PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN KEMAMPUAN … · Rata-rata hasil belajar meningkat dari kondisi awal...
Transcript of PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN KEMAMPUAN … · Rata-rata hasil belajar meningkat dari kondisi awal...
PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN KEMAMPUAN
BERPIKIR KRITIS KELAS VA PADA MATERI KPK DAN
FPB MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL SDN
PERUMNAS CONDONGCATUR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh :
Riza Ristiyanti
NIM: 121134035
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN KEMAMPUAN
BERPIKIR KRITIS KELAS VA PADA MATERI KPK DAN
FPB MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL SDN
PERUMNAS CONDONGCATUR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh :
Riza Ristiyanti
NIM: 121134035
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2016
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERSEMBAHAN
Dengan segala cinta dan syukur skripsi ini dipersembahkan kepada :
Allah SWT yang selalu memberikan kemudahan, perlindungan, serta rahmat
dan karunia-Nya.
Kedua orang tuaku Bapak Sugiya dan Ibu Sartinem yang telah memberikan
dukungan dan kasih sayang yang tiada henti.
Kakak serta adikku Ika Prasetyanti dan Nanang Himawan yang selalu
memberikan bantuan, dukungan, motivasi, dan doa disetiap langkahku.
Irvani Ahmad yang selalu menyemangati dan menemani hingga
terselesaikannya skripsi ini.
Keluarga besar bapak Tarsisius Raharjo yang selalu memberi semangat dan
doa dalam segala hal.
Teman seperjuanganku dan teman baikku yang tidak bisa aku sebutkan satu-
persatu yang telah menemaniku dan menghiburku.
Almamaterku terkasih PGSD Universitas Sanata Dharma.
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN MOTTO
“Maka apabila engkau telah selesai (dari suatu urusan), tetaplah bekerja keras
(untuk urusan yang lain). Dan hanya kepada Tuhan-mulah engkau berharap.”
(Q.S Al Insyirah: 7-8)
“Musuh yang paling berbahaya di atas dunia ini adalah penakut dan bimbang.
Teman yang paling setia hanyalah, keberanian dan keyakinan yang teguh.”
(Andrew Jackson)
# Aku datang, bimbingan, ujian, revisi, dan aku “menang”!!
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
Ristiyanti, Riza. 2016. Peningkatakan Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir
Kritis Kelas VA Pada Materi KPK dan FPB Melalui Pembelajaran
Kontekstual SDN Perumnas Condongcatur. Skripsi: Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma
Latar belakang penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar dan
kemampuan berpikir kritis pada materi KPK dan FPB siswa kelas VA SDN
Perumnas Condongcatur. Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengetahui penerapan
pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar dan kemampuan
berpikir kritis siswa 2) mengetahui peningkatan hasil belajar, dan 3) mengetahui
peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas model Kemmis dan
McTaggart dengan dua siklus. Subjek penelitian adalah siswa kelas VA SDN
Perumnas Condongcatur berjumlah 24 siswa. Objek penelitian ini adalah hasil
belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa. Teknik pengumpulan data berupa tes
dan nontes. Instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner, observasi,
wawancara dan tes tertulis berupa soal uraian. Analisis data yang digunakan
adalah analisis data kuantitatif.
Komponen pembelajaran kontekstual yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu konstruktivisme, inkuiri, bertanya, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi,
penilaian nyata. Rata-rata hasil belajar meningkat dari kondisi awal 57,66 menjadi
70,95 pada evaluasi 1, 82,04 pada evaluasi 2, 90 pada evaluasi akhir. Persentase
ketuntasan mengalami kenaikan dari kondisi awal 51,19% menjadi 62,5% pada
evaluasi 1, 75% pada evaluasi 2, dan 91,66% pada siklus akhir. Kemampuan
berpikir kritis hasil kuesioner meningkat dari kondisi awal dengan rata-rata 3,03
(tidak kritis) menjadi 4,07 (kritis) pada kondisi akhir. Persentase ketuntasan
meningkat dari kondisi awal 37,5% menjadi 75% pada kondisi akhir. Penelitian
ini disimpulkan bahwa pembelajaran kontekstual dapat 1) meningkatkan hasil
belajar dan 2) kemampuan berpikir kritis siswa kelas VA SDN Perumnas
Condongcatur.
Kata kunci: Hasil belajar, kemampuan berpikir kritis, KPK dan FPB,
pembelajaran kontekstual.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
Ristiyanti, Riza. 2016. The Improvement of Learning and Math’s Critical
Thinking Ability of Class VA in KPK and FPB Materials Through
Contextual Learning In Perumnas Condongcatur Elementary School.
Thesis. Yogyakarta: Sanata Dharma University
This study was based on the low result of learning and critical thinking
ability on the Least Common Multiple and Highest Common Factor material of
class VA SDN Perumnas Condongcatur. This study aimed to 1) knowed the
application the contextual leraning to improvement of learning and math‟s critical
thinking, 2) knowing improvement of learning outcomes, and 3) determine the
improvement of students' critical thinking ability.
This study was Classroom Action Research McTaggart and Kemmis’
models with two cycles. The subjects were the students of class VA Perumnas
Condongcatur Elementary School with the total of 24 students. The object of this
study is the result of students‟ learning and critical thinking ability. Data
collection technique is in the form of tests and non-test. The instruments of this
research using questionnaires, observation, interview and written test in the form
of analysis questions. The data analysis that are used are quantitative.
Contextual learning components that are used in this study are
constructivism, inquiry, community learning, modeling, reflection, and real
assessment. The average learning outcomes increased from the initial conditions
in the evaluation 57.66 into 70.95 1, 82.04 on the second evaluation, 90 in the
final evaluation. The percentage of completeness increased from the initial
condition of 51.19% to 62.5% in the first evaluation, 75% in the second
evaluation, and 91.66% at the end of the cycle. Critical thinking ability
questionnaire results increased from the initial conditions with an average of 3.03
(not critical) to 4.07 (critical) on the final conditions. Completeness percentage
increased from 37.5% on the initial conditions to 75% on the final conditions.
This study concluded that contextual learning can improve learning outcomes and
the ability to think critically of class VA Perumnas Condongcatur Elementary
School.
Keywords: learning outcome, critical thinking ability, Least Common Multiple
and Highest Common Factor, contextual learning.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala berkat dan karuniaNya sehingga penulis telah menyelesaikan tugas akhir
yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis
Matematika Pada Materi KPK dan FPB Melalui Pembelajaran Kontekstual Pada
Siswa Kelas VA SDN Perumnas Condongcatur”. Tugas akhir ini disusun sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan dalam program studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan tugas akhir ini penulis
mengalami banyak hambatan, cobaan, dan kesulitan, namun berkat dorongan,
bimbingan, motivasi, dan bantuan dari banyak pihak baik secara langsung maupun
tidak langsung sehingga penulis dapat menyelesaikannya. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
penyusunan tugas akhir ini, yaitu kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma.
2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Kaprodi PGSD Universitas
Sanata Dharma.
3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. selaku Wakil Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.
4. Ibu Wahyu Wido Sari, M.Biotech, selaku dosen pembimbing akademik, yang
bersedia memberikan masukan, arahan dan motivasi selama penulisan tugas
akhir ini.
5. Drs. Paulus Wahana, M.Hum. selaku dosen pembimbing I yang telah
meluangkan waktu, membimbing dan memberikan masukan penulis dengan
penuh kesabaran.
6. Maria Agustina Amelia, S.Si., M.Pd. selaku dosen pembimbing II yang selalu
memberikan masukan, membantu dan mendorong penulis menyelesaikan
skripsi ini dari awal hingga akhir bimbingan dengan ketelitiannya.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................. iii
PERSEMBAHAN..................................................................................... iv
HALAMAN MOTTO............................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA.................................................. vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS.............. vii
ABSTRAK.............................................................................................. viii
ABSTRACT............................................................................................... ix
KATA PENGANTAR............................................................................... x
DAFTAR ISI............................................................................................xii
DAFTAR TABEL.................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR............................................................................. xvii
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................ xviii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah.................................................................. 1
B. Pembatasan Masalah....................................................................... 8
C. Perumusan Masalah........................................................................ 8
D. Tujuan Penelitian............................................................................ 9
E. Manfaat Penelitian.......................................................................... 9
F. Definisi Operasional...................................................................... 11
BAB II LANDASAN TEORI.................................................................. 12
A. Kajian Pustaka............................................................................... 12
B. Penelitian yang Relevan................................................................ 40
C. Kerangka Berpikir......................................................................... 44
D. Hipotesis Tindakan........................................................................ 47
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN........................................................ 48
A. Jenis Penelitian.............................................................................. 48
B. Setting Penelitian.......................................................................... 51
C. Persiapan....................................................................................... 51
D. Rencana Setiap Siklus................................................................... 52
E. Teknik Pengumpulan Data............................................................ 62
F. Instrumen penelitian...................................................................... 65
G. Teknik Pengujian Instrumen......................................................... 74
H. Teknik Analisis Data..................................................................... 79
I. Indikator Keberhasilan.................................................................. 87
J. Jadwal Penelitian........................................................................... 90
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN....................... 91
A. Hasil Penelitian............................................................................. 91
B. Pembahasan................................................................................. 145
BAB V PENUTUP................................................................................. 153
A. Kesimpulan................................................................................. 153
B. Keterbatasan Penelitian............................................................... 154
C. Saran............................................................................................ 155
DAFTAR REFERENSI........................................................................ 156
LAMPIRAN........................................................................................... 159
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Keterampilan Berpikir Kritis................................................................ 21
Tabel 2.2 Persamaan Indikator dari Tiga Ahli..................................................... 22
Tabel 3.1 Pedoman Wawancara Mengenai Proses Pembelajaran......................... 65
Tabel 3.2 Pedoman Wawancara Mengenai Kemampuan Berpikir Kritis............. 67
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Kuesioner Kemampuan Berpikir Kritis................................. 69
Tabel 3.4 Lembar Observasi Kemampuan Berpikir Kritis Siswa......................... 70
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Soal Evaluasi......................................................................... 72
Tabel 3.6 Kriteria Validasi Instrumen................................................................... 75
Tabel 3.7 Hasil Validasi Soal Evaluasi................................................................. 76
Tabel 3.8 Hasil Validasi Silabus........................................................................... 77
Tabel 3.9 Hasil Validasi RPP............................................................................... 77
Tabel 3.10 Hasil Validasi LKS............................................................................. 77
Tabel 3.11 Hasil Validasi Lembar Kuesioner Kemampuan Berpikir Kritis..........78
Tabel 3.12 PAP Tipe I........................................................................................... 81
Tabel 3.13 Kriteria Indikator 1.............................................................................. 83
Tabel 3.14 Kriteria Indikator 2.............................................................................. 83
Tabel 3.15 Kriteria Indikator 3............................................................................. 84
Tabel 3.16 Kriteria Indikator 4............................................................................. 84
Tabel 3.17 Kriteria Indikator 5............................................................................. 85
Tabel 3.18 Kriteria Indikator 6............................................................................. 85
Tabel 3.19 Kriteria Keseluruhan Indikator........................................................... 85
Tabel 3.20 Kriteria Rata-Rata Observasi Seluruh Siswa...................................... 86
Tabel 3.21 Indikator Keberhasilan Hasil Belajar.................................................. 88
Tabel 3.22 Indikator Keberhasilan Kemampuan Berpikir Kritis.......................... 89
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 3.23 Jadwal Pelaksanaan Penelitian.............................................................90
Tabel 4.1 Nilai KPK dan FPB Siswa Kelas VA Tahun 2013/2014...................... 92
Tabel 4.2 Nilai KPK dan FPB Siswa Kelas VA Tahun 2014/2015...................... 93
Tabel 4.3 Nilai Kemampuan Berpikir Kritis Kondisi Awal................................. 95
Tabel 4.4 Skor Indikator 1 Kemampuan Berpikir Kritis Kondisi Awal............... 96
Tabel 4.5 Skor Indikator 2 Kemampuan Berpikir Kritis Kondisi Awal............... 97
Tabel 4.6 Skor Indikator 3 Kemampuan Berpikir Kritis Kondisi Awal............... 98
Tabel 4.7 Skor Indikator 4 Kemampuan Berpikir Kritis Kondisi Awal............. 100
Tabel 4.8 Skor Indikator 5 Kemampuan Berpikir Kritis Kondisi Awal............. 101
Tabel 4.9 Skor Indikator 6 Kemampuan Berpikir Kritis Kondisi Awal............. 102
Tabel 4.10 Skor Keseluruhan Indikator Kondisi Awal ...................................... 103
Tabel 4.11 Hasil Nilai Evaluasi Siklus I............................................................. 115
Tabel 4.12 Hasil Pengamatan Kemampuan Berpikir Kritis Secara
Keseluruhan Siklus I......................................................................... 116
Tabel 4.13 Hasil Nilai Evaluasi Siklus II............................................................ 127
Tabel 4.14 Hasil Nilai Evaluasi Akhir................................................................ 128
Tabel 4.15 Hasil Pengamatan Kemampuan Berpikir Kritis Secara
Keseluruhan Siklus II........................................................................ 128
Tabel 4.16 Nilai Kemampuan Berpikir Kritis Kondisi Akhir............................. 129
Tabel 4.17 Skor Indikator 1 Kemampuan Berpkir Kritis Kondisi Akhir............ 130
Tabel 4.18 Skor Indikator 2 Kemampuan Berpkir Kritis Kondisi Akhir............ 132
Tabel 4.19 Skor Indikator 3 Kemampuan Berpkir Kritis Kondisi Akhir............ 133
Tabel 4.20 Skor Indikator 4 Kemampuan Berpkir Kritis Kondisi Akhir............ 134
Tabel 4.21 Skor Indikator 5 Kemampuan Berpkir Kritis Kondisi Akhir............ 136
Tabel 4.22 Skor Indikator 6 Kemampuan Berpkir Kritis Kondisi Akhir............ 137
Tabel 4.23 Skor Keseluruhan Indikator Kondisi Akhir...................................... 138
Tabel 4.24 Perbandingan Target dan Pencapaian Hasil Belajar......................... 147
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.25 Perbandingan Nilai Kuesioner Berpikir Kritis.................................. 149
Tabel 4.26 Perbandingan Presentase Berikir Kritis............................................ 150
Tabel 4.27 Peningkatan Berpikir Kritis dari Hasil Pengamatan......................... 151
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Skema Hasil Penelitian yang Relevan............................................... 43
Gambar 3.1 Siklus Model PTK............................................................................. 50
Gambar 4.1 Rata-Rata Hasil Belajar................................................................... 141
Gambar 4.2 Persentase Ketuntasan Hasil Belajar............................................... 142
Gambar 4.3 Nilai Kuesioner Kemampuan Berpikir Kritis Setiap Indikator....... 143
Gambar 4.4 Persentase Jumlah Siswa yang Kritis.............................................. 144
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Surat Penelitian................................................................................ 159
Lampiran 2 Surat Telah Melakukan Penelitian................................................... 160
Lampiran 3 Silabus............................................................................................. 161
Lampiran 4 RPP.................................................................................................. 184
Lampiran 5 Soal Evaluasi................................................................................... 253
Lampiran 6 Hasil Pekerjaan Siswa .................................................................... 271
Lampiran 7 Nilai Evaluasi 1............................................................................... 283
Lampiran 8 Nilai Evaluasi 2............................................................................... 284
Lampiran 9 Nilai Evaluasi 3............................................................................... 285
Lampiran 10 Data Kondisi Awal........................................................................ 286
Lampiran 11 Validasi Perangkat Pembelajaran................................................. 288
Lampiran 12 Validasi Evaluasi........................................................................... 306
Lampiran 13 Kisi-Kisi Kuesioner....................................................................... 318
Lampiran 14 Kuesioner....................................................................................... 320
Lampiran 15 Validasi Kuesioner........................................................................ 323
Lampiran 16 Kondisi Awal Kemampuan Berpikir Kritis................................... 333
Lampiran 17 Kondisi Akhir Kemampuan Berpikir Kritis.................................. 335
Lampiran 18 Pedoman Observasi....................................................................... 337
Lampiran 19 Hasil Observasi.............................................................................. 338
Lampiran 20 Pedoman Wawancara Proses Pembelajaran.................................. 339
Lampiran 21 Pedoman Wawancara Kemampuan Berpikir Kritis....................... 340
Lampiran 22 Foto Kegiatan................................................................................ 341
Lampiran 23 Daftar Riwayat Hidup.................................................................... 343
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bab ini, peneliti akan membahas latar belakang masalah,
pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat, dan
batasan pengertian yang akan dilakukan.
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang
diajarkan di semua jenjang pendidikan dan mempunyai peran yang penting.
Matematika dikatakan penting karena sebagai bekal untuk dapat berpikir
kritis, keatif dan sistematis yang berguna bagi dirinya ketika hidup di
masyarakat. Mengingat peranannya yang sangat penting dalam meningkatkan
kualitas sumber daya manusia, maka pendidikan matematika khususnya di
sekolah dasar memerlukan perhatian yang serius. Permendiknas (2006)
mengungkapkan bahwa tujuan matematika yaitu (1) memecahkan masalah
yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model
matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh,
dan (2) memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan,
yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari
matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
Matematika berdasarkan pendapat Susanto (2013:185) adalah salah satu
disiplin ilmu pasti yang mengungkapkan ide-ide abstrak yang berisi bilangan-
bilangan serta simbol-simbol operasi hitung yang terdapat aktivitas berhitung
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
dan mampu meningkatkan kemampuan berpikir dan berpendapat dalam
memecahkan masalah dalam kehidupan bermasyarakat sehari-hari. Tujuan
utama pembelajaran matematika yang diajarkan kepada siswa adalah
memahami sebuah konsep. Konsep yang telah tertanam pada diri siswa akan
membantunya untuk mengenali dan memecahkan masalah matematis. Oleh
karena itu pembelajaran matematika digunakan untuk membekali siswa agar
dapat menerapkan apa yang telah mereka pelajari dalam kehidupan sehari-
hari. Agar tujuan tersebut dapat tercapai maka pembelajaran di sekolah dasar
sebaiknya dapat mengajak siswa untuk berproses. Siswa usia sekolah dasar
berada pada tahap operasional kongkrit, sedangkan matematika merupakan
ilmu yang abstrak. Sehingga pembelajaran matematika sebaiknya
menggunakan media dan mengaitkan materi dengan kehidupan siswa. Siswa
akan mudah menangkap materi apabila materi yang mereka pelajari dibangun
melalui pengalaman yang sudah ada atau nyata.
Banyaknya peran penting matematika bagi kehidupan tersebut justru
banyak siswa yang beranggapan bahwa matematika adalah mata pelajaran
yang ditakuti dari beberapa mata pelajaran lainnya. Syaifudin (2009: 1)
menyebutkan bahwa matematika menjadi mata pelajaran yang memiliki hasil
belajar rendah diantara bidang studi lainnya. Hal tersebut diperkuat dengan
adanya “Third Mathematics and Science Study (TIMSS) yang
diselenggarakan oleh International Association for Evolution of Educational
Achievement (IEA) tahun 2003 bahwa di Indonesia kemampuan matematika
menduduki peringkat ke 35 dari 45 negara. Peneliti melakukan wawancara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
singkat pada tanggal 28 Juli 2015 kepada siswa kelas 5A SD Negeri
Perumnas Condongcatur bahwa sebagian besar dari mereka juga menganggap
matematika itu adalah mata pelajaran yang sulit. Mereka menganggap
banyaknya rumus dan angka yang harus diolah sedemikian rupa serta
membutuhkan ketelitian. Tanggapan-tanggapan para peserta didik mengenai
sulitnya matematika tersebut dapat dilihat melalui rendahnya hasil belajar dan
kemampuan berpikir kritis.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas VA SDN Perumnas
Condongcatur pada tanggal 28 Juli 2015 didapat informasi bahwa hasil
belajar siswa yang paling rendah ada pada materi Kelipatan Persekutuan
Terkecil (KPK) dan Faktor Persekutuan Terbesar (FPB). Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) yang dicapai adalah 65 dari skala 100. Kriteria Ketuntasan
Minimal diperoleh dari kompleksitas (kesulitan dan kerumitan), daya dukung,
dan intake siswa (tingkat kemampuan rata-rata). Kenyataannya rata-rata nilai
ulangan pada materi KPK dan FPB dua tahun terakhir masih dibawah KKM.
Tahun pelajaran 2013/2014 menunjukkan bahwa dari 26 siswa hanya terdapat
13 siswa (50%) yang mencapai KKM. Rata-rata nilai kelas masih dibawah
KKM yaitu 62,93. Peneliti juga meminta data hasil ulangan KPK dan FPB
pada tahun ajaran 2014/2015, bahwa hanya terdapat 11 siswa (52,38%) dari
21 siswa yang tuntas. Rata-rata nilai ulangan tahun ajaran 2014/2015 juga
masih jauh di bawah KKM yaitu 52,38. Berdasarkan hasil ulangan dua tahun
terakhir tersebut, didapatkan rata-rata yaitu 57,66 dengan persentase
ketuntasan 51,19% yang tergolong masih rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Salah satu tujuan matematika adalah agar siswa memiliki kemampuan
berpikir kritis. Menurut Kuswana (2011: 19) berpikir kritis berdasarkan
perspektif deskriptif, adalah analisis suatu masalah melalui evaluasi potensi,
pemecahan masalah, dan sintesis informasi untuk menentukan keputusan.
Sutarmo (2012: 94) mengemukakan bahwa berpikir kritis merupakan sebuah
proses yang terarah dan jelas yang digunakan dalam kegiatan mental seperti
memecahkan masalah, mengambil keputusan, membujuk, menganalisis
asumsi, dan melakukan penelitian ilmiah.
Pentingnya berpikir kritis juga diungkapkan oleh Peter (2012: 39) untuk
dapat bersaing dalam kehidupan sehari-hari dan kehidupan pribadi, siswa
harus memiliki kemampuan pemecahan masalah dan harus bisa berpikir
dengan kritis. Seperti yang disebutkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (2006), tujuan pembelajaran matematika adalah untuk mencapai
kompetensi matematika, diantaranya kemampuan berpikir kritis. Sekolah
menjadi sarana yang sangat berperan penting dalam mengembangkan
kemampuan berpikir kritis siswa. Oleh karena itu, kemampuan berpikir kritis
penting dikembangkan dalam setiap kegiatan pembelajaran di sekolah.
Namun dalam kenyataannya, ketika peneliti melakukan wawancara dan 3 kali
observasi pembelajaran guru kelas VA SDN Perumnas Condongcatur dengan
menggunakan indikator berpikir kritis siswa masih rendah. Keenam indikator
yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah menganalisis argumen,
mampu bertanya, menjawab pertanyaan, memecahkan masalah, membuat
kesimpulan, keterampilan mengevaluasi dan menilai hasil dari pengamatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Berdasarkan hasil wawancara pada indikator menganalisis argumen
terdapat 45% siswa yang dikatakan kritis. Indikator mampu bertanya terdapat
50% siswa yang dikatakan kritis. Indikator menjawab pertanyaan terdapat
35% siswa yang dikatakan kritis. Indikator memecahkan masalah terdapat
37,5% siswa yang dikatakan kritis. Sedangkan indikator membuat kesimpulan
terdapat 43,33% siswa yang dikatakan kritis dan indikator keterampilan
mengevaluasi dan menilai hasil dari pengamatan terdapat 46,67% siswa yang
dikatakan kritis. Dari hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa
kemampuan berpikir kritis siswa kelas VA masih rendah.
Hasil observasi peneliti menunjukkan bahwa indikator pertama yaitu
menganalisis argumen ketika pembelajaran tidak terlihat karena guru yang
menjadi sumber pengetahuan bagi siswa. Indikator kedua dan ketiga yaitu
mampu bertanya dan menjawab pertanyaan hanya terdapat 30% siswa dari
24. Indikator keempat yaitu memecahkan masalah juga tidak begitu terlihat
karena guru hanya menjelaskan dan siswa langsung mengerjakan sebuah
lembar kerja. Indikator kelima yaitu membuat kesimpulan memang sudah
terlihat ketika guru bertanya pada akhir pembelajaran, namun hanya beberapa
siswa saja yang kembali mendominasi. Indikator terakhir, yaitu keterampilan
mengevaluasi dan menilai hasil pengamatan siswa terlihat tidak mengevaluasi
dan menilai kembali hasil pekerjannya.
Herman (2006) mengemukakan bahwa salah satu penyebab rendahnya
kualitas pemahaman matematika siswa di SD dan SMP menurut hasil survey
IMSTEP-JICA di kota Bandung adalah karena dalam proses pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
matematika guru umumnya terlalu berkonsentrasi pada latihan menyelesaikan
soal yang lebih bersifat prosedural dan mekanistis daripada menanamkan
pemahaman. Rendahnya hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa
tersebut juga dipengaruhi oleh pembelajaran guru di kelas yang didominasi
dengan pembelajaran yang konvensional. Hal tersebut terlihat ketika peneliti
melakukan pengamatan pembelajaran di kelas VA. Kegiatan pembelajaran
guru hanya menjelaskan konsep secara singkat tanpa memberikan
kesempatan siswa untuk berproses, namun hanya memberikan contoh soal,
dan memberikan soal-soal latihan. Siswa tidak dibimbing untuk menghadapi
realitas serta menemukan masalah matematis terkait materi yang dipelajari
untuk dipecahkan. Guru kelas VA juga tidak menggunakan pembelajaran
inovatif dan media pembelajaran.
Pembelajaran inovatif dan media pembelajaran sangat penting
digunakan karena matematika mempunyai objek kajian yang dianggap
abstrak sedangkan siswa usia SD menurut Piaget berada pada tahap operasi
konkrit. Proses pembelajaran di kelas hendaknya melibatkan siswa untuk
berproses sehingga mereka akan lebih memahami konsep. Mulyono
(2003:13) berpendapat bahwa proses belajar matematika yang baik adalah
guru harus mampu menerapkan suasana yang dapat membuat siswa antusias
terhadap persoalan yang ada sehingga mereka mampu memecahkan
persoalannya. Siswa sebaiknya dihadapkan pada realitas atau pengalaman
yang ada pada dirinya. Permasalahan mengenai matematika pada kehidupan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
sehari-hari juga dapat dihadirkan sehingga nantinya siswa dapat menerapkan
pemecahannya tersebut.
Pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar
dan berpikir kritis matematika salah satunya adalah pembelajaran kontekstual
atau Contextual Teaching Learning (CTL). Taniredja dan Faridli (2014: 49)
berpendapat bahwa pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar yang
membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi
dunia nyata peserta didik dan mendorong peserta didik membuat hubungan
antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan
mereka sehari-hari. Johnson dan Alwasilah (2007: 14) mengemukakan bahwa
pembelajaran kontekstual adalah sebuah sistem belajar yang didasarkan pada
filosofi bahwa siswa mampu menyerap pelajaran apabila mereka menangkap
maksud dalam materi akademis yang mereka terima dan mereka menangkap
makna dalam tugas-tugas sekolah jika mereka bisa mengaitkan informasi baru
dengan pengetahuan dan pengalaman yang sudah mereka miliki sebelumnya.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa masih
rendahnya hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas VA SDN
Perumnas Condongcatur. Agar siswa dapat mendapatkan hasil belajar dan
kemampuan berpikir kritis yang diharapkan, maka melalui judul
“Peningkatan Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis Matematika
Kelas VA Pada Materi KPK dan FPB Melalui Pembelajaran Kontekstual
SDN Perumnas Condongcatur” peneliti ingin mengetahui apakah penggunaan
CTL dapat meningkatkan hasil belajar dan berpikir kritis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
B. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka pembatasan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Penelitian dilakukan pada murid kelas VA SD Negeri Perumnas
Condongcatur tahun ajaran 2015/2016.
2. Penelitian ini dibatasi pada mata pelajaran matematika KD 1.2 dan 1.5
KPK dan FPB.
3. Model yang digunakan dalam pembelajaran adalah Cooperative Teaching
and Learning atau pembelajaran kontekstual.
4. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengenai hasil
belajar dan berpikir kritis siswa.
C. Perumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana penerapan pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan hasil
belajar dan kemampuan berpikir kritis matematika siswa kelas VA SD
Negeri Perumnas Condong Catur?
2. Apakah pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar
matematika siswa kelas VA SD Negeri Perumnas Condong Catur?
3. Apakah pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan kemampuan
berpikir kritis matematika pada kelas VA SD Negeri Perumnas Condong
Catur?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas penelitian ini dimaksudkan untuk
mencapai tujuan sebagai berikut:
1. Mengetahui penerapan pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan
hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis matematika siswa kelas VA
SD Negeri Perumnas Condongcatur.
2. Meningkatkan dan mengetahui peningkatan hasil belajar matematika pada
materi KPK dan FPB siswa kelas VA SD Negeri Perumnas Condongcatur
melalui pembelajaran kontekstual.
3. Meningkatkan dan mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kritis
matematika pada materi KPK dan FPB siswa kelas VA SD Negeri
Perumnas Condongcatur melalui pembelajaran kontekstual.
E. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan yang telah dirumuskan, maka hasil penelitian ini
diharapkan dapat memberikan sumbangan pada dunia pendidikan. Manfaat
penelitian ini ada 2 yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis.
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini merupakan cara untuk mengembangkan
pembelajaran kontekstual dengan komponen dan media yang mendukung
proses pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar dan
kemampuan berpikir kritis yang rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1010
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti:
1. Memberikan wawasan mengenai inovatif pembelajaran yaitu salah
satunya dengan menggunakan pembelajaran kontekstual yang
nantinya dapat diterapkan ketika mengajar.
2. Memberikan pengetahuan mengenai cara meingkatkan hasil belajar
dan kemampuan berpikir kritis siswa.
3. Penelitian ini merupakan cara peneliti untuk belajar, berlatih, dan
mengembangkan pembelajaran kontekstual dengan menerapkan
pengetahuan peneliti selama melakukan penelitian.
b. Bagi siswa:
1. Memberikan suasana yang menyenangkan ketika pembelajaran.
2. Meningkatkan hasil belajar dan berpikir kritis siswa.
c. Bagi Guru:
Penelitian dengan menggunakan pembelajaran kontekstual ini
diharapkan mampu menjadi inspirasi bagi guru untuk menaikkan hasil
belajar dan kemampuan berpikir kritis matematika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1111
F. Definisi Operasional
1. Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh seseorang setelah melakukan
serangkaian proses belajar yang berupa 3 aspek, yaitu kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Penelitian ini hanya mengukur dari aspek kognitif atau
pengetahuan saja.
2. Berpikir kritis adalah sebuah usaha untuk dapat memecahkan masalah dan
membuat sebuah keputusan sehingga dapat mendapatkan hasil yang lebih
akurat melalui sebuah proses yang sistematis.
3. Matematika adalah ilmu yang mempelajari mengenai simbol-simbol,
pengukuran dan bilangan yang diolah menggunakan rumus tertentu.
4. Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) adalah kumpulan bilangan yang
sama dan terkecil yang merupakan kelipatan dari dua buah bilangan atau
lebih.
5. Faktor Persektuan Terbesar (FPB) adalah faktor-faktor atau angka pembagi
yang paling besar dari beberapa bilangan.
6. Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang mengaitkan materi dan
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya
dalam penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II LANDASAN
TEORI
Landasan teori dalam BAB II ini berisikan mengenai kajian pustaka yang
memuat teori yang mendukung dan hasil penelitian yang relevan, kerangka
berpikir serta hipotesis tindakan. Keempat hal tersebut akan diuraikan sebagai
berikut.
A. Kajian Pustaka
Peneliti akan membahas mengenai teori belajar, hasil belajar, berpikir
kritis, matematika, KPK dan FPB, serta pembelajaran kontekstual atau
Contextual Teaching and Learning.
1. Hasil Belajar
Dalam sub bab hasil belajar akan dijelaskan mengenai hakikat
belajar dan hakikat hasil belajar.
a. Hakikat Belajar
Robbins (dalam Trianto, 2009: 15) mendefinisikan belajar sebagai
proses menciptakan hubungan antara sesuatu (pengetahuan) yang sudah
dipahami dan sesuatu (pengetahuan) yang baru. Brunner (dalam
Trianto, 2009: 15) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses
aktif di mana siswa membangun pengetahuan baru berdasarkan pada
pengalaman/ pengetahuan yang sudah dimilikinya. Mahon (dalam
Trianto, 2009: 16) mengemukakan bahwa pandangan konstruktivisme
„belajar‟ bukanlah hanya menstransfer pengetahuan yang ada di luar
12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1313
dirinya, tetapi belajar lebih pada bagaimana proses dan
menginterpretasikan pengalaman yang baru dengan pengetahuan yang
sudah dimilikinya dalam format yang baru.
Proses belajar akan menghasilkan suatu perubahan pada diri
seseorang, seperti halnya yang diungkapkan oleh Gagne (dalam
Thobroni, 2015: 18) bahwa belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus
dapat mempengaruhi siswa sehingga perbuatannya berubah dari kondisi
sebelum ia menerima stimulus. Perubahan yang terjadi tersebut
diantaranya adalah perubahan pada tiga ranah yaitu kogntif, afektif, dan
psikomotorik.
Abdillah (dalam Aunurrahman, 2011: 35) belajar adalah suatu
usaha yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku baik
melalui pelatihan dan pengalaman yang menyangkut aspek-aspek
kognitif, afektif, dan psikomotorik untuk memperoleh tujuan tertentu.
Berdasarkan pengertian dari beberapa ahli tersebut, peneliti mengambil
kesimpulan bahwa belajar adalah suatu proses dimana seseorang
memadukan pengalaman dan pengetahuan yang sudah ada pada dirinya
dengan pengetahuan baru untuk menghasilkan suatu perubahan.
b. Hakikat Hasil Belajar
Suprijono (dalam Thobroni, 2015: 20), mengemukakan bahwa
hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-
pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan. Widoyoko (2009:
1), berpendapat bahwa hasil belajar terkait dengan pengukuran,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1414
kemudian dilanjutkan dengan penilaian dan evaluasi baik menggunakan
tes maupun non-tes. Menurut Sudjana (2005: 5) bahwa hasil belajar
siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku dan umpan balik
dalam upaya memperbaiki proses belajar mengajar. Persamaan
pengertian tersebut terletak pada penilaian sebagai hasil dari proses
belajar yang juga ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku pada
diri siswa.
Hasil belajar dapat dilihat melalui kegiatan evaluasi yang
bertujuan untuk mendapatkan data pembuktian yang akan menunjukkan
tingkat kemampuan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Gagne
(dalam Dimyati, 2006: 11) berpendapat bahwa hasil belajar merupakan
kapasitas siswa yang terdiri dari:
1) Informasi verbal adalah kapabilitas untuk mengungkapkan
pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis.
2) Keterampilan intelek adalah kecakapan yang berfungsi untuk
berhubungan dengan lingkungan hidup serta mempresentasikan
konsep dan lambang.
3) Strategi kognitif adalah kemampuan menyalurkan dan mengarahkan
aktifitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan
konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.
4) Keterampilan motorik adalah kemampuan melakukan serangkaian
gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud
otomatisme gerak jasmani.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1515
5) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak obyek
berdasarkan penilaian terhadap obyek tertentu.
Menurut Bloom (dalam Mustaqim, 2008: 36) mengemukakan
bahwa hasil belajar dibedakan menjadi tiga ranah (domain) atau daerah
sasaran pendidikan, yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
Klasifikasi hasil belajar tersebut dijelaskan oleh Bloom (dalam
Sudjana, 2005: 22) sebagai berikut:
1) Ranah Kognitif
Evaluasi aspek kognitif, mengukur pemahaman konsep yang
terkait dengan percobaan yang dilakukan untuk aspek pengetahuan
evaluasi dapat dilakukan melalui tes tertulis yang relevan dengan
materi pokok tersebut. Aspek kognitif dapat berupa pengetahuan dan
keterampilan intelektual yang meliputi: pengamatan, pemahaman,
aplikasi, analisis, dan evaluasi.
2) Ranah Afektif
Evaluasi aspek afektif berkaitan dengan perasaan, emosi,
sikap, derajat penerimaan atau penolakan terhadap suatu objek.
Evaluasi aspek afektif dalam hal ini digunakan untuk penilaian
kecakapan hidup meliputi kesadaran diri, kecakapan berpikir
rasional, kecakapan sosial, dan kecakapan akademis. Aspek ini
belum ada patokan yang pasti dalam penilaiannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1616
3) Ranah Psikomotorik
Pengukuran keberhasilan pada aspek psikomotor ditunjukkan
pada keterampilan dalam merangkai alat keterampilan kerja dan
ketelitian dalam mendapatkan hasil. Evaluasi dari aspek
keterampilan yang dimiliki oleh siswa bertujuan untuk mengukur
sejauh mana siswa menguasai teknik praktikum. Aspek ini menitik
beratkan pada unjuk kerja siswa.
Berdasarkan beberapa pengertian dari para ahli tersebut, peneliti
menarik kesimpulan bahwa hasil belajar adalah hasil yang diperoleh
seseorang setelah melakukan serangkaian proses belajar. Hasil belajar
tersebut berupa 3 ranah yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.
Ketiga aspek tersebut akan saling berkaitan dan berhubungan sehingga
dapat diketahui hasil belajar dari seorang siswa. Namun dalam
penelitian ini hanya berfokus pada ranah kognitif atau pengetahuan
saja.
2. Berpikir Kritis
Paul (Kasdin dan Febiana, 2012: 5) menjelaskan bahwa berpikir
kritis adalah proses disiplin secara intelektual dimana seseorang secara
aktif dan terampil memahami, mengaplikasikan, menganalisis,
mensintesakan dan mengevaluasi berbagai informasi yang dia kumpulkan
atau yang dia ambil dari pengalaman, pengamatan, refleksi yang
dilakukannya, penalaran atau komunikasi yang dilakukannya. Selanjutnya
Anggelo (dalam Achmad, 2007) juga menjelaskan bahwa berpikir kritis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1717
adalah mengaplikasikan rasional, kegiatan berpikir yang tinggi, yang
meliputi kegiatan menganalisis, mensintesis, mengenal permasalahan dan
pemecahannya, menyimpulkan, dan mengevaluasi. Kedua pendapat
tersebut terdapat kesamaan yang menekankan pada penyelesaian masalah
dengan proses yang sistematis seperti menganalisis, mensintesis, dan
menganalisis sebuah masalah
Menurut Johnson (2002: 183) berpikir kritis merupakan sebuah
proses yang terarah dan jelas yang digunakan dalam kegiatan mental
seperti memecahkan masalah, mengambil keputusan, membujuk,
menganalisis asumsi, dan melakukan penelitian ilmiah. Tujuan berpikir
kritis adalah untuk mencapai pemahaman yang mendalam. Sedangkan
menurut Ennis (dalam Sunaryo, 2011: 19) berpikir kritis merupakan
berpikir wajar dan reflektif serta fokus dalam menentukan apa yang harus
dipercaya atau dilakukan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa berpikir kritis adalah kegiatan tingkat
tinggi dengan mengenal dan memecahkan masalah yang kemudian dapat
mengambil suatu keputusan, menganalisis informasi yang didapatkan, dan
dapat membuat suatu kesimpulan dari penelitiannya. Indikator
keterampilan berpikir kritis dapat diungkapkan melalui aspek-aspek
perilaku yang diungkapkan dalam definisi berpikir kritis. Angelo (dalam
Achmad, 2007: 138) mengidentifikasi lima indikator yang sistematis
dalam berpikir kritis, yaitu sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1818
a. Keterampilan Menganalisis
Keterampilan menganalisis merupakan keterampilan menguraikan
sebuah struktur ke dalam komponen-komponen agar mengetahui
pengorganisasian struktur tersebut. Kata-kata operasional yang
mengindikasikan keterampilan berpikir kritis, diantaranya: memerinci,
menyusun diagram, membedakan, mengidentifikasi, mengilustrasikan,
menyimpulkan, menunjukkan, menghubungkan, memilih, memisahkan,
dan membagi (Arikunto, 2010: 138).
b. Keterampilan Mensintesis
Keterampilan mensintesis adalah keterampilan menggabungkan
bagian-bagian menjadi sebuah bentukan atau susunan yang baru.
Pertanyaan sintesis menuntut pembaca untuk menyatupadankan semua
informasi yang diperoleh dari materi bacaannya, sehingga dapat
menciptakan ide-ide baru yang tidak dinyatakan secara eksplisit
didalam bacaannya. Kata-kata operasional yang mengindikasikan
keterampilan berpikir sintesis, diantaranya: mengategorikan,
mengombinasikan, mengarang, menciptakan, menjelaskan,
mengorganisasikan, menyusun, menghubungkan, merevisi, menuliskan
kembali dan menceritakan (Arikunto, 2010:138).
c. Keterampilan mengenal dan memecahkan masalah
Keterampilan ini menuntut pembaca untuk memahami bacaan
dengan kritis sehingga setelah kegiatan membaca selesai siswa mampu
menangkap beberapa pikiran pokok bacaan, sehingga mampu mempola
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1919
sebuah konsep. Tujuan keterampilan ini adalah agar pembaca mampu
memahami dan menerapkan konsep-konsep ke dalam permasalahan.
Kata-kata operasional yang mengindikasikan keterampilan mengenal
dan memecahkan masalah diantaranya: mengubah, menghitung,
mendemonstrasikan, mengoperasikan, meramalkan, menyiapkan,
menghasilkan, menghubungkan, menunjukkan, memecahkan dan
menggunakan.
d. Keterampilan Menyimpulkan
Keterampilan menyimpulkan menuntut pembaca untuk mampu
menguraikan dan memahami berbagai informasi secara keseluruhan.
Jadi kesimpulan merupakan sebuah proses berpikir untuk menghasilkan
sebuah pemikiran atau pengetahuan yang baru. Kata-kata operasional
yang mengindikasikan kemampuan menyimpulkan adalah:
menjelaskan, memerinci, menghubungkan, mengategorikan, memisah
dan menceritakan.
e. Keterampilan mengevaluasi atau menilai
Keterampilan ini menuntut pemikiran yang matang dalam
menentukan nilai sesuatu dengan berbagai kriteria yang ada.
Keterampilan menilai menghendaki pembaca agar memberikan
penilaian tentang nilai yang diukur dengan menggunakan standar
tertentu. Dalam taksonomi Bloom, keterampilan mengevaluasi
merupakan tahap berpikir kognitif yang paling tinggi. Pada tahap ini
siswa dituntut agar ia mampu menilai sebuah fakta atau konsep dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2020
asperk kognitifnya. Kata-kata operasional yang mengindikasikan
kemampuan mengevaluasi atau menilai adalah: menilai,
membandingkan, menyimpulkan, mengkritik, mendiskrisikan,
menafsirkan, menerangkan, memutuskan (Arikunto, 2010:138).
Sunaryo (2012: 198) menjelaskan berpikir kritis menjadi
beberapa indikator sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi fokus masalah, pertanyaan, dan kesimpulan.
2. Menganalisis argumen
3. Bertanya dan menjawab pertanyaan klarifikasi atau tantangan.
4. Mengidentifikasi istilah keputusan dan menangani sesuai alasan.
5. Mengamati dan menilai laporan observasi.
6. Menyimpulkan dan menilai keputusan.
7. Mempertimbangkan alasan tanpa membiarkan ketidaksepakatan atau
keraguan yang mengganggu pemikiran (berpikir yang disangka
benar).
8. Mengintegrasikan kemampuan lain dan disposisi dalam membuat
dan mempertahankan keputusan.
Menurut Ennis (dalam Riyadi, 2008: 21) terdapat 12 indikator
berpikir kritis yang terangkum dalam 5 kelompok keterampilan
berpikir, yaitu memberikan penjelasan sederhana (elementary
clarification), membangun keterampilan dasar (basic support),
menyimpulkan (interfence), membuat penjelasan lebih lanjut (advance
clarification), serta strategi dan taktik (strategy and tactics). Kemudian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2121
12 indikator tersebut dijabarkan dalam beberapa sub indikator seperti
pada tabel di bawah ini:
Tabel 2.1 Keterampilan Berpikir Kritis
Keterampilan berpikir
kritis
Sub Keterampilan berpikir kritis
Memberikan
penjelasan sederhana
(elementary
clarification)
1. Memfokuskan pertanyaan.
2. Menganalisis argumen
3. Bertanya dan menjawab pertanyaan klarifikasi
dan pertanyaan yang menantang
Membangun
Keterampilan dasar
(basic support).
4. Mempertimbangkan kredibilitas (kriteria)
suatu sumber.
5. Mengobservasi dan mempertimbangkan
hasil observasi.
Menyimpulkan
(inference)
6. Membuat deduksi dan mempertimbangkan
hasil deduksi
7. Membuat induksi dan mempertimbangkan
induksi.
8. Membuat dan mempertimbangkan nilai
keputusan.
Membuat penjelasan
lebih lanjut
(advanced
clarification)
9. Mendefinisikan istilah, mempertimbang
kan definisi
10. Mengidentifikasi asumsi.
Strategi dan
taktik
(strategies and
tactics).
11. Memutuskan suatu tindakan.
12. Berinteraksi dengan orang lain
Berdasarkan indikator dari tiga ahli tersebut, peneliti menuliskannya ke
dalam tabel untuk melihat kesamaan yang nantinya akan diambil sebagai
indikator dalam penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2222
Tabel 2.2 Persamaan Indikator dari Tiga Ahli
Angelo (dalam
Achmad, 2007 : 138)
Sunaryo (2012:198) Ennis (dalam Riyadi, 21:
2008)
Keterampilan
menganalisis
Mengidentifikasi fokus
masalah, pertanyaan, dan
kesimpulan.
Memfokuskan pertanyaan.
Keterampilan
mensintesis
Menganalisis argumen Menganalisis argumen
Keterampilan
mengenal dan
memecahkan masalah
Bertanya dan menjawab
pertanyaan klarifikasi
atau tantangan.
Bertanya dan menjawab
pertanyaan klarifikasi dan
pertanyaan yang
menantang
Keterampilan
menyimpulkan
Mengidentifikasi istilah
keputusan dan menangani
sesuai alasan.
Mempertimbangkan
kredibilitas (kriteria) suatu
sumber.
Keterampilan
mengevaluasi dan
menilai
Mengamati dan menilai
laporan observasi.
Mengobservasi dan
mempertimbangkan hasil
observasi (ikut terlibat
dalam menyimpulkan)
Menyimpulkan dan
menilai keputusan.
Membuat deduksi dan
mempertimbangkan hasil
deduksi
Mempertimbangkan
alasan tanpa membiarkan
ketidaksepakatan atau
keraguan yang
mengganggu pemikiran
(berpikir yang disangka
benar).
Membuat induksi dan
mempertimbangkan
induksi.
Mengintegrasikan
kemampuan lain dan
disposisi dalam membuat
dan mempertahankan
keputusan.
Membuat dan
mempertimbangkan nilai
keputusan.
Mendefinisikan
istilah,mempertimbangkan
definisi
Mengidentifikasi asumsi.
Memutuskan suatu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2323
tindakan (mendefinisikan
masalah)
Berinteraksi dengan orang
lain
Berdasarkan tiga indikator tersebut, peneliti menggunakan 6
indikator sebagai fokus penelitian, yaitu:
1. Menganalisis argumen, sumber: Angelo (dalam Achmad. 2007:
138), Sunaryo (2012:198), Ennis (dalam Riyadi, 2008: 21).
2. Mampu bertanya, sumber: Angelo (dalam Achmad. 2007: 138),
Sunaryo (2012:198), Ennis (dalam Riyadi, 2008: 21).
3. Mampu menjawab pertanyaan, sumber: Angelo (dalam Achmad.
2007: 138), Sunaryo (2012:198), Ennis (dalam Riyadi, 2008: 21).
4. Memecahkan masalah, sumber: Angelo (dalam Achmad. 2007: 138),
Sunaryo (2012:198), Ennis (dalam Riyadi, 2008: 21).
5. Membuat kesimpulan, sumber: Angelo (dalam Achmad. 2007: 138),
Sunaryo (2012:198), Ennis (dalam Riyadi, 2008: 21).
6. Keterampilan mengevaluasi dan menilai hasil dari pengamatan,
sumber: Angelo (dalam Achmad. 2007: 138), Sunaryo (2012:198),
Ennis (dalam Riyadi, 2008: 21).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2424
3. Matematika
Peneliti akan menjabarkan definisi matematika, ciri matematika, dan
tujuan matematika dalam subbab ini.
a. Definisi Matematika
Johnson dan MyKlebust (Rostina Sundayana, 2015: 2)
mengemukakan bahwa matematika merupakan bahasa simbolis yang
mempunyai fungsi praktis untuk mengekspresikan hubungan-hungan
kuantitatif dan keruangan. Fowler (dalam Rostina Sundayana, 2005: 3)
berpendapat bahwa matematika adalah ilmu abstrak mengenai ruang
dan bilangan. Menurut Sudojo (2001: 45) matematika adalah suatu alat
untuk mengembangkan cara berpikir.
Menurut James (dalam Suwangsih dan Tiurlina, 2006: 4),
matematika adalah ilmu tentang logika, mengenai bentuk, susunan,
besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang
lainnya. Matematika terbagi dalam tiga bagian besar yaitu aljabar,
analisis, dan geometri. Selanjutnya Schoenfeld (dalam Heris Hendriana,
2004: 5) mengemukakan bahwa berpikir matematis berarti: a)
mengembangkan pandangan terhadap matematika: menilai proses
matematisasi dan abstraksi dan memiliki kecenderungan
menerapkannya, dan b) mengembangkan kompetensi berkenaan dengan
alat matematika, menggunakannya untuk mencapai tujuan memahami
struktur matematika, dan menyajikan sesuatu yang masuk akal.
Berdasarkan pengertian matematika dari beberapa ahli tersebut, maka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2525
dapat disimpulkan bahwa matematika adalah ilmu yang mempelajari
ruang, bilangan, bentuk, dan susunan besaran, sebagai alat untuk
mengembangkat cara berpikir.
b. Ciri-ciri Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar
Pembelajaran matematika di SD selalu berbeda-beda, namun
memiliki ciri-ciri secara umum dalam pembelajarannya. Menurut
Suwangsih (2006: 25) ciri-ciri pembelajaran matematika di SD yaitu:
1) Pembelajaran matematika menggunakan metode spiral
Pendekatan spiral merupakan pendekatan pembelajaran konsep atau
suatu topik matematika selalu dikaitkan dengan topik sebelumnya.
Topik sebelumnya dapat digunakan untuk memahami topik baru
dalam matematika, sedangkan topik baru merupakan pendalaman
dan perluasan dari topik sebelumnya.
2) Pembelajaran matematika bertahap
Materi pelajaran matematika diajarkan secara bertahap yaitu mulai
dari konsep yang sederhana menuju konsep yang lebih sulit.
3) Pembelajaran matematika menggunakan metode induktif
Materi yang dipelajari dalam metematika dimulai dengan
mengenalkan contoh-contoh yang konkret sehingga siswa dapat
memahami konsep yang ada dalam materi tersebut.
4) Pembelajaran matematika menganut kebenaran konsistensi
Kebenaran dalam matematika merupakan kebenaran yang konsisten
artinya tidak ada pertentangan antara kebenaran yang satu dengan
kebenaran yang lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2626
5) Pembelajaran matematika hendaknya bermakna
Pembelajaran matematika secara bermakna merupakan cara
mengajarkan materi yang mengutamakan pengertian dari pada
hafalan. Dalam pembelajaran bermakna siswa harus mempelajari
matematika mulai dari proses terbentuknya suatu konsep kemudian
berlatih menerapkan dan memanipulasi konsep pada situasi baru.
c. Tujuan Matematika
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 20
tahun 2006 tentang Standar Isi, disebutkan bahwa pembelajaran
matematika bertujuan supaya siswa memiliki kemampuan sebagai
berikut:
1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan
antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara
luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah.
2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau
menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.
3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami
masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan
menafsirkan solusi yang diperoleh.
4) Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau
media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2727
5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam
kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat
dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri
dalam pemecahan masalah.
Menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (BNSP: 2006)
tujuan matematika adalah untuk mencapai kompetensi matematika,
salah satunya yaitu berpikir kritis. Suherman (dalam Pertiwi, 2011: 2)
menyebutkan bahwa tujuan umum diberikannya matematika pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah meliputi dua hal, yaitu:
a. Mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan
di dalam kehidupan dan di dunia yang selalu berkembang atas dasar
pemikiran secara logis, rasional, kritis, cermat, jujur, efektif, dan
efisien.
b. Mempersiapkan siswa agar dapat mempersiapkan pola pikir
matematika dalam kehidupan sehari-hari, dan dalam mempelajari
ilmu pengetahuan.
4. KPK dan FPB
1. Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK)
Ditinjau dari namanya, istilah kelipatan persekutuan terkecil
(KPK) dalam operasi hitung matematika merupakan persekutuan
(kumpulan) bilangan yang sama dan terkecil yang merupakan kelipatan
dari dua buah bilangan atau lebih. Jauntar (2003:7) mengemukakan
bahwa kelipatan persekutuan terkecil (KPK) adalah perkalian faktor-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2828
faktor prima yang bilangan pokoknya berbeda dan mempunyai pangkat
terbesar. Kelipatan adalah hasil jumlah dari bilangan yang sama.
Kelipatan persekutuan terkecil dapat dicari dengan cara mengalikan
faktor-faktor yang berbeda. Jika ada fakor yang sama diambil yang
berpangkat terbesar.
Penentuan KPK dari bilangan tertentu dapat dilakukan dengan
berbagai cara di antaranya adalah di bawah ini:
a) Menuliskan kelipatan dari setiap bilangan dan menentukan
persekutuannya
Contoh:
Berapakah KPK dari bilangan 5 dan 7?
Jawab:
Kelipatan dari 5= 10, 15, 20, 25, 30, 35 , 40 , 45, 50, 55, 60, 65, 70,..
Kelipatan dari 7 = 14, 28, 35 , 42 , 49, 56, 63, 70 , …
Bilangan yang bersekutu atau saling bertemu adalah 35 dan 70.
Bilangan terkecil dari bilangan yang bersekutu adalah 35. Dengan
demikian, jelas nampak bahwa KPK dari bilangan 5 dan 7 adalah 35.
b) Menentukan KPK dengan menggunakan faktorisasi prima
Cara ini merupakan cara penentuan KPK yang lebih praktis, namun
memerlukan ketelitian. Hal yang perlu diperhatikan dalam hal ini
adalah ketika melakukan perkalian angka dan pangkatnya dari hasil
faktorisasi prima.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2929
Caranya:
Faktorisasi 12 = 2 x 2 x 3 = 22
x 3
Faktorisasi 30 = 2 x 3 x 5
Kalikan semua bilangan yang ada (2, 3, 5) jika ada yang sama (22
dan 2) maka ambil pangkat yang paling besar yaitu 22, sehingga
diperoleh: 22
x 3 x 5 = 60. Jadi KPK dari 12 dan 30 adalah 60.
2. Faktor Persekutuan Terbesar (FPB)
Supardja (2004:10) menyatakan bahwa faktor persekutuan
terbesar adalah bilangan terbesar yang habis membagi dua bilangan
atau lebih. Utomo dan Arijanny (2009: 33) juga menyebutkan bahwa
Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dari dua bilangan adalah bilangan
terbesar yang habis membagi kedua bilangan tersebut. Kata persekutuan
mempunyai arti bilangan yang saling bertemu. Cara untuk menentukan
FPB adalah sebagai berikut:
1. Menentukan atau mencari semua faktor perkalian dari bilangan-
bilangan tersebut kemudian menentukan faktor terbesar yang
bersekutu dari bilangan itu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3030
2. Menentukan atau mencari faktorisasi prima dari bilangan-bilangan
tersebut kemudian menentukan FPB nya.
Faktor persekutuan terbesar (FPB) juga dapat dicari dengan
menggunakan pohon faktor sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3131
5. Pembelajaran Kontekstual
Subbab ini peneliti akan membahas mengenai pengertian,
karakteristik, komponen, langkah, dan kelebihan dari pembelajaran
kontekstual.
a. Pengertian Pembelajaran Kontekstual atau Contextual Teaching
Learning (CTL)
Hamdayama (2014: 53) menyatakan bahwa pembelajaran
kontekstual atau Contextual Teaching Learning (CTL) adalah konsep
belajar di mana guru menghadirkan dunia nyata ke dalam kelas dan
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran kontekstual menurut Johnson (2007: 14) adalah sebuah
sistem belajar yang didasarkan pada filosofi bahwa siswa mampu
menyerap pelajaran apabila mereka menangkap makna dalam materi
akademis yang mereka terima, dan mereka menangkap makna dalam
tugas-tugas sekolah jika mereka bisa mengaitkan informasi baru dengan
pengetahuan dan pengalaman yang sudah mereka miliki sebelumnya.
Menurut Depdiknas (dalam Tukiran Taniredja 2014: 49) pembelajaan
kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan
antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata peserta
didik dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dalam penerapannya alam kehidupan
mereka sehari-hari, dengan melibatkan tujuh komponen utama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3232
pembelajaran efektif, yakni konstruktivisme (Constructivism), bertanya
(Questioning), menemukan (Inquiry), masyarakat belajar (Learning
Community), pemodelan (Modeling), dan penilaian sebenarnya
(Authentic Assesment).
Berdasarkan pengertian dari beberapa ahli tersebut dapat
disimpulkan bahwa Pembelajaran Kontekstual atau Contextual
Teaching Learning adalah usaha untuk membuat siswa aktif dalam
menggunakan kemampuannya dan berusaha mempelajari konsep
sekaligus menerapkan dan mengaitkannya dengan dunia nyata atau
dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran Kontekstual memberikan
kesempatan kepada siswa untuk melakukan, mencoba, dan mengalami
sendiri (learning to do) sehingga dapat berlangsung pembelajaran yang
aplikatif.
b. Karakteristik Contextual Teaching Learning (CTL)
Menurut Johnson (dalam Hosnan, 2014: 277), terdapat delapan
utama yang menjadi karakteristik pembelajaran kontekstual.
1) Melakukan hubungan yang bermakna.
2) Mengerjakan pekerjaan yang berarti.
3) Mengatur cara belajar sendiri.
4) Bekerja sama.
5) Berpikir kritis dan kreatif.
6) Mengasuh atau memelihara pribadi siswa.
7) Mencapai standar yang tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3333
8) Menggunakan penilaian yang sebenarnya.
Pembelajaran yang dilaksanakan dengan CTL, menurut Priyatni
(dalam Hosnan, 2014: 278), memiliki karakteristik sebagai berikut:
1) Pembelajaran dilaksanakan dalam konteks yang autentik, artinya
pembelajaran diarahkan agar siswa memiliki keterampilan dalam
memecahkan masalah dalam konteks nyata atau pembelajaran
diupayakan dilaksanakan dalam lingkungan yang alamiah (learning in
real life setting).
2) Pembelajaran memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengerjakan tugas-tugas yang bermakna (meaningful learning).
3) Pembelajaran dilaksanakan dengan memberikan pengalaman bermakna
kepada siswa melalui proses mengalami (learing by doing).
4) Pembelajaran dilaksanakan melalui kerja kelompok (leraning in a
gruop).
5) Kebersamaan, kerja sama saling memahami dengan yang lain secara
mendalam merupakan aspek penting untuk menciptakan pembelajaran
yang menyenangkan (leraning to knot each other deeply.)
6) Pembelajaran dilaksanakan secara aktif, kreatif, dan mementingkan
kerjasama (leraning to ask, to inqiry, to work together).
7) Pembelajaran dilaksanakan dengan cara menyenangkan (leraning as an
enjoy activity).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3434
c. Komponen-Komponen Contextual Teaching Learning (CTL)
Pembelajaran kontekstual memiliki 7 komponen yang biasa
disebut juga dengan asas yang melandasi pelaksanaan proses
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual.
Komponen tersebut adalah sebagai berikut (Hamdayama, 2014: 53-54)
1) Konstruktivisme (constructivism)
Pembelajaran melalui CTL pada dasarnya mendorong agar siswa
bisa mengkonstruksi pengetahuannya melalui proses pengamatan
dan pengalaman. Pengetahuan hanya akan fungsional manakala
dibangun oleh individu . Pengetahuan yang hanya diberikan tidak
akan menjadi pengeyahuan yang bermakna.
2) Inkuiri (Inquiry)
Asas kedua dalam pembelajaran CTL adalah inkuiri. Artinya, proses
pembelajaran didasarkan pada pencarian dan penelusuran melalui
proses berpikir yang sistematis. Pengetahuan bukanlah sejumlah
fakta hasil dari mengingat, tetapi hasil dari proses menemukan
sendiri. Melalui proses perencanaan guru bukanlah mempersiapkan
sejumlah materi yang harus dihafal, tetapi merancang pembelajaran
yang memungkinkan siswa dalam menemukan sendiri materi yang
harus dipahaminya.
3) Bertanya (Questioning)
Belajar pada hakikatnya adalah bertanya dan menjawab pertanyaan.
Bertanya dapat dipandang sebagai refleksi dari keingintahuan setiap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3535
individu, sedangkan menjawab pertanyaan mencerminkan
kemampuan seseorang dalam berpikir. Proses pembelajaran dalam
CTL guru tidak hanya menyampaikan informasi begitu saja, tetapi
memancing agar siswa dapat menemukan sendiri. Kegiatan bertanya
akan sangat berguna dalam pembelajaran yang produktif sebagai
berikut:
1) Menggali informasi tentang kemampuan siswa dalam penguasaan
materi pelajaran.
2) Membangkitkan motivasi belajar siswa.
3) Merangsang keingintahuan siswa terhadap sesuatu.
4) Memfokuskan siswa pada sesuatu yang diinginkan.
5) Membimbing siswa untuk menemukan atau menyimpulkan
sesuatu.
4) Masyarakat Belajar (Learning Community)
Penerapan komponen masyarakat belajar dapat dilakukan
dengan menerapkan pembelajaran dengan menggunakan kelompok
belajar. Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok yang anggotanya
bersifat heterogen, baik dilihat dari kemampuan dan kecepatan
belajarnya, maupun dilihat dari bakat dan minatnya. Biarkan dalam
kelompoknya mereka saling membelajarkan, yang memiliki
kemampuan tertentu dapat menularkan pada siswa yang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3636
5) Pemodelan (Modeling)
Asas modeling adalah proses pembelajaran dengan memeragakan
sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh setiap siswa. Misalnya
guru memberikan contoh bagaimana cara mengoperasikan sebuah
alat, atau bagaimana cara melafalkan sebuah kaliamt asing. Proses
modeling tidak terbatas bagi guru saja, tetapi guru dapat
memanfaatkan sejumlah siswa yang memiliki kemampuan.
Modeling merupakan asas yang cukup penting dalam pembelajaran
CTL, sebab melalui modeling siswa terhindar dari pembelajaran
yang teoritis abstrak yang memungkinkan terjadinya verbalisme.
6) Refleksi (Reflection)
Refleksi adalah proses pengendapan pengalaman yang telah
dipelajari yang dilakukan dengan cara menurutkan kembali kejadian-
refleksi, pengalaman belajar itu dimasukkan dalam struktur kognitif
siswa yang pada akhirnya akan menjadi bagian dari pengetahuan
yang dimilikinya. Proses pembelajaran CTL, setiap berakhir proses
pembelajaran guru memberikan kesempatan siswa untuk merenung
atau memngingat kembali apa yang telah dipelajarinya. Biarkan
secara bebas siswa menafsirkan pengalamannya sendiri, sehingga ia
dapat menyimpulkan tentang pengalaman belajarnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3737
7) Penilaian Nyata (Authentic Assessment)
Penilaian nyata adalah proses yang dilakukan guru untuk
mengumpulkan informasi tentang perkembangan belajar yang
dilakukan siswa. Penilaian ini dilakukan untuk mengetahui apakah
siswa benar-benar belajar atau tidak, apakah pengalaman siswa
memiliki pengaruh positif terhadap perkembangan intelektual mental
siswa.
d. Langkah-Langkah Contextual Teaching Learning (CTL)
Trianto (dalam Hosnan, 2014: 270) langkah-langkah untuk
menerapkan ketujuh komponen CTL tersebut adalah sebagai berikut:
1) Kembangkan pemikiran anak bahwa anak akan belajar lebih
bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan
mengkontruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya.
2) Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiry untuk semua topik.
3) Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.
4) Ciptakan “masyarakat belajar” (belajar dalam kelompok).
5) Hadirkan “model” sebagai contoh pembelajaran.
6) Lakukan refleksi di akhir pertemuan.
7) Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3838
Hamdayama (2014: 55-56) juga menuliskan langkah-langkah
pembelajaran kontekstual sebagai berikut:
1) Pendahuluan
a. Guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai serta manfaat dari
proses pembelajaran dan pentingnya materi pembelajaran yang akan
dipelajari.
b. Guru menjelaskan prosedur pembelajaran CTL.
- Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok sesuai dengan jumlah
siswa.
- Setiap kelompok ditugaskan untuk melakukan observasi sesuai
dengan materi yang akan dipelajari.
- Melalui observasi, siswa ditugaskan untuk mencatat berbagai hal yang
ditemukan.
c. Guru melakukan tanya jawab sekitar tugas yang harus dikerjakan oleh
siswa.
2) Inti
Di lapangan
a. Siswa melakuakn observasi ke lapangan sesuai apa yang dibutuhkan.
b. Siswa mencatat hal-hal yang mereka temukan.
Di dalam kelas
a. Siswa mendiskusikan hasil temuan mereka sesuai dengan kelompoknya
masing-masing.
b. Siswa melaporkan hasil diskusi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3939
c. Setiap kelompok menjawab setiap pertanyaan yang diajukan kelompok
lain.
d. Dengan bantuan guru, siswa menyimpulkan observasi sesuai dengan
indikator hasil belajar yang dicapai.
e. Guru menugaskan siswa membuat karangan tentang pengalaman belajar
mereka.
e. Kelebihan Pembelajaran Kontekstual atau Contextual Teaching Learning
Hosman (2014: 279-280) mengemukakan bahwa Contextual
Teaching Learning atau pembelajaran kontekstual mempunyai kelebihan
sebagai berikut:
1) Pembelajaran lebih bermakna dan riil. Artinya siswa dituntut untuk
dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah
dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat penting, sebab dengan dapat
mengorelasikan materi yang ditemukan dengan kehidupan nyata, bukan
saja bagi siswa materi itu akan berfungsi secara fungsional, akan tetapi
materi yang diajarkannya akan tertanam erat dalam memori siswa,
sehingga tidak akan mudak dilupakan.
2) Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan
konsep kepada siswa karena metode pembelajaran CTL menganut
aliran konstruktivisme, di mana seorang siswa dituntut untuk
menemukan pengetahuannya sendiri. Melalui landasan filosofi
konstruktivisme, siswa diharapkan belajar melalui “mengalami” bukan
“menghafal”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4040
B. Penelitian yang Relevan
Astuti (2013) dalam penelitiannya yang berjudul Meningkatkan Hasil
Belajar Matematika dengan Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Pada Siswa
Kelas IV SD Negeri 2 Brajan Prambanan Klaten Tahun Ajaran 2012/2013.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah melalui metode
kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas IV SD
Negeri 2 Brajan Prambanan Klaten Tahun Ajaran 2012/2013. Hasil
penelitian yang diperoleh dalam tiga siklus menunjukkan bahwa nilai rata- rata
kognitif siswa pada pra siklus yaitu 51,5 yang diperoleh dengan penggunaan
metode ceramah; termasuk kategori kurang berminat. Nilai rata-rata kognitif
pada siklus II meningkat menjadi 52,8 dengan menggunakan metode
pembelajaran kontekstual; sedangkan nilai rata-rata hasil belajar meningkat
menjadi 63,5 (termasuk kategori cukup berminat). Nilai rata-rata kognitif
pada siklus III meningkat menjadi 77,4 (termasuk kategori berminat).
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan
pendekatan pembelajaran kontektual dapat meningkatkan hasil aktivitas
belajar Matematika pada kelas IV SD Negeri 2 Brajan Prambanan Klaten
tahun ajaran 2012/2013.
Prafitriani (2015) dalam penelitiannya yang berjudul “Penerapan Model
Pembelajaran Kontekstual Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis
Matematika Pada Siswa Kelas IV A SD N Margoyasan”. Penelitian ini
bertujuan untuk mendeskripsikan proses pembelajaran matematika
menggunakan model pembelajaran kontekstual dan meningkatkan kemampuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4141
berpikir kritis matematika pada siswa kelas IV A SD Negeri Margoyasan
Tahun Ajaran 2014/2015. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan
model pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan kemampuan berpikir
kritis matematika. Peningkatan kemampuan berpikir kritis matematika siswa
ditunjukkan dengan penilaian kognitif yang diperoleh siswa pada setiap akhir
siklus. Berdasarkan hasil analisis prates sampai akhir siklus II rata-rata skor
kemampuan berpikir kritis yang dicapai siswa yaitu dari prates ke siklus I naik
sebesar 17% dari 60% menjadi 77% dan pada siklus I ke siklus II naik 3% dari
77% menjadi 80%. Persentase ketuntasan siswa dalam kemampuan berpikir
kritis telah memenuhi 88% siswa memenuhi KKM dan rata-rata persentase
kemampuan berpikir kritis matematika pada kategori baik dengan persentase
80% sehingga proses pembelajaran menggunakan model tersebut berhasil.
Syahrozad (2011) melalui penelitian yang berjudul Penerapan
Pendekatan Kontekstual (CTL) Untuk Meningkatkan Keterampilan Siswa
Menyelesaikan Soal Cerita KPK dan FPB Di Kelas V SDN Kencong 05
Jember Tahun Ajaran 2011/2012. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji
penerapan pembelajaran menyelesaikan soal cerita KPK dan FPB dengan
menggunakan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar siswa
kelas V semester 1, menelaah peningkatan aktivitas belajar siswa pada saat
pembelajaran menyelesaikan soal cerita KPK dan FPB menggunakan
pendekatan kontekstual pada siswa kelas V semester 1, dan menelaah
peningkatan hasil belajar siswa setelah proses pembelajaran soal cerita KPK
dan FPB menggunakan pendekatan kontekstual pada siswa kelas V semester 1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4242
Siswa mampu menyelesaikan soal cerita KPK dan FPB dalam waktu yang
lebih cepat dari sebelumnya, serta dalam menyelesaikan siswa menuliskan apa
yang diketahui, ditanya, jawaban dan kesimpulan. Kemampuan siswa setelah
mengikuti pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual adalah
meningkat, tingkat ketuntasan siswa pada siklus I mencapai 74,19%. Pada
siklus II meningkat menjadi 83,87%. Peningkatan ketuntasan siswa dari siklus
I ke siklus II menunjukkan bahwa secara klasikal penerapan pendekatan
kontekstual berhasil membuat hasil belajar dan siswa aktif selama
pembelajaran berlangsung.
Ketiga penelitian yang diambil peneliti dapat digambarkan dalam sebuah
bagan atau skema agar lebih jelas. Skema tersebut dimaksudkan untuk
memberikan gambaran mengenai penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti.
Bagan atau skema tersebut adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4343
Astuti (2013)
Meningkatkan Hasil Belajar
Matematika dengan Pendekatan
Pembelajaran Kontekstual Pada
Siswa Kelas IV
SD Negeri 2 Brajan Prambanan
Klaten Tahun Ajaran 2012/2013
Prafitriani (2015)
Penerapan Model Pembelajaran
Kontekstual Untuk
Meningkatkan Kemampuan
Berpikir Kritis Matematika Pada
Siswa Kelas IV A SD N
Margoyasan
Syahrozad (2011)
Penerapan Pendekatan Kontekstual
(CTL) Untuk Meningkatkan
Keterampilan Siswa Menyelesaikan
Soal Cerita KPK dan FPB Di Kelas
V SDN Kencong 05 Jember Tahun
Ajaran 2011/2012
Penelitian ini:
Peningkatan Hasil Belajar dan
Kemampuan Berpikir Kritis
Matematika Kelas VA Pada
Materi KPK dan FPB Melalui
Pembelajan Kontekstual SDN
Perumnas Condongcatur.
Gambar 2.1 Skema Hasil Penelitian yang Relevan
Peneliti menggunakan tiga penelitian yang relevan tersebut dimaksudkan
untuk memperkuat penelitian yang akan dilakukan. Ketiga hasil penelitian di
atas, belum ada yang meneliti atau membahas mengenai penerapan Contextual
Teaching Learning dalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan hasil
belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas V SD Negeri Perumnas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4444
Condongcatur pada materi KPK dan FPB. Oleh karena itu, peneliti tertarik
untuk melakukan pembaruan penelitian tentang penerapan Contextual
Teaching Learning dalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan hasil
belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas V SD Negeri Perumnas
Condongcatur pada materi KPK dan FPB.
C. Kerangka Berpikir
Matematika adalah salah satu alat yang dapat mengembangkan cara
berpikir yang nantinya dapat diterapkan untuk memecahkan masalah dalam
kehidupan sehari-hari. Matematika berdasarkan pendapat Susanto (2013:185)
adalah salah satu disiplin ilmu pasti yang mengungkapkan ide-ide abstrak yang
berisi bilangan-bilangan serta simbol-simbol operasi hitung yang terdapat
aktivitas berhitung dan mampu meningkatkan kemampuan berpikir dan
berpendapat dalam memecahkan masalah dalam kehidupan bermasyarakat
sehari-hari. Tujuan matematika adalah untuk mengajak siswa agar dapat
mengenal konsep dan memecahkan masalah. Sudrajat (2004: 42)
mengungkapkan bahwa fungsi dari matematika adalah kepemilikan nilai dan
sikap, penguasaan konsep, dan kecakapan mengaplikasikannya dalam
kehidupan sehari-hari. Agar siswa dapat mengenal dan memecahkan masalah,
maka siswa harus dilatih untuk berpikir kritis.
Mengembangkan cara berpikir kritis siswa dapat dibentuk ketika
pembelajaran matematika berlangsung. Pembelajaran matematika merupakan
proses belajar mengajar yang terdiri dari interaksi didalamnya. Guru sebaiknya
juga melibatkan siswa untuk berproses dan membuat siswa antusias mengikuti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4545
pembelajaran. Matematika merupakan mata pelajaran yang abstrak dan
membutuhkan pemahaman konsep. Oleh karena itu dalam pembelajarannya
memerlukan suatu hal yang nyata agar mudah dipahami oleh siswa. Guru dapat
mengaitkan dan menghadirkan permasalahan matematika dalam kehidupan
sehari-hari. Permasalahan yang sesuai dengan realitas tersebut akan lebih
bermakna dalam ingatan siswa karena hal tersebut juga dibangun dari
pengalaman yang ada dalam dirinya.
Salah satu pendekatan yang baik digunakan dalam pembelajaran
matematika di sekolah adalah pembelajaran Contextual Teaching Learning
(CTL). Adanya pembelajaran aktif ini membawa siswa merasa tertantang
untuk memperoleh kemajuan dan berusaha mengatasi setiap masalah yang
ditemui dalam materi yang diajarkan. Melalui pembelajaran yang dikaitkan
dengan kehidupan nyata akan mengajak siswa untuk menemukan konsep dari
suatu materi. Pembelajaran Contextual Teaching Learning atau pembelajaran
kontekstual juga akan mengajak siswa untuk melakukan pembelajaran dengan
terjun langsung melalui kerja kelompok atau suatu percobaan. Hal ini akan
menghasilkan hasil belajar yang mudah diingat dan dipahami oleh siswa
sehingga mereka juga nantinya dapat berpikir kritis dengan adanya
penyelesaian masalah yang mereka kerjakan. Melalui kerja kelompok tersebut,
siswa juga akan terlatih untuk menganalisis beberapa perbedaan argumen yang
akan mereka temui dalam kelompok yang merupakan bagian dari berpikit
kritis. Dengan menggunakan pembelajaran kontekstual yang menghadirkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4646
realitas pada diri siswa, juga akan melatih siswa untuk mengaplikasikan
ilmunya dalam kehidupan sehari-hari.
Serangkaian proses yang terdapat pada pembelajaran kontekstual juga
dapat mengembangkan cara berpikir kritis siswa. Siswa akan merasa tertantang
untuk memecahkan masalah dengan mengenali dan menganalisis melalui
serangkaian proses. Proses yang terdapat dalam komponen pembelajaran
kontekstual akan melatih siswa untuk mengembangkan cara berpikir tersebut.
Penelitian ini dapat meningkatkan hasil belajar dan kemampuan
berpikir kritis matematika pada materi KPK dan FPB. Kelebihan pembelajaran
kontekstual yang menjadi alasan peneliti menggunakannya adalah menjadikan
pembelajaran yang lebih bermakna dan riil. Artinya siswa dituntut untuk dapat
menangkap hubungan antara pengalaman belajar disekolah dengan kehidupan
nyata. Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan
konsep kepada siswa pembelajaran kontekstual menganut aliran
konstruktivisme. Kelebihan tersebut yang menjadi ciri khas pada penelitian
yang berjudul “Peningatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis
matematika pada materi KPK dan FPB siswa kelas VA melalui pembelajaran
kontekstual SDN Perumnas Condongcatur”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4747
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka berpikir, maka hipotesis
tindakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Penerapan pendekatan kontekstual atau CTL (Contectual teaching and
learning) dalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan hasil
belajar dan kemampuan berpikir kritis matematika siswa kelas VA SD
Negeri Perumnas Condongcatur semester ganjil tahun ajaran 2015/2016
memiliki komponen sebagai berikut: 1) Konstruktivisme, 2) Inkuiri, 3)
Kegiatan bertanya dan menjawab pertanyaan, 4) Masyarakat belajar, 5)
Pemodelan, 6) Kegiatan refleksi, dan 7) Penilaian sebenarnya atau
penilaian nyata.
2. Penerapan pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar
matematika materi KPK dan FPB siswa kelas VA SD Negeri Perumnas
Condongcatur.
3. Penerapan pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan kemampuan
berpikir kritis matematika materi KPK dan FPB siswa kelas VA SD
Negeri Perumnas Condongcatur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
METODE PENELITIAN
Peneliti akan membahas mengenai jenis penelitian, setting penelitian,
persiapan, rencama setiap siklus, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian,
teknik pengujian instrumen, dan teknik analisis data.
A. Jenis Penelitian
Penelitian yang berjudul Peningkatan Hasil Belajar dan Kemampuan
Berpikir Kritis Matematika Kelas VA Pada Materi KPK dan FPB Melalui
Pembelajaran Kontekstual SD Perumnas Condongcatur merupakan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Wardhani (2007: 14) mengemukakan bahwa
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru
di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk
memperbaiki kinerjanya sebagai guru sehingga hasil belajar siswa menjadi
meningkat. Ebbut (dalam Kunandar, 2008: 43) menyebutkan bahwa
penelitian tindakan adalah kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan
praktik pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-
tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil
dari tindakan-tindakan tersebut. Peneliti menarik kesimpulan bahwa
penelitian tindakan kelas adalah tindakan kepada suatu objek dengan tujuan
untuk memperbaiki suatu permasalahan yang ada di dalamnya.
48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4949
Model penelitian tindakan kelas yang digunakan peneliti adalah model
Kemmis & Mc Taggart yang terdiri dari beberapa siklus. Masing-masing
siklus terdiri dari empat tahap seperti yang dijabarkan oleh Arikunto (2010:
17) adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan
Perencanaan adalah langkah yang dilakukan oleh guru ketika akan
memulai tindakannya. Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa,
mengapa, kapan, di mana, oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut
dilakukan.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan implementasi dari perencanaan yang sudah
dibuat. Pada tahap ini, berisi rancangan strategi dan skenario penerapan
pembelajaran yang akan diterapkan.
3. Pengamatan
Pengamatan merupakan proses mencermati jalannya pelaksanaan
tindakan. Tahap ini dilakukan pada waktu pelaksanaan tindakan
berlangsung.
4. Refleksi
Refleksi merupakan langkah mengingat kembali kegiatan yang sudah
dilakukan. Tahapan ini bertujuan untuk mengkaji secara menyeluruh
pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah
terkumpul kemudian dilakukan evaluasi untuk menyempurnakan tindakan
berikutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5050
Siklus dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dapat dimulai dari
tahapan mana saja. Penelitian ini dimulai dengan menentukan variabel yang
ingin diteliti. Selanjutnya peneliti merencanakan tindakan, pelaksanaan
tindakan, melakukan pengamatan dan refleksi.
Setelah dijabarkan tahap-tahap PTK tersebut, Kemmis & Mc Taggart
(dalam Arikunto 2010:17) keempat tahapan dalam Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) dapat digambarkan melalui gambar siklus model PTK sebagai berikut:
Perencanaan
Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan
Pengamatan
HASIL
Menurut Kemmis & Mc Taggart
Gambar 3.1 Siklus Model PTK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5151
B. Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SD Negeri Perumnas
Condongcatur yang berlokasi di Jalan Flamboyan No. 11 Perumnas
Condongcatur Depok Sleman Yogyakarta.
2. Subjek Penelitian
Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas VA di SD Negeri Perumnas
Condongcatur yang berjumlah 24 siswa. Siswa laki-laki berjumlah 10
siswa dan siswa perempuan berjumlah 14 siswa. Pemilihan subjek
penelitian ini didasarkan karena sebagian hasil belajar dan kemampuan
berpikir kritis matematika siswa di SD ini masih kurang, sehingga perlu
ditingkatkan terutama dalam materi KPK dan FPB.
3. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah peningkatan hasil belajar dan kemampuan
berpikir kritis matematika melalui penerapan pembelajaran kontekstual
pada siswa kelas VA SD Perumnas Condongcatur Tahun 2015.
C. Persiapan
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus dilaksanakan
sebanyak dua kali tatap muka dengan alokasi waktu tiga jam pelajaran atau
menyesuaikan jam pelajaran yang telah ditentukan di tempat penelitian.
Sebelum melaksanakan proses penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan
persiapan, kemudian masuk pada tahap-tahap perencanaan dan tindakan pada
setiap siklusnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5252
Pada tahap persiapan ini peneliti melakukan beberapa langkah awal
dalam melaksanakan PTK. Langkah-langkah tersebut antara lain:
1. Peneliti meminta izin terlebih dahulu dengan pihak sekolah untuk
melakukan penelitian di kelas VA SD Negeri Perumnas Condongcatur
Yogyakarta.
2. Peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas tentang masalah yang
ada dalam pembelajaran matematika serta kemampuan berpikir kritis siswa
dan meminta dokumen hasil belajar pada materi KPK dan FPB dua tahun
yang lalu.
3. Peneliti mengidentifikasi masalah yang ada pada mata pelajaran
matematika kelas VA berdasarkan hasil wawancara.
4. Mengkaji standar kompetensi, kompetensi dasar, dan materi pokok serta
menyiapkan media pembelajaran.
5. Peneliti menyiapkan dan menyusun instrumen pengumpulan data seperti
kisi-kisi kuesioner, kuesioner, lembar observasi, kisi-kisi soal evaluasi,
soal evaluasi dan instrumen penilaian.
6. Peneliti berkonsultasi dan melakukan validasi kepada para ahli seperti
guru kelas VA dan dosen untuk memantapkan perangkat pembelajaran.
D. Rencana Setiap Siklus
Pelaksanaan tindakan dilakukan dalam dua siklus, yaitu sebanyak
empat kali pertemuan. Tindakan yang dilakukan peneliti adalah dengan
menerapkan pendekatan kontekstual dalam proses pembelajaran. Pelaksanaan
pembelajaran dilakukan sesuai jadwal matematika kelas VA SD Perumnas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5353
Condongcatur. Materi yang akan disampaikan adalah KPK dan FPB.
Pelaksanaan secara lengkap dapat dilihat pada RPP lampiran 4. Tindakan
yang akan dilakukan pada tiap siklus yaitu:
1) Siklus 1
a. Perencanaan
1. Menyiapkan Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan
Lembar Kerja Siswa.
2. Menyiapkan media pembelajaran pada siklus 1 yaitu berupa
kalender dan gambar.
b. Pelaksanaan
1. Pertemuan 1
a) Kegiatan Awal
Guru membuka pembelajaran dengan salam, doa, dan
presensi sebagai kegiatan awal. Guru juga mengkondisikan
siswa, mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan
pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari.
Guru memotivasi siswa dengan permainan Happy Clap tentang
kelipatan. Berdasarkan permainan, guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yaitu KPK.
b) Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti, guru bertanya mengenai permainan
Happy Clap dan beberapa pertanyaan mengenai kelipatan dan
bilangan prima. Komponen pembelajaran kontekstual dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5454
kegiatan tersebut adalah konstruktivisme. Kemudian siswa dibagi
ke dalam 5 kelompok secara acak, kemudian setiap siswa
dibagikan lembar kerja berupa angka 1-100 untuk mencari
bilangan prima. Pembagian kelompok tersebut merupakan salah
satu komponen dari pembelajaran kontekstual yaitu masyarakat
belajar. Setiap kelompok maju membacakan hasil pekerjaannya
dan guru menjelaskan serta mengkonfirmasi jawaban siswa.
Siswa kembali mendapatkan media berupa kalender sebagai
langkah awal menentukan konsep KPK. Perwakilan setiap
kelompok kembali maju ke depan untuk mempresentasikan hasil
pekerjannya. Komponen pembelajaran kontekstual dalam
kegiatan tersebut adalah inkuiri yaitu siswa melakukan percobaan.
Guru menjelaskan hubungan penggunaan kalender dengan
konsep KPK. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru
mengenai cara mencari KPK dengan menggunakan pohon faktor.
Guru memberikan pemodelan atau memeragakan media yang
nantinya akan memancing siswa untuk bertanya jawab. Setelah
siswa jelas, setiap siswa mengerjakan lembar kerja siswa secara
mandiri. Guru bersama siswa membahas LKS yang telah
dikerjakan oleh siswa. Guru melakukan penilian yang sebenarnya
berdasarkan rubrik penilaian yang telah ditentukan sebelumnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5555
c) Penutup
Kegiatan penutup para siswa membuat kesimpulan atas apa
yang telah dipelajari. Siswa menuliskan kesulitan atau hambatan,
serta apa yang telah didapatkan melalui kegiatan refleksi. Guru
memberikan tindak lanjut berupa tugas untuk mempelajari materi
selanjutnya yaitu soal cerita KPK. Guru menutup pembelajaran
dengan berdoa dan memberikan salam.
2. Pertemuan 2
a) Kegiatan Awal
Pada kegiatan awal guru memberi salam dan berdoa serta
melakukan presensi. Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan
yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang
akan dipelajari (mempu bertanya dan menjawab pertanyaan).
Guru memotivasi siswa dengan melakukan permainan “Happy
Clap” tentang KPK. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
yaitu soal cerita KPK.
b) Kegiatan Inti
Guru kembali mengulangi penjelasan singkat mengenai
KPK. Siswa kembali dalam kelompoknya yang telah dibagi
pada pertemuan sebelumnya (masyarakat belajar). Setiap siswa
menerima gambar sebagai media mengerjakan soal cerita KPK
(konstruktivisme dan inkuiri). Guru menjelaskan aturan
penggunaan media yang telah diterima oleh siswa (pemodelan).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5656
Perwakilan dari setiap kelompok maju ke depan untuk
mempersentasikan hasil pekerjaannya. Guru memberikan contoh
soal kembali untuk dikerjakan oleh siswa secara berkelompok
tanpa menggunakan media. Siswa bersama guru membahas
contoh soal dan dilanjutkan dengan penjelasan guru mengenai
cara menyelesaikan soal cerita. Siswa kembali ke tempat duduk
masing-masing dan mengerjakan soal latihan secara mandiri.
Siswa dan guru membahas dan mengoreksi bersama soal latihan
yang telah dikerjakan siswa. Guru memberikan penialian nyata
berdasarkan rubrik yang telah ditentukan.
c) Penutup
Pada kegiatan penutup siswa membuat kesimpulan atas
apa yang telah dipelajari. Siswa menuliskan kesulitan atau
hambatan, serta apa yang telah didapatkan melalui kegiatan
refleksi. Guru memberikan tugas rumah kepada siswa berupa
mempelajari kembali mengenai KPK untuk mengerjakan soal
evaluasi di hari berikutnya. Guru menutup pembelajaran dengan
berdoa dan memberikan salam.
c. Observasi
Fokus utama dalam pengamatan ini adalah hasil dan proses
belajar siswa untuk memperoleh gambaran mengenai proses
pembelajaran dalam kelompok maupun secara mandiri. Peneliti
menggunakan lembar observasi sebagai instrumen untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5757
mengumpulkan data kemampuan berpikir kritis siswa serta proses
pembelajaran. Melalui kegiatan pengamatan ini peneliti mampu
mengamati secara langsung mengenai perkembangan siswa dalam
mengikuti pembelajaran. Pengumpulan data hasil belajar siswa
dilakukan dengan memberikan soal evaluasi secara mandiri. Soal
evaluasi yang diberikan berupa lima soal uraian di akhir siklus untuk
mengetahui hasil belajar siswa dan mengukur keberhasilan serta
pemahaman materi.
d. Refleksi
1. Mengevaluasi apa yang dilakukan pada siklus 1 tentang apa yang
berhasil, kendala, dan hambatan yang dihadapi siswa.
2. Membandingkan hasil evaluasi dan observasi yang sudah dicapai
dengan indikator keberhasilan yang telah ditetapkan.
3. Membuat kesimpulan mengenai kemampuan siswa dalam
mengerjakan soal evaluasi.
4. Adanya kekurangan yang terjadi di siklus 1, peneliti melanjutkan
penelitian dan memperbaikinya pada siklus 2.
2) Siklus 2
a. Perencanaan
1. Menyiapkan Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan
Lembar Kerja Siswa.
2. Menyiapkan media pembelajaran pada siklus 2 yaitu berupa manik-
manik 2 warna.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5858
b. Pelaksanaan
1. Pertemuan 1
a. Kegiatan Awal
Pada kegiatan awal guru memberi salam dan berdoa serta
melakukan presensi. Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan
yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang
akan dipelajari (mampu bertanya dan menjawab pertanyaan).
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu soal FPB.
b. Kegiatan Inti
Siswa kembali ke dalam kelompok yang telah dibagikan
pada pertemuan sebelumnya (masyarakat belajar). Setiap
kelompok menerima media berupa manik-manik yang berwarna
putih dan coklat. Media digunakan untuk mempermudah
pemahaman siswa mengenai FPB (konstruktivisme dan inkuiri).
Guru memberikan contoh soal kepada masing-masing kelompok
dan setiap kelompok menyelesaikan permasalahan tersebut
(pemodelan). Setiap kelompok maju ke depan untuk
mempresentasikan hasil pekerjaannya, kemudian dilanjutkan
penjelasan oleh guru mengenai hubungan manik-manik dengan
FPB. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru mengenai cara
mencari FPB dengan menggunakan pohon faktor. Setiap siswa
dibagikan lembar kerja yang dikerjakan secara mandiri. Siswa
bersama guru membahas dan mengoreksi hasil pekerjaan siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5959
Guru melakukan penilaian nyata sesuai dengan rubrik yang telah
ditentukan sebelumnya.
c. Penutup
Pada kegiatan penutup, siswa membuat kesimpulan mengenai
materi yang telah dipelajari. Guru memberikan tindak lanjut kepada
siswa untuk mempelajari materi soal cerita FPB. Siswa menuliskan
hambatan atau kendala, maupun hal baik yang dapat diambil selama
pembelajaran melalui kegiatan refleksi. Guru menutup pembelajaran
dengan berdoa bersama dan mengucapkan salam.
2. Pertemuan 2
a. Kegiatan Awal
Pada kegiatan awal guru memberi salam dan berdoa serta
melakukan presensi. Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan
yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang
akan dipelajari (mampu bertanya dan menjawab pertanyaan).
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu soal cerita FPB.
b. Kegiatan Inti
Guru menerangkan secara singkat mengenai cara
menentukan FPB untuk mengulang ingatan siswa. Siswa
kembali kerja di dalam kelompok yang telah dibagikan pada
pertemuan sebelumnya (masyarakat belajar). Setiap siswa
menerima sebuah soal cerita yang berkaitan dengan FPB,
kemudian masing-masing kelompok menyelesaikan soal cerita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6060
tersebut dengan menerapkan konsep FPB (konstruktivisme dan
inkuiri). Perwakilan dari kelompok maju ke depan untuk
menuliskan hasil pekerjaannya kemudian dilanjutkan dengan
penjelasan dan konfirmasi dari guru mengenai cara penyelesaian
soal cerita (pemodelan).
Setelah siswa paham mengenai cara menyelesaikan soal
cerita FPB, setiap siswa mengerjakan lembar kerja secara
mandiri. Beberapa siswa menuliskan jawabannya di depan dan
dilanjutkan dengan konfirmasi dari guru. Guru melakukan
penilaian nyata dengan menggunakan rubrik yang telah
ditentukan sebelumnya.
c. Penutup
Pada kegiatan penutup siswa membuat kesimpulan atas apa
yang telah dipelajari. Siswa menuliskan kesulitan atau hambatan,
serta apa yang telah didapatkan melalui kegiatan refleksi. Guru
memberikan tugas rumah kepada siswa berupa mempelajari kembali
mengenai FPB dan soal cerita FPB untuk mengerjakan soal evaluasi
di hari berikutnya. Guru menutup pembelajaran dengan berdoa dan
memberikan salam.
c. Observasi
Pengamatan pada pertemuan 1 dan pertemuan 2 siklus 2 ini
masih sama dengan siklus 1 yaitu, pengamatan hasil dan proses
belajar siswa dalam pembelajaran. Melalui kegiatan pengamatan ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6161
peneliti mampu mengamati secara langsung dan membandingkan
mengenai perkembangan siswa dalam mengikuti pembelajaran dari
siklus 1 ke siklus 2. Peneliti menggunakan lembar kuesioner berpikir
kritis di akhir siklus 2 untuk mengetahui peningkatan dari
pembelajaran sebelumnya. Pengumpulan data hasil belajar siswa
dengan memberikan soal evaluasi secara mandiri. Soal evaluasi yang
diberikan pada siklus 2 masih sama dengan siklus 1 yaitu berupa lima
soal uraian untuk mengukur keberhasilan dan pemahaman materi.
Evalusi akhir juga diberikan setelah siswa mengerjakan evaluasi siklus
2. Evaluasi akhir yang berupa 5 soal uraian merupakan evaluasi
gabungan siklus 1 dan siklus 2 untuk dapat memperkuat peningkatan
hasil belajar siswa.
d. Refleksi
1. Mengevaluasi apa yang dilakukan pada siklus 2 tentang apa yang
berhasil, kendala, dan hambatan yang dihadapi siswa.
2. Membandingkan hasil evaluasi dari siklus 1 ke siklus 2 kemudian
evaluasi akhir yaitu gabungan siklus 1 dan siklus 2 untuk melihat
peningkatannya dan pencapaian indikator keberhasilan yang sudah
ditentukan.
3. Membandingkan keusioner dan observasi kemampuan berpikir kritis
dari siklus 1 ke siklus 2 untuk melihat peningkatannya dan pencapaian
indikator keberhasilan yang sudah ditentukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6262
4. Peneliti membuat kesimpulan bahwa sudah terjadi peningkatan dan
tercapainya indikator keberhasilan, sehingga penelitian dihentikan di
siklus 2.
E. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini memiliki dua variabel yaitu hasil belajar dan kemampuan
berpikir kritis matematika. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
ditempuh dengan dua cara, yaitu menggunakan teknik tes dan nontes. Teknik
nontes dilakukan dengan melakukan wawancara, pemberian kuesioner, dan
melakukan observasi, sedangkan tes dilakukan dengan memberikan evaluasi
berupa soal uraian kepada siswa.
1. Non Tes
a) Melakukan Wawancara
Kusumah dan Dwitagama (2009: 77) wawancara adalah metode
pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara lisan kepada
subyek yang diteliti. Wawancara yang dilakukan oleh peneliti adalah
wawancara langsung. Menurut Arifin (2010: 158) wawancara langsung
yaitu wawancara yang langsung dilakukan oleh pewawancara
(interviewer) atau guru dengan orang yang diwawancarai (interviewee).
Jenis wawancara yang digunakan peneliti adalah wawancara
terstruktur. Sugiyono (2010: 233) menyebutkan bahwa wawancara
terstruktur adalah wawancara dengan menggunakan istrumen atau
pedoman pertanyaan. Jenis wawancara ini ditujukan kepada guru wali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6363
kelas VA SDN Perumnas Condongcatur untuk mendapat informasi
mengenai permasalahan pada materi matematika yang mempunyai hasil
belajar dan kemampuan berpikir kritis yang rendah. Wawancara
terstruktur juga ditujukan kepada para siswa kelas VA SDN Perumnas
Condongcatur untuk mengetahui pendapat mereka mengenai mata
pelajaran yang mereka anggap paling sulit serta materi yang menurut
mereka sulit untuk dipahami.
b) Pemberian Kuesioner
Arifin (2011: 228) mengemukakan bahwa angket atau kuesioner
adalah instrumen penelitian yang berisi serangkaian pertanyaan atau
pernyataan untuk menjaring data atau informasi yang harus dijawab
responden secara bebas sesuai dengan pendapatnya. Kuesioner dalam
penelitian ini berupa pertanyaan-pertanyaan berdasarkan indikator
kemampuan berpikir kritis yang diberikan kepada siswa. Indikator
tersebut antara lain: menganalisis argumen, mampu bertanya, mampu
menjawab pertanyaan, memecahkan masalah, membuat kesimpulan,
keterampilan mengevaluasi dan menilai hasil dari pengamatan.
Kuesioner dilakukan sebelum peneliti melakukan pembelajaran
kontekstual untuk mengetahui keadaan awal siswa dan juga di akhir
siklus sehingga dapat digunakan untuk mengukur perbandingan
kemampuan berpikir kritis matematika siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6464
c) Melakukan Observasi
Sanjaya (2011: 86) mengemukakan bahwa observasi merupakan
teknik mengumpulkan data dengan cara mengamati setiap kejadian yang
sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi tentang hal-
hal yang akan diamati atau diteliti. Observasi dalam penelitian ini
dilakukan untuk memperkuat hasil kuesioner berpikir kritis yang
dibagikan kepada siswa. Observasi ini dilakukan oleh peneliti yang
dibantu oleh teman sejawat di setiap pertemuan untuk mengetahui tingkat
kemampuan berpikir kritis matematika siswa pada saat pembelajaran
berlangsung.
2. Tes
Arikunto (2006: 233) menyatakan bahwa teknik pengumpulan data
menggunakan tes bertujuan untuk mengukur kemampuan dasar dan
pencapaian atau prestasi. Tes ini akan diberikan pada siswa kelas VA SDN
Perumnas Condongcatur untuk mengetahui peningkatan hasil belajar
mengenai KPK dan FPB pada siklus 1 dan siklus 2. Tes yang digunakan
dalam penelitian ini adalah soal uraian yang berjumlah 5 soal disetiap siklus
dan 5 soal gabungan siklus 1 dan siklus 2. Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah berupa data kuantitatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6565
F. Instrumen Penelitian
Instrumen pengumpulan data digunakan untuk mengukur nilai variabel
yang diteliti. Penelitian memiliki dua variabel, yaitu hasil belajar dan
kemampuan berpikir kritis. Instrumen pengumpulan data yang digunakan
untuk mengukur hasil belajar siswa adalah soal tes, sedangkan instrumen yang
digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir kritis siswa adalah kuesioner
dan observasi. Wawancara juga digunakan oleh peniliti untuk memperoleh
informasi awal mengenai permasalahan yang ada dalam subyek penelitian.
Berikut teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti.
1. Pedoman wawancara
Pedoman wawancara disusun peneliti sebelum melakukan wawancara
terhadap guru kelas dan para siswa VA SD Perumnas Condongcatur.
Pedoman wawancara disusun guna mempermudah peneliti dalam
melakukan wawancara sehingga data yang diperoleh sesuai dengan
kebutuhan peneliti. Pedoman wawancara yang disusun oleh peneliti dapat
dilihat pada tabel 3.1.
Tabel 3.1 Pedoman Wawancara Mengenai Proses Pembelajaran
No Garis Besar Pertanyaan Wawancara
1 Bagaimana proses pembelajaran mata pelajaran Matematika di
kelas VA?
2 Apakah kendala yang dihadapi dalam mengajar Matematika di kelas
VA?
3 Apakah selalu menggunakan media sebagai sarana pembelajaran
Matematika?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6666
4 Apakah siswa diajak untuk melakukan percobaan dengan media
yang digunakan pada saat pelajaran Matematika?
5 Apakah siswa antusias dalam mengikuti pembelajaran Matematika?
6 Apa yang membuat siswa merasa kesulitan dalam menerima
pelajaran Matematika?
7 Bagaimana hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika?
8 Apa yang menyebabkan hasil belajar siswa rendah pada mata
pelajaran Matematika?
9 Bagaimana strategi pembelajaran Matematika yang digunakan
untuk mengatasi rendahnya hasil belajar siswa?
10 Apakah pernah menerapkan pendekatan CTL dalam pembelajaran
Matematika?
Tabel 3.1 menjelaskan mengenai pedoman wawancara yang
digunakan peneliti untuk mengetahui proses pembelajaran Matematika, dan
hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika. Dari garis besar
pedoman wawancara tersebut peneliti dapat mengembangkan sendiri
pertanyaan-pertanyaan kepada guru kelas VA saat proses wawancara
berlangsung. Peneliti juga menggunakan pedoman untuk melakukan
wawancara mengenai kemampuan berpikir kritis siswa yang ditujukan
untuk guru kelas VA. Pedoman wawancara kemampuan berpikir kritis siswa
dikembangkan berdasarkan 6 indikator yang menjadi fokus penelitian.
Indikator tersebut adalah Menganalisis argumen, mampu bertanya,
menjawab pertanyaan, memecahkan masalah, membuat kesimpulan,
keterampilan mengevaluasi dan menilai hasil dari pengamatan. Keenam
indikator tersebut didapatkan dari persamaan indikator 3 ahli. Indikator
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6767
yang digunakan peneliti berasal dari Angelo (dalam Achmad. 2007),
Sunaryo (2012: 198), Ennis (dalam Riyadi. 2008). Pedoman wawancara
berpikir kritis dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut:
Tabel 3.2
Pedoman Wawancara Mengenai Kemampuan Berpikir Kritis
No. Indikator Pedoman Wawancara
1. Mengalisis Argumen Apakah siswa suka berdiskusi ketika bekerja dalam
kelompok?
2. Mampu bertanya Seperti apakah bentuk pertanyaan siswa ketika menemui
kesulitan?
3. Menjawab pertanyaan Apakah siswa memikirkan kebenaran jawaban terlebih
dahulu sebelum menjawab pertanyaan dari guru?
4. Memecahkan masalah Apakah siswa terus berusaha untuk menemukan jawaban
yang benar ketika menemui kesulitan?
Apakah siswa menggunakan cara atau alternatif lain
untuk mengerjakan soal?
Apakah siswa mampu menyelesaikan masalah dengan
cara yang sistematis?
3. Membuat kesimpulan Apakah siswa mampu menceritakan materi yang sudah
dipelajari?
Apakah siswa mampu menceritakan proses dalam
mencari jawaban?
6. Keterampilan
mengevaluasi dan
menilai hasil dari
pengamatan.
Apakah siswa senang mengkoreksi di jawaban terlebih
dahulu sebelum mengumpulkannya?
Apakah siswa senang melakukan pembuktian jawaban
dengan menggunakan media pembelajaran?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6868
Tabel 3.2 merupakan pedoman wawancara yang digunakan peneliti
untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa pada pembelajaran.
Seperti halnya pedoman wawancara mengenai proses pembelajaran,
pedoman wawancara mengenai kemampuan berpikir kritis juga dapat
dikembangkan sendiri pertanyaan-pertanyaan kepada guru kelas VA pada
saat proses wawancara berlangsung.
2. Lembar Kuesioner
Teknik pengumpulan data kemampuan berpikir kritis dilakukan
dengan menggunakan kuesioner yang nantinya akan diisi oleh setiap siswa.
Kuesioner diberikan kepada siswa pada pra penelitian dan di akhir siklus 2.
Kisi-kisi kuesioner kemampuan berpikir kritis yang digunakan peneliti
adalah sebagai berikut.
Kisi-kisi lembar kuesioner dikembangkan berdasarkan 6 indikator
yang menjadi fokus penelitian. Indikator tersebut adalah menganalisis
argumen, mampu bertanya, menjawab pertanyaan, memecahkan masalah,
membuat kesimpulan, keterampilan mengevaluasi dan menilai hasil dari
pengamatan. Keenam indikator tersebut didapatkan dari persamaan
indikator 3 ahli. Indikator yang digunakan peneliti berasal dari Angelo
(dalam Achmad. 2007: 138), Sunaryo (2012: 198), Ennis (dalam Riyadi.
2008: 21).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6969
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Kuesioner Kemampuan Berpikir Kritis
No
Indikator Berpikir Kritis Item Pernyataan
Jumlah Favorabel Unfavorabel
1 Menganalisis argumen 5, 6 11, 14 4
2 Mampu bertanya 1 3 2
3 Mampu menjawab
pertanyaan
4
8 2
4 Memecahkan masalah 2, 7, 17 10, 15, 9 6
5 Membuat kesimpulan 12 13 2
6 Keterampilan
mengevaluasi dan
menilai hasil dari
pengamatan.
19, 18
16, 20
4
Total 20
Pernyataan pada kuesioner terdiri dari pernyataan positif (favorabel) dan
pernyataan negatif (unfavorabel). Siswa memberikan checklist pada alternatif
jawaban yang telah disediakan. Kuesioner yang sudah diisi oleh siswa
kemudian dihitung dengan menggunakan skala likert 1-5. Arikonto (1989:
180) menyatakan bahwa skala ini disusun dalam bentuk suatu pernyataan dan
diikuti oleh lima respon yang menunjukkan tingkatan. Dengan ketentuan
bahwa pada pernyataan positif apabila menyatakan Sangat Setuju (SS) diberi
skor 5, Setuju (S) diberi skor 4, Ragu-Ragu (R) diberi skor 3, Tidak Setuju
(TS) diberi skor 2, dan Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1. Sedangkan
untuk pernyataan negatif apabila menyatakan Sangat Setuju (SS) diberi skor
1, Setuju (S) diberi skor 2, Ragu-Ragu (R) diberi skor 3, Tidak Setuju (TS)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7070
diberi skor 4, dan Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 5 (Riduwan, 2013:
13).
3. Observasi
Observasi digunakan untuk memperoleh gambaran secara langsung
mengenai kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran. Observasi
ini menggunakan respon skala 3, yaitu sering, kadang-kadang, dan tidak
pernah (Widoyoko, 2013: 104). Pelaksanaan observasi dilakukan dengan
bantuan 2 mitra peneliti. Berikut adalah lembar observasi yang digunakan
dalam penelitian ini:
Tabel 3.4 Lembar Observasi Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
No.
Indikator
Keterampilan
Eksperimen
Skala Skor
3
2
1
1
Menganalisis
Argumen
Sering menganalisis
argumen ketika
bekerja dalam
kelompok.
Jarang menganalisis
argumen ketika
bekerja dalam
kelompok.
Tidak pernah menganalisis
argumen ketika
bekerja dalam
kelompok
2
Mampu bertanya
Bentuk pertanyaan
menunjukkan
kemampuan
berpikir kritis.
Bentuk pertanyaan
kurang
menunjukkan
kemampuan
berpikir kritis.
Tidak mengajukan
pertanyaan.
3
Mampu menjawab
pertanyaan
Jawaban sesuai dengan
pertanyaan dan
disertai dengan
langkah
pengerjaan.
Jawaban sesuai dengan
pertanyaan,
namun tanpa
disertai dengan
langkah
pengerjaan,
atau dengan
langkah yang
kurang tepat.
Jawaban tidak sesuai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7171
4
Memecahkan
masalah
Memecahkan masalah
dengan
langkah yang
sistematis
tanpa bantuan
guru.
Memecahkan masalah
dengan
langkah yang
sistematis
dengan
bantuan guru.
Penyelesaian masalah tanpa
menyertakan
langkah yang
sistematis.
5
Menuliskan
kesimpulan
Kesimpulan ditulis dengan
benar sesuai
dengan materi
yang telah
dipelajari.
Kesimpulan ditulis namun
tidak sesuai
dengan materi
yang telah
dipelajari.
Tidak menuliskan
kesimpuan .
6
Keterampilan
mengevaluasi dan
menilai hasil
pengamatan.
Sering mengevaluasi
dan menilai
hasil
pengamatan.
Jarang mengevaluasi
dan menilai
hasil
pengamatan.
Tidak melakukan
mengevaluasi
dan menilai
hasil
pengamatan.
Berdasarkan tabel 3.4 yaitu lembar pengamatan kemampuan
berpikir kritis siswa, peneliti mengisi lembar observasi pengamatan sesuai
dengan indikator dan menuliskan skor (1-3) yang didapatkan siswa
berdasarkan indikator yang dicapai siswa.
4. Tes
Teknik pengumpulan data hasil belajar matematika siswa pada
penelitian ini menggunakan tes tertulis. Tes yang diberikan mempunyai
tujuan untuk mengetahui peningkatan hasil tes pada materi KPK dan FPB.
Tes tertulis ini berupa soal uraian sebanyak 5 butir disetiap akhir siklus dan
5 butir soal uraian gabungan siklus 1 dan siklus 2. Berikut ini merupakan
kisi-kisi soal evaluasi pada siklus 1:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7272
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Soal Evaluasi
No. Evaluasi Kompetensi Dasar Indikator No. Soal
1.
1
1.2 Menggunakan
faktor prima
untuk
menentukan
KPK dan FPB.
1.2.1 Menentukan
bilangan prima dari
kelompok bilangan
tertentu.
1, 2, 3, 4,
5
2. 1.2.2 Menentukan faktor
bilangan dengan
faktorisasi prima.
3. 1.2.3 Menentukan
faktorisasi prima
untuk mencari
KPK.
4. 1.5 Menyelesaikan
masalah yang
berkaitan dengan
operasi hitung,
KPK dan FPB.
1.5.1 Menyelesaikan
permasalahan yang
berhubungan
dengan KPK
melalui soal cerita.
5.
2
1.5 Menyelesaikan
masalah yang
berkaitan dengan
operasi hitung,
KPK dan FPB.
1.5.1 Menentukan
faktorisasi prima
untuk mencari FPB
2 bilangan dan 3
bilangan.
1, 2, 3, 4,
5
6. 1.5.2 Menggunakan
faktor prima dan
faktorisasi prima
untuk memecahkan
masalah sehari-hari
yang berkaitan
dengan FPB.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7373
7.
3
1.2 Menggunakan
faktor prima
untuk
menentukan
KPK dan FPB.
1.2.1 Menentukan
faktorisasi prima
untuk mencari
KPK 2 bilangan
dan 3 bilangan.
1, 2, 3, 4,
5
8. 1.2.2 Menentukan faktor
prima dan
faktorisasi prima
untuk mencari
KPK.
9. 1.2.3 Menentukan
faktorisasi prima
untuk mencari FPB
2 bilangan dan 3
bilangan.
10. 1.5 Menyelesaikan
masalah yang
berkaitan dengan
operasi hitung,
KPK dan FPB.
1.5.1 Menentukan KPK
dalam memecahkan
masalah sehari-hari
melalui soal cerita.
11. 1.5.2 Menggunakan
faktor prima dan
faktorisasi prma
untuk memecahkan
masalah sehari-hari
yang berkaitan
dengan FPB.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7474
Siswa menuliskan jawaban dengan menggunakan langkah-langkah
dan proses pengerjaannya. Langkah pengerjaan soal cerita tersebut adalah
dengan menuliskan diketahui, ditanyakan, jawab, dan jadi pada lembar
jawab. Tes tertulis tersebut dibuat berdasarkan kompetensi dasar,
indikator, dan disertai dengan rubrik penilaian yang telah ditentukan.
G. Teknik Pengujian Instrumen
Menurut Sugiyono (2010: 173) suatu instrumen dikatakan valid jika
instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya
diukur. Penelitian ini menggunakan Content Validity dan Face Validity
(Sugarsaputra, 2012: 99) sebagai berikut:
1. Validitas Rupa
Validitas Rupa (Face Validity) adalah validitas yang menunjukan apakah
alat pengukur/instrumen penelitian dari segi rupanya tampak mengukur
apa yang ingin diukur, validitas rupa lebih mengacu pada bentuk dan
penampilan instrumen.
2. Validitas isi
Validitas isi (Content Validity) adalah validitas isi berkaitan dengan
kemampuan suatu instrumen pengukur isi (konsep) yang harus diukur.
Content Validity digunakan untuk mengukur tes evaluasi, sedangkan
face validity digunakan untuk mengukur instrumen kuaesioner, observasi, dan
wawancara. Content Validity dan Face Validity dilakukan melalui konsultasi
dengan para ahli. Untuk mengetahui apakah suatu tes atau angket dianggap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7575
valid secara isi (Content Validity) dapat dilakukan dengan cara meminta
pendapat ahli atau expert judgement. Para ahli yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah dua dosen dan guru sehingga dapat
dipertanggungjawabkan. Instrumen yang terdiri dari kuesioner, soal evalusi,
dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dilakukan uji validitas oleh
validator (ahli). Hasil konsultasi dari ahli tersebut maka akan diperoleh skor
kemudian skor tersebut akan diubah menjadi nilai berdasarkan Patokan
Acuan Penilaian (PAP) tipe I dengan skala 1-100. Patokan pada tabel 3.6
berikut menurut Masidjo (1995) dengan sedikit modifikasi yang akan
digunakan sebagai patokan validasi instrumen.
Tabel 3.6 Kriteria Validasi Instrumen
Tingkat Penguasaan Kompetensi Rentang Skor Kategori
90% - 100% 4,5 – 5 Sangat Layak 80% – 89% 4 - 4,4 Layak 65% – 79% 3,25 - 3,99 Cukup Layak 55% – 64% 2,75 - 3,24 Kurang Layak
< 55% 1 - 2,74 Sangat Kurang Layak
(Masidjo, 1995: 153)
1. Hasil Validasi Instrumen Hasil Belajar
Instrumen hasil belajar dalam penelitian ini yang berupa 15 soal
uraian juga telah melalui validasi oleh beberapa ahli dibidangnya (expert
judgement). Beberapa ahli selaku validator soal evaluasi dalam penelitian
ini adalah guru kelas VA SDN Perumnas Condongcatur dan dua dosen
yang ahli di bidang matematika. Soal yang telah disusun berdasarkan kisi-
kisi, kemudian dikonsultasikan kepada para ahli dengan pedoman
penskoran pada lembar validasi dengan kriteria sesuai pada tabel 3.6. Hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7676
validasi soal evaluasi secara lengkap daat dilihat pada lampiran 12.
Berikut adalah hasil dari validasi soal evaluasi:
Tabel 3.7 Hasil Validasi Soal Evaluasi
Penilai Nilai yang Diperoleh Kategori
Guru kelas VA SDN Perumnas Condongcatur
4,54
Sangat Layak
Dosen ahli 4,81 Sangat Layak Dosen ahli 3,63 Cukup Layak Rata-Rata 4,32 Layak
Berdasarkan tabel 3.7 mengenai hasil validasi soal evaluasi
didapatkan rata-rata sebesar 4,32 dan termasuk dalam tingkat penguasaan
kompetensi kategori “Layak”. Kategori atau kriteria hasil validasi soal
evaluasi dapat dilihat pada tabel 3.6. Sehingga instrumen soal evaluasi
dalam penelitian ini layak untuk digunakan.
2. Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran
Perangkat pembelajaran yang digunakan oleh peneliti yaitu Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran yang telah disusun berdasarkan Standar
Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan indikator. Perangkat pembelajaran
yang telah disusun tersebut, kemudian dikonsultasikan dan divalidasi oleh
ahli (expert judgement). Hasil validasi perangkat pembelajaran secara
lengkap dapat dilihat pada lampiran 11. Kriteria validasi rencana
pembelajaran dapat dilihat pada tabel 3.6 dan hasil penghitungan validasi
rencana pembelajaran dapat di lihat pada tabel 3.8 berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7777
Tabel 3.8 Hasil Validasi Silabus
Penilai Nilai yang Diperoleh Kategori
Guru kelas VA SDN Perumnas Condongcatur
4,6
Sangat Layak
Dosen ahli 4,6 Sangat Layak Dosen ahli 4,5 Sangat Layak Rata-Rata 4,56 Sangat Layak
Berdasarkan tabel 3.8 mengenai hasil validasi perangkat
pembelajaran yaitu silabus didapatkan rata-rata sebesar 4,56 dan termasuk
dalam tingkat penguasaan kompetensi kategori “Sangat Layak”. Sehingga
silabus dalam penelitian ini sangat layak untuk digunakan dalam
pembelajaran.
Tabel 3.9 Hasil Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Penilai Nilai yang Diperoleh Kategori
Guru kelas VA SDN Perumnas Condongcatur
4,64
Sangat Layak
Dosen ahli 3,94 Cukup Layak Dosen ahli 4,58 Sangat Layak Rata-Rata 4,38 Layak
Berdasarkan tabel 3.9 mengenai hasil validasi perangkat
pembelajaran yaitu RPP didapatkan rata-rata sebesar 4,38 dan termasuk
dalam tingkat penguasaan kompetensi kategori “Layak”. Sehingga RPP
dalam penelitian ini layak untuk digunakan dalam pembelajaran.
Tabel 3.10 Hasil Validasi Lembar Kerja Siswa (LKS)
Penilai Nilai yang Diperoleh Kategori
Guru kelas VA SDN Perumnas Condongcatur
4,67
Sangat Layak
Dosen ahli 4,33 Layak Dosen ahli 4,5 Sangat Layak Rata-Rata 4,5 Sangat Layak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7878
Berdasarkan tabel 3.10 mengenai hasil validasi perangkat
pembelajaran yaitu LKS didapatkan rata-rata sebesar 4,5 dan termasuk
dalam tingkat penguasaan kompetensi kategori “Sangat Layak”. Sehingga
LKS dalam penelitian ini sangat layak untuk digunakan dalam
pembelajaran.
3. Hasil Validasi Kemampuan Berpikir Kritis
Validasi instrumen kemampuan berpikir kritis dalam penelitian ini
diperoleh melalui expert judgement, yaitu dengan dikonsultasikan kepada
tiga orang ahli seperti guru kelas VA SDN Perumnas Condongcatur, dan
dua dosen. Hasil validasi lembar kuesioner secara lengkap dapat dilihat
pada lampiran 15. Kategori atau kriteria hasil validasi lembar kuesioner
dapat dilihat pada tabel 3.6. Setelah kuesioner kemampuan berpikir kritis
dikonsultasikan atau divalidasi oleh tiga ahli tersebut, maka diperoleh hasil
perhitungan sebagai berikut ini:
Tabel 3.11 Hasil Validasi Lembar Kuesioner Kemampuan Berpikir Kritis
Penilai Nilai yang Diperoleh Kategori Guru kelas VA SDN Perumnas
Condongcatur
4,5
Sangat Layak
Dosen ahli 4,55 Sangat Layak Dosen ahli 4 Layak Rata-Rata 4,35 Layak
Berdasarkan tabel 3.11 mengenai hasil validasi lembar kuesioner
kemampuan berpikir kritis didapatkan rata-rata sebesar 4,35 dan termasuk
dalam tingkat penguasaan kompetensi kategori “Layak”. Sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7979
instrumen kuesioner kemampuan berpikir kritis dalam penelitian ini layak
untuk digunakan.
H. Teknik Analisis Data
Sanjaya (2006: 117) menyatakan bahwa menganalisis data adalah suatu
proses mengolah dan menginterpretasi data dengan tujuan untuk menjadikan
berbagai informasi sesuai dengan fungsinya hingga memiliki makna dan arti
yang jelas sesuai dengan tujuan penelitian. Data yang telah diperoleh pada
proses penelitian dengan menggunakan instrumen, kemudian diolah secara
sistematis untuk mengetahui hasil dari penelitian. Teknik analisis data yang
digunakan untuk mengolah hasil penelitian yaitu menggunakan teknik
analisis data kuantitatif. Menurut Sugiyono (2012:13) teknik kuantitatif
merupakan suatu karakteristik dari suatu variabel yang nilai-nilainya
dinyatakan dalam bentuk numerical. Teknik analisis data secara kuantitatif
berupa data hasil evalusi siswa, hasil kuesioner, dan hasil observasi yang
diolah menjadi bentuk angka
Data-data yang telah diproses tersebut dapat untuk melihat perubahan
atau peningkatan yang terjadi di setiap siklus. Perubahan dapat dilihat dengan
cara membandingkan hasil sebelum diberi tindakan dan sesudah diberikan
tindakan yang berkaitan dengan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis
matematika siswa kelas VA SD Negeri Perumnas Condongcatur pada materi
KPK dan FPB.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8080
itung nilai akhir seti ap siswa dengan menggunaka
x 100
ung nilai rata-rat
a kelas dengan men
ggu
ungan persentase ketunt
asa
n
x 1
siswa deng
00%
1. Hasil Belajar
Peneliti menggunakan tes evaluasi yang digunakan untuk mengukur
hasil belajar siswa dengan bentuk soal uraian sebanyak 15 soal uraian.
Sesudah soal diujikan disetiap akhir siklus dan evaluasi akhir dengan
menggabungkan siklus 1 dan siklus 2, hasil nilai setiap siswa dimasukkan
ke dalam tabel dengan kriteria penilaian sebagai berikut:
a. Menentukan penskoran.
Tes evaluasi yang berupa soal uraian penskorannya dilakukan dengan
memberikan nilai disetiap nomornya. Setiap nomor mempunyai nilai
yang berbeda dan disesuaikan dengan tingkat kesukaran soal.
b. Mengh n rumus:
NA =
c. Menghit nakan rumus:
Mean =
d. Perhit an menggunakan rumus:
NA =
e. Membandingkan persentase evaluasi pada kondisi awal dengan akhir
siklus 1, akhir siklus 1 dengan akhir siklus 2, dan akhir siklus 2 dengan
evaluasi akhir yaitu gabungan siklus 1 dan siklus 2.
f. Menghitung kenaikan hasil belajar siswa antar siklus, apakah terjadi
peningkatan secara signifikan atau tidak dilihat dari persentase
ketuntasan maupun rata-rata kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8181
2. Kemampuan Berpikir Kritis
Penelitian ini menggunakan instrumen kuesioner dan lembar observasi
untuk mengumpulkan data kemampuan berpikir kritis matematika. Untuk
menghitung instrumen tersebut peneliti menggunakan kriteria PAP tipe 1
(Masidjo, 1995 : 153) sebagai berikut:
Tabel 3.12 PAP Tipe 1
Tingkat Penguasaan
Kompetensi Keterangan
90% - 100% Sangat Baik 80% - 89% Baik 65% - 79% Cukup Baik 55% - 79% Tidak Baik
Di bawah 55% Sangat Tidak Baik
Berdasarkan tabel 3.12 siswa yang dianggap mampu berpikir kritis
adalah siswa yang memenuhi kriteria minimal cukup kritis. Berikut adalah
langkah-langkah untuk menghitung data instrumen kuesioner dan observasi.
a. Lembar Kuesioner
Lembar Kuesioner terdiri dari pernyataan vavorable dan
pernyataan unvavorable yang berjumlah 20 butir pernyataan. Peneliti
menghitung data kuesioner dengan mencari rata-rata setiap indikator,
persentase setiap indikator, rata-rata secara keseluruhan, dan persentase
secara keseluruhan. Perhitungan data tersebut dapat dilihat berdasarkan
langkah berikut ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8282
enghitung skor rata-
− =
ra ta
ℎ
ℎ
uan berpikir kritis, denga
− =
n cara :
berikut:
=
1) Menghitung penskoran dengan cara menjumlahkan seluruh skor pada
setiap indikator.
2) M
3) Rata-rata yang telah diperoleh kemudian dikonversikan menjadi nilai
kemamp
Skor maksimal = jumlah pernyataan kuesioner setiap indikator x 5
(skala kuesioner)
4) Menghitung rentang skor setiap tingkat kriteria dengan cara:
a. Memasukkan hasil kuesioner setiap siswa perindikator.
b. Mencari jumlah skor yang diperoleh dari setiap siswa dalam
indikator.
c. Jumlah skor siswa yang diperoleh, kemudian dimasukkan ke dalam
kriteria dari PAP tipe 1 dengan sedikit modifikasi (Masidjo, 1995:
153)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8383
1. Indikator 1
Indikator 1 terdiri 4 pernyataan pada kuesioner, sehingga
didapatkan skor maksimal sebesar 20. Skor maksimal tersebut
didapatkan dari 4 x 5 = 20 {jumlah pernyataan dikalikan 5
(jumlah respon)}.
Tabel 3.13 Kriteria Indikator 1
Tingkat Penguasaan Kompetensi Rentang Skor Keterangan 90% – 100% 18 – 20 Sangat Kritis 80% – 89% 16 - 17,8 Kritis 65% – 79% 13 - 15,8 Cukup kritis 55% – 64% 11 - 12,8 Tidak kritis
< 55% 4 - 10,8 Sangat tidak kritis
2. Indikator 2
Indikator 2 terdiri 2 pernyataan pada kuesioner, sehingga
didapatkan skor maksimal sebesar 10. Skor maksimal tersebut
didapatkan dari 2 x 5 = 10 {jumlah pernyataan dikalikan 5
(jumlah respon)}.
Tabel 3.14 Kriteria Indikator 2
Tingkat Penguasaan Kompetensi Rentang Skor Keterangan 90% – 100% 9 – 10 Sangat Kritis 80% – 89% 8 - 8,9 Kritis 65% – 79% 6,5 - 7,9 Cukup kritis 55% – 64% 5,5 - 6,4 Tidak kritis
< 55% 2 - 5,4 Sangat tidak kritis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8484
3. Indikator 3
Indikator 3 terdiri 2 pernyataan pada kuesioner,
sehingga didapatkan skor maksimal sebesar 10. Skor maksimal
tersebut didapatkan dari 2 x 5 = 10 {jumlah pernyataan
dikalikan 5 (jumlah respon)}.
Tabel 3.15 Kriteria Indikator 3
Tingkat Penguasaan Kompetensi Rentang Skor Keterangan 90% – 100% 9 – 10 Sangat Kritis 80% – 89% 8 - 8,9 Kritis 65% – 79% 6,5 - 7,9 Cukup kritis 55% – 64% 5,5 - 6,4 Tidak kritis
< 55% 2 - 5,4 Sangat tidak kritis
4. Indikator 4
Indikator 4 terdiri 6 pernyataan pada kuesioner,
sehingga didapatkan skor maksimal sebesar 30. Skor maksimal
tersebut didapatkan dari 6 x 5 = 30 {jumlah pernyataan
dikalikan 5 (jumlah respon)}.
Tabel 3.16 Kriteria Indikator 4
Tingkat Penguasaan Kompetensi Rentang Skor Keterangan 90% – 100% 27 – 30 Sangat Kritis 80% – 89% 24 - 26,7 Kritis 65% – 79% 19,5 - 23,7 Cukup kritis 55% – 64% 16,5 - 19,2 Tidak kritis
< 55% 6 - 16,2 Sangat tidak kritis
5. Indikator 5
Indikator 5 terdiri 2 pernyataan pada kuesioner,
sehingga didapatkan skor maksimal sebesar 10. Skor maksimal
tersebut didapatkan dari 2 x 5 = 10 {jumlah pernyataan
dikalikan 5 (jumlah respon)}.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8585
Tabel 3.17 Kriteria Indikator 5
Tingkat Penguasaan Kompetensi Rentang Skor Keterangan 90% – 100% 9 – 10 Sangat Kritis 80% – 89% 8 - 8,9 Kritis 65% – 79% 6,5 - 7,9 Cukup kritis 55% – 64% 5,5 - 6,4 Tidak kritis
< 55% 2 - 5,4 Sangat tidak kritis
6. Indikator 6
Indikator 6 terdiri 4 pernyataan pada kuesioner,
sehingga didapatkan skor maksimal sebesar 20. Skor maksimal
tersebut didapatkan dari 4 x 5 = 20 {jumlah pernyataan
dikalikan 5 (jumlah respon)}.
Tabel 3.18 Kriteria Indikator 6
Tingkat Penguasaan Kompetensi Rentang Skor Keterangan
90% – 100% 18 – 20 Sangat Kritis 80% – 89% 16 - 17,8 Kritis 65% – 79% 13 - 15,8 Cukup kritis 55% – 64% 11 - 12,8 Tidak kritis
< 55% 4 - 10,8 Sangat tidak kritis
7. Keseluruhan indikator
Indikator 1 sampai dengan indikator 6 kemudian dibuat
skor secara keseluruhan. Skor keseluruhan kemampuan
berpikir kritis dapat dilihat pada tabel 3.19 sebagai berikut:
Tabel 3.19 Kriteria Keseluruhan Indikator
Tabel Penguasaan
Kompetensi
Rentang Skor
Keterangan
90% - 100% 90 – 100 Sangat kritis 80% – 89% 80 – 89 Kritis 65% - 79% 65 – 79 Cukup kritis 55% – 64% 55 - 64 Tidak kritis
< 55% <55 Sangat tidak kritis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8686
enghitung persentase jumlah siswa yan
ℎ = ℎ
g mini
ℎ
mal cukup kritis.
100%
5)
3) Lembar Observasi
Lembar observasi terdiri dari 6 indikator kemampuan berpikir
kritis, dan setiap indikator memuat 3 skala penilaian. Peneliti
menggunakan rata-rata setiap indikator, rata-rata secara keseluruhan, dan
persentase secara keseluruhan untuk mengitung data hasil obeservasi.
Perhitungan setiap indikator dapat dilakukan dengan langkah sebagai
berikut:
a. Rata-Rata Seluruh Siswa
1. Mencari rata-rata seluruh siswa siklus I yang diperoleh dari setiap
siswa.
2. Rata-rata pada siklus I dimasukkan ke dalam kriteria dengan skor
maksimal 3 (jumlah respon dalam lembar obesrvasi) sebagai
berikut:
Tabel 3.20 Kriteria Rata-Rata Observasi Seluruh Siswa
Tingkat Penguasaan Kompetensi
Rentang Skor
Keterangan
90% - 100% 2,7 – 3 Sangat kritis 80% – 89% 2,4 - 2,69 Kritis 65% - 79% 1,95 - 2,39 Cukup kritis 55% – 64% 1,65 - 1,94 Tidak kritis
< 55% 0 - 1,64 Sangat tidak kritis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8787
dengan cara:
x 100
%
3. Mencari rata-rata secara keseluruhan siklus II yang diperoleh dari
setiap siswa.
4. Rata-rata secara keselurhan dimasukkan ke dalam kriteria sesuai
pada tabel 3.20.
b. Persentase Secara Keseluruhan
1. Rata-rata setiap siswa dimasukkan ke dalam kriteria sesuai pada
tabel 3.20.
2. Menghitung jumlah siswa yang dianggap mampu berpikir kritis
(minimal cukup kritis).
3. Mencari persentase siswa yang dianggap mampu berpikir ktiris
(cukup kritis)
Persentase =
I. Indikator Keberhasilan
Sesuai dengan judul penelitian yang dipilih, penelitian ini mempunyai
dua variabel yaitu hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis. Hasil belajar
siswa diukur dengan menggunakan soal evaluasi di akhir siklus dan evaluasi
akhir dengan menggabungkan siklus 1 dan siklus 2. Hasil dari setiap siklus
digunakan untuk mengetahui apakah terjadi peningkatan hasil belajar siswa.
Begitu juga dengan kuesioner kemampuan berpikir kritis yang telah diolah
sehingga dapat diketahui adanya peningkatan dari kondisi awal ke akhir siklus
2. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk mata pelajaran matematika SDN
Perumnas Condongcatur adalah 65. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8888
tersebut didapatkan dari kriteria penetapan KKM yaitu kompleksitas (kesulitan
dan kerumitan), daya dukung, intake siswa (tingkat kemampuan rata-rata).
Peneliti menaikkan KKM dari 65 menjadi 69 pada siklus 1, siklus 2 menjadi
73, dan evaluasi akhir menjadi 77. Indikator keberhasilan yang ditargetkan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 3.21 Indikator Keberhasilan Hasil Belajar
No.
Indikator Kondisi
Awal Target Akhir Siklus
Deskriptor 1 2 1 dan 2
1.
Rata-rata kelas
57,66
70
75
80
Jumlah nilai seluruh
siswa dibagi jumlah
siswa
2.
Persentase
ketuntasan
51,19%
60%
70%
80%
Jumlah siswa yang tuntas dibagi
jumlah seluruh
siswa dikali 100%
Berdasarkan tabel 3.21 menunjukkan skor rata-rata hasil belajar siswa
pada kondisi awal adalah 57,66 dengan target pencapaian pada evaluasi 1 yaitu
70, evalusi 2 sebesar 75, dan evaluasi akhir adalah 80. Sedangkan persentase
jumlah siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal sebesar 51,19 % dengan
target pencapaian siklus I sebesar 60% dan target pencapain siklus II sebesar
70% dan target pencapaian evaluasi akhir yang merupakan evaluasi gabungan
siklus 1 dan siklus 2 adalah sebesar 80%. Target tersebut ditentukan melalui
diskusi peneliti dengan guru kelas VA. Pemerolehan target juga diperoleh
dengan mengamati kemampuan siswa pada kondisi awal. Pengamatan tersebut
berguna agar target dan hasil tidak terdapat selisih yang banyak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8989
Tabel 3.22 Indikator Keberhasilan Kemampuan Berpikir Kritis
Keseluruhan
No.
Indikator
Kondisi
Awal
Kondisi
Akhir
Deskriptor
1. Rata-rata nilai berpikir kritis 60,95 81,33
2.
Persentase siswa
37,5%
75% Jumlah siswa yang minimal cukup
kritis dibagi seluruh siswa dikali 100
Berdasarkan tabel 3.22 menunjukan bahwa rata-rata nilai berpikir kritis
pada kondisi awal 60,95 meningkat menjadi 81,33 di kondisi akhir. Sedangkan
persentase siswa pada kondisi awal sebesar 37,5% meningkat menjadi 81,33%
di kondisi akhir.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9090
J. Jadwal Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama 10 bulan mulai dari persiapan sampai
dengan revisi akhir. Peneliti menyajikan jadwal penelitian sebagai berikut:
Tabel 3.23 Jadwal Pelaksanaan Penelitian
No
Kegiatan
Waktu (Bulan)
Juli
2015 Agust
2015 Sept
2015 Okt
2015 Nov
2015 Des
2015 Jan
2015 Feb
2016 Mar
2016 Aprl
2016 1. Perijinan observasi
dan wawancara di
SD
2. Observasi dan
wawancara
Sebelum penelitian
3. Penyusunan dan
pengajuan Proposal
4. Persiapan perangkat
Pembelajaran
5. Pelaksanaan tindakan
6. Pengolahan data
hasil Penelitian
7. Penyelesaian
kelengkapan
8. Revisi 9. Ujian skripsi 10. Revisi akhir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam BAB IV ini peneliti membahas tentang hasil penelitian dan
pembahasan dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Hasil penelitian dan
pembahasan setiap siklus dapat di deskripsikan sebagai berikut:
A. Hasil Penelitian
1. Proses Pelaksanaan Penelitian
a. Kondisi Awal
Pelaksanaan penelitian diawali dengan melakukan pengamatan
yang bertujuan untuk mengetahui keadaan awal kemampuan berpikir
kritis dan hasil belajar matematika sebelum penerapan pembelajaran
kontekstual. Kondisi awal dijadikan sebagai bahan melaksanakan
tindakan pada siklus I dan siklus II.
1) Hasil Belajar
Peneliti mendapatkan hasil belajar siswa pada materi KPK dan
FPB siswa kelas VA SD Negeri Perumnas Condongcatur dua tahun
terakhir. Berikut ini data nilai siswa kelas VA tahun pelajaran
2013/2014 pada materi KPK dan FPB.
91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9292
Tabel 4.1 Nilai KPK dan FPB Siswa Kelas VA Tahun 2013/2014
No.
Nama
Nilai Ketuntasan
Tuntas Tidak Tuntas 1. DH 65 √ - 2. GHS 51 - √ 3. AY 71 √ - 4. MRA 80 √ - 5. RR 72 √ - 6. EA 82 √ - 7. THYA 60 - √ 8. KLIP 68 √ - 9. MM 70 √ -
10. ARB 62 - √ 11. RD 70 √ - 12. HBD 60 - √ 13. RYK 55 - √ 14. MH 69 √ - 15. ATJ 50 - √ 16. AKL 70 √ - 17. IHTR 75 √ - 18. NHF 60 - √ 19. IP 45 - √ 20 AWR 58 - √ 21. LLRG 70 √ - 22. RH 58 - √ 23. AS 65 √ - 24. NAP 50 - √ 25. ILM 40 - √ 26 IMS 60 - √
Jumlah Nilai 1.636 Rata-Rata 62,93
Jumlah Siswa Tuntas 13 13 Presentase Ketuntasan 50% 50%
Tabel 4.1 menunjukkan data keadaan awal hasil belajar siswa
kelas VA tahun ajaran 2013/ 2014 pada materi KPK dan FPB dengan
Kriteria Ketuntasan Minimal 65. Berdasarkan tabel tersebut terdapat
13 siswa dari 26 siswa yang tuntas atau berhasil mencapai KKM.
Persentase ketuntasan siswa hanya separuhnya saja atau sebesar 50%.
Nilai rata-rata kelas juga masih di bawah KKM yaitu dengan rata-rata
kelas 62,93. Data tersebut menunjukkan bahwa pada tahun pelajaran
2013/2014 hasil belajar siswa masih rendah. Agar lebih memperkuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9393
data, peneliti meninjau kembali hasil belajar matematika pada materi
KPK dan FPB siswa kelas VA pada tahun berikutnya, yaitu tahun
ajaran 2014/2015 yang dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut:
Tabel 4.2 Nilai KPK dan FPB Siswa Kelas VA Tahun 2014/2015
No.
Nama
Nilai Ketuntasan
Tuntas Tidak Tuntas 1. AFB 80 √ - 2. ADEP 61 - √ 3. AYT 55 - √ 4. ALP 70 √ - 5. HTA 65 √ - 6. HWW 60 - √ 7. IRS 60 - √ 8. IDP 63 - √ 9. IIRP 66 √ -
10. RWB 40 - √ 11. RPD 70 √ - 12. SHT 61 - √ 13. UNA 79 √ - 14. VFA 60 - √ 15. TDPR 73 √ - 16. YAH 67 √ - 17. ZAA 64 - √ 18. ZS 71 √ - 19. ZFN 68 √ - 20 BPJS 55 - √ 21. FZP 79 √ -
Jumlah Nilai 1.367 Rata-Rata 52,38
Jumlah Siswa Tuntas 11 10 Persentase Ketuntasan 52,38% 47,62%
Tabel 4.2 menunjukkan data keadaan awal hasil belajar siswa
kelas VA tahun ajaran 2014/ 2015 pada materi KPK dan FPB dengan
Kriteria Ketuntasan Minimal yang masih sama dengan tahun
sebelumnya yaitu 65. Berdasarkan tabel tersebut terdapat 11 (52,38%)
siswa dari 21, sedangkan siswa yang belum tuntas atau belum
mencapai KKM sebanyak 10 siswa (47,62%). Nilai rata-rata kelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9494
juga masih di bawah KKM sama seperti tahun sebelumnya bahkan
lebih menurun, yaitu dengan rata-rata kelas 52,38. Data tersebut
menunjukkan bahwa pada tahun pelajaran 2013/2014 hasil belajar
siswa masih rendah.
Data hasil belajar dua tahun terakhir yang diperoleh peneliti
tersebut kemudian didapatkan rata-rata nilai yaitu 57,66 dengan
persentase ketuntasan 51,19%. Hasil belajar siswa dapat disimpulkan
masih rendah dengan persentase ketuntasan hanya separuh dan rata-
rata yang masih jauh dari KKM.
2) Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
Keadaan awal kemampuan berpikir kritis siswa dapat dilihat
dari hasil kuesioner yang dilakukan pada hari Rabu 30 September
2015. Berdasarkan hasil kuesioner yang terdiri dari 20 pernyataan,
dapat dilihat bahwa kemampuan berpikir kritis matematika siswa
masih rendah. Pengamatan dilakukan dengan menghitung persentase
jumlah siswa yang dianggap mampu berpikir kritis disetiap
indikatornya. Hasil kuesioner kemampuan berpikir kritis sebelum
tindakan diperoleh skor rata-rata yang dicapai yang kemudian
dikonversikan ke dalam sebuah nilai. Nilai kemampuan berpikir kritis
didapatkan dari rata-rata dibagi skor maksimal disetiap indikator dan
dikalikan 100. Skor rata-rata dan nilai kemampuan berpikir kritis
siswa adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9595
Tabel 4.3 Nilai Kemampuan Berpikir Kritis Kondisi Awal
No.
Indikator Skor Rata-Rata yang Dicapai
Nilai Kemampuan
Berpikir Kritis 1. Menganalisis argumen 11,3 56,5 2. Mampu bertanya 6,2 62 3. Mampu menjawab pertanyaan 5,8 58 4. Memecahkan masalah 18,3 61 5. Membuat kesimpulan 6,9 69
6. Keterampilan mengevaluasi dan menilai hasil dari pengamatan.
12,5
62,5
Keseluruhan 60,95 60,95
Berdasarkan tabel 4.3 tersebut, indikator pertama diperoleh
rata-rata 11,3 dengan nilai kemampuan berpikir kritis 56,5. Indikator
kedua diperoleh rata-rata 6,2 dengan nilai kemampuan berpikir kritis
62. Indikator ketiga diperoleh rata-rata 5,8 dengan nilai kemampuan
berpikir kritis 58. Indikator keempat diperoleh rata-rata 18,3 dengan
nilai kemampuan berpikir kritis 61. Indikator kelima diperoleh rata-
rata 6,9 dengan nilai kemampuan berpikir kritis 69. Indikator keenam
diperoleh rata-rata 12,5 dengan nilai kemampuan berpikir kritis 62,5.
Peneliti juga menyajikan data hasil kuesioner kondisi awal setiap
siswa untuk masing-masing indikatornya sebagai berikut:
a. Indikator 1
Indikator 1 yaitu menganalisis argumen terdiri dari 4
pernyataan pada kuesioner, yaitu pernyataan favorabel pada nomor
5 dan 6 serta pernyataan unfavorabel pada nomor 11 dan 14. Kisi-
kisi kuesioner tersebut dapat dilihat pada tabel 3.3, sedangkan
perhitungan pada setiap pernyataan dapat dilihat pada tabel berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9696
Tabel 4.4 Skor Indikator 1 Kemampuan Berpikir Kritis Kondisi Awal
No
Nama Item
Skor
Kriteria 5 6 11 14
1 TA 4 1 4 4 13 Cukup Kritis 2 AK 1 2 2 4 9 Sangat tidak kritis 3 APAL 1 3 3 2 9 Sangat tidak kritis 4 ABCK 2 4 2 5 13 Cukup Kritis 5 CAS 2 2 1 3 8 Sangat tidak kritis 6 FSA 3 2 5 2 12 Tidak kritis 7 HPZ 4 5 5 4 18 Sangat Kritis 8 AAA 5 2 4 3 14 Cukup Kritis 9 KPH 3 1 4 4 12 Tidak kritis
10 MFAA 1 1 3 2 7 Sangat tidak kritis 11 NFA 2 4 1 3 10 Sangat tidak kritis 12 RMKI 1 1 1 2 5 Sangat tidak kritis 13 AOAP 2 1 2 2 7 Sangat tidak kritis 14 AAN 3 2 4 5 14 Cukup kritis 15 ARA 4 2 4 4 14 Cukup kritis 16 ARA 1 2 3 4 10 Sangat tidak kritis 17 ARR 2 1 3 3 9 Sangat tidak kritis 18 BR 3 2 3 2 10 Sangat tidak kritis 19 FS 4 1 2 1 8 Sangat tidak kritis 20 EAR 5 1 5 5 16 Kritis 21 FIS 2 3 4 5 14 Cukup kritis 22 KDTN 2 4 4 4 14 Cukup kritis 23 R 3 3 4 4 14 Cukup kritis 24 KNH 2 5 2 2 11 Tidak kritis
Jumlah skor kelas 271 Rata-rata skor kelas 11,3 Tidak kritis Nilai rata-rata kelas 56,5 Tidak kritis
Jumlah siswa yang minimal cukup kritis 10 Persentase jumlah siswa 41,66%
Berdasarkan tabel 4.4 didapatkan jumlah skor kelas 271
dengan rata-rata skor kelas 11,3 dan dikonversikan menjadi nilai
rata-rata yaitu 56,5. Terdapat 10 siswa dari 24 jumlah siswa
seluruhnya yang termasuk ke dalam kriteria minimal cukup kritis
atau dengan persentase 41,66%. Kriteria maksimal pada indikator 1
yaitu 20 (jumlah pernyataan x 5). Kriteria pada masing-masing skor
dapat dilihat pada tabel 3.13.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9797
b. Indikator 2
Indikator 2 yaitu mampu bertanya terdiri dari 2 pernyataan
pada kuesioner, yaitu pernyataan favorabel pada nomor 1 serta
pernyataan unfavorabel pada nomor 3. Kisi-kisi kuesioner tersebut
dapat dilihat pada tabel 3.3 sedangkan perhitungan pada setiap
pernyataan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.5 Skor Indikator 2 Kemampuan Berpikir Kritis Kondisi Awal
No
Nama Item
Skor
Kriteria 1 3
1 TA 5 4 9 Sangat kritis 2 AK 3 4 7 Cukup kritis 3 APAL 3 4 7 Cukup kritis 4 ABCK 2 2 4 Sangat tidak kritis 5 CAS 4 4 8 Kritis 6 FSA 1 2 3 Sangat tidak kritis 7 HPZ 2 2 4 Sangat tidak kritis 8 AAA 5 4 9 Sangat kritis 9 KPH 4 2 6 Tidak kritis
10 MFAA 4 5 9 Sangat kritis 11 NFA 2 1 3 Sangat tidak kritis 12 RMKI 2 4 6 Tidak kritis 13 AOAP 2 2 4 Sangat tidak kritis 14 AAN 2 4 6 Tidak kritis 15 ARA 3 2 5 Sangat tidak kritis 16 ARA 5 2 7 Cukup kritis 17 ARR 2 4 6 Tidak kritis 18 BR 3 5 8 Kritis 19 FS 4 4 8 Kritis 20 EAR 3 2 5 Sangat tidak kritis 21 FIS 1 2 3 Sangat tidak kritis 22 KDTN 2 4 6 Tidak kritis 23 R 3 4 7 Cukup kritis 24 KNH 5 4 9 Sangat kritis
Jumlah skor kelas 149 Rata-rata skor kelas 6,2 Tidak kritis Nilai rata-rata kelas 62 Tidak kritis
Jumlah siswa yang minimal cukup kritis
11
Persentase jumlah siswa 45,83%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9898
Berdasarkan tabel 4.5 didapatkan jumlah skor kelas 149
dengan rata-rata skor kelas 6,2 dan dikonversikan menjadi nilai rata-
rata yaitu 62. Terdapat 11 siswa dari 24 jumlah siswa seluruhnya yang
termasuk ke dalam kriteria minimal cukup kritis atau dengan
persentase 45,83%. Kriteria maksimal pada indikator 2 yaitu 10
(jumlah pernyataan x 5). Kriteria pada masing-masing skor dapat
dilihat pada tabel 3.14
c. Indikator 3
Indikator 3 yaitu mampu menjawab pertanyaan terdiri dari 2
pernyataan pada kuesioner, yaitu pernyataan favorabel pada nomor 4
serta pernyataan unfavorabel pada nomor 8. Kisi-kisi kuesioner
tersebut dapat dilihat pada tabel 3.3 sedangkan perhitungan pada
setiap pernyataan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.6 Skor Indikator 3 Kemampuan Berpikir Kritis Kondisi Awal
No
Nama Item
Skor
Kriteria 4 8
1 TA 4 4 8 Kritis 2 AK 2 5 7 Cukup kritis 3 APAL 3 2 5 Sangat tidak kritis 4 ABCK 2 4 6 Tidak kritis 5 CAS 1 4 5 Sangat tidak kritis 6 FSA 4 3 7 Cukup kritis 7 HPZ 2 2 4 Sangat tidak kritis 8 AAA 3 2 5 Sangat tidak kritis 9 KPH 2 1 3 Sangat tidak kritis
10 MFAA 2 4 6 Tidak kritis 11 NFA 4 3 7 Cukup kritis 12 RMKI 4 3 7 Cukup kritis 13 AOAP 4 2 6 Tidak kritis 14 AAN 1 1 2 Sangat tidak kritis 15 ARA 4 3 7 Cukup kritis 16 ARA 5 2 7 Cukup kritis 17 ARR 3 4 7 Cukup kritis 18 BR 5 2 7 Cukup kritis 19 FS 1 5 6 Tidak kritis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9999
20 EAR 4 2 6 Tidak kritis 21 FIS 1 4 5 Sangat tidak kritis 22 KDTN 2 4 6 Tidak kritis 23 R 1 4 5 Sangat tidak kritis 24 KNH 1 4 5 Sangat tidak kritis
Jumlah skor kelas 139 Rata-rata skor kelas 5,8 Tidak kritis Nilai rata-rata kelas 58 Tidak kritis
Jumlah siswa yang minimal cukup kritis
9
Persentase jumlah siswa 37,5%
Berdasarkan tabel 4.6 didapatkan jumlah skor kelas 139
dengan rata-rata skor kelas 5,8 dan dikonversikan menjadi nilai rata-
rata yaitu 58. Terdapat 9 siswa dari 24 jumlah siswa seluruhnya yang
termasuk ke dalam kriteria minimal cukup kritis atau dengan
persentase 37,5%. Kriteria maksimal pada indikator 3 yaitu 10
(jumlah pernyataan x 5). Kriteria pada masing-masing skor dapat
dilihat pada tabel 3.15.
d. Indikator 4
Indikator 4 yaitu memecahkan masalah terdiri dari 6
pernyataan pada kuesioner, yaitu pernyataan favorabel pada nomor 2,
7, dan 17 serta pernyataan unfavorabel pada nomor 9, 10, dan 15.
Kisi-kisi kuesioner tersebut dapat dilihat pada tabel 3.3 sedangkan
perhitungan pada setiap pernyataan dapat dilihat pada tabel berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100100100
Tabel 4.7 Skor Indikator 4 Kemampuan Berpikir Kritis Kondisi Awal
No
Nama Item
Skor
Kriteria 2 7 9 10 15 17
1 TA 1 4 4 4 4 3 20 Cukup kritis 2 AK 5 3 4 4 2 2 20 Cukup kritis 3 APAL 4 4 4 5 3 4 24 Kritis 4 ABCK 4 4 5 5 3 3 24 Kritis 5 CAS 3 2 4 4 5 1 19 Tidak kritis 6 FSA 1 3 4 4 5 1 18 Tidak kritis 7 HPZ 1 4 5 4 4 1 19 Tidak kritis 8 AAA 3 5 3 4 4 1 20 Cukup kritis 9 KPH 1 1 1 1 4 4 12 Sangat tidak kritis
10 MFAA 2 4 3 1 3 5 18 Tidak kritis 11 NFA 4 3 2 4 5 3 21 Cukup kritis 12 RMKI 2 2 5 3 1 1 14 Sangat tidak kritis 13 AOAP 4 3 4 1 2 2 16 Sangat tidak kritis 14 AAN 5 1 4 1 3 1 15 Sangat tidak kritis 15 ARA 2 2 3 2 3 1 13 Sangat tidak kritis 16 ARA 3 4 5 3 3 2 20 Cukup kritis 17 ARR 3 2 1 3 4 2 15 Sangat tidak kritis 18 BR 2 2 3 4 4 3 18 Tidak kritis 19 FS 2 3 4 4 4 4 21 Cukup kritis 20 EAR 1 3 4 4 4 2 18 Tidak kritis 21 FIS 4 2 4 5 2 3 20 Cukup kritis 22 KDTN 3 3 2 4 2 3 17 Tidak kritis 23 R 2 2 5 2 4 5 20 Cukup kritis 24 KNH 3 3 2 3 4 3 18 Tidak kritis
Jumlah skor kelas 440 Rata-rata skor kelas 18,3 Tidak kritis Nilai rata-rata kelas 61 Tidak kritis
Jumlah siswa yang minimal cukup kritis 10 Persentase jumlah siswa 41,66%
Berdasarkan tabel 4.7 didapatkan jumlah skor kelas 440
dengan rata-rata skor kelas 18,3 dan dikonversikan menjadi nilai rata-
rata yaitu 61. Terdapat 10 siswa dari 24 jumlah siswa seluruhnya yang
termasuk ke dalam kriteria minimal cukup kritis atau dengan
persentase 41,66%. Kriteria maksimal pada indikator 4 yaitu 30
(jumlah pernyataan x 5). Kriteria pada masing-masing skor dapat
dilihat pada tabel 3.16.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101101101
e. Indikator 5
Indikator 5 yaitu membuat kesimpulan terdiri dari 2 pernyataan
pada kuesioner, yaitu pernyataan favorabel pada nomor 12 serta
pernyataan unfavorabel pada nomor 13. Kisi-kisi kuesioner tersebut
dapat dilihat pada tabel 3.3 sedangkan perhitungan pada setiap
pernyataan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.8 Skor Indikator 5 Kemampuan Berpikir Kritis Kondisi Awal
No
Nama Item
Skor
Kriteria 12 13
1 TA 4 4 8 Kritis 2 AK 1 4 5 Sangat tidak kritis 3 APAL 3 4 7 Cukup kritis 4 ABCK 2 4 6 Tidak kritis 5 CAS 3 4 7 Cukup kritis 6 FSA 1 5 6 Tidak kritis 7 HPZ 1 2 3 Sangat tidak kritis 8 AAA 1 5 6 Tidak kritis 9 KPH 4 4 8 Kritis
10 MFAA 5 4 9 Sangat kritis 11 NFA 5 3 8 Kritis 12 RMKI 4 3 7 Cukup kritis 13 AOAP 3 3 6 Tidak kritis 14 AAN 4 4 8 Kritis 15 ARA 3 5 8 Kritis 16 ARA 2 5 7 Cukup kritis 17 ARR 2 5 7 Cukup kritis 18 BR 2 4 6 Tidak kritis 19 FS 1 5 6 Tidak kritis 20 EAR 1 5 6 Tidak kritis 21 FIS 4 4 8 Kritis 22 KDTN 5 4 9 Sangat kritis 23 R 4 2 6 Tidak kritis 24 KNH 4 4 8 Kritis
Jumlah skor kelas 165 Rata-rata skor kelas 6,9 Cukup kritis Nilai rata-rata kelas 69 Cukup kritis
Jumlah siswa yang minimal cukup kritis
14
Persentase jumlah siswa 58,33%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102102102
Berdasarkan tabel 4.8 didapatkan jumlah skor kelas 165
dengan rata-rata skor kelas 6,9 dan dikonversikan menjadi nilai rata-
rata yaitu 69. Terdapat 14 siswa dari 24 jumlah siswa seluruhnya yang
termasuk ke dalam kriteria minimal cukup kritis atau dengan
persentase 58,33%. Kriteria maksimal pada indikator 5 yaitu 10
(jumlah pernyataan x 5). Kriteria pada masing-masing skor dapat
dilihat pada tabel 3.17.
f. Indikator 6
Indikator 6 yaitu keterampilan mengevaluasi dan menilai hasil
dari pengamatan terdiri dari 4 pernyataan pada kuesioner, yaitu
pernyataan favorabel pada nomor 18 dan 19 serta pernyataan
unfavorabel pada nomor 16 dan 20. Kisi-kisi kuesioner tersebut dapat
dilihat pada tabel 3.3 sedangkan perhitungan pada setiap pernyataan
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.9 Skor Indikator 6 Kemampuan Berpikir Kritis Kondisi Awal
No
Nama Item
Skor
Kriteria 16 18 19 20
1 TA 4 5 3 4 16 Kritis 2 AK 4 2 3 4 13 Cukup kritis 3 APAL 5 2 2 5 14 Cukup kritis 4 ABCK 2 2 2 5 11 Tidak kritis 5 CAS 1 3 4 4 12 Tidak kritis 6 FSA 5 4 2 4 15 Cukup kritis 7 HPZ 4 3 4 5 16 Kritis 8 AAA 2 2 2 5 11 Tidak kritis 9 KPH 5 4 1 4 14 Cukup kritis 10 MFAA 5 5 4 3 17 Kritis 11 NFA 4 3 1 4 12 Tidak kritis 12 RMKI 4 4 1 2 11 Tidak kritis 13 AOAP 3 2 2 2 9 Sangat tidak kritis 14 AAN 3 1 2 3 9 Sangat tidak kritis 15 ARA 4 5 4 3 16 Kritis 16 ARA 2 2 3 3 10 Sangat tidak kritis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103103103
17 ARR 1 2 3 3 9 Sangat tidak kritis 18 BR 3 2 2 1 8 Sangat tidak kritis 19 FS 4 2 1 2 9 Sangat tidak kritis 20 EAR 2 2 1 4 9 Sangat tidak kritis 21 FIS 4 4 3 4 15 Cukup kritis 22 KDTN 4 5 2 3 14 Cukup kritis 23 R 3 4 5 3 15 Cukup kritis 24 KNH 4 1 4 5 14 Cukup kritis
Jumlah skor kelas 299 Rata-rata skor kelas 12,5 Tidak kritis Nilai rata-rata kelas 62,5 Tidak kritis
Jumlah siswa yang minimal cukup kritis 12 Persentase jumlah siswa 50%
Tabel 4.9 didapatkan jumlah skor kelas 299 dengan rata-rata
skor kelas 12,5 dan dikonversikan menjadi nilai rata-rata yaitu 62,5.
Terdapat 12 siswa dari 24 jumlah siswa seluruhnya yang termasuk ke
dalam kriteria minimal cukup kritis atau dengan persentase 50%.
Kriteria maksimal pada indikator 6 yaitu 20 (jumlah pernyataan x 5).
Kriteria pada masing-masing skor dapat dilihat pada tabel 3.18.
Tabel 4.10 Skor Keseluruhan Indikator Kondisi Awal
No
Nama Indikator
Skor
Kriteria 1 2 3 4 5 6
1 TA 13 9 8 20 8 16 74 Cukup kritis 2 AK 9 7 7 20 5 13 61 Cukup kritis 3 APAL 9 7 5 24 7 14 66 Kritis 4 ABCK 13 4 6 24 6 11 64 Kritis 5 CAS 8 8 5 19 7 12 59 Tidak kritis 6 FSA 12 3 7 18 6 15 61 Tidak kritis 7 HPZ 18 4 4 19 3 16 64 Tidak kritis 8 AAA 14 9 5 20 6 11 65 Cukup kritis 9 KPH 12 6 3 12 8 14 55 Sangat tidak kritis 10 MFAA 7 9 6 18 9 17 66 Tidak kritis 11 NFA 10 3 7 21 8 12 61 Cukup kritis 12 RMKI 5 6 7 14 7 11 50 Sangat tidak kritis 13 AOAP 7 4 6 16 6 9 48 Sangat tidak kritis 14 AAN 14 6 2 15 8 9 54 Sangat tidak kritis 15 ARA 14 5 7 13 8 16 63 Sangat tidak kritis 16 ARA 10 7 7 20 7 10 61 Cukup kritis 17 ARR 9 6 7 15 7 9 53 Sangat tidak kritis 18 BR 10 8 7 18 6 8 57 Tidak kritis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104104104
19 FS 8 8 6 21 6 9 58 Cukup kritis 20 EAR 16 5 6 18 6 9 60 Tidak kritis 21 FIS 14 3 5 20 8 15 65 Cukup kritis 22 KDTN 14 6 6 17 9 14 66 Tidak kritis 23 R 14 7 5 20 6 15 67 Cukup kritis 24 KNH 11 9 5 18 8 14 65 Tidak kritis Jumlah skor kelas 1.463 Rata-rata skor kelas 60,95 Tidak kritis Nilai rata-rata kelas 60,95 Tidak kritis Jumlah siswa yang minimal cukup kritis 9 Persentase jumlah siswa 37,5%
Kemampuan berpikir kritis siswa pada kondisi awal dapat
disimpulkan bahwa rata-rata skor seluruh siswa didapatkan hasil 3,03
dengan kriteria tidak kritis. Jumlah skor kelas diperoleh hasil 1.463
dengan rata-rata kelas 60,95 (tidak kritis) dan nilai rata-rata kelas
yaitu 60,95 (tidak kritis). Persentase jumlah siswa yang kritis seacara
keselurahan adalah sebesar 37,5% (9 dari 24 siswa) dengan kriteria
sangat tidak kritis. Kriteria keseluruhan indikator dapat dilihat pada
tabel 3.19.
b. Pelaksanaan Siklus 1
Pelaksanaan tindakan pada siklus I dimulai tanggal 3 Oktober 2015
di kelas VA SDN Perumnas Condongcatur tahun pelajaran 2015/2016.
Pelaksanaan siklus I dilakukan sebanyak dua kali pertemuan, dengan
alokasi waktu di setiap pertemunanya 3x35 menit.
1) Perencanaan
Perencanaan yang dilakukan peneliti adalah mempersiapkan
segala sesuatu yang digunakan dan dibutuhkan dalam penelitian.
Peneliti mengkaji kompetensi dasar, indikator, dan materi pokok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105105105
penelitian terlebih dahulu. Peneliti melanjutkan menyusun silabus,
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa
(LKS), lembar soal evalusi, rubrik penilaian, dan media pembelajaran
yang bertujuan untuk membantu siswa dalam belajar. Selain itu
peneliti juga menyusun rubrik pengamatan kemampuan berpikir kritis
siswa selama pelaksanaan proses pembelajaran.
2) Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan, kegiatan pembelajaran dilakukan
sebanyak dua kali pertemuan dengan alokasi waktu setiap
pertemuannya 3x35 menit atau 3 jam pelajaran menyesuaikan jam
pelajaran di SDN Perumnas Condongcatur bahwa setiap jamnya
beralokasikan 35 menit.
a. Pertemuan I
Pertemuan pertama pada siklus I dilaksanakan pada hari
Sabtu, 3 Oktober 2015 dengan alokasi waktu 3x35 menit atau 3 jam
pelajaran. Pertemuan pertama membahas tentang bilangan prima,
faktorisasi prima dengan menggunakan pohon faktor, dan mencari
KPK dengan menggunakan bantuan kalender. Pelaksanaan
pertemuan pertama siklus I memuat komponen-komponen
pembelajaran kontekstual sebagai berikut:
Guru membuka pembelajaran dengan berdoa, memberikan
salam, dan melakukan absensi. Guru mengkondisikan siswa dan
meminta siswa untuk bersiap mengikuti pembelajaran. Guru juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106106106
mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa mengenai kelipatan
dan bilangan prima sebagai pengantar sebelum masuk ke dalam
materi.
Guru menerapkan komponen masyarakat belajar melalui
pembagian kelompok, yaitu menjadi dua kelompok besar untuk
melakukan sebuah permainan sebelum materi dimulai. Permainan
yang diberikan guru kepada siswa adalah Happy Clap.
Sebelum memulai permainan, guru mengecek pemahaman
siswa terlebih dahulu mengenai kelipatan. Guru bertanya mengenai
kelipatan dari 2, 3, dan 4, sehingga dapat dilihat bahwa siswa telah
mengetahui mengenai konsep kelipatan sebagai tahap awal
mengetahui konsep KPK. Guru menjelaskan hubungan permainan
Happy Clap dengan KPK. Ketika mereka bertepuk tangan secara
bersama pada satu angka, maka angka tersebut yang menjadi
jawaban dari KPK. Maka siswa dapat menyimpulkan bahwa KPK
adalah angka terkecil yang sama dan saling bertemu.
Guru menjelaskan aturan permainan, yaitu kelompok pertama
bertepuk tangan ketika guru mengatakan angka 2 dan kelipatannya,
sedangkan kelompok dua bertepuk tangan ketika guru mengatakan
angka 3 dan kelipatannya. Setelah menjelaskan aturan tersebut
kepada siswa, guru memulai permainan dan menghitung bilangan
asli sampai 20. Melalui permainan tersebut guru menyampaikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107107107
tujuan pembelajaran dan siswa kembali ke tempat duduk masing-
masing.
Selanjutnya pada kegiatan inti, siswa dibagi menjadi 5
kelompok dengan anggota yang heterogen (masyarakat belajar).
Pembagian kelompok secara heterogen dapat saling membelajarkan
antar anggota kelompok. Kegiatan selanjutnya setelah siswa dibagi
menjadi beberapa kelompok, guru membagikan lembar kerja siswa
berupa angka 1-100 untuk setiap kelompok. Siswa diminta untuk
melingkari angka-angka yang termasuk ke dalam bilangan prima
sesuai dengan pengetahuan yang telah mereka miliki sebelumnya
(konstruktivisme). Ketika siswa mulai bingung, guru tidak
memberikan jawaban langsung kepada para siswa, namun guru
menjelaskan dengan mengkaitkan pengetahuan yang telah dimiliki
siswa. Selanjutnya siswa dapat melanjutkan lembar kerja dengan
berkelompok. Kegiatan tersebut termasuk ke dalam komponen
konstruktivisme.
Kegiatan konstruktivisme dapat melatih kemampuan berpikir
kritis siswa ketika mereka berusaha untuk memecahkan masalah
(indikator berpikir kritis) dan mencari mana saja yang termasuk
bilangan prima. Para siswa tidak bisa asal melingkari angka, namun
mereka akan memilihnya dan menilai hasil dari pengamatannya
(indikator berpikir kritis). Setelah siswa selesai mengerjakan LKS,
perwakilan dari beberapa kelompok maju ke depan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108108108
mempresentasikan pekerjaannya. Ketika para siswa saling
bekerjasama untuk mengerjakan tugas kelompok, mereka juga akan
belajar untuk menganalisis argumen (indikator berpikir kritis). Para
siswa mencari bilangan prima antara 1-100 banyak kemungkinan
jawaban dan pendapat dari anggota kelompoknya. Hal tersebut
akan melatih kemampuan berpikir kritis siswa untuk menganalisis
kembali jawaban teman sampai mereka mendapatkan hasil yang
benar. Guru menunjuk salah satu siswa untuk maju ke depan
menuliskan hasil pekerjaannya. Selanjutnya guru menjelaskan
mengenai bilangan prima.
Selanjutnya siswa kembali mendapatkan kalender untuk
melakukan peragaan menemukan konsep KPK. Sebelum para siswa
menggunakan media kalender, guru memeragakannya terlebih
dahulu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh siswa (pemodelan).
Ketika guru memeragakan media, guru tetap mengajak siswa untuk
ikut berpartisipasi menjawab pertanyaan dari guru. Guru tidak
memberikan contoh sampai selesai karena nantinya siswa akan
mencoba menyelesaikan dan mencari jawaban dari soal yang
berbeda.
Setelah guru menjelaskan, siswa mulai melakukan peragaan
dengan menggunakan media kalender dan melakukan sebuah
proses untuk menemukan sendiri konsep dari KPK (inkuiri). Siswa
memberikan tanda lingkaran untuk hasil kelipatan dari 4 dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109109109
memberikan tanda centang untuk hasil kelipatan dari 6. Siswa akan
menemukan bahwa terdapat 2 tanda (lingkaran dan centang) pada
satu angka. Berdasarkan hasil dari percobaan siswa tersebut, dapat
diketahui bahwa KPK adalah bilangan terkecil yang saling bertemu
atau bersekutu yang diperoleh dari hasil kelipatan dan didapatkan
hasil yaitu 26. Setelah siswa selesai mengerjakan beberapa soal,
kemudian perwakilan dari kelompok menuliskan jawabannya.
Melalui kegiatan inkuiri tersebut, siswa berlatih untuk
berpikir kritis yaitu memecahkan masalah, membuat kesimpulan,
serta keterampilan mengevaluasi dan menilai hasil dari
pengamatan. Siswa memecahkan masalah ketika mereka mencari
tahu konsep dari KPK dengan menggunakan kalender. Siswa juga
dapat menarik sebuah kesimpulan bahwa KPK dapat ditentukan
dengan menggunakan kelipatan dan mencari bilangan sama dan
yang terkecil dari kelipatan tersebut. Siswa juga mengevaluasi
dengan memberikan penilaian dari hasil kelipatan yang didapatkan
apakah sudah benar atau belum. Apabila mereka tidak menemukan
2 tanda dalam satu angka, maka mereka akan kembali
mengevaluasi hasil dari kelipatan tersebut.
Guru dan siswa melakukan tanya jawab (bertanya) mengenai
hubungan kalender dengan KPK. Kegiatan bertanya ini bertujuan
untuk memancing siswa agar dapat menemukan sendiri konsep
KPK. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru mengenai KPK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110110110
dengan menggunakan pohon faktor. Setelah siswa mengetahui cara
menentukan KPK, maka siswa diharuskan mengerjakan soal secara
individu. Beberapa siswa maju ke depan untuk menuliskan hasil
pekerjaannya di papan tulis.
Pada kegiatan penutup, siswa membuat sebuah kesimpulan
mengenai apa yang telah dipelajari dengan menuliskannya di buku
catatan. Indikator berpikir kritis juga nampak ketika siswa
membuat kesimpulan. Sebagai kegiatan akhir siswa merefleksikan
hal-hal yang telah dipelajari selama kegiatan berlangsung, dengan
menuliskan kesulitan dan kendala yang dihadapi dalam lembar
refleksi. Guru memberikan tindak lanjut kepada siswa untuk
mempelajari materi selanjunya. Guru menunjuk salah satu siswa
untuk memimpin doa dan menutup pembelajaran dengan doa.
b. Pertemuan II
Pertemuan kedua pada siklus I dilaksanakan pada hari
Selasa, 6 Oktober 2015 dengan alokasi waktu 3x35 menit atau 3
jam pelajaran. Pertemuan kedua membahas tentang soal cerita KPK
dengan menggunakan media gambar. Pelaksanaan pertemuan
kedua siklus I memuat komponen-komponen pembelajaran
kontekstual sebagai berikut:
Guru membuka pembelajaran dengan berdoa, memberikan
salam, dan melakukan absensi. Guru mengkondisikan kelas dan
meminta siswa agar siap mengikuti pembelajaran. Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111111111
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan
sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari. Guru memotivasi
siswa dengan permainan Happy Clap tentang kelipatan seperti
pertemuan sebelumnya. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Pada kegiatan inti guru memberikan beberapa pertanyaan
mengenai KPK (bertanya). Guru menjelaskan kembali mengenai
cara mencari KPK untuk mengulang ingatan siswa. Selanjutnya,
siswa kembali dibagi ke dalam kelompok sesuai dengan kelompok
pertemuan pertama (masyarakat belajar). Setiap kelompok
menerima media gambar agar lebih mudah memahami materi soal
cerita KPK. Sebelum para siswa memeragakan media, guru
memberikan contoh terlebih dahulu sehingga siswa lebih paham
pemodelan. Ketika guru memberikan contoh cara penggunaan
media, siswa juga ikut serta menjawab beberapa pertanyaan dari
guru. Indikator mampu bertanya juga dapat muncul ketika guru
memeragakan media dan memberikan contoh kepada siswa, karena
dapat memancing rasa keingintahuan siswa
Siswa memeragakan media gambar dengan menggunakan
pengetahuan yang mereka miliki sebelumnya (kostruktivisme).
Selain mendapatkan media gambar, siswa juga mendapatkan soal
cerita sehari-hari mengenai KPK. Kemampuan berpikir kritis siswa
yaitu menganalisis argumen juga sangat diperlukan ketika terdapat
anggota kelompok yang berpendapat. Akan ada beberapa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112112112
kemungkinan pendapat, dan apabila siswa salah menempelkan
jumlah kelipatan gambar maka KPK yang didapatkan juga akan
salah. Hal tersebut juga memancing siswa untuk mengevaluasi dan
menilai kembali (indikator berpikir kritis) data yang mereka
peroleh.
Kegiatan selanjutnya adalah memecahkan masalah
(indikator berpikir kritis) dalam kegiatan inkuiri. Siswa akan
memcahkan masalah dalam soal cerita yang telah dibagikan.
Masalah tersebut akan dipecahkan dengan menggunakan media
gambar yang telah diterima. Jadi siswa mencoba menemukan
sendiri hasil dari permaalahan tersebut (inkuiri) melalui
serangkaian proses dengan menggunakan media dan pengetahuan
yang mereka miliki sebelumnya (konstruktivisme).
Selanjutnya siswa akan menemukan gambar yang telah
ditempel tersebut dan akan bertemu pada satu garis lurus yang
merupakan hasil dari KPK. Melalui hasil tersebut siswa dapat
membuat sebuah kesimpulan (indikator berpikir kritis) bahwa soal
cerita KPK juga dapat diselesaikan dengan menggunakan kelipatan.
Kegiatan selanjutnya guru kembali memberikan soal cerita yang
berbeda beserta media gambarnya. Siswa kembali bekerja dalam
kelompok untuk memecahkan permasalahan yang ada dalam soal.
Kegiatan tersebut juga akan membuat siswa untuk semakin
mengetahui bentuk permasalahan sehari-hari mengenai KPK yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113113113
nantinya mudah untuk membedakan dengan FPB. Guru menunjuk
salah satu perwakilan dari kelompok untuk maju ke depan dan
menuliskan hasil pekerjannya. Guru kembali memberikan beberapa
soal cerita mengenai KPK untuk setiap kelompok. Siswa diberikan
waktu untuk memahami cara penyelesaian soal cerita yang telah
didapatkannya dengan menuliskan proses penyelesaiannya
berdasarkan pengetahuan yang dimiliki tanpa menggunakan media
(konstruktivisme).
Guru menujuk salah satu perwakilan dari kelompok untuk
menuliskan hasil pekerjaannya. Guru memberikan penjelasan
mengenai cara menyelesaikan permasalahan soal cerita KPK
dengan menuliskan diketahui, ditanyakan, jawab, dan jadi. Cara
menjawab soal dengan menuliskan prosesnya tersebut, juga dapat
melatih kemampuan berpikir kritis siwa yaitu berpikir secara
sistematis. Selanjutnya, siswa kembali ke dalam tempat duduk
masing-masing dan mengerjakan latian soal secara mandiri.
Beberapa siswa mempresentasikan hasil pekerjaannya di depan
kelas. Siswa dan guru membahas dan menyimpulkan hasil
pekerjaan siswa bersama-sama. Guru memberikan penilaian hasil
belajar siswa berdasarkan rubrik penilaian yang telah ditentukan
sebelumnya (penilaian nyata).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114114114
Pada kegiatan penutup, siswa membuat sebuah kesimpulan
mengenai apa yang telah dipelajari dengan menuliskannya di buku
catatan. Indikator berpikir kritis juga nampak ketika siswa
membuat kesimpulan. Sebagai kegiatan akhir siswa merefleksikan
hal-hal yang telah dipelajari selama kegiatan berlangsung, dengan
menuliskan kesulitan dan kendala yang dihadapi apa saja dalam
lembar refleksi. Guru memberikan tindak lanjut kepada siswa
untuk mempersiapkan evaluasi I pada pertemuan selanjutnya. Guru
menunjuk salah satu siswa untuk memimpin doa. Dan menutup
pembelajaran dengan doa.
3) Pengamatan
Kegiatan mengamati proses pembelajan dilakukan untuk
memperoleh gambaran secara langsung mengenai kemampuan berpikir
kritis siswa. Pengamatan untuk mengetahui sejauh mana hasil belajar
siswa setelah mengikuti proses pembelajaran dapat dilihat melalui nilai
evaluasi yang pertama. Sedangkan pengamatan untuk melihat
kemampuan berpikir kritis dilihat melalui data pada hasil lembar
observasi. Peneliti dibantu oleh teman sejawat dalam melakukan
pengamatan agar lebih efisien. Observasi terhadap siswa berpedoman
pada lembar pengamatan kemampuan berpikir kritis. Lembar observasi
berguna untuk melihat kemampuan berpikir kritis siswa ketika mengikuti
proses pembelajatran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115115115
a. Hasil Belajar
Hasil belajar siswa didapatkan dari nilai evaluasi yang
dilakukan di akhir siklus I dengan Kriteria Kelulusan Minimal (KKM)
69. Peneliti menaikkan KKM tersebut dibantu oleh pertimbangan dan
pendapat dari guru kelas. Data hasil belajar siswa pada evaluasi siklus
1 dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut ini:
Tabel 4.11 Hasil Nilai Evaluasi Siklus I
Jumlah Siswa 24 Jumlah Nilai 1703
Rata-rata 70,95 Nilai Tertinggi 85 Nilai Terendah 50
Persentase Siswa Tuntas 62,5% (15 siswa) Persentase Siswa Tidak Tuntas 37,5% (9 siswa)
Berdasarkan tabel 4.11 jumlah keseluruhan siswa sebanyak 24
siswa didapatkan jumlah nilai 1.703 dengan nilai rata-rata yang
diperoleh siswa kelas VA pada materi KPK dan FPB adalah sebesar
70,95. Ada 15 siswa dari 24 siswa (62,5%) yang mendapatkan nilai di
atas KKM dan 9 siswa dari 24 siswa (37,5%) yang mendapatkan nilai
dibawah KKM. Data hasil nilai evaluasi siklus I secara lengkap dapat
dilihat pada lampiran 7.
b. Kemampuan Berpikir Kritis
Kemampuan berpikir kritis siswa ketika mengikuti
pembelajaran dilakukan dengan menggunakan lembar observasi.
Pengamatan dilakukan disetiap pertemuan yang kemudian didapatkan
rata-rata disetiap indikatornya. Peneliti dibantu oleh teman sejawat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116116116
dalam melakukan observasi. Tabel 4.12 merupakan hasil perhitungan
pengamatan kemampuan berpikir kritis siswa secara keseluruhan.
Tabel 4.12
Hasil Pengamatan Kemampuan Berpikir Kritis Secara
Keseluruhan Siklus I
Nilai Rata-Rata
1,9 Jumlah rata-rata setiap siswa dibagi jumlah seluruh siswa
Persentase
58,33 Jumlah siswa yang minimal cukup ktiris dibagi jumlah seluruh siswa
Berdasarkan tabel 4.12 kemampuan berpikir kritis siswa siklus
I secara keseluruhan jika dilihat dari hasil pengamatan, didapatkan
rata-rata sebesar 1,9 (tidak kritis). Rata-rata secara keseluruhan
tersebut didapatkan dari rata-rata skor seluruh siswa dibagi jumlah
seluruh siswa. Persentase jumlah siswa yang kritis secara keseluruhan
pada siklus I yaitu 58,33% atau sebanyak 14 siswa yang termasuk ke
dalam kriteria minimal cukup kritis.
4) Refleksi
Setelah melaksanakan pembelajaran siklus I, peneliti melakukan
refleksi terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan. Refleksi ini berguna
untuk memperbaiki kendala atau kekurangan yang terjadi di siklus 1.
Refleksi yang dilakukan peneliti mencakup dua aspek yaitu refleksi
proses pembelajaran, refleksi hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis
siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117117117
a. Proses Pembelajaran
Siklus I dilaksanakan selama dua pertemuan yaitu pada hari
Sabtu 3 Oktober 2015 selama 3x35 menit (3 jam pelajaran)
menyesuaikan alokasi di SDN Perumnas Condongcatur. Pertemuan
pertama membahas tentang bilangan prima, faktorisasi prima dengan
menggunakan pohon faktor, dan mencari KPK dengan menggunakan
bantuan kalender. Kegiatan pembelajaran diawali dengan permainan
Happy Clap mengenai konsep KPK. Pada saat permainan siswa sulit
untuk diatur sehingga sebagian dari mereka tidak memahami aturan
permainannya. Setelah mencoba bermain, para siswa sangat
bersemangat dan termotivasi untuk belajar KPK.
Pelaksanaan pembelajaran masih sesuai dengan apa yang ada di
dalam RPP. Kendala pada saat pelaksanaan pembelajaran terjadi
ketika peneliti membagi siswa ke dalam beberapa kelompok. Para
siswa menginginkan anggota kelompok yang dipilhnya sendiri, namun
setelah peneliti memberikan pengertian akhirnya para siswa mau
dibagi ke dalam kelompok yang anggotanya dipilih secara acak. Pada
saat setiap kelompok bekerja dengan menggunakan media, terlihat
beberapa siswa yang pasif dan hanya menonton temannya yang
mendominasi dalam mengerjakan tugas. Kegiatan berkelompok yang
kurang adanya kerjasama tersebut mengakibatkan kondisi kelas yang
ramai, karena beberapa siswa yang pasif malah membuat kegaduhan.
Kekurangan pembelajaran dalam pertemuan pertama adalah siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118118118
yang masih malu-malu atau cenderung pasif ketika diminta untuk
mempresentasikan hasil pekerjannya.
Siklus 1 pertemuan kedua dilaksanakan hari Selasa, 6 Oktober
2015 dengan alokasi waktu 3x35 menit (3 jam pelajaran). Pada
pertemuan kedua materi yang diajarkan tentang soal cerita Kelipatan
Persekutuan Terkecil (KPK). Pada pertemuan ini siswa belajar dengan
menggunakan media gambar beserta soal cerita dan masih
bekerjasama dalam kelompok. Siswa antusias ketika peneliti
membagikan media, karena menurut beberapa siswa mengatakan
mereka jarang menggunakan media gambar.
Kendala pada pertemuan kedua adalah alokasi waktu yang
berkurang karena diminta oleh wali kelas, sehingga waktu peneliti
hanya sekitar 80 menit saja. Kondisi siswa pada pertemuan kedua
sudah mulai mudah diatur walaupun waktunya berkurang, semua
kegiatan yang ada di dalam RPP dapat tercapai. Peneliti masih harus
membujuk ketika terdapat siswa yang tidak mau maju ke depan untuk
mempresentasikan hasil pekerjannya.
b. Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
Hasil belajar pada siklus 1 terdapat peningkatan dari kondisi
awal sebelum penelitian dan hasil yang didapatkan setelah siklus I.
Selain perolehan rata-rata hasil belajar dan persentase ketuntasan yang
meningkat berdasarkan hasil yang didapatkan pada siklus I masih
perlu dilakukan perbaikan pembelajaran baik itu dalam proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119119119
pembelajaran ataupun hasil yang didapatkan. Kekurangan-kekurangan
yang masih perlu diperbaiki, diharapkan dapat lebih meningkat di
siklus 2.
Hasil pengamatan kemampuan berpikir kritis siswa pada siklus I
akan menjadi patokan apakah terjadi peningkatan pada siklus II atau
tidak. Peneliti juga akan meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan
nilai pada materi KPK dan FPB. Oleh karena itu perbaikan dilanjutkan
di siklus 2 supaya target dari aspek hasil belajar dan kemampuan
berpikir kritis siswa dapat lebih maksimal.
c. Pelaksanaan Siklus 2
Pelaksanaan tindakan pada siklus II dimulai tanggal 10 Oktober
2015 di kelas VA SDN Perumnas Condongcatur tahun ajaran 2015/2016.
Pelaksanaan siklus II dilakukan sebanyak dua kali pertemuan, dengan
alokasi waktu di setiap pertemuannya 3x35 menit (3 jam pelajaran)
sesuai dengan alokasi waktu yang sudah di terapkan di tempat penelitian.
1) Perencanaan
Perencanaan pada siklus 2 sama seperti apa yang dipersiapkan
pada siklus 2. Peneliti mempersiapkan segala sesuatu yang digunakan
dan dibutuhkan dalam penelitian. Peneliti mengkaji Kompetensi dasar,
indikator, dan materi pokok penelitian terlebih dahulu. Peneliti
melanjutkan menyusun silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), lembar soal evalusi, rubrik
penilaian, dan media pembelajaran yang bertujuan untuk membantu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120120120
siswa dalam belajar. Media pembelajaran yang dipersiapkan peneliti
di siklus 2 adalah manik-manik 2 warna.
2) Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan, kegiatan pembelajaran dilakukan
sebanyak dua kali pertemuan dengan alokasi waktu setiap
pertemuannya 3x35 menit atau 3 jam pelajaran menyesuaikan jam
pelajaran di SDN Perumnas Condongcatur bahwa setiap jamnya
beralokasikan 35 menit. Proses pembelajaran dilakaukan dengan
menerapkan komponen-komponen pembelajaran kontekstual sebagai
berikut:
a. Pertemuan I
Pertemuan pertama pada siklus II dilaksanakan pada hari
Sabtu, 10 Oktober 2015 dengan alokasi waktu 3x35 menit atau 3
jam pelajaran. Pertemuan pertama membahas tentang soal cerita
FPB dengan menggunakan media manik-manik 2 warna.
Pelaksanaan pertemuan pertama siklus II memuat komponen-
komponen pembelajaran kontekstual sebagai berikut:
Guru membuka pelajaran dengan memberi salam dan berdoa.
Guru melakukan absensi dan kehadiran siswa. Guru
mengkondisikan kelas dan meminta siswa agar siap mengikuti
pembelajaran. Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang
mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan
dipelajari. Guru memotivasi siswa dengan permainan Happy Clap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121121121
tentang kelipatan seperti pertemuan sebelumnya. Guru
menyampaikan tujuan pembelajaran.
Pada kegiatan inti guru memperkenalkan media yang akan
digunakan untuk belajar FPB. Guru memberikan beberapa
pertanyaan kepada siswa mengenai FPB. Siswa dibagi menjadi
beberapa kelompok untuk melakukan beberapa kegiatan
(masyarakat belajar). Kelompok pada pertemuan pertama siklus II
ini berbeda dengan siklus I. Hal ini dimaksudkan agar siswa lebih
terbiasa untuk bekerjasama dengan anggota kelompok yang
berbeda. Guru membagikan media berupa manik-manik 2 warna
kepada setiap kelompok. Selanjutnya guru memberikan contoh cara
menggunakan media manik-manik (pemodelan). Selanjutnya guru
memberikan beberapa pertanyaan untuk memancing keingintahuan
siswa mengenai hubungan media dan FPB (bertanya). Pada
kegiatan ini kemampuan berpikir kritis siswa juga dapat dilihat
ketika mereka bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru.
Siswa mencoba melakukan peragaan dengan menggunakan
manik-manik dua warna untuk mengetahui konsep FPB
berdasarkan pengetahuan yang mereka miliki sebelumnya
(konstruktivisme). Guru memberikan soal cerita FPB yang
berhubungan dengan kegiatan sehari-hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122122122
Pada komponen konstruktivisme tersebut, siswa akan saling
berpendapat berdasarkan pengetahuan awal mereka mengenai
faktor bilangan. Akan ada banyak pendapat dan jawaban dari
anggota kelompok sehingga siswa akan saling membelajarkan dan
menganalisis argumen (indikator berpikir kritis). Beberapa siswa
mulai menemukan cara untuk membagi manik-manik tersebut dan
kembali mencoba bersama kelompoknya.
Kegiatan mencari dan mencoba tersebut masuk ke dalam
komponen inkuiri karena siswa akan terus mencoba hingga manik-
manik tersebut terbagi menjadi beberapa kelompok dengan jumlah
yang sama untuk setiap manik-manik. Apabila manik-manik tidak
terbagi dengan merata maka siswa harus mengevaluasi dan menilai
kembali (indikator berpikir kritis) hasil dari pengamatannya.
Kemudian siswa menjawab permasalahan tersebut pada lembar
jawab menggunakan cara yang mereka ketahui. Guru membagi
perwakilan dari kelompok untuk menuliskan hasil pekerjannya di
depan. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru mengenai
hubungan manik-manik dan FPB. Siswa mendengarkan penjelasan
dari guru mengenai FPB dan cara menentukannya dengan
menggunakan pohon faktor.
Siswa kembali ke dalam tempat duduk masing-masing dan
mengerjakan lembar kerja mengenai materi FPB secara mandiri.
Beberapa siswa maju ke depan untuk menuliskan hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123123123
pekerjaannya. Siswa dan guru membahas hasil pekerjaan siswa
bersama-sama. Guru memberikan nilai hasil belajar siswa
berdasarkan rubrik penilaian yang telah ditentukan. (penilaian
nyata).
Pada kegiatan penutup, siswa membuat sebuah kesimpulan
mengenai apa yang telah dipelajari dengan menuliskannya di buku
catatan. Indikator berpikir kritis juga nampak ketika siswa
membuat kesimpulan. Sebagai kegiatan akhir siswa merefleksikan
hal-hal yang telah dipelajari selama kegiatan berlangsung, dengan
menuliskan kesulitan dan kendala yang dihadapi apa saja dalam
lembar refleksi. Guru memberikan tindak lanjut kepada siswa
untuk mempelajari materi pada pertemuan selanjutnya yaitu soal
cerita FPB. Guru menunjuk salah satu siswa untuk memimpin doa.
Dan menutup pembelajaran dengan doa.
b. Pertemuan II
Pertemuan kedua pada siklus II dilaksanakan pada hari
Selasa, 13 Oktober 2015 dengan alokasi waktu 3x35 menit atau 3
jam pelajaran. Pertemuan kedua membahas tentang soal cerita FPB
dengan menggunakan media cerita sehari-hari. Pelaksanaan
pertemuan kedua siklus II memuat komponen-komponen
pembelajaran kontekstual sebagai berikut:
Guru memberi salam dan berdoa. Guru melakukan absensi
dan kehadiran siswa. Guru mengkondisikan kelas dan meminta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124124124
siswa agar siap mengikuti pembelajaran. Guru mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya
dengan materi yang akan dipelajari. Guru membotivasi siswa agar
semangat mengikuti pembelajaran. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran.
Pada kegiatan inti guru bertanya kepada siswa mengenai
pengalaman sehari-hari mengenai permasalahan FPB. Siswa dibagi
menjadi beberapa kelompok oleh guru sesuai dengan kelompok
pada pertemuan sebelumnya (masyarakat belajar). Guru
memberikan sebuah cerita sehari-hari yang berkaitan dengan
permasalahan FPB yaitu berupa soal cerita. Siswa diminta untuk
menyelesaikan permasalahan tersebut dengan pengetahuan awal
mereka dan mengaitkan materi pada pertemuan sebelumnya
(konstruktivisme). Siswa mencoba untuk menemukan jawaban dari
permasalahan tersebut dengan menerapkan konsep FPB pada
pertemuan sebelumnya (inquiry). Siswa kembali harus
menganalisis beberapa pendapat (indikator berpikir kritis) dari
temannya agar hasil yang didapatkan benar. Apabila FPB yang
mereka dapatkan sudah tepat, maka penyelesaian permasalahan pun
juga tidak benar. Hal tersebut memancng siswa untuk
mengevaluasi dan menilai (indikator berpikir kritis) agar jawaban
yang mereka peroleh tepat. Siswa sesekali bertanya kepada guru,
namun guru hanya memberikan petunjuk sehingga siswa akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125125125
berusaha untuk memecahkannya dengan cara mereka. Siswa
menjawab permasalahan beserta prosesnya berdasarkan
pengetahuan awal mereka dan siswa dibebaskan untuk menjawab
dengan menggunakan cara yang mereka ketahui (konstruktivisme).
Guru menunjuk salah satu siswa untuk maju ke depan
menuliskan hasil dari diskusinya. Guru mengkonfirmasi dan
membahas bersama mengenai jawaban siswa. Guru menjelaskan
dan memberikan contoh cara menjawab soal cerita FPB dengan
menuliskan diketahui, ditanyakan, jawab, dan jadi yang
mengikutsertakan siswa agar tetap aktif (pemodelan). Ketika guru
menjelaskan, terdapat beberapa siswa yang bertanya mengenai
materi yang belum mereka pahami (bertanya). Siswa kembali ke
tempat duduk masing-masing dan mengerjakan lembar kerja siswa
secara mandiri. Guru menunjuk salah satu siswa untuk maju ke
depan dan menuliskan hasil pekerjaannya. Siswa dan guru
membahas dan menyimpulkan hasil pekerjaan siswa bersama-
sama.
Pada kegiatan penutup, siswa membuat sebuah kesimpulan
mengenai apa yang telah dipelajari dengan menuliskannya di buku
catatan. Indikator berpikir kritis juga nampak ketika siswa
membuat kesimpulan. Sebagai kegiatan akhir siswa merefleksikan
hal-hal yang telah dipelajari selama kegiatan berlangsung, dengan
menuliskan kesulitan dan kendala yang dihadapi apa saja dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126126126
lembar refleksi. Guru memberikan tindak lanjut kepada siswa
untuk belajar mempersiapkan mengerjakan soal evaluasi pada
pertemuan selanjutnya. Guru menunjuk salah satu siswa untuk
memimpin doa dan menutup pembelajaran dengan doa.
3) Pengamatan
Kegiatan mengamati proses pembelajan dilakukan untuk
memperoleh gambaran secara langsung mengenai kemampuan
berpikir kritis siswa seperti pada siklus I. Pengamatan juga
digunakan untuk mengetahui sejauh mana hasil belajar siswa setelah
mengikuti proses pembelajaran yang dilihat melalui nilai evaluasi
yang kedua. Pengamatan hasil belajar siswa dilihat dari hasil
evaluasi 2 dan hasil dari evaluasi akhir yaitu gabungan evaluasi 1
dan evaluasi 2. Sedangkan pengamatan untuk melihat kemampuan
berpikir kritis dilihat melalui data pada hasil kuesioner yang
diberikan setelah siklus II dan lembar observasi untuk memperkuat
data kuesioner. Peneliti dibantu oleh teman sejawat dalam
melakukan pengamatan agar lebih efisien. Observasi terhadap siswa
berpedoman pada lembar pengamatan kemampuan berpikir kritis.
Lembar observasi berguna untuk melihat kemampuan
berpikir kritis siswa ketika mengikuti proses pembelajatran. Selain
pengamatan dengan menggunakan lembar observasi, di akhir siklus
2 peneliti juga menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada
siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127127127
a. Hasil Belajar
Hasil belajar siswa didapatkan dari nilai evaluasi yang
dilakukan di akhir siklus II dan evaluasi gabungan siklus I dan
silus II. Evaluasi 2 ini peneliti menaikkan KKM menjadi 73.
KKM tersenut didapatkan dari diskusi dan pertimbangan wali
kelas VA. Data hasil belajar siswa pada evaluasi siklus 2 dapat
dilihat pada tabel 4.13 berikut ini:
Tabel 4.13 Hasil Nilai Evaluasi Siklus II
Jumlah Siswa 24 Jumlah Nilai 1.969
Rata-rata 82,04 Nilai Tertinggi 100 Nilai Terendah 60
Persentase Siswa Tuntas 75% (18 siswa) Persentase Siswa Tidak Tuntas 25% (6 siswa)
Berdasarkan tabel 4.13 jumlah keseluruhan siswa
sebanyak 24 siswa didapatkan jumlah nilai 1.969 dengan nilai
rata-rata yang diperoleh siswa kelas VA pada materi KPK dan
FPB adalah sebesar 82,04. Ada 18 siswa dari 24 siswa (75%)
yang mendapatkan nilai di atas KKM namun masih terdapat siswa
yang belum tuntas yaitu sebanyak 6 siswa dari 24 siswa (25%).
Data hasil nilai evaluasi siklus I secara lengkap dapat dilihat pada
lampiran 8.
Peneliti kembali menaikkan KKM menjadi 77 pada
evalusi akhir yaitu evaluasi gabungan siklus I dan siklus II. KKM
tersebut didapatkan dari diskusi dan pertimbangan dari wali kelas
VA. Hasil evaluasi akhir dapat dilihat pada tabel 4.14 berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128128128
Tabel 4.14 Hasil Nilai Evaluasi Akhir
Jumlah Siswa 24 Jumlah Nilai 2.160
Rata-rata 90 Nilai Tertinggi 100 Nilai Terendah 63
Persentase Siswa Tuntas 91,66% (22 siswa) Persentase Siswa Tidak Tuntas 8,34% (2 siswa)
Berdasarkan tabel 4.14 jumlah keseluruhan siswa
sebanyak 24 siswa didapatkan jumlah nilai 2.196 dengan nilai
rata-rata yang diperoleh siswa kelas VA pada materi KPK dan
FPB adalah sebesar 90. Ada 22 siswa dari 24 siswa (91,66%)
yang mendapatkan nilai di atas KKM dan 2 siswa (8,34%) yang
masih belum tuntas atau belum mencapai KKM. Data hasil nilai
evaluasi akhir secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 9.
b. Kemampuan Berpikir Kritis
Kemampuan berpikir kritis siswa ketika mengikuti
pembelajaran dilakukan dengan menggunakan lembar observasi
untuk memperkuat data kuesioner pada akhir siklus II. Peneliti
dibantu oleh teman sejawat dalam melakukan observasi. Tabel
4.15 merupakan hasil perhitungan pengamatan kemampuan
berpikir kritis siswa ketika proses pembelajaran.
Tabel 4.15
Hasil Pengamatan Kemampuan Berpikir Kritis Secara
Keseluruhan Siklus I
Nilai Rata-Rata
2,4 Jumlah rata-rata setiap siswa dibagi jumlah seluruh siswa
Persentase
75% Jumlah siswa yang minimal cukup ktiris dibagi jumlah seluruh siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129129129
Berdasarkan tabel 4.15 kemampuan berpikir kritis siswa
siklus II secara keseluruhan jika dilihat dari hasil pengamatan,
didapatkan rata-rata sebesar 2,4 (kritis). Rata-rata secara
keseluruhan tersebut didapatkan dari rata-rata skor seluruh siswa
dibagi jumlah seluruh siswa. Persentase jumlah siswa yang kritis
secara keseluruhan pada siklus II yaitu 75% atau sebanyak 18
siswa yang termasuk ke dalam kriteria minimal cukup kritis.
Peneliti juga menggunakan kuesioner untuk melihat
kemampuan berpikir kritis siswa yang diberikan di akhir siklus II.
Hasil kuesioner kemampuan berpikir kritis siswa pada masing-
masing indiaktor dapat dilihat pada tabel 4.16 berikut:
Tabel 4.16
Nilai Kemampuan Berpikir Kritis Kondisi Akhir
No.
Indikator Skor Rata-Rata yang Dicapai
Nilai Kemampuan Berpikir Kritis
1. Menganalisis argumen 17,1 85,5 2. Mampu bertanya 8,21 82,1 3. Mampu menjawab pertanyaan 8,04 80,4 4. Memecahkan masalah 25 83,33 5. Membuat kesimpulan 8,08 80,8
6. Keterampilan mengevaluasi dan menilai hasil dari pengamatan.
14,9
74,5
Keseluruhan 81,33 81,33
Berdasarkan tabel 4.16 tersebut, indikator pertama
diperoleh rata-rata 17,1 dengan nilai kemampuan berpikir kritis
85,5. Indikator kedua diperoleh rata-rata 8,21 dengan nilai
kemampuan berpikir kritis 82,1. Indikator ketiga diperoleh rata-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130130130
rata 8,04 dengan nilai kemampuan berpikir kritis 80,4. Indikator
keempat diperoleh rata-rata 25 dengan nilai kemampuan berpikir
kritis 83,33. Indikator kelima diperoleh rata-rata 8,08 dengan nilai
kemampuan berpikir kritis 80,8. Indikator keenam diperoleh rata-
rata 14,9 dengan nilai kemampuan berpikir kritis 74,5.
Kemampuan berpikir kritis kondisi akhir secara
keseluruhan diperoleh skor rata-rata 81,33 sedangkan nilai rata-
rata sebesar 81,33.Peneliti juga menyajikan data hasil kuesioner
kondisi akhir setiap siswa untuk masing-masing indikatornya
sebagai berikut:
1) Indikator 1
Indikator 1 yaitu menganalisis argumen terdiri dari 4
pernyataan pada kuesioner, yaitu pernyataan favorabel pada
nomor 5 dan 6 serta pernyataan unfavorabel pada nomor 11
dan 14. Kisi-kisi kuesioner tersebut dapat dilihat pada tabel 3.3
sedangkan perhitungan pada setiap pernyataan dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 4.17
Skor Indikator 1 Kemampuan Berpikir Kritis Kondisi Akhir
No
Nama Item
Skor
Kriteria 5 6 11 14
1 TA 5 4 5 5 19 Sangat kritis 2 AK 5 5 4 5 19 Sangat kritis 3 APAL 3 4 3 5 15 Cukup kritis 4 ABCK 4 5 4 4 17 Kritis 5 CAS 5 5 5 5 20 Sangat kritis 6 FSA 3 4 2 2 11 Tidak kritis 7 HPZ 5 5 5 5 20 Sangat kritis 8 AAA 5 5 4 5 19 Sangat kritis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131131131
9 KPH 4 4 5 5 18 Sangat kritis 10 MFAA 4 5 5 5 18 Sangat kritis 11 NFA 4 5 4 5 18 Sangat kritis 12 RMKI 5 5 4 5 19 Sangat kritis 13 AOAP 4 2 1 5 12 Tidak kritis 14 AAN 2 4 2 5 13 Cukup kritis 15 ARA 5 3 4 5 17 Kritis 16 ARA 1 2 3 4 10 Sangat tidak kritis 17 ARR 3 2 3 5 13 Cukup kritis 18 BR 5 5 5 5 20 Sangat kritis 19 FS 5 5 5 5 20 Sangat kritis 20 EAR 4 5 3 5 17 Kritis 21 FIS 5 4 5 5 20 Sangat kritis 22 KDTN 5 5 5 5 20 Sangat kritis 23 R 4 4 4 4 16 Kritis 24 KNH 5 4 5 5 19 Sangat kritis
Jumlah skor kelas 410 Rata-rata skor kelas 17,1 Kritis Nilai rata-rata kelas 85,5 Kritis
Jumlah siswa yang minimal cukup kritis 21 Persentase jumlah siswa 87,5%
Berdasarkan tabel 4.17 didapatkan jumlah skor kelas 410
dengan rata-rata skor kelas 17,1 dan dikonversikan menjadi nilai
rata-rata yaitu 85,5. Terdapat 21 siswa dari 24 jumlah siswa
seluruhnya yang termasuk ke dalam kriteria minimal cukup
kritis atau dengan persentase 87,5%. Kriteria maksimal pada
indikator 1 yaitu 20 (jumlah pernyataan x 5). Kriteria pada
masing-masing skor dapat dilihat pada tabel 3.13.
2) Indikator 2
Indikator 2 yaitu mampu bertanya terdiri dari 2 pernyataan
pada kuesioner, yaitu pernyataan favorabel pada nomor 1 serta
pernyataan unfavorabel pada nomor 3. Kisi-kisi kuesioner
tersebut dapat dilihat pada tabel 3.3 sedangkan perhitungan pada
setiap pernyataan dapat dilihat pada tabel berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132132132
Tabel 4.18
Skor Indikator 2 Kemampuan Berpikir Kritis Kondisi Akhir
No
Nama Item
Skor
Kriteria 1 3
1 TA 5 5 10 Sangat kritis 2 AK 5 5 10 Sangat kritis 3 APAL 2 3 5 Sangat tidak kritis 4 ABCK 5 5 10 Sangat kritis 5 CAS 5 4 9 Sangat kritis 6 FSA 4 4 8 Kritis 7 HPZ 5 4 9 Sangat kritis 8 AAA 4 4 8 Kritis 9 KPH 4 4 8 Kritis
10 MFAA 4 5 9 Sangat kritis 11 NFA 2 4 6 Tidak kritis 12 RMKI 5 3 8 Kritis 13 AOAP 5 3 8 Kritis 14 AAN 4 2 6 Tidak kritis 15 ARA 2 5 7 Cukup kritis 16 ARA 3 4 7 Cukup kritis 17 ARR 3 5 8 Kritis 18 BR 5 5 10 Sangat kritis 19 FS 5 5 10 Sangat kritis 20 EAR 5 5 10 Sangat kritis 21 FIS 3 5 8 Kritis 22 KDTN 5 4 9 Sangat kritis 23 R 3 3 6 Tidak krits 24 KNH 5 3 8 Kritis
Jumlah skor kelas 197 Rata-rata skor kelas 8,21 Kritis Nilai rata-rata kelas 82,1 Kritis
Jumlah siswa yang minimal cukup kritis
20
Persentase jumlah siswa 83,33%
Berdasarkan tabel 4.18 didapatkan jumlah skor kelas 197
dengan rata-rata skor kelas 8,21 dan dikonversikan menjadi nilai
rata-rata yaitu 82,1. Terdapat 20 siswa dari 24 jumlah siswa
seluruhnya yang termasuk ke dalam kriteria minimal cukup
kritis atau dengan persentase 83,33%. Kriteria maksimal pada
indikator 2 yaitu 10 (jumlah pernyataan x 5). Kriteria pada
masing-masing skor dapat dilihat pada tabel 3.14.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133133133
3) Indikator 3
Indikator 3 yaitu mampu menjawab pertanyaan terdiri dari
2 pernyataan pada kuesioner, yaitu pernyataan favorabel pada
nomor 4 serta pernyataan unfavorabel pada nomor 8. Kisi-kisi
kuesioner tersebut dapat dilihat pada tabel 3.3 sedangkan
perhitungan pada setiap pernyataan dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 4.19
Skor Indikator 3 Kemampuan Berpikir Kritis Kondisi Akhir
No.
Nama Item
Skor
Kriteria 4 8
1 TA 5 4 9 Sangat kritis 2 AK 5 5 10 Sangat kritis 3 APAL 3 4 7 Cukup kritis 4 ABCK 4 5 9 Sangat kritis 5 CAS 4 5 9 Sangat kritis 6 FSA 4 2 6 Tidak kritis 7 HPZ 5 4 9 Sangat kritis 8 AAA 4 3 7 Cukup kritis 9 KPH 4 5 9 Sangat kritis
10 MFAA 4 5 9 Sangat kritis 11 NFA 5 4 9 Sangat kritis 12 RMKI 5 4 9 Sangat kritis 13 AOAP 4 5 9 Sangat kritis 14 AAN 4 3 7 Cukup kritis 15 ARA 3 2 5 Sangat tidak kritis 16 ARA 5 1 6 Tidak kritis 17 ARR 5 4 9 Sangat kritis 18 BR 4 5 9 Sangat kritis 19 FS 4 5 9 Sangat kritis 20 EAR 4 2 6 Tidak kritis 21 FIS 5 4 9 Sangat kritis 22 KDTN 4 4 8 Kritis 23 R 3 1 4 Sangat tidak kritis 24 KNH 5 5 10 Sangat kritis
Jumlah skor kelas 193 Rata-rata skor kelas 8,04 Kritis Nilai rata-rata kelas 80,4 Kritis
Jumlah siswa yang minimal cukup kritis
19
Persentase jumlah siswa 79,19%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134134134
Berdasarkan tabel 4.19 didapatkan jumlah skor kelas 193
dengan rata-rata skor kelas 8,04 dan dikonversikan menjadi nilai
rata-rata yaitu 80,4. Terdapat 19 siswa dari 24 jumlah siswa
seluruhnya yang termasuk ke dalam kriteria minimal cukup
kritis atau dengan persentase 79,19%. Kriteria maksimal pada
indikator 3 yaitu 10 (jumlah pernyataan x 5). Kriteria pada
masing-masing skor dapat dilihat pada tabel 3.1.
4) Indikator 4
Indikator 4 yaitu memecahkan masalah terdiri dari 6
pernyataan pada kuesioner, yaitu pernyataan favorabel pada
nomor 2, 7, dan 17 serta pernyataan unfavorabel pada nomor 9,
10, dan 15. Kisi-kisi kuesioner tersebut dapat dilihat pada tabel
3.3 perhitungan pada setiap pernyataan dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 4.20
Skor Indikator 4 Kemampuan Berpikir Kritis Kondisi Akhir
No
Nama Item
Skor
Kriteria 2 7 9 10 15 17
1 TA 5 4 4 4 5 5 27 Sangat kritis 2 AK 5 4 4 5 5 5 28 Sangat kritis 3 APAL 2 4 4 4 2 5 21 Cukup kritis 4 ABCK 4 5 5 5 5 4 28 Sangat kritis 5 CAS 5 5 5 4 5 4 28 Sangat kritis 6 FSA 4 3 2 2 2 5 18 Tidak kritis 7 HPZ 5 4 5 4 4 5 27 Sangat kritis 8 AAA 5 5 4 4 5 4 27 Sangat kritis 9 KPH 5 4 5 4 4 4 26 Kritis
10 MFAA 5 4 4 5 4 4 26 Kritis 11 NFA 4 4 4 5 5 5 27 Sangat kritis 12 RMKI 4 5 4 5 4 4 26 Kritis 13 AOAP 2 2 4 3 2 4 17 Tidak kritis 14 AAN 2 3 2 2 5 4 18 Tidak kritis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135135135
15 ARA 2 4 2 2 3 3 16 Sangat tidak kritis 16 ARA 4 4 5 4 4 5 26 Kritis 17 ARR 5 5 5 5 4 5 29 Sangat kritis 18 BR 5 4 4 5 5 5 28 Sangat kritis 19 FS 5 4 4 5 5 5 28 Sangat kritis 20 EAR 5 4 5 4 5 4 27 Sangat kritis 21 FIS 5 3 2 5 5 5 25 Kritis 22 KDTN 5 5 5 5 4 5 29 Sangat kritis 23 R 4 3 4 4 2 4 21 Cukup kritis 24 KNH 5 5 4 5 5 4 28 Sangat kritis
Jumlah skor kelas 601 Rata-rata skor kelas 25 Kritis
Nilai rata-rata kelas 83,33 Kritis
Jumlah siswa yang minimal cukup kritis 20
Persentase jumlah siswa 83,33%
Berdasarkan tabel 4.20 didapatkan jumlah skor kelas 601
dengan rata-rata skor kelas 25 dan dikonversikan menjadi nilai
rata-rata yaitu 83,33. Terdapat 20 siswa dari 24 jumlah siswa
seluruhnya yang termasuk ke dalam kriteria minimal cukup
kritis atau dengan persentase 83,33%. Kriteria maksimal pada
indikator 4 yaitu 30 (jumlah pernyataan x 5). Kriteria pada
masing-masing skor dapat dilihat pada tabel 3.16.
5) Indikator 5
Indikator 5 yaitu membuat kesimpulan terdiri dari 2
pernyataan pada kuesioner, yaitu pernyataan favorabel pada
nomor 12 serta pernyataan unfavorabel pada nomor 13. Kisi-kisi
kuesioner tersebut dapat dilihat pada tabel 3.3 sedangkan
perhitungan pada setiap pernyataan dapat dilihat pada tabel
berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136136136
Tabel 4.21
Skor Indikator 5 Kemampuan Berpikir Kritis Kondisi Akhir
No
Nama Item
Skor
Kriteria 12 13
1 TA 4 4 8 Kritis 2 AK 5 4 9 Sangat kritis 3 APAL 3 3 6 Tidak kritis 4 ABCK 4 3 7 Cukup kritis 5 CAS 3 4 7 Cukup kritis 6 FSA 2 2 4 Sangat tidak kritis 7 HPZ 5 5 10 Sangat kritis 8 AAA 4 3 7 Cukup kritis 9 KPH 5 5 10 Sangat kritis
10 MFAA 5 5 10 Sangat kritis 11 NFA 5 5 10 Sangat kritis 12 RMKI 3 4 7 Cukup kritis 13 AOAP 3 4 7 Cukup kritis 14 AAN 4 4 8 Kritis 15 ARA 4 2 6 Tidak kritis 16 ARA 4 4 8 Kritis 17 ARR 4 3 7 Cukup kritis 18 BR 5 5 10 Sangat kritis 19 FS 5 4 9 Sangat kritis 20 EAR 4 3 7 Cukup kritis 21 FIS 5 5 10 Sangat kritis 22 KDTN 5 5 10 Sangat kritis 23 R 4 4 8 Kritis 24 KNH 4 4 8 Kritis
Jumlah skor kelas 193 Rata-rata skor kelas 8,08 Kritis Nilai rata-rata kelas 80,8 Kritis
Jumlah siswa yang minimal cukup kritis
21
Persentase jumlah siswa 87,5%
Berdasarkan tabel 4.21 didapatkan jumlah skor kelas 193
dengan rata-rata skor kelas 8,08 dan dikonversikan menjadi nilai
rata-rata yaitu 80,8. Terdapat 21 siswa dari 24 jumlah siswa
seluruhnya yang termasuk ke dalam kriteria minimal cukup
kritis atau dengan persentase 87,5%. Kriteria maksimal pada
indikator 5 yaitu 10 (jumlah pernyataan x 5). Kriteria pada
masing-masing skor dapat dilihat pada tabel 3.17.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137137137
6) Indikator 6
Indikator 6 yaitu keterampilan mengevaluasi dan menilai
hasil dari pengamatan terdiri dari 4 pernyataan pada kuesioner,
yaitu pernyataan favorabel pada nomor 18 dan 19 serta
pernyataan unfavorabel pada nomor 16 dan 20. Kisi-kisi
kuesioner tersebut dapat dilihat pada tabel 3.3 sedangkan
perhitungan pada setiap pernyataan dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 4.22
Skor Indikator 6 Kemampuan Berpikir Kritis Kondisi Akhir
No
Nama Item
Skor
Kriteria 16 18 19 20
1 TA 5 4 5 4 18 Sangat kritis 2 AK 5 4 5 4 18 Sangat kritis 3 APAL 5 2 2 1 10 Sangat tidak kritis 4 ABCK 2 2 2 4 10 Sangat tidak kritis 5 CAS 5 5 4 4 18 Sangat kritis 6 FSA 3 3 5 5 16 Kritis 7 HPZ 4 5 4 3 16 Kritis 8 AAA 5 5 4 4 18 Sangat kritis 9 KPH 2 5 3 4 14 Cukup kritis
10 MFAA 5 5 4 4 18 Sangat kritis 11 NFA 4 4 5 4 17 Kritis 12 RMKI 5 5 5 5 20 Sangat kritis 13 AOAP 4 3 3 2 12 Tidak kritis 14 AAN 4 3 2 3 12 Tidak kritis 15 ARA 5 3 1 4 13 Cukup kritis 16 ARA 2 1 2 2 7 Sangat tidak kritis 17 ARR 4 2 3 2 13 Cukup kritis 18 BR 4 4 4 4 16 Kritis 19 FS 5 5 3 4 17 Kritis 20 EAR 4 4 3 4 15 Cukup kritis 21 FIS 4 4 4 4 16 Kritis 22 KDTN 3 5 4 4 16 Kritis 23 R 3 2 2 2 9 Sangat tidak kritis 24 KNH 5 5 4 5 19 Sangat kritis
Jumlah skor kelas 358 Rata-rata skor kelas 14,9 Cukup kritis Nilai rata-rata kelas 74,5 Cukup kritis
Jumlah siswa yang minimal cukup kritis 18 Persentase jumlah siswa 75%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138138138
Berdasarkan tabel 4.22 didapatkan jumlah skor kelas 358
dengan rata-rata skor kelas 14,9 dan dikonversikan menjadi nilai
rata-rata yaitu 74,5. Terdapat 18 siswa dari 24 jumlah siswa
seluruhnya yang termasuk ke dalam kriteria minimal cukup
kritis atau dengan persentase 75%. Kriteria maksimal pada
indikator 6 yaitu 20 (jumlah pernyataan x 5). Kriteria pada
masing-masing skor dapat dilihat pada tabel 3.18.
Tabel 4.23 Skor Keseluruhan Indikator Kondisi Akhir
No
Nama Indikator
Skor
Kriteria 1 2 3 4 5 6
1 TA 19 10 9 27 8 18 91 Sangat kritis 2 AK 19 10 10 28 9 18 94 Sangat kritis 3 APAL 15 5 7 21 6 10 64 Tidak kritis 4 ABCK 17 10 9 28 7 10 81 Kritis 5 CAS 20 9 9 28 7 18 91 Sangat kritis 6 FSA 11 8 6 18 4 16 63 Tidak kritis 7 HPZ 20 9 9 27 10 16 91 Sangat kritis 8 AAA 19 8 7 27 7 18 86 Kritis 9 KPH 18 8 9 26 10 14 85 Kritis 10 MFAA 18 9 9 26 10 18 90 Sangat kritis 11 NFA 18 6 9 27 10 17 87 Kritis 12 RMKI 19 8 9 26 7 20 89 Kritis 13 AOAP 12 8 9 17 7 12 65 Cukup kritis 14 AAN 13 6 7 18 8 12 64 Tidak kritis 15 ARA 17 7 5 16 6 13 64 Tidak kritis 16 ARA 10 7 6 26 8 7 64 Tidak kritis 17 ARR 13 8 9 29 7 13 79 Cukup Kritis 18 BR 20 10 9 28 10 16 93 Sangat kritis 19 FS 20 10 9 28 9 17 93 Sangat kritis 20 EAR 17 10 6 27 7 15 82 Kritis 21 FIS 20 8 9 25 10 16 88 Kritis 22 KDTN 20 9 8 29 10 16 92 Sangat kritis 23 R 16 6 4 21 8 9 64 Tidak kritis 24 KNH 19 8 10 28 8 19 92 Sangat kritis
Jumlah skor kelas 1.952 Rata-rata skor kelas 81,33 Kritis Nilai rata-rata kelas 81,33 Kritis
Jumlah siswa yang minimal cukup kritis 18 Persentase jumlah siswa 75%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139139139
Berdasarkan tabel 4.23 diperoleh jumlah skor kelas sebesar
1.952 dengan rata-rata kelas sebesar 81,33 (kritis) dari rata-rata
maksimal 100. Nilai rata-rata kelas yaitu 81,33 (kritis). Kemudian
terdapat 18 siswa dari 24 jumlah siswa seluruhnya yang termasuk
ke dalam kriteria minimal cukup kritis atau dengan persentase 75%.
Kriteria keseluruhan indikator dapat dilihat pada tabel 3.19.
4) Refleksi
Setelah melaksanakan pembelajaran siklus II, peneliti kembali
melakukan refleksi terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan. Refleksi ini
masih sama seperti siklus I yaitu berguna untuk memperbaiki kendala atau
kekurangan yang terjadi di siklus II. Refleksi yang dilakukan peneliti
mencakup dua aspek yaitu refleksi proses pembelajaran serta refleksi hasil
belajar dan kemampuan berpikir kritis.
a. Proses Pembelajaran
Siklus II dilaksanakan selama dua pertemuan yaitu pertemuan
pertama dilakukan pada hari Sabtu,10 Oktober 2015 selama 3x35 menit
(3 jam pelajaran) menyesuaikan alokasi di SDN Perumnas Condongcatur.
Pertemuan pertama membahas tentang FPB dengan menggunakan media
manik-manik dua warna.
Pelaksanaan pembelajaran masih sesuai dengan apa yang ada di
dalam RPP. Kendala pada saat pelaksanaan pembelajaran terjadi ketika
peneliti membagi siswa ke dalam beberapa kelompok. Para siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140140140
menginginkan anggota kelompok yang dipilhnya sendiri, namun setelah
peneliti memberikan pengertian akhirnya para siswa mau dibagi ke dalam
kelompok yang anggotanya dipilih secara acak. Pada saat setiap
kelompok bekerja dengan menggunakan media, hanya beberapa siswa
saja yang memperhatikan cara penggunaannya, sehingga masih banyak
pertanyaan dari siswa. Setelah siswa paham cara menggunakan media,
mereka sudah mulai aktif dan mau bekerjasama.
Siklus II pertemuan kedua dilaksanakan hari Selasa, 13 Oktober
2015 dengan alokasi waktu 3x35 menit (3 jam pelajaran). Pada
pertemuan kedua materi yang diajarkan tentang soal cerita FPB. Pada
pertemuan ini siswa belajar dengan menggunakan media soal cerita.
Kendala pada pertemuan kedua adalah masih banyaknya pertanyaan
siswa mengenai perbedaan soal cerita KPK dan FPB. Hal tersebut diatasi
dengan dengan pemberian soal campuran KPK dan FPB sehingga siswa
mulai memahami perbedaannya. Guru juga mengulang dengan
menghadirkan media KPK dan FPB sebagai pembanding.
b. Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis
Hasil belajar pada siklus II terdapat peningkatan dari kondisi awal
sebelum penelitian, siklus I, dan siklus II. Peningkatan terlihat dari hasil
rata-rata dan persentase ketuntasan. Kemampuan berpikir kritis siswa
juga mengalami peningkatan dari kondisi awal dan kondisi akhir setelah
peneitian. Hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis telah mencapai
targaet yang ditentukan, sehingga penelitian dihentikan pada siklus II.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141141141
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
2. Grafik Penelitian Hasil Belajar
Gambar 4.1 adalah grafik yang berisikan hasil penelitian yaitu rata-
rata hasil belajar siswa dari kondisi awal, evaluasi 1, evaluasi 2, dan
evaluasi akhir.
100 70 70,95
90
82,04 80 75
57,66
kondisi awal
target
pencapaian
kondisi awal evaluasi 1 evaluasi 2 evaluasi akhir
Gambar 4.1 Rata-Rata Hasil Belajar
Kondisi awal hasil belajar didapatkan rata-rata sebesar 57,66 yang
didapatkan dari rata-rata hasil belajar 2 tahun terakhir. Target rata-rata
evaluasi 1 adalah 70 sedangkan capaian rata-rata hasil belajar pada
evaluasi 1 adalah 70,95. Target rata-rata evaluasi 2 adalah 75 dan capaian
rata-rata hasil belajar pada evaluasi 2 adalah 82,04. Target rata-rata
evaluasi akhir adalah 80 dan capaian rata-rata hasil belajar pada evaluasi
akhir adalah 90.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142142142
Peneliti juga menyajikan grafik yang berisikan hasil penelitian
yaitu persentase ketuntasan hasil belajar siswa dari kondisi awal, evaluasi
1, evaluasi 2, dan evaluasi akhir sebagai berikut:
100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
51,19%
60%
62,5%
70%
75%
91,66% 80%
kondisi awal
target
pencapaian
kondisi awal evaluasi 1 evaluasi 2 evaluasi akhir
Gambar 4.2 Persentase Ketuntasan Hasil Belajar
Kondisi awal hasil belajar didapatkan persentase ketuntasan
sebesar 51,19% yang didapatkan dari rata-rata hasil belajar 2 tahun
terakhir. Target persentase ketuntasan evaluasi 1 adalah 60% sedangkan
capaian persentase ketuntasan hasil belajar pada evaluasi 1 adalah 62,50%.
Target persentase ketuntasan evaluasi 2 adalah 70% dan capaian
persentase ketuntasan hasil belajar pada evaluasi 2 adalah 75%. Target
persentase ketuntasan evaluasi akhir adalah 80% dan capaian persentase
ketuntasan hasil belajar pada evaluasi akhir adalah 91,66%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143143143
3. Grafik Hasil Penelitian Kemampuan Berpikir Kritis
Gambar 4.3 adalah grafik yang berisikan hasil penelitian yaitu nilai
kemampuan berpikir kritis siswa. Nilai tersebut didapatkan dari hasil rata-
rata yang dikonversikan ke dalam sebuah nilai.
Peneliti juga menyajikan persentase jumlah siswa yang kritis
berdasarkan hasil kuesioner. Kemampuan berpikir kritis juga dilihat dari hasil
pengamatan peneliti selama proses pembelajaran.
100
90
80
85,5
82,1 80,4 83,33 80,8
69
74,5
81,33
70 62
60 56,5
50
40
30
20
10
0
58 61 62,5 60,95
Kondisi Awal
Kondisi akhir
Gambar 4.3
Nilai Kuesioner Kemampuan Berpikir Kritis Setiap Indikator
Kondisi awal pada indikator pertama didapatkan nilai sebesar 56,5
dan meningkat pada kondisi akhir dengan nilai 85,5. Kondisi awal pada
indikator kedua didapatkan nilai sebesar 62 dan meningkat pada kondisi
akhir dengan nilai 82,1. Kondisi awal pada indikator ketiga didapatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144144144
nilai 58 dan meningkat pada kondisi akhir dengan nilai 80,4. Kondisi awal
pada indikator keempat didapatkan nilai sebesar 61 dan meningkat pada
kondisi akhir menjadi 83,33. Kondisi awal pada indikator kelima
didapatkan nilai sebesar 69 dan meningkat pada kondisi akhir yaitu 80,8.
Indikator keenam juga terjadi peningkatan dari kondisi awal yaitu 62,5
menjadi 74,5. Nilai kemampuan berpikir kritis secara keseluruhan
diperoleh hasil hasil 60,95 pada kondisi awal dan 81,33 pada kondisi akhir.
Selain grafik rata-rata hasil kuesioner, peneliti juga menyajikan
data persentase jumlah siswa yang kritis sebagai berikut:
100
90
87,5%
83,33%
79,19%
83,33%
87,5%
80 75% 75%
70
60
50 45,83% 41,66%
70% 75% 75%
58,33%
75% 75% 70% 70%
50%
Kondisi Awal
Target
40 37,5% 41,66%
30
37,5% Kondisi akhir
20
10
0
Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4 Indikator 5 Indikator 6 Keseluruhan
Gambar 4.4 Persentase Jumlah Siswa yang Kritis
Kondisi awal pada indikator pertama didapatkan persentase sebesar
41,66% dan kondisi akhir didapatkan persentase 87,5% dengan target
75%. Kondisi awal pada indikator kedua didapatkan persentase sebesar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145145145
45,83% dan kondisi akhir didapatkan persentase 83,33% dengan target
75%. Kondisi awal pada indikator ketiga didapatkan persentase sebesar
37,5% dan kondisi akhir didapatkan persentase 79,19% dengan target
70%. Kondisi awal pada indikator keempat didapatkan persentase sebesar
41,66% dan kondisi akhir didapatkan persentase 83,33% dengan target
75%. Kondisi awal pada indikator kelima didapatkan persentase sebesar
58,33% dan kondisi akhir didapatkan persentase 87,5% dengan target
75%. Kondisi awal pada indikator keenam didapatkan persentase sebesar
50% dan kondisi akhir didapatkan persentase 75% dengan 70%. Persentase
secara keseluruhan pada kondisi awal yaitu 37,5% meningkat menjadi75%
pada kondisi akhir dengan target 70%.
B. Pembahasan
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dengan tujuan untuk
meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis matematika pada
materi KPK dan FPB siswa kelas VA SD Negeri Perumnas Condongcatur.
1. Proses Penerapan Pembelajaran Kontekstual
Penelitian ini menggunakan pembelajaran kontekstual di setiap
pertemuan. Komponen pembelajaran kontekstual sudah dapat diterapkan
pada saat penelitian sesuai dengan apa yang peneliti rencanakan pada RPP.
Adapun komponen pembelajaran kontekstual yang diterapkan adalah
konstruktivisme, bertanya, masyarakat belajar, inkuiri, pemodelan,
refleksi, dan penilaian sebenarnya. Penerapan komponen tersebut sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146146146
dapat diterapkan di setiap pembelajaran. Konstruktivisme dalam penelitian
ini seperti kegiatan mengerjakan LKS bilangan prima dan mengerjakan
soal cerita KPK dan FPB. Bertanya terdapat pada kegiatan tanya jawab
antara guru dan siswa atau siswa dan guru. Masyarajat belajar diterapkan
melalui adanya kerjasama antar siswa yang tergabung dalam suatu
kelompok. Inkuiri pada penelitian ini terdapat pada kegiatan memahami
konsep KPK dan FPB dengan menggunakan media.
Pemodelan terdapat pada saat guru memeragakan dan memberikan
contoh penggunaan media seperti kalender dan manik-manik. Pemodelan
dalam penelitian ini juga melibatkan siswa ikut serta untuk mencoba dan
menjawab pertanyaan mengenai media. Refleksi dilakukan pada akhir
pembelajaran yang berisikan kendala dan pengalaman yang ditemukan
siswa selama pembelajaran serta perasaan siswa selama mengikuti
pembelajaran. Penilaian sebenarnya terdapat pada rubrik penilaian yang
telah peneliti tentukan sebelumnya.
2. Peningkatan Hasil Belajar
Berdasarkan hasil evaluasi 1 pada siklus I dan evaluasi 2 pada siklus
2 serta evaluasi akhir didapatkan hasil bahwa adanya peningkatan hasil
belajar siswa kelas VA SD Negeri Perumnas Condongcatur tahun ajaran
2015/2016 pada materi KPK dan FPB. Penerapan pembelajaran
kontekstual dengan menggunakan 7 komponen dapat meningkatkan rata-
rata dan persentase ketuntasan siswa. Hal tersebut sejalan dengan
pendapat Hosnan (2014: 279-280) mengenai kelebihan pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147147147
kontekstual adalah pembelajaran lebih bermakna dan riil sehingga materi
pelajaran akan tertanam erat dalam memori siswa serta pembelajaran
lebih produkif dan dapat menumbuhkan penguatan konsep. Hasil
penelitian ini juga relevan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Astuti (2013) dengan variabel yang sama dengan penelitian ini yaitu
hasil belajar dan menggunakan pembelajaran kontekstual.
Agar dapat mengetahui target dan pencapaian dalam penelitian ini,
peneliti menjabarkannya hasil belajar dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 4.24 Perbandingan Target dan Pencapaian Hasil Belajar
Peubah
Indikator Kondisi
Awal Evaluasi Siklus I Evaluasi Siklus II Evaluasi Akhir
Target Capaian Target Capaian Target Capaian
Hasil
Belajar
Nilai Rata- rata siswa
57,66
70
70,95
75
82,04
80
90
Persentase jumlah siswa
mencapai
KKM
51,19%
60%
62,5%
70%
75%
80%
91,66%
Hasil belajar siswa yang diperoleh dari setiap evaluasi didapatkan
rata-rata yang mengalami peningkatan. Peningkatan dapat dilihat mulai
dari kondisi awal dengan rata-rata 57,66 dan terjadi peningkatan
sebanyak 13,29 dan diperoleh rata-rata 70,95 di siklus I dengan target
pencapaian 70. Rata-rata kelas juga meningkat dari siklus I yaitu 70,95
menjadi 82,04 di siklus II dengan target pencapaian 75 atau meningkat
sebanyak 11,09. Capaian evaluasi akhir juga meningkat dari siklus II
yaitu 82,04 menjadi 90 di evaluasi akhir dengan target 80 atau meningkat
sebanyak 7,96.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148148148
Selain rata-rata kelas peningkatan juga dapat dilhat dari
persentase pemerolehan KKM dan telah mencapai target yang
ditentukan. Hal ini dapat dilihat dari persentase ketuntasan pada kondisi
awal yaitu 51,19% meningkat menjadi 62,5% di siklus I dari target 60%
atau meningkat sebanyak 11,31%. Siklus I terjadi peningkatan, namun
hanya 2 siswa saja yang meningkat atau sebesar 11,31%.
Persentase ketuntasan pada siklus II yaitu 75% dari target 70 yang
artinya mengalami peningkatan dari siklus I sebanyak 12,5%. Siklus II
juga terjadi peningkatan, namun hanya sebanyak 3 siswa saja yang
meningkat. Evaluasi akhir yang merupakan evaluasi gabungan siklus I
dan siklus II diperoleh persentase ketuntasan sebanyak 91,66% dari
target 80%. Evaluasi akhir terdapat 4 siswa yang meningkat atau terjadi
peningkatan sebasar 16,66%.
3. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis
Peningkatan kemampuan berpikir kritis diperoleh dari hasil
kuesioner yang diisi oleh siswa dan diperkuat dengan pengamatan
langsung oleh peneliti. Penerapan pembelajaran kontekstual dapat
meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematika siswa sesuai dengan
pendapat Johnson (2007: 183) yaitu untuk membantu siswa
mengembangkan potensi intelektual mereka, pembelajaran kontekstual
mengajarkan langkah-langkah yang dapat digunakan dalam berpikir kritis
serta memberikan kesempatan untuk menggunakan keahlian berpikir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149149149
dalam tingkatan yang lebih tinggi dalam dunia nyata. Penelitian ini juga
sejalan dengan penelitian yang terdaululu yang telah dilakukan oleh
Prafitriani (2015) dengan valiabel yang sama yaitu kemampuan berpikir
kritis dengan menggunakan pembelajaran kontekstual.
Agar dapat mengetahui target dan pencapaian dalam penelitian
ini, peneliti menjabarkan hasil kuesioner dalam bentuk tabel sebagai
berikut:
Tabel 4.25 Perbandingan Nilai Kuesioner Berpikir Kritis
No. Indikator Nilai Kondisi Awal
Nilai Kondisi Akhir
1. Menganalisis argumen 56,5 85,5 2. Mampu bertanya 62 82,1 3. Mampu menjawab pertanyaan 58 80,4 4. Memecahkan masalah 61 83,33 5. Membuat kesimpulan 69 80,8 6. Keterampilan mengevaluasi dan
menilai hasil pengamatan
62,5
74,5
Keseluruhan 60,95 81,33
Kondisi awal pada indikator pertama didapatkan nilai sebesar
56,5 dan meningkat pada kondisi akhir dengan nilai 85,5 atau meningkat
sebesar 29. Indikator kedua didapatkan nilai sebesar 62 dan meningkat
pada kondisi akhir dengan nilai 82,1 atau meningkat sebesar 20,1.
Indikator ketiga didapatkan nilai 58 dan meningkat pada kondisi akhir
dengan nilai 80,4 atau meningkat sebesar 22,4. Indikator keempat
didapatkan nilai sebesar 61 dan meningkat pada kondisi akhir menjadi
83,33 atau meningkat sebesar 22,33. Indikator kelima didapatkan nilai
sebesar 69 dan meningkat pada kondisi akhir yaitu 80,8 atau meningkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150150150
sebesar 12. Indikator keenam juga terjadi peningkatan dari kondisi awal
yaitu 62,5 menjadi 74,5 atau meningkat sebesar 11,8.
Nilai kemampuan berpikir kritis secara keseluruhan diperoleh
hasil 60,95 pada kondisi awal dan 81,33 pada kondisi akhir. Data hasil
kuesioner kemampuan berpikir kritis dapat dilihat pada lampiran 16 dan
17.
Tabel 4.26 Perbandingan Persentase Berpikir Kritis
Indikator
Berpikir
Kritis
Indikator
Kondisi Awal
Target
Kondisi Akhir
1
Persentase
jumlah siswa
yang kritis
41,66% 75% 87,5% 2 45,83% 75% 83,33% 3 37,5% 70% 79,19% 4 41,66% 75% 83,33% 5 58,33% 75% 87,5% 6 50% 70% 75%
Keseuruhan 37,5% 70% 75%
Berdasarkan tabel 4.26 peningkatan kemampuan berpikir kritis
dapat dilihat dari persentase jumlah siswa yang kritis. Indikator pertama
terdapat peningkatan dari persentase kondisi awal sebesar 41,66%
menjadi 87,5% pada kondisi akhir dengan target 75%. Indikator kedua
terdapat peningkatan dari persentase kondisi awal sebesar 45,83%
menjadi 83,33% pada kondisi akhir dengan target 75%. Indikator ketiga
juga terdapat peningkatan dari persentase kondisi awal sebesar 37,5%
menjadi 79,19% pada kondisi akhir dengan target 70%. Indikator
keempat terdapat peningkatan dari persentase kondisi awal sebesar
41,66% menjadi 83,33% pada kondisi akhir dengan targer 75%. Indikator
kelima juga masih terdapat peningkatan dari persentase kondisi awal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151151151
sebesar 58,33% menjadi 87,5% pada kondisi akhir dengan target 75%.
Indikator terakhir juga terdapat peningkatan dari persentase kondisi awal
sebesar 50% menjadi 75% pada kondisi akhir dengan target 70%.
Persentase jumlah siswa yang kritis secara keseluruhan adalah sebanyak
37,5% pada kondisi awal dan meningkat menjadi 75% pada kondisi
akhir. Peneliti menyimpulkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan
berpikir kritis dari kondisi awal dan kondisi akhir, namun hanya sedikit
siswa yang berhasil meningkat yaitu sebanyak 9 siswa dari 24 siswa.
Data hasil kuesioner kemampuan berpikir kritis dapat dilihat pada
lampiran 16 dan 17.
Peneliti juga melakukan pengamatan untuk memperkuat data
peningkatan berpikir kritis dari hasil kuesioner. Pengamatan dilakukan di
setiap pertemuan selama 2 siklus yang dibantu oleh teman sejawat. Hasil
pengamatan oleh peneliti terdapat pada tabel 26 agar dapat dilihat
peningkatannya sebagai berikut:
Tabel 4.27 Peningkatan Berpikir Kritis dari Hasil Pengamatan
Siklus I Siklus II
Nilai Rata-Rata Persentase Nilai Rata-Rata Persentase 1,9 58,33% 2,4 75%
Berdasarkan tabel 4.27 terdapat 6 indikator yang menjadi fokus
penelitian dengan hasil pada kondisi awal dan kondisi akhir. Rata-rata
hasil pengamatan kemampuan berpikir kritis secara keseluruhan pada
siklus I didapatkan nilai 1,9 (tidak kritis) dan meningkat menjadi 2,4
(kritis) pada siklus II. Persentase jumlah siswa yang kritis secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152152152
keseluruhan pada siklus I yaitu 58,33% dan meningkat menjadi 75%
pada siklus II. Peningkatan jumalh siswa yang minimal cukup kritis
hanya sebanyak 4 siswa saja atau meningkat 16,67%. Data hasil
pengamatan kemampuan berpikir kritis dapat dilihat pada lampiran 19.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
PENUTUP
Dalam BAB V ini peneliti membahas mengenai kesimpulan, keterbatasan,
dan saran dalam penelitian ini
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan pada setiap siklus
dapat disimpulkan bahwa :
1. Upaya meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis pada
materi KPK dan FPB siswa kelas VA SD Negeri Perumnas Condongcatur
tahun ajaran 2015/2016 dilaksanakan dengan menggunakan pembelajaran
kontekstual. Adapun komponen dalam pembelajaran kontekstual yang
diterapkan dalam penelitian ini antara lain: konstruktivisme, inkuiri,
bertanya, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, dan penilaian nyata.
2. Penerapan pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar
pada materi KPK dan FPB siswa kelas VA SD Negeri Perumnas
Condongcatur tahun ajaran 2015/2016. Hal ini dapat dilihat dari perolehan
rata-rata kondisi awal sebesar 57,66 dengan persentase ketuntasan sebesar
51,19% meningkat pada rata-rata evaluasi I menjadi 70,95 dengan
persentase ketuntasan sebesar 62,5%. Evaluasi I juga meningkat ke
evaluasi II yaitu dengan rata-rata 82,04.dengan persentase ketuntasan
sebesar 75%. Peningkatan juga terjadi dari evaluasi II dengan rata-rata
153
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154154154
82,04 dengan persentase ketuntasan sebesar 75% menjadi 90 pada skor
rata-rata evaluasi akhir dengan persentase ketuntasan sebesar 91,66%.
3. Penerapan pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan kemampuan
berpikir kritis pada materi KPK dan FPB siswa kelas VA SD Negeri
Perumnas Condongcatur tahun ajaran 2015/2016. Hal ini dapat dilihat dari
hasil kuesioner yang diperkuat oleh pengamatan peneliti. Kemampuan
berpikir kritis dari hasil kuesioner meningkat dari kondisi awal dengan
rata-rata 3,03 (tidak kritis) menjadi 4,07 (kritis) pada kondisi akhir.
Persentase ketuntasan juga meningkat dari kondisi awal 37,5% menjadi
75% pada kondisi akhir.
B. Keterbatasan Penelitian
Penelitian yang dilakukan ini masih mempunyai banyak keterbatasan
yang dirasakan oleh peneliti, adapun keterbatasan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Penelitian ini menggunakan lembar kuesioner sebagai instrumen
kemampuan berpikir kritis siswa, sehingga peneliti tidak dapat mengontrol
jawaban dari responden atau siswa. Apakah siswa mengisi pernyataan
pada kuesioner sesuai dengan apa yang dialami atau hanya sekedar
mengisinya saja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155155155
2. Minimnya penelitian terdahulu mengenai kemampuan berpikir kritis siswa
di sekolah dasar.
3. Terbatasnya alokasi waktu pembelajaran yang disediakan oleh guru,
sehingga harus mengambil jam pelajaran lainnya agar materi dapat
disampaikan secara keseluruhan.
C. Saran
Berkaitan dengan hasil penelitian yang sudah dilakukan peneliti
beberapa saran yang dapat digunakan bagi penelitian selanjutnya antara lain:
1. Diharapkan peneliti memberikan pengertian kepada siswa untuk benar-
benar mencermati dan menjawab pernyataan kuesioner dengan jujur dan
sebaiknya siswa diberikan waktu yang cukup untuk mencermati kuesioner
sehingga siswa tidak tergesa dalam memilih pernyataan.
2. Diharapkan dapat mencari sumber penelitian terdahulu lebih banyak
mengenai kemampuan berpikir kritis dalam jurnal Bahasa Indonesia atau
Bahasa Inggris, karena dalam jurnal Bahasa Inggris akan lebih lengkap..
3. Bagi guru atau peneliti yang akan menerapkan pembelajaran kontekstual
sebaiknya dipersiapkan secara matang dan diperhitungkan alokasi waktu
agar pembelajaran berlangsung dengan maksimal dan lancar serta tepat
waktu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156156156
Daftar Referensi
Arifin. (2011). Penelitian pendidikan: metode dan paradigma baru. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur penelitian: suatu pendekatan praktek.
Jakarta: Rineka Cipta.
Aunurrahman. (2011). Belajar dan pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan pembelajaran. Jakarta: PT Rineka
Cipta
Hamdayama, Jumanta. (2014). Model dan pembelajaran kreatif berkarakter.
Bogor: Ghalia Indonesia
Hosnan. (2014). Pendekatan saintifik dan kontekstual dalam pembelajaran.
Bogor: Ghalia Indonesia
Jautar M,dkk. (2003). Mari belajar matematika untuk sekolah dasar kelas VI .
Jakarta: GANECA EXACT.
Kasdin, Rima K., Fabiana, dkk. (2012). Critical Thinking: Membangun Pemikiran
Logis. Jakarta: PT Pustaka Sinar Harapan
Kountur, R. (2003). Metode penelitian untuk penulisan skripsi dan tesis. Jakarta:
PPM
Kunandar. (2008). Penelitian tindakan kelas. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
Kuswana, Wowo Sunarya. (2011). Taksonomi berpikir. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Kusumah, Wijaya dan Dedi Dwitagama. (2009). Penelitian tindakan kelas.
Jakarta: PT Indeks
Masidjo. (1995). Penilaian pencapaian hasil belajar siswa di sekolah.
Yogyakarta: Kanisius.
Mustaqim. (2008). Psikologi pendidikan. Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah IAIN
Walisongo Semarang
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 22 Tahun 2006
tentang Standar Isi (SI). Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan
Dasar dan Menengah.
Riduwan. (2013). Skala pengukuran variabel-variabel penelitian. Jawa Barat:
IKAPI
Sanjaya, Wina. (2011). Penelitian tindakan kelas. Jakarta: Kencana
Suharsaputra, Uhar. (2012). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan
tindakan. Bandung: PT Refika Aditama.
Soedojo, Peter. (2001). Azaz-Azaz Fisika Jilid 4 Fisika Modern. Yogyakarta:
Gajah Mada University Press
Sunaryo, Kuswana Wowo. 2012. Taksonomi Kognitif. Bandung: PT Remaja
Rosda Karya
Sudjana, Nana. (2005). Penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandung: PT.
Remaja Rosdikarya.
Sudrajat, Hari. 2004. Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK).
Bandung: Cipta Cekas Grafika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157157157
Sundayana, Rostina. (2015). Media dan alat peraga dalam pembelajaran
matematika. Bandung: Alfabeta
Susanto, Ahmad. (2013). Teori belajar dan pembelajaran di sekolah dasar.
Jakarta: Kencana
Sutarmo. (2012). Otak dan beberapa fungsinya. Jakarta: Fakultas Kedokteran UI.
Suwangsih, Erna dan Tiurlina. (2006). Model pembelajaran matematika.
Bandung: UPI PRESS.
Taniredja, Tukiran, Miftah Faridli dan Sri Harmianto. (2011). Model-model
pembelajaran inovatif. Bandung: Alfabeta
Taniredja, Tukiran, Miftah Faridli dan Sri Harmianto. (2014). Model-model
pembelajaran inovatif dan efektif. Bandung: Alfabeta
Thobroni. (2015). Belajar dan pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Trianto. (2009). Mendesain model pembelajaran inovatif-progresif. Jakarta:
Kencana.
Utomo, Dwi Priyo dan Ida Arijanny. (2009). Matematika untuk SD/MI kelas II.
Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Wardani.
(2007). Penelitian tindakan kelas. Jakarta: Universitas Terbuka Widoyoko, Eko
Putro. (2009). Evaluasi program pembelajaran. Yogyakarta:
Pustaka Belajar.
Sumber Internet:
Achmad,Arief.(2007).Memahami berpikir kritis.http://ArtikelPendidikanNetwork
[diakses tanggal 25 Juni 2015]
Astutui, Wiji.(2013). http://eprints.ums.ac.id/27486/1/1._Halaman_depan.pdf (di
unduh pada tanggal 20 Desember 2015)
BNSP, (2006). Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah: Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar SMP/MTs [Online] Tersedia:
http://litbang.kemdiknas.go.id/content/Buku%20Standar%20Isi%20SMP(1).p
df (di unduh pada tanggal 10 Desember 2015)
Hidayatullah, Dimas Widhi (2012) http://lib.unnes.ac.id/17735/1/1402408054.pdf
(di unduh pada tanggal 20 Desember 2015)
Lunenburg, F.C. (2011). “creative thinking and constructivism techniques for
improving student achievement”. National Forum Of Teacher Education
Journal . 21, (3), 1-9 (di unduh pada tanggal 20 Desember 2015)
Prafitriani Nur (2015) http://eprints.uny.ac.id/25529/1/skripsi%20nur%20fiks.pdf
(di unduh pada tanggal 20 Desember 2015)
Sudiarta, I Gusti Putu. 2009. Pengembangan pembelajaran berpendekatan
tematik berorientasi pemecahan masalah matematika terbuka untuk
mengembangkan kompetensi berpikir divergen, kritis, dan kreatif. Artikel
[online] tersedia: http://www.pdfchaser.com/pembelajaran-pendektan-
tematik.pdf.html (diunduh pada tanggal 5 November 2015)
Syahrozad.Umi.(2011).http://dspace.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/9809/
Skripsi_1.pdf?sequence=1 (di unduh pada tanggal 20 Desember 2015)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158158158
Usman, Riyadi. (2008) http://lib.unnes.ac.id/16837/1/4001506030.pdf [diakses
tanggal 25 Juni 2015]
Herman.(2006)http://eprints.uny.ac.id/11994/1/PM%20%2039%20Tatang%20Her
man.pdf (di unduh pada tanggal 5 November 2015)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160160160
Lampiran 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3 SILABUS
Sekolah : SD Negeri Perumnas Condongcatur
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/ Semester : VA/ Ganjil
Standar Kompetensi : Melakukan operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah.
Kompetensi Dasar
Indikator Materi
Pokok
Kegiatan
Pembelajaran
Penilaian
Waktu
Sumber Belajar
Siklus 1 Pertemuan 1
1.2 Menggunakan
faktor prima untuk
menentukan KPK
dan FPB.
- Kognitif 1.2.1 Menentukan
bilangan
prima dari
kelompok
bilangan
tertentu.
1.2.2 Menentukan
faktorisasi
prima untuk
mencari KPK
2 bilangan dan
3 bilangan.
- Afektif
1.2.3 Aktif
mengerjakan
- Bilangan
prima
- Faktorisa
si prima
- KPK
Pendahuluan
Guru memberi salam dan
berdoa.
Guru melakukan absensi
dan kehadiran siswa.
Guru mengkondisikan kelas
dan meminta siswa agar
siap mengikuti
pembelajaran.
Guru mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang
mengaitkan pengetahuan
sebelumnya dengan materi
yang akan dipelajari.
Guru memotivasi siswa
dengan permainan Happy
a. Tes (uraian)
b. Non tes
(observasi)
1xperte
muan
(3 x 35
menit)
- Astuty Ary,
Mustaqim.
2008. Ayo
Belajar
Matematika
untuk SD dan
MI IV. Jakarta:
Pusat
Perbukuan
Departemen
Pendidikan
Nasional.
- Sumarmi
Titing,
161
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
soal dalam kelompok.
1.2.4 Teliti dalam
mengoperasik
an bilangan-
bilangan
untuk mencari
KPK.
1.2.5 Bekerjasama
dengan baik di
dalam
kelompok
pada saat
mengerjakan
tugas.
- Psikomotorik
1.2.6 Memilih
bilangan
prima antara
1-100.
Clap tentang kelipatan.
Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran.
Kegiatan Inti
Eksplorasi
Guru memberikan beberapa
pertanyaan mengenai lagu
“Happy Clap” yang
berhubungan dengan
materi. (bertanya): - Berapakah kelipatan dari
2, 3, dan 4?
- Pada angka ke berapakah
kelompok pertama
bertepuk tangan?
- Pada angka keberapakah
kelompok kedua
bertepuk tangan?
- Pada angka ke berapakah
kedua kelompok
bertepuk tangan?
Guru memberikan beberapa
pertanyaan mengenai
kelipatan dan bilangan
prima (bertanya):
- Apa yang kalian ketahui
mengenai kelipatan?
- Apa yang kalian ketahui
mengenai bilangan
prima?
Kamsiati Siti.
2009. Asyiknya
Belajar
Matematika
Untuk SD/MI
Kelas V.
Jakarta: Pusat
Perbukuan
Departemen
Pendidikan
Nasional.
- Utomo Dwi
Priyo, Arijanny
Ida. 2009.
Asyiknya
Belajar
Matematika
Untuk SD/MI
Kelas V .
Jakarta: Pusat
Perbukuan
Departemen
Pendidikan
Nasional.
- Saepudin Aep,
Babudin,
Mulyadi Dedi,
162
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
- Apakah terdapat bilangan prima pada
kelipatan 3?Coba
sebutkan!
Elaborasi
Siswa dibagi menjadi
beberapa kelompok oleh guru (masyarakat belajar).
Setiap kelompok dibagikan
lembar kerja berupa angka 1-100 - Siswa bertugas untuk
mencari dan memilih
angka yang termasuk
bilangan prima
berdasarkan pengetahuan
yang mereka miliki
sebelumnya
(konstruktivisme).
Perwakilan setiap kelompok
maju ke depan untuk
membacakan hasil
diskusinya.
Guru menjelaskan
mengenai bilangan prima.
Guru menjelaskan dan
memperagakan cara
menggunakan media
kalender agar dapat
dicontoh oleh siswa
(pemodelan).
Adang. 2009.
Gemar Belajar
Matematika
Untuk SD/MI
Kelas V.
Jakarta: Pusat
Perbukuan
Departemen
Pendidikan
Nasional.
163
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Setiap kelompok
mendapatkan kalender
untuk melakukan peragaan
menemukan konsep KPK.
(inkuiri) :
- Siswa diminta untuk
melingkari angka pada
kalender yang termasuk
kelipatan dari 4.
- Siswa diminta untuk
memberi tanda centang
pada angka yang
termasuk kelipatan dari
6. - Siswa akan menemukan
bahwa terdapat 2 tanda
(lingkaran dan centang)
pada satu angka.
Guru bertanya kepada siswa
apa hubungan penggunaan
kalender dengan KPK
(bertanya).
Guru menjelaskan
hubungan penggunaan
kalender dengan KPK.
Siswa mendengarkan
penjelasan dari guru
mengenai faktorisasi prima
dengan menggunakan
pohon faktor untuk mencari
KPK.
164
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Setelah siswa mengetahui
cara menentukan KPK,
maka siswa diharuskan
mengerjakan soal mengenai
materi yang sudah dipelajari
yang diberikan oleh guru
secara individu.
Siswa mengerjakan soal
yang diberikan oleh guru
dan menuliskan jawabannya
dalam lembar kerja siswa.
Beberapa siswa maju ke
depan untuk menuliskan
hasil pekerjaannya di papan
tulis.
Siswa dan guru membahas
dan menyimpulkan hasil
pekerjaan siswa bersama-
sama.
Konfirmasi
Siswa dan guru membahas
serta menyimpulkan hasil
pekerjaan siswa bersama-
sama (kesimpulan).
Guru mengkonfirmasi dan
memberikan penguatan
kepada siswa mengenai
hasil pekerjaannya.
Siswa membuat kesimpulan
atas apa yang sudah
dipelajari.
165
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Siswa dan guru melakukan
refleksi bersama-sama (refleksi).
Guru memberikan tindak
lanjut kepada siswa untuk
mempelajari materi
selanjutnya yaitu soal cerita
KPK.
Kegiatan Penutup
Guru memersilakan siswa
untuk berkemas dan bersiap
pulang.
Guru menunjuk salah satu
siswa untuk memimpin doa.
Guru mengucapkan salam
penutup.
Siklus 1 Pertemuan 2
1.5 Menyelesaikan
masalah yang
berkaitan dengan
operasi hitung,
KPK dan FPB.
- Kognitif 1.5.1 Menentukan
faktor prima
dan faktorisasi
prima untuk
mencari KPK.
1.5.2 Menentukan
KPK dalam
memecahkan
masalah
sehari-hari
melalui soal
cerita.
- Soal cerita KPK
Pendahuluan
Guru memberi salam dan
berdoa.
Guru melakukan absensi
dan kehadiran siswa.
Guru mengkondisikan kelas
dan meminta siswa agar
siap mengikuti
pembelajaran.
Guru mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang
mengaitkan pengetahuan
a. Tes (uraian)
b. Non Tes
(observasi)
1x
pertemua
n
(3 x 35)
- Astuty Ary,
Mustaqim.
2008. Ayo
Belajar
Matematika
untuk SD dan
MI IV. Jakarta:
Pusat
Perbukuan
Departemen
Pendidikan
Nasional.
- Sumarmi Titing,
166
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
- Afektif 1.5.3 Aktif
mengerjakan
soal dalam
kelompok.
1.5.4 Teliti dalam
mengoperasik
an bilangan-
bilangan
untuk mencari
KPK.
1.5.5 Bekerjasama
dengan baik di
dalam
kelompok
pada saat
mengerjakan
tugas.
- Psikomotorik
1.5.6 Mengoperasik
an bilangan-
bilangan yang
ada dalam soal
cerita.
1.5.7 Mempresentasi
kan hasil
pekerjaan
KPK di depan
kelas.
sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari.
Guru memotivasi siswa
dengan permainan “Happy
Clap” tentang kelipatan
seperti pertemuan
sebelumnya.
Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran.
Kegiatan Inti
Eksplorasi
Guru memberikan beberapa
pertanyaan mengenai KPK
(bertanya):
- Apa yang kalian ketahui
mengenai KPK?
- Apakah kalian pernah
menemui pengalaman
sehari-hari kalian
mengenai KPK? - Coba sebutkan cerita
pengalaman kalian yang
ada hubungannya dengan
KPK!
Elaborasi
Guru kembali menerangkan
secara singkat tentang KPK
untuk mengulang ingatan
siswa.
Kamsiati Siti. 2009. Asyiknya
Belajar
Matematika
Untuk SD/MI
Kelas V.
Jakarta: Pusat
Perbukuan
Departemen
Pendidikan
Nasional.
- Utomo Dwi
Priyo, Arijanny
Ida. 2009.
Asyiknya
Belajar
Matematika
Untuk SD/MI
Kelas V .
Jakarta: Pusat
Perbukuan
Departemen
Pendidikan
Nasional.
- Saepudin Aep,
Babudin,
Mulyadi Dedi,
Adang. 2009.
Gemar Belajar
Matematika
Untuk SD/MI
167
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Siswa dibagi menjadi
beberapa kelompok oleh guru. (masyarakat belajar)
Setiap kelompok menerima
media gambar.
Guru memberi contoh dan
memeragakan cara
penggunaan media agar
dapat dipahamai oleh siswa.
(pemodeling)
Siswa memeragakan media
gambar dengan
menggunakan pengetahuan
yang mereka miliki
sebelumnya
(konstruktivisme).
Setiap kelompok
mendapatkan gambar
sebagai media menemukan
permasalahan dan soal
cerita sehari-hari yang
berkaitan dengan KPK:
(inkuiri)
- Siswa diminta
menempelkan gambar
yang merupakan
kelipatan dari 6.
- Siswa diminta untuk
menempelkan gambar
yang merupakan
kelipatan dari 12.
Kelas V. Jakarta: Pusat
Perbukuan
Departemen
Pendidikan
Nasional.
168
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
- Siswa akan menemukan gambar yang telah
ditempel tersebut dan
akan bertemu pada satu
garis lurus yang
merupakan hasil dari
KPK.
Guru kembali memberikan
sebuah cerita sehari-hari
yang berkaitan dengan
permasalahan KPK masih
dengan menggunakan
media gambar.
Guru menunjuk salah satu
perwakilan dari kelompok
untuk maju ke depan dan
menuliskan hasil
pekerjannya.
Guru kembali memberikan
beberapa soal cerita
mengenai KPK untuk setiap
kelompok.
Siswa diberikan waktu
untuk memahami cara
penyelesaian soal cerita
yang telah didapatkannya
dengan menuliskan proses
penyelesaiannya
berdasarkan pengetahuan
yang dimiliki tanpa
menggunakan media.
169
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(konstruktivisme)
Siswa mencoba untuk
menemukan jawaban dari
permasalahan tersebut.
Guru menunjuk salah satu
siswa untuk maju ke depan
menuliskan hasil dari
diskusinya.
Guru mengkonfirmasi
jawaban siswa dan
memberikan penjelasan
mengenai cara
menyelesaikan
permasalahan soal cerita
KPK dengan menuliskan
diketahui, ditanyakan,
jawab, dan jadi.
Siswa kembali ke dalam
tempat duduk masing-
masing dan kembali
mengerjakan latian soal
secara mandiri.
Siswa mengerjakan soal
yang diberikan oleh guru
dan menuliskan jawabannya
dalam lembar kerja siswa
secara mandiri.
Beberapa siswa
mempresentasikan hasil
pekerjaannya di depan
kelas.
170
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Konfirmasi
Siswa dan guru membahas
serta menyimpulkan hasil
pekerjaan siswa bersama-
sama (kesimpulan).
Guru memberikan penilaian
hasil belajar siswa.
(penilaian nyata)
Guru mengkonfirmasi dan
memberikan penguatan
kepada siswa mengenaihasil
pekerjaannya.
Siswa membuat kesimpulan
atas apa yang sudah
dipelajari.
Siswa dan guru melakukan
refleksi bersama-sama
(refleksi).
Guru memberikan tindak
lanjut kepada siswa untuk
mempelajari materi
selanjutnya yaitu soal cerita
KPK.
Kegiatan Penutup
Guru memersilakan siswa
untuk berkemas dan bersiap pulang.
Guru menunjuk salah satu
siswa untuk memimpin doa.
171
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Guru mengucapkan salam
penutup.
Siklus 2 Pertemuan 1
1.2 Menggunakan
faktor prima
untuk
menentukan
KPK dan FPB.
- Kognitif 1.5.1 Menentukan
faktorisasi
prima untuk
mencari FPB 2
bilangan dan 3
bilangan.
- Afektif
1.5.2 Aktif
mengerjakan
soal dalam
kelompok.
1.5.3 Teliti dalam
mengoperasik
an bilangan-
bilangan
untuk mencari
KPK.
1.5.4 Bekerjasama
dengan baik di
dalam
kelompok
pada saat
mengerjakan
tugas.
- Psikomotorik
1.5.5 Menggunakan
daun, kapur,
- FPB Pendahuluan
Guru memberi salam dan
berdoa.
Guru melakukan absensi
dan kehadiran siswa.
Guru mengkondisikan kelas
dan meminta siswa agar
siap mengikuti
pembelajaran.
Guru mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang
mengaitkan pengetahuan
sebelumnya dengan materi
yang akan dipelajari.
Guru memotivasi siswa
dengan permainan “Happy
Clap” tentang kelipatan
seperti pertemuan
sebelumnya.
Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran.
Kegiatan Inti
Eksplorasi
Guru memperkenalkan
media yang akan digunakan untuk belajar FPB.
a. Tes (uraian)
b. Non tes
(observasi)
1xper
temuan
(3 x 35)
- Astuty Ary,
Mustaqim.
2008. Ayo
Belajar
Matematika
untuk SD dan
MI IV. Jakarta:
Pusat
Perbukuan
Departemen
Pendidikan
Nasional.
- Sumarmi Titing,
Kamsiati Siti.
2009. Asyiknya
Belajar
Matematika
Untuk SD/MI
Kelas V.
Jakarta: Pusat
Perbukuan
Departemen
Pendidikan
Nasional.
- Utomo Dwi
Priyo, Arijanny
Ida. 2009.
Asyiknya
172
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dan kalender dengan tepat.
Guru memberikan beberapa
pertanyaan kepada siswa:
- Menurut kalian apa
hubungan manik-manik ini
dengan FPB?
Guru memberikan beberapa
pertanyaan mengenai FPB
(bertanya):
- Apa yang kalian ketahui
mengenai faktor
bilangan?
- Coba sebutkan faktor
perkalian dari 12!
- Apa kalian mengetaui
apa yang dimaksud
dengan FPB?
Elaborasi
Siswa kembali dalam
kelompok yang telah
dibagikan pada pertemuan sebelumnya (masyarakat belajar).
Guru membagikan beberapa
manik-manik dua warna
untuk setiap kelompok.
Guru memberikan beberapa
pertanyaan untuk
memancing keingintahuan
siswa mengenai hubungan
media dan FPB (bertanya).
Belajar Matematika
Untuk SD/MI
Kelas V .
Jakarta: Pusat
Perbukuan
Departemen
Pendidikan
Nasional.
- Saepudin Aep,
Babudin,
Mulyadi Dedi,
Adang. 2009.
Gemar Belajar
Matematika
Untuk SD/MI
Kelas V.
Jakarta: Pusat
Perbukuan
Departemen
Pendidikan
Nasional.
173
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Guru memberikan contoh
penggunaan media dengan
memeragakannya agar
siswa lebih mengerti
(pemodelan).
Siswa mencoba melakukan
peragaan dengan
menggunakan manik-manik
dua warna untuk
mengetahui konsep FPB
berdasarkan pengetahuan
yang mereka miliki
sebelumnya
(konstruktivisme).
Siswa menyelesaikan
permasalahan yang
diberikan oleh guru dengan
menggunakan media manik-
manik (inkuiri):
- Guru memberikan
permasalahan kepada masing-masing kelompok berupa soal:
Terdapat 20 manik-
manik coklat dan 12
manik-manik putih.
Manik-manik tersebut
akan dibagikan ke
dalam beberapa
kelompok dengan
jumlah manik-manik
174
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang sama dalam setiap kelompok.
Berapa banyak
kelompok yang dapat
terbentuk? Berapa
jumlah manik-manik
coklat dan masik
manik-manik putih
dalam setiap
kelompok? (bertanya)
- Siswa mencari
penyelesaian dari
permasalahan tersebut
dengan membagi manik-
manik menjadi beberapa
kelompok dengan jumlah
manik-manik yang sama.
- Siswa akan terus
mencoba hingga manik-
manik tersebut terbagi
menjadi beberapa
kelompok dengan jumlah
yang sama untuk setiap
manik-manik.
- Siswa menjawab
permasalahan tersebut
pada lembar jawab
menggunakan cara yang
mereka ketahui.
(konstruktivisme)
Guru membagi perwakilan
175
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dari kelompok untuk menuliskan hasil pekerjannya
di depan.
Siswa mendengarkan
penjelasan dari guru
mengenai hubungan manik-
manik dan FPB.
Siswa mendengarkan
penjelasan dari guru
mengenai FPB dan cara
menentukannya dengan
menggunakan pohon faktor.
Setiap siswa dibagikan
lembar kerja mengenai
materi FPB.
Beberapa siswa maju ke
depan untuk menuliskan hasil
pekerjaannya.
Siswa dan guru membahas
hasil pekerjaan siswa
bersama-sama.
Guru memberikan nilai hasil
belajar siswa berdasarkan
rubrik penilaian yang telah
ditentukan. (penilaian nyata)
Konfirmasi
Siswa dan guru membahas
serta menyimpulkan hasil
pekerjaan siswa bersama-
sama (kesimpulan).
176
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Guru memberikan penilaian
hasil belajar siswa. (penilaian nyata)
Guru mengkonfirmasi dan
memberikan penguatan
kepada siswa mengenaihasil
pekerjaannya.
Siswa membuat kesimpulan
atas apa yang sudah
dipelajari.
Siswa dan guru melakukan
refleksi bersama-sama
(refleksi).
Guru memberikan tindak
lanjut kepada siswa untuk
mempelajari materi
selanjutnya yaitu soal cerita
KPK.
Kegiatan Penutup
Guru memersilakan siswa
untuk berkemas dan bersiap
pulang.
Guru menunjuk salah satu
siswa untuk memimpin doa.
Guru mengucapkan salam
penutup.
Siklus 2 Pertemuan 2
1.5 Menyelesaikan
masalah yang
berkaitan dengan
- Kognitif
151 Menggunakan
faktor prima dan
- Soal cerita
FPB Pendahuluan
Guru memberi salam dan
c. Tes
(uraian)
d. Non tes
1xper
temuan
(3 x 35)
- Astuty Ary,
Mustaqim.
2008. Ayo
177
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
operasi hitung, KPK dan FPB.
faktorisasi prima untuk
memecahkan
masalah sehari-
hari yang
berkaitan dengan
FPB.
- Afektif
1.5.2 Aktif
mengerjakan
soal dalam
kelompok.
1.5.3 Teliti dalam
mengoperasikan
bilangan-
bilangan untuk
mencari KPK.
1.5.4 Bekerjasama
dengan baik di
dalam
kelompok pada
saat
mengerjakan
tugas.
- Psikomotorik
1.5.5 Mempresentasi
kan hasil
pekerjaan
KPK di depan
kelas.
1.5.6 Mengoperasik
berdoa.
Guru melakukan absensi
dan kehadiran siswa.
Guru mengkondisikan kelas
dan meminta siswa agar
siap mengikuti
pembelajaran.
Guru mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang
mengaitkan pengetahuan
sebelumnya dengan materi
yang akan dipelajari.
Guru membotivasi siswa
agar semangat mengikuti
pembelajaran.
Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran.
Kegiatan Inti
Eksplorasi
Guru memberikan beberapa
pertanyaan mengenai FPB (bertanya): - Apa yang kalian ketahui
mengenai FPB?
- Apakah kalian pernah
menemui pengalaman
sehari-hari kalian
mengenai FPB?
- Coba sebutkan cerita
pengalaman kalian yang
(observasi) Belajar Matematika
untuk SD dan
MI IV. Jakarta:
Pusat
Perbukuan
Departemen
Pendidikan
Nasional.
- Sumarmi Titing,
Kamsiati Siti.
2009. Asyiknya
Belajar
Matematika
Untuk SD/MI
Kelas V.
Jakarta: Pusat
Perbukuan
Departemen
Pendidikan
Nasional.
- Utomo Dwi
Priyo, Arijanny
Ida. 2009.
Asyiknya
Belajar
Matematika
Untuk SD/MI
Kelas V .
Jakarta: Pusat
Perbukuan
178
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
an bilangan- bilangan yang
ada dalam soal
cerita.
ada hubungannya dengan FPB!
Elaborasi
Guru kembali menerangkan
secara singkat tentang FPB
untuk mengulang ingatan
siswa.
Siswa dibagi menjadi
beberapa kelompok oleh
guru. (masyarakat belajar)
Guru memberikan sebuah
cerita sehari-hari yang
berkaitan dengan
permasalahan FPB:
- Terdapat 14 siswa
perempuan dan 8 siswa
laki-laki dalam suatu
kelas. Guru akan
membagi semua siswa
tersebut ke dalam beberapa kelompok dengan jumlah
perempuan dan laki-laki
yang sama di setiap
kelompok. Berapakah
jumlah kelompok yang
dapat terbentuk? Berapa
jumlah siswa perempuan
pada setiap kelompok?
Berapa jumlah siswa
Departemen Pendidikan
Nasional.
- Saepudin Aep,
Babudin,
Mulyadi Dedi,
Adang. 2009.
Gemar Belajar
Matematika
Untuk SD/MI
Kelas V.
Jakarta: Pusat
Perbukuan
Departemen
Pendidikan
Nasional.
179
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
laki-laki dalam setiap kelompok?
- Siswa mencoba untuk
menemukan jawaban
dari permasalahan
tersebut dengan
menerapkan konsep FPB
pada pertemuan
sebelumnya. (inquiry)
- Siswa menjawab
permasalahan beserta
prosesnya berdasarkan
pengetahuan awal
mereka dan siswa
dibebaskan untuk
menjawab dengan
menggunakan cara yang
mereka ketahui
(konstruktivisme).
Guru menunjuk salah satu
siswa untuk maju ke depan
menuliskan hasil dari
diskusinya.
Guru mengkorfirmasi dan
membahas bersama
mengenai jawaban siswa.
Guru menjelaskan dan
memberikan contoh cara
menjawab soal cerita FPB
dengan menuliskan
diketahui, ditanyakan,
180
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
jawab, dan jadi yang mengikutsertakan siswa
agar tetap aktif
(pemodelan).
Siswa kembali ke tempat
duduk masing-masing.
Siswa mengerjakan lembar
kerja siswa secara
mandiri.Guru menunjuk
salah satu siswa untuk maju
ke depan dan menuliskan
hasil pekerjaannya.
Siswa dan guru membahas
dan menyimpulkan hasil
pekerjaan siswa bersama-
sama.
Guru memberikan nilai
hasil belajar siswa sesuai
dengan rubrik penilaian
yang telah ditentukan.
(penilaian nyata)
181
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Konfirmasi
Siswa dan guru membahas
serta menyimpulkan hasil
pekerjaan siswa bersama-
sama (kesimpulan).
Guru memberikan penilaian
hasil belajar siswa.
(penilaian nyata)
Guru mengkonfirmasi dan
memberikan penguatan
kepada siswa mengenaihasil
pekerjaannya.
Siswa membuat kesimpulan
atas apa yang sudah
dipelajari.
Siswa dan guru melakukan
refleksi bersama-sama
(refleksi).
Guru memberikan tindak
lanjut kepada siswa untuk
182
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
183
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
184184184
Lampiran 4
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS 1 PERTEMUAN 1
Satuan Pendidikan : SD Negeri Perumnas Condongcatur
Hari/ Tanggal : Sabtu, 3 Oktober 2015
Kelas/ Semester : VA/ 1
Mata Pelajaran : Matematika Materi
Pokok : FPB dan KPK Alokasi
Waktu : 3 × 35 menit (3 jp)
A. Standar Kompetensi
1. Melakukan operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah.
B. Kompetensi Dasar
1.2 Menggunakan faktor prima untuk menentukan KPK dan FPB.
C. Indikator
- Kognitif
1.2.1 Menentukan bilangan prima dari kelompok bilangan tertentu.
1.2.2 Menentukan faktorisasi prima untuk mencari KPK 2 bilangan dan 3 bilangan.
- Afektif
1.2.3 Aktif mengerjakan soal dalam kelompok.
1.2.4 Teliti dalam mengoperasikan bilangan-bilangan untuk mencari KPK.
1.2.5 Bekerjasama dengan baik di dalam kelompok pada saat mengerjakan tugas.
- Psikomotorik
1.2.6 Memilih bilangan prima antara 1-100.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
185185185
D. Tujuan Pembelajaran
- Kognitif
1.2.1.1 Siswa mampu menentukan bilangan prima dari bilangan 1-100 melalui diskusi
kelompok.
1.2.2.1 Siswa mampu menentukan faktorisasi prima untuk mencari KPK 2 bilangan
dan 3 bilangan secara mandiri.
- Afektif
1.2.3.1 Siswa mampu bersikap aktif pada saat mengerjakan soal melalui diskusi
kelompok.
1.2.4.1 Siswa mampu bersikap teliti dalam mengoperasikan bilangan-bilangan untuk
mencari KPK.
1.2.5.1 Siswa mampu bekerjasama pada saat mengerjakan tugas melalui diskusi
kelompok.
- Psikomotorik
1.2.6.1 Siswa mampu memilih bilangan prima antara 1-100 tanpa melihat buku.
E. Karakter Siswa yang diharapkan:
- Aktif
- Percaya diri
- Bekerjasama
F. Materi Pokok
- Bilangan prima
- Faktorisasi prima
- KPK
G. Metode Pembelajaran
- Pendekatan : Pembelajaran Kontekstual
- Metode : Kerja kelompok, diskusi, tanya jawab.
H. Media Pembelajaran
- Kalender
I. Sumber Belajar
Astuty Ary, Mustaqim. 2008. Ayo Belajar Matematika untuk SD dan MI IV. Jakarta:
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Sumarmi Titing, Kamsiati Siti. 2009. Asyiknya Belajar Matematika Untuk SD/MI Kelas
V. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
186186186
Utomo Dwi Priyo, Arijanny Ida. 2009. Asyiknya Belajar Matematika Untuk SD/MI
Kelas V . Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Saepudin Aep, Babudin, Mulyadi Dedi, Adang. 2009. Gemar Belajar Matematika
Untuk SD/MI Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional.
J. Langkah Pembelajaran
Komponen Kegiatan Alokasi Waktu
Pendahuluan Guru memberi salam dan berdoa.
Guru melakukan absensi dan kehadiran siswa.
Guru mengkondisikan kelas dan meminta siswa
agar siap mengikuti pembelajaran.
Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang
mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan
materi yang akan dipelajari.
Guru memotivasi siswa dengan permainan “Happy
Clap” tentang kelipatan.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
10
Kegiatan
Inti
Eksplorasi
Guru memberikan beberapa pertanyaan mengenai
lagu “Happy Clap” yang berhubungan dengan
materi. (bertanya):
- Berapakah kelipatan dari 2, 3, dan 4?
- Pada angka ke berapakah kelompok pertama
bertepuk tangan?
- Pada angka keberapakah kelompok kedua
bertepuk tangan?
- Pada angka ke berapakah kedua kelompok
bertepuk tangan?
Guru memberikan beberapa pertanyaan mengenai
kelipatan dan bilangan prima (bertanya):
- Apa yang kalian ketahui mengenai kelipatan?
85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
187187187
- Apa yang kalian ketahui mengenai bilangan
prima?
- Apakah terdapat bilangan prima pada kelipatan
3?Coba sebutkan!
Elaborasi
Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok oleh guru
(masyarakat belajar).
Setiap kelompok dibagikan lembar kerja berupa
angka 1-100
- Siswa bertugas untuk mencari dan memilih
angka yang termasuk bilangan prima
berdasarkan pengetahuan yang mereka miliki
sebelumnya (konstruktivisme).
Perwakilan setiap kelompok maju ke depan untuk
membacakan hasil diskusinya.
Guru menjelaskan mengenai bilangan prima.
Guru menjelaskan dan memperagakan cara
menggunakan media kalender agar dapat dicontoh
oleh siswa (pemodelan).
Setiap kelompok mendapatkan kalender untuk
melakukan peragaan menemukan konsep KPK.
(inkuiri) :
- Siswa diminta untuk melingkari angka pada
kalender yang termasuk kelipatan dari 4.
- Siswa diminta untuk memberi tanda centang
pada angka yang termasuk kelipatan dari 6.
- Siswa akan menemukan bahwa terdapat 2 tanda
(lingkaran dan centang) pada satu angka.
Guru bertanya kepada siswa apa hubungan
penggunaan kalender dengan KPK (bertanya).
Guru menjelaskan hubungan penggunaan kalender
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
188188188
dengan KPK.
Siswa mendengarkan penjelasan dari guru
mengenai faktorisasi prima dengan menggunakan
pohon faktor untuk mencari KPK.
Setelah siswa mengetahui cara menentukan KPK,
maka siswa diharuskan mengerjakan soal mengenai
materi yang sudah dipelajari yang diberikan oleh
guru secara individu.
Siswa mengerjakan soal yang diberikan oleh guru
dan menuliskan jawabannya dalam lembar kerja
siswa.
Beberapa siswa maju ke depan untuk menuliskan
hasil pekerjaannya di papan tulis.
Siswa dan guru membahas dan menyimpulkan hasil
pekerjaan siswa bersama-sama.
Konfirmasi
Siswa dan guru membahas serta menyimpulkan
hasil pekerjaan siswa bersama-sama (kesimpulan).
Guru mengkonfirmasi dan memberikan penguatan
kepada siswa mengenaihasil pekerjaannya.
Siswa membuat kesimpulan atas apa yang sudah
dipelajari.
Siswa dan guru melakukan refleksi bersama-sama
(refleksi).
Guru memberikan tindak lanjut kepada siswa untuk
mempelajari materi selanjutnya yaitu soal cerita
KPK.
Penutup Guru memersilakan siswa untuk berkemas dan
bersiap pulang.
Guru menunjuk salah satu siswa untuk berdoa
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
189189189
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
190190190
K. Penilaian
a. Jenis/ Teknik Penilaian: Penilaian proses (aktivitas, sikap)
b. Bentuk instrumen
Tes tertulis (Kognitif)
Observasi sikap (afektif)
Lembar penilaian psikomotorik
c. Pedoman penskoran dan penilaian
Cara menentukan skor
Menghitung skor total dan perolehan
Menghitung nilai akhir
Yogyakarta,
Pengajar Guru Kelas VA
( ............................) ( ..............................)
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 : LEMBAR KERJA SISWA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
191191191
a. Lembar kerja 1
Dapatkah kalian mencari bilangan prima?
Perhatikan angka-angka berikut ini! Warnailah angka-angka yang termasuk ke dalam
bilangan prima dengan bekerja sama dengan teman kelompok!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
192192192
b. Lembar Kerja 2
Aku Suka KPK!
Kerjakanlah soal di bawah ini dengan teliti secara berkelompok!
1. Tulislah bilangan prima antara 40-100!
Jawab : ..........................................................................................................
2. Tentukan faktorisasi prima dari 48!
3. Tentukan faktorisasi prima di bawah ini dengan menggunakan pohon faktor!
a. 72 b. 34
Jawab : .........................................................................................................
4. Tentukan KPK dari 18 dan 30!
Jawab :
Faktorisasi prima dari 18 = ......
Faktorisasi prima dari 30 = ......
KPK = ... x ... x ...
= .....
Jadi KPK dari 18 dan 30 adalah ....
5. Tentukan KPK dari pasangan bilangan di bawah ini!
a. 8, 24, dan 48
b. 12, 36, dan 48
Jawab : .........................................................................................................
LAMPIRAN 2: REFLEKSI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
193193193
1. Apa kesulitan yang kamu hadapi pada saat mempelajari materi hari ini?
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
2. Bagaimana perasaanmu setelah mempelajari materi hari ini?
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
LAMPIRAN 3: KUNCI JAWABAN
a. Kunci Jawaban Lembar Kerja 1:
Bilangan prima 40 -100 adalah 2, 3, 5, 7, 11, 13, 17, 19, 23, 29, 31, 37, 41, 43, 47, 51, 53,
57, 59, 61, 67, 71, 73, 79, 83, 89, dan 97.
b. Kunci Jawaban Lembar Kerja 2:
1. Bilangan prima 40-100 adalah 41, 43, 47, 51, 53, 57, 59, 61, 67, 71, 73, 79, 83, 89, dan
97.
2. Tentukan faktorisasi prima dari 48!
Faktorisasi prima dari 48 adalah 25
x 3
3. 72
34
2 36 2 17
2 18
2 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
194194194
3 3
3 1
Jadi faktorisasi prima dari 72 adalah 23
x 32
dan,
faktorisasi prima dari 34 adalah 2 x 17
4. Faktorisasi prima dari 18 = 2 x 32
Faktorisasi prima dari 30 = 2 x 3 x 5
KPK = 2 x 32 x 5
= 2 x 9 x 5
= 90
Jadi KPK dari 18 dan 30 adalah 90
5. a. Faktorisasi prima dari 8 = 23
Faktorisasi prima dari 24 = 23
x 3
Faktorisasi prima dari 48 = 24
x 3
KPK = 24
x 3
= 16 x 3
= 48
Jadi KPK dari 18 dan 30 adalah 49
b. Faktorisasi prima dari 12 = 22
x 3
Faktorisasi prima dari 36 = 22
x 32
Faktorisasi prima dari 48 = 24
x 3
KPK = 24 x 3
2
= 16 x 9
= 144
Jadi KPK dari 18 dan 30 adalah 144
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
195195195
LAMPIRAN 3: PENILAIAN
a. Penilaian Kognitif (kelompok)
- Tugas 1:
Kriteria Penilaian Skor
Jawaban benar semua 100
Jawaban salah 1-5 70-95
Jawaban salah 6-10 65-45
Jawaban salah 11-15 40-15
Jawaban salah 16 ke atas 10-0
- Tugas
Rubrik Penilaian Tugas 2:
No .
Soal Nilai Skor
1. Tulislah bilangan prima antara 40-100!
Jawab: 41, 43, 47, 53, 59, 61, 67, 71, 73, 79, 83, 89,
dan 97
5
5
2. Tentukan faktorisasi prima dari 48!
Faktorisasi prima dari 48 adalah 25
x 3
5
5
3. Tentukan faktorisasi prima bilangan di bawah ini
dengan menggunakan pohon faktor!
a. 72
b. 34
Jawab:
a. Faktorisasi prima dari 72 adalah 23
x 32
b. Faktorisasi prima dari 34 adalah 2 x 17
3
2
5
4. Tentukan KPK dari 30 dan 18!
Jawab:
1
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
196196196
Faktorisasi prima dari 18 = 2 x 32
Faktorisasi prima dari 30 = 2 x 3 x 5
KPK = 2 x 32 x 5
= 2 x 9 x 5
= 90
Jadi KPK dari 18 dan 30 adalah 90
1
3
5. Tentukan KPK dari pasangan bilangan di bawah
ini!
a. 8, 24, dan 48
b. 12, 36, dan 48
Jawab:
Faktorisasi prima dari 8 = 23
Faktorisasi prima dari 24 = 23
x 3
Faktorisasi prima dari 48 = 24 x 3
KPK = 24
x 3
= 16 x 3
= 48
Jadi KPK dari 8, 24 dan 48 adalah 48
b. Faktorisasi prima dari 12 = 22
x 3
Faktorisasi prima dari 36 = 22
x 32
Faktorisasi prima dari 48 = 24
x 3
KPK = 24 x 3
2
= 16 x 9
= 144
Jadi KPK dari 12, 36 dan 48 adalah 144
1
1
1
2
1
1
1
2
10
Skor Maksimal 30
Keterangan :
Nilai 85-100 = A
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
197197197
Nilai 70-84 = B
Nilai 65-74 = C
Nilai < 65 = D
b. Penilaian Afektif
Kel.
Nama Anggota
Kelompok
Aspek yang diamati Jumlah
Skor
Keaktifan Ketelitian Bekerjasama
1
2
3
4
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
198198198
Kriteria Penilaian
No Kriteria Penilaian Skor (1-3)
1. Keaktifan
Aktif bertanya dan menjawab pertanyaan
Kadang bertanya atau menjawab pertanyaan tetapi kadang diam
saja
Tidak pernah bertanya dan menjawab pertanyaan
3
2
1
2. Teliti
Teliti dalam mengoperasikan bilangan-bilangan menjadi KPK.
Kurang teliti dalam mengoperasikan bilangan-bilangan menjadi
KPK.
Tidak teliti dalam mengoperasikan bilangan-bilangan menjadi
KPK.
3
2
1
3. Bekerjasama
Mampu bekerjasama dengan kelompok pada saat mengerjakan
tugas.
Kadang dapat bekerjasama dengan kelompok pada saat
mengerjakan tugas.
Tidak dapat bekerjasama dengan kelompok pada saat
mengerjakan tugas.
3
2
1
Jumlah Skor Maksimal 9
Prosedur Penilaian :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
199199199
Keterangan :
Nilai 85-100= A
Nilai 70-84 = B
Nilai 65-74 = C
Nilai < 65 = D
c. Penilaian Psikomotorik
No. Kriteria Penilaian Skor
1. Memilih
Semua lingkaran bilangan prima dipilih dengan tepat
Beberapa lingkaran bilangan prima kurang dipilih dengan tepat.
Banyak lingkaran bilangan prima yang tidak dipilih.
3
2
1
Jumlah Skor Maksimal 3
Prosedur Penilaian :
Keterangan :
Nilai 85-100= A
Nilai 70-84 = B
Nilai 65-74 = C
Nilai < 65 = D
LAMPIRAN 3: MATERI
BILANGAN PRIMA DAN FAKTORISASI PRIMA
1. Bilangan Prima
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
200200200
Bilangan prima adalah suatu bilangan yang hanya memiliki dua faktor perkalian, yaitu
bilangan 1 dan bilangan itu sendiri. Contoh bilangan prima adalah 2, 3, 5, 7, 11, 13, 17,
19, … dan masih banyak contoh lain yang merupakan bilangan prima
Faktor prima adalah sebuah faktor perkalian dari suatu bilangan dimana faktor tersebut
berupa bilangan prima.
Perhatikan contoh berikut!
Tentukan faktor prima dari 60.
Ayo, kita cari dengan pohon faktor
2. Faktorisasi Prima
Faktorisasi prima merupakan langkah-langkah yang digunakan dalam menentukan faktor
perkalian bilangan prima dari suatu bilangan. Adapun langkah atau cara untuk
menentukan faktor tersebut adalah sebagai berikut:
a. Dengan cara mencari semua faktor perkalian dari bilangan tersebut kemudian memilih
mana yang termasuk bilangan prima dari faktor perkalian itu. Agar kamu lebih jelas
perhatikanlah tabel berikut ini:
c. Setelah kamu dapat menentukan bilangan prima dari suatu bilangan, maka langkah
faktorisasi prima adalah dengan cara membagi bilangan itu dengan bilangan prima
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
201201201
hingga didapat angka 1 di setiap akhir pembagian. Langkah ini lebih lazim disebut
dengan menggunakan pohon faktor.
Dengan pohon faktor, kamu dapat menentukan faktor prima dari bilangan-bilangan
tertentu. Dari pohon faktor di atas dapat kamu lihat, bahwa:
20 = 2 x 2 x 5 = 22
x 5
36 = 2 x 2 x 3 x 3 = 22 x 3
2
42 = 2 x 3 x 7
3. Kelipatan Persekutuan Terkecil
Ditinjau dari namanya, istilah kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dalam operasi hitung
matematika merupakan persekutuan (kumpulan) bilangan yang sama dan terkecil yang
merupakan kelipatan dari dua buah bilangan atau lebih. Penentuan KPK dari bilangan
tertentu dapat dilakukan dengan berbagai cara di antaranya adalah di bawah ini:
1. Menuliskan kelipatan dari setiap bilangan dan menentukan persekutuannya
Contoh:
Berapakah KPK dari bilangan 5 dan 7?
Jawab:
Kelipatan dari 5 = 10, 15, 20, 25, 30, 35 , 40 , 45, 50, 55, 60, 65, 70, …
Kelipatan dari 7 = 14, 28, 35 , 42 , 49, 56, 63, 70 , …
Dari kelipatan angka-angka di atas apakah telah nampak adanya persekutuan bilangan?
Bilangan mana yang bersekutu? Bilangan yang bersekutu adalah 35 dan 70. Bilangan
mana yang terkecil dari bilangan yang bersekutu? Bilangan terkecil dari bilangan yang
bersekutu adalah 35. Dengan demikian, jelas nampak bahwa KPK dari bilangan 5 dan 7
adalah 35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
202202202
2. Menentukan KPK dengan menggunakan faktorisasi prima
Kamu harus ingat!
Cara ini merupakan cara penentuan KPK yang lebih praktis, namun memerlukan
ketelitian. Yang harus kamu perhatikan dalam hal ini adalah ketika melakukan
perkalian angka dan pangkatnya dari hasil faktorisasi prima.
Caranya:
Faktorisasi 12 = 2 x 2 x 3 = 22
x 3
Faktorisasi 30 = 2 x 3 x 5
Kalikan semua bilangan yang ada (2, 3, 5) jika ada yang sama (22
dan 2) maka
ambil pangkat yang paling besar yaitu 22, sehingga diperoleh 2
2 x 3 x 5 = 60.
Jadi KPK dari 12 dan 30 adalah 60.
Hasil dari faktorisasi prima diperoleh:
12 = 2 x 2 x 3 = 22
x 3
28 = 2 x 2 x 7 = 22 x 7
36 = 2 x 2 x 3 x 3 = 22 x 3
2
KPK = 22
x 3 x 7
= 252
Jadi, KPK dari bilangan 12, 28, dan 36 adalah 252.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
203203203
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS 1 PERTEMUAN 2
Satuan Pendidikan : SD Negeri Perumnas Condongcatur
Hari/ Tanggal : Selasa, 6 Oktober 2015
Kelas/ Semester : VA/ 1
Mata Pelajaran : Matematika Materi
Pokok : FPB dan KPK Alokasi
Waktu : 3 × 35 menit (3 jp)
A. Standar Kompetensi
1. Melakukan operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah.
B. Kompetensi Dasar
1.5 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan operasi hitung, KPK dan FPB.
C. Indikator
- Kognitif
1.5.1 Menentukan faktor prima dan faktorisasi prima untuk mencari KPK.
1.5.2 Menentukan KPK dalam memecahkan masalah sehari-hari melalui soal cerita.
- Afektif
1.5.3 Aktif mengerjakan soal dalam kelompok.
1.5.4 Teliti dalam mengoperasikan bilangan-bilangan untuk mencari KPK.
1.5.5 Bekerjasama dengan baik di dalam kelompok pada saat mengerjakan tugas.
- Psikomotorik
1.5.6 Mengoperasikan bilangan-bilangan yang ada dalam soal cerita.
1.5.7 Mempresentasikan hasil pekerjaan KPK di depan kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
204204204
D. Tujuan Pembelajaran
- Kognitif
1.5.1.1 Siswa mampu menentukan faktor prima dan faktorisasi prima untuk mencari
KPK dari suatu bilangan secara mandiri.
1.5.2.1 Siswa mampu menentukan KPK dalam memecahkan masalah sehari-hari
melalui soal cerita secara mandiri.
- Afektif
1.5.3.1 Siswa mampu bersikap aktif pada saat mengerjakan soal melalui diskusi
kelompok.
1.5.4.1 Siswa mampu bersikap teliti dalam mengoperasikan bilangan-bilangan untuk
mencari KPK.
1.5.5.1 Siswa mampu bekerjasama pada saat mengerjakan tugas melalui diskusi
kelompok.
- Psikomotorik
1.5.6.1 Siswa mampu mengoperasikan bilangan-bilangan yang ada dalam soal cerita.
1.5.7.1 Siswa mampu mengoperasikan bilangan-bilangan yang ada dalam soal cerita
dengan tepat.
E. Materi Pokok
- Soal cerita KPK.
F. Metode Pembelajaran
- Pendekatan : Kontekstual
- Metode : Kerja kelompok, diskusi, tanya jawab.
G. Media Pembelajaran
- Gambar
- Cerita
H. Sumber Belajar
Astuty Ary, Mustaqim. 2008. Ayo Belajar Matematika untuk SD dan MI IV. Jakarta:
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Sumarmi Titing, Kamsiati Siti. 2009. Asyiknya Belajar Matematika Untuk SD/MI Kelas
V. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Utomo Dwi Priyo, Arijanny Ida. 2009. Asyiknya Belajar Matematika Untuk SD/MI
Kelas V . Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
205205205
Saepudin Aep, Babudin, Mulyadi Dedi, Adang. 2009. Gemar Belajar Matematika
Untuk SD/MI Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional.
I. Langkah Pembelajaran
Komponen Kegiatan Alokasi Waktu
Pendahuluan Guru memberi salam dan berdoa.
Guru melakukan absensi dan kehadiran siswa.
Guru mengkondisikan kelas dan meminta siswa
agar siap mengikuti pembelajaran.
Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang
mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan
materi yang akan dipelajari.
Guru memotivasi siswa dengan permainan “Happy
Clap” tentang kelipatan seperti pertemuan
sebelumnya.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
10
Kegiatan
Inti
Eksplorasi
Guru memberikan beberapa pertanyaan mengenai
KPK (bertanya):
- Apa yang kalian ketahui mengenai KPK?
- Apakah kalian pernah menemui pengalaman
sehari-hari kalian mengenai KPK?
- Coba sebutkan cerita pengalaman kalian yang
ada hubungannya dengan KPK!
Elaborasi
Guru kembali menerangkan secara singkat tentang
KPK untuk mengulang ingatan siswa.
Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok oleh
guru. (masyarakat belajar)
Setiap kelompok menerima media gambar.
85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
206206206
Guru memberi contoh dan memeragakan cara
penggunaan media agar dapat dipahamai oleh
siswa. (pemodeling)
Siswa memeragakan media gambar dengan
menggunakan pengetahuan yang mereka miliki
sebelumnya (konstruktivisme).
Setiap kelompok mendapatkan gambar sebagai
media menemukan permasalahan dan soal cerita
sehari-hari yang berkaitan dengan KPK: (inkuiri)
- Siswa diminta menempelkan gambar yang
merupakan kelipatan dari 6.
- Siswa diminta untuk menempelkan gambar yang
merupakan kelipatan dari 12.
- Siswa akan menemukan gambar yang telah
ditempel tersebut dan akan bertemu pada satu
garis lurus yang merupakan hasil dari KPK.
Guru kembali memberikan sebuah cerita sehari-hari
yang berkaitan dengan permasalahan KPK masih
dengan menggunakan media gambar.
Guru menunjuk salah satu perwakilan dari
kelompok untuk maju ke depan dan menuliskan
hasil pekerjannya.
Guru kembali memberikan beberapa soal cerita
mengenai KPK untuk setiap kelompok.
Siswa diberikan waktu untuk memahami cara
penyelesaian soal cerita yang telah didapatkannya
dengan menuliskan proses penyelesaiannya
berdasarkan pengetahuan yang dimiliki tanpa
menggunakan media. (konstruktivisme)
Siswa mencoba untuk menemukan jawaban dari
permasalahan tersebut.
Guru menunjuk salah satu siswa untuk maju ke
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
207207207
depan menuliskan hasil dari diskusinya.
Guru mengkonfirmasi jawaban siswa dan
memberikan penjelasan mengenai cara
menyelesaikan permasalahan soal cerita KPK
dengan menuliskan diketahui, ditanyakan, jawab,
dan jadi.
Siswa kembali ke dalam tempat duduk masing-
masing dan kembali mengerjakan latian soal secara
mandiri.
Siswa mengerjakan soal yang diberikan oleh guru
dan menuliskan jawabannya dalam lembar kerja
siswa secara mandiri.
Beberapa siswa mempresentasikan hasil
pekerjaannya di depan kelas.
Konfirmasi
Siswa dan guru membahas serta menyimpulkan
hasil pekerjaan siswa bersama-sama (kesimpulan).
Guru memberikan penilaian hasil belajar siswa.
(penilaian nyata)
Guru mengkonfirmasi dan memberikan penguatan
kepada siswa mengenaihasil pekerjaannya.
Siswa membuat kesimpulan atas apa yang sudah
dipelajari.
Siswa dan guru melakukan refleksi bersama-sama
(refleksi).
Guru memberikan tindak lanjut kepada siswa untuk
mempelajari materi selanjutnya yaitu soal cerita
KPK.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
208208208
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
209209209
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1: LEMBAR KERJA SISWA 1
Risti pergi keperpustakaan setiap 8 hari sekali sedangkan Ivan pergi keperpustakaan setiap
12 hari sekali. Mereka pergi keperpustakaan bersama-sama pada tanggal 1 Agustus. Pada
tanggal berapa mereka pergi ke perpustakaan secara bersama-sama untuk kedua kalinya?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
210210210
LAMPIRAN 2: LEMBAR KERJA SISWA 2
Kelompokku Pasti Bisa!
Kerjakanlah soal di bawah ini beserta caranya di lembar jawab dengan tepiti dan
tepat!
1. Zul dan Fahry berenang bersama-sama pada tanggal 3 november 2015. Jika Zul
berenang setiap 4 hari sekali dan Fahry setiap 6 hari sekali. Pada tanggal berapa
mereka akan berenang bersama-samauntuk kedua kalinya?
Diketahui: - ..................................................................................................................
- .................................................................................................................
Ditanyakan : .................................................................................................................
Jawab:
Faktorisasi prima dari 4 = .....
Faktorisasi prima dari 6 = .....
KPK =
Jadi ..............................................................................................................................
2. Lonceng A berbunyi setiap 10 menit sekali. Lonceng B berbunyi setiap 12 menit
sekali dan lonceng C berbunyi setiap 18 menit sekali. Bila ketiga lonceng berbunyi
bersama-sama pada pukul 10.30. Pukul berapakah ketiga lonceng berbunyi bersama-
sama lagi?
Diketahui: - ..................................................................................................................
- .................................................................................................................
Ditanyakan : .................................................................................................................
Jawab:
Faktorisasi prima dari 4 = .....
Faktorisasi prima dari 6 = .....
KPK =
Jadi ..............................................................................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
211211211
3. Bebi berkunjung ke panti asuhan setiap 30 hari sekali, sedangkan Nur berkunjung
ke panti asuhan setiap 15 hari sekali. Setiap berapa hari sekali Bebi dan Nur pergi
ke panti asuhan bersama-sama?
Diketahui: - .............................................................................................................
- .............................................................................................................
Ditanyakan : ...............................................................................................................
Jawab:
Faktorisasi prima dari 30 = .....
Faktorisasi prima dari 15 = .....
KPK =
Jadi ...........................................................................................................................
4. Arwan bermain futsal setiap 4 hari sekali, Rudi bermain futsal setiap 6 hari sekali
dan Doni bermain futsal setiap 9 hari sekali. Apabila mrereka bermain futsal
bersama-sama pada hari Sabtu. Pada hari apa mereka akan bermain futsal
bersama-sama untuk ke-2 kalinya?
Diketahui: - .............................................................................................................
- .............................................................................................................
Ditanyakan : ...............................................................................................................
Jawab:
Faktorisasi prima dari 6 = .....
Faktorisasi prima dari 9 = .....
KPK =
Jadi ...........................................................................................................................
Selamat mengerjakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
212212212
LAMPIRAN 3: REFLEKSI
1. Apa kesulitan yang kamu hadapi pada saat mempelajari materi hari ini?
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
2. Bagaimana perasaanmu setelah mempelajari materi hari ini?
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
LAMPIRAN 5: KUNCI JAWABAN LKS 2
1. Diketahui: - Zul dan Fahry berenang bersama-sama pada tanggal 3 november 2015.
- Zul berenang setiap 4 hari sekali.
- Fahry setiap 5 hari sekali.
Ditanyakan : Pada tanggal berapa mereka akan berenang bersama-samauntuk kedua
kalinya?.
Jawab:
Faktorisasi prima dari 4 = 22
Faktorisasi prima dari 6 = 2 x 3
KPK = 22
x 3
= 4 x 3
= 12
3 November 2015 +12 = 15 november 2012
Jadi,Zul dan Fahry akan berenang bersama-sama untuk kedua kalinya pada tanggal 15
november 2015.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
213213213
2. Diketahui: - Lonceng A berbunyi setiap 10 menit sekali.
- Lonceng B berbunyi setiap 12 menit sekali.
- Lonceng C berbunyi setiap 18 menit sekali.
- Ketiga lonceng berbunyi bersama-sama pada pukul 10.30.
Ditanyakan: Pukul berapakah ketiga lonceng berbunyi bersama-sama lagi?.
Jawab:
Faktorisasi prima dari 10 = 2 x 5
Faktorisasi prima dari 12 = 22
x 3
Faktorisasi prima dari 18 = 2 x 32
KPK = 22
x 32
x 5
= 4 x 9 x 5
= 180
180 menit : 60 menit = 3 jam
10.30 + 3 = 13.30
Jadi, ketiga lonceng berbunyi bersama-sama pada pukul 13.30.
3. Diketahui: - Bebi berkunjung ke panti asuhan setiap 30 hari sekali.
- Nur berkunjung ke panti asuhan setiap 15 hari sekali.
Ditanyakan: Setiap berapa hari sekali Bebi dan Nur pergi ke panti asuhan bersama-sama?
Jawab:
Faktorisasi prima dari 15 = 3 x 5
Faktorisasi prima dari 30 = 2 x 3 x 5
KPK = 2 x 3 x 5
= 30
Jadi, Bebi dan Nur akan pergi ke panti asuhan bersama-sama setiap 30 hari sekali.
2. Diketahui: - Arwan bermain futsal setiap 4 hari sekali.
- Rudi bermain futsal setiap 6 hari sekali.
- Doni bermain futsal setiap 9 hari sekali.
- Mereka bermain futsal bersama-sama pada hari Sabtu.
Ditanyakan: Pada hari apa mereka akan bermain futsal bersama-sama untuk ke-2 kalinya?.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
214214214
Jawab:
Faktorisasi prima dari 4 = 22
Faktorisasi prima dari 6 = 2 x 3
Faktorisasi prima dari 9 = 32
KPK = 22
x 32
= 4 x 9
= 36
36 hari setelah hari Sabtu adalah hari Minggu.
Jadi, mereka akan bermain futsal bersama-sama lagi untuk ke-2 kalinya yaitu pada hari
Minggu.
LAMPIRAN 6: PENILAIAN
a. Penilaian Kognitif (kelompok)
Rubrik Penilaian Lembar Kerja Siswa
No. Soal dan Jawaban Nilai Skor
1. Zul dan Fahry berenang bersama-sama pada tanggal 3
november 2015. Jika Zul berenang setiap 4 hari sekali
dan Fahry setiap 5 hari sekali. Pada tanggal berapa
mereka akan berenang bersama-sama untuk kedua
kalinya?
Jawab:
Diketahui: - Zul dan Fahry berenang bersama-sama
pada tanggal 3 november 2015.
- Zul berenang setiap 4 hari sekali.
- Fahry setiap 6 hari sekali.
Ditanyakan : Pada tanggal berapa mereka akan berenang
bersama-sama untuk kedua kalinya?.
Jawab:
Faktorisasi prima dari 4 = 22
1
1
1
1
5
25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
215215215
Faktorisasi prima dari 6 = 2 x 3
KPK = 22
x 3
= 4 x 3
= 12
3 November 2015 +12 = 15 november 2012
Jadi,Zul dan Fahry akan berenang bersama-sama untuk
kedua kalinya pada tanggal 15 november 2015.
5
8
2
1
2. Lonceng A berbunyi setiap 10 menit sekali. Lonceng B
berbunyi setiap 12 menit sekali dan lonceng C berbunyi
setiap 18 menit sekali. Bila ketiga lonceng berbunyi
bersama-sama pada pukul 10.30. Pukul berapakah
ketiga lonceng berbunyi bersama-sama lagi?
Diketahui: - Lonceng A berbunyi setiap 10 menit
sekali.
- Lonceng B berbunyi setiap 12 menit
sekali.
- Lonceng C berbunyi setiap 18 menit
sekali.
- Ketiga lonceng berbunyi bersama-sama
pada pukul 10.30.
Ditanyakan: Pukul berapakah ketiga lonceng berbunyi
bersama-sama lagi?.
Jawab:
Faktorisasi prima dari 10 = 2 x 5
Faktorisasi prima dari 12 = 22
x 3
Faktorisasi prima dari 18 = 2 x 32
KPK = 22
x 32
x 5
= 4 x 9 x 5
= 180
180 menit : 60 menit = 3 jam
1
1
1
1
1
3
3
3
8
3
30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
216216216
10.30 + 3 = 13.30
Jadi, ketiga lonceng berbunyi bersama-sama pada pukul
13.30.
4
1
3. Bebi berkunjung ke panti asuhan setiap 30 hari sekali,
sedangkan Nur berkunjung ke panti asuhan setiap 15
hari sekali. Setiap berapa hari sekali Bebi dan Nur pergi
ke panti asuhan bersama-sama?
Diketahui: - Bebi berkunjung ke panti asuhan setiap 30
hari sekali.
- Nur berkunjung ke panti asuhan setiap 15
hari sekali.
Ditanyakan: Setiap berapa hari sekali Bebi dan Nur
pergi ke panti asuhan bersama-sama?
Jawab:
Faktorisasi prima dari 15 = 3 x 5
Faktorisasi prima dari 30 = 2 x 3 x 5
KPK = 2 x 3 x 5
= 30
Jadi, Bebi dan Nur akan pergi ke panti asuhan bersama-
sama setiap 30 hari sekali.
1
1
1
4
4
8
1
20
4. Arwan bermain futsal setiap 4 hari sekali, Rudi bermain
futsal setiap 6 hari sekali dan Doni bermain futsal setiap
9 hari sekali. Apabila mrereka bermain futsal bersama-
sama pada hari Sabtu. Pada hari apa mereka akan
bermain futsal bersama-sama untuk ke-2 kalinya?
Diketahui: - Arwan bermain futsal setiap 4 hari sekali.
- Rudi bermain futsal setiap 6 hari sekali.
- Doni bermain futsal setiap 9 hari sekali.
- Mereka bermain futsal bersama-sama pada
hari Sabtu.
Ditanyakan: Pada hari apa mereka akan bermain futsal
1
1
1
1
1
25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
217217217
bersama-sama untuk ke-2 kalinya?.
Jawab:
Faktorisasi prima dari 4 = 22
Faktorisasi prima dari 6 = 2 x 3
Faktorisasi prima dari 9 = 32
KPK = 22
x 32
= 4 x 9
= 36
36 hari setelah hari Sabtu adalah hari Minggu.
Jadi, mereka akan bermain futsal bersama-sama lagi
untuk ke-2 kalinya yaitu pada hari Minggu.
3
3
3
7
3
1
Jumlah skor maksimal 100
Keterangan :
Nilai 85-100 = A
Nilai 70-84 = B
Nilai 65-74 = C
Nilai < 65 = D
b. Penilaian Afektif
Rubrik Penilaian Afektif
Kel.
Nama Anggota
Kelompok
Aspek yang diamati Jumlah
Skor
Keaktifan Ketelitian Bekerjasama
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
218218218
2
3
4
5.
Kriteria Penilaian
No Kriteria Penilaian Skor (1-3)
1. Keaktifan
Aktif bertanya dan menjawab pertanyaan
Kadang bertanya atau menjawab pertanyaan tetapi kadang
diam saja
Tidak pernah bertanya dan menjawab pertanyaan
3
2
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
219219219
2. Teliti
Teliti dalam mengoperasikan bilangan-bilangan menjadi
KPK.
Kurang teliti dalam mengoperasikan bilangan-bilangan
menjadi KPK.
Tidak teliti dalam mengoperasikan bilangan-bilangan
menjadi KPK.
3
2
1
3. Bekerjasama
Mampu bekerjasama dengan kelompok pada saat
mengerjakan tugas.
Kadang dapat bekerjasama dengan kelompok pada saat
mengerjakan tugas.
Tidak dapat bekerjasama dengan kelompok pada saat
mengerjakan tugas.
3
2
1
Jumlah Skor Maksimal 9
Prosedur Penilaian :
Keterangan :
Nilai 85-100 = A
Nilai 70-84 = B
Nilai 65-74 = C
Nilai < 65 = D
c. Penilaian Psikomotorik
Kel.
Nama Anggota
Kelompok
Aspek yang diamati
Jumlah
Skor Mengoperasikan Mempresentasikan
1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
220220220
2.
3.
4.
5.
Kriteria Penilaian
No. Kriteria Penilaian Skor
1. Mampu mengoperasikan bilangan menjadi
KPK yang tepat.
Kurang mampu mengoperasikan bilangan
menjadi KPK yang tepat.
3
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
221221221
Belum mampu mengoperasikan bilangan
menjadi KPK yang tepat.
1
2. Mendengarkan soal cerita yang diberikan oleh
guru.
Kurang mendengarkan soal cerita yang
diberikan oleh guru.
Tidak mendengarkan soal cerita yang
diberikan oleh guru.
3
2
1
Prosedur Penilaian :
Keterangan :
Nilai 85-100 = A
Nilai 70-84 = B
Nilai 65-74 = C
Nilai < 65 = D
LAMPIRAN 7: MATERI
Permasalahan KPK dalam kehidupan sehari-hari
Kelipatan persekutuan terkecil dari dua bilangan adalah bilangan terkecil yang habis dibagi
kedua bilangan tersebut. Permasalahan yang berkaitan dengan KPK sering kita jumpai dalam
kehidupan sehari, mungkin kamu juga pernah mengalaminya atau menemuinya. Perhatikan
permasalahan berikut!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
222222222
Contoh 2:
Lita pergi ke salon rambut setiap 30 hari sekali.
Sedangkan Putri pergi ke salon rambut yang sama
setiap 18 hari sekali. Setiap berapa hari sekali Lita
dan Putri dapat pergi ke salon bersama-sama?
Permasalahan di atas adalah menentukan bilangan terkecil yang merupakan kelipatan dari 30
dan 18, yaitu mencari KPK dari 30 dan 18. KPK dari 30 dan 18 dapat dicari dengan
menggunakan faktorisasi prima. Untuk mencari KPK caranya adalah sebagai berikut.
1. Tentukan faktorisasi prima dari bilangan-bilangan yang akan dicari KPK-nya.
2. Kalikan semua faktor prima bilangan-bilangan tersebut. Jika ada faktor prima yang
sama, pilihlah faktor prima dengan pangkat terbesar.
Perhatikan bilangan 30 dan 18.
Faktorisasi prima dari 30 = 2 × 3 × 5 dan Faktorisasi prima dari 18 = 2 × 32
KPK dari 30 dan 18 = 2 × 32
× 5 = 90
Jadi, Lita dan Putri dapat pergi ke salon bersama-sama setiap 90 hari sekali.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
223223223
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS II PERTEMUAN 1
Satuan Pendidikan : SD Negeri Perumnas Condongcatur
Hari/ Tanggal : Sabtu, 10 Oktober 2015
Kelas/ Semester : VA/ 1
Mata Pelajaran : Matematika Materi
Pokok : FPB dan KPK Alokasi
Waktu : 3 × 35 menit (3 jp)
A. Standar Kompetensi
1. Melakukan operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah.
B. Kompetensi Dasar
1.5 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan operasi hitung, KPK dan FPB.
C. Indikator
- Kognitif
1.5.1 Menentukan faktorisasi prima untuk mencari FPB 2 bilangan dan 3 bilangan.
- Afektif
1.5.2 Aktif mengerjakan soal dalam kelompok.
1.5.3 Teliti dalam mengoperasikan bilangan-bilangan untuk mencari KPK.
1.5.4 Bekerjasama dengan baik di dalam kelompok pada saat mengerjakan tugas.
- Psikomotorik
1.5.5 Menggunakan daun, kapur, dan kalender dengan tepat.
D. Tujuan Pembelajaran
- Kognitif
1.5.1.1 Siswa mampu menentukan faktorisasi prima untuk mencari FPB 2 bilangan
dan 3 bilangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
224224224
- Afektif
1.5.2.1 Siswa mampu bersikap aktif pada saat mengerjakan soal melalui diskusi
kelompok.
1.5.3.1 Siswa mampu bersikap teliti dalam mengoperasikan bilangan-bilangan untuk
mencari FPB.
1.5.4.1 Siswa mampu bekerjasama pada saat mengerjakan tugas melalui diskusi
kelompok.
- Psikomotorik
1.5.5.1 Siswa mampu menggunakan kapur 2 warna dengan tepat.
E. Materi Pokok
- FPB
F. Metode Pembelajaran
- Pendekatan : Kontekstual
- Metode : Kerja kelompok, diskusi, tanya jawab.
G. Media Pembelajaran
- Manik-manik 2 warna
H. Sumber Belajar
Astuty Ary, Mustaqim. 2008. Ayo Belajar Matematika untuk SD dan MI IV. Jakarta:
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Sumarmi Titing, Kamsiati Siti. 2009. Asyiknya Belajar Matematika Untuk SD/MI Kelas
V. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Utomo Dwi Priyo, Arijanny Ida. 2009. Asyiknya Belajar Matematika Untuk SD/MI
Kelas V . Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Saepudin Aep, Babudin, Mulyadi Dedi, Adang. 2009. Gemar Belajar Matematika
Untuk SD/MI Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional.
I. Langkah Pembelajaran
Komponen Kegiatan Alokasi Waktu
Pendahuluan Guru memberi salam dan berdoa.
Guru melakukan absensi dan kehadiran siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
225225225
Guru mengkondisikan kelas dan meminta siswa
agar siap mengikuti pembelajaran.
Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang
mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan
materi yang akan dipelajari.
Guru memotivasi siswa dengan permainan “Happy
Clap” tentang kelipatan seperti pertemuan
sebelumnya.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
10
Kegiatan
Inti
Eksplorasi
Guru memperkenalkan media yang akan digunakan
untuk belajar FPB.
Guru memberikan beberapa pertanyaan kepada
siswa:
- Menurut kalian apa hubungan manik-manik ini
dengan FPB?
Guru memberikan beberapa pertanyaan mengenai
FPB (bertanya):
- Apa yang kalian ketahui mengenai faktor
bilangan?
- Coba sebutkan faktor perkalian dari 12!
- Apa kalian mengetaui apa yang dimaksud
dengan FPB?
Elaborasi
Siswa kembali dalam kelompok yang telah
dibagikan pada pertemuan sebelumnya (masyarakat
belajar).
Guru membagikan beberapa manik-manik dua
warna untuk setiap kelompok.
Guru memberikan beberapa pertanyaan untuk
memancing keingintahuan siswa mengenai
85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
226226226
hubungan media dan FPB (bertanya).
Guru memberikan contoh penggunaan media
dengan memeragakannya agar siswa lebih mengerti
(pemodelan).
Siswa mencoba melakukan peragaan dengan
menggunakan manik-manik dua warna untuk
mengetahui konsep FPB berdasarkan pengetahuan
yang mereka miliki sebelumnya (konstruktivisme).
Siswa menyelesaikan permasalahan yang diberikan
oleh guru dengan menggunakan media manik-
manik (inkuiri):
- Guru memberikan permasalahan kepada masing-
masing kelompok berupa soal:
Terdapat 20 manik-manik coklat dan 12
manik-manik putih. Manik-manik tersebut
akan dibagikan ke dalam beberapa kelompok
dengan jumlah manik-manik yang sama
dalam setiap kelompok. Berapa banyak
kelompok yang dapat terbentuk? Berapa
jumlah manik-manik coklat dan masik
manik-manik putih dalam setiap kelompok?
(bertanya)
- Siswa mencari penyelesaian dari permasalahan
tersebut dengan membagi manik-manik menjadi
beberapa kelompok dengan jumlah manik-manik
yang sama.
- Siswa akan terus mencoba hingga manik-manik
tersebut terbagi menjadi beberapa kelompok
dengan jumlah yang sama untuk setiap manik-
manik.
- Siswa menjawab permasalahan tersebut pada
lembar jawab menggunakan cara yang mereka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
227227227
ketahui. (konstruktivisme)
Guru membagi perwakilan dari kelompok untuk
menuliskan hasil pekerjannya di depan.
Siswa mendengarkan penjelasan dari guru mengenai
hubungan manik-manik dan FPB.
Siswa mendengarkan penjelasan dari guru mengenai
FPB dan cara menentukannya dengan menggunakan
pohon faktor.
Setiap siswa dibagikan lembar kerja mengenai materi
FPB.
Beberapa siswa maju ke depan untuk menuliskan
hasil pekerjaannya.
Siswa dan guru membahas hasil pekerjaan siswa
bersama-sama.
Guru memberikan nilai hasil belajar siswa
berdasarkan rubrik penilaian yang telah ditentukan.
(penilaian nyata)
Konfirmasi
Siswa dan guru membahas serta menyimpulkan
hasil pekerjaan siswa bersama-sama (kesimpulan).
Guru memberikan penilaian hasil belajar siswa.
(penilaian nyata)
Guru mengkonfirmasi dan memberikan penguatan
kepada siswa mengenaihasil pekerjaannya.
Siswa membuat kesimpulan atas apa yang sudah
dipelajari.
Siswa dan guru melakukan refleksi bersama-sama
(refleksi).
Guru memberikan tindak lanjut kepada siswa untuk
mempelajari materi selanjutnya yaitu soal cerita
KPK.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
228228228
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
229229229
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 : LEMBAR KERJA SISWA
Aku Suka FPB!
Kerjakanlah soal di bawah ini dengan teliti secara berkelompok!
1. Faktor dari 28 adalah ....
Faktor dari 36 adalah ....
Jadi FPB dari 28 dan 36 adalah ....
2. Hasil dari faktorisasi prima adalah:
24 = ....
30 = ....
Jadi FPB dari 24 dan 30 adalah ....
3. Gunakanlah pohon faktor untuk mencari FPB dari 45 dan 48!
4. Hitunglah FPB dari 34, 42 dan 52 !
5. Hitunglah FPB dari 16, 24, dan 30!
LAMPIRAN 2: REFLEKSI
1. Apa kesulitan yang kamu hadapi pada saat mempelajari materi hari ini?
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
2. Bagaimana perasaanmu setelah mempelajari materi hari ini?
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
230230230
LAMPIRAN 3: KUNCI JAWABAN
1. Faktor dari 28 adalah 2
2 x 7
Faktor dari 36 adalah 22
x 32
FPB = 22
= 4
Jadi FPB dari 28 dan 36 adalah 4
2. Hasil dari faktorisasi prima adalah:
24 = 23
x 3
30 = 2 x 3 x 5
Jadi FPB dari 24 dan 30 adalah 2 x 3 = 6
3. 48 45
2 2
3 15
3 2
3 5
2 1
5 1 2 6
2 3
Faktorisasi prima dari 45 = 32
x 5
Faktorisasi prima dari 48 = 24
x 3 3 1
FPB = 3
Jadi FPB dari 45 dan 48 adalah 3
1. Faktorisasi prima dari 34 = 2 x 17
Faktorisasi prima dari 42 = 2 x 3 x 7
Faktorisasi prima dari 52 = 22 x 13
FPB = 2
Jadi FPB dari 34, 42, dan 52 adalah 2
2. Faktorisasi prima dari 16 = 24
Faktorisasi prima dari 24 = 23
x 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
231231231
Faktorisasi prima dari 30 = 2 x 3 x 5
FPB = 2
Jadi FPB dari 16, 24, dan 30 adalah 2
LAMPIRAN 3 PENILAIAN
a. Penilaian Kognitif
Rubrik Penilaian
No. Soal Nilai Skor
1. Faktor dari 28 adalah ....
Faktor dari 36 adalah ....
Jadi FPB dari 28 dan 36 adalah ....
2
2
1
5
2. Faktorisasi dari 24 dan 30 adalah:
24 = ....
24 = ....
Jadi FPB dari 24 dan 30 adalah ....
2
2
1
5
3. Faktorisasi prima dari 45 = 32
x 5
Faktorisasi prima dari 48 = 24
x 3
FPB = 3
Jadi FPB dari 45 dan 48 adalah 3
2
2
1
5
4. Faktorisasi prima dari 34 = 2 x 17
Faktorisasi prima dari 42 = 2 x 3 x 7
Faktorisasi prima dari 52 = 22 x 13
FPB = 2
Jadi FPB dari 34, 42, dan 52 adalah 2
1
1
1
1
1
5
5. Faktorisasi prima dari 16 = 24
Faktorisasi prima dari 24 = 23
x 3
Faktorisasi prima dari 30 = 2 x 3 x 5
FPB = 2
Jadi FPB dari 16, 24, dan 30 adalah 2
1
1
1
1
1
5
Skor maksimal 25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
232232232
Keterangan :
Nilai 85-100 = A
Nilai 70-84 = B
Nilai 65-74 = C
Nilai < 65 = D
b. Penilaian Afektif
KeL
.
Nama Anggota
Kelompok
Aspek yang diamati Jumlah
Skor
Keaktifan Ketelitian Bekerjasama
1
2
3
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
233233233
5
Kriteria Penilaian
No Kriteria Penilaian Skor (1-3)
1. Keaktifan
Aktif bertanya dan menjawab pertanyaan
Kadang bertanya atau menjawab pertanyaan tetapi kadang diam
saja
Tidak pernah bertanya dan menjawab pertanyaan
3
2
1
2. Teliti
Teliti dalam mengoperasikan bilangan-bilangan menjadi FPB.
Kurang teliti dalam mengoperasikan bilangan-bilangan menjadi
FPB.
Tidak teliti dalam mengoperasikan bilangan-bilangan menjadi
FPB.
3
2
1
3. Bekerjasama
Mampu bekerjasama dengan kelompok pada saat mengerjakan
tugas.
Kadang dapat bekerjasama dengan kelompok pada saat
mengerjakan tugas.
Tidak dapat bekerjasama dengan kelompok pada saat mengerjakan
tugas.
3
2
1
Jumlah Skor Maksimal 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
234234234
Prosedur Penilaian :
Keterangan :
Nilai 85-100 = A
Nilai 70-84 = B
Nilai 65-74 = C
Nilai < 65 = D
c. Penilaian Psikomotorik
No Kriteria Penilaian Skor
1. Menggunakan media
Kapur tertata dengan tepat sesuai dengan hasil FPB.
Beberapa kapur tertata kurang tepat sesuai dengan hasil FPB
Banyak kapur yang tertata kurang tepat sesuai dengan hasil FPB.
3
2
1
Skor maksimal 3
Prosedur Penilaian :
Keterangan :
Nilai 85-100= A
Nilai 70-84 = B
Nilai 65-74 = C
Nilai < 65 = D
LAMPIRAN 4: MATERI
FAKTOR PERSEKUTUAN TERBESAR (FPB)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
235235235
Faktor persekutuan terbesar (FPB) dari dua bilangan adalah bilangan terbesar yang habis
membagi kedua bilangan tersebut. Cara mencari FPB adalah sebagai berikut.
1. Menentukan atau mencari semua faktor perkalian dari bilangan-bilangan tersebut
kemudian menentukan faktor terbesar yang bersekutu dari bilangan itu:
2. Menentukan atau mencari faktorisasi prima dari bilangan-bilangan tersebut kemudian
menentukan FPB nya.
Faktor persekutuan terbesar (FPB) juga dapat dicari dengan menggunakan pohon faktor,
sebagai contoh perhatikan soal di bawah ini!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
236236236
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
237237237
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS II PERTEMUAN 2
Satuan Pendidikan : SD Negeri Perumnas Condongcatur
Hari/ Tanggal : Selasa, 13 Oktober 2015
Kelas/ Semester : VA/ 1
Mata Pelajaran : Matematika Materi
Pokok : FPB dan KPK Alokasi
Waktu : 3 × 35 menit (3 jp)
A. Standar Kompetensi
1. Melakukan operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah.
B. Kompetensi Dasar
1.5 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan operasi hitung, KPK dan FPB.
C. Indikator
- Kognitif
1.5.1 Menggunakan faktor prima dan faktorisasi prima untuk memecahkan masalah
sehari-hari yang berkaitan dengan FPB.
- Afektif
1.5.2 Aktif mengerjakan soal dalam kelompok.
1.5.3 Teliti dalam mengoperasikan bilangan-bilangan untuk mencari KPK.
1.5.4 Bekerjasama dengan baik di dalam kelompok pada saat mengerjakan tugas.
- Psikomotorik
1.5.5 Mempresentasikan hasil pekerjaan KPK di depan kelas.
1.5.6 Mengoperasikan bilangan-bilangan yang ada dalam soal cerita.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
238238238
D. Tujuan Pembelajaran
- Kognitif
1.5.1.1 Siswa mampu menggunakan faktor prima dan faktorisasi prima untuk
memecahkan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan FPB secara mandiri.
- Afektif
1.5.1.2 Siswa mampu mempunyai sikap aktif mengerjakan soal dalam kelompok.
1.5.3.1 Siswa mampu mempunyai sikap teliti dalam mengoperasikan bilangan-
bilangan untuk mencari KPK.
1.5.4.1 Siswa mampu mempunyai sikap bekerjasama dengan baik di dalam kelompok
pada saat mengerjakan tugas.
- Psikomotorik
1.5.5.1 Siswa mampu mempresentasikan hasil pekerjaan KPK di depan kelas.
1.5.6.1 Siswa mampu mengoperasikan bilangan-bilangan yang ada dalam soal cerita.
E. Materi Pokok
- KPK dan FPB
F. Metode Pembelajaran
- Pendekatan : Kontekstual
- Metode : Kerja kelompok, diskusi, tanya jawab.
G. Media Pembelajaran
- Cerita
H. Sumber Belajar
Astuty Ary, Mustaqim. 2008. Ayo Belajar Matematika untuk SD dan MI IV. Jakarta:
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Sumarmi Titing, Kamsiati Siti. 2009. Asyiknya Belajar Matematika Untuk SD/MI Kelas
V. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Utomo Dwi Priyo, Arijanny Ida. 2009. Asyiknya Belajar Matematika Untuk SD/MI
Kelas V . Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Saepudin Aep, Babudin, Mulyadi Dedi, Adang. 2009. Gemar Belajar Matematika
Untuk SD/MI Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
239239239
I. Langkah Pembelajaran
Komponen Kegiatan Alokasi Waktu
Pendahuluan Guru memberi salam dan berdoa.
Guru melakukan absensi dan kehadiran siswa.
Guru mengkondisikan kelas dan meminta siswa
agar siap mengikuti pembelajaran.
Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang
mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan
materi yang akan dipelajari.
Guru membotivasi siswa agar semangat mengikuti
pembelajaran.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
10
Kegiatan
Inti
Eksplorasi
Guru memberikan beberapa pertanyaan mengenai
FPB (bertanya):
- Apa yang kalian ketahui mengenai FPB?
- Apakah kalian pernah menemui pengalaman
sehari-hari kalian mengenai FPB?
- Coba sebutkan cerita pengalaman kalian yang
ada hubungannya dengan FPB!
Elaborasi
Guru kembali menerangkan secara singkat tentang
FPB untuk mengulang ingatan siswa.
Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok oleh
guru. (masyarakat belajar)
Guru memberikan sebuah cerita sehari-hari yang
berkaitan dengan permasalahan FPB:
- Terdapat 14 siswa perempuan dan 8 siswa laki-
laki dalam suatu kelas. Guru akan membagi
semua siswa tersebut ke dalam beberapa
kelompok dengan jumlah perempuan dan laki-
85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
240240240
laki yang sama di setiap kelompok. Berapakah
jumlah kelompok yang dapat terbentuk? Berapa
jumlah siswa perempuan pada setiap kelompok?
Berapa jumlah siswa laki-laki dalam setiap
kelompok?
- Siswa mencoba untuk menemukan jawaban dari
permasalahan tersebut dengan menerapkan
konsep FPB pada pertemuan sebelumnya.
(inquiry)
- Siswa menjawab permasalahan beserta
prosesnya berdasarkan pengetahuan awal
mereka dan siswa dibebaskan untuk menjawab
dengan menggunakan cara yang mereka ketahui
(konstruktivisme).
Guru menunjuk salah satu siswa untuk maju ke
depan menuliskan hasil dari diskusinya.
Guru mengkorfirmasi dan membahas bersama
mengenai jawaban siswa.
Guru menjelaskan dan memberikan contoh cara
menjawab soal cerita FPB dengan menuliskan
diketahui, ditanyakan, jawab, dan jadi yang
mengikutsertakan siswa agar tetap aktif
(pemodelan).
Siswa kembali ke tempat duduk masing-masing.
Siswa mengerjakan lembar kerja siswa secara
mandiri.Guru menunjuk salah satu siswa untuk
maju ke depan dan menuliskan hasil pekerjaannya.
Siswa dan guru membahas dan menyimpulkan hasil
pekerjaan siswa bersama-sama.
Guru memberikan nilai hasil belajar siswa sesuai
dengan rubrik penilaian yang telah ditentukan.
(penilaian nyata)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
241241241
Konfirmasi
Siswa dan guru membahas serta menyimpulkan
hasil pekerjaan siswa bersama-sama (kesimpulan).
Guru memberikan penilaian hasil belajar siswa.
(penilaian nyata)
Guru mengkonfirmasi dan memberikan penguatan
kepada siswa mengenaihasil pekerjaannya.
Siswa membuat kesimpulan atas apa yang sudah
dipelajari.
Siswa dan guru melakukan refleksi bersama-sama
(refleksi).
Guru memberikan tindak lanjut kepada siswa untuk
mempelajari materi selanjutnya yaitu soal cerita
KPK.
Penutup Guru memersilakan siswa untuk berkemas dan
bersiap pulang.
Guru menunjuk salah satu siswa untuk memimpin
doa.
Guru mengucapkan salam penutup.
10
I. Penilaian
a. Jenis/ Teknik Penilaian: Penilaian proses (aktivitas, sikap)
b. Bentuk instrumen
Tes tertulis (Kognitif)
Observasi sikap (afektif)
Lembar penilaian psikomotorik
c. Pedoman penskoran dan penilaian
Cara menentukan skor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
242242242
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
243243243
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1: LEMBAR KERJA SISWA
Kelompokku Pasti Bisa!
Kerjakanlah soal di bawah ini beserta caranya di lembar jawab dengan tepiti dan
tepat!
1. Dani mempunyai 35 permen coklat dan 45 permen strobery. Permen tersebut akan
dimasukan dalam kotak dengan isi yang sama. Ada berapa kotak untuk permen
tersebut? Berapa permen coklat dan strobery pada masing-masing kotak?.
Diketahui: - .....................................................................................................................
- ......................................................................................................................
Ditanyakan: ....................................................................................................................
Jawab:
2. Sari mempunyai 84 pulpen biru dan 56 pulpen hitam. Sari ingin membagikannya
pada anak SD dan akan dimasukan dalam plastik. Berapakah plastik yang dibutuhkan
untuk membungkus pulpen tersebut? Berapa pulpen hitam dan pulpen biru pada
setiap plastik?.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
244244244
Diketahui: - .................................................................................................................
- ..................................................................................................................
Ditanyakan: .................................................................................................................
Jawab:
3. Aga memiliki 56 buku tulis, Satya memiliki 72 pensil. Buku tulis dan pensil
tersebut akan dimasukkan ke dalam kotak. Setiap kotak berisi buku tulis dan pensil
yang sama banyak. Berapa kotak yang dibutuhkan untuk memasukkan buku tulis
dan pensil? Berapa buku tulis dan pensil disetiap kotak?.
Diketahui: - .................................................................................................................
- ..................................................................................................................
Ditanyakan: .................................................................................................................
Jawab:
4. Paman Gober mempunyai 60 ayam jantan dan 100 ayam betina. Ayam itu akan
dimasukkan dalam sebuah kandang sama banyak.
a. Berapa banyak kandang yang dibutuhkan?
b. Berapa ekor masing-masing ayam jantan dan ayam betina di setiap kandangnya?
Diketahui: - .................................................................................................................
- ..................................................................................................................
Ditanyakan: .................................................................................................................
Jawab:
Selamat mengerjakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
245245245
LAMPIRAN 2: REFLEKSI
1. Apa kesulitan yang kamu hadapi pada saat mempelajari materi hari ini?
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
2. Bagaimana perasaanmu setelah mempelajari materi hari ini?
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
LAMPIRAN 3: KUNCI JAWABAN DAN PENILAIAN
a. Penilaian Kognitif
Kunci Jawaban dan Rubrik Penilaian Lembar Kerja Siswa
No. Soal Skor Nilai
1. Dani mempunyai 35 permen coklat dan 45 permen strobery.
Permen tersebut akan dimasukan dalam kotak dengan isi
yang sama. Ada berapa kotak untuk permen tersebut?
Berapa permen coklat dan strobery pada masing-masing
kotak?
Diketahui: - Dani mempunyai 35 permen coklat dan 45
permen strobery.
- Permen tersebut dimasukan dalam kotak
dengan isi yang sama.
Ditanyakan: a. Ada berapa kotak untuk permen tersebut?
1
1
20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
246246246
b. Berapa permen coklat dan strowberry pada
masing-masing kotak?
Jawab: a. Faktorisasi prima dari 35 = 5 x 7
Faktorisasi prima dari 45 = 32
x 5
FPB = 5
b. Permen coklat: 35 : 5 = 7
Permen strowberry: 45 : 4 = 9
Jadi kotak yang dibutuhkan untuk permen tersebut adalah 5
buah.
Jadi terdapat 7 permen colat dan 9 permen strowberry
disetiap kotak.
1
1
3
3
3
5
1
1
2. Sari mempunyai 84 pulpen biru dan 56 pulpen hitam. Sari
ingin membagikannya pada anak SD dan akan dimasukan
dalam plastik. Berapakah plastik yang dibutuhkan untuk
membungkus pulpen tersebut? Berapa pulpen hitam dan
pulpen biru pada setiap plastik?
Diketahui: - Sari mempunyai 84 pulpen biru dan 56 pulpen
hitam.
- Sari ingin membagikannya pada anak SD dan
akan dimasukan dalam plastik.
Ditanyakan: a. Berapakah plastik yang dibutuhkan untuk
membungkus pulpen tersebut?
b. Berapa pulpen hitam dan pulpen biru pada
setiap plastik?
Jawab: a. Faktorisasi prima dari 84 = 22
x 3 x 7
Faktorisasi prima dari 56 = 23
x 7
FPB = 22
x 7
= 28
b. Pulpen biru : 84 : 28 = 3
Pulpen hitam: 56 : 28 = 2
Jadi plastik yang dibutuhkan untuk membungkus pulpen
tersebut ada 28 buah.
1
1
1
1
3
3
4
2
2
1
20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
247247247
Jadi terdapat 3 pulpen biru dan 2 pulpen hitam disetiap
plastik.
1
3. Aga memiliki 56 buku tulis, Satya memiliki 72 pensil. Buku
tulis dan pensil tersebut akan dimasukkan ke dalam kotak.
Setiap kotak berisi buku tulis dan pensil yang sama banyak.
Berapa kotak yang dibutuhkan untuk memasukkan buku
tulis dan pensil? Berapa buku tulis dan pensil disetiap
kotak?.
Diketahui: - Aga memiliki 56 buku tulis.
- Satya memiliki 72 pensil.
- Buku tulis dan pensil tersebut akan dimasukkan
ke dalam kotak.
- Setiap kotak berisi buku tulis dan pensil yang
sama banyak.
Ditanyakan: a. Berapa kotak yang dibutuhkan untuk
memasukkan buku tulis dan pensil?
b. Berapa buku tulis dan pensil disetiap kotak?.
Jawab: a. Faktorisasi prima dari 56 = 23
x 7
Faktorisasi prima dari 72 = 23
x 32
FPB = 23
= 8
b. Buku tulis: 56 : 8 = 7
Pensil: 72 : 8 = 9
Jadi kotak yang dibutuhkan untuk memasukkan buku tulis
dan pensil ada 8 buah.
Jadi terdapat 7 buku tulis dan 9 pensil disetiap kotak.
1
1
1
1
1
1
3
3
4
1
1
1
1
20
4. Paman Gober mempunyai 60 ayam jantan dan 100 ayam
betina. Ayam itu akan dimasukkan dalam sebuah kandang
sama banyak.
a. Berapa banyak kandang yang dibutuhkan?
b. Berapa ekor masing-masing ayam jantan dan ayam betina
di setiap kandangnya?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
248248248
Diketahui: - Paman Gober mempunyai 60 ayam jantan dan
100 ayam betina.
- Ayam itu akan dimasukkan dalam sebuah
kandang sama banyak.
Ditanyakan: a. Berapa banyak kandang yang dibutuhkan?
b. Berapa ekor masing-masing ayam jantan dan
ayam betina di setiap kandangnya?
Jawab: a. Faktorisasi prima dari 60 = 22
x 3 x 5
Faktorisasi prima dari 100 = 22
x 52
FPB = 22
x 5
= 20
b. Ayam jantan: 60 : 20 = 3
Ayam betina 100 : 20 = 5
Jadi banyak kandang yang dibutuhkan ada 20 buah.
Jadi terdapat 3 ayam jantan dan 5 ayam betina disetiap
kandang.
1
1
1
1
3
3
4
2
2
1
1
20
Skor Maksimal 80
Keterangan :
Nilai 85-100 = A
Nilai 70-84 = B
Nilai 65-74 = C
Nilai < 65 = D
b. Penilaian Afektif
Rubrik Penilaian Afektif
Kel.
Nama Anggota
Kelompok
Aspek yang diamati
Jumlah
Skor
Keaktifan Ketelitian Bekerjasama
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
249249249
2
3
4
Kriteria Penilaian
No Kriteria Penilaian Skor (1-3)
1. Keaktifan
Aktif bertanya dan menjawab pertanyaan
Kadang bertanya atau menjawab pertanyaan tetapi kadang
diam saja
Tidak pernah bertanya dan menjawab pertanyaan
3
2
1
2. Teliti
Teliti dalam mengoperasikan bilangan-bilangan menjadi FPB.
Kurang teliti dalam mengoperasikan bilangan-bilangan
menjadi FPB.
Tidak teliti dalam mengoperasikan bilangan-bilangan menjadi
FPB.
3
2
1
3. Bekerjasama
Mampu bekerjasama dengan kelompok pada saat
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
250250250
mengerjakan tugas.
Kadang dapat bekerjasama dengan kelompok pada saat
mengerjakan tugas.
Tidak dapat bekerjasama dengan kelompok pada saat
mengerjakan tugas.
2
1
Jumlah Skor Maksimal 9
Prosedur Penilaian :
Keterangan :
Nilai 85-100 = A
Nilai 70-84 = B
Nilai 65-74 = C
Nilai < 65 = D
c. Penilaian Psikomotorik
Kel.
Nama Anggota
Kelompok
Aspek yang diamati
Jumlah
Skor Mengoperasikan Mempresentasikan
1.
2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
251251251
3.
4.
Penilaian
No. Kriteria Penilaian Skor
1. Mampu mengoperasikan bilangan menjadi
KPK yang tepat.
Kurang mampu mengoperasikan bilangan
menjadi KPK yang tepat.
Belum mampu mengoperasikan bilangan
menjadi KPK yang tepat.
3
2
1
2. Mendengarkan soal cerita yang diberikan oleh
guru.
Kurang mendengarkan soal cerita yang
diberikan oleh guru.
Tidak mendengarkan soal cerita yang
diberikan oleh guru.
3
2
1
Prosedur Penilaian :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
252252252
Keterangan :
Nilai 85-100 = A
Nilai 70-84 = B
Nilai 65-74 = C
Nilai < 65 = D
LAMPIRAN 4: MATERI
Permasalahan FPB dalam kehidupan sehari-hari
Faktor persekutuan terbesar (FPB) dari dua bilangan adalah bilangan terbesar yang habis
membagi kedua bilangan tersebut. Sama halnya dengan KPK, permasalahan dalam kehidupan
sehari-hari yang berkaitan dengan FPB sering kita jumpai. Perhatikan permasalahan berikut
ini!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
253253253
Contoh 2:
Ibu akan mengemas 90 mi instan dan 48 biskuit ke dalam beberapa kantung
plastik. Berapa banyak kantong plastik yang Ibu butuhkan agar mie instan
dan biskuit tersebut dapat dikemas dalam beberapa kantong plastik dengan
isi sama banyak untuk setiap kantong plastik?
Permasalahan di atas dapat diselesaikan dengan mencari bilangan terbesar yang dapat
membagi bilangan 90 dan 48, yaitu mencari faktor persekutuan terbesar (FPB) dari 90 dan
48.
Faktorisasi prima dari 90 = 2 × 32
× 5
Faktorisasi prima dari 48 = 24
× 3
FPB dari 90 dan 48 = 2 × 3 = 6
Jadi, kantong plastik yang dibutuhkan Ibu adalah 6 kantong plastik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
254254254
Lampiran 5
Soal Evaluasi 1
I. Standar Kompetensi
1. Melakukan operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah.
II. Kompetensi Dasar
1.2 Menggunakan faktor prima untuk menentukan KPK dan FPB.
1.5 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan operasi hitung, KPK dan FPB.
III. Indikator
1.2.1 Menentukan bilangan prima dari kelompok bilangan tertentu.
1.2.2 Menentukan faktor bilangan dengan faktorisasi prima.
1.2.3 Menentukan faktorisasi prima untuk mencari KPK.
1.5.1 Menyelesaikan permasalahan yang berhubungan dengan KPK melalui soal cerita.
IV. Soal:
Jawablah soal di bawah ini dengan tepat beserta caranya!
1. Angkutan Jurusan A melewati halte 1 setiap 10 menit sekali, angkutan jurusan B
melewati halte yang sama setiap 45 menit. Pada pukul 07.30 kedua angkutan melewati
halte 1 secara bersama. Pada pukul berapa kedua angkutan akan melewati halte 1
bersama lagi?
2. Budi dan dua orang temannya yang bernama Brigit dan Edo mengikuti privat disuatu
bimbingan belajar. Waktu privat mereka berbeda-beda. Budi setiap 6 hari sekali, Brigit
privat setiap 8 hari sekali dan Edo privat setiap 4 hari sekali. Pada tanggal 24 Maret
2012 mereka privat bersama-sama. Tanggal berapakah mereka akan privat bersama
untuk kedua kalinya? (keterangan: Bulan Maret ada 31 hari)
3. Bus Damri berangkat dari terminal setiap 20 menit sekali, bus Makmur berangkat dari
terminal yang sama setiap 45 menit. Jika pada pukul 08.00 kedua bus tersebut
berangkat bersama-sama. Pada pukul berapakah kedua bus akan berangkat bersama
untuk kedua kalinya?
4. Lampu merah menyala setiap 18 detik sekali lalu padam. Lampu hijau menyala setiap
24 detik sekali lalu padam. Saat ini waktu menunjukkan pukul 10.00 dan kedua lampu
menyala secara bersama-sama. Berapa detik lagikah lampu merah dan lampu hijau
akan menyala secara bersama-sama?
5. Mobil Rendi berhenti untuk istirahat setelah 40 km. Mobil Fredi berhenti untuk
istirahat setelah 60 km. Jika Rendi dan Fredi berangkat dari tempat yang sama. Pada
kilometer berapakah mereka akan berhenti untuk beristirahat ditempat yang sama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
255255255
Lembar Jawab
Nama : Nomor absen :
Kelas :
1. Diketahui:
Ditanyakan:
Jawab:
Jadi .....
2. Diketahui:
Ditanyakan:
Jawab:
Jadi .....
3. Diketahui:
Ditanyakan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
256256256
Jawab:
Jadi .....
4. Diketahui:
Ditanyakan:
Jawab:
Jadi .....
5. Diketahui:
Ditanyakan:
Jawab:
Jadi .....
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
257257257
Kunci Jawaban dan Penilaian Evaluasi 1
No. Soal dan Jawaban Nilai Skor
1. Diketahui:
- Angkutan Jurusan A melewati halte 1
setiap 10 menit sekali.
- Angkutan jurusan B setiap 45 menit.
- Pada pukul 07.30 kedua angkutan
melewati halte 1 secara bersama.
Ditanyakan:
- Pada pukul berapa kedua angkutan akan
melewati halte 1 bersama lagi?
Jawab:
Faktorisasi prima dari:
10 = 2 x 5
45 = 32 x 5
KPK = 2 x 32 x 5 = 90
90 menit = 1,5 jam
07.30 + 1,5 jam = 09.00
Jadi kedua angkutan akan melewati halte 1
bersama lagi pada pukul 09.00
1
1
1
1
3
3
2
2
1
15
2. Diketahui:
- Budi privat setiap 6 hari sekali.
- Brigit privat setiap 8 hari sekali.
- Edo privat setiap 4 hari sekali.
- Tanggal 24 Maret 2012 mereka privat
bersama-sama.
Ditanyakan:
- Tanggal berapakah mereka akan privat
bersama untuk kedua kalinya?
Jawab:
Faktorisasi prima dari:
1
1
1
1
1
20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
258258258
6 = 2 x 3
8 = 23
4 = 2 x 2
KPK = 23 x 3 = 24
24 hari setalah tanggal 24 Maret adalah
tanggal 17 April.
Jadi mereka akan privat bersama untuk
kedua kalinya pada tanggal 17 April.
3
3
3
3
2
1
3. Diketahui :
- Bus Damri berangkat dari terminal setiap
20 menit sekali.
- Bus Makmur berangkat dari terminal
yang sama setiap 45 menit.
- Pukul 08.00 kedua bus tersebut berangkat
bersama-sama.
Ditanyakan:
- Pada pukul berapakah kedua bus akan
berangkat bersama untuk kedua kalinya?
Jawab:
Faktorisasi prima dari
20 = 2² x 5
45 = 3² x 5
KPK = 2² x 3² x 5 = 180
180 menit = 3 jam
3 jam setelah pukul 08.00 adalah pukul
11.00
Jadi kedua bus akan berangkat bersama
pada pukul 11.00
1
1
1
1
4
4
4
3
1
20
4. Diketahui:
- Lampu merah menyala setiap 18 detik
sekali lalu padam.
- Lampu hijau 24 detik sekali lalu padam.
Ditanyakan:
- Berapa detik lagikah kedua lampu
1
1
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
259259259
menyala bersama-sama?
Jawab:
Faktorisasi prima dari :
18 = 2 x 32
24 = 23 x 3
KPK = 23 x 32 = 72
Jadi kedua lampu menyala bersama-sama
lagi setelah detik ke 72.
2
2
2
1
10
5. Diketahui:
- Mobil Rendi berhenti untuk istirahat
setelah 40 km.
- Mobil Fredi berhenti untuk istirahat
setelah 60 km.
Ditanyakan:
- Pada kilometer berapakah mereka akan
berhenti untuk beristirahat ditempat yang
sama?
Jawab:
Faktorisasi prima dari :
40 = 23 x 5
60 = 22 x 3 x 5
KPK = 23 x 3 x 5 = 120
Jadi mereka akan berhenti untuk
beristirahat ditempat yang sama pada
kilometer 120
1
1
1
2
2
2
1
10
Skor Maksimal 75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
260260260
Soal Evaluasi 2
A. Standar Kompetensi
1. Melakukan operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah.
B. Kompetensi Dasar
1.5 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan operasi hitung, KPK dan FPB.
C. Indikator Hasil Belajar
1.5.1 Menentukan faktorisasi prima untuk mencari FPB 2 bilangan dan 3 bilangan.
1.5.2 Menggunakan faktor prima dan faktorisasi prima untuk memecahkan masalah
sehari-hari yang berkaitan dengan FPB.
D. Soal
Kerjakanlah soal di bawah ini dengan teliti beserta caranya! (Tuliskan proses
pengerjaannya di lembar jawab!)
1. Vani mempunyai manik-manik berwarna coklat sebanyak 42 dan manik-manik
berwarna putih sebanyak 45. Manik-manik tersebut akan dibagikan menjadi beberapa
kelompok dengan jumlah yang sama. Berapa kelompok yang dapat terbentuk? Berapa
jumlah manik-manik coklat dan manik-manik putih di setiap kelompok?
2. Seorang pedagang berbelanja apel sebanyak 15 kg dan durian sebanyak 30 kg. Buah-
buahan tersebut akan dimasukan ke dalam kotak. Setiap kotak berisi buah apel dan
buah durian dengan jumlah yang sama. Berapa kotak yang diperlukan? Berapa jumlah
buah apel dan buah durian pada masing-masing kotak?
3. Suatu kabupaten menerima bantuan berupa 63 rak buku dan 126 papan tulis dari
pemerintah pusat. Bantuan tersebut akan dibagikan kepada beberapa sekolah. Setiap
sekolah memperoleh rak buku dan papan tulis sama banyak. Berapakah banyak sekolah
yang memperoleh bantuan?
4. Paman Jefri membawa 75 kue dan 90 permen. Kue dan permen tersebut akan dibagikan
kepada anak-anak. Agar setiap anak mendapat jumlah dan jenis yang sama, maka
berapakah banyak anak yang mendapatkan kue dan permen?
5. Ibu guru akan membentuk kelompok belajar siswa. Setiap kelompok beranggotakan
siswa laki-laki dan siswa perempuan dengan jumlah yang sama. Jika ada 12 siswa laki-
laki dan 18 siswa perempuan, berapakah kelompok belajar yang terbentuk? Berapakah
jumlah siswa perempuan dan siswa laki-laki di setiap kelompok?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
261261261
Lembar Jawab
Nama : Nomor absen :
Kelas :
1. Diketahui:
Ditanyakan:
Jawab:
Jadi ....
2. Diketahui:
Ditanyakan:
Jawab:
Jadi ....
3. Diketahui:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
262262262
Ditanyakan:
Jawab:
Jadi ....
4. Diketahui:
Ditanyakan:
Jawab:
Jadi ....
5. Diketahui:
Ditanyakan:
Jawab:
Jadi ....
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
263263263
Kunci Jawaban dan Penilaian Evaluasi Siklus 2
No. Soal Nilai Skor
1. Diketahui:
- Vani mempunyai manik-manik berwarna coklat
sebanyak 42.
- Manik-manik berwarna putih sebanyak 45.
Ditanyakan:
a. Berapa kelompok yang dapat terbentuk?
b. Berapa jumlah manik-manik coklat dan manik-
manik putih di setiap kelompok?
Jawab:
a. Faktorisasi prima dari:
42 = 2 x 3 x 7
45 = 32
x 5
FPB = 3
b. Manik-manik coklat = 42 : 3 = 14
Manik-manik putih = 45 : 3 = 15
Jadi kelompok yang dapat terbentuk ada 3 dan
terdapat manik-manik coklat sebanyak 14 dan
manik-manik putih sebanyak 15 di setiap kelompok.
1
1
1
1
2
2
2
2
2
1
15
2. Diketahui:
- Apel sebanyak 15 kg.
- Durian sebanyak 30 kg.
Ditanyakan:
a. Berapa kotak yang diperlukan?
b. Berapa jumlah buah apel dan buah durian pada
masing-masing kotak?
Jawab:
a. Faktorisasi prima dari:
15 = 3 x 5
1
1
1
1
2
15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
264264264
30 = 2 x 3 x 5
FPB = 3 x 5 = 15
b. Apel = 15 kg : 15 kg = 1 kg
Durian = 30 kg : 15 kg = 2 kg
Jadi kotak yang diperlukan ada 15 kotak dan
terdapat 1 kg apel dan 2 kg durian disetiap
kotaknya.
2
2
2
2
1
3. Diketahui :
- Suatu kabupaten menerima bantuan berupa 63 rak
buku dan 126 papan tulis dari pemerintah pusat.
- Bantuan tersebut akan dibagikan kepada beberapa
sekolah.
- Setiap sekolah memperoleh rak buku dan papan
tulis sama banyak.
Ditanyakan :
- Berapakah banyak sekolah yang memperoleh
bantuan?
Jawab :
Faktorisasi prima dari:
63 = 3² x 7
126 = 2 x 3² x 7
FPB = 3² x 7 = 63
Jadi banyak sekolah yang memperolah bantuan ada
63 sekolah.
2
1
2
2
2
1
10
4. Diketahui :
- Paman Jefri membawa 75 kue dan 90 permen.
- Kue dan permen tersebut akan dibagikan kepada
anak-anak sebanyak banyaknya dengan jumlah
yang sama.
Ditanyakan :
- Berapakah banyak anak yang mendapatkan kue
dan permen?
1
1
1
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
265265265
Jawab :
Faktorisasi prima dari:
75 = 3 x 5²
90 = 2 x 3² x 5
FPB = 3 x 5 = 15
Jadi banyak anak ada 15 orang
2
2
2
1
5. Diketahui:
- Ibu guru akan membentuk kelompok belajar siswa
dengan jumlah laki-laki dan perempuan sama
banyak.
- Ada 12 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan.
Ditanyakan:
a. Berapakah kelompok belajar yang terbentuk?
b.Berapakah jumlah siswa laki-laki dan perempuan
disetiap kelompok?
Jawab:
a. Faktorisasi prima dari 12 = 22
x 3
Faktorisasi prima dari 18 = 2 x 32
FPB = 2 x 3 = 6
b. Siswa laki-laki : 12 : 6 = 2
Siswa perempuan : 18 : 6 = 3
Jadi kelompok belajar yang terbentuk ada 6
kelompok dan terdapat 2 siswa laki-laki, 3 siswa
perempuan di setiap kelompok.
1
1
1
1
2
2
2
2
2
1
15
Total Skor 65
Prosedur Penilaian :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
266266266
Soal Evaluasi Akhir A. Standar Kompetensi
1. Melakukan operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah.
B. Kompetensi Dasar
1.2 Menggunakan faktor prima untuk menentukan KPK dan FPB.
1.5 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan operasi hitung, KPK dan FPB.
C. Indikator Hasil Belajar
- Menentukan faktorisasi prima untuk mencari KPK 2 bilangan dan 3 bilangan.
- Menentukan faktor prima dan faktorisasi prima untuk mencari KPK.
- Menentukan KPK dalam memecahkan masalah sehari-hari melalui soal cerita.
- Menentukan faktorisasi prima untuk mencari FPB 2 bilangan dan 3 bilangan.
- Menggunakan faktor prima dan faktorisasi prima untuk memecahkan masalah sehari-hari
yang berkaitan dengan FPB.
D. Soal
Kerjakanlah soal di bawah ini dengan teliti beserta caranya di lembar jawab!
1. Tina mempunyai 45 kartu nama berwarna hijau. Ratna mempunyai 30 kartu nama berwarna
kuning. Kartu nama mereka akan disatukan dan ditempatkan pada beberapa amplop. Setiap
amplop akan diisi kartu nama dengan perbandingan warna yang sama. Berapakah jumlah
terbanyak amplop yang dibutuhkan?
2. Budi menyiapkan 12 kg cat warna putih dan 10 kg cat warna merah. Kedua jenisnya dicampur ke
beberapa wadah dengan berat yang sama untuk masing-masing warna. Berapa banyak wadah
yang dapat menampung kedua jenis cat tersebut? Berapa kg cat warna putih dan berapa kg cat
warna merah pada setiap wadah?
3. Sela dan Amel hari ini berkunjung ke taman bacaan. Sela biasa berkunjung tiap 4 hari sekali.
Amel setiap 6 hari sekali. Hari ini tanggal 1 Agustus. Tanggal berapa mereka akan berkunjung
bersama lagi?
4. Anak kelas IV melakukan kerja bakti membersihkan kelas setiap 6 hari sekali. Anak kelas V
bekerja bakti membersihkan kelas setiap 8 hari sekali. Hari ini tanggal 5 Agustus mereka
melakukan kerja bakti bersama-sama. Tanggal berapa mereka akan bersama-sama bekerja bakti
lagi?
5. Pak Budi mempunyai 72 buah apel dan 60 buah alpukat. Buah-buahan tersebut akan dimasukan
ke dalam beberapa kantong plastik dengan jumlah yang sama untuk setiap buah. Berapa banyak
kantong plastik yang dibutuhkan Pak Budi? Berapa banyak buah apel dan buah alpukat dalam
setiap kantong plastik?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
267267267
Lembar Jawab:
1. Diketahui:
Ditanyakan:
Jawab:
Jadi .....
2. Diketahui:
Ditanyakan:
Jawab:
Jadi .....
3. Diketahui:
Ditanyakan:
Jawab:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
268268268
Jadi .....
4. Diketahui:
Ditanyakan:
Jawab:
Jadi ...
5. Diketahui:
Ditanyakan:
Jawab:
Jadi ….
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
269269269
Penilaian Evaluasi Akhir
No. Jawaban Skor Nilai
1. Diketahui: - Tina mempunyai 45 kartu nama berwarna
hijau.
- Ratna mempunyai 30 kartu nama berwarna
kuning.
- Kartu nama mereka akan disatukan dan
ditempatkan pada beberapa amplop
dengan perbandingan warna yang sama.
Ditanyakan: Berapakah jumlah terbanyak amplop yang
dibutuhkan?
Jawab: Faktorisasi prima dari 45 = 32
x 5
Faktorisasi prima dari 30 = 2 x 3 x 5
FPB = 3 x 5
= 15
Jadi jumlah terbanyak amplop yang dibutuhkan ada 15
amplop.
2
1
2
2
2
1
10
2. Diketahui: - Budi menyiapkan 12 kg cat warna putih
dan 10 kg cat warna merah.
- Kedua jenisnya dicampur ke beberapa
wadah.
Ditanyakan: a. Berapa wadah terbanyak yang dapat
menampung kedua jenis cat tersebut?
b. Berapa kg cat warna putih dan berapa kg
cat warna merah?
Jawab:
a. Faktorisasi prima dari 12 = 22
x 3
Faktorisasi prima dari 10 = 2 x 5
FPB = 2
b. Cat warna merah = 10 kg : 2 kg = 5 kg
Cat warna putih = 12 kg : 2 kg = 6 kg
1
1
1
1
2
2
2
2
2
15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
270270270
Jadi wadah yang diperlukan untuk menampung cat
sebanyak 2 wadah dan terdapat 5 kg cat merah dan 6 kg
cat putih disetiap wadahnya.
1
3. Diketahui : - Sela biasa berkunjung setiap 4 hari sekali.
- Amel setiap 6 hari sekali.
- Hari ini tanggal 1 Agustus
Ditanyakan: Tanggal berapa mereka berkunjung
bersama lagi?
Jawab:
Faktorisasi prima dari 4 = 2 x 2
Faktorisasi prima dari 6 = 2 x 3
KPK = 2 x 3 = 6
6 hari setelah tanggal 1 Agustus adalah tanggal 7
Agustus
Jadi mereka berkunjung secara bersama pada tanggal 7
Agustus
1
1
2
2
2
1
1
10
4. Diketahui:
- Anak kelas IV melakukan kerja bakti membersihkan
kelas setiap 6 hari sekali.
- Anak kelas V bekerja bakti membersihkan kelas
setiap 8 hari sekali.
Ditanyakan: Tanggal berapa mereka akan bersama-sama
bekerja bakti lagi?
Jawab:
Faktorisasi prima dari 6 = 2 x 3
Faktorisasi prima dari 8 = 23
KPK = 23 x 3 = 24
5 Agustus + 24 hari = 29 Agustus
Jadi mereka melakukan kerja bakti bersama lagi pada
tanggal 29 Agustus.
1
1
2
2
2
1
1
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
271271271
5. Diketahui: - Pak Budi mempunyai 72 buah apel dan 60
buah alpukat.
- Seluruh buah tersebut dikemas dan
dimasukkan ke dalam beberapa kantong
plastik untuk dibagikan kepada tetangganya.
Ditanyakan:
a. Berapa banyak kantong plastik yang dibutuhkan Pak
Budi?
b. Berapa banyak buah apel dan buah alpukat dalam
setiap kantong plastik?
Jawab:
a. Faktorisasi prima dari 72 = 23 x 3
2
Faktorisasi prima dari 60 = 22
x 3 x 5
FPB = 22
x 3 = 12
b. Apel = 72 : 12 = 6
Alpukat = 60: 12 = 5
Jadi kantong yang diperlukan ada 12 buah dan setiap
kantong berisi 6 buah apel dan 5 buah alpukat.
1
1
2
2
3
2
2
2
15
Skor maksimal 60
Prosedur Penilaian :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
272272272
Lampiran 6
Jawaban Evaluasi 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
273273273
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
274274274
Jawaban Evaluasi 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
275275275
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
276276276
Jawaban Evaluasi Akhir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
277277277
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
278278278
Jawaban Evaluasi 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
279279279
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
280280280
Jawaban Evaluasi 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
281281281
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
282282282
Jawaban Evaluasi Akhir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
283283283
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
284284284
Lampiran 7
Daftar Nilai Evaluasi Siswa Siklus I
*KKM = 69
No. Nama Siswa Nilai Ulangan Keterangan
1. Toby Averous 85 Tuntas
2. Adhitya Kurniawan 60 Tidak Tuntas
3. Aghyl Pramudya Aldahama L 76 Tuntas
4. Annisa Bening Citra Kinasih 80 Tuntas
5. Citra Anindya Sari 64 Tidak Tuntas
6. Fanisa Salsabrina Azzahra 80 Tuntas
7. Hawa Putri Zulfarani 77 Tuntas
8. Amintan Arga Anindya 55 Tidak Tuntas
9. Kharisma Putri Handayani 75 Tuntas
10. Muhammad Faathir Al Akbar 60 Tidak Tuntas
11. Nadya Fathiarani Ahmad 76 Tuntas
12. R. Muhammad Kharisul Ilmi 50 Tidak Tuntas
13. Acintya Oktavinadya Anisa Putri 68 Tuntas
14. Adhitya Aria Nugraha 85 Tuntas
15. Anggi Rizky Aulia 61 Tidak Tuntas
16. Anggita Rizky Aulia 75 Tuntas
17. Azzahra Rizki Ramadan 60 Tidak Tuntas
18. Baruna Rifqika 79 Tuntas
19. Fariz Saputra 63 Tidak Tuntas
20 Exsa Anggit Ramadhan 78 Tuntas
21. Farhan Ishaagy Saputra 77 Tuntas
22. Kusuma Dewi Tri Nugraheni 63 Tidak Tuntas
23. Rasyhva 77 Tuntas
24. Kristina Nur Hidayati 79 Tuntas
Jumlah Skor 1703
Rata-Rata 70,95
Nilai Tertinggi 85
Nilai Terendah 50
Jumlah Siswa yang Tuntas 15
Presentase Ketuntasan 62,5%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
285285285
Lampiran 8
Daftar Nilai Evaluasi Siswa Siklus II
*KKM = 73
No. Nama Siswa Nilai Ulangan Keterangan
1. Toby Averous 92 Tuntas
2. Adhitya Kurniawan 63 Tidak Tuntas
3. Aghyl Pramudya Aldahama L 80 Tuntas
4. Annisa Bening Citra Kinasih 84 Tuntas
5. Citra Anindya Sari 64 Tidak Tuntas
6. Fanisa Salsabrina Azzahra 100 Tuntas
7. Hawa Putri Zulfarani 85 Tuntas
8. Amintan Arga Anindya 63 Tidak Tuntas
9. Kharisma Putri Handayani 84 Tuntas
10. Muhammad Faathir Al Akbar 84 Tuntas
11. Nadya Fathiarani Ahmad 95 Tuntas
12. R. Muhammad Kharisul Ilmi 64 Tidak Tuntas
13. Acintya Oktavinadya Anisa Putri 74 Tuntas
14. Adhitya Aria Nugraha 87 Tuntas
15. Anggi Rizky Aulia 86 Tuntas
16. Anggita Rizky Aulia 91 Tuntas
17. Azzahra Rizki Ramadan 70 Tidak Tuntas
18. Baruna Rifqika 82 Tuntas
19. Fariz Saputra 68 Tidak Tuntas
20 Exsa Anggit Ramadhan 86 Tuntas
21. Farhan Ishaagy Saputra 88 Tuntas
22. Kusuma Dewi Tri Nugraheni 95 Tuntas
23. Rasyhva 94 Tuntas
24. Kristina Nur Hidayati 90 Tuntas
Jumlah Skor 1969
Rata-Rata 82,04
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 60
Jumlah Siswa yang Tuntas 18
Presentase Ketuntasan 75%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
286286286
Lampiran 9
Daftar Nilai Evaluasi Akhir (siklus I dan siklus II)
*KKM = 77
No. Nama Siswa Nilai Ulangan Keterangan
1. Toby Averous 100 Tuntas
2. Adhitya Kurniawan 86 Tuntas
3. Aghyl Pramudya Aldahama L 90 Tuntas
4. Annisa Bening Citra Kinasih 92 Tuntas
5. Citra Anindya Sari 96 Tuntas
6. Fanisa Salsabrina Azzahra 94 Tuntas
7. Hawa Putri Zulfarani 84 Tuntas
8. Amintan Arga Anindya 63 Tidak Tuntas
9. Kharisma Putri Handayani 83 Tuntas
10. Muhammad Faathir Al Akbar 87 Tuntas
11. Nadya Fathiarani Ahmad 94 Tuntas
12. R. Muhammad Kharisul Ilmi 64 Tidak Tuntas
13. Acintya Oktavinadya Anisa Putri 78 Tuntas
14. Adhitya Aria Nugraha 95 Tuntas
15. Anggi Rizky Aulia 97 Tuntas
16. Anggita Rizky Aulia 94 Tuntas
17. Azzahra Rizki Ramadan 95 Tuntas
18. Baruna Rifqika 92 Tuntas
19. Fariz Saputra 91 Tuntas
20 Exsa Anggit Ramadhan 89 Tuntas
21. Farhan Ishaagy Saputra 100 Tuntas
22. Kusuma Dewi Tri Nugraheni 94 Tuntas
23. Rasyhva 88 Tuntas
24. Kristina Nur Hidayati 100 Tuntas
Jumlah Skor 2160
Rata-Rata 90
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 63
Jumlah Siswa yang Tuntas 22
Presentase Ketuntasan 91,66%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
287287287
Lampiran 10
Nilai Materi KPK dan FPB Siswa Kelas VA Tahun Pelajaran 2013/2014
*KKM: 65
No.
Nama
Nilai Ketuntasan
Tuntas Tidak Tuntas 1. DH 65 √ - 2. GHS 51 - √ 3. AY 71 √ - 4. MRA 80 √ - 5. RR 72 √ - 6. EA 82 √ - 7. THYA 60 - √ 8. KLIP 68 √ - 9. MM 70 √ -
10. ARB 62 - √ 11. RD 70 √ - 12. HBD 60 - √ 13. RYK 55 - √ 14. MH 69 √ - 15. ATJ 50 - √ 16. AKL 70 √ - 17. IHTR 75 √ - 18. NHF 60 - √ 19. IP 45 - √ 20 AWR 58 - √ 21. LLRG 70 √ - 22. RH 58 - √ 23. AS 65 √ - 24. NAP 50 - √ 25. ILM 40 - √ 26 IMS 60 - √
Jumlah Skor 1.636 Rata-Rata 62,93 Nilai Tertinggi 80 Nilai Terendah 40 Jumlah Siswa Tuntas 13 13
Presentase Ketuntasan 50% 50%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
288288288
Nilai Materi KPK dan FPB Siswa Kelas VA Tahun Pelajaran 2014/2015
*KKM: 65
No.
Nama
Nilai Ketuntasan
Tuntas Tidak Tuntas 1. AFB 80 √ - 2. ADEP 61 - √ 3. AYT 55 - √ 4. ALP 70 √ - 5. HTA 65 √ - 6. HWW 60 - √ 7. IRS 60 - √ 8. IDP 63 - √ 9. IIRP 66 √ -
10. RWB 40 - √ 11. RPD 70 √ - 12. SHT 61 - √ 13. UNA 79 √ - 14. VFA 60 - √ 15. TDPR 73 √ - 16. YAH 67 √ - 17. ZAA 64 - √ 18. ZS 71 √ - 19. ZFN 68 √ - 20 BPJS 55 - √ 21. FZP 79 √ -
Jumlah Skor 1.367 Rata-Rata 52,38 Nilai Tertinggi 80 Nilai Terendah 40 Jumlah Siswa Tuntas 11 10
Persentase Ketuntasan 52,38% 47,62%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
289289289
Lampiran 11
Validasi Perangkat Pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
290290290
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
291291291
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
292292292
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
293293293
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
294294294
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
295295295
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
296296296
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
297297297
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
298298298
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
299299299
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
300300300
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
301301301
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
302302302
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
303303303
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
304304304
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
305305305
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
306306306
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
307307307
Lampiran 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
308308308
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
309309309
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
310310310
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
311311311
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
312312312
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
313313313
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
314314314
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
315315315
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
316316316
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
317317317
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
318318318
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 13
Kisi-Kisi Kuesioner
Indikator Pernyataan No. Pernyataan Jumlah
Favorable Unfavorable Favorable Unfavorable Favorable Unfavorable
Menganalisis
argumen
1. Saya mendiskusikan
pendapat yang berbeda dari
teman kelompok agar
mendapatkan jawaban yang
tepat.
2. Saya dapat membedakan
pendapat teman yang benar
dan yang salah.
1. Saya langsung menerima
pendapat dari teman tanpa
mendiskusikan kebenaran
jawabannya.
2. Saya mengalamai kesulitan
untuk membedakan pendapat
teman yang benar dan yang
salah.
5, 6
11, 14
2
2
Mampu
bertanya
1. Apabila merasa belum puas
dengan sebuah jawaban,
maka saya akan terus
bertanya sampai
mendapatkan jawaban yang
membuat saya paham.
1. Saya malas bertanya kepada
guru, walaupun saya merasa
belum paham.
1
3
1
1
Mampu
menjawab
pertanyaan
1. Saya berusaha memikirkan
kebenaran jawaban untuk
menjawab pertanyaan dari
guru.
1. Saya sekedar menjawab
pertanyaan dari guru.
4
8
1
1
Memecahkan
masalah
1. Saya menyelesaikan
permasalahan KPK dan FPB
dengan menggunakan
berbagai cara sampai
1. Saya lebih senang
menyelesaikan permasalahan
KPK dan FPB dengan
jawaban yang telah
2, 7, 17
10, 15, 9
3
3
319
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mendapatkan jawaban yang
tepat.
2. Saya senang untuk terus
berusaha menyelesaikan
permasalahan KPK dan FPB
yang menantang.
3. Saya dapat membedakan
antara permasalahan KPK
dan FPB.
disediakan.
2. Saya menghindari
permasalahan KPK dan FPB
yang sulit ditemukan
jawabannya.
3. Saya mengalami kesulitan
untuk membedakan antara
permasalahan KPK dan FPB.
Membuat
kesimpulan
1. Saya mampu membuat
kesimpulan sendiri dari
materi yang telah dipelajari
dengan tepat.
1. Saya mampu membuat
kesimpulan dari materi yang
telah dipelajari dengan
bantuan guru.
12
13
1
1
Keterampilan
mengevaluasi
dan menilai
hasil dari
pengamatan.
1. Sebelum mengumpulkan
pekerjaan, saya
mengoreksinya terlebih
dahulu.
2. Saya menghitung kembali
kesesuaian jawaban dengan
data yang diperoleh.
1. Saya langsung mengumpulkan
pekerjaan tanpa
mengoreksinya terlebih
dahulu.
2. Saya puas dengan jawaban
saya, tanpa diperiksa kembali.
19, 18
16, 20
2
2
320
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
321321321
Lampiran 14
INSTRUMEN PENELITIAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS
1. Identitas Responden
Nama :
Kelas :
No. Absen :
2. Waktu
Hari/ Tanggal :
Waktu : 35 menit
3. Petunjuk pengisian
a. Bacalah petunjuk sebelum mengisi kuesioner!
b. Sebelum menjawab, bacalah pernyataan terlebih dahulu kemudian berikan jawabanmu
dengan jujur!
c. Berilah tanda centang ( √ ) pada kolom yang sesuai dengan pilihan!
Keterangan:
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
B : Biasa
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
No. Pernyataan SS S B TS STS
1. Apabila merasa belum puas dengan sebuah
jawaban, maka saya akan terus bertanya
sampai mendapatkan jawaban yang membuat
saya paham.
2. Saya menyelesaikan permasalahan KPK dan
FPB dengan menggunakan berbagai cara
sampai mendapatkan jawaban yang tepat.
3. Saya malas bertanya kepada guru, walaupun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
322322322
saya merasa belum paham.
4. Saya berusaha memikirkan kebenaran
jawaban untuk menjawab pertanyaan dari
guru.
5. Saya mendiskusikan pendapat yang berbeda
dari teman kelompok agar mendapatkan
jawaban yang tepat.
6. Saya dapat membedakan pendapat teman
yang benar dan yang salah.
7. Saya terus berusaha menyelesaikan
permasalahan KPK dan FPB yang
menantang.
8. Saya asal menjawab pertanyaan dari guru.
9. Saya mengalami kesulitan untuk
membedakan antara permasalahan KPK dan
FPB.
10. Saya menyelesaikan permasalahan KPK dan
FPB dengan jawaban yang telah disediakan.
11. Saya langsung menerima pendapat dari
teman tanpa mendiskusikan kebenaran
jawabannya.
12. Saya mampu membuat kesimpulan sendiri
dari materi yang telah dipelajari dengan tepat.
13. Saya mampu membuat kesimpulan dari
materi yang telah dipelajari dengan bantuan
guru..
14. Saya mengalami kesulitan untuk
membedakan pendapat teman yang benar dan
yang salah.
15 Saya menghindari permasalahan KPK dan
FPB yang sulit ditemukan jawabannya.
16. Saya langsung mengumpulkan pekerjaan
tanpa mengoreksinya terlebih dahulu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
323323323
17 Saya dapat membedakan antara permasalahan
KPK dan FPB.
18 Saya menghitung kembali kesesuaian
jawaban dengan data yang diperoleh.
19 Sebelum mengumpulkan pekerjaan, saya
mengoreksinya terlebih dahulu.
20. Saya puas dengan jawaban saya, tanpa
diperiksa kembali.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
324324324
Lampiran 15 Validasi Kuesioner
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
325325325
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
326326326
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
327327327
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
328328328
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
329329329
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
330330330
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
331331331
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
332332332
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
333333333
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 16
Kondisi Awal Kuesioner Kemampuan Berpikir Kritis
siswa
Item
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
1 5 3 3 2 4 1 2 5 4 4 2 2 2 2 3 5 2 3 4 3 1 2 3 5
2 1 5 4 4 3 1 1 3 1 2 4 2 4 5 2 3 3 2 2 1 4 3 2 3
3 4 4 4 2 4 2 2 4 2 5 1 4 2 4 2 2 4 5 4 2 2 4 4 4
4 4 2 3 2 1 4 2 3 2 2 4 4 4 1 4 5 3 5 1 4 1 2 1 1
5 4 1 1 2 2 3 4 5 3 1 2 1 2 3 4 1 2 3 4 5 2 2 3 2
6 1 2 3 4 2 2 5 2 1 1 4 1 1 2 2 2 1 2 1 1 3 4 3 5
7 4 3 4 4 2 3 4 5 1 4 3 2 3 1 2 4 2 2 3 3 2 3 2 3
8 4 5 2 4 4 3 2 2 1 4 3 3 2 1 3 2 4 2 5 2 4 4 4 4
9 4 4 4 5 4 4 5 3 1 3 2 5 4 4 3 5 1 3 4 4 4 2 5 2
10 4 4 5 5 4 4 4 4 1 1 4 3 1 1 2 3 3 4 4 4 5 4 2 3
11 4 2 3 2 1 5 5 4 4 3 1 1 2 4 4 3 3 3 2 5 4 4 4 2
12 4 1 3 2 3 1 1 1 4 5 5 4 3 4 3 2 2 2 1 1 4 5 4 4
13 4 4 4 4 4 5 2 5 4 4 3 3 3 4 5 5 5 4 5 5 4 4 2 4
14 4 4 2 5 3 2 5 3 4 2 3 2 2 5 4 4 3 2 1 5 5 4 4 2
15 4 2 3 3 5 5 4 4 4 3 5 1 2 3 3 3 4 4 4 4 2 2 4 4
16 4 4 5 2 1 5 4 2 5 5 4 4 3 3 4 2 1 5 4 2 4 4 3 4
17 3 2 4 3 1 1 1 1 4 5 3 1 2 1 1 2 2 3 4 2 3 3 5 3
18 5 2 2 2 3 4 3 2 4 5 3 4 2 1 5 2 2 2 2 2 4 5 4 1
19 3 3 2 2 4 2 4 2 1 4 1 1 2 2 4 1 3 2 1 1 3 2 5 4
20 4 4 5 5 4 4 5 5 4 3 4 2 2 3 3 3 3 1 2 4 4 3 3 5
Rata-Rata 3,7 3,1 3,3 3,2 3 3,05 3,3 3,3 2,75 3,3 3,05 2,5 2,4 2,7 3,2 2,95 2,65 2,95 2,9 3 3,25 3,3 3,35 3,25 3,03
CK TK CK TK TK TK CK CK TK CK TK STK STK TK TK TK TK TK TK TK CK CK CK CK TK Minimal cukup kritis 9
334
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Rata- Siswa
Indikator
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 rata
1 13 9 9 13 8 12 19 14 12 7 10 5 7 14 14 10 9 10 8 16 14 14 14 11 11
2 9 7 7 4 8 3 4 9 6 9 3 6 4 6 5 7 6 8 8 5 3 6 7 9 6,2
3 8 7 5 6 5 7 4 5 3 6 7 7 6 2 7 7 7 7 6 6 5 6 5 5 5,8
4 20 20 24 24 19 18 19 20 12 18 21 14 16 15 13 20 15 18 21 18 20 17 20 18 18
5 8 5 7 6 7 6 3 6 8 9 8 7 6 8 8 7 7 6 6 6 8 9 6 8 6,9
6 16 13 14 11 12 15 16 11 14 17 12 11 9 9 16 8 9 10 9 9 15 14 15 14 12,5
335
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 17
Kondisi Akhir Kuesioner Kemampuan Berpikir Kritis
Item
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
1 5 5 2 5 5 4 5 4 4 4 2 5 5 4 2 3 3 5 5 5 3 5 3 5
2 5 5 2 4 5 4 5 5 5 5 4 4 2 2 2 4 5 5 5 5 5 5 4 5
3 5 5 3 5 4 4 4 4 4 5 4 3 3 2 5 4 5 5 5 5 5 4 3 3
4 5 5 3 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 3 5 5 4 4 4 5 4 3 5
5 5 5 3 4 5 3 5 5 4 4 4 5 4 2 5 1 3 5 5 4 5 5 4 5
6 4 5 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 2 4 3 2 2 5 5 5 4 5 4 4
7 4 4 4 5 5 3 4 5 4 4 4 5 2 3 4 4 5 4 4 4 3 5 3 5
8 4 5 4 5 5 2 4 3 5 5 4 4 5 3 2 1 4 5 5 2 4 4 1 5
9 4 4 4 5 5 2 5 4 5 4 4 4 4 2 2 5 5 4 4 5 2 5 4 4
10 4 5 4 5 4 2 4 4 4 5 5 5 3 2 2 4 5 5 5 4 5 5 4 5
11 5 4 3 4 5 2 5 4 5 5 4 4 1 2 4 3 3 5 5 3 5 5 4 5
12 4 5 3 4 3 2 5 4 5 5 5 3 3 4 4 4 4 5 5 4 5 5 4 4
13 4 4 3 3 4 2 5 3 5 5 5 4 4 4 2 4 3 5 4 3 5 5 4 4
14 5 5 5 4 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5
15 5 5 2 5 5 2 4 5 4 4 5 4 2 5 3 4 4 5 5 5 5 4 2 5
16 5 5 5 2 5 3 4 5 2 5 4 5 4 4 5 2 4 4 5 4 4 3 3 5
17 5 5 5 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 3 5 5 5 5 4 5 5 4 4
18 4 4 2 2 5 3 5 5 5 5 4 5 3 3 3 1 2 4 5 4 4 5 2 5
19 5 5 2 2 4 5 4 4 3 4 5 5 3 2 1 2 3 4 3 3 4 4 2 4
20 4 4 1 4 4 5 3 4 4 4 4 5 2 3 4 2 4 4 4 4 4 4 2 5
Rata-Rata 4,55 4,7 3,2 4,05 4,55 3,15 4,6 4,3 4,3 4,55 4,35 4,45 3,25 3,2 3,2 3,2 4 4,7 4,65 4,1 4,35 4,6 3,2 4,6 4,07
Kriteria SK SK TK SK SK TK K K K SK K SK CK TK TK TK CK K K K K K TK SK K
minimal cukup kritis = 18
336
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1 19 19 15 17 20 11 20 19 18 19 18 19 12 13 17 10 13 20 20 17 19 20 16 19
2 10 10 5 10 9 8 9 8 8 9 6 8 8 6 7 7 8 10 10 10 8 9 6 8
3 9 10 7 9 9 6 9 7 9 9 9 9 9 7 5 6 9 9 9 6 9 8 4 10
4 27 28 21 28 28 18 27 27 26 26 27 26 17 18 16 26 29 28 28 27 25 29 21 28
5 8 9 6 7 7 4 10 7 10 10 10 7 7 8 6 8 7 10 9 7 10 10 8 8
6 18 18 10 10 18 16 16 18 14 18 17 20 12 12 13 7 13 16 17 15 16 16 9 19
Jumlah Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 Rata-Rata
Indikator
17,1
8,21
8,04
25
8,04
14,9
337
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 18
Pedoman Observasi Kemampuan Berpikir Kritis
No.
Indikator
Keterampilan
Eksperimen
Skala Skor
3
2
1
1
Menganalisis
Argumen
Sering menganalisis argumen ketika bekerja dalam kelompok.
Jarang menganalisis argumen ketika bekerja dalam kelompok.
Tidak pernah menganalisis argumen ketika bekerja dalam
kelompok
2
Mampu bertanya
Bentuk pertanyaan menunjukkan kemampuan berpikir kritis.
Bentuk pertanyaan kurang menunjukkan kemampuan berpikir
kritis.
Tidak mengajukan pertanyaan.
3
Mampu menjawab
pertanyaan
Jawaban sesuai dengan pertanyaan dan disertai dengan
langkah pengerjaan.
Jawaban sesuai dengan pertanyaan, namun tanpa disertai dengan
langkah pengerjaan, atau dengan
langkah yang kurang tepat.
Jawaban tidak sesuai.
4
Memecahkan
masalah
Memecahkan masalah dengan langkah yang sistematis tanpa
bantuan guru.
Memecahkan masalah dengan langkah yang sistematis dengan
bantuan guru.
Penyelesaian masalah tanpa menyertakan langkah yang
sistematis.
5
Menuliskan
kesimpulan
Kesimpulan ditulis dengan benar sesuai dengan materi yang telah
dipelajari.
Kesimpulan ditulis namun tidak sesuai dengan materi yang telah
dipelajari.
Tidak menuliskan kesimpuan .
6
Keterampilan mengevaluasi dan
menilai hasil
pengamatan.
Sering mengevaluasi dan menilai hasil pengamatan.
Jarang mengevaluasi dan menilai hasil pengamatan.
Tidak melakukan mengevaluasi dan menilai hasil pengamatan.
338
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 19
Hasil Observasi Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
No
Nama
SIKLUS 1
Rata-
Rata
Kriteria
SIKLUS 2
Rata-
Rata
Krite
ria Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 1 Pertemuan 2
Indikator Indikator Indikator Indikator 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6
1 Toby 2 3 3 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2,42 K 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2,75 sk 2 Adhitya 1 1 2 2 2 1 2 1 2 3 2 2 1,75 TK 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 2,58 k 3 Aghyl 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1,5 STK 3 1 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2,58 k 4 Annisa 1 1 2 2 2 2 2 1 3 2 3 3 2 CK 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2,83 sk 5 Citra 1 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1,67 TK 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 2,67 k 6 Fanisa 3 2 2 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2,5 K 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2,75 sk 7 Hawa 2 1 1 2 2 1 3 2 2 2 1 2 1,75 TK 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 3 3 2,42 k 8 Amintan 2 1 1 2 2 2 2 1 1 2 2 1 1,58 STK 2 1 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 1,75 tk 9 Kharisma 1 3 1 1 1 3 2 2 1 2 2 2 1,75 TK 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2,25 ck
10 Faathir 1 2 1 1 3 2 2 2 2 1 2 2 1,75 TK 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2,58 k 11 Nadya 2 1 1 2 2 2 2 1 1 2 2 2 1,67 TK 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2,67 k 12 Kharisul 2 1 2 2 1 1 2 1 1 2 2 2 1,58 STK 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1,83 tk 13 Acintya 1 1 1 1 2 2 1 1 1 2 2 2 1,42 STK 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1,83 tk 14 Aria 1 3 1 2 1 1 2 3 1 3 2 2 1,83 TK 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 2 3 2,50 k 15 Anggi 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2,08 CK 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 2 2,33 ck 16 Anggita 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2,33 CK 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2,75 sk 17 Azzahra 2 3 2 1 2 2 3 3 1 2 2 2 2 CK 3 3 2 3 2 2 3 3 2 3 2 2 2,50 K 18 Baruna 2 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 1,75 TK 2 1 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 1,92 tk 19 Fariz 2 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 1,75 TK 2 3 2 3 2 2 3 2 2 3 3 2 2,42 k 20 Exsa 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2,08 CK 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1,92 tk 21 Farhan 2 3 3 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2,42 K 2 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 2,58 k 22 Kusuma 2 3 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2,33 CK 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 2,50 k 23 Rasyhva 1 1 1 2 1 2 2 1 1 2 2 2 1,5 STK 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1,92 tk 24 Kri 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 2,25 CK 2 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2,67 K
RATA-RATA KESELURUHAN
1,9
TK
RATA-RATA KESELURUHAN
2,4
K Jumlah siswa yang minimal cukup kritis = 14 siswa (58,33%) Jumlah siswa yang minimal cukup kritis = 18 siswa (75%)
339
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
340340340
Lampiran 20
Pedoman Wawancara Guru Mengenai Proses Pembelajaran
No Garis Besar Pertanyaan Wawancara
1 Bagaimana proses pembelajaran mata pelajaran Matematika di kelas
VA?
2 Apakah kendala yang dihadapi dalam mengajar Matematika di kelas
VA?
3 Apakah selalu menggunakan media sebagai sarana pembelajaran
Matematika?
4 Apakah siswa diajak untuk melakukan percobaan dengan media yang
digunakan pada saat pelajaran Matematika?
5 Apakah siswa antusias dalam mengikuti pembelajaran Matematika?
6 Apa yang membuat siswa merasa kesulitan dalam menerima pelajaran
Matematika?
7 Bagaimana hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika?
8 Apa yang menyebabkan hasil belajar siswa rendah pada mata pelajaran
Matematika?
9 Bagaimana strategi pembelajaran Matematika yang digunakan untuk
mengatasi rendahnya hasil belajar siswa?
10 Apakah pernah menerapkan pendekatan CTL dalam pembelajaran
Matematika?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
341341341
Lampiran 21
Pedoman Wawancara Guru Mengenai Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
No. Indikator Pedoman Wawancara
1. Mengalisis Argumen Apakah siswa suka berdiskusi ketika bekerja dalam
kelompok?
2. Mampu bertanya Seperti apakah bentuk pertanyaan siswa ketika menemui
kesulitan?
3. Menjawab pertanyaan Apakah siswa memikirkan kebenaran jawaban terlebih
dahulu sebelum menjawab pertanyaan dari guru?
4. Memecahkan masalah Apakah siswa terus berusaha untuk menemukan jawaban
yang benar ketika menemui kesulitan?
Apakah siswa menggunakan cara atau alternatif lain
untuk mengerjakan soal?
Apakah siswa mampu menyelesaikan masalah dengan
cara yang sistematis?
3. Membuat kesimpulan Apakah siswa mampu menceritakan materi yang sudah
dipelajari?
Apakah siswa mampu menceritakan proses dalam
mencari jawaban?
6. Keterampilan
mengevaluasi dan
menilai hasil dari
pengamatan.
Apakah siswa senang mengkoreksi di jawaban terlebih
dahulu sebelum mengumpulkannya?
Apakah siswa senang melakukan pembuktian jawaban
dengan menggunakan media pembelajaran?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
342342342
Lampiran 22
Foto-Foto Kegiatan
Siswa mengerjakan bilangan prima 1-100 Siswa memeragakan media kalender
Siswa mengerjakan media gambar untuk KPK Siswa mengerjakan media gambar untuk KPK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
343343343
Guru menerangkan pohon faktor
Siswa memeragakan media manik-manik Media manik-manik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
344
Lampiran 23
Daftar Riwayat Hidup
Riza Ristiyanti merupakan anak kedua dari pasangan Sugiya dan
Sartinem yang lahir di Wonosobo, 3 Juni 1993. Pendidikan pertama di
TK Pertiwi Donokerto, Turi, Sleman pada tahun 1999-2000.
Melanjutkan sekolah dasar di SD 2 Jlamprang, Wonosobo dan lulus
pada tahun 2006, selanjutnya menempuh di Sekolah Menengah Pertama 1 Wonosobo
kemudian lulus pada tahun 2009. Pada tahun 2010-2012 peneliti terdaftar sebagai siswa di
SMA Muhammadiayah Wonosobo, kemudian peneliti meneruskan pendidikannya sebagai
mahasiswa di Universitas Sanata Dharma mengambil jurusan Pendidikan Guru Sekolah
Dasar (S1). Masa pendidikan di Universitas Sanata Dharma diakhiri dengan menyusun tugas
akhir yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis Matematika
Kelas VA Pada Materi KPK dan FPB Melalui Pembelajaran Kontekstual”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI