PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI MATERI AKHLAK MULIA...
Transcript of PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI MATERI AKHLAK MULIA...
-
PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI
MATERI AKHLAK MULIA DENGAN METODE PAIR CHECK
PADA SISWA KELAS XII TKR B SMK SARASWATI
SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2018/2019
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban Dan Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan ( S. Pd)
Oleh:
NAILUL FALAH
NIM. 23010-15-0225
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA (IAIN)
SALATIGA
2019
-
PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI
MATERI AKHLAK MULIA DENGAN METODE PAIR CHECK
PADA SISWA KELAS XII TKR B SMK SARASWATI
SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2018/2019
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban Dan Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan ( S. Pd)
Oleh:
NAILUL FALAH
NIM. 23010-15-0225
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA (IAIN)
SALATIGA
2019
-
iv
-
v
-
vi
MOTTO
Artinya: “Karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”
(Qs. Al-Insyirah : 5)
-
vii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya pesembahkan kepada pihak-pihak yang sangat penting dalam
hidupku :
1. Kedua orang tuaku bapak Sarjuni dan ibu Warsini, yang telah
merawatku, menjagaku, menyayangiku, terimakasih atas doa dan
usahamu aku dapat menyelesaikan studiku.
2. Terimakasih kepada kakak-kakakku, Siti Muslikhah beserta keluarga,
Nurul Badriyah beserta keluarga, Nur Laela, Siti Azizah, Nur Cholis
yang tidak lelah memberikan doa, dorongan, semangat, pengorbanan,
serta nasehat di setiap saat.
3. Terimakasih saya ucapkan kepada Ulfatur Rohmah, Mamnukha
Kholiq, Izzatin Nisa‟ yang selalu memberikan semangat demi
terselesaikannya tugas akhir ini.
4. Teman-teman posko 4, 5, 6, KKN IAIN Salatiga 2019 di Desa
Ngombak Kedungjati terimakasih atas motivasi, dukungan serta canda
tawa yang telah engkau berikan kepadaku selama 45 hari.
5. Teman-teman PPL SMK Saraswati Salatiga, terimakasih atas motivasi
yang telah engkau berikan kepadaku.
6. Teman-teman IAIN Salatiga angkatan 2015.
7. Kepada pihak-pihak yang telah membantu yang tidak bisa penulis
sebutkan satu persatu, terimakasih penulis ucapkan telah membantu
terselesainya skripsi ini.
-
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu‟alaikum wr.wb.
Puji syukur bagi Allah SWT yang mengetahui segala kesulitan hambanya,
serta memberikan rahmat dan hidayah-Nya yang senantiasa mengalir pada hamba-
Nya, sehingga penulis diberikan kelancaran dan kemudahan dalam
menyelesaikan skripsi. Shalawat serta salam kita haturkan kepada junjungan kita
nabi besar Muhammad Saw, yang senantiasa kita nanti-nantikan syafa‟atnya hari
ini hingga yaumul qiyamah nanti.
Penulisan skripsi ini disusun guna memenuhi syarat memperoleh gelar
sarjana pendidikan. Adapun judul skripsi ini adalah “ Peningkatan Hasil Belajar
PAI Materi Akhlak Mulia Dengan Metode Pair Check Pada Siswa Kelas XII TKR
B SMK Saraswati Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019”.
Penulisan skripsi ini tidak akan terselesikan tanpa bantuan dari berbagai
pihak yang telah berkenaan membantu dan memberikan motivasi, dorongan baik
moril maupun materiil dalam penulisan skripsi ini. oleh karena itu penulis
mengucapakan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M. Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M. Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan.
-
ix
3. Ibu Siti Rukhayati, M. Ag., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama
Islam dan Dosen Pembimbing skripsi yang telah meluangkan
waktunya serta mencurahkan tenaga dan fikirannya untuk
membimbing, mengarahkan dalam penulisan skripsi ini mulai dari
awal penyusunan hingga terselesaikannya skripsi ini.
4. Ibu Noor Malihah, S. Pd., M. Hum., Ph.D. selaku Dosen Pembimbing
Akademik.
5. Bapak Drs. H. Edy Triyanto Basuki, M. Pd selaku Kepala Sekolah
SMK Saraswati Salatiga.
6. Bapak Drs. M. Arifin selaku Waka Kurikulum SMK Saraswati
Salatiga.
7. Ibu Wiwik Kurniawati, S. Pd selaku Guru Pendidikan Agama Islam di
SMK Saraswati Salatiga.
8. Seluruh Dosen dan Karyawan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Prodi PAI IAIN SALATIGA yang telah berkenan memberikan ilmu
pengetahuan dan pelayanan administrasi kepada penulis sehingga
penulis dapat menyelesaikan studi dengan baik.
9. Kepada pihak-pihak yang telah membantu yang tidak bisa penulis
sebutkan satu persatu, terimakasih penulis ucapkan telah membantu
terselesainya skripsi ini.
-
x
Penulis menyadari bahwa tulisan ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
penulis senantiasa mengharapkan masukan dan kritik yang membangun dari
pembaca. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan para
pembaca pada umumnya.
Akhirnya hanya kepada Allah SWT. Penulis memohon petunjuk dan
berserah diri memohon ampunan dan rahmatNya.
Wassalamu‟alaikum wr.wb.
Salatiga, 12 Maret 2019
Penulis,
Nailul Falah
NIM 23010-15-0225
-
xi
ABSTRAK
Falah, Nailul. Peningkatan Hasil Belajar PAI Materi Akhlak Mulia Dengan
Metode Pair Check Pada Siswa Kelas XII TKR B SMK Saraswati Salatiga
Tahun Pelajaran 2018/2019. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Salatiga. Pembimbing: Siti Rukhayati, M. Ag.
Kata Kunci: Hasil Belajar, Pendidikan Agama Islam, Metode Pair Check
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penerapan metode
pair check dapat meningkatkan hasil belajar PAI materi akhlak mulia pada siswa
kelas XII TKR B SMK Saraswati Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019?
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian ini terdiri
dari dua siklus. Langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas
ini yaitu: perencanaan, tindakan, pengamatan, refleksi. Dalam analisis data
menggunakan pendekatan kuantitatif.
Hasil penelitian ini menunjukkan terjadinya peningkatan hasil belajar
siswa dari tiap siklusnya. Pada pra siklus dari 36 siswa yang tuntas 10 siswa
dengan persentase 27,78%, sedangkan yang belum tuntas 26 siswa dengan
persentase 72,22% dengan rata-rata 64,72. Setelah pelaksanaan siklus I
mengalami peningkatan sebanyak 17 siswa yang mendapat nilai tuntas dengan
persentase 47,22%, sedangkan yang belum tuntas 19 siswa dengan persentase
52,78% dengan rata-rata 69,44. Diadakan lagi pada siklus II, terjadi peningkatan
sebanyak 33 siswa mendapat nilai tuntas dengan persentase 91,67% dan yang
belum tuntas 3 siswa dengan persentase 8,33% dengan rata-rata 83. Jadi metode
pair check dapat meningkatkan hasil belajar PAI materi akhlak mulia pada siswa
kelas XII TKR B SMK Saraswati Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019.
-
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................
HALAMAN BERLOGO .............................................................................
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..........................................
HALAMAN PENGESAHAN......................................................................
HALAMAN BERJUDUL ............................................................................
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAN PUBLIKASI ....................
HALAMAN MOTTO ..................................................................................
HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................
KATA PENGANTAR .................................................................................
ABSTRAK ..................................................................................................
DAFTAR ISI ................................................................................................
DAFTAR TABEL ........................................................................................
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................
B. Rumusan Masalah ............................................................................
C. Tujuan Penelitian .............................................................................
D. Kegunaan Penelitian ........................................................................
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ..............................
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
xi
xii
xiii
xv
xvi
xvii
1
6
6
6
8
9
-
xiii
F. Definisi Operasional ........................................................................
G. Metode Penelitian ............................................................................
H. Sistematika Penulisan ......................................................................
BAB II LANDASAN TEORI
A. Hasil Belajar .....................................................................................
1. Pengertian Hasil Belajar ..............................................................
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar........................
B. Pendidikan Agama Islam .................................................................
1. Fungsi Pendidikan Agama Islam .................................................
2. Tujuan Pendidikan Agama Islam ................................................
C. Akhlak Mulia ..................................................................................
1. Pengertian Akhlak Mulia .............................................................
2. Manfaat Akhlak Mulia ................................................................
3. Materi Akhlak Mulia ...................................................................
D. Metode Pair Check ..........................................................................
E. Kajian Materi Penelitian ..................................................................
F. Kajian Pustaka..................................................................................
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMK Saraswati Salatiga .....................................
B. Tempat, Waktu, dan Subjek Penelitian ............................................
C. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian .....................................................
1. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ....................................................
2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ..................................................
11
21
23
23
28
34
35
37
38
38
41
42
50
51
52
56
65
67
67
72
-
xiv
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian ................................................................
1. Pra Siklus .....................................................................................
2. Siklus I .........................................................................................
3. Siklus II .......................................................................................
B. Pembahasan ......................................................................................
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .....................................................................................
B. Saran ...............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
77
77
81
87
93
97
98
-
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Data Sarana dan Prasarana SMK Saraswati Salatiga
Tabel 3.2 Data Sarana dan Prasarana SMK Saraswati Salatiga
Tabel 3.3 Data Nama Guru SMK Saraswati Salatiga
Tabel 3.4 Daftar Nama Karyawan SMK Saraswati Salatiga
Tabel 4.1 Daftar Nilai Hasil Belajar Pra Siklus Materi Akhlak Mulia
Tabel 4.2 Data Nilai KKM Pra Siklus
Tabel 4.3 Daftar Nilai Hasil Belajar Siklus I Materi Akhlak Mulia
Tabel 4.4 Data Perolehan Nilai KKM Siklus I
Tabel 4.5 Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus I
Tabel 4.6 Lembar Observasi Siswa Siklus I
Tabel 4.7 Daftar Nilai Hasil Belajar Siklus II Materi Akhlak Mulia
Tabel 4.8 Data Perolehan Nilai KKM Siklus II
Tabel 4.9 Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus II
Tabel 4.10 Lembar Observasi Siswa Siklus II
Tabel 4.11 Data Nilai Rata-rata Antar Siklus Materi Akhlak Mulia
Tabel 4.12 Data Ketuntasan KKM Siswa Antar Siklus Materi Akhlak
Mulia
-
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Bagan Rancangan Pelaksanaan PTK
Gambar 4.1 Diagram Batang Presentase Ketuntasan Nilai Pra Siklus
Gambar 4.2 Diagram Batang Presentase Ketuntasan Nilai Siklus I
Gambar 4.3 Diagram Batang Presentase Ketuntasan Nilai Siklus II
Gambar 4.4 Diagram Batang Data Nilai Rata-rata Antar Siklus Materi
Akhlak Mulia
Gambar 4.5 Diagram Batang Ketuntasan KKM Siswa Antar Siklus Materi
Akhlak Mulia
Gambar 6. Guru Menjelaskan Metode Pair Check
Gambar 7. Guru Membagi kelompok untuk melaksanakan metode pair
check
Gambar 8. Guru Membagi Kertas Yang Berisi Soal Metode Pair Check
Gambar 9. Guru Mengecek siswa dalam berdiskusi.
Gambar 10. Siswa Bermain Peran Sebagai Pelatih dan Partner
Gambar 11. Siswa Bertukar Peran
Gambar 12. Foto Bersama Kelas XII B TKR SMK Saraswati Salatiga
-
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 RPP Siklus I, II
Lampiran 2 Daftar Nama Siswa Kelas XII TKR B SMK Saraswati
Salatiga
Lampiran 3 Soal-soal Tes
Lampiran 4 Daftar SKK
Lampiran 5 Surat Pembimbingan
Lampiran 6 Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 7 Surat Balasan Penelitian
Lampiran 8 Lembar Konsultasi Skripsi
Lampiran 9 Hasil Belajar Siswa
Lampiran 10 Dokumentasi
Lampiran 11 Daftar Riwayat Hidup
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam UUSPN no. 20 tahun 2003 pendidikan diartikan sebagai usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara (Lutfiah,dkk. 2011:218). Tujuan pendidikan
yakni untuk mengubah diri manusia ke hal yang lebih baik dan dapat berperan
di lingkungan masyarakat. Untuk mencapai tujuan tersebut banyak pihak yang
menggantungkannya kepada pendidik atau guru dan guru mempunyai peran
yang sangat penting dalam mencetak generasi penerus bangsa yang
cendekiawan termasuk di dalamnya yaitu guru agama. Seorang guru atau
pendidik dituntut untuk menjalankan tugasnya secara profesional dan
proporsional, sehingga dapat memberikan bimbingan jiwa peserta didiknya
dengan ilmu serta meluruskan akhlaknya.
Pendidikan Islam merupakan kebutuhan manusia, karena sebagai
makhluk pedagogis manusia dilahirkan dengan membawa potensi dapat dididik
dan mendidik sehingga mampu menjadi khalifah di bumi, serta pendukung dan
pemegang kebudayaan (Majid dan Andayani, 2004:130). Pendidikan agama
Islam di berikan kepada anak sejak berada dalam kandungan, taman kanak-
kanak hingga perguruan tinggi, karena dengan diberikan pendidikan agama
-
2
Islam anak akan mempunyai akhlak yang lebih baik lagi, dapat bersosialisasi di
masyarakat dengan baik, mengamalkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari,
dan semakin rajin beribadah kepada Allah SWT. Pendidikan Islam mengarah
pada pembentukan kepribadian yang baik (akhlakul karimah) pada peserta
didik yang berdasarkan pada ajaran agama Islam. Akhlak atau budi pekerti
merupakan hal penting yang harus diajarkan pada peserta didik.
Belajar adalah proses untuk mengetahui, menyampaikan,
memperoleh keterampilan, dan mengalami perubahan tingkah laku baik dari
perkataan maupun perbuatan. Perubahan yang ditampilkan akan berbeda
sebelum siswa itu belajar dan setelah siswa itu belajar. Perubahan akan
dialami siswa setelah melakukan pembelajaran dikelas dan di dampingi oleh
seorang pendidik. Pembelajaran merupakan suatu sistem instruksional yang
mengacu pada seperangkat komponen yang saling bergantung satu sama lain
untuk mencapai tujuan. Komponen sistem pembelajaran meliputi: tujuan,
bahan, peserta didik, guru, metode, situasi, dan evaluasi. semua komponen di
organisasikan sehingga antar sesama komponen terjadi kerja sama (Hamruni,
2012:11).
Tugas seorang guru adalah mengajar dan guru harus menyadari
bahwa mengajar itu mempunyai sifat yang sangat kompleks karena melibatkan
aspek pedagogis, psikologis dan didaktis secara bersamaan. Dari ketiga aspek
tersebut mempunyai taraf perkembangan yang berbeda satu dengan lainnya.
Tugas guru dalam pembelajaran tidak terbatas hanya dalam penyampaian
informasi kepada peserta didik. Sesuai dengan perkembangan zaman dan
-
3
teknologi yang semakin canggih guru dituntut untuk memiliki kemampuan dan
kreativitas agar mampu memahami peserta didiknya yang mempunyai beragam
keunikannya agar mampu membantu mereka dalam menghadapi kesulitan
belajar. Dalam pada itu guru dituntut memahami berbagai model pembelajaran
efektif agar dapat membimbing peserta didik secara optimal (Mulyasa,
2010:21). Terkait dengan hal tersebut seringkali guru dalam mengajar tidak
membuat persiapan mengajar sehingga guru mengambil jalan pintas dalam
pembelajaran, hal tersebut memberikan dampak yang tidak baik bagi guru itu
sendiri maupun peserta didik. Untuk mengatasi hal tersebut, guru hendaknya
memandang suatu pembelajaran sebagai sistem, apabila satu komponen sistem
itu terganggu maka akan mengganggu seluruh sistem tersebut. Menjadi seorang
guru yang profesional harus melakukan persiapan pembelajaran terlebih dahulu
dan merevisi pembelajaran sesuai kebutuhan peserta didik dan perkembangan
zaman.
Materi akhlak mulia adalah salah satu materi yang diajarkan di kelas
XII, akhlak mulia merupakan tujuan pokok dalam pendidikan akhlak Islam ini.
Menurut Mahmud (2004:159), Tujuan pendidikan akhlak dalam Islam adalah
agar manusia berada dalam kebenaran dan senantiasa berada dijalan yang
lurus, jalan yang telah digariskan oleh Allah SWT, inilah yang akan
mengantarkan manusia kepada kebahagiaan dunia dan akhirat. Secara garis
besar pendidikan akhlak Islam ingin mewujudkan masyarakat yang beriman
yang senantiasa berjalan diatas kebenaran. Masyarakat yang konsisten dengan
nilai-nilai keadilan, kebaikan dan musyawarah. Di samping itu pendidikan
-
4
Islam juga bertujuan menciptakan masyarakat yang berwawasan, demi
tercapainya kehidupan manusia yang berlandaskan pada nilai-nilai humanisme
yang mulia.
Dalam proses belajar mengajar komunikasi antara guru dan siswa itu
sangat di perlukan untuk membangkitkan minat siswa dalam suatu
pembelajaran. Fungsi pendidikan yang paling penting yaitu dapat membuat
siswa mau belajar dan dapat belajar. Dalam hal ini pendidik dituntut untuk
memiliki kreativitas dalam kegiatan proses belajar, strategi kreasi intelektual
dan strategi kognitif daripada informasi verbal. Dengan cara mengajar yang
demikian, strategi belajar tersebut diharapkan dapat menghasilkan interaksi dan
keterlibatan yang maksimal bagi siswa dalam belajar, dan untuk menumbuhkan
keaktifan siswa saat proses pembelajaran berlangsung (Thoha, 1996:54).
Sekolah belum menyadari bahwa sebenarnya sekolah itu mempunyai
potensi yang dapat dikembangkan supaya sekolahannya maju dan berkembang
dengan baik, sebab sekolah tersebut mempunyai peserta didik dengan kualitas
yang baik, sarana lengkap, pendidikan yang cukup baik, akan tetapi interaksi
belajar mengajar yang masih semrawut akibat salah urus dalam mengelola
kelas. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengelola dan
mengorganisasi kelas, supaya muncul kelompok belajar mengajar yang aktif
dan interaktif sehingga suasana kelas menjadi hidup atau aktif ketika proses
belajar mengajar berlangsung.
-
5
. Keberhasilan proses belajar mengajar dipengaruhi beberapa faktor,
baik itu secara internal maupun eksternal dari guru maupun dari peserta didik
itu sendiri. Tidak hanya guru dan siswa dalam menunjang keberhasilan proses
belajar mengajar tapi metode belajar juga menentukan aspek keberhasilan
belajar. Pemilihan metode yang tepat sesuai dengan materi dan karakteristik
siswa baik secara psikologis maupun jasmani. Untuk itu diperlukan keahlian
seorang guru dalam menentukan metode pembelajaran. Kesalahan dalam
pemilihan metode akan mengakibatkan tidak maksimalnya pemahaman siswa
dan menyebabkan tidak maksimalnya pencapaian materi dan tujuan. Di kelas
XII TKR B SMK Saraswati Salatiga, dalam proses pembelajaran guru
menggunakan metode ceramah dan diskusi sehingga siswa merasa bosan,
ngantuk, dan siswa yang duduk dibelakang pada ramai sendiri, dengan
terjadinya masalah tersebut banyak siswa yang tidak begitu aktif dalam
pembelajaran dan tidak ada timbal balik antara guru dan siswa, belum adanya
variasi metode pembelajaran yang baru untuk membangkitkan minat siswa
dalam pembelajaran.
Penggunaan metode yang tepat dan menyenangkan akan
meningkatkan hasil belajar yang sesuai dengan KKM yang telah ditetapkan
yaitu 75 untuk pelajaran pendidikan agama Islam. Apabila siswa yang
mendapatkan nilai di bawah KKM yang telah ditetapkan maka diadakan
remidial, pengalaman belajar yang terjadi menumbuhkan gagasan baru dan
solusi untuk masalah tersebut bagaimana menemukan cara siswa memiliki
peran dan menggali potensi siswa sehingga dapat meningkatkan hasil beajar
-
6
siswa yang memuaskan. Berdasarkan masalah yang sudah disampaikan diatas,
maka penulis melakukan penelitian yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar
PAI Materi Akhlak Mulia Dengan Metode Pair Check Pada Siswa Kelas XII
TKR B SMK Saraswati Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan
masalah “ Apakah penerapan metode pair check dapat meningkatkan hasil
belajar PAI materi akhlak mulia pada siswa kelas XII TKR B SMK Saraswati
Salatiga tahun pelajaran 2018/2019? ”.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang di harapkan oleh peneliti yaitu untuk mengetahui peningkatan
hasil belajar PAI materi akhlak mulia dengan menggunakan metode pair check
pada siswa kelas XII TKR B SMK Saraswati Salatiga tahun pelajaran
2018/2019.
D. Kegunaan Penelitian
1. Manfaat teoritis:
a. Untuk mengetahui hasil implementasi metode pair check sebagai upaya
meningkatkan hasil belajar siswa materi akhlak mulia.
b. Untuk menjadi acuan dasar bagi peneliti selanjutnya.
c. Menambah wawasan pengetahuan seorang pendidik, sehingga dapat
memperbaiki proses pembelajaran dikelas.
-
7
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
(1) Membantu guru untuk melakukan refleksi diri guna memperbaiki
proses belajar mengajar.
(2) Dengan menggunakan metode pembelajaran guru dapat
memperbaiki praktik-praktik pembelajarannya agar lebih efektif.
(3) Dengan adanya PTK, guru dapat merasakan, menghayati,
mengetahui, melihat secara langsung apakah selama pembelajaran
berlangsung memiliki efektivitas yang tinggi atau tidak.
(4) Dapat meningkatkan profesionalisme guru dalam memperbaiki
proses belajar-mengajar yang berdampak pada meningkatnya rasa
percaya diri dalam melaksanakan tugas.
(5) Menciptakan suasana belajar yang bebas dan menyenangkan
sehingga menimbulkan sikap antusiasme siswa saat proses
pembelajaran.
b. bagi siswa;
(1) Siswa menjadi aktif dan menyenangkan saat proses pembelajaran
berlangsung, dan siswa menjadi lebih percaya diri ketika menjawab
pertanyaan dari guru.
(2) Siswa menjadi tahu tentang metode pair check dan meningkatkan
pemahaman siswa tentang mata pelajaran pendidikan agama Islam.
(3) Meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah,
membuat keputusan dan memperoleh keterampilan.
-
8
c. Bagi sekolah:
(1) Menjadikan alat untuk evaluasi, untuk meningkatkan efektifitas
pembelajaran.
(2) Menjadikan sekolah sebagai rujukan sekolah-sekolah lain.
(3) Penelitian ini dapat digunakan untuk memperbaiki pendidikan dan
meningkatkan kualitas para pendidik.
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Tindakan
Secara teknis, hipotesis dapat didefinisikan sebagai pernyataan
mengenai populasi yang akan diuji kebenarannya berdasarkan data yang
diperoleh dari sampel penelitian. Sedangkan hipotesis penelitian adalah
jawaban sementara terhadap masalah penelitian, yang kebenarannya masih
harus diuji secara empiris (Suryabrata, 1983:69). Penyusunan hipotesis
diperlukannya acuan teori atau fakta, untuk itu di perlukan studi
pendahuluan dalam rangka mencari berbagai informasi baik studi
dokumenter, studi kepustakaan dan studi lapangan. Dalam penelitian ini
hipotesis yang penulis tegaskan adalah: “ Dengan penerapan metode pair
check dapat meningkatkan hasil belajar pai materi akhlak mulia pada siswa
kelas XII TKR B SMK Saraswati Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019.
-
9
2. Indikator Keberhasilan
Penerapan metode pair check dikatakan berhasil apabila indikator
dapat tercapai, adapun indikator keberhasilan yang dirumuskan adalah
hasil belajar dikatakan meningkat atau berhasil apabila secara klasikal
siswa mencapai 85% dan secara individual siswa mencapai nilai sesuai
KKM yaitu 75 yang ditetapkan di kelas XII TKR B SMK Saraswati
Salatiga.
F. Definisi Operasional
1. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan
tindak mengajar (Mudjiono, 2002: 3). Hasil belajar adalah tingkat
penguasaan suatu pengetahuan yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti
program belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang di
tetapkan (Umiarso dan Imam Gojali, 2010:240). Hasil belajar merupakan
tercapainya penguasaan materi dalam suatu mata pelajaran tertentu. Hasil
belajar siswa dapat diketahui dengan dilakukan test setelah materi
pelajaran di ajarkan, hasil belajar meningkat apabila nilai siswa diatas
KKM yang telah ditetapkan oleh sekolah yaitu 75 untuk pelajaran
pendidikan agama Islam. Dengan adanya hasil belajar membuat siswa
lebih rajin untuk belajar di sekolah maupun dirumah agar hasilnya lebih
meningkat.
-
10
2. Pendidikan Agama Islam
Pendidikan agama Islam adalah usaha sadar yang dilakukan
pendidik dalam rangka mempersiapkan peserta didik untuk menyakini,
memahami, dan mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran atau pelatihan yang telah ditentukan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan (Majid dan Andayani, 2004: 132). Menurut Zakiyah
Darajat (1987: 87) pendidikan agama Islam adalah suatu usaha untuk
membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami
ajaran Islam secara menyeluruh.
Jadi menurut penulis pendidikan agama Islam adalah upaya sadar
dan terencana yang dilakukan pendidik kepada peserta didik untuk
memahami seluruh ajaran agama Islam melalui proses kegiatan
bimbingan, pengajaran atau pelatihan yang bersumber dari Al-qur‟an dan
Hadist dan berguna untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
3. Materi Akhlak Mulia
Akhlak adalah sifat-sifat yang dibawa manusia sejak lahir yang
tertanam dalam jiwanya dan selalu ada padanya. Sifat itu dapat lahir
berupa perbuatan baik, disebut akhlak yang mulia, atau perbuatan buruk
disebut akhlak yang tercela (Asmaran, 2002: 1). Materi yang berkaitan
dengan perilaku akhlak mulia, antara lain:
a. Adil, yaitu nilai-nilai kemanusiaan yang harus ada pada diri manusia
untuk mewujudkan sikap yang seimbang, benar, tebusan, atau
memberikan segala sesuatu kepada yang berhak.
-
11
b. Rida, yaitu sikap menerima segala ketentuan Allah swt, tenang dalam
menghadapi cobaan dengan senantiasa berusaha, dan tidak mudah putus
asa.
c. Amal Saleh, yaitu perbuatan kebajikan yang dilandasi Iman kepada
Allah swt dengan niat memperoleh rida-Nya.
4. Metode Pair Check
Pair Check merupakan metode pembelajaran berkelompok antara
dua orang atau berpasangan yang dipopulerkan oleh spencer kagan pada
1990. Model ini menerapkan pembelajaran kooperatif yang menuntut
kemandirian dan kemampuan siswa dalam menyelesaikan persoalan.
Metode ini juga melatih tanggung jawab sosial siswa, kerja sama, dan
kemampuan memberikan penilaian (Huda, 2013: 211).
G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Menurut Ridwan & Sudiran dalam bukunya Penelitian Tindakan
Kelas Pengembangan Profesi Guru (2016:31), menggunakan tahapan PTK
model Kemmis dan Mc Taggart sebagai berikut:
a. Rencana
Merupakan rancangan tindakan yang akan dilakukan untuk
memperbaiki, meningkatkan, atau merubah perilaku dan sikap sebagai
usulan solusi permasalahan. pada tahap ini dilakukannya persiapan
materi akhlak mulia, diantarnya:
-
12
(1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) pada tiap
siklusnya.
(2) Membuat konsep pembelajaran
(3) Menyiapkan bahan pembelajaran metode Pair Check
b. Tindakan
Merupakan apa yang dilakukan oleh guru sebagai upaya perbaikan,
peningkatan, atau perubahan yang diinginkan. Pada saat melakukan
tindakan guru menggunakan metode pembelajaran pair check untuk
meningkatkan hasil belajar siswa, sehingga hasilnya meningkat. Dalam
menggunakan metode pertama, guru menerangkan pelajaran materi
akhlak mulia kemudian guru membagi kelompok dan memberikan soal
kepada kelompok, satu kelompok dua orang siswa satu sebagai
penjawab soal dan satunya lagi sebagai pengecheck jawaban. Siswa
yang berhasil menjawab dan mendapatkan kupon banyak berhak
mendapatkan reward dari guru.
c. Observasi ( pengamatan)
Merupakan kegiatan pengamatan atas tindakan yang dilaksanakan
atau dikenakan terhadap siswa. Dalam observasi ini guru mengamati
langsung penerapan metode pair check dalam pembelajaran. Untuk
mengetahui hasil penerapan metode pair check maka peneliti akan
mengadakan teknik tes dan lembar observasi pengamatan yang telah di
persiapkan selama kegiatan belajar mengajar berlangsung.
d. Refleksi
-
13
Merupakan kegiatan mengkaji, melihat dan mempertimbangkan
proses yang dilakukan dalam kaitannya dengan hasil atau dampak dari
tindakan. Refleksi dilakukan untuk memperbaiki pelaksanaan tindakan
sesuai hasil evaluasi yang nantinya akan digunakan pada siklus
berikutnya (Kunandar, 2011:99). Kegiatan refleksi ini untuk
menemukan kelebihan dan kekurangan tindakan yang telah
dilaksanakan, dan menganalisis pengaruh yang terjadi setelah
menggunakan tindakan. Hasil refleksi dapat digunakan guru untuk
megevaluasi metode pembelajaran yang telah digunakan, membuat
revisi perencanaan pembelajaran untuk memperbaiki proses belajar
mengajar di siklus berikutnya, meningkatkan kinerja sebagai seorang
pendidik.
Gambar 1.1 Bagan Rancangan Pelaksanaan PTK
-
14
2. Subjek dan Lokasi Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XII TKR B SMK Saraswati
Salatiga tahun pelajaran 2018/2019, dengan jumlah 36 siswa laki-laki
semua. Lokasi penelitian di laksanakan di SMK Saraswati Salatiga.
3. Langkah-langkah Penelitian
Langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas
ini menggunakan model Kemmis dan Mc Taggart, yang meliputi dua
siklus Setiap siklusnya meliputi empat tahap yaitu, rencana, tindakan,
pengamatan dan refleksi. Pelaksanaan siklus I akan di uraikan sebagai
berikut:
a. Siklus I
1) Perencanaan.
a) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) materi
akhlak mulia pada siklus I.
b) Membuat lembar observasi/pengamatan terhadap guru dan
siswa.
c) Menyiapkan lembar soal untuk melaksanakan tes materi
akhlak mulia.
2) Tindakan
a) Kegiatan awal
Guru mengawali pelajaran dengan berdoa, memberikan
motivasi, periksa kerapian.
b) Kegiatan Inti
-
15
(1) Guru menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan
pembelajaran.
(2) Guru melakukan pre test terkait materi yang akan
dipelajari yakni akhlak mulia.
(3) Guru menjelaskan materi akhlak mulia yaitu tentang
pengertian adil, rida, dan amal saleh.
(4) Guru menjelaskan tentang langkah-langkah metode pair
check
(5) Guru membentuk kelompok masing-masing kelompok
ada 4 siswa, dalam satu tim kelompok ada 2 pasangan
yang dibebani satu peran yang berbeda, yakni partner
dan pelatih atau pengecek. Siswa yang berhasil
menjawab pertanyaan dengan benar akan mendapatkan
kupon dari guru
c) Kegiatan Penutup
Guru menyimpulkan materi pembelajaran, memberikan
evaluasi berupa tes untuk mengetahui hasil belajar.
3) Pengamatan
Mengamati guru dan peserta didik pada saat pembelajaran
di laksanakan dengan menggunakan lembar observasi, untuk
mengetahui kelemahan-kelemahan penggunaan metode pair check
saat pembelajaran berlangsung
-
16
4) Refleksi
Kegiatan refleksi ini untuk mengetahui apakah ada proses
perubahan dalam menggunakan metode pair check saat
pembelajaran berlangsung. Setelah memperoleh data hasil
observasi peneliti melakukan analisis pebaikan perencanaan pada
pembelajaran siklus II.
b. Siklus II
Setelah mengetahui kelemahan-kelemahan siklus I maka
dilakukan perbaikan pada siklus II. Pelaksanaan siklus II merupakan
hasil refleksi dari siklus I pelaksanaan siklus II melalui empat tahap
yaitu: perencanaan, tindakan, pengamatan, refleksi yang akan diuraikan
sebagai berikut:
1) Perencanaan
a) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) materi akhlak
mulia pada siklus II, dengan melihat kelemahan dan kekurangan
yang terjadi saat pembelajaran yang dilaksanakan pada sikus I.
b) Membuat lembar observasi/pengamatan terhadap guru dan siswa.
c) Menyiapkan lembar soal untuk melaksanakan tes materi akhlak
mulia.
2) Tindakan
a) Kegiatan awal
Guru mengawali pelajaran dengan berdoa, memberikan
motivasi, periksa kerapian.
-
17
b) Kegiatan inti
(1) Guru memberikan contoh perilaku adil, rida, dan amal saleh
dalam kehidupan sehari-hari dan di masyarakat.
(2) Guru membentuk kelompok masing-masing kelompok ada 4
siswa, dalam satu tim kelompok ada 2 pasangan yang
dibebani satu peran yang berbeda, yakni partner dan pelatih.
(3) Guru memberikan pertanyaan pada masing-masing
kelompok.
(4) Guru membimbing dan memberi arahan atas jawaban dari
berbagai soal.
(5) Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya
tentang materi akhlak mulia.
c) Kegiatan Penutup
Guru menyimpulkan materi yang sudah dipelajari dan
memberikan tes evaluasi siklus II.
3) Pengamatan
Dalam kegiatan pengamatan ini untuk mengetahui adanya
perubahan yang terjadi pada siswa yaitu: siswa menjadi berperan
aktif dalam pembelajaran, siswa menjadi aktif bertanya dan hasil
belajar yang di peroleh semakin meningkat.
4) Refleksi
Penelitian tindakan kelas pada tahap refleksi ini sudah
dilaksanakan sesuai dengan perencanaan dan pengamatan yang
-
18
dilakukan peneliti pada saat proses pembelajaran berlangsung.
Adanya peningkatan pada hasil belajar siswa dalam penggunaan
metode pair check pada materi akhlak mulia, selain itu siswa
juga sudah mulai aktif dalam pembelajaran, siswa mulai
memperhatikan penjelasan guru.
4. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam PTK meliputi observasi, wawancara, tes,
dan dokumentasi yang akan diuraikan sebagai berikut:
a. Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara
pengamatan terhadap objek (benda, peristiwa) diikuti dengan
pencatatan secara cermat. Observasi ini dilaksanakan untuk mengetahui
gambaran umum tentang objek yang diteliti, untuk memperoleh data-
data yang diperlukan. Observasi sangat di perlukan dalam sebuah
penelitian, dalam observasi ini peneliti terjun langsung untuk melihat
situasi pembelajaran yang berlangsung dan mengamati proses jalannya
siklus awal sampai siklus akhir.
b. Tes
Tes adalah sejumlah pertanyaan yang disampaikan pada seseorang
atau sejumlah orang untuk mengungkapkan keadaan atau tingkat
perkembangan salah satu atau beberapa aspek psikologis di dalam
dirinya. Aspek psikologis dapat berupa prestasi atau hasil belajar,
minat, bakat, kecerdasan (Kunandar, 2011:186). Tes dilaksanakan
-
19
setelah penyampaian materi selesai untuk mengevaluasi pemahaman
siswa terhadap materi yang sudah di ajarkan setelah menggunakan
tindakan, tes yang diberikan kepada siswa berupa tes uraian yang harus
dijawab siswa dalam bentuk uraian tertulis.
c. Dokumentasi
Dokumentasi ini diambil saat siswa melakukan proses kegiatan
pembelajaran dikelas, dan hal-hal yang dibutuhkan saat melakukan
penelitian misalnya, daftar absensi siswa, daftar nilai siswa, foto selama
kegiatan dan gambaran umum tentang SMK Saraswati Salatiga.
5. Instrumen Penelitian
Instumen yang digunakan pada saat melakukan penelitian sebagai
berikut:
a. Lembar Observasi Siswa
Lembar pengamatan ini dilakukan saat proses pembelajaran
berlangsung di kelas XII TKR B dan untuk mengetahui bagaimana
proses penerapan metode pair check. Dengan adanya lembar observasi
dapat diketahui kekurangan dan kendala dalam penerapan metode pair
check.
b. Soal test
Untuk mengetahui hasil belajar siswa diadakan evaluasi dengan cara
tes tertulis, test ini dilakukan setelah siswa mempelajari materi akhlak
mulia, kemudian diadakan tes untuk mengukur kemampuan siswa
dalam memahami mata pelajaran yang telah diajar.
-
20
6. Analisis Data
Pada penelitian tindakan kelas ini, menggunakan analisis deskripsi
kualitatif, yaitu metode penelitian yang memaparkan keaslian data yang
bertujuan untuk mengetahui hasil belajar yang dapat dicapai siswa serta
untuk mengetahui minat dan aktivitas siswa ketika proses pembelajaran
berlangsung. Penelitian ini juga menggunakan pendekatan kuantitatif
untuk menganalisis data berupa angka-angka (statistik), sebagai bahan
pendukung penelitian kuantitatif yang sifatnya deskriptif. Analisis data
untuk mengetahui keefektifan metode yang digunakan pada proses
pembelajaran, hasil analisis ini digunakan untuk kegiatan refleksi pada tiap
siklusnya serta untuk melakukan perencanaan lanjut ke siklus berikutnya.
Analisis data ini untuk mengukur tingkat keberhasilan atau
presentase ketuntasan belajar siswa pada setiap siklusnya, dengan KKM
yang telah ditentukan pada mata pelajaran pendidikan agama Islam yaitu
75. Untuk mengetahui ketuntasan belajar maka diadakan tes hasil belajar.
Menurut Aqib (2009: 204) analisis ini dapat dihitung menggunakan
statistik sederana, yaitu sebagai berikut:
a. Penilaian rata-rata
Nilai rata-rata ini didapat dengan menggunakan rumus:
Menghitung nilai rata-rata kelas:
𝜲=
Keterangan
-
21
Ʃ𝞆 = Jumlah nilai keseluruhan siswa
Ν = Jumlah siswa
𝜲 = Nilai rata-rata
b. Penilaian ketuntasan belajar
untuk menghitung penilaian ketuntasan belajar, dapat
menggunakan rumus:
𝙿=
x 100%
H. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah para pembaca dalam memahami penelitian ini,
maka penyajian tulisan ini dipaparkan dalam bentuk sistematika penulisan
sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan, berisi tentang latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, hipotesis
tindakan dan indikator keberhasilan, definisi operasional,
metode penelitian, sistematika penelitian.
BAB II Landasan Teori, berisi tentang landasan teori yang dikemukakan
dari tiap-tiap variabel, kajian materi penelitian dan kajian
pustaka.
BAB III Pelaksanaan Penelitian, dalam pelaksanaan penelitian ini mencakup
tentang gambaran umum SMK Saraswati Salatiga yang meliputi
profil sekolah, visi, misi dan tujuan sekolah, program keahlian,
organisasi sekolah, sarana dan prasarana sekolah, nama guru dan
-
22
karyawan sekolah, deskripsi pelaksanaan dari pra siklus hingga
siklus akhir.
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, berisi tentang deskripsi hasil
pelaksanaan penelitian dan pembahasan dari pra siklus hingga
siklus akhir.
BAB V Penutup, berisi tentang kesimpulan dan saran.
-
23
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan seseorang dengan
sengaja dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep, pemahaman,
atau pengetahuan baru sehingga memungkinkan seseorang terjadinya
perubahan perilaku yang relatif tetap baik dalam berfikir, merasa, maupun
dalam bertindak (Susanto, 2013:4). Adapun menurut R.Gagne (1989)
dalam buku teori belajar pembelajan di sekolah dasar, belajar adalah sebagai
perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara
individu dengan individu lain dan individu dengan lingkungannya sehingga
mereka lebih mampu berinteraksi dengan lingkungannya.
Jadi penulis menyimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan
yang terjadi pada tingkah laku yang baik, pemahaman, pengetahuan yang
didapatkan setelah memperoleh pengalaman belajar dari sekolah maupun
lingkungannya. Dengan proses belajar, maka manusia melakukan
perubahan-perubahan kualitas yang ada pada dirinya sehingga tingkah
lakunya mengalami perkembangan. Menurut Soekamto dan Winataputra
(1997) dalam buku teori belajar dan pembelajaran, di dalam tugas
melaksanakan proses belajar mengajar seorang guru harus memperhatikan
prinsip-prinsip belajar sebagai berikut:
a. Apapun yang dipejari oleh siswa, dialah yang harus belajar tidak
boleh orang lain dan siswa harus bertindak secara aktif.
-
24
b. Setiap siswa belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya.
c. Siswa akan dapat belajar dengan baik, apabila dalam proses belajar
mendapat dorongan penguatan secara langsung pada setiap
langkahnya.
d. Penguasaan yang sempurna dari setiap langkah yang dilakukan
siswa akan membuat proses belajar lebih berarti.
e. Motivasi siswa belajar akan meningkat apabila siswa di beri
tanggung jawab dan kepercayaan penuh dalam belajarnya
(Baharudin dan Wahyuni, 2008:16). Orang tua dan guru
mempunyai peran untuk mendorong motivasi siswa dengan
berbagai cara, contonya menghadiahi anak mereka apabila
mendapatkan nilai bagus. Pemberian hadiah ini untuk memotivasi
siswa untuk meningkatkan belajarnya (Paul Eggen, 2009:11).
Hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan
tindak mengajar (Mudjiono, 2002:3). Hasil belajar adalah tingkat
penguasaan suatu pengetahuan yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti
program belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang di tetapkan
(Umiarso dan Imam Gojali, 2010:240). Hasil belajar adalah kemampuan-
kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman
belajarnya (Sudjana, 1990:22). Hasil belajar adalah perubahan-perubahan
yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif,
dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar (Susanto, 2013:5).
Pengertian tentang hasil belajar sebagaimana diuraikan diatas dipertegas
-
25
lagi oleh Nawawi dalam K. Brahim (2007: 39) dalam buku teori belajar dan
pembelajaran di sekolah dasar yang menyatakan bahwa hasil belajar dapat
diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi
pelajaran disekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil
tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu.
Penulis menyimpulkan bahwa hasil belajar adalah penguasaan
siswa terhadap mata pelajaran tertentu yang ditunjukkan pada perubahan
yang terjadi menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotor dan diukur
melalui hasil tes. Dalam hal ini uji kompetensi guru akan mendorong
terciptanya kegiatan dan hasil belajar yang optimal, karena guru yang teruji
kompetensinya akan menyesuaikan kompetensinya dengan perkembangan
kebutuhan dan pembelajaran, guru yang teruji kompetensinya akan lebih
mampu menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif, kreatif, afektif
dan menyenangkan sehingga mampu mengembangkan potensi seluruh
peserta didiknya secara optimal (Mulyasa, 2010:190). Dengan hal ini guru
mempunyai peranan yang sangat penting untuk menentukan keberhasilan
belajar siswa, selain itu guru juga sebagai faktor utama dalam menunjang
hasil belajar siswa. Dengan siswa mengetahui hasil belajarnya maka akan
membuat siswa semakin termotivasi dan giat belajar untuk meningkatkan
prestasi belajarnya.
Menurut Gagne dan Briggs dikutip dalam buku Umiarso danImam
Gojali bahwa hasil belajar diperoleh berupa kemampuan dalam diri
seseorang. Ada lima kemampuan hasil belajar yang di peroleh yakni sebagai
-
26
berikut; keterampilan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal,
keterampilan motorik dan sikap. Sementara itu, Bloom membagi hasil
belajar ke dalam tiga ranah yaitu kognitif, afektif, psikomotorik yang
mempunyai tujuan berbeda-beda (Umiarso dan Imam Gojali, 2010:141).
Pembahasan dari tiga ranah taksonomi Bloom akan diuraikan sebagai
berikut;
a. Ranah Kognitif
Adalah proses mengetahui tentang sesuatu yang untuk di ubah,
direduksi, disimpan dan dipakai untuk dirinya sendiri serta alam sekitar.
Dalam taksonominya Bloom mengemukakan enam tingkatan kemampuan
yang dimiliki individu pada aspek kogntif, yaitu pengetahuan (mengingat,
menghafal), pemahaman (menginterpretasikan), aplikasi (menggunakan
konsep untuk memecahkan suatu masalah), analisis (menjabarkan suatu
konsep), sintesis (menggabungkan bagian-bagian konsep menjadi suatu
konsep yang utuh), dan evaluasi (membandingkan nilai, ide, metode)
(Umiarso dan Imam Gojali, 2010: 242-243).
b. Ranah Afektif
Adalah berkenaan sikap seseorang dan nilai. Berikut ini pembagian
ranah afektif sebagai hasil belajar, yakni;
1) Reciving/attending, yaitu kepekaan siswa dalam menerima stimulasi
dari luar yang datang kepada siswa dalam bentuk masalah, situasi,
gejala dan lain-lain.
-
27
2) Responding atau jawaban, yaitu reaksi yang diberikan oleh seseorang
terhadap stimulasi yang datang dari luar.
3) Valuing (penilaian), yakni kepercayaan terhadap nilai dan gejala
stimulus.
4) Organisasi, yakni pengembangan dari nilai termasuk hubungan satu
nilai dengan nilai lain.
5) Karakteristik, yakni hubungan semua sistem nilai yang
mempengaruhi kepribadian dan tingkah lakunya.
c. Ranah Psikomotoris
Hasil belajar psikomotoris tampak dalam bentuk keterampilan
(skill) dan kemampuan bertindak individu. Ada enam tingkatan
keterampilan sebagai berikut;
1) Gerakan refleks ( gerakan yang tiak sadar).
2) Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar.
3) Kemampuan perseptual, termasuk di dalamnya membedakan visual
dan auditif, motoris.
4) Kemampuan dalam bidang fisik, misalnya kekuatan.
5) Gerakan-gerakan skil ( keterampilan).
6) Kemampuan yang berkenaan dengan gerakan ekspresif dan
interpretatif (Sudjana, 1990: 29-31).
Guru harus tahu ketiga hasil belajar tersebut yang sudah dijelaskan
gunanya untuk merumuskan tujuan pengajaran dan menyusun alat-alat
penilaian baik tes maupun non tes.
-
28
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Menurut Slameto (1988:56-74), faktor-faktor yang mempengaruhi
belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan ,
yaitu faktor intern dan faktor ekstern.
a. Faktor Intern
Faktor intern dibahas menjadi tiga faktor, yaitu faktor jasmaniah,
faktor psikologis, dan faktor kelelahan. Yang akan diuraikan sebagai
berikut:
1) Faktor Jasmaniah
a) Faktor Kesehatan
Kesehatan seseorang akan berpengaruh dalam proses
belajarnya, apabila kesehatannya terganggu maka akan merasa
cepat lelah, ngantuk, tidak bersemangat dan merasa pusing.
Untuk menjaga kesehatan dengan melakukan hal-hal semacam
istirahat atau tidur yang cukup, makan, olahraga dan rekreasi.
b) Cacat Tubuh
Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik
atau kurang sempurna mengenai tubuh atau badan. Seseorang
yang cacat tubuh juga mempengaruhi belajar, hendaknya di
sekolahkan dilembaga pendidikan khusus dan menggunakan alat
bantu yang dapat mengurangi kecacatannya.
-
29
2) Faktor Psikologis
Ada beberapa faktor psikologis yang mempengaruhi belajar,
sebagai berikut:
a) Intelegensi
Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis
yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan kedalam
situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui atau
menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif,
mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat. Siswa yang
mempunyai tingkat intelegensi yang normal akan dapat berhasil
dengan baik dalam belajar, jika ia belajar dengan baik.
b) Perhatian
Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, perhatian
siswa terhadap mata pelajaran harus ada terlebih dahulu apabila
perhatian dalam diri siswa tidak ada maka ia akan mengalami
kebosanan dalam pelajaran tersebut untuk menarik perhatiannya
maka harus membuat konsep pembelajaran yang menarik.
c) Minat
Minat adalah sikap yang tetap untuk memperhatikan dan
mengenang beberapa kegiatan. Minat mempunyai pengaruh
besar kepada siswa dan bahan pelajaran yang menarik minat
siswa akan mudah dihafal dan disimpan karena minat
menambahkan kegiatan belajar siswa.
-
30
d) Bakat
Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Bakat mempunyai
pengaruh terhadap belajar jika bahan pelajaran yang dipelajari
sesuai dengan bakatnya, maka hasil belajarnya akan lebih baik
karena ia senang belajar dan giat belajar.
e) Motif
Dalam proses belajar mendorong siswa agar dapat belajar
dengan baik dan mempunyai motif untuk berpikir dan
memusatkan perhatian, merencanakan, dan melaksanakan
kegiatan yang menunjang proses pembelajaran. Motif yang kuat
sangatlah perlu di dalam belajar, untuk membentuk motif yang
kuat itu dapat dilaksanakan dengan adanya latihan-latihan atau
kebiasaan-kebiasaan dan pengaruh lingkungan yang
memperkuat.
f) Kematangan
Kematangan adalah tingkat atau fase pertumbuhan
seseorang, dimana alat-alat tubuhnya siap untuk melaksanakan
kecakapan baru. Anak yang sudah siap (matang) belum dapat
melaksanakan kecakapannya sebelum belajar. Belajar akan lebih
berhasil jika anak sudah siap (matang).
g) Kesiapan
kesiapan mempunyai hubungan dengan kematangan, karena
kematangan berarti mempunyai kesiapan untuk melaksanakan
-
31
kecakapan. Kesiapan belajar perlu diperhatikan untuk
memperoleh hasil belajar yang baik.
3) Faktor Kelelahan
Kelelahan seseorang dapat dibagi menjadi dua yaitu
kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan jasmani terlihat
dengan lemah lunglainya tubuh, sedangkan kelelahan rohani dapat
dilihat dengan adanya kebosanan sehingga minat terhadap belajar
jadi hilang. Dari uraian dua kelelahan diatas sangat berpengaruh
terhadap belajar agar siswa dapat belajar dengan baik maka jangan
sampai terjadi kelelahan dalam belajarnya. Sehingga perlu
diusahakan kondisi yang bebas dari kelelahan.
b. Faktor Ekstern
Faktor ekstern yang bepengaruh terhadap belajar, dikelompokkan
menjadi tiga faktor, yaitu: faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor
masyarakat. Yang akan diuraikan sebagai berikut:
1) Faktor keluarga
Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga
berupa: cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga,
suasana rumahtangga, keadaan ekonomi keluarga, pengertian
orangtua, dan latar belakang kebudayaan.
2) Faktor sekolah
Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup
metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa
-
32
dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, alat
sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas
rumah.
3) Faktor Masyarakat
Masyarakat juga mempunyai pengaruh terhadap belajar siswa,
pengaruh itu terjadi karena keberadaannya siswa dalam masyarakat.
Berikut ini beberapa faktor masyarakat yaitu; kegiatan siswa dalam
masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan
masyarakat (Slameto, 1988: 56-74).
Menurut Wina Sanjaya (2006:50) dalam buku teori belajar dan
pembelajaran di sekolah dasar, bahwa guru adalah komponen yang sangat
menentukan dalam implementasi suatu strategi pembelajaran. Berdasarkan
pendapat ini dapat ditegaskan bahwa salah satu faktor eksternal yang sangat
berperan mempengaruhi hasil belajar siswa adalah guru. Menurut Dunkin
dalam Wina Sanjaya (2006: 51), terdapat sejumlah aspek yang dapat
memengaruhi kualitas proses pembelajaran dilihat dari faktor guru, yaitu:
a. Teacher formative experience, meliputi jenis kelamin serta semua peng
alaman hidup guru yang menjadi latar belakang sosial mereka. Yang
termasuk tempat asal kelahiran guru, suku, latar belakang, budaya, adat
istiadat.
b. Teacher training experience, meliputi pengalaman-pengalaman yang
berhubungan dengan aktivitas dan latar belakang pendidikan guru,
-
33
misalnya pengalaman latihan profesional, tingkat pendidikan dan
pengalaman jabatan.
c. Teacher properties, adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan
sifat yang dimiliki guru, misalnya sikap guru terhdap profesinya, sikap
guru terhadap siswa, kemampuan dan inteligensi guru, memotivasi
siswa (Susanto, 2013: 13-14).
Hasil belajar yang sudah dijelaskan diatas memiliki beberapa
macam- macam hasil belajar meliputi: tentang pemahaman konsep (aspek
kognitif), keterampilan proses (aspek psikomotor), dan sikap siswa (aspek
afektif), yang akan diuraikan sebagai berikut:
a. Pemahaman Konsep, menurut Bloom (1979: 89) yaitu kemampuan siswa
dalam memahami isi materi atau bahan yang dipelajari. Pemahaman
menurut Bloom adalah seberapa besar siswa mampu menerima,
menyerap, dan memahami pelajaran yang diberikan oleh guru kepada
siswa, atau sejauh mana siswa dapat memahami serta mengerti apa
yang ia baca, dilihat, dialami, atau yang ia rasakan berupa hasil
penelitian atau observasi langsung yang ia lakukan.
b. Keterampilan Proses, menurut Usman dan Setiawati (1993:77)
mengemukakan bahwa keterampilan proses merupakan keterampilan
yang mengarah kepada pembangunan kemampuan mental, fisik, dan
sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi
dalam diri individu siswa. Keterampilan berarti kemampuan
-
34
menggunakan pikiran, nalar, dan perbuatan secara efektif dan efesien
untuk mencapai suatu hasil tertentu, termasuk kreativitasnya.
c. Sikap, menurut Sardiman (1996:275), sikap merupakan kecenderungan
untuk melakukan sesuatu dengan cara, metode, pola dan tehnik tertentu
terhadap dunia sekitarnya baik berupa individu-individu maupun objek-
objek tertentu. Sikap merujuk pada perbuatan, perilaku atau tindakan
seseorang (Susanto, 2013: 6-11).
B. Pendidikan Agama Islam
Pendidikan agama Islam adalah usaha sadar yang dilakukan
pendidik dalam rangka mempersiapkan peserta didik untuk menyakini,
memahami, dan mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran atau pelatihan yang telah ditentukan untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan (Majid dan Andayani, 2004: 132). Menurut Zakiyah darajat
(1987: 87) pendidikan agama Islam adalah suatu usaha untuk membina dan
mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran Islam
secara menyeluruh. Pendidikan agama Islam adalah usaha yang berupa
pengajaran, bimbingan dan asuhan terhadap anak agar kelak selesai
pendidikannya dapat memahami, menghayati, dan mengamalkan agama
Islam, serta menjadikannya sebagai jalan kehidupan, baik pribadi maupun
kehidupan masyarakat (Sahrani, dkk. 2008:16).
Pendidikan agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan
siswa dalam menyakini, memahami, menghayati, dan mengamalkan agama
Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan dengan
-
35
memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan
kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan
persatuan nasional (Muhaimin, dkk. 2001:75). Jadi dapat penulis simpulkan,
pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana yang dilakukan
pendidik kepada peserta didik untuk memahami seluruh ajaran agama Islam
melalui proses kegiatan bimbingan, pengajaran atau pelatihan yang
bersumber dari Al-Qur‟an dan Hadist dan berguna untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.
Mata pelajaran pendidikan agama Islam itu secara keseluruhannya
dalam lingkup Al-Qur‟an, Al-Hadis, keimanan, akhlak, fiqh/ibadah, dan
sejarah. Ruang lingkup pendidikan agama Islam mencakup perwujudan
keserasian, keselarasan, dan keseimbanagan hubungan manusia dengan
Allah SWT, diri sendiri, sesama manusia, makhluk lainnya maupun
lingkungannya (Hablun minallah wa hablun minannas). Mengingat
pentingnya pendidikan agama Islam dalam mewujudkan harapan semua
orang tua, masyarakat, guru dan stakeholder maka pendidikan agama Islam
harus diberikan dan dilaksanakan disekolah dengan sebaik-baiknya untuk
mencetak generasi yang beriman dan bertaqwa.
1. Fungsi Pendidikan Agama Islam
Pendidikan agama Islam untuk sekolah atau madrasah berfungsi
sebagai berikut:
a. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta
didik kepada Allah SWT yang telah ditanamkan oleh lingkungan
-
36
keluarganya. Yang pertama dalam menanamkan keimanan dan
ketakwaan adalah orang tua sehingga di sekolah menumbuh
kembangkan lebih lanjut dalam diri anak, melalui dengan bimbingan,
pengajaran, pengarahan agar keimanan dan ketakwaan dapat
berkembang sesuai yang telah ditetapkan.
b Penanaman nilai, gunanya untuk pedoman hidup untuk mencari
kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
c. Penyesuaian Mental, yaitu penyesuaian diri tehadap lingkungan fisik
dan lingkungan sosial, dan bisa mengubah lingkungannya sesuai
dengan ajaran Islam.
d. Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan, kekurangan,
kelemahn-kelemahan yang ada pada peserta didik dalam hal
keyakinananya, pemahaman, dan pengalaman ajaran agama Islam
yang telah didapatkannya dalam kehidupan sehari-hari.
e. Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungannya
maupun dari budaya lain, yang membahayakan dirinya dan
menghambat perkembangannya untuk menuju manusia Indonesia
seutuhnya.
f. Pengajaran, yaitu tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum.
g. Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang mempunyai
bakat khususnya di bidang agama Islam, agar bakat tersebut dapat
berkembang secara optimal sehingga berguna bagi dirinya dan orang
lain (Majid dan Andayani, 2004: 134-135).
-
37
2. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Adapun Menurut Ahmad Tafsir (1994:50) dalam Fatah hakikat
tujuan pendidikan Islam itu adalah terbentuknya manusia muslim yang
baik dan sempurna, dengan indikator sebagai berikuat:
a. Jasmaninya sehat, kuat, dan terampil.
b. Memiliki kecerdasan dan kepandaian, seperti; mampu menyelesaikan
masalah dengan cepat, tepat, dan ilmiah, mengembangkan sains dan
filsafat.
c. Memiliki hati yang taqwa, yakni mampu melaksanakan perintah dan
menjauhi larangannya (Fatah, 2008:117).
Menurut kurikulum PAI (2002) dalam Majid dan Andayani
(2004: 135) Pendidikan agama Islam di sekolah/madrasah bertujuan
untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian
dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta
pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi
manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan,
ketakwaannya, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan
pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Zuhairini (1983) dalam
Susanto, mengemukakan bahwa tujuan pendidikan agama Islam di
lembaga-lembaga pendidikan formal di Indonesia ini dapat dibagi
menjadi dua macam, yakni tujuan umum dan khusus.
Tujuan umum pendidikan agama ialah membimbing anak agar
mereka menjadi orang Muslim sejati, beriman, teguh, beramal saleh, dan
-
38
berakhlak mulia serta berguna bagi masyarakat, agama dan negara.
Sedangkan tujuan khusus dari pendidikan agama agama ialah tujuan
pendidikan agama pada setiap tahap atau tingkat yang dilalui, seperti
tujuan pendidikan agama di sekolah dasar berbeda dengan tujuan
pendidikan agama untuk sekolah menengah, dan berbeda pula untuk
perguruan tinggi (Susanto, 2013: 280).
Pendidikan agama Islam membentuk manusia mempunyai
kepribadian yang kuat dan berakhlakul karimah, guru maupun orang tua
berusaha secara sadar mendidik anak diarahkan kepada perkembangan
jasmani dan rohani sesuai dengan ajaran agama Islam untuk membentuk
kepribadian yang utama. Secara arti maupun tujun bahwa pendidikan
agama Islam harus mengacu pada penanaman nilai-nilai Islam dalam
rangka menuai keberhasilan hidup (hasanah) di dunia bagi anak didik
kemudian mampu membuahkan kebaikan diakhirat kelak.
C. Akhlak Mulia
1. Pengertian Akhlak Mulia
Kata akhlak berasal dari bahasa arab, jamak dari khuluqun
yang menurut bahasa berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau
tabiat (Djasuri, 1999: 110). Akhlak adalah kelakuan yang timbul dari
hasil perpaduan antara hati nurani, pikiran, perasaaan, bawaan, dan
kebiasaan yang menyatu, membentuk suatu kesatuan tindak akhlak
yang dihayati dalam kenyataan hidup keseharian (Daradjat, 1995: 10).
Jadi penulis dapat menyimpulkan bahwa pendidikan akhlak adalah
-
39
tingkah laku yang timbul dalam diri manusia yang berdasarkan pada
kebiasaan yang menyatu yang ditunjukkan dalam kehidupan sehari-
hari. Allah berfirman dalam QS. Al-Ahzab ayat 21:
Artinya: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasululah itu suri
teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap
(rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebut nama Allah (Kementrian agama RI, 2012:420).
Maksud dari ayat tersebut yaitu akhlak yang paling mulia
terdapat pada diri nabi Muhammad sebagai suri tauladan yang baik
(uswatun hasanah) dan dicontohkan pula dalam kehidupan sehari-hari
melainkan agar dapat dicontoh oleh manusia. Suri tauladan yang
diberikan atau dicontohkan oleh nabi Muhammad selama hidup beliau
merupakan contoh akhlak yang tercantum dalam Al-Qur‟an, butir-butir
akhlak yang mulia memuat tentang perkataan, tindakan dan sikap yang
dimiliki nabi Muhammad saw (Ali, 2003:349). Perintah tentang akhlak
mulia juga dijelaskan dalam H.R Bukhari no. 5569 sebagai berikut:
ْعُث ًِ ْعُث أَبَب َوائٍِم َس ًِ ٌَ َس ب ًَ ٍْ ُسهَْي ثََُب ُشْعبَةُ َع َز َحدَّ ًَ ٍُ ُع ثََُب َحْفُص ْب َحدَّ
ٍْ ثََُب َجِزيٌز َع ثََُب لُحَْيبَةُ َحدَّ ٍزو ح و َحدَّ ًْ ٍُ َع ِ ْب َيْسُزولًب لَبَل لَبَل َعْبُد َّللاَّ
ٍْ َيْسُزوٍق لَ ةَ َع ًَ ٍِ َسهَ ٍْ َشمِيِك ْب ِش َع ًَ ٍِ اْْلَْع ِ ْب بَل َدَخْهَُب َعهًَ َعْبِد َّللاَّ
ُ َعهَْيِه ِ َصهًَّ َّللاَّ ٍَ لَِدَو َيَع ُيَعبِويَةَ إِنًَ اْنُكىفَِة فََذَكَز َرُسىَل َّللاَّ ٍزو ِحي ًْ َع
-
40
ُ ِ َصهًَّ َّللاَّ ًشب َولَبَل لَبَل َرُسىُل َّللاَّ ٍْ فَبِحًشب َوََل ُيحَفَحِّ َوَسهََّى فَمَبَل نَْى يَُك
ٍْ أَْخيَِزُكْى أَْحَسَُُكْى ُخهُمًبَعهَْيِه ٌَّ ِي َوَسهََّى إِ
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Hafsh bin Umar telah
menceritakan kepada kami Syu'bah dari Sulaiman saya mendengar
Abu Wa`il saya mendengar Masruq dia berkata; Abdullah bin 'Amru
berkata. Dan diriwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan
kepada kami Qutaibah telah menceritakan kepada kami Jarir dari Al
A'masy dari Syaqiq bin Salamah dari Masruq dia berkata; "Kami
pernah menemui Abdullah bin 'Amru ketika kami tiba di Kufah
bersama Mu'awiyah, kemudian dia ingat Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam seraya berkata; "Beliau tidak pernah berbuat
kejelekan dan tidak menyuruh untuk berbuat kejelekan." Lalu
(Abdullah bin Amru) berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: "Sesungguhnya orang yang terbaik di antara
kalian ialah yang Paling bagus akhlaknya (Kitab Silsilah hadis
shahih, 2011: 77).
Mendidik sesorang dengan nilai-nilai akhlak adalah
menjadikannya mempunyai akhlak yang mulia atau terpuji dan
menjauhkannya dari perilaku yang buruk. Tujuan pengajaran akhlak,
menurut Barmawi Umary (1976) mengungkapkan tujuan umum
pengajaran akhlak adalah agar anak terbiasa melakukan yang baik,
indah, mulia, terpuji, serta menghindari yang jelek, buruk, hina,
tercela. Dan supaya hubungan kita dengan Allah SWT dan dengan
sesama makhluk selalu terpelihara dengan baik dan harmonis.
Sedangkan tujuan khusus dari pengjaran akhlak adalah menumbuhkan
pembentukan kebiasaan berakhlak mulia dan beradat kebiasaan yang
baik, memantapkan rasa keagamaan pada siswa, membiasakan diri
berpegang pada akhlak mulia dan membenci akhlak yang rendah
(Djasuri, 1999:135).
-
41
2. Manfaat Akhlak Mulia
Islam menginginkan suatu masyarakat yang berakhlak mulia,
dengan berakhlak mulia maka akan membawa kebahagiaan dunia,
akhirat dan masyarakat. Di dalam Al-Qur‟an dijelaskan manfaat orang
yang mempunyai perilaku akhlak mulia (Nata, 2013:147).
Sebagaimana Allah berfirman dalam QS. An-Nahl ayat 97:
Artinya: Barangsiapa yang mengerjakan kebajikan (amal saleh), baik
laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka
sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik, dan
sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala
yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (Kementrian
agama RI, 2012: 278).
Ayat tersebut menjelaskan keuntungan orang yang berakhlak
mulia dalam hal beriman dan beramal saleh, baik laki-laki maupun
perempuan mereka akan mendapatkan kehidupan yang lebih baik,
dikasih rezeki oleh Allah yang melimpah, memperoleh pahala berlipat
ganda di akhirat dan kelak dimasukkan ke surga. Pentingnya
merealisasikan akhlak mulia dalam kehidupan manusia, maka harus
dilakukan pembinaan akhlak secara terus-menerus.
Pembentukan akhlak tidak hanya dalam keluarga saja
melainkan pihak sekolah juga terlibat dalam tempat pembentukan
kepribadian Islam yang didasarkan pada akhlak mulia, sebagai hamba
Allah yang beragama Islam diharapkan tidak hanya menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi saja yang semakin berkembang pesat, tetapi
-
42
harus memiliki pondasi akhlak yang mulia yang kuat (Sylviyanah,
2012:194). Adapun yang termasuk materi dalam akhlak mulia meliputi
adil, rida, dan amal saleh.
3. Materi Akhlak Mulia
a. Adil
1) Pengertian adil
Secara bahasa adil yaitu, sama berat, tidak memihak
sebelah. Sedangkan secara istilah adil adalah sikap yang
seimbang, benar, tebusan dengan menempatkan sesuatu pada
tempatnya. Keadilan merupakan nila-nilai kemanusiaan yang
sangat penting. Allah berfirnan dalam QS. Al-Maidah ayat 8
dijelaskan keutamaan orang yang bersikap adil (Didik, tanpa
tahun: 48).
Artinya:Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu sebagai
penegak keadilan karena Allah ( ketika) menjadi saksi dengan
adil. Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum
mendorong kamu untuk berlau tidak adil. Berlaku adillah, karena
(adil) itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada
Allah, sungguh Allah maha teliti terhadap apa yang kamu
kerjakan. (Kementrian agama RI, 2012:108)
2) Macam-macam perilaku adil
-
43
Berlaku adil dapat diklasifikasikan kepada 4 bagian yaitu
sebagai berikut:
a) Berlaku adil kepada Allah swt, yakni menjadikan Allah satu-
satunya Tuhan. Sebagai makhluk ciptaan Allah kita harus
patuh terhadap perintah Allah dan menjauhi larangan Allah.
b) Berlaku adil terhadap diri sendiri, yakni menempatkan diri
pada tempat yang baik dan benar, selalu memelihara dan
menjaga keselamatan diri kita dan tidak menganiaya diri kita
sendiri dengan menuruti hawa nafsu yang akibatnya merugikan
diri sendiri.
c) Berlaku adil terhadap orang lain, yakni menempatkan orang
lain pada tempat dan perilaku yang sesuai dalam memberikan
hak orang lain, serta tidak meyakiti dan merugikan orang lain.
d) Berlaku adil terhadap makhluk lain, yakni memberlakukan
makhluk Allah swt yang lain sesuai dengan syariat Islam selalu
menjaga kelestariannya dan tidak merusaknya.
3) Sikap adil terhadap orang lain
Berikut ini contoh perilaku adil Terhadap orang lain, sebagai
berikut:
a) Memberikan rasa aman kepada orang lain dengan sikap ramah
dan santun.
b) Tidak angkuh, sombong, kikir, iri dan dengki dalam bergaul
dengan sesama manusia dan tidak pilih kasih dalam bergaul.
-
44
c) Selalu berbuat kebajikan dan tolong- menolong terhadap
sesama khususnya kepada fakir miskin dan anak yatim.
4) Keutamaan orang yang berlaku adil
a) Terhadap diri sendiri, dapat seimbang antara doa dengan
usahanya, karunia dengan ibadahnya, dunia dengan akhiratnya.
b) Terhadap orang lain, memperlakukan manusia sebagaimana
meskinya dan memandang sama serta memperhatikan
kewajiban dan haknya.
c) Menciptakan ketentraman dalam kehidupan masyarakat
sebab, menegakkan keadilan berarti menegakkan hukum
perundang undangan, peraturan, tata tertib (Didik, tanpa tahun:
48-49).
b. Rida
1) Pengertian Rida
Kata rida berasal dari bahasa arab, radi, radiyah yang
berarti senang hati, rela, atau mau menerima. Rida berarti mau
menerima dengan senang hati segala pemberian Allah, baik yang
sesuai dengan keinginan maupun tidak. Rida terhadap
ketentuannya diwujudkan dalam bentuk rasa syukur atas apa yang
ada, tetap optimis atas rahmat Allah, tidak menyesal dengan
kehidupan yang diberi oleh Allah dan tidak iri hati atas kelebihan
yang didapat oleh orang lain (Nashikun, 2011:46). Allah
berfirman dalam QS. Al-Hadid ayat 23:
-
45
Artinya: Agar kamu tidak bersedih hati terhadap apa yang luput
dari kamu, dan tidak pula terlalu gembira terhadap apa yang
diberikannya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang
yang sombong dan membanggakan diri. (Kementrian agama RI,
2012:540).
Dengan rasa syukur berikut ini contoh perilaku rida yang
telah disebutkan dalam QS. An-Nahl ayat 71:
ْزِق َل َبْعَضُكْم َعلَٰى َبْعٍض ِفى ٱلرِّ ُ َفضه َوٱَّلله
Artinya: Dan Allah melebihkan sebagian kamu atas sebagian yang
lain dalam hal rezeki.... (Kementrian agama RI, 2012:274)
Maksud dari ayat tersebut, bahwa perolehan rezeki manusia
telah ditentukan oleh Allah dan mengantarkan kita untuk memiliki
sifat rida. Perilaku rida bukan berarti bertindak pasrah, buta dalam
mencari rezeki Allah. Contoh perilaku rida adalah bekerja dengan
sunguh-sungguh untuk mendapatkan rezeki dari Allah kemudian
tetap bersyukur dengan besarnya rezeki yang diperolehnya dalam
jumlah berapapun. Jadi, orang yang mensyukuri nikmat Allah
niscaya Allah akan menambah nikmat kepadanya. Tetapi, ada pula
orang yang hidupnya selalu merasa kurang, sehingga hidupnya
gelisah dan tidak tenang maka orang itu termasuk kufur nikmat,
karena tidak mensyukuri nikmat yang telah diberikan kepadanya.
-
46
2) Fungsi Rida dalam Kehidupan Pribadi
a) Menjadikan seseorang tidak hidup tamak.
b) Menjadikan seseorang hidupnya berjiwa tenang, rela terhadap
semua pemberian Allah, dan selalu mensyukuri semua
nikmat Allah yang dilimpahkan kepadanya.
c) Menjadikan seseorang dalam hidup didunia ini untuk mencari
kebahagiaan hidup di akhirat dengan tetap berikhtiar.
3) Fungsi Rida dalam Kehidupan Bermasyarakat
a) Seseorang tidak tamak dan tidak ambisi terhadap kekayaan
dan kedudukan yang dimiliki orang lain.
b) Seseorang tidak akan terperdaya oleh kemewahan hidup di
dunia.
c) Seseorang akan suka menegakkan kalimat Allah.
c Amal Saleh
1) Pengertian Amal Saleh
Amal saleh secara bahasa berarti perbuatan baik, secara
istilah amal saleh adalah perbuatan kebajikan yang dilandasi Iman
kepada Allah dan dengan niat memperoleh rida-nya (Didik, tanpa
tahun: 50-51). Anjuran beramal saleh salah satunya terdapat pada
QS. Al-A‟raf ayat 42:
-
47
Artinya: Dan orang-orang yang beriman serta mengerjakan
kebajikan (amal saleh), kami tidak akan membebani seseorang
melainkan menurut kesanggupannya. Mereka itulah penghuni
surga; mereka kekal di dalamnya. (Kementrian agama RI,
2012:155).
Seseorang yang beriman kepada Allah harus dibuktikan
dengan amal saleh. Keterkaitan antara iman dan amal saleh karena
sebagai khalifah dimuka bumi kita dituntut selalu beriman kepada
Allah dan berbuat baik sesama manusia.
2) Contoh Amal Saleh
Berikut ini contoh dari amal saleh, sebagai berikut:
a) Berniat dengan ikhlas karena Allah di setiap perbuatan baik
yang hendak kita lakukan dan tidak lupa berfikir dengan
matang dan benar.
b) Disiplin dalam beribadah , selalu berzikir, dan berdoa kepada
Allah setelah berusaha serta beramal saleh berdasarkan ilmu.
c) Bertawakal, bersabar, serta bersyukur kepada Allah SWT.
d) Tidak membiarkan diri jatuh ke dalam dosa, kebinasaan,
kehancuran seperti judi, zina, mencuri, narkoba dan lain-lain.
e) Menjauhkan sikap tercela seperti; buruk sangka, iri,
dengki,boros, adu domba dalam bergaul sesama manusia.
3) Amal Saleh yang Perlu Ditingkatkan
Di antara beberapa ini amal saleh yang perlu ditingkatkan
oleh manusia sebagai hamba Allah, sebagai berikut: disiplin dalam
belajar, disiplin dalam bekerja, disiplin dalam beribadah, disiplin
-
48
dalam masyarakat, disiplin dalam penggunaan waktu. Selain amal
diatas, amal kebaikan juga ditunjukkan untuk diri sendiri, orang lain
dan lingkungan (Didik, tanpa tahun:52-54). Sikap baik ini
contonya:
a) Wara‟, artinya menjauhkan diri diri perbuatan dosa atau patuh
dan taat kepada Allah SWT.
b) Sabar, artinya tabah dan dapat menahan diri untuk tidak
melakukan hal-hal yang bertentangan dengan hukum Islam,
baik dalam lapang maupun sempit, serta dapat mengendalikan
hawa nafsu. Sabar itu membentuk jiwa manusia menjadi kuat
dan teguh tatkala menghadapi bencana atau musibah. Anjuran
supaya kaum muslimin berlaku sabar dalam kehidupan, dalam
perjuangan, terutama tatkala menghadapi kesukaran, ditimpa
kesusuahan (Asmaran, 2002:230). Allah berfirman dalam QS.
Luqman ayat 17;
Artinya: Wahai anakku! Laksanakanlah sholat dan suruhlah
(manusia) berbuat yang makruf dan cegahlah (mereka) dari
yang munkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu,
sesungguhnya yang demikian itu termasuk perkara yang
penting. (Kementrian agama RI, 2012:412).
c) Tawakal, artinya menyerahkan diri kepada ketentuan Allah
SWT, setelah dilakukan ikhtiar (berusaha) dan doa (Didik,tanpa
-
49
tahun:54). Menurut ajaran Islam, tawakal itu merupakan
landasan atau tumpuan terakhir dalam sesuatu usaha atau
perjuangan. Ayat-ayat Al-Qur‟an yang menyuruh untuk berbuat
tawakal sebelumnya di dahului dengan keharusan berikhtiar
atau berusaha terlebih dahulu (Asmaran, 2002:226). Allah SWT
berfirman dalam QS. „Ali Imran ayat 159:
Artinya: Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad)
berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau
bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan
diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka, dan
mohonkanlah ampun untuk mereka, dan bermusyawarahlah
dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila engkau
telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah.
Sungguh Allah mencintai orang yang bertawakal. (Kementrian
agama RI, 2012:71).
d) Qona‟ah, artinya menerima dengan cukup dan puas atas semua
anugerah yang telah diberikan Allah SWT. Sifat qona‟ah akan
membawa orang untuk tidsk berlebih-lebihan dalam mengejar
harta, dan lalai dalam hal beribadah. Orang yang mempunyai
sifat qona‟ah akan terhindar dari sifat tamak dan rakus terhadap
pemberian Allah, serta tidak iri dan dengki atas harta yang
dimiliki oleh orang lain (Asmaran, 2002:235).
-
50
D. Metode Pair Check
Pair check merupakan metode pembelajaran berkelompok antar
dua orang atau berpasangan yang dipopulerkan oleh spancer kagan pada
1990. Model ini menerapkan pembelajaran kooperatif yang menuntut
kemandirian dan kemampuan siswa dalam menyelesaikan persoalan.
Metode ini juga melatih tanggung jawab siswa, kerja sama dan
kemampuan memberi penilaian.
Secara umum sintak pembelajaran pair check adalah: Bekerja
berpasangan, pembagian peran partner dan pelatih, pelatih memberi soal
partner menjawab, pengecekan jawaban, bertukar peran, penyimpulan,
evaluasi, refleksi. Berdasarkan sintak tersebut langkah-langkah rinci
penerapan metode pair check adalah sebagai berikut:
1. Guru menjelaskan konsep, siswa dibagi ke dalam beberapa tim. Setiap
tim terdiri dari 4 orang. Dalam satu tim ada 2 pasangan.setiap
pasangan dalam satu tim di bebani masing-masing satu peran yang
berbeda yaitu pelatih dan partner.
2. Guru membagikan soal kepada partner.
3. Partner menjawab soal, dan pelatih bertugas mengecek jawabannya.
Partner yang berhasil menjawab satu soal dengan benar berhak
mendapat satu kupon dari pelatih.
4. Pelatih dan partner saling bertukar peran. Pelatih jadi partner, partner
jadi pelatih.
-
51
5. Setiap pasangan kembali ke tim awal dan mencocokkan jawaban satu
sama lain.
6. Guru membimbing dan memberikan arahan atas jawaban dari berbagai
soal dan setiap tim mengecek jawabannya.
7. Tim yang paling banyak mendapat kupon diberi hadiah atau reward
oleh guru.
Metode pair check mempunyai kelebihan-kelebihan tersendiri
antara lain: meningkatkan kerjasama antar siswa, meningkatkan
pemahaman atas konsep atau proses pembelajaran, melatih siswa
berkomunikasi dengan baik dengan teman sebangkunya. Metode pair
check juga mempunyai kekurangan yaitu membutuhkan waktu yang benar-
benar memadai dan kesiapan siswa untuk menjadi pelatih dan partner yang
jujur dan memahami soal dengan baik (Huda, 2013: 211-213)
E. Kajian Materi Penelitian
Proses belajar mengajar dikatakan efektif apabila ada interaksi antara
guru dan peserta didik, dapat menarik minat para peserta didik secara
menyeluruh, dalam pembelajaran guru mempunyai peran yang sangat penting
untuk membuat para peserta didik belajar dan mau belajar. Untuk menarik
minat siswa agar terlibat aktif dalam pembelajaran yaitu dengan cara siswa
tertarik dengan materi pelajaran yang akan dipelajari terlebih dahulu
Seorang pendidik diharapkan dapat melaksanakan pembelajaran
dengan sebaik-baiknya. Penyampaian materi dengan menggunakan metode
yang tepat dapat membuat peserta didik menjadi aktiv dalam pembelajaran.
-
52
Pada pelajaran pendidikan agama Islam materi akhlak mulia dengan
menerapkan metode pair check tujuan menggunakan metode pair check yaitu
untuk membangkitkan minat peserta didik, aktiv dalam pembelajaran dan
adanya timbal balik antara guru dan peserta didik. Dengan proses belajar
mengajar yang menyenangkan maka hasil belajar peserta didik akan
meningkat.
F. Kajian Pustaka
Setelah melakukan telaah pustaka sebagai bahan penunjang atau
referensi yang digunakan penulis untuk menjadi bahan pertimbangan dan
perbandingan dalam melakukan penelitian. Sebelumnya banyak yang
melakukan penelitian dengan mnggunakan metode pembelajaran pair check,
akan tetapi terdapat perbedaan dalam penelitian baik itu dari objek kajian dan
subjek penelitian, maupun hasil pembahasan atau kesimpulan yang di
hasilkan dari penelitian tersebut. Dalam hal ini peneliti menemukan karya
ilmiah yang mempuyai metode pembelajaran yang sama untuk dijadikan
sebuah acuan, adapun hasil penelitian antara lain:
1. Afif, Nur Afifa. D77214042 skripsi berjudul “Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Pair Check Untuk Meningkatkan
Ketermpilan Menulis Materi Menyusun Paragraf Pada Siswa Di Kelas III
MI Sunan Ampel Kesambi Porong Sidoarjo. ( Surabaya: Perpustakaan
UIN Sunan