PENINGKATAN HASIL BELAJAR AKIDAH AKHLAK MATERI AKHLAK...
Transcript of PENINGKATAN HASIL BELAJAR AKIDAH AKHLAK MATERI AKHLAK...
PENINGKATAN HASIL BELAJAR AKIDAH AKHLAK
MATERI AKHLAK TERCELA DENGAN METODE
“NUMBERED HEAD TOGETHER” PADA SISWA KELAS X1
MA AL IMAN DESA BULUS KECAMATAN GEBANG
KABUPATEN PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh :
Setyaning Surya Utami
NIM 11114291
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2018
ii
iii
PENINGKATAN HASIL BELAJAR AKIDAH AKHLAK
MATERI AKHLAK TERCELA DENGAN METODE
“NUMBERED HEAD TOGETHER” PADA SISWA KELAS X1
MA AL IMAN DESA BULUS KECAMATAN GEBANG
KABUPATEN PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh :
Setyaning Surya Utami
NIM 11114291
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2018
iv
v
vi
vii
MOTTO
اناطل ايشبصذقتاويعشوفاواصالحبي جىهىالي خيشفيكثيشي
ا)انساء: فسىفؤتيهأجشاعظي يفعمرنكابتغاءيشضاةللا )111وي
Artinya: Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali
bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi
sedekah, atau berbuat ma’ruf atau mengadakan perdamaian di antara
manusia. Dan barang siapa yang berbuat demikian karena mencari
keridhoan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang
besar Q.S. An-nisa’:114 (Kemenag, 2011: 80 ).
viii
PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas limpahan rahmat serta karunia-Nya,
skripsi ini penulis persembahkan untuk :
1. Ayahku dan ibundaku tersayang, Amat Jawari, S.E dan Muflati Maroah
yang selalu membimbingku, memberikan doa, kasih sayang, dan motivasi
dalam kehidupanku.
2. Saudara kandungku adik Eva Nur Haeda, atas motivasi yang tak ada
hentinya kepada ku sehingga proses penempuhan gelar sarjana ini bisa
tercapai.
3. Sahabat dan Teman dekatku Muhammad Salim Al Murtadho, Riska Dewi,
Lailatul Asfufah, Vivi Wulandari, Luthfiyatus Saidah, Tri Ismawati, Nurul
Fajriyah, Arifah Nur Azizah, Dwi Nuryanti, Sri Wahyuni, Desi Nur Baiti
yang selalu memberikan motivasi kepadaku dan membantu menyelesaikan
skripsi ini.
4. Keluarga besar dan santri Pondok Pesantren Nurul Asna Pulutan Salatiga
khususnya Bapak KH. Drs. Nasafi, M.Pd.I dan Ibu Nyai. Hj. Asfiyah yang
mendidik penulis menjadi pribadi yang baik.
5. Guru-Guru MA Al Iman dan Guru mata pelajaran Aqidah Ahklak Bapak
Muhlisin, S.Pd.I yang membimbing penulis menyelesaikan skripsi ini.
6. Sahabat- sahabat seperjuangan angkatan 2014 khususnya jurusan PAI.
ix
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrohim
Puji sykur alhamdulillahi robbil‟alamin, penulis panjatkan kepada Allah
Swt yang selalu memberikan nikmat, karunia, taufik, serta hidayah-Nya kepada
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul
Peningkatan Hasil Belajar Aqidah Akhlak Materi Akhlak Tercela dengan Metode
“Numbered Head Together” Pada Siswa Kelas XI Al Iman Desa Bulus
Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo Tahun Pelajaran 2017/2018.
Tidak lupa shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada
nabi agung Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat, serta para pengikutnya
yang selalu setia dan menjadikannya suri tauladan yang mana beliaulah satu-
satunya untuk manusia yang dapat mereformasi umat manusia dari zaman
kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya agama Islam.
Penulisan skripsi ini pun tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari
berbagai pihak yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.
Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Rektor IAIN Salatiga,Bp. Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd.
2. Ketua Jurusan PAI IAIN Salatiga, Ibu Hj. Siti Rukhayati, M.Ag.
3. Bapak Prof.Dr. H. Mansur, M.Ag. selaku pembimbing akademik sekaligus
pembimbing skripsi, dan meluangkan waktunya untuk penulis sehingga
skripsi ini terselesaikan.
x
4. Bapak dan Ibu dosen yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan,
serta karyawan IAIN Salatiga sehingga penulis dapat menyelesaikan
jenjang pendidikan S1.
Penulis sepenuhnya sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga
hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis khusunya, serta para pembaca
pada umumnya. Amin.
Salatiga, 05 Juni 2018
Penulis,
xi
ABSTRAK
Utami, Setyaning Surya. 2014. Peningkatan Hasil Belajar Akidah Ahklak Materi
Ahklak Tercela dengan Metode Numbered Head Together pada Siswa
Kelas XI MA Al Iman Des. Bulus Kec. Gebang Kab. Purworejo Tahun
Pelajaran 2017/2018. Skripsi. Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
Pembimbing: Prof. Dr.H. Mansur, M.Ag.
Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya hasil belajar peserta didik
MA Al Iman pada pelajaran Aqidah Ahklak. Salah satu penyebab rendahnya hasil
belajar peserta didik adalah pendidik masih menggunakan metode konvensional
dan kurangnya variasi metode pembelajaran. Rumusan masalah yang dikaji dalam
penelitian ini adalah Apakah penggunaan Metode Numbered Head Together
(NHT) dapat meningkatkan hasil belajar aqidah akhlak materi akhlak tercela pada
Peserta didik Kelas XI Agama 1 MA Al Iman Desa Bulus Kecamatan Gebang
Kabupaten Purworejo Tahun 2017/2018?.
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebanyak
dua siklus yang masing-masing terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi dengan menggunakan metode Numbered
Head Together. Subjek penelitian ini adalah pendidik Peserta didik kelas XI
Agama 1 MA Al Iman Bulus yang terdiri dari 23 peserta didik. Teknik
pengumpulan data menggunakan observasi, dokumentasi dan wawancara.
Hasil penelitian tindakan kelas pada pra siklus yang mencapai KKM
sebanyak 9 peserta didik atau 39,1%, siklus 1 yang mencapai KKM sebanyak 15
peserta didik atau 65,2% . Sedangkan siklus II yang mencapai KKM sebanyak 21
peserta didik atau 91,3%. Peningkatan keaktifan peserta didik juga terlihat pada
antusias peserta didik mengikuti kerja kelompok. Melalui kerja kelompok peserta
didik dapat menigkatkan rasa tanggung jawab, bekerjasama dan percaya diri
dalam mengajukan pertanyaan. Kesimpulan penelitian ini adalah pembelajaran
dengan menerapkan metode Numbered Head Together dapat meningkatkan hasil
belajar Aqidah Ahklak materi Ahklak Tercela pada kelas XI MA Al Iman Desa
Bulus Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo Tahun Pelajaran 2017/2018.
Kata Kunci: Numbered Head Together, Hasil Belajar, Ahklak Tercela
xii
ABSTRACT
Utami, Setyaning Surya. 2014. The Increase of Learning Outcomes Akidah
Akhlak of „Akhlak Tercela‟ Material by Using Numbered Head Together
for The Eleventh Grade Students of MA Al Iman Bulus Kab. Purworejo in
Academic Years 2017/2018. A Graduating Paper. Islamic Education
Department of Teacher Training and Education Faculty State Institute for
Islamic Studies (IAIN) Salatiga. Counselor: Prof. Dr. H. Mansur, M. Ag.
This research is motivated by the low learning outcomes of MA Al Iman
students in the Aqidah Ahklak lesson. One of thecauses of the low learning
outcomes of students methods and lack of variation in learning methods. The
formulation of the problem studied in this study is whether he use of Numbered
Head Together (NHT) method can improve the learning outcomes of morality of
despicable moral material on students in class XI religion 1 MA Al Iman Bulus
village, Gebang District, Purworejo Regency Academic Year 2017/2018 ?
This study uses Classroom Action Research (CAR) as much as two cycles,
each of which cosists of four stages, namely planning, implementing, observasi,
and reflecting using the Numbered Head Together method. The subject of this
research is the educator of students in class XI religion 1 MA Al Iman consisting
of 23 students. Data collection techniques use observation, documentation and
interviews.
The results of classroom action research in the pre-cycle which reached
KKM as many as 9 students or 39,1%, cycle 1 the students that can reach KKM as
many as 15 students or 65,2%, and cycle 2 the students that can reach KKM as
many as 21 students or 91,3%. Increasing student activity is also seen in group
work. Through group work, students can improve their sense of responsibility,
cooperate and be confident is asking questions. The conclusion of this study is
that learning by applying Numbered Head Together method can improve learning
outcomes of Aqidah Ahklak material on the Ahklak Tercela in class XI MA Al
Iman Bulus Village, Gebang District, Purworejo Regency, Academic Year
2017/2018.
Key words: Numbered Head Together Method, Learning outcomes, Akhlak
Tercela.
xiii
DAFTAR ISI
Sampul………………………………………………………………………….... i
Lembar Berlogo………………………………………………………………….. ii
Judul………………………………………………………………………………iii
Persetujuan Pembimbing…………………………………………….....................iv
Pengesahana Kelulusan……………………………………………………………v
Lembar Deklarasi…………………………………………………………………vi
Motto……………………………………………………………………………. vii
Persembahan…………………………………………………………………….viii
Kata Pengantar…………………………………………………………………... ix
Abstrak………………………………………………………………………….. xi
Daftar Isi………………………………………………………………………....xii
Daftar Tabel……………………………………………………………………..xiii
Daftar Gambar…………………………………………………………………...xvi
Daftar Lampiran……………………………………………………………….. xvii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 4
C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 4
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan .......................................... 5
E. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 6
F. Definisi Operasional..................................................................................... 7
G. Metode penelitian ......................................................................................... 9
H. Sistematika Penulisan................................................................................. 16
xiv
BAB II .................................................................................................................. 18
KAJIAN PUSTAKA ........................................................................................... 18
A. Hasil Belajar ............................................................................................... 18
B. Akidah Akhlak ........................................................................................... 29
C. Ahklak Tercela ........................................................................................... 31
D. Numbered Head Together .......................................................................... 35
E. Tinjauan Pustaka ........................................................................................ 38
BAB III ................................................................................................................. 41
PELAKSANAAN PENELITIAN ...................................................................... 41
A. Deskripsi Siklus 1 ...................................................................................... 41
B. Deskripsi Siklus II ...................................................................................... 45
BAB IV ................................................................................................................. 49
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................................. 49
A. Hasil Penelitian .......................................................................................... 49
B. Pembahasan ................................................................................................ 60
BAB V ................................................................................................................... 63
PENUTUP ............................................................................................................ 63
A. Kesimpulan .................................................................................................... 63
B. Saran .............................................................................................................. 63
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1: Hasil Evaluasi Siklus 1……………………………………………….49
Tabel 3.2: Hasil Pengamatan Pendidik Siklus 1…………………………………51
Tabel 3.3: Hasil Evaluasi Siklus II……………………………………………….55
Tabel 3.4: Hasil Pengamatan Pendidik Siklus II…………………………………58
Tabel 3.5: Rekapitulasi Siklus 1 dan Siklus II…………………………………...60
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1: Kegiatan Penyampaian Metode Numbered Head Together
Gambar 2.1: Kegiatan Diskusi Peserta Didik
Gambar 2.2: Kegiatan Penyampaian Hasil Diskusi
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran siklus 1
Lampiran 2: Lembar soal dan jawaban tes siklus 1
Lampiran 3: Lembar pengamatan pendidik siklus 1
Lampiran 4: Lembar pengamatan peserta didik siklus 1
Lampiran 5: Hasil nilai tes siklus 1
Lampiran 6: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran siklus II
Lampiran 7: Lembar soal dan jawaban tes siklus II
Lampiran 8: Lembar pengamatan pendidik siklus II
Lampiran 9: Lembar pengamatan peserta didik siklus II
Lampiran 10: Hasil nilai tes siklus II
Lampiran 11: Foto kegiatan belajar
Lampiran 12: Lembar konsultasi Skripsi
Lampiran 13: Surat permohonan ijin penelitian
Lampiran 14: Nilai SKK Mahasiswa
Lampiran 15: Nota pembimbing
Lampiran 16: Surat keterangan telah melaksanakan penelitia
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran merupakan suatu proses kegiatan yang dilakukan
oleh pendidik dalam
memberikan atau mentransfer ilmu kepada peserta didik dengan
melibatkan berbagai aspek pembelajaran (Dimyati, 2002: 8). Dalam hal
ini, peran pendidik sangat diharapkan agar proses pembelajaran yang
disampaikan pendidik dapat merangsang minat belajar siswa dan
memberikan pemahaman yang baik, kreatifitas,dan kecerdasan serta
perubahan perilaku yang dapat diimplementasikan dalam kehidupan
sehari-hari. Oleh karena itu, pendidik diharapkan untuk menciptakan
suasana pembelajaran yang menarik dan menyenangkan yaitu dengan
menerapkan berbagai metode-metode pembelajaran yang memberikan
kebebasan kepada peserta didik dalam melaksanakan pembelajaran
sehingga memberikan kreatifitas siswa untuk mampu belajar dengan
kemampuan yang dimilikinya.
Metode sebagai salah satu strategi atau cara yang memegang
peranan penting dalam tercapainya proses pembelajaran. Untuk
meningkatkan hasil belajar peserta didik, pendidik di harapkan dapat
memilih metode yang tepat sesuai materi pelajaran terutama pelajaran
2
Aqidah Akhlak. Sebagai pendidik perlu mengetahui berbagai macam
metode yang ada, agar dapat menerapkan metode yang sesuai dengan
tujuan pembelajaran. Berbagai macam metode tentunya memiliki
kelebihan dan kelemahan antara metode yang satu dengan metode yang
lainnya. Dengan mengetahui karakteristik dari suatu metode, kita dapat
menggabungkan beberapa metode sekaligus untuk mencapai tujuan-tujuan
pembelajaran.
Permasalahan yang ada dalam pembelajaran adalah cara
menyampaikan pelajaran. Selama ini banyak dilihat dari kenyataan di
lapangan banyak sekolah-sekolah yang belum menggunakan metode-
metode pembelajaran dalam pengajarannya didalam kelas secara maksimal
dan kurang bervariasi, kebanyakan sekolah-sekolah tersebut hanya
menggunakan metode ceramah dan cenderung konvensional, sehingga
dengan penggunaan metode ceramah secara terus menerus dapat
menghambat kreatifitas dan kebosanan dalam diri peserta didik untuk
menerima sebuah pelajaran
Salah satu cara yang sesuai untuk meningkatkan belajar aktif yaitu
dengan memberikan tugas yang dilakukan dalam kelompok kecil,
kebebasan berpendapat serta saling berbagi dan menerima pengetahuan
(Hamruni, 2012: 181). Karena hal yang demikian dapat meningkatkan rasa
percaya diri peserta didik dan dapat menumbuhkan sikap saling bekerja
3
sama antara peserta didik yang satu dengan yang lain dengan demikian
tujuan dari pembelajaran akan tercapai.
. Salah satu metode yang digunakan untuk pembelajaran mata
pelajaran Aqidah Akhlak materi Akhlak Tercela adalah dengan
menerapkan metode pembelajaran Numbered Head Together (NHT).
Numbered Head Together (NHT) atau kepala bernomor adalah jenis
pembelajaran yang dirancang untuk menekankan peserta didik saling
bekerjasama, saling berbagi ide atau gagasan serta bertanggung jawab
terhadap hasil kerjanya. Metode ini juga dapat mengembangkan diskusi
lebih mendalam, sehingga peserta didik dapat menemukan jawaban
sebagai pengetahuan yang utuh. (Suprijono,2011: 92).
Peneliti memilih metode pembelajaran ini karena mempunyai
keunggulan diantaranya dapat menciptakan suasana belajar yang aktif dan
menyenangkan, mengembangkan pemahaman peserta didik terhadap
pelajaran, terjadinya interaksi antara peserta didik melalui diskusi
kelompok dalam menyelesaikan masalah sehingga mampu meningkatkan
motivasi, inovasi, kreatifitas, keberanian berpendapat, percaya diri dan
perolehan hasil belajar yang optimal.
Berdasarkan dari latar belakang di atas, maka peneliti mencoba
mengadakan penelitian dengan harapan hasil belajar Aqidah Akhlak
materi Ahklak Tercela meningkat dan peserta didik dapat aktif dalam
proses pembelajarannya. Maka penulis tertarik untuk meneliti dengan
4
judul: “PENINGKATAN HASIL BELAJAR AQIDAH AKHLAK
MATERI AKHLAK TERCELA DENGAN METODE “NUMBERED
HEAD TOGETHER” PADA SISWA KELAS XI MA AL IMAN DESA
BULUS KECAMATAN GEBANG KABUPATEN PURWOREJO
TAHUN PELAJARAN 2017/2018.”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah yang telah diuraikan di
atas, maka dapat diambil rumusan masalah yaitu “Apakah penggunaan
Metode Numbered Head Together (NHT) dapat meningkatkan hasil
belajar akidah akhlak materi akhlak tercela pada Peserta didik Kelas XI
Agama 1 MA Al Iman Desa Bulus Kecamatan Gebang Kabupaten
Purworejo Tahun 2017/2018?”.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan Rumusan masalah diatas peneliti bertujuan Untuk
meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Akidah Ahklak materi Akhlak
Tercela melalui metode Numbered Head Together (NHT) pada siswa kelas
XI Agama 1 di MA Al Iman Desa Bulus Kecamatan Gebang Kabupaten
Purworejo Tahun 2017/2018.
5
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan adalah jawaban sementara terhadap rumusan
masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah
dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan. Jadi hipotesis juga dapat
dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah
penelitian (Sugiyono, 2008: 64).
Hipotesis dalam penelitian ini terkait dengan rumusan masalah
penelitian. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah Penggunaan
metode Numbered Head Together pada materi Akhlak Tercela dapat
meningkatkan hasil belajar Aqidah Akhlak pada siswa kelas XI MA Al
Iman Desa Bulus Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo tahun
pelajaran 2017/2018.
2. Indikator Keberhasilan
Penerapan metode Numbered Head Together (NHT) dapat
dikatakan efektif apabila indikator yang diharapkan dapat tercapai.
Adapun Indikator dirumuskan adalah sebagai berikut:
a. Terdapat peningkatan hasil belajar secara berkelanjutan dari pra
siklus, siklus pertama ke siklus dua dan seterusnya.
b. Peserta didik mencapai nilai melebihi KKM yaitu minimum 75
pada mata pelajaran Aqidah Ahklak materi Akhlak Tercela
dengan presentase minimal 85% dari jumlah total peserta didik
dalam satu kelas.
6
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadikan perbaikan dalam proses
kegiatan pembelajaran dan menghasilkan pengetahuan yang dapat
dijadikan bahan acuan dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
Sebagai bahan pertimbangan dan masukan untuk perbaikan
proses pembelajaran Aqidah Akhlak dan meningkatkan hasil
belajar peserta didik dengan mengaplikasikan metode Numbered
Head Together (NHT).
b. Bagi Peserta Didik
Melalui pembelajaran dengan metode Numbered Head
Together dapat meningkatkan pemahaman peserta didik dalam
memahami pelajaran Aqidah Akhlak dan menumbuhkan suasana
belajar yang menyenangkan, sehingga peserta didik menjadi aktif
dalam proses pembelajaran.
c. Bagi Sekolah
Diharapkan dapat digunakan untuk perbaikan proses
pembelajaran menjadi lebih baik dan dapat meningkatkan kualitas
madrasah.
7
d. Bagi Peneliti
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan inspirasi dan
referensi bagi peneliti lain dalam menerapkan metode Numbered
Head Together dalam proses pembelajaran yang menarik bagi
peserta didik.
F. Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalahan penafsiran terhadap judul ini, maka
penulis akan menjelaskasn beberapa istilah dalam penulisan penelitian ini.
Istilah-istilah yang di maksud adalah sebagai berikut :
1. Hasil Belajar
Hasil Belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai,
pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan ketrampilan-
ketrampilan (Suprijono, 2011: 5). Pada dasarnya hasil belajar
adalah suatu kemampuan yang berupa ketrampilan dan perilaku
baru sebagai akibat dari latihan atau pengalaman yang di peroleh
(Hartiny, 2005: 33). Menurut Bloom hasil belajar mencakup
kemaampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik (Suprijono, 2011:
6).
Jadi dapat diketahui bahwa hasil belajar adalah suatu hasil
nilai yang diperoleh setelah melakukan kegiatan belajar mengajar
(KBM).
8
2. Akidah Akhlak
Akidah secara etimologi berarti ikatan, sangkutan,
keyakinan. Aqidah secara teknis juga berarti keyakinan atau imam.
Dengan demikian aqidah merupakan asas tempat mendirikan
seluruh bangunan (ajaran) islam dan menjadi sangkutan semua
ajaran dalam islam. Aqidah juga merupakan sistem keyakinan
islam yang mendasari seluruh aktivitas umat islam dalam
kehidupannya. Aqidah atau sistem keyakinan Islam dibangun atas
dasar enam keyakinan atau yang biasa disebut rukun iman yang
enam. Menurut Al-Ghazali ahklak sebagai suatu sifat yang tetap
pada jiwa yang daripadanya timbul perbuatan-perbuatan dengan
mudah, dengan tidak membutuhkan pikiran (Marzuki, 2009: 8).
Jadi Aqidah Akhlak merupakan salah satu mata pelajaran
yang mengajarkan tentang asas ajaran agama islam dan
mengajarkan tentang bertingkah laku yang sesuai adab islami.
Sehingga peserta didik dapat mengenal, menghayati dan
mengamalkan akhlakul karimah melalui pembiasaan contoh-contoh
perilaku yang baik.
3. Akhlak Tercela
Akhlak tercela adalah suatu perbuatan, tingkah laku, budi
pekerti atau tabiat yang bertentangan dengan aturan atau kaidah
ajaran agama islam. Karena buruknya keyakinan menjadikan
seseorang mudah untuk melakukan perbuatan tercela. Sehingga
9
perlu adanya pembelajaran mengenai pelajaran ahklak tercela agar
dapat mengetahui dan tidak mudah melakukan perbuatan buruk
tersebut (Usman, 2015: 110).
Jadi Akhlak Tercela merupakan suatu kebiasaan sikap dan
perbuatan yang tidak selaras dengan aturan-aturan yang dilarang
oleh Allah SWT yang tidak sesuai dengan syari‟at ajaran agama.
4. Numbered Head Together
Numbered Head Together atau penomoran berpikir
bersama merupakan jenis pembelajaran yang dirancang untuk
mempengaruhi pola interaksi peserta didik dan sebagai alternatif
terhadap struktur kelas tradisional. Metode ini pertama kali
dikembangkan oleh Spenser Kagen (1993) untuk melibatkan lebih
banyak peserta didik dalam menelaah materi yang tercakup dalam
suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi
pelajaran tersebut (Trianto, 2009: 82).
G. Metode penelitian
1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK). PTK
Secara harfiah, berasal dari bahasa Inggris, yaitu Classroom Action
Research, yang berarti action research (penelitian dengan tindakan
kelas yang di lakukan di kelas. PTK adalah pencermatan dalam bentuk
10
tindakan terhadap kegiatan belajar yang sengaja dimunculkan dan
terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan (Suyadi, 2010: 17-18).
Menurut McNiff dalam buku Arikunto (2014: 102) bahwa PTK
adalah bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh pendidik sendiri
terhadap kurikulum, pengembangan sekolah, meningkatkan prestasi
belajar, pengembangan keahlian mengajar, dan sebagainya.
Tujuan PTK adalah untuk memperbaiki dasar pemikiran dan
kepantasan dari praktik-praktik belajar-mengajar, memperbaiki
pemahaman praktik belajar-mengajar, dan memperbaiki situasi atau
lembaga tempat praktik tersebut dilakukan, serta memperbaiki
berbagai aspek pembelajaran, memperbaiki profesinya sebagai guru,
sehingga hasil belajar peserta didik terus meningkat (Suyadi, 2010:
22).
Secara umum, terdapat empat langkah kegiatan dalam melakukan
PTK, empat kegiatan dalm siklus PTK yaitu perencanaan,pelaksanaan,
pengamatan, dan refleksi yang dapat di gambarkan sebagai berikut.
Menurut Arikunto (2006: 16) dalam buku Suyadi (2010: 50).
11
SIKLUS I
\
Gambar 1.1
Siklus Penelitian Tindakan Kelas
2. Subjek penelitian
Subjek yang diteliti oleh peneliti yaitu peserta didik kelas XI
Agama 1 di MA Al Iman Desa Bulus Kecamatan Gebang Kabupaten
Purworejo tahun pelajaran 2017/2018 yang berjumlah 23 peserta didik
yang terdiri 28 perempuan 15 dan 8 laki-laki.
3. Langkah-langkah penelitian
a. Perencanaan
1) Peneliti mengadakan observasi awal kelas yang akan diteliti,
sehingga peneliti dapat mengetahui permasalahan dalam proses
belajar mengajar di dalam kelas, seperti hasil belajar peserta
Perencanaan
Refleksi
Perencanaan
Pelaksanaan
Pengamatan
SIKLUS II
Pengamatan
Pelaksanaan Refleksi
?
12
didik maupun keaktifan peserta didik. Dengan hal seperti itu,
maka peneliti dapat merencanakan suatu tindakan di dalam
penelitiannya.
2) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Aqidah
Akhlak dengan menggunakan metode Numbered Head
Together.
b. Pelaksanaan tindakan
Pada tahap ini peneliti melaksanakan tindakan rencana
pembelajaran sesuai yang telah tertulis di RPP Aqidah Akhlak
yang terdiri dari tiga kegiatan, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti,
dan kegiatan penutup.
c. Pengamatan
Pada bagian pengamatan ini peneliti melakukan
pengamatan terhadap proses dan hasil dari pelaksanaan kegiatan
pembelajaran. Melalaui lembar observasi.bertujuan untuk
mengamati aktivitas peserta didik selama proses pembelajaran.
Selain itu peneliti juga melakukan pemotretan kegiatan
pembelajaran berlangsung.
d. Refleksi
Dalam tahap ini, peneliti melakukan analisis data hasil tes
dan hasil observasi, kemudian dilanjutkan dengan refleksi
pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan menggunakan metode
13
Numbered Head Together sehingga dapat diketahui apakah terjadi
peningkatan hasil belajar.
4. Instrumen penelitian
a. Tes Tertulis
Tes ini dilakukan untuk mengukur dan mengetahui hasil
belajar yang dicapai oleh peserta didik setelah pembelajaran
Aqidah Akhlak materi akhlak tercela menggunakan metode
Numbered Head Together.
b. Lembar observasi
Lembar observasi ini digunakan untuk mengamati proses
kegiatan pembelajaran dan aktivitas peserta didik di kelas dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran menggunakan metode Numbered
Head Together.
c. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
RPP adalah Rencana yang mengambarkan prosedur dan
menejemen pembelajaran untuk mencapai satu atau lebih
kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan
dalam silabus.
d. Silabus
Silabus adalah seperangkat rencana dan pengaturan
kegiatan pembelajaran pada suatu mata pelajaran, pengelolaan
kelas, dan penilaian hasil belajar.
14
e. Materi Pembelajaran
Materi Pembelajaran adalah bahan yang diperlukan untuk
pembentukan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus
dikuasai peserta didik dalam memenuhi standar kompetensi yang
ditetapkan.
5. Pengumpulan data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas peneliti
menggunakan metode sebagai berikut:
a. Observasi
Observasi merupakan proses pengamatan dan pencatatan
yang dilakukan secara sengaja terhadap situasi atau kejadian yang
diteliti. Dalam metode ini, observasi digunakan untuk mengamati
aktivitas peserta didik, kegiatan guru dalam pengelolaan kelas serta
proses belajar mengajar menggunakan metode Numbered Head
Together dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran yakni
hasil belajar Aqidah Akhlak.
b. Dokumentasi
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dokumentasi
untuk memperoleh data menegenai proses pembelajaran aqidah
akhlak. Dokumentasi berupa rencana pembelajaran dikelas, daftar
peserta didik, foto kegiatan belajar mengajar, aktivitas belajar dan
hasil belajar peserta didik dan lain sebagainya yang dianggap
penting.
15
c. Wawancara
Wawancara digunakan untuk menggumpulkan informasi
atau data untuk melengkapi hasil observasi dan mengacu pada
tujuan penelitian yang dilakukan.
6. Analisis data
Sesuai dengan rancangan penelitian pelaksanaan tindakan kelas
yang digunakan maka langkah-langkah analisis data dalam penelitian
ini sebagai berikut:
a. Mengumpulkan hasil data pengamatan dan tes.
b. Menentukan kriteria nilai (75-100 tuntas dan 0-74 tidak tuntas)
c. Data keaktifan peserta didik diambil dari keaktifan peserta didik,
ketika pembelajaran,kemudian dianalisis dan dicari rata-rata
menggunakan rumus.
d. Hasil belajar dianalisis dengan membandingkan tes antar
siklus.Nilai per tes untuk mengetahui seberapa efektif penggunaan
metode Numbered Head Together dalam prmbelajaran aqidah
akhlak. Untuk mengetahui presentase ketuntasan per siswa
ditentukan dengan rumus di bawah ini:
1) Mencari nilai rata-rata (mean)
Untuk mencari nilai rata-rata, maka dirumuskan:
M =
Keterangan
M = nilai rata-rata
16
∑x= jumlah semua nilai peserta didik.
N= jumlah peserta didik. (Djamarah, 2006: 64)
2) Sedangkan untuk mengetahui persentase ketuntasan belajar
siswa, digunakan rumus sebagai berikut:
P =
x 100%
Keterangan :
P : Nilai dalam persen
F : Frekuensi
N : Jumlah Keseluruhan. (Djamarah, 2006: 255-256)
e. Setelah diketahui hasil presentase kemudian mengambilkan
kesimpulan dalam bentuk narasi kalimat.
H. Sistematika Penulisan
Dalam skripsi ini penulis membagi lima bab yang saling
berkaitan,yang dapat dijelskan sebagai berikut :
Sistematika yang digunakan dalam penulisan skripsi ini sebagai berikut:
BAB I : Pendahuluan
Berisi Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan
Penelitian, Hipotesis Tindakan, Manfaat Penelitian,Indikator
Keberhasilan, Definisi Operasional, Metode Penelitian dan
Sistematika Penulisan Skripsi.
17
BAB II : Kajian Pustaka
Dalam bab ini penulis menguraikan studi kepustakaan yaitu
tinjauan pustaka landasan teori dan Kerangka Berfikir yang
penulis gunakan terkait teori dan penerapan metode
pembelajaran Numbered Head Together.
BAB III :Paparan Hasil Penelitian
Berisi Deskripsi pelaksanaan penelitian siklus I, dan Deskripsi
pelaksanaan penelitian siklus II.
BAB IV :Analisis Hasil Penelitian
Berisi uraian hasil penelitian dan pembahasan yang mencakup
analisis hasil siklus I, dan analisis hasil siklus II dan
pembahasan.
BAB V : Penutup
Bab ini berisi penutup yang mencakup kesimpulan hasil
penelitian dan saran-saran.
18
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-
pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan (Agus, 2011: 5).
Hasil belajar pada dasarnya adalah suatu kemampuan yang berupa
keterampilan dan perilaku baru sebagai akibat dari latihan atau
pengalaman yang diperoleh (Sam‟s, 2010: 33). Menurut Dimyati
(2002: 3) Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak
belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri
dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi peserta didik, hasil belajar
merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar.
Menurut NanaSudjana dalam Sopiatin (2011:63-64), bahwa hasil
belajar adalah kemampuan- kemampuan yang dimiliki peserta didik
setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hal ini dipengaruhi pula
oleh guru sebagai perancang belajar mengajar. Secara umum, belajar
dapat diartikan sebagai suatu perubahan tingkah laku yang relatif
menetap dan terjadi sebagai hasil dari pengalaman atau tingkah laku.
Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu
proses perubahan yaitu perubahan dalam tingkah laku sebagai hasil dari
interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Perubahan yang terjadi dalam diri individu banyak sekali baik sifat
19
maupun jenisnya karena itu sudah tentu setiap perubahan dalam diri
individu merupakan perubahan dalam belajar (Slameto, 1991: 2).
Hasil belajar pada diri seseorang sering tidak langsung tampak
tanpa seseorang itu melakukan tindakan untuk memperlihatkan
kemampuan yang diperolehnya melalui belajar. Hasil belajar
merupakan perubahan yang mengakibatkan orang berubah dalam
perilaku, sikap dan kemampuannya (Sam‟s, 2010: 34-35).
Jadi hasil belajar adalah suatu perbuatan, tindakan atau
kemampuan yang diperoleh peserta didik dari proses pembelajaran yang
diberikan pendidik. Dampak yang diperoleh dari proses belajar
mengajar mampu memberikan perubahan baik cara berfikir maupun
cara bertindak peserta didik tersebut.
2. Macam-macam hasil belajar
Menurut Buyamin Bloom, hasil belajar mencakup 3 ranah yakni
kognitif, afektif dan psikomotorik.
a. Ranah kognitif
Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang
terdiri atas enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan,
pemahaman, aplikasi,analisis,sintesis dan evaluasi. Keenam aspek
tersebut yaitu sebagai berikut :
1) Pengetahuan, yaitu kemampuan mengingat apa yang sudah
dipelajari.
20
2) Pemahaman, yaitu kemampuan mengangkat makna dari yang
dipelajari.
3) Aplikasi, yaitu kemampuan untuk menggunakan hal yang sudah
dipelajari ke dalam situasi baru yang konkret.
4) Analisis, yaitu kemampuan untuk memerinci hal yang dipelajari
ke dalam unsur-unsurnya, supaya struktur organisasinya
dimengerti.
5) Sintesis, yaitu kemampuan untuk mengumpulkan bagian-bagian
untuk membentuk suatu kesatuan yang baru.
6) Evaluasi, yaitu kemampuan untuk menentukan nilai sesuatu yang
dipelajari untuk sesuatu tujuan tertentu.
b. Ranah afektif
Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Ada beberapa jenis
kategori dalam ranah afektif sebagai hasilbelajar. Kategorinya di
mulai dari tingkat yang dasar sampai tingkat yang kompleks.
1) Receiving/attending, yakni semacam kepekaan dalam menerima
rangsangan dari luar yang datang kepada siswa dalam konteks
situasi dan gejala.
2) Resposding atau jawaban, yakni reaksi yang diberikan seseorang
terhadap stimulus yang datangnya dari luar.
3) Valuing (penilaian), yakni berkenaan dengan nilai dan
kepercayaan terhadap stimulus.
21
4) Organisasi, yakni pengembangan atas nilai keadaan satu sistem
organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain,
pemantapan, dan prioritas nilai yang telah dimilikinya.
5) Karakteristik nilai atauinternalisasi nilai, yakni keterpaduan
semua sistem nilai yang telah dimiliki dan mempengaruhi pola
kepribadian dan tingkah laku seseorang.
c. Ranah psikomotorik
Hasil belajar psikomotorik tampak dalam keterampilan (skill) dan
kemampuan bertindak individu. Ada lima tingkat keterampilan,
yakni :
1) Gerakan reflek (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar).
2) Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar.
3) Keterampilan perseptual, termasuk di dalamnya membedakan
visual, membedakan auditif, motoris dan lain-lain.
4) Kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan
dan sampai pada keterampilan yang kompleks.
5) Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non-decursive,
seperti gerakan ekspresif dan interpretatif (Sopiatin, 2011: 67-68).
Hasil belajar yang dikemukakan di atas, bahwa 3 ranah tersebut
tidak berdiri sendiri, akan tetapi saling berkaitan yang satu dengan yang
lainnya, bahkan ada dalam kebersamaan. Dalam proses belajar mengajar di
sekolah saat ini, tipe hasil belajar kognitif lebih dominan jika di
bandingkan dengan tipe hasil belajar afektif dan psikomotorik.
22
3. Prinsip-prinsip Belajar
Salah satu tugas pendidik adalah mengajar. Dalam kegiatan
mengajar tentunya tidak dapat dilakukan sembarangan, akan tetapi
harus menggunakan prinsip-prinsip belajar tertentu dapat membantu
pendidik dalam memilih tindakan yang tepat. Pendidik dapat terhindar
dari tindakan-tindakan yang kelihatannya baik tetapi nyatanya tidak
berhasil meningkatkan proses belajar peserta didik. Dari berbagai
prinsip-prinsip belajar terdapat beberapa prinsip belajar yang dapat
digunakan sebagai dasar dalam upaya meningkatkan pembelajaran,
yaitu :
1) Perhatian dan Motivasi
Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan
belajar. Bahwa tanpa adanya perhatian tak mungkin terjadi belajar.
Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan
pelajaran sesuai dengan kebutuhannya. Apabila bahan pelajaran itu
dirasakan sebagai sesuatu yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-
hari, akan membangkitkan motivasi untuk memperlajarinya.
Motivasi mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar.
Motivasi adalah tenaga yang menggerakan dan mengarahkan
aktivitas seseorang. Motivasi juga merupakan salah satu faktor
seperti halnya intelegensi dan hasil belajar sebelumnya yang dapat
menentukan keberhasilan belajar peserta didik dalam bidang
pengetahuan, nilai-nilai, dan keterampilan (Dimyati, 2002: 42).
23
Peran pendidik sangat diperlukan di dalam meningkatkan
perhatian peserta didik terhadap pelajaran yang sedang diikutinya,
jadi peserta didik dituntut untuk memberikan seluruh perhatiannya
terhadap pelajaran yang di sampaikan oleh pendidik, agar proses
belajar dapat tercapai sesuai tujuan pembelajaran.
2) Keaktifan
Thorndike mengemukakan keaktifan peserta didik dalam belajar
dengan hukum”law of exercise” –nya yang menyatakan bahwa
belajar memerlukan adanya latihan-latihan. Dalam setiap proses
belajar, peserta didik selalu menampakkan keaktifan. Keaktifan itu
beraneka ragam bentuknya. Mulai dari kegiatan fisik yang mudah
diamati seperti membaca, mendengarkan, menulis, berlatih
keterampilan-keterampilan, dan sebagainya. Sedangkan kegiatan
psikis yang susah diamati seperti menggunakan khasanah
pengetahuan yang dimiliki dalam memecahkan masalah yang
dihadapi, membandingkan satu konsep dengan konsep yang lain,
menyimpulkan hasil percobaan, dan kegiatan psikis yang lain
(Dimyati, 2002: 44).
Peserta didik sebagai peran utama dalam proses pembelajaran
maupun kegiatan belajar, peserta didik di tuntut untuk aktif
mengikuti pembelajaran meskipun keaktifan berasal dari diri sendiri.
Keaktifan peserta didik akan telihat secara fisik, intelektual dan
emosional.
24
3) Keterlibatan langsung
Keterlibatan langsung dalam belajar di kemukakan oleh John
Dewey dengan “learning by doing” –nya. Belajar sebaiknya dialami
melalui perbuatan langsung. Belajar harus dilakukan oleh peserta
didik secara aktif, baik individual maupun kelompok, dengan cara
memecahkan masalah (problem solving). Pendidik bertindak sebagai
pembimbing dan fasilitator (Dimyati, 2002: 44).
Suatu pembelajaran jika dilakukan langsung atau melibatkan
peserta didik akan mudah diterimanya. Dengan keterlibatan langsung
maka peserta didik dapat memperoleh pengalaman, misalnya peserta
didik memerankan sebuah tokoh dalam drama, peserta didik
membaca pidato di depan kelas, peserta didik berdiskusi untuk
membuat laporan, dan lain sebagainya.
4) Pengulangan
Prinsip belajar yang menekankan perlunya pengulangan yang
dikemukakan oleh teori Psikologi Daya. Menurut teori ini belajar
adalah melatih daya-daya yang ada pada manusia yang terdiri atas
daya mengamat. Menanggap, mengingat, mengkhayal, merasakan,
berpikir, dan sebagainya, Dengan mengadakan pengulangan maka
daya-daya tersebut akan berkembang (Dimyati, 2002: 46).
Jadi pengulangan sangat diperlukan di dalam proses
pembelajaran. Kerena dengan melakukan latihan berulang-ulang
menjadikan daya ingat, daya tangkap maupun daya mengamat
25
peserta didik lebih kuat. Bentuk-bentuk pengulangan diantaranya:
menghafal macam-macam hukum bacaan Al- Qur‟an, mengerjakan
latihan-latihan soal atau menghafal silsilah keluarga nabi.
5) Tantangan
Teori Medan (Field Theory) dari Kurt Lewin mengemukakan
bahwa siswa dalam situasi belajar berada dalam suatu medan atau
lapangan psikologis. Dalam situasi belajar peserta didik menghadapi
suatu tujuan yang ingin dicapai, tetapi selalu terdapat hambatan yaitu
memperlajari bahan belajar, maka timbullah motif untuk mengatasi
hambatan itu yaitu dengan mempelajari bahan belajar tersebut
(Dimyati, 2002: 47). Tantangan yang dihadapi di dalam proses
pembelajaran akan meningkatkan semangat belajar. Jika peserta
didik diberikan materi baru dan banyak memuat masalah-masalah
yang harus diselesaikan membuat peserta didik tertantang untuk
memperlajarinya.
6) Balikan dan Penguatan
Prinsip belajar yang berkaitan dengan balikan dan penguatan
ditekankan oleh teori belajar Operant Conditioning dari B.F.
Skinner. Peserta didik akan belajar lebih bersemangat apabila
mengetahui dan mendapatkan hasil yang baik. Hasil yang baik
merupakan balikan yang menyenangkan dan berpengaruh baik bagi
usaha belajar selanjutnya. Menurut B.F Skinner dorongan belajar itu
26
tidak hanya penguatan yang menyenangkan saja akan tetapi juga
yang tidak menyenangkan (Dimyati, 2002: 48).
Peserta didik yang melakukan proses pembelajaran dengan baik
dan mendapatkan hasil yang baik akan lebih terdorong untuk lebih
giat belajar. Sebaliknya jika peserta didik tidak sungguh-sungguh
mengikuti proses belajar mengajar dan mendapatkan hasil yang
jelek. Hal tersebut juga dapat mempengaruhi cara berfikir peserta
didik bagaimana cara mendapatkan hasil yang baik, tentunya peserta
didik akan lebih serius dalam mengikuti pelajaran dan lebih
terdorong untuk belajar.
7) Perbedaan Individu
Peserta didik merupakan individu yang unik artinya tidak ada
dua orang peserta didik yang sama persis. Setiap peserta didik
memiliki perbedaan satu dengan yang lainnya. Perbedaan itu
terdapat pada karakteristik psikis, kepribadian, dan sifat-sifatnya.
Perbedaan individual ini berpengaruh pada cara dan hasil belajar
peserta didik. Karenanya, perbedaan individu perlu diperhatikan oleh
pendidik dalam upaya pembelajaran (Dimyati, 2002: 49).
Sebagai seorang pendidik sebelum menyampaikan atau
memberikan pelajaran agar mudah diterima oleh peserta didik.
Pendidik harus memperhatikan seperti apa karakteristiknya karena
setiap anak atau peserta didik yang satu dengan yang lainnya
berbeda-beda tentunya daya tangkap pelajaran juga berbeda.
27
Sehingga dengan memperhatikan perbedaan individu tersebut proses
belajar mengajar dapat berjalan sesuai rencana.
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Pencapaian hasil belajar yang baik merupakan usaha yang tidak
mudah, karena hasil belajar dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Dalam pendidikan formal, pendidik harus dapat mengetahui faktor-
faktor yang mempengaruhi hasil belajar peserta didik tersebut. Karena
sangat penting untuk dapat membantu peserta didik dalam rangka
pencapian hasil belajar yang diharapkan (Fathurrohman, 2012: 120).
Adapun faktor-faktor yang mepengaruhi hasil belajar yaitu :
a. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri
peserta didik. Faktor ini dibagi menjadi tiga, yaitu: faktor jasmani,
faktor psikologis dan faktor kelelahan.
1) Faktor Jasmani
Di antara faktor jasmani yaitu faktor kesehatan dan faktor cacat
tubuh.
a) Faktor kesehatan
Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta
bagian-bagiannya atau bebas dari penyakit. Kesehatan adalah
keadaan atau hal sehat. Kesehatan seseorang berpengaruh
terhadap belajarnya.
28
b) Faktor Cacat Tubuh
Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang
baik atau kurang sempurna mengenai tubuh atau badan.
Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar. Jika hal ini
terjadi, hendaklah ia belajar pada lembaga pendidikan khusus
atau di usahakan alat bantu agar dapat menghindari atau
mengurangi pengaruh kecacatannya itu.
2) Faktor Psikologis
Setiap aspek kejiwaan tidak berdiri sendiri, masing-
masing aspek membentuk hubungan interaktif, saling pengaruh
mempengaruhi. Aktivitas kejiwaan yang terlibat dalam proses
belajar yaitu:
a. Persepsi relative tidak absolute. Manusia tidak bisa menyerap
persis sama dengan keadaan sesuatu, melainkan sama. Dengan
demikian juga dengan peserta didik, tidak mungkin menyerap
keseluruhan materi yang dijelaskan guru (Lilik, 2011: 96). Jadi
setiap peserta didik dalam menerima materi pelajaran tidak
sama persis dengan apa saja yang disampaikan oleh pendidik.
b. Persepsi bersifat selektif. Tidak semua rangsangan yang masuk
mendapat perhatian atau tidak semua perangsang, objek,
informasi bisa diserap oleh otak (Lilik, 2011: 96).
Pembelajaran yang disampaikan pendidik tidak seluruhnya
dapat diterima oleh otak peserta didik.
29
B. Akidah Akhlak
1. Pengertian Akidah Ahklak
Akidah secara etimologi berarti ikatan, sangkutan, keyakinan.
Akidah secara teknis juga berarti keyakinan atau imam. Dengan
demikian akidah merupakan asas tempat mendirikan seluruh bangunan
(ajaran) Islam dan menjadi sangkutan semua ajaran dalam Islam.
Aqidah juga merupakan sistem keyakinan Islam yang mendasari
seluruh aktivitas umat Islam dalam kehidupannya. Akidah atau sistem
keyakinan Islam dibangun atas dasar enam keyakinan atau yang biasa
disebut rukun iman yang enam (Marzuki, 2009: 4). Semua yang terkait
dengan rukun iman disebutkan dalam Al-Qur‟an surah al-Baqarah ayat
285:
باللاويالئكتهوكتبه آي كم ؤيى سبهوان ضلإنيهي اأ انشسىلب آي
اوإنيك عاوأطعاغفشاكسب سسههوقانىاس أحذي قبي وسسههلفش
(٥٨٢صيش)ان
Artinya: Rasul telah beriman kepada Al-Qur‟an yang diturunkan
kepadanya dari Tuhannya, demikian pada orang-orang
yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah,
malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-
Nya.(mereka mengatakan): Kami tidak membeda-
bedakan antara seseorang (dengan yang lain) dari rasul-
rasul-Nya, dan mereka mengatakan: Kami denger dan
Kami taat. (mereka berdoa): Ampunilah Kami Ya Tuhan
Kami dan kepada Engkaulah tempat kembali Q.S.Al-
Baqoroh:285 (Kemenag, 2011 : 50).
Dalam kajian Islam, aqidah berarti tali pengikat batin manusia
dengan yang diyakininya sebagai Tuhan yang Esa yang patut disembah
dan pencipta serta pengatur alam semesta ini. Aqidah sebagai sebuah
30
keyakinan kepada hakikat yang nyata yang tidak menerima keraguan
dan bantahan. Jadi aqidah itu harus kuat dan tidak ada kelemahan yang
membuka celah untuk dibantah (Abdurrohim, 2014: 4). Menurut Al-
Ghazali ahklak sebagai suatu sifat yang tetap pada jiwa yang
daripadanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah, dengan tidak
membutuhkan pikiran (Marzuki, 2009: 8).
Pada hakikatnya akhlak merupakan suatu keadaan yang
melekat di dalam jiwa, maka perbuatan baru disebut akhlak jika
terpenuhi beberapa syarat, yaitu:
a) Perbuatan itu dilakukan berulang-ulang. Jika perbuatan itu
dilakukan hanya sesekali saja, maka tidak dapat di katakan akhlak.
b) Perbuatan itu timbul mudah tanpa dipikirkan atau diteliti terlebih
dahulu sehingga benar-benar merupakan kebiasaan. Jika perbuatan
itu timbul karena terpaksa atau setelah dipikirkan dan
dipertimbangkan secara matang tidak disebut akhlak.
Akhlak menepati posisi yang sangat penting dalam Islam,
sehingga setiap aspek dari ajaran agama ini selalu berorientasi pada
pembentukan dan pembinaan akhlak yang mulia yang disebut al-
akhlak al-karimah (Abdurrohim, 2014: 32). Untuk memudahkan umat
Islam dalam bersikap dan berperilaku sehari-hari, disamping
memberikan aturan yang jelas dalam Al-Qur‟an, Allah juga menunjuk
Nabi Muhammah SAW sebagai suri tauladan dalam bersikap,
31
berperilaku, dan bertutur kata. Keteladanan rasulullah di tegaskan oleh
Allah Swt dalam firman-Nya:
يشجىللاوانيىواآلخشوركشللان كا نكىفيسسىلللاأسىةحستن قذكا
(٥٢كثيشا)
Artinya: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri
tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang
mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat
dan Dia banyak menyebut Allah Q.S.Al-Ahzzab: 21
(Kemenag, 2011: 429).
Dapat diuraikan bahwa, aqidah akhlak adalah Suatu
keyakinan yang tertanam dalam hati dan jiwa manusia untuk
melakukan perbuatan atau tingkah laku yang baik sesuai ajaran agama
Islam. Akidah dan Akhlak adalah suatu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan. Jadi akidah akhlak sangat penting dalam kehidupan
sehari-hari, maka sejak dini orang tua wajib menanamkan nilai-nilai
aqidah ahklak yang baik kepada anak-anaknya, karena semakin baik
aqidah seseorang, tentu semakin baik pula akhlak yang diaplikasikan
dalam kehidupan sehari-hari. Sebaliknya semakin buruk keyakinan
aqidah seseorang, maka sebanding juga dengan akhlak yang
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
C. Ahklak Tercela
Akhlak tercela adalah suatu perbuatan, tingkah laku, budi pekerti atau
tabiat yang bertentangan dengan aturan atau kaidah ajaran agama islam.
Karena buruknya keyakinan menjadikan seseorang mudah untuk
32
melakukan perbuatan tercela. Sehingga perlu adanya pembelajaran
mengenai pelajaran ahklak tercela agar dapat mengetahui dan tidak mudah
melakukan perbuatan buruk tersebut.
1. Materi Pelajaran Akidah Akhlak Kelas XI BAB Akhlak Tercela
Ada beberapa pembagian akhlak tercela yang termuat di dalam
materi madrasah kelas XI semester genap, sebagai berikut:
a) Israf
Kata israf berasal dari bahasa Arab asrafa-yusrifu-israfan
berarti bersuka ria sampai melewati batas. Israf ialah suatu sikap
jiwa yang memperturutkan keinginan yang melebihi semestinya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, melampaui batas yang
berlebihan diartikan melakukan tindakan di luar wewenang yang
telah ditentukan berdasarkan aturan (nilai) tertentu yang berlaku.
Secara istilah, melampaui batas atau berlebihan dapat dimaknai
sebagai tindakan yang dilakukan seseorang di luar kewajaran
ataupun kepatutan karena kebiasaan yang dilakukan untuk
memuaskan kesenangan diri secara berlebihan (Usman, 2015: 111).
Dengan demikian israf adalah tindakan seseorang yang melampaui
batas yang telah ditentukan oleh syariat. Israf biasanya sering
digunakan dalam hal membelanjakan harta bukan pada masalah
ibadah, Misalnya membelanjakan harta untuk makan, minum
pakaian dan berkendaraan yang berlebbihan melebihi batas
kewajaran dan kepatutan. Pada kehidupan modern, sifat melampaui
33
batas (berlebihan) itu mengancam masa depan umat manusia,
terutama kalangan generasi muda (Hamzah, 2015: 66).
Jadi israf merupakan suatu perilaku yang menuruti
keinginan nafsu terhadap segala sesuatu. Misalnya membeli
makanan atau minuman serta menggunakan harta atau materi
secara berlebihan. Jika diri sendiri tidak dapat mencegah perilaku
israf secara moral dapat merusak ahklak seseorang.
b) Tabzir
Tabzir atau pemborosan dalam bahasa Arab berasal dari
kata badzara-yubadzdziru-tabziiron yaitu pengeluaran yang bukan
haq. Kata tabzir berarti menggunakan atau membelanjakan harta
kepada hal yang tidak perlu. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, boros diartikan berlebih-lebihan atau menghambur-
hamburkan dalam pemakaian uang ataupun barang (Usman, 2015:
113).
Tabzir merupakan membelanjakan harta tidak sesuai
dengan hak (peruntukan) harta tersebut atau tidak layak menurut
ketentuan syariat. Dengan demikian semua bentuk penggunaan
harta untuk perbuatan haram atau makruh menurut syariat adalah
perbuatan tabzir. Orang yang melakukan perbuatan tabzir disebut
mubazir. Perbuatan tersebut termasuk sangat tercela sehingga
digambarkan oleh Al-Qur‟an sebagai saudara syetan, karena ada
kesamaan sifat syetan yang selalu melakukan bertentangan dengan
34
aturan syariat. Contohnya membeli alat untuk melakukan
kejahatan, atau membelanjakan harta untuk sesuatu yang sama
sekali tidak ada manfaatnya secara agama, maka termasuk
mubazir. Dengan hal seperti itu, bukanlah termasuk perbuatan
tabzir tindakan membelanjakan harta sebanyak apapun jumlahnya
untu kebaikan yang disyariatkan agama (Hamzah, 2015: 67).
Dapat diuraikan bahwa tabzir adalah sifat boros artinya
mempergunakan segala sesuatu secara berlebihan dan tidak ada
manfaatnya. Hal seperti itu dilarang oleh agama karena dapat
menumbuhkan sikap rakus dan juga dapat mendatangkan segala
penyakit akibat makan atau minum secara berlebihan.
c) Bakhil
Kata bakhil berasal dari bahasa arab bukhl yang berarti
menahan sesuatu. Sedangkan menurut istilah Bakhil atau kikir
ialah menahan harta yang seharusnya dia keluarkan. Al-Jurjani
dalam kitab At-Ta’rifat mendefinisikan bakhil dengan menahan
hartanya sendiri, yakni menahan memberikan sesuatu pada diri dan
orang lain yang sebenarnya tidak berhak untuk ditahan atau
dicegah, misalnya uang, makanan, minuman, dan lain-lain. Ketika
orang memiliki uang makanan, dan minuman yang mestinya bisa
diberikan kepada yang membutuhkan, kemudian enggan untuk
memberikannya, maka ia adalah bakhil (Usman, 2015: 114).
35
Perilaku bakhil itu muncul karena terlalu cinta kepada
dunia. Ia menyakini harta bendanyalah yang akan menyelamatkan
di dunia maupun di akhirat. Padahal harta yang sesungguhnya
adalah harta yang ia sedekahkan kepada orang lain. Harta yang
hanya dinikmati sendiri akan lenyap seiring dengan hilangnya
kenikmtan di dunia. Sedangkan harta yang disedekahkan akan
kekal nikmatnya kelak diakhirat (Hamzah, 2015: 64).
Jadi bakhil termasuk sifat tercela, karena menahan
memberikan atau mengeluarkan harta. Misalnya enggan
mengeluarkan zakat padahal ia mampu untuk berzakat, enggan
untuk bersedekah atau memberikan sebagian hartanya untuk orang
yang lebih membutuhkan. Sehingga seseorang yang bersifat bakhil
tidak ada pada dirinya rasa kasih sayang terhadap sesama.
D. Numbered Head Together
1. Pengertian Numbered Head Together (NHT)
Numbered Head Together adalah metode belajar dengan cara
setiap peserta didik diberi nomor dan dibuat suatu kelompok,
kemudian secara acak, pendidik memanggil nomor peserta didik
(Hamndani, 2011: 89). Numbered Head Together pertama kali
dikembangkan oleh Spenser Kagen (1993) untuk melibatkan lebih
banyak peserta didik dalam menelaah materi yang tercakup dalam
suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi
pelajaran tersebut (Trianto, 2012: 82). Pada dasarnya, metode tersebut
36
merupakan varian dari diskusi kelompok. Tujuan dari metode
Numbered Head Together adalah memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk saling berbagi gagasan dan mempertimbangkan
jawaban yang paling tepat (Huda, 2014: 203).
Jadi dapat diuraikan bahwa metode Numbered Head Together
merupakan jenis pembelajaran dengan kepala bernomor untuk berfikir
bersama, saling bekerjasama antar kelompok dan mengemukakan
gagasan atau ide hasil diskusi serta mempertanggung jawabkan hasil
jawabannya. Dengan melibatkan keaktifan peserta didik di dalam kelas
dapat meningkatkan pemahaman terhadap materi yang sedang
dipelajari.
Ada beberapa Langkah-langkah di dalam metode Numbered
Head Together, Diantaranya yaitu:
a) Peserta didik dibagi dalam kelompok dan setiap peserta didik
dalam setiap kelompok mendapat nomor.
b) Pendidik memberikan tugas dan tiap-tiap kelompok disuruh untuk
mengerjakkannya.
c) Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikkan
bahwa setiap anggota kelompok dapat mengerjakannya.
d) Pendidik memanggil salah satu nomor peserta didik dan peserta
didik yang nomornya dipanggil melaporkan hasil kerja sama
mereka.
37
e) Peserta didik lain diminta untuk memberi tanggapan, kemudian
pendidik menunjuk nomor lain.
f) Kesimpulan.
2. Kelebihan dan kekurangan metode Numbered Head Together
a) Kelebihan metode ini adalah:
1. Setiap peserta didik menjadi siap semua
2. Peserta didik dapat melakukan diskusi dengan sungguh-
sungguh.
3. Peserta didik yang pandai dapat mengajari peserta didik yang
kurang pandai.
b) Kekurangan metode ini adalah:
1. Kemungkinan nomor yang dipanggil, akan dipanggil lagi oleh
pendidik.
2. Tidak semua anggota kelompok dipanggil pendidik (Hamdani,
2011: 90).
3. Fase-fase Numbered Head Together
Pendidik dalam mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas
menggunakan struktur empat fase sebagai sintaks Numbered Head
Together (Trianto, 2012: 83), yaitu:
a. Fase 1: Penomoran
Fase ini, pendidik membagi peserta didik ke dalam 3-5
orang dan kepada setiap anggota kelompok diberi nomor anatara 1
sampai 5.
38
b. Fase 2: Mengajukan Pertanyaan
Pendidik mengajukan sebuah pertanyaan kepada peserta
didik. Pertanyaan dapat bervariasi. Pertanyaan dapat amat speesifik
dan dalam kalimat tanya. Misalnya, “Sebutkan macam-macam
akhlak tercela? “ atau berbentuk arahan, misalnya “Patikan setiap
orang mengetahui 3 macam akhlak tercela beserta contoh-
contohnya.”
c. Fase 3: Berpikir Bersama
Peserta didik menyatukan pendapatnya terhadap jawaban
pertanyaan itu dan meyakinkan tiap anggota dalam timnya
mengetahui jawaban tim.
d. Fase 4: Menjawab
Pendidik memanggil suatu nomor tertentu, kemudian
peserta didik yang nomornya sesuai mengacungkan tangannya dan
mencoba untuk menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas.
E. Tinjauan Pustaka
Terdapat beberapa penelitian terdahulu sebagai acuan pada
kerangka berpikir dan sebagai sumber informasi penelitian yang pernah
dilakukan. Beberapa penelitian terdahulu tersebut diantaranya adalah :
Ulifah (2011) dalam skripsinya yang berjudul “Upaya
Meningkatkan Prestasi Belajar pada Pembelajaran Aqidah Ahklak Materi
Pokok Kalimat Thayyibah Melalui Model Pembelajaran Numbered Head
39
Together (NHT) pada Kelas IV MI Brangsong Kendal Tahun Pelajaran
2010/2011”. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK)
yang dilakukan melalui 2 siklus. Hasil tersebut menunjukkan bahwa model
pembelajaran tipe Numbered Head Together dapat meningkatkan hasil
belajar peserta didik pada pembelajaran aqidah akhlak materi pokok
kalimat thayyibah di MI Brangsong Kendal. Prestasi tersebut terlihat
secara klasikal tiap siklus. Pada siklus 1 nilai rata-rata peserta didik adalah
71,76 dengan ketuntasan belajar sebesar 80,95% dan pada siklus II nilai
rata-rata peserta didik meningkat menjadi 78,48 dengan ketuntasan belajar
mencapai 95,24%.
Nafsiyah (2010) dalam skripsnya yang berjudul “Meningkatkan
Pemahaman Materi Zakat dengan Menggunakan Metode Numbered Heads
Together Pada Siswa Kelas VI SD Negeri Klero 01 Kec.Tengaran
Kab.Semarang Tahun 2010”. Penelitian ini termasuk penelitian tindakan
kelas (PTK) yang dilakukan melalui 3 siklus. Hasil dari penelitiannya
membahas tentang bagaimana upaya meningkatkan pemahaman materi
zakat pada kelas VI SD Negeri Klero 01 dengan metode pembelajaran
Numbered Heads Together. Metode tersebut dapat meningkatkan prestasi
hasil belajar siswa yang dilihat dari nilai rata-rata kelas yang semakin
meningkat daro siklus I hingga siklus III berturut turut adalah 63,6875,
67,375 dan 72,625.
Fadlan (2013) dalam skripsinya yang berjudul “Upaya
Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas III MIN
40
Kebonagung Imogiri Melalui Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe
Numbered Head Together (NHT) 2013. Penelitian ini merupakan
penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan melalui2 siklus. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran Matematika melalui model
Kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) , dapat meningkatkan
hasil belajar siswa. Hal ini ditunjukan nilai rata-rata hasil evaluasi pada pra
tindakan sebesar 74, siklus I sebesar 88,5 sedangkan pada siklus II sebesar
91.
Dari ketiga skripsi di atas dapat diketahui bahwa dalam penelitian
tersebut terdapat perbedaan dan kesamaan dengan penelitian yang akan
penulis lakukan, persamaannya yaitu: dalam upaya peningkatan hasil
belajar penelitian tersebut menggunakan metode pembelajaran Numbered
Head Together (NHT) sedangkan, perbedaan dilihat dari segi lokasi
penelitian dan materi pelajaran yang diambil dari ketiga skripsi tersebut
sangat berbeda. Jadi alasan peneliti menggunakan metode Numbered Head
Toghether (NHT) dalam penelitian, karena dari tinjaun pustaka metode
tersebut terbukti dapat meningkat hasil belajar peserta didik.
41
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Deskripsi Siklus 1
Siklus pertama dilaksanakan pada hari senin 19 Maret 2018, pelaksanaan
siklus 1 dilaksanakan melalui empat tahapan, yaitu :
1. Perencanaan
Pada tahap ini peneliti merencanakan:
a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), yang memuat
serangkaian proses kegiatan pembelajaran yang menggunakan strategi
Numbered Head Together.
b. Menyusun alat evaluasi yang bertujuan untuk mengetahui hasil pesera
didik pada siklus 1.
c. Membuat lembar observasi peserta didik selama kegiatan belajar mengajar.
d. Membuat lembar observasi pendidik untuk mengetahui perkembangan
pendidik dalam proses pembelajaran.
2. Pelaksanaan
Siklus 1 dilaksanakan pada tanggal 19 Maret 2018 dengan materi
menghindari ahklak tercela, pelaksaan pembelajaran pada siklus 1 ini mengacu
pada Rencana Pelaksaan Pembelajaran (RPP) yang telah disiapkan. Tahap-
tahap yang dilakukan adalah sebagai berikut:
42
a. Kegiatan Pendahuluan
1) Pendidik mengucapkan salam dan meminta salah satu peserta didik
memimpin doa.
2) Pendidik memperkenalkan diri dan membacakan absensi kehadiran
peserta didik.
3) Pendidik mengajukan pertanyaan secara komunikatif berkaitan dengan
materi menghindari ahklak tercela.
4) Pendidik menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran.
b. Kegiatan Inti
1) Mengamati
a. Pesera didik bersama-sama mengamati gambar terkait materi israf,
tabzir dan bakhil.
b. Pendidik memberikan penjelasan tentang materi israf, tabzir dan bakhil
2) Menanya
a. Peserta didik menanyakan hal yang kurang jelas tentang israf, tabzir
dan bakhil.
b. Pendidik menanggapi pertanyaan peserta didik.
c. Pendidik memberikan pertanyaan kepada peserta didik.
d. Peserta didik menjawab pertanyaan dari pendidik.
3) Mengumpulkan data atau Informasi
43
a. Pendidik membagi peserta didik menjadi 5 kelompok untuk
mendiskusikan tentang materi akhlak tercela (israf, tabzir dan bakhil)
dengan menggunakan metode Numbered Head Together.
4) Mengasosiasi
a. Peserta didik membuat kesimpulan hasil diskusi tentang ahklak tercela
(israf, tabzir dan bakhil).
5) Mengkomunikasikan
a. Peserta didik menyampaikan hasil kesimpulan diskusi tentang ahklak
tercela (israf, tabzir dan bakhil).
b. Pendidik memberikan kesimpulan dari hasil diskusi dan materi yang
telah di sampaikan.
c. Kegiatan Penutup
1) Pendidik memberikan tugas mengerjakan soal essay dan dikumpulkan
2) Pendidik memberikan motivasi kepada peserta didik agar semangat belajar
3) Pendidik menutup atau mengakhiri pelajaran dengan membaca Hamdallah
atau doa bersama.
3. Observasi
Observasi digunakan untuk mengadakan penilaian terhadap pendidik
dan peserta didik selama proses belajar mengajar berlangsung. Dari observasi
dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran Aqidah Ahklak materi menghindari
ahklak tercela dengan menggunakan metode Numbered Head Together pada
kelas XI Agama 1 MA Al Iman dapat diketahui bahwa dalam melaksanakan
44
kegiatan kelompok peserta didik masih terbilang kurang berkerjasama antar
kelompoknya.
4. Refleksi
Berdasarkan hasil belajar siklus 1 diketahui jumlah peserta didik yang
mengalami ketuntasan belajar semakin meningkat. Setelah pendidik
menggunakan metode Numbered Head Together dalam kegiatan pembelajaran
pemahaman peserta didik menjadi meningkat dan peningkatan pemahaman ini
karena antusias peserta didik.
Pada tahap refleksi ini terdapat beberapa hal yang menghambat
kegiatan pembelajaran pada siklus 1, yaitu pendidik belum sepenuhnya dapat
mengkondisikan peserta didik, pendidik belum cukup baik dalam menciptakan
kelas yang menyenangkan dan peserta didik dalam menyimpulkan hasil belajar
belum optimal.
Refleksi pada siklus 1 dilakukan untuk menentukan apakah siklus 1
sudah mencapai KKM yang diharapkan atau belum. Jika belum maka peneliti
akan melakukan perbaikan pada siklus II. Berdasarkan lembar observasi
kegiatan pendidik dan peserta didik, diketahui sudah mencapai kriteria baik.
45
B. Deskripsi Siklus II
Siklus kedua dilaksanakan pada hari senin 02 April 2018, pelaksanaan
siklus II dilaksanakan melalui empat tahapan, yaitu:
1. Perencanaan
Pada tahap ini peneliti merencanakan:
a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), yang memuat
serangkaian proses kegiatan pembelajaran yang menggunakan metode
Numbered Head Together.
b. Menyusun alat evaluasi yang bertujuan untuk mengetahui hasil pesera
didik pada siklus II.
c. Membuat lembar observasi peserta didik selama kegiatan belajar mengajar.
d. Membuat lembar observasi pendidik untuk mengetahui perkembangan
pendidik dalam proses pembelajaran.
2. Pelaksanaan
Siklus II dilaksanakan pada tanggal 02 April 2018 dengan materi
menghindari ahklak tercela, pelaksaan pembelajaran pada siklus II ini mengacu
pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disiapkan. Tahap-
tahap yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Kegiatan Pendahuluan
46
1) Pendidik mengucapkan salam dan meminta salah satu peserta didik
memimpin doa.
2) Pendidik membacakan absensi kehadiran peserta didik.
3) Pendidik memberikan semangat belajar dengan permainan ice breaking
4) Pendidik mengulang pembelajaran yang lalu.
5) Pendidik menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran.
b. Kegiatan Inti
1) Mengamati
a. Pesera didik bersama-sama mengamati gambar terkait materi israf,
tabzir dan bakhil.
b. Pendidik memberikan penjelasan tentang materi israf, tabzir dan bakhil
2) Menanya
a. Peserta didik menanyakan hal yang kurang jelas tentang israf, tabzir
dan bakhil.
b. Pendidik menanggapi pertanyaan peserta didik.
c. Pendidik memberikan pertanyaan kepada peserta didik.
d. Peserta didik menjawab pertanyaan dari pendidik.
3) Mengumpulkan data atau Informasi
47
a. Pendidik membagi peserta didik menjadi 5 kelompok untuk
mendiskusikan tentang materi akhlak tercela (israf, tabzir dan bakhil)
dengan menggunakan metode Numbered Head Together.
4) Mengasosiasi
a. Peserta didik membuat kesimpulan hasil diskusi tentang ahklak tercela
(israf, tabzir dan bakhil).
5) Mengkomunikasikan
a. Peserta didik menyampaikan hasil kesimpulan diskusi tentang ahklak
tercela (israf, tabzir dan bakhil).
b. Pendidik memberikan kesimpulan dari hasil diskusi dan materi yang
telah di sampaikan.
c. Kegiatan Penutup
1) Pendidik memberikan kesempatan bertanya peserta didik mengenai
materi yang belum jelas.
2) Pendidik memberikan tugas evaluasi mengerjakan soal essay dan
dikumpulkan
3) Pendidik memberikan motivasi kepada peserta didik agar semangat belajar
4) Pendidik menutup atau mengakhiri pelajaran dengan membaca
Hamdallah atau doa bersama.
48
3. Observasi
Observasi dilakukan untuk mengetahui hasil belajar peserta didik setelah
menggunakan metode Numbered Head Together pada pembelajaran Aqidah
Ahklak materi ahklak tercela. Berdasarkan data observasi pendidik dan peserta
didik selama proses pembelajaran dapat diketahui bahwa peserta didik sangat
antusias mengikuti pelajaran pada siklus II dan hasil belajar peserta didik telah
mencapai target yang ingin dicapai peneliti. Selain itu pendidik sudah sangat
baik dalam mengkondisikan peserta didik dan menciptakan suasana kelas yang
menyenangkan untuk proses belajar mengajar.
4. Refleksi
Refleksi pada siklus II setelah melakukan perbaikan pembelajaran jumlah
peserta didik mengalami peningkatan dalam ketuntasan hasil belajar dan nilai
rata-rata juga mengalami peningkatan. Pada siklus II ini peneliti sudah
mencapai target sesuai yang ditentukan dan berhasil meningkatkan hasil belajar
aqidah ahklak dengan menggunakan metode Numbered Head Together pada
materi menghindari ahklak tercela.
49
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Siklus 1
a. Hasil Evaluasi Pembelajaran Siklus 1
Berdasarkan hasil evaluasi pada siklus 1 diperoleh data peserta
didik yang tuntas pada siklus 1 berjumlah 15 peserta didik dari 23
peserta didik atau 65,2% sedangkan peserta didik yang tidak tuntas
pada siklus 1 berjumlah 8 peserta didik dengan rata-rata 73,91.
Berikut hasil evaluasi yang dilakukan pada siklus 1.
Tabel 3.1
Hasil Evaluasi Siklus 1
No Nama KKM Nilai Ket
1. Ahmad Ismail 75 75 Tuntas
2. Akhmad Lutfi Mubarok 75 60 Tidak Tuntas
3. Dawam Nur Afif 75 70 TIdak Tuntas
4. Luqman Hakim 75 65 Tidak Tuntas
5. M.Yasir Mubarok 75 75 Tuntas
6. Saad Lutfi 75 60 TidakTuntas
7. Said Lutfi 75 65 Tidak Tuntas
50
8. Tri Haryanto 75 70 Tidak Tuntas
9. Ajeng Rosita 75 75 Tuntas
10. Anittabi Millata Hanifa 75 65 Tidak Tuntas
11. Arifah Qothrunnada 75 75 Tuntas
12. Choirun Nisa 75 80 Tuntas
13. Churil Mawasova.NS 75 80 Tuntas
14. Dewi Suryani 75 85 Tuntas
15. Ela Laelatul.Q 75 75 Tuntas
16. Ika Suprapti 75 80 Tuntas
17. Khusnia Nafi‟atun.N 75 80 Tuntas
18. Lailatul Maghfiroh 75 85 Tuntas
19. Maulida Jawahhrul.M 75 85 Tuntas
20. Nensi Tri Wahyuni 75 80 Tuntas
21. Nurwahidah 75 75 Tuntas
22. Salma Ifadatul Asna 75 65 Tidak Tuntas
23. Siti Fitrotun 75 75 Tuntas
Jumlah 1700
1)Nilai rata-rata post test siklus 1
M =
M =
51
M= 73,91
2) Presentase pencapaian KKM post test pra siklus
P =
x 100%
P =
x100%
P = 65,2%
b. Hasil Pengamatan Pendidik Siklus 1
Hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, selama proses
pembelajaran berlangsung pada siklus 1 dapat diketahui sebagai berikut:
Tabel 3.2
Hasil Pengamatan Pendidik Siklus 1
No. Aspek yang diamati Penilaian pengamatan
1 2 3 4
1. Persiapan pendidik dalam mengajar
a. Menyiapkan RPP
b. Menyiapkan absensi
c. Menyiapkan lembar observasi
d. Penguasaan Materi
2. Kemampuan pendidik dalam apresiasi
a. Salam pembuka
b. Memberikan motivasi
52
c. Menarik perhatian peserta didik
d. Mengaitkan awal pembelajaran dengan
kehidupan sehari-hari
3. Kemampuan pendidik dalam penguasaan kelas
a. Mampu membuat peserta didik menjadi
lebih antusias
b. Berpusat pada peserta didik
c. Menciptakan suasana kelas yang
menyenangkan
4. Ketepatan pendidik dalam menggunakan metode
pembelajaran Numbered Head Together
a. Pendidik mempunyai keterampilan dalam
membelajarkan metode pembelajaran
Numbered Head Together
b. Pendidik mampu menerapkan metode
pembelajaran Numbered Head Together
5. Kemampuan pendidik dalam menutup pelajaran
a. Menyimpulkan pelajaran
b. Melakukan evaluasi
c. Salam penutup
53
Keterangan
1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Baik
4 = Sangat Baik
Berdasarkan hasil lembar pengamatan pendidik selama kegiatan proses
belajar mengajar dengan menerapakan metode Numbered Head Together pada
kelas XI Agama 1 MA Al Iman dikategorikan cukup baik karena pendidik
menggunakan metode pembelajaran yang belum pernah di terapkan di kelas
tersebut.
b. Hasil Pengamatan Peserta Didik Siklus 1
Hasil pengamatan peserta didik selama proses pembelajaran
berlangsung pada siklus 1 dapat diketahui melalui hasil pengamatan hasil
lembar pengamatan peserta didik dapat diketahui bahwa peserta didik
kurang antusias mengikuti pembelajaran Aqidah Ahklak materi Ahklak
tercela terlihat saat peserta didik melakukan tugas kerja kelompok sebagaian
kurang aktif dan juga kurang bekerja sama antara anggota yang satu dengan
yang lain dalam menyelesaikan tugasnya. Oleh karena itu dari hasil lembar
pengamatan pendidik dan perserta didik perlu adanya perbaikan pada siklus
selanjutnya.
54
d. Refleksi
Berdasarkan hasil dalam kegiatan refleksi, peneliti menggunakan
hasil data berupa nilai dan hambatan-hambatan dalam proses pembelajaran
mata pelajaran Aqidah Ahklak materi Ahklak tercela dengan menggunakan
metode Numbered Head Together dapat diketahui bahwa terdapat
hambatan-hambatan yaitu peserta didik kurang antusias mengikuti kegiatan
pembelajaran, peserta didik masih asyik berbicara dengan temannya, kondisi
saat bekerja kelompok kurang optimal, pendidik belum mampu
meningkatkan minat belajar peserta didik, pendidik kurang maksimal dalam
menciptakan suasana kelas yang menyenangkan dan pendidik kurang
mampu dalam mengkondisikan kelas secara baik. Berdasarkan hasil yang
diperoleh pada siklus 1 belum terlihat adanya peningkatan aktivitas peserta
didik, Jadi peneliti perlu melakukan penelitian tindakan kelas siklus II.
2. Siklus II
a. Hasil Evaluasi Pembelajaran Siklus II
Berdasarkan hasil evaluasi siklus II terdapat peningkatan peserta didik
yang tuntas berjumlah 6 peserta didik. Dari hasil evaluasi siklus II diperoleh
data peserta didik yang tuntas berjumlah 21 dari 23 peserta didik sedangkan
yang tidak tuntas 2 peserta didik Hal ini menunjukan 91,3% peserta didik
dapat mencapai nilai KKM sesuai dengan yang diharapkan peneliti. Berikut
hasil evaluasi pada siklus II.
55
Tabel 3.3
Hasil Evaluasi Siklus II
No Nama KKM Nilai Ket
1. Ahmad Ismail 75 85 Tuntas
2. Akhmad Lutfi Mubarok 75 70 Tidak Tuntas
3. Dawam Nur Afif 75 80 Tuntas
4. Luqman Hakim 75 85 Tuntas
5. M.Yasir Mubarok 75 90 Tuntas
6. Saad Lutfi 75 75 Tuntas
7. Said Lutfi 75 85 Tuntas
8. Tri Haryanto 75 90 Tuntas
9. Ajeng Rosita 75 95 Tuntas
10. Anittabi Millata Hanifa 75 70 Tidak Tuntas
11. Arifah Qothrunnada 75 85 Tuntas
12. Choirun Nisa 75 95 Tuntas
13. Churil Mawasova.NS 75 85 Tuntas
14. Dewi Suryani 75 100 Tuntas
15. Ela Laelatul.Q 75 90 Tuntas
16. Ika Suprapti 75 95 Tuntas
17. Khusnia Nafi‟atun.N 75 90 Tuntas
56
18. Lailatul Maghfiroh 75 95 Tuntas
19. Maulida Jawahhrul.M 75 100 Tuntas
20. Nensi Tri Wahyuni 75 90 Tuntas
21. Nurwahidah 75 80 Tuntas
22. Salma Ifadatul Asna 75 80 Tuntas
23. Siti Fitrotun 75 85 Tuntas
Jumlah 1995
1) Nilai rata-rata post test siklus II
M =
M =
M = 86,73
2) Presentase pencapaian KKM post test siklus II
P =
x 100%
P =
x100%
P = 91,3%
b. Hasil Pengamatan Pendidik Siklus II
Hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, selama proses
pembelajaran berlangsung pada siklus II dapat diketahui sebagai berikut:
57
Tabel 3.4
Hasil Pengamatan Pendidik Siklus II
No. Aspek yang diamati Penilaian pengamatan
1 2 3 4
1. Persiapan pendidik dalam mengajar
a. Menyiapkan RPP
b. Menyiapkan absensi
c. Menyiapkan lembar observasi
d. Penguasaan Materi
2. Kemampuan pendidik dalam apresiasi
a. Salam pembuka
b. Memberikan motivasi
c. Menarik perhatian peserta didik
d. Mengaitkan awal pembelajaran dengan
kehidupan sehari-hari
3. Kemampuan pendidik dalam penguasaan kelas
a. Mampu membuat peserta didik menjadi
lebih antusias
b. Berpusat pada peserta didik
c. Menciptakan suasana kelas yang
menyenangkan
58
4. Ketepatan pendidik dalam menggunakan metode
pembelajaran Numbered Head Together
a. Pendidik mempunyai keterampilan dalam
membelajarkan metode pembelajaran
Numbered Head Together
b. Pendidik mampu menerapkan metode
pembelajaran Numbered Head Together
5. Kemampuan pendidik dalam menutup pelajaran
a. Menyimpulkan pelajaran
b. Melakukan evaluasi
c. Salam penutup
Keterangan:
1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Baik
4 = Sangat Baik
Berdasarkan table di atas bahwa lembar pengamatan pendidik pada siklus
II terjadi peningkatan didik selama kegiatan proses belajar mengajar dengan
menerapakan metode Numbered Head Together pada kelas XI Agama 1 MA
59
Al Iman dikategorikan sangat baik sesuai yang diharapkan peneliti. Oleh
karena itu metode Numbered Head Together sangat cocok di terapkan pada
pembelajaran mata pelajaran Aqidah Ahklak materi Ahklak tercela.
c. Hasil Pengamatan Peserta Didik Siklus II
Hasil pengamatan peserta didik selama proses pembelajaran
berlangsung pada siklus II dapat diketahui melalui hasil lembar pengamatan
peserta didik selama kegiatan proses belajar mengajar peserta didik sudah
sangat baik dalam bekerja kelompok, keberaniaan mengutarakan pendapat
dan pertanyaan. Oleh karena itu metode Numbered Head Together sangat
cocok di terapkan pada pembelajaran mata pelajaran Aqidah Ahklak materi
Ahklak tercela.
d. Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan dari lembar observasi siklus II dalam
kegiatan proses belajar mengajar ditemukan data bahwa terjadi peningkatan
sesuai target yang diharapkan peneliti yaitu peserta didik sangat antusias
dalam mengikuti proses belajar mengajar, peserta didik menjadi lebih
kompak dalam bekerjasama, peserta didik menjadi lebih berani
mengutarakan pendapatnya, pendidik sudah maksimal dalam melakukan
semua kegiatan pembelajaran, pendidik sangat baik dalam mengkondisikan
kelas dan pendidik sudah mampu menciptakan suasana kelas yang
menyenangkan. Jadi hambatan-hambatan pada siklus 1 sudah terjadi
perbaikan pada siklus II.
60
B. Pembahasan
1. Hasil Rekapitulasi
Dari hasil penelitian tersebut dapat kita lihat dalam rekapitulasi
berikut ini:
Tabel 3.5
Rekapitulasi Hasil Evaluasi Pra Siklus, Siklus 1, dan Siklus II
No Nama Siklus 1 Siklus II Keterangan
1. Ahmad Ismail 75 85 Tuntas
2. Akhmad Lutfi.M 60 70 Tidak Tuntas
3 Dawam Nur Afif 70 80 Tuntas
4 Luqman Hakim 65 85 Tuntas
5. M.Yasir
Mubarok
75 90 Tuntas
6. Saad Lutfi 60 75 Tuntas
7. Said Lutfi 65 85 Tuntas
8. Tri Haryanto 70 90 Tuntas
9. Ajeng Rosita 75 95 Tuntas
10. Anittabi M.H. 65 70 Tidak Tuntas
11 Arifah Q. 75 85 Tuntas
12. Choirun Nisa 80 95 Tuntas
61
13. Churil M.N.S 80 85 Tuntas
14. Dewi Suryani 85 100 Tuntas
15. Ela Laelatul.Q 75 90 Tuntas
16. Ika Suprapti 80 95 Tuntas
17. Khusnia N.N 80 90 Tuntas
18. Lailatul M. 85 95 Tuntas
19. Maulida J.M 85 100 Tuntas
20. Nensi Tri W. 80 90 Tuntas
21. Nurwahidah 75 80 Tuntas
22. Salma Ifadatul
A.
65 80 Tuntas
23. Siti Fitrotun 75 85 Tuntas
Jumlah 1.700 1995
Rata-rata 73,91 86,73
Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan
hasil belajar. Pada siklus 1 peserta didik yang mencapai KKM sebanyak 15
atau 65,2%. Sedangkan pada siklus II peserta didik yang mencapai KKM
sebanyak 21 dari 23 peserta didik atau 91,3%. Hasil yang terdapat pada tabel
di atas menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar pada peserta didik kelas
XI Agama 1 MA Al Iman Desa Bulus Kecamatan Gebang Kabupaten
Purworejo. Hal ini terbukti sesuai dengan teori metode Numbered Head
62
Together yang pertama kali dikembangkan oleh Spenser Kagen (1993) untuk
melibatkan lebih banyak peserta didik dalam menelaah materi yang tercakup
dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran
tersebut (Trianto, 2012: 82).
Meningkatnya hasil belajar peserta didik melalui metode Numbered
Head Together juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ulifah yang
menyimpulkan bahwa metode Numbered Head Together dapat meningkatkan
hasil belajar Akidah Ahklak materi Pokok Kalimat Thayyibah pada peserta
didik kelas IV MI Brangsong Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011.
Hasil penelitian ini terbukti bahwa metode Numbered Head Together
dapat meningkatkan hasil belajar Akidah Ahklak materi Ahklak Tercela pada
peserta didik kelas XI Agama 1 MA Al Iman Desa Bulus Kecamatan Gebang
Kabupaten Purworejo Tahun Pelajaran 2017/2018.
63
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan, maka
dapat disimpulkan bahwa hasil belajar mata pelajaran Aqidah Ahklak materi
Ahklak Tercela pada kelas XI Agama 1 MA Al Iman Desa Bulus Kecamatan
Gebang Kabupaten Purworejo dapat meningkatkan dengan penerapan metode
Numbered Head Together dari mulai siklus 1 yang mencapai KKM sebanyak
15 peserta didik atau 65,2%. Sedangkan siklus II yang mencapai KKM
sebanyak 21 peserta didik atau 91,3%. Hal tersebut dipengaruhi karena peserta
didik sangat antusias dan aktif dalam pembelajaran, selain itu pendidik sangat
tepat dalam mengkondisikan kelas dan juga menciptakan suasana kelas yang
menyenangkan dengan menerapkan metode Numbered Head Together pada
mata pelajaran Aqidah Ahklak materi Ahklak Tercela.
B. Saran
1. Bagi Pendidik
a. Sebagai bahan masukan kepada pedidik untuk lebih kreatif dalam
memilih metode yang akan di terapkan dalam proses belajar mengajar,
agar dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.
b. Pendidik yang akan menggunakan pendekatan pembelajaran dengan
menerapkan metode Numbered Head Together sebaiknya memberi
pemahaman mengenai cara kerja Numbered Head Together terlebih
64
dahulu kepada peserta diidik supaya peserta didik dapat memperoleh
penguasaan materi secara mudah dan menyenangkan.
c. Pendidik sebaiknya lebih meningkatkan motivasi belajar peserta didik,
dan juga pendidik dalam proses belajar mengajar lebih aktif dalam
melibatkan peserta didik, agar peserta didik tidak menjadi pasif di dalam
mengikuti pembelajaran.
2. Bagi Peserta Didik
a. Sebagai bahan masukan kepada peserta didik untuk lebih antusias dan
aktif dalam mengikuti proses pembelajaran, sehingga proses
pembelajaran dapat berjalan dengan lancar serta dapat memperoleh hasil
belajar yang optimal.
b. Hendaknya peserta didik termotivasi untuk mengaitkan materi ajar dalam
kehidupan sehari-hari.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
a. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk lebih mendetail dan terperinci
dalam menggali faktor yang mempengaruhi hasil belajar peserta didk.
65
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrohim, dkk. 2014. Akidah Akhlak. Jakarta: Kementrian Agama.
Arikunto, Suharsimi, dkk. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain Aswan. 2006. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Rineka Cipta.
Fathurrohaman, Muhammdan Sulistyorini. 2012. Belajar dan Pembelajaran.
Yogyakarta: Teras.
Fadlan, Muhammad. 2013. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika
Siswa Kelas III MIN Kebonagung Imogiri Melalui Metode Pembelajaran
Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) 2013. Yoyakarta:
Fakultas Tarbiyah UIN Yogyakarta.
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia.
Hamruni. 2012. Strategi Pembelajaran.Yogyakarta: Insan Madani.
Hamzah, dkk. 2015. Akhlak. Jakarta: Kementrian Agama.
Huda, Miftahul. 2014. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Kementrian Agama RI. 2011. Al-Qur’an dan Tafsirnya. Jakarta: Penerbit Lentera
Abadi.
Marzuki. 2009. Prinsip Dasar Akhlak Mulia. Yogyakarta: Debut Wahana Press.
Nafsiyah, Siti. 2010. Meningkatkan Pemahaman Materi Zakat dengan
Menggunakan Metode Numbered Heads Together Pada Siswa Kelas VI
SD Negeri Klero 01 Kec.Tengaran Kab.Semarang Tahun 2010. Salatiga:
Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga.
Sam‟s, Rosma Hartiny. 2010. Model Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Yogyakarta: Teras.
Sopiatin, Popi dan Sohari Sahrani. 2011. Psikologi Belajar dalam Perspektif
Islam. Bogor: Ghalia Indonesia.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta.
Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
66
Suyadi. 2010. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Jogjakarta: Diva Press.
Trianto. 2012. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:
Kencana.
Ulifah. 2011. Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar pada Pembelajaran Aqidah
Akhlak Materi Pokok Kalimat Thayyibah Melalui Model Pembelajaran
NHT (Numbered Head Together) pada Kelas IV MI Brangsong Kendal
Tahun Pelajaran 2010/2011. Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN
Walisongo.
Wina Sanjaya. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
SIKLUS 1
Nama Sekolah : MA Al-Iman
Mata Pelajaran : Aqidah Ahklak
Kelas/Semester : XI Agama 1/ Genap
Materi Pokok : Ahklak Tercela
Alokasi Waktu : 2X45 Menit
A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif
dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan.
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan baksat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
No. Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
1. 1.1 Meyakini kewajiban tentang
menghindari perbuatan akhlak
tercela (israf, tabzir dan
bakhil) dan penerapannya.
1.1.1 Menampilkan sikap diri yang
menunjukan keyakinan tentang
menghindari perbuatan akhlak
tercela melalui penerapanya
dalam kehidupan sehari-hari.
2. 2.1 Memiliki sikap kerjasama dan
tanggung jawab dalam
mengemukakan pendapat
sebagai implementasi tentang
menghindari perbuatan ahklak
tercela dan penerapanya.
2.1.1 Menampilkan sikap kerjasama
dan tanggung jawab dalam
mengemukakan pendapat
sebagai implementasi tentang
menghindari perbuatan akhlak
tercela dan penerapannya.
3. 3.1 Memahami perbuatan akhlak
tercela (israf, tabzir dan bakhil).
3.1.1 Menjelaskan pengertian israf,
tabzir dan bakhil.
3.1.2 Menjelaskan cara menghindari
perbuatan israf. Tabzir dan
bakhil
3.2.1 Menjelaskan tentang bentuk-
bentuk perbuatan israf, tabzir
dan bakhil.
4. 4.1 Menyajikan contoh perbuatan
israf,tabzir dan bakhil.
4.1.1 Mendiskripsikan contoh-contoh
perbuatan israf, tabzir dan
bakhil.
4.2.1 Menunjukkan dalil tentang
perbuatan israf, tabzir dan
bakhil.
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran peserta didik
diharapkan dapat:
1. Menampilkan sikap diri yang menunjukan keyakinan tentang menghindari
perbuatan akhlak tercela melalui penerapanya dalam kehidupan sehari-
hari.
2. Menampilkan sikap kerjasama dan tanggung jawab dalam mengemukakan
pendapat sebagai implementasi tentang menghindari perbuatan akhlak
tercela dan penerapannya.
3. Menjelaskan pengertian israf, tabzir dan bakhil.
4. Menjelaskan cara menghindari perbuatan israf, tabzir dan bakhil.
5. Menjelaskan tentang bentuk-bentuk perbuatan israf, tabzir dan bakhil.
6. Mendiskripsikan contoh-contoh perbuatan israf, tabzir dan bakhil.
7. Menunjukkan dalil tentang perbuatan israf, tabzir dan bakhil.
D. Materi Pembelajaran
1. Israf
a. Pengertian
Israf berasal dari kata sarafa- yasrafu- israfa artinya memboroskan,
membuang- buang, melampaui batas atau berlebih-lebihan. Menurut
istilah israf adalah melakukan suatu perbuatan yang melampaui batas
atau ukuran yang sebenarnya.
b. Bentuk dan contoh israf
1) Pamer kekayaan, berlebihan dalam memakai atau menggunakan
kekayaan, baik berupa pakaian ataupun makanan, sehingga
menimbulkan sikap ria.
2) Mendambakan kemewahan dunia semata, sehingga melupakan akhirat.
3) Melakukan ibadah secara berlebihan, seperti shalat malam semalam
suntuk, sehingga ketiduran ketika menjelang pagi dan meninggalkan
shalat subuh.
c. Dalil perilaku israf
Surat al a‟raf: 31 :
ذصيتكىخزواآدوبييا ب يحلإهتسشفىاولواششبىاوكهىايسجذكمع سشفي ان
Artinya: Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap
(memasuki) masjid, makan dan minumlah dan janganlah berlebih-
lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-
lebihan.
2. Tabzir
a. Pengertian
Menurut bahasa tabzir berasal dari bahasa Arab bazzara- yubazziru-
tabziiran yang dilakukan berarti boros. Menurut istilah tabzir adalah
perbuatan yang dilakukan dengan cara menghambur-hamburkan uang
ataupun barang karena kesenangan atau kebiasaan.
b. Cara menghindari perilaku tabzir
1) Bersedekah dan menunaikan zakat bila sudah sampai nisabnya.
2) Hemet dan tepat dalam menggunakan harta efektif dan efisien.
3) Mempererat tali persaudaraan dan hubungan kasih saying, bersikap
sopan dan membantu meringankan penderitaan kaum dhuafa.
3. Bakhil
a. Pengertian
Bakhil menurut bahasa berasal dari bahasa Arab bukhl yang berarti
menahan sesuatu. Menurut istilah bakhil adalah perbuatan seseorang
menahan atau tidak memberikan sesuatu yang semestinya wajib
diberikan kepada orang lain, baik wajib secara agama maupun wajib
secara kepatutan menurut adat.
b. Cara menghindari perilaku bakhil
1) Sabar terhadap sikap sederhana.
2) Menerima terhadap apa yang dimiliki.
E. Metode Pembelajaran
1. Metode Saintifik
2. Pembelajaran Kooperatif
3. Numbered Head Together
F. Sumber Belajar
1. Al-Qur‟an dan terjemahannya, Departemen Agama RI, Pustaka Agung
Harapan, 2006.
2. Buku Siswa Akidah Ahklak Saintifik Kurikulum 2013, Jakarta: Kemenag RI,
2016
3. Buku Guru Akidah Ahklak Saintifik Kurikulum 2013, Jakarta: Kemenag RI,
2016
G. Media Pembelajaran
1. Media : Papan tulis, Lembar kerja siswa dan Buku paket
2. Alat dan Bahan : Spidol, Penghapus, Kertas bernomor
H. Langkah-langkah Pembelajaran
No Kegiatan Waktu
1. Pendahulauan
- Membuka pembelajaran dengan salam
- Meminta salah satu peserta didik memimpin doa
- Mengabsen kehadiran peserta didik
- Mengajukan pertanyaan yang komunikatif
berkaitan dengan materi menghindari akhlak
tercelaMenyampaikan kompetensi dasar dan
tujuan pembelajaran
10 Menit
2. Inti
a. Mengamati
- Pesera didik bersama-sama mengamati gambar
terkait materi israf, tabzir dan bakhil.
- Pendidik memberikan penjelasan tentang materi
israf, tabzir dan bakhil
b. Menanya
- Peserta didik menanyakan hal yang kurang jelas
tentang israf, tabzir dan bakhil.
- Pendidik menanggapi pertanyaan peserta didik.
- Pendidik memberikan pertanyaan kepada peserta
didik.
- Peserta didik menjawab pertanyaan dari pendidik.
c. Mengumpulkan data/ Informasi
- Pendidik membagi peserta didik menjadi 5
kelompok untuk mendiskusikan tentang materi
akhlak tercela (israf, tabzir dan bakhil) dengan
menggunakan metode Numbered Head Together.
d. Mengasosiasi
- Peserta didik membuat kesimpulan hasil diskusi
tentang ahklak tercela (israf, tabzir dan bakhil).
e. Mengkomunikasikan
- Peserta didik menyampaikan hasil kesimpulan
diskusi tentang ahklak tercela (israf, tabzir dan
bakhil).
- Pendidik memberikan kesimpulan dari hasil diskusi
dan materi yang telah di sampaikan.
60 Menit
3. Penutup
- Pendidik memberikan evaluasi kepada peserta didik
- Pendidik menyampaikan materi yang akan datang
- Pendidik menutup atau mengakhri pelajaran tersebut
dengan membaca Hamdallah atau doa.
20 Menit
I . Penilaian
1. Sikap Spiritual dan Sosial
a. Teknik Penilaian : Observasi
b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi
c. Kisi-kisi :
Kompetensi Dasar Indikator Percapaian Kompetensi Sikap yang
diamati
1.1 Meyakini kewajiban tentang
menghindari perbuatan
akhlak tercela (israf, tabzir
dan bakhil) dan
penerapannya.
1.1.1 Menampilkan sikap diri yang
menunjukan keyakinan tentang
menghindari perbuatan akhlak
tercela melalui penerapanya
dalam kehidupan sehari-hari.
Antusias dalam
pembelajaran
2.1 Memiliki sikap kerjasama
dan tanggung jawab dalam
mengemukakan pendapat
sebagai implementasi
tentang menghindari
perbuatan ahklak tercela
dan penerapanya.
2.1.1 Menampilkan sikap kerjasama dan
.tanggung jawab dalam
mengemukakan pendapat sebagai
implementasi tentang
menghindari perbuatan akhlak
tercela dan penerapannya
Kerjasama
Tanggung
Jawab
Instrumen lihat dalam lampiran 1
2. Pengetahuan
a. Teknik Penilaian:
1) Tes : tulis
b. Bentuk Instrumen:
1) Soal Uraian
c. Kisi-kisi
1) Kisi-kisi Soal Tes Uraian
Indikator Butir Instrumen
3.1.1 Menjelaskan pengertian israf, tabzir dan bakhil.
3.1.2 Menjelaskan cara menghindari perilaku israf tabzir dan
bakhil
3.2.1 Menjelaskan tentang bentuk-bentuk perbuatan israf, tabzir
dan bakhil.
3
2
1
Instrumen lihat dalam lampiran 2
3. Ketrampilan
a. Teknik penilaian : Pernyataan (Check List)
b. Bentuk Instrumen : Memilih Jawaban
c. Kisi-kisi :
No. Pernyataan Selalu Sering Kadang-
Kadang
Tidak
Pernah
Skor 4 Skor 3 Skor 2 Skor 1
1. Saya melaksanakan perintah Allah dalam
menghindari perbuatan akhlak tercela
(israf, tabzir dan bakhil)
2. Membiasakan diri untuk makan atau
minum tidak berlebihan
3. Saya melihat seseorang kesusahan dan
saya menolongnya
4. Saya melaksanakan kewajiban membayar
zakat
5. Membiasakan berbagi dengan sesama
Instrumen lihat dalam lampiran 3
Lampiran 1: Instrumen Penilaian Sikap Spiritual dan Sosial
a. Kisi-kisi:
Kompetensi Dasar Indikator Percapaian Kompetensi Sikap yang
diamati
1.1 Meyakini kewajiban tentang
menghindari perbuatan
akhlak tercela (israf, tabzir
dan bakhil) dan
penerapannya.
1.1.1 Menampilkan sikap diri yang
menunjukan keyakinan tentang
menghindari perbuatan akhlak
tercela melalui penerapanya
dalam kehidupan sehari-hari.
Antusias dalam
pembelajaran
2.1 Memiliki sikap kerjasama
dan tanggung jawab dalam
mengemukakan pendapat
sebagai implementasi
tentang menghindari
perbuatan ahklak tercela
dan penerapanya.
2.1.1 Menampilkan sikap kerjasama dan
.tanggung jawab dalam
mengemukakan pendapat sebagai
implementasi tentang
menghindari perbuatan akhlak
tercela dan penerapannya
Kerjasama
Tanggung
Jawab
a. Instrumen Observasi
No. Nama Peserta Didik
Aspek yang diamati
Skor Nilai Ket Keaktifan Kerjasama Tanggung
Jawab
b. Petunjuk Penskoran
Kriteria Aspek
1. Antusias peserta didik dalam mengikuti pembelajaran
a. Peserta didik memperhatikan penjelasan guru.
b. Peserta didik tidak mengerjakan pekerjaan lain.
c. Peserta didik spontan bekerja apabila diberi tugas.
d. Peserta didik tidak terpengaruh situasi di luar kelas.
2. Kerjasama mengerjakan tugas kelompok
a. Peserta didik sangat kompak dalam berdiskusi.
b. Peserta didik saling bertukar pendapat.
c. Peserta didik bekerjasama mengerjakan tugas.
d. Peserta didik bersama-sama menyelesaikan tugas.
3. Tanggung Jawab
a. Menyelesaikan tugas tepat waktu
b. Bergerak cepat dalam melaksanakan tugas.
c. bertanggung jawab dengan hasil jawaban soal diskusi
d. membantu teman yang kerepotan.
Skor Sikap yang di tampilkan
4 Bila keseluruhan aspek terlihat dalam perilaku peserta didik
3 Bila hanya tiga aspek yang dominan
2 Bila hanya dua aspek yang dominan
1 Bila hanya satu aspek yang dominan
2) Penilaian
Kd Kriteria Skala nilai
SB Sangat Baik 80-100
B Baik 70-79
C Cukup 60-69
K Kurang 0-60
Lampiran 2. Penilaian Aspek Pengetahuan
Indikator Butir
Instrumen
Bentuk
Instrumen
Contoh Instrumen
3.1.1 Menjelaskan pengertian
Israf, Tabzir dan Bakhil
3 Essay
Essay
Essay
1. Israf adalah melakukan
suatu perbuatan yang
melampaui batas atau
ukuran yang sebenarnya.
2. Tabzir adalah perbuatan
yang dilakukan dengan
cara menghambur-
hamburkan uang ataupun
barang karena kesenangan
atau kebiasaan.
3. Bakhil adalah perbuatan
seseorang menahan atau
tidak memberikan sesuatu
yang semestinya wajib
diberikan kepada orang
lain, baik wajib secara
agama maupun wajib
secara kepatutan menurut
adat.
3.1.2 Menjelaskan cara-cara
menghindari perilaku
israf, tabzir dan bakhil
2 Essay
Essay
4. Cara menghindari perilaku
tabzir yaitu Bersedekah dan
menunaikan zakat bila
sudah sampai nisabnya,
Hemet dan tepat dalam
menggunakan harta efektif
dan efisien.
5. Cara menghindari perilaku
bakhil yaitu Sabar terhadap
sikap sederhana, Menerima
terhadap apa yang dimiliki.
3.2.1 Menjelaskan tentang
bentuk-bentuk perbuatan
israf, tabzir dan bakhil
1 Essay 6. Bentuk israf yaitu Pamer
kekayaan, berlebihan dalam
menggunakan kekayaan.
Lampiran 3. Penilaian Ketrampilan
a. Instrumen Penilaian :
Petunjuk : Beri tanda centang () di kolom skor sesuai jawaban anda !
Nama :
Kelas :
No. Pernyataan Selalu Sering Kadang-
Kadang
Tidak
Pernah
Skor 4 Skor 3 Skor 2 Skor 1
1. Saya melaksanakan perintah Allah dalam
menghindari perbuatan akhlak tercela
(israf, tabzir dan bakhil)
2. Membiasakan diri untuk makan atau
minum tidak berlebihan
3. Saya melihat seseorang kesusahan dan
saya menolongnya
4. Saya melaksanakan kewajiban membayar
zakat
5. Membiasakan berbagi dengan sesama
1) Penilaian
Skor Kriteria Skala nilai
4 Sangat Baik 80-100
3 Baik 70-79
2 Cukup 60-69
1 Kurang 0-60
Soal Evaluasi Siklus 1 !
Nama :
No Absen :
1. Jelaskan pengertian bakhil menurut bahasa dan istilah !
2. Sebutkan kategori ahklak tercela !
3. Tulislah dalil tentang israf !
4. Sebutkan 4 contoh perilaku tabzir !
5. Jelaskan cara menghindari perilaku bakhil !
* Skor Penilaian
Skor 20 = siswa menjawab dengan sempurna
Skor 15 = siswa menjawab kurang sempurna
Skor 10 = siswa menjawab tidak sempurna
Skor 5 = siswa menjawab salah
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
SIKLUS II
Nama Sekolah : MA Al-Iman
Mata Pelajaran : Aqidah Ahklak
Kelas/Semester : XI Agama 1/ Genap
Materi Pokok : Ahklak Tercela
Alokasi Waktu : 2X45 Menit
A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif
dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan.
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan baksat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
No. Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
1. 1.1 Meyakini kewajiban tentang
menghindari perbuatan
akhlak tercela (israf, tabzir
dan bakhil) dan
penerapannya.
1.1.1 Menampilkan sikap diri yang
menunjukan keyakinan tentang
menghindari perbuatan akhlak
tercela melalui penerapanya
dalam kehidupan sehari-hari.
2. 2.1 Memiliki sikap kerjasama dan
tanggung jawab dalam
mengemukakan pendapat
sebagai implementasi tentang
menghindari perbuatan ahklak
tercela dan penerapanya.
2.1.1 Menampilkan sikap kerjasama
dan tanggung jawab dalam
mengemukakan pendapat
sebagai implementasi tentang
menghindari perbuatan akhlak
tercela dan penerapannya.
3. 3.1 Memahami perbuatan akhlak
tercela (israf, tabzir dan
bakhil).
3.1.1 Menjelaskan akibat perbuatan
israf, tabzir dan bakhil.
3.1.2 Menjelaskan sebab perbuatan
israf, tabzir dan bakhil
4. 4.1 Menyajikan contoh perbuatan
israf,tabzir dan bakhil.
4.1.1 Menunjukkan dalil tentang akibat
perbuatan israf, tabzir dan
bakhil.
4.2.1 Mendiskripsikan hikmah-hikmah
menghindari perbuatan israf,
tabzir dan bakhil.
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran peserta didik
diharapkan dapat:
1. Menampilkan sikap diri yang menunjukan keyakinan tentang menghindari
perbuatan akhlak tercela melalui penerapanya dalam kehidupan sehari-
hari.
2. Menampilkan sikap kerjasama dan tanggung jawab dalam mengemukakan
pendapat sebagai implementasi tentang menghindari perbuatan akhlak
tercela dan penerapannya.
3. Menjelaskan akibat perbuatan israf, tabzir dan bakhil.
4. Menjelaskan sebab perbuatan israf, tabzir dan bakhil.
5. Menunjukkan dalil tentang akibat perbuatan israf, tabzir dan bakhil.
6. Mendiskripsikan hikmah perbuatan israf, tabzir dan bakhil.
D. Materi Pembelajaran
1. Akibat Perbuatan Israf
a. Mengakibatkan terhentinya melakukan amal ibadah dan tidak sabar,
karena manusia memmiliki tabiat cepat bosan dan memiliki
kemampuan yang terbatas.
b. Manusia biasanya akan sabar mengerjakan pekerjaan yang berat dan
sulit dalam waktu beberapa hari atau beberapa bulan, lebih dari itu
manusia akan bosan.
2. Sebab-sebab Israf
a. Berteman dengan orang-orang yang biasa israf
b. Lalai terhadap dahsyatnya hari kiamat
3. Akibat Perbuatan Tabzir
a. Akan mendapatkan siksa yang sangat pedih oleh Allah Swt.
b. Akan mendapatkan kesengsaraan di dunia dan juga akhirat nanti
4. Hikmah Menghindari Tabzir
a. Terhindari dari sifat-sifat buruk, seperti rakus, iri hati, kikir, dan
sombong.
b.Bersikap ekonomis dan membiasakan diri menabung demi kepentingan
yang lebih besar dan bermanfaat di masa depan.
5. Akibat perilaku bakhil
a.Bakhil mengakibatkan menyeret pelakunya terjerumus kedalam
berbagai perbuatan dosa.
b. Bakhil mendapatkan azab yang pedih di akhirat
QS. Ali-Imron: 180 :
نهىسي فضهههىخيشانهىبمهىشش ي اآتاهىللا ب يبخهى انزي ياوليحسب قى طى
خبيش هى اتع ب اواثوالسضوللا ييشاثانس بخهىابهيىوانقيايتولل
6. Sebab- sebab perilaku bakhil
a. Syahwat dan Panjang angan
b. Cinta harta
E. Metode Pembelajaran
1. Metode Saintifik
2. Pembelajaran Kooperatif
3. Numbered Head Together
F. Sumber Belajar
1. Al-Qur‟an dan terjemahannya, Departemen Agama RI, Pustaka Agung
Harapan, 2006
2. Buku Siswa Akidah Ahklak Saintifik Kurikulum 2013, Jakarta: Kemenag RI,
2016
3. Buku Guru Akidah Ahklak Saintifik Kurikulum 2013, Jakarta: Kemenag RI,
2016
G. Media Pembelajaran
1. Media : Papan tulis, Lembar kerja siswa dan Buku paket
2. Alat dan Bahan : Spidol, Penghapus, Kertas bernomor
H. Langkah-langkah Pembelajaran
No Kegiatan Waktu
1. Pendahulauan
- Membuka pembelajaran dengan salam
- Meminta salah satu peserta didik memimpin doa
- Mengabsen kehadiran peserta didik
- Memotivasi peserta didik dengan ice breaking
- Menginggatkan kembali pelajaran yang lalu
- Menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan
pembelajaran
10 Menit
2. Inti
f. Mengamati
- Pesera didik bersama-sama mengamati gambar
terkait materi israf, tabzir dan bakhil.
- Pendidik memberikan penjelasan tentang materi
israf, tabzir dan bakhil
g. Menanya
- Peserta didik menanyakan hal yang kurang jelas
tentang israf, tabzir dan bakhil.
- Pendidik menanggapi pertanyaan peserta didik.
- Pendidik memberikan pertanyaan kepada peserta
didik.
- Peserta didik menjawab pertanyaan dari pendidik.
h. Mengumpulkan data/ Informasi
- Pendidik membagi peserta didik menjadi 5
kelompok untuk mendiskusikan tentang materi
akhlak tercela (israf, tabzir dan bakhil) dengan
menggunakan metode Numbered Head Together.
i. Mengasosiasi
- Peserta didik membuat kesimpulan hasil diskusi
tentang ahklak tercela (israf, tabzir dan bakhil).
j. Mengkomunikasikan
- Peserta didik menyampaikan hasil kesimpulan
diskusi tentang ahklak tercela (israf, tabzir dan
bakhil).
- Pendidik memberikan kesimpulan dari hasil diskusi
dan materi yang telah di sampaikan.
60 Menit
3. Penutup
- Pendidik memberikan evaluasi kepada peserta didik
- Pendidik menutup atau mengakhri pelajaran tersebut
dengan membaca Hamdallah atau doa.
20 Menit
I . Penilaian
1. Sikap Spiritual dan Sosial
a. Teknik Penilaian : Observasi
b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi
c. Kisi-kisi :
Kompetensi Dasar Indikator Percapaian Kompetensi Sikap yang
diamati
1.1 Meyakini kewajiban tentang
menghindari perbuatan
akhlak tercela (israf, tabzir
dan bakhil) dan
penerapannya.
1.1.1 Menampilkan sikap diri yang
menunjukan keyakinan tentang
menghindari perbuatan akhlak
tercela melalui penerapanya
dalam kehidupan sehari-hari.
Antusias dalam
pembelajaran
2.1 Memiliki sikap kerjasama
dan tanggung jawab dalam
mengemukakan pendapat
sebagai implementasi
tentang menghindari
perbuatan ahklak tercela
dan penerapanya.
2.1.1 Menampilkan sikap kerjasama dan
.tanggung jawab dalam
mengemukakan pendapat sebagai
implementasi tentang
menghindari perbuatan akhlak
tercela dan penerapannya
Kerjasama
Tanggung
Jawab
Instrumen lihat dalam lampiran 1
2. Pengetahuan
a. Teknik Penilaian:
1) Tes : tulis
b. Bentuk Instrumen:
1) Soal Uraian
c. Kisi-kisi
1) Kisi-kisi Soal Tes Uraian
Indikator Butir Instrumen
3.1.1 Menjelaskan akibat perbuatan israf, tabzir dan bakhil.
3.1.2 Menjelaskan sebab perbuatan israf tabzir dan bakhil
3
2
Instrumen lihat dalam lampiran 2
3. Ketrampilan
a. Teknik penilaian : Pernyataan (Check List)
b. Bentuk Instrumen : Memilih Jawaban
c. Kisi-kisi :
No. Pernyataan Selalu Sering Kadang-
Kadang
Tidak
Pernah
Skor 4 Skor 3 Skor 2 Skor 1
1. Jika saya mempunyai makanan atau
minuman lebih akan saya bagikan kepada
teman saya.
2. Saya tidak melewatkan seharipun untuk
tidak bershodaqah
3. Membiasakan diri untuk bersyukur atas
rezeky yang diperolehnya
4. Membiasakan diri untuk hidup hemat
5. Merenunggi bahwa mereka yang tidak
mampu termasuk saudara kita
Instrumen lihat dalam lampiran 3
Lampiran 1: Instrumen Penilaian Sikap Spiritual dan Sosial
a. Kisi-kisi:
Kompetensi Dasar Indikator Percapaian Kompetensi Sikap yang
diamati
1.1 Meyakini kewajiban tentang
menghindari perbuatan
akhlak tercela (israf, tabzir
dan bakhil) dan
penerapannya.
1.1.1 Menampilkan sikap diri yang
menunjukan keyakinan tentang
menghindari perbuatan akhlak
tercela melalui penerapanya
dalam kehidupan sehari-hari.
Antusias dalam
pembelajaran
2.1 Memiliki sikap kerjasama
dan tanggung jawab dalam
mengemukakan pendapat
sebagai implementasi
tentang menghindari
perbuatan ahklak tercela
dan penerapanya.
2.1.1 Menampilkan sikap kerjasama dan
.tanggung jawab dalam
mengemukakan pendapat sebagai
implementasi tentang
menghindari perbuatan akhlak
tercela dan penerapannya
Kerjasama
Tanggung
Jawab
a. Instrumen Observasi
No. Nama Peserta Didik
Aspek yang diamati
Skor Nilai Ket Keaktifan Kerjasama Tanggung
Jawab
b. Petunjuk Penskoran
Kriteria Aspek
1. Antusias peserta didik dalam mengikuti pembelajaran
a. Peserta didik memperhatikan penjelasan guru.
b. Peserta didik tidak mengerjakan pekerjaan lain.
c. Peserta didik spontan bekerja apabila diberi tugas.
d. Peserta didik tidak terpengaruh situasi di luar kelas.
2. Kerjasama mengerjakan tugas kelompok
a. Peserta didik sangat kompak dalam berdiskusi.
b. Peserta didik saling bertukar pendapat.
c. Peserta didik bekerjasama mengerjakan tugas.
d. Peserta didik bersama-sama menyelesaikan tugas.
3. Tanggung Jawab
a. Menyelesaikan tugas tepat waktu
b. Bergerak cepat dalam melaksanakan tugas.
c. bertanggung jawab dengan hasil jawaban soal diskusi
d. membantu teman yang kerepotan.
Skor Sikap yang di tampilkan
4 Bila keseluruhan aspek terlihat dalam perilaku peserta didik
3 Bila hanya tiga aspek yang dominan
2 Bila hanya dua aspek yang dominan
1 Bila hanya satu aspek yang dominan
2) Penilaian
Kd Kriteria Skala nilai
SB Sangat Baik 80-100
B Baik 70-79
C Cukup 60-69
K Kurang 0-60
Lampiran 2. Penilaian Aspek Pengetahuan
Indikator Butir
Instrumen
Bentuk
Instrumen
Contoh Instrumen
3.1.1Menjelaskan akibat
perbuatan Israf, Tabzir
dan Bakhil
3 Essay
Essay
Essay
1. Akibat perbuatan israf yaitu
Mengakibatkan terhentinya
melakukan amal ibadah dan
tidak sabar, karena manusia
memmiliki tabiat cepat bosan
dan memiliki kemampuan
yang terbatas.
2. Akibat perbuatan tabzir yaitu
akan mendapatkan siksa yang
sangat pedih oleh Allah Swt
3. Akibat perilaku bakhil yaitu
mengakibatkan pelakunya
terjerumus kedalam berbagai
perbuatan dosa serta
mendapatkan azab yang
pedih di akhirat.
3.1.2Menjelaskan sebab
perbuatan israf, tabzir
dan bakhil
2 Essay
Essay
4. Sebab israf yaitu Berteman
dengan orang-orang yang
biasa israf dan Lalai terhadap
dahsyatnya hari kiamat
5. Sebab perilaku bakhil yaitu
Syahwat dan Panjang angan
dan Cinta harta
Lampiran 3. Penilaian Ketrampilan
a. Instrumen Penilaian :
Petunjuk : Beri tanda centang () di kolom skor sesuai jawaban anda !
Nama :
Kelas :
No. Pernyataan Selalu Sering Kadang-
Kadang
Tidak
Pernah
Skor 4 Skor 3 Skor 2 Skor 1
1. Jika saya mempunyai makanan atau
minuman lebih akan saya bagikan kepada
teman saya.
2. Saya tidak melewatkan seharipun untuk
tidak bershodaqah
3. Membiasakan diri untuk bersyukur atas
rezeky yang diperolehnya
4. Membiasakan diri untuk hidup hemat
5. Merenunggi bahwa mereka yang tidak
mampu termasuk saudara kita
1) Penilaian
Skor Kriteria Skala nilai
4 Sangat Baik 80-100
3 Baik 70-79
2 Cukup 60-69
1 Kurang 0-60
Soal Evaluasi Siklus II !
Nama :
No Absen :
1. Jelaskan akibat dari perbuatan israf !
2. Sebutkan 3 penyebab terjadinya perbuatan israf !
3. Jelaskan akibat perbuatan tabzir !
4. Sebutkan 3 hikmah menghindari tabzir !
5. Tuliskan terjemahan QS. Ali Imron: 180 !
نهىسي فضهههىخيشانهىبمهىشش ي اآتاهىللا ب يبخهى انزي يابخهىاوليحسب قى طى
خبيش هى اتع ب اواثوالسضوللا ييشاثانس بهيىوانقيايتولل
* Skor Penilaian
Skor 20 = siswa menjawab dengan sempurna
Skor 15 = siswa menjawab kurang sempurna
Skor 10 = siswa menjawab tidak sempurna
Skor 5 = siswa menjawab salah
Soal Evaluasi Siklus 1 !
Nama :
No Absen :
1. Jelaskan pengertian bakhil menurut bahasa dan istilah !
2. Sebutkan kategori ahklak tercela !
3. Tulislah dalil tentang israf !
4. Sebutkan 4 contoh perilaku tabzir !
5. Jelaskan cara menghindari perilaku bakhil !
Kunci Jawaban !
1. Bakhil menurut bahasa berasal dari bahasa Arab bukhl yang berarti menahan
sesuatu. Menurut istilah bakhil adalah perbuatan seseorang menahan atau tidak
memberikan sesuatu yang semestinya wajib diberikan kepada orang lain, baik
wajib secara agama maupun wajib secara kepatutan menurut adat.
2. Israf, Tabzir dan Bakhil
ذصيتكىخزواآدوبييا .3 يحب لإهتسشفىاولواششبىاوكهىايسجذكمع سشفي ان
4. - Membantu orang dalam kemaksiatan
- Orang yang bersedekah tetapi tidak iklas
- Mengkonsumsi makanan atau minuman yang tidak ada manfaatnya dan justru
membahayakan bagi jiwa dan raga
-Merayakan pesta pernikahan dengan berlebihan tidak sesuai dengan syariat
5. - Keyakinan bahwa segala sesuatu milik Allah semata
- Banyak bersyukur atas nikmat yang Allah berilah
- Motivasi untuk bersedekah
- Senantiasa merenungi bahwa mereka tidak mampu merupakan saudara kita
Lembar Pengamatan Pendidik Siklus 1
No. Aspek yang diamati Penilaian pengamatan
1 2 3 4
1. Persiapan pendidik dalam mengajar
a. Menyiapkan RPP
b. Menyiapkan absensi
c. Menyiapkan lembar observasi
d. Penguasaan Materi
2. Kemampuan pendidik dalam apresiasi
a. Salam pembuka
b. Memberikan motivasi
c. Menarik perhatian peserta didik
d. Mengaitkan awal pembelajaran dengan
kehidupan sehari-hari
3. Kemampuan pendidik dalam penguasaan kelas
a. Mampu membuat peserta didik menjadi
lebih antusias
b. Berpusat pada peserta didik
c. Menciptakan suasana kelas yang
menyenangkan
4. Ketepatan pendidik dalam menggunakan metode
pembelajaran Numbered Head Together
a. Pendidik mempunyai keterampilan dalam
membelajarkan metode pembelajaran
Numbered Head Together
b. Pendidik mampu menerapkan metode
pembelajaran Numbered Head Together
5. Kemampuan pendidik dalam menutup pelajaran
a. Menyimpulkan pelajaran
b. Melakukan evaluasi
c. Salam penutup
Lembar Pengamatan Peserta Didik Siklus 1
No
Nama
Aspek Total
Skor
Nil
ai
Ket Kerjasa
ma
Keaktif
an
Kebrani
an
1 Ahmad Ismail 2 2 3 7 78 Baik
2 Akhmad Lutfi.M 2 1 2 5 56 Cukup
3 Dawam Nur Afif 3 1 2 6 68 Cukup
4 Luqman Hakim 2 1 2 5 56 Cukup
5 M.Yasir Mubarok 2 2 3 7 78 Baik
6 Saad Lutfi 2 2 2 6 68 Cukup
7 Said Lutfi 2 1 2 5 56 Cukup
8 Tri Haryanto 2 2 2 6 68 Cukup
9 Ajeng Rosita 2 2 2 6 68 Cukup
10 Anittabi Millata H. 2 1 2 5 56 Cukup
11 Arifah Q. 2 1 2 5 56 Cukup
12 Choirun Nisa 2 2 2 6 68 Cukup
13 Churil M.N.S 3 2 2 7 78 Baik
14 Dewi Suryani 3 2 2 7 78 Baik
15 Ela Laelatul.Q 2 2 2 6 68 Cukup
16 Ika Suprapti 2 2 2 6 68 Cukup
17 Khusnia N.N 3 1 2 6 68 Cukup
18 Lailatul Maghfiroh 3 2 2 7 78 Baik
19 Maulida J.M 3 2 2 7 78 Baik
20 Nensi Tri Wahyuni 2 1 2 5 56 Cukup
21 Nurwahidah 2 2 2 6 68 Cukup
Hasil Evaluasi Siklus 1
No Nama KKM Nilai Ket
1. Ahmad Ismail 75 75 Tuntas
2. Akhmad Lutfi Mubarok 75 60 Tidak Tuntas
3. Dawam Nur Afif 75 70 TIdak Tuntas
4. Luqman Hakim 75 65 Tidak Tuntas
5. M.Yasir Mubarok 75 75 Tuntas
6. Saad Lutfi 75 60 TidakTuntas
7. Said Lutfi 75 65 Tidak Tuntas
8. Tri Haryanto 75 70 Tidak Tuntas
9. Ajeng Rosita 75 75 Tuntas
10. Anittabi Millata Hanifa 75 65 Tidak Tuntas
11. Arifah Qothrunnada 75 75 Tuntas
12. Choirun Nisa 75 80 Tuntas
13. Churil Mawasova.NS 75 80 Tuntas
14. Dewi Suryani 75 85 Tuntas
15. Ela Laelatul.Q 75 75 Tuntas
16. Ika Suprapti 75 80 Tuntas
17. Khusnia Nafi‟atun.N 75 80 Tuntas
18. Lailatul Maghfiroh 75 85 Tuntas
22 Salma Ifadatul A. 2 1 2 5 56 Cukup
23 Siti Fitrotun 2 2 2 6 68 Cukup
19. Maulida Jawahhrul.M 75 85 Tuntas
20. Nensi Tri Wahyuni 75 80 Tuntas
21. Nurwahidah 75 75 Tuntas
22. Salma Ifadatul Asna 75 65 Tidak Tuntas
23. Siti Fitrotun 75 75 Tuntas
Jumlah 1700
Foto Dokumentasi
Kegiatan Belajar Mengajar
Dalam Penelitian Tindakan Kelas
Gambar 1.1 Kegiatan Membuka Pelajaran dan Penyampaian Metode
Numbered Head Together
Gambar 2.1 Kegiatan Diskusi Peserta Didik
Gambar 2.2 Kegiatan Penyampaian Hasil Diskusi Mengenai Materi
Ahklak Tercela
DAFTAR NILAI SATUAN KREDIT KEGIATAN
Nama : Setyaning Surya Utami
NIM : 111-14-291
Jurusan : Pendidikan Agama Islam (PAI)
Dosen PA : Mufiq, S.Ag., M.Phil.
No Nama Kegiatan Pelaksanaan Sebagai Nilai
1. OPAK STAIN Salatiga 2014 18-19 Agustus
2014
Peserta 3
2. OPAK Jurusan Tarbiyah Stain
Salatiga 2014
20-21 Agustus
2014
Peserta 3
3. Orientasi Dasar Keislaman (ODK) 21 Agustus
2014
Peserta 2
4. Motivation Training (AMT) 23 Agustus
2014
Peserta 2
5. UPT Perpustakaan 28 Agustus
2014
Peserta 2
6. Seminar Politik Kebangsaan
Komisariat Walisongo Purwokerto
“Peran Politis Mahasiswa dalam
Mengawal Pemerintahan Baru”
06 September
2014
Peserta 2
7. Training Pembuatan Makalah 17 September
2014
Peserta 2
8. Dialog Lintas Ormas Kelompok
Study Islam dan Kemasyarakatan
(KsiK) STAIN Purwokerto “Peran
Organisasi Masyarakat Terhadap
Ketahanan Nasional: Menyikapi
Organisasi Islam Radikal”
25 September
2014
Peserta 2
9. Seminar Mahasiswa DEMA STAIN
Purwoketo “Mau Jadi Apa Sih
Mahasiswa, Masih Pentingkah
Kuliah?”
28 November
2014
Peserta 2
10. Seminar Nasional Bahasa Arab Ittaqo
dengan tema “Implementasi
kurikulum 2013 pada mapel Bahasa
Arab tingkat dasar, dan tingkat
menengah dalam upaya menjawab
tantangan pengajaran Bahasa Arab.”
4 November
2014
Peserta 8
11. Unit Kerohanian Islam (UKI) STAIN
Purwokerto Bedah Novel Asma
Nadia “Rengkuh Kebeningan Hati
melalui Assalamu‟alaikum Beijing”
18 Desember
2014
Peserta 2
12. Pelatihan Pertanian, Perternakan,
Perikanan dan Fermentasi
31 Januari 2015 Panitia 2
13. Seminar Nasional dengan tema
“Mencegah Generasi Pemuda Islam
dari Pengaruh Radikalisme ISIS”
06 Mei 2015 Peserta 8
14. SK Pengurusan Organisasi Santri
Putri Pondok Pesantren Nurul Asna
masa Khidmat 2015-2016
25 September
2015
Bendahara
2
15. IAIN Salatiga Bersholawat dan Orasi
Kebangsaan
06 November
2015
Peserta 2
16. EASA IAIN Purwokerto “Reach the
Achievement With Best Action”
28 November
2015
Peserta 2
17. Seminar Nasional dengan tema
“Esensi Dakwah Kontemporer dalam
Rangka Milad LDK ke- 14”
21 Mei 2016
Peserta 8
18. Seminar Nasional dengan tema
“Problematika Hakim dan Peradilan
Rekonstruksi Ideal Sistem Peradilan
di Indonesia”
22 September
2016
Peserta 8
19. Seminar Nasional dengan tema “
Mengembangkan Layanan
Kemanusiaan Berbasis Kearifan
Lokal Komunitas”
17 Desember
2016
Peserta 8
20. Seminar Nasioanl dengan tema
“Perempuan Indonesia di Mata
Hukum dan Ham”
21 Desember
2016
Peserta 8
21. Workshop Berbagi untuk Negeri
dengan tema “Penulisan Resolusi
Hidup Berlimpah Berbasis Psycho
Cybernetics” oleh Himpunan
Mahasiswa Program PGMI IAIN
Purwokerto.
28 Januari 2017 Peserta 2
22. Seminar Internasional dengan tema
“Be Global Citizen through Non
Formal Learning in International
Voluntary Service: Another Way to
Go Abroad”
04 April 2017 Peserta 8
23
.
Seminar Nasional Peringatan Hari
Bumi 22 April Mapala Mitapasa
IAIN Salatiga dengan tema
“Dengarkan Bisikan Alam Tentang
Manusia”
29 April 2017 Peserta 8
24. Seminar Nasional Himpunan
Mahasiswa Jurusan Pengembangan
Masyarakat Islam Fakultas Dakwah
IAIN Salatiga dengan tema “Strategi
Pemberdayaan Masyarakat Menuju
Desa Wisata”
17 November
2017
Peserta 8
25. Seminar Nasional dengan tema
“Peranan Komisi Pengawas
Persaingan Usaha (KPPU) Dalam
Advokasi Pada Usaha Mikro Kecil
Dan Menengah (UMKM)”
19 April 2018 Peserta 8
26. Seminar Nasional dengan tema “
Encouraging The Millennial
Generation having Character
Education
05 Mei 2018 Peserta 8
JUMLAH 120