PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI MATERI AKHLAK MULIA...

162
PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI MATERI AKHLAK MULIA DENGAN METODE PAIR CHECK PADA SISWA KELAS XII TKR B SMK SARASWATI SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2018/2019 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban Dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ( S. Pd) Oleh: NAILUL FALAH NIM. 23010-15-0225 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA (IAIN) SALATIGA 2019

Transcript of PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI MATERI AKHLAK MULIA...

  • PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI

    MATERI AKHLAK MULIA DENGAN METODE PAIR CHECK

    PADA SISWA KELAS XII TKR B SMK SARASWATI

    SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2018/2019

    SKRIPSI

    Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban Dan Syarat Guna Memperoleh Gelar

    Sarjana Pendidikan ( S. Pd)

    Oleh:

    NAILUL FALAH

    NIM. 23010-15-0225

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

    FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA (IAIN)

    SALATIGA

    2019

  • PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI

    MATERI AKHLAK MULIA DENGAN METODE PAIR CHECK

    PADA SISWA KELAS XII TKR B SMK SARASWATI

    SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2018/2019

    SKRIPSI

    Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban Dan Syarat Guna Memperoleh Gelar

    Sarjana Pendidikan ( S. Pd)

    Oleh:

    NAILUL FALAH

    NIM. 23010-15-0225

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

    FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA (IAIN)

    SALATIGA

    2019

  • iv

  • v

  • vi

    MOTTO

    Artinya: “Karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”

    (Qs. Al-Insyirah : 5)

  • vii

    PERSEMBAHAN

    Skripsi ini saya pesembahkan kepada pihak-pihak yang sangat penting dalam

    hidupku :

    1. Kedua orang tuaku bapak Sarjuni dan ibu Warsini, yang telah

    merawatku, menjagaku, menyayangiku, terimakasih atas doa dan

    usahamu aku dapat menyelesaikan studiku.

    2. Terimakasih kepada kakak-kakakku, Siti Muslikhah beserta keluarga,

    Nurul Badriyah beserta keluarga, Nur Laela, Siti Azizah, Nur Cholis

    yang tidak lelah memberikan doa, dorongan, semangat, pengorbanan,

    serta nasehat di setiap saat.

    3. Terimakasih saya ucapkan kepada Ulfatur Rohmah, Mamnukha

    Kholiq, Izzatin Nisa‟ yang selalu memberikan semangat demi

    terselesaikannya tugas akhir ini.

    4. Teman-teman posko 4, 5, 6, KKN IAIN Salatiga 2019 di Desa

    Ngombak Kedungjati terimakasih atas motivasi, dukungan serta canda

    tawa yang telah engkau berikan kepadaku selama 45 hari.

    5. Teman-teman PPL SMK Saraswati Salatiga, terimakasih atas motivasi

    yang telah engkau berikan kepadaku.

    6. Teman-teman IAIN Salatiga angkatan 2015.

    7. Kepada pihak-pihak yang telah membantu yang tidak bisa penulis

    sebutkan satu persatu, terimakasih penulis ucapkan telah membantu

    terselesainya skripsi ini.

  • viii

    KATA PENGANTAR

    Assalamu‟alaikum wr.wb.

    Puji syukur bagi Allah SWT yang mengetahui segala kesulitan hambanya,

    serta memberikan rahmat dan hidayah-Nya yang senantiasa mengalir pada hamba-

    Nya, sehingga penulis diberikan kelancaran dan kemudahan dalam

    menyelesaikan skripsi. Shalawat serta salam kita haturkan kepada junjungan kita

    nabi besar Muhammad Saw, yang senantiasa kita nanti-nantikan syafa‟atnya hari

    ini hingga yaumul qiyamah nanti.

    Penulisan skripsi ini disusun guna memenuhi syarat memperoleh gelar

    sarjana pendidikan. Adapun judul skripsi ini adalah “ Peningkatan Hasil Belajar

    PAI Materi Akhlak Mulia Dengan Metode Pair Check Pada Siswa Kelas XII TKR

    B SMK Saraswati Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019”.

    Penulisan skripsi ini tidak akan terselesikan tanpa bantuan dari berbagai

    pihak yang telah berkenaan membantu dan memberikan motivasi, dorongan baik

    moril maupun materiil dalam penulisan skripsi ini. oleh karena itu penulis

    mengucapakan terimakasih kepada:

    1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M. Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.

    2. Bapak Suwardi, M. Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

    Keguruan.

  • ix

    3. Ibu Siti Rukhayati, M. Ag., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama

    Islam dan Dosen Pembimbing skripsi yang telah meluangkan

    waktunya serta mencurahkan tenaga dan fikirannya untuk

    membimbing, mengarahkan dalam penulisan skripsi ini mulai dari

    awal penyusunan hingga terselesaikannya skripsi ini.

    4. Ibu Noor Malihah, S. Pd., M. Hum., Ph.D. selaku Dosen Pembimbing

    Akademik.

    5. Bapak Drs. H. Edy Triyanto Basuki, M. Pd selaku Kepala Sekolah

    SMK Saraswati Salatiga.

    6. Bapak Drs. M. Arifin selaku Waka Kurikulum SMK Saraswati

    Salatiga.

    7. Ibu Wiwik Kurniawati, S. Pd selaku Guru Pendidikan Agama Islam di

    SMK Saraswati Salatiga.

    8. Seluruh Dosen dan Karyawan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

    Prodi PAI IAIN SALATIGA yang telah berkenan memberikan ilmu

    pengetahuan dan pelayanan administrasi kepada penulis sehingga

    penulis dapat menyelesaikan studi dengan baik.

    9. Kepada pihak-pihak yang telah membantu yang tidak bisa penulis

    sebutkan satu persatu, terimakasih penulis ucapkan telah membantu

    terselesainya skripsi ini.

  • x

    Penulis menyadari bahwa tulisan ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu,

    penulis senantiasa mengharapkan masukan dan kritik yang membangun dari

    pembaca. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan para

    pembaca pada umumnya.

    Akhirnya hanya kepada Allah SWT. Penulis memohon petunjuk dan

    berserah diri memohon ampunan dan rahmatNya.

    Wassalamu‟alaikum wr.wb.

    Salatiga, 12 Maret 2019

    Penulis,

    Nailul Falah

    NIM 23010-15-0225

  • xi

    ABSTRAK

    Falah, Nailul. Peningkatan Hasil Belajar PAI Materi Akhlak Mulia Dengan

    Metode Pair Check Pada Siswa Kelas XII TKR B SMK Saraswati Salatiga

    Tahun Pelajaran 2018/2019. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

    Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri

    (IAIN) Salatiga. Pembimbing: Siti Rukhayati, M. Ag.

    Kata Kunci: Hasil Belajar, Pendidikan Agama Islam, Metode Pair Check

    Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penerapan metode

    pair check dapat meningkatkan hasil belajar PAI materi akhlak mulia pada siswa

    kelas XII TKR B SMK Saraswati Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019?

    Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian ini terdiri

    dari dua siklus. Langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas

    ini yaitu: perencanaan, tindakan, pengamatan, refleksi. Dalam analisis data

    menggunakan pendekatan kuantitatif.

    Hasil penelitian ini menunjukkan terjadinya peningkatan hasil belajar

    siswa dari tiap siklusnya. Pada pra siklus dari 36 siswa yang tuntas 10 siswa

    dengan persentase 27,78%, sedangkan yang belum tuntas 26 siswa dengan

    persentase 72,22% dengan rata-rata 64,72. Setelah pelaksanaan siklus I

    mengalami peningkatan sebanyak 17 siswa yang mendapat nilai tuntas dengan

    persentase 47,22%, sedangkan yang belum tuntas 19 siswa dengan persentase

    52,78% dengan rata-rata 69,44. Diadakan lagi pada siklus II, terjadi peningkatan

    sebanyak 33 siswa mendapat nilai tuntas dengan persentase 91,67% dan yang

    belum tuntas 3 siswa dengan persentase 8,33% dengan rata-rata 83. Jadi metode

    pair check dapat meningkatkan hasil belajar PAI materi akhlak mulia pada siswa

    kelas XII TKR B SMK Saraswati Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019.

  • xii

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL....................................................................................

    HALAMAN BERLOGO .............................................................................

    HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..........................................

    HALAMAN PENGESAHAN......................................................................

    HALAMAN BERJUDUL ............................................................................

    PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAN PUBLIKASI ....................

    HALAMAN MOTTO ..................................................................................

    HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................

    KATA PENGANTAR .................................................................................

    ABSTRAK ..................................................................................................

    DAFTAR ISI ................................................................................................

    DAFTAR TABEL ........................................................................................

    DAFTAR GAMBAR ...................................................................................

    DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah ...................................................................

    B. Rumusan Masalah ............................................................................

    C. Tujuan Penelitian .............................................................................

    D. Kegunaan Penelitian ........................................................................

    E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ..............................

    i

    ii

    iii

    iv

    v

    vi

    vii

    viii

    xi

    xii

    xiii

    xv

    xvi

    xvii

    1

    6

    6

    6

    8

    9

  • xiii

    F. Definisi Operasional ........................................................................

    G. Metode Penelitian ............................................................................

    H. Sistematika Penulisan ......................................................................

    BAB II LANDASAN TEORI

    A. Hasil Belajar .....................................................................................

    1. Pengertian Hasil Belajar ..............................................................

    2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar........................

    B. Pendidikan Agama Islam .................................................................

    1. Fungsi Pendidikan Agama Islam .................................................

    2. Tujuan Pendidikan Agama Islam ................................................

    C. Akhlak Mulia ..................................................................................

    1. Pengertian Akhlak Mulia .............................................................

    2. Manfaat Akhlak Mulia ................................................................

    3. Materi Akhlak Mulia ...................................................................

    D. Metode Pair Check ..........................................................................

    E. Kajian Materi Penelitian ..................................................................

    F. Kajian Pustaka..................................................................................

    BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

    A. Gambaran Umum SMK Saraswati Salatiga .....................................

    B. Tempat, Waktu, dan Subjek Penelitian ............................................

    C. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian .....................................................

    1. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ....................................................

    2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ..................................................

    11

    21

    23

    23

    28

    34

    35

    37

    38

    38

    41

    42

    50

    51

    52

    56

    65

    67

    67

    72

  • xiv

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Deskripsi Hasil Penelitian ................................................................

    1. Pra Siklus .....................................................................................

    2. Siklus I .........................................................................................

    3. Siklus II .......................................................................................

    B. Pembahasan ......................................................................................

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan .....................................................................................

    B. Saran ...............................................................................................

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

    77

    77

    81

    87

    93

    97

    98

  • xv

    DAFTAR TABEL

    Tabel 3.1 Data Sarana dan Prasarana SMK Saraswati Salatiga

    Tabel 3.2 Data Sarana dan Prasarana SMK Saraswati Salatiga

    Tabel 3.3 Data Nama Guru SMK Saraswati Salatiga

    Tabel 3.4 Daftar Nama Karyawan SMK Saraswati Salatiga

    Tabel 4.1 Daftar Nilai Hasil Belajar Pra Siklus Materi Akhlak Mulia

    Tabel 4.2 Data Nilai KKM Pra Siklus

    Tabel 4.3 Daftar Nilai Hasil Belajar Siklus I Materi Akhlak Mulia

    Tabel 4.4 Data Perolehan Nilai KKM Siklus I

    Tabel 4.5 Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus I

    Tabel 4.6 Lembar Observasi Siswa Siklus I

    Tabel 4.7 Daftar Nilai Hasil Belajar Siklus II Materi Akhlak Mulia

    Tabel 4.8 Data Perolehan Nilai KKM Siklus II

    Tabel 4.9 Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus II

    Tabel 4.10 Lembar Observasi Siswa Siklus II

    Tabel 4.11 Data Nilai Rata-rata Antar Siklus Materi Akhlak Mulia

    Tabel 4.12 Data Ketuntasan KKM Siswa Antar Siklus Materi Akhlak

    Mulia

  • xvi

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1.1 Bagan Rancangan Pelaksanaan PTK

    Gambar 4.1 Diagram Batang Presentase Ketuntasan Nilai Pra Siklus

    Gambar 4.2 Diagram Batang Presentase Ketuntasan Nilai Siklus I

    Gambar 4.3 Diagram Batang Presentase Ketuntasan Nilai Siklus II

    Gambar 4.4 Diagram Batang Data Nilai Rata-rata Antar Siklus Materi

    Akhlak Mulia

    Gambar 4.5 Diagram Batang Ketuntasan KKM Siswa Antar Siklus Materi

    Akhlak Mulia

    Gambar 6. Guru Menjelaskan Metode Pair Check

    Gambar 7. Guru Membagi kelompok untuk melaksanakan metode pair

    check

    Gambar 8. Guru Membagi Kertas Yang Berisi Soal Metode Pair Check

    Gambar 9. Guru Mengecek siswa dalam berdiskusi.

    Gambar 10. Siswa Bermain Peran Sebagai Pelatih dan Partner

    Gambar 11. Siswa Bertukar Peran

    Gambar 12. Foto Bersama Kelas XII B TKR SMK Saraswati Salatiga

  • xvii

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 RPP Siklus I, II

    Lampiran 2 Daftar Nama Siswa Kelas XII TKR B SMK Saraswati

    Salatiga

    Lampiran 3 Soal-soal Tes

    Lampiran 4 Daftar SKK

    Lampiran 5 Surat Pembimbingan

    Lampiran 6 Surat Permohonan Izin Penelitian

    Lampiran 7 Surat Balasan Penelitian

    Lampiran 8 Lembar Konsultasi Skripsi

    Lampiran 9 Hasil Belajar Siswa

    Lampiran 10 Dokumentasi

    Lampiran 11 Daftar Riwayat Hidup

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Dalam UUSPN no. 20 tahun 2003 pendidikan diartikan sebagai usaha

    sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

    pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

    untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

    kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

    masyarakat, bangsa dan negara (Lutfiah,dkk. 2011:218). Tujuan pendidikan

    yakni untuk mengubah diri manusia ke hal yang lebih baik dan dapat berperan

    di lingkungan masyarakat. Untuk mencapai tujuan tersebut banyak pihak yang

    menggantungkannya kepada pendidik atau guru dan guru mempunyai peran

    yang sangat penting dalam mencetak generasi penerus bangsa yang

    cendekiawan termasuk di dalamnya yaitu guru agama. Seorang guru atau

    pendidik dituntut untuk menjalankan tugasnya secara profesional dan

    proporsional, sehingga dapat memberikan bimbingan jiwa peserta didiknya

    dengan ilmu serta meluruskan akhlaknya.

    Pendidikan Islam merupakan kebutuhan manusia, karena sebagai

    makhluk pedagogis manusia dilahirkan dengan membawa potensi dapat dididik

    dan mendidik sehingga mampu menjadi khalifah di bumi, serta pendukung dan

    pemegang kebudayaan (Majid dan Andayani, 2004:130). Pendidikan agama

    Islam di berikan kepada anak sejak berada dalam kandungan, taman kanak-

    kanak hingga perguruan tinggi, karena dengan diberikan pendidikan agama

  • 2

    Islam anak akan mempunyai akhlak yang lebih baik lagi, dapat bersosialisasi di

    masyarakat dengan baik, mengamalkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari,

    dan semakin rajin beribadah kepada Allah SWT. Pendidikan Islam mengarah

    pada pembentukan kepribadian yang baik (akhlakul karimah) pada peserta

    didik yang berdasarkan pada ajaran agama Islam. Akhlak atau budi pekerti

    merupakan hal penting yang harus diajarkan pada peserta didik.

    Belajar adalah proses untuk mengetahui, menyampaikan,

    memperoleh keterampilan, dan mengalami perubahan tingkah laku baik dari

    perkataan maupun perbuatan. Perubahan yang ditampilkan akan berbeda

    sebelum siswa itu belajar dan setelah siswa itu belajar. Perubahan akan

    dialami siswa setelah melakukan pembelajaran dikelas dan di dampingi oleh

    seorang pendidik. Pembelajaran merupakan suatu sistem instruksional yang

    mengacu pada seperangkat komponen yang saling bergantung satu sama lain

    untuk mencapai tujuan. Komponen sistem pembelajaran meliputi: tujuan,

    bahan, peserta didik, guru, metode, situasi, dan evaluasi. semua komponen di

    organisasikan sehingga antar sesama komponen terjadi kerja sama (Hamruni,

    2012:11).

    Tugas seorang guru adalah mengajar dan guru harus menyadari

    bahwa mengajar itu mempunyai sifat yang sangat kompleks karena melibatkan

    aspek pedagogis, psikologis dan didaktis secara bersamaan. Dari ketiga aspek

    tersebut mempunyai taraf perkembangan yang berbeda satu dengan lainnya.

    Tugas guru dalam pembelajaran tidak terbatas hanya dalam penyampaian

    informasi kepada peserta didik. Sesuai dengan perkembangan zaman dan

  • 3

    teknologi yang semakin canggih guru dituntut untuk memiliki kemampuan dan

    kreativitas agar mampu memahami peserta didiknya yang mempunyai beragam

    keunikannya agar mampu membantu mereka dalam menghadapi kesulitan

    belajar. Dalam pada itu guru dituntut memahami berbagai model pembelajaran

    efektif agar dapat membimbing peserta didik secara optimal (Mulyasa,

    2010:21). Terkait dengan hal tersebut seringkali guru dalam mengajar tidak

    membuat persiapan mengajar sehingga guru mengambil jalan pintas dalam

    pembelajaran, hal tersebut memberikan dampak yang tidak baik bagi guru itu

    sendiri maupun peserta didik. Untuk mengatasi hal tersebut, guru hendaknya

    memandang suatu pembelajaran sebagai sistem, apabila satu komponen sistem

    itu terganggu maka akan mengganggu seluruh sistem tersebut. Menjadi seorang

    guru yang profesional harus melakukan persiapan pembelajaran terlebih dahulu

    dan merevisi pembelajaran sesuai kebutuhan peserta didik dan perkembangan

    zaman.

    Materi akhlak mulia adalah salah satu materi yang diajarkan di kelas

    XII, akhlak mulia merupakan tujuan pokok dalam pendidikan akhlak Islam ini.

    Menurut Mahmud (2004:159), Tujuan pendidikan akhlak dalam Islam adalah

    agar manusia berada dalam kebenaran dan senantiasa berada dijalan yang

    lurus, jalan yang telah digariskan oleh Allah SWT, inilah yang akan

    mengantarkan manusia kepada kebahagiaan dunia dan akhirat. Secara garis

    besar pendidikan akhlak Islam ingin mewujudkan masyarakat yang beriman

    yang senantiasa berjalan diatas kebenaran. Masyarakat yang konsisten dengan

    nilai-nilai keadilan, kebaikan dan musyawarah. Di samping itu pendidikan

  • 4

    Islam juga bertujuan menciptakan masyarakat yang berwawasan, demi

    tercapainya kehidupan manusia yang berlandaskan pada nilai-nilai humanisme

    yang mulia.

    Dalam proses belajar mengajar komunikasi antara guru dan siswa itu

    sangat di perlukan untuk membangkitkan minat siswa dalam suatu

    pembelajaran. Fungsi pendidikan yang paling penting yaitu dapat membuat

    siswa mau belajar dan dapat belajar. Dalam hal ini pendidik dituntut untuk

    memiliki kreativitas dalam kegiatan proses belajar, strategi kreasi intelektual

    dan strategi kognitif daripada informasi verbal. Dengan cara mengajar yang

    demikian, strategi belajar tersebut diharapkan dapat menghasilkan interaksi dan

    keterlibatan yang maksimal bagi siswa dalam belajar, dan untuk menumbuhkan

    keaktifan siswa saat proses pembelajaran berlangsung (Thoha, 1996:54).

    Sekolah belum menyadari bahwa sebenarnya sekolah itu mempunyai

    potensi yang dapat dikembangkan supaya sekolahannya maju dan berkembang

    dengan baik, sebab sekolah tersebut mempunyai peserta didik dengan kualitas

    yang baik, sarana lengkap, pendidikan yang cukup baik, akan tetapi interaksi

    belajar mengajar yang masih semrawut akibat salah urus dalam mengelola

    kelas. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengelola dan

    mengorganisasi kelas, supaya muncul kelompok belajar mengajar yang aktif

    dan interaktif sehingga suasana kelas menjadi hidup atau aktif ketika proses

    belajar mengajar berlangsung.

  • 5

    . Keberhasilan proses belajar mengajar dipengaruhi beberapa faktor,

    baik itu secara internal maupun eksternal dari guru maupun dari peserta didik

    itu sendiri. Tidak hanya guru dan siswa dalam menunjang keberhasilan proses

    belajar mengajar tapi metode belajar juga menentukan aspek keberhasilan

    belajar. Pemilihan metode yang tepat sesuai dengan materi dan karakteristik

    siswa baik secara psikologis maupun jasmani. Untuk itu diperlukan keahlian

    seorang guru dalam menentukan metode pembelajaran. Kesalahan dalam

    pemilihan metode akan mengakibatkan tidak maksimalnya pemahaman siswa

    dan menyebabkan tidak maksimalnya pencapaian materi dan tujuan. Di kelas

    XII TKR B SMK Saraswati Salatiga, dalam proses pembelajaran guru

    menggunakan metode ceramah dan diskusi sehingga siswa merasa bosan,

    ngantuk, dan siswa yang duduk dibelakang pada ramai sendiri, dengan

    terjadinya masalah tersebut banyak siswa yang tidak begitu aktif dalam

    pembelajaran dan tidak ada timbal balik antara guru dan siswa, belum adanya

    variasi metode pembelajaran yang baru untuk membangkitkan minat siswa

    dalam pembelajaran.

    Penggunaan metode yang tepat dan menyenangkan akan

    meningkatkan hasil belajar yang sesuai dengan KKM yang telah ditetapkan

    yaitu 75 untuk pelajaran pendidikan agama Islam. Apabila siswa yang

    mendapatkan nilai di bawah KKM yang telah ditetapkan maka diadakan

    remidial, pengalaman belajar yang terjadi menumbuhkan gagasan baru dan

    solusi untuk masalah tersebut bagaimana menemukan cara siswa memiliki

    peran dan menggali potensi siswa sehingga dapat meningkatkan hasil beajar

  • 6

    siswa yang memuaskan. Berdasarkan masalah yang sudah disampaikan diatas,

    maka penulis melakukan penelitian yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar

    PAI Materi Akhlak Mulia Dengan Metode Pair Check Pada Siswa Kelas XII

    TKR B SMK Saraswati Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan

    masalah “ Apakah penerapan metode pair check dapat meningkatkan hasil

    belajar PAI materi akhlak mulia pada siswa kelas XII TKR B SMK Saraswati

    Salatiga tahun pelajaran 2018/2019? ”.

    C. Tujuan Penelitian

    Tujuan yang di harapkan oleh peneliti yaitu untuk mengetahui peningkatan

    hasil belajar PAI materi akhlak mulia dengan menggunakan metode pair check

    pada siswa kelas XII TKR B SMK Saraswati Salatiga tahun pelajaran

    2018/2019.

    D. Kegunaan Penelitian

    1. Manfaat teoritis:

    a. Untuk mengetahui hasil implementasi metode pair check sebagai upaya

    meningkatkan hasil belajar siswa materi akhlak mulia.

    b. Untuk menjadi acuan dasar bagi peneliti selanjutnya.

    c. Menambah wawasan pengetahuan seorang pendidik, sehingga dapat

    memperbaiki proses pembelajaran dikelas.

  • 7

    2. Manfaat Praktis

    a. Bagi Guru

    (1) Membantu guru untuk melakukan refleksi diri guna memperbaiki

    proses belajar mengajar.

    (2) Dengan menggunakan metode pembelajaran guru dapat

    memperbaiki praktik-praktik pembelajarannya agar lebih efektif.

    (3) Dengan adanya PTK, guru dapat merasakan, menghayati,

    mengetahui, melihat secara langsung apakah selama pembelajaran

    berlangsung memiliki efektivitas yang tinggi atau tidak.

    (4) Dapat meningkatkan profesionalisme guru dalam memperbaiki

    proses belajar-mengajar yang berdampak pada meningkatnya rasa

    percaya diri dalam melaksanakan tugas.

    (5) Menciptakan suasana belajar yang bebas dan menyenangkan

    sehingga menimbulkan sikap antusiasme siswa saat proses

    pembelajaran.

    b. bagi siswa;

    (1) Siswa menjadi aktif dan menyenangkan saat proses pembelajaran

    berlangsung, dan siswa menjadi lebih percaya diri ketika menjawab

    pertanyaan dari guru.

    (2) Siswa menjadi tahu tentang metode pair check dan meningkatkan

    pemahaman siswa tentang mata pelajaran pendidikan agama Islam.

    (3) Meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah,

    membuat keputusan dan memperoleh keterampilan.

  • 8

    c. Bagi sekolah:

    (1) Menjadikan alat untuk evaluasi, untuk meningkatkan efektifitas

    pembelajaran.

    (2) Menjadikan sekolah sebagai rujukan sekolah-sekolah lain.

    (3) Penelitian ini dapat digunakan untuk memperbaiki pendidikan dan

    meningkatkan kualitas para pendidik.

    E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan

    1. Hipotesis Tindakan

    Secara teknis, hipotesis dapat didefinisikan sebagai pernyataan

    mengenai populasi yang akan diuji kebenarannya berdasarkan data yang

    diperoleh dari sampel penelitian. Sedangkan hipotesis penelitian adalah

    jawaban sementara terhadap masalah penelitian, yang kebenarannya masih

    harus diuji secara empiris (Suryabrata, 1983:69). Penyusunan hipotesis

    diperlukannya acuan teori atau fakta, untuk itu di perlukan studi

    pendahuluan dalam rangka mencari berbagai informasi baik studi

    dokumenter, studi kepustakaan dan studi lapangan. Dalam penelitian ini

    hipotesis yang penulis tegaskan adalah: “ Dengan penerapan metode pair

    check dapat meningkatkan hasil belajar pai materi akhlak mulia pada siswa

    kelas XII TKR B SMK Saraswati Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019.

  • 9

    2. Indikator Keberhasilan

    Penerapan metode pair check dikatakan berhasil apabila indikator

    dapat tercapai, adapun indikator keberhasilan yang dirumuskan adalah

    hasil belajar dikatakan meningkat atau berhasil apabila secara klasikal

    siswa mencapai 85% dan secara individual siswa mencapai nilai sesuai

    KKM yaitu 75 yang ditetapkan di kelas XII TKR B SMK Saraswati

    Salatiga.

    F. Definisi Operasional

    1. Hasil Belajar

    Hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan

    tindak mengajar (Mudjiono, 2002: 3). Hasil belajar adalah tingkat

    penguasaan suatu pengetahuan yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti

    program belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang di

    tetapkan (Umiarso dan Imam Gojali, 2010:240). Hasil belajar merupakan

    tercapainya penguasaan materi dalam suatu mata pelajaran tertentu. Hasil

    belajar siswa dapat diketahui dengan dilakukan test setelah materi

    pelajaran di ajarkan, hasil belajar meningkat apabila nilai siswa diatas

    KKM yang telah ditetapkan oleh sekolah yaitu 75 untuk pelajaran

    pendidikan agama Islam. Dengan adanya hasil belajar membuat siswa

    lebih rajin untuk belajar di sekolah maupun dirumah agar hasilnya lebih

    meningkat.

  • 10

    2. Pendidikan Agama Islam

    Pendidikan agama Islam adalah usaha sadar yang dilakukan

    pendidik dalam rangka mempersiapkan peserta didik untuk menyakini,

    memahami, dan mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan,

    pengajaran atau pelatihan yang telah ditentukan untuk mencapai tujuan

    yang telah ditetapkan (Majid dan Andayani, 2004: 132). Menurut Zakiyah

    Darajat (1987: 87) pendidikan agama Islam adalah suatu usaha untuk

    membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami

    ajaran Islam secara menyeluruh.

    Jadi menurut penulis pendidikan agama Islam adalah upaya sadar

    dan terencana yang dilakukan pendidik kepada peserta didik untuk

    memahami seluruh ajaran agama Islam melalui proses kegiatan

    bimbingan, pengajaran atau pelatihan yang bersumber dari Al-qur‟an dan

    Hadist dan berguna untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

    3. Materi Akhlak Mulia

    Akhlak adalah sifat-sifat yang dibawa manusia sejak lahir yang

    tertanam dalam jiwanya dan selalu ada padanya. Sifat itu dapat lahir

    berupa perbuatan baik, disebut akhlak yang mulia, atau perbuatan buruk

    disebut akhlak yang tercela (Asmaran, 2002: 1). Materi yang berkaitan

    dengan perilaku akhlak mulia, antara lain:

    a. Adil, yaitu nilai-nilai kemanusiaan yang harus ada pada diri manusia

    untuk mewujudkan sikap yang seimbang, benar, tebusan, atau

    memberikan segala sesuatu kepada yang berhak.

  • 11

    b. Rida, yaitu sikap menerima segala ketentuan Allah swt, tenang dalam

    menghadapi cobaan dengan senantiasa berusaha, dan tidak mudah putus

    asa.

    c. Amal Saleh, yaitu perbuatan kebajikan yang dilandasi Iman kepada

    Allah swt dengan niat memperoleh rida-Nya.

    4. Metode Pair Check

    Pair Check merupakan metode pembelajaran berkelompok antara

    dua orang atau berpasangan yang dipopulerkan oleh spencer kagan pada

    1990. Model ini menerapkan pembelajaran kooperatif yang menuntut

    kemandirian dan kemampuan siswa dalam menyelesaikan persoalan.

    Metode ini juga melatih tanggung jawab sosial siswa, kerja sama, dan

    kemampuan memberikan penilaian (Huda, 2013: 211).

    G. Metode Penelitian

    1. Rancangan Penelitian

    Menurut Ridwan & Sudiran dalam bukunya Penelitian Tindakan

    Kelas Pengembangan Profesi Guru (2016:31), menggunakan tahapan PTK

    model Kemmis dan Mc Taggart sebagai berikut:

    a. Rencana

    Merupakan rancangan tindakan yang akan dilakukan untuk

    memperbaiki, meningkatkan, atau merubah perilaku dan sikap sebagai

    usulan solusi permasalahan. pada tahap ini dilakukannya persiapan

    materi akhlak mulia, diantarnya:

  • 12

    (1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) pada tiap

    siklusnya.

    (2) Membuat konsep pembelajaran

    (3) Menyiapkan bahan pembelajaran metode Pair Check

    b. Tindakan

    Merupakan apa yang dilakukan oleh guru sebagai upaya perbaikan,

    peningkatan, atau perubahan yang diinginkan. Pada saat melakukan

    tindakan guru menggunakan metode pembelajaran pair check untuk

    meningkatkan hasil belajar siswa, sehingga hasilnya meningkat. Dalam

    menggunakan metode pertama, guru menerangkan pelajaran materi

    akhlak mulia kemudian guru membagi kelompok dan memberikan soal

    kepada kelompok, satu kelompok dua orang siswa satu sebagai

    penjawab soal dan satunya lagi sebagai pengecheck jawaban. Siswa

    yang berhasil menjawab dan mendapatkan kupon banyak berhak

    mendapatkan reward dari guru.

    c. Observasi ( pengamatan)

    Merupakan kegiatan pengamatan atas tindakan yang dilaksanakan

    atau dikenakan terhadap siswa. Dalam observasi ini guru mengamati

    langsung penerapan metode pair check dalam pembelajaran. Untuk

    mengetahui hasil penerapan metode pair check maka peneliti akan

    mengadakan teknik tes dan lembar observasi pengamatan yang telah di

    persiapkan selama kegiatan belajar mengajar berlangsung.

    d. Refleksi

  • 13

    Merupakan kegiatan mengkaji, melihat dan mempertimbangkan

    proses yang dilakukan dalam kaitannya dengan hasil atau dampak dari

    tindakan. Refleksi dilakukan untuk memperbaiki pelaksanaan tindakan

    sesuai hasil evaluasi yang nantinya akan digunakan pada siklus

    berikutnya (Kunandar, 2011:99). Kegiatan refleksi ini untuk

    menemukan kelebihan dan kekurangan tindakan yang telah

    dilaksanakan, dan menganalisis pengaruh yang terjadi setelah

    menggunakan tindakan. Hasil refleksi dapat digunakan guru untuk

    megevaluasi metode pembelajaran yang telah digunakan, membuat

    revisi perencanaan pembelajaran untuk memperbaiki proses belajar

    mengajar di siklus berikutnya, meningkatkan kinerja sebagai seorang

    pendidik.

    Gambar 1.1 Bagan Rancangan Pelaksanaan PTK

  • 14

    2. Subjek dan Lokasi Penelitian

    Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XII TKR B SMK Saraswati

    Salatiga tahun pelajaran 2018/2019, dengan jumlah 36 siswa laki-laki

    semua. Lokasi penelitian di laksanakan di SMK Saraswati Salatiga.

    3. Langkah-langkah Penelitian

    Langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas

    ini menggunakan model Kemmis dan Mc Taggart, yang meliputi dua

    siklus Setiap siklusnya meliputi empat tahap yaitu, rencana, tindakan,

    pengamatan dan refleksi. Pelaksanaan siklus I akan di uraikan sebagai

    berikut:

    a. Siklus I

    1) Perencanaan.

    a) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) materi

    akhlak mulia pada siklus I.

    b) Membuat lembar observasi/pengamatan terhadap guru dan

    siswa.

    c) Menyiapkan lembar soal untuk melaksanakan tes materi

    akhlak mulia.

    2) Tindakan

    a) Kegiatan awal

    Guru mengawali pelajaran dengan berdoa, memberikan

    motivasi, periksa kerapian.

    b) Kegiatan Inti

  • 15

    (1) Guru menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan

    pembelajaran.

    (2) Guru melakukan pre test terkait materi yang akan

    dipelajari yakni akhlak mulia.

    (3) Guru menjelaskan materi akhlak mulia yaitu tentang

    pengertian adil, rida, dan amal saleh.

    (4) Guru menjelaskan tentang langkah-langkah metode pair

    check

    (5) Guru membentuk kelompok masing-masing kelompok

    ada 4 siswa, dalam satu tim kelompok ada 2 pasangan

    yang dibebani satu peran yang berbeda, yakni partner

    dan pelatih atau pengecek. Siswa yang berhasil

    menjawab pertanyaan dengan benar akan mendapatkan

    kupon dari guru

    c) Kegiatan Penutup

    Guru menyimpulkan materi pembelajaran, memberikan

    evaluasi berupa tes untuk mengetahui hasil belajar.

    3) Pengamatan

    Mengamati guru dan peserta didik pada saat pembelajaran

    di laksanakan dengan menggunakan lembar observasi, untuk

    mengetahui kelemahan-kelemahan penggunaan metode pair check

    saat pembelajaran berlangsung

  • 16

    4) Refleksi

    Kegiatan refleksi ini untuk mengetahui apakah ada proses

    perubahan dalam menggunakan metode pair check saat

    pembelajaran berlangsung. Setelah memperoleh data hasil

    observasi peneliti melakukan analisis pebaikan perencanaan pada

    pembelajaran siklus II.

    b. Siklus II

    Setelah mengetahui kelemahan-kelemahan siklus I maka

    dilakukan perbaikan pada siklus II. Pelaksanaan siklus II merupakan

    hasil refleksi dari siklus I pelaksanaan siklus II melalui empat tahap

    yaitu: perencanaan, tindakan, pengamatan, refleksi yang akan diuraikan

    sebagai berikut:

    1) Perencanaan

    a) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) materi akhlak

    mulia pada siklus II, dengan melihat kelemahan dan kekurangan

    yang terjadi saat pembelajaran yang dilaksanakan pada sikus I.

    b) Membuat lembar observasi/pengamatan terhadap guru dan siswa.

    c) Menyiapkan lembar soal untuk melaksanakan tes materi akhlak

    mulia.

    2) Tindakan

    a) Kegiatan awal

    Guru mengawali pelajaran dengan berdoa, memberikan

    motivasi, periksa kerapian.

  • 17

    b) Kegiatan inti

    (1) Guru memberikan contoh perilaku adil, rida, dan amal saleh

    dalam kehidupan sehari-hari dan di masyarakat.

    (2) Guru membentuk kelompok masing-masing kelompok ada 4

    siswa, dalam satu tim kelompok ada 2 pasangan yang

    dibebani satu peran yang berbeda, yakni partner dan pelatih.

    (3) Guru memberikan pertanyaan pada masing-masing

    kelompok.

    (4) Guru membimbing dan memberi arahan atas jawaban dari

    berbagai soal.

    (5) Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya

    tentang materi akhlak mulia.

    c) Kegiatan Penutup

    Guru menyimpulkan materi yang sudah dipelajari dan

    memberikan tes evaluasi siklus II.

    3) Pengamatan

    Dalam kegiatan pengamatan ini untuk mengetahui adanya

    perubahan yang terjadi pada siswa yaitu: siswa menjadi berperan

    aktif dalam pembelajaran, siswa menjadi aktif bertanya dan hasil

    belajar yang di peroleh semakin meningkat.

    4) Refleksi

    Penelitian tindakan kelas pada tahap refleksi ini sudah

    dilaksanakan sesuai dengan perencanaan dan pengamatan yang

  • 18

    dilakukan peneliti pada saat proses pembelajaran berlangsung.

    Adanya peningkatan pada hasil belajar siswa dalam penggunaan

    metode pair check pada materi akhlak mulia, selain itu siswa

    juga sudah mulai aktif dalam pembelajaran, siswa mulai

    memperhatikan penjelasan guru.

    4. Teknik Pengumpulan Data

    Pengumpulan data dalam PTK meliputi observasi, wawancara, tes,

    dan dokumentasi yang akan diuraikan sebagai berikut:

    a. Observasi

    Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara

    pengamatan terhadap objek (benda, peristiwa) diikuti dengan

    pencatatan secara cermat. Observasi ini dilaksanakan untuk mengetahui

    gambaran umum tentang objek yang diteliti, untuk memperoleh data-

    data yang diperlukan. Observasi sangat di perlukan dalam sebuah

    penelitian, dalam observasi ini peneliti terjun langsung untuk melihat

    situasi pembelajaran yang berlangsung dan mengamati proses jalannya

    siklus awal sampai siklus akhir.

    b. Tes

    Tes adalah sejumlah pertanyaan yang disampaikan pada seseorang

    atau sejumlah orang untuk mengungkapkan keadaan atau tingkat

    perkembangan salah satu atau beberapa aspek psikologis di dalam

    dirinya. Aspek psikologis dapat berupa prestasi atau hasil belajar,

    minat, bakat, kecerdasan (Kunandar, 2011:186). Tes dilaksanakan

  • 19

    setelah penyampaian materi selesai untuk mengevaluasi pemahaman

    siswa terhadap materi yang sudah di ajarkan setelah menggunakan

    tindakan, tes yang diberikan kepada siswa berupa tes uraian yang harus

    dijawab siswa dalam bentuk uraian tertulis.

    c. Dokumentasi

    Dokumentasi ini diambil saat siswa melakukan proses kegiatan

    pembelajaran dikelas, dan hal-hal yang dibutuhkan saat melakukan

    penelitian misalnya, daftar absensi siswa, daftar nilai siswa, foto selama

    kegiatan dan gambaran umum tentang SMK Saraswati Salatiga.

    5. Instrumen Penelitian

    Instumen yang digunakan pada saat melakukan penelitian sebagai

    berikut:

    a. Lembar Observasi Siswa

    Lembar pengamatan ini dilakukan saat proses pembelajaran

    berlangsung di kelas XII TKR B dan untuk mengetahui bagaimana

    proses penerapan metode pair check. Dengan adanya lembar observasi

    dapat diketahui kekurangan dan kendala dalam penerapan metode pair

    check.

    b. Soal test

    Untuk mengetahui hasil belajar siswa diadakan evaluasi dengan cara

    tes tertulis, test ini dilakukan setelah siswa mempelajari materi akhlak

    mulia, kemudian diadakan tes untuk mengukur kemampuan siswa

    dalam memahami mata pelajaran yang telah diajar.

  • 20

    6. Analisis Data

    Pada penelitian tindakan kelas ini, menggunakan analisis deskripsi

    kualitatif, yaitu metode penelitian yang memaparkan keaslian data yang

    bertujuan untuk mengetahui hasil belajar yang dapat dicapai siswa serta

    untuk mengetahui minat dan aktivitas siswa ketika proses pembelajaran

    berlangsung. Penelitian ini juga menggunakan pendekatan kuantitatif

    untuk menganalisis data berupa angka-angka (statistik), sebagai bahan

    pendukung penelitian kuantitatif yang sifatnya deskriptif. Analisis data

    untuk mengetahui keefektifan metode yang digunakan pada proses

    pembelajaran, hasil analisis ini digunakan untuk kegiatan refleksi pada tiap

    siklusnya serta untuk melakukan perencanaan lanjut ke siklus berikutnya.

    Analisis data ini untuk mengukur tingkat keberhasilan atau

    presentase ketuntasan belajar siswa pada setiap siklusnya, dengan KKM

    yang telah ditentukan pada mata pelajaran pendidikan agama Islam yaitu

    75. Untuk mengetahui ketuntasan belajar maka diadakan tes hasil belajar.

    Menurut Aqib (2009: 204) analisis ini dapat dihitung menggunakan

    statistik sederana, yaitu sebagai berikut:

    a. Penilaian rata-rata

    Nilai rata-rata ini didapat dengan menggunakan rumus:

    Menghitung nilai rata-rata kelas:

    𝜲=

    Keterangan

  • 21

    Ʃ𝞆 = Jumlah nilai keseluruhan siswa

    Ν = Jumlah siswa

    𝜲 = Nilai rata-rata

    b. Penilaian ketuntasan belajar

    untuk menghitung penilaian ketuntasan belajar, dapat

    menggunakan rumus:

    𝙿=

    x 100%

    H. Sistematika Penulisan

    Untuk mempermudah para pembaca dalam memahami penelitian ini,

    maka penyajian tulisan ini dipaparkan dalam bentuk sistematika penulisan

    sebagai berikut:

    BAB I Pendahuluan, berisi tentang latar belakang masalah, rumusan

    masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, hipotesis

    tindakan dan indikator keberhasilan, definisi operasional,

    metode penelitian, sistematika penelitian.

    BAB II Landasan Teori, berisi tentang landasan teori yang dikemukakan

    dari tiap-tiap variabel, kajian materi penelitian dan kajian

    pustaka.

    BAB III Pelaksanaan Penelitian, dalam pelaksanaan penelitian ini mencakup

    tentang gambaran umum SMK Saraswati Salatiga yang meliputi

    profil sekolah, visi, misi dan tujuan sekolah, program keahlian,

    organisasi sekolah, sarana dan prasarana sekolah, nama guru dan

  • 22

    karyawan sekolah, deskripsi pelaksanaan dari pra siklus hingga

    siklus akhir.

    BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, berisi tentang deskripsi hasil

    pelaksanaan penelitian dan pembahasan dari pra siklus hingga

    siklus akhir.

    BAB V Penutup, berisi tentang kesimpulan dan saran.

  • 23

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Hasil Belajar

    1. Pengertian Hasil Belajar

    Belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan seseorang dengan

    sengaja dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep, pemahaman,

    atau pengetahuan baru sehingga memungkinkan seseorang terjadinya

    perubahan perilaku yang relatif tetap baik dalam berfikir, merasa, maupun

    dalam bertindak (Susanto, 2013:4). Adapun menurut R.Gagne (1989)

    dalam buku teori belajar pembelajan di sekolah dasar, belajar adalah sebagai

    perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara

    individu dengan individu lain dan individu dengan lingkungannya sehingga

    mereka lebih mampu berinteraksi dengan lingkungannya.

    Jadi penulis menyimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan

    yang terjadi pada tingkah laku yang baik, pemahaman, pengetahuan yang

    didapatkan setelah memperoleh pengalaman belajar dari sekolah maupun

    lingkungannya. Dengan proses belajar, maka manusia melakukan

    perubahan-perubahan kualitas yang ada pada dirinya sehingga tingkah

    lakunya mengalami perkembangan. Menurut Soekamto dan Winataputra

    (1997) dalam buku teori belajar dan pembelajaran, di dalam tugas

    melaksanakan proses belajar mengajar seorang guru harus memperhatikan

    prinsip-prinsip belajar sebagai berikut:

    a. Apapun yang dipejari oleh siswa, dialah yang harus belajar tidak

    boleh orang lain dan siswa harus bertindak secara aktif.

  • 24

    b. Setiap siswa belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya.

    c. Siswa akan dapat belajar dengan baik, apabila dalam proses belajar

    mendapat dorongan penguatan secara langsung pada setiap

    langkahnya.

    d. Penguasaan yang sempurna dari setiap langkah yang dilakukan

    siswa akan membuat proses belajar lebih berarti.

    e. Motivasi siswa belajar akan meningkat apabila siswa di beri

    tanggung jawab dan kepercayaan penuh dalam belajarnya

    (Baharudin dan Wahyuni, 2008:16). Orang tua dan guru

    mempunyai peran untuk mendorong motivasi siswa dengan

    berbagai cara, contonya menghadiahi anak mereka apabila

    mendapatkan nilai bagus. Pemberian hadiah ini untuk memotivasi

    siswa untuk meningkatkan belajarnya (Paul Eggen, 2009:11).

    Hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan

    tindak mengajar (Mudjiono, 2002:3). Hasil belajar adalah tingkat

    penguasaan suatu pengetahuan yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti

    program belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang di tetapkan

    (Umiarso dan Imam Gojali, 2010:240). Hasil belajar adalah kemampuan-

    kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman

    belajarnya (Sudjana, 1990:22). Hasil belajar adalah perubahan-perubahan

    yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif,

    dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar (Susanto, 2013:5).

    Pengertian tentang hasil belajar sebagaimana diuraikan diatas dipertegas

  • 25

    lagi oleh Nawawi dalam K. Brahim (2007: 39) dalam buku teori belajar dan

    pembelajaran di sekolah dasar yang menyatakan bahwa hasil belajar dapat

    diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi

    pelajaran disekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil

    tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu.

    Penulis menyimpulkan bahwa hasil belajar adalah penguasaan

    siswa terhadap mata pelajaran tertentu yang ditunjukkan pada perubahan

    yang terjadi menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotor dan diukur

    melalui hasil tes. Dalam hal ini uji kompetensi guru akan mendorong

    terciptanya kegiatan dan hasil belajar yang optimal, karena guru yang teruji

    kompetensinya akan menyesuaikan kompetensinya dengan perkembangan

    kebutuhan dan pembelajaran, guru yang teruji kompetensinya akan lebih

    mampu menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif, kreatif, afektif

    dan menyenangkan sehingga mampu mengembangkan potensi seluruh

    peserta didiknya secara optimal (Mulyasa, 2010:190). Dengan hal ini guru

    mempunyai peranan yang sangat penting untuk menentukan keberhasilan

    belajar siswa, selain itu guru juga sebagai faktor utama dalam menunjang

    hasil belajar siswa. Dengan siswa mengetahui hasil belajarnya maka akan

    membuat siswa semakin termotivasi dan giat belajar untuk meningkatkan

    prestasi belajarnya.

    Menurut Gagne dan Briggs dikutip dalam buku Umiarso danImam

    Gojali bahwa hasil belajar diperoleh berupa kemampuan dalam diri

    seseorang. Ada lima kemampuan hasil belajar yang di peroleh yakni sebagai

  • 26

    berikut; keterampilan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal,

    keterampilan motorik dan sikap. Sementara itu, Bloom membagi hasil

    belajar ke dalam tiga ranah yaitu kognitif, afektif, psikomotorik yang

    mempunyai tujuan berbeda-beda (Umiarso dan Imam Gojali, 2010:141).

    Pembahasan dari tiga ranah taksonomi Bloom akan diuraikan sebagai

    berikut;

    a. Ranah Kognitif

    Adalah proses mengetahui tentang sesuatu yang untuk di ubah,

    direduksi, disimpan dan dipakai untuk dirinya sendiri serta alam sekitar.

    Dalam taksonominya Bloom mengemukakan enam tingkatan kemampuan

    yang dimiliki individu pada aspek kogntif, yaitu pengetahuan (mengingat,

    menghafal), pemahaman (menginterpretasikan), aplikasi (menggunakan

    konsep untuk memecahkan suatu masalah), analisis (menjabarkan suatu

    konsep), sintesis (menggabungkan bagian-bagian konsep menjadi suatu

    konsep yang utuh), dan evaluasi (membandingkan nilai, ide, metode)

    (Umiarso dan Imam Gojali, 2010: 242-243).

    b. Ranah Afektif

    Adalah berkenaan sikap seseorang dan nilai. Berikut ini pembagian

    ranah afektif sebagai hasil belajar, yakni;

    1) Reciving/attending, yaitu kepekaan siswa dalam menerima stimulasi

    dari luar yang datang kepada siswa dalam bentuk masalah, situasi,

    gejala dan lain-lain.

  • 27

    2) Responding atau jawaban, yaitu reaksi yang diberikan oleh seseorang

    terhadap stimulasi yang datang dari luar.

    3) Valuing (penilaian), yakni kepercayaan terhadap nilai dan gejala

    stimulus.

    4) Organisasi, yakni pengembangan dari nilai termasuk hubungan satu

    nilai dengan nilai lain.

    5) Karakteristik, yakni hubungan semua sistem nilai yang

    mempengaruhi kepribadian dan tingkah lakunya.

    c. Ranah Psikomotoris

    Hasil belajar psikomotoris tampak dalam bentuk keterampilan

    (skill) dan kemampuan bertindak individu. Ada enam tingkatan

    keterampilan sebagai berikut;

    1) Gerakan refleks ( gerakan yang tiak sadar).

    2) Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar.

    3) Kemampuan perseptual, termasuk di dalamnya membedakan visual

    dan auditif, motoris.

    4) Kemampuan dalam bidang fisik, misalnya kekuatan.

    5) Gerakan-gerakan skil ( keterampilan).

    6) Kemampuan yang berkenaan dengan gerakan ekspresif dan

    interpretatif (Sudjana, 1990: 29-31).

    Guru harus tahu ketiga hasil belajar tersebut yang sudah dijelaskan

    gunanya untuk merumuskan tujuan pengajaran dan menyusun alat-alat

    penilaian baik tes maupun non tes.

  • 28

    2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

    Menurut Slameto (1988:56-74), faktor-faktor yang mempengaruhi

    belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan ,

    yaitu faktor intern dan faktor ekstern.

    a. Faktor Intern

    Faktor intern dibahas menjadi tiga faktor, yaitu faktor jasmaniah,

    faktor psikologis, dan faktor kelelahan. Yang akan diuraikan sebagai

    berikut:

    1) Faktor Jasmaniah

    a) Faktor Kesehatan

    Kesehatan seseorang akan berpengaruh dalam proses

    belajarnya, apabila kesehatannya terganggu maka akan merasa

    cepat lelah, ngantuk, tidak bersemangat dan merasa pusing.

    Untuk menjaga kesehatan dengan melakukan hal-hal semacam

    istirahat atau tidur yang cukup, makan, olahraga dan rekreasi.

    b) Cacat Tubuh

    Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik

    atau kurang sempurna mengenai tubuh atau badan. Seseorang

    yang cacat tubuh juga mempengaruhi belajar, hendaknya di

    sekolahkan dilembaga pendidikan khusus dan menggunakan alat

    bantu yang dapat mengurangi kecacatannya.

  • 29

    2) Faktor Psikologis

    Ada beberapa faktor psikologis yang mempengaruhi belajar,

    sebagai berikut:

    a) Intelegensi

    Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis

    yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan kedalam

    situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui atau

    menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif,

    mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat. Siswa yang

    mempunyai tingkat intelegensi yang normal akan dapat berhasil

    dengan baik dalam belajar, jika ia belajar dengan baik.

    b) Perhatian

    Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, perhatian

    siswa terhadap mata pelajaran harus ada terlebih dahulu apabila

    perhatian dalam diri siswa tidak ada maka ia akan mengalami

    kebosanan dalam pelajaran tersebut untuk menarik perhatiannya

    maka harus membuat konsep pembelajaran yang menarik.

    c) Minat

    Minat adalah sikap yang tetap untuk memperhatikan dan

    mengenang beberapa kegiatan. Minat mempunyai pengaruh

    besar kepada siswa dan bahan pelajaran yang menarik minat

    siswa akan mudah dihafal dan disimpan karena minat

    menambahkan kegiatan belajar siswa.

  • 30

    d) Bakat

    Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Bakat mempunyai

    pengaruh terhadap belajar jika bahan pelajaran yang dipelajari

    sesuai dengan bakatnya, maka hasil belajarnya akan lebih baik

    karena ia senang belajar dan giat belajar.

    e) Motif

    Dalam proses belajar mendorong siswa agar dapat belajar

    dengan baik dan mempunyai motif untuk berpikir dan

    memusatkan perhatian, merencanakan, dan melaksanakan

    kegiatan yang menunjang proses pembelajaran. Motif yang kuat

    sangatlah perlu di dalam belajar, untuk membentuk motif yang

    kuat itu dapat dilaksanakan dengan adanya latihan-latihan atau

    kebiasaan-kebiasaan dan pengaruh lingkungan yang

    memperkuat.

    f) Kematangan

    Kematangan adalah tingkat atau fase pertumbuhan

    seseorang, dimana alat-alat tubuhnya siap untuk melaksanakan

    kecakapan baru. Anak yang sudah siap (matang) belum dapat

    melaksanakan kecakapannya sebelum belajar. Belajar akan lebih

    berhasil jika anak sudah siap (matang).

    g) Kesiapan

    kesiapan mempunyai hubungan dengan kematangan, karena

    kematangan berarti mempunyai kesiapan untuk melaksanakan

  • 31

    kecakapan. Kesiapan belajar perlu diperhatikan untuk

    memperoleh hasil belajar yang baik.

    3) Faktor Kelelahan

    Kelelahan seseorang dapat dibagi menjadi dua yaitu

    kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan jasmani terlihat

    dengan lemah lunglainya tubuh, sedangkan kelelahan rohani dapat

    dilihat dengan adanya kebosanan sehingga minat terhadap belajar

    jadi hilang. Dari uraian dua kelelahan diatas sangat berpengaruh

    terhadap belajar agar siswa dapat belajar dengan baik maka jangan

    sampai terjadi kelelahan dalam belajarnya. Sehingga perlu

    diusahakan kondisi yang bebas dari kelelahan.

    b. Faktor Ekstern

    Faktor ekstern yang bepengaruh terhadap belajar, dikelompokkan

    menjadi tiga faktor, yaitu: faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor

    masyarakat. Yang akan diuraikan sebagai berikut:

    1) Faktor keluarga

    Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga

    berupa: cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga,

    suasana rumahtangga, keadaan ekonomi keluarga, pengertian

    orangtua, dan latar belakang kebudayaan.

    2) Faktor sekolah

    Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup

    metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa

  • 32

    dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, alat

    sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas

    rumah.

    3) Faktor Masyarakat

    Masyarakat juga mempunyai pengaruh terhadap belajar siswa,

    pengaruh itu terjadi karena keberadaannya siswa dalam masyarakat.

    Berikut ini beberapa faktor masyarakat yaitu; kegiatan siswa dalam

    masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan

    masyarakat (Slameto, 1988: 56-74).

    Menurut Wina Sanjaya (2006:50) dalam buku teori belajar dan

    pembelajaran di sekolah dasar, bahwa guru adalah komponen yang sangat

    menentukan dalam implementasi suatu strategi pembelajaran. Berdasarkan

    pendapat ini dapat ditegaskan bahwa salah satu faktor eksternal yang sangat

    berperan mempengaruhi hasil belajar siswa adalah guru. Menurut Dunkin

    dalam Wina Sanjaya (2006: 51), terdapat sejumlah aspek yang dapat

    memengaruhi kualitas proses pembelajaran dilihat dari faktor guru, yaitu:

    a. Teacher formative experience, meliputi jenis kelamin serta semua peng

    alaman hidup guru yang menjadi latar belakang sosial mereka. Yang

    termasuk tempat asal kelahiran guru, suku, latar belakang, budaya, adat

    istiadat.

    b. Teacher training experience, meliputi pengalaman-pengalaman yang

    berhubungan dengan aktivitas dan latar belakang pendidikan guru,

  • 33

    misalnya pengalaman latihan profesional, tingkat pendidikan dan

    pengalaman jabatan.

    c. Teacher properties, adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan

    sifat yang dimiliki guru, misalnya sikap guru terhdap profesinya, sikap

    guru terhadap siswa, kemampuan dan inteligensi guru, memotivasi

    siswa (Susanto, 2013: 13-14).

    Hasil belajar yang sudah dijelaskan diatas memiliki beberapa

    macam- macam hasil belajar meliputi: tentang pemahaman konsep (aspek

    kognitif), keterampilan proses (aspek psikomotor), dan sikap siswa (aspek

    afektif), yang akan diuraikan sebagai berikut:

    a. Pemahaman Konsep, menurut Bloom (1979: 89) yaitu kemampuan siswa

    dalam memahami isi materi atau bahan yang dipelajari. Pemahaman

    menurut Bloom adalah seberapa besar siswa mampu menerima,

    menyerap, dan memahami pelajaran yang diberikan oleh guru kepada

    siswa, atau sejauh mana siswa dapat memahami serta mengerti apa

    yang ia baca, dilihat, dialami, atau yang ia rasakan berupa hasil

    penelitian atau observasi langsung yang ia lakukan.

    b. Keterampilan Proses, menurut Usman dan Setiawati (1993:77)

    mengemukakan bahwa keterampilan proses merupakan keterampilan

    yang mengarah kepada pembangunan kemampuan mental, fisik, dan

    sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi

    dalam diri individu siswa. Keterampilan berarti kemampuan

  • 34

    menggunakan pikiran, nalar, dan perbuatan secara efektif dan efesien

    untuk mencapai suatu hasil tertentu, termasuk kreativitasnya.

    c. Sikap, menurut Sardiman (1996:275), sikap merupakan kecenderungan

    untuk melakukan sesuatu dengan cara, metode, pola dan tehnik tertentu

    terhadap dunia sekitarnya baik berupa individu-individu maupun objek-

    objek tertentu. Sikap merujuk pada perbuatan, perilaku atau tindakan

    seseorang (Susanto, 2013: 6-11).

    B. Pendidikan Agama Islam

    Pendidikan agama Islam adalah usaha sadar yang dilakukan

    pendidik dalam rangka mempersiapkan peserta didik untuk menyakini,

    memahami, dan mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan,

    pengajaran atau pelatihan yang telah ditentukan untuk mencapai tujuan yang

    telah ditetapkan (Majid dan Andayani, 2004: 132). Menurut Zakiyah darajat

    (1987: 87) pendidikan agama Islam adalah suatu usaha untuk membina dan

    mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran Islam

    secara menyeluruh. Pendidikan agama Islam adalah usaha yang berupa

    pengajaran, bimbingan dan asuhan terhadap anak agar kelak selesai

    pendidikannya dapat memahami, menghayati, dan mengamalkan agama

    Islam, serta menjadikannya sebagai jalan kehidupan, baik pribadi maupun

    kehidupan masyarakat (Sahrani, dkk. 2008:16).

    Pendidikan agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan

    siswa dalam menyakini, memahami, menghayati, dan mengamalkan agama

    Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan dengan

  • 35

    memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan

    kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan

    persatuan nasional (Muhaimin, dkk. 2001:75). Jadi dapat penulis simpulkan,

    pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana yang dilakukan

    pendidik kepada peserta didik untuk memahami seluruh ajaran agama Islam

    melalui proses kegiatan bimbingan, pengajaran atau pelatihan yang

    bersumber dari Al-Qur‟an dan Hadist dan berguna untuk mencapai tujuan

    yang telah ditetapkan.

    Mata pelajaran pendidikan agama Islam itu secara keseluruhannya

    dalam lingkup Al-Qur‟an, Al-Hadis, keimanan, akhlak, fiqh/ibadah, dan

    sejarah. Ruang lingkup pendidikan agama Islam mencakup perwujudan

    keserasian, keselarasan, dan keseimbanagan hubungan manusia dengan

    Allah SWT, diri sendiri, sesama manusia, makhluk lainnya maupun

    lingkungannya (Hablun minallah wa hablun minannas). Mengingat

    pentingnya pendidikan agama Islam dalam mewujudkan harapan semua

    orang tua, masyarakat, guru dan stakeholder maka pendidikan agama Islam

    harus diberikan dan dilaksanakan disekolah dengan sebaik-baiknya untuk

    mencetak generasi yang beriman dan bertaqwa.

    1. Fungsi Pendidikan Agama Islam

    Pendidikan agama Islam untuk sekolah atau madrasah berfungsi

    sebagai berikut:

    a. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta

    didik kepada Allah SWT yang telah ditanamkan oleh lingkungan

  • 36

    keluarganya. Yang pertama dalam menanamkan keimanan dan

    ketakwaan adalah orang tua sehingga di sekolah menumbuh

    kembangkan lebih lanjut dalam diri anak, melalui dengan bimbingan,

    pengajaran, pengarahan agar keimanan dan ketakwaan dapat

    berkembang sesuai yang telah ditetapkan.

    b Penanaman nilai, gunanya untuk pedoman hidup untuk mencari

    kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

    c. Penyesuaian Mental, yaitu penyesuaian diri tehadap lingkungan fisik

    dan lingkungan sosial, dan bisa mengubah lingkungannya sesuai

    dengan ajaran Islam.

    d. Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan, kekurangan,

    kelemahn-kelemahan yang ada pada peserta didik dalam hal

    keyakinananya, pemahaman, dan pengalaman ajaran agama Islam

    yang telah didapatkannya dalam kehidupan sehari-hari.

    e. Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungannya

    maupun dari budaya lain, yang membahayakan dirinya dan

    menghambat perkembangannya untuk menuju manusia Indonesia

    seutuhnya.

    f. Pengajaran, yaitu tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum.

    g. Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang mempunyai

    bakat khususnya di bidang agama Islam, agar bakat tersebut dapat

    berkembang secara optimal sehingga berguna bagi dirinya dan orang

    lain (Majid dan Andayani, 2004: 134-135).

  • 37

    2. Tujuan Pendidikan Agama Islam

    Adapun Menurut Ahmad Tafsir (1994:50) dalam Fatah hakikat

    tujuan pendidikan Islam itu adalah terbentuknya manusia muslim yang

    baik dan sempurna, dengan indikator sebagai berikuat:

    a. Jasmaninya sehat, kuat, dan terampil.

    b. Memiliki kecerdasan dan kepandaian, seperti; mampu menyelesaikan

    masalah dengan cepat, tepat, dan ilmiah, mengembangkan sains dan

    filsafat.

    c. Memiliki hati yang taqwa, yakni mampu melaksanakan perintah dan

    menjauhi larangannya (Fatah, 2008:117).

    Menurut kurikulum PAI (2002) dalam Majid dan Andayani

    (2004: 135) Pendidikan agama Islam di sekolah/madrasah bertujuan

    untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian

    dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta

    pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi

    manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan,

    ketakwaannya, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan

    pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Zuhairini (1983) dalam

    Susanto, mengemukakan bahwa tujuan pendidikan agama Islam di

    lembaga-lembaga pendidikan formal di Indonesia ini dapat dibagi

    menjadi dua macam, yakni tujuan umum dan khusus.

    Tujuan umum pendidikan agama ialah membimbing anak agar

    mereka menjadi orang Muslim sejati, beriman, teguh, beramal saleh, dan

  • 38

    berakhlak mulia serta berguna bagi masyarakat, agama dan negara.

    Sedangkan tujuan khusus dari pendidikan agama agama ialah tujuan

    pendidikan agama pada setiap tahap atau tingkat yang dilalui, seperti

    tujuan pendidikan agama di sekolah dasar berbeda dengan tujuan

    pendidikan agama untuk sekolah menengah, dan berbeda pula untuk

    perguruan tinggi (Susanto, 2013: 280).

    Pendidikan agama Islam membentuk manusia mempunyai

    kepribadian yang kuat dan berakhlakul karimah, guru maupun orang tua

    berusaha secara sadar mendidik anak diarahkan kepada perkembangan

    jasmani dan rohani sesuai dengan ajaran agama Islam untuk membentuk

    kepribadian yang utama. Secara arti maupun tujun bahwa pendidikan

    agama Islam harus mengacu pada penanaman nilai-nilai Islam dalam

    rangka menuai keberhasilan hidup (hasanah) di dunia bagi anak didik

    kemudian mampu membuahkan kebaikan diakhirat kelak.

    C. Akhlak Mulia

    1. Pengertian Akhlak Mulia

    Kata akhlak berasal dari bahasa arab, jamak dari khuluqun

    yang menurut bahasa berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau

    tabiat (Djasuri, 1999: 110). Akhlak adalah kelakuan yang timbul dari

    hasil perpaduan antara hati nurani, pikiran, perasaaan, bawaan, dan

    kebiasaan yang menyatu, membentuk suatu kesatuan tindak akhlak

    yang dihayati dalam kenyataan hidup keseharian (Daradjat, 1995: 10).

    Jadi penulis dapat menyimpulkan bahwa pendidikan akhlak adalah

  • 39

    tingkah laku yang timbul dalam diri manusia yang berdasarkan pada

    kebiasaan yang menyatu yang ditunjukkan dalam kehidupan sehari-

    hari. Allah berfirman dalam QS. Al-Ahzab ayat 21:

    Artinya: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasululah itu suri

    teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap

    (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak

    menyebut nama Allah (Kementrian agama RI, 2012:420).

    Maksud dari ayat tersebut yaitu akhlak yang paling mulia

    terdapat pada diri nabi Muhammad sebagai suri tauladan yang baik

    (uswatun hasanah) dan dicontohkan pula dalam kehidupan sehari-hari

    melainkan agar dapat dicontoh oleh manusia. Suri tauladan yang

    diberikan atau dicontohkan oleh nabi Muhammad selama hidup beliau

    merupakan contoh akhlak yang tercantum dalam Al-Qur‟an, butir-butir

    akhlak yang mulia memuat tentang perkataan, tindakan dan sikap yang

    dimiliki nabi Muhammad saw (Ali, 2003:349). Perintah tentang akhlak

    mulia juga dijelaskan dalam H.R Bukhari no. 5569 sebagai berikut:

    ْعُث ًِ ْعُث أَبَب َوائٍِم َس ًِ ٌَ َس ب ًَ ٍْ ُسهَْي ثََُب ُشْعبَةُ َع َز َحدَّ ًَ ٍُ ُع ثََُب َحْفُص ْب َحدَّ

    ٍْ ثََُب َجِزيٌز َع ثََُب لُحَْيبَةُ َحدَّ ٍزو ح و َحدَّ ًْ ٍُ َع ِ ْب َيْسُزولًب لَبَل لَبَل َعْبُد َّللاَّ

    ٍْ َيْسُزوٍق لَ ةَ َع ًَ ٍِ َسهَ ٍْ َشمِيِك ْب ِش َع ًَ ٍِ اْْلَْع ِ ْب بَل َدَخْهَُب َعهًَ َعْبِد َّللاَّ

    ُ َعهَْيِه ِ َصهًَّ َّللاَّ ٍَ لَِدَو َيَع ُيَعبِويَةَ إِنًَ اْنُكىفَِة فََذَكَز َرُسىَل َّللاَّ ٍزو ِحي ًْ َع

  • 40

    ُ ِ َصهًَّ َّللاَّ ًشب َولَبَل لَبَل َرُسىُل َّللاَّ ٍْ فَبِحًشب َوََل ُيحَفَحِّ َوَسهََّى فَمَبَل نَْى يَُك

    ٍْ أَْخيَِزُكْى أَْحَسَُُكْى ُخهُمًبَعهَْيِه ٌَّ ِي َوَسهََّى إِ

    Artinya: Telah menceritakan kepada kami Hafsh bin Umar telah

    menceritakan kepada kami Syu'bah dari Sulaiman saya mendengar

    Abu Wa`il saya mendengar Masruq dia berkata; Abdullah bin 'Amru

    berkata. Dan diriwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan

    kepada kami Qutaibah telah menceritakan kepada kami Jarir dari Al

    A'masy dari Syaqiq bin Salamah dari Masruq dia berkata; "Kami

    pernah menemui Abdullah bin 'Amru ketika kami tiba di Kufah

    bersama Mu'awiyah, kemudian dia ingat Rasulullah shallallahu

    'alaihi wasallam seraya berkata; "Beliau tidak pernah berbuat

    kejelekan dan tidak menyuruh untuk berbuat kejelekan." Lalu

    (Abdullah bin Amru) berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi

    wasallam bersabda: "Sesungguhnya orang yang terbaik di antara

    kalian ialah yang Paling bagus akhlaknya (Kitab Silsilah hadis

    shahih, 2011: 77).

    Mendidik sesorang dengan nilai-nilai akhlak adalah

    menjadikannya mempunyai akhlak yang mulia atau terpuji dan

    menjauhkannya dari perilaku yang buruk. Tujuan pengajaran akhlak,

    menurut Barmawi Umary (1976) mengungkapkan tujuan umum

    pengajaran akhlak adalah agar anak terbiasa melakukan yang baik,

    indah, mulia, terpuji, serta menghindari yang jelek, buruk, hina,

    tercela. Dan supaya hubungan kita dengan Allah SWT dan dengan

    sesama makhluk selalu terpelihara dengan baik dan harmonis.

    Sedangkan tujuan khusus dari pengjaran akhlak adalah menumbuhkan

    pembentukan kebiasaan berakhlak mulia dan beradat kebiasaan yang

    baik, memantapkan rasa keagamaan pada siswa, membiasakan diri

    berpegang pada akhlak mulia dan membenci akhlak yang rendah

    (Djasuri, 1999:135).

  • 41

    2. Manfaat Akhlak Mulia

    Islam menginginkan suatu masyarakat yang berakhlak mulia,

    dengan berakhlak mulia maka akan membawa kebahagiaan dunia,

    akhirat dan masyarakat. Di dalam Al-Qur‟an dijelaskan manfaat orang

    yang mempunyai perilaku akhlak mulia (Nata, 2013:147).

    Sebagaimana Allah berfirman dalam QS. An-Nahl ayat 97:

    Artinya: Barangsiapa yang mengerjakan kebajikan (amal saleh), baik

    laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka

    sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik, dan

    sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala

    yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (Kementrian

    agama RI, 2012: 278).

    Ayat tersebut menjelaskan keuntungan orang yang berakhlak

    mulia dalam hal beriman dan beramal saleh, baik laki-laki maupun

    perempuan mereka akan mendapatkan kehidupan yang lebih baik,

    dikasih rezeki oleh Allah yang melimpah, memperoleh pahala berlipat

    ganda di akhirat dan kelak dimasukkan ke surga. Pentingnya

    merealisasikan akhlak mulia dalam kehidupan manusia, maka harus

    dilakukan pembinaan akhlak secara terus-menerus.

    Pembentukan akhlak tidak hanya dalam keluarga saja

    melainkan pihak sekolah juga terlibat dalam tempat pembentukan

    kepribadian Islam yang didasarkan pada akhlak mulia, sebagai hamba

    Allah yang beragama Islam diharapkan tidak hanya menguasai ilmu

    pengetahuan dan teknologi saja yang semakin berkembang pesat, tetapi

  • 42

    harus memiliki pondasi akhlak yang mulia yang kuat (Sylviyanah,

    2012:194). Adapun yang termasuk materi dalam akhlak mulia meliputi

    adil, rida, dan amal saleh.

    3. Materi Akhlak Mulia

    a. Adil

    1) Pengertian adil

    Secara bahasa adil yaitu, sama berat, tidak memihak

    sebelah. Sedangkan secara istilah adil adalah sikap yang

    seimbang, benar, tebusan dengan menempatkan sesuatu pada

    tempatnya. Keadilan merupakan nila-nilai kemanusiaan yang

    sangat penting. Allah berfirnan dalam QS. Al-Maidah ayat 8

    dijelaskan keutamaan orang yang bersikap adil (Didik, tanpa

    tahun: 48).

    Artinya:Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu sebagai

    penegak keadilan karena Allah ( ketika) menjadi saksi dengan

    adil. Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum

    mendorong kamu untuk berlau tidak adil. Berlaku adillah, karena

    (adil) itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada

    Allah, sungguh Allah maha teliti terhadap apa yang kamu

    kerjakan. (Kementrian agama RI, 2012:108)

    2) Macam-macam perilaku adil

  • 43

    Berlaku adil dapat diklasifikasikan kepada 4 bagian yaitu

    sebagai berikut:

    a) Berlaku adil kepada Allah swt, yakni menjadikan Allah satu-

    satunya Tuhan. Sebagai makhluk ciptaan Allah kita harus

    patuh terhadap perintah Allah dan menjauhi larangan Allah.

    b) Berlaku adil terhadap diri sendiri, yakni menempatkan diri

    pada tempat yang baik dan benar, selalu memelihara dan

    menjaga keselamatan diri kita dan tidak menganiaya diri kita

    sendiri dengan menuruti hawa nafsu yang akibatnya merugikan

    diri sendiri.

    c) Berlaku adil terhadap orang lain, yakni menempatkan orang

    lain pada tempat dan perilaku yang sesuai dalam memberikan

    hak orang lain, serta tidak meyakiti dan merugikan orang lain.

    d) Berlaku adil terhadap makhluk lain, yakni memberlakukan

    makhluk Allah swt yang lain sesuai dengan syariat Islam selalu

    menjaga kelestariannya dan tidak merusaknya.

    3) Sikap adil terhadap orang lain

    Berikut ini contoh perilaku adil Terhadap orang lain, sebagai

    berikut:

    a) Memberikan rasa aman kepada orang lain dengan sikap ramah

    dan santun.

    b) Tidak angkuh, sombong, kikir, iri dan dengki dalam bergaul

    dengan sesama manusia dan tidak pilih kasih dalam bergaul.

  • 44

    c) Selalu berbuat kebajikan dan tolong- menolong terhadap

    sesama khususnya kepada fakir miskin dan anak yatim.

    4) Keutamaan orang yang berlaku adil

    a) Terhadap diri sendiri, dapat seimbang antara doa dengan

    usahanya, karunia dengan ibadahnya, dunia dengan akhiratnya.

    b) Terhadap orang lain, memperlakukan manusia sebagaimana

    meskinya dan memandang sama serta memperhatikan

    kewajiban dan haknya.

    c) Menciptakan ketentraman dalam kehidupan masyarakat

    sebab, menegakkan keadilan berarti menegakkan hukum

    perundang undangan, peraturan, tata tertib (Didik, tanpa tahun:

    48-49).

    b. Rida

    1) Pengertian Rida

    Kata rida berasal dari bahasa arab, radi, radiyah yang

    berarti senang hati, rela, atau mau menerima. Rida berarti mau

    menerima dengan senang hati segala pemberian Allah, baik yang

    sesuai dengan keinginan maupun tidak. Rida terhadap

    ketentuannya diwujudkan dalam bentuk rasa syukur atas apa yang

    ada, tetap optimis atas rahmat Allah, tidak menyesal dengan

    kehidupan yang diberi oleh Allah dan tidak iri hati atas kelebihan

    yang didapat oleh orang lain (Nashikun, 2011:46). Allah

    berfirman dalam QS. Al-Hadid ayat 23:

  • 45

    Artinya: Agar kamu tidak bersedih hati terhadap apa yang luput

    dari kamu, dan tidak pula terlalu gembira terhadap apa yang

    diberikannya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang

    yang sombong dan membanggakan diri. (Kementrian agama RI,

    2012:540).

    Dengan rasa syukur berikut ini contoh perilaku rida yang

    telah disebutkan dalam QS. An-Nahl ayat 71:

    ْزِق َل َبْعَضُكْم َعلَٰى َبْعٍض ِفى ٱلرِّ ُ َفضه َوٱَّلله

    Artinya: Dan Allah melebihkan sebagian kamu atas sebagian yang

    lain dalam hal rezeki.... (Kementrian agama RI, 2012:274)

    Maksud dari ayat tersebut, bahwa perolehan rezeki manusia

    telah ditentukan oleh Allah dan mengantarkan kita untuk memiliki

    sifat rida. Perilaku rida bukan berarti bertindak pasrah, buta dalam

    mencari rezeki Allah. Contoh perilaku rida adalah bekerja dengan

    sunguh-sungguh untuk mendapatkan rezeki dari Allah kemudian

    tetap bersyukur dengan besarnya rezeki yang diperolehnya dalam

    jumlah berapapun. Jadi, orang yang mensyukuri nikmat Allah

    niscaya Allah akan menambah nikmat kepadanya. Tetapi, ada pula

    orang yang hidupnya selalu merasa kurang, sehingga hidupnya

    gelisah dan tidak tenang maka orang itu termasuk kufur nikmat,

    karena tidak mensyukuri nikmat yang telah diberikan kepadanya.

  • 46

    2) Fungsi Rida dalam Kehidupan Pribadi

    a) Menjadikan seseorang tidak hidup tamak.

    b) Menjadikan seseorang hidupnya berjiwa tenang, rela terhadap

    semua pemberian Allah, dan selalu mensyukuri semua

    nikmat Allah yang dilimpahkan kepadanya.

    c) Menjadikan seseorang dalam hidup didunia ini untuk mencari

    kebahagiaan hidup di akhirat dengan tetap berikhtiar.

    3) Fungsi Rida dalam Kehidupan Bermasyarakat

    a) Seseorang tidak tamak dan tidak ambisi terhadap kekayaan

    dan kedudukan yang dimiliki orang lain.

    b) Seseorang tidak akan terperdaya oleh kemewahan hidup di

    dunia.

    c) Seseorang akan suka menegakkan kalimat Allah.

    c Amal Saleh

    1) Pengertian Amal Saleh

    Amal saleh secara bahasa berarti perbuatan baik, secara

    istilah amal saleh adalah perbuatan kebajikan yang dilandasi Iman

    kepada Allah dan dengan niat memperoleh rida-nya (Didik, tanpa

    tahun: 50-51). Anjuran beramal saleh salah satunya terdapat pada

    QS. Al-A‟raf ayat 42:

  • 47

    Artinya: Dan orang-orang yang beriman serta mengerjakan

    kebajikan (amal saleh), kami tidak akan membebani seseorang

    melainkan menurut kesanggupannya. Mereka itulah penghuni

    surga; mereka kekal di dalamnya. (Kementrian agama RI,

    2012:155).

    Seseorang yang beriman kepada Allah harus dibuktikan

    dengan amal saleh. Keterkaitan antara iman dan amal saleh karena

    sebagai khalifah dimuka bumi kita dituntut selalu beriman kepada

    Allah dan berbuat baik sesama manusia.

    2) Contoh Amal Saleh

    Berikut ini contoh dari amal saleh, sebagai berikut:

    a) Berniat dengan ikhlas karena Allah di setiap perbuatan baik

    yang hendak kita lakukan dan tidak lupa berfikir dengan

    matang dan benar.

    b) Disiplin dalam beribadah , selalu berzikir, dan berdoa kepada

    Allah setelah berusaha serta beramal saleh berdasarkan ilmu.

    c) Bertawakal, bersabar, serta bersyukur kepada Allah SWT.

    d) Tidak membiarkan diri jatuh ke dalam dosa, kebinasaan,

    kehancuran seperti judi, zina, mencuri, narkoba dan lain-lain.

    e) Menjauhkan sikap tercela seperti; buruk sangka, iri,

    dengki,boros, adu domba dalam bergaul sesama manusia.

    3) Amal Saleh yang Perlu Ditingkatkan

    Di antara beberapa ini amal saleh yang perlu ditingkatkan

    oleh manusia sebagai hamba Allah, sebagai berikut: disiplin dalam

    belajar, disiplin dalam bekerja, disiplin dalam beribadah, disiplin

  • 48

    dalam masyarakat, disiplin dalam penggunaan waktu. Selain amal

    diatas, amal kebaikan juga ditunjukkan untuk diri sendiri, orang lain

    dan lingkungan (Didik, tanpa tahun:52-54). Sikap baik ini

    contonya:

    a) Wara‟, artinya menjauhkan diri diri perbuatan dosa atau patuh

    dan taat kepada Allah SWT.

    b) Sabar, artinya tabah dan dapat menahan diri untuk tidak

    melakukan hal-hal yang bertentangan dengan hukum Islam,

    baik dalam lapang maupun sempit, serta dapat mengendalikan

    hawa nafsu. Sabar itu membentuk jiwa manusia menjadi kuat

    dan teguh tatkala menghadapi bencana atau musibah. Anjuran

    supaya kaum muslimin berlaku sabar dalam kehidupan, dalam

    perjuangan, terutama tatkala menghadapi kesukaran, ditimpa

    kesusuahan (Asmaran, 2002:230). Allah berfirman dalam QS.

    Luqman ayat 17;

    Artinya: Wahai anakku! Laksanakanlah sholat dan suruhlah

    (manusia) berbuat yang makruf dan cegahlah (mereka) dari

    yang munkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu,

    sesungguhnya yang demikian itu termasuk perkara yang

    penting. (Kementrian agama RI, 2012:412).

    c) Tawakal, artinya menyerahkan diri kepada ketentuan Allah

    SWT, setelah dilakukan ikhtiar (berusaha) dan doa (Didik,tanpa

  • 49

    tahun:54). Menurut ajaran Islam, tawakal itu merupakan

    landasan atau tumpuan terakhir dalam sesuatu usaha atau

    perjuangan. Ayat-ayat Al-Qur‟an yang menyuruh untuk berbuat

    tawakal sebelumnya di dahului dengan keharusan berikhtiar

    atau berusaha terlebih dahulu (Asmaran, 2002:226). Allah SWT

    berfirman dalam QS. „Ali Imran ayat 159:

    Artinya: Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad)

    berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau

    bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan

    diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka, dan

    mohonkanlah ampun untuk mereka, dan bermusyawarahlah

    dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila engkau

    telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah.

    Sungguh Allah mencintai orang yang bertawakal. (Kementrian

    agama RI, 2012:71).

    d) Qona‟ah, artinya menerima dengan cukup dan puas atas semua

    anugerah yang telah diberikan Allah SWT. Sifat qona‟ah akan

    membawa orang untuk tidsk berlebih-lebihan dalam mengejar

    harta, dan lalai dalam hal beribadah. Orang yang mempunyai

    sifat qona‟ah akan terhindar dari sifat tamak dan rakus terhadap

    pemberian Allah, serta tidak iri dan dengki atas harta yang

    dimiliki oleh orang lain (Asmaran, 2002:235).

  • 50

    D. Metode Pair Check

    Pair check merupakan metode pembelajaran berkelompok antar

    dua orang atau berpasangan yang dipopulerkan oleh spancer kagan pada

    1990. Model ini menerapkan pembelajaran kooperatif yang menuntut

    kemandirian dan kemampuan siswa dalam menyelesaikan persoalan.

    Metode ini juga melatih tanggung jawab siswa, kerja sama dan

    kemampuan memberi penilaian.

    Secara umum sintak pembelajaran pair check adalah: Bekerja

    berpasangan, pembagian peran partner dan pelatih, pelatih memberi soal

    partner menjawab, pengecekan jawaban, bertukar peran, penyimpulan,

    evaluasi, refleksi. Berdasarkan sintak tersebut langkah-langkah rinci

    penerapan metode pair check adalah sebagai berikut:

    1. Guru menjelaskan konsep, siswa dibagi ke dalam beberapa tim. Setiap

    tim terdiri dari 4 orang. Dalam satu tim ada 2 pasangan.setiap

    pasangan dalam satu tim di bebani masing-masing satu peran yang

    berbeda yaitu pelatih dan partner.

    2. Guru membagikan soal kepada partner.

    3. Partner menjawab soal, dan pelatih bertugas mengecek jawabannya.

    Partner yang berhasil menjawab satu soal dengan benar berhak

    mendapat satu kupon dari pelatih.

    4. Pelatih dan partner saling bertukar peran. Pelatih jadi partner, partner

    jadi pelatih.

  • 51

    5. Setiap pasangan kembali ke tim awal dan mencocokkan jawaban satu

    sama lain.

    6. Guru membimbing dan memberikan arahan atas jawaban dari berbagai

    soal dan setiap tim mengecek jawabannya.

    7. Tim yang paling banyak mendapat kupon diberi hadiah atau reward

    oleh guru.

    Metode pair check mempunyai kelebihan-kelebihan tersendiri

    antara lain: meningkatkan kerjasama antar siswa, meningkatkan

    pemahaman atas konsep atau proses pembelajaran, melatih siswa

    berkomunikasi dengan baik dengan teman sebangkunya. Metode pair

    check juga mempunyai kekurangan yaitu membutuhkan waktu yang benar-

    benar memadai dan kesiapan siswa untuk menjadi pelatih dan partner yang

    jujur dan memahami soal dengan baik (Huda, 2013: 211-213)

    E. Kajian Materi Penelitian

    Proses belajar mengajar dikatakan efektif apabila ada interaksi antara

    guru dan peserta didik, dapat menarik minat para peserta didik secara

    menyeluruh, dalam pembelajaran guru mempunyai peran yang sangat penting

    untuk membuat para peserta didik belajar dan mau belajar. Untuk menarik

    minat siswa agar terlibat aktif dalam pembelajaran yaitu dengan cara siswa

    tertarik dengan materi pelajaran yang akan dipelajari terlebih dahulu

    Seorang pendidik diharapkan dapat melaksanakan pembelajaran

    dengan sebaik-baiknya. Penyampaian materi dengan menggunakan metode

    yang tepat dapat membuat peserta didik menjadi aktiv dalam pembelajaran.

  • 52

    Pada pelajaran pendidikan agama Islam materi akhlak mulia dengan

    menerapkan metode pair check tujuan menggunakan metode pair check yaitu

    untuk membangkitkan minat peserta didik, aktiv dalam pembelajaran dan

    adanya timbal balik antara guru dan peserta didik. Dengan proses belajar

    mengajar yang menyenangkan maka hasil belajar peserta didik akan

    meningkat.

    F. Kajian Pustaka

    Setelah melakukan telaah pustaka sebagai bahan penunjang atau

    referensi yang digunakan penulis untuk menjadi bahan pertimbangan dan

    perbandingan dalam melakukan penelitian. Sebelumnya banyak yang

    melakukan penelitian dengan mnggunakan metode pembelajaran pair check,

    akan tetapi terdapat perbedaan dalam penelitian baik itu dari objek kajian dan

    subjek penelitian, maupun hasil pembahasan atau kesimpulan yang di

    hasilkan dari penelitian tersebut. Dalam hal ini peneliti menemukan karya

    ilmiah yang mempuyai metode pembelajaran yang sama untuk dijadikan

    sebuah acuan, adapun hasil penelitian antara lain:

    1. Afif, Nur Afifa. D77214042 skripsi berjudul “Penerapan Model

    Pembelajaran Kooperatif Tipe Pair Check Untuk Meningkatkan

    Ketermpilan Menulis Materi Menyusun Paragraf Pada Siswa Di Kelas III

    MI Sunan Ampel Kesambi Porong Sidoarjo. ( Surabaya: Perpustakaan

    UIN Sunan