PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM...

142
i PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI MATERI AL-QUR’AN DENGAN METODE UMMI DAN TAKE AND GIVE PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2019/2020 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Syarat dan Kewajiban Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd) Disusun Oleh: ELY NURJANAH NIM. 23010160064 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA TAHUN 2020

Transcript of PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM...

  • i

    PENINGKATAN HASIL BELAJAR

    PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI

    MATERI AL-QUR’AN DENGAN METODE UMMI DAN TAKE AND GIVE

    PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 SALATIGA

    TAHUN PELAJARAN 2019/2020

    SKRIPSI

    Diajukan Untuk Memenuhi Syarat dan Kewajiban

    Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd)

    Disusun Oleh:

    ELY NURJANAH

    NIM. 23010160064

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

    FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

    TAHUN 2020

  • ii

  • iii

  • iv

  • v

  • vi

    MOTTO

    “Orang-orang yang masa depannya tertata adalah

    orang yang hari ininya tertata”. (Mario Teguh)

    “ Membaca itu ketrampilan yang harus dilatih, seperti lari

    maraton, semakin sering latihan, semakin kuat, semakin suka,

    daya tahan semakin maksimum”. (Najwa Shihab)

  • vii

    PERSEMBAHAN

    Kupersembahkan skripsi ini untuk:

    1. Ibuku Kasmi dan Bapakku Shodiqin yang selalu sabar dan semangat

    mendidik, memberi motivasi, merawat dan membesarkanku dengan

    keringatnya hingga sampai titik ini. Semoga tetesan keringat ibu dan

    bapak dibalas oleh Allah.

    2. Seluruh keluarga yang menyemangati dan menyayangi saya terutama

    suamiku M. Kafabi Isna, Ibu Istiqomah dan Bapak Nasoha dan tak lupa

    adik- adikku M Ali Hanafi, Latifah Ainurrahma, Assiddiqi Isna, Latif

    Ainul Yaqin.

    3. Abah Cholid Ulfi Fatkhurrohman, Abah As’ad Haris Nasution, ibunda

    Nyai Fatihah Ulfa Imam Fauzi, Ibunda Chusnul Halimah serta seluruh

    keluarga besar kepengasuhan Yayasan Al Manar yang senantiasa

    memberikan ilmu pengetahuan hingga saat ini.

    4. Teman-teman seperjuangan angkatan 2016 dan almamaterku tercinta IAIN

    Salatiga tempatku menimba ilmu pengetahuan.

    5. Seluruh sahabat terbaikku yang telah meluangkan dalam hal apapun, Umi

    Lailatul C, Umi Saadatul M, Munawaroh, Hidayatu Rif’ati Aliyah, Nana

    Istianah, Zulfa Kamila kalian tetap yang terbaik.

  • viii

    KATA PENGANTAR

    Assalamu’alaikum Wr. Wb

    Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha

    Penyayang. Segala puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah

    SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

    diberikan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam

    semoga tercurah kepada Rasulullah SAW, keluarga, sahabat dan para

    pengikutnya.

    Skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan guna untuk

    memperoleh gelar kesarjanaan dalam Ilmu Tarbiyah Institut Agama Islam

    Negeri(IAIN) Salatiga. Dengan selesainya skripsi ini tidak lupa penulis

    mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

    1. Allah SWT tuhan tiada duanya dan Rasulullah SWT seorang nabi yang

    menjadi suri tauladan bagi umatnya.

    2. Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin, M.Ag selaku Rektor IAIN Salatiga

    3. Bapak Prof. Dr. Mansur, M.Ag, selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga

    4. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si selaku ketua program studi Pendidikan

    Agama Islam (PAI).

    5. Bapak M. Aji Nugroho, LC., M.Pd.I. selaku dosen pembimbing akademik

    selama semester satu hingga semester delapan ini.

  • ix

    6. Bapak Guntur Cahyono, M.Pd sebagai dosen pembimbing skripsi yang

    telah ikhlas mencurahkan pikiran dan tenaganya serta pengorbanan

    waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk menyelesaikan tugas

    ini.

    7. Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak

    membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

    8. Kepala SMP N 2 Salatiga, Ibu Mudjiati, M.Pd yang telah memberikan izin

    penelitian.

    9. Bapak Much Aulia Esa Setyawan,S.Pd selaku guru Pendidikan Agama

    Islam di SMP N 2 Salatiga

    Harapan penulis semoga amal baik dari beliau mendapatkan balasan

    yang setimpal dan mendapatkan ridho Allah SWT.

    Akhirnya dengan tulisan ini semoga bisa bermanfaat bagi penulis

    khususnya dan para pembaca pada umumnya.

    Wassalamu’alaikum Wr. Wb

    Salatiga, 4 Maret 2020

    Penulis

    Ely Nurjanah

    NIM. 23010160064

  • x

    ABSTRAK

    Nurjanah, Ely. 2020. Peningkatan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam

    dan Budi Pekerti Materi Al Qur’an dengan Metode Ummi dan Take

    and Give Pada Siswa Kelas VII SMP N 2 Salatiga Tahun Pelajaran

    2019/2020. Skripsi, Salatiga: Program Studi Pendidikan Agama

    Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam

    Negeri Salatiga. Pembimbing: Guntur Cahyono, M.Pd.

    Kata kunci: hasil belajar, metode ummi dan take and give.

    Penelitian ini dilatarbelakangi rendahnya hasil belajar membaca Al

    Qur’an pada siswa kelas VII SMP N 2 Salatiga, yang disebabkan beberapa

    faktor diantaranya: siswa kurang lancar dalam membaca Al Qur’an dan

    kurangnya minat membaca Al Qur’an sehingga menyebabkan hasil belajar

    siswa menurun. Dalam mempelajari Al Qur’an terdapat berbagai macam

    metode yang dapat diterapkan salah satunya metode Ummi. Penerapan

    metode Ummi dan take and give dalam pembelajaran membaca Al Qur’an

    dirasa dapat membantu siswa dalam meningkatkan hasil belajar Pendidikan

    Agama Islam materi membaca Al Qur’an secara tartil dan tajwid.

    Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri

    dari dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Teknik pengumpulan data yang

    digunakan dalam skripsi ini dengan metode tes, observasi dan dokumentasi.

    Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII B SMP N 2 Salatiga sebanyak 30

    siswa dan satu kolaborator yaitu Bapak Much. Aulia Esa Setyawan, S.Pd.

    Rumusan masalah dalam skripsi ini adalah: Bagaimanakah upaya

    peningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti materi

    Al-Qur’an dengan metode Ummi dan take and give pada siswa kelas VII SMP

    Negeri 2 Salatiga tahun pelajaran 2019/2020?. Tujuan yang ingin dicapai

    dalam penelitian ini adalah Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar mata

    pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti materi Al-Qur’an dengan

    metode Ummi dan take and give pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Salatiga

    tahun pelajaran 2019/2020.

    Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil belajar Pendidikan

    Agama Islam materi membaca Al Qur’an siswa dengan metode Ummi dan

    take and give pada siswa kelas VII SMP N 2 Salatiga terdapat peningkatan,

    hasil pra siklus menunjukkan siswa yang lulus sebanyak 13 siswa atau dalam

    persen 43,33%, sedangkan ketuntasan pada siklus I 18 siswa atau dalam

    persen 60% dan ketuntasan siswa siklus II sebanyak 27 siswa atau dalam

    persen 90%. Pencapaian 90% artinya jumlah siswa yang tuntas sudah

    mencapai kriteria klasikal yang telah ditetapkan 85% maka dengan demikian

    penelitian ini dinyatakan berhasil atau dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

  • xi

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL i

    HALAMAN BERLOGO ii

    HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING iii

    PENGESAHAN KELULUSAN iv

    DEKLARASI v

    MOTTO vi

    PERSEMBAHAN vii

    KATA PENGANTAR viii

    ABSTRAK ix

    DAFTAR ISI x

    DAFTAR TABEL xi

    DAFTAR DIAGRAM xii

    DAFTAR GAMBAR xiii

    DAFTAR LAMPIRAN xvi

    BAB I PENDAHULUAN 1

    A. Latar Belakang 1

    B. Rumusan Masalah 6

    C. Tujuan Penelitian 6

    D. Hipotesis dan Indikator Keberhasilan 6

    E. Kegunaan Penelitian 7

    F. Definisi Operasional 8

  • xii

    G. Metode Penelitian 12

    H. Sistematika Penulisan 17

    BAB II: LANDASAN TEORI 19

    A. Kajian Teori 19

    1. Hasil Belajar 19

    2. Pendidikan Agama Islam 24

    3. Metode Ummi 27

    4. Model Pembelajaran Take and Give 32

    B. Kajian Materi Penelitian 36

    C. Kajian Pustaka 39

    D. Penerapan Metode Ummi dan Take and Give dalam Pembelajaran 43

    BAB III: PELAKSANAAN PENELITIAN 45

    A. Subjek Penelitian 45

    1. Sejarah SMP Negeri 07 Salatiga 45

    2. Profil Sekolah 46

    3. Visi dan Misi Sekolah 48

    4. Daftar Nama Guru 49

    5. Keadaan Siswa 52

    B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian

    1. Pra Siklus 54

    2. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Siklus I 56

  • xiii

    3. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Siklus II 61

    BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 66

    A. Hasil Penelitian 66

    1. Siklus I 66

    2. Siklus II 71

    B. Pembahasan 75

    1. Hasil Penelitian Siklus I 75

    2. Hasil Observasi Siklus I 76

    3. Hasil Penelitian Siklus II 77

    4. Hasil Observasi Siklus II 82

    BAB V: PENUTUP DAN SARAN 83

    A. Kesimpulan 83

    B. Saran 83

    DAFTAR PUSTAKA 85

    LAMPIRAN 89

  • xiv

    DAFTAR TABEL

    Tabel 2.1 Jenis dan Indikator Hasil Belajar 22

    Tabel 3.1 Daftar Ruangan SMP N 2 Salatiga 47

    Tabel 3.2 Daftar Nama Guru dan Mata Pelajaran SMP N 2 Salatiga 49

    Tabel 3.3 Daftar Siswa SMP N 2 Salatiga 52

    Tabel 3.4 Daftar Siswa Kelas VII B SMP N 2 Salatiga 53

    Tabel 3.5 Hasil Belajar Siswa Pra siklus 55

    Tabel 4.1 Hasil Belajar Siklus I 66

    Tabel 4.2 Pengamatan Guru Siklus I 68

    Tabel 4.3 Pengamatan Siswa Siklus I 69

    Tabel 4.4 Hasil Belajar Siklus II 71

    Tabel 4.5 Pengamatan Guru Siklus II 73

    Tabel 4.6 Pengamatan Siswa Siklus II 74

    Tabel 4.7 Data Presentase Hasil Belajar Siklus I 78

    Tabel 4.8 Data Presentase Hasil Belajar Siklus II 78

    Tabel 4.9 Nilai Hasil Belajar Siswa Per Siklus 79

  • xv

    DAFTAR DIAGRAM

    Diagram 4.1 Rata-rata Membaca Al Qur’an 80

    Diagram 4.2 Ketuntasan Siswa 81

  • xvi

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1.1 Skema Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK) 14

  • xvii

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I dan Siklus II

    Lampiran 2 : Pedoman Pengamatan Guru dan Siswa Siklus I

    Lampiran 3 : Pedoman Pengamatan Guru dan Siswa Siklus II

    Lamppiran 4 : Soal Tes Baca dan Evaluasi Siklus I

    Lampiran 5 : Soal Tes Baca dan Evaluasi Siklus II

    Lampiran 6 : Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran

    Lampiran 7 : Lembar Konsultasi

    Lampiran 8 : Surat Tugas Pembimbing Skripsi

    Lampiran 9 : Surat Izin Penelitian

    Lampiran 10 : Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

    Lampiran 11 : Daftar SKK

    Lampiran 12 : Daftar Riwayat Hidup

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Aktivitas manusia dalam kehidupan sehari-hari hampir tidak terlepas

    dari kegiatan belajar. Hal tersebut yang membedakan antara manusia dengan

    makhluk lainnya, baik ketika seseorang melaksanakan aktivitas sendiri,

    maupun dalam suatu kelompok tertentu. Proses belajar dilakukan untuk

    mendapatkan perubahan dalam diri pelakunya sebagai bentuk peningkatan

    kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti pengetahuan, sikap maupun

    ketrampilan, daya pikir sebagai akibat dari proses pengalaman.

    Menurut Nichol dalam bukunya Aunurrahman (2016: 33) makna

    belajar merupakan “kegiatan penting setiap orang, termasuk di dalamnya

    belajar bagaimana seharusnya belajar. Sebuah survey memperlihatkan bahwa

    82% anak-anak yang masuk sekolah pada usia 5 atau 6 tahun memiliki citra

    diri yang positif tentang kemampuan belajar mereka sendiri. Tetapi angka

    tinggi tersebut menurun drastis hanya 18% waktu mereka berusia 16 tahun.

    Konsekuensinya 4 dari 5 remaja dan orang dewasa memulai pengalaman

    belajarnya yang baru dengan perasaan ketidaknyamanan”.

    Pembelajaran dapat dikatakan sebagai hasil dari memori, kognisi dan

    metakognisi yang berpengaruh terhadap pemahaman. Hal inilah yang terjadi

    ketika seseorang sedang belajar dan kondisi ini juga sering terjadi dalam

  • 2

    kehidupan sehari-hari, karena proses belajar merupakan proses alamiah setiap

    orang (Huda, 2016: 2).

    Pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan

    pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran

    merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses

    pemerolehan ilmu dan pengetahuan serta pembentukan sikap dan kepercayaan

    pada peserta didik. Dalam proses belajar dan pembelajaran perlu adanya

    rekayasa system lingkungan yang mendukung. Penciptaan system lingkungan

    berarti menyiapkan kondisi lingkungan yang kondusif bagi peserta didik

    (Rahyubi, 2014: 6).

    Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan rumpun mata pelajaran

    yang dikembangkan dari ajaran-ajaran pokok yang terdapat dalam agama

    Islam. Dilihat dari segi materinya, salah satu isi Pendidikan Islam adalah ilmu

    pengetahuan yang dimulai dengan ketrampilan membaca dan menulis serta

    pengembangan ilmu-ilmu lainnya. PAI bertujuan untuk mengembangkan

    pendidikan moral dan kepribadian siswa. Dalam mata pelajaran PAI juga

    mengajarkan agar siswa dapat membaca Al Qur’an berdasarkan ilmu tajwid

    dan secara tartil.

    Al Qur’an sebagai pedoman utama bagi umat Islam yang didalamnya

    terdapat ajaran sebagai dasar manusia dalam beribadah yang mana isi

    kandungan Al Qur’an sebagai petunjuk hidup untuk mencapai kebahagiaan

    dunia dan akhirat, ajarannya berlaku sepanjang kehidupan sejak diturunkan

    hingga hari kiamat, salah satu kegunaannyapun Al Qur’an sebagai obat bagi

  • 3

    orang yang membacanya dan kebenaran yang terkandung didalamnya tidak

    dapat diragukan lagi karena Allah sendiri yang menjaganya. Hal ini sesuai

    dengan firman Allah Q.S Al- Baqoroh: 2 sebagai berikut:

    َ َٰلِك َٱَذ َٰب ََلِۡكت قِني تَّ ٗدىَل ِلۡم َه ِِۛ َفِيه َۛ ۡيب َر ٢َل

    Artinya: “Kitab (Al Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk

    bagi mereka yang bertaqwa” (Shihab, 2013: 1).

    Al Qur’an adalah kitab hidayah yang diturunkan oleh Allah SWT

    untuk menjelaskan hal-hal yang tidak bisa dijangkau akal pikiran manuisa,

    misalnya sustansi keimanan dan ibadah, serta prinsip-prinsip moral dan aturan

    hokum yang mengatur interaksi manusia satu sama lain (Ahmad, 2008: 1).

    Mengingat sangat pentingnya mempelajari Al Qur’an sebagai

    pedoman dan petunjuk bagi umat Islam, maka setiap orang harus mampu

    membaca Al Qur’an dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah membaca

    ayat Al Qur’an. Selain itu yang harus diperhatikan dalam membaca Al Quran

    yaitu membaca Al Qur’an dengan tartil. Sebagaimana perintah Allah dalam

    surat Al-Muzammil ayat 4:

    ت ِِلََ ر ل ۡيهَِو ۡوَزِۡدَع

    انَ ٱأ رۡء ََلۡق ٤َت ۡرتِيًلا

    Artinya: “ Atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al Qur’an

    dengan perlahan-lahan”(Shihab, 2013: 560)

  • 4

    Sebagaimana yang dimaksud dengan perlahan-lahan yaitu dengan

    tartil, atau dapat diartikan sesuai dengan kaidah tajwid sebagaimana yang

    telah diajarkan oleh guru baik itu di tingkatan Taman Pendidikan Al Qur’an

    (TPQ) atau di sekolah umum yang telah belajar pada buku panduan belajar

    yang ada seperti Qiroati, Iqro’, Tilawati dan lain-lain, yang tujuannya untuk

    meningkatkan kemampuan membaca Al Qur’an dengan benar. Kemampuan

    membaca Al Quran bagi anak-anak dapat dijadikan pondasi dasar bagi dirinya

    sendiri terlebih juga untuk disampaikan kepada orang lain. Disamping itu

    pengenalan Al Quran sejak dini merupakan langkah utama sebelum

    pembelajaran lainnya.

    Materi Al Qur’an merupakan salah satu pelajaran dibidang ilmu

    Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Untuk meningkatkan kemampuan

    membaca Al Qur’an bagi siswa perlu menggunakan berbagai metode dalam

    proses belajar mengajar. Yamin menyatakan bahwa metode adalah “cara

    melakukan atau menyajikan, memberi contoh, dan memberi latihan isi

    pelajaran kepada siswa untuk tujuan tertentu” (2010: 157). Adapun metode

    yang dapat diterapkan dalam pembelajaran Al Qur’an seperti, metode jibril,

    metode qiroati, metode iqra’ dan metode ummi.

    Metode Ummi merupakan metode pembelajaran Al Qur’an paling baru

    yang dikembangkan oleh Masruri dan A Yusuf oleh lembaga Ummi

    Foundation Surabaya. Salah satu media yang digunakan metode Ummi dalam

    pembelajarannya adalah buku jilid Ummi yang terdairi dari 6 jilid

    (Misbakhudin, 2018: 2). Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran Al

  • 5

    Qur’an metode Ummi adalah pendekatan bahasa ibu. Strategi 3 pendekatan

    bahasa ibu pertama, direct method yaitu langsung dibaca tanpa dieja, kedua,

    repetition atau diulang-ulang, ketiga affection atau kasih sayang yang tulus (

    Modul Sertifikasi Guru Al Qur’an Metode Ummi, 4).

    Berdasarkan observasi sementara Sekolah Menengah Pertama Negeri

    2 Salatiga merupakan salah satu sekolah yang mana pada pembelajaran PAI

    dari kelas VII-IX terdapat program membaca surat pendek juz ke 30, dimulai

    dari surat An-nas sampai surat Ad-dhuha. Program ini dilaksanakan sebagai

    nilai sikap spiritual siswa. Adapun alasan dilaksanakannya penelitian di SMP

    2 Salatiga ini karena melihat problem-problem yang ada dalam membaca Al

    Qur’an, salah satunya yaitu kurang lancarnya dalam membaca Al Qur’an.

    Sejauh ini hasil pembelajaran Pendidikan Agama Islam khususnya

    dalam membaca Al Qur’an di SMP belum bisa tercapai secara maksimal.

    Berdasarkan daftar nilai yang ada banyak siswa yang belum tuntas. Dengan

    ketentuan KBM 75 dari 30 siswa, yang lulus hanya 13 siswa atau dalam

    persen sebesar 43,33% dan yang tidak lulus ada 17 siswa atau dalam persen

    sebesar 56,66%.

    Berdasarkan hal tersebut maka bermaksud mengadakan penelitian

    pada siswa kelas VII B di SMP Negeri 2 Salatiga dengan judul Penelitian

    “PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

    DAN BUDI PEKERTI MATERI AL-QUR’AN DENGAN METODE UMMI

    DAN TAKE AND GIVE PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2

    SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2019/2020”.

  • 6

    B. Rumusan Masalah

    Dari uraian di atas, pokok permasalahan dalam penulisan skripsi ini

    adalah sebagai berikut:

    Apakah penerapan metode Ummi dan take and give dapat

    meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti materi

    Al-Qur’an pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Salatiga tahun pelajaran

    2019/2020?

    C. Tujuan Penelitian

    Adapun tujuan penelitian dari skripsi ini sebagai berikut:

    Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar mata pelajaran

    Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti materi Al-Qur’an dengan metode

    Ummi dan take and give pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Salatiga tahun

    pelajaran 2019/2020.

    D. Hipotesis dan Indikator Keberhasilan

    1. Hipotesis Tindakan

    Hipotesis menurut Petticrew & Robert dalam Siyoto dkk (2015:

    50) berarti sebuah pernyataan atas proposisi yang mengatakan bahwa di

    antara sejumlah fakta ada hubungan tertentu. Proposisi inilah yang akan

    membentuk proses terbentuknya sebuah hipotesis di dalam penelitian,

    salah satu di antaranya yaitu penelitian sosial.

    Bentuk hipotesis penelitian sangat terkait dengan rumusan masalah

    penelitian. Berdasarkan hal tersebut, maka hipotesis dalam Penelitian

    Tindakan Kelas (PTK) ini adalah: adanya penigkatan hasil belajar

  • 7

    Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti materi Al-Qur’an dengan

    metode ummi dan take and give pada siswa kelas VII semester 1 SMP

    Negeri 2 Salatiga Tahun Pelajaran 2019/2020.

    2. Indikator Keberhasilan

    Penerapan metode Ummi dan take and give dapat efektif apabila

    indikator yang diharapkan dapat tercapai. Indikator yang dapat

    dirumuskan yaitu:

    a. Adanya peningkatan hasil belajar membaca Al-Qur’an secara

    berkelanjutan dari siklus pertama ke siklus selanjutnya dengan KBM

    untuk individual sesuai standar nasionalnya.

    b. Peneliti menetapkan ketuntasan belajar siswa secara klasikal minimal

    85% dari jumlah keseluruhan siswa kelas VII SMP Negeri 2 Salatiga

    telah mencapai nilai diatas KBM kelas.

    E. Kegunaan Penelitian

    1. Manfaat Teoritis

    Dengan menerapkan metode Ummi dan take and give diharapkan

    dapat:

    a. Memberikan wawasan dan motivasi semangat siswa mempelajari Al-

    Qur’an

    b. Melalui metode Ummi dan take and give sebagai upaya meningkatkan

    hasil belajar siswa membaca al-qur’an.

    2. Manfaat Praktis

  • 8

    Adapun manfaat praktis dari penerapan metode Ummi dan take

    and give dalam pembelajaran sebagai berikut:

    a. Meningkatkan kreativitas dan profesionalitas guru ketika mengajar.

    b. Meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan

    Agama Islam.

    c. Menuntut siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran.

    F. Definisi Operasional

    Agar tidak terjadi kesalah fahaman terhadap judul skripsi di atas, maka

    penulis akan memaparkan penegasan istilah pokok dalam judul penelitian ini

    sebagai berikut:

    1. Hasil Belajar

    Hasil belajar merupakan interaksi antara pendidik dengan peserta

    didik yang dilakukan secara sadar, terencana, baik di dalam maupun di

    luar ruangan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik (Afandi,

    2013: 1).

    Jadi hasil belajar segala sesuatu yang diperoleh siswa setelah

    dilaksanakannya proses pembelajaran atau dapat dikatakan juga sebagai

    tolok ukur prestasi belajar yang dicapai siswa. Hasil belajar dapat

    digunakan untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami materi

    pembelajaran.

    2. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

    Dokumen kurikulum 2013 yang dikeluarkan oleh Kemendikbud

    nama mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah dasar dan

  • 9

    sekolah menengah digabung dengan Pendidikan Budi Pekerti, sehingga

    namanya menjadi Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

    https://www.kompasiana.com.

    Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam

    menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati,

    hingga mengimani, bertaqwa dan berakhlak mulia dalam mengamalkan

    ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-Qur’an dan Al-

    Hadis, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan

    pengalaman (Majid, 2012: 12).

    Syariat Islam tidak akan diamalkan ketika sebatas diajarkan saja,

    akan tetapi harus dididik melalui proses pendidikan sesuai ajaran Islam

    dengan berbagai pendekatan. Dengan demikian adanya pendidikan Islam

    akan lebih banyak ditujukan kepada perbaikan sikap mental yang akan

    terwujud dalam perbuatan.

    3. Al Qur’an

    Al Qur’an adalah firman Allah yang diturunkan kepada Rasulullah

    Muhammad melalui wahyu yang dibawa malakat jibril, baik lafad maupun

    maknanya yang menjadi ibadah dengan membacanya, merupakan

    mukjizat yang diriwayatkan secara mutawatir (Umar, 2008: 66).

    Sedangkan Shihab (2014: 21) memaknai Al Qur’an secara harfiah

    yaitu “bacaan yang mencapai puncak kesempurnaan”. Al Qur’an Al

    Karim yang berarti “bacaan yang mahasempurna dan mahamulia”.

    Kemahamuliaan dan kemahasempurnaan “bacaan” ini tidak hanya

    https://www.kompasiana.com/

  • 10

    dipahami oleh para pakar, tetapi juga semua orang yang menggunakan

    “sedikit” pikirannya.

    Al Qur’an memuat wahyu Allah SWT, pencipta alam semesta

    yang ditujukan kepada umat manusia. Hal ini merupakan pesan Allah

    kepada manusia. Untuk berpegang teguh pada pesan tersebut, yang

    dibutuhkan pertama kali tentu memahami kandungannya, dengan begitu

    maka kandungan Al Qur’an tersebut harus dikaji secara mendalam.

    4. Metode Ummi

    Metode Ummi adalah salah satu metode membaca Al Qur’an

    dengan bacaan tartil. Metode Ummi menggunakan alat bantu sebuah buku

    yang disusun oleh Masruri dan A.Yusuf. Metode ummi yang lahir sejak

    2007 yang berarti termasuk metode yang baru di tengah-tengah

    masyarakat akan tetapi sampai saat ini telah digunakan lebih dari 1000

    lembaga di 24 provinsi di Indonesia. 6 lembaga sekolah, madrasah, TPQ

    dan kursus yang menggunakan metode ummi (Hermawan, 2018: 28).

    Pembelajaran Al Qur’an dengan metode Ummi menggunakan buku

    jilid yang terdiri dari 6 jilid. Metode Ummi adalah sistem yang terdiri dari

    3 komponen sistem yaitu buku praktis metode Ummi, managemen mutu

    metode Ummi dan guru bersertifikasi metode Ummi. Ketiganya harus

    digunakan secara simultan jika ingin mendapatkan hasil yang optimal dari

    metode ini.

  • 11

    5. Model Take and Give

    Pendekatan pembelajaran yang berbasis komunikasi

    memungkinkan siswa mampu untuk, membaca dan menulis dengan baik,

    belajar dengan orang lain, menerima dan menyampaikan informasi.

    Adapun model pembelajaran yang termasuk dalam pendekatan

    komunikatif salah satunya adalah model take and give.

    Model pembelajaran take and give merupakan pembelajaran yang

    didukung oleh penyajian data yang diawali dengan pemberian kartu

    kepada siswa. Di dalam kartu, ada catatan yang harus dikuasai atau dihafal

    masing-masing siswa. Siswa kemudian mencari pasangannya masing-

    masing untuk bertukar pengetahuan sesuai dengan apa yang didapatnya di

    kartu, lalu kegiatan pembelajaran diakhiri dengan mengevaluasi siswa

    dengan menanyakan pengetahuan yang mereka miliki dan pengetahuan

    yang mereka terima dari pasangannya (Huda, 2016: 242).

    Oleh karena itu, hal terpenting dalam model take and give adalah

    penguasaan materi melalui kartu, ketrampilan bekerja berpasangan dan

    saling tukar informasi serta evaluasi yng bertujuan untuk mengetahui

    pemahaman siswa terhadap materi yang sudah diajarkan dan hasil

    informasi yang didapatkan dari kartu pasangan tersebut.

    G. Metode Penelitian

    Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

    berikut:

  • 12

    1. Rancangan Penelitian

    Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini untuk mengetahui

    hasil belajar mata pelajaran PAI materi Al-Qur’an melalui metode ummi

    dan take and give, akan dilakukan penelitian dengan dua siklus. Siklus

    yang pertama ingin mengetahui kemampuan membaca Al-Qur’an, adapun

    siklus yang kedua ingin mengetahui kemampuan membaca Al-Qur’an

    disertai tajwidnya.

    Selain melakukan penelitian dengan menggunakan dua siklus

    diatas penulis juga akan melakukan penelitian yang berhubungan dengan

    kondisi dan gambaran umum di SMP Negeri 2 Salatiga pada tahun

    pelajaran 2019/2020.

    2. Subjek Penelitian

    Adapun yang menjadi populasi dan sampel dalam penelitian ini

    adalah siswa kelas VII B SMP Negeri 2 Salatiga yang berjumlah 30 siswa

    dan beragama Islam semua.

    Dengan adanya penelitian ini diharapkan proses belajar mengajar

    di SMP Negeri 2 Salatiga bisa lebih bervariasi dan prestasi siswa lebih

    meningkat, khususnya prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa

    kelas VII SMP Negeri 2 Salatiga pada tahun pelajaran 2019/2020.

    3. Lokasi Penelitian

    Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 02 terletak di Jl. RA

    Kartini No. 26, Salatiga, Jawa Tengah 50711.

  • 13

    4. Langkah-langkah Penelitian

    a. Perencanaan

    Menyiapkan bahan ajar, alat peraga, serta menyiapkan Rencana

    Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

    b). Pelaksanaan

    Pelaksanaan kegiatan pembelajaran dilaksanakan pada saat

    jadwal pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas VII B.

    c). Pengamatan

    Pengamatan terhadap pelaksanaan tidakan menggunakan

    lembar observasi yang telah disusun. Pengamatan dalam penelitian ini

    dilakukan peneliti sebagai penelitian kegiatan siswa dan guru selama

    proses pembelajaran.

    d). Refleksi

    Rekomendasi atas hasil evaluasi analisis data guna

    ditindaklanjuti pada siklus berikutnya. Keempat kegiatan tersebut

    dapat digambarkan sebagai berikut:

  • 14

    Gambar Skema 1.1 siklus PTK (Suyadi, 2011: 50)

    5. Instrumen Penelitian

    Untuk mengetahui hasil belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi

    Pekerti materi Al-Qur’an pada kelas VII B SMP Negeri 2 Salatiga pada

    tahun pelajaran 2019/2020 maka dilakukan sebuah penilaian atau tes yang

    mencakup post test dan tes lisan berpedoman.

    Langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut:

    a. Post test

    Tes ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam

    menjawab pertanyaan dalam bentuk tes tertulis.

    Perencanaan

    Pengamatan

    SIKLUS I

    Perencanaan

    SIKLUS II

    Pengamatan

    Pelaksanaan Refleksi

    Pelaksanaan Refleksi

    ?

  • 15

    b. Tes Baca

    Tes ini digunakan pada setiap siklus, utuk mengetahui adanya

    peningkatan hasil belajar membaca Al Qur’an siswa setelah proses

    pembelajaran.

    6. Pengumpulan Data

    Pengumpulan data dalam penelitian dimaksudkan untuk

    memperoleh bahan-bahan, keterangan, kenyataan-kenyataan dan informasi

    yang dapat dipercaya (Sudaryono, 2013: 29). Dalam pengumpulan data

    penelitian menggunakan teknik-teknik sebagai berikut:

    a. Tes

    Tes adalah alat pengukur yang berharga bagi peneliti

    pendidikan (Sudaryono, 2013: 29). Biasanya seorang peneliti untuk

    memperoleh data yang berhubungan dengan hasil belajar dengan cara

    memberikan tes baik secara tertulis atau lisan.

    b. Observasi

    Menurut Sutrisno Hadi dalam Sugiyono, (2018: 145)

    “observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang

    tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantaranya

    yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan”.

    Observasi digunakan untuk mengamati kegiatan pembelajaran siswa

    secara langsung. Hasil observasi ini berupa catatan lapangan yang

    mendeskripsikan proses kegiatan pembelajaran yang meliputi antusias

    peserta didik dan kegiatan guru dalam mengajar.

  • 16

    c. Dokumentasi

    Makna dokumentasi menurut Nasution (2003: 85) yaitu

    dokumentasi yang terdiri dari tulisan pribadi seperti buku harian,

    surat-surat dan dokumen resmi. Metode ini digunakan mencari data

    yang berkaitan dengan hal-hal baik berupa catatan, buku, agenda dan

    sebagainya (Arikunto, 2006: 30).

    Penggunaan dokumentasi untuk menyimpan bukti kegiatan

    siswa dalam proses pembelajaran, biasanya dokumentasi yang

    diperoleh berupa foto-foto atau ambar kegiatan pembelajaran.

    7. Analisis Data

    Penelitian ini dianalisis untuk mengetahui hasil akhir dari setiap

    siklus penelitian.

    a. Penilaian rata-rata

    Peneliti menjumlahkan nilai yang diperoleh siswa, kemudian

    membagi dengan jumlah siswa tersebut sehingga memperoleh nilai

    rata-rata. Penilaian ini menggunakan rumus sebagai berikut:

    X= Ʃ𝑥

    𝑁

    X : Nilai rata-rata siswa

    Ʃ𝑥 : Jumlah nilai siswa

    N : Jumlah siswa

  • 17

    b. Penilaian untuk ketuntasan belajar

    Dalam menghitung ketuntasan belajar, peneliti menggunakan rumus

    sebagai berikut:

    P= 𝐹

    𝑁 x 100%

    Keterangan:

    P : jumlah nilai dalam persen

    F : jumlah nilai siswa

    N : jumlah seluruh siswa

    H. Sistematika Penulisan

    Sistematika penulisan yang digunakan dalam penulisan skripsi ini

    sebagai berikut:

    1. Bagian awal

    Bagian awal skripsi mencakup tentang sampul, halaman judul,

    logo, persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian

    tulisan, motto, persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar

    tabel, daftar diagram, daftar gambar dan daftar lampiran.

    2. Bagian inti

    a. BAB I: Pendahuluan

    Bab pendahuluan memuat (1) latar belakang, (2) rumusan masalah, (3)

    tujuan penelitian, (4) hipotesis, (5) kegiatan penelitian, (6) definisi

    operasional, (7) metode penelitian.

    b. BAB II: Kajian Pustaka

  • 18

    Bab ini mencakup hal-hal yang berkaitan dengan masalah yang

    menjadi fokus penelitian yaitu kegiatan membaca Al-Qur’an, metode

    Ummi dan take and give.

    c. BAB III: Pelaksanaan Penelitian

    Bab ini berisi tentang pelaksanaan penelitian meliputi (1) deskripsi

    pelaksanaan penelitian siklus I (2) deskripsi pelaksanaan penelitian

    siklus II.

    d. BAB IV: Hasil Penelitian

    Bab ini menyajikan hasil penelitian sesuai dengan urutan penelitian

    dan pembahasan setiap selesai penelitian pada setiap siklusnya.

    e. BAB V: Penutup

    Bab ini meliputi kesimpulan dan saran.

    3. Bagian akhir

    Bagian akhir terdapat daftar pustaka dan lampiran-lampiran.

  • 19

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Kajian Teori

    1. Hasil Belajar

    a. Pengertian Hasil Belajar

    Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur

    yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan

    jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya

    pencapaian tujuan pendidikan itu sangat bergantung pada proses

    belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun di

    lingkungan rumah atau keluarganya sendiri (Mustofa, 2015: 127).

    Hasil belajar pada dasarnya adalah suatu kemampuan yang

    berupa ketrampilan dan perilaku baru sebagai akibat dari latihan atau

    pengalaman yang diperoleh (Sam’s, 2010: 33). Hasil belajar

    merupakan perubahan perilaku yang diperoleh siswa setelah

    mengalami aktivitas belajar. Perubahan perilaku tersebut diperoleh

    bergantung pada yang dipelajari oleh siswa (Saefullah, 2012: 204).

    Susanto (2016: 5) mendefinisikan hasil belajar sebagai

    perubahan yang terjadi pada peserta didik baik yang menyangkut

    aspek kognitif, afektif dan psikomotorik sebagai hasil dari kegiatan

    belajar. Sedangkan menurut Sinar (2018: 22) mengatakan bahwa hasil

    belajar adalah hasil seseorang setelah mereka menyelesaikan belajar

    dari sejumlah mata pelajaran dengan dibuktikan melalui hasil tes yang

    berbentuk nilai hasil belajar.

  • 20

    Dalam Q.S Ar-Ra’d ayat 11 Allah SWT menjelaskan bahwa

    tidak akan merubah keadan suatu keadaan mereka, selama mereka

    tidak merubah sebab-sebab kemunduran mereka.

    َ ََِۥل لۡفِه َخ ِمۡن َِو يۡه َي د َب نۡيِ ۢن ِ َم َٰٞت ِب ق ع ون هَ َۦم ظ ۡف ََۥَي ۡمرِ

    َأ ِهَٱِمۡن ََللَّ إِنَّ

    َ ٱ ََللَّ اد ر

    َٓأ ا ِإَوذ ِسِهۡمَه نف َبِأ ا َْم وا ِ ّي غ َي َٰ َّتَّ ح َ ۡوٍم َبِق ا َم ِ ّي غ َي

    َ ٱَل ََللَّ ٖم ۡو بِق

    َ َل دَّ ر َم وٗٓءاَف ًل َس نََۥ ِ مَم َل ه ا م َِو ونِه اٍلََۦد ١١َِمنَو Artinya: “Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu

    mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka

    menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhna Allah tidak merubah

    keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada

    pada diri mereka sendiri dan apabila Allah menghendaki keburukan

    terhadap suatu kaum, maka taka da yang dapat menolaknya dan

    sekali-kali taka da pelindun bagi mereka selain Dia”(Shihab, 2013:

    250).

    Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa keadaan

    seseorang dapat berubah ketika ada ikhtiar dan tawakalnya dalam

    setiap aktivitas manusia. Begitu juga ketika seorang siswa dalam

    proses belajar yang tidak pernah diimbangi dengan usaha maka

    hasilnya tidak akan tercapai. Jadi hasil belajar itu merupakan

    perubahan yang dialami seorang siswa setelah mengalami proses

    belajar mengajar. Hal tersebut bisa dilihat dari perubahan perilaku dan

    kemampuan siswa dalam segala aspek.

  • 21

    b. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

    Hasil belajar yang dicapai oleh siswa merupakan hasil interaksi

    antara berbagai faktor yang mempengaruhi. Menurut Munadi dalam

    Rusman (2016: 67-68) terdapat faktor eksternal dan internal. Secara

    terperinci, faktor eksternal dan internal adalah sebagai berikut:

    1) Faktor Internal

    a) Faktor fisiologis yang meliputi keadaan kesehatan yang prima,

    tidak dalam keadaan capek, cacat jasmani. Hal tersebut bisa

    mempengaruhi siswa dalam menerima materi pembelajaran.

    b) Faktor psikologis yang meliputi intelegensi, perhatian, bakat,

    motif, kognitif dan daya nalar siswa.

    2) Faktor Eksternal

    a) Faktor lingkungan berupa lingkungan alam misalnya, suhu,

    kelembaban. Belajar ditengah hari yang memiliki ventilasi

    udara yang kurang tentunya akan berbeda suasana belajarnya

    dengan belajar dipagi hari yang udaranya masih segar dan

    diruang yang cukup mendukung untuk bernafas lega.

    b) Faktor instrumental adalah faktor yang keberadaan dan

    penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang

    diharapkan. Faktor ini diharapkan dapat berfungsi sebagai

    sarana untuk tercapainya tujuan-tujuan belajar yang telah

    direncanakan. Faktor ini berupa kurikulum, sarana prasarana

    dan guru.

  • 22

    Untuk mengetahui hasil belajar siswa dapat dilihat dengan

    adanya wujud perubahan yang terjadi pada setiap indivisu yaitu

    kebiasaan, ketrampilan, pengamatan, berpikir asosiatif dan daya ingat,

    berpikir rasional dan kritis, sikap, apresiasi dan tingkah laku yang

    efektif.

    c. Kriteria atau Indikator Hasil Belajar

    Pada prinsipnya pengungkapan hasil belajar ideal meliputi

    segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan

    proses belajar siswa. Untuk mengetahui berhasil atau tidaknya

    seseorang dalam menguasai ilmu pengetahuan pada suatu mata

    pelajaran dapat dilihat melalui prestasinya.

    Kunci pokok utama memperoleh ukuran dan data hasil belajar

    siswa adalah mengetahui garis besar indikator dikaitkan dengan jenis

    prestasi yang hendak diungkapkan atau diukur. Indikator hasil belajar

    menurut Syah (2011: 39-40) sebagai berikut.

    Tabel 2.1

    Jenis dan Indikator Hasil Belajar

    No Ranah Indikator

    1 Kognitif

    a. Ingatan, pengetahuan

    1.1 Dapat menyebutkan

    1.2 Dapat menunjukkan kembali

    b. Pemahaman 2.1 Dapat menjelaskan

    2.2 Dapat mendefinisikan dengan

    Bahasa sendiri

  • 23

    c. Penerapan 3.1 Dapat memberikan contoh

    3.2 Dapat menggunakan secara tepat

    d. Analisis 4.1 Dapat menguraikan

    4.2 Dapat mengklasifikasikan

    e Menciptakan,

    membangun

    5.1 Dapat menghubungkan materi

    5.2 Dapat menyimpulkan

    f. Evaluasi 6.1 Dapat menilai

    6.2 Dapat menjelaskan dan

    menyimpulkan

    2 Afektif

    a. Penerimaan 1.1 Menunjukkan sikap menerima

    dan menolak

    b. Sambutan 2.1 Kesediaan berpartisipasi

    2.2 Kesediaan memanfaatkan

    c. Sikap

    menghargai

    3.1 Menganggap penting dan

    bermanfaat

    3.2 Mengangap indah, harmonis dan

    mengagumi

    d. Pendalaman 4.1 Mengakui, meyakini,

    mengingkari

    e. Penghayatan 5.1 Melembagakan atau meniadakan

    f. 5.2 Menjelmakan dalam kehidupan

    sehari-hari

    Psikomotorik

    a. Ketrampilan

    bergerak dan

    bertindak

    1.1 Kecakapan mengkoordinasikan

    gerak mata, telinga, kaki dan

    anggota tubuh lainnya

    b. Kecakapan

    ekspresi verbal

    dan non verbal

    2.1 Kefasihan mengucapkan

  • 24

    2.2 Kecakapan membuat mimik dan

    gerak jasmani

    Dengan demikian indikator hasil belajar dapat dibuktikan

    dengan adanya peningkatan nilai, bentuk pengetahuan, sikap maupun

    ketrampilan. Disamping itu dalam proses belajar mengajar dianggap

    berhasil ditandai adanya daya serap tinggi baik secara individual

    maupun kelompok dan perilaku yang digariskan dalam tujuan

    pembelajaran yang dicapai

    2. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

    a. Pengertian Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

    Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana

    dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami,

    menghayati, hingga mengimani, bertaqwa dan berakhlak mulia dalam

    mengamalan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Al

    Qur’an dan Al Hadis, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan

    serta penggunaan pengalaman (Majid, 2012: 11).

    Sejalan dengan pendapat Baharuddin (2012: 192) “pendidikan

    agama Islam adalah usaha sadar dan terencana dalam menyiapkan

    peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga

    mengimani ajaran Islam, dibarengi dengan tuntutan untuk

    menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan

  • 25

    kerukunan antar umat beragama hingga terwujud kesatuan dan

    persatuan bangsa”.

    Pendidikan Agama Islam menurut Ditbinpaisum (Direktorat

    Pembinaan Pendidikan Agama Islam pada Sekolah Umum) adalah

    suatu usaha bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya

    setelah selesai dari pendidikandapat memahami apa yang terkandung

    di dalam Islam secara keseluruhan, memahami makna dan maksud

    serta tujuannya. Pada akhirnya dapat mengamalkan ajaran Islam yang

    telah dianutnya sebagai pandangan hidup (Darajat, 2014: 88).

    Budi pekerti merupakan akumulasi dari cipta, rasa dan karsa

    yang diaktualisasikan ke dalam sikap, kata-kata dan tingkah laku

    (Zainuddin, 2016: 2). Sedangkan menurut Suparno dkk (2002: 29)

    budi pekerti merupakan nilai moralitas manusia yang disadari dan

    dilakukan dalam tindakan nyata.

    Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti dilihat dari

    keberadaannya dalam kurikulum pendidikan nasional merupakan salah

    satu dari tiga mata pelajaran yang dimasukkan ke dalam kurikulum

    setiap lembaga pendidikan formal di Indonesia. Hal ini karena

    kehidupan beragama merupakan salah satu dimensi kehidupan yang

    penting pada setiap individu dan warga Negara. Formulasi yang

    demikian bisa dilakukan melalui sistem pengajaran agama Islam yang

    baik dengan didukung sumber daya manusia yang berkualitas, metode

  • 26

    pengajaran yang tepat dan sarana prasarana yang memadai (Nasih,

    2013: 6).

    Jadi Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti merupakan

    salah satu rumpun mata pelajaran yang diterapkan di sekolah formal

    dan merupakan usaha seorang pendidik terhadap peserta didik dalam

    memahami, meyakini dan mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan

    bimbingan, arahan dan pelatihan yang telah direncanakan untuk

    mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sehingga dapat mencetak

    generasi yang memiliki akhlaqul karimah.

    b. Tujuan Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

    Tujuaan pendidikan agama Islam pada hakikatnya sama dan

    sesuai dengan tujuan diturunkan agama Islam yaitu untuk membentu

    manusia yang muttaqin (Baharuddin, 2012: 192). Adapun tujuan

    pendidikan Islam dapat dipecah menjadi beberapa tujuan berikut ini:

    1) Membentuk manusia Muslim yang dapat melaksanakan ibadah

    mahdah dan muamalah dalam kedudukannya sebagai anggota

    masyarakat.

    2) Membentuk warga Negara yang bertanggung jawab kepada

    masyarakat dan bangsanya serta bertanggung jawab kepada Allah

    sebagai penciptanya.

    3) Membentuk dan mengembangkan tenaga professional yang siap

    dan terampil.

    4) Mengembangkan tenaga ahli di bidang ilmu (agama dan lainnya).

  • 27

    Dengan demikian tujuan pendidikan agama Islam bukan sekedar

    mengalihkan pengetahuan dan ketrampilan melainkan suatu ikhtiar untuk

    menggugah fitrah insaniyah, sehingga peserta didik bisa menjadi

    penganut agama yang taat dan baik. Disamping itu keberadaan pendidikan

    agama Islam sangatlah penting karena sebagai upaya atau proses,

    pembentukan dan pengembangan sikap serta menggunakan ilmu dan

    perangkat teknologi demi kepentingan manusia sesuai ajaran agama Islam.

    3. Metode Ummi

    a. Pengertian Metode Ummi

    Kata ummi bermakna ibuku yang berasal dari bahasa arab

    “Ummun” dengan tambahan ya’ mutakallim. Pemilihan kata ummi

    disini sebagai bentuk penghormatan dan mengingat jasa ibu. Tiada

    orang yang paling berjasa pada kita kecuali orangtua kita terutama ibu.

    Ibulah yang mengajarkan banyak hal kepada kita. Pendekatan yang

    digunakan dalam pembelajaran Al Qur’an metode ummi adalah

    pedekatan bahasa ibu (Foundation, 2011: 4).

    Metode Ummi merupakan suatu metode yang dikembangkan

    oleh Ummi Foundation Surabaya. Lembaga Ummi Foundation adalah

    suatu lembaga formal atau non formal dan khususnya guru Al Qur’an

    dalam meningkatkan kemampuan mengelola pembelajaran Al Qur’an

    yang efektif, menyenangkan dan menyentuh hati (Hasunah dkk, 2017:

    168).

  • 28

    Kebutuhan sekolah dan madrasah terhadap pengajaran Al

    Qur’an yang baik dirasa semakin lama semakin banyak. Metode

    Ummi hadir di ilhami oleh metode-metode pengajaran membaca Al

    Qur’an yang sudah tersebar di masyarakat. Pembelajaran membaca Al

    Qur’an yang baik membutuhkan sebuah sistem yang mampu

    menjamin mutu setiap anak atau orang yang belajar membaca Al

    Qur’an agar cepat dan mudah membaca Al Quran secara tartil.

    Pada dasarnya pendekatan yang digunakan dalam

    pembelajaran Al Qur’an metode Ummi adalah pendekatan Bahasa ibu

    dan pada hakikatnya pendekatan Bahasa ibu ada 3 unsur yaitu direct

    method yaitu langsung dibaca tanpa dieja, repeatation atau diulang-

    ulang maksudnya, bacaan Al Qur’an akan semakin kelihatan

    keindahan, kekuatan dan kemudahannya ketika dibaca berulang-ulang,

    dan kasih sayang yang tulus maksudnya yaitu, kekuatan cinta, kasih

    saying yang tulus dan kesabaran seorang ibu dalam mendidik anak

    adalah kunci kesuksesannya (Masruri, 2007: 3).

    b. Motto, Visi dan Misi Metode Ummi

    1) Motto Metode Ummi

    Ada tiga motto metode Ummi dan setiap guru Al Qur’an metode

    ummi hendaknya memegang teguh 3 motto ini yaitu:

    a. Mudah

    Metode Ummi didesain untuk mudah dipelajari bagi

    siswa, mudah diajarkan bagi guru dan mudah

  • 29

    diimplementasikan dalam pembelajaran di sekolah formal

    maupun lembaga non formal.

    b. Menyenangkan

    Metode Ummi dilaksanakan melalui proses

    pembelajaran yang menarik dan menggunaan pendekatan yang

    menggembirakan shingga menghapus kesan tertekan dan rasa

    takut dalam belajar Al Qur’an.

    c. Menyentuh hati

    Para guru yang mengajarkan metode Ummi tidak

    sekedar memberikan pembelajaran Al Qur’an secara material

    teoritik tetapi juga menyampaikan substansi akhlaq Al Qur’an

    yang diimplementasikan dalam sikap pada saat proses belajar

    mengajar berlangsung (Saputra, 2018: 34).

    2) Visi Metode Ummi

    Visi Ummi foundation adalah menjadi lembaga terdepan

    dalam melahirkan generasi qur’ani. Ummi foundation bercita-cita

    menjadi inspirator bagi lembaga-lembaga yang mempunyai visi

    yang sama dalam mengembangkan pembelajaran Al Qur’an yang

    mengedepankan pada kualitas dan kekuatan sistem.

    3) Misi Metode Ummi

    Mewujudkan lembaga professional dalam pengajaran Al

    Qur’an yang berbasis social dan dakwah, membangun sistem

    managemen pembelajaran Al Qur’an yang berbasis pada mutu,

  • 30

    menjadi pusat pengembangan pembelajaran dan dakwah Al Qur’an

    masyarakat (Foundation, 2011: 4) .

    c. Tata Cara Pengajaran Al Qur’an dengan Metode Ummi

    1) Guru dalam keadaan duduk mengucapkan salam kepada siswa

    dalam keadaan duduk rapi.

    2) Membaca surat al- fatihah bersama

    3) Dilanjtkan doa untuk kedua orang tua dan doa Nabi Musa.

    ْ َن اَمِّْْيَ. رَ ْلُمْؤمِِّنِّب ِّ ْشرَْح ِلِّ َصْدرِّْى َرب ِّ اْغفِّْرٍلي َولَِّولَِّديَّ َولِّ

    ْ يَ فْ َويَ ْ اَْمرِّْي َوْحُلْل ُعْقَدًةم ِّْن لَِّسا ِنِّ ْر ٍلِّ ْ س ِّ ْوا ََ ْوٍلِّ ُُ َق 4) Dilanjutkan dengan doa awal pelajaran secara terputus-putus dan

    siswa menirukan.

    5) Dilanjutkan dengan hafalan surat-surat pendeknya yang sudah

    ditentukan oleh sekolah.

    6) Mengulang kembali pelajaran yang lalu.

    7) Penanaman konsep secara baik dan benar.

    8) Pemahaman konsep.

    9) Berikan tugas-tugas rumah sesuai dengan kebutuhan.

    10) Doa akhir pelajaran

    ْ اَِّماًماوَّ ن ُ . َوْجَعْلُه ٍلِّ ْ ِبِّ ْلُقْرانِّ ُُمَّ اْرََحِْنِّ ُُ الَّل ًُُدى َوَرَْحًًَ. الَّل مَّ ْورًا وَّلْ ُِّ ْنُه َما َج ْ مِّ ْيُت. َوَعل ِّْمِنِّ ْنُه َما َنسِّ ْ مِّ َن ُت. َوْرَُُِْنِّ ََِّاَوَُِه ذَك ِّْرِنِّ

    ًً َّيَّ رَ ا رِّ. َواْجَعْلُه ٍلِّ ُحجَّ َُ .الَّْيلِّ َواَْطَراَف الن َّ بَّ اْلَعَلمِّْْيَ

  • 31

    (Foundation, 2011: 10).

    d. Strategi Pembelajaran Metode Ummi

    Suatu pembelajaran yang dilaksanakan dengan menggunakan

    strategi akan berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan. Ada

    beberapa macam strategi yang berkaitan dengan metode Ummi antara

    lain:

    1) Klasikal adalah strategi pembelajaran membaca Al Qur’an secara

    bersama-sama dalam metode Ummi ini dilakukan ketika membaca

    alat peraga, sehingga diharapkan siswa yang bacaannya kurang

    bagus akan termotivasi untuk membaca bersama dengan baik.

    2) Individual adalah mengajar dengan berhadapan langsung Antara

    guru dengan siswa, metode ini dilakukan ketika menghadapi siswa

    khusus atau privat. Kalau dalam kelompokdilakukan tehnik ini

    maka siswa yang lain aka nada kesempatan untuk tidak

    memperhatikan.

    3) Baca simak dan individual adalah strategi pembelajaran metode

    Ummi setelah membaca alat peraga dilanjutkan dengan siswa

    membaca pada masing-masing halamannya, sedangkan temannya

    menyimak bacaan. Apabila bacaannya betul maka mengucapkan

    “Subhanallah” dan apabila bacannya salah mengucap

    “Astaghfirullah”.

    4) Baca simak murni, strategi ini dilakukan dalam satu kelompok

    jilidnya sama dan halamannya sama pada kelas gharib dan tajwid.

  • 32

    Yang satu membaca yang lain menyimak bacaan temannya dan

    meneruskan bacaan dengan ditunjuk secara acak. Oleh karena itu

    siswa harus benar-benar konsentrasi (Afdal, 2016: 3).

    4. Model Pembelajaran Take and Give

    a. Pengertian Take and Give

    Model pembelajaran merupakan salah satu komponen penting

    dalam proses pembelajaran. Menurut Suprijono (2011: 46) diartikan

    sebagai pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan

    pembelajaran di kelas.

    Model pembelajaran didefinisikan sebagai gambaran

    keseluruhan pembelajaran yang kompleks dengan berbagai teknik dan

    prosedur yang menjadi bagian penting. Di dalam kompleksitas model

    pembelajaran terdapat metode, teknik dan prosedur yang saling

    bersinggungan satu dengan lainnya (Huda, 2014: 75).

    Model pembelajaran take and give adalah menerima dan

    memberi, merupakan metode pembelajaran yang memiliki sintaks,

    siswa dituntut mampu memahami materi pelajaran yang diberikan oleh

    guru dan teman sebayanya (Shoimin, 2014: 196). Menurut Suparno

    dalam Ngalimun (2012: 38) model pembelajaran take and give

    merupakan kegiatan memindah dan mentransfer pengetahuan dari guru

    ke siswa. Peran guru dalam proses pembelajaran take and give lebih

    mengarah sebagai mediator dan fasilitator

  • 33

    Istarani (2011: 10) mendefinisikan take and give sering

    dikonotasikan dengan saling memberi dan saling menerima. Maka

    dengan memberi dan menerima pula yang menjadi intisari dari

    pembelajaran menggunakan model take and give ini. Oleh karena itu,

    yang dimaksud dengan model pembelajaran take and give adalah

    rangkaian penyajian data yang diawali dengan pemberian kartu kepada

    siswa yang berisikan materi kemudian siswa mencari pasangan lainnya

    untuk bertukar dengan pengetahuan yang ada.

    Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan

    bahwa model pembelajaran take and give yaitu penerapan materi

    pembelajaran melalui kartu, yang bertujuan saling memberi dan

    menerima informasi yang didapatkan oleh masing-masing siswa.

    Model pembelajaran ini menuntut setiap siswa untuk memahami

    materi yang disampaikan oleh guru dan teman lainnya.

    b. Langkah- langkah model pembelajaran take and give

    Penerapan model take and give ada beberapa langkah yang

    harus dilakukan oleh pendidik (Shoimin, 2018: 196) yaitu sebagai

    berikut:

    1) Guru mempersiapkan kartu yang akan digunakan dalam proses

    pembelajaran.

    2) Guru menjelaskan materi.

    3) Untuk memantapkan penguasaan siswa, mereka diberi masing-

    masing kartu untuk dipelajari kurang lebih 5 menit. Kartu dibuat

  • 34

    dengan ukuran 10 x 15 cm sebanyak siswa di kelas. Tiap kartu

    berisi submateri yang berbeda.

    4) Semua siswa disuruh berdiri dan mencari pasangan untuk saling

    memberi informasi.

    5) Demikian seterusnya sampai tiap peserta dapat saling memberi dan

    menerima materi masing-masing.

    6) Model ini dapat dimodifikasi sesuai keadaan.

    7) Untuk mengevaluasi keberhasilan, berikan pertanyaan yang tidak

    sesuai dengan kartu.

    8) Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalah pahaman

    dan memberikan penguatan.

    c. Kelebihan model pembelajaran take and give

    1) Dapat dimodifikasi sedemikian rupa sesuai dengan keinginan dan

    situasi pembelajaran.

    2) Melatih siswa untuk bekerjasama dan menghargai kemampuan

    orang lain.

    3) Melatih siswa untuk berinteraksi secara baik dengan teman

    sekelas.

    4) Memperdalam pengetahuan siswa melalui kartu yang dibagikan.

    5) Meningkatkan tanggung jawab siswa.

    d. Kelemahan model pembelajaran take and give

    1) Kesulitan dalam mendisiplinkan siswa dalam kelompok-kelompok.

  • 35

    2) Ketidaksesuaian skill antara siswa yang memiliki kemampuan

    akademik yang bak dan siswa yang kurang memiliki kemampuan

    akademik.

    3) Kecenderungan terjadinya free riders dalam kelompok, utamanya

    siswa-siswa yang akrab satu sama lain (Huda, 2014: 242-243).

    Berdasarkan uraian diatas dapat dipahami bahwa setiap model

    pembelajaran memiliki kelemahan maupun kelebihannya tersendiri. Akan

    tetapi terdapat beberapa keunikan dalam model take and give ini, misalnya

    kartu pembelajaran yang digunakan memiliki ciri khas tersendiri

    dibandingkan dengan yang lain, disamping itu model pembelajaran ini

    mengutamakan penanaman kemampuan siswa memahami materi

    pembelajaran sehingga siswa dapat mengembangkan bahan ajar sesuai

    kemampuan berfikirnya.

    B. Kajian Materi Penelitian

    1. Membaca Al Qur’an

    Al Qur’an dapat dipelajari dengan cara membiasakan membaca

    secara tartil, mempelajari artinya dan memahami kandungannya. Mari

    membaca Al Qur’an dengan tartil ayat-ayat berikut ini:

    a. Q.S Ar Rahman 55: 33

    َ ۡعش َٰم ن َِٱَي نِسَٱوَ َۡۡلِ مَۡٱَإِنََِۡۡلِ ۡعت ط ََۡست ِ ار ۡقط

    َأ َِمۡن ْ وا ذ َت نف ن

    َٰتَِٱأ َٰو م َلسَّ

    ۡرِضَٱوَ َْ ٱف ََۡۡل وا ذ َٰٖنََنف ۡلط َبِس َإَِلَّ ون ذ َت نف ٣٣ََل

  • 36

    b. Q.S Al Mujadalah 58: 11

    ا ه يُّ

    َٰٓأ ينَ ٱَي ِ َََّلَّ َِِْف وا ح سَّ ف َت ۡم َل ك َقِيل َْإِذ ا ٓوا ن ام َٰلِِسَٱء ج ۡم َْٱف ََل وا ح ََۡفس ِح ۡفس ي

    َ ٱ ََللَّ ل ِإَوذ اَقِي ۡمَۖۡ َْٱل ك وا َْٱف ََنُش وا ِعََنُش َ ٱي ۡرف ِينَ ٱَللَّ َوَ ََّلَّ ۡم واَِْمنك ن ام نَ ٱء ي ِ ََّلَّ

    َْ وت وا

    َوَ َۡلعِۡلمَ ٱأ َٰٖتٖۚ ج ر َ ٱد بِّيََٞللَّ َخ ل ون ۡعم اَت ١١َبِم

    2. Menerapkan Ilmu Tajwid tentang Al Syamsiyah dan Al Qomariyah

    a. Al Syamsiyah

    Suatu lafad yang mengandung bacaan “ال” syamsiyah apabila terdapat

    :bertemu dengan salah satu huruf 14 huruf hijaiyah berikut ini ”ال“

    ت ث د ذ ر ز س ش ص ض ط ظ ل نCara membacanya “ال” semacam ini harus diidghomkan. Maksudna

    bunyi huruf lam hilang dan melebur ke dalam huruf berikutnya.

    Karena cara membacanya diidghomkan maka sering disebut idghom

    syamsiyah. Sedangkan dalam penulisannya huruf-huruf syamsiyah

    selalu bertasydid bila didahului ال.

    b. Al Qomariyah

    Apabila suatu lafad terdapat ال qomariyah bertemu dengan salah satu

    huruf 14 huruf hijaiyah yaitu:

    ا ب ج ح خ ع غ ف ق ك م و ه ي

  • 37

    Cara membaca ال dibaca jelas, sehingga sering disebut idzahar

    qomariyah.

    3. Mengartikan Q.S Ar Rahman 55: 33 dan Al Mujadalah 58: 11

    a. Arti mufradat Q.S Ar Rahman 55: 33

    Lafad Arti Lafad Arti

    َ ۡعش َٰم َٰتَِٱ Wahai golongan ي َٰو م َلسَّۡرِضَٱوَ

    ۡۡل

    Langit dan bumi

    ن َِٱ نِسَٱوَ َۡۡلِ ۡۡلِ Jin dan manusia َ َٱَ َفْ وا ذ نف Maka tembuslah

    ۡعتَ ٱإِِنَ ط مَۡۡست Jika kalian sanggup َون ذ َت نف Kalian tidak akan َل

    menembusnya

    َْ وا ذ نَت نف

    َٰنَٖ Untuk menembus أ ط لۡ َبِس Kecuali dengan kekuasaan Allah إَِلَّ

    َِ ار ۡقط

    Dari sebagian penjuru ِمۡنَأ

    b. Arti mufradat Al Mujadalah 58: 11

    Lafad Arti Lafad Arti

    ا ه يُّ

    َٰٓأ ينَ ٱَي ِ َّلَّ Wahai orang-orang yang َ َٱفْ وا نُش Maka berdirilah

    َْ ٓوا ن ام َ ٱي ۡرف ِعَ Mereka beriman ء للَّ Allah swt mengangkat مَۡ َل ك اَقِيل Apabila dikatakan إِذ

    kepada kalian

    مَۡ Di antara kalian ِمنك

    َْ وا ح سَّ ف Berlapang-lapanglah ت kalian

    وت واَْ

    لۡعِلۡمَ ٱأ Orang yang berilmu َٰلِِسَٱِِفَ ج لۡم Di dalam majlis ََٰٖٖۚت ج ر Beberapa derajat د

  • 38

    َْٱف َ وا ح فۡس Maka berlapang-lapanglah

    ل ونَ ۡعم اَت Dengan apa yang kamu بِم kerjakan

    َْٱ وا نُش Berdirilah kalian َٞ بِّي Allah swt maha teliti خ

    4. Kandungan Q.S Ar Rahman 55: 33 dan Q.S Al Mujadalah 58: 11

    a. Q.S Ar Rahman 55: 33

    1) Manusia dan jin tidak akan mamapu menembus penjuru langit dan

    bumi.

    2) Kekuatan dari Allah itu berupa akal yang harus dikembangkan

    dengan cara belajar.

    3) Belajar itu wajib agar kita dapat menguasai dunia untuk kebaikan

    umat.

    b. Q.S Al Mujadalah 58: 11

    1) Perintah untuk menuntut ilmu setinggi mungkin

    2) Perintah untuk selalu beriman kepada Allah

    3) Perintah untuk memuliakan orang-orang yang beriman dan

    berilmu.

    c. Rasulullah menjelaskan bahwa “menuntut ilmu itu kewajiban bagi

    setiap seorang Islam” etika dalam mencari ilmu antara lain:

    1) Mencintai ilmu yang sedang dipelajari.

    2) Menghormati orang yang memberikan ilmu.

    3) Tidak memeotong pembicaraan saat guru sedang menjelaskan.

    4) Mendengarkan penjelasan guru dengan serius.

  • 39

    C. Kajian Pustaka

    Penelitian ini berbeda dari penelitian yang telah ada, meskipun ada

    beberapa yang memiliki kemiripan seperti halnya metode yang digunakan

    dalam pembelajaran. Beberapa penelitian yang penulis temukan diantaranya:

    1. Penelitian yang dilakukan oleh Yuniar Setyaning Pratami (2018)

    Judul penelitian “Peningkatan Hasil Belajar PAI dan Budi Pekerti

    Materi Iman Kepada Malaikat Melalui Model Take and Give dan Diskusi

    Partisipatif Pada Siswa Kelas X OTKP di SMK PGRI 2 Salatiga Tahun

    Pelajaran 2018/2019”. Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN

    Salatiga).

    Persamaan yang dilakukan oleh Yuniar Setyaning Pratami (2018)

    dengan penelitian ini adalah menggunakan model pembelajaran take and

    give. Perbedaan penelitian Yuniar dengan penelitian ini adalah penelitian

    Yuniar tidak menggunakan metode Ummi dan berbeda materinya.

    Kajian ini menunjukkan bahwa model take and give dan diskusi

    partisipatif bisa meningkatkan hasil belajar, hal ini dapat dibuktikan pada

    pra siklus yang tuntas mencapai 40,6%, setelah diadakan siklus I terdapat

    peningkatan sebanyak 62,5% dengan jumlah ketuntasan 20 siswa. Pada

    siklus II meningkat menjadi 94% dengan jumlah siswa yang tuntas 30

    anak.

  • 40

    2. Penelitian yang dilakukan oleh Lesiyusmeda (2016)

    Judul penelitian “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

    Take And Give Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah

    Kelas X IPS SMA N 1 PESISIR Selatan Tahun Ajaran 2016/2017”.

    Persamaan yang terdapat dalam penelitian ini yakni penggunaan

    model pembelajaran take and give, sedangkan perbedaannya terletak pada

    subjek penelitiannya dan hanya menggunakan satu model dalam

    penelitiannya.

    Penelitian ini menunjukkan bahwa hasil analisis menggunakan uji

    eta diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,72 termasuk dalam kategori

    kuat dan hasil penghitungan uji signifikan korelasi thitung= 10,58> dari ttabel

    = 2,028 sehingga nilai koefisien korelasi yang diperoleh adalah positif dan

    signifikan. Dapat disimpulkan pada model pembelajaran kooperatif tipe

    take and give terdapat pengaruh positif dan signifkan terhadap hasil

    belajar siswa.

    3. Penelitian yang dilakukan oleh Fahrijal Fahrul Fadzilah (2017)

    Judul penelitian “Pelaksanaan Metode Ummi dalam Meningkatkan

    Kemampuan Membaca Al Qur’an Siswa MI Kresna Dolopo Madiun”.

    Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

    Persamaan yang terdapat dalam penelitian yang dilaksanakan oleh

    Fahrijal Fahrul Fadzilah yaitu penggunaan metode Ummi dalam

    pembelajaran, sedangkan perbedaannya yaitu subjek penelitiannya

  • 41

    berbeda dan penelitian yang dilakukan oleh Fahrijal Fahrul Fadzilah hanya

    menggunakan satu metode.

    Kajian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan metode Ummi dalam

    meningkatkan kemampuan membaca Al Qur’an sudah berjalan dengan

    baik dan bagus, hal ini dibuktikan dengan rencana pembelajaran yang

    sangat terstruktur dan terkontrol dengan baik. Disamping itu guru yang

    professional sudah cukup memadai sehingga dapat mempengaruhi upaya

    peningkatan kemampuan membaca Al Qur’annya.

    4. Penelitian yang dilakukan oleh Sudiantri (2018)

    Judul penelitian “Efektivitas Pembelajaran Tahsin Al Qur’an

    Menggunakan Metode Ummi di SD Al Islam Tambakbayan Yogyakarta”.

    Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.

    Persamaan yang ada dalam penelitian ini yaitu penerapan metode

    Ummi dalam pembelajaran Al Qur’an. Letak perbedaannya yaitu jenis

    penelitian yang dilaksanakan oleh Sudiantri adalah penelitian lapangan

    (field research) sedangkan penelitian ini terkait peningkatan hasil belajar

    materi Al Qur’an.

    Kajian yang dilakukan oleh Sudiantri menunjukkan bahwa standar

    waktu pembelajaran penerapan pembelajaran tahsin Al Qur’an di SD Al

    Islam sudah sesuai stnadar waktu metode Ummi. Dalam tahapan

    pembelajaran sudah melaksanakan 7 tahapan pembelajaran metode Ummi

    namun belum maksimal.

  • 42

    D. Penerapan Metode Ummi dan Take and Give dalam Pembelajaran.

    Metode Ummi dan take and give yang diterapkan dalam mata

    pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti materi Al Qur’an yaitu

    dengan langkah sebagai berikut:

    1. Guru membacakan Q.S Ar Rahman ayat 33 dan Al Mujadalah ayat 11

    terlebih dahulu dengan bantuan berupa alat peraga, kemudian siswa

    menirukan bacaan guru tersebut.

    2. Baca simak dan individual strategi pembelajaran metode Ummi setelah

    membaca alat peraga dilanjutkan dengan siswa membaca pada masing-

    masing halamannya, sedangkan temannya sebangkunya menyimak

    bacaan.

    3. Baca simak murni, strategi ini dilakukan dalam satu kelompok. Yang satu

    membaca yang lain menyimak bacaan temannya dan meneruskan bacaan

    dengan ditunjuk secara acak.

    4. Guru menjelaskan tajwid terkait materi pembelajaran

    5. Guru membagikan kartu yang berisi sub materi kepada seluruh siswa.

    Kemudian siswa berkumpul pada kelompoknya masing-masing.

    6. Dalam kartu tersebut siswa berkelompok untuk menyambung ayat terkait

    Q.S Ar Rahman ayat 33 dan Al Mujadalah ayat 11 sehingga menjadi ayat

    yang runtut.

    7. Siswa ditugaskan untuk menentukan hukum bacaan Al Sayamsiyah/Al

    Qomariyah dalam ayat tersebut.

  • 43

    8. Setiap kelompok menyampaikan hasilnya kepada kelompok lain dengan

    ketentuan siswa membacakan potongan ayat secara bersama-sama,

    kemudian siswa membacakan potongan ayat beserta artinya disertai

    penjelasan hukum bacaannya.

    9. Setelah selesai siswa diminta untuk menanggapi penyampaiannya

    temannya.

    10. Pada tahapan akhir untuk mengukur tingkat pemahaman dan bacaa siswa

    guru melakukan evaluasi berupa tes baca dan tertulis.

  • 44

    BAB III

    PELAKSANAAN PENELITIAN

    A. Subjek Penelitian

    1. Sejarah Sekolah SMP N 2 Salatiga

    Pada masa kolonial, di Salatiga beberapa sekolah hanya

    diperuntukkan bagi golongan keturunan tertentu. Sehingga pada saat itu

    sekolah yang khusus bagi masyarakat pribumi belum ada. Namun

    semenjak berlakunya politik etis atau politik balas budi pada tahun 1901,

    dimana salah satu poinnya adalah pengembangan dan hak untuk

    mendapatkan pendidikan untuk seluruh lapisan masyarakat, hal ini

    menyebabkan didirikannya sekolah khusus kaum pribumi, salah satunya

    Hollandsch-Inlandsche School (HIS) disalatiga dan sekitarnya.

    Dengan berjalannya waktu perkembangan sekolah khusus prbumi

    ini mengalami peningkatan sehingga merambah ke pedesaan yang ada di

    salatiga dan sekitarnya. Ternyata hal ini menimbulkan persoalan baru

    yaitu untuk mendidik siswa di jenjang HIS membutuhkan pengajar atau

    guru yang memiliki pendidikan tinggi. Atas dasar inilah pemerintah

    kolonial Belanda membangun fasilitas Government Meisijs Kweekschool

    (Sekolah Guru Putri), sekolah yang dikhususkan untuk mempersiapkan

    pengajar-pengajar di daerah salatiga dan sekitarnya.

    Namun seiring perkembangan zaman, sekolah ini kemudian

    berubah nama menjadi Kweekschool voor Inlader Onderijzeressen atau

    sekolah Pendidikan Guru untuk kaum pribumi. Walaupun berganti nama

  • 45

    tujuan sekolah ini tetap samayaitu mempersiapkan orang pribumi untuk

    menjadi guru sehingga nantinya dapat di tempatkan di berbagai sekolah

    rakyat yang tersebar di Salatiga.

    Arsitektur dari bangunan ini berciri khas arsitektur kolonial pada

    umumnya. Apabila dilihat dari atas secara keseluruhan banunan sekolah

    ini berbentuk bujur sangkar atau kotak dengan letak aula yang tepat berada

    di tengahnya. Setiap ruangan memiliki jendela-jendela yang besar dan

    tinggi sebagai penerangan dan sirkulasi udara yang alami. Saat ini di

    manfaatkan oleh pemerintah daerah menjadi Sekolah Menengah Pertama

    Negeri 2 Salatiga. SMP Negeri 2 Salatiga mulai digunakan pada tanggal

    25 Mei 1960 dengan luas tanah 25.200 m2.

    2. Profil Sekolah

    Kondisi yang nyata menjadi sangat penting ketika hasil dari

    penelitian akan dijadikan referensi. Secara garis besar lokasi penelitian

    adalah sebagai berikut:

    Tempat penelitian : SMP Negeri 2 Salatiga

    Alamat penelitian : Jl Kartini No. 26

    Kode pos : 50700

    Telepon : 0298326864

    Email : [email protected]

    NPSP : 20328435

    Status sekolah : Negeri

    mailto:[email protected]

  • 46

    Bentuk pendidikan : SMP

    Status kepemilikan : Pemerintah daerah

    Akreditasi : A

    Kurikulum : 2013

    Luas tanah : 25.200 m2

    Tabel 3. 1

    Daftar Ruangan SMP N 2 Salatiga

    No Ruang Jumlah

    1 Ruang kelas 22

    2 Ruang kepala sekolah 1

    3 Ruang UKS 1

    4 Ruang BK 1

    5 Ruang dapur 1

    6 Ruang music 1

    7 Ruang kurikulum 1

    8 Ruang waka 1

    9 Ruang TU 1

    10 Ruang guru 1

    11 Perpustakaan 1

    12 Ruang OSIS 1

    13 Ruang agama 1

    14 Musholla 1

    15 Ruang multimedia 1

    16 Kantin 1

  • 47

    3. Visi dan Misi Sekolah SMP N 2 Salatiga

    a. Visi

    Terciptanya generasi prima yang berpegang pada iman dan

    taqwa, unggul dalam berprestasi, berpihak pada karakter bangsa dan

    nasionalisme, serta bersikap komunikatif, kreatif, berbudaya,

    berwawasan lingkungan.

    Dengan visi “PRIMA BERKARAKTER” (Pinter, Rigen,

    Imani, Mandiri, Akhlak Mulia, Bersih, Komunikatif, Aman, Rindang,

    Aktif, Kreatif, dan Tertib).

    b. Misi

    1) Membentuk siswa yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME.

    2) Membentuk siswa yang cerdas dan berprestasi.

    3) Mewujudkan siswa yang berkarakter dan menjunjung prinsip-

    prinsip nasionalisme.

    4) Melatih siswa untuk menjadi aktif, komunikatif dan kreatif.

    5) Membentuk siswa yang santun dan berbudaya.

    6) Mewujudkan managemen berbasis sekolah yang transparan.

    7) membentuk kekeluargaan yang harmonis.

  • 48

    4. Daftar Nama Guru dan Mata Pelajaran SMP N 2 Salatiga

    Tabel 3.2

    Daftar Nama Guru dan Mata Pelajaran SMP Negeri 2 Salatiga

    No Nama Guru Mapel

    1 Mudjiati, M.Pd

    NIP. 19730301 199702 2 002

    Kepala Sekolah

    2 Dra Sumidah

    NIP. 19630716 201406 2 001

    Pendidikan Agama Islam

    3 Much Aulia Esa S, S.Pd

    NIP. 19941228 201902 1 003

    Pendidikan Agama Islam

    4 Muhammad Arif S, S.Pd Pendidikan Agama Islam

    5 Ivo Hardita, S.Ag.

    NIP. 19881001 201902 1 002

    Guru Agama Katholik

    6 Sulistyorini, S.Pd.

    NIP. 19700928 199412 2 002

    Bahasa Indonesia

    7 Siswati Banu Astuti

    NIP. 19600125 198103 2 005

    Bahasa Indonesia

    8 Sri Mahmudah, S.Pd

    NIP. 19700610 200501 2 010

    Bahasa Indonesia

    9 Veronika Hartanti, S.Pd

    NIP. 19700905 200501 2 009

    Bahasa Indonesia

    10 Yulita Zuhrotun Nurbiyanti, S.Pd.

    NIP. 19890704 201902 2 004

    Bahasa Indonesia

    11 Sri Wuryanti, S.Pd.

    19600513 198103 2 005

    Bahasa Inggris

    12 Drs. Hari Prayitno

    NIP. 19651204 200012 1 003

    Bahasa Inggris

    13 Ratna Agustina, S.Pd. Bahasa Inggris

  • 49

    NIP. 19840820 201001 2 026

    14 Priyanto, S.Pd.,M.Si.

    NIP. 19800917 200902 1 002

    Bahasa Inggris

    15 F.X Hariyati, S.Pd

    NIP. 19600416 198103 2 004

    Matematika

    16 Dwi Widiyanti, S.Pd

    NIP. 19681209 199203 2 009

    Matematika

    17 Mahmudi, S.Pd

    Mahmudi, S.Pd

    NIP. 19691013 200501 1 004

    Matematika

    18 Kristinawati, M.Pd.

    NIP. 19850321 201001 2 021

    Matematika

    19 Tatik Mari Ati, S.Pd

    NIP. 19640110 198501 2 004

    IPA

    20 M. Abdul Kharis, S.Pd.,M.Si.

    NIP. 19750327 200212 1 010

    IPA

    21 Kadarwati, S.Pd.

    NIP. 19741219 200701 2 010

    IPA

    22 Edy Harijanto, S.Pd.

    NIP. 19700415 201406 1 001

    IPA Fisika

    23 Sri Haryani, S.Pd.

    NIP. 19681222 199903 2 003

    Biologi

    24 Endang Wahyuningsih, S.Pd.

    NIP. 19681205 199412 2 001

    PKN

    25 Yulia Budi Palupi, S.Pd.

    NIP. 19610419 198111 2 002

    PKN

    26 Christiana Sri Budi H., S.Pd.

    NIP. 19651129 199303 2 004

    PKN

    27 Dwi Leksonowati , S.Th Guru PAK

  • 50

    NIP. 19640406 198710 2 001

    28 Sus Harinti, S.Pd

    NIP. 19650501 198903 2 015

    IPS

    29 Nugrah Wahyu Puspita, S.Pd

    NIP. 19701103 199802 2 002

    IPS

    30 Nur Said Irianto, S.Pd

    NIP. 19650404 200501 1 003

    IPS

    31 Paulus Budi Setiyaka, S.Pd

    NIP. 19660630 200212 1 002

    IPS

    32 Woro Tri Harjati, S.Pd

    NIP. 19671229 200312 2 002

    IPS

    33 Ari Supriani, S.Pd.

    NIP. 19741014 201406 2 001

    IPS

    34 Tri Utomo, S.Pd

    NIP. 19741009 200312 1 004

    Guru Ketr. Elektro

    35 Agus Prihananto, S.Kom.

    NIP. 19781013 201001 1 008

    Guru TIK

    36 Nining Tri Habsari, S.Kom.

    NIP. 19791209 201001 2 012

    Guru TIK

    37 Djumarijah, S.Pd

    NIP. 19711210 200212 2 002

    Bahasa Jawa

    38 Dian Sofiana Kurniawati, S.Pd

    NIP. 19790320 200604 2 006

    Bahasa Jawa

    39 Dwiana Hendriyati, S.Pd

    NIP. 19660305 200501 2 002

    Seni Tari

    40 Muhammad Mukhid, S.Sn.

    NIP. 19800121 201001 1 006

    Seni Rupa

    41 Iskandar, S.Pd

    NIP. 19640312 198803 1 019

    Guru OR

    42 Sri Nurhayati, S.Pd. Guru OR

  • 51

    NIP. 19790303 200801 2 014

    43 Eka Chandra Satria, S.Pd.

    NIP. 19891209 201902 1 005

    Guru OR

    44 Anna Annisa, S.Pd.

    NIP. 19930921 201902 2 007

    Guru BK

    45 Yuni Lestariningsih, S.Pd.

    NIP. 19810605 200902 2 003

    Guru BK

    46 Waskitho Asmara Adi, S.Pd

    NIP. 19820428 200604 1 010

    Guru BK

    47 Roosani Nina, S.Pd.

    NIP. 19620407 198603 2 016

    Guru BK

    48 Agus Tri Setyanto, S.Pd.

    NIP. 19600815 198103 1 011

    Guru BK

    (Dokumen Dapodik, Kamis 14 November 2019).

    5. Daftar Jumlah Siswa

    Tabel 3.3

    Daftar Siswa SMP N 2 Salatiga

    No Kelas Jumlah siswa Jumlah seluruh siswa

    1 VII A 30 261

    2 VII B 30

    3 VII C 30

    4 VII D 30

    5 VII E 30

    6 VII F 28

    7 VII G 28

    8 VII H 28

    9 VII I 27

  • 52

    No Kelas Jumlah siswa Jumlah seluruh siswa

    1 VII A 32 252

    2 VII B 32

    3 VII C 32

    4 VIII D 30

    5 VIII E 30

    6 VIII F 32

    7 VIII G 32

    8 VIII H 32

    No Kelas Jumlah siswa Jumlah Seluruh Siswa

    1 IX A 32 222

    2 IX B 30

    3 IX C 32

    4 IX D 32

    5 IX E 32

    6 IX F 32

    7 IX G 32

    Table 3.4

    Daftar Siswa Kelas VII B SMP N 2 Salatiga

    No Nama Siswa Jenis Kelamin

    1 Adelia Dewi Lestari Perempuan

    2 Aditya Rafi Ramadhan Laki-laki

    3 Agnesia Marsyasari Perempuan

    4 Akmal Fachri Abdillah Laki-laki

    5 Andre Kurniawan Laki-laki

  • 53

    6 Arum Reza Khairunnisa Perempuan

    7 Assyifa Dwi Febrianti Perempuan

    8 Attar Abhizta Arundaya Laki-laki

    9 Aulia Chita Anggraeny Perempuan

    10 Daffa Agung Suryana Laki-laki

    11 Dimas Akbar Wicaksono Laki-laki

    12 Dimas Wahyu Wicaksono Laki-laki

    13 Evan Adnan Pratama Laki-laki

    14 Fitriasih Oktafiani L Perempuan

    15 Ghaniyaasinta Anggun A Perempuan

    16 Luluk Ul Karomah Perempuan

    17 Meiraluna Linanty Perempuan

    18 Miftha Nurul Aulia Zahro Perempuan

    19 Muhammad Assakhi Y Laki-laki

    20 Muhammad Farel Adrian Laki-laki

    21 Muhammad Hibban Laki-laki

    22 Munna Nur Insani Perempuan

    23 Mycelia Kartika Ayu C Perempuan

    24 Nahla Ayu Saskia Perempuan

    25 Rajendra Belino Biru W Laki-laki

    26 Safira Ilma Nurhidayah Perempuan

    27 Satrio Ario Wibowo Laki-laki

    28 Sheva Adam Laki-laki

    29 Tatyana Putri Perempuan

    30 Tiara Ayu Anggi Pratiwi Perempuan

  • 54

    B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian

    1. Pra Siklus

    Peneliti melakukan pre test hasil belajar membaca Al Qur’an

    dengan tes baca pada siswa yang bertujuan untuk mengetahui pemahaman

    siswa sebelum dilakukan tindakan menggunakan metode Ummi dan take

    and give selanjutnya melakukan post test setiap diakhir siklus. Adapun

    hasil belajar pra siklus dapat dilihat tabel berikut:

    Tabel 3. 5

    Hasil Belajar Siswa Pra Siklus

    No Nama Nilai Keterangan

    1 Adelia Dewi Lestari 85 Tuntas

    2 Aditya Rafi Ramadhan 60 Belum tuntas

    3 Agnesia Marsyasari 75 Tuntas

    4 Akmal Fachri Abdillah 75 Tuntas

    5 Andre Kurniawan 75 Tuntas

    6 Arum Reza Khairunnisa 80 Tuntas

    7 Assyifa Dwi Febrianti 75 Tuntas

    8 Attar Abhizta Arundaya 35 Belum tuntas

    9 Aulia Chita Anggraeny 70 Belum tuntas

    10 Daffa Agung Suryana 55 Belum tuntas

    11 Dimas Akbar Wicaksono 50 Belum tuntas

    12 Dimas Wahyu Wicaksono 50 Belum tuntas

    13 Evan Adnan Pratama 70 Belum tuntas

    14 Fitriasih Oktafiani L 50 Belum tuntas

    15 Ghaniyaasinta Anggun A 75 Tuntas

    16 Luluk Ul Karomah 75 Tuntas

    17 Meiraluna Linanty 85 Tuntas

  • 55

    18 Miftha Nurul Aulia Zahro 70 Belum tuntas

    19 Muhammad Asakhi Y 60 Belum tuntas

    20 Muhammad Farel Edrian P 75 Tuntas

    21 Muhammad Hibban 50 Belum tuntas

    22 Munna Nur Insani 70 Belum tuntas

    23 Mycelia Kartika Ayu C 85 Tuntas

    24 Nahla Ayu Saskia 75 Tuntas

    25 Rajendra Belino Biru W 70 Belum tuntas

    26 Safira Ilma Nurhidayah 50 Belum tuntas

    27 Satrio Ario Wibowo 45 Belum tuntas

    28 Sheva Adam 70 Belum tuntas

    29 Tatyana Putri S 65 Belum tuntas

    30 Tiara Ayu Anggi Pratiwi 80 Tuntas

    Jumlah 1995

    Rata- rata 66,5

    Data diatas dapat disimpulkan bahwa, siswa yang tuntas dengan

    KBM 75 sebanyak 13 siswa atau 43,33 % dari keseluruhan siswa yang

    berjumlah 30 dan yang belum tuntas sebanyak 17 siswa atau 56,66 % dari

    jumlah siswa yang ada di kelas VII B SMP N 2 Salatiga.

    2. Deskripsi Siklus I

    Proses pelaksanaan siklus I terdapat 4 tahapan, yaitu: perencanaan

    (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing) dan refleksi

    (reflecting). Secara garis besar pelaksanaan siklus I ini dapat

    didiskripsikan sebagai berikut:

  • 56

    a. Perencanaan (Planning)

    1) Guru menentukan sub pokok bahasan pembelajaran yaitu

    menjelaskan hukum tajwid yang terdapat dalam potongan ayat Q.S

    Ar Rahman 33 dan Q.S Al Mujadilah 11.

    2) Mempersiapkan RPP sebagai pedoman dalam proses belajar

    mengajar

    3) Mempersiapkan alat peraga berupa karton dan kartu take and give

    sebagai bahan dalam kegiatan pembelajaran.

    4) Mempersiapkan evaluasi sebagai sarana untuk mengetahui

    kemampuan siswa

    5) Mempersiapkan lembar pedoman penilaian guru guna mengetahui

    perubahan dan pengembangan dalam pembelajaran

    6) Mempersiapkan pengamatan terhadap siswa dengan

    7) Memperhatikan tingkah laku siswa secara teliti pada saat kegiatan

    belajar mengajar

    b. Pelaksanaan (acting)

    Pada tahap pelaksaan ini proses pembelajarann di kelas gur

    sebagai model dengan menggunakan perangkat pembelajaran sesuai

    dengan RPP yang telah didesain, yaitu:

    1) Pendahuluan (15 menit)

    a. Guru membuka pembelajaran dengan Assalamualaikum dan

    berdo’a bersama dipimpin oleh seorang peserta didik dengan

    penuh khidmat.

  • 57

    b. Guru memulai pembelajaran dengan membaca Al Qur’an

    surah/ayat pilihan (nama surat sesuai dengan program

    pembiasaan yang ditentukan sebelumnya).

    c. Guru memperlihatkan kesiapan diri dengan mengisi lembar

    kehadiran dan memeriksa kerapihan pakaian, posisi dan tempat

    duduk disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran.

    2) Kegiatan inti (90 menit)

    a. Mengamati

    1) Peserta didik mengamati guru yang membacakan surat Ar

    Rahman 55:33 dan Al Mujadalah 58:11 dengan fasih yang

    dibantu dengan media visual berupa kertas karton.

    2) Peserta didik menyimak penjelasan guru tentang hukum

    bacaan Al Syamsiyah dan Al Qomariyah.

    b. Menanya

    1) Peserta didik merumuskan pertanyaan tentang bacaan-bacaan

    tajwid dalam Al Quran.

    2) Pesera didik saling mengajukan pertanyaan yang berkaitan

    dengan materi pembelajaran.

    c. Mengumpulkan informasi

    1) Guru membagikan secara acak kartu yang telah dipersiapkan

    yang berisi potongan-potongan ayat Q.S. Ar Rahman (55):33,

    atau Q.S.Al Mujadalah (58):11, atau hadits tentang ilmu

    pengetahuan dan arti dari potongan ayat atau hadits tersebut.

  • 58

    2) Dengan aba-aba guru, peserta didik diminta untuk mencari

    pasangan potongan-potongan kertas yang berisi potongan-

    potongan ayat Q.S. Ar Rahman (55): 33 dan Q.S.Al Mujadalah

    (58): 11dan artinya yang tersebar di antara mereka

    3) Setiap kelompok berkumpul pada kelompoknya masing-masing.

    4) Setiap kelompok berdiskusi tentang tanda-tanda dan cara

    membaca hukum bacaan Al Syamsiyah dan Al Qomariyah.

    5) Setiap kelompok berlatih cara membaca Al Syamsiyah dan Al

    Qomariyah pada ayat-ayat Al Quran.

    d. Mengasosiasi

    1) Siswa diminta melafadzkan potongan ayat / hadits secara

    berurutan sehingga terbaca satu ayat / hadits yang utuh.

    e. Mengkomunikasikan

    1) Setiap kelompok menyampaikan hasil diskusinya di hadapan

    kelompok lain, setelah selesai gantian kelompok lain

    menyampaikan hasil diskusinya.

    2) Setiap kelompok mendemonstrasikan bacaan Al Syamsiyah dan

    Al Qomariyah pada ayat ayat Al Qur’an.

    3) Setiap kelompok memberikan tanggapan terhadap presentasi

    kelompok lainnya.

  • 59

    f. Penutup (15 menit)

    1) Guru memfasilitasi peserta didik membuat simpulan mengenai

    hukum bacaan tajwid hukum bacaan Al Syamsiyah dan Al-

    Qomariyah.

    2) Guru bersama sama para peserta didik melakukan refleksi

    terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan.

    3) Guru memberikan reward kepada kelompok peserta didik terbaik

    5) Guru bersama sama para peserta didik menutup pelajaran dengan

    berdoa.

    c. Pengamatan (observing)

    Kegiatan penelitian ini dilakukan untuk meneliti kegiatan

    belajar siswa dan guru ketika pembelajaran PAI berlangsung di kelas

    dengan menggunakan metode Ummi dan take and give. Penelitian ini

    dilakukan dengan menggunakan lembar observasi kegiatan siswa dan

    guru yang telah disiapkan.

    d. Refleksi (reflecting)

    Setelah dilaksanakan perencanaan, tindakan dan pengamatan,

    maka tahap selanjutnya yang dilaksanakan adalah refleksi dengan

    menggunakan metode Ummi dan take and give. Dengan model

    pembelajaran tersebut apakah dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

    Tahap refleksi ini dilakukan dengan menganalisis hasil tindakan

    seberapa besar tingkat perubahan kemampuan siswa sebelum dan

  • 60

    sesudah dilakukan tindakan dan mengkaji keberhasilan belajar siswa

    sebagai persiapan tindakan sebelumnya.

    Adapun refleksi yang didapatkan dalam pelaksanaan siklus I

    ini adalah penggunaan metode Ummi dan take and give pada siklus ini

    penggunaan metode kurang maksimal, hal ini disebabkan oleh

    beberapa faktor, antara lain:

    1) Pengkodisian siswa dalam berkelompok kurang kondusif.

    2) Guru kurang dalam memerintahkan para siswa untuk melakukan

    latihan membaca yang dilakukan secara berkelompok sehingga ada

    beberapa siswa yang bermain-main sendiri.

    3) Guru selalu menghimbau siswa yang belum tuntas untuk selalu

    diberikan motivasi dan semangat agar siswa mendapatkan nilai

    sesuai dengan KBM.

    Untuk mengatasi hal-hal diatas, perlu adanya tindak lanjut

    untuk meningkatkan keseriusan atau kesungguhan dalam proses

    pembelajaran agar siswa yang belum tuntas untuk lebih bersungguh-

    sungguh dalam mengikuti proses pembelajaran.

    3. Deskripsi Siklus II

    a. Perencanaan (planning)

    Proses pelaksanaan siklus I terdapat 4 tahapan, yaitu:

    perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing)

  • 61

    dan refleksi (reflecting). Secara garis besar pelaksanaan siklus I ini

    dapat didiskripsikan sebagai berikut:

    1) Guru menentukan sub pokok bahasan pembelajaran yaitu

    menjelaskan hukum tajwid Al Qomariyah dan Al Syamsiyah yang

    terdapat dalam potongan ayat Q.S Ar Rahman 33 dan Q.S Al

    Mujadilah 11.

    2) Mempersiapkan RPP sebagai pedoman dalam proses belajar

    mengajar

    3) Mempersiapkan alat peraga berupa karton dan kartu take and give

    sebagai bahan kegiatan pembelajan.

    4) Mempersiapkan evaluasi sebagai sarana untuk mengetahui

    kema