PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR … · pembelajaran Kooperatif tipe STAD (Student Teams...

32
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DI SMPN 17 SOLOK SELATAN Propsal tesis OLEH MELZI FEBRIKA NIM. 51532/2009 Dosen Pembimbing: Pembimbing I Pembimbing II Dr. Muliyardi, M. Pd Prof. Dr. I Made Arnawa, M.Pd PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN KONSENTRASI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2010

Transcript of PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR … · pembelajaran Kooperatif tipe STAD (Student Teams...

Page 1: PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR … · pembelajaran Kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) sebagai salah satu alternatif solusi. 3. Bagi sekolah supaya

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

SISWA DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

DI SMPN 17 SOLOK SELATAN

Propsal tesis

OLEH

MELZI FEBRIKA

NIM. 51532/2009

Dosen Pembimbing:

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Muliyardi, M. Pd Prof. Dr. I Made Arnawa, M.Pd

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN

KONSENTRASI PENDIDIKAN MATEMATIKA

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2010

Page 2: PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR … · pembelajaran Kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) sebagai salah satu alternatif solusi. 3. Bagi sekolah supaya

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan di

bangku sekolah menengah, karena menurut Kurukulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) matematika memiliki tujuan agar siswa dapat: 1)

memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan

mengaplikasikan konsep secara luwes, akurat, tepat dan efisien, 2)

menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi

matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan

gagasan dan pernyataan matematika, 3) memecahkan masalah yang meliputi

kemampuan memahami masalah, merancang model matematika,

mennyelesaikan permasalahan dan menafsirkan solusi yang diperoleh, 4)

mengkomunikasikan gagasan dengan symbol, grafik, diagram atau media

lain untuk memperjelas keadaan atau masalah, 5) memiliki sikap

menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa

ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap

ulet dan percaya diri dalam menyelesaikan masalah.

Untuk mencapai tujuan matematika di atas, harus ada dukungan dan

kerjasama antara guru dan siswa. Guru harus selalu menciptakan proses

pembelajaran yang mampu membuat siswa aktif dalam belajar dengan

menerapkan model pembelajaran yang sesuai. Siswa harus aktif dalam

proses pembelajaran, sehingga interaksi guru dan siswa dapat terjalin

dengan baik. Namun kenyataan yang ditemui di SMP 17 Solok Selatan

khususnya di kelas IX1 aktifitas siswa dalam proses pembelajaran

matematika masih rendah.

Selama proses pembelajaran berlangsung siswa cenderung hanya

mendengarkan penjelasan guru, meskipun guru memberikan kesempatan

kepada siswa untuk bertanya. Kesempatan untuk bertanya ini hanya

digunakan 1 atau 2 orang siswa saja. Misalnya pada pokok bahasan

Page 3: PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR … · pembelajaran Kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) sebagai salah satu alternatif solusi. 3. Bagi sekolah supaya

kesebangunan, setelah guru menjelaskan pengertian dua bangun yang

sebangun, guru bertanya kepada siswa dari gambar berikut ini

apakah gambar diatas sebangun?. Tidak ada siswa yang mengacungkan

tangan untuk mencoba menjawab pertanyaan tersebut.

Setelah dianalisis ternyata penyebab siswa kurang aktif dalam proses

pembelajaran diantaranya siswa merasa takut dan malu jawaban yang

diberikan ternyata salah. Terkadang siswa juga hanya mendiskusikan

jawaban dengan teman sebangkunya, tanpa berusaha memberikan jawaban

kepada guru. Berbagai usaha telah penulis lakukan diantaranya memberikan

nilai tambahan ketika ada siswa yang bertanya atau memberikan komentar

atas pertanyaan dari guru, dan membagi siswa dalam beberapa kelompok

untuk belajar dirumah. Namun aktivitas dan hasil belajar siswa belum

menunjukan hasil yang maksimal. Hasil belajar siswa yang masih rendah

dapat dilihat pada table berikut:

Tabel I : Rata-rata Hasil Ujian Akhir Semester I Siswa Kelas IX

SMPN 17 Solok Selatan

Kelas Nilai

IX1 56,25

IX2 56,04

Untuk itu penulis bermaksud melakukan perbaikan dengan

menerapkan model pembelajaran Kooperatif tipe STAD (Student Teams

Achievement division). Model pembelajaran kooperatif tipe STAD

mengelompokan siswa menjadi beberapa kelompok, dimana setiap

kelompok terdiri dari siswa yang kurang pintar, menegah dan pintar. Model

ini menuntut kerjasama tim dalam memahami konsep dan menyelesaikan

Page 4: PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR … · pembelajaran Kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) sebagai salah satu alternatif solusi. 3. Bagi sekolah supaya

persoalan, karena nilai tim sangat tergantung pada nilai individu dalam tim.

Pada setiap akhir pertemuan juga diadakan kuis secara individu. Usaha

perbaikan tersebut peneliti wujudkan dalam bentuk penelitian tindakan kelas

dengan judul “Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika

Siswa Dengan Pembelajaran Koopeatif tipe STAD di SMPN 17 Solok

Selatan”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas dapat

diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:

1. Pembelajaran yang dilaksanakan masih cenderung berlangsung satu

arah.

2. Keinginan siswa untuk bertanya dan menjawab pertanyaan masih

rendah.

3. Aktivitas belajar siswa masih rendah baik dalam belajar kelompok

maupun individu.

4. Hasil belajar matematika siswa masih rendah.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penelitian ini dibatasi

pada aktivitas dan hasil belajar matematika siswa pada kelas VIII1 SMPN 17

Solok Selatan.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang dikemukakan maka penelititan

ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaiamanakah model pembelajaran Kooperatif tipe STAD (Student

Teams Achievement Division) dapat meningkatkan aktivitas belajar

siswa?

Page 5: PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR … · pembelajaran Kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) sebagai salah satu alternatif solusi. 3. Bagi sekolah supaya

2. Bagaimanakah model pembelajaran Koopertaif tipe STAD (Student

Teams Achievement Division) dapat meningkatkan hasil belajar

matematika siswa?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Meningkatkan aktivitas belajar siswa.

2. Meningkatkan hasil belajar siswa.

F. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan berguna :

1. Bagi peneliti, untuk mengetahui penggunaan model pembelajaran

Kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) dapat

membantu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika siswa.

2. Bagi guru mata pelajaran matematika, dapat menjadikan model

pembelajaran Kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement

Division) sebagai salah satu alternatif solusi.

3. Bagi sekolah supaya dapat membudayakan penelitian dikalangan guru-

guru, sehingga guru- guru dapat mencarikan solusi dari masalah-

masalah yang ditemui dalam pembelajaran.

4. Bagi lembaga atau instansi pendidikan, agar dapat meningkatkan mutu

pendidikan ke arah yang lebih baik lagi.

5. Bagi siswa, agar dapat meningkatkan semangat untuk belajar dengan

adanya metode pembelajaran yang lebih beraneka ragam.

Page 6: PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR … · pembelajaran Kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) sebagai salah satu alternatif solusi. 3. Bagi sekolah supaya

BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

A. Landasan Teori

1. Pembelajaran Matematika

Pembelajaran matematika merupakan upaya guru mendorong atau

memfasilitasi siswa dalam mengkonstruksi pemahamannya akan

matematika. Suherman, dkk (2003: 15) mendefenisikan bahwa matematika

adalah sarana berfikir logis, sistematis, terstruktur dan memiliki keterkaitan

yang kuat dan jelas antar konsepnya.

Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua siswa

mulai dari sekolah dasar untuk membekali siswa dengan kemampuan

berfikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif serta kemampuan

bekerjasama. Sejalan dengan itu, Hudoyo (1994:5) menyatakan bahwa

pembelajaran matematika hendaknya diarahkan untuk membantu siswa

berfikir, karena matematika memungkinkan penyelesaian masalah dengan

benar dan benarnya penyelesaian karena penalarannya memang sangat jelas.

Jadi, pembelajaran matematika menggambarkan bahwa siswa

dituntut untuk belajar aktif. Salah satu model pembelajaran yang dapat

membuat siswa aktif adalah pembelajaran kooperatif. Dengan berkooperatif

siswa lebih mudah mengkonstruksi materi untuk dirinya. Pada pembelajaran

kooperatif ini, terjadi interaksi antara siswa, mereka saling bertukar ide

dalam memecahkan masalah, dan siswa lemah dapat bertanya kepada siswa

yang pandai.

2. Pembelajaran Kooperatif

Menurut Nur (dalam Mirna, 2007:8) pembelajaran kooperatif

mengacu pada metode pengajaran dimana siswa bekerja bersama dalam

kelompok kecil yang kemampuannya berbeda-beda dan saling membantu

dalam belajar. Tujuannya adalah untuk memberikan kesempatan pada siswa

terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan kegiatan pembelajaran. Ciri-

Page 7: PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR … · pembelajaran Kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) sebagai salah satu alternatif solusi. 3. Bagi sekolah supaya

ciri dari pembelajaran kooperatif Muhammad Nur (2005 : 7 ) adalah sebagai

berikut :

a. Setiap anggota memiliki peran. b. Terjadi hubungan interaksi lansung diantara para siswa. c. Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya

dan juga teman-teman sekelompok. d. Peran guru membantu para siswa untuk mengembangkan

keterampilan-keterampilan interpersonal kelompok. e. Guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan.

Belajar kooperatif lebih dari belajar kelompok. Belajar kooperatif

memupuk pembentukan kelompok kerja dengan lingkungan positif,

meniadakan persaingan individu, dan isolasi dilingkungan akademik. Dalam

hal ini tiga konsep utama yang menjadi karakteristik pembelajaran

kooperatif menurut Slavin (2005 : 6) yaitu ”penghargaan kelompok,

pertanggung jawaban individu, dan kesempatan yang sama untuk berhasil”.

Terdapat banyak tipe pembelajaran kooperatif yang telah

dikembangkan dan diteliti, diantaranya Student Teams-Achievement

Division (STAD) atau Tim Siswa-Kelompok Prestasi, Teams Games-

Tournament (TGT) atau pertandingan permainan-Tim, Teams Assisted

Individualization (TAI) atau Individual Dibantu-Tim, Cooperative

Integrated Reading and Composition (CIRC) atau pengajaran kooperatif

Terapdu Membaca dan Menulis, Jigsaw, dan lain-lain.

Menurut Slavin (2005: 8), tipe STAD menempatkan siswa dalam tim

belajar beranggotakan empat orang yang heterogen. Setelah melakukan

diskusi kelompok, seluruh siswa dikenai kuis tentang materi bersangkutan

secara individual, tidak dapat saling membantu. Skor siswa dibandingkan

dengan skor yang lalu, dan poin diberikan berdasarkan pada seberapa jauh

siswa melampaui prestasi yang lalunya. Poin tiap anggota kelompok

selanjutnya dijumlahkan untuk memperoleh skor tim. Tim yang mencapai

kriteria tertentu dapat diberi sertifikat atau penghargaan lain. TGT

merupakan metode yang berkaitan dengan STAD. Siswa memainkan

permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh tambahan

poin untuk skor tim merek. TAI juga sama dengan STAD, bedanya bila

Page 8: PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR … · pembelajaran Kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) sebagai salah satu alternatif solusi. 3. Bagi sekolah supaya

STAD menggunakan satu langkah pembelajaran di kelas, TAI

menggabungkan pembelajaran kooperatif dengan pembelajaran individual.

Pada metoda CIRC siswa terlibat dalam sebuah rangkaian kegiatan bersama,

termasuk saling membacakan satu sama lainnya, membuat prediksi, saling

membuat iktisar, menulis tanggapan terhadap cerita, dan lain-lain. Pada

metoda jigsaw siswa dikelompokkan kedalam tim yang beraggotakan enam

orang. Mereka ditugasi mempelajari materi yang telah dibagi-bagi menjadi

beberapa sub-bab. Kemudian anggota-anggota dari tim yang berbeda

berkumpul dalam kelompok-kelompok ahli yang mendiskusikan sub-bab

mereka. Kemudian mereka kembali ke kelompoknya masing-masing untuk

menjelaskan kembali materi yang diperoleh kepada anggota tim mereka.

Diantara beberapa tipe yang diuraikan diatas STAD paling sederhana

dan cocok dengan pembelajaran matematika. Berikut hal ini akan diuraikan

dengan lengkap.

3. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

a. Kajian Umum

Pembelajaran kooperatif tipe STAD dikembangkan oleh

Robert Slavin. Slavin (2005:11) menyatakan, pembelajaran ini

terdiri dari lima komponen yaitu prestasi kelas, kerja kelompok,

kuis, skor, skor perbaikan individual, dan penghargaan kelompok.

Kelima komponen ini diuraikan sebagai berikut.

1) Presentasi Kelas

Presentasi kelas sering menggunakan pengajaran langsung

atau suatu ceramah-diskusi yang dilakukan guru, namun dapat

meliputi presentasi audio visual atau kegiatan penemuan

kelompok. Presentasi kelas pada STAD berbeda dengan

pengajaran biasa, yaitu siswa lebih difokuskan pada unit STAD.

Siswa menyadari bahwa mereka harus sungguh-sungguh

memperhatikan presentasi kelas tersebut, karena dengan begitu

Page 9: PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR … · pembelajaran Kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) sebagai salah satu alternatif solusi. 3. Bagi sekolah supaya

akan membantu mereka mengerjakan kuis dengan baik, dan skor

kuis mereka menentukan skor kelompoknya.

2) Kerja Kelompok

Siswa bekerja/berdiskusi di dalam kelompok yang

dilakukan dengan membagi siswa atas empat atau lima siswa

secara heterogen yang memuat siswa yang kemampuannya tinggi,

sedang, dan rendah. Fungsi utama kelompok adalah menyiapkan

anggotanya agar berhasil menghadapi kuis. kelompok berkumpul

untuk mempelajari LKS atau bahan lain. Ketika siswa

mendiskusikan masalah bersama dan membandingkan jawaban,

kerja kelompok yang paling sering dilakukan adalah

membetulkan setiap kekeliruan atau miskonsepsi apabila sesama

kelompok membuat kesalahan.

Kerja kelompok tersebut merupakan ciri terpenting STAD.

Pada setiap saat penekanan diberikan pada anggota kelompok

agar melakukan yang terbaik untuk kelompoknya, dan pada

kelompok sendiri agar melakukan yang terbaik untuk membantu

anggotanya. Kelompok tersebut menyediakan dukungan teman

sebaya untuk kerja akademik yang memiliki pengaruh berarti

pada pembelajaran, dan kelompok menunjukkan saling peduli dan

hormat. Hal ini memberikan pengaruh berarti pada hasil-hasil

belajar, seperti hubungan antar kelompok, harga diri, dan

penerimaan terhadap kebanyakan siswa.

3) Kuis

Untuk mengetahui efektif atau tidaknya suatu belajar

kelompok maka perlu diadakan evaluasi, hal ini berguna bagi

penyelenggara belajar kelompok, agar tidak mengulangi

kasalahan-kesalahan yang sama dan memperbaiki kesalahan-

kesalahan dalam belajar kelompok yang akan datang, sebagai alat

evaluasi disini diadakan kuis. Kuis adalah suatu tes singkat yang

Page 10: PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR … · pembelajaran Kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) sebagai salah satu alternatif solusi. 3. Bagi sekolah supaya

dilaksanakan 10 menit setelah belajar kelompok. Tes terdiri dari

satu atau beberapa pertanyaan sederhana yang berkenaan dengan

materi pelajaran yang telah dipelajari sebelumnya.

Pada pembelajaran kooperatif tipe STAD kuis yang

diadakan setelah kira-kira satu sampai dua periode dari persentase

guru dan satu sampai dua periode dari latihan kelompok, siswa

diberikan kuis secara individual. Siswa tidak dibolehkan untuk

saling membantu yang lain selama kuis. Jadi, setiap siswa secara

individu bertanggung jawab untuk mengetahui materi pelajaran.

Dengan sering mengadakan ulangan atau kuis maka penguasaan

siswa terhadap mutu pelajaran makin baik dan mudah

direproduksi, sehingga dapat mereka aplikasikan. Tujuannya

adalah untuk mengukur pemahaman siswa tentang topik yang

telah diajarkan pada pertemuan sebelumnya.

4) Skor Perbaikan Individu

Maksudnya adalah perbaikan skor yang diperoleh siswa

pada suatu periode dan periode sebelumnya. Ini hanya dapat

dicapai jika siswa bekerja keras dan tampil lebih baik dari

sebelumnya. Setiap siswa dapat menyumbangkan nilai maksimum

kepada kelompoknya dalam sistem penskoran, kecuali jika

mereka tidak mengalami peningkatan skor dari sebelumnya.

Setiap siswa mendapat skor awal yang diambil dari nilai

sebelumnya, kemudian siswa mendapat poin untuk kelompok

mereka berdasarkan berapa banyak nilai kuis mereka yang

melebihi skor awal mereka.

5) Penghargaan Kelompok

Skor kelompok yang melampaui kriteria penilaian

tertentu, pantas mendapatkan penghargaan dengan cara guru

memberikan nilai tambahan, pujian, atau hadiah yang akan

membuat siswa lebih termotivasi dan bertambah giat untuk

meningkatkan prestasinya dalam belajar. Disini siswa akan lebih

Page 11: PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR … · pembelajaran Kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) sebagai salah satu alternatif solusi. 3. Bagi sekolah supaya

menghargai seorang guru karena mereka merasa sangat dihargai

dengan apa yang dikerjakannya.

Kelompok pantas mendapatkan sertifikat atau hadiah jika

rata-rata skor melampaui kriteria tertentu. Dalam memberikan

penghargaan kelompok, dilakukan dua tahap yaitu :

a) Menghitung skor individu dan skor kelompok

Skor yang diperoleh siswa digunakan untuk menentukan

nilai perkembangan individu dan untuk menentukan skor

kelompok, dengan cara ini anggota kelompok memiliki

kesempatan untuk memberikan sumbangan maksimum untuk

kelompoknya.

Perhitungan skor perkembangan adalah sebagai berikut :

Tabel II : Perhitungan nilai perkembangan

Skor tes akhir Nilai perkembangan

Lebih dari 10 poin dibawah skor awal 5

10 poin hingga 1 poin dibawah skor awal 10

Skor awal hingga 10 poin diatas skor awal 20

Lebih dari 10 poin diatas skor awal 30

Pekerjaan sempurna 30

Sumber Ibrahim, (2000:57)

b) Menghargai prestasi kelompok

Dalam memberikan penghargaan terhadap prestasi

kelompok, terdapat tiga tingkatan penghargaan adalah sebagai

berikut :

Page 12: PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR … · pembelajaran Kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) sebagai salah satu alternatif solusi. 3. Bagi sekolah supaya

Tabel III : Tingkat penghargaan kelompok

Nilai rata-rata Penghargaan

5-14 Baik

15-24 Hebat

25-30 Super

Sumber Ibrahim, (2000:62)

Selanjutnya Slavin menyampaikan juga bahwa agar

pembelajaran seperti ini dapat optimal, maka beberapa

kelemahan yang dapat muncul padanya dapat diantisipasi.

Adapun kelemahannya adalah:

1. Dalam proses diskusi terdapat peluang anggota kelompok

tidak aktif yang hanya mengganggu teman-tamannya yang

aktif sehingga selain merugikan dirinya sendiri juga

merugikan kelompoknya.

2. Bila guru tidak merencanakan tugas dengan baik yang

mengharuskan setiap anggota kelompok aktif berpartisipasi

mengerjakan tugas kelompok, maka kerjasama tidak akan

berjalan dengan baik.

Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan ini diharapkan

guru dapat membuat perencanaan yang baik. Dengan ini dapat

diatasi kelemahan-kelemahan yang dapat terjadi. Misalnya,

guru dapat merencanakan untuk menyuruh siswa membuat

laporan hasil diskusi secara individu, walaupun ini merupakan

tanggung jawab kelompok.

b. Persiapan Menggunakan STAD

Berdasarkan uraian diatas, agar semua komponen STAD

terlaksana dengan baik dan untuk mengantisipasi kelemahan yang

mungkin terjadi maka diperlukan persiapan tersebut menurut Slavin

(2005:12) diuraikan sebagai berikut:

Page 13: PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR … · pembelajaran Kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) sebagai salah satu alternatif solusi. 3. Bagi sekolah supaya

1) Bahan Ajar

Bahan ajar merupakan isi proses belajar mengajar yang

diberikan untuk dimiliki siswa. Dalam menentukan bahan ajar

hendaknya guru memiliki pedoman agar bahan ajar yang

diberikan teratur. Bahan ajar yang dibuat guru untuk

pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat berupa LKS, kunci

LKS, dan kuis untuk tiap unit atau kompetensi dasar yang

diajarkan. Setiap unit dapat memerlukan tiga sampai empat

pertemuan.

2) Penempatan Siswa dalam kelompok

Sebuah kelompok dalam STAD terdiri dari empat atau lima

siswa yang mewakili heterogenitas kelas ditinjau dari kinerja

yang lalu, suku dan jenis kelamin. Siswa ditempatkan ke dalam

kelompok oleh guru, bukan oleh siswa yang memilih anggotanya

sendiri, karena siswa akan cenderung memilih anggota yang

memiliki kesamaan dengan dirinya sendiri. Langkah-langkah

yang dapat diikuti dalam penyusunan kelompok adalah sebagai

berikut:

a) Buat salinan format lembar ikhtisar kelompok, misalnya sebagai

berikut.

Lembar Ikhtisar

Kelompok

Nama Kelompok:

Anggota Kelompok Total

Skor Klmpk Total

Page 14: PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR … · pembelajaran Kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) sebagai salah satu alternatif solusi. 3. Bagi sekolah supaya

Rata-rata Klmpk

Hadiah klmpk

b) Meranking siswa

Untuk melakukan perankingan dapat digunakan

informasi apapun yang tersedia. Misalnya dengan

menggunakan prestasi akademik atau kinerja siswa.

c) Menetapkan jumlah anggota kelompok

Setiap kelompok seharusnya memiliki empat anggota

bila mungkin. Untuk menetapkan berapa banyak kelompok di

kelas tersebut, bagilah jumlah siswa di kelas itu menjadi empat.

d) Menempatkan siswa kedalam kelompok

Pada saat menempatkan siswa kedalam kelompok,

seimbangkan kelompok-kelompok tersebut sedemikian rupa

sehingga:

(1) Setiap kelompok tersusun dari siswa yang tingkat

kinerjanya memiliki rentang rata-rata nila dari rendah

sampai yang tinggi.

(2) Tingkat kinerja rata-rata dari seluruh tim di dalam kelas

tersebut kurang lebih sama. Untuk hal ini gunakan daftar

siswa menurut kinerjanya.

e) Mengisi Format Lembar Ikhtisar Kelompok, yang sudah dibuat

pada langkah a). Dengan demikian akan terdapat beberapa

Format Lembar Ikhtisar Kelompok yang sudah berisi nama

kelompok dan nama-nama anggota kelompok bersangkutan.

3) Penentuan skor dasar awal

Skor dasar mewakili skor rata-rata siswa pada kuis yang

lalu atau nilai final siswa dari tahun yang lalu.

Page 15: PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR … · pembelajaran Kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) sebagai salah satu alternatif solusi. 3. Bagi sekolah supaya

4) Jadwal kegiatan

Dalam menyusun jadwal kegiatan harus diperhatikan bahwa

pembelajaran tipe STAD terdiri dari siklus-siklus yang tetap.

Suatu siklus kegiatan pembelajaran tipe STAD yang harus

diperhatikan adalah sebagai berikut.

a) Mengajar dengan mempresentasikan pelajaran.

b) Belajar kelompok, dimana siswa bekerja pada LKS dalam

kelompok mereka untuk menuntaskan bahan tersebut.

c) Kuis secara individual.

d) Penghargaan kelompok, dimana skor dihitung berdasarkan

skor perbaikan anggota kelompok, dan sebagai

penghargaan, kelompok yang mendapat skor tinggi

mendapat sertifikat atau dicantumkan dalam papan buletin.

4. Aktivitas Siswa dalam Belajar

Keinginan untuk mempelajari matematika dapat dilihat dari

aktivitas belajar siswa. Aktivitas merupakan hal penting dalam

pembelajaran, tanpa adanya aktivitas maka proses belajar tidak akan

berlangsung dengan baik. Edi Suardi dalam Sardiman (2001:15)

mengemukakan ciri-ciri dari adanya interaksi dalam proses belajar mengajar

yang salah satunya yaitu ditandai dengan adanya aktivitas siswa.

Dalam pandangan kontruktivis siswa merupakan tokoh sentral dalam

kegiatan belajar mengajar. Sejalan dengan pernyataan diatas aktivitas siswa

merupakan syarat utama berlangsungnya proses pembelajaran. Tugas guru

adalah membimbing dan memfasilitasi siswa untuk mengembangkan bakat

dan potensinya. Sehingga siswalah yang aktif atau beraktifitas dalam

menemukan konsep yang akan dipelajarinya.

Aktivitas siswa tidak hanya dinilai dari partisipasi dalam

menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan guru. Aktivitas siswa juga dapat

dilihat dari kemampuan siswa berpikir kritis dan kreatif. Yang dimaksud

Page 16: PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR … · pembelajaran Kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) sebagai salah satu alternatif solusi. 3. Bagi sekolah supaya

dengan berpikir kritis adalah suatu cara berpikir memeriksa hubungan-

hubungan serta mengevaluasinya, kemampuan untuk mengumpulkan

informasi, mengingat serta menganalisanya, kemampuan untuk membaca

serta memahami dan mengidentifikasi hal-hal yang diperlukan.

Untuk melihat adanya aktivitas siswa dalam pembelajaran, Sudjana

dalam Elvina (2001:20) menentukan ciri-ciri sebagai berikut:

1. Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya. 2. Terlibat dalam pemecahan masalah 3. Bertanya kepada siswa lain atau kepada guru bila tidak mengerti

dengan persoalan yang dihadapi. 4. Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk

pemecahan masalah. 5. Melakasanakan diskusi kelompok sesuai petunjuk guru. 6. Melatih diri dalam mengerjakan soal. 7. Memanfaatkan kesempatan menerapkan apa yang telah

diperolehnya dalam menyelesaikan tugas-tugas atau persoalan yang dihadapinya.

Berdasarkan kutipan diatas maka dibuat sub-sub indikator sebagai

ciri adanya aktivitas yang dilakukan siswa agar tujuan pembelajaran dapat

tercapai. Selanjutnya sub-sub indikator tersebut digunakan sebagai indikator

pada lembar observasi aktivitas siswa. Sub-sub indikator yang dimaksud

adalah:

1). Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya

a. Memperhatikan Penjelasan guru/ teman

b. Mempersiapkan alat-alat belajarnya

2). Terlibat dalam pemecahan masalah

a. Memberikan saran atau kritikan terhadap penjelasan guru/ teman atau

saat berdiskusi.

b. Mengajukan pendapatnya terhadap sajian guru/ teman didepan kelas.

3).Bertanya kepada siswa lain atau guru bila tidak mengerti dengan

persoalan yang dihadapi.

a. Bertanya kepada guru

b. Bertanya pada teman dalam kelompok

Page 17: PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR … · pembelajaran Kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) sebagai salah satu alternatif solusi. 3. Bagi sekolah supaya

4). Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk pemecahan

masalah.

a. Membaca buku

b. Bertanya pada kelompok lain.

5). Melaksanakan diskusi kelompok sesuai petunjuk guru.

a. Mengerjakan soal-soal tugas kelompok secara individu terlebih dahulu,

sebelum kemudian mencocokkan dengan anggota kelompoknya.

b. Mendiskusikan tugas kelompoknya.

6). Melatih diri dalam mengerjakan soal.

a. Mengerjakan latihan individu

7). Memanfaatkan kesempatan menerapkan apa yang telah diperolehnya

dalam menyelesaikan tugas-tugas atau persoalan yang dihadapinya.

a. Menyelesaikan pelaksanaan dalam proses pembelajaran dituntut untuk

dapat menciptakan suasana pembelajaran yang dapat mendukung

terciptanya tujuan pembelajaran. Salah satunya melibatkan siswa

secara aktif baik perorangan maupun kelompok.

Sehubungan pembelajaran tidak terlepas dari pesan guru sebagai

pengelola. Keberhasilan pembelajaran matematika dengan pendekatan

kontruktivis yang dilaksanakan secara kooperatif, juga dapat ditinjau dari

perkembangan kualitas kegiatan guru mengelola pembelajaran tersebut.

Penilaian kualitas kegiatan guru dalam mengelola pembelajaran didasarkan

atas aspek-aspek yang menurut Stanley (dalam Triana, 2008:26) adalah:

1. Pra pembelajaran a. Mempersiapkan siswa untuk belajar b. Melakukan kegiatan apersepsi

2. Kegiatan pembelajaran a. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran b. Mengaitkan materi dengan pengetahuan yang relevan c. Mengaitkan materi dengan realita kehidupan

3. Pendekatan/ Strategi pembelajaran a. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang

akan dicapai b. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana koopertaif tipe

STAD c. Memusatkan perhatian siswa

Page 18: PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR … · pembelajaran Kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) sebagai salah satu alternatif solusi. 3. Bagi sekolah supaya

d. Melaksanakan pembelajaran secara Sistematis e. Menguasai kelas f. Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya

kebiasaan positif g. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang

direncanakan 4. Pemanfaatan sumber belajar/ media pembelajaran

a. Menggunakan media secara efektif dan efisien b. Menghasilkan pesan yang menarik. c. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media

5. Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa a. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran b. Menunjukkan sikap positif terhadap respon siswa c. Menunjukkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar

6. Penilaian Proses dan hasil belajar a. Memantau kemajuan belajar selama proses b. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi

7. Penggunaan bahasa a. Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik dan benar b. Menyampaikan pesan dan gaya yang sesuai

8. Penutup a. Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan

siswa b. Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, atau

kegiatan, atau tugas sebagai bagian remidi/pengayaan.

Kegiatan dalam mengelola kelas dipantau dan dinilai kualitasnya

berdasarkan kategori yang ditentukan. Menurut Ridwan (2007:20) Kategori

tersebut adalah 1 = Sangat tidak baik, 2 = Tidak baik, 3 = Kurang baik, 4 =

Baik, dan 5 = Sangat baik.

5. Hasil belajar Siswa

Hasil belajar merupakan tolak ukur untuk mengetahui keberhasialan

siswa dalam menguasai materi pelajaran setelah mengikuti proses

pembelajaran. Menurut Khaterina dalam Semiawan (1997:23) hasil belajar

adalah perubahan tingkah laku pada siswa yang belajar. Perubahan yang

terjadi ditandai dengan bertambah baiknya atau meningkatnya kemampuan

yang dicapai oleh siswa sebagai akibat dari adanya proses belajar.

Page 19: PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR … · pembelajaran Kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) sebagai salah satu alternatif solusi. 3. Bagi sekolah supaya

Hasil belajar yang dicapai diharapkan mempunyai efek yang bagus

terhadap peningkatan hasil belajar dan minat siswa untuk belajar. Suharsimi

(1992:7) menyatakan “Tujuan penilaian hasil belajar adalah untuk

mengetahui apakah materi yang diajarkan sudah dipahami oleh siswa dan

penggunaan strategi sudah tepat atau belum”. Dalam penelitian ini, hasil

belajar yang dimaksud adalah kemampuan siswa dalam menjawab tes

penguasaan materi yang dipelajari dalam ranah kognitif.

6. Lembar Kerja Siswa (LKS)

Menurut Majid (2006:176) LKS adalah lembaran-lembaran yang

berisi tugas yang harus dikerjakan siswa. Jadi, LKS merupakan suatu unit

program pembelajaran yang berisikan materi pelajaran dan disajikan dalam

bentuk tugas, soal dan pertanyaan. Pertanyaan tugas serta soal-soal tersebut

dibuat dan disusun sebaik-baiknya oleh guru sehingga dengan cara itu siswa

dapat menemukan konsep-konsep yang terkandung dalam materi

pembelajaran.

Penggunaan LKS dapat memotivasi siswa dan merupakan salah satu

variasi pendekatan agar siswa tidak mudah bosan belajar dan juga dapat

menjadikan siswa aktif serta dapat meningkatkan potensi belajar siswa. Tim

Revisi Bahan PKG Matematika (2003:3) mengemukakan fungsi LKS

sebagai berikut:

1. Merupakan alternatif bagi guru untuk mengarahkan pengajaran atau memperkenalkan suatu kegiatan tertentu sebagai variasi proses pembelajaran.

2. Dapat mempercepat proses pembelajaran dan menghemat waktu penyajian suatu topik

3. Dapat memudahkan penyelesaian tugas perorangan, kelompok, dan klasikal

4. Meringankan kerja guru dalam memberi bantuan perorangan kelas besar 5. Dapat membangkitkan minat dan motivasi siswa

Page 20: PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR … · pembelajaran Kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) sebagai salah satu alternatif solusi. 3. Bagi sekolah supaya

Menurut Soekamto (1998: 10) komponen-komponen yang perlu

diperhatikan dalam penyusunan LKS yaitu:

a. Materi dan contoh soal b. Petunjuk penyelesaian c. Soal yang akan dikerjakan siswa

LKS yang baik akan memberi keseragaman pandangan siswa

terhadap pengamatan dalam menanamkan konsep yang benar dengan

program yang telah diatur sedemikian rupa sehingga dapat mengatasi

kesukaran yang mungkin timbul selama proses pembelajaran berlangsung.

Sebagai alat bantu pembelajaran, LKS harus benar-benar berfungsi

sebagaimana mestinya. Penyusunan LKS harus sesuai dengan materi, berisi

petunjuk yang mengarahkan siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang ada

di dalam LKS. Petunjuk penyelesaian tersebut berorientasi pada

pembelajaran koperatif tipe STAD yaitu siswa tidak boleh melanjutkan

menyelesaikan soal-soal berikutnya sebelum yakin bahwa semua anggota

kelompok sudah bisa menyelesaikan soal-soal sebelumnya.

Soal-soal yang ada dalam LKS diselesaikan secara individual oleh

anggota kelompok dalam kelompoknya. Setiap anggota kelompok harus

berusaha untuk menyelesaikan soal-soal yang ada di dalam LKS dan tidak

ada didominasi oleh siswa pintar. Diskusi kelompok terjadi jika ada siswa

menemui kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal yang ada dalam LKS.

Jika ada siswa yang belum bisa memahami dan menyelesaikan soal-soal

tersebut maka merupakan tanggung jawab anggota kelompok yang lainnya

untuk menjelaskan kepada siswa tersebut. Demikian seterusnya sampai

mereka yakin bahwa semua anggota kelompok sudah bisa menyelesaikan

soal-soal secara tuntas. Soal-soal yang tidak bisa mereka pecahkan bersama,

mereka bisa meminta penjelasan kepada guru sehingga soal tersebut bisa

terselesaikan.

Page 21: PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR … · pembelajaran Kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) sebagai salah satu alternatif solusi. 3. Bagi sekolah supaya

B. Kerangka Konseptual

Proses pembelajaran matematika yang banyak digunakan di

lapangan kurang dapat menimbulkan interaksi antar siswa di dalam kelas.

Hal ini disebabkan karena proses pembelajaran yang sering didominasi oleh

guru.

Model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan model

pembelajaran yang dapat meningkatkan interaksi antar siswa di dalam kelas,

karena disini siswa bekerja dengan kelompok yang heterogen. Setelah guru

menjelaskan materi, maka pada setiap siswa dibagikan LKS . siswa

mengerjakan soal-soal pada LKS dalam kelompoknya masing-masing.

Mereka harus mendiskusikan jawaban mereka dengan anggota kelompok.

Jika ada anggota yang belum memahami, maka teman sekelompok

bertanggung jawab menjelaskannya sebelum meminta bantuan guru.

Diskusi belum boleh diakhiri sebelum mereka yakin semua anggota

kelompok sudah memahami materi. Setelah selesai mengerjakan semua soal

LKS maka pedoman jawaban dibagikan agar siswa dapat membandingkan

jawaban dengan jawaban sebenarnya. Setelah selesai diskusi kelompok

berakhir maka dilakukan tes secara individu diakhir pertemuan.

Aktivitas belajar matematika siswa selama ini masih kurang, hanya

siswa yang pandai yang selalu berperan aktif dalam pembelajaran.

Diharapkan setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

dapat meningkatkan aktivitas siswa. Dimana tidak hanya siswa yang pandai

yang akan selalu aktif tetapi semua siswa. Melihat cara-cara yang diterapkan

model pembelajaran kooperatif tipe STAD, dimana pembelajaran terpusat

pada siswa sehingga menuntut keaktifan siswa dalam belajar.

Page 22: PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR … · pembelajaran Kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) sebagai salah satu alternatif solusi. 3. Bagi sekolah supaya

C. Hipotesis Tindakan

Hipotesis dalam penelitian ini adalah pembelajaran kooperatif tipe

STAD dapat meningkatkan aktivitas belajar matamatika siswa kelas VII1

SMPN 17 Solok Selatan.

Page 23: PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR … · pembelajaran Kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) sebagai salah satu alternatif solusi. 3. Bagi sekolah supaya

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) karena

merupakan pengkajian terhadap masalah praktis dan bersifat situasional dan

kontekstual yang ditujukan untuk menentukan tindakan yang tepat dalam

rangka pemecahan masalah yang dihadapi atau memperbaiki sesuatu.

Penelitian tindakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

partisipan, yaitu peneliti terlibat secara penuh dan langsung dalam proses

penelitian mulai dari awal sampai akhir.

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa kelas IX1 SMPN 17 Solok Selatan

tahun ajaran 2010/2011.

C. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMPN 17 Solok Selatan yang beralamat

di Padang air dingin kecamatan Sangir Jujuan. Proses pengambilan data atau

waktu penelitian ini diperkirakan pada pembelajaran semester ganjil tahun

pelajaran 2010/2011 dan disesuaikan dengan pembelajaran matematika yang

berlangsung di kelas IX.

D. Setting Penelitian

Penelitian ini menggunakan setting kelas dalam kegiatan pembelajaran

matematika yang dilaksanakan terhadap kelas IX1 SMPN 17 Solok

Selatan.

E. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dalam bentuk siklus yang terdiri dari

empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan,

Page 24: PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR … · pembelajaran Kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) sebagai salah satu alternatif solusi. 3. Bagi sekolah supaya

pengamatan/observasi, evaluasi dan refleksi. Yang dapat digambarkan

sebagai berikut :

Gambar: Siklus dalam Penelitian Tindakan Kelas

Sumber: Wardani,dkk

1) Tahap Perencanaan

Pada tahap perencanaan tindakan, kegiatan yang dilakukan adalah

menyusun perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian. Perangkat

pembelajaran yang disusun terdiri dari:

a. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

b. Bahan ajar

c. LKS dan pedoman jawaban LKS

d. Media dan alat

Alternatif Pemecahan

(Rencana Tindakan)

Permasalahan Tindakan dan observasi ( I )

Analisa Data I Refleksi I

S S E I L K E L S U A S I I

Permasalahan Alternatif Pemecahan

(Rencana Tindakan)

Tindakan dan observasi ( II )

Analisa Data II Refleksi II

Belum

Terselesaikan

Siklus

Selanjutnya

S S E I L K E L S U A S I II

Page 25: PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR … · pembelajaran Kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) sebagai salah satu alternatif solusi. 3. Bagi sekolah supaya

e. Soal kuis

Sedangkan instrumen penelitian ini terdiri dari :

a. Lembar observasi aktivitas siswa

b. Tes hasil belajar

2) Tahap Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan

a. Pelaksanaan tindakan

Tindakan pembelajaran kooperatif yang diterapkan adalah

tipe STAD penerapannya diawali dengan membentuk kelompok-

kelompok kecil yang terdiri dari 4 atau 5 siswa dengan hanya

memperhatikan keberimbangan kemampuan akademik. Sebelum

kerja tim (diskusi kelompok), guru menjelaskan materi secara

ringkas. Kemudian dalam belajar kelompok akan diberikan LKS

yang menuntut semua siswa untuk menguasai seluruh materi.

Selama pembelajaran kelompok berlangsung tugas anggota

kelompok adalah menguasai secara tuntas materi yang dijelaskan

guru dan membantu anggota kelompok mereka. Dalam hal ini, guru

selalu memberikan penekanan bahwa tidak boleh berhenti belajar

sampai mereka yakin seluruh anggota kelompok menguasai materi

yang ada pada LKS dan dapat menjawab semua soal yang ada di

dalamnya. Selanjutnya, pada akhir pembelajaran kunci jawaban LKS

diberikan untuk mengecek pekerjaan mereka.

Di akhir pembelajaran diberikan kuis yang harus dikerjakan

secara individual. Skor yang diperoleh masing-masing anggota

kelompok ditentukan kelebihannya dari skornya yang lalu. Jumlah

selisih yang didapat semua anggota kelompok ditetapkan sebagai

skor kelompok. Untuk memotivasi siswa belajar lebih baik, dibuat

daftar nama kelompok dengan anggota-anggotanya disertai skor-skor

kelompoknya. Daftar ini akan di tempelkan di dinding kelas.

Disamping itu, kelompok yang mendapat skor tertinggi akan

mendapat penghargaan berupa ”tanda bintang” yang di tempelkan

Page 26: PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR … · pembelajaran Kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) sebagai salah satu alternatif solusi. 3. Bagi sekolah supaya

pada daftar resebut. Semua kelompok akan berebut memperoleh

tanda bintang dari gurunya. Ini motivasi untuk meningkatkan minat,

aktivitas dan hasil belajar siswa.

b. Tahap Pengamatan

Observasi dilakukan pada saat guru memberikan tindakan

dengan mengisi lembar observasi. Observasi dilakukan oleh

pengamat atau observer. Pengisiannya dilakukan dengan cara

menuliskan cek list (√) sesuai dengan keadaan yang diamati pada

lembar observasi.

3) Refleksi

Pada tahap ini dikumpulkan semua bentuk data yang bertujuan

untuk memberikan informasi mengenai perkembangan aktivitas belajar

siswa denagn menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Hasil

refleksi dijadikan bahan pertimbangan untuk tindakan pada siklus

berikutnya. Artinya persiapan dan pelaksanaan tindakan ditentukan oleh

hasil refleksi pada siklus sebelumnya.

Sehubungan dengan hal ini Aleks Maryunis (2003:127)

menyatakan bahwa perenungan difokuskan pada kenyataan sejauh

mana tindakan yang telah diambil dapat memecahkan permasalahan,

dan apakah tindakan yang diambil tersebut memunculkan

permasalahan baru yang perlu diatasi. Jika tindakan yang telah diambil

belum banyak menyelesaikan permasalahan atau malah menambah

permasalahan baru, maka tentu saja diperlukan siklus berikutnya.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Lembar observasi

Observasi dalam penelitian ini merupakan pengamatan yang

dilakukan observer terhadap pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe

STAD. Lembar observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas-

Page 27: PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR … · pembelajaran Kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) sebagai salah satu alternatif solusi. 3. Bagi sekolah supaya

aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Lembar

observasi aktivitas siswa memuat indikator-indikator yang

mencerminkan aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika dengan

motoda kooperatif tipe STAD.

Lembar observasi aktivitas siswa dibuat berdasarkan waktu satu

kali pertemuan. Terdapat tujuh indikator aktivitas yang akan diberi

tanda ceklist saat observer menilai bahwa siswa melakukan aktivitas

sesuai sub indikator yang dikembangkan dari tujuh indikator pokok.

Indikator yang dimaksud adalah :

1) Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya

2) Terlibat dalam pemecahan masalah.

3) Bertanya kepada siswa lain atau guru bila tidak mengerti dengan

persoalan yang dihadapi

4) Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk

pemecahan masalah.

5) Melakasanakan diskusi kelompok sesuai petunjuk guru.

6) Melatih diri dalam mengerjakan soal.

7) Memanfaatkan kesempatan menerapkan apa yang telah diperolehnya

dalam menyelesaikan tugas-tugas atau persoalan yang dihadapinya.

Tabel IV: Lembar Observasi

No Nama Siswa Indikator

1 2 3 4 5 6 7

Page 28: PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR … · pembelajaran Kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) sebagai salah satu alternatif solusi. 3. Bagi sekolah supaya

2. Tes Hasil Belajar

Tes digunakan untuk melihat tingkat penguasan siswa dalam

pembelajaran matematika dengan menggunakan pembelajaran

kooperatif tipe STAD.

G. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan teknik tes berupa kuis dan ulangan

harian dan teknik non tes berupa observasi. Teknik tes ini dilakukan untuk

memperkuat hasil pengamatan peneliti terhadap pemahaman atau untuk

melihat hasil belajar siswa dan teknik non tes dilakukan untuk melihat

aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Dengan

kata lain, teknik tes dan non tes ini untuk melihat apakah terjadi peningkatan

atau penurunan atau tidak berpengaruh sama sekali terhadap aktivitas dan

hasil belajar matematika siswa.

1. Kuis

Kuis dilakukan pada akhir pembelajaran. Hal ini dilakukan untuk

melihat pemahaman siswa mengenai materi yang telah dipelajari dan di

diskusiskan sebelumnya.

2. Tes

Tes dilakukan setelah siswa mempelajari bab tertentu. Hal ini

dilakukan untuk melihat pemahaman siswa pada bab tersebut.

Penyusunan soal tes disesuaikan dengan materi yang diberikan selama

penelitian. Sebelum diberikan, soal tes dikembangkan melalui langkah–

langkah sebagai berikut:

a. Membuat kisi–kisi soal tes, berpedoman pada Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan.

b. Menyusun soal tes sesuai dengan kisi–kisi yang telah dibuat.

Penyusunan soal tersebut dibuat berdasarkan indikator yang berkaitan

dengan pokok bahasan yang dipelajari.

Page 29: PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR … · pembelajaran Kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) sebagai salah satu alternatif solusi. 3. Bagi sekolah supaya

c. Validitas tes

Validitas yang digunakan adalah validasi expert, dimana soal–soal

kuis dan Ulangan Harian akan diberikan kepada 2 orang guru

matematika SMPN 17 Solok Selatan.

d. Validitas non-tes

Validitas yang digunakan adalah validasi expert, dimana lembar

observasi akan diberikan kepada 2 orang dosen untuk divalidasi.

3. Observasi

Kegiatan observasi dilakukan dengan bantuan seorang guru

matematika lainnya di lapangan. Artinya selama peneliti melakukan

proses pembelajaran terhadap siswa, seorang guru tersebut secara

langsung mengisi lembar observasi yang telah disediakan sebelumnya.

Lembar observasi ini berisi indikator tentang aktivitas siswa yang

diharapkan muncul selama pembelajaran kooperatif tipe STAD.

4. Catatan Lapangan

Catatan lapangan merupakan catatan yang dibuat oleh peneliti setelah

proses pembelajaran berakhir. Catatan ini berisi tentang hal–hal yang

ditemui di dalam kelas selama proses pembelajaran berlangsung.

H. Teknik Analisa Data

1. Analisis data hasil observasi aktivitas belajar siswa

Data hasil observasi yang didapat melalui lembar observasi aktivitas

siswa, digunakan untuk melihat proses dan perkembangan aktivitas yang

terjadi selama pembelajaran berlangsung.

P% = %100xseluruhnyasiswaJumlah

indikatormelakukanyangsiswaJumlah

Keterangan : P% = Persentase siswa yang aktif dalam indikator

Page 30: PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR … · pembelajaran Kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) sebagai salah satu alternatif solusi. 3. Bagi sekolah supaya

Penilaian aktivitas siswa menurut Dimyati dan Mudjono (2002:125)

adalah:

1% - 25% : Sedikit sekali

26% - 50% : Sedikit

51% - 75% : Banyak

76% - 100% : Banyak sekali

Rata-rata persentase aktivitas siswa dari satu siklus yang terdiri dari

tiga pertemuan, dibandingkan dengan rata-rata persentase pada siklus

berikutnya. Jika rata-rata persentase tersebut telah meningkat 25% maka

baru dikatakan aktivitas siswa meningkat.

2. Analisis data hasil belajar matematika siswa

Data hasil belajar diperoleh melalui tes. Siswa dikatakan tuntas

belajar apabila nilai yang diperoleh siswa ≥ Kriteria Ketuntasan

Minimum (KKM) yang telah ditetapkan sebelumnya yaitu 55.

Page 31: PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR … · pembelajaran Kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) sebagai salah satu alternatif solusi. 3. Bagi sekolah supaya

DAFTAR PUSTAKA

Aleks Maryunis. 2003. Action Research dalam Bidang Pendidikan. Skolar. IV (02). 111-137

A.M, Sardiman. (2001). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT.

Raja Gravindo Persada. Arens, Richard.1998. Learning to Teach (International Edition). Singapore : Mc.

Graw Hill. Conny Semiawan. dkk. 1997. Pendekatan Ketrampilan Proses. Jakarta: Grasindo Dimyati dan Mudjono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:Rineka cipta. Hudojo, Herman, dkk. 2001. Strategi Belajar Mengajar Matematika

Kontemporer. Malang. Jurusan Matematika FMIPA UNM. Ibrahim, Muslim. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya. UNESA Lie, Anita. 2003. Cooperative Learning. Jakarta : Grasido. Majid, Abdul. 2006. Perncanaan Pembelajaran Mengembangkan Kompetensi.

Bandung: Rineka Cipta. Mirna. 2007. Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar Matematika Siswa SMP

Bunda Padang Melalui Pembelajaran Kooperatif. Padang: Universitas Bung Hatta.

Muslich, Masnur. 2008. KTSP Dasar Pemahaman dan Pengembangan. Jakarta.

Bumi Akasara Nur, Muhammad. 2005. Pembelajaran Kooperatif. Jakarta: Depdiknas. Riduwan. 2007. Pengantar Statistika Untuk Penelitian Pendidikan, Sosial,

Komunikasi, Ekonomi, dan Bisnis. Bandung. Alfabeta. Soekamto. 1998. Lembar Kerja Siswa. Jakarta: Grasindo. Suherman, Erman. (2003). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer.

Bandung: JICA-UPI. TIM Revisi Bahan PKG Matematika SMU. 1993. Padang.

Page 32: PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR … · pembelajaran Kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) sebagai salah satu alternatif solusi. 3. Bagi sekolah supaya

Triana, Nely. 2008. Meningkatkan Keaktifan Siswa Kelas VIII2 SMPN 13 Padang pada Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan CTL. Padang. Universitas Bung Hatta.

Wardani, dkk. 2004. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Universitas Terbuka.