PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN DATAR...
Transcript of PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN DATAR...
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
MATERI BANGUN DATAR SEDERHANA DAN SIFATNYA MELALUI
STRATEGI NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT)
PADA SISWA KELAS III MI NAFIATUL HUDA DEMAKAN
KECAMATAN BANYUBIRU KABUPATEN SEMARANG
TAHUN AJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh :
NUCHA AHYAR MAYANG F
NIM : 11512061
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2017
i
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
MATERI BANGUN DATAR SEDERHANA DAN SIFATNYA MELALUI
STRATEGI NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT)
PADA SISWA KELAS III MI NAFIATUL HUDA DEMAKAN
KECAMATAN BANYUBIRU KABUPATEN SEMARANG
TAHUN AJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh :
NUCHA AHYAR MAYANG F
NIM : 11512061
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2017
ii
iii
iv
v
vi
MOTTO
If you belive, Dream Comes True, and make it happen
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan untuk:
1. Kedua orang tuaku tercinta, Bapak Ahmadi dan Ibu Aminatun Zahriyah yang
senantiasa memberikan do’a, dukungan dan kasih saying kalian.
2. Kakakku M. Ahyar Ansori dan keluarganya yang selalu memberikan motivasi dan
semangat.
3. Mas Riya yang selalu memberikan do’a dan dukungan untuk segera menyelesaikan
skripsi ini.
4. Dosen pembimbing skripsiku Bapak Jaka Siswanta, M. Pd.
5. Sahabat-sahabatku (Dania, Avi, Bunga, Asiyah, Awalina, Idha, Fadlil, Novia, Safrila,
Kafi, Rokha, Ulil ) dan teman-teman seperjuangan PGMI angkatan 2012
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat, taufik dan hidayah-Nya kepada kita semua. Sholawat serta salam
semoga tercurahkan kehadirat junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW yang kita
nantikan syafaatnya pada yaumul akhir nanti.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan Islam. Adapun judul skripsi ini adalah
“UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN
DATAR SEDERHANA DAN SIFAT- SIFATNYA MELALUI STRATEGI
NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) SISWA KELAS III MI NAFIATUL HUDA
DEMAKAN KECAMATAN BANYUBIRU KABUPATEN SEMARANG TAHUN
2016”.
Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu penulis
ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang tiada terhingga dan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada yang terhormat:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Ibu Peni Susapti, M.Si., selaku Ketua jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
(PGMI) IAIN Salatiga.
3. Bapak Jaka Siswanta, M.Pd., selaku Pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktunya
memberikan bimbingan, pengarahan, dengan sabar dan bijaksana sehingga penulisan
skripsi ini dapat terselesaikan.
4. Bapak dan Ibu dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan bekal ilmu yang bermanfaat
hingga studi ini selesai.
viii
5. Bapak Ashadi, S. Pd.I, selaku Kepala MI Nafiatul Huda yang telah memberikan izin
kepada penulis untuk melakukan penelitian di Madrasah yang Beliau pimpin.
6. Ibu Siti Sunaniyah selaku Guru Kelas III MI Nafiatul Huda yang telah berkenan
bekerjasama dengan penulis sehingga penelitian dapat berlangsung.
7. Bapak (Ahmadi) dan Ibu (Aminatun Zahriyah) tercinta yang senantiasa mendo’akan dan
memberikan semangat untuk penulis.
8. Kakakku tersayang M. Ahyar Ansori serta Mas Riya yang selalu menjadi sumber motivasi
bagi penulis.
Atas jasa mereka, penulis hanya dapat mendo’akan semoga Allah SWT mencatatnya
sebagai amal sholeh yang akan mendapatkan balasan yang berlipat ganda. Amin.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Untuk itu penulis juga
menerima segala kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya
penulis berharap, semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi pembaca dan dapat digunakan
sebagai referensi dalam meningkatkan pembelajaran, khususnya dalam mata pelajaran
matematika untuk pendidikan Madrasah Ibtidaiyah.
Salatiga, 8 Maret 2017
Penulis
ix
ABSTRAK
Fauni, Nucha Ahyar Mayang. 2017. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Bangun
Datar Sederhana Melalui Strategi Numbered Head Together (NHT) Pada Siswa
Kelas III MI Nafiatul Huda Demakan Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang
Tahun Ajaran 2016/2017. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
Pembimbing: Jaka Siswanta, M.Pd.
Kata Kunci: Strategi Numbered Head Together (NHT) dan Hasil Belajar
Penelitian ini merupakan upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa mata
pelajaran matematika materi bangun datar sederhana dan sifatnya melalui penerapan strategi
Numbered Head Together (NHT) pada siswa kelas III di MI Nafiatul Huda Demakan
Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang. Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya
hasil belajar siswa dalam mata pelajaran matematika, yang ditunjukkan dengan nilai sebagian
besar siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Hal ini diduga
karena kondisi pembelajaran yang masih bersifat konvensional. Peneliti ingin mencoba
menerapkan suatu strategi pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif berinteraksi
dengan lingkungannya. Penelitian yang peneliti ambil adalah dengan strategi Numbered Head
Together (NHT) dengan mengelompokkan siswa ke dalam kelompok untuk berpikir bersama
dengan ciri utamanya penunjukan siswa secara acak untuk menjawab pertanyaan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah strategi Numbered Head Together
(NHT) dapat meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran matematika materi bangun
datar sederhana dan sifat-sifatnya kelas III di MI Nafiatul Huda Demakan Kecamatan
Banyubiru Kabupaten Semarang tahun ajaran 2016/2017. Subjek dalam penelitian ini adalah
guru dan siswa kelas III MI Nafiatul Huda Demakan Kecamatan Banyubiru Kabupaten
Semarang yang berjumlah 25 siswa, terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan.
Penelitian ini dilaksanakan dalam 1 bulan mulai dari bulan Februari sampai Maret tahun
2017. Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 kali siklus pembelajaran yang masing-masing
siklus terdiri dari empat tahapan yakni perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah tes tertulis, wawancara, observasi, serta
dokumentasi. Data dianalisis secara statistik menggunakan rumus persentase.
Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan strategi Numbered Head
Together (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran matematika materi
bangun datar sederhana dan sifat- sifatnya kelas III di MI Nafiatul Huda Demakan
Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang tahun ajaran 2016/2017. Terbukti pada nilai
ulangan pra siklus terdapat 6 siswa atau 24% siswa yang tuntas belajar dengan nilai rata-rata
54,8. Pada siklus I jumlah siswa yang tuntas belajar ada 17 siswa atau 68% dengan nilai rata-
rata 72,8. Pada siklus II terdapat 23 siswa yang tuntas belajar atau 92% dengan nilai rata-rata
80,8. Hasil belajar pada siklus II menunjukkan bahwa ketuntasan klasikal yang diharapkan
sudah tercapai yaitu ≥ 85% siswa yang tuntas belajar.
x
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL................................................................................i
LEMBAR LOGO ......................................................................................... ii
HALAMAN JUDUL ................................................................................... iii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. iv
LEMBAR PENGESAHAN KELULUSAN ................................................ v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ................................................... vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................... vii
KATA PENGANTAR ................................................................................. viii
ABSTRAK ................................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................ xi
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................ 7
C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 7
D. Hipotesis dan Indikator Keberhasilan .............................................. 7
E. Manfaat Penelitian ............................................................................ 8
1. Manfaat Teoritik........................................................................... 8
2. Manfaat Praktik ............................................................................ 8
F. Definisi Operasional ......................................................................... 9
1. Peningkatan Hasil Belajar ............................................................ 10
xi
2. Matematika dan Materi Bangun Datar ......................................... 11
3. Strategi Numbered Head Together............................................... 12
G. Metodologi Penelitian ...................................................................... 14
1. Rancangan Penelitian ................................................................... 14
2. Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian .......................................... 15
3. Langkah-langkah Penelitian ......................................................... 17
4. Instrumen Penelitian..................................................................... 19
5. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 22
6. Analisis Data ................................................................................ 23
H. Sistematika Penulisan ..................................................................... 24
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar..................................................................................... 26
1. Pengertian Hasil Belajar .............................................................. 26
2. Ciri-ciri Belajar ............................................................................ 33
3. Prinsip-prinsip Pembelajaran ....................................................... 35
4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar ...................... 38
B. Pembelajaran Matematika ................................................................ 47
1. Pengertian Matematika................................................................. 47
2. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Matematika ............................. 48
3. Ruang lingkup Matematika .......................................................... 51
4. Karakteristik Matematika ............................................................. 51
5. Langkah Pembelajaran Matematika ............................................. 53
6. Problematika Pembelajaran Matematika...................................... 55
7. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Matematika kelas III ......... 56
xii
C. Bangun Datar dan Sifatnya .............................................................. 56
1. Pengertian Bangun Datar ............................................................. 56
2. Sifat- Sifat Bangun Datar Sederhana ........................................... 57
D. Strategi Numbered Head Together .................................................. 61
1. Pengertian Strategi Numbered Head Together ............................ 61
2. Manfaat Strategi Pembelajaran Numbered Head Together ........ 63
3. Kelebihan dan Kelemahan Strategi Numbered Head Together ... 64
4. Langkah-langkah Strategi Numbered Head Together.................. 64
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Deskripsi Kondisi (Pra Siklus)......................................................... 66
1. Perolehan nilai ulangan Mata Pelajaran Matematika ................... 66
2. Data Keadaan Siswa ..................................................................... 67
3. Pelaksanaan Penelitian ................................................................. 69
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ........................................................ 69
1. Perencanaan Tindakan ................................................................. 69
2. Pelaksanaan Tindakan .................................................................. 70
3. Pengamatan/ Observasi ................................................................ 72
4. Refleksi ........................................................................................ 76
C. Deskripsi pelaksanaan siklus II ........................................................ 77
1. Perencanaan Tindakan ................................................................. 77
2. Pelaksanaan Tindakan .................................................................. 78
3. Pengamatan/ Observasi ................................................................ 80
4. Refleksi ........................................................................................ 84
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian ................................................................ 86
xiii
1. Deskripsi Data Pra Siklus............................................................. 86
2. Deskripsi Siklus I ......................................................................... 88
3. Deskripsi Siklus II ........................................................................ 90
B. Pembahasan ...................................................................................... 92
1. Siklus I ......................................................................................... 94
2. Siklus II ........................................................................................ 101
3. Rekapitulasi Ketuntasan Gabungan ............................................. 107
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................... 110
B. Saran ................................................................................................. 110
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 113
LAMPIRAN ................................................................................................. 116
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Daftar Subjek Penelitian .............................................................. 16
Tabel 1.2 Lembar Observasi Siswa ............................................................. 19
Tabel 1.3 Lembar Observasi guru ................................................................ 20
Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ............................... 56
Tabel 2.2 Langkah pembuatan kelompok .................................................... 63
Tabel 3.1 Nilai Ulangan Harian (Pra Siklus) ............................................... 66
Tabel 3.2 Data Keadaan Siswa .................................................................... 68
Tabel 3.3 Lembar Observasi Guru Siklus I ................................................. 72
Tabel 3.4 Nilai Evaluasi Siklus I ................................................................. 75
Tabel 3.5 Lembar Observasi Guru Siklus II ................................................ 80
Tabel 3.6 Nilai Evaluasi Siklus II ................................................................ 83
Tabel 4.1 Nilai Ulangan Harian (Pra Siklus) ............................................... 87
Tabel 4.2 Perolehan Nilai Evaluasi Siklus I ................................................ 89
Tabel 4.3 Perolehan Nilai Evaluasi Siklus II ............................................... 90
Tabel 4.4 Hasil Rekapitulasi Nilai Siswa Per Siklus ................................... 92
Tabel 4.5 Lembar Observasi Guru Siklus I ................................................. 95
Tabel 4.6 Lembar Observasi Guru Siklus II ................................................ 102
Tabel 4.7 Rekapitulasi Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II ............................ 107
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Siklus Penelitian ....................................................................... 15
Gambar 2.1 Persegi panjang ........................................................................ 57
Gambar 2.2 Persegi ...................................................................................... 57
Gambar 2.3 Segitiga sama kaki ................................................................... 58
Gambar 2.4 Segitiga sama sisi ..................................................................... 58
Gambar 2.5 Segitiga siku- siku .................................................................... 59
Gambar 2.6 Lingkaran ................................................................................. 59
Gambar 2.7 Jajar genjang ............................................................................ 59
Gambar 2.8 Trapesium................................................................................. 60
Gambar 2.9 Belah ketupat............................................................................ 60
Gambar 4.1 Presentase Nilai Evaluasi Siklus I ............................................ 94
Gambar 4.2 Presentase Nilai Tes Evaluasi Siklus II ................................... 101
Gambar 4.3 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I dan
Siklus II ..................................................................................... 108
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ........................... 116
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II .......................... 130
Lampiran 3 Soal Evalusi Siklus I................................................................. 142
Lampiran 4 Soal Evaluasi Siklus II ............................................................. 145
Lampiran 5 Lembar Kerja Siswa Siklus I .................................................... 147
Lampiran 6 Lembar Kerja Siswa Siklus II .................................................. 148
Lampiran 7 Daftar Nilai Ulangan Harian Siswa (Pra Siklus) ...................... 149
Lampiran 8 Lembar Observasi Guru Siklus I .............................................. 151
Lampiran 9 Lembar Observasi Guru Siklus II ............................................. 154
Lampiran 10 Profil MI Nafiatul Huda ......................................................... 157
Lampiran 11 Dokumentasi ........................................................................... 159
Lampiran 12 Surat Pengantar Lembaga ....................................................... 164
Lampiran 12 Surat Keterangan Peneliti ....................................................... 165
Lampiran 13 Lembar Konsultasi Skripsi ..................................................... 166
Lampiran 14 Nilai SKK ............................................................................... 168
Lampiran 15 Daftar Riwayat Hidup ............................................................ 173
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kata “matematika” berasal dari kata mathema dalam bahasa Yunani
yang diartikan sebagai “sains, ilmu pengetahuan, atau belajar”. Juga
mathematikos yang diartikan sebagai “suka belajar” (Sriyanto, 2007: 12).
Matematika adalah sebuah mata pelajaran yang membutuhkan konsentrasi,
ketelitian, ketepatan dan kesabaran dalam proses pembelajarannya.
Matematika merupakan ilmu yang mendasari perkembangan teknologi modern,
yaitu mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan
daya pikir manusia. Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua
peserta didik mulai dari sekolah dasar (SD/MI) sampai tingkat tertinggi yaitu
perguruan tinggi.
Tujuan dari pembelajaran matematika sendiri adalah untuk
mempersiapkan siswa agar dapat menghadapi perubahan keadaan dan mampu
menyikapinya. Tanpa kita sadari matematika sangat bermanfaat bagi
kehidupan manusia, setiap kegiatan yang manusia lakukan tidak terlepas dari
matematika. Namun yang menarik pelajaran matematika merupakan mata
pelajaran yang sangat tidak disukai oleh peserta didik/ siswa terutama untuk
anak SD/MI. Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya siswa yang
mengalami kesulitan dalam memahami dan menerapkan materi dalam mata
pelajaran matematika.
2
Materi bangun datar adalah salah satu materi yang ada dalam mata
pelajaran matematika. Bangun datar merupakan materi mengenai bidang datar
yang dibatasi oleh garis yang bagi siswa dasar masih banyak yang belum bisa
memahaminya secara keseluruhan. Heruman (2010 : 87) menyatakan bahwa
sebenarnya, pengenalan berbagai bentuk bangun datar bukan merupakan topik
yang terlalu sulit untuk diajarkan. Hanya saja, selama ini guru sering kali
kurang memerhatikan batasan- batasan sejauh mana maateri yang perlu
diberikan kepada siswa.
Pieget dalam Susanto (2013: 184) menyatakan bahwa pada usia siswa
sekolah dasar (7-8 tahun hingga 12-13 tahun) termasuk pada tahap operasional
konkret. Berdasarkan perkembangan kognitif ini, maka anak usia sekolah dasar
pada umumnya mengalami kesulitan dalam memahami matematika yang
bersifat abstrak. Karena keabstrakannya matematika relatif tidak mudah untuk
dipahami oleh siswa sekolah dasar pada umumnya.
Tugas guru dalam pembelajaran tidak terbatas pada penyampaian
informasi kepada peserta didik. Sesuai kemajuan dan tuntutan zaman, guru
harus memiliki kemampuan untuk memahami peserta didik dengan berbagai
keunikannya agar mampu membantu siswa dalam menghadapi kesulitan
belajar. Dalam hal itu, guru dituntut memahami berbagai model pembelajaran
yang efektif agar dapat membimbing peserta didik secara optimal (Mulyasa,
2011:21). Berdasarkan hal tersebut maka seorang guru harus memiliki
profesionalitas dalam bekerja yaitu dengan mampu mengolah materi
pembelajaran dan memilih model pembelajaran yang menarik dan
3
menyenangkan agar siswa lebih antusias untuk mengikuti pembelajaran
sehingga apa yang disampaikan oleh guru akan mudah dimengerti. Jadi
lemahnya prestasi hasil beajar siswa tidak hanya berasal dari faktor
kemampuan siswa, tetapi juga ada faktor lain yang menunjang yaitu kurang
berhasilnya guru dalam menyampaikan materi pembelajaran.
Setelah dilakukan survey di MI Nafiatul Huda Demakan Kecamatan
Banyubiru Kabupaten Semarang melalui wawancara dengan guru kelas III
ditemukan masalah dalam pembelajaran matematika pokok bahasan Bangun
Datar dan sifat- sifatnya menunjukan hasil yang kurang memuaskan, hal itu
dibuktikan dari hasil ulangan harian dari 25 siswa kelas III MI Nafiatul Huda
Demakan Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang dengan nilai standar
KKM 70 hanya 24 % (6 siswa) memenuhi KKM dan sisanya 76% (19 siswa)
nilai ulangan belum mencapai KKM.
Berdasarkan wawancara dengan Ibu Siti Sunaniyah selaku guru kelas
III MI Nafiatul Huda Demakan Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang
dapat disimpulkan bahwa ada banyak faktor yang menjadi faktor yang
berpengaruh terhadap hasil penilaian yang tidak mencapai KKM diantaranya
adalah siswa kurang memperhatikan saat pembelajaran berlangsung, masih
banyak yang sibuk bermain sendiri dan siswa sibuk mengobrol dengan teman
sebangkunya. Selain faktor dari siswa ada juga faktor yang berasal dari guru
sehingga masih banyak siswa yang mendapat nilai dibawah KKM yang telah
ditetapkan yaitu kurangnya kreatifitas guru dalam menyampaikan materi, dan
masih menggunakan model pembelajaran secara klasikal.
4
Sebagai seorang guru untuk saat ini dituntut untuk lebih kreatif dan
inovatif agar siswa mampu memahami dengan mudah dan tertarik terhadap
materi yang disampaikan oleh guru. Guru harus mampu mengelola kelas
dengan baik dan menyenangkan agar dapat mewujudkan tujuan dari suatu
pembelajaran yaitu siswa mampu mengerti, memahami dan melaksanakan
materi pembelajaran dengan baik dan benar, sebagaimana telah diperintahkan
oleh Allah SWT dalam firmannya yang tertuang dalam Q.S Al- Alaq ayat 5
sebagai berikut :
Artinya: “Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya” .
Berdasarkan faktor- faktor yang mempengaruhi rendahnya hasil
belajar siswa dalam pembelajaran matematika materi bangun datar dan sifatnya
peneliti dan guru berdiskusi mengenai strategi yang tepat untuk mengatasi
masalah tersebut. Dengan penggunaan strategi pembelajaran maka akan
membantu dalam meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran
matematika, karena terciptanya suasana yang menyenangkan, menarik dan juga
melibatkan siswa akan lebih mudah dalam menyampaikan materi. berdasarkan
pertimbangan tersebut penulis memutuskan untuk menggunakan strategi
Numbered Head Together dalam pembelajaran matematika materi Bangun
Datar dan Sifatnya di MI Nafiatul Huda Demakan Kecamatan Banyubiru
Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2016/2017.
5
Strategi Numbered Head Together ini bukanlah sesuatu yang baru,
namun dewasa ini pembelajaran kooperatif banyak diterapkan di banyak
sekolah baik di Indonesia maupun negara lain. Teori yang mendasari
pembelajarn ini bukan sama sekali teori baru, namun pembelajaran ini
dihadirkan untuk membawa nuansa baru dalam proses pembelajaran yang
melibatka siswa aktif baik dalam kelompok maupun individu.
Desmita (http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-
00275 DS%20Bab%202.pdf diakses pada 20 februari 2017 07:20)
mengemukakan usia rata - rata anak Indonesia saat masuk SD adalah 6 tahun
dan selesai umur 12 tahun yang berarti anak usia sekolah berada dalam dua
masa perkembangan, yaitu masa kanak- kanak tengah (6-9 tahun) dan masa
kanak- kanak akhir (10-12 tahun), anak- anak usia sekolah ini memiliki
karakteristik yang berbeda dengan anak- anak yang usianya lebih muda.
Mereka senang bermain, senang bergerak, senang bekerja dalam kelompok dan
senang merasakan atau melakukan sesuatu secara langsung.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan proses
pembelajaran yang kreatif dan inovatif yaitu dengan menggunakan metode,
strategi dan media yang sesuai dengan materi yang dipelajari disekolah
dasar dan memperhatikan karakteristik siswa. Sehingga tujuan dari
pembelajaran Matematika dan hasil belajar siswa dapat tercapai secara
maksimal.
Penerapan strategi Numbered Head Together dalam pembelajaran
Matematika materi bangun datar dirasa akan memberikan inovasi dalam
6
pembelajaran. Jumanta (2014: 15) Strategi Numbered Head Together atau
penomoran berpikir bersama adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif
yang dirancang mempengaruhi pola interakasi siswa dan sebagai alternatif
terhadap sumber struktur kelas tradisional. Strategi ini melibatkan para siswa
untuk menelaah bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan untuk
mengetahui pemahaman siswa terhadap isi pelajaran. Langkah awal dalam
penerapan strategi Numbered Head Together adalah guru membagi siswa
dalam kelompok-kelompok, yang jumlah kelompok disesuaikan topik
permasalahan atau soal yang akan diberikan. Dalam pembagian kelompok guru
harus memperhatikan kemampuan siswa, guru membagi kelompok dengan
menggunakan ranking siswa dengan langkah ular tangga. Tiap anggota
kelompok diberikan topi dengan nomor yang berbeda-beda sesuai dengan topik
yang akan dibahas. Soal-soal yang diberikan oleh guru dipecahkan bersama-
sama dalam kelompok, dan siswa akan menyampaikan jawaban soal di depan
kelas sesuai dengan nomor yang dimilikinya. Kemudian guru memberikan soal
individu sebagai bahan evaluasi kegiatan pembelajaran untuk mengetahui
tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajari.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka penulis
mengangkat judul ”PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
MATERI BANGUN DATAR SEDERHANA DAN SIFATNYA MELALUI
STRATEGI NUMBERED HEAD TOGETHER PADA SISWA KELAS III MI
NAFIATUL HUDA DEMAKAN KECAMATAN BANYUBIRU
KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN 2016/2017.
7
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah penerapan strategi
Numbered Head Together dapat meningkatkan hasil belajar Matematika materi
Bangun Datar Sederhana dan Sifatnya pada siswa kelas III MI Nafiatul Huda
Demakan Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang Tahun Ajaran
2016/2017 ?
C. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan
hasil belajar Matematika materi bangun datar sederhana dan sifatnya dengan
menggunakan strategi Numbered Head Together pada siswa kelas III MI
Nafiatul Huda Demakan Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang Tahun
Ajaran 2016/ 2017
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
Hipotesis tindakan adalah merupakan jawaban sementara terhadap
masalah yang diteliti, sebagai alternatif tindakan yang dipandang paling tepat
untuk memecahkan masalah yang telah dipilih untuk diteliti melalui PTK
(Mulyasa, 2011:63). Dalam sebuah penelitian, Hipotesis sangat dibutuhkan
untuk memprediksi kemungkinan dalam hasil setelah dilakukan penelitian.
Adapun hipotesis tindakan penelitian ini adalah “penerapan Strategi Numbered
Head Together dapat meningkatkan hasil belajar Matematika materi bangun
8
datar sederhana dan sifatnya pada siswa kelas III MI Nafiatul Huda Demakan
Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2016/2017.”
Penerapan strategi Numbered Head Together dapat dikatakan efektif
dan dan berhasil apabila memenuhi beberapa indikator yang diharapkan.
Berikut adalah indikator yang harus dipenuhi :
1. Adanya peningkatan hasil belajar siswa yang berkelanjutan dari siklus
pertama dan siklus kedua.
2. Nilai siswa kelas III yang mencapai KKM sebesar 70 yang presentase
ketuntasan klasikalnya adalah 85% dalam pembelajaran matematika.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat, baik secara
teoritis maupun praktis.
1. Manfaat Teoritis
Penelitian dengan menggunakan Strategi Numbered Head Together
ini diharapkan memberi manfaat sebagai berikut:
a. Menambah wawasan keilmuan sebagai pedoman dalam mengembangkan
ilmu pendidikan.
b. Dapat memperkaya ilmu pengetahuan dari lapangan secara langsung
mengenai dunia pendidikan.
2. Manfaat Praktis
Dari Penelitian Tindakan Kelas di MI Nafiatul Huda Demakan akan
memberikan manfaat sebagai berikut:
9
a. Bagi guru
1) Guru dapat mengetahui permasalahan yang timbul dalam
pembelajaran dan dapat mengatasi permasalahan tersebut.
2) Guru dapat mengetahui dan menerapkan strategi pembelajaran yang
bervariasi sesuai dengan materi pembelajaran sehingga tujuan
pembelajaran dapat terjadi.
b. Bagi siswa
1) Siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran.
2) Meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran
matematika.
3) Siswa dapat mencapai nilai maksimal diatas KKM.
c. Bagi lembaga sekolah
1) Dapat menciptakan suasana pembelajaran yang efektif, efisien,
menarik dan menyenangkan.
2) Dapat meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan sekolah agar
mampu bersaing dengan sekolah lain.
d. Bagi Peneliti
Untuk menambah pengetahuan peneliti tentang bagaimana dunia
pendidikan secara langsung untuk terjun ke pendidikan.
F. Definisi Opersional
untuk memudahkan dan memperjelas pemahaman serta menghindari
kesalahpahaman terhadap maksud dalam judul di atas, maka terlebih dahulu
akan dijelaskan mengenai definisi istilah sebagai berikut:
10
1. Peningkatan Hasil Belajar
Peningkatan merupakan suatu proses, cara, meningkatkan suatu usaha.
Secara sederhana, hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak
setelah melalui kegiatan pembelajaran. Secara umum belajar dapat diartikan
sebagai proses perubahan perilaku akibat adanya interaksi individu dengan
lingkungannya. Mayer yang dikutip oleh Seels dan Rita menegmukakan
pendapat yang hampir sama mengenai belajar yaitu menyangkut adanya
perubahan yang relatif permanen pada pengetahuan atau perilaku seseorang
karena pengalaman (Sam’s, 2010: 31). Jika seseorang belajar sesuatu,
sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara
menyeluruh dalam sikap, kebiasaan, keterampilan, pengetahuan dan
sebagainya (Budiamin, 2009: 106). Hasil belajar adalah kemampuan yang
dimiliki oleh siswa setelah mengalami proses pembelajaran dan dapat
diukur melalui pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, dan sintesis,
yang diraih siswa dan merupakan tingkat penguasaan setelah menerima
pengalaman kerja. Adapun hasil belajar tersebut meliputi tiga ranah yaitu
ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik ( Sam’s, 2010:37).
Menurut Depdikbud dalam Trianto (2013:241), penentuan
keberhasilan belajar berdasarkan ketentuan KTSP ditentukan oleh masing-
masing sekolah yang dikenal dengan istilah Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM), dengan berpedoman pada tiga pertimbangan yaitu: kemampuan
setiap siswa berbeda-beda, fasilitas (sarana) setiap sekolah berbeda, dan
daya dukung setiap sekolah juga berbeda. Maka dalam penelitian ini sesuai
11
dengan KKM yang telah ditetapkan sekolah tempat penelitian di MI
Nafiatul Huda Demakan Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang mata
pelajaran Matematika adalah 70 dan kentuntasan klasikal adalah 85%.
Setiap siswa dikatakan berhasil dalam pembelajaran apabila nilai siswa ≥ 70
dan hasil dari satu kelas secara klasikal presentasenya ≥85% siswa yang
tuntas belajarnya.
2. Matematika dan Materi Bangun Datar
Menurut Mulyani Sumantri (Sam’s, 2010: 12), matematika adalah
pengetahuan yang tidak kurang dalam kehidupan sehari- hari. oleh karena
itu tujuan dari pembelajaran matematika ialah agar siswa dapat
berkonsultasi dengan menggunakan angka- angka dan bahasa matematika.
Pembelajaran Matematika adalah suatu proses belajar mengajar yang
dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas berfikir siswa yang
dapat meningkatkan kemampuan mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai
upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi Matematika.
Menurut Hans Freudental dalam Susanto (2013:189).
Bangun datar merupakan sebuah bangun berupa bidang datar yang
dibatasi oleh beberapa ruas garis. Jumlah dan model ruas garis yang
membatasi bangun tersebut menentukan nama dan bentuk bangun datar
tersebut. Misalnya: bidang yang dibatasi oleh 3 ruas garis, disebut bangun
segitiga, bidang yang dibatasi oleh 4 ruas garis, disebut bangun segiempat,
bidang yang dibatasi oleh 5 ruas garis, disebut bangun segilima. Jumlah ruas
garis serta model yang dimiliki oleh sebuah bangun merupakan salah satu
12
sifat bangun datar tersebut. Jadi, sifat suatu bangun datar ditentukan oleh
jumlah ruas garis, model garis, besar sudut, dan lain-lain.
3. Strategi Numbered Head Together
Numbered Head Together atau penomoran berpikir bersama adalah
merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk
memengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap sumber
struktur kelas tradisional, dan melibatkan lebih banyak siswa dalam
menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek
pemahaman mereka terhadap isi pelajaran (Hamdayama, 2002:176).
Tujuan dari Numbered Head Together adalah memberikan kesempatan
pada siswa untuk saling berbagi gagasan dan mempertimbangkan jawaban
mana yang paling tepat (Huda, 2014:203).
Penerapan strategi Numbered Head Together dalam pembelajaran
dilakukan dengan cara memberikan kesempatan pada siswa untuk
berdiskusi dan bertukar pemahaman terhadap persoalan yang diberikan.
Jawaban dari soal yang telah didiskusikan bersama akan disampaikan oleh
siswa yang mendapatkan nomor sesuai dengan soal di depan kelas secara
bergantian dengan anggota kelompok lain.
Jumanta (2014:56) menjelaskan tentang kelebihan menggunakan
strategi Numbered Head Together adalah sebagai berikut:
a. Melatih siswa utuk dapat bekerja sama dan menghargai pendapat orang
lain.
b. Melatih siswa untuk bisa menjadi tutor sebaya.
13
c. Memupuk rasa kebersamaan.
d. Membuat siswa menjadi terbiasa dengan perbedaan.
Lebih lanjut Jumanta (2014:56-57) menjelaskan tentang kelemahan
dalam menggunakan strategi Numbered Head Together adalah sebagai
berikut:
a. Siswa yang sudah terbiasa dengan cara konvensional akan sedikit
kuwalahan.
b. Guru haarus bisa memfasilitasi siswa.
c. Tidak semua siswa mendapat giliran.
Huda (2014:203-204) mengemukakan bahwa langkah-langkah
penerapan strategi Numbered Head Together dilakukan dengan cara
sebagai berikut Siswa dibagi dalam kelompok yang terdiri dari 4-6 siswa.
Masing-masing siswa dalam kelompok diberi nomor sesuai dengan jumlah
soal.
a. Guru memberikan tugas/pertanyaan pada masing-masing kelompok
untuk mengerjakan.
b. Setiap kelompok mulai berdiskusi untuk menemukan jawaban yang
paling tepat dan memastikan semua anggota kelompok mengetahui
jawaban tersebut.
c. Guru memanggil salah satu nomor secara acak.
d. Siswa dengan nomor yang dipanggil mempresentasikan jawaban dari
hasil diskusi kelompok mereka
14
G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan adalah jenis Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas atau istilah dalam bahasa
inggrisnya adalah Classroom Action Research (CAR) yaitu sebuah kegiatan
penelitian yang dilakukan di kelas. Penelitian tindakan kelas merupakan
suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang
sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama
(Arikunto dkk, 2007:3). Pengertian lainnya tentang PTK adalah penelitian
tindakan dalam bidang pendidikan yang dilaksanakan dalam kawasan kelas
dengan tujuan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas
pembelajaran (Basrowi dkk, 2008:28).
Penelitian Tindakan Kelas dilakukan sebagai upaya untuk perbaikan
terhadap praktik pendidikan dengan memberikan tindakan pada subyek
yang diteliti dengan menggunakan strategi Numbered Head Together.
Dalam penelitian ini proses belajar mengajar tetap dilakukan oleh guru, agar
pembelajaran berjalan natural atau alami dan data yang diperoleh valid.
Secara garis besar terdapat 4 tahapan yang digunakan dalam penelitian
tindakan kelas yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
Rancangan yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas, berikut adalah
tahap- tahap Penelitian Tindakan Kelas
15
(Arikunto, dkk. 2007:13)
Gambar 1.1 Siklus Penelitian
2. Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian
a. Lokasi Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan di MI Nafiatul
Huda Demakan Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang. Madrasah
ini dipilih menjadi tempat penelitian karena perlu adanya pengembangan
tentang stratgi pemebelajaran untuk meningkatkan profesionalitas guru
dalam menyampaikan materi pemebelajaran sehingga tujuan dari
pembelajaran tercapai dengan hasil belajar yang mencapai nilai diatas
KKM.
b. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan Februari- Maret Tahun 2017 di
MI Nafiatul Huda Demakan Kecamatan Banyubiru Kabupaten
Semarang.
Refleksi
Perncanaan
SIKLUS I
Pengamatan
Perencanaan
Pengamatan
SIKLUS II Refleksi
?
Pelaksanaan
Pelaksanaan
16
c. Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek adalah guru dan siswa
kelas III MI Nafiatul Huda Demakan Kecamatan Banyubiru Kabupaten
Semarang Tahun Ajaran 2016/2017 dengan jumlah siswa dalam satu
kelas ada 25. Siswa kelas III dipilih karena perlunya pengembangan
pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Pembelajaran
yang menjadi subjek penelitian adalah mata pelajaran matematika materi
bangun datar dengan menggunakan strategi Numbered Head Together.
Tabel 1.1 Daftar Nama Siswa Kelas III MI Nafiatul Huda
No Nama Jenis KelaminL/P
1. Abid Ridwanillah L
2. Anas Syaiful G. L
3. Andi L
4. Andrian Hasyim L
5. Anisa Aristanti P
6. Cuhibul Hakiki L
7. Dinawati P
8. Fina Lestari P
9. Hani P
10. I’in Ariani P
11. Lailatul Maghfiroh P
12. Lisna P
13. Mu’arifah P
14. Mufasishin L
15. Muhammad Amar R. L
16. Rahayu Slamet P
17. Tabah Slamet L
18. Trianai P
19. Yusuf L
20. Yana Zulianti P
21. Yunanto Andi L
17
22. Zahra Harika P
23. Zaenudin Bahari L
24 Zendy Kusuma P
25 Zidan Rifky L
3. Langkah- Langkah Penelitian
Ameliasari (2013: 33) mengemukakan bahwa di Indonesia, tahaapan
penelitian tindakan kelas yang banyak digunakan adalah model Kemmis dan
McTaggrat yaitu berupa perencanaan, pelaksanaan, Observasi, dan refleksi.
Tahapan- tahapan ini dilakukan dalam satu siklus, kemudian dilanjutkan di
siklus berikutnya dengan tahapan yang sama setelah dilakukan refleksi di
siklus pertama. Berdasarkan peryataan tersebut dapat disimpulkan bahwa
dalam penelitian tindakan kelas ada 2 siklus, yaitu siklus 1 dan siklus 2.
Berikut adalah tahapan- tahapan dalam penelitian tindakan kelas:
a. Perencanaan
Perencanaan ini dimaksudkan untuk menyusun rancangan yang
meliputi keseluruhan aspek yang terkait dengan penelitian tindakan kelas.
Adapun kegiatan dalam perencanaan penelitian adalah sebagaiberikut:
1) Menyiapkan materi tentang Bangun Datar dan Sifatnya.
2) Membuat Rencana Pelaksanaan Strategi Numbered Head Together.
3) Menyiapkan perlengkapan yang akan digunakan pada saat
pembelajaran dengan menggunakan strategi Numbered Head
Together.
4) Menyiapkan lembar observasi yang akan digunakan untuk mengamati
proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru pada saat proses
18
pembelajaran dengan menggunakan strategi Numbered Head
Together.
5) Menyiapkan lembar soal tentang bangun datar dan sifatnya untuk
mengetahui data hasil belajar siswa.
6) Menyiapkan bahan evaluasi tentang pembelajaran dengan
menggunakan strategi Numbered Head Together.
b. Pelaksanaan
Tindakan ini merupakan pelaksanaan rencana pembelajaran yang
telah dipersiapkan. Pada tahap ini dilakukan proses belajar, apersepsi,
pretes, pembelajaran dan evaluasi. Pada tahap apersepsi, siswa
dikondisikan untuk siap mengikuti proses pembelajaran, guru
memberikan penjelasan kepada siswa tentang tujuan pembelajaran serta
manfaat yang akan diperoleh siswa setelah mengikuti proses belajar
mengajar.
Dalam pelaksanaannya, guru akan menerapkan pembelajaran
berbasis budaya, kemudian divariasikan dengan menggunakan metode
tanya jawab dan ceramah, sehingga siswa akan lebih mudah memahami
materi yang telah disampaikan oleh guru.
c. Pengamatan
Pada tahap pengamatan dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti
mengamati guru proses belajar mengajar dan perubahan yang terjadi
saat sebelum dan sesudah proses pembelajaran dengan strategi
Numbered Head Together, serta menggunakan lembar evaluasi untuk
19
mendapatkan data hasil belajar siswa setelah proses pembelajaran
berlangsung. Peneliti mengamati kegiatan dan tingkah laku siswa ketika
proses pembelajaran berlangsung dengan sasaran yang diamati yaitu
keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas dan keseriusan siswa dalam
mengikuti pembelajaran. Peneliti juga mengamati guru yang sedang
melakukan kegiatan pembelajaran.
d. Analisis danRefleksi
Refleksi merupakan usaha untuk memahami data yang diperoleh
guna mengetahui tindakan yang akan dilakukan selanjutnya
(Arikunto,2006:16). Yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai
berikut: (1) mencatat hasil observasi (2) mencatat hasil pelaksanaan
proses pembelajaran (3) menganalisis hasil belajar siswa (4)
memperbaiki siklus 1 pada tahap siklus 2.
4. Instrumen Penilaian
Instrumen penilaian adalah alat bantu yang digunakan pada saat
melakukan penelitian. Adapun Instrumen penilaian dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
a. Lembar tes mata pelajaran matematika materi bangun datar dan sifatnya
yang diberikan kepada siswa. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini mencakup beberapa aspek yang diamati adalah sebagai
berikut (amelia, 2013: 41)
20
Tabel 1.2 Aspek-aspek siswa yang diamati dalam observasi
No
Nama
Siswa
Aspek perilaku belajar
Ket
Kerja
sama
Tanggung
jawab
Keberanian keaktifan
b. Lembar observasi untuk guru, yaitu untuk mengamati kegiatan guru pada
saat melakukan pembelajaran dengan menerapkan strategi Numbered
Head Together.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini mencakup beberapa
aspek yang diamati diantaranya (Rusman, 2011: 99-100):
Tabel 1.3 Aspek-aspek yang diamati dalam observasi
No. Aspek yang diamati
Kemampuan guru membuka pelajaran
1. Memeriksa kesiapan siswa
2. Memberikan motivasi awal
3. Memberikan apersepsi (kaitannya dengan materi)
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran
5. Memberikan acuan bahan pelajaran yang akan dipelajari
Sikap guru dalam proses pembelajaran
6. Kejelasan artikulasi suara
7. Variasi gerakan badan tidak mengganggu siswa
8. Antusiasme dalam penampilan
9. Menarik perhatian siswa dalam kegiatan belajar
21
menggunakan strategi Numbered Head Together
10. Memberikan perhatian yang sama pada setiap kelompok
Penguasaan bahan belajar
11. Bahan belajar disajikan sesuai dengan langkah-langkah
yang dibuat dalam RPP
12. Kejelasan dalam menjelaskan materi ajar
13. Mampu memberikan variasi dalam menyampaikan bahan
ajar melalui strategi Numbered Head Together
Kegiatan belajar mengajar
14. Penyajian bahan pelajaran sesuai dengan tujuan atau
indikator yang telah ditetapkan
15. Mendemonstrasikan kegiatan belajar melalui Numbered
Head Together
16. Ketepatan dalam penggunaan alokasi waktu
17. Ketepatan dalam menerapkan langkah-langkah Numbered
Head Together
Evaluasi Pembelajaran
18. Penilaian relevan dengan tujuan yang telah ditetapkan
19. Penilaian yang diberikan sesuai dengan RPP
Kemampuan menutup kegiatan pembelajaran
20. Meninjau kembali materi yang telah diberikan
22
21. Memberikan kesempatan untuk bertanya dan menjawab
pertanyaan
22. Memberikan kesimpulan kegiatan pembelajaran
Tindak lanjut / Follow up
23. Memberikan tugas kepada siswa
24. Menginformasikan materi/bahan ajar yang akan dipelajari
berikutnya
25. Memberikan motivasi untuk selalu terus belajar
c. Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk mengetahui proses pembelajaran
dan hasil evaluasi yang berlangsung. Dokumen berupa photo yang
menggambarkan keadaan proses belajar, data-data dan berbagai macam
catatan yang belum terekam dalam lembar observasi selama kegiata
belajar mengajar berlangsung. Yang menjadi aspek- aspek yang
didokumentasikan adalah aktifitas guru dan siswa dalam proses
pembelajaran dengan strategi Numbered Head Together.
5. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian tindakan kelas ini teknik yang akan digunakan untuk
pengumpulan data adalah sebagai berikut:
a. Tes tertulis
Dalam penelitian ini peneliti memberikan soal berupa post tes yang
harus dikerjakan secara individu setiap pertemuan di setiap siklus. Post
23
test tersebut berupa tes tertulis yang diberikan pada siswa setelah proses
pembelajaran dengan menggunakan stratregi Numbered Head Together
selesai dilakukan, dan tes ini merupakan tes objektif dan subjektif.
b. Observasi
Observasi atau pengamatan adalah proses pengambilan data dalam
penelitian dimana peneliti atau pengamat melihat situasi penelitian.
Observasi sangat sesuai digunkan dalam penelitian yang berhubungan
dengan kondisi/interaksi belajar mengajar, tingkah laku, dan iteraksi
kelompok (Haryono, 2015:63). Observasi ini dilakukan untuk
mengetahui keterampilan guru pada saat proses belajar mengajar dengan
menggunakan strategi Numbered Head Together.
c. Dokumentasi
Dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti menggunakan
dokumentasi berupa foto untuk memperoleh data. Dokumentasi
dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung, sehingga proses
pembelajaran dengan menggunakan strategi Numbered Head Together
baik yang dilakukan oleh guru dan siswa terekam dengan jelas dalam
foto. Dokumentasi foto merupakan bukti visual untuk memperkuat
sumber data dan memperjelas data lain seperti tes tertulis dan observasi.
6. Analisis Data
Analisis sebagai dasar untuk menentukan program aksi pada siklus
selanjutnya untuk mendeteksi bahwa kajian tindakan kelas ini sudah
mencapai tujuannya. Dengan KKM yang telah ditetapkan di MI Nafiatul
24
Huda Demakan kecamatan Banyubiru kabupaten Semarang yaitu 70, maka
siswa dikatakan tuntas apabila nilai hasil belajar siswa ≥ 70 tetapi apabila
nilai hasil belajar 70 > maka siswa dikatakan belum tuntas. Suatu kelas
dinyatakan tuntas belajarnya jika dalam kelas tersebut terdapat ≥ 85% siswa
yang telah tuntas belajarnya (Trianto, 2013: 241). Untuk Hasil penelitian ini
akan dilakukan untuk membuktikan hipotesis secara klasikal dengan cara:
H. Sistematika Penulisan
Bagian awal skripsi mencakup tentang sampul, lembar berlogo,
halaman judul, persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan
keaslian tulisan, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi,
daftar table, daftar gambar, dan daftar lampiran.
Bab I Pendahuluan berisi yang mencakup latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian,
definisi operasinal, dan sistematika penulisan. Metode penelitian mencakup
rancangan penelitian, subjek penelitian, langkah-langkah penelitian, instrumen
penelitian, pengumpulan data, dan analisis data.
Bab II Kajian Pustaka mencakup: Belajar Dan Hasil Belajar,
Matematika, Bangun Datar dan Sifatnya, dan Staregi Numbered Head
Together.
25
Bab III Deskripsi pelaksanaan pra siklus meliputi: Rencana,
Pelaksanaan, Pengamatan/Pengumpulan data dan Refleksi, Deskripsi
pelaksanaan siklus I, Deskripsi pelaksanaan siklus II .
Bab IV Hasil Penelitian dan pembahasan meliputi deskripsi per siklus
yang membahas mengenai data dari hasil pengamatan atau wawancara,
refleksi keberhasilan dan kegagalan dan berisi pembahasan.
Bab V Penutup berisi kesimpulan dan saran
26
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Sebelum membahas mengenai hasil belajar terlebih dahulu Belajar
merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai macam kompetensi,
keterampilan, dan sikap, belajar dimulai sejaka manusia lahir sampai akhir
hayat (Baharuddin dan Wahyuni, 2008: 1). Menurut Gagne dalam Dahar
(2006:2), belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses di mana suatu
organisasi berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Belajar adalah
suatu proses yang terjadi karena adanya usaha untuk mengadakan perubahan
terhadap diri manusia yang melakukan dengan maksud memperolah
perubahan dalam dirinya, baik berupa pengetahuan, keterampilan atau sikap
(Arikunto, 1993: 19).
Menurut Crow and Crow dalam Sriyanti (2009: 17), belajar adalah
perbuatan untuk memperoleh kebiasaan, ilmu pengetahuan dan berbagai
sikap, termasuk penemuan baru dalam mengerjakan sesuatu, usaha
memecahkan rintangan dan menyesuaikan dengan situasi baru.Belajar
secara umum diartikan sebagai perubahan pada individu yang terjadi
melalui pengalaman, dan bukan karena pertumbuhan atau perkembangan
tubuhnya atau karakteristik seseorang sejak lahir. Manusia banyak belajar
sejak lahir dan bahkan ada yang berpendapat sebelum lahir (Trianto,
27
2009:16). Seseorang belajar pada dasarnya didorong oleh keinginannya
untuk mengembangkan perilakunya yang efetif dan efisien dalam mencapai
tujuan (Sam’s, 2010: 33). Dalam belajar mengandung tiga hal pokok, yaitu:
(a) belajar mengakibatkan perubahan kemampuan atau perilaku, (b)
perubahan kemampuan atau perilaku yang terjadi bersifat relatif menetap,
(c) perilaku tersebut disebabkan karena hasil adanya latihan atau
pengalaman dan bukan karena proses dari pertumbuhan atau kematangan (
Sam’s, 2010: 32).
Gagne dalam Suprijono (2010:10-11), membagi kegiatan belajar
menjadi delapan yaitu:
a. Signal learning atau kegiatan belajar mengenal tanda. Tipe kegiatan
belajar ini menekankan belajar sebagai usaha merespons tanda-tanda
yang dimanipulasi dalam situasi pembelajran.
b. Stimulus-response learning atau kegiatan belajar tindak balas. Tipe ini
berhubungan dengan perilaku peserta didik yang secara sadar melakukan
respons tepat terhadap stimulus yang dimanipulasi dalam situasi
pembelajaran.
c. Chaining learning atau kegiatan belajar melalui rangkaian. Tipe ini
berkaitan dengan kegiatan peserta didik menyusun hubungan antara dua
stimulus atau lebih dengan berbagai respons yang berkaitan dengan
stimulus tersebut.
28
d. Verbal association atau kegaitan belajar melalui asosiasi lisan. Tipe ini
berkaitan dengan upaya peserta didik menghubungkan respons dan
stimulus yang disampaikan secara lisan.
e. Multiple discrimination learning atau kegiatan belajar dengan perbedaan
berganda. Tipe ini berhubungan dengan kegiatan peserta didik membuat
berbagai perbedaan respons yang digunakan terhadap stimulus yang
beragam, namun berbagai respons dan stimulus itu saling berhubungan
antara satu dengan yang lainnya
f. Consept learning atau kegiatan belajar konsep. Tipe ini berkaitan dengan
berbagai respons dalam waktu yang bersamaan terhadap sejumlah
stimulus berupa konsep-konsep yang berbeda antara satu dengan yang
lainnya.
g. Principle learning atau kegiatan belajar prinsip-prinsip. Tipe ini
digunakan peserta didik menghubungkan beberapa prinsip yang
digunakan merespons stimulus.
h. Problem solving learning atau kegiatan belajar pemecahan masalah.
Hasil belajar Gagne dan Briggs mendefinisikan hasil belajar sebagai
kempampuan yang diperoleh seseorang sesudah mengikuti proses belajar
(Sam’s, 2010: 33). Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh
siswa setelah mengalami proses pembelajaran dan dapat diukur melalui
pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, dan sintesis, yang diraih siswa
dan merupakan tingkat penguasaan menerima pengalaman kerja(Sam’s,
29
2010: 37). Merujuk pemikiran Gagne dalam Suprijono (2011:5), hasil
belajar berupa:
a. Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam
bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan merespon secara
spesifik terhadap rangsangan spesifik. Kemampuan tersebut tidak
memerlukan manipulasi simbol, pemecahan masalah maupun penerapan
aturan.
b. Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep
dan lambang. Keterampilan intelektual terdiri dari kemampuan
mengategorisasi, kemampuan analitis-sintesis fakta-konsep dan
mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan. Kemampuan intelektual
merupakan kemampuan melakukan aktivitas kognitif bersifat khas.
c. Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan
aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan
konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.
d. Keterampilan motorik yaitu melakukan dan mengarahkan serangkaian
gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud
otomatisme gerak jasmani.
e. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan
penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan
menginternalisi dan eksternalisasi nilai-nilai dan menjadikannya standar
perilaku.
30
Menurut Bloom dalam Suprijono (2016:6), hasil belajar dapat
mencakup beberapa kemampuan. Kemampuan tersebut meliputi
kemampuan kognitif, kemampuan afektif dan kemampuan psikomotorik. Di
bawah ini beberapa domain dari ketiga kemampuan tersebut.
a. Domain Kognitif
1) Knowledge (Pengetahuan), mencapai kemampuan ingatan tentang hal
yang telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu
berkenaan dengan fakta, peristiwa, pengertian, kaidah, teori, prinsip
atau metode.
2) Comprehension (Pemahaman), kemampuan mencakup menangkap arti
dan makna tentang hal yang dipelajari.
3) Application (Penerapan), mencakup kemampuan menerapkan metode
dan kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru.
4) Analysis (Menguraikan), mencakup kemampuan merinci sesuatu
kesatuan ke dalam bagian-bagian sehingga struktur keseuruhan dapat
dipahami dengan baik.
5) Synthesis (Mengorganisasikan), mencakup kemampuan membentuk
suatu pola baru.
6) Evaluation (Menilai), mencakup kemampuan membentuk pendapat
tentang beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu.
31
b. Domain Afektif
1) Receiving (Sikap Menerima), yang mencakup kepekaan tentang hal
tertentu dan kesediaan memperhatikan hal tersebut.
2) Responding (Memberikan Respon), yang mencakup kerelaan,
kesediaan memperhatikan, dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan.
3) Valuing (Nilai), yang menerima suatu nilai, menghargai, mengakui
dan menentukan sikap.
4) Organization (Organisasi), yang mencakup kemampuaan membentuk
suatu system nilai sebagai pedoman dan pegangan hidup.
5) Characterization (Karakterisasi), yang mencakup kemampuan
menghayati niali dan membentuknya menjadi pola kehidupan pribadi.
c. Domain Psikomotorik
1) Persepsi, yang mencakup kemampuan memilah-milahkan hal-hal
secara khas, dan menyadari adanya perbedaan yang khas tersebut.
2) Kesiapan, yang mencakup kemampuan penempatan diri dalam
keadaan di mana akan terjadi suatu gerakan atau rangkaian gerakan.
3) Gerakan terbimbing, mencakup kemampuan melakukan gerakan
sesuai contoh, atau gerakan peniruan.
4) Gerakan yang terbiasa, mencakup kemampuan melakukan gerakan-
gerakan tanpa contoh.
5) Gerakan komplek, yang mencakup kemampuan melakukan gerakan
atau keterampilan yang terdiri dari banyak tahap, secara lancar,
efisien, dan tepat.
32
6) Penyesuaian pola gerakan, yang mencakup kemampuan mengadakan
perubahan dan penyesuaian pola gerak-gerik dengan persyaratan
khusus yang berlaku.
7) Kreativitas, mencakup kemampuan melahirkan pola gerak-gerak yang
baru atas dasar prakarsa sendiri.
Dalam penelitian ini, yang akan menjadi ukuran hasil belajar adalah
fokus terhadap kemampuan kognitif siswa. Untuk melihat hasil belajar
siswa khususnya ranah kognitif ada banyak cara yang dapat digunakan,
salah satunya adalah dengan menggunakan tes formatif setelah
dilakukannya proses belajar- mengajar. Penilaian formatif ini digunakan
untuk mengetahui sejauh-mana siswa telah menguasai tujuan instruksional
khusus yang ingin dicapai. Fungsi dari penilaian adalah untuk memberikan
feed back (umpan balik) terhadap guru dalam rangka memperbaiki proses
belajar mengajar dan mengadakan program remidial bagi siswa yang belum
berhasil mencapai KKM. Suatu proses beljar mengajar dapat dikatakan
brerhasil apabila hasil pembelajaran dapat memenuhi tujuan intstruksional
dari bahan tersebut.
Indikator keberhasilan suatu proses belajar mengajar adalah hal-
hal sebagai berikut (Djamarah & Zain, 2006: 105-106):
a. Daya serap terhadap bahan pelajaran yang diajarkan mencapai prestasi
tinggi, baik secara individu dan kelompok (indikator yang banyak
digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan).
33
b. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran intruksional khusus
telah dicapai oleh siswa, baik secara individu atau kelompok.
Menurut Depdikbud dalam Trianto (2009:241), berdasarkan
ketentuan KTSP penentuan keberhasilan belajar di tentukan oleh masing-
masing sekolah yang dikenal dengan istilah kriteria ketuntasan minimal
(KKM), dengan berpedoman pada tiga pertimbangan yaitu: kemampuan
setiap siswa berbeda-beda, fasilitas (sarana) setiap sekolah berbeda, dan
daya dukung setiap sekolah juga berbeda. Siswa dikatakan berhasil dalam
pembelajaran apabila (ketuntasan individu) jika perolehan nilai tes siswa ≥
68, dan suatu kelas dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan klasikal) jika
dalam kelas tersebut terdapat ≥ 85% siswa yang tuntas belajarnya.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
peningkatan hasil belajar adalah pencapaian hasil dari suatu proses yang
terjadi karena adanya adanya usaha yang dilakukan dengan maksud untuk
mengetahui daya serap siswa terhadap materi yang diajarkan guna mencapai
tujuan pengajaran intruksional khusus baik secara individu maupun
kelompok.
2. Ciri- ciri belajar
Hakikat dari belajar adalah perubahan tingkah laku yang terjadi
dalam diri individu, maka ada beberapa perubahan tertentu yang
dimasukkan ke dalam ciri-ciri belajar (Djamarah, 2011:15-16):
34
a. Perubahan yang terjadi secara sadar
Individu yanag belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu atau
sekurang-kurangnya individu merasakan telah terjadi adanya suatu
perubahan dalam dirinya. Misalnya ia menyadari bahwa pengetahuannya
bertambah, kecakapannya bertambah, kebiasaannya bertambah. Jadi,
perubahan tingkah laku individu yang terjadi karena mabuk atau dalam
keadaan tidak sadar, tidak termasuk kategori perubahan dalam pengertian
belajar. Karena individu yang bersangkutan tidak menyadari akan
perubahan itu.
b. Perubahan dalam belajar bersifat fungsional
Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri individu
berlangsung secara terus menerus dan tidak statis. Suatu perubahan yang
terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi
kehidupan ataupun proses belajar berikutnya.
c. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif
Dalam perbuatan belajar, perubahan-perubahan itu selalu
bertambah dan tertuju untuk memperoleh suatu yang lebih baik dari
sebelumnya. Dengan demikian, mmakin banyak usaha belajar itu
dilakukan, makin banyak dan makin baik perubahan yang diperoleh.
Perubahan yang bersifat aktif artinya bahwa perubahan itu tidak terjadi
dengan sendirinya, melainkan karena usaha individu sendiri.
d. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara
35
Perubahan yang bersifat sementara (temporer) yang terjadi hanya
untuk beberapa saat saja, seperti berkeringat, keluar air mata, dan
sebagainya tidak dapat digolongkan sebagai perubahan dalam pengertian
belajar. Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat menetap
atau permanen. Ini berarti bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar
akan bersifat menetap.
e. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah
Ini berarti bahwa perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada
tujuan yang akan dicapai. Perubahan belajar terarah pada perubahan
tingkah laku yang benar-benar disadari.
f. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku
Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui suatu proses
belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Jika seseorang
belajar sesuatu, sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah
laku secara menyeluruh dalam sikap kebiasaan, keterampilan,
pengetahuan, dan sebagainya. Berdasarkan uraian di atas maka
3. Prinsip-prinsip Pembelajaran
Karakteristik anak usia sekolah dasar yang suka bermain, memiliki
rasa ingin tahu yang besar, mudah terpengaruh oleh lingkungan, dan gemar
membentuk kelompok sebaya, pada pembelajaran di sekolah perlu adanya
usaha untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan.
Untuk itu, guru perlu memperhatikan beberapa prinsip pembelajaran yang
diperlukan agar terciptanya belajar yang kondusif dan menyenangkan.
36
Beberapa prinsip pembelajaran tersebut dapat diuraikan secara singkat,
sebagai berikut (Susanto, 2013:87):
a. Prinsip Motivasi, adalah upaya guru untuk menumbuhkan dorongan
belajar, baik dari dalam diri anak atau dari luar diri anak, sehingga anak
belajar seoptimal mungkin sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
b. Prinsip latar belakang, adalah upaya guru dalam proses belajar
mengajar memperhatikan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang
telah dimiliki anak agar tidak terjadi pengulangan yang membosankan.
c. Prinsip pemusatan perhatian, adalah usaha untuk memusatkan
perhatian anak dengan jalan mengajukan masalah yang hendak
dipecahkan lebih terarah untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai.
d. Prinsip keterpaduan, merupakan hal yang penting dalam pembelajaran.
Oleh karena itu, guru dalam menyampaikan materi hendaknya
mengaitkan suatu pokok bahasan dengan subpokok bahasan lain agar
anak mendapat gambaran keterpaduan dalam proses perolehan hasil
belajar.
e. Prinsip pemecahan masalah, adalah situasi belajar yang dihadapkan
pada masalah-masalah. Hal ini dimaksudkan agar anak peka dan juga
mendorong mereka untuk mencari, memilih, dan menentukan pemecahan
masalah sesuai dengan kemampuannya.
f. Prinsip menemukan, adalah kegiatan menggali potensi yang dimiliki
anak untuk mencari, mengembangkan hasil perolehannya dalam bentuk
37
fakta dan informasi. Untuk itu, proses belajar mengajar yang
mengembangkan potensi anak tidak menyebabkan kebosanan.
g. Prinsip belajar sambil bekerja, yaitu suatu kegiatan yang dilakukan
berdasarkan pengalaman baru. Pengalaman belajar yang diperoleh
melalui bekerja tidak mudah dilupakan oleh anak. Dengan demikian,
proses belajar mengajar yang memberi kesempatan kepada anak untuk
bekerja, berbuat sesuatu akan memupuk kepercayaan diri, gembira, dan
puas karena kemampuannya tersalurkan denngan melihat hasil kerjanya.
h. Prinsip belajar sambil bermain, merupakan kegiatan yang dapat
menimbulkan suasana menyenangkan bagi siswa dalam belajar, karena
dengan bermain pengetahuan, keterampilan, sikap, dan daya fantasi anak
berkembang. Suasana demikian akan mendorong anak aktif dalam belajar
Prinsip perbedaan individu, yakni upaya guru dalam proses belajar
mengajar yang memperhatikan perbedaan individu dari tingkat
kecerdasan, sifat, dan kebiasaan atau latar belakang keluarga. Hendaknya
guru tidak memperlakukan anak seolah-olah semua sama.
i. Prinsip hubungan sosial, adalah sosialisasi pada masa anak yang sedang
tumbuh yang banyak dipengaruhi oleh lingkungan sosial. Kegiatan
belajar hendaknya dilakukan secara berkelompok untuk melatih anak
menciptakan suasana kerja sama dan saling menghargai satu sama
lainnya.
38
4. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat
kita bedakan menjadi tiga macam, yakni (Syah, 2010:145-156):
a. Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani
dan rohani siswa.
b. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di
sekitar siswa.
c. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya
belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa
untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.
Faktor-faktor di atas dalam banyak hal sering saling berkaitan dan
mempengaruhi satu sama lain. Seorang siswa yang bersikap conserving
terhadap ilmu pegetahuan atau bermotif ekstrinsik (faktor eksternal)
umpamanya, biasanya cenderung mengambail pendekatan belajar yang
sederhana dan tidak mendalam. Sebaliknya, seorang siswa yang
berintelegensi tinggi (faktor internal) dan mendapat dorongan dari orang
tuanya (faktor eksternal), mungkin akan memilih pendekatan belajar yang
lebih mementingkan kualitas hasil pembelajaran. Jadi, karena pengaruh
faktor-faktor tersebut muncul siswa-siswa yang high-achievers (berprestasi
tinggi) dan under-achievers (berprestasi rendah) atau gagal sama sekali.
Dalam hal ini, seorang guru yang kompeten dan profesional diharapkan
mampu mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan munculnya kelompok
39
siswa yang menunjukkkan gejala kegagalan dengan berusaha mengetahui
dan mengatasi faktor yang menghambat proses belajar mereka.
a. Faktor Internal Siswa
Faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri meliputi dua
aspek, yakni: 1) aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah), 2) aspek
psikologis (yang bersifat rohaniah).
1) Aspek fisiologis
Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang
menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya,
dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam megikuti
peelajaran. Kondisi organ tubuh yang lemah, apalagi jika disertai
pusing kepala berat misalnya, dapat menurunkan kualitas ranah cipta
(kognitif) sehingga materi yang dipelajarinya pun kurang atau tidak
berbekas. Kondisi organ-organ khusus siswa, seperti tingkat kesehatan
indera pendengar dan indera penglihat, juga sangat mempengaruhi
kemampuan siswa dalam menyerap informasi dan pengetahuan,
khususnya yang disajikan di kelas.
2) Aspek psikologis
Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat
mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran siswa.
Namun, diantara faktor-faktor rohaniah siswa yang pada umumnya
dipandang lebih esensial itu adalah sebagai berikut:
40
a) Intelegensi siswa
Intelegensi pada umumnya dapat diartikan sebagai
kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau
menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat.
Tingkat kecerdasan atau intelegensi (IQ) siswa tak dapat diragukan
lagi, sangat menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. Ini
berarti, semakin tinggikemampuan intelegensi seorang siswa maka
semakin besar peluangnya untuk meraih sukses. Sebaliknya,
semakin rendahnya kemampuan intelegensi seorang siswa maka
semakin kecil peluangnya untuk memperoleh sukses.
Setiap calon guru dan guru profesional sepantasnya
menyadari bahwa keluarbiasaan intelegensi siswa, baik yang positif
seperti superior maupun yang negatif seperti borderline, lazimnya
menimbulkan kesulitan belajar siswa yang bersangkutan. Di satu
sisi siswa yang cerdas sekali akan merasa tidak mendapatkan
perhatian yang memadai dari sekolah karena pelajaran yang
disajikan terlampau mudah baginya. Akibatnya, ia menjadi bosan
dan frustasi karena tuntutan kebutuhan keingintahuannya
(curiosity) merasa dibendung tidak adil. Di sisi lain, siswa nyang
bodoh sekali akan meras sangat payah mengukuti sajian pelajaran
karena terlalu sukar baginya. Kerenanya siswa itu sangat tertekan,
dan akhirnya merasa bosan dan frustasi seperti yang dialami
rekannya yang luar biasa positif.
41
b) Sikap siswa
Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa
kecenderungan untuk mereaksi atau memproses (response
tendency) dengan cara yang relatif tetap terhadap objek orang,
barang, dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif. Sikap
(attitude) siswa yang positif, terutama kepada guru dan mata
pelajaran yang guru sajikan merupakan pertanda awal yang baik
bagi proses belajar siswa. Sebaliknya sikap negatif terhadap guru
dan mata pelajaran, apalagi jika diiringi dengan kebencian dapat
menimbulkan kesulitan belajar siswa.
c) Bakat siswa
Secara umum, bakat (aptitude) adalah kemampuan potensial
yang dimiliki seseorang untuk mencapaikeberhasilan pada masa
yang akan datang. Dengan demikian, sebenarnya setiap orang pasti
memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi
sampai ke tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing.
Jadi, secara global itu bakat itu mirip dengan intelegensi. Itulah
sebabnya seorang anak yang berintelegensi sangat cerdas
(superior) atau cerdas luar biasa (very superior) disebut juga
sebagai talented child, yakni anak berbakat.
d) Minat siswa
Secara sederhana minat (interest) berarti kecenderungan dan
kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.
42
Minat tidak termasuk istilah populer dalam psikologi karena
ketergantungannya yang banyak pada faktor-faktor internal lainnya
seperti: pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi, dan
kebutuhan. Terlepas dari populer atau tidak, minat seperti yang
dipahami dan dipakai oleh orang selama ini dapat mempengaruhi
kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang-bidang
tertentu. Misalnya, siswa yang menaruh minat besar terhadap
Matematika akan memusatkan perhatiannya lebih banyak daripada
siswa lainnya. Kemudian, karena pemusatan perhatian yang
intensif terhadap materi itulah yang memungkinkan siswa untuk
belajar lebih giat, dan dapat mencapai hasil yang diinginkan.
e) Motivasi siswa
Pengertian dasar motivasi ialah keadaan internal organisme
(baik manusia maupun hewan) yang mendorongnya untuk berbuat
sesuatu. Dalam pengertian ini, motivasi berarti pemasok daya
(energizer) untuk bertingkah laku secara terarah. Dalam
perkembangannya, motivasi dibagi menjadi dua macam, yaitu: 1)
motivasi intrinsik, 2) motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah
hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa adalah perasaan
menyenangi materi dan kebutuhannya terhadap materi tersebut,
misalnya untuk kehidupan masa depan siswa yang bersangkutan.
Motivasi ekstrinsik adalah hal dan keadaan yang datang dari
luar individu siswa yang juga mendorongnya untuk melakukan
43
kegiatan belajar. Pujian dan hadiah, peraturan/ tata tertib sekolah,
suri tauladan orang tua, guru, dan seterusnya merupakan contoh-
contoh konkret motivasi ekstrinsik yang dapat menolong siswa
untuk belajar. Kekurangan atau ketiadaan motivasi, baik bersifat
internal maupun yang bersifat eksternal, akan menyebabkan kurang
bersemangatnya siswa dalam melakukan proses pembelajaran
materi-materi pelajaran baik di sekolah maupun di rumah.
Dalam perspektif psikologi kognitif, motivasi yang lebih
signifikan bagi siswa adalah motivasi intrinsik karena lebih murni
dan langgeng serta tidak bergantung pada dorongan atau pengaruh
orang lain. Selanjutnya, dorongan mencapai prestasi dan dorongan
memilki pengetahuan dan keterampilan untuk masa depan juga
memberi pengaruh kuat dan relatif lebih langgeng dibandingkan
dengan dorongan hadiah atau dorongan keharusan dari orang tua
dan guru.
b. Faktor Eksternal Siswa
Seperti halnya faktor internal siswa, faktor eksternal siswa juga
terdiri dari dua macam, yakni: faktor lingkungan sosial dan faktor
lingkungan nonsosial.
1) Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para staf
administrasi, dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat
belajar seorang siswa. Para guru yang selalu menunjukkan sikap dan
44
perilaku yang simpatik dan memperlihatkan suri teladan yang baik
dan rajin khususnya dalam hal belajar, misalnya rajin membaca dan
berdiskusi, dapat menjadi daya dorong yang positif bagi kegiatan
belajar siswa.
Selanjutnya, yang termasuk dalam lingkungan sosial siswa
adalah masyarakat dan tetangga juga teman-teman sepermainan di
sekitar perkampungan siswa tersebut. Lingkungan sosial yang lebih
banyak mempengaruhi kegiatan belajar ialah orang tua dan keluarga
siswa itu sendiri. Sifat-sifat orang tua, praktik pengelolaan keluarga,
ketegangan keluarga, dan demografi keluarga (letak rumah),
semuanya dapat memberikan dampak baik maupun buruk pada
kegiatan belajar dan hasil yang dicapai oleh siswa.
2) Lingkungan Nonsosial
Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial ialah gudung
sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan
letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang
digunakan siswa. Faktor-faktor ini dipandang turut menentukan
tingkat keberhasilan belajar siswa.
Khusus mengenai waktu yang disenangi untuk belajar (study time
preference) seperti pagi atau sore hari, seorang ahli bernama J. biggers
berpendapat bahwa belajar di pagi hari lebih efektif daripada belajar
pada waktu-waktu yang lainnya. Namun menurut penelitian beberapa
ahli learning style (gaya belajar), hasil belajar tidak bergantung pada
45
waktu secara mutlak, tetapi bergantung pada pilihan waktu yang
cocok dengan kesiapsiagaan siswa. Di antara siswa ada yang siap
belajar pagi hari, ada juga yang siap belajar di sore hari, bahkan
tengah malam. Perbedaan antara waktu dan kesiapan belajar inilah
yang menimbulkan perbedaan study time preference antara seorang
siswa dengan siswa lainnya.
c. Faktor Pendekatan Belajar
Pendekatan belajar dapat dipahami sebagai segala cara atau strategi
yang digunakan siswa dalam menunjang keefektifan dan efisiensi proses
pembelajaran materi tertentu. Strategi dalam hal ini berarti seperangkat
langkah operasional yang direkayasa sedemikian rupa untuk
memecahkan masalah atau mencapai tujuan belajar tertentu. Di samping
faktor-faktor internal dan eksternal siswa, faktor pendekatan belajar juga
berpengaruh terhadap taraf keberhasilan proses belajar siswa tersebut
(Kastolani, 2014:76).
Metode atau strategi mengajar yang dipakai oleh guru sangat
mempengaruhi metode belajar yang dipakai oleh siswa. Dengan kata lain,
metode yang dipakai oleh guru menimbulkan perbedaan yang berarti bagi
proses belajar. Faktor-faktor metode belajar menyangkut hal-hal berikut
ini (Ahmadi & Supriyono, 2004:141-144):
1) Kegiatan berlatih atau praktik
Berlatih dapat diberikan secara maraton (nonstop) atau secara
terdistribusi (dengan selang waktu istirahat). Latihan yang bersifat
46
maraton dapat melelahkan dan membosankan, sedangkan latihan yang
terdistribusi menjamin terpeliharanya stamina dan kegairahan belajar.
2) Overlearning dan Drill
Overlearning dilakukan untuk mengurangi kelupaan dalam
mengingat keterampilan-keterampilan yang dipelajari tetapi dalam
sementara waktu tidak dipraktekkan. Sedangkan Drill berlalu bagi
kegiatan berlatih abstraksi misalnya berhitung. Baik overlearning
maupun drill berguna untuk memantapkan reaksi dalam mengajar.
3) Resitasi dalam belajar
Kombinasi kegiatan dalam membaca dengan resitasi sangat
bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan membaca itu sendiri,
maupun untuk menghafal bahan pelajaran.
4) Pengenalan tentang hasil-hasil belajar
Dalam proses belajar, individu sering mengabaikan tentang
perkembangan hasil belajar selama dalam belajarnya. Pengenalan
seseorang terhadap hasil atau kemajuan belajarnya adalah penting,
karena dengan mengetahui hasil-hasil yang telah dicapai, seseorang
akan lebih berusaha meningkatkan hasil belajarnya selanjutnya.
5) Bimbingan dalam belajar
Bimbingan yang terlalu banyak diberikan oleh guru atau orang
lain cenderung membuat siswa menjadi tergantung. Bimbingan dapat
diberikan dalam batasan-batasan yang diperlukan oleh individu.
47
6) Kondisi-kondisi insentif
Insentif adalah berbeda dengan motivasi. Motivasi berhubungan
dengan pertumbuhan kondisi internal berupa motif-motif yang
merupakan dorongan internal yang menyebabkan individu berusaha
mencapai tujuan tertentu. Insentif bukan tujuan, melainkan alat untuk
mencapai tujuan.
B. Pembelajaran Matematika
1. Pengertian Matematika
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), matematika
didefinisikan sebagai ilmu tentang bilangan, hubungan antara bilangan dan
prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah
mengenai bilangan. Kata “matematika” berasal dari kata mathema dalam
bahasa Yunani yang diartikan sebagai “sains, ilmu pengetahuan, atau
belajar”. Juga mathematikos yang diartikan sebagai “suka belajar”
(Sriyanto, 2007: 12). Menurut James 1976 dalam Ensiklopedia Matematika
matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran,
dan konsep yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya.
Menurut Hans Freudental dalam Susanto (2013:189), Matematika
merupakan aktifitas insani (human activities) dan harus dikaitkan dengan
realitas. Dari segi bahasa, matematika ialah bahasa yang melambangkan
serangkaian makna dari pernyataan yang ingin kita sampaikan. Uraian ini
menunjukkan bahwa matematika berkenaan dengan struktur dan hubungan
48
yang berdasarkan konsep-konsep yang abstrak sehingga diperlukan simbol-
simbol untuk menyampaikannya. Simibol- simbol itu dapat mengoperasikan
aturan-aturan dari struktur dan hubungannya dengan operasi yang telah
diterapkan sebelumnya (Sam’s, 2010:12).
Menurut Dimyati dalam Susanto (2013: 186), pembelajaran adalah
kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat
siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber
belajar. Pembelajaran berarti aktivitas guru dalam merancang bahan
pengajaran agar proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan
bermakna.
Pembelajaran Matematika adalah suatu proses belajar mengajar yang
dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas berfikir siswa yang
dapat meningkatkan kemampuan mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai
upaya meningkatkan penguasa yang baik terhadap materi Matematika.
Menurut Hans Freudental dalam Susanto (2013:189), Matematika
merupakan aktifitas insani (human activities) dan harus dikaitkan dengan
realitas.
2. Fungsi dan Tujuan Matematika
Fungsi Matematika adalah sebagai media atau sarana siswa dalam
mencapai kompetensi. Dengan mempelajari materi Matematika diharapkan
siswa akan dapat menguasai seperangkat kompetensi yang telah
ditetapkan. Oleh karena itu, penguasaan materi Matematika bukanlah
tujuan akhir dari pembelajaran Matematika, akan tetapi penguasaan materi
49
Matematika hanyalah jalan mencapai penguasaan kompetensi. Fungsi lain
mata pelajaran Matematika sebagai: alat, pola pikir, dan ilmu atau
pengetahuan. Ketiga fungsi Matematika tersebut hendaknya dijadikan
acuan dalam pembelajaran Matematika sekolah.
(http://p4tkMatematika.org/2011/10/peran-fungsi-tujuan-dan-karakteristik-
Matematika-sekolah diakses pada 17 Februari 2017 pukul 07. 09).
Tujuan pembelajaran matematika di sekolah dalam PPPPTK
Matematika Kemendikbud (2011): matematika diajarkan di sekolah
membawa misi yang sangat penting, yaitu mendukung ketercapaian tujuan
pendidikan nasioanal. Secara umum tujuan pendidikan matematika di
sekolah dapat digolongkan menjadi:
a. Tujuan bersifat formal, menekanka kepada menata penalaran dan
membentuk kepribadian peserta didik.
b. Tujuan yang bersifat material, menekankan kepada kemampuan
memecahkan masalah dan menerapkan matematika.
Secara umum, tujuan pembelajaran Matematika di sekolah tingkat
dasar adalah agar siswa mampu dan terampil menggunakan Matematika.
Selain itu juga dengan pembelajaran Matematika dapat memberikan
tekanan penataran nalar dalam penerapan Matematika. Menurut Depdiknas
dalam Susanto (2013:189), kompetensi atau kemampuan umum
pembelajaran Matematika di sekolah tingkat dasar sebagai berikut:
50
a. Melakukan operasi hitung penjumlahan, pengurangan, perkalian,
pembagian beserta operasi campurannya, termasuk yang melibatkan
pecahan.
b. Menentukan sifat dan unsur berbagai bangun datar dan bangun ruang
sederhana, termasuk penggunaan sudut, keliling, luas dan volume.
c. Menentukan sifat simetri, kesebangunan, dan sistem koordinat.
d. Menggunakan pengukuran: satuan, kesetaraan antar satuan, dan
penaksiran pengukuran.
e. Menentukan dan menafsirkan data sederhana, seperti ukuran tertinggi,
terendah, rata-rata, modus, mengumpulkan dan menyajikan.
f. Memecahkan masalah, melakukan penalaran, dan mengkomunikasikan
gagasan secara Matematika.
Secara khusus, tujuan pembelajaran Matematika di sekolah tingkat
dasar, sebagaimana yang disajikan oleh Depdiknas dalam Susanto
(2013:190), sebagai berikut:
a. Memahami konsep Matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep,
dan mengaplikasikan konsep atau algoritme
b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
Matematika dalam generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan
gagasan dan pernyataan Matematika.
c. Memecahkan masalah meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model Matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan
solusi yang diperoleh.
51
d. Mengkomunikasikan gagasan dan simbol, tabel, diagram, atau media
lain untuk menjelaskan keadaan atau masalah.
e. Memiliki sikap menghargai penggunaan Matematika dalam kehidupan
sehari-hari.
3. Ruang Lingkup Matematika
Mata pelajaran Matematika pada satuan pendidikan sekolah dasar
dan Madrasah Ibtidaiyah meliputi aspek-aspek sebagai berikut
(http://www.sarjanaku.com/2011/06/pengertian-matematika.html diakses
pada 16 februari 20017 08.53):
a. Bilangan yang mencakup bilangan dan angka, perhitungan dan perkiraan.
b. Geometri yang mencakup bangun dua dimensi, tiga dimensi,
transformasi dan simetri, lokasi dan susunan berkaitan dengan koordinat.
c. Pengolahan data mencakup pengukuran berkaitan dengan perbandingan
kuantitas suatu obyek, penggunaan satuan ukuran dan pengukuran.
4. Karakteristik Umum Matematika
Ada beberapa karakteristik umum Matematika yang telah disepakati
bersama, antara lain (Sumardyono, 2004: 30-46):
a. Memiliki objek kajian yang abstrak
Matematika memiliki objek kajian yang bersifat abstrak, walaupun
tidak setiap yang abstrak adalah Matematika. Ada empat objek kajian
Matematika, yaitu:
1) Fakta, adalah pemufakatan atau konvensi dalam Matematika yang
biasa diungkapkan melalui simbol-simbol tertentu.
52
2) Konsep, adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk
menggolongkan atau mengkategorikan sekumpulan objek, apakah
objek tertentu merupakan contoh konsep atau bukan.
3) Operasi atau relasi, adalah pengerjaan hitung, pengertian aljabar, dan
pengerjaan Matematika lainnya. Sementara relasi adalah hubungan
antara dua atau lebih elemen.
4) Prinsip, adalah objek Matematika yang terdiri atas beberapa fakta,
beberapa konsep yang dikaitkan oleh suatu relasi ataupun operasi.
b. Bertumpu pada kesepakatan
Simbol-simbol dan istilah-istilah dalam Matematika merupakan
kesepakatan atau konvensi yang penting. Dengan simbol dan istilah yang
telah disepakati dalam Matematika, maka pembahasan selanjutnya akan
menjadi mudah dilakukan dan dikomunikasikan.
c. Berpola pikir deduktif
Pola pikir deduktif secara sederhana dapat dikatakan pemikiran yang
berpangkal dari hal yang bersifat umum diterapkan atau diarahkan
kepada hal yang bersifat khusus.
d. Konsisten dalam sistemnya
Dalam Matematika, terdapat berbagai macam sistem yang dibentuk dari
beberapa aksioma dan memuat beberapa teorema. Ada sistem-sistem
yang berkaitan, ada pula sistem-sistem yang dipandang lepas satu dengan
lainnya. Di dalam masing-masing sistem berlaku konsistensi. Suatu
teorema maupun definisi harus menggunakan istilah atau konsep yang
53
telah diterapkan. Konsistensi itu baik dalam makna maupun dalam hal
nilai kebenarannya.
e. Memiliki simbol yang kosong arti
Simbol Matematika akan bermakna sesuatu bila kita mengaitkannya
dengan konteks tertentu.
f. Memperhatikan semesta pembicaraan
Semesta pembicaraan bisa sempit bisa pula luas. Bila kita berbicara
tentang geometris, maka simbolnya menunjukan suatu transformasi, bila
kita berbicara tentang bilangan, simbol tersebut menunjukkan bilangan
pula. Benar salahnya suatu penyelesaian soal juga ditentukan oleh
semesta pembicaraan yang digunakan.
5. Langkah Pembelajaran Matematika
Menurut Subrinah dalam Sam’s (2010:29), Matematika merupakan
ilmu pengetahuan yang mempelajari struktur yang abstrak dan pola
hubungan yang ada di dalamnya. Ini berarti bahwa belajar Matematika pada
hakikatnya adalah belajar konsep, strukturnya, dan mencari hubungan antar
konsep dan strukturnya. Ciri khas Matematika yang deduktif aksiomatis ini
harus diketahui oleh guru sehinngga mereka dapat membelajarkan
Matematika dengan tepat mulai dari konsep yang sederhana sampai yang
kompleks (Sam’s, 2010:29).
Konsep-konsep pada kurikulum Matematika SD/MI dapat dibagi
menjadi tiga kelompok besar, yaitu penanaman konsep dasar (penanaman
konsep), pemahaman konsep, dan pembinaan keterampilan. Tujuan akhir
54
pembelajaran Matematika di SD/MI yaitu agar siswa terampil dalam
menggunakan berbagai konsep Matematika dalam kehidupan seehari-hari.
Akan tetapi, untuk menuju tahap keterampilan tersebut harus melalui
langkah-langkah besar sesuai dengan kemampuan dan lingkungan siswa.
Berikut ini adalah pemaparan pembelajaran yang ditekankan pada konsep-
konsep Matematika (Heruman, 2010:3):
a. Penanaman konsep dasar (penanaman konsep), yaitu pembelajaran suatu
konsep baru Matematika, ketika siswa belum pernah mempelajari konsep
tersebut. Kita dapat mengetahui konsep ini dari isi kurikulum yang
dicirikan dengan kata “mengenal”. Pembelajaran penanaman kosep dasar
merupakan jembatan yang harus dapat menghubungkan kemampuan
kognitif siswa yang konkret dengan konsep baru Matematika yang
abstrak.
b. Pemahaman konsep, yaitu pembelajaran lanjutan dari pemahaman
konsep, yang bertujuan agar siswa lebih memahami suatu konsep
Matematika. Pemahaman konsep terdiri atas dua pengertian. Pertama,
merupakan kelanjutan dari pembelajaran penanaman konsep dalam satu
pertemuan. Sedangkan kedua, pembelajaran pemahaman konsep
dilakukan pada pertemuan yang berbeda, tetapi masih merupakan
lanjutan dari penanaman konsep. Pada pertemuan tersebut, penanaman
konsep dianggap sudah disampaikan pada pertemuan sebelumnya.
c. Pembinaan keterampilan, yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman
konsep dan pemahaman konsep. Pembelajaran pembinaan keterampilan
55
bertujuan agar siswa lebih terampil dalam menggunakan berbagai konsep
Matematika. Seperti halnya pada pemahaman konsep, pembinaan
keterampilan juga terjadi terdiri atas dua pengertian. Pertama, merupakan
kelanjuatan dari penanaman konsep dan pemahaman konsep dalam satu
pertemuan. Sedangkan kedua, pembelajaran pembinaan keterampilan
dilakukan pada pertemuan yang berbeda, tapi masih merupakan lanjutan
dari penanaman dan pemahan konsep. Pada pertemuan tersebut,
penanaman dan pemahaman konsep dianggap sudah disampaikan pada
pertemuan sebelumnya.
6. Problematika pembelajaran Matematika
Dalam proses pendidikan Matematika di Sekolah Dasar atau
Madrasah Ibtidaiyah, pembelajaran kurang memperhatikan karakteristik
usia anak, yang terkait dengan perkembangan psikologis siswa. Menurut
Susanto (2013:184), anak dalam kelompok usia sekolah dasar (6-12 tahun)
berada dalam perkembangan kemampuan intelektual atau kognitifnya pada
tingkatan kongkrit operasional. Mereka memandang dunia dalam
keseluruhan yang utuh dan menganggap tahun yang akan datang masih
jauh, yang mereka pedulikan adalah sekarang (kongkrit). Padahal dalam
pembelajaran Matematika penuh dengan pesan-pesan yang bersifat abstrak
yang harus diajarkan kepada siswa sekolah dasar. Jika hal ini dibiarkan
terus maka pembelajaran Matematika dapat menjadi pelajaran yang
membosankan bagi siswa, sehingga secara langsung maupun tidak langsung
56
akan berdampak pada tujuan pendidikan dan hasil belajar siswa yang
diharapkan.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan proses
pembelajaran yang kreatif dan inovatif yaitu dengan menggunakan metode,
strategi dan media yang sesuai dengan materi yang dipelajari
disekolah dasar dan memperhatikan karakteristik siswa. Sehingga tujuan
dari pembelajaran Matematika dan hasil belajar siswa dapat tercapai secara
maksimal.
7. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Matematika Kelas III
Standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran Matematika kelas
III SD/MI semester II materi bangun datar (Depdiknas, 2007).
Tabel 2.1 SK dan KD pelajaran Matematika kelas III SD/MI materi
bangun datar sederhana
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
4. Memahami unsur dan
sifat-sifat bangun datar
sederhana
4.1 Mengidentifikasi berbagai bangun
datar sederhana menurut sifat atau
unsurnya
4.2 Mengidentikasi berbagai jenis dan
besar sudut
C. Bangun Datar dan Sifatnya
1. Pengertian Bangun Datar
Bangun datar merupakan sebuah bangun berupa bidang datar yang
dibatasi oleh beberapa ruas garis. Jumlah dan model ruas garis yang
57
Gambar 2.1 Persegi Panjang
membatasi bangun tersebut menentukan nama dan bentuk bangun datar
tersebut. Misalnya: bidang yang dibatasi oleh 3 ruas garis, disebut bangun
segitiga, bidang yang dibatasi oleh 4 ruas garis, disebut bangun segiempat,
bidang yang dibatasi oleh 5 ruas garis, disebut bangun segilima. Jumlah ruas
garis serta model yang dimiliki oleh sebuah bangun merupakan salah satu
sifat bangun datar tersebut. Jadi, sifat suatu bangun datar ditentukan oleh
jumlah ruas garis, model garis, besar sudut, dan lain-lain.
2. Sifat- sifat bangun datar sederhana
a. Sifat-sifat Persegi Panjang
1) Sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar.
2) Sisi-sisi persegi panjang saling tegak lurus
3) Mempunyai 4 sudut siku-siku 90⁰.
4) Mempunyai 2 diagonal yang sama panjang
5) Mempunyai 2 simetri lipat.
6) Mempunyai 2 simetri putar
b. Sifat-sifat Persegi
a) Mempunyai 4 titik sudut.
Gambar 2.2 Persegi
58
1) Mempunyai 4 sudut siku-siku 90⁰.
2) Mempunyai 2 diagonal yang sama panjang.
3) Mempunyai 4 simetri lipat.
4) Mempunyai 4 simetri putar.
c. Sifat-sifat Segitiga
1) Sifat-sifat Segitiga Sama Kaki
a) Memiliki 3 ruas garis: AB - AC dan BC
b) Dua ruas garis kaki sama panjang, AC dan BC.
c) Memiliki dua macam ukuran alas dan tinggi.
d) Memiliki tiga buah sudut lancip.
e) Semua sudutnya sama besar.
2) Sifat-sifat Segitiga Sama Sisi
a) Memiliki 3 ruas garis: AB - AC dan BC
b) Ketiga (semua) ruas garis sama panjang.
c) Memiliki dua macam ukuran alas dan tinggi.
d) Memiliki tiga buah sudut sama besar (60o).
Gambar 2.3 Segitiga Sama Kaki
Gambar 2.4 Segitiga Sama Sisi
59
3) Sifat-sifat Segitiga Siku-siku
a) Memiliki 3 ruas garis: AB - AC dan BC
b) Memiliki garis tegak lurus pada alas (tinggi)
c) Memiliki ukuran, alas, dan tinggi.
d) Memiliki dua buah sudut lancip
e) Memiliki satu buah sudut siku-siku (90o)
4) Sifat-sifat Lingkaran
a) Terdiri dari hanya satu sisi.
b) Simetri putar dan simetri lipatnya tak terhingga.
c) Tidak mempunyai titik sudut.
5) Sifat-sifat Jajar Genjang
Gambar 2.5 Segitiga Siku-siku
Gambar 2.6 lingkaran
Gambar 2.7 jajar genjang
60
Gambar 2.9 Belah Ketupat
a) Memiliki empat sisi dan empat titik sudut
b) Memiliki dua pasang sisi yang sejajar dan sama panjang
c) Memiliki dua buah sudut tumpul dan dua buah sudut lancip
d) Sudut yang berhadapan sama besar
e) Diagonal yang dimiliki tidak sama panjang
f) Tidak memiliki simetri lipat
g) Memiliki simetri putar tingkat dua
6) Sifat-sifat Trapesium
a) Memiliki empat sisi dan empat titik sudut
b) Sudut-sudut diantara sisi sejajar besarnya 180°
c) Mempunyai 1 simetri lipat
d) Memiliki sepasang sisi yang sejajar tetapi tidak sama panjang
7) Sifat-sifat Belah Ketupat
a) Mempunyai 2 simetri lipat.
b) Mempunyai 2 simeteri putar.
c) Mempunyai 4 titik sudut.
d) Sudut yang berhadapan besarnya sama.
e) Sisinya tidak tegak lurus.
f) Mempunyai 2 diagonal yang berbeda panjangnya.
Gambar 2.8 Trapesium
61
D. Strategi Numbered Head Together
1. Pengertian Strategi Numbered Head Together
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa strategi
berarti rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran
khusus. Dalam kegiatan belajar mengajar, strategi merupakan proses
penentuan rencana yang berfokus pada tujuan disertai penyusunan suatu
cara agar tujuan tersebut dapat dicapai (Khanifatul, 2013:15).
Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar
haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah
ditentukan. Dihubungkan dengan belajar mengajar, strategi bisa diartikan
sebagai pola-pola umum kegiatan guru dan anak didik dalam perwujudan
kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan
(Djamarah & Zain, 2006:5).
Michael Pressley dalam Trianto (2009:140), menyatakan bahwa
strategi belajar adalah operator-operator kognitif meliputi dan terdiri dari
proses-proses yang secara langsung terlibat dalam menyelesaikann suatu
tugas (belajar). Strategi-strategi tersebut merupakan strategi yang digunakan
siswa untuk memecahkan masalah belajar tertentu. Sedangkan Sulistyono
mendefinisikan strategi belajar sebagai tindakan khusus yang dilakukan oleh
seseorang untuk mempermudah, mempercepat, lebih menikmati, lebih
mudah memahami secara langsung, lebih efefktif, dan lebih mudah
ditransfer ke dalam situasi yang baru.
Strategi pembelajaran memiliki kaitan erat dengan bagaimana
mempersiapkan materi, metode dan media apa yang digunakan untuk
62
mencapai materi, dan bagaimana bentuk evaluasi yang tepat guna
meningkatkan efektivitas pembelajaran. Dalam mengembangkan strategi
pembelajaran, guru perlu mempertimbangkan beberapa hal yang
memungkinkan terciptanya pembelajaran efektif. Beberapa hal yang
dimaksud sebagaimana dikatakan Dick & Carey dalam Khanifatul
(2013:16), terdapat lima komponen strategi pembelajaran, yaitu (a) kegiatan
pembelajaran pendahuluan, (b) penyampaian informasi, (c) partisipasi
siswa, (d) tes, (e) kegiatan lanjutan.
Numbered Head Together atau penomoran berpikir bersama adalah
merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk
memengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap sumber
struktur kelas tradisional, dan melibatkan lebih banyak siswa dalam
menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek
pemahaman mereka terhadap isi pelajaran (Hamdayama, 2002:176). Tujuan
dari Numbered Head Together adalah memberikan kesempatan pada siswa
untuk saling berbagi gagasan dan memepertimbangkan jawaban mana yang
paling tepat (Huda, 2014:203).
Penerapan strategi Numbered Head Together dalam pembelajaran
dilakukan dengan cara memberikan kesempatan pada siswa untuk
berdiskusi dan bertukar pemahaman terhadap persoalan yang diberikan.
Jawaban dari soal yang telah didiskusikan bersama akan disampaikan oleh
siswa yang mendapatkan nomor sesuai dengan soal di depan kelas secara
bergantian dengan anggota kelompok lain. Pada saat pemebentukan
63
kelompok guru harus memeperhatikan kemampuan siswa, hal itu dapat
dilakukan dengan memebuat kelompok dengan tingkatan rangking seperti
langkah ular tangga. Dengan cara tersebut akan membuat kelompok yang
seimbang satu sama lain. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan
langkah ular tangga dengan menggunakan tabel sebagai berikut;
Tabel 2.2 Langkah pembuatan kelompok
Kelompok 1 2 3 4 5
RANGKING
1 2 3 4 5
10 9 8 7 6
11 12 13 14 15
20 19 18 17 16
21 22 23 24 25
2. Manfaat Strategi Numbered Head Together
Ada beberapa manfaat pada strategi pembelajaran Numbered Head
Together terhadap siswa yang hasil belajar rendah yang dikemukakan
oleh Ibrahim dalam Hamdayama (2014: 177), antara lain adalah :
a. Rasa harga diri menjadi lebih tinggi
b. Memperbaiki kehadiran
c. Penerimaan terhadap individu menjadi lebih besar
d. Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil
e. Konflik antara pribadi berkurang
f. Pemahaman yang lebih mendalam
64
g. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi
h. Hasil belajar lebih tinggi
i. Motivasi lebih besar
3. Kelemahan dan Kelebihan Strategi Numbered Head Together
Jumanta (2014:56) mennjelaskan tentang kelebihan menggunakan
strategi Numbered Head Together adalah sebagai berikut:
a. Melatih siswa utuk dapat bekerja sama dan menghargai pendapat orang
lain.
b. Melatih siswa untuk bisa menjadi tutor sebaya.
c. Memupuk rasa kebersamaan.
d. Membuat siswa menjadi terbiasa dengan perbedaan.
Lebih lanjut Jumanta (2014:56-57) menjelaskan tentang kelemahan
dalam menggunakan strategi Numbered Head Together adalah sebagai
berikut:
a. Siswa yang sudah terbiasa dengan cara konvensional akan sedikit
kuwalahan.
b. Guru harus bisa memfasilitasi siswa.
c. Tidak semua siswa mendapat giliran.
4. Langkah- Langkah Strategi Numbered Head Together
Huda (2014:203-204) mengemukakan bahwa langkah-langkah
penerapan strategi Numbered Head Together dilakukan dengan cara
sebagai berikut Siswa dibagi dalam kelompok yang terdiri dari 4-6 siswa.
Masing-masing siswa dalam kelompok diberi nomor sesuai dengan jumlah
soal.
65
a. Guru memberikan tugas/pertanyaan pada masing-masing kelompok untuk
mengerjakan.
b. Setiap kelompok mulai berdiskusi untuk menemukan jawaban yang
paling tepat dan memastikan semua anggota kelompok mengetahui
jawaban tersebut.
c. Guru memanggil salah satu nomor secara acak.
d. Siswa dengan nomor yang dipanggil mempresentasikan jawaban dari
hasil diskusi kelompok mereka
66
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Deskripsi Kondisi
1. Perolehan Nilai Ulangan Harian Mata Pelajaran Matematika
Pada tahap ini peneliti menggunakan nilai ulangan harian mata
pelajaran Matematika untuk mengetahui kemampuan awal siswa kelas III
MI Nafiatul Huda Demakan Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang
Tahun Ajaran 2016/2017. Berikut ini hasil nilai ulangan harian sebelum
menggunakan strategi Numbered Head Together.
Tabel 3.1 Nilai Ulangan Harian (Pra Siklus)
No Nama Nilai Ketuntasan
1. Abid Ridwanillah 60 Tidak Tuntas
2. Anas Syaiful G. 70 Tuntas
3. Andi Idam Syafi’i 50 Tidak Tuntas
4. Andrian Hasyim 60 Tidak Tuntas
5. Anisa Aristanti 70 Tuntas
6. Cuhibul Hakiki 30 Tidak Tuntas
7. Dinawati 80 Tuntas
8. Fina Lestari 40 Tidak Tuntas
9. Hani 50 Tidak Tuntas
10. I’in Ariani 50 Tidak tuntas
11. Lailatul Maghfiroh 30 Tidak Tuntas
67
12. Lisna 50 Tidak tuntas
13. Mu’arifah 70 Tuntas
14. Mufasishin 60 Tidak tuntas
15. Muhammad Amar R. 80 Tuntas
16. Rahayu Slamet 50 Tidak tuntas
17. Tabah Slamet 60 Tidak Tuntas
18. Trianai 50 Tidak Tuntas
19. Yusuf 50 Tidak Tuntas
20. Yana Zulianti 60 Tidak Tuntas
21. Yunanto Andi 40 Tidak Tuntas
22. Zahra Harika 80 Tuntas
23. Zaenudin Bahari 50 Tidak Tuntas
24 Zendy Kusuma 40 Tidak Tuntas
25 Zidan Rifky 40 Tidak Tuntas
Rata- rata 54,8
Keterangan :
Tuntas : 6 orang
Tidak Tuntas : 19 orang
2. Data keadaan siswa
Siswa kelas III MI Nafiatul Huda Demakan Kecamatan Banyubiru
Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2016/2017 berjumlah 25 orang yaitu
terdiri dari 12 laki- laki dan 13 perempuan. Data keadaan siswa kelas III MI
68
Nafiatul Huda Demakan Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang Tahun
Ajaran 2016/2017 adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2 Data Keadaan Siswa
No Nama Jenis KelaminL/P
1. Abid Ridwanillah L
2. Anas Syaiful G. L
3. Andi L
4. Andrian Hasyim L
5. Anisa Aristanti P
6. Cuhibul Hakiki L
7. Dinawati P
8. Fina Lestari P
9. Hani P
10. I’in Ariani P
11. Lailatul Maghfiroh P
12. Lisna P
13. Mu’arifah P
14. Mufasishin L
15. Muhammad Amar R. L
16. Rahayu Slamet P
17. Tabah Slamet L
18. Trianai P
69
19. Yusuf L
20. Yana Zulianti P
21. Yunanto Andi L
22. Zahra Harika P
23. Zaenudin Bahari L
24 Zendy Kusuma P
25 Zidan Rifky L
Keterangan:
Laki- laki : 12
Perempuan : 13
3. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada mata pelajaran Matematika materi
bangun datar. Penelitian ini menggunakan Strategi Numbered Head
Together yang dilaksanakan sebanyak 2 siklus. Waktu penelitian adalah
sebagai berikut:
a. Kegiatan siklus 1 dilaksanakan pada tanggal 22 Februari 2017.
b. Kegiatan siklus II dilaksanakan pada tanggal 1 Maret 2017.
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
1. Perencanaan Tindakan
Dalam tahap perencanaan tindakan kegiatan yang dilaksanakan
peneliti adalah sebagai berikut:
a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran
Matematika yang memuat serangkaian kegiatan belajar mengajar
70
menggunakan strategi Numbered Head Together. Adapun materi yang
dibahas adalah bangun datar sederhana.
b. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung seperti media
pembelajaran (LKS) dan reward untuk pelaksanaan kegiatan
pembelajaran menggunakan strategi Numbered Head Together.
c. Menyiapkan materi ajar tentang bangun datar sederhana.
d. Menyiapkan lembar pengamatan untuk mengetahui keterampilan guru
dalam proses pembelajaran menggunakan strategi Numbered Head
Together.
e. Menyiapkan instrumen untuk menggali data hasil belajar siswa berupa
lembar tes evaluasi.
f. Peneliti berkoordinasi dengan guru selaku kolaborator untuk
melaksanakan proses pembelajaran dengan strategi Numbered Head
Together.
2. Pelaksanaan Tindakan
a. Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan
pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya.
b. Guru mengawali pembelajaran dengan salam dan berdoa.
c. Guru menanyakan kabar dan mengabsen siswa.
d. Guru memberikan motivasi sebelum masuk ke dalam materi
pembelajaran.
e. Guru mengajukan pertanyaan yang mengaitkan materi pembelajaran
dengan kehidupan sehari-hari.
71
f. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
g. Guru menjelaskan tentang materi bangun datar sederhana dan sifat-
sifatnya.
h. Guru mendemonstrasikan langkah kegiatan Numbered Head Together.
i. Guru membagi para siswa menjadi 5 kelompok yang beranggotakan 5
orang siswa. Guru membagikan topi bernomor kepada setiap siswa dalam
kelompok dan memberikan nama kelompok yang berbeda.
j. Guru membagikan LKS kelompok kepada masing-masing kelompok.
k. Siswa diminta untuk mendiskusikan soal-soal yang telah dibagikan tiap-
tiap kelompok dan menentukan jawaban yang paling tepat.
l. Guru menyebutkan nomor secara acak dan siswa dengan nomor tersebut
mengacungkan jari.
m. Guru memanggil beberapa siswa untuk menyampaikan jawaban sesuai
dengan nomor yang dimiliki.
n. Guru mengulang kegiatan tersebut sampai 5 soal terjawab oleh semua
kelompok.
o. Siswa diminta mengubah tempat duduk seperti semula.
p. Guru memberikan reward kepada kelompok yang aktif dalam
pembelajaran.
q. Sebagai bahan evaluasi guru memberikan soal dan siswa diminta
mengerjakannya.
r. Setelah siswa mengerjakan soal evaluasi guru menyimpulkan materi
yang telah dipelajari.
72
s. Guru menutup pembelajaran dengan berdoa dan salam.
3. Pengamatan dan Observasi
Selama proses pembelajaran, peneliti secara langsung melakukan
pengamatan untuk mengetahui keterampilan guru dalam proses
pembelajaran dengan menggunakan strategi Numbered Head Together
dalam meningkatkan hasil belajar. Aspek-aspek yang diamati sebagai
berikut:
a. Lembar Observasi Kinerja Guru
Tabel 3.3 Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus I
No. Aspek yang diamati Skor
A B C D
Kemampuan guru membuka pelajaran
1. Memeriksa kesiapan siswa √
2. Memberikan motivasi awal √
3. Memberikan apersepsi (kaitannya dengan
materi)
√
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran √
5. Memberikan acuan bahan pelajaran yang
akan dipelajari
√
Sikap guru dalam proses pembelajaran
6. Kejelasan artikulasi suara √
7. Variasi gerakan badan tidak mengganggu
siswa
√
73
8. Antusiasme dalam penampilan √
9. Menarik perhatian siswa dalam kegiatan
belajar menggunakan strategi Numbered
Head Together
√
10. Memberikan perhatian yang sama pada
setiap kelompok
√
Penguasaan bahan belajar
11. Bahan belajar disajikan sesuai dengan
langkah-langkah yang dibuat dalam RPP
√
12. Kejelasan dalam menjelaskan materi ajar √
13. Mampu memberikan variasi dalam
menyampaikan bahan ajar melalui strategi
Numbered Head Together
√
Kegiatan belajar mengajar
14. Penyajian bahan pelajaran sesuai dengan
tujuan atau indikator yang telah ditetapkan
√
15. Mendemonstrasikan langkah-langkah
kegiatan belajar melalui Numbered Head
Together
√
16. Ketepatan dalam penggunaan alokasi waktu √
17. Memfasilatasi siswa selama proses kegiatan
belajar melalui Numbered Head Together
√
Evaluasi Pembelajaran
74
18. Penilaian relevan dengan tujuan yang telah
ditetapkan
√
19. Penilaian yang diberikan sesuai dengan RPP √
Kemampuan menutup kegiatan
pembelajaran
20. Meninjau kembali materi yang telah
diberikan
√
21. Memberikan kesempatan untuk bertanya dan
menjawab pertanyaan
√
22. Memberikan kesimpulan kegiatan
pembelajaran
√
Tindak lanjut / Follow up
23. Memberikan tugas kepada siswa √
24. Menginformasikan materi/bahan ajar yang
akan dipelajari berikutnya
√
25. Memberikan motivasi untuk selalu terus
belajar
√
Jumlah 5
6
1
8
1
0
Total 84
Kategori Baik
75
Keterangan:
Skor Nilai
A = 4 (sangat baik)
B = 3 (baik)
C = 2 (cukup)
D = 1 (kurang)
Rentang Kategori :
Nilai 76 - 100 ( Baik )
Nilai 51 - 75 ( Sedang )
Nilai 25 - 50 (kurang )
b. Nilai Evaluasi Siklus I
Tabel 3.4 Nilai Evaluasi Siklus I
No Nama Nilai Ketuntasan
1. Abid Ridwanillah 80 Tuntas
2. Anas Syaiful G. 80 Tuntas
3. Andi Idam Syafi’i 60 Tidak Tuntas
4. Andrian Hasyim 40 Tidak Tuntas
5. Anisa Aristanti 80 Tuntas
6. Cuhibul Hakiki 80 Tuntas
7. Dinawati 80 Tuntas
8. Fina Lestari 60 Tidak Tuntas
9. Hani 80 Tuntas
10. I’in Ariani 60 Tidak Tuntas
11. Lailatul Maghfiroh 80 Tuntas
12. Lisna 80 Tuntas
13. Mu’arifah 100 Tuntas
14. Mufasishin 60 Tidak tuntas
76
15. Muhammad Amar R. 80 Tuntas
16. Rahayu Slamet 80 Tuntas
17. Tabah Slamet 40 Tidak Tuntas
18. Trianai 80 Tuntas
19. Yusuf 80 Tuntas
20. Yana Zulianti 60 Tidak Tuntas
21. Yunanto Andi 60 Tidak Tuntas
22. Zahra Harika 80 Tuntas
23. Zaenudin Bahari 80 Tuntas
24 Zendy Kusuma 80 Tuntas
25 Zidan Rifky 80 Tuntas
Rata- rata 72,8
Keterangan :
Tuntas : 17 siswa
Tidak Tuntas : 8 siswa
4. Refleksi
Kegiatan ini bertujuan untuk menilai seluruh kegiatan pembelajaran
menggunakan strategi Numbered Head Together. Pada siklus I
menunjukkan bahwa, terdapat peningkatan pada hasil belajar siswa. Siswa
terlihat antusias dalam melaksanakan proses pembelajaran dengan
menggunakan melalui strategi Numbered Head Together. Guru berperan
sebagai fasilitator, motivator dan pusat pembelajaran berada pada siswa.
Strategi pembelajaran ini membuat siswa aktif di mana setiap siswa saling
77
mengajukan pendapatnya dalam menyelesaikan soal dan saling menghargai
pendapat teman dalam kelompoknya.
Selama pengamatan berlangsung masih ditemukan masalah- masalah,
yaitu dalam pembentukan kelompok yang satu kelompoknya terdapat 5
orang siswa dirasakan masih terlalu banyak, hal itu menyebabkan sebagian
siswa yang tidak maksimal dalam berdiskusi kelompok menyelesaikan soal
tetapi sibuk mengobrol dengan teman yang lain. Dengan adanya masalah-
masalah tersebut, maka peneliti akan melakukan tindakan pada siklus II
untuk memperbaiki hasil belajar pada siklus I.
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
1. Perencanaan Tindakan
Berdasarkan refleksi yang diperoleh dari pengamatan dan hasil
perolehan nilai pada siklus I, maka siklus II merupakan perbaikan dari
siklus I. Rencana pelaksanaan pada siklus II yang dilakukan oleh peneliti
adalah sebagai berikut:
a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran
Matematika yang memuat serangkaian kegiatan belajar mengajar
menggunakan strategi Numbered Head Together. Adapun materi yang
dibahas adalah jenis sudut dan besar sudut dalam bangun datar
sederhana.
78
b. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung seperti media
pembelajaran (kartu soal) dan reward untuk pelaksanaan kegiatan
pembelajaran menggunakan strategi Numbered Head Together.
c. Menyiapkan materi ajar tentangjenis sudut dan besar sudut dalam bangun
datar sederhana.
d. Menyiapkan lembar pengamatan untuk mengetahui keterampilan guru
dalam proses pembelajaran menggunakan strategi Numbered Head
Together.
e. Menyiapkan instrumen untuk menggali data hasil belajar siswa berupa
lembar tes.
f. Peneliti berkordinasi dengan guru selaku kolaborator untuk
melaksanakan proses pembelajaran dengan strategi Numbered Head
Together.
2. Pelaksanaan Tindakan
Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan
pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya.
a. Guru mengawali pembelajaran dengan salam dan berdoa.
b. Guru menanyakan kabar dan mengabsen siswa.
c. Guru memberikan motivasi sebelum masuk ke dalam materi
pembelajaran.
d. Guru mengajukan pertanyaan yang mengaitkan materi pembelajaran
dengan kehidupan sehari-hari.
e. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
79
f. Guru menjelaskan tentang materi jenis sudut dan besar sudut dalam
bangun datar sederhana.
g. Guru mendemonstrasikan langkah-langkah kegiatan belajar melalui
Numbered Head Together.
h. Guru membagi para siswa menjadi 8 kelompok yang beranggotakan 3-4
orang siswa. Guru memberi nomor kepada setiap siswa dalam kelompok
dan nama kelompok yang berbeda
i. Guru membagikan LKS kelompok kepada masing-masing kelompok.
j. Siswa diminta untuk mendiskusikan soal-soal dalam kartu bersama-sama
dan menentukan jawaban yang paling tepat.
k. Guru menyebutkan nomor secara acak dan siswa dengan nomor tersebut
mengacungkan jari.
l. Guru memanggil beberapa siswa untuk menyampaikan jawaban sesuai
dengan nomor yang dimiliki.
m. Guru mengulang kegiatan tersebut sampai 5 soal terjawab oleh semua
kelompok.
n. Siswa diminta mengubah tempat duduk seperti semula.
o. Guru memberikan reward kepada kelompok yang aktif dalam
pembelajaran.
p. Sebagai bahan evaluasi guru memberikan soal dan siswa diminta
mengerjakannya.
q. Setelah siswa mengerjakan soal evaluasi guru menyimpulkan materi
yang telah dipelajari.
80
r. Guru menutup pembelajaran berdoa dan salam.
3. Pengamatan atau Observasi
Selama proses pembelajaran, peneliti secara langsung melakukan
pengamatan untuk mengetahui keterampilan guru dalam proses
pembelajaran dengan menggunakan strategi Numbered Head Together
dalam meningkatkan hasil belajar. Aspek-aspek yang diamati sebagai
berikut:
a. Lembar Observasi Kinerja Guru
Tabel 3.5 Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus II
No. Aspek yang diamati Skor
A B C D
Kemampuan guru membuka pelajaran
1. Memeriksa kesiapan siswa √
2. Memberikan motivasi awal √
3. Memberikan apersepsi (kaitannya dengan
materi)
√
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran √
5. Memberikan acuan bahan pelajaran yang
akan dipelajari
√
Sikap guru dalam proses pembelajaran
6. Kejelasan artikulasi suara √
7. Variasi gerakan badan tidak mengganggu
siswa
√
81
8. Antusiasme dalam penampilan √
9. Menarik perhatian siswa dalam kegiatan
belajar menggunakan strategi Numbered
Head Together
√
10. Memberikan perhatian yang sama pada setiap
kelompok
√
Penguasaan bahan belajar
11. Bahan belajar disajikan sesuai dengan
langkah-langkah yang dibuat dalam RPP
√
12. Kejelasan dalam menjelaskan materi ajar √
13. Mampu memberikan variasi dalam
menyampaikan bahan ajar melalui strategi
Numbered Head Together
√
Kegiatan belajar mengajar
14. Penyajian bahan pelajaran sesuai dengan
tujuan atau indikator yang telah ditetapkan
√
15. Mendemonstrasikan langkah-langkah
kegiatan belajar melalui Numbered Head
Together
√
16. Ketepatan dalam penggunaan alokasi waktu √
17. Memfasilatasi siswa selama proses kegiatan
belajar melalui Numbered Head Together
√
Evaluasi Pembelajaran
82
18. Penilaian relevan dengan tujuan yang telah
ditetapkan
√
19. Penilaian yang diberikan sesuai dengan RPP √
Kemampuan menutup kegiatan
pembelajaran
20. Meninjau kembali materi yang telah
diberikan
√
21. Memberikan kesempatan untuk bertanya dan
menjawab pertanyaan
√
22. Memberikan kesimpulan kegiatan
pembelajaran
√
Tindak lanjut / Follow up
23. Memberikan tugas kepada siswa √
28. Menginformasikan materi/bahan ajar yang
akan dipelajari berikutnya
√
25. Memberikan motivasi untuk selalu terus
belajar
√
Jumlah 6
4
2
7
Total 91
Kategori Baik
Keterangan:
Skor Nilai
83
A = 4 (sangat baik)
B = 3 (baik)
C = 2 (cukup)
D = 1 (kurang)
Rentang Kategori :
Nilai 76 - 100 ( Baik )
Nilai 51 - 75 ( Sedang )
Nilai 25 - 50 (kurang )
c. Nilai Evaluasi Siklus II
Tabel 3.6 Nilai Evaluasi Siklus II
No Nama Nilai Ketuntasan
1. Abid Ridwanillah 80 Tuntas
2. Anas Syaiful G. 80 Tuntas
3. Andi Idam Syafi’i 80 Tuntas
4. Andrian Hasyim 60 Tidak Tuntas
5. Anisa Aristanti 100 Tuntas
6. Cuhibul Hakiki 80 Tuntas
7. Dinawati 80 Tuntas
8. Fina Lestari 80 Tuntas
9. Hani 80 Tuntas
10. I’in Ariani 100 Tuntas
11. Lailatul Maghfiroh 80 Tuntas
12. Lisna 80 Tuntas
84
13. Mu’arifah 80 Tuntas
14. Mufasishin 80 Tuntas
15. Muhammad Amar R. 80 Tuntas
16. Rahayu Slamet 80 Tuntas
17. Tabah Slamet 60 Tidak Tuntas
18. Trianai 80 Tuntas
19. Yusuf 100 Tuntas
20. Yana Zulianti 80 Tuntas
21. Yunanto Andi 80 Tuntas
22. Zahra Harika 80 Tuntas
23. Zaenudin Bahari 80 Tuntas
24 Zendy Kusuma 80 Tuntas
25 Zidan Rifky 80 Tuntas
Rata- rata 80,8
Keterangan:
Tuntas : 23 Siswa
Tidak Tuntas : 2 Siswa
4. Refleksi
Hasil belajar siswa pada siklus II mengalami peningkatan yang lebih
baik dibandingkan dengan siklus I. Siswa sangat antusias dalam
melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan strategi
Numbered Head Together . Hal ini dapat terlihat ketika semua siswa
85
menyampaikan pendapatnya pada siswa lain dan siswa yang lebih
memahami soal memberikan penjelasan pada teman kelompoknya.
Berdasarkan nilai pada tes evaluasi dapat diketahui bahwa nilai yang
didapatkan lebih baik dari siklus I. Pembelajaran pada siklus II ini telah
mencapai tujuan yang diharapkan yakni, keaktifan siswa, pembelajaran
yang menyenangkan, siswa antusias dalam mengikuti pembelajaran dan
peningkatan hasil belajar. Selain itu nilai yang diperoleh siswa telah
mencapai KKM dan siswa telah mencapai Kriteria ketuntasan klasikal 85%
dari jumlah siswa. Hal ini menunjukkan bahwa tindakan yang telah
dilakukan telah mencapai hasil yang maksimal, untuk itu penelitian ini
dirasa telah cukup.
86
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian
1. Deskripsi Data Pra Siklus
Pada penelitian kali ini, peneliti melaksanakan penelitian
menggunakan strategi Numbered Head Together. Strategi Numbered Head
Together bukanlah strategi pembelajaran baru di dunia pendidikan
Indonesia, namun strategi pembelajaran ini tergolong baru bagi MI Nafiatul
Huda Demakan Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang Tahun Ajaran
2016/2017. Acuan penilaian pada penelitian ini, peneliti menggunakan
Kriteria Ketuntasan Klasikal yaitu 85% dari jumlah seluruh siswa dengan
berpatokan pada nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
Berdasarkan data nilai ulangan harian mata pelajaran Matematika
yang diperoleh siswa kelas III MI Nafiatul Huda Demakan Kecamatan
Banyubiru Kabupaten Semarang, menunjukan bahwa nilai KKM untuk
pelajaran Matematika adalah 70, karena siswa yang mendapatkan nilai 70
termasuk dalam siswa yang tidak tuntas KKM ( lihat pada halaman 65-66
dan lihat pula pada halaman 86-87). Peneliti menggunakan evaluasi formatif
dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu tes objektif dan subjektif. Di
bawah ini adalah hasil ulangan harian mata pelajaran Matematika sebelum
menggunakan strategi Numbered Head Together, nilai tes evaluasi siklus I
dan siklus II.
87
Tabel 4.1 Nilai Ulangan Harian (Pra Siklus)
No Nama Nilai Ketuntasan
1. Abid Ridwanillah 60 Tidak Tuntas
2. Anas Syaiful G. 70 Tuntas
3. Andi Idam Syafi’i 50 Tidak Tuntas
4. Andrian Hasyim 60 Tidak Tuntas
5. Anisa Aristanti 70 Tuntas
6. Cuhibul Hakiki 30 Tidak Tuntas
7. Dinawati 80 Tuntas
8. Fina Lestari 40 Tidak Tuntas
9. Hani 50 Tidak Tuntas
10. I’in Ariani 50 Tidak tuntas
11. Lailatul Maghfiroh 30 Tidak Tuntas
12. Lisna 50 Tidak tuntas
13. Mu’arifah 70 Tuntas
14. Mufasishin 60 Tidak tuntas
15. Muhammad Amar R. 80 Tuntas
16. Rahayu Slamet 50 Tidak tuntas
17. Tabah Slamet 60 Tidak Tuntas
18. Trianai 50 Tidak Tuntas
19. Yusuf 50 Tidak Tuntas
20. Yana Zulianti 60 Tidak Tuntas
88
21. Yunanto Andi 40 Tidak Tuntas
22. Zahra Harika 80 Tuntas
23. Zaenudin Bahari 50 Tidak Tuntas
24 Zendy Kusuma 40 Tidak Tuntas
25 Zidan Rifky 40 Tidak Tuntas
Rata- rata 54,8
Keterangan:
Tuntas : 6 siswa
Tidak Tuntas : 19 siswa
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa nilai ulangan harian (pra siklus)
menunjukkan bahwa dari 25 siswa kelas III MI Nafiatul Huda Demakan
Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2016/2017
dengan nilai KKM 70 hanya 24% (6 siswa) yang tuntas, sedangkan 76%
(19) siswa belum tuntas.
2. Deskripsi Siklus I
Hasil tes evaluasi pada siklus I mengalami peningkatan apabila
dibandingkan dengan nilai pra siklus. Pada Siklus I terdapat 17 siswa yang
tuntas dan 8 siswa yang belum tuntas, dengan demikian baru 68% dari
jumlah keseluruhan siswa yang mencapai KKM. Hal ini menunjukkan
bahwa hasil belajar siswa pada siklus I belum memenuhi target peneliti
tentukan yaitu 85% dari jumlah seluruh siswa yang mencapai nilai KKM.
89
Tabel 4.2 Perolehan Nilai Evaluasi Siklus I
No Nama Nilai Ketuntasan
1. Abid Ridwanillah 80 Tuntas
2. Anas Syaiful G. 80 Tuntas
3. Andi Idam Syafi’i 60 Tidak Tuntas
4. Andrian Hasyim 40 Tidak Tuntas
5. Anisa Aristanti 80 Tuntas
6. Cuhibul Hakiki 80 Tuntas
7. Dinawati 80 Tuntas
8. Fina Lestari 60 Tidak Tuntas
9. Hani 80 Tuntas
10. I’in Ariani 60 Tidak Tuntas
11. Lailatul Maghfiroh 80 Tuntas
12. Lisna 80 Tuntas
13. Mu’arifah 100 Tuntas
14. Mufasishin 60 Tidak tuntas
15. Muhammad Amar R. 80 Tuntas
16. Rahayu Slamet 80 Tuntas
17. Tabah Slamet 40 Tidak Tuntas
18. Trianai 80 Tuntas
19. Yusuf 80 Tuntas
20. Yana Zulianti 60 Tidak Tuntas
90
21. Yunanto Andi 60 Tidak Tuntas
22. Zahra Harika 80 Tuntas
23. Zaenudin Bahari 80 Tuntas
24 Zendy Kusuma 80 Tuntas
25 Zidan Rifky 80 Tuntas
Rata- rata 72,8
Keterangan :
Tuntas : 17 siswa
Tidak Tuntas : 8 siswa
3. Deskripsi Siklus II
Hasil tes evaluasi pada siklus II mengalami peningkatan yang
cukup signifikan dibandingkan dengan siklus I. Pada siklus II 92% dari
seluruh siswa dapat mencapai KKM yang telah ditentukan oleh sekolah.
Terdapat 23 siswa yang tuntas dan 2 siswa yang belum tuntas. Hasil
belajar siswa sudah memenuhi target penelitian, yaitu 85% dari seluruh
jumlah siswa mencapai KKM. Berdasarkan hasil belajar siswa tersebut
maka strategi Numbered Head Together dapat meningkatkan hasil belajar
pada siswa kelas III mata pelajaran Matematika materi bangun datar
sederhana.
Tabel 4.3 Perolehan Nilai Evaluasi Siklus II
No Nama Nilai Ketuntasan
1. Abid Ridwanillah 80 Tuntas
2. Anas Syaiful G. 80 Tuntas
91
3. Andi Idam Syafi’i 80 Tuntas
4. Andrian Hasyim 60 Tidak Tuntas
5. Anisa Aristanti 100 Tuntas
6. Cuhibul Hakiki 80 Tuntas
7. Dinawati 80 Tuntas
8. Fina Lestari 80 Tuntas
9. Hani 80 Tuntas
10. I’in Ariani 100 Tuntas
11. Lailatul Maghfiroh 80 Tuntas
12. Lisna 80 Tuntas
13. Mu’arifah 80 Tuntas
14. Mufasishin 80 Tuntas
15. Muhammad Amar R. 80 Tuntas
16. Rahayu Slamet 80 Tuntas
17. Tabah Slamet 60 Tidak Tuntas
18. Trianai 80 Tuntas
19. Yusuf 100 Tuntas
20. Yana Zulianti 80 Tuntas
21. Yunanto Andi 80 Tuntas
22. Zahra Harika 80 Tuntas
23. Zaenudin Bahari 80 Tuntas
24 Zendy Kusuma 80 Tuntas
92
25 Zidan Rifky 80 Tuntas
Rata- rata 80,8
Keterangan:
Tuntas : 23 Siswa
Tidak Tuntas : 2 Siswa
B. Pembahasan
Penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam 2 siklus, dari data yang
diperoleh menunjukkan terjadinya peningkatan nilai yang cukup baik. Selain
itu antusias siswa dalam mengikuti proses pembelajaran juga sangat tinggi.
Sehingga jika dipadukan dengan strategi Numbered Head Together dalam
pembelajaran Matematika dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III
MI Nafiatul Huda Demakan Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang. Hal
ini dapat dilihat dari hasil rekapitulasi (hasil belajar siswa) Matematika materi
bangun datar sederhana melalui strategi Numbered Head Together.
Tabel 4.4 Hasil Rekapitulasi Nilai Siswa Per Siklus
No Nama
Nilai Pra
Siklus
Nilai
Siklus I
Nilai Siklus
II
1. Abid Ridwanillah 60 80 80
2. Anas Syaiful G. 70 80 80
3. Andi Idam Syafi’i 50 60 80
4. Andrian Hasyim 60 40 60
5. Anisa Aristanti 70 80 100
6. Cuhibul Hakiki 30 80 80
93
7. Dinawati 80 80 80
8. Fina Lestari 40 60 80
9. Hani 50 80 80
10. I’in Ariani 50 60 100
11. Lailatul Maghfiroh 30 80 80
12. Lisna 50 80 80
13. Mu’arifah 70 100 80
14. Mufasishin 60 60 80
15. Muhammad Amar R. 80 80 80
16. Rahayu Slamet 50 80 80
17. Tabah Slamet 60 40 60
18. Trianai 50 80 80
19. Yusuf 50 80 100
20. Yana Zulianti 60 60 80
21. Yunanto Andi 40 60 80
22. Zahra Harika 80 80 80
23. Zaenudin Bahari 50 80 80
24 Zendy Kusuma 40 80 80
25 Zidan Rifky 40 80 80
Rata-rata 54,8 72,8 80,8
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa perolehan rata-rata
nilai pada siklus I meningkat menjadi 72,8 jika dibandingkan dengan rata-rata
94
nilai pra siklus yang hanya 54,8. Pada siklus II meningkat menjadi 80,8.
Berdasarkan data tersebut maka dapat diketahui bahwa pelaksanaan PTK
dengan menggunakan strategi Numbered Head Together berhasil
meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil dari penelitian tindakan kelas ini
memperoleh hasil seperti tabel di atas. Berikut ini penjabaran hasil penelitian
dari siklus ke siklus:
1. Siklus I
Proses pembelajaran pada siklus I, peneliti menggunakan strategi
Numbered Head Together. Adapun dalam penelitian mencakup 4 tahap
yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pengamatan atau
observasi dan refleksi. Sebelum dilakukan penelitian, peneliti melakukan
penelitian melakukan obsevasi ke MI Nafiatul Huda Demakan Kecamatan
Banyubiru Kabupaten Semarang. Pada tahap ini hasil tes evaluasi
menunjukan hasil 68% siswa yang tuntas (17 siswa) dan yang belum
tuntas 32% (8 siswa). Dengan demikian hasil belajar siswa mengalami
peningkatan 48% jika dibandingkan dengan pra siklus. Perolehan hasil tes
evaluasi siklus I dapat dilihat dari pada gambar dibawah ini:
Gambar 4.1 Persentase Nilai Evaluasi Siklus I
Tuntas
Tidak Tuntas
95
Berikut ini adalah lembar observasi guru yang peneliti gunakan pada
saat proses pembelajaran berlangsung:
Tabel 4.5 Lembar Observasi Guru Siklus I
No. Aspek yang diamati Skor
A B C D
Kemampuan guru membuka pelajaran
1. Memeriksa kesiapan siswa √
2. Memberikan motivasi awal √
3. Memberikan apersepsi (kaitannya dengan
materi)
√
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran √
5. Memberikan acuan bahan pelajaran yang
akan dipelajari
√
Sikap guru dalam proses pembelajaran
6. Kejelasan artikulasi suara √
7. Variasi gerakan badan tidak mengganggu
siswa
√
8. Antusiasme dalam penampilan √
9. Menarik perhatian siswa dalam kegiatan
belajar menggunakan strategi Numbered
Head Together
√
10. Memberikan perhatian yang sama pada
setiap kelompok
√
96
Penguasaan bahan belajar
11. Bahan belajar disajikan sesuai dengan
langkah-langkah yang dibuat dalam RPP
√
12. Kejelasan dalam menjelaskan materi ajar √
13. Mampu memberikan variasi dalam
menyampaikan bahan ajar melalui strategi
Numbered Head Together
√
Kegiatan belajar mengajar
14. Penyajian bahan pelajaran sesuai dengan
tujuan atau indikator yang telah ditetapkan
√
15. Mendemonstrasikan langkah-langkah
kegiatan belajar melalui Numbered Head
Together
√
16. Ketepatan dalam penggunaan alokasi waktu √
17. Memfasilatasi siswa selama proses kegiatan
belajar melalui Numbered Head Together
√
Evaluasi Pembelajaran
18. Penilaian relevan dengan tujuan yang telah
ditetapkan
√
19. Penilaian yang diberikan sesuai dengan RPP √
Kemampuan menutup kegiatan
pembelajaran
20. Meninjau kembali materi yang telah √
97
diberikan
21. Memberikan kesempatan untuk bertanya dan
menjawab pertanyaan
√
22. Memberikan kesimpulan kegiatan
pembelajaran
√
Tindak lanjut / Follow up
23. Memberikan tugas kepada siswa √
24. Menginformasikan materi/bahan ajar yang
akan dipelajari berikutnya
√
25. Memberikan motivasi untuk selalu terus
belajar
√
Jumlah 5
6
1
8
1
0
Total 84
Kategori Baik
Keterangan:
Skor Nilai
A = 4 (sangat baik)
B = 3 (baik)
C = 2 (cukup)
D = 1 (kurang)
Hasil observasi aktivitas guru dalam kegiatan belajar mengajar pada
siklus I memperoleh skor 84 dari skor maksimal 100. Sehingga aktifitas
98
guru pada siklus I tergolong predikat baik. Adapun penjelasan lebih lanjut
mengenai aktivitas guru adalah sebagi berikut :
a. Penilaian kemampuan guru membuka pelajaran berada pada skor nilai 3
berpredikat baik.
b. Penilaian sikap guru dalam proses pembelajaran berada pada skor nilai
4 berpredikat sangat baik.
c. Penilaian penguasaan guru terhadap bahan belajar berada pada skor
nilai 4 berpredikat sangat baik.
d. Penilaian kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru berada
pada skor nilai 2 berpredikat cukup.
e. Penilaian evaluasi pembelajaran berada pada skor nilai 4 berpredikat
sangat baik.
f. Penilaian kemampuan guru menutup kegiatan pembelajaran berada
pada skor nilai 3 berpredikat baik.
g. Penilaian terhadap tindak lanjut (follow up) berada pada skor nilai 4
berpredikat sangat baik.
Hasil pengamatan yang dilakukan peneliti pada saat guru
menggunakan strategi Numbered Head Together adalah sebagai berikut:
a. Membuka pelajaran
Guru membuka pelajaran dimulai dari memimpin doa, mengabsen
siswa dan memberikan motivasi kepada siswa serta menjelaskan tujuan
pembelajaran. Apersepsi yang dilakukan oleh guru sudah sesuai dengan
RPP.
99
b. Penguasaan materi
Guru dapat menerangkan materi bangun datar sederhana dan
sifat-sifatnya dengan jelas dan runtut sehingga siswa dapat memahami
materi dengan baik.
c. Menyajikan materi
Guru mengaitkan materi bangun datar sederhana dan sifat-
sifatnya dengan kehidupan nyata, hal ini memudahkan siswa dalam
memahami materi karena terjadi di lingkungan sekitar kelas. Selain itu
guru juga berinovasi dengan cara membuat suasana kelas menjadi
menyenangkan.
d. Pengelolaan kelas
Pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru sesuai yang
tercantum dalam RPP, dimana guru membuat kelompok- kelompok
berjumlah 4 siswa dalam satu kelompok, namun dengan jumlah tersebut
ditemukan masalah yaitu ada sebagian siswa yang tidak ikut berdiskusi
karena terlalu banyak siswa dalam satu kelompok. Hal ini
menyebabkan siswa mengalami kesulitan saat harus bertukar pendapat
dalam mengerjakan karena dalam satu kelompok hanya beberapa siswa
yang aktif berdiskusi. Akan tetapi hal tersebut tidak begitu berpengaruh
besar terhadap pelaksanaan penerepan strategi Numbered Head
Together.
100
e. Ketepatan menggunakan metode
Guru masih awam terhadap strategi Numbered Head
Together, sehingga 3 hari sebelum peneliti telah memberikan RPP
untuk dipelajari oleh guru. Dalam pelaksanaan penggunaan strategi
Numbered Head Together masih ada beberapa kekurangan yaitu
30% dari keseluruhan siswa belum terlibat secara aktif dalam
berkontribusi menyelesaikan soal bersama kelompok. Pembibingan
guru kurang merata pada setiap kelompok selama berjalannya
diskusi yang dilakukan siswa. Hal tersebut berpengaruh terhadap
tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan oleh
guru.
f. Pelaksanaan evaluasi
Pelaksanaan Evaluasi belum berjalan dengan optimal, karena
banyak siswa yang masih malu menyampaikan hasil diskusi
kelompoknya. Guru kurang memperhatikan siswa dalam
mengerjakan soal tes evaluasi sehingga masih ada siswa yang
saling mencontek.
g. Menutup pelajaran
Guru mengakhiri pembelajaran dengan menyimpulkan materi
yang dipelajari bersama-sama dengan siswa dan menutup pelajaran
dengan salam.
101
2. Siklus II
Pada siklus II tindakan penelitian mempertimbangkan kekurangan
dan kendala yang muncul pada siklus I. Untuk proses pembelajaran masih
sama dengan dengan siklus I yaitu dengan menggunakan strategi
Numbered Head Together. Melalui data yang diperoleh pada siklus II
dapat dilihat terjadi peningkatan yang signifikasi pada hasil belajar siswa
sebesar 68% dari pra siklus dan 24% dari siklus I. Hasil Evaluasi yang
diperoleh dari siklus II yaitu 92% (23 siswa) tuntas, sedangkan 8% (2
siswa) tidak tuntas. Dengan demikian presentase nilai yang diperoleh dari
siklus II sudah memenuhi target yang telah ditetapkan peneliti yaitu 85%
siswa tuntas atau mencapai KKM yang telah ditetapkan MI Nafiatul Huda
Demakan Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang Tahun Ajaran
2016/2017 . Presentase perolehan nilai tes evaluasi pada siklus II sebagai
berikut:
Gambar 4.2 Persentase Nilai Tes Evaluasi Siklus II
Tuntas
Tidak Tuntas
102
Berikut ini adalah lembar observasi guru yang peneliti gunakan pada
saat proses pembelajaran langsung:
Tabel 4.6 Lembar Observasi Guru Siklus II
No. Aspek yang diamati Skor
A B C D
Kemampuan guru membuka pelajaran
1. Memeriksa kesiapan siswa √
2. Memberikan motivasi awal √
3. Memberikan apersepsi (kaitannya dengan
materi)
√
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran √
5. Memberikan acuan bahan pelajaran yang
akan dipelajari
√
Sikap guru dalam proses pembelajaran
6. Kejelasan artikulasi suara √
7. Variasi gerakan badan tidak mengganggu
siswa
√
8. Antusiasme dalam penampilan √
9. Menarik perhatian siswa dalam kegiatan
belajar menggunakan strategi Numbered
Head Together
√
10. Memberikan perhatian yang sama pada setiap
kelompok
√
103
Penguasaan bahan belajar
11. Bahan belajar disajikan sesuai dengan
langkah-langkah yang dibuat dalam RPP
√
12. Kejelasan dalam menjelaskan materi ajar √
13. Mampu memberikan variasi dalam
menyampaikan bahan ajar melalui strategi
Numbered Head Together
√
Kegiatan belajar mengajar
14. Penyajian bahan pelajaran sesuai dengan
tujuan atau indikator yang telah ditetapkan
√
15. Mendemonstrasikan langkah-langkah
kegiatan belajar melalui Numbered Head
Together
√
16. Ketepatan dalam penggunaan alokasi waktu √
17. Memfasilatasi siswa selama proses kegiatan
belajar melalui Numbered Head Together
√
Evaluasi Pembelajaran
18. Penilaian relevan dengan tujuan yang telah
ditetapkan
√
19. Penilaian yang diberikan sesuai dengan RPP √
Kemampuan menutup kegiatan
pembelajaran
20. Meninjau kembali materi yang telah √
104
diberikan
21. Memberikan kesempatan untuk bertanya dan
menjawab pertanyaan
√
22. Memberikan kesimpulan kegiatan
pembelajaran
√
Tindak lanjut / Follow up
23. Memberikan tugas kepada siswa √
28. Menginformasikan materi/bahan ajar yang
akan dipelajari berikutnya
√
25. Memberikan motivasi untuk selalu terus
belajar
√
Jumlah 6
4
2
7
Total 91
Kategori Baik
Keterangan:
Skor Nilai
A = 4 (sangat baik)
B = 3 (baik)
C = 2 (cukup)
D = 1 (kurang)
Hasil observasi aktivitas guru dalam kegiatan belajar mengajar pada
siklus I memperoleh skor 91 dari skor maksimal 100. Sehingga aktifitas
105
guru pada siklus II tergolong predikat baik. Adapun penjelasan lebih lanjut
mengenai aktivitas guru adalah sebagi berikut :
a. Penilaian kemampuan guru membuka pelajaran berada pada skor nilai 4
berpredikat sangat baik.
b. Penilaian sikap guru dalam proses pembelajaran berada pada skor nilai
4 berpredikat sangat baik.
c. Penilaian penguasaan guru terhadap bahan belajar berada pada skor
nilai 4 berpredikat sangat baik.
d. Penilaian kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru berada
pada skor nilai 3 berpredikat baik.
e. Penilaian evaluasi pembelajaran berada pada skor nilai 4 berpredikat
sangat baik.
f. Penilaian kemampuan guru menutup kegiatan pembelajaran berada
pada skor nilai 3 berpredikat baik.
g. Penilaian terhadap tindak lanjut (follow up) berada pada skor nilai 4
berpredikat sangat baik.
Rentang Kategori :
Nilai 76 - 100 ( Baik )
Nilai 51 - 75 ( Sedang )
Nilai 25 - 50 (kurang )
Hasil pengamatan yang dilakukan peneliti pada saat guru
menggunakan strategi Numbered Head Together adalah sebagai berikut:
106
a. Membuka pelajaran
Guru membuka pelajaran dimulai dari memimpin doa, mengabsen
siswa dan memberikan motivasi kepada siswa serta menjelaskan tujuan
pembelajaran. Apersepsi yang dilakukan oleh guru sudah sesuai dengan
RPP.
b. Penguasaan materi
Guru dapat menerangkan materi bentuk penyelesaian bangun datar
sederhana dan sifat- sifatnya dalam kehidupan sehari-hari dengan jelas
dan runtut sehingga siswa dapat memahami materi dengan baik.
c. Menyajikan materi
Guru mengaitkan materi pemecahan masalah bangun datar
sederhana dan sifatnya dengan dengan benda yang ada di dalam ruang
kelas, hal ini memudahkan siswa dalam memahami materi karena
terjadi di kehidupan nyata. Selain itu guru juga berinovasi dengan cara
membuat suasana kelas menjadi menyenangkan.
d. Pengelolaan kelas
Pengelolaan kelas pada siklus II sesuai dengan RPP. Pengelolaan
kelas pada siklus I sehingga pada siklus II guru mengubah jumlah
kelompok menjadi jumlah kecil yaitu dalam satu kelompok hanya
berisikan 3-4 orang siswa. Dengan berubahnya jumlah siswa dalam satu
kelompok diskusi berjalan dengan baik dan maksimal sesuai dengan
harapan dalam penggunaan strategi Numbered Head Together. Siswa
107
menjadi lebih aktif dalam satu kelompok untuk berpendapat dan
mendengarkan pendapat teman yang lain dalam kelompoknya.
e. Ketepatan mengguanakan metode
Guru telah menerapkan strategi Numbered Head Together dengan
baik, sesuai dengan tahap-tahap yang ada dalam RPP. Tahap-tahap
tersebut adalah menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi
siswa, menyajikan informasi, mengorganisasikan siswa, menyampaikan
materi, melakukan evaluasi dan memberikan reward. Hal ini
mempengaruhi peningkatan hasil belajar siswa lebih baik dari siklus I.
f. Pelaksanaan evaluasi
Pelaksanaan Evaluasi berjalan dengan baik guru membimbing
siswa dalam mengerjakan mengerjakan soal tes evaluasi
g. Menutup pelajaran
Guru mengakhiri pembelajaran dengan menyimpulkan materi yang
dipelajari bersama-sama dengan siswa dan menutup pelajaran dengan
salam.
3. Rekapitulasi Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
Tabel 4.7 Rekapitulasi Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
Kategori Pra Siklus Siklus I Siklus II
Siswa % Siswa % Siswa %
Tuntas 6 24% 17 68% 23 92%
Tidak Tuntas 19 76% 8 32% 2 8%
Jumlah 25 100% 25 100% 25 100%
108
Berikut ini adalah ketuntasan hasil belajar siswa pra siklus, siklus I
dan siklus II:
Gambar 4.3 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I
dan Siklus II
Berdasarkan tabel dan gambar di atas diketahui bahwa ketuntasan
siswa kelas III MI Nafiatul Huda Demakan Kecamatan Banyubiru
Kabupaten Semarang meningkat. Dari pra siklus sebelum menggunakan
strategi Numbered Head Together , siswa yang mencapai ketuntasan hanya
24% (6 siswa) dari keseluruhan siswa. Sedangkan pada siklus I sebesar
68% (17 siswa) dan siklus II sebesar 91% (23 siswa). Nilai rata-rata pra
siklus yaitu 54,8 sedangkan pada siklus I nilai rata-rata siswa meningkat
menjadi 72,8 dan pada siklus II nilai rata-rata juga meningkat mencapai
80,8. Pada pelaksanaan siklus II ketuntasan klasikal telah tercapai yaitu
92% siswa tuntas secara klasikal yang mana telah melebihi dari kriteria
ketuntasan klasikal yang ditetapkan sebesar ≥ 85% siswa tuntas secara
klasikal.
0
5
10
15
20
25
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Tuntas
Tidak Tuntas
109
Meningkatnya hasil belajar dari siklus I ke siklus II disebabkan
karena pembelajaran menggunakan strategi Numbered Head Together
dapat menambah/memperjelas pemahaman siswa tentang materi yang
dipelajari dan merangsang partisipasi siswa dalam diskusi kelompok.
Dengan memperhatikan pembahasan hasil penelitian di atas
peneliti menyimpulkan bahwa hipotesis yang diajukan dapat diterima
kebenarannya, dengan kata lain penerapan strategi Numbered Head
Together di MI Nafiatul Huda Demakan Kecamatan Bnayubiru
Kabupaten Semarang dapat meningkatkan hasil belajar siswa mata
pelajaran Matematika materi bangun datar sederhana dan sifat-
sifatnya.
110
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan
melalui beberapa rangkaian tindakan dimulai dari siklus I dan siklus II serta
berdasarkan seluruh pembahasan dan hasil analisis data yang dilakukan maka
dapat disimpulkan bahwa strategi Numbered Head Together dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas III mata pelajaran Matematika pokok
bahasan bangun datar sederhana dan sifatnya. Indikator tersebut dapat terlihat
dari nilai tes ulangan siswa yang mengalami peningkatan pada setiap
siklusnya. Pada siklus I terdapat 17 siswa atau 68% siswa yang tuntas dalam
belajar dan yang belum tuntas sebanyak 9 siswa atau 32% dengan nilai rata-
rata 72,8. Pada siklus II jumlah siswa yang tuntas meningkat menjadi 23
siswa atau 91% dan yang belum tuntas menjadi 2 siswa atau 8% dengan nilai
rata-rata 80,8.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, maka peneliti
mengajukan beberapa saran sebagai masukan , antara lain:
1. Bagi Kepala Sekolah
a. Kepala sekolah hendaknya selalu memotivasi dan memfasilitasi guru
untuk meningkatkan keterampilan mengajarnya dengan mengikuti
111
seminar-seminar dan pelatihan tentang srategi pembelajaran dalam
upaya meningkatkan hasil belajar siswa.
b. Kepala sekolah sebaiknya membimbing para guru untuk memperbaiki
dan mengembangkan proses belajar mengajar seperti pemberian
motivasi guru untuk melakukan penelitian tindakan kelas yaitu
penggunaan strategi pembelajaran yang lebih inovatif serta melakukan
evaluasi untuk perbaikan proses belajar mengajar selanjutnya.
2. Bagi Guru
a. Pembelajaran dengan menggunakan strategi Numbered Head Together
hendaknya diterapkan kembali pada pokok bahasan yang lain pada
pelajaran Matematika pada khususnya dan mata pelajaran yang lain
pada umumnya karena terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa
pada pelajaran Matematika.
b. Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran hendaknya guru
melakukan persiapan yang matang dengan telebih dahulu memahami
langkah-langkah yang akan diterapkan dalam proses pembelajaran yang
berpedoman pada RPP yang telah disusun sebelumnya.
c. Guru hendaknya memberikan penjelasan yang jelas tentang langkah-
langkah strategi Numbered Head Together agar siswa tidak bingung
dan menyamakannya dengan strategi diskusi biasa.
d. Guru sebaiknya lebih kreatif dan variatif dalam menggunakan strategi
pembelajaran sehingga dapat meningkatkan minat siswa untuk
mengikuti proses pembelajaran dengan baik sehingga tujuan
112
pembelajaran dapat tercapai, serta melibatkan siswa secara aktif dalam
proses pembelajaran sehingga akan menghilangkan kejenuhan siswa.
3. Siswa
Siswa sebaiknya dapat lebih aktif dalam mengikuti proses
pembelajaran agar mampu memahami materi yang diajarkan oleh
guru sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.
113
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu & Supriyono, Widodo.2004. Psikologi Belajar. Jakarta:RINEKA
CIPTA
Arikunto, Suharsimi. 1993. Managemen Pengajaran Secara Manusiawi. Jakarta:
PT Rineka Cipta.
Basrowi & Suwandi. 2008. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas. Bogor: Ghalia
Indonesia.
Dahar, Ratna Wilis. 2006. Teori-teori Belajar & Pembelajaran. Jakarta. Erlangga
Daryanto. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Gava Media.
Daryanto & Muljo Rahardjo.2012. Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta:
Gava Media.
Djamarah, Syaiful Bahri.2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Hamdayama, Jumanta. 2014. Model Dan Metode Pembelajaran Kreatif Dan
Berkarakter. Bogor:Ghalia Indonesia
Heruman. 2010. Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung:
Remaja Rosdakarya
Huda, Miftahul. 2014. Model-Model Pengajaran Dan Pembelajaran. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Ismunamto, A.2011. Ensiklopedia Matematika. Jakarta. Lentera Abadi.
Kastolani. 2014. Model Pembelajaran Inovatif: Teori dan Aplikasi. Salatiga.
STAIN Salatiga Press
Kesuma, Amelia Tauresia. 2013. Menyusun PTK itu Gampang. Jakarta: ESENSI
Erlangga Group
114
Khanifatul.2013.Pembelajaran Inovatif: Strategi Mengelola Kelas Secara Efektif
dan Menyenangkan. Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA
Marini, Arita.2013. Geometri dan Pengukuran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Mulyasa. 2011. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Rusman.2011. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Sam’s, Rosma Hartiny.2010. Model Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Yogyakarta. Sukses Offset.
Sriyanti, Lilik. 2009. Teori-Teori Belajar. Salatiga: STAIN Salatiga.
Sriyanto. 2007. Strategi Sukses Menguasai Matematika. Yogyakarta. Indonesia
Cerdas
Sumardyono. 2004. Karakteristik Matematika dan Implikasinya Terhadap
Pembelajaran Matematika. Yogyakarta: Depdiknas Dirjen Pendidikan Dasar
dan Menengah Pusat Pengembangan Penataran Guru Matematika.
Suprijono, Agus. 2010. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR.
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Jakarta: Kencana
Suyono & Hariyanto. 2014. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosda
Karya
Syah, Muhibbin.2010. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Trianto.2009. Mendesain Model Pembelajran Inovatif-Progresif. Jakarta:
Kencana
115
Yuliawati, Fitri, Suprihatiningrum & Agung Rokhimawan.2012. Penelitian
Tindakan Kelas untuk Tenaga Pendidik Nasional. Yogyakarta:
PEDAGOGIA
Zaini, Hisyam, Munthe, Bermawy, dan Aryani, SekarAyu. 2008. Strategi
Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka InsanMadani
(http://p4tkMatematika.org/2011/10/peran-fungsi-tujuan-dan-karakteristik
Matematika-sekolah diakses pada 17 Februari 2017 pukul 07. 09).
(http://www.sarjanaku.com/2011/06/pengertian-matematika.html diakses pada 16
februari 20017 08.53):
(http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00275
DS%20Bab%202.pdf diakses pada 20 februari 2017 07:20)
116
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) SIKLUS I
Sekolah : MI Nafiatul Huda Demakan
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : III/2
Materi Pokok : Bangun Datar Sederhana
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi
4. Memahami unsur dan sifat-sifat bangun datar sederhana
B. Kompetensi Dasar
4.1 Mengidentifikasi berbagai bangun datar sederhana menurut sifat atau
unsurnya
C. Indikator
4.1.1 Menjelaskan pengertian bangun datar dengan benar
4.1.2 Menyebutkan nama- nama bangun datar sederhana dengan benar
4.1.3 Menyebutkan sifat- sifat bangun datar sederhana dengan benar
D. Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa dapat menjelaskan pengertian bangun datar dengan benar
2. Siswa dapat menyebutkan nama-nama bangun datar sederhana dengan benar
3. Siswa dapat menyebutkan sifat- sifat bangun datar sederhana dengan benar
117
E. Metode
1. Ceramah,
2. Tanya Jawab,
3. Demonstrasi,
4. Latihan dan Penugasan.
F. Strategi
Numbered Head Together
G. Materi Pokok
Menurut Heruman (2010: 56) Bangun datar merupakan sebuah bangun
berupa bidang datar yang dibatasi oleh beberapa ruas garis. Jumlah dan model
ruas garis yang membatasi bangun tersebut menentukan nama dan bentuk
bangun datar tersebut. Macam bangun datar sederhana adalah sebagai berikut;
Adapun sifat- sifat dari bangun datar sederhana tersebut adalah sebagai berikut;
1) Sifat- Sifat Bangun Persegi
118
Sifat- sifat bangun datar disamping sebagai berikut:
Mempunyai empat buah sisi
Keempat sisinya sama panjang
Keempat sudutnya adalah sudut siku- siku
2) Sifat-sifat Bangun Persegi Panjang
Sifat- sifat bangun datar diatas adalah sebagai berikut:
Mempunyai empat buah sisi
Sisis- sisi yang berhadapan sama panjang
Keempat sudutnya mearupakan sudut siku- siku
3) Sifat- Sifat Bangun Segitiga
Bangun segitiga memiliki 3 macam, adalah sebagai berikut;
a. Segitiga sama sisi
Sifat- sifat segitiga sama sisi sebagai berikut:
Mempunyai tiga sisi
Ketiga sisinya sama panjang
Mempunyai sudut yang sama besar
119
b. Segitiga sama kaki
Sifat- sifat segitiga sama kaki sebagai berikut:
Mempunyai tiga sisi
Sisi yang berhadapan sama panjang
c. Segitiga siku- siku
Sifat- sifat segitiga siku- siku sebagai berikut:
Mempunyai tiga sisi yang tidak sama panjang
Salah satu sudutnya merupakan sudut siku- siku
H. Media, Sumber/Alat/Bahan Pembelajaran
1. Media Pembelajaran:
a. Gambar- gambar bangun datar sederhana
b. Topi penomoran
c. Lembar Kerja Siswa Kelompok
d. Reward
2. Sumber/Alat/Bahan pembelajaran :
a. Buku Matematika untuk SD/MI kelas III
I. Langkah- langkah Pembelajaran
120
1. Pendahuluan
Apersepsi :
a. Penyiapan siswa
1) Guru membuka pelajaran dengan salam dan
berdoa yang dipimpin oleh salah satu siswa
2) Guru mengabsen daftar hadir siswa.
b. Memotivasi siswa
c. Mengajukan pertanyaan yang mengkaitkan materi
pembelajaran apakah bangun datar sederhana itu?
d. Menjelaskan tujuan pembelajaran
e. Menjelaskan cakupan materi
Hari ini kita akan belajar tentang bangun datar
sederhana dan sifat- sifatnya.
(10 menit)
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
- Menjelaskan tentang pengertian bangun datar
- Menjelaskan tentang macam- macam bangun
datar sederhana dengan menggunakan gambar
- Menjelaskan sifat- sifat bangun datar sederhana
(persegi, persegi panjang, dan segitiga)
Elaborasi
(45 menit)
121
Dalam kegiatan elaborasi,
- Guru membagi siswa dalam 5 kelompok masing-
masing terdiri dari 5 siswa
- Guru memberikan topi bernomor 1-5 pada tiap
kelompok
- Guru mendemonstrasikan langkah-langkah
pembelajaran melalui Numbered Head Together
- Guru membagikan 1 lembar kerja siswa yang
sama pada tiap-tiap kelompok
- Guru meminta siswa mendiskusikan soal dan
menentukan jawaban yang paling tepat
- Siswa mempresentasikan jawaban soal sesuai
dengan nomor yang disebutkan guru secara
bergantian
- Guru memberikan potongan bintang kepada
siswa yang berani menjelaskan jawabannya
dengan benar.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi,
- Guru mencocokkan soal dan jawaban dari
masing-masing kelompok
- Guru memberikan soal individu untuk dikerjakan
122
- Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan
kesalahan pemahaman, memberikan penguatan
dan penyimpulan.
3. Penutup
a. Guru menyampaikan kesimpulan dari pelajaran
yang telah disampaikan.
b. Guru mempersilahkan siswa untuk bertanya
mengenai materi yang belum dipahami.
c. Guru memberikan soal evaluasi untuk mengukur
pemahaman siswa.
d. Guru menyampaikan materi pembelajaran yang
akan diberikan pada pertemuan yang akan datang
e. Guru menyampaikan pesan-pesan sederhana pada
siswa kemudian menutup dengan salam
(15 menit)
J. Penilaian
a. Instumen penilaian : soal evaluasi
1. Gambar disamping adalah bangun........
a. Segitiga sama kaki c. Persegi panjang
b. Persegi d. Segitiga
2. Gambar berikut yang merupakan bangun segitiga sama sisi adalah.....
123
a. c.
b. d.
3.
Gambar tersebut disebut dengn bangun......
a. Persegi c. Lingkaran
b.Segitiga d. Persegi panjang
4. Salah satu sifat dari segitiga sama sisi adalah....
a. Ketiga sisinya berbeda
b. Dua sisi berhadapan sama panjang
c. Mempunyai tiga sisi sama panjang
d. mempunyai sudut siku- siku
5. Sisisnya ada tiga dan salah satu sudutnya adalah siku- siku disebut
bangun......
a. Segitiga sama kaki c. Segitiga sama sisi
b. Segitiga sembarang d. Segitiga siku- siku
6.
Gambar diatas merupakan bangun.....
a. Trapesium c. Lingkaran
b. Persegi d. Segitiga
124
7. Keempat sudutnya berbentuk siku- siku dan keempat sisinya sama
panjang adalah sifat bangun.....
a. Persegi panjang c. Persegi
b. Jajar genjang d. Segitiga
8. Bangun yang memiliki sifat sisi yang berhadapan sama panjang dan
keempat sudutnya sama adalah sifat dari bangun.....
a. Segitiga sama kaki c. Persegi
b. Persegi panjang d. Segitiga sama sisi
9.
Gambar di atas menunjukan bangun........
a. Trapesium c. Lingkaran
b. Jajar genjang d. Segitiga sama kaki
10. yang disebut bangun trapesium adalah.....
a. c.
b. d.
Kunci Jawaban :
1.C 4. C 7. C 10. D
2. B 5. D 8. B
3. A 6. D 9. B
125
b. Skoring
Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 100
c. Lembar Observasi Kinerja Guru
No. Aspek yang diamati Skor
A B C D
Kemampuan guru membuka proses
belajar mengajar
1. Memeriksa kesiapan siswa
2. Memberikan motivasi awal
3. Memberikan apersepsi (kaitannya
dengan materi)
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran
5. Memberikan acuan bahan pelajaran
yang akan dipelajari
Sikap guru dalam proses
pembelajaran
6. Kejelasan artikulasi suara
7. Variasi gerakan badan tidak
mengganggu siswa
8. Antusiasme dalam penampilan
9. Menarik perhatian siswa dalam
kegiatan belajar menggunakan strategi
126
Numbered Head Together
10. Memberikan perhatian yang sama pada
setiap kelompok
Penguasaan bahan belajar
11. Bahan belajar disajikan sesuai dengan
langkah-langkah yang dibuat dalam
RPP
12. Kejelasan dalam menjelaskan materi
ajar
13. Mampu memberikan variasi dalam
menyampaikan bahan ajar melalui
strategi Numbered Head Together
Kegiatan belajar mengajar
14. Penyajian bahan pelajaran sesuai
dengan tujuan atau indikator yang telah
ditetapkan
15. Mendemonstrasikan langkah-langkah
kegiatan belajar melalui Numbered
Head Together
16. Ketepatan dalam penggunaan alokasi
waktu
17. Memfasilatasi siswa selama proses
kegiatan belajar melalui Numbered
127
Head Together
Evaluasi Pembelajaran
18. Penilaian relevan dengan tujuan yang
telah ditetapkan
19. Penilaian yang diberikan sesuai dengan
RPP
Kemampuan menutup kegiatan
pembelajaran
20. Meninjau kembali materi yang telah
diberikan
21. Memberikan kesempatan untuk
bertanya dan menjawab pertanyaan
22. Memberikan kesimpulan kegiatan
pembelajaran
Tindak lanjut / Follow up
23. Memberikan tugas kepada siswa
28. Menginformasikan materi/bahan ajar
yang akan dipelajari berikutnya
25. Memberikan motivasi untuk selalu
terus belajar
Jumlah
Total
Kategori
128
Keterangan:
Skor Nilai
A = 4 (sangat baik)
B = 3 (baik)
C = 2 (cukup)
D = 1 (kurang)
Rentang Kategori :
Nilai 76 - 100 ( Baik )
Nilai 51 - 75 ( Sedang )
Nilai 25 - 50 (kurang )
d. Lembar Observasi untuk Siswa
No
Nama
Siswa
Aspek perilaku belajar
Ket
Kerja
sama
Tanggung
jawab
Keberanian keaktifan
Keterangan : Diisi dengan tanda centang ( √ )
129
130
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
131
(RPP) SIKLUS II
Sekolah : MI Nafiatul Huda Demakan
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : III/2
Materi Pokok : Bangun Datar Sederhana
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
C. Standar Kompetensi
4. Memahami unsur dan sifat-sifat bangun datar sederhana
D. Kompetensi Dasar
4.2 Mengidentikasi berbagai jenis dan besar sudut
C. Indikator
4.2.1 Siswa dapat menjelaskan pengertian sudut dengan benar
4.2.2 Siswa dapat menentukan sudut dari benda atau bangun dengan benar
D. Tujuan Pembelajaran :
Setelah mendengarkan penjelasan dari guru,
1. Siswa dapat menjelaskan pengertian sudut dengan benar
2. Siswa dapat menyebutkakan jenis sudut bangun dengan benar
E. Metode:
1. Ceramah,
2. Tanya Jawab,
3. Demonstrasi,
132
4. Latihan dan Penugasan.
F. Strategi :
Numbered Head Together
G. Materi Pokok
Sudut dibentuk oleh dua garis lurus yang berpotongan pada satu titik. Ada
berbagai jenis sudut yang dapat diidentifikasi dari berbagai jenis bangun dan
benda diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Sudut siku- siku
D C A
A B B C
Gambar bangun persegi panjang diatas mempunyai empat sudut siku- siku
yaitu sudut ABC, BCD , CDA, dan BAD. Dan pada gambar segitiga siku-
siku tersebut mempunyai satu sudut siku- siku yaitu sudut ABC. Sudut
tersebut bisa dikatakan sebagai sudut siku- siku karena tegak lurus dan
besarnya 90 derajat.
2. Sudut Lancip
A
B C
Pada gambar segitiga sama kaki diatas ditunjukan satu sudut lancip
yaitu pada sudut ABC. Sudut tersebut dikatakan sudut lancip karena besar
133
sudut tersebut kurang dari 90 derajat atau besarnya kurang dari sudut siku-
siku.
3. Sudut Tumpul
A
B C
Pada gambar segitiga sembarang diatas ditujukan satu sudut tumpul
yaitu sudut ABC. Hal itu dikarenakan besar sudut tersebut kebih dari 90
derajat atau lebih besar dari sudut siku- siku.
H. Media, Sumber/Alat/Bahan Pembelajaran
1. Media Pembelajaran:
a. Topi penomoran
b. Lembar Kerja Siswa Kelompok
c. Reward
2. Sumber/Alat/Bahan pembelajaran :
a. Buku LKS Matematika untuk SD/MI kelas III
I. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Apersepsi :
a. Penyiapan siswa
1) Guru membuka pelajaran dengan salam dan
berdoa yang dipimpin oleh salah satu siswa
2) Guru mengabsen daftar hadir siswa.
(10 menit)
134
b. Memotivasi siswa
c. Mengajukan pertanyaan yang mengkaitkan materi
pembelajaran apakah bangun datar sudut itu?
d. Menjelaskan tujuan pembelajaran
e. Menjelaskan cakupan materi
Hari ini kita akan belajar tentang jenis sudut dan
besar sudut.
4. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
- Mengulas materi pelajaran bangun datar
sebelumnya
- Menjelaskan tentang pengertian sudut
- Memberikan penjelasan mengenai jenis dan
besar sudut.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi,
- Guru membagi siswa dalam 8 kelompok
masing-masing terdiri dari 3-4 siswa
- Guru memberikan topi bernomor 1-3 pada tiap
kelompok
- Guru mendemonstrasikan langkah-langkah
(45 menit)
135
pembelajaran melalui Numbered Head
Together
- Guru membagikan 1 lembar kerja siswa yang
sama pada tiap-tiap kelompok
- Guru meminta siswa mendiskusikan soal dan
menentukan jawaban yang paling tepat
- Siswa mempresentasikan jawaban soal sesuai
dengan nomor yang disebutkan guru secara
bergantian
- Guru memberikan potongan bintang sebagai
reward kepada siswa yang berani menjelaskan
jawabannya dengan benar.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi,
- Guru mencocokkan soal dan jawaban dari
masing-masing kelompok
- Guru memberikan soal individu untuk
dikerjakan
- Guru bersama siswa bertanya jawab
meluruskan kesalahan pemahaman,
memberikan penguatan dan penyimpulan.
5. Penutup (15 menit)
136
f. Guru menyampaikan kesimpulan dari pelajaran
yang telah disampaikan
g. Guru memberikan tugas untuk dikerjakan di
rumah
h. Guru menyampaikan materi pembelajaran yang
akan diberikan pada pertemuan yang akan
datang
i. Guru menyampaikan pesan-pesan sederhana
pada siswa kemudian menutup dengan salam
J. PENILAIAN
1. Instrumen penilaian : Soal evaluasi
1. Daerah yang dibatasi oleh garis lurus yang berpotongan disebut.....
a.Sudut c. Titik
b. Garis d. Bangun datar
2. yang merupakan sudut adalah.....
a. c.
b. d.
3. Sudut siku- siku dibentuk oleh dua garis yang saling.....
a. Berpotongan c. Berhadapan
b.Tegak lurus d. Sejajar
137
4.
Nama dari sudut dismaping adalah.....
a. Siku- siku c. tumpul
b. lurus d. Lancip
5. Besar sudut yang lebih dari 90 derajat adalah.....
a. sudut tumpul c.sudut lancip
b. sudut siku- siku d. Sudut lurus
6.
Pada bangun tersebut terdapat sudut....
a. sudut lancip c. Sudut siku-siku
b. sudut tumpul d. Sudut lurus
7. Sudut dengan besar kurang dari 90 derajat adalah sudut.....
a. sudut lurus c. Sudut siku-siku
b. Sudut lancip d. Sudut tumpul
Gambarkan sudut- sudut berikut pada tabel !
No. Nama Sudut Gambar
8. Sudut siku- siku
9. Sudut lancip
10. Sudut tumpul
138
Kunci Jawaban
1. A 6. C
2. B 7. B
3. B 8.
4. D 9.
5.A 10.
2. Skoring
Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 100
3. Lembar Kinerja Guru
No. Aspek yang diamati Skor
A B C D
Kemampuan guru membuka proses
belajar mengajar
1. Memeriksa kesiapan siswa
2. Memberikan motivasi awal
3. Memberikan apersepsi (kaitannya
dengan materi)
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran
5. Memberikan acuan bahan pelajaran
yang akan dipelajari
Sikap guru dalam proses
139
pembelajaran
6. Kejelasan artikulasi suara
7. Variasi gerakan badan tidak
mengganggu siswa
8. Antusiasme dalam penampilan
9. Menarik perhatian siswa dalam
kegiatan belajar menggunakan strategi
Numbered Head Together
10. Memberikan perhatian yang sama pada
setiap kelompok
Penguasaan bahan belajar
11. Bahan belajar disajikan sesuai dengan
langkah-langkah yang dibuat dalam
RPP
12. Kejelasan dalam menjelaskan materi
ajar
13. Mampu memberikan variasi dalam
menyampaikan bahan ajar melalui
strategi Numbered Head Together
Kegiatan belajar mengajar
14. Penyajian bahan pelajaran sesuai
dengan tujuan atau indikator yang telah
ditetapkan
140
15. Mendemonstrasikan langkah-langkah
kegiatan belajar melalui Numbered
Head Together
16. Ketepatan dalam penggunaan alokasi
waktu
17. Memfasilatasi siswa selama proses
kegiatan belajar melalui Numbered
Head Together
Evaluasi Pembelajaran
18. Penilaian relevan dengan tujuan yang
telah ditetapkan
19. Penilaian yang diberikan sesuai dengan
RPP
Kemampuan menutup kegiatan
pembelajaran
20. Meninjau kembali materi yang telah
diberikan
21. Memberikan kesempatan untuk
bertanya dan menjawab pertanyaan
22. Memberikan kesimpulan kegiatan
pembelajaran
Tindak lanjut / Follow up
23. Memberikan tugas kepada siswa
141
28. Menginformasikan materi/bahan ajar
yang akan dipelajari berikutnya
25. Memberikan motivasi untuk selalu
terus belajar
Jumlah
Total
Kategori
Keterangan:
Skor Nilai
A = 4 (sangat baik)
B = 3 (baik)
C = 2 (cukup)
D = 1 (kurang)
Rentang Kategori :
Nilai 76 - 100 ( Baik )
Nilai 51 - 75 ( Sedang )
Nilai 25 - 50 (kurang )
4. Lembar Observasi untuk Siswa
No
Nama
Siswa
Aspek perilaku belajar
Ket
Kerja
sama
Tanggung
jawab
Keberanian keaktifan
142
143
lampiran 3
Soal Tes Evaluasi Siklus I
Nama:
No. absen:
1. Gambar disamping adalah bangun........
a. Segitiga sama kaki c. Persegi panjang
b. Persegi d. Segitiga
2. Gambar berikut yang merupakan bangun segitiga sama sisi adalah.....
a. c.
b. d.
3.
Gambar tersebut disebut dengn bangun......
a. Persegi c. Lingkaran
b.Segitiga d. Persegi panjang
4. Salah satu sifat dari segitiga sama sisi adalah....
a. Ketiga sisinya berbeda
b. Dua sisi berhadapan sama panjang
c. Mempunyai tiga sisi sama panjang
144
d. mempunyai sudut siku- siku
5. Sisisnya ada tiga dan salah satu sudutnya adalah siku- siku disebut
bangun......
a. Segitiga sama kaki c. Segitiga sama sisi
b. Segitiga sembarang d. Segitiga siku- siku
6.
Gambar diatas merupakan bangun.....
a. Trapesium c. Lingkaran
b. Persegi d. Segitiga
7. Keempat sudutnya berbentuk siku- siku dan keempat sisinya sama
panjang adalah sifat bangun.....
a. Persegi panjang c. Persegi
b. Jajar genjang d. Segitiga
8. Bangun yang memiliki sifat sisi yang berhadapan sama panjang dan
keempat sudutnya sama adalah sifat dari bangun.....
a. Segitiga sama kaki c. Persegi
b. Persegi panjang d. Segitiga sama sisi
9.
Gambar di atas menunjukan bangun........
a. Trapesium c. Lingkaran
b. Jajar genjang d. Segitiga sama kaki
145
10. yang disebut bangun trapesium adalah.....
a. c.
b. d.
146
Lampiran 4
Soal Tes Evaluasi Siklus II
Nama:
No. absen:
1. Daerah yang dibatasi oleh garis lurus yang berpotongan disebut.....
a.Sudut c. Titik
b. Garis d. Bangun datar
2. yang merupakan sudut adalah.....
a. c.
b. d.
3. Sudut siku- siku dibentuk oleh dua garis yang saling.....
a. Berpotongan c. Berhadapan
b.Tegak lurus d. Sejajar
4.
Nama dari sudut dismaping adalah.....
a. Siku- siku c. tumpul
b. lurus d. Lancip
5. Besar sudut yang lebih dari 90 derajat adalah.....
a. sudut tumpul c.sudut lancip
b. sudut siku- siku d. Sudut lurus
147
6.
Pada bangun tersebut terdapat sudut....
a. sudut lancip c. Sudut siku-siku
b. sudut tumpul d. Sudut lurus
7. Sudut dengan besar kurang dari 90 derajat adalah sudut.....
a. sudut lurus c. Sudut siku-siku
b. Sudut lancip d. Sudut tumpul
Gambarkan sudut- sudut berikut pada tabel !
No. Nama Sudut Gambar
8. Sudut siku- siku
9. Sudut lancip
10 Sudut tumpul
148
Lampiran 5
LEMBAR KERJA SISWA (LKS) KELOMPOK SIKLUS I
Kelompok :
Anggota :
Kerjakan soal-soal dibawah ini dengan berdiskusi kelompok!
1. Gambarlah bangun persegi dan persegi panjang!
2. Gambarlah 3 macam bangun segitiga!
3. Sebutkan sifat- sifat bangun persegi panjang!
4. Sebutkan sifat- sifat bangun segitiga sama kaki!
5. Sebutkan sifat- sifat bangun segitiga siku- siku!
149
Lampiran 6
LEMBAR KERJA SISWA (LKS) KELOMPOK SIKLUS II
Kelompok :
Anggota :
Kerjakan soal-soal dibawah ini dengan berdiskusi kelompok!
No Bangun Nama sudut Jenis sudut Titik sudut Besar sudut
1. A
B C
< ABC
............
.............
.............
2.
S
P R
Q
< PQR
.............
.............
............
3. A
B C
< BCA
.............
.............
............
150
Lampiran 7
Data Nilai Ulangan Harian (Pra Siklus)
No Nama Nilai Ketuntasan
1. Abid Ridwanillah 60 Tidak Tuntas
2. Anas Syaiful G. 70 Tuntas
3. Andi Idam Syafi’i 50 Tidak Tuntas
4. Andrian Hasyim 60 Tidak Tuntas
5. Anisa Aristanti 70 Tuntas
6. Cuhibul Hakiki 30 Tidak Tuntas
7. Dinawati 80 Tuntas
8. Fina Lestari 40 Tidak Tuntas
9. Hani 50 Tidak Tuntas
10. I’in Ariani 50 Tidak tuntas
11. Lailatul Maghfiroh 30 Tidak Tuntas
12. Lisna 50 Tidak tuntas
13. Mu’arifah 70 Tuntas
14. Mufasishin 60 Tidak tuntas
15. Muhammad Amar R. 80 Tuntas
16. Rahayu Slamet 50 Tidak tuntas
17. Tabah Slamet 60 Tidak Tuntas
18. Trianai 50 Tidak Tuntas
19. Yusuf 50 Tidak Tuntas
151
20. Yana Zulianti 60 Tidak Tuntas
21. Yunanto Andi 40 Tidak Tuntas
22. Zahra Harika 80 Tuntas
23. Zaenudin Bahari 50 Tidak Tuntas
24 Zendy Kusuma 40 Tidak Tuntas
25 Zidan Rifky 40 Tidak Tuntas
Rata- rata 54,8
152
Lampiran 8
Lembar Penilaian Kinerja Guru Siklus I
No. Aspek yang diamati Skor
A B C D
Kemampuan guru membuka pelajaran
1. Memeriksa kesiapan siswa
2. Memberikan motivasi awal
3. Memberikan apersepsi (kaitannya dengan materi)
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran
5. Memberikan acuan bahan pelajaran yang akan
dipelajari
Sikap guru dalam proses pembelajaran
6. Kejelasan artikulasi suara
7. Variasi gerakan badan tidak mengganggu siswa
8. Antusiasme dalam penampilan
9. Menarik perhatian siswa dalam kegiatan belajar
menggunakan strategi Numbered Head Together
10. Memberikan perhatian yang sama pada setiap
kelompok
Penguasaan bahan belajar
11. Bahan belajar disajikan sesuai dengan langkah-
langkah yang dibuat dalam RPP
153
12. Kejelasan dalam menjelaskan materi ajar
13. Mampu memberikan variasi dalam
menyampaikan bahan ajar melalui strategi
Numbered Head Together
Kegiatan belajar mengajar
14. Penyajian bahan pelajaran sesuai dengan tujuan
atau indikator yang telah ditetapkan
15. Mendemonstrasikan langkah-langkah kegiatan
belajar melalui Numbered Head Together
16. Ketepatan dalam penggunaan alokasi waktu
17. Memfasilatasi siswa selama proses kegiatan
belajar melalui Numbered Head Together
Evaluasi Pembelajaran
18. Penilaian relevan dengan tujuan yang telah
ditetapkan
19. Penilaian yang diberikan sesuai dengan RPP
Kemampuan menutup kegiatan pembelajaran
20. Meninjau kembali materi yang telah diberikan
21. Memberikan kesempatan untuk bertanya dan
menjawab pertanyaan
22. Memberikan kesimpulan kegiatan pembelajaran
Tindak lanjut / Follow up
23. Memberikan tugas kepada siswa
154
28. Menginformasikan materi/bahan ajar yang akan
dipelajari berikutnya
25. Memberikan motivasi untuk selalu terus belajar
Jumlah
Total
Kategori
Keterangan:
Skor Nilai
A = 4 (sangat baik)
B = 3 (baik)
C = 2 (cukup)
D = 1 (kurang)
Rentang Kategori :
Nilai 76 - 100 ( Baik )
Nilai 51 - 75 ( Sedang )
Nilai 25 - 50 (kurang )
Banyubiru, 22 Februari 2017
Pengamat
Nucha Ahyar M.F
155
Lampiran 9
Lembar Penilaian Kinerja Guru Siklus II
No. Aspek yang diamati Skor
A B C D
Kemampuan guru membuka pelajaran
1. Memeriksa kesiapan siswa
2. Memberikan motivasi awal
3. Memberikan apersepsi (kaitannya dengan materi)
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran
5. Memberikan acuan bahan pelajaran yang akan
dipelajari
Sikap guru dalam proses pembelajaran
6. Kejelasan artikulasi suara
7. Variasi gerakan badan tidak mengganggu siswa
8. Antusiasme dalam penampilan
9. Menarik perhatian siswa dalam kegiatan belajar
menggunakan strategi Numbered Head Together
10. Memberikan perhatian yang sama pada setiap
kelompok
Penguasaan bahan belajar
11. Bahan belajar disajikan sesuai dengan langkah-
langkah yang dibuat dalam RPP
156
12. Kejelasan dalam menjelaskan materi ajar
13. Mampu memberikan variasi dalam
menyampaikan bahan ajar melalui strategi
Numbered Head Together
Kegiatan belajar mengajar
14. Penyajian bahan pelajaran sesuai dengan tujuan
atau indikator yang telah ditetapkan
15. Mendemonstrasikan langkah-langkah kegiatan
belajar melalui Numbered Head Together
16. Ketepatan dalam penggunaan alokasi waktu
17. Memfasilatasi siswa selama proses kegiatan
belajar melalui Numbered Head Together
Evaluasi Pembelajaran
18. Penilaian relevan dengan tujuan yang telah
ditetapkan
19. Penilaian yang diberikan sesuai dengan RPP
Kemampuan menutup kegiatan pembelajaran
20. Meninjau kembali materi yang telah diberikan
21. Memberikan kesempatan untuk bertanya dan
menjawab pertanyaan
22. Memberikan kesimpulan kegiatan pembelajaran
Tindak lanjut / Follow up
23. Memberikan tugas kepada siswa
157
28. Menginformasikan materi/bahan ajar yang akan
dipelajari berikutnya
25. Memberikan motivasi untuk selalu terus belajar
Jumlah
Total
Kategori
Keterangan:
Skor Nilai
A = 4 (sangat baik)
B = 3 (baik)
C = 2 (cukup)
D = 1 (kurang)
Rentang Kategori :
Nilai 76 - 100 ( Baik )
Nilai 51 - 75 ( Sedang )
Nilai 25 - 50 (kurang )
Banyubiru, 1 Maret 2017
Pengamat
Nucha Ahyar Mayang F
158
Lampiran 10
PROFIL MI NAFIATUL HUDA
A. Gambaran Situasi Umun MI Nafiatul Huda
1. Lokasi Penelitian
a. Tempat penelitian : MI Nafiatul Huda
b. Alamat Penelitian : Demakan
c. Desa : Banyubiru
d. Kecamatan : Banyubiru
e. Kabupaten : Semarang
f. Provinsi : Jawa Tengah
2. Data Guru MI Sruwen 04
NO NAMA GURU JABATAN
1. Ashadi S.Pd.I. Kepala MI
2. Umi Nasiroh A.Ma. Guru Kelas I
3. Laila Mustafida S.Pd.I. Guru Kelas IV
4. Miftah Farid S.Pd.I. Guru Olahraga
5. Nurul Azizah S.Pd.I. Guru Kelas VI
6. Mursidah S.H.I. Guru kelas II
7. Nailul Muna,S.Pd.I Guru Kelas V
8. Siti Sunaniyah Guru Kelas III
159
B. Sarana pendukung Belajar Mengajar
No Nama Jumlah Keadaan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Tanah
Ruang Kelas
Ruang Kepala Sekolah
Ruang Guru
Ruang UKS
Gedung Perpustakaan
Gudang
WC Guru
WC Siswa
Halaman bermain
Masjid
1 bidang
6 ruang
1 ruang
1 ruang
1 ruang
1 ruang
1 ruang
1 ruang
3 buah
1
buah
1 ruang
294 m2
Baik
Baik/ tidak standar
Baik
Rusak ringan/ tidak satndar
Baik
Baik
1 Rusak ringan, 2 baik
Baik/ tdk standar
Baik
Baik
160
Lampiran 11
DOKUMENTASI
Proses Pembelajaran Menggunakan NHT Siklus I
1. Guru membuka pelajaran
2. Guru memberikan motivasi awal
161
3. Guru menjelaskan pelajaran materi bangun datar sederhana dan sifatnya
4. Guru membagi siswa dalam kelompok dan memberikan topi bernomor
5. Siswa mendiskusikan LKS
162
6. Guru memanggil nomor secara acak
7. Guru memberikan reward pada siswa yang menyampaikan jawaban
dengan tepat
163
Proses Pembelajaran Menggunakan NHT Siklus II
1. Guru membuka pelajaran dan memberikan apersepsi
2. Guru menjelaskan materi bangun datar sederhana dan sifatnya
3. Guru membagi kelompok
164
4. Guru meminta siswa untuk mendiskusikan LKS
5. Guru memanggil nomor secara acak untuk mengerjakan soal di depan
kelas
6. Guru memberikan reward
165
166
167
168
169
170
SATUAN KREDIT KEGIATAN EKSTRAKURIKULER (SKK)
Nama : Nucha Ahyar Mayang F
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
NIM :115-12-061
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
No Nama Kegiatan Tanggal Ket Nilai
1 OPAK “Progresifitas Kaum Muda,
Kunci Perubahan Indonesia” (DEMA).
05-07
September
2012
Peserta 3
2 OPAK “Mewujudkan Gerakan
Mahasiswa Tarbiyah Sebagai Tonggak
Kebangkitan Pendidikan Indonesia”
(HMJ Tarbiyah)
08 - 09
September
2012
Peserta 3
3 ODK “Membangun Karakter
Keislaman Bertaraf Internasional di Era
Globalisasi Bahasa” (ODK).
10 September
2012
Peserta 2
4 Seminar Entrepreneurship dan
Perkoperasian “Explore Your
Entrepreneur Talent” (MAPALA
MITAPASA dan KSEI).
11 September
2012
Peserta 2
5 AMT “ Dengan AMT, Bangun
Karakter Raih Prestasi” (AMT)
12 September
2012
Peserta 2
6
Library User Education “ Pendidikan
Pemakaian Perpustakaan” (UPT
Perpustakaan STAIN Salatiga)
13 September
2012
Peserta 2
7 Training Pembuatan Makalah (LDK
STAIN SALATIGA)
13 Oktober
2012
Peserta 2
8 Islamic Public Speaking Training
(IPST) (LDK STAIN SALATIGA)
25 Oktober
2012
Peserta 2
9 Pelatihan Kader Dakwah Tingkat
Nasional “Pemuda Sebagai Garda
Terdepan Pengawal Moral Bangsa”
(Yayasan Darma Insan Citra (YDIC))
12 November
2012
Peserta 8
10 Seminar Nasional “Peran Lembaga
Perbankan Syariah dengan Adanya Jasa
Otoritas Keuangan (UU no. 21 Tahun
2011 Tentang OJK)” (HMJ Syariah)
29 November
2012
Peserta 8
11 Peringatan Maulud Nabi Muhammad
SAW Tahun 1434 H (KSEI
SALATIGA).
27 Januari
2013
Peserta 2
171
12 Agenda Nasional “Gerakan Islam
Menuju Dakwah Rahmatan Lil
Alamin” (LDMI Cabang Salatiga)
29 Januari
2013
Peserta 8
13 Bedah Buku “Sang Maha Segalanya
Mencintai Sang Mahasiswa” (LDK
Darul Amal STAIN SALATIGA)
24 Mei 2013 Peserta 2
14 Sarasehan “Mendalami Koperasi
Mahasiswa sebagai Sarana
Pembelajaran Manajemen” (KOPMA
FATAWA)
22 Juni 2013 Panitia 3
15 Seminar Nasional dan Dialog Publik
“Penyesuaian Harga BBM Bersubsidi”
(HMJ Syariah)
27 Juni 2013 Peserta 8
16 Seminar Nasional “Mengawali
Penengendalian BBM Bersubsidi,
Kebijakan BLSM yang tepat sasaran
Serta Pengendalian Inflasi dalam Negri
Sebagai Dampak Kenaikan Harga BBM
Bersubsidi” (DEMA STAIN
SALATIGA)
08 Juli 2013 Peserta 8
17 Public Hearing III “Optimalkan Kinerja
Lembaga untuk Mewujudkan Kampus
yang Amanah” (SENAT
MAHASISWA 2013)
20 Oktober
2013
Peserta 2
18 MTQ “MTQ Sarana Apresiasi Untuk
Mencetk Insan Qur’an” (JQH STAIN
SALATIGA)
23 Oktober
2013
Peserta 2
19 IPSI Festival Dakwah MILAD XII
Lembaga Dakwah Kampus (LDK
STAIN SALATIGA)
09 Juni 2014 Peserta 2
20 Pentas Seni dan Budaya “Melestarikan
Budaya Melalui Seni dan Ketrampilan”
(HMPS PGMI STAIN SALATIGA)
09 Desember
2014
Peserta 2
21 Seminar Nasional “Pemberdayaan
Perempuan; Mengembalikan Peran
Perempuan dalam Ranah Domestik dan
Publik” (HMI Cabang Salatiga)
05 Januari
2015
Peserta 8
22 Seminar Nasional “Pemuda, Peradaban
Islam dan Kemandirian” (KARIMA
Learning & Training Center.
02 September
2015
Peserta 8
23 Seminar Nasional “Pendidikan Karakter
untuk Melahirkan Pemimpin Masa
Depan” (HMJ IAIN SALATIGA)
17 November
2015
Peserta 8
24 Kursus Pembina Pramuka Mahir
Tingkat Dasar (KMD) (Kwartir Cabang
Kota Salatiga)
21-26
November
2015
Peserta 8
172
173
Lampiran 16
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Dengan ini penulis cantumkan riwayat hidup sebagai berikut:
Nama : Nucha Ahyar Mayang Fauni
NIM : 115-12-061
Tempat/ Tanggal lahir : Kab. Semarang, 14 November 1991
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jambon RT: 02 RW: 01 Kebondowo Kecamatan
Banyubiru Kabupaten Semarang
Agama : Islam
Riwayat Pendidikan :
1. SDN Banyubiru 03 Kec. Banyubiru lulus tahun 2004
2. SMPN 1 Banyubiru Kec. Banyubiru lulus tahun 2007
3. SMKN 1 Salatiga lulus tahun 2010
Demikian riwayah hidup penulis, penulis buat dengan sebenar-benarnya.
Banyubiru, 21 Maret 2017
Penulis
Nucha Ahyar Mayang F
NIM 11512061