PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/346/1/Risa...
Transcript of PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/346/1/Risa...
i
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
MATERI PERHITUNGAN SKALAMELALUI
METODE TWO STAY TWO STRAY PADA SISWA
KELAS V MIN KEBONAN KECAMATAN
KARANGGEDE KABUPATEN BOYOLALI
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh
RISA AFRIA ULFA RUHANA
NIM 11511019
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2015
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
MATERI PERHITUNGAN SKALA MELALUI
METODE TWO STAY TWO STRAY PADA SISWA
KELAS V MIN KEBONAN KECAMATAN
KARANGGEDE KABUPATEN BOYOLALI
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh
RISA AFRIA ULFA RUHANA
NIM 11511019
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2015
MOTTO
“Hai orang-orang yang beriman jadikan sabar dan sholatmu sebagai
penolongmu, sesungguhnya Alloh beserta orang-orang yang sabar”
(Al Baqoroh : 153)
Jangan berhenti berusaha ketika menemui sebuah kegagalan, karena
kegagalan adalah cara Alloh mengajari kita tentang arti kesungguhan.
PERSEMBAHAN
Keluarga besar tercinta, khususnya Bapak Abdul Karim, Ibu Nuryanti
(alm), Mas Arif dan Mas Yuslam, you’re my everything.
Sahabat-sahabat yang selalu ada, spesial untuk Tersina Apriyani, you’ll be
my best friend ever after.
Teman-teman Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah angkatan 2011.
Calon imam yang telah disiapkan Robbuna untukku, I’ll always waiting
you with all my love.
KATA PENGANTAR
Puji syukur sudah sepantasnya kita panjatkan kehadirat Allah SWT,
karena atas rahmat, taufiq dan hidayah-Nya penulis masih diberikan kesempatan
untuk melaksanakan segala tugas yang menjadi tanggung jawab penulis. Shalawat
serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga,
sahabat, dan umatnya hingga akhir jaman.
Alhamdulillah atas nikmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi
Perhitungan Skala melalui MetodeTwo Stay Two Stray pada Siswa Kelas V MIN
Kebonan Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran
2014/2015”
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak
kekurangan dan kelemahan baik dalam aspek substansi maupun penulisannya, hal
tersebut disebabkan oleh keterbatasan kemampuan yang penulis miliki.
Meskipun demikian, alhamdulillah berkat bantuan dan motivasi serta
bimbingan dan fasilitasi dari berbagai pihak akhirnya penulis mampu
menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, dengan rasa tulus dan ikhlas, penulis
ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat :
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku rektor Institut Agama Islam
Negeri Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
InstitutAgama Islam Negeri Salatiga.
3. Ibu Peni Susapti, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
IbtidaiyahFakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan InstitutAgama Islam Negeri
Salatiga.
4. Ibu Eni Titikusumawati, M.Pd., selaku dosen matematika sekaligus dosen
pembimbing yang telah memberikan motivasi, bimbingan dan wawasan
keilmuwan kepada penulis sehingga menambah keyakinan untuk menggapai
harapan masa depan yang lebih baik.
5. Seluruh dosen dan staf tenaga administrasi Program SI Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah yang telah memberikan pelayanan dengan baik.
6. Bapak Chisbulloh, S.Ag.,selakuKepala MIN Kebonan Kecamatan
Karanggede yang telah banyak membantu penulis dalam melaksanakan
penelitian.
7. Bapak Sutrisno, S.Pd.I., selaku Guru Kelas V MIN Kebonan Kecamatan
Karanggede yang telah banyak membantu penulis dalam melaksanakan
penelitian.
8. Bapak Abdul Karim yang saya banggakan dan menjadi panutan penulis.
9. Almarhumah Ibu Nur Yanti tercinta yang selalu menemani, mendoakan, dan
memotivasi penulis selama menjalani studi dan menyelesaikan skripsi ini
hingga akhir hayatnya.
10. Kakak-kakak tercinta Nurul Arifin dan Yuslam Ashuri yang selalu
memberikan dukungan baik moral maupun finansial.
11. My priest candidates yang selalu memberikan nasehat, motivasi, semangat
dan kasih sayangnya.
12. Saudara-saudaraku yang telah banyak memberikan dorongan dan bantuan
kepada penulis untuk menyelesaikan studi ini.
13. Semua kawan-kawan PendidikanGuru Madrasah Ibtidaiyah angkatan 2011
yang selalu akan penulis rindukan, kekompakan, keceriaan, canda tawa, suka
duka yang pernah kita lalui bersama.
14. Semua kawan-kawan yang belum sempat tersebutkan nama-namanya, namun
telah memberi andil kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Atas jasa mereka, semoga amal mereka mendapat balasan yang lebih baik
serta mendapat kesuksesan di dunia maupun di akhirat.Penulis juga mengharap
kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk menyempurnakan skripsi
ini.Mudah-mudahan skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada
umumnya.
Salatiga, 28 Agustus 2015
Risa Afria Ulfa Ruhana
Penulis
ABSTRAK
Ruhana, Risa Afria Ulfa. 2015. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi
Perhitungan Skala melalui Metode Two Stay Two Stray pada Siswa Kelas
V MIN Kebonan Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun
Pelajaran 2014/2015.Skripsi.Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.
Program Studi Pendidikan Guru MadrasahIbtidaiyah (PGMI). Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dosen Pembimbing Eni
Titikusumawati, M.Pd.
Kata Kunci : peningkatan hasil belajar dan Metode Two Stay Two Stray.
Penelitian ini dilatar belakangi oleh adanya permasalahan yaitu rendahnya
kemampuan matematis siswa pada mata pelajaran matematika tentang
perhitungan skala. Rendahnya kemampuan matematis siswa disebabkan oleh
proses belajar mengajar di kelas yang cenderung berpusat pada guru dan siswa
hanya mengikuti langkah demi langkah sesuai yang diajarkan oleh guru.
Akibatnya ketika siswa dihadapkan pada suatu persoalan yang berbeda siswa akan
kesulitan dalam memecahkan persoalan tersebut. Selain itu, kegiatan belajar yang
dilakukan diwarnai dengan kegiatan individual, siswa bekerja sendiri dan tidak
diperbolehkan melihat pekerjaan siswa lain, sehingga siswa yang pandai maupun
kurang pandai akan tetap dalam kondisinya.
Sehubungan dengan permasalahan di atas, melalui penelitian ini
diharapkan memperoleh cara yang tepat untuk memperbaiki mutu pembelajaran
matematika di MIN Kebonan dalam meningkatkan kemampuan matematika siswa
terutama pada pehitungan skala. Penerapan metode Two Stay Two Stray
diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa sehingga hasil belajar siswa
pun menjadi meningkat.Model yang diterapkan dalam penelitian ini adalah
Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dengan empat tahapan, yaitu perencanaan,
pelaksanaan, observasi, dan refleksi.Keempat tahapan tersebut dilaksanakan
dalam dua siklus penelitian dimana tiap siklus difokuskan pada materi tentang
perhitungan skala dengan metode Two Stay Two Stray.penelitian ini dilaksanakan
di MIN Kebonan dengan subjek penelitian kelas V. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa terutama pada materi
perhitungan skala.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode Two Stay Two
Stray dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam menyelesaikan perhitungan
skala.Hal ini terbukti dari perolehan hasil belajar siswa yang meningkat.Pada
siklus I siswa yang tuntas berjumlah 15 siswa dari 20 siswa, dengan persentase
ketuntasan sebanyak 75%., padahal yang diharapkan adalah ≥85% siswa dapat
mencapai nilai ≥70.Sedangkan pada siklus II siswa yang tuntas bertambah
menjadi 19 siswa dengan persentase ketuntasan mencapai 95%.Ini berarti bahwa
dengan menggunakan metode Two Stay Two Stray dapat meningkatkan hasil
belajar siswa dan dapat mencapai KKM.Berdasarkan hasil pengamatan dan
pembahasan, maka penulis menyarankan kepada guru untuk menggunakan
metode pembelajaran yang bervariasi, seperti metode Two Stay Two Stray.
Daftar Isi
Hal
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN BERLOGO ii
JUDUL iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING iv
PENGESAHAM KELULUSAN v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN vii
KATA PENGANTAR viii
ABSTRAK xi
DAFTAR ISI xii
DAFTAR TABEL xvi
DAFTAR GAMBAR xvii
DAFTAR LAMPIRAN xviii
Bab I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Rumusan Masalah 5
C. Tujuan Penelitian 6
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan 6
E. Manfaat Penelitian 7
F. Definisi Operasional 9
G. Metode Penelitian 10
H. Sistematika Penulisan 16
Bab II KAJIAN PUSTAKA
A. Belajar dan Hasil Belajar 18
1. Belajar 18
a. Pengertian Belajar 18
b. Ciri – Ciri Belajar 19
c. Tujuan Belajar 20
d. Prinsip – Prinsip Belajar 21
e. Faktor yang Mempengaruhi Belajar 25
2. Hasil Belajar 26
a. Pengertian Hasil Belajar 26
b. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar 28
c. Penilaian Hasil Belajar 30
d. Tujuan Penilaian Hasil Belajar 31
B. Metode Two Stay Two Stray 32
1. Pengertian Metode Two Stay Two Stray 32
2. Langkah – langkah Penerapan Metode Two Stay Two Stray 32
3. Kelebihan dan Kekurangan Metode Two Stay Two Stray 33
C. Matematika 35
1. Pengertian Matematika 35
2. Langkah – langkah Penerapan Matematika 36
3. Tujuan Pembelajaran Matematika di Madrasah Ibtidiyah 38
D. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 39
1. Pengertian Kriteria Ketuntasan Minimal 39
2. Fungsi Kriteria Ketuntasan Minimal 39
3. Prinsip Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal 40
4. Langkah Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal 41
E. Materi Skala yang Diaplikasikan dalam Penelitian 42
1. Pengertian Skala 42
2. Macam – macam Skala 42
3. Perhitungan Skala 44
F. Penerapan Metode Two Stay Two Stray pada Materi
Perhitungan Skala 46
G. Hasil Penelitian yang Relevan 48
H. Kerangka Teori 52
Bab III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Subjek Penelitian 53
1. Lokasi Penelitian 53
2. Keadaan Guru MIN Kebonan 53
3. Keadaan Siswa 54
4. Deskripsi Kondisi Awal Peserta Didik 54
5. Karakteristik Siswa 56
6. Pelaksanaan Penelitian 58
B. Deskripsi Siklus I 58
1. Perencanaan 58
2. Tindakan 59
3. Observasi 61
4. Refleksi 62
C. Deskripsi Siklus II 63
1. Perencanaan 63
2. Tindakan 64
3. Observasi 66
Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 68
1. Angket Siklus I 68
2. Angket Siklus II 70
B. Pembahasan 72
1. Siklus I 72
a. Perencanaan 72
b. Tindakan 72
c. Pengamatan 73
1) Lembar Pengamatan Guru 73
2) Lembar Pengamatan Siswa 75
3) Hasil Belajar Siswa 77
4) Refleksi 78
2. Siklus II 79
a. Perencanaan 79
b. Tindakan 80
c. Pengamatan 81
1) Lembar Pengamatan Guru 81
2) Lembar Pengamatan Siswa 83
3) Hasil Belajar Siklus II 84
Bab V PENUTUP
A. Kesimpulan 88
B. Saran 89
1. Bagi Guru 89
2. Bagi Siswa 89
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN – LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
Daftar Tabel
Hal
Tabel 1.1 Waktu Penelitian .............................................................................. 11
Tabel 3.1 Guru MIN Kebonan Kelas V .......................................................... 54
Tabel 3.2 Jumlah Siswa Perkelas MIN Kebonan ............................................. 55
Tabel 3.3 Hasil Perolehan Nilai Rata – rata Harian Matematika sebelum
dilaksanakan PTK ........................................................................... 55
Tabel 3.4 Hasil Perolehan Nilai Ujian Semester I Pelajaran Matematika
sebelum dilaksanakan PTK ............................................................. 56
Tabel 3.5 Daftar Nama Siswa Kelas V MIN Kebonan ................................... 57
Tabel 4.1 Rekapitulasi Angket Umpan Balik Siswa Siklus I .......................... 69
Tabel 4.2 Rekapitulasi Angket Umpan Balik Siswa Siklus II ......................... 70
Tabel 4.3 Rekapitulasi Hasil Pengamatan Guru pada Pembelajara
Matematika melalui Metode Two Stay Stray Siklus I ...................... 74
Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Pengamatan Siswa pada Pembelajaran
Matematika melalui Metode Two Stay Stray Siklus I ...................... 75
Tabel 4.5 Hasil Belajar Siswa pada Siklus I .................................................... 77
Tabel 4.6 Presentase Hasil Belajar Siswa Siklus I ........................................... 77
Tabel 4.7 Rekapitulasi Hasil Pengamatan Guru pada Pembelajaran
Matematika melalui Metode Two Stay Stray Siklus II .................... 82
Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil Pengamatan Siswa pada Pembelajaran
Matematika melalui Metode Two Stay Stray Siklus II .................... 83
Tabel 4.9 Hasil Belajar SIswa pada Siklus II ................................................... 85
Tabel 4.10 Presentase Hasil Belajar Siswa pada Siklus II ................................ 85
Tabel 4.11 Hasil Belajar Siswa Persiklus ......................................................... 87
Daftar Gambar
Hal
Gambar 2.1 Kerangka Teori .............................................................................. 52
Gambar 4.1 Presentase Hasil Belajar Siswa Siklus I .......................................... 78
Gambar 4.2Presentase Hasil Belajar Siswa Siklus II .......................................... 86
Gambar 4.2 Hasil Belajar Siswa Persiklu ........................................................... 87
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
Lampiran 3 Lembar Pengamatan Siswa Siklus I
Lampiran 4 Lembar Pengamatan Siswa Siklus II
Lampiran 5 Lembar Pengamatan Guru Siklus I
Lampiran 6 Lembar Pengamatan Guru Siklus II
Lampiran 7 Rekapitulasi Hasil Pengamatan Siswa Siklus I
Lampiran 8 Rekapitulasi Hasil Pengamatan Siswa Siklus II
Lampiran 9 Rekapitulasi Hasil Pengamatan Guru Siklus I
Lampiran 10 Rekapitulasi Hasil Pengamatan Guru Siklus II
Lampiran 11 Angket Umpan Balik Siswa
Lampiran 12 Lembar Angket Umpan Balik Siswa Siklus I
Lampiran 13 Lembar Angket Umpan Balik Siswa Siklus II
Lampiran 14 Rekapitulasi Angket Umpan Balik Siswa Siklus I
Lampiran 15 Rekapitulasi Angket Umpan Balik Siswa Siklus II
Lampiran 16 Lembar Tes Formatif Evaluasi siswa siklus I
Lampiran 17 Lembar Tes Formatif Evaluasi siswa siklus II
Lampiran 18 Foto Kegiatan
Lampiran 19 Lembar Konsultasi Skripsi
Lampiran 20 Surat Permohonan Ijin Penelitian
Lampiran 21 Surat Balasan Ijin Penelitian
Lampiran 22 Nilai SKK Mahasiswa
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Seseorang belajar pada dasarnya didorong oleh keinginannya untuk
mengembangkan perilaku yang efektif dan efisien dalam mencapai tujuan.
Hal ini berarti dengan belajar seseorang dapat melakukan hal-hal yang
sebelumnya tidak dapat dilakukannya. Perubahan perilaku yang terjadi
sebagai akibat dari proses belajar pada diri seseorang, inilah yang disebut
dengan hasil belajar (Hartini, 2010: 33).
Snelbeker (1974: 12) mengatakan bahwa perubahan atau
kemampuan baru yang diperoleh siswa setelah melakukan perbuatan
belajar adalah merupakan hasil belajar, karena belajar pada dasarnya
adalah bagaimana perilaku seseorang berubah sebagai akibat dari
pengalaman.
Perkembangan hasil belajar sangatlah penting bagi peserta didik,
terutama pada materi pelajaran matematika. Pelajaran matematika di
sekolah dasar dapat digunakan mereka sebagai modal awal untuk
pembelajaran pada tingkat selanjutnya. Selain itu kegiatan mereka sehari-
hari pun sangat erat hubungannya dengan matematika.
Namun kenyataan menunjukkan bahwa pembelajaran matematika
yang diterapkan membuat siswa kesulitan dalam memahaminya sehingga
hasil belajar matematika siswa rendah. International Education
Achievement (IAE) mengemukakan bahwa kemampuan dalam bidang
Sciencecr and mathematics siswa Indonesia berada pada urutan ke 38 dari
39 negara yang disurvei. Sementara itu survey The Third International
Mathematics and Science Study Repeat (TIMSS), bahwa Indonesia pada
posisi di bawah rata-rata untuk matematika, yaitu berada di urutan ke 34
dari 38 negara (Hartini, 2010: 5).
Adapun yang peneliti ketahui dari hasil pengamatan terhadap
aktivitas guru dan siswa kelas V MIN Kebonan ditemukan bahwa
kemampuan matematika terutama pada perhitungan skala masih rendah.
Proses belajar mengajar di kelas cenderung berpusat pada guru dan siswa
hanya mengikuti langkah demi langkah sesuai yang diajarkan oleh guru.
Akibatnya ketika siswa dihadapkan pada suatu persoalan yang berbeda
siswa akan kesulitan dalam memecahkan persoalan tersebut. Selain itu,
kegiatan belajar yang dilakukan diwarnai dengan kegiatan individual,
siswa bekerja sendiri dan tidak diperbolehkan melihat pekerjaan siswa
lain. Akibatnya siswa yang pandai maupun kurang pandai akan tetap
dalam kondisinya.
Pernyataan tersebut didukung dengan data dari pencapaian hasil
belajar mata pelajaran matematika siswa kelas V MIN Kebonan Kec.
Karanggede Kab. Boyolali yang peneliti dapatkan setelah melakukan
wawancara dengan Bapak Sutrisno selaku guru kelas V pada tanggal 25
April 2015. Hasil belajar matematika siswa masih dibawah Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah yaitu 70. Rata-rata
nilai matematika di kelas V adalah 55. Siswa yang mencapai ketuntasan
belajar sebanyak 55 % atau 11 siswa dari 20 siswa, sedangkan yang belum
mencapai ketuntasan belajar mencapai 45 % atau 9 siswa. Dan kebanyakan
dari sebagian besar siswa mengalami kesalahan pada soal perhitungan
skala.
Hal ini sangatlah disayangkan, karena materi perhitungan skala
merupakan materi pelajaran matematika yang sangat penting. Materi
tersebut akan tetap ada sampai pendidikan di tingkat yang lebih lanjut.
Selain itu, perhitungan skala juga dijadikan sebagai salah satu soal dalam
Ujian Nasional Matematika di kelas VI nantinya. Jika di kelas V saja
belum bisa menguasai perhitungan skala tersebut dikhawatirkan ketika
siswa berada di kelas VI akan mengalami kesulitan jika dihadapkan pada
materi matematika lainnya. Perhitungan skala juga sangat bermanfaat bagi
kehidupan, seperti untuk menghitung jarak suatu tempat, menghitung luas
wilayah, membuat desain alat modern, dan membuat desain bangunan.
Berdasarkan permasalahan ini guru harus menciptakan proses
pembelajaran yang menyenangkan serta mampu membuat siswa aktif dan
kreatif dengan mengoptimalkan potensi-potensi yang ada pada peserta
didik untuk memecahkan setiap permasalahan yang mereka hadapi. Perlu
diketahui bahwa proses pembelajaran yang dapat dikembangkan dan
dimanfaatkan seorang guru sangat bervariasi. Proses pembelajaran yang
dilakukan secara sederhana hendaknya juga perlu dikembangkan,
dimodifikasi, dikombinasikan untuk membantu pencapaian tujuan dalam
proses kegiatan belajar mengajar.
Jika tujuan belajar tersebut tercapai dengan baik maka akan
melahirkan generasi berilmu yang nantinya akan di angkat derajatnya
kelak oleh Allah SWT. Seperti firman Allah dlam surat Al Mujadalah ayat
11:
Yang artinya “niscaya Allah akan meninggikan derajat orang
diantara kamu yang berilmu pengetahuan dan Allah mengetahui apa yang
kamu kerjakan”.
Berdasarkan beberaapa hal tersebut, peneliti merasa perlu untuk
mengembangkan pembelajaran yang bisa meningkatkan kemampuan siswa
dalam operasi perkalian terutama pada pecahan decimal. Pembelajaran
yang peneliti kembangkan dalam penelitian ini adalah metode kooperatif
tipe Two Stay Two Stray dimana masing-masing siswa dapat berfikir kritis
dalam pembelajaran yang menyenangkan dan mempunyai inisiatif dalam
memecahkan setiap masalah dengan beberapa tahap yang dilaluinya.
Model pembelajaran Two Stay Two Stray ini diterapkan pada
pelajaran matematika materi perhitungan skala dengan pembagian
kelompok, pendefinisian masalah, kerjasama kelompok, bertamu ke
kelompok lain, pemberian informasi kepada tamu, pelaporan informasi
dari tamu kepada masing-masing kelompok, dan pembahasan.
Kelebihan dari metode kooperatif tipe Two Stay Two Stray ini
adalah pembelajaran lebih bermakna karrena berorientasi pada keaktifan
siswa, siswa berani mengungkapkan pendapatnya, siswa dapat saling
bekerjasama, dan membantu meningkatkan minat siswa dalam belajar.
Sedangkan kelemahan dari metode kooperatif tipe Two Stay Two Stray ini
adalah dalam pelaksanaannya membutuhkan waktu yang lebih lama,
padahal waktu pembelajaran siswa tingkat Sekolah Dasar hanyalah 2 x 35
menit.
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka peneliti
mengambil judul Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi
Perhitungan Skala melalui Metode Two Stay Two Stray pada Siswa Kelas
V MIN Kebonan Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun
Pelajaran 2014/2015 dalam penelitian ini.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan latar belakang di atas, maka dapat dibuat
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah penerapan metode Two Stay Two Stray pada perhitungan skala
dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas V MIN
Kebonan Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran
2014/2015?
2. Apakah penerapan metode Two Stay Two Stray pada perhitungan skala
dapat mencapai KKM kelas pada mata pelajaran matematika siswa
kelas V MIN Kebonan Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali
Tahun Pelajaran 2014/2015?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka dapat ditetapkan
tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk meningkatkan hasil belajar matematika materi perhitungan skala
melalui metode Two Stay Two Stray pada siswa kelas V MIN Kebonan
Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran
2014/2015.
2. Untuk mengetahui bahwa dengan penerapan metode Two Stay Two
Stray dapat mencapai KKM kelas pada mata pelajaran matematika
siswa kelas V MIN Kebonan Kecamatan Karanggede Kabupaten
Boyolali Tahun Pelajaran 2014/2015.
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka kesimpuln
sementara adalah sebagai berikut:
a. Penerapan metode Two Stay Two Stray pada perhitungan skala
dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas V MIN
Kebonan Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun
Pelajaran 2014/2015.
b. Penerapan metode Two Stay Two Stray dapat mencapai KKM kelas
pada mata pelajaran matematika siswa kelas V MIN Kebonan
Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran
2014/2015
2. Indikator Keberhasilan
Penggunaan metode Two StayTwo Stray dikatakan berhasil
apabila indikator yang diharapkan dapat tercapai. Adapun indikator
yang dirumuskan peneliti adalah:
a. Secara Individu
Siswa diharapkan dapat mencapai skor 70 pada materi
perhitungan skala
b. Secara Klasikal
Presentase 85% sebanyak dari total siswa dalam satu kelas
mendapat nilai ≥ 70.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan
dalam pengembangan desain pembelajaran inovatif, khususnya yang
berhubungan dengan masalah peningkatan hasil belajar matematika
materi perhitungan skala. Selain itu juga diharapkan dapat menarik
minat siswa dalam belajar, mengajarkan siswa untuk bekerja sama, dan
memudahkan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi penulis
Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat menghasilkan
suatu desain pembelajaran yang menarik dan mendorong keaktifan
siswa dalam proses pembelajaran.
b. Bagi sekolah
Penelitian ini dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk
memotivasi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran di
kelas, khususnya mata pelajaran matematika. Selain itu juga
memberikan sumbangan pengetahuan terhadap sekolah dalam
perbaikan proses pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan
kualitas pendidikan.
c. Bagi guru
Model dan metode pembelajaran yang diterapkan
diharapkan dapat memberikan wawasan pengetahuan dan
pengalaman tentang pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif,
dan menyenangkan. Selain itu hasil penelitian ini dapat
meningkatkan keterampilan mengajar guru serta dijadikan sarana
untuk mengevaluasi pembelajaran yang sudah pernah dilakukan.
d. Bagi siswa
Pembelajaran yang menarik diharapkan dapat memotivasi
siswa, meningkatkan minat belajar siswa, menumbuhkan potensi
yang dimiliki siswa serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa
terutama pada mata pelajaran matematika.
F. Definisi Operasional
Untuk menghindari perbedaan pemahaman pembaca, maka
diperlukan definisi operasional untuk menjelaskan kata kunci dalam
penelitian ini.
1. Hasil Belajar
Hasil belajar pada dasarnya adalah suatu kemampuan yang
berupa keterampilan dan perilaku baru sebagai akibat dari latihan atau
pengalaman yang diperoleh. Gagne dan Briggs mendefinisikan hasil
belajar sebagai kemampuan yang diperoleh seseorang sesudah
mengikuti proses belajar (Hartini, 2010: 33).
Hasil belajar dalam penelitian ini yaitu hasil belajar yang berupa
pengetahuan dan kemampuan dalam memecahkan masalah matematika
terutama pada perhitungan skala.
2. Matematika
Menurut Johnson dan Myklebust matematika adalah bahasa
simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-
hubungan kuantitatif dan keruangan sedangkan fungsi teoritisnya
adalah untuk memudahkan pemikiran (dalam Hartini, 2010: 11) .
3. Perhitungan Skala
Salah satu pelajaran di MIN Kebonan kelas V adalah matematika
tentang perhitungan skala. Perhitungan skala merupakan perbandingan
jarak pada peta dengan jarak sebenarnya.
4. Two Stay Two Stray
Two Stay Two Stray merupakan salah satu metode pembelajaran
kooperatif yang memberikan kesempatan kepada kelompok untuk
membagikan hasil dan informasi kepada kelompok lain
(http//www.asikbelajar.com/2012/11/model-pembelajaran-two-stay-
two-stray.html.diakses pada hari selasa 28/04/2015).
5. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
Kriteria Ketuntasan Minimal adalah kriteria paling rendah untuk
menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan.
G. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Metode dalam penelitian ini menggunakan metode Penelitian
Tindakan Kelas (PTK), yakni penerapan metode Two Stay Two Stray
pada perhitungan skala untuk meningkatkan hasil belajar.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu penelitian yang dilakukan
oleh guru kelas atau peningkatan proses dan praksis pembelajaran
(Arikunto, 2009 : 96).
2. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian berada di MIN Kebonan Kecamatan
Karanggede Kabupaten Boyolali.
3. Waktu Penelitian
Tabel 1.1 Waktu Penelitian
No Deskripsi
April Mei Juni Juli
I-IV I-IV I-IV I-IV
1 Penyusunan Proposal v
2 Penyusunan Landasan Teori v v
3 Persiapan Penelitian
v v
4 Pelaksanaan Penelitian
v v
5 Input Data
v v
6 Analisis Data
v
7 Penyusunan Skripsi
v v v
4. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas V
MIN Kebonan dengan jumlah keseluruhan 20 siswa yaitu 9 siswa laki-
laki dan 11 siswa perempuan.
5. Langkah-langkah Penelitian
Arikunto (2008: 20) mengemukakan bahwa dalam Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) terdiri dari empat tahapan, meliputi : planning
(perencanaan), action (pelaksanaan tindakan), observation
(pengamatan) dan reflection (refleksi). Lebih jelasnya sebagai berikut:
a. Perencanaan (Planning)
1) Mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
menggunakan metode Two Stay Two Stray.
2) Mempersiapkan soal mengenai perhitungan skala untuk
diselesaikan menggunakan metode Two Stay Two Stray.
b. Pelaksanaan Tindakan (Acting)
1) Pelaksanaan tindakan adalah implikasi dari apa yang telah
direncanakan dalam seperangkat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran, yaitu berdasarkan metode Two Stay Two Stray
sebagaimana digunakan peneliti meliputi pendahuluan, inti
(eksplorasi,elaborasi, dan konfirmasi) dan penutup.
2) Memberikan motivasi.
3) Menyajikan materi pelajaran dengan metode Two Stay Two
Stray.
4) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
5) Memberikan penguatan dan kesimpulan.
6) Melakukan pengamatan.
c. Pengamatan (observation)
Pelaksanaan pengamatan dapat dilakukan sendiri oleh
peneliti atau dengan bantuan kolaborator. Pada penelitian kali ini
peneliti menggunakan Penelitian Tindakan Kelas dengan bantuan
kolaborator. Peneliti melakukan pengamatan perhatian siswa,
keaktifan, kreatifitas serta suasana siswa pada saat proses
pembelajaran.
d. Reflection (refleksi)
Tahap ini dilakukan penilaian atas pembelajaran di kelas.
Penilaian dilakukan melalui lembar observasi dan hasil evaluasi
apakah metode Two Stay Two Stray yang digunakan oleh peneliti
menghasilkan perubahan yang signifikan. Apabila dalam siklus I
belum mencapai indikator yang diharapkan, maka perlu siklus II,
seterusnya sampai diperoleh kemajuan yang signifikan.
6. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik
pengumpulan data sebagai berikut:
a. Observasi
Observasi dilaksanakan untuk mengetahui seberapa
pelaksanaan tindakan sesuai dengan rencana yang sudah disusun,
seberapa proses yang terjadi dapat diharapkan menuju sasaran yang
diharapkan. Gejala ketidak berhasilan atau kekeliruan dalam
rencana tindakan dapat diketahui sedini mungkin melalui observasi
sehingga dapat dilakukan modifikasi rencana tindakan sebelum
berjalan lebih lanjut (Basrowi, 2008: 127).
Kegiatan ini yang diobservasi secara langsung adalah
meliputi observasi kegiatan guru dalam pengelolaan kelas,
observasi kegiatan siswa, dan observasi tentang bagaimana proses
belajar mengajar yang berkaitan dengan upaya meningkatkan hasil
belajar matematika dengan metode Two Stay Two Stray. Peneliti
dapat mencatat hasil observasi pada lembar observasi. Hal ini
dilakukan untuk membuat kesimpulan terhadap pelaksanaan siklus
tersebut yang kemudian akan direfleksikan pada siklus berikutnya.
b. Test
Metode tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar
matematika materi perkalian pecahan desimal sebelum dan setelah
melakukan penelitian. Jenis tes yang digunakan adalah tes tulis.
c. Dokumentasi
Dokumentasi berupa silabus, rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP), jumlah guru dan siswa, alat atau media yang
digunakan, nilai siswa sesudah penelitian, foto, dan lain sebagainya
yang dianggap penting.
7. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan dalam
penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
a. Lembar Observasi
Lembar observaasi digunakan untuk mengamati kegiatan
langsung yang sedang dilakukan siswa dalam proses pembelajaran
matematika di kelas V. hasil observasi ini berbentuk catatan
lapangan yang mendeskripsikan proses kegiatan pembelajaran
meliputi antusias peserta didik dan kemampuan siswa setelah
melakukan pembelajaran matematika dengan menggunakan
metode Two Stay Two Stray.
b. Tes
Tes yang digunakan adalah tes tertulis untuk mendapatkan
data kuantitatif berupa nilai yang menggambarkan pencapaian
target kompetensi setelah melakukan proses belajar dengan metode
Two Stay Two Stray pada perhitungan skala.
c. Angket
Angket digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap
metode Two Stay Two Stray. Hasil angket di dapat dari angket
yang diberikan kepada siswa dan di isi oleh siswa.
8. Analisis data
Penelitian ini menggunakan analisis data dengan rumus sebagai
berikut:
a. Penilaian rata-rata
Peneliti menjumlahkan nilai yang diperoleh oleh siswa,
kemudian membagi dengan jumlah siswa tersebut sehingga
diperoleh nilai rata-rata.
Penilaian rata-rata dapat menggunakan rumus sebagai berikut:
X= ∑
∑
Dengan
∑ = jumlah nilai keseluruhan siswa
∑ = jumlah siswa
=Nilai rata-rata
(Aqib, 2010: 204)
b. Penilaian untuk Ketuntasan Belajar
Dalam menghitung ketuntasan belajar, peneliti
menggunakan kriteria B sebagai batas ketuntasan menimum,
kemudian menganalisis dengan rumus berikut:
P = ∑
∑
(Aqib, 2010: 41)
H. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah dalam pembahasan penelitian ini, penulis
menyusun sistematika sebagai berikut:
Bagian awal meliputi halaman sampul, lembar berlogo, halaman
judul, persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan
keaslian tulisan, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar
isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran.
Bagian inti meliputi bab I adalah pendahuluan yang mencakup latar
belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan
dan indikator keberhasilan, manfaat penelitian, definisi operasional,
metode penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II adalah kajian pustaka,
menjelaskan tentang belajar dan hasil belajar, metode Two Stay Two Stray,
matematika, materi skala yang diaplikasikan dalam penelitian, criteria
ketuntasan minimal, penerapan metode Two Stay Two Stray pada materi
perhitungan skala, hasil penelitian yang relevan, dan kerangka teori. Bab
III adalah pelaksanaan penelitian, terdiri dari subjek penelitian, lokasi
penelitian, keadaan guru MIN Kebonan, keadaan siswa, deskripsi
kondisi awal peserta didik, karakteristik siswa, dan pelaksanaan penelitian.
Bab IV adalah hasil penelitian dan pembahasan. Sedangkan bab V adalah
penutup, meliputi kesimpulan dan saran.
Bagian akhir terdiri dari daftar pustaka, lampiran-lampiran, dan
daftar riwayat hidup penulis.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Belajar dan Hasil Belajar
1. Belajar
a. Pengertian belajar
Menurut Morgan (dalam Suprijono, Agus. 2011: 3)
“Learning is any relatively permanent change in behavior that is a
result of past experience” (Belajar adalah perubahan perilaku yang
bersifat permanen sebagai hasil dari pengalaman). Belajar menurut
Syah (dalam Sriyanti, dkk. 2009: 17) adalah tahapan perubahan
tingkah laku individu yang relative menetap sebagai hasil
pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan
proses kognitif. Sedangkan menurut Chaplin (dalam Kastolani,
2014: 53) mengungkapkan definisi belajarmenjadi dua rumusan.
Pertama, belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang
relative menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman. Kedua,
belajar adalah proses memperoleh respon-respon sebagai akibat
adanya latihan khusus.
Belajar merupakan tahapan perubahan perilaku individu
yang relatif menetap sebagai hasil pengalamannya berinteraksi
dengan lingkungan di sekitarnya dan latihan yang diperkuatnya
(Kastolani, 2014: 56). Sedangkan menurut Oemar Hamalik (dalam
Sam’s, Rosma Hartini. 2010: 31) belajar diartikan sebagai proses
perubahan perilaku akibat adanya interaksi individu dengan
lingkungannya.
Berdasarkan pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa
dalam belajar mengandung tiga hal pokok, yaitu : 1) belajar
mengakibatkan perubahan kemampuan atau perilaku, 2) perubahan
kemampuan atau perilaku bersifat relatif menetap, 3) perilaku
tersebut disebabkan karena hasil adanya latihan atau pengalaman
dan bukan karena proses dari pertumbuhan atau kematangan.
b. Ciri – Ciri Belajar
Aktivitas dalam belajar memiliki ciri-ciri tertentu. Menurut
Baharudin & Esa N.W (dalam Sriyanti, dkk. 2009: 18) ciri-ciri
belajar meliputi :
1) Belajar ditandai adanya perubahan tingkah laku.
2) Perubahan tingkah laku dari hasil belajar itu relatif permanen.
3) Perubahan tingkah laku tidak harus dapat diamati pada saat
berlangsungnya proses belajar, tetapi perubahan perilaku itu
bisa jadi bersifat potensial.
4) Perubahan tingkah laku itu merupakan hasil latihan atau
pengalaman.
5) Pengalaman atau latihan itu dapat memberikan penguatan.
Syah (dalam Sriyanti, dkk. 2009: 18-19) menjelaskan bahwa
perubahan sebagai hasil belajar itu memiliki tiga ciri, yaitu :
1) Perubahan intensional
Perubahan intensional adalah perubahan yang terjadi
dalamdiri individu dilakukan dengan sengaja dan disadari.
Maksudnya, perubahan sebagai hasil belajar bukanlah suatu
kebetulan, akan tetapi perubahan itu disengaja dan disadari
sebelum aktivitas belajar.
2) Perubahan itu positif dan aktif
Perubahan sebagai ciri belajar bersifat positif dan
aktif.Bersifat positif maksudnya perubahan itu bersifat baik,
bermanfaat, dan sesuai yang diharapkan oleh individu.
Perubahan bersifat aktif maksudnya perubahan terjadi dalam
diri individu merupakan hasil dari usahanya.
3) Perubahan itu efektif dan fungsional
Perubahan bersifat efektif, artinya perubahan itu berhasil
guna. Perubahan yang berhasil guna adalah perubahan yang
bermakna dan bermanfaat bagi diri individu. Perubahan
bersifat fungsional artinya perbahan itu relatif permanen dan
siap dibutuhkan setiap saat.
c. Tujuan Belajar
Belajar itu sendiri memiliki tujuan yang hendak dicapai.
Secara umum tujuan dari belajar adalah :
1) Untuk mendapatkan pengetahuan
Hal ini ditandai dengan pemilikan pegetahuan dan
kemampuan berpikir. Kemampuan pengembangan berpikir
membutuhkan adanya bahan pengetahuan, dan kemampuan
berpikir dapat memperluas pengetahuan.
2) Penanaman konsep dan keterampilan
Artinya bahwa penanaman konsep atau merumuskan
konsep memerlukan suatu keterampilan baik keterampilan
jasmani yang dapat dilihat dan dialami sehingga menitik
beratkan pada keterampilan gerak atau penampilan anggota
tubuh seseorang yang sedang belajar, atau keterampilan
rohani yang menyangkut persoalan penghayatan dan
ketrampilan berpikir serta kreativitas atau penyelesaian dan
merumuskan suatu masalah atau konsep.
3) Pembentukan sikap
Guru harus bertindak bijak dalam menumbuhkan sikap
mental, perilaku dan pribadi siswa. Guru harus cakap dalam
mengarahkan motivasi dan berpikir bahwa pribadi guru harus
dipakai seorang uswah (Kastolani, 2014: 67).
d. Prinsip-Prinsip Belajar
Tujuan dari belajar dapat tercapai secara maksimal apabila
dalam pelaksanaan pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan
efisien. Hal itu dapat terwujud jika dalam pelaksanaannya
berpedoman pada prinsip-prinsip dari belajar. Prinsip-prinsip
belajar tersebut adalah sebagai berikut :
Pertama, prinsip belajar adalah perubahan tingkah laku.
Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar memiliki ciri sebagai
berikut :
1) Sebagai hasil tindakan rasional instrumental yaitu perubahan
yang disadari.
2) Kontinu atau berkesinambungan dengan perilaku lainnya.
3) Fungsional atau bermanfaat sebagai bekal hidup.
4) Positif atau berkomulasi.
5) Aktif atau sebagai usaha yang direncanakan dan dilakukan.
6) Permanen atau tetap
7) Bertujuan dan terarah
8) Mencakup keseluruhan potensi kemanusiaan.
Kedua, belajar merupakan proses. Belajar terjadi karena
didorong kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai. Ketiga, belajar
merupakan bentuk pengalaman. Pengalaman pada dasarnya adalah
hasil interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya
(suprijono, Agus. 2011:4-5).
Sedangkan menurut Made Pidarta (1997: 197) mengutip
pendapat Gagne (dalam Kastolani, 2014: 69-70) mengatakan
bahwa prinsip belajar meliputi:
1) Kontiguitas, memberikan situasi atau materi yang mirip
dengan harapan pendidik tentang respon anak yang
diharapkan, beberapa kali secara berturut-turut.
2) Pengulangan, situasi dan respon anak diulang-ulang atau
dipraktekkan agar belajar lebih sempurna dan lebih lama
diingat.
3) Penguatan, respon yang benar misalnya diberi hadiah untuk
mempertahankan dan menguatkan respon itu.
4) Motivasi positif dan percaya diri dalam belajar.
5) Tersedia materi pelajaran yang lengkap untuk memancing
aktivitas anak-anak.
6) Ada upaya membangkitkan keterampilan intelektual untuk
belajar seperti apresepsi dalam mengajar.
7) Ada strategi yang tepat untuk mengaktifkan anak-anak dalam
belajar.
8) Aspek-aspek jiwa anak harus dapat dipengaruhi oleh faktor-
faktor dalam pengajaran.
Adapun menurut S. Nasution (dalam Kastolani, 2014: 71-
72) prinsip-prinsip belajar meliputi:
1) Agar seseorang (siswa) benar-benar belajar, maka siswa harus
mempunyai suatu tujuan.
2) Tujuan itu harus timbul dari atau berhubungan dengan
kebutuhan hidupnya dan bukan karena dipaksakan oleh orang
lain.
3) Seseorang itu harus bersedia mengalami bermacam-macam
kesukaran dan berusaha dengan tekun untuk mencapai tujuan
yang berharga baginya.
4) Belajar itu harus terbukti dari perubahan kelakuannya.
5) Selain tujuan pokok yang hendak dicapai, diperolehnya pula
hasil-hasil sampingan. Misalnya siswa tidak hanya bertambah
terampil membuat soal ilmu pengetahuan alam akan tetapi
juga memperoleh minat yang lebih besar untuk bidang studi
itu.
6) Belajar lebih berhasil dengan jalan berbuat atau melakukan
(learning by doing) .
7) Seseorang (siswa) belajar sebagai keseluruhan, tidak dengan
otaknya atau secara intekstual saja tetapi juga secara sosial,
emosional, etis dan sebagainya.
8) Seorang (siswa) memerlukan bantuan dan bimbingan dari
orang lain dalam belajar.
9) Belajar memerlukan insight. Apa yang dipelajari harus benar-
benar dipahami.
10) Disamping mengejar tujuan belajar yang sebenarnya seorang
(siswa) sering mengejar tujuan-tujuan lain.
11) Belajar lebih berhasil apabila usaha untuk memberi sukses dan
menyenangkan.
12) Belajar hanya mungkin kalau ada kemauan dan hasrat untuk
belajar.
e. Faktor yang Mempengaruhi Belajar
Muhibbin Syah (dalam Kastolani, 2014: 74) mengemukakan
secara global tentang faktor yang mempengaruhi belajar, yaitu :
1) Faktor internal (faktor dalam diri siswa), yakni keadaan atau
kondisi jasmani dan rohani siswa.
2) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi
lingkungan di sekitar siswa.
3) Faktor pendekatan belajar, yakni jenis upaya belajar siswa
yang meliputi strategi dan metode yang dipergunakan siswa
untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi pelajaran.
Menurut Dimyati dan Mudjiono (dalam Kastolani, 2014:
78), faktor yang mempengaruhi belajar dikategorikan menjadi
faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi sikap
siswa terhadap belajar, motivasi belajar, konsentrasi belajar,
mengolah bahan belajar, menyimpan perolehan hasil belajar,
menggali hasil belajar yang tersimpan, kemampuan berprestasi
atau unjuk hasil belajar, kebiasaan belajar, dan cita-cita
siswa.Sedangkan faktor eksternalnya meliputi guru sebagai
pembina siswa, prasarana dan sarana pembelajaran, kebijakan
penilaian, lingkungan sosial siswa di sekolah dan kurikulum
sekolah.
Beberapa penjelasan mengenai faktor yang mempengaruhi
belajar yang telah diuraikan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa
faktor yang mempengaruhi belajar tidak hanya bersumber dari
dalam diri siswa (faktor internal) tetapi juga bersumber dari luar
(faktor eksternal).
2. Hasil belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Menurut Gagne (dalam Suprijono, Agus. 2011: 6), hasil
belajarberupa :
1) Informasi verbal, yaitu kapabitas mengungkapkan
pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis.
2) Keterampilan intelektual, yaitu kemampuan
mempresentasikan konsep dan lambang.
3) Strategi kognitif, yaitu kecakapan menyalurkan dan
mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri.
4) Keterampilan motorik, yaitu kemampuan melakukan
serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi,
sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.
5) Sikap, adalah kemampuan menerima atau menolak objek
berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut.
Menurut Bloom, hasil belajar mencakup kemampuan
kognitif, afektif, dan psikomotorik. Domain kognitif adalah
knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman,
menjelaskan, meringkas, contoh), application (menerapkan),
analysis (menguraikan, menentukan hubungan), synthesis
(mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru),
dan evaluation (menilai). Domain afektif adalah receiving (sikap
menerima), responding (memberikan respon), valuing (nilai),
organization (organisasi), characterization (karakterisasi). Domain
psikomotorik meliputi initiatory, pre-routine, dan rountinized
(Suprijono, Agus. 2011: 7).
Gagne dan Briggs (dalam Sam’s, Rosma Hartini. 2010: 33-
34) mendefinisikan hasil belajar sebagai kemampuan yang
diperoleh seseorang sesudah mengikuti proses belajar. Adapun
kemampuan yang diperoleh sebagai hasil belajar adalah
keterampilan intelektual, strategi, kognitif, informasi verbal,
keterampilan motorik dan sikap.
Keterampilan intelektual adalah suatu keterampilan yang
membuat seseorang menjadi kompeten terhadap sesuatu sehingga
ia dapat mengklasifikasi, mengidentifikasi, mendemonstrasikan,
dan menggeneralisasikan suatu gejala. Startegi kognitif adalah
kemampuan seseorang untuk dapat mengontrol aktifitas
intelektualnya dalam mengatasi masalah.Informasi verbal adalah
kemampuan seseorang untuk dapat menggunakan bahasa lisan dan
tulisan dalam mengungkapkan suatu gagasan. Sikap adalah suatu
kecenderungan pada diri seseorang dalam menerima atau menolak
suatu sikap, sedangkan ketrampilan motorik adalah kemampuan
seseorang untuk mengkoordinasi semua gerakan secara teratur dan
lancar dalam keadaan sadar.
Berdasarkan beberapa definisi diatas hasil belajar adalah
kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah mengalami proses
pembelajaran dan dapat diukur melalui pengetahuan, pemahaman,
aplikasi, analisis, dan sintesis, yang diraih siswa dan merupakan
tingkat penguasaan setelah menerima pengalaman belajar. Adapun
hasil belajar tersebut meliputi tiga ranah yaitu ranah kognitif, ranah
afektif, dan ranah psikomotorik (Sam’s, Rosma Hartini. 2010: 37).
b. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Menurut Suryabrata (dalam Sriyanti, dkk. 2009: 23-25)
keberhasilan belajar dipengaruhi oleh faktor ekstenal dan internal.
Faktor-faktor tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
1) Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang terdapat di luar diri
individu atau siswa. Faktor eksternal terdiri dari faktor
nonsosial dan faktor sosial.
a) Faktor nonsosial
Faktor nonsosial adalah faktor-faktor di luar individu
yang berupa kondisi fisik yang ada di lingkungan
belajar.Kondisi fisik berupa cuaca, alat, gedung, dan
sejenisnya.
b) Faktor sosial
Faktor sosial adalah faktor di luar individu yang berupa
manusia.Faktor ini bisa meliputi keluarga, lingkungan
sekolah dan lingkungan masyarakat (termasuk teman
pergaulan anak).
2) Faktor internal
Faktor internal adalah faktor yang ada dalam individu
atau siswa yang sedang belajar. Faktor ini terdiri dari faktor
fisiologis dan faktor psikologis.
a) Faktor fisiologis
Faktor fisiologis adalah kondisi fisik yang terdapat dalam
diri individu. Faktor fisiologis terdiri dari :
(1) Keadaan jasmani pada umumnya
Keadaan jasmani secara umum berupa tingkat
kesehatan dan kebugaran fisik individu. Apabila
badan individu dalam keadaan sehat dan bugar
maka akan mendukung hasil belajar. Sebaliknya,
jika badan individu dalam keadaan kurang bugar
dan kurang sehat akan menghambat hasil belajar.
(2) Keadaan fungsi-fungsi alat tertentu
Keadaan fungsi alat tertentu terkait dengan fungsi
panca indra yang ada dalam diri individu. Panca
indra merupakan pintu gerbang pengetahuan dalam
diri individu.
b) Faktor psikologis
Faktor psikologis adalah faktor psikis yang ada dalam diri
individu. Faktor psikis tersebut antara lain tingkat
kecerdasan, motivasi, minat, bakat, sikap, kepribadian,
kematangan dan lain sebagainya.
c. Penilaian Hasil Belajar
Penilaian hasil belajar merupakan suatu proses untuk
menggambarkan prestasi yang dicapai seorang siswa sesuai dengan
kriteria yang telah ditetapkan (Syah, 2010: 197). Sedangkan
menurut Sudijono (2011: 2) penilaian hasil belajar merupakan
suatu kegiatan atau proses penemuan nilai pendidikan, sehingga
dapat diketahui mutu atau hasil-hasilnya.
Penilaian terhadap hasil belajar siswa mencakup :
1) Penilaian mengenai tigkat penguasaan siswa terhadap tujuan-
tujuan khusus yang ingin dicapai dalam unit-unit program
pengajaran yang bersifat terbatas.
2) Penilaian mengenai tingkat pencapaian siswa terhadap tujuan-
tujuan umum pengajaran.
d. Tujuan Penilaian Hasil Belajar
Penilaian hasil belajar dilakukan dengan tujuan untuk :
1) Mengetahui tingkat kemajuan yang telah dicapai oleh siswa
dalam suatu kurun waktu proses belajar tertentu.
2) Mengetahui posisi atau kedudukan seorang siswa dalam
kelompok kelasnya.
3) Mengetahui tingkat usaha yang dilakukan siswa dalam belajar.
4) Mengetahui hingga sejauh mana siswa telah mendayagunakan
kapasitas kognitifnya (kemampuan belajar yang dimilikinya)
untuk keperluan belajar.
5) Mengetahui tingkat daya guna dan hasil guna metode
mengajar yang telah digunakan guru dalam proses belajar
mengajar.
Berdasarkan Undang-Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003
Pasal 58 (1) penilaian hasil belajar siswa dilakukan untuk
memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar siswa
secara berkesinambungan (Syah, 2010: 198-199).
B. Metode Two Stay Two Stray
1. Pengertian MetodeTwo Stay Two Stray
Metode Two Stay Two Stray adalah suatu metode pembelajaran
kooperatif yang memberikan kesempatan bagi tiap kelompok untuk
melihat bagaimana cara kelompok lain dalam menyelesaikan suatu
masalah (Mastur Fauzi, 2013: 224). Menurut Samsul Ma’arif metode
Two Stay Two Stray atau dua tinggal dua tamu adalah salah satu
metode pembelajaran kooperatif yeng memberikan kesempatan kepada
kelompok untuk membagikan hasil dan informasi kepada kelompok
lain. Hal ini dilakukan karena banyak kegiatan belajar mengajar yang
diwarnai dengan kegiatan individu.
2. Langkah-Langkah Penerapan Metode Two Stay Two Stray
Adapun langkah-langkah dalam metode Two Stay Two Stray
menurut Mastur Fauzi (2013: 224) adalah sebagai berikut :
a. Guru membentuk kelompok dengan beranggotakan 4 orang.
b. Guru memberikan tugas untuk dikerjakan oleh masing-masing
kelompok.
c. Setelah selesai dalam waktu tertentu, dua anggota kelompok
diminta bertamu ke dua kelompok lain yang berbeda.
d. Informasi yang didapat dari hasil melihat ke kelompok lain
dilaporkan ketika kembali ke kelompoknya dan digunakan untuk
menyempurnakan jawaban kelompoknya sendiri.
3. Kelebihan dan Kekurangan Metode Two Stay Two Stray
a. Kelebihan Metode Two Stay Two Stray
Metode pembelajaran Two Stay Two Stray memiliki
kelebihan tertentu. Kelebihan metode tersebut adalah :
1) Dapat diterapkan pada semua kelas atau tingkatan.
2) Belajar siswa lebih bermakna.
3) Lebih berorientasi pada keaktifan berpikir siswa.
4) Meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.
5) Memberikan kesempatan terhadap siswa untuk menentukan
konsep sendiri dengan cara memecahkan masalah.
6) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menciptakan
kreatifitas dalam melakukan komunikasi dengan teman
sekelompoknya.
7) Membiasakan siswa untuk bersikap terbuka terhadap teman.
b. Kelemahan MetodeTwo Stay Two Stray
Selain memiliki kelebihan, metode Two Stay Two Stray ini
juga memiliki kekurangan. Kekurangan dari metode Two Stay
Two Stray ini adalah :
1) Membutuhkan waktu yang lama.
2) Siswa cenderung tidak mau belajar dalam kelompok, terutama
yang tidak terbiasa belajar kelompok akan merasa asing dan
sulit untuk berkerjasama.
3) Bagi guru, membutuhkan banyak persiapan berupa materi,
dana, dan tenaga.
4) Siswa yang pandai dapat menguasai jalannya diskusi, namun
siswa yang kurang pandai memiliki kesempatan yang sedikit
untuk mengeluarkan pendapatnya.
5) Guru cenderung kesulitan dalam pengelolaan kelas.
Kekurangan dalam metode Two Stay Two Stray dapat diatasi
dengan mempersiapkan dan membentuk kelompok belajar yang
heterogen ditinjau dari segi jenis kelamin dan kemampuan
akademis. Pembentukan kelompok heterogen memberikan
kesempatan untuk saling mengajar dan saling mendukung
sehingga memudahkan pengelolaan kelas karena dengan adanya
satu orang yang berkemampuan akademis tinggi diharapkan bisa
membantu anggota kelompok yang lain (Ma’arif, Samsul.
http://sam-edogawa.blogspot.com/2012/11/metode-pembelajaran-
tsts-two-stay-two.html, diakses pada jum’at 12 Juni 2015 pukul
20.35).
C. Matematika
1. Pengertian Matematika
Matematika (dalam Susanto, 2013: 184) berasal dari bahasa latin
Manthanein atau Mathema yang berarti belajar atau hal yang
dipelajari, sedang dalam bahasa belanda matematika disebut wiskunde
atau ilmu pasti, yang kesemuanya berkaitan dengan penalaran
(Depdiknas, 2001: 7). Matematika menurut Ruseffendi (dalam
Heruman, 2010: 1) adalah bahasa simbol ilmu deduktif yang tidak
menerima pembuktian secara induktif, ilmu tentang pola
keteraturan,dan struktur yang terorganisasi, mulai dari unsur yang
tidak terdefinisikan ke unsur yang terdefinisikan, ke aksioma atau
postulat, dan akhirnya ke dalil.
Johnson dan Myklebust (dalam Hartini, 2010: 11) matematika
adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan
hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan sedangkan fungsi
teoritisnya adalah untuk memudahkan pemikiran. Matematika
merupakan salah satu disiplin ilmu yang dapat meningkatkan
kemampuan berfikir dan berargumentasi, memberikan kontribusi
dalam penyelesaiann masalah sehari-hari dan dalam dunia kerja, serta
memberikan dukungan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan
tehnologi. Oleh karena itu, matematika sebagai ilmu dasar perlu
dikuasai dengan baik oleh siswa, terutama sejak usia sekolah dasar
(Susanto, Ahmad, 2013: 184).
2. Langkah Pembelajaran Matematika
Menurut Dimyati (dalam Susanto, 2013: 186) pembelajaran
adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain intruksional,
untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada
penyediaan sumber belajar. Pembelajaran berarti aktivitas guru dalam
merancang bahan pengajaran agar proses pembelajaran dapat
berlangsung secara aktif dan bermakna. Pembelajaran matematika
adalah suatu proses belajar mengajar yang dibangun oleh guru untuk
mengembangkan kreativitas berpikir siswa yang dapat meningkatkan
kemampuan berpikir siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan
mengkontruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan
penguasaan yang baik terhadap materi matematika (Susanto, Ahmad,
2013: 187).
Tujuan akhir dari pembelajaran matematika pada tingkat
madrasah ibtidaiyah adalah agar siswa terampil dalam menggunakan
berbagai konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi,
untuk menuju tahap keterampilan tersebut harus melalui langkah-
langkah benar yang sesuai dengan kemampuan dan lingkungan siswa.
Adapun langkah dalam pembelajaran matematika adalah sebagai
berikut :
a. Penanaman konsep dasar (penanaman konsep)
Penanaman konsep yaitu pembelajaran suatu konsep baru
matematika, ketika siswa belum pernah mempelajari konsep
tersebut. Kita dapat mengetahui konsep ini dari isi kurikulum,
yang dicirikan dengan kata “mengenal”. Pembelajaran penanaman
konsep dasar merupakan jembatan yang harus dapat
menghubungkan kemampuan kognitif siswa yang konkret dengan
konsep baru matematikayang abstrak. Dalam kegiatan penanaman
konsep dasar ini, media atau alat peraga diharapkan dapat
digunakan untuk membantu kemampuan pola pikir siswa.
b. Pemahaman konsep
Pemahaman konsep merupakan pembelajaran lanjutan dari
penanaman konsep, yang bertujuan agar siswa lebih memahami
suatu konsep matematika. Pemahaman konsep terdiri atas dua
pengertian. Pertama, merupakan kelanjutan dari pembelajaran
penanaman konsep dalam suatu pertemuan. Kedua, pembelajaran
pemahaman konsep dilakukan pada pertemuan yang berbeda,
tetapi masih merupakan lanjutan dari penanaman konsep.
c. Pembinaan keterampilan
Pembinaan keterampilan yaitu pembelajaran lanjutan dari
penanaman konsep dan pemahaman konsep. Pembelajaran
pembinaan keterampilan bertujuan agar siswa lebih terampil
dalam menggunakan berbagai konsep matematika. Seperti halnya
dalam pemahaman konsep, pembinaan keterampilan juga terdiri
atas dua pengertian. Pertama, merupakan kelanjutan dari
penanaman konsep dan pemahaman konsep dalam suatu
pertemuan. Kedua, pembelajaran pembinaan keterampilan
dilakukan pada pertemuan yang berbeda, tapi masih merupakan
lanjutan dari penanaman dan pemahaman konsep (Heruman,
2010: 3).
3. Tujuan Pembelajaran Matematika di Madrasah Ibtidaiyah
Secara umum, tujuan pembelajaran matematika di sekolah dasar
adalah agar siswa mampu dan terampil dalam menerapkan matematika.
Secara khusus, tujuan pembelajaran matematika di sekolah dasar,
sebagaimana yang disajikan oleh Depdiknas adalah sebagai berikut :
a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar
konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes,
akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah.
b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan
manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun
bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.
c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami
masalah, merancang model matematika, menyesuaikan model dan
menafsirkan solusi yang diperoleh.
d. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau
media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
e. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam
kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat
dalam pemecahan masalah (Susanto, Ahmad, 2013: 190).
D. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
1. Pengertian Kriteria Ketuntasan Minimal
Salah satu prinsip penilaian pada kurikulum berbasis kompetensi
adalah menggunakan acuan kriteria, yakni menggunakan kriteria
tertentu dalam menentukan kelulusan peserta didik. Kriteria paling
rendah untuk menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan
dinamakan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
KKM ditetapkan oleh satuan pendidikan sebelum awal tahun
ajaran dimulai berdasarkan hasil musyawarah guru mata pelajaran di
satuan pendidikan atau beberapa satuan pendidikan yang memiliki
karakteristik yang hamper sama. Pertimbangan pendidik atau forum
MGMP secara akademis menjadi pertimbangan utama penetapan
KKM.
Kriteria ketuntasan menunjukkan persentase tingkat pencapaian
kompetensi sehingga dinyatakan dengan angka maksimal 100. Target
ketuntasan secara nasional diharapkan mencapai minimal 75. KKM ini
menjadi acuan bersama pendidik, peserta didik, dan orang tua peserta
didik. Kriteria ketuntasan minimal harus dicantumkan dalam Laporan
Hasil Belajar (LHB) sebagai acuan dalam menyikapi hasil belajar
peserta didik.
2. Fungsi Kriteria Ketuntasan Minimal
a. Sebagai acuan pendidik dalam menilai kompetensi peserta didik
sesuai kompetensi dasar mata pelajaran yang diikuti.
b. Sebagai acuan bagi peserta didik dalam menyiapkan diri mengikuti
penilaian mata pelajaran.
c. Digunakan sebagai bagian dari komponen dalam melakukan
evaluasi program pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah.
d. Merupakan kontrak pedagogik antara pendidik dengan peserta
didik dan antara satuan pendidik dengan masyarakat.
e. Merupakan target satuan pendidikan dalam pencapaian kompetensi
tiap mata pelajaran.
3. Prinsip Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal
Penetapan KKM perlu mempertimbangkan beberapa ketentuan
sebagai berikut :
a. Melalui metode kualitatif dan kuantitatif.
b. Melalui analisis ketuntasan belajar minimal pada setiap indikator
dengan memperhatikan kompleksitas, daya dukung, dan intake
peserta didik untuk mencapai ketuntasan kompetensi dasar dan
standar kompetensi.
c. KKM setiap kompetensi dasar merupakan rata-rata dari indikator
yang terdapat dalam kompetensi dasar.
d. KKM setiap standar kompetensi merupakan rata-rata KKM
kompetensi dasar yang terdapat dalam standar kompetensi.
e. KKM mata pelajaran merupakan rata-rata dari semua KKM-SK
yang terdapat dalam satu semester atau satu tahun pembelajaran,
dan dicantumkan dalam Laporan Hasil Belajar (LHB/Rapor)
peserta didik.
f. Indikator merupakan acuan bagi pendidik untuk membuat soal-soal
ulangan, baik ulangan harian, ulangan tengah semester maupun
ulangan akhir semester.
4. Langkah-Langkah Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal
Penetapan KKM dilakuakn oleh guru atau kelompok guru mata
pelajaran. Adapun langkah-langkah penetapan KKM adalah sebagai
berikut :
a. Guru atau kelompok guru menetapkan KKM mata pelajaran
dengan mempertimbangkan tiga aspek kriteria, yaitu
kompleksitas, daya dukung, dan intake peserta didik.
b. Hasil penetapan KKM disahkan oleh kepala sekolah untuk
dijadikan patokan guru dalam melakukan penilaian.
c. KKM yang ditetapkan disosialisasikan kepada pihak-pihak
yang berkepentingan, yaitu peserta didik, orang tua, dan dinas
pendidikan.
d. KKM dicantumkan dalam LHB pada saat hasil penilaian
dilaporkan kepada orang tua peserta didik.
5. Penentuan Kriteria Ketuntasan Minimal
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penentuan kriteria
ketuntasan minimal adalah sebagai berikut :
a. Tingkat kompleksitas, kesulitan/kerumitan setiap indikator,
kompetensi dasar, dan standar kompetensi yang harus dicapai
oleh peserta didik.
b. Kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan
pembelajaran pada masing-masing sekolah.
c. Tingkat kemampuan (intake) rata-rata peserta didik di sekolah
yang bersangkutan.
E. Materi Skala yang Diaplikasikan dalam Penelitian
Materi matematika yang diaplikasikan dalam penelitian ini adalah
materi tentang perhitungan skala. Adapun penjelasan mengenai skala
adalah sebagai berikut :
1. Pengertian Skala
Skala merupakan bentuk perbandingan yang ditulis 1 : p, dengan
p adalah suatu bilangan asli.
Adapun kegunaan dari skala antara lain adalah :
a. Membuat desain satu bangunan
b. Membuat desain alat-alat modern
c. Menghitung luas suatu wilayah
d. Menghitung jarak suatu tempat
2. Macam – Macam Skala
a. Skala numerik
Skala numerik atau angka adalah skala peta yang
menggunakan angka atau bilagan pecahan sebagai pembanding
jarak. Skala ini dapat berupa perbandingan cm. Rumus standar
yang digunakan dalam perhitungan skala numeric adalah sebagai
berikut :
S =
Dengan :
S = Skala
JP = Jarak Peta
JS = Jarak Sebenarnya
b. Skala grafik (tongkat)
Skala grafik adalah jenis skala peta yang menggunakan
bentuk ruas garis bilangan sebagai pembanding.
Contoh : 0 1 2 3 4 5 cm
0 10 20 30 40 50 km
Arti dari skala grafik di atas ialah setiap 1 cm di peta sama dengan
10 km pada jarak sebenarnya. Apabila skala grafik tersebut diubah
menjadi skala angka maka didapatkan skala 1:1.000.000
c. Skala verbal
Skala verbal adalah skala peta yang dinatakan dalam bentuk
kalimat.
Contoh :
Satu cm berbanding lima puluh km
Artinya bahwa 1 cm dip eta sama dengan 50 km pada jarak
sebenarnya.
(http://studyhardisthebest.blogspot.com/2011/04/pengertian-skala-
dan-macamnya.html diakses pada jumat, 12 Juni 2015 pada 20.30
WIB)
3. Perhitungan Skala
a. Perhitungan mencari Skala
Rumus untuk mencari skala adalah sbagai berikut :
S =
Contoh :
Jarak kota P ke Q pada peta adalah 48 cm, jarak dua kota
sebenarnya adalah 240 km.Berapakah skala pada peta tersebut?
Penyelesaian :
Diketahui :
JS = 240 km
JP = 48 cm
Ditanya :
Skala jarak kota P ke Q pada peta
Jawab :
S =
S =
S =
S =
Jadi, skala jarak kota P ke Q pada peta adalah 1 : 500.000
b. Mencari Jarak Sebenarnya
Rumus untuk mencari jarak sebenarnya adalah sebagai berikut :
JS = S x JP
Contoh :
Jarak antara kota P ke Qpada peta berskala 1:500.000 adalah 48
cm. Berapa km jarak kota P ke Q sebenarya?
Penyelesaian :
Diketahui :
S = 1:500.000
JP = 48 cm
Ditanya :
Jarak sebenarnya kota P ke Q
Jawab :
JS = S x JP
JS = 500.000 x 48 cm
JS = 24.000.000 cm
JS = 240 km
Jadi, jarak sebenarnya kota P ke Q adalah 240 km
c. Mencari Jarak Pada Peta
Rumus untuk mencari jarak pada peta adalah sebagai berikut :
JP =
Contoh :
Jarak kota A ke B adalah 75 km. jarak tersebut akan digambar
pada sebuah peta yang berskala 1:500.000. berapa cm jarak dua
kota tersebut pada gambar?
Penyelesaian :
Diketahui :
JS = 75 km
S = 1:500.000
Ditanya :
Jarak kota A ke B pada peta
Jawab :
JP =
JP =
JP =
JP = 15 cm
Jadi, jarak kota A ke B pada peta adalah 15 cm
(Y.D Sumanto, dkk, 2008 :77-78)
F. Penerapan Metode Two Stay Two Straypada Materi Perhitungan
Skala
Penerapan pembelajaran dengan menggunakan metode Two Stay
Two Stray dapat dimodifikasi oleh guru itu sendiri. Langkah-langkah
pembelajaran yang digunakan penulis tentang perhitungan skala dengan
menggunakan metode Two Stay Two Stray adalah sebagai berikut :
1. Guru menyampaikan tujuan yang harus dicapai siswa pada materi
perhitungan skala dengan metode Two Stay Two Stray.
2. Guru menjelaskan materi perhitungan skala, baik mengenai pengertian
skala, kegunaan skala, cara mencari skala, cara mencari jarak
sebenarnya, dan cara mencari jarak pada peta.
3. Guru mempersilahkan siswa bergabung dengan kelompok heterogen,
setiap kelompok terdiri dari 4 siswa.
4. Guru membagikan lembar kerja kelompok yang berisi soal tentang
pengertian skala, kegunaan skala, perhitungan mencari skala,
perhitungan mencari jarak sebenarnya dan perhitungan mencari jarak
pada peta.
5. Dua orang dari masing-masing kelompok bertamu ke kelompok lain
untuk memperoleh informasi dari penyelesaian soal mengenai
pengertian skala, kegunaan skala, perhitungan mencari skala,
perhitungan mencari jarak sebenarnya dan jarak pada peta yang
diberikan guru.
6. Siswa kembali ke kelompoknya untuk menyampaikan informasi
mengenai pengertian skala, kegunaan skala, perhitungan mencari
skala, perhitungan mencari jarak sebenarnya dan jarak pada peta yang
telah mereka dapatkan dan didiskusikan.
7. Guru bersama siswa membahas hasil kerja kelompok mengenai
pengertian skala, kegunaan skala, perhitungan mencari skala,
perhitungan mencari jarak sebenarnya dan jarak pada peta.
8. Guru membagikan soal mengenai pengertian skala, kegunaan skala,
perhitungan mencari skala, perhitungan mencari jarak sebenarnya dan
jarak pada peta untuk dikerjakan secara individu .
9. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang
hal yang belum diketahui dan guru menyimpulkan tentang pengertian
skala, kegunaan skala, bagaimana mencari skala, mencari jarak
sebenarnya dan mencari jarak pada peta.
G. Hasil Penelitian yang Relevan
Adapun beberapa penelitian terdahulu yang berhubungan dengan
penelitian ini yaitu tentang perhitungan skala dan metode pembelajaran
Two Stay Two Stray yang akan dijadikan sebagai kajian pustaka dalam
penelitian. Penelitian tersebut dilakukan oleh Robi (2012), Erika (2013),
Hasan (2015), dan Erma (2015).
Robi (2012) menulis skripsi berjudul Peningkatan Hasil Belajar
IPA Melalui MetodeTwo Stay Two Stray (TSTS) Pada Siswa Kelas IV SDN
02 Jatiharjo Kecamatan Jatipuro Tahun Ajaran 2011/2012. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa ketuntasan belajar siswa yang sebelumnya
hanya 31% meningkat pada siklus I menjadi 62% dan pada siklus II
meningkat lagi menjadi 92%.Hanya satu atau 8% siswa yang belum
mencapai ketuntasan belajar sampai dengan siklus II.
Relevansi penelitian Robi (2012) dengan penelitian penulis yaitu
sama-sama meneliti menggunakan metode Two Stay Two Stray,
Perbedaannya terletak pada materi yang diajarkan. Robi mengajarkan
materi IPA dan penulis mengajarkan materi matematika tantang
perhitungan skala.
Erika (2013) menulis skripsi berjudul Peningkatan Hasil Belajar
Matematika Siswa Pada Materi Perbandingan Dan Skala Menggunakan
Metode Numbered Heads Together Kelas V Semester 2 SD 1 Payaman
Kecamatan Mejobo Kudus Tahun 2012/2013. Hasil penelitian
menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa. Hal initerbukti
dengan adanya peningkatan rata-rata siswa yang awalnya 64,71 menjadi
69,57 pada siklus I. Hasil belajar pada siklus II pun menunjukkan
peningkatan yaitu dengan rata-rata 77,08.
Relevansi penelitian Erika (2013) dengan penelitian penulis yaitu
sama-sama meneliti tentang materi skala. Namun perbedaannya terletak
pada metode yang digunakan, Erika menggunakan metode Numbered
Heads Together sedangkan penulis menggunakan metode Two Stay Two
Stray.
Hasan (2015) menulis skripsi berjudul Penggunaan Model
Cooperative Learning Tipe Two Stay Two Stray untuk meningkatkan hasil
belajar IPS Materi Mengenal Uang Bagi Siswa Kelas III Semester II SDN
Sidorejo Lor 03 Salatiga Tahun Pelajaran 2014/2015. Hasil penelitian
tersebut menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa, hal itu
terbukti dengan rata-rata nilai siswa pada siklus I yaitu 73 sebanyak 30
siswa atau 71%. Sedangkan pada siklus II rata-rata kelas meningkat
menjadi 84, sebanyak 38 siswa atau 93 % dan pada siklus III rata-rata
kelas meningkat lagi menjadi 89 sebanyak 44 siswa atau 100 %.
Relevansi penelitian Hasan (2010) dengan penelitian penulis yaitu
sama-sama meneliti menggunakan metode Two Stay Two Stray,
perbedaannya terletak pada materi yang diajarkan. Hasan mengajarkan
materi mengenal uang pada pelajaran IPS dan penulis mengajarkan materi
perhitungan skala pada pelajaran matematika.
Erma (2015) dalam penelitiannya yang berjudul Peningkatan Hasil
Belajar Matematika Materi Konsep Penaksiran Dalam Subtema
Bersyukur Atas Keberagaman Melalui Metode Two Stay Two Stray Pada
Siswa Kelas IV SDN Wonokerto Tahun 2014/2015 menjelaskan bahwa
penggunaan metode Two Stay Two Stray dapat meningkatkan hasil belajar
siswa. Hal ini terbukti dengan rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I
adalah 76,2 dengan rincian siswa yang tuntas pada siklus I ada 7 siswa
atau 58% siswa. Hasil belajar siswa pada siklus II adalah 78,8 dengan
siswa yang tuntas pada siklus ini ada 8 siswa atau 67% siswa.
Relevansi penelitian Erma (2010) dengan penelitian penulis yaitu
sama-sama meneliti menggunakan metode Two Stay Two Stray.
Perbedaannya terletak pada materi yang diajarkan. Erma mengajarkan
materi tentang konsep penaksiran sedangkan penulis mengajarkan materi
tentang perhitungan skala.
Hasil penelitian yang dilakukan Robi (2012), Erika (2013), Hasan
(2015), Erma (2015) menunjukkan adanya peningkatan nilai rata-rata
kelas dari tiap siklusnya. Hal tersebut menjadi salah satu alasan penulis
dalam melakukan penelitian dengan metode Two Stay Two Stray pada
materi perhitungan skala untuk meningkatkan hasil belajar matematika.
Beberapa penelitian yang dilakukan oleh Robi (2012), Erika (2013),
Hasan (2015), Erma (2015) memiliki relevansi dengan judul penelitian
penulis yaitu Penerapan Metode Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray
Pada Perhitungan Skala Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika
Siswa Kelas V MIN Kebonan Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali
Tahun Pelajaran 2014/2015. Kesamaan tersebut terletak pada metode
pembelajaran yang digunakan yaitu metode Two Stay Two Stray serta
materi yang diajarkan yaitu tentang perhitungan skala.
H. Kerangka Teori
Gambar 1. Kerangka Teori
Permasalahan pembelajaran di kelas :
Siswa pasif
Monoton
Kegiatan belajar individual
Pembelajaran berpusat pada guru
Penggunaan metode pembelajaran kurang tepat
Proses pembelajaran membosankan
Tidak adanya kerja kelompok
Desain Pembelajaran
Langkah-langkah metode Two Stay Two Stray:
Menyampaikan tujuan pembelajaran
Menjelaskan materi
Membentuk kelompok
Memberikan permasalahan
Bertamu ke kelompok lain untuk memperoleh informasi
Melaporkan perolehan informasi ke kelopmpok sendiri
Pembahasan permasalahan (evaluasi)
Hipotesis
Penerapan metode Two Stay Two Stray pada perhitungan skala dapat
meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas V MIN Kebonan
Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran
2014/2015
Penyebab munculnya masalah
Alternatif Penyelesaian
Penerapan metode Two Stay
Two Stray pada perhitungan
skala
Diaplikasikan melalui PTK
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Subyek Penelitian
1. Lokasi Penelitian:
Alamat Penelitian : MIN Kebonan kelas V. Kec. Karanggede Kab.
Boyolali
Mata Pelajaran : Matematika
Materi Pokok : Pecahan
Kelas/Semester : V/II
2. Keadaan guru MIN Kebonan kelas V, Kec, Karanggede, Kab. Boyolali.
Guru di MIN Kebonan Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali
berjumlah 16 orang yang terdiri dari 15 PNS dan 1 orang guru wiyata
bakti. Berdasarkan kompetensi dari ke 16 guru tersebut 15 orang
berijazah SI dan 1 orang berijazah DII. Berikut ini dapat diketahui data
lengkap tentang guru di MIN Kebonan Kecamatan Karanggede
Kabupaten Boyolali yang dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.1 Guru MIN Kebonan Kelas V
No Nama Tempat Tanggal
Lahir
L/P Ijazah Jabatan
1 Chisbulloh, S.Ag 16 September 1968 L S1 Kepala Sekolah
2 Sulhan, S.Ag 2 Maret 1970 L S1 Wakil Kepala
Sekolah
3 Siti Mahmudah,
S.Ag
20 Desmber 1972 P S1 Guru Kelas
4 Umi Zakia, S.PdI 26 Februari 1976 L S1 Guru Kelas
5 Rusno, S.Pd 17 Oktober 1971 L S1 Guru Mapel
6 Siti Abidah Amin,
S.PdI
13 Februari 1970 P S1 Guru Kelas
7 Muntamah, S.PdI 9 September 1971 P S1 Guru Mapel
8 Muhkuri, S.Pd 8 Februari 1967 L SI Guru Kelas
9 Fahrudin, S.PdI 3 Oktober 1978 L S1 Guru Kelas
10 Musyawiroh,
S.PdI
19 Maret 1969 P S1 Guru Mapel
11 Supiyatun, S.PdI 10 November 1972 P S1 Guru Kelas
12 Suratmi, A.Ma 12 September 1978 P DII Guru Mapel
13 Sutrisno, S.PdI 9 Juni 1980 L SI Guru Kelas
14 Mahfud, S.PdI 29 Juli 1967 L SI Guru Kelas
15 Sulistiyo, S.PdI 28 Desember 1978 P SI Guru Kelas
16 Ahmad Musta’in,
S.Pd
12 September 1987 L SI Guru Olahraga
3. Keadaan Siswa
Siswa di MIN Kebonan Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali
dari kelas I sampai kelas VI Tahun Pelajaran 2014/2015 berjumlah 284
siswa yang terdiri dari 134 siswa laki-laki dan 160 siswa perempuan.
Data siswa tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.2 Jumlah Siswa Perkelas di MIN Kebonan
NO KELAS
SISWA
JUMLAH Laki-
Laki Perempuan
1 I 25 23 48
2 II 30 23 53
3 III 20 24 44
4 IV 27 22 49
5 V 18 33 51
6 VI 14 25 39
JUMLAH 134 160 284
4. Deskripsi Kondisi Awal Siswa
Berikut ini adalah kondisi awal sebelum diadakannya penelitian
tindakan kelas yaitu pada kelas V MIN Kebonan Kecamatan Karangede
Kabupaten Boyolali dengan jumlah siswa 20 orang terdiri dari 7 siswa
laki – laki dan 13 siswa perempuan. Hasil belajar dikelompokkan
menjadi 2 kategori yaitu tuntas dan belum tuntas yang dapat dilihat
pada tabel berikut :
Tabel 3.3 Hasil Perolehan Nilai Rata – rata Harian Matematika
Sebelum dilaksanakan PTK
No Nama Nilai Keteranga
Tuntas Belum Tuntas
1 Alya Widya Kusuma 78 Tuntas
2 Astiasmuti 70 Tuntas
3 Asna Takiya 65 Belum Tuntas
4 Anas Soni E. 48 Belum Tuntas
5 Cahyo Putro S. 50 Belum Tuntas
6 Dwi Purwanti 52 Belum Tuntas
7 Devi Setya Ningrum 50 Belum Tuntas
8 Fatiyah Zahra S. 70 Tuntas
9 Hasti Nur Rahma 72 Tuntas
10 Irma Nur Hasanah 75 Tuntas
11 M. Abdur Rouf 60 Belum Tuntas
12 M.Roid Naufal 52 Belum Tuntas
13 Nafisa Nur Aini 70 Tuntas
14 Naufal P. Yulianto 58 Belum Tuntas
15 Nur cholis 45 Belum Tuntas
16 Oka Mahendra 48 Belum Tuntas
17 Qothrunnada Safa 68 Belum Tuntas
18 Windi Sabrina Dewi 70 Tuntas
19 S. Mar’atussolikhah 72 Tuntas
20 S. Arifah 74 Tuntas
KKM = 70
Tabel 3.4 Hasil Perolehan Nilai Ujian Semester 1 Pelajaran Matematika
Sebelum dilaksanakan PTK
No Nama Nilai Keteranga
Tuntas Belum Tuntas
1 Alya Widya
Kusuma
78 Tuntas
2 Astiasmuti 70 Tuntas
3 Asna Takiya 70 Tuntas
4 Anas Soni E. 55 Belum Tuntas
5 Cahyo Putro S. 50 Belum Tuntas
6 Dwi Purwanti 58 Belum Tuntas
7 Devi Setya Ningrum 60 Belum Tuntas
8 Fatiyah Zahra S. 70 Tuntas
9 Hasti Nur Rahma 75 Tuntas
10 Irma Nur Hasanah 60 Belum Tuntas
11 M. Abdur Rouf 58 Belum Tuntas
12 M.Roid Naufal 70 Tuntas
13 Nafisa Nur Aini 72 Tuntas
14 Naufal P. Yulianto 70 Tuntas
15 Nur cholis 62 Belum Tuntas
16 Oka Mahendra 58 Belum Tuntas
17 Qothrunnada Safa 60 Belum Tuntas
18 Windi Sabrina Dewi 78 Tuntas
19 S. Mar’atussolikhah 70 Tuntas
20 S. Arifah 72 Tuntas
KKM = 70
5. Karakteristik Siswa
Data keadaan siswa kelas V di MIN Kebonan Kecamatan Karanggede
Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 20
adalah sebagai berikut :
Tabel 3.5 Daftar Nama Siswa Kelas V MIN Kebonan
No Nama
Siswa
L/P Nama
Ayah
Pendidika
n Ayah
Pekerjaan
Ayah
Alamat
1 Alya Widya
Kusuma
P Eko
Windo
Haryanto
SMA Wiraswasta Karanggede
2 Astiasmuti P Roni
Kuncoro
SMA Wiraswasta Karanggede
3 Asna Takiya P M. Qasim SMA Wiraswasta Karanggede
4 Anas Soni
Eka A.
L Marwoko SMA Wiraswasta Karanggede
5 Cahyo Putro
S.
L Suwondo SMA Wiraswasta Karanggede
6 Dwi
Purwanti
P Mulyono SMP Wiraswasta Suruh
7 Devi
Setyaningru
m
P Juhdi SMA Wiraswasta Karanggede
8 Fatiyah
Zahra S.
P Joko
Widodo
SMA Perangkat
Desa
Karanggede
9 Hasti Nur
Rahma
P Mustofa
Hadan
SMP Wiraswasta Karanggede
10 Irma Nur K. P Kemat SMP Wiraswasta Karanggede
11 M. Abdur
Rouf
L Musliman SMP Wiraswasta Karanggede
12 M. Roid
Naufal
L Sarto SMP Wiraswasta Karanggede
13 Nafisa Nur
Aini
P M.
Simanto
SMA Wiraswasta Karanggede
14 Noval P
Yulianto
L M. Eko
Zulianto
SMA Wiraswasta Karanggede
15 Nurcholis L Muhsinin SMP Wiraswasta Karanggede
16 Oka
Mahendra
L Sunarto SMA Wiraswasta Karanggede
17 Qothrunnada
Safa
P M. Taufik SMA Wiraswasta Karanggede
18 Windi
Sabrina D.
P Joko
Susilo
SMA Wiraswasta Karanggede
19 S.
Mar’atussoli
kah
P M.
Haryono
SMA Wiraswasta Karanggede
20 Siti Arifah P Muhri SMP Wiraswasta Karanggede
6. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada mata pelajaran matematika semester II
tahun ajaran 2014-2015. Penelitian dilaksanakan dalam 2 siklus.
Penelitian tersebut menggunakan jam mata pelajaran matematika sesuai
dengan jadwal pelajaran matematika kelas V MIN Kebonan.
Waktu pelaksanaan sebagai berikut:
1) Kegiatan siklus I, tanggal 12 Mei 2014.
2) Kegiatan siklus II, tanggal 23 Mei 2014.
B. Deskripsi Siklus I
1. Perencanaan
Pada tahap ini peneliti merencanakan:
a. Pelaksanaan tindakan kelas siklus pertama dilaksanakan pada 12
Mei 2015.
b. Mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
menggunakan metode Two Stay Two Stray.
Mempersiapkan RPP yang disesuaikan dengan Standar
Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator. Adapun Standar
Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Indikator pada siklus I adalah
sebagai berikut :
1) Standar Kompetensi
Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah.
2) Kompetensi Dasar
Menggunakan pecahan dalam masalah perbandingan dan
skala.
3) Indikator
Mengetahui skala dan kegunaannya.
Menyelesaikan perhitungan mencari skala.
c. Menyiapkan perangkat
Perangkat yang disiapkan pada siklus I meliputi absen siswa
kelas V MIN Kebonan, lembar pengamatan guru pada pelaksanaan
pembelajaran matematika dengan menggunakan metode Stay Two
Stray dan lembar pengamatan siswa pada pelaksanaan
pembelajaran matematika dengan menggunakan metode Two Stay
Two Stray, soal mengenai pengertian skala, kegunaan skala dan
perhitungan mencari skala serta lembar penilaian. Absensi
digunakan untuk mengetahui kehadiran siswa. Lembar pengamatan
guru dan siswa disusun untuk mengamati seluruh rangkaian proses
kegiatan pembelajaran yang menggunakan metode Two Stay Two
Stray. Soal digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah
menggunakan metode Two Stay Two Stray yang kemudian
dicantumkan dalam lembar penilaian.
2. Tindakan
Tindakan kelas siklus I dilaksanakan pada tanggal 12 Mei 2015.
Penelitian siklus I ini sudah menggunakan metode Two Stay Two Stray
dengan waktu 2 x 35 menit. Materi yang diajarkan pada pertemuan ini
adalah tentang pengertian skala, kegunaan, dan cara menyelesaikan
perhitungan skala. Adapun langkah – langkah pembelajarannya sebagai
berikut :
a. Pendahuluan
Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, berdoa
bersama dengan siswa, memotivasi siswa dan menyampaikan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
b. Kegiatan inti
1) Guru menjelaskan pengertian skala, kegunaan skala dan cara
menyelesaikan perhitungan skala.
2) Guru mempersilahkan siswa bergabung dengan kelompok
heterogen.
3) Guru membagikan lembar kerja kelompok yang berisi soal
tentang pengertian skala, kegunaan skala, perhitungan mencari
skala.
4) Dua orang dari masing-masing kelompok bertamu ke
kelompok lain untuk memperoleh informasi dari penyelesaian
soal mengenai pengertian skala, kegunaan skala, dan
perhitungan mencari skala yang diberikan guru.
5) Siswa kembali ke kelompoknya untuk menyampaikan
informasi mengenai pengertian skala, kegunaan skala, dan
perhitungan mencari skala yang telah mereka dapatkan dan
didiskusikan.
6) Guru bersama siswa membahas hasil kerja kelompok
mengenai pengertian skala, kegunaan skala, dan perhitungan
mencari skala.
7) Guru membagikan soal mengenai pengertian skala, kegunaan
skala, dan perhitungan mencari skala untuk dikerjakan secara
individu.
8) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
mengenai hal yang belum diketahui dan guru menyimpulkan
tentang pengertian skala, kegunaan skala, dan cara
menyelesaikan perhitungan skala.
c. Penutup
1) Guru mengomentari hal yang terjadi dalam pembelajaran yaitu
mengomentari siswa yang bermain sendiri agar pada
pertemuan berikutnya bisa lebih memperhatkan dan guru
menyampaikan materi yang akan datang yaitu tentang
perhitungan mencari jarak sebenarnya dan jarak pada peta.
2) Guru menutup pelajaran dengan doa dan salam.
3. Observasi
Tahap observasi dilakukan secara langsung dengan menggunakan
lembar observasi yang telah disusun. Observasi dilakukan untuk
mengetahui ketepatan dalam menerapkan langkah – langkah
pembelajaran dengan menggunakan metode Two Stay Two Stray.
Berdasarkan observasi yang dilaksanakan peneliti, dapat diketahui
bahwa sebagian siswa berperan aktif dalam kelompok. Hal ini dapat
dilihat ketika siswa saling berkunjung ke kelompok lain untuk
mendapatkan pengertian skala, kegunaan skala, dan perhitungan mencari
skala. Selain itu, dalam diskusi sebagian siswa juga aktif bertanya
tentang skala dan kegunaannya serta cara mengubah satuan dalam skala,
dan siswa yang sudah mengerti tentang jawaban dari pertanyaan tersebut
mau untuk memberi tahu jawabannya.
Berdasarkan hasil perolehan nilai dapat diketahui bahwa rata – rata
hasil belajar matematika dengan metode Two Stay Two Stray pada siklus
I adalah 73,6.
4. Refleksi
Pada siklus I ini baru 75% siswa yang mencapai nilai ≥70 atau 15
siswa. Selama observasi berlangsung masih ditemukan masalah –
masalah yaitu ketika guru memberikan tugas untuk dikerjakan oleh
masing-masing kelompok, masih ada beberapa siswa dari anggota
kelompok yang tidak ikut mengerjakan, tetapi malah bermain sendiri.
Sebagian siswa masih belum paham mengenai apa yang dilakuakn ketika
bertamu ke kelompok lain, akibatnya ketika kembali ke kelompok
masing-masing mereka tidak memahami tentang apa yang mereka
peroleh.
Belum tercapainya indikator keberhasilan yang telah ditetapkan
penulis serta adanya masalah-masalah tersebut di atas maka penulis akan
melakukan tindakan pada siklus II untuk memperbaiki hasil belajar pada
siklus I. Langkah yang dilakukan untuk mengadakan perbaikan pada
siklus berikutnya adalah memahamkan siswa tentang apa yang harus
mereka lakukan pada tahapan demi tahapan dalam pembelajaran.
C. Deskripsi Siklus II
1. Perencanaan
Pada tahap ini peneliti merencanakan:
a. Pelaksanaan tindakan kelas siklus kedua dilaksanakan pada 23 Mei
2015.
b. Mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
menggunakan metode Two Stay Two Stray.
Mempersiapkan RPP yang disesuaikan dengan Standar Kompetensi,
Kompetensi Dasar, dan Indikator. Adapun Standar Kompetensi,
Kompetensi Dasar dan Indikator pada siklus II adalah sebagai
berikut :
1) Standar Kompetensi
Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah.
2) Kompetensi Dasar
Menggunakan pecahan dalam masalah perbandingan dan skala.
3) Indikator
Menyelesaikan perhitungan mencari jarak sebenarnya.
Menyelesaikan perhitungan mencari jarak peta.
4) Menyiapkan perangkat
Perangkat yang disiapkan pada siklus II meliputi absen
siswa kelas V MIN Kebonan, lembar pengamatan guru pada
pelaksanaan pembelajaran matematika dengan menggunakan
metode Two Stay Two Stray dan lembar pengamatan siswa pada
pelaksanaan pembelajaran matematika dengan menggunakan
metode Two Stay Two Stray, soal mengenai pengertian skala,
kegunaan skala dan perhitungan mencari skala serta lembar
penilaian. Absensi digunakan untuk mengetahui kehadiran siswa.
Lembar pengamatan guru dan siswa disusun untuk mengamati
seluruh rangkaian proses kegiatan pembelajaran yang
menggunakan metode Two Stay Two Stray. Soal digunakan untuk
mengetahui hasil belajar siswa setelah menggunakan metode Two
Stay Two Stray yang kemudian dicantumkan dalam lembar
penilaian.
2. Tindakan
Tindakan kelas siklus II dilaksanakan pada tanggal 23 Mei 2015.
Penelitian siklus II ini menggunakan metode Two Stay Two Stray dengan
waktu 2 x 35 menit. Materi yang diajarkan pada pertemuan ini adalah
tentang perhitungan mencari jarak pada peta dan jarak sebenarnya.
Adapun langkah – langkah pembelajarannya sebagai berikut :
a. Pendahuluan
Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, berdoa
bersama dengan siswa, memotivasi siswa dan menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
b. Kegiatan inti
1) Guru menjelaskan cara menyelesaikan perhitungan jarak
sebenarnya dan jarak pada peta.
2) Guru mempersilahkan siswa bergabung dengan kelompok
heterogen.
3) Guru membagikan lembar kerja kelompok yang berisi soal
tentang perhitungan mencari jarak sebenarnya dan jarak pada
peta.
4) Dua orang dari masing-masing kelompok bertamu ke kelompok
lain untuk memperoleh informasi dari penyelesaian soal
mengenai perhitungan mencari jarak sebenarnya dan jarak pada
peta yang diberikan guru.
5) Siswa kembali ke kelompoknya untuk menyampaikan informasi
mengenai perhitungan mencari jarak sebenarnya dan jarak pada
peta yang telah mereka dapatkan dan didiskusikan.
6) Guru bersama siswa membahas hasil kerja kelompok mengenai
perhitungan mencari jarak sebenarnya dan jarak pada peta.
7) Guru membagikan soal mengenai perhitungan mencari jarak
sebenarnya dan jarak pada peta untuk dikerjakan secara
individu.
8) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
tentang hal yang belum diketahui dan guru menyimpulkan
tentang bagaimana cara mencari jarak sebenarnya dan jarak pada
peta.
c. Penutup
1) Guru mengomentari hal yang terjadi dalam pembelajaran yaitu
mengomentari siswa yang belum berani untuk mengungkapkan
pendapat agar berlatih untuk mengungkapkan pendapatnya.
2) Guru menutup pelajaran dengan doa dan salam.
3. Observasi
Pada siklus II ini keadaan kelas menjadi lebih ramai dari
sebelumnya, karena semua siswa berperan aktif dalam pembelajaran
seperti ketika bertamu ke kelompok lain, ketika menyampaikan informasi
mengenai perhitungan jarak sebenarnya dan jarak pada peta, maupun
ketika melakukan tanya jawab dalam diskusi kelompok.
Siswa yang semula diam dan bermain sendiri akhirnya ikut
berperan aktif. Siswa juga sudah melakukan tugas dalam kelompok
dengan baik, baik ketika menjadi tamu maupun penerima tamu. Selain itu
siswa menjadi berani untuk mengungkapkan pendapat untuk
memecahkan masalah mengenai perhitungan jarak sebenarnya dan jarak
pada peta serta siswa juga lebih bersemangat ketika mengerjakan soal
mengenai perhitungan jarak sebenarnya dan jarak pada peta karena
mereka sudah lebih paham bagaimana cara menyelesaikan soal yang
diberikan oleh guru.
Berdasarkan hasil belajar yang diperoleh siswa dapat diketahui
bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I. Hal ini
terbukti dengan rata – rata hasil belajar siswa yaitu 85,35.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Angket Siklus I
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus 1
dilaksanakan pada tanggal 12 Mei 2014 di kelas V dengan jumlah 20
siswa. Adapun proses belajar mengacu pada rencana pembelajaran
yang telah disiapkan. Setelah hasil dari siklus I peneliti melakukan
penyebaran angket umpan balik siswa terhadap kegiatan belajar
menggunakan metode Two Stay Two Stray pada mata pelajaran
matematika.
Untuk mengetahui jawaban dari pertanyaan angket yang terdiri
dari item yang masing – masing pertanyaan disediakan alternatif
jawaban dengan rincian bobot sebagai berikut:
Alternatif jawaban Ya, memiliki bobot nilai 1
Alternatif jawaban Tidak, memiliki bobot nilai 0
Tabel 4.1 Rekapitulasi Angket Umpan Balik Siswa Siklus I
No Nama siswa Jumlah Persentase Kriteria
1 Alya Widya Kusuma 7 70% Sangat Senang
2 Astiasmuti 6 60% Sangat Senang
3 Asna Takiya 7 70% Sangat Senang
4 Anas Soni E. 6 60% Senang
5 Cahyo Putro S. 5 50% Senang
6 Dwi Purwanti 7 70% Sangat Senang
7 Devi Setya Ningrum 5 50% Senang
8 Fatiyah Zahra S 2 20% Tidak Senang
9 Hasti Nur Rahma 5 50% Senang
10 Irma Nur Hasanah 7 70% Sangat Senang
11 M. Abdur Rouf 6 60% Senang
12 M.Roid Naufal 6 60% Senang
13 Nafisa Nur Aini 5 50% Senang
14 Naufal P. Yulianto 5 50% Senang
15 Nur cholis 6 60% Senang
16 Oka Mahendra 4 40% Senang
17 Qothrunnada Safa 4 40% Senang
18 Windi Sabrina Dewi 8 80% Sangat Senang
19 S. Mar’atussolikhah 5 50% Senang
20 S. Arifah 2 20% Tidak Senang
Jumlah 107 1070%
Rata-Rata 53% Senang
Pedoman Penilaian :
P =
Keterangan : Kriteria :
P = Persentase Tidak senang : < 32%
F = Frekuensi Senang : < 33% - 66%
N = Jumlah Butir Pertanyaan Sangat Senang : < 67% - 100%
Berdasarkan Tabel 20 mengenai angket umpan balik siswa
terhadap penerapan metode Two Stay Two Stray dapat diketahui
bahwa rata-rata siswa senang terhadap penerapan metode tersebut
dalam pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari persentase rata – rata
angket siswa yaitu 53% yang termasuk kedalam kategori senang.
2. Angket Siklus II
Setelah hasil dari siklus I peneliti melakukan penyebaran angket
umpan balik siswa terhadap kegiatan belajar menggunakan metode
Two Stay Two Stray pada mata pelajaran matematika. Untuk
mengetahui jawaban dari pertanyaan angket yang terdiri dari item
yang masing – masing pertanyaan disediakan alternatif jawaban
dengan rincian bobot sebagai berikut:
Alternatif jawaban Ya, memiliki bobot nilai 1
Alternatif jawaban Tidak, memiliki bobot nilai 0
Tabel 4.2 Rekapitulasi Angket Umpan Balik Siswa Siklus II
No Nama siswa Jumlah Persentase Kriteria
1 Alya Widya Kusuma 10 100% Sangat Senang
2 Astiasmuti 9 90% Sangat Senang
3 Asna Takiya 10 100% Sangat Senang
4 Anas Soni E. 7 70% Sangat Senang
5 Cahyo Putro S. 9 90% Senang Sangat
6 Dwi Purwanti 10 100% Sangat Senang
7 Devi Setya Ningrum 10 100% Sangat Senang
8 Fatiyah Zahra S 10 100% Sangat Senang
9 Hasti Nur Rahma 10 100% Sangat Senang
10 Irma Nur Hasanah 10 100% Sangat Senang
11 M. Abdur Rouf 8 80% Sangat Senang
12 M.Roid Naufal 8 80% Sangat Senang
13 Nafisa Nur Aini 10 100% Sangat Senang
14 Naufal P. Yulianto 10 100% Sangat Senang
15 Nur cholis 10 100% Sangat Senang
16 Oka Mahendra 8 80% Sangat Senang
17 Qothrunnada Safa 10 100% Sangat Senang
18 Windi Sabrina Dewi 10 100% Sangat Senang
19 S. Mar’atussolikhah 9 90% Sangat Senang
20 S. Arifah 10 100% Sangat Senang
Jumlah 188 1880%
Rata-Rata 94% Sangat Senang
Pedoman Penilaian :
P =
Keterangan : Kriteria :
P = Persentase Tidak senang : < 32%
F = Frekuensi Senang : < 33% - 66%
N = Jumlah Butir Pertanyaan Sangat Senang : < 67% - 100%
Berdasarkan Tabel 21 mengenai angket umpan balik siswa
terhadap penerapan metode Two Stay Two Stray pada siklus II dapat
diketahui bahwa rata-rata siswa sangat senang terhadap penerapan
metode tersebut dalam pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari
persentase rata – rata angket siswa yaitu 94% yang termasuk kedalam
kategori sangat senang.
Pemberian angket kepada siswa ini bertujuan untuk
mengumpulkan informasi mengenai pendapat siswa terhadap
penerapan metode Two Stay Two Stray dalam pembelajaran
matematika materi perhitungan skala. Selain itu angket juga
digunakan untuk menjamin validitas informasi yang diperoleh
mengenai penerapan metode tersebut.
B. Pembahasan
1. Siklus 1
a. Perencanaan (planning)
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I dilakukan
pada tanggal 12 Mei 2015 di kelas V MIN Kebonan. Jumlah siswa
adalah 20 anak dengan proses sebagai berikut :
Setelah tanda bahwa pembelajaran akan dimulai, penulis
masuk kelas V yang telah dipilih sebagai objek penelitian. Peneliti
mengucapkan salam, kemudian berdo’a selanjutnya
memperkenalkan diri dan mengabsen kehadiran siswa. Penulis
mengajak siswa untuk menyanyi dan bertepuk tangan, selanjutnya
menjelaskan tujuan yang akan dicapai pada pembelajaran, yaitu
untuk mengetahui perhitungan skala dan kegunaan skala.
b. Tindakan (action)
Guru menjelaskan kepada siswa tentang pengertian skala,
kegunaan skala dan cara menghitung dalam mencari skala.
Selanjutnya guru meminta siswa untuk bergabung kedalam
kelompok heterogen yang telah dibentuk, masing-masing
kelompok terdiri dari 4 orang. Setiap kelompok diberi persoalan
tentang pengertian skala, kegunaan skala, dan perhitungan mencari
skala untuk didiskusikan, namun soal untuk setiap kelompok
berbeda. Setelah diskusi setiap kelompok mengirimkan dua orang
untuk bertamu ke kelompok lain. Dua orang yang tinggal dalam
kelompok bertugas membagikan hasil dan informasi tentang
diskusi yang telah dilakukan ke tamu mereka. Selesai bertamu ke
semua kelompok, tamu kembali ke kelompoknya masing-masing
untuk melaporkan temuan mereka dari kelompok lain. Siswa dan
guru membahas hasil kerja kelompok. Kemudian guru
membagikan soal mengenai pengertian skala, kegunaan skala, dan
perhitungan skala untuk diselesaikan secara idividu yang nantinya
dikumpulkan di meja guru untuk dikoreksi.
c. Pengamatan (Observasi)
Berikut adalah instrumen yang digunakan dalam penelitian
penulis :
1) Lembar Pengamatan Guru
Selama proses pembelajaran, penulis mengamati
keterampilan guru dalam mengajar pembelajaran matematika
melalui metode Two Stay Two Stray. Berikut rekapitulasi hasil
pengamatan guru dalam pembelajaran matematika dengan
metode Two Stay Two Stray:
Tabel 4.3 Rekapitulasi Hasil Pengamatan Guru pada
Pembelajaran Matematika melalui Metode Two Stay Two Stray
Siklus I
No Keterampilan/Kemampuan Guru
dalam Mengajar
Jumlah Rata-
Rata
Kriteria
1 Menyampaikan tujuan pembelajaran
dan memotivasi siswa untuk belajar
12 3 Baik
2 Membagi siswa dalam beberapa
kelompok
5 2,5 Baik
3 Presentasi materi skala dan kegunaan
skala
3 3 Baik
4 Membimbing siswa dalam kegiatan
kelompok dan membahas hasil
kerjakelompok
8 2 Cukup
5 Memberikan penghargaan kepada
kelompok dan memberikan soal
evaluasi
5 2,5 Baik
6 Memberikan kesepatan kepada siswa
untuk bertanya
2 2 Baik
Jumlah 35 15
Rata-Rata 2,5 Baik
Kategori rata-rata:
0,0 – 0,8 = Kurang sekali
0,9 – 1,6 = Kurang
1,7 – 2,4 = Cukup
2,5 – 3,2 = Baik
3,3 – 4 = Baik sekali
Berdasarkan hasil pengamatan guru dalam proses
pembelajaran, keterampilan/kemampuan guru dalam
pembelajaran matematika dengan metode Two Stay Two Stray
dapat dikategorikan baik, yaitu dengan rata – rata 2,5. Namun
dalam pengkondisian siswa guru masih kurang, sehingga siswa
masih banyak yang bermain sendiri. Kemampuan guru dalam
melibatkan siswa agar aktif dalam pembelajaran juga masih
kurang. Sehingga perlu diadakan perbaikan pada siklus
berikutnya.
2) Lembar Pengamatan Siswa
Selama proses pembelajaran, penulis juga mengamati
kegiatan pembelajaran pada kemampuan siswa dalam
mengikuti pembelajaran matematika melalui metode Two Stay
Two Stray. Berikut rekapitulasi hasil pengamatan siswa dalam
pembelajaran matematika dengan metode Two Stay Two Stray :
Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Pengamatan Siswa pada
Pembelajaran Matematika melalui Metode Two Stay Two Stray
Siklus I
No Keterampilan/Kemampuan
Siswa dalam Pembelajaran
Jumlah Rata-
Rata
Kriteria
1 Memahami tujuan pembelajaran
dan termotivasi untuk belajar
8 1,6 Kurang
2 Siswa berkelompok sesuai
kelompoknya
4 2 Cukup
3 Memahami materi skala dan
kegunaan skala
2 2 Cukup
4 Aktif dalam kegiatan kelompok 7 1,7 Cukup
5 Mengerjakan soal evalusi dan
menerima penghargaan
6 3 Baik
6 Siswa bertanya tentang hal yang
belum diketahui mengenai skala
2 2 Baik
Jumlah 29 12,3
Rata-Rata 2,05 Cukup
Kategori rata-rata:
0,0 – 0,8 = Kurang sekali
0,9 – 1,6 = Kurang
1,7 – 2,4 = Cukup
2,5 – 3,2 = Baik
3,3 – 4 = Baik sekali
Berdasarkan hasil pengamatan siswa dalam proses
pembelajaran, keterampilan/kemampuan siswa dalam
pembelajaran matematika dengan metode kooperatif tipe Two
Stay Two Stray dapat dikategorikan cukup, yaitu dengan rata-
rata 2,05. Masih ada siswa yang belum mengikuti tahapan
demi tahapan dalam pembelajaran, masih ada siswa yang
belum mau untuk bekerja kelompok tetapi mereka malah asik
bermain sendiri saat kegiatan kelompok berlangsung. Siswa
juga kurang aktif dalam pembelajaran, baik ketika tanya jawab
maupun diskusi kelompok. Oleh karena itu, perlu adanya
perbaikan pada siklus berikutnya.
3) Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar siswa dikategorikan kedalam dua kategori,
yaitu tuntas dan tidak tuntas. Untuk mengetahui ketuntasan
siswa digunakan nilai Kriteria ketuntasan Minimal (KKM)
kelas V materi perhitungan skala yaitu 70.
Tabel 4.5 Hasil Belajar Siswa pada Siklus I
No Nama Nilai Keteranga
Tuntas Belum Tuntas
1 Alya Widya Kusuma 85 Tuntas
2 Astiasmuti 72 Tuntas
3 Asna Takiya 80 Tuntas
4 Anas Soni E. 68 Belum Tuntas
5 Cahyo Putro S. 74 Tuntas
6 Dwi Purwanti 80 Tuntas
7 Devi Setya Ningrum 60 Belum Tuntas
8 Fatiyah Zahra S. 84 Tuntas
9 Hasti Nur Rahma 76 Tuntas
10 Irma Nur Hasanah 72 Tuntas
11 M. Abdur Rouf 78 Tuntas
12 M.Roid Naufal 65 Belum Tuntas
13 Nafisa Nur Aini 85 Tuntas
14 Naufal P. Yulianto 70 Tuntas
15 Nur cholis 70 Tuntas
16 Oka Mahendra 70 Tuntas
17 Qothrunnada Safa 68 Belum Tuntas
18 Windi Sabrina Dewi 80 Tuntas
19 S. Mar’atussolikhah 65 Belum Tuntas
20 S. Arifah 70 Tuntas
Jumlah 1472 15 5
Rata-Rata 73,6
KKM = 70
Tabel 4.6 Persentase Hasil Belajar Siswa Siklus I
No Kategori Frekuensi Jumlah Nilai Persentase
1 Tuntas 15 1146 75%
2 Belum Tuntas 5 326 25%
Jumlah 20 1472 100%
Tabel 4.6 dapat digambarkan dengan diagram berikut:
Gambar 4.1 Persentase Hasil Belajar Siswa Siklus I
Persentase ketuntasan siswa yang mencapai nilai KKM 70
pada siklus I adalah 75% (15 siswa). Sedangkan yang belum
tuntas 25% (5 siswa) yaitu dengan rata-rata 73,6. Sehingga
perlu diadakan perbaikan pada pembelajaran siklus berikutnya
karena belum mencapai indikator keberhasilan yang telah
ditetapkan penulis, yaitu 85% siswa mendapakan nilai ≥70.
4) Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap situasi
pembelajaran pada siklus I ini, penulis menemukan kelemahan
pembelajaran sebagai berikut :
Masih ada siswa dalam kelompok yang tidak mengerjakan
tugas yang diberikan guru.
Siswa yang bertugas bertamu ke kelompok lain belum
menjalankan tugasnya dengan baik.
0%
100%
200%
300%
Tuntas Tidak Tuntas
per
sen
tase
has
il b
elaj
ar
sikl
us
I
Kategori
Informasi yang didapat dari kelompok lain belum maksimal
sehingga belum bisa digunakan untuk menyempurnakan
jawaban kelompok sendiri.
Beberapa hal yang telah disebutkan di atas dapat dibuktikan
dengan adanya rata – rata hasil pengamatan guru dan siswa
dalam pembelajaran dengan menggunakan metode Two Stay
Two Stray. Rata – rata hasil pengamatan terhadap kemampuan
guru dalam menerapkan pembelajaran dengan metode Two
Stay Two Stray adalah 2,5 yang termasuk dalam kategori baik.
Sedangkan rata-rata hasil pengamatan terhadap siswa dalam
mengikuti pembelajaran dengan metode Two Stay Two Stray
adalah 2,05 yang termasuk dalam kategori cukup. Hasil belajar
siswa pada siklus I ini juga belum mencapai indikator
keberhasilan yang ditetapkan penulis. Persentasi hasil belajar
siswa yang mencapai nilai ≥70 adalah 75%, padahal indikator
keberhasilan yang ditetapkan penulis adalah ≥85% siswa
mendapat nilai ≥70. Sehingga perlu diadakan perbaikan pada
siklus berikutnya.
2. Siklus II
a. Perencanaan (planning)
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus II
dilakukan pada tanggal 23 Mei 2015 di kelas V MIN Kebonan.
Jumlah siswa adalah 20 anak dengan proses sebagai berikut :
Berdasarkan refleksi siklus I maka guru melakukan
pembenahan dalam pengkondisian kelas dan guru lebih
bersemangat dalam menyampaikan materi. Setelah tanda bahwa
pembelajaran akan dimulai, penulis masuk kelas V yang telah
dipilih sebagai objek penelitian. Peneliti mengucapkan salam,
kemudian berdo’a selanjutnya memperkenalkan diri dan
mengabsen kehadiran siswa. Penulis mengajak siswa untuk
menyanyi dan memperagakan tentang “aku tahu sadar siap dan
melakukan” selanjutnya menjelaskan tujuan yang akan dicapai
pada pembelajaran, yaitu untuk mengetahui perhitungan
mencari jarak sebenarnya dan jarak pada peta.
b. Tindakan (action)
Guru menjelaskan kepada siswa tentang perhitungan
mencari jarak sebenarnya dan jarak pada peta. Selanjutnya guru
meminta siswa untuk bergabung kedalam kelompok heterogen
yang telah dibentuk, masing – masing kelompok terdiri dari 4
orang. Setiap kelompok diberi persoalan tentang perhitungan
mencari jarak sebenarnya dan jarak pada peta untuk
didiskusikan, namun soal untuk setiap kelompok berbeda.
Setelah diskusi setiap kelompok mengirimkan dua orang untuk
bertamu ke kelompok lain. Dua orang yang tinggal dalam
kelompok bertugas membagikan hasil dan informasi tentang
diskusi yang telah dilakukan ke tamu mereka. Selesai bertamu
ke semua kelompok, tamu kembali ke kelompoknya masing –
masing untuk melaporkan temuan mereka dari kelompok lain.
Siswa dan guru membahas hasil kerja kelompok. Kemudian
guru membagikan soal mengenai perhitungan mencari jarak
sebenarnya dan jarak pada peta untuk diselesaikan secara
individu yang nantinya dikumpulkan di meja guru untuk
dikoreksi.
c. Pengamatan (Observasi)
Berikut adalah instrument yang digunakan dalam
penelitian yang dilakukan penulis :
1) Lembar Pengamatan Guru
Selama proses pembelajaran, penulis mengamati
kegiatan pembelajaran pada keterampilan guru dalam
mengajar pembelajaran matematika melalui metode Two
Stay Two Stray. Berikut persentase hasil pengamatan guru
dalam pembelajaran matemaika dengan metode Two Stay
Two Stray :
Tabel 4.7 Rekapitulasi Hasil Pengamatan Guru pada
Pembelajaran Matematika melalui Metode Two Stay Two
Stray Siklus II
No Keterampilan/Kemampuan
Guru dalam Mengajar
Jumlah Rata-
Rata
Kriteria
1 Menyampaikan tujuan
pembelajaran dan memotivasi
siswa untuk belajar
15 3,7 Baik
Sekali
2 Membagi siswa dalam beberapa
kelompok
3 3 Baik
3 Presentasi materi jarak pada peta
dan jarak sebenarnya
3 3 Baik
4 Membimbing siswa dalam
kegiatan kelompok dan
membahas hasil kerjakelompok
15 3,7 Baik
Sekali
5 Memberikan penghargaan
kepada kelompok dan
memberikan soal evaluasi
7 3,5 Baik
Sekali
6 Memberikan kesepatan kepada
siswa untuk bertanya
3 3 Baik
Jumlah 46 19,9
Rata-Rata 3,3 Baik
Sekali
Kategori rata-rata:
0,0 – 0,8 = Kurang sekali
0,9 – 1,6 = Kurang
1,7 – 2,4 = Cukup
2,5 – 3,2 = Baik
3,3 – 4 = Baik sekali
Berdasarkan refleksi dari siklus I maka diadakan
tindakan perbaikan pada siklus II. Hasil pengamatan guru
dalam proses pembelajaran siklus II pada pembelajaran
matematika dengan metode kooperatif tipe Two Stay Two
Stray dapat dikategorikan baik sekali, yaitu dengan rata –
rata 3,3. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan guru
dalam pembelajaran matematika dengan metode Two Stay
Two Stray sudah mengalami peningkatan ke arah yang lebih
baik dibandingkan dengan kemampuan guru pada siklus I.
Maka dari itu tidak perlu diadakan perbaikan pada siklus
berikutnya.
2) Lembar Pengamatan Siswa
Selama proses pembelajaran, penulis juga mengamati
kegiatan pembelajaran pada kemampuan siswa dalam
mengikuti pembelajaran matematika melalui metode Two
Stay Two Stray. Berikut rekapitulasi hasil pengamatan siswa
dalam pembelajaran matematika dengan metode Two Stay
Two Stray :
Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil Pengamatan Siswa
Pada Pembelajaran Matematika Melalui Metode
Two Stay Two Stray Siklus II
No Keterampilan/Kemampuan Siswa
dalam Pembelajaran
Jumlah Rata-
Rata
Kriteria
1 Memahami tujuan pembelajaran dan
termotivasi untuk belajar
18 3,6 Baik
Sekali
2 Siswa berkelompok sesuai
kelompoknya
4 4 Baik
Sekali
3 Memahami materi jarak pada peta
dan jarak sebenarnya
3 3 Baik
4 Aktif dalam kegiatan kelompok 13 3,2 Baik
5 Mengerjakan soal evalusi dan
menerima penghargaan
7 3,5 Baik
6 Siswa bertanya tentang hal yang
belum diketahui mengenai jarak pada
peta dan jarak sebenarnya
4 4 Baik
Sekali
Jumlah 48 21,3
Rata-Rata 3,5 Baik
Sekali
Kategori rata-rata:
0,0 – 0,8 = Kurang sekali
0,9 – 1,6 = Kurang
1,7 – 2,4 = Cukup
2,5 – 3,2 = Baik
3,3 – 4 = Baik sekali
Berdasarkan hasil pengamatan siswa dalam proses
pembelajaran dapat dikategorikan baik sekali dalam
pembelajaran menggunakan metode Two Stay Two Stray
pada pembelajaran matematika di kelas V, yaitu dengan
rata-rata 3,5. Siswa sudah bisa mengikuti pembelajaran
dengan menggunakan metode Two Stay Two Stray secara
baik. Siswa juga sudah bisa menyesuaikan diri dengan
kondisi kelas, sudah tidak ada lagi siswa yang bermain
sendiri karena semua siswa aktif dalam kegiatan
pembelajaran. Selain itu siswa juga sudah aktif dan berani
dalam menyampaikan pendapat maupun dalam bertanya
jawab. Maka dari itu tidak perlu diadakan perbaikan pada
siklus berikutnya.
3) Hasil Belajar Siklus II
Setelah diadakannya perbaikan pada siklus II ini maka
dapat diketahui hasil belajar siswa yang dikategorikan
kedalam dua kategori, yaitu tuntas dan tidak tuntas. Untuk
mengetahui ketuntasan siswa digunakan nilai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) kelas V materi perhitungan
skala yaitu 70.
Tabel 4.9 Hasil Belajar Siswa pada Siklus II
No Nama Nilai Keteranga
Tuntas Belum Tuntas
1 Alya Widya Kusuma 100 Tuntas
2 Astiasmuti 78 Tuntas
3 Asna Takiya 100 Tuntas
4 Anas Soni E. 88 Tuntas
5 Cahyo Putro S. 80 Tuntas
6 Dwi Purwanti 78 Tuntas
7 Devi Setya Ningrum 93 Tuntas
8 Fatiyah Zahra S. 94 Tuntas
9 Hasti Nur Rahma 82 Tuntas
10 Irma Nur Hasanah 78 Tuntas
11 M. Abdur Rouf 78 Tuntas
12 M.Roid Naufal 82 Tuntas
13 Nafisa Nur Aini 76 Tuntas
14 Naufal P. Yulianto 96 Tuntas
15 Nur cholis 82 Tuntas
16 Oka Mahendra 94 Tuntas
17 Qothrunnada Safa 68 Belum Tuntas
18 Windi Sabrina Dewi 100 Tuntas
19 S. Mar’atussolikhah 78 Tuntas
20 S. Arifah 82 Tuntas
Jumlah 1707 19 1
Rata-Rata 85,35
Tabel 4.10 Persentase Hasil Belajar Siswa pada Siklus II
No Kategori Frekuensi Jumlah Nilai Persentase
1 Tuntas 19 1639 95%
2 Belum Tuntas 1 68 5%
Jumlah 20 1707 100%
Tabel 4.10 dapat digambarkan dengan diagram berikut:
Gambar 4.2 Persentase Hasil Belajar Siklus II
Persentase ketuntasan siswa yang mencapai nilai KKM
70 pada siklus II adalah 95% (19 siswa). Sedangkan siswa
yang belum mencapai ketuntasan adalah 5% (1 siswa). Rata
– rata hasil belajar siswa pada siklus II ini adalah 85,35.
Rata-rata tersebut sudah melampaui KKM nasional, yaitu
75. Selain itu hasil belajar siklus II sudah mencapai indikator
keberhasilan yang telah ditetapkan penulis, yaitu ≥ 85%
siswa mencapai nilai ≥ 70. Sehingga sudah tidak perlu lagi
untuk diadakan perbaikan pada siklus berikutnya.
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Tuntas Tidak Tuntas
Per
sen
tase
has
il b
elaj
ar
sikl
us
II
Kategori
Tabel 4.11 Hasil Belajar Siswa Persiklus
No Nama Siklus I Siklus II
1 Alya Widya Kusuma 85 100
2 Astiasmuti 72 78
3 Asna Takiya 80 100
4 Anas Soni E. 68 88
5 Cahyo Putro S. 74 80
6 Dwi Purwanti 80 78
7 Devi Setya Ningrum 60 93
8 Fatiyah Zahra S. 84 94
9 Hasti Nur Rahma 76 82
10 Irma Nur Hasanah 72 78
11 M. Abdur Rouf 78 78
12 M.Roid Naufal 65 82
13 Nafisa Nur Aini 85 76
14 Naufal P. Yulianto 70 96
15 Nur cholis 70 82
16 Oka Mahendra 70 94
17 Qothrunnada Safa 68 68
18 Windi Sabrina Dewi 80 100
19 S. Mar’atussolikhah 65 78
20 S. Arifah 70 82
Jumlah 1472 1707
Rata-Rata 73,6 85,35
Tabel 4.11 data perolehan hasil belajar siswa persiklus di atas
dapat digambarkan dengan diagram di bawah ini :
Gambar 4.3 Hasil Belajar Siswa Persiklus
0
20
40
60
80
100
120
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T
Has
il B
elaj
ar S
isw
a p
ersi
klu
s
Nama Siswa
Siklus I
Siklus II
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan
bahwa dengan menerapkan metode Two Stay Two Stray dapat
meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa kelas V MIN
Kebonan Kecamatan Kaanggede Kabupaten Boyolali Than Pelajaran
20152015. Rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I adalah 73,6, ini
menunjukkan bahwa rata-rata tersebut telah melampaui KKM individu
yaitu 70. Sedangkan rata-rata hasil belajar siswa pada siklus II adalah
85,35, hal ini menunjukkan bahwa rata-rata tersebut telah melampaui
KKM nasional, yaitu 75.
2. Tercapainya target KKM kelas., pada siklus I KKM individu sebanyak
15 siswa (75%) dan KKM nasional sebanyak 8 siswa (40%).
Sedangkan pada siklus II pencapaian KKM individu dan KKM
nasional adalah sama, yaitu 19 siswa (95%). Pencapaian tersebut lebih
dari indikator keberhasilan yang ditetapkan penulis. Jadi penelitian ini
dinyatakan berhasil.
B. Saran-saran
Berdasarkan penelitian yang diperoleh maka penulis memberikan
saran, sebagai berikut:
1. Bagi Guru
a. Mampu memahami karakteristik peserta didik agar dapat memilih
metode yang tepat dalam pembelajaran.
b. Selalu memberikan motivasi kepada siswa agar hasil belajar siswa
dapat meningkat.
c. Memberikan reward sebagai apresiasi terhadap hasil belajar yang
telah diperoleh siswa.
d. Meningkatkan kreatifitas dalam pembelajaran sesuai dengan
kondisi siswa.
2. Bagi Siswa
a. Lebih aktif dalam proses pembelajaran supaya lebih paham
terhadap materi yang disampaikan guru.
b. Belajar tidak secara individual tetapi secara berkelompok agar bisa
saling bertukar pikiran dan membantu.
c. Lebih percaya diri dalam berpendapat dan menanyakan apa yang
belum diketahuinya.
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah, Syaiful Bahri. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta :
PT. Rineka Cipta.
Heruman. 2010. Model Pembelajaran Matematika di sekolah dasar.
Bandung : PT Remaja Rosdakarya
http://sam-edogawa.blogspot.com/2012/11/metode-pembelajaran-tsts-
two-stay two.html (diakses pada Jum’at, 12 Jun 2015 pukul
20.30 WIB)
http://studyhardisthebest.blogspot.com/2011/04/pengertian-skala-dan-
macamnya.html (diakses pada Jum’at, 12 Juni 2015 pukul
20,30 WIB)
Kastolani. 2014. Model Pembelajaran Inovatif. Salatiga : Stain
Salatiga Press.
Mastur Fauzi. 2013. Ragam Mengajarkan Eksasta pada Murid.
Yogyakarta : Diva Press.
Rusman. 2011. Model – Model pembelajaran. Jakarta : Rajawali Pers.
Sam’s, Rosma Hartini. 2010. Model Penelitian Tindakan Kelas.
Yogyakarta : Teras.
Sriyanti, Lilik, dkk. 2009. Teori-Teori Belajar.Salatiga : STAIN
Salatiga Pres.
Sudijono, Anas. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT.
Grafindo Persada.
Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning. Yogyakarta : Pustaka
Belajar.
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar Dan Pembelajaran Di Sekolah
Dasar. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
Syah, Muhibin. 2010. Psikologi Belajar. Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada.
Y.D Sumanto, dkk. 2008. Gemar Matematika 5 dan 6. Jakarta : Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasionalindo Persada.
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) DENGAN
METODE TWO STAY TWO STRAY SIKLUS II
Sekolah :MIN Kebonan
Matapelajaran :Matematika
Kelas/Semester : V/Genap
MateriPokok :Pecahan
AlokasiWaktu : 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi
Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah
B. Kompetensi Dasar
Menggunakan pecahan dalam masalah perbandingan dan skala
C. Indikator
1. Mengetahui pengertian skala dan kegunaannya
2. Menyelesaikan perhitungan mencari skala
D. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui penjelasan guru siswa dapat mengetahui pengertian skala dan
kegunaannya dengan baik.
2. Melalui diskusi kelompok siswa dapat menyelesaikan perhitungan mencari
skala dengan tepat.
Karakteristik siswa yang diharapkan : rasa hormat dan perhatian,
tanggung jawab, ketelitian, disiplin, dan tekun
E. Materi Pembelajaran
SKALA
A. Pengertian Skala dan Kegunaannya
Skala adalah perbandingan ukuran pada peta dengan ukuran
sebenarnya.
Skala 1 : 500.000 maksudnya bahwa setiap 1 cm pada peta mewakili
500.000 ukuran sebenarnya.
Adapun kegunaan dari skala adalah :
- Membuat desain suatu bengunan
- Membuat desain alat-alat modern
- Menghitung luas suatu wilayah
- Menghitung jarak suatu tempat
- Dll
B. Perhitungan Skala
Rumus untuk menghitung skala adalah :
Skala = jarak pada peta : jarak sebenarnya
Contoh :
Jarak kota P dan Q pada peta adalah 15 cm. Sedangkan jarak
sebenarnya kedua kota tersebut adalah 6 km. Hitung skala yang peta
tersebut!
Penyelesaian :
Diketahui : jarak sebenarnya kota P dan Q 6 km = 600.000 cm
jarak pada peta 15 cm
Ditanya : skala
Jawab :
Skala = jarak peta : jarak sebenarnya
= 15 : 600.000
= 1 : 40.000
Jadi, skala pada peta tersebut adalah 1:40.000
F. Metode Pebelajaran
1. Two Stay Two Stray
G. Media, Alat, danSumberPembelajaran
1. Media danAlat
Kertas karton berisi materi perhitungan skala
2. SumberBelajar
Buku Karisma Matematika 5 halaman 76-78 penerbit –
http//www.asikbelajar.com/2012/11/model-pembelajaran-two-stay-two-
stray.html
H. Langkah-langkah Pembelajaran
No Pembelajaran Tahapan
PBL
Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
(1) (2) (3) (4) (5)
1
2
Pendahuluan
Kegiatan inti
Pembagian
Kelompok
Pendefinisian
Masalah
Bekerjasama
dalam
1) Guru memeriksa kerapian berpakaian,
posisi tempat duduk dan menyuruh
siswa menyiapkan alat tulis
2) Guru membuka pembelajaran dengan
mengucapkan salam dan berdo’a
3) Guru menyapa “selamat pagi..
bagaimana kabar kalian hari ini?
4) Guru mengabsen siswa dan meminta
siswa yang dipanggil untuk berdiri
5) Guru memotivasi siswa melalui lagu
dan tepuk-tepuk
6) Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yaitu siswa dapat
melakukan perhitungan skala
Eksplorasi
Guru pengertian skala dan
kegunaannya
Guru menjelaskan cara menyelasaikan
perhitungan mencari skala pada peta
gambar
Elaborasi
Guru membagi siswa menjadi lima
kelompokyang heterogen
Guru membagikan persoalan kepada
masing-masing kelompok untuk
diselesaikan
Guru memberikan waktu kepada
kelompok selama 5 menit untuk
5 menit
10 menit
3 menit
2 menit
20 menit
Kelompok
Bertamu ke
kelompok
lain
Kelompok
memberikan
informasi ke
tamu
Tamu
melaporkan
temuan ke
kelompok
sendiri
Pembahasan
menyelesaikan permasalahan
Dua orang dari masing-masing
kelompok diminta untuk
meninggalkan kelompoknya dan
bertamu ke kelompok lain untuk
memperoleh informasi mengenai
penyelesaian permasalahan dari tiap
kelompok,sedangkan dua orang
lainnya tetap berada dalam
kelompoknya untuk menerima tamu
dari kelompok lain
Dua orang yang menerima tamu
bertugas menyampaikan informasi
mengenai hasil kerja kelompoknya
kepada tamu tersebut selama 3 menit
Setelah selesai memberikan informasi
hasil kerja, dua orang tersebut kembali
ke kelompoknya untuk melaporkan apa
yang telah mereka dapatkan dari
kelompok lain.
Siswa dan guru mencocokkan dan
membahas hasil kerja kelompok
Guru membagikan soal untuk
dikerjakan siswa secara individu
Setelah selesai jawaban dikumpulkan
di meja guru
Konfirmasi
Guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bertanya mengenai hal-hal
yang belumdiketahuinya
Guru memberikan kesimpulan bahwa
skala adalah perbandingan ukuran pada
peta dengan ukuran sebenarnya.
10 menit
15 menit
Kegunaan skala adalah untuk membuat
desain sebuah bangunan atau alat-alat
modern, untuk menghitung luas suatu
wilayah, dll.
3
Penutup
Guru mengomentari hal-hal yang
terjadi dalam proses kegiatan belajar
hari ini.
Guru menyampaikan materi yang
akan datang
Guru menutup pelajaran dengan berdoa
yang dipimpin salah satu siswa
Guru mengucapkan salam
5 menit
Total Alokasi Waktu 70 menit
I. Penilaian
Jenis/teknik penilaian
Tes tulis
Instrumen dan pedoman penskoran
Soal dan kunji jawaban kelompok :
No Soal dan Pembahasan Skor
(01) (02) (03)
1
Jelaskan pengertian dari skala dan maksud bahwa skala pada
suatu peta adalah 1:200.000!
Penyelesaian :
Skala adalah perbandingan ukuran pada peta dengan ukuran
sebenarnya.
Maksud dari skala peta 1:200.000 adalah bahwa ukuran 1 cm
pada peta mewakili 200.000 cm ukuran sebenarnya.
5
5
Total Skor Soal Kelompok 1 10
2 Sebutkan apa sajakah yang merupakan kegunaan dari skala!
Penyelesaian :
Kegunaan dari skala adalah : Membuat desain bangunan,
membuat desain alat-alat modern, menghitung luas suatu
wilayah dan menghitung jarak suatu tempat.
10
Total Skor Soal Kelompok 2 10
(01) (02) (03)
3 Panjang sebuah sungai adalah 4.500 km. Panjang sungai pada
peta adalah 90 cm. skala pada peta tersebut adalah….
Penyelesaian :
Diketahui : panjang sebuah sungai 4.500 km = 450.000.000
cm
Panjang sungai pada peta = 90 cm
Ditanya : skala
Jawab :
skala = jarak peta : jarak sebenarnya
= 90 : 450.000.000
= 1 : 5.000.000
Jadi, skala pada peta adalah 1:5.000.000
2
1
6
1
Total Skor Soal Kelompok 3 10
4 Sebuah jalan raya dengan panjang 24 km digambar dengan
ukuran 6 cm. erapakah skala yang digunakan pada gambar?
Penyelesaian :
Diketahui : panjang jalan raya sebenarnya 24 km = 2.400.000
cm
Panjang jalan raya pada peta 6 cm
Ditanya : skala
Jawab : skala = panjang jalan pada peta: panjang jalan
sebenarnya
= 6 : 2.400.000
= 1 : 400.000 cm
2
1
6
1
Jadi, jarak kedua kota pada peta adalah 19 cm
Total Skor Soal Kelompok 4 10
5 Jarak antara dua kota sesungguhnya adalah 25 km.
Sedangkan jarak pada peta adalah 10 cm. Hitunglah skala
yang digunakan pada peta tesebut!
Penyelesaian :
Diketahui : jarak dua kota sesungguhnya 25 km = 2.500.000
cm
jarak dua kota pada peta 10 cm
Ditanya : skala
Jawab : skala = jarak peta : jarak sebenarnya
= 10 : 2.500.000
= 1 : 250.000
Jadi, skala yang digunakan pada peta adalah 1:250.000
2
1
6
1
Total Skor Soal Kelompok 5 10
Skor penilaian :
Nilai =
- Tes tulis
- Soal dan kunji jawaban soal individu :
No Soal dan Pembahasan Skor
(01) (02) (03)
1
Jarak rumah Darwant ke sekolah 360 meter. Jarak rumah
tersebut pada denah adalah 24 cm. Hitung skala yang
digunakan untuk menggambar denah tersebut!
Penyelesaian :
Diketahui : jarak rumah ke sekolah 360 m = 36.000 cm
jarak pada peta 24 cm
Ditanya : skala
Jawab :
2
1
skala = jarak peta : jarak sebenarnya
= 24 : 36.000
= 1 : 1.500
Jadi, skala pada peta adalah 1: 1.500
6
1
Total Skor Soal 1 10
2 Tinggi sebuah gedung adalah 60 m. Sedangkan saat digambar
tinggi gedung tersebut adalah 50 cm. Hitunglah skala yang
digunakan untuk menggambar gedung tersebut!
Penyelesaian :
Diketahui : tinggi sebuah gedung 60 m = 6.000 cm
Tinggi gedung pada peta 50 cm
Ditanya : skala
Jawab : skala = jarak peta : jarak sebenarnya
= 50 : 6.000
= 1 : 120
Jadi, skala pada gambar adalah 1:120
2
1
6
1
Total Skor Soal 2 10
3 Jelaskan pengertian dari skala dan maksud bahwa skala pada
suatu peta adalah 1:50.000!
Penyelesaian :
skala adalah perbandingan ukuran pada peta dengan ukuran
sebenarnya.
Maksud bahwa skala pada suatu peta adalah 1:50.000 adalah
bahwa setiap 1 cm pada peta mewakili 50.000 cm di
lapangan.
5
5
Total Skor Soal 3 10
(01) (02) (03)
4 Jarak antara dua kota sesungguhnya adalah 25 km.
sedangkan jarak kedua kota tersebut pada peta adalah 10
cm. Hitunglah skala yang digunakan untuk menggambar jarak
tersebut pada peta!
Penyelesaian :
Diketahui : jarak sebenarnya dua kota 25 km = 2.500.000 cm
jarak dua kota pada peta 10 cm
Ditanya : skala
Jawab :
skala = jarak dua kota pada peta: jarak sebenarnya dua kota
= 10 : 2.500.000
= 1 : 250.000
Jadi, skala yang digunakan adalah 1: 250.000 cm
2
1
6
1
Total Skor Soal 4 10
5 Tinggi seorang anak pada foto adalah 6 cm. Sedangkan tinggi
sebenarnya anak tersebut adalah 1,68 m. Berapakah skala
yang digunakan dalam foto tersebut?
Penyelesaian :
Diketahui : tinggi seorang anak pada foto 6 cm
tinggi sebenarnya 1,68 m = 168 cm
Ditanya : skala
Jawab :
skala = tinggi anak pada foto : tinggi anak sebenarnya
= 6 : 168
= 1 : 28
Jadi, skala yang digunakan pada foto adalah 1:28
2
1
6
1
Total Skor Soal Kelompok 5 10
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) DENGAN
METODE TWO STAY TWO STRAY SIKLUS II
Sekolah :MIN Kebonan
Matapelajaran :Matematika
Kelas/Semester : V/Genap
MateriPokok :Pecahan
AlokasiWaktu : 2 x 35 menit
J. Standar Kompetensi
Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah
K. Kompetensi Dasar
Menggunakan pecahan dalam masalah perbandingan dan skala
L. Indikator
1. Menyelesaikan perhitungan mencari jarak sebenarnya
2. Menyelesaikan perhitungan mencari jarak pada peta
M. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui diskusi kelompok siswa dapat menyelesaikan perhitungan mencari
jarak sebenarnya dengan tepat
2. Melalui diskusi kelompok siswa dapat menyelesaikan perhitungan mencari
jarak pada peta dengan tepat
Karakteristik siswa yang diharapkan : rasa hormat dan perhatian,
tanggung jawab, ketelitian, disiplin, dan tekun
N. Materi Pembelajaran
JARAK SEBENARNYA DAN JARAK PADA PETA
1. Jarak Sebenarnya
Jarak sebenarnya = skala x jarak pada peta
Contoh :
Jarak antara kota P ke Q pada peta berskala 1:500.000 adalah 48 cm.
berapa kilometer jarak kota P ke Q sebenarnya?
Penyelesaian :
Diketahu : skalapeta 1:500.000
Jarak dua kota pada peta 48 cm
Ditanya : jarak dua kota sebenarnya
Jawab :
Jarak dua kota sebenarnya = skala x jarak pada peta
= 500.000 x 48 cm
= 24.000.000 cm
= 240 km
Jadi, jarak dua kota sebenarnya adalah 240 km
2. Jarak Pada Peta
Jarak pada peta =
Contoh :
Jarak antara kota A ke Badalah 75 km. jarak tersebut akan digambar pada
sebuah peta yang berskala 1 : 500000. Berapa cm jarak dua kota tersebut
pada gambar?
Penyelesaian :
Diketahui : skala peta 1:500.000
: jarak dua kota sebenarnya 75 km
Ditanya : jarak dua kota pada gambar
Jawab :
Jarak dua kota sebenarnya =
=
=
= 15 cm
Jadi, jarak dua kota pada gambar adalah 15 cm
O. Metode Pebelajaran
2. Two Stay Two Stray
P. Media, Alat, danSumberPembelajaran
1. Media danAlat
Kertas karton berisi materi perhitungan skala
2. SumberBelajar
Buku Karisma Matematika 5 halaman 76-78 penerbit –
http//www.asikbelajar.com/2012/11/model-pembelajaran-two-stay-two-
stray.html
Q. Langkah-langkah Pembelajaran
No Pembelajaran Tahapan PBL Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
(1) (2) (3) (4) (5)
1
Pendahuluan
Pembagian
7) Guru memeriksa kerapian
berpakaian, posisi tempat
duduk dan menyuruh siswa
menyiapkan alat tulis
8) Guru membuka
pembelajaran dengan
mengucapkan salam dan
berdo’a
9) Guru menyapa “selamat
pagi.. bagaimana kabar
kalian hari ini?
10) Guru mengabsen siswa dan
meminta siswa yang
dipanggil untuk berdiri
11) Guru memotivasi siswa
melalui lagu dan tepuk-tepuk
Aku tahu sadar siap dan
melakukan 2x
Aku tahu sadar siap siap
sadar tahu
Aku tahu sadar siap dan
melakukan
12) Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yaitu siswa
5 menit
2
Kegiatan inti
Kelompok
Pendefinisian
Masalah
Bekerjasama
dalam
Kelompok
Bertamu ke
kelompok lain
dapat melakukan
perhitungan skala
Eksplorasi
Guru menjelaskan cara
menyelesaikan perhitungan
mencari jarak sebenarnya
Guru menjelaskan cara
menyelasaikan perhitungan
mencari jarak pada gambar
Elaborasi
Guru membagi siswa
menjadi lima kelompokyang
heterogen
Guru membagikan persoalan
kepada masing-masing
kelompok untuk diselesaikan
Guru memberikan waktu
kepada kelompok selama 5
menit untuk menyelesaikan
permasalahan
Dua orang dari masing-
masing kelompok diminta
untuk meninggalkan
kelompoknya dan bertamu
ke kelompok lain untuk
memperoleh informasi
mengenai penyelesaian
permasalahan dari tiap
kelompok,sedangkan dua
orang lainnya tetap berada
dalam kelompoknya untuk
menerima tamu dari
10 menit
3 menit
2 menit
20 menit
3
Penutup
Kelompok
memberikan
informasi ke
tamu
Tamu
melaporkan
temuan ke
kelompok
sendiri
Pembahasan
kelompok lain
Dua orang yang menerima
tamu bertugas menyampaikan
informasi mengenai hasil
kerja kelompoknya kepada
tamu tersebut selama 3 menit
Setelah selesai memberikan
informasi hasilkerja, dua
orang tersebut kembali ke
kelompoknya untuk
melaporkan apa yang telah
mereka dapatkan dari
kelompok lain.
Siswa dan guru mencocokkan
dan membahas hasil kerja
kelompok
Guru membagikan soal untuk
dikerjakan siswa secara
individu
Setelah selesai jawaban
dikumpulkan di meja guru
Konfirmasi
Guru memberikan
kesempatan kepada siswa
untuk bertanya mengenai hal-
hal yang belumdiketahuinya
Guru memberikan
kesimpulan bahwa dalam
perhitungan mencari jarak
sebenarnya adalah dengan
mengalikan skala dengan
jarak pada peta. Kemudian
satuannya disamakan ke
10 menit
15 menit
5 menit
satuan pada jarak
sebenarnya.
Sedangkan untuk mencari
jarak pada peta adalah dengan
membagi jarak seenarnya
dengan skala. Kemudian
satuannya disamakan ke
satuan jarak pada peta
Guru mengomentari hal-hal
yang terjadi dalam proses
kegiatan belajar hari ini.
Misalnya komentar hal
baik/buruk yang terjadi,
mengomentari siswa yang
pemalu untuk diberi motivasi
guru
Guru menyampaikan materi
yang
akan datang
Guru menutup pelajaran
dengan berdoa yang dipimpin
salah satu siswa
Guru mengucapkan salam
Total Alokasi Waktu 70 menit
R. Penilaian
Jenis/teknik penilaian
Tes tulis
Instrumen dan pedoman penskoran
Soal dan kunji jawaban kelompok :
No Soal dan Pembahasan Skor
(01) (02) (03)
1
Jarak antara kota Pontianak dan kota sangau pada peta 13
cm. jika skala pada peta 1: 2.000.000, maka jarak sebenarnya
kedua kota tersebut adalah….
Penyelesaian :
Diketahui : jarak kedua kota pada peta 13 cm
Skala 1: 2.000.000
Ditanya : jarak sebenarnya
Jawab :
Jarak sebenarnya = jarak peta x skala
= 13 x 2.000.000
= 26.000.000 cm
= 260 km
Jadi, jarak sebenarnya adalah 260 km
2
1
6
1
Total Skor Soal Kelompok 1 10
2 Pak Amir mempunyai tanah berbentuk pesegi dengan
panjang sisi 12 cm. Hitung panjang tanah sebenarnya jika
skala yang digunakan 1:300!
Penyelesaian :
Diketahui : panjang tanah pada peta 12 cm
Skala 1: 300
Ditanya : panjang tanah sebenarnya
Jawab :
Panjang tanah sebenarnya = panjang tanah pada peta x skala
= 12 x 300
= 3.600 cm
= 36 m
Jadi, panjang tanah sebenarnya adalah 36 m.
2
1
6
1
Total Skor Soal Kelompok 2 10
3 Jarak antara kota P dan Q adalah 85 km. kedua kota
digambar dengan skala 1:1.700.000. Jarak kota P dan Q pada
peta adalah?
Penyelesaian :
Diketahui : jarak sebenarnya kota P dan Q 85 km = 8500000
cm
Skala 1: 1.700.000
Ditanya : Jarak kedua kota pada peta
Jawab :
Panjang tanah pada peta = jarak: skala
= 8.500.000 : 1.700.000
= 5 cm
Jadi, panjang tanah pada peta adalah 5 cm
2
1
6
1
Total Skor Soal Kelompok 3 10
4 Jarak dua kota 95 km akan digambar pada peta dengan skala
1:500.000. Berapa cm jarak kedua kota tersebut?
Penyelesaian :
Diketahui : jarak dua kota P dan Q 95 km = 9500000 cm
Skala 1: 500.000
Ditanya : Jarak kedua kota pada peta
Jawab :
Panjang tanah pada peta = jarak: skala
= 9.500.000 : 500.000
= 19 cm
Jadi, jarak kedua kota pada peta adalah 19 cm
2
1
6
1
Total Skor Soal Kelompok 4 10
5 Jarak kota A ke B pada peta 3 cm. Berapakah jarak
sebenarnya jika skala 1:2.500.000?
Penyelesaian :
Diketahui : jarak dua kota 3 cm
Skala 1: 2.500.000
2
Ditanya : Jarak sebenarnya
Jawab :
Jarak sebenarnya = jarak peta x skala
= 3 x 2.500.000
= 7.500.000 cm
= 75 km
Jadi, jarak kota A dan B sebenarnya adalah 75 km
1
6
1
- Soal dan kunji jawaban soal individu :
No Soal dan Pembahasan Skor
(01) (02) (03)
1
Jarak antara dua kota pada peta adalah 4 cm. skala yang
digunakan 1:250.000. Berapakah jarak sebenarnya kedua
kota tersebut?
Penyelesaian :
Diketahui : jarak kedua kota pada peta 4 cm
Skala 1: 250.000
Ditanya : jarak sebenarnya
Jawab :
Jarak sebenarnya = jarak peta x skala
= 4 x 250.000
= 1.000.000 cm
= 10 km
Jadi, jarak sebenarnya kedua kota tersebut adalah 10
km
2
1
6
1
Total Skor Soal 1 10
2 Sebuah bangunan digambar pada peta dengan ketinggian 8
cm. Berapakah tinggi bangunan sebenarnya jika skala
1:2.250.000?
Penyelesaian :
Diketahui : tinggi bangunan 8 cm
2
Skala 1: 2.250.000
Ditanya : tinggi bangunan sebenarnya
Jawab :
Tinggi bangunan sebenarnya = tinggi pada peta x skala
= 8 x 2.250.000
= 18.000.000 cm
= 180.000 m
Jadi, panjang tanah sebenarnya adalah 36 m.
1
6
1
Total Skor Soal 2 10
3
Jarak antara kota A dan B adalah 60 km.Kedua kota tersebut
digambar dengan skala 1:1.000.000. Jarak kota A dan B pada
peta adalah?
Penyelesaian :
Diketahui : jarak sebenarnya kota A dan B 60 km = 6.000.000
cm
Skala 1: 1.000.000
Ditanya : Jarak kedua kota pada peta
Jawab :
Jarak kedua kota pada peta = jarak sebenarnya : skala
= 6.000.000 : 1.000.000
= 6 cm
Jadi, jarak kedua kota pada peta adalah 6 cm
2
1
6
1
Total Skor Soal Kelompok 3 10
4 Lebar kolam Amir 20 m. Jika Amir ingin menggambar lebar
kolam dengan skala 1:250. Berapakah lebar kolam pada
gambar?
Penyelesaian :
Diketahui : lebar kolam sebenarnya 20 km = 2.000 cm
Skala 1: 250
Ditanya : lebar kolam pada peta
Jawab :
2
1
Lebar kolam pada peta = jarak sebenarnya : skala
= 2.000 : 250
= 8 cm
Jadi, lebar kolam pada peta adalah 8 cm
6
1
Total Skor Soal 4 10
5
Jarak kota A ke B pada peta berskala 1:500.000 adalah 72,8
cm. Berapakah jarak sebenarnya kedua kota tersebut?
Penyelesaian :
Diketahui : jarak dua kota pada peta 72,8 cm
Skala 1: 500.000
Ditanya : Jarak sebenarnya
Jawab :
Jarak sebenarnya = jarak peta x skala
= 72,8 x 500.000
= 36.400.000 cm
= 364 km
Jadi, jarak kota A dan B sebenarnya adalah 364 km
2
1
6
1
Total Skor Soal 5 10
Kebonan, 23 Mei 2015
Lampiran 7
Rekapitulasi Hasil Pengamatan Siswa pada Pembelajaran
Matematika melalui Metode Two Stay Two Stray Siklus I
Pelaksanaan Penelitian Siklus I
No Keterampilan/Kemampuan Siswa dalam Pembelajaran
Jumlah Rata-Rata
Kriteria
1 Memahami tujuan pembelajaran dan termotivasi untuk belajar
8 1,6 Kurang
2 Siswa berkelompok sesuai kelompoknya
4 2 Cukup
3 Memahami materi skala dan kegunaan skala
2 2 Cukup
4 Aktif dalam kegiatan kelompok 7 1,7 Cukup
5 Mengerjakan soal evalusi dan menerima penghargaan
6 3 Baik
6 Siswa bertanya tentang hal yang belum diketahui mengenai skala
2 2 Baik
Jumlah 29 12,3
rata–rata 2,05 Cukup
Rumus rata–rata tiap poin =
Rumus rata–rata keseluruhan =
=
= 2,05
Kategori rata–rata :
0,0 – 0,8 = Kurang sekali
0,9 – 1,6 = Kurang
1,7 – 2,4 = Cukup
2,5 – 3,2 = Baik
3,3 – 4 = Baik sekali
Lampiran 8
Rekapitulasi Hasil Pengamatan Siswa pada Pembelajaran
Matematika melalui Metode Two Stay Two Stray Siklus II
Pelaksanaan Penelitian Siklus II
No Keterampilan/Kemampuan Siswa dalam Pembelajaran
Jumlah Rata-Rata
Kriteria
1 Memahami tujuan pembelajaran dan termotivasi untuk belajar
18 3,6 Baik Sekali
2 Siswa berkelompok sesuai kelompoknya
4 4 Baik Sekali
3 Memahami materi jarak pada peta dan jarak sebenarnya
3 3 Baik
4 Aktif dalam kegiatan kelompok 13 3,2 Baik
5 Mengerjakan soal evalusi dan menerima penghargaan
7 3,5 Baik
6 Siswa bertanya tentang hal yang belum diketahui mengenai jarak pada peta dan jarak sebenarnya
4 4 Baik Sekali
Jumlah 48 21,3
rata–rata 3,5 Baik Sekali
Rumus rata–rata tiap poin =
Rumus rata–rata keseluruhan =
=
= 3,5
Kategori rata–rata :
0,0 – 0,8 = Kurang sekali
0,9 – 1,6 = Kurang
1,7 – 2,4 = Cukup
2,5 – 3,2 = Baik
3,3 – 4 = Baik sekali
Lampiran 9
Rekapitulasi Hasil Pengamatan Guru pada Pembelajaran
Matematika melalui Metode Two Stay Two Stray Siklus I
Pelaksanaan Penelitian Siklus I
No Keterampilan/Kemampuan Guru dalam Mengajar
Jumlah Rata-Rata Kriteria
1 Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa untuk belajar
12 3 Baik
2 Membagi siswa dalam beberapa kelompok
5 2,5 Baik
3 Presentasi materi skala dan kegunaan skala
3 3 Baik
4 Membimbing siswa dalam kegiatan kelompok dan membahas hasil kerjakelompok
8 2 Cukup
5 Memberikan penghargaan kepada kelompok dan memberikan soal evaluasi
5 2,5 Baik
6 Memberikan kesepatan kepada siswa untuk bertanya
2 2 Baik
Jumlah 35 15
rata – rata 2,5 Baik
Rumus rata–rata tiap poin =
Rumus rata–rata keseluruhan =
=
= 2,5
Kategori rata–rata :
0,0 – 0,8 = Kurang sekali
0,9 – 1,6 = Kurang
1,7 – 2,4 = Cukup
2,5 – 3,2 = Baik
3,3 – 4 = Baik sekali
Lampiran 10
Rekapitulasi Hasil Pengamatan Guru pada Pembelajaran
Matematika melalui Two Stay Two Stray Siklus II
Pelaksanaan Penelitian Siklus II
No Keterampilan/Kemampuan Guru dalam Mengajar
Jumlah Rata-Rata Kriteria
1 Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa untuk belajar
15 3,7 Baik Sekali
2 Membagi siswa dalam beberapa kelompok
3 3 Baik
3 Presentasi materi jarak pada peta dan jarak sebenarnya
3 3 Baik
4 Membimbing siswa dalam kegiatan kelompok dan membahas hasil kerjakelompok
15 3,7 Baik Sekali
5 Memberikan penghargaan kepada kelompok dan memberikan soal evaluasi
7 3,5 Baik Sekali
6 Memberikan kesepatan kepada siswa untuk bertanya
3 3 Baik
Jumlah 46 19,9
rata – rata 3,3 Baik Sekali
Rumus rata–rata tiap poin =
Rumus rata–rata keseluruhan =
=
= 3,3
Kategori rata–rata :
0,0 – 0,8 = Kurang sekali
0,9 – 1,6 = Kurang
1,7 – 2,4 = Cukup
2,5 – 3,2 = Baik
3,3 – 4 = Baik sekali
Lampiran 11
Angket Mengenai Pembelajaran Matematika melalui Metode Two Stay
Two Stray pada siswa kelas V MIN Kebonan
Petunjuk pengisian angket :
1. Bacalah setiap pernyataan dengan teliti!
2. Berilah tanda √ (checklist) untuk menjawab setiap pernyataan di bawah
ini!
3. Jawablah dengan jujur, karena tidak berpengaruh terhadap nilai!
Identitas Responden
Nama :
Kelas :
No
Pernyataan
Jawaban
Ya Tidak
1 0
1 Saya merasa senang belajar dengan menggunakan metode kooperatif tipe Two Stay Two Stray
2 Belajar dengan menggunakan metode kooperatif tipe Two Stay Two Stray menarik bagi saya
3 Dengan metode kooperatif tipe Two Stay Two Stray saya dapat berdiskus dengan teman
4 Saya berani menanyakan apa yang belum saya ketahui
5 Dengan metode kooperatif tipe Two Stay Two Stray saya dapat belajar bersama dengan teman
6 Dengan metode kooperatif tipe Two Stay Two Stray dapat meningkatkan rasa percaya diri saya di depan teman-teman
7 Saya dapat lebih aktif dala pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif tipe Two Stay Two Stray
8 Saya dapat memahami bagaimana cara mencari skala, jarak sebenarnya, dan jarak pada peta
9 Saya dapat mengerjakan soal tentang skala, jarak sebenarnya, dan jarak pada peta
10 Dengan metode kooperatif tipe Two Stay Two Stray hasil belajar saya meningkat
Jumlah
Lampiran 14
Rekapitulasi Angket Umpan Balik Siswa Siklus I
No Nama siswa Jumlah Persentase Kriteria
1 Alya Widya Kusuma 7 70% Sangat Senang
2 Astiasmuti 6 60% Sangat Senang
3 Asna Takiya 7 70% Sangat Senang
4 Anas Soni E. 6 60% Senang
5 Cahyo Putro S. 5 50% Senang
6 Dwi Purwanti 7 70% Sangat Senang
7 Devi Setya Ningrum 5 50% Senang
8 Fatiyah Zahra S 2 20% Tidak Senang
9 Hasti Nur Rahma 5 50% Senang
10 Irma Nur Hasanah 7 70% Sangat Senang
11 M. Abdur Rouf 6 60% Senang
12 M.Roid Naufal 6 60% Senang
13 Nafisa Nur Aini 5 50% Senang
14 Naufal P. Yulianto 5 50% Senang
15 Nur cholis 6 60% Senang
16 Oka Mahendra 4 40% Senang
17 Qothrunnada Safa 4 40% Senang
18 Windi Sabrina Dewi 8 80% Sangat Senang
19 S. Mar’atussolikhah 5 50% Senang
20 S. Arifah 2 20% Tidak Senang
Jumlah 107 1070%
Rata-Rata 53% Senang
Pedoman Penilaian :
P =
Keterangan :
P = Persentase
F = Frekuensi
N = Jumlah Butir Pertanyaan
Rata-rata =
=
Kriteria :
Tidak senang : ≤ 32%
Senang : ≤ 33% - 66%
Sangat senang : ≤ 67% - 100%
Lampiran 15
Rekapitulasi Angket Umpan Balik Siswa Siklus II
No Nama siswa Jumlah Persentase Kriteria
1 Alya Widya Kusuma 10 100% Sangat Senang
2 Astiasmuti 9 90% Sangat Senang
3 Asna Takiya 10 100% Sangat Senang
4 Anas Soni E. 7 70% Sangat Senang
5 Cahyo Putro S. 9 90% Senang Sangat
6 Dwi Purwanti 10 100% Sangat Senang
7 Devi Setya Ningrum 10 100% Sangat Senang
8 Fatiyah Zahra S 10 100% Sangat Senang
9 Hasti Nur Rahma 10 100% Sangat Senang
10 Irma Nur Hasanah 10 100% Sangat Senang
11 M. Abdur Rouf 8 80% Sangat Senang
12 M.Roid Naufal 8 80% Sangat Senang
13 Nafisa Nur Aini 10 100% Sangat Senang
14 Naufal P. Yulianto 10 100% Sangat Senang
15 Nur cholis 10 100% Sangat Senang
16 Oka Mahendra 8 80% Sangat Senang
17 Qothrunnada Safa 10 100% Sangat Senang
18 Windi Sabrina Dewi 10 100% Sangat Senang
19 S. Mar’atussolikhah 9 90% Sangat Senang
20 S. Arifah 10 100% Sangat Senang
Jumlah 188 1880%
Rata-Rata 94% Sangat Senang
Pedoman Penilaian :
P =
Keterangan :
P = Presentase
F = Frekuensi
N = Jumlah Butir Pertanyaan
Rata-rata =
=
Kriteria :
Tidak senang : ≤ 32%
Senang : ≤ 33% - 66%
Sangat senang : ≤ 67% - 100%
Lampiran 18
Foto Kegiatan
Gambar 1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa
Gambar 2. Guru menjelaskan materi perhitungan skala
Gambar 3. Siswa aktif mencari anggota kelompoknya
Gambar 4. Siswa berkelompok untuk menyelesaikan soal yang diberikan guru
Gambar 5. Perwakilan kelompok bertamu ke kelompok lain untuk mendapat
informasi
Gambar 6. Siswa kembali ke kelompok untuk menyampaikan informasi yang
diperoleh
Gambar 7. Guru dan siswa mengoreksi soal yang telah diselesaikan
Gambar 8. Siswa mengerjakan soal yang diberikan guru secara individu
DAFTAR NILAI SKK
Nama : Risa Afria Ulfa R. Fakultas/Jurusan :Tarbiyah/PGMI
Nim : 11511019 Dosen Pembimbing : Eni Titikusumawati,
S.Pd., M.Pd
No Nama Kegiatan Pelaksanaan Status Skor
1 Piagam Penghargaan Opak STAIN Salatiga 2011
20-22 Agustus 2011
Peserta 3
2 Sertifikat Achievement Motivation Training (AMT) “Membangun
Mahasiswa Cerdas Emosi, Spiritual, dan Intelektual Melalui
Achievement Motivation Training (AMT)”
23 Agustus 2011 Peserta 2
3 Piagam Penghargaan Orientasi Dasar Keislaman (ODK) STAIN
Salatiga
24 Agustus 2011 Peserta 2
4 Sertifikat UPT Perpustakaan STAIN Salatiga
19 September 2011
Peserta 2
5 Sertifikat Pendidikan dan Latihan Calon Pramuka andega ke-21
(PLCPP XXI)
30 September-3 Oktober 2011
Peserta 2
6 Sertifikat Praktikum Pendidikan Kepramukaan
7-8 Februari 2012 Peserta 2
7 Piagam Penghargaan STAIN ARABY “Bahasa Arab Sebagai Penunjang
Perkuliahan Mahasiswa”
17 Maret 2012 Peserta 2
8 Sertifikat Comparison Of English And Arabic “Aktualisasi Nilai
Pendidikan Bahasa Arab dan Inggris Sebagai Upaya Memahami
Khasanah Keilmuwan Mutakhir di Era Globalisasi”
13 April 2012 Peserta 2
9 Piagam Penghargaan Seminar Regional “Peran Mahasiswa Dalam
Mengawali BLSM (BLT) Tepat Sasaran”
3 Mei 2012 Peserta 4
10 Sertifikat Pelatihan Mengatasi Kecemasan Tampil Di Depan Umum
9 Juni 2012 Peserta 2
11 Sertifikat Training Pembuatan Makalah
13 Oktober 2012 Peserta 2
12 Sertifikat Seminar Kesehatan Wanita Bersama AVAIL Salatiga
- Peserta 2
13 Sertifikat Workshop Bercerita Bersama Kak Adin
- Peserta 2
14 Piagam Penghargaan Seminar “Pencegahan Bahaya NAPZA
(Narkotika, Psikotropoka, dan Zat Adiktif), HIV/AIDS Mewaspadai
Pergaulan Bebas Untuk Membentuk Remaja yang Tangguh & Launching
PIK SAHAJASA SSTAIN Salatiga”
29 April 2013 Peserta 2
15 Sertifikat Seminar Nasional Entrepreneurship “Menumbuhkan Jiwa Entrepreneur Generasi Muda”
27 Mei 2013 Peserta 8
16 Sertifikat Seminar Nasional & Dialog Publik “Penyesuaian Harga BBM
Bersubsidi”
27 Juni 2013 Peserta 8
17 Sertifikat Seminar Nasional “Guru Kreatif Dalam Implementasi
Kurikulum 2013”
18 November 2013
Peserta 8
18 Piagam Penghargaan Seminar Nasional “Kepemimpinan dan Masa
Depan Bangsa”
23 Februari 2014 Peserta 8
19 Sertifikat “Strategi Penanganan Anak ABK dengan Terapi ABA (Applied Behavior Analysis)”
28 Maret 2014 Peserta 2
20 Sertifikat Talk Show “How To Be a Successful Creative Preneur to Face ASEAN Economic Community 2015”
7 April 2014 Peserta 2
21 Sertifikat Pendidikan dan Pelatihan Keprofesian “Mencerahkan Dunia
Pendidikan Melalui Kreatifitas Guru”
13-14 Mei 2014 Peserta 2
22 Sertifikat Public Hearing “STAIN Menuju IAIN Dari Mahasiswa Oleh
Mahasiswa Untuk Mahasiswa”
10 Juni 2014 Peserta 2
23 Sertifikat Seminar Nasional “Perlindungan Hukum Terhadap Usaha Mikro Menghadapi Pasar
Bebas ASEAN”
- Peserta 8
24 Sertifikat Seminar Nasional “Perbaikan Mutu Pendidikan
Melalui Profesionalitas Pendidikan”
13 November 2014
Peserta 8
25 Sertifikat Seminar Nasional “Entrepreneurship”
16 November 2014
Peserta 8
26 Piagam Penghargaan Workshop Nasional “Sukse Akademik, Sukses
Bakat dan Hidup Bermartabat dengan Karya”
16 Desember 2014
Peserta 8
27 Sertifikat Seminar Regional “Membumikan Peran dan
22 April 2015 Peserta 4
Tantangan Pemuda dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN”
28 Seminar Nasional “Mencegah Generasi Pemuda Islam dari Pengaruh Radiklisme ISIS”
6 Mei 2015 Peserta 8
Jumlah Skor 115
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Dengan ini penulis cantumkan riwayat hidup sebagai berikut :
Nama : Risa Afria Ulfa Ruhana
NIM : 11511019
Tempat, Tanggal Lahir : Boyolali, 03 April 1993
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Blumbang Krajan RT 07/ RW 01 Bantengan, Kec.
Karanggede, Kab. Boyolali
Riwayat Pendidikan :
1. TK Bustanul Atfal Gentan, lulus tahun 1999.
2. SDN Gentan 01, lulus tahun 2005.
3. MTsN Susukan, lulus tahun 2008.
4. SMAN 1 Tengaran, lulus tahun 2011.
5. Masih menyelesaikan pendidikan SI Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
Demikian riwayat hidup penulis yang penulis buat dengan sebenar –
benarnya.
Salatiga, 28 Agustus 2015
Penulis