PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6406/1/bab...

195
i PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN MELALUI METODE INDEX CARD MATCH DAN MEDIA TAS GUCI PADA SISWA KELAS II MI MA’ARIF ROWOSARI KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2019/2020 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh: RISMA NOVIANA NIM: 115-14-115 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2019

Transcript of PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6406/1/bab...

i

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN

MELALUI METODE INDEX CARD MATCH DAN MEDIA TAS GUCI

PADA SISWA KELAS II MI MA’ARIF ROWOSARI

KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2019/2020

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

RISMA NOVIANA

NIM: 115-14-115

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2019

ii

iii

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN

MELALUI METODE INDEX CARD MATCH DAN MEDIA TAS GUCI

PADA SISWA KELAS II MI MA’ARIF ROWOSARI

KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG

TAHUNPELAJARAN2019/2020

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

RISMA NOVIANA

NIM: 115-14-115

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2019

iv

v

vi

vii

MOTTO

ه لـكم ا اذا قيل لـكم تـفسحوا فى المجلس فافسحوا يـفسح الل واذا جيايـها الذين امنـو

ه الذين امنـوا منكم ه قلى والذين اوتوا العلم درجت القيل انشزوا فانشزوا يـرفع الل والل

ر 11 بما تـعملون خبيـ

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan

kepadamu:“Berlapang-lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah,

niscaya Allah akan memberikan kelapangan untukmu. Dan apabila

dikatakan: “Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan

meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang

yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha

Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (Q.s. Al-Mujadalah [28]:11).

viii

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puja dan puji syukur penulis

panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini penulis

persembahkan kepada :

1. Bapak Supri dan Ibu Siti Fatimah, orangtua yang selalu aku sayangngi dan

aku hormati sepanjang hidupku, orangtua terbaik yang Allah berikan

kepadaku yang selalu memberikan do’a, kepercayaan dan keyakinan.

Orangtua yang selalu memberikan dukungan dan motivasi ketika aku

mulai putusasa. Trimakasih atas kepercayaan, pengorbanannya, dan

kesabarannya yang telah mengantarkanku sampaikini.

2. Bapak Sutrisno alm yang selalu aku rindukan keberadaannya, karena

dengan perantara beliau aku dapat hadir didunia ini dan menjalankan

kewajibanku.

3. Naufalia Adani dan Junita Amanda Putri, adikku tersayang yang selalu

menemaniku ketika belajar, selalu bersamaku dalam suka maupun duka.

4. Keluarga besarku yang telah mendukung dan memotivasiku ketika aku

berada dalam titik keputusasaan.

5. Seseorang yang selalu diam-diam mendoakanku.

6. Ibu Dra. Siti Farikhah, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah sabar

memberikan arahan, motivasi, dan bimbingan kepada penulis.

7. Sahabat seperjuangan (Sella, Retno, Febry, Azizah, dan Luluk).

ix

8. Sahabat-sahabat PPL MI Ma’arif Pulutan (Tari, Mita, Amanah, Putri,

Sofiatun, Ima, Salis, Ela, Hida, Lilik, Rifqi, dan Puji).

9. Sahabat-sahabat KKN dusun Wates Posko 136 Kec. Kedungjati (Binti,

Febri, Eka K, Eka Y, Chusnul, Aziz, Dwi, dan Ayu).

10. Teman-teman PGMI angkatan 2014, terimakasih atas waktunya,

kebersamaannya, persahabatannya, kekompakannya dan kenangan-

kenangannya. Trimakasih atas tukar pikiran dan pendapatnya, dan

trimkasih pengalaman-pengalamannya.

11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak

membantu penulis hingga dapat diselesaikan penyusunan skripsi ini.

x

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.....

Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puja dan puji syukur penulis

panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “PENINGKATAN

HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN

PEMBAGIAN MELALUI METODE INDEX CARD MATCH DAN MEDIA

TAS GUCI PADA SISWA KELAS II MI MA’ARIF ROWOSARI

KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN

PELAJARAN 2019/2020”. Sholawat serta salam senantiasa terlimpahkan kepada

junjungan kita, Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan syafaatnya di yaumul

akhir nanti, amin Allahhumma aamiin.

Penulisan skripsi ini, ditujukan untuk memenuhi tugas akhir perkuliahan

dan juga guna untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Madrasah

Ibtidaiyah (PGMI). Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan

berjalan dengan baik tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Sehingga, penulis

mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin, M.Ag. selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Prof. Dr. Mansur, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan IAIN Salatiga.

3. Ibu Dr. Peni Susapti, S.Si., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Guru Madrasah Ibtidaiyah IAIN Salatiga.

xi

4. Ibu Rr. Dewi Wahyu M, S.S., M.Pd. selaku dosen pembimbing akademik.

5. Ibu Dra. Siti Farikhah, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah sabar

memberikan arahan, motivasi, dan bimbingan kepada penulis.

6. Bapak Ibu dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu dan staf IAIN

Salatiga yang telah memberikan layanan serta bantuan kepada penulis.

7. Kepala Madrasah MI Ma’arif Rowosari Kec. Tuntang Kab. Semarang

Bapak Aris Trihariyanto, S.Ag. M.Pd.I yang telah memberikan izin

peneliti untuk melakukan penelitian.

8. Ibu Rica Risti Wulandari, S.Pd.I selaku guru kelas II MI Ma’arif Rowosari

Kec. Tuntang Kab. Semarang .

9. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini, yang tidak dapat

penulis sebutkan satu persatu.

Penulis sepenuhnya sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,

maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga

penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, serta para pembaca pada

umumnya. Aamiin..

Banyubiru, 02 September 2019

Penulis,

xii

ABSTRAK

Noviana, Risma. 2019. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Perkalian

dan Pembagian Melalui Metode Index Card Match dan Media Tas Guci

Pada Siswa Kelas II MI Ma’arif Rowosari Kecamatan Tuntang Kabupaten

Semarang Tahun Pelajaran2019/2020. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru

Madrasah Ibtidaiyah. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut

Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dra. Siti Farikhah, M.Pd.

Kata Kunci: Hasil Belajar, Metode Index Card Match, dan Media Tas Guci

Hasil belajar matematika MI Ma’arif Rowosari Kecamatan Tuntang

Kabupaten Semarang masih rendah, terbukti dengan hasil belajar peserta didik

yang belum mencapai KBM yang telah ditetapkan oleh madrasah yaitu 70. Hal ini

karena peserta didik kurang memperhatikan guru saat proses pembelajaran

berlangsung, peserta didik bermain sendiri, yang mengakibatkan peserta didik

kurang memahami materi yang diajarkan kepada peserta didik, atau terjadi

kalkulasi ketika menjawab pertanyaan, untuk itu media tas guci dan metode index

card match dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran matematika materi

perkalian dan pembagian pada siswa kelas II MI Ma’arif Rowosari Kecamatan

Tuntang Kabupaten Semarang. Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

penggunaan metode index card match dan media tas guci dapat meningkatkan

hasil belajar matematika materi perkalian dan pembagian pada siswa kelas II MI

Ma’arif Rowosari Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang tahun pelajaran

2019/2020.

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas, dimana setiap

siklusnya terdapat empat tahap yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan,

pengamatan, dan refleksi. Subjek dalam penelitian ini siswa kelas II MI Ma’arif

Rowosari kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2019/2020

dengan jumlah peserta didik sebanyak 26 siswa, dimana yang terdiri 12

perempuan dan 14 laki-laki. Instrumen penelitian meliputi: silabus, rencana

pelaksanaan pembelajaran, materi pembelajaran, lembar observasi, dan soal.

Teknik pengumpulan data terdiri dari: observasi, wawancara, tes, dan

dokumentasi. Data analisis secara statistik menggunakan rumus persentase,

apabila ≥ 85% peserta didik telah tuntas belajar maka siklus dihentikan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa, penggunaan metode index card

match dan media tas guci dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada

mata pelajaran matematika materi perkalian dan pembagian melalui tes tertulis

dan lembar pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung. Peningkatan

tersebut dapat terlihat dari hasil pelaksanaan siklus I dan II yang telah

dilaksanakan. Pada siklus I rata-rata 66,15, jumlah peserta didik 26 siswa terdapat

17 peserta didik yang telah tuntas atau 65,38% dan ada 9 peserta didik yang

belum tuntas atau 34,61%. Siklus II rata-rata 83,84, terdapat 24 peserta didik yang

telah tuntas atau 92,30% dan 2 peserta didik yang belum tuntas atau 7,69%.

xiii

DAFTAR ISI

SAMPUL ................................................................................................ i

LEMBAR BERLOGO .......................................................................... ii

HALAMAN JUDUL ............................................................................. iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................... iv

PENGESAHAN KELULUSAN ........................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................ vi

MOTTO ................................................................................................ vii

PERSEMBAHAN ................................................................................. viii

KATA PENGANTAR ........................................................................... x

ABSTRAK ............................................................................................. xii

DAFTAR ISI ......................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL ................................................................................ xvi

DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xvii

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xviii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1

B. Identifikasi Masalah .................................................................... 8

C. Rumusan Masalah ....................................................................... 8

D. Tujuan Penelitian ........................................................................ 9

E. Manfaat Penelitian ...................................................................... 9

F. Hipotesisi Tindakan dan Indikator Keberhasilan ........................ 11

G. Definisi Operasional.................................................................... 12

H. Metode Penelitian........................................................................ 16

I. Sistematika Penulisan ................................................................. 23

xiv

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori ................................................................................ 25

1. Hasil Belajar .......................................................................... 25

a. Pengertian Belajar ........................................................... 25

b. Pengertian Hasil Belajar .................................................. 27

c. Macam-macam Hasil Belajar .......................................... 29

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ........... 31

2. Matematika ............................................................................ 36

a. Perkalian dan Pembagian ................................................ 36

b. Tujuan Belajar Matematika ............................................. 43

c. Langkah-langkah Pembelajaran Matematika di MI ........ 46

3. Metode Index Card Match .................................................... 48

a. Pengertian Metode Index Card Match ............................ 48

b. Cara Pembuatan Metode Index Card Match ................... 49

c. Cara Memaparkan Metode Index Card Match................ 51

d. Kelebihan dan Kekurangan Metode Index Card Match . 52

4. Media Tas Guci ..................................................................... 52

a. Pengertian Media Tas Guci ............................................. 52

b. Cara Pembuatan Media Tas Guci .................................... 55

c. Cara Memaparkan Media Tas Guci ................................ 60

d. Kelebihan dan Kekurangan Media Tas Guci .................. 60

5. Kaitan Pembelajaran Matematika,

Metode Index Card Match dan Media Tas Guci ................... 62

B. Kajian Pustaka ............................................................................ 64

xv

1. Penelitian yang dilakukan oleh Erna Yuniawati (2016) ....... 65

2. Penelitian yang dilakukan oleh Dewi Retnowati (2015)....... 67

3. Persamaan dan Perbedaan antara Peneliti Terdahulu

dengan Penelitian Penulis .................................................... 69

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Subjek Penelitian ......................................................................... 71

B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ................................................... 76

C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II .................................................. 84

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ........................................................................... 92

1. Deskripsi Penelitian Pra-Siklus ............................................. 92

2. Deskripsi Penelitian Siklus I................................................... 93

3. Deskripsi Penelitian Siklus II ................................................. 103

B. Pembahasan ................................................................................. 112

1. Hasil sebelum PTK ............................................................... 112

2. Hasil Penelitian Siklus I ........................................................ 113

3. Hasil Penelitian Siklus II ...................................................... 115

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................ 121

B. Saran ........................................................................................... 122

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 124

LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................... 126

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Identitas Madrasah .................................................................. 74

Tabel 3.2 Data Keadaan Sarana dan Prasarana MI Ma’arif Rowosari ... 76

Tabel 3.3 Daftar Nama Guru dan Karyawan MI Ma’arif Rowosari ....... 77

Tabel 3.4 Nama Peserta Didik Kelas II MI Ma’arif Rowosari ............... 78

Tabel 3.5 Waktu Pelaksanaan Penelitian MI Ma’arif Rowosari ............ 79

Tabel 3.6 Nilai Peserta Didik Kelas Kelas II MI Ma’arif Rowosari ....... 79

Tabel 3.7 Kompetensi Inti ....................................................................... 81

Tabel 3.8 Kompetensi Dasar ................................................................... 82

Tabel 3.9 Indikator .................................................................................. 82

Tabel 3.10 Kompetensi Inti ..................................................................... 89

Tabel 3.11 Kompetensi Dasar ................................................................. 90

Tabel 3.12 Indikator ................................................................................ 90

Tabel 4.1 Lembar Observasi Guru Siklus I ............................................. 98

Tabel 4.2 Lembar Observasi Peserta Didik Siklus I ............................... 101

Tabel 4.3 Data Hasil Belajar Peserta Didik Siklus I ............................... 103

Tabel 4.4Lembar Observasi Guru Siklus II ............................................ 108

Tabel 4.5Lembar Observasi Peserta Didik Siklus II ............................... 111

Tabel 4.6Data Hasil Belajar Peserta Didik Siklus II ............................... 113

Tabel 4.7 Jumlah Perolehan Nilai Peserta Didik Pra-Siklus ................... 117

Tabel 4.8 Jumlah Perolehan Nilai Peserta Didik Siklus I ....................... 118

Tabel 4.9 Hasil Penilaian Afektif Peserta Didik Siklus I ........................ 120

Tabel 4.10 Jumlah Perolehan Nilai Peserta Didik Siklus II .................. 121

Tabel 4.11Hasil Penilain Afektif Peserta Didik Siklus II ....................... 123

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Bagan Rancangan PTK ....................................................... 17

Gambar 2.1 Index Card Match................................................................ 50

Gambar 2.2 Media Tas Guci ................................................................... 59

Gambar 4.1 Diagram Nilai Peserta Didik Setiap Siklus Kelas II

MI Ma’arif Rowosari .............................................................................. 119

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Silabus Kurikulum 2013 ...................................................... 127

Lampiran 2 Materi Pelajaran Perkalian................................................... 133

Lampiran 3 Materi Pelajaran Pembagian ............................................... 134

Lampiran 4 RPP Siklus I ......................................................................... 135

Lampiran 5 RPP Siklus II ....................................................................... 146

Lampiran 6 Lembar Observasi Guru Siklus I ......................................... 156

Lampiran 7 Lembar Observasi Guru Siklus II ........................................ 158

Lampiran 8 Lembar Observasi Peserta Didik Siklus I ............................ 160

Lampiran 9 Lembar Observasi Peserta Didik Siklus II .......................... 161

Lampiran 10 Lembar Hasil Tes Formatif Siklus I .................................. 162

Lampiran 11 Lembar Hasil Tes Formatif Siklus II ................................. 164

Lampiran 12 Dokumentasi Kegiatan Penelitian Siklus I ........................ 166

Lampiran 13 Dokumentasi Kegiatan Penelitian Siklus II ....................... 167

Lampiran 14 Konsultasi Skripsi .............................................................. 169

Lampiran 15 Permohonan Ijin Penelitian ............................................... 171

Lampiran 16 Bimbingan Skripsi ............................................................. 172

Lampiran 17 Telah Melakukan Penelitian .............................................. 173

Lampiran 18 SKK ................................................................................... 174

Lampiran 19 Riwayat Hidup ................................................................... 177

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Mencari ilmu hukumnya wajib bagi umat Islam baik laki-laki

maupun perempuan. Karena dengan ilmu kita dapat membedakan mana

yang baik dan mana yang buruk. Dikutip dari Al-Qur’an dan terjemahan

(Lajnah pentashih mushaf Al-Qur’an Departemen Agama RI, 1989:910-

911) Surat Al Mujadalah ayat 11 telah dijelaskan, Allah SWT berfirman :

ه لـكم ا اذا قيل لـكم تـفسحوا فى المجلس فافسحوا يـفسح الل واذا جيايـها الذين امنـو

ه الذين امنـوا منكم ه قلى والذين اوتوا العلم درجت القيل انشزوا فانشزوا يـرفع الل والل

ر 11 بما تـعملون خبيـ

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan

kepadamu:“Berlapang-lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah,

niscaya Allah akan memberikan kelapangan untukmu. Dan apabila

dikatakan: “Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan

meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang

yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha

Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (Q.s. Al-Mujadalah [28]:11).

Dari ayat tersebut dijelaskan bahwa setiap manusia berhak

mendapatkan ilmu, karena dengan ilmu dapat mengangkat derajat

manusia. Dengan ilmu manusia akan menjadi manusia yang memiliki budi

2

pekerti yang luhur dan dengan ilmu akan membedakan kualitas orang satu

dengan orang lainnya.

Dunia pendidikan adalah dunia yang sangat penting dalam

kehidupan manusia. Manusia yang selalui diiringi pendidikan,

kehidupannya akan selalu berkembang ke arah yang lebih baik. Tidak ada

zaman yang tidak berkembang, tidak ada kehidupan manusia yang tidak

bergerak, dan tidak ada manusia pun yang hidup dalam stagnasi

peradaban. Dan semua itu bermuara pada pendidikan, karena pendidikan

adalah pencetak peradaban manusia (Hamid, 2014:11).

Pendidikan merupakan suatu kebutuhan penting untuk

meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Hal ini tercantum dalam

Undang Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional pada Pasal 1 disebutkan bahwa pendidikan adalah

“Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan negara” (Tim, 2003:3).

Pendidikan tidak lepas dari kata belajar, sebab belajar merupakan

suatu aktivitas yang dapat dilakukan secara psikologis dan fisiologis.

Aktivitas yang bersifat psikologis adalah aktivitas yang merupakan

aktivitas mental, misalnya: aktivitas berpikir, memahami, menyimpulkan,

3

menyimak, menelaah, membandingkan, membedakan, mengungkapkan,

menganalisis dan sebagainya. Sedangkan fisiologis adalah proses

penerapan atau praktik, misalnya: melakukan eksperimen, latihan, praktik,

membuat karya (produk), apresiasi dan sebagainya (Rusman, 2016:12-13).

Belajar adalah proses perubahan tingkah laku pada peserta didik akibat

adanya interaksi antara individu dan lingkungannya melalui pengalaman

dan latihan. Perubahan ini terjadi secara menyeluruh, yang menyangkut

aspek kognitif, afektif, dan psikomotor (Iskandarwassid, 2015:5).

Sehingga seseorang yang melakukan aktivitas belajar dan diakhir dari

aktivitasnya itu telah memperoleh perubahan dalam dirinya dengan

pemikiran pengalaman baru, maka individu itu dikatakan telah belajar

(Djamarah, 2011:14).

Pendidikan dasar merupakan hal yang penting dalam

perkembangan belajar anak. Sebab pendidikan dasar diberikan pada anak

dari usia 7-12 tahun, karena fase itu anak sudah dapat merasakan

rangsangan intelektual pada dirinya. Biasanya anak pada usia antara 7-12

tahun sedang fase konkret. Dimana anak akan di hadapkan dengan sesuatu

benda yang nyata dan benar-benar ada, sehingga akan membekas dan

terekam dalam memori anak pembelajaran yang telah dipelajari.

Madrasah Ibtidaiyah merupakan pondasi pendidikan. Matematika

salah satu mata pelajaran di Madrasah Ibtidaiyah. Dalam bukunya

Wahyudi (2009:4-5) menyebutkan bahwa matematika adalah pembelajaran

yang berkenaan dengan jumlah, ukuran-ukuran, perhitungan dan

4

sebangainya yang dinyatakan dengan angka-angka atau simbol-simbol

tertentu, untuk itu butuh pemahaman yang konkret dalam pembelajaran

matematika.

Di Madrasah Ibtidaiyah banyak peserta didik yang tidak memahami

pelajaran matematika, permasalahannya adalah tidak sesuai dengan

kemampuan peserta didik terhadap materi yang disampaikan guru. Guru

hanya ingin menyelesaikan bahan pelajaran yang tercantum dalam silabus,

sedangkan peserta didik belum memahami materi yang diajarkan.

Sehingga yang sering terjadi yaitu peserta didik belum bisa menemukan

konsep dalam belajar matematika. Hal ini yang membuat matematika

terlihat sulit dan tidak disukai peserta didik. Padahal yang diharapkan,

peserta didik dapat menyukai pelajaran matematika dan mampu

mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Matematika sendiri

diberikan kepada peserta didik sejak dini karena untuk membekali mereka

dengan kemampuan berfikir logis, analisis, sistematis, kritis, dan kreatif

agar menciptakan generasi yang lebih maju.

Guru merupakan aktor utama dalam proses pendidikan, sebab guru

sangat menentukan berhasil atau tidaknya suatu proses pembelajaran.

Untuk itu guru harus mampu mengetahui karakteristik setiap peserta didik

dan materi yang akan disampaikan. Guru juga dituntut untuk mengetahui

ragam pengetahuan sesuai dengan tuntutan zaman, kemajuan sains dan

teknologi (Syah, 2017:1).

5

Pembelajaran merupakan suatu proses komunikasi antara guru dan

murid (Arshar, 2012:27). Dalam proses pembelajaran sering muncul

berbagai hambatan-hambatan baik hambatan psikologis, seperti: minat,

sikap, pendapat, kepercayaan, intelegensi, pengetahuan, hambatan fisik

seperti sakit, kelelahan, keterbatasan daya indera, dan hambatan kultural

maupun lingkungan yang dimiliki oleh peserta didik (Jamarah, 2011:190).

Namun hambatan proses pembelajaran dapat dikurangi dengan bantuan

metode dan media pembelajaran, karena peranannya dalam proses

pembelajaran sangat besar. Penggunaan metode dan media yang sesuai

dengan perkembangan dan kemampuan peserta didik dapat mencapai

tujuan pembelajaran yang optimal.

Metode index card match (mencari pasangan kartu) merupakan

salah satu jenis dari metode pendukung dalam pembelajaran kooperatif

(Suprijono, 2011:120). Keunggulan dari metode ini peserta didik

melakukan kegiatan secara bersama-sama dengan berpasangan yang

diarahkan oleh guru, sehingga peserta didik saling membantu, saling

berdiskusi, dan saling berargumentasi dalam rangka merangsang

pengetahuan yang mereka kuasai saat itu, dan menutup kesenjangan

pemahaman masing-masing (Tampubalon, 2018:112).

Selain metode media pembelajaran juga sangat berperan penting

dalam pembelajaran. Karena media pembelajaran sebagai penyampai

pesan dari beberapa sumber saluran kepenerima pesan (Trianto, 2015:113).

Peranan media dalam proses pembelajaran sebagai alat bantu mengajar,

6

mempengaruhi motivasi, minat dan atensi peserta didik dalam belajar.

Dengan adanya media pembelajaran membuat pembelajaran menjadi lebih

mudah, gampang dan menyenangkan (Hamid, 2014:149).

Media pembelajaran yang baik mampu menjawab berbagai

persoalan-persoalan yang dihadapi, dapat digunakan sebagai perantara atau

sarana dari guru untuk siswa guna merangsang pikiran, memproses dan

menyampaikan informasi atau pesan. Adanya alat bantu atau media

pembelajaran yang bisa digunakan dalam kegiatan pembelajaran antara

lain: buku, tape recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide

(gambar bingkai), foto, gambar grafik, televisi, dan komputer (Arsyad,

2011:4)

Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Rica Risti Wulandari,

S.Pd. selaku wali kelas II MI Ma’arif Rowosari Kecamatan Tuntang

Kabupaten Semarang menjelaskan bahwa terdapat kesulitan pada mata

pelajaran matematika materi perkalian dan pembagian, hal ini dapat dilihat

dari kemampuan peserta didik kelas II MI Ma’arif Rowosari mata

pelajaran matematika yang nilainya belum mencapai KBM (Ketuntasan

Belajar Minimal) yang telah ditetapkan adalah 70, dari 26 peserta didik

yang belum tuntas mencapai KBM terdapat 14 peserta didik atau sekitar

53,84%, sedangkan peserta didik yang sudah mencapai KBM ada 12

peserta didik atau sekitar 46,15%. Masalah lain yang muncul dalam

pembelajaran matematika adalah guru masih menggunakan paradigma

pembelajaran satu arah, sehingga guru akan lebih mendominasi

7

pembelajaran yang membuat peserta didik kurang aktif. Faktor lain,

peserta didik kurang memperhatikan guru saat proses pembelajaran

berlangsung, peserta didik bermain sendiri, dan mengobrol dengan

temannya yang mengakibatkan peserta didik kurang memahami materi

yang diajarkan atau terjadi kalkulasi ketika menjawab pertanyaan.

Melihat hasil belajar dan pelaksanaan pembelajaran tersebut, sangat

perlu mengadakan perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran matematika materi perkalian dan pembagian pada kelas II

MI Ma’arif Rowosari untuk meningkatkan hasil belajar matematika.

Melalui teknik menghitung bilangan dengan menggunakan media

tas guci diharapkan peserta didik dapat bergairah, paham, dan menganggap

mempelajari matematika sangat mudah serta menyenangkan. Maka dari itu

perlu adanya alternatif pemecahan, sehingga peneliti menentukan

diantaranya metode pembelajaran yang cocok untuk meningkatkan hasil

belajar pada materi perkalian dan pembagian untuk kelas II MI adalah

dengan menggunakan model index card match dan media sebagai

pendukungnya adalah media tas guci. Dimana dalam metode index card

match peserta didik diajak untuk mencari pasangan dan mempresentasikan

pertanyaan dan jawaban yang ada dalam kartu dengan menggunakan tas

guci yang telah disiapkan oleh guru, sehinga membuat proses

pembelajaran menjadi aktif. Dalam pembelajaran ini peserta didik menjadi

lebih semangat belajar matematika karena dihadirkan oleh pengalaman

yang nyata dan konkret, untuk itu peserta didik akan mudah memahami

8

dan senang belajar matematika. Dengan adanya metode index card match

dapat mempererat jalinan pertemanan antar peserta didik satu dengan

peserta didik yang lain karena mereka diajak untuk bekerja sama dalam

memecahkan masalah dengan cara mencari pasangan.

Setelah apa yang telah dijabarkan oleh penulis diatas maka penulis

bermaksud untuk meneliti “PENINGKATAN HASIL BALAJAR

MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN

MELALUI METODE INDEX CARD MATCH DAN MEDIA TAS

GUCI PADA SISWA KELAS II MI MA’ARIF ROWOSARI

KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN

PELAJARAN 2019/2020”.

B. Identifikasi Masalah

Adapun dalam identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Hasil belajar peserta didik rendah,

2. Guru jarang menggunakan media untuk pembelajaran matematika pada

materi perkalian dan pembagian,

3. Peserta didik tidak terlihat aktif dalam pembelajaran,

4. Guru sering menggunakan metode ceramah.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah, maka rumusan

masalah dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang akan dibahas

adalah “Apakah penggunaan metode index card match dan media tas guci

dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi perkalian dan

9

pembagian siswa kelas II MI Ma’arif Rowosari Kecamatan Tuntang

Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2019/2020?”

D. Tujuan Penelitian

Dengan mendasarkan permasalahan yang ada, maka tujuan

penelitian tindakan kelas adalah untuk mengetahui penggunaan metode

index card match dan media tas guci dapat meningkatkan hasil belajar

matematika materi perkalian dan pembagian pada siswa kelas II MI

Ma’arif Rowosari Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun

Pelajaran 2019/2020.

E. Manfaat Penelitian

Ada beberapa manfaat yang dapat dipetik dari kegiatan penelitian ini,

antara lain :

1. Manfaat Teoritik

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dalam

dunia pendidikan berupa gambaran mengenai sebuah teori yang

menyatakan bahwa peningkatan hasil belajar matematika pada materi

perkalian dan pembagian dengan menggunakan metode index card

match dan media tas guci terhadap peserta didik dapat bermanfaat

untuk peserta didik.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

1) Menumbuhkan motivasi dan semangat baru untuk mengikuti

pembelajaran matematika,

10

2) Meningkatkan hasil belajar siswa selama proses pembelajaran

matematika,

3) Meningkatkan keaktifan dan menciptakan suasana belajar yang

berkesan sehingga meningkatkan hasil belajar matematika,

4) Meningkatkan kemampuan pemahaman peserta didik dalam

memahami materi matematika.

b. Bagi Guru

1) Memberikan masukan bagi guru untuk menciptakan suasana

yang menyenangkan dan menarik minat belajar peserta didik,

2) Meningkatkan kreatifitas guru dalam menggunakan metode dan

media pembelajaran terhadap materi yang akan disampaikan,

3) Sebagai bahan pertimbangan dan masukan dalam melakukan

pembelajaran dikelas khususnya pembelajaran matematika

materi perkalian dan pembagian.

c. Bagi Madrasah

1) Penelitian ini dapat memberikan sumbangan yang baik pada

madrasah dalam rangka perbaikan kualitas dan mutu

pembelajaran madrasah.

d. Bagi Peneliti

1) Dapat memberikan pengalaman kepada peneliti untuk terjun

langsung kebidang pendidikan,

11

2) Dapat memberikan referensi tentang penerapan metode index

card match dan media tas guci pada materi perkalian dan

pembagian.

F. Hipotesis Tindakan Dan Indikator Keberhasilan

1. Hipotesis Tindakan

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan

masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah

dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan. Dalam penelitian ini,

rumusan hipotesisnya adalah terjadi peningkatan hasil belajar

matematika perkalian dan pembagian melalui penggunaan metode

index card match dan media tas guci pada siswa kelas II MI Ma’arif

Rowosari Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran

2019/2020.

2. Indikator Keberhasilan

Penerapan penggunaan metode index card match dan media tas

guci dapat dikatan efektif apabila hasil belajar yang diharapkan dapat

tercapai. Adapun indikatornya dapat dirumuskan sebagai berikut:

a. Secara Individu

Adanya peningkatan hasil belajar matematika materi perkalian

dan pembagian yang mencapai KBM (Ketuntasan Belajar

Minimal) ≥ 70.

12

b. Secara Klasikal

Ketuntasan siswa secara klasikal dalam materi perkalian dan

pembagian yang mencapai persentase nilai ≥85% siswa mencapai

Kurikulum 2013 (Trianto, 2009:241).

G. Definisi Operasional

1. Hasil Belajar

Hasil belajar sangat erat kaitannya dengan belajar atau proses

belajar. Hasil belajar pada dasarannya dikelompokkan dalam dua

kelompok, yaitu pengetahuan dan ketrampilan. Pengetahuan dibedakan

menjadi empat macam, yaitu pengetahuan tentang fakta-fakta,

pengetahuan tentang prosedur, pengetahuan konsep, dan ketrampilan

untuk berinteraksi, (Suprihatiningrum, 2017:37). Hasil belajar sangat

erat kaitannya dengan belajar atau proses belajar. Hasil belajar

mencangkup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik

(Thobroni, 2017:21).

Dapat disimpulkan hasil belajar merupakan nilai yang diraih

oleh peserta didik yang dinyatakan dengan simbol dan huruf yang

dicapai peserta didik setelah kegiatan proses pembelajaran.

2. Matematika

Matematika salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada

peserta didik Madrasah Ibtidaiyah. Matematika berasal dari kata

Yunani, “merhein” atau “mathenein”, yang artinya mempelajari

13

(Sam’s, 2010:11). Matematika mempunyai objek kajian yang bersifat

abstrak. Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang dapat

meningkatkan kemampuan berpikir dan berargumrntasi, memberikan

konstrubusi dalam menyelesaian masalah sehari-hari dan dunia kerja.

Serta memberi dukungan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi (Susanto, 2013:185).

Dapat disimpulkan bahwa matematika adalah salah satu mata

pelajaran di MI yang harus dikuasai oleh siswa sekolah. Sebab

matematika tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia sehari-hari.

Matematika juga masih terus berkembang secara dinamis seiring

perubahan zaman.

3. Perkalian dan Pembagian

Perkalian dan pembagian merupakan salah satu materi dalam

pembelajaran matematika. Dalam kamus bahasa Indonesia kata kali

berarti untuk menyatakan kekerapan tindakan, kata untuk menyatakan

kelipatan atau perbandingan ukuran atau harga (Suharso, 2014:259).

Sedangkan kata bagi dalam kamus bahasa Indonesia yaitu pecahan

disesuatu yang utuh, penggal, pecah, bagi suatu operasi aljabar yang

biasanya dinyatakan dengan simbol titik dua (:) atau garis (-) atau garis

miring (/). Sedangkan membagi adalah menceraikan (memecahkan,

memisahkan, membela) menjadi beberapa bagian yang sama,

menyederhanakan bilangan dengan bilangan tertentu, memecahkan

14

sesuatu lalu memberikannya kepada pihak lain, memberikan sebagian

untuk orang lain (Suharso, 2014:56).

Jadi dapat disimpulkan perkalian dan pembagian merupakan

salah satu materi mata pelajaran matematika. Dalam materi perkalian

didalamnya membahasa suatu konsep penjumlahan yang berulang

dengan simbol (x) dan pembagian merupakan sebuah materi

matematika yang membahasa tentang pengurangan yang berulang

sampai habis atau nol dengan simbol (:).

4. Metode Index Card Match

Metode index card match merupakan metode pembelajaran

kooperaktif. Index card match adalah mencari pasangan kartu

(Suprijono, 2011:120). Metode pembelajaran ini sangat bagus untuk

mengaktifkan peserta didik dalam proses pembelajaran. Metode ini

digunakan guru dengan maksud mengajak peserta didik untuk

menemukan jawaban yang cocok dengan pertanyaan yang sudah

disiapkan (Sutikno, 2014:128).

Dapat disimpulkan metode index card match merupakan salah

satu metode pendukung pembelajaran kooperatif dimana peserta didik

diminta mencari pasangan dengan bantuan kartu yang terdiri dari kartu

soal dan kartu jawaban, dengan metode pembelajaran ini peserta didik

sambil belajar mengenai konsep, atau topik dalam suasana yang

menyenangkan, sehingga menciptakan pembelajaran yang aktif .

15

5. Media Tas Guci

Media sering diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau

elektronis untuk menangkap, memproses dan menyusun kembali

informasi visual atau verbal (Arsyad, 2011:3).

Dalam kamus bahasa Indonesia pengertian tas adalah kemasan

atau wadah yang berbentuk persegi dan sebagainnya, biasanya bertali,

dipakai untuk menaruh, menyimpan, atau membawa sesuatu (Suharso,

2014:506). Sedangkan pengertian guci adalah buyung yang diberi lapis

berkilap, yang dimaksud buyung adalah suatu tempat yang biasa

digunakan untuk membawa air terbuat dari tanah (Suharso, 2014:204).

Dalam pendekatan seni rupa guci diartikan sebagai salah satu karya

seni rupa terapan yang mempunyai nilai estetis. Umumnya guci

difungsikan sebagai perabot rumah tangga yang bertujuan

mempercantik ruangan. Namun guci dalam media pembelajaran ini

difungsikan untuk menyimpan sedotan media pembelajaran.

Jadi dapat disimpulkan bahwa media tas guci adalah media

pembelajaran yang berbentuk guci-guci yang merupakan alat bantu

penyampaian materi perkalian dan pembagian pada peserta didik kelas

II MI sehingga pembelajaran dapat tersampaikan sesuai dengan tujuan

pembelajaran. Mengapa diambil nama guci, karena guci dibuat untuk

wadah sedotan atau media yang digunakan dalam pembelajaran dan tas

dapat difungsikan untuk menyimpan barang. Tas difungsikan untuk

16

menyimpan beberapa alat peraga, adapun beberapa alat yang dapat

disimpan adalah sedotan dan kain flanel yang berbentuk angka dan

simbol-simbol bilangan, serta alat-alat pendukung lainnya.

H. Metode Penelitian

Metode penelitian menjelaskan tentang rancangan penelitian,

subjek penelitian, langkah-langkah penelitian, instrumen penelitian, teknik

pengumpulan data, dan analisis data.

1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Prosedur dan langkah-langkah penelitian mengikuti prinsip-prinsip

dasar yang berlaku dalam penelitian tindakan.Penelitian tindakan kelas

merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah

tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas

secara bersama-sama (Arikunto, 2014:3).

2. Subjek Penelitian

Subjek dalam Penelitian Tindakan Kelas adalah siswa kelas II

MI Ma’arif Rowosari Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang

dengan jumlah keseluruhan 26 peserta didik. Waktu pelaksanaan

penelitian pada semester 1 tahun pelajaran 2019/2020.

17

3. Langkah-Langkah Penelitian

Penelitian tindakan kelas yang dirancang dalam penelitian ini

adalah penggunaan metode index card match dan media tas guci yang

dilaksanakan setiap siklus. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan

persiklus, dimana dari masing-masing siklus terdiri dari perencanaan,

pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Untuk memperjelas berikut ini

akan disajikan gambaran skema keempat langkah siklus penelitian.

Berdasarkan gambar bagan rancangan PTK, adapun langkah-langkah

siklus penelitian sebagai berikut:

Perencanaan

Siklus I

pengamatan

Perencanaan

Siklus II

Pengamatan

?

Pelaksanaan Refleksi

Refleksi Pelaksanaan

Gambar 1.1 bagan Rancangan PTK

Sumber: Arikunto, dkk (2014: 16)

18

a. Perencanaan

Menyiapkan RPP Matematika dengan menggunakan metode index

card match dan media tas guci pada mata pelajaran matematika,

1) Menyiapkan fasilitas, sarana dan media yang digunakan dalam

pembelajaran,

2) Menyiapkan soal sebagai tes tertulis,

3) Mempersiapkan instrumen penilaian.

b. Pelaksanaan tindakan

Tahap ini guru melaksanakan satuan perencanaan tindakan yang

telah tertulis di RPP matematika. RPP tersebut terdiri dari tiga

kegiatan yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup.

c. Pengamatan

Bagian pengamatan guru melakukan pengamatan yang meliputi

proses dan hasil dari pelaksanaan kegiatan. Tujuan pengamatan ini

untuk mengumpulkan bukti hasil tindakan agar dapat dievaluasi

dan dijasikan dasar dalam melakukan refleksi.

d. Refleksi

Dalam hal ini semua yang diperoleh dari hasil observasi

dikumpulkan kemudian dilakukan analisis dan evaluasi untuk

mengetahui apakah tindakan yang dilakukan telah mencapai tujuan

yang diharapkan atau tidak. Berdasarkan observasi tersebut, guru

dapat melakukan evaluasi diri atau refleksi tentang kegiatan

pembelajaran yang telah dilakukan. Selama kegiatan evaluasi

19

pembelajaran guru dan peneliti juga harus mengakui apa saja yang

harus diperbaiki ataupun tidak. Sehingga dapat dijadikan landasan

untuk siklus selanjutnya.

4. Instrumen Penelitian

Instrumen merupakan sesuatu yang mempunyai kedudukan

penting, karena instrumen akan menentukan data yang dikumpulkan

(Suharsimi, 2010:92). Instrumen berfungsi untuk mempermudah dan

memperlancar dalam pengumpulan data. Instrumen yang digunakan

untuk mengumpulkan data yang digunakan dalam Penelitian Tindakan

Kelas (PTK) adalah:

a. Silabus

Sebagai acuan untuk menyusun dan pengembangan RPP, silabus

yang diguakan adalah silabus matematika kelas II MI.

b. RPP

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran disusun dan dikembangkan

dari silabus, adapun RPP yang dibuat sesuai dengan materi yang

akan diajarkan kepada peserta didik dengan materi perkalian dan

pembagian.

c. Materi Pembelajaran

Materi-materi yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran,

materi yang diajarkan sesuai dengan kegiatan yang akan

dilaksanakan.

20

d. Lembar Observasi

Alat yang digunakan dalam kegiatan mengamati dalam proses

penelitian, lembar observasi ini digunakan untuk mengamati guru

dan peserta didik dalam proses kegiatan pembelajaran.

e. Soal

Untuk mendapatkan data kuantitatif berupa nilai yang

menggambarkan pencapaian target ketuntasan belajar, adapun soal

yang digunakan tentang materi perkalian dan pembagian.

5. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

melalui pengamatan. Observasi dilakukan oleh peneliti untuk

mengamati guru dan peserta didik pada setiap siklus, untuk

mengetahui sejauh mana pemahaman dan peningkatan hasil belajar

peserta didik terhadap materi matematika yang diajarkan.

b. Wawancara

Wawancara adalah metode pengambilan data yang dilakukan

dengan cara menanyakan kepada responden secara langsung dan

bertatap muka tentang beberapa hal yang diperlukan dari suatu

fokus penelitian (Ghani, 2016:176). Peneliti menggunakan

wawancara tidak terstruktur untuk mendapatkan informasi dari

narasumber yaitu Ibu Rica selaku wali kelas II dan Bapak Aris

Kepala Madrasah MI Ma’arif Rowosari Kematan Tuntang

21

Kabupaten Semarang. Wawancara tidak terstruktur adalah

wawancara bebas, dimana peneliti tidak menggunakan pedoman

wawancara yang berisi pertanyaan-pertanyaan spesifik, namun

hanya memuat poin-poin penting dari masalah yang digali dari

narasumber.

c. Tes

Tes merupakan stimulus yang diberikan kepada seseorang dengan

maksud untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang disajikan

penetapan skor angka. Tes dilakukan untuk mengukur ketrampilan

pengetahuan, inteligensi, kemampuan, atau bakat yang dilakukan

oleh individu atau kelompok. Dalam penelitian ini penggunaan tes

dapat memperoleh data yang bersifat asli tanpa rekayasa. Teknik

tes digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta didik

terhadap materi pembelajaran yang telah diajarkan.

d. Dokumentasi

Dalam bukunya Damayanti mengatakan (2016:74-75) bahwa

dalam penelitian kebanyakan diperoleh dari sumber manusia atau

human resource, melalui observasi dan wawancara. Sumber lain

yang bukan dari manusia (non-human resources), diantaranya

dokumentasi atau foto. Dengan menggunakan dokumentasi atau

foto peneliti dapat mengungkapkan suatu situasi pada detik

tertentu, sehingga dapat memberikan informasi deskriptif yang

22

berlaku saat itu. Misalnya menggambarkan situasi saat proses

pembelajaran berlangsung.

6. Analisis Data

Untuk analisis tingkat keberhasilan atau persentase ketuntasan

belajar peserta didik setelah proses belajar mengajar berlangsung pada

tiap siklusnya dilakukan dengan memberikan evaluasi berupa soal

tertulis pada setiap akhir siklus. Analisis ini dihitung dengan

menggunakan statistik sederhana Zainal dalam (Saputri, 2017:16).

a. Penilaian tugas dan tes

Penelitian menjumlahkan nilai yang diperoleh peserta didik,

kemudian dibagi dengan jumlah peserta didik kelas tersebut

sehingga diperoleh nilai rata-rata, dengan menggunakan rumus :

= Nilai Rata-Rata

∑X= Jumlah Semua Nilai Peserta Didik

N= Jumlah Peserta Didik

b. Penilaian untuk ketuntasan belajar

Ada dua kategori ketuntasan belajar, yaitu secara perorangan dan

klasikal. Dalam menghitung presentase ketuntasan penulis

menggunakan rumus (Daryanto, 2011:192) sebagai berikut :

23

Analisis ini dilakukan pada saat refleksi. Hasil dari analisis digunakan

sebagai bahan refleksi untuk melakukan perencanaan lanjut dalam

siklus selanjutnya. Hasil analisis juga dijadikan sebagai bahan refleksi

dalam memperbaiki rencana pembelajaran atau sebagai bahan

pertimbangan dalam penentuan metode pembelajaran yang tepat.

I. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan untuk memudahkan penyelesaian dari

penelitian, dalam penelitian ini terdiri dari lima bab, masing-masing bab

membahas persoalan tersendiri tetapi saling berkaitan antara bab satu

dengan bab lainnya, untuk itu penulis menyusun sistematika penulisan

sebagai berikut :

1. Bab I Pendahuluan

Pendahuluan adalah bab pertama dari skripsi yang mengantarkan

pembaca untuk dapat menjawab pertanyaan apa yang diteliti, untuk

apa dan mengapa penelitian itu dilakukan. Oleh karena itu, bab

pendahuluan pada skripsi ini memuat: latar belakang masalah,

identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian ( manfaat teoritik dan manfaat praktis), hipotensis tindakan

dan indikator keberhasilan, definisi operasional (hasil belajar,

matematika, perkalian dan pembagian, metode index card match, dan

media tas guci), metode penelitian (rancangan penelitian, subjek

penelitian, langkah-langkah penelitian, instrumen penelitian, teknik

pengumpulan data, dan analisis data), dan sistematika penulisan.

24

2. Bab II Landasan Teori

Bab ini merupakan bab tentang landasan teori yang berisikan kajian

teori dan kajian pustaka. Pada kajian teori akan diuraikan mengenai

hasil belajar (pengertian belajar, pengertian hasil belajar, macam-

macam hasil belajar, dan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil

belajar), matematika (perkalian dan pembagian, tujuan belajar

matematika, dan langkah-langkah pembelajaran metematika di MI),

metode index card match (pengertian metode index card match, cara

pembuatan metode index card match,, cara memaparkan metode index

card match, kelebihan dan kekurangan metode index card match),

media tas guci (pengertia media tas guci, cara pembuatan media tas

guci, cara memaparkan media tas guci, kelebihan dan kekurangan

media tas guci). Kaitan pembelajaran matematika dengan metode

index card match, dan media tas guci. Sedangkan pada kajian pustaka

memuat tentang hasil penelitian terdahulu yang relavan.

3. Bab III Metode Penelitian

Berisi subjek penelitian, deskripsi pelaksanaan persiklus (perencanaan,

pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi).

4. Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan

Berisi tentang diskripsi persiklus (data hasil penelitian, refleksi) dan

pembahasan.

5. Bab V Penutup

Penutup yang memuat kesimpulan dan saran.

25

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Hasil Belajar

a. Pengertian Belajar

Sebelum memaparkan tentang hasil belajar, terlebih dahulu

penulis memaparkan tentang belajar. Belajar merupakan salah satu

faktor yang mempengaruhi dan berperan penting dalam

pembentukan pribadi dan perilaku individu. Belajar adalah proses

usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan

tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya (Djamarah, 2011:13). Belajar adalah diperolehnya

kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan, dan sikap baru (Rusman,

2016:13).

Belajar adalah kemampuan dan disposisi seseorang yang

dapat dipertahankan dalam suatu periode tertentu dan bukan

merupakan dari hasil proses pertumbuhan, karena belajar

menyangkut adanya perubahan yang relatif permanen pada

pengetahuan atau perilaku seseorang karena pengalaman (Sam’s,

2010:31). Belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang

dilakukan secara sengaja untuk mendapatkan perubahan yang lebih

26

baik, misalnya: dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak terampil

menjadi terampil, dan dari yang belum dapat melakukan sesuatu

menjadi dapat melakukan sesuatu. Perubahan itu dapat terjadi jika

adanya pengalaman dan latihan. Jadi belajar adalah bukan suatu

hasil tetapi belajar adalah merupakan suatu proses untuk mencapai

tujuan dalam rangka memenuhi kebutuhan menuntut ilmu

(Khairani, 2017:7).

Belajar merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia

yang vital dalam usahanya untuk mempertahankan hidup dan

mengembangkan dirinya dalam kehidupan bermasyarakat dan

bernegara. Belajar dirasakan sebagai suatu kebutuhan yang vital

karena makin pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi

yang menimbulkan berbagai perubahan pada segenap aspek

kehidupan dan penghidupan manusia. Tanpa belajar, manusia akan

mengalami kesulitan dalam menyelesaikan diri dengan

lingkungannya karena tuntutan hidup, kehidupan, dan penghidupan

senantiasa berubah. Dengan demikian, belajar menjadi suatu

kebutuhan yang harus dipenuhi sepanjang usia manusia sejak lahir

hingga akhir hayatnya (Basleman, 2011 : 1).

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa belajar

adalah suatu proses perubahan tingkah laku pada seseorang akibat

adanya interaksi antara individu dan lingkungannya melalui

pengalaman dan latihan. Perubahan itu dari tidak tahu menjadi

27

tahu, dari tidak terampil menjadi terampil, dan dari yang belum

dapat melakukan sesuatu menjadi dapat melakukan sesuatu untuk

mencapai tujuan dalam rangka memenuhi kebutuhan menuntut

ilmu dimana menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.

b. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar sangat erat kaitannya dengan belajar atau

proses belajar. Hasil belajar adalah sejumlah pengalaman yang

diperoleh siswa yang mencangkup ranah kognitif, afektif, dan

psikomotorik. Belajar tidak hanya penguasaan konsep teori mata

pelajaran saja, tetapi juga penguasaan kebiasaan, persepsi,

kesenangan, minat-bakat, penyesuaian sosial, macam-macam

ketrampilan, cita-cita, keinginan dan harapan. Belajar merupakan

proses yang kompleks dan terjadinya perubahan perilaku pada saat

proses belajar diamati pada perubahan perilaku siswa setelah

dilakukan penilaian. Tolak ukur keberhasilan siswa biasanya

berupa nilai yang diperolehnya. Nilai itu diperoleh setelah siswa

melakukan proses belajar dalam jangka waktu tertentu dan

selanjutnya mengikuti tes akhir (Rusman, 2016:67).

Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai,

pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan ketrampilan.

Merujuk pemikiran Gagne dalam bukunya Suprijono (2011:5),

hasil belajar berupa :

28

1. Invormasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan

pengetahuan dan bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis.

Kemampuan merespon secara spesifik terhadap rangsangan

spesifik. Kemampuan tersebut tidak memerlukan manipulasi

simbol, pemecahan masalah maupun penerapan aturan;

2. Kemampuan intelektual merupakan kemampuan untuk

memprentasikan konsep dan lambang. Kemampuan intelektual

terdiri dari kemampuan mengategorisasi, kemampuan analitis-

sisntesis, fakta-konsep, dan pengembangan prinsip-prinsip

keilmuan. Ketrampilan intelektual meruapakan kemampuan

melakukan aktivitas kognitif bersifat khas;

3. Strategi kognitif merupakan kecakapan menyalurkan dan

mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini

meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan

masalah;

4. Ketrampilan motorik merupakan kemampuan melakukan

serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi,

sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani; dan

5. Sikap merupakan kemampuan menerima atau menolak objek

berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa

kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai,

sikap menjadi niai-nilai standar perilaku.

29

Hasil belajar adalah tentang pengukuran dari penilaian

kegiatan setelah melakukan proses belajar yang dinyatakan dengan

huruf atau simbol dengan menyangkup penguasaan ilmu

pengetahuan, sikap dan ketrampilan (Susanto, 2013:6).

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli diatas dapat

disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku atau

kemampuan seseorang secara keseluruhan yang dimiliki oleh siswa

setelah belajar yang mencangkup kemampuan kognitif, afektif, dan

psikomotorik yang disebabkan oleh pengalaman.

Hasil belajar digunakan untuk mengetahui sebatas mana

peserta didik dapat memahami dan mengerti materi tersebut. Hasil

belajar juga digunakan sebagai pengukuran dari penilaian kegiatan

proses belajar diukur dengan pola-pola perbuatan, nilai-nilai,

pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan ketrampilan yang

diraih oleh peserta didik yang dinyatakan dengan simbol atau huruf

yang dicapai peserta didik pada periode tertentu. Hasil belajar

merupakan tolak ukur keberhasilan peserta didik yang biasanya

berupa nilai yang diperolehnya setelah peserta didik melakukan

proses belajar dalam jangka waktu tertentu dengan melalui tes.

c. Macam-macam Hasil Belajar

Hasil belajar sebagaimana telah dijelaskan diatas meliputi

aspek kognitif (pemahaman konsep), aspek afektif (sikap siswa),

30

dan aspek psikomotor (ketrampilan proses). Untuk lebih jelasnya

sebagai berikut :

1. Aspek kognitif (pemahaman konsep)

Pemahaman konsep kognitif diartikan sebagai kemampuan

untuk menyerap arti dari materi atau bahan yang dipelajari.

Pemahaman ini adalah seberapa siswa mempu menerima,

menyerap, dan memahami pelajaran yang diberikan oleh guru

kepada siswa, atau sejauh mana siswa dapat memahami serta

mengerti apa yang ia baca, yang dilihat, yang dialami, atau

yang ia rasakan berupa hasil penelitian atau observasi langsung

yang ia lakukan.

2. Aspek afektif (sikap siswa)

Pemahaman konsep afektif atau sikap tidak hanya berupa aspek

mental semata, melainkan mencangkup pula aspek respons

fisik. Jadi, sikap ini harus ada kekompakan antara mental dan

fisik secara serempak. Jika mental saja yang dimunculkan,

maka belum tampak secara jelas sikap seseorang yang

ditunjuknya.

3. Aspek psikomotor (ketrampilan proses)

Pemahaman konsep psikomotor merupakan ketrampilan yang

mengarah kepada pembangunan kemmapuan mental, fisik, dan

sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan yang

lebih tinggi dalam diri individu. Kemampuan ini yang berarti

31

kemampuan menggunakan pikiran, nalar, dan perbuatan secara

efektif dan efesien untuk mencapai suatu hasil tertentu,

termasuk kreativitasnya (Susanto, 2013:6-11).

Jadi dapat disimpulkan bahwa macam-macam hasil belajar

yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor yang ada

dalam diri individu.

d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar menurut

Rusman (2016:67-68) meliputi faktor internal dan eksternal, yaitu :

a. Faktor Internal

1) Faktor Fisiologis

Secara umum kondisi fisiologis, seperti kondisi kesehatan

yang prima, tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak

dalam keadaan cacat jasmani dan sebagainya. Hal-hal

tersebut dapat mempengaruhi siswa dalam menerima materi

pelajaran.

2) Faktor Psikologis

Setiap individu dalam hal ini siswa pada dasarnya memiliki

kondisi psikologis yang berbeda-beda, ternyata hal ini turur

memengaruhi hasil belajarnya. Beberapa faktor psikologis

meliputi inteligensi (IQ), perhatian, minat, bakat, motif,

motivasi, kognitif, dan daya nalar siswa.

32

b. Faktor Eksternal

1) Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan dapat memengaruhi hasil belajar. Faktor

lingkungan ini meliputi lingkungan fisik dan sosial.

Lingkungan alam misalnya suhu, kelembaban dan lain-lain.

Belajar pada tengah hari di ruang yang memiliki ventilasi

udara yang kurang tentunya akan berbeda suasana

belajarnya dengan yang belajar dipegi hari yang udaranya

masih segar dan di ruang yang cukup mendukung untuk

bernafas lega.

2) Faktor Instrumental

Faktor-faktor instrumental adalah faktor yang keberadaan

dan penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar

yang diharapkan. Faktor-faktor ini diharapkan dapat

berfungsi sebagai sarana untuk tercapainya tujuan-tujuan

belajar yang telah direncanakan. Faktor-faktor instrumental

ini berupa kurikulum, sarana dan guru.

Sedangkan menurut Sriyanti (2011:23-25) berpendapat

bahwa keberhasilan belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor-

faktor. Adapun faktor-faktor itu meliputi :

a. Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang terdapat di luar diri

individu. Dalam proses belajar disekolah, faktor eksternal

33

berarti faktor-faktor yang berada diluar diri peserta didik.

Faktor-faktor eksternal terdiri dari faktor nonsosial dan sosial.

1) Faktor nonsosial

Faktor non sosial adalah faktor-faktor diluar individu yang

berupa kondisi fisik yang ada di lingkungan belajar. Faktor

non sosial berupa kondisi fisik yang ada di lingkungan

sekolah, keluarga maupun masyarakat. Aspek fisik tersebut

dapat berupa peralatan sekolah, sarana belajar, gedung dan

ruang belajar, kondisi geografis sekolah, rumah dan

sejenisnya.

2) Faktor sosial

Faktor sosial adalah faktor-faktor diluar individu yang

berupa manusia. Faktor eksternal yang bersifaf sosial, bisa

dipilah menjadi faktor yang berasala dari keluarga,

lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat (teman

bergaul). Misalnya, kehadiran orang dalam belajar,

kedekatan hubungan antara anak dengan orang lain,

keharmonisan atau pertengkaran dalam keluarga, hubungan

antar personil sekolah dan sebagainya.

b. Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor-faktor yang ada dalam diri

individu yang sedang belajar. Faktor internal terdiri dari faktor

fisiologis dan psikologis.

34

1) Faktor fisiologis

Faktor fisiologis adalah faktor dimana kondisi fisik yang

terdapat dalam diri individu. Adapun faktor-faktor itu

meliputi :

a) Keadaan tonus jasmani pada umumnya.

Keadaaan tonus jasmani secara umum yang ada dalam

diri individu sangat mempengaruhi hasil belajar.

Keadaan tonus jasmani secara umum misalnya, tingkat

kesehatan dan kebugaran fisik individu. Apabila badan

individu dalam keadaan bugar dan sehat maka akan

mendukung hasil belajar. Sebaliknya, jika badan

individu kurang bugar dan kurang sehat akan

menghambat hasil belajar.

b) Keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu

Keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu adalah keadaan

fungsi jasmani tertentu, terutama yang terkait dengan

fungsi pancar indera yang ada dalam diri individu.

Panca indera merupakan pintugerbang masuknya

pengetahuan dalam diri individu.

2) Faktor psikologis

Faktor psikologis adalah faktor psikis yang ada dalam diri

individu. Faktor-faktor psikis tersebut antara lain tingkat

kecerdasan, motivasi, minat, bakat, sikap, kepribadian,

35

kematangan dan lain sebagainya. Tingkat kecerdasan akan

mempengaruhi daya resap serta berpengaruh terhadap

proses dan hasil belajar. Demikian juga motivasi, bakat dan

minat banyak memberikan warna terhadap aktivitas belajar.

Bakat dan minat terdapat suatu mata pelajaran akan

mendorong seseorang mendapatkan kemudahan mencapai

tujuan belajar, tetapi anak akan kurang berbakat bukan

berarti gagal belajar, hanya anak yang bersangkutan perlu

waktu lebih banyak dan kerja lebih keras untuk

mendapatkan hasil yang lebih baik. Demikian dengan

kondisi kepribadian ada anak yang memiliki daya dukung

tinggi, optimis, penuh semangat, sementara juga ada anak

yang berkepribadian mudah putus asa, kurang energik,

mudah menyerah. Kondisi ini dapat mempengaruhi hasil

belajar anak. Dalam faktor eksternal dan internal

mempengaruhi keberhasilan belajar anak yang dapat

bersifat mendukung dan menghambat si anak.

Dari apa yang telah dijabarkan diatas dapat disimpulkan

bahwa faktor-faktor hasil belajar berasal dari dalam diri maupun

diluar diri individu dimana faktor-faktor itu bisa mendukung

(positif) atau bahkan menghambat (negatif).

36

2. Matematika

a. Perkalian dan Pembagian

Matematika memiliki objek tujuan abstrak, bertumpu pada

kesepakatan, dan pola pikir yang deduktif (Heruman, 2010:1).

Matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk

mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan

sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan pemikiran.

Matematika hanya perhitungan yang mencangkup tambah, kurang,

kali dan bagi (Sam’s, 2010:11).

Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan

bahwa matematika merupakan suatu ilmu yang mempelajari

jumlah-jumlah yang diketahui melalui proses perhitungan dan

pengukuran yang dinyatakan dalam angka-angka atau simbol-

simbol yang memiliki objek tujuan abstrak, bertumpu pada

kesepakatan, dan pola pikir yang deduktif. Matematika harus

dilaksanakan secara berkesinambungan dari konsep yang paling

mendasar kekonsep yang paling tinggi. Dengan kata lain,

seseorang sulit untuk belajar suatu konsep dalam matematika

apabila konsep yang menjadi prasyarat tidak dikuasainya. Belajar

yang terputus-putus dan tidak berkesinambungan akan

menyebabkan pemahaman yang kurang baik terhadap suatu konsep

oleh karena itu keberhasilan peserta didik dalam menyerap

37

matematika pada tingkat MI menjadi cermin bagi kesuksesan

dalam bidang matematika pada jenjang berikutnya.

Perkalian dan pembagian merupakan salah satu materi

matematika. Dalam kamus bahasa Indonesia kata kali berarti untuk

menyatakan kekerapan tindakan, kata untuk menyatakan kelipatan

atau perbandingan ukuran atau harga (Suharso, 2014:259).

Sedangkan kata bagi dalam kamus bahasa Indonesia yaitu pecahan

disesuatu yang utuh, penggal, pecah, bagi suatu operasi aljabar

yang biasanya dinyatakan dengan simbol titik dua (:) atau garis (-)

atau garis miring (/). Sedangkan membagi adalah menceraikan

(memecahkan, memisahkan, membela) menjadi beberapa bagian

yang sama, menyederhanakan bilangan dengan bilangan tertentu,

memecahkan sesuatu lalu memberikannya kepada pihak lain,

memberikan sebagian untuk orang lain (Suharso, 2014:56).

Dalam materi perkalian didalamnya membahasa suatu

konsep penjumlahan yang berulang dan pembagian merupakan

sebuah materi matematika yang membahasa tentang pengurangan

yang berulang sampai habis atau nol.

Jadi dapat disimpulkan bahwa perkalian dan pembagian

merupakan salah satu materi matematika. Dalam materi perkalian

didalamnya membahas suatu konsep penjumlahan yang berulang

dan pembagian merupakan sebuah materi matematika yang

38

membahasa tentang pengurangan yang berulang sampai habis atau

nol. Dibawah ini disajikan materi perkalian dan pembegian untuk

kelas II MI yang diambil dari buku belajar peserta didik.

1. Perkalian

Perkalian adalah penjumlahan berulang (Sri, dkk. 2017:37).

Contoh :

a. Sifat-sifat perkalian

1) Komutatif atau sifat pertukaran, perkalian dengan angka

dua. Sifat komutatif adalah pertukaran letak tempat

untuk bilangan, yang awalnya didepan dirubah

letaknnya di belakang dan sebaliknya. Sifat komutatif

berlaku hanya untuk penjumlahan dan perkalian saja.

Contoh :

a. 2 x 4 = 4 + 4 = 8

4 x 2 = 2 +2 + 2 + 2 = 4

Jadi, 2 x 4 = 4 x 2 (komutatif)

2) Sifat perkalian bilangan dengan angka satu. Setiap

bilangan yang dikalikan dengan satu, maka hasilnya

adalah bilangan itu sendiri. a x 1 = a.

Contoh :

a. 3 x 1 = 1 + 1 + 1 = 3

b. 4 x 1 = 1 + 1 + 1 + 1 = 4

39

3) Sifat perkalian dengan bilangan nol. Setiap bilangan

yang dikalikan dengan 0, maka hasilnya adalah 0 (nol).

a x 0 = 0. Contoh :

a. 2 x 0 = 0

b. 5 x 0 = 0

b. Masalah sehari-hari yang berkaitan dengan perkalian

Perkalian adalah sebagai penjumlahan berulang. Masalah

sehari-hari yang berkaitan dengan perkalian, antara lain :

a. Setiap bilangan yang dikalikan dengan 1, maka hasilnya

adalah bilangan itu sendiri. a x 1 = a

Fani memiliki pensil 1, siang hari dia beli pensil 1, dan

sore hari Fani membeli 1 pensil lagi. Berapa pensil yang

dimiliki Fani seluruhnya ?

Penyelesaian:

3 x 1 =

1 + 1 + 1 = 3

Jadi, pensil yang dimiliki Fani ada 3

Jadi semua bilangan jika dikalikan satu, hasilnya sama

dengan bilangan itu sendiri.

b. Perkalian bilangan dengan angka dua

Febri memiliki 2 buah apel. Lalu ibunya memberikan

dia 2 buah apel. Jadi berapa buah apel yang dimiliki

Febri ?

40

Penyelesaian :

2 x 2 =

2 + 2 = 4

Jadi, Febri memiliki 4 buah apel.

Jadi, perkalian dengan dua, sama artinya menjumlahkan

dengan bilangan itu sendiri.

c. Perkalian dengan angka lain

1. Perkalian Budi memetik 5 buah rambutan. Alin

memetik 5 buah rambutan. Wayan memetik 5 buah

rambutan. Semua rambutan yang dipetik

dikumpulkan jadi datu. Jumlah rambutan seluruhnya

adalah ?

Penyelesaian :

3 x 5 =

5 + 5 + 5 = 15

Jadi, ada 15 buah rambutan

2. Beni diminta ibunya untuk merapikan buku-buku

yang tidak terpakai lagi. Buku-buku tersebut

dimasukkan kedalam 3 dus. Masing-masing dus

berisi 8 buku. Berapa banyak buku yang dirapikan

Beni ?

Penyelesaian :

Banyaknya dus = 3

41

Setiap dus berisi = 8 buku

Banyak buku yang dirapikan Beni adalah

3 x 8 = 8 + 8 + 8 = 24

Jadi, buku yang dirapikan Beni adalah 24 buku (Taufina,

2018:106).

2. Pembagian

Pembagian adalah pengurangan berulang sampai habis (Sri,

dkk. 2017:77).

a. Sifat Pembagian

1. Pembagian dengan bilangan. Setiap bilangan yang di

bagi 1 hasilnya adalah bilangan itu sendiri. Contoh :

a. 4 : 1 = 4

4 – 1 – 1 – 1 – 1 = 0

2. Pembagian bilangan dengan bilangan itu sendiri. Setiap

bilangan yang di bagi bilangan itu sendiri hasilnya

adalah satu. Contoh :

a. 2 : 2 = 1

b. 4 : 4 = 1

3. Membagi bilangan dua angka dengan bilangan satu

angka. Contoh :

a. 10 : 2 = 5

10 – 2 – 2 – 2 – 2 – 2 = 0

42

b. Permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan pembagian

1. Membagi bilangan dengan angka 1

Budi memiliki 4 kelereng. Kelereng itu dibagikan

kepada Tigor. Berapa banyak kelereng yang dimiliki

Tigor ?

Peneyelsaian :

4 : 1 = 4

4 – 1 – 1 – 1 – 1 = 0

Jadi, kelereng yang dimiliki Tigor ada 4

Jadi, suatu bilangan dibagi 1 hasilnya bilangan itu

sendiri.

2. Pembagian bilangan dengan bilangan itu sendiri

Budi mempunya 4 kelereng, dibagikan kepada keempat

temannya yaitu Tigor, Alex, Nisa, dan Alin. Berapa

kelereng yang masing-masing mereka terima ?

Penyelesaian :

4 : 4 = 1

4 – 4 = 0

Jadi, kelereng yang masing-masing mereka terima

adalah 1

Jadi, suatu bilangan dibagi bilangan itu sendiri hasilnya

adalah satu.

43

3. Membagi bilangan dua angka dengan bilangan satu

angka.

1) Ibu memiliki 18 buku tulis. Buku tulis tersebut akan

dibagikan kepada tiga anaknya. Berapa buku tulis

yang diterima masing-masing anak, bila setia anak

mendapat bagian yang sama ?

Penyelesaian :

18 : 3 = 6

18 – 3 – 3 – 3 – 3 – 3 – 3 = 0

Jadi, setiap anak mendapatkan 6 buku tulis.

2) Ayah membeli 21 buku tulis. Buku tersebut akan

dibagikan kepada 3 anaknya. Berapa buku tulis

yang diterima masing-masing anak, bila setiap anak

mendapatkan bagian yang sama ?

Penyelesaian :

21 : 3 = 7

21 – 3 – 3 – 3 – 3 – 3 – 3 – 3 – 3 = 0

Jadi, setiap anak mendapatkan 7 buku tulis

(Taufina, 2018:134).

b. Tujuan Belajar Matematika

Belajar matematika merupakan tentang konsep-konsep dan

struktur abstrak yang terdapat dalam matematika serta mencari

44

hubungan antara konsep-konsep dan struktur matematika. Belajar

matematika harus melalui proses yang bertahan dari konsep yang

sederhana kekonsep yang lebih kompleks. Setiap konsep

matematika dapat dipahami dengan baik jika pertama-tama

disajikan dalam bentuk konkrit.

Dalam pelajaran matematika alat peraga adalah alat untuk

menerangkan konsep matematika sehingga materi pelajaran yang

disajikan mudah dipahami oleh peserta didik. Tujuan belajar

matematika ditingkat Madrasah Ibtidaiyah yang disajikan oleh

Depdiknas dalam (Susanto, 2013:190), pada umumnya sebagai

berikut ini :

1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar

konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara

luwes, akurat afesien, dan tepat dalam pemecahan masalah.

2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan

manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun

bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami

masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model

dan menafsirkan solusi yang diperoleh.

4. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram,

atau media lain untuk memperjelaskan keadaan atau masalah.

45

5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam

kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat

dalam mempelajari matematika sifat-sifat ulet dan percaya diri

dalam pemecahan masalah.

Selain tujuan umum yang menekankan pada penataan nalar

dan pembentukan sikap peserta didik serta memberikan tekanan

pada ketrampilan dalam penerapan matematika juga memuat

tujuan khusus matematika, yaitu :

1. Menumbuhkan dan mengembangkan ketrampilan berhitung

sebagai latihan dalam kehidupan sehari-hari.

2. Menumbuhkan kemampuan peserta didik yang dapat

dialihgunakan melalui kegiatan matematika.

3. Mengembangkan kemampuan dasar matematika sebagai bekal

belajar lebih lanjut.

4. Membentuk sikap logis, kritis, cermat, kreatif dan disiplin.

Dari uraian diatas disimpulkan bahwa tujuan belajar

matematika ada tujuan umum dan khusus, dimana tujuan itu untuk

menekankan pada penataan nalar dan pembentukan sikap peserta

didik serta memberikan tekanan pada ketrampilan dalam penerapan

matematika .

46

c. Langkah-Langkah Pembelajaran Matematika di MI

Dalam bukunya Heruman (2010:2-3), konsep-konsep pada

Kurikulum Matematika MI dapat dibagi menjadi tiga kelompok

besar, yaitu penanaman konsep dasar (penanaman konsep),

pemahaman konsep, dan pembinaan ketrampilan. Pada sadarnya

tujuan akhir pembelajaran matematika di MI agar peserta didik

terampil dalam menggunakan konsep matematika dalam kehidupan

sehari-hari, namun untuk menuju kearah terampil membutuhkan

langkah-langkah yang benar dan sesuai dengan kemampuan dan

lingkungan peserta didik. Dibawah ini disajikan penerapan

pembelajaran yang ditekankan pada konsep-konsep matematika.

1. Penanaman konsep dasar (penanaman konsep), yaitu

pembelajaran suatu konsep baru matematika, ketika peserta

didik belum pernah mempelajari konsep tersebut. Kita dapat

mengetahui konsep ini dari isi kurikulum yang dicirikan dengan

kata “mengenal”. Pembelajaran penanaman konsep dasar

merupakan jembatan yang harus dapat menghubungkan

kemampuan kognitif peserta didik yang yang konkret dengan

konsep baru matematika yang abstrak. Dalam kegiatan ini

media atau alat perga diharapkan dapat digunakan untuk

membantu kemampuan pola pikir peserta didik.

2. Pemahaman konsep, yaitu pembelajaran lanjut dari penanaman

konsep, yang bertujuan agar peserta didik agar lebih memahami

47

suatu konsep matematika. Pemahaman konsep terdiri atas dua

pengertian. Pertama, merupakan kelanjutan dari pembelajaran

penanaman konsep dalam satu pertemuan. Dua, pembelajaran

pemahaman konsep dilakukan pada pertemuan yang berbeda,

tetapi masih merupakan lanjutan dari penanaman konsep. Pada

pertemuan tersebut, penanaman konsep dianggap sudah

disampaikan pada pertemuan sebelumnya, disememster atau

dikelas sebelumnya.

3. Pembinaan ketrampilan, yaitu pembelajaran lanjutan dari

penanaman konsep dan pemahaman konsep. Pembelajaran

pembinaan ketrampilan bertujuan agar peserta didik lebih

terampil dalam menggunakan berbagai konsep matematika.

Sepertihalnya pada pemahaman konsep, pembinan ketrampilan

juga terdiri atas dua pengertian. Pertama, merupakan kelanjutan

dari pembelajaran penanaman konsep dan pemahaman konsep

dalam satu pertemuan, sedangkan pembelajaran pembinaan

ketrampilan dilakukan pada pertemuan yang berbeda, tetapi

masih merupakan lanjutan dari penanaman dan pemahaman

konsep. Pada pertemuan tersebut, penanaman dan pemahaman

konsep dianggap sudah disampaikan pada pertemuan

sebelumnya, disemester atau di kelas seblemunya.

Dari apa yang telah dijabarkan diatas dapat disimpulkan

bahwa langkah-langkah pembelajaran matematika di Madrasah

48

Ibtidaiyah adalah dapat dibagi menjadi tiga kelompok besar, yaitu

penanaman konsep dasar (penanaman konsep), pemahaman

konsep, dan pembinaan ketrampilan. Pada sadarnya tujuan akhir

pembelajaran matematika di MI agar peserta didik terampil dalam

menggunakan konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari,

namun untuk menuju kearah terampil membutuhkan langkah-

langkah yang benar dan sesuai dengan kemampuan dan lingkungan

peserta didik.

3. Metode Index Card Match

a. Pengertian Metode Index Card Match

Metode index card match (mencari pasangan kartu)

merupakan salah satu jenis dari metode dalam pembelajaran

kooperatif (Tampubolon, 2018:112). Salah satu keunggulan

metode ini adalah peserta didik mencari pasangan sambil belajar

mengenai suatu konsep atau topik, dalam suasana yang

menyenangkan (Rusman, 2011:223).

Index card match merupakan metode yang cukup

menyenangkan yang digunakan untuk mengulang materi yang

telah diberikan sebelumnya. Namun, materi baru pun tetap dapat

diajarkan dengan metode ini dengan catatan, peserta didik diberi

tugas mempelajari topik yang akan diajarkan terlebih dahulu

49

sehingga ketika masuk kelas mereka sudah memiliki bekal

pengetahuan tentang materi yang akan dibahas (Zaini, 2008:67).

Dari apa yang telah dijabarkan diatas maka dapat

disimpulakan metode index card match adalah kartu-kartu yang

berisikan kartu jawaban dan kartu soal, dimana peserta didik

diminta untuk mencari pasangan dengan menggunakan perantara

index card match. Dengan bantuan metode index card match ini

rancangan atau upaya yang dilakukan guru untuk menciptakan

suatu pelajaran yang menyenangkan dan akatif dapat tercapai,

sehingga membuat peserta didik tidak bosan dengan pembelajaran

yang sering disajikan. Dengan bantuan metode index card match

ini diharapkan pembelajaran ini juga dapat memberikan

pengalaman baru untuk peserta didik sehingga menjadi salah satu

pengalaman yang tidak terlupakan.

b. Cara Pembuatan Metode Index Card Match

a) Alat dan Bahan Dalam Pembuatan Index Card Match

1) Kertas asturo

2) Gunting

3) Lem

4) Print soal dan jawaban

50

b) Langkah-langkah dalam Pembuatan Index Card Match

1) Buatlah potongan-potongan kertas asturo sejumlah peserta

didik yang ada didalam kelas semenarik mungkin atau bisa

dibuat dengan bentuk guci.

2) Bagi jumlah kertas tersebut menjadi dua bagian yang sama,

sebagian kartu jawaban dan sebagian kartu pertanyaan.

3) Gunting kertas soal dan jawaban yang telah di print.

4) Tempelkan kertas yang berisi pertanyaan tentang materi

yang telah digunting sebelumnya kepada setengah bagian

kertas yang telah dipisahkan, dan separuh kertas yang lain

tempel kertas jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang

telah di gunting tersebut, hias sesuai dengan selera atau

kebutuhan, dan jadilah index card match. Untuk

memperjelas maka disajikan gambaran tentang index card

match yang sudah jadi.

Index card match perkalian Index card match pembagian

Gambar 2.1 Index Card Match

51

c. Cara Memaparkan Metode Index Card Match

1. Kocoklah semua kertas sehingga akan tercampur antara soal

dan jawaban,

2. Beri setiap peserta didik satu kertas. Jelaskan bahwa ini adalah

aktivitas yang akan dilakukan berpasangan. Separuh peserta

didik akan mendapatkan kertas soal dan separuhnya akan

mendapatkan kerta jawaban,

3. Minta peserta didik untuk menemukan pasangan mereka.

Dengan diberi waktu hitungan 1-10. Jika sudah ada yang

menemukan pasangan, minta mereka untuk duduk berdekatan.

Terangkan juga agar mereka tidak memberitahu materi yang

mereka dapatkan kepada teman lain atau bukan pasangannya,

4. Setelah semua peserta didik menemukan pasangannya, minta

setiap pasangan secara bergantian untuk membacakan soal

yang diperoleh dengan kertas kepada teman-temannya yang

lain,

5. Akhiri proses ini dengan membuat kesimpulan secara bersama-

sama.

Kesimpulan yang didapat dari pembelajaran menggunakan

metode index card match adalah membuat peserta didik menjadi

aktif, senang, dapat kerja sama bersama temannya dan membuat

peserta didik lebih mengenal teman sekelasnya.

52

d. Kelebihan dan Kekurang Metode Index Card Match

Setiap metode pembelajaran pasti memiliki kelebihan dan

kekurangan, begitu juga dengan index card match, dibawah ini

akan disajikan kelebihan dan kekurangan metode index card

match.

a) Kelebihan

1) Menumbuhkan kegembiraan dalam kegiatan belajar

mengajar,

2) Materi yang disampaikan lebih menarik perhatian siswa,

3) Mampu menciptkan suasana pembelajaran yang aktif dan

menyenangkan bagi peserta didik.

b) Kekurangan

1) Membutuhkan waktu yang lama untuk peserta didik

menyelesaikan tugas dan presentasi,

2) Guru harus meluangkan waktu yang lebih,

3) Suasana menjadi gaduh sehingga dapat mengganggu kelas

lain.

4. Media Tas Guci

a. Pengertian Media Tas Guci

Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk

menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran, perasaan,

perhatian, dan kemauan peserta didik untuk belajar (Nursalim,

53

2013:5). Media apabila membawa pesan-pesan atau informasi yang

bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud

pengajaran maka disebut media pembelajaran (Arsyad, 2011:4).

Ada beberapa jenis media pembelajaran, antara lain: pertama,

media grafis atau media dua dimensi, seperti gambar, foto, grafik

atau diagram; kedua, media dimensi tiga, seperti model-model

benda ruang dimensi tiga, dan diorama; ketiga, media proyeksi

seperti film, filmstrip, OHP; keempat, media informasi, komputer,

internet; kelima, lingkungan (Trianto, 2015:113).

Rivai dalam bukunya (Arsyad, 2011:24-25) mengemukakan

manfaat media pembelajaran dalam proses pembelajaran peserta

didik adalah :

1. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga

dapat menumbuhkan motivasi belajar,

2. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat

lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai

dan mencapai tujuan pembelajaran,

3. Metode mengajar akan lebih bervariasi tidak semata-mata

komunikasi verbal melakukan penuturan kata-kata oleh guru,

sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga,

apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran,

4. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab

tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas

54

lain seperti mengamati, melakukan, mendemontrasikan,

memerankan dan lain-lain.

Media pembelajaran sangat berpengaruh dalam proses

pembelajaran, karena dengan media pembelajaran akan menambah

wawasan dan pengetahuan yang didapatkan. Semakin banyak alat

indera yang digunakan untuk menerima dan mengolah informasi

semakin besar kemungkinan informasi yang dimengerti dan dapat

dipertahankan dalam ingatan. Dengan demikian diharapkan peserta

didik akan dapat menerima dan menyerap dengan mudah dan baik

pesan-pesan dalam materi yang disampaikan (Arsyad, 2011:9).

Dalam kamus bahasa Indonesia pengertian tas adalah

kemasan atau wadah yang berbentuk persegi dan sebagainnya,

biasanya bertali, dipakai untuk menaruh, menyimpan, atau

membawa sesuatu (Suharso, 2014:506). Sedangkan pengertian guci

adalah buyung yang diberi lapis berkilap, yang dimaksud buyung

adalah suatu tempat yang biasa digunakan untuk membawa air

terbuat dari tanah (Suharso, 2014:204). Dalam pendekatan seni

rupa, guci diartikan sebagai salah satu karya seni rupa terapan yang

mempunyai nilai estetis. Umumnya guci difungsikan sebagai

perabot rumah tangga yang bertujuan mempercantik ruangan.

Namun guci dalam media pembelajaran ini difungsikan untuk

menyimpan sedotan media pembelajaran. Adapun sedotan yang

55

digunakan adalah sedotan yang telah dimonifasi dengan beberapa

gambar seperti gambar apel, gambar ayah, dan gambar buku.

Jadi dapat disimpulkan bahwa media tas guci adalah media

pembelajaran yang berbentuk guci-guci yang merupakan alat bantu

penyampaian materi perkalian dan pembagian pada peserta didik

kelas II Madrasah Ibtidaiyah sehingga pembelajaran dapat

tersampaikan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Mengapa

diambil nama guci, karena guci dibuat untuk wadah sedotan atau

media yang digunakan dalam pembelajaran dan tas dapat

difungsikan untuk menyimpan barang. Tas difungsikan untuk

menyimpan beberapa alat peraga, adapun beberapa alat yang dapat

disimpan adalah sedotan dan kain flanel yang berberuk angka dan

simbol-simbol bilangan, serta alat-alat pendukung lainnya, dan

media pembelajaran yang baik adalah yang mampu menjawab

berbagai persoalan-persoalan yang dihadapi, dapat digunakan

sebagai perantara untuk merangsang pikiran, memproses dan

menyampaikan informasi atau pesan kepada peserta didik.

b. Cara Pembuatan Media Tas Guci

a) Alat dan Bahan dalam Pembuatan Media Tas Guci

1) Kain flanel berwarna-warni

2) Gunting

3) Perekat kain

4) Jarum

56

5) Benang

6) Resetring

7) Kancing baju

8) Kertas print gambar buah apel, gambar ayam, dan gambar

buku tulis

9) Sedotan dan alat pendukung lain

b) Langkah-langkah dalam Pembuatan Media Tas Guci

1) Potong-potong kain flanel sesuai warna, ukuran dan bentuk

yang diinginkan:

1. Potong kain flanel hijau sebagai alas tas guci 2 potong

dengan ukuran panjang 88 cm lebar 84 cm,

2. Potong kain flanel coklat model bentuk guci 24 potong

dengan panjang 14 cm lebar 11 cm,

3. Potong kain flanel warna merah sebagai alas simbol

panjang 8 cm lebar 6 cm sebanyak 5 potong,

4. Potong flanel warna kuning sebagai alas angka 1-9

dengan panjang 12 cm lebar 7 cm sebanyak 27 potong,

5. Potong flanel warna hitam membentuk angka 1-9

sebanyak 3 potong dan simbol matematika seperti

pengurangan, penjumlahan, perkalian, pembagian dan

sama dengan sebanyak 9 potong,

6. Potong flanel warna hijau sebagai pegangan tas 2

potong dengan ukuran panjang 58 cm dan lebar 3 cm,

57

7. Potong bunga sebagai pemercantik,

8. Potong 3 resetring warna coklat dengan 2 potong

panjang 80 cm dan 1 potong 100 cm

2) Jahit kain flanel yang telah di potong-potong sesuai dengan

bentuk yang diinginkan :

1. Jahit kain flanel hijau sebagai alas tas guci 2 potong

dengan ukuran panjang 88 cm lebar 84 cm setelah itu

pasang resetring samping kanan dan kiri untuk

menyimpan beberapa alat dan bahan yang digunakan

untuk proses pembelajaran seperti sedotan yang telah

dihiasi gambar apel, gambar ayam, gambar buku tulis,

angka dan card serta alat pendukung lain.

2. Jahit kain flanel coklat model bentuk guci 24 potong

dipasangkan menjadi 2 pasang sehingga menjadi 12

potong guci dengan panjang 14 cm lebar 11 cm,

sehingga akan membentuk seperti guci.

3. Jahit flanel warna hijau sebagai pegangan tas 2 potong

dengan ukuran panjang 58 cm dan lebar 3 cm lalu

tempelkan pada alas tas.

4. Jahit resetring pada bagian alas tas yang diluar dengan

bentuk kotak dengan panjang resetring 100 cm sehingga

nanti tas dapat ditutup dengan rapi.

5. Jahit perekat kain pada dasar tas dan bagian guci.

58

6. Jahit perekat kain pada dasar tas untuk menempel

simbol, seperti simbol x, simbol :, simbol -, simbo +,

dan simbol =.

7. Jahit kancing baju pada alas tas untuk bagian atas

sebagai penempel angka.

4) Tempelkan flanel warna hitam membentuk angka 1-9

sebanyak 3 potong ke kain flanel warna kuning yang

dijadikan sebagai alas dan simbol matematika seperti

pengurangan, penjumlahan, perkalian, pembagian dan sama

dengan sebanyak 9 potong pada kain flanel warna merah

dengan menggunakan lem bakar.

5) Hias tas sesuai dengan selera, dan tas guci dapat digunakan

sebagai media pembelajaran matematika materi perkalian

dan pembagian.

6) Potong beberapa gambar ayam, apel dan buku, lalu tempel

menggunakan lem bakar pada sedotan yang telah disiapkan

kurang lebih 20 buah sedotan pergambar, sehingga

membuat pembelajaran menjadi berfariasi dan siswa akan

senang karena dihadirkan dengan benda yang konkret.

Untuk mengetahui bentuk media tas guci, disajikan media

tas guci yang sudah jadi dan siap dipakai untuk media

pembelajaran.

59

Bagian luar media tas guci Bagian alas media tas guci

belakang

Bagian alas media tas guci

dari depan

Bagian angka media tas guci

Bagian simbol media tas guci Media sedotan gambar apel

Media sedotan gambar buku Media sedotan gambar ayam

Gambar 2.2 Media Tas Guci

60

c. Cara Memaparkan Media Tas Guci

1. Siapkan media tas guci yang akan digunakan untuk

menerangkan materi pelajaran materi perkalian dan pembagian

untuk kelas II MI,

2. Setiap penyajian materi perkalian dan pembagian letakkan

sedotan kepada kantong-kantong guci sesua jumlah soal yang

akan diterangkan,

3. Panggil beberapa anak untuk maju kedepan untuk

mempraktikkan apa yang telah diajarkan oleh guru dihadapan

teman-temannya.

Kesimpulan yang didapat dari pembelajaran menggunakan

media tas guci adalah membuat peserta didik menjadi aktif,

senang, mendapatkan pengalaman yang konkret dari guru,

pembelajaran mudah diingat dan dipahami sehingga akan

menghasilkan hasil belajar sesuai dengan tujuan pembelajaran.

d. Kelebihan dan Kekurangn Media Tas Guci

a) Kelebihan Media Tas Guci

1) Membantu guru untuk mentransfer materi perkalian dan

pembagian dengan konkret kepada peserta didik,

2) Memudahkan peserta didik dalam memahami dan

menerima materi perkalian dan pembagian dengan

dihadirkan media yang konkret,

61

3) Dapat meningkatkan kreatif dan inovatif guru sehingga

pembelajaran tidak pasif,

4) Dapat dipakai dengan jangka panjang,

5) Dapat dibawa kemana saja karena sifatnya yang seperti tas,

6) Dapat dilipat sehingga tidak memerlukan banyak ruang

untuk menyimpan beberapa alat,

7) Banyak sekali tempat penyimpanan barang, dan

8) Dapat dipakai beberapa media pembelajaran sesuai dengan

kebutuhan.

b) Kekurangan Media Tas Guci

1) Mahal,

2) Boros barang,

3) Butuh keahlian dan kreatifitas membuatnya, dan

4) Memerlukan jangka panjang dalam proses pembuatannya.

Dari apa yang telah diajabarkan diatas antara metode

index card match dan media tas guci dapat ditarik kesimpulan

bahwa media tas guci adalah sebagai sarana pendukung untuk

menunjang keberhasilan hasil belajar peserta didik materi

perkalian dan pembagian, dengan dihadirkan metode index

card match agar peserta didik dapat ikut andil dan aktif dalam

pembelajaran, sehingga pembelajaran tidak hanya guru saja

yang aktif tetapi peserta didik juga, dan dengan bantuan media

tas guci dan metode index card match siswa dapat menemukan

62

konsep dalam pembelajaran matematika. Peserta didik juga

dihadirkan dengan sesuatu yang nyata sehingga akan terekam

dimemori peserta didik apa yang telah mereka pelajari.

Pembelajaran ini juga mengaitkan dengan kehidupan sehari-

hari, maka dapat membantu peserta didik untuk memecahkan

masalah yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari yang

berkenaan dengan perkalian dan pembagian. Dengan adanya

media dan metode pembelajaran baru, juga memberikan

pengalaman yang baru untuk peserta didik, sehingga dapat

menambah wawasan pengetahuan peserta didik.

5. Kaitan Pembelajaran Matematika, Metode Index Card Match dan

Media Tas Guci

Matematika adalah pelajaran yang sulit, butuh waktu lama

untuk memahami pembelajaran matematika. Matematika juga

merupakan pelajaran yang kerap dihindari peserta didik karena merasa

tidak mampu berfikir abstrak sehingga mengakibatkan hasil belajar

peserta didik rendah. Hal ini merupakan tantangan bagi pendidik untuk

dapat memberikan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan,

sehingga kegiatan pembelajaran matematika menjadi menyenangkan

dan peserta didik akan merasakan senang belajar matematika. Dengan

adanya perubahan dalam proses pembelajaran diharapkan dapat

membuat hasil belajar matematika materi perkalian dan pembagian

menjadi optimal dan dapat tercapai sesuai harapan.

63

Salah satu upaya yang dilakukan pendidik adalah dengan

menciptakan media pembelajaran dan metode pembelajaran yang baru.

Dengan media pembelajaran materi matematika yang abstrak disajikan

dalam keadaan yang lebih konkret, karena anak pada usia 6-12 tahun

berada pada fase konkret. Dimana peserta didik akan dihadapkan

dengan sesuatu benda yang benar-benar nyata yang ada dalam

kehidupan sehari-hari sehingga akan membekas dan terekam dalam

memori anak. Untuk itu guru sebaiknya menggunakan alat peraga atau

media untuk memudahkan peserta didik mengenal konsep matematika

Untuk itu media tas guci digunakan sebagai alat peraga bagi

peserta didik kelas II agar peserta didik paham tentang materi yang

dipelajarinya. Media ini juga dipilih untuk mempermudah peserta

didik karena peserta didik akan dihadapkan sesuatu yang nyata

dihadapan mereka sehingga akan tertanam dimemori mereka. Media

tas guci disiapkan dengan berbagai warna sehingga peserta didik akan

paham dengan apa yang telah mereka pelajari. Selain itu metode index

card match juga disediakan untuk mendukung proses pembelajaran.

Karena peserta didik akan dihadapkan dengan sesuatu yang berbeda,

peserta didik akan diajak untuk berpasangan dengan temannya.

Dengan mencari jawaban atau pertanyaan yang ada didalam kartu.

Sehingga membuah peserta didik menjadi lebih aktif dalam proses

pembelajaran. Peserta didik juga diajak untuk bekerjasama dengan

temannya. Hal ini dapat membuat susana kelas menjadi tidak pasif.

64

Ketika peserta didik sudah menemukan pasangannya, peserta didik

akan berdiskusi tentang apa yang mereka dapatkan dikartu yang telah

mereka dapatkan. Dengan kartu itu peserta didik diminta maju kedepan

mempresentasikan soal dan jawaban yang ada dikartu dengan dibantu

media tas guci yang telah guru persiapkan sebelumnya.

Dengan begitu dapat disimpulkan media tas guci dan metode

index card match dapat memudahkan peserta didik dalam

mempelajari matematika khususnya materi perkalian dan pembagian,

karena mereka didatangkan dengan sesuatu yang konkret yang akan

membatu peserta didik dalam berfikir dan menalar. Dengan

didatangkan media dan metode pembelajaran yang baru dapat

menambah wawasan peserta didik, khususnya dalam pelajaran

matematika materi perkalian dan pembagian.

B. Kajian Pustaka

Kajian teori sering digantikan dengan kajian pustaka. Kajian teori

digunakan dalam hal penelitian yang dimaksudkan untuk mengkaji

(menguji) teori yang telah ada. Menguji teori dapat berarti ingin

menambah teori atau ingin menguatkan teori yang telah ada tersebut.

Kajian teori dilakukan terhadap teori sebagai hasil penelitian sebelumnya,

yang biasa direkomendasikan dalam jurnal penelitian, artike atau indeks.

Kajian pustaka digunakan dalam hal penelitian yang bermaksud hanya

mendeskrepsikan atau sekedar ingin tahu, yang dapat dilakukan dengan

65

membaca berbagai literature (pustaka) atau buku-buku sumber, dan atau

dokumen yang releven (Soegeng, 2017 : 61). Adapun kajian pustaka yang

menjadi acuan dan releven penulis antara lain adalah :

1. Penelitian yang dilakukan oleh Erna Yuniawati (2016).

Yuniawati, Erna. 2016. Peningkatkan Hasil Belajar

Matematika Materi Perkalian Melalui Media Corong Berhitung Di

Kelas II Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Blotongan Salatiga Tahun

Pelajaran 2015/2016. Skripsi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.

Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam

Negeri Salatiga Pembimbing Dr. Winarno, S.Si M.Pd.

Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya hasil belajar

siswa dan semangat belajar siswa kelas II Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif

Blotongan Salatiga terhadap pelajaran Matematika. Salah satu

penyebabnya adalah rendahnya antusias siswa terhadap pelajaran

matematika dan kurangnya variasi atau kreativitas guru dalam

penggunaan media pembelajaran, seperti ceramah yang ternyata belum

dapat membangkitkan minat siswa dalam pembelajaran. Yang pada

akhirnya berpengaruh pada hasil belajar siswa terhadap materi yang

disampaikan. Masalah yang dikaji adalah apakah penggunaan media

corong berhitung dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam

mengikuti pembelajaran Matematika pada siswa kelas II semester II

66

Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Blotongan Salatiga Tahun Ajaran

2015/2016.

Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah Penelitian

Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan Media corong berhitung.

Data dalam peneliti ini diambil dengan metode observasi atau melihat

perilaku siswa atau nilai proses dalam pelaksanaan pembelajaran dan

metode dokumentasi berupa nilai evaluasi siswa.

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan sebanyak dua siklus.

Setiap siklus terdiri dari empat tahap yakni perencanaan, pelaksanaan,

pengamatan dan refleksi. Pelaksanaan tindakan membuahkan hasil,

berupa peningkatan hasil belajar matematika pengertian perkalian pada

siswa kelas II semester II Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Blotongan

Salatiga Tahun Ajaran 2015/2016 dengan jumlah 22 siswa. Terjadi

peningkatan hasil belajar siswa pada pelajaran Matematika. Pada

siklus I nilai yang tuntas sesuai KKM sebanyak 9 siswa atau 40,90%

dan nilai rata -rata yang diperoleh 65,90. Sedangkan pada siklus II

nilai yang tuntas sebanyak 19 Siswa atau 86,36% dan nilai rata- rata

yang diperoleh 84,1.Dengan melihat hasil kedua siklus diatas dapat

ditarik kesimpulan bahwa media corong berhitung dapat meningkatkan

hasil belajar Matematika materi perkalian.

67

2. Penelitian yang dilakukan oleh Dewi Retnowati (2015)

Retnowati, Dewi. 2015. Penerapan Metode Index Card Match

dengan Media Kartu Bilangan dalam Peningkatan Pembelajaran

Matematika pada Siswa Kelas IV SDN 2 Mulyosri Tahun Ajaran

2014/2015. UNS-FKIP Jur. PGSD-X7211027-2015

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penerapan

metode Index Card Match dengan media kartu bilangan dalam

peningkatan pembelajaran Matematika tentang KPK dan FPB pada

siswa kelas IV SDN 2 Mulyosri Kecamatan Prembun Tahun Ajaran

2014/2015, meningkatkan pembelajaran matematika, dan

mendeskripsikan kendala dan solusi penerapan metode Index Card

Match dengan media kartu bilangan dalam peningkatan pembelajaran

Matematika tentang KPK dan FPB. Penelitian ini merupakan

Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian dilaksanakan dalam tiga

siklus, dengan setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan

tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas

IV SDN 2 Mulyosri yang berjumlah 14 siswa. Sumber data berasal

dari peneliti, siswa, dan teman sejawat. Teknik pengumpulan data

adalah observasi, tes, dan dokumentasi. Validitas data menggunakan

teknik triangulasi sumber dan triangulasi teknik pengumpulan data.

Analisis data menggunakan teknik analisis data kuantitatif dan analisis

data kualitatif, meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan

kesimpulan.

68

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) penerapan metode

Index Card Match dengan media kartu bilangan dapat meningkatkan

pembelajaran matematika tentang KPK dan FPB pada siswa kelas IV,

dilakukan dengan 8 langkah yaitu (a) siswa menyiapkan sumber

belajar, (b) siswa mengamati kartu index, (c) siswa memperhatikan

penjelasan guru tentang aturan permainan, (d) siswa menerima kartu

index/kartu, (e) guru meminta siswa untuk mencari pasangan kartu, (f)

siswa yang sudah menemukan kartu pasangannya saling duduk

berdekatan dan berdiskusi, (g) guru meminta siswa membacakan

pasangan kartu, dan (h) guru bersama siswa mengklarifikasi dan

menyimpulkan pelajaran, (2) Peningkatan pembelajaran matematika

tentang KPK dan FPB yang tuntas pada siklus I sebesar 64,3%, siklus

II sebesar 78,6%, dan siklus III sebesar 92,9%, (3) kendala yang

dihadapi adalah (a) kesulitan dalam mengkondisikan anak, (b) saat

diskusi kelompok siswa yang pintar meremehkan teman, (c) kurang

optimal memberikan layanan bimbingan, (d) waktu pembelajaran

kurang efektif. Adapun solusinya, yaitu: (a) penelti memvariasi

permainan agar tidak bosan (b) peneliti memberikan pengarahan

tentang pentingnya kerjasama dalam kelompok, (c) peneliti

memotivasi anak dan memberikan bimbingan secara menyeluruh, (d)

peneliti mengendalikan anak agar waktu tidak sia-sia.

Simpulan penelitian ini adalah penerapan metode Index Card

Match dengan media kartu bilangan yang dapat meningkatkan

69

pembelajaran matematika tentang KPK dan FPB pada siswa kelas IV

Sekolah Dasar Negeri 2 Mulyosri Tahun Ajaran 2014/2015.

3. Persamaan dan Perbedaan antara Penelitian Terdahulu dengan

Penelitian Penulis

1) Dengan penelitian yang nomer satu yang dilakukan oleh Erna

Yuniawati dengan penilitian penulis sama-sama membahas tentang

pelajaran matematika materi perkalian dan pembagian. Akan tetapi

materi perkalian dan pembagian yang dilakukan oleh peneliti

terdahulu berada pada kelas II semester II sedangkan penelitian

sekarang berada di kelas II semester I. Penelitian terdahulu

menggunakan media corong berhitung sedangkan penelitian

sekarang menggunakan media tas guci, hal ini salah satu yang

membedakan penelian terdahulu dengan sekarang. Namun dalam

penelitian yang dilakukan oleh Erna Yuniawati dan penulis sama-

sama menghadirkan media yang konkret untuk peserta didik,

dimana media ini digunkan untuk menambah wawasan belajar

peserta didik. Sehingga hasil pembelajaran dapat mencapai tujuan

pembelajaran.

2) Dengan penelitian yang nomer dua yang dilakukan oleh Dewi

Retnowati dengan penilitian penulis sama-sama menggunakan

tentang metode Index card match. Mata pelajaran yang dibahas

sama-sama mata pelajaran matematika namun beda materi Dewi

Retnowati dengan materi KPK dan FPB sedangkan penulis dengan

70

materi perkalian dan pembagian. Dewi Retnowati kelas atas yaitu

kelas IV dan peneliti kelas bawah yaitu kelas II. Penelitian ini

sama-sama menginginkan hasil yang diperoleh sesuai dengan

tujuan pembelajaran. Dengan menggunakan metode index card

match diharapkan peserta didik sama-sama memiliki kemampuan

lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran, materi yang

disampaikan dapat terekam dalam memori peserta didik dan

memberikan pengalaman baru dan bermakna.

Kesimpulan dari apa yang telah dijabarkan diatas adalah

dengan menggunakan media benda konkret dapat meningkatkan

hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika materi

perkalian dan pembagian. Dapat terlihat bahwa media yang

digunakan oleh para peneliti diatas tidak sama dengan media dalam

penelitian ini. Karena dalam penelitian ini peneliti menggunakan

media tas guci yang merupakan media kebaruan dan belum pernah

diteliti oleh orang lain, dan metode yang digunakan adalah metode

index card match sama-sama memakai kartu dengan mata

pelajaran yang sama yaitu matematika dengan materi yang

berbeda, meski berbeda materi tetap menginginkan hasil belajar

sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan sesuai dengan

kreteria ketuntasan.

71

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Subyek Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti melakukan penelitian bertempat di

MI Ma’arif Rowosari Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.

Peneliti akan memaparkan lokasi pelaksanaan penelitian serta

informasi tentang keadaan atau kondisi yang ada disekitar madrasah

tersebut. Dalam hal ini, agar tidak adanya salah persepsi tentang lokasi

penelitian yang juga berpengaruh terhadap hasil analisis data yang

akan dilakukan. Dari hasil observasi data yang diperoleh penulis dari

MI Ma’arif Rowosari mengenai lokasi penelitian tersebut adalah:

a. Identitas Madrasah

Tabel 3.1 Identitas Madrasah

Nama Madrasah MI Ma’arif Rowosari

Alamat Madrasah Dsn. Rowopolo Ds. Rowosari

Kec. Tuntang Kab. Semarang

Yayasan Penyelenggara Lembaga Pendidikan Ma’arif NU

NSM 111233220075

NPSN 60712902

Jenjang Akreditasi Terakreditasi B

Tahun Didirikan 1955

Tahun Operasional 1956

Piagam Pendirian Departemen Agama Propinsi Jawa

Tengah No: Lk/3.c/164/Pgm.MI/1978

Tertanggal 2 Januari 1978

Status Tanah Milik Yayasan / Wakaf

Surat Kepemilikan Tanah Sertifikat / Akte

Luas Tanah 462 m²

Luas Bangunan 300 m²

72

b. Visi, Misi, dan Tujuan Madrasah

1. Visi

Mencetak Generasi yang Sholih, Cerdas dan Berakhlaqul

Karimah

2. Misi

a) Malaksanakan pembelajaran secara efektif dan

proporsional.

b) Menanamkan sikap yang berdasarkan akhlaqul karimah.

c) Menanamkan nilai-nilai sosial keagamaan.

d) Menciptakan kerjasama yang kondusif dengan melibatkan

warga madrasah dan masyarakat.

3. Tujuan Madrasah

a) Tercapainya hasil belajar sesuai Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM).

b) Melaksanakan syariat agama Islam dalam kehidupan

sehari-hari.

c) Aktif dalam kegiatan sosial keagamaan di masyarakat.

d) Bekerjasama dengan berbagai pihak.

c. Fasilitas Sarana dan Prasarana

Dibawah ini peneliti sajikan sarana dan prasarana yang ada

di MI Ma’arif Rowosari, adapun sarana dan prasarana disajikan

dalam bentuk tabel seperti berikut :

73

Tabel 3.2

Data Keadaan Sarana dan Prasarana MI Ma’arif Rowosari

No Jenis Sarana

Prasarana

Luas M2 Jumlah

semua

Jumlah

Baik Rusak

A Fasilitas Fisik

1 Ruang kelas 5 x 6 4 4

6,5 x 5,5 2 2

7 x 8 1 1

2 Ruang

Kepala

3 x 5 1 1

3 Ruang Guru 5 x 6 1 1

4 WC 1,5 x 2 2 2

B SaranaPrasarana

1 Meja siswa 163 160 3

2 Kursi siswa 170 166 4

3 Meja Guru 7 7

4 Kursi Guru 7 7

5 Almari Kelas 7 7

6 Almari

Kantor

4 4

7 Rak Perpus 1 1

8 Etalase Kop 1 1

9 Komputer 1 1

10 Printer 1 1

d. Data Guru dan Karyawan

Jumlah guru dan karyawan di MI Ma’arif Rowosari tahun

pelajaran 2019/2020 terdapat 9 orang yang terdiri dari 1 kepala

madrasah, 7 guru kelas dan 1 guru mapel. Adapun nama-nama

guru dan karyawan di MI Ma’arif Rowosari Kecamatan Tuntang

Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2019/2020 disajikan dalam

tabel sebagai berikut :

74

Tabel 3.3 Daftar Nama Guru dan Karyawan MI Ma’arif

Rowosari

No Nama Guru Nip Jabatan Pend. Terakhir

1 Aris Trihariyanto - Kepsek S2

2 Afidatul khasanah - Kelas 1 S1

3 Rica Risti Wulandari - Kelas 2 S1

4 M. Immamuddin - Kelas 3 S1

5 Isnaini Masruroh - Kelas 4 S1

6 Diah Ari Istanti - Kelas 5 A S1

7 Nur Aniati - Kelas 5 B S1

8 Budi Ambar Siswati - Kelas 6 S1

9 Isyami - Mapel S1

e. Karakteristik Peserta Didik Kelas II

Peserta didik yang ada dikelas II MI Ma’arif Rowosari

berjumlah 26 siswa yang rata-ratanya berumur 8-9 tahun. Pada usia

ini peserta didik merasa masih ingin bermain-main. Tetapi tuntutan

pendidikan masih wajib dilakukan, sedangkan tingkat kemampuan

pemahaman peserta didik juga berkisar dibawah rata-rata, sehingga

membuat hasil hasil belajar peserta didik menjadi rendah.

Kelas II MI Ma’arif Rowosari terdapat 26 peserta didik,

dimana yang terdiri dari 12 perempuan dan 14 laki-laki. Adapun

nama-nama peserta didik kelas II antara lain dapat dilihat pada

tabel :

75

Tabel 3.4 Nama Peserta Didik Kelas II MI Ma’arif Rowosari

No Nama Peserta Didik Jenis Kelamin L/P

1. Abida Talip Ahmada L

2. Agil Rafi Rifandanu L

3. Afika Fadiya P

4. Ananda Lukita S P

5. Andita Nirmala P P

6. Ahmad Syarif A L

7. Bagus Maulana I L

8. Diah Safitri P

9. Evan Johar Anwar L

10. Fatkhur Rozaq L

11. Fina Khalimatus D P

12. Fuad Zuraida P

13. M. Aulla Balya L

14. M. Khoirul Anam L

15. M. Ivan Rafit L

16. M. Izzmal Azni L

17. M. Rayyan R L

18. M. Riziq L

19. Nadhif Syamil A L

20. Najinah Mahyaya P

21. Nita Safitri P

22. Rifda Zulfa Najwa P

23. Styo Aqib Ziadi L

24. Mulida Khoirin N P

25. Tazkiya Husninawa P

26. Zakiya Faridatul P

Gambaran umum lokasi penelitian yang membahas tentang

identitas madrasah, visi, misi, dan tujuan madrsaha, sarana dan

prasarana, data guru dan karyawan, dan karakteristik peserta didik

kelas II dari dokumen madrasah yang didapat pada hari jum’at, 02

Agustus 2019.

76

2. Waktu Penelitian

Dalam penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus di MI

Ma’arif Rowosari dengan jadwal penelitian sebagai berikut ini :

Tabel 3.5 Jadwa Pelaksanaan Penelitian MI Ma’arif Rowosari

No Siklus Waktu Penelitian

1 Siklus I Sabtu, 10 Agustus 2019

2 Siklus II Rabu, 14 Agustus 2019

B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I

Pada siklus I yang dilaksanakan pada hari Sabtu, 10 Agustus 2019

di MI Ma’arif Rowosari pada kelas II peneliti melakukan perencanaan

yang akan dilaksanakan sebagai berikut :

1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan, peneliti merancang tindakan yang akan

silaksanakan sebagai berikut :

a. Mempersiapkan silabus dan menyusun RPP yang kemudian

dikonsultasikan kepada guru kelas II MI Ma’arif Rowosari

Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang, lalu RPP tersebut

digunakan untuk acuhan dalam proses pembelajaran yang

dilaksanakan di kelas II. Adapun kompetensi inti, kompetensi

dasar, dan indikator yang dicantumkan dalam siklus I antara lain :

77

1) Kompetensi Inti

Tabel 3.6 Kompetensi Inti

KI.1 Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama

yang dianutnya.

KI.2 Menunjukan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,

santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi

dengan keluarga, teman, guru, dan tetangga.

KI.3 Memahami pengetahuan faktual dan konseptual

dengan cara mengamati, menanya, dan mencoba

berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, mahkluk

ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang

dijumpainya di rumah, di sekolah, dan tempat

bermain.

KI.4 Menyajikan pengetahuan faktual dan konseptual

dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam

karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan

perilaku anak beriman dan berahklak mulia.

2) Kompetensi Dasar

Tabel 3.7 Kompetensi Dasar

3.4 Menjelaskan perkalian dan pembagian yang

melibatkan bilangan cacah dengan hasil sampai

dengan 100 dalam kehidupan sehari-hari serta

mengaitkan perkalian dan pembagian.

4.4

Menyelesaikan masalah perkalian dan pembagian

yang melibatkan bilangan cacah dengan hasil kali

sampai dengan 100 dalam kehidupan sehari-hari serta

mengaitkan perkalian dan pembagian.

3) Indikator

Tabel 3.8 Indikator

3.4.1 Menghitung perkalian sebagai penjumlahan berulang

3.4.2 Mengalikan bilangan satu angka dengan satu angka

3.43 Menghitung perkalian bilangan dengan angka 1

3.4.4 Menghitung perkalian bilangan dengan angka 0

3.4.5 Mengenal pembagian sebagai lawan perkalian

3.4.6 Menghitung pembagian sebagai pengurangan yang

berulang

3.4.7 Membagi bilangan dua angka dengan bilangan satu

angka

3.4.8 Membagi bilangan dengan bilangan 1

3.4.9 Membagi bilnagn dengan bilangan itu sendiri

Bersambung ...

78

Sambungan ...

4.4.1 Menyelesaikan soal cerita yang mengandung perkalian

bilangan sampai dua angka yang dikaitkan dengan

masalah sehari-hari.

4.4.2 Menyelesaikan soal cerita yang mengandung

pembagian bilangan sampai dua angka yang dikaitan

dengan masalah sehari-hari.

b. Menyiapkan materi, alat dan media pembelajaran yang dibutuhkan

dalam pembelajaran. Materi diambil dari buku tema siswa dan

sumber lain yang relevan dengan materi perkalian dan pembagian.

Alat yang perlu disiapkan yaitu kartu index card match sebagai

motode dan media yang digunakan adalah media tas guci.

c. Menyusun dan mempersiapkan lembar observasi pelaksanaan

pembelajaran yang akan digunakan peneliti selama proses

pembelajaran berlangsung. Lembar observasi dibuat dan digunakan

peneliti untuk setiap pertemuan.

d. Menyusun soal untuk peserta didik. Soal tersebut diberikan dan

dibagikan ketika akhir pembelajaran dan bersifat close book untuk

menguji kemampuan yang dimiliki oleh tiap peserta didik. Soal

tersebut dibuat oleh peneliti sesuai dengan materi yang

disampaikan oleh guru.

e. Menyiapkan alat dokumentasi yaitu berupa kamera yang

digunakan untuk mendokumentasikan setiap kegiatan

pembelajaran.

79

2. Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan, semua yang ada pada perencanaan akan

dilaksanakan pada tahap ini. Guru melaksanakan pembelajaran

matematika materi perkalian dan pembagian sesuai dengan RPP yang

telah dibuat peneliti yang telah disetujui oleh pihak guru. Selai itu guru

juga menggunakan metode dan media yang telah disiapkan oleh

peneliti untuk menunjang kegiatan pembelajaran. Selama proses

pembelajaran berlangsung, peneliti melakukan observasi atau

pengamatan terhadap aktivitas guru dan peserta didik selama

pembelajaran berlangsung. Dari hasil pelaksanaan tindakan diperoleh

hasil dari hasil pengamatan penelitian selama proses pembalajaran

serta hasil hasil tes peserta didik yang diberikan setelah akhir

pelaksaan pembelajaran. Dibawah ini disajikan RPP yang telah

disiapkan oleh peneliti.

a. Pendahuluan

1) Guru menyiapkan peserta didik secara fisik dan psikis untuk

mengikuti pelaksaan proses pembelajaran. (memberikan salam,

mengajak semua siswa berdo’a, dan melakukan komunikasi

tentang kehadiran peserta didik).

2) Memberikan motivasi kepada peserta didik agar

memperhatikan pembelajaran yang nanti akan disampaikan.

3) Mengaitkan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan

pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari,

80

(melakukan apresiasi tentang materi yang telah dipelajari

sebelumnya).

4) Menjelaskan tujuan pembelajaran, kompetensi dasar yang akan

dicapai (menyampaikan tujuan pembelajaran mengenai

perkalian dan pembagian).

5) Menyampaikan cangkupan materi dan penjelasan uraian

kegiatan mengenai perkalian dan pembagian sesuai dengan

silabus.

b. Kegiatan inti

1) Mengamati

a) Guru menjelaskan materi perkalian

b) Guru mengenalkan media tas guci kepada peserta didik

c) Guru mendemonstrasikan tentang konsep perkalian dengan

menggunakan media tas guci.

2) Menanya

a) Guru dan peserta didik bertanya jawab tentang materi

perkalian.

3) Mencoba

a) Guru memberikan contoh soal kepada peserta didik, lalu

guru memanggil nama peserta didik dengan cara acak untuk

mencoba mengerjakan soal dan memperagakan dengan

media tas guci dihadapan teman-temannya.

81

b) Guru memberikan soal kepada peserta didik untuk

dikerjakan dibuku.

4) Mengamati

a) Guru menjelaskan materi pembagian

b) Guru mendemonstrasikan tentang konsep pembagian

dengan menggunakan media tas guci.

5) Mencoba

a) Guru memberikan contoh soal kepada peserta didik, lalu

guru memanggil nama peserta didik dengan cara acak untuk

mencoba mengerjakan soal dan memperagakan dengan

media tas guci dihadapan teman-temannya.

b) Guru memberikan soal pembagian kepada peserta didik

untuk dikerjakan dibuku.

6) Menanya

a) Guru dan peserta didik bertanya jawab tentang materi

pembagian.

7) Mengkomunikasikan

a) Guru mengkomunikasikan kepada peserta didik bahwa

sekarang akan belajar menggunakan metode index card

match dan media tas guci. Guru menerangkan metode index

card match dan media tas guci.

82

8) Menalar

a) Guru membagikan lembar soal kepada Peserta didik,

peserta didik diminta untuk mengerjakan latihan soal secara

individu dikertas yang sudah disiapkan oleh guru.

c. Penutup

1) Guru menanyakan kepada peserta didik tentang materi yang

telah dipelajari dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran.

2) Guru mengajak peserta didik menyimpulkan pembelajaran

yang telah dilaksanakan.

3) Guru menginformasikan materi yang akan dipelajari pada

pertemuan berikutnya kepada peserta didik untuk belajar lagi

dirumah.

4) Guru mengajak peserta didik merapikan tempat duduk,

mengajak berdoa dan mengucapkan salam penutup.

3. Pengamatan

Pengamatan dilakukan selama pelaksanaan kegiatan

pembelajaran berlangsung sebagai upaya untuk mengetahui aktivitas

guru dan peserta didik dalam pembelajaran materi perkalian dan

pembagian menggunakan media tas guci dan metode index card

match. Pengamatan dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan

lembar observasi yang telah dipersiapkan sebelumnya.

Pada tahap ini, dilakukan pengamatan terhadap semua proses

kegiatan pembelajaran, hasil pembelajaran, situasi dalam

83

pembelajaran, dan kendala-kendala yang muncul selama proses

pembelajaran berlangsung. Selain itu, penelitian ini juga mengukur

hasil pembelajaran peserta didik dengan memberikan soal yang

dikerjakan secara individu setelah peserta didik malalui proses

pembelajaran sebagai hasil belajar untuk menguji kemampuan peserta

didik. Hasil dari instrumen tersebut dimasukkan kedalam data sebagai

refleksi.

4. Refleksi

Pada tahap ini peneliti mengumpulkan data menganalisis data

yang diperoleh selama melakukan observasi, anatara lain: data dari

lembar observasi mengenai hasil pengamatan peneliti terhadap

aktivitas yang dilakukan guru dan peserta didik serta data yang

diperoleh dari hasil tes belajar peserta didik tentang materi perkalian

dan pembagian.

Pada proses pembelajaran siklus I, diketahui hanya beberapa

peserta didik yang memperhatikan guru ketika menerangkan

pembelajaran. Refleksi ini dilakukan untuk mengetahui kelebihan

maupun kekurangan yang terjadi selama proses pembelajaran

berlangsung, masih banyak yang bercerita dengan temannya dan asyik

dengan dunianya sendiri. Keberanian dalam bertanya jawab juga masih

kurang. Meskipun masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki,

penelitian pada siklus I sudah berhasil meningkatkan hasil belajar

84

peserta didik menggunakan media tas guci dan metode index card

match pada mata pelajaran matematika materi perkalian dan

pembagian. Refleksi merupakan kegiatan diskusi antara guru dan

peneliti. Apabila telah diketahui letak keberhasilan dan juga hambatan

yang ada dari pembelajaran pada siklus I, maka dapat ditentukan

rencana yang akan dilakukan pada siklus berikutnya atau siklus II.

Untuk itu dilanjutkan ke siklus berikutnya, yaitu siklus II.

C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II

Pada tahap pelaksanaan siklus II, peneliti merencanakan tindakan

yang dilakukan siklus II hampir sama dengan perencanaan yang dilakukan

siklus I. Kendala yang terjadi pada siklus I diperbaiki pada siklus II

dengan harapan pada siklus II hasil pembelajaran lebih maksimal dari

sebelumnya. Waktu pelaksanaan siklus II pada hari Rabu, 14 Agustus

2019. Adapun perencanaan yang akan dilakukan sebagai berikut :

1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan, peneliti merancang tindakan yang akan

silaksanakan sebagai berikut :

a. Mempersiapkan silabus dan menyusun RPP yang kemudian

dikonsultasikan kepada guru kelas II MI Ma’arif Rowosari

Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang, lalu RPP tersebut

digunakan untuk acuhan dalam proses pembelajaran yang

85

dilaksanakan di kelas II. Adapun kompetensi inti, kompetensi

dasar, dan indikator yang dicantumkan dalam siklus I antara lain :

1) Kompetensi Inti

Tabel 3.9 Kompetensi Inti

KI.1 Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama

yang dianutnya.

KI.2 Menunjukan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,

santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi

dengan keluarga, teman, guru, dan tetangga.

KI.3 Memahami pengetahuan faktual dan konseptual

dengan cara mengamati, menanya, dan mencoba

berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, mahkluk

ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang

dijumpainya di rumah, di sekolah, dan tempat

bermain.

KI.4 Menyajikan pengetahuan faktual dan konseptual

dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam

karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan

perilaku anak beriman dan berahklak mulia.

2) Kompetensi Dasar

Tabel 3.10 Kompetensi Dasar

3.4 Menjelaskan perkalian dan pembagian yang

melibatkan bilangan cacah dengan hasil sampai

dengan 100 dalam kehidupan sehari-hari serta

mengaitkan perkalian dan pembagian.

4.4

Menyelesaikan masalah perkalian dan pembagian

yang melibatkan bilangan cacah dengan hasil kali

sampai dengan 100 dalam kehidupan sehari-hari serta

mengaitkan perkalian dan pembagian.

3) Indikator

Tabel 3.11 Indikator

3.4.1 Menghitung perkalian sebagai penjumlahan berulang

3.4.2 Mengalikan bilangan satu angka dengan satu angka

3.43 Menghitung perkalian bilangan dengan angka 1

3.4.4 Menghitung perkalian bilangan dengan angka 0

3.4.5 Mengenal pembagian sebagai lawan perkalian

3.4.6 Menghitung pembagian sebagai pengurangan yang

berulang

Bersambung ...

86

Sambungan ....

3.4.7 Membagi bilangan dua angka dengan bilangan satu

angka

3.4.8 Membagi bilangan dengan bilangan 1

3.4.9 Membagi bilnagn dengan bilangan itu sendiri

4.4.1 Menyelesaikan soal cerita yang mengandung perkalian

bilangan sampai dua angka yang dikaitkan dengan

masalah sehari-hari.

4.4.2 Menyelesaikan soal cerita yang mengandung

pembagian bilangan sampai dua angka yang dikaitan

dengan masalah sehari-hari.

b. Menyiapkan materi, alat dan media pembelajaran yang dibutuhkan

dalam pembelajaran. Materi diambil dari buku tema siswa dan

sumber lain yang relevan dengan materi perkalian dan pembagian.

Alat yang perlu disiapkan yaitu kartu index card match sebagai

metode dan media yang digunakan adalah media tas guci.

c. Menyusun dan mempersiapkan lembar observasi pelaksanaan

pembelajaran yang akan digunakan peneliti selama proses

pembelajaran berlangsung. Lembar observasi dibuat dan digunakan

peneliti untuk setiap pertemuan.

d. Menyusun soal untuk peserta didik. Soal tersebut diberikan dan

dibagikan ketika akhir pembelajaran dan bersifat close book untuk

menguji kemampuan yang dimiliki oleh tiap peserta didik. Soal

tersebut dibuat oleh peneliti sesuai dengan materi yang

disampaikan oleh guru.

e. Menyiapkan alat dokumentasi yaitu berupa kamera yang

digunakan untuk mendokumentasikan setiap kegiatan

pembelajaran.

87

2. Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan, semua yang ada pada perencanaan akan

dilaksanakan pada tahap ini. Guru melaksanakan pembelajaran

matematika materi perkalian dan pembagian sesuai dengan RPP yang

telah dibuat peneliti yang telah disetujui oleh pihak guru. Selain itu

guru juga menggunakan metode dan media yang telah disiapkan oleh

peneliti untuk menunjang kegiatan pembelajaran. Selama proses

pembelajaran berlangsung, peneliti melakukan observasi atau

pengamatan terhadap aktivitas guru dan peserta didik selama

pembelajaran berlangsung. Dari hasil pelaksanaan tindakan diperoleh

hasil dari hasil pengamatan penelitian selama proses pembalajaran

serta hasil hasil tes peserta didik yang diberikan setelah akhir

pelaksaan pembelajaran. Dibawah ini disajikan RPP yang telah

disiapkan oleh peneliti.

a. Pendahuluan

1) Guru menyiapkan peserta didik secara fisik dan psikis untuk

mengikuti pelaksaan proses pembelajaran. (memberikan salam,

mengajak semua siswa berdo’a, dan melakukan komunikasi

tentang kehadiran peserta didik).

2) Memberikan motivasi kepada peserta didik agar

memperhatikan pembelajaran yang nanti akan disampaikan.

3) Mengaitkan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan

pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari,

88

(melakukan apresiasi tentang materi yang telah dipelajari

sebelumnya).

4) Menjelaskan tujuan pembelajaran, kompetensi dasar yang akan

dicapai (menyampaikan tujuan pembelajaran mengenai

perkalian dan pembagian).

5) Menyampaikan cangkupan materi dan penjelasan uraian

kegiatan mengenai perkalian dan pembagian sesuai dengan

silabus.

b. Kegiatan inti

1) Mengamati

a) Guru menjelaskan materi perkalian soal cerita

c) Guru mengenalkan media tas guci kepada peserta didik

d) Guru mendemonstrasikan tentang konsep perkalian dengan

menggunakan media tas guci.

2) Menanya

a) Guru dan peserta didik bertanya jawab tentang materi

perkalian.

3) Mencoba

a) Guru memberikan contoh soal kepada peserta didik, lalu

guru memanggil nama peserta didik dengan cara acak untuk

mencoba mengerjakan soal dan memperagakan dengan

media tas guci di hadapan teman-temannya.

89

b) Guru memberikan soal kepada peserta didik untuk

dikerjakan dibuku.

4) Mengamati

a) Guru menjelaskan materi pembagian soal cerita

b) Guru mendemonstrasikan tentang konsep pembagian

dengan menggunakan media tas guci.

5) Mencoba

a) Guru memberikan contoh soal kepada peserta didik, lalu

guru memanggil nama peserta didik dengan cara acak untuk

mencoba mengerjakan soal dan memperagakan dengan

media tas guci dihadapan teman-temannya.

b) Guru memberikan soal pembagian kepada peserta didik

untuk dikerjakan dibuku.

6) Menanya

a) Guru dan peserta didik bertanya jawab tentang materi

pembagian.

7) Mengkomunikasikan

a) Guru mengkomunikasikan kepada peserta didik bahwa

sekarang akan belajar menggunakan metode index card

match dan media tas guci. Guru menerangkan index card

match dan media tas guci.

90

8) Menalar

a) Guru membagikan lembar soal kepada Peserta didik,

peserta didik diminta untuk mengerjakan latihan soal secara

individu dikertas yang sudah disiapkan oleh guru.

c. Penutup

1) Guru menanyakan kepada peserta didik tentang materi yang

telah dipelajari dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran.

2) Guru mengajak peserta didik menyimpulkan pembelajaran

yang telah dilaksanakan.

3) Guru menginformasikan materi yang akan dipelajari pada

pertemuan berikutnya kepada peserta didik untuk belajar lagi

dirumah.

4) Guru mengajak peserta didik merapikan tempat duduk,

mengajak berdoa dan mengucapkan salam penutup.

3. Pengamatan

Pengamatan dilakukan selama pelaksanaan kegiatan

pembelajaran berlangsung pada siklus II sama dengan yang dilakukan

pada siklus I, dari pengamatan yang diperoleh saat menggunakan

lembar observasi aktivitas guru dan peserta didik, ternyata mengalami

peningkatan baik. Pada siklus II peserta didik semakin tertarik untuk

menggunakan media tas guci dan metode index card match. Peserta

didik sangat antusias dan bersemangat untuk belajar menggunakan

media tas guci dan metode index card match. Kondisi kelas yang

91

sebelumnya pasif menjadi aktif kondusif dalam mengikuti proses

pembelajaran dari awal sampai akhir.

4. Refleksi

Tidak jauh beda dengan siklus I, pada siklus II peneliti juga

melakukan hal yang sama yaitu peneliti mengumpulkan data

menganalisis data yang diperoleh selama melakukan observasi, antara

lain: data dari lembar observasi mengenai hasil pengamatan peneliti

terhadap aktivitas yang dilakukan guru dan peserta didik serta data

yang diperoleh dari hasil tes belajar peserta didik tentang materi

perkalian dan pembagian. Dari hasil pengamatan peserta didik setelah

melakukan perbaikan pada siklus II, jumlah peserta didik yang

memperhatikan guru semakin bertambah banyak dibandingkan siklus

sebelumnya yaitu pada siklus I. Pada siklus II ini, peneliti telah

berhasil meningkatkan hasil belajar peserta didik dengan

menggunakan media tas guci dan metode index card match pada mata

pelajaran matematika materi perkalian dan pembagian, sehingga di

siklus II telah memunuhi kreteria ketuntasan yang membuat penelitian

dianggap berhasil dan dihentikan.

92

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Paparan Pra-Siklus

Sebelum melakukan penelitian tindakan kelas diketahui nilai

pra-siklus kelas II MI Ma’arif dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.1 Nilai Pra-siklus Peserta Didik Kelas II

NO Nama Nilai Keterangan

1 ATA 70 Tuntas

2 ARR 70 Tuntas

3 AF 70 Tuntas

4 ALS 40 Belum Tuntas

5 ANP 50 Belum Tuntas

6 ASA 70 Tuntas

7 BMI 40 Belum Tuntas

8 DS 40 Belum Tuntas

9 EJA 70 Tuntas

10 FR 20 Belum Tuntas

11 FKD 50 Belum Tuntas

12 FZ 70 Tuntas

13 MAB 70 Tuntas

14 MKA 80 Tuntas

15 MIR 60 Belum Tuntas

16 MIA 40 Belum Tuntas

17 MRR 80 Tuntas

18 MR 60 Belum Tuntas

19 NSA 60 Belum Tuntas

20 NM 50 Belum Tuntas

21 NS 50 Belum Tuntas

22 RZN 70 Tuntas

23 SAZ 70 Tuntas

24 MKN 60 Belum Tuntas

25 TH 60 Belum Tuntas

26 ZF 70 Tuntas

Jumlah 1670

Rata-rata Kelas 64,23%

93

Diketahui tabel hasil pra-siklus kelas II MI Ma’arif

Rowosari dari 26 peserta didik terdapat 12 peserta didik yang telah

tuntas KBM dan 14 peserta didik yang belum tuntas KBM, adapun

nilai KBM yang ditentukan dari sekolah adalah 70. Pada pra-siklus

guru belum menggunakan media pembelajaran, untuk itu peneliti

dan guru melakukan kerjasama melakukan penilaian tindakan kelas

(PTK) guna meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas II MI

Ma’arif Rowosari dengan menggunakan metode index card match

dan media tas guci. Metode pembelajaran dan media yang

dilakukan ini tergolong masih baru untuk lingkungan MI Ma’arif

Rowosari Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Hal ini

dilakukan karena hasil persentase pra-siklus belum mencapai

indikator keberhasilan ≥85%, jadi perlu dilaksanakan siklus I.

2. Deskripsi Penelitian Siklus I

Pada siklus I peneliti telah menerapkan metode index card

match dan media tas guci pada pembelajaran matematika pada kelas II

MI Ma’arif Rowosari materi perkalian dan pembagian. Penelitian ini

dilaksanakan pada hari Sabtu, 10 Agustus 2019 sesuai dengan jadwal

pelajaran peserta didik yang sudah ada yaitu matematika.

Pembelajaran berlangsung selama 70 menit (2 x 35 menit). Peneliti

melakukan penelitian dan pengamatan terhadap aktivitas guru,

aktivitas peserta didik dan hasil belajar peserta didik. Hasil

pengamatan tersebut dijabarkan sebagai berikut ini :

94

a. Deskripsi Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Siklus I

Berdasarkan lembar observasi guru, diketahui bahwa dalam

proses pembelajaran yang dilakukan pada kelas II dengan Ibu Rica

Risti Wulandari, S.Pd selaku guru pengajar diketahui bahwa dalam

proses pembelajaran berlangsung sangat baik. Adapun hasil

pengamatan yang didapat peneliti antara lain, dapat dilihat pada

tabel dibawah ini:

Tabel 4.2 Lembar Observasi Guru Siklus I

No Aspek yang diamati Nilai

AB B C K

Kegiatan Pembukaan

1 Menyiapkan fisik dan psikis peserta

didik dengan menyapa dan memberi

salam

2 Mengaitkan materi pembelajaran

sekarang dengan pengalaman peserta

didik atau pembelajaran sebelumnya.

3 Menyampaikan manfaat materi

pembelajaran √

4 Penyampaian kompetensi dan rencana

kegiatan √

5 Menyampaikan kemampuan yang

akan dicapai peserta didik √

6 Menyampaikan rencana kegiatan

misalnya, individual, kerja sama, dan

melakukan observasi

Kegiatan Inti

7 Penguasaan materi pembelajaran √

8 Mengaitkan materi dengan

pengetahuan lain yang relevan √

9 Kejelasan dalam penyampaian materi √

10 Menghubungkan materi dengan

kehidupan nyata √

Bersambung ...

95

Sambungan ....

Penerapan Strategi Pembelajaran Yang Mendidik

11 Melaksanakan pembelajaran sesuai

dengan dengan kompetensi (tujuan

yang akan dicapai)

12 Melaksanakan pembelajaran secara

runtut sesuai RPP √

13 Menguasai kelas √

14 Melaksanakan pembelajaran yang

bersifat kontekstual √

15 Melaksanakan pembelajaran yang

memungkinkan tumbuhnya kebiasaan

positif

16 Melaksanakn pembelajaran sesuai

dengan alokasi waktu yang

direncanakan

Pemanfaatan Sumber Belajar / Media

17 Menunjukan ketrampilan dalam

penggunaan sumber pembelajaran √

18 Menunjukan ketrampilan dalam

penggunaan media tas guci dan

metode index card match pada

pembelajaran

19 Menghasilkan pembelajaran yang

menarik √

20 Melibatkan peserta didik dalam

pemanfaatan media tas guci dan

metode index card match

Melibatkan Peserta Didik

21 Menumbuhkan partisipasi aktif peserta

didik dalam pembelajaran √

22 Menunjukan sikap terbuka terhadap

respons peserta didik √

23 Menumbuhkan keceriaan dan

antusiasme peserta didik √

Penilain Proses Dan Hasil Belajar

24 Memantau kemajuan belajar selama

proses √

25 Melakukan penilaian akhir sesuai

dengan kompetensi (tujuan) √

Penggunaan Bahasa

26 Menggunakan bahasa lisan dan tulisan

secara jelas, baik, dan benar √

Bersambung...

96

Sambungan....

27 Menyampaikan pesan dengan gaya

yang sesuai √

Penutup

28 Melakukan refleksi atau membuat

rangkuman √

29 Memberikan tes tulisan √

30 Mengumpulkan hasil kerja sebagai

bahan portopolio √

31 Melakukan tindak lanjut dan menutup

pembelajaran √

Jumlah 6 11 10 4

Keterangan :

AB : Amat Baik

B : Baik

C : Cukup

K : Kurang

Amat Baik : Guru sudah memperlihatkan dengan amat baik tanda-

tanda perilaku sesuai indikator lembar observasi guru.

Baik : Guru sudah memperlihatkan dengan baik tanda-tanda

perilaku sesuai indikator lembar observasi guru.

Cukup : Guru mulai memperlihatkan tanda-tanda perilaku sesuai

indikator dalam lembar observasi guru.

Kurang : Guru belum memperlihatkan tanda-tanda perilaku sesuai

indikator lembar observasi guru.

Dari tabel diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil

lembar observasi yang dilakukan peneliti terhadap guru kelas II

didapat kreteria amat baik terdapat sebanyak 6 butir, kreteria baik

sebanyak 11 butir, kreteria cukup sebanyak 10 butir, dan kreteria

97

kurang sebanyak 4 butir. Sehingga hasil pengamatan aktivitas guru

pada siklus I tergolong dalam kreteria terlihat baik.

b. Deskripsi Hasil Pengamatan Aktivitas Peserta Didik Siklus I

Berdasarkan yang ada dalam lampiran lembar observasi

peserta didik, diketahui bahwa dalam proses pembelajaran yang

dilakukan pada kelas II dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.3 Lembar Observasi Peserta Didik Siklus I

No Aspek yang diamati Kreteria

AB B C K

Kegiatan Pembukaan

1 Bersiap memulai pelajaran √

2 Merespon terhadap apersepsi yang

diberikan guru √

Kegiatan Inti

3 Memperhatikan penjelasan materi √

4 Mengajukan pendapat terkait materi

perkalian dan pembagian √

5 Mengajukan pertanyaan terkait materi

perkalian dan pembagian √

6 Mengajukan pertanyaan terkait cara kerja

pelaksaanaan media tas guci √

Penerapan Strategi Pembelajaran Yang Mendidik

7 Menjawab pertanyaan guru √

8 Berpartisipasi dalam pelaksaan

penggunaan media tas guci dan metode

index card match pada pembelajaran

9 Bersedia belajar secara berpasangan √

10 Bekerja sama dengan baik √

11 Memperhatikan penjelasan tugas

berpasangan

12 Aktif dalam berpasangan √

13 Menyelesaikan lembar kerja individu √

Penutup

14 Ikut serta dalam membuat kesimpulan

bersama guru √

15 Menutup pelajaran √

Jumlah 4 2 6 3

Bersambung...

98

Sambungan ....

Keterangan :

AB : Amat Baik

B : Baik

C : Cukup

K : Kurang

Amat Baik : Peserta didik sudah memperlihatkan dengan sangat

baik tanda-tanda perilaku sesuai indikator lembar observasi peserta

didik.

Baik : Peserta didik sudah memperlihatkan dengan baik tanda-

tanda perilaku sesuai indikator lembar observasi peserta didik.

Cukup : Peserta didik mulai memperlihatkan tanda-tanda perilaku

sesuai indikator dalam lembar observasi peserta didik.

Kurang : Peserta didik belum memperlihatkan tanda-tanda perilaku

sesuai indikator lembar observasi peserta didik.

Dari tabel diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil

lembar observasi yang dilakukan peneliti terhadap peserta didik

kelas II didapat kreteria amat baik terdapat sebanyak 4 butir,

kreteria baik sebanyak 2 butir, kreteria cukup sebanyak 6 butir, dan

kreteria kurang sebanyak 3 butir. Sehingga hasil pengamatan

aktivitas peserta didik pada siklus I tergolong dalam kreteria

terlihat cukup.

99

c. Deskripsi Data Hasil Belajar Peserta Didik Siklus I

Dari instrumen soal tes yang telah diberikan kepada peserta

didik didapatkan hasil nilai siklus I materi perkalian dan

pembagian pada kelas II MI Ma’arif Kecamatan Tuntang

Kabupaten Semarang dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.4 Data Hasil Belajar Peserta Didik Siklus I

NO Nama Nilai Keterangan

1 ATA 70 Tuntas

2 ARR 80 Tuntas

3 AF 70 Tuntas

4 ALS 40 Belum Tuntas

5 ANP 50 Belum Tuntas

6 ASA 70 Tuntas

7 BMI 50 Belum Tuntas

8 DS 60 Belum Tuntas

9 EJA 70 Tuntas

10 FR 40 Belum Tuntas

11 FKD 60 Belum Tuntas

12 FZ 80 Tuntas

13 MAB 70 Tuntas

14 MKA 80 Tuntas

15 MIR 70 Tuntas

16 MIA 60 Belum Tuntas

17 MRR 90 Tuntas

18 MR 80 Tuntas

19 NSA 70 Tuntas

20 NM 50 Belum Tuntas

21 NS 50 Belum Tuntas

22 RZN 70 Tuntas

23 SAZ 70 Tuntas

24 MKN 70 Tuntas

25 TH 70 Tuntas

26 ZF 80 Tuntas

Jumlah 1720

Rata-rata Kelas 66,15

Tuntas 65,38% 17 siswa

Belum tuntas 34,61% 9 siswa

Nilai tertinggi 90 1 siswa

Nilai terendah 40 2 siswa

Meningkat 5 siswa

100

Keterangan KBM : 70

1) Nilai rata-rata siklus I

66,15

2) Nilai presentase siklus I

Dari data nilai pada siklus I dapat disimpulkan bahwa telah

didapat hasil tes formatif mengalami peningkatan dibandingkan

dengan nilai pra-siklus. Pada siklus I nilai yang didapat peserta

didik dengan rata-rata 66,15. Dari 26 peserta didik yang telah

tuntas KBM terdapat 17 peserta didik atau 65,38%, dan yang belum

tuntas KBM terdapat 9 peserta didik atau 34,61%. Hal ini

menunjukan bahwa hasil belajar peserta didik pada siklus I belum

memebuhi kreteria persentase yaitu ≥ 85% dari jumlah keseluruhan

peserta didik yang mencapai KBM. Untuk itu peneliti harus

melaksanakan siklus selanjutnya, yaitu siklus II.

101

d. Refleksi Tindakan Siklus I

Refleksi tindakan siklus I bertujuan untuk mengetahui

tingkat keberhasilan dan juga hal-hal yang harus dievakuasi untuk

tindakan selanjutnya, adapun hasil refleksi pada siklus I antara lain:

1) Hasil pengamatan guru

a) Guru hendaknya menyiapkan peserta didik terlebih dahulu

sebelum memulai kegiatan pembelajaran, sehingga peserta

didik benar-benar telah siap semua dalam melakukan

proses pembelajaran.

b) Guru belum memberikan motivasi pembelajaran selama

proses pembelajaran berlangsung.

c) Guru masih adaptasi dengan media tas guci dan metode

index card match sehingga guru belum menguasainya.

d) Ada beberapa tahapan yang ada dalam RPP belum

dilaksanakan oleh guru.

2) Hasil pengamatan peserta didik

a) Peserta didik ada yang belum siap mengikuti proses

pembelajaran: telat masuk sekolah dan ada yang ijin

kebelakang saat guru hendak memulai pembelajaran.

b) Peserta didik ada yang masih ngobrol atau bercandan

dengan temannya ketika guru menyampaikan materi

pelajaran.

102

c) Peserta didik ada yang tidak mau maju kedepan untuk

memperagakan media tas guci dan metode index card

match karena tidak cocok dengan pasangan kartunya.

d) Peserta didik ada yang tidak mau duduk bersama teman

pasangannya.

3) Hasil nilai belajar peserta didik

a) Perolehan rata-rata hasil belajar peserta didik adalah 66,15.

b) Persentase jumlah peserta didik yang telah tuntas atau telah

mencapai KBM adalah 65,38%.

Untuk mengatasi kekurangan pada siklus I peneliti

melakukan ide perbaikan. Hal ini dilakukan agar pada siklus

berikutnya tidak terjadi kekurangan yang sama. Berikut beberapa

perbaikan untuk siklus berikutnya:

1) Jumlah peserta didik yang tuntas harus lebih dari ≥ 85% dari

jumlah peserta didik.

2) Guru lebih terampil dalam mengkondisikan peserta didik.

3) Ketika ingin masuk kelas sebaiknya peserta didik diminta

untuk benar-benar telah siap, contohnya sebelum masuk kelas

sudah kekamar mandi dulu, jadi ketika bel masuk peserta didik

tidak ada yang beralasan untuk ijin keluar kelas selama proses

pembelajaran berlangsung.

4) Guru harus membaca ulang RPP sebelum proses pembelajaran

berlangsung.

103

5) Guru memberikan motivasi kepada peserta didik agar aktif

dalam kelas, dan membangkitkan rasa percaya diri peserta

didik untuk mengungkapkan pendapat.

6) Guru harus menguasai media tas guci dan metode index card

match.

7) Memotivasi peserta didik agar mau maju kedepan untuk

memperagakan media tas guci dan metode index card match

meski tidak cocok dengan pasangan kartunya.

8) Mengajak peserta didik agar mau duduk bersama teman

pasangannya.

Berdasarkan perolehan nilai persentase hasil belajar peserta

didik pada siklus I belum mencapai ≥85%, maka indikator

keberhasilan dinyatakan belum tercapai, sehingga tindakan pada

siklus I dilanjutkan ke siklus II.

3. Deskripsi Data Siklus II

Pada siklus II peneliti juga menerapkan metode index card

match dan media tas guci pada pembelajaran untuk mata pelajaran

matematika pada kelas II MI Ma’arif Kecamatan Tuntang Kabupaten

Semarang dengan materi perkalian dan pembagian. Penelitian ini

dilaksanakan pada hari Rabu, 14 Agustus 2019 sesuai dengan jadwal

pelajaran peserta didik yang sudah ada yaitu matematika.

Pembelajaran berlangsung selama 70 menit (2 x 35 menit). Peneliti

104

melakukan penelitian dan pengamatan terhadap aktivitas guru,

aktivitas peserta didik dan hasil belajar peserta didik. Hasil

pengamatan tersebut dijabarkan sebagai berikut ini :

a. Deskripsi Data Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Siklus II

Berdasarkan yang ada dalam lampiran lembar observasi

guru, diketahui bahwa dalam proses pembelajaran yang dilakukan

pada kelas II dengan bu Rica Risti Wulandari, S.Pd selaku guru

pengajar diketahui bahwa dalam proses pembelajaran berlangsung

dangat baik. Adapun hasil pengamatan yang didapat peneliti antara

lain dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.5 Lembar Observasi Guru Siklus II

No Aspek yang diamati Nilai

AB B C K

Kegiatan Pembukaan

1 Menyiapkan fisik dan psikis peserta

didik dengan menyapa dan memberi

salam

2 Mengaitkan materi pembelajaran

sekarang dengan pengalaman peserta

didik atau pembelajaran sebelumnya.

3 Menyampaikan manfaat materi

pembelajaran √

4 Penyampaian kompetensi dan rencana

kegiatan √

5 Menyampaikan kemampuan yang

akan dicapai peserta didik √

6 Menyampaikan rencana kegiatan

misalnya, individual, kerja sama, dan

melakukan observasi

Kegiatan Inti

7 Penguasaan materi pembelajaran √

8 Mengaitkan materi dengan

pengetahuan lain yang relevan √

9 Kejelasan dalam penyampaian materi √

Bersambung ...

105

Sambungan ....

10 Menghubungkan materi dengan

kehidupan nyata √

Penerapan Strategi Pembelajaran Yang Mendidik

11 Melaksanakan pembelajaran sesuai

dengan dengan kompetensi (tujuan

yang akan dicapai)

12 Melaksanakan pembelajaran secara

runtut sesuai RPP √

13 Menguasai kelas √

14 Melaksanakan pembelajaran yang

bersifat kontekstual √

15 Melaksanakan pembelajaran yang

memungkinkan tumbuhnya kebiasaan

positif

16 Melaksanakn pembelajaran sesuai

dengan alokasi waktu yang

direncanakan

Pemanfaatan Sumber Belajar / Media

17 Menunjukan ketrampilan dalam

penggunaan sumber pembelajaran √

18 Menunjukan ketrampilan dalam

penggunaan media tas guci dan

metode index card match pada

pembelajaran

19 Menghasilkan pembelajaran yang

menarik √

20 Melibatkan peserta didik dalam

pemanfaatan media tas guci dan

metode index card match

Melibatkan Peserta Didik

21 Menumbuhkan partisipasi aktif peserta

didik dalam pembelajaran √

22 Menunjukan sikap terbuka terhadap

respons peserta didik √

23 Menumbuhkan keceriaan dan

antusiasme peserta didik √

Penilaian Proses Dan Hasil Belajar

24 Memantau kemajuan belajar selama

proses √

25 Melakukan penilaian akhir sesuai

dengan kompetensi (tujuan) √

Bersambung ...

106

Sambungan ....

Penggunaan Bahasa

26 Menggunakan bahasa lisan dan tulisan

secara jelas, baik, dan benar √

27 Menyampaikan pesan dengan gaya

yang sesuai √

Penutup

28 Melakukan refleksi atau membuat

rangkuman √

29 Memberikan tes tulisan √

30 Mengumpulkan hasil kerja sebagai

bahan portopolio √

31 Melakukan tindak lanjut dan menutup

pembelajaran √

Jumlah 15 14 1 1

Keterangan :

AB : Amat Baik

B : Baik

C : Cukup

K : Kurang

Amat Baik : Guru sudah memperlihatkan dengan amat baik tanda-

tanda perilaku sesuai indikator lembar observasi guru.

Baik : Guru sudah memperlihatkan dengan baik tanda-tanda

perilaku sesuai indikator lembar observasi guru.

Cukup : Guru mulai memperlihatkan tanda-tanda perilaku sesuai

indikator dalam lembar observasi guru.

Kurang : Guru belum memperlihatkan tanda-tanda perilaku sesuai

indikator lembar observasi guru.

Dari tabel diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil

lembar observasi yang dilakukan peneliti terhadap guru kelas II

107

didapat kreteria amat baik terdapat sebanyak 15 butir, kreteria baik

sebanyak 14 butir, kreteria cukup sebanyak 11 butir, dan kreteria

kurang sebanyak 1 butir. Sehingga hasil pengamatan aktivitas guru

pada siklus I tergolong dalam kreteria terlihat amat baik.

b. Deskripsi Data Hasil Pengamatan Aktivitas Peserta Didik

Siklus II

Berdasarkan yang ada dalam lampiran lembar observasi

peserta didik, diketahui bahwa dalam proses pembelajaran yang

dilakukan pada kelas II dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.6 Lembar Observasi Peserta Didik Siklus II

No Aspek yang diamati Kreteria

AB B C K

Kegiatan Pembukaan

1 Bersiap memulai pelajaran √

2 Merespon terhadap apersepsi yang

diberikan guru √

Kegiatan Inti

3 Memperhatikan penjelasan materi √

4 Mengajukan pendapat terkait materi

perkalian dan pembagian √

5 Mengajukan pertanyaan terkait materi

perkalian dan pembagian √

6 Mengajukan pertanyaan terkait cara kerja

pelaksaanaan media tas guci √

Penerapan Strategi Pembelajaran Yang Mendidik

7 Menjawab pertanyaan guru √

8 Berpartisipasi dalam pelaksaan

penggunaan media tas guci dan metode

indeks card match pada pembelajaran

9 Bersedia belajar secara berpasangan √

10 Bekerja sama dengan baik √

11 Memperhatikan penjelasan tugas

berpasangan

Bersambung...

108

Sambungan ....

12 Aktif dalam berpasangan √

13 Menyelesaikan lembar kerja individu √

Penutup

14 Ikut serta dalam membuat kesimpulan

bersama guru √

15 Menutup pelajaran √

Jumlah 6 9 - -

Keterangan :

AB : Amat Baik

B : Baik

C : Cukup

K : Kurang

Amat Baik : Peserta didik sudah memperlihatkan dengan sangat

baik tanda-tanda perilaku sesuai indikator lembar observasi peserta

didik.

Baik : Peserta didik sudah memperlihatkan dengan baik tanda-

tanda perilaku sesuai indikator lembar observasi peserta didik.

Cukup : Peserta didik mulai memperlihatkan tanda-tanda perilaku

sesuai indikator dalam lembar observasi peserta didik.

Kurang : Peserta didik belum memperlihatkan tanda-tanda perilaku

sesuai indikator lembar observasi peserta didik.

Dari tabel diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil

lembar observasi yang dilakukan peneliti terhadap peserta didik

kelas II didapat kreteria amat baik terdapat sebanyak 6 butir,

kreteria baik sebanyak 9 butir, kreteria cukup tidak ada, dan

kreteria kurang pun juga tidak ada. Sehingga hasil pengamatan

aktivitas peserta didik pada siklus II tergolong dalam kreteria

109

terlihat baik. Dari yang telah dilaksanakannya siklus II semua

penilain menunjukan kreteria amat baik dan baik.

c. Deskripsi Data Hasil Belajar Peserta Didik Siklus II

Dari instrumen soal tes yang telah diberikan kepada peserta

didik didapatkan hasil nilai siklus II materi perkalian dan

pembagian pada kelas II MI Ma’arif dapat dilihat pada tabel

dibawah ini :

Tabel 4.7 Data Hasil Belajar Peserta Didik Siklus II

No Nama Nilai Keterangan

1 ATA 100 Tuntas

2 ARR 100 Tuntas

3 AF 80 Tuntas

4 ALS 60 Belum Tuntas

5 ANP 90 Tuntas

6 ASA 100 Tuntas

7 BMI 70 Tuntas

8 DS 90 Tuntas

9 EJA 100 Tuntas

10 FR 10 Belum Tuntas

11 FKD 80 Tuntas

12 FZ 80 Tuntas

13 MAB 80 Tuntas

14 MKA 90 Tuntas

15 MIR 90 Tuntas

16 MIA 90 Tuntas

17 MRR 90 Tuntas

18 MR 100 Tuntas

19 NSA 90 Tuntas

20 NM 90 Tuntas

21 NS 80 Tuntas

22 RZN 90 Tuntas

23 SAZ 80 Tuntas

24 MKN 70 Tuntas

25 TH 90 Tuntas

26 ZF 90 Tuntas

Bersambung ...

110

Sambungan ....

Jumlah 2180

Rata-rata 83,84

Tuntas 92,30% 24 siswa

Belum tuntas 7,69% 2 siswa

Nilai tertinggi 100 5 siswa

Nilai terendah 10 1 siswa

Meningkat 7 siswa

Keterangan KBM : 70

1) Nilai rata-rata siklus II

83,84

2) Nilai persentase siklus II

Dari data hasil nilai siklus II diatas dapat disimpulkan

bahwa hasil belajar peserta didik sudah cukup memuasakan meski

ada 2 peserta didik belum tuntas KBM. Jika dibandingkan antara

siklus I dan siklus II, dari 26 peserta didik pada siklus I terdapat

peserta didik yang belum tuntas KBM sebanyak 9 siswa atau

34,61% dan yang tuntas 17 siswa atau 65,38%. Sedangkan siklus II

terdapat peserta didik yang belum tuntas KBM sebanyak 2 siswa

atau 7,69% dan yang tuntas 24 siswa atau 92,30%. Nilai rata-rata

juga terlihat meningkat, nilai rata-rata kelas pada siklus II 83,84

111

dan persentase ketuntasan belajar mencapai 92,30%. Sehingga

terdapat peningkatan hasil belajar setelah dilakukannya siklus II.

Penelitian ini dihentikan karena sudah mencapai indikator

keberhasilan yang telah ditetapkan oleh peneliti sebelumnya, yaitu

≥ 85%. Untuk itu penelitian dihentikan.

d. Refleksi Tindakan Siklus II

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh pada siklus II,

diketahui nilai pada siklus II mengalami peningkatan dibandingkan

dengan siklus I. Selama proses pembelajaran berlangsung, terlihat

semua peserta didik antusias dan aktif dalam kegiatan

pembelajaran. Pada siklus I diketahu ada 17 peserta didik yang

telah tuntas dan 9 peserta didik yang belum tuntas memenuhi

KBM, namun pada silus II terdapat 24 peserta didik yang telah

tuntas dan 2 peserta didik yang belum tuntas KBM. Terdapat 7

peserta didik yang telah mengalami peningkatan dari siklus I ke

siklus II. Sehingga dapat diperoleh dampak positif dari penggunaan

media tas guci dan metode index card match pada pembelajaran

matematika, khususnya materi perkalian dan pembagian, yaitu :

1. Perolehan nilai rata-rata hasil belajar peserta didik mencapai

83,84.

2. Persentase ketuntasan belajar peserta didik mencapai 92,30%.

112

Keberhasilan pada siklus II ditunjukan adanya persiapan

yang lebih matang dan refleksi yang diperoleh dari siklus I.

Penelitian pada siklus I dan siklus II telah cukup untuk

memperlihatkan adanya peningkatan hasil belajar, sehingga

peneliti tidak perlu melakukan siklus berikutnya. Pada siklus II

peneliti telah berhasil dalam meningkatkan hasil belajar peserta

didik mata pelajaran matematika khususnya materi perkalian dan

pembagian dengan media tas guci dan metode index card match

pada kelas II MI Ma’arif Rowosari Kecamatan Tuntang Kabupaten

Semarang tahun ajaran 2019/2020. Sehingga penelitian dihentikan

pada siklus II.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Hasil Sebelum PTK

Sebelum pelaksanaan PTK, hasil ulangan harian peserta didik

menunjukan bahwa hasil belajar peserta didik kurang memuaskan,

karena masih ada beberapa peserta didik yang belum mencapai KBM.

Dalam nilai ini yang didapat peneliti dari guru kelas II peserta didik

yang belum tuntas 14 siswa atau 53,84% dan yang telah tuntas 12

siswa atau 46,15% dan KBM yang di patokkan dari masrasah adalah

70. Dibawah ini disajikan tabel hasil jumlah peserta didik yang sudah

tuntas dan yang belum tuntas KBM.

113

Tabel 4.8 Jumlah Perolehan Nilai Peserta Didik Pra-Siklus

No Nilai yang didapat Jumlah

1 20 1

2 40 4

3 50 4

4 60 5

5 70 10

6 80 2

Dari hasil observasi yang peneliti lakukan didapatkan bahwa

peserta didik kelas II MI Ma’arif dalam proses pembelajaran belum

memakai media dan metode dalam pembelajaran masih satu arah,

peserta didik juga masih ada yang sibuk dengan dunianya sendiri dan

tidak mau memperhatikan guru, kurangnya inovasi dan variasi dalam

pembelajaran, serta kurang pemahaman dan tingkat kefokusan peserta

didik. Untuk itu peneliti malakukan penelitian mata pelajaran

matematika materi perkalian dan pembagian dengan menggunakan

media tas guci dan metode index card match dimana untuk

menumbuhkan rasa gairah peserta didik dalam menerima

pembelajaran. Serta akan menghadirkan sesuatu yang konkter untuk

dipelajari.

2. Hasil Penelitian Siklus I

Pada pembelajaran yang dilakukan pada siklus I, pembelajaran

sudah ada peningkatan untuk hasil belajar peserta didik. Peserta didik

yang tuntas KBM mencapai 17 peserta didik dan yang sebelumnya di

pra-siklus hanya 12 peserta didik yang telah mencapai KBM. Terdapat

114

5 peserta didik yang telah meningkat dengan 19,23%, dan peserta didik

yang belum tuntas ada pada siklus I terdapat 9 siswa atau 34,61%.

Meskipun sudah ada sedikit peningkatan hasil belajar, namun

dalam proses pembelajaran dan dalam penilaian afektif berdasarkan

hasil observasi masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki di

siklus berikutnya. Setelah melihat hasil siklus I, perlu dilanjutkan ke

siklus II dikarenakan nilai hasil belajar peserta didik masih kurang.

Rata-rata nilai siklus I adalah 66,15 dan persentase ketuntasan peserta

didik 65,38%. Berikut tabel hasil jumlah perolehan nilai peserta didik

pada siklus I.

Tabel 4.9 Jumlah Perolehan Nilai Peserta Didik Siklus I

No Nilai yang didapat Jumlah

1 40 2

2 50 4

3 60 3

4 70 11

5 80 5

6 90 1

Tidak hanya melihat hasil belajar saja yang dipakai untuk

pertimbangan untuk melanjutkan siklus I ke siklus II, tetapi juga nilai

afektif peserta didik yang diketahui melalui lembar observasi, berikut

ini tabel lembar observasi afektif dari peserta didik:

115

Tabel 4.10 Hasil Penilaian Afektif Peserta Didik Siklus I

No Aspek yang dinilai Kreteria

AB B C K

1 Kegiatan Pendahuluan 0 0 1 1

2 Kegiatan inti 3 2 5 1

3 Penutup 1 0 0 1

Jumlah 4 2 6 3

Hasil yang didapat pada siklus I, kreteria amat baik ada 4 butir,

kreteria baik ada 2 butir, kreteria cukup ada 6 butir, dan kreteria

kurang ada 3 butir. Sehingga aktivitas peserta didik pada siklus I

dikatakan belum terlihat baik, untuk itu perlunya tindakan siklus

selanjutnya yaitu siklus II.

3. Hasil Penelitian Siklus II

Pada siklus II peningkatan hasil belajar peserta didik sangat

memuaskan. Peserta didik yang tuntas KBM bertambah menjadi 24

peserta didik dengan 92,30%, yang sebelumnya pada siklus I terdapat

17 peserta didik yang telah lulus KBM, dan pra-siklus ada 12 peserta

didik yang telah tuntas KBM. Terdapat peningkatan sebesar 26,92%

peserta didik pada siklus II dengan jumlah 7 peserta didik, dan belum

tuntas ada 2 siswa atau 7,69%. Jika dibandingkan dengan persentase

yang tuntas pada siklus I dan pra-siklus, siklus II memuaskan dan

peneliti memutuskan untuk tidak melanjutkan ke siklus berikutnya

karena hasil kognitif dan afektif peserta didik sudah baik. Rata-rata

nilai siklus II adalah 83,84 dan persentase yang telah tuntas mencapai

116

92,30%. Berikut ini disajikan tabel hasil belajar peseta didik pada

siklus II.

Tabel 4.11 Jumlah Perolehan Nilai Peserta Didik Siklus II

No Nilai yang didapat Jumlah

1 10 1

2 60 1

3 70 2

4 80 6

5 90 11

6 100 5

Tidak hanya melihat hasil belajar saja, tetapi juga nilai afektif

peserta didik yang diketahui melalui lembar observasi, berikut ini tabel

lembar observasi afektif dari peserta didik pada siklus II :

Tabel 4.12 Hasil Penilaian Afektif Peserta Didik Siklus II

No Aspek yang dinilai Kreteria

AB B C K

1 Kegiatan Pendahuluan 1 1 0 0

2 Kegiatan inti 4 7 0 0

3 Penutup 1 1 0 0

Jumlah 6 9 0 0

Hasil yang didapat pada siklus II, kreteria amat baik ada 6 butir

dan kreteria baik ada 9. Sehingga aktivitas peserta didik pada siklus II

dikatakan terlihat baik dan amat baik, untuk itu siklus II telah

dihentikan.

Pada siklus II terdapat 2 peserta didik yang belum mencapai

KMB, adapun peserta didik yang belum mencapai KBM adalah :

117

1. Adanda Lukita S

Wali kelas sebelumnya telah memberitahu kepada peneliti, bahwa

Lukita adalah anak yang rajin, namun memang dari akademik

tergolong rendah dan anak tersebut belum lancar membaca. Meski

begitu terdapat peningkatan hasil belajar yang didapat Lukita dari

pra-siklus ke siklus II meski belum mencapai KBM. Dibutuhkan

ketelatenan dalam mengajar Lukita agar dapat mencapai KBM

yang telah ditetapkan.

2. Fatkhur Rozaq

Fatkhur dari pembelajaran yang dilakukan pada siklus I sampai

siklus II tetap tidak mau mendengarkan penjelasan dari guru.

Fatkhur suka duduk di belakang kelas, sering bermain sendiri dan

kadang mengganggu temannya. Untuk segi akademik tergolong

rendah. Dari pra-siklus sampai siklus II Fatkhur tidak mencapai

KBM, nilainya juga terlihat kurang memuaskan. Fatkhur belum

terlalu lancar dalam membaca, sehingga dia tertinggal dari teman-

temannya. Dibutuhkan kesabaran dan ketelatenan dalam mengajar

Fatkhur karena siswa ini tergolong murid yang spesial.

Dari apa yang telah didapatkan dari siklus II maka peneliti

memutuskan untuk memperhentikan penelitian, karena nilai peserta didik

telah mencapai 92,30% dan ≥ 85 dari apa yang diharapkan. Untuk lebih

memperjelas nilai peserta didik, peneliti memaparkan nilai yang dihasilkan

118

oleh peserta didik kelas II MI Ma’arif Rowosari. Adapun hasil belajar

peserta didik tiap siklus dapat dilihat pada tabel:

Tabel 4.13 Hasil Belajar Peserta Didik Tiap Siklus

No Nama Pra-siklus Siklus I Siklus II

1 ATA 70 70 100

2 ARR 70 80 100

3 AF 70 70 80

4 ALS 40 40 60

5 ANP 50 50 90

6 ASA 70 70 100

7 BMI 40 50 70

8 DS 40 60 90

9 EJA 70 70 100

10 FR 20 40 10

11 FKD 50 60 80

12 FZ 70 80 80

13 MAB 70 70 80

14 MKA 80 80 90

15 MIR 60 70 90

16 MIA 40 60 90

17 MRR 80 90 90

18 MR 60 80 100

19 NSA 60 70 90

20 NM 50 50 90

21 NS 50 50 80

22 RZN 70 70 90

23 SAZ 70 70 80

24 MKN 60 70 70

25 TH 60 70 90

26 ZF 70 80 90

Jumlah 1670 1720 2180

Rata-rata Kelas 64,23% 66,15% 83,84%

Tuntas 12 siswa /

46,15%

17 siswa/

65,38%

24 siswa/

92,30%

Belum Tuntas 14 siswa/

53,84%

9 siswa/

34,61%

2 siswa/

7,69%

Nilai Tertinggi 90 90 100

Nilai Terendah 40 40 10

119

Berikut adalah disajikan diagram yang menunjukkan agar lebih

jelas grafik peningkatan hasil belajar matematika materi perkalian dan

pembagian peserta didik kelas II MI Ma’arif Rowosari tahun pelajaran

2019/2020:

Gambar 4.1 Diagram Nilai Setiap Siklus Kelas II MI Ma’arif

Dari diagram diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

peserta didik mata pelajaran matematika materi perkalian dan

pembagian di MI Ma’arif Rowosari kelas II mengalami peningkatan.

Dari nilai pra-siklus yang belum menggunakan metode pembelajaran

kooperaktif yaitu index card match dan media tas guci yang mencapai

ketuntasan 12 peserta didik atau 46,15%, dan yang belum tuntas 14

peserta didik atau 53,84%. Sedangkan setelah menggunakan metode

0

5

10

15

20

25

Pra-siklus Siklus I Siklus II

Tuntas

Belum Tuntas

120

index card match dan media tas guci terdapat peningkatan, pada siklus

I terdapat 17 peserta didik tuntas atau 65,38% dan yang belum tuntas 9

peserta didik atau 34,61%. Pada siklus II terdapat 24 peserta didik

yang telah tuntas atau 92,30% dan yang belum tuntas 2 peserta didik

atau 7,69%. Dengan adanya media tas guci dan metode index card

match dapat mempengaruhi hasil peserta didik, karena metode

pembelajaran ini sangat sesuai dengan karakteristik peserta didik

ditingkat bangku Madrasah Ibtidaiyah dimana peserta didik menyukai

dengan pembelajaran yang konkret dan bermain mencari pasangan,

sehingga peserta didik lebih tertarik dengan materi yang diajarkan.

Karena ketuntasan peserta didik secara klasikal dalam materi perkalian

dan pembagian mencapai ≥85%, untuk itu penelitian tindakan kelas

(PTK) dinyatakan berhasil dan dihentikan.

121

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis pada siklus I dan siklus II

yang dilakukan peneliti dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode

index card match dan media tas guci pada mata pelajaran matematika

materi perkalian dan pembagian dapat meningkatkan hasil belajar siswa

kelas II MI Ma’arif Rowosari Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang

tahun pelajaran 2019/2020.

Hal ini dibuktikan dari peningkatan hasil belajar setiap siklusnya

dan juga persentase ketuntasan belajar peserta didik. Diketahui dari 26

siswa kelas II yang ada di MI Ma’arif Rowosari, pada pra-siklus terdapat

14 peserta didik yang belum tuntas KBM dan 12 peserta didik yang telah

tuntas KBM dengan persentase ketuntasan 46,15%.Pada siklus I ada 9

peserta didik yang belum tuntas KBM dan 17 peserta didik yang tuntas

KBM dengan persentase ketuntasan 65,38%. Dan siklus II ada 2 peserta

didik yang belum tuntas KBM dan 24 peserta didik tuntas KBM dengan

persentase ketuntasan 92,30%.Karena ketuntasan siswa secara klasikal

dalam materi perkalian dan pembagian kelas II telah mencapai ≥85%,

untuk itu penelitian tindakan kelas (PTK) dinyatakan berhasil dan

dihentikan.

122

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti

memberikan saran sebagai berikut :

1. Bagi Peserta Didik

a. Peserta didik hendaknya memberanikan diri untuk bertanya apabila

belum memahami materi yang diajarkan.

b. Peserta didik hendaknya aktif dalam mengikuti pembelajaran.

c. Berusaha menghargai guru ketika menerangkan materi

pembelajaran dan tidak bercerita sendiri dengan temannya atau

asyik dengan dunianya sendiri.

2. Bagi Guru

a. Guru hendaknya menggunakan media atau alat peraga atau

penyalur lainnya untuk pembelajaran agar lebih mudah dalam

menyampaikan materi perkalian dan pembagian, misalnya dengan

menggunakan media tas guci dan menggunakan metode index card

match.

b. Guru hendaknya melakukan pendekatan serta pelayanan khusus

untuk peserta didik yang belum tuntas dalam belajar, dengan

memberikan kesempatan peserta didik belajar tambahan diluar jam

pelajaran agar nilai peserta didik tersebut dapat meningkat dan

tuntas dalam belajar.

123

c. Guru hendaknya mampu menumbuhkan minat belajar peserta

didik.

3. Bagi Madrasah

a. Madrasah hendaknya melengkapi sarana prasarana madrasah untuk

kebutuhan pembelajaran serta penggunaan media pembelajaran

yang lainnya untuk setiap mata pelajaran.

b. Madrasah hendaknya memberikan pembinaan kepada guru

mengenai penggunaan model, metode dan strategi pembelajaran

yang kreatif dan inovatif serta dapat memfasilitasi kebutuhan

selama kegiatan pembelajaran.

124

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2014. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta : Rajawali Press.

Asyhar, Rayandra. 2012. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta :

Referensi Jakarta.

Basleman, Anisah, dkk. 2011. Teori Belajar Orang Dewasa. Bandung : PT.

Remaja Rosdakarya.

Damayanti, Deni. 2016. Pintar Menulis Karya Ilmiah Sejak Bangku Kuliah : Esai,

Jurnal, Skripsi, Tesis, Dan Karya Ilmiah Populer. Jawa timur : Araska.

Daryanto. 2011. Penelitian Tindakan Kelas Dan Penelitian Tindakan Sekolah.

Yogyakarta : Sava Media.

Depdiknas. 2003. Undang-undang RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional.

Djamarah, Syaiful, Bahri. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Ghani, Abdul, Rahman. 2014. Metodelogi Penelitian Tindakan Sekolahan.

Jakarta: Pt. Raja Grafindo Persada.

Hamid, Sholeh. 2014. Metode EDU Tainment Menjadikan Siswa Kreatif dan

Nyaman Dikelas. Jogjakarta: Diva Press.

Heruman. 2010. Model Pembelajaran Matematika di SD. Bandung: Remaja

Rosda Karya.

Iskandarwassid, dkk. 2015. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: Remaja

Rosda Karya.

Khairani, Makmun. 2017. Psikologi Belajar. Yogyakarta: Aswaja Pressindo.

Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur’an Departemen Agama RI. 1989. Al-Qur’an

dan Terjemahan. Semarang: CV. Toha Putra.

Nursalim, Mochammad. 2013. Pengembangan Media Bimbingan dan Konseling.

Jakarta : Akademia Permata.

Retnowati, Dewi. 2015. Penerapan Metode Index Card Match dengan Media

Kartu Bilangan dalam Peningkatan Pembelajaran Matematika pada

Siswa Kelas IV SDN 2 Mulyosri Tahun Ajaran 2014/2015.Solo: UNS-

FKIP Jur. PGSD-X7211027-2015

Rusman. 2016. Pembelajaran Tematik Terpadu Teoari, Praktik dan Penelitian.

Jakarta: Pt. Raja Grafindo Persada.

125

Saputri, Ulya, Defi. 2017. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Bangun

Datar Melalui Media Grafis Papan Gantung Bangun Datar Pada Siswa

Kelas I MI Al-Ma’aif Rowoboni Kec. Banyubiru Kab. Semarang Tahun

Ajaran 2017/2018. Salatiga :IAIN Salatiga.

Sam’s, Rosma Hartiny. 2010. Model Penelitian Tindakan Kelas Teknik Bermain

Konstruktif untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika. Yogyakarta:

Teras.

Sri, Dewi, dkk. Bermain Di Lingkunganku Buku Tematik Terpadu Kurikulum

2013 Edisi Revisi 2017 kelas 2 SD/MI. Surakarta : CV. Surya Badra.

Sriyanti, Lilik. 2013. Psikologi Belajar. Salatiga: STAIN Salatiga.

Suharso, dkk. 2014. Kamus Bahasa Indonesia Lengkap. Semarang: Widya Karya.

Suprihatiningrum, Jamil. 2017. Strategi Pembelajaran Teori dan Aplikasi.

Yogyakarta : Ar-Ruzz Media.

Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning Teori & Aplikasi

PAIKEM.Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Suprijono, Samsu. 2011. Cooperative Learning. Yogyakarta : Pustaka Belajar.

Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.

Jakarta: Kencana Predana Media Group.

Sutikno, dkk. 2014. Metode & Model-Model Pembelajaran. Lombok: Holistica.

Syah, Muhibbin. 2017. Psikologi Belajar. Jakarta: Pt. Raja Grafindo Persada.

Taufina. 2018. Bermain di Lingkunganku Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013

Edisi Revisi 2017 Kelas 2 SD/MI. Depok : CV. Arya Duta.

Thobroni. 2017. Belajar dan Pembelajaran Teori dan Praktik. Yogyakarta : Ar-

Ruzz Media.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:

Kencana Prenada Media Group.

Wahyudi, dkk. 2009. Pemecahan Masalah Matematika. Salatiga : Widya Sari

Press Salatiga.

Yuniawati, Erna. 2016. Peningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Perkalian

Melalui Media Corong Berhitung di Kelas II Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif

Blotongan Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016. Salatiga: IAIN Salatiga.

Zainal, Hisyam, dkk. 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta : Pustaka

Insan Madani.

126

LAMPIRAN-LAMPIRAN

127

Lampiran 1 Silabus Kurikulum 2013

Tema 2 : Bermain di Lingkunganku Alokasi Waktu : 112 jam pelajaran

Mata Pelajaran dan Kompetensi Dasar

Materi Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 1.2 Menerima

aturan dan tata tertib yang berlaku di sekolah

2.2 Melaksanakan aturan yang berlaku di rumah dan tata tertib yang berlaku di sekolah

3.2 Menemukan aturan dan tata tertib yang berlaku di sekolah.

4.2 Melakukan kegiatan sesuai aturan dan tata tertib yang berlaku di sekolah

● Aturan dan tata tertib yang berlaku di rumah.

● Kegiatan sesuai aturan dan tata tertib yang berlaku di sekolah

Subtema 1: Bermain di Lingkungan Rumah (28 jam pelajaran) ● Menyebutkan isi teks pendek

yang berkaitan dengan keragaman benda berdasarkan bentuk dan wujud, kemudian menghitung jumlah benda tersebut secara berulang lalu mengubah ke dalam bentuk perkalian dengan teliti dan percaya diri.

● Membaca kembali teks pendek yang berkaitan dengan keragaman benda berdasarkan bentuk dan wujud dengan semangat.

● Membaca syair lagu anak-anak dan menyanyikan bersama-sama dengan memperhatikan panjang pendek bunyi pada lagu tersebut dengan gembira.

● Melakukan pengamatan sederhana tentang keragaman benda berdasarkan bentuk dan wujud di lingkungan rumah kemudian mengelompokkannya berdasarkan bentuknya dengan teliti dan rasa ingin

tahu. ● Mengidentifikasi dan

mensimulasikan kegiatan sesuai aturan dalam kehidupan sehari-hari di rumah dengan percaya diri

● Menyimak penjelasan prosedur variasi gerakan

128

memutar badan tanpa berpindah tempat kemudian mempraktikkannya dengan disiplin.

● Menemukan dan menjelaskan makna kosakata yang berkaitan dengan keragaman benda berdasarkan bentuk dan wujud dengan rasa ingin tahu dan percaya diri.

● Menuliskan hasil pengamatan sederhana tentang keragaman

benda berdasarkan bentuk dan wujud di lingkungan rumah dengan jujur.

● Menyanyikan lagu dengan memperhatikan tekanan kuat dan lemah pada lagu anak dengan riang.

● Memecahkan masalah sehari-hari yang melibatkan perkalian dengan teliti.

● Mengelompokkan berbagai hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan dalam kehidupan sehari-hari di rumah dengan kerjasama.

● Mempraktikkan variasi gerak menekuk tanpa berpindah tempat penuh percaya diri.

● Menyebutkan manfaat aturan dalam kehidupan sehari-hari di sekolah

Menyebutkan akibat berperilaku yang tidak sesuai dengan aturan dalam kehidupan sehari-hari di sekolah

Subtema 2: Bermain di Rumah Teman

(28 jam pelajaran)

● Membaca teks dan menjelaskan isi yang terkandung di dalamnya berkaitan dengan keragaman benda berdasarkan bentuk dan wujud dengan rasa ingin tahu.

● Melakukan gerak bagian

129

kepala dengan hitungan berulang kemudian menghubungkan dengan penjumlahan berulang lalu diubah menjadi bentuk perkalian dengan tanggung jawab.

● Menyimak penjelasan prosedur variasi gerakan meliukkan badan tanpa berpindah tempat dan melakukan gerak bagian kaki dengan hitungan penuh

semangat. ● Memecahkan masalah sehari-

hari yang melibatkan perkalian bilangan menggunakan angka 2, 1, dan 0 penuh percaya diri.

● Melakukan pengamatan sederhana tentang keragaman benda berdasarkan bentuk dan wujud di lingkungan sekitar kemudian mengelompokkannya dengan rasa ingin tahu.

● Melakukan koordinasi gerak kepala, tangan, dan kaki dengan hitungan kemudian mengisikannya ke dalam tabel perkalian dengan kerjasama.

● Menyebutkan manfaat aturan dalam kehidupan sehari-hari di sekolah dengan percaya diri.

● Menyebutkan akibat berperilaku yang tidak sesuai dengan aturan dalam kehidupan sehari-hari di sekolah percaya diri

● Mengidentifikasi dan

mensimulasikan kegiatan sesuai aturan dalam kehidupan sehari-hari di rumah teman dengan percaya diri

Subtema 3: Bermain di Lingkungan

Sekolah (28 jam pelajaran)

130

● Mengamati gambar anak-anak bermain di halaman sekolah kemudian melakukan tanya jawab mengenai gambar tersebut dengan teliti dan percaya diri.

● Membaca teks bacaan tentang permainan kemudian mengidentifikasi berbagai permainan yang dapat dilakukan di halaman sekolah dengan tanggung jawab.

● Diskusi untuk

mengidentifikasi makna kata dari teks bacaan tentang permainan yang dapat dilakukan di halaman sekolah dengan kerjasama.

● Mengamati gambar percakapan anak bermain kelereng yang dibagi sama banyak kemudian membuat kalimat dari kata yang telah ditentukan dengan teliti.

● Menyebutkan aturan yang berlaku pada permainan sederhana di sekolah dan membiasakan diri melaksanakannya penuh tanggung jawab.

● Mengidentifikasi alat dan bahan berdasarkan wujud dan sifat benda untuk menggambar imajinatif dengan teliti.

● Mengidentifikasi gerakan permainan ular naga kemudian memainkannya dengan sportif.

● Mendengarkan cerita bergambar yang dibacakan

guru, terkait dengan gambar kemudian menuliskan kembali dengan mandiri.

● Menampilkan teks percakapan tentang pelaksanaan aturan di lingkungan sekolah kemudian mengidentifikasi makna kata

131

dari kata yang ada dalam teks tersebut dengan percaya diri

● Menyelesaikan persoalan yang berkaitan dengan pengurangan berulang kemudian menyajikan dalam bentuk tulisan dengan teliti dan tanggung jawab.

Subtema 4: Bermain di Tempat Wisata

(28 jam pelajaran) ● Membaca teks dan

menyebutkan isi yang terkandung dalam teks berkaitan dengan keragaman benda berdasarkan bentuk dan wujud penuh percaya diri.

● Memecahkan masalah sehari-hari yang melibatkan pembagian dan menyajikan dalam bentuk tulisan dengan teliti dan tanggung jawab.

● Melakukan pengamatan sederhana terhadap keragaman benda, mengidentifikasi ciri-ciri karya hiasan dan membuatnya dengan bahan alami dengan kreatif.

● Menyimak penjelasan prosedur variasi gerakan menekuk tanpa berpindah tempat dan mempraktikkannya sesuai aturan yang berlaku dengan semangat.

● Menyimak penjelasan makna kosakata yang berkaitan dengan keragaman benda

berdasarkan pengamatan sederhana kemudian menuliskan hasil pengamatannya dengan teliti.

● Menemukan kosakata yang berkaitan dengan keragaman benda kemudian mengelompokkan

132

berdasarkan wujudnya dengan teliti.

● Mengidentifikasi langkah-langkah membuat karya hiasan dengan bahan alami sesuai aturan yang berlaku.

● Menyebutkan akibat berperilaku yang tidak sesuai dengan aturan dalam kehidupan sehari-hari di sekolah dengan percaya diri.

133

Lampiran 2 Materi Pelajaran Perkalian

134

Lampiran 3 Materi Pelajaran Pembagian

135

Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

SIKLUS I

Nama Madrasah : MI MA’ARIF ROWOSARI

Mata Pelajaran : MATEMATIKA

Kelas / Semester : II (Dua) / I

Materi Pokok : Perkalian dan Pembagian

Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan (2 x 35 menit)

A. Kompetensi Inti

KI.1 Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang

dianutnya.

KI.2 Menunjukan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun,

peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman,

guru, dan tetangga.

KI.3 Memahami pengetahuan faktual dan konseptual dengan cara

mengamati, menanya, dan mencoba berdasarkan rasa ingin tahu

tentang dirinya, mahkluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan

benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah, dan tempat

bermain

KI.4 Menyajikan pengetahuan faktual dan konseptual dalam bahasa yang

jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan

yang mencerminkan perilaku anak beriman dan barahklak mulia.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator

a. Kompetensi Dasar

3.4 Menjelaskan perkalian dan pembagian yang melibatkan bilangan

cacah dengan hasil kali sampai dengan 100 dalam kehidupan

sehari-hari serta mengaitkan perkalian dan pembagian.

4.4 Menyelesaikan masalah perkalian dan pembagian yang melibatkan

bilangan cacah dengan hasil kali sampai dengan 100 dalam

kehidupan sehari-hari serta mengaitkan perkalian dan pembagian.

136

b. Indikator

3.4.1 Menghitung perkalian sebagai penjumlahan berulang

3.4.2 Mengalikan bilangan satu angka dengan satu angka

3.4.3 Menghitung perkalian bilangan dengan angka 1

3.4.4 Menghitung perkalian bilangan dengan angka 0

3.4.5 Mengenal pembagian sebagai lawan perkalian

3.4.6 Menghitung pembagian sebagai pengurangan yang berulang

3.4.7 Membagi bilangan dua angka dengan bilang satu angka

3.4.8 Membagi bilangan dengan bilangan 1

3.4.9 Membagi bilangan dengan bilangan itu sendiri

4.4.1 Menyelesaikan soal cerita yang mengandung perkalian bilangan

sampai dua angka yang dikaitkan dengan masalah sehari hari.

4.4.2 Menyelesaikan soal cerita yang mengandung pembagian bilangan

sampai dua angka yang dikaitkan dengan masalah sehari hari.

C. Tujuan Pembalajaran

1. Setelah mendengarkan penjelasan guru, peserta didik dapat

menghitung perkalian sebagai penjumlahan berulang

2. Setelah mendengarkan penjelasan guru, peserta didik dapat

mengalikan bilangan satu angka dengan satu angka

3. Setelah mendengarkan penjelasan guru, peserta didik dapat

menghitung perkalian bilangan dengan angka 1

4. Setelah mendengarkan penjelasan guru, peserta didik dapat

menghitung perkalian bilangan dengan angka 0

5. Setelah mendengarkan penjelasan guru, peserta didik dapat mengenal

pembagian sebagai lawan perkalian

6. Setelah mendengarkan penjelasan guru, peserta didik dapat

menghitung pembagian sebagai pengurangan yang berulang

7. Setelah mendengarkan penjelasan guru, peserta didik dapat membagi

bilangan dua angka dengan bilang satu angka

8. Setelah mendengarkan penjelasan guru, peserta didik dapat membagi

bilangan dengan bilangan 1

9. Setelah mendengarkan penjelasan guru, peserta didik dapat membagi

bilangan dengan bilangan itu sendiri

137

10. Setelah mendengarkan penjelasan guru, peserta didik dapat

menyelesaikan soal cerita yang mengandung perkalian bilangan

sampai dua angka yang dikaitkan dengan masalah sehari hari.

11. Setelah mendengarkan penjelasan guru, peserta didik dapat

menyelesaikan soal cerita yang mengandung pembagian bilangan

sampai dua angka yang dikaitkan dengan masalah sehari hari.

12. Setelah mendengarkan penjelasan guru, peserta didik dapat

menyelesaikan masalah perkalian dan pembagian yang melibatkan

bilangan cacah dengan hasil kali sampai dengan 100 dalam kehidupan

sehari-hari serta mengaitkan perkalian dan pembagian.

D. Materi Pembelajaran

Dalam materi pelajaran sekarang adalah tentang perkalian dan pembagian.

1. Perkalian

Perkalian adalah sebagai penjumlahan berulang. Ada beberapa sifat-

sifat perkalian, antara lain:

a. Sifat-sifat perkalian

1) Komutatif atau sifat pertukaran

Sifat komutatif adalah pertukaran letak tempat untuk bilangan,

yang awalnya di depan di rubah letaknnya di belakang dan

sebaliknya. Sifat komutatif berlaku hanya untuk penjumlahan

dan perkalian saja.

Contoh :

a) 2 x 4 = 4 + 4 = 8

4 + 4 = 8

b) 4x 2 = 2 +2 + 2 + 2 = 8

2 + 2 + 2 + 2 = 8

Jadi, 2 x 4 = 4 x 2 (komutatif)

138

2) Sifat perkalian dengan bilangan 1

Setiap bilangan yang dikalikan dengan 1, maka hasilnya adalah

bilangan itu sendiri. a x 1 = a

Contoh :

a) 3 x 1 =

1 + 1 + 1 = 3

1 + 1 + 1 = 3

b) 4 x 1 =

1 + 1 + 1 + 1 = 4

1 + 1 + 1 + 1 = 4

3) Sifat perkalian dengan bilangan nol

Setiap bilangan yang dikalikan dengan 0, maka hasilnya adalah

0 (nol). a x 0 = 0

Contoh :

a) 2 x 0 = 0

2. Pembagian

Pembagian adalah pengurangan berulang sampai habis

Sifat Pembagian

1) Pembagian dengan bilangan

Setiap bilangan yang di bagi 1 hasilnya adalah bilangan itu sendiri.

Contoh :

a) 4 : 1 = 4

4 – 1 – 1 – 1 – 1 = 0

4 – 1 – 1 – 1 – 1 = 0

2) Pembagian bilangan dengan bilangan itu sendiri

Setiap bilangan yang di bagi bilangan itu sendiri hasilnya adalah

satu.

a) 2 : 2 = 1

2 – 2 = 0

2 – 2

139

Jadi bilangan yang dibagi oleh bilangan itu sendiri hasinya satu

3) Membagi bilangan dua angka dengan bilangan satu angka

a) 10 : 2 = 5

10 – 2 – 2 – 2 – 2 – 2 = 0

10 – 2 – 2 – 2 – 2 – 2 = 0

Angka 2 nya dihitung ada 5, jadi jawabannya ada 5

E. Metode Pembelajaran

1. Ceramah,

2. Tanya jawab

3. Demonstrasi

4. Penugasan, dan

5. Metode index card match

Index card match perkalian

Index card match pembagian

F. Media Pembelajaran

Tas guci

Bagian luar media tas guci Bagian alas media tas guci belakang

140

Bagian alas media tas guci

dari depan

Bagian angka media tas

guci

Bagian simbol media

tas guci

Media sedotangambarbuku Media sedotangambarapel Media sedotan gambar

ayam

G. Sumber Belajar

1. Buku panduan praktik permata pendorong kreatifitas belajar siswa

tema 2 “Bermain di Lingkunganku” tematik terpadu kurikulum 2013

edisi revisi 2017 kelas 2 SD/MI, hal 37, 53 dan 77 (CV. Surya Badra)

Surakarta.

2. Buku kementrian pendidikan dan kebudayaan republic Indonesia 2018

tema 2 “Bermain di Lingkunganku” tematik terpadu kurikulum 2013

edisi revisi 2017 kelas 2 SD/MI, hal 106-134 (CV. Arya Duta) Depok.

H. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Waktu

Pendahuluan

1. Guru menyiapkan peserta didik secara fisik dan psikis

untuk mengikuti pelaksaan proses pembelajaran.

(memberikan salam, mengajak semua siswa berdo’a,

10

menit

141

melakukan komunikasi tentang kehadiran peserta didik

dan memberikan label nama kepada tiap peserta didik).

2. Memberikan motivasi kepada peserta didik agar

memperhatikan pembelajaran yang nanti akan

disampaikan.

3. Mengaitkan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan

pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan

dipelajari, (melakukan apresiasi tentang materi yang telah

dipelajari sebelumnya).

4. Menjelaskan tujuan pembelajaran, kompetensi dasar yang

akan dicapai (menyampaikan tujuan pembelajaran

mengenai perkalian dan pembagian).

5. Menyampaikan cangkupan materi dan penjelasan uraian

kegiatan mengenai perkalian dan pembagian sesuai dengan

silabus.

Kegiatan Inti

1. Mengamati

a. Guru menjelaskan materi perkalian

b. Guru mengenalkan media tas guci kepada peserta

didik

c. Guru mendemonstrasikan tentang konsep perkalian

dengan menggunakan media tas guci.

2. Menanya

a. Guru dan peserta didik bertanya jawab tentang materi

perkalian.

3. Mencoba

a. Guru memberikan contoh soal kepada peserta didik,

lalu guru memanggil nama peserta didik dengan cara

acak untuk mencoba mengerjakan soal dan

memperagakan dengan media tas guci di hadapan

teman-temannya.

50

menit

142

b. Guru memberikan soal kepada peserta didik untuk

dikerjakan dibuku.

4. Mengamati

a. Guru menjelaskan materi pembagian

b. Guru mendemonstrasikan tentang konsep pembagian

dengan menggunakan media tas guci.

5. Mencoba

a. Guru memberikan contoh soal kepada peserta didik,

lalu guru memanggil nama peserta didik dengan cara

acak untuk mencoba mengerjakan soal dan

memperagakan dengan media tas guci di hadapan

teman-temannya.

b. Guru memberikan soal pembagian kepada peserta

didik untuk dikerjakan dibuku.

6. Menanya

a. Guru dan peserta didik bertanya jawab tentang materi

pembagian.

7. Mengkomunikasikan

a. Guru mengkomunikasikan kepada peserta didik

bahwa sekarang akan belajar menggunakan metode

index card match dan media tas guci. Guru

menerangkan cara menggunakan metode index card

match dan media tas guci.

8. Menalar

a. Guru membagikan lembar soal kepada Peserta didik,

peserta didik diminta untuk mengerjakan latihan soal

secara individu di kertas yang sudah disiapkan oleh

guru.

Penutup

1. Guru menanyakan kepada peserta didik tentang materi

yang telah dipelajari dan mengevaluasi kegiatan

10

menit

143

pembelajaran.

2. Guru mengajak peserta didik menyimpulkan

pembelajaran yang telah dilaksanakan.

3. Guru menginformasikan materi yang akan dipelajari pada

pertemuan berikutnya kepada peserta didik untuk belajar

lagi dirumah.

4. Guru mengajak peserta didik merapikan tempat duduk,

mengajak berdoa dan mengucapkan salampenutup.

I. Penilain hasil belajar

1. Teknik penilain

a. Bentuk tes : Tertulis

b. Bentuk soal : Uraian

2. Instrumen penilain

a. Soal :

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK SIKLUS I

Nama :

Absen :

1. Isilah titik-titik dengan bentuk penjumlahan berulang !

a.

=.....+.....

=.....x.....

=.....

b.

=.....+.....+.....+.....

=.....x.....

=.....

2. Isilah titik-titik dengan pengurangan berulang sampai habis !

a.

(.....-.....-.....-.....=.....)

=.....

144

b.

(.....-.....-.....-.....-.....-

.....=.....)

=.....

3. Jawablah soal berikut dengan singkat dan tepat !

a. 8 x 0 =

b. 3 x 7 =

c. 4 x 8 =

d. 10 : 2 =

e. 15 : 3 =

f. 16 : 4 =

b. Kunci jawaban:

1. Isilah titik-titik dengan bentuk penjumlahan berulang !

a.

= 9 + 9

= 2 x 9

= 18

b.

= 6 + 6 + 6 + 6

= 4 x 6

= 24

2. Isilah titik-titik dengan pengurangan berulang sampai habis !

a.

( 9 – 3 – 3 – 3 = 0)

= 3

b.

( 25 – 5 – 5 – 5 – 5 –

5 = 0)

= 5

3. Jawablah soal berikut dengan singkat dan tepat !

a. 8 x 0 = 0

b. 3 x 7 = 21

c. 4 x 8 = 32

145

146

Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

SIKLUS II

Nama Madrasah : MI MA’ARIF ROWOSARI

Mata Pelajaran : MATEMATIKA

Kelas / Semester : II (Dua) / I

Materi Pokok : Perkalian dan Pembagian

Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan (2 x 35 menit)

A. Kompetensi Inti

KI.1 Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang

dianutnya.

KI.2 Menunjukan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun,

peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman,

guru, dan tetangga.

KI.3 Memahami pengetahuan faktual dan konseptual dengan cara

mengamati, menanya, dan mencoba berdasarkan rasa ingin tahu

tentang dirinya, mahkluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan

benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah, dan tempat

bermain

KI.4 Menyajikan pengetahuan faktual dan konseptual dalam bahasa yang

jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan

yang mencerminkan perilaku anak beriman dan barahklak mulia.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator

a. Kompetensi Dasar

3.4 Menjelaskan perkalian dan pembagian yang melibatkan bilangan

cacah dengan hasil kali sampai dengan 100 dalam kehidupan

sehari-hari serta mengaitkan perkalian dan pembagian.

4.4 Menyelesaikan masalah perkalian dan pembagian yang melibatkan

bilangan cacah dengan hasil kali sampai dengan 100 dalam

kehidupan sehari-hari serta mengaitkan perkalian dan pembagian.

147

b. Indikator

3.4.1 Menghitung perkalian sebagai penjumlahan berulang

3.4.2 Mengalikan bilangan satu angka dengan satu angka

3.4.3 Menghitung perkalian bilangan dengan angka 1

3.4.4 Menghitung perkalian bilangan dengan angka 0

3.4.5 Mengenal pembagian sebagai lawan perkalian

3.4.6 Menghitung pembagian sebagai pengurangan yang berulang

3.4.7 Membagi bilangan dua angka dengan bilang satu angka

3.4.8 Membagi bilangan dengan bilangan 1

3.4.9 Membagi bilangan dengan bilangan itu sendiri

4.4.1 Menyelesaikan soal cerita yang mengandung perkalian bilangan

sampai dua angka yang dikaitkan dengan masalah sehari hari.

4.4.2 Menyelesaikan soal cerita yang mengandung pembagian bilangan

sampai dua angka yang dikaitkan dengan masalah sehari hari.

C. Tujuan Pembalajaran

1. Setelah mendengarkan penjelasan guru, peserta didik dapat

menghitung perkalian sebagai penjumlahan berulang

2. Setelah mendengarkan penjelasan guru, peserta didik dapat

mengalikan bilangan satu angka dengan satu angka

3. Setelah mendengarkan penjelasan guru, peserta didik dapat

menghitung perkalian bilangan dengan angka 1

4. Setelah mendengarkan penjelasan guru, peserta didik dapat

menghitung perkalian bilangan dengan angka 0

5. Setelah mendengarkan penjelasan guru, peserta didik dapat mengenal

pembagian sebagai lawan perkalian

6. Setelah mendengarkan penjelasan guru, peserta didik dapat

menghitung pembagian sebagai pengurangan yang berulang

7. Setelah mendengarkan penjelasan guru, peserta didik dapat membagi

bilangan dua angka dengan bilang satu angka

8. Setelah mendengarkan penjelasan guru, peserta didik dapat membagi

bilangan dengan bilangan 1

9. Setelah mendengarkan penjelasan guru, peserta didik dapat membagi

bilangan dengan bilangan itu sendiri

148

10. Setelah mendengarkan penjelasan guru, peserta didik dapat

menyelesaikan soal cerita yang mengandung perkalian bilangan

sampai dua angka yang dikaitkan dengan masalah sehari hari.

11. Setelah mendengarkan penjelasan guru, peserta didik dapat

menyelesaikan soal cerita yang mengandung pembagian bilangan

sampai dua angka yang dikaitkan dengan masalah sehari hari.

12. Setelah mendengarkan penjelasan guru, peserta didik dapat

menyelesaikan masalah perkalian dan pembagian yang melibatkan

bilangan cacah dengan hasil kali sampai dengan 100 dalam kehidupan

sehari-hari serta mengaitkan perkalian dan pembagian.

D. Materi Pembelajaran

Dalam materi pelajaran sekarang adalah tentang perkalian dan pembagian.

1. Perkalian

Perkalian adalah sebagai penjumlahan berulang. Masalah sehari-hari

yang berkaitan dengan perkalian

d. Setiap bilangan yang dikalikan dengan 1, maka hasilnya adalah

bilangan itu sendiri. a x 1 = a

Fani memiliki pensil 1, siang hari dia beli pensil 1, dan sore hari

fani membeli 1 pensil lagi. Berapa pensil yang dimiliki fani

seluruhnya ?

Penyelesaian:

3 x 1 =

1 + 1 + 1 = 3

Jadi, pensil yang dimiliki fani ada 3

Jadi semua bilangan jika dikalikan satu, hasilnya sama dengan

bilangan itu sendiri.

e. Perkalian bilangan dengan angka dua

Febri memiliki 2 buah apel. Lalu ibunya memberikan dia 2 buah

apel. Jasi berapa buah apel yang dimiliki Febri ?

Penyelesaian :

2 x 2 =

2 + 2 = 4

Jadi, Febri memiliki 4 buah apel.

149

Jadi, perkalian dengan dua, sama artinya menjumlahkan dengan

bilangan itu sendiri.

f. Perkalian dengan angka lain

Perkalian Budi memetik 5 buah rambutan. Alin memetik 5 buah

rambutan. Wayan memetik 5 buah rambutan. Semua rambutan

yang dipetik dikumpulkan jadi datu. Jumlah rambutan seluruhnya

adalah ?

Penyelesaian :

3 x 5 =

5 + 5 + 5 = 15

Jadi, ada 15 buah rambutan

2. Pembagian

Pembagian adalah pengurangan berulang sampai habis. Permasalahan

sehari-hari yang berkaitan dengan pembagian

a. Membagi bilangan dengan angka 1

Budi memiliki 4 kelereng. Kelereng itu dibagikan kepada tigor.

Berapa banyak kelereng yang dimiliki tigor ?

Peneyelsaian :

4 : 1 = 4

4 – 1 – 1 – 1 – 1 = 0

Jadi, kelereng yang dimiliki Tigor ada 4

Jadi, suatu bilangan dibagi 1 hasilnya bilangan itu sendiri.

b. Pembagian bilangan dengan bilangan itu sendiri

Budi mempunya 4 kelereng, dibagikan kepada keempat temannya

yaitu Tigor, Alex, Nisa, dan Alin. Berapa kelereng yang masing-

masing mereka terima ?

Penyelesaian :

4 : 4 = 1

4 – 4 = 0

Jadi, kelereng yang masing-masing mereka terima adalah 1

Jadi, suatu bilangan dibagi bilangan itu sendiri hasilnya adalah

satu.

c. Membagi bilangan dua angka dengan bilangan satu angka

Ibu memiliki 18 buku tulis. Buku tulis tersebut akan dibagikan

kepada tiga anaknya. Berapa buku tulis yang diterima masing-

masing anak, bila setia anak mendapat bagian yang sama ?

150

Penyelesaian :

18 : 3 = 6

18 – 3 – 3 – 3 – 3 – 3 – 3 = 0

Jadi, setiap anak mendapatkan 6 buku tulis.

E. Metode Pembelajaran

1. Cerama

2. Tanya jawab

3. Demonstrasi

4. Penugasan , dan

5. Metode index card match

Index card match perkalian

Index card match pembagian

F. Media Pembelajaran

Tas guci

Bagian luar media tas guci Bagian alas media tas guci belakang

Bagian alas media tas guci

dari depan

Bagian angka media tas

guci

Bagian simbol media

tas guci

151

Media sedotangambarbuku Media sedotangambarapel Media sedotan gambar

ayam

G. Sumber Belajar

1. Buku panduan praktik permata pendorong kreatifitas belajar siswa

tema 2 “Bermain di Lingkunganku” tematik terpadu kurikulum 2013

edisi revisi 2017 kelas 2 SD/MI, hal 37, 53 dan 77 (CV. Surya Badra)

Surakarta.

2. Buku kementrian pendidikan dan kebudayaan republic Indonesia 2018

tema 2 “Bermain di Lingkunganku” tematik terpadu kurikulum 2013

edisi revisi 2017 kelas 2 SD/MI, hal 106-134 (CV. Arya Duta) Depok.

H. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Waktu

Pendahuluan

1. Guru menyiapkan peserta didik secara fisik dan psikis

untuk mengikuti pelaksaan proses pembelajaran.

(memberikan salam, mengajak semua siswa berdo’a,

melakukan komunikasi tentang kehadiran peserta didik

dan memberikan label nama kepada tiap peserta didik).

2. Memberikan motivasi kepada peserta didik agar

memperhatikan pembelajaran yang nanti akan

disampaikan.

3. Mengaitkan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan

pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan

10

menit

152

dipelajari, (melakukan apresiasi tentang materi yang telah

dipelajari sebelumnya).

4. Menjelaskan tujuan pembelajaran, kompetensi dasar yang

akan dicapai (menyampaikan tujuan pembelajaran

mengenai perkalian dan pembagian dalam kehidupan

seharu-hari).

5. Menyampaikan cangkupan materi dan penjelasan uraian

kegiatan mengenai perkalian dan pembagian sesuai dengan

silabus.

Kegiatan Inti

1. Mengamati

a. Guru menjelaskan materi perkalian soal cerita

b. Guru mengenalkan media tas guci kepada peserta didik

c. Guru mendemonstrasikan tentang konsep perkalian

soal cerita dengan menggunakan media tas guci.

2. Menanya

a. Guru dan peserta didik bertanya jawab tentang materi

perkalian.

3. Mencoba

a. Guru memberikan contoh soal kepada peserta didik,

lalu guru memanggil nama peserta didik dengan cara

acak untuk mencoba mengerjakan soal dan

memperagakan dengan media tas guci di hadapan

teman-temannya.

b. Guru memberikan soal kepada peserta didik untuk

dikerjakan dibuku.

4. Mengamati

a. Guru menjelaskan materi pembagian soal cerita

b. Guru mendemonstrasikan tentang konsep pembagian

soal cerita dengan menggunakan media tas guci.

5. Mencoba

50

menit

153

a. Guru memberikan contoh soal kepada peserta didik,

lalu guru memanggil nama peserta didik dengan cara

acak untuk mencoba mengerjakan soal dan

memperagakan dengan media tas guci di hadapan

teman-temannya.

b. Guru memberikan soal pembagian kepada peserta didik

untuk dikerjakan dibuku.

6. Menanya

a. Guru dan peserta didik bertanya jawab tentang materi

pembagian.

7. Mengkomunikasikan

a. Guru mengkomunikasikan kepada peserta didik bahwa

sekarang akan belajar menggunakan metode index card

match dan media tas guci. Guru menerangkan cara

penggunaan metode index card match dan media tas

guci.

8. Menalar

a. Guru membagikan lembar soal kepada Peserta didik,

peserta didik diminta untuk mengerjakan latihan soal

secara individu di kertas yang sudah disiapkan oleh

guru.

Penutup

1. Guru menanyakan kepada peserta didik tentang materi

yang telah dipelajari dan mengevaluasi kegiatan

pembelajaran.

2. Guru mengajak peserta didik menyimpulkan pembelajaran

yang telah dilaksanakan.

3. Guru menginformasikan materi yang akan dipelajari pada

pertemuan berikutnya kepada peserta didik untuk belajar

lagi dirumah.

4. Guru mengajak peserta didik merapikan tempat duduk,

10

menit

154

mengajak berdoa dan mengucapkan salampenutup.

I. Penilain hasil belajar

1. Teknik penilain

a. Bentuk tes : Tertulis

b. Bentuk soal : Uraian

2. Instrumen penilain

a. Soal :

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK SIKLUS II

Nama :

Absen :

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan tepat dan benar !

1. 4 x 9 =

2. 6 x 7 =

3. 8 x 2 =

4. 7 x 4 =

5. Restu memiliki 4 kantong kelereng. Setiap kantong berisi 4

kelereng. Berapa jumlah kelereng yang dimiliki restu ?

......................................................................................................

......................................................................................................

......................................................................................................

6. 20 : 2 =

7. 12 : 4 =

8. 12 : 3 =

9. 25 : 5 =

10. Nita memiliki 15 buah apel. Apel itu dimasukkan kedalam 5

kantong plastik dama banyak. Berapa isi setiap kantong plastik

?

......................................................................................................

......................................................................................................

......................................................................................................

b. Kunci jawaban:

1. 4 x 9 = 36

2. 6 x 7 = 42

3. 8 x 2 = 16

4. 7 x 4 = 28

5. Restu memiliki 4 kantong kelereng. Setiap kantong berisi 4

kelereng. Berapa jumlah kelereng yang dimiliki restu ?

4 x 4 = 16

16 kelereng

6. 20 : 2 = 10

7. 12 : 4 = 3

8. 12 : 3 = 4

9. 25 : 5 = 5

155

156

Lampiran 6 Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus I

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU SIKLUS I

Nama guru : Rica Risti Wulandari, S.Pd.

Kelas / semester : II/Ganjil

Tgl. Pelaksanaan : 10 Agustus 2019

Petunjuk: Berilah tanda ceklis (√) pada kolom yang tersedia sesuai dengan

pengamatan peneliti.

No Aspek yang diamati Nilai

AB B C K

KEGIATAN PEMBUKAAN

1 Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dengan

menyapa dan memberi salam √

2 Mengaitkan materi pembelajaran sekarang dengan

pengalaman peserta didik atau pembelajaran sebelumnya. √

3 Menyampaikan manfaat materi pembelajaran √

4 Penyampaian kompetensi dan rencana kegiatan √

5 Menyampaikan kemampuan yang akan dicapai peserta

didik √

6 Menyampaikan rencana kegiatan misalnya, individual,

kerjasama, dan melakukan observasi √

KEGIATAN INTI

7 Penguasaan materi pembelajaran √

8 Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan √

9 Kejelasan dalam penyampaian materi √

10 Menghubungkan materi dengan kehidupan nyata √

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN YANG MENDIDIK

11 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan dengan

kompetensi (tujuan yang akan dicapai) √

12 Melaksanakan pembelajaran secara runtut sesuai RPP √

13 Menguasai kelas √

14 Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual √

15 Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan

tumbuhnya kebiasaan positif √

16 Melaksanakn pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu

yang direncanakan √

PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR / MEDIA

17 Menunjukan ketrampilan dalam penggunaan sumber

pembelajaran √

18 Menunjukan ketrampilan dalam penggunaan media tas

guci dan metodeindex card match pada pembelajaran √

19 Menghasilkan pembelajaran yang menarik √

157

158

Lampiran 7 Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus II

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU SIKLUS II

Nama guru : Rica Risti Wulandari, S.Pd.

Kelas / semester : II/Ganjil

Tgl. Pelaksanaan : 14 Agustus 2019

Petunjuk: Berilah tanda ceklis (√) pada kolom yang tersedia sesuai dengan

pengamatan peneliti.

No Aspek yang diamati Nilai

AB B C K

KEGIATAN PEMBUKAAN

1 Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dengan

menyapa dan memberi salam √

2 Mengaitkan materi pembelajaran sekarang dengan

pengalaman peserta didik atau pembelajaran sebelumnya. √

3 Menyampaikan manfaat materi pembelajaran √

4 Penyampaian kompetensi dan rencana kegiatan √

5 Menyampaikan kemampuan yang akan dicapai peserta

didik √

6 Menyampaikan rencana kegiatan misalnya, individual,

kerjasama, dan melakukan observasi √

KEGIATAN INTI

7 Penguasaan materi pembelajaran √

8 Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan √

9 Kejelasan dalam penyampaian materi √

10 Menghubungkan materi dengan kehidupan nyata √

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN YANG MENDIDIK

11 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan dengan

kompetensi (tujuan yang akan dicapai) √

12 Melaksanakan pembelajaran secara runtut sesuai RPP √

13 Menguasai kelas √

14 Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual √

15 Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan

tumbuhnya kebiasaan positif √

16 Melaksanakn pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu

yang direncanakan √

PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR / MEDIA

17 Menunjukan ketrampilan dalam penggunaan sumber

pembelajaran √

18 Menunjukan ketrampilan dalam penggunaan media tas

guci dan metodeindex card match pada pembelajaran √

19 Menghasilkan pembelajaran yang menarik √

159

160

Lampiran 8 Lembar Observasi Aktivitas Peserta Didik Siklus I

161

Lampiran 9 Lembar Observasi Aktivitas Peserta Didik Siklus II

162

Lampiran 10 Lembar Hasil Tes Formatif Siklus I

163

164

Lampiran 11 Lembar Hasil Tes Formatif Siklus II

165

166

Lampiran 12 Dokumen Kegiatan Penelitian Siklus I

Gambar 1.1 Guru mengapsen peserta

didik

Gambar 1.2 Guru menerangkan materi

Gambar 1.3 Guru menerangkan materi

dengan media tas guci

Gambar 1.4 Peserta didik mendapatkan

index card match

Gambar 1.5 Peserta didik

mendemonstrasikan index card match

dan media tas guci didepan kelas

Gambar 1.6 Peserta didik mengerjakan

soal individu

167

Lampiran 13 Dokumen Kegiatan Penelitian Siklus II

Gambar 1.7 Guru menerangkan materi

perkalian

Gambar 1.8 Guru menerangkan materi

pembagian

Gambar 1.9 Guru mendemontsrasikan

media tas guci

Gambar 1.10 Guru membagikan index

card match dan peserta didik mencari

pasangannya

Gambar 1.11 Peserta didik mendemonstrasikan index card match dengan media

tas guci di depan kelas materi pembagian

168

Gambar 1.12 Peserta didik mendemonstrasikan index card match dengan media

tas guci di depan kelas materi perkalian

Gambar 1.13 Guru membagikan soal

kepada peserta didik

Gambar 1.14 Peserta didik mengerjakan

soal secara individu

169

Lampiran 14 Konsultasi Skripsi

170

171

Lampiran 15 Permohonan Ijin Penelitian

172

Lampiran 16 Bimbingan Skripsi

173

Lampiran 17 Telah Melakukan Penelitian

174

Lampiran 18 SKK

175

176

177

Lampiran 19 Riwayat Hidup