Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Tentang Perubahan dan ...
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PERUBAHAN...
Transcript of PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PERUBAHAN...
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PERUBAHAN BENDA
MELALUI METODE GROUP INVESTIGATION (GI) PADA SISWA
KELAS VI SEMESTER I MI MA’ARIF TINGKIR LOR
KOTA SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2018/2019
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh :
Oktafericha Islachiyatin
NIM. 23040150139
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2019
2
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PERUBAHAN BENDA
MELALUI METODE GROUP INVESTIGATION (GI) PADA SISWA
KELAS VI SEMESTER I MI MA’ARIF TINGKIR LOR
KOTA SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2018/2019
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh :
Oktafericha Islachiyatin
NIM. 23040150139
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2019
3
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
Dr. Budiyono Saputro, S.Pd., M.Pd.Dosen IAIN SalatigaPersetujuan Pembimbing
Lamp : 4 eksemplarHal : Naskah SkripsiSaudara : Oktafericha Islachiyatin
Kepada:Yth. Dekan FTIK IAINSalatigaDi Salatiga
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kamikirimkan naskah skripsi saudara:Nama : Oktafericha Islachiyatin
NIM : 23040150139
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Judul : PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PERUBAHAN
BENDA MELALUI METODE GROUP INVESTIGATION (GI) PADA SISWA
KELAS VI SEMESTER I MI MA’ARIF TINGKIR LOR KOTA SALTIGA
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut diatas supaya segeradimunaqosyahkan.Demikian agar menjadi perhatian.Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Salatiga, 21 Maret 2019Pembimbing
Dr. Budiyono Saputro, S.Pd., M.Pd.NIP. 19740630 200912 1 001
4
5
6
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
7
MOTTO
“Start where you’re. Use what you have. Do what you can”
Mulailah darimana Anda berada. Gunakan apa yang Anda miliki. Lakukan apa
yang Anda bisa~
PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat serta karunia-Nya, skripsi
ini penulis persembahkan kepada:
1. Kedua orangtua yang sangat saya cintai Bapak Priyantomo dan Ibu Umu
Fa’atun yang telah memberikan segalanya untuk saya, sampai saya berada
pada titik ini.2. Pakde dan Bude saya yang sangat saya cintai, yang telah bersedia
membimbing dan mendidik saya selama mengemban pendidikan di Salatiga.3. Kekasihku, Nur Wicaksono yang selalu memberikan semangat dukungan dan
selalu menemani walau jarak yang memisahkan kita.4. Kakak - kakak dan Adekku tersayang Fapriantika Putri, Desi Risma, Fika
Mei, Oktaviadian, Kumala Candra dan Tsalasah Alfirdausi yang selalu
memberikan bimbingan dan semangat untukku.5. Sahabat - sahabatku Aerla, Indri, Mutik, Isnaini, Devia, Mutia, Nurul, Rahma
yang selalu bersedia membantu dan memberikan dukungan.6. Ponakanku tersayang Faiz, Ibra dan Aira yang selalu memberikan hiburan.7. Keluarga besarku yang senantiasa mendoakanku dan memberikan semangat.8. Teman-teman PGMI angkatan 2015 IAIN Salatiga.9. Bapak Budiyono Saputro yang membimbing dalam menyelesaikan skripsi ini.10. Pembaca yang budiman.
8
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohhmanirrohim
Puji syukur alhamdulillahi robbil’alamin, senantiasa penulis panjatkan
kepada Allah Swt yang selalu melimpahkan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul Peningkatan
Hasil Belajar IPA Materi Perubahan Benda Melalui Penerapan Metode Group
Investigation (GI) pada Siswa Kelas VI Semester I MI Ma’arif Tingkir Lor
Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019.
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi
Muhammad Saw, yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu
pengetahuan, sehingga dapat menjadi bekal hidup kita di dunia dan akhirat
kelak.
Penulisan skripsi ini tentu tidak lepas dari bimbingan, bantuan dan
motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak
terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga;
2. Bapak Suwadi, M.Pd., selaku Dekan IAIN Salatiga;
3. Ibu Peni Susapti, M.Si., selaku Ketua Jurusan PGMI;
4. Bapak Dr. Budiyono Saputro, M.Pd., selaku pembimbing skripsi yang
telah membimbing, mengarahkan, memotivasi, dan meluangkan
waktunya untuk memberikan bimbingan dalam penulisan skripsi ini;
5. Bapak Drs. Abdul Syukur, M.Si., selaku dosen pembimbing akademik
yang telah memberikan bimbingannya;
9
10
ABSTRAK
Islachiyatin, Oktafericha. 2019. Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi
Perubahan Benda Melalui Penerapan Metode Group
Investigation (GI) Pada Siswa Kelas 6 Semester I MI Ma’arif
Tingkir Lor Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019. Skripsi,Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. FakultasTarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam NegeriSalatiga. Dosen Pembimbing: Dr. Budiyono Saputro, S.Pd.,M.Pd.
Kata Kunci: hasil belajar IPA, metode group investigation, perubahanbenda.
Hasil belajar IPA di MI Ma’arif Tingkir Lor Kota Salatigamasih rendah terbukti dengan hasil belajar siswa yang belum mencapaiKKM 60. Hal ini dikarenakan pembelajaran yang kurang menarik dankurang menyenangkan. Gaya belajar siswa sangat memengaruhi siswadalam memahami materi pembelajaran, sehingga metode pembelajaranyang dipilih guru harus diubah menjadi metode pembelajaran yangdapat memfasilitasi semua jenis gaya belajar. Adapun rumusanmasalahnya adalah apakah melalui metode Group Investigation (GI)
mata pelajaran IPA materi perubahan benda dapat meningkatkan hasilbelajar siswa kelas VI semester I MI Ma’arif Tingkir Lor Kota SalatigaTahun Pelajaran 2018/2019”?. Tujuan penelitian ini untuk mengetahuipeningkatan hasil belajar IPA materi perubahan benda melalui metodegroup investigation (GI) pada siswa kelas VI Semester I MI MaarifTingkir Lor Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yangdilaksanakan dalam dua siklus yang masing-masing siklus terdiri dariempat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.Subjek penelitian adalah siswa kelas VI MI Ma’arif Tingkir Lor KotaSalatiga yang berjumlah 14 siswa meliputi 8 siswa laki-laki dan 6siswa perempuan. Instrumen penelitian meliputi lembar observasi, soaltes, silabus, RPP, dan materi pembelajaran. Metode pengumpulan datayang digunakan yaitu observasi, dokumentasi, wawancara dan tes.Data dianalisis secara statistik menggunakan rumus persentase, apabila≥ 85% siswa tuntas belajar maka siklus dihentikan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode pembelajarangroup investigation dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIMI Ma’arif Tingkir Lor Kota Salatiga tahun 2018/2019. Peningkatansiswa yang tuntas belajar dari Praiklus ke Siklus I 35,71% dan Siklus I
11
ke Siklus II 14,29% Hal ini dapat dilihat dari perolehan ketuntasanhasil belajar siswa pada prasiklus 42,86% siswa tuntas belajar, Siklus I78,57% siswa tuntas belajar, dan Siklus II 92,86% siswa tuntas belajar.
DAFTAR ISI
SAMPUL.......................................................................................................... i
LEMBAR LOGO.............................................................................................. ii
HALAMAN JUDUL........................................................................................ iii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................... iv
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................. v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN......................................................... vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN.................................................................... vii
KATA PENGANTAR....................................................................................... ix
ABSTRAK........................................................................................................ xi
DAFTAR ISI..................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL............................................................................................. xvii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................ xviii
DAFTAR GRAFIK........................................................................................... xix
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... xx
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................................................ 1B. Rumusan Masalah...................................................................................... 6C. Tujuan Penelitian....................................................................................... 6D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan....................................... 6E. Manfaat Penelitian..................................................................................... 7
1. Manfaat Teoritis.................................................................................. 72. Manfaat Praktis................................................................................... 8
12
F. Definisi Operasional.................................................................................. 91. Hasil Belajar....................................................................................... 92. Ilmu Pengetahuan Alam..................................................................... 103. Materi Perubahan Benda................................................................... 104. Metode Group Investigation............................................................... 11
G. Metode Penelitian...................................................................................... 111. Rancangan Penelitian......................................................................... 112. Subjek Penelitian................................................................................ 123. Langkah-langkah Penelitian............................................................... 144. Instrumen Penelitian........................................................................... 175. Teknik Pengumpulan Data.................................................................. 186. Analisis Data....................................................................................... 19
H. Sistematika Penulisan................................................................................ 21
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori1. Kajian Teori........................................................................................ 23
A. Hasil Belajar................................................................................ 231) Pengertian Belajar ................................................................ 232) Tujuan Belajar ...................................................................... 243) Prinsip – Prinsip Belajar ....................................................... 264) Pengertian Hasil Belajar ....................................................... 275) Macam – macam Hasil Belajar ............................................ 286) Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ........................... 33Ilmu pengetahuan Alam............................................................... 361) Pengertian IPA..................................................................... 362) Fungsi Mata Pelajaran IPA................................................... 363) Tujuan Mata Pelajaran IPA................................................... 374) Ruang Lingkup Mata Pelajaran IPA..................................... 38Group Investigation..................................................................... 381) Pengertian Group Investigation............................................ 382) Langkah – langkah Metode Group Investigation................. 393) Kelebihan dan Kekurangan.................................................. 43
2. Kajian Teori Perubahan Benda........................................................... 44a. Faktor Penyebab Perubahan Benda............................................. 44
1) Pelapukan ............................................................................. 442) Perkaratan ............................................................................ 483) Pembusukan ......................................................................... 49
b. Faktor penentu pemilihan bahan................................................. 52B. Kajian Pustaka............................................................................... 55
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Sekolahan..................................................................... 601. Identitas Sekolah................................................................................. 60
13
2. Visi dan Misi....................................................................................... 603. Keadaan Guru..................................................................................... 614. Keadaan Siswa.................................................................................... 625. Karakteristik Siswa............................................................................. 626. Kolaborator Penelitian........................................................................ 637. Waktu Penelitian................................................................................. 64
B. Pelaksanaan Penelitian.............................................................................. 641. Deskripsi Pra Siklus............................................................................ 642. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I........................................................... 65
a. Perencanaan Pelaksanaan............................................................ 65b. Pelaksanaan Tindakan................................................................. 65c. Pengamatan/observasi................................................................. 69d. Refleksi........................................................................................ 70
3. Deksripsi Pelaksanaan Siklus II......................................................... 72a. Perencanaan Pelaksanaan............................................................ 72b. Pelaksanaan Tindakan................................................................. 73c. Pengamatan/observasi................................................................. 77d. Refleksi........................................................................................ 78
BAB IV HASIL PENELITIAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian......................................................................... 791. Deskripsi Pra Siklus............................................................................ 792. Deskripsi Siklus I................................................................................ 823. Deskripsi Siklus II.............................................................................. 89
B. Pembahasan............................................................................................... 961. Rekapitulasi Nilai Pra Siklus, Siklus I, Siklus II................................ 96
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................ 101B. Saran.......................................................................................................... 101
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 103
LAMPIRAN - LAMPIRAN ............................................................................ 106
14
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbandigan Pendekatan Kelompok ............................................... 49
Tabel 3.1 Keadaan Guru MI Ma’arif Tingkir Lor............................................. 59
Tabel 3.2 Keadaan Siswa MI Ma’arif Tingkir Lor........................................... 60
Tabel 3.3 Data Siswa MI Ma’arif Tingkir Lor.................................................. 61
Tabel 3.4 Pelaksanaan penelitian...................................................................... 63
Tabel 3.5 Daftar Nilai Prasiklus........................................................................ 64
Tabel 4.1 Daftar Nilai Pra Siklus...................................................................... 81
Tabel 4.2 Lembar Observasi Guru Siklus I...................................................... 82
Tabel 4.3 Lembar Observasi Siswa Siklus I..................................................... 85
Tabel 4.6 Daftar Nilai Evaluasi Siswa Siklus I................................................. 87
Tabel 4.4 Lembar Observasi Guru Siklus II..................................................... 89
Tabel 4.5 Lembar Observasi Siswa Siklus II.................................................... 92
Tabel 4.7 Daftar Nilai Evaluasi Siklus II.......................................................... 94
Tabel 4.8 Rekapitulasi Nilai Siswa Per Siklus.................................................. 96
15
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Model Penelitian Tindakan Kelas................................................. 13
Gambar 2.1 Pelapukan...................................................................................... 21
Gambar 2.2 Pelapukan pada batu .................................................................... 23
Gambar 2.3 Pelapukan pada kayu.................................................................... 23
Gambar 2.4 pelapukan batu yang menjadi kerikil............................................ 24
Gambar 2.5 pelapukan batu yang mengikis karena air..................................... 25
Gambar 2.6 perkaratan pada besi ..................................................................... 26
Gambar 2.7 pembusukan pada buah apel ........................................................ 27
Gambar 2.8 pengeringan .................................................................................. 28
Gambar 2.9 Pendinginan .................................................................................. 28
Gambar 2.10 peralatan yang terbuat dari besi .................................................. 31
Gambar 2.11 peralatan yang terbuat dari kayu ................................................. 31
16
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.1 Pie Hasil Siklus I......................................................................... 97
Diagram 4.2 Pie Hasil Siklus II ....................................................................... 98
Diagram 4.3 Batang Hasil Siklus I,II, dan III ................................................. 99
17
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I................................ 106
Lampiran 2 Lembar Evaluasi Siklus I.............................................................. 124
Lampiran 3 Lembar Observasi Terhadap Guru Siklus I................................... 130
Lampiran 4 Lembar Observasi Terhadap Siswa Siklus I................................. 131
Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II............................... 133
Lampiran 6 Lembar Evaluasi Siklus II............................................................. 144
Lampiran 7 Lembar Observasi Terhadap Guru Siklus II.................................. 146
Lampiran 8 Lembar Observasi Terhadap Siswa Siklus II................................ 148
Lampiran 9 Dokumentasi................................................................................. 149
Lampiran 11 Surat Pengantar Lembaga............................................................ 154
Lampiran 12 Surat Keterangan Penelitian........................................................ 155
Lampiran 13 Lembar Konsultasi Skripsi.......................................................... 156
Lampiran 14 Nilai SKK.................................................................................... 161
Daftar Riwayat Penulis ................................................................................... 164
18
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata
pelajaran penting yang berada di Indonesia IPA selalu ada dalam setiap
jenjang pendidikan di Indonesia termasuk jenjang sekolah dasar. Dalam
Kemendiknas tahun 2011 Ilmu Pengetahuan Alam merupakan ilmu yang
pada awalnya diperoleh dan dikembangkan berdasarkan percobaan
(induktif) namun pada perkembangan selanjutnya IPA juga diperoleh dan
dikembangkan berdasarkan teori (deduktif). Ilmu pengetetahuan alam,
yang sering disebut juga dengan istilah pendidikan sains, disingkat
menjadi IPA, IPA merupakan salah satu mata pelajaran pokok dalam
kurikulum pendidikan di Indonesia, termasuk dalam jenjang sekolah dasar.IPA merupakan mata pelajaran yang selama ini dianggap sulit oleh
sebagian besar peserta didik, mulai dari jenjang sekolah dasar sampai
sekolah menengah, Anggapan sebagian peserta didik yang menyatakan
bahwa pelajaran IPA ini sulit ini adalah benar terbukti dari hasil perolehan
Ujian Akhir Sekolah (UAS) yang dilaporkan oleh Depdiknas masih sangat
jauh dari standar yang diharapkan. Ironisnya, justru semakin tinggi jenjang
pendidikan, maka perolehan rata – rata UAS pendidikan IPA ini menjadi
semakin rendah(Susanto, 2013: 165). Pada jenjang sekolah dasar mata
pelajaran IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang penting, karena
mata pelajaran IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang diujikan
dalam Ujian Nasional. Penting sekali para peserta didik untuk memahami
1
mata pelajaran IPA, mengingat kembali bahwa mata pelajaran IPA
digunakan sebagai salah satu mata pelajaran yang diujikan di Ujian
Nasional. IPA merupakan ilmu yang pasti, dimana ilmu yang dikaji IPA
selalu dibuktikan secara kongkrit. Al-Qur’an banyak mengkaji mengenai
ilmu – ilmu IPA, sebelum banyak ilmuwan mengkaji mengenai ilmu
tersebut sudah banyak ilmu yang sudah dicantumkan dalam Al-Qur’an.
Ilmu mengenai apa yang akan diteliti oleh peneliti, yaitu materi perubahan.
Sudah dijelaskan dalam Al-Qur’an Surat Ar Rad ayat 17 yang berbunyi:
Artinya : Allah telah menurunkan air (hujan) dari langit, maka
mengalirlah air di lembah-lembah menurut ukurannya, maka arus itu
membawa buih yang mengambang. Dan dari apa (logam) yang mereka
lebur dalam api untuk membuat perhiasan atau alat-alat, ada (pula)
buihnya seperti buih arus itu. Demikianlah Allah membuat perumpamaan
(bagi) yang benar dan yang bathil. Adapun buih itu, akan hilang sebagai
sesuatu yang tak ada harganya; adapun yang memberi manfaat kepada
manusia, maka ia tetap di bumi. Demikianlah Allah membuat
perumpamaan-perumpamaan (Qs. Ar Rad : 17). (Al-Qur’an danTerjemahannya: 251)
Dalam surat Ar Rad ayat 17 telah dijelaskan bahwa Allah telah
membuat perumpamaan – perumpamaan mengenai perubahan yang ada
dalam materi IPA, materi perubahan itu sudah tercantum dalam Al –quran
sebelum dikaji oleh para ilmuwan terdahulu. Sehingga ketika belajar
2
mengenai pengetahuan, kita juga perlu belajar mengenai Al-quran dan
isinya. Karena dari situ kita bisa melihat bahwa, sebelum pengetahuan –
pengetahuan itu ditemukan oleh para ilmuwan, di dalam Al-Quran
pengetahuan – pengetahuan itu sudah dicantumkan. Dalam surat Ar Rad
ayat 17 telah dijelaskan bahwa logam yang mereka lebur dengan api
menjadi sebuah perhiasan atau alat – alat. Surat Ar-Rad ayat 17 yang
dijadikan sebagai acuan dalam penelitian ini, dimana pada penelitian ini
peneliti memilih materi perubahan benda, adapun hubungan antara surat
Ar Rad ayat 17 adalah dalam surat Ar - Rad telah dijelaskan mengenai
perubahan sebuah logam yang menjadi perhiasan atau alat – alat.
Sedangkan dalam materi IPA perubahan benda juga telah dijelaskan
beberapa perubahan, yakni ada perubahan biologi, fisika, dan kimia.
Dalam surat Ar-Rad ayat 17 telah dijelaskan mengenai perubahan logam
yang berubah menjadi perhiasan, perubahan tersebut merupakan
perubahan fisika, dimana perubahan tersebut tidak menghasilkan zat baru.Pada siswa kelas 6 MI Maarif Tingkir Lor peneliti menemukan
permasalahan yang berhubungan dengan pelajaran IPA. Pada materi
perubahan benda peserta didik mengalami banyak permasalahan. Siswa
memiliki motivasi yang kurang dalam belajar karena beberapa faktor yang
muncul, baik dari faktor internal maupun eksternal dari sekolah. Siswa
merasa jenuh dan bosan karena guru hanya menggunakan metode
ceramah, dimana guru yang mendominasi pembelajaran, sehingga peserta
didik menjadi pasif. Permasalahan tersebut meyebabkan banyak peserta
didik memperoleh hasil yang kurang memuaskan, masih banyak peserta
3
didik yang memperoleh hasil dibawah KKM yang sudah diterapkan oleh
sekolah yaitu 60. Hanya 42,86%, atau 6 dari 14 siswa yang mampu
mendapatkan hasil lebih dari KKM yang telah ditetapkan.
Hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA masih rendah, mata
pelajaran IPA kurang menarik apabila hanya mengacu pada buku, karena
IPA adalah pelajaran yang lebih menarik jika dalam kegiatan belajar
mengajar siswa juga memliliki peran dalam pembelajaran. Sehingga
diperlukan metode yang tepat dan didukung dengan penggunaan alat
peraga yang menarik. Sehingga pada permasalahan di atas, peneliti dapat
menarik kesimpulan bahwa hasil belajar merupakan suatu hal yang sangat
penting terutama dalam mata pelajaran IPA, mengingat kembali bahwa
mata pelajaran IPA digunakan sebagai salah satu mata pelajaran yang
diujikan dalam Ujian Nasional.
Hasil belajar adalah suatu kemampuan yang berupa keterampilan
dan perilaku baru sebagai akibat dari latihan pengalaman yang diperoleh
(Sams, 2010: 33). Sehingga peneliti akan melangsungkan penelitian guna
meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode Group
Investigation yang dapat membantu peserta didik untuk meningkatkan
hasil belajar. Metode Group Investigation sangat tepat jika di terapkan
dalam pembelajaran IPA, terutama materi perubahan benda. Metode
Group Investigation dapat dikatakan sangat tepat, mengingat permasalahan
– permasalahan yang terjadi pada MI Ma’arif Tingkir Lor. Hasil belajar
yang rendah, dan motivasi belajar yang kurang karena guru yang selalu
4
monoton dalam kegiatan belajar mengajar, dan selalu menggunakan
metode ceramah, sehingga siswa MI Ma’arif Tingkir Lor butuh sesuatu
yang baru yang dapat meningkatan hasil belajar dan motivasi belajarnya.
Group Investigation sangat tepat jika di terapkan di MI Ma’arif Tingkir
Lor, mengingat Group Investigation merupakan metode pembelajaran
kooperatif yang menuntut siswanya untuk turut aktif dan bekerja sama
dalam melakukan investigasi pada suatu topik, topik yang akan digunakan
adalah perubahan benda.
Metode Group Investigation merupakan metode dengan siswa
belajar secara kelompok, kelompok belajar terbentuk berdasarkan topik
yang dipilih siswa. Dalam metode GI siswa dibagi menjadi beberapa
kelompok dengan anggota 2-6 orang siswa yang heterogen. Kelompok
memilih topik untuk diselidiki dan melakukan penyelidikan yang
mendalam atas topic yang dipilih, selanjutnya menyiapkan dan
mempresentasikan laporan di depan kelas. Sehingga dengan metode
pembelajaran ini siswa dapat memperhatikan dan menganalisis hasil
pengamatan dari percobaan/alat peraga yang telah tersedia. Metode ini
juga dapat membantu agar peserta didik dapat aktif dan pelajaran tidak
menjenuhkan.
Dari beberapa pokok bahasan di atas peneliti merumuskan sebuah
judul penelitian yaitu “PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI
PERUBAHAN BENDA MELALUI METODE GROUP
INVESTIGATION (GI) PADA SISWA KELAS VI SEMESTER I MI
5
MAARIF TINGKIR LOR KOTA SALATIGA TAHUN PELAJARAN
2018/2019”.
6
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalahnya adalah “Apakah metode Group Investigation
(GI) dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi perubahan benda pada
siswa kelas VI semester I MI Ma’arif Tingkir Lor Kota Salatiga Tahun
Pelajaran 2018/2019”?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil
belajar IPA materi perubahan benda melalui metode Group Investigation
(GI) pada siswa kelas VI di MI Maarif Tingkir Lor Kota Salatiga Tahun
Pelajaran 2018/2019.
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Tindakan
Hipotesis merupakan jawaban terhadap masalah penelitian yang
secara teoritis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat
kebenarannya (Suryabrata, 2003: 21). Hipotesis adalah suatu jawaban
yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai
terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto, 2014: 110). Hipotesis
tindakan merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang
dihadapi sebagai alternatif tindakan yang dipandang paling tepat untuk
memecahkan masalah yang telah dipilih untuk diteliti melalui PTK
(Mulyasa, 2011: 105). Peneliti menyimpulkan bahwa, hipotesis
merupakan jawaban sementara dalam sebuah penelitian yang masih
harus diuji kebenarannya.
7
Dalam penelitian ini hipotesis yang peneliti ajukan adalah
penggunaan metode Group Investigation (GI) dapat meningkatkan hasil
belajar IPA materi perubahan benda pada siswa kelas VI MI Maarif
Tingkir Lor Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019.
2. Indikator Keberhasilan
Adapun indikatornya dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Secara individualSiswa mendapatkan nilai melebihi KKM yang telah
ditetapkan oleh sekolah yaitu ≥ 60 pada mata pelajaran IPA
materi perubahan benda.b. Secara klasikal
Siswa mencapai nilai yang melebihi KKM yaitu
mendapatkan nilai ≥60 pada mata pelajaran IPA materi perubahan
benda dengan presentase 85% dari jumlah total siswa 1 kelas
(Trianto, 2009: 241).
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dari segi teoritis
maupun praktis.
1. Segi teoritis, dapat memberikan bantuan pemikiran berupa ilmu
pengetahuan, khususnya dalam menggunakan metode pembelajaran
Group Investigation (GI) yang dilakukan pada siswa MI Maarif Tingkir
Lor mata pelajaran IPA materi perubahan benda, serta bisa juga digunakan
mata pelajaran lainnya untuk meningkatkan hasil belajar siswa.2. Segi praktis
a. Bagi Siswa
8
1) Meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan
permasalahan IPA materi perubahan benda.2) Meningkatkan minat, penguasaan, dan hasil belajar siswa pada
mata pelajaran IPA materi perubahan benda.3) Siswa dapat memperoleh pembelajaran IPA yang lebih menarik
dan menyenangkan sehingga siswa lebih mudah memahami
materi perubahan benda.b. Bagi Guru
1) Metode Group Investigation diharapkan dapat menjadi masukan
bagi guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.2) Meningkatkan kreativitas guru pada saat menyampaikan
pelajaran.c. Bagi Sekolah
1) Mengangkat nama baik sekolah karena dapat mengembangkan
moedel pembelajaran yang tepat serta meningkatkan hasil belajar
belajar siswa terhadap materi yang diajarkan.2) Menngkatkan mutu pendidikan khususnya pada pembelajaran IPA
materi perubahan benda.3) Membantu sekolah berkembang karena adanya guru yang kreatif
serta mempunyai kompetensi yang memadai.
F. Definisi Operasional
Untuk menghindari perbedaan pendapat dan pemahaman pembaca
dalam penelitian ini, maka peneliti perlu menjelaskan istilah – istilah yang
digunakan. Adapun istilah yang perlu dijelaskan adalah sebagai berikut.
1. Hasil belajar
Hasil belajar adalah suatu kemampuan yang berupa keterampilan dan
perilaku baru sebagai akibat dari latihan pengalaman yang diperoleh
9
(Sams, 2010: 33). Sedangkan Menurut Degeng (1989) dalam Made Wena
(2011: 6) hasil pembelajaran adalah semua efek yang dapat dijadikan
sebagai indikator tentang nilai dari penggunaan strategi pembelajaran di
bawah kondisi yang berbeda.
Hasil belajar merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-
kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki siswa. Siswa yang
menguasai hasil belajar dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam
bentuk penguasaan pengutahuan, keterampilan berpikir maupun
keterampilan motorik. Hasil belajar siswa di sekolah ini dapat dilihat dari
penguasaan siswa akan mata pelajaran yang ditempuhnya (Sukmadinata,
2011:102-103). Dari pendapat tokoh tersebut dapat disimpulkan bahwa
hasil belajar adalah akibat yang diperoleh dari pengalaman, yang dijadikan
sebagai indikator tentang nilai.
2. Ilmu Pengetahuan Alam
Ilmu Pengetahuan Alam adalah salah satu mata pelajaran yang terdapat
pada KTSP yang sebelumnya mata pelajaran tingkat SMP terdiri dari
fisika dan biologi ( Saputro, 2014: 1). Ilmu Pengetahuan Alam merupakan
ilmu yang pada awalnya diperoleh dan dikembangkan berdasarkan
percobaan (induktif) namun pada perkembangan selanjutnya IPA juga
diperolehdan dikembangkan berdasrakan teori (deduktif) (kemendiknas:
10
2011). Pembelajaran IPA adalah interaksi antara komponen – komponen
pembelajaran dalam bentuk proses pembelajaran untuk mencapai tujuan
yang berbentuk kompetensi yang telah ditetapkan(Wisudawati, 2017 : 23).
Dari pendapat di atas, peneliti menyimpulkan bahwa IPA adalah mata
pelajaran yang terdapat di bangku sekolah dasar yang dikembangkan
dengan percobaan ( induktif) dan teori (deduktif).
3. Materi Perubahan Benda
Benda dapat mengalami perubahan karena beberapa faktor, perubahan
benda dapat merugikan atau menguntungkan. Selain itu benda terbuat
daribahan yang berbeda – beda, sifat bahan yang satu berbeda dengan
bahan yang lain. Untuk membuat suatu benda kita perlu memilih bahan
yang tepat, dengan begitu kita dapat menggunakan benda sesuai
pemanfaatannya. Ada 4 macam perubahan pada benda yakni : a.
Pemanasan atau pendinginan, b. Pelapukan, c. Perkaratan, d. Pembusukan
(Suhartanti, dkk. 2008: 60)
4. Group Investigation (GI)
Menurut Slavin dalam Sutirman (2013: 37) Group Investigation
adalah metode pembelajaran yang dilakukan dengan pengaturan siswa
bekerja dalam kelompok kecil menggunakan petanyaan kooperatif, diskusi
kelompok, serta perencanaan dan proyek kooperatif . Menurut Slavin
dalam Nurdiyansyah dan Eni Fariyatul (2016: 73), strategi belajar
coperative sangatlah ideal diterapkan pada pembelajaran biologi(IPA).
Dari pendapat di atas peneliti menyimpulkan Group Investigation atau
11
investigasi kelompok adalah sebuah metode pembelajaran kooperatif yang
pengajarannya dilakukan dengan pembentukan kelompok – kelompok
kecil di dalam kelas.
G. Metode penelitian
1. Rancangan Penelitian
Kemmis (1983) dalam Soemadyo menyatakan Penelitian Tindakan
merupakan upaya menguji cobakan ide ide dalam praktik untuk
memperbaiki atau mengubah sesuatu agar memperoleh dampak nyata dari
situasi Penelitian digunakan dengan menggunakan rancangan atau model
tindakan kelas. Istilah penelitian tindakan kelas dalam bahasa Inggris
diartikan dengan Classroom Action Research, disingkat CAR. Namany
sendiri sebetulnya sudah menunjukkan isi yang terkandung didalamnya.
Maka ada 3 pengertian yang terkandung.
a. Penelitian yaitu kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan
aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi
yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu dari suatu hal yang
menarik minat dan penting bagi peneliti.b. Tindakan yaitu sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan
tujuan tertentu, yang dalam penelitian ini berbentuk rangkaian siklus.c. Kelas yaitu sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama
menerima pelajaran yang sama dari seseorang guru. Kelas bukan
wujud ruangan tetapi sekelompok siswa yang sedang belajar.
Dengan menggabungkan ketiga pengertian dia atas dapat
disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu
12
pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan dan terjadi
dalam sebuah kelas (Soemadyo, 2013: 21). Penelitian tindakan kelas
(PTK) atau Classroom Action Research (CAR) merupakan salah satu
bentuk penulisan karya ilmiah, yang telah lama dikenal sebagai salah satu
bentuk penelitian yang dilaksanakan oleh tenaga pendidikan
(dosen/guru/instruktur), merupakan jenis penelitian yang bertujuan untuk
memberikan kesempatan kepada dosen/guru/instruktur untuk
menyelesaikan masalah-masalah pembelajaran dan non pembelajaran
dikelas secara cermat, sistematis dan menggunakan kaidah – kaidah
keilmuwan yang berlaku (Iskandar, 2012: 63).
2. Lokasi, Subyek, dan Waktu Penelitiana. Lokasi
Lokasi yang peneliti pilih untuk melaksanakan penelitian ini adalah
di MI Ma’arif Tingkir Lor Kota Salatiga.b. Subyek
Dalam penelitian ini yang menjadisubyek adalah siswa kelas VI MI
Ma’arif Tingkir Lor Kota Salatiga pada mata pelajaran IPA materi
perubahan benda. Jumlah siswa 14 yang terdiri dari 6 siswa laki laki
dan 8 siswa perempuan dengan kolaboratornya guru kelas VI yaitu
bapak Syafiq Ahmad S.Pd.I. peneliti dapat berkolaborasi dengan guru
kelas VI sehingga metode pembelajaran ini dapat diterapkan dalam
pembelajaran IPA.3. Langkah – langkah atau siklus penelitian
Langkah – langkah pelaksanaan penelitian menurut Kemmis dan
MCT Taggart terdiri dari empat tahap, yakni perencanaan (plan),
pelaksanaan tindakan (action), pengamatan (observation), dan refleksi
13
PERENCANAAN
(reflection) (Soemadyo, 2013: 27). Tahapan tersebut dapat dilampirkan
pada gambar 1.1
14
PP
Gambar 1.1 Bagan Rancangan PTK (Sumber : Soemadyo, 2013: 27)
a. Perencanaan
Untuk dapat melakukan penelitian penelitian tindakan kelas
dengan baik, sangat perlu untuk merencanakan tindakan yang dipilih
dengan baik. Perencanaan tinakaan hendaknya memanfaatkan secara
optimal teori- teori yang relevan dan pengalaman – pengalaman yang
diperoleh di masa lalu dalam kegiatan pembelajaran. Sebelum
pelaksanaan tindakan beberapa hal perlu di rencanakan secara bai,
antara lain sebagai berikut:
1) Peneliti merencanakan skenario pembelajaran/pelatihan yang
berisikan langkah – langkah kegiatan dalam
15
Pengamatan
Pelaksanaan
SIKLUS I
Perencanaan
PelaksanaanRefleksi
PelaksanaanRefleksi SIKLUS II
Pengamatan
?
pembelajaran/pelatihan di samping bentuk – bentuk kegiatan yang
akan dilakukan.2) Mempersiapkan sarana pembelajaran/pelatihan yang mendukung
terlaksananya tindakan. Sarana pembelajaran ini dapat berupa
misalnya mekdia pembelajaran, petunjuk praktikum, lembar
kerja, dan lain sebgainya.3) Mempersiapkan instrumen penelitian, misalnya format observasi
untuk mengamati kegiatan (proses) belajar mengajar, dan
instrumen asesmen untuk mengukur hasil belajar.4) Melakukan simulasi pelaksanaan tindakan dan menguji
keterlaksanaannya dilapangan (Iskandar, 2012: 75).
Pada tahap ini dilakukan persiapan materi pembelajaran
IPA, dengan materi perubahan benda. Kegiatan ini meliputi:
(a) Peneliti merencanakan cara alternatif untk meningkatkan rasa
ingin tahu siswa, minat belajar siswa, keaktifan siswa, dan kerja
sama siswa terhadap mata pelajaran IPA materi perubahan benda
melalui penerapan metode Group Investigation (GI) dengan alat
peraga perubahan benda.(b) Peneliti mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajan (RPP)
materi perubahan benda yang sesuai dengan rencana yang suda
disusun diawal.(c) Peneliti mempersiapkan materi pembelajaran IPA dengan
mengembangkan metode Group Investigation (GI).
(d) Peneliti mempersiapkan alat peraga yang akan di gunakan pada
saat pembelajaran.(e) Peneliti mempersiapkan instrumen lembar observasi.(f) Peneliti mempersiapkan alat evaluasi.
b. Pelaksanaan
16
Jika perencanaan telah selesai dilakukan, maka skenario
tindakan dapat dilaksanakan dalam situasi pembelajaran / pelatihan
yang aktual. Tindakan dilaksanakan sejalan dengan laju
perkembangan peaksanaan pembelajaran /pelatihan. Dalam kegiatan
pelaksanaan, langkah perbaikan merupakan hal pokok dalam siklus
penelitian tindakan dengan selalu mengacu pada perencanaan yang
disusun sebelumnya (Iskandar, 2012: 76).
Pelaksanaan tindakan ini dilakukan sesuai dengan rencana
pembelajaran yang telah di persiapkan oleh peneliti.
c. Observasi
Tahapan ini dilakukan secara bersamaan dengan pelaksanaan
tindakan. Sehingga saling mendukung dalam memperoleh data yang
akurat. Pada tahapan ini, peneliti mengamati kegiatan dan tingah laku
siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung dengan fokus yang
diamati yaitu rasa ingin tahu siswa, minat belajar siswa, keaktifan
siswa, dan kerja sama siswa dalam mengerjakan tugas kelompok yang
telah diberikan yang terkandung didalam materi pelajaran. Selanjutnya
yaitu antara antara materi tersebut dengan materi lain ataupun dengan
pengalaman siswa sehingga siswa menemukan arti yang terkandung di
dalam materi yang dipelajari. Sedangkan kegiatan atau aktifitas guru
yang diamati antara lain cara berinteraksi dengan siswa, penggunaan
pendekatan dan alat peraga yang digunakan, cara penyampaian materi,
dan pengkondisian siswa.
17
d. Refleksi
Pada tahap ini data yang diperoleh dalam kegiatan observasi
dikumpulkan. Kemudian, dilakukan sebuah analisis dengan maksud
untuk mengetahui apakah tindakan yang dilakukan telah mencapai
tujuan yang diharapkan atau tidak. Berdasarkan hasil observasi
tersebut, guru merefleksikan hasil kegiatan pembelajaran yang telah
dilakukan sehingga dijadikan dasar untuk melakukan tindakan kelas
pada siklus selanjutnya.
4. Instrumen penelitian
Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan dalam
penelitian. Dalam penelitian ini instrumen penelitian yang dignakan adalah
sebagi berikut:
a. Lembar ObservasiLembar observasi digunakan untuk mengamati secara langsung
kegiatan siswa dan guru dalam proses pembelajaran.b. Soal
Soal digunakan untuk mengetahui hasil akhir dari kegiatan belajar
mengajar. c. RPP
RPP yaitu rencana pelaksanaan pembelajaran yang digunakan
sebagai acuan guru ketika melaksanakan kegiatan belajar mengajar.5.Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data dalam PTK meliputi catatan anekdot,
jurnal atau catatan harian, catatan lapangan, deskripsi perilaku ekologis,
analisi dokumen, log pengajaran (teaching log), kartu cuplikan butir,
18
portofolio, angket, wawancara, sosiometri, observasi, rekaman suara
(audio) , rekaman video, dan foto kegiatan(Abdullah, 2013: 61).
Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
a. Observasi, untuk mengamati secara langsung keigatan siswa dan guru
dalam proses pembelajaran. Guna mendapatkan informasi mengenai
permasalahan – permasalahan yang ada pada MI tersebut.b. Dokumentasi, sumber informasi dokumentasi ini memiliki peran
penting, dan perlu mendapat perhatian bagi para peniliti. Data ini
memiliki objektifitas yang tinggi dalam memberikan informasi kepada
para guru sebagai tim peneliti. Informasi dari sumber sekolah dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu dokumen resmi dan catatan
pribadi (Sukardi, 2015: 47). Dokumentasi digunakan untuk
mengumpulkan data berupa RPP, nilai siswa sebelum penggunaan
metode Group Investigation dan alat peraga, serta gambar untuk
melampirkan bukti dilampiran sebagai bukti telah melaksanakan
penelitan.c. Tes, adalah suatu teknik pengumpulan data yang berisi serangkaian
pertanyaan yang digunakan untuk memperoleh nilai dari siswa sebagai
hasil belajar IPA materi perubahan benda. Bentuk tes yang digunakan
peneliti adalah pilihan ganda.6. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini teknik analisis data digunakan untuk
membandingkan nilai tiap siklus dengan KKM yang telah ditetapkan oleh
sekolah yaitu 60. Sehingga siswa dikatakan tuntas apabila siswa
19
mendapatkan nilai lebih dari 60 atau lebih dari KKM yang telah
ditetapkan. Begitu pula sebaliknya, siswa dikatakan tidak tuntas apabila
siswa memperoleh nilai kurang dari KKM yang telah ditetapkan yaitu 60,
jadi siswa yang memperoleh nilai kurang dari 60 dikatakan belum tuntas.
Untuk menentukan ketuntasan belajar siswa (individual) dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
a. Menghitung ketuntasan belajar siswa (individual)
KB = T
Tt x 100 %
Dimana:KB = Ketuntasan belajarT = Jumlah skor yang diperoleh siswaTt = Jumlah skor total (Trianto, 2009: 241)
b. Menghitung ketuntasan belajar klasikal
P = F
N x 100%
Dimana :P = Nilai dalam persenF = Frekuesi siswa tuntas KKMN = Jumlah keseluruhan (Trianto, 2009: 241)
20
H. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan dalam pembahasan penelitian ini, sistematika yang
digunakan peneliti adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Berisi : rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan dan
indikator keberhasilan, manfaat penelitian, definisi operasional,
metode penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Berisi : belajar, hasil belajar, pembelajaran IPA, materi peubahan
benda, metode Group Investigation.
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
Gambaran umum MI Maarif Tingkir Lor, Penyajian data, deskripsi
pelaksanaan siklus I dan II
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berisi : Deskripsi hasil dari penelitian dan Pembahasan.
BAB V PENUTUP
Berisi : Kesimpulan, saran.
21
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Kajian Teori Penelitian
a. Hasil belajar
1) Pengertian Belajar
Menurut Gagne dalam Suprijono (2011: 2) belajar adalah
perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang
melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh
secara langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara
alamiah. Sedangkan menurut Morgan dalam Suprijono (2011:
3) learning is any realitively permanent change in behavior
that is a result of past experience (belajar adalah peubahan
perilaku yang bersifat permanen sebagai hasil dari pengalaman.Menurut Winkel dalam Riyanto (2009: 5) belajar adalah
suatu suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam
interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan
perubahan – perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,
keterampilan, dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara
relatif konstan dan berbekas.Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebahgai hasil pengalamannya sendiri
dalam interaksi dengan lingkungannya. (Slameto, 1991: 2).
Sedangkan menurut Gagne dalam Susanto (2013: 1) belajar
dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu
22
organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman.
Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak dapat
dipisahkan satu sama lain. Dua konsep ini menjadi terpadu
dalam satu kegiatan dimana terjadi interaksi antara guru dengan
siswa, serta siswa dengan siswa pada saat pembelajaran
berlangsung.Dari pendapat para tokoh di atas, peneliti menyimpulkan
bahwa belajar adalah suatu proses dimana seseorang
melakukan aktivitas secara sadar, dan pada hasil akhirnya
seseorang tersebut berubah menjadi lebih baik dilihat dari segi
tingkah laku. Baik itu dari segi pengetahuan, sikap, maupun
keterampilan.2) Tujuan Belajar
Tujuan belajar sebenarnya sangat banyak dan bervariasi.
Tujuan belajar yang eksplisit diusahakan untuk dicapai dengan
tindakan instruksional, lazin dinamakan instructional effects,
yangbiasa berbentuk pengetahuan dan keterampilan.
Sementara, tujuan belajar sebagai hasil yang menyertai tujuan
belajar instruksional lazim disebut nurturant effects.
Bentuknya berupa, kemampuan berpikir kritis dan kreatif,
sikap terbuka dan demokratis, menerima orang lain, dan
sebagainya. Tujuan ini merupakan konsekuensi logis dari
pesera didik “menghidupi” (live in) suatiu sistem lingkungan
belajar tertentu (Suprijono, 2011: 5).
23
Sedangkan menurut sardiman dalam Kastolani (2014: 66-
67) Secara umum tujuan belajar adalah:a) Untuk mendapatkan pengetahuan
Hal ini ditandai dengan pemilikan pengetahuan dan
kemampuan berpikir. Kemampuan pengembangan berpikir
membutuhkan adanya bahan pengetahuan, dan kemampuan
berpikir dapat memperluas pengetahuan.b) Penanaman konsep dan keterampilan
Artinya bahwa penanaman konsep atau
merumuskan kosep memerlukan suatu keterampilan baik
keterampilan jasmani yang dapat dilihat dan dialami
sehingga menititik beratkan pada penampilan gerak atau
penampilan anggota tubuh seseorang yang sedang belajar,
atau keterampilan rohani yang menyangkut persoalan
persoalan penghayatan dan keterampilan berpikir serta
kreativitas untuk menyelesaikan dan merumuskan suatu
masalah atau konsep.c) Pembentukan sikap
Adalah guru harus bertindak bijak dalam
menumbuhkan sikap mental, perilaku dan pribadi siswa. Ia
harus cakap dalam mengarahkan motivasi dan berpikir
bahwa pribadi guru harus dipakai sebagai uswah.3) Prinsip – Prinsip Belajar
Menurut Gagne dalam Kastolani (2014: 70) prinsip belajar
meliputi:a) Kontiguitas, memberikan situasi atau materi yang mirip
dengan harapan pendidik tentang respon anak yang
diharapkan , beberapa kali secara berturut – turut.
24
b) Pengulangan, situasi dan respon anak diulang – ulang atau
dipraktekkan agar belajar lebih sempurna dan lebih lama
diingat.c) Penguatan, respon yang benar misalnya diberi hadiah untuk
mempertahankan dan menguatkan respon itu. d) Motivasi positif dan percaya diri dalam belajar.e) Tersedia materi pelajaran yang lengkap untk memancing
aktivitas anak – anak.f) Ada upaya membangkitkan ketearampilan intelektual
untuk belajar seperti apersepsi dalam mengajar.g) Ada strategi yang tepat untuk mengaktifkan anak – anak
dalam belajar.h) Aspek – aspek jiwa anak harus dapat dipengaruhi oleh
faktor – faktor dalam pengajaran.4) Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah suatu kemampuan yang berupa
keterampilan dan perilaku baru sebagai akibat dari latihan
pengalaman yang diperoleh (Sam’s, 2010: 33). Sedangkan
Menurut Degeng (1989) dalam Made Wena (2011: 6) hasil
pembelajaran adalah semua efek yang dapat dijadikan sebagai
indikator tentang nilai dari penggunaan strategi pembelajaran
di bawah kondisi yang berbeda.Hasil belajar adalah pola – pola perbuatan, nilai – nilai,
pengertian – pengertian, sikap – sikap, apresiasi dan
keterampilan (Suprijono, 2014: 5). Sedangkan menurut Bloom
dalam Suprijono (2014: 6-7) hasil belajar adalah kemampuan
afektif, kognitif, dan psikomotorik. Domain kognitif adalah
knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehension
25
(pemahaman, menjelaskan, meringkas, mencontoh), aplication
(menerapkan), analysis (menguraikan, menentukan hubungan),
synthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk
hubungan baru), dan evaluation (menilai). Domain afektif
adalah receiving (sikap menerima), responding (memberikan
respon), organization (organisasi), characterization
(karakterisasi). Domain psikomotor meliputi initiatory, pre-
routine, dan routoinized. Psikomotor juga mencakup
kterampilan produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial, dan
intelektual.Dari pendapat tokoh di atas, peneliti menyimpulkan bahwa
hasil belajar adalah akibat dari apa yang sudah diperoleh siswa
dari hasil pengalaman ataupun proses belajar, dan dinyatakan
dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah
materi pelajaran.5) Macam – Macam Hasil Belajar
a) Pemahaman konsepPemahaman menurut Bloom diartikan sebagai
kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau bahan
yang dipelajari. Pemahaman menurut Bloom ini adalah
seberapa besar sisa mampu menerima, menyerap, dan
memahami pelajaran yang diberikan oleh guru kepada
siswa, atau sejauh mana siswa dapat memahami serta
mengerti apa yang ia baca, yang dilihat, yang dialami atau
26
yang diraskan berupa hasil penelitian atau observasi
langsung ia lakukan (Susanto, 2013: 6)Menurun Carin dan Sund dalam Susanto (2013: 7)
pemahaman dapat dikategorikan ke beberapa aspek, dengan
kriteria – kriteria sebagai berikut:(1) Pemahaman merupakan kemampuan untuk
menerangkan dan menginterprestasikan sesuatu ini
berarti bahwa seseorang yang telah memahami sesuatu
atau telah memperoleh pemahaman akan mampu
menerangkan atau mampu menjelaskan kembali apa
yang telah ia terima. Selain itu, bagi mereka yang telah
memahami tersebut, maka ia akan mampu memberikan
interprestasi atau menafsirkan secara luas sesuai dengan
keadaan yang ada disekitarnya, ia mmpu
menghubungkan dengan kondisi yang ada saat ini dan
yang akan datang.(2) Pemahaman bukan hanya sekedar mengetahui, yang
biasanya hanya sebatas mengingat kembali pengalaman
dan memproduksi apa yang pernah dipelajari. Tapi
orang yang benar – benar telah paham ia akan mampu
memberikan gambaran, contoh, dan penjelasan yang
lebih luas dan memadahi.(3) Pemahaman lebih dari sekedar mengetahui, karena
pehaman melibatkan proses mental yang dinamis,
dengan memahami ia akan mampu memberikan uraian
27
dan penjelasan yang lebih kreatif, tidak hanya
memberikan gambaran dalam satu contoh saja, tetapi
mampu memberikan gambaran yang lebih luas dan
baru sesuai dengan kondisi saat ini.(4) Pemahaman merupakan suatu proses bertahap yang
masing – masing tahap mempunyai kemampuan
tersendiri, seperti menterjemahkan,
menginterpretasikan aplikasi, analisis, sintesis, dan
evaluasi. Sedangkan konsep, menurut Dorothy I. Skeep
dalam Susanto(2013: 8), konsep merupakan sesuatu
yang tergambar dalam pikiran, suatu pemikiran,
gagasan, atau suatu pegertian. Jadi, konsep ini
merupakan sesuatu yang telah melekat dalam hati
seseorang dan tergambar pikiran, gagasan, atau suatu
pengertian. Orang telah memiliki konsep, berarti orang
tersebuttelah memiliki pemahaman yang jelas tentang
suatu konsep atau citra mental sesuatu. Sesuatu tersebut
dapat berupa objek kongkret ataupun gagasan yang
abstrak.Untuk mengukur hasil belajar siswa yang berupa
pemahaman konsep, guru dapat melakukan evaluasi
produk. Sehubung dengan evaluasi produk ini, W.S
Winkel dalam Susanto (2013: 8) menyatakan bahwa
melalui produk dapat diselidiki apakah dan ampai
28
berapa jauh tujuan intruksional telah tercapai; semua
tujuan itu merupakan hasil belajar yang seharusny
diperoleh siswa. Berdasarkan pandangan Winkel ini,
dapat diketahui bahwa hasil belajar erat hubungannya
dengan tujuan intruksional (pembelajaran) yang telah
dirancang guru sebelum melaksanakan proses belajar
mengajar. Evaluasi produk dapat dilaksakan dengan
mengadakan berbagai macam tes baik secara lisan
maupun tertulis.b) Keterampilan proses
Keterampilan proses merupakan keterampilan yang
mengarah kepada pembangunan kemampuan mental, fisik,
dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan
yang lebih tinggi dalam diri individu siswa. Keterampilan
merupakan menggunakan pikiran, nalar, dan perbuatan
yang efektif dan efisien untuk mencapai suatu hasil tertentu
termasuk kreativitasnya.Dalam melatih keterampilan proses secara
bersamaan dikembangkan pula pada sikap – sikap yang
dikehendaki, seperti kreativitas, kerja sama bertanggung
jawab, dan berdisiplin sesuai dengan penekanan bidang
studi yang bersangkutan.Menurut Indrawati, keterampilan proses merupakan
keseluruhan keterampilan ilmiah yang terarah (baik kognitif
maupun psikomotor) yang dapat digunakan untuk
29
menemukan suatu konsep yang telah ada, untuk melakukan
penyangkalan terhadap suatu penemuan.Keterampilan proses dibagi menjadi enam aspek
observasi, klasifikasi, pengukuran, mengkomunikasikan,
memberikan penjelasan atau interprestasi terhadap suatu
pengamatan dan melakukan eksperimen.c) Sikap
Sikap tidak hanya merupkan aspek respon fisik. Jadi
sikap ini harus ada kekompakan antara mental dan fisik
secara serempak. Jika mental saja yang dimunculkan, maka
belum tampak secara jelas sikap seseorang yang
ditunjukkannya. Menurut Azwar, sikap terdiri atas tiga
komponen yang saling menunjang, yaitu: komponen
kognitif, afektif dan konatif. Komponen kognitifmerupakan
representasi apa yang yang dipercayai oleh individu;
komponen afektif yaitu perasaan yang menyangkut
emosional, dan komponen konatif merupakan aspek
kecenderungan berprilaku tertentu sesuai dengan sikap
yang dimiliki seseorang.Menurut Sardiman dalam Susanto (2013: 9), sikap
merupakan kecenderungan untuk melakukan sesuatu
dengan cara metode, pola, dan teknik tertentu terhadap
dunia sekitarnya baik berupa individu – individu maupun
obyek – obyek tertentu. Sikap merujuk pada perbuatan,
perilaku, atau tindakan seseorang.
30
Dalam hubungannya dengan hasil belajar, sikap ini
lebih mengarah ke pengertian pemahaman suatu konsep.
Dalam pemaham konsep maka bagian yang sangat penting
yaitu aspek kognitif.6) Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Secara umum, keberhasilan belajar dipengaruhi oleh faktor
internal dan eksternal. Berikut adalah faktor yang
mempengaruhi hasil belajar masing – masing faktor diuraikan
sebagai berikut:a) Faktor eksternal
Faktor eksternal adalah faktor – faktor yang terdapat
diluar dari diri individu. Dalam proses belajar di sekolah,
faktor eksternal berarti fator –faktor yang berada di luar diri
siswa. Faktor – faktor eksternal terdiri dari faktor nonsosial
dan faktor sosial.
(1) Faktor nonsosialFaktor nonsosial adalah faktor – faktor diluar
individu yang berupa kondisi fisik yang ada
dilingkungan belajar. Faktor nonsosial merupakan
kondisi fisik yang ada dilingkungan sekolah, keluarga
maupun masyarakat. Aspek fisik tersebut bisa berupa
peralatan sekolah, sarana belajar, gedung dan ruang
belajar, kondisi geografis sekolah dan rumah, iklim dan
cuaca jarak ke sekolah, sarana transportasi yang tersedia
dan sejenisnya.(2) Faktor sosial
31
Faktor sosial adalah faktor diluar idividu yang
berupaa manusia. Faktor eksternal yang bersifat sosial,
bisa dipilah menjadi faktor yang berasal dari keluarga,
lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat
(termasuk teman pergaulan anak). Misalnya kehadiran
orang dalam belajar, kedekatan antara hubungan anak
dengan orang lain, keharmonisan atau pertengkaran
dalam keluarga, gaya pengasuhan orang tua, hubungan
natara personil sekolah, gaya mengajar guru, sikap guru
terhadap siswa dan sebagainya.
b) Faktor InternalFaktor internal adalah faktor – faktor yang ada di dalam
individu yang sedang belajar. Faktor internal terdiri dari
faktor fisiologi dan faktor psikologi.(1) Faktor fisiologi
Faktor fisiologi adalah kondisi fisik yang terdapat
dalamdiri individu. Faktr fisiologis terdiri dari:(a) Keadaan tonus jasmani pada umumnya. Keadaan
tonus jasmani secara umum yang ada di daam diri
individu sangat mempengaruhi hasil belajar. Umum
ini, misalnya tingkat kesehatan, kelelahan,
mengantuk dan kebugaran fisik individu. Apabila
badan idividu dalam keadaan bugar dan sehat maka
akan mendukung hasil belajar. Sebaliknya, jika
32
badan individu kurang sehat maka akan mengambat
hasil belajar.(b) Keadaan fungsi – fungsi jasmani tertentu. Kedaan
fungsi – fungsi jasmani tertentu, terutama yang
terkait dengan fungsi pancaindera dan kelengkapan
anggota tubuh yang ada dalam diri individu.
Pancaindera merupakan pintu gerbang masuknya
pengetahuan dalam diri individu. Kesempurnaan
anggota tubuh akan sangat menunjang belajar.(2) Faktor Psikologis
Faktor psikologis adalah faktor psikis yang ada
dalam diri indivdu. Faktor – faktor psikis tersebut antara
lain tingkat kecerdasan, motivasi, minat, bakat, sikap,
kepribaidan, kematangan, dan lain sebagainya. Tingkat
kecerdasan akan mempengaruhi daya serap serta
berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar. Demikian
juga motivasi, bakat dan minat banyak memberikan
warna dalam aktivitas (Lilik, 2013: 24-27).b. Ilmu Pengetahuan Alam
Ilmu pengetahuan alam adalah1) Fungsi mata pelajaran IPA
a) Memberikan pengetahuan tentang berbagai jenis dan
berbagai lingkungan alam dan lingkungan buatan dalam
kaitannya dengan pemanfaatannya bagikehidupan sehari –
hari.b) Mengembangkan keterampilan proses.
33
c) Mengembangkan wawasan, sikap dan nilai yang berguna
bagi siswa untuk meningkatkan kualitas kehidupan sehari –
hari.d) Mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan
keterkaitan yang saling mempengaruhi antara kemajuan
IPA dan teknologi dengan keadaan lingkungan dan
pemanfaatannya bagi kehidupan sehari – hari.e) Mengembangkan kemampuan untuk menerapkan ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK) serta keterampilan
yang berguna dalam kehidupan sehari – hari maupun untuk
melanjutkan pendidikannya ke tingkat pendidikan yang
lebih tinggi (Garnida dan Budiman, 2002: 253-254).2) Tujuan Pengajaran IPA
a) Memahami konsep – konsep IPA dan keterkaitannya
dengan kehidupan sehari – hari.b) Memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan
pengetahuan gagasan tentang alam sekitar.c) Mempunyai minat untuk mempelajari bendabenda serta
kejadian di lingkungan sekitar.d) Bersikap ingin tahu, terbuka, kritis, mawas diri,
bertanggung jawab, bekerja sama, dan mandiri.e) Mampu menerapkan berbagai konsep IPA untuk
menjelaskan gejala – gejala alam dan memecahkan masalah
dalam kehidupan sehari – hari.f) Mampu menggunakan teknologi sederhana yang berguna
untuk memecahkan suatu masalah yang ditemukan dalam
kehidupan sehari – hari.
34
g) Mengenal dan memupuk rasa cinta terhadap alam sekitar
sehingga menyadari kebesaran dan keagungan Tuhan Yang
Maha Esa (Garnida dan Budiman, 2002: 254).3) Ruang Lingkup Mata Pelajaran IPA
a) Mahluk hidup dan proses kehidupannya, yaitu manusia,
hewan, tumbuhan dan interaksinya.b) Materi, sifat – sifat dan kegunaannya meliputi: udara, air,
tanah dan batuan.c) Listrik dan magnet, energi dan panas, gaya dan pesawat
sederhana, cahaya dan bunyi, tata surya, bumi dan benda –
benda langit lainnya.d) Kesehatan, makanan, penyakit, dan pencegahannya.e) Sumber daya alam, kegunaan, pemeliharaan dan
pelestariannya (Garnida dan Budiman, 2002: 254).c. Group Investigation
Menurut Slavin dalam Sutirman (2013: 37) Group
Investigation adalah metode pembelajaran yang dilakukan dengan
pengaturan siswa bekerja dalam kelompok kecil menggunakan
petanyaan kooperatif, diskusi kelompok, serta perencanaan dan
proyek kooperatif. Metode Group Investigation (GI) yang pertama
kali di kembangkan oleh Sharan (1976) ini merupakan salah satu
metode kompleks dalam pembelajaran kelompok yang
mengharuskan siswa untuk menggunakan skil berfikir level tinggi
(Huda, 2014: 292)Dalam implementasi tipe investigasi kelompok guru
membagi kelas menjadi kelompok – kelompok dengan anggota 5-6
siswa yang heterogen. Kelompok di sini dapat dibentuk dengan
mempertimbangkan keakraban persahabatan atau minat yang sama
35
dalam topik tertentu. Selanjutnya siswa memilih topik untuk
diselidiki dan melakukan penyelidikan yang mendalam atas topik
yang dipilih. Selanjutnya ia menyiapkan dan mempresentasikan
laporannya kepada seluruh kelas.Tabel 2.1 Perbandingan Pendekatan Kelompok
Pendekatan
Unsur
Kelompok
Penyelidikan
Pendekatan
Struktural
Tinjauan
Kognitif
Informasi akademik
tingkat tinggi dan
keterampilan inquiri
Informasi akademik
sederhana
Tahapan Sosial Kerjasama dalam
kelompok kompleks
Keterampilan
kelompok dan sosialStruktur
Kelompok
Kelompok belajar
homogen denga 5-6
orang anggota
Bervariasi berdua,
bertiga, kelompok
dengan 4-6 orang
anggotaPemilihan
Topik
Biasanya siswa Biasanya guru
Tugas Utama Siswa menyelesaikan
inquiri kelompok
Siswa mengerjakan
tugas – tugas yang
diberikan baik sosial
maupun kognitifPenilaian Menyelesaikan proyek
dan membuat laporan,
dapat menggunakan tes
Bervariasi
Pengakuan Lembar pengakuan danpublikasi lain
Bevariasi
Tabel 2.1 Perbandingan Pendekatan KelompokPenyelidikan dan Pendekatan Struktural (Trianto, 2012: 79).
36
Sharan, dkk (1984) dalam trianto (2012: 80-81) membagi
langkah – langkah pelaksanaan investigasi kelompok meliputi 6
fase.1. Memilih topik
Siswa memilih subtopik khusus didalam suatu daerah
masalah umum yang biasanya diterapkan oleh guru.
Selanjutnya siswa diorganisasikan menjadi dua sampai enam
anggota tiap kelompok menjadi kelompok – kelompok yang
berorientasi tugas. Komposisi kelompok hendaknya secara
heterogen secaraakademis maupun etnis.
2. Perencanaan cooperativeSiswa dan guru merencanakan prosedur pembelajaran,
tugas dan tujuan khusus yang konsisten dengan subtopik yang
telah dipilih pada tahap pertama.3. Implementasi
Siswa menerapkan rencana yang telah mereka kembangkan
didalam tahap kedua. Kegiatan pembelajaran hendaknya
melibatkan ragam aktivitas dan keterampilan yang luas dan
hendaknyaberbeda baik di dalam maupun di luar sekolah. Guru
secara ketat mengikuti kemajuan setiap kelompok dan
menawarkan bantuan apabila diperlukan.4. Analisis dan sintesis
Siswa menganalisis dan menyintesis informasi yang
diperoleh pada tahap ketiga dan merencanakan bagaimana
informasi tersebut diringkas dan disajikan dengan cara menarik
sebagai bahan untuk dipresentasikan kepada seluruh kelas.
37
5. Presentasi hasil finalBeberapa atau semua kelompok menyajika hasil
penyelidikannya dengan cara yang menarik kepada seluruh elas
dengan tujuan agar siswa lain saling terlibat satu sama lain
dalam pekerjaan mereka dan memperoeh perspektif luas pada
topik itu. Presentasikan dikoordinasikan oleh guru.
6. EvaluasiDalam hal kelompok kelompok menangani aspek yang
berbeda dari topik yang sama, siswa dan guru mengevaluasi
tiap kontstribusi kelompok terhadap kerja kelas sebagai suatu
keseluruhan. Evaluasi yang dilakukan dapat berupa penilaian
individual atau kelompok.Kelebihan dan kekurangan metode Group Investigation
1. Kelebihan metode Group Investigation
a) Secara Pribadi1) Dalam proses belajarnya dapat bekerja secara bebas.2) Memberi semangat untuk berinisiatif, kreatif, dan aktif.3) Rasa percaya diri dapat lebih meningkat .4) Dapat belajar untuk memecahkan, menangani suatu
masalah.5) Mengembangkan antusiasme dan rasa pada fisika
b) Secara Sosial1) Meningkatkan belajar bekerja sama.2) Belajar berkomunikasi baik dengan teman sendiri
maupun guru.3) Belajar berkomunikasi yang baik secara sistematis.4) Belajar menghargai pendapat orang lain.5) Meningkatkan partisipasi dalam membuat suatu
keputusan.c) Secara Akademis
38
1) Siswa terlatih untuk mempertanggung jawabkan
jawaban yang diberikan.2) Bekerja secara sistematis.3) Mengembangkan dan melatih keterampilan fisika dalam
berbagai bidang.4) Merencanakan dan mengorganisasikan pekerjaannya.5) Mengecek kebenaran jawaban yang mereka buat.6) Selalu berfikir tentang cara atau strategi yang digunakan
sehingga didapat suatu kesimpulan yang berlaku umum2. Kekurangan metode Group Investigation
a) Sedikitnya materi yang tersampaikan pada satu kali
pertemuan.b) Sulitnya memberikan penilaian secara personal.c) Tidak semua topik cocok dengan pembelajaran GI,
pembelajaran GI cocok untuk diterapkan pada suatu topik
yang menuntut siswa untuk memahami suatu bahasan dari
pengalaman yang dialami sendiri.d) Diskusi kelompok biasanya berjalan kurang efektif.e) Siswa yang tidak tuntas memahami materi prasyarat akan
mengalami kesulitan saat menggunakan ini.
2. Kajian Materi Perubahan Benda
a. Faktor Penyebab Perubahan Benda
Segala sesuatu yang ada di alam pasti mengalami
perubahan. Perubahan-perubahan pada benda dapat kita temui
dalam kehidupan sehari- hari. Perubahan-perubahan itu ada yang
merugikan dan ada yang menguntungkan. Faktor-faktor yang dapat
menyebabkan perubahan pada benda yaitu pelapukan, perkaratan,
dan pembusukan1) Pelapukan
39
Proses perubahan benda menuju kehancuran disebut
pelapukan. Proses perubahan pada benda membutuhkan waktu
yang berbeda- beda. Ada yang membutuhkan waktu singkat dan
ada yang membutuhkan waktu lama. Pada batu dan kayu dapat
mengalami perubahan yang disebut pelapukan. Batu dikatakan
mengalami pelapukan jika pecah atau hancur menjadi batuan-
batuan kecil dan bentuknya dapat berubah menjadi bergerigi.
Gambar 2.1 Contoh Gambar Pelapukan(Sumber: Habibah, 2010: 90)
Sedangkan kayu dikatakan mengalami pelapukan jika
kayu menjadi rapuh dan keropos. Tahukah kamu yang
menyebabkan batuan atau kayu dapat mengalami pelapukan?
Faktor-faktor yang menyebabkan benda bisa lapuk adalah:
faktor makhluk hidup, disebut pelapukan biologi/organik;
faktor alam, disebut pelapukan fisika/mekanik.a) Pelapukan Biologi/Organik
Pernahkah kamu melihat batuan yang ditumbuhi
oleh pohon atau lumut? Pohon dan lumut dapat tumbuh di
batuan, karena di tempat itu ada sedikit tanah dan air. Hal
tersebut banyak terdapat di daerah yang lembab. Jika pohon
40
semakin besar, akarnya akan mencengkeram semakin kuat
sehingga dapat memecahkan batuan. Pernahkah kamu
melihat kayu yang telah dimakan rayap? Kayu tampak
berlubang-lubang dan akan mudah patah atau keropos.
Rayap telah memakan kayu sedikit demi sedikit sehingga
menimbulkan lubang- lubang. Kayu yang telah dimakan
rayap dikatakan mengalami proses pelapukan
organik/biologi. Pelapukan biologi/organik disebabkan oleh
makhluk hidup, seperti pohon, lumut, dan rayap.
Gambar 2.2 Contoh Pelapukan Pada Batu(Sumber: Habibah, 2010: 91)
Gambar 2.3 Contoh Pelapukan Pada Kayu(Sumber: Habibah 2010:91)
b) Pelapukan Fisika/MekanikPernahkah kamu berpikir dari mana pasir-pasir itu
berasal? Atau mungkin kamu pernah melihat patung
41
batu yang rusak? Angin yang bertiup sepanjang siang
dan malam hari dapat memindahkan batuan sedikit
demi sedikit. Angin yang bertiup kencang di daerah
pegunungan dapat menggelindingkan batuan dari
puncak gunung ke dasar jurang. Selama menggelinding,
batuan bergesekan dengan tanah atau berbenturan
dengan batuan lain sehingga pecah menjadi bagian-
bagian yang kecil berupa kerikil dan pasir. Hal ini
berarti batuan mengalami pelapukan fisika. Air yang
menetes terus-menerus mengenai batuan dapat
mengikis batuan, sehingga menyebabkan batuan
menjadi rusak. Air juga dapat menyebabkan kayu
menjadi cepat keropos. Kayu yang sering terkena air
hujan menjadi lebih lembab dan lebih lunak sehingga
lebih cepat keropos.
Gambar 2.4 Contoh Pelapukan Batu yang BerubahMenjadi Kerikil Kecil Atau Pasir
(Sumber: Habibah, 2010: 91)
42
Gambar 2.5 Contoh Pelapukan Bau yang MengikisKarena Air
(Sumber: Habibah, 2010: 92)Beberapa pelapukan dapat dicegah, terutama
pelapukan yang terjadi pada kayu. Karena pelapukan
kayu dapat disebabkan oleh rayap dan kondisi yang
terlalu lembab, maka untuk mencegah atau
memperlambat pelapukan kayu dapat dilakukan dengan
cara sebagai berikut: (1). Kayu dicat (dipernis) untuk mengurangi
penyerapan air.(2). Kayu dikeringkan dengan alat khusus (oven
pengeringan).(3). Kayu diberi zat anti rayap.
2) Perkaratan
Pernahkah kamu melihat paku atau benda-benda dari logam
yang sering terkena hujan dan berwarna kemerah-merahan?
Warna tersebut terjadi karena proses perkaratan. Logam yang
berkarat tidak lagi mengkilap dan permukaannya terasa kasar.
Jika warna kemerah-merahan tersebut semakin banyak, logam
semakin menjadi keropos dan tidak dapat digunakan lagi
(rusak). Perkaratan terjadi karena reaksi kimia antara logam
dengan oksigen yang disebut reaksi oksidasi. Logam yang sering
43
terkena air akan cepat berkarat, karena air banyak mengandung
oksigen. Jika logam, terutama besi dan baja serta seng
bersentuhan langsung dengan udara dan air maka akan terjadi
reaksi oksigen membentuk karat. Hal ini berarti bahwa udara
dan air dapat mengubah keadaan logam. Gejala perkaratan bisa
sangat merugikan, terutama pada benda-benda yang mahal,
seperti sepeda motor dan mobil. Untuk mencegah atau
memperlambat perkaratan logam adalah dengan menghalangi air
dan udara berinteraksi atau bersentuhan langsung dengan logam.
Caranya antara lain dengan pengecatan atau membuat benda
tetap kering.
Gambar 2.6 Contoh Perkaratan pada Besi(Sumber: Habibah, 2010: 93)
3) Pembusukan
Pernahkah kamu terlupa dan membiarkan makanan seperti
roti, kue basah, nasi, dan buah sampai beberapa hari? Apa yang
terjadi dengan makanan-makanan itu bila dibiarkan di udara
terbuka selama beberapa hari? Makanan-makanan tersebut akan
berubah menjadi busuk, berbau tidak enak, dan tidak dapat
dimakan lagi.
44
Tahukah kamu apa yang menyebabkan pembusukan?
Pembusukan merupakan gejala yang dapat terjadi pada makanan
dan bangkai akibat aktivitas jamur dan bakteri. Jamur dan
bakteri senang hidup di tempat yang banyak mengandung zat
makanan dan lembab. Bahan-bahan makanan yang cepat
membusuk, di antaranya seperti ikan, daging, nasi, sayuran,
buah-buahan, kue basah, dan roti. Jamur dan bakteri mudah
berkembang pada tempat yang lembab dan juga pada makanan
yang sudah kedaluwarsa. Jamur dan bakteri yang tumbuh pada
makanan sangat berbahaya karena dapat membusukkan
makanan dan menghasilkan zat beracun yang membahayakan
kesehatan. Oleh karena itu, untuk mencegah pembusukan dapat
dilakukan dengan memperkecil lingkungan hidup jamur/bakteri
atau membuat jamur/bakteri mati.
Gambar 2.7 Contoh Pembusukan Apel(Sumber: Habibah, 2010: 94)
Cara-cara untuk mencegah pembusukan, antara lain sebagai
berikut:a) Pengeringan
Makanan yang dikeringkan memiliki kadar air sangat kecil,
sehingga jamur dan bakteri tidak dapat hidup pada makanan
45
itu. Pengeringan dapat dilakukan dengan cahaya matahari,
panas api atau oven.
Gambar 2.8 Contoh Pengeringan(Sumber:Habibah, 2010: 96)
b) Pembekuan/PendinginanPembekuan adalah menempatkan makanan dalam suhu
yang sangat rendah (dingin). Suhu yang sangat dingin
menghambat pertumbuhan jamur dan bakteri.
Gambar 2.9 Contoh Pendinginan Menggunakan Kulkas(Sumber: Habibah, 2010: 96)
c) PemanasanPanas dapat membuat bakteri mati. Cara pemanasan
sederhana adalah dengan merebus/mengukus. Dengan cara
merebus, kandungan gizi makanan dapat rusak. Apabila
dikukus, kandungan gizi makanan tidak mudah hilang. Cara
pemanasan modern adalah dengan pasteurisasi. Pesteurisasi
adalah pemanasan makanan dengan suhu tertentu yang
46
membuat bakteri mati, tetapi kandungan gizi makanan tidak
hilang.d) Pengasinan dan Pemanisan
Cara pengawetan dengan pengasinan ini menggunakan
garam. Sedangkan pengawetan dengan pemanisan
menggunakan bahan gula. Proses ini dilakukan untuk
menghambat bakteri yang tidak dapat hidup pada kondisi
yang terlalu asin atau terlalu manis.e) Diberi Bahan Kimia (Pengawet)
Pemberian bahan pengawet akan mencegah pertumbuhan
jamur dan bakteri, atau membuat jamur dan bakteri mati.
Makanan yang diberi pengawet kurang baik untuk kesehatan.b. Faktor Penentu Pemilihan Bahan
1) Sifat BahanUntuk menghasilkan benda tertentu dapat dipilih sifat
bahan yang sesuai dengan kegunaan benda. Sifat-sifat bahan
antara lain keras, kuat, lentur, berat, dapat/tidak menyerap air.
Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat benda antara lain
logam, kayu, karet, dan plastik. Dari sifat bahan-bahan itulah
dimanfaatkan untuk membuat benda.a) Logam dan Kayu
Tahukah kamu, benda-benda apa saja yang terbuat dari
bahan logam atau kayu? Hampir semua peralatan rumah
tangga menggunakan bahan logam dan kayu. Sifat-sifat
logam yang sering digunakan antara lain: besi bersifat berat,
keras, dapat berkarat, aluminium bersifat ringan, keras, tidak
berkarat, tembaga bersifat lentur dan tidak berkarat. dari
logam atau besi Selain logam, kayu juga memiliki sifat yang
47
keras dan kuat, sehingga digunakan untuk membuat berbagai
perabotan rumah tangga, seperti kursi, lemari, meja.
Perabotan-perabotan ini harus kuat agar dapat menahan
beban berat di atasnya. Logam dan kayu memiliki persamaan
sifat, yaitu kuat dan keras. Perbedaan sifat logam dan kayu
adalah logam lebih berat dan tidak dimakan rayap, kayu lebih
ringan dan tidak berkarat.
Gambar 2.10 Contoh Peralatan Yang Terbuat Dari Besi(Sumber: Habibah, 2010: 98)
Gambar 2.11 Contoh Peralatan Yang Terbuat Dari Kayu(Sumber: Habibah, 2010: 98)
b) Karet dan Plastik Pernahkah kamu bermain karet gelang atau karet ban?
Mengapa benda-benda itu kalau dilipat atau ditarik tidak
patah? Hal itu dapat terjadi karena karet memiliki sifat yang
48
sangat lentur atau elastis sehingga menyebabkan karet tidak
mudah patah saat dilipat, dibengkokkan, atau ditarik. Sifat
lentur juga dimiliki oleh sebagian plastik walaupun tidak
selentur karet. Dan sebagian lagi ada yang mudah patah jika
dilipat atau dibengkokkan. Selain bersifat lentur, karet dan
plastik juga memiliki sifat tidak menyerap air atau tidak
tembus air. Jadi, karet dan plastik memiliki persamaan sifat,
yaitu lentur dan tidak menyerap air. Perbedaan sifatnya
adalah karet tidak mudah patah dan plastik mudah patah
(Habibah, 2010: 90-99).
49
B. Kajian Penelitian Terdahulu
Dari judul di atas peneliti dapat mengkaitkan beberapa karya
ilmiah yang relevan. Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan antara
penelitian terdahulu dengn penelitian yang akan dilaksanakan oleh
peneliti. Berikut karya ilmiah yang memiliki tema hampir sama dengan
tema yang telah diangkat oleh peneliti:
a Yeni (2015). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group
Investigation untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kleas V
SD Negeri Siliwangi Tahun Pelajaran 2015/2016. Adapun hasil
penelitiannya adalah bahwa penggunaan model pembelajaran Group
Investigation dapat meningkatkan hasil belajar siswa SD Negeri
Siliwangi . Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan hasil belajar
siswa pada siklus I persentase ketuntasan siswa secara klasikal
mencapai 63,33% , kemudian meningkat sebesar 16,67% pada siklus
II menjadi 80%.b Apriyani (2015). Penerapan Model Group Investigation untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar. Adapun hasil
penelitiannya adalah bahwa penggunaan model pembelajaran Group
Investigation dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini
dibuktikan dengan adanya peningkatan hasil belajar siswa pada siklus
I presentase ketuntasan siswa mencapai 68%, kemudian meningkat
sebesar 16% menjadi 80% pada siklus II.c Widyanto (2017). Penerapan Metode Pembelajaran Group
Investigation Berbantuan Media Flanelgraf untuk Meningkatkan
50
Minat dan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ipa. Adapun
hasil penelitiannya adalah bahwa penggunaan metode pembelajaran
Group Investigation dapat meningkatkan minat dan hasil belajar
siswa. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan minat belajar
siswa mencapai 97%, dan ketuntasan belajara siswa mencapai 85%
pada siklus I. Sedangkan dilihat dari hasil belajar siswa pada saat pra
siklus presentase minat siswa hanya mencapai 71%, sedangkan
ketuntasan belajarnya hanya 73%. Sehingga dengan menggunakan
metode Group Investigation dapat meningkatkan minat dan hasil
belajar siswa secara signifikan.d Haibah (2016). Implementasi Model Pembelajaran Group
Investigation dengan Permainan Bendera Pintar Untuk Meningkatkan
Minat Belajar dan Pemahaman Konsep Ekonomi Siswa Kelas X IPA 3
SMAN 1 Jetis Bantul Tahun Ajaran 2015/2016. Adapun hasil
penelitiannya adalah bahwa penggunaan model pembelajaran Group
Investigation dapat meningkatkan pemehaman konsep ekonomi dan
minat belajar siswa. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan
pemahaman konsep ekonomi siswa pada siklus I dengan presentase
59,375% dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 87,5%.
Dibuktikan juga dengan peningkatan minat belajar siswa pada siklus I
dengan presentase 18,75 dan pada siklus II meningkat menjadi
78,125%.e Kholifah (2015). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Group Investigation untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu
51
Pengetahuan Alam (IPA) Siswa Kelas III MI Thoriqul Huda
Kromasan Tulungangung Tahun Ajaran 2014/2015. Adapun hasil
penelitiannya adalah bahwa penggunaan model pembelajaran Group
Investigation dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini
dibuktikan dengan adanya peningkatan hasil belajar siswa pada siklus
I dengan presentase 67,8% dan pada siklus II mengalami peningkatan
sebesar 17,9% sehingga presentase pada siklus II menjadi 85,7%.f Aziar (2016). Peningkatan Kualitas Pembelajaran Melalui
Pembelajarn Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) dengan Media
CD Pembelajaran pada Siswa Kelas V SD Negeri Pengawu. Adapun
hasil penelitiannya adalah bahwa penggunaan metode Group
Investigation dapat meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran
IPA. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan hasil belajar siswa
pada siklus I sebesar 61,29%, dan pada siklus II mengalami kenaikan
sebesar sebesar 70,96%, daan pada siklus III mengalami kenaikan
sebesar 80,64%.
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu di atas maka, perbedaan
peneliti yang peneliti sekarang lakukan adalah pada penelitian yang telah
dilakukan sebelumnya para peneliti hanya memberikan sebuah kasus
yang awam, yang terkadang banyak siswa belum mengetahui. Sehingga
pada penlitian kali ini peneliti memberikan kasus yang bisa dipahami
dilihat dan dipegang oleh siswa, sehingga untuk menemukan sebuah
perbedaan permasalahan dan pemecahannya, siswa dapat menemukannya
dengan lebih mudah.
52
Peneliti disini lebih meningkatkan pada keaktifan siswa, keberanian
siswa dalam mengemukakan pendapat dan peningkatan hasil belajar
siswa. Siswa disini dituntut aktif dengan cara guru memberikan sebuah
pertanyaan – pertanyaan yang memancing siswa agar mereka berpikir
dan menjawab dengan apa yang mereka ketahui tanpa ada rasa takut.
Sehingga diskusi dapat berjalan dengan lancar dan diskusi menjadi
hidup. Adapun perbedaan lainnya ialah ketika presentasi siswa tidak
hanya membacakan hasil dari kerja kelompoknya, tetapi mereka juga
menjelaskan dan siswa lainnya wajib untuk memberikan pertanyaan
kepada siswa yang sedang presentasi. Hal ini dilakukan agar siswa
lainnya yang tidak presentasi memperhatikan apa yang telah di
presentasikan.
Sehingga sesuai dengan pengertiannya dimana di dalam kelompok
siswa diberikan pertanyaan pertanyaan cooperative sehingga diskusi
lebih hidup, bukan hanya kelompok yang bertugas untuk menganalisis.
Akan tetapi pada penelitian kali ini peneliti membuat diskusi menjadi
hidup sehingga semua siswa dapat berpasrtisipasi aktif dalam diskusi,
sehingga materi mudah terserap. Pada siswa yang mengajukan
pertanyaan dengan baik, mereka akan mendapatkan sebuah reward, agar
mereka semakin tertarik untuk mengajukan pertanyaan dan berpartsipasi
aktif dalam pembelajaran.
53
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Sekolah
1. Identitas Sekolah
a) Nama Sekolah : MI Ma’arif Tingkir Lor Salatigab) Alamat / Kelurahan : Jl. Kyai Zumri No. 11 Tingkir Lorc) SK Kelembagaan : Swastad) NSM : No. LK/3.C/ 132/Pgm.MI/ 1978e) Tipe Madrasah : 111233730010f) Tahun didirikan : 1 Januari 1963g) Status Tanah : Wakafh) Luas Tanah : 900 M2i) Nama Kepala Madrasah : Sadi Sarifudin, S.Agj) No. Telepon Kepala Madrasah: 085740877600k) No. Rekening / Nama Bank : 3-033-02124-0 Bank BPD Jateng
2. Visi dan Misi
a) VisiUnggul dalam prestasi, santun dalam budi dan berakhlaqul karimah
b) Misi1) Menungkatkan mutu pendidikan sesuai dengan tuntutan
IPTEK2) Meningkatkan prestasi disemua bidang kegiatan siswa3) Memperkuat keimanan dan ketaqwaaan terhadap Allah
Subhanahu Wata’ala4) Meningkatkan akhlaqul karimah peserta didik5) Meningkatkan kemampuan guru menuju profesionalisme6) Melaksanakan manajemen secara menyeluruh dan serasi
3. Keadaan Guru
Keadaan guru MI Ma’arif Tingkir Lor Salatiga dilihat dari tabel 3.1.Tabel 3.1 Keadaan Guru MI Ma’arif Tingkir Lor Salatiga
No.
Nama/NIP MengajarKelas
Status Keterangan
1 Sadi Sarifudin, S.AgNIP. 196410131997031001
III, IV PNS Kepala Mdrasah
2 Shabirah, S.Pd.INIP. 19671028200701002
I PNS Guru Kelas
3 Rohmawati, S.Pd.INIP. 198012102007102003
III ,IV, V PNS Guru Kelas
4 Umi Ma’rifah Hidayati, III, IV, V, GTY Guru Kelas
54
A.Ma VI5 Rahma Linajati, S.Pd.I II GTY Guru Kelas6 Syafiq Ahmad, S.Pd.I IV, VI GTY Guru Kelas7 Drs. Sumyani III, V, IV GTY Guru Kelas8 Istiqomah, S.Pd. I I s/d VI GTT Guru
Bidang Studi
10 Fredy Penjaga Sekolah
(Sumber: Dokumentasi Sekolah)
4. Keadaan Siswa
Keadaan siswa MI Ma’arifTingkir Lor Kota Salatiga pada
tahun pelajaran 2018/2019 adalah 118 dengan rincian tabel 3.2
berikut.
Tabel 3.2 Keadan Siswa MI Ma’arif Tingkir LorNo.
JumlahSiswa
Tahun 2018/2019 KeteranganLaki-laki Perempua
nJumlah
1 Kelas I 7 10 172 Kelas II 13 15 283 Kelas III 9 14 234 Kelas IV 16 6 225 Kelas V 6 8 146 Kelas VI 8 6 147 Jumlah 59 59 118
(Sumber: Dokumentasi Sekolah)5. Karakteristik Siswa
Karakteristik siswa yang dijadikan subjek penelitian adalah siswa
kelas VI MI Maarif Tingkir Lor Salatiga. Dengan jumlah siswa 14
55
orang yang terdiri dari 8 orang putra dan 6 orang putri. Rincian data
siswa dapat dilihat pada tabel 3.3.Tabel 3.3 Data Siswa MI Ma’arif Tingkir Lor
No. Nama Siswa Jenis kelamin
1. CA L2. NKD L3. MI L4. NS L5. R P
6. AUN P7. RA P8. MBI L9. AP L10. AFL L11. M P12. AU P13. HS L14. NLL P
(Sumber: Dokumentasi Sekolah)
6. Kolaborator Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan jenis penelitian
kolaboratif. Guru kelas yang melakukan kegiatan proses
pembelajaran bersama siswa. Peneliti membantu guru dalam
menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dan menyiapkan media
pembelajaran yang dibutuhkan serta melakukan pengamatan
terhadap guru dan siswa berkaitan dengan langkah-langkah proses
pembelajaran dan pelaksanaan metode Group Investigation (GI).
7. Waktu Penelitian
Waktu pertemuan ini dilaksanakan 2 kali (2 siklus) di MI Ma’arif
Tingkir Lor Salatiga. Waktu pelaksanaan penelitian dapat dilihat di
tabel 3.4.Tabel 3.4 Waktu Pelaaksanan Penelitian
56
No. Siklus Pelaksanaan penelitian1. Siklus I 21 November 20182. Siklus II 26 November 2018
(Sumber: Data Primer)B. Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dua
siklus penelitian. Masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
1. Dekripsi Prasiklus
Berdasarkan data yang diperoleh, menunjukkan bahwa
kemampuan siswa masih rendah dan berdasarkan hasil tes formatif
siswa terhadap mata pelajaran IPA terutama pada materi perubahan
benda semester I masih banyak yang belum mencapai kriteria
ketuntasan minimal (KKM). Adapun KKM mata pelajaran IPA
kelas VI MI Ma’arif Tingkir Lor Salatiga adalah 60. Berikut ini
adalah data hasil belajar pra siklus yang diperoleh dari nilai ulangan
harian IPA kelas VI MI Ma’arif Tingkir Lor Salatiga. Berikut data
yang diperoleh dapat dilihat pada tabel 3.5.Tabel 3.5 Data Prasiklus MI Ma’arif Tingkir Lor
57
(Sumber : Data Primer)
2. Deskripsi Siklus I
a. Perencanaan
Kegiatan yang dilaksanakan peneliti pada tahap
perencanaan tindakan Siklus I adalah sebagai berikut:
58
No. Nama Siswa Pra siklus Keterangan
1. CA 50 Tidak Tuntas2. NKD 60 Tuntas3. MI 50 Tidak Tuntas4. NS 50 Tidak Tuntas5. R 70 Tuntas6. AUN 70 Tuntas7. RA 50 Tidak Tuntas8. MBI 60 Tuntas9. AP 40 Tidak Tuntas10. AFL 60 Tuntas11. M 70 Tuntas 12. AU 50 Tidak Tuntas13. HS 30 Tidak Tuntas14. NLL 40 Tidak TuntasJumlah 750Rata – rata 53,57
1) Peneliti mempersiapkan Rencana Pelaksanaan
Pembelajan (RPP) materi perubahan benda yang sesuai
dengan rencana yang suda disusun diawal.2) Peneliti mempersiapkan materi pembelajaran IPA
dengan mengembangkan metode Group Investigation
(GI).
3) Peneliti mempersiapkan alat peraga yang akan di
gunakan pada saat pembelajaran.4) Peneliti menyiapkan lembar observasi keterampilan
guru dan aktivitas siswa dalam melaksanakan
pembelajaran IPA menggunakan metode Group
Investigasi (GI).5) Peneliti mempersiapkan alat evaluasi.
b. Pelaksanaan
Penelitian Tindakan Kelas siklus I dilaksanakan pada Rabu,
21 Januari 2018 pukul 09.10 sampai 10.20 WIB di ruang kelas VI
MI Ma’arif Tingkir Lor Salatiga dengan jumlah siswa sebanyak 14
siswa dan seluruh siswa hadir. Penelitian tindakan kelas ini
berlangsung selama satu kali perte
muan (2 x 35 menit). Materi yang diajarkan pada siklus I adalah
tentang perubahan benda. Berikut ini adalah langkah-langkah
pelaksanaan siklus I:
1) Kegiatan awal:
a) Guru memberikan salam.b) Guru menanyakan kabar siswa.c) Guru mengabsen siswa.d) Guru memberikan motivasi sebelum belajar.e) Guru menyampaikan tujuan belajar hari ini.
59
f) Guru memberikan pertanyaan tentang materi yang telah
disampaikan sebelumnya.g) Guru memberikan ice breaking menggunakan tepuk
semangat.2) Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:a) Guru membagi kelompok dengan anggota masing – masing
kelompok 4-5 kelompok dengan cara berhitung.b) Siswa Memahami peta konsep tentang perubahan benda.
Dengan cara guru meminta siswa membaca materi
perubahan benda yang ada di buku mata pelajaran IPA.c) Memahami faktor yang menyebabkan perubahan benda
Pelapukan, perkaratan, pembusukan. d) Guru memberikan sebuah topik permasalahan dengan kasus
yang berbeda beda anatara satu kelompok dengan kelompok
lainnya.e) Guru memberikan contoh dari setiap kelompok untk
menganalisi penyebab dan akibat topik tersebut. Guru
memberikan besi yang berkarat kepada siswa yang
mendapatkan topik perkaratan, guru memberikan tempe
busuk kepada siswa yang mendapat topik pembusukan, dan
guru memberikan kayu yang lapuk kepada siswa yang
menapatkan topik pelapukan. Guru memberikan alat peraga
tersebut agar peserta didik lebih mudah untuk mengamati
dan menganalisis.
Elaborasi
60
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
a) Guru memberikan kesempatan peserta didik untuk
mengeksplor pengetahuannya melalui pemberian tugas,
diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru
baik secara lisan maupun tertulis;b) Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis,
menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut
dengan cara peserta didik diminta untuk mengamati apa
penyebab dari setiap kasus yang sudah diberikan oleh guru
pada setiap kelompoknya.c) Peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan
baik lisan maupun tertulis, secara kelompok.d) Siswa mempresentasikan hasil dari disukusi kepada teman
– temannya.e) Siswa yang sedang tidak presentasi wajib memberikan
pertanyaan.f) Guru memberikan apresiasi kepada kelompok yang aktif
dan laporannya lengkap dengan memberikan reward berupa
alat tulis.g) Guru memberikan penjelasan ulang terhadap materi
perubahan benda.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
a) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui
siswa.b) Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan.
61
c) Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa untuk
mengukur pemahaman siswa terhadap materi perubahan
benda degan menggunakan metode Group Investigation.
3) Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
a) Guru bersama siswa membuat rangkuman atau
kesimpulan hasil pembelajaran.
b) Guru melakukan penilaian atau refleksi terhadap kegiatan
pembelajaran yang sudah dilaksanakan.
c) Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran serta mengaitkan materi pelajaran dengan
lingkungan sekitar dan kekuasaan Allah Swt.
d) Guru menginformasikan rencana kegiatan untuk
pertemuan berikutnya.
e) Guru meminta salah seorang siswa untuk memimpin
berdo’a.
f) Guru mengucapkan salam sebagai penutup.
c. Pengamatan
Pengamatan dilaksanakan peneliti secara langsung
selama proses pembelajaran dengan menggunakan lembar
observasi yang telah disusun. Peneliti dalam melaksanakan
pengamatan menggunakan dua lembar observasi. Lembar
observasi pertama digunakan untuk mengamati keterampilan
guru dalam melaksanakan pembelajaran IPA sesuai dengan
62
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun.
Lembar observasi kedua digunakan untuk mengamati
keterampilan guru dan aktivitas siswa dalam melaksanakan
pembelajaran IPA menggunakan metode Group Investigation
(GI).
d. Refleksi
Refleksi dilakukan peneliti terhadap hasil pelaksanaan
pembelajaran pada penelitian Siklus I untuk mengetahui
kelemahan kegiatan pembelajaran yang yang dilakukan guru
dengan siswa sehingga dapat digunakan sebagai acuan
melaksanakan perbaikan pada siklus berikutnya untuk mencapai
indikator keberhasilan belajar. Kelemahan-kelemahan yang
dihadapi pada pelaksanaan Siklus I dapat dijelaskan di bawah
ini:
1) Guru belum menyampaikan tujuan pembelajaran dengan
jelas dan bermakna;
2) Siswa kurang aktif dalam diskusi di dalam kelas;
3) Guru kurang membangkitkan intellectual dan rasa ingin
tahu siswa;
4) Kelompok belajar dibuat tidak berdasarkan tingkat
kecerdasan siswa;
63
5) Guru kurang dalam melatih aktivitas pemecahan masalah;
dan
6) Guru kurang memberikan umpan balik kepada siswa..
7) Terdapat 5 (lima) siswa yang belum terlibat penuh dalam
pembelajaran.
8) Saat salah satu kelompok mempresentasikan hasil diskusi,
terdapat 3 (tiga) siswa yang tidak memperhatikan.
Peneliti bersama guru melakukan diskusi untuk mengatasi
kelemahan-kelemahan yang dihadapi saat pelaksanaan
pembelajaran menggunakan metode Group Investigation (GI)
pada Siklus I. Hal ini dilakukan untuk merencanakan perbaikan
supaya siklus berikutnya tidak terjadi lagi kelemahan yang
sama. Rencana perbaikan tersebut yaitu:
1) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dengan jelas
dan bermakna;2) Guru memberikan stimulus kepada siswa supaya aktif
dalam berdiskusi;3) Guru merencanakan pembagian kelompok belajar
berdasarkan tingkat kecerdasan siswa;4) Guru membangkitkan intellectual dan rasa ingin tahu
siswa.5) Guru melatih siswa aktivitas pemecahan masalah; dan6) Guru memberikan umpan balik kepada siswa.7) Guru memberikan perhatian kepada semua siswa agar
terlibat penuh dalam pembelajaran;
64
8) Guru meminta perwakilan siswa dari masing-masing
kelompok untuk menanggapi hasil diskusi kelompok lain
yang telah presentasi di depan kelas.
Kelemahan-kelemahan yang telah peneliti paparkan
merupakan salah satu komponen yang menyebabkan indikator
keberhasilan belum tercapai, pada Siklus II diharapkan melalui
metode Group Investigatio pada pembelajaran IPA materi
perubahan benda hasil belajar siswa dapat meningkat.
2. Deskripsi Siklus II
a. Perencanaan
Kegiatan yang dilaksanakan peneliti pada tahap perencanaan
tindakan Siklus II adalah sebagai berikut:
1) Peneliti mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajan
(RPP) materi perubahan benda yang sesuai dengan rencana
yang suda disusun diawal.2) Peneliti mempersiapkan materi pembelajaran IPA dengan
mengembangkan metode Group Investigation (GI).
3) Peneliti mempersiapkan alat peraga yang akan di gunakan
pada saat pembelajaran.4) Peneliti merencanakan pembagian kelompok berdasarkan
prestasi siswa.5) Peneliti menyiapkan lembar observasi keterampilan guru dan
aktivitas siswa dalam melaksanakan pembelajaran IPA
menggunakan metode Group Investigasi (GI).6) Peneliti mempersiapkan alat evaluasi.
b. Pelaksanaan
65
Penelitian tindakan kelas siklus II dilaksanakan pada Senin, 26
November 2018 pukul 09.10 sampai 10.20 WIB di ruang kelas VI MI
Ma’arif Tingkir Lor Salatiga dengan jumlah siswa sebanyak 14 siswa dan
seluruh siswa hadir. Penelitian tindakan kelas ini berlangsung selama satu
kali pertemuan (2 x 35 menit). Materi yang diajarkan pada siklus I adalah
tentang perubahan benda. Berikut ini adalah langkah-langkah pelaksanaan
siklus II:
1) Kegiatan Awal
a) Guru memberikan salam.b) Guru menanyakan kabar siswa.c) Guru mengabsen siswa.d) Guru memberikan motivasi sebelum belajar.e) Guru menyampaikan tujuan belajar hari ini dengan jelas materi
pemilihan bahan/benda.f) Guru memberikan pertanyaan tentang materi yang telah
disampaikan sebelumnya yakni macam – macam perubahan
benda.g) Guru memberikan ice breaking menggunakan tepuk semangat.
2) Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi:f) Guru membagi kelompok dengan anggota masing – masing
kelompok 4-5 berdasarkan prestasi siswag) Siswa Memahami peta konsep tentang perubahan benda.
Dengan cara guru meminta siswa membaca materi
pemilihan bahan/benda yang ada di buku mata pelajaran
IPA. Setelah siswa membaca materi guru memperkuat lagi
materi dengan cara mengkaitkan materi dengan kehidupan
sehari – hari.
66
h) Memahami bahan – bahan dri benda yang akan digunakan
dalam kehidupan sehari – hari, misalkan kayu, karet, logam
dan plastik. Guru memberikan video tentang kegunaan dari
bahan – bahan tersebut.i) Guru memberikan sebuah topik permasalahan dengan kasus
yang berbeda beda antara kelompok satu dengan kelompok
lainnya.j) Guru memberikan pengarahan terhadap apa yang dianalisis
siswa.g) Guru memberikan sebuah benda dalam kehidupan sehari – hari
dalam setiap kelompok. Setiap kelompok mendapatkan benda
yang berbeda, sehingga setiap kelompok menganalisis benda
tersebut dan mencari kelebihan kelemahan dari benda tersebut.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi:
a) Guru memberikan kesempatan peserta didik untuk
mengeksplor pengetahuannya melalui pemberian tugas,
diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik
secara lisan maupun tertulis;b) Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis,
menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut dengan
cara peserta didik diminta untuk mengamati terbuat dari apa
benda tersebut dan apa kelebihan kelemahan dari benda
tersebut.c) Peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik
lisan maupun tertulis, secara kelompok.
67
d) Siswa mempresentasikan hasil dari disukusi kepada teman –
temannya.e) Siswa yang sedang tidak presentasi wajib memberikan
pertanyaan.f) Dari setiap kelompok diminta unuk menanggapi dan
memberikan kesimpilan atas apa yang sudah di presentasikan
oleh kelompok lainnya.g) Guru memberikan apresiasi kepada kelompok yang aktif dan
laporannya lengkap dengan memberikan reward berupa alat
tulis.h) Guru memberikan penjelasan ulang terhadap materi perubahan
benda.
Konfirmasi
Dalam konfirmasi terdapat:
a) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui
siswa.b) Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan.c) Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa untuk mengukur
pemahaman siswa terhadap materi perubahan benda tentang
faktor – faktor bahan benda yang digunakan dalam kehidupan
sehari – hari dengan menggunakan metode Group
Investigation.
3) Penutup
Dalam kegiatan penutup:a) Guru bersama siswa membuat rangkuman atau kesimpulan
hasil pembelajaran.
68
b) Guru melakukan penilaian atau refleksi terhadap kegiatan
pembelajaran yang sudah dilaksanakan.
c) Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran serta mengaitkan materi pelajaran dengan
lingkungan sekitar dan kekuasaan Allah Swt.
d) Guru menginformasikan rencana kegiatan untuk
pertemuan berikutnya.
e) Guru meminta salah seorang siswa untuk memimpin
berdo’a.
f) Guru mengucapkan salam sebagai penutup.
C. Pengamatan
Peneliti melaksanakan pengamatan secara langsung selama proses
pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar pengamatan yang
telah disusun sebagaimana pada Siklus I dan Siklus II. Peneliti dalam
melaksanakan pengamatan menggunakan dua lembar observasi,masing-
masing lembar observasi ini digunakan untuk mengamati apakah ada
perubahan aktivitas guru dan siswa dari siklus sebelumnya. Lembar
obeservasi pertama digunakan untuk mengamati keterampilan guru dalam
melaksanakan pembelajaran IPA Sesuai dengan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang telah disusun. Lembar observasi kedua diusun
untuk mengamati keterampilan guru dan aktivitas siswa dalam
melaksnakan pembelajaran IPA menggunakan metode Group
Investigation.
69
D. Refleksi
Refleksi yang dilakukan peneliti pada hasil pelaksanaan penelitian
Siklus II menunjukkan bahwa pada Siklus II sudah tidak ditemukan
kelemahan-kelemahan dalam proses pembelajaran. Kelemahan-kelemahan
yang terjadi di Siklus I dapat diatasi pada Siklus II ini. Penelitian
dihentikan sampai Siklus II karena hasil belajar siswa sudah menunjukkan
indikator ketuntasan klasikal yang diharapkan yaitu ≥ 85% siswa tuntas
belajar. Siswa yang Tidak Tuntas pada Siklus II akan diberikan tindakan
mandiri berupa latihan-latihan atau remidi yang dipantau oleh guru
sehingga diharapkan semua siswa dapat tuntas belajar.
70
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Paparan Siklus
1. Deskripsi Prasiklus
Sebelum melakukan penelitian tindak kelas, peneliti melakukan
observasi terlebih dahulu di MI Ma’arif Tingkir Lor Salatiga.
Observasi ini dilasanakan pada hari Sabtu, 27 Oktober 2018.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, diperoleh
data mengenai kondisi pembelajaran di MI Ma’arif Tingkir Lor
Salatiga. Hasil belajar yang masih rendah dan belum memenuhi
standard yang diharapkan oleh sekolah, maka peneliti bermaksud
untuk melakukan sebuah penelitian di MI Ma’arif Tingkir Lor agar
hasil belajar siswa kelas VI mampu memperoleh hasil di atas KKM.
Hal ini dikarenakan pembelajaran yang masih kurang menarik,
sehingga mengakibatkan hasil belajar siswa belum memenuhi
standard yang di harapkan. Kondisi awal siswa dapat dilihat dari
kebiasaan belajar IPA di kelas, yang menunjukkan masih kurangnya
pemahaman siswa dalam memahami materi. Kondisi awal ini
sebagai acuan dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas pada
siswa kelas VI Ma’arif Tingkir Lor Salatiga.
Berdasarkan data yang diperoleh, menunjukkan bahwa
kemampuan siswa masih rendah dan berdasarkan hasil tes formatif
siswa terhadap mata pelajaran IPA terutama pada materi perubahan
benda semester I masih banyak yang belum mencapai kriteria
71
ketuntasan minimal (KKM). Adapun KKM mata pelajaran IPA kelas
VI MI Ma’arif Tingkir Lor Salatiga adalah 60. Berikut ini adalah
data hasil belajar pra siklus yang diperoleh dari nilai ulangan harian
IPA kelas VI MI Ma’arif Tingkir Lor Salatiga. Prasiklus dapat
dilihat di Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Hasil Belajar Siswa Prasiklus
72
No. Nama Siswa Pra siklus Keterangan
1. CA 50 Tidak Tuntas2. NKD 60 Tuntas3. MI 50 Tidak Tuntas4. NS 50 Tidak Tuntas5. R 70 Tuntas6. AUN 70 Tuntas7. RA 50 Tidak Tuntas8. MBI 60 Tuntas9. AP 40 Tidak Tuntas10. AFL 60 Tuntas11. M 70 Tuntas 12. AU 50 Tidak Tuntas13. HS 30 Tidak Tuntas14. NLL 40 Tidak TuntasJumlah 750Rata – rata 53,57
(Sumber: Data Primer)
KeteranganTuntas : 6 siswaTidak Tuntas : 8 Siswa Prosentase ketuntasan dihitung berdasarkan rumus:
P = F
N x 100%
Dimana :P = Nilai dalam persenF = Frekuesi siswa tuntas KKMN = Jumlah keseluruhan (Trianto, 2009: 241)Sehingga,Diketahui F = 6
N = 14
P = 6
14 x 100 %
= 42,86%
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa nilai rata-rata yang dicapai
siswa pada prasiklus hanya mencapai nilai 54. Siswa yang tuntas
belajar terdapat 6 siswa (42,86%), sedangkan yang tidak tuntas
belajar 8 siswa (57,14%). Hasil belajar prasiklus secara klasikal
belum berhasil karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 60 (nilai
KKM) hanya mencapai 42,86% dari jumlah siswa secara
keseluruhan. Hasil persentase belum mencapai indikator
keberhasilan secara klasikal yaitu 85% dari jumlah seluruh siswa,
jadi harus dilaksanakan siklus I untuk meningkatkan hsil belajar
siswa.
73
2. Deskripsi Data Siklus I
a. Analisis Hasil PengamatanPelaksanan kegiatan pengamatan dalam pembelajaran
ditunjukkan kepada guru dan peserta didik. Pengamtan ini
dilaksanakan berdasarkan pedoman pengamatan. Hasil pengamatan
kegiatan belajar mengajar siklus I diuraikan sebagi berikut.
Tabel 4.2 Lembar Pengamatan Pada GuruNo
.
Aspek yang diamati Skor
Kemampuan Membuka Pelajaran A B C D
1. Memeriksa kesiapan siswa √
2. Memberikan motivasi siswa √
3. Memberikan apersepsi sesuai denganmateri
√
4. Menyampaikantujuan pembelajaran √
5. Memberikan acuan bahan ajar yangakan dipelajari
√
Sikap saat proses pembelajaran
6. Kejelasan artikulasi suara √
7. Variasi gerakan badan tidakmengganggu perhatian siswa.
√
8. Kerapian dalam penampilan √
9. Posisi mengajar √
Penguasaan bahan ajar (materi pelajaran)
10. Bahan ajar disampaikan sesuaidengan langkah – langkah yangdibuat dalam RPP
√
11. Kejelasan saat menyampaikan bahanajar
√
12. Memiliki wawasan yang luas saatmenyampaikan bahan ajar
√
Kegiatan belajar mengajar ( proses pembelajaran)
74
13. Penyajian bahan ajar sesuai dengantujuan yang telah ditetapkan
√
14. Memilih topik dan membentukkelompok
√
15. Menyusun rencana kegiatankelompok
√
16. Implementasi kegiatan kelompok √
17. Memiliki keterampilan dalammenanggapi pertanyaan siswa
√
18. Ketepatan dalam penggunaan alokasiwaktu
√
Pemanfaatan alat peraga
19. Menggunakan alat peraga secaraefektif dan efisien
√
20. Melibatkan siswa dalam penggunaanalat peraga
√
Evaluasi pembelajaran
21. Penilaian sesuai dengan tujuan yangtelah ditetapkan
√
22. Penilaian sesuai dengan RPP √
Kemampuan menutup kegiatan pembelajaran
23. Meninjau kembali materi yang telahdiajarkan
√
24. Memberikan kesempatan untukbertanya hal – hal yang belumdipahami
√
25. Menyampaikan kesimpulanpembelajaran yang telah dilakukan
√
Jumlah 1 19 5 0Total 4 57 10 0
Total kinerja guru 71Sedang
(Sumber: Data primer)
75
Keterangan :
Rentang Nilai
A = 4 (Sangat Baik) 76 – 100 = (sangat baik)
B = 3 (Baik) 56 – 75 = (baik)
C = 2 (Cukup) 26 – 55 = (cukup)
D = 1 (Kurang) 0 – 25 = (kurang)
Tabel 4.3 Lembar Pengamatan Untuk Siswa Siklus I
No
.
Nama
Hasil Penilaian
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1
0
1. CA B B C B A A B A B B2. NKD B B C B A A B A B B3. MI B B C B A A B A B C4. NS B B C B B A C B B B5. R B B C C A A B B A C6. AUN B B C B A A B A B B7. RA A B B B A A B A B B8. MBI B C C B A A B A B B9. AP C B C B A A B A B C10. AFL A B B A A A B A B B11. M A B C B A A B A B C12. AU B A B B A A B A B B13. HS C B C B B A C B B C14. NLL C B B B A A B A B C
Keterangan:1. Merespon apersepsi yang diberikan oleh guru2. Aktif dan semangat selama pembelajaran3. Berani bertanya dan menjawab4. Berani mengungkapkan pendapat5. Bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan guru 6. Perhatian siswa saat pembelajaran7. Keterlibatan siswa saat pembelajaran8. Keaktifan partisipasi dalam melaksanakan tugas kelompok9. Kerja sama siswa dalam kegiatan kelompok10.Kelengkapan materi saat siswa menyampaikan hasil laporan
Keterangan : Rentang Nilai
76
A = 4 (Sangat Baik) 76 – 100 = (sangat baik)
B = 3 (Baik) 56 – 75 = (baik)
C = 2 (Cukup) 26 – 55 = (cukup)
D = 1(Kurang) 0 – 25 = (kurang)
b. Hasil Siklus IPenelitian Siklus I dilaksanakan pada Rabu, 21 November 2018.
Pembelajaran berlangsung selama 70 menit (2 x 35 menit). Materi
pokok yang diajarkan pada Siklus I adalah perubahan benda. Hasil
pengamatan yang peneliti lakukan pada Siklus I menunjukkan
bahwa siswa terlihat bersemangat dalam mengikuti pembelajaran
dengan menggunakan metode Group Investigation, meskipun belum
semua siswa aktif dalam mengikuti pembelajaran. Nilai hasil belajar
siswa pada siklus I dapat dilihat pada Tabel 4.2.Tabel 4.4 Hasil Belajr Siswa MI Ma’arif Tingkir Lor
(Sumber: Data Primer)
77
No. Nama Siswa Siklus I Keterangan
1. CA 50 Tidak Tuntas2. NKD 90 Tuntas3. MI 80 Tuntas4. NS 50 Tidak Tuntas5. R 90 Tuntas6. AUN 90 Tuntas7. RA 70 Tuntas8. MBI 80 Tuntas9. AP 80 Tuntas10. AFL 90 Tuntas11. M 90 Tuntas 12. AU 80 Tuntas13. HS 40 Tidak Tuntas14. NLL 70 TuntasJumlah 1.050Rata – rata 75
KeteranganTuntas : 11 siswaTidak Tuntas : 3 Siswa Prosentase ketuntasan dihitung berdasarkan rumus:
P = F
N x 100%
Dimana :P = Nilai dalam persenF = Frekuesi siswa tuntas KKMN = Jumlah keseluruhan (Trianto, 2009: 241)Sehingga,Diketahui F = 11
N = 14
P = 11
14 x 100 %
= 78,57%
Tabel 4.2 menunjukkan siswa yang sudah tuntas belajar
terdapat 11 siswa (78,57%), sedangkan yang tidak tuntas belajar 3
siswa (21,43%). Hasil belajar pada Siklus I secara klasikal belum
berhasil karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 60 (nilai KKM)
hanya mencapai 78,57% dari jumlah siswa secara keseluruhan.
Hasil persentase belum mencapai indikator keberhasilan secara
klasikal yaitu 85% dari jumlah seluruh siswa, jadi harus
dilaksanakan siklus selanjutnya yaitu Siklus II.
3. Deskripsi Hasil Siklus II
a. Analisis Hasil PengamatanPelaksanan kegiatan pengamatan dalam pembelajaran
ditunjukkan kepada guru dan peserta didik. Pengamatan ini
dilaksanakan berdasarkan pedoman pengamatan. Hasil pengamatan
kegiatan belajar mengajar siklus II diuraikan sebagi berikut.
Tabel 4.5 Lembar Pengamatan Guru Siklus IINo. Aspek yang diamati Skor
78
Kemampuan Membuka Pelajaran A B C D
1. Memeriksa kesiapan siswa √
2. Memberikan motivasi siswa √
3. Memberikan apersepsi sesuaidengan materi
√
4. Menyampaikan tujuanpembelajaran
√
5. Memberikan acuan bahan ajaryang akan dipelajari
√
Sikap saat proses pembelajaran
6. Kejelasan artikulasi suara √
7. Variasi gerakan badan tidakmengganggu perhatian siswa.
√
8. Kerapian dalam penampilan √
9. Posisi mengajar √
Penguasaan bahan ajar (materi pelajaran)
10. Bahan ajar disampaikan sesuaidengan langkah – langkah yangdibuat dalam RPP
√
11. Kejelasan saat menyampaikanbahan ajar
√
12. Memiliki wawasan yang luassaat menyampaikan bahan ajar
√
Kegiatan belajar mengajar ( proses pembelajaran)
13. Penyajian bahan ajar sesuaidengan tujuan yang telahditetapkan
√
14. Memilih topik dan membentukkelompok
√
15. Menyusun rencana kegiatankelompok
√
16. Implementasi kegiatankelompok
√
17. Memiliki keterampilan dalammenanggapi pertanyaan siswa
√
18. Ketepatan dalam penggunaanalokasi waktu
√
79
Pemanfaatan alat peraga
19. Menggunakan alat peragasecara efektif dan efisien
√
20. Melibatkan siswa dalampenggunaan alat peraga
√
Evaluasi pembelajaran
21. Penilaian sesuai dengan tujuanyang telah ditetapkan
√
22. Penilaian sesuai dengan RPP √
Kemampuan menutup kegiatan pembelajaran
23. Meninjau kembali materi yangtelah diajarkan
√
24. Memberikan kesempatan untukbertanya hal – hal yang belumdipahami
√
25. Menyampaikan kesimpulanpembelajaran yang telahdilakukan
√
Jumlah 14 11 0 0Total 44 51 0 0
Total kinerja guru 89Kategori Sangat baik(Sumber: Data Primer)
Keterangan : Rentang NilaiA = 4 (Sangat Baik) 76 – 100 = (sangat baik)B = 3 (Baik) 56 – 75 = (baik)C = 2 (Cukup) 26 – 55 = (cukup)D = 1(Kurang) 0 – 25 = (kurang)
Tabel 4.6 Lembar Pengamatan Guru Siklus II
No.
NamaHasil Penilaian
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. CA B A B A A A A A A A2. NKD B A B A A A A A A A3. MI B A B A A A A A A B4. NS B A B B B A B B A A5. R B A B A A A A B A B6. AUN B A B A A A A A A A7. RA A A B B A A A A A A8. MBI B A B A A A A A A A
80
9. AP B A B B A A A A A B10. AFL A A A A A A A A A B11. M A A B B A A A A A B12. AU A A B B A A A A A A13. HS B B B B A A B B B B14. NLL A A A B A A A A A A
Keterangan:1. Merespon apersepsi yang diberikan oleh guru2. Aktif dan semangat selama pembelajaran3. Berani bertanya dan menjawab4. Berani mengungkapkan pendapat5. Bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan guru 6. Perhatian siswa saat pembelajaran7. Keterlibatan siswa saat pembelajaran8. Keaktifan partisipasi dalam melaksanakan tugas kelompok9. Kerja sama siswa dalam kegiatan kelompok10. Kelengkapan materi saat siswa menyampaikan hasil laporan
Keterangan : Rentang Nilai
A = 4 (Sangat Baik) 76 – 100 = (sangat baik)
B = 3 (Baik) 56 – 75 = (baik)
C = 2 (Cukup) 26 – 55 = (cukup)
D = 1(Kurang) 0 – 25 = (kurang)
b. Hasil Siklus IIPenelitian Siklus II dilaksanakan pada Senin, 26 November
2018. Pembelajaran berlangsung selama 70 menit (2 x 35 menit).
Materi pokok yang diajarkan pada Siklus II adalah faktor – faktor
bahan pada suatu benda. Kelemahan-kelemahan yang terjadi pada
pembelajaran Siklus I berhasil diperbaiki pada Siklus II. Nilai hasil
belajar siswa pada Siklus II dapat dilihat pada Tabel 4.3.Tabel 4.7 Hasil Belajar Siswa Siklus II
No
.
Nama Siswa Siklus II Keterangan
1. CA 100 Tuntas2. NKD 90 Tuntas3. MI 100 Tuntas4. NS 100 Tuntas
81
5. R 100 Tuntas6. AUN 100 Tuntas7. RA 100 Tuntas8. MBI 100 Tuntas9. AP 90 Tuntas10. AFL 90 Tuntas11. M 90 Tuntas12. AU 80 Tuntas13. HS 50 Tidak Tuntas14. NLL 80 TuntasJumlah 1.270Rata – rata 90.71
(Sumber: Data Primer)
Keterangan :Tuntas : 13 siswaTidak Tuntas : 1 Siswa Prosentase ketuntasan dihitung berdasarkan rumus:
P = F
N x 100%
Dimana :P = Nilai dalam persenF = Frekuesi siswa tuntas KKMN = Jumlah keseluruhan (Trianto, 2009: 241)Sehingga,Diketahui F = 13
N = 14
P = 13
14 x 100 %
= 92,86%
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa nilai siswa pada Siklus II
mencapai 90,71. Siklus II siswa yang tuntas belajar terdapat 13
siswa (92,86%), sedangkan siswa yang tidak tuntas belajar ada 1
siswa (7,14%). Siklus II menunjukkan bahwa hasil pembelajaran
sudah mencapai indikator ketuntasan klasikal yang telah ditetapkan
yaitu 85% dari jumlah siswa memperoleh nilai ≥ 65 (nilai KKM).
Pembelajaran pada Siklus II dianggap berhasil sehingga penelitian
dihentikan sampai Siklus II.
82
B. Pembahasan
Pembahasan hasil penelitian berdasarkan analisis pengumpulan
data diperoleh rekapitulasi data hasil belajar siswa. Rekapitulasi hasil
belajar siswa dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut:Tabel 4.8 Data Hasil Belajar Siswa MI Ma’arif Tingkir Lor
Siklus Kategori Jumlah Presentase
Siklus ITuntas 11 78,57%
Tidak Tuntas 3 21,43%
Siklus IITuntas 13 92,86%
Tidak Tuntas 1 7,14% (Sumber: Data Primer)
Tabel 4.4 menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa
setelah dilakukan tindakan. Hasil belajar siswa yang mengalami
peningkatan pada setiap siklus merupakan bukti keberhasilan
penggunaan metode Group Investigation pada proses pembelajaran.
Data yang diperoleh dari hasil belajar siswa pada Siklus I
terdapat 11 siswa (78,57%) yang tuntas belajar, sedangkan siswa yang
tidak tuntas belajar (di bawah KKM) 3 siswa (21,43%) dengan nilai
rata-rata 75. Hasil persentase belum mencapai indikator keberhasilan
secara klasikal yang telah ditetapkan, jadi penelitian dilanjutkan pada
Siklus II dengan materi dan waktu yang berbeda. Data ketuntasan hasil
belajar siswa pada Siklus I dapat dicermati pada Diagram 4.1.
83
HASIL SIKLUS I
Gambar 4.1 Diagram Pie Hasil Siklus I
(Sumber: Data Primer)= jumlah siswa yang belum tuntas siklus I= jumlah siswa yang tuntas siklus I
Data yang diperoleh dari hasil belajar pada Siklus II
menunjukkan bahwa terdapat 13 siswa (92,86%) yang tuntas belajar,
sedangkan yang tidak tuntas belajar 1 siswa (7,14%) dengan nilai rata-
rata 90,71. Hasil belajar yang diperoleh siswa dari Siklus I ke Siklus II
mengalami peningkatan 14%. Hasil belajar pada Siklus II secara
klasikal sudah berhasil karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 60 (nilai
KKM) sudah mencapai 92,86%. sehingga penelitian tindakan kelas
dihentikan pada Siklus II ini. Siswa yang tidak tuntas belajar pada
Siklus II akan diberikan tindakan mandiri berupa latihan-latihan atau
remidi yang dipantau oleh guru sehingga diharapkan semua siswa dapat
84
tuntas belajar. Data ketuntasan hasil belajar siswa pada Siklus II dapat
dicermati pada diagram 4.2.
Gambar 4.2 Diagram Pie Hasil Siklus II
HASIL SIKLUS II
(Sumber: Data Primer)
= jumlah siswa tidak tuntas siklus II= Jumlah siswa tuntas siklus II
85
Gambar 4.3 Hasil Belajar Siswa Dari Pra Siklus Sampai Siklus II
Prasiklus Siklus I
Siklus II
0102030405060708090
100
DIAGRAM SIKLUS PRASIKLUS - SIKLUS II
(Sumber: Data Primer)
Gambar 4.4 menunjukkan bahwa hasil belajar siswa setelah
diterapkan metode Group Investigation (GI) terjadi peningkatan dari
Siklus I terdapat 79% siswa tuntas belajar, Siklus II 93% siswa tuntas
belajar. Peningkatan siswa yang tuntas belajar dari Siklus I ke Siklus II
14%.
Hasil penelitian ini sesuai dengan Aziar (2016) dalam
penelitiannya menunjukkan bahwa penggunaan metode Group
Investigation dapat meningkatkan hasil belajar IPA kelas V SD Negeri
Pengawu tahun pelajaran 2015/2016. Peningkatn ini ditandai dengan
rata – rata hasil belajar siswa pada siklus I mendaptkan nilai rata – rata
62,09, pada siklus II mendapatkan nilai rata – rata 72,41 dan pada siklus
III mendapatkan nilai rata – rata 86,05. Pada kondisi awal melakukan
siklus I nlai terendah adalah 15, sedangkan siklus II nilai tereendah
86
adalah 25, dan untuk siklus III nilai terendah adalah 45. Sedangkan
untuk nilai tertingi pada siklus I adalah 75, siklus II 85, dan untuk siklus
III 100. Sehingga dari hasil penelitian tersebut dikatkan berhasil karena
terjadi peningkatan presentase dari pra siklus sampai dengan siklus III.
87
BAB V
PENUTUP
B. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil
kesimpulan bahwa metode Group Investigation dapat meningkatkan hasil
belajar IPA materi perubahan benda pada siswa kelas VI semester I MI
Maarif Tingkir Lor Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019. Peningkatan siswa
yang tuntas belajar dari Prasiklus ke Siklus I 35,71% atau 11 dari 14 siswa
memperoleh nilai diatas KKM dan Siklus I ke Siklus II 14,29% atau 13 dari
14 siswa mampu memperoleh nilai diatas KKM. Hal ini dapat dilihat dari
perolehan ketuntasan hasil belajar siswa pada Siklus I 78,57% atau 11 siswa
tuntas belajar, Siklus II 92,86% atau 13 siswa tuntas belajar.
C. Saran
1. Siswa
a. Siswa hendaknya sejak awal terlibat penuh dalam pembelajaranb. siswa hendaknya aktif dalam megikuti kegiatan pembelajaranc. siswa hendaknya meibatkan seluruh indra dan intellectualnya dalam
kegiatan pembelajaran.2. Guru
a. Guru hendaknya menerapkan metode Group Investigatn (GI) pada
mata pelajaran IPA dalam pokok bahasan yang lain, karena melalui
penerapan metode group investigation dapat meningkatkan hasil belajar
siswa.b. penelitian tindakan kelas menunjukkan bahwa metode Group
Investigatin (GI) dapat meningkatkan hasil belajar siswa; danc. Guru hendaknya memberikan stimulus kepada siswa agar siswa
melibatkan seluruh indra dan intellectual yang dimilikinya
88
sehingga dalam proses pembelajaran yang menggunakan metode
Group Investigation (GI) dapat berjalan dengan lancar.3. Sekolah
Sekolah hendaknya memberikan pembinaan kepada guru tentang
penggunaan pendekatan pembelajaran yang kreatif dan inovatif serta
dapat memfasilitasi semua gaya belajar siswa.
89
DAFTAR PUSTAKA
Abudullah, Sani. 2013. Inovasi Pemjbelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Agung, Iskandar. 2012. Panduan Penelitian Tindakan Kelas Bagi Guru. Jakarta:Penerbit Bestari Buana Murni.
Apriyani, Debi. 2015. Penerapan Model Group Investigation untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar. Jurusan Pendidikan Guru SekolahDasar Universitas Lampung Bandar Lampung.
Arikunto, Suharsimi. 2014. Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta: Rineka Cipta.
Aziar. 2016. Peningkatan Kualitas Pembelajaran Melalui Pembelajarn
Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) dengan Media CD
Pembelajaran pada Siswa Kelas V SD Negeri Pengawu. 7(4): (265-272)
Garnida, Dadang & Budiman, Rudy. 2002. Pendidikan IPA Madrasah Ibtidaiyah.
Jakarta: Ditjen Binbaga Departemen Agama.
Haibah, Mumsika. 2016. Implementasi Model Pembelajaran Group Investigation
dengan Permainan Bendera Pintar Untuk Meningkatkan Minat Belajar
dan Pemahaman Konsep Ekonomi Siswa Kelas X IPA 3 SMAN 1 Jetis
Bantul Tahun Ajaran 2015/2016. Skripsi tidak diterbitkan. JurusanPendidikan Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta.
Habibah, Umi, dkk. 2010. Ilmu Pengetahuan Alam 6 untuk Kelas 6 Sd/MI.
Jakarta: CV. Mitra Media Pustaka.
Kholifah, Siti. 2015. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group
Investigation untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA) Siswa Kelas III MI Thoriqul Huda Kromasan Tulungangung Tahun
Ajaran 2014/2015. Skripsi tidak diterbitkan. Pendidikan Guru MadrasahIbtidaiyah IAIN Tulungangung.
Kastolani. 2014. Model Pembelajaran Inovatif Teori dan Aplikasi. Salatiga:STAIN Salatiga Press.
Mulyasa. 2011. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaj Rosdakarya.
Nurdiyansyah & Fahyumi. 2016. Inovasi Model Pembelajaran. Sidoarjo: NizamiaLearning Center.
Riyanto, Yatim. 2009. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Kencana PerdanaMedia Group.
90
Sam’s, Rosma Hartiny. 2010. Model Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta:Teras.
Saputro, Budiyono. 2014. Pembelajaran IPA Terpadu. Salatiga: STAIN SalatigaPress.
Slameto. 1991. Belajar dan Faktor-faktor Belajar yang Mempengaruhinya.
Jakarta: Rineka Cipta.
Sriyanti, Lilik. 2013. Psikologi Belajar. Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Suhartanti, dkk . 2008. Ilmu Pengetahuan Alam Untuk SD Kelas VI. Jakarta: PusatPerbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2011.Landasan Psikologi Proses Pendidikan.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.Sumadayo, Samsu. 2013. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Graha Ilmu.Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Suryabrata. 2003. Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana MediaGroup.
Sutirman. 2013. Media dan Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: GrahaIlmu.
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif:Konsep
Landasan Dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Penada Media Grup.
Wena, Made. 2011. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. JakartaTimur:PT.Bumi Aksara.
Widyanto, Prasetyo. (2017). Penerapan Metode Pembelajaran Group
Investigation Berbantuan Media Flanelgraf untuk Meningkatkan Minat
dan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ipa. 1(1): (118-129). Wisudawati, & Sulistyowati. 2017. Metodologi Pembelajaran IPA. Jakarta: PT.
Bumi Aksara.
Yeni. 2015. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group
Investigation untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kleas V SD
91
Negeri Siliwangi Tahun Pelajaran 2015/2016. Pendidikan Guru SekolahDasar Universitas Lampung.
92
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
A. Identitas Sekolah
Sekolah : MI Ma’arif Tingkir Lor Salatiga
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA )
Kelas/Semester : VI / 1
Materi Pokok : Perubahan Pada Benda
Waktu : 2 x 35 menit (1 x pertemuan)
Standar Kompetensi
6. Memahami faktor penyebab perubahan benda
B. Kompetensi Dasar
6.1 Menjelaskan faktor-faktor penyebab perubahan benda (pelapukan,
perkaratan, pembusukan) melalui pengamatan.
Indikator 6.1.1 Siswa dapat Memahami peta konsep tentang perubahan benda
6.1.2 Siswa dapat Menyebutkan penyebab perubahan benda
6.1.3 Siswa dapat Memahami proses pelapukan, perkaratan, dan
pembusukan
6.1.4 Siswa dapat Menyebutkan cara mencegah proses pelapukan,
perkaratan, dan pembusukan
C. Tujuan Pembelajaran1. Siswa dapat Memahami peta konsep tentang perubahan benda dengan
baik.
106
2. Siswa dapat Menyebutkan penyebab perubahan benda dengan lancar.3. Siswa dapat Memahami proses pelapukan, perkaratan, dan pembusukan
dengan benar.4. Siswa dapat Menyebutkan cara mencegah proses pelapukan,perkaratan,
dan pembusukan dengan lancar.D. Materi Pembelajaran
c. Faktor Penyebab Perubahan Benda
Segala sesuatu yang ada di alam pasti mengalami
perubahan. Perubahan-perubahan pada benda dapat kita temui
dalam kehidupan sehari- hari. Perubahan-perubahan itu ada yang
merugikan dan ada yang menguntungkan. Faktor-faktor yang dapat
menyebabkan perubahan pada benda yaitu pelapukan, perkaratan,
dan pembusukan4) Pelapukan
Proses perubahan benda menuju kehancuran disebut
pelapukan. Proses perubahan pada benda membutuhkan waktu
yang berbeda- beda. Ada yang membutuhkan waktu singkat dan
ada yang membutuhkan waktu lama. Pada batu dan kayu dapat
mengalami perubahan yang disebut pelapukan. Batu dikatakan
mengalami pelapukan jika pecah atau hancur menjadi batuan-
batuan kecil dan bentuknya dapat berubah menjadi bergerigi.
Gambar 1 contoh gambar pelapukan
107
(Sumber: habibah, 2010: 90)5) Perkaratan
Pernahkah kamu melihat paku atau benda-benda dari logam
yang sering terkena hujan dan berwarna kemerah-merahan?
Warna tersebut terjadi karena proses perkaratan. Logam yang
berkarat tidak lagi mengkilap dan permukaannya terasa kasar. Jika
warna kemerah-merahan tersebut semakin banyak, logam
semakin menjadi keropos dan tidak dapat digunakan lagi (rusak).
Perkaratan terjadi karena reaksi kimia antara logam dengan
oksigen yang disebut reaksi oksidasi. Logam yang sering terkena
air akan cepat berkarat, karena air banyak mengandung oksigen.
Jika logam, terutama besi dan baja serta seng bersentuhan
langsung dengan udara dan air maka akan terjadi reaksi oksigen
membentuk karat.
6) Pembusukan
Pembusukan merupakan gejala yang dapat terjadi pada
makanan dan bangkai akibat aktivitas jamur dan bakteri. Jamur dan
bakteri senang hidup di tempat yang banyak mengandung zat
makanan dan lembab. Bahan-bahan makanan yang cepat
membusuk, di antaranya seperti ikan, daging, nasi, sayuran, buah-
buahan, kue basah, dan roti. Jamur dan bakteri mudah berkembang
pada tempat yang lembab dan juga pada makanan yang sudah
kedaluwarsa. Jamur dan bakteri yang tumbuh pada makanan sangat
berbahaya karena dapat membusukkan makanan dan menghasilkan
108
zat beracun yang membahayakan kesehatan. Oleh karena itu, untuk
mencegah pembusukan dapat dilakukan dengan memperkecil
lingkungan hidup jamur/bakteri atau membuat jamur/bakteri mati.
Gambar 2 contoh pelapukan pada batu(Sumber: Habibah, 2010: 91)
E. Media dan Alat BelajarMedia :1. Laptop2. Besi 3. Kayu4. Tempe5. Video6. Gambar
Bahan Ajar:
1. Buku paket IPA kelas 6 untuk Sd/MI2. LKS siswa
F. Metode Pembelajarn3. Group Ivestigation4. Tanya Jawab5. Eksperimen6. Ceramah
G. Langkah – langkah pembelajaran1) Kegiatan awal:
a) Guru memberikan salam.b) Guru menanyakan kabar siswa.c) Guru mengabsen siswa.d) Guru memberikan motivasi sebelum belajar.e) Guru menyampaikan tujuan belajar hari ini.
109
f) Guru memberikan pertanyaan tentang materi yang telah
disampaikan sebelumnya.g) Guru memberikan ice breaking menggunakan tepuk semangat.2) Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:k) Guru membagi kelompok dengan anggota masing – masing
kelompok 4-5 kelompok dengan cara berhitung.l) Siswa Memahami peta konsep tentang perubahan benda.
Dengan cara guru meminta siswa membaca materi
perubahan benda yang ada di buku mata pelajaran IPA.m) Memahami faktor yang menyebabkan perubahan benda
Pelapukan, perkaratan, pembusukan. Guru memberikan
video tentang bagaimana terjadinya perkaratan, pelapukan
dan pembusukan agar peserta didik lebih paham.n) Guru memberikan sebuah topik permasalahan dengan kasus
yang berbeda beda anatara satu kelompok dengan kelompok
lainnya.o) Guru memberikan contoh dari setiap kelompok untk
menganalisi penyebab dan akibat topik tersebut. Guru
memberikan besi yang berkarat kepada siswa yang
mendapatkan topik perkaratan, guru memberikan tempe
busuk kepada siswa yang mendapat topik pembusukan, dan
guru memberikankayu yang lapuk kepada siswa yang
menapatkan topik pelapukan. Guru memberikan alat peraga
tersebut agar peserta didik lebih mudah untuk mengamati
dan menganalisis.
Elaborasi
110
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
h) Guru memberikan kesempatan peserta didik untuk
mengeksplor pengetahuannya melalui pemberian tugas,
diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru
baik secara lisan maupun tertulis;i) Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis,
menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut
dengan cara peserta didik diminta untuk mengamati apa
penyebab dari setiap kasus yang sudah diberikan oleh guru
pada setiap kelompoknya.j) Peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan
baik lisan maupun tertulis, secara kelompok.k) Siswa mempresentasikan hasil dari disukusi kepada teman
– temannya.l) Siswa yang sedang tidak presentasi wajib memberikan
pertanyaan.m) Guru memberikan apresiasi kepada kelompok yang aktif
dan laporannya lengkap dengan memberikan reward berupa
alat tulis.n) Guru memberikan penjelasan ulang terhadap materi
perubahan benda.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
a) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui
siswa.b) Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan.
111
c) Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa untuk
mengukur pemahaman siswa terhadap materi perubahan
benda.
3) Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
h) Guru bersama siswa membuat rangkuman atau
kesimpulan hasil pembelajaran.
i) Guru melakukan penilaian atau refleksi terhadap
kegiatan pembelajaran yang sudah dilaksanakan.
j) Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran serta mengaitkan materi pelajaran dengan
lingkungan sekitar dan kekuasaan Allah Swt.
k) Guru menginformasikan rencana kegiatan untuk
pertemuan berikutnya.
l) Guru meminta salah seorang siswa untuk memimpin
berdo’a.
m) Guru mengucapkan salam sebagai penutup.
112
H. Penilaian
NAMA :
NO. ABSEN :
BERILAH TANDA SILANG (X) PADA HURUF A, B, C, ATAU D PADA JAWABAN
YANG BENAR!
1. Buah yang diletakkan di tempat tebuka dapat mengakibatkan buah menjadi ....
a. Manis b. Pahit
c. Busuk d. Besar
2. Lemari besi dapat berkarat pada ruangan yang ....
a. Kering b. Panas
c. Gersang d. Lembab
3. Jendela rumah agar tahan terhadap air hujan sebaiknya dilakukan ....
a. Pengukiran b. Pemanasan
c. Pembakaran d. Pengecatan
4. Makanan tidak cepat busuk jika disimpan di dalam ....
a. Kulkas b. Panci
c. Wajan d. Lemari
5. Makanan yang busuk dapat dikenali dari hal-hal berikut, kecuali ....
a. Baunya b. Warnanya
c. Harganya d. Bentuknya
6. Berikut ini adalah benda yang mudah lapuk, kecuali ....
a. Kaca b. Kain
c. Kertas d. Kayu
7. Perkaratan dapat terjadi dengan mudah di daerha sekitar pantai karena ....
a. Air di daerah pantai mengandung kadar vitamin yang tinggi
b. Air di pantai sangat jernih dan banyak
c. Air di sekitar pantai bercampur dengan pasir
d. Air di sekitar pantai mengandung kadar garam yang tinggi
8. Contoh perubahan benda yang bersifat tetap adalah ....
a. Kayu yang dijemur b. Es yang mencair
c. Air yang menguap d. Kayu yang dibakar
9. Berikut ini contoh pelapukan adalah ....
a. Besi terkena air hujan b. Makanan terkena bakteri
113
c. Kayu dimakan rayap d. Air yang dipanaskan
10. Untuk mencegah perkaratan pada besi dapat dilakukan ....
a. Pembakaran b. Pengecatan
c. Pendinginan d. Penjemuran
Kunci Jawaban
1. B2. B3. C4. A5. C6. A7. D8. D9. C
10. D
114
115
NAMA :
NO. ABSEN :
BERILAH TANDA SILANG (X) PADA HURUF A, B, C, ATAU D PADA JAWABAN
YANG BENAR!
1. Buah yang diletakkan di tempat tebuka dapat mengakibatkan buah menjadi ....
a. Manis b. Pahit
c. Busuk d. Besar
2. Lemari besi dapat berkarat pada ruangan yang ....
a. Kering b. Panas
c. Gersang d. Lembab
3. Jendela rumah agar tahan terhadap air hujan sebaiknya dilakukan ....
a. Pengukiran b. Pemanasan
c. Pembakaran d. Pengecatan
4. Makanan tidak cepat busuk jika disimpan di dalam ....
a. Kulkas b. Panci
c. Wajan d. Lemari
5. Makanan yang busuk dapat dikenali dari hal-hal berikut, kecuali ....
a. Baunya b. Warnanya
c. Harganya d. Bentuknya
6. Berikut ini adalah benda yang mudah lapuk, kecuali ....
a. Kaca b. Kain
c. Kertas d. Kayu
7. Perkaratan dapat terjadi dengan mudah di daerha sekitar pantai karena ....
a. Air di daerah pantai mengandung kadar vitamin yang tinggi
b. Air di pantai sangat jernih dan banyak
c. Air di sekitar pantai bercampur dengan pasir
d. Air di sekitar pantai mengandung kadar garam yang tinggi
8. Contoh perubahan benda yang bersifat tetap adalah ....
a. Kayu yang dijemur b. Es yang mencair
c. Air yang menguap d. Kayu yang dibakar
9. Berikut ini contoh pelapukan adalah ....
a. Besi terkena air hujan b. Makanan terkena bakteri
c. Kayu dimakan rayap d. Air yang dipanaskan
10. Untuk mencegah perkaratan pada besi dapat dilakukan ....
116
a. Pembakaran b. Pengecatan
c. Pendinginan d. Penjemuran
117
118
119
120
Lembar Observasi Guru Materi Perubahan Benda Siklus I
No
.
Aspek yang diamati Skor
Kemampuan Membuka Pelajaran A B C D
1. Memeriksa kesiapan siswa √
2. Memberikan motivasi siswa √
3. Memberikan apersepsi sesuai dengan materi √
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran √
5. Memberikan acuan bahan ajar yang akan
dipelajari
√
Sikap saat proses pembelajaran
6. Kejelasan artikulasi suara √
7. Variasi gerakan badan tidak mengganggu
perhatian siswa.
√
8. Kerapian dalam penampilan √
9. Posisi mengajar √
Penguasaan bahan ajar (materi pelajaran)
10. Bahan ajar disampaikan sesuai dengan
langkah – langkah yang dibuat dalam RPP
√
11. Kejelasan saat menyampaikan bahan ajar √
12. Memiliki wawasan yang luas saat
menyampaikan bahan ajar
√
Kegiatan belajar mengajar ( proses pembelajaran)
13. Penyajian bahan ajar sesuai dengan tujuan
yang telah ditetapkan
√
14. Memilih topik dan membentuk kelompok √
15. Menyusun rencana kegiatan kelompok √
16. Implementasi kegiatan kelompok √
17. Memiliki keterampilan dalam menanggapi
pertanyaan siswa
√
121
18. Ketepatan dalam penggunaan alokasi waktu √
Pemanfaatan alat peraga
19. Menggunakan alat peraga secara efektif dan
efisien
√
20. Melibatkan siswa dalam penggunaan alat
peraga
√
Evaluasi pembelajaran
21. Penilaian sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan
√
22. Penilaian sesuai dengan RPP √
Kemampuan menutup kegiatan pembelajaran
23. Meninjau kembali materi yang telah
diajarkan
√
24. Memberikan kesempatan untuk bertanya hal
– hal yang belum dipahami
√
25. Menyampaikan kesimpulan pembelajaran
yang telah dilakukan
√
Jumlah 1 19 5 0Total 4 57 10 0
Total kinerja guru 71Sedang
Keterangan : Rentang NilaiA = 4 (Sangat Baik) 76 – 100 = (sangat baik)B = 3 (Baik) 56 – 75 = (baik)C = 2 (Cukup) 26 – 55 = (cukup)D = 1(Kurang) 0 – 25 = (kurang)
Mengetahui
Drs. Sumyani
122
123
124
125
Lembar Observasi Siswa Materi Perubahan Benda Siklus I
No
.
Nama
Hasil Penilaian
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1
0
1. CA B B C B A A B A B B2. NKD B B C B A A B A B B3. MI B B C B A A B A B C4. NS B B C B B A C B B B5. R B B C C A A B B A C6. AUN B B C B A A B A B B7. RA A B B B A A B A B B8. MBI B C C B A A B A B B9. AP C B C B A A B A B C10. AFL A B B A A A B A B B11. M A B C B A A B A B C12. AU B A B B A A B A B B13. HS C B C B B A C B B C14. NLL C B B B A A B A B C
Keterangan:1. Merespon apersepsi yang diberikan oleh guru2. Aktif dan semangat selama pembelajaran3. Berani bertanya dan menjawab4. Berani mengungkapkan pendapat5. Bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan guru 6. Perhatian siswa saat pembelajaran7. Keterlibatan siswa saat pembelajaran8. Keaktifan partisipasi dalam melaksanakan tugas kelompok9. Kerja sama siswa dalam kegiatan kelompok10.Kelengkapan materi saat siswa menyampaikan hasil laporan
Keterangan : Rentang Nilai
A = 4 (Sangat Baik) 76 – 100 = (sangat baik)
B = 3 (Baik) 56 – 75 = (baik)
C = 2 (Cukup) 26 – 55 = (cukup)
D = 1(Kurang) 0 – 25 = (kurang)
126
Peneliti
Drs. Sumyani
127
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
A. Identitas Sekolah
Sekolah : MI Ma’arif Tingkir Lor Salatiga
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA )
Kelas/Semester : VI / 1
Materi Pokok : Perubahan Pada Benda
Waktu : 2 x 35 menit (1 x pertemuan)
B. Standar Kompetensi
6. Memahami faktor penyebab perubahan benda
Kompetensi Dasar
6.2 Mengidentifikasi faktor-faktor yang menentukan pemilihan
benda/bahan untuk tujuan tertentu (karet, logam, kayu, plastik) dalam
kehidupan sehari-hari
Indikator
1. Siswa dapat memahami sifat – sifat benda2. Siswa dapat menyebutkan bahan dalam kehidupan sehari hari3. Siswa dapat menyebutkan contoh benda yang terbuat dari besi4. Siswa dapat menyebutkan contoh benda yang terbuat dari kayu dan
karet.C. Tujuan Pembelajaran1. Siswa dapat memahami sifat – sifat benda dengan baik.2. Siswa dapat menyebutkan bahan dalam kehidupan sehari hari dengan
benar.3. Siswa dapat menyebutkan contoh benda yang terbuat dari besi dengan
lancar.
128
4. Siswa dapat menyebutkan contoh benda yang terbuat dari kayu dan
karet dengan lancar.D. Materi Pembelajaran
Faktor Penentu Pemilihan Bahan
2) Sifat BahanUntuk menghasilkan benda tertentu dapat dipilih sifat bahan yang
sesuai dengan kegunaan benda. Sifat-sifat bahan antara lain keras,
kuat, lentur, berat, dapat/tidak menyerap air. Bahan-bahan yang
digunakan untuk membuat benda antara lain logam, kayu, karet, dan
plastik. Dari sifat bahan-bahan itulah dimanfaatkan untuk membuat
benda.c) Logam dan Kayu
Sifat-sifat logam yang sering digunakan antara lain: besi
bersifat berat, keras, dapat berkarat, aluminium bersifat ringan,
keras, tidak berkarat, tembaga bersifat lentur dan tidak berkarat.
dari logam atau besi Selain logam, kayu juga memiliki sifat yang
keras dan kuat, sehingga digunakan untuk membuat berbagai
perabotan rumah tangga, seperti kursi, lemari, meja. Perabotan-
perabotan ini harus kuat agar dapat menahan beban berat di
atasnya. Logam dan kayu memiliki persamaan sifat, yaitu kuat dan
keras. Perbedaan sifat logam dan kayu adalah logam lebih berat
dan tidak dimakan rayap, kayu lebih ringan dan tidak berkarat.
129
Gambar 3 contoh peralatan yang terbuat dari besi(Sumber: Habibah, 2010: 98)
Gambar 4 contoh peralatan yang terbuat dari kayu(Sumber: Habibah, 2010: 98)
d) Karet dan Plastik Pernahkah kamu bermain karet gelang atau karet ban? Mengapa
benda-benda itu kalau dilipat atau ditarik tidak patah? Hal itu dapat terjadi
karena karet memiliki sifat yang sangat lentur atau elastis sehingga
menyebabkan karet tidak mudah patah saat dilipat, dibengkokkan, atau
ditarik. Sifat lentur juga dimiliki oleh sebagian plastik walaupun tidak
selentur karet. Dan sebagian lagi ada yang mudah patah jika dilipat atau
dibengkokkan. Selain bersifat lentur, karet dan plastik juga memiliki sifat
tidak menyerap air atau tidak tembus air. Jadi, karet dan plastik memiliki
persamaan sifat, yaitu lentur dan tidak menyerap air. Perbedaan sifatnya
adalah karet tidak mudah patah dan plastik mudah patah.
130
E. Media dan Bahan AjarMedia :1. Laptop 2. Video3. Ban 4. Sepeda5. Spatula6. Centong nasi7. Gambar
Bahan Ajar
1. Buku IPA kelas 6 Sd/MI2. LKS siswa F. Metode pembelajaran1. Group Ivestigation2. Tanya Jawab3. Eksperimen4. Ceramah
G. Langkah pembelajaran2) Kegiatan Awal
b) Guru memberikan salam.b) Guru menanyakan kabar siswa.c) Guru mengabsen siswa.d) Guru memberikan motivasi sebelum belajar.e) Guru menyampaikan tujuan belajar hari ini dengan jelas
materi pemilihan bahan/benda.f) Guru memberikan pertanyaan tentang materi yang telah
disampaikan sebelumnya yakni macam – macam perubahan
benda.g) Guru memberikan ice breaking menggunakan tepuk
semangat.4) Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi:
131
p) Guru membagi kelompok dengan anggota masing – masing
kelompok 4-5 berdasarkan prestasi siswaq) Siswa Memahami peta konsep tentang perubahan benda.
Dengan cara guru meminta siswa membaca materi
pemilihan bahan/benda yang ada di buku mata pelajaran
IPA. Setelah siswa membaca materi guru memperkuat lagi
materi dengan cara mengkaitkan materi dengan kehidupan
sehari – hari.r) Memahami bahan – bahan dri benda yang akan digunakan
dalam kehidupan sehari – hari, misalkan kayu, karet, logam
dan plastik. Guru memberikan video tentang kegunaan dari
bahan – bahan tersebut.s) Guru memberikan sebuah topik permasalahan dengan kasus
yang berbeda beda antara kelompok satu dengan kelompok
lainnya.t) Guru memberikan pengarahan terhadap apa yang dianalisis
siswa.n) Guru memberikan sebuah benda dalam kehidupan sehari – hari
dalam setiap kelompok. Setiap kelompok mendapatkan benda
yang berbeda, sehingga setiap kelompok menganalisis benda
tersebut dan mencari kelebihan kelemahan dari benda tersebut.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi:
i) Guru memberikan kesempatan peserta didik untuk
mengeksplor pengetahuannya melalui pemberian tugas,
132
diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik
secara lisan maupun tertulis;j) Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis,
menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut dengan
cara peserta didik diminta untuk mengamati terbuat dari apa
benda tersebut dan apa kelebihan kelemahan dari benda
tersebut.k) Peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik
lisan maupun tertulis, secara kelompok.l) Siswa mempresentasikan hasil dari disukusi kepada teman –
temannya.m) Siswa yang sedang tidak presentasi wajib memberikan
pertanyaan.n) Dari setiap kelompok diminta unuk menanggapi dan
memberikan kesimpilan atas apa yang sudah di presentasikan
oleh kelompok lainnya.o) Guru memberikan apresiasi kepada kelompok yang aktif dan
laporannya lengkap dengan memberikan reward berupa alat
tulis.p) Guru memberikan penjelasan ulang terhadap materi perubahan
benda.
Konfirmasi
Dalam konfirmasi terdapat:
a) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui
siswa.b) Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan.
133
c) Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa untuk mengukur
pemahaman siswa terhadap materi perubahan benda tentang
faktor – faktor bahan benda yang digunakan dalam kehidupan
sehari – hari dengan menggunakan metode Group
Investigation.
5) Penutup
Dalam kegiatan penutup:g) Guru bersama siswa membuat rangkuman atau kesimpulan
hasil pembelajaran.
h) Guru melakukan penilaian atau refleksi terhadap kegiatan
pembelajaran yang sudah dilaksanakan.
i) Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran serta mengaitkan materi pelajaran dengan
lingkungan sekitar dan kekuasaan Allah Swt.
j) Guru menginformasikan rencana kegiatan untuk
pertemuan berikutnya.
k) Guru meminta salah seorang siswa untuk memimpin
berdo’a.
l) Guru mengucapkan salam sebagai penutup.
H. Penilaian
NAMA :
134
NO. ABSEN :
BERILAH TANDA SILANG (X) PADA HURUF A, B, C, ATAU D PADA
JAWABAN YANG BENAR!
1. Buah yang diletakkan di tempat tebuka dapat mengakibatkan buah menjadi ....
a. Manis b. Pahit
c. Busuk d. Besar
2. Lemari besi dapat berkarat pada ruangan yang ....
a. Kering b. Panas
c. Gersang d. Lembab
3. Jendela rumah agar tahan terhadap air hujan sebaiknya dilakukan ....
a. Pengukiran b. Pemanasan
c. Pembakaran d. Pengecatan
4. Makanan tidak cepat busuk jika disimpan di dalam ....
a. Kulkas b. Panci
c. Wajan d. Lemari
5. Makanan yang busuk dapat dikenali dari hal-hal berikut, kecuali ....
a. Baunya b. Warnanya
c. Harganya d. Bentuknya
6. Berikut ini adalah benda yang mudah lapuk, kecuali ....
a. Kaca b. Kain
c. Kertas d. Kayu
7. Perkaratan dapat terjadi dengan mudah di daerha sekitar pantai karena ....
a. Air di daerah pantai mengandung kadar vitamin yang tinggi
b. Air di pantai sangat jernih dan banyak
c. Air di sekitar pantai bercampur dengan pasir
d. Air di sekitar pantai mengandung kadar garam yang tinggi
8. Contoh perubahan benda yang bersifat tetap adalah ....
a. Kayu yang dijemur b. Es yang mencair
c. Air yang menguap d. Kayu yang dibakar
9. Berikut ini contoh pelapukan adalah ....
a. Besi terkena air hujan b. Makanan terkena bakteri
c. Kayu dimakan rayap d. Air yang dipanaskan
10. Untuk mencegah perkaratan pada besi dapat dilakukan ....
135
a. Pembakaran b. Pengecatan
c. Pendinginan d. Penjemuran
Kunci Jawaban
1. C2. D3. D4. A5. C6. A7. D8. B9. A10. B
Penilaian: Benar 10 x 10 = 100
136
137
138
NAMA :
NO. ABSEN :
BERILAH TANDA SILANG (X) PADA HURUF A, B, C, ATAU D PADA
JAWABAN YANG BENAR!
1. Buah yang diletakkan di tempat tebuka dapat mengakibatkan buah menjadi ....
a. Manis b. Pahit
c. Busuk d. Besar
2. Lemari besi dapat berkarat pada ruangan yang ....
a. Kering b. Panas
c. Gersang d. Lembab
3. Jendela rumah agar tahan terhadap air hujan sebaiknya dilakukan ....
a. Pengukiran b. Pemanasan
c. Pembakaran d. Pengecatan
4. Makanan tidak cepat busuk jika disimpan di dalam ....
a. Kulkas b. Panci
c. Wajan d. Lemari
5. Makanan yang busuk dapat dikenali dari hal-hal berikut, kecuali ....
a. Baunya b. Warnanya
c. Harganya d. Bentuknya
6. Berikut ini adalah benda yang mudah lapuk, kecuali ....
a. Kaca b. Kain
c. Kertas d. Kayu
7. Perkaratan dapat terjadi dengan mudah di daerha sekitar pantai karena ....
a. Air di daerah pantai mengandung kadar vitamin yang tinggi
b. Air di pantai sangat jernih dan banyak
c. Air di sekitar pantai bercampur dengan pasir
d. Air di sekitar pantai mengandung kadar garam yang tinggi
8. Contoh perubahan benda yang bersifat tetap adalah ....
a. Kayu yang dijemur b. Es yang mencair
c. Air yang menguap d. Kayu yang dibakar
9. Berikut ini contoh pelapukan adalah ....
139
a. Besi terkena air hujan b. Makanan terkena bakteri
c. Kayu dimakan rayap d. Air yang dipanaskan
10. Untuk mencegah perkaratan pada besi dapat dilakukan ....
a. Pembakaran b. Pengecatan
c. Pendinginan d. Penjemuran
140
Lembar Observasi Guru Materi Perubahan Benda Siklus II
No
.
Aspek yang diamati Skor
Kemampuan Membuka Pelajaran A B C D
1. Memeriksa kesiapan siswa √
2. Memberikan motivasi siswa √
3. Memberikan apersepsi sesuai dengan materi √
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran √
5. Memberikan acuan bahan ajar yang akan
dipelajari
√
Sikap saat proses pembelajaran
6. Kejelasan artikulasi suara √
7. Variasi gerakan badan tidak mengganggu
perhatian siswa.
√
8. Kerapian dalam penampilan √
9. Posisi mengajar √
Penguasaan bahan ajar (materi pelajaran)
10. Bahan ajar disampaikan sesuai dengan
langkah – langkah yang dibuat dalam RPP
√
11. Kejelasan saat menyampaikan bahan ajar √
12. Memiliki wawasan yang luas saat
menyampaikan bahan ajar
√
Kegiatan belajar mengajar ( proses pembelajaran)
13. Penyajian bahan ajar sesuai dengan tujuan
yang telah ditetapkan
√
14. Memilih topik dan membentuk kelompok √
15. Menyusun rencana kegiatan kelompok √
16. Implementasi kegiatan kelompok √
17. Memiliki keterampilan dalam menanggapi
pertanyaan siswa
√
141
18. Ketepatan dalam penggunaan alokasi waktu √
Pemanfaatan alat peraga
19. Menggunakan alat peraga secara efektif dan
efisien
√
20. Melibatkan siswa dalam penggunaan alat
peraga
√
Evaluasi pembelajaran
21. Penilaian sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan
√
22. Penilaian sesuai dengan RPP √
Kemampuan menutup kegiatan pembelajaran
23. Meninjau kembali materi yang telah
diajarkan
√
24. Memberikan kesempatan untuk bertanya hal
– hal yang belum dipahami
√
25. Menyampaikan kesimpulan pembelajaran
yang telah dilakukan
√
Jumlah 14 11 0 0Total 44 51 0 0
Total kinerja guru 89Kategori Sangat baik
Keterangan : Rentang NilaiA = 4 (Sangat Baik) 76 – 100 = (sangat baik)B = 3 (Baik) 56 – 75 = (baik)C = 2 (Cukup) 26 – 55 = (cukup)D = 1(Kurang) 0 – 25 = (kurang)
Mengetahui
Drs. Sumyani
Lembar Observasi Siswa Materi Perubahan Benda Siklus II
Hasil Penilaian
142
No.
Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. CA B A B A A A A A A A2. NKD B A B A A A A A A A3. MI B A B A A A A A A B4. NS B A B B B A B B A A5. R B A B A A A A B A B6. AUN B A B A A A A A A A7. RA A A B B A A A A A A8. MBI B A B A A A A A A A9. AP B A B B A A A A A B10. AFL A A A A A A A A A B11. M A A B B A A A A A B12. AU A A B B A A A A A A13. HS B B B B A A B B B B14. NLL A A A B A A A A A A
Keterangan:11. Merespon apersepsi yang diberikan oleh guru12. Aktif dan semangat selama pembelajaran13. Berani bertanya dan menjawab14. Berani mengungkapkan pendapat15. Bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan guru 16. Perhatian siswa saat pembelajaran17. Keterlibatan siswa saat pembelajaran18. Keaktifan partisipasi dalam melaksanakan tugas kelompok19. Kerja sama siswa dalam kegiatan kelompok20. Kelengkapan materi saat siswa menyampaikan hasil laporan
Keterangan : Rentang Nilai
A = 4 (Sangat Baik) 76 – 100 = (sangat baik)
B = 3 (Baik) 56 – 75 = (baik)
C = 2 (Cukup) 26 – 55 = (cukup)
D = 1(Kurang) 0 – 25 = (kurang)
Peneliti
143
Drs. Sumyani
144
DOKUMENTASI
Gambar 1. Tempe Busuk Dan Tempe yang Bagus
Gambar 2. Guru Memberikan Soal Evaluasi
Gambar 3. Berdiskusi Kerja Kelompok
145
Gambar 4. Guru Menjelaskan Perkelompok
Gambar 5. Siswa Ketika Berdiskusi
Gambar 6. Siswa Ketika Menonton Video Perubahan Benda
146
Gambar 7. Siswa Ketika Berdiskusi Dengan Kelompok
Gambar 8. Siswa Ketika Mempresentasikan Hasil Kerja Kelompok
Gambar 9. Siswa Ketika Mengerjakan Soal Evaluasi
147
Gambar 10. Ketika Guru Bertanya Mengenai Materi Sebelumnya
Gambar 11. Siswa Menganalisis Benda
Gambar 12. Siswa Sedang Berdiskusi Kelompok
148
Gambar 13. Siswa Sedang Diskusi Kelompok
Gambar 14. Siswa Sedang Menanggapi Pernyataan Dari Kelompok Lain
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
159
DAFTAR RIWAYAT PENULIS
Nama : Oktafericha Islachiyatin
NIM : 23040150139
Fakultas/Jurusan : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan/ PGMI
Tempat/Tanggal lahir : Gresik, 02 Oktober 1997
Alamat : Ds. Dermo RT 03/01 Kec. Benjeng Kab. Gresik Prov.
Jawa Timur
Nama Ayah : Priyantomo
Nama Ibu : Umu Fa’atun
Agama : Islam
Pendidikan : TK Aisiyah Bustanul Atfal 07
SD Muhammadiyah 01 Benjeng
SMP NEGERI 1 Balongpanggang
SMA NEGERI 1 Balongpanggang
160