatif rata-rata dua sampel, bila

datanya berbentuk interval atau rasio.

Uji t-test digunakan apabila data normal

dan homogen. Untuk menentukan data

Page 11: PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemelaksanakan proses belajar mengajar ... untuk meningkatkan kinerja belajar siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik siswa di

Lectura Volume 02, Nomor 02, Agustus 2011

171

normal dan homogen digunakan uji

normalitas dan homogenitas.

1.1 Uji Normalitas

Uji normalitas diperlukan untuk

mengetahui distribusi data.

Kenormalan data diketahui

melalui sebaran regresi yang

merata di setiap nilai (Kriswanto,

2008 dalam Wulansari, 2008).

Salah satu metode yang

digunakan untuk menguji

kenormalan data adalah metode

Kolmogorov Smirnov (KS 21).

Rumus uji Kolmogorov Smirnov

menurut Steel, (1991) dalam

Wulandari (2010):

KS = | Fn(Yi-1) – Fo(Yi) |

Keterangan :

KS : Nilai KS hitung

Fn(Yi-1) : Frekuensi persentase

komulatif pada waktu sebelum i

Fo(Yi) : Frekuensi data sebaran

normal pada saat i

Nilai KS hitung yang diperoleh

selanjutnya dibandingkan dengan

nilai KS tabel. Jika nilai KS

hitung < KS tabel maka terima

H0 artinya data model regresi

sederhana atau regresi berganda

mengikuti sebaran normal.

Sebaliknya jika nilai KS hitung >

KS tabel maka tolak H0, artinya

data model regresi sederhana

atau regresi berganda tidak

mengikuti sebaran normal

(Wulandari, 2010).

1.2 Uji Homogenitas

Pengujian homogenitas

dilakukan untuk mengetahui

keseragaman data penelitian.

Dalam analisis regresi data

penelitian yang baik harus

mempunyai sebaran data yang

homogen dan metode yang

digunakan untuk mengujinya

adalah uji Levene (Levene Test).

Rumus uji Levene (Levene Test)

dalam Sugiyono (2007) adalah

sebagai berikut:

2

2

1 iVVijk

kvVnikN

L

Vij = | Xij – |

Keterangan :

L : Nilai Levene hitung

X : Nilai data residual

: Rata-rata data Residual N : Jumlah sampel

K : Jumlah kelompok

Page 12: PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemelaksanakan proses belajar mengajar ... untuk meningkatkan kinerja belajar siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik siswa di

Lectura Volume 02, Nomor 02, Agustus 2011

172

Nilai Levene hitung yang diperoleh

kemudian dibandingkan dengan Levene

tabel atau dapat juga menggunakan nilai

perbandingan signifikansi dengan α 5%. Jika

nilai Levene hitung < Levene tabel atau P

value > 5%, maka data regresi sederhana

atau regresi berganda mempunyai ragam

yang homogen. Sebaliknya jika nilai Levene

besar Levene tabel atau P Value < 5% maka

data regresi sederhana atau regresi berganda

mempunyai ragam yang tidak homogen.

Shavelon dalam Surbakti (2006)

menyatakan menguji hipotesis dengan

rumus uji-t seperti dibawah ini:

21

2

2

2

1

21

nn

SS

XXt

Keterangan :

: Rata-rata posttest

kelompok eksperimen

: Rata-rata posttest

kelompok kontrol

: Varians posttest kelompok eksperimen

: Varians posttest kelompok

kontrol

: Jumlah sampel

2. U Mann-Whitney test

U test ini digunakan untuk menguji

hipotesis komparatif dua sampel

independen bila datanya berbentuk

ordinal. Bila dalam suatu

pengamatan data berbentuk interval,

maka perlu diubah dulu ke dalam

data ordinal. Bila data masih

berbentuk interval, maka dapat

menggunakan t-test untuk

pengujiannya, tetapi bila asumsi t-

test tidak dipenuhi (misalnya data

harus normal), maka test ini dapat

digunakan (Sugiyono, 2007).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pretest

Dari hasil penelitian yang dilakukan

pada bulan Februari 2011 didapatkan data

pretest pada kelas eksperimen dan kelas

kontrol sebagai berikut:

Tabel 1

Rekapitulasi Hasil Pretest

No Kelas n

Nilai

Skor

ideal

Nilai

minimum

Nilai

maksimum Rerata

1. Eksperimen 27 100 23,33 43,33 32,84

2. Kontrol 27 100 20,00 40,00 31,73

Page 13: PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemelaksanakan proses belajar mengajar ... untuk meningkatkan kinerja belajar siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik siswa di

Lectura Volume 02, Nomor 02, Agustus 2011

173

Hasil data rerata pretest yang didapatkan pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol

dilihat pada diagram batang sebagai berikut:

Gambar 1: Diagram batang skor rerata pretest

Berdasarkan diagram batang di atas

dapat dilihat rerata pretest kelas eksperimen

adalah 32,84 dan kelas kontrol adalah 31,73.

Data pada Tabel 2 kemudian

dianalisis dengan menggunakan program

SPSS (Software Statiticial Package for

Social Science) untuk menguji kenormalan

data, sehingga diperoleh hasil uji normalitas

pretest kelas ekperimen dan kelas kontrol

pada tabel berikut:

Tabel 3

Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas Pretest

Kelas Asymp. Sig(2-

Tailed)

α Keputusan Keterangan

Eksperimen 0,427 0,05 Terima H0 Normal

Kontrol 0,699 0,05 Terima H0 Normal

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa untuk

uji normalitas pretest pada kelas eksperimen

dan kelas kontrol dengan taraf kepercayaan

5% (α 0,05), nilai Asymp. Sig. (2-tailed)

untuk kelas kontrol 0,699 > 0,05 dan nilai

Asymp. Sig. (2-tailed) kelas eksperimen

0,427 > 0,05 diperoleh keputusan untuk

masing-masing kelas terima H0 yang artinya

data berdistribusi normal.

Selanjutnya dilakukan uji

homogenitas dengan menggunakan Levene

test, untuk menentukan kehomogenan

sampel. Berdasarkan hasil uji pretest pada

kelas eksperimen dan kelas kontrol,

Page 14: PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemelaksanakan proses belajar mengajar ... untuk meningkatkan kinerja belajar siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik siswa di

Lectura Volume 02, Nomor 02, Agustus 2011

174

diperoleh hasil yang tertera dalam tabel di bawah ini :

Tabel 4

Rekapitulasi Hasil Uji Homogenitas Data Pretest

Jenis Data Based on

trimmed mean

α Keputusan Keterangan

Pretest 0,034 0,05 Tolak H0

Tidak

Homogen

Dari Tabel 4 di atas dapat kita lihat, untuk

uji homogenitas nilai Based on trimmed

mean pretest adalah (0,034) dengan taraf

kepercayaan 5% (α 0,05). Keputusan yang

diperoleh adalah tolak H0 karena nilai Based

on trimmed mean adalah 0,034 < 0,05, maka

dapat dikatakan data pretest baik untuk kelas

kontrol maupun kelas eksperimen berasal

dari varian yang tidak homogen.

Setelah data diketahui normal dan

tidak homogen, maka dapat diambil

keputusan untuk melakukan uji hipotesis

komparatif yaitu uji U Mann-Withney. Uji

hipotesis komparatif ini berguna untuk

mengetahui apakah data berbeda signifikan

atau tidak. Nilai yang dilihat pada uji ini

adalah nilai Sig. (2-tailed) kemudian

dibandingkan dengan taraf kepercayaan 5%

(α 0,05). Jika nilai sig. (2-tailed) < 0,05

maka data berbeda signifikan, jika nilai sig.

(2-tailed) > 0,05 maka data tidak berbeda

signifikan. Berikut adalah hasil uji U Mann-

Withney data pretest:

Tabel 5

Hasil Uji U Mann-Whitney data Pretest

Jenis data Sig. (2 tailed) α Keputusan Keterangan

Pretest 0,617 0,05 Tolak H0 Tidak berbeda

signifikan

Dari tabel di atas untuk nilai Sig. (2-tailed)

pretest pada kelas kontrol dan eksperimen

diperoleh hasil 0,617 dengan taraf

kepercayaan 5% (α 0,05). Keputusan yang

diperoleh adalah tolak H0, yang artinya

siswa pada kelas kontrol dan pada kelas

eksperimen pada materi gerak pada

tumbuhan tidak berbeda signifikan atau

mempunyai pengetahuan awal yang sama.

Dari hasil pengamatan di atas,

terlihat bahwa pada Tabel 4.1 nilai pretest

minimum kelas kontrol adalah 20,00 dan

nilai pretest minimum kelas eksperimen

adalah 23,33 sedangkan nilai maksimum

Page 15: PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemelaksanakan proses belajar mengajar ... untuk meningkatkan kinerja belajar siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik siswa di

Lectura Volume 02, Nomor 02, Agustus 2011

175

hasil pretest kelas kontrol adalah 40,00 dan

nilai maksimum hasil pretest kelas

eksperimen adalah 43,33. Rerata pretest

pada kelas kontrol adalah 31,73 dan pada

kelas eksperimen adalah 32,84.

Setelah itu dilakukan uji normalitas

dan homogenitas serta uji U Mann-Withney,

hasil yang didapat adalah nilai pretest pada

kelas kontrol dan eksperimen menunjukan

tidak adanya perbedaan yang signifikan. Ini

artinya pada kelas kontrol dan eksperimen

tidak mempunyai kemampuan awal materi

gerak pada tumbuhan yang berbeda.

Tidak adanya perbedaan hasil belajar

disini terjadi karena saat menjawab soal

mereka tidak mengerjakannya dengan

sungguh-sungguh, mereka malah lebih

banyak bertanya kepada teman

disebelahnya, hal ini bisa terjadi karena

mereka belum mempelajari materi yang

mereka kerjakan. Akan tetapi, jika siswa

tersebut bisa mengaitkan materi yang ada

dalam soal pretest tersebut dengan

pengetahuan yang telah mereka dapat

sebelumnya maka siswa akan bisa

menjawab soal tersebut tanpa harus bertanya

kepada temannya.

Di dalam kegiatan belajar mengajar,

kebanyakan guru belum bisa atau kurang

dalam membangun pengetahuan awal pada

siswa. Untuk itu guru harus bisa

memperbanyak pengetahuan awal siswa,

salah satu caranya yaitu dengan apersepsi.

Jika siswa diberi soal yang mereka belum

pelajari maka mereka bisa mengaitkannya

dengan pengetahuan yang mereka dapatkan

sebelumnya. Siswa dituntut untuk aktif dan

kreatif dalam mengembangkan pengetahuan

yang telah dimiliki sebelumnya, sehingga

apabila materi tersebut diberikan siswa

sudah paham tentang apa yang akan

dipelajarinya.

Berdasarkan penelitian dari beberapa

ahli, Pintrinch dalam Astuti (2011)

menyimpulkan pengetahuan awal yang tidak

akurat dapat menghalangi perkembangan

siswa dan kekurangan pengetahuan awal

tidak memungkinkannya untuk maju. Chan,

et al, dalam Astuti (2011) membuktikan

pengetahuan awal memainkan peran mediasi

dalam menggerakkan aktifitas yang

konstruktif. Penelitian Barclay dalam Astuti

(2011) menunjukkan bahwa pemahaman

terhadap suatu teks tergantung pada

penerapan pengetahuan awal yang relevan

yang tidak ada di dalam teks.

Posttest

Berdasarkan penelitian yang

dilakukan didapatkan data rerata posttest

pada kelas eksperimen dan kelas kontrol

sebagai berikut:

Page 16: PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemelaksanakan proses belajar mengajar ... untuk meningkatkan kinerja belajar siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik siswa di

Lectura Volume 02, Nomor 02, Agustus 2011

176

Tabel 6

Rekapitulasi Hasil Posttest

No Kelas n

Nilai

Skor

ideal

Nilai

minimum

Nilai

maksimum Rerata

1. Eksperimen 27 100 50,00 83,33 67,78

2. Kontrol 27 100 46,67 76,67 60,37

Jika dilihat dengan diagram batang hasil posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol

adalah sebagai berikut:

Gambar 3: Diagram batang skor rerata posttest

Dari diagram di atas rerata untuk

kelas eksperimen adalah 67,78, sedangkan

rerata untuk kelas kontrol adalah 60,67. Dari

data tersebut selanjutnya diuji normalitas

untuk data posttest siswa kelas eksperimen

dan kelas kontrol untuk mengetahui

normalitas data. Berikut adalah hasil uji

normalitas data posttest kelas eksperimen

dan kelas kontrol:

Tabel 7

Hasil Uji Normalitas Data Posttest

Kelas Asymp.Sig(2-

tailed) α Keputusan

Keterangan

Eksperimen 0,588

0,05

Terima H0 Normal

Kontrol 0,051 Terima H0 Normal

Dari data di atas dapat dilihat bahwa untuk

uji normalitas keputusan yang didapat

adalah terima H0 untuk kelas kontrol

maupun kelas eksperimen dengan taraf

Page 17: PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemelaksanakan proses belajar mengajar ... untuk meningkatkan kinerja belajar siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik siswa di

Lectura Volume 02, Nomor 02, Agustus 2011

177

kepercayaan 5% (α 0,05). Karena nilai

Asymp.Sig(2-tailed) untuk kelas kontrol

0,051 > 0,05 dan nilai Asymp.Sig(2-tailed)

kelas eksperimen 0,588 > 0,05.

Selanjutnya dilakukan uji

homogenitas dengan menggunakan Levene

test untuk menentukan kehomogenan data.

Berdasarkan hasil uji posttest pada kelas

kontrol maupun kelas eksperimen diperoleh

hasil dalam tabel berikut:

Tabel 8

Hasil uji Homogenitas data Posttest

Jenis Data Based on

trimmed mean α Keputusan Keterangan

Posttest 0,667 0,05 Terima H0 Homogen

Berdasarkan tabel di atas hasil uji

homogenitas didapat nilai Based on trimmed

mean pada levene test adalah 0,667.

Keputusan yang diambil adalah terima H0

karena 0,667 > 0,05. Maka dapat dikatakan

bahwa data posttest kelas kontrol dan kelas

eksperimen berasal dari varian yang

homogen.

Setelah data posttest diketahui data

normal dan homogen, maka dapat diambil

keputusan untuk melakukan uji lanjutan

yaitu uji-t Independent 2 Samples. Uji

lanjutan ini berguna untuk mengetahui

apakah data posttest kelas kontrol dan kelas

eksperimen berbeda signifikan atau tidak.

Hasil uji-t kelas kontrol dan kelas

eksperimen tertera pada tabel berikut:

Tabel 9

Hasil uji-t data posttest

Jenis Data Sig.(2-tailed) α Keputusan Keterangan

Posttest 0,000 0,05 Terima H0 Berbeda

signifikan

Tabel 9 menunjukkan hasil uji-t

dimana nilai Sig. (2-tailed) untuk data

posttest adalah 0,000. Keputusan yang

diperoleh adalah terima H0 karena 0,000 <

0,05, maka data berbeda signifikan. Ini

artinya siswa pada kelas kontrol dan kelas

eksperimen memiliki hasil belajar tentang

gerak pada tumbuhan yang berbeda.

Setelah dilakukan proses

pembelajaran dengan menggunakan model

Page 18: PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemelaksanakan proses belajar mengajar ... untuk meningkatkan kinerja belajar siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik siswa di

Lectura Volume 02, Nomor 02, Agustus 2011

178

NHT pada kelas eksperimen dan pada kelas

kontrol tetap menggunakan cara

konvensional (ceramah). Dengan adanya

perbedaan metode belajar ini ternyata

memberikan pengaruh yang baik. Hasilnya

terlihat pada Tabel 6 dengan rerata posttest

kelas kontrol 60,37 dan kelas eksperimen

67,78. Setelah dilakukan uji normalitas,

homogenitas dan uji-t keputusan yang

diambil adalah terima H0, ini artinya pada

kelas kontrol dan kelas eksperimen memiliki

hasil belajar pada materi gerak tumbuhan

yang berbeda.

Dengan adanya perubahan strategi

belajar memberikan pengaruh yang baik

bagi hasil belajar siswa. Ini terbukti dengan

naiknya hasil posttest siswa. Ini artinya

terjadi suatu proses yang dinamakan proses

belajar. Menurut Sudjana (2000) belajar

merupakan suatu proses yang ditandai

dengan adanya perubahan pada diri

seseorang. Perubahan sebagai proses belajar

ditunjukkan dalam berbagai bentuk, seperti

berubah pengetahuannya, pemahamannya,

sifat dan tingkah lakunya, daya penerimanya

dan pada individu, oleh sebab itu belajar

adalah proses aktif.

Menurut Slameto (2003) belajar

adalah suatu proses usaha yang dilakukan

seseorang untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya

sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya. Sedangkan Sardiman (2007)

mendefinisikan belajar sebagai suatu

perubahan tingkah laku atau penampilan

dengan serangkaian kegiatan, misalnya

dengan membaca, mengamati,

mendengarkan, meniru dan sebagainya.

N-Gain

Di bawah ini merupakan hasil N-

Gain pada kelas eksperimen maupun kelas

kontrol adalah sebagai berikut:

Tabel 10

Rekapitulasi Hasil N-Gain

No Kelas n

Nilai

Skor

ideal

Nilai

minimum

Nilai

maksimum Rerata

1. Eksperimen 27 100 0,29 0,71 0,53

2. Kontrol 27 100 0,24 0,68 0,42

Berdasarkan data yang diperoleh

pada tabel di atas dapat dilihat nilai

minimum, nilai maksimum dan rerata N-

Gain kelas eksperimen lebih tinggi

Page 19: PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemelaksanakan proses belajar mengajar ... untuk meningkatkan kinerja belajar siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik siswa di

Lectura Volume 02, Nomor 02, Agustus 2011

179

dibandingkan dengan kelas kontrol. Dimana

nilai minimum pada kelas eksperimen

adalah 0,29 sedangkan pada kelas kontrol

adalah 0,24. Nilai maksimum pada kelas

eksperimen adalah 0,71 sedangkan pada

kelas kontrol adalah 0,68. Nilai rerata N-

Gain pada kelas eksperimen adalah 0,53

sedangkan pada kelas kontrol adalah 0,42.

Maka dapat disimpulkan bahwa N-Gain

pada kelas eksperimen lebih tinggi

dibandingkan dengan N-Gain pada kelas

kontrol.

Perbandingan hasil data N-Gain

kelas eksperimen dengan kelas kontrol dapat

dilihat dari diagram batang di bawah ini:

00.10.20.30.40.50.6

Eksperimen Kontrol

0.53

0.42

Gambar 4: Diagram batang rerata N-Gain

Berdasarkan Gambar 4 di atas, dapat

dilihat rerata N-Gain kelas eksperimen lebih

tinggi dibandingkan dengan rerata N-Gain

kelas kontrol. Rerata N-Gain untuk kelas

eksperimen adalah 0,53 sedangkan rerata N-

Gain kelas kontrol adalah 0,42.

Berikut ini merupakan data hasil N-

Gain per siswa pada kelas eksperimen dan

kontrol yang ditunjukkan oleh gambar

diagram garis berikut :

Page 20: PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemelaksanakan proses belajar mengajar ... untuk meningkatkan kinerja belajar siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik siswa di

Lectura Volume 02, Nomor 02, Agustus 2011

180

Gambar 5: Diagram garis N-Gain per siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol

Dari diagram di atas dapat kita lihat

N-Gain masing-masing siswa, baik pada

kelas kontrol maupun kelas eksperimen.

Pada kelas kontrol N-Gain minimum adalah

adalah 0,24 sedangkan N-Gain

maksimumnya adalah 0,68 sedangkan pada

kelas eksperimen N-Gain minimumnya

adalah 0,29 dan N-Gain maksimumnya

adalah 0,71. Secara keseluruhan terlihat nilai

N-Gain persiswa pada kelas eksperimen

lebih tinggi dibandingkan dengan kelas

kontrol.

Data N-Gain kelas kontrol dan kelas

eksperimen kemudian dianalisis dengan

melakukan uji normalitas, uji homogenitas

dan uji lanjutan. Jika data berdistribusi

normal dan homogen maka uji hipotesis

komparatif menggunakan statistik

parametrik yaitu dengan menggunakan uji-t,

tetapi apabila data tidak berdistribusi normal

dan homogen, maka digunakan statistik non

parametrik, yaitu salah satunya dengan

menggunakan U Mann-Whitney test.

Untuk menguji kenormalan data

harus dilakukan uji normalitas yang

merupakan salah satu syarat untuk

menentukan uji lanjutan menggunakan

statistik parametrik atau parametrik. Pada

penelitian ini uji normalitas dengan

menggunakan rumus Kolmogorov Smirnov

(KS-21). Berikut ini adalah tabel uji

normalitas N-Gain kelas eksperimen dan

kelas kontrol.

Page 21: PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemelaksanakan proses belajar mengajar ... untuk meningkatkan kinerja belajar siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik siswa di

Lectura Volume 02, Nomor 02, Agustus 2011

181

Tabel 11

Rekapitulasi Uji Normalitas Data N-Gain

Kelas Asym.sig(2-

tailed) α Keputusan Keterangan

Eksperimen 0,687 0,05 Terima H0 Normal

Kontrol 0,612 0,05 Terima H0 Normal

Berdasarkan Tabel 4 di atas uji normalitas

N-Gain dengan taraf kepercayaan 5% (α

0,05) diperoleh nilai Asym. Sig (2-tailed)

untuk kelas kontrol adalah 0,612 sedangkan

pada kelas eksperimen 0,687. Untuk kelas

kontrol diperoleh keputusan terima H0

karena nilai Asym. Sig (2-tailed) 0,612 >

0,05 dan untuk kelas eksperimen juga

diperoleh keputusan terima H0 karena

Asymp. Sig (2-tailed) 0,687 > 0,05. Hal ini

berarti data pada kelas kontrol dan kelas

eksperimen berdistribusi normal.

Selanjutnya peneliti melakukan uji

homogenitas data N-Gain. Uji homogenitas

ini berguna untuk menguji kehomogenan

data. Analisis data uji homogenitas dengan

menggunakan uji Levene. Hasil uji

homogenitas kelas eksperimen dan kelas

kontrol dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 12

Rekapitulasi Hasil Uji Homogenitas Data N-Gain

Berdasarkan Tabel 12 di atas hasil uji

homogenitas data N-Gain dengan taraf

kepercayaan 5% (α 0,05) diperoleh nilai

Based on trimmed mean 0,078. Keputusan

yang diperoleh adalah H0 diterima karena

nilai Based on trimmed mean 0,078 < 0,05.

Maka dapat dikatakan data N-Gain kelas

kontrol dan kelas eksperimen berasal dari

varian yang homogen.

Setelah data N-Gain kelas

eksperimen dan kelas kontrol diketahui

0,078 maka dapat diambil keputusan untuk

melakukan uji lanjutan. Uji lanjutan yang

digunakan yaitu uji-t untuk mengetahui

apakah data berbeda signifikan atau tidak.

Analisis data uji-t ini yang dilihat adalah

nilai Asymp Sig. (2-tailed) yang

dibandingkan dengan taraf signifikan 0,05.

Jenis data Based on

trimmed mean

α Keputusan Keterangan

N-Gain 0,078 0,05 Terima H0 Homogen

Page 22: PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemelaksanakan proses belajar mengajar ... untuk meningkatkan kinerja belajar siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik siswa di

Lectura Volume 02, Nomor 02, Agustus 2011

182

Jika nilai Asymp Sig.(2-tailed) < 0,05 maka

data berbeda signifikan, jika nilai Asymp

Sig. (2-tailed) > 0,05 maka data tidak

berbeda signifikan. Hasil uji-t data N-Gain

seperti pada tabel berikut :

Tabel 13

Rekapitulasi Hasil uji-t Data N-Gain

Dari tabel di atas dapat dilihat hasil

uji-t untuk data N-Gain kelas kontrol dan

kelas eksperimen dengan taraf kepercayaan

5% (α 0,05) diperoleh nilai Asymp Sig.

(2tailed) 0,001 < 0,05, berbeda signifikan.

Ini artinya siswa pada kelas kontrol dan

kelas eksperimen mempunyai perbedaan

hasil belajar gerak pada tumbuhan.

Terjadinya peningkatan nilai N-Gain

pada Tabel 10 menunjukan terjadinya

peningkatan hasil belajar pada materi gerak

pada tumbuhan, hasil yang didapat adalah

antara kelas kontrol dan kelas eksperimen

memiliki perbedaan hasil belajar pada

materi gerak pada tumbuhan. Dimana kelas

eksperimen yang menggunakan model NHT

lebih tinggi dibandingkan dengan kelas

kontrol yang menggunakan pembelajaran

secara konvensional. Peningkatan ini terjadi

karena pada kelas eksperimen menggunakan

model NHT merupakan salah satu model

yang diterapkan dalam mata pelajaran

biologi dan model ini dapat membantu

keterampilan sosial dalam diri siswa untuk

bekerjasama.

Ibrahim (2000) mengatakan bahwa

model pembelajaran kooperatif selain

membantu siswa memahami konsep-konsep

yang sulit, juga berguna untuk membantu

siswa menumbuhkan keterampilan

kerjasama, berpikir kritis, dan kemampuan

membantu teman.

Menurut Sardiman (2007) aktifitas

merupakan bagian dan dasar-dasar mengajar

yang paling penting yang merupakan faktor

penentu terhadap keberhasilan proses

interaksi antara siswa dan guru. Aktifitas

merupakan prinsip yang sangat penting di

dalam interaksi belajar mengajar. Tanpa

adanya aktifitas proses belajar tidak

mungkin terjadi.

Secara keseluruhan penerapan

pembelajaran biologi dengan model NHT

pada materi gerak tumbuhan berpengaruh

Jenis data Asymp Sig. (2-

tailed) α Keputusan Keterangan

N-Gain 0,001 0,05 Terima H0 Berbeda

signifikan

Page 23: PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemelaksanakan proses belajar mengajar ... untuk meningkatkan kinerja belajar siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik siswa di

Lectura Volume 02, Nomor 02, Agustus 2011

183

positif terhadap proses pembelajaran karena

selain membantu siswa lebih aktif juga dapat

meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini

menunjukkan bahwa model pembelajaran

NHT efektif diterapkan pada materi gerak

tumbuhan kelas VIII di SMP Sei Putih

Kampar.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah

dilakukan, dapat disimpulkan bahwa

penggunakan model pembelajaran NHT

dapat meningkatkan hasil belajar siswa

materi gerak tumbuhan pada siswa kelas

VIII SMP Sei Putih Kampar. Hal ini dapat

dilihat dari hasil N-Gain. N-Gain pada kelas

eksperimen yaitu sebesar 0,53 termasuk

kedalam kategori sedang dan N-Gain kelas

kontrol yaitu sebesar 0,42 termasuk dalam

kategori sedang. Selain itu model ini juga

dapat meningkatkan aktifitas siswa dan guru

dalam proses belajar mengajar atau

pembelajaran sehingga model ini efektif

digunakan pada materi gerak tumbuhan

kelas VIII di SMP Sei Putih Kampar.

Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas

maka penulis memberikan rekomendasi

kepada pihak-pihak terkait sebagai berikut:

1. Pembelajaran dengan model NHT dapat

dijadikan salah satu alternatif bagi guru

untuk menambah variasi model

mengajar dalam meningkatkan hasil

belajar siswa pada materi gerak

tumbuhan

2. Guru dapat mengembangkan lagi pola

pikir siswa dengan menggunakan model

NHT pada materi lain

DAFTAR PUSTAKA

Anni, C. T. 2004. Psikologi Belajar. UPT

MKK Universitas Negeri Semarang,

Semarang.

Archambault, J. 2008. “The Effect of

Developing Kinematics Concepts

GraphicallyPrior to Introducing

Algebraic Problem Solving

Techniques”. Action Research

Reguared for the Master of Natural

Science Degree with Concentration

in Physics. Arizona State University.

Arends, R. 1997. Classroom Intruction and

Management. Mc Grow. Hill

Comparies Inc, New York.

Astuti, T. 2011. Pembelajaran [online].

Tersedia: http. www. Poojetz.

Wordspress. Com// 2011/ 01/ 13/

analisis-tentang-membangun-

pengetahuan-awal-atau-apersepsi-

siswa-dalam-kegiatan-

pembelajaran/.[06 Januari 2011].

Azizah, Noor. 2007. Keefektifan

Penggunaan Model Pembelajaran

Page 24: PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemelaksanakan proses belajar mengajar ... untuk meningkatkan kinerja belajar siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik siswa di

Lectura Volume 02, Nomor 02, Agustus 2011

184

NHT. Universitas Negeri Semarang

, Semarang.

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan

Pembelajaran. Rineka cipta, Jakarta.

Djamarah, S. B. 2002. Psikologi Belajar.

Rineka Cipta, Jakarta.

Djamarah, S. B. dan Zein A. 1995. Strategi

Belajar Mengajar. Rineka Cipta,

Banjarmasin.

Fraenkel & Wallen. 1993. How To Design

and Evaluate Reaserch In Education:

McGRAW-HILL. Singapore.

Fitria, R. 2009. Penerapan Model

Pembelajaran Kooperatif

Pendekatan Struktur NHT .

Universitas Riau, Pekanbaru.

Hamalik, O. 2009. Proses Belajar

Mengajar. Bumi Aksara, Jakarta.

Hanafiah dan Suhana. 2007. Konsep Strategi

Pembelajaran. Refika Aditama,

Bandung.

Hidayah, R. 2009. Pendekatan Struktural

TPS dan NHT. Universitas Negeri

Surabaya, Surabaya.

Ibrahim, M. 2000. Pembelajaran

Kooperatif. UNESA-UNIVERSITY

Press, Surabaya.

Ishaq. 2002. Mengajar Efektif. UNRI Press,

Pekanbaru.

Kunandar. 2007. Guru Profesional

(Implementasi KTSP dan Sukses

dalam Sertifikasi Guru). PT. Raja

Grafindo Persada. Jakarta.

Lie, A. 2005. Cooperatif Learning.

Grasindo, Jakarta.

Meltzer, D.E. 2002. “The Relationsip

Between Mathematics Preparation

and Conceptual Learning gains in

Physics: Posisible “Hidden

Variable” in Diagnostic Pretest

Scores”. American Journal of

Physics. 70(7).

Nasution. 1995. Dikdakktik Asas-asas

Mengajar. Bumi Aksara, Jakarta.

Nurazizah. 2006. Upaya Peningkatan Hasil

Belajar Biologi Melalui

Pembelajaran Kooperatif Model

NHT. Universitas Riau, Pekanbaru.

Sardiman. 2007. Interaksi dan Motivasi

Belajar Mengajar. Raja Grafindo

Persada, Bandung.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor

yang Mempengaruhinya. Bina

Aksara Pustaka, Jakarta.

Sudjana, N. 2000. Dasar-dasar Proses

Belajar Mengajar. Sinar Baru.

Bandung.

Sugiyono. 2007. Statistik Untuk Penelitian.

CV. Alfabeta, Bandung.

Suprijono, A. 2010. Cooperative Learning.

Pustaka Belajar, Yogyakarta.

Surbakti, A. 2006. Pengaruh Metode Inkuiri

Pada Pokok Bahasan Lingkaran

dalam Matematika terhadap

Prestasi Balajar Siswa Kelas II

SMP HKBP Perdamean Medan

Tahun Ajaran 2005/2006. Medan:

Universitas Medan.

Page 25: PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemelaksanakan proses belajar mengajar ... untuk meningkatkan kinerja belajar siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik siswa di

Lectura Volume 02, Nomor 02, Agustus 2011

185

Suyabrata, S. 1997. Metode Penelitian. Raja

Grafindo Persada, Jakarta.

Suyitno, A. 2004. Dasar-Dasar dan Proses

Pembelajaran Matematika 1. Jurusan

Matematika FMIPA UNNES,

Semarang.

Syamsuri, I. 2002. IPA Biologi. Erlangga,

Jakarta.

Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran

Inovatif Berorientasi Kontruktivistik.

Prestasi Pustaka, Jakarta.

Wayan. 1992. Evaluasi Pendidikan. Usaha

Nasional, Surabaya.

Winkel, W.S. 1996. Psikologi Pengajaran.

Gramedia, Jakarta.

Wulandari, A. 2010. Metode Penelitian

[online]. Tersedia http://www.

Trinoval. web. id /2010/04/jenis-uji-

statistik. html [17 September 2010].

Wulansari, E. 2008. Uji Noormalitas dengan

Kolmogorov Smirnov [online],

Tersedia. http: jonikriswanto.

blogspot. com/2008/10/uji-

normalitas dengan-kolmogorov.

html. Akses (04 Oktober 2010).