PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI LUAS BANGUN...
Transcript of PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI LUAS BANGUN...
0
PENINGKATAN HASIL BELAJAR
MATEMATIKA MATERI LUAS BANGUN DATAR
MELALUI MODEL RECIPROCAL TEACHING PADA
SISWA KELAS V MI MIFTAHUL HUDA CUKIL
KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN
SEMARANG SEMESTER I
TAHUN PELAJARAN
2015/2016
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh:
WIDI UTAMI
NIM 11511015
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2017
i
ii
iii
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Jika suatu waktu mundur, bukan berarti semangat kendur, malah artinya suatu
dorongan untuk kemudian melipatkan perjuangan.
PERSEMBAHAN
Dear you,
Terimakasih telah membersamai untuk terus berproses menembus batas.
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya, sehingga akhirnya penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita,
Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa risalah islam yang penuh dengan
pengetahuan. Skripsi ini tidak akan terlaksana tanpa adanya bantuan dari berbagai
pihak, dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis sampaikan
terima kasih dan penghargaan kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd, selaku Rektor IAIN Salatiga
2. Bapak Suwardi, M.Pd Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
IAIN Salatiga.
3. Ibu Peni Susapti, M.Si, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah IAIN Salatiga
4. Bapak Rasimin, S.PdI., M.Pd, selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan saran, arahan, dan bimbingan serta keikhlasan dan kebijaksanaan
meluangkan waktu, tenaga dan pikiran, untuk memberikan bimbingan dalam
penulisan skripsi ini
5. Bapak Drs.Sumarno Widjadipa, M.Pd, selaku dosen pembimbing akademik
yang telah memberikan nasihat-nasihat serta motivasi setiap bimbingan
akademik.
vi
6. Segenap Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan ilmu dan wawasan
pengetahuan kepada penulis.
7. Karyawan-karyawan di lingkungan program studi PGMI IAIN Salatiga yang
telah memberikan layanan serta bantuan kepada penulis.
8. Ibu Azizah, S.Pd, selaku kepala Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Huda Cukil
Banjari Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang beserta jajarannya yang
telah memberikan ijin dan masukan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
9. Ibu Umi Kairuroh, S.PdI selaku wali kelas V Madrasah Ibtidaiyah Miftahul
Huda Cukil Banjari Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang sekaligus
sahabat penulis yang turut membantu dalam penelitian dan seluruh siswa kelas
V Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Huda Cukil Banjari Kecamatan Tengaran
Kabupaten Semarang yang telah membantu dan mendukung peneliti dalam
melakukan penelitian.
10. Kedua orang tua, mertua, suami, anak dan keluarga tercinta yang selalu
mendukung baik moril maupun spiritual dalam studi penulis.
11. Sahabat PGMI IAIN Salatiga, LDK Fathir Ar-rasyid, Sahabat Tuli Salatiga,
adik-adik Rumah Pelangi, serta sahabat-sahabat tercinta yang senantiasa
mengisi hari-hari penulis.
12. Sahabat Blogger-KAH, Blogger Perempuan, dan Kumpulan Emak Blogger
yang membersamai penulis untuk tetap berkarya selama pengerjaan skripsi.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Laporan Penelitian ini masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan adanya kritik,
vii
saran dan masukan yang dapat kami gunakan untuk menyempurnakanhasil
penelitian mendatang.
Akhir ucap terima kasih sambil kulantunkan do’a semoga skripsi ini ada
manfaatnya bagi semua orang.Amin Ya Rabbal’alamin.
Salatiga, 14 Agustus 2016
Penulis
Widi Utami
NIM. 11511015
viii
ABSTRAK
Utami, Widi,. 2017. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Luas Bangun
Datar Melalui Model Reciprocal Teaching pada Siswa Kelas V MI
Miftahul Huda Cukil Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang
Semester I Tahun Ajaran 2015/ 2016. Skripsi. Jurusan Pendidikan
Guru Madrasah Ibtidaiyah. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.
Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Dosen Pembimbing Rasimin
S.Pd.I,.M.Pd.
Kata Kunci : Reciprocal Teaching, Hasil Belajar, Matematika dan Luas Bangun
Datar
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar matematika
siswa kelas V MI Miftahul Huda Cukil Kecamatan Tengaran Kabupaten
Semarang pada materi Luas Bangun Datar. Salah satu penyebab rendahnya hasil
belajar yaitu kesulitan guru dalam mendampingi setiap siswa dikarenakan
terbatasnya waktu, banyaknya materi yang harus disampaikan dan beragamnya
kemampuan matematikal siswa. Masalah utama yang ingin dikaji dalam penelitian
ini adalah apakah model reciprocal teaching dapat meningkatkan hasil belajar
matematika materi luas bangun datar pada siswa kelas V MI Mifathul Huda Cukil
Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang tahun ajaran 2015/2016?
Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian tindakan kelas
(PTK). Subjek dalam penelitian ini yaitu siswa kelas V MI Miftahul Huda Cukil
Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang tahun ajaran 2015/2016. Data pada
penelitian ini diperoleh dari lembar pengamatan, soal evaluasi berupa tes objektif
dan subjektif, dokumentasi, dan observasi pada pembelajaran luas bangun datar
dengan menggunakan model reciprocal teaching.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, disimpulkan bahwa model
Reciprocal Teaching dapat meningkatkan hasil belajar Matematika pada aspek
Kognitif, Afektif dan Psikomotorik materi Luas Bangun Datar Trapesium dan
Layang-layang pada siswa kelas V MI Miftahul Huda Cukil Banjari tahun
pelajaran 2015/2016 dan dapat melampui target pencapaian 80% dari jumlah
seluruh siswa dengan yang mencapai KKM, yaitu 100% siswa telah mencapai
KKM. Aspek Kognitif dibuktikan dengan peningkatan prosentase dari pra siklus
sebanyak 3 siswa yang mencapai KKM atau 30% dari keseluruhan siswa dengan
nilai rata-rata 5,7, pada siklus I sebanyak 4 siswa atau 40% dari keseluruhan siswa
yang berjumlah 10 siswa dengan nilai rata-rata kelas 6,35. Pada siklus II sebanyak
10 siswa atau 100% dari keseluruhan siswa yang berjumlah 10 siswa dengan nilai
rata-rata kelas 9,15. Pada aspek afektif, siklus I rata-rata skor kelas 11,4;
meningkat menjadi 14,4 pada siklus II dengan predikat baik. Sedangkan pada
aspek psikomotorik, siklus I rata-rata skor kelas 11,2; meningkat menjadi 15,3
pada siklus II dengan predikat sangat baik.
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ................................................................................................... 0
PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................... Error! Bookmark not defined.
HALAMAN PENGESAHAN .......................................... Error! Bookmark not defined.
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ...................... Error! Bookmark not defined.
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................................. iv
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... v
ABSTRAK ...................................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 5
C. Tujuan Penelitian .................................................................................................. 6
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan .............................................. 6
E. Definisi Operasional ............................................................................................ 7
F. Metode Penelitian ................................................................................................. 8
x
G. Sistematika Pembahasan ................................................................................... 13
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................ 15
A. Hasil Belajar ........................................................................................................ 15
B. Model Reciprocal Teaching ....................................................................... 20
C. Luas Bangun Datar Trapesium dan Layang-layang ...................................... 25
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN ................................................................ 31
A. Deskripsi Awal (Pra Siklus) .............................................................................. 31
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ......................................................................... 32
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ....................................................................... 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................................... 54
A. Analisis Tiap Siklus ........................................................................................... 54
B. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................................ 76
BAB V PENUTUP ................................................................................................. 84
A. Kesimpulan ......................................................................................................... 84
B. Saran-saran .......................................................................................................... 85
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 86
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Waktu Penelitian ............................................................................................. 9
Tabel 3.1 Nilai Pre Test ......................................................................................... 31
Tabel 3.2 Data Keadaan Siswa............................................................................... 32
Tabel 3.3 Lembar Observasi Guru Siklus I ................................................................ 38
Tabel 3.4 Nilai Evaluasi Siklus I .................................................................................. 40
Tabel 3.5 Lembar Observasi Aspek Afektif Siswa pada Siklus I ............................ 41
Tabel 3.6 Lembar Observasi Aspek Psikomotorik Siswa Siklus I .......................... 42
Tabel 3.7 Lembar Observasi Guru Siklus II ............................................................... 48
Tabel 3.8 Nilai Evaluasi Siklus II ................................................................................ 50
Tabel 3.9 Lembar Observasi Aspek Afektif Siklus II ............................................... 51
Tabel 3.10 Lembar Observasi Aspek Psikomotorik Siklus II .................................. 52
Tabel 4.1 Rekapitulasi Nilai Hasil Belajar Pra Siklus ............................................... 55
Tabel 4.2 Klasifikasi Hasil Siswa Pra Siklus.............................................................. 56
Tabel 4.4 Klasifikasi Hasil Belajar Siswa pada Aspek Kognitif Siklus I ............... 59
Tabel 4.5 Daftar Nilai Siswa pada Aspek Afektif Siklus I ....................................... 61
Tabel 4.6 Klasifikasi Hasil Belajar pada Aspek Afektif Siklus I ............................. 61
Tabel 4.7 Daftar Nilai Siswa pada Aspek Psikomotorik Siklus I ........................... 63
Tabel 4.8 Klasifikasi Hasil Belajar pada Aspek Psikomotorik Siklus I .................. 63
xii
Tabel 4.9 Hasil Observasi Aktifitas Guru Siklus I .................................................... 64
Tabel 4.10 Rekapitulasi Nilai Hasil Belajar Siswa pada Aspek Kognitif Siklus II68
Tabel 4.11 Klasifikasi Hasil Belajar Siswa pada Aspek Kognitif Siklus II ........... 69
Tabel 4.12 Daftar Nilai Siswa pada Aspek Afektif Siklus II ................................... 71
Tabel 4.13 Klasifikasi Hasil Belajar pada Aspek Afektif Siklus II ......................... 71
Tabel 4.14 Daftar Nilai Siswa pada Aspek Psikomotorik Siklus II ....................... 73
Tabel 4.15 Klasifikasi Hasil Belajar pada Aspek Psikomotorik Siklus II .............. 73
Tabel 4.16 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II ................................................ 74
Tabel 4.17 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa pada Aspek Kognitif Pra Siklus,
Siklus I, dan Siklus II ..................................................................................................... 76
Tabel 4.18 Klasifikasi hasil Belajar Siswa pada Aspek Kognitif Pra Siklus, Siklus
I, dan Siklus II ................................................................................................................. 78
Tabel 4.19 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa pada Aspek Afektif Siklus I dan
Siklus II ............................................................................................................................ 79
Tabel 4.20 Klasifikasi hasil Belajar Siswa pada Aspek Afektif Siklus I dan Siklus
II........................................................................................................................................ 80
Tabel 4.21 Rekapitlasi Hasil Belajar Siswa pada Aspek Psikomotorik Siklus I dan
Siklus II ............................................................................................................................ 81
Tabel 4.22 Klasifikasi hasil Belajar Siswa pada Aspek Psikomotorik Siklus I dan
Siklus II ............................................................................................................................ 82
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Diagram Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pra Siklus ....... 55
Gambar 4.2 Grafik Hasil Belajar Siswa Pra Siklus ................................................... 56
Gambar 4.3 Diagram Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I ............ 59
Gambar 4.4 Grafik Hasil Belajar Siswa pada Aspek Kognitif Siklus I .................. 60
Gambar 4.5 Grafik Hasil Belajar Siswa pada Aspek Afektif Siklus I .................... 62
Gambar 4.6 Grafik Hasil Belajar Siswa pada Aspek Psikomotorik Siklus I .......... 64
Gambar 4.7 Diagram Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II .......... 69
Gambar 4.8 Grafik Hasil Belajar Siswa pada Aspek Kognitif Siklus II ................. 70
Gambar 4.9 Grafik Hasil Belajar Siswa pada Aspek Afektif Siklus II ................... 72
Gambar 4.10 Grafik Hasil Belajar Siswa pada Aspek Psikomotorik Siklus II ...... 74
Gambar 4.11 Grafik Peningkatan Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa ..... 77
Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II ................................................................................. 77
Gambar 4.12 Grafik Klasifikasi Hasil Belajar Siswa pada Aspek Kognitif pada
Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II ................................................................................. 79
Gambar 4.13 Grafik Klasifikasi Hasil Belajar Siswa pada Aspek Afektif Siklus I
dan Siklus II .................................................................................................................... 81
Gambar 4.14 Grafik Klasifikasi Hasil Belajar Siswa pada Aspek Psikomotorik
Siklus I dan Siklus II ...................................................................................................... 83
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Lembar Pre Test .................................................................................. 88
Lampiran II Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ..................................... 90
Lampiran III Lembar Evaluasi Siklus I .................................................................. 97
Lampiran IV Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II .................................. 99
Lampiran V Lembar Evaluasi Siklus II ............................................................... 107
Lampiran VI Lembar Penilaian Aspek Afektif .................................................... 109
Lampiran VII Lembar Penilaian Aspek Psikomotorik Siklus I ........................... 110
Lampiran VIII Lembar Penilaian Aspek Psikomotorik Siklus II......................... 111
Lampiran IX Dokumentasi ................................................................................... 112
Lampiran X Daftar Satuan Kredit Kegiatan......................................................... 112
Lampiran XI Surat Pembimbing Skripsi .............................................................. 112
Lampiran XII Surat Izin Penelitian ...................................................................... 112
Lampiran XIII Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ........................... 112
Lembar Konsultasi Skripsi ................................................................................... 117
Daftar Riwayat Hidup .......................................................................................... 118
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan ilmu tentang bilangan. (Tim Pustaka Phoenix,
2009: 568) Sebagai pengetahuan, matematika memiliki ciri-ciri khusus,
antara lain abstrak, deduktif, konsisten, hirearkis dan logis.(Susetyo, 2010:
1.2). Keabstrakan matematika disebabkan karena objek dasarnya abstrak,
yakni fakta, konsep, operasi dan prinsip. Ciri keabstrakan matematika beserta
ciri lainya yang tidak sederhana, menyebabkan matematika tidak mudah
untuk dipelajari, dan pada akhirnya banyak siswa yang kurang tertarik pada
matematika.
Pembelajaran matematika adalah proses pemberian pengalaman belajar
peserta didik melalui serangkaian kegiatan yang terencana sehingga peserta
didik memperoleh kompetensi tentang bahan mateatika yang dipelajari.
(Musetyo, Gatot, dkk: 2010) Serangkaian kegiatan ini disusun secara
sistematis dan terstruktur, sehingga peserta didik mampu memahami materi
secara utuh. Untuk memahami materi secara utuh, peserta didik
membutuhkan kekuatan matematikal.
Kekuatan matematikal antara lain terdiri dari kemampuan untuk (1)
mengkaji, menduga, dan memberi alasan secara logis. (2) Menyelesaikan
soal-soal yang tidak rutin, (3) Mengkomunikasikan tentang dan melalui
matematika, (4) Mengaitkan ide-ide dan kegiatan intelektual yang lain, dan
(5) mengembangkan percaya diri, watak, atau karakter untuk mencari,
2
mengevaluasi, dan menggunakan informasi kuantitatif dan spesial dalam
menyelesaikan masalah dan membuat keputusan. (Musetyo, Gatot, 2010: 1.7)
Untuk mencapai kemampuan matematikal tersebut, peserta didik
membutuhkan guru yang profesional di bidangnya dan rekan diskusi untuk
menyampaikan ide-idenya dalam menyelesaikan persoalan matematika,
sehingga peserta didik mampu memanfaatkan kemampuan matematikalnya
secara maksimal dalam kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran Matematika SD/ Mi dalam Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan menurut KEMENDIKBUD bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut; Memahami konsep matematika, menjelaskan
keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara
luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah; Menggunakan
penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi Matematika dalam
membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan
pernyataan matematika; Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan
memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model
dan menafsirkan solusi yang diperoleh; Mengomunikasikan gagasan dengan
simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau
masalah; Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan,
yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari
matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
Dilihat dari input siswa-siswinya, khususnya kelas V MI Miftahul Huda
Cukil Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang merupakan siswa dengan
3
kemampuan yang cukup. Akan tetapi, dalam pembelajaran masih ditemukan
adanya siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami konsep
matematika, sebagaimana hasil pre test yang dilaksanakan pada hari Selasa,
24 November 2015 menunjukkan bahwa jumlah siswa yang mencapai KKM
sebanyak 3 orang, atau 30 % dari keseluruhan siswa di kelas V MI Miftahul
Huda Cukil. Kesulitan siswa dalam memahami soal-soal pre test ditunjukkan
dengan; (1) Ketidaktelitian siswa dalam membaca dan memahami soal,
ditunjukkan dengan kesalahan salah satu siswa dalam mengoperasikan hasil
perkalian dan pembagian dalam mencari luas trapesium dan layang-layang,
dan (2) Kebingungan siswa dalam menghubungkan antar konsep. Hal ini
ditunjukkan dengan adanya ketidakmampuan siswa memecahkan soal ketika
menjumpai jenis soal yang meminta penemuan panjang sisi tertentu suatu
bangun.
Matematika merupakan pembelajaran yang membutuhkaan pelatihan dan
pendampingan secara berulang-ulang dan kontinyu. Dalam belajar
Matematika, sangat tidak memungkinkan untuk melakukan pembelajaran
dengan klasik, dimana guru berdiri di depan kelas untuk menjelaskan konsep
materi secara umum. Sebagaimana yang dijabarkan oleh guru kelas V MI
Miftahul Huda Cukil, bahwa dalam pembelajaran Matematika mengalami
kesulitan di kelas untuk mendampingi secara intensif pada setiap siswa
dikarenakan terbatasnya waktu, banyaknya materi yang harus disampaikan
dan beragamnya kemampuan matematikal siswa.
4
Hal tersebut berimbas pada kemampuan siswa rata-rata ke bawah yang
cenderung tidak mengalami peningkatan karena perasaan tertekan. Siswa
dengan kemampuan rata-rata ke bawah merasa tidak mampu mengikuti
pelajaran, menganggap bahwa matematika adalah pelajaran yang sulit dan
memututuskan untuk mengabaikan pelajaran Matematika. Sementara, siswa
dengan kemampuan rata-rata keatas merasa telah menguasai dan bosan ketika
guru kelas harus mendampingi siswa berkemampuan rata-rata ke bawah.
Siswa ini cenderung bermain sendiri ketika guru kelas mendampingi siswa
yang berkemampuan rata-rata ke bawah dan menyebabkan kelas menjadi
tidak kondusif.
Berdasarkan pemaparan tersebut, perlu diambil tindakan untuk
meningkatkan kemampuan matematikal siswa kelas V MI Miftahul Huda
Cukil. Dalam hal ini guru dituntut untuk menemukan model, metode, media
yang mampu meningkatkan kemampuan matematikal siswa. Reciprocal
Teaching merupakan salah satu model pembelajaran yang efektif, dimana
siswa belajar mandiri dalam sebuah kelompok yang dibentuk berdasarkan
tingkat kemampuan matematikal siswa secara heterogen, sehingga siswa yang
mempunyai kemampuan matematikal tinggi diharapkan mampu membantu
guru kelas dalam melakukan pendampingan intensif kepada siswa yang
mempunyai kemampuan matematikal rendah.
Reciprocal Teaching, sebagaimana yang dijabarkan oleh Palinscar
(dalam Fajarwati, 2010: 6), dilaksanakan dalam empat strategi, yakni
membuat pertanyaan (question generating), mengklarifikasi istilah-istilah
5
yang sulit dipahami (clarifying), memprediksi materi lanjutan (predicting),
dan merangkum (summarizing).
Siswa juga diharapkan mampu mengembangkan kemampuan
matematikalnya pada saat melaksanakan model pembelajaran Reciprocal
Teaching ini, dimana siswa mempunyai rekan diskusi tanpa melupakan tujuan
pembelajaran yang harus dicapai. Selain itu, dengan adanya pendampingan
dari teman sebaya, diharapkan siswa lebih mampu menyerap materi setelah
melakukan diskusi untuk menyederhanakan penjabaran materi dengan
menggunakan bahasa yang lebih dipahami oleh siswa.
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka peneliti mengambil
judul “Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Luas Bangun Datar
melalui Model Reciprocal Teaching pada Siswa Kelas V Mi Miftahul Huda
Cukil Banjari, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang Semester I Tahun
Ajaran 2015/2016” sebagai judul dalam penelitian ini.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah Apakah model reciprocal
teaching dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi luas bangun
datar pada siswa kelas V semester 1 MI Miftahul Huda Cukil pada tahun
pelajaran 2015/2016?
6
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus,
adapun perinciannya adalah sebagai berikut:
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil
belajar matematika materi luas bangun datar pada siswa kelas V semester
1 MI Miftahul Huda Cukil pada tahun pelajaran 2015/2016.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan
hasil belajar matematika materi luas bangun datar pada siswa kelas V
semester 1 MI Miftahul Huda Cukil pada tahun pelajaran 2015/2016
melalui model reciprocal teaching.
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah penerapan model
Reciprocal Teaching dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi
luas bangun datar pada siswa kelas V semester 1 MI Miftahul Huda Cukil
pada tahun pelajaran 2015/2016.
2. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah, siklus berhenti
pada saat 85% dari jumlah seluruh siswa telah memenuhi standar KKM
mata pelajaran Matematika, yakni 70.
7
E. Definisi Operasional
Untuk menghindari perbedaan interprestasi pembaca, maka diperlukan
penjelasan untuk menjelaskan kata kunci dalam penelitian ini.
1. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku siswa baik pada
aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik yang merupakan timbal balik
dari proses belajar mengajar yang telah dilakukan. (Sudjana, 1989: 2).
2. Matematika
Kata matematika berasal dari perkataan Latin mathematika yang
mulanya diambil dari perkataan Yunani mathematike yang berarti
mempelajari. Perkataan itu mempunyai asal katanya mathema yang berarti
pengetahuan atau ilmu (knowledge, science). Kata mathematike
berhubungan pula dengan kata lainnya yang hampir sama, yaitu mathein
atau mathenein yang artinya belajar (berpikir). Jadi, berdasarkan asal
katanya, maka perkataan matematika berarti ilmu pengetahuan yang
didapat dengan berpikir (bernalar). Matematika lebih menekankan
kegiatan dalam dunia rasio (penalaran), bukan menekankan dari hasil
eksperimen atau hasil observasi matematika terbentuk karena pikiran-
pikiran manusia, yang berhubungan dengan idea, proses, dan penalaran
(Russeffendi ET, 1980 :148)
3. Luas Bangun Datar
Luas bangun datar adalah banyaknya satuan luas yang dapat
digunakan untuk menutup (secara rapat) daerah tersebut. (Pujiati, 2009: 9)
8
4. Model Reciprocal Teaching
Reciprocal Teaching merupakan aktivitas intruksional yang didesain
untuk meningkatkan kemampuan membaca siswa. Hal ini dicapai dengan
menyemangati siswa bekerjasama untuk mengerti dan memahami sebuah
teks. Reciprocal Teaching, sebagaimana yang dideskripsikan oleh
Palinscar and Brown, mempunyai empat tahapan, yakni; predicting,
clarifying, questioning, and summarising. (Reilly, dkk, 2009:183)
F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Metode dalam Penelitian ini menggunakan metode Penelitian
Tindakan Kelas (PTK), yakni meningkatkan hasil belajar matematika
materi sudut pada siswa kelas V MI Ma’arif Noborejo melalui model
Reciprocal Teaching.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan
oleh guru kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk
memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat. (Aqib,
2010: 3)
2. Lokasi dan Waktu Penelitian
a. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian berada di MI Miftahul Huda Cukil, Banjari,
Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang.
9
b. Waktu Penelitian
Tabel 1.1 Waktu Penelitian
No Deskripsi
Oktober November Desember
IV I-IV I II III IV
1
Penyusunan
Proposal Penelitian V
2
Penyusunan
Landasan Teori v
3 Persiapan Penelitian v
4
Pelaksanaan
Penelitian v v
5 Input Data v v
6 Analisis Data v
7
Penyusunan Laporan
Penelitian
(SKRIPSI) v v v
3. Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/ subyek
yang mempunyai kualitas/ karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono,
2010: 117)
Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah populasi siswa
kelas V MI Miftahul Huda Cukil, Banjari Kecamatan Tengaran Kabupaten
Semarang.
4. Langkah-langkah Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan model Refleksi Awal
Saur Tampubolon. Adapun bagan PTK model Refleksi Awal Saur
Tampubolon bisa dilihat dalam bagan 1.1 sebagai berikut:
10
Bagan 1.1
Desain Siklus PTK Model Refleksi Awal Saur Tampubolon
(Saur, 2014: 28)
5. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik
pengumpulan data sebagai berikut:
a. Metode Observasi
Observasi adalah proses pengambilan data dalam penelitian,
dimana peneliti atau pengamat melihat situasi penelitian. (Kusumah
Refleksi Awal Perencanaan
Tindakan Observasi
Evaluasi/ Refleksi
Hasil Penelitian (Pencapaian Indikator Penelitian)
Atau Siklus Berikutnya
Evaluasi/ Refleksi
Observasi Pelaksanaan
Tindakan Perbaikan
Perencanaan Tindakan Perbaikan
Rencana Tindakan Siklus I
Rencana TindakanPerbaikan Siklus II
II
11
dan Dwitagama, 2010: 66). Metode ini digunakan untuk
mengumpulkan data dan untuk mendpatakan informasi langsung
dengan melakukan pengamatan terhadap tingkah laku siswa yang
dijadikan objek penelitian.
b. Metode Test
Tes adalah cara (yang dapat dipergunakan) atau prosedur (yang
perlu ditempuh) dalam rangka pengukuran dan penilaian bidang
pendidikan, yang berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas
(baik berupa pertanyaan-pertanyaan (yang harus dijawab), atau
perintah-perintah (yang harus dikerjakan) oleh testee, sehingga (atas
dasar data yang diperoleh dari hasil pengukuran tersebut) dapat
dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah laku atau prestasi testee;
nilai mana dapat dibandingkan dengan nilai-nilai yang dicapai oleh
testee lainnya,atau dibandingkan dengan nilai standar tertentu.
(Sudijono, 2011: 67)
Sebagai salah satu indikator penentuan keberhasilan metode
Reciprocal Teaching dalam Penelitian Tindakan Kelas, jenis tes yang
digunakan adalah tes formatif, yang bertujuan untuk mengukur sejauh
mana peserta didik mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan.
12
c. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi digunakan peneliti untuk memperoleh data
tentang jumlah guru dan siswa, sarana dan prasarana, alat atau media
yang digunakan dan lain sebagainya yang dianggap penting.
6. Teknik Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) model Reciprocal Teaching adalah Penelitian ini menggunakan
analisis deskriptif. Teknik deskriptif yang diperlukan berupa perhitungan
sebagai berikut:
a. Membandingkan Pencapaian Nilai dengan KKM
Peneliti membandingkan pencapaian nilai dengan KKM pada
setiap siklusnya dengan ketentuan jika nilai siswa dari batas KKM,
yakni 70, maka siswa tersebut telah mencapai KKM. Jika nilai siswa
kurang dari 70 maka siswa tersebut tidak mencapai KKM.
b. Pencapaian Kriteria Ketuntasan Klasikal
Menurut Depdikbud (dalam Trianto, 2009:241) setiap siswa
dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan individu) jika proporsi
jawaban benar siswa 65%, dan suatu kelas dikatakan tuntas
belajarnya (ketuntasan klasikal) jika dalam kelas tersebut terdapat
85% siswa yang telah tuntas belajarnya. Tetapi berdasarkan ketentuan
KTSP penentuan ketuntasan belajar ditentukan sendiri oleh masing-
masing sekolah yang dikenal dengan istilah kriteria ketuntasan
minimal, dengan berpedoman pada tiga pertimbangan, yaitu:
13
P =
kemampuan setiap peserta didik berbeda-beda; fasilitas (sarana) setiap
sekolah berbeda; dan daya dukung setiap sekolah berbeda.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka keberhasilan penelitian ini
dapat dilihat dari hasil belajar siswa, yaitu apabila siswa telah
mencapai kriteria ketuntasan klasikal 85% dari jumlah seluruh siswa
dengan nilai KKM 70. Ketuntasan belajar siswa dikatakan meningkat
jika prosentase ketuntasan belajar secara klasikal pada siklus II lebih
besar daripada prosentase ketuntasan belajar secara klasikal pada
siklus I. Prosentase kriteria ketuntasan klasikal ini diperoleh dengan
rumus sebagai berikut:
(Aqib, dkk., 2010:41)
G. Sistematika Pembahasan
Laporan penelitian ini terdiri dari lima bab, yaitu:
Bab I, Pendahuluan. Pada Bab I terdiri dari latar belakang, rumusan
masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan dan indikator keberhasilan,
definisi operasional, metode penelitian dan sistematika pembahasan.
Bab II, Landasan Teori. Pada Bab II dibahas tentang hasil belajar, model
reciprocal teaching, serta luas bangun datar trapesium dan layang-layang.
14
Bab III, Pelaksanaan Penelitian. Pada bab ini diuraikan tentang hasil
pengamatan saat penelitian. Bab ini terdiri atas deskripsi pra siklus, deskripsi
siklus I, dan deskripsi siklus II.
Bab IV, Hasil Penelitian dan Pembahasan. Pada bab ini dianalisis hasil
penelitian yang telah dilakukan. Bab ini terdiri atas analisis setiap siklus dan
pembahasan hasil penelitian.
Bab V, Penutup. Pada bab ini terdiri atas kesimpulan dan saran-saran.
15
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Belajar dan mengajar sebagai suatu proses, mengandung tiga unsur
yang dapat dibedakan, yakni tujuan pengajaran (instruksional),
pengalaman (proses belajar mengajar, dan hasil belajar. (Sudjana, 1989:
2).
Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku siswa baik dari aspek
kognitif, afektif maupun psikomotorik yang merupakan timbal balik dari
proses belajar mengajar yang telah dilakukan.
2. Macam-macam Hasil Belajar
Benyamin Bloom secara garis besar mengklasifikasikan hasil belajar
menjadi tiga bagian, yakni:
a. Ranah Kognitif
Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang
terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman,
aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi.
1) Tipe Pengetahuan
Tipe hasil belajar pengetahuan termasuk kognitif tingkat
rendah yang paling rendah. Namun tipe belajar ini menjadi
prasyarat bagi pemahaman yang berlaku untuk semua bidang
studi.(Sudjana, 1989: 23)
16
Description of knowledge level is remember (recall)
appropiate, previously learned facts and information. (Thomas,
2004:6) Level pengetahuan ditandai dengan kemampuan siswa
untuk mengingat kembali fakta dan informasi yang didapatkan
pada pembelajaran yang telah ditempuh.
2) Tipe Pemahaman
Tipe hasil belajar pemahaman merupakan tipe yang setingkat
lebih tinggi daripada tipe pengetahuan. Comphrehension level is
interpret information (unserstand in your own words). (Thomas,
2004:6) Pada tipe ini siswa mampu menjelaskan suatu
pengetahuan dengan susunan kalimatnya sendiri. Nana Sudjana
mengklasifikasikan tipe hasil belajar ke dalam tiga tingkat, yakni:
a) Tingkat Terendah: Pemahaman Terjemahan
Pemahaman tingkat terendah adalah pemahaman
terjemahan, mulai dari terjemahan dalam arti sebenarnya,
misalnya dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia,
mengartikan Bhineka Tunggal Ika, mengartikan merah putih,
dll.
b) Tingkat Kedua: Pemahaman Penafsiran
Tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran, yakni
menghubungkan bagian-bagian terdahulu dengan yang
diketahui berikutnya, atau menghubungkan beberapa bagian
17
grafik denagn kejadian, membedakan yang pokok dengan
yang bukan pokok
c) Tingkat Ketiga: Pemahaman Ekstrapolasi
Pemahaman tertinggi adalah pemahaman ekstrapolasi,
yakni melihat dibalik yang tertulis, dapat membuat ramalan
tentang konsekuensi, dapat memperluas presepsi dalam arti
waktu, dimensi, kasus atau masalahnya.
3) Tipe Aplikasi
Aplikasi adalah penggunaan abstraksi pada situasi konkret
atau situasi khusus. Abstraksi tersebut mungkin berupa ide, teori,
atau petunjuk teknis.
Application is apply information (use information to solve
problems or procedure) (Thomas, 2004: 6). Kemampuan siswa
pada tipe ini ditandai dengan pencapaian siswa menggunakan
informasi yang telah didapat untuk memecahkan masalah yang
dijumpai. Dalam matematika, hal ini ditandai dengan kemampuan
siswa dalam menggunakan rumus yang telah dipelajari untuk
memecahkan persoalan matematika.
4) Tipe Analisis
Analisis adalah usaha memilih suatu integritas menjadi
unsur-unsur atau bagian-bagian sehingga jelas hirearkinya atau
susunannya. Analisis merupakan kecakapan yang kompleks, yang
memanfaatkan ketiga tipe sebelumnya.
18
Analysis is break information down into parts. (Thomas,
2004:6). Dalam tipe analisis, siswa diharapkan mampu
mengklasifikasikan informasi-informasi serta mengevaluasi data-
data yang telah didapat.
5) Tipe Sintesis
Synthesis is creatively or divergently apply prior knowledge
and skills to produce a new or original whole. (Thomas, 2004:6).
Sintesis merupakan penyatuan unsur-unsur atau bagian-bagian ke
dalam bentuk menyeluruh. Berpikir sintesis merupakan ranah
berpokir divergen, dimana siswa dapat menemukan hubungan
kausal tertentu, atau menemukan abstraksi atau operasionalnya.
6) Tipe Belajar Evaluasi
Evaluasi adalah pemberian keputusan tantang nilai sesuatu
yang mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara kerja,
pemecahan, metode, materiil, dll. (Sudjana, 1989: 28)
Evaluation is make judgment against set criteria or
standards. (Thomas, 2004:7). Tipe belajar evaluasi menargetkan
siswa mampu menilai sebuah pernyataan atau keadaan yang
dijumpai.
b. Afektif
Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Dalam ranah
afektif, terdapat lima jenis kategori, yakni:
19
1) Reciving/ Attending
Receiving is a willingness to receive information, directly
related to motivation. (Wirth, 2008: 7) Penerimaan siswa ditandai
dengan antusiasisme siswa pada saat pembelajaran berlangsung.
Siswa menyimak pelajaran dengan baik.
2) Responding atau Jawaban
Respon siswa ketika guru atau teman sebaya mengajukan
pertanyaan atau memerintahkan untuk melakukan sesuatu
merupakan indikator afektif tingkat kedua, responding.
Responding is showing some new thingking or behavior as a result
of an experience. (Wirth, 2008: 7)
3) Valuing atau Penilaian
Valuing is finding worth or value in a subject, activity,
assignment, etc.(Wirth, 2008:7). Valuing ditandai dengan
kemampuan siswa untuk menerima sebuah nilai,
mempertimbangkan apakah nilai tersebut baik atau buruk.
4) Organisasi
Kemampuan siswa untuk memilah nilai-nilai yang diterima, untuk
kemudian mengorganisasikan sesuai dengan kategorinya
merupakan kemampuan afektif tingkat ke empat. Organizing is
integrating new information and values into one’s set of values.
(Wirth, 2008: 7)
20
5) Karakteristik
Characterizing is acting consistently with the new values,
having a value set. (Wirth, 2008: 7). Tingkat tertinggi dalam aspek
afektif adalah kemampuan siswa dalam menginternalisasi nilai-
nilai yang telah dipelajari serta mengaplikasikannya dalam
kehidupan sehari-hari secara konsisten.
c. Psikomotorik
Hasil belajar psikomotorik tampak dalam bentuk ketrampilan
dan kemampuan bertindak individu. Ada enam tingkatan
ketrampilan, yakni:
1) Observasi
Langkah pertama untuk membentuk sebuah ketrampilan
adalah mengamati gerak-gerik orang lain. Observation is watching
the skill or activity being performed. (Jones and Bartlett, 2008: 63)
2) Peniruan/ Imitasi
Imitation is copying the skill or activity in step by step
manner. (Jones and Bartlett, 2008: 63). Pada langkah kedua ini,
siswa menirukan kegiatan atau keahlian dalam langkah demi
langkah.
3) Manipulasi
Setelah siswa mampu menirukan aktivitas atau keahlian
dalam langkah demi langkah, tahap selanjutnya adalah menirukan
aktivitas atau keahlian melalui instruksi yang diberikan oleh guru.
21
Manipulation is performing the skill based on instruction.(Jones
and Bartlett, 2008: 63)
4) Presisi
Precision is performing the skill until it bcomes habbit.
(Jones and Bartlett, 2008: 63). Latihan secara terus-menerus
diperlukan agar keahlian atau aktivitas yang diharapkan menjadi
sebuah kebiasaan dalam keseharian siswa.
5) Artikulasi
Articulation is combining multiple skills together. (Jones and
Bartlett, 2008: 63). Siswa memerlukan latihan lebih lanjut untuk
menggabungkan keahlian yang telah dipelajari dengan keahlian
lain yang dikuasai, sehingga memudahkan siswa untuk
mengerjakan sebuah aktivitas.
6) Naturalisasi
Tujuan utama pendidikan adalah pengaplikasian ilmu yang
dipelajari oleh siswa di sekolah dalam kehidupan sehari-hari.
Disinilah pentingnya naturalisasi kemampuan psikomotorik siswa.
Naturalization is performing multiple skillscorrectly all the time.
(Jones and Bartlett, 2008: 63)
B. Model Reciprocal Teaching
1. Pengertian Reciprocal Teaching
Reciprocal Teaching merupakan aktivitas intruksional dimana
siswa menjadi guru dalam grup kecil. Model guru ini akan membantu
22
siswa lain-dalam hal ini temannya- untuk belajar dengan menggunakan
empat strategi, yakni: meringkas, mengajukan pertanyaan umum,
klarifikasi dan prediksi. (Reilly, dkk; 2009: 183)
2. Model Reciprocal Teaching pada Matematika
Sebelum menggunakan model Reciprocal Teaching, terlebih
dahulu siswa harus menguasai empat kompetensi yang akan digunakan
dalam model ini yakni meringkas, mengajukan pertanyaan umum,
klarifikasi dan prediksi .
Secara umum, Reciprocal Teaching terdiri dari predicting,
clarifying, questioning dan summarising. Namun dalam pengaplikasian
model tersebut pada pembelajaran matematika dibutuhkan penyesuaian
sesuai dengan karakteristik pembelajaran matematika. Penerapan model
Reciprocal Teaching dalam pembelajaran matematika adalah sebagai
berikut:
a. Predicting
Pada saat predicting, siswa menerjemahkan tipe pertanyaan
matematika yang mereka terima, tipe operasi matematika yang akan
mereka gunakan untuk menjawab pertanyaan dan perkiraan jawaban
atas pertanyaan tersebut. (Reilly, dkk; 2009: 185)
b. Clarifyng
Salah satu bagian pada tahap klarifikasi adalah siswa didorong
untuk bekerja sebagai bagian dari sebuah grup. Grup pelajar akan
melatih siswa untuk berinteraksi dengan teman sebayanya, hal ini
23
akan membantu siswa untuk memahami materi pembelajaran dan
saling berdiskusi dengan teman sebaya. Selain itu, pada tahap
klarifikasi siswa juga diharapkan bisa meningkatkan kualitas belajar
dan membacanya. (Reilly, dkk; 2009: 185)
Selama proses klarifikasi ini siswa bisa mengira pertanyaan
yang akan diajukan pada akhir tahap klarifikasi.
c. Solving
Selama tahap solving, siswa belajar untuk menyelesaikan
masalah dari pertanyaan yang telah disusun pada akhir tahap
klarifikasi.
Siswa berdiskusi dengan teman sebaya dalam grupnya, tipe
pertanyaan matematika yang ada di dalam lembar pertanyaan dan
operasi matematika seperti apa yang digunakan unuk menyelesaikan
masalah matematika tersebut.
d. Summarising
Pada tahap ini, siswa dipandu oleh guru merefleksikan
kesimpulan atas materi yang telah dipelajari pada pembelajaran
matematika melalui model Reciprocal Teaching.
3. Langkah-langkah Model Reciprocal Teaching
Langkah-langkah dalam model Reciprocal Teaching yang
disesuaikan dengan karakter siswa kelas V MI adalah:
a. Bagi siswa dalam kelompok-kelompok yang beranggotakan empat
orang.
24
b. Bagi peran masing-masing siswa dengan satu kartu unik, yakni:
modul/ lembar worksheet, kartu pertanyaan, kartu jawaban dan kartu
kesimpulan.
c. Bimbing siswa yang bertugas sebagai pengklarifikasi memahami
modul sebagai bekal untuk menjelaskan kepada teman-temannya.
Siswa yang ditunjuk sebagai pengklarifikasi adalah siswa yang
mempunyai kemampuan matematikal paling tinggi di kelasnya.
d. Bimbing siswa untuk memprediksi tipe kalimat matematika dan
operasi matematika yang akan digunakan untuk menyelesaikan
latihan yang terdapat dalam lembar worksheet bersama teman-teman
sekelompok.
e. Siswa diperintahkan untuk membuat pertanyaan berdasarkan materi
yang telah dipelajari di kelompoknya, untuk kemudian memprediksi
kembali jawaban atas pertanyaan yang dipilih.
f. Guru membimbing siswa untuk membangun kesimpulan
(summarising) dari kegiatan yang telah dilakukan.
4. Kelebihan dan Kelemahan Model Reciprocal Teaching
Sebagai model dalam pembelajaran, reciprocal teaching tentu saja
memiliki kelebihan dan kelemahan. Setelah melalui dua siklus Penelitian
Tindakan Kelas, peneliti menemukan kelebihan dan kelemahan reciprocal
teaching yang harus ddiperhatikan oleh pendidik sebelum menggunakan
reciprocal teaching sebagai model pembelajaran di kelas.
25
a. Kelebihan Reciprocal Teaching
1) Model ini mendorong siswa untuk berfikir tentang gagasan
mereka selama proses membaca.
2) Membantu siswa untuk belajar aktif terlibat dan mengamati
pemahaman mereka dalam membaca.
3) Model ini mengajarkan siswa untuk mengajukan pertanyaan
dan membantu siswa untuk membuat teks agar menambah
pemahaman mereka.
4) Model ini melatih siswa untuk bekerja dalam grup dan saling
membantu.
5) Sangat dianjurkan diterapkan dalam mata pelajaran yang
membutuhkan latihan dan pendampingan intens.
b. Kelemahan Reciprocal Teaching
1) Reciprocal teaching membutuhkan pembiasaan untuk
mengenal alur model terlebih dahulu sebelum berjalan
efektif.
2) Hanya bisa berjalan baik pada kelompok kecil dengan
anggota maksimal empat orang dalam setiap grup.
C. Luas Bangun Datar Trapesium dan Layang-layang
1. Luas Bangun Datar Trapesium
a. Bangun Datar Trapesium
Bangun datar trapesium merupakan bangun datar yang memiliki
tepat satu pasang sisi yang sejajar. (Idayani, 2008:84)
26
b. Jenis-jenis Trapesium
1) Trapesium sama Kaki
Trapesium sama kaki merupakan trapesium yang memiliki
sifat-sifat sebagai berikut:
a) Memiliki sepasang sisi berhadapan yang sejajar, yaitu sisi
DC // AB.
b) Memiliki dua pasang sudut sama besar, yaitu <ADC = <
BCD dan <BAD = <BCD
c) Jumlah sudut yang berhadapan membentuk sudut lurus
1800 , yaitu: <BAD + < BCD = 1800 dan <ABC + < ADC
= 1800 .
d) Memiliki sepasang sisi yang sama panjang, yaitu sisi AD
= BC
2) Trapesium Siku-siku
Trapesium siku-siku adalah trapesium yang memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:
27
a) Memiliki sepasang sisi sejajar, yaitu AB//CD
b) Memiliki sepasang sudut siku-siku, yaitu < BAD dan
<ADC.
Jumlah sudut yang berhadapan membentuk sudut lurus
1800, yaitu <BAD + <ADC = 180
0 dan <BCD + <ABC =
1800.
3) Trapesium Sembarang
Trapesium sembarang merupakan trapesium yang memiliki
ciri-ciri sebagai berikut:
P
a) Memiliki sepasang sisi sejajar, yaitu SR//PQ
b) Jumlah sudut yang berhadapan membentuk sudut lurus,
yaitu <QPS+<QRS= 1800
dan <PQR + <RSP = 1800.
28
c. Luas Bangun Datar Trapesium
Dasar penghitungan luas trapesium adalah jumlah luas dua
segitiga penyusun bangun trapesium. Sebagaimana yang
dideskripsikan dalam gambar berikut ini:
Trapesium ABCD merupakan gabungan dari segitiga ABC dan
segitiga ACD, dalam notasi matematika, untuk mencari luas trapesium
ABCD bisa menggunakan rumus sebagai berikut:
Luas T. ABCD = Luas S. ABC + Luas S.ACD
= ½ . t. AB + ½ t. CD
= ½ . t (AB+CD)
AB dan CD merupakan sisi sejajar trapesium, jadi:
Luas Trapesium = ½ . tinggi. (Jumlah Sisi Sejajar)
29
2. Luas Bangun Datar Layang-layang
a. Bangun Datar Layang-layang
Layang-layang adalah segi empat gabungan dua buah segitiga siku-
siku sama kaki yang alasnya sama panjang dan berimpit. (Idayani,
2008: 81)
b. Sifat Bangun Datar Layang-layang
Bangun datar layang-layang memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
1) Memiliki dua pasang sisi sama panjang, yakni AB=AD dan
CD=BC
2) Kedua diagonalnya saling berpotongan, yaitu diagonal AC
berpotongan dengan diagona; BD.
3) Salah satu diagonalnya merupakan sumbu simetri bangun
tersebut, yaitu diagonal AC.
c. Luas Bangun Datar Layang-layang
Luas bangun datar layang-layang dicari dengan menggabungkan
dua buah segitiga penyusun bangun datar layang-layang yang
dideskripsikan dalam penjelasan berikut:
30
31
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Deskripsi Awal (Pra Siklus)
1. Perolehan Nilai Pre Test Matematika
Pada tahap ini peneliti menggunakan nilai pre test materi Luas
Bangun Datar mata pelajaran matematika untuk memperoleh kemampuan
awal siswa kelas V MI Miftahul Huda Cukil Kecamatan Tengaran
Kabupaten Semarang. Berikut ini hasil nilai pre test siswa kelas V MI
Miftahul Huda Cukil Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang sebelum
diberi tindakan Reciprocal Teaching.
Tabel 3.1
Nilai Pre Test
NO NAMA
PRE
TEST Tuntas
Tidak
Tuntas
1 Rizqy Adnan Muamalah 8 √
2 Muhammad Purniawan 4 √
3 Izza Abdurrozak 7 √
4 Oky Tegar Ardiansyah 8 √
5 Farah Idzatus S 5 √
6 Agus Riski Kurniawan 4 √
7 Dini Wardana 5 √
8 Eva Agustina 6 √
9 Azizah Ulfah 6 √
10 Zaki Al Faruq 4 √
2. Data Keadaan Siswa
Siswa kelas V MI Miftahul Huda Cukil Banjari Kecamatan Tengaran
Kabupaten Semarang tahun 2015 berjumlah 10, terdiri dari 5 orang siswa
laki-laki dan 5 orang siswa perempuan. Data keadaan Siswa kelas V MI
32
Miftahul Huda Cukil Banjari Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang
adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2
Data Keadaan Siswa
No Nama Jenis Kelamin
1 Rizqy Adnani L
2 Muhammad Purniawan L
3 Izza Abdurrozak P
4 Oky Tegar Ardiansyah P
5 Farah Idzatus S P
6 Agus Riski Kurniawan P
7 Dini Wardana P
8 Eva Agustina L
9 Azizah Ulfah M L
10 Zaki Alfaruq L
3. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada mata pelajaran Matematika materi Luas
Bangun Datar. Penelitian ini menggunakan model pembelajaran
Reciprocal Teaching yang dilaksanakan sebanyak 2 siklus. Waktu
penelitiannya adalah sebagai berikut:
a. Kegiatan siklus I dilaksanakan pada tanggal 24 November 2015
b. Kegiatan siklus II dilaksanakan pada tanggal 26 November 2015
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
1. Refleksi Awal
Dalam tahap refleksi awal tahapan yang dilakukan peneliti adalah
menganalisis keadaan kelas untuk menentukan rencana tindakan
33
menggunakan model Reciprocal Teaching. Selama pengamatan
berlangsung, ditemukan beberapa kendala dalam Kegiatan Belajar
Mengajar (KBM) mata pelajaran Matematika, yakni:
a. Terbatasnya waktu untuk mendampingi siswa dengan kemampuan
matematikal rendah, sehingga siswa dengan kemampuan matematikal
rendah tidak tereksplorasi kemampuannya secara maksimal.
b. Siswa yang mempunyai kemampuan matematikal tinggi tidak
memiliki aktivitas prosuktif ketika guru melakukan pendampingan
pada siswa dengan kemampuan matematikal rendah, hal ini
menyebabkan kondisi kelas ramai dan tidak kondusif untuk belajar.
c. Siswa yang mempunyai kemampuan matematikal tinggi cenderung
bersifat egois, tidak mau berbagi kepada siswa yang memiliki
kemampuan matematikal rendah. Bahkan di beberapa kejadian, justru
siswa dengan kemampuan matematikal tinggi ini menjadikan bahan
olok-olok ketika mendapati siswa yang mempunyai kemampuan
matematikal rendah mengalami kebingungan.
d. Dari analisis tersebut, peneliti menjadikan sebagai bahan
pertimbangan untuk membuat perencanaan tindakan pada siklus I.
2. Perencanaan Tindakan
Dalam tahap perencanaan tindakan kegiatan yang dilakukan oleh
peneliti adalah sebagai berikut:
34
a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata
pelajaran Matematika menggunakan model Reciprocal Teaching
dengan materi Luas Bangun Datar Trapesium.
b. Menyiapkan LKS (Lembar Kerja Siswa), kuis, dan reward untuk
mendukung pelaksanaan fase-fase yang terdapat dalam model
Reciprocal Teaching.
c. Menyiapkan materi dan media Luas Bangun Datar Trapesium.
d. Menyiapkan lembar pengamatan untuk melihat proses belajar
mengajar yang dilakukan guru dengan menggunakan model
Reciprocal Teaching.
e. Peneliti berkordinasi dengan guru selaku kolaborator untuk
melaksanakan proses pembelajaran dengan model Reciprocal
Teaching.
f. Menyusun soal evaluasi yang akan digunakan untuk mengukur
hasil belajar Matematika materi Luas Bangun Datar setelah
menggunakan model Reciprocal Teaching.
3. Pelaksanaan Tindakan
Dalam pelaksanaan tindakan siklus I, secara ringkas dapat dijabarkan
sebagai berikut;
a. Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana
pembelajaran yang dibuat sebelumnya.
b. Guru memulai pelajaran dengan salam dan berdoa yang dipimpin oleh
salah satu siswa dengan khi’mad.
35
c. Guru menanyakan kabar dan mengabsen daftar hadir siswa.
d. Guru memberikan motivasi sebelum masuk ke dalam materi
pembelajaran dengan menanyakan tentang materi sebelumnya, yakni
berbagai bangun ruang seperti kubus dan balok. Kemudian guru
menggambar sebuah bangun datar di papan tulis dan meminta siswa
menebak apa nama bangun datar tersebut. Siswa menjawab
pertanyaan guru dengan cepat dan kompak bahwa bangun datar yang
digambar oleh guru adalah bangun datar trapesium.
e. Guru melakukan brainstroming dengan mengajak siswa untuk
menyebutkan macam-macam benda yang termasuk bangun datar
trapesium.
f. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
g. Guru menjelaskan cakupan materi yang akan dipelajari.
h. Guru membimbing siswa membentuk kelompok secara heterogen
berdasarkan urutan kemampuan matematikal siswa. Kelas dibagi
menjadi dua kelompok, dimana setiap kelompok terdiri atas lima
orang siswa. Kelompok satu terdiri dari Oky Tegar Ardiansyah,
Farahidatuz Sabilla, Eva Agustina, Dini Wardana, Agus Rizki
Kurniawan. Kelompok dua terdiri dari Izza Abdul Razak, Muhammad
Purniawan, Rizki Adnan Muamalah, Azizah Ulfah M, dan Zaki Al-
Faruq. Kemudian guru menunjuk siswa untuk menjadi ketua dan
sekretaris.
36
i. Guru menjelaskan tahap-tahap yang akan dilalui bersama serta tugas
ketua dan sekretaris.
j. Guru membagi Lembar Kerja Siswa (LKS) yang merupakan
perangkat model pembelajaran Reciprocal Teaching.
k. Guru menjelaskan cakupan materi tentang trapesium secara klasikal.
l. Siswa belajar melalui model Reciprocal Teaching tahap pertama,
Clarifying, dimana siswa yang bertugas sebagai ketua bertanggung
jawab terhadap pemahaman anggota kelompoknya.
m. Siswa bersama-sama dengan kelompoknya melakukan diskusi untuk
mengaitkan antar konsep.
n. Siswa mencermati lembar Worksheet untuk bersiap pada tahap
Questioning, dimana setiap siswa membuat satu buah pertanyaan.
Kemudian sekretaris menuliskan pertanyaan tersebut ke depan.
o. Guru melakukan seleksi atas pertanyaan yang telah ditulis oleh siswa
dan menambahkan pertanyaan pemecahan masalah yang belum ditulis
oleh siswa. Adapun pertanyaan yang telah diseleksi dan ditambahkan
adalah sebagai berikut;
1) Rumus untuk mencari luas trapesium adalah....
2) Berapakah jumlah sisi trapesium?
3) Bangun di samping adalah bangun....
4) Trapesium memiliki ... titik sudut.
5) Berapakah luas trapesium tersebut?
37
p. Guru membimbing siswa untuk menyelesaikan soal tersebut bersama
kelompoknya, dimana anggota kelompok yang telah menguasai
materi bertanggung jawab untuk menjelaskan kepada anggota
kelompok yang belum memahami.
q. Perwakilan kelompok secara bergantian menuliskan jawaban di papan
tulis dan bersama guru membahas jawabannya. Pada tahap ini terjadi
kekacauan, dimana siswa belum mampu bekerja sama dalam
kelompok dan cenderung menyalahkan anggota kelompoknya yang
lamban.
r. Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan tentang materi yang
telah dipelajari. Dan menuliskan di lembar Summarizer.
s. Siswa mengerjakan lembar evaluasi.
t. Guru menyampaikan bahwa pada pertemuan mendatang akan
mempelajari tentang Luas Bangun Datar Layang-layang.
u. Guru menutup pelajaran dengan berdoa dan salam.
4. Pengamatan atau Observasi
Selama proses pembelajaran, peneliti secara langsung melakukan
pengamatan untuk mengetahui kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan model Reciprocal Teaching dalam meningkatkan hasil
belajar siswa. Guna membantu fokus pengamatan, peneliti menggunakan
lembar observasi. Adapun aspek-aspek yang diamati yang terdiri dari
siswa dan guru dengan hasil sebagai berikut:
38
a. Lembar observasi guru
Tabel 3.3
Lembar Observasi Guru Siklus I
No Aspek yang Diamati Skala Partisipasi
A B C D
I PRA PEMBELAJARAN
1 Memeriksa kesiapan siswa v
2 Melakukan kegiatan apersepsi v
II KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN
A Penguasaan Materi Pembelajaran
3 Menjelaskan tujuan pembelajaran v
4 Menunjukkan penguasaan materi
pembelajaran v
5 Menyampaikan materi dengan jelas v
6 Mengkaitkan materi dengan realita
kehidupan v
B Pendekatan / Strategi Pembelajaran
7 Membimbing siswa membentuk
kelompok secara heterogen v
8 Menjelaskan cara mengerjakan LKS v
9
Memberikan bantuan apabila siswa
mengalami kesulitan dalam kerja
kelompok
v
10 Memberikan kuis/pertanyaan individu
kepada siswa v
11 Memberikan reward kepada siswa v
C Pemanfaatan Sumber Belajar / Media Pembelajaran
12 Menggunakan LKS sebagai sumber
belajar v
13 Melibatkan siswa dalam pemanfaatan
sumber belajar v
D Pembelajaran yang Memicu dan Memelihara Keterlibatan Siswa
14 Menumbuhkan partisipasi aktif siswa
dalam pembelajaran v
39
Lanjutan Tabel 3.3 Lembar Observasi Guru Siklus I
No Aspek yang Diamati Skala Partisipasi
A B C D
16 Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme
siswa dalam pembelajaran v
E Penilaian proses dan hasil belajar
17 Memantau kemajuan belajar selama
proses pembelajaran v
18 Melakukan penilaian akhir sesuai dengan
kompetensi v
F Penggunaan Bahasa
19 Menggunakan bahasa lisan dan tulis
secara jelas, baik dan benar. v
20 Menyampaikan pesan dengan gaya yang
sesuai v
III PENUTUP
21 Menanyakan hal-hal yang belum
diketahui siswa v
22
Melakukan refleksi / memberikan
kesimpulan materi pembelajaran dengan
melibatkan siswa
v
23 Mengadakan tes evaluasi v
Jumlah 11 9 3
Skor 44 27 6
Total 77
Kategori BAIK
Keterangan:
Skor:
A = 4
B = 3
C = 2
D = 1
40
Rentang kategori:
Nilai 81- 100 (Baik sekali)
Nilai 61 – 80 (Baik)
Nilai 41 – 60 (Cukup)
b. Nilai Evaluasi Siklus I
Tabel 3.4
Nilai Evaluasi Siklus I
NO NAMA
SIKLUS
I Tuntas
Tidak
Tuntas
1 Rizqy Adnan Muamalah 5 √
2 Muhammad Purniawan 5 √
3 Izza Abdurrozak 8,5 √
4 Oky Tegar Ardiansyah 8 √
5 Farah Idzatus S 7,5 √
6 Agus Riski Kurniawan 8 √
7 Dini Wardana 7 √
8 Eva Agustina 3 √
9 Azizah Ulfah 5,5 √
10 Zaki Al Faruq 6 √
c. Lembar Observasi Siswa
Lembar observasi siswa dipergunakan oleh peneliti untuk
membantu dalam mengamati siswa sebagai alat evaluasi aspek afektif
dan psikomotorik.
Tabel 3.5 merupakan hasil observasi aspek afektif pada siswa
kelas V MI Mifathul Huda Cukil Banjari pada siklus I. Pada tabel 3.5
menunjukkan bahwa rentang nilai afektif siswa kelas V MI Miftahul
Huda berada pada skala terendah 9 dan tertinggi 16 dari 18 skala
maksimal.
41
Tabel 3.5
Lembar Observasi Aspek Afektif Siswa pada Siklus I
No
Aspek yang
Diamati 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Kesiapan mengikuti
pelajaran 1 1 3 1 2 1 2 2 3 1
2 Keaktifan dalam
kelompok 2 1 3 3 3 2 3 2 2 2
3
Melaksanakan tugas
yang diinstruksikan
oleh guru
2 1 3 2 2 3 2 2 3 3
4 Bekerjasama dalam
kelompok 1 1 2 2 1 1 2 3 1 1
5 Berani 2 3 3 3 2 3 2 2 2 2
6 Menghargai teman 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1
Total Nilai 9 8 16 12 11 11 12 13 12 10
Tabel 3.6 merupakan hasil observasi aspek psikomotorik siswa kelas
V MI Miftahul Huda Cukil pada siklus I. Tabel 3.6 menunjukkan bahwa
aspek psikomotorik siswa kelas V MI Miftahul Huda pada siklus I yang
terendah berada pada skala 9, sedangkan nilai tertinggi berada pada skala
14 dari 18 skala maksimal.
Tabel 3.6 juga menunjukkan bahwa terdapat satu orang siswa yang
memperoleh nilai 9, satu orang memperoleh skor 11, tiga orang
memperoleh skor 12, empat orang memperoleh skor 13, dan satu orang
memperoleh skor 14.
42
Tabel 3.6
Lembar Observasi Aspek Psikomotorik Siswa Siklus I
No Aspek yang Diamati 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Penggunaan Penggaris 2 1 2 2 3 2 2 2 2 2
2 Kebenaran gambar/
lukisan 2 1 2 1 2 1 1 1 2 2
3 Kerapian gambar/
lukisan 2 2 2 1 1 1 1 1 2 1
4 Kerapian menggunting 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3
5 Kerapian menempel 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2
6 Kebenaran penempelan 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2
Total Nilai 13 9 13 12 14 12 13 11 13 12
5. Refleksi
Kegiatan ini bertujuan untuk menilai seluruh kegiatan pembelajaran
dengan model Reciprocal Teaching. Pada siklus I, secara umum
menunjukkan bahwa, terdapat peningkatan pada hasil belajar siswa.
Tetapi, masih ada tiga siswa yang mengalami penurunan hasil belajar, hal
ini diakibatkan karena siswa tersebut mengalami kesulitan dalam
mengaplikasikan soal berbentuk pemecahan masalah yang merupakan soal
dengan kemampuan kognitif yang tinggi. Pada siklus I, latihan
memecahkan soal berbentuk pemecahan masalah sangat minim, hanya
43
terdapat satu soal pemecahan masalah pada saat kegiatan Questioning
berlangsung.
Siswa terlihat antusias dalam melaksanakan proses pembelajaran
dengan model pembelajaran Reciprocal Teaching. Guru berperan sebagai
fasilitator, motivator, dan pusat pembelajaran berada pada siswa. Guru
terbantu dengan adanya siswa yang membantu sebayanya, sehingga guru
bisa meluangkan waktu lebih banyak untuk mendampingi siswa dengan
kemampuan matematikal rendah.
Selama kegiatan berlangsung, masih terjadi kebingungan pada siswa,
dimana siswa cenderung bekerja sendiri dan masih memerlukan bimbigan
guru agar mampu bekerja secara kelompok. Hal ini disebabkan karena
siswa belum terbiasa belajar secara kelompok dan menganggap siswa yang
lain adalah lawan.
Pada pembelajaran dengan model Reciprocal Teaching siklus I ini,
masih ada beberapa siswa yang pasif dikarenakan ketua kelompok terburu-
buru agar bisa menjawab soal lebih cepat dari kelompok lain dan
meninggalkan temannya yang masih kebingungan, sehingga harapan agar
semua anggota kelompok memahami soal kurang tercapai.
Membutuhkan waktu yang lumayan lama ketika masing-masing
sekretaris kelompok menuliskan satu persatu pertanyaan yang ditulis
anggota kelompoknya di papan tulis, yang meyebabkan waktu untuk
berdiskusi membahas pertanyaan yang telah diseleksi oleh guru menjadi
terlalu singkat.
44
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
1. Perencanaan Tindakan Perbaikan
Berdasarkan refleksi yang diperoleh dari pengamatan dan hasil
perolehan nilai pada siklus I, maka siklus II merupakan perbaikan dari
siklus I. Rencana tindakan siklus II yang dilakukan oleh peneliti adalah:
a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata
pelajaran Matematika yang memuat serangkaian kegiatan belajar
mengajar dengan menggunakan model Reciprocal Teaching. Adapun
materi yang dibahas adalah luas bangun datar layang-layang. Adapun
penyesuaian yang dilakukan berdasarkan hasil refleksi pelaksanaan
Kegiatan Belajar Mengajar siklus I antara lain; Pertanyaan tidak
ditulis satu persatu di depan kelas, namun langsung dikumpulkan
kepada guru untuk kemudian diseleksi; pertanyaan disarankan
berbentuk soal pemecahan masalah, bukan soal teoritis sehingga siswa
lebih banyak mengerjakan latihan; Perwakilan kelompok baru
diperkenankan untuk menulis jawaban di papan tulis ketika semua
anggota kelompok mampu memahami pertanyaan dan proses
menjawab pertanyaan yang tengah dibahas; Dipersiapkan reward
untuk meningkatkan semangat siswa; Pembelajaran dilaksanakan
dengan lesehan di karpet agar siswa lebih leluasa bergerak.
b. Menyiapkan Worksheet, Kartu Pertanyaan, Kartu Jawaban, Kartu
Kesimpulan dan reward untuk mendukung pelaksanaan fase-fase yang
terdapat dalam model Reciprocal Teaching.
c. Menyiapkan materi luas bangun datar layang-layang.
45
d. Menyiapkan lembar pengamatan untuk melihat proses belajar
mengajar yang dilakukan guru dengan menggunakan model
Reciprocal Teaching.
e. Peneliti berkoordinasi dengan guru selaku kolaborator untuk
melaksanakan proses pembelajaran dengan model Reciprocal
Teaching.
f. Menyusun soal evaluasi yang akan digunakan untuk mengukur
hasil belajar siswa
2. Pelaksanaan Tindakan Perbaikan
a. Guru membuka pelajaran dengan salam dan berdoa, dipimpin oleh
salah satu siswa yang ditunjuk oleh guru.
b. Guru menanyakan kabar anak-anak.
c. Guru mengabsen siswa. Seluruh siswa hadir dalam pembelajaran
Matematika.
d. Guru meminta siswa untuk membentuk kelompok yang sama dengan
kelompok sebelumnya, namun, pelaksanaan pembelajaran dilakukan
dengan duduk melingkar di tikar.
e. Guru memotivasi siswa dengan bertanya tentang hal-hal yang terkait
dengan layang-layang, kemudian meminta salah satu siswa untuk
maju menggambar bentuk bangun datar layang-layang di papan tulis.
f. Guru menjabarkan tujuan pembelajaran pertemuan kali ini, serta
menjelaskan cakupan materi yang akan dipelajari.
46
g. Guru membagikan Lembar Worksheet, media serta kartu catatan yang
difokuskan pada pembelajaran pemecahan masalah.
h. Guru menjelaskan materi yang ada di Worksheet, kemudian memandu
kelompok untuk mengerjakan lembar Worksheet sesuai dengan
perintah yang ada di lembar tersebut. Terlihat dalam aktivitas siswa,
masing-masing ketua kelompok berusaha untuk memberikan
penjelasan lebih lanjut kepada teman-temannya yang mengalami
kebingungan. Ketika ketua kelompok merasa ada salah satu temannya
yang tidak mampu memahami, ketua kelompok meminta bantuan
guru untuk menjelaskan materi tersebut kepada temannya.
i. Siswa dengan pendampingan guru melakukan diskusi tentang kaitan
antara konsep pengertian layang-layang, bagian layang-layang, sifat
layang-layang dengan luas layang-layang.
j. Siswa membuat pertanyaan dan menuliskannya di Kartu Pertanyaan.
Pertanyaan pada siklus kedua ini berbeda dengan siklus pertama. Pada
siklus kedua siswa diperintahkan untuk membuat soal yang berbentuk
pemecahan masalah.
k. Siswa mengumpulkan Kartu Pertanyaan kepada guru, kemudian guru
menyeleksi soal yang telah dikumulkan dan menuliskan di papan tulis
satu-persatu, kemudian meminta siswa mengerjakannya bersama
kelompok. Siswa diperkenankan maju mewakili kelompok ketika
semua anggota kelompok memahami penyelesaian soal tersebut.
47
Adapun soal yang dipilih oleh guru dan kronologi jawaban siswa
adalah sebagai berikut:
l. Diketahui diagonal sebuah layang layang adalah 10 cm dan 20 cm.
Berapakah luas layang-layang?
m. Sebuah layang-layang mempunyai diagonal 11 cm dan 12 sm.
Hitunglah luas layang-layang tersebut!
n. Sebuah layang-layang memiliki luas 300 cm2.
Salah satu diagonalnya
mempunyai panjang 30 cm. Berapakah panjang diagonal yang lain?
o. Guru bersama-sama dengan siswa menghitung poin untuk
menetapkan pemenang. Setelah dihitung, kelompok satu mendapatkan
satu poin, sementara kelompok dua mendapatkan dua poin. Pemenang
kuis pada siklus kedua adalah kelompok dua.
p. Setelah aktivitas Questioning yang berlangsung sangat hidup karena
siswa saling berlomba untuk menjawab soal dengan benar, guru
mendampingi siswa untuk menarik kesimpulan daripada
pembelajaran kali ini. Aktivitas ini merupakan aktivitas summarizer,
siswa menulis kesimpulan di Kartu Kesimpulan.
q. Di kegiatan akhir, guru membagikan soal evaluasi dan meminta siswa
untuk mengerjakannya secara mandiri.
r. Guru menyampaikan bahwa siswa harus belajar lebih giat lagi untuk
mempersiapkan Ulangan Akhir Semester Gasal yang berlangsung
minggu depan.
48
s. Guru menutup pelajaran dengan berdoa, kemudian mengucapkan
salam.
3. Pengamatan atau Observasi
Selama proses pembelajaran, peneliti secara langsung melakukan
pengamatan untuk mengetahui pengaruh kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan model Reciprocal Teaching dalam meningkatkan hasil
belajar siswa. Variabel yang di amati sebagai berikut:
a. Lembar observasi guru
Tabel 3.7
Lembar Observasi Guru Siklus II
No Aspek Yang Diamati Skala Partisipasi
A B C D
I PRA PEMBELAJARAN
1 Memeriksa kesiapan siswa v
2 Melakukan kegiatan apersepsi v
II KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN
A Penguasaan Materi Pembelajaran
3 Menjelaskan tujuan pembelajaran v
4 Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran v
5 Menyampaikan materi dengan jelas v
6 Mengkaitkan materi dengan realita kehidupan v
B Pendekatan / Strategi Pembelajaran
7 Membimbing siswa membentuk kelompok secara
heterogen v
8 Menjelaskan cara mengerjakan LKS v
9 Memberikan bantuan apabila siswa mengalami
kesulitan dalam kerja kelompok v
10 Memberikan kuis/pertanyaan individu kepada
siswa v
11 Memberikan reward kepada siswa v
C Pemanfaatan Sumber Belajar / Media Pembelajaran
12 Menggunakan LKS sebagai sumber belajar v
13 Melibatkan siswa dalam pemanfaatan sumber
belajar v
49
Lanjutan Tabel 3.7 Lembar Observasi Guru Siklus II
No Aspek Yang Diamati Skala Partisipasi
A B C D
D Pembelajaran yang Memicu dan Memelihara Keterlibatan Siswa
14 Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam
pembelajaran v
15 Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa v
16 Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa
dalam pembelajaran v
E Penilaian proses dan hasil belajar
17 Memantau kemajuan belajar selama proses
pembelajaran v
18 Melakukan penilaian akhir sesuai dengan
kompetensi v
F Penggunaan Bahasa
19 Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas,
baik dan benar. v
20 Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai v
III PENUTUP
21 Menanyakan hal-hal yang belum diketahui siswa v
22 Melakukan refleksi / memberikan kesimpulan
materi pembelajaran dengan melibatkan siswa v
23 Mengadakan tes evaluasi v
Jumlah 19 3 1
Skor 76 9 1
Total 86
Kategori BAIK SEKALI
b. Nilai Evaluasi Siklus II
Nilai evaluasi aspek kognitif siklus II pada siswa kelas V MI Miftahul
Huda Cukil Banjari Kabupaten Semarang disajikan dalam tabel 3.8. Tabel
3.8 menunjukkan bahwa seluruh siswa kelas V MI Miftahul Huda Cukil
Banjari berhasil mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dengan
nilai terendah 7,0 dan tertinggi 10.
50
Tabel 3.8
Nilai Evaluasi Siklus II
NO NAMA SIKLUS II Tuntas Tidak
Tuntas
1 Rizqy Adnan
Muamalah 9 √
2
Muhammad
Purniawan 7 √
3 Izza Abdurrozak
10 √
4 Oky Tegar Ardiansyah
10 √
5 Farah Idzatus S
10 √
6 Agus Riski Kurniawan
10 √
7 Dini Wardana
9 √
8 Eva Agustina
9,5 √
9 Azizah Ulfah
9 √
10 Zaki Al Faruq
8 √
c. Lembar Observasi Siswa
Lembar observasi siswa dipergunakan oleh peneliti untuk
mengamati siswa sebagai alat evaluasi aspek afektif dan psikomotorik.
Tabel 3.9 merupakan hasil observasi aspek afektif pada siswa
kelas V MI Mifathul Huda Cukil Banjari pada siklus II. Tabel 3.9
menunjukkan bahwa skor terendah aspek afektif siklus II pada siswa
kelas V MI Miftahul Huda Banjari adalah 13 dan skor tertinggi adalah
17 dari 18 skor maksimal.
Sebanyak empat siswa memperoleh skor 13, satu siswa
memperoleh skor 14, tiga siswa memperoleh skor 15, satu siswa
memperoleh skor 16 dan satu siswa memperoleh skor 17.
51
Tabel 3.9
Lembar Observasi Aspek Afektif Siklus II
No
Aspek yang
Diamati 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1
Kesiapan
mengikuti
pelajaran
2 2 3 2 2 1 2 3 3 2
2
Keaktifan
dalam
kelompok
2 2 3 3 3 3 3 2 2 2
3
Melaksanakan
tugas yang
diinstruksikan
oleh guru
2 2 3 2 2 3 3 2 3 3
4
Bekerjasama
dalam
kelompok
2 2 2 2 2 2 2 3 2 2
5 Berani 2 3 3 3 2 3 2 3 2 2
6 Menghargai
teman 3 2 3 3 2 2 3 3 3 2
Total Nilai 13 13 13 17 15 13 14 15 16 15
Tabel 3.10 merupakan hasil observasi aspek psikomotorik siswa
kelas V MI Miftahul Huda Cukil pada siklus II. Tabel 3.10
menunjukkan bahwa aspek psikomotorik siswa kelas V MI Miftahul
Huda pada siklus I yang terendah berada pada skor 11, sedangkan nilai
tertinggi berada pada skala 17 dari 18 skala maksimal.
Tabel 3.10 juga menunjukkan bahwa terdapat satu orang siswa
yang memperoleh skor 11, empat orang memperoleh skor 15, dua
orang memperoleh skor 16, tiga orang memperoleh skor 17.
52
Tabel 3.10
Lembar Observasi Aspek Psikomotorik Siklus II
No Aspek yang Diamati 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Penggunaan Penggaris 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3
2 Kebenaran gambar/
lukisan 3 2 3 2 2 2 2 2 3 3
3 Kerapian gambar/
lukisan 2 1 2 3 3 3 3 3 2 2
4 Kerapian menggunting 2 2 2 3 3 2 3 3 2 2
5 Kerapian menempel 2 2 3 3 3 2 3 3 2 2
6 Kebenaran penempelan 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2
Total Nilai 15 15 11 16 17 17 15 17 16 15
4. Refleksi
Kegiatan ini bertujuan untuk menilai seluruh kegiatan pembelajaran
dengan model Reciprocal Teaching pada siklus II. Secara umum
menunjukkan bahwa, terdapat peningkatan pada hasil belajar siswa. Hal
ini ditnjukkan oleh meningkatnya keaktifan siswa dalam Kegiatan Belajar
Mengajar. Siswa terlihat antusias dalam melaksanakan proses
pembelajaran dengan model pembelajaran Reciprocal Teaching. Guru
berperan sebagai fasilitator, motivator, dan pusat pembelajaran berada
pada siswa. Guru terbantu dengan adanya siswa yang membantu
53
sebayanya, sehingga guru bisa meluangkan waktu lebih banyak untuk
mendampingi siswa dengan kemampuan matematikal rendah.
Selama kegiatan berlangsung pada siklus II, siswa mulai terbiasa
untuk membantu teman-temannya yang kesulitan dalam memahami materi
bangun datar layang-layang.
Pada pembelajaran dengan model Reciprocal Teaching siklus II ini,
masing-masing anggota kelompok telah mampu memerankan peran
masing-masing.
Peran guru dalam menyeleksi dan menuliskan soal yang telah dibuat
oleh siswa pada kegiatan Questioning berhasil mengefektifkan waktu,
sehingga lebih banyak waktu yang tersedia untuk kegiatan Reciprocal
Teaching berikutnya.
Pencapaian KKM pada siklus II mencapai 100%, yang artinya
seluruh siswa di kelas V MI Miftahul Huda Cukil Banjari telah memenuhi
indikator pencapaian kompetensi Matematika materi luas bangun datar
trapesium dan layang-layang melalui model Reciprocal Teaching,
sehingga siklus dihentikan.
54
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Tiap Siklus
1. Pra Siklus
Sebelum kegiatan penelitian dilaksanakan, peneliti melakukan
observasi terlebih dahulu di MI Miftahul Huda Cukil Banjari Kecamatan
Tengaran Kabupaten Semarang. Observasi ini dilaksanakan pada hari
Sabtu, 21 November 2015. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan
oleh peneliti, diperoleh data mengenai kondisi pembelajaran Matematika
di MI Miftahul Huda.
Kegiatan belajar mengajar Matematika di MI Miftahul Huda masih
menggunakan model klasikal, dimana guru menjadi sentral kegiatan
belajar mengajar. Hal ini menyebabkan siswa yang memiliki kemampuan
matematikal tinggi mengalami kebosanan, sementara yang memiliki
kemampuan matematikal rendah tidak mampu mengikuti pembelajaran
karena materi matematika sebelumnya belum dikuasai, tetapi harus
mengikuti materi selanjutnya.
Siswa yang telah mencapai KKM pada saat observasi dilakukan baru
30% atau 3 dari 10 siswa di kelas. Rekapitulasi nilai hasil belajar pra
siklus siswa kelas V MI Miftakhul Huda Cukil Banjari disajikan dalam
tabel 4.1 sebagai berikut:
/
55
Tabel 4.1 Rekapitulasi Nilai Hasil Belajar Pra Siklus
No. Keterangan Tes
Awal
1. Nilai Terendah 4
2. Nilai Tertinggi 8
3. Nilai Rata-rata Kelas 5,7
4. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 70
5. Jumlah Siswa yang Mencapai Nilai KKM 3
6. Jumlah Siswa yang Memperoleh Nilai di Bawah
KKM 7
7. Persentase Siswa yang Mencapai KKM 30%
8. Persentase Siswa yang Belum Mencapai KKM 70%
Berdasarkan data pada tabel 4.1 dapat digambarkan dalam bentuk
diagram lingkaran yang berisi tentang persentase siswa yang tuntas dan
siswa yang tidak tuntas. Berikut diagram lingkaran dari data tabel 4.1.
Gambar 4.1 Diagram Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pra Siklus
Tuntas; 30%
Tidak Tuntas; 70%
Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa
pada Pra Siklus
56
Setelah diperoleh data secara keseluruhan, peneliti
mengklasifikasikan nilai perolehan siswa berdasarkan acuan penilaian
yang telah ditetapkan. Adapun klasifikasi hasil belajar siswa pra siklus
adalah sebagai berikut :
Tabel 4.2 Klasifikasi Hasil Siswa Pra Siklus
No. Nilai Frekuensi Persentase Predikat
1. 8,6-10 0 0% Sangat baik
2. 7,1-8,5 2 20% Baik
3. 5,6-7,0 3 30% Cukup
4. 4,1-5,5 2 20% Kurang
5. ≤ 4,0 3 30% Kurang sekali
Jumlah 10 100 %
Berdasarkan pada tabel 4.2, dapat di ketahui bahwa siswa yang
memperoleh predikat baik ada 2 siswa (20%), cukup ada 3 siswa (30%),
kurang sebanyak 2 siswa (20%), dan kurang sekali sebanyak 3 siswa
(30%). Data tersebut dapat digambarkan dalam bentuk grafik sebagai
mana yang disajikan dalam gambar 4.2 berikut :
Gambar 4.2 Grafik Hasil Belajar Siswa Pra Siklus
0
1
2
3
4
5
6
≥8,1 6,6-8,0 5,1-6,5 3,6-5,0 ≤3,5
Hasil Belajar Siswa pada Pra Siklus
57
Hasil analisis data yang diperoleh membuktikan banyaknya hasil
belajar siswa yang masih rendah atau belum memenuhi kriteria
ketuntasan minimal yang telah ditentukan. Oleh karena itu, hasil data
tersebut menjadi dasar bagi peneliti untuk melaksanakan penelitian
tindakan kelas dengan tujuan agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa
yaitu dengan menerapkan model Reciprocal Teaching dalam mata
pelajaran Matematika materi Luas Bangun Datar di MI Miftahul Huda
Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2015/2016.
2. Siklus I
Kegiatan penelitian pada siklus I dilaksanakan pada hari Selasa, 24
November 2015 pukul 10.00 – 11.10. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan
di dalam ruang kelas V dengan jumlah peserta 10 siswa. Kegiatan
pembelajaran mengacu pada rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah
disiapkan serta menggunakan lembar observasi guru dan siswa. Penilaian
hasil belajar yang digunakan dalam penelitian ini adalah penilaian
terhadap aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Penilaian pada aspek
kognitif melalui tes tertulis yang dilaksanakan pada tahap evaluasi dalam
kegiatan akhir pembelajaran. Sebagai nilai patokan ketuntasan digunakan
nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) kelas V pada mata pelajaran
Matematika yaitu 7,0. Sedangkan penilaian pada aspek afektif dan
psikomotorik melalui observasi yang dilaksanakan selama proses
pembelajaran berlangsung. Adapun data dari hasil penelitian pada siklus I
adalah sebagai berikut :
58
a. Hasil Belajar Siswa pada Aspek Kognitif
Tes tertulis dilaksanakan untuk mengetahui hasil belajar siswa
pada aspek kognitif. Berikut Tabel mengenai hasil belajar siswa pada
aspek kognitif :
Tabel 4.3 Rekapitulasi Nilai Hasil Belajar Siswa pada Aspek Kognitif Siklus I
No. Keterangan Siklus I
1. Nilai Terendah 3
2. Nilai Tertinggi 8,5
3. Nilai Rata-rata Kelas 6,35
4. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 70
5. Jumlah Siswa yang Mencapai Nilai KKM 4
6. Jumlah Siswa yang Memperoleh Nilai di
Bawah KKM 6
7. Persentase Siswa yang Mencapai KKM 40%
8. Persentase Siswa yang Belum Mencapai KKM 60%
Berdasarkan data pada tabel 4.3 dapat digambarkan dalam bentuk
diagram lingkaran yang berisi tentang persentase siswa yang tuntas
dan siswa yang tidak tuntas.
Berikut diagram lingkaran pada gambar 4.3 yang menyajikan data
dari data tabel 4.3. Gambar 4.3 menunjukkan bahwa pada siklus I
persentase siswa kelas V MI Miftahul Huda Cukil Banjari yang
mencapai Kriteria Ketuntasan Maksimal (KKM) sebanyak 40%,
sementara persentase siswa yang tidak mencapai Kriteria Ketuntasan
Maksimal (KKM) sebanyak 60% dari keseluruhan jumlah siswa.
59
Gambar 4.3 Diagram Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I
Setelah diperoleh data secara keseluruhan pada siklus I, peneliti
mengklasifikasikan nilai perolehan siswa berdasarkan acuan penilaian
yang telah ditetapkan. Adapun klasifikasi hasil belajar siswa pada
aspek kognitif siklus I disajikan dalam tabel 4.4 sebagai berikut:
Tabel 4.4 Klasifikasi Hasil Belajar Siswa pada Aspek Kognitif Siklus I
No. Nilai Frekuensi Persentase Predikat
1. ≥8,1 1 10% Sangat baik
2. 6,6-8,0 4 40% Baik
3. 5,1-6,5 2 20% Cukup
4. 3,6-5,0 2 20% Kurang
5. ≤3,5 1 10% Kurang sekali
Jumlah 10 100%
Berdasarkan data pada tabel 4.4, dapat diketahui bahwa siswa
yang memperoleh predikat sangat baik ada 1 siswa (10%), baik ada 4
siswa (40%), cukup ada 2 siswa (20%), kurang ada 2 siswa (20%),
Tuntas 40%
Tidak Tuntas 60%
Presentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa pada Siklus I
60
dan kurang sekali ada 1 siswa (10%). Data tersebut dapat digambarkan
dalam bentuk grafik sebagai berikut :
Gambar 4.4 Grafik Hasil Belajar Siswa pada Aspek Kognitif Siklus I
Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan bahwa setelah
dilaksanakan tindakan pada siklus I adanya peningkatan pada nilai
tertinggi yang diperoleh siswa, nilai rata-rata kelas yang meningkat
menjadi 6,35 dengan predikat cukup, serta jumlah keseluruhan siswa
yang tuntas mencapai nilai KKM sebanyak 4 siswa (40%), sedangkan
yang belum tuntas mencapai KKM sebanyak 6 siswa (60%).
Hasil belajar siklus I belum sesuai dengan yang diharapkan, maka
peneliti melanjutkan tindakan ke siklus II dengan beberapa perbaikan
dari hasil refleksi siklus I.
b. Hasil Belajar Siswa pada Aspek Afektif
Penilaian siswa terhadap aspek afektif diperoleh melalui observasi
selama proses pembelajaran berlangsung dengan mengacu pada lembar
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
4.5
≥8,1 6,6-8,0 5,1-6,5 3,6-5,0 ≤3,5
Hasil Belajar Siswa Aspek Kognitif Siklus I
61
observasi yang telah disediakan. Setelah dianalisis, diperoleh nilai
secara keseluruhan. Berikut daftar nilai siswa pada aspek afektif :
Tabel 4.5 Daftar Nilai Siswa pada Aspek Afektif Siklus I
NO NAMA Skor Nilai Predikat
1 Rizqy Adnan Muamalah 9 D
2 Muhammad Purniawan 8 D
3 Izza Abdurrozak 16 A
4 Oky Tegar Ardiansyah 12 C
5 Farah Idzatus S 11 C
6 Agus Riski Kurniawan 11 C
7 Dini Wardana 12 C
8 Eva Agustina 13 B
9 Azizah Ulfah 12 C
10 Zaki Al Faruq 10 C
Berdasarkan data pada Tabel 4.5, dapat diketahui bahwa nilai
terendah yang diperoleh siswa pada aspek afektif adalah 8 dan nilai
tertinggi yang diperoleh adalah 16. Setelah diperoleh data secara
keseluruhan pada siklus I, peneliti mengklasifikasikan nilai perolehan
siswa pada aspek afektif berdasarkan acuan penilaian yang telah
ditetapkan. Adapun klasifikasi hasil belajar siswa pada aspek afektif
siklus I adalah sebagai berikut :
Tabel 4.6 Klasifikasi Hasil Belajar pada Aspek Afektif Siklus I
Nilai Frekuensi Persentase Predikat
16-18 1 10% Sangat baik
13-15 1 10% Baik
10-12 6 60% Cukup
6-9 2 20% Kurang
Jumlah 10 100%
62
Berdasarkan data pada Tabel 4.6, dapat diketahui bahwa siswa
yang mendapat predikat sangat baik sebanyak 1 siswa (10%), baik
sebanyak 1 siswa (10%), cukup sebanyak 6 siswa (60%). Maka
penilaian afektif siswa pada siklus I berada pada predikat cukup
ditandai dengan nilai rata-rata 11,4. Data tersebut dapat digambarkan
dalam bentuk grafik sebagai berikut :
Gambar 4.5 Grafik Hasil Belajar Siswa pada Aspek Afektif Siklus I
c. Hasil Belajar Siswa pada Aspek Psikomotorik
Penilaian siswa terhadap aspek psikomotorik diperoleh melalui
observasi selama proses pembelajaran berlangsung dengan mengacu
pada lembar observasi yang telah disediakan. Berikut daftar nilai siswa
pada aspek psikomotorik:
0
1
2
3
4
5
6
7
16-18 13-15 10-12 6-9
Hasil Belajar Siswa Aspek Afektif Siklus I
63
Tabel 4.7 Daftar Nilai Siswa pada Aspek Psikomotorik Siklus I
NO NAMA Skor Nilai Predikat
1 Rizqy Adnan Muamalah 13 B
2 Muhammad Purniawan 9 D
3 Izza Abdurrozak 13 B
4 Oky Tegar Ardiansyah 12 C
5 Farah Idzatus S 14 B
6 Agus Riski Kurniawan 12 C
7 Dini Wardana 13 B
8 Eva Agustina 11 C
9 Azizah Ulfah 13 B
10 Zaki Al Faruq 12 C
Rata-rata 12,2
Berdasarkan data pada Tabel 4.7, dapat diketahui bahwa nilai
terendah yang diperoleh siswa pada aspek psikomotorik adalah 9 dan
nilai tertinggi yang diperoleh adalah 14. Setelah diperoleh data secara
keseluruhan pada siklus I, peneliti mengklasifikasikan nilai perolehan
siswa pada aspek psikomotorik berdasarkan acuan penilaian yang telah
ditetapkan. Adapun klasifikasi hasil belajar siswa pada aspek
psikomotorik siklus I adalah sebagai berikut
Tabel 4.8 Klasifikasi Hasil Belajar pada Aspek Psikomotorik Siklus I
Nilai Frekuensi Persentase Predikat
16-18 0 0% Sangat baik
13-15 5 50% Baik
10-12 4 40% Cukup
6-9 1 10% Kurang
Jumlah 10 100%
Berdasarkan data pada Tabel 4.8, dapat diketahui bahwa siswa
yang mendapat predikat baik ada 5 siswa (50%), cukup sebanyak 4
64
siswa (40%) sedangkan kurang terdapat 1 siswa (10 %). Maka
penilaian terhadap aspek psikomotorik siswa berada pada predikat
cukup ditandai dengan nilai rata-rata 12. Data tersebut dapat
digambarkan dalam bentuk grafik sebagai berikut :
Gambar 4.6 Grafik Hasil Belajar Siswa pada Aspek Psikomotorik Siklus I
d. Hasil Observasi Aktivitas Guru
Hasil observasi pada aktivitas guru selama melaksanakan proses
kegiatan mengajar siklus I adalah sebagai berikut :
Tabel 4.9 Hasil Observasi Aktifitas Guru Siklus I
No Rentang Jumlah Skor
Total
Skor Kategori
1 A 19 76
86 Baik 2 B 3 9
3 C 1 1
4 D 0 0
0
1
2
3
4
5
6
16-18 13-15 10-12 6-9
Hasil Belajar Siswa Aspek Psikomotorik Siklus I
65
Hasil observasi aktivitas guru dalam kegiatan belajar mengajar
pada siklus I memperoleh skor 86 dari skor maksimal 96. Adapun
perincian dari 23 aspek penilaian yang ada adalah 19 aspek penilaian
memperoleh rentang A masing-masing 4 skor, 3 aspek penilaian
memperoleh rentang B masing- masing 3 skor, dan 1 aspek penilaian
memperoleh rentang C masing-masing 1 skor. Sehingga aktifitas guru
pada siklus I tergolong predikat baik.
e. Refleksi
Pada tahap refleksi ini peneliti mengevaluasi kegiatan yang telah
dilaksanakan pada siklus I. Peneliti menemukan beberapa keberhasilan
yang dicapai, diantaranya :
1) Setelah diberi tindakan Reciprocal Teaching, jumlah siswa yang
mencapai KKM meningkat sebanyak satu orang menjadi 4 orang
siswa atau 40 % dari keseluruhan jumlah siswa. Rata-rata
perolehan nilai pun meningkat sebanyak 0,65 menjadi 6,35.
2) Adanya perkembangan aspek afektif siswa yang ditunjukkan
dengan perolehan nilai afektif siswa yang tergolong cukup,
dimana satu orang siswa memperoleh nilai A, satu orang
memperoleh nilai B, 6 orang memperoleh nilai C dan dua orang
siswa memperoleh nilai D.
3) Aspek psikomotorik siswa mengalami peningkatan yang
ditunjukkan dengan kerapian menggunting siswa yang rata-rata
mendapatkan skor 3.
66
Walaupun telah mencapai beberapa keberhasilan pada siklus I,
model Reciprocal Teaching masih meninggalkan beberapa catatan
kelemahan, yaitu:
1) Sebagian besar siswa belum mampu menghargai teman
sekelompok yang ditunjukkan dengan observasi menghargai
teman pada aspek afektif, dimana sebanyak 9 siswa memperoleh
skor 1 dan 1 siswa memperoleh skor 2 dari 3 skor maksimal.
2) Siswa masih bekerja sendiri dalam kelompok, yang ditunjukkan
oleh perolehan skor bekerja sama dengan teman, dimana sebanyak
6 siswa memperoleh skor 1, 3 siswa memperroleh skor 2 dan
hanya 1 siswa yang memperoleh skor 3.
3) Kurang efektifnya waktu yang digunakan pada saat Questioning
karena siswa terlalu lamban dalam menuliskan pertanyaan di
papan tulis sehingga waktu yang dibutuhkan untuk menyeleaikan
seluruh tahapan Reciprocal Teaching kurang.
4) Tiga orang siswa mengalami penurunan nilai yang disebabkan
oleh kurangnya soal latihan pada saat proses pembelajaran
menggunakan model Reciprocal Teaching berlangsung.
Untuk memperbaiki kekurangan dan mempertahankan
keberhasilan yang telah dicapai pada siklus I, maka pada pelaksanaan
siklus II dibuat perencanaan sebagai berikut :
1) Pemberian doorprize sebagai feedback atas keaktian siswa di
kelas, sehingga lebih termotivasi dalam belajar.
67
2) Penulisan dan penyeleksian soal dalam tahap Questioning
dilakukan oleh guru.
3. Siklus II
Pelaksanaan penelitian pada siklus II dilaksanakan pada hari Kamis,
26 November 2016. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan di dalam ruang
kelas V dengan jumlah peserta 10 siswa. Kegiatan pembelajaran mengacu
pada rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disiapkan serta
menggunakan lembar observasi guru dan siswa. Penilaian hasil belajar
yang digunakan pada siklus II sama dengan yang ada di siklus I yaitu
penilaian terhadap aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Penilaian
pada aspek kognitif melalui tes tertulis yang dilaksanakan pada tahap
evaluasi dalam kegiatan akhir pembelajaran. Sebagai nilai patokan
ketuntasan digunakan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) kelas V
pada mata pelajaran Matematika yaitu 70. Sedangkan penilaian pada aspek
afektif dan psikomotorik melalui observasi yang dilaksanakan selama
proses pembelajaran berlangsung. Adapun data dari hasil penelitian pada
siklus II adalah sebagai berikut :
a. Hasil Belajar Siswa pada Aspek Kognitif
Tes tertulis dilaksanakan untuk mengetahui hasil belajar siswa
pada aspek kognitif. Rekapitulasi hasil belajar siswa kelas V MI
Miftahul Huda Cukil Banjari pada aspek kognitif siklus II ditunjukkan
pada tabel 4.10 sebagai berikut:
68
Tabel 4.10 Rekapitulasi Nilai Hasil Belajar Siswa pada Aspek Kognitif Siklus II
No. Keterangan Siklus II
1. Nilai Terendah 7
2. Nilai Tertinggi 10
3. Nilai Rata-rata Kelas 9,15
4. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 70
5. Jumlah Siswa yang Mencapai Nilai KKM 10
6. Jumlah Siswa yang Memperoleh Nilai di
Bawah KKM 0
7. Persentase Siswa yang Mencapai KKM 100%
8. Persentase Siswa yang Belum Mencapai
KKM 0%
Berdasarkan data pada Tabel 4.10 dapat digambarkan dalam
bentuk diagram lingkaran yang berisi tentang persentase siswa yang
tuntas dan siswa yang tidak tuntas.
Gambar 4.7 menunjukkan persentase siswa kelas V MI Miftahul
Huda yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) aspek
kognitif pada siklus II. Pada gambar tersebut menunjukkan bahwa
siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada siklus
II sebanyak 100%, atau seluruh siswa kelas V MI Miftahul Huda Cukil
Banjari telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada
siklus II.
69
Gambar 4.7 Diagram Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II
Setelah diperoleh data secara keseluruhan pada siklus II, peneliti
mengklasifikasikan nilai perolehan siswa berdasarkan acuan penilaian
yang telah ditetapkan. Adapun klasifikasi hasil belajar siswa pada spek
kognitif siklus II adalah sebagai berikut :
Tabel 4.11 Klasifikasi Hasil Belajar Siswa pada Aspek Kognitif Siklus II
No. Nilai Frekuensi Persentase Predikat
1. ≥8,1 8 80% Sangat baik
2. 6,6-8,0 2 20% Baik
3. 5,1-6,5 0 0% Cukup
4. 3,6-5,0 0 0% Kurang
5. ≤3,5 0 0% Kurang sekali
Jumlah 10 100%
Berdasarkan data pada Tabel 4.11, dapat di ketehui bahwa siswa
yang memperoleh predikat sangat baik sebanyak 8 siswa (80%), baik
100%
0%
Persentase Ketuntasan Siklus II
70
sebanyak 2 siswa (20%). Data tersebut dapat digambarkan dalam
bentuk grafik sebagai berikut :
Gambar 4.8 Grafik Hasil Belajar Siswa pada Aspek Kognitif Siklus II
Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan bahwa setelah
dilaksanakan tindakan pada siklus II adanya peningkatan pada nilai
terendah dan tertinggi yang diperoleh siswa, nilai rata-rata kelas yang
meningkat menjadi 9,15 dengan predikat baik, serta jumlah
keseluruhan siswa yang tuntas mencapai nilai KKM sebanyak 10 siswa
(100%), dengan kata lain pada siklus II semua siswa telah tuntas.
b. Hasil Belajar Siswa pada Aspek Afektif
Penilaian siswa pada aspek afektif siklus II dilaksanakan
seperti pada siklus I yaitu melalui observasi dengan mengacu pada
lembar observasi. Setelah dianalisis, diperoleh nilai secara
keseluruhan. Berikut daftar nilai siswa pada aspek afektif :
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
≥8,1 6,6-8,0 5,1-6,5 3,6-5,0 ≤3,5
Hasil Belajar Siswa Aspek Kognitif Siklus II
71
Tabel 4.12 Daftar Nilai Siswa pada Aspek Afektif Siklus II
NO NAMA Skor
Nilai Predikat
1 Rizqy Adnan Muamalah 13 B
2 Muhammad Purniawan 13 B
3 Izza Abdurrozak 17 A
4 Oky Tegar Ardiansyah 15 B
5 Farah Idzatus S 13 B
6 Agus Riski Kurniawan 14 B
7 Dini Wardana 15 B
8 Eva Agustina 16 A
9 Azizah Ulfah 15 B
10 Zaki Al Faruq 13 B
Berdasarkan data pada Tabel 4.12, dapat diketahui bahwa
nilai terendah yang diperoleh siswa pada aspek afektif adalah 13 dan
nilai tertinggi yang diperoleh adalah 17. Setelah diperoleh data
secara keseluruhan pada siklus II, peneliti mengklasifikasikan nilai
perolehan siswa pada aspek afektif berdasarkan acuan penilaian yang
telah ditetapkan. Adapun klasifikasi hasil belajar siswa pada aspek
afektif siklus II adalah sebagai berikut :
Tabel 4.13 Klasifikasi Hasil Belajar pada Aspek Afektif Siklus II
Nilai Frekuensi Persentase Predikat
16-18 2 20% Sangat baik
13-15 8 80% Baik
10-12 0 0% Cukup
6-9 0 0% Kurang
Jumlah 10 100%
Berdasarkan data pada Tabel 4.13, dapat diketahui bahwa siswa
yang mendapat predikat sangat baik sebanyak 2 siswa (20%), baik
72
sebanyak 2 siswa (80%). Maka penilaian afektif siswa pada siklus II
berada pada predikat baik ditandai dengan nilai rata-rata kelas 14,4.
Data tersebut dapat digambarkan dalam bentuk grafik sebagai berikut :
Gambar 4.9 Grafik Hasil Belajar Siswa pada Aspek Afektif Siklus II
c. Hasil Belajar Siswa pada Aspek Psikomotorik
Penilaian siswa terhadap aspek psikomotorik pada siklus II
diperoleh melalui observasi selama proses pembelajaran berlangsung
dengan mengacu pada lembar observasi yang telah disediakan seperti
halnya pada siklus I tetapi dengan aspek penilian dan indikator
penilaian yang berbeda. Berikut daftar nilai siswa pada aspek
psikomotorik:
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
16-18 13-15 10-12 6-9
Hasil Belajar Siswa Aspek Afektif Siklus II
73
Tabel 4.14 Daftar Nilai Siswa pada Aspek Psikomotorik Siklus II
NO NAMA Skor
Nilai Predikat
1 Rizqy Adnan Muamalah 15 B
2 Muhammad Purniawan 11 C
3 Izza Abdurrozak 16 A
4 Oky Tegar Ardiansyah 17 A
5 Farah Idzatus S 17 A
6 Agus Riski Kurniawan 15 B
7 Dini Wardana 17 A
8 Eva Agustina 16 A
9 Azizah Ulfah 15 B
10 Zaki Al Faruq 14 B
Rata-rata 15,3 B
Berdasarkan data pada Tabel 4.14, dapat diketahui bahwa nilai
terendah yang diperoleh siswa pada aspek psikomotorik adalah 11 dan
nilai tertinggi yang diperoleh adalah 17. Setelah diperoleh data secara
keseluruhan pada siklus II, peneliti mengklasifikasikan nilai perolehan
siswa pada aspek psikomotorik berdasarkan acuan penilaian yang telah
ditetapkan. Adapun klasifikasi hasil belajar siswa pada aspek
psikomotorik siklus II adalah sebagai berikut :
Tabel 4.15 Klasifikasi Hasil Belajar pada Aspek Psikomotorik Siklus II
Nilai Frekuensi Persentase Predikat
16-18 5 50% Sangat baik
13-15 4 40% Baik
10-12 1 10% Cukup
6-9 0 0% Kurang
Jumlah 10 100%
74
Berdasarkan data pada Tabel 4.15, dapat diketahui bahwa siswa
yang mendapat predikat sangat baik sebanyak 5 siswa (50%), baik
sebanyak 4 siswa (40%) dan cukup 1 siswa (10%). Data tersebut dapat
digambarkan dalam bentuk grafik sebagai berikut :
Gambar 4.10 Grafik Hasil Belajar Siswa pada Aspek Psikomotorik Siklus II
d. Hasil Observasi Aktivitas Guru
Hasil observasi aktivitas guru selama melaksanakan proses
kegiatan mengajar siklus II adalah sebagai berikut :
Tabel 4.16 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II
No Rentang Jumlah Skor
Total
Skor Kategori
1 A 19 76
86 Baik 2 B 3 9
3 C 1 1
4 D 0 0
Hasil observasi aktifitas guru dalam kegiatan belajar mengajar
pada siklus II memperolehkan perolehan skor 86 dari skor maksimal
0
1
2
3
4
5
6
16-18 13-15 10-12 6-9
Hasil Belajar Siswa Aspek Psikomotorik Siklus II
75
92. Adapun perincian dari 23 aspek penilaian yang ada adalah 19
aspek penilaian memperoleh masing- masing 4 skor dengan predikat
sangat baik dan 3 aspek penilaian memperoleh masing- masing 3 skor
dengan predikat baik dan 1 aspek penilaian yang memperoleh skor 1
dengan predikat cukup. Sehingga aktifitas guru pada siklus II
tergolong predikat baik.
e. Refleksi
Bedasarkan pada lembar hasil penelitian nilai yang diperoleh pada
siklus II lebih meningkat dibandingkan dengan siklus I. Pada siklus II
ini, semua siswa kelas V yang berjumlah 10 siswa telah memenuhi
nilai KKM dengan nilai rata-rata kelas 9,15 maka seluruh siswa telah
tuntas (100%). Siswa yang mencapai KKM sudah melebihi indikator
pencapaian (80%). Begitu pula pada hasil belajar siswa aspek afektif
dengan predikat baik dan psikomotorik dengan baik. Aktivitas guru
pun juga mengalami peningkatan. Refleksi pada siklus II yaitu model
Reciprocal Teaching mampu meningkatkan hasil belajar siswa dengan
baik. Tindakan penelitian dari siklus I sampai dengan siklus II telah
cukup untuk memperlihatkan adanya peningkatan hasil belajar,
sehingga penelitian tindakan kelas ini tidak perlu berlanjut ke siklus
berikutnya. Pada siklus II ini penelitian telah menunjukkan adanya
keberhasilan dalam meningkatkan hasil belajar Matematika materi
Luas Bangun datar Datar Trapesium dan Layang-layang pada siswa
76
kelas V MI Miftahul Huda Kecamatan tengaran Kabupaten Semarang
Tahun Pelajran 2015/2016.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan paparan hasil penelitian dari sebelum tindakan sampai
pelaksanaan tindakan siklus I dan II diperoleh data nilai hasil belajar siswa
secara keseluruhan. Adapun data yang diperoleh sebagai berikut :
1. Hasil Belajar Siswa pada Aspek Kognitif
Berikut tabel hasil belajar siswa pada aspek kognitif dari pra
siklus sampai pelaksanaan tidakan siklus I dan II :
Tabel 4.17 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa pada Aspek Kognitif Pra Siklus, Siklus I, dan
Siklus II
No. Keterangan Tes Awal Siklus
I Siklus II
1. Nilai Terendah 4 3 7
2. Nilai Tertinggi 8 8,5 10
3. Nilai Rata-rata Kelas 5,7 6,35 9,15
4. Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) 70
70 70
5. Jumlah Siswa yang
Mencapai Nilai KKM 3
4 10
6.
Jumlah Siswa yang
Memperoleh Nilai di
Bawah KKM
7 6 0
7. Persentase Siswa yang
Mencapai KKM 30%
40% 100%
8. Persentase Siswa yang
Belum Mencapai KKM 70%
60% 0%
Berdasarkan data pada Tabel 4.17, dapat diketahui bahwa adanya
penurunan pada nilai terendah dari pra siklus 4,0 menurun pada siklus I
77
menjadi 3,0; kemudian meningkat pada siklus II menjadi 7,0. Nilai
tertinggi pra siklus 8,0 meningkat pada siklus I menjadi 8,5 dan pada
siklus II menjadi 10,0. Nilai rata-rata kelas pra siklus 5,7 dengan predikat
kurang mengalami peningkatan pada siklus I menjadi 6,35 dengan predikat
baik, kemudian meningkat lagi pada siklus II menjadi 9,15 dengan
predikat sangat baik. Jumlah ketuntasan siswa pun juga mengalami
peningkatan yaitu pra siklus 3 siswa (30%) meningkat pada siklus I
menjadi 4 siswa (40%) dan pada siklus II meningkat menjadi 10 siswa
(100%). Jadi dari pra siklus ke siklus I mengalami peningkatan ketuntasan
belajar siswa sebanyak 10%, kemudian dari siklus I ke siklus II mengalami
peningkatan 60%. Data tersebut dapat digambarkan dalam bentuk grafik
yang berisi tentang persentase ketuntasan siswa dari pra siklus, siklus I
sampai siklus II. Adapun grafik tersebut adalah sebagai berikut :
Gambar 4.11 Grafik Peningkatan Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa
Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
Kognitif
Peningkatan Prosentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa
Aspek Kognitif pada Pra Siklus, SIklus I dan Siklus II
Pra Siklus Siklus I Siklus II
78
Setelah diperoleh data secara keseluruhan, peneliti
mengklasifikasikan nilai perolehan siswa berdasarkan acuan penilaian
yang telah ditetapkan. Adapun klasifikasi hasil belajar siswa pada aspek
kognitif pra siklus, siklus I, dan siklus II adalah sebagai berikut :
Tabel 4.18 Klasifikasi hasil Belajar Siswa pada Aspek Kognitif Pra Siklus, Siklus I, dan
Siklus II
No. Predikat Pra
Siklus Siklus I Siklus II
1. Sangat baik 0% 10% 80%
2. Baik 20% 40% 20%
3. Cukup 30% 20% 0%
4. Kurang 20% 20% 0%
5. Kurang
sekali 30%
10% 0%
Berdasarkan data Tabel 4.18, dapat diketahui bahwa terjadi
peningkatan jumlah siswa yang memperoleh predikat sangat baik dari pra
siklus yang tidak ada siswa kemudian meningkat pada siklus I menjadi
10% dan siklus II menjadi 80%, predikat baik dari pra siklus20%
meningkat pada siklus I menjadi 40%, dan berkurang pada siklus II
menjadi 20%. Predikat cukup dari pra siklus 30% kemudian menurun
menjadi 20% pada siklus I dan tidak ada siswa yang memperoleh preikat
cukup pada siklus II, dan predikat kurang dari pra siklus dan siklus I 20%
menurun pada siklus II tidak ada siswa yang memperoleh predikat kurang.
Predikat kurang sekali pada siklus I 30% menurun pada siklus II menjadi
10% dan pada siklus III tidak ada siswa yang memperoleh predikat kurang
sekali. Data tersebut dapat digambarkan dalam bentuk grafik sebagai
berikut :
79
Gambar 4.12 Grafik Klasifikasi Hasil Belajar Siswa pada Aspek Kognitif
pada Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
2. Hasil Belajar Siswa pada Apek Afektif
Berikut tabel hasil belajar siswa pada aspek afektif pada siklus I dan
II :
Tabel 4.19 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa pada Aspek Afektif Siklus I dan Siklus II
No. Keterangan Siklus I Siklus II
1 Nilai terendah 8 13
2 Nilai tertinggi 13 17
3 Nilai rata-rata 11,4 14,4
Setelah diperoleh data secara keseluruhan, peneliti
mengklasifikasikan nilai perolehan siswa berdasarkan acuan penilaian
yang telah ditetapkan. Adapun klasifikasi hasil belajar siswa pada aspek
afektif siklus I dan siklus II adalah sebagai berikut :
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
Baik Sekali Baik Cukup Kurang Kurang Sekali
Klasifikasi Hasil Belajar Siswa Aspek Kognitif pada Pra Siklus, Siklus I dan SIklus II
Pra Siklus Siklus I2 Siklus II2
80
Tabel 4.20 Klasifikasi hasil Belajar Siswa pada Aspek Afektif Siklus I dan Siklus II
Nilai Siklus I Siklus II Predikat
A 1 2 Sangat baik
B 1 8 Baik
C 8 0 Cukup
D 0 0 Kurang
Jumlah 10 10
Berdasarkan data pada tabel 4.19 dan 4.20, dapat diketahui bahwa
adanya peningkatan hasil belajar siswa pada aspek afektif ditandai dengan
perolehan nilai terendah siswa pada siklus I sebanyak 8, menungkat
menjadi 13. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa pada siklus I dengan
perolehan poin 13 meningkat pada siklus II menjadi 17. Nilai rata-rata
yang diperoleh secara klasikal yaitu dari 11,4 dengan predikat cukup
kemudian menigkat menjadi 14,4 pada siklus II dengan predikat baik.
Jumlah siswa dalam perolehan predikat pun juga meningkat, siswa yang
memperoleh predikat sangat baik dari 2 siswa pada siklus I kemudian
meningkat menjadi 2 siswa pada siklus II, baik dari 1 siswa pada siklus I
meningkat menjadi 8 siswa, sedangkan pada predikat cukup menurun dari
8 siswa pada siklus I, pada siklus II tidak ada siswa yang memperoleh nilai
cukup. Jadi dapat disimpulkan bahwa rata-rata siswa kelas V telah
mempunyai nilai afektif dengan predikat baik. Data tersebut dapat
digambarka dalam bentuk grafik seperti di bawah ini:
81
Gambar 4.13 Grafik Klasifikasi Hasil Belajar Siswa pada Aspek Afektif
Siklus I dan Siklus II
3. Hasil Belajar Siswa pada Aspek Psikomotorik
Berikut tabel hasil belajar siswa pada aspek psikomotorik dari
pelaksanaan tidakan siklus I dan II :
Tabel 4.21 Rekapitlasi Hasil Belajar Siswa pada Aspek Psikomotorik
Siklus I dan Siklus II
No. Keterangan Siklus I Siklus II
1 Nilai terendah 9 11
2 Nilai tertinggi 14 17
3 Nilai rata-rata 12,2 15,3
Setelah diperoleh data secara keseluruhan, peneliti
mengklasifikasikan nilai perolehan siswa berdasarkan acuan penilaian
yang telah ditetapkan. Adapun klasifikasi hasil belajar siswa pada aspek
psikomotorik siklus I, dan siklus II adalah sebagai berikut :
0
2
4
6
8
10
Silus I Siklus II
Klasifikasi Hasil Belajar Aspek Afektif SIklus I dan Siklus II
A B C D E
82
Tabel 4.22 Klasifikasi hasil Belajar Siswa pada Aspek Psikomotorik
Siklus I dan Siklus II
Nilai Siklus I Siklus II Predikat
A 0 5 Sangat baik
B 5 4 Baik
C 4 1 Cukup
D 1 0 Kurang
Jumlah 10 10
Berdasarkan data pada tabel 4.20 dan 4.21, dapat diketahui bahwa
adanya peningkatan hasil belajar siswa pada aspek psikomotorik ditandai
dengan perolehan nilai terendah siswa dari siklus I yaitu 9 meningkat pada
siklus II menjadi 11, serta nilai rata-rata yang diperoleh secara klasikal
yaitu dari 4 dengan predikat cukup kemudian menigkat menjadi 5 pada
siklus II dengan predikat baik. Jumlah siswa dalam perolehan predikat pun
juga meningkat, siswa yang memperoleh predikat sangat baik dari 2 siswa
pada siklus I kemudian meningkat menjadi 6 siswa pada siklus II, cukup
dari 6 siswa pada siklus I menurun menjadi 4 siswa, dan kurang dari 1
siswa pada siklus I menurun pada siklus II tidak ada siswa yang
memperoleh predikat sangat kurang. Jadi dapat disimpulkan bahwa rata-
rata siswa kelas V telah mempunyai nilai psikomotorik dengan predikat
baik. Data tersebut dapat digambarkan dalam bentuk grafik seperti di
bawah ini:
83
Gambar 4.14 Grafik Klasifikasi Hasil Belajar Siswa pada Aspek
Psikomotorik Siklus I dan Siklus II
4. Penilaian Aktivitas Guru
Penilaian terhadap aktivitas guru mengalami peningkatan dari siklus
I ke siklus II, ditandai dengan peningkatan pemerolehan skor total yaitu
pada siklus I berjumlah 77 dengan rata-rata berpredikat baik kemudian
pada siklus II meningkat menjadi 86 dengan rata-rata berpredikat baik.
Terdapat peningkatan perolehan nilai skor sebanyak 9 poin.
0
1
2
3
4
5
6
Siklus I Silus II
Klasifikasi Hasil Belajar Siswa Aspek Psikomotorik Siklus I dan Siklus II
A B C D E
84
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, disimpulkan bahwa
modelReciprocal Teaching dapat meningkatkan hasil belajar Matematika pada
aspek Kognitif, Afektif dan Psikomotorik materi Luas Bangun Datar
Trapesium dan Layang-layang pada siswa kelas V MI Miftahul Huda Cukil
Banjari tahun pelajaran 2015/2016 dan dapat melampui target pencapaian 80%
dari jumlah seluruh siswa dengan yang mencapai KKM, yaitu 100% siswa
telah mencapai KKM. Aspek Kognitif dibuktikan dengan peningkatan
prosentase darp pra siklus sebanyak 3 siswa yang mencapai KKM atau 30%
dari keseluruhan siswa dengan nilai rata-rata 5,7, pada siklus I sebanyak 4
siswa atau 40% dari keseluruhan siswa yang berjumlah 10 siswa dengan nilai
rata-rata kelas 6,35. Pada siklus II sebanyak 10 siswa atau 100% dari
keseluruhan siswa yang berjumlah 10 siswa dengan nilai rata-rata kelas 9,15.
Pada aspek afektif, siklus I rata-rata skor kelas 11,4; meningkat menjadi 14,4
pada siklus II dengan predikat baik. Sedangkan pada aspek psikomotorik,
siklus I rata-rata skor kelas 11,2; meningkat menjadi 15,3 pada siklus II dengan
predikat sangat baik.
85
B. Saran-saran
1. Kepala Sekolah
Sebaiknya kepala sekolah dapat mendukung kreativitas guru dalam
mengajar dengan menyediakan fasilitas yang dibutuhkan guru untuk
mengajar, baik metode maupun pelatihan-pelatihan untuk mengembangkan
ketrampilan guru.
2. Guru/Wali kelas
Guru hendaknya dapat memotivasi siswa agar lebih aktif, inovatif,
kreatif, efektif dan menyenangkan dalam melaksanakan serta dapat
melakukan evaluasi pembelajaran yang sudah pernah dilakukan, agar
tercipta kondisi kelas yang menyenangkan dan siswa dapat mengikuti
proses pembelajaran dengan baik.
3. Siswa
Siswa diharapkan lebih menghargai guru, karena guru merupakan
orang tua kedua di sekolah. Serta memiliki sikap positif untuk berpikir
kritis, inovatif, dan sistematis.
Siswa tidak perlu takut apabila penjelasan guru belum jelas.
Sebaiknya, siswa berani bertanya agar penjelasan guru bisa diterima
dengan baik.
86
DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Zainal, dkk. 2010. Penelitian Tindakan Kelas: untuk Guru SD, SLB
dan TK. Bandung: Yama WIdya
Arikunto, Suharsimi, dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi
Aksara
Jones dan Bartlett. 2008. The Learning Process, (Online), Chapter 4,
(www.readingrockets.org/strategies/reciprocal_teaching, diakses 19
September 2016)
Kemendikbud, 2012. Dokumentasi Kurikulum 2013. Jakarta:
Kemendikbud
Kusumah, Wijaya dan Dwitagama, Dedi.2010. Mengenal Penelitian
Tindakan Kelas. Jakarta Barat: Indeks.
Musetyo, Gatot, dkk. 2010. Pembelajaran Matematika SD. Jakarta:
Universitas Terbuka
Pujiati dan TG, Sigit. 2009. Pembelajaran Pengukuran Luas Bangun
Datar dan Volume Bangun Ruang di SD. Jakarta: PPPPTK
Matematika
Ruseffendi, E.T. (1980). Pengajaran Matematika Modern dan Masa Kini
Untuk Guru dan SPG, Bandung : Tarsito.
Shahanan, Thimoty. 2014. Reciprocal Teaching, (Online),
(www.readingrockets.org/strategies/reciprocal_teaching, diakses 5
Juni 2015)
Sudijono, Arif. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja
Grafindo Persada
87
Sudjana.Nana. 1989. Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: Sinar
Baru.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
Sugiyono.2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sukiman. 2012. Pengembangan Media Pembelajaran. Yoyakarta:
PEDAGOGIA
Surapranata, Sumarna. 2005. Panduan Penulisan Tes Tertulis
Implementasi Kurikulum. 2004. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Tampubolon, Saur. 2014. Penelitian Tndakan Kelas. Jakarta: Penerbit
Erlangga
Thomas, Ken. 2004. Learning Taxonomies in the Cognitive, Affective and
Psychomotor Domains. USA: Rocky Mountain Alchemy
Wirth, Karl R dan Dexter Perkins, 2008. Learning to Learn, (Online),
(www.macalester.edu/geology/wirth/learning.pdf, diakses 19
September 2016)
88
LAMPIRAN I
LEMBAR PRE TEST
Nama :
No :
A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar!
1. Berapakah jumlah sisi trapesium?
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
2. Sebuah trapesium memiliki tinggi 10 cm. Panjang sisi atas trapesium adalah 5 cm dan
panjang sisi bawah trapesium adalah 8 cm. Berapa luas trapesium?
a. 130
b. 65
c. 90
d. 45
3. Berapakah jumlah sisi layang-layang?
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
4. Layang-layang ABCD memiliki panjang diagonal 10 cm dan 24 cm. Berapa luas
layang-layang ABCD?
a. 240
b. 120
c. 34
d. 68
5. Berikut ini bangunan yang termasuk dalam jenis bangun datar trapesium adalah....
a. Jam Dinding
b. Atap Sekolah
c. Meja
d. Peta
89
B. Jawab Pertanyaan Berikut ini dengan Lengkap dan Benar!
1. Salah satu sisi atap rumah Pak Ali berbentuk trapesium. Panjang sisi bawah 8
meter dan panjang sisi atas 5 meter. Jika tinggi trapesium tersebut 4 meter,
berapakah luasnya?
2. Berapakah luas layang-layang di bawah?
90
LAMPIRAN II
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I
Menggunakan Model Reciprocal Teaching
Satuan Pendidikan : Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Huda Banjari
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/ Semester : V/ I
Jumlah Pertemuan : 1 kali pertemuan
Alokasi waktu : 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi
3. Menghitung luas bangun datar sederhana dan menggunakannya dalam
pemecahan masalah.
B. Kompetensi Dasar
3.1 Menghitung luas trapesium dan layang-layang.
3.2 Menyelesaikan madalah yang berkaitan dengan luas bangun datar.
C. Indikator
1. Siswa mampu menjelaskan pengertian trapesium.
2. Siswa mampu menyebutkan jenis-jenis trapesium.
3. Siswa mampu menyebutkan bagian-bagian trapesium.
4. Siswa mampu menyebutkan sifat-sifat trapesium.
5. Siswa mampu menyebutkan rumus luas trapesium.
6. Siswa mampu menghitung luas trapesium.
7. Siswa mampu memecahkan masalah terkait luas trapesium.
91
D. Tujuan Pembelajaran:
1. Siswa mampu menjelaskan pengertian trapesium melalui model
pembelajaran Reciprochal Teaching dengan benar.
2. Siswa mampu menyebutkan jenis-jenis trapesium melalui model
pembelajaran Reciprochal Teaching dengan benar.
3. Siswa mampu menyebutkan bagian-bagian trapesium melalui model
pembelajaran Reciprochal Teaching dengan benar.
4. Siswa mampu menyebutkan sifat-sifat trapesium melalui model
pembelajaran Reciprochal Teaching dengan benar.
5. Siswa mampu menjelaskan rumus luas trapesium melalui model
pembelajaran Reciprochal Teaching dengan benar.
6. Siswa mampu menghitung luas trapesium melalui model pembelajaran
Reciprochal Teaching dengan benar.
7. Siswa mampu memecahkan masalah terkait luas trapesium melalui model
pembelajaran Reciprochal Teaching dengan benar.
E. Materi Pembelajaran
(terlampir)
F. Metode Pembelajaran
Reciprocal Teaching
G. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
1. Media dan alat:
Work Sheet
Media Trapesium
Kartu Materi, Kartu Pertanyaan, Kartu Soal dan Kartu Kesimpulan
92
2. Sumber belajar
Sumanto, dkk. Buku Sekolah Elektronik, Gemar Matematika 5 untuk SD/
MI kelas V, Penerbit Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Buku Siswa
H. Langkah-langkah pembelajaran:
No. Kegiatan Pembelajaran Reciprocal
Teaching
Alokasi
Waktu
1. Kegiatan awal:
Apresiasi
Penyiapan siswa
Guru membuka pelajaran dengan
salam dan berdoa yang dipimpin
oleh salah satu siswa dengan
khi’mad.
Guru bertanya “apa kabar anak-
anak?”
Guru mengabsen daftar hadir
siswa.
Guru membagi siswa kedalam
kelompok berdasarkan peringkat
kemampuan siswa dalam
kegiatan matematik.
Memotivasi siswa
Siapa yang tahu bentuk atap
sekolah?
Siapa yang bisa menghitung
berapa luas atap sekolah?
Mengajukan pertanyaan yang
mengaitkan materi pembelajaran
Benda apa saja yang berbentuk
10 menit
93
trapesium?
Menjelaskan tujuan
Setelah selesai pembelajaran
anak dapat menjelaskan
pengertian, bagian-bagian,
sifat-sifat dan rumus luas
trapesium.
Setelah selesai pembelajaran
anak dapat memecahkan
permasalahan terkait luas
trapesium.
Menjelaskan cakupan materi
Hari ini kita akan belajar tentang
trapesium.
2. Kegiatan inti:
Eksplorasi
Guru membagi siswa kedalam dua
kelompok beranggotakan 5 orang,
dan menentukan peran masing-nsnn
anggota, sebagai ketua, pembuat
pertanyaan (Questioner), Predictor
(Pemprediksi), Clarifier
(Pengklarifikasi) dan Summarizer
(Penarik kesimpulan). Guru juga
menjelaskan bahwa siswa tersebuat
berperan memimpin kelompok
dalam setiap tahap dan semua
anggota kelompok harus berperan
aktif.
Guru membagi Lembar Work Sheet,
media serta kartu catatan.
Guru memberitahukan bahwa
pembelajaran kelompok akan segera
45 menit
94
dimulai.
Guru membimbing siswa yang
bertugas menjadi Clarifier untuk
menjelaskan materi dan bertanggung
jawab terhadap pemahaman anggota
kelompok setelah sebelumnya siswa
tersebut memperoleh bimbingan
khusus dari guru.
Guru membimbing siswa yang
bertugas sebagai Predictor untuk
mengaitkan antara konsep pengertian
trapesium, bagian trapesium, sifat
trapesium dengan luas trapesium
bersama teman-teman sekelompok.
Elaborasi
Siswa diminta mencermati lembar
worksheet dan membuat lima
pertanyaan yang harus diselesaikan
bersama. Masing-masing siswa
membuat satu buah pertanyaan.
Kemudian Questioner menulis
pertanyaan di papan tulis. Kemudian
menyeleksi pertanyaan dan
menambahkan pertanyaan yang
dirasa perlu untuk didiskusikan,
kemudian siswa menyalin ke dalam
kartu
Guru membimbing siswa untuk
menyelesaikan pertanyaan yang
telah ditulis di papan tulis oleh
kedua kelompok, dipimpin oleh
ketua kelompok.
Konfirmasi
Clarifying
Predicting
Questioning
95
Guru membimbing siswa untuk
mempresentasikan jawaban atas
pertanyaan yang telah diselesaikan
bersama.
Guru membimbing siswa untuk
menyimpulkan materi dipimpin oleh
summarizer dan siswa menulis
kesimpulan secara individual.
Summarizing
3. Kegiatan akhir:
Guru menyimpulkan materi
pmbelajaran hari ini.
Guru memberikan soal evaluasi.
Guru menyampaikan bahwa
pertemuan berikutnya akan belajar
tentang luas layang-layang.
Guru menutup pelajaran dengan
berdoa.
Guru meninggalkan kelas dengan
mengucapkan salam.
15 menit
I. Penilaian Hasil Pembelajaran
Menilai ketercapaian dari tujuan pembelajaran dengan menggunakan tes
tertulis, tes observasi, dengan rincian sebagai berikut:
1. Kognitif
Penilaian Kognitif berupa tes tertulis yang berbentuk tes formatif
berupa tes subjektif dan tes objektif
2. Afektif
Penilaian Afektif berupa pengamatan perilaku siswa ketika
pembelajaran Reciprocal Teaching berlangsung.
3. Psikomotorik
96
Penilaian Psikomotorik siswa dilakukan dengan pengamatan
ketrampilan siswa dalam memerankan perannya serta ketrampilan
matematis untuk menemukan luas trapesium melalui media yang telah
diberikan.
Lembar Evaluasi Terlampir
Salatiga, November 2015
Guru Kelas Peneliti
Umi Kairuroh, S.Pdi Widi Utami
NIM. 11511015
Mengetahui,
Kepala MI Miftahul Huda Banjari
Azizah, S.Pd
97
LAMPIRAN III
LEMBAR EVALUASI SIKLUS I
Nama :
No :
Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar!
1. Berapakah jumlah sisi trapesium?
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
2. Berapakah jumlah titik sudut trapesium?
a. 3
b. 4
c. 5
d. 6
3. Di bawah ini yang berbentuk trapesium adalah....
a. Kalender
b. Foto Pahlawan
c. Atap rumah
d. Topi sekolah
4. Trapesium ABCD memiliki tinggi 5 cm. Jika panjang sisi sejajar trapesium 8 cm
dan 12 cm. Berapa luas trapesium ABCD?
a. 100
b. 50
c. 25
d. 40
5. Berapakah jumlah sisi sejajar trapesium?
a. Satu pasang
98
b. Dua pasang
c. Tiga pasang
d. Empat pasang
A. Jawab Pertanyaan Berikut ini dengan Lengkap dan Benar!
1. Pak Sani sedang membuat petak kecil untuk membuat benih padi. Petak
tersebut berbentuk trapesium sikusiku. Jarak sisi-sisi yang sejajar 5
m.Kedua sisi-sisi yang sejajar tersebut berukuran 4 m dan 6 m. Berapa luas
petak yang dibuat Pak Sani?
2. Berapakah luas trapesium di bawah?
99
LAMPIRAN IV
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS II
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I
Menggunakan Model Reciprocal Teaching
Satuan Pendidikan : Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Huda Banjari
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/ Semester : V/ I
Jumlah Pertemuan : 1 kali pertemuan
Alokasi waktu : 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi
3. Menghitung luas bangun datar sederhana dan menggunakannya dalam
pemecahan masalah.
B. Kompetensi Dasar
3.1 Menghitung luas trapesium dan layang-layang.
3.2 Menyelesaikan madalah yang berkaitan dengan luas bangun datar.
C. Indikator
8. Siswa mampu menjelaskan pengertian layang-layang.
9. Siswa mampu menyebutkan bagian-bagian layang-layang.
10. Siswa mampu menyebutkan sifat-sifat layang-layang.
11. Siswa mampu menyebutkan rumus luas layang-layang.
100
12. Siswa mampu menghitung luas layang-layang.
13. Siswa mampu memecahkan masalah terkait luas layang-layang.
D. Tujuan Pembelajaran:
1. Siswa mampu menjelaskan pengertian layang-layang melalui model
pembelajaran Reciprochal Teaching dengan benar.
2. Siswa mampu menyebutkan bagian-bagian layang-layang melalui
model pembelajaran Reciprochal Teaching dengan benar.
3. Siswa mampu menyebutkan sifat-sifat layang-layang melalui model
pembelajaran Reciprochal Teaching dengan benar.
4. Siswa mampu menjelaskan rumus luas layang-layang melalui model
pembelajaran Reciprochal Teaching dengan benar.
5. Siswa mampu menghitung luaslayang-layang melalui model
pembelajaran Reciprochal Teaching dengan benar.
6. Siswa mampu memecahkan masalah terkait luas layang-layang melalui
model pembelajaran Reciprochal Teaching dengan benar.
E. Materi Pembelajaran
(terlampir)
F. Metode Pembelajaran
Reciprocal Teaching
G. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
1. Media dan alat:
Work Sheet
101
Media layang-layang
Kartu Materi, Kartu Pertanyaan, Kartu Soal dan Kartu Kesimpulan
2. Sumber belajar
Sumanto, dkk. Buku Sekolah Elektronik, Gemar Matematika 5 untuk
SD/ MI kelas V, Penerbit Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional.
Buku Siswa
H. Langkah-langkah pembelajaran:
No. Kegiatan Pembelajaran Reciprocal
Teaching
Alokasi
Waktu
1. Kegiatan awal:
Apresiasi
Penyiapan siswa
Guru membuka pelajaran dengan
salam dan berdoa yang dipimpin
oleh salah satu siswa dengan
khi’mad.
Guru bertanya “apa kabar anak-
anak?”
Guru mengabsen daftar hadir
siswa.
Guru membagi siswa kedalam
kelompok berdasarkan peringkat
kemampuan siswa dalam
kegiatan matematik.
Memotivasi siswa
Siapa yang pernah bermain
10 menit
102
layang-layang?
Mengajukan pertanyaan yang
mengaitkan materi pembelajaran
Benda apa saja yang berbentuk
layang-layang?
Menjelaskan tujuan
Setelah selesai pembelajaran
anak dapat menjelaskan
pengertian, bagian-bagian,
sifat-sifat dan rumus luas
layang-layang.
Setelah selesai pembelajaran
anak dapat memecahkan
permasalahan terkait luas
layang-layang.
Menjelaskan cakupan materi
Hari ini kita akan belajar tentang
layang-layang.
2. Kegiatan inti:
Eksplorasi
Guru membagi siswa kedalam dua
kelompok beranggotakan 5 orang,
dan menentukan peran masing-nsnn
anggota, sebagai ketua, pembuat
pertanyaan (Questioner), Predictor
(Pemprediksi), Clarifier
(Pengklarifikasi) dan Summarizer
(Penarik kesimpulan). Guru juga
menjelaskan bahwa siswa tersebuat
45 menit
103
berperan memimpin kelompok
dalam setiap tahap dan semua
anggota kelompok harus berperan
aktif.
Guru membagi Lembar Work Sheet,
media serta kartu catatan yang
difokuskan pada pembelajaran
pemecahan masalah.
Guru memberitahukan bahwa
pembelajaran kelompok akan segera
dimulai.
Guru membimbing siswa yang
bertugas menjadi Clarifier untuk
menjelaskan materi dan bertanggung
jawab terhadap pemahaman anggota
kelompok setelah sebelumnya siswa
tersebut memperoleh bimbingan
khusus dari guru.
Guru membimbing siswa yang
bertugas sebagai Predictor untuk
mengaitkan antara konsep pengertian
layang-layang, bagian layang-
layang, sifat layang-layang dengan
luas layang-layang bersama teman-
teman sekelompok.
Elaborasi
Siswa diminta mencermati lembar
worksheet dan membuat lima
pertanyaan yang harus diselesaikan
Clarifying
Predicting
Questioning
104
bersama. Masing-masing siswa
membuat satu buah pertanyaan yang
difokuskan pada pemecahan masalah
terkait layang-layang. Kemudian
Questioner menulis pertanyaan di
papan tulis. Kemudian guru
menyeleksi pertanyaan dan
menambahkan pertanyaan yang
dirasa perlu untuk didiskusikan,
kemudian siswa menyalin ke dalam
kartu
Guru membimbing siswa untuk
menyelesaikan pertanyaan yang
telah ditulis di papan tulis oleh
kedua kelompok, dipimpin oleh
ketua kelompok.
Konfirmasi
Guru membimbing siswa untuk
mempresentasikan jawaban atas
pertanyaan yang telah diselesaikan
bersama.
Guru membimbing siswa untuk
menyimpulkan materi dipimpin oleh
summarizer dan siswa menulis
kesimpulan secara individual.
Summarizing
3. Kegiatan akhir:
Guru menyimpulkan materi
pmbelajaran hari ini.
Guru memberikan soal evaluasi.
15 menit
105
Guru menyampaikan bahwa kita
harus belajar lebih giat lagi untuk
mempersiapkan Ulangan Akhir
Semester.
Guru menutup pelajaran dengan
berdoa.
Guru meninggalkan kelas dengan
mengucapkan salam.
I. Penilaian Hasil Pembelajaran
Menilai ketercapaian dari tujuan pembelajaran dengan menggunakan
tes tertulis, tes observasi, dengan rincian sebagai berikut:
1. Kognitif
Penilaian Kognitif berupa tes tertulis yang berbentuk tes formatif
berupa tes subjektif dan tes objektif
2. Afektif
Penilaian Afektif berupa pengamatan perilaku siswa ketika
pembelajaran Reciprocal Teaching berlangsung.
3. Psikomotorik
Penilaian Psikomotorik siswa dilakukan dengan pengamatan
ketrampilan siswa dalam memerankan perannya serta ketrampilan
matematis untuk menemukan luas layang-layang melalui media yang
telah diberikan.
106
Lembar Evaluasi Terlampir
Salatiga, November 2015
Guru Kelas Peneliti
Umi Kairuroh, S.PdI Widi Utami
NIM. 11511015
Mengetahui,
Kepala MI Miftahul Huda
Banjari
Azizah, S.Pd
107
LAMPIRAN V
LEMBAR EVALUASI SIKLUS II
Nama :
No :
Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar!
1. Berapakah jumlah sisi layang-layang?
e. 1
f. 2
g. 3
h. 4
2. Berapakah jumlah titik sudut layang-layang?
e. 3
f. 4
g. 5
h. 6
3. Berapakah diagonal yang dimiliki oleh layang-layang?
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
4. Layang-layang merupakan bangun datar yang tersusun dari....
a. Gabungan dua buah segitiga sama kaki.
b. Gabungan dari dua buah trapesium.
c. Gabungan dari dua buah persegi.
d. Gabungan dari dua buah belah ketupat.
5. Layang-layang KLMN mempunyai panjnag diagonal masing-masing 10
cm dan 8 cm. Berapakah luas layang-layang KLMN?
e. 80
f. 40
g. 18
h. 20
108
B. Jawab Pertanyaan Berikut ini dengan Lengkap dan Benar!
3. Anton ingin membuat layang-layang. Ukuran diagonal yang dikehendaki 20
cm dan 10 cm. Jika Anton ingin membuat 4 layang-layang, berapa cm2
kertas yang dibutuhkan Anton
untuk membuat layang-layang tersebut?
4. Berapakah luas layang-layang di bawah?
109
LAMPIRAN VI
LEMBAR PENILAIAN ASPEK AFEKTIF
No Aspek yang Diamati Kriteria Pengamatan
1 Kesiapan mengikuti pelajaran
3 Siswa siap mengikuti pelajaran
2 Siswa kurang siap mengikuti pelajaran
1 Siswa tidak siap mengikuti pelajaran
2 Keaktifan dalam kelompok
3
Siswa aktif dalam setiap fase Reciprocal
Teaching
2
Siswa aktif dalam tiga fase Reciprocal
Teaching
1
Keaktifan siswa kurang atau sama dengan
dua fase Reciprocal Teaching
3 Melaksanakan tugas yang
diinstruksikan oleh guru
3
Siswa melaksanakan setiap tugas yang
diberikan oleh guru
2
Maksimal dua tugas yang tidak
dilaksanakan oleh siswa
1
Siswa tidak melaksanakan tugas lebih dari
tiga
4 Bekerjasama dalam kelompok
3
Siswa kompak bekerjasama dengan
kelompoknya
2
Siswa hanya beberapa kali bekerjasama
dengan kelompok
1 Siswa cenderung bekerja sendiri
5 Berani
3
Siswa berani mengemukakan pendapat,
maju ke depan kelas, atau bertanya
kepada guru
2
Siswa kurang berani mengemukakan
pendapat, maju ke depan kelas atau
bertanya kepada guru
1
Siswa tidak berani mengemukakan
pendapat, maju ke depan kelas atau
bertanya kepada guru
6 Menghargai teman
3
Siswa menghargai temannya, ditunjukkan
dengan kemauan menjawab pertanyaan,
mendengarkan dan mengajari temannya.
2
Siswa kurang menghargai, cenderung
memotong pembicaraan.
1 Siswa menang sendiri
Total Nilai
110
LAMPIRAN VII
LEMBAR PENILAIAN ASPEK PSIKOMOTORIK SIKLUS I
No
Aspek yang
Diamati Kriteria Pengamatan
1 Penggunaan
Penggaris
3 Mahir
2 Sedang
1 Cukup
2 Kebenaran gambar/
lukisan
3 Terdapat satu atau dua kesalahan
2 Terdapat tiga atau empat kesalahan
1 Terdapat lebih dari empat kesalahan
3 Kerapian gambar/
lukisan
3 Rapi tanpa coret dan tip-ex
2
Rapi dengan satu-dua coretan atau tip-
ex
1
Kurang rapi dengan lebih dari tiga
coretan atau tip-ex
4 Kerapian
menggunting
3 Rapi tanpa kesalahan menggunting
2
Rapi dengan satu kesalahan
menggunting
1
Kurang rapi dengan lebih dari satu
kesalahan menggunting
5 Kerapian menempel
3 Rapi tanpa kesalahan menempel
2 Rapi dengan satu kesalahan menempel
1
Kurang rapi dengan lebih dari satu
kesalahan menempel
6 Kebenaran
penempelan
3 Terdapat satu atau dua kesalahan
2 Terdapat tiga atau empat kesalahan
1 Terdapat lebih dari empat kesalahan
111
LAMPIRAN VII
LEMBAR PENILAIAN ASPEK PSIKOMOTORIK SIKLUS II
No Aspek yang Diamati Kriteria Pengamatan
1 Penggunaan Penggaris
3 Mahir
2 Sedang
1 Cukup
2 Kebenaran gambar/ lukisan
3 Terdapat satu atau dua kesalahan
2 Terdapat tiga atau empat kesalahan
1 Terdapat lebih dari empat kesalahan
3 Kerapian gambar/ lukisan
3 Rapi tanpa coret dan tip-ex
2 Rapi dengan satu-dua coretan atau tip-ex
1
Kurang rapi dengan lebih dari tiga coretan
atau tip-ex
4 Kemahiran penggunaan
kartu
3 Rapi tanpa kesalahan menggunting
2 Rapi dengan satu kesalahan menggunting
1
Kurang rapi dengan lebih dari satu kesalahan
menggunting
5 Kerapian mengisi kartu
3 Rapi tanpa kesalahan
2 Rapi dengan satu kesalahan
1 Kurang rapi dengan lebih dari satu kesalahan
6 Kebenaran mengisi kartu
3 Terdapat satu atau dua kesalahan
2 Terdapat tiga atau empat kesalahan
1 Terdapat lebih dari empat kesalahan
112
LAMPIRAN VIII
DOKUMENTASI
1. Siswa mencermati lembar worksheet bersama kelompoknya.
2. Guru membimbing siswa yang bertugas menjadi Clarifier.
3. Siswa yang berperan sebagai ketua sekaligus clarifier sedang
menjelaskan materi kepada teman sebaya.
113
4. Siswa mengaitkan konsep pada tahap predicting.
5. Guru membantu siswa yang kesulitan memahami materi
114
6. Siswa menulis pertanyaan dari hasil Questioning
7. Siswa bersama kelompoknya mencoba menjawab Questioning
yang telah diseleksi oleh guru.
115
8. Guru menjelaskan hasil jawaban yang telah ditulis oleh perwakilan
kelompok di papan tulis dan bersama-sama siswa membuat
kesimpulan pada tahap Summarizing.
116
9. Siswa menuliskan kesimpulan pada kartu kesimpulan.
117
LEMBAR KONSULTASI SKRIPSI
Nama Mahasiswa : Widi Utami
NIM : 11511015
Pembimbing : Rasimin, S.PdI, M.PdI
Judul : Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Luas
Bangun Datar melalui Model Reciprocal Teaching pada Siswa Kelas V Mi
Miftahul Huda Cukil Banjari, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang
Semester I Tahun Ajaran 2015/2016
No Tanggal Isi Konsultasi Catatan Pembimbing Paraf
Catatan:
SETIAP KONSULTASI LEMBAR INI HARUS DIBAWA
Pembimbing
Rasimin, S.PdI., M.Pd.
NIP: 19757507132009011011
118
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Widi Utami
Tempat Tanggal Lahir : Kabupaten Semarang, 15 Februari 1992
Alamat : Klampeyan, RT 1 RW 3, Noborejo. Salatiga
No Hp : 085732255706
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Riwayat Pendidikan :
1. TK PGRI 1 Noborejo- lulus tahun 1998
2. SD Noborejo 1- lulus tahun 2004
3. SMP N 1 Salatiga- lulus tahun 2007
4. SMA N 1 Salatiga-lulus tahun 2010
5. IAIN Salatiga-lulus tahun 2016
Pengalaman Organisasi :
1. LDK Fathir Ar-Rasyid IAIN Salatiga
2. Taman Tauhid
Salatiga, 10 Agustus 2016
Widi Utami
NIM: 1151115