PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI KEGIATAN...
Transcript of PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI KEGIATAN...
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA
MATERI KEGIATAN MANUSIA YANG DAPAT
MEMPENGARUHI PERMUKAAN BUMI
MENGGUNAKAN METODE PROBLEM BASED LEARNING
DAN MEDIA VISUAL PADA SISWA KELAS V SEMESTER II
MI DARUL ULUM KARANGASEM WONOSEGORO
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Disusun Oleh:
HANA LAYINATUSSYIFA
(115-14-074)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2018
i
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA
MATERI KEGIATAN MANUSIA YANG DAPAT
MEMPENGARUHI PERMUKAAN BUMI
MENGGUNAKAN METODE PROBLEM BASED LEARNING
DAN MEDIA VISUAL PADA SISWA KELAS V SEMESTER II
MI DARUL ULUM KARANGASEM WONOSEGORO
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Disusun Oleh:
HANA LAYINATUSSYIFA
(115-14-074)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2018
v
MOTTO
ليغيرمابقى إ للا محتىيغيروامابأن فسهمن
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum
mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri” (Ar Ra‟ad ayat: 11).
Ilmu Tanpa Agama Laksana Orang Buta, Agama Tanpa Ilmu Laksana
Orang Lumpuh
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan” (Alam
Nasyroh: 5).
vi
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan untuk:
1. Kedua orang tuaku (Bapak Ali Mahmud & Ibu Kasmiyati terkasih &
tersayang yang senantiasa membesarkanku dengan penuh cinta, kesabaran,
dan do‟a restunya)
2. Kedua mertuaku (Bapak Marmo & Ibu Sutiyem terkasih & tersayang)
3. Kepada Suamiku (Muh. Arifin, S.Pd) tercinta yang senantiasa membimbingku
dengan penuh cinta, kesabaran dan do‟a restunya.
4. Kepada kakak dan adikku tercinta (Ulfah Rahmawati. S.Pdi & Nur Laila
Oktavia)
5. Kepada kawan sejoli sahabat-sahabatku yang selalu memberikan dukungan
dan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini (Mariza, Yulia, Desita, Dona &
Rima)
6. Teman-teman seperjuangan angkatan 2014 khususnya jurusan PGMI
7. Teman-teman PPL di MI Ma‟arif Kutowinangun
8. Teman-teman KKN posko 62 di Grogol , Genengsari, Kemusu, Boyolali.
9. Semua pihak yang telah membantu terselesainya skripsi ini yang tidak bisa
disebutkan satu persatu
10. Pembaca yang budiman
vii
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Segala puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah SWT atas segala
limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat diberikan kemudahan
dalam menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada
junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan
syafa‟atnya min hadza ilaa yaumil qiyaamah Amiin Allahumma Amiin.
Penyusunan skripsi ini bertujuan guna memenuhi persyaratan untuk memperoleh
gelar kesarjanaan S1 pada Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah (PGMI), maka penulis membuat karya ilmiah dalam bentuk skripsi
dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Kegiatan Manusia yang
dapat Mempengaruhi Permukaan Bumi Menggunakan Metode Problem
Based Learning dan Media Visual Pada Siswa Kelas V Semester II MI Darul
Ulum Karangasem Wonosegoro Tahun Pelajaran 2017/2018”. Terselesainya
skripsi ini tidak semata-mata hasil dari jerih payah penulis sendiri melainkan
banyak pihak yang terkait yang telah membantu baik moril maupun spiritual, oleh
karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd Selaku Rektor Institut Agama Islam
Negeri (IAIN)
viii
2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan.
3. Ibu Peni Susapti, M.Si. Selaku Ketua Jurusan PGMI
4. Ibu Peni Susapti, M.Si, selaku dosen pembimbing skripsi yang dengan
ikhlas mencurahkan pikiran dan tenaganya serta mengorbankan waktunya
dalam upaya membimbing penulis untuk menyelesaikan tugas skripsi ini.
5. Bapak Ari Setiawan, S.Pd., M.M., selaku dosen pembimbing akademik
yang telah sabar dan banyak memberikan bimbingan dan pengarahan
untuk menjadi yang terbaik.
6. Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan perpustakaan dan bagian
administrasi yang telah membantu proses penyusunan skripsi.
7. Ayahanda terkasih dan ibunda tercinta (Bapak Ali Mahmud & Ibu
Kasmiyati) yang telah tulus dan ikhlas mencurahkan segalanya demi
penulis serta kakak dan kakak iparku tersayang (Ulfa Rahmawati, S.Pdi
dan Ahmad Mustofa) yang telah memberiku semangat.
8. Suamiku yang tercinta (Muh Arifin, S.Pd)
9. Seluruh keluargaku di rumah yang telah membantu baik materiil maupun
spiritual sehingga penulis dapat menyelesaikan Studi di IAIN Salatiga.
10. Keluarga besar MI Darul Ulum Karangasem yang telah memberikan ijin
serta membantu penulis dalam melaksanakan penelitian.
11. Teman-teman seperjuangan angkatan 2014
ix
12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-satu yang telah
memberikan bantuan dan dorongan hingga selesainya penyusunan skripsi
ini.
Tiada balasan yang dapat penulis berikan kecuali do‟a kepada
Allah SWT, semoga amal sholeh Bapak, Ibu, teman-teman dan semua
pihak yang membantu dalam penyusunan skripsi ini diterima disisi Allah
SWT dan mendapatkan balasan yang mulia disisi-Nya Amin.
Dengan segenap kesadaran penulis mengakui bahwa masih banyak
kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Besar harapan penulis atas
segala respon, saran dan kritik dari pembaca yang budiman. Akhirnya
hanya kepada Allah SWT penulis berserah diri dan semoga apa yang
tertulis dalam Skripsi ini bisa bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri
dan para pembaca pada umumnya. Amin ya robbal „Alamin.
Salatiga, 22 Juli 2018
Penulis
Hana Layinatussyifa
NIM 115-14-074
x
ABSTRAK
Layinatussyifa, Hana. 2018. Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Kegiatan
Manusia yang dapat Mempengaruhi Permukaan Bumi Menggunakani Metode
Problem Based Learning dan Media Visual Pada Siswa Kelas V Semester II Mi
Darul Ulum Karangasem Wonosegoro Tahun Pelajaran 2017/2018. Skripsi.
Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga.Pembimbing: Peni Susapti, S.Si.
M.Si
Kata Kunci: Hasil Belajar, Pendidikan
Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya hasil belajar siswa MI
Darul Ulum Karangasem pada pembelajaran IPA. Salah satu penyebab rendahnya
hasil belajar siswa adalah kurangnya variasi metode yang digunakan saat
pembelajaran. Rumusan masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah: apakah
penggunaan metode Problem Based Learning (PBL) dan media visual dapat
meningkatkan hasil belajar IPA materi Kegiatan Manusia yang dapat
Mempengaruhi permukaan bumi pada siswa kelas V MI Darul Ulum Karangasem
Wonosegoro Tahun Pelajaran 2017/2018?
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebanyak
dua siklus. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V MI Darul Ulum
Karangasem Wonosegoro dengan jumlah siswa sebanyak 22 anak. Teknik
pengumpulan data menggunakan observasi, tes dan dokumentasi.
Hasil penelitian tindakan kelas pada pra siklus yang mencapai KKM
sebanyak 8 anak dari 22 anak atau 36,3% dari 100%, dengan nilai rata-rata 63,2.
Pada siklus I yang mencapai KKM sebanyak 13 anak dari 22 anak atau 59% dari
100%, dengan nilai rata-rata 66,6. Selanjutnya pada siklus II yang mencapai KKM
sebanyak 18 anak dari 22 anak atau 81,9% dari 100%, dengan nilai rata-rata 81,1.
Kesimpulan penelitian ini adalah pembelajaran dengan menerapkan metode
Problem Based Learning (PBL) dan media visual dapat meningkatkan hasil
belajar IPA materi Kegiatan Manusia yang dapat Mempengaruhi permukaan bumi
pada siswa kelas V MI Darul Ulum Karangasem Wonosegoro Tahun Pelajaran
2017/2018.
xi
DAFTAR ISI
Hal
Judul ……………………………………………………………………….i
Persetujuan ……………………………………………………………….ii
Susunan Panitia Penguji ………………………………………………….... iii
Surat Pernyataan …………………………………………………………….iv
Motto ……………………………………………………………………….v
Persembahan ……………………………………………………………….vi
Kata Pengantar ……..……………………………………………………….vii
Abstrak ……..……………………………………………………………….x
Daftar Isi …..……………………………………………………………….xi
Daftar Tabel ……………………………………………………………….xv
Daftar Gambar ……..……………………………………………………….xvi
Daftar Lampiran ……………………………………………………………. xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ………………………………………………………1
B. Rumusan Masalah …………………………………………………..8
C. Tujuan Penelitian ……………………………………………………8
D. Hipotesis Penelitian …………………………………………………9
E. Indikator Keberhasilan ……………………………………………...9
xii
F. Manfaat Penelitian …………………………………………………..9
G. Definisi Operasional ………………………………………………...11
H. Metodologi Penelitian ……………………………………………….14
I. Sistematika Penulisan ……………………………………………….24
BAB II LANDASAN TEORI
A. KAJIAN TEORI …………………………………………………….26
1. Pengertian Hasil Belajar …………………………………….…26
a. Macam – macam Hasil Belajar ……………………………...27
1) Pemahaman Konsep ……………………………….27
2) Keterampilan Proses ……………………………….28
3) Sikap ……………………………………………….28
b. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar .…………………29
1) Faktor Internal ……………………………………….29
2) Faktor Eksternal ……………………………………….29
2. IPA ……………………………………………………….29
a. Pengertian IPA ……………………………………………...29
b. Cara Berpikir IPA ……………………………………….31
1) Percaya (believe) ………………….…………………… ..31
2) Rasa Ingin Tahu (curiosity) ………….………………….31
3) Imajinasi (imagination) …………………………………31
4) Penalaran (reasonin) ……………………………………32
5) Koreksi Diri (self examination) ………………………...32
c. Kegiatan Manusia Yang Dapat Mempengaruhi
Permukaan bumi……………………………………………32
1) Perubahan Permukaan Bumi Akibat Pertanian …………32
2) Perubahan Permukaan Bumi Akibat Kegiatan
Pembangunan……………………………………………34
3) Perubahan Permukaan Bumi Akibat Kegiatan
Pertambangan……………………………………………35
d. Dampak Kegiatan Manusia Yang dapat Mempengaruhi
xiii
Permukaan Bumi ………………………………………..…..35
3. Metode Problem Based Learning ……..…………………………39
a. Karakteristik Problem Based Learning ……………………. 41
b. Langkah – langkah Problem Based Learning ………….…..43
4. Media Visual …………………………………………………..43
a. Pesan Visual dan Proses Pembelajaran …………………… 46
b. Belajar dari Pesan Visual …………………………………..47
c. Menyimak Pesan Visual …………………………………… 47
5. PTK …………………………………………………………….47
a. Hakikat PTK ……………………………………………… 47
b. Karakteristik PTK ………………………………………… 48
B. KAJIAN PUSTAKA ……………………………………………….49
1. Penelitian Tentang Kajian PBL …………………………………49
2. Penelitian Tentang Kajian Media Visual ………………………..50
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. GAMBARAN UMUM ………………………………….……….53
1. Letak Geografis ………………………………………………53
2. Sarana dan Prasarana ……………………………………,,,,,,..54
3. Keadaan Guru dan Siswa ……………………………………..55
B. DESKRIPSI PELAKSANAAN SIKLUS I ……………………….57
1. Tahapan Perencanaan ………………………………………...57
2. Tahapan Pelaksanaan ………………………………………...58
3. Tahapan Pengamatan …………………………………………60
4. Releksi ………………………………………………………...61
C. DESKRIPSI PELAKSANAAN SIKLUS II ………………………62
1. Tahapan Perencanaan …………………………………………62
2. Tahapan Pelaksanaan …………………………………………62
3. Tahapan Pengamatan …………………………………………65
4. Refleksi ……………………………………………………….65
xiv
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Paparan Siklus ………………………………………….66
1. Pra-siklus ………………………………………………………67
2. Siklus I …………………………………………………………71
3. Siklus II ………………………………………………………...76
B. Perbandingan Hasil Antar Siklus …………………………………...80
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ………………………………………………………..82
B. Saran-saran ………………………………………………………..82
xv
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 3.1: Data Guru …………………..……………………………..56
Tabel 3.2: Jumlah Siswa ……………………………………………...57
Tabel 4.3.: Hasil Belajar Pra Siklus ………………………………….67
Tabel 4.4.: Data Perolehan Nilai KKM Pra Siklus …………………..68
Tabel 4.5: Hasil Belajar Siklus I ………………………………………71
Tabel 4.6: Data Perolehan Nilai KKM Siklus I ……………………….72
Tabel 4.7: Hasil Belajar Siklus II ……………….…………………….76
Tabel 4.8: Data Perolehan Nilai Siklus II……………………………...77
Tabel 4.9: Data Nilai Rata – rata Antar Siklus ………………………..80
Tabel 4.10: Data Ketuntasan KKM Siswa Antar Siklus ………………80
xvi
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 1: Model Tahapan-Tahapan Pelaksanaan PTK ………………19
Gambar 2: Diagram Ketuntasan Nilai Pra-Siklus …………………….69
Gambar 3: Diagram Data Pengamatan Kinerja Siswa Pra-Siklus …….69
Gambar 4: Diagram Ketuntasan Nilai Siklus I ……………………….73
Gambar 5: Diagram Data Pengamatan Kinerja Siswa Siklus I ……….74
Gambar 6: Diagram Ketuntasan Nilai Siklus II ………………………78
Gambar 7: Diagram Data Pengamatan Kinerja Siswa Siklus II ………79
Gambar 8: Diagram Data Nilai Rata-Rata Antar Siklus ………………80
Gambar 9: Diagram Ketuntasan KKM Siswa Antar Siklus …………..81
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I
Lampiran 2: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II
Lampiran 3: Lembar Observasi Siswa Siklus I
Lampiran 4: Lembar Observasi Siswa Siklus II
Lampiran 5: Lembar Observasi Guru Siklus I
Lampiran 6: Lembar Observasi Guru Siklus II
Lampiran 7: Materi Pembelajaran
Lampiran 8: Data Nilai Pra Siklus
Lampiran 9: Soal Tes Siklus I
Lampiran 10: Soal Tes Siklus II
Lampiran 11: Hasil Nilai Siklus I
Lampiran 12: Hasil Nilai Siklus II
Lampiran 13: Dokumentasi Foto Penelitian
Lampiran 14: Daftar Riwayat Hidup
Lampiran 15: Surat Iijin Peelitian
Lampiran 16: Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 17: Daftar Nilai SKK
Lampiran 18: Lembar Konsultasi
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara
(Jumali, 2004: 85). Tujuan pendidikan merupakan salah satu komponen
utama pada sistem pendidikan. Dengan tujuan pendidikan diharapkan proses
pendidikan dapat mencapai hasil secara efektif dan efisien. Apabila tujuan
pendidikan tidak digariskan secara tegas, maka pendidikan akan mengalami
ketidakpastian dalam prosesnya yang akibatnya manusia sebagai
outputPendidikan tidak memiliki patokan atas pelaksanaan hidup luhur yang
sesuai hakekatnya sebagai manusia (Jumali, 2004: 48).
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun
2006 tentang standar isi satuan pendidikan dasar dan menengah yang
menjelaskan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) diperlukan dalam
kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui
pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan. Pada proses
pembelajaran IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk
mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar
secara ilmiah serta dapat memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-
2
hari. Selain itu disebutkan juga pencapaian Standar Kompetensi (SK) dan
Kompetensi Dasar (KD) didasarkan pada pemberdayaan peserta didik untuk
membangun kemampuan, bekerja ilmiah, dan pengetahuan sendiri yang
difasilitasi oleh guru. Dapat disimpulkan bahwa pelajaran IPA perlu
diberikan pada peserta didik untuk membekali kemampuan berpikir ilmiah,
sistematis, kritis, bekerja sama dan menyelesaikan masalah.
Telah diketahui bahwa kegiatan IPA berawal dari pengamatan dan
pencatatan baik terhadap gejala-gejala alam pada umumnya maupun dalam
percobaan-percobaan yang dilakukan dalam Laboratorium. Berdasarkan
hasil pengamatan atau observasi ini manusia berusaha untuk merumuskan
konsep-konsep, prinsip-prinsip, hukum dan teori. Jika dilihat dari arah
prosesnya maka dalam hal ini eksperimen mendahului teori. Proses IPA
tidak berhenti di sini tetapi dari hasil IPA yang berupa konsep, prinsip,
hukum, dan teori ini masih terbuka kesempatan untuk diuji kebenarannya.
( Abdullah, 1991: 21).
Mata pelajaran yang diajarkan di jenjang sekolah dasar atau Madrasah
Ibtida’iyah salah satunya adalah mata pelajaran IPA. Pelajaran IPA sangat
memegang peranan penting dalam proses kehidupan. Hal ini disebabkan
karena kehidupan kita bergantung pada alam. Untuk itu sejak dini harus
diajarkan pada siswa untuk menjaga, mencintai dan tidak merusak
lingkungan alam, karena banyak sekali kegiatan manusia yang dapat
mempengaruhi permukaan bumi dan merusak lingkungan sekitar. Salah satu
contoh kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi permukaan bumi adalah
3
pertanian, pembangunan, dan penambangan. Lingkungan harus di jaga
dengan baik jangan sampai kegiatan manusia merusak lingkungan sekitar.
Untuk itu harus diajarkan sejak dini bagaimana menjaga lingkungan dengan
baik sehingga siswa akan lebih berhati-hati terhadap kegiatanmya pada
lingkungan sekitar. Dari situlah siswa akan lebih memahami dan
mengetahui kegiatan–kegiatan yang dapat merusak lingkungan.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam Q.S Ar Rum ayat 41 :
وا لبحربماكسبتايديالناسليذيالناسليذيقهمبعضالذيظهرالفسادفىالبر
ىنعملىالعلهميرجع
Artinya : “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena
perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan
sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan
yang benar).
Berdasarkan penjelasan ayat diatas bahwa telah banyak kerusakan yang
terjadi di bumi akibat kegiatan manusia. Keserakahan dan perlakuan buruk
sebagian manusia terhadap alam dapat menyengsarakan manusia itu sendiri.
Tanah longsor, banjir, kebakaran hutan, kekeringan, dan udara serta air yang
tercemar adalah buah kelakuan manusia yang justru merugikan manusia dan
makhluk hidup lainnya.
Materi kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi permukaan bumi
tersebut dalam pembelajaran di sekolah, guru kurang menarik siswa dalam
menyampaikan materi sehingga siswa kurang antusias terhadap materi
tersebut. Selain itu kurangnya kesadaran siswa bahwa materi-materi yang
4
ada pada IPA mengajarkan untuk berpikir logis, rasional, kritis, cermat,
efisien, efektif yang akan berguna pada era yang akan datang.
Faktor rendahnya hasil belajar IPA adalah guru dan siswa. Guru
mengajar hanya dengan teori dari dalam buku melalui proses ceramah dan
menjadikan kelas kurang menyenangkan, sehingga membuat siswa kurang
antusias mengikuti proses belajar mengajar di kelas. Penggunaan metode
ceramah dalam pelajaran IPA masih banyak digunakan oleh guru, hal ini
menyebabkan siswa pasif dalam kegiatan belajar di kelas, karena dalam
mempelajari ilmu sebagian besar diperoleh dari guru, siswa tidak diberi
kesempatan untuk membangun pengetahuannya sendiri.
Pembelajaran aktif dan partisipatif mendorong anak untuk belajar dengan
cara yang paling efektif melalui tindakan dan kata-kata. Fokusnya lebih
pada apa yang dilakukan para murid daripada yang dibuat oleh guru. Guru
bertindak sebagai fasilitator, dalam arti guru membantu dan mendampingi
kegiatan belajar murid yang berlangsung lewat berpengalaman dan
melakukan kegiatan (Daryanto, 2012:250).
Pada prinsipnya pembelajaran tidak hanya terbatas pada event - event
yang dilakukan oleh guru, tetapi mencakup semua event yang meliputi
kejadian kejadian yang diturunkan dari bahan-bahan cetak, gambar, program
radio, televisi, film, slide, maupun kombinasi dari bahan-bahan tersebut
(Majid, 2013:4). Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan seorang
pendidik mempunyai strategi yang berbeda beda, baik dengan metode
ceramah atau pun menggunakan media pembelajaran, dengan adanya
5
strategi dalam pembelajaran diharapkan siswa mampu mencapai hasil yang
baik dalam proses pembelajaran, dalam hal ini strategi pembelajaran dapat
diartikan sebagai pendekatan menyeluruh dalam suatu sistem pembelajaran
yang berupa pedoman umum dan kerangka kegiatan untuk mencapai tujuan
umum pembelajaran, yang dijabarkan dari pandangan falsafah atau teori
belajar tertentu.
Berdasarkan observasi dan wawancara pada tanggal 5 desember 2017
dengan guru kelas V masih belum sepenuhnya dipahami siswa dan masih
banyak yang mengalami kendala-kendala dalam kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan jumlah siswa kelas V meliputi 10 siswa laki-laki dan 12 siswa
perempuan yang mempunyai karakter yang berbeda-beda. Dalam proses
belajar mengajar guru lebih banyak menggunakan metode ceramah, kurang
variatif menggunakan metode pembelajaran dan jarang sekali menggunakan
media pembelajaran yang selama ini menjadi bagian penting dalam
pembelajaran IPA. Keadaan ini sebenarnya menjadi indikasi kurangnya
kompetensi guru dalam mengajar, dan hal ini jelas akan berpengaruh
terhadap hasil belajar siswa. Selain pada guru siswa juga menjadi penyebab
utama tidak tercapainya KKM. Banyak siswa yang masih berbicara sendiri
dengan temannya, sehingga dalam kegiatan tanya jawab menjadikan siswa
pasif. Selain itu metode guru yang tidak tepat dapan menjadikan siswa
kurang memperhatikan penjelasan dari guru. Mengkaji dari KKM yang
ditetapkan oleh MI Darul Ulum pada mata pelajaran IPA adalah 65. Siswa
yang sudah mencapai KKM ada 12 anak dari 22 siswa, sedangkan 11 siswa
6
lainnya masih belum memenuhi KKM. Ini dapat disimpulkan bahwa hanya
45% siswa yang berhasil mencapai KKM sedangkan 55% siswa lainnya
belum berhasil sehingga peneliti menarik kesimpulan bahwa siswa belum
paham mengenai materi kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi
permukaan bumi yang diajarkan guru.
Pengajaran yang konvensional siswa cenderung hanya mendengarkan
ceramah dari guru yang menyebabkan siswa merasa bosan dengan suasana
tersebut, guna mengatasi hal itu, maka penggunaan media visual perlu
diterapkan dalam proses pembelajaran. Media visual atau gambar
merupakan salah satu media pembelajaran yang amat dikenal di dalam
setiap kegiatan pembelajaran. Hal ini disebabkan kesederhanaanya, tanpa
memerlukan kelengkapan, dan tidak perlu diproyeksikan untuk
mengamatinya ( Sudjana dan Rifa’i, 1997 : 71). Media visual atau gambar
memilki sejumlah kelebihan. Menurut Sadiman, dkk. (2006:29) dan Sudjana
dan Rifa’i (1997:17) diantaranya adalah : 1) bisa menyampaikan banyak
pesan, seperti kata pepatah cina bahwa “sebuah gambar berbicara lebih
banyak daripada seribu kata”, 2) sifatnya konkret dibanding dengan
ungkapan verbal, dan 3) gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu.
Tidak semua benda, objek atau peristiwa dapat dibawa ke kelas, dan
tidak selalu bisa anak-anak dibawa ke objek atau peristiwa tersebut. Gambar
atau foto dapat mengatasi hal tersebut. Peristiwa - peristiwa yang terjadi di
masa lampau, kemarin, atau bahkan semenit yang lalu kadang-kadang tak
7
dapat kita lihat seperti apa adanya. Gambar atau foto amat bermanfaat dalam
hal ini.
Adapun beberapa keunggulan dari media gambar atau foto itu antara lain
: 1) media gambar atau foto dapat mengatasi keterbatasan pengamatan
visual kita. Sel atau penampang daun yang tak mungkin kita lihat dengan
mata telanjang dapat disajikan lebih jelas dalam bentuk gambar atau foto, 2)
foto dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja dan untuk
tingkat usia berapa saja, sehingga dapat mencegah atau membetulkan
kesalahpahaman, 3) foto berharga murah dan gampang didapat serta
digunakan, tanpa memerlukan peralatan khusus ( Sukiman, 2012: 86-87).
Untuk lebih memudahkan siswa memahami pembelajaran tentang materi
kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi permukaan bumi, dalam
pembelajaran perlu diterapkan media visual dan digabungkan dengan
metode Problem Based Learning ( Pembelajaran Berbasis Masalah).
Metode Problem Based Learning (Pembelajaran Berbasis Masalah) adalah
suatu pendekatan pembelajaran, yang mana siswa belajar dengan
memecahkan masalah terbuka dan menantang. Masalah yang ditugaskan
untuk dipecahkan adalah yang autentik dan diselesaikan secara berkelompok
atau dalam tim yang berbasis sosial dan kontekstual.
Kelebihan model PBL dalam pembelajaran IPA menurut Shoimin
(2014:132), yaitu (1) siswa didorong memiliki kemampuan memecahkan
masalah dalam situasi nyata; (2) siswa memiliki kemampuan membangun
pengetahuannya sendiri melalui aktivitas belajar; (3) terjadi aktivitas ilmiah
8
pada siswa melalui kerja kelompok; dan (4) siswa memiliki kemampuan
untuk melakukan komunikasi ilmiah dalam kegiatan diskusi atau presentasi
hasil pekerjaan mereka.
Berdasarkan uraian tersebut, maka dalam penelitian ini penulis tertarik
memberikan alternatif pemecahan masalah dengan mengadakan penelitian
berjudul “Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Kegiatan Manusia yang
dapat Mempengaruhi Permukaan Bumi Menggunakan Metode Problem
Based Learning dan Media Visual Pada Siswa Kelas V semester II MI
Darul Ulum Karangasem Wonosegoro Tahun Pelajaran 2017/2018”
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan diatas, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah penggunaan
metode problem based learning dan media visual dapat meningkatkan
hasil belajar IPA materi kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi
permukaan bumi pada siswa kelas V MI Darul Ulum Karangasem Tahun
pelajaran 2017/2018”?
C. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan yang hendak dicapai penelitian ini adalah untuk
mengetahui peningkatkan hasil belajar IPA materi kegiatan manusia yang
dapat mempengaruhi permukaan bumi menggunakan metode problem
based learning dan media visual pada siswa kelas V semester II MI Darul
Ulum Karangasem Tahun pelajaran 2017/2018”
9
D. HIPOTESIS PENELITIAN
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang
dihadapi, sebagai alternative tindakan yang dipandang paling tepat untuk
memecahkan masalah yang telah dipilih untuk diteliti melalui PTK
(Mulyasa, 2011: 63).
Berdasarkan rumusan masalah di atas hipotesis dalam penelitian ini
adalah “Penggunaan Metode Problem Based Learning dan Media Visual
dapat Meningkatkan Hasil Belajar IPA Materi Kegiatan Manusia yang
dapat Mempengaruhi Permukaan Bumi Pada Siswa Kelas V semester II
MI Darul Ulum Karangasem Tahun Pelajaran 2017/2018”
E. INDIKATOR KEBERHASILAN
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan metode
Problem Based Learning (PBL) dan media visual ini dikatakan efektif
apabila indikator keberhasilan yang diharapkan dapat tercapai. Adapun
indikator keberhasilan yang dirumuskan adalah hasil belajar siswa
dikatakan berhasil apabila 75% dari jumlah siswa telah tuntas (Mulyasa,
2008: 256) dari nilai KKM yang ditetapkan di MI Darul Ulum
Karangasem Wonosegoro.
F. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat baik secara teoritis dan secara praktis bagi siswa, guru, dan
bagi sekolah adalah sebagai berikut:
10
1. Manfaat Teoretis
a. Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi masukan yang ilmiah
bagi pengembangan IPA;
b. Memberi masukan dalam khasanah keilmuan untuk perkembangan
kemajuan dalam bidang pendidikan;
c. Menambah wawasan dalam bidang penelitian dan pembuatan karya
ilmiah dan memberikan sumbangan pikiran bagi lembaga dimana
tempat mahasiswa menimba ilmu.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini dapat memberikan manfaat praktis bagi siswa, guru, dan
sekolah.
a. Manfaat bagi Siswa
1) Meningkatkan minat dan pemahaman siswa dalam belajar IPA.
2) Meningkatkan prestasi belajar siswa.
3) Meningkatkan keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas, baik secara
individu maupun kelompok.
4) Melatih keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat, ide,
pertanyaan, dan saran di depan teman-temannya.
5) Meningkatkan hasil belajar siswa hususnya mata pelajaran IPA
materi perubahan kenampakan bumi dan benda langit.
11
b. Manfaat bagi Guru
1) Memperoleh gambaran tentang peningkatan hasil belajar IPA
materi perubahan kenampakan bumi dan benda langit melalui
media visual dan metode problem based learning.
2) Memberikan kontribusi bagi pengembangan pendidikan;
3) Memberikan informasi baru bagaimana cara mengatasi
permasalahan yang muncul dalam proses belajar-mengajar.
c. Manfaat bagi Sekolah
1) Memberikan sumbangan pemikiran dalam meningkatkan kualitas
pembelajaran;
2) Meningkatkan kualitas madrasah tersebut karena dapat
mengembangkan metode dan media pembelajaran yang tepat dan
meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi yang diajarkan.
3) Sebagai tambahan pemahaman mengenai Penelitian Tindakan
Kelas (PTK).
G. DEFINISI OPERASIONAL
1. Hasil Belajar
Makna dari hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang terjadi
pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan
psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. Pengertian tentang hasil
belajar sebagaimana diuraikan diatas dipertegas lagi oleh Nawawi
yang menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat
keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pembelajaran di sekolah
12
yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal
sejumlah materi pelajaran tertentu (Susanto , 2013: 5).
2. Ilmu Pendidikan Alam (IPA)
H.W.Fowler mengatakan bahwa IPA adalah ilmu yang sistematis
dan diluruskan, yang berhubungan dengan gejala – gejala kebendaan
dan didasarka terutama atas pengamatan dan induksi. Sedangkan Nokes
didalam bukunya “Scince in education” menyatakan bahwa IPA adalah
pengetahuan teoritis yang diperoleh dengan metode khusus (Ahmadi
dan Supatmo, 2000: 1).
3. Materi Kegiatan Manusia Yang Dapat Mempengaruhi Permukaan
Bumi
Beberapa aktivitas manusia yang dapat mempengaruhi permukaan
bumi antara lain:
a. Pembakaran dan penebangan hutan secara liar
Hutan merupakan paru – paru bumi. Hutan merupakan resapan dan
cadangan air tanah bagi kehidupan makhluk di bumi. Selain itu,
hutan merupakan tempat tinggal dan tempat berlindung sebagian
makhluk hidup. Jika pohon – pohon dihutan ditebang untuk industry
dan lahan pertanian secara liar dan berlebihan, akan berpengaruh
terhadap kehidupan yang ada sebelumnya. Apalagi dengan
perburuan liar terhadap hewan – hewan, akan semakin merusak
lingkungan
13
b. Kegiatan pembangunan
Pembangunan jalan yang melewati hutan dapat merusak lingkungan.
Pohon – pohonyang menjadi tempat tinggal dan sumber makanan
hewan ditebang sehingga hewan tersebut terancam keberadaannya.
Pembangunan rumah diperbukitan, sangat mengganggu
keseimbangan lingkungan. Daerah daerah diperbukitan dapat terkena
bencana, seperti banjir dn tanah longsor.
c. Pembuangan limbah pabrik
Pembuangan limbah pabrik kesungai akan menyebabkan
pencemaran sungai. Limbah pabrik tersebut mengandung bahan –
bahan kimia yang beracun. Tentu saja hal tersebut dapat
membahayakan makhluk hidup disungai pembuangan makhluk
hidup disungai dapat membunuh ikan – ikan dan tumbuhan yang
hidup disungai. Hal ini dapat merusak keseimbangan ekosistem
sungai (Yulianti, 2012: 367-368).
4. Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)
Metode Problem Based Learning (Pembelajaran Berbasis
Masalah) adalah suatu pendekatan pembelajaran, yang mana siswa
belajar dengan memecahkan masalah terbuka dan menantang. Masalah
yang ditugaskan untuk dipecahkan adalah yang autentik dan diselesaikan
secara berkelompok atau dalam tim yang berbasis sosial dan kontekstual
(Suyadi, 2013: 130).
14
5. Media Visual
Visualisasi pesan, informasi, atau konsep yang akan disampaikan
kepada siswa dapat dikembangkan dalam berbagai bentuk, seperti foto,
gambar atau ilustrasi, sketsa atau gambar garis, grafik, bagan, chart, dan
gabungan dua bentuk atau lebih. Foto menghadirkan soal ilustrasi
melalui gambar yang hampir menyamai kenyataan dari suatu objek atau
situasi. Sementara itu, grafik merupakan representasi simbolis dan artistic
sesuatu objek atau situasi (Arsyad, 1997: 104).
H. METODOLOGI PENELITIAN
1. Rancangan Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian
PTK. Menurut Mulyasa, (2011:10) penelitian tindakan kelas merupakan
penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan
untuk memperbaiki kualitas proses dan hasil belajar sekelompok peserta
didik.
Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh
guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk
memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat (Aqib
dkk, 2009: 3).
Menurut Kurt Lewin (dalam Kunandar, 2011: 42) Penelitian
Tindakan Kelas adalah suatu rangkaian langkah yang terdiri atas empat
tahap, yakni perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.
15
Menurut Arikunto (dalam Suyadi, 2011:18), PTK adalah
gabungan dari pengertian dari kata “penelitian, tindakan, dan kelas”.
Penelitian adalah kegiatan mengamati suatu objek, dengan
menggunakan kaidah metodologi tertentu untuk mendapatkan data yang
bermanfaat bagi peneliti dan orang lain demi kepentingan bersama.
Selanjutnya tindakan adalah suatu perlakuan yang sengaja diterapkan
kepada objek dengan tujuan tertentu yang dalam penerapannya
dirangkai menjadi beberapa periode atau siklus. Dan kelas adalah
tempat dimana sekelompok siswa belajar bersama dari seorang guru
yang sama dalam periode yang sama.
Berdasarkan beberapa pemahaman mengenai PTK dapat
disimpulkan bahwa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah suatu
pengamatan yang menerapkan tindakan didalam kelas yang dilakukan
secara sengaja untuk mengetahui kondisi atau masalah dalam suatu
kelas serta mencari solusi dari masalah yang ditemukan dengan
menggunakan aturan sesuai dengan metodologi penelitian yang
dilakukan dalam beberapa periode atau siklus.
Beberapa alasan penulis memilih Penelitian Tindakan Kelas yaitu:
a. Melalui PTK, guru akan menjadi tanggap dan peka terhadap segala
sesuatu yang terjadi dalam pembelajaran di kelasnya.
b. Dalam melaksanakan tahap-tahap yang ada dalam PTK, guru akan
mampu memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu rangkaian
kegiatan untuk mengkaji secara cermat apa yang terjadi di kelas.
16
1. Subyek Penelitian
a. Subyek
Subjek dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa kelas V
MI Darul Ulum Karangasem Kecamatan Wonosegoro Kabupaten
Boyolali dengan jumlah keseluruhan 22 siswa yaitu laki–laki 10
dan 12 siswa perempuan.
b. Lokasi
Tempat penelitian ini di laksanakan di MI Darul Ulum
Karangasem Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali.
c. Waktu
Penelitian ini di laksanakan pada tanggal 08 Mei 2018 sampai
dengan selesai.
2. Langkah – Langkah Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan
oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan
tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru sehingga hasil
belajar siswa menjadi meningkat.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksankan melalui proses berdaur,
yang terdiri dari 4 tahap, yaitu :
a. Merencanakan
b. Melakukan Tindakan
c. Mengamati
d. Refleksi
17
Keempat tahap tersebut merupakan satu siklus atau daur sehingga
setiap tahap akan terulang kembali. Hasil refleksi terhadap tindakan yang
dilakukan akan digunakan kembali untuk merevisi rencana jika ternyata
tindakan yang di lakukan belum berhasil memecahkan masalah yang
menjadi kerisauan guru. Setelah siklus ini berlangsung beberapa kali,
barangkali perbaikan yang di inginkan sudah terjadi. Dalam hal ini, daur
PTK dengan tujuan yang direncanakan sudah berakhir, namun akan
muncul masalah atau kerisauan baru dari guru. Masalah ini akan kembali
di pecahkan mengikuti daur PTK (Aqib, 2017: 56)
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Menurut Tim Pelatih Proyek PGSM , PTK adalah suatu bentuk kajian
yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk
meningkatkan pemantapan rasional dari tindakan mereka yang
melaksankan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-
tindakan yang dilakukan itu, serta memperbaiki kondisi dimana praktik
pembelajaran tersebut dilakukan.
PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat sistematis reflektif
oleh pelaku tindakan untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang
dilakukan.
Sebuah proses dimana guru menguji praktek pendidikannya sendiri
secara sistematik dan hati-hati dengan menggunakan teknik-teknik
penelitian untuk melakukan perbaikan terhadap sistem, cara kerja, proses,
18
isi atau situasi pembelajaran yang lebih efektif sehingga profesionalisme
mereka berkembang.
Adapun tujuan utama dari PTK adalah untuk memperbaiki atau
meningkatkan praktik pembelajaran secara berkesinambungan,
sedangkan tujuan penyertaannya adalah menumbuhkan budaya meneliti
di kalangan guru.
Ada beberapa model PTK antara lain model penelitian tindakan
dari Kemmis dan Taggart (Sugiarti, 1997: 6), yaitu bentuk spiral dari
siklus yang satu ke siklus berikutnya. Setiap siklus meliputi planning
(rencana), action tindakan, observation (pengamatan), dan reflection
(refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang
sudah di revisi,tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada
Siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi
permasalahan (Aqib, 2017: 57).
19
Gambar 1: Model tahapan-tahapan pelaksanaan PTK (Arikunto, 2006: 16)
1. Identifikasi Masalah
a. Perencanaan
Pada tahap ini peneliti melakukan persiapan untuk
merancang kegiatan pembelajaran IPA dengan materi perubahan
penampakan bumi dan benda langit, kegiatan ini meliputi :
1) Mengumpulkan data yang dibutuhkan dengan cara observasi
dan wawancara.
2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
3) Menyiapkan sumber belajar dan media yang akan digunakan
dalam pembelajaran.
4) Menyususn soal evaluasi untuk siswa.
20
b. Pelaksanaan
Pada tahap ini peneliti melaksanakan pembelajaran dan
menerapkan apa yang telah direncanakan. Penerapan
pembelajaran sesuai dengan scenario pembelajaran yang tertulis
pada RPP dan tahap perencanaan. Penelitian tindakan kelas ini
dilaksanakan selama pembelajaran berlangsung, tindakan ini
untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah melaksanakn
pembelajaran dengan menggunakan metode Pembelajaran
Berbasis Masalah (Problem Based Learning). Kegiatan
pembelajaran terdiri dari tiga kegiatan, yaitu: pendahuluan, inti,
dan penutup.
c. Observasi
Pada tahap ini, peneliti mengamati proses pembelajaran dari
awal sampai akhir dengan menggunakan lembar observasi. Hal
ini dilakukan untuk mengetahui kondisi siswa mampu menyerap
konsentrasi secara maksimal atau tidak serta untuk mengetahui
aktivitas siswa ketika proses kegiatan belajar-mengajar.
d. Refleksi
Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali
apa yang sudah terjadi. Dalam kegiatan refleksi ini, data yang
diperoleh dari proses pengamatan kemudian dikumpulkan dan
dianalisis untuk mengetahui apakah pembelajaran yang telah
dilaksanakan berhasil atau gagal. Dari hasil analisis tersebut
21
dijadikan sebagai bahan evaluasi untuk mengkaji kekurangan
yang muncul dalam pelaksanaan siklus pertama.
3. Instrument Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan dalam
penelitian. Dalam penelitian ini instrumen penelitian yang digunakan
oleh peneliti adalah sebagai berikut :
a. Pedoman observasi
Pedoman observasi disusun untuk memantau situasi saat proses
pembelajaran berlangsung dan untuk mengukur perkembangan
yang telah tercapai dari proses pembelajaran yang dilakukan oleh
guru dan siswa.
b. Soal tes tertulis
Soal tes tertulis digunakan untuk mendapatkan data kuantitatif
berupa nilai yang bisa menggambarkan pencapaian target
kompetensi dalam mata pelajaran IPA materi kegiatan manusia
yang dapat mempengaruhi permukaan bumi.
c. Lembar Observasi
Dalam kegiatan ini yang diobservasi secara langsung meliputi
observasi aktivitas kegiatan peserta didik, observasi kegiatan guru
dalam pengelolaan kelas, dan bagaimana proses belajar mengajar
yang berkaitan dengan upaya dari guru IPA dalam meningkatkan
kualitas proses pembelajaran yakni hasil belajar melalui
penggunaan metode problem based learning untuk membuat
22
kesimpulan pelaksanaan pembelajaran pada siklus tersebut yang
akan direfleksikan pada siklus berikutnya.
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian
tindakan kelas ini adalah :
a. Observasi
Observasi adalah suatu pengumpulan data dimana peneliti
mengadakan pengamatan secara langsung dan mencatat semua hal-
hal yang diperlukan selama pelaksanaan tindakan berlangsung
untuk memperoleh data yang konkret. Pengumpulan data ini
dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang telah
disusun. Selain itu, peneliti melakukan pengamatan secara cermat
pelaksanaan skenario pembelajaran dari waktu ke waktu serta
dampaknya terhadap proses dan hasil belajar siswa.
b. Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang dapat
membantu peneliti dalam mengumpulkan data penelitian.
Instrumen yang akan peneliti kumpulkan dalam teknik
dokumentasi adalah RPP, nilai siswa sebelum penerapan metode
Problem Based Learning (PBL) dan media visual selama proses
belajar mengajar berlangsung sebagai tanda bukti konkret dalam
pelaksanaan penelitian.
23
c. Wawancara
Wawancara digunakan untuk mengumpulkan data atau
informasi yang lebih rinci untuk melengkapi data hasil observasi.
Teknik pengumpulan data melalui wawancara memiliki sifat yaitu
berupa metode penunjang dalam terlaksananya suatu penelitian.
5. Analisis Data
Dalam penelitian ini analisis data dilakukan dengan
membandingkan antara skor nilai tiap siklus dengan KKM yang telah
ditentukan oleh sekolah yaitu sebesar 65. Oleh karena itu, setiap siswa
dikatakan tuntas belajarnya atau mencapai KKM 65 jika nilai yang
diperoleh siswa ≥ 65. Sebaliknya, jika siswa dikatakan belum tuntas
belajarnya atau belum mencapai KKM jika nilai yang diperoleh siswa
65.
Adapun indikator keberhasilan yang dirumuskan adalah hasil
belajar siswa dikatakan berhasil apabila 75% dari jumlah siswa telah
tuntas. (Mulyasa, 2008: 256).
Untuk menentukan ketuntasan belajar siswa (individual) dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
a. Menghitung nilai rata-rata kelas
M =
Dimana:
M = Mean
24
= Jumlah nilai semua siswa
N = jumlah siswa
b. Menghitung untuk ketuntasan belajar
Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar, digunakan
rumus sebagai berikut:
p = x 100%
Analisis ini dilakukan pada saat tahapan refleksi. Hasil analisis ini
digunakan sebagai bahan refleksi untuk melakukan perencanaan
lanjut dalam siklus selanjutnya (Aqib, dkk, 2014: 39-41).
I. SISTEMATIKA PENULISAN
Untuk memudahkan dalam pembahasan penelitian ini, sistematika
yang digunakan penulis adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Berisi : latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian,
hipotesis penelitian, indikator penelitian, manfaat
penelitian, definisi operasional, metode penelitian, dan
sistematika penulisan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Berisi : uraian kajian pustaka tentang teori yang terkait
dengan penelitian.
25
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
Berisi: gambaran umum lokasi penelitian dan subjek
penelitian, deskripsi pelaksanaan siklus I dan deskripsi
pelaksanaan siklus II.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berisi : hasil penelitian dan pembahasan.
BAB V PENUTUP
Berisi : kesimpulan hasil penelitian dan saran terhadap
hasil penelitian.
26
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah
melalui kegiatan belajar. Karena belajar itu sendiri merupakan suatu proses
dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan
perilaku yang reletif menetap. Dalam kegiatan pembelajaran atau kegiatan
instruksional, biasanya guru mentapkan tujuan belajar. Anak yang berhasil
dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan – tujuan pembelajaran
atau tujuan instruksional (Susanto, 2013: 5).
Untuk mengetahui apakah hasil belajar yang dicapai telah sesuai
dengan tujuan yang dikehendaki dapat diketahui melalui evaluasi.
Sebagaimana dikemukakan oleh Sunal (1993: 94), bahwa evaluasi
merupakan proses penggunaan informasi untuk membuat pertimbangan
seberapa efektif suatu program telah memenuhi kebutuhan siswa. Selain itu,
dengan dilakukannya evaluasi atau penilaian ini dapat dijadikan feedback
atau tindak lanjut, atau bahkan cara untuk mengukur tingkat penguasaan
siswa. Kemajuan prestasi belajar siswa tidak saja diukur dari tingkat
penguasaan ilmu pengetahuan, tetapi sikap dan juga keterampilan. Dengan
demikan, penilaian hasil belajar siswa mencakup segala hal yang di pelajari
disekolah, baik itu menyangkut pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang
27
berkaitan dengan mata pelajaran yang diberikan kepada siswa. (Susanto ,
2013: 6)
Hasil belajar pada dasarnya adalah suatu kemampuan yang berupa
keterampilan dan perilaku baru sebagai akibat dari latihan atau pengalaman
yang diperoleh. Dalam hal ini, Gagne dan Briggs mendefinisikan hasil
belajar sebagai kemampuan yang diperoleh seseorang sesudah mengikuti
proses belajar. Lebih jauh dalam hubungannya dengan hasil belajar Gagne
dan Briggs mengemukakan adanya lima kemampuan yang diperoleh
seseorang sebagai hasil belajar yaitu keterampilan intelektual, strategi,
kognitif, informasi verbal, keterampilan motoric dan sikap. Keterampilan
intelektual adalah suatu kemampuan yang membuat seseorang menjadi
kompeten terhadap sesuatu sehingga ia dapat mengklasifikasi,
mengidentifikasi, mendemonstrasikan dan menggeneralisasikan suatu gejala
(Sam‟s, 2010: 33-34).
a. Macam – macam Hasil Belajar
Hasil belajar sebagaimana telah dijelaskan diatas meliputi
pemahaman konsep (aspek kognitif), keterampilan proses (aspek
psikomotor), dan sikap siswa (aspek afektif). Untuk lebih jelasnya dapat
dijelaskan sebagai berikut :
1) Pemahaman Konsep
Pemahaman menurut Bloom (1979: 89) diartikan sebagai
kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau bahan yang
dipelajari. Pemahaman menurut Bloom ini adalah seberapa besar
28
siswa mampu menerima, menyerap, dan memahami pelajaran yang
diberikan oleh guru kepada siswa, atau sejauh mana siswa dapat
memahami serta mengerti apa yang ia baca, yang dilihat, yang
dialami, atau yang ia rasakan berupa hasil penelitian atau observasi
langsung yang ia lakukan.
Menurut Dorothy J. Skeel dalam Nursid Sumaatmadja (2005: 2-
3), konsep merupakan sesuatu yang tergambar dalam pikiran suatu
pemikiran, gagasan, atau suatu pengertian. Jadi, konsep ini
merupakan sesuatu yang telah melekat dalam hati seseorang dan
tergambar dalam pikiran, gagasan, atau suatu pengertian.
2) Keterampilan Proses
Usman dan Setiyawati (1993: 77) mengemukakan bahwa
keterampilan proses merupakan keterampilan yang mengarah kepada
pembangunan kemampuan mental, fisik, dan social yang mendasar
sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu
siswa.
3) Sikap
Menurut Lange dalam Azwar (1998: 3), sikap tidak hanya
merupakan aspek mental semata, melainkan mencakup pula aspek
respons fisik.
Sementara menurut Sardiman (1996: 275), sikap merupakan
kecenderungan untuk melakukan sesuatu dengan cara, metode, pola,
dan teknik tertentu terhadap dunia sekitarnya berupa individu –
29
individu maupun objek – objek tertentu. Sikap merujuk pada
perbuatan, perilaku, atau tindakan seseorang.
b. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Secara umum faktor – faktor yang mempengaruhi hasil belajar
dibedakan atas dua kategori, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Kedua faktor tersebut saling mempengaruhi dalam proses belajar
individu sehingga menentukkan kualitas hasil belajar (Baharudin dan
wahyuni , 2007: 19).
1) Faktor internal
Faktor internal adalah faktor – faktor yang berasal dari dalam diri
individu dan dapat mempengaruhi hasil belajar individu.
2) Faktor Eksternal
Selain karakteristik siswa atau faktor – faktor endogen, faktor –
faktor eksternal juga dapat mempengaruhi proses belajar siswa.
Dalam hal ini, Syah (2003) menjelaskan bahwa faktor eksternal yang
mempengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi dua golongan
yaitu faktor lingkungan social dan faktor lingkungan nonsosial.
2. IPA
a. Pengertian IPA
IPA merupakan rumpun ilmu, memiliki karakteristik khusus
yaitu mempelajari fenomena alam yang factual (factual), baik berupa
kenyataan (reality), atau kejadian (event) dan hubungan sebab –
30
akibatnya. Cabang ilmu yang termasuk anggota rumpun IPA saat ini
antara lain Biologi, Fisika, IPA, Astronomi / Astrofisika, dan Geologi.
IPA merupakan ilmu yang pada awalnya diperoleh dan
dikembangkan berdasarkan percobaan (induktif) namun pada
perkembangan selanjutnya dua hal berkaitan yang tidak terpisahkan
dengan IPA, yaitu IPA sebagai produk, pengetahuan IPA yang berupa
pengetahuan factual, konseptual, prosedural, dan metakognitif, dan
IPA sebagai proses, yaitu kerja ilmiah. ( Wisudawati dan
Sulistiyowati, 2014: 22).
Sebenarnya tidaklah mudah mendefinisikan apakah IPA itu. Ada
yang mendefinisikan bahwa “IPA” merupakan ilmu yang sistematis
dan dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan
dan didasarkan terutama atas pengamatan dan induksi. Sedangkan
Nokes di dalam bukunya “Science in Education” menyatakan bahwa
IPA adalah pengetahuan teoritis yang diperoleh dengan metode
khusus.
Kedua pendapat di atas sebenarnya tidak berbeda. Memamng
benar bahwa IPA merupakan suatu ilmu teoritis, tetapi teori tersebut
didasarkan atas pengamatan, percobaan-percobaan terhadap gejala-
gejala alam. Betapapun indahnya suatu teori dirumuskan tidaklah
dapat dipertahankan kalau tidak sesuai dengan hasil-hasil pengamatan
atau observasi.
31
Jadi dapatlah disetujui bahwa IPA adalah suatu pengetahuan
teoritis yang diperoleh atau disusun dengan cara yang khas atau
khusus yaitu melakukan observasi ekperimentasi, penyimpulan,
penyusunan teori, eksperimentasi, observasi, dan demikian seterusnya
kait-mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lain. Cara untuk
memperoleh ilmu secara demikian ini terkenal dengan nama metode
ilmiah. Metode ilmiah pada dasarnya merupakan suatu cara yang logis
untuk memecahkan suatu masalah tertentu. Metode ilmiah inilah
merupakan dasar metode yang digunakan dalam IPA (Abdullah dan
Rahma, 1992: 18).
b. Cara Berpikir IPA
Cara berpikir IPA meliputi :
1) Percaya (Believe)
Kecenderungan para ilmuwan melakukan penilitian
terhadap masalah gejala alam dimotivasi oleh kepercayaan bahawa
hokum alam dalam dapat di konstruksi dari observasi dan
diterangkan dengan pemikiran dan penalaran.
2) Rasa Ingin tahu (curiosity)
Kepercayaan bahwa alam dapat dimengerti didorong oleh
rasa ingin tahu untuk menemukannya.
3) Imajinasi (Imagination)
Para ilmuan sangan mengandalkan pada kemampuan
imajinasinya dalam memecahkan masalah gejala alam.
32
4) Penalaran (Reasonin)
Penalaran setingkat dengan imajinnasi. Para ilmuan juga
mengandalkan penalaran dalam memecahkan masalh gejala alam.
5) Koreksi Diri (Self examination)
Pemikiran ilmiah adalah sesuatu yang lebih tinggi daripada
sekedar suatu usaha untuk mengerti tentang alam. Pemikiran
ilmiah juga merupakan sarana untuk memahamidirinya,unruk
melihat seberapa jauh para ahli sampai pada kesimpulan tentang
alam.
c. Kegiatan Manusia yang Dapat Mempengaruhi Permukaan Bumi.
Manusia melakukan berbagai kegiatan untuk
melangsungkan hidupnya. Berbagai kegiatan manusia tersebut dapat
merubah keadaan permukaan bumi. Perubahan dapat bersifat positif.
Namun, dapat pula bersifat negative (Maryanto dan Purwanto, 2009:
178).
1) Perubahan Permukaan Bumi Akibat Kegiatan Pertanian
Tanah adalah sumber daya alam yang dapat diolah. Di atas tanah
dapat dikembangbiakkan tumbuhan dan hewan. Di atas tanah,
manusia melakukan kegiatan pertanian. Kegiatan pertanian
bertujuan untuk menghasilkan bahan pangan, sandang, papan,
dan lain-lain.
Berkaitan dengan usaha membudidayakan tanah,
dilakukan beberapa kegiatan sebagai berikut.
33
a) Pembukaan Hutan
Pembukaan hutan dilakukan untuk memperoleh lahan
pertanian. Namun, pembukaan hutan yang berlebihan dan
tidak bertanggung jawab dapat menyebabkan:
i. Lahan/tanah gundul
ii. Lahan gersang karena ditinggalkan, dan lain-lain.
b) Perkebunan
Jumlah penduduk selalu bertambah sehingga
kebutuhannya juga meningkat. Contohnya kebutuhan
pangan. Peningkatan kebutuhan pangan tidak diikuti dengan
peningkatan lahan pertanian. Lahan pertanian justru makin
berkurang. Banyak lahan pertanian yang dibangun
perumahan, pabrik maupun gedung perkantoran. Keadaan
ini mendorong pembukaan lahan baru untuk pertanian dan
perkebunan. Hutan menjadi sasaran dalam pembukaan
lahan untuk perkebunan dan pertanian (Priyono dan
Martini, 2009: 148).
c) Pengolahan Tanah
Beberapa kegiatan pengolahan tanah yang dapat
menyebabkan perubahan permukaan bumi antara lain:
i. Pembajakan lahan dengan mesin traktor.
ii. Pengolahan lahan miring menjadi berteras-teras
(terasering).
34
d) Waduk dan Bendungan
Waduk atau bendungan adalah daratan yang dibuat
cekungan besar kemudian diisi air. Waduk berfungsi untuk
mengaliri lahan-lahan pertanian, PLTA (Pembangkit Listrik
Tenaga Air), dan perikanan. Waduk ini juga berfungsi
sebagai penampung air hujan (Winarti dkk, 2009: 106).
2) Perubahan Permukaan Bumi Akibat Kegiatan Pembangunan
Sejak manusia ada, kegiatan pembangunan
berlangsung terusmenerus. Mula-mula manusia hanya
membangun rumah tempat tinggal. Lama-kelamaan
dibangun pula berbagai sarana dan prasarana yang
memudahkan kehidupan manusia. Misalnya jalan,
jembatan, rel KA, dan lain-lain.
Kegiatan pembangunan dapat merubah permukaan
bumi. Di antaranya adalah:
a) Mengubah lahan persawahan menjadi bangunan pabrik,
perumahan, dan lain-lain.
b) Mengubah lahan persawahan untuk jalan tol.
c) Mengubah permukiman dan persawahan menjadi
waduk;
d) Membabat hutan di lereng bukit untuk lahan
pembangunan tempat peristirahatan
35
e) Penimbunan pantai (reklamasi) untuk lahan
permukiman.
3) Perubahan Permukaan Bumi Akibat Kegiatan Pertambangan
Pertambangan adalah kegiatan pengambilan hasil-hasil
tambang atau mineral dari permukaan maupun dari dalam perut
bumi.
Penggalian bahan tambang menyebabkan perubahan
permukaan bumi. Karena pengambilan bahan tambang ini
dengan cara membuka lapisan permukaan bumi. Penggalian
bahan tambang harus dilakukan dengan perhitungan yang baik.
Daratan yang semula subur dapat menjadi tandus akibat
kegiatan penambangan ini (Maryanto dan Purwanto, 2009: 179).
Berbagai bentuk kegiatan pertambangan turut mengubah
permukaan bumi, misalnya:
a) Kegiatan penggalian yang dilakukan untuk mengambil
mineral di dalam perut bumi.
b) Kegiatan pengeboran baik di daratan maupun di lautan untuk
mengambil minyak dan gas bumi.
c) Kegiatan pengolahan bahan tambang.
d. Dampak kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi
permukaan bumi.
36
Kebutuhan manusia tidak terbatas, manusia selalu berusaha agar
kebetuhan tersebut terpenuhi. Di alam tersedia berbagai bahan
kebutuhan manusia yang disebut sumber daya alam.
Sumber daya alam dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk
memenuhi kebutuhannya. Namun, sangat disayangkan terkadang
manusia inilah yang dapat mengubah permukaan bumi.
1. Pembakaran Hutan
Akhir-akhir ini manusia banyak melakukan pembakaran hutan
untuk dijadikan lahan pertanian, pemukiman penduduk, dan untuk
industri. Kawasan hutan yang dijadikan lahan pertanian biasanya
berubah menjadi tanah tandus dan gersang. Hal ini karena setelah
panen biasanya ladang ini akan ditinggalkan. Sistem perladangan
seperti ini disebut perladangan berpindah. Akhirnya hutan yang
dahulu menghijau menjadi tanah tandus dan gersang.
Selain untuk lahan pertanian, biasanya pembakaran hutan
bertujuan untuk membangun pemukiman penduduk dan mendirikan
pabrik.
2. Penebangan Hutan secara Liar
Selain pembakaran hutan, manusia juga melakukan penebangan
hutan secara liar. Pohon-pohon ini diambil kayunya sebagai bahan
bangunan. Penebangan pohon-pohon di hutan secara liar ini juga
dapat mengubah permukaan bumi.
37
Penebangan liar di Indonesia dimulai di Kalimantan pada awal
tahun 1990-an. Akhirnya penebangan liar ini meluas sampai
Sumatra dan Sulawesi. Penebangan liar ini membuat hutan di
Indonesia rusak. Proses penebnagn hutan secara liar ini disebut
penggundulan hutan.
Pepohonan sangat penting bagi kehidupan di Bumi. Jadi,
penebangan pohon harus dilakukan secara hati-hati dan disertai
dengan usaha melestarikannya. Penebangan hutan harus disertai
dengan penanaman kembali benih-benih pohon yang telah
ditebang. Melalui cara ini kelestarian hutan tetap terjaga.
Penggundulan hutan dapat menyebabkan terjadinya perubahan
permukaan bumi. Hutan ini akan berubah menjadi lahan tandus dan
gersang. Selain itu, penggundulan hutan juga berdampak pada
kehidupan makhluk hidup. Penggundulan hutan telah membunuh
ratusan spesies tumbuhan dan hewan. Banyaknya pohon yang
ditebangi menyebabkan hewan-hewan hutan kehilangan makanan
dan tempat berlindung
3. Penambangan
Kegiatan penambangan juga dapat mengubah permukaan bumi.
Sebagian besar bahan tambang berada di dalam tanah. Pengambilan
bahan tambang dengan cara digali atau ditambang. Ada dua macam
jenis penambangan yaitu penambangan terbuka dan penambangan
bawah tanah.
38
Penambangan terbuka adalah penambangan yang dilakukan di
permukaan bumi. Beberapa bahan tambangn seperti tembaga, besi,
batu bara, kapur dan alumunium sering ditemukan di permukaan
bumi. Oleh karena itu, untuk mengambilnya tidak perlu menggali.
Kegiatan ini mengubah bentuk permukaan bumi menjadi lubang-
lubang bekas penambangan.
Bahan tambang lainnya digali dari terowongan yang berada
ratusan meter di bawah permukaan tanah. Cara ini disebut
penambangan bawah tanah. Penambangan ini lebih sulit daripada
penambangan di permukaan. para penambang menggali sebuah
lubang menuju kedalam tanah dan mengambil bijih. Pengambilan
bijih ini menggunakan bora tau bahan peledak sebelum diangkut ke
permukaan. Kegiatan ini menimbulkan tanah berongga. Tanah
yang berongga menyebabkan tanah kurang kuat sehingga bisa
runtuh.
Selain penambangan terbuka dan penambangan bawah tanah,
ada juga cara lainnya yaitu pengerukan. Pengerukan merupakan
cara lain yang digunakan untuk mengumpulkan logam-logam yang
terendap di dalam batuan di dasar sungai atau sumber air lainnya
(Azmiyawaty, 2008: 162-165).
4. Pembangunan jalan
Pepatah mengatakan, dengan ilmu dan teknologi hidup menjadi
mudah. Kemajuan teknologi telah berhasil membuat alat yang
39
canggih. Alat tersebut dibuat untuk memudahkan pekerjaan
manusia, contohnya kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor
dibuat sebagai alat transportasi.
Peningkatan jumlah kendaraan bermotor seperti mobil dan
sepeda dapat menyebabkan kemacetan. Untuk mengatasi hal
tersebut dilakukan pelebaran jalan. Pelebaran jalan atau
pembangunan jalan baru dapat menyebabkan lahan pertanian
beralih fungsi (Rositawaty dan Muharam, 2008: 138).
a. Pengaruh Positif
1) Dibidang pertanian dapat meningkatkan hasil pangan
2) Mudahnya jalur transportasi karena pembangunan jalan.
3) Terpenuhinya kebutuhan tempat tinggal.
b. Pengaruh Negatif
1) Menyebabkan kerusakan hutan dan berkurangnya persediaan air
tanah.
2) Hilangnya daerah resapan air
3) Hutan yang rusak menyebabkan tanah menjadi tandus
4) Terjadinya erosi, tanah longsor, dan banjir bandang (Kholil dan
Prowida, 2009: 180).
3. Metode Problem Based Learning
Metode Problem Based Learning adalah suatu pendekatan
pembelajaran, yang mana siswa belajar dengan memecahkan masalah
terbuka dan menantang. Masalah yang ditugaskan untuk dipecahkan
40
adalah yang otentik dan diselesaikan secara berkelompok atau dalam tim
yang berbasis sosial dan kontekstual. Siswa mengandalkan pengetahuan
mereka tentatang masalah, mengidentifikasi “informasi yang mereka
butuhkan untuk memecahkan masalah dan strategi yang akan mereka
gunakan untuk memecahkan masalah”.
Pembelajaran berbasis masalah melibatkan peserta didik dalam
proses pembelajaran aktif dan kolaboratif, serta berpusat kepada peserta
didik, sehingga mampu mengembangkan kemampuan pemecahan masalah
secara mandiri. Pembelajaran berbasis masalah dapat dimulai dengan
melakukan kerja kelompok antar peserta didik. Misalnya, peserta didik
menyelidiki sendiri, menemukan permasalahan sendiri, dan menyelesaikan
masalah tersebut di bawah bimbingan fasilitator atau pendidik (Suyadi,
2013: 130).
Aspek terpenting dalam pembelajaran berbasis masalah adalah
bahwa pembelajaran dimulai dengan permasalahan, dari permasalahan
tersebut akan menentukan arah pembelajaran dalam kelompok. Dengan
membuat permasalahan sebagai tumpuan pembelajaran, peserta didik di
dorong untuk mencari informasi yang diperlukan untuk menyelesaikan
permasalahan.
Kelebihan metode PBL dalam pembelajaran IPA menurut Shoimin
(2014:132), yaitu (1) siswa didorong memiliki kemampuan memecahkan
masalah dalam situasi nyata; (2) siswa memiliki kemampuan membangun
41
pengetahuannya sendiri melalui aktivitas belajar; (3) terjadi aktivitas
ilmiah pada siswa melalui kerja kelompok; dan (4) siswa memiliki
kemampuan untuk melakukan komunikasi ilmiah dalam kegiatan diskusi
atau presentasi hasil pekerjaan mereka.
Kekurangan metode PBL yaitu (1) PBL tidak dapat diterapkan untuk
setiap materi pembelajaran, ada bagian guru berperan aktif dalam
menyajikan materi. PBL lebih cocok untuk pembelajaran yang menuntut
kemampuan tertentu yang kaitannya dengan pemecahan masalah/(2)
Dalam suatu kelas yang memiliki tingkat keragaman siswa yang tinggi
akan terjadi kesulitan pembagian tugas.
Model pembelajaran ini melatih dan mengembangkan kemapuan
untuk menyelesaikan masalah yang berorientasi pada masalah autentik dari
kehidupan actual siswa, untuk merangsang kemampuan bepikir tingkat
tinggi. Kondisi yang tetap harus dipelihara adalah suasana kondusif,
terbuka, negosiasi, dan demokratis.
Problem based learning (PBL) atau pembelajaran berbasis masalah
(PBM) adalah model pengajaran yang bercirikan adanya permasalahan
nyata sebagai konteks untuk para peserta didik belajar berpikir kritis dan
keterampilan memecahkan masalah serta memperoleh pengetahuan
(Shoimin, 2014: 130-132) .
a. Berdasarkan teori yang dikembangkan Barrow, Min Liu (2005: 130)
menjelaskan karakteriktis dari PBL, yaitu:
42
1) Learning is student Centered proses pembelajaran dalam PBL
lebih menitikberatkan kepada siswa sebagai orang belajar. Oleh
karena itu, PBL didukung juga oleh teori konstrukvisme dimana
siswa didorong untuk dapat mengembangkan pengetahuannya
sendiri.
2) Authentic Problem form the organizing focus for learning masalah
yang disajikan kepada siswa adalah masalah otentk sehingga
siswa mampu dengan mudah memahami masalah tersebut serta
dapat menerapkannya dalam kehidupan profesionalnya nanti.
3) New information is acquired trough self directed learning dalam
proses pemecahan masalah mungkin saja siswa belum mengetahui
dan memahami semua pengetahuan prasaratnya sehingga siswa
berusaha untuk mencari sendiri melalui sumbernya, baik dari buku
atau informasi lainnya.
4) Learning occurs in small group agar terjadi interaksi ilmiah dan
tukar pemikiran dalam usaha membangun pengetahuan secara
kolaboratif, PBM dilaksaanakan dalam kelompok kecil. Kelompok
yang dibuat menuntut pembagian tugas yang jelas dan penetapan
tujuan yang jelas.
5) Teacher act as facilitator pada pelaksanaan PBM, guru hanya
berperan sebagai fasilitator. Meskipun begitu guru harus selalu
memantau perkembangan aktifitas siswa dan mendorong mereka
agar mencapai target yang hendak dicapai.
43
b. Langkah – Langkah Pembelajaran Berbasis Masalah
1) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. menjelaskan logistik yang
dibutuhkan. Memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan
masalah yang dipilih.
2) Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan
tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut
(menetapkan topik, tugas, jadwal, dll.).
3) Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang
sesuai, eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan
masalah, pengumpulan data, dan pemecahan masalah.
4) Guru membantu siswa dalam merencanakan serta menyiapkan
karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi
tugas dengan temannya.
5) Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi
terhadap penyelidikan mereka dan proses – proses yang mereka
gunakan (Shoimin, 2014: 131).
4. Media Visual
Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah
berarti „tengah‟, „perantara‟, atau „pengantar‟. Dalam bahasa Arab, media
adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima
pesan. Gerlach dan Ely (1971) mengatakan bahwa media apabila dipahami
secara garis besar ialah manusia, materi, atau kejadian yang membangun
kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan,
44
keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan
lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian
media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat
grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan
menyusun kembali informasi visual atau verbal (Arsyad, 2011: 91).
Secara umum dapat dikatakan media mempunyai kegunaan, antara lain :
1. Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalitas.
2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indra.
3. Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid
dengan sumber belajar.
4. Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan
kemampuan visual, auditori dan kinestetiknya.
5. Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan
menimbulkan persepsi yang sama.
6. Proses pembelajaran mengandung lima komponen komunikasi, guru
(komunikator), bahan pembelajaran, media pembelajaran, siswa
(komunikasi), dan tujuan pembelajaran. jadi media pembelajaran adalah
segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan
pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran,
dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan
belajar (Daryanto, 2013: 5-6).
45
Media berbasis visual (image atau perumpamaan) memegang peran
yang sangat penting dalam proses belajar. Media visual dapat
memperlancar pemahaman (misalnya melalui observasi struktur dan
organisasi) dan memperkuat ingatan. Visual dapat pula menumbuhkan
minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran
dengan dunia nyata. Agar menjadi efektif, visual sebaiknya ditempatkan
pada konteks yang bermakna dan siswa harus berinteraksi dengan visual
(image) itu untuk meyakinkan terjadinya proses informasi.
Bentuk visual berupa (a) gambar representasi seperti gambar,
lukisan atau foto yang menunjukkan bagaimana tampaknya sesuatu benda;
(b) diagram yang melukiskan hubungan-hubungan konsep, organisasi, dan
struktur isi material; (c) peta yang menunjukkan hubungan-hubungan
ruang antara unsur-unsur dalam isi materi; (d) grafik seperti tabel, grafik,
dan chart (bagan) yang menyajikan gambaran atau kecendurungan data
atau antar hubungan seperangkat gambar atau angka-angka (Arsyad, 2011:
91).
Pada mulanya pada proses pembelajaran hanya menggunakan
pendekatan visual, yakni membaca dan menulis. Baru pada pertengahan
tahun 1960-an mulai muncul konsep keterbacaan visual, dalam bentuk
grafik seperti sketsa, gambar, foto, diagram, table dan lain-lain. Dalam
buku – buku pelajaran mulai ditampilkan pesan – pesan visual melalui
berbagai ilustrasi untuk memperjelas keterbacaan visual. Lebih dari itu,
pesan – pesan visual disajikan pula dalam berbagai media massa seperti
46
televise, percetakan dan produksi. Pesan – pesan visual sangat efektif
dalam memperjelas informasi, bahkan lebih jauh lagi dapat mempengaruhi
sikap seseorang, membentuk opini masyarakat dan lain – lain (Sanaky,
2013: 114).
Pada beberapa penelitian, hasilnya menunjukkan bahwa pengajaran
akan lebih efektif apabila objek dan kejadian yang menjadi bahan
pengajaran dapat divisualisasikan secara realistic menyerupai keadaan
yang sebenarnya, namun tidak berarti bahwa media harus selalu
mempunyai keadaaan yang sebenarnya. Sebagai contoh adalah model.
Artinya, sekalipun model merupakan gambaran nyata dari objek dalam
bentuk tiga dimensi tidak dapat dikatakan realistic sepenuhnya. Namun,
demikian, model sebagai media pembelajaran dapat memberi makna
terhadap isi pesan dari keadaan yang sebenarnya.
a. Pesan Visual dan Proses Pembelajaran
Kemampuan menerima pesan visual mencakup kemampuan
“membaca pesan visual” secara tepat, memahami makna yang terkandung
didalamnya, menghubungkan unsur – unsur pesan visual dengan pesan
verbal atau sebaliknya, serta mampu menghayati nilai keindahan
visualisasi tersebut. Sedangkan kemmpuan menyampaikan pesan visual
adalah mencakup menvisualisasikan pesan verbal, melukiskan atau
menvisualisasikan makna isi pesan dan menyederhanakan makna dalam
bentuk visualisasi.
47
b. Belajar dari Pesan Visual
Belajar dari pesan visual memerlukan keterampilan, karena dengan
melihat pesan visual tidak dengan sendirinya seseorang akan mampu
belajar daripadanya. Itulah sebabnya pembelajaran harus dibimbing agar
dapat menerima dan menyimak pesan – pesan visual secara tepat.
c. Menyimak Pesan Visual
Pesan visual yang disajikan dan diterima oleh pembelajar diengaruhi
oleh bebrapa faktor. Ada dua faktor yang sangat penting, yaitu
perkembangan usia anak dan latar belakan budaya yang dianutnya serta
pengalamannya.
5. PTK
a. Hakikat PTK
Secara harfiah, penelitian tindakan kelas berasal dari bahasa
Inggris, yaitu Classroom Action Research, yang berarti Action
Research (penelitian dengan tindakan) yang dilakukan di kelas
Seorang ahli di bidang ini, yaitu (Arikunto, 2006: ) yang
menjelaskan pengertian PTK secara lebih sistematis.
1) Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek dengan
menggunakan cara dan aturan atau metodologi tertentu untuk
menemukan data akurat tentang hal-hal yang dapat
meningkatkan mutu objek yang diamati.
2) Tindakan adalah gerakan yang dilakukan dengan sengaja dan
terencana dengan tujuan tertentu.
48
3) Kelas adalah tempat dimana terdapat sekelompok peserta didik
yang dalam waktu bersamaan menerima pelajaran dari guru
yang sama.
Dari ketiga pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah
pencermatan dalam bentuk tindakan terhadap kegiatan belajar yang
sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara
bersamaan (Suyadi, 2010: 17-18).
b. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas
PTK mempunyai karakter tersendiri jika dibandingkan dengan
penelitian-penelitian lain pada umumnya. Beberapa karakter
tersebut adalah sebagai berikut:
1) Guru merasa bahwa ada permasalahan yang mendesak untuk
segera diselesaikan di dalam kelasnya. Guru menyadari bahwa
ada sesuatu dalam praktik pembelajarannya yang harus
dibenahi, dan ia dipanggil untuk memperbaiki persoalan
tersebut.
2) Refleksi Diri. Refleksi yang dimaksud adalah refleksi dalam
pengertian melakukan intropeksi diri, seperti guru mengingat
kembali apa saja tindakan yang dilakukan di dalam kelas, apa
dampak dari tindakan tersebut, mengapa dampaknya menjadi
demikian, dan sebagainya (Suyadi,2010: 25).
49
3) Penelitian Tindakan Kelas dilakukan di dalam “kelas” sehingga
fokus perhatian adalah proses pembelajaran antara guru dan
siswa melalui interaksi.
4) PTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara
terus menerus. PTK dilakukan secara berkelanjutan dari siklus
yang satu ke siklus yang lain, maka akan ditemukan model
pembelajaran yang terbaik (Suyadi, 2010:29).
B. Kajian Pustaka
Penelitian yang dilakukan oleh seorang peneliti harus memiliki
keterkaitan dengan penelitian lain yang dilakukan sebelumnya. Penelitian
yang relevan dengan penelitian ini, antara lain:
1. Penelitian tentang Kajian PBL
a. Penelitian yang dilakukan oleh Nazwandi (2013) dengan judul
“Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA dengan
Strategi Problem Based Learning di Kelas IV SD”. Penelitian ini
dilakukan di SDN 19 Nanggalo, Padang. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa, prestasi siswa pada siklus I adalah 73,83% dan ini
meningkat menjadi 82,15% pada siklus II. Hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa strategi Problem Based Learning meningkatkan
prestasi siswa di kelas IV SD N 19 Nanggalo Padang belajar.
b. Penelitian Siwantara (2013) dengan judul “Penerapan Model Problem
Based Learning (PBL) untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar
IPA Siswa Kelas IV SD Negeri 8 Kesiman, Singaraja”. Hasil penelitian
50
menunjukkan terjadi peningkatan persentase skor rata-rata aktivitas
belajar IPA sebesar 13,9% dari 57,4 pada siklus I menjadi 71,3 pada
siklus II. Selain itu peningkatan skor rata-rata hasil belajar IPA sebesar
30% dari 66,33 pada siklus I menjadi 81,67 pada siklus II. Dari
penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar dan hasil
belajar siswa meningkat.
2. Penelitian tentang Kajian Media Visual
a. Penelitian yang dilakukan oleh Sari (2012) berjudul“Penggunaan
Media Pembelajaran Visual untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA
Siswa Kelas V SDN 71 Pekanbaru”. PGSD FKIP Universitas Riau 62
Hasil penelitian menunjukkan 1. Peningkatan aktivitas guru pada siklus
I diperoleh skor aktivitas guru pada pertemuan 1 sebesar 57% pada
pertemuan kedua meningkat menjadi 68%, pada siklus II pertemuan 1
diperoleh persentase sebesar 79%, pada pertemuan kedua sebesar 89%
dan pada pertemuan 3 didapatkan persentase sebesar 93%. Sedangkan
aktivitas siswa mengalami peningkatan, jika pada siklus I pertemuan
kedua diperoleh persentase sebesar 69% atau dengan kategori cukup,
dan pada siklus II pertemuan ketiga diperoleh persentase sebesar 82%
dengan kategori baik. Diketahui bahwa hasil belajar siswa setelah
perbaikan pembelajaran pada siklus kedua menjadi lebih baik,
terjadinya peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II. Pada
siklus pertama diperoleh ketuntasan sebesar 54% dan pada siklus kedua
diperoleh persentase ketuntasan sebesar 86%.
51
b. Penelitian oleh Azizah (2015) dengan judul:” peningkatan kualitas
pembelajaran IPA melalui model problem based learning berbantuan
media visual pada siswa kelas VB SDN Gisikdrono 03 Semarang”.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, keterampilan guru mengalami
peningkatan disetiap siklus. siklus I memperoleh skor 27 dengan
kategori cukup (60%), meningkat menjadi 33 kategori baik (73,33%)
pada siklus II. Pada pelaksanaan tindakan siklus III menunjukkan
adanya peningkatan dengan perolehan skor 40, termasuk dalam kategori
sangat baik (88,89%). Dari data tersebut dapatdisimpulkan
keterampilan guru telah mencapai indikator keberhasilan. Melalui
model Problem Based Learning berbantuan media visual di kelas VB
SDN Gisikdrono 03 Semarang, aktivitas siswa mengalami peningkatan
di setiap siklus, siklus I memperoleh totalskor 22,6 dengan kategori
cukup, meningkat menjadi 26,3 kategori baik padasiklus II, dan
meningkat menjadi 31,5 dengan kategori baik pada siklus III. Dari
penelitian tersebut disimpulkan bahwa keterampilan guru dan aktivitas
siswa meningkat.
c. Penelitian oleh Hasanudin (2015) dengan judul :”Penggunaan media
visual untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran
IPS kelas III di MI Miftahul Hidayah Pondok Gede Bekasi”. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pencapaian hasil belajar melalui
media visual proyektor pada mata pelajaran IPS menunjukkan
adanya peningkatan hasil belajar siswa. Peningkatan tersebut dapat
52
dilihat melalui siklus yang telak dilaksanakan. Pada siklus I hasil
belajar siswa sebesar 63,25% sedangkan pada siklus II mencapai
86%. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan sebesar 22,75%.
Peningkatan hasil belajar tersebut diikuti dengan pencapaian KKM.
Pada siklus I siswa yang belum mencapai KKM sebanyak 11 siswa
atau 55% sedangkan pada siklus II seluruh siswa atau sebanyak
100% siswa mencapai KKM, peningkatan nilai tersebut
membuktikan adanya peningkatan hasil belajar siswa melalui media
visual di MI Miftahul Hidayah di Kota Bekasi.
Berdasarkan temuan penelitian diatas menunjukkan bahwa
penggunaan metode Problem Based Learning dan media visual
dapat meningkatkan hasil belajar. Dengan demikian penelitian
tersebut dapat dijadikan pendukung untuk melaksanakan penelitian
yang akan dilaksanakan oleh peneliti dengan judul “Peningkatan
Hasil Belajar IPA Materi Kegiatan Manusia yang dapat
Mempengaruhi Permukaan Bumi menggunakan Metode Problem
Based Learning dan Media Visual Pada Siswa Kelas V semester II
MI Darul Ulum Karangasem Wonosegoro Tahun Pelajaran
2017/2018.
53
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Madrasah Ibtidaiyah Darul Ulum Karangasem
Madrasah Ibtidaiyah Darul Ulum Karangasem merupakan manifestasi dari semua
amal bakti dari seluruh masyarakat umat islam di desa karangasem wonosegoro
boyolali yang didirikan pada tahun 1952 dan di bangun secara swadaya masyarakat
dengan luas tanah 1847 m2
dan luas bangunan 694 m2.
Tentang status Madrasah Ibtidaiyah Darul Ulum Karangasem adalah
disamakan dan sudah mendapat piagam dari departemen agama nomor
WK/I.c/943/Pgm/MI/78 serta telah terakreditasi pada tahun 2009 dengan nomor
SK.KW.11.4/4/PP.03.2/623.9.81/2006 dengan peringkat BAIK (B), dan dilanjutkan
akreditasi yang kedua yaitu tahun 2014 dengan predikat BAIK (B).
Adapun yang menjadi latar belakang berdirinya Madrasah Ibtidaiyah Darul
Ulum Karangasem tersebut ialah :
a. Dalam rangka ikut mencerdaskan anak bangsa
b. Dalam ranmgka untuk ikut mengembangkan ajaran islam lewat pendidikan yang
berciri khas dibawah naungan departemen Agama.
c. Dalam rangka pengkaderan gebnerasi islam.
1. Letak Geografis
Madrasah Ibtidaiyah Darul Ulum Karangasem adalah terletakkan 28
Kilometer Sebelah utara Boyolal, Tepatnya di Desa Karangasem, Kecamatan
Wonosegoro, Kabupaten Boyolali.
54
Adapun wilayah Sebagai berikut :
a) Sebelah Utara : Berbatasan dengan Jaragan Kabupaten Boyolali.
b) Sebelah Barat : Berbatasan dengan wilayah Kelurahan Karangjati Kecamatan
Wonosegoro Kabupaten Boyolali
c) Sebalah Selatan : Berbatasan dengan wilayah Kelurahan Seworan Kecamatan
Wonosegoro, Kabupaten Boyolali.
d) Sebelah Timur : Berbatasan dengan dengan wilayah Kelurahan Wonosegoro,
Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali.
Untuk menampung Siswa belajar Madrasah Ibtidaiyah Darul Ulum memiliki
gedung sendiri yang dibangun diatas tanah seluas 1847 m².
2. Sarana Dan Prasarana
Dalam upaya untuk menunjang tujuan pendidikan pada Madrasah
Ibtidaiyah Darul Ulum Karangasem, Diperlukan Sarana dan prasarana yang
memadai serta pemanfaatannya secara optimal. Adapun sarana dan prasarana
yang dimiliki Madrasah Ibtidaiyah Darul Ulum Karangasem antara lain:
a) 6 Ruang teori / Kelas
b) 1 ruang Kepala Sekolah
c) 1 Ruang tata usaha
d) 1 ruang guru
e) 1 Ruang tamu
f) 2 Kamar mandi guru/WC Guru
g) 2 Kamar mandi siswa / WC siswa
h) 1 Ruang perpustakaan
i) 1Ruang ibadah
j) 1 Ruang Gudang
55
Sarana yang dimiliki Madrasah Madrasah Ibtidaiyah Darul Ulum
Karangasem Kabupaten Boyolali, selain ruangan sebagaimana tersebut diatas
ditambah peralatan olahraga, sarana ibadah, dan alat administrasi seperti
Komputer, Laptop, printer, Mesin persensi /finger. Printer, Dll.
3. Keadaan Guru, Karyawan dan Siswa
a. Keadaan Guru dan Karyawan
Guru merupakan hal yang sangat penting dalam dunia pendidikan karena
gurulah yang banyak berperan dalan mencetak generasi penerus. Oleh karena itu
kuantitas dan kualitas tenaga pendidikan selalu diupyakan oleh setiap lembaga
yang mengelola pendidikan yang tujuan akhirnya kualitas output yang dihasilkan
dapat dipertanggung jawabkan. Memiliki tenaga edukatif 10 Orang, termasuk
kepala Madrasah, dan untuk mengurusi kelancaran administrasi dipegang
langsung oleh kepala madrsah di bantu bebebrapa guru yang ditunjuk. Untuk
lebih jelasnya dapat di lihat dalam tabel berikut :
56
Tabel 3.1 Data Guru
No Nama Jabatan Tempat tanggal lahir L/p
1 Drs. Ali Mahmud Kep. Sek Boyolali, 06-11-1952 L
2 Muntatiah, S. Pd I Guru Kelas Boyolali, 17-10-1966 P
3 Kibtiyah, A. Ma Guru Kelas Boyolali, 27-05-1965 P
4 Saiful Bahri, S. Pd I Guru Mapel Boyolali, 10-01-1981 L
5 Abdul Rois, S. Pd I Guru Kelas Boyolali, 31-03-1980 L
6 Imron, S. Pd I Guru Mapel Boyolali, 27-07-1977 L
7 Siti Qomsiyatun, A. Ma Guru Kelas Boyolali, 20-08-1977 P
8 Mutmainnah, A. Ma Guru Mapel Boyolali, 02-05-1984 P
9 Linda Sawalina, A. Ma Guru Mapel Boyolali, 17-09-1977 P
10 Musta’in, S. Pd I Guru Kelas Boyolali, 11-12-1982 L
b. Keadaan Siswa
Kondisi siswa di Madrasah Intidaiyah Darul Ulum Karangasem
adalah sebagai berikut:
57
Tabel 3.2 Jumlah Siswa
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
Penelitian tindakan kelas pada siswa kelas V MI Darul Ulum Karangasem
Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali, peneliti melakukan penelitian
sebanyak 2 siklus. Siklus pertama dilakukan pada tanggal 08 Mei 2018 yang diikuti
oleh 22 siswa. Dalam pelaksanaan penelitian ini terdiri dari empat tahapan yang
dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Adapun rincian
pembelajaran yang dilakukan pada siklus I adalah sebagai berikut:
a. Tahapan perencanaan (planning)
1) Studi pendahuluan dan observasi terhadap proses pembelajaran di kelas
serta hasil belajar siswa.
2) Membuat desain pembelajaran (RPP) dengan penerapan metode Problem
Based Learning (PBL).
3) Menyusun soal evaluasi yang akan digunakan untuk mengukur
kemampuan siswa dalam menguasai materi pembelajaran.
4) Membuat kunci jawaban dari soal evaluasi yang telah dibuat.
No Kelas Jumlah Siswa
1 I 14
2 II 12
3 III 21
4 IV 17
5 V 22
6 VI 13
58
5) Membuat lembar pengamatan keterampilan guru dalam melaksanakan
pembelajaran IPA.
6) Membuat lembar pengamatan aktivitas siswa dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran IPA.
7) Melakukan dokumentasi
b. Tahapan pelaksanaan (action)
Pada siklus I membahas tentang perubahan permukaaan bumi yang terjadi
akibat kegiatan manusia dan dampak dari perubahan permukaan bumi.
Pertemuan dilakukan selama 2x35 menit (1 pertemuan). Langkah-langkah
yang dilakukan dalam tahapan pelaksanaan tindakan ini adalah:
1) Pendahuluan
a. Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam dan
berdo’a bersama.
b. Guru menyampaikan materi yang akan disampaikan.
c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar
yang akan dicapai
2) Kegiatan Inti
1. Eksplorasi
a. Guru menjelaskan perubahan – perubahan pada permukaan bumi
akibat kegiatan manusia.
b. Guru menyebutkan kegiatan – kegiatan manusia yang dapat
mempengaruhi permukaan bumi.
c. Guru menunjukkan media visual atau gambar yang berkaitan dengan
materi.
59
d. Guru bertanya pada siswa tentang perubahan lingkungan sekitar
akibat kegiatan manusia.
e. Guru memberikan tugas dan membagi siswa menjadi 4 kelompok.
2. Elaborasi
a. Siswa dapat menjelaskan perubahan – perubahan pada permukaan
bumi akibat kegiatan manusia.
b. Siswa dapat menyebutkan kegiatan – kegiatan manusia yang dapat
mempengaruhi permukaan bumi.
c. Setiap kelompok di bagi satu gambar dari kegiatan manusia yang
mengubah permukaan bumi.
d. Guru menerapkan metode PBL
e. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang
dibutuhkan. Memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan
masalah yang dipilih.
f. Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas
belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan
topik, tugas, jadwal).
g. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai,
eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah,
pengumpulan data, dan pemecahan masalah.
h. Guru membantu siswa dalam merencanakan serta menyiapkan karya
yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas
dengan temannya.
60
i. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi
terhadap penyelidikan mereka dan proses – proses yang mereka
gunakan.
j. Guru membagikan soal tertulis.
3. Konfirmasi
a. Siswa diberi koreksi apabila terjadi kesalahan dalam pemahaman
konsep.
b. Guru memberikan penguatan dengan cara memberikan pujian
kepada siswa yang menjawab dengan benar.
3) Penutup
a. Siswa dan guru bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari
untuk mengetahui pencapaian indikator pencapaian kompetensi
dan kompetensi dasar
b. Guru membuat kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari
c. Guru menutup pelajaran dengan berdo’a bersama dan memberikan
salam.
Peneliti memberi tes evaluasi siklus I sebanyak 5 soal essay. Dari hasil
tersebut diketahui 9 anak yang mendapat nilai di bawah KKM (65), dan 13
siswa mendapatkan nilai di atas KKM (65).
c. Tahapan pengamatan (observation)
Pengamatan yang dilakukan dalam siklus ini adalah pengamatan
terhadap keterampilan guru dalam proses belajar mengajar serta pengamatan
terhadap aktifitas siswa pada saat pembelajaran dengan menggunakan metode
Problem Based Learning (PBL). Peneliti mengamati dengan menggunakan
lembar observasi yang telah disiapkan untuk melakukan pengamatan.
61
d. Refleksi
Peneliti mengadakan refleksi dan evaluasi. Kegiatan ini bertujuan
untuk menilai seluruh kegiatan pembelajaran dengan metode Problem Based
Learning (PBL). Hasil belajar siklus I menunjukkan bahwa aktivitas siswa
dalam proses pembelajaran meningkat. Berdasarkan hasil refleksi, dapat
diketahui kelemahan pembelajaaran yang dilakukan oleh guru pada siklus I
sehingga dapat digunakan untuk menentukan tindakan pada siklus berikutnya.
Selama pengamatan berlangsung masih ditemukan masalah-masalah, yaitu:
a. Siswa kurang memperhatikan dan kurang serius dalam pembelajaran.
b. Pengelolaan waktu yang kurang optimal saat belajar menggunakan metode
Problem Based Learning (PBL).
c. Guru belum menguasai materi dan penyampaian belum urut atau sesuai.
d. Guru belum bersikap tegas dalam mengkondisikan siswa saat pembelajaran
berlangsung
Dari masalah-masalah di atas peneliti menawarkan beberapa solusi
untuk masalah tersebut:
a. Guru mengkondisikan kelas sebelum pelajaran dimulai dan memberikan
motivasi agar siswa lebih tertib dan fokus dalam menerima pelajaran.
b. Guru harus lebih pintar dalam membagi kegiatan belajar mengajar agar
tidak terlalu menghabiskan waktu yang ditentukan.
c. Guru harus mempelajari dan menguasai semua materi pembelajaran dan
harus menyampaikan materi secara urut.
d. Guru harus bersikap tegas agar pembelajaran lebih kondusif.
62
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
Kegiatan siklus II dilaksanakan pada 09 Mei 2018, dengan waktu 2x35 menit (1
pertemuan). Dan diikuti oleh 22 siswa kelas V MI Darul Ulum Karangasem. Dalam
pelaksanaan siklus ini terdiri dari empat tahapan yang dimulai dari perencanaan,
pelaksanaan, observasi dan refleksi. Adapun rincian pembelajaran yang dilakukan
pada siklus II adalah sebagai berikut:
a. Tahapan perencanaan (planning)
1) Studi pendahuluan dan observasi terhadap proses pembelajaran di kelas serta
hasil belajar siswa.
2) Membuat desain pembelajaran (RPP) dengan penerapan metode Problem
Based Learning (PBL) dan media visual.
3) Menyiapkan alat peraga yang akan digunakan dalam pembelajaran.
4) Membagi kelompok siswa sesuai dengan nomor absen.
5) Menyusun soal evaluasi yang akan digunakan untuk mengukur kemampuan
siswa dalam menguasai materi pembelajaran.
6) Membuat kunci jawaban dari soal evaluasi yang telah dibuat.
7) Membuat lembar pengamatan keterampilan guru dalam melaksanakan
pembelajaran IPA.
8) Membuat lembar pengamatan aktivitas siswa dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran IPA.
9) Melakukan dokumentasi
b. Tahapan pelaksanaan (action)
Pada siklus II membahas tentang perubahan permukaan bumi
dilingkungan sekolah. Pertemuan dilakukan selama 2x35 menit (1 pertemuan).
Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahapan pelaksanaan tindakan ini adalah:
63
1) Pendahuluan
a) Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam dan berdo’a
bersama.
b) Guru menyampaikan materi yang akan disampaikan.
c) Guru bertanya apakah kalian sering melihat berita di televisi dengan
meninggalnya seseorang karena tertimbun gundukan batu atau terkena
longsor akibat penggalian?
i. Apakah yang menyebabkannya?
ii. Hipotesis siswa ditulis di papan tulis.
2) Kegiatan Inti
1. Eksplorasi
a. Guru menjelaskan perubahan – perubahan pada permukaan bumi
akibat kegiatan manusia.
b. Guru menunjukkan media visual dari dampak negatif kegiatan
manusia yang dapat mempengaruhi permukaan bumi.
c. Guru bertanya kepada siswa, apakah yang sedang dilakukan
manusia tersebut?
d. Untuk apa mereka melakukannya?
e. Bagaimana jika kegiatan itu dilakukan secara terus menerus?
f. Dampaknya bagi siapa?
g. Bagaimana cara mengatasinya?
h. Guru membagi kelas menjadi 4 kelompok.
i. Guru membagi lembar diskusi kepada setiap kelompok
2. Elaborasi
64
a. Siswa secara berkelompok mengamati media visual dan
mendiskusikan permasalahan masing-masing yang telah diberikan
oleh guru.
b. Siswa secara berkelompok menganalisa data sesuai dengan
permasalahan yang diberikan oleh guru.
c. Siswa secara berkelompok membuat hipotesa berdasarkan analisa
yang telah dilakukan sesuai dengan permasalahan yang diberikan
oleh guru.
d. Siswa secara berkelompok membuat pemecahan dari permasalahan
tersebut.
e. Salah satu perwakilan dari tiap kelompok mempresentasikan hasil
kerja mereka sesuai dengan permasalahan yang telah diberikan
oleh guru.
f. Kelompok yang lain menanggapi kelompok yang presentasi di
depan.
g. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya hal-
hal yang belum jelas dan sesuai dengan materi pembelajaran.
3. Konfirmasi
a. Siswa diberi koreksi apabila terjadi kesalahan dalam pemahaman
konsep.
b. Guru memberikan penguatan dengan cara memberikan pujian
kepada siswa yang menjawab dengan benar
3) Penutup
65
a. Siswa dan guru bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari
untuk mengetahui pencapaian indikator pencapaian kompetensi dan
kompetensi dasar
b. Guru membuat kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari
c. Guru menutup pelajaran dengan berdo’a bersama dan memberikan
salam.
c. Tahap pengamatan (observation)
Pengamatan yang dilakukan dalam siklus ini adalah pengamatan terhadap
keterampilan guru dalam proses belajar mengajar serta pengamatan terhadap
aktivitas siswa pada saat pembelajaran dengan menggunakan metode PBL dan
media visual.
Dari pengamatan yang dilakukan menggunakan lembar observasi, terjadi
peningkatan hasil belajar dan aktivitas siswa yang cukup baik.
d. Refleksi
Pada siklus II, dapat diketahui adanya peningkatan dari siklus I dan
berkurangnya kendala-kendala yang terjadi pada pembelajaran dengan metode
Problem Based Learning (PBL. Siswa mulai serius memperhatikan pelajaran,
dan siswa sudah mulai teratur dalam mengikuti kegiatan pembelajaran IPA
dengan menggunakan metode Problem Based Learning (PBL.
Jadi peneliti dapat menyimpulkan bahwa dengan menggunakan metode
PBL dan media visual dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi kegiatan
manusia yang dapat mempengaruhi permukaan bumi dan telah menemukan
target pencapaian KKM yang telah diterapkan pada sekolahan tersebut.
66
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Paparan Siklus
Dalam bagian ini disajikan hasil penelitian dan pembahasan sesuai
dengan tujuan penelitian yaitu untu mengetahui bahwa metode Problem
Based Learning dan media visual dapat meningkatkan hasil belajar siswa
pada mata pelajaran IPA materi kegiatan manusia yang dapat
mempengaruhi permukaan bumi pada kelas V di MI Darul Ulum
Karangasem wonosegoro tahun pelajaran 2017/2018.
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas dengan dua
siklus. Dalam penelitian ini tes tertulis yang berbentuk lembar essay untuk
mengukur hasil belajar IPA. Adapun hasil penelitian sebagai berikut:
67
1. Pra Siklus
Tabel 4.3 Hasil Belajar Pra Siklus
No Kode Siswa Nilai Keterangan
1 Siswa 1 60 Tidak Tuntas
2 Siswa 2 64 Tidak Tuntas
3 Siswa 3 58 Tidak Tuntas
4 Siswa 4 80 Tuntas
5 Siswa 5 64 Tidak Tuntas
6 Siswa 6 53 Tidak Tuntas
7 Siswa 7 72 Tuntas
8 Siswa 8 62 Tidak Tuntas
9 Siswa 9 80 Tuntas
10 Siswa 10 60 Tidak Tuntas
11 Siswa 11 55 Tidak Tuntas
12 Siswa 12 63 Tidak Tuntas
13 Siswa 13 70 Tuntas
14 Siswa 14 48 Tidak Tuntas
15 Siswa 15 66 Tuntas
16 Siswa 16 63 Tidak Tuntas
17 Siswa 17 43 Tidak Tuntas
18 Siswa 18 80 Tuntas
19 Siswa 19 85 Tuntas
20 Siswa 20 53 Tidak Tuntas
21 Siswa 21 68 Tuntas
22 Siswa 22 45 Tidak Tuntas
Jumlah 1392
Rata-rata Kelas 63,27
Presentase Siswa Tuntas 36,3 (8 siswa)
Presentase Siswa Tidak Tuntas 63,7 (14 siswa)
Dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran IPA
materi kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi permukaan bumi
pada kelas V di MI Darul Ulum Karangasem wonosegoro tahun pelajaran
2017/2018.adalah ≥65.
a. Nilai rata-rata hasil tes siswa pra siklus
68
= 63,27
b. Nilai persentase hasil tes siswa yang tuntas pra siklus
P = 36,3%
c. Nilai persentase hasil tes siswa yang tidak tuntas pra siklus
P = 63,7%
Tabel 4.4 Data perolehan nilai KKM pra siklus
No Rentang Nilai Jumlah
Siswa Presentase
Angka Ketuntasan
1 ≥65 Tuntas 8 36,3%
2 <65 Tidak Tuntas 14 63,7%
Jumlah 22 100%
69
Gambar 2: Diagram Ketuntasan Nilai Pra Siklus
Dalam pembelajaran pra siklus ini keaktifan siswa masih dikatakan
kurang. Siswa juga belum bersemangat dan tidak mempunyai keberanian
serta belum ada keaktifan selama mengikuti pembelajaran. Oleh karena
itu peneliti melakukan perbaikan pembelajaran dengan cara dilaksanakan
dalam dua siklus.
Gambar 3: Diagram Data Pengamatan Kinerja Siswa Pra Siklus
36,30%
63,60%
Diagram Ketuntasan Nilai Pra Siklus
Tuntas
Tidak Tuntas
0
5
10
15
20
25
30
35
40
Keaktifan Semangat Keberanian Kreatifitas
Diagram Data Pengamatan Kinerja Siswa Pra Siklus
70
Refleksi:
Dalam pra siklus ini ditemukan beberapa kekurangan yaitu:
a. Dalam kegiatan pembelajaran belum sesuai dengan RPP yang di
rancang sebelumnya.
b. Sebagian siswa belum aktif semua dalam mengikuti pembelajaran.
c. Hasil evaluasi masih banyak yang belum tuntas nilainya.
Adapun tindakan perbaikan untuk siklus ini yaitu:
a. Mengondisikan siswa sebelum pembelajaran dimulai
b. Memberi pengarahan kepada siswa supaya memperhatikan materi
yang diajarkan.
c. Membuat kelompok dalam mempelajari materi yang diajarkan, agar
kondisi kelas menjadi kondusif.
d. Dalam pembelajaran menggunakan metode Problem Based learning
(PBL) dengan tujuan agar siswa dapat mudah memahami pelajaran.
71
2. Siklus I
Tabel 4.5 Hasil Belajar Siklus I
No Kode Siswa Nilai Keterangan
1 Siswa 1 60 Tidak Tuntas
2 Siswa 2 80 Tuntas
3 Siswa 3 80 Tuntas
4 Siswa 4 64 Tidak Tuntas
5 Siswa 5 80 Tuntas
6 Siswa 6 63 Tidak Tuntas
7 Siswa 7 80 Tuntas
8 Siswa 8 72 Tuntas
9 Siswa 9 80 Tuntas
10 Siswa 10 80 Tuntas
11 Siswa 11 80 Tuntas
12 Siswa 12 50 Tidak Tuntas
13 Siswa 13 70 Tuntas
14 Siswa 14 48 Tidak Tuntas
15 Siswa 15 80 Tuntas
16 Siswa 16 40 Tidak Tuntas
17 Siswa 17 70 Tuntas
18 Siswa 18 40 Tidak Tuntas
19 Siswa 19 80 Tuntas
20 Siswa 20 40 Tidak Tuntas
21 Siswa 21 80 Tuntas
22 Siswa 22 50 Tidak Tuntas
Jumlah 1467
Rata-rata Kelas 66,6
Presentase Siswa Tuntas 59% (13 siswa)
Presentase Siswa Tidak Tuntas 41% (9 siswa)
Dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran IPA
materi kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi permukaan bumi
pada kelas V MI Darul Ulum Karangasem Wonosegoro tahun pelajaran
2017/2018 adalah ≥65.
a. Nilai rata-rata hasil tes siswa siklus I
72
= 66,6
b. Nilai persentase hasil tes siswa yang tuntas siklus I
P = 59%
c. Nilai persentase hasil tes siswa yang tidak tuntas siklus I
P =41 %
Tabel 4.6 Data perolehan nilai KKM siklus I
No Rentang Nilai Jumlah
Siswa Presentase
Angka Ketuntasan
1 ≥65 Tuntas 13 59%
2 <65 Tidak Tuntas 9 41%
Jumlah 22 100%
73
Gambar 4: Diagram Ketuntasan Nilai siklus I
Dalam pembelajaran siklus I ini keaktifan siswa semakin
meningkat dari pada pertemuan yang sebelumnya. Sebagian siswa sudah
bersemangat namun belum mempunyai keberanian untuk bertanya, dan
keaktifan selama mengikuti pembelajaran sudah mulai aktif. Oleh karena
itu peneliti melakukan perbaikan pembelajaran dengan cara dilaksanakan
siklus yang kedua.
59,00%
41,00%
Diagram Ketuntasan Nilai Siklus I
Tuntas
Tidak Tuntas
74
Gambar 5: Diagram Data Pengamatan Kinerja Siswa siklus I
Refleksi:
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, dapat
ditarik beberapa kesimpulan bahwa dalam siklus I ini belum terjadi
perubahan pada siswa. Selain itu terdapat kekurangan dalam pelaksanaan
siklus I, untuk mengatasi kekurangan tersebut maka peneliti harus
membuat perbaikan dalam siklus yang kedua yang akan dilaksanakan
pada pertemuan yang berikutnya. Hal ini dilakukan agar dalam siklus II
nanti tidak mengulang kesalahan yang sama.
Dalam siklus I ini terdapat beberapa kekurangan yaitu:
a. Ketika peneliti mengajar dalam kegiatan pembelajaran belum sesuai
dengan RPP yang di rancang sebelumnya, sehingga alokasi waktunya
kurang sesuai dengan yang sudah direncanakan.
0
10
20
30
40
50
60
70
Keaktifan Semangat Keberanian Kreatifitas
Diagram Data Pengamatan Kinerja Siswa Siklus I
75
b. Sebagian siswa belum aktif semua dalam pembelajaran, karena masih
ada yang kurang paham dengan jalannya pembelajaran metode
Problem Based Learning (PBL).
c. Ketika diberi waktu untuk bertanya belum semua aktif bertanya
tentang pelajaran yang kurang dipahami, hal ini terlihat ketika hasil
obsevasi dikoreksi masih banyak yang belum tuntas nilainya.
Adapun tindakan perbaikan untuk siklus ini yaitu:
a. Peneliti mengondisikan terlebih dahulu alur dari metode
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan media visual
supaya semua siswa paham materi yang diajarkan.
b. Memberi arahan kepada siswa supaya memperhatikan materi yang
diajarkan.
c. Membuat kelompok dalam mempelajari materi yang diajarkan, agar
kondisi kelas menjadi kondusif.
Setelah pembelajaran selesai, maka dilakukan evaluasi terhadap
hasil belajar yang telah diajarkan. Evaluasi atau penilaian ini bertujuan
untuk mengetahui pemahaman dan penguasaan materi siswa setelah
diberi pelajaran.
76
3. Siklus II
Tabel 4.7 Hasil Belajar Siklus II
No Kode Siswa Nilai Keterangan
1 Siswa 1 100 Tuntas
2 Siswa 2 80 Tuntas
3 Siswa 3 90 Tuntas
4 Siswa 4 80 Tuntas
5 Siswa 5 64 Tidak Tuntas
6 Siswa 6 100 Tuntas
7 Siswa 7 100 Tuntas
8 Siswa 8 70 Tuntas
9 Siswa 9 80 Tuntas
10 Siswa 10 60 Tidak Tuntas
11 Siswa 11 85 Tuntas
12 Siswa 12 75 Tuntas
13 Siswa 13 90 Tuntas
14 Siswa 14 75 Tuntas
15 Siswa 15 85 Tuntas
16 Siswa 16 75 Tuntas
17 Siswa 17 80 Tuntas
18 Siswa 18 100 Tuntas
19 Siswa 19 100 Tuntas
20 Siswa 20 60 Tidak Tuntas
21 Siswa 21 60 Tidak Tuntas
22 Siswa 22 80 Tuntas
Jumlah 1786
Rata-rata Kelas 81,1
Presentase Siswa Tuntas 81,9% (18 siswa)
Presentase Siswa Tidak Tuntas 18,1% (4 siswa)
Dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran IPA
materi kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi permukaan bumi
pada kelas V MI Darul Ulum Karangasem Wonosegoro tahun pelajaran
2017/2018 adalah ≥65.
a. Nilai rata-rata hasil tes siswa siklus II
77
= 81,1
b. Nilai persentase hasil tes siswa yang tuntas siklus II
P = 81,9%
c. Nilai persentase hasil tes siswa yang tidak tuntas siklus II
P = 18,1 %
Tabel 4.8 Data perolehan nilai KKM siklus II
No Rentang Nilai Jumlah
Siswa Presentase
Angka Ketuntasan
1 ≥65 Tuntas 18 81,9%
2 <65 Tidak Tuntas 4 18,1%
Jumlah 22 100%
78
Gambar 6: Diagram Ketuntasan Nilai siklus II
Ketuntasan nilai pada siklus II sudah banyak yang tuntas, rata-rata
nilai kelaspun juga sudah melebihi KKM yang ditetapkan. Selain itu
dalam pembelajaran siklus II ini keaktifan siswa sudah 80%. Dengan
menggunakan metode dan media yang diterapkan oleh peneliti mampu
meningkatkan hasil belajar IPA di MI Darul Ulum Karangasem
Wonosegoro. Selain itu siswa lebih bersemangat dan sudah mempunyai
keberanian dalam bertanya maupun menjawab. Keaktifan selama
mengikuti pembelajaran juga sudah meningkat daripada pertemuan yang
sebelumnya.
81,90%
18,10%
Diagram Ketuntasan Nilai Siklus II
Tuntas
Tidak Tuntas
79
Gambar 7: Diagram Data Pengamatan Kinerja Siswa siklus II
Refleksi:
Tahap akhir dari siklus II ini sudah banyak siswa yang sudah tuntas
dalam pembelajaran. Sudah lebih dari setengah siswa tuntas, namun
masih ada 4 siswa yang belum tuntas. Alasan siswa belum tuntas dalam
siklus ini yaitu kurangnya pemahaman siswa dalam mempelajari
pelajaran IPA, selain itu mempunyai kelemahan dalam beberapa bidang
pelajaran termasuk dalam mata pelajaran IPA.
74
76
78
80
82
84
86
88
90
Keaktifan Semangat Keberanian Kreatifitas
Diagram Data Pengamatan Kinerja Siswa Siklus II
80
B. Perbandingan Hasil Antar Siklus
Dalam bagian ini disajikan data rata-rata antar siklus yang dipaparkan
sebagai berikut:
Tabel 4.9 Data nilai rata-rata antar siklus
No Ketuntasan Pelaksanaan Nilai rata-rata
1 Pra siklus 63,2
2 Siklus I 66,6
3 Siklus II 81,1
Gambar 8: Diagram Data nilai rata-rata antar siklus
Selanjutnya dalam bagian ini disajikan data ketuntasan KKM siswa
antar siklus yang dipaparkan sebagai berikut:
Tabel 4.10 Data ketuntasan KKM siswa antar siklus
No Pelaksanaan Kategori Jumlah Siswa Presentase
1 Pra siklus Tuntas 8 36,3%
Tidak tuntas 14 63,7%
2 Siklus I Tuntas 13 59,0%
Tidak tuntas 9 41,0%
3 Siklus II Tuntas 18 81,9%
Tidak tuntas 4 18,1%
0
20
40
60
80
100
Pra siklus Siklus I Siklis II
Diagram Data nilai rata-rata antar siklus
81
Gambar 9: Diagram ketuntasan KKM siswa antar siklus
Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan
hasil belajar. Banyaknya siswa yang mulanya hasil belajar relatif rendah,
kemudian menurun namun kemudian naik lagi di atas rata-rata, kegiatan
aktifitas siswa mengikuti pembelajaran juga meningkat sehingga kualitas
hasil belajar siswa memuaskan.
0
20
40
60
80
100
Pra siklus Siklus I Siklis II
Diagram ketuntasan KKM siswa antar siklus
82
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan dengan
dua siklus dan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa dengan penggunaan metode problem based learning
dan Media visual dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi Kegiatan
manusia yang dapat mempengaruhi permukaan bumi pada siswa kelas V
semester II MI Darul Ulum Karangasem Wonosegoro Boyolali tahun
pelajaran 2017/2018. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari hasil penelitian
tindakan kelas pada pra siklus yang mencapai KKM sebanyak 8 siswa dari
22 siswa atau 36,3% dari 100% dan yang tidak mencapai KKM sebanyak 14
siswa atau 63,7% dari 100% dengan rata-rata nilai 63,2. Pada siklus I yang
mencapai KKM sebanyak 13 siswa dari 22 siswa atau 59% dari 100% dan
tidak mencapai KKM sebanyak 9 siswa atau 41,0% dengan rata-rata 66,6.
Siklus II siswa yang mencapai KKM sebanyak 18 siswa dari 22 atau 81,9%
dari 100% dan yang tidak mecapai KKM sebanyak 4 siswa dengan nilai
rata-rata yang dihasilkan pada siklus II ini sebanyak 81,1 menunjukkan
bahwa telah mencapai KKM yaitu 65.
B. Saran-saran
Berdasarkan penelitian yang diperoleh maka penulis memberikan
saran sebagai berikut
1. Bagi Kepala Sekolah
83
Sebagai pemimpin hendaknya selalu meninjau, memantau dan
mengatur proses belajar, terutama penggunaan metode pembelajaran.
Mengingat pentingnya penggunaan sebuah metode dalam pembelajaran.
Hal ini dikarenakan memang tidak semua metode sesuai dan dapat
digunakan untuk setiap bidang studi yang akan diajarkan oleh guru
kepada siswa.
2. Bagi Guru
Sebaiknya guru lebih meningkatkan profesionalisme dalam
pemilihan dan penggunaan metode yang cocok untuk menyampaikan
semua pembelajaran, menguasai dan mampu melaksanakan ketrampilan
mengajar dengan menggunakan metode yang sesuai dengan pelajaran,
tujuan dan pokok bahasan yang diajarkan, sehingga dalam kegiatan
pembelajaran siswa tidak pasif, melainkan terlibat secara aktif.
3. Bagi Peneliti
Kepada peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian dalam
bidang yang sama, agar dapat menindak lanjuti penelitian ini dalam ranah
yang lebih luas, sehingga diperoleh hasil yang lebih baik, yang nantinya
dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
AH Sanaky Hujair.2013. Media Pembelajaran interaktif-inovatif. Yogyakarta: Kaukaba
Dipantara.
Aly Abdullah dan Eny Rahma.1991. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.
Amin Chairul, Amin Priyono. 2009. Ilmu Pengetahuan Alam Untuk SD dan MI kelas IV.
Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Arsyad Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.
Azmiyawati Choiril, dkk. 2008. IPA 5 Saling Temas. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.
Baharudin, Wahyuni Esa Nur. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta : Redaksi.
Daryanto. 2013. Media Pembelajaran. Yogyakarta : Gava Media.
Fathurrohman Muhammad. 2015. Paradigma Pembelajaran Kurikulum 2013. Yogyakarta :
KALIMEDIA.
Jumali. 2004. Landasan Pendidikan. Surakarta: Muhammadiyah University Press.
Kholil Munawar dan Dini Prowida. 2009. Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta : Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Maryanto, Purwanto. 2009. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD/MI kelas 5. Jakarta : Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
M. Tampubolon, Saur. 2014. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama.
Mulyasa. 2009. Kurikulum yang disempurnakan Pengembangan SK dan KD. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Mulyasa. 2008. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Nana Sudjana. 1997. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Priyono Amin dkk. 2009. Ilmu Pengetahuan Alam Untuk SD dan MI kelas V. Jakarta : Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Rositawaty.S dan Aris Muharam. 2008. Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta:
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Rusman. 2015. Pembelajaran Tematik Terpadu. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada.
Sadiman Arief S, dkk. 2006. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan
Pemanfaatannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Shoimin Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam kurikulum. Yogyakarta : AR-
RUZZ MEDIA
Susanto Ahmad. 2013. Teori Belajar Dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Suyadi. 2013. Strategi Penbelajaran Pendidikan Karakter.Bandumg: PT.Remaja
Rosdakarya.
Yulianti Fitri. 2012. Uji Kompetensi IPA Untuk Sekolah Dasar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Widi Asih Wisudawati, Sulistyowati Eka. 2014. Metodologi Pembelajaran IPA. Jakarta:
Bumi Aksara.
Winarti Wiwik dkk.2009. Ilmu Pengetahuan Alam untuk sekolah dasar kelas 5. Jakarta
:Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Zainal Aqib, dkk.2017. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA.
Sukiman. 2012. Pengembangan Media Pembelajaran. Yogyakarta: Pedagogia. “Problem
Based Learning” (PBL)”. Dalam [email protected], www.niu.edufacdev. Diakses 9
Januari 2018.
LAMPIRAN 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : MI Darul Ulum Karangasem
Mata Pelajaran : IPA
Kelas/Semester : V / II
Materi Pokok : Kegiatan Manusia Yang Dapat Mempengaruhi
Permukaan Bumi
Alokasi Waktu : 2 JPL X 35 menit (70 menit)
A. Standar Kompetensi
7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan
penggunaan sumber daya alam.
B. Kompetensi Dasar
7.7 Mengidentifikasi beberapa kegiatan manusia yang dapat mengubah
permukaan bumi.
C. Indikator
Mengidentifikasi beberapa kegiatan manusia yang dapat mengubah
permukaan bumi untuk memenuhi kebutuhannya, missal : pertanian, jalan,
perkotaan, waduk atau bendungan.
Menjelaskan dampak negatif dari pembakaran hutan, penebangan hutan
secara liar dan penambangan.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Dengan mendengarkan penjelasan guru siswa dapat mengidentifikasi
beberapa kegiatan manusia yang dapat mengubah permukaan bumi untuk
memenuhi kebutuhannya dengan tepat
2. Dengan mendengarkan penjelasan guru dan mencatat siswa dapat
menjelaskan dampak negatif dari pembakaran hutan, penebangan hutan
secara liar dan penambangan.
3. Dengan diskusi kelompok siswa dapat mejelaskan pentingnya menjaga
kelestarian alam
Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin (Discipline)
Tekun (Diligence)
Tanggung jawab (Responsibility)
Ketelitian (Carefulness)
Kerja sama (Coorporation)
Toleransi (Tolerance)
Percaya diri (Confidence)
Keberanian (Bravery)
E. Materi Pembelajaran
Terlampir
F. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Problem Based Learning (Pembelajaran Berbasis Masalah)
3. Diskusi
4. Penugasan
G. Media Pembelajaran
Gambar kegiatan – kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi permukaan
bumi.
H. Sumber Belajar
a. Buku Ilmu Pengetahuan Alam untuk sekolah dasar kelas 5. Jakarta : Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
b. Buku Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD/MI kelas 5. Jakarta : Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
c. Buku ilmu Pengetahuan Alam Untuk SD dan MI kelas V. Jakarta : Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
I. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
1) Pendahuluan
a. Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam dan berdo’a
bersama.
b. Guru menyampaikan materi yang akan disampaikan.
c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang
akan dicapai
2) Kegiatan Inti
1. Eksplorasi
a. Guru menjelaskan perubahan – perubahan pada permukaan bumi
akibat kegiatan manusia.
b. Guru menyebutkan kegiatan – kegiatan manusia yang dapat
mempengaruhi permukaan bumi.
c. Guru menunjukkan media visual atau gambar yang berkaitan dengan
materi.
d. Guru bertanya pada siswa tentang perubahan lingkungan sekitar
akibat kegiatan manusia.
e. Guru memberikan tugas dan membagi siswa menjadi 4 kelompok.
2. Elaborasi
a. Siswa dapat menjelaskan perubahan – perubahan pada permukaan
bumi akibat kegiatan manusia.
b. Siswa dapat menyebutkan kegiatan – kegiatan manusia yang dapat
mempengaruhi permukaan bumi.
c. Setiap kelompok di bagi satu gambar dari kegiatan manusia yang
mengubah permukaan bumi.
d. Guru menerapkan metode PBL
e. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang
dibutuhkan. Memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan
masalah yang dipilih.
f. Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan
tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut
(menetapkan topik, tugas, jadwal).
g. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang
sesuai, eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan
masalah, pengumpulan data, dan pemecahan masalah.
h. Guru membantu siswa dalam merencanakan serta menyiapkan
karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi
tugas dengan temannya.
i. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi
terhadap penyelidikan mereka dan proses – proses yang mereka
gunakan.
j. Guru membagikan soal tertulis.
3. Konfirmasi
a. Siswa diberi koreksi apabila terjadi kesalahan dalam pemahaman
konsep.
b. Guru memberikan penguatan dengan cara memberikan pujian
kepada siswa yang menjawab dengan benar.
4. Penutup
a. Siswa dan guru bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari
untuk mengetahui pencapaian indikator pencapaian kompetensi dan
kompetensi dasar
b. Guru membuat kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari
c. Guru menutup pelajaran dengan berdo’a bersama dan memberikan
salam.
J. Penilaian Hasil Belajar
1. Teknik penilaian
- Tes
2. Bentuk tes
- Tertulis
3. Instrumen Penilaian
a. Pilihan Ganda
1. Kegiatan manusia yang tidak mengubah permukaan bumi adalah ....
a. membangun perumahan
b. membangun waduk
c. membersihkan sungai
d. pertambangan
2. Berikut merupakan dampak pengubahan hutan menjadi perumahan
adalah ....
a. tersedianya banyak rumah
b. harga rumah lebih murah
c. tersedianya banyak kayu
d. banjir dan tanah longsor saat hujan deras
3. Dibawah ini perubahan apa yang disebabkan oleh pertambangan?
a. Tanah menjadi subur
b. lingkunagn menjadi sejuk
c. lingkungan menjadi gersang
d. mempunyai pemandangan bagus
4. Bagaimana cara kita menjaga alam agar perubahan tersebut tidak
berdampak negatif untuk lingkungan kita?
a. membuang sampah di sungai
b. melakukan penambangan secara terus menesus
c. menebangi pohon
d. semua jawaban salah
5. Pembendungan aliran air untuk saluran irigasi dan perikanan
menghasilkan….
a. Danau
b. Waduk
c. Sungai
d. Laut
b. Uraian
1. Hutan diubah menjadi lahan…… untuk memenuhi kebutuhan
pangan manusia.
2. Danau buatan berukuran besar yang digunakan anatara lain untuk
irigasi dan perikanan disebut…
3. Semakin banyaknya manusia mengakibatkan semakin luasnya lahan
untuk…
4. Beberapa kegiatan manusia yang dapat mengubah permukan bumi
seperti…
5. Perluasan lahan pertanian mendorong manusia untuk melakukan…
6. Untuk mendapatkan batubara dilakukan dengan cara…
7. Pembakaran hutan menyebabkan permukaan bumi menjadi…
8. Berikan contoh kegiatan pembangunan dapat merubah permukaan
bumi..
9. Selain mengubah bentuk permukaan bumi, kebakaran hutan juga
menimbulkan…
10. Bagaimana cara kita melestarikan hutan akibat kebakaran hutan?
Kunci Jawaban
a. Pilihan Ganda
1. C
2. A
3. C
4. D
5. B
b. Uraian Singkat
1. Pertanian
2. Waduk
3. Pemukiman
4. Pertanian, Perkebunan, dan Pertambangan.
5. Pembakaran hutan
6. Penambangan
7. Tandus
8. - Mengubah lahan persawahan menjadi bangunan pabrik,
perumahan, dan lain-lain.
- Mengubah lahan persawahan untuk jalan tol.
- Mengubah permukiman dan persawahan menjadi waduk;
9. Kabut asap
10. Reboisasi
4. Penskoran
- Tes Tulis
a. Pilihan Ganda : Setiap soal bernilai 1
b. Uraian Singkat : Setiap soal bernilai 2
Penilaian= Jawaban benar X 4
LAMPIRAN 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : MI Darul Ulum Karangasem
Mata Pelajaran : IPA
Kelas/Semester : V / II
Materi Pokok : Kegiatan Manusia Yang Dapat Mempengaruhi
Permukaan Bumi
Alokasi Waktu : 2 JPL X 35 menit (70 menit)
A. Standar Kompetensi
7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan
penggunaan sumber daya alam.
B. Kompetensi Dasar
7.7 Mengidentifikasi beberapa kegiatan manusia yang dapat mengubah
permukaan bumi.
C. Indikator
Menjelaskan beberapa kegiatan manusia yang dapat mengubah permukaan
bumi.
Mendeskripsikan cara menanggulangi permukaan bumi yang sudah
berubah.
Mendeskripsikan bagaimana cara mencegahnya.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Dengan mendengarkan penjelasan guru, siswa dapat menjelaskan beberapa
kegiatan manusia yang dapat mengubah permukaan bumi dengan tepat
2. Dengan mendengarkan penjelasan guru, siswa dapat mendeskripsikan cara
menanggulangi permukaan bumi yang sudah berubah dengan tepat.
3. Dengan diskusi kelompok siswa dapat mendeskripsikan bagaimana cara
mencegah kegiatan manusia yang dapat mengubah permukaan bumi
dengan tepat.
Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin (Discipline)
Tekun (Diligence)
Tanggung jawab (Responsibility)
Ketelitian (Carefulness)
Kerja sama (Coorporation)
Toleransi (Tolerance)
Percaya diri (Confidence)
Keberanian (Bravery)
E. Materi Pembelajaran
Terlampir
F. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3. Problem Based Learning (Pembelajaran berbasis masalah)
4. Diskusi
5. Penugasan
G. Media Pembelajaran
1. Gambar kegiatan – kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi
permukaan bumi.
2. Gambar dampak negatif dari kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi
permukaan bumi.
H. Sumber Belajar
1. Buku Ilmu Pengetahuan Alam untuk sekolah dasar kelas 5. Jakarta : Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
2. Buku Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD/MI kelas 5. Jakarta : Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
3. Buku ilmu Pengetahuan Alam Untuk SD dan MI kelas V. Jakarta : Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
I. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
1) Pendahuluan
a) Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam dan berdo’a
bersama.
b) Guru menyampaikan materi yang akan disampaikan.
c) Guru bertanya apakah kalian sering melihat berita di televisi dengan
meninggalnya seseorang karena tertimbun gundukan batu atau terkena
longsor akibat penggalian?
i. Apakah yang menyebabkannya?
ii. Hipotesis siswa ditulis di papan tulis.
2) Kegiatan Inti
1. Eksplorasi
a. Guru menjelaskan perubahan – perubahan pada permukaan bumi
akibat kegiatan manusia.
b. Guru menunjukkan media visual dari dampak negatif kegiatan
manusia yang dapat mempengaruhi permukaan bumi.
c. Guru bertanya kepada siswa, apakah yang sedang dilakukan manusia
tersebut?
d. Untuk apa mereka melakukannya?
e. Bagaimana jika kegiatan itu dilakukan secara terus menerus?
f. Dampaknya bagi siapa?
g. Bagaimana cara mengatasinya?
h. Guru membagi kelas menjadi 4 kelompok.
i. Guru membagi lembar diskusi kepada setiap kelompok
2. Elaborasi
a. Siswa secara berkelompok mengamati media visual dan
mendiskusikan permasalahan masing-masing yang telah diberikan
oleh guru.
b. Siswa secara berkelompok menganalisa data sesuai dengan
permasalahan yang diberikan oleh guru.
c. Siswa secara berkelompok membuat hipotesa berdasarkan analisa
yang telah dilakukan sesuai dengan permasalahan yang diberikan
oleh guru.
d. Siswa secara berkelompok membuat pemecahan dari permasalahan
tersebut.
e. Salah satu perwakilan dari tiap kelompok mempresentasikan hasil
kerja mereka sesuai dengan permasalahan yang telah diberikan oleh
guru.
f. Kelompok yang lain menanggapi kelompok yang presentasi di
depan.
g. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya hal-hal
yang belum jelas dan sesuai dengan materi pembelajaran.
3. Konfirmasi
a. Siswa diberi koreksi apabila terjadi kesalahan dalam pemahaman
konsep.
b. Guru memberikan penguatan dengan cara memberikan pujian
kepada siswa yang menjawab dengan benar
3) Penutup
a. Siswa dan guru bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari
untuk mengetahui pencapaian indikator pencapaian kompetensi dan
kompetensi dasar
b. Guru membuat kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari
c. Guru menutup pelajaran dengan berdo’a bersama dan memberikan
salam.
J. Penilaian Hasil Belajar
1. Jenis Penilaian
a. Penilaian unjuk kerja selama proses pembelajaran.
b. Tes Tertulis
2. Instrumen
a. Instrumen Soal
Diskusi
Kelompok Materi
Diskusi
Apa judul
kegiatan
yang di
diskusika
n ?
Bagaiman
a jika
kegiatan
itu
dilakukan
terus
menerus?
Siapa saja
yang
terkena
dampaknya
?
Bagaimana
cara
mengatasinya
?
Kelompok
1
Penebangan
hutan
secara liar
Kelompok
2
Pembangun
an jalan
Kelompok
3
Pembakaran
hutan
Kelompok
4
Penambang
an pasir
Tertulis
1. Sebutkan 3 dampak negatif dari pembakaran hutan !
2. Sebutkan 3 cara untuk menanggulangi pemanasan global!
a. Sebutkan 4 jenis kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi
permukaan bumi !
b. Instrument Penilaian
Kelompok 1 :
No. Aspek yang di nilai Penskoran
1 2 3 4 5
1. Kemampuan bekerja sama
dalam kelompok
2. Kemampuan berkomunikasi
secara lisan
Keterangan : (Kemampuan bekerja sama dengan kelompok)
5 = Mampu bekerja sama dengan semua anggota
4= Mampu bekerja sama dengan beberapa anggota kelompok
3 = Hanya mampu bekerja sama dengan salah satu anggota kelompok.
2 = Hanya mampu bekerja secara individu
1 = Bekerja secara individu dan mengganggu kelompok lain.
LAMPIRAN 3
Lembar Observasi Guru Siklus I
Nama Sekolah : MI Darul Ulum Karangasem
Guru : Saiful Bahri.S.Pdi
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Materi Pokok : Kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi
permukaan bumi.
Kelas/Semester :V/II
Petunjuk : Skor diisi dengan memberikan tanda (v) sesuai
dengan kinerja guru saat proses pembelajaran
berlangsung.
No. Aspek yang diamati Skor
Kemampuan Membuka Pelajaran A B C D
1. Memeriksa kesiapan siswa √
2. Memberikan motivasi siswa √
3. Memberikan apersepsi √
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran √
5. Memberikan acuan bahan ajar yang akan
dipelajari.
√
Sikap Saat Proses Pembelajaran
6 Kejelasan artikulasi suara √
7 Variasi gerakan badan tidak mengganggu
perhatian siswa
√
8 Kerapian dalam penampilan √
9 Posisi mengajar √
Penguasaan Bahan Materi
10 Bahan ajar yang disampaikan sesuai dengan
langkah-langkah yang di buat dalam RPP
√
11 Kejelasan saat menyampaikan bahan ajar √
12 Memiliki wawasan yang luas saat
menyampaikan bahan ajar
√
Kegiatan Belajar Mengajar (Proses
Pembelajaran)
13 Penyajian bahan ajar sesuai dengan tujuan yang
telah ditetapkan
√
14 Memiliki ketrampilan dalam menanggapi
pertanyaan siswa
√
15 Ketepatan dalam penggunaan alokasi waktu. √
16 Kemampuan Menerapkan Metode Problem
Based Learning
√
17 Menerapkan metode problem based learning
dengan baik dan benar
√
18 Melibatkan siswa dalam penerapan metode
problem based learning
√
Kemampuan Menutup Kegiatan
Pembelajaran
19 Meninjau kembali materi yang telah diajarkan √
20 Memberikan kesempatan untuk bertanya hal-hal
yang belum dipahami.
√
Tindak Lanjut / Follow Up
21 Memberikan tugas pada siswa √
22 Menginformasikan materi pelajaran yang akan
dipelajari sebelumnya
√
23 Memberikan motivasi kepada siswa √
Jumlah 16 57
LAMPIRAN 4
Lembar Observasi Guru Siklus II
Nama Sekolah : MI Darul Ulum Karangasem
Guru : Saiful Bahri.S.Pdi
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Materi Pokok : Kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi
permukaan bumi.
Kelas/Semester :V/II
Petunjuk : Skor diisi dengan memberikan tanda (v) sesuai
dengan kinerja guru saat proses pembelajaran
berlangsung.
No. Aspek yang diamati Skor
Kemampuan Membuka Pelajaran A B C D
1. Memeriksa kesiapan siswa √
2. Memberikan motivasi siswa √
3. Memberikan apersepsi √
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran √
5. Memberikan acuan bahan ajar yang akan
dipelajari.
√
Sikap Saat Proses Pembelajaran
6 Kejelasan artikulasi suara √
7 Variasi gerakan badan tidak mengganggu
perhatian siswa
√
8 Kerapian dalam penampilan √
9 Posisi mengajar √
Penguasaan Bahan Materi
10 Bahan ajar yang disampaikan sesuai dengan
langkah-langkah yang di buat dalam RPP
√
11 Kejelasan saat menyampaikan bahan ajar √
12 Memiliki wawasan yang luas saat
menyampaikan bahan ajar
√
Kegiatan Belajar Mengajar (Proses
Pembelajaran)
13 Penyajian bahan ajar sesuai dengan tujuan yang
telah ditetapkan
√
14 Memiliki ketrampilan dalam menanggapi
pertanyaan siswa
√
15 Ketepatan dalam penggunaan alokasi waktu. √
16 Kemampuan Menerapkan Metode Problem
Based Learning
√
17 Menerapkan metode problem based learning
dengan baik dan benar
√
18 Melibatkan siswa dalam penerapan metode
problem based learning
√
Kemampuan Menutup Kegiatan
Pembelajaran
19 Meninjau kembali materi yang telah diajarkan √
20 Memberikan kesempatan untuk bertanya hal-hal
yang belum dipahami.
√
Tindak Lanjut / Follow Up
21 Memberikan tugas pada siswa √
22 Menginformasikan materi pelajaran yang akan
dipelajari sebelumnya
√
23 Memberikan motivasi kepada siswa √
Jumlah 48 33
LAMPIRAN 5
Lembar Observasi Siswa Siklus I
No. Nama Siswa Aspek yang dinilai
Keaktifan
K C B
1 Abdul fatah √
2 Abdullah nugroho respati √
3 Ahmad saifullah √
4 Alfita rodhotul janah √
5 Auliya rahmadani √
6 Damar nur reza √
7 Dimas cahya saputra √
8 Elsawa khidatul khasanah √
9 Evarianti nita cahyani √
10 Indah kurniawati √
11 Lailatu Ma’rufah √
12 Mar atus sholikhah √
13 Muhammad ali munawar √
14 Muhamad maslukan √
15 Muhammad iqbal assidiq √
16 Muhamad zulfa rosyadi √
17 Nabila maharani √
18 Rafi adi darmawan √
19 Shellmananda lucky tsania √
LAMPIRAN 6
Lembar Observasi Siswa Siklus II
No. Nama Siswa Aspek yang dinilai
Keaktifan
K C B
1 Abdul fatah √
2 Abdullah nugroho respati √
3 Ahmad saifullah √
4 Alfita rodhotul janah √
5 Auliya rahmadani √
6 Damar nur reza √
7 Dimas cahya saputra √
8 Elsawa khidatul khasanah √
9 Evarianti nita cahyani √
10 Indah kurniawati √
11 Lailatu Ma’rufah √
12 Mar atus sholikhah √
13 Muhammad ali munawar √
14 Muhamad maslukan √
15 Muhammad iqbal assidiq √
16 Muhamad zulfa rosyadi √
17 Nabila maharani √
18 Rafi adi darmawan √
19 Shellmananda lucky tsania √
LAMPIRAN 7
MATERI PEMBELAJARAN
A. Materi Siklus I
Kegiatan Manusia yang dapat Mempengaruhi Permukaan Bumi
Manusia melakukan berbagai kegiatan untuk melangsungkan hidupnya.
Berbagai kegiatan manusia tersebut dapat merubah keadaan permukaan
bumi. Perubahan dapat bersifat positif. Namun, dapat pula bersifat negatif.
(Maryanto dan Purwanto: 2009, 178).
1) Perubahan Permukaan Bumi Akibat Kegiatan Pertanian
Tanah adalah sumber daya alam yang dapat diolah. Di atas tanah dapat
dikembangbiakkan tumbuhan dan hewan. Di atas tanah, manusia melakukan
kegiatan pertanian. Kegiatan pertanian bertujuan untuk menghasilkan bahan
pangan, sandang, papan, dan lain-lain.
Berkaitan dengan usaha membudidayakan tanah, dilakukan beberapa
kegiatan sebagai berikut.
a. Pembukaan Hutan
Pembukaan hutan dilakukan untuk memperoleh lahan pertanian. Namun,
pembukaan hutan yang berlebihan dan tidak bertanggung jawab dapat
menyebabkan:
- Lahan/tanah gundul
- Lahan gersang karena ditinggalkan, dan lain-lain.
b. Perkebunan
Jumlah penduduk selalu bertambah sehingga kebutuhannya juga
meningkat. Contohnya kebutuhan pangan. Peningkatan kebutuhan
pangan tidak diikuti dengan peningkatan lahan pertanian. Lahan
pertanian justru makin berkurang. Banyak lahan pertanian yang dibangun
perumahan, pabrik maupun gedung perkantoran. Keadaan ini mendorong
pembukaan lahan baru untuk pertanian dan perkebunan. Hutan menjadi
sasaran dalam pembukaan lahan untuk perkebunan dan pertanian
(Priyono dan Martini : 2009,148).
c. Pengolahan Tanah
Beberapa kegiatan pengolahan tanah yang dapat menyebabkan perubahan
permukaan bumi antara lain:
- Pembajakan lahan dengan mesin traktor.
- Pengolahan lahan miring menjadi berteras-teras (terasering).
d. Waduk dan Bendungan
Waduk atau bendungan adalah daratan yang dibuat cekungan besar
kemudian diisi air. Waduk berfungsi untuk mengaliri lahan-lahan
pertanian, PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air), dan perikanan.
Waduk ini juga berfungsi sebagai penampung air hujan (Winarti dkk :
2009, 106).
2) Perubahan Permukaan Bumi Akibat Kegiatan Pembangunan
Sejak manusia ada, kegiatan pembangunan berlangsung terusmenerus.
Mula-mula manusia hanya membangun rumah tempat tinggal. Lama-
kelamaan dibangun pula berbagai sarana dan prasarana yang memudahkan
kehidupan manusia. Misalnya jalan, jembatan, rel KA, dan lain-lain.
Kegiatan pembangunan dapat merubah permukaan bumi. Di antaranya
adalah:
- Mengubah lahan persawahan menjadi bangunan pabrik, perumahan.
- Mengubah lahan persawahan untuk jalan tol.
- Mengubah permukiman dan persawahan menjadi waduk;
- Membabat hutan di lereng bukit untuk lahan pembangunan tempat
peristirahatan; dan
- Penimbunan pantai (reklamasi) untuk lahan permukiman.
1) Perubahan Permukaan Bumi Akibat Kegiatan Pertambangan
Pertambangan adalah kegiatan pengambilan hasil-hasil tambang atau
mineral dari permukaan maupun dari dalam perut bumi.
Penggalian bahan tambang menyebabkan perubahan permukaan bumi.
Karena pengambilan bahan tambang ini dengan cara membuka lapisan
permukaan bumi. Penggalian bahan tambang harus dilakukan dengan
perhitungan yang baik. Daratan yang semula subur dapat menjadi tandus.
Akibat kegiatan penambangan ini.
Berbagai bentuk kegiatan pertambangan turut mengubah permukaan
bumi, misalnya:
- Kegiatan penggalian yang dilakukan untuk mengambil mineral di dalam
perut bumi.
- Kegiatan pengeboran baik di daratan maupun di lautan untuk mengambil
minyak dan gas bumi.
- Kegiatan pengolahan bahan tambang.
B. Materi Siklus II
Dampak Kegiatan Manusia yang dapat Mempengaruhi Permukaan
Bumi
Kebutuhan manusia tidak terbatas, manusia selalu berusaha agar
kebetuhan tersebut terpenuhi. Di alam tersedia berbagai bahan kebutuhan
manusia yang disebut sumber daya alam.
Sumber daya alam dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sumber daya
alam yang dapat diperbaharui. Sumber daya alam yang dapat diperbaharui
yaitu sumber daya alam yang selalu tersedia meskipun dimanfaatkan
secara terus-menerus. Contohnya tumbuhan, hewan, air, sinar matahari,
dan udara. Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui yaitu sumber
daya alam yang akan habis jika digunakan secara terus-menerus. Sumber
daya alam ini meliputi bahan tambang mineral, dan nonmineral. Bahan
tambang mineral contohnya alumunium, emas, perak, tembaga, nikel, dan
besi. Bahan tambang nonmineral contohnya batu bara dan minyak bumi.
Sumber daya alam dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk memenuhi
kebutuhannya. Namun, sangat disayangkan terkadang manusia inilah yang
dapat mengubah permukaan bumi.
1. Pembakaran Hutan
Akhir-akhir ini manusia banyak melakukan pembakaran hutan
untuk dijadikan lahan pertanian, pemukiman penduduk, dan untuk
industri. Kawasan hutan yang dijadikan lahan pertanian biasanya
berubah menjadi tanah tandus dan gersang. Hal ini karena setelah
panen biasanya ladang ini akan ditinggalkan. Sistem perladangan
seperti ini disebut perladangan berpindah. Akhirnya hutan yang
dahulu menghijau menjadi tanah tandus dan gersang.
Selain untuk lahan pertanian, biasanya pembakaran hutan bertujuan
untuk membangun pemukiman penduduk dan mendirikan pabrik.
2. Penebangan Hutan secara Liar
Selain pembakaran hutan, manusia juga melakukan penebangan
hutan secara liar. Pohon-pohon ini diambil kayunya sebagai bahan
bangunan. Penebangan pohon-pohon di hutan secara liar ini juga dapat
mengubah permukaan bumi.
Penebangan liar di Indonesia dimulai di Kalimantan pada awal
tahun 1990-an. Akhirnya penebangan liar ini meluas sampai Sumatra
dan Sulawesi. Penebangan liar ini membuat hutan di Indonesia rusak.
Proses penebnagn hutan secara liar ini disebut penggundulan hutan.
Pepohonan sangat penting bagi kehidupan di Bumi. Jadi,
penebangan pohon harus dilakukan secara hati-hati dan disertai dengan
usaha melestarikannya. Penebangan hutan harus disertai dengan
penanaman kembali benih-benih pohon yang telah ditebang. Melalui
cara ini kelestarian hutan tetap terjaga.
Penggundulan hutan dapat menyebabkan terjadinya perubahan
permukaan bumi. Hutan ini akan berubah menjadi lahan tandus dan
gersang. Selain itu, penggundulan hutan juga berdampak pada
kehidupan makhluk hidup. Penggundulan hutan telah membunuh
ratusan spesies tumbuhan dan hewan. Banyaknya pohon yang
ditebangi menyebabkan hewan-hewan hutan kehilangan makanan dan
tempat berlindung.
3. Penambangan
Kegiatan penambangan juga dapat mengubah permukaan bumi.
Sebagian besar bahan tambang berada di dalam tanah. Pengambilan
bahan tambang dengan cara digali atau ditambang. Ada dua macam
jenis penambangan yaitu penambangan terbuka dan penambangan
bawah tanah.
Penambangan terbuka adalah penambangan yang dilakukan di
permukaan bumi. Beberapa bahan tambangn seperti tembaga, besi,
batu bara, kapur dan alumunium sering ditemukan di permukaan bumi.
Oleh karena itu, untuk mengambilnya tidak perlu menggali. Kegiatan
ini mengubah bentuk permukaan bumi menjadi lubang-lubang bekas
penambangan.
Bahan tambang lainnya digali dari terowongan yang berada ratusan
meter di bawah permukaan tanah. Cara ini disebut penambangan
bawah tanah. Penambangan ini lebih sulit daripada penambangan di
permukaan. para penambang menggali sebuah lubang menuju kedalam
tanah dan mengambil bijih. Pengambilan bijih ini menggunakan bora
tau bahan peledak sebelum diangkut ke permukaan. Kegiatan ini
menimbulkan tanah berongga. Tanah yang berongga menyebabkan
tanah kurang kuat sehingga bisa runtuh.
Selain penambangan terbuka dan penambangan bawah tanah, ada juga
cara lainnya yaitu pengerukan. Pengerukan merupakan cara lain yang
digunakan untuk mengumpulkan logam-logam yang terendap di dalam
batuan di dasar sungai atau sumber air lainnya.
4. Pembangunan jalan
Pepatah mengatakan, dengan ilmu dan teknologi hidup menjadi
mudah. Kemajuan teknologi telah berhasil membuat alat yang canggih.
Alat tersebut dibuat untuk memudahkan pekerjaan manusia, contohnya
kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor dibuat sebagai alat
transportasi. Peningkatan jumlah kendaraan bermotor seperti mobil
dan sepeda dapat menyebabkan kemacetan. Untuk mengatasi hal
tersebut dilakukan pelebaran jalan. Pelebaran jalan atau pembangunan
jalan baru dapat menyebabkan lahan pertanian beralih fungsi.
a. Pengaruh Positif
1) Dibidang pertanian dapat meningkatkan hasil pangan
2) Mudahnya jalur transportasi karena pembangunan jalan.
3) Terpenuhinya kebutuhan tempat tinggal.
b. Pengaruh Negatif
1) Menyebabkan kerusakan hutan dan berkurangnya persediaan air
tanah.
2) Hilangnya daerah resapan air
3) Hutan yang rusak menyebabkan tanah menjadi tandus
4) Terjadinya erosi, tanah longsor, dan banjir bandang.
LAMPIRAN 9
Soal Tes Siklus I
A. Pilihan Ganda
1. Kegiatan manusia yang tidak mengubah permukaan bumi adalah ....
a. membangun perumahan
b. membangun waduk
c. membersihkan sungai
d. pertambangan
2. Berikut merupakan dampak pengubahan hutan menjadi perumahan
adalah ....
a. tersedianya banyak rumah
b. harga rumah lebih murah
c. tersedianya banyak kayu
d. banjir dan tanah longsor saat hujan deras
3. Dibawah ini perubahan apa yang disebabkan oleh pertambangan?
a. Tanah menjadi subur
b. lingkunagn menjadi sejuk
c. lingkungan menjadi gersang
d. mempunyai pemandangan bagus
4. Bagaimana cara kita menjaga alam agar perubahan tersebut tidak
berdampak negatif untuk lingkungan kita?
a. membuang sampah di sungai
b. melakukan penambangan secara terus menesus
c. menebangi pohon
d. semua jawaban salah
5. Pembendungan aliran air untuk saluran irigasi dan perikanan
menghasilkan….
a. Danau
b. Waduk
c. Sungai
d. Laut
B. Uraian
1. Hutan diubah menjadi lahan…… untuk memenuhi kebutuhan pangan
manusia.
2. Danau buatan berukuran besar yang digunakan antara lain untuk irigasi
dan perikanan disebut…
3. Semakin banyaknya manusia mengakibatkan semakin luasnya lahan
untuk…
4. Beberapa kegiatan manusia yang dapat mengubah permukan bumi
seperti…
5. Perluasan lahan pertanian mendorong manusia untuk melakukan…
6. Untuk mendapatkan batubara dilakukan dengan cara…
7. Pembakaran hutan menyebabkan permukaan bumi menjadi…
8. Berikan contoh kegiatan pembangunan dapat merubah permukaan bumi..
9. Selain mengubah bentuk permukaan bumi, kebakaran hutan juga
menimbulkan…
10. Bagaimana cara kita melestarikan hutan akibat kebakaran hutan?
LAMPIRAN 10
Soal Tes Siklus II
A. Soal Diskusi
Kelompo
k
Materi
Diskusi
Apa judul
kegiatan
yang di
diskusika
n ?
Bagaiman
a jika
kegiatan
itu
dilakukan
terus
menerus?
Siapa saja
yang
terkena
dampaknya
?
Bagaimana
cara
mengatasinya
?
Kelompo
k 1
Penebangan
hutan secara
liar
Kelompo
k 2
Pembanguna
n jalan
Kelompo
k 3
Pembakaran
hutan
Kelompo
k 4
Penambanga
n pasir
B. Soal Tertulis
1. Sebutkan 3 dampak negatif dari pembakaran hutan !
2. Sebutkan 3 cara untuk menanggulangi pemanasan global!
3. Sebutkan 4 jenis kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi
permukaan bumi !
LAMPIRAN 11
HASIL NILAI TES
SIKLUS I
MATA PELAJARAN IPA
KELAS V MI DARUL ULUM KARANGASEM
No. Kode Siswa Jenis Kelamin Nilai KKM
Individu
1. Siswa 1 L 60 -
Siswa 2 L 80 √
Siswa 3 L 80 √
Siswa 4 L 64 -
Siswa 5 P 80 √
Siswa 6 P 63 -
Siswa 7 L 80 √
Siswa 8 L 72 √
Siswa 9 P 80 √
Siswa 10 P 80 √
Siswa 11 P 80 √
Siswa 12 P 50 -
Siswa 13 P 70 √
Siswa 14 L 48 -
Siswa 15 L 80 √
Siswa 16 L 40 -
Siswa 17 P 70 √
Siswa 18 L 40 -
Siswa 19 P 80 √
Siswa 20 P 40 -
Siswa 21 P 80 √
Siswa 22 P 50 -
Jumlah 1467
Rata-rata 66,6
Ketuntasan Klasikal 59%
Keterangan :
∑ nilai seluruh peserta didik (F) = 1467
∑ peserta didik yang tuntas belajar (Ftb) KKM Individu = 13
∑ peserta didik (N)= N
= 66,6
Jadi dapat diketahui persentase ketutntasan klasikal dari KKM kelas yang
ditentukan oleh Madrasah yaitu:
(%)
= 59%
LAMPIRAN 12
HASIL NILAI TES
SIKLUS II
MATA PELAJARAN IPA
KELAS V MI DARUL ULUM KARANGASEM
No. Kode Siswa Jenis Kelamin Nilai KKM
Individu
1 Siswa 1 L 100 √
2 Siswa 2 L 80 √
3 Siswa 3 L 90 √
4 Siswa 4 L 80 √
5 Siswa 5 P 64 -
6 Siswa 6 P 100 √
7 Siswa 7 L 100 √
8 Siswa 8 L 70 √
9 Siswa 9 P 80 √
10 Siswa 10 P 60 -
11 Siswa 11 P 85 √
12 Siswa 12 P 75 √
13 Siswa 13 P 90 √
14 Siswa 14 L 75 √
15 Siswa 15 L 85 √
16 Siswa 16 L 75 √
17 Siswa 17 P 80 √
18 Siswa 18 L 100 √
19 Siswa 19 P 100 √
20 Siswa 20 P 60 -
21 Siswa 21 P 60 -
22 Siswa 22 P 80 √
Jumlah 1786
Rata-rata 81,1
Ketuntasan Klasikal 81,8%
Keterangan :
∑ nilai seluruh peserta didik (F) = 1786
∑ peserta didik yang tuntas belajar (Ftb) KKM Individu = 18
∑ peserta didik (N)= N=22
= 81,1
Jadi dapat diketahui persentase ketutntasan klasikal dari KKM kelas yang
ditentukan oleh Madrasah yaitu:
(%)
=81,8%
LAMPIRAN 13
DOKUMEN FOTO PENELITIAN
Gambar 10. Guru menjelaskan dengan media visual
Gambar 11. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru.
Gambar 14. Guru memberi intruksi saat berdiskusi
Gambar 15. Siswa mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas
LAMPIRAN 14
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Hana Layinatussyifa
Tempat Tanggal Lahir : Boyolali, 20 Agustus 1995
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Sukokerep rt 01 rw 03, Garangan, Wonosegoro,
Boyolali
No.Telp : 08156726517
Email : [email protected]
Jenjang pendidikan :
RA PERWANIDA 2000-2002
MI DARUL ULUM KARANGASEM 2002 - 2008
SMP N 1 WONOSEGORO 2008 - 2011
SMK N 1 WONOSEGORO 2011 - 2014
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2014 -2018