PENINGKATAN HASIL BELAJAR AL-QUR’AN HADIS MATERI...
Transcript of PENINGKATAN HASIL BELAJAR AL-QUR’AN HADIS MATERI...
i
PENINGKATAN HASIL BELAJAR AL-QUR’AN HADIS
MATERI SIKAP TASAMUH
MENGGUNAKAN METODE QUESTIONS STUDENTS HAVE
PADA SISWA KELAS VII MTs NEGERI SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Disusun Oleh:
SITI MUNTOYAH
NIM 111-14-201
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2018
ii
PENINGKATAN HASIL BELAJAR AL-QUR’AN HADIS
MATERI SIKAP TASAMUH
MENGGUNAKAN METODE QUESTIONS STUDENTS HAVE
PADA SISWA KELAS VII MTs NEGERI SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Disusun Oleh:
SITI MUNTOYAH
NIM 111-14-201
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2018
iii
iv
v
vi
vii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
عه أبي حمزة أوس به مالك خادم رسول الله عه الىبي قال : لا يؤمه أحدكم حتى يحب ل ما يحب لى خ
Artinya: “Dari Abu Hamzah Anas bin Malik, khadim (pembantu) Rasulullah
Shallallahu „alaihi wa sallam, dari Nabi Shallallahu „alaihi wa sallam, Beliau
berkata, “Tidaklah seseorang dari kalian sempurna imannya, sampai ia mencintai
untuk saudaranya sesuatu yang ia cintai untuk dirinya”.
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada :
1. Ibunda tercinta, Ibu Maro‟ah
2. Ayahanda tercinta, Bapak Muhdi
3. Kakak Nur Solekhah dan Siti Khamidah
4. Almameter IAIN Salatiga
5. Dosen Pembimbing, Bapak Drs. Abdul Syukur M.Si.
6. Seluruh Bapak/Ibu Dosen IAIN Salatiga
7. Saudara-saudara yang telah banyak membantu dan memberikan dorongan
8. Teman-teman yang telah membantu dan memotivasi
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabil‟alamin. Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah
SWT Dengan rahmat-Nya yang mulia, dan nikmat-Nya yang melimpah dan
inayah-Nya yang sempurna, sehingga penulis pada saat ini mampu menyelesaikan
skripsi ini.
Sholawat serta salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada junjungan
kita Nabiyullah Muhammad SAW, beliaulah penyempurna akhlak yang mulia,
dan telah memberi uswah khasanah pada kehidupan kita dari zaman jahiliyyah
menuju zaman yang terang benderang.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tugas yang tidak mudah,
yang tidak mungkin terwujud atau terealisasikan tanpa bantuan dari berbagai
pihak, yang senantiasa memberikan bimbingan, motivasi dan dorongan serta telah
membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini kesabaran dan kepada penulis
dalam penyusunan skripsi ini. Selain itu, penulis juga mengucapkan terima kasih
atas dorongan dan keterlibatan berbagai pihak dalam penyusunan skripsi ini. Oleh
karena itu, penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya
kepada yang terhormat:
1. Bapak Dr. Rahmat Haryadi, M.Pd, Selaku Rektor IAIN Salatiga beserta
stafnya yang telah memberikan berbagai kebijakan untuk memanfaatkan
segala fasilitas di IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
IAIN Salatiga.
3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag, Selaku Kajur Pendidikan Agama Islam (PAI) IAIN
Salatiga.
ix
4. Bapak Drs. Abdul Syukur, M.Si selaku pembimbing yang telah meluangkan
waktu, tenaga dan pikiran guna membimbing penulis.
5. Para Bapak dan Ibu Dosen IAIN Salatiga yang telah membina, mendidik dan
mencurahkan ilmunya kepada penulis selama Studi di IAIN Salatiga.
6. Bapak Drs. H. Mudlofir M.M, Selaku Kepala MTs Negeri 1 Salatiga beserta
stafnya yang telah membantu penulis selama mengadakan penelitian di
sekolah tersebut.
7. Ayahanda, ibunda dan keluarga tercinta yang tiada henti mendoakan penulis.
8. Semua pihak yang telah membantu penulis baik material maupun spiritual
dalam melancarkan penulisan skripsi ini.
Penulis tidak dapat memberikan balasan atas kebaikan apapun atas jasa
jasanya kecuali permohonan do‟a kepada Allah SWT, semoga Allah SWT
meridhoi dan berkenan memberikan balasan yang berlipat ganda.
Penulis menyadari betul bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh
dari kesempurnaan, dan banyak hal-hal yang perlu diperbaiki. Oleh karena itu
kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan, demi kebaikan
penulis dan skripsi ini.
Akhirnya, semoga karya sederhana ini bermanfaat bagi penulis khususnya
dan para pembaca yang budiman umumnya.
Salatiga, 24 Juli 2018
Penulis
(Siti Muntoyah)
x
ABSTRAK
Siti Muntoyah, 2018. Peningkatan Hasil Belajar Al-Qur‟an Hadits Materi Tentang
Sikap Tasamuh Menggunakan Metode Questions Students Have Pada Siswa Kelas
VII MTs Negeri Salatiga Tahun Pelajaran 2017/2018. Jurusan Pendidikan Agama
Islam (PAI). Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri
Salatiga. Pembimbing : Drs. Abdul Syukur, M.Si.
Kata Kunci : Metode Questions Students Have
Penelitian ini merupakan suatu upaya untuk mengembangkan pembelajaran
aktif pada mata pelajaran Al-Qur‟an Hadits materi tentang sikap Tasamuh
menggunakan metode Questions Students Have pada kelas VII MTs Negeri Salatiga
tahun pelajaran 2017/2018. Pembelajaran aktif membantu anak untuk mendengar,
melihat, mengajukan pertanyaan tentang pelajaran tertentu, dan mendiskusikannya
dengan yang lain. Terkadang beberapa siswa dalam pembelajaran belum memahami
sepenuhnya materi yang dijelaskan oleh guru, tetapi malu untuk bertanya sehingga
membuat pembelajaran menjadi pasif. Berdasarkan hal tersebut rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah apakah penggunaan metode Questions Student Have dapat
meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Al-Qur‟an Hadist materi sikap tasamuh
pada siswa VII MTs Negeri Salatiga tahun pelajaran 2017/2018? Untuk menjawab
pertanyaan tersebuat maka dilakukan penelitian menggunakan metode Questions
Students Have.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Subyek dalam penelitian ini
adalah siswa kelas VII di MTs Negeri Salatiga tahun pelajaran 2017/2018 yang
berjumlah 35 siswa. Teknik Pengumpulan data menggunakan metode tes disetiap
akhir siklusnya untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan peningkatan hasil belajar
siswa kelas VII dengan menggunakan metode Questions Students Have.
Setelah data penelitian dikumpulkan dan dianalisis menggunakan analisis rata-
rata atau sederhana. Pada siklus I 69 % siswa dinyatakan tuntas atau lulus, dan 31 %
siswa dinyatakan belum tuntas atau lulus. Sedangkan pada siklus II diketahui 89 %
siswa dinyatakan tuntas atau lulus, dan 11 % siswa dinyatakan belum tuntas atau
lulus.
Dengan demikian, berdasarkan hasil rata-rata tersebut dapat disimpulkan bahwa
penggunaan metode Questions Students Have mata pelajaran Al-Qur‟an Hadits materi
sikap tasamuh pada siswa kelas VII MTs Negeri Salatiga tahun pelajaran 2017/2018
dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL…………………………………………………… i
HALAMAN JUDUL....…………………………………………………... ii
LEMBAR BERLOGO ……………………………………………………. iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………………………… iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ………………………………... v
PENGESAHAN KELULUSAN …………………………………................ vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN…………………………………………. vii
KATA PENGANTAR……………………………………………………… viii
ABSTRAK………………………………………………………………...... x
DAFTAR ISI………………………………………………………………... xi
DAFTAR TABEL…………………………………………………………… xiv
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………… xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah………………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah………………………………………………… 8
C. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan………………….. 9
D. Tujuan Penelitian………………………………………………….. 10
E. Manfaat Hasil Penelitian…………………………………………… 10
xii
F. Metode Penelitian…………………………………………………... 11
G. Sistematika Penulisan………………………………………………. 20
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori.………………………………………………………... 23
1. Kajian Teori.…………………………………………………….. 23
a. Pengertian Hasil Belajar……………………………………. 23
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar……..……. 33
c. Pengertian Metode Questions Students Have……….....….... 38
d. Kelebihan dan Kelemahan Metode
Questions Student Have…………………………………….. 39
e. Langkah-Langkah Metode Questions Student Have…….…. 40
f. Pengertian Al-Qur‟an…………………………………...…... 41
g. Pengertian Al-Hadits…………………………………....…... 44
h. Al-Qur‟an Hadits…………………………………….…....... 45
2. Kajian Materi Penelitian…………….…………………………… 46
a. Pengertian Tasamuh…………….…………………………… 46
b. Fungsi Tasamuh…………….……………………………….. 48
B. Kajian Pustaka……………………………………………….…….… 49
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum MTs Negeri Salatiga……………………...……. 51
1. Sejarah Berdirinya MTs Negeri Salatiga…………………...….. 51
xiii
2. Profil Madrasah……………………………………………….... 52
3. Visi dan Misi MTs Negeri Salatiga………………………...…... 53
4. Keadaan Guru MTs Negeri Salatiga..………………………...… 54
5. Keadaan Siswa MTs Negeri Salatiga……………………...…..... 60
B. Subjek Penelitian……………………………………………………. 60
C. Deskripsi Penelitian Pelaksanaan Siklus I dan Siklus II………….... 61
D. Teknik Analisis…………………………………………………...…. 66
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian Deskripsi Paparan Persiklus……………………..... 68
1. Deskripsi Pra Siklus……………………………………..……... 68
2. Deskripsi Data Siklus I……………………………………….... 70
3. Deskripsi Data Siklus II………………………………………... 73
B. Pembahasan……………………………………………………...….. 76
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………………...…. 79
B. Saran………………………………………………………….……..... 80
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 : Daftar Guru dan Karyawan MTs Negeri Salatiga Tahun Pelajaran
2017/2018………………………………………………………… 55
Tabel 3.2 : Daftar Siswa MTs Negeri Salatiga pada Tahun Pelajaran 2017/
2018………………………………………………………………. 61
Tabel 3.3 : Daftar Siswa Kelas VII E MTs Negeri Salatiga pada Tahun Pelajaran
2017/2018……………………………………………………….… 62
Tabel 4.1 : Daftar Hasil Belajar Siswa Pra Siklus…………………………….. 70
Tabel 4.2 : Daftar Hasil Belajar Siswa Siklus I……………………………….. 73
Tabel 4.3 : Daftar Hasil Belajar Siswa Siklus II………………………………. 76
Tabel 4.4 : Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Pra Siklus – Siklus II…………... 78
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I
Lampiran II : Hasil Evaluasi Siswa Siklus I
Lampiran III : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II
Lampiran IV : Hasil Evaluasi Siswa Siklus II
Lampiran V : Foto Kegiatan Pembelajaran
Lampiran VI : Contoh Kartu Questions Students Have
Lampiran VII : Lembar Konsultasi dan Bimbingan Skripsi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam pembukaan UUD 1945 salah satu tujuan bangsa Indonesia
adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Sarana utama untuk mencapai tujuan
tersebut adalah melalui proses pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu
hal yang menentukan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) suatu bangsa.
Berhasil tidaknya suatu pendidikan yang dilaksanakan akan menentukan maju
mundurnya suatu bangsa tersebut. Apabila pendidikan yang dilaksanakan
dapat berjalan dengan baik, maka bangsa tersebut dapat dikatakan maju dalam
hal kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) untuk keberlangsungan generasi
selanjutnya pada suatu bangsa tersebut. Namun sebaliknya, apabila
pendidikan yang dilaksanakan tidak berjalan dengan baik, maka kualitas
Sumber Daya Manusia (SDM) suatu bangsa tersebut dapat dikatakan rendah.
Karena tujuan pendidikan itu sendiri adalah menciptakan seseorang yang
berkualitas dan berkarakter, memiliki pandangan yang luas yang dapat
digunakan dalam berbagai hal yang dapat diandalkan dalam berbagai aspek
kehidupan lingkungannya. Pendidikan juga merupakan suatu kegiatan yang
dilakukan oleh suatu masyarakat untuk memelihara keberlangsungan hidup
kebudayaan dan peradaban masyarakatnya (Karwono & Mularsih, 2017: 2).
2
Berdasarkan UU No. 20 tahun 2003 pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, dan ketrampilan yang dibutuhkan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan negara. Pendidikan pada dasarnya adalah proses
komunikasi yang didalamnya mengandung transformasi pengetahuan, nilai-
nilai dan ketrampilan-ketrampilan, didalam (formal) dan di luar (non formal)
sekolah yang berlangsung sepanjang hayat, dari generasi ke generasi. Oleh
karena itu pendidikan sangat penting adanya untuk menentukan kualitas
dalam aspek kehidupan suatu bangsa dari suatu generasi ke generasi
selanjutnya dalam peningkatan kualitas SDM.
Pada hakikatnya dalam pendidikan terdapat suatu proses belajar
mengajar antara pendidik dan peserta didik yang disebut dengan
pembelajaran. Pembelajaran merupakan inti dari aktivitas pendidikan, oleh
sebab itu pemecahan masalah rendahnya kualitas pendidikan harus difokuskan
pada kualitas pembelajarannya. Komponen-komponen yang dapat
memberikan kontribusi terhadap kualitas dan hasil pembelajaran yaitu: peserta
didik, dosen (guru), materi, metode, sumber belajar, sarana, dan prasarana,
serta biaya. Kualitas pembelajaran dapat diwujudkan apabila proses
3
pembelajaran direncanakan dan dirancang secara matang dan seksama tahap
demi tahap dan proses demi proses.
Proses pembelajaran yang dilaksanakan di lembaga pendidikan formal
mempunyai tujuan-tujuan yang ingin dicapai. Tentunya antara lembaga satu
dengan lembaga yang lain mengalami berbagai perbedaan oleh karena itu,
tujuan-tujuan belajar mengalami beragam variasi. Namun perlu diketahui
secara eksplisit, tujuan belajar adalah untuk mencapai tindakan instruksional
(instructional effect) yang berbentuk pengetahuan dan ketrampilan. Sedang
tujuan sampingan lainnya adalah untuk mencapai nurturant effect seperti
kemampuan berpikir kritis dan kreatif, sikap terbuka dan demokratis,
menerima pendapat orang lain (Kastolani, 2014: 66).
Adapun belajar sendiri adalah suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya (Slameto, 2010: 2). Sedangkan mengajar secara umum,
merupakan suatu kegiatan yang kompleks yang tidak hanya sekedar
menyampaikan informasi dari pendidik (guru) kepada peserta didik (siswa),
tetapi juga mengandung banyak tindakan yang harus dilakukan agar mencapai
tujuan dan hasil belajar yang sesuai dengan yang diharapkan.
Dalam kegiatan belajar mengajar, anak adalah sebagai subjek dan
sebagai objek dari kegiatan pengajaran. Karena itu, inti proses pengajaran
4
tidak lain adalah kegiatan belajar anak didik dalam mencapai suatu tujuan
pengajaran. Tujuan pengajaran tentu saja akan dapat tercapai jika anak didik
berusaha secara aktif untuk mencapainya. Keaktifan anak didik di sini tidak
hanya dituntut dari segi fisik, tetapi juga dari segi kejiwaan. Bila hanya fisik
anak yang aktif, tetapi pikiran dan mentalnya kurang aktif, maka
kemungkinan besar tujuan pembelajaran tidak tercapai. Ini sama halnya anak
didik tidak belajar, karena anak didik tidak merasakan perubahan dalam
dirinya. Padahal belajar pada hakikatnya adalah perubahan yang terjadi di
dalam diri seseorang setelah berakhirnya melakukan aktivitas belajar
(Djamarah & Zain, 2014: 38)
Dalam suatu proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) komponen
yang penting dalam menentukan mutu pendidikan adalah guru yang
mengajarkan ilmu pengetahuan kepada siswa dan memegang kendali dalam
suatu proses belajar mengajar. Pengelolaan guru dalam proses pembelajaran
sangat berpengaruh terhadap mutu pembelajaran tersebut.
Salah satu komponen yang penting dan diperlukan guru dalam
pembelajaran adalah metode. metode pembelajaran adalah cara yang
digunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat
berlangsungnya pengajaran. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode
diperlukan oleh guru dan penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan
yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir. Seorang guru tidak akan dapat
5
melaksanakan tugasnya bila dia tidak menguasai satupun metode mengajar
yang dirumuskan dan dikemukakan para ahli psikologi dan pendidikan. Oleh
karena itu pemilihan metode dalam suatu pembelajaran sangat penting
(Sudjana, 2014: 76).
Metode mempunyai andil yang cukup besar dalam kegiatan belajar
mengajar. Kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki anak didik, akan
ditentukan oleh kerelevansian penggunaan suatu metode yang sesuai dengan
tujuan. Itu berarti tujuan pembelajaran akan dapat dicapai dengan penggunaan
metode yang tepat, sesuai dengan standar keberhasilan yang terpatri di dalam
suatu tujuan. Metode yang dapat dipergunakan dalam kegiatan belajar
mengajar bermacam-macam. Penggunaannya tergantung dari rumusan tujuan.
Dalam penggunaan metode, Guru sebaiknya menggunakan metode
yang bervariasi agar jalannya pengajaran tidak membosankan, tetapi menarik
perhatian anak didik. Tetapi juga penggunaan metode yang bervariasi tidak
akan menguntungkan kegiatan belajar mengajar bila penggunaannya tidak
tepat dan sesuai dengan situasi yang mendukungnya dan dengan konisi
psikologis anak didik. Oleh karena itu, di sinilah kompetensi guru diperlukan
dalam pemilihan metode yang tepat (Djamarah & Zain, 2014: 46).
Penggunaan metode gabungan dimaksudkan untuk menggairahkan belajar
anak didik. Dengan bergairahnya belajar, anak didik tidak sukar untuk
mencapai tujuan pengajaran.
6
Akan tetapi pada kenyataannya kebanyakan guru dalam
menyampaikan materi masih monoton. Pembelajaran bersifat pasif yaitu
hanya berpusat pada guru (teacher center approach). Padahal dalam
pembelajaran seharusnya juga melibatkan peserta didik secara aktif sehingga
terciptalah pembelajaran aktif. Pembelajaran aktif merupakan pembelajaran
yang terpusat pada peserta didik (student center approach). Belajar aktif
membantu anak untuk mendengar, melihat, mengajukan pertanyaan tentang
pelajaran tertentu, dan mendiskusikannya dengan yang lain. Pembelajaran
aktif dapat dicirikan salah satunya dengan keaktifan siswa dalam bertanya dan
menjawab pertanyaan dari guru selama berlangsungnya proses pembelajaran.
Bertanya merupakan stimulus efektif yang mendorong kemampuan berpikir.
Jadi kemampuan bertanya sangat perlu dimiliki oleh setiap orang terutama
siswa sebagai subjek pendidikan.
Mata pelajaran Al-Qur‟an Hadits merupakan bagian dari mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam. Akan tetapi dalam pelajaran Al-Qur‟an
Hadits terkadang siswa belum sepenuhnya memahami materi yang
disampaikan guru sehingga siswa cenderung pasif dalam hal bertanya, atau
mengemukakan pendapatnya dalam pembelajaran. Padahal pada dasarnya Al-
Qur‟an dan Hadits sumber dan landasan utama ajaran Islam yang berisi
petunjuk bagi kehidupan umat manusia. Sebagaimana firman Allah dalam Al-
Qur‟an.
7
Artinya : “Sesungguhnya Al Quran Ini memberikan petunjuk kepada
(jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang
Mu'min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang
besar”. (Q.S Al-Isra‟/ 17: 9)
Selain itu juga Al-Qur‟an juga memberikan kemuliaan didalamnya
bagi pembacanya. Sebagaimana firman Allah.
Artinya : “Sesungguhnya Telah kami turunkan kepada kamu sebuah
Kitab yang di dalamnya terdapat sebab-sebab kemuliaan bagimu. Maka
apakah kamu tiada memahaminya?”. (Q.S Al-Anbiya‟/ 21: 10)
Oleh karena itu mempelajari Al-Qur‟an dan Hadits adalah sebuah
kebutuhan agar dapat memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam
dengan benar (Lutfi, 2009: 23).
Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri Salatiga merupakan salah satu
sekolah tingkat menengah yang berbasis Islam di kota Salatiga. Keberadaan
sekolah yang strategis menjadikan sekolah ini memiliki siswa yang cukup
banyak, kurang lebih sekitar 817 siswa kelas VII-IX dari 24 kelas. Akan
tetapi dalam proses pembelajaran di sekolah ini masih monoton dengan
metode pembelajaran yang ala kadarnya dan siswanya pasif dalam
pembelajaran. Selain daripada itu, beberapa siswa hasil belajarnya masih
belum mememenuhi Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang telah
ditetapkan sekolah yaitu 80.
8
Hal tersebut yang mendasari dalam menerapkan atau mengajar materi
dalam Al-Qur‟an Hadits terutama di Madrasah Tsanawiyah (MTs) tidak
cukup hanya menggunakan satu metode saja, tetapi juga memerlukan metode
lain dalam proses belajar mengajar. Agar dalam pembelajaran tidak terkesan
monoton dan dapat menjadikan pembelajaran aktif dikelas. Salah satu metode
yang dapat digunakan adalah metode Questions Students Have.
Dengan menggunakan metode Questions Students Have, diharapkan
siswa yang dapat meningkatkan kemampuannya dalam bertanya agar
pembelajaran menjadi aktif, dan meningkatkan hasil belajar siswa khususnya
pada Mata pelajaran Al-Qur‟an Hadits. Selain itu siswa diharapkan memiliki
pengetahuan yang lebih luas dan memahami pelajaran tentang materi Al-
Qur‟an Hadits. Karena terkadang beberapa siswa belum memahami
sepenuhnya materi yang dijelaskan oleh guru, tetapi malu untuk bertanya
sehingga membuat pembelajaran menjadi pasif.
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian dengan judul “PENINGKATAN HASIL BELAJAR AL-
QUR’AN HADITS MATERI SIKAP TASAMUH MENGGUNAKAN
METODE QUESTIONS STUDENTS HAVE PADA SISWA KELAS VII
MTs NEGERI SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2017/2018”
9
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini, apakah penggunaan metode
Questions Students Have dapat meningkatkan hasil belajar Al-Qur‟an Hadist
materi sikap tasamuh pada siswa VII MTs Negeri 1 Salatiga Tahun Pelajaran
2017/2018?”.
C. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam
bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang
diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada
fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data (Sugiono, 2015:
64).
Hipotesis adalah dugaan sementara sehingga masih memerlukan
pembuktian. Hipotesis dinyatakan sinkron dengan rumusan masalah
(Amrullah, 2014: 22).
Hipotesis tindakan merupakan jawaban sementara terhadap masalah
yang dihadapi, sebagai alternatif tindakan yang dipandang paling tepat untuk
memecahkan masalah yang telah dipilih untuk diteliti melalui Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) (Mulyasa, 2011: 63).
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah, metode Questions
Students Have dapat meningkatkan hasil belajar siswa Kelas VII Mata
10
Pelajaran Al-Qur‟an Hadits materi sikap tasamuh di MTs Negeri Salatiga
Tahun Pelajaran 2017/2018.
Sebagai indikator keberhasilan penelitian ini adalah apabila setelah
diadakan pembelajaran menggunakan metode Questions Students Have pada
siklus I siswa dapat menjelaskan pengertian fanatik, menjelaskan pengertian
toleransi, membaca Q.S al-Kafirun, menerjemahkan Q.S al-Kafirun,
menjelaskan isi kandungan Q.S al-Kafirun. Pada siklus II siswa dapat
membaca Q.S al-Bayyinah, menerjemahkan Q.S al-Bayyinah, menjelaskan isi
kandungan Q.S al-Bayyinah, menjelaskan keterkaitan antara Q.S al-Kafirun
dan Q.S al-Bayyinah, menerapkan kandungan Q.S al-Kafirun dan al-
Bayyinah, menjelaskan hikmah fanatik dan toleransi.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah
penggunaan metode Questions Students Have dapat meningkatkan hasil
belajar Al-Qur‟an Hadist materi sikap tasamuh pada siswa kelas VII MTs
Negeri Salatiga Tahun Pelajaran 2017/2018.
E. Manfaat Hasil Penelitian
Dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua kalangan
pendidikan sekolah maupun madrasah.
11
Adapun Manfaat yang diharapkan :
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi peneliti terkait dengan
metode Questions Students Have dalam meningkatkan hasil belajar
siswa khususnya mata pelajaran Al-Qur‟an Hadits.
b. Hasil penelitian ini dapat menambah khasanah keilmuan dan
memberikan sumbangan bagi pendidikan khususnya terkait dengan
metode Questions Students Have.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti, menyampaikan informasi tentang pengaruh metode
Questions Students Have terhadap hasil belajar siswa.
b. Bagi Guru, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu
referensi dalam memperbaiki proses belajar mengajar dalam
pembelajaran.
c. Bagi Siswa, dapat memberikan motivasi belajar, menjadikan siswa
lebih aktif bertanya dalam pembelajaran, melatih ketrampilan,
mengembangkan kemampuan berpikir dan berpendapat positif, dan
memberikan bekal untuk dapat bekerjasama dengan orang lain,
maupun dalam masyarakat.
12
d. Bagi sekolah penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu
referensi untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan meningkatkan
mutu sekolah.
F. Metode Penelitian
Adapun metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Rancangan Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas atau PTK menurut Bahri merupakan
sebuah kegiatan yang dilaksanakan untuk mengamati kejadian-kejadian
dalam kelas untuk memperbaiki praktik dalam pembelajaran agar lebih
berkualitas dalam proses sehingga hasil belajar pun menjadi lebih baik.
(Arifah, 2017: 23).
Penelitian Tindakan Kelas atau PTK (Classroom Action Research)
memiliki peranan yang sangat penting dan strategis untuk meningkatkan
mutu pembelajaran apabila diimplementasikan dengan baik dan benar.
Diimplementasikan dengan baik dan benar, artinya pihak yang terlibat
dalam PTK (guru) mencoba dengan sadar mengembangkan kemampuan
dalam mendeteksi dan memecahkan masalah-masalah yang terjadi dalam
pembelajaran di kelas melalui tindakan bermakna yang diperhitungkan
dapat memecahkan masalah atau memperbaiki situasi dan kemudian
13
secara cermat mengamati pelaksanaannya untuk mengukur tingkat
keberhasilannya (Kunandar, 2011: 41).
Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini untuk mengetahui
hasil belajar Al-Qur‟an Hadits materi sikap tasamuh yang terdapat pada
Q.S Al-Kafirun dan al-Bayyinah penulis akan melakukan penelitian
dengan dua siklus. Siklus yang pertama penulis ingin mengetahui hasil
belajar Al-Qur‟an Hadits materi sikap tasamuh 1 dan pada siklus kedua
penulis ingin mengetahui hasil belajar materi sikap tasamuh 2. Selain itu
peneliti juga akan melakukan penelitian yang berhubungan dengan kondisi
dan gambaran umum tentang MTs Negeri Salatiga pada Tahun Pelajaran
2017/2018.
2. Subjek Penelitian
Untuk Subjek Penelitian adalah siswa Kelas VII MTs Negeri
Salatiga Tahun Pelajaran 2017/2018. Sedangkan waktu penelitian adalah
pada semester dua sekitar awal bulan Februari sampai pertengahan bulan
Maret 2018.
Adapun yang menjadi populasi dan sampel dalam penelitian ini
adalah seluruh siswa Kelas VII E MTs Negeri Salatiga Tahun Pelajaran
2017/2018 yang berjumlah 35 siswa.
Dengan adanya penelitian ini diharapkan proses belajar mengajar
di MTs Negeri Salatiga bisa lebih berfariasi dan prestasi belajar siswa
14
lebih meningkat, khususnya prestasi belajar Al-Qur‟an Hadits di MTs
Negeri Salatiga pada tahun 2017/2018.
3. Langkah-Langkah Penelitian.
Langkah-langkah yang penulis lakukan adalah sebagai berikut:
Model Penelitian Tindakan Kelas
Gambar 1.1
Tahapan –tahapan pelaksanaan PTK (Arikunto dkk, 2009 : 16)
1). Perencanaan
Dalam tahap ini peneliti menyiapkan silabus, membuat
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), menyiapkan materi
15
dan media pembelajaran, menerapkan metode Questions Students
Have dalam pembelajaran, menyiapkan lembar observasi,
menyiapkan tugas yang dikerjakan siswa dan menyusun alat
evaluasi.
2). Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) guru
menjelaskan materi yang akan dikembangkan, selanjutnya untuk
kegiatan inti guru memandu kegiatan pembelajaran yang telah
direncanakan sebelumnya menggunakan metode Questions
Students Have.
3). Observasi
Pada tahap Observasi, Pengamatan dilakukan untuk
mengetahui terlaksananya penerapan metode Questions Students
Have sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan untuk
menghasilkan perubahan yang diharapkan menggunakan lembar
observasi yang telah disiapkan sebelumnya.
4). Refleksi
Dalam siklus ini peneliti ingin mengetahui sejauh mana
kemampuan siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar
dengan menggunakan metode Questions Students Have pada
materi sikap tasamuh, sehinggan guru dapat merefleksikan diri
16
kemudian mengumpulkan dan menganalisis data yang diperoleh
untuk menentukan tindakan kelas pada siklus berikutnya.
4. Pengumpulan Data
Data adalah informasi-informasi tentang suatu objek penelitian.
Data digunakan untuk menjawab masalah-masalah yang telah dirumuskan
dan menguji hipotesis penelitian. Dalam Penelitian ini cara
mengumpulkan data menggunakan metode :
a. Tes
Menurut Norman tes merupakan salah satu prosedur evaluasi
yang komprehensif, sistematis, dan objektif yang hasilnya dapat
dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan. (Wulan & Diana, 2015:
192).
Tes adalah seperangkat tugas yang harus dikerjakan atau
sejumlah pertanyaan yang harus dijawab oleh peserta didik untuk
mengukur tingkat pemahaman dan penguasaannya terhadap cakupan
materi yang dipersyaratkan dan sesuai dengan tujuan pengajaran
tertentu. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya tes
merupakan alat ukur yang sering digunakan dalam assessment
pembelajaran selain alat ukur lain. Dalam melaksanakan proses
assessment pembelajaran, guru selalu berhadapan dengan konsep-
17
konsep evaluasi, pengukuran, dan tes yang dalam penerapannya sering
dilakukan secara simultan (Hamzah & Koni, 2016: 3)
Tes digunakan untuk mengetahui tingkat belajar siswa
terhadap mata pelajaran Al-Qur‟an Hadis khususnya yang dilakukan
pada kelas VII MTs Negeri Salatiga tahun pelajaran 2017/2018. Pada
setiap siklus guru memberikan tes tertulis pada bentuk uraian untuk
mengukur kemampuan siswa dalam pemahaman terhadap materi sikap
tasamuh pada Q.S Al-Kafirun secara baik dan benar. Tes dilaksanakan
setiap diakhir siklus.
b. Observasi
Sutrisno Hadi dalam buku “Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif dan R&D” mengemukakan bahwa, Observasi merupakan
suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai
proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah
proses-proses pengamatan dan ingatan (Sugiono, 2015: 145).
Dalam penelitian ini metode observasi digunakan untuk
mengetahui apakah pelaksanaan pembelajaran dengan metode
Questions Students Have yang dilaksanakan pada setiap siklus sudah
sesuai dengan RPP.
18
c. Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data mengenai
keadaan sekolah dengan mengambil dokumentasi yang tersedia di
sekolah. Dokumentasi juga diambil pada saat pembelajaran untuk
mengetahui pengalaman pelaksanaan metode Questions Students Have
pada mata pelajaran Al-Qur‟an Hadits yang sesuai dengan RPP.
5. Instrumen Penelitian
a. Tes Formatif
Tes Formatif adalah tes yang dimaksudkan untuk mengetahui
sejauh mana peserta didik telah terbentuk setelah mengetahui proses
pengajaran dalam satuan pelajaran. Penilaian ini digunakan untuk
mengukur setiap satuan bahasan tertentu dan bertujuan hanya untuk
memperoleh gambaran tentang daya serap siswa terhadap satuan
bahasan tersebut. Penilaian formatif adalah penilaian yang sedang
berlangsung selama pembelajaran, yang meninjau dan mengamati
proses pembelajaran. (Basuki & Yanto, 2014: 160).
Tes ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada
mata pelajaran Al-Qur‟an Hadis yang dilaksanakan pada Kelas VII
Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri Salatiga tahun pelajaran
2017/2018. Pada setiap siklus guru memberikan tes tertulis dalam
bentuk uraian untuk mengukur kemampuan siswa dalam pemahaman
19
terhadap materi sikap tasamuh yang terdapat dalam Q.S Al-Kafirun
dan Q.S al-Bayyinah secara benar. Tes dilakukan diakhir setiap siklus.
Adapun nilai yang dilakukan sebelum siklus dianggap sebagai nilai
pre test.
b. Pedoman Observasi
Pedoman Observasi merupakan pedoman yang berupa
instrument yang digunakan sebagai sarana pengamatan untuk
dilakukan penilaian pada suatu obyek.
Instrumen yang valid adalah instrument yang mampu dan tepat
dalam mengukur apa yang hendak diukur. Data yang dikumpulkan
dalam suatu penelitian tindakan kelas harus data yang benar-benar
valid.
Reabilitas menyangkut akurasi dan konsistensi alat
pengumpulan data. Jika instrument tidak konsisten (berubah-ubah)
maka instrumen itu tidak dapat dipercaya. Dalam PTK penelitian lebih
valid bila dilakukan dengan kolaborasi dengan guru/penelitilain
dengan melakukan triangulasi dalam kegiatan tindakan kelasdan
menggunakan alat-alat perlengkapan penelitian yaitu jadwal
pelaksanaan penelitian, format LKM, format observasi, format nilai,
lampiran-lampiran data hasil penelitian.
20
6. Analisis Data
Teknik yang digunakan untuk analisis data pada penelitian ini
adalah statistik. Untuk mengukur hasil belajar siswa dalam mata pelajaran
Al-Qur‟an Hadits khususnya pada materi sikap tasamuh pada Q.S Al-
Kafirun dan al-Bayyinah digunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan :
X : Nilai rata-rata
: Jumlah semua nilai siswa
:Jumlah siswa
Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus
sebagai berikut:
P=
Terkait dengan ketuntasan belajar dalam penguasaan materi
pelajaran Al-Qur‟an Hadits materi sikap toleransi pada Q.S Al-Kafirun,
setelah dilakukan penerapan metode Questions Students Have jika siswa
dapat menyelesaikan hasil tes yang dilakukan secara baik, dan memenuhi
tingkat ketuntasan minimal 85 % dari semua soal yang diberikan.
21
Adapun pedoman kriteria untuk mengukur ketuntasan belajar
adalah sebagai berikut:
Sangat Tinggi (A), nilai > 85%
Tinggi (B), nilai 65% -79%
Sedang (C), nilai 45% - 59%
Rendah (D), nilai 25% -39%
Sangat Rendah (E), nilai < 25%
Hasil analisis ketuntasan belajar ini digunakan pada setiap tahapan
refleksi, dan digunakan sebagai bahan evaluasi dalam memperbaiki
ransangan pembelajaran dalam penentuan model pembelajaran yang
tepat.
G. Sistematika Penulisan.
Skripsi ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas (PTK)
dengan sistematika sebagai berikut:
1. Bagian Pendahuluan
Cakupan penelitian bagian ini meliputi : Halaman Judul, Halaman
Pengesahan, Halaman Moto, Halaman Pesembahan, Pernyataan,
Abstraksi, Kata Pengantar, Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar Gambar, dan
Daftar Lampiran.
22
2. Bagian Isi Skripsi
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bagian pendahuluan mencakup : Latar Belakang
Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Hipotesis
Penelitian, Kegunaan Penelitian, Metode Penelitian, dan
Sistematika Penulisan Skripsi.
BAB II : KAJIAN PUSTAKA
Pada Bab II diuraikan beberapa konsep teoritis yang
mendasari dilakukannya penelitian ini, dan Hipotesis
Penelitian.
BAB III : PELAKSANAAN PENELITIAN
Bab III ini mencakup : Lokasi dan Waktu Penelitian,
Prosedur Penelitian, Mata Pelajaran, Instrumen Penelitian,
Deskripsi Siklus I dan II.
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini menjelaskan gambaran setting penelitian,
penjelasan per siklus, hasil proses analisis data, pembahasan,
dan pengambilan keputusan.
23
BAB V : PENUTUP
Bab V dalam hal ini berisi : Kesimpulan dan Saran
sebagai hasil dari penelitian ini.
3. Bagian Akhir
Pada bagian Akhir termuat : Daftar Pustaka, dan Lampiran-
lampiran, dan Daftar Riwayat Hidup.
24
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Kajian Teori
a. Pengertian Hasil Belajar
Menurut Kamus Bahasa Indonesia, hasil adalah suatu yag ada
(terjadi) oleh suatu kerja, berhasil, sukses. Sedangkan, Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar memiliki arti
“berusaha memeroleh kepandaian atau ilmu”. Definisi ini memiliki
pengertian bahwa belajar adalah suatu aktivitas seseorang untuk
mencapai kepandaian atau ilmu yang tidak dimiliki sebelumnya.
Dengan belajar, manusia menjadi tahu, memahami, mengerti, serta
dapat melaksanakan dan memiliki “sesuatu” (Rahyubi, 2014: 2). Hasil
belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian,
sikap-sikap, apresiasi dan ketrampilan (Supridjono, 2013: 5).
Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2010: 2). Belajar adalah
25
Modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Menurut
pengertian ini belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan
bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar itu bukan merupakan suatu
tujuan akan tetapi merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan
(Hamalik, 2017: 27-29).
Belajar memiliki pengertian memperoleh pengetahuan atau
menguasai pengetahuan melaui pengalaman, mengingat, menguasai
pengalaman, dan mendapatkan informasi atau menemukan. Dengan
demikian, belajar memiliki arti dasar adanya aktivitas atau kegiatan
dan penguasaan tentang sesuatu. Belajar adalah proses transformasi
ilmu guna memperoleh kompetensi, ketrampilan, dan sikap untuk
membawa perubahan yang lebih baik.
Menurut Hergenhahn dan Olson, belajar adalah perubahan
yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku yang
merupakan hasil dari pengalaman dan tidak dicirikan dengan kondisi
diri yang sifatnya sementara seperti yang disebabkan oleh sakit,
kelelahan, atau obat-obatan. Jelaslah bahwa belajar merupakan proses
internalisasi nilai, pengetahuan, dan pengalaman yang kemudian
menyatu dalam diri seseorang. Dari proses internalisasi nilai,
pengetahuan, dan pengalaman ini seseorang lantas mampu menjalani
kehidupan secara lebih baik dan berkualitas. Jadi belajar adalah proses
26
perubahan manusia ke arah yang lebih baik, berkualitas dan
bermanfaat, baik bagi pembelajar maupun orang lain ((Rahyubi, 2014:
3)
Proses belajar terdiri dari tiga tahapan, yaitu tahap informasi,
transformasi, dan evaluasi. Yang dimaksud dengan tahap informasi
adalah proses penjelasan, penguraian, atau pengarahan mengenai
prinsip-prinsip struktur pengetahuan, ketrampilan, dan sikap. Tahap
transformasi adalah proses peralihan atau perpindahan prinsip-prinsip
struktur tadi ke dalam diri peserta didik. Proses transformasi dilakukan
melalui informasi. Namun informasi itu harus dianalisis, diubah, atau
ditransformasikan ke dalam bentuk yang lebih abstrak atau konseptual
agar dapat digunakan dalam konteks yang lebih luas.
Menurut Bell-Gredler, belajar adalah proses yang dilakukan
oleh manusia untuk mendapatkan aneka ragam kemampuan
(competencies), ketrampilan (skills), dan sikap (attitude) yang
diperoleh secara bertahap dan berkelanjutan (Karwono & Mularsih,
2017: 13).
Adapun prinsip-prinsip belajar meliputi (Suprijono, 2013: 4):
1) Perubahan perilaku yang bercirikan: rasional instrumen yakni
perubahan yang disadari, kontinyu atau berkesinambungan dengan
perilaku lainnya, fungsional sebagai bekal hidup, positif, aktif atau
27
sebagai usaha yang direncanakan dan dilakukan, permanen atau
tetap, bertujuan, terarah, dan mencakup keseluruhan potensi
kemanusiaan.
2) Belajar merupakan proses. Belajar terjadi karena didorong
kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai. Belajar adalah proses
sistematik yang dinamis, konstruktif, dan organik.
3) Belajar merupakan bentuk pengalaman. Pengalaman pada
dasarnya adalah hasil dari interaksi antara peserta didik dengan
lingkungannya.
Belajar dapat dikatakan berhasil jika terjadi perubahan perilaku
atau tingkah laku dalam diri siswa. Berdasarkan hal itu, Surya (1997)
dalam salah satu tulisannya menyebutkan beberapa ciri dari perubahan
perilaku, adalah sebagai berikut (Gunawan, 2014: 113-115):
1) Perubahan yang disadari dan disengaja (intensional)
Perubahan dalam proses belajar disebabkan pengalaman
atau praktik yang dilakukan secara sengaja dan disadari.
Perubahan perilaku yang terjadi merupakan usaha sadar dan
disengaja dari individu yang bersangkutan.
2) Perubahan yang berkesinambungan (kontinyu)
Bertambahnya pengetahuan atau ketrampilan yang
dimiliki, pada dasarnya merupakan kelanjutan dari pengetahuan
28
dan ketrampilanyang telah diperoleh sebelumnya. Begitu juga
pengetahuan, sikap, dan ketrampilan yang diperoleh itu akan
menjadi dasar bagi pengembangan pengetahuan, sikap, dan
ketrampilan berikutnya.
3) Perubahan yang fungsional
Perubahan yang fungsional artinya perubahan dalam diri
siswa tersebut relatif menetap. Setiap perubahan perilaku yang
terjadi, dapat dimanfaatkan untuk kepentingan hidup individu
yang bersangkutan, baik untuk kepentingan masa sekarang
maupun masa mendatang.
4) Perubahan yang bersifat positif
Perubahan perilaku yang terjadi bersifat normatif dan
menunjukkan ke arah kemajuan. Positif berarti perubahan tersebut
baik dan bermanfaat bagi kehidupan serta sesuai dengan harapan
karena memperoleh sesuatu yang baru, yang lebih baik dari yang
sebelumnya.
5) Perubahan yang bersifat aktif
Untuk memperoleh perilaku baru, individu yang
bersangkutan aktif berupaya melakukan perubahan. Aktif artinya
perubahan tersebut terjadi karena adanya usaha dari siswa yang
bersangkutan.
29
6) Perubahan yang bersifat permanen
Perubahan perilaku yang diperoleh dari proses belajar
cenderung menetap (permanen) dan menjadi bagian yang melekat
dalam dirinya.
7) Perubahan yang bertujuan dan terarah
Individu yang melakukan kegiatan belajar pasti ada tujuan
yang ingin dicapai, baik tujuan jangka pendek, jangka menengah,
maupun jangka panjang.
8) Perubahan perilaku secara keseluruhan
Perubahan perilaku belajar bukan hanya sekedar
memperoleh pengetahuan semata, tetapi termasuk pula
memperoleh perubahan dalam sikap dan ketrampilannya.
Hasil belajar sebagai objek penilaian pada hakikatnya menilai
penguasaan siswa terhadap tujuan-tujuan instruksional. Hal ini karena
rumusan tujuan instruksional menggambarkan hasil belajar yang harus
dikuasai siswa berupa kemampuan-kemampuan siswa setelah
menerima atau menyelesaikan pengalaman belajarnya. Hasil belajar
sebagai objek penilaian dapat dibedakan ke dalam beberapa kategori,
antara lain ketrampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan pengertian,
sikap dan cita-cita.
30
Snelbekeker dalam buku “Strategi Pembelajaran dengan
Problem Based Learning Itu Perlu: Untuk Meningkatkan
Profesionalitas Guru” mengatakan bahwa perubahan atau kemampuan
baru yang diperoleh siswa setelah melakukan perbuatan belajar adalah
merupakan hasil belajar, karena belajar pada dasarnya adalah
bagaimana perilaku seseorang berubah sebagai akibat dari
pengalaman. Hasil belajar menurut Bloom, merupakan perubahan
perilaku yang meliputi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Ranah kognitif meliputi tujuan-tujuan belajar yang
berhubungan dengan memanggil kembali pengetahuan dan
pengembangan kemampuan intelektual dan ketrampilan. Ranah afektif
meliputi tujuan-tujuan belajar yang menjelaskan perubahan sikap,
minat, nilai-nilai, dan pengembangan apresiasi serta penyesuaian.
Ranah psikomotorik mencakup perubahan perilaku yang menunjukkan
bahwa siswa telah mempelajari ketrampilan manipulatif fisik tertentu
(Rusmono, 2012: 8)
Sementara itu, kemampuan baru yang diperoleh setelah siswa
belajar menurut Gagne, Briggs dan Wager adalah kababilitas atau
penampilan yang dapat diamati sebagai hasil belajar. Selanjutnya,
Gagne dalam Syamsuddin menyebutkan perubahan perilaku yang
merupakan hasil belajar dapat berbentuk, yaitu (Gunawan, 2014:115):
31
1) Informasi verbal; yaitu penguasaan informasi dalam bentuk
verbal, baik secara tertulis maupun tulisan. Misalnya pemberian
nama-nama terhadap suatu benda, definisi dan sebagainya.
2) Kecakapan intelektual; yaitu ketrampilan individu dalam
melakukan interaksi dalam lingkungannya dengan menggunakan
simbol-simbol. Termasuk dalam ketrampilan intelektual adalah
kecakapan dalam membedakan (discrimination), memahami
konsep konkret, konsep abstrak, aturan, dan hukum. Ketrampilan
ini sangat dibutuhkan dalam menghadapi pemecahan masalah.
3) Strategi kognitif; yaitu kecakapan individu untuk melakukan
pengendalian dan pengelolaan keseluruhan aktivitasnya, dalam
konteks proses pembelajaran, strategi kognitif adalah kemampuan
mengendalikan ingatan dan cara-cara berpikir agar terjadi aktivitas
yang efektif. Kecakapan intelektual menitikberatkan pada hasil
pembelajaran, sedangkan strategi kognitif lebih menekankan pada
proses pemikiran.
4) Sikap; yaitu hasil pembelajaran yang berupa kecakapan individu
untuk memilih macam tindakan yang dilakukan. Dengan kata lain,
sikap adalah keadaan dalam diri individu yang akan memberikan
kecenderungan bertindak dalam menghadapi suatu objek atau
32
peristiwa, di dalamnya terdapat unsur pemikiran, perasaan yang
menyertai pemikiran, dan kesiapan untuk bertindak.
5) Kecakapan motorik, ialah hasil belajar yang berupa kecakapan
pergerakanyang dikontrol oleh otot dan fisik.
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
adalah perubahan perilaku individu yang meliputi ranah kognitif,
afektif, dan psikomotorik. Perubahan perilaku tersebut diperoleh
setelah siswa menyelesaikan program pembelajarannya melalui
interaksi dengan berbagai sumber belajar dan lingkungan belajar.
Hasil belajar dalam kelas harus dapat dilaksanakan kedalam
situasi-situasi di luar sekolah. Dengan kata lain, murid dapat
mentransferkan hasil belajar itu ke dalam situasi-situasi yang
sesungguhnya di dalam masyarakat.
Hasil belajar pada dasarnya adalah suatu kemampuan yang
berupa ketrampilan dan perilaku baru sebagai akibat dari latihan atau
pengalaman yang diperoleh (Sam‟s, 2010: 33). Hasil belajar
merupakan perubahan perilaku yang diperoleh siswa setelah
mengalami aktivitas belajar. Perubahan periIlaku tersebut diperoleh
bergantung pada yang dipelajari oleh siswa (Saefullah, 2012: 204).
Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah kegiatan
belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa
33
berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung
kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak
didik (Slameto, 2010: 1).
Ini sebagaimana juga dalam Q.S Ar-Ra‟d Allah Swt berfirman.
Artinya : “Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu
mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka
menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merobah
keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada
pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan
terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan
sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia”
Berdasarkan ayat tersebut dapat dikaitkan dengan hasil belajar
siswa dimana jika kita mencoba dan berusaha untuk belajar, maka
hasil yang kita inginkan akan tercapai. Sebaliknya jika kita tidak mau
mencoba, meneliti dan berusaha maka hasil tersebut tidak akan
terwujud.
Adanya perubahan dan kemampuan untuk berubah merupakan
batasan makna yang terkandung dalam belajar. Karena belajar,
manusia dapat berkembang jauh lebih baik dari makhluk-makhluk
yang lain, dan karena belajar pulalah manusia secara bebas dapat
34
mengeksplorasi, memilih dan menetapkan keputusan-keputusan
penting untuk kehidupannya.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan
yang terjadi pada diri siswa dalam hal perilaku dan kemampuan yang
dimilikinya setelah melaksanakan proses belajar berdasarkan
pengalaman dan lingkungannya, yang mana perubahan ini mencakup
seluruh aspek yang dimiliki.
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya,
tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor
intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam
diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ektern adalah
faktor yang ada di luar individu. Faktor-faktor yang mempengaruhi
hasil belajar adalah sebagai berikut (Slameto, 2010: 56-72):
1) Faktor Intern (dari dalam individu)
a) Faktor Jasmaniah (fisik)
(1) Faktor Kesehatan
Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan
beserta bagian-bagiannya/bebas dari penyakit. Kesehatan
seseorang berpengaruh terhadap belajarnya. Proses
belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan
35
seseorang terganggu, selain itu juga cepat lelah, kurang
bersemangat, mudah pusing ataupun ada gangguan-
gangguan/kelainan-kelainan fungsi alat inderanya juga
tubuhnya.
(2) Cacat Tubuh
Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan
kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh atau
badan, seperti buta, tuli, lumpuh, patah kaki dan
sebagainya.
b) Faktor Psikologis
(1) Intelegensi
Intelegensi itu adalah kecakapan yang terdiri dari
tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan
menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat
dan efektif, mengetahui/menggunakan konsep yang
abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan
mempelajarinya dengan cepat. Intelegensi besar
pengaruhnya terhadap kemajuan belajar.
(2) Perhatian
Perhatian menurut Gazali adalah keaktifan jiwa
yang dipertinggi, jiwa itupun semata-mata tertuju kepada
36
suatu obyek (benda/hal) atau sekumpulan obyek. Untuk
dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa
harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang
dipelajarinya.
(3) Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk
memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan.
Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus
menerus yang disertai dengan rasa senang.
(4) Bakat
Bakat adalah kemampuan untuk belajar.
Kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan
yang nyata sesudah belajar atau berlatih. Jika bahan
pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya,
maka hasil belajarnya lebih baik karena ia senang belajar
dan pastilah selanjutnya ia lebih giat lagi dalam
belajarnya itu.
(5) Motif
Motif erat sekali hubungannya dengan tujuan
yang akan dicapai. Di dalam menentukan tujuan itu dapat
disadari atau tidak, akan tetapi untuk mencapai tujuan itu
37
perlu berbuat, sedangkan yang menjadi penyebab berbuat
adalah motif itu sendiri sebagai daya
penggerak/pendorongnya.
(6) Kematangan
Kematangan adalah suatu tingkat/fase dalam
pertumbuhan seseorang, di mana alat-alat tubuhnya sudah
siap untuk melaksanakan kecakapan baru.
(7) Kesiapan
Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi
response. Kesediaan timbul dalam diri seseorang dan juga
berhubungan dengan kematangan, karena kematangan
berarti kesiapan untuk melaksanakan kecakapan.
c) Faktor kelelahan
Kelelahan pada seseorang walaupun sulit untuk
dipisahkan tetapi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu
kelelahan jasmani dan kelelahan rohani (bersifat psikis).
Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh
dan timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh.
Sedangkan kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya
kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk
menghasilkan sesuatu hilang.
38
2) Faktor-Faktor Ekstern
a) Faktor keluarga
Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari
keluarga berupa : cara orangtua mendidik, relasi antaranggota
keluarga, suasana rumah tangga dan kedaan ekonomi
keluarga.
b) Faktor Sekolah
Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini
mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan
siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran
dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung,
metode belajar dan tugas rumah.
c) Faktor Masyarakat
Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga
berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi
karena keberadaannya siswa dalam masyarakat.
c. Pengertian Metode Questions Student Have
Metode Questions Student Have adalah suatu metode
pengajaran yang dilaksanakan dengan cara guru memberikan kartu
indeks kosong kepada setiap siswa dan memerintahkan mereka untuk
39
menuliskan pertanyaan yang mereka miliki tentang materi
pembelajaran yang telah diajarkan.
Metode Questions Student Have merupakan metode atau cara
yang mudah untuk mempelajari keinginan dan harapan siswa. Cara ini
menggunakan sebuah teknik untuk mendapatkan partisipasi melalui
tulisan dari pada lisan atau percakapan. Harapan siswa ini bisa dilihat
dari jumlah centangan yang ada pada sebuah pertanyaan (Hamruni,
2012: 165). Ini merupakan cara yang tidak membuat siswa takut
mempelajari apa yang mereka butuhkan dan diharapkan. Strategi
pembelajaran ini adalah keseluruhan metode yang menitik beratkan
pada kegiatan siswa dalam proses belajar mengajar untuk mencapai
tujuan tertentu. Oleh karena itu, strategi pembelajaran ini dapat
diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan
yang didesain untuk mencapai tujuan tertentu.
Metode Questions Students Have dikembangkan untuk melatih
peserta didik agar memiliki kemampuan dan ketrampilan bertanya
(Suprijono,2013: 108).
d. Kelebihan dan Kelemahan Metode Questions Student Have
Metode ini memiliki beberapa kelebihan yaitu, sebagai berikut:
1) Membantu siswa untuk mengembangkan dan memperkaya
pengetahuan dan pengalaman dalam belajarnya.
40
2) Meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa di dalam kelas.
3) Mendidik siswa berbahasa yang baik dan memupuk
perkembangan berfikir anak.
4) Melatih siswa untuk menerima dan menghargai pendapat orang
lain.
5) Cara yang tidak membuat siswa takut mempelajari apa yang
mereka butuhkan dan harapkan karena metode ini mengundang
partisipasi siswa melalui penulisan, bukan pembicaraan.
Kelemahan metode Questions Student Have adalah sebagai
berikut:
1) Terdapat kesulitan dalam mengontrol kegiatan dan keberhasilan
siswa.
2) Apabila siswa tidak memiliki atau tidak mempunyai kepercayaan
bahwa problem yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, mereka
akan merasa enggan untuk mencoba.
3) Dalam implementasinya memerlukan waktu yang panjang
sehingga terkadang guru sulit menyesuaikan dengan waktu yang
telah ditentukan.
4) Tidak semua pertanyaan dapat terjawab pada saat itu juga, karena
masing-masing pertanyaan akan mendapatkan jawaban yang
berbeda.
41
e. Langkah-Langkah Metode Questions Student Have
Adapun langkah-langkah metode Questions Student Have
adalah sebagai berikut (Sliberman, 2016: 91-92):
1) Berikan kartu indeks kosong kepada tiap siswa.
2) Perintahkan tiap siswa untuk menuliskan pertanyaan yang mereka
miliki tentang materi pelajaran atau sifat dari pelajaran yang
mereka ikuti (nama tidak perlu dicantumkan).
3) Bagikan kartu tersebut ke seluruh kelompok searah jarum jam,
ketika masing-masing kartu dibagikan kepada siswa berikutnya,
dia harus membacanya dan memberi tanda centang pada kartu itu
jika berisi pertanyaan yang merupakan persoalan yang dihadapi
siswa yang membacanya.
4) Ketika semua kartu siswa kembali kepaa pemiliknya, tiap
kelompok siswa harus meninjau semua pertanyaan yang menerima
banyak suara(tanda centang).
5) Perintahkan siswa untuk berbagi pertanyaan mereka secara
sukarela, sekalipun pertanyaan mereka itu tidak mendapatkan
suara (tanda centang) paling banyak.
6) Kumpulkan semua kartu. Kartu-kartu itu mungkin berisi
pertanyaan yang dapat anda jawab pada pelajaran atau pertemuan
mendatang.
42
f. Pengertian Al-Qur’an
Al-Qur‟an adalah sumber agama (juga ajaran) Islam pertama
dan utama. Menurut keyakinan umat Islam yang diakui kebenarannya
oleh penelitian ilmiah, Al-Qur‟an adalah kitab suci yang memuat
firman-firman (wahyu) Allah, sama benar dengan yang disampaikan
oleh Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad sebagai Rasul Allah
sedikit demi sedikit selama 22 tahun 22 hari, mula-mula di Mekkah
kemudian dimadinah. Tujuannya, untuk menjadi pedoman atau
petunjuk bagi umat manusia dalam hidup dan kehidupannya mencapai
kesejahteraan di dunia ini, dan kebahagiaan di akhirat kelak. Al-
Qur‟an yang menjadi sumber nilai dan norma umat Islam itu terdiri
dari 30 juz (bagian), 114 surat, 6326 ayat itu sistematikanya ditetapkan
oleh Allah sendiri melalui malaikat Jibril yang disampaikan kepada
RasulNya Muhammad (Daud Ali, 2008: 93).
Dikalangan para ulama dijumpai adanya perbedaan pendapat di
sekitar pengertian Al Qur‟an baik dari segi bahasa maupun istilah.
Asy-Syafi‟i misalnya mengatakan bahwa Al-Qur‟an bukan berasal dari
akar kata apa pun, dan bukan pula ditulis dengan memakai hamzah.
Lafal tersebut sudah lazim digunakan dalam pengertian kalamullah
(firman Allah) yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw.
Sementara itu, Al-Farra berpendapat bahwa lafal Al-Qur‟an berasal
43
dari kata qarain jamak dari kata qarinah yang berarti kaitan; karena
dilihat dari segi makna dan kandungannya ayat-ayat Al-Qur‟an itu satu
sama lain saling berkaitan (Nata, 2010: 67).
Al-Qur‟an juga dapat diartikan kalam Allah SWT yang
diturunkan kepada Nabi dan Rasul terakhir melalui malaikat Jibril
yang tertulis dalam mushaf dan samapai kepada kita dengan jalan
tawatur (mutawatir), membacanya merupakan ibadah yang diawali
dengan surat Al-Fatihah dan diakhiri dengan surat An-Nas (Khoiriyah,
2013: 49).
Dari beberapa pendapat tersebut, kita dapat mengetahui bahwa
Al-Qur‟an adalah kitab suci yang isinya mengandung firman Allah,
turunnya secara bertahap melalui malaikat Jibril, pembawanya Nabi
Muhammad SAW susunannya dimulai dari surat Al-Fatihah dan
diakhiri dengan surat An-Nas, bagi yang membacanay bernilai ibadah,
fungsinya antara lain menjadi Hujjah atau bukti yang kuat atau
kerasulan Nabi Muhammad SAW, keberadaannya hingga kini masih
tetap terpelihara dengan baik, dan pemasyarakatannya dilakukan
secara berantai dari satu generasi ke generasi lain dengan tulisan
maupun lisan (Nata, 2010: 68-69)
Di dalam Al-Qur‟an terdapat nilai-nilai atau prinsip-prinsip
berbagai hal untuk menjadi pedoman agar umat Islam yang
44
menganutnya selamat dan sejahtera dunia akhirat. Semakin bertambah
pengetahuan tentang Al-Qur‟an dan metode dalam mempelajari,
menafsirkan, dan memahaminya, maka semakin baik pula
mengajarkan dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagai sumber pokok ajaran Islam, Al-Qur‟an tidak hanya berisi
ajaran yang berkaitan dengan manusia dengan Allah, tetapi juga berisi
ajaran tentang sosial-ekonomi, akhlak/moral, pendidikan, kebudayaan,
politik, dan sebagainya. Dengan demikian, Al-Qur‟an dapat menjadi
way of life bagi seluruh umat manusia (Khoiriyah, 2013: 50-51).
Dapat disimpulkan bahwa Al-Qur‟an merupakan kalam Allah
yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai pedoman
hidup manusia, bagi yang membacanya merupakan suatu ibadah dan
mendapatkan pahala. Al Qur‟an merupakan sumber pendidikan yang
lengkap berupa pendidikan nasional, akidah, akhlak, ibadah, dan
muamalah.
g. Pengertian Al Hadits
Al-Hadits adalah sumber kedua agama dan ajaran Islam.
Sebagai sumber agama dan ajaran Islam, Al-Hadits mempunyai
peranan penting setelah Al-Qur‟an. Apa yang telah disebut di dalam
Al-Qur‟an dijelaskan atau dirinci lebih lanjut oleh Rasulullah dengan
45
sunnah beliau yang terdapat dalam Al-Hadits merupakan penafsiran
serta penjelasan otentik tentang Al-Qur‟an (Daud Ali, 2008: 110)
Pengertian hadist secara terbatas (sempit) yaitu sebagaimana
dikemukakan Jumhurul Muhadditsin, ialah sesuatu yang disandarkan
kepada Nabi Saw, baik berupa perkataan, perbuatan;pernyataan
(taqrir), dan sebagainya. Pengertian hadits secara luas ialah sesuatu
yang disandarkan baik kepada Nabi Muhammad Saw, atau sahabat
atau tabi‟in, baik berupa perkataan, perbuatan, pernyataan (taqrir)
maupun sifat dan keadaannya (Aminuddin dkk, 2014: 55)
Ada tiga peranan Al-Hadits disamping Al-Qur‟an sebagai
sumber agama dan ajaran Islam. Pertama, menegaskan lebih lanjut
ketentuan yang terdapat dalam Al-Qur‟an. Kedua, sebagai penjelasan
isi Al-Qur‟an. Ketiga, menambahkan atau mengembangkan sesuatu
yang tidak ada unsur atau samar-samar ketentuannya di dalam Al-
Qur‟an (Daud Ali, 2008: 112-113)
Hadits Nabi merupakan penafsiran, dalam praktek penerapan
ajaran Islam secara factual dan ideal, umat Islam diwajibkan
mengikuti hadits sebagaimana diwajibkan mengikuti Al-Qur‟an.
Hadist itu melingkupi sabda Nabi, perbuatan, dan taqrir sahabat,
sebagaimana melengkapi perkataan, perbuatan, dan taqrir tabi‟in.
Maka ada hadits yang dinamakan marfu‟ (sampai pada Nabi), atau
46
mauquf (sampai pada sahabat) dan maqthu‟ (sampai pada tabi‟in)
((Khoiriyah, 2013: 64).
Dengan demikian dapat disimpulkan hadits adalah segala
sesuatau yang dinukilkan dari Rasulullah SAW, sahabat, tabi‟in, baik
dalam bentuk ucapan, perbuatan maupun ketetapan, baik semuanya itu
dilakukan sewaktu-waktu saja, maupun lebih sering dan banyak diikuti
oleh para sahabat.
h. Al-Qur’an Hadits
Al-Qur‟an Hadits merupakan mata pelajaran di sekolah
khususnya madrasah yang mempelajari tentang Al-Qur‟an dan Hadits
beserta isi kandungannya dalam penerapannya di kehidupan sehari-
hari.
Al-Qur‟an Hadits adalah salah satu mata pelajaran PAI
(Pendidikan Agama Islam) di sekolah khususnya madrasah baik MI,
MTs, MA, dan MAN. Mata pelajaran ini menekankan pada
kemampuan membaca dan menulis al-Quran dan hadits yang baik dan
benar, serta hafalan surat-surat pendek dalam al-Qur‟an, pengenalan
arti atau makna secara sederhana dari surat pendek tersebut dan hadits-
hadits pilihan tentang akhlaq terpuji yang diamalkan dalam kehidupan
sehari-hari.
47
Adapun tujuan dipelajarimya al-Qur‟an dan hadits tersebut
adalah sebagai berikut:
1) Meningkatkan kecintaan siswa terhadap Al Qur‟an dan Hadits.
2) Membekali siswa dengan dalil-dalil yang terdapat dalam Al
Qur‟an dan Hadits sebagai pedoman dalam menyikapi dan
menghadapi kehidupan.
3) Meningkatkan kekhusyuan siswa dalam beribadah terlebih sholat,
dengan menerapkan hukum bacaan tajwid serta isi kandungan
surat/ayat dalam surat-surat pendek yang mereka baca.
2. Kajian Materi Penelitian
a. Pengertian Tasamuh
Tasamuh ialah bermurah hati, yaitu bermurah hati dalam
pergaulan. Kata lain tasamuh adalah tasahul yang berarti bermudah-
mudah. Tasamuh dapat berarti toleransi, tenggang rasa, dan
menghormati mitra dialog. Menurut W.J.S Poerwodarminta
mengartikan toleransi dengan kelapangan dada, dalam arti suka rukun
kepada siapapun membiarkan orang berpendapat atau berpendirian
lain, tidak mau mengganggu kebebasan berpikir dan berkeyakinan
lain (Tatapangarsa, 1991: 168)
48
Artinya : “Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan
kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan
kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling
kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara
kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal”
(Multahim dkk, 2007: 42)
Toleransi mengajarkan, hendaknya kita mempunyai ciri-ciri
atau sifat-sifat seperti: lapang dada, berjiwa besar, luas paham,
pandai menahan diri, bertenggang rasa, menjauhi cara-cara
kekerasan, tidak suka memaksakan pendapat sendiri, memberikan
kesempatan orang lain mengemukakan pendapatnya (secara sopan)
sekalipun pendapatnya itu berbeda dengan pendapat kita, dan
semuanya itu adalah dalam rangka untuk menciptakan kerukunan
hidup beragama dalam masyarakat.
Ajaran toleransi Islam terdapat dalam sunnah Nabi
Muhammad Saw, yaitu terdapat di dalam sepak terjang beliau selama
bergaul dengan pemeluk-pemeluk agama lain, beliau selalu berbaik
dengan mereka. Toleransi hanya menuntut supaya masing-masing
dari penganut agama yang berbeda, bertingkah laku demikian rupa
dalam pergaulan, sehingga kerukunan diantara mereka dapat terbina
dengan baik. Tetapi mereka masing-masing sedapat mungkin tetap
berpegang pada ajaran agamanya sendiri-sendiri.
49
Jadi toleransi menghendaki adanya kerukunan hidup diantara
manusia yang bermacam-macam paham, harmonisasi, pergaulan
diantara mereka, jauh dari sikap-sikap kaku, apalagi sikap-sikap yang
bersifat konfrontasi. Adanya toleransi adalah suatu keharusan dalam
hidup bermasyarakat, sebab tanpa adanya toleransi, tidak mungkin
dapat diciptakan kerukunan dan kedamaian hidup dalam masyarakat
(Tatapangarsa, 1991: 169-181)
b. Fungsi Tasamuh
Islam mengajarkan kepada umatnya agar memiliki sikap
toleransi supaya tercipta hidup rukun dan damai karena sikap
toleransi mempunyai beberapa fungsi bagi keberlangsungan hidup
manusia. Diantara fungsi toleransi adalah sebagai berikut (Multahim
dkk, 2007: 43):
1) Mempererat persatuan dan kesatuan serta persaudaraan di antara
manusia.
2) Meningkatkan derajat manusia, baik di hadapan orang lain
ataupun di hadapan Allah Swt.
3) Meringankan beban penderitaan orang lain.
4) Menjaga dan menghormati kewajiban dan hak orang lain.
5) Menumbuhkan sikap bertanggungjawab terhadap kehidupan di
lingkungan masyarakat.
50
6) Menjaga norma-norma agama, sosial, dan adat istiadat.
B. Kajian Pustaka.
Kajian pustaka atau sering disebut tinjauan pustaka merupakan
langkah penelitian yang menjelaskan tentang kajian kepustakaan yang
dilakukan selama mempersiapkan atau mengumpulkan referensi sehingga
ditemukan topik sebagai permasalahan yang layak untuk dikaji melalui
penelitian skripsi.
Pembelajaran yang aktif selalu menjadikan pembelajaran yang
menarik bagi siswa untuk mengikuti pembelajaran tersebut. Alhasil, target
atau pencapaian hasil belajar dari proses pembelajaran menjadi mudah
dipahami atau dicapai. Pertama, dalam sebuah peneitian yang dilakukan oleh
Ahmad Sulifan mahasiswa Universitas Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan. Dalam Penelitiannya yang berjudul “Penerapan Metode
Question Students Have dalam Meningkatan Hasil Belajar Akidah Akhlak
Siswa Kelas IV MI Yakti Tampingan Tegalrejo Magelang Tahun Pelajaran
2014”. Dalam penelitian tersebut Ahmad menerapkan metode Questions
Students Have pada mata pelajaran Akidah Akhlak dan hasil belajar siswa
mengalami peningkatan yang lebih baik baik. Pada siklus I yang minat
terhadap pelajarannya hanya 10% menjadi 50%, sedangkan siklus II dari 50 %
menjadi 70%.
51
Penelitian yang kedua, yaitu dilakukan oleh Zakiatul Wakhidah
mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Jurusan Tarbiyah
Pendidikan Agama Islam. Dalam penelitiannya yang berjudul “Peningkatan
Prestasi Belajar Melalui Metode Questions Students Have Pada Siswa Kelas
VII SMP Negeri 1 Bandongan Kabupaten Magelang Tahun 2010. Dalam
penelitian menggunakan metode ini menunjukkan adanya peningkatan
prestasi belajar siswa rata-rata kelas siswa yang dicapai sebasar 57, 66.
Berdasarkan kajian pustaka penelitian terdahulu yang relevan tersebut,
metode ini dapat diterapkan disekolah-sekolah untuk meningkatkan minat
belajar, kemampuan siswa dalam bertanya, dan hasil belajar yang diharapkan.
Selain daripada itu juga dapat menjadikan pembelajaran didalam kelas lebih
aktif, kreatif, inovatif dan menarik bagi siswa, sehingga tidak terkesan
monoton. Dari kajian pustaka penelitian terdahulu tersebut diatas terdapat
perbedaan yaitu dari subjek penelitian yang berbeda dengan penelitian
sebelumnya.
52
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum MTs Negeri Salatiga
1. Sejarah Berdirinya MTs Negeri Salatiga
Dengan adanya keputusan Menteri Agama RI tanggal 16 Maret
1978 nomor : 16 Th 1978 tentang susunan organisasi dan tata kerja
Madrasah Tsanawiyah Negeri, maka sejak tahun pelajaran 1978/1979
tepatnya tanggal 1 Januari 1978 PGAN 6 Th Salatiga diubah menjadi :
a. MTs N Salatiga dengan siswa kelas I, II, III PGAN 6 Th.
b. PGAN Salatiga dengan siswa kelas IV, V, VI PGAN 6 Th.
Pada saat awal perubahan tersebut hingga tanggal 1 Januari 1980,
Kepala MTs N dan PGAN Salatiga masih dirangkap oleh Bapak Sofwan
Achmadi, BA.
Sebagai tindak lanjut, maka berdasarkan SK Kepala Kantor
Wilayah Departemen Agama Propinsi Jateng tanggal 28 Januari 1980 no :
WK/I.b/93/a/1980, terhitung mulai tanggal 1 Januari 1980 Bapak Endro
Parwono diangkat sebagai Kepala MTs Negeri Salatiga.
53
Meskipun MTs N dan PGAN Salatiga secara resmi telah terpisah
statusnya, dan masing-masing telah memiliki Kepala Sekolah yang
berbeda, namun kedua sekolah ini masih dalam satu atap sejak tahun 1980
s/d 1986 dengan alamat Jl. K.H. Wahid Hasyim No. 12 Salatiga.
Setelah MTs Negeri Salatiga memiliki gedung sendiri, maka sejak
tahun Pelajaran 1986/1987 MTs Negeri Salatiga menempati gedung baru
dengan alamat Jl. Tegalrejo I Salatiga hingga sekarang.
2. Profil Madrasah
Nama Sekolah : MTs Negeri Salatiga
Alamat : Jl. Tegalrejo I Salatiga
Telepon (0298323950)
NPSN : 20364817
NSS : 121133730001
Status Akreditasi : Akreditasi A
Kota : Salatiga
Propinsi : Jawa Tengah
Kecamatan : Argomulyo
Kelurahan : Tegalrejo
Kodepos : 50733
54
Data Guru/Karyawan
a. Jumlah Guru : 60
b. Guru PNS : 44
c. Pegawai PNS : 3
d. GTT : 4
e. PTT : 9
3. Visi dan Misi MTs Negeri Salatiga
a. Visi
Terwujudnya generasi yang unggul dalam prestasi, berpijak pada
Budaya Bangsa dan nilai-nilai Islami.
b. Misi
1) Menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas dalam pencapaian
prestasi akademik.
2) Meningkatkan pengetahuan dan profesionalisme tenaga pendidik
3) Menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler bidang olahraga dan
kesenian
4) Mengikutsertakan tampil dalam seni dan olahraga
5) Mewujudkan nasionalisme lewat kegiatan pembelajaran dan
pembiasaan
6) Menjalin kerja sama yang baik di antara stakeholder, instansi lain,
dan masyarakat
55
7) Mewujudkan kegiatan pembelajaran dan pembiasaan dalam
mempelajari Al-Qur‟an dan menjalankan ajaran agama Islam
8) Mewujudkan pembentukan karakter Islami yang mampu
mengaktualisasi akhlaqul karimah
4. Keadaan Guru MTs Negeri Salatiga
Guru karyawan MTs Negeri Salatiga pada tahun pelajaran
2017/2018 adalah 60 guru dan karyawan yang terdiri dari 30 guru
karyawan perempuan dan 30 guru karyawan laki-laki.
Tabel 3.1
Daftar Guru dan Karyawan MTs Negeri Salatiga Tahun Pelajaran
2017/2018
NO NAMA/NIP
PANGKAT
GOL/JABATAN
1. Drs. H. MUDLOFIR, M. M
19640424 199703 1 002
Pembina TK.I, IV/b;
Guru Madya
2 Drs. WIDODO MULYO
19640427 199403 1 002
Pembina, IV/a; Guru
Madya
3 Drs. FAISAL BAHAR SUSANTO, M. Ag
19680712 199403 1 002
Pembina, IV/a; Guru
Madya
4 Dra. NUR LAILA
19670824 199503 2 001
Pembina, IV/a; Guru
Madya
56
5 MUNJAYANAH, S.Pd
19700525 199503 2 001
Pembina TK.I, IV/b;
Guru Madya
6 NUR HIDAYATI, S.Ag
19610101 198503 2 001
Pembina TK.I, IV/b;
Guru Madya
7 Drs. SYARIFUL HADI
19650724 199803 1 002
Pembina, IV/a; Guru
Madya
8 Dra. MULYANI
19650507 199803 2 001
Pembina, IV/a; Guru
Madya
9 ABDUL LATIEF MUSLICH, S.Pd
19670717 199203 1 001
Pembina, IV/a; Guru
Madya
10 SUPANGAT, S.Pd
19590204 199303 1 002
Pembina, IV/a; Guru
Madya
11 Dra. NUNUK SAMIASIH
19670517 199903 2 001
Pembina TK.I, IV/b;
Guru Madya
12 AINI DHARYATI, S.Pd
19630805 199203 2 002
Pembina TK.I, IV/b;
Guru Madya
13 UMAR FARUK, S.Pd.I
19610605 199203 1 002
Pembina, IV/a; Guru
Madya
14 Hj. SRI HIDAYATI, S.Pd
19700613 199403 2 003
Pembina, IV/a; Guru
Madya
15 Dra. DIHLIZ ZUNA‟IM Pembina, IV/a; Guru
57
19700123 200312 2 001 Madya
16 MIFTAH SYARIFUDIN, S.Si
19780324 200312 1 003
Pembina, IV/a; Guru
Madya
17 SRI HARIYANTI, S.Pd
19601231 198203 2 063
Pembina, IV/a; Guru
Madya
18 SUYANTO, S.Pd
19690126 199512 1 001
Pembina, IV/a; Guru
Madya
19 EKO FIRATNO, A.Md
19710117 199512 1 002
Pembina, IV/a; Guru
Madya
20 Dra. SRI HARYATI KHOIRIYAH,
M.Pd.I
19680218 199803 2 001
Pembina, IV/a
21 MUTI‟AH SETYAWATI, S.Ag
19710510 200312 2 002
Penata TK. I III/d; Guru
Muda
22 MUHAMMAD SHOBIRUN, S.Pd
19691005 200501 1 002
Penata TK. I III/d; Guru
Muda
23 RITA BUDIARTI, S.Pd
19680510 200501 2 003
Penata TK. I III/d; Guru
Muda
24 HENI HASWARINI, S.Pd
19761022 200501 2 002
Penata TK. I III/d; Guru
Muda
25 NOVA ZAENI NURFUADIYAN, S.Pd.I Penata TK. I III/d; Guru
58
19811102 200501 1 002 Muda
26 SITI RIAYAH, S.Pd
19730904 200501 2 001
Penata TK. I III/d; Guru
Muda
27 MUHAMMAD TAUFIQ, S.Pd
19790206 200501 1 003
Penata TK. I III/d; Guru
Muda
28 IDA WITMININGSIH, S.Ag
19760823 200501 2 003
Penata TK. I III/d; Guru
Muda
29 NIDA USHOLHA, S.Si
19810612 200501 2 003
Penata TK. I III/d; Guru
Muda
30 FEVIANA SOFIA IRANINGRUM, S.Pd
19760215 200501 2 002
Penata TK. I III/d; Guru
Muda
31 Drs. IRWAN
19670705 200501 1 002
Penata TK. I III/d; Guru
Muda
32 Dra. ERNAWATI SUSANTI
19681027 200701 2 016
Penata III/c; Guru Muda
33 LIES ARIFAH, S.Ag
19720330 200701 2 018
Penata Muda TK. I III/b;
Guru Pertama
34 MUNAWAR, S.Ag
19690610 200604 1 016
Penata III/c; Guru Muda
35 BUDI LATHIFUL T, SE
19720131 200701 2 014
Penata Muda TK. I III/b;
Guru Pertama
59
36 ISMIYATI, S.Pd.I
19800717 200710 2 010
Penata Muda TK. I III/b;
Guru Pertama
37 KHOIRU RAKHMAN ABIDIN, S.Pd.I
19810316 200710 1 001
Penata Muda TK. I III/b;
Guru Pertama
38 NUNING WIDYANI, S.Pd
19730822 200604 2 017
Penata III/c; Guru Muda
39 KARTINI, S.S
19730319 200501 2 001
Penata III/c; Guru Muda
40 ATIEK PRASETYOWATI, S.Pd
19750519 200701 2 010
Penata III/c; Guru Muda
41 NUR CHAMIM, M.Pd
19801229 200901 1 009
Penata Muda TK. I III/b;
Guru Pertama
42 FARIDA RAIRRATURRAHMAH, S.Pd.I
19800414 200710 2 007
Penata Muda TK. I III/b;
Guru Pertama
43 EKO JATMIKANING BUDI, S.Pd
19770928 200710 1 001
Penata Muda TK. I III/b;
Guru Pertama
44 ISTIQOMAH, S.Pd
19790522 200501 1 007
Penata III/c
45 MUSTAGHFIRIN, SH
19780201 199803 1 002
Penata III/c, PLt. Ka. TU
& Perencana
46 M. ARIF RAHMAN, SH Penata Muda TK. I III/b,
60
19810924 200 501 1 004 Bendahara Pengelolaan
47 MUHAMMAD KHUNDORI
19650307 200901 1 001
Juru TK. I/, Pramu
Kantor
48 SITI SUFROTUN, A.Ma PTT,TMT 01-07-1993
49 YULIASTUTI PUSPITOSARI, SE PTT,TMT 02-01-2001
50 SYARIFUDDIN SENA ADMADJA, SHI PTT,TMT 06-08-2003
51 ZAHRONI PTT,TMT 04-02-1992
52 SUGENG PURNOMO PTT,TMT 01-07-2003
53 PUJIONO PTT,TMT 02-01-2013
54 OKVIANA NARGIYA PUJI UTAMI,
S.E.sy
PTT,TMT 02-01-2016
55 M.TRI UDI ISMAIL, A.Md PTT,TMT 01-01-2017
56 ALI MAHFUD PTT,TMT 01-02-2018
57 FAJAR ARDIANSYAH, S.Pd GTT, TMT 01-07-2012
58 SASONGKO, S.Pd GTT, TMT 01-07-2015
59 FANDI AHMAD GTT, TMT 01-07-2016
60 UNIK DIAN YUANITA, S.Pd GTT, TMT 01-02-2018
(Sumber : Administrasi Sekolah)
5. Keadaan Siswa MTs Negeri Salatiga
Pada tahun pelajaran 2017/2018 MTs Negeri Salatiga mempunyai
817 siswa dari kelas VII sampai kelas IX dengan rincian tabel berikut.
61
Tabel 3.2
Daftar Siswa MTs Negeri Salatiga pada Tahun Pelajaran 2017/2018
No Kelas
Jumlah
Kelas
Jumlah Peserta Didik
Laki-laki Perempuan Jumlah Total
1 VII 8 116 159 275
2 VIII 8 130 149 279
3 IX 8 118 145 263
(Sumber : Administrasi Sekolah)
B. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah peningkatan hasil belajar mata
pelajaran al-Qur‟an Hadits materi sikap tasamuh menggunakan metode
Questions Students Have pada siswa kelas VII di MTs Negeri Salatiga Tahun
Pelajaran 2017/2018. Kelas VII E MTs Negeri Salatiga berjumlah 35 orang
terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 22 siswa perempuan.
Tabel 3.3
Daftar Siswa Kelas VII E MTs Negeri Salatiga pada Tahun Pelajaran
2017/2018
No Nama Siswa Jenis Kelamin
1. Addiya Wilda Sulkha R Perempuan
2. Ajuj Syakai Sumy Laki-laki
3. Anis Zahra Narulita Perempuan
4. Aulia Sekar Arinda Perempuan
5. Beryl Hanif Arrrohman Laki-laki
6. Bunga Safira Nugraha Perempuan
62
7. Cut Anastasya Perempuan
8. Denta Mira Ayu K Perempuan
9. Dewi Safinatul Badriyah Perempuan
10. Dian Silvi Isfianti Perempuan
11. Difrans Perdana R Laki-laki
12. Eka Febri Fatimatuz zahra Perempuan
13. Elma Dwi Pangestuti Perempuan
14. Erista Nur Aini Perempuan
15. Erwin Dwi Kurniawan Laki-laki
16. Faqih Zidan Laki-laki
17. Faticha Rizka Maulida Perempuan
18. Imam Tri Laksono Laki-laki
19. Muhammad Erwin Putra S Laki-laki
20. Maulida Hasna Safira Perempuan
21. Muhammad Luthfi Laki-laki
22. Muhammad Rifky Laki-laki
23. Naila Gholi Gholfiaroh Perempuan
24. Neiva Laura Salsabila Perempuan
25. Nur Fatimah Perempuan
26. Nur Muhammad Wildan Laki-laki
27. Ratna Sari Sumekar Perempuan
28. Rofiq Nur Ikhsan Laki-laki
29. Sahrai Laki-laki
30. Shavina Dewi Perempuan
31. Siti Tasyfiyah Perempuan
32. Sri Rahmawati Perempuan
33. Tegar Rizki Ariyanto Laki-laki
34. Vina Fauza Perempuan
35. Windy Delia Orvala Perempuan
Dalam penelitian ini kelas VII dipilih sebagai subjek penelitian karena
dalam pelajaran al-Qur‟an Hadits cenderung pasif dalam hal bertanya dan
mengemukakan pendapatnya dalam pembelajaran juga terdapat beberapa
siswa yang belum memenuhi KKM, sehingga penerapan pembelajaran
menggunakan metode Questions Student Have diterapkan dan digunakan
63
sebagai subjek penelitian. Adapun pelaksanaan penelitian tindakan kelas
untuk siklus I adalah pada hari Senin, 12 Februari 2018, sedangkan siklus II
pada hari senin 19 Februari 2018.
C. Deskripsi Penelitian Pelaksanaan Siklus I dan Siklus II
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam dua siklus yaitu siklus I
dan siklus II. Setiap siklus meliputi empat tahapan, yaitu perencanaan,
tindakan, pengamatan, dan refleksi. Tahapan-tahapan tersebut dapat diuraikan
sebagai berikut.
1. Siklus I
a. Perencanaan
Dalam tahap perencanaan tindakan, kegiatan yang dilaksanakan
peneliti adalah sebagai berikut :
1) Menyusun RPP mata pelajaran Al-Qur‟an Hadits materi sikap
tasamuh menggunakan metode Questions Students Have
2) Menyediakan media pembelajaran berupa kartu indeks
3) Menyiapkan materi pembelajaran tentang sikap tasamuh
4) Menyiapkan lembar kerja siswa sesuai dengan materi
pembelajaran
5) Menyusun soal tes evaluasi
6) Menyusun lembar observasi siswa
64
b. Tindakan
1) Guru memberikan motivasi dan apresiasi dengan tanya jawab
2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan materi yang akan
dibahas
3) Guru menyampaikan materi tentang sikap tasamuh
4) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok dan
membagikan kartu indeks kepada setiap peserta didik.
5) Peserta didik menuliskan pertanyaan yang mereka miliki tentang
materi pembelajaran dan memutar kartu indeks dalam lingkaran
kelompoknya searah jarum jam dan memberikan tanda centang
pada pertanyaan yang yang disetujui hingga kartu kembali kepada
pemiliknya
6) Guru mengumpulkan kartu indeks tersebut dan meminta salah satu
siswa untuk membacakan pertanyaan yang memperoleh suara
terbanyak, dan menjawab pertanyaan tersebut apabila
memungkinkan atau menunda jawaban pada pertemuan
berikutnya.
7) Guru dan peserta didik membahas dan menyimpulkan materi
pelajaran
8) Guru menutup pelajaran
65
c. Pengamatan
Selama proses pengamatan, peneliti secara langsung melakukan
pengamatan dengan lembar pengamatan yang telah disusun. Lembar
pengamatan digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam
pembelajaran menggunakan metode Questions Student Have
d. Refleksi
1) Guru mapel dan peneliti mengevaluasi semua kegiatan siswa untuk
mengetahui sejauh mana kemampuan siswa pada siklus yang
sudah berjalan dan memperbaiki pada siklus berikutnya
2) Mendiskusikan hasil pengamatan untuk perbaikan pada
pelaksanaan pada siklus berikutnya. Demikian seterusnya
penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan samapai siklus II
2. Siklus II
Pada dasarnya kegiatan yang dilakukan siklus II sama dengan siklus
I. Kegiatan pada siklus II adalah untuk memperbaiki semua kekurangan
pada siklus I dengan melihat refleksi siklus I. Materi pada siklus II
melanjutkan materi siklus I
a. Perencanaan
Dalam tahap perencanaan tindakan, kegiatan yang dilaksanakan
peneliti adalah sebagai berikut :
66
1) Menyusun RPP mata pelajaran Al-Qur‟an Hadits materi sikap
tasamuh menggunakan metode Questions Students Have
2) Menyediakan media pembelajaran berupa kartu indeks
3) Menyiapkan materi pembelajaran tentang sikap tasamuh
4) Menyiapkan lembar kerja siswa sesuai dengan materi
pembelajaran
5) Menyusun soal tes evaluasi
6) Menyusun lembar observasi siswa
b. Tindakan
1) Guru memberikan motivasi dan apresiasi dengan tanya jawab
2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan materi yang akan
dibahas
3) Guru menyampaikan materi tentang sikap tasamuh
4) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok dan
membagikan kartu indeks kepada setiap peserta didik.
5) Peserta didik menuliskan pertanyaan yang mereka miliki tentang
materi pembelajaran dan memutar kartu indeks dalam lingkaran
kelompoknya searah jarum jam dan memberikan tanda centang
pada pertanyaan yang yang disetujui hingga kartu kembali kepada
pemiliknya
67
6) Guru mengumpulkan kartu indeks tersebut dan meminta salah satu
siswa untuk membacakan pertanyaan yang memperoleh suara
terbanyak, dan menjawab pertanyaan tersebut apabila
memungkinkan atau menunda jawaban pada pertemuan
berikutnya.
7) Guru dan peserta didik membahas dan menyimpulkan materi
pelajaran
8) Guru menutup pelajaran
c. Pengamatan
Selama proses pengamatan, peneliti secara langsung melakukan
pengamatan dengan lembar pengamatan yang telah disusun
sebagaimana siklus I. Pada siklus II Lembar pengamatan digunakan
untuk mengetahui kemampuan siswa dan partisispasi serta keaktifan
siswa dalam pembelajaran menggunakan metode Questions Student
Have apakah ada perubahan tingkah laku dan hasil belajar siswa
setelah pembelajaran
d. Refleksi
1) Guru mapel dan peneliti mengevaluasi semua kegiatan siswa untuk
mengetahui sejauh mana kemampuan siswa pada siklus II yang
sudah berjalan.
68
2) Guru mapel dan peneliti melihat hasil pengamatan siswa untuk
mengetahui adanya perubahan tingkah laku dan hasil belajar siswa
berdasarkan partisispasi serta keaktifan siswa dalam pembelajaran
menggunakan metode Questions Student Have, kemudian
menyimpulkan setelah serangkaian penelitian yang dilaksanakan.
D. Teknik Analisis
Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau presentase keberhasilan
siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan
cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran.
Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu :
1. Untuk menilai ulangan atau tes formatif peneliti melakukan penjumlahan
nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa,
yang ada dikelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes formatif dapat
dirumuskan :
Keterangan :
X : Nilai rata-rata
: Jumlah semua nilai siswa
:Jumlah siswa
69
2. Untuk menghitung ketuntasan belajar digunakan rumus berikut :
P=
70
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian Deskripsi Paparan Persiklus
1. Deskripsi Pra Siklus
Hasil pra siklus ini adalah kemampuan siswa mengingat materi
tentang qalqalah sughro dan kubro sebelum dilakukan tindakan penelitian
untuk mengetahui kemampuan awal setelah pembelajaran diberikan
kepada siswa kelas VII E MTs Negeri Salatiga tahun pelajaran
2017/2018. Nilai hasil belajar siswa pada pra siklus dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 4.1 Daftar Hasil Belajar Siswa Pra Siklus
No Nama Siswa Nilai Keterangan
1. Addiya Wilda Sulkha R 76 Tuntas
2. Ajuj Syakai Sumy 50 Belum Tuntas
3. Anis Zahra Narulita 76 Tuntas
4. Aulia Sekar Arinda 70 Belum Tuntas
5. Beryl Hanif Arrrohman 50 Belum Tuntas
6. Bunga Safira Nugraha 76 Tuntas
7. Cut Anastasya 80 Tuntas
8. Denta Mira Ayu K 76 Tuntas
9. Dewi Safinatul Badriyah 76 Tuntas
10. Dian Silvi Isfianti 66 Belum Tuntas
11. Difrans Perdana R 50 Belum Tuntas
12. Eka Febri Fatimatuz zahra 76 Tuntas
13. Elma Dwi Pangestuti 50 Belum Tuntas
14. Erista Nur Aini 76 Tuntas
15. Erwin Dwi Kurniawan 76 Tuntas
71
16. Faqih Zidan 50 Belum Tuntas
17. Faticha Rizka Maulida 66 Belum Tuntas
18. Imam Tri Laksono 50 Belum Tuntas
19. Muhammad Erwin Putra S 50 Belum Tuntas
20. Maulida Hasna Safira 76 Tuntas
21. Muhammad Luthfi 50 Belum Tuntas
22. Muhammad Rifky 63 Belum Tuntas
23. Naila Gholi Gholfiaroh 70 Belum Tuntas
24. Neiva Laura Salsabila 76 Tuntas
25. Nur Fatimah 66 Belum Tuntas
26. Nur Muhammad Wildan 70 Belum Tuntas
27. Ratna Sari Sumekar 76 Tuntas
28. Rofiq Nur Ikhsan 73 Belum Tuntas
29. Sahrai 60 Belum Tuntas
30. Shavina Dewi 76 Tuntas
31. Siti Tasyfiyah 76 Tuntas
32. Sri Rahmawati 70 Belum Tuntas
33. Tegar Rizki Ariyanto 70 Belum Tuntas
34. Vina Fauza 76 Tuntas
35. Windy Delia Orvala 76 Tuntas
Nilai Tertinggi 80
Nilai Terendah 50
Rata-rata 67.54
Presentase Ketuntasan 46 %
Presentase Belum Tuntas 54 %
(Sumber : Data Primer)
Kererangan :
Tuntas = 16 Siswa
Belum Tuntas = 19 Siswa
Presentase ketuntasan dihitung dengan menggunakan rumus berikut :
Presentase ketuntasan =
72
=
= 45,71 %
= 46 % (pembulatan)
Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa nilai rata-rata yang
dicapai siswa pada pra siklus mencapai 67,54 dari jumlah siswa kelas
VIIE Siswa yang tuntas belajar (mencapai KKM) terdapat 16 siswa (46
%), sedangkan siswa yang belum tuntas belajar 19 siswa (54 %). Pada pra
siklus secara klasikal pembelajaran belum tuntas belajar, karena siswa
memperoleh nilai 75 (nilai KKM) hanya mencapai 46% dari jumlah
siswa secara keseluruhan, sedangkan indikator keberhasilan yaitu 85%
dari jumlah seluruh siswa tuntas belajarnya. Maka, dapat dikatakan
bahwa keadaan siswa sebelum tindakan dilakukan mempunyai nilai yang
rendah dalam materi pembelajaran ini.
2. Deskripsi Data Siklus I
Penelitian siklus I dilaksanakan pada hari Senin, 12 Februari 2018.
Pembelajaran berlangsung selama 80 menit (2x40 menit). Materi pokok
yang diajarkan pada siklus I adalah pengertian toleransi dalam Q.S al-
Kafirun dan al-Bayyinah serta isi kandungannya. Hasil pengamatan pada
siklus I, peneliti mendapat gambaran bahwa para siswa belum terlihat
73
antusias dan berpartisipasi penuh untuk aktif dalam mengikuti
pembelajaran menggunakan metode Questions Students Have, meskipun
belum semua siswa belum berpartisipasi aktif dalam mengikuti proses
pembelajaran, akan tetapi dalam proses pelaksanaan proses pembelajaran
sudah dianggap berjalan cukup baik dan lancer. Nilai hasil belajar siswa
pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.2 Daftar Hasil Belajar Siswa Siklus I
No Nama Siswa Nilai Keterangan
1. Addiya Wilda Sulkha R 80 Tuntas
2. Ajuj Syakai Sumy 60 Belum Tuntas
3. Anis Zahra Narulita 80 Tuntas
4. Aulia Sekar Arinda 80 Tuntas
5. Beryl Hanif Arrrohman 60 Belum Tuntas
6. Bunga Safira Nugraha 80 Tuntas
7. Cut Anastasya 90 Tuntas
8. Denta Mira Ayu K 80 Tuntas
9. Dewi Safinatul Badriyah 80 Tuntas
10. Dian Silvi Isfianti 80 Tuntas
11. Difrans Perdana R 60 Belum Tuntas
12. Eka Febri Fatimatuz Zahra 80 Tuntas
13. Elma Dwi Pangestuti 60 Belum Tuntas
14. Erista Nur Aini 80 Tuntas
15. Erwin Dwi Kurniawan 80 Tuntas
16. Faqih Zidan 60 Belum Tuntas
17. Faticha Rizka Maulida 80 Tuntas
18. Imam Tri Laksono 60 Belum Tuntas
19. Muhammad Erwin Putra S 60 Belum Tuntas
20. Maulida Hasna Safira 80 Tuntas
21. Muhammad Luthfi 60 Belum Tuntas
22. Muhammad Rifky 80 Belum Tuntas
23. Naila Gholi Gholfiaroh 80 Tuntas
24. Neiva Laura Salsabila 80 Tuntas
25. Nur Fatimah 80 Tuntas
26. Nur Muhammad Wildan 70 Belum Tuntas
74
27. Ratna Sari Sumekar 80 Tuntas
28. Rofiq Nur Ikhsan 80 Tuntas
29. Sahrai 70 Belum Tuntas
30. Shavina Dewi 80 Tuntas
31. Siti Tasyfiyah 80 Tuntas
32. Sri Rahmawati 80 Tuntas
33. Tegar Rizki Ariyanto 80 Tuntas
34. Vina Fauza 80 Tuntas
35. Windy Delia Orvala 80 Tuntas
Nilai Tertinggi 90
Nilai Terendah 60
Rata-rata 75,14
Presentase Ketuntasan 69 %
Presentase Belum Tuntas 31 %
(Sumber : Data Primer)
Kererangan :
Tuntas = 24 Siswa
Belum Tuntas = 11 Siswa
Presentase ketuntasan dihitung dengan menggunakan rumus berikut :
Presentase ketuntasan =
=
= 68,57 %
= 69 %
75
Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa nilai rata-rata yang
dicapai siswa pada siklus I mencapai 75,14 dari jumlah siswa kelas VII E.
Siswa yang tuntas belajar (mencapai KKM) terdapat 24 siswa (69 %),
sedangkan siswa yang belum tuntas belajar 11 siswa (31 %). Pada siklus
I secara klasikal pembelajaran belum tuntas belajar, karena siswa
memperoleh nilai 75 (nilai KKM) hanya mencapai 69 % dari jumlah
siswa secara keseluruhan, sedangkan indikator keberhasilan yaitu 85%
dari jumlah seluruh siswa tuntas belajarnya, jadi harus dilaksanakan
siklus selanjutnya yaitu siklus II pada waktu yang telah ditentukan.
3. Deskripsi Data Siklus II
Penelitian siklus II dilaksanakan pada hari Senin, 19 Februari
2017. Pembelajaran berlangsung selama 80 menit (2x40 menit). Materi
pokok yang diajarkan pada siklus II adalah keterkaitan Q.S al-Kafirun dan
al-Bayyinah tentang toleransi serta menerapkan isi kandungannya dalam
kehidupan sehari-hari. Kelemahan-kelemahan yang terjadi pada siklus I
diperbaiki pada siklus II. Hasil pengamatan pada siklus II, peneliti
mendapat gambaran bahwa para siswa sudah banyak yang terlihat antusias
dan berpartisipasi aktif dalam mengikuti pembelajaran menggunakan
metode Questions Students Have, hamper semua siswa berpartisipasi aktif
dalam mengikuti proses pembelajaran, sehingga proses pembelajaran di
kelas berjalan dengan lancar. Pembelajaran pada siklus II dapat
76
berlangsung sesuai dengan yang telah direncanakan. Secara keseluruhan
pembelajaran pada siklus II sudah berjalan lebih baik daripada siklus I
Nilai hasil belajar siswa pada siklus II dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.3 Daftar Hasil Belajar Siswa Siklus II
No Nama Siswa Nilai Keterangan
1. Addiya Wilda Sulkha R 80 Tuntas
2. Ajuj Syakai Sumy 70 Belum Tuntas
3. Anis Zahra Narulita 80 Tuntas
4. Aulia Sekar Arinda 80 Tuntas
5. Beryl Hanif Arrrohman 70 Belum Tuntas
6. Bunga Safira Nugraha 90 Tuntas
7. Cut Anastasya 90 Tuntas
8. Denta Mira Ayu K 90 Tuntas
9. Dewi Safinatul Badriyah 90 Tuntas
10. Dian Silvi Isfianti 80 Tuntas
11. Difrans Perdana R 70 Belum Tuntas
12. Eka Febri Fatimatuz Zahra 90 Tuntas
13. Elma Dwi Pangestuti 80 Tuntas
14. Erista Nur Aini 80 Tuntas
15. Erwin Dwi Kurniawan 80 Tuntas
16. Faqih Zidan 80 Tuntas
17. Faticha Rizka Maulida 80 Tuntas
18. Imam Tri Laksono 70 Belum Tuntas
19. Muhammad Erwin Putra S 80 Tuntas
20. Maulida Hasna Safira 80 Tuntas
21. Muhammad Luthfi 80 Tuntas
22. Muhammad Rifky 80 Tuntas
23. Naila Gholi Gholfiaroh 90 Tuntas
24. Neiva Laura Salsabila 90 Tuntas
25. Nur Fatimah 80 Tuntas
26. Nur Muhammad Wildan 80 Tuntas
27. Ratna Sari Sumekar 90 Tuntas
28. Rofiq Nur Ikhsan 80 Tuntas
29. Sahrai 80 Tuntas
30. Shavina Dewi 90 Tuntas
31. Siti Tasyfiyah 80 Tuntas
32. Sri Rahmawati 90 Tuntas
77
33. Tegar Rizki Ariyanto 80 Tuntas
34. Vina Fauza 90 Tuntas
35. Windy Delia Orvala 90 Tuntas
Nilai Tertinggi 90
Nilai Terendah 70
Rata-rata 82,28
Presentase Ketuntasan 89 %
Presentase Belum Tuntas 11 %
(Sumber : Data Primer)
Kererangan :
Tuntas = 31 Siswa
Belum Tuntas = 4 Siswa
Presentase ketuntasan dihitung dengan menggunakan rumus berikut :
Presentase ketuntasan =
=
= 88,57 %
= 89 %
Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa nilai rata-rata yang
dicapai siswa pada pra siklus mencapai 82,28 dari jumlah siswa kelas
VIIE Siswa yang tuntas belajar (mencapai KKM) terdapat 31 siswa (89
%), sedangkan siswa yang belum tuntas belajar 4 siswa (11 %).
Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa pada siklus II
pembelajaran sudah dianggap tuntas, karena sudah mencapai kriteria
ketuntasan klasikal yang telah ditetapkan yaitu ≥ 85 % dari jumlah siswa
78
memperoleh nilai 75 (nilai KKM). Pembelajaran pada siklus II
dianggap telah berhasil sehingga penelitian dihentikan sampai siklus II.
B. Pembahasan
Berdasarkan analisis pengumpulan data maka diperoleh kesimpulan
tentang data hasil belajar siswa. Rekapitulasi hasil belajar siswa dapat dilihat
pada tabel berikut.
Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Pra Siklus – Siklus II
Siklus Rata-rata Kategori Jumlah Presentase
Pra Siklus 67,54 Tuntas 16 46%
Belum Tuntas 19 54%
I 75,14
Tuntas 24 69%
Belum Tuntas 11 31%
II 82,28
Tuntas 31 89%
Belum Tuntas 4 11%
(Sumber : Data Primer)
Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa adanya peningkatan hasil
belajar siswa setelah dilakukan tindakan. Peningkatan hasil belajar siswa
dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode Questions Students
Have adalah sebagai bukti keberhasilan penggunaan model pembelajaran ini.
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada pra siklus
terdapat 16 siswa (46 %) tuntas belajar dan 19 siswa (54 %) belum tuntas
79
belajar dengan rata-rata 67,54. Berdasarkan hasil tersebut masih jauh dari
indikator keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu ≥ 85 %, maka dilaksanakan
penelitian tindakan kelas dengan metode Questions Students Have.
Hasil belajar siklus I terdapat 24 siswa (69 %) tuntas belajar dan 11
siswa (31%) belum tuntas belajar dengan nilai rata-rata 75,14. Berdasarkan
hasil tersebut belum memenuhi kriteria ketuntasan belajar yang telah
ditetapkan, maka penelitian dilanjutkan pada siklus II dengan materi dan
waktu yang berbeda.
Hasil belajar siklus II diperoleh data 31 siswa (89%) tuntas belajar dan
4 siswa (11%) belum tuntas belajar dengan nilai rata-rata 82, 28. Pelaksanaan
pembelajaran pada siklus II sudah memenuhi kriteria ketuntasan belajar yang
telah ditetapkan yaitu 89% dari jumlah seluruh siswa sudah tuntas belajar
sehingga penelitian tindakan kelas diberhentikan pada siklus II. Siswa yang
belum tuntas pada siklus II akan diberikan tindakan mandiri berupa latihan-
latihan soal atau remedial yang akan dipantau oleh guru sehingga diharapkan
semua siswa dapat tuntas belajar.
Berdasarkan data tersebut di atas, menunjukkan bahwa nilai hasil
belajar siswa setelah diterapkan metode Questions Students Have terjadi
peningkatan dari pra siklus 46% tuntas belajar, siklus I 69% siswa tuntas
belajar dan siklus II 89% siswa tuntas belajar. Peningkatan siswa yang tuntas
80
belajar dari pra siklus ke siklus I adalah 23 % dan siklus I ke siklus 2
mengalami peningkatan 20 %.
81
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas pada pelajaran Al-Qur‟an
Hadits materi tentang Sikap Tasamuh menggunakan metode Questions
Students Have pada Siswa Kelas VII MTs Negeri Salatiga dapat disimpulkan
bahwa hasil belajar siswa pada siklus I 69 %, siklus II 89 %, berdasarkan nilai
dari kedua siklus siswa dinyatakan berhasil atau tuntas hasil belajarnya sesuai
dengan yang indikator keberhasilan atau kriteria ketuntasan klasikal yang
telah ditetapkan yaitu ≥ 85 % dari jumlah siswa keseluruhan. Dengan
demikian berdasarkan hipotesis yang peneliti ajukan yaitu “Ada pengaruh
positif antara pembelajaran menggunakan metode Questions Students Have
dengan hasil belajar Al-Qur‟an Hadits materi tentang Sikap Tasamuh kelas
VII di MTs Negeri Salatiga” dapat diterima atau dengan kata lain hipotesis
nihil ditolak.
82
B. Saran
Dengan kerendahan dan keikhlasan hati, saran yang peneliti ajukan
mudah-mudahn menjadi perhatian. Saran yang peneliti ajukan adalah :
1. Kepada guru seyogyanya lebih meningkatkan profesionalisme dalam
KBM.
2. Guru seyogyanya lebih memvariasikan metode dalam pembelajaran agar
siswa lebih berpartisipasi aktif dan kreatif dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran.
3. Guru seyogyanya lebih memperhatikan karakteristik siswanya dan
menggali potensi serta bakat minat yang ada dalam dirinya agar lebih
mudah dalam menyampaikan materi sesuai dengan kemampuan serta
karakteristik yang dimilikinya agar hasil belajarnya juga lebih baik.
4. Guru seyogyanya tidak membeda-bedakan antara siswa yang memiliki
kemampuan lebih dengan siswa yang memiliki kemampuan rendah dan
selalu memotivasi siswa untuk lebih bersungguh-sungguh dalam belajar.
5. Kepada lembaga pendidikan, seyogyanya lebih meningkatkan sarana dan
prasarana pendidikan disekolah agar dapat membantu proses dinamika
belajar mengajar pada semua mata pelajaran agar pembelajaran lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Aminuddin, dkk. 2014. Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi Umum.
Bogor : Ghalia Indonesia.
Amrullah,M. 2014. Panduan Menyusun Proposal, Skripsi, Tesis & Disertasi.
Yogyakarta: Smart Pustaka.
Arifah, F N. 2017. Panduan Menulis Penelitian Tindakan Kelas & Karya Tulis
Ilmiah Untuk Guru. Yogyakarta : Araska.
Arikunto, S, dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara.
Bahri Djamarah, Syaiful & Zain, Aswan. 2014. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta :
Rienka Cipta.
Basuki, I & Hariyanto. 2014. Assessmen Pembelajaran. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya.
Daud Ali, Muhammad. 2008. Pendidikan Agama Islam. Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada.
Gunawan, Heri. 2014. Pendidikan Islam Kajian Teoritis dan Pemikiran Tokoh.
Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Hamalik, Oemar. 2017. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : PT Bumi Aksara
Hamruni. 2012. Strategi Pembelajaran. Yogyakarta : Insan Madani.
Karwono, H & Mularsih, Heni. 2017. Belajar dan Pembelajaran. Depok : PT Raja
Grafindo Persada.
Kastolani. 2014. Model Pembelajaran Inovatif : Teori dan Aplikasi, Salatiga: STAIN
Salatiga Press.
Khoiriyah. 2013. Memahami Metodologi Studi Islam (Suatu Konsep tentang Seluk
Beluk Pemahaman Aajaran Islam, Studi Islam dan Isu-Isu Kontemporer
dalam Studi Islam). Yogyakarta : Teras.
Kunandar. 2011. Langkah Mudah penelitian Tindakan Kelas sebagai pengembangan
profesi Guru. Jakarta: PT Remaja Rodaskarya.
Lutfi, A. 2009. Pembelajaran Al-Qur‟an dan Hadits. Jakarta: Direktorat Jenderal
Pendidikan Islam Departemen Agama Republik Indonesia.
Muhtalim dkk. 2007. Agama Islam Penuntun Akhlak SMP Kelas IX. Jakarta : PT
Ghalia Indonesia Printing.
Mulyasa H E. 2005. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
Mulyasa H E. 2011. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : PT. Remaja
Rosda Karya.
Nata, Abuddin. 2010. Metodologi Studi Islam. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Rahyubi, Heri. 2014. Teori-Teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik
Deskripsi dan Tinjauan Kritis. Bandung : Nusa Media.
Ratnawulan, Elis & Rusdiana. 2015. Evaluasi Pembelajaran. Bandung : CV Pustaka
Setia.
Rusmono. 2012. Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning Itu Perlu:
Untuk Meningkatkan Profesionalitas Guru. Bogor : Ghalia Indonesia.
Saefullah, U. 2012. Psikologi Perkembangan dan Pendidikan. Bandung : CV Pustaka
Setia.
Sam‟s, Rosma Hartiny. 2010. Model Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta : Sukses
Offset.
Silberman, Melvin L. 2016. Active Learning. Bandung : Nuansa Cendekia.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang mempengaruhinya. Jakarta : Rienka
Cipta.
Sudjana, Nana. 2014. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung PT.
Remaja Rosdakarya.
Sugiono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
ulifan, Ahmad. 2014. Penerapan Metode Question Students Have Dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Akidah Akhlak Siswa Kelas IV MI Yakti
Tampingan Tegal Rejo Magelang tahun pelajaran 2014. Skripsi tidak
diterbitkan. Yogyakarta : Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.
Supridjono, Agus. 2013. Cooperative Learning. Yogyakarta : Pustaka Belajar.
Tatapangarsa, Humaidi. 1991. Akhlak Mulia. Surabaya : PT Bina Ilmu
Uno B, Hamzah & Koni. 2016. Assessment Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Wakhidah, Zakiatul. 2010. Peningkatan Prestasi Belajar Melalui Metode Questions
Students Have Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bandongan Kabupaten
Magelang Tahun 2010. Skripsi tidak diterbitkan. Salatiga : Studi Pendidikan
Agama Islam.
LAMPIRAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS I
Sekolah : MTs Negeri Salatiga
Mata Pelajaran : Al Qur‟an Hadis
Kelas/Semester : VII/Tujuh/Genap/2
Materi Pokok : Sikap Toleranku Mewujudkan Kedamaian
Alokasi Waktu : 2x40 menit
A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi,
gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
KI 4 : Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
1.1 Meyakini pentingnya sikap tasamuh.
1.1.1 Membiasakan diri bersikap tasamuh
2.1. Memiliki sikap tasamuh sebagai implementasi dari pemahaman tentang isi
kandungan Q.S al-Kafirun (109), Q.S al-Bayyinah (98), dan hadis tentang
toleransi dalam kehidupan sehari-hari.
2.1.1 Menunjukkan sikap tasamuh sebagai implementasi dari pemahaman
tentang isi kandungan Q.S al-Kafirun (109), Q.S al-Bayyinah (98),
dan hadis tentang toleransi dalam kehidupan sehari-hari.
3.1. Memahami isi kandungan Q.S al-Kafirun (109) dan Q.S al-Bayyinah (98)
tentang toleransi dan membangun kehidupan umat beragama dan hadis
riwayat Ahmad, Turmudzi, Ibnu Hibban, Hakim, Baihaqi dari Ibnu Umar
RA ( خيز الأصحاب عند الله خيزىم لصاحثو وخيز الجيزان عند الله خيزىم لجاره) dan hadis
riwayat Muslim dari Anas bin Malik ( والذى نفسى تيده ل يؤمن عثد حتى يحة لجاره
(ما يحة لنفسو
3.1.1 Menjelaskan pengertian fanatik
3.1.2 Menjelaskan pengertian toleransi
3.1.3 Membaca Q.S al- Kafirun (109)
3.1.4 Menerjemahkan Q.S. al- Kafirun (109)
3.1.5 Menjelaskan isi kandungan Q.S al- Kafirun (109)
4.2. Menulis hadis tentang sikap tasamuh
4.2.1 Menuliskan hadis tentang sikap tasamuh
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah melakukan pengamatan, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasi dan
mengkomunikasi diharapkan peserta didik mampu:
1. Menjelaskan pengertian fanatik
2. Menjelaskan pengertian toleransi
3. Membaca Q.S al- Kafirun (109)
4. Menerjemahkan Q.S. al- Kafirun (109)
5. Menjelaskan isi kandungan Q.S al- Kafirun
D. Materi Pembelajaran
1. Pengertian Fanatik
Menurut KBBI, fanatik ialah teramat kuat kepercayaan (keyakinan)
terhadap ajaran politik (politik, agama dan sebagainya). Dengan demikian,
orang yang fanatik dalam beragama berarti memiliki keyakinan yang kuat dan
mantap dalam hati terhadap agamanya. Keyakinan itu akan mempengaruhi
sikap hidupnya sehari-hari.
a. Pengertian Toleransi
Menurut KBBI, toleran adalah sikap suka menenggang (menghargai,
membiarkan, membolehkan) pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan,
kebiasaan, kelakuan dan sebagainya) yang berbeda atau bertentangan dengan
pendiriannya sendiri. Dengan kata lain toleran yaitu memberi kebebasan
kepada orang lain untuk bersikap atau berpendirian sesuai dengan
keinginannya. Konsep dalam Islam yang paling dekat dari segi pengertian
dengan konsep toleransi barat ialah tasamuh yang berarti sikap pemurah,
penderma, dan gampangan. atau juga dapat diartikan dengan mempermudah,
memberi kemurahan dan keluasan. Dalam konteks ibadah, tasamuh berarti
memberi kemudahan dalam menjalankan kewajiban-kewajiban ibadah,
seperti sholat jama‟ qasar dalam perjalanan ataupun tayammum jika tidak
dapat menemukan air untuk berwudhu. Namun dalam hal sosial, tasamuh
akan sangat bermakna bagi kehidupan manusia, karena kemudahan dan
kebebasan diberikan kepada orang lain untuk berpikiran yang berbeda
dengan pemikirannya, melaksanakan ibadah yang berbeda dengan ibadah
yang dilakukannya. Sehingga akan terjalin kehidupan yang harmonis dan
saling menghargai dan menghormati satu sama lain.
b. Lafal dan terjemahan Q.S. al- Kafirun (109)
1( Katakanlah: "Hai orang-orang kafir,
2( Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah.
3( Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang Aku sembah.
4( Dan Aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah,
5( Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang Aku
sembah.
6( Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku."
c. Isi kandungan Q.S. al- Kafirun (109)
Isi kandungan Q.S. al- Kafirun (109)
1) Turunnya Q.S al- Kafirun dilatarbelakangi oleh ajakan kaum musyrikin
Quraisy yang selalu berupaya untuk membendung dakwah Rasulullah Saw.
dengan bujukan sampai dengan cara penyiksaan dan intimidasi mengalami
kegagalan. Akhirnya ada gagasan untuk mengajak kompromi Rasulullah
Saw. Mereka mengajak Rasulullah beserta para sahabat untuk menyembah
tuhan mereka dengan cara mereka menyembah selama 1 tahun, kemudian 1
tahun berikutnya mereka bersedia untuk menyembah Allah Swt. dengan
tuntunan Rasulullah.
2) Ayat-ayat dalam Q.S al- Kafirun adalah jawaban Rasulullah Saw, atas
ajakan kaum Quraisy untuk bertukar keyakinan. Namun Rasulullah dengan
tegas menolak dengan mengatakan “aku tidak akan menyembah apa yang
kamu sembah” dan beliaupun menyatakan bahwa mereka orang-orang kafir
Quraisy pun tidak akan ikhlas dan sepnuh hati menyembah Allah
3) sebagaimana yang mereka janjikan. Dan pada ayat terakhir semakin jelas
sikap yang ditunjukkan Rasulullah dalam hal aqidah, bahwasannya dalam
hal beribadah maka kita berhak untuk melaksanakan ajaran sesuai dengan
tuntunan agama kita. Sebagaimana mereka pun bebas melaksanakan
aktivitas peribadatan sesuai dengan kepercayaannya. “bagimu agamamu
dan bagiku agamaku”
E. Pendekatan, Model, dan Metode Pembelajaran
Pendekatan : Saintifik
Model : Discovery Learning (penggalian informasi)
Metode : Questions Student Have (pertanyaan yang dimiliki siswa).
F. Media, Alat dan Bahan
Media : Slide Power Point, Gambar tentang hal yang berkaitan dengan
materi, Kertas HVS.
Alat dan Bahan : Laptop, LCD Projector, White Board, Spidol, Bolpoin.
G. Sumber Belajar
1. Kementerian Agama Republik Indonesia. 2014. Al- Quran Hadis Mts Kelas
VII (Buku Siswa) Jakarta: Kementerian Agama Republik Indonesia. (halaman
37 - 44).
2. T. Ibrahim dan H. Darsono 2014. Pemahaman Al-Qur‟an dan Hadis Kelas VII
Mts. Jakarta: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri (halaman 72 – 76).
H. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
a. Guru membuka pembelajaran dengan mengucap salam dan membaca
basmalah bersama.
b. Guru memeriksa kehadiran peserta didik, kerapian dan kesiapan siswa
serta kebersihan kelas.
c. Guru menanyakan kabar dan menyapa peserta didik.
d. Guru memberikan motivasi kepada siswa agar lebih giat dalam belajar.
e. Guru menyampaikan materi yang akan disampaikan dan tujuan
pembelajaran.
f. Guru menyampaikan pertanyaan secara komunikatif mengenai hal yang
terkait dengan materi pembelajaran.
g. Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok.
2. Kegiatan Inti (55 menit)
Mengamati :
a. Siswa mengamati penjelasan guru melalui tayangan slide power point
yang telah ditampilkan tentang materi sikap toleranku mewujudkan
kedamaian.
b. Siswa mengamati gambar yang berhubungan dengan materi sikap
toleranku mewujudkan kedamaian.
Menanya :
a. Pendidik memberikan waktu kepada siswa untuk
menanggapai/berkomentar tentang gambar yang diamati.
b. Siswa bertanya seputar hal-hal tentang materi sikap toleranku
mewujudkan kedamaian.
Mengeksplorasi :
a. Peserta didik mendiskusikan tentang hal yang berkaitan dengan materi
sikap toleranku mewujudkan kedamaian.
Mengasosiasi :
a. Guru membagikan kertas kosong kepada setiap peserta didik
b. Guru meminta peserta didik untuk menuliskan pertanyaan yang mereka
miliki tentang materi yang sedang dipelajari pada selember kertas yang
telah disediakan sebelumnya.
c. Guru meminta peserta didik untuk memutar kartu yang berisi pertanyaan
itu searah jarum jam pada kelompoknya masing-masing.
d. Ketika setiap kartu diedarkan pada peserta berikutnya, siswa harus
membacanya dan memberikan tanda centang pada kartu itu apabila kartu
itu berisi pertanyaan yang disetujui.
e. Saat kartu kembali pada penulisnya setiap peserta berarti telah membaca
seluruh pertanyaan kelompok tersebut.
Mengkomunikasikan :
a. Guru mengumpulkan kartu yang berisi pertanyaan siswa.
b. Guru meminta salah satu siswa untuk membacakan pertanyaan yang
memperoleh suara terbanyak, dan menjawab pertanyaan tersebut apabila
memungkinkan atau menunda jawaban pada pertemuan berikutnya.
3. Kegiatan Penutup (15 menit)
a. Guru memberikan penambahan dan penguatan kepada peserta didik
tentang materi tersebut.
b. Guru dan peserta didik menyimpulkan intisari dari pelajaran tersebut.
c. Guru memberikan soal post test secara tertulis.
d. Guru memberikan motivasi kepada siswa agar lebih giat dalam belajar.
e. Guru mengakhiri pelajaran salam dan bacaan hamdalah bersama.
I. Penilaian
1. Pengetahuan
a. Teknik Penilaian : Tes
b. Bentuk Instrumen : Lembar Penilaian Tertulis
No Indikator Butir Instrumen
1. Dapat menjelaskan pengertian
toleransi dalam Q.S al- Kafirun
Menjelaskan pengertian
toleransi dalam Q.S al-Kafirun
c. Instrumen Soal
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memberikan tanda (x) pada
huruf a, b, c, dan d pada jawaban yang tepat!
1. Setiap orang Islam harus memiliki sikap toleran dalam beragama,
yaitu…
a. menghargai pendirian
b. kuat pendirian
c. pendirian yang ragu
d. kemandirian
2. Sikap fanatik dalam beragama adalah….
a. lemah keyakinan
b. berubah sikap
c. kuat kepercayaan
d. permusuhan
3. Sikap toleran apabila diterapkan maka hidup akan menjadi….
a. Harmonis dan saling menghargai
b. Saling bermusuhan
c. Mencela satu sama lain
d. Berubah sikap dan sifat
4. Konsep dalam Islam yang paling dekat dari segi pengertian dengan
konsep toleransi barat ialah….
a. Fanatik
b. Istiqamah
c. Optimis
d. Tasamuh
5. Sikap tasamuh adalah sikap yang berarti…
a. Pemurah
b. Pelit
c. Egois
d. Sombong
6. Surat al-Kafirun dan al- Bayinnah menjelaskan tentang sikap…
a. Toleran
b. Istiqomah
c. Teguh hati
d. Kemandirian
7. Arti dari ayat لا أعبد ما تعبدون adalah….
a. dan aku tidak menjadi penyembah apa yang kamu sembah
b. dan kamu bukan penyembah apa yang aku sembah
c. aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah
d. untukmu agamamu dan untukku agamaku
8. Surat al- Kafirun ayat 6 artinya adalah…
a. aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah
b aku tidak menjadi menyembah apa yang kamu sembah
c. dan kamu bukan penyembah apa yang aku sembah
d. untukmu agamamu dan untukku agamaku
9. Arti dari ayat
a. dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah
b. untukmu agamamu dan untukku agamaku
c. aku tidak menjadi menyembah apa yang kamu semba
d. aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah
10. Surat al-Kafirun ayat 1 artinya…
a. untukmu agamamu dan untukku agamaku
b. dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah
c. Katakanlah: "Hai orang-orang kafir”
d. aku tidak menjadi menyembah apa yang kamu
sembah
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS II
Sekolah : MTs Negeri Salatiga
Mata Pelajaran : Al Qur‟an Hadits
Kelas/Semester : VII/Tujuh/Genap/2
Materi Pokok : Sikap Toleranku Mewujudkan Kedamaian
Alokasi Waktu : 2x40 menit
a. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi,
gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
KI 4 : Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.
b. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
1.2 Meyakini pentingnya sikap tasamuh.
1.1.1 Membiasakan diri bersikap tasamuh
2.1. Memiliki sikap tasamuh sebagai implementasi dari pemahaman tentang isi
kandungan Q.S al-Kafirun (109), Q.S al-Bayyinah (98), dan hadis tentang
toleransi dalam kehidupan sehari-hari.
2.1.1 Menunjukkan sikap tasamuh sebagai implementasi dari pemahaman
tentang isi kandungan Q.S al-Kafirun (109), Q.S al-Bayyinah (98),
dan hadis tentang toleransi dalam kehidupan sehari-hari.
3.1. Memahami isi kandungan Q.S al-Kafirun (109) dan Q.S al-Bayyinah (98)
tentang toleransi dan membangun kehidupan umat beragama dan hadis
riwayat Ahmad, Turmudzi, Ibnu Hibban, Hakim, Baihaqi dari Ibnu Umar
RA ( خيز الأصحاب عند الله خيزىم لصاحثو وخيز الجيزان عند الله خيزىم لجاره) dan hadis
riwayat Muslim dari Anas bin Malik ( والذى نفسى تيده ل يؤمن عثد حتى يحة لجاره
(ما يحة لنفسو
3.1.6 Membaca Q.S al-Bayyinah (98)
3.1.7 Menerjemahkan Q.S al-Bayyinah (98)
3.1.8 Menjelaskan isi kandungan Q.S al-Bayyinah (98)
3.1.9 Menjelaskan keterkaitan antara Q.S al- Kafirun (109) dan Q.S al-
Bayyinah (98) dalam menjaga kerukunan antar umat beragama
3.2.1 Menerapkan kandungan Q.S al- Kafirun (109) dan Q.S al-Bayyinah
(98) dalam kehidupan sehari-hari
3.2.2 Menjelaskan hikmah fanatik dan toleransi dalam kehidupan sehari-
hari
4.2. Menulis hadis tentang sikap tasamuh
a. Menuliskan hadis tentang sikap tasamuh
c. Tujuan Pembelajaran
Setelah melakukan pengamatan, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasi dan
mengkomunikasi diharapkan peserta didik mampu:
1. Membaca Q.S al-Bayyinah (98)
2. Menerjemahkan Q.S al-Bayyinah (98)
3. Menjelaskan isi kandungan Q.S al-Bayyinah (98)
4. Menjelaskan keterkaitan antara Q.S al- Kafirun (109) dan Q.S al-Bayyinah
(98) dalam menjaga kerukunan antar umat beragama
5. Menerapkan kandungan Q.S al- Kafirun (109) dan Q.S al-Bayyinah (98)
dalam kehidupan sehari-hari
6. Menjelaskan hikmah fanatik dan toleransi dalam kehidupan sehari-hari
D. Materi Pembelajaran
1. Lafal dan Terjemahan Q.S al-Bayyinah (98)
a) Orang-orang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang musyrik (mengatakan
bahwa mereka) tidak akan meninggalkan (agamanya) sebelum datang
kepada mereka bukti yang nyata,
b) (yaitu) seorang Rasul dari Allah (Muhammad) yang membacakan
lembaran- lembaran yang disucikan (Al Quran),
c) Di dalamnya terdapat (isi) kitab-kitab yang lurus.
d) Dan tidaklah berpecah belah orang-orang yang didatangkan Al Kitab
(kepada mereka) melainkan sesudah datang kepada mereka bukti yang
nyata.
e) Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan
memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang
lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan
yang demikian Itulah agama yang lurus.
f) Sesungguhnya orang-orang yang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang
yang musyrik (akan masuk) ke neraka jahannam; mereka kekal di
dalamnya. mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk.
g) Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh,
mereka itu adalah sebaik-baik makhluk.
h) Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah syurga 'Adn yang mengalir di
bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya.
Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepadanya. yang
demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya.
2. Isi kandungan Q.S al-Bayyinah
a) Orang-orang kafir dari golongan ahli kitab (Yahudi dan Nasrani) dan
orang-orang musyrik. Mereka mengatakan tidak akan meninggalkan ajaran
agama mereka sampai datang keterangan yang nyata. Keterangan itu adalah
nabi akhir zaman yang mereka dambakan akan membacakan lembaran-
lembaran kitab suci sebagai pedoman hidup. Dengan demikian sikap tegas
mereka sebagai bukti dimilikinya fanatisme beragama.
b) Dalam lembaran lembaran yang disucikan itu terdapat kandungan kitab-
kitab dari Allah yang sangat tegak, adil, dan lurus tanpa adanya kesalahan
sedikitpun, karena ia berasal dari Allah.
c) Orang-orang yang menerima kitab-kitab yang diturunkan kepada umat-
umat sebelum kita, dimana setelah Allah memberikan hujjah dan bukti
kepada mereka, mereka malah berpecah-belah dan berselisih mengenai apa
d) yang dikehendaki Allah dari kitab-kitab mereka. Mereka mengalami
banyak perselisihan.
e) Balasan dan ganjaran bagi orang kafir Ahlul kitab dan juga orang-orang
musyrik yang menolak kitab-kitab Allah yang diturunkan serta menentang
Nabi-nabi Allah yang diutus, bahwa pada hari kiamat kelak tempat mereka
adalah neraka jahannam, mereka kekal di dalamnya, yakni tidak akan
pindah dari neraka itu untuk selamanya dan Allah Ta‟ala juga menceritakan
tentang keadaan orang-orang yang berbuat baik, yaitu yang beriman
dengan sepenuh hati dan mengerjakan amal shalih dengan badan mereka
bahwa mereka adalah sebaik-baik makhluk. Mereka akan mendapatkan
balasan surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai.
3. Keterkaitan Q.S al- Kafirun (109) dan Q.S al-Bayyinah (98) dalam menjaga
kerukunan antar umat beragama.
Surat al-Kafirun dan surat al-Bayyinah mempunyai keterkaitan sangat
erat yang saling melengkapi. Surat al-Kafirun ayat 2-5 dan al-Bayyinah ayat
1-2 sebagai landasan hukum wajibnya memiliki fanatisme atau istiqamah
dalam beragama. Keyakinan telah dipilih harus diperjuangkan dengan segala
kemampuan dan kekuatan. Dengan demikian, keyakinan itu tidak akan
mudah goyah oleh pengaruh keyakinan lain. Keyakinan ini harus
ditanamkan terhadap seluruh anggota keluarga.
Meski demikian, kita harus menyadari bahwa kita tidak hidup
sendirian atau dengan sekelompok orang yang seide dengan kita. Kita hidup
bersama orang lain yang memiliki keyakinan atau ide yang berbeda. Oleh
karena itu, masing-masing pihak harus dapat menyesuaikan diri hidup di
tengah masyarakat yang beraneka ragam. Fanatisme harus tetap dimiliki,
tetapi tasamuh/toleran tidak boleh diabaikan.
4. Menerapkan kandungan Q.S al- Kafirun (109) dan Q.S al-Bayyinah (98)
dalam kehidupan sehari-hari
Diantara wujud fanatisme dan tasamuh menurut kandungan surat al-Kafirun
dan al-Bayyinah adalah sebagai berikut.
a. Fanatik
1) Sebagai seorang muslim, kita harus mempertahankan keyakinan
sampai akhir hayat.
2) Tidak mudah terpengaruh oleh keyakinan lain karena kita yakin
hanya agama Islam yang benar.
3) Tidak mengorbankan keyakinan demi keuntungan dunia karena kita
tahu bahwa perbuatan itu akan membawa pada kerugian.
b. Tasamuh atau Toleran
1) Tidak memaksakan keyakinan kepada orang lain karena tidak
dibenarkan oleh agama dan akal sehat.
2) Sabar dalam menghadapi sikap orang-orang yang mendustakan Islam,
sebagaimana para rasul terdahulu.
3) Bersahaja dalam melaksanakan dakwah, tidak mengikuti jalan pikiran
objek dakwah.
4) Bebas menjalin hubungan dengan nonmuslim selama tidak
menyangkut masalah akidah dan ibadah.
5 Hikmah fantik dan toleransi dalam kehidupan sehari-hari
Dampak positif sikap fanatik, yaitu
a. Memiliki keyakinan yang kuat sehingga lebih mantap dalam
melaksanakan agama.
b. Memiliki harga diri sehingga diperhitungkan pihak lain
c. Terpuji dalam pandangan Allah Swt.
Adapun dampak positif dari sifat toleransi, antara lain
a. Terwujudnya kehidupan masyarakat yang rukun dan damai.
b. Terwujudnya keamanan dan ketentraman hidup sesama anggota
masyarakat.
c. Terpenuhinya hak-hak setiap anggota masyarakat sehingga
menimbulkan kepuasan batin.
d. Menumbuhkan persatuan dan rasa kebersamaan.
E. Pendekatan, Model, dan Metode Pembelajaran
Pendekatan : Saintifik
Model : Discovery Learning (penggalian informasi)
Metode : Questions Students Have (pertanyaan yang dimiliki siswa).
F. Media, Alat dan Bahan
Media : Slide Power Point, Gambar tentang hal yang berkaitan dengan
materi, Kertas HVS.
Alat dan Bahan : Laptop, LCD Projector, White Board, Spidol, Bolpoin.
G. Sumber Belajar
1. Kementerian Agama Republik Indonesia. 2014. Al- Quran Hadis Mts Kelas
VII (Buku Siswa) Jakarta: Kementerian Agama Republik Indonesia. (halaman
44-45).
2. T. Ibrahim dan H. Darsono 2014. Pemahaman Al-Qur‟an dan Hadis Kelas VII
Mts. Jakarta: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri (halaman 78-83).
H. Langkah-Langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
a. Guru membuka pembelajaran dengan mengucap salam dan membaca
basmalah bersama.
b. Guru memeriksa kehadiran peserta didik, kerapian dan kesiapan siswa
serta kebersihan kelas.
c. Guru menanyakan kabar dan menyapa peserta didik.
d. Guru memberikan motivasi kepada siswa agar lebih giat dalam belajar.
e. Guru menyampaikan materi yang akan disampaikan dan tujuan
pembelajaran.
f. Guru menyampaikan pertanyaan secara komunikatif mengenai hal yang
terkait dengan materi pembelajaran.
g. Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok.
2. Kegiatan Inti (55 menit)
Mengamati :
a. Siswa mengamati penjelasan guru melalui tayangan slide power point
yang telah ditampilkan tentang materi sikap toleranku mewujudkan
kedamaian.
b. Siswa mengamati gambar yang berhubungan dengan materi sikap
toleranku mewujudkan kedamaian.
Menanya :
c. Pendidik memberikan waktu kepada siswa untuk
menanggapai/berkomentar tentang gambar yang diamati.
d. Siswa bertanya seputar hal-hal tentang materi sikap toleranku
mewujudkan kedamaian.
Mengeksplorasi :
a. Peserta didik mendiskusikan tentang hal yang berkaitan dengan materi
sikap toleranku mewujudkan kedamaian.
Mengasosiasi :
a. Guru membagikan kertas kosong kepada setiap peserta didik
b. Guru meminta peserta didik untuk menuliskan pertanyaan yang mereka
miliki tentang materi yang sedang dipelajari pada selember kertas yang
telah disediakan sebelumnya.
c. Guru meminta peserta didik untuk memutar kartu yang berisi pertanyaan
itu searah jarum jam pada kelompoknya masing-masing.
d. Ketika setiap kartu diedarkan pada peserta berikutnya, siswa harus
membacanya dan memberikan tanda centang pada kartu itu apabila kartu
itu berisi pertanyaan yang disetujui.
e. Saat kartu kembali pada penulisnya setiap peserta berarti telah membaca
seluruh pertanyaan kelompok tersebut.
Mengkomunikasikan :
a. Guru mengumpulkan kartu yang berisi pertanyaan siswa.
b. Guru meminta salah satu siswa untuk membacakan pertanyaan yang
memperoleh suara terbanyak, dan menjawab pertanyaan tersebut apabila
memungkinkan atau menunda jawaban pada pertemuan berikutnya.
3. Kegiatan Penutup (15 menit)
a. Guru memberikan penambahan dan penguatan kepada peserta didik
tentang materi tersebut.
b. Guru dan peserta didik menyimpulkan intisari dari pelajaran tersebut.
c. Guru memberikan soal post test secara tertulis.
d. Guru memberikan motivasi kepada siswa agar lebih giat dalam belajar.
e. Guru mengakhiri pelajaran salam dan bacaan hamdalah bersama.
I. Penilaian
1. Pengetahuan
a. Teknik Penilaian : Tes
b. Bentuk Instrumen : Lembar Penilaian Tertulis
No Indikator Butir Instrumen
1. Dapat menjelaskan keterkaitan
Q.S al- Kafirun dan al-Bayyinah
tentang toleransi serta
menerapkan isi kandungannya
dalam kehidupan sehari-hari
Menjelaskan keterkaitan Q.S
al-Kafirun dan al-Bayyinah
tentang toleransi
c. Instrumen Soal
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memberikan tanda (x) pada
huruf a, b, c, dan d pada jawaban yang tepat!
1. Surat al-Kafirun dan surat al-Bayyinah mempunyai keterkaitan sangat
erat yang saling melengkapi sebagai landasan hukum wajibnya
memiliki sikap…
a. fanatik dan toleran dalam beragama
b. lemah beragama
c. berubah dalam beragama
d. agama yang benar
2. Membantu korban bencana alam meski beragama non Islam
merupakan contoh perilaku….
a. toleransi c. pesimis
b. optimis d. mandiri
3. Ada sikap yang tidak boleh ditinggalkan, ketika kita memberikan
toleransi kepada agama lain, sikap tersebut adalah…
a. Yakin dan teguh pendirian terhadap agama yang dianut.
b. Percaya kepada agama lain
c. Mengikuti ritual ibadah agama lain
d. rela berpartisipasi dan ikut berpindah agama
4. Surat al-Bayyinah ayat 2 artinya adalah….
a. Yang membacakan lembaran- lembaran yang disucikan (Al Quran)
b. (yaitu) seorang Rasul dari Allah (Muhammad) yang membacakan
lembaran- lembaran yang disucikan (Al Quran)
c. Orang-orang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang musyrik
d. Dan tidaklah berpecah belah orang-orang yang didatangkan Al
Kitab
5. Menghargai aqidah orang lain meski berbeda dengan kita, adalah
termasuk azaz….
a. mandiri c. sopan santun
b. toleransi d. beradab
6. Yang termasuk perwujudan sikap fanatisme menurut kandungan surat
al-Kafirun dan al-Bayyinah adalah….
a. Mempertahankan keyakinan yang dimiliki sampai akhir.
b. Terpengaruh keyakinan orang lain.
c. Mengorbankan keyakinan demi keuntungan
d. Ikut serta dalam ritual agama lain
7. Perhatikan potongan ayat berikut!
Arti ayat diatas adalah tentang…
a. Yang membacakan lembaran- lembaran yang disucikan (Al Quran)
b. Dan tidaklah berpecah belah orang-orang yang didatangkan Al
Kitab
c. Orang-orang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang musyrik
d. Di dalamnya terdapat (isi) kitab-kitab yang lurus
8. Contoh perwujudan sikap toleransi dalam kehidupan sehari-hari dapat
dilihat pada hal berikut….
a. menyalahkan agama lain yang tidak sesuai dengannya.
b. Memusuhi orang yang bertentangan ide dengannya
c. memihak yang sesuai dengan keyakinan dan idenya.
d. Tidak memaksakan keyakinan pada orang lain
9. Dampak positif sikap fanatik, yaitu…
a. Memiliki keyakinan yang kuat sehingga lebih mantap dalam
melaksanakan agama.
b. Memberikan kebebasan kepada orang lain.
c. Saling menyalahkan agama lain.
d. Keyakinannya menjadi berubah.
10. Adapun dampak positif dari sifat toleransi, adalah…
a. Terwujudnya kehidupan masyarakat yang rukun dan damai.
b. Menjadi saling bermusuhan.
c. Tidak saling menghargai satu dengan yang lain
d. Menjadi pesimis dalam kehidupan.
Foto Kegiatan Proses Pembelajaran Siswa Menggunakan Metode Questions Students
Have
Foto Kegiatan Proses Pembelajaran Siswa Menggunakan Metode Questions Students
Have
Foto Kegiatan Proses Pembelajaran Siswa Menggunakan Metode Questions Students
Have
Foto Kegiatan Proses Pembelajaran Siswa Menggunakan Metode Questions Students
Have
LEMBAR OBSERVASI SISWA
METODE PEMBELAJARAN QUESTIONS STUDENTS HAVE
Mata Pelajaran :
Kelas :
Materi :
Hari Tanggal :
No Kegiatan Pembelajaran Jumlah Siswa Keterangan
1 Siswa yang sangat aktif dan
antusias
2 Siswa yang aktif dan antusias
3 Siswa yang cukup aktif dan
antusias
4 Siswa yang belum aktif dan
antusias
5 Siswa yang tidak aktif dan
antusias
DAFTAR NILAI SKK
Nama : Siti Muntoyah
NIM : 111-14-201
Fakultas/Jurusan : FTIK/PAI
Pembimbing Akademik : Drs. Abdul Syukur, M.Si.
No Nama Kegiatan Pelaksanaan Keterangan Point
1 OPAK STAIN Salatiga 2014
“Aktualisasi Gerakan Mahasiswa
yang Beretika, Disiplin dan
Berfikir Terbuka”
18-19 Agustus 2014 Peserta
3
2 OPAK Jurusan Tarbiyah STAIN
Salatiga 2014 “Aktualisasi
Pendidikan Karakter Sebagai
Pembentuk Generasi yang
Religius, Educative, dan
Humanis”
20-21 Agustus 2014 Peserta
3
3 Orientasi Dasar Keislaman
(ODK) “Pemahman Islam
Rahmatan Lil‟alamin Sebagai
Langkah Awal Menjadi
Mahasiswa Berkarakter”
21 Agustus 2014 Peserta
2
4 Achievment Motivation Training
(AMT) “Dengan AMT Semangat
Menyongsong Prestasi”
23 Agustus 2014 Peserta
2
5 UPT Perpustakaan STAIN
Salatiga
28 Agustus 2014 Peserta 2
6 “Training Pembuatan Makalah”
yang diselerenggarakan oleh
Lembaga Dakwah Kampus
(LDK) Darul Amal STAIN
Salatiga
17 September 2014 Peserta
2
7 PIAGAM PENGHARGAAN
Oleh HMI Cabang Salatiga
Komisariat Walisongo Dengan
Tema “ Mempertegas Peran
Pendidikan dalam Mencerahkan
Masa Depan Anak Bangsa”
19 November 2014 Peserta
2
8 Kajian Intensif Mahasiswa
Dengan Tema “Fenomena Islam
di Salatiga
28 November 2014 Peserta
2
9 GEMA (GERBANG MASUK)
ITTAQO Dengan Tema
“Membentuk Spirit Mahasiswa
Dalam Bidang Bahasa Arab”
29-30 November
2014
Peserta
2
10 Seminar Nasional Perlindungan
Hukum Terhadap Usaha Mikro
Menghadapi Pasar Bebas Asean
15 Desember 2014 Peserta
8
11 PIAGAM PENGHARGAAN
dalam WORKSHOP NASIONAL
“Sukses Akademik, Sukses Bakat
Dan Hidup Bermartabat Dengan
Karya” Oleh HMPS PAI
Bekerjasama Dengan Talents
Center Nusantara
16 Desember 2014 Peserta
8
12 “SIBA-SIBI” Training UAS
Semester Ganjil 2014 Oleh CEC
dan ITTAQO
19-20 Desember
2014
Peserta
2
13 SEMINAR NASIONAL
BAHASA ARAB ITTAQO
dengan tema “Aktualisasi Bahasa
Arab untuk Membentuk Karakter
Bangsa Yang Bermartabat”
10 Juni 2015 Peserta
8
14 Seminar Nasional yang bertema “
Pendidikan Karakter Untuk
Melahirkan Pemimpin Masa
Depan”
17 November 2015 Peserta
8
15 Seminar Nasional HMJ KPI
Fakultas Dakwah IAIN Salatiga
dengan tema “Peran Media Massa
terhadap Kelestarian Lingkungan
Hidup”
19 November 2015 Peserta
8
16 National Seminar “ English-
Preneurship : Do You Dare To Be
The Next Moslem Business
Owner?”
27 November 2015 Peserta
8
17 Seminar Nasional LDK Fathir Ar
Rasyid IAIN Salatiga dengan
tema “Muslimah Sejati Bertabur
Inspirasi”
29 November 2015 Peserta
8
18 Seminar Nasional dengan tema
“Musik, Islam & Nusantara”
5 Desember 2015 Peserta 8
19 Seminar Nasional PMII Rayon
Tarbiyah Matori Abdul Djalil
dengan tema “ISIS? Rahmatan lil
„Alamimnnya mana?”
19 Desember 2015 Peserta
2
20 Seminar Kewirausahaan Dengan
Tema “ Membumikan Seni Al-
Qur‟an Melalui Wirausaha”
25 Desember 2015 Peserta
2
21 Penerimaan Anggota Baru (PAB)
JQH AL-FURQON 2015 Tema
“Keep on Loving Holy Qur‟an to
Reach a Peacefullness of Life”
25-26 Desember
2015
Peserta
2
22 Seminar Nasional dengan tema
“Geliat Masyarakat Urban”
25 Maret 2016 Peserta 8
23 Seminar Nasional Dengan Tema
“Pembangunan Karakter Bangsa
Upaya Mewujudkan Generasi
Muda Yang Berbudaya Untuk
Indonesia Bermartabat”
9 April 2016 Peserta
8
24 Seminar Nasional HMJ PAI IAIN
Salatiga dengan tema “
pendidikan agama menjadi
pelopor kebangkitan nasional di
era modern”
21 Mei 2016 Peserta
8
25 National Seminar on The Use of
English as a Medium of Islamic
Preaching”
28 Mei 2016 Peserta
8
26 Seminar Nasional DEMA FTIK
IAIN Salatiga dengan tema
“Budaya Sebagai Attitude
Pendidikan”
31 Mei 2016 Peserta
8
27 Seminar Nasional “Indonesia
Budayaku Indonesia Warisanku
(Salatiga Kota Pusaka)”
02 Juni 2016 Peserta
8
28 Seminar Internasioanl “Petani
Untuk Negeri” dalam rangkaian
Festival Solidaritas Untuk Petani
Indonesia
18 September 2016 Peserta
10
29 National Achievement Motivation
Training “Solusi Cerdas, Sukses
Akademis dan Organisasi”
01 Oktober 2016 Peserta
2
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Siti Muntoyah
Tempat, Tanggal Lahir : 14 Juli 1996
Alamat : Dusun Kedung RT 04 RW 07 Desa Kentengsari
Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan
Nama Ayah : Muhdi
Pendidikan : 1. TK Dharma Wanita Karanglangu 2004
2. SD Negeri 3 Karanglangu tahun 2005
3. SMP Negeri 2 Kedungjati tahun 2011
4. SMA Negeri 1 Wonosegoro tahun 2014
5. IAIN Salatiga tahun 2018
Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Hormat saya,
Siti Muntoyah