Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dalam Membuat Puisi

50
1 PROPOSAL PENELITIAN A. Identitas Mahasiswa Nama Lengkap : Ratnawati S. NIM : 07 20717 004 Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Seni Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Alamat : Mannaungi, Maros B. Judul Penelitian Peningkatan Kualitas Belajar Siswa dengan Menggunakan Lingkungan sebagai Media Pembelajaran Bahasa Indonesia Khususnya dalam Membuat Puisi pada Siswa Kelas VIII Smp Negeri 1 Maros. C. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan untuk menata masa depannya. Pendidikan mempunyai posisi strategis dalam rangka peningkatan

Transcript of Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dalam Membuat Puisi

Page 1: Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dalam Membuat Puisi

1

PROPOSAL PENELITIAN

A. Identitas Mahasiswa

Nama Lengkap : Ratnawati S.

NIM : 07 20717 004

Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Seni

Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Alamat : Mannaungi, Maros

B. Judul Penelitian

Peningkatan Kualitas Belajar Siswa dengan Menggunakan

Lingkungan sebagai Media Pembelajaran Bahasa Indonesia Khususnya

dalam Membuat Puisi pada Siswa Kelas VIII Smp Negeri 1 Maros.

C. Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik

melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan untuk menata masa

depannya. Pendidikan mempunyai posisi strategis dalam rangka

peningkatan kualitas sumber daya manusia yang berkualitas dihasilkan

dari pendidikan yang berkualitas pula.

Kualitas pendidikan dapat diketahui dari dua hal, yaitu kualitas

proses dan kualitas produk (Sudjana, 2003). Suatu pendidikan dikatakan

berkualitas proses apabila proses belajar mengajar (PBM) dapat

berlangsung secara efektif dan peserta didik mengalami proses

pembelajaran yang bermakna. Selanjutnya suatu pendidikan dikatakan

Page 2: Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dalam Membuat Puisi

2

berkualitas produk apabila kualitas proses itu mampu menghasilkan

sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu bersaing dalam dunia

pendidikan.

Sebagian besar tenaga pendidik menganggap bahwa rendahnya

kualitas pendidikan disebabkan oleh keterbatasan sarana dan prasarana

atau pun terbatasnya media pendidikan yang dapat digunakan dalam

mempelancar proses belajar mengajar (PBM). Akan tetapi, tanggapan

seperti itu tidak selayaknya terlintas di kepala seorang tenaga pendidikan.

Peningkatan hasil belajar siswa dapat dilakukan dengan

menggunakan berbagai media, antara lain dengan menggunakan

lingkungan disekitar peserta didik sebagai media pembelajaran. Karena

lingkungan merupakan sebuah objek yang melekat pada peserta didik

ataupun guru, sudah selayaknya dimanfaatkan untuk keperluan

pendidikan. Hal ini dilakukan dnegan menjaga agar lingkungan tetap asri

dan terhindar dari kerusakan yang dapat menyengsarakan manusia itu

sendiri.

Sehubungan dengan hal tersebut, penulis bermaksud melakukan

penelitian dengan judul “Peningkatan Kualitas Belajar Siswa dengan

Menggunakan Lingkungan sebagai Media Pembelajaran Bahasa

Indonesia khususnya dalam Membuat Puisi pada Siswa Kelas VIII SMP

Negeri 1 Maros.”

Page 3: Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dalam Membuat Puisi

3

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat dirumuskan masalah

bagaimana meningkatkan kualitas belajar siswa dengan menggunakan

lingkungan sebagai media pembelajaran bahasa Indonesia khususnya

dalam membuat puisi pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Maros.

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk

mengetahui peningkatan kualitas belajar siswa dengan menggunakan

lingkungan sebagai media pembelajaran bahasa indonesia khususnya

dalam membuat puisi pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Maros.

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat teoritis

1. Bagi lembaga pendidikan, sebagai bahan informasi dalam

pengembangan ilmu pengetahuan khususnya berkaitan dengan

keterampilan membuat puisi.

2. Bagi peneliti, sebagai bahan masukan dalam melakukan

penelitian untuk mengembangkan metode pembelajaran.

b. Manfaat praktis

1. Bagi guru, menjadi masukan dalam meningkatkan keterampilan

siswa dalam membuat puisi.

2. Bagi siswa, sebagai masukan tentang manfaat lingkungan.

Page 4: Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dalam Membuat Puisi

4

F. Kajian Pustaka, Hipotesis dan Kerangka Pikir

1. Kajian Pustaka

a. Teori belajar

Belajar adalah terjadinya perubahan diri orang karena belajar dari

pengalaman (Darsono, dkk., 2000).

Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan

serangkaian kegiatan misalnya membaca, mengamati, mendengarkan,

meniru dan lain sebagainya. Perubahan itu, tidak hanya berkaitan dengan

penambahan ilmu tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap,

pengertian, harga diri, minat, watak, dan penyesuaian diri.

Dengan demikian, dapatlah dikatakan bahwa belajar itu sebagai

rankaian kegiatan jiwa raga, psiko-fisik, untuk menuju keperkembangan

pribadi manusia seutuhnya yang berarti menyangkut unsur cipta, rasa dan

karsa, ranah kognitif, afekti dan psikomotorik (Syahruddin : 2009).

Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu

proses tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya

dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Sebagian orang beranggapan

bahwa belajar adalah semata-mata mengumpulkan atau menghafalkan

fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi/ materi pelajaran. Di

samping itu, adapula sebagian orang yang memandang belajar sebagai

latihan belaka, seperti yang tampak pada latihan membaca dan menulis.

Belajar pernah dipandang sebagai proses penambahan

pengetahuan, pandangan ini hingga sekarang masih berlaku bagi

Page 5: Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dalam Membuat Puisi

5

sebagian orang di negeri ini. Pandangan semacam itu tidak salah, akan

tetapi masih sangat parsial, teralalu sempit dan menjadikan peserta didik

sebagai individu yang pasif dan reseptif. Oleh sebab itu, pandangan

tersebut perlu diletakkan pada perspektif yang lebih wajar sehingga ruang

lingkup substan keterampilan dalam pengetahuan luas, yakni

keterampilan untuk hidup, nilai dan sikap (Suniwaty, 2008).

Skinner (dalam Syahruddin, 2009) dalam bukunya Educational

Psychology : The Teaching-leaching process, berpendapat bahwa

belajar adalah suatu proses adaptasi (penyesuaian tingkah laku) yang

berlangsung secara progresif. Pendapat ini diungkapkan dalam

pernyataan ringkasnya, bahwa belajar adalah “...a process of progressive

behavior adaption.” Berdasarkan eksperimennya, B.F. Skinner percaya

bahwa proses adaptasi tersebut akan mendatangkan hasil yang optimal

apabila ia diberi penguat (reinforcer).

Chaplin (dalam Syahruddin, 2009) dalam dictionary of psychology

membatasi belajar dengan dua macam rumusan. Rumusan pertama

berbunyi : “...acquisition of any relatively permanent change ini behaviour

as a result of practise and experience.” (Belajar adalah perolehan

perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan

pengalaman). Rumusan keduanya adalah “process of acquiring responces

as a result of special practise” (Belajar adalah proses memperoleh respon-

respon sebagai akibat adanya latihan khusus).

Page 6: Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dalam Membuat Puisi

6

Biggs (dalam Syahruddin, 2009) dalam pendahuluan Teaching for

learning : The View from Cognitive pschology mendefinisikan belajar

dalam tiga macam rumusan, yaitu : rumusan kuantitatif, rumusan

institusional, dan rumusan kualitatif. Dalam rumusan-rumusan tersebut,

kata-kata seperti perubahan dan tingkah laku tak lagi disebut secara

eksplisit mengingat ke dua istilah ini sudah menjadi kebenaran umum

yang diketahui semua orang yang terlibat dalam proses pendidikan.

Secara kuantitatif, belajar berarti kegiatan pengisian atau

pengembangan kemampuan kognitif dengan fakta sebanyak-banyaknya.

Jadi, belajar dalam hal ini dipandang dan sudut berapa banyak materi

yang dikuasai siswa.

Secara institusional (tinjauan kelembagaan) belajar dipandang

sebagai proses validitas (pengabsahan) terhadap penguasan siswa atas

materi-materi yang telah ia pelajari. Bukti institusional yang menunjukkan

siswa telah belajar dapat diketahui dalam hubungannya dengan proses

mengajar. Ukurannya ialah, semakin baik mutu mengajar yang dilakukan

guru maka akan semakin baik pula mutu perolehan siswa yang kemudian

dinyatakan dalam bentuk skor antar nilai.

Adapun pengertian secara kualitatif (tinjauan mutu) ialah proses

memperoleh arti-arti dan pemahaman-pemahaman serta cara-cara

menafsirkan dunia sekeliling siswa, belajar dalam pengertian ini

difokuskan pada tercapainya daya pikir dan tindakan yang berkualitas

untuk memecahkan masalah-masalah yang kini dan nanti dihadapi siswa.

Page 7: Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dalam Membuat Puisi

7

Bertolak dari berbagai definisi yang telah diutarakan tadi, secara

umum belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah

laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi

dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Sehubungan dengan

pengertian ini perlu diutarakan sekali lagi bahwa perubahan tingkah laku

yang timbul akibat proses kematangan fisik, keadaan mabuk, lelah, dan

jenuh tidak dapat dipandang sebagai proses belajar.

1) Prinsip-prinsip belajar

Menurut alvin C Eurich (1992), (1) apapun yang dipelajari, murid

sendiri yang harus mempelajarinya, tidak seorang pun yang dapat

melakukan kegiatan belajar untuknya dan (2) setiap murid belajar menurut

tempo atau kecepatannya sendiri dan untuk setiap kelompok umur

terdapat varians dalam kecepatan belajar.

Menurut Thorpe dan Schmuller (dalam Syahruddin, tanpa tahun):

1. Murid itu timbul motivasi jika ia mempunyai harapan atau

kebutuhan dalam kegiatan itu.

2. Belajar itu sesuai dengan tingkatan murid jika sesuai dengan

kemampuan fisik dan intelek murid.

Menurut Ted Ward dan William A. Herzorg Ir., belajar efektif

tergantugn pada :

1. Relevenasi tujuan-tujuan pendidikan dengan nilai-nilai sosial

2. Penyesuaian diri dengan karakteristik belajar murid

3. Penyesuaian diri dengan harapan-harapan padagogik dari murid.

Page 8: Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dalam Membuat Puisi

8

2) Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar

Menurut Thomar F. Staton (dalam Syahruddin,2009) ada enam

macam faktor psikologis yang diperlukan dalam kegiatan belajar, yaitu :

1. Motivasi, yakni keinginan atau dorongan untuk belajar. Dalam hal

ini, motivasi meliputi dua hal: (aa) mengetahui apa yang akan

dipelajari dan (b) memahami mengapa hal tersebut patut

dipelajari.

2. Konsentrasi yakni pemusatan segenap kekuatan perhatian pada

suatu situasi belajar. Di dalam konsentrasi ini keterlibatan mental

secara detail sangat diperlukan, sehingga tidak “perhatian”

sekedarnya saja.

3. Reaksi, yakni keterlibatan unsur fisik maupun mental dalam

memberikan respon pada fakta-fakta dan ide-ide yang

disam[aiakan oleh pengajarnya.

4. Organisasi, yakni penataan atau penempatan bagian-bagian

bahan pelajaran ke dalam suatu kesatuan pengertian.

5. Pemahaman dapat diartikan menguasai sesuatu dengan pikiran.

Memahami maksudnya, menangkap maknanya, adalah tujuan

akrhi dari setiap belajar.

6. Ulangan atau mengulang-ulang suatu pekerjaan atau fakta yang

sudah dipelajari, agar kemampuan untuk mengingatnya akan

semakin bertambah.

Page 9: Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dalam Membuat Puisi

9

3) Contoh belajar

Dalam mempermudah pemahaman mengenai bagaimana

sebenarnya proses belajat iru berlangsung, berikut akan dikemukakan

contoh sederhana sebagai gambaran.

Seorang anak balita (bayi lima tahun) memperoleh mobil-mobilan

dari ayahnya. Lalu ia, mencoba mainan ini dengan cara memutar kuncinya

dan meletakkanya pada suatu permukaan atau dataran perilaku

“memutar” dan “meletakkan” tersebut merupakan repons atau reaksi atas

rangsangan yang timbul / ada pada mainan itu (misalnya kunci dan roda

mobil-mobilan tersebut).

Pada tahap permulaan, repons anak terhadap stimulus yang ada

pada mainan tadi biasanya tidak tepat atau setidak-tidaknya tidak teratur.

Namun, berkat latihan dan pengalaman berulang-ulang, lambat laun ia

menguasai dan akhirnya dapat memainkan mobil-mobilan dengan baik

dan sempurna. Sehubungan dengan contoh ini, belajar dapat dipahami

sebagai proses yang dengan proses itu sebuah tingkah laku ditimbulkan

atau diperbaiki melalui serentetan reaksi atas situasi atau rangsangan

yang ada.

b. Media pembelajaran

Media pendidikan adalah alat, metode, teknik yang digunakan

dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru

dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah

(Pongpalilu, tanpa tahun).

Page 10: Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dalam Membuat Puisi

10

Kata media berasal dari bahasa latin “medius” yangs ecara harfiah

berarti tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa arab, media

adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima

pesan. Gerlach dan Ely (1971) mengatakan bahwa media apabila

dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang

membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh

pengetahuan, keterampilan atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku

teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus,

pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan

sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap,

memproses dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.

Heinich dkk. (1982) mengemukakan bahwa istilah medium sebagai

perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. Jadi,

televisi, film, foto, radio, rekaman audio dan sejenisnya adalah media

komunikasi. Apabila media itu disebut media pembelajaran. Sejalan

dengan batasan ini, Hamidjojo dalam Latuheru (1993) memberi batasan

media sebagai semua bentuk perantara yang digunakan oleh manusia

untuk menyampaikan atau menyebar ide atau gagasan atau pendata pat

sehingga ide, gagasan, atau pendapat yang dikemukakan itu sampai

kepada penerima yang dituju.

1) Ciri-ciri media pendidikan

Gerlach dan Ely (dalam PongPolilu,2008) mengemuakan tiga ciri

media yang merupakan petunjuk mengapa media digunakan dan apa-apa

Page 11: Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dalam Membuat Puisi

11

saja yang dapat dilakukan oleh media yang mungkin guru tidak mampu

(atau kurang efisien) melakukannya.

Pertama, ciri fiksatif (fixative property), ciri ini menggambarkan

kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan, dan

mengkonsruksikan suatu peristiwa atau obyek. Suatu peristiwa atau obyek

dapat diurut dan disusun kembali dengan media seperti fotografi, vidio

tape, distek komputer dan film. Ciri ini amat penting bagi guru karena

kejadian-kejadian atau obyek yang telah direkam atau disimpan dengan

format media yang ada dapat digunakan setiap saat. Peristiwa yang

terjadinya hanya sekali (dalam satu abad) dapat diabadikan dan disusun

kembali untuk keperluan pengajaran. Demikian pula prosedur-prosedur

yang dianggap penting dan rumit dapat direkam dan diatur untuk

kemudian direproduksi beberapa kali pun saat diperlukan.

Kedua, ciri manipulasi (manipulative property), transformasi suatu

kejadian atau obyek dimungkinkan karena media memiliki ciri manipulatif.

Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa

dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar,

misalnya, bagaimana proses larva menjadi kepompong kemidian menjadi

kupu-kupu dapat dipercepat dengan teknik rekaman fotografi tersebut!

Selain dapat dipercepat, suatu kejadian dapat pula diperlambat pada saat

menayangkan kembali hasil suatu rekaman vidio.

Ketiga, ciri distributif dari media memungkinkan suatu obyek atau

kejadian tersebut ditransformasikan melalui ruangan dan secara

Page 12: Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dalam Membuat Puisi

12

bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa

dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu.

Dalam sebuah buku karangan Pongpalilu (2008) disajikan ciri-ciri

umum dari media pendidikan, yaitu:

1. Media pendidikan identik, artinya dengan istilah keperagaan yang

berasal dari kata “raga” artinya suatu benda yang dapat diraba,

dilihat, didengar, dan yang dapat diamati melalui panca indera.

2. Tekanan utama terletak pada benda atau hal-hal yang bisa dilihat

dan didengar.

3. Media pendidikan digunakan dalam rangka hubungan

(komunikasi) dalam pengajarannya, antar guru dan siswa.

4. Media pendidikan adalah semacam alat bantu mengajar, di dalam

maupaun di luar kelas.

5. Media pendidikan merupakan suatu “perantara” dan digunakan

dalam rangka pendidikan.

6. Mengandung aspek; sebagai alat dan sebagai teknik, yang

sangat erat pertaliannya dengan metode mengajar.

2) Macam-macam media pendidikan

Pertama, media hasil teknologi cetak, yakni cara untuk menghasilkan

atau menyampaiakn materi, seperti buku dan materi visual statis terutama

melalui proses pencetakan mekanis atau fotograifs. Kelompok media hasil

teknologi cetak meliputi teks, grafik, foto atau representasi fotografik dan

reproduksi. Teknologi cetak memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

Page 13: Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dalam Membuat Puisi

13

1. Teks dibaca secara linear, sedangkan visual diamati berdasarkan

ruang.

2. Baik teks maupun visual menampilkan komunikasi satu arah dan

reseptif.

3. Teks dan visual ditampilkan statis (diam)

4. Pengembangannya sangat tergantung kepada prinsip-prinsip

kebahasaan dan persepsi visual.

5. Baik teks maupun visual berorientasi (berpusat) pada siswa.

6. Informasi dapat diatur kembali atau ditata ulang oleh pemakai.

Kedua, media hasil teknologi audio-visual, yakni cara menghasilkan

atau menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis

dan elektronik untuk menyajikan pesan-pesan audio dan visual.

Pengajaran melalui audio-visual jelas bercirikan pemakaian perangkat

keras dan proyektor visual yang lebar. Ciri-ciri utama teknologi media

audio-visual yang lebar. Ciri-ciri utama teknologi audio-visual adalah

sebagai berikut:

1. Mereka biasanya bersifat linear.

2. Mereka biasanya menyajikan visual yang dinamis.

3. Mereka digunakan dengan cara yang telah ditetapkan

sebelumnya oleh perancangannya.

4. Mereka merupakan representasi fisik dari gagasan real atau

gagasan abstrak.

Page 14: Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dalam Membuat Puisi

14

5. Mereka dikembangkan menurut prinsip psikologis behaviorisme

dan kognitif.

6. Umumnya mereka berotientasi kepada guru dengan tingkat

perlibatan interaktif murid yang rendah.

Ketiga, media hasil teknologi berbasis komputer, yakni cara

menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan sumber-

sumber yang berbasis mikro-prosessor. Perbedaan antara media yang

dihasilkan oleh teknologi berbasis komputer dengan yang dihasilkan dari

dua teknologi lainnya adalah karena informasi atau materi disimpan dalam

bentuk digital, bukan dalam bentuk cetakan/visual.

Beberapa ciri media yang dihasilkan teknologi berbasis komputer

(baik perangkat keras maupun perangkat lunak) adalah sebagai berikut.

1. Mereka dapat digunakan berdasarkan keinginan siswa atau

berdasarkan keinginan perancang sebagaimana direncanakanya

2. Biasanya gagasan-gagasan yang disajikan dalam gaya abstrak

dengan kata, simbol, dan grafik

3. Prinsip-prinsip ilmu kognitif atau mengembangkan media ini

4. Pembelajaran dapat berorientasi siswa dan melibatkan

interaktivitas siswa yang tinggi.

Keempat, media hasil teknologi gabungan, yakni cara untuk

menghasilkan dan menyampaikan materi yang menggabungkan

pemakaian beebrapa bentuk media yang dikendalikan oleh komputer.

Perpaduan beberapa jenis teknologi ini dianggap teknik yang paling

Page 15: Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dalam Membuat Puisi

15

canggih apabila dikendalikan oleh komputer, yang memiliki kemampuan

yang hebat, seperti jumlah random access, memory yang besar, hardisk

yang besar dan monitor yang beresolusi tinggi ditambah dengan periperal.

Ciri utama teknologi berbasis komputer adalah sebagai berikut:

1. Ia dapat digunakan secara acak, sekuensial, secara linear

2. Ia dapat digunakan sesuai dengan keinginan siswa, bukan saja

dengan cara yang direncanakan dan diinginkan oleh

perancangnya.

3. Gagasan-gagasan sering disajikan secara realistik dalam konteks

pengalaman siswa, menurut apa yang relevan dengan siswa dan

dibawah pengendalian siswa.

4. Prinsip ilmu kognitif dan konstruktivisme diterapkan dalam

pengembangan dan penggunaan pelajaran.

5. Pembelajaran ditata dan terpusat pada lingkup kognitif sehingga

pengetahuan dikuasai jika pelajaran itu digunakan.

6. Bahan-bahan pelajaran melibatkan banyak interaktivitas siswa.

7. Bahan-bahan pelajaran memadukan kata dan visual dari

berbagai sumber.

3) Fungsi media pendidikan

Hamalik (dalam Arsyad, 2005) mengemukakan bahwa pemakaian

media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat

membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi

dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-

Page 16: Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dalam Membuat Puisi

16

pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran

pada tahap orientasi pengajaran akan sangat membantu keefektifan

proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat

itu. Selain membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pembelajaran

juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data

dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data dan

memadatkan informasi.

Levie dan Lentz (dalam Arsyad, 2005) mengemukakan empat fungsi

media pembelajaran khususnya media visual, yaitu:

1. Fungsi atensi, yakni fungsi media visual yang merupakan inti,

yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk

berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan

makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi

pelajaran.

2. Fungsi afektif, fungsi ini dapat terlihat dari tingkat kenikmatan

siswa ketika belajar teks yang bergambar. Gambar atau lambang

visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa, misalnya

informasi atau pesan yang menyangkut masalah sosial atau ras.

3. Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan

penelitian yang mengunkapkan bahwa lambang visual atau

gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan

mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.

Page 17: Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dalam Membuat Puisi

17

4. Fungsi kompensatoris media pembelajaran terlihat dari hasil

penelitian bahwa media visual yang memberikan konteks untuk

memahami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca

untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan

mengingatnya kembali.

4) Manfaat media pendidikan

Adapun manfaat media pendidikan ini adalah sebagai berikut :

1. Penyampaian pelajaran menjadi lebih baku.

2. Pengajaran bisa lebih menarik.

3. Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan diterapkannya teori

belajar dan prinsip-prinsip psikologis yang diterima dalam hal

partisipasi siswa, umpan balik dan penguatan.

4. Lama waktu pengajaran yang diperlukan dapat dipersingkat.

5. Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan bilaman integrasi kata

dan gambar sebagai media pembelajaran dapat

mengkonumunikasikan elemen-elemen pengetahuan dengan

cara yang terorganisasikan dengan baik, spesifik dan jelas.

6. Pengajaran dapat diberikan kapan dan dimana diinginkan atau

diperlukan terutama jika media pembelajaran dirancang untuk

penggunaan secara individu.

7. Sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan

terhadap proses belajar dapat ditingkatkan.

Page 18: Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dalam Membuat Puisi

18

8. Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif, beban guru

untuk penjelasan yang berulang-ulang mengenai isi pelajaran

dapat dikurangi bahkan dihilangkan sehingga ia dapat

memusatkan perhatian kepada aspek penting dalam proses

belajar mengajar, misalnya sebagai konsultan atau penasihat

siswa.

Sudjana dan Rivasi (1992) mengemukakan manfaat media

pembelajaran dalam proses belajar siswa, sebagai berikut :

1. Pengajaran akan lebih menarik perhatian sehingga dapat

menumbuhkan motivasi belajar.

2. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat

lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan

mencapai tujuan pengajarannya.

3. Metode pengajaran akan lebih bervariasi, tidak semata-mata

komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru,

sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga,

apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam jam pelajaran.

4. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab siwa

tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain

seperti mengamati, melakukan mendemonstrasikan,

menerangkan dan lain-lain.

5) Pertimbangan dalam pemilihan dan penggunaan media

pembelajaran

Page 19: Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dalam Membuat Puisi

19

Berikut ini diberikan pertimbangan pemilihan dan penggunaan media

pembelajaran :

1. Motivasi, harus ada kebutuhan, minat, atau keinginan untuk

belajar dari pihak siswa sebelum meminta perhatiannya untuk

mengerjakan tugas dan latihan. Oleh karena itu, perlu melahirkan

minat dengan perlakuan yang memotivasi dari informasi yang

terkandung dalam media pengajaran itu.

2. Perbedaan individual, siswa belajar dengan cara kecepatan yang

berbeda-beda. Faktor-faktor seperti kemampuan inteligensi,

tingkat pendidikan, kepribadian dan gaya belajar mempengaruhi

kemampuan dan kesiapan siswa untuk belajar.

3. Tujuan pembelajaran, jika siswa diberitahukan apa yang

diharapkan mereka pelajari melalui media pembelajaran itu,

kesempatan untuk berhasil dalam pembelajaran semakin besar.

Di samping itu, pernyataan mengenai tujuan belajar yang ingin

dicapai dapat menolong perancangan dan penulis materi

pelajaran.

4. Organisasi isi, pembelajaran akan lebih mudah jika isi dan

prosedur atau keterampilan fisik yang akan dipelajari diatur dan

diorganisasikan ke dalam urutan-urutan yang bermakna. Siswa

akan memahami dan mengingat lebih lama materi pelajaran yang

secara logis disusun dan diurut-urutkan secara teratur.

Page 20: Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dalam Membuat Puisi

20

5. Persiapan sebelum belajar, siswa sebaiknya menguasai secara

baik pelajaran dalam atau memiliki pengalaman yang diperlukan

secara memadai yang mungkin merupakan prasyarat untuk

penggunaan media dengan sukses. Dengan kata lain, ketika

merancang materi pelajaran, perhatian harus ditujukan kepada

sifat dan tingkat persiapan siswa.

6. Emosi, pembelajaran yang melibatkan emosi dan perasaan

pribadi serta kecakapan amat berpengaruh dan bertahan. Media

pembelajaran adalah cara yang sangat baik untuk menghasilkan

respons emosional seperti takut, cemas, empati, cinta kasih dan

kesenangan. Oleh karena itu, perhatian khusus harus ditujukan

kepada elemen-elemen rancangan media, jika hasil yang

diinginkan berkaitan dengan pengetahuan dan sikap.

7. Partisipasi, agar pembelajaran berlangsung dengan baik, seorang

siswa harus menginternalisasi informasi, tidak sekedar

diberitahukan kepadanya. Oleh karena itu, belajar memerlukan

kegiatan. Partisipasi aktif oleh siswa jauh lebih baik daripada

mendengarkan dan menonton secara pasif.

8. Umpan balik, hasil belajar dapat meningkatkan apabila secara

berkala siswa diinformasikan kemajuan belajarnya. Pengetahuan

tentang hasil belajar, pekerjaan yang baik, atau kebutuhan untuk

perbaikan sisi-sisi tertentu akan memberikan sumbangan

terhadap motivasi belajar yang berkelanjutan.

Page 21: Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dalam Membuat Puisi

21

9. Penguatan (reinforcement), apabila siswa berhasil belajar, ia

dorong untuk terus belajar. Pembelajaran yang didorong oleh

keberhasilan amat bermanfaat, dapat membangun kepercayaan

diri dan secara positif mempengaruhi perilaku dimasa-masa yang

akan datang.

10.Latihan dan pengulangan, sesuatu hal baru jarang sekali dapat

dipelajari, secara efektif hanya dengan sekali jalan. Agar suatu

pengetahuan atau keterampilan dapat menjadi bagian

kompetensi atau kecakapan intelektual seseorang, haruslah

pengetahuan atau keterampilan itu sering diulangi dan dilatih

dalam berbagai konteks.

11.Penerapan, hasil belajar yang diinginkan adalah meningkatkan

kemampuan seseorang untuk menerapkan atau mentrasfer hasil

belajar pada masalah atau situasi baru.

c. Lingkungan sebagai Media Pembelajaran

Pengguna nilai grafis, tiga dimensi dan proyeksi pada dasarnya

menvisualkan Fakta, gagasan, kejadian, peristiwa dalam bentuk tiruan

dari keadaan sebenarnya untuk di bahas didalam kelas dalam membantu

proses pengajaran. Di lain pihak, guru dan siswa bisa mempelajari

keadaan sebenarnya di luar kelas dengan menghadapkan para siswa

kepada lingkungan yang aktual untuk di pelajari, diamati dalam

hubungannya dengan proses belajar mengajar (PBM). Cara ini lebih

bermakna karena para siswa dihadapkan dengan peristiwa dan keadaan

Page 22: Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dalam Membuat Puisi

22

yang sebenarnya secara alami, sehingga lebih nyata, lebih aktual dan

kebenarannya lebih dapat dipertanggung jawabkan.

Ada banyak keuntungan yang dapat diperoleh dari kegiatan

mempelajari lingkungan dalam proser belajar, antara lain:

1. Kegiatan belajar lebih menarik dan tidak membosankan,

sehingga motivasi belajar siswa lebih tinggi

2. Hakikat belajar lebih bermakna sebab siswa dihadapkan dengan

situasi dan keadaan yang sebenarnya atau bersifat alami

3. Bahan-bahan yang dapat dipelajari lebih kaya serta lebih faktual

sehingga kebenarannya lebih akurat.

4. Kegiatan belajar siswa lebih konfrehensif dan lebih aktif sebab

dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti mengamati,

wawancara, membuktikan, menguji fakta dll.

5. Siswa dapat memahami dan menghayati aspek-aspek kehidupan

yang ada dilingkungannya, sehingga dapat membentuk pribadi

yang tidak asing dengan kehidupan disekitarnya, sehingga dapat

memupuk rasa cinta terhadap lingkungan.

Oleh sebab itu, lingkungan disekitarnya harus dioptimalkan sebagai

media dalam pangajaran dan lebih dari itu dapat dijadikan sumber belajar

para siswa. Berbagai bidang studi yang dipelajari dari lingkungan seperti,

ilmu sosial, ilmu pengetahuan alam, bahasa, kesenian, keterampilan, olah

raga kesehatan, kependudukan, ekologi, dll.

Page 23: Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dalam Membuat Puisi

23

Dari semua kesehatan masyarakat yang dapat digunakan dalam

proses pendidikan dan pengajaran secara umum dapat dikategorikan

menjadi tiga macam lingkungan belajar, ketiga lingkungan tersebut

sebagai berikut :

1. Lingkungan sosial

sebagai sumber belajar berkenaan dengan interaksi

manusia dengan kehidupan bermasyarakat, seperti organisasi

sosial, adat dan kebiasaan, mata pensaharian, kebudayaan,

pendidikan, kependudukan, strukturpemerintahan, agama dan

sistem nilai. Dalam praktik pengajaran, penggunaan lingkungan

sosial sebagai media dan sumber belajar hendaknya dimulai

dari lingkungan yang paling dekat seperti keluarga, tetangga,

rukun tetangga, rukun warga dan seterusnya

2. Lingkungan Alam

Lingkungan alam berkenaan dengan segala sesuatu yang

sifatnya alamiah seperti keadaan geografis , iklim, suhu udara,

musim, curah hujan, flora, fauna, Sumber Daya Alam / SDA (air,

hutan, tanah, batu-batuan, dll). Lingkunagan alam tepat

digunakan untuk bidang studi IPA. dengan mempelajari dari

lingkungan alam diharafkan para siswa dapat lebih memahami

materi pelajaran disekolah serta dapat menumbuhkan rasa

cinata alam, kesadaran untuk menjaga dan memelihara

lingkungan, turut serta dalam menanggulangi kerusakan dan

Page 24: Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dalam Membuat Puisi

24

pencemaran lingkungan serta tetap menjaga kelestarian

kemampuan sumber daya alam bagi kehidupan manusia.

3. Lingkungan Buatan atau Nonalamiah

Lingkungan buatan adalah lingkungan yang sengaja diciptakan

atau dibangun manusia untuk tujuan-tujuan tertentu yang

bermanfaat bagi kehidupan manusia. Lingkunagan buatan antara

lain: irigasi atau pengairan, bendungan pertaanaman,

penghijauan, kebun binatang, pembangkit tenagan listrik dll.

Siswa dapat mempelajari lingkungan batan dari berbagai aspek

seperti prosesnya, pemanfaatannya, fungsinya, pemeliharaanya,

daya dukungnya, serta aspek lain yang berkanaan dengan

pembangunan dan kepentingan manusia dan masyarakat pada

umumnya.

Ketiga lingkungan di atas dapat dimanfaatkan sekolah dalam

proses belajar mengajar (BPM) melalui perencanaan yang seksama oleh

para guru bidang studi baik secara sendiri-sendiri maupun seksama .

d. Prinsip-prinsip Dasar Puisi

1. Pengertian puisi

Secara etimologi, istilah puisi berasal dari bahasa Yunani Poeima

‘membuat’ atau poesis ‘pembuatan’ atau ‘penciptaan’. Dalam bahasa

Inggris disebut poem atau poerty. Puisi diartikan ‘membuat’ dan

‘pembuatan’ karena lewat puisi pada dasarnya orang telah menciptakan

suatu dunia tersendiri, yang mungkin berisi pesan atau gambaran

Page 25: Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dalam Membuat Puisi

25

suasana-suasana tertentu, baik fisik maupun batinia. Kemudian arti yang

semula ini lama kelamaan semakin dipersempit ruang lingkupnya menjadi

“hasil seni sastra yang kata-katanya disusun menurut syarat-syarat

tertentu dengan menggunakan, irama, sajak, dan kadang-kadang kata-

kata khiasan.”

Menurut Emerson (dalam Syahruddin, 2009) puisi merupakan

upaya abadi untuk mengekspresikan jiwa seseorang, untuk

menggerakkan tubuh yang kasar dan mencari kehidupan dan alas an

yang menyebabkannya ada. Disamping itu dengan mengutip pendapat

Hudson (dalam Syahruddin 2009) mengungkapkan bahwa puisi adalah

salah satu cabang sastra yang menggunakan kata-kata sebagai media

penyampaian untuk membuahkan ilusi dan imajinasi, seperti halnya

lukisan yang menggunakan garis dan warna dalam menggambarkan

gagasan pelukisnya.

Dengan demikian, puisi merupakan rekaman dari saat-saat yang

paling baik dan menyenangkan. Hal ini diungkapkan melalui intonasi vocal

yang merdu dan biasa diiringi dengan irama.

2. Unsur –unsur yang Membangun Puisi

a. Diksi berarti pilihan kata. Kalau dipandang sepintas lalu maka

kata-kata yang dipergunakan dalam puisi pada umumnya sama

saja dengan yang dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Walaupun demikian haruslah kita sadari bahwa penempatan

Page 26: Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dalam Membuat Puisi

26

serta penggunaan dalam puisi dilakukan secara hati-hati dan

teliti serta lebih tepat.

b. Imaji yakni bayangan tentang segala hal atau kejadian yang

tertuang dalam setiap kata pada puisi, sehingga penikmat akan

turut merasakan apa yang diutarakan oleh sang penyair.

c. Kata nyata yakni kata-kata yang tepat, kongkrit, yang dapat

menyatakan suatu pengertian menyeluruh.

d. Majas yakni bahasa kias atau gaya bahasa yang digunakan

penyair untuk memperindah karya sastra yang diciptakannya.

e. Ritme dan rima. Ritme adalah turun naiknya suara secara

teratur, sedangkan rima atau sajak yakni persamaan bunyi.

2. Hipotesis

Adapun hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut :

Ha : Terdapat pengaruh media lingkungan dalam membuat puisi

terhadap hasil belajar bahasa Indonesia pada siswa kelas VIII

SMPN 1 Maros.

Ho : Tidak terdapat pengaruh media lingkungan dalam membuat puisi

terhadap hasil belajar bahasa indonesia pada siswa kelas VIII

SMPN 1 Maros

3. Kerangka Pikir

Masalah utama yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah

bagaiaman meningkatkan kualitas belaja siswa dengan menggunakan

lingkungan sebagai media pembelajaran bahasa Indonesia khususnya

Page 27: Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dalam Membuat Puisi

PembelajaranBahasa Indonesia

Sastra

Membuat Puisi Lingkungan

Hasi Belajar Siswa Kelas VIII SMP N 1

Maros

27

dalam membuat puisi pada siswa kelas VIII SMPN 1 Maros. Penelitian ini

akan membahas secara mendalam tentang penggunaan lingkungan

sebagai media pembelajaran, sertai bagaimana seorang siswa

memanfaatkan lingkungan disekitarnya untuk membantu peningkatan

hasil belajarnya. Lebih lanjut dapat kita lihat pada skema kerangka pikir

berikut.

Gambar 1 Kerangka Pikir

G. Metode Penelitian

1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian

Lokasi penelitian ini bertempat di SMP Negeri 1 Maros Kabupaten

Maros

Page 28: Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dalam Membuat Puisi

28

Waktu pelaksanaan penelitian ini selama 2 (dua) bulan, yakni pada bulan

Mei sampai dengan Juni 2011.

2. Desain dan Variabel Penelitian

a. Desain penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Adapun

model penelitian yang digunakan adalah model Kemmis (Arikunto, 2002),

dimana dibagi menjadi 4 (empat) bagian yakni ; Perencanaan,

Pelaksanaan, Observasi dan Refleksi. Dan masing-masing bagian ini

merupakan satu siklus, siklus I dilakukan sebelum menggunakan tindakan

dan siklus II sesudah memberikan tindakan.

b. Variabel penelitian

Adapun variabel penelitin ini adalah sebagai berikut :

Variabel bebas yaitu media lingkungan

Variabel terikat yaitu hasil belajar bahasa Indonesia

3. Definisi Operasional Variabel

Untuk memperjelas istilah variabel penelitian ini, maka peneliti

mendefinisikan variabel tersebut, yakni

Hasil belajar adalah adalah hasil perolehan siswa dalam mengikut

pembelajaran baik kognitif, psikomotorik, dan afektif.

Media lingkungan adalah adalah media pembelajaran, dimana

lingkungan sebagai objek / media dalam proses pembelajaran.

Page 29: Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dalam Membuat Puisi

29

4. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tes

Dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kekuatan dan

kelemahan butir soal sehingga dapat diseleksi atau revisi.Tes

adalah serentetan atau latihan yang digunakan untuk mengukur

ketrampilan, pengetahuan, sikap, intelegensi, kemampuan atau

bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Rianto, 1963).

Tes dibuat untuk mengukur sejauh mana siswa dapat memahami

atau mengerti materi yang diajarkan oleh guru. Sebelumnya perlu

dilakukan analisis butir soal dari soal pada tes tersebut.

Pemberian tes dilakukan setelah akhir pokok bahasan pecahan.

Dalam penelitian ini, tes digunakan untuk memperoleh data

tentang hasil belajar

2. Observasi

Tentang hasil belajar siswa dan keaktifan siswa selama mengikuti

kegiatan belajar mengajar. Observasi terhadap aktivitas kelas

yang berhubungan dengan perilaku siswa maupun

guru.Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang

menggunakan pengmatan terhadap obyek penelitian. Observasi

yang akan dilakukan adalah observasi langsung, dalam artian

mengadakan pengamatan secara langsung terhadap gejala-

gejala subyek yang diselidiki, baik pengamatan itu dilakukan

Page 30: Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dalam Membuat Puisi

30

dalam situasi sebenarnya maupun dilakukan dalam situasi buatan

yang khusus diadakan. Petunjuk yang bersifat umum yang

mendasari pelaksanaan obervasi.

5. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah keseluruhan siswa di kelas VIII SMP

Negeri 1 Maros Kabupaten Maros, sebanyak 32 orang, terdiri dari 20

perempuan dan 12 laki-laki.

6. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yakni, melalui tes dan

observasi. Pada tiap akhir siklus dalam pembelajaran tersebut diadakan

evaluasi akhir guna mengetahui hasil belajar siswa selama satu siklua.

Adapun jenis tes yang diberikan adalah berupa tes pilihan ganda

sebanyak 10 nomor, dengan memperhatikan tingkat kesulitan peserta.

Selain penilaian tes, peneliti juga memberikan penilaian terhadap sikap

dan perilaku siswa selama pembelajaran dengan mengisi lembar

observasi yang telah disediakan. Dan membuat hasil afektif tersebut.

7. Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik

deskriptif, yang terdiri dari rata-rata nilai maksimal dan minimum yang

diperoleh Peserta Didik pada setiap siklus untuk analisis kuantitatif, yang

digunakan teknik kategorisasi yang dikemukakan oleh Suherman (1990)

sebagai berikut:

a. Tingkat penguasaan 85 % - 100% sangat tinggi

Page 31: Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dalam Membuat Puisi

31

b. Tingkat penguasaan 75% - 84% tinggi

c. Tingkat penguasaan 55 % - 74% sedang, cukup

d. Tingkat penguasaan 40 % - 74% rendah

e. Tingkat penguasaan 0 % - 40 % jelek, sangat rendah

Untuk analisis deskriptif, rumus yang digunakan sebagai berikut :

Keterangan :

Me = Mean

f = Frekuensi

x = Nilai perolehan Peserta Didik

N = Jumlah Peserta Didik

8. Sistematika Penelitian

Sistematika penulisan adalah sebagai berikut :

SAMPUL

JUDUL

LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

BAB I PENDAHULUAN

Page 32: Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dalam Membuat Puisi

32

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Tinjauan Pustaka

1) Pengertian belajar

2) Tujuan belajar dan mengajar

3) Prinsip dalam belajar

4) Strategi pembelajaran

5) Sikap belajar

6) Proses belajar mengajar

7) Karangan Deskripsi

8) Majas Personifikasi

9) Hasil belajar

B. Kerangka pikir

BAB III METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

B. Variabel dan Desain Penelitian

C. Definisi Operasional Variabel

D. Instrumen penelitian

E. Subjek Penelitian

F. Teknik Pengumpulan Data

G. Teknik Analisis Data

Page 33: Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dalam Membuat Puisi

33

H. Sistematika Penelitian

I. Jadwal Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V PENUTUP

A. Simpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

9. Jadwal penelitian

No Jenis KegiatanMaret April Mei Juni Juli Agustus

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 41. Persiapan

a. Pengajuan Judulb. Penyusunan Proposalc. Konsultasi Dosend. Perbaikan Proposal

2 Pelaksanaana. Pengumpulan datab. Analisis data

3 Penyelesaiana. Seminar ujian skripsib. Perbaikan hasil seminarc. Pemasukan skripsi

Page 34: Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dalam Membuat Puisi

34

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Azhar. 2005. Media Pembelajaran. Rajawali Pers

Djamarah, S.B. dan Zain, Aswan. 2002. Strategi Belajar Mengajar.

Jakarta. Rineka Cipta

Engkoswaro. 2004. Buku Ilmu Pendidikan Pengertian Belajar. Jakarta :

Bumi Aksara.

Hamalik, Oemar. 1989. Media Pendidikan. Bandung : PT. Citra Aditya

Bakti

Ibrahim R. dan Syaodiah, Nana S. 2003. Perencanaan Pengajaran.

Jakarta : Rineka Cipta.

Nasution S. 2003. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan

Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.

Pongpalilu, fien. 2008 : Media Pendidikan. Maros : Sekolah Tinggi

Keguruan dan Ilmu Pendidikan YAPIM Maros.

Pradopo, Djoko, Rachmat. 2005. Pengkajian Puisi. Jogjakarta : Gajah

Mada University Press.

Poerwadarminta. 1999. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai

Pustaka.

Suniwati, Luny. 2008. Implementasi Life skill Pada Siswa SMP

Muhammadiyah Maros. SKRIPSI YAPIM.

Syahruddin. 2009. Perencanaan pengajaran. Maros Sekolah Tinggi Ilmu

Keguruan dan Ilmu Pendidikan YAPIM Maros.

----------------. 2009. Apresiasi Puisi. Makassar : CV. Permata Ilmu.

Page 35: Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dalam Membuat Puisi

35

-----------------. 2000. Metodologi Penelitian. Makassar : CV. Permata Ilmu

Samad, Sulaiman. 2007. Perkembangan Peserta didik. Makassar :

Penerbit FIP UNM

Sudjana, Nana dan Rivai, Ahmad.1990. Media Pengajaran . Bandung :

Sinar Baru.

Sutjarso A.S. 2004. Sejarah Sastra Indonesia. Makassar : Fakultas

Bahasa dan Seni UNM

Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar. Rajawali Pers

Tim Reality. 2008. Kamus Terbaru Bahasa Indonesia. Surabaya : Reality

Publisher.