PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6406/1/bab...
Transcript of PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6406/1/bab...
i
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN
MELALUI METODE INDEX CARD MATCH DAN MEDIA TAS GUCI
PADA SISWA KELAS II MI MA’ARIF ROWOSARI
KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
RISMA NOVIANA
NIM: 115-14-115
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2019
iii
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN
MELALUI METODE INDEX CARD MATCH DAN MEDIA TAS GUCI
PADA SISWA KELAS II MI MA’ARIF ROWOSARI
KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG
TAHUNPELAJARAN2019/2020
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
RISMA NOVIANA
NIM: 115-14-115
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2019
vii
MOTTO
ه لـكم ا اذا قيل لـكم تـفسحوا فى المجلس فافسحوا يـفسح الل واذا جيايـها الذين امنـو
ه الذين امنـوا منكم ه قلى والذين اوتوا العلم درجت القيل انشزوا فانشزوا يـرفع الل والل
ر 11 بما تـعملون خبيـ
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan
kepadamu:“Berlapang-lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah,
niscaya Allah akan memberikan kelapangan untukmu. Dan apabila
dikatakan: “Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan
meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang
yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (Q.s. Al-Mujadalah [28]:11).
viii
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puja dan puji syukur penulis
panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini penulis
persembahkan kepada :
1. Bapak Supri dan Ibu Siti Fatimah, orangtua yang selalu aku sayangngi dan
aku hormati sepanjang hidupku, orangtua terbaik yang Allah berikan
kepadaku yang selalu memberikan do’a, kepercayaan dan keyakinan.
Orangtua yang selalu memberikan dukungan dan motivasi ketika aku
mulai putusasa. Trimakasih atas kepercayaan, pengorbanannya, dan
kesabarannya yang telah mengantarkanku sampaikini.
2. Bapak Sutrisno alm yang selalu aku rindukan keberadaannya, karena
dengan perantara beliau aku dapat hadir didunia ini dan menjalankan
kewajibanku.
3. Naufalia Adani dan Junita Amanda Putri, adikku tersayang yang selalu
menemaniku ketika belajar, selalu bersamaku dalam suka maupun duka.
4. Keluarga besarku yang telah mendukung dan memotivasiku ketika aku
berada dalam titik keputusasaan.
5. Seseorang yang selalu diam-diam mendoakanku.
6. Ibu Dra. Siti Farikhah, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah sabar
memberikan arahan, motivasi, dan bimbingan kepada penulis.
7. Sahabat seperjuangan (Sella, Retno, Febry, Azizah, dan Luluk).
ix
8. Sahabat-sahabat PPL MI Ma’arif Pulutan (Tari, Mita, Amanah, Putri,
Sofiatun, Ima, Salis, Ela, Hida, Lilik, Rifqi, dan Puji).
9. Sahabat-sahabat KKN dusun Wates Posko 136 Kec. Kedungjati (Binti,
Febri, Eka K, Eka Y, Chusnul, Aziz, Dwi, dan Ayu).
10. Teman-teman PGMI angkatan 2014, terimakasih atas waktunya,
kebersamaannya, persahabatannya, kekompakannya dan kenangan-
kenangannya. Trimakasih atas tukar pikiran dan pendapatnya, dan
trimkasih pengalaman-pengalamannya.
11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak
membantu penulis hingga dapat diselesaikan penyusunan skripsi ini.
x
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.....
Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puja dan puji syukur penulis
panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “PENINGKATAN
HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN
PEMBAGIAN MELALUI METODE INDEX CARD MATCH DAN MEDIA
TAS GUCI PADA SISWA KELAS II MI MA’ARIF ROWOSARI
KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN
PELAJARAN 2019/2020”. Sholawat serta salam senantiasa terlimpahkan kepada
junjungan kita, Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan syafaatnya di yaumul
akhir nanti, amin Allahhumma aamiin.
Penulisan skripsi ini, ditujukan untuk memenuhi tugas akhir perkuliahan
dan juga guna untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah (PGMI). Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan
berjalan dengan baik tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Sehingga, penulis
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin, M.Ag. selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Prof. Dr. Mansur, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan IAIN Salatiga.
3. Ibu Dr. Peni Susapti, S.Si., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Guru Madrasah Ibtidaiyah IAIN Salatiga.
xi
4. Ibu Rr. Dewi Wahyu M, S.S., M.Pd. selaku dosen pembimbing akademik.
5. Ibu Dra. Siti Farikhah, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah sabar
memberikan arahan, motivasi, dan bimbingan kepada penulis.
6. Bapak Ibu dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu dan staf IAIN
Salatiga yang telah memberikan layanan serta bantuan kepada penulis.
7. Kepala Madrasah MI Ma’arif Rowosari Kec. Tuntang Kab. Semarang
Bapak Aris Trihariyanto, S.Ag. M.Pd.I yang telah memberikan izin
peneliti untuk melakukan penelitian.
8. Ibu Rica Risti Wulandari, S.Pd.I selaku guru kelas II MI Ma’arif Rowosari
Kec. Tuntang Kab. Semarang .
9. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini, yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu.
Penulis sepenuhnya sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga
penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, serta para pembaca pada
umumnya. Aamiin..
Banyubiru, 02 September 2019
Penulis,
xii
ABSTRAK
Noviana, Risma. 2019. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Perkalian
dan Pembagian Melalui Metode Index Card Match dan Media Tas Guci
Pada Siswa Kelas II MI Ma’arif Rowosari Kecamatan Tuntang Kabupaten
Semarang Tahun Pelajaran2019/2020. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut
Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dra. Siti Farikhah, M.Pd.
Kata Kunci: Hasil Belajar, Metode Index Card Match, dan Media Tas Guci
Hasil belajar matematika MI Ma’arif Rowosari Kecamatan Tuntang
Kabupaten Semarang masih rendah, terbukti dengan hasil belajar peserta didik
yang belum mencapai KBM yang telah ditetapkan oleh madrasah yaitu 70. Hal ini
karena peserta didik kurang memperhatikan guru saat proses pembelajaran
berlangsung, peserta didik bermain sendiri, yang mengakibatkan peserta didik
kurang memahami materi yang diajarkan kepada peserta didik, atau terjadi
kalkulasi ketika menjawab pertanyaan, untuk itu media tas guci dan metode index
card match dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran matematika materi
perkalian dan pembagian pada siswa kelas II MI Ma’arif Rowosari Kecamatan
Tuntang Kabupaten Semarang. Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
penggunaan metode index card match dan media tas guci dapat meningkatkan
hasil belajar matematika materi perkalian dan pembagian pada siswa kelas II MI
Ma’arif Rowosari Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang tahun pelajaran
2019/2020.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas, dimana setiap
siklusnya terdapat empat tahap yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan,
pengamatan, dan refleksi. Subjek dalam penelitian ini siswa kelas II MI Ma’arif
Rowosari kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2019/2020
dengan jumlah peserta didik sebanyak 26 siswa, dimana yang terdiri 12
perempuan dan 14 laki-laki. Instrumen penelitian meliputi: silabus, rencana
pelaksanaan pembelajaran, materi pembelajaran, lembar observasi, dan soal.
Teknik pengumpulan data terdiri dari: observasi, wawancara, tes, dan
dokumentasi. Data analisis secara statistik menggunakan rumus persentase,
apabila ≥ 85% peserta didik telah tuntas belajar maka siklus dihentikan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, penggunaan metode index card
match dan media tas guci dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada
mata pelajaran matematika materi perkalian dan pembagian melalui tes tertulis
dan lembar pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung. Peningkatan
tersebut dapat terlihat dari hasil pelaksanaan siklus I dan II yang telah
dilaksanakan. Pada siklus I rata-rata 66,15, jumlah peserta didik 26 siswa terdapat
17 peserta didik yang telah tuntas atau 65,38% dan ada 9 peserta didik yang
belum tuntas atau 34,61%. Siklus II rata-rata 83,84, terdapat 24 peserta didik yang
telah tuntas atau 92,30% dan 2 peserta didik yang belum tuntas atau 7,69%.
xiii
DAFTAR ISI
SAMPUL ................................................................................................ i
LEMBAR BERLOGO .......................................................................... ii
HALAMAN JUDUL ............................................................................. iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................... iv
PENGESAHAN KELULUSAN ........................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................ vi
MOTTO ................................................................................................ vii
PERSEMBAHAN ................................................................................. viii
KATA PENGANTAR ........................................................................... x
ABSTRAK ............................................................................................. xii
DAFTAR ISI ......................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ................................................................................ xvi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xvii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................... 8
C. Rumusan Masalah ....................................................................... 8
D. Tujuan Penelitian ........................................................................ 9
E. Manfaat Penelitian ...................................................................... 9
F. Hipotesisi Tindakan dan Indikator Keberhasilan ........................ 11
G. Definisi Operasional.................................................................... 12
H. Metode Penelitian........................................................................ 16
I. Sistematika Penulisan ................................................................. 23
xiv
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori ................................................................................ 25
1. Hasil Belajar .......................................................................... 25
a. Pengertian Belajar ........................................................... 25
b. Pengertian Hasil Belajar .................................................. 27
c. Macam-macam Hasil Belajar .......................................... 29
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ........... 31
2. Matematika ............................................................................ 36
a. Perkalian dan Pembagian ................................................ 36
b. Tujuan Belajar Matematika ............................................. 43
c. Langkah-langkah Pembelajaran Matematika di MI ........ 46
3. Metode Index Card Match .................................................... 48
a. Pengertian Metode Index Card Match ............................ 48
b. Cara Pembuatan Metode Index Card Match ................... 49
c. Cara Memaparkan Metode Index Card Match................ 51
d. Kelebihan dan Kekurangan Metode Index Card Match . 52
4. Media Tas Guci ..................................................................... 52
a. Pengertian Media Tas Guci ............................................. 52
b. Cara Pembuatan Media Tas Guci .................................... 55
c. Cara Memaparkan Media Tas Guci ................................ 60
d. Kelebihan dan Kekurangan Media Tas Guci .................. 60
5. Kaitan Pembelajaran Matematika,
Metode Index Card Match dan Media Tas Guci ................... 62
B. Kajian Pustaka ............................................................................ 64
xv
1. Penelitian yang dilakukan oleh Erna Yuniawati (2016) ....... 65
2. Penelitian yang dilakukan oleh Dewi Retnowati (2015)....... 67
3. Persamaan dan Perbedaan antara Peneliti Terdahulu
dengan Penelitian Penulis .................................................... 69
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Subjek Penelitian ......................................................................... 71
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ................................................... 76
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II .................................................. 84
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ........................................................................... 92
1. Deskripsi Penelitian Pra-Siklus ............................................. 92
2. Deskripsi Penelitian Siklus I................................................... 93
3. Deskripsi Penelitian Siklus II ................................................. 103
B. Pembahasan ................................................................................. 112
1. Hasil sebelum PTK ............................................................... 112
2. Hasil Penelitian Siklus I ........................................................ 113
3. Hasil Penelitian Siklus II ...................................................... 115
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................ 121
B. Saran ........................................................................................... 122
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 124
LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................... 126
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Identitas Madrasah .................................................................. 74
Tabel 3.2 Data Keadaan Sarana dan Prasarana MI Ma’arif Rowosari ... 76
Tabel 3.3 Daftar Nama Guru dan Karyawan MI Ma’arif Rowosari ....... 77
Tabel 3.4 Nama Peserta Didik Kelas II MI Ma’arif Rowosari ............... 78
Tabel 3.5 Waktu Pelaksanaan Penelitian MI Ma’arif Rowosari ............ 79
Tabel 3.6 Nilai Peserta Didik Kelas Kelas II MI Ma’arif Rowosari ....... 79
Tabel 3.7 Kompetensi Inti ....................................................................... 81
Tabel 3.8 Kompetensi Dasar ................................................................... 82
Tabel 3.9 Indikator .................................................................................. 82
Tabel 3.10 Kompetensi Inti ..................................................................... 89
Tabel 3.11 Kompetensi Dasar ................................................................. 90
Tabel 3.12 Indikator ................................................................................ 90
Tabel 4.1 Lembar Observasi Guru Siklus I ............................................. 98
Tabel 4.2 Lembar Observasi Peserta Didik Siklus I ............................... 101
Tabel 4.3 Data Hasil Belajar Peserta Didik Siklus I ............................... 103
Tabel 4.4Lembar Observasi Guru Siklus II ............................................ 108
Tabel 4.5Lembar Observasi Peserta Didik Siklus II ............................... 111
Tabel 4.6Data Hasil Belajar Peserta Didik Siklus II ............................... 113
Tabel 4.7 Jumlah Perolehan Nilai Peserta Didik Pra-Siklus ................... 117
Tabel 4.8 Jumlah Perolehan Nilai Peserta Didik Siklus I ....................... 118
Tabel 4.9 Hasil Penilaian Afektif Peserta Didik Siklus I ........................ 120
Tabel 4.10 Jumlah Perolehan Nilai Peserta Didik Siklus II .................. 121
Tabel 4.11Hasil Penilain Afektif Peserta Didik Siklus II ....................... 123
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Bagan Rancangan PTK ....................................................... 17
Gambar 2.1 Index Card Match................................................................ 50
Gambar 2.2 Media Tas Guci ................................................................... 59
Gambar 4.1 Diagram Nilai Peserta Didik Setiap Siklus Kelas II
MI Ma’arif Rowosari .............................................................................. 119
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Silabus Kurikulum 2013 ...................................................... 127
Lampiran 2 Materi Pelajaran Perkalian................................................... 133
Lampiran 3 Materi Pelajaran Pembagian ............................................... 134
Lampiran 4 RPP Siklus I ......................................................................... 135
Lampiran 5 RPP Siklus II ....................................................................... 146
Lampiran 6 Lembar Observasi Guru Siklus I ......................................... 156
Lampiran 7 Lembar Observasi Guru Siklus II ........................................ 158
Lampiran 8 Lembar Observasi Peserta Didik Siklus I ............................ 160
Lampiran 9 Lembar Observasi Peserta Didik Siklus II .......................... 161
Lampiran 10 Lembar Hasil Tes Formatif Siklus I .................................. 162
Lampiran 11 Lembar Hasil Tes Formatif Siklus II ................................. 164
Lampiran 12 Dokumentasi Kegiatan Penelitian Siklus I ........................ 166
Lampiran 13 Dokumentasi Kegiatan Penelitian Siklus II ....................... 167
Lampiran 14 Konsultasi Skripsi .............................................................. 169
Lampiran 15 Permohonan Ijin Penelitian ............................................... 171
Lampiran 16 Bimbingan Skripsi ............................................................. 172
Lampiran 17 Telah Melakukan Penelitian .............................................. 173
Lampiran 18 SKK ................................................................................... 174
Lampiran 19 Riwayat Hidup ................................................................... 177
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Mencari ilmu hukumnya wajib bagi umat Islam baik laki-laki
maupun perempuan. Karena dengan ilmu kita dapat membedakan mana
yang baik dan mana yang buruk. Dikutip dari Al-Qur’an dan terjemahan
(Lajnah pentashih mushaf Al-Qur’an Departemen Agama RI, 1989:910-
911) Surat Al Mujadalah ayat 11 telah dijelaskan, Allah SWT berfirman :
ه لـكم ا اذا قيل لـكم تـفسحوا فى المجلس فافسحوا يـفسح الل واذا جيايـها الذين امنـو
ه الذين امنـوا منكم ه قلى والذين اوتوا العلم درجت القيل انشزوا فانشزوا يـرفع الل والل
ر 11 بما تـعملون خبيـ
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan
kepadamu:“Berlapang-lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah,
niscaya Allah akan memberikan kelapangan untukmu. Dan apabila
dikatakan: “Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan
meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang
yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (Q.s. Al-Mujadalah [28]:11).
Dari ayat tersebut dijelaskan bahwa setiap manusia berhak
mendapatkan ilmu, karena dengan ilmu dapat mengangkat derajat
manusia. Dengan ilmu manusia akan menjadi manusia yang memiliki budi
2
pekerti yang luhur dan dengan ilmu akan membedakan kualitas orang satu
dengan orang lainnya.
Dunia pendidikan adalah dunia yang sangat penting dalam
kehidupan manusia. Manusia yang selalui diiringi pendidikan,
kehidupannya akan selalu berkembang ke arah yang lebih baik. Tidak ada
zaman yang tidak berkembang, tidak ada kehidupan manusia yang tidak
bergerak, dan tidak ada manusia pun yang hidup dalam stagnasi
peradaban. Dan semua itu bermuara pada pendidikan, karena pendidikan
adalah pencetak peradaban manusia (Hamid, 2014:11).
Pendidikan merupakan suatu kebutuhan penting untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Hal ini tercantum dalam
Undang Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional pada Pasal 1 disebutkan bahwa pendidikan adalah
“Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara” (Tim, 2003:3).
Pendidikan tidak lepas dari kata belajar, sebab belajar merupakan
suatu aktivitas yang dapat dilakukan secara psikologis dan fisiologis.
Aktivitas yang bersifat psikologis adalah aktivitas yang merupakan
aktivitas mental, misalnya: aktivitas berpikir, memahami, menyimpulkan,
3
menyimak, menelaah, membandingkan, membedakan, mengungkapkan,
menganalisis dan sebagainya. Sedangkan fisiologis adalah proses
penerapan atau praktik, misalnya: melakukan eksperimen, latihan, praktik,
membuat karya (produk), apresiasi dan sebagainya (Rusman, 2016:12-13).
Belajar adalah proses perubahan tingkah laku pada peserta didik akibat
adanya interaksi antara individu dan lingkungannya melalui pengalaman
dan latihan. Perubahan ini terjadi secara menyeluruh, yang menyangkut
aspek kognitif, afektif, dan psikomotor (Iskandarwassid, 2015:5).
Sehingga seseorang yang melakukan aktivitas belajar dan diakhir dari
aktivitasnya itu telah memperoleh perubahan dalam dirinya dengan
pemikiran pengalaman baru, maka individu itu dikatakan telah belajar
(Djamarah, 2011:14).
Pendidikan dasar merupakan hal yang penting dalam
perkembangan belajar anak. Sebab pendidikan dasar diberikan pada anak
dari usia 7-12 tahun, karena fase itu anak sudah dapat merasakan
rangsangan intelektual pada dirinya. Biasanya anak pada usia antara 7-12
tahun sedang fase konkret. Dimana anak akan di hadapkan dengan sesuatu
benda yang nyata dan benar-benar ada, sehingga akan membekas dan
terekam dalam memori anak pembelajaran yang telah dipelajari.
Madrasah Ibtidaiyah merupakan pondasi pendidikan. Matematika
salah satu mata pelajaran di Madrasah Ibtidaiyah. Dalam bukunya
Wahyudi (2009:4-5) menyebutkan bahwa matematika adalah pembelajaran
yang berkenaan dengan jumlah, ukuran-ukuran, perhitungan dan
4
sebangainya yang dinyatakan dengan angka-angka atau simbol-simbol
tertentu, untuk itu butuh pemahaman yang konkret dalam pembelajaran
matematika.
Di Madrasah Ibtidaiyah banyak peserta didik yang tidak memahami
pelajaran matematika, permasalahannya adalah tidak sesuai dengan
kemampuan peserta didik terhadap materi yang disampaikan guru. Guru
hanya ingin menyelesaikan bahan pelajaran yang tercantum dalam silabus,
sedangkan peserta didik belum memahami materi yang diajarkan.
Sehingga yang sering terjadi yaitu peserta didik belum bisa menemukan
konsep dalam belajar matematika. Hal ini yang membuat matematika
terlihat sulit dan tidak disukai peserta didik. Padahal yang diharapkan,
peserta didik dapat menyukai pelajaran matematika dan mampu
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Matematika sendiri
diberikan kepada peserta didik sejak dini karena untuk membekali mereka
dengan kemampuan berfikir logis, analisis, sistematis, kritis, dan kreatif
agar menciptakan generasi yang lebih maju.
Guru merupakan aktor utama dalam proses pendidikan, sebab guru
sangat menentukan berhasil atau tidaknya suatu proses pembelajaran.
Untuk itu guru harus mampu mengetahui karakteristik setiap peserta didik
dan materi yang akan disampaikan. Guru juga dituntut untuk mengetahui
ragam pengetahuan sesuai dengan tuntutan zaman, kemajuan sains dan
teknologi (Syah, 2017:1).
5
Pembelajaran merupakan suatu proses komunikasi antara guru dan
murid (Arshar, 2012:27). Dalam proses pembelajaran sering muncul
berbagai hambatan-hambatan baik hambatan psikologis, seperti: minat,
sikap, pendapat, kepercayaan, intelegensi, pengetahuan, hambatan fisik
seperti sakit, kelelahan, keterbatasan daya indera, dan hambatan kultural
maupun lingkungan yang dimiliki oleh peserta didik (Jamarah, 2011:190).
Namun hambatan proses pembelajaran dapat dikurangi dengan bantuan
metode dan media pembelajaran, karena peranannya dalam proses
pembelajaran sangat besar. Penggunaan metode dan media yang sesuai
dengan perkembangan dan kemampuan peserta didik dapat mencapai
tujuan pembelajaran yang optimal.
Metode index card match (mencari pasangan kartu) merupakan
salah satu jenis dari metode pendukung dalam pembelajaran kooperatif
(Suprijono, 2011:120). Keunggulan dari metode ini peserta didik
melakukan kegiatan secara bersama-sama dengan berpasangan yang
diarahkan oleh guru, sehingga peserta didik saling membantu, saling
berdiskusi, dan saling berargumentasi dalam rangka merangsang
pengetahuan yang mereka kuasai saat itu, dan menutup kesenjangan
pemahaman masing-masing (Tampubalon, 2018:112).
Selain metode media pembelajaran juga sangat berperan penting
dalam pembelajaran. Karena media pembelajaran sebagai penyampai
pesan dari beberapa sumber saluran kepenerima pesan (Trianto, 2015:113).
Peranan media dalam proses pembelajaran sebagai alat bantu mengajar,
6
mempengaruhi motivasi, minat dan atensi peserta didik dalam belajar.
Dengan adanya media pembelajaran membuat pembelajaran menjadi lebih
mudah, gampang dan menyenangkan (Hamid, 2014:149).
Media pembelajaran yang baik mampu menjawab berbagai
persoalan-persoalan yang dihadapi, dapat digunakan sebagai perantara atau
sarana dari guru untuk siswa guna merangsang pikiran, memproses dan
menyampaikan informasi atau pesan. Adanya alat bantu atau media
pembelajaran yang bisa digunakan dalam kegiatan pembelajaran antara
lain: buku, tape recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide
(gambar bingkai), foto, gambar grafik, televisi, dan komputer (Arsyad,
2011:4)
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Rica Risti Wulandari,
S.Pd. selaku wali kelas II MI Ma’arif Rowosari Kecamatan Tuntang
Kabupaten Semarang menjelaskan bahwa terdapat kesulitan pada mata
pelajaran matematika materi perkalian dan pembagian, hal ini dapat dilihat
dari kemampuan peserta didik kelas II MI Ma’arif Rowosari mata
pelajaran matematika yang nilainya belum mencapai KBM (Ketuntasan
Belajar Minimal) yang telah ditetapkan adalah 70, dari 26 peserta didik
yang belum tuntas mencapai KBM terdapat 14 peserta didik atau sekitar
53,84%, sedangkan peserta didik yang sudah mencapai KBM ada 12
peserta didik atau sekitar 46,15%. Masalah lain yang muncul dalam
pembelajaran matematika adalah guru masih menggunakan paradigma
pembelajaran satu arah, sehingga guru akan lebih mendominasi
7
pembelajaran yang membuat peserta didik kurang aktif. Faktor lain,
peserta didik kurang memperhatikan guru saat proses pembelajaran
berlangsung, peserta didik bermain sendiri, dan mengobrol dengan
temannya yang mengakibatkan peserta didik kurang memahami materi
yang diajarkan atau terjadi kalkulasi ketika menjawab pertanyaan.
Melihat hasil belajar dan pelaksanaan pembelajaran tersebut, sangat
perlu mengadakan perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran matematika materi perkalian dan pembagian pada kelas II
MI Ma’arif Rowosari untuk meningkatkan hasil belajar matematika.
Melalui teknik menghitung bilangan dengan menggunakan media
tas guci diharapkan peserta didik dapat bergairah, paham, dan menganggap
mempelajari matematika sangat mudah serta menyenangkan. Maka dari itu
perlu adanya alternatif pemecahan, sehingga peneliti menentukan
diantaranya metode pembelajaran yang cocok untuk meningkatkan hasil
belajar pada materi perkalian dan pembagian untuk kelas II MI adalah
dengan menggunakan model index card match dan media sebagai
pendukungnya adalah media tas guci. Dimana dalam metode index card
match peserta didik diajak untuk mencari pasangan dan mempresentasikan
pertanyaan dan jawaban yang ada dalam kartu dengan menggunakan tas
guci yang telah disiapkan oleh guru, sehinga membuat proses
pembelajaran menjadi aktif. Dalam pembelajaran ini peserta didik menjadi
lebih semangat belajar matematika karena dihadirkan oleh pengalaman
yang nyata dan konkret, untuk itu peserta didik akan mudah memahami
8
dan senang belajar matematika. Dengan adanya metode index card match
dapat mempererat jalinan pertemanan antar peserta didik satu dengan
peserta didik yang lain karena mereka diajak untuk bekerja sama dalam
memecahkan masalah dengan cara mencari pasangan.
Setelah apa yang telah dijabarkan oleh penulis diatas maka penulis
bermaksud untuk meneliti “PENINGKATAN HASIL BALAJAR
MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN
MELALUI METODE INDEX CARD MATCH DAN MEDIA TAS
GUCI PADA SISWA KELAS II MI MA’ARIF ROWOSARI
KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN
PELAJARAN 2019/2020”.
B. Identifikasi Masalah
Adapun dalam identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Hasil belajar peserta didik rendah,
2. Guru jarang menggunakan media untuk pembelajaran matematika pada
materi perkalian dan pembagian,
3. Peserta didik tidak terlihat aktif dalam pembelajaran,
4. Guru sering menggunakan metode ceramah.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah, maka rumusan
masalah dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang akan dibahas
adalah “Apakah penggunaan metode index card match dan media tas guci
dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi perkalian dan
9
pembagian siswa kelas II MI Ma’arif Rowosari Kecamatan Tuntang
Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2019/2020?”
D. Tujuan Penelitian
Dengan mendasarkan permasalahan yang ada, maka tujuan
penelitian tindakan kelas adalah untuk mengetahui penggunaan metode
index card match dan media tas guci dapat meningkatkan hasil belajar
matematika materi perkalian dan pembagian pada siswa kelas II MI
Ma’arif Rowosari Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun
Pelajaran 2019/2020.
E. Manfaat Penelitian
Ada beberapa manfaat yang dapat dipetik dari kegiatan penelitian ini,
antara lain :
1. Manfaat Teoritik
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dalam
dunia pendidikan berupa gambaran mengenai sebuah teori yang
menyatakan bahwa peningkatan hasil belajar matematika pada materi
perkalian dan pembagian dengan menggunakan metode index card
match dan media tas guci terhadap peserta didik dapat bermanfaat
untuk peserta didik.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
1) Menumbuhkan motivasi dan semangat baru untuk mengikuti
pembelajaran matematika,
10
2) Meningkatkan hasil belajar siswa selama proses pembelajaran
matematika,
3) Meningkatkan keaktifan dan menciptakan suasana belajar yang
berkesan sehingga meningkatkan hasil belajar matematika,
4) Meningkatkan kemampuan pemahaman peserta didik dalam
memahami materi matematika.
b. Bagi Guru
1) Memberikan masukan bagi guru untuk menciptakan suasana
yang menyenangkan dan menarik minat belajar peserta didik,
2) Meningkatkan kreatifitas guru dalam menggunakan metode dan
media pembelajaran terhadap materi yang akan disampaikan,
3) Sebagai bahan pertimbangan dan masukan dalam melakukan
pembelajaran dikelas khususnya pembelajaran matematika
materi perkalian dan pembagian.
c. Bagi Madrasah
1) Penelitian ini dapat memberikan sumbangan yang baik pada
madrasah dalam rangka perbaikan kualitas dan mutu
pembelajaran madrasah.
d. Bagi Peneliti
1) Dapat memberikan pengalaman kepada peneliti untuk terjun
langsung kebidang pendidikan,
11
2) Dapat memberikan referensi tentang penerapan metode index
card match dan media tas guci pada materi perkalian dan
pembagian.
F. Hipotesis Tindakan Dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Tindakan
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan
masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah
dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan. Dalam penelitian ini,
rumusan hipotesisnya adalah terjadi peningkatan hasil belajar
matematika perkalian dan pembagian melalui penggunaan metode
index card match dan media tas guci pada siswa kelas II MI Ma’arif
Rowosari Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran
2019/2020.
2. Indikator Keberhasilan
Penerapan penggunaan metode index card match dan media tas
guci dapat dikatan efektif apabila hasil belajar yang diharapkan dapat
tercapai. Adapun indikatornya dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Secara Individu
Adanya peningkatan hasil belajar matematika materi perkalian
dan pembagian yang mencapai KBM (Ketuntasan Belajar
Minimal) ≥ 70.
12
b. Secara Klasikal
Ketuntasan siswa secara klasikal dalam materi perkalian dan
pembagian yang mencapai persentase nilai ≥85% siswa mencapai
Kurikulum 2013 (Trianto, 2009:241).
G. Definisi Operasional
1. Hasil Belajar
Hasil belajar sangat erat kaitannya dengan belajar atau proses
belajar. Hasil belajar pada dasarannya dikelompokkan dalam dua
kelompok, yaitu pengetahuan dan ketrampilan. Pengetahuan dibedakan
menjadi empat macam, yaitu pengetahuan tentang fakta-fakta,
pengetahuan tentang prosedur, pengetahuan konsep, dan ketrampilan
untuk berinteraksi, (Suprihatiningrum, 2017:37). Hasil belajar sangat
erat kaitannya dengan belajar atau proses belajar. Hasil belajar
mencangkup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik
(Thobroni, 2017:21).
Dapat disimpulkan hasil belajar merupakan nilai yang diraih
oleh peserta didik yang dinyatakan dengan simbol dan huruf yang
dicapai peserta didik setelah kegiatan proses pembelajaran.
2. Matematika
Matematika salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada
peserta didik Madrasah Ibtidaiyah. Matematika berasal dari kata
Yunani, “merhein” atau “mathenein”, yang artinya mempelajari
13
(Sam’s, 2010:11). Matematika mempunyai objek kajian yang bersifat
abstrak. Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang dapat
meningkatkan kemampuan berpikir dan berargumrntasi, memberikan
konstrubusi dalam menyelesaian masalah sehari-hari dan dunia kerja.
Serta memberi dukungan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi (Susanto, 2013:185).
Dapat disimpulkan bahwa matematika adalah salah satu mata
pelajaran di MI yang harus dikuasai oleh siswa sekolah. Sebab
matematika tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia sehari-hari.
Matematika juga masih terus berkembang secara dinamis seiring
perubahan zaman.
3. Perkalian dan Pembagian
Perkalian dan pembagian merupakan salah satu materi dalam
pembelajaran matematika. Dalam kamus bahasa Indonesia kata kali
berarti untuk menyatakan kekerapan tindakan, kata untuk menyatakan
kelipatan atau perbandingan ukuran atau harga (Suharso, 2014:259).
Sedangkan kata bagi dalam kamus bahasa Indonesia yaitu pecahan
disesuatu yang utuh, penggal, pecah, bagi suatu operasi aljabar yang
biasanya dinyatakan dengan simbol titik dua (:) atau garis (-) atau garis
miring (/). Sedangkan membagi adalah menceraikan (memecahkan,
memisahkan, membela) menjadi beberapa bagian yang sama,
menyederhanakan bilangan dengan bilangan tertentu, memecahkan
14
sesuatu lalu memberikannya kepada pihak lain, memberikan sebagian
untuk orang lain (Suharso, 2014:56).
Jadi dapat disimpulkan perkalian dan pembagian merupakan
salah satu materi mata pelajaran matematika. Dalam materi perkalian
didalamnya membahasa suatu konsep penjumlahan yang berulang
dengan simbol (x) dan pembagian merupakan sebuah materi
matematika yang membahasa tentang pengurangan yang berulang
sampai habis atau nol dengan simbol (:).
4. Metode Index Card Match
Metode index card match merupakan metode pembelajaran
kooperaktif. Index card match adalah mencari pasangan kartu
(Suprijono, 2011:120). Metode pembelajaran ini sangat bagus untuk
mengaktifkan peserta didik dalam proses pembelajaran. Metode ini
digunakan guru dengan maksud mengajak peserta didik untuk
menemukan jawaban yang cocok dengan pertanyaan yang sudah
disiapkan (Sutikno, 2014:128).
Dapat disimpulkan metode index card match merupakan salah
satu metode pendukung pembelajaran kooperatif dimana peserta didik
diminta mencari pasangan dengan bantuan kartu yang terdiri dari kartu
soal dan kartu jawaban, dengan metode pembelajaran ini peserta didik
sambil belajar mengenai konsep, atau topik dalam suasana yang
menyenangkan, sehingga menciptakan pembelajaran yang aktif .
15
5. Media Tas Guci
Media sering diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau
elektronis untuk menangkap, memproses dan menyusun kembali
informasi visual atau verbal (Arsyad, 2011:3).
Dalam kamus bahasa Indonesia pengertian tas adalah kemasan
atau wadah yang berbentuk persegi dan sebagainnya, biasanya bertali,
dipakai untuk menaruh, menyimpan, atau membawa sesuatu (Suharso,
2014:506). Sedangkan pengertian guci adalah buyung yang diberi lapis
berkilap, yang dimaksud buyung adalah suatu tempat yang biasa
digunakan untuk membawa air terbuat dari tanah (Suharso, 2014:204).
Dalam pendekatan seni rupa guci diartikan sebagai salah satu karya
seni rupa terapan yang mempunyai nilai estetis. Umumnya guci
difungsikan sebagai perabot rumah tangga yang bertujuan
mempercantik ruangan. Namun guci dalam media pembelajaran ini
difungsikan untuk menyimpan sedotan media pembelajaran.
Jadi dapat disimpulkan bahwa media tas guci adalah media
pembelajaran yang berbentuk guci-guci yang merupakan alat bantu
penyampaian materi perkalian dan pembagian pada peserta didik kelas
II MI sehingga pembelajaran dapat tersampaikan sesuai dengan tujuan
pembelajaran. Mengapa diambil nama guci, karena guci dibuat untuk
wadah sedotan atau media yang digunakan dalam pembelajaran dan tas
dapat difungsikan untuk menyimpan barang. Tas difungsikan untuk
16
menyimpan beberapa alat peraga, adapun beberapa alat yang dapat
disimpan adalah sedotan dan kain flanel yang berbentuk angka dan
simbol-simbol bilangan, serta alat-alat pendukung lainnya.
H. Metode Penelitian
Metode penelitian menjelaskan tentang rancangan penelitian,
subjek penelitian, langkah-langkah penelitian, instrumen penelitian, teknik
pengumpulan data, dan analisis data.
1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Prosedur dan langkah-langkah penelitian mengikuti prinsip-prinsip
dasar yang berlaku dalam penelitian tindakan.Penelitian tindakan kelas
merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah
tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas
secara bersama-sama (Arikunto, 2014:3).
2. Subjek Penelitian
Subjek dalam Penelitian Tindakan Kelas adalah siswa kelas II
MI Ma’arif Rowosari Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang
dengan jumlah keseluruhan 26 peserta didik. Waktu pelaksanaan
penelitian pada semester 1 tahun pelajaran 2019/2020.
17
3. Langkah-Langkah Penelitian
Penelitian tindakan kelas yang dirancang dalam penelitian ini
adalah penggunaan metode index card match dan media tas guci yang
dilaksanakan setiap siklus. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
persiklus, dimana dari masing-masing siklus terdiri dari perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Untuk memperjelas berikut ini
akan disajikan gambaran skema keempat langkah siklus penelitian.
Berdasarkan gambar bagan rancangan PTK, adapun langkah-langkah
siklus penelitian sebagai berikut:
Perencanaan
Siklus I
pengamatan
Perencanaan
Siklus II
Pengamatan
?
Pelaksanaan Refleksi
Refleksi Pelaksanaan
Gambar 1.1 bagan Rancangan PTK
Sumber: Arikunto, dkk (2014: 16)
18
a. Perencanaan
Menyiapkan RPP Matematika dengan menggunakan metode index
card match dan media tas guci pada mata pelajaran matematika,
1) Menyiapkan fasilitas, sarana dan media yang digunakan dalam
pembelajaran,
2) Menyiapkan soal sebagai tes tertulis,
3) Mempersiapkan instrumen penilaian.
b. Pelaksanaan tindakan
Tahap ini guru melaksanakan satuan perencanaan tindakan yang
telah tertulis di RPP matematika. RPP tersebut terdiri dari tiga
kegiatan yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup.
c. Pengamatan
Bagian pengamatan guru melakukan pengamatan yang meliputi
proses dan hasil dari pelaksanaan kegiatan. Tujuan pengamatan ini
untuk mengumpulkan bukti hasil tindakan agar dapat dievaluasi
dan dijasikan dasar dalam melakukan refleksi.
d. Refleksi
Dalam hal ini semua yang diperoleh dari hasil observasi
dikumpulkan kemudian dilakukan analisis dan evaluasi untuk
mengetahui apakah tindakan yang dilakukan telah mencapai tujuan
yang diharapkan atau tidak. Berdasarkan observasi tersebut, guru
dapat melakukan evaluasi diri atau refleksi tentang kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan. Selama kegiatan evaluasi
19
pembelajaran guru dan peneliti juga harus mengakui apa saja yang
harus diperbaiki ataupun tidak. Sehingga dapat dijadikan landasan
untuk siklus selanjutnya.
4. Instrumen Penelitian
Instrumen merupakan sesuatu yang mempunyai kedudukan
penting, karena instrumen akan menentukan data yang dikumpulkan
(Suharsimi, 2010:92). Instrumen berfungsi untuk mempermudah dan
memperlancar dalam pengumpulan data. Instrumen yang digunakan
untuk mengumpulkan data yang digunakan dalam Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) adalah:
a. Silabus
Sebagai acuan untuk menyusun dan pengembangan RPP, silabus
yang diguakan adalah silabus matematika kelas II MI.
b. RPP
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran disusun dan dikembangkan
dari silabus, adapun RPP yang dibuat sesuai dengan materi yang
akan diajarkan kepada peserta didik dengan materi perkalian dan
pembagian.
c. Materi Pembelajaran
Materi-materi yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran,
materi yang diajarkan sesuai dengan kegiatan yang akan
dilaksanakan.
20
d. Lembar Observasi
Alat yang digunakan dalam kegiatan mengamati dalam proses
penelitian, lembar observasi ini digunakan untuk mengamati guru
dan peserta didik dalam proses kegiatan pembelajaran.
e. Soal
Untuk mendapatkan data kuantitatif berupa nilai yang
menggambarkan pencapaian target ketuntasan belajar, adapun soal
yang digunakan tentang materi perkalian dan pembagian.
5. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
melalui pengamatan. Observasi dilakukan oleh peneliti untuk
mengamati guru dan peserta didik pada setiap siklus, untuk
mengetahui sejauh mana pemahaman dan peningkatan hasil belajar
peserta didik terhadap materi matematika yang diajarkan.
b. Wawancara
Wawancara adalah metode pengambilan data yang dilakukan
dengan cara menanyakan kepada responden secara langsung dan
bertatap muka tentang beberapa hal yang diperlukan dari suatu
fokus penelitian (Ghani, 2016:176). Peneliti menggunakan
wawancara tidak terstruktur untuk mendapatkan informasi dari
narasumber yaitu Ibu Rica selaku wali kelas II dan Bapak Aris
Kepala Madrasah MI Ma’arif Rowosari Kematan Tuntang
21
Kabupaten Semarang. Wawancara tidak terstruktur adalah
wawancara bebas, dimana peneliti tidak menggunakan pedoman
wawancara yang berisi pertanyaan-pertanyaan spesifik, namun
hanya memuat poin-poin penting dari masalah yang digali dari
narasumber.
c. Tes
Tes merupakan stimulus yang diberikan kepada seseorang dengan
maksud untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang disajikan
penetapan skor angka. Tes dilakukan untuk mengukur ketrampilan
pengetahuan, inteligensi, kemampuan, atau bakat yang dilakukan
oleh individu atau kelompok. Dalam penelitian ini penggunaan tes
dapat memperoleh data yang bersifat asli tanpa rekayasa. Teknik
tes digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta didik
terhadap materi pembelajaran yang telah diajarkan.
d. Dokumentasi
Dalam bukunya Damayanti mengatakan (2016:74-75) bahwa
dalam penelitian kebanyakan diperoleh dari sumber manusia atau
human resource, melalui observasi dan wawancara. Sumber lain
yang bukan dari manusia (non-human resources), diantaranya
dokumentasi atau foto. Dengan menggunakan dokumentasi atau
foto peneliti dapat mengungkapkan suatu situasi pada detik
tertentu, sehingga dapat memberikan informasi deskriptif yang
22
berlaku saat itu. Misalnya menggambarkan situasi saat proses
pembelajaran berlangsung.
6. Analisis Data
Untuk analisis tingkat keberhasilan atau persentase ketuntasan
belajar peserta didik setelah proses belajar mengajar berlangsung pada
tiap siklusnya dilakukan dengan memberikan evaluasi berupa soal
tertulis pada setiap akhir siklus. Analisis ini dihitung dengan
menggunakan statistik sederhana Zainal dalam (Saputri, 2017:16).
a. Penilaian tugas dan tes
Penelitian menjumlahkan nilai yang diperoleh peserta didik,
kemudian dibagi dengan jumlah peserta didik kelas tersebut
sehingga diperoleh nilai rata-rata, dengan menggunakan rumus :
= Nilai Rata-Rata
∑X= Jumlah Semua Nilai Peserta Didik
N= Jumlah Peserta Didik
b. Penilaian untuk ketuntasan belajar
Ada dua kategori ketuntasan belajar, yaitu secara perorangan dan
klasikal. Dalam menghitung presentase ketuntasan penulis
menggunakan rumus (Daryanto, 2011:192) sebagai berikut :
23
Analisis ini dilakukan pada saat refleksi. Hasil dari analisis digunakan
sebagai bahan refleksi untuk melakukan perencanaan lanjut dalam
siklus selanjutnya. Hasil analisis juga dijadikan sebagai bahan refleksi
dalam memperbaiki rencana pembelajaran atau sebagai bahan
pertimbangan dalam penentuan metode pembelajaran yang tepat.
I. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan untuk memudahkan penyelesaian dari
penelitian, dalam penelitian ini terdiri dari lima bab, masing-masing bab
membahas persoalan tersendiri tetapi saling berkaitan antara bab satu
dengan bab lainnya, untuk itu penulis menyusun sistematika penulisan
sebagai berikut :
1. Bab I Pendahuluan
Pendahuluan adalah bab pertama dari skripsi yang mengantarkan
pembaca untuk dapat menjawab pertanyaan apa yang diteliti, untuk
apa dan mengapa penelitian itu dilakukan. Oleh karena itu, bab
pendahuluan pada skripsi ini memuat: latar belakang masalah,
identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian ( manfaat teoritik dan manfaat praktis), hipotensis tindakan
dan indikator keberhasilan, definisi operasional (hasil belajar,
matematika, perkalian dan pembagian, metode index card match, dan
media tas guci), metode penelitian (rancangan penelitian, subjek
penelitian, langkah-langkah penelitian, instrumen penelitian, teknik
pengumpulan data, dan analisis data), dan sistematika penulisan.
24
2. Bab II Landasan Teori
Bab ini merupakan bab tentang landasan teori yang berisikan kajian
teori dan kajian pustaka. Pada kajian teori akan diuraikan mengenai
hasil belajar (pengertian belajar, pengertian hasil belajar, macam-
macam hasil belajar, dan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil
belajar), matematika (perkalian dan pembagian, tujuan belajar
matematika, dan langkah-langkah pembelajaran metematika di MI),
metode index card match (pengertian metode index card match, cara
pembuatan metode index card match,, cara memaparkan metode index
card match, kelebihan dan kekurangan metode index card match),
media tas guci (pengertia media tas guci, cara pembuatan media tas
guci, cara memaparkan media tas guci, kelebihan dan kekurangan
media tas guci). Kaitan pembelajaran matematika dengan metode
index card match, dan media tas guci. Sedangkan pada kajian pustaka
memuat tentang hasil penelitian terdahulu yang relavan.
3. Bab III Metode Penelitian
Berisi subjek penelitian, deskripsi pelaksanaan persiklus (perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi).
4. Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan
Berisi tentang diskripsi persiklus (data hasil penelitian, refleksi) dan
pembahasan.
5. Bab V Penutup
Penutup yang memuat kesimpulan dan saran.
25
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Hasil Belajar
a. Pengertian Belajar
Sebelum memaparkan tentang hasil belajar, terlebih dahulu
penulis memaparkan tentang belajar. Belajar merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi dan berperan penting dalam
pembentukan pribadi dan perilaku individu. Belajar adalah proses
usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya (Djamarah, 2011:13). Belajar adalah diperolehnya
kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan, dan sikap baru (Rusman,
2016:13).
Belajar adalah kemampuan dan disposisi seseorang yang
dapat dipertahankan dalam suatu periode tertentu dan bukan
merupakan dari hasil proses pertumbuhan, karena belajar
menyangkut adanya perubahan yang relatif permanen pada
pengetahuan atau perilaku seseorang karena pengalaman (Sam’s,
2010:31). Belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang
dilakukan secara sengaja untuk mendapatkan perubahan yang lebih
26
baik, misalnya: dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak terampil
menjadi terampil, dan dari yang belum dapat melakukan sesuatu
menjadi dapat melakukan sesuatu. Perubahan itu dapat terjadi jika
adanya pengalaman dan latihan. Jadi belajar adalah bukan suatu
hasil tetapi belajar adalah merupakan suatu proses untuk mencapai
tujuan dalam rangka memenuhi kebutuhan menuntut ilmu
(Khairani, 2017:7).
Belajar merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia
yang vital dalam usahanya untuk mempertahankan hidup dan
mengembangkan dirinya dalam kehidupan bermasyarakat dan
bernegara. Belajar dirasakan sebagai suatu kebutuhan yang vital
karena makin pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang menimbulkan berbagai perubahan pada segenap aspek
kehidupan dan penghidupan manusia. Tanpa belajar, manusia akan
mengalami kesulitan dalam menyelesaikan diri dengan
lingkungannya karena tuntutan hidup, kehidupan, dan penghidupan
senantiasa berubah. Dengan demikian, belajar menjadi suatu
kebutuhan yang harus dipenuhi sepanjang usia manusia sejak lahir
hingga akhir hayatnya (Basleman, 2011 : 1).
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa belajar
adalah suatu proses perubahan tingkah laku pada seseorang akibat
adanya interaksi antara individu dan lingkungannya melalui
pengalaman dan latihan. Perubahan itu dari tidak tahu menjadi
27
tahu, dari tidak terampil menjadi terampil, dan dari yang belum
dapat melakukan sesuatu menjadi dapat melakukan sesuatu untuk
mencapai tujuan dalam rangka memenuhi kebutuhan menuntut
ilmu dimana menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.
b. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar sangat erat kaitannya dengan belajar atau
proses belajar. Hasil belajar adalah sejumlah pengalaman yang
diperoleh siswa yang mencangkup ranah kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Belajar tidak hanya penguasaan konsep teori mata
pelajaran saja, tetapi juga penguasaan kebiasaan, persepsi,
kesenangan, minat-bakat, penyesuaian sosial, macam-macam
ketrampilan, cita-cita, keinginan dan harapan. Belajar merupakan
proses yang kompleks dan terjadinya perubahan perilaku pada saat
proses belajar diamati pada perubahan perilaku siswa setelah
dilakukan penilaian. Tolak ukur keberhasilan siswa biasanya
berupa nilai yang diperolehnya. Nilai itu diperoleh setelah siswa
melakukan proses belajar dalam jangka waktu tertentu dan
selanjutnya mengikuti tes akhir (Rusman, 2016:67).
Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai,
pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan ketrampilan.
Merujuk pemikiran Gagne dalam bukunya Suprijono (2011:5),
hasil belajar berupa :
28
1. Invormasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan
pengetahuan dan bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis.
Kemampuan merespon secara spesifik terhadap rangsangan
spesifik. Kemampuan tersebut tidak memerlukan manipulasi
simbol, pemecahan masalah maupun penerapan aturan;
2. Kemampuan intelektual merupakan kemampuan untuk
memprentasikan konsep dan lambang. Kemampuan intelektual
terdiri dari kemampuan mengategorisasi, kemampuan analitis-
sisntesis, fakta-konsep, dan pengembangan prinsip-prinsip
keilmuan. Ketrampilan intelektual meruapakan kemampuan
melakukan aktivitas kognitif bersifat khas;
3. Strategi kognitif merupakan kecakapan menyalurkan dan
mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini
meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan
masalah;
4. Ketrampilan motorik merupakan kemampuan melakukan
serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi,
sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani; dan
5. Sikap merupakan kemampuan menerima atau menolak objek
berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa
kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai,
sikap menjadi niai-nilai standar perilaku.
29
Hasil belajar adalah tentang pengukuran dari penilaian
kegiatan setelah melakukan proses belajar yang dinyatakan dengan
huruf atau simbol dengan menyangkup penguasaan ilmu
pengetahuan, sikap dan ketrampilan (Susanto, 2013:6).
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli diatas dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku atau
kemampuan seseorang secara keseluruhan yang dimiliki oleh siswa
setelah belajar yang mencangkup kemampuan kognitif, afektif, dan
psikomotorik yang disebabkan oleh pengalaman.
Hasil belajar digunakan untuk mengetahui sebatas mana
peserta didik dapat memahami dan mengerti materi tersebut. Hasil
belajar juga digunakan sebagai pengukuran dari penilaian kegiatan
proses belajar diukur dengan pola-pola perbuatan, nilai-nilai,
pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan ketrampilan yang
diraih oleh peserta didik yang dinyatakan dengan simbol atau huruf
yang dicapai peserta didik pada periode tertentu. Hasil belajar
merupakan tolak ukur keberhasilan peserta didik yang biasanya
berupa nilai yang diperolehnya setelah peserta didik melakukan
proses belajar dalam jangka waktu tertentu dengan melalui tes.
c. Macam-macam Hasil Belajar
Hasil belajar sebagaimana telah dijelaskan diatas meliputi
aspek kognitif (pemahaman konsep), aspek afektif (sikap siswa),
30
dan aspek psikomotor (ketrampilan proses). Untuk lebih jelasnya
sebagai berikut :
1. Aspek kognitif (pemahaman konsep)
Pemahaman konsep kognitif diartikan sebagai kemampuan
untuk menyerap arti dari materi atau bahan yang dipelajari.
Pemahaman ini adalah seberapa siswa mempu menerima,
menyerap, dan memahami pelajaran yang diberikan oleh guru
kepada siswa, atau sejauh mana siswa dapat memahami serta
mengerti apa yang ia baca, yang dilihat, yang dialami, atau
yang ia rasakan berupa hasil penelitian atau observasi langsung
yang ia lakukan.
2. Aspek afektif (sikap siswa)
Pemahaman konsep afektif atau sikap tidak hanya berupa aspek
mental semata, melainkan mencangkup pula aspek respons
fisik. Jadi, sikap ini harus ada kekompakan antara mental dan
fisik secara serempak. Jika mental saja yang dimunculkan,
maka belum tampak secara jelas sikap seseorang yang
ditunjuknya.
3. Aspek psikomotor (ketrampilan proses)
Pemahaman konsep psikomotor merupakan ketrampilan yang
mengarah kepada pembangunan kemmapuan mental, fisik, dan
sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan yang
lebih tinggi dalam diri individu. Kemampuan ini yang berarti
31
kemampuan menggunakan pikiran, nalar, dan perbuatan secara
efektif dan efesien untuk mencapai suatu hasil tertentu,
termasuk kreativitasnya (Susanto, 2013:6-11).
Jadi dapat disimpulkan bahwa macam-macam hasil belajar
yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor yang ada
dalam diri individu.
d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar menurut
Rusman (2016:67-68) meliputi faktor internal dan eksternal, yaitu :
a. Faktor Internal
1) Faktor Fisiologis
Secara umum kondisi fisiologis, seperti kondisi kesehatan
yang prima, tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak
dalam keadaan cacat jasmani dan sebagainya. Hal-hal
tersebut dapat mempengaruhi siswa dalam menerima materi
pelajaran.
2) Faktor Psikologis
Setiap individu dalam hal ini siswa pada dasarnya memiliki
kondisi psikologis yang berbeda-beda, ternyata hal ini turur
memengaruhi hasil belajarnya. Beberapa faktor psikologis
meliputi inteligensi (IQ), perhatian, minat, bakat, motif,
motivasi, kognitif, dan daya nalar siswa.
32
b. Faktor Eksternal
1) Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan dapat memengaruhi hasil belajar. Faktor
lingkungan ini meliputi lingkungan fisik dan sosial.
Lingkungan alam misalnya suhu, kelembaban dan lain-lain.
Belajar pada tengah hari di ruang yang memiliki ventilasi
udara yang kurang tentunya akan berbeda suasana
belajarnya dengan yang belajar dipegi hari yang udaranya
masih segar dan di ruang yang cukup mendukung untuk
bernafas lega.
2) Faktor Instrumental
Faktor-faktor instrumental adalah faktor yang keberadaan
dan penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar
yang diharapkan. Faktor-faktor ini diharapkan dapat
berfungsi sebagai sarana untuk tercapainya tujuan-tujuan
belajar yang telah direncanakan. Faktor-faktor instrumental
ini berupa kurikulum, sarana dan guru.
Sedangkan menurut Sriyanti (2011:23-25) berpendapat
bahwa keberhasilan belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor-
faktor. Adapun faktor-faktor itu meliputi :
a. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang terdapat di luar diri
individu. Dalam proses belajar disekolah, faktor eksternal
33
berarti faktor-faktor yang berada diluar diri peserta didik.
Faktor-faktor eksternal terdiri dari faktor nonsosial dan sosial.
1) Faktor nonsosial
Faktor non sosial adalah faktor-faktor diluar individu yang
berupa kondisi fisik yang ada di lingkungan belajar. Faktor
non sosial berupa kondisi fisik yang ada di lingkungan
sekolah, keluarga maupun masyarakat. Aspek fisik tersebut
dapat berupa peralatan sekolah, sarana belajar, gedung dan
ruang belajar, kondisi geografis sekolah, rumah dan
sejenisnya.
2) Faktor sosial
Faktor sosial adalah faktor-faktor diluar individu yang
berupa manusia. Faktor eksternal yang bersifaf sosial, bisa
dipilah menjadi faktor yang berasala dari keluarga,
lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat (teman
bergaul). Misalnya, kehadiran orang dalam belajar,
kedekatan hubungan antara anak dengan orang lain,
keharmonisan atau pertengkaran dalam keluarga, hubungan
antar personil sekolah dan sebagainya.
b. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang ada dalam diri
individu yang sedang belajar. Faktor internal terdiri dari faktor
fisiologis dan psikologis.
34
1) Faktor fisiologis
Faktor fisiologis adalah faktor dimana kondisi fisik yang
terdapat dalam diri individu. Adapun faktor-faktor itu
meliputi :
a) Keadaan tonus jasmani pada umumnya.
Keadaaan tonus jasmani secara umum yang ada dalam
diri individu sangat mempengaruhi hasil belajar.
Keadaan tonus jasmani secara umum misalnya, tingkat
kesehatan dan kebugaran fisik individu. Apabila badan
individu dalam keadaan bugar dan sehat maka akan
mendukung hasil belajar. Sebaliknya, jika badan
individu kurang bugar dan kurang sehat akan
menghambat hasil belajar.
b) Keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu
Keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu adalah keadaan
fungsi jasmani tertentu, terutama yang terkait dengan
fungsi pancar indera yang ada dalam diri individu.
Panca indera merupakan pintugerbang masuknya
pengetahuan dalam diri individu.
2) Faktor psikologis
Faktor psikologis adalah faktor psikis yang ada dalam diri
individu. Faktor-faktor psikis tersebut antara lain tingkat
kecerdasan, motivasi, minat, bakat, sikap, kepribadian,
35
kematangan dan lain sebagainya. Tingkat kecerdasan akan
mempengaruhi daya resap serta berpengaruh terhadap
proses dan hasil belajar. Demikian juga motivasi, bakat dan
minat banyak memberikan warna terhadap aktivitas belajar.
Bakat dan minat terdapat suatu mata pelajaran akan
mendorong seseorang mendapatkan kemudahan mencapai
tujuan belajar, tetapi anak akan kurang berbakat bukan
berarti gagal belajar, hanya anak yang bersangkutan perlu
waktu lebih banyak dan kerja lebih keras untuk
mendapatkan hasil yang lebih baik. Demikian dengan
kondisi kepribadian ada anak yang memiliki daya dukung
tinggi, optimis, penuh semangat, sementara juga ada anak
yang berkepribadian mudah putus asa, kurang energik,
mudah menyerah. Kondisi ini dapat mempengaruhi hasil
belajar anak. Dalam faktor eksternal dan internal
mempengaruhi keberhasilan belajar anak yang dapat
bersifat mendukung dan menghambat si anak.
Dari apa yang telah dijabarkan diatas dapat disimpulkan
bahwa faktor-faktor hasil belajar berasal dari dalam diri maupun
diluar diri individu dimana faktor-faktor itu bisa mendukung
(positif) atau bahkan menghambat (negatif).
36
2. Matematika
a. Perkalian dan Pembagian
Matematika memiliki objek tujuan abstrak, bertumpu pada
kesepakatan, dan pola pikir yang deduktif (Heruman, 2010:1).
Matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk
mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan
sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan pemikiran.
Matematika hanya perhitungan yang mencangkup tambah, kurang,
kali dan bagi (Sam’s, 2010:11).
Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan
bahwa matematika merupakan suatu ilmu yang mempelajari
jumlah-jumlah yang diketahui melalui proses perhitungan dan
pengukuran yang dinyatakan dalam angka-angka atau simbol-
simbol yang memiliki objek tujuan abstrak, bertumpu pada
kesepakatan, dan pola pikir yang deduktif. Matematika harus
dilaksanakan secara berkesinambungan dari konsep yang paling
mendasar kekonsep yang paling tinggi. Dengan kata lain,
seseorang sulit untuk belajar suatu konsep dalam matematika
apabila konsep yang menjadi prasyarat tidak dikuasainya. Belajar
yang terputus-putus dan tidak berkesinambungan akan
menyebabkan pemahaman yang kurang baik terhadap suatu konsep
oleh karena itu keberhasilan peserta didik dalam menyerap
37
matematika pada tingkat MI menjadi cermin bagi kesuksesan
dalam bidang matematika pada jenjang berikutnya.
Perkalian dan pembagian merupakan salah satu materi
matematika. Dalam kamus bahasa Indonesia kata kali berarti untuk
menyatakan kekerapan tindakan, kata untuk menyatakan kelipatan
atau perbandingan ukuran atau harga (Suharso, 2014:259).
Sedangkan kata bagi dalam kamus bahasa Indonesia yaitu pecahan
disesuatu yang utuh, penggal, pecah, bagi suatu operasi aljabar
yang biasanya dinyatakan dengan simbol titik dua (:) atau garis (-)
atau garis miring (/). Sedangkan membagi adalah menceraikan
(memecahkan, memisahkan, membela) menjadi beberapa bagian
yang sama, menyederhanakan bilangan dengan bilangan tertentu,
memecahkan sesuatu lalu memberikannya kepada pihak lain,
memberikan sebagian untuk orang lain (Suharso, 2014:56).
Dalam materi perkalian didalamnya membahasa suatu
konsep penjumlahan yang berulang dan pembagian merupakan
sebuah materi matematika yang membahasa tentang pengurangan
yang berulang sampai habis atau nol.
Jadi dapat disimpulkan bahwa perkalian dan pembagian
merupakan salah satu materi matematika. Dalam materi perkalian
didalamnya membahas suatu konsep penjumlahan yang berulang
dan pembagian merupakan sebuah materi matematika yang
38
membahasa tentang pengurangan yang berulang sampai habis atau
nol. Dibawah ini disajikan materi perkalian dan pembegian untuk
kelas II MI yang diambil dari buku belajar peserta didik.
1. Perkalian
Perkalian adalah penjumlahan berulang (Sri, dkk. 2017:37).
Contoh :
a. Sifat-sifat perkalian
1) Komutatif atau sifat pertukaran, perkalian dengan angka
dua. Sifat komutatif adalah pertukaran letak tempat
untuk bilangan, yang awalnya didepan dirubah
letaknnya di belakang dan sebaliknya. Sifat komutatif
berlaku hanya untuk penjumlahan dan perkalian saja.
Contoh :
a. 2 x 4 = 4 + 4 = 8
4 x 2 = 2 +2 + 2 + 2 = 4
Jadi, 2 x 4 = 4 x 2 (komutatif)
2) Sifat perkalian bilangan dengan angka satu. Setiap
bilangan yang dikalikan dengan satu, maka hasilnya
adalah bilangan itu sendiri. a x 1 = a.
Contoh :
a. 3 x 1 = 1 + 1 + 1 = 3
b. 4 x 1 = 1 + 1 + 1 + 1 = 4
39
3) Sifat perkalian dengan bilangan nol. Setiap bilangan
yang dikalikan dengan 0, maka hasilnya adalah 0 (nol).
a x 0 = 0. Contoh :
a. 2 x 0 = 0
b. 5 x 0 = 0
b. Masalah sehari-hari yang berkaitan dengan perkalian
Perkalian adalah sebagai penjumlahan berulang. Masalah
sehari-hari yang berkaitan dengan perkalian, antara lain :
a. Setiap bilangan yang dikalikan dengan 1, maka hasilnya
adalah bilangan itu sendiri. a x 1 = a
Fani memiliki pensil 1, siang hari dia beli pensil 1, dan
sore hari Fani membeli 1 pensil lagi. Berapa pensil yang
dimiliki Fani seluruhnya ?
Penyelesaian:
3 x 1 =
1 + 1 + 1 = 3
Jadi, pensil yang dimiliki Fani ada 3
Jadi semua bilangan jika dikalikan satu, hasilnya sama
dengan bilangan itu sendiri.
b. Perkalian bilangan dengan angka dua
Febri memiliki 2 buah apel. Lalu ibunya memberikan
dia 2 buah apel. Jadi berapa buah apel yang dimiliki
Febri ?
40
Penyelesaian :
2 x 2 =
2 + 2 = 4
Jadi, Febri memiliki 4 buah apel.
Jadi, perkalian dengan dua, sama artinya menjumlahkan
dengan bilangan itu sendiri.
c. Perkalian dengan angka lain
1. Perkalian Budi memetik 5 buah rambutan. Alin
memetik 5 buah rambutan. Wayan memetik 5 buah
rambutan. Semua rambutan yang dipetik
dikumpulkan jadi datu. Jumlah rambutan seluruhnya
adalah ?
Penyelesaian :
3 x 5 =
5 + 5 + 5 = 15
Jadi, ada 15 buah rambutan
2. Beni diminta ibunya untuk merapikan buku-buku
yang tidak terpakai lagi. Buku-buku tersebut
dimasukkan kedalam 3 dus. Masing-masing dus
berisi 8 buku. Berapa banyak buku yang dirapikan
Beni ?
Penyelesaian :
Banyaknya dus = 3
41
Setiap dus berisi = 8 buku
Banyak buku yang dirapikan Beni adalah
3 x 8 = 8 + 8 + 8 = 24
Jadi, buku yang dirapikan Beni adalah 24 buku (Taufina,
2018:106).
2. Pembagian
Pembagian adalah pengurangan berulang sampai habis (Sri,
dkk. 2017:77).
a. Sifat Pembagian
1. Pembagian dengan bilangan. Setiap bilangan yang di
bagi 1 hasilnya adalah bilangan itu sendiri. Contoh :
a. 4 : 1 = 4
4 – 1 – 1 – 1 – 1 = 0
2. Pembagian bilangan dengan bilangan itu sendiri. Setiap
bilangan yang di bagi bilangan itu sendiri hasilnya
adalah satu. Contoh :
a. 2 : 2 = 1
b. 4 : 4 = 1
3. Membagi bilangan dua angka dengan bilangan satu
angka. Contoh :
a. 10 : 2 = 5
10 – 2 – 2 – 2 – 2 – 2 = 0
42
b. Permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan pembagian
1. Membagi bilangan dengan angka 1
Budi memiliki 4 kelereng. Kelereng itu dibagikan
kepada Tigor. Berapa banyak kelereng yang dimiliki
Tigor ?
Peneyelsaian :
4 : 1 = 4
4 – 1 – 1 – 1 – 1 = 0
Jadi, kelereng yang dimiliki Tigor ada 4
Jadi, suatu bilangan dibagi 1 hasilnya bilangan itu
sendiri.
2. Pembagian bilangan dengan bilangan itu sendiri
Budi mempunya 4 kelereng, dibagikan kepada keempat
temannya yaitu Tigor, Alex, Nisa, dan Alin. Berapa
kelereng yang masing-masing mereka terima ?
Penyelesaian :
4 : 4 = 1
4 – 4 = 0
Jadi, kelereng yang masing-masing mereka terima
adalah 1
Jadi, suatu bilangan dibagi bilangan itu sendiri hasilnya
adalah satu.
43
3. Membagi bilangan dua angka dengan bilangan satu
angka.
1) Ibu memiliki 18 buku tulis. Buku tulis tersebut akan
dibagikan kepada tiga anaknya. Berapa buku tulis
yang diterima masing-masing anak, bila setia anak
mendapat bagian yang sama ?
Penyelesaian :
18 : 3 = 6
18 – 3 – 3 – 3 – 3 – 3 – 3 = 0
Jadi, setiap anak mendapatkan 6 buku tulis.
2) Ayah membeli 21 buku tulis. Buku tersebut akan
dibagikan kepada 3 anaknya. Berapa buku tulis
yang diterima masing-masing anak, bila setiap anak
mendapatkan bagian yang sama ?
Penyelesaian :
21 : 3 = 7
21 – 3 – 3 – 3 – 3 – 3 – 3 – 3 – 3 = 0
Jadi, setiap anak mendapatkan 7 buku tulis
(Taufina, 2018:134).
b. Tujuan Belajar Matematika
Belajar matematika merupakan tentang konsep-konsep dan
struktur abstrak yang terdapat dalam matematika serta mencari
44
hubungan antara konsep-konsep dan struktur matematika. Belajar
matematika harus melalui proses yang bertahan dari konsep yang
sederhana kekonsep yang lebih kompleks. Setiap konsep
matematika dapat dipahami dengan baik jika pertama-tama
disajikan dalam bentuk konkrit.
Dalam pelajaran matematika alat peraga adalah alat untuk
menerangkan konsep matematika sehingga materi pelajaran yang
disajikan mudah dipahami oleh peserta didik. Tujuan belajar
matematika ditingkat Madrasah Ibtidaiyah yang disajikan oleh
Depdiknas dalam (Susanto, 2013:190), pada umumnya sebagai
berikut ini :
1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar
konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara
luwes, akurat afesien, dan tepat dalam pemecahan masalah.
2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan
manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun
bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.
3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami
masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model
dan menafsirkan solusi yang diperoleh.
4. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram,
atau media lain untuk memperjelaskan keadaan atau masalah.
45
5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam
kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat
dalam mempelajari matematika sifat-sifat ulet dan percaya diri
dalam pemecahan masalah.
Selain tujuan umum yang menekankan pada penataan nalar
dan pembentukan sikap peserta didik serta memberikan tekanan
pada ketrampilan dalam penerapan matematika juga memuat
tujuan khusus matematika, yaitu :
1. Menumbuhkan dan mengembangkan ketrampilan berhitung
sebagai latihan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Menumbuhkan kemampuan peserta didik yang dapat
dialihgunakan melalui kegiatan matematika.
3. Mengembangkan kemampuan dasar matematika sebagai bekal
belajar lebih lanjut.
4. Membentuk sikap logis, kritis, cermat, kreatif dan disiplin.
Dari uraian diatas disimpulkan bahwa tujuan belajar
matematika ada tujuan umum dan khusus, dimana tujuan itu untuk
menekankan pada penataan nalar dan pembentukan sikap peserta
didik serta memberikan tekanan pada ketrampilan dalam penerapan
matematika .
46
c. Langkah-Langkah Pembelajaran Matematika di MI
Dalam bukunya Heruman (2010:2-3), konsep-konsep pada
Kurikulum Matematika MI dapat dibagi menjadi tiga kelompok
besar, yaitu penanaman konsep dasar (penanaman konsep),
pemahaman konsep, dan pembinaan ketrampilan. Pada sadarnya
tujuan akhir pembelajaran matematika di MI agar peserta didik
terampil dalam menggunakan konsep matematika dalam kehidupan
sehari-hari, namun untuk menuju kearah terampil membutuhkan
langkah-langkah yang benar dan sesuai dengan kemampuan dan
lingkungan peserta didik. Dibawah ini disajikan penerapan
pembelajaran yang ditekankan pada konsep-konsep matematika.
1. Penanaman konsep dasar (penanaman konsep), yaitu
pembelajaran suatu konsep baru matematika, ketika peserta
didik belum pernah mempelajari konsep tersebut. Kita dapat
mengetahui konsep ini dari isi kurikulum yang dicirikan dengan
kata “mengenal”. Pembelajaran penanaman konsep dasar
merupakan jembatan yang harus dapat menghubungkan
kemampuan kognitif peserta didik yang yang konkret dengan
konsep baru matematika yang abstrak. Dalam kegiatan ini
media atau alat perga diharapkan dapat digunakan untuk
membantu kemampuan pola pikir peserta didik.
2. Pemahaman konsep, yaitu pembelajaran lanjut dari penanaman
konsep, yang bertujuan agar peserta didik agar lebih memahami
47
suatu konsep matematika. Pemahaman konsep terdiri atas dua
pengertian. Pertama, merupakan kelanjutan dari pembelajaran
penanaman konsep dalam satu pertemuan. Dua, pembelajaran
pemahaman konsep dilakukan pada pertemuan yang berbeda,
tetapi masih merupakan lanjutan dari penanaman konsep. Pada
pertemuan tersebut, penanaman konsep dianggap sudah
disampaikan pada pertemuan sebelumnya, disememster atau
dikelas sebelumnya.
3. Pembinaan ketrampilan, yaitu pembelajaran lanjutan dari
penanaman konsep dan pemahaman konsep. Pembelajaran
pembinaan ketrampilan bertujuan agar peserta didik lebih
terampil dalam menggunakan berbagai konsep matematika.
Sepertihalnya pada pemahaman konsep, pembinan ketrampilan
juga terdiri atas dua pengertian. Pertama, merupakan kelanjutan
dari pembelajaran penanaman konsep dan pemahaman konsep
dalam satu pertemuan, sedangkan pembelajaran pembinaan
ketrampilan dilakukan pada pertemuan yang berbeda, tetapi
masih merupakan lanjutan dari penanaman dan pemahaman
konsep. Pada pertemuan tersebut, penanaman dan pemahaman
konsep dianggap sudah disampaikan pada pertemuan
sebelumnya, disemester atau di kelas seblemunya.
Dari apa yang telah dijabarkan diatas dapat disimpulkan
bahwa langkah-langkah pembelajaran matematika di Madrasah
48
Ibtidaiyah adalah dapat dibagi menjadi tiga kelompok besar, yaitu
penanaman konsep dasar (penanaman konsep), pemahaman
konsep, dan pembinaan ketrampilan. Pada sadarnya tujuan akhir
pembelajaran matematika di MI agar peserta didik terampil dalam
menggunakan konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari,
namun untuk menuju kearah terampil membutuhkan langkah-
langkah yang benar dan sesuai dengan kemampuan dan lingkungan
peserta didik.
3. Metode Index Card Match
a. Pengertian Metode Index Card Match
Metode index card match (mencari pasangan kartu)
merupakan salah satu jenis dari metode dalam pembelajaran
kooperatif (Tampubolon, 2018:112). Salah satu keunggulan
metode ini adalah peserta didik mencari pasangan sambil belajar
mengenai suatu konsep atau topik, dalam suasana yang
menyenangkan (Rusman, 2011:223).
Index card match merupakan metode yang cukup
menyenangkan yang digunakan untuk mengulang materi yang
telah diberikan sebelumnya. Namun, materi baru pun tetap dapat
diajarkan dengan metode ini dengan catatan, peserta didik diberi
tugas mempelajari topik yang akan diajarkan terlebih dahulu
49
sehingga ketika masuk kelas mereka sudah memiliki bekal
pengetahuan tentang materi yang akan dibahas (Zaini, 2008:67).
Dari apa yang telah dijabarkan diatas maka dapat
disimpulakan metode index card match adalah kartu-kartu yang
berisikan kartu jawaban dan kartu soal, dimana peserta didik
diminta untuk mencari pasangan dengan menggunakan perantara
index card match. Dengan bantuan metode index card match ini
rancangan atau upaya yang dilakukan guru untuk menciptakan
suatu pelajaran yang menyenangkan dan akatif dapat tercapai,
sehingga membuat peserta didik tidak bosan dengan pembelajaran
yang sering disajikan. Dengan bantuan metode index card match
ini diharapkan pembelajaran ini juga dapat memberikan
pengalaman baru untuk peserta didik sehingga menjadi salah satu
pengalaman yang tidak terlupakan.
b. Cara Pembuatan Metode Index Card Match
a) Alat dan Bahan Dalam Pembuatan Index Card Match
1) Kertas asturo
2) Gunting
3) Lem
4) Print soal dan jawaban
50
b) Langkah-langkah dalam Pembuatan Index Card Match
1) Buatlah potongan-potongan kertas asturo sejumlah peserta
didik yang ada didalam kelas semenarik mungkin atau bisa
dibuat dengan bentuk guci.
2) Bagi jumlah kertas tersebut menjadi dua bagian yang sama,
sebagian kartu jawaban dan sebagian kartu pertanyaan.
3) Gunting kertas soal dan jawaban yang telah di print.
4) Tempelkan kertas yang berisi pertanyaan tentang materi
yang telah digunting sebelumnya kepada setengah bagian
kertas yang telah dipisahkan, dan separuh kertas yang lain
tempel kertas jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang
telah di gunting tersebut, hias sesuai dengan selera atau
kebutuhan, dan jadilah index card match. Untuk
memperjelas maka disajikan gambaran tentang index card
match yang sudah jadi.
Index card match perkalian Index card match pembagian
Gambar 2.1 Index Card Match
51
c. Cara Memaparkan Metode Index Card Match
1. Kocoklah semua kertas sehingga akan tercampur antara soal
dan jawaban,
2. Beri setiap peserta didik satu kertas. Jelaskan bahwa ini adalah
aktivitas yang akan dilakukan berpasangan. Separuh peserta
didik akan mendapatkan kertas soal dan separuhnya akan
mendapatkan kerta jawaban,
3. Minta peserta didik untuk menemukan pasangan mereka.
Dengan diberi waktu hitungan 1-10. Jika sudah ada yang
menemukan pasangan, minta mereka untuk duduk berdekatan.
Terangkan juga agar mereka tidak memberitahu materi yang
mereka dapatkan kepada teman lain atau bukan pasangannya,
4. Setelah semua peserta didik menemukan pasangannya, minta
setiap pasangan secara bergantian untuk membacakan soal
yang diperoleh dengan kertas kepada teman-temannya yang
lain,
5. Akhiri proses ini dengan membuat kesimpulan secara bersama-
sama.
Kesimpulan yang didapat dari pembelajaran menggunakan
metode index card match adalah membuat peserta didik menjadi
aktif, senang, dapat kerja sama bersama temannya dan membuat
peserta didik lebih mengenal teman sekelasnya.
52
d. Kelebihan dan Kekurang Metode Index Card Match
Setiap metode pembelajaran pasti memiliki kelebihan dan
kekurangan, begitu juga dengan index card match, dibawah ini
akan disajikan kelebihan dan kekurangan metode index card
match.
a) Kelebihan
1) Menumbuhkan kegembiraan dalam kegiatan belajar
mengajar,
2) Materi yang disampaikan lebih menarik perhatian siswa,
3) Mampu menciptkan suasana pembelajaran yang aktif dan
menyenangkan bagi peserta didik.
b) Kekurangan
1) Membutuhkan waktu yang lama untuk peserta didik
menyelesaikan tugas dan presentasi,
2) Guru harus meluangkan waktu yang lebih,
3) Suasana menjadi gaduh sehingga dapat mengganggu kelas
lain.
4. Media Tas Guci
a. Pengertian Media Tas Guci
Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran, perasaan,
perhatian, dan kemauan peserta didik untuk belajar (Nursalim,
53
2013:5). Media apabila membawa pesan-pesan atau informasi yang
bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud
pengajaran maka disebut media pembelajaran (Arsyad, 2011:4).
Ada beberapa jenis media pembelajaran, antara lain: pertama,
media grafis atau media dua dimensi, seperti gambar, foto, grafik
atau diagram; kedua, media dimensi tiga, seperti model-model
benda ruang dimensi tiga, dan diorama; ketiga, media proyeksi
seperti film, filmstrip, OHP; keempat, media informasi, komputer,
internet; kelima, lingkungan (Trianto, 2015:113).
Rivai dalam bukunya (Arsyad, 2011:24-25) mengemukakan
manfaat media pembelajaran dalam proses pembelajaran peserta
didik adalah :
1. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga
dapat menumbuhkan motivasi belajar,
2. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat
lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai
dan mencapai tujuan pembelajaran,
3. Metode mengajar akan lebih bervariasi tidak semata-mata
komunikasi verbal melakukan penuturan kata-kata oleh guru,
sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga,
apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran,
4. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab
tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas
54
lain seperti mengamati, melakukan, mendemontrasikan,
memerankan dan lain-lain.
Media pembelajaran sangat berpengaruh dalam proses
pembelajaran, karena dengan media pembelajaran akan menambah
wawasan dan pengetahuan yang didapatkan. Semakin banyak alat
indera yang digunakan untuk menerima dan mengolah informasi
semakin besar kemungkinan informasi yang dimengerti dan dapat
dipertahankan dalam ingatan. Dengan demikian diharapkan peserta
didik akan dapat menerima dan menyerap dengan mudah dan baik
pesan-pesan dalam materi yang disampaikan (Arsyad, 2011:9).
Dalam kamus bahasa Indonesia pengertian tas adalah
kemasan atau wadah yang berbentuk persegi dan sebagainnya,
biasanya bertali, dipakai untuk menaruh, menyimpan, atau
membawa sesuatu (Suharso, 2014:506). Sedangkan pengertian guci
adalah buyung yang diberi lapis berkilap, yang dimaksud buyung
adalah suatu tempat yang biasa digunakan untuk membawa air
terbuat dari tanah (Suharso, 2014:204). Dalam pendekatan seni
rupa, guci diartikan sebagai salah satu karya seni rupa terapan yang
mempunyai nilai estetis. Umumnya guci difungsikan sebagai
perabot rumah tangga yang bertujuan mempercantik ruangan.
Namun guci dalam media pembelajaran ini difungsikan untuk
menyimpan sedotan media pembelajaran. Adapun sedotan yang
55
digunakan adalah sedotan yang telah dimonifasi dengan beberapa
gambar seperti gambar apel, gambar ayah, dan gambar buku.
Jadi dapat disimpulkan bahwa media tas guci adalah media
pembelajaran yang berbentuk guci-guci yang merupakan alat bantu
penyampaian materi perkalian dan pembagian pada peserta didik
kelas II Madrasah Ibtidaiyah sehingga pembelajaran dapat
tersampaikan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Mengapa
diambil nama guci, karena guci dibuat untuk wadah sedotan atau
media yang digunakan dalam pembelajaran dan tas dapat
difungsikan untuk menyimpan barang. Tas difungsikan untuk
menyimpan beberapa alat peraga, adapun beberapa alat yang dapat
disimpan adalah sedotan dan kain flanel yang berberuk angka dan
simbol-simbol bilangan, serta alat-alat pendukung lainnya, dan
media pembelajaran yang baik adalah yang mampu menjawab
berbagai persoalan-persoalan yang dihadapi, dapat digunakan
sebagai perantara untuk merangsang pikiran, memproses dan
menyampaikan informasi atau pesan kepada peserta didik.
b. Cara Pembuatan Media Tas Guci
a) Alat dan Bahan dalam Pembuatan Media Tas Guci
1) Kain flanel berwarna-warni
2) Gunting
3) Perekat kain
4) Jarum
56
5) Benang
6) Resetring
7) Kancing baju
8) Kertas print gambar buah apel, gambar ayam, dan gambar
buku tulis
9) Sedotan dan alat pendukung lain
b) Langkah-langkah dalam Pembuatan Media Tas Guci
1) Potong-potong kain flanel sesuai warna, ukuran dan bentuk
yang diinginkan:
1. Potong kain flanel hijau sebagai alas tas guci 2 potong
dengan ukuran panjang 88 cm lebar 84 cm,
2. Potong kain flanel coklat model bentuk guci 24 potong
dengan panjang 14 cm lebar 11 cm,
3. Potong kain flanel warna merah sebagai alas simbol
panjang 8 cm lebar 6 cm sebanyak 5 potong,
4. Potong flanel warna kuning sebagai alas angka 1-9
dengan panjang 12 cm lebar 7 cm sebanyak 27 potong,
5. Potong flanel warna hitam membentuk angka 1-9
sebanyak 3 potong dan simbol matematika seperti
pengurangan, penjumlahan, perkalian, pembagian dan
sama dengan sebanyak 9 potong,
6. Potong flanel warna hijau sebagai pegangan tas 2
potong dengan ukuran panjang 58 cm dan lebar 3 cm,
57
7. Potong bunga sebagai pemercantik,
8. Potong 3 resetring warna coklat dengan 2 potong
panjang 80 cm dan 1 potong 100 cm
2) Jahit kain flanel yang telah di potong-potong sesuai dengan
bentuk yang diinginkan :
1. Jahit kain flanel hijau sebagai alas tas guci 2 potong
dengan ukuran panjang 88 cm lebar 84 cm setelah itu
pasang resetring samping kanan dan kiri untuk
menyimpan beberapa alat dan bahan yang digunakan
untuk proses pembelajaran seperti sedotan yang telah
dihiasi gambar apel, gambar ayam, gambar buku tulis,
angka dan card serta alat pendukung lain.
2. Jahit kain flanel coklat model bentuk guci 24 potong
dipasangkan menjadi 2 pasang sehingga menjadi 12
potong guci dengan panjang 14 cm lebar 11 cm,
sehingga akan membentuk seperti guci.
3. Jahit flanel warna hijau sebagai pegangan tas 2 potong
dengan ukuran panjang 58 cm dan lebar 3 cm lalu
tempelkan pada alas tas.
4. Jahit resetring pada bagian alas tas yang diluar dengan
bentuk kotak dengan panjang resetring 100 cm sehingga
nanti tas dapat ditutup dengan rapi.
5. Jahit perekat kain pada dasar tas dan bagian guci.
58
6. Jahit perekat kain pada dasar tas untuk menempel
simbol, seperti simbol x, simbol :, simbol -, simbo +,
dan simbol =.
7. Jahit kancing baju pada alas tas untuk bagian atas
sebagai penempel angka.
4) Tempelkan flanel warna hitam membentuk angka 1-9
sebanyak 3 potong ke kain flanel warna kuning yang
dijadikan sebagai alas dan simbol matematika seperti
pengurangan, penjumlahan, perkalian, pembagian dan sama
dengan sebanyak 9 potong pada kain flanel warna merah
dengan menggunakan lem bakar.
5) Hias tas sesuai dengan selera, dan tas guci dapat digunakan
sebagai media pembelajaran matematika materi perkalian
dan pembagian.
6) Potong beberapa gambar ayam, apel dan buku, lalu tempel
menggunakan lem bakar pada sedotan yang telah disiapkan
kurang lebih 20 buah sedotan pergambar, sehingga
membuat pembelajaran menjadi berfariasi dan siswa akan
senang karena dihadirkan dengan benda yang konkret.
Untuk mengetahui bentuk media tas guci, disajikan media
tas guci yang sudah jadi dan siap dipakai untuk media
pembelajaran.
59
Bagian luar media tas guci Bagian alas media tas guci
belakang
Bagian alas media tas guci
dari depan
Bagian angka media tas guci
Bagian simbol media tas guci Media sedotan gambar apel
Media sedotan gambar buku Media sedotan gambar ayam
Gambar 2.2 Media Tas Guci
60
c. Cara Memaparkan Media Tas Guci
1. Siapkan media tas guci yang akan digunakan untuk
menerangkan materi pelajaran materi perkalian dan pembagian
untuk kelas II MI,
2. Setiap penyajian materi perkalian dan pembagian letakkan
sedotan kepada kantong-kantong guci sesua jumlah soal yang
akan diterangkan,
3. Panggil beberapa anak untuk maju kedepan untuk
mempraktikkan apa yang telah diajarkan oleh guru dihadapan
teman-temannya.
Kesimpulan yang didapat dari pembelajaran menggunakan
media tas guci adalah membuat peserta didik menjadi aktif,
senang, mendapatkan pengalaman yang konkret dari guru,
pembelajaran mudah diingat dan dipahami sehingga akan
menghasilkan hasil belajar sesuai dengan tujuan pembelajaran.
d. Kelebihan dan Kekurangn Media Tas Guci
a) Kelebihan Media Tas Guci
1) Membantu guru untuk mentransfer materi perkalian dan
pembagian dengan konkret kepada peserta didik,
2) Memudahkan peserta didik dalam memahami dan
menerima materi perkalian dan pembagian dengan
dihadirkan media yang konkret,
61
3) Dapat meningkatkan kreatif dan inovatif guru sehingga
pembelajaran tidak pasif,
4) Dapat dipakai dengan jangka panjang,
5) Dapat dibawa kemana saja karena sifatnya yang seperti tas,
6) Dapat dilipat sehingga tidak memerlukan banyak ruang
untuk menyimpan beberapa alat,
7) Banyak sekali tempat penyimpanan barang, dan
8) Dapat dipakai beberapa media pembelajaran sesuai dengan
kebutuhan.
b) Kekurangan Media Tas Guci
1) Mahal,
2) Boros barang,
3) Butuh keahlian dan kreatifitas membuatnya, dan
4) Memerlukan jangka panjang dalam proses pembuatannya.
Dari apa yang telah diajabarkan diatas antara metode
index card match dan media tas guci dapat ditarik kesimpulan
bahwa media tas guci adalah sebagai sarana pendukung untuk
menunjang keberhasilan hasil belajar peserta didik materi
perkalian dan pembagian, dengan dihadirkan metode index
card match agar peserta didik dapat ikut andil dan aktif dalam
pembelajaran, sehingga pembelajaran tidak hanya guru saja
yang aktif tetapi peserta didik juga, dan dengan bantuan media
tas guci dan metode index card match siswa dapat menemukan
62
konsep dalam pembelajaran matematika. Peserta didik juga
dihadirkan dengan sesuatu yang nyata sehingga akan terekam
dimemori peserta didik apa yang telah mereka pelajari.
Pembelajaran ini juga mengaitkan dengan kehidupan sehari-
hari, maka dapat membantu peserta didik untuk memecahkan
masalah yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari yang
berkenaan dengan perkalian dan pembagian. Dengan adanya
media dan metode pembelajaran baru, juga memberikan
pengalaman yang baru untuk peserta didik, sehingga dapat
menambah wawasan pengetahuan peserta didik.
5. Kaitan Pembelajaran Matematika, Metode Index Card Match dan
Media Tas Guci
Matematika adalah pelajaran yang sulit, butuh waktu lama
untuk memahami pembelajaran matematika. Matematika juga
merupakan pelajaran yang kerap dihindari peserta didik karena merasa
tidak mampu berfikir abstrak sehingga mengakibatkan hasil belajar
peserta didik rendah. Hal ini merupakan tantangan bagi pendidik untuk
dapat memberikan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan,
sehingga kegiatan pembelajaran matematika menjadi menyenangkan
dan peserta didik akan merasakan senang belajar matematika. Dengan
adanya perubahan dalam proses pembelajaran diharapkan dapat
membuat hasil belajar matematika materi perkalian dan pembagian
menjadi optimal dan dapat tercapai sesuai harapan.
63
Salah satu upaya yang dilakukan pendidik adalah dengan
menciptakan media pembelajaran dan metode pembelajaran yang baru.
Dengan media pembelajaran materi matematika yang abstrak disajikan
dalam keadaan yang lebih konkret, karena anak pada usia 6-12 tahun
berada pada fase konkret. Dimana peserta didik akan dihadapkan
dengan sesuatu benda yang benar-benar nyata yang ada dalam
kehidupan sehari-hari sehingga akan membekas dan terekam dalam
memori anak. Untuk itu guru sebaiknya menggunakan alat peraga atau
media untuk memudahkan peserta didik mengenal konsep matematika
Untuk itu media tas guci digunakan sebagai alat peraga bagi
peserta didik kelas II agar peserta didik paham tentang materi yang
dipelajarinya. Media ini juga dipilih untuk mempermudah peserta
didik karena peserta didik akan dihadapkan sesuatu yang nyata
dihadapan mereka sehingga akan tertanam dimemori mereka. Media
tas guci disiapkan dengan berbagai warna sehingga peserta didik akan
paham dengan apa yang telah mereka pelajari. Selain itu metode index
card match juga disediakan untuk mendukung proses pembelajaran.
Karena peserta didik akan dihadapkan dengan sesuatu yang berbeda,
peserta didik akan diajak untuk berpasangan dengan temannya.
Dengan mencari jawaban atau pertanyaan yang ada didalam kartu.
Sehingga membuah peserta didik menjadi lebih aktif dalam proses
pembelajaran. Peserta didik juga diajak untuk bekerjasama dengan
temannya. Hal ini dapat membuat susana kelas menjadi tidak pasif.
64
Ketika peserta didik sudah menemukan pasangannya, peserta didik
akan berdiskusi tentang apa yang mereka dapatkan dikartu yang telah
mereka dapatkan. Dengan kartu itu peserta didik diminta maju kedepan
mempresentasikan soal dan jawaban yang ada dikartu dengan dibantu
media tas guci yang telah guru persiapkan sebelumnya.
Dengan begitu dapat disimpulkan media tas guci dan metode
index card match dapat memudahkan peserta didik dalam
mempelajari matematika khususnya materi perkalian dan pembagian,
karena mereka didatangkan dengan sesuatu yang konkret yang akan
membatu peserta didik dalam berfikir dan menalar. Dengan
didatangkan media dan metode pembelajaran yang baru dapat
menambah wawasan peserta didik, khususnya dalam pelajaran
matematika materi perkalian dan pembagian.
B. Kajian Pustaka
Kajian teori sering digantikan dengan kajian pustaka. Kajian teori
digunakan dalam hal penelitian yang dimaksudkan untuk mengkaji
(menguji) teori yang telah ada. Menguji teori dapat berarti ingin
menambah teori atau ingin menguatkan teori yang telah ada tersebut.
Kajian teori dilakukan terhadap teori sebagai hasil penelitian sebelumnya,
yang biasa direkomendasikan dalam jurnal penelitian, artike atau indeks.
Kajian pustaka digunakan dalam hal penelitian yang bermaksud hanya
mendeskrepsikan atau sekedar ingin tahu, yang dapat dilakukan dengan
65
membaca berbagai literature (pustaka) atau buku-buku sumber, dan atau
dokumen yang releven (Soegeng, 2017 : 61). Adapun kajian pustaka yang
menjadi acuan dan releven penulis antara lain adalah :
1. Penelitian yang dilakukan oleh Erna Yuniawati (2016).
Yuniawati, Erna. 2016. Peningkatkan Hasil Belajar
Matematika Materi Perkalian Melalui Media Corong Berhitung Di
Kelas II Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Blotongan Salatiga Tahun
Pelajaran 2015/2016. Skripsi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.
Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam
Negeri Salatiga Pembimbing Dr. Winarno, S.Si M.Pd.
Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya hasil belajar
siswa dan semangat belajar siswa kelas II Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif
Blotongan Salatiga terhadap pelajaran Matematika. Salah satu
penyebabnya adalah rendahnya antusias siswa terhadap pelajaran
matematika dan kurangnya variasi atau kreativitas guru dalam
penggunaan media pembelajaran, seperti ceramah yang ternyata belum
dapat membangkitkan minat siswa dalam pembelajaran. Yang pada
akhirnya berpengaruh pada hasil belajar siswa terhadap materi yang
disampaikan. Masalah yang dikaji adalah apakah penggunaan media
corong berhitung dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam
mengikuti pembelajaran Matematika pada siswa kelas II semester II
66
Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Blotongan Salatiga Tahun Ajaran
2015/2016.
Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan Media corong berhitung.
Data dalam peneliti ini diambil dengan metode observasi atau melihat
perilaku siswa atau nilai proses dalam pelaksanaan pembelajaran dan
metode dokumentasi berupa nilai evaluasi siswa.
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan sebanyak dua siklus.
Setiap siklus terdiri dari empat tahap yakni perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan dan refleksi. Pelaksanaan tindakan membuahkan hasil,
berupa peningkatan hasil belajar matematika pengertian perkalian pada
siswa kelas II semester II Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Blotongan
Salatiga Tahun Ajaran 2015/2016 dengan jumlah 22 siswa. Terjadi
peningkatan hasil belajar siswa pada pelajaran Matematika. Pada
siklus I nilai yang tuntas sesuai KKM sebanyak 9 siswa atau 40,90%
dan nilai rata -rata yang diperoleh 65,90. Sedangkan pada siklus II
nilai yang tuntas sebanyak 19 Siswa atau 86,36% dan nilai rata- rata
yang diperoleh 84,1.Dengan melihat hasil kedua siklus diatas dapat
ditarik kesimpulan bahwa media corong berhitung dapat meningkatkan
hasil belajar Matematika materi perkalian.
67
2. Penelitian yang dilakukan oleh Dewi Retnowati (2015)
Retnowati, Dewi. 2015. Penerapan Metode Index Card Match
dengan Media Kartu Bilangan dalam Peningkatan Pembelajaran
Matematika pada Siswa Kelas IV SDN 2 Mulyosri Tahun Ajaran
2014/2015. UNS-FKIP Jur. PGSD-X7211027-2015
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penerapan
metode Index Card Match dengan media kartu bilangan dalam
peningkatan pembelajaran Matematika tentang KPK dan FPB pada
siswa kelas IV SDN 2 Mulyosri Kecamatan Prembun Tahun Ajaran
2014/2015, meningkatkan pembelajaran matematika, dan
mendeskripsikan kendala dan solusi penerapan metode Index Card
Match dengan media kartu bilangan dalam peningkatan pembelajaran
Matematika tentang KPK dan FPB. Penelitian ini merupakan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian dilaksanakan dalam tiga
siklus, dengan setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan
tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas
IV SDN 2 Mulyosri yang berjumlah 14 siswa. Sumber data berasal
dari peneliti, siswa, dan teman sejawat. Teknik pengumpulan data
adalah observasi, tes, dan dokumentasi. Validitas data menggunakan
teknik triangulasi sumber dan triangulasi teknik pengumpulan data.
Analisis data menggunakan teknik analisis data kuantitatif dan analisis
data kualitatif, meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan.
68
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) penerapan metode
Index Card Match dengan media kartu bilangan dapat meningkatkan
pembelajaran matematika tentang KPK dan FPB pada siswa kelas IV,
dilakukan dengan 8 langkah yaitu (a) siswa menyiapkan sumber
belajar, (b) siswa mengamati kartu index, (c) siswa memperhatikan
penjelasan guru tentang aturan permainan, (d) siswa menerima kartu
index/kartu, (e) guru meminta siswa untuk mencari pasangan kartu, (f)
siswa yang sudah menemukan kartu pasangannya saling duduk
berdekatan dan berdiskusi, (g) guru meminta siswa membacakan
pasangan kartu, dan (h) guru bersama siswa mengklarifikasi dan
menyimpulkan pelajaran, (2) Peningkatan pembelajaran matematika
tentang KPK dan FPB yang tuntas pada siklus I sebesar 64,3%, siklus
II sebesar 78,6%, dan siklus III sebesar 92,9%, (3) kendala yang
dihadapi adalah (a) kesulitan dalam mengkondisikan anak, (b) saat
diskusi kelompok siswa yang pintar meremehkan teman, (c) kurang
optimal memberikan layanan bimbingan, (d) waktu pembelajaran
kurang efektif. Adapun solusinya, yaitu: (a) penelti memvariasi
permainan agar tidak bosan (b) peneliti memberikan pengarahan
tentang pentingnya kerjasama dalam kelompok, (c) peneliti
memotivasi anak dan memberikan bimbingan secara menyeluruh, (d)
peneliti mengendalikan anak agar waktu tidak sia-sia.
Simpulan penelitian ini adalah penerapan metode Index Card
Match dengan media kartu bilangan yang dapat meningkatkan
69
pembelajaran matematika tentang KPK dan FPB pada siswa kelas IV
Sekolah Dasar Negeri 2 Mulyosri Tahun Ajaran 2014/2015.
3. Persamaan dan Perbedaan antara Penelitian Terdahulu dengan
Penelitian Penulis
1) Dengan penelitian yang nomer satu yang dilakukan oleh Erna
Yuniawati dengan penilitian penulis sama-sama membahas tentang
pelajaran matematika materi perkalian dan pembagian. Akan tetapi
materi perkalian dan pembagian yang dilakukan oleh peneliti
terdahulu berada pada kelas II semester II sedangkan penelitian
sekarang berada di kelas II semester I. Penelitian terdahulu
menggunakan media corong berhitung sedangkan penelitian
sekarang menggunakan media tas guci, hal ini salah satu yang
membedakan penelian terdahulu dengan sekarang. Namun dalam
penelitian yang dilakukan oleh Erna Yuniawati dan penulis sama-
sama menghadirkan media yang konkret untuk peserta didik,
dimana media ini digunkan untuk menambah wawasan belajar
peserta didik. Sehingga hasil pembelajaran dapat mencapai tujuan
pembelajaran.
2) Dengan penelitian yang nomer dua yang dilakukan oleh Dewi
Retnowati dengan penilitian penulis sama-sama menggunakan
tentang metode Index card match. Mata pelajaran yang dibahas
sama-sama mata pelajaran matematika namun beda materi Dewi
Retnowati dengan materi KPK dan FPB sedangkan penulis dengan
70
materi perkalian dan pembagian. Dewi Retnowati kelas atas yaitu
kelas IV dan peneliti kelas bawah yaitu kelas II. Penelitian ini
sama-sama menginginkan hasil yang diperoleh sesuai dengan
tujuan pembelajaran. Dengan menggunakan metode index card
match diharapkan peserta didik sama-sama memiliki kemampuan
lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran, materi yang
disampaikan dapat terekam dalam memori peserta didik dan
memberikan pengalaman baru dan bermakna.
Kesimpulan dari apa yang telah dijabarkan diatas adalah
dengan menggunakan media benda konkret dapat meningkatkan
hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika materi
perkalian dan pembagian. Dapat terlihat bahwa media yang
digunakan oleh para peneliti diatas tidak sama dengan media dalam
penelitian ini. Karena dalam penelitian ini peneliti menggunakan
media tas guci yang merupakan media kebaruan dan belum pernah
diteliti oleh orang lain, dan metode yang digunakan adalah metode
index card match sama-sama memakai kartu dengan mata
pelajaran yang sama yaitu matematika dengan materi yang
berbeda, meski berbeda materi tetap menginginkan hasil belajar
sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan sesuai dengan
kreteria ketuntasan.
71
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Subyek Penelitian
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti melakukan penelitian bertempat di
MI Ma’arif Rowosari Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.
Peneliti akan memaparkan lokasi pelaksanaan penelitian serta
informasi tentang keadaan atau kondisi yang ada disekitar madrasah
tersebut. Dalam hal ini, agar tidak adanya salah persepsi tentang lokasi
penelitian yang juga berpengaruh terhadap hasil analisis data yang
akan dilakukan. Dari hasil observasi data yang diperoleh penulis dari
MI Ma’arif Rowosari mengenai lokasi penelitian tersebut adalah:
a. Identitas Madrasah
Tabel 3.1 Identitas Madrasah
Nama Madrasah MI Ma’arif Rowosari
Alamat Madrasah Dsn. Rowopolo Ds. Rowosari
Kec. Tuntang Kab. Semarang
Yayasan Penyelenggara Lembaga Pendidikan Ma’arif NU
NSM 111233220075
NPSN 60712902
Jenjang Akreditasi Terakreditasi B
Tahun Didirikan 1955
Tahun Operasional 1956
Piagam Pendirian Departemen Agama Propinsi Jawa
Tengah No: Lk/3.c/164/Pgm.MI/1978
Tertanggal 2 Januari 1978
Status Tanah Milik Yayasan / Wakaf
Surat Kepemilikan Tanah Sertifikat / Akte
Luas Tanah 462 m²
Luas Bangunan 300 m²
72
b. Visi, Misi, dan Tujuan Madrasah
1. Visi
Mencetak Generasi yang Sholih, Cerdas dan Berakhlaqul
Karimah
2. Misi
a) Malaksanakan pembelajaran secara efektif dan
proporsional.
b) Menanamkan sikap yang berdasarkan akhlaqul karimah.
c) Menanamkan nilai-nilai sosial keagamaan.
d) Menciptakan kerjasama yang kondusif dengan melibatkan
warga madrasah dan masyarakat.
3. Tujuan Madrasah
a) Tercapainya hasil belajar sesuai Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM).
b) Melaksanakan syariat agama Islam dalam kehidupan
sehari-hari.
c) Aktif dalam kegiatan sosial keagamaan di masyarakat.
d) Bekerjasama dengan berbagai pihak.
c. Fasilitas Sarana dan Prasarana
Dibawah ini peneliti sajikan sarana dan prasarana yang ada
di MI Ma’arif Rowosari, adapun sarana dan prasarana disajikan
dalam bentuk tabel seperti berikut :
73
Tabel 3.2
Data Keadaan Sarana dan Prasarana MI Ma’arif Rowosari
No Jenis Sarana
Prasarana
Luas M2 Jumlah
semua
Jumlah
Baik Rusak
A Fasilitas Fisik
1 Ruang kelas 5 x 6 4 4
6,5 x 5,5 2 2
7 x 8 1 1
2 Ruang
Kepala
3 x 5 1 1
3 Ruang Guru 5 x 6 1 1
4 WC 1,5 x 2 2 2
B SaranaPrasarana
1 Meja siswa 163 160 3
2 Kursi siswa 170 166 4
3 Meja Guru 7 7
4 Kursi Guru 7 7
5 Almari Kelas 7 7
6 Almari
Kantor
4 4
7 Rak Perpus 1 1
8 Etalase Kop 1 1
9 Komputer 1 1
10 Printer 1 1
d. Data Guru dan Karyawan
Jumlah guru dan karyawan di MI Ma’arif Rowosari tahun
pelajaran 2019/2020 terdapat 9 orang yang terdiri dari 1 kepala
madrasah, 7 guru kelas dan 1 guru mapel. Adapun nama-nama
guru dan karyawan di MI Ma’arif Rowosari Kecamatan Tuntang
Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2019/2020 disajikan dalam
tabel sebagai berikut :
74
Tabel 3.3 Daftar Nama Guru dan Karyawan MI Ma’arif
Rowosari
No Nama Guru Nip Jabatan Pend. Terakhir
1 Aris Trihariyanto - Kepsek S2
2 Afidatul khasanah - Kelas 1 S1
3 Rica Risti Wulandari - Kelas 2 S1
4 M. Immamuddin - Kelas 3 S1
5 Isnaini Masruroh - Kelas 4 S1
6 Diah Ari Istanti - Kelas 5 A S1
7 Nur Aniati - Kelas 5 B S1
8 Budi Ambar Siswati - Kelas 6 S1
9 Isyami - Mapel S1
e. Karakteristik Peserta Didik Kelas II
Peserta didik yang ada dikelas II MI Ma’arif Rowosari
berjumlah 26 siswa yang rata-ratanya berumur 8-9 tahun. Pada usia
ini peserta didik merasa masih ingin bermain-main. Tetapi tuntutan
pendidikan masih wajib dilakukan, sedangkan tingkat kemampuan
pemahaman peserta didik juga berkisar dibawah rata-rata, sehingga
membuat hasil hasil belajar peserta didik menjadi rendah.
Kelas II MI Ma’arif Rowosari terdapat 26 peserta didik,
dimana yang terdiri dari 12 perempuan dan 14 laki-laki. Adapun
nama-nama peserta didik kelas II antara lain dapat dilihat pada
tabel :
75
Tabel 3.4 Nama Peserta Didik Kelas II MI Ma’arif Rowosari
No Nama Peserta Didik Jenis Kelamin L/P
1. Abida Talip Ahmada L
2. Agil Rafi Rifandanu L
3. Afika Fadiya P
4. Ananda Lukita S P
5. Andita Nirmala P P
6. Ahmad Syarif A L
7. Bagus Maulana I L
8. Diah Safitri P
9. Evan Johar Anwar L
10. Fatkhur Rozaq L
11. Fina Khalimatus D P
12. Fuad Zuraida P
13. M. Aulla Balya L
14. M. Khoirul Anam L
15. M. Ivan Rafit L
16. M. Izzmal Azni L
17. M. Rayyan R L
18. M. Riziq L
19. Nadhif Syamil A L
20. Najinah Mahyaya P
21. Nita Safitri P
22. Rifda Zulfa Najwa P
23. Styo Aqib Ziadi L
24. Mulida Khoirin N P
25. Tazkiya Husninawa P
26. Zakiya Faridatul P
Gambaran umum lokasi penelitian yang membahas tentang
identitas madrasah, visi, misi, dan tujuan madrsaha, sarana dan
prasarana, data guru dan karyawan, dan karakteristik peserta didik
kelas II dari dokumen madrasah yang didapat pada hari jum’at, 02
Agustus 2019.
76
2. Waktu Penelitian
Dalam penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus di MI
Ma’arif Rowosari dengan jadwal penelitian sebagai berikut ini :
Tabel 3.5 Jadwa Pelaksanaan Penelitian MI Ma’arif Rowosari
No Siklus Waktu Penelitian
1 Siklus I Sabtu, 10 Agustus 2019
2 Siklus II Rabu, 14 Agustus 2019
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
Pada siklus I yang dilaksanakan pada hari Sabtu, 10 Agustus 2019
di MI Ma’arif Rowosari pada kelas II peneliti melakukan perencanaan
yang akan dilaksanakan sebagai berikut :
1. Perencanaan
Pada tahap perencanaan, peneliti merancang tindakan yang akan
silaksanakan sebagai berikut :
a. Mempersiapkan silabus dan menyusun RPP yang kemudian
dikonsultasikan kepada guru kelas II MI Ma’arif Rowosari
Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang, lalu RPP tersebut
digunakan untuk acuhan dalam proses pembelajaran yang
dilaksanakan di kelas II. Adapun kompetensi inti, kompetensi
dasar, dan indikator yang dicantumkan dalam siklus I antara lain :
77
1) Kompetensi Inti
Tabel 3.6 Kompetensi Inti
KI.1 Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama
yang dianutnya.
KI.2 Menunjukan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi
dengan keluarga, teman, guru, dan tetangga.
KI.3 Memahami pengetahuan faktual dan konseptual
dengan cara mengamati, menanya, dan mencoba
berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, mahkluk
ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah, di sekolah, dan tempat
bermain.
KI.4 Menyajikan pengetahuan faktual dan konseptual
dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam
karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan
perilaku anak beriman dan berahklak mulia.
2) Kompetensi Dasar
Tabel 3.7 Kompetensi Dasar
3.4 Menjelaskan perkalian dan pembagian yang
melibatkan bilangan cacah dengan hasil sampai
dengan 100 dalam kehidupan sehari-hari serta
mengaitkan perkalian dan pembagian.
4.4
Menyelesaikan masalah perkalian dan pembagian
yang melibatkan bilangan cacah dengan hasil kali
sampai dengan 100 dalam kehidupan sehari-hari serta
mengaitkan perkalian dan pembagian.
3) Indikator
Tabel 3.8 Indikator
3.4.1 Menghitung perkalian sebagai penjumlahan berulang
3.4.2 Mengalikan bilangan satu angka dengan satu angka
3.43 Menghitung perkalian bilangan dengan angka 1
3.4.4 Menghitung perkalian bilangan dengan angka 0
3.4.5 Mengenal pembagian sebagai lawan perkalian
3.4.6 Menghitung pembagian sebagai pengurangan yang
berulang
3.4.7 Membagi bilangan dua angka dengan bilangan satu
angka
3.4.8 Membagi bilangan dengan bilangan 1
3.4.9 Membagi bilnagn dengan bilangan itu sendiri
Bersambung ...
78
Sambungan ...
4.4.1 Menyelesaikan soal cerita yang mengandung perkalian
bilangan sampai dua angka yang dikaitkan dengan
masalah sehari-hari.
4.4.2 Menyelesaikan soal cerita yang mengandung
pembagian bilangan sampai dua angka yang dikaitan
dengan masalah sehari-hari.
b. Menyiapkan materi, alat dan media pembelajaran yang dibutuhkan
dalam pembelajaran. Materi diambil dari buku tema siswa dan
sumber lain yang relevan dengan materi perkalian dan pembagian.
Alat yang perlu disiapkan yaitu kartu index card match sebagai
motode dan media yang digunakan adalah media tas guci.
c. Menyusun dan mempersiapkan lembar observasi pelaksanaan
pembelajaran yang akan digunakan peneliti selama proses
pembelajaran berlangsung. Lembar observasi dibuat dan digunakan
peneliti untuk setiap pertemuan.
d. Menyusun soal untuk peserta didik. Soal tersebut diberikan dan
dibagikan ketika akhir pembelajaran dan bersifat close book untuk
menguji kemampuan yang dimiliki oleh tiap peserta didik. Soal
tersebut dibuat oleh peneliti sesuai dengan materi yang
disampaikan oleh guru.
e. Menyiapkan alat dokumentasi yaitu berupa kamera yang
digunakan untuk mendokumentasikan setiap kegiatan
pembelajaran.
79
2. Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan, semua yang ada pada perencanaan akan
dilaksanakan pada tahap ini. Guru melaksanakan pembelajaran
matematika materi perkalian dan pembagian sesuai dengan RPP yang
telah dibuat peneliti yang telah disetujui oleh pihak guru. Selai itu guru
juga menggunakan metode dan media yang telah disiapkan oleh
peneliti untuk menunjang kegiatan pembelajaran. Selama proses
pembelajaran berlangsung, peneliti melakukan observasi atau
pengamatan terhadap aktivitas guru dan peserta didik selama
pembelajaran berlangsung. Dari hasil pelaksanaan tindakan diperoleh
hasil dari hasil pengamatan penelitian selama proses pembalajaran
serta hasil hasil tes peserta didik yang diberikan setelah akhir
pelaksaan pembelajaran. Dibawah ini disajikan RPP yang telah
disiapkan oleh peneliti.
a. Pendahuluan
1) Guru menyiapkan peserta didik secara fisik dan psikis untuk
mengikuti pelaksaan proses pembelajaran. (memberikan salam,
mengajak semua siswa berdo’a, dan melakukan komunikasi
tentang kehadiran peserta didik).
2) Memberikan motivasi kepada peserta didik agar
memperhatikan pembelajaran yang nanti akan disampaikan.
3) Mengaitkan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan
pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari,
80
(melakukan apresiasi tentang materi yang telah dipelajari
sebelumnya).
4) Menjelaskan tujuan pembelajaran, kompetensi dasar yang akan
dicapai (menyampaikan tujuan pembelajaran mengenai
perkalian dan pembagian).
5) Menyampaikan cangkupan materi dan penjelasan uraian
kegiatan mengenai perkalian dan pembagian sesuai dengan
silabus.
b. Kegiatan inti
1) Mengamati
a) Guru menjelaskan materi perkalian
b) Guru mengenalkan media tas guci kepada peserta didik
c) Guru mendemonstrasikan tentang konsep perkalian dengan
menggunakan media tas guci.
2) Menanya
a) Guru dan peserta didik bertanya jawab tentang materi
perkalian.
3) Mencoba
a) Guru memberikan contoh soal kepada peserta didik, lalu
guru memanggil nama peserta didik dengan cara acak untuk
mencoba mengerjakan soal dan memperagakan dengan
media tas guci dihadapan teman-temannya.
81
b) Guru memberikan soal kepada peserta didik untuk
dikerjakan dibuku.
4) Mengamati
a) Guru menjelaskan materi pembagian
b) Guru mendemonstrasikan tentang konsep pembagian
dengan menggunakan media tas guci.
5) Mencoba
a) Guru memberikan contoh soal kepada peserta didik, lalu
guru memanggil nama peserta didik dengan cara acak untuk
mencoba mengerjakan soal dan memperagakan dengan
media tas guci dihadapan teman-temannya.
b) Guru memberikan soal pembagian kepada peserta didik
untuk dikerjakan dibuku.
6) Menanya
a) Guru dan peserta didik bertanya jawab tentang materi
pembagian.
7) Mengkomunikasikan
a) Guru mengkomunikasikan kepada peserta didik bahwa
sekarang akan belajar menggunakan metode index card
match dan media tas guci. Guru menerangkan metode index
card match dan media tas guci.
82
8) Menalar
a) Guru membagikan lembar soal kepada Peserta didik,
peserta didik diminta untuk mengerjakan latihan soal secara
individu dikertas yang sudah disiapkan oleh guru.
c. Penutup
1) Guru menanyakan kepada peserta didik tentang materi yang
telah dipelajari dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran.
2) Guru mengajak peserta didik menyimpulkan pembelajaran
yang telah dilaksanakan.
3) Guru menginformasikan materi yang akan dipelajari pada
pertemuan berikutnya kepada peserta didik untuk belajar lagi
dirumah.
4) Guru mengajak peserta didik merapikan tempat duduk,
mengajak berdoa dan mengucapkan salam penutup.
3. Pengamatan
Pengamatan dilakukan selama pelaksanaan kegiatan
pembelajaran berlangsung sebagai upaya untuk mengetahui aktivitas
guru dan peserta didik dalam pembelajaran materi perkalian dan
pembagian menggunakan media tas guci dan metode index card
match. Pengamatan dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan
lembar observasi yang telah dipersiapkan sebelumnya.
Pada tahap ini, dilakukan pengamatan terhadap semua proses
kegiatan pembelajaran, hasil pembelajaran, situasi dalam
83
pembelajaran, dan kendala-kendala yang muncul selama proses
pembelajaran berlangsung. Selain itu, penelitian ini juga mengukur
hasil pembelajaran peserta didik dengan memberikan soal yang
dikerjakan secara individu setelah peserta didik malalui proses
pembelajaran sebagai hasil belajar untuk menguji kemampuan peserta
didik. Hasil dari instrumen tersebut dimasukkan kedalam data sebagai
refleksi.
4. Refleksi
Pada tahap ini peneliti mengumpulkan data menganalisis data
yang diperoleh selama melakukan observasi, anatara lain: data dari
lembar observasi mengenai hasil pengamatan peneliti terhadap
aktivitas yang dilakukan guru dan peserta didik serta data yang
diperoleh dari hasil tes belajar peserta didik tentang materi perkalian
dan pembagian.
Pada proses pembelajaran siklus I, diketahui hanya beberapa
peserta didik yang memperhatikan guru ketika menerangkan
pembelajaran. Refleksi ini dilakukan untuk mengetahui kelebihan
maupun kekurangan yang terjadi selama proses pembelajaran
berlangsung, masih banyak yang bercerita dengan temannya dan asyik
dengan dunianya sendiri. Keberanian dalam bertanya jawab juga masih
kurang. Meskipun masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki,
penelitian pada siklus I sudah berhasil meningkatkan hasil belajar
84
peserta didik menggunakan media tas guci dan metode index card
match pada mata pelajaran matematika materi perkalian dan
pembagian. Refleksi merupakan kegiatan diskusi antara guru dan
peneliti. Apabila telah diketahui letak keberhasilan dan juga hambatan
yang ada dari pembelajaran pada siklus I, maka dapat ditentukan
rencana yang akan dilakukan pada siklus berikutnya atau siklus II.
Untuk itu dilanjutkan ke siklus berikutnya, yaitu siklus II.
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
Pada tahap pelaksanaan siklus II, peneliti merencanakan tindakan
yang dilakukan siklus II hampir sama dengan perencanaan yang dilakukan
siklus I. Kendala yang terjadi pada siklus I diperbaiki pada siklus II
dengan harapan pada siklus II hasil pembelajaran lebih maksimal dari
sebelumnya. Waktu pelaksanaan siklus II pada hari Rabu, 14 Agustus
2019. Adapun perencanaan yang akan dilakukan sebagai berikut :
1. Perencanaan
Pada tahap perencanaan, peneliti merancang tindakan yang akan
silaksanakan sebagai berikut :
a. Mempersiapkan silabus dan menyusun RPP yang kemudian
dikonsultasikan kepada guru kelas II MI Ma’arif Rowosari
Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang, lalu RPP tersebut
digunakan untuk acuhan dalam proses pembelajaran yang
85
dilaksanakan di kelas II. Adapun kompetensi inti, kompetensi
dasar, dan indikator yang dicantumkan dalam siklus I antara lain :
1) Kompetensi Inti
Tabel 3.9 Kompetensi Inti
KI.1 Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama
yang dianutnya.
KI.2 Menunjukan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi
dengan keluarga, teman, guru, dan tetangga.
KI.3 Memahami pengetahuan faktual dan konseptual
dengan cara mengamati, menanya, dan mencoba
berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, mahkluk
ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah, di sekolah, dan tempat
bermain.
KI.4 Menyajikan pengetahuan faktual dan konseptual
dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam
karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan
perilaku anak beriman dan berahklak mulia.
2) Kompetensi Dasar
Tabel 3.10 Kompetensi Dasar
3.4 Menjelaskan perkalian dan pembagian yang
melibatkan bilangan cacah dengan hasil sampai
dengan 100 dalam kehidupan sehari-hari serta
mengaitkan perkalian dan pembagian.
4.4
Menyelesaikan masalah perkalian dan pembagian
yang melibatkan bilangan cacah dengan hasil kali
sampai dengan 100 dalam kehidupan sehari-hari serta
mengaitkan perkalian dan pembagian.
3) Indikator
Tabel 3.11 Indikator
3.4.1 Menghitung perkalian sebagai penjumlahan berulang
3.4.2 Mengalikan bilangan satu angka dengan satu angka
3.43 Menghitung perkalian bilangan dengan angka 1
3.4.4 Menghitung perkalian bilangan dengan angka 0
3.4.5 Mengenal pembagian sebagai lawan perkalian
3.4.6 Menghitung pembagian sebagai pengurangan yang
berulang
Bersambung ...
86
Sambungan ....
3.4.7 Membagi bilangan dua angka dengan bilangan satu
angka
3.4.8 Membagi bilangan dengan bilangan 1
3.4.9 Membagi bilnagn dengan bilangan itu sendiri
4.4.1 Menyelesaikan soal cerita yang mengandung perkalian
bilangan sampai dua angka yang dikaitkan dengan
masalah sehari-hari.
4.4.2 Menyelesaikan soal cerita yang mengandung
pembagian bilangan sampai dua angka yang dikaitan
dengan masalah sehari-hari.
b. Menyiapkan materi, alat dan media pembelajaran yang dibutuhkan
dalam pembelajaran. Materi diambil dari buku tema siswa dan
sumber lain yang relevan dengan materi perkalian dan pembagian.
Alat yang perlu disiapkan yaitu kartu index card match sebagai
metode dan media yang digunakan adalah media tas guci.
c. Menyusun dan mempersiapkan lembar observasi pelaksanaan
pembelajaran yang akan digunakan peneliti selama proses
pembelajaran berlangsung. Lembar observasi dibuat dan digunakan
peneliti untuk setiap pertemuan.
d. Menyusun soal untuk peserta didik. Soal tersebut diberikan dan
dibagikan ketika akhir pembelajaran dan bersifat close book untuk
menguji kemampuan yang dimiliki oleh tiap peserta didik. Soal
tersebut dibuat oleh peneliti sesuai dengan materi yang
disampaikan oleh guru.
e. Menyiapkan alat dokumentasi yaitu berupa kamera yang
digunakan untuk mendokumentasikan setiap kegiatan
pembelajaran.
87
2. Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan, semua yang ada pada perencanaan akan
dilaksanakan pada tahap ini. Guru melaksanakan pembelajaran
matematika materi perkalian dan pembagian sesuai dengan RPP yang
telah dibuat peneliti yang telah disetujui oleh pihak guru. Selain itu
guru juga menggunakan metode dan media yang telah disiapkan oleh
peneliti untuk menunjang kegiatan pembelajaran. Selama proses
pembelajaran berlangsung, peneliti melakukan observasi atau
pengamatan terhadap aktivitas guru dan peserta didik selama
pembelajaran berlangsung. Dari hasil pelaksanaan tindakan diperoleh
hasil dari hasil pengamatan penelitian selama proses pembalajaran
serta hasil hasil tes peserta didik yang diberikan setelah akhir
pelaksaan pembelajaran. Dibawah ini disajikan RPP yang telah
disiapkan oleh peneliti.
a. Pendahuluan
1) Guru menyiapkan peserta didik secara fisik dan psikis untuk
mengikuti pelaksaan proses pembelajaran. (memberikan salam,
mengajak semua siswa berdo’a, dan melakukan komunikasi
tentang kehadiran peserta didik).
2) Memberikan motivasi kepada peserta didik agar
memperhatikan pembelajaran yang nanti akan disampaikan.
3) Mengaitkan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan
pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari,
88
(melakukan apresiasi tentang materi yang telah dipelajari
sebelumnya).
4) Menjelaskan tujuan pembelajaran, kompetensi dasar yang akan
dicapai (menyampaikan tujuan pembelajaran mengenai
perkalian dan pembagian).
5) Menyampaikan cangkupan materi dan penjelasan uraian
kegiatan mengenai perkalian dan pembagian sesuai dengan
silabus.
b. Kegiatan inti
1) Mengamati
a) Guru menjelaskan materi perkalian soal cerita
c) Guru mengenalkan media tas guci kepada peserta didik
d) Guru mendemonstrasikan tentang konsep perkalian dengan
menggunakan media tas guci.
2) Menanya
a) Guru dan peserta didik bertanya jawab tentang materi
perkalian.
3) Mencoba
a) Guru memberikan contoh soal kepada peserta didik, lalu
guru memanggil nama peserta didik dengan cara acak untuk
mencoba mengerjakan soal dan memperagakan dengan
media tas guci di hadapan teman-temannya.
89
b) Guru memberikan soal kepada peserta didik untuk
dikerjakan dibuku.
4) Mengamati
a) Guru menjelaskan materi pembagian soal cerita
b) Guru mendemonstrasikan tentang konsep pembagian
dengan menggunakan media tas guci.
5) Mencoba
a) Guru memberikan contoh soal kepada peserta didik, lalu
guru memanggil nama peserta didik dengan cara acak untuk
mencoba mengerjakan soal dan memperagakan dengan
media tas guci dihadapan teman-temannya.
b) Guru memberikan soal pembagian kepada peserta didik
untuk dikerjakan dibuku.
6) Menanya
a) Guru dan peserta didik bertanya jawab tentang materi
pembagian.
7) Mengkomunikasikan
a) Guru mengkomunikasikan kepada peserta didik bahwa
sekarang akan belajar menggunakan metode index card
match dan media tas guci. Guru menerangkan index card
match dan media tas guci.
90
8) Menalar
a) Guru membagikan lembar soal kepada Peserta didik,
peserta didik diminta untuk mengerjakan latihan soal secara
individu dikertas yang sudah disiapkan oleh guru.
c. Penutup
1) Guru menanyakan kepada peserta didik tentang materi yang
telah dipelajari dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran.
2) Guru mengajak peserta didik menyimpulkan pembelajaran
yang telah dilaksanakan.
3) Guru menginformasikan materi yang akan dipelajari pada
pertemuan berikutnya kepada peserta didik untuk belajar lagi
dirumah.
4) Guru mengajak peserta didik merapikan tempat duduk,
mengajak berdoa dan mengucapkan salam penutup.
3. Pengamatan
Pengamatan dilakukan selama pelaksanaan kegiatan
pembelajaran berlangsung pada siklus II sama dengan yang dilakukan
pada siklus I, dari pengamatan yang diperoleh saat menggunakan
lembar observasi aktivitas guru dan peserta didik, ternyata mengalami
peningkatan baik. Pada siklus II peserta didik semakin tertarik untuk
menggunakan media tas guci dan metode index card match. Peserta
didik sangat antusias dan bersemangat untuk belajar menggunakan
media tas guci dan metode index card match. Kondisi kelas yang
91
sebelumnya pasif menjadi aktif kondusif dalam mengikuti proses
pembelajaran dari awal sampai akhir.
4. Refleksi
Tidak jauh beda dengan siklus I, pada siklus II peneliti juga
melakukan hal yang sama yaitu peneliti mengumpulkan data
menganalisis data yang diperoleh selama melakukan observasi, antara
lain: data dari lembar observasi mengenai hasil pengamatan peneliti
terhadap aktivitas yang dilakukan guru dan peserta didik serta data
yang diperoleh dari hasil tes belajar peserta didik tentang materi
perkalian dan pembagian. Dari hasil pengamatan peserta didik setelah
melakukan perbaikan pada siklus II, jumlah peserta didik yang
memperhatikan guru semakin bertambah banyak dibandingkan siklus
sebelumnya yaitu pada siklus I. Pada siklus II ini, peneliti telah
berhasil meningkatkan hasil belajar peserta didik dengan
menggunakan media tas guci dan metode index card match pada mata
pelajaran matematika materi perkalian dan pembagian, sehingga di
siklus II telah memunuhi kreteria ketuntasan yang membuat penelitian
dianggap berhasil dan dihentikan.
92
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Paparan Pra-Siklus
Sebelum melakukan penelitian tindakan kelas diketahui nilai
pra-siklus kelas II MI Ma’arif dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.1 Nilai Pra-siklus Peserta Didik Kelas II
NO Nama Nilai Keterangan
1 ATA 70 Tuntas
2 ARR 70 Tuntas
3 AF 70 Tuntas
4 ALS 40 Belum Tuntas
5 ANP 50 Belum Tuntas
6 ASA 70 Tuntas
7 BMI 40 Belum Tuntas
8 DS 40 Belum Tuntas
9 EJA 70 Tuntas
10 FR 20 Belum Tuntas
11 FKD 50 Belum Tuntas
12 FZ 70 Tuntas
13 MAB 70 Tuntas
14 MKA 80 Tuntas
15 MIR 60 Belum Tuntas
16 MIA 40 Belum Tuntas
17 MRR 80 Tuntas
18 MR 60 Belum Tuntas
19 NSA 60 Belum Tuntas
20 NM 50 Belum Tuntas
21 NS 50 Belum Tuntas
22 RZN 70 Tuntas
23 SAZ 70 Tuntas
24 MKN 60 Belum Tuntas
25 TH 60 Belum Tuntas
26 ZF 70 Tuntas
Jumlah 1670
Rata-rata Kelas 64,23%
93
Diketahui tabel hasil pra-siklus kelas II MI Ma’arif
Rowosari dari 26 peserta didik terdapat 12 peserta didik yang telah
tuntas KBM dan 14 peserta didik yang belum tuntas KBM, adapun
nilai KBM yang ditentukan dari sekolah adalah 70. Pada pra-siklus
guru belum menggunakan media pembelajaran, untuk itu peneliti
dan guru melakukan kerjasama melakukan penilaian tindakan kelas
(PTK) guna meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas II MI
Ma’arif Rowosari dengan menggunakan metode index card match
dan media tas guci. Metode pembelajaran dan media yang
dilakukan ini tergolong masih baru untuk lingkungan MI Ma’arif
Rowosari Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Hal ini
dilakukan karena hasil persentase pra-siklus belum mencapai
indikator keberhasilan ≥85%, jadi perlu dilaksanakan siklus I.
2. Deskripsi Penelitian Siklus I
Pada siklus I peneliti telah menerapkan metode index card
match dan media tas guci pada pembelajaran matematika pada kelas II
MI Ma’arif Rowosari materi perkalian dan pembagian. Penelitian ini
dilaksanakan pada hari Sabtu, 10 Agustus 2019 sesuai dengan jadwal
pelajaran peserta didik yang sudah ada yaitu matematika.
Pembelajaran berlangsung selama 70 menit (2 x 35 menit). Peneliti
melakukan penelitian dan pengamatan terhadap aktivitas guru,
aktivitas peserta didik dan hasil belajar peserta didik. Hasil
pengamatan tersebut dijabarkan sebagai berikut ini :
94
a. Deskripsi Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Siklus I
Berdasarkan lembar observasi guru, diketahui bahwa dalam
proses pembelajaran yang dilakukan pada kelas II dengan Ibu Rica
Risti Wulandari, S.Pd selaku guru pengajar diketahui bahwa dalam
proses pembelajaran berlangsung sangat baik. Adapun hasil
pengamatan yang didapat peneliti antara lain, dapat dilihat pada
tabel dibawah ini:
Tabel 4.2 Lembar Observasi Guru Siklus I
No Aspek yang diamati Nilai
AB B C K
Kegiatan Pembukaan
1 Menyiapkan fisik dan psikis peserta
didik dengan menyapa dan memberi
salam
√
2 Mengaitkan materi pembelajaran
sekarang dengan pengalaman peserta
didik atau pembelajaran sebelumnya.
√
3 Menyampaikan manfaat materi
pembelajaran √
4 Penyampaian kompetensi dan rencana
kegiatan √
5 Menyampaikan kemampuan yang
akan dicapai peserta didik √
6 Menyampaikan rencana kegiatan
misalnya, individual, kerja sama, dan
melakukan observasi
√
Kegiatan Inti
7 Penguasaan materi pembelajaran √
8 Mengaitkan materi dengan
pengetahuan lain yang relevan √
9 Kejelasan dalam penyampaian materi √
10 Menghubungkan materi dengan
kehidupan nyata √
Bersambung ...
95
Sambungan ....
Penerapan Strategi Pembelajaran Yang Mendidik
11 Melaksanakan pembelajaran sesuai
dengan dengan kompetensi (tujuan
yang akan dicapai)
√
12 Melaksanakan pembelajaran secara
runtut sesuai RPP √
13 Menguasai kelas √
14 Melaksanakan pembelajaran yang
bersifat kontekstual √
15 Melaksanakan pembelajaran yang
memungkinkan tumbuhnya kebiasaan
positif
√
16 Melaksanakn pembelajaran sesuai
dengan alokasi waktu yang
direncanakan
√
Pemanfaatan Sumber Belajar / Media
17 Menunjukan ketrampilan dalam
penggunaan sumber pembelajaran √
18 Menunjukan ketrampilan dalam
penggunaan media tas guci dan
metode index card match pada
pembelajaran
√
19 Menghasilkan pembelajaran yang
menarik √
20 Melibatkan peserta didik dalam
pemanfaatan media tas guci dan
metode index card match
√
Melibatkan Peserta Didik
21 Menumbuhkan partisipasi aktif peserta
didik dalam pembelajaran √
22 Menunjukan sikap terbuka terhadap
respons peserta didik √
23 Menumbuhkan keceriaan dan
antusiasme peserta didik √
Penilain Proses Dan Hasil Belajar
24 Memantau kemajuan belajar selama
proses √
25 Melakukan penilaian akhir sesuai
dengan kompetensi (tujuan) √
Penggunaan Bahasa
26 Menggunakan bahasa lisan dan tulisan
secara jelas, baik, dan benar √
Bersambung...
96
Sambungan....
27 Menyampaikan pesan dengan gaya
yang sesuai √
Penutup
28 Melakukan refleksi atau membuat
rangkuman √
29 Memberikan tes tulisan √
30 Mengumpulkan hasil kerja sebagai
bahan portopolio √
31 Melakukan tindak lanjut dan menutup
pembelajaran √
Jumlah 6 11 10 4
Keterangan :
AB : Amat Baik
B : Baik
C : Cukup
K : Kurang
Amat Baik : Guru sudah memperlihatkan dengan amat baik tanda-
tanda perilaku sesuai indikator lembar observasi guru.
Baik : Guru sudah memperlihatkan dengan baik tanda-tanda
perilaku sesuai indikator lembar observasi guru.
Cukup : Guru mulai memperlihatkan tanda-tanda perilaku sesuai
indikator dalam lembar observasi guru.
Kurang : Guru belum memperlihatkan tanda-tanda perilaku sesuai
indikator lembar observasi guru.
Dari tabel diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil
lembar observasi yang dilakukan peneliti terhadap guru kelas II
didapat kreteria amat baik terdapat sebanyak 6 butir, kreteria baik
sebanyak 11 butir, kreteria cukup sebanyak 10 butir, dan kreteria
97
kurang sebanyak 4 butir. Sehingga hasil pengamatan aktivitas guru
pada siklus I tergolong dalam kreteria terlihat baik.
b. Deskripsi Hasil Pengamatan Aktivitas Peserta Didik Siklus I
Berdasarkan yang ada dalam lampiran lembar observasi
peserta didik, diketahui bahwa dalam proses pembelajaran yang
dilakukan pada kelas II dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.3 Lembar Observasi Peserta Didik Siklus I
No Aspek yang diamati Kreteria
AB B C K
Kegiatan Pembukaan
1 Bersiap memulai pelajaran √
2 Merespon terhadap apersepsi yang
diberikan guru √
Kegiatan Inti
3 Memperhatikan penjelasan materi √
4 Mengajukan pendapat terkait materi
perkalian dan pembagian √
5 Mengajukan pertanyaan terkait materi
perkalian dan pembagian √
6 Mengajukan pertanyaan terkait cara kerja
pelaksaanaan media tas guci √
Penerapan Strategi Pembelajaran Yang Mendidik
7 Menjawab pertanyaan guru √
8 Berpartisipasi dalam pelaksaan
penggunaan media tas guci dan metode
index card match pada pembelajaran
√
9 Bersedia belajar secara berpasangan √
10 Bekerja sama dengan baik √
11 Memperhatikan penjelasan tugas
berpasangan
√
12 Aktif dalam berpasangan √
13 Menyelesaikan lembar kerja individu √
Penutup
14 Ikut serta dalam membuat kesimpulan
bersama guru √
15 Menutup pelajaran √
Jumlah 4 2 6 3
Bersambung...
98
Sambungan ....
Keterangan :
AB : Amat Baik
B : Baik
C : Cukup
K : Kurang
Amat Baik : Peserta didik sudah memperlihatkan dengan sangat
baik tanda-tanda perilaku sesuai indikator lembar observasi peserta
didik.
Baik : Peserta didik sudah memperlihatkan dengan baik tanda-
tanda perilaku sesuai indikator lembar observasi peserta didik.
Cukup : Peserta didik mulai memperlihatkan tanda-tanda perilaku
sesuai indikator dalam lembar observasi peserta didik.
Kurang : Peserta didik belum memperlihatkan tanda-tanda perilaku
sesuai indikator lembar observasi peserta didik.
Dari tabel diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil
lembar observasi yang dilakukan peneliti terhadap peserta didik
kelas II didapat kreteria amat baik terdapat sebanyak 4 butir,
kreteria baik sebanyak 2 butir, kreteria cukup sebanyak 6 butir, dan
kreteria kurang sebanyak 3 butir. Sehingga hasil pengamatan
aktivitas peserta didik pada siklus I tergolong dalam kreteria
terlihat cukup.
99
c. Deskripsi Data Hasil Belajar Peserta Didik Siklus I
Dari instrumen soal tes yang telah diberikan kepada peserta
didik didapatkan hasil nilai siklus I materi perkalian dan
pembagian pada kelas II MI Ma’arif Kecamatan Tuntang
Kabupaten Semarang dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.4 Data Hasil Belajar Peserta Didik Siklus I
NO Nama Nilai Keterangan
1 ATA 70 Tuntas
2 ARR 80 Tuntas
3 AF 70 Tuntas
4 ALS 40 Belum Tuntas
5 ANP 50 Belum Tuntas
6 ASA 70 Tuntas
7 BMI 50 Belum Tuntas
8 DS 60 Belum Tuntas
9 EJA 70 Tuntas
10 FR 40 Belum Tuntas
11 FKD 60 Belum Tuntas
12 FZ 80 Tuntas
13 MAB 70 Tuntas
14 MKA 80 Tuntas
15 MIR 70 Tuntas
16 MIA 60 Belum Tuntas
17 MRR 90 Tuntas
18 MR 80 Tuntas
19 NSA 70 Tuntas
20 NM 50 Belum Tuntas
21 NS 50 Belum Tuntas
22 RZN 70 Tuntas
23 SAZ 70 Tuntas
24 MKN 70 Tuntas
25 TH 70 Tuntas
26 ZF 80 Tuntas
Jumlah 1720
Rata-rata Kelas 66,15
Tuntas 65,38% 17 siswa
Belum tuntas 34,61% 9 siswa
Nilai tertinggi 90 1 siswa
Nilai terendah 40 2 siswa
Meningkat 5 siswa
100
Keterangan KBM : 70
1) Nilai rata-rata siklus I
66,15
2) Nilai presentase siklus I
Dari data nilai pada siklus I dapat disimpulkan bahwa telah
didapat hasil tes formatif mengalami peningkatan dibandingkan
dengan nilai pra-siklus. Pada siklus I nilai yang didapat peserta
didik dengan rata-rata 66,15. Dari 26 peserta didik yang telah
tuntas KBM terdapat 17 peserta didik atau 65,38%, dan yang belum
tuntas KBM terdapat 9 peserta didik atau 34,61%. Hal ini
menunjukan bahwa hasil belajar peserta didik pada siklus I belum
memebuhi kreteria persentase yaitu ≥ 85% dari jumlah keseluruhan
peserta didik yang mencapai KBM. Untuk itu peneliti harus
melaksanakan siklus selanjutnya, yaitu siklus II.
101
d. Refleksi Tindakan Siklus I
Refleksi tindakan siklus I bertujuan untuk mengetahui
tingkat keberhasilan dan juga hal-hal yang harus dievakuasi untuk
tindakan selanjutnya, adapun hasil refleksi pada siklus I antara lain:
1) Hasil pengamatan guru
a) Guru hendaknya menyiapkan peserta didik terlebih dahulu
sebelum memulai kegiatan pembelajaran, sehingga peserta
didik benar-benar telah siap semua dalam melakukan
proses pembelajaran.
b) Guru belum memberikan motivasi pembelajaran selama
proses pembelajaran berlangsung.
c) Guru masih adaptasi dengan media tas guci dan metode
index card match sehingga guru belum menguasainya.
d) Ada beberapa tahapan yang ada dalam RPP belum
dilaksanakan oleh guru.
2) Hasil pengamatan peserta didik
a) Peserta didik ada yang belum siap mengikuti proses
pembelajaran: telat masuk sekolah dan ada yang ijin
kebelakang saat guru hendak memulai pembelajaran.
b) Peserta didik ada yang masih ngobrol atau bercandan
dengan temannya ketika guru menyampaikan materi
pelajaran.
102
c) Peserta didik ada yang tidak mau maju kedepan untuk
memperagakan media tas guci dan metode index card
match karena tidak cocok dengan pasangan kartunya.
d) Peserta didik ada yang tidak mau duduk bersama teman
pasangannya.
3) Hasil nilai belajar peserta didik
a) Perolehan rata-rata hasil belajar peserta didik adalah 66,15.
b) Persentase jumlah peserta didik yang telah tuntas atau telah
mencapai KBM adalah 65,38%.
Untuk mengatasi kekurangan pada siklus I peneliti
melakukan ide perbaikan. Hal ini dilakukan agar pada siklus
berikutnya tidak terjadi kekurangan yang sama. Berikut beberapa
perbaikan untuk siklus berikutnya:
1) Jumlah peserta didik yang tuntas harus lebih dari ≥ 85% dari
jumlah peserta didik.
2) Guru lebih terampil dalam mengkondisikan peserta didik.
3) Ketika ingin masuk kelas sebaiknya peserta didik diminta
untuk benar-benar telah siap, contohnya sebelum masuk kelas
sudah kekamar mandi dulu, jadi ketika bel masuk peserta didik
tidak ada yang beralasan untuk ijin keluar kelas selama proses
pembelajaran berlangsung.
4) Guru harus membaca ulang RPP sebelum proses pembelajaran
berlangsung.
103
5) Guru memberikan motivasi kepada peserta didik agar aktif
dalam kelas, dan membangkitkan rasa percaya diri peserta
didik untuk mengungkapkan pendapat.
6) Guru harus menguasai media tas guci dan metode index card
match.
7) Memotivasi peserta didik agar mau maju kedepan untuk
memperagakan media tas guci dan metode index card match
meski tidak cocok dengan pasangan kartunya.
8) Mengajak peserta didik agar mau duduk bersama teman
pasangannya.
Berdasarkan perolehan nilai persentase hasil belajar peserta
didik pada siklus I belum mencapai ≥85%, maka indikator
keberhasilan dinyatakan belum tercapai, sehingga tindakan pada
siklus I dilanjutkan ke siklus II.
3. Deskripsi Data Siklus II
Pada siklus II peneliti juga menerapkan metode index card
match dan media tas guci pada pembelajaran untuk mata pelajaran
matematika pada kelas II MI Ma’arif Kecamatan Tuntang Kabupaten
Semarang dengan materi perkalian dan pembagian. Penelitian ini
dilaksanakan pada hari Rabu, 14 Agustus 2019 sesuai dengan jadwal
pelajaran peserta didik yang sudah ada yaitu matematika.
Pembelajaran berlangsung selama 70 menit (2 x 35 menit). Peneliti
104
melakukan penelitian dan pengamatan terhadap aktivitas guru,
aktivitas peserta didik dan hasil belajar peserta didik. Hasil
pengamatan tersebut dijabarkan sebagai berikut ini :
a. Deskripsi Data Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Siklus II
Berdasarkan yang ada dalam lampiran lembar observasi
guru, diketahui bahwa dalam proses pembelajaran yang dilakukan
pada kelas II dengan bu Rica Risti Wulandari, S.Pd selaku guru
pengajar diketahui bahwa dalam proses pembelajaran berlangsung
dangat baik. Adapun hasil pengamatan yang didapat peneliti antara
lain dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.5 Lembar Observasi Guru Siklus II
No Aspek yang diamati Nilai
AB B C K
Kegiatan Pembukaan
1 Menyiapkan fisik dan psikis peserta
didik dengan menyapa dan memberi
salam
√
2 Mengaitkan materi pembelajaran
sekarang dengan pengalaman peserta
didik atau pembelajaran sebelumnya.
√
3 Menyampaikan manfaat materi
pembelajaran √
4 Penyampaian kompetensi dan rencana
kegiatan √
5 Menyampaikan kemampuan yang
akan dicapai peserta didik √
6 Menyampaikan rencana kegiatan
misalnya, individual, kerja sama, dan
melakukan observasi
√
Kegiatan Inti
7 Penguasaan materi pembelajaran √
8 Mengaitkan materi dengan
pengetahuan lain yang relevan √
9 Kejelasan dalam penyampaian materi √
Bersambung ...
105
Sambungan ....
10 Menghubungkan materi dengan
kehidupan nyata √
Penerapan Strategi Pembelajaran Yang Mendidik
11 Melaksanakan pembelajaran sesuai
dengan dengan kompetensi (tujuan
yang akan dicapai)
√
12 Melaksanakan pembelajaran secara
runtut sesuai RPP √
13 Menguasai kelas √
14 Melaksanakan pembelajaran yang
bersifat kontekstual √
15 Melaksanakan pembelajaran yang
memungkinkan tumbuhnya kebiasaan
positif
√
16 Melaksanakn pembelajaran sesuai
dengan alokasi waktu yang
direncanakan
√
Pemanfaatan Sumber Belajar / Media
17 Menunjukan ketrampilan dalam
penggunaan sumber pembelajaran √
18 Menunjukan ketrampilan dalam
penggunaan media tas guci dan
metode index card match pada
pembelajaran
√
19 Menghasilkan pembelajaran yang
menarik √
20 Melibatkan peserta didik dalam
pemanfaatan media tas guci dan
metode index card match
√
Melibatkan Peserta Didik
21 Menumbuhkan partisipasi aktif peserta
didik dalam pembelajaran √
22 Menunjukan sikap terbuka terhadap
respons peserta didik √
23 Menumbuhkan keceriaan dan
antusiasme peserta didik √
Penilaian Proses Dan Hasil Belajar
24 Memantau kemajuan belajar selama
proses √
25 Melakukan penilaian akhir sesuai
dengan kompetensi (tujuan) √
Bersambung ...
106
Sambungan ....
Penggunaan Bahasa
26 Menggunakan bahasa lisan dan tulisan
secara jelas, baik, dan benar √
27 Menyampaikan pesan dengan gaya
yang sesuai √
Penutup
28 Melakukan refleksi atau membuat
rangkuman √
29 Memberikan tes tulisan √
30 Mengumpulkan hasil kerja sebagai
bahan portopolio √
31 Melakukan tindak lanjut dan menutup
pembelajaran √
Jumlah 15 14 1 1
Keterangan :
AB : Amat Baik
B : Baik
C : Cukup
K : Kurang
Amat Baik : Guru sudah memperlihatkan dengan amat baik tanda-
tanda perilaku sesuai indikator lembar observasi guru.
Baik : Guru sudah memperlihatkan dengan baik tanda-tanda
perilaku sesuai indikator lembar observasi guru.
Cukup : Guru mulai memperlihatkan tanda-tanda perilaku sesuai
indikator dalam lembar observasi guru.
Kurang : Guru belum memperlihatkan tanda-tanda perilaku sesuai
indikator lembar observasi guru.
Dari tabel diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil
lembar observasi yang dilakukan peneliti terhadap guru kelas II
107
didapat kreteria amat baik terdapat sebanyak 15 butir, kreteria baik
sebanyak 14 butir, kreteria cukup sebanyak 11 butir, dan kreteria
kurang sebanyak 1 butir. Sehingga hasil pengamatan aktivitas guru
pada siklus I tergolong dalam kreteria terlihat amat baik.
b. Deskripsi Data Hasil Pengamatan Aktivitas Peserta Didik
Siklus II
Berdasarkan yang ada dalam lampiran lembar observasi
peserta didik, diketahui bahwa dalam proses pembelajaran yang
dilakukan pada kelas II dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.6 Lembar Observasi Peserta Didik Siklus II
No Aspek yang diamati Kreteria
AB B C K
Kegiatan Pembukaan
1 Bersiap memulai pelajaran √
2 Merespon terhadap apersepsi yang
diberikan guru √
Kegiatan Inti
3 Memperhatikan penjelasan materi √
4 Mengajukan pendapat terkait materi
perkalian dan pembagian √
5 Mengajukan pertanyaan terkait materi
perkalian dan pembagian √
6 Mengajukan pertanyaan terkait cara kerja
pelaksaanaan media tas guci √
Penerapan Strategi Pembelajaran Yang Mendidik
7 Menjawab pertanyaan guru √
8 Berpartisipasi dalam pelaksaan
penggunaan media tas guci dan metode
indeks card match pada pembelajaran
√
9 Bersedia belajar secara berpasangan √
10 Bekerja sama dengan baik √
11 Memperhatikan penjelasan tugas
berpasangan
√
Bersambung...
108
Sambungan ....
12 Aktif dalam berpasangan √
13 Menyelesaikan lembar kerja individu √
Penutup
14 Ikut serta dalam membuat kesimpulan
bersama guru √
15 Menutup pelajaran √
Jumlah 6 9 - -
Keterangan :
AB : Amat Baik
B : Baik
C : Cukup
K : Kurang
Amat Baik : Peserta didik sudah memperlihatkan dengan sangat
baik tanda-tanda perilaku sesuai indikator lembar observasi peserta
didik.
Baik : Peserta didik sudah memperlihatkan dengan baik tanda-
tanda perilaku sesuai indikator lembar observasi peserta didik.
Cukup : Peserta didik mulai memperlihatkan tanda-tanda perilaku
sesuai indikator dalam lembar observasi peserta didik.
Kurang : Peserta didik belum memperlihatkan tanda-tanda perilaku
sesuai indikator lembar observasi peserta didik.
Dari tabel diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil
lembar observasi yang dilakukan peneliti terhadap peserta didik
kelas II didapat kreteria amat baik terdapat sebanyak 6 butir,
kreteria baik sebanyak 9 butir, kreteria cukup tidak ada, dan
kreteria kurang pun juga tidak ada. Sehingga hasil pengamatan
aktivitas peserta didik pada siklus II tergolong dalam kreteria
109
terlihat baik. Dari yang telah dilaksanakannya siklus II semua
penilain menunjukan kreteria amat baik dan baik.
c. Deskripsi Data Hasil Belajar Peserta Didik Siklus II
Dari instrumen soal tes yang telah diberikan kepada peserta
didik didapatkan hasil nilai siklus II materi perkalian dan
pembagian pada kelas II MI Ma’arif dapat dilihat pada tabel
dibawah ini :
Tabel 4.7 Data Hasil Belajar Peserta Didik Siklus II
No Nama Nilai Keterangan
1 ATA 100 Tuntas
2 ARR 100 Tuntas
3 AF 80 Tuntas
4 ALS 60 Belum Tuntas
5 ANP 90 Tuntas
6 ASA 100 Tuntas
7 BMI 70 Tuntas
8 DS 90 Tuntas
9 EJA 100 Tuntas
10 FR 10 Belum Tuntas
11 FKD 80 Tuntas
12 FZ 80 Tuntas
13 MAB 80 Tuntas
14 MKA 90 Tuntas
15 MIR 90 Tuntas
16 MIA 90 Tuntas
17 MRR 90 Tuntas
18 MR 100 Tuntas
19 NSA 90 Tuntas
20 NM 90 Tuntas
21 NS 80 Tuntas
22 RZN 90 Tuntas
23 SAZ 80 Tuntas
24 MKN 70 Tuntas
25 TH 90 Tuntas
26 ZF 90 Tuntas
Bersambung ...
110
Sambungan ....
Jumlah 2180
Rata-rata 83,84
Tuntas 92,30% 24 siswa
Belum tuntas 7,69% 2 siswa
Nilai tertinggi 100 5 siswa
Nilai terendah 10 1 siswa
Meningkat 7 siswa
Keterangan KBM : 70
1) Nilai rata-rata siklus II
83,84
2) Nilai persentase siklus II
Dari data hasil nilai siklus II diatas dapat disimpulkan
bahwa hasil belajar peserta didik sudah cukup memuasakan meski
ada 2 peserta didik belum tuntas KBM. Jika dibandingkan antara
siklus I dan siklus II, dari 26 peserta didik pada siklus I terdapat
peserta didik yang belum tuntas KBM sebanyak 9 siswa atau
34,61% dan yang tuntas 17 siswa atau 65,38%. Sedangkan siklus II
terdapat peserta didik yang belum tuntas KBM sebanyak 2 siswa
atau 7,69% dan yang tuntas 24 siswa atau 92,30%. Nilai rata-rata
juga terlihat meningkat, nilai rata-rata kelas pada siklus II 83,84
111
dan persentase ketuntasan belajar mencapai 92,30%. Sehingga
terdapat peningkatan hasil belajar setelah dilakukannya siklus II.
Penelitian ini dihentikan karena sudah mencapai indikator
keberhasilan yang telah ditetapkan oleh peneliti sebelumnya, yaitu
≥ 85%. Untuk itu penelitian dihentikan.
d. Refleksi Tindakan Siklus II
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh pada siklus II,
diketahui nilai pada siklus II mengalami peningkatan dibandingkan
dengan siklus I. Selama proses pembelajaran berlangsung, terlihat
semua peserta didik antusias dan aktif dalam kegiatan
pembelajaran. Pada siklus I diketahu ada 17 peserta didik yang
telah tuntas dan 9 peserta didik yang belum tuntas memenuhi
KBM, namun pada silus II terdapat 24 peserta didik yang telah
tuntas dan 2 peserta didik yang belum tuntas KBM. Terdapat 7
peserta didik yang telah mengalami peningkatan dari siklus I ke
siklus II. Sehingga dapat diperoleh dampak positif dari penggunaan
media tas guci dan metode index card match pada pembelajaran
matematika, khususnya materi perkalian dan pembagian, yaitu :
1. Perolehan nilai rata-rata hasil belajar peserta didik mencapai
83,84.
2. Persentase ketuntasan belajar peserta didik mencapai 92,30%.
112
Keberhasilan pada siklus II ditunjukan adanya persiapan
yang lebih matang dan refleksi yang diperoleh dari siklus I.
Penelitian pada siklus I dan siklus II telah cukup untuk
memperlihatkan adanya peningkatan hasil belajar, sehingga
peneliti tidak perlu melakukan siklus berikutnya. Pada siklus II
peneliti telah berhasil dalam meningkatkan hasil belajar peserta
didik mata pelajaran matematika khususnya materi perkalian dan
pembagian dengan media tas guci dan metode index card match
pada kelas II MI Ma’arif Rowosari Kecamatan Tuntang Kabupaten
Semarang tahun ajaran 2019/2020. Sehingga penelitian dihentikan
pada siklus II.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Hasil Sebelum PTK
Sebelum pelaksanaan PTK, hasil ulangan harian peserta didik
menunjukan bahwa hasil belajar peserta didik kurang memuaskan,
karena masih ada beberapa peserta didik yang belum mencapai KBM.
Dalam nilai ini yang didapat peneliti dari guru kelas II peserta didik
yang belum tuntas 14 siswa atau 53,84% dan yang telah tuntas 12
siswa atau 46,15% dan KBM yang di patokkan dari masrasah adalah
70. Dibawah ini disajikan tabel hasil jumlah peserta didik yang sudah
tuntas dan yang belum tuntas KBM.
113
Tabel 4.8 Jumlah Perolehan Nilai Peserta Didik Pra-Siklus
No Nilai yang didapat Jumlah
1 20 1
2 40 4
3 50 4
4 60 5
5 70 10
6 80 2
Dari hasil observasi yang peneliti lakukan didapatkan bahwa
peserta didik kelas II MI Ma’arif dalam proses pembelajaran belum
memakai media dan metode dalam pembelajaran masih satu arah,
peserta didik juga masih ada yang sibuk dengan dunianya sendiri dan
tidak mau memperhatikan guru, kurangnya inovasi dan variasi dalam
pembelajaran, serta kurang pemahaman dan tingkat kefokusan peserta
didik. Untuk itu peneliti malakukan penelitian mata pelajaran
matematika materi perkalian dan pembagian dengan menggunakan
media tas guci dan metode index card match dimana untuk
menumbuhkan rasa gairah peserta didik dalam menerima
pembelajaran. Serta akan menghadirkan sesuatu yang konkter untuk
dipelajari.
2. Hasil Penelitian Siklus I
Pada pembelajaran yang dilakukan pada siklus I, pembelajaran
sudah ada peningkatan untuk hasil belajar peserta didik. Peserta didik
yang tuntas KBM mencapai 17 peserta didik dan yang sebelumnya di
pra-siklus hanya 12 peserta didik yang telah mencapai KBM. Terdapat
114
5 peserta didik yang telah meningkat dengan 19,23%, dan peserta didik
yang belum tuntas ada pada siklus I terdapat 9 siswa atau 34,61%.
Meskipun sudah ada sedikit peningkatan hasil belajar, namun
dalam proses pembelajaran dan dalam penilaian afektif berdasarkan
hasil observasi masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki di
siklus berikutnya. Setelah melihat hasil siklus I, perlu dilanjutkan ke
siklus II dikarenakan nilai hasil belajar peserta didik masih kurang.
Rata-rata nilai siklus I adalah 66,15 dan persentase ketuntasan peserta
didik 65,38%. Berikut tabel hasil jumlah perolehan nilai peserta didik
pada siklus I.
Tabel 4.9 Jumlah Perolehan Nilai Peserta Didik Siklus I
No Nilai yang didapat Jumlah
1 40 2
2 50 4
3 60 3
4 70 11
5 80 5
6 90 1
Tidak hanya melihat hasil belajar saja yang dipakai untuk
pertimbangan untuk melanjutkan siklus I ke siklus II, tetapi juga nilai
afektif peserta didik yang diketahui melalui lembar observasi, berikut
ini tabel lembar observasi afektif dari peserta didik:
115
Tabel 4.10 Hasil Penilaian Afektif Peserta Didik Siklus I
No Aspek yang dinilai Kreteria
AB B C K
1 Kegiatan Pendahuluan 0 0 1 1
2 Kegiatan inti 3 2 5 1
3 Penutup 1 0 0 1
Jumlah 4 2 6 3
Hasil yang didapat pada siklus I, kreteria amat baik ada 4 butir,
kreteria baik ada 2 butir, kreteria cukup ada 6 butir, dan kreteria
kurang ada 3 butir. Sehingga aktivitas peserta didik pada siklus I
dikatakan belum terlihat baik, untuk itu perlunya tindakan siklus
selanjutnya yaitu siklus II.
3. Hasil Penelitian Siklus II
Pada siklus II peningkatan hasil belajar peserta didik sangat
memuaskan. Peserta didik yang tuntas KBM bertambah menjadi 24
peserta didik dengan 92,30%, yang sebelumnya pada siklus I terdapat
17 peserta didik yang telah lulus KBM, dan pra-siklus ada 12 peserta
didik yang telah tuntas KBM. Terdapat peningkatan sebesar 26,92%
peserta didik pada siklus II dengan jumlah 7 peserta didik, dan belum
tuntas ada 2 siswa atau 7,69%. Jika dibandingkan dengan persentase
yang tuntas pada siklus I dan pra-siklus, siklus II memuaskan dan
peneliti memutuskan untuk tidak melanjutkan ke siklus berikutnya
karena hasil kognitif dan afektif peserta didik sudah baik. Rata-rata
nilai siklus II adalah 83,84 dan persentase yang telah tuntas mencapai
116
92,30%. Berikut ini disajikan tabel hasil belajar peseta didik pada
siklus II.
Tabel 4.11 Jumlah Perolehan Nilai Peserta Didik Siklus II
No Nilai yang didapat Jumlah
1 10 1
2 60 1
3 70 2
4 80 6
5 90 11
6 100 5
Tidak hanya melihat hasil belajar saja, tetapi juga nilai afektif
peserta didik yang diketahui melalui lembar observasi, berikut ini tabel
lembar observasi afektif dari peserta didik pada siklus II :
Tabel 4.12 Hasil Penilaian Afektif Peserta Didik Siklus II
No Aspek yang dinilai Kreteria
AB B C K
1 Kegiatan Pendahuluan 1 1 0 0
2 Kegiatan inti 4 7 0 0
3 Penutup 1 1 0 0
Jumlah 6 9 0 0
Hasil yang didapat pada siklus II, kreteria amat baik ada 6 butir
dan kreteria baik ada 9. Sehingga aktivitas peserta didik pada siklus II
dikatakan terlihat baik dan amat baik, untuk itu siklus II telah
dihentikan.
Pada siklus II terdapat 2 peserta didik yang belum mencapai
KMB, adapun peserta didik yang belum mencapai KBM adalah :
117
1. Adanda Lukita S
Wali kelas sebelumnya telah memberitahu kepada peneliti, bahwa
Lukita adalah anak yang rajin, namun memang dari akademik
tergolong rendah dan anak tersebut belum lancar membaca. Meski
begitu terdapat peningkatan hasil belajar yang didapat Lukita dari
pra-siklus ke siklus II meski belum mencapai KBM. Dibutuhkan
ketelatenan dalam mengajar Lukita agar dapat mencapai KBM
yang telah ditetapkan.
2. Fatkhur Rozaq
Fatkhur dari pembelajaran yang dilakukan pada siklus I sampai
siklus II tetap tidak mau mendengarkan penjelasan dari guru.
Fatkhur suka duduk di belakang kelas, sering bermain sendiri dan
kadang mengganggu temannya. Untuk segi akademik tergolong
rendah. Dari pra-siklus sampai siklus II Fatkhur tidak mencapai
KBM, nilainya juga terlihat kurang memuaskan. Fatkhur belum
terlalu lancar dalam membaca, sehingga dia tertinggal dari teman-
temannya. Dibutuhkan kesabaran dan ketelatenan dalam mengajar
Fatkhur karena siswa ini tergolong murid yang spesial.
Dari apa yang telah didapatkan dari siklus II maka peneliti
memutuskan untuk memperhentikan penelitian, karena nilai peserta didik
telah mencapai 92,30% dan ≥ 85 dari apa yang diharapkan. Untuk lebih
memperjelas nilai peserta didik, peneliti memaparkan nilai yang dihasilkan
118
oleh peserta didik kelas II MI Ma’arif Rowosari. Adapun hasil belajar
peserta didik tiap siklus dapat dilihat pada tabel:
Tabel 4.13 Hasil Belajar Peserta Didik Tiap Siklus
No Nama Pra-siklus Siklus I Siklus II
1 ATA 70 70 100
2 ARR 70 80 100
3 AF 70 70 80
4 ALS 40 40 60
5 ANP 50 50 90
6 ASA 70 70 100
7 BMI 40 50 70
8 DS 40 60 90
9 EJA 70 70 100
10 FR 20 40 10
11 FKD 50 60 80
12 FZ 70 80 80
13 MAB 70 70 80
14 MKA 80 80 90
15 MIR 60 70 90
16 MIA 40 60 90
17 MRR 80 90 90
18 MR 60 80 100
19 NSA 60 70 90
20 NM 50 50 90
21 NS 50 50 80
22 RZN 70 70 90
23 SAZ 70 70 80
24 MKN 60 70 70
25 TH 60 70 90
26 ZF 70 80 90
Jumlah 1670 1720 2180
Rata-rata Kelas 64,23% 66,15% 83,84%
Tuntas 12 siswa /
46,15%
17 siswa/
65,38%
24 siswa/
92,30%
Belum Tuntas 14 siswa/
53,84%
9 siswa/
34,61%
2 siswa/
7,69%
Nilai Tertinggi 90 90 100
Nilai Terendah 40 40 10
119
Berikut adalah disajikan diagram yang menunjukkan agar lebih
jelas grafik peningkatan hasil belajar matematika materi perkalian dan
pembagian peserta didik kelas II MI Ma’arif Rowosari tahun pelajaran
2019/2020:
Gambar 4.1 Diagram Nilai Setiap Siklus Kelas II MI Ma’arif
Dari diagram diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
peserta didik mata pelajaran matematika materi perkalian dan
pembagian di MI Ma’arif Rowosari kelas II mengalami peningkatan.
Dari nilai pra-siklus yang belum menggunakan metode pembelajaran
kooperaktif yaitu index card match dan media tas guci yang mencapai
ketuntasan 12 peserta didik atau 46,15%, dan yang belum tuntas 14
peserta didik atau 53,84%. Sedangkan setelah menggunakan metode
0
5
10
15
20
25
Pra-siklus Siklus I Siklus II
Tuntas
Belum Tuntas
120
index card match dan media tas guci terdapat peningkatan, pada siklus
I terdapat 17 peserta didik tuntas atau 65,38% dan yang belum tuntas 9
peserta didik atau 34,61%. Pada siklus II terdapat 24 peserta didik
yang telah tuntas atau 92,30% dan yang belum tuntas 2 peserta didik
atau 7,69%. Dengan adanya media tas guci dan metode index card
match dapat mempengaruhi hasil peserta didik, karena metode
pembelajaran ini sangat sesuai dengan karakteristik peserta didik
ditingkat bangku Madrasah Ibtidaiyah dimana peserta didik menyukai
dengan pembelajaran yang konkret dan bermain mencari pasangan,
sehingga peserta didik lebih tertarik dengan materi yang diajarkan.
Karena ketuntasan peserta didik secara klasikal dalam materi perkalian
dan pembagian mencapai ≥85%, untuk itu penelitian tindakan kelas
(PTK) dinyatakan berhasil dan dihentikan.
121
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis pada siklus I dan siklus II
yang dilakukan peneliti dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode
index card match dan media tas guci pada mata pelajaran matematika
materi perkalian dan pembagian dapat meningkatkan hasil belajar siswa
kelas II MI Ma’arif Rowosari Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang
tahun pelajaran 2019/2020.
Hal ini dibuktikan dari peningkatan hasil belajar setiap siklusnya
dan juga persentase ketuntasan belajar peserta didik. Diketahui dari 26
siswa kelas II yang ada di MI Ma’arif Rowosari, pada pra-siklus terdapat
14 peserta didik yang belum tuntas KBM dan 12 peserta didik yang telah
tuntas KBM dengan persentase ketuntasan 46,15%.Pada siklus I ada 9
peserta didik yang belum tuntas KBM dan 17 peserta didik yang tuntas
KBM dengan persentase ketuntasan 65,38%. Dan siklus II ada 2 peserta
didik yang belum tuntas KBM dan 24 peserta didik tuntas KBM dengan
persentase ketuntasan 92,30%.Karena ketuntasan siswa secara klasikal
dalam materi perkalian dan pembagian kelas II telah mencapai ≥85%,
untuk itu penelitian tindakan kelas (PTK) dinyatakan berhasil dan
dihentikan.
122
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti
memberikan saran sebagai berikut :
1. Bagi Peserta Didik
a. Peserta didik hendaknya memberanikan diri untuk bertanya apabila
belum memahami materi yang diajarkan.
b. Peserta didik hendaknya aktif dalam mengikuti pembelajaran.
c. Berusaha menghargai guru ketika menerangkan materi
pembelajaran dan tidak bercerita sendiri dengan temannya atau
asyik dengan dunianya sendiri.
2. Bagi Guru
a. Guru hendaknya menggunakan media atau alat peraga atau
penyalur lainnya untuk pembelajaran agar lebih mudah dalam
menyampaikan materi perkalian dan pembagian, misalnya dengan
menggunakan media tas guci dan menggunakan metode index card
match.
b. Guru hendaknya melakukan pendekatan serta pelayanan khusus
untuk peserta didik yang belum tuntas dalam belajar, dengan
memberikan kesempatan peserta didik belajar tambahan diluar jam
pelajaran agar nilai peserta didik tersebut dapat meningkat dan
tuntas dalam belajar.
123
c. Guru hendaknya mampu menumbuhkan minat belajar peserta
didik.
3. Bagi Madrasah
a. Madrasah hendaknya melengkapi sarana prasarana madrasah untuk
kebutuhan pembelajaran serta penggunaan media pembelajaran
yang lainnya untuk setiap mata pelajaran.
b. Madrasah hendaknya memberikan pembinaan kepada guru
mengenai penggunaan model, metode dan strategi pembelajaran
yang kreatif dan inovatif serta dapat memfasilitasi kebutuhan
selama kegiatan pembelajaran.
124
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2014. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta : Rajawali Press.
Asyhar, Rayandra. 2012. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta :
Referensi Jakarta.
Basleman, Anisah, dkk. 2011. Teori Belajar Orang Dewasa. Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya.
Damayanti, Deni. 2016. Pintar Menulis Karya Ilmiah Sejak Bangku Kuliah : Esai,
Jurnal, Skripsi, Tesis, Dan Karya Ilmiah Populer. Jawa timur : Araska.
Daryanto. 2011. Penelitian Tindakan Kelas Dan Penelitian Tindakan Sekolah.
Yogyakarta : Sava Media.
Depdiknas. 2003. Undang-undang RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
Djamarah, Syaiful, Bahri. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Ghani, Abdul, Rahman. 2014. Metodelogi Penelitian Tindakan Sekolahan.
Jakarta: Pt. Raja Grafindo Persada.
Hamid, Sholeh. 2014. Metode EDU Tainment Menjadikan Siswa Kreatif dan
Nyaman Dikelas. Jogjakarta: Diva Press.
Heruman. 2010. Model Pembelajaran Matematika di SD. Bandung: Remaja
Rosda Karya.
Iskandarwassid, dkk. 2015. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: Remaja
Rosda Karya.
Khairani, Makmun. 2017. Psikologi Belajar. Yogyakarta: Aswaja Pressindo.
Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur’an Departemen Agama RI. 1989. Al-Qur’an
dan Terjemahan. Semarang: CV. Toha Putra.
Nursalim, Mochammad. 2013. Pengembangan Media Bimbingan dan Konseling.
Jakarta : Akademia Permata.
Retnowati, Dewi. 2015. Penerapan Metode Index Card Match dengan Media
Kartu Bilangan dalam Peningkatan Pembelajaran Matematika pada
Siswa Kelas IV SDN 2 Mulyosri Tahun Ajaran 2014/2015.Solo: UNS-
FKIP Jur. PGSD-X7211027-2015
Rusman. 2016. Pembelajaran Tematik Terpadu Teoari, Praktik dan Penelitian.
Jakarta: Pt. Raja Grafindo Persada.
125
Saputri, Ulya, Defi. 2017. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Bangun
Datar Melalui Media Grafis Papan Gantung Bangun Datar Pada Siswa
Kelas I MI Al-Ma’aif Rowoboni Kec. Banyubiru Kab. Semarang Tahun
Ajaran 2017/2018. Salatiga :IAIN Salatiga.
Sam’s, Rosma Hartiny. 2010. Model Penelitian Tindakan Kelas Teknik Bermain
Konstruktif untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika. Yogyakarta:
Teras.
Sri, Dewi, dkk. Bermain Di Lingkunganku Buku Tematik Terpadu Kurikulum
2013 Edisi Revisi 2017 kelas 2 SD/MI. Surakarta : CV. Surya Badra.
Sriyanti, Lilik. 2013. Psikologi Belajar. Salatiga: STAIN Salatiga.
Suharso, dkk. 2014. Kamus Bahasa Indonesia Lengkap. Semarang: Widya Karya.
Suprihatiningrum, Jamil. 2017. Strategi Pembelajaran Teori dan Aplikasi.
Yogyakarta : Ar-Ruzz Media.
Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning Teori & Aplikasi
PAIKEM.Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Suprijono, Samsu. 2011. Cooperative Learning. Yogyakarta : Pustaka Belajar.
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Jakarta: Kencana Predana Media Group.
Sutikno, dkk. 2014. Metode & Model-Model Pembelajaran. Lombok: Holistica.
Syah, Muhibbin. 2017. Psikologi Belajar. Jakarta: Pt. Raja Grafindo Persada.
Taufina. 2018. Bermain di Lingkunganku Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013
Edisi Revisi 2017 Kelas 2 SD/MI. Depok : CV. Arya Duta.
Thobroni. 2017. Belajar dan Pembelajaran Teori dan Praktik. Yogyakarta : Ar-
Ruzz Media.
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Wahyudi, dkk. 2009. Pemecahan Masalah Matematika. Salatiga : Widya Sari
Press Salatiga.
Yuniawati, Erna. 2016. Peningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Perkalian
Melalui Media Corong Berhitung di Kelas II Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif
Blotongan Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016. Salatiga: IAIN Salatiga.
Zainal, Hisyam, dkk. 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta : Pustaka
Insan Madani.
127
Lampiran 1 Silabus Kurikulum 2013
Tema 2 : Bermain di Lingkunganku Alokasi Waktu : 112 jam pelajaran
Mata Pelajaran dan Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 1.2 Menerima
aturan dan tata tertib yang berlaku di sekolah
2.2 Melaksanakan aturan yang berlaku di rumah dan tata tertib yang berlaku di sekolah
3.2 Menemukan aturan dan tata tertib yang berlaku di sekolah.
4.2 Melakukan kegiatan sesuai aturan dan tata tertib yang berlaku di sekolah
● Aturan dan tata tertib yang berlaku di rumah.
● Kegiatan sesuai aturan dan tata tertib yang berlaku di sekolah
Subtema 1: Bermain di Lingkungan Rumah (28 jam pelajaran) ● Menyebutkan isi teks pendek
yang berkaitan dengan keragaman benda berdasarkan bentuk dan wujud, kemudian menghitung jumlah benda tersebut secara berulang lalu mengubah ke dalam bentuk perkalian dengan teliti dan percaya diri.
● Membaca kembali teks pendek yang berkaitan dengan keragaman benda berdasarkan bentuk dan wujud dengan semangat.
● Membaca syair lagu anak-anak dan menyanyikan bersama-sama dengan memperhatikan panjang pendek bunyi pada lagu tersebut dengan gembira.
● Melakukan pengamatan sederhana tentang keragaman benda berdasarkan bentuk dan wujud di lingkungan rumah kemudian mengelompokkannya berdasarkan bentuknya dengan teliti dan rasa ingin
tahu. ● Mengidentifikasi dan
mensimulasikan kegiatan sesuai aturan dalam kehidupan sehari-hari di rumah dengan percaya diri
● Menyimak penjelasan prosedur variasi gerakan
128
memutar badan tanpa berpindah tempat kemudian mempraktikkannya dengan disiplin.
● Menemukan dan menjelaskan makna kosakata yang berkaitan dengan keragaman benda berdasarkan bentuk dan wujud dengan rasa ingin tahu dan percaya diri.
● Menuliskan hasil pengamatan sederhana tentang keragaman
benda berdasarkan bentuk dan wujud di lingkungan rumah dengan jujur.
● Menyanyikan lagu dengan memperhatikan tekanan kuat dan lemah pada lagu anak dengan riang.
● Memecahkan masalah sehari-hari yang melibatkan perkalian dengan teliti.
● Mengelompokkan berbagai hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan dalam kehidupan sehari-hari di rumah dengan kerjasama.
● Mempraktikkan variasi gerak menekuk tanpa berpindah tempat penuh percaya diri.
● Menyebutkan manfaat aturan dalam kehidupan sehari-hari di sekolah
Menyebutkan akibat berperilaku yang tidak sesuai dengan aturan dalam kehidupan sehari-hari di sekolah
Subtema 2: Bermain di Rumah Teman
(28 jam pelajaran)
● Membaca teks dan menjelaskan isi yang terkandung di dalamnya berkaitan dengan keragaman benda berdasarkan bentuk dan wujud dengan rasa ingin tahu.
● Melakukan gerak bagian
129
kepala dengan hitungan berulang kemudian menghubungkan dengan penjumlahan berulang lalu diubah menjadi bentuk perkalian dengan tanggung jawab.
● Menyimak penjelasan prosedur variasi gerakan meliukkan badan tanpa berpindah tempat dan melakukan gerak bagian kaki dengan hitungan penuh
semangat. ● Memecahkan masalah sehari-
hari yang melibatkan perkalian bilangan menggunakan angka 2, 1, dan 0 penuh percaya diri.
● Melakukan pengamatan sederhana tentang keragaman benda berdasarkan bentuk dan wujud di lingkungan sekitar kemudian mengelompokkannya dengan rasa ingin tahu.
● Melakukan koordinasi gerak kepala, tangan, dan kaki dengan hitungan kemudian mengisikannya ke dalam tabel perkalian dengan kerjasama.
● Menyebutkan manfaat aturan dalam kehidupan sehari-hari di sekolah dengan percaya diri.
● Menyebutkan akibat berperilaku yang tidak sesuai dengan aturan dalam kehidupan sehari-hari di sekolah percaya diri
● Mengidentifikasi dan
mensimulasikan kegiatan sesuai aturan dalam kehidupan sehari-hari di rumah teman dengan percaya diri
Subtema 3: Bermain di Lingkungan
Sekolah (28 jam pelajaran)
130
● Mengamati gambar anak-anak bermain di halaman sekolah kemudian melakukan tanya jawab mengenai gambar tersebut dengan teliti dan percaya diri.
● Membaca teks bacaan tentang permainan kemudian mengidentifikasi berbagai permainan yang dapat dilakukan di halaman sekolah dengan tanggung jawab.
● Diskusi untuk
mengidentifikasi makna kata dari teks bacaan tentang permainan yang dapat dilakukan di halaman sekolah dengan kerjasama.
● Mengamati gambar percakapan anak bermain kelereng yang dibagi sama banyak kemudian membuat kalimat dari kata yang telah ditentukan dengan teliti.
● Menyebutkan aturan yang berlaku pada permainan sederhana di sekolah dan membiasakan diri melaksanakannya penuh tanggung jawab.
● Mengidentifikasi alat dan bahan berdasarkan wujud dan sifat benda untuk menggambar imajinatif dengan teliti.
● Mengidentifikasi gerakan permainan ular naga kemudian memainkannya dengan sportif.
● Mendengarkan cerita bergambar yang dibacakan
guru, terkait dengan gambar kemudian menuliskan kembali dengan mandiri.
● Menampilkan teks percakapan tentang pelaksanaan aturan di lingkungan sekolah kemudian mengidentifikasi makna kata
131
dari kata yang ada dalam teks tersebut dengan percaya diri
● Menyelesaikan persoalan yang berkaitan dengan pengurangan berulang kemudian menyajikan dalam bentuk tulisan dengan teliti dan tanggung jawab.
Subtema 4: Bermain di Tempat Wisata
(28 jam pelajaran) ● Membaca teks dan
menyebutkan isi yang terkandung dalam teks berkaitan dengan keragaman benda berdasarkan bentuk dan wujud penuh percaya diri.
● Memecahkan masalah sehari-hari yang melibatkan pembagian dan menyajikan dalam bentuk tulisan dengan teliti dan tanggung jawab.
● Melakukan pengamatan sederhana terhadap keragaman benda, mengidentifikasi ciri-ciri karya hiasan dan membuatnya dengan bahan alami dengan kreatif.
● Menyimak penjelasan prosedur variasi gerakan menekuk tanpa berpindah tempat dan mempraktikkannya sesuai aturan yang berlaku dengan semangat.
● Menyimak penjelasan makna kosakata yang berkaitan dengan keragaman benda
berdasarkan pengamatan sederhana kemudian menuliskan hasil pengamatannya dengan teliti.
● Menemukan kosakata yang berkaitan dengan keragaman benda kemudian mengelompokkan
132
berdasarkan wujudnya dengan teliti.
● Mengidentifikasi langkah-langkah membuat karya hiasan dengan bahan alami sesuai aturan yang berlaku.
● Menyebutkan akibat berperilaku yang tidak sesuai dengan aturan dalam kehidupan sehari-hari di sekolah dengan percaya diri.
135
Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS I
Nama Madrasah : MI MA’ARIF ROWOSARI
Mata Pelajaran : MATEMATIKA
Kelas / Semester : II (Dua) / I
Materi Pokok : Perkalian dan Pembagian
Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan (2 x 35 menit)
A. Kompetensi Inti
KI.1 Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang
dianutnya.
KI.2 Menunjukan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun,
peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman,
guru, dan tetangga.
KI.3 Memahami pengetahuan faktual dan konseptual dengan cara
mengamati, menanya, dan mencoba berdasarkan rasa ingin tahu
tentang dirinya, mahkluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan
benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah, dan tempat
bermain
KI.4 Menyajikan pengetahuan faktual dan konseptual dalam bahasa yang
jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan
yang mencerminkan perilaku anak beriman dan barahklak mulia.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
a. Kompetensi Dasar
3.4 Menjelaskan perkalian dan pembagian yang melibatkan bilangan
cacah dengan hasil kali sampai dengan 100 dalam kehidupan
sehari-hari serta mengaitkan perkalian dan pembagian.
4.4 Menyelesaikan masalah perkalian dan pembagian yang melibatkan
bilangan cacah dengan hasil kali sampai dengan 100 dalam
kehidupan sehari-hari serta mengaitkan perkalian dan pembagian.
136
b. Indikator
3.4.1 Menghitung perkalian sebagai penjumlahan berulang
3.4.2 Mengalikan bilangan satu angka dengan satu angka
3.4.3 Menghitung perkalian bilangan dengan angka 1
3.4.4 Menghitung perkalian bilangan dengan angka 0
3.4.5 Mengenal pembagian sebagai lawan perkalian
3.4.6 Menghitung pembagian sebagai pengurangan yang berulang
3.4.7 Membagi bilangan dua angka dengan bilang satu angka
3.4.8 Membagi bilangan dengan bilangan 1
3.4.9 Membagi bilangan dengan bilangan itu sendiri
4.4.1 Menyelesaikan soal cerita yang mengandung perkalian bilangan
sampai dua angka yang dikaitkan dengan masalah sehari hari.
4.4.2 Menyelesaikan soal cerita yang mengandung pembagian bilangan
sampai dua angka yang dikaitkan dengan masalah sehari hari.
C. Tujuan Pembalajaran
1. Setelah mendengarkan penjelasan guru, peserta didik dapat
menghitung perkalian sebagai penjumlahan berulang
2. Setelah mendengarkan penjelasan guru, peserta didik dapat
mengalikan bilangan satu angka dengan satu angka
3. Setelah mendengarkan penjelasan guru, peserta didik dapat
menghitung perkalian bilangan dengan angka 1
4. Setelah mendengarkan penjelasan guru, peserta didik dapat
menghitung perkalian bilangan dengan angka 0
5. Setelah mendengarkan penjelasan guru, peserta didik dapat mengenal
pembagian sebagai lawan perkalian
6. Setelah mendengarkan penjelasan guru, peserta didik dapat
menghitung pembagian sebagai pengurangan yang berulang
7. Setelah mendengarkan penjelasan guru, peserta didik dapat membagi
bilangan dua angka dengan bilang satu angka
8. Setelah mendengarkan penjelasan guru, peserta didik dapat membagi
bilangan dengan bilangan 1
9. Setelah mendengarkan penjelasan guru, peserta didik dapat membagi
bilangan dengan bilangan itu sendiri
137
10. Setelah mendengarkan penjelasan guru, peserta didik dapat
menyelesaikan soal cerita yang mengandung perkalian bilangan
sampai dua angka yang dikaitkan dengan masalah sehari hari.
11. Setelah mendengarkan penjelasan guru, peserta didik dapat
menyelesaikan soal cerita yang mengandung pembagian bilangan
sampai dua angka yang dikaitkan dengan masalah sehari hari.
12. Setelah mendengarkan penjelasan guru, peserta didik dapat
menyelesaikan masalah perkalian dan pembagian yang melibatkan
bilangan cacah dengan hasil kali sampai dengan 100 dalam kehidupan
sehari-hari serta mengaitkan perkalian dan pembagian.
D. Materi Pembelajaran
Dalam materi pelajaran sekarang adalah tentang perkalian dan pembagian.
1. Perkalian
Perkalian adalah sebagai penjumlahan berulang. Ada beberapa sifat-
sifat perkalian, antara lain:
a. Sifat-sifat perkalian
1) Komutatif atau sifat pertukaran
Sifat komutatif adalah pertukaran letak tempat untuk bilangan,
yang awalnya di depan di rubah letaknnya di belakang dan
sebaliknya. Sifat komutatif berlaku hanya untuk penjumlahan
dan perkalian saja.
Contoh :
a) 2 x 4 = 4 + 4 = 8
4 + 4 = 8
b) 4x 2 = 2 +2 + 2 + 2 = 8
2 + 2 + 2 + 2 = 8
Jadi, 2 x 4 = 4 x 2 (komutatif)
138
2) Sifat perkalian dengan bilangan 1
Setiap bilangan yang dikalikan dengan 1, maka hasilnya adalah
bilangan itu sendiri. a x 1 = a
Contoh :
a) 3 x 1 =
1 + 1 + 1 = 3
1 + 1 + 1 = 3
b) 4 x 1 =
1 + 1 + 1 + 1 = 4
1 + 1 + 1 + 1 = 4
3) Sifat perkalian dengan bilangan nol
Setiap bilangan yang dikalikan dengan 0, maka hasilnya adalah
0 (nol). a x 0 = 0
Contoh :
a) 2 x 0 = 0
2. Pembagian
Pembagian adalah pengurangan berulang sampai habis
Sifat Pembagian
1) Pembagian dengan bilangan
Setiap bilangan yang di bagi 1 hasilnya adalah bilangan itu sendiri.
Contoh :
a) 4 : 1 = 4
4 – 1 – 1 – 1 – 1 = 0
4 – 1 – 1 – 1 – 1 = 0
2) Pembagian bilangan dengan bilangan itu sendiri
Setiap bilangan yang di bagi bilangan itu sendiri hasilnya adalah
satu.
a) 2 : 2 = 1
2 – 2 = 0
2 – 2
139
Jadi bilangan yang dibagi oleh bilangan itu sendiri hasinya satu
3) Membagi bilangan dua angka dengan bilangan satu angka
a) 10 : 2 = 5
10 – 2 – 2 – 2 – 2 – 2 = 0
10 – 2 – 2 – 2 – 2 – 2 = 0
Angka 2 nya dihitung ada 5, jadi jawabannya ada 5
E. Metode Pembelajaran
1. Ceramah,
2. Tanya jawab
3. Demonstrasi
4. Penugasan, dan
5. Metode index card match
Index card match perkalian
Index card match pembagian
F. Media Pembelajaran
Tas guci
Bagian luar media tas guci Bagian alas media tas guci belakang
140
Bagian alas media tas guci
dari depan
Bagian angka media tas
guci
Bagian simbol media
tas guci
Media sedotangambarbuku Media sedotangambarapel Media sedotan gambar
ayam
G. Sumber Belajar
1. Buku panduan praktik permata pendorong kreatifitas belajar siswa
tema 2 “Bermain di Lingkunganku” tematik terpadu kurikulum 2013
edisi revisi 2017 kelas 2 SD/MI, hal 37, 53 dan 77 (CV. Surya Badra)
Surakarta.
2. Buku kementrian pendidikan dan kebudayaan republic Indonesia 2018
tema 2 “Bermain di Lingkunganku” tematik terpadu kurikulum 2013
edisi revisi 2017 kelas 2 SD/MI, hal 106-134 (CV. Arya Duta) Depok.
H. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Waktu
Pendahuluan
1. Guru menyiapkan peserta didik secara fisik dan psikis
untuk mengikuti pelaksaan proses pembelajaran.
(memberikan salam, mengajak semua siswa berdo’a,
10
menit
141
melakukan komunikasi tentang kehadiran peserta didik
dan memberikan label nama kepada tiap peserta didik).
2. Memberikan motivasi kepada peserta didik agar
memperhatikan pembelajaran yang nanti akan
disampaikan.
3. Mengaitkan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan
pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan
dipelajari, (melakukan apresiasi tentang materi yang telah
dipelajari sebelumnya).
4. Menjelaskan tujuan pembelajaran, kompetensi dasar yang
akan dicapai (menyampaikan tujuan pembelajaran
mengenai perkalian dan pembagian).
5. Menyampaikan cangkupan materi dan penjelasan uraian
kegiatan mengenai perkalian dan pembagian sesuai dengan
silabus.
Kegiatan Inti
1. Mengamati
a. Guru menjelaskan materi perkalian
b. Guru mengenalkan media tas guci kepada peserta
didik
c. Guru mendemonstrasikan tentang konsep perkalian
dengan menggunakan media tas guci.
2. Menanya
a. Guru dan peserta didik bertanya jawab tentang materi
perkalian.
3. Mencoba
a. Guru memberikan contoh soal kepada peserta didik,
lalu guru memanggil nama peserta didik dengan cara
acak untuk mencoba mengerjakan soal dan
memperagakan dengan media tas guci di hadapan
teman-temannya.
50
menit
142
b. Guru memberikan soal kepada peserta didik untuk
dikerjakan dibuku.
4. Mengamati
a. Guru menjelaskan materi pembagian
b. Guru mendemonstrasikan tentang konsep pembagian
dengan menggunakan media tas guci.
5. Mencoba
a. Guru memberikan contoh soal kepada peserta didik,
lalu guru memanggil nama peserta didik dengan cara
acak untuk mencoba mengerjakan soal dan
memperagakan dengan media tas guci di hadapan
teman-temannya.
b. Guru memberikan soal pembagian kepada peserta
didik untuk dikerjakan dibuku.
6. Menanya
a. Guru dan peserta didik bertanya jawab tentang materi
pembagian.
7. Mengkomunikasikan
a. Guru mengkomunikasikan kepada peserta didik
bahwa sekarang akan belajar menggunakan metode
index card match dan media tas guci. Guru
menerangkan cara menggunakan metode index card
match dan media tas guci.
8. Menalar
a. Guru membagikan lembar soal kepada Peserta didik,
peserta didik diminta untuk mengerjakan latihan soal
secara individu di kertas yang sudah disiapkan oleh
guru.
Penutup
1. Guru menanyakan kepada peserta didik tentang materi
yang telah dipelajari dan mengevaluasi kegiatan
10
menit
143
pembelajaran.
2. Guru mengajak peserta didik menyimpulkan
pembelajaran yang telah dilaksanakan.
3. Guru menginformasikan materi yang akan dipelajari pada
pertemuan berikutnya kepada peserta didik untuk belajar
lagi dirumah.
4. Guru mengajak peserta didik merapikan tempat duduk,
mengajak berdoa dan mengucapkan salampenutup.
I. Penilain hasil belajar
1. Teknik penilain
a. Bentuk tes : Tertulis
b. Bentuk soal : Uraian
2. Instrumen penilain
a. Soal :
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK SIKLUS I
Nama :
Absen :
1. Isilah titik-titik dengan bentuk penjumlahan berulang !
a.
=.....+.....
=.....x.....
=.....
b.
=.....+.....+.....+.....
=.....x.....
=.....
2. Isilah titik-titik dengan pengurangan berulang sampai habis !
a.
(.....-.....-.....-.....=.....)
=.....
144
b.
(.....-.....-.....-.....-.....-
.....=.....)
=.....
3. Jawablah soal berikut dengan singkat dan tepat !
a. 8 x 0 =
b. 3 x 7 =
c. 4 x 8 =
d. 10 : 2 =
e. 15 : 3 =
f. 16 : 4 =
b. Kunci jawaban:
1. Isilah titik-titik dengan bentuk penjumlahan berulang !
a.
= 9 + 9
= 2 x 9
= 18
b.
= 6 + 6 + 6 + 6
= 4 x 6
= 24
2. Isilah titik-titik dengan pengurangan berulang sampai habis !
a.
( 9 – 3 – 3 – 3 = 0)
= 3
b.
( 25 – 5 – 5 – 5 – 5 –
5 = 0)
= 5
3. Jawablah soal berikut dengan singkat dan tepat !
a. 8 x 0 = 0
b. 3 x 7 = 21
c. 4 x 8 = 32
146
Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS II
Nama Madrasah : MI MA’ARIF ROWOSARI
Mata Pelajaran : MATEMATIKA
Kelas / Semester : II (Dua) / I
Materi Pokok : Perkalian dan Pembagian
Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan (2 x 35 menit)
A. Kompetensi Inti
KI.1 Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang
dianutnya.
KI.2 Menunjukan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun,
peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman,
guru, dan tetangga.
KI.3 Memahami pengetahuan faktual dan konseptual dengan cara
mengamati, menanya, dan mencoba berdasarkan rasa ingin tahu
tentang dirinya, mahkluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan
benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah, dan tempat
bermain
KI.4 Menyajikan pengetahuan faktual dan konseptual dalam bahasa yang
jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan
yang mencerminkan perilaku anak beriman dan barahklak mulia.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
a. Kompetensi Dasar
3.4 Menjelaskan perkalian dan pembagian yang melibatkan bilangan
cacah dengan hasil kali sampai dengan 100 dalam kehidupan
sehari-hari serta mengaitkan perkalian dan pembagian.
4.4 Menyelesaikan masalah perkalian dan pembagian yang melibatkan
bilangan cacah dengan hasil kali sampai dengan 100 dalam
kehidupan sehari-hari serta mengaitkan perkalian dan pembagian.
147
b. Indikator
3.4.1 Menghitung perkalian sebagai penjumlahan berulang
3.4.2 Mengalikan bilangan satu angka dengan satu angka
3.4.3 Menghitung perkalian bilangan dengan angka 1
3.4.4 Menghitung perkalian bilangan dengan angka 0
3.4.5 Mengenal pembagian sebagai lawan perkalian
3.4.6 Menghitung pembagian sebagai pengurangan yang berulang
3.4.7 Membagi bilangan dua angka dengan bilang satu angka
3.4.8 Membagi bilangan dengan bilangan 1
3.4.9 Membagi bilangan dengan bilangan itu sendiri
4.4.1 Menyelesaikan soal cerita yang mengandung perkalian bilangan
sampai dua angka yang dikaitkan dengan masalah sehari hari.
4.4.2 Menyelesaikan soal cerita yang mengandung pembagian bilangan
sampai dua angka yang dikaitkan dengan masalah sehari hari.
C. Tujuan Pembalajaran
1. Setelah mendengarkan penjelasan guru, peserta didik dapat
menghitung perkalian sebagai penjumlahan berulang
2. Setelah mendengarkan penjelasan guru, peserta didik dapat
mengalikan bilangan satu angka dengan satu angka
3. Setelah mendengarkan penjelasan guru, peserta didik dapat
menghitung perkalian bilangan dengan angka 1
4. Setelah mendengarkan penjelasan guru, peserta didik dapat
menghitung perkalian bilangan dengan angka 0
5. Setelah mendengarkan penjelasan guru, peserta didik dapat mengenal
pembagian sebagai lawan perkalian
6. Setelah mendengarkan penjelasan guru, peserta didik dapat
menghitung pembagian sebagai pengurangan yang berulang
7. Setelah mendengarkan penjelasan guru, peserta didik dapat membagi
bilangan dua angka dengan bilang satu angka
8. Setelah mendengarkan penjelasan guru, peserta didik dapat membagi
bilangan dengan bilangan 1
9. Setelah mendengarkan penjelasan guru, peserta didik dapat membagi
bilangan dengan bilangan itu sendiri
148
10. Setelah mendengarkan penjelasan guru, peserta didik dapat
menyelesaikan soal cerita yang mengandung perkalian bilangan
sampai dua angka yang dikaitkan dengan masalah sehari hari.
11. Setelah mendengarkan penjelasan guru, peserta didik dapat
menyelesaikan soal cerita yang mengandung pembagian bilangan
sampai dua angka yang dikaitkan dengan masalah sehari hari.
12. Setelah mendengarkan penjelasan guru, peserta didik dapat
menyelesaikan masalah perkalian dan pembagian yang melibatkan
bilangan cacah dengan hasil kali sampai dengan 100 dalam kehidupan
sehari-hari serta mengaitkan perkalian dan pembagian.
D. Materi Pembelajaran
Dalam materi pelajaran sekarang adalah tentang perkalian dan pembagian.
1. Perkalian
Perkalian adalah sebagai penjumlahan berulang. Masalah sehari-hari
yang berkaitan dengan perkalian
d. Setiap bilangan yang dikalikan dengan 1, maka hasilnya adalah
bilangan itu sendiri. a x 1 = a
Fani memiliki pensil 1, siang hari dia beli pensil 1, dan sore hari
fani membeli 1 pensil lagi. Berapa pensil yang dimiliki fani
seluruhnya ?
Penyelesaian:
3 x 1 =
1 + 1 + 1 = 3
Jadi, pensil yang dimiliki fani ada 3
Jadi semua bilangan jika dikalikan satu, hasilnya sama dengan
bilangan itu sendiri.
e. Perkalian bilangan dengan angka dua
Febri memiliki 2 buah apel. Lalu ibunya memberikan dia 2 buah
apel. Jasi berapa buah apel yang dimiliki Febri ?
Penyelesaian :
2 x 2 =
2 + 2 = 4
Jadi, Febri memiliki 4 buah apel.
149
Jadi, perkalian dengan dua, sama artinya menjumlahkan dengan
bilangan itu sendiri.
f. Perkalian dengan angka lain
Perkalian Budi memetik 5 buah rambutan. Alin memetik 5 buah
rambutan. Wayan memetik 5 buah rambutan. Semua rambutan
yang dipetik dikumpulkan jadi datu. Jumlah rambutan seluruhnya
adalah ?
Penyelesaian :
3 x 5 =
5 + 5 + 5 = 15
Jadi, ada 15 buah rambutan
2. Pembagian
Pembagian adalah pengurangan berulang sampai habis. Permasalahan
sehari-hari yang berkaitan dengan pembagian
a. Membagi bilangan dengan angka 1
Budi memiliki 4 kelereng. Kelereng itu dibagikan kepada tigor.
Berapa banyak kelereng yang dimiliki tigor ?
Peneyelsaian :
4 : 1 = 4
4 – 1 – 1 – 1 – 1 = 0
Jadi, kelereng yang dimiliki Tigor ada 4
Jadi, suatu bilangan dibagi 1 hasilnya bilangan itu sendiri.
b. Pembagian bilangan dengan bilangan itu sendiri
Budi mempunya 4 kelereng, dibagikan kepada keempat temannya
yaitu Tigor, Alex, Nisa, dan Alin. Berapa kelereng yang masing-
masing mereka terima ?
Penyelesaian :
4 : 4 = 1
4 – 4 = 0
Jadi, kelereng yang masing-masing mereka terima adalah 1
Jadi, suatu bilangan dibagi bilangan itu sendiri hasilnya adalah
satu.
c. Membagi bilangan dua angka dengan bilangan satu angka
Ibu memiliki 18 buku tulis. Buku tulis tersebut akan dibagikan
kepada tiga anaknya. Berapa buku tulis yang diterima masing-
masing anak, bila setia anak mendapat bagian yang sama ?
150
Penyelesaian :
18 : 3 = 6
18 – 3 – 3 – 3 – 3 – 3 – 3 = 0
Jadi, setiap anak mendapatkan 6 buku tulis.
E. Metode Pembelajaran
1. Cerama
2. Tanya jawab
3. Demonstrasi
4. Penugasan , dan
5. Metode index card match
Index card match perkalian
Index card match pembagian
F. Media Pembelajaran
Tas guci
Bagian luar media tas guci Bagian alas media tas guci belakang
Bagian alas media tas guci
dari depan
Bagian angka media tas
guci
Bagian simbol media
tas guci
151
Media sedotangambarbuku Media sedotangambarapel Media sedotan gambar
ayam
G. Sumber Belajar
1. Buku panduan praktik permata pendorong kreatifitas belajar siswa
tema 2 “Bermain di Lingkunganku” tematik terpadu kurikulum 2013
edisi revisi 2017 kelas 2 SD/MI, hal 37, 53 dan 77 (CV. Surya Badra)
Surakarta.
2. Buku kementrian pendidikan dan kebudayaan republic Indonesia 2018
tema 2 “Bermain di Lingkunganku” tematik terpadu kurikulum 2013
edisi revisi 2017 kelas 2 SD/MI, hal 106-134 (CV. Arya Duta) Depok.
H. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Waktu
Pendahuluan
1. Guru menyiapkan peserta didik secara fisik dan psikis
untuk mengikuti pelaksaan proses pembelajaran.
(memberikan salam, mengajak semua siswa berdo’a,
melakukan komunikasi tentang kehadiran peserta didik
dan memberikan label nama kepada tiap peserta didik).
2. Memberikan motivasi kepada peserta didik agar
memperhatikan pembelajaran yang nanti akan
disampaikan.
3. Mengaitkan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan
pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan
10
menit
152
dipelajari, (melakukan apresiasi tentang materi yang telah
dipelajari sebelumnya).
4. Menjelaskan tujuan pembelajaran, kompetensi dasar yang
akan dicapai (menyampaikan tujuan pembelajaran
mengenai perkalian dan pembagian dalam kehidupan
seharu-hari).
5. Menyampaikan cangkupan materi dan penjelasan uraian
kegiatan mengenai perkalian dan pembagian sesuai dengan
silabus.
Kegiatan Inti
1. Mengamati
a. Guru menjelaskan materi perkalian soal cerita
b. Guru mengenalkan media tas guci kepada peserta didik
c. Guru mendemonstrasikan tentang konsep perkalian
soal cerita dengan menggunakan media tas guci.
2. Menanya
a. Guru dan peserta didik bertanya jawab tentang materi
perkalian.
3. Mencoba
a. Guru memberikan contoh soal kepada peserta didik,
lalu guru memanggil nama peserta didik dengan cara
acak untuk mencoba mengerjakan soal dan
memperagakan dengan media tas guci di hadapan
teman-temannya.
b. Guru memberikan soal kepada peserta didik untuk
dikerjakan dibuku.
4. Mengamati
a. Guru menjelaskan materi pembagian soal cerita
b. Guru mendemonstrasikan tentang konsep pembagian
soal cerita dengan menggunakan media tas guci.
5. Mencoba
50
menit
153
a. Guru memberikan contoh soal kepada peserta didik,
lalu guru memanggil nama peserta didik dengan cara
acak untuk mencoba mengerjakan soal dan
memperagakan dengan media tas guci di hadapan
teman-temannya.
b. Guru memberikan soal pembagian kepada peserta didik
untuk dikerjakan dibuku.
6. Menanya
a. Guru dan peserta didik bertanya jawab tentang materi
pembagian.
7. Mengkomunikasikan
a. Guru mengkomunikasikan kepada peserta didik bahwa
sekarang akan belajar menggunakan metode index card
match dan media tas guci. Guru menerangkan cara
penggunaan metode index card match dan media tas
guci.
8. Menalar
a. Guru membagikan lembar soal kepada Peserta didik,
peserta didik diminta untuk mengerjakan latihan soal
secara individu di kertas yang sudah disiapkan oleh
guru.
Penutup
1. Guru menanyakan kepada peserta didik tentang materi
yang telah dipelajari dan mengevaluasi kegiatan
pembelajaran.
2. Guru mengajak peserta didik menyimpulkan pembelajaran
yang telah dilaksanakan.
3. Guru menginformasikan materi yang akan dipelajari pada
pertemuan berikutnya kepada peserta didik untuk belajar
lagi dirumah.
4. Guru mengajak peserta didik merapikan tempat duduk,
10
menit
154
mengajak berdoa dan mengucapkan salampenutup.
I. Penilain hasil belajar
1. Teknik penilain
a. Bentuk tes : Tertulis
b. Bentuk soal : Uraian
2. Instrumen penilain
a. Soal :
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK SIKLUS II
Nama :
Absen :
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan tepat dan benar !
1. 4 x 9 =
2. 6 x 7 =
3. 8 x 2 =
4. 7 x 4 =
5. Restu memiliki 4 kantong kelereng. Setiap kantong berisi 4
kelereng. Berapa jumlah kelereng yang dimiliki restu ?
......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
6. 20 : 2 =
7. 12 : 4 =
8. 12 : 3 =
9. 25 : 5 =
10. Nita memiliki 15 buah apel. Apel itu dimasukkan kedalam 5
kantong plastik dama banyak. Berapa isi setiap kantong plastik
?
......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
b. Kunci jawaban:
1. 4 x 9 = 36
2. 6 x 7 = 42
3. 8 x 2 = 16
4. 7 x 4 = 28
5. Restu memiliki 4 kantong kelereng. Setiap kantong berisi 4
kelereng. Berapa jumlah kelereng yang dimiliki restu ?
4 x 4 = 16
16 kelereng
6. 20 : 2 = 10
7. 12 : 4 = 3
8. 12 : 3 = 4
9. 25 : 5 = 5
156
Lampiran 6 Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus I
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU SIKLUS I
Nama guru : Rica Risti Wulandari, S.Pd.
Kelas / semester : II/Ganjil
Tgl. Pelaksanaan : 10 Agustus 2019
Petunjuk: Berilah tanda ceklis (√) pada kolom yang tersedia sesuai dengan
pengamatan peneliti.
No Aspek yang diamati Nilai
AB B C K
KEGIATAN PEMBUKAAN
1 Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dengan
menyapa dan memberi salam √
2 Mengaitkan materi pembelajaran sekarang dengan
pengalaman peserta didik atau pembelajaran sebelumnya. √
3 Menyampaikan manfaat materi pembelajaran √
4 Penyampaian kompetensi dan rencana kegiatan √
5 Menyampaikan kemampuan yang akan dicapai peserta
didik √
6 Menyampaikan rencana kegiatan misalnya, individual,
kerjasama, dan melakukan observasi √
KEGIATAN INTI
7 Penguasaan materi pembelajaran √
8 Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan √
9 Kejelasan dalam penyampaian materi √
10 Menghubungkan materi dengan kehidupan nyata √
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN YANG MENDIDIK
11 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan dengan
kompetensi (tujuan yang akan dicapai) √
12 Melaksanakan pembelajaran secara runtut sesuai RPP √
13 Menguasai kelas √
14 Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual √
15 Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan
tumbuhnya kebiasaan positif √
16 Melaksanakn pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu
yang direncanakan √
PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR / MEDIA
17 Menunjukan ketrampilan dalam penggunaan sumber
pembelajaran √
18 Menunjukan ketrampilan dalam penggunaan media tas
guci dan metodeindex card match pada pembelajaran √
19 Menghasilkan pembelajaran yang menarik √
158
Lampiran 7 Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus II
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU SIKLUS II
Nama guru : Rica Risti Wulandari, S.Pd.
Kelas / semester : II/Ganjil
Tgl. Pelaksanaan : 14 Agustus 2019
Petunjuk: Berilah tanda ceklis (√) pada kolom yang tersedia sesuai dengan
pengamatan peneliti.
No Aspek yang diamati Nilai
AB B C K
KEGIATAN PEMBUKAAN
1 Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dengan
menyapa dan memberi salam √
2 Mengaitkan materi pembelajaran sekarang dengan
pengalaman peserta didik atau pembelajaran sebelumnya. √
3 Menyampaikan manfaat materi pembelajaran √
4 Penyampaian kompetensi dan rencana kegiatan √
5 Menyampaikan kemampuan yang akan dicapai peserta
didik √
6 Menyampaikan rencana kegiatan misalnya, individual,
kerjasama, dan melakukan observasi √
KEGIATAN INTI
7 Penguasaan materi pembelajaran √
8 Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan √
9 Kejelasan dalam penyampaian materi √
10 Menghubungkan materi dengan kehidupan nyata √
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN YANG MENDIDIK
11 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan dengan
kompetensi (tujuan yang akan dicapai) √
12 Melaksanakan pembelajaran secara runtut sesuai RPP √
13 Menguasai kelas √
14 Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual √
15 Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan
tumbuhnya kebiasaan positif √
16 Melaksanakn pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu
yang direncanakan √
PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR / MEDIA
17 Menunjukan ketrampilan dalam penggunaan sumber
pembelajaran √
18 Menunjukan ketrampilan dalam penggunaan media tas
guci dan metodeindex card match pada pembelajaran √
19 Menghasilkan pembelajaran yang menarik √
166
Lampiran 12 Dokumen Kegiatan Penelitian Siklus I
Gambar 1.1 Guru mengapsen peserta
didik
Gambar 1.2 Guru menerangkan materi
Gambar 1.3 Guru menerangkan materi
dengan media tas guci
Gambar 1.4 Peserta didik mendapatkan
index card match
Gambar 1.5 Peserta didik
mendemonstrasikan index card match
dan media tas guci didepan kelas
Gambar 1.6 Peserta didik mengerjakan
soal individu
167
Lampiran 13 Dokumen Kegiatan Penelitian Siklus II
Gambar 1.7 Guru menerangkan materi
perkalian
Gambar 1.8 Guru menerangkan materi
pembagian
Gambar 1.9 Guru mendemontsrasikan
media tas guci
Gambar 1.10 Guru membagikan index
card match dan peserta didik mencari
pasangannya
Gambar 1.11 Peserta didik mendemonstrasikan index card match dengan media
tas guci di depan kelas materi pembagian
168
Gambar 1.12 Peserta didik mendemonstrasikan index card match dengan media
tas guci di depan kelas materi perkalian
Gambar 1.13 Guru membagikan soal
kepada peserta didik
Gambar 1.14 Peserta didik mengerjakan
soal secara individu