PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PE MBE LAJARAN PK N...

95
PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN PKN MELALUI PENERAPAN METODE DISKUSI di Kelas VI A Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda Kebagusan Jakarta Selatan Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Akademik Program Kualifikasi S1 Kependidikan Islam dan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam Oleh Junaedi NIM. 809018300451 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2013

Transcript of PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PE MBE LAJARAN PK N...

Page 1: PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PE MBE LAJARAN PK N ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24732/3/JUNAEDI... · strategi awal untuk menentukan dan merancang proses

PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA

DALAM PEMBELAJARAN PKN

MELALUI PENERAPAN METODE DISKUSI

di Kelas VI A Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda

Kebagusan Jakarta Selatan

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Persyaratan Akademik Program Kualifikasi

S1 Kependidikan Islam dan Mencapai Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh

Junaedi

NIM. 809018300451

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2013

Page 2: PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PE MBE LAJARAN PK N ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24732/3/JUNAEDI... · strategi awal untuk menentukan dan merancang proses
Page 3: PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PE MBE LAJARAN PK N ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24732/3/JUNAEDI... · strategi awal untuk menentukan dan merancang proses

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Junaedi

NIM : 809018300451

Jurusan : PGMI

Alamat : Kebagusan IV Rt. 010 Rw. 04 No. 32 Pasar Minggu

Jakarta Selatan 12550.

MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA

Bahwa skripsi yang berjudul Peningkatan Aktivitas Siswa

dalam Pembelajaran PKn melalui Penerapan Metode Diskusi di

Kelas VI A Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda Kebagusan

Jakarta Selatan adalah benar hasil karya sendiri di bawah

bimbingan dosen:

Nama Pembimbing : Dindin Ridwanudin, M. Pd.

NIP : NIP: 197711212011011001

Jurusan/Program Studi : Kependidikan/PGMI

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan

sesungguhnya dan saya siap menerima segala konsekuensi apabila

terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya sendiri.

Jakarta, April 2012

Yang Menyatakan,

Junaedi

Page 4: PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PE MBE LAJARAN PK N ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24732/3/JUNAEDI... · strategi awal untuk menentukan dan merancang proses

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi berjudul Peningkatan Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran

PKn melalui Penerapan Metode Diskusi di Kelas VI A Madrasah

Ibtidaiyah Nurul Huda Kebagusan Jakarta Selatan disusun oleh

Junaedi, NIM. 809018300451, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah

Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan

dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada

sidang munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.

Jakarta, 22 April 2012

Yang mengesahkan,

Dindin Ridwanudin, M. Pd

NIP: 197711212011011001

Page 5: PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PE MBE LAJARAN PK N ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24732/3/JUNAEDI... · strategi awal untuk menentukan dan merancang proses

i

ABSTRAK

Peningkatan Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran PKn melalui

Penerapan Metode Diskusi di Kelas VI A Madrasah Ibtidaiyah Nurul

Huda Kebagusan Jakarta Selatan.

Kata Kunci: Pembelajaran Aktif, Pembelajaran PKn, Metode

Diskusi.

Permasalahan yang diangkat dalam penulisan skripsi ini adalah:

bagaimana peningkatan aktivitas siswa kelas VI A Madrasah Ibtidaiyah

Nurul Huda Kebagusan Jakarta Selatan melalui penerapan metode diskusi

dalam pelajaran PKn. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui peningkatan keaktifan siswa dalam pembelajaran melalui

metode diskusi pada mata pelajaran PKn di kelas kelas VI A Madrasah

Ibtidaiyah Nurul Huda Kebagusan Jakarta Selatan.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK dilaksanakan sebagai upaya untuk

mengatasi permasalahan yang muncul di dalam kelas. PTK dilakukan

dalam dua siklus. Satu siklus terdiri atas tiga tahapan, yaitu: perencanaan,

pelaksanaan, dan refleksi.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa

keaktifan siswa dalam pembelajaran PKn mengalami peningkatan setelah

diberikan perlakuan/alternatif solusi dalam proses diskusi. Peningkatan

tersebut dapat dilihat melalui perolehan skor nilai rata-rata yang diperoleh

siswa setiap siklus baik dalam observasi maupun angket.

Dengan demikian, penerapan metode diskusi dalam pembelajaran

PKn dapat meningkatkan aktivitas siswa.

JUNAEDI

Page 6: PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PE MBE LAJARAN PK N ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24732/3/JUNAEDI... · strategi awal untuk menentukan dan merancang proses

ii

KATA PENGANTAR

Rasa syukur kepada Allah SWT atas berbagai nikmat yang

diberikan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan tepat

waktu, karena tanpa-Nya upaya apapun mustahil dapat diraih.

Menyadari akan kewajiban sebagai seorang mahasiswa dalam

menyelesaikan tugas akhir studi, maka penulis berusaha sekuat tenaga

mencurahkan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki dan

diperoleh selama mengikuti pendidikan untuk dapat menghasilkan sebuah

karya ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan secara rasional dan

empirik. Oleh karena itu, sebagai seorang guru disalah satu madrasah di

bilangan Jakarta Selatan, penulis merasa penting untuk memfokuskan diri

dalam penelitian tindakan kelas agar hasilnya kelak lebih bermakna dan

menjadi rujukan untuk tugas mengajar selanjutnya.

Dengan terselesaikannya skripsi penelitian tindakan kelas ini,

penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu dan berkontribusi terutama:

1. Segenap civitas akademika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta baik

Rektor, Dekan FITK, Kepala Jurusan, Kepala Program Studi, Bagian

Administrasi, dan lain-lain yang bekerjasama dengan Kementerian

Agama mengakomodir harapan guru Madrasah untuk mengenyam

pendidikan tinggi (S1),

2. Bapak Dindin Ridwanudin, M.Pd., dosen pembimbing yang dengan

kesabaran membimbing dan mengarahkan,

3. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam

Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah mencurahkan ilmu pengetahuan

untuk bekal mengajar di sekolah,

4. Kepala Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda Kebagusan yang memberi

waktu dan prioritas kepada penulis dalam mengikuti perkuliahan

hingga penelitian,

5. Istri dan anak-anak tercinta, dengan segala toleransinya,

Page 7: PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PE MBE LAJARAN PK N ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24732/3/JUNAEDI... · strategi awal untuk menentukan dan merancang proses

iii

6. Seluruh sahabat di kampus yang ikut membantu secara moral dan

material.

Semoga Allh SWT melimpahkan pahala untuk segala kebaikan

yang diberikan. Amin.

Sebagai kata akhir, penulis menyadari bahwa skripsi ini belumlah

cukup sempurna. Oleh karenanya kritik, saran dan masukan ditampung

demi perbaikan di masa-masa mendatang.

Penulis

Page 8: PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PE MBE LAJARAN PK N ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24732/3/JUNAEDI... · strategi awal untuk menentukan dan merancang proses

iv

DAFTAR ISI

Halaman

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH ............................. i

LEMBAR PENGESAHAN ...................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ........... iii

ABSTRAK ................................................................................. IV

KATA PENGANTAR ............................................................... V

DAFTAR ISI ............................................................................. VII

BAB I PENDAHULUAN .......................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ........................................................ 3

C. Pembatasan Masalah ....................................................... 4

D. Perumusan Masalah ........................................................ 4

E. Tujuan Penelitian ............................................................ 4

F. Manfaat Penelitian .......................................................... 4

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ..... 6

A. Deskripsi Teori ................................................................ 6

B. Kerangka Berpikir ........................................................... 28

C. Hipotesis Penelitian ......................................................... 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................... 30

A. Pendekatan Penelitian ...................................................... 30

B. Subjek Penelitian ............................................................. 30

C. Instrumen Penelitian ........................................................ 31

D. Prosedur Penelitian .......................................................... 31

E. Teknik Pengumpulan Data ............................................... 35

F. Prosedur Pengolahan Data ............................................... 36

BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN. 40

A. Deskripsi Data .................................................................. 42

B. Analisis Data .................................................................. 45

C. Pembahasan .................................................................... 54

Page 9: PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PE MBE LAJARAN PK N ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24732/3/JUNAEDI... · strategi awal untuk menentukan dan merancang proses

v

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..................................... 59

A. Kesimpulan ..................................................................... 57

B. Saran ............................................................................... 58

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 10: PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PE MBE LAJARAN PK N ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24732/3/JUNAEDI... · strategi awal untuk menentukan dan merancang proses

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam dunia pendidikan, belajar merupakan kegiatan yang kompleks.

Setelah belajar para siswa/peserta didik diharapkan akan adanya perubahan

perilaku. Proses belajar terjadi karena adanya interaksi antara siswa dengan

lingkungannya. Oleh karena itu lingkungan pendidikan perlu diatur

sedemikian rupa sehingga timbul reaksi siswa ke arah perubahan tingkah

laku yang diinginkan.

Salah satu hal yang memegang peranan penting bagi keberhasilan

pembelajaran adalah proses pelaksanaan pembelajaran. Pelaksanaan

pembelajaran yang baik sangat dipengaruhi oleh perencanaan yang baik pula.

Pada prinsipnya, pembelajaran merupakan interaksi antara guru dengan siswa

dalam proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar merupakan dua

entitas yang membentuk satu kesatuan, ibarat suatu koin mata uang yang

berisi dua sisi berbeda yang tak dapat dipisahkan. Belajar mengajar

merupakan kegiatan yang dilakukan oleh guru dan siswa. Kegiatan mengajar

yang dilakukan oleh guru sangat mempengaruhi kegiatan belajar siswa.

Pembelajaran merupakan suatu sistem yang di dalamnya terdapat

komponen-komponen yang dapat mempengaruhi keberhasilan pecapaian

tujuan pembelajaran. Komponen-komponen pembelajaran tersebut antara lain

tujuan, materi pelajaran, metode atau strategi pembelajaran, media, evaluasi,

guru, dan siswa. Guna mencapai tujuan pembelajaran, biasanya guru memilih

salah satu atau beberapa metode pembelajaran yang paling sesuai dengan

tujuan yang ditentukan. Pemilihan metode pembelajaran ini merupakan

strategi awal untuk menentukan dan merancang proses pembelajaran yang

akan dilaksanakan. Dengan demikian pemilihan metode pembelajaran yang

tepat akan mempengaruhi hasil belajar siswa.

Untuk mendapatkan hasil belajar yang baik, guru sebagai tenaga

pengajar mempunyai kewajiban menyampaikan materi pelajaran secara baik.

Page 11: PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PE MBE LAJARAN PK N ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24732/3/JUNAEDI... · strategi awal untuk menentukan dan merancang proses

2

Kegiatan ini secara rutin dikerjakan dalam proses belajar mengajar dengan

menggunakan cara atau metode.

Persoalannya sekarang adalah bagaimana menentukan dan memilih

metode pembelajaran yang dapat meningkatkan belajar siswa secara aktif dan

mandiri. Tidak dapat dipungkiri bahwa setiap metode pembelajaran memiliki

implikasi strategis untuk pengembangan potensi siswa. tetapi pada umumnya

para guru masih memiliki kelemahan dalam menentukan metode yang terbaik

untuk dipilih dan diterapkan dalam pelaksanaan pembelajaran, khususnya di

kelas. Oleh karena itu, metode pembelajaran yang digunakan guru harus

benar-benar memperhatikan karakteristik siswa sehingga dengan metode

tersebut guru mampu memancing emosi siswa untuk aktif dalam proses

pembelajaran.

Metode diskusi merupakan salah satu metode yang dapat menjadikan

siswa aktif, mandiri, menyenangkan, dan mampu membentuk kerjasama yang

baik antar guru dan siswa, antar siswa dengan siswa yang lain. Dalam hal ini

tentu saja metode diskusi memudahkan siswa atau peserta didik menemukan

dan memahami konsep-konsep yang sulit dengan cara mendiskusikannya

dengan siswa yang lain. Sebab metode diskusi, dengan sendirinya akan

melahirkan keaktifan dan kerjasama kelompok yang besar manfaatnya untuk

membentuk suasana kebersamaan dalam pembelajaran, khususnya di dalam

kelas.

Metode diskusi merupakan suatu metode yang dapat melahirkan

interaksi yang aktif antara guru dengan siswa atau siswa dengan siswa yang

lain dan bertukar pendapat sehingga mampu membentuk suatu gagasan/ide-

ide yang cemerlang dan dapat dijadikan landasan untuk memecahkan suatu

masalah.

Dengan demikian, metode diskusi merupakan metode yang memiliki

kedudukan yang cukup signifikan untuk menciptakan pembelajaran yang

efektif dan aplikatif dalam kelas agar tercipta suasana kelas yang penuh

dengan kebersamaan, keaktifan, dan menyenangkan. Maka pelaksanaan

metode pembelajaran inilah yang akan diteliti oleh peneliti di Madrasah

Page 12: PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PE MBE LAJARAN PK N ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24732/3/JUNAEDI... · strategi awal untuk menentukan dan merancang proses

3

Ibtidaiyah Nurul Huda Kebagusan Jakarta Selatan, terutama dalam

pembelajaran PKn.

Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda Kebagusan ini telah banyak

menerapkan metode pembelajaran seperti metode ceramah, metode diskusi,

metode demonstrasi, metode bermain peran, dan metode tanya jawab. Dari

berbagai metode yang telah dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda

Kebagusan, metode diskusi merupakan metode yang sering dilaksanakan oleh

guru-guru Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda Kebagusan khususnya guru PKn.

Namun demikian, dalam pelaksanaannya banyak guru yang belum mampu

melaksanakan metode diskusi yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yaitu

menjadikan siswa aktif, bekerjasama, saling menukar pengalaman, informasi,

dan mampu memecahkan masalah. Pelaksanaan metode diskusi itulah yang

masih menjadi kendala dalam menciptakan pembelajaran yang efektif. Hal

inilah yang masih menyebabkan pembelajaran terkesan konvensional dan

belum mampu mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Untuk itu, dalam pelaksanaan pembelajaran dengan metode diskusi

perlu dilakukan penelitian dan analisa yang mendalam untuk diketahui

keberhasilannya dalam membentuk siswa yang aktif, mandiri, dan memiliki

kerjasama yang baik dengan guru dan antara siswa dengan siswa yang lain.

Uraian di atas merupakan gambaran betapa pentingnya menciptakan

belajar siswa yang aktif dan menyenangkan. Penulis merasa tertarik untuk

melakuakan penelitian mengenai “Peningkatan Aktivitas Siswa dalam

Pembelajaran PKn melalui Penerapan Metode Diskusi di Kelas VI A

Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda Kebagusan Jakarta Selatan”.

B. IDENTIFIKASI MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi

beberapa masalah yang berkaitan dengan efektivitas metode diskusi adalah

sebagai berikut:

1. Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan dengan metode diskusi belum

mampu mejadikan siswa aktif.

Page 13: PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PE MBE LAJARAN PK N ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24732/3/JUNAEDI... · strategi awal untuk menentukan dan merancang proses

4

2. Guru belum mampu menerapkan metode diskusi dengan tepat dalam

proses pembelajaran.

C. PEMBATASAN MASALAH

Berdasarkan pada identifikasi masalah, maka dibuat batasan masalah

yaitu:

Penerapan metode diskusi untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam

pembelajaran PKn.

D. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan pembatasan masalah, maka dapat disusun rumusan

masalahnya adalah:

Bagaimanakah peningkatan aktivitas siswa kelas VI A Madrasah Ibtidaiyah

Nurul Huda Kebagusan Jakarta Selatan dalam mata pelajaran PKn?

E. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka penelitian ini

mempunyai tujuan:

Untuk mengetahui keaktifan siswa dalam pembelajaran melalui penerapan

metode diskusi pada mata pelajaran PKn di kelas kelas VI A Madrasah

Ibtidaiyah Nurul Huda Kebagusan Jakarta Selatan.

F. MANFAAT PENELITIAN

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat, baik secara

teoritis maupun secara praktis kepada berbagai pihak yaitu:

1. Manfaat teoritis untuk khazanah intelektual, diharapkan penelitian ini

menjadi sebuah sumbangsih gagasan dan tawaran solusi terhadap

persoalan pelaksanaan metode diskusi yang selama ini masih terjadi

kontraversi.

Page 14: PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PE MBE LAJARAN PK N ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24732/3/JUNAEDI... · strategi awal untuk menentukan dan merancang proses

5

2. Manfaat praktis kepada pihak-pihak terkait, meliputi:

a. Guru PKn sebagai bahan masukan dan pedoman dalam

pelaksanaan metode diskusi.

b. Siswa sebagai penerima ilmu dapat menjadikan metode diskusi

ini untuk mengembangkan cara berpikir dan sikap ilmiah.

c. Sekolah sebagai umpan balik (feed back) agar terus berupaya

meningkatkan dan mengembangkan metode diskusi.

d. Bagi penulis, dapat memperoleh pengalaman langsung dalam

menerapkan pembelajaran PKn melalui metode diskusi.

Page 15: PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PE MBE LAJARAN PK N ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24732/3/JUNAEDI... · strategi awal untuk menentukan dan merancang proses

6

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Deskripsi Teori

1. Pembelajaran Aktif

a. Pengertian Pembelajaran Aktif

Menurut Melvin L. Silberman dalam bukunya active Learning

berpendapat, What I hear, I forget. What I hear see, and ask questions

about or discuss with someone else, I begin to understand. What I

hear, see discuss, and do, I acquire knowledge and skill. What I teach

to another, I master. (Apa yang saya dengar, saya lupa), Apa yang

saya dengar dan lihat, saya ingat sedikit), (apa yang saya dengar, lihat,

dan tanyakan atau diskusikan dengan beberapa kolega/teman, saya

mulai paham), (apa yang saya dengar, lihat, diskusikan, dan lakukan,

saya memperoleh pengetahuan dan keterampilan), (Apa yang saya

ajarkan pada orang lain, saya menguasainya).1

Pendapat tersebut mengindikasikan bahwa pembelajaran yang aktif

adalah pembelajaran yang di dalamnya mengandung unsur

mendengar, melihat, mendiskusikan, mempraktekkan, dan

mengajarkannya kepada orang lain. Sedangkan kata aktif berarti setiap

orang/individu terlibat dalam interaksi yang membahas sebuah

persoalan atau pembelajaran.

Belajar aktif merupakan sebuah kesatuan sumber kumpulan

strategi-strategi pembelajaran yang komprehensif. Belajar aktif

meliputi berbagai cara untuk membuat peserta didik aktif sejak awal

melalui aktivitas-aktivitas yang membangun kerja kelompok dan

dalam waktu singkat membuat mereka berpikir tentang materi

pelajaran. Juga terdapat teknik-teknik memimpin belajar bagi seluruh

kelas, bagi kelompok kecil, merangsang diskusi dan debat,

mempraktekkan keterampilan-keterampilan, mendorong adanya

1 Silberman, Melvin L., Active Learning(terjemahan). (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani,

2007), Cet. 6, h. 2

Page 16: PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PE MBE LAJARAN PK N ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24732/3/JUNAEDI... · strategi awal untuk menentukan dan merancang proses

7

pertanyaan-pertanyaan, bahkan membuat peserta didik dapat saling

mengajar satu sama lain.

Belajar bukanlah berproses dalam kehampaan. Tidak pula pernah

sepi dari berbagai aktivitas. Tidak pernah terlihar orang yang belajar

tanpa melibatkan aktivitas raganya. Apalagi bila aktivitas itu

berhubungan dengan masalah belajar menulis, mencatat, memandang,

membaca, mengingat, berpikir, latihan atau praktek, dan sebagainya.

Dalam belajar, seseorang tidak akan dapat menghindarkan diri dari

situasi. Situasi akan menentukan aktivitas apa yang akan dilakukan

dalam rangka belajar. Bahkan situasi itulah yang mempengaruhi dan

menentukan aktivitas belajar apa yang dilakukan kemudian. Setiap

situasi di manapun dan kapanpun memberikan kesempatan belajar

kepada seseorang.

Aktivitas-aktivitas belajar itu menurut Syaiful Bahri Djamarah

meliputi: mendengarkan, memandang, meraba, membau,

mencicipi/mengecap, menulis atau mencatat, membaca, membuat

ikhtisar atau rangkuman dan menggarisbawahi, mengamati tabel-tabel,

digram-diagram dan bagan-bagan, menyusun paper atau kertas kerja,

mengingat, berpikir, serta latihan atau praktek.2

Dalam kalimat bijak terungkap “Anda dapat memberitahu para

peserta didik tentang apa yang perlu mereka ketahui dengan sangat

cepat. Tetapi mereka bahkan akan lebih cepat melupakan apa yang

anda beritahu kepada mereka”. Ada banyak hal yang dapat diajarkan,

bukan diberitahukan! Belajar bukan merupakan konsekuensi otomatis

dari penyampaian informasi ke kepala seorang peserta didik. Belajar

membutuhkan keterlibatan mental dan tindakan pelajar itu sendiri.

Penjelasan dan peragaan oleh mereka sendiri tidak akan menuju ke

arah belajar yang sebenarnya dan tahan lama. Hanya belajar aktif saja

yang akan mengarah kepada pengertian ini.

2 Syaifu Bahri Djamarah., Psikologi Pendidikan. (Jakarta: Rineka Cipta. 2000). h. 38.

Page 17: PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PE MBE LAJARAN PK N ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24732/3/JUNAEDI... · strategi awal untuk menentukan dan merancang proses

8

b. Inti dan Kerangka Belajar Aktif

Suatu kebutuhan manusia dalam merespon yang lain dan secara

bersama-sama terlibat dalam mencapai tujuan disebut reciprocity.

Reciprocity merupakan sumber motivasi yang setiap pengajar dapat

mengalirkan stimulasi untuk belajar dan keterlibatan yang diperlukan.

Reciprocity diperlukan bagi kelompok untuk mencapai tujuan,

kemudian terdapat proses yang menyebabkan individu terlibat dalam

belajar, mengantarkannya pada kemampuan yang diperlukan dalam

menyusun kelompok.3

Pada saat kegiatan belajar itu aktif, peserta didik melakukan

sebagian besar pekerjaan yang harus dilakukan. Mereka menggunakan

otak mereka. Mempelajari gagasan-gagasan, memecahkan berbagai

masalah, dan menerapkan apa yang mereka pelajari. Belajar aktif

merupakan langkah cepat, menyenangkan, mendukung, dan secara

pribadi menarik hati. Seringkali, peserta didik tidak hanya terpaku di

tempat-tempat duduk mereka, berpindah-pindah dan berpikir keras.

Metode mengajar dan belajar aktif menciptakan gabungan yang

paling bagus untuk peserta didik sekarang. Mereka hidup di dunia di

mana hal-hal terjadi secara cepat dan banyak pilihan. Objek-objek,

baik yang riil maupun virtual lebih cepat. Kesempatan untuk

mengubah sesuatu dari satu keadaan pada keadaan yang lain terjadi

dimanapun. Agar efektif, pendidik hendaknya menggunakan hal-hal

berikut: diskusi kelompok kecil dan proyek (penelitian), presentasi

kelas dan berdebat, latihan pengalaman, pengalaman lapangan,

simulasi dan studi kasus.

2. Pembelajaran PKn

a. Pengertian Pembelajaran PKn

Ada banyak pengertian yang diberikan oleh ahli Pendidikan dan

teori belajar terhadap arti belajar itu sendiri. Hal demikian merupakan

suatu yang wajar dalam perkembangan keilmuan, karena masing-

3 Silberman, Melvin L., Active Learning(terjemahan). (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani,

2007), Cet. 6, h. 9.

Page 18: PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PE MBE LAJARAN PK N ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24732/3/JUNAEDI... · strategi awal untuk menentukan dan merancang proses

9

masing dari mereka mempunyai metode, pendekatan, dan latar

belakang yang berbeda, serta lingkungan sosio-kultural yang

mengitarinya juga berbeda pula. Namun diantara mereka masih

terdapat titik singgung atau titik temu mengenai apa belajar itu sendiri

dan juga apa hakikat dari belajar.

Menurut Muhibbin Syah, “Secara umum belajar dapat dipahami

sebagai tahapan perubahan tingkah laku individu yang relatif menetap

sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang

melibatkan proses kognitif”.4

Sedangkan Arief S. Sadiman, R. Rahardjo, Anung Haryono, dan

Rahardjito mengartikan kata pembelajaran sengaja dipakai sebagai

padanan kata dari kata bahasa Inggris instruction yang mempunyai

pengertian lebih luas daripada pengajaran. Jika kata pengajaran ada

dalam konteks guru-murid dikelas (ruang) formal, pembelajaran atau

instruction mencakup kegiatan belajar mengajar yang dihadiri guru

secara fisik. Oleh karena dalam instruction yang ditekankan adalah

proses belajar, maka usaha-usaha yang terencana dalam memanipulasi

sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar dalam diri siswa kita

sebut pembelajaran.5

Dalam beberapa kutipannya, Muhibbin Syah mendefinisikan

makna belajar sebagai berikut: Belajar adalah suatu proses adaptasi

atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. …

acquisition of any relatively permanent change in behavior as a result

of practice and experience. belajar adalah perolehan perubahan

tingkah laku yang relative menetap sebagai akibat latihan dan

pengalaman. Rumusan keduanya process of acquiring responses as a

result of special practice, belajar ialah proses memperoleh respons-

respons sebagai akibat adanya latihan khusus. Learning is a change in

organism due to experience which can affect the organism’s behavior.

Belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme

(manusia atau hewan) disebabkan oleh pengalaman yang dapat

mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut. Any relatively

permanent change in an organism’s behavioral repertoire that accurs

as a result of experience. Belajar ialah perubahan yang relatif menetap

yang terjadi dalam segala macam/keseluruhan tingkah laku suatu

4 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru , (Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya, 1997), cet. 3, h. 92. 5 Arief S. Sadiman dkk., Media Pendidika: Pengertian, Pengembangan, dan

Pemanfaatannya, (Jakarta: Pustekom. Dikbud. dan PT. RajaGrafindo, 2010), cet. 14 h. 7

Page 19: PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PE MBE LAJARAN PK N ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24732/3/JUNAEDI... · strategi awal untuk menentukan dan merancang proses

10

organisme sebagai hasil pengalaman. The process of acquiring

knowledge, yakni proses memperoleh pengetahuan. Belajar adalah A

relatively permanent change in respons potentiality which occurs as a

result of reinforced practice, yaitu suatu perubahan kemampuan

bereaksi yang relatif langgeng sebagai hasil latihan yang diperkuat.6

Menurut Udin Syaefudin Saud, kini mengajar lebih sering

dimaknai sebagai perbuatan yang kompleks, yaitu penggunaan secara

integrative sejumlah keterampilan untuk menyampaikan pesan.7

Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

pembelajaran hampir sama dengan mengajar, namun pada dasarnya

berbeda. Dalam pembelajaran, kondisi atau situasi yang

memungkinkan terjadinya proses belajar harus dirancang dan

dipertimbangkan terlebih dahulu oleh perancang atau guru. Sementara

itu dalam keseharian di sekolah-sekolah istilah pembelajaran atau

proses pembelajaran sering dipahami sama dengan proses belajar

mengajar, dimana di dalamnya ada interaksi guru dan siswa dan antara

sesama siswa untuk mencapai suatu tujuan yaitu terjadinya perubahan

sikap dan tingkah laku siswa. Jadi pembelajaran adalah suatu usaha

yang sengaja melibatkan dan menggunakan pengetahuan professional

yang dimiliki guru untuk mencapai tujuan kurikulum. Pembelajaran

juga merupakan suatu aktifitas yang dengan sengaja untuk

memodifikasi berbagai kondisi yang diarahkan untuk tercapainya

suatu tujuan yaitu tercapainya tujuan kurikulum.

Setelah memahami definisi dari pembelajaran di atas, selanjutnya

akan dipaparkan mengenai pengertian Pendidikan Kewarganegaraan

dan Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.

(UU No 20/2003 pasal 1 ayat 1) menyatakan:

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

6 Muhibbin Syah, Psikologi... h. 91.

7 Udin Syaefudin Saud., Pengembangan Profesi Guru, (Bandung: Alfabeta, 2010). Cet. 4

. h. 55.

Page 20: PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PE MBE LAJARAN PK N ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24732/3/JUNAEDI... · strategi awal untuk menentukan dan merancang proses

11

aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,

bangsa dan Negara”.

Konsep pendidikan dalam era globalisasi tidak boleh terlepas dari

pendidikan nilai (afektif), begitupun dengan aspek pengetahuan

(kognitif), dan keterampilan (psikomor). Pendidikan tidak sekedar

terfokus pada alih pengetahuan (transfer of knowledge), namun

disertai pula signifikansi alih sikap (transfer of attitude). Hal ini

seiring dengan pendapat Adimihardja bahwa fungsi pendidikan yang

dibangun dan dikembangkan oleh suatu Negara adalah untuk

meningkatkan peradaban civilization anak bangsa, agar memiliki nilai-

nilai budaya yang lebih tinggi. Melalui peningkatan peradaban,

diharapkan manusia akan berprilaku lebih arif dalam memelihara

keseimbangan hubungan antara sesama manusia, lingkungan di mana

mereka hidup, dan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.8

Konsep Dewey dalam Somantri yang dikutip Ine Kusuma Aryani

dan Markum Susatim menyebutkan bahwa, perlunya rekonstruksi

kewarganegaraan dengan prinsip-prinsip filsafat pendidikan, yaitu: (a)

prinsip pendidikan harus mempunyai tujuan (perennialism), (b)

prinsip kesinambungan pengalaman kebudayaan (essensialism), (c)

prinsip bahwa proses perubahan budaya dimungkinkan oleh tindakan

intelligent reflectifve thinking, dan harus merupakan bagian integral

dari proses pendidikan dan proses perubahan social (progressivism),

serta (d) reconstrucsionism, proses membangun makna pendidikan.9

Pendidikan kewarganegaraan (Civic Education) atau Civics yang

mengemban misi pendidikan demokrasi dan HAM telah banyak

dilakukan pemerintah diantaranya adalah: pelajaran Civics

Pendidikan Kemasyarakatan, Pendidikan Kewargaan Negara,

Pendidikan Kewarganegaraan, Civics, dan Hukum, Pendidikan Moral

Pancasila, di perguruan tinggi, Manipol dan USDEK, Pancasila dan

UUD 1945, Pendidikan Kewiraan, dan Filsafat Pancasila.

Menurut Muhammad Numan Somantri yang kutip A. Ubaedillah

dan Abdul Rozak “bahwa Civic sebagai ilmu kewarganegaraan yang

membicarakan hubungan manusia dengan: (a) manusia dalam

perkumpulan-perkumpulan yang terorganisasi [organisasi social,

ekonomi, politik]; (b) individu-individu dengan negara. Dan

8 Ine Kusuma Aryani & Markum Susatim., Pendidikan Kewarganegaraan Berbasis Nilai,

(Bogor: Ghalia Indonesia, 2010). Cet. 1. h. 10. 9 Ine Kusuma Aryani & Markum Susatim., Pendidikan Kewarganegaraan... h. 14.

Page 21: PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PE MBE LAJARAN PK N ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24732/3/JUNAEDI... · strategi awal untuk menentukan dan merancang proses

12

Edmonson menyatakan bahwa makna Civics selalu didefinisikan

sebagai sebuah studi tentang pemerintahan dan kewarganegaraan yang

terkait dengan kewajiban, hak, dan hak-hak istimewa warga

Negara”.10

Sedang Azyumardi Azra yang dikutip A. Ubaedillah dan Abdul

Rozak mengemukakan bahwa pendidikan Kewarganegaraan adalah

pendidikan yang cakupannya lebih luas dari pendidikan demokrasi

dan pendidikan HAM karena mencakup kajian dan pembahasan

tentang banyak hal, seperti pemerintahan, konstitusi, lembaga-

lembaga demokrasi, rule of law, hak dan kewajiban warga Negara,

proses demokrasi, partisipasi aktif dan keterlibatan warga Negara

dalam masyarakat madani, pengetahuan tentang lembaga-lembaga dan

sistem yang terdapat dalam pemerintahan, politik, administrasi public

dan sistem hukum, pengetahuan tentang HAM, kewarganegaraan aktif

dan sebagainya.11

Berdasarkan pemaparan di atas dapat dikatakan bahwa

kewarganegaraan merupakan salah satu pelajaran yang di dalamnya

memuat berbagai nilai dan norma sendi-sendi kehidupan universal

manusia baik individu, kelompok, bahkan masyarakat secara umum

terhadap ilmu pengetahuan, teknologi, politik, ekonomi, sosial,

budaya, dan agama.

Dan konsep pendidikan dalam arti luas berarti suatu proses untuk

mengembangkan semua aspek kepribadian manusia, yang mencakup

pengetahuan nilai, sikapnya, serta keterampilannya.

Pendidikan mencakup kegiatan mendidik, mengajar, dan melatih.

Menurut Sikun Pribadi yang dikutip Ine Kusuma Aryani dan

Markum Susatim berpendapat, “mendidik yaitu suatu usaha yang

lebih ditujukan pada pengembangan budi pekerti, hati nurani,

semangat, kecintaan, rasa kesusilaan, ketakwaan dan lain-lain.

Mengajar berarti memberi pelajaran tentang berbagai ilmu yang

bermanfaat bagi perkembangan kemampuan intelektual manusia.

Melatih merupakan suatu usaha untuk memberi sejumlah

keterampilan tertentu, yang dilaksanakan secara berulang-ulang,

sehingga akan terjadi suatu pembiasaan dalam bertindak”.12

10

A. Ubaedillah & Abdul Rozak., Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education).

(Jakarta: ICCE UIN Jakarta, 2008). Cet. 3. h. 5. 11

A. Ubaedillah & Abdul Rozak., Pendidikan Kewarganegaraan... h. 7. 12

Ine Kusuma Aryani & Markum Susatim., Pendidikan Kewarganegaraan... h. 39.

Page 22: PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PE MBE LAJARAN PK N ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24732/3/JUNAEDI... · strategi awal untuk menentukan dan merancang proses

13

Lebih dasar dari pengertian PKn secara umum, maka pembelajaran

PKn di tingkat sekolah dasar bertujuan untuk menanamkan sikap dan

prilaku dalam kehidupan sehari-hari yang didasarkan kepada nilai-

nilai Pancasila baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota

masyarakat, dan memberikan bekal kemampuan untuk mengikuti

pendidikan di SLTP.

Dan jika dilihat dari fungsinya, mata pelajaran PKn memiliki tiga

misi besar. Pertama, misi conservation education, yakni,

mengembangkan dan melestarikan nilai luhur Pancasila. Kedua, social

and moral development, yakni, mengembangkan dan membina siswa

yang sadar akan hak dan kewajibannya, taat pada peraturan yang

berlaku, serta berbudi pekerti luhur. Dan ketiga, fungsi socio-civic

development, yakni membina siswa agar memahami dan menyadari

hubungan antar sesama anggota keluarga, sekolah, dan masyarakat,

serta dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Kewarganegaraan merupakan materi yang memfokuskan pada

pembentukan diri yang beragam, baik dari segi agama, sosio cultural,

usia, dan suku bangsa,untuk menjadi warga Negara Indonesia yang

cerdas, terampil, dan berkarakter.

Materi kewarganegaraan bertujuan mengembangkan kemampuan

sebagai berikut:

- Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi

isu kewarganegaraan.

- Berpartisipasi secara bermutu dan bertanggungjawab, dan

bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara.

- Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk

diri berdasarkan pada karakter-karakter masyarakat Indonesia,

agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya.

Page 23: PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PE MBE LAJARAN PK N ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24732/3/JUNAEDI... · strategi awal untuk menentukan dan merancang proses

14

- Berintegrasi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia

secara langsung atau tidak langsung , dengan memanfaatkan

teknologi informasi dan komunikasi.13

b. Tujuan Pembelajaran PKn

Setiap kegiatan belajar-mengajar, apapun materinya selalu

memiliki sasaran (target). Sasaran yang juga lazim disebut tujuan itu

pada umumnya tertulis. Akan tetapi, ada juga sasaran yang tak tertulis

dan dikenal dengan objective in mind.

Sasaran yang dituju oleh kegiatan belajar mengajar bersifat

bertahap dan meliputi beberapa jenjang yang konkret dan langsung

dapat dilihat dan dirasakan sampai yang bersifat nasional dan

universal. Ditinjau dari sudut waktu pencapaiannya, sasaran KBM

dapat dikategorikan dalam tiga macam.

1. Sasaran-sasaran jangka pendek, seperti TPK (Tujuan

Pembelajaran Khusus).

2. Sasaran-sasaran jangka menengah, seperti tujuan pendidikan

dasar, yakni untuk mempersiapkan siswa mengikuti pendidikan

menengah.

3. Sasaran jangka panjang, seperti tujuan pendidikan nasional.

Tujuan khas yang menjadi tanggung jawab guru sekolah adalah

tujuan instruksional dan tujuan kurikuler.

Sedangkan tujuan pedidikan secara nasional sebagaimana telah

dijabarkan dalam undang-udang dan peraturan menteri sebagai

berikut:

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003

Bab II pasal 3 tentang tujuan pendidikan nasional menyatakan:

Pendidikan Nasional berfungsi mengermbangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam

13

Ine Kusuma Aryani & Markum Susatim., Pendidikan Kewarganegaraan... h. 18.

Page 24: PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PE MBE LAJARAN PK N ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24732/3/JUNAEDI... · strategi awal untuk menentukan dan merancang proses

15

rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

negara yang demokratis serta bertanggung jawab.14

Keputusan tentang tujuan pendidikan diambil pada berbagai

tingkatan. Tujuan pendidikan nasional biasanya ditentukan oleh

instansi tertinggi dalam pemerintahan yaitu parlemen atau Dewan

Perwakilan Rakyat karena bertalian dengan sifat warga negara

yang diinginkan untuk menjamin kelangsungan bangsa dan

negara.Tujuan kurikulum yang bersifat umum dapat merupakan

wewenang kementerian pendidikan dan pengajaran beserta

aparatnya. Dalam usaha itu dapat diminta bantuan para ahli dalam

bidang pendidikan dan ahli-ahli dalam tiap disiplin ilmu.Tujuan

yang spesifik biasanya dipercayakan kepada guru dalam

mempersiapkan tiap pelajaran yang akan diberikannya. Ada

kemungkinan guru itu juga melibatkan orang tua atau murid-murid

walaupun belum merupakan kelaziman di sekolah kita. Tentu saja

tujuan pada tingkat rendah tidak boleh bertentangan dengan tujuan

yang lebih tinggi, bahkan harus memberikan sumbangan untuk

merealisasikannya. Penentuan tujuan kurikulum menurut nilai-nilai

yang dijunjung tinggi dalam masyarakat berrkenaan dengan asas

filosofis dalam pengembangan kurikulum.15

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun

2005 Bab II Pasal 4 Tentang Standar Nasional Pendidikan

menyatakan: Standar Nasional Pendidikan bertujuan menjamin

mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan

bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

bermartabat.16

Bagi tingkat dasar, guru sebagai pedidik memiliki wewenang untuk

merancang tujuan yang ingin dicapai dalam sebuah pembelajaran.

Adapun tujuan pembelajaran tersebut sebenarnya tercermin dalam

indikator Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuatnya.

Di samping itu, indikator sebagai tujuan yang disusun mengacu pada

kurikulum yang menjadi pedomannya.

14

Abd. Rozak., Fauzan., H. Ali Nurdin. Kompilasi Undang-Undang & Peraturan Bidang Pendidikan. (Jakarta: FITK Press, 2010), h. 6.

15 S. Nasution., Pengembangan Kurikulum. (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1990). Cet.

3. h. 48. 16

Abd. Rozak., Fauzan., H. Ali Nurdin. Kompilasi... h. 89.

Page 25: PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PE MBE LAJARAN PK N ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24732/3/JUNAEDI... · strategi awal untuk menentukan dan merancang proses

16

3. Metode Diskusi

a. Pengertian Metode Diskusi

Muhibbin Syah mendefinisikan metode diskusi sebagai berikut:

Metode diskusi adalah metode mengajar yang sangat erat

hubungannya dengan belajar memecahkan masalah (problem solving).

Metode ini lazim juga disebut sebagai diskusi kelompok (group

discussion) dan resitasi bersama (socialized recitation). Aplikasi

metode diskusi biasanya melibatkan seluruh siswa atau sejumlah

siswa tertentu yang diatur dalam bentuk kelompok-kelompok.17

Menurut Masitoh, “Metode mengajar diskusi merupakan cara

mengajar dalam pembahasan dan penyajian materinya melalui

problema atau pertanyaan yang harus diselesaikan berdasarkan

pendapat atau keputusan secara bersama”.18

Sedangkan Abdul Majid berpendapat bahwa “Metode diskusi

merupakan salah satu cara mendidik yang berupaya memecahkan

masalah yang dihadapi, baik dua orang atau lebih yang masing-masing

mengajukan argumentasinya untuk memperkuat pendapatnya”.19

Heris Hermawan menyatakan bahwa “Metode diskusi yaitu suatu

cara penyajian bahan pelajaran dimana pendidik memberikan

kesempatan kepada peserta didik untuk membicarakan dan

menganalisis secara ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat

kesimpulan atau menyusun berbagai alternatif pemecahan atas suatu

masalah”.20

Menurut Syaiful Bahri Djamarah, “Diskusi adalah memberikan

alternatif jawaban untuk membantu memecahkan berbagai problem

17

Muhibbin Syah, Psikologi... h. 205. 18

Masitoh, Strategi Pembelajaran,(Jakarta: Ditjend. Pendidikan Islam Depag. RI., 2009),

h. 118. 19

Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, ((Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011),

cet. 7, h. 141. 20

A. Heris Hermawan., Filsafat Pendidikan Islam. (Jakarta: Ditjen. Pendais. 2009). h.

259.

Page 26: PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PE MBE LAJARAN PK N ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24732/3/JUNAEDI... · strategi awal untuk menentukan dan merancang proses

17

kehidupan. Dengan catatan persoalan yang akan didiskusikan harus

dikuasai secara mendalam”.21

Sedangkan menurut H. Zuhairini, Abdul Ghofir, dan Slamet As.

Yusuf, “Metode diskusi ialah suatu metode di dalam mempelajari

bahan atau menyampaikan bahan dengan jalan mendiskusikannya,

sehingga berakibat menimbulkan pengertian serta perubahan tigkah

laku murid”.22

Oleh karena itu dari beberapa pengertian tersebut di atas dapat

disimpulkan bahwa metode diskusi yaitu salah satu cara atau teknik

belajar yang di dalamnya mengandung proses interaksi antara dua

orang atau lebih yang dilakukan seorang guru dalam menyelesaikan

masalah dan mendorong siswa untuk berdialog dan bertukar pendapat

dengan tujuan agar siswa dapat terdorong untuk berpartisipasi secara

optimal sehingga menuntut siswa aktif dalam proses belajar mengajar.

Menurut Muhibbin Metode diskusi diaplikasikan dalam proses

belajar mengajar untuk:

1) Mendorong siswa berpikir kritis;

2) Mendorong siswa mengekspresikan pendapatnya secara bebas;

3) Mendorong siswa menyumbangkan buah pikirannya untuk

memecahkan masalah bersama;

4) Mengambil satu alternatif jawaban atau beberapa alternatif

jawaban untuk memecahkan masalah berdasarkan

pertimbangan yang seksama.23

Dan karakteristik dalam metode diskusi menurut Masitoh &

Laksmi Dewi adalah:

1) Bahan pelajaran dengan topik permasalahan/persoalan.

2) Adanya pembentukan kelompok.

3) Ada yang mengatur pembicaraan.

4) Aktivitas siswa berpendapat.

21

Syaiful Bahri Djamarah., Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. (Jakarta:

Rineka Cipta. 2000). h. 198. 22

H. Zuhairini, Abdul Ghofir, dan Slamet As. Yusuf., Metodik Khusus Pendidikan

Agama. (Surabaya: Usaha Nasional, 1983). h. 89. 23

Muhibbin Syah, Psikologi...h.205.

Page 27: PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PE MBE LAJARAN PK N ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24732/3/JUNAEDI... · strategi awal untuk menentukan dan merancang proses

18

5) Mengarah pada suatu kesimpulan/pendapat bersama.

6) Guru lebih berperan sebagai pembimbing/motivator.

7) Siswa sebagai objek dan subjek dalam pembelajaran.

8) Melatih sistematika dan logika berpikir.

9) Melatih bahasa lisan.24

Di dalam metode diskusi juga mengandung pengalaman belajar

bagi siswa,

1) Pemahaman terhadap persoalan.

2) Belajar bersama (cooperative learning).

3) Pemahaman pendapat oramg lain.

4) Pembentukan rasa solidaritas.

5) Pemahaman terhadap pengambilan keputusan.

6) Menerapkan cara penyelesaian persoalan.

7) Menerapkan cara menyampaikan pendapat.25

Zuhairini, Abdul Ghofir, dan Slamet As. Yusuf berpendapat

metode diskusi dapat dipergunakan:

1) Apabila ada soal-soal (masalah) yang sebaiknya pemecahannya

diserahkan kepada murid-murid.

2) Untuk mencari keputusan atau pendapat bersama mengenai

sesuatu masalah.

3) Untuk menimbulkan kesanggupan pada anak didik untuk

merumuskan pikirannya secara teratur dan dalam bentuk yang

dapat diterima oleh orang lain.

4) Untuk membiasakan anak didik suka mendengar pendapat

orang lain, sekalipun berbeda dengan pendapatnya sendiri;

membiasakan sikap terbuka/toleran.26

Dari pemaparan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

keterlibatan siswa sebagai objek dan subjek dalam metode diskusi

akan menjadikan mereka lebih percaya diri, termotivasi untuk mampu

menuangkan gagasan, fleksibel dalam pergaulan, dan dapat

mengendalikan diri, serta berpikir realistis, dan toleran.

Menurut Masitoh & Laksmi, kemampuan guru yang harus

diperhatikan untuk menunjang keberhasilan diskusi diantarnya adalah:

24

Masitoh, Strategi Pembelajaran... h. 118. 25

Masitoh, Strategi Pembelajaran... h. 118. 26

H. Zuhairini, Abdul Ghofir, dan Slamet As. Yusuf., Metodik Khusus... h. 89.

Page 28: PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PE MBE LAJARAN PK N ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24732/3/JUNAEDI... · strategi awal untuk menentukan dan merancang proses

19

1) Mampu merumuskan permasalahan sesuai dengan kurikulum

yang berlaku.

2) Mampu membimbing siswa untuk merumuskan dan

mengidentifikasi permasalahan serta menarik kesimpulan.

3) Mampu mengelompokkan siswa sesuai dengan kebutuhan

permasalahan dan pengembangan kemampuan siswa.

4) Mampu mengelola pembelajaran melalui diskusi.

5) Menguasai permasalahan yang didiskusikan.27

Sedangkan kondisi dan kemampuan siswa yang harus diperhatikan

untuk menunjang pelaksanaan diskusi diantaranya adalah:

1) Memiliki motivasi, perhatian, dan minat dalam berdiskusi.

2) Mampu melaksanakan diskusi.

3) Mampu belajar secara bersama.

4) Mampu mengeluarkan isi pikiran atau pendapat/ide.

5) Mampu memahami pedapat orang lain.28

Saran-saran pelaksanaan diskusi sebagai berikut: 1) Hendaknya

diusahakan agar supaya setiap murid mendapat giliran berbicara dan

menyatakan pendapatnya. 2) Hendaknya setiap murid belajar

mendengarkan pendapat orang lain.29

Dari pemaparan di atas dapat dikatakan bahwa ketika pelaksanaan

diskusi akan dijalankan, maka menjadi keharusan bagi guru sebagai

pelaksana untuk mempersiapkan segala sesuatunya agar proses diskusi

berjalan dengan dinamis dan antusias yang tinggi. Begitu pula bagi

peserta, dalam hal ini para siswa, mereka pun harus mempersiapkan

diri dengan segala kemampuan dan keterbatasannya untuk larut dan

aktif di dalam perdebatan diskusi yang akan terjadi nantinya.

Setiap metode pembelajaran tentu saja memiliki kelebihan dan

kekurangan masing-masing, demikian pula dengan metode diskusi.

Kelebihan/keunggulan metode diskusi menurut Syaiful Bahri

Djamarah adalah:

27

Masitoh, Strategi Pembelajaran... h. 118. 28

Masitoh, Strategi Pembelajaran... h. 118. 29

H. Zuhairini, Abdul Ghofir, dan Slamet As. Yusuf., Metodik Khusus... h. 90.

Page 29: PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PE MBE LAJARAN PK N ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24732/3/JUNAEDI... · strategi awal untuk menentukan dan merancang proses

20

1) Menyadarkan anak didik bahwa masalah dapat dipecahkan

dengan berbagai jalan dan bukan satu jalan (satu jawaban saja).

2) Menyadarkan anak didik bahwa dengan berdiskusi mereka

saling mengemukakan pendapat secara konstruktif sehingga

dapat diperoleh keputusan yang lebih baik.

3) Membiasakan anak didik untuk mendengarkan pendapat orang

lain sekalipun berbeda dengan pendapatnya sendiri dan

membiasakan sikap toleran.

Adapun kekurangannya adalah:

1) Tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar.

2) Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas.

3) Dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara.

4) Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal.30

Sedangkan segi positifnya adalah:

1) Suasana kelas lebih hidup, sebab anak-anak mengarahkan

perhatian/pikirannya kepada masalah yang sedang

didiskusikan. Partisipasi anak dalam metode ini lebih baik.

2) Dapat menaikkan prestasi kepribadian individu, seperti:

toleransi, demokratis, berpikir kritis, sistematis, sabar dan

sebagainya.

3) Kesimpulan hasil diskusi mudah difahami anak, karena anak-

anak mengikuti proses berpikir sebelum sampai kepada suatu

kesimpulan.

4) Anak-anak dilatih belajar mematuhi peraturan-peraturan dan

tata tertib dalam suatu musyawarah sebagai latihan pada

musyawarah yang sebenarnya.

Segi negatifnya:

1) Kemungkinan ada anak yang tidak ikut aktif, sehingga bagi

anak-anak ini, diskusi merupakan kesempatan untuk

melepaskan diri dari tanggung jawab.

2) Sulit menduga hasil yang dicapai, karena waktu yang

dipergunakan untuk diskusi cukup panjang.31

Menurut Masitoh & Laksmi, Keunggulan metode diskusi:

1) Siswa bertukar pikiran.

2) Siswa dapat menghayati permasalahan.

3) Merangsang siswa untuk berpendapat.

4) Dapat mengembangkan rasa tanggung jawab/solidaritas.

30

Syaiful Bahri Djamarah., Guru dan... h. 199. 31

H. Zuhairini... h. 90.

Page 30: PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PE MBE LAJARAN PK N ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24732/3/JUNAEDI... · strategi awal untuk menentukan dan merancang proses

21

5) Membina kemampuan berbicara.

6) Siswa belajar memahami pikiran orang lain.

7) Memberikan kesempatan belajar.

Kelemahan:

1) Relatif waktu yang banyak.

2) Apabila siswa tidak memahami kosep dasar, diskusi

tidak efektif.

3) Terdapat perbedaan kemampuan perbendaharaan

bahasa.

4) Apabila guru tidak dapat membimbing diskusi tidak

efektif.32

Jika ditarik kesimpulan dari pendapat tersebut bahwa kelebihan

dari metode diskusi bagi siswa dapat menumbuhkan sifat bijak, kritis,

toleran, memiliki pandangan yang luas terhadap sebuah persoalan, dan

bisa menghargai orang lain.

Sedangkan disisi lain bila ditinjau dari segi negatifnya siswa yang

pendiam akan cenderung kesulitan dalam berinteraksi dan minim

informasi yang semestinya didapatkan dari guru.

b. Tujuan Diskusi

Menurut Mulyani Sumantri sebagaimana dikutip Abdul Majid,

metode diskusi bertujuan untuk: 1) melatih peserta didik

mengembangkan keterampilan bertanya, berkomunikasi, menafsirkan,

dan menyimpulkan bahasan; 2) melatih dan membentuk kestabilan

sosio-emosional; 3) megembangkan kemampuan berpikir sendiri

dalam memecahkan masalah sehingga tumbuh konsep diri yang lebih

positif; 4) mengembangkan keberhasilan peserta didik dalam

menemukan pedapat; 5) mengembangkan sikap terhadap isu-isu

kontroversial; dan 6) melatih peserta didik untuk berani berpendapat

tentang sesuatu masalah.33

Menururt Muhibbin, “Tujuan penggunaan metode diskusi

ialah untuk memotivasi (mendorong) dan memberi stimulasi

32

Masitoh.... h. 118. 33

Abdul Majid... h. 142.

Page 31: PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PE MBE LAJARAN PK N ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24732/3/JUNAEDI... · strategi awal untuk menentukan dan merancang proses

22

(rangsangan) kepada siswa agar berpikir dengan renungan yang dalam

(reflective thinking)”.34

Menurut H. Zuhairini, Abdul Ghofir, dan Slamet As. Yusuf,

“Metode diskusi dimaksudkan untuk merangsang murid berpikir dan

mengeluarkan pendapat sendiri, serta ikut menyumbangkan pikiran

dalam satu masalah bersama yang terkandung banyak kemungkinan-

kemungkinan jawaban”.35

Dari beberapa pendapat tersebut di atas dapat dikatakan bahwa

tujuan dari metode diskusi itu adalah cukup potensial untuk menggali

potensi yang ada pada diri siswa, membantu siswa berpikir secara

kritis dan juga untuk mengembangkan motivasi belajar.

c. Jenis-jenis Diskusi

Ditinjau dari sudut formalitas dan jumlah peserta yang

mengikutinya, Muhibbin Syah menggolongkan diskusi menjadi empat

macam:

1) Diskusi Informal. Biasanya hanya kelompok-kelompok kecil yang

salah seorang diantaranya tampil sebagai pemimpin tanpa

pembantu atau wakil.

2) Diskusi Formal. Dua diantara peserta dipilih atau ditunjuk sebagai

pemimpin dan wakilnya.

3) Diskusi Panel. Kata “panel” sendiri berarti kelompok pembicara

yang dipilih untuk berbicara. Tugas utama mereka ini menjawab

pertanyaan-pertanyaan dari peserta.

4) Diskusi Simposium. Agenda masalah dalam simposium

disampaikan oleh seorang pemrasaran atau lebih (umumnya lebih).

Pemrasaran secara bergiliran menyampaikan uraian pandangannya

mengenai topik yang sama atau salah satu aspek dari topik yang

sama tersebut.36

34

Muhibbin.... h. 205. 35

H. Zuhairini... h. 89. 36

Muhibbin... h. 206.

Page 32: PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PE MBE LAJARAN PK N ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24732/3/JUNAEDI... · strategi awal untuk menentukan dan merancang proses

23

Sedangkan ditinjau dari sudut pola pemusatan orang yang berperan

dalam diskusi di sekolah, metode diskusi terbagi menjadi dua:

1. Pola diskusi teacher centrality (terpusat pada guru).

Peran guru:

1) Indikator, yakni yang menampilkan agenda masalah sebagai

topik diskusi.

2) Direktur, yang mengarahkan pembicaraan.

3) Moderator, yang berwenang mengatur lalu lutas pembicaraan.

4) Evaluator, penilai kemajuan dan partisipasi para partisipan.

Peran siswa (partisipan):

1) Kontributor, penyumbang saran dan pemikiran

2) Evaluator, penilai taraf keberhasilan upaya pemecahan masalah.

2. Pola diskusi student centrality (terpusat pada siswa).

Peran guru:

1) Indikator;

2) Konsultan (penasehat);

3) Encourager (pendorong semangat);

4) Observer dan Evaluator (peninjau dan penilai partisipan).

Peran siswa (partisipan):

1) Moderator;

2) Kontributor;

3) Encourager;

4) Evaluator.37

Pelaksanaan diskusi menurut H. Zuhairin, Abdul Ghofir, dan

Slamet As. Yusuf dapat dengan:

1. Diskusi kelas (class discussion)

langsung dipimpin oleh guru, dengan melontarkan bahan pokok

bahasan diskusi kepada semua anak, dan setiap anak

diharapkan partisipasinya untuk memecahkannya bersama-

sama.

2. Diskusi kelompok (small group discussion)

Dengan jalan membagi kelas menjadi beberapa kelompok

dengan beberapa pokok bahasan diskusi yang berbeda-beda.

Tahap pertama pokok bahasan tersebut didiskusikan dalam

37

Muhibbin... h. 207

Page 33: PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PE MBE LAJARAN PK N ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24732/3/JUNAEDI... · strategi awal untuk menentukan dan merancang proses

24

kelompok masing-masing, yang kemudian tahap terakhir

dikemukakan dalam diskusi kelas.38

Dari beberapa jenis diskusi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

jenis diskusi pada dasarnya dapat digolongkan ke dalam jenis formal

dan informal. Di mana diskusi formal adalah jenis diskusi yang terkait

dengan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan dan juga semua

anggota kelompok diskusi dapat ikut aktif dengan catatan setelah

terlebih dahulu diberi waktu oleh pimpinan diskusi.

Sedangkan diskusi dalam jenis informal adalah jenis diskusi yang

tidak terlalu terikat dengan peraturan-peraturan yang ada, semua

anggota kelompok diskusi juga ikut aktif tanpa harus diberi waktu

terlebih dahulu oleh pimpinan diskusi.

Jenis apapun diskusi yang digunakan, dalam pelaksanaannya, guru

harus mengatur kondisi agar:

1) Siswa memiliki motivasi, perhatian, dan minat dalam

berdiskusi.

2) Siswa mampu melaksanakan diskusi.

3) Siswa mampu belajar secara bersama.

4) Siswa mampu mengeluarkan isi pikiran atau pendapat/ide.

5) Siswa mampu memahami pendapat orang lain.39

Dari uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa diskusi

merupakan metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam

pemecahan masalah dan mendorong siswa untuk dapat meningkatkan

cara berpikir ilmiah dan mengembangkan pengetahuannya yang

mengutamakan kelompok dibandingkan individual.

d. Langkah Langkah Pelaksanaan Diskusi

1. Langkah perencanaan

38

H. Zuhairin... h. 92. 39

Masitoh...h. 118.

Page 34: PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PE MBE LAJARAN PK N ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24732/3/JUNAEDI... · strategi awal untuk menentukan dan merancang proses

25

Menurut Syaiful Bahri Djamarah, diskusi yang baik dilaksanakan

dalam suasana bebas terpimpin dan intim. Hal-hal yang harus

diperhatikan meliputi:

1) Pemilihan topik atau masalah yang akan didiskusikan. Yang

harus diperhatikan: (1) minat anak didik; (2) kemampuan

anak didik; (3) bermakna.

2) Dapat memastikan bahwa guru dan anak didik telah

memiliki latar belakang informasi untuk mendiskusikan

topik secara baik.

3) Diskusi dipersiapkan secara baik; nara sumber, pertanyaan

kunci dan bahan yang tepat untuk mengatur sikuen diskusi.

4) Ditetapkan besarnya kelompok.

5) Pengaturan tempat duduk.40

Dari pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam

melakukan persiapan diskusi dapat dilakukan dengan langkah

mempersiapkan topik masalah, kesiapan siswa, nara sumber, dan

pengaturan tempat duduk agar ketika diskusi dilaksanakan dapat

berjalan dengan baik, tertib dan tercapai tujuan yang diharapkan.

2. Pelaksanaan diskusi

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan diskusi

adalah:

a) Pemusatan perhatian;

b) Mengklasifikasi masalah;

c) Menganalisis pandangan anak didik;

d) Meningkatkan kontribusi;

e) Membagi partisipasi.41

Dari pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan pelaksanaan diskusi

yag berhasil dapat dilakukan dengan perhatian yang baik, memberi

informasi penjelas, melokalisasi pandangan, dan memberi kesempatan

yang sama dalam sumbangan pemikiran/berpendapat.

3. Menutup Diskusi

40

Syaiful... h. 160. 41

Syaiful... h. 160.

Page 35: PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PE MBE LAJARAN PK N ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24732/3/JUNAEDI... · strategi awal untuk menentukan dan merancang proses

26

Akhir dari proses pembelajaran dengan menggunakan metode

diskusi hendaklah dilakukan sebagai berikut:

1) Merangkum hasil diskusi secara jelas dan singkat pada hal-hal

yang penting, atau dengan formulasi yang dimiliki siswa, atau

dengan menarik kesimpulan.

2) Menyebutkan kerja tidak lanjut.

3) Mengevaluasi hasil atau proses diskusi.42

Dari pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan menutup diskusi

dapat dilakukan dengan merangkum hasil diskusi, menarik

kesimpulan, dan mengevaluasi agar hasil diskusi yang dicapai berhasil

dengan efektif.

e. Komponen Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok

Kecil

Menurut Syaiful Bahri Djamarah keterampilan membimbing

diskusi yaitu:

1) Memusatkan perhatian siswa pada tujuan dan topik diskusi.

2) Mengklasifikasi masalah.

3) Menganalisis pandangan siswa.

4) Meningkatkan kontribusi.

5) Membagi partisipasi.

6) Menutup diskusi.

7) Hal-hal yang perlu diperhatikan.43

Dari beberapa komponen keterampilan yang harus dimiliki guru

dalam membimbing diskusi kelompok kecil dapat disimpulkan,

pertama memusatkan perhatian siswa pada tujuan dan topik diskusi

hal ini dapat dilakukan dengan merumuskan tujuan dan topik yang

akan dibahas pada awal diskusi, kemukakan masalah-masalah khusus,

catat perubahan atau penyimpangan diskusi dari tujuan, rangkum hasil

pembicaraan dalam diskusi. Kedua mengklasifikasi masalah dapat

dilakukan dengan menyusun kembali atau merangkum sumbangan

42

Syaiful... h. 160. 43

Syaiful... h. 160.

Page 36: PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PE MBE LAJARAN PK N ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24732/3/JUNAEDI... · strategi awal untuk menentukan dan merancang proses

27

pikiran siswa yang agak membingungkan sehingga menjadi jelas,

menggunakan pertanyaan melacak terhadap komentar siswa sehingga

membantu kelompok mengklasifikasikan masalah, menguraikan

sumbangan pemikiran siswa dengan jalan memberi informasi atau

contoh yang sesuai sehinngga memperjelas pemahaman.

Ketiga menganalisis pandangan siswa. Hal ini dapat dilakukan

dengan cara guru melokalisasi pendapat yang disetujui maupun yang

tidak disetujui, dan mencari alasan mengapa peserta sampai pada

pandangan seperti itu, ini berguna untuk mengeksplorasi nilai-nilai

yang memberi harapan untuk membuat keputusan atau sampai pada

konsensus (kesepakatan).

Keempat meningkatkan kontribusi. Hal ini dapat dilakukan

dengan mengajukan pertanyaan kunci yang dapat meningkatkan

diskusi, menggunakan stimulasi berupa contoh-contoh verbal maupun

nonverbal, memancing dengan membuat komentar bertentangan

(kontroversi), menunggu dengan tenang, tetapi juga mengharapkan

sumbangan pikiran siswa daripada hanya mengisi dengan

pembicaraan yang asal bicara, memberi dukungan terhadap

sumbangan pikiran siswa dengan mendengarkan penuh perhatian,

pemberian komentar positif, dengan gerak badan, dan secara akrab.

Kelima membagi partisipasi dengan cara hati-hati meminta

pandangan siswa yang kurang berpartisipasi tanpa harus memalukan

atau tanpa mengejek, mencegah kegaduhan sehingga pembicaraan

seseorang dapat didengar oleh semua anggota, mencegah siswa yang

yang cenderung memonopoli diskusi, meminta persetujuan sementara

untuk tidak menemui jalan buntu dan memperluas wawasan,

meningkatkan pemberian komentar siswa terhadap pendapat siswa

lainnya sehingga interaksi dapat ditampilkan.

Page 37: PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PE MBE LAJARAN PK N ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24732/3/JUNAEDI... · strategi awal untuk menentukan dan merancang proses

28

Keenam menutup diskusi. Hal ini menyangkut soal merangkum

hasil diskusi secara jelas dan singkat pada hal-hal yang penting, atau

dengan formulasi yang dimiliki siswa, atau dengan mearik

kesimpulan, memberikan topik diskusi berikutnya, atau menyebutkan

kerja tindak lanjut untuk kelompok, guru melibatkan diri dalam

mengevaluasi hasil atau proses diskusi kelompok kecil.

Dan ketujuh hal-hal yang perlu diperhatikan, hendaknya guru tidak

mendominasi diskusi sehingga siswa tidak diberi kesempatan,

membiarkan siswa tertentu memonopoli diskusi, membiarkan

terjadinya penyimpangan pembicaraan yang tidak relevan,

membiarkan siswa yang enggan berpartisipasi, tidak memperjelas atau

mendukung kemampuan pikir siswa dan gagal mengakhiri diskusi

secara efektif.

B. Kerangka Berpikir

Berdasarkan kajian teori maka peneliti berasumsi bahwa dalam

proses pembelajaran hendaknya pendidik mampu menciptakan

pembelajaran yang aktif dan menyenangkan bagi siswa. Dalam proses

pembelajaran seorang pendidik dituntut memiliki kemampuan dalam

mengkoordinasikan komponen-komponen pembelajaran yang dapat

mendukung tercapainya tujuan pembelajaran adalah kemampuan guru

dalam memilih dan menetapkan metode pembelajaran yang akan

digunakan saat proses pembelajaran berlangsung. Dalam hal ini

peneliti memilih salah satu metode yaitu metode diskusi.

Metode diskusi merupakan salah satu metode belajar mengajar

yang dilakukan oleh guru di sekolah. Di dalam diskusi ini proses

interaksi antara dua atau lebih individu yang terlibat dan saling tukar

menukar pengalaman serta kerjasama antar siswa sehingga mampu

memecahkan suatu masalah. Selain itu dengan metode diskusi siswa

diharapkan mampu belajar mandiri, aktif, dan menyenangkan.

Page 38: PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PE MBE LAJARAN PK N ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24732/3/JUNAEDI... · strategi awal untuk menentukan dan merancang proses

29

Tujuan dari metode diskusi adalah agar siswa belajar berpartisipasi

dalam memecahkan suatu masalah bersama. Ciri-ciri metode diskusi

itu dapat mempertinggi partisipasi siswa secara idividual, memperluas

pandangan, mengembangkan kepemimpinan, dan siswa dapat berpikir

aktif.

Tujuan: Metode diskusi Ciri-ciri metode diskusi:

Proses Pembelajaran

Siswa Aktif

Gambar 2.1. kerangka berpikir

C. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka peneliti berasumsi

bahwa diduga metode diskusi dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran

siswa kelas VI A Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda Kebagusan Jakarta

Selatan terhadap mata pelajaran PKn.

Page 39: PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PE MBE LAJARAN PK N ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24732/3/JUNAEDI... · strategi awal untuk menentukan dan merancang proses

30

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Fokus penelitian ini adalah upaya untuk mengetahui secara

mendalam proses bembelajaran siswa kelas VI A Madrasah Ibtidaiyah

Nurul Huda Kebagusan Jakarta Selatan melalui metode diskusi pada mata

pelajaran PKn. Sasaran yang ingin dicapai adalah sejauhmana keaktifan

siswa dalam pembelajaran tersebut. Maka dalam hal ini jenis penelitian

yang akan dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau yang

biasa dikenal dengan Classroom Action Reasearch (CAR).

Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap

kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan

terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan

oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa.44

Karena Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang

dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktek pembelajaran di

kelas, menjadi sangat relevan jika dilakukan peneliti yang juga merupakan

guru di sekolah tersebut.

B. Subjek Penelitian

Penelitian tentang peningkatan aktifitas pembelajaran siswa

terhadap mata pelajaran PKn melalui metode diskusi ini dilaksanakan di

Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda Kebagusan Jakarta Selatan dan subjek

penelitiannya adalah siswa kelas VI A sebanyak 36 orang yang terdiri dari

19 putera dan 17 puteri. Sedangkan mengenai waktu pelaksanaan PTK ini

adalah bulan Maret 2012.

44

Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Supardi, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta:

Bumi Aksara., 2009), h. 3.

Page 40: PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PE MBE LAJARAN PK N ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24732/3/JUNAEDI... · strategi awal untuk menentukan dan merancang proses

31

C. Instrumen Penelitian

Mengacu pada judul yang dikemukakan di atas, maka instrumen

yang paling tepat digunakan dalam PTK ini adalah observasi dan

penyebaran angket.

Pada tahap observasi, peneliti melakukan pengamatan dengan

seksama terhadap pelaksanakan metode diskusi di kelas untuk mengetahui

sejauhmana efektifitas pembelajaran dilaksanakan dengan metode tersebut

hingga pada saat teridentifikasi suatu masalah/kendala dapat diambil

tindakan untuk memperbaikinya.

Sedangkan angket yang berisi butir-butir pertanyaan/kuisioner

yang disebarkan kepada siswa untuk diisi merupakan bagian/komponen

yang dapat menjelaskan, menggambarkan dan atau membanding dari

proses observasi yang dilakukan. Oleh karena itu, dengan kedua instrumen

tersebut dapat teridentifikasi hal-hal yang akan di PTK kan.

D. Prosedur Penelitian

Dalam PTK ini peneliti menggunakan dua siklus, dimana tiap

siklus terdiri dari empat tahapan sebagai berikut:

1. Perencanaan (planning)

Sebelum melakukan penelitian, penulis melakukan beberapa

persiapan awal yaitu:

a. Mengajukan proposal sekaligus judul penelitian yang ditujukan

kepada kepala program Peningkatan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

b. Konsultasi kepada dosen pembimbing yang sudah ditentukan secara

terstruktur oleh kepala program.

c. Menyusun kisi-kisi instumen penelitian.

d. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

e. Konsultasi kepada dosen pembimbing.

f. Membuat surat izin penelitian.

Page 41: PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PE MBE LAJARAN PK N ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24732/3/JUNAEDI... · strategi awal untuk menentukan dan merancang proses

32

g. Konsultasi kepada kepala sekolah.

h. Melaksanakan penelitian.

i. Konsultasi kepada dosen pembimbing.

j. Membuat laporan penelitian (skripsi).

2. Tindakan (action)

Tahapan kedua ini merupakan pelaksanaan atau implementasi dari

isi rancangan yang telah disusun yaitu melaksanakan kegiatan

pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi yang di desain

sebagai berikut:

Alteratif pelaksanaan

Permasalahan pemecahan tindakan I

S i k l u s I

Refleksi I analisis data observasi I

Alternatif pemecahan pelaksanaan

Belum (rencana tindakan) tindakan II

S i k l u s II

Refleksi II analisis data observasi II

Gambar 3.1. desain tindakan

Page 42: PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PE MBE LAJARAN PK N ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24732/3/JUNAEDI... · strategi awal untuk menentukan dan merancang proses

33

Adapun tindakan yang akan dilakukan dalam kedua siklus tersebut

adalah sebagai berikut:

NO.

1.

TAHAPAN

Perencanaan Ide

Temuan awal

Diagnosa

KEGIATAN

Peningkatan aktivitas pembelajaran

siswa pada mata pelajaran PKn

Observasi pembelajaran sehari-hari

a. Mengamati kegiatan belajar

mengajar PKn di kelas VI A

Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda

Kebagusan Jakarta Selatan.

b. Kurang aktifnya siswa dalam

kegiatan pembelajaran PKn.

Aktivitas siswa dapat ditingkatkan

dengan menggunakan metode diskusi

Ssiklus I

Perencanaan

1. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran

PKn dengan metode diskusi.

2. Mengemukakan masalah yang akan

didiskusikan dan memberikan

pengarahan seperlunya mengenai

tata cara diskusi.

3. Membentuk kelompok diskusi,

memilih pimpinan diskusi (ketua,

sekretaris, pelapor, mengatur tempat

duduk, dan lain-lain

Page 43: PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PE MBE LAJARAN PK N ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24732/3/JUNAEDI... · strategi awal untuk menentukan dan merancang proses

34

2. Tindakan

3. Pengamatan

4. Refleksi

1. Siswa berdiskusi di dalam

kelompoknya masing-masing, dan

guru berkeliling mejaga ketertiban

serta memberikan dorongan dan

bantuan sepenuhnya agar setiap

anggota kelompok berpartisipasi

aktif.

2. Siswa mencatat hasil diskusi.

3. Setiap kelompok melaporkan hasil

diskusinya dan mempresentasikan

hasil diskusi kelompoknya tersebut.

4. Guru memberikan penjelasan

tambahan terhadap laporan-laporan

tersebut.

5. Guru memberikan kesimpulan hasil

diskusi

Memantau atau mengamati jalannya

proses diskusi, mengisi lembar

observasi.

a. Mengumpulkan catatan pengamatan

dan hasil observasi serta melakukan

analisis.

b. Menemukan dan menyimpulkan

hasil sementara.

c. Merencanakan siklus II dan

memperbaiki kelemahan yang

ditemukan pada siklus I dan

memberi alternatif solusi.

Page 44: PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PE MBE LAJARAN PK N ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24732/3/JUNAEDI... · strategi awal untuk menentukan dan merancang proses

35

Siklus II dan seterusnya

Penyusunan Laporan Penelitian

Tabel 3.2. Intervensi Tindakan

3. Pengamatan (Observing)

Pengamatan dilakukan seiring dilaksanakannya tindakan di kelas

yang menjadi fokus dari penelitian ini. Di dalam pengamatan ini

peneliti selain mengamati jalannya proses pembelajaran dalam tindakan

juga melengkapi diri dengan perangkat pendukung pengamatan seperti

mengisi lembar observasi, kamera, catatan lapangan, dan lain-lain.

4. Refleksi (Reflecting)

Pada tahapan ini, data dan semua dokumen yang diperoleh dari

hasil penelitian pada siklus I dianalisis untuk selanjutnya digunakan

sebagai acuan untuk merencanakan tindakan pada siklus II.

Sedangkan refleksi yang dilakukan pada siklus II merupakan

kesimpulan dari keseluruhan proses penelitian yang dilaksanakan

sekaligus untuk mengetahui keberhasilan penelitian.

E. Teknik atau Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam

penelitian ini adalah pengamatan berperanserta lengkap, pemeranserta

sebagai pengamat, pengamat sebagai pemeranserta, dan dokumentasi.

1. Pengamatan Berperanserta (participant observation)

Pengamat/peneliti dalam hal ini menjadi anggota penuh

dari kelompok yang diamati untuk memperoleh informasi apa saja

yang dibutuhkan, termasuk yang paling rahasia.

Page 45: PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PE MBE LAJARAN PK N ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24732/3/JUNAEDI... · strategi awal untuk menentukan dan merancang proses

36

2. Pemeranserta Sebagai Pengamat

Pengamat/peneliti tidak sepenuhnya sebagai pemeranserta

tetapi masih melakukan fungsi pengamatan. Pengamat sebagai

anggota pura-pura jadi tidak melebur dalam arti sesungguhnya.

3. Pengamat Sebagai Pemeranserta

Pengamat secara terbuka diketahui oleh peserta dan segala

macam informasi mudah diperoleh.

4. Dokumentasi

Data dalam PTK ini diperoleh dari proses pelaksanaan

metode diskusi pada mata pelajaran PKn di kelas VI Madrasah

Ibtidaiyah Nurul Huda Kebagusan Jakarta Selatan melalui

observasi, pengamatan langsung, dan penyebaran angket.

F. Prosedur Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan setelah dilaksanakan tindakan yang

menjadi fokus PTK dengan dua siklus. Siklus I untuk mengetahui

sejauhmana pelaksanaan metode yang digunakan. Setelah diketahui

hasilnya, maka dilanjutkan pada siklus II yang memberikan alteratif solusi

di dalamnya.

Di dalam melaksanakan tindakan yang dibagi menjadi dua siklus

tersebut, observasi dan penyebaran angket mejadi alat utama yang

memiliki fungsi strategis untuk dapat mengidentifikasi masalah. Oleh

karenanya dari hasil observasi dan angket yang dikumpulkan maka akan

dapat dideskripsikan berhasil atau tidaknya metode yang ditawarkan.

c. Observasi

Observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan secara

sistematis, logis, objektif, dan rasional mengenai berbagai fenomena,

Page 46: PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PE MBE LAJARAN PK N ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24732/3/JUNAEDI... · strategi awal untuk menentukan dan merancang proses

37

baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk

mencapai tujuan tertentu.45

Adapun alasan digunakannya observasi karena pengamatan

didasarkan atas pengalaman secara langsung sehingga memungkinkan

melihat dan mengamati sendiri, kemudian mencatat perilaku dan

kejadian sebagaimana yang terjadi pada keadaan sebenarnya.

Pengamatan memungkinkan peneliti mencatat peristiwa dalam situasi

yang berkaitan dengan pengetahuan proposional maupun pengetahuan

yang langsung diperoleh dari data.

Pedoman Observasi Praktik Diskusi

A B C D E

1 Tahap persiapan:

a. perhatian terhadap penjelasan guru

b. pemahaman terhadap tujuan

c. pemahaman terhadap pokok masalah

2 Tahap pelaksanaan:

a. mengemukakan pendapat

b. mencatat hasil diskusi

c. mempresentasikan hasil diskusi

d. Kejelasan bahasa

3 Tahap kulminasi:

a. membuat rangkuman

b. berpendapat sebagai umpan balik

c. memberi penilaian

Aspek-aspek yang diobservasiSkala nilai

%No.

Keterangan:

Bobot Nilai

A = 5; sangat baik

45

Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: Rosda, 2010), cet. 2, h. 153.

Page 47: PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PE MBE LAJARAN PK N ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24732/3/JUNAEDI... · strategi awal untuk menentukan dan merancang proses

38

B = 4; baik

C = 3; cukup baik

D = 2; kurang

E = 1; sangat kurang

Tabel 3.3. Pedoman Observasi

d. Angket

Angket memiliki kesamaan dengan wawancara, kecuali dalam

implementasinya. Angket dilaksanakan secara tertulis, sedangkan

wawancara dilaksanakan secara lisan.

Digunakannya angket dalam PTK ini karena 1) responden dapat

menjawab dengan bebas tanpa dipengaruhi oleh hubungan dengan

peneliti atau penilai, dan waktu relatif lama, sehingga objektivitas dapat

terjamin 2) informasi atau data terkumpul lebih mudah karena itemnya

homogen 3) dapat digunakan untuk mengumpulkan data dari jumlah

responden yang besar yang dijadikan sampel.46

Angket

Berilah tanda centang (√ ) pada kolom SS, S, TT, TS, dan STS

Dari pernyataan di bawah ini yang kamu anggap sesuai!

Nama siswa :

Kelas : VI A.

No. Pernyataan SS S TT TS STS

1. Saya mempersiapkan diri untuk menerima

pelajaran PKn.

46 Zaenal Arifin, Evaluasi…., h. 166.

Page 48: PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PE MBE LAJARAN PK N ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24732/3/JUNAEDI... · strategi awal untuk menentukan dan merancang proses

39

2. Saya menyukai pelajaran PKn.

3. Saya menyukai guru PKn mengajar

4. Saya berperan aktif dalam pembelajaran PKn

5. Saya suka belajar PKn dengan cara diskusi

6. Diskusi menjadikan wawasan saya bertambah

7. Saya harus mengajukan pendapat pada saat

diskusi

8. Saya selalu aktif bertanya pada saat diskusi

9. Saya selalu siap menjadi ketua diskusi

10. Saya tidak ingin hanya menjadi anggota saja

dalam diskusi

Keterangan:

SS : Sangat Setuju : poin 5

S : Setuju : poin 4

TT : Tidak Setuju : poin 3

TS : Tidak Setuju : poin 2

STS : Sangat Tidak Setuju : poin 1

Tabel 3.4. Tabel Angket Penelitian

Page 49: PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PE MBE LAJARAN PK N ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24732/3/JUNAEDI... · strategi awal untuk menentukan dan merancang proses

40

BAB IV

DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Objek PTK

Profil Madrasah

Madrasah tempat dilaksanakannya penelitian/PTK oleh penulis adalah

Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda uang beralamat di Jalan Kebagusan IV Rt.

010/04 No. 88 Kelurahan Kebagusan Kecamatan Minggu Kota Jakarta Selatan

Provinsi DKI Jakarta dengan nomor telepon 021-78836348, nomor statistik

111231740059 dan terakreditasi A, bernomor pokok wajib pajak 01.546428.2-

07.000. Kepala madrasah bernama Amir Machmud, S.Ag. Madrasah tersebut

berada di bawah Yayasan Yapinda dengan nomor telepon 021-7829401.

Madrasah seluas 985 M2 itu berdiri di atas tanah wakaf seluas 1285 M2.

Data Siswa

Data terakhir/tahun pelajaran (2011/2012) siswa di Madrasah Ibtidaiyah

Nurul Huda Kebagusan berjumlah empat ratus empat puluh delapan terdiri atas:

- siswa kelas 1 sebanyak 89 dibagi menjadi dua kelas.

- siswa kelas 2 sebanyak 85 dibagi menjadi tiga kelas.

- siswa kelas 3 sebanyak 52 dibagi menjadi dua kelas.

- siswa kelas 4 sebanyak 89 dibagi menjadi tiga kelas.

- siswa kelas 5 sebanyak 81 dibagi menjadi tiga kelas.

- siswa kelas 6 sebanyak 72 dibagi menjadi tiga kelas.

Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana pendukung kegiatan belajar mengajar di Madrasah

Ibtidaiyah Nurul Huda Kebagusan terdiri dari:

6 unit ruang belajar.

1 unit perpustakaan.

1 unit ruang laboratorium IPA.

1 unit ruang pimpinan.

Page 50: PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PE MBE LAJARAN PK N ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24732/3/JUNAEDI... · strategi awal untuk menentukan dan merancang proses

41

1 unit ruang guru.

1 unit mushalla.

1 unit ruang UKS.

2 unit jamban/toilet

1 unit gudang.

1 unit lapangan olah raga.

Tenaga Pendidik dan Kependidikan

3 orang guru PNS yang diperbantukan.

19 orang guru tetap yayasan.

1 orang tata usaha

Data Guru

Jumlah seluruh guru yang ada di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda

Kebagusan sebanyak 22 orang dan 1 orang tata usaha, mereka adalah:

1. Amir Machmud, S.Ag. Kepala Madrasah

2. Abdurrahman, S.Ag. wakil Kepala Madrasah

3. Sarimah, S.Pd.I.

4. Adriansyah

5. Wangnih, S.Pd.

6. Atmawati, S.Ag.

7. H. Rizal Ibrahim, S.Pd.

8. Junaedi

9. Mutiah, S.Ag.

10. Saidah Arpah, S.Ag.

11. Mansuroh, S.Ag.

12. Nurjanah, S.Ag.

13. Charirioh, S.Ag.

14. Anita, S.Ag.

15. Hj. Nasyuroh, S.Ag.

16. Rini Wuryandari, S.Ag.

Page 51: PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PE MBE LAJARAN PK N ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24732/3/JUNAEDI... · strategi awal untuk menentukan dan merancang proses

42

17. Linah, S.Ag.

18. H. Imam Saparuddin, S.Sos.I.

19. Acep, S.Pd.

20. Siti Najah, S.Ag.

21. Ina Nopiana, S.Pd.

22. Nurlaela

23. Elsa Safitri. Tata Usaha.

A. Deskripsi Data

1. Intervensi Tindakan

A. Perencanaan

a. Pelaksanaan metode diskusi.

Diskusi merupakan proses pembelajaran melalui interaksi dalam

kelompok. Sedangkan metode diskusi adalah suatu cara penyajian

bahan pelajaran dimana guru memberi kesempatan kepada para

siswa (kelompok-kelompok siswa) untuk mengadakan

perbincangan ilmiah guna menampung pendapat, membuat

kesimpulan atau menyusun berbagai alternatif pemecahan suatu

masalah.

b. Mengemukakan masalah dan memberi penjelasan seperlunya.

Dalam hal mengemukakan masalah, setiap kelompok diminta

untuk membuka, membaca, dan memahami isi bab empat buku

PKn kelas enam yaitu tentang Peran Indonesia di Dunia

Internasional. Sedangkan dalam hal memberi pejelasan, peneliti

mengemukakan tata cara pelaksanaan diskusi yang akan

dilaksanakan.

c. Membentuk kelompok, memilih pemimpin, mengatur tempat

duduk. Setelah menjelaskan tata cara diskusi, peneliti membentuk

kelompok diskusi dengan pengklasifikasian pembagian anggota

berdasarkan tingkat pengetahuan yang sesuai. Artinya, siswa yang

dianggap lebih pandai dikumpulkan terlebih dahulu, kemudian

Page 52: PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PE MBE LAJARAN PK N ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24732/3/JUNAEDI... · strategi awal untuk menentukan dan merancang proses

43

diikuti dengan memasukkan siswa yang dianggap kurang pandai ke

dalam bagiannya. Setelah mereka berkumpul di dalam kelompok

masing-masing, peneliti meminta untuk memilih ketua, sekretaris,

dan pelapor. Usai proses pemilihan pimpinan diskusi oleh anggota

kelompok masing-masing, peneliti dibantu siswa mengatur tempat

duduk yang diformulasikan saling berhadap-hadapan dengan

bentuk persegi empat dengan jumlah anggota masing-masing

kelompok 6 orang.

B. Tindakan

a. Siswa berdiskusi di kelompoknya masing-masing dengan fokus

masalah yang diambil dari sub-sub bab empat buku PKn kelas

enam yang ditentukan oleh peneliti. Peneliti berkeliling menjaga

ketertiban proses diskusi yang sedang berlangsung dengan cara

mengingatkan setiap anggota kelompok tetap fokus pada pokok

masalah, memberi bantuan yang diperlukan bagi siswa yang

mengalami kesulitan memahami fokus masalah yang dibahasnya,

dan memotivasi setiap anggota kelompok untuk aktif mengikuti

jalannya diskusi dengan memberi masukan atau pendapat.

b. Siswa mencatat hasil diskusi. Dalam penjelasan umum di awal,

peneliti mengungkapkan bahwa semua anggota diskusi harus

mencatat hasil yang dicapai pada saat pelaksanaan diskusi, poin-

poin apa saja yang penting karena hasil tersebut akan

dipresentasikan di depan kelas dan harus siap menjawab pertanyaan

dari kelompok lain.

c. Melaporkan dan mempresentasikan hasil diskusi. Sebagaimana

telah diungkapkan di atas bahwa setiap kelompok harus

melaporkan dan mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di

depan kelas. Pada tahap ini semua ketua kelompok yang ditunjuk

oleh anggotanya melaporkan dan mempresentasikan hasil diskusi

di kelompoknya masing-masing di depan kelas. Dari rangkaian

Page 53: PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PE MBE LAJARAN PK N ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24732/3/JUNAEDI... · strategi awal untuk menentukan dan merancang proses

44

kegiatan diskusi yang dilakukan hal ini merupakan momentum atau

peristiwa yang paling menarik, karena hampir seluruh siswa terlibat

aktif mengajukan pertanyaan terhadap kelompok yang

mempresentasikan hasil diskusinya.

d. Guru memberikan penjelasan tambahan terhadap laporan hasil

diskusi siswa. Pada tahap ini peneliti menjelaskan pokok masalah

yang dibahas oleh setiap kelompok sebagai tambahan dan

penguatan sehingga seluruh anggota atau siswa merasa puas

terhadap seluruh jawaban dari pertanyaan yang mereka ajukan.

e. Guru memberikan kesimpulan hasil diskusi. Sebagai tahap akhir

dari pelaksanaan sebuah diskusi adalah membuat kesimpulan.

Dalam hal ini peneliti merangkum seluruh kegiatan diskusi yang

dilaksanakan semua kelompok menjadi sebuah kesimpulan yang

dapat mewakili segala pendapat, pertanyaan, dan jawaban yang

disampaikan siswa dalam proses diskusi yang berlangsung yang

pada dasarnya merupakan intisari dari bab empat buku PKn kelas

enam yang dipelajari.

C. Pengamatan

Dalam proses pengamatan, peneliti memantau dan

mengamati pelaksanaan diskusi yang dilakukan seluruh kelompok

dengan seksama. Tidak hanya mengamati, peneliti juga membekali

diri dengan lembar observasi, angket, dan catatan pengamatan

yang telah dipersiapkan untuk diisi dan dicatat mengenai segala

peristiwa yang terjadi dalam proses diskusi tersebut. Lembar

observasi, angket, dan catatan pengamatan dibutuhkan untuk

mengungkapkan temuan dan menghindari kealpaan jika hanya

mengandalkan kemampuan melihat dan mendengar semata pada

saat pendeskripsian dilakukan. Jadi, lembar observasi, angket, dan

catatan pengamatan mutlak peneliti butuhkan untuk bahan kajian.

Page 54: PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PE MBE LAJARAN PK N ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24732/3/JUNAEDI... · strategi awal untuk menentukan dan merancang proses

45

D. Refleksi

a. Mengumpulkan catatan pengamatan, angket, dan lembar hasil

observasi kemudian menganalisisnya. Seluruh catatan pengamatan,

angket, dan isian lembar observasi terhadap pristiwa-peristiwa yang

terjadi selama proses diskusi dilaksanakan dikumpulkan. Setelah

terkumpul, seluruh komponen yang terkait dengan proses

pengamatan pelaksanaan diskusi selanjutnya dianalisis yang

bertujuan untuk mengetahui berhasil atau tidaknya metode diskusi

yang diterapkan (lihat analisis data).

b. Menemukan dan menyimpulkan hasil sementara. Setelah

dikumpulkan catatan penelitian, angket, dan lembar isian observasi

kemudian dilakukan analisis, maka ditemukan hasil. Dari hasil

yang didapatkan tersebut, peneliti dapat menyimpulkan langkah-

langkah yang harus dilakukan pada kegiatan atau siklus berikutnya.

c. Merencanakan siklus II, memperbaiki kelemahan yang ada pada

siklus I dan memberi alternatif solusi. Dari hasil sementara yang

didapat dari proses analisis data pada siklus I, peneliti mengambil

langkah-langkah berikutnya kemudian diformulasikan dalam

pelaksanaan siklus II. Adapun langkah yang diambil sebagai

alternatif solusi untuk perbaikan pada siklus II adalah menjelaskan

lebih rinci lagi, memberikan nilai kepada siswa yang aktif dengan

cara terbuka, memotivasi, dan memberikan reward bagi yang

dianggap terbaik.

B. Analisis Data

Sebagaimana telah diungkapkan sebelumnya bahwa data yang

diperoleh dari pelaksanaan metode diskusi pada mata pelajaran PKn di

kelas VI A Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda Kebagusan Jakarta Selatan

terdiri atas tiga sumber yaitu: 1) observasi, 2) angket, dan 3) catatan

pengamatan.

Page 55: PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PE MBE LAJARAN PK N ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24732/3/JUNAEDI... · strategi awal untuk menentukan dan merancang proses

46

Dari hasil observasi, angket, dan catatan pengamatan pada siklus I

diperoleh data sebagai berikut:

1. Hasil observasi siklus I

A B C D E

1 Tahap persiapan:

a. perhatian terhadap penjelasan guru 1 13,9

b. pemahaman terhadap tujuan 1 8,3

c. pemahaman terhadap pokok masalah 1 8,3

2 Tahap pelaksanaan:

a. mengemukakan pendapat 1 8,3

b. mencatat hasil diskusi 1 8,3

c. mempresentasikan hasil diskusi 1 8,3

d. Kejelasan bahasa 1 8,3

3 Tahap kulminasi:

a. membuat rangkuman 1 5,6

b. berpendapat sebagai umpan balik 1 5,6

c. memberi penilaian 1 2,8

Aspek-aspek yang diobservasiSkala nilai

%No.

Tabel 4.1. Data hasil observasi

Analisis:

1. Tahap Persiapan.

a. Perhatian terhadap penjelasan guru.

Poin/nilai A/5 (13,9%) diberikan karena seluruh siswa/anggota

kelompok memperhatikan dengan seksama penjelasan yang

disampaikan.

b. Pemahaman terhadap tujuan.

Poin/nilai C/3 (8,3%) diberikan karena hanya sebagian siswa/anggota

kelompok memahami tujuan dari pelaksanaan diskusi.

c. Pemahaman terhadap pokok masalah.

Poin/nilai C/3 (8,3%) diberikan karena hanya sebagian

siswa/kelompok memahami pokok masalah yang diberikan.

2. Tahap Pelaksanaan.

a. Mengemukakan pendapat.

Page 56: PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PE MBE LAJARAN PK N ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24732/3/JUNAEDI... · strategi awal untuk menentukan dan merancang proses

47

Poin/nilai C/3 (8,3%) diberikan karena hanya sebagian siswa yang

mampu mengemukakan pendapat pada saat berlangsungnya proses

diskusi.

b. Mencatat hasil diskusi.

Poin/nilai C/3 (8,3%) diberikan karena hanya sebagian siswa yang

mencatat hasil diskusi yang dilaksanakan.

c. Mempresentasikan hasil diskusi.

Poin/nilai C/3 (8,3%) diberikan karena hanya sebagian siswa yang

mampu mempresentasikan hasil diskusinya.

d. Kejelasan bahasa.

Poin/nilai C/3 (8,3%) diberikan karena hanya sebagian siswa yang

menggunakan bahasa indonesia dengan baik dan runtut.

3. Tahap Kulminasi.

a. Membuat rangkuman.

Poin/nilai D/2 (5,6%) diberikan karena hanya senagian kecil siswa

yang mampu membuat rangkuman terhadap proses diskusi yang

dilaksanakan.

b. Berpendapat sebagai umpan balik.

Poin/nilai D/2 (5,6%) diberikan karena hanya sebagian kecil siswa

yang memberikan pendapat ketika diminta peneliti sebelum menutup

diskusi.

c. Memberi penilaian.

Poin/nilai E/1 (0,1%) diberikan karena hanya beberapa orang siswa

saja yang mampu memberikan penilaian secara objektif terhadap hasil

diskusi kelompok lain.

Skor total observasi siklus I adalah 28 poin atau 77,7%

Page 57: PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PE MBE LAJARAN PK N ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24732/3/JUNAEDI... · strategi awal untuk menentukan dan merancang proses

48

2. Hasil angket siklus I

SS S TT TS STS

% % % % %

Saya mempersiapkan diri untuk menerima

pelajaran PKn

2 Saya menyukai pelajaran PKn 19,4 50 16,7 8,3 5,6

3 Saya menyukai guru PKn mengajar 16,7 63,9 13,9 5,6 -

4 Saya berperan aktif dalam pembelajaran PKn 16,7 33,3 30,6 16,7 2,8

5 Saya suka belajar PKn dengan cara diskusi 3,3 50 8,3 8,3 -

6 Diskusi menjadikan wawasan saya bertambah 41,7 50.0 8,3 - -

Saya harus mengajukan pendapat pada saat

Diskusi

8 Saya selalu aktif bertanya pada saat diskusi 8,3 41,7 33,3 16,7 -

9 Saya selalu siap menjadi ketua diskusi 16,7 16,7 30,6 27,8 8,3

Saya tidak inging hanya menjadi anggota 11,1 44,4 16,7 13,9 13,9

saja dalam diskusi

13,9 69,4 8,3 8,3 -

No. Pernyataan

1

10

7 13,9 52,8 13,9 13,9 5,6

Tabel 4.2. Data hasil angket

Analisis:

1. Pernyataan 1, dari 36 siswa sebanyak 13,9% siswa sangat setuju untuk

mempersiapkan diri menerima pelajaran PKn, 69,4% memilih setuju,

8,3% tidak tahu, dan 8,3% menjawab tidak setuju.

2. Pernyataan 2, dari 36 siswa sebanyak 19,4% memilih sangat setuju

menyukai pelajaran PKn, 50% memilih setuju, 16,7% menjawab tidak

tahu, 8,3% menjawab tidak setuju, dan 5,6% menjawab sangat tidak

setuju.

Page 58: PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PE MBE LAJARAN PK N ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24732/3/JUNAEDI... · strategi awal untuk menentukan dan merancang proses

49

3. Pernyataan 3, dari 36 siswa 6,17% menyatakan sangat setuju

menyukai guru PKn mengajar, 63,9% menyatakan setuju 13,9% tidak

tahu, dan 5,6% menyatakan tidak setuju.

4. Pernyataan 4, dari 36 siswa 16,7% menyatakan berperan aktif dalam

pembelajaran PKn, 33,3% menyatakan setuju, 30,6% menyatakan

tidak tahu, 16,7% tidak setuju, dan 2,8% sangat tidak setuju.

5. Pernyataan 5, dari 36 siswa 3,3% menyatakan sangat setuju belajar

PKn dengan cara diskusi, 50% menyatakan setuju, 8,3% menyatakan

tidak tahu, dan 8,3% menyatakan tidak setuju,

6. Pernyataan 6, diskusi menjadikan wawasan saya bertambah, 41,7%

menyatakan sangat setuju, 50% menyatakan setuju, dan 8,3%

menyatakan tidak tahu.

7. Pernyataan 7, saya harus mengajukan pendapat pada saat diskusi,

13,9% menyatakan sangat setuju, 52,8% menyatakan setuju, 13,9%

menyatan tidak tahu, 13,9% menyatakan tidak setuju, dan 5,6%

menyatakan sangat tidak setuju.

8. Pernyataan 8, saya selalu aktif bertanya pada saat diskusi, 8,3% siswa

menyatakan sangat setuju, 41,7% menyatakan setuju, 33,3%

menyatakan tidak tahu, dan 16,7% menyatakan tidak setuju.

9. Pernyataan 9, saya selalu siap menjadi ketua diskusi, 16,7% mejawab

sangat setuju, 16,7% menjawab setuju, 30,6% menyatakan tidak tahu,

27,8% menjawab tidak setuju, 8,3% menjawab sangat tidak setuju.

10. Pernyataan 10, dari 36 siswa 11,1% sangat setuju tidak ingin hanya

menjadi anggota diskusi, 44,4% setuju, 16,7% menjawab tidak tahu,

13,9% menyatakan tidak setuju, dan 16,7% menyatakan sangat tidak

setuju.

Jumlah pilihan rata-rata seluruh siswa 1242:36 = 34,5%

3. Catatan penelitian siklus I

Dari catatan penelitian yag berhasil dihimpun peneliti pada siklus I

dapat disimpulkan,

Page 59: PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PE MBE LAJARAN PK N ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24732/3/JUNAEDI... · strategi awal untuk menentukan dan merancang proses

50

a. Pelaksanaan diskusi berjalan monoton dan kurang menarik. Hal

tersebut tergambar dari kurang antusiasnya siswa dalam mengikuti

proses diskusi.

b. Minimnya silang pendapat atau tanya jawab yang muncul.

c. Adanya siswa yang seolah-olah tak peduli dengan proses diskusi.

d. Kurang mampunya pimpinan diskusi (ketua, sekretaris, dan

pelapor/notulis) melaksanakan tugas-tugasnya.

Adapun hasil observasi, catatan penelitian, dan angket pada siklus II

diperoleh data sebagai berikut:

A. Hasil observasi siklus II

A B C D E

1 Tahap persiapan:

a. perhatian terhadap penjelasan guru 1 13,9

b. pemahaman terhadap tujuan 1 11,1

c. pemahaman terhadap pokok masalah 1 11,1

2 Tahap pelaksanaan:

a. mengemukakan pendapat 1 11,1

b. mencatat hasil diskusi 1 11,1

c. mempresentasikan hasil diskusi 1 8,3

d. Kejelasan bahasa 1 8,3

3 Tahap kulminasi:

a. membuat rangkuman 1 8,3

b. berpendapat sebagai umpan balik 1 5,6

c. memberi penilaian 1 5,6

Aspek-aspek yang diobservasiSkala nilai

%No.

Tabel 4.3. Data hasil observasi

Analisis:

1. Tahap Persiapan.

a. Perhatian terhadap penjelasan guru.

Poin/nilai A/5 (13,9%) diberikan karena seluruh siswa/anggota

kelompok memperhatikan dengan seksama penjelasan yang

disampaikan.

b. Pemahaman terhadap tujuan.

Page 60: PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PE MBE LAJARAN PK N ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24732/3/JUNAEDI... · strategi awal untuk menentukan dan merancang proses

51

Poin/nilai B/4 (11,1%) diberikan karena sebagian besar siswa/anggota

kelompok memahami tujuan dari pelaksanaan diskusi.

c. Pemahaman terhadap pokok masalah.

Poin/nilai B/4 (11,1%) diberikan karena sebagian besar

siswa/kelompok memahami pokok masalah yang diberikan.

2. Tahap Pelaksanaan.

a. Mengemukakan pendapat.

Poin/nilai B/4 (11,1%) diberikan karena sebagian besar siswa mampu

mengemukakan pendapat pada saat berlangsungnya proses diskusi.

b. Mencatat hasil diskusi.

Poin/nilai B/4 (11,1%) diberikan karena sebagian besar siswa

mencatat hasil diskusi yang dilaksanakan.

c. Mempresentasikan hasil diskusi.

Poin/nilai C/3 (8,3%) diberikan karena sebagian besar siswa mampu

mempresentasikan hasil diskusinya.

d. Kejelasan bahasa.

Poin/nilai C/3 (8,3%) diberikan karena sebagian besar siswa

menggunakan bahasa indonesia dengan baik dan benar.

3. Tahap Kulminasi.

a. Membuat rangkuman.

Poin/nilai C/3 (8,3%) diberikan karena sebagian siswa mampu

membuat rangkuman terhadap proses diskusi yang dilaksanakan.

b. Berpendapat sebagai umpan balik.

Poin/nilai D/2 (5,6%) diberikan karena hanya sebagian kecil siswa

yang memberikan pendapat ketika diminta peneliti sebelum menutup

diskusi.

c. Memberi penilaian.

Page 61: PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PE MBE LAJARAN PK N ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24732/3/JUNAEDI... · strategi awal untuk menentukan dan merancang proses

52

Poin/nilai D/2 (5,6%) diberikan karena hanya sebagian kecil siswa

yang mampu memberikan penilaian secara objektif terhadap hasil

diskusi kelompok lain.

Skor total observasi siklus II adalah 34 poin atau 94,4%

B. Hasil angket siklus II

SS S TT TS STS

% % % % %

Saya mempersiapkan diri untuk menerima

pelajaran PKn

2 Saya menyukai pelajaran PKn 13,9 38,9 33,3 11,1 -

3 Saya menyukai guru PKn mengajar 19,4 52,8 22,2 - -

4 Saya berperan aktif dalam pembelajaran PKn 5,6 22,2 47,2 16,7 2,8

5 Saya suka belajar PKn dengan cara diskusi 16,7 38,9 19,4 22,2 -

6 Diskusi menjadikan wawasan saya bertambah 41,7 36,1 16,7 - -

Saya harus mengajukan pendapat pada saat

Diskusi

8 Saya selalu aktif bertanya pada saat diskusi 13,9 22,2 30,6 19,4 5,6

9 Saya selalu siap menjadi ketua diskusi 13,9 19,4 27,8 27,8 8,3

Saya tidak ingin hanya menjadi anggota 11,1 41,7 8,3 25 11,1

saja dalam diskusi

19,4 41,7 16,7 16,7 2,8

No. Pernyataan

1

10

7

8,3 52,8 25 13,9 -

Tabel 4.4. Data hasil angket

Analisis:

1. Pernyataan 1, saya mempersiapkan diri untuk menerima pelajaran

PKn, 8,3% memilih sangat setuju, 52,8% menyatakan setuju, 25%

tidak tahu, dan 13,9% tidak setuju.

Page 62: PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PE MBE LAJARAN PK N ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24732/3/JUNAEDI... · strategi awal untuk menentukan dan merancang proses

53

2. Pernyataan 2, saya menyukai pelajaran PKn, 13,9% siswa menyatakan

sangat setuju, 38,9% setuju, 33,3% tidak tahu, dan 11,1% menyatakan

tidak setuju.

3. Pernyataan 3, saya menyukai guru PKn mengajar, 13,9% siswa

menjawab sangat setuju, 38,9% menjawab setuju, 33,3% tidak tahu,

dan 11,1% menjawab tidak setuju.

4. Pernyataan 4, saya berperan aktif dalam pembelajaran PKn, 5,6%

siswa menyatakan sangat setuju, 22,2% menyatakan setuju, 47,2%

tidak tahu, 16,7% tidak setuju, dan 2,8% menyatakan sangat tidak

setuju.

5. Pernyataan 5, saya suka belajar PKn dengan cara diskusi, 16,7%

menyatakan sangat setuju, 38,9% menyatakan setuju, 19,4% tidak

tahu, 22,2% tidak setuju.

6. Pernyataan 6, diskusi menjadikan wawasan saya bertambah, 41,7%

menyatakan sangat setuju, 36,1% menjawab setuju, 16,7%

menyatakan tidak tahu.

7. Pernyataan 7, saya harus mengajukan pendapat pada saat diskusi,

19,4% menjawab sangat setuju, 41,7% menyatakan setuju, 16,7%

tidak tahu, 16,7% tidak setuju, dan 2,8% menyatakan sangat tidak

setuju.

8. Pernyataan 8, saya selalu aktif bertanya pada saat diskusi, 13,9%

menjawab sangat setuju, 22,2% setuju, 19,4% tidak tahu, 27,8% tidak

setuju, dan 8,3% menjawab sangat tidak setuju.

9. Pernyataan 9, saya selalu siap menjadi ketua diskusi, 13,9%

menjawab sangat setuju, 19,4% setuju, 27,8% tidak tahu, 27,8% tidak

setuju, dan 8,3% sangat tidak setuju.

10. Pernyataan 10, saya tidak ingin hanya menjadi anggota dalam diskusi,

11,1% menyatakan sangat setuju, 41,7% setuju, 8,3% tidak tahu, 25%

menyatakan tidak setuju, dan 11,1% menyatakan sangat tidak setuju.

Jumlah pilihan rata-rata seluruh siswa 1299:36 = 36,1%

Page 63: PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PE MBE LAJARAN PK N ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24732/3/JUNAEDI... · strategi awal untuk menentukan dan merancang proses

54

C. Catatan penelitian siklus II

Dari catatan penelitian yag berhasil dihimpun peneliti pada siklus

II dapat disimpulkan,

e. Pelaksanaan diskusi berjalan lebih menarik. Hal tersebut tergambar

dari lebih antusiasnya siswa dalam mengikuti proses diskusi.

f. Silang pendapat atau tanya jawab semakin berkembang.

g. Siswa yang kurang pandaipun ikut aktif bertanya.

h. Pimpinan diskusi (ketua, sekretaris, dan pelapor/notulis) mulai dapat

melaksanakan tugasnya dengan baik.

Berikut disajikan diagram batang sebagai gambaran hasil penilaian

observasi dan angket pada siklus I dan siklus II sebagai berikut:

Diagram batang 4.5. Hasil observasi dan Angket

D. Pembahasan

Sebagaimana telah diungkapkan sebelumnya bahwa Penelitian

Tindakan Kelas yang dilakukan peneliti untuk meningkatkan aktivitas

pembelajaran siswa terhadap mata pelajaran PKn dengan metode diskusi

di kelas VI A Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda Kebagusan Jakarta

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Observasi Angket Rata-rata Kenaikan

Kondisi Awal

Siklus I

Siklus II

Page 64: PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PE MBE LAJARAN PK N ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24732/3/JUNAEDI... · strategi awal untuk menentukan dan merancang proses

55

Selatan dilaksanakan dalam dua siklus. Padahal untuk memperoleh hasil

yang maksimal hal tersebut belumlah cukup. Namun demikian,

keterbatasan waktu yang ada dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk

mendapatkan hasil semaksimal mugkin sehingga didapatkanlah hasil

seperti tersebut di atas.

Berdasarkan deskripsi dan analisis data di atas dapat disimpulkan

bahwa dari dua siklus yang dilaksanakan terdapat peningkatan aktivitas

pembelajaran siswa terhadap mata pelajaran PKn dengan metode diskusi

di kelas VI A Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda Kebagusan Jakarta Selatan

meskipun cukup kecil.

Dilihat dari proses observasi yang dilakukan dengan

memperhatikan 3 tahapan yang terdapat 10 aspek penilaian, pada siklus I

diperoleh hasil sebagai berikut:

Nilai tertinggi A yang memiliki bobot 5 atau 13,9% diperoleh 1

poin, nilai C dengan bobot 3 atau 8,3% diperoleh 6 poin, nilai D dengan

bobot 2 atau 5,6% diperoleh 2, dan nilai E yang memiliki bobot 1 atau

2,8% diperoleh 1 poin, dan jumlah nilai observasi pada siklus I dari 10

aspek diperoleh 28 poin atau rata-rata 77,7%. Sedangkan pada observasi

siklus II setelah dilakukan alternatif solusi dengan cara penjelasan lebih

terperinci, memberikan nilai kepada siswa yang aktif dengan cara terbuka,

memotivasi, dan memberikan reward bagi yang dianggap terbaik, maka

nilai yang diperoleh A=5=13,9% 1 poin, nilai B=4=11,1% diperoleh 4

poin, C=3=8,3% 3 poin, dan D=2=5,6% 2 poin, sehingga jumlah nilai

kumulatif dari 10 aspek diperoleh 34 poin atau rata-rata 94,4%. Maka

dapat disimpulkan bahwa dalam penilaian observasi yang dilakukan

peneliti terhadap proses diskusi yang dilaksanakan siswa antara siklus I

dan siklus II terdapat kenaikan sebesar 6 poin atau rata-rata 16,7%.

Jika dilihat dari hasil angket yang disebarkan kepada siswa pada

siklus I sebanyak 127 poin atau 3,53% dipilih utuk pernyataan 1, 130 atau

3,61% untuk pernyataan 2, 139 atau 3,86% untuk pernyataan 3, 108 atau

3% untuk pernyataan 4, 126 atau 3,5% untuk pernyataan 5, 149 atau

Page 65: PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PE MBE LAJARAN PK N ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24732/3/JUNAEDI... · strategi awal untuk menentukan dan merancang proses

56

4,14% untuk pernyataan 6, 129 atau 3,58% untuk pernyataan 7, 109 atau

3,03% untuk pernyataan 8, 111 atau 3,08% untuk pernyataan 9, dan 114

atau 3,17% untuk pernyataan 10. Dan bila dijumlahkan seluruh pilihan

siswa terhadap 10 pernyataan yang disajikan pada siklus I adalah 1242

atau 34,5%. Sedangkan pada siklus II 140 atau 3,89% dipilih untuk

pernyataan 1, 133 atau 3,69% untuk pernyataan 2, 141 atau 3,92% untuk

pernyataan 3, 124 atau 3,44% untuk pernyataan 4, 147 atau 4,08% untuk

pernyataan 5, 148 atau 4,11% untuk pernyataan 6, 120 atau 3,33% untuk

pernyataan 7, 123 atau 3,42% untuk pernyataan 8, 110 atau 3,06% untuk

pernyataan 9, dan 113 atau 3,14% untuk pernyataan 10. Sehigga jumlah

pilihan siswa terhadap 10 pernyataan yang disajikan pada siklus II adalah

1299 atau 36,1%. Dapat disimpulkan bahwa dari jawaban siswa terhadap

angket yang disebarkan pada siklus I dan siklus II terjadi kenaikan 57 poin

atau 1,6%.

Dengan memperhatikan seluruh rangkaian proses diskusi yang

diterapkan pada siklus I dan siklus II berikut hasil yang dicapai maka

dapat disimpulkan bahwa metode diskusi dapat meningkatkan aktivitas

pembelajaran siswa terhadap mata pelajaran PKn di kelas VI A MI. Nurul

Huda Kebagusan Jakarta Selatan.

Page 66: PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PE MBE LAJARAN PK N ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24732/3/JUNAEDI... · strategi awal untuk menentukan dan merancang proses

57

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kegiatan pembelajaran di sekolah akan berjalan dengan baik dan

lancar bahkan dapat menyenangkan baik bagi guru sebagai pembimbing

ataupun bagi siswa sebagai objek yang dibimbing. Segala sesuatu bisa

dikatakan menyenangkan apabila di dalamnya tidak terdapat paksaan,

tekanan, rasa takut, rasa was-was sehingga semua yang terlibat merasa

nyaman, senang, dan gembira. Demikian halnya dengan pembelajaran

yang dilaksanakan di kelas, bila seluruh perangkat pendukung

terkondisikan dengan baik bukan tidak mungkin sebuah pembelajaran

akan sangat menyenangkan dan jika itu terjadi maka tujuan yang ingin

dicapai akan mudah direalisasikan.

Salah satu perangkat pendukung sebuah pembelajaran adalah

metode, pendekatan, atau model. Dari berbagai metode, diskusi

merupakan bagian yang diprediksi dapat menjadikan sebuah pembelajaran

menjadi menyenangkan. Di dalam diskusi, seluruh anggota diskusi bebas

menyampaikan pendapat, pandangan, dan pertanyaan seputar pokok

masalah/materi yang dibahas atau didiskusikan. Ini artinya siswa merasa

leluasa mengekspresikan dan mencurahkan pokok-pokok pikirannya tanpa

adanya rasa ragu atau takut salah karena pembicaraan dilakukan diantara

mereka sesama teman, sedangkan guru hanya sebagai fasilitator dan

pemantau.

Metode diskusi yang peneliti terapkan di kelas VI A MI. Nurul

Huda Kebagusan Jakarta Selatan yang bertujuan untuk meningkatkan

aktivitas pembelajaran siswa terhadap mata pelajaran PKn ternyata

memperlihatkan adanya persentase peningkatan walaupun belum cukup

signifikan karena hanya dilakukan dalam dua siklus mengingat

keterbatasan waktu, tetapi peneliti yakin jika dilakukan secara

berkesinambungan dengan siklus-siklus selanjutnya akan diperoleh hasil

Page 67: PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PE MBE LAJARAN PK N ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24732/3/JUNAEDI... · strategi awal untuk menentukan dan merancang proses

58

maksimal. Peningkatan hasil yang dicapai tersebut dapat dilihat dalam dua

sisi yaitu dari penilaian observasi dan angket.

Pada nilai observasi siklus I sebelum diberikan alternatif solusi

atau perlakuan diperoleh jumlah nilai 28 poin atau rata-rata 77,7% dan

nilai angket siklus I sebesar 1242 poin atau rata-rata 34,5%. Kemudian

pada pelaksanaan siklus II dengan memberikan alternatif solusi atau

perlakuan diperoleh jumlah nilai observasi sebesar 34 poin atau rata-rata

94,4% dan nilai angket sebesar 1299 poin atau rata-rata 36,1%. Dari dua

siklus yang dilaksanakan terdapat peningkatan pada nilai observasi sebesar

6 poin atau rata-rata 16,7% dan nilai angket sebesar 57 poin atau rata-rata

1,6%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode diskusi dapat

berpengaruh terhadap peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran

PKn di kelas VI A MI Nurul Huda Kebagusan Jakarta Selatan.

B. Saran

Dengan terselesaikannya hasil penelitian tindakan kelas yang

dilakukan untuk peningkatan aktivitas pembelajaran siswa terhadap mata

pelajaran PKn dengan metode diskusi ini perlu kiranya peneliti

mengemukakan saran-saran sebagai pelengkap skripsi ini sebagai berikut:

1. Sadar akan pentingnya hasil pembelajaran bagi siswa untuk bekal

pendidikan selanjutnya dan masa depan yang lebih baik, seorang guru

dituntut membekali diri dengan berbagai macam pengetahuan positif

agar dapat ditularkan kepada siswa-siswanya. Agar dapat memperoleh

hasil pembelajaran maksimal, berbagai macam metode yang digunakan

hendaknya terus dikembangkan oleh para guru di sekolah. Dan

Sebagai bahan pertimbangan, barangkali hasil PTK ini dapat dijadikan

sebagai salah satu rujukan untuk diterapkan oleh para guru di sekolah

masing-masing.

2. Untuk kepala-kepala sekolah kiranya dapat mendorong dan

memotivasi serta memfasilitasi guru-guru di sekolahnya untuk

melakukan PTK sehingga dapat diketahui kelemahan dan kekurangan

Page 68: PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PE MBE LAJARAN PK N ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24732/3/JUNAEDI... · strategi awal untuk menentukan dan merancang proses

59

siswa dalam mengikuti proses pembelajaran agar dapat dicarikan jalan

keluar atau solusi untuk segera diperbaiki kekurangan dan kelemahan

tersebut yang pada saatnya menjadikan lembaga yang dipimpinnya

mendapat referensi dan tujuan masyarakat untuk menitipkan anak-

anaknya memperoleh pendidikan yang baik.

3. Pemerintah dalam hal ini kementerian pendidikan nasional dan

kementerian agama sebagai pemegang keputusan terhadap pendidikan

di Indonesia selain memberikan ruang dan memfasilitasi terhadap

pendidikan serta pengetahuan guru dalam pelatihan-pelatihan juga agar

segera memperbaiki kondisi kesejahteraan guru terutama guru-guru

madrasah, mengingat kesejahteraan merupakan salah satu komponen

yang dapat memicu semangat pengabdian mereka untuk mencerdaskan

anak-anak bangsa demi negeri tercinta.

Akhirnya, mudah-mudahan hasil penelitian ini memberikan

manfaat bagi pribadi peneliti khususnya dan bagi para penggiat pendidikan

pada umumnya serta menjadi salah satu sumbangsih dalam dunia

pendidikan di negeri tercinta Indonesia.

Page 69: PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PE MBE LAJARAN PK N ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24732/3/JUNAEDI... · strategi awal untuk menentukan dan merancang proses

60

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zaenal. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Reja Rosdakarya, Cet. I, 2009.

Arikunto, Suharsimi., Suhardjono., dan Supardi. Penelitian Tidakan Kelas.

Jakarta: Bumi Aksara, Cet. IX, 2009.

Aryani, Ine, Kusuma., dan Markum Susatim. Pendidikan Kewarganegaraan

Berbasis Nilai.. Bogor: Ghalia Indonesia, 2010.

Budimansyah, Dasim., dan Karim Suryadi. PKn dan Masyarakat Multikultural.

Bandung: UPI, Cet. I, 2008.

Djamarah, Syaiful Bahri. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta, Cet. II, 2008.

---------, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta,

Cet. I, 2000.

Engkoswara. Dasar-Dasar Metodologi Pengajaran.. Jakarta: Bina Aksara, Cet. I,

1984.

Fatra, Maifalinda., Abd. Rozak. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: FITK UIN

Jakarta, 2010.

Hamalik, Oemar. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja

Rosdakarya, Cet. III, 2009.

Hermawan, Heris A. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Direktorat Pendidikan

Islam Departemen Agama Republik Indonesia, 2009.

Hufad, Achmad. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Direktorat Pendidikan Islam

Departemen Agama Republik Indonesia, 2009.

Kalidjernih, K, Freddy. Puspa Ragam (Konsep dan Isu Kewarganegaraan. Widya

Aksara Press, Ed. II, 2010.

Majid, Abdul. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya, Cet.

VII, 2011.

Masitoh., dan Laksmi Dewi. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Direktorat

Pendidikan Islam Departemen Agama Republik Indonesia, 2009.

Moleong, J, Lexy. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya, Cet. XVIII, 2004.

Riduwan. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan, dan Peneliti

Pemula. Bandung: Alfabeta, Cet. III, 2006.

Rozak, Abd., Fauzan., dan Ali Nurdin. Kompilasi Undang-Undang dan Peraturan

Bidang Pendidikan. Jakarta: FITK Press, 2010.

Page 70: PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PE MBE LAJARAN PK N ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24732/3/JUNAEDI... · strategi awal untuk menentukan dan merancang proses

61

Sadiman, S, Arief. Media Pendidikan (Pengertian, Pengembangan, dan

Pemanfaatannya. Jakarta: Pustekom Dikbud dan RajaGrafindo Persada,

Cet. XIV, 2010.

Silberman, Mel. Active Learning (terjemahan). Yogyakarta: Pustaka Insan

Mandiri, Cet. VI, 2009.

Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung:

Remaja Rosdakarya, Ed. Revisi (III) 1997.

Ubaedillah, A., dan Abd. Rozak. Pendidikan Kewarganegaraan {Demokrasi Hak

Asasi Manusia dan Masyarakat Madani}. Jakarta: Prenada Media Group,

Cet. IX, 2001.

Witherington, H.C. Psikologi Pendidikan (terjemahan). Jakarta: Aksara Baru,

1984.

Page 71: PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PE MBE LAJARAN PK N ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24732/3/JUNAEDI... · strategi awal untuk menentukan dan merancang proses

62

LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran,

2. pedoman Observasi,

3. Kisi-kisi Angket,

4. Daftar Nama Siswa Objek PTK,

5. Foto Kegiatan Diskusi,

6. Profil Sekolah,

7. Surat Izin Penelitian,

8. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian,

9. Biodata Penulis.

Page 72: PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PE MBE LAJARAN PK N ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24732/3/JUNAEDI... · strategi awal untuk menentukan dan merancang proses
Page 73: PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PE MBE LAJARAN PK N ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24732/3/JUNAEDI... · strategi awal untuk menentukan dan merancang proses
Page 74: PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PE MBE LAJARAN PK N ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24732/3/JUNAEDI... · strategi awal untuk menentukan dan merancang proses

Untuk memenuhi validasi skripsi yang berjudul Peningkatan Aktifitas Pembelajaran

Siswa Terhadap Mata Pelajaran PKn Melalui Metode Diskusi Pada Kelas VI A Madrasah

Ibtidaiyah Nurul Huda Kebagusan Jakarta Selatan, maka perlu pengujian daftar referensi

untuk mengetahui sumber data yang doperoleh.

Jakarta, 21 April 2012

Dosen Pembimbing Skripsi

Dindin Ridwanudin, M. Pd

NIP: 197711212011011001

Page 75: PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PE MBE LAJARAN PK N ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24732/3/JUNAEDI... · strategi awal untuk menentukan dan merancang proses

UJI REFERENSI

Seluruh referensi yang digunakan dalam penulisan skripsi yang

berjudul “Peningkatan Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran PKn

melalui Penerapan Metode Diskusi di Kelas VI A Madrasah Ibtidaiyah

Nurul Huda Kebagusan Jakarta Selatan” yang disusun oleh Junaedi,

NIM 809018300451, Program Studi Pendidikan Guru Madrasah

Ibtidaiyah Jurusan Kependidikan Islam Fakultasa Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islan Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, telah

diuji kebenarannya oleh dosen pembimbing skripsi pada tanggaL 21

April 2012

Jakarta, 21 April 2012

Dosen Pembimbing Skripsi

Dindin Ridwanudin, M. Pd

NIP: 197711212011011001

Page 76: PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PE MBE LAJARAN PK N ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24732/3/JUNAEDI... · strategi awal untuk menentukan dan merancang proses

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

NAMA SEKOLAH : MI. Nurul Huda Kebagusan

MATA PELAJARAN : Pendidikan Kewarganegaraan

KELAS/SEMESTER : VI/II

PERTEMUAN KE : I

ALOKASI WAKTU : 2 X 35 menit

STANDAR KOMPETENSI : Memahami Peran Indonesia di Dunia Internasional

I KOMPETENSI DASAR

Politik luar negeri Indonesia di era globalisasi

II INDIKATOR Nilai Karakter

1. Menjelaskan pengertian Politik Bebas Aktif,

2. Memahami peran Indonesia dalam beberapa organisasi Cinta tanah air.

Internasional,

3. Mengenal organisasi-organisasi internasional, Menghargai jasa

4. Menjelaskan peran Indonesia di era global. Para pahlawan.

III TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Siswa dapat menjelaskan pengertian politik Bebas Aktif.

2. Siswa dapat memahami peran Indonesia dalam beberapa Berwawasan global

organisasi internasional.

3. Siswa dapat menyebutkan organisasi-organisasi internasional.

4. Siswa dapat menjelaskan peran Indonesia di era global.

IV MATERI PEMBELAJARAN

A. Materi Pokok

Peran Indonesia di Dunia Internasional

B. Sub Materi

Politik Bebas Aktif

C. Uraian Materi

Page 77: PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PE MBE LAJARAN PK N ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24732/3/JUNAEDI... · strategi awal untuk menentukan dan merancang proses

Peran Indonesia di Dunia Internasional

Indonesia menerapkan Politik Bebas Aktif dalam mengadakan hubungan dengan luar

negeri. Bebas artinya tidak terpengaruh pihak asing. Aktif artinya berperan terus- menerus tanpa

harus dimintai bantuan.

Peran Indonesia di dunia internasional terlihat antara lain: menyelenggarakan Konferensi

Asia Afrika (KAA), ikut menjadi anggota Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), dan menggagas

didirikannya Gerakan Nn Blok (GNB).

Konferensi Asia Afrika digagas oleh lima negara negara Asia yaitu, Indonesia, India,

Burma (Myanmar), Pakistan, dan Sri Lanka. Konferensi Asia Afrika dilangsungkan di Bandung,

Indonesia tanggal 14-24 April 1955. Konferensi ini diikuti oleh 23 negara Asia dan 6 negara

Afrika. KAA menjadi sarana bagi negara-negara di Asia dan Afrika untuk memperjuangkan

kemerdekaan. Hasil paling penting Konferensi Asia Afrika (KAA) adalah lahirnya Dasasila

Bandung atau Bandung Declaration.

Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) resmi berdiri pada 24 Oktober 1945. PBB didirikan

untuk menciptakan dan menjaga perdamaian dunia. Indonesia menjadi anggota PBB ke-60 pada

tanggal 27 September 1950.

Gerakan Non Blok (GNB) didirikan pada tanggal 1 September 1961 di Beograd,

Yugoslavia. Gerakan Non Blok (GNB) diprakarsai oleh lima negara yaitu, Indonesia, India,

Mesir, Ghana, dan Yugoslavia. GNB bersikap netral terhadap keberadaan dua blok kekuatan

dunia. Adapun dua blok yang dimaksud adalah Blok Barat dan Blok Timur.

Salah satu peran penting Indonesia dalam GNB adalah saat Indonesia memimpin GNB

tahun 1991. Saat itu yang menjadi ketua GNB adalah presiden Soeharto.

V PENDEKATAN DAN METODE PEMBELAJARAN

Pendekatan cooperative Learning

Diskusi kelompok

VI LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

A. Pendahuluan (10 menit)

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter

Mengucap salam.

Mengajak siswa berdo’a

Apersepsi

Menjawab salam

Membaca do’a

Menjawab dan bertanya

seputar apersepsi

Membiasakan diri berdo’a

dalam memulai pekerjaan.

Mempertajam daya ingat.

Page 78: PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PE MBE LAJARAN PK N ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24732/3/JUNAEDI... · strategi awal untuk menentukan dan merancang proses

B. Kegiatan Inti (50 menit)

B.1. Eksplorasi (20 menit)

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter

Memusatkan Perhatian.

Mengajak siswa belajar

dengan metode diskusi.

Membentuk kelompok.

Meminta siswa memilih

ketua, sekretaris, notulis.

Memperhatikan.

Membentuk kelompok

sesuai arahana guru.

Memilih ketua, sekretaris,

dan notulis.

Penuh perhatian.

Kreatif.

Komunikatif.

B.2. Elaborasi (15 menit)

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter

Membuat simulasi.

Mengarahkan agar siswa

bebas berpendapat.

Meminta siswa untuk

mempresentasikan hasil

diskusi.

Memulai diskusi.

Mengajukan pendapat.

Mempresentasikan hasil

diskusi.

Aktif.

Menghargai pendapat

orang lain.

Terampil berbicara.

Percaya diri.

B.3. Konfirmasi

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter

Mengapresiasi hasil kerja

siswa.

Merangkum hasil diskusi.

Mengulang pelajaran yang

sudah didiskusikan.

Memberi penilaian.

Memberikan reward untuk

hasil diskusi paling baik.

Mendengarkan.

Mencatat rangkuman.

Memperhatikan.

Menerima reward.

Kepuasan bathin.

Merasa diperhatikan.

Rasa bersaing dalam

belajar.

C. Penutup (10 menit)

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter

Menyimpulkan.

Mengucapkan terima

kasih.

Mengajak membaca do’a.

Mengucapkan salam.

Mendengarkan.

Membaca do’a.

Menjawab salam.

Penuh perhatian.

Khusyu’.

Menghargai orang lain.

Page 79: PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PE MBE LAJARAN PK N ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24732/3/JUNAEDI... · strategi awal untuk menentukan dan merancang proses

VII SUMBER/BAHAN BELAJAR

1. Buku paket (Buku Pendidikan Kewarganegaraan untuk SD/MI Kelas VI, terbitan

Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional 2008, Karangan Setiati

Widihastuti & Fajar Rahayuningsih), h. 1-17.

2. Orang tua.

3. Teman.

4. Lingkungan.

VIII PENILAIAN

No. Indikator Teknik Bentuk Instrument

1.

2.

3.

Menyebutkan tokoh yang ber-

peran dalam perencanaan

Konferensi Asia Afrika.

Menyebutkan tempat pelaksa-

naan KAA.

Menyebutkan negara-negara

penggagas PBB.

Unjuk kerja

Unjuk kerja

Unjuk kerja

Tugas

kelompok

diskusi

Tugas

kelompok

diskusi

Tugas

kelompok

1. Siapa saja tokoh yang

berperan dalam

perencanaan Konferensi

Asia Afrika? Sebutkan

nama beserta asal

negaranya.

Kunci jawaban:

1. Indonesia: Ali Sastro

amidjoyo.

2. India: Pandit

Jawaharlal Nehru.

3. Sri Lanka: Sir John

Kotelawala.

4. Pakistan: Moh. Ali

Jinnah.

5. Burma/Myanmar: U

Nu.

Skor: 4

2. Dimana dan kapan

Konferensi Asia Afrika

diselenggarakan?

Kunci jawaban:

Bandung, Indonesia 18-

24 April 1955.

Skor: 4

3. Sebutkan negara-negara

yangmenggagas berdiri-

nya PBB!

Kunci jawaban:

1. Amerika Serikat.

2. Inggris.

3. Cina.

4. Uni Sovyet (Rusia)

Skor: 4

Page 80: PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PE MBE LAJARAN PK N ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24732/3/JUNAEDI... · strategi awal untuk menentukan dan merancang proses

4.

5.

Menyebutkan tokoh pengga-

gas GNB.

Menyebutkan kapan dan alas

an Indonesia pernah keluar

dari PBB.

Unjuk kerja

Unjuk kerja

Tugas

kelompok

diskusi

Tugas

kelompok

diskusi

4. Sebutkan para tokoh

yang menggagas berdiri-

nya Gerakan Non Blok!

Kunci jawaban:

1. Soekarno (pres.

Indonesia)

2. Pandit Jawaharlal

Nehru (perd. India)

3. Gamal Abdel Naser

(pres. Mesir)

4. Josep Broz Tito (pes.

Yugoslavia)

5. Kwarne Nkrumah

(pres. Ghana)

Skor: 4

5. Kapan dan mengapa

Indonesia kaluar dari

PBB?

Kunci jawaban:

1 Januari 1965, karena

PBB menerima Malaysia

sebagai anggota tidak

tetap Dewan Keamanan.

Skor: 4

Jakarta, Maret 2012

Mengetahui,

Kepala Sekolah Guru mata Pelajaran PKn

……………….. Junaedi

Page 81: PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PE MBE LAJARAN PK N ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24732/3/JUNAEDI... · strategi awal untuk menentukan dan merancang proses

Kisi-kisi Instrumen

NO TAHAPAN

1 Perencanaan Peingkatan aktifitas pembelajaran siswa pada mata pelajaran PKn

ide awal

Temuan awal a. Mengamati kegiatan pembelajaran PKn di kelas VI A MI. Nurul

Huda Kebagusan Jakarta Selatan.

b. Rendahnya aktifitas siswa dalam pembelajaran PKn.

Diagnosa Aktifitas siswa dapat ditingkatkan dengan metode diskusi

Perencanaan Persiapan diskusi

a. Memusatkan perhatian

- guru merumuskan tujuan

- guru merumuskan masalah

b. Siswa menelaah pokok masalah

- mendengarkan penjelasan guru

- mencatat pokok masalah yang akan didiskusikan

c. Menyampaikan pokok masalah

- guru merangkum

- guru memberi pemahaman

- guru menguraikan secara rinci pokok masalah

2 Tindakan 1. Pelaksanaan diskusi

a. Menganalisis pandangan siswa

- guru menandai setuju/tidak

- guru meneliti alasannya

b. Meningkatkan kemampuan siswa

- menimbulkan pertanyaan

- guru memberikan contoh

- guru memberi dukungan kepada siswa

c. Memberi kesempatan berpartisipasi

- guru meneliti pandangan siswa

- guru mengendalikan pembicaraan siswa

- guru menghentikan monopoli

KEGIATAN

SIKLUS I

Page 82: PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PE MBE LAJARAN PK N ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24732/3/JUNAEDI... · strategi awal untuk menentukan dan merancang proses

d. Siswa berdiskusisiswa berdiskusi

- siswa mampu mengemukakan pendapat

- siswa mencatat hasil diskusi

- siswa mampu mempresentasikan hasil diskusi

2. Menutup diskusi

a. Me-review jalannya diskusi

- guru merangkum/membuat kesimpulan hasil

diskusi.

- guru meminta siswa berpendapat sebagai umpan

balik.

- guru mengulang kembali pelajaran yang sudah

didiskusikan

- guru mampu memberikan penilaian hasil diskusi

3 Pengamatan Mengumpulkan data dan mengisi lembar observasi

4 Refleksi 1. Mengumpulkan semua data dan menganalisanya

2. Merencanakan siklus II dan memperbaiki kekurangan

yang belum bisa dicapai pada siklus I

SIKLUS II DAN SETERUSNYA

PENYUSUNAN LAPORAN PENELITIAN

Page 83: PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PE MBE LAJARAN PK N ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24732/3/JUNAEDI... · strategi awal untuk menentukan dan merancang proses

A. Kriteria Keberhasilan Metode Diskusi

Berdasarkan standar persyaratan pelaksanaan metode diskusi, maka dapat

disusun kriteria keberhasilan metode diskusi sebagai berikut:

No

1.

2.

3.

4.

Indikator

Bila semua indikator atau kriteria yang telah

ditentukan, dapat dilaksanakan dengan baik

dan benar.

Bila sebagian besar indikator atau kriteria

yang telah ditentukan, dapat dilaksanakan

dengan baik dan benar.

Bila sebagian kecil indikator atau kriteria

yang telah dilakukan, dapat dilaksanakan

dengan baik dan benar.

Bila semua indikator atau kriteria yang telah

ditentukan, tidak dapat dilaksanakan dengan

baik dan benar.

Penilaian

Baik

Cukup baik

Kurang baik

Tidak baik

Page 84: PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PE MBE LAJARAN PK N ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24732/3/JUNAEDI... · strategi awal untuk menentukan dan merancang proses

PEDOMAN OBSERVASI PRAKTIK DISKUSI

A B C D E

1 Tahap persiapan:

a. perhatian terhadap penjelasan guru

b. pemahaman terhadap tujuan

c. pemahaman terhadap pokok masalah

2 Tahap pelaksanaan:

a. mengemukakan pendapat

b. mencatat hasil diskusi

c. mempresentasikan hasil diskusi

d. Kejelasan bahasa

3 Tahap kulminasi:

a. membuat rangkuman

b. berpendapat sebagai umpan balik

c. memberi penilaian

observer

............

Aspek-aspek yang diobservasiSkala nilai

KetNo.

Page 85: PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PE MBE LAJARAN PK N ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24732/3/JUNAEDI... · strategi awal untuk menentukan dan merancang proses

REKAPITULASI ANGKET PENELITIAN SIKLUS I

SS S TT TS STS SS S TT TS STS SS S TT TS

1 Abdul Kodir Jaelani 1 1 1

2 Agung Setiawan 1 1 1

3 Ahmad Haidar Muzaki 1 1 1

4 Ahmad Rifai 1 1 1

5 Annisa Magda 1 1 1

6 Arestian Ichwanul Hakim 1 1 1

7 Ariyansyah 1 1 1

8 Axsal Hambali 1 1 1

9 Bima Haria Firmansyah 1 1 1

10 Daffahul Jannah 1 1 1

11 Desa Yusvia Nanda 1 1 1

12 Dheahul Jannah 1 1 1

13 Fadhilah Saputri 1 1 1

14 Faiza Umami 1 1 1

15 Fatimah Rahmasari 1 1 1

16 Hilda Kencana Dewi 1 1 1

17 Hilmy Maulana Ikhsan 1 1 1

18 Intan Wulandari 1 1 1

19 Itsna Zulva Badawi 1 1 1

20 Maulana Erix 1 1 1

21 Mieke Kusherawati 1 1 1

22 Mochamad Fariz Lutfian 1 1 1

23 Mohamad Luthfi 1 1 1

24 Muhamad Dafa 1 1 1

25 Muhamad Rifaldi 1 1 1

26 Muhammad Fachrul Razi 1 1 1

27 Muhammad Fahry Syahlansyah 1 1 1

28 Muhammad Maulana Zidan 1 1 1

29 Nabillah Hurriyah 1 1 1

30 Nadya Widyaningsih 1 1 1

31 Rafif Saputra 1 1 1

32 Rantinah 1 1 1

33 Setiya Mawarni 1 1 1

34 Soffi Sundari Syahrizal 1 1 1

35 Umair Abdul Azis 1 1 1

36 Yuanita Oktafyani 1 1 1

JUMLAH 5 25 3 3 0 7 18 6 3 2 6 23 5 2

PERSENTASE 13.9 69.4 8.3 8.3 0.0 19.4 50.0 16.7 8.3 5.6 16.7 63.9 13.9 5.6

NO NAMA SISWA

NO. ANGKET

1 2 3

Page 86: PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PE MBE LAJARAN PK N ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24732/3/JUNAEDI... · strategi awal untuk menentukan dan merancang proses

STS SS S TT TS STS SS S TT TS STS SS S TT TS STS SS S TT TS STS

1 1 1 1

1 1 1 1

1 1 1 1

1 1 1 1

1 1 1 1

1 1 1 1

1 1 1 1

1 1 1 1

1 1 1 1

1 1 1 1

1 1 1 1

1 1 1 1

1 1 1 1

1 1 1 1

1 1 1 1

1 1 1 1

1 1 1 1

1 1 1 1

1 1 1 1

1 1 1 1

1 1 1 1

1 1 1 1

1 1 1 1

1 1 1 1

1 1 1 1

1 1 1 1

1 1 1 1

1 1 1 1

1 1 1 1

1 1 1 1

1 1 1 1

1 1 1 1

1 1 1 1

1 1 1 1

1 1 1 1

1 1 1 1

0 6 12 11 6 1 12 18 3 3 0 15 18 3 0 0 5 19 5 5 2

0.0 16.7 33.3 30.6 16.7 2.8 33.3 50.0 8.3 8.3 0.0 41.7 50.0 8.3 0.0 0.0 13.9 52.8 13.9 13.9 5.6

NO. ANGKET

5 6 73 4

Page 87: PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PE MBE LAJARAN PK N ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24732/3/JUNAEDI... · strategi awal untuk menentukan dan merancang proses

SS S TT TS STS SS S TT TS STS SS S TT TS STS

1 1 1 10 0.67

1 1 1 10 0.67

1 1 1 10 0.67

1 1 1 10 0.67

1 1 1 10 0.67

1 1 1 10 0.67

1 1 1 10 0.67

1 1 1 10 0.67

1 1 1 10 0.67

1 1 1 10 0.67

1 1 1 10 0.67

1 1 1 10 0.67

1 1 1 10 0.67

1 1 1 10 0.67

1 1 1 10 0.67

1 1 1 10 0.67

1 1 1 10 0.67

1 1 1 10 0.67

1 1 1 10 0.67

1 1 1 10 0.67

1 1 1 10 0.67

1 1 1 10 0.67

1 1 1 10 0.67

1 1 1 10 0.67

1 1 1 10 0.67

1 1 1 10 0.67

1 1 1 10 0.67

1 1 1 10 0.67

1 1 1 10 0.67

1 1 1 10 0.67

1 1 1 10 0.67

1 1 1 10 0.67

1 1 1 10 0.67

1 1 1 10 0.67

1 1 1 10 0.67

1 1 1 10 0.67

3 15 12 6 0 6 6 11 10 3 4 16 6 5 5 360 720

8.3 41.7 33.3 16.7 0.0 16.7 16.7 30.6 27.8 8.3 11.1 44.4 16.7 13.9 13.9 1000.0 2000.00

NO. ANGKETJUMLAH

8 9RATA2

10

Page 88: PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PE MBE LAJARAN PK N ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24732/3/JUNAEDI... · strategi awal untuk menentukan dan merancang proses

REKAPITULASI ANGKET PENELITIAN SIKLUS II

SS S TT TS STS SS S TT TS

1 Abdul Kodir Jaelani 1 1

2 Agung Setiawan 1 1

3 Ahmad Haidar Muzaki 1 1

4 Ahmad Rifai 1 1

5 Annisa Magda 1 1

6 Arestian Ichwanul Hakim 1 1

7 Ariyansyah 1 1

8 Axsal Hambali 1 1

9 Bima Haria Firmansyah 1 1

10 Daffahul Jannah 1 1

11 Desa Yusvia Nanda 1 1

12 Dheahul Jannah 1 1

13 Fadhilah Saputri 1 1

14 Faiza Umami 1 1

15 Fatimah Rahmasari 1 1

16 Hilda Kencana Dewi 1 1

17 Hilmy Maulana Ikhsan 1 1

18 Intan Wulandari 1 1

19 Itsna Zulva Badawi 1 1

20 Maulana Erix 1 1

21 Mieke Kusherawati 1 1

22 Mochamad Fariz Lutfian 1 1

23 Mohamad Luthfi 1 1

24 Muhamad Dafa 1

25 Muhamad Rifaldi 1 1

26 Muhammad Fachrul Razi 1 1

27 Muhammad Fahry Syahlansyah 1 1

28 Muhammad Maulana Zidan 1 1

29 Nabillah Hurriyah 1 1

30 Nadya Widyaningsih 1 1

31 Rafif Saputra 1 1

32 Rantinah 1 1

33 Setiya Mawarni 1 1

34 Soffi Sundari Syahrizal 1 1

35 Umair Abdul Azis 1 1

36 Yuanita Oktafyani 1 1

Jumlah 3 19 9 5 5 14 12 4

Rata-rata 8.3 52.8 25.0 13.9 0.0 13.9 38.9 33.3 11.1

NO NAMA SISWA

NO. ANGKET

1 2

Page 89: PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PE MBE LAJARAN PK N ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24732/3/JUNAEDI... · strategi awal untuk menentukan dan merancang proses

STS SS S TT TS STS SS S TT TS STS SS S TT TS

1 1 1

1 1 1

1 1

1 1 1

1 1 1

1 1 1

1 1 1

1 1 1

1 1 1

1 1 1

1 1 1

1 1 1

1 1 1

1 1 1

1 1 1

1 1 1

1 1 1

1 1 1

1 1 1

1 1 1

1 1 1

1 1 1

1 1 1

1 1 1

1 1 1

1 1 1

1 1 1

1 1 1

1 1

1 1 1

1 1 1

1 1 1

1 1 1

1 1 1

1 1 1

7 19 8 2 8 17 6 1 6 14 7 8

0.0 19.4 52.8 22.2 0.0 0.0 5.6 22.2 47.2 16.7 2.8 16.7 38.9 19.4 22.2

NO. ANGKET

2 3 4 5

Page 90: PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PE MBE LAJARAN PK N ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24732/3/JUNAEDI... · strategi awal untuk menentukan dan merancang proses

STS SS S TT TS STS SS S TT TS STS SS S TT TS

1 1 1

1 1 1

1 1 1

1 1 1

1 1 1

1 1 1

1 1 1

1 1

1 1

1 1 1

1 1 1

1 1 1

1 1 1

1 1 1

1 1 1

1 1 1

1 1 1

1 1 1

1 1 1

1 1

1 1 1

1 1 1

1 1

1 1 1

1 1

1 1 1

1 1 1

1 1 1

1 1 1

1 1 1

1 1 1

1 1 1

1 1 1

1 1 1

1 1 1

15 13 6 7 15 6 6 1 5 8 11 7

0.0 41.7 36.1 16.7 0.0 0.0 19.4 41.7 16.7 16.7 2.8 13.9 22.2 30.6 19.4

NO. ANGKET

5 6 7 8

Page 91: PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PE MBE LAJARAN PK N ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24732/3/JUNAEDI... · strategi awal untuk menentukan dan merancang proses

STS SS S TT TS STS SS S TT TS STS

1 1 10 0.67

1 1 10 0.67

1 1 9 0.60

1 1 10 0.67

1 1 10 0.67

1 1 10 0.67

1 1 10 0.67

1 1 1 10 0.67

1 1 9 0.60

1 1 10 0.67

1 1 10 0.67

1 1 10 0.67

1 1 10 0.67

1 1 10 0.67

1 1 10 0.67

1 1 10 0.67

1 1 10 0.66667

1 1 10 0.66667

1 1 10 0.66667

1 1 9 0.6

1 1 10 0.66667

1 1 10 0.66667

1 1 1 10 0.66667

1 0.06667

1 1 10 0.66667

1 1 9 0.6

1 1 10 0.66667

1 1 10 0.66667

1 1 10 0.66667

1 1 9 0.6

1 1 10 0.66667

1 1 10 0.66667

1 1 10 0.66667

1 1 10 0.66667

1 1 10 0.66667

1 1 10 0.66667

2 5 7 10 10 3 4 15 3 9 4 346 23.07

5.6 13.9 19.4 27.8 27.8 8.3 11.1 41.7 8.3 25.0 11.1 961.1 64.1

JUMLAH RATA2

NO. ANGKET

8 9 10

Page 92: PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PE MBE LAJARAN PK N ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24732/3/JUNAEDI... · strategi awal untuk menentukan dan merancang proses

REKAPITULASI ANGKET PENELITIAN SIKLUS I

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Abdul Kodir Jaelani 4 4 4 3 3 5 2 3 2 2 32 3.2

2 Agung Setiawan 3 5 4 4 5 5 5 5 3 5 44 4.4

3 Ahmad Haidar Muzaki 4 5 4 0 3 3 2 5 4 3 33 3.3

4 Ahmad Rifai 4 5 3 2 4 4 5 2 2 5 36 3.6

5 Annisa Magda 4 4 5 3 4 5 4 4 2 2 37 3.7

6 Arestian Ichwanul Hakim 2 4 3 2 4 4 4 3 2 2 30 3

7 Ariyansyah 5 3 4 3 4 5 4 4 2 5 39 3.9

8 Axsal Hambali 3 3 4 3 2 3 4 1 3 4 30 3

9 Bima Haria Firmansyah 4 4 3 3 3 5 3 0 4 4 33 3.3

10 Daffahul Jannah 4 4 5 4 3 4 5 3 4 5 41 4.1

11 Desa Yusvia Nanda 4 4 5 4 2 4 4 4 2 1 34 3.4

12 Dheahul Jannah 3 3 4 3 4 5 4 4 2 4 36 3.6

13 Fadhilah Saputri 4 4 4 5 3 5 5 4 3 4 41 4.1

14 Faiza Umami 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 22 2.2

15 Fatimah Rahmasari 3 4 4 2 4 4 4 4 3 4 36 3.6

16 Hilda Kencana Dewi 2 3 4 1 4 3 5 2 4 4 32 3.2

17 Hilmy Maulana Ikhsan 3 3 3 3 2 3 3 2 1 1 24 2.4

18 Intan Wulandari 4 4 4 3 4 4 2 5 3 2 35 3.5

19 Itsna Zulva Badawi 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 44 4.4

20 Maulana Erix 4 3 5 4 3 5 4 0 2 4 34 3.4

21 Mieke Kusherawati 3 3 5 2 5 5 5 2 3 4 37 3.7

22 Mochamad Fariz Lutfian 2 3 4 3 2 5 4 2 4 2 31 3.1

23 Mohamad Luthfi 3 2 3 1 4 4 1 1 2 1 22 2.2

24 Muhamad Dafa 5 3 4 4 5 5 4 5 5 1 41 4.1

25 Muhamad Rifaldi 4 4 5 5 4 0 3 5 5 2 37 3.7

26 Muhammad Fachrul Razi 2 3 3 3 4 4 2 3 3 4 31 3.1

27 Muhammad Fahry Syahlansyah 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 38 3.8

28 Muhammad Maulana Zidan 3 2 4 3 5 5 4 3 3 4 36 3.6

29 Nabillah Hurriyah 4 4 0 3 4 4 4 3 3 4 33 3.3

30 Nadya Widyaningsih 3 3 4 3 2 5 2 3 1 2 28 2.8

31 Rafif Saputra 4 4 5 4 5 5 4 4 5 4 44 4.4

32 Rantinah 4 3 4 3 2 4 3 3 5 4 35 3.5

33 Setiya Mawarni 4 2 3 3 2 5 4 3 4 2 32 3.2

34 Soffi Sundari Syahrizal 4 5 4 3 4 3 3 3 3 3 35 3.5

35 Umair Abdul Azis 4 5 4 3 3 4 3 3 3 3 35 3.5

36 Yuanita Oktafyani 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 34 3.4

127 130 139 108 126 149 129 109 111 114 1242 124.2

3.528 3.611 3.861 3 3.5 4.139 3.583 3.028 3.083 3.167 34.5 3.45Rata2

NO NAMA SISWANomor Angket

Jumlah Rata2

Jumlah

Page 93: PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PE MBE LAJARAN PK N ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24732/3/JUNAEDI... · strategi awal untuk menentukan dan merancang proses

REKAPITULASI ANGKET PENELITIAN SIKLUS II

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Abdul Kodir Jaelani 5 4 3 3 3 5 3 3 3 3 35 3.5

2 Agung Setiawan 4 4 4 4 4 4 4 4 5 0 37 3.7

3 Ahmad Haidar Muzaki 4 5 4 5 5 5 5 3 3 5 44 4.4

4 Ahmad Rifai 5 5 5 4 4 4 5 3 5 5 45 4.5

5 Annisa Magda 3 1 2 2 2 4 1 2 3 1 21 2.1

6 Arestian Ichwanul Hakim 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 34 3.4

7 Ariyansyah 4 4 5 2 2 4 4 4 2 1 32 3.2

8 Axsal Hambali 4 4 4 4 4 5 4 4 2 1 36 3.6

9 Bima Haria Firmansyah 4 3 4 2 4 3 4 2 3 4 33 3.3

10 Daffahul Jannah 4 3 5 2 5 5 1 2 2 4 33 3.3

11 Desa Yusvia Nanda 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 43 4.3

12 Dheahul Jannah 4 4 4 4 5 4 2 4 4 2 37 3.7

13 Fadhilah Saputri 4 4 3 2 4 5 2 4 1 1 30 3

14 Faiza Umami 4 2 4 3 4 4 4 4 3 5 37 3.7

15 Fatimah Rahmasari 3 1 4 1 5 4 5 5 1 4 33 3.3

16 Hilda Kencana Dewi 2 2 5 4 4 3 2 4 2 4 32 3.2

17 Hilmy Maulana Ikhsan 4 5 4 5 5 4 5 5 4 4 45 4.5

18 Intan Wulandari 4 3 4 5 4 5 3 4 3 3 38 3.8

19 Itsna Zulva Badawi 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 4

20 Maulana Erix 2 4 4 4 2 5 4 3 4 2 34 3.4

21 Mieke Kusherawati 4 3 3 3 4 4 3 4 3 2 33 3.3

22 Mochamad Fariz Lutfian 5 5 4 5 5 5 5 4 3 4 45 4.5

23 Mohamad Luthfi 3 5 4 3 3 0 2 3 5 3 31 3.1

24 Muhamad Dafa 4 2 3 3 5 5 4 3 5 3 37 3.7

25 Muhamad Rifaldi 4 3 3 4 5 5 4 3 3 2 36 3.6

26 Muhammad Fachrul Razi 4 4 4 4 4 5 0 3 4 3 35 3.5

27 Muhammad Fahry Syahlansyah 4 4 4 3 4 5 4 3 3 4 38 3.8

28 Muhammad Maulana Zidan 4 4 4 4 4 5 0 3 1 2 31 3.1

29 Nabillah Hurriyah 2 5 4 2 4 4 4 2 2 4 33 3.3

30 Nadya Widyaningsih 4 5 5 3 5 4 4 4 4 5 43 4.3

31 Rafif Saputra 4 4 4 5 4 0 2 2 2 4 31 3.1

32 Rantinah 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 37 3.7

33 Setiya Mawarni 5 3 2 5 5 5 4 5 2 1 37 3.7

34 Soffi Sundari Syahrizal 4 4 4 3 5 4 3 3 5 4 39 3.9

35 Umair Abdul Azis 4 4 5 3 3 4 4 2 2 4 35 3.5

36 Yuanita Oktafyani 5 4 4 4 4 4 4 4 2 4 39 3.9

140 133 141 124 147 148 120 123 110 113 1299 129.9

3.889 3.694 3.917 3.444 4.083 4.111 3.333 3.417 3.056 3.139 36.08333 3.608333

Rata2

Jumlah

Rata2

NO NAMA SISWANomor Angket

Jumlah

Page 94: PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PE MBE LAJARAN PK N ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24732/3/JUNAEDI... · strategi awal untuk menentukan dan merancang proses
Page 95: PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PE MBE LAJARAN PK N ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24732/3/JUNAEDI... · strategi awal untuk menentukan dan merancang proses