peninggalan jaman dulu yang modern

115
Misteri Batu Purbakala Ica Oleh LEONARDO VINTINI, Staf The Epoch Times Argentina (Erabaru.or.id) - Kontroversi sejarah yang penting pernah muncul di tahun 1960-an ketika beberapa batu ditemukan di sebuah gua di Ica, Peru. Di dunia ilmu pengetahuan, tak ada yang bisa dianggap sebagai suatu pernyataan atau disingkirkan tanpa bukti yang pasti. Manusia menaiki dinosaurus dan tampak memegang senjata seperti akan berburu. Coba perhatikan perbandingan manusia dengan tubuh dinosaurus, mirip perbandingan manusia sekarang dengan kuda/sapi. Ukuran manusia pada zaman itu adalah sangat tinggi dan besar. Tidak dapat dipungkiri, penemuan batu-batuan misterius ini tak lepas dari peran Dr. Javier Cabrera. Kolektor utama artifak ini, Dr. Cabrera memajang peninggalan-peninggalan peradaban kuno Peru ini ke dalam sebuah museum the Museo de Piedras Grabadas (Museum Batu Berukir), yang berlokasi di desa Ica, sebelah utara Nazca Lines (serangkaian geoglyph/gambar di atas tanah dengan menggunakan batu, kerikil, maupun tanah yang terletak di Gurun Nazca, Peru, dibuat oleh kebudayaan Nazca antara 200 SM - 700 M). Pada saat menemukan satu batu, Cabrera mengenali gambar ikan yang punah diatasnya. Dari situlah dia mulai mengikuti jejak batu-batu tersebut, dan bersama penduduk setempat yang menggalinya menemukan lusinan batu pada situs yang berbeda di sekitar area itu. Cabrera memborong bebatuan itu, dan setelah beberapa lama memperoleh lebih dari 40.000 buah.

description

keanehan masa di dunia

Transcript of peninggalan jaman dulu yang modern

Misteri Batu Purbakala IcaOleh LEONARDO VINTINI, Staf The Epoch Times Argentina

(Erabaru.or.id) - Kontroversi sejarah yang penting pernah muncul di tahun 1960-an ketika beberapa batu ditemukan di sebuah gua di Ica, Peru. Di dunia ilmu pengetahuan, tak ada yang bisa dianggap sebagai suatu pernyataan atau disingkirkan tanpa bukti yang pasti.

Manusia menaiki dinosaurus dan tampak memegang senjata seperti akan berburu. Coba perhatikan perbandingan manusia dengan tubuh dinosaurus, mirip perbandingan manusia sekarang dengan kuda/sapi. Ukuran manusia pada zaman itu adalah sangat tinggi dan besar.

Tidak dapat dipungkiri, penemuan batu-batuan misterius ini tak lepas dari peran Dr. Javier Cabrera. Kolektor utama artifak ini, Dr. Cabrera memajang peninggalan-peninggalan peradaban kuno Peru ini ke dalam sebuah museum the Museo de Piedras Grabadas (Museum Batu Berukir), yang berlokasi di desa Ica, sebelah utara Nazca Lines (serangkaian geoglyph/gambar di atas tanah dengan menggunakan batu, kerikil, maupun tanah yang terletak di Gurun Nazca, Peru, dibuat oleh kebudayaan Nazca antara 200 SM - 700 M).

Pada saat menemukan satu batu, Cabrera mengenali gambar ikan yang punah diatasnya. Dari situlah dia mulai mengikuti jejak batu-batu tersebut, dan bersama penduduk setempat yang menggalinya menemukan lusinan batu pada situs yang berbeda di sekitar area itu. Cabrera memborong bebatuan itu, dan setelah beberapa lama memperoleh lebih dari 40.000 buah.

Batu Ica yang menggambarkan pengetahuan astronomi pada masa itu, tampak orang memegang teleskop mengamati langit, diatasnya terdapat komet yang

melintas diangkasa

Menguasai beragam penyajian yang berbeda, Dr. Cabrera mengklasifikasikan bebatuan Ica berdasarkan beberapa tema besar. Jelas terlihat serangkaian astronomi, menggambarkan secara detail 13 konstelasi zodiak; serangkaian pengobatan, mengilustrasikan kemajuan bedah tubuh, transplantasi organ (termasuk transplantasi otak), metoda akupuntur, dan lukisan tentang operasi kelahiran caesar; menggambarkan serangkaian bencana alam besar, menunjukkan bahwa kemajuan teknologi pada masa itu

membawa ke kematian mereka sendiri; serangkaian astronot, yang mengilustrasikan perjalanan manusia prasejarah dengan kapal luar angkasa; dan serangkaian binatang prasejarah yang secara kuat menggambarkan bahwa saat itu manusia hidup berdampingan dengan dinosaurus.

Batu yang menggambarkan peta bumi pada masa purba

Rangkaian bebatuan lain menggambarkan lapisan kontinental purba (termasuk peta bumi pada Tertiary Period yaitu periode pembentukan lapisan geologi kirakira 65 sampai 1,8 juta tahun lalu), ras manusia purba, dan flora dan fauna yang tidak dikenali oleh dunia modern kita. Bahkan ada beberapa bebatuan yang sampai saat ini belum dapat diidentifikasi oleh para antropologi.

Batu yang menggambarkan bedah transplantasi

Apakah ada peradaban lain yang mungkin bahkan lebih maju daripada peradaban kita yang eksis di masa lalu? Jikalau ukiran ini benar-benar berasal dari Quaternary Period (periode pembentukan lapisan geologi antara 1.806 juta tahun lalu hingga saat ini), apakah hal itu merujuk pada manusia purba? Apakah teori mengenai peradaban prasejarah tidak berdasar atau seperti pernyataan pengarang kontroversial Jerman Erich von Daniken, bahwa kita telah “dikaburkan oleh seluruh generasi palaentologi dan antropologi”. Mempertimbangkan beragam contoh yang dieksplorasi pada serangkaian artikel ini untuk mengejar jawaban atas pertanyaan ini. Tentu saja bukan hanya Batuan Ica yang menunjukkan kemajuan teknologi prasejarah, seperti artikel-artikel Sisa-sisa Teknologi yang Hilang, Tambang Reaktor Nuklir Dua Miliar Tahun Lalu, Kekosongan dalam Teori Evolusi Ataukah Bergurau dengan Sejarah? dll dalam rubrik Prasejarah kami. (The Epoch Times/feb)

Sisa-sisa Teknologi yang Hilang

(Erabaru.or.id) Sebenarnya berapa usia ras manusia itu? Walaupun gambarannya sedikit berbeda, namun antropologi modern dan penelitian genetika menunjukkan rentang waktu yang kurang lebih sama. Namun demikian, keberadaan beragam artifak yang ditemukan, tidaklah sesuai dengan teori itu. Beberapa dari penemuan-penemuan ini bahkan meragukan kebenaran asal usul teknologi umat manusia, ketika penemuan tersebut

menjadi petunjuk berharga di dalam misteri paling dalam tentang asal usul spesies dan ilmu pengetahuan kita.

Foto baterai dari Iraq yang berusia 2000 tahun yang ditemukan didaerah Khujut Rabu, pinggiran kota Bhagdad.  Bukti ini merevisi Count Alassandro Volta sebagai

pencipta baterei pada tahun 1800, akan tetapi sebagai penemu kembali teknologi yan hilang tersebut.

Salah satu contoh keajaiban teknologi yang sama sekali tidak sesuai dengan garis sejarah konvensional adalah baterai elektrik yang ditemukan di Baghdad. Artifak berusia 2000 tahun itu berada di sebuah museum ketika seorang arkeolog asal Jerman, Wilhelm Konig, menemukan kegunaan yang sebenarnya. Baterai kuno ini terdiri dari wadah keramik kuning dengan silinder tembaga, berukuran 12 x 4 cm, ditemukan didalamnya. Silinder dibentuk oleh sebuah klem yang dipatri dengan komposisi campuran 60/40 (setara dengan timah atau memiliki perbandingan yang sama seperti yang digunakan patri saat ini) dan sebuah tutup tembaga, dan disegel dengan material semacam aspal. Lapisan semacam aspal lain menyegel bagian dalam, dengan sebuah batang besi tersegel di tengahnya. Batang itu menunjukkan bukti korosifitas dari bahan semacam asam. Rekonstruksi baterai elektrik ini menunjukkan bahwa dia mampu menghasilkan voltase yang setara dengan baterai modern. Namun di era 2000 tahun yang lalu, alat itu digunakan untuk membangkitkan apa? Pada saat itu, area ini merupakan bagian dari Kerajaan Parthian. Bukti-bukti menyampaikan bahwa teknologi ini tidak murni berasal dari daerah itu, namun lebih tepat berasal dari Mesir, dimana banyak obyek berlapis perak ditemukan.

Rekonstruksi Mesin Antikythera, sebuah mesin kalender astronomi kuno namun canggih yang ditemukan nyaris seakurat model modern. Alat tersebut merepotkan

para ilmuwan karena bertentangan dengan dugaan sejarah perkembangan teknologi.

(LOUISA GOULIAMAKI/AFP/GETTY IMAGES)

Jika penggunaan listrik 2000 tahun lalu terlihat menakjubkan, pemakaian tuas sebelum Masehi pun membuktikan hal yang samasama mencengangkan. “Mesin Antikythera” yang sangat rumit adalah sebuah jam astronomi yang ditemukan di awal abad 20, dalam

sebuah kapal Yunani yang nampaknya karam kirakira tahun 80 tahun Sebelum Masehi. Setahun dalam proses identifikasi dan pendataan berbagai obyek dalam kapal, salah satu peneliti mengenali alat aneh yang kompleksitasnya menakjubkan tersebut merupakan bagian dari serangkaian tuas-tuas.

Kelak kemudian, analisa menunjukkan bahwa alat tersebut berisi nama-nama badan langit (nama-nama obyek di luar angkasa – dalam hal ini planet berdasarkan karakter mitologi Yunani/Romawi) dan simbol zodiak (rasi bintang berdasarkan konstelasi bintang-bintang). Xrays menentukan bahwa alat ini berisikan 32 tuas yang sangat cocok dan masih berfungsi. Kabar tersebut mengejutkan komunitas ilmuwan yang menyimpulkan bahwa mesin tersebut merupakan kalender astronomi canggih yang hampir seakurat model modern. Namun demikian Mesin Antikythera ini menyusahkan para ilmuwan sebab bertentangan dengan dugaan sejarah perkembangan teknologi di era tersebut. Beberapa bahkan mencoba untuk meyakinkan, dengan alasan bahwa navigator masa kini pasti telah melemparkannya dari pesawat, yang secara kebetulan mendarat persis di sebelah kapal tenggelam. Kemudian peneliti kelautan terkenal Jacques Cousteau menemukan lebih banyak sisa tuas perunggu di area yang sama. Darimanakah bangsa Yunani memperoleh pengetahuan untuk membuat alat semacam ini?

Sebuah kuil di New Delhi, India, memiliki keajaiban teknologi kuno semacam ini ; sebuah pilar yang terbuat dari bahan campuran baja mampu bertahan selama 1600 tahun di ruang terbuka tanpa ada tanda-tanda berkarat. Analisa ultrasound menunjukkan bahwa pilar tersebut dibangun dari cakram/lempengan-lempengan besi yang di las. Bagaimana prestasi kemampuan teknik peleburan logam pada 1600 tahun yang lalu dapat dijelaskan? Di Eropa, kemampuan teknologi untuk membangun sesuatu hal yang serupa dengan ukuran pilar tersebut belum ditemukan hingga akhir abad 19.

Di penggalian yang sama, para ilmuwan tidak mampu menjelaskan adanya lubang-lubang di beberapa tulang manusia dan hewan yang berusia 40.000an, dan telah disetujui oleh para ilmuwan sebagai hasil tembakan peluru. Para ahli balistik terperanjat ketika diperlihatkan spesimen tersebut. Apakah seorang manusia gua membawa-bawa senjata api?

Tetapi bukan hanya artifak-artifak aneh itu yang mengungkapkan kemajuan sejarah manusia, nenek moyang kita bahkan telah menuliskan adanya peradaban di masa lampau. Mempertimbangkan kutipan dari cerita Mahabarata berikut, sebuah cerita kuno Hindu:

“Sebuah obyek dilontarkan ke udara dengan seluruh kekuatan jagad raya.… Pilar asap bercahaya dan menyala seterang 10.000 matahari, mengembangkan kemuliaannya… Senjata tanpa nama, layaknya halilintar besi, sebuah pesan kematian dahsyat yang mengurangi abu seluruh ras manusia… Mayat-mayat terbakar tanpa dapat dikenali. Rambut dan kukunya berguguran, tembikar pecah tanpa ada sebabnya, dan burungburung berubah putih.”

Seandainya teks tersebut menggambarkan suatu ledakan nuklir, mungkin berat bagi banyak pihak untuk menganggapnya serius. Namun demikian, ketika kita menyadari bahwa di kota Hindu, Rajasthan, kirakira area seluas 5 mil tertutup lapisan debu radioaktif raksasa. Intensitas radiasi tetap menyebabkan area tersebut tidak mungkin untuk dihuni. Cerita prasejarah tersebut tidak hanya diungkapkan secara detail oleh Mahabharata, cerita-cerita Hindu lain pun mengungkapkan adanya sebuah senjata yang menyapu bersih seluruh tentara layaknya daun.

Sebuah model pesawat kecil terbuat dari emas dan ditemukan di Amerika Tengah

Ada keberadaan ratusan artifak dan gambaran kuno yang jika secara hat-ihati menelitinya menggelitik kita untuk mempertimbangkan kembali perkiraan model baru teknologi modern. Lima tahun sebelum Wright bersaudara membuat pesawat pertamanya, sebuah pesawat kayu berusia 2200 tahun ditemukan di Mesir. Namun karena pesawat terbang bukan alat yang familiar bagi semua orang bahkan pada saat itu, arkeolog mempercayai bahwa artifak tersebut semacam patung berbentuk burung. Obyek metalik serupa juga ditemukan di area praKolombian Amerika (PraKolumbian biasanya merujuk pada peradaban asli Amerika sebelum kedatangan Christopher Columbus, seperti Mesoamerica [Aztec dan Maya] dan Andes [Inca, Moche, Chibcha, Cañaris] kurang lebih 14,000 SM1492). Bahkan lebih mencengangkan lagi, lukisan dalam gua ditemukan di bagian terpencil dunia yang menggambarkan seolah-olah jaman subur untuk pesawat angkasa.

Ilmu pengetahuan sejati mengharuskan untuk selalu tidak yakin, selalu mempertimbangkan ulang, dan secara konstan mendefinisikan ulang dasar-dasar teori sesuai dengan penemuanpenemuan yang dibuat, dan proses ini kadang kala membutuhkan waktu yang panjang untuk penelitian dan penyelidikan. Kita telah mengetahui versi sejarah yang secara linier meningkatkan evolusi teknologi, namun penemuanpenemuan seperti yang disampaikan diatas menyampaikan cerita yang jauh berbeda, menginspirasi sebuah pemikiran yang serius pada hipotesa kita saat ini. Ketika berhadapan dengan begitu banyak bukti yang mempertanyakan perkiraan sejarah masa kini dan teknologi canggih nenek moyang kita, benarbenar tidak patut dan tidak ilmiah untuk mengesampingkan artifakartifak tersebut dalam rangka melindungi kepercayaan yang belum bisa dibuktikan kebenarannya.

Kekosongan dalam Teori Evolusi Ataukah Bergurau dengan Sejarah?Penemuan-penemuan yang Mengarah pada Peradaban dan Kebudayaan yang lebih Tua

Leonardo Vintiñi, Epoch Times Argentina

Sebuah fosil Trilobite yang mati pada 280 juta tahun yang silam. Bagaimana mungkin, jejak kaki berada di atas fosil Trilobite? (Foto. photo.com)

(Erabaru.or.id) - Pada suatu malam yang hangat, dan orang itu memutuskan untuk berjalan-jalan di pantai. Begitu ia mulai berjalan kaki, ia merasa ada suara gemeretak yang agak lemah di bawah kakinya. Ia berhenti sejenak, untuk memeriksa sol sepatunya di bawah sinar rembulan dan melepas darinya binatang kecil malang yang baru saja terinjak hingga penyet.  Tanpa beban ia melanjutkan jalan-jalannya yang menyegarkan,

tanpa pula memperhatikan jejak sepatunya yang telah mengabadikan akhir kehidupan organisme mini tersebut. Akan tetapi adakah yang tidak lumrah dengan penginjakan hingga penyet sebuah Trilobite?

Kira-kira 320 juta tahun yang silam di seantero samudra bumi terbentuk sebuah mahluk kecil dengan bentuk tubuh be-ruas. Kerabat dari binatang laba-laba yang hidup di dalam laut seperti lobster dan kepiting laut  mengalami kejayaan dan kepunahannya di bumi, sampai akhirnya pada 280 juta tahun yang lampau mereka benar-benar telah punah. Trilobite inilah  yang sedang kita perbincangkan. Spesies/ras manusia baru muncul paling lama pada 2 atau 3 juta tahun silam, seperti yang diakui oleh sebagian besar ilmuwan dewasa ini. Meskipun demikian ras manusia, sebagaimana dewasa ini diketahui, usianya tidak melebihi 10 ribu tahun.  Sebelum itu, ras manusia sama sekali masih primitif, berbulu lebat dan memangsa daging mentah.  Hal-hal mendasar seperti contohnya sistem tali-temali untuk keperluan pencatatan peristiwa saja, belum eksis sama sekali.

SEBETULNYA MUSTAHIL – MENGINJAK SUATU MAHLUK-HIDUP YANG SAMA SEKALI TIDAK EKSIS

Dari data dan fakta dapat disimpulkan bahwa kejadian yang diceritakan tersebut semestinya berasal dari area fiksi-ilmiah. Seorang manusia selamanya tidak akan bisa menginjak sesosok mahluk, yang sudah punah jutaan tahun yang silam; apalagi seorang manusia dengan sepatunya yang jelas-jelas merupakan suatu pertanda peradaban. Namun bagi para peneliti suatu kegelisahan dan bagi beberapa penentang theori evolusi suatu berita gembira, terdapat suatu pendaftaran registrasi yang menantang sejarah yakni: Sebuah fosil yang semestinya tidak boleh ada.

Pada bulan Juni 1968 seorang kolektor bernama William J.Meister dari Antelope Spring, Utah – USA, menemukan sepotong batu cadas setebal 5 cm, yang diatasnya, setelah diolah dengan palu, terpampang sebuah fosil bekas sepatu manusia diatas Trilobite yang telah gepeng.  Hal itu sampai tersiar ke seluruh dunia tidak berlangsung lama dan beberapa peneliti berdatangan ke Antelope Spring untuk menemukan jejak-jejak lainnya dari produk sepatu modern pada lapisan geologi berasal dari zaman lampau yang luar biasa lamanya. Gurauan unik macam apakah yang nampaknya diijinkan oleh sejarah?

Tahun 1852 sebuah batu karang besar diledakkan dengan dinamit di Dorchester/USA. Sesudah ledakan para pekerja menemukan diantara sisa bebatuan sebuah benda unik berbentuk metal yang patah menjadi dua. Terjadi kejutan besar, tatkala benda tersebut setelah disambung lagi ternyata adalah sebuah bagian bawah dari guci berbentuk lonceng dengan ukuran lebar 16 cm dan tinggi 11 cm.  Logam yang dipergunakan mirip semacam campuran dengan kandungan bahan perak. Yang mengherankan ialah bahwa benda tersebut kelihatannya diproduksi dengan teknik tinggi, semestinya tepat pada saat benda itu ditutup dengan batu dan sedang dikerjakan.  Namun hal itu terjadi beberapa juta tahun yang silam sesuai logika modern, ketika manusia semacam itu belum eksis.  Tempat penemuan benda-benda jenis ini di bumi kelihatannya menyimpan sejumlah besar benda-benda, yang tidak cocok dengan pengertian modern sejarah asal usul manusia.  

SEBUAH TANTANGAN BAGI SEJARAH

Yang disebut dengan „Kubus Salzburg“ adalah tantangan besar lainnya bagi sejarah. Ia berhasil muncul ke khalayak, ketika seorang pekerja sebuah pengecoran besi di Austria pada tahun 1885 menghancurkan bongkahan batu bara berasal dari Wolfsegg dan membebaskan sebuah benda dari besi yang sedikit banyak berupa kubus.  Sesuai pernyataan pengarang René Noorbergen yang ahli dalam bidang tersebut mestinya sudut obyek unik tersebut sebelumnya sama sekali lurus dan bisa dikenali dengan jelas; 4 sisinya dulunya rata, sementara itu dua sisi lainnya yang berseberangan berbentuk cembung; pada separo ketinggiannya terdapat guratan yang agak dalam.  Analisa kimia yang dilakukan sesudahnya menunjukkan, bahwa campuran benda itu bukan chrom juga bukan nickel ataupun kobalt, melainkan sepertinya terdiri dari semacam besi tuang. Campuran semacam itu menutup kemungkinan bahwa „Kubus“ tersebut sebetulnya berasal dari meteorit. Sayangnya bongkahan batu bara tersebut yang menyelimutinya untuk diselidiki lebih lanjut apabila diperlukan, tidak dapat lagi ditemukan.

Tahun 1976 tersiar penemuan beberapa sendok yang terkurung di dalam batu bara lunak yang ditemukan di Pennsylvania pada tahun 1937.  Benda tersebut tertinggal pada sisa pembakaran sebuah bongkahan batu bara besar.

Akan tetapi jikalau benda berupa metal itu toh dipandang juga sebagai canda-ria alam semesta, maka pada tahun 1967 di  sebuah tambang perak di Colorado USA ditemukan tulang manusia murni bersama-sama dengan sebuah ujung panah tembaga sepanjang 10 cm.  Sesuai penafsiran umum seharusnya penemuan tersebut beberapa juta tahun lebih tua dibandingkan dengan ras manusia.  Sementara ilmu genetika dan biologi setiap hari mempresentasikan studi baru yang mengklaim bagi dirinya sendiri tentang penjelasan yang absah tentang asal usul bersama spesies kita, bermunculan pada waktu bersamaan fosil-fosil baru yang lebih sesuai dikatakan sebagai sebuah masa lampau bersifat futuristik daripada acuan yang mengarah pada proses evolusi yang lama.  Penemuan-penemuan itu memperdalam setahap demi setahap kesenjangan antara theori konvensional dan dengan yang menjelaskan sama sekali beda tentang asal usul manusia yang jauh lebih lama atau semata-mata sebagai bersifat ilahi.  Pada akhirnya diperoleh kesan bahwa kebenaran tentang asul usul kita, setidaknya akan menghapus secara tuntas salah satu dari kedua theori tersebut.

"MENDEBARKAN DAN MUSKIL“

Fosil masa lampau yang paling menimbulkan perdebatan ditemukan di India oleh seorang geolog dari universitas Jadavpur – Kalkutta.  Sebuah batu berusia 1,6 miliar tahun yang ditemukan di Madhya Pradesh dekat Chorhat, berwarna kemerahan, yang membelalakkan mata ilmuwan yang menelitinya, sebab menunjukkan bekas jejak mirip gerak zig zag seekor cacing.  Fosil-fosil tertua sejenis ini yang selama ini diketahui ialah berasal dari Namibia dan Tiongkok.  Dari mereka dapat disimpulkan bahwa sesuai garis evolusi hewan ber-sel banyak muncul kira-kira 600 juta tahun yang silam. Apabila penemuan di India ditafsirkan dengan tepat, dasar theori evolusi tersebut patut dipertanyakan lagi secara serius, karena antara fosil tersebut dan penemuan di Namibia dan Tiongkok terjadi kesenjangan raksasa (400 atau 500 juta tahun).  „Apabila telah diketahui suatu mahluk hidup berukuran 1 cm, dan yang kemudian tidak lagi ditemukan dalam rentang-waktu selama 400 juta tahun, tentu ada yang perlu dijelaskan,“ begitulah pendapat ahli palaeontolog Andrew Knoll dari Universitas Harvard tentang hal tersebut. Sesudah jejak serupa pada bongkahan batu lainnya telah ditemukan, banyak ilmuwan yang tidak percaya, memulai menyelidiki ulang usia batu-batuan itu.   Akan tetapi melalui analisa Zirko-pun hanyalah meneguhkan hal yang mustahil. Membuat peluangnya menjadi lebih menegangkan dan semakin tidak mungkin, begitulah kata Adolph Seilacher, palaeontolog dari universitas Yale.  Sang intelektual berpikir, bahwa itu tidak mungkin adalah jejak milik binatang yang telah menjadi fosil, ini kalau sesuai dengan pengetahuan yang telah dikenal.   Ia toh menambahkan bahwa ia seharusnya bersamaan dengan itu mengakui kenyataan tersebut. Ia sendiri tidak mempunyai penjelasan lain, maupun pernah mendengar dari orang lainnya tentang hal semacam itu. Dan, Seilacher mengajukan pertanyaan sbb:“Barangkali terdapat sebuah penjelasan secara non biologis terhadap jejak-jejak ini?“

Terdapat beraneka fosil-fosil yang menyodorkan problem yang sebenarnya terhadap yang telah menjadi akar-dasar bagi  kebudayaan dan pendidikan manusia.  Sebuah bekas telapak tangan utuh dari seorang manusia yang telah berusia 110 juta tahun (bahkan lengkap dengan kukunya), yang ditemukan di bebatuan kapur di Glen Rose, Texas – USA; sebuah fosil membatu dari jari tangan berusia 100 juta tahun dari pulau Axel Heiberg di Kanada yang struktur tulangnya ditemukan/diketahui ketika dilakukan foto-rontgen; jejak kaki raksasa tersohor pada Paluxy Fluss di Texas bersebelahan dengan jejak kaki seekor dinosaurus.......  Theori kita yang tampaknya solid, setiap kali harus bergemetaran, tatkala fosil selanjutnya yang sebenarnya tidak boleh terjadi, muncul lagi ke permukaan.  Juga eksistensi peradaban pra sejarah kita tidak dapat disangkal lagi. Barangkali buku pelajaran kita pada waktu yang tidak terlalu lama lagi harus ditulis ulang.

Populasi Besar Dinosaurus Ditemukan di Antartika

(Erabaru.or.id) - Sebuah jenis spesies baru dari zaman Jurassic ditemukan di Antartika. Sauropodomorph primitif pemakan tumbuh-tumbuhan ini disebut Glacialisarurus hammeri dan diperkirakan hidup 190 juta tahun lalu.

Gambaran sebuah jenis dinosaurus baru yang baru-baru ini dipublikasikan ber-dasarkan penemuan seba-gian kaki dan tulang pergelangan oleh Mt. Kirkpatrick di dekat Gletser Beardmore di Antartika pada kedalam-an lebih dari 13.000 kaki. 

“Upaya pengambilan fosil dari dalam es ini sangat sulit, menggunakan me-sin bor beton, gergaji batu dan alat pahat di bawah medan yang berat dan cuaca buruk,” kata Nathan Smith, murid lulusan The Field Museum. “Penemuan fosil ini sangat penting untuk mengubah ketidakjelas-an pemikiran sebelumnya mengenai keberadaan sauropodomorph primitif, kehidupan berkelompok me-reka, kelompok sauropods.”

Penemuan ini dipublikasikan secara online pada 5 Desember di Acta Palaeontologica Poloncica. Die-go Pol, seorang ahli paleontologi di Museo Paleontológico Egidio Feruglio di Chubut, Argentina merupakan orang yang memimpin penelitian ini.

Dinosaurus sauropodomorph merupakan hewan darat terbesar di bumi. Mereka adalah herbivora berleher panjang dan termasuk kelompok Diplodocus dan Apatosaurus. Spesies yang sejenis dengan mereka adalah theropods, termasuk di dalamnya  Tyrannosaurus, Velociraptor, dan jenis burung modern.

Glacialisaurus hammeri memiliki panjang sekitar 20—25 kaki dan beratnya mencapai 4—6 ton. Nama spesies ini diambil dari na-ma Dr. William Hammer, seorang professor di Augustana College yang memimpin perjalanan ke Antartica dan menemukan fosil-fosil dinosaurus tersebut. Glacialisaurus termasuk golongan sauropodomorph keluarga Massopsondylidae.

Saat ini, perkembangan dan keterkaitan evolusioner dinosaurus sauropodomorph sedang hangat-ha-ngatnya diperdebatkan  para ahli paleontologi. Penemuan ini, nampaknya, membantu memecahkan beberapa perdebatan dengan menetapkan dua hal. Pertama, menunjukkan bahwa populasi sauropodomorph sangat banyak di jaman awal ke-munculan dinosaurus, tidak hanya di Tiongkok, Afrika Selatan, Amerika Selatan dan Utara, namun juga di Antartika.

“Hal ini kemungkinan berkenaan dengan fakta bah-wa keterkaitan utama an-tara kontinen yang satu dengan kontinen lain masih eksis saat itu, dan karena iklim di antara kontinen-kontinen masih belum jauh berbeda dibanding iklim sekarang,” kata Smith.

Kedua, penemuan Glacialisaurus hammeri menunjukkan bahwa sauropodomorph primitif kemungkinan hidup bersama dengan kelompok sauropods pada periode waktu tertentu. Penemuan terbaru yang menunjukkan kemungkinan sauropod hidup di Antartika mengarahkan pada bukti tambahan mengenai teori bahwa sauropod primitif hidup di jaman yang sama dengan spesies sejenis sau-ropodomorph, termasuk Glacialisaurus hammeri, pada periode awal Jurassic dan akhir Triassic, demikian kesimpulan akhir penemuan riset Smith dan Pol.

Di Laut Hitam Terdapat Bangunan Peninggalan Banjir Besar Zaman Nabi Nuh

(Erabaru.or.id) - Sekelompok peneliti underwater surveyors yang diketuai oleh Dr. Robert Ballard, yang juga telah menemukan Titanic, telah menemukan sebuah bangunan lama berusia kira-kira 7.500 tahun di dasar Laut Hitam, dekat pantai Turki. Mereka telah menemukan struktur bangunan dari batu dan kayu di kedalaman beberapa ratus kaki. Penemuan mereka menjadi bukti dari kejadian banjir besar di zaman Nabi Nuh.

Para ilmuwan mempercayai bahwa penemuan tersebut membuktikan keberadaan sebuah kawasan yang telah tenggelam yang disebabkan oleh banjir besar yang melanda sekitar 5000 SM. Menurut teori mereka, banjir besar tersebut disebabkan oleh adanya pencairan gletser dari tanah tinggi di Eropa. “Ini merupakan penemuan yang sangat menakjubkan,” kata Dr. Ballard di dalam rancangan National Geographic Society bertajuk “Research Ship Northern Horizon”.

Ballard menerangkan bagaimana sebuah robot bawah air meninjau 300 kaki di bawah permukaan air, telah menemukan kawasan segi-empat berukuran 12 x 45 kaki persegi, di mana terdapat sebuah struktur dari kayu dan tanah liat yang telah runtuh. “Beberapa artefak yang ditemukan di sana tersimpan rapi yang terdiri dari kayu berukir, beberapa cabang kayu dan peralatan dari batu yang telah runtuh dan diselimuti lumpur,” imbuh Ballard.

Dr. Ballard dan timnya mengawali penelitian di kawasan tersebut setelah dua kapal selam pakar geologi dari Universitas Colombia di New York menyatakan bahwa keadaan tersebut disebabkan oleh banjir besar ribuan tahun sebelumnya. Mereka meramalkan apabila zaman es berakhir 12.000 tahun yang lalu, maka gletser mulai mencair. Kawasan timur Mediterania yang terputus dari Laut Hitam telah menyebabkan Laut Hitam tidak tenggelam oleh air walaupun permukaan air laut yang lain telah naik. Hal ini menyebabkan pada sekitar 7.000 tahun yang lalu, genangan awal di Bosphorus telah pecah menyebabkan air di Laut Mediterania melimpah ke timur menjadi Laut Hitam yang memang terputus dari laut-laut yang lain. Kekuatan limpahan air tersebut diperkirakan 10.000 kali daripada air terjun Niagara.

Mereka menyatakan bukti ilmu pengetahuan, menunjukkan bahwa kulit kerang dari kawasan tersebut berusia lebih 7.000 tahun, manakala kulit kerang dari laut lain berusia sekitar 6.500 tahun. Ballard menerangkan, “Banyak kasus yang terjadi apabila air tawar dari sebuah telaga berubah menjadi air asin dan dampak banjir besar tersebut menyebabkan kawasan daratan yang sangat luas berubah menjadi dasar laut".

Makhluk Kecil Itu seperti Manusia

Seorang warga Cile telah menemukan makhluk kecil berbentuk manusia dengan panjang sekitar 8 cm. Penemuan ini semakin memperkuat keberadaan "manusia kecil" di masa silam.

(Erabaru.or.id) - Pada awal bulan Oktober tahun lalu, telah ditemukan makhluk bernyawa yang berbentuk aneh di sebuah tempat yang tiada jejak manusia di Cile, ketika itu ia masih hidup, namun setelah beberapa hari kemudian ia mati, bahkan berubah menjadi seperti mumi.

Menurut laporan AFP di Santiago, Cile, di selatan Cile ditemukan sebuah makhluk hidup kurus kering bahkan hampir mati dengan tinggi badan kurang dari 8 cm, mempunyai kepala, 4 anggota badan, dan batang tubuh yang baik pertumbuhannya, tidak mirip janin manusia, juga bukan makhluk apa pun yang sudah diketahui. Makhluk kecil ini setelah dipungut oleh seorang lelaki di lembah 500 km dari Santiago hanya bertahan hidup selama 8 hari lalu mati, selama 8 hari itu, ia tidak makan dan minum. Sebelum mati, ia terus memutar-mutar salah satu matanya tiada henti.

Berdasarkan laporan itu, setelah mati, dengan cepat dan juga tidak dikompresi, tubuhnya lalu berubah menjadi mumi. Otaknya jauh melampaui dengan perbandingan normal tubuhnya, mata menatap bagian rusuk, leher kasar, mempunyai 4 kaki. Dokter hewan Pieter Carlton telah melakukan pemeriksaan terhadapnya, dia mengatakan, ia bukan tergolong dari jenis spesies mana pun. Dokter Mario Duciel memegang makhluk itu dan berkata kepada wartawan: "Ia adalah janin mati manusia". Setelah psikolog Duciel berbincang-bincang dengan setiap anggota keluarga lelaki itu, menganggap bahwa semua ini bukan sebuah penipuan, "ada tanda-tanda pembentukan sebuah tubuh makhluk hidup yang demikian!" Namun sebagian besar orang menganggap bahwa terlalu dini untuk menarik kesimpulan: "Bukannya tidak pernah melihat janin mati, namun tidak ada hal demikian."

Kemudian penemuan ini dikirim ke ibukota Cile untuk menerima pembuktian dari para ahli. Namun, berdasarkan pengalaman masa lalu, bila ditemukan terdapat kepalsuan masih mudah penyelesainnya, dibongkar supaya menjadi jernih selesai, jika melalui serangkaian pembuktian dan yang ditemukan adalah makhluk hidup serba baru, maka hal ini harus melihat apakah kalangan ilmuwan memiliki keberanian untuk menghadapi kenyataan tersebut.

Meskipun pembuktian tentang makhluk kecil yang ditemukan di Cile di atas masih belum begitu terang, boleh jadi dia memang "manusia kecil". Sebab dalam sejarah umat manusia yang sudah berusia ratusan juta tahun, makhluk ini dipercaya pernah hidup dan berkembang biak. Dalam catatan sejarah, keberadaan makhluk sejenis manusia yang bertubuh kecil adalah nyata.

Sebagai contoh, pada bab 480 dan 482 dalam "Catatan Taipingguang (sekitar 960-1279 SM) disebutkan, pada wilayah barat laut lautan Xiuhai, ada sebuah negara bernama Heming. Orang-orang di sana tingginya 3 inci, namun dapat berjalan seribu mil sehari. Langkah mereka seperti terbang, namun mereka sering ditelan oleh burung camar. Cerita lain. Li Zhangwu memiliki sebuah manusia kering yang kecil, yang sudah diawetkan dengan lilin. Tingginya hanya tiga inci. Kepala, paha dan dadanya utuh tak cacat sedikit pun. Alis dan matanya terlihat jelas. Dikatakan "jenglot" itu adalah seorang warga negara Jiaojiao, "negara orang kerdil" yang disebutkan dalam legenda China kuno. Pada Dinasti Wei (386-534 SM), di Heijan juga ditemukan 8-9 manusia kecil dengan tinggi 6 inci.

Dengan penemuan di Cile dan bukti "Catatan Taipingguang", mungkinkah manusia kecil benar-benar pernah hidup di muka bumi ini? Jenglot (lihat halaman berikutnya), kalau

benar merupakan makhluk sebangsa manusia dengan tubuh kecil, barangkali semakin memperkuat keberadaan makhluk itu. Memang, masih banyak misteri kehidupan di alam ini yang belum diketahui oleh manusia biasa.

(Sumber : Dajiyuan)

Jejak Manusia Kerdil di Meru Betiri

Kalau di Cile ditemukan manusia kecil dengan ukuran sekitar 10 cm, belum lama ini ditemukan jejak manusia kerdil di Taman Nasional Meru Betiri (TNMB), Jember, Jawa Timur. Manusia kerdil ini ukurannya jauh lebih besar dibandingkan manusia kecil di Cile, dan kelihatannya lebih tepat disebut manusia cebol.

Anang Ritarno, aktivis Kelompok Indonesia Hijau Jawa Timur, mengaku telah menemukan jejak manusia kerdil itu. "Saya menemukan jejak manusia kerdil itu secara tidak sengaja," katanya beberapa bulan lalu. Jejak manusia liliput yang ditemukan di sekitar muara sungai Nanggelan, Desa Wonoasri, Kecamatan Tempurejo, Jember, seukuran korek gas. Setelah diukur, panjang telapak kaki itu dari ujung jempol hingga tumitnya hanya 9,2 cm, lebarnya 2 cm, dan panjang jempolnya 1 cm.

Penemu jejak kaki manusia cebol ini mengaku sebelumnya pernah dua kali menyaksikan manusia seperti itu, yaitu pada 1984 dan 1999. "Saat itu saya sedang mengikuti acara training mahasiswa pencinta alam di muara sungai sekitar pantai Sukamade dan pantai Nanggelan," ujar pemandu mahasisiwa pecinta alam itu. Tanpa sengaja, dirinya melihat 8 orang kerdil tengah bercengkerama di tepian sungai sambil menikmati udang hasil tangkapan mereka. Dalam jarak sekitar 15 meter, Anang melihat manusia mini itu berambut gimbal sebahu, kulit hitam, tinggi badan sekitar 60-70 cm, tanpa busana, dan berjalan tegak layaknya manusia. "Begitu melihat kehadiran saya, mereka langsung melarikan diri masuk hutan," ungkapnya.

Hal yang sama juga pernah dialami oleh seorang anggota DPRD Jember, Herry Budi Ermawan. Anggota dewan yang punya hobi memancing itu mengaku dua kali menemukan jejak manusia cebol itu, September 2002, di kawasan pantai Bandealit. "Ukurannya kira-kira seperti Ucok Baba di TV itu," katanya. Saat hendak memancing di muara, Herry melihat lima manusia kerdil juga sedang menangkap ikan dengan alat kecil mirip tombak. Namun beberapa saat kemudian, mereka melarikan diri begitu melihat kehadiran Herry. Seminggu kemudian, Herry kembali ke tempat itu dengan membawa kamera. Ia pun berhasil menjepret rombongan manusia mini itu dari jarak sekitar 10 meter. "Tetapi anehnya, setelah saya cuci cetak lima lembar film tidak ada gambar mereka, hanya latarnya saja."

Cerita mengenai keberadaan manusia cebol itu memang sudah lama diketahui masyarakat sekitar taman nasional itu. Masyarakat sekitar kawasan taman nasional menyebut manusia mini itu dengan sebutan wong wil atau siwil yang berarti orang kecil. "Saat ini sudah tercatat 45 orang warga sekitar taman nasional yang menyaksikan keberadaan mereka," kata Kepala Balai Taman Nasional Meru Betiri Jember, Siswoyo. Menurutnya, kabar adanya manusia mini itu telah sering didengar petugas taman nasional sejak setahun lalu, namun baru kali ini ada penemuan jejak mereka dan berhasil diabadikan dengan kamera.

Siswoyo menambahkan, ada 37 kasus yang pernah ditemui masyarakat tentang keberadaan manusia kerdil itu. Mereka diketahui mengganggu sejumlah nelayan atau

pencari ikan di sekitar muara dengan cara mengambil ikan hasil tangkapan masyarakat sekitar hutan tersebut. "Jejaknya ada dan difoto oleh seorang fotografer pencinta alam pada tanggal 13 Februari 2003," katanya. Tinggi manusia kerdil itu diperkirakan 80 cm, panjang tapak kaki dari tumit sampai ibu jari sekitar 9,7 cm dan lebar tapak kaki 3,2 cm.

Menyangkut keberadaan manusia kerdil yang dilaporkan berkeliaran di sekitar muara sungai dan pantai di kawasan TNMB, Ir. Siswoyo mengaku masih belum bisa merekam keberadaan manusia itu. Empat kamera otomatis sengaja dipasang di sekitar tempat warga yang pernah berpapasan dengan siwil, tetapi tak satu pun berhasil mengabadikannya. Saat ini, pihak TNMB sudah memasang 14 perangkat foto trap di sudut-sudut hutan itu, namun keberadaan mereka belum juga terekam.

(Dari berbagai sumber)

Jenglot: Manusia Kecil yang Sesunguhnya?

Sekitar tahun 1980-an seorang pria ditangkap petugas Polda Metro Jaya Jakarta, pasalnya ia dituduh menjual "mayat aneh " untuk umum. Mayat tersebut kemudian disita dan dibawa ke RSCM (Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo) Jakarta. Para dokter kebingungan, makhluk berukuran kecil tersebut diduga seorang mayat manusia yang disinyalir pernah hidup di dunia.

Sejak saat itu, perbincangan adanya temuan mayat aneh tersebut menjadi tanda tanya besar hingga saat ini, tanpa menemukan jawaban yang pasti. Belakangan makhluk aneh semacam itu populer dengan nama jenglot, dan kini menjadi barang tontonan yang dipamerkan di sejumlah tempat perbelanjaan di kota-kota besar di Tanah Air. Setiap kali jenglot dipamerkan, banyak penonton yang penasaran ingin melihatnya secara langsung. Entah sudah berapa kali makhluk misterius tersebut manggung, dipertontonkan di muka publik.

Adalah Hendra Hartanto, pengusaha restoran dari Surabaya yang mempopulerkan nama jenglot peliharaannya. Ia menemukan jenglot tersebut sekitar tahun 1972, saat ia "semedi" di pantai Ngliyep, Malang, Jawa Timur. Saat bertapa pertama kali sosok "seseorang" memberinya 2 makhluk, yang disebutnya Bethara Kapiwira dan Bethara Katon. Sejak 1997, ia mulai memamerkan jenglot di Ibukota Jakarta, sampai sekarang masih berlangsung.

Kemungkinan Makhluk HidupJenglot memang seperti manusia, hanya saja berperawakan kecil dengan panjang tubuh sekitar 10,65 cm, memiliki bagian serupa kepala, badan, tangan, dan kaki serta mempunyai kuku dan rambut panjang terurai sepanjang 30 cm melampaui panjang kaki, ada yang lebat dan ada yang jarang. Ukurannya masing-masing tampak proporsional. Ukuran kuku jari dan taring panjang meruncing. Taring mencuat cukup panjang hampir sepanjang ukuran kepalanya.

Menurut pemiliknya, Jenglot bukanlah benda mati tetapi dapat "hidup" (makhluk hidup). Hendra Hartanto, sang pemilik, mengaku Jenglot yang dipeliharanya memerlukan makan berupa darah manusia yang dicampur minyak japaron. Setiap 35 hari setiap Jumat Legi diberi satu tetes darah dicampur minyak japaron. Dengan cara botol yang berisi darah

dalam tabung kemudian diletakkan secara terpisah di dekat jenglot. Dalam jangka waktu sekitar 18 jam, kira-kira 3 cc darah dan minyak wangi akan berkurang sekitar 50-60%.

Tanda-tanda kehidupan jenglot juga bisa dilihat dari rambut di kepala dan beberapa bagian tubuh lainnya yang ternyata tumbuh bertambah semakin panjang bahkan lebih panjang dari ukuran tubuhnya. Kuku jari ternyata dapat memanjang seperti layaknya kuku manusia ataupun binatang. Pada saat tertentu posisi kaki, tangan dan mata dapat berubah, seakan menunjukkan adanya pergerakan, sebagaimana makhluk hidup pada umumnya.

Diteliti Dokter Forensik Enam tahun yang lalu, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta, pernah kedatangan "pasien" jenglot. Hendro Hartanto ingin membuktikan bahwa secara medis jenglot miliknya memang merupakan penjelmaan manusia yang pernah hidup. "Waktu itu tim medis di sini kaget, ada seorang pasien yang didaftarkan atas nama jenglot, dikira itu nama orang. Karena bingung mau ditangani di bagian mana maka "pasien" tersebut dibawa ke belakang sini (bagian forensik)," ujar dr. Djaja Surya Atmaja Sp.F., Ph.D., S.H., D.F.M., seorang dokter bagian forensik FKUI pada Era Baru. Di bagian forensik inilah jenglot diteliti lebih lanjut.

Untuk membuktikan sisi "kemanusiaan" jenglot tersebut maka tim dokter forensik FKUI RSCM melakukan deteksi dengan alat rontgen untuk mengetahui struktur tulang serta pemeriksaan bahan dasar kehidupan seperti C, H, O atau proteinnya. "Semua data awal saya catat dengan teliti dan selengkap-lengkapnya. Ini saya lakukan agar penelitian ini benar-benar dapat dilakukan secermat-cermatnya, ini kan menyangkut pertanggungjawaban pada ilmu pengetahuan," kata dr. Djaja. Ia menjelaskan bahwa rontgen merupakan sebuah alat yang sangat peka dan sensitif untuk dapat mengetahui dan melihat sisi bagian dalam tubuh. Maka dilakukan foto rontgen untuk mengetahui struktur di dalam tubuh jenglot secara jelas. Dari foto tersebut ternyata belum terlihat struktur dalam tubuh jenglot, yang terlihat kosong (hanya semacam daging tanpa tulang) dan hanya terlihat sebatang "tonggak" menyerupai tulang yang menyangga dari kepala sampai tubuh.

Para dokter belum puas dengan hasil tersebut. Diduga dengan foto rontgen yang telah dilakukan ada kemungkinan kemampuan sinar rontgen kurang akurat. Oleh karena itu untuk mengetahui lebih pasti maka dilakukan foto Mamo. "Foto Mamo ini mempunyai tingkat kepekaan dan sensitifitas lebih baik, lebih akurat, lebih peka dan lebih sensitif daripada foto rontgen," jelas dr. Djaja. Hasil foto ternyata tidak berbeda dengan hasil yang terlihat pada foto rontgen. Organ dalam tubuh jenglot tetap tidak tampak. Dengan kata lain struktur dalam tubuh jenglot tetap tidak terlihat.

Tim forensik semakin penasaran, tidak puas dengan hasil tes-tes awal, maka tim forensik sepakat untuk meneliti jenglot dengan CT Scan. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa penelitian secara medis harus dilakukan secermat mungkin. Hasil yang diperoleh ternyata dalam tubuh jenglot tidak menampakkan struktur tubuh seperti yang seharusnya ada pada manusia. Hal ini memunculkan tiga dugaan bahwa makhluk aneh itu kemungkinan manusia yang memiliki struktur fisik yang telah berubah. Kemungkinan kedua, sel kulit tersebut telah terkontaminasi dari luar. Sedangkan kemungkinan ketiga, bisa jadi makhluk kecil tersebut adalah makhluk jenis lain yang belum atau tidak dikenal dalam dunia medis hingga saat ini.

Tes DNA yang MencengangkanBelakangan, dr. Djaja Surya Atmaja, tergerak untuk meneliti unsur DNA (deoxyribose nucleic acid), sebuah unsur yang merupakan material genetik berupa basa protein yang membangun struktur kromosom. "Saya didorong beberapa teman untuk meneliti lebih lanjut," katanya. Unsur ini merupakan gabungan suatu gula, fosfat dan basa. Hal ini dilakukan dengan asumsi bahwa DNA merupakan pembangun dari awal suatu kehidupan sesuatu makhluk hidup. Tanpa DNA "sesuatu" makhluk tak akan mampu hidup.

Tes tersebut dilakukan dengan media rambut dan kulit yang diambil dari sisi tubuh jenglot. Sampel sel kulit tersebut kemudian dianalisis dengan metode analisis PCR (Polymerase Chain Reaction). Dengan metode ini DNA dimultiplikasi (diperbanyak).

Untuk memperbanyak DNA harus menggunakan bahan pemicu agar DNA dapat keluar dari inti sel sehingga dapat diketahui jenis DNA-nya. "Dalam hal ini, saya menggunakan pemicu DNA manusia, yakni jenis DNA HLA-DQ Alfa dan DNA Polymarker," kata dr. Djaja. Jika DNA dari sel yang diteliti tersebut mengandung DNA manusia maka akan keluar pita DNA jenis manusia dan jika DNA tersebut DNA jenis hewan maka tidak akan keluar pita DNA manusia. "Saya kaget ternyata hasilnya positif, sampel sel kulit jenglot tersebut mengandung DNA dengan karakteristik manusia. Artinya spesimen sel jenglot tersebut berjenis sel manusia," katanya seakan tak mempercayai hasil temuannya.

Begitu juga dari penelitian struktur rambutnya. Struktur rambut manusia terdiri dari akar yang diselimuti gelembung sebagai medan tumbuh rambut, kulit rambut, dan di dalam kulit rambut terdapat sumsum rambut. Ada anggapan bahwa rambut jenglot ini ditanam dengan sengaja. "Sangat mustahil kalau rambutnya ditanam, kecuali terlalu lebat, juga rasanya sulit menanam rambut pada media tubuh jenglot yang kecil," kata dr. Djaja. Dari pemeriksaan struktur rambut jenglot, menurutnya bahwa rambut jenglot mempunyai struktur rambut asli walaupun strukturnya tidak sama persis dengan struktur rambut manusia. Jadi mirip rambut manusia. Struktur rambut jenglot mempunyai kelengkapan, yakni akar, diameter rambut agak besar, serta sumsum kecil mirip manusia. Akar tertanam di dalam gelembung dalam kulit persis sama dengan gelembung rambut manusia. Dalam rambut terdapat sumsum berukuran kecil seperti halnya dalam sumsum rambut manusia. Berbeda dengan sumsum rambut pada binatang yang mempunyai sumsum yang besar. Ada anggapan bahwa rambut jenglot ini ditanam dengan sengaja.

Di luar tes DNA, dr. Djaja juga sempat membuktikan pergerakan jenglot yang sekilas tampak hanya seperti sebuah mumi tanpa gerak. Bukti gerak jenglot dilakukan dr. Djaja dengan mengambil gambar atau foto. Bola mata jenglot digerakkan dengan tangan dan ternyata sulit bergerak, seakan-akan telah terpatri secara permanen. Mustahil digerakkan tangan tanpa merusaknya. Oleh karena itu dr. Djaja melakukan pengambilan gambar. Pengambilan gambar dilakukan dengan dua kali pemotretan, dalam kurun waktu yang berbeda. Gambar pertama menunjukkan bahwa kedua bola mata jenglot, titik hitamnya tepat berada di tengah-tengah. Gambar kedua yang dilakukan beberapa waktu kemudian, ternyata menampakkan hasil bahwa titik hitam pada bola mata jenglot telah berubah letaknya. Satu bola mata berada di atas sedangkan satu bola mata lagi telah turun ke bawah. Inikah satu bukti kehidupan yang ditunjukkan oleh jenglot?

Hasil tes DNA dan pembuktian gerak jenglot yang dilakukan dr. Djaja barangkali belum secara lengkap membuktikan "tanda kehidupan" pada diri jenglot. Sebab upaya dr. Djaja untuk mengetes DNA jenglot dengan sampel organ bagian dalamnya tidak disetujui pemiliknya. Alasannya takut merusak tubuhnya yang mungil itu, di samping takut "kualat". Djaja sendiri mengaku sebenarnya tertarik untuk melakukan penelitian lebih dalam terhadap jenglot, namun selama ini terbentur pada masalah dana yang besar. "Kalau ada sponsor mungkin saya berani meneliti jenglot lebih dalam lagi," ujarnya. (Rachmat P.)

Batu Kuno Di Peru : Manusia Pernah Hidup Bersama Dinosaurus

(Erabaru.or.id) - Di dataran utara Nasca, Peru, terdapat sebuah desa bernama ICA yang memiliki sebuah museum batu. Di dalam museum tersebut terpajang lebih dari 10.000 batu misterius yang terukir aneka gambar, sejumlah besar gambar yang sulit dipercaya, yang tercatat adalah sebuah peradaban manusia purbakala yang sangat maju yang telah musnah, gambar-gambar batu ini disebut prasasti batu ICA.

Menurut laporan media setempat, batuan-batuan yang terukir gambar yang disimpan di museum tersebut mulai ditemukan dalam skala besar ketika bendungan di Sungai ICA jebol. Gambar yang terukir di atas batu tersebut antara lain galaksi angkasa, binatang purbakala, daratan prasejarah, bencana dahsyat zaman dulu dan beberapa goresan kategori lain.

Menurut prediksi batu-batu langka yang dikumpulkan ini mungkin sudah ribuan tahun sejarahnya. Ahli terkait telah mengadakan tes kimia pada batu tersebut, dan hasilnya menunjukkan, bahwa batu-batu tersebut berasal dari sungai setempat dan merupakan batu Gunung Andes, permukaannya ditutupi dengan selapisan oksida. Setelah ditentukan dengan bahan-bahan oleh ilmuwan Jerman disimpulkan bahwa bekas ukiran di atas batu tersebut sudah sangat lama sejarahnya, dan batu yang ditemukan disekitar gua, terdapat fosil organisme jutaan tahun silam.

Oleh ilmuwan, manusia-manusia purbakala pada batu ukiran tersebut dinamakan “bangsa geological”, ditilik dari gambar batu ukiran tersebut, mereka memiliki peradaban yang sangat maju. Di atas batu ukiran tersebut dilukiskan tentang operasi transplantasi organ, transfusi darah, teleskop, peralatan medis, manusia yang mengejar dinosaurus dan lain-lain pemandangan yang sulit dijelaskan secara ilmiah oleh ilmu pengetahuan modern.

Dalam gambar batu-batu ini, orang-orang bisa melihat secara jelas suasana kehidupan manusia bersama dengan dinosaurus dan ditilik dari gambar tersebut, perbandingan postur dinosaurus dengan manusia yang dilukiskan tidak berbeda jauh, dinosaurus bagaikan hewan piaraan, atau mungkin binatang yang dijinakkan orang-orang kala itu. Menurut ilmuwan, bahwa dinosaurus sudah punah sejak ratusan juta tahun silam, namun yang membingungkan adalah bagaimana manusia bisa hidup berdampingan dengan raksasa dinosaurus?

Ada sebuah batu yang dipahat dengan seekor Triceratops. Tampang dinosaurus ini sangat mirip dengan badak, namanya diambil dari 3 buah tanduk di kepalanya, seorang manusia menunggang di atas punggung Triceratops, tangannya menggengam senjata seperti kampak. Dan pada batu lainnya, tampak seorang manusia tengah menunggang di atas punggung dinosaurus. Selain itu, di atas sebuah batu terukir sebuah gambar, seorang manusia yang panik tampak dikejar oleh Tyrannosaurus Rex.

Selain itu, menurut penuturan pemiliknya yakni Dr. Javier Cabrera, bangsa geological tahu bahwa di galaksi yang jauh terdapat kehidupan taraf tinggi, mereka memiliki teknologi angkasa yang hebat, tidak perlu memakai sumber energi yang dikenal manusia modern, tapi bisa melakukan perjalanan antar planet.

Di museum tersebut, ada beberapa gambar yang melukiskan bumi pada 13 juta tahun silam yang tampak dari angkasa. Ada 4 buah gambar pada ukiran tersebut persis seperti peta dunia, dan menurut sejumlah ahli, daratan yang dilukiskan pada peta-peta tersebut adalah daratan purbakala yang hingga sekarang masih merupakan misteri yakni daratan Atlantis, dalam dokumen kuno yang ditemukan juga ada gambaran tentang daratan purbakala yang tenggelam. Setelah ditentukan dengan bahan-bahan oleh ahli geologi terbukti, bahwa ke empat batu tersebut memang benar merupakan peta dunia pada 13 juta tahun silam, bahkan sangat tepat dan akurat.

Di tilik dari gambar batu ukiran tersebut, bangsa geological menguasai teknologi medis yang tinggi, misalnya transplantasi otak besar, serta bagaimana cara mengatasi reaksi penolakan organ dalam proses transplantasi, dan penerapan teknologi-teknologi ini baru mulai dalam ilmu kedokteran modern. Salah satu gambar yang terukir dalam batu melukiskan pemisahan dan pengambilan benda berbentuk gelembung dalam lingkaran janin ibu hamil, dan menginjeksinya ke dalam tubuh pasien yang menanti transplantasi.

Pada batu ukiran tersebut juga dilukiskan tentang teknologi pembiusan dengan akuputur dalam operasi kedokteran. juga ada batu-batu yang mengukir gambar tentang gen genetika.

Yang lebih unik lagi, sejumlah gambar pada batu ukiran tersebut sama dengan gambar raksasa di dataran Nasca, ribuan bentuk dari potongan batu koral ini karya siapa, dan apa artinya, hingga sekarang masih merupakan misteri, namun, apakah garis atau bentuk batu-batu tersebut ada hubungannya dengan ukiran batu ICA, belum dapat di buktikan. (

Peninggalan di Kota China Kuno Memperlihatkan Teknologi yang Tinggi

Seorang Pekerja Sedang Mengawasi Lokasi Penggalian(Frederic J. Brown/AFP/Getty Images)

(Erabaru.or.id) - Di Lingjiatan, Kabupaten Hanshan di Provinsi Anhui, China, para arkeolog telah menemukan situs peninggalan suku primitif yang pernah dihuni 5.000 tahun yang lalu. Teknologi pengeboran yang hebat dan kepingan bor batu tertua di dunia juga ditemukan dil okasi tersebut. Profesor bidang arkeologi, Zhang Jingguo mengatakan banyak misteri yang belum terpecahkan pada reruntuhan tersebut.

Reruntuhan yang terletak di Desa Lingjiatan, kota praja Tongzha di Kabupaten Hanshan, Kota Chaohu - Provinsi Anhui, luasnya meliputi areal sekitar 1,5 juta meter persegi. Para arkeolog mengatakan kota berusia 5.000 tahun tersebut mungkin adalah kota yang maju dan makmur dengan berbagai bangunan, peternakan hewan dan barang kerajinan yang telah maju. Penemuan sebelumnya kota tertua serupa di China yang telah diakui oleh para arkeolog terletak di Desa Dantu, Kabupaten Wulian, Kota Rizhao di Provinsi Shandong, yang dibangun lebih dari 4.000 tahun yang lalu.Awal penemuan reruntuhan yang paling penting dari zaman Neolitikum adalah musim gugur tahun 1985. Seorang penduduk desa bernama Wan Chuancang saat menggali liang kubur menemukan cincin giok, kapak dan pahat batu.

Dari tahun 1987 hingga 2000, dari empat penggalian pada situs tersebut. Ditemukan lebih dari 1.200 peninggalan berharga termasuk sebuah altar, 66 kuburan, batu giok olahan, peralatan batu dan barang tembikar dari jaman Neolitikum. Di antaranya adalah giok naga tertua dan sekop batu terbesar yang pernah ditemukan di China. Hal ini mendukung teori yang mengatakan Lembah Danau Chaohu adalah tempat lahirnya kebudayaan China yang amat penting.

Teknologi Pengeboran yang HebatReruntuhan Lingjiatan memiliki koleksi barang dari batu giok terbanyak. Untuk memeriksa koleksi tersebut digunakan stereomikroskop untuk meneliti teknologi perawatan giok pada waktu itu. Dengan pembesaran 50 kali, mereka menemukan lubang kecil di balik sebuah patung giok. Diameter lubang hanya 0,15 milimeter. Yang memerlukan mata bor dengan diameter sedikit lebih tebal dari sehelai rambut. 5.000 tahun yang lalu, sebelum logam dipergunakan sebagai peralatan, menunjukkan telah menggunakan teknologi maju.

Ditemukan juga alat bor yang terbuat dari batu berbentuk lebar di atas dan kecil di bawah dengan mata bor pada kedua ujungnya. Bor tersebut berbentuk sekrup, menunjukkan

penduduk Lingjiatan telah mengenal kekuatan putaran dan daya sentrifugal, hal yang mengejutkan para arkeolog betapa canggihnya alat bor batu ini. Pengetahuan mereka tentang fisika, matematika, geometri, dan mekanika sepertinya cukup maju.

Para arkeolog juga menemukan peninggalan batu-batuan besar setinggi 10 meter di Lingjiatan dibangun lebih dari 1.000 tahun lebih awal daripada Stonehenge di Inggris. 5.000 tahun yang lalu, orang-orang di Lingjiatan seharusnya hanya menggunakan peralatan batu dan kayu; tidak jelas bagaimana mereka mampu memotong dan memindahkan batu-batuan besar dan berat seperti itu.

Eksistensi Manusia Prasejarah

(Erabaru.or.id) - Tim arkeolog yang dipimpin oleh Beaulognier dari Universitas Bordeaux, Perancis, telah menemukan fosil tulang tengkorak manusia Tumai yang usianya berkisar 6-7 juta tahun silam di padang pasir sebelah utara Chad, Afrika tengah. (lihat gambar disamping). Berdasarkan penemuan itu maka didapat kesimpulan bahwa titik awal evolusi kera antropoid dengan manusia paling tidak dapat ditarik surut pada satu juta tahun lebih awal.

Penemuan fosil tengkorak manusia tersebut, dianggap sebagai prestasi antropologi purbakala terpenting selama hampir satu abad ini. Tulang tengkorak itu terdiri dari sebuah batok kepala yang nyaris sempurna, beberapa potong tulang rahang yang hancur dan 3 buah gigi, mempunyai ciri khas manusia primitif maupun manusia modern. Batok kepalanya mirip kera, rongga kepala yang diperkirakan berisi otak dengan volume antara 320-380 cm3 dan bentuk badan hampir seperti simpanse masa kini, namun hidung, muka, dan gigi emailnya serta ukuran panjangnya lebih mirip manusia, hal ini menunjukkan bahwa asal-usul manusia mungkin sangat pelik dan rumit, bukanlah seperti silsilah evolusi keluarga manusia yang selama ini diajarkan di sekolah.

Dibanding dengan tulang tengkorak apa pun yang ditemukan hingga sekarang, fosil tulang tengkorak Tumai lebih awal 3 juta tahun. Setelah tulang tengkorak itu di periksa oleh ahli dari Inggris, Jepang dan Amerika, dinyatakan bahwa temuan tersebut menandakan asal-usul manusia jauh lebih awal dari waktu yang telah dipastikan selama ini. Lagi pula lokasi ditemukannya tulang tengkorak Tumai, berjarak sekitar 1.000 mil dari lembah cekung Afrika timur yang sejak dahulu diyakini sebagai tempat awal adanya manusia, sehingga dengan demikian, hasil kesimpulan ilmuwan menyatakan bahwa ruang lingkup asal-usul manusia primitif lebih luas daripada yang telah diyakini dulu.

Tulang tengkorak manusia tumai tergali pada Juli tahun lalu di padang pasir utara Chad, Afrika tengah, ditemukan oleh kelompok 40 arkeolog yang berasal dari 10 negara, dipimpin oleh Beaulognier yang sudah 30 tahun menyelidiki dilokasi tersebut. Lokasi itu terletak di selatan padang pasir Sahara, atau wilayah Sahelan (bahasa Arab yang artinya adalah “ujung padang pasir”). Ditambah lagi dengan perbedaan yang sangat besar antara ciri khas tulang tengkorak dengan nenek moyang manusia masing-masing yang sudah diketahui, ahli Perancis memastikan bahwa fosil tulang tengkorak tersebut semestinya digolongkan pada spesies manusia yang baru, karena itu istilah ilmiahnya dinamakan Sahelanthropus tchadensis. Beaulognier cs menggunakan kata bahasa yang digunakan penduduk setempat, menyebut manusia purbakala yang baru ditemukan dengan sebutan “Tumai”, artinya adalah “harapan hidup”.

Karena di daerah setempat tidak terdapat lapisan debu gunung berapi, dan batuannya kekurangan isotop yang cocok, sehingga tidak bisa dilakukan radiasi pelapukan guna mengukur masa yang pasti dari bangsa Tumai ini. Weinoir, ahli dari Universitas Bordeaux dan koleganya memastikan bahwa masa eksistensi bangsa ini adalah pada 6-7 juta tahun silam berdasarkan fosil binatang yang ditemukan secara bersamaan dengan

mereka, akan tetapi mereka juga mengakui bahwa cara seperti itu tidak mutlak dapat dipercaya. Sarjana paleontologi Universitas Harvard, AS yakni Doktor Lybermann mengatakan, bahwa fokus perhatian sarjana arkeologi di masa lalu dipusatkan di Afrika timur dan selatan, dan berdasarkan hasil temuan individual dijadikan evolusi silsilah manusia. Hasil temuan ini mengingatkan kalangan arkeologi agar tidak mengabaikan bentuk evolusi asal-usul manusia di Afrika tengah dan barat, kondisi alam yang sangat buruk di Afrika mengakibatkan semakin sulit mengadakan riset arkeologi.

Lybermann, peneliti tengkorak Tumai mengatakan yang menggembirakan sekaligus mengherankan, diluar dugaan bangsa ini menunjukkan adanya ciri khas manusia primitif serta evolusi hingga mencapai ciri manusia yang agak moderen. Para ahli semula mengira bangsa Tumai semestinya sangat mirip dengan simpanse pada masa 7 juta tahun silam, pada dasarnya wajahnya agak mirip dengan “manusia beradab” yang muncul pada 2 juta tahun silam. Yang lebih mengherankan adalah bentuk rupa ini sangat mirip dengan “kera purba dari selatan” yang hidup 3,2 juta tahun silam atau muka “Lusi” si simpanse hitam yang terkenal itu. Lybermann menyatakan, bahwa bentuk evolusi dan kecenderungan menjadi lebih memburuk adalah gejala yang sangat langka terjadi; seandainya bangsa Tumai secara langsung merupakan leluhur pertama Lusi atau kera purba selatan, maka dalam proses evolusi manusia hingga munculnya manusia sekarang, mestinya pernah terjadi 2 kali “atavisme”.

Lybermann menekankan, jika kondisinya bukan demikian, maka bangsa Tumai adalah leluhur pertama manusia primitif tertentu, yang kemudian secara langsung berevolusi menjadi “manusia modern”. Dengan demikian evolusi kera purba selatan menjadi manusia merupakan silsilah garis cabang yang menyimpang. Ahli paleontologi dari universitas George Washington, Dr. Whorter mengatakan dengan penemuan ini semakin dapat dipastikan asal-usul evolusi manusia, dan polanya mungkin lebih menyerupai “pola perdu” yang bukan berbentuk garis sederhana, adanya sejumlah besar perbedaan adalah reaksi untuk beradaptasi dengan lingkungan yang baru atau lingkungan yang berubah mendadak, dan proses evolusi pun bisa mengalami penyimpangan.

Sebelum ditemukannya fosil manusia bangsa Tumai, kelompok arkeologi yang dipimpin oleh White dari Universitas California, AS pada 1997 menemukan fosil kerangka manusia dari jaman 160 ribu tahun silam di Ethiopia, Afrika, di antara fosil tersebut termasuk 2 kerangka orang dewasa dan satu kerangka anak-anak yang berusia sekitar 6-7 tahun. Fosil kerangka tersebut sangat mirip dengan manusia sekarang, ciri khas bagian muka kerangka hampir sama dengan manusia sekarang, terutama kerangka anak-anak nyaris tidak ada perbedaan apa pun dengan anak-anak sekarang. Cara berjalan juga sangat mirip dengan manusia sekarang, setelah melalui pengujian, didapati sejarahnya dapat ditelusuri kembali pada 154-160 ribu tahun silam.

Peneliti Amerika sebelumnya juga percaya, bahwa tulang belulang laki-laki yang ditemukan disebuah gua gelap di sebuah pegunungan selatan Rumania, adalah fosil manusia modern yang paling kuno. Setelah tulang tersebut diuji dengan Kapur 14 oleh kelompok yang dipimpin Profesor Chouglas, arkeolog dari Universitas Washington, St. Louis City, Mississipi, Amerika, didapati bahwa waktu atau tahunnya terlacak pada 34-36 ribu tahun silam. Dalam laporan tahunan Akademi Sains dan Teknologi Nasional Amerika, Chouglas menunjukkan, bahwasannya “Tulang tersebut adalah fosil manusia modern tertua yang bisa dilacak secara langsung. Itu merupakan catatan awal yang dapat dipercaya sebagai rupa manusia modern yang berimigrasi ke Eropa.”

Berbagai hasil temuan tersebut diatas kembali telah menunjukkan bahwa manusia dengan peradabannya sudah sejak lama eksis diatas bumi, jauh melampaui perkiraan manusia. Dan hasil temuan itu juga sekali lagi menunjukkan, bahwa ilmu dan pengetahuan manusia itu senantiasa berkembang, tidak boleh percaya membuta pada teori yang sudah ada, dan tidak boleh menggunakan teori yang sudah ada untuk menyangkal sesuatu yang tidak terdapat dalam sistem teori yang ada. “Segala sesuatu mengandung suatu kemungkinan.”

(Sumber:Dajiyuan)

Kerangka Raksasa di Arab Saudi

Tidak hanya manusia berukuran sedang seperti kita, manusia jenis raksasa juga termasuk manusia prasejarah. Keberadaan manusia bertubuh sangat besar seperti raksasa ini juga luput dari perhatian teori evolusi Darwin. Bahkan teori ini tidak bisa untuk menjelaskan apapun tentang adanya manusia raksasa, inilah salah satu bukti kelemahan teori Darwin.

Tentang eksistensi manusia raksasa, tabloid Era Baru edisi 14 sudah secara panjang lebar mengupasnya. Belum lama ini, website New Nation juga melaporkan tentang ditemukannya kerangka tulang manusia raksasa oleh tim eksplorasi ARAMCO dalam eksplorasi ladang minyak di sebelah Timur Arab Saudi. Kerangka besar ini ditemukan di kawasan Empty Quarter.

Kerangka manusia raksasa yang ditemukan ini sangat tinggi, badannya sangat lebar, dan sangat kuat tenaganya, mereka bisa menggunakan satu tangan mencabut sebatang pohon besar. Arkeolog percaya, bahwa tulang kerangka manusia raksasa ini termasuk golongan bangsa At yang dalam kitab suci Alqur’an disebut sebagai bangsa yang dimusnahkan.

Pihak militer Saudi Arabia telah mengambil alih kawasan tersebut. Kecuali tim eksplorasi ARAMCO, orang lain siapapun dilarang masuk ke dalam. Pemerintah Arab Saudi terus menyimpan rahasia temuan tersebut, namun, sejumlah helicopter pihak militer telah mengambil foto tersebut dari atas angkasa, dan salah satu foto tersebut tersebar di internet.

Piramida Mesir: Mahakarya Manusia Raksasa

(Erabaru.or.id) - Piramida raksasa Mesir merupakan salah satu dari tujuh keajaiban dunia saat ini, sejak dulu dipandang sebagai bangunan yang misterius dan megah oleh orang-orang. Namun, meskipun telah berlalu berapa tahun lamanya, setelah sarjana dan ahli menggunakan sejumlah besar alat peneliti yang akurat dan canggih, masih belum diketahui, siapakah sebenarnya yang telah membuat bangunan raksasa yang tinggi dan megah itu? Dan berasal dari kecerdasan manusia manakah prestasi yang tidak dapat dibayangkan di atas bangunan itu? Serta apa tujuannya membuat bangunan tersebut? Dan pada waktu itu ia memiliki kegunaan yang bagaimana atau apa artinya? Teka-teki yang terus berputar di dalam benak semua orang selama ribuan tahun, dari awal hingga akhir merupakan misteri yang tidak dapat dijelaskan. Meskipun sejarawan mengatakan ia didirikan pada tahun 2000 lebih SM, namun pendapat yang demikian malah tidak bisa menjelaskan kebimbangan yang diinisiasikan oleh sejumlah besar penemuan hasil penelitian.

Sejarah Mitos dan Temuan ArkeologiSejak abad ke-6 SM, Mesir merupakan tempat pelarian kerajaan Poshi, yang kehilangan kedudukannya setelah berdiri lebih dari 2.000 tahun, menerima kekuasaan yang berasal dari luar yaitu kerajaan Yunani, Roma, kerajaan Islam serta kekuasaan bangsa lain. Semasa itu sejumlah besar karya terkenal zaman Firaun dihancurkan, aksara dan kepercayaan agama bangsa Mesir sendiri secara berangsur-angsur digantikan oleh budaya lain, sehingga kebudayaan Mesir kuno menjadi surut dan hancur, generasi belakangan juga kehilangan sejumlah besar peninggalan yang dapat menguraikan petunjuk yang ditinggalkan oleh para pendahulu.

Tahun 450 SM, setelah seorang sejarawan Yunani berkeliling dan tiba di Mesir, membubuhkan tulisan: Cheops, (aksara Yunani Khufu), konon katanya, hancur setelah 50 tahun. Dalam batas tertentu sejarawan Yunani tersebut menggunakan kalimat "konon katanya", maksudnya bahwa kebenarannya perlu dibuktikan lagi. Namun, sejak itu pendapat sejarawan Yunani tersebut malah menjadi kutipan generasi belakangan sebagai bukti penting bahwa piramida didirikan pada dinasti kerajaan ke-4. Selama ini, para sejarawan menganggap bahwa piramida adalah makam raja. Dengan demikian, begitu membicarakan piramida, yang terbayang dalam benak secara tanpa disadari adalah perhiasan dan barang-barang yang gemerlap. Dan, pada tahun 820 M, ketika gubernur jenderal Islam Kairo yaitu Khalifah Al-Ma'mun memimpin pasukan, pertama kali menggali jalan rahasia dan masuk ke piramida, dan ketika dengan tidak sabar masuk ke ruangan, pemandangan yang terlihat malah membuatnya sangat kecewa. Bukan saja tidak ada satu pun benda yang biasanya dikubur bersama mayat, seperti mutiara, maupun ukiran, bahkan sekeping serpihan pecah belah pun tidak ada, yang ada hanya sebuah peti batu kosong yang tidak ada penutupnya. Sedangkan tembok pun hanya bidang yang bersih kosong, juga tak ada sedikit pun ukiran tulisan.

Kesimpulan para sejarawan terhadap prestasi pertama kali memasuki piramida ini adalah "mengalami perampokan benda-benda dalam makam". Namun, hasil penyelidikan nyata menunjukkan, kemungkinan pencuri makam masuk ke piramida melalui jalan lainnya adalah sangat kecil sekali. Di bawah kondisi biasa, pencuri makam juga tidak mungkin dapat mencuri tanpa meninggalkan jejak sedikit pun, dan lebih tidak mungkin lagi menghapus seluruh prasasti Firaun yang dilukiskan di atas tembok. Dibanding dengan makam-makam lain yang umumnya dipenuhi perhiasan-perhiasan dan harta karun yang berlimpah ruah, piramida raksasa yang dibangun untuk memperingati keagungan raja Firaun menjadi sangat berbeda.

Selain itu, dalam catatan "Inventory Stela" yang disimpan di dalam museum Kairo, pernah disinggung bahwa piramida telah ada sejak awal sebelum Khufu meneruskan takhta kerajaan. Namun, oleh karena catatan pada batu prasasti tersebut secara keras menantang pandangan tradisional, terdapat masalah antara hasil penelitian para ahli dan cara penulisan pada buku, selanjutnya secara keras mengecam nilai penelitiannya. Sebenarnya dalam keterbatasan catatan sejarah yang bisa diperoleh, jika karena pandangan tertentu lalu mengesampingkan sebagian bukti sejarah, tanpa disadari telah menghambat kita secara obyektif dalam memandang kedudukan sejarah yang sebenarnya.

Teknik Bangunan yang Luar BiasaDi Mesir, terdapat begitu banyak piramida berbagai macam ukuran, standarnya bukan saja jauh lebih kecil, strukturnya pun kasar. Di antaranya piramida yang didirikan pada masa kerajaan ke-5 dan 6, banyak yang sudah rusak dan hancur, menjadi timbunan puing, seperti misalnya piramida Raja Menkaure seperti pada gambar. Kemudian, piramida besar yang dibangun pada masa yang lebih awal, dalam sebuah gempa bumi dahsyat pada abad ke-13, di mana sebagian batu ditembok sebelah luar telah hancur, namun karena bagian dalam ditunjang oleh tembok penyangga, sehingga seluruh strukturnya tetap sangat kuat. Karenanya, ketika membangun piramida raksasa, bukan hanya secara sederhana menyusun 3 juta batu menjadi bentuk kerucut, jika terdapat kekurangan pada rancangan konstruksi yang khusus ini, sebagian saja yang rusak, maka bisa mengakibatkan seluruhnya ambruk karena beratnya beban yang ditopang.

Lagi pula, bagaimanakah proyek bangunan piramida raksasa itu dikerjakan, tetap merupakan topik yang membuat pusing para sarjana. Selain mempertimbangkan sejumlah besar batu dan tenaga yang diperlukan, faktor terpenting adalah titik puncak piramida harus berada di bidang dasar tepat di titik tengah 4 sudut atas. Karena jika ke-4 sudutnya miring dan sedikit menyimpang, maka ketika menutup titik puncak tidak mungkin menyatu di satu titik, berarti proyek bangunan ini dinyatakan gagal. Karenanya, merupakan suatu poin yang amat penting, bagaimanakah meletakkan sejumlah 2,3 juta -2,6 juta buah batu besar yang setiap batunya berbobot 2,5 ton dari permukaan tanah hingga setinggi lebih dari seratus meter di angkasa dan dipasang dari awal sampai akhir pada posisi yang tepat.

Seperti yang dikatakan oleh pengarang Graham Hancock dalam karangannya "Sidik Jari Tuhan": Di tempat yang terhuyung-huyung ini, di satu sisi harus menjaga keseimbangan

tubuh, dan sisi lainnya harus memindahkan satu demi satu batu yang paling tidak beratnya 2 kali lipat mobil kecil ke atas, diangkut ke tempat yang tepat, dan mengarah tepat pada tempatnya, entah apa yang ada dalam pikiran pekerja-pekerja pengangkut batu tersebut. Meskipun ilmu pengetahuan modern telah memperkirakan berbagai macam cara dan tenaga yang memungkinkan untuk membangun, namun jika dipertimbangkan lagi kondisi riilnya, akan kita temukan bahwa orang-orang tersebut tentunya memiliki kemampuan atau kekuatan fisik yang melebihi manusia biasa, baru bisa menyelesaikan proyek raksasa tersebut serta memastikan keakuratan maupun ketepatan presisinya. Terhadap hal ini, Jean Francois Champollion yang mendapat sebutan sebagai "Bapak Pengetahuan Mesir Kuno Modern" memperkirakan bahwa orang yang mendirikan piramida berbeda dengan manusia sekarang, paling tidak dalam "pemikiran mereka mempunyai tinggi tubuh 100 kaki yang tingginya sama seperti manusia raksasa". Ia berpendapat, dilihat dari sisi pembuatan piramida, itu adalah hasil karya manusia raksasa.

Senada dengan itu, Master Li Hongzhi dalam ceramahnya pada keliling Amerika Utara tahun 2002 juga pernah menyinggung kemungkinan itu. "Manusia tidak dapat memahami bagaimana piramida dibuat. Batu yang begitu besar bagaimana manusia mengangkutnya? Beberapa orang manusia raksasa yang tingginya lima meter mengangkut sesuatu, itu dengan manusia sekarang memindahkan sebuah batu besar adalah sama. Untuk membangun piramida itu, manusia setinggi lima meter sama seperti kita sekarang membangun sebuah gedung besar."

Pemikiran demikian mau tidak mau membuat kita membayangkan, bahwa piramida raksasa dan sejumlah besar bangunan batu raksasa kuno yang ditemukan di berbagai penjuru dunia telah mendatangkan keraguan yang sama kepada semua orang: tinggi besar dan megah, terbentuk dengan menggunakan susunan batu yang sangat besar, bahkan penyusunannya sangat sempurna. Seperti misalnya, di pinggiran kota utara Mexico ada Kastil Sacsahuaman yang disusun dengan batu raksasa yang beratnya melebihi 100 ton lebih, di antaranya ada sebuah batu raksasa yang tingginya mencapai 28 kaki, diperkirakan beratnya mencapai 360 ton (setara dengan 500 buah mobil keluarga). Dan di dataran barat daya Inggris terdapat formasi batu raksasa, dikelilingi puluhan batu raksasa dan membentuk sebuah bundaran besar, di antara beberapa batu tingginya mencapai 6 meter. Sebenarnya, sekelompok manusia yang bagaimanakah mereka itu? Mengapa selalu menggunakan batu raksasa, dan tidak menggunakan batu yang ukurannya dalam jangkauan kemampuan kita untuk membangun?

Sphinx, singa bermuka manusia yang juga merupakan obyek penting dalam penelitian ilmuwan, tingginya 20 meter, panjang keseluruhan 73 meter, dianggap didirikan oleh kerjaan Firaun ke-4 yaitu Khafre. Namun, melalui bekas yang dimakan karat (erosi) pada permukaan badan Sphinx, ilmuwan memperkirakan bahwa masa pembuatannya mungkin lebih awal, paling tidak 10 ribu tahun silam sebelum Masehi.

Seorang sarjana John Washeth juga berpendapat: Bahwa Piramida raksasa dan tetangga dekatnya yaitu Sphinx dengan bangunan masa kerajaan ke-4 lainnya sama sekali berbeda, ia dibangun pada masa yang lebih purbakala dibanding masa kerajaan ke-4. Dalam bukunya "Ular Angkasa", John Washeth mengemukakan: perkembangan budaya Mesir mungkin bukan berasal dari daerah aliran sungai Nil, melainkan berasal dari budaya yang lebih awal dan hebat yang lebih kuno ribuan tahun dibanding Mesir kuno, warisan budaya yang diwariskan yang tidak diketahui oleh kita. Ini, selain alasan secara teknologi bangunan yang diuraikan sebelumnya, dan yang ditemukan di atas yaitu patung Sphinx sangat parah dimakan karat juga telah membuktikan hal ini.Ahli ilmu pasti Swalle Rubich dalam "Ilmu Pengetahuan Kudus" menunjukkan: pada tahun 11.000 SM, Mesir pasti telah mempunyai sebuah budaya yang hebat. Pada saat itu Sphinx telah ada, sebab bagian badan singa bermuka manusia itu, selain kepala, jelas sekali ada bekas erosi. Perkiraannya adalah pada sebuah banjir dahsyat tahun 11.000 SM dan hujan lebat yang silih berganti lalu mengakibatkan bekas erosi.

Perkiraan erosi lainnya pada Sphinx adalah air hujan dan angin. Washeth mengesampingkan dari kemungkinan air hujan, sebab selama 9.000 tahun di masa lalu dataran tinggi Jazirah, air hujan selalu tidak mencukupi, dan harus melacak kembali hingga tahun 10000 SM baru ada cuaca buruk yang demikian. Washeth juga mengesampingkan kemungkinan tererosi oleh angin, karena bangunan batu kapur lainnya

pada masa kerajaan ke-4 malah tidak mengalami erosi yang sama. Tulisan berbentuk gajah dan prasasti yang ditinggalkan masa kerajaan kuno tidak ada sepotong batu pun yang mengalami erosi yang parah seperti yang terjadi pada Sphinx.

Profesor Universitas Boston, dan ahli dari segi batuan erosi Robert S. juga setuju dengan pandangan Washeth sekaligus menujukkan: Bahwa erosi yang dialami Sphinx, ada beberapa bagian yang kedalamannya mencapai 2 meter lebih, sehingga berliku-liku jika dipandang dari sudut luar, bagaikan gelombang, jelas sekali merupakan bekas setelah mengalami tiupan dan terpaan angin yang hebat selama ribuan tahun.

Washeth dan Robert S. juga menunjukkan: Teknologi bangsa Mesir kuno tidak mungkin dapat mengukir skala yang sedemikian besar di atas sebuah batu raksasa, produk seni yang tekniknya rumit.

Jika diamati secara keseluruhan, kita bisa menyimpulkan secara logis, bahwa pada masa purbakala, di atas tanah Mesir, pernah ada sebuah budaya yang sangat maju, namun karena adanya pergeseran lempengan bumi, daratan batu tenggelam di lautan, dan budaya yang sangat purba pada waktu itu akhirnya disingkirkan, meninggalkan piramida dan Sphinx dengan menggunakan teknologi bangunan yang sempurna.

Dalam jangka waktu yang panjang di dasar lautan, piramida raksasa dan Sphinx mengalami rendaman air dan pengikisan dalam waktu yang panjang, adalah penyebab langsung yang mengakibatkan erosi yang parah terhadap Sphinx. Karena bahan bangunan piramida raksasa Jazirah adalah hasil teknologi manusia yang tidak diketahui orang sekarang, kemampuan erosi tahan airnya jauh melampaui batu alam, sedangkan Sphinx terukir dengan keseluruhan batu alam, mungkin ini penyebab yang nyata piramida raksasa dikikis oleh air laut yang tidak tampak dari permukaan.

Keterangan gambar: Sphinx yang bertetangga dekat dengan piramida raksasa kelihatannya sangat kuno. Para ilmuwan memastikan bahwa dari badannya, saluran dan irigasi yang seperti dikikis air, ia pernah mengalami sebagian cuaca yang lembab, karenanya memperkirakan bahwa ia sangat berkemungkinan telah ada sebelum 10 ribu tahun silam. (Lisensi gambar: Xu Xiaoqian)

(Sumber: Inspiration Civilization Prehistoric for Mankind)

Menyingkap Misteri Stonehenge Kuno

Stonehenge: Telah bersejarah 5.000 tahun dan di sisinya terukir wajah

manusia 4.000 tahun silam.

Menurut laporan BBC tanggal 16 Oktober, dengan menggunakan scanning laser berteknologi tinggi Stonehenge yang berada di Provinsi Wilshire, Inggris, yang sejarahnya telah 5.000 tahun lebih, ditemukan dua benda ukiran yang semula tidak bisa dilihat dengan mata telanjang.

(Erabaru.or.id) - Pada masa tahun 1950-an di sana pernah ditemukan benda ukiran yang mirip, namun arkeolog mengatakan, bahwa sekarang sangat sulit untuk dapat dilihat karena telah terkorosi. Stonehadge secara total ada 83 buah batuan, saat ini hanya 3 buah yang telah di-scanning, tim pemeriksa memastikan bahwa setelah semua di-scanning mungkin akan ditemukan semakin banyak benda ukiran. Mereka mengatakan, dengan menggunakan laser berdaya rendah men-scanning tidak akan merusak struktur batu.

Arkeolog Wessex, Tom Goskar mengatakan bahwa Scanning laser telah membuka cara yang baru untuk kita dalam melihat Stonehadge. Tidak hanya menemukan semakin banyak benda ukiran, bahkan masih bisa melihat kontur dengan jelas yang dulu tidak bisa dilihat secara jelas. Membantu orang-orang memahami bangunan kuno itu.

Tahun 2000 Stonehenge menemukan sebuah kerangka manusia pada 2100 tahun silam. Tahun 1999 arkeolog Inggris menemukan ada sebuah wajah manusia 4.000 tahun silam di sisi sebuah batu raksasa.

Batu-batu terkenal yang setiap tahunnya dikunjungi jutaan orang tersebut, dibangun pada 5.000 tahun silam. Berat rata-rata tonggak batu tersebut mencapai 26 ton, yang paling tinggi mencapai 10 meter, ketinggian rata-rata di atas 4 meter, ditata dengan bentuk bundar, di atas 2-4 buah tonggak batu yang berdiri tegak yang berdekatan melintang sebuah batu. Sebenarnya apa kegunaan Stonehenge? Apakah kuil? Ramalan cuaca? Tempat mengubur? Atau digunakan orang dahulu untuk memastikan musim matahari, atau almanak astronomi yang digunakan untuk menghitung periode gerhana matahari dan bulan? Masih merupakan misteri yang tak terpecahkan. Namun, ada setitik keterangan, yakni jika dalam sejarah manusia raksasa itu ada, maka bagi manusia-manusia raksasa akan mudah sekali mendirikan batu-batu yang besar dan mahaberat itu.

Jalan Raya Akhirat yang Menakjubkan

Dalam sejumlah besar bangunan orang dahulu, data akurat yang tersembunyi acap kali membuat manusia modern sangat takjub, sebenarnya dari manakah kecerdasan mereka itu?

(Erabaru.or.id) - Kota kuno yang terkenal di benua Amerika yaitu Teotihuacan, ada sebuah jalan raya yang luas membujur dari utara ke selatan, disebut sebagai 'jalan raya akhirat' yang lebih dikenal dengan Evenue of the Dead. Ia memiliki nama yang demikian aneh, adalah karena ketika pada abad ke-10 bangsa yang paling dulu datang di tempat itu yakni bangsa Aztec, ketika menelusuri jalan raya dan memasuki kota kuno itu, mendapati segenap kota tidak ada seorang pun, mereka mengira bahwa bangunan di kedua sisi jalan raya adalah makam para dewa, maka mereka memberinya nama tersebut.

Tahun 1974, dalam rapat internasional bangsa Amerika yang diadakan di Mexico, seorang yang bernama Sir Harriston mengatakan, bahwa di Teotihuacan ia menemukan sebuah satuan pengukuran yang cocok untuk semua bangunan dan jalan raya. Melalui perhitungan dengan menggunakan komputer elektrik, panjang satuan tersebut adalah 1059 M. Seperti misalnya, Kuil Bulu Ular, Piramida Rembulan dan Piramida Matahari di kota Teotihuacan, tinggi masing-masing adalah 21, 42, dan 63 satuan, perbandingannya adalah 1:2:3.

Harriston memakai 'satuan' tersebut mengukur tempat peninggalan piramid dan kuil dewa yang berbeda di kedua sisi jalan raya akhirat, menemukan suatu hal yang lebih menakjubkan, jarak bekas-bekas peninggalan di atas jalan raya akhirat itu, persis menandakan data orbit planet sistem tata surya. Di dalam bekas reruntuhan Kuil Dewa Kota, jarak bumi dan matahari adalah 96 satuan, dengan bintang Mercuri 36 satuan, bintang Venus 72 satuan, dan bintang Mars 144 satuan. Di belakang kastil terdapat sebuah terusan yang digali bangsa Teotihuacan, garis sumbu pada kastil terusan adalah 288 satuan, persis merupakan jarak jalur planet kecil antara bintang Mars dan bintang Jupiter. Di satuan 520 garis sumbu ada sebidang reruntuhan kuil dewa yang tidak bernama, dan itu setara dengan jarak dari Matahari ke bintang Mars. Melalui 945 satuan lagi, ada lagi sebuah bekas peninggalan kuil dewa, itu adalah jarak dari bintang Saturnus ke Matahari, melewati lagi 1.845 satuan maka tibalah di ujung jalan raya akhirat di pusat piramid rembulan, dan itu persis adalah data lintasan bintang Uranus. Jika garis lurus jalan raya akhirat diperpanjang lagi, maka tibalah di puncak gunung Sailoketuo, di sana ada sebuah kuil kecil dan sebuah menara, fondasi menara masih ada. Jaraknya masing-masing adalah 2.880 dan 3.780 satuan, tepat merupakan jarak orbit bintang Neptunus dan planet Pluto.

Jika semua ini adalah suatu yang kebetulan, jelas membuat orang sulit untuk meyakininya. Jika ini merupakan rencana yang disadari oleh para pembangun, maka jalan raya akhirat jelas dibangun menurut contoh sistem tata surya, dan dipastikan para desain Teotihuacan sejak awal telah memahami seluruh kondisi peredaran planet sistem tata surya, sekaligus memahami data orbit antar-Matahari dengan setiap planet. Namun, manusia baru menemukan bintang Uranus pada tahun 1781, pada tahun 1845 baru menemukan bintang Neptunus, dan pada tahun 1930 menemukan planet Pluto.

Kalau begitu, pada zaman prasejarah, di mana saat bumi baru saja terpisah dari surga alam semesta mulai berkembang dari keadaan kacau balau, tangan manakah yang tidak terlihat itu, telah memberi petunjuk ke semuanya ini pada orang-orang untuk membangun Teotihuacan?

Perkakas Logam Zaman Prasejarah

Harian Republik Spingfield, Illinois pada tahun 1851 melaporkan, ada seorang pedagang yang bernama Hiram de Witt membawa pulang sebuah sepuh emas batuan kristal seukuran telapak tangan manusia dari California. Ketika ia memperlihatkan batu itu pada temannya, batu itu tergelincir dari tangannya, jatuh ke bawah dan pecah, di tengah-tengah batu tersebut, mereka menemukan sebuah paku besi persegi, sedikit terkikis, tetapi sangat lurus, punya kepala yang sempurna. Batu kristal itu diperkirakan telah berusia 1 juta tahun lamanya.

(Erabaru.or.id) - Pada tahun 1865, pertambangan Abbey di kota Treasure, Nevada, ditemukan sebuah bekas baut besi yang berukuran 2 inci di dalam sebuah batu lonjong. Baut besi itu sejak awal telah dioksidasi, namun dari teraan batu lonjong tersebut tetap dapat diketahui bentuk bautnya. Melalui deteksi, batu tersebut diperkirakan dibuat pada zaman prasejarah yakni 21 juta tahun yang lalu.

Lebih awal 20 tahun dibanding baut besi itu, tahun 1844, sebuah laporan yang diumumkan Sir David Brewster di lembaga ilmu pengetahuan Inggris telah menimbulkan kegemparan. Di utara Inggris, di tambang batu Kindgoodie dekat Inchyra tergali sebuah batu pasir, sebuah paku yang jelas buatan manusia setengahnya tertanam di dalam. Paku itu sudah terkorosi, namun masih bisa dibedakan. Batu pasir ini setelah dipastikan paling tidak usianya telah 40 juta tahun

Selain komponen logam yang sederhana, juga ada sejumlah perhiasan logam ditemukan. Misalnya, pada tanggal 9 Juni 1891, ada seorang wanita di kota Morrisonville, Illinois, Amerika Serikat, ketika ia membawa sekop batu bara ke dalam rumahnya, sebuah batu bara besar hampir merekah, dari dalam batubara tersebut jatuh sebuah rantai emas. Rantai tersebut panjangnya kurang lebih 10 inci, mengandung 8 karat mas, digambarkan halus dan indahnya bagaikan produk bermutu tinggi barang-barang antik. Para arkeolog merasa yakin bahwa rantai tersebut bukan sengaja terbenam ke dalam batubara: Sebab sebagian batubara masih melekat di atas rantai, dan bagian yang terlepas dengan batubara tetap disertai stamp di dalam batu bara semula. Batubara tersebut ditaksir telah berusia 300 juta tahun sejarahnya.

Peristiwa yang sama terjadi di sebuah pabrik elektronik di kota Thomas, Oklahoma. Tahun 1912, ketika 2 pekerja memasukkan sekop batubara ke dalam tungku dinding untuk bahan bakar di pabrik. Sebuah batubara terlalu besar, para pekerja menggunakan sebuah palu tempa dan memukulnya dengan keras, ketika batubara merekah, mereka

menemukan sebuah kuali besi terbungkus di dalam. Dan ketika kuali besi itu dikeluarkan, batubara yang merekah dua belah itu persis membentuk cetakan kuali besi itu. Dua pekerja membubuhkan tanda tangan membuktikan telah menemukan benda itu. Melalui pemeriksaan beberapa ahli, mendapati bahwa benda yang terbungkus dalam batubara tersebut adalah kuali yang terbentuk sejak 325 juta tahun silam.

Selain itu, di bagian teknik peleburan, di lereng sebuah gunung di Afrika, para buruh tambang menemukan ratusan logam bola, dan lapisan tempat bola-bola logam tersebut menurut pembuktian dengan bahan-bahan kurang lebih telah berumur 2,8 miliar tahun. Alur lekukan yang mengelilingi bola besi sangat halus, ahli teknik pembuatan besi menganggap sangat sulit untuk dijelaskan bahwa itu adalah pembentukan proses alamiah. Temuan yang serupa tidak terhitung banyaknya. Bila kita memadukan beberapa temuan arkeolog berikut ini, maka tidak sulit untuk dipahami bahwasannya manusia prasejarah juga memiliki budaya yang mirip dengan kita, menggunakan penambangan untuk memurnikan pengolahan logam menjadi barang kerajinan tangan.

Industri Pertambangan Kuno

Pada tahun 1968 lalu, seorang arkeolog Uni Soviet menemukan sebuah bekas pabrik metalurgi prasejarah di Republik Armenia. Dunia arkeologi secara bulat berpendapat, bahwa itu merupakan temuan terbesar hinga saat ini, pabrik metalurgi yang paling kuno, paling tidak telah berumur 5.000 tahun.

Di sini, suku bangsa tertentu yang belum diketahui pernah menggunakan dua ratusan tanur peleburan untuk melebur, memroduksi, seperti misalnya: vas bunga, pedang dan tombak, cincin, serta produk seperti gelang. Logam yang dilebur mereka seperti: tembaga, isi pensil, seng, besi, emas, timah, mangan (kimia) dll. Ketika melebur, pekerja memakai sarung tangan dan masker penyaring. Yang paling membuat kagum adalah tang baja. Berdasarkan tes laboratorium, kadar baja tersebut dibuat secara bersama oleh lembaga riset ilmu pengetahuan eks Uni Soviet, Amerika, Inggris, Perancis, dan Jerman. Wartawan Perancis, Weda di majalah Science and Life menulis: "Semua temuan ini menunjukkan, bahwasannya benda itu dibangun oleh tokoh berpandangan luas pada permulaan budaya manusia. Pengetahuan melebur mereka berasal dari warisan zaman purbakala yang masih belum kita ketahui. Pengetahuan ini dapat dinilai sebagai 'ilmu pengetahuan' dan 'industri' .

Tahun 1969 dan 1972, di dalam lingkungan perbatasan Swaziland, Afrika, ditemukan puluhan tempat tambang zaman batu awal saat menambang biji besi merah. Tambang besi di Afrika itu, pernah ditambang pada 43 ribu tahun lalu, semua ini terdeteksi dengan menggunakan cara ilmiah.

Di sebuah pulau di Amerika, arkeolog Amerika menemukan sumur tambang tembaga prasejarah bahkan suku bangsa Indian setempat tidak tahu kapan dimulainya sumur tambang tersebut. Ada indikasi menunjukkan, bahwa industri tambang prasejarah telah menambang ribuan ton tambang tembaga, namun tempat sumur tambang itu tidak ditemukan adanya jejak manusia yang pernah menetap lama di tempat tersebut.

Yang paling aneh adalah temuan buruh tambang di industri tambang Utah, AS. Tahun 1953, di luar dugaan tergali lorong tambang yang telah ada sebelumnya, padahal dalam sejarah penambangan batubara di tempat itu tidak ditemukan catatannya. Batubara yang tersisa di dalamnya telah teroksidasi, tidak ada nilai jual lagi. Jelas, masanya telah lama sekali. Agustus 1953, hasil penyelidikan yang dilakukan oleh 2 sarjana Fakultas Paleoantropologi dan Teknik, Universitas Utah, menunjukkan bahwa suku bangsa Indian setempat belum pernah memakai batubara. Keadaannya sama seperti tambang tembaga di pulau itu, buruh-buruh tambang prasejarah itu juga memiliki cara dan teknik penambangan, memindahkan batubara ke tempat yang jauh. Hingga saat ini sejumlah

besar medan tambang yang masih tetap diteliti dan mendapat perhatian ahli geologi serta ahli antropologi, ditemukan di dalam sebuah lapisan batu karang di tempat penggalian batu di Perancis.

Selama kurun waktu antara 1786-1788, medan penggalian batu tambang itu telah memberikan sejumlah besar batu kapur untuk membangun kembali gedung pengadilan setempat. Antara lapisan batu di pertambangan itu disekat oleh lapisan lumpur dan pasir. Ketika para buruh tambang menggali sampai pada lapisan batu ke sebelas, muncul lagi selapis lumpur dan pasir. Ketika para buruh tambang membersihkan lumpur dan pasir, di luar dugaan mereka menemukan tonggak batu di dalamnya dan kepingan batuan yang pernah tergali. Penggalian dilanjutkan, dan yang lebih membuat mereka takjub adalah ditemukannya uang logam, dan tangkai kayu palu besi yang telah menjadi fosil serta perkakas kayu yang telah berfosil. Terakhir bahkan ditemukan sebuah papan kayu, panjang 2,5 meter, tebalnya 25 cm. Papan besar bersama dengan perkakas kayu lainnya juga telah menjadi fosil, bahkan telah merekah menjadi kepingan. Setelah kepingan disatukan, persis sebuah papan kayu yang digunakan oleh buruh tambang batu, sama persis dengan yang digunakan sekarang.

Di kedalaman 15 meter, di bawah batu kapur dan lumpur pasir yang sejarahnya telah ratusan juta tahun, mengapa bisa bersembunyi fosil peninggalan sejarah yang serupa dengan perkakas pertambangan zaman modern? Masalah tersebut lebih membuat orang sulit memahami saat ini dibanding ketika menemukannya.

Usaha pertambangan prasejarah dan wujud peninggalan sejarah lainnya yang tidak diketahui, dengan semakin banyaknya pembuktian baru secara arkeologis menunjukkan kepada semua orang, bahwa masa dimulainya sejarah peradaban harus secara luas dikembangkan ke depan. Namun, budaya seperti ini belum bisa terus berlangsung, sehingga meninggalkan kehampaan. Atau, inikah penyelidikan cermat sesungguhnya yang harus kita lakukan

Ditemukan Padi yang Paling Kuno

Arkeolog Korea Selatan menyatakan, bahwa mereka telah menemukan bibit padi setempat yang sudah diketahui paling kuno di dunia, dan sekali lagi mendorong maju ribuan tahun rekor saat ini tentang sumber makanan pokok Asia. Di kawasan tengah Korea Selatan tergali 59 biji padi cokelat yang hangus, melalui penentuan tahun dengan sinar radioaktif, menunjukkan, bahwa tahun garapan tumbuh-tumbuhan ini, sejak 14.000-15.000 tahun silam telah dimulai.

(Erabaru.or.id) - Profesor Universitas Negeri Zhong Bei, Qing Zhou, Li Yonghe mengatakan bahwa temuan ini membuat daerah sumber asal padi-padian dan pandangan evolusi yang diakui umum ini mendapat ujian.

Seperti dikutip AFP, Li Yonghe mengatakan sebelum ini pada umumnya orang menganggap, bahwa padi karbonisasi yang ditemukan di sekitar Sungai Yangzhi dan Sungai Kuning, China, merupakan padi-padian yang paling kuno di dunia, tahunnya hingga sekarang di antara 10.500-11.000 tahun silam. Dan temuan terbaru juga menunjukkan, padi mungkin juga berevolusi di daerah utara yang lebih jauh. Yang menemukan biji padi kuno tersebut di atas adalah Li Yonghe dan koleganya yaitu Yu Zhong Yong, lokasi penemuan di bekas peninggalan Sorori, Karesidenan Qing Yuan, Bei Dao, Zhong Qing, kawasan tersebut berada di lintang utara antara 36-37 derajat. Li Yonghe menyatakan, bahwa penggalian dilakukan antara tahun 1997-1998, dan pada tahun 2001 sekali lagi dilakukan penggalian. Ia mengatakan, bahwa gen-gen padi tersebut tidak sama dengan jenis padi yang sekarang, dan hal itu dapat membantu peneliti melacak proses evolusi mereka.

Teknologi Logam Manusia Prasejarah

Selain beberapa temuan yang berhubungan dengan jejak manusia, di dunia juga ada sejumlah temuan menunjukkan, bahwa pada masa yang sama bukan saja terdapat kehidupan manusia, lagi pula manusia-manusia itu sama seperti kita memiliki peradaban yang tinggi. Sebab salah satu ciri khas mereka adalah kemampuan penggunaan pada logam.

(Erabaru.or.id) - Pada edisi Juni tahun 1851, majalah Science of America mengutip sebuah artikel, dalam peledakan yang dilakukan di Dorchester, Massachusetts, AS, sebuah vas logam terbelah dua terlempar dari bebatuan. Vas bunga yang terbelah itu disatukan menjadi sebuah vas bunga berbentuk lonceng. Vas bunga itu dibuat dari paduan seng dan perak, lagi pula perak menempati komposisi sangat besar. Pada vas tersebut terpasang 6 kuntum bunga dari perak murni, ditata dengan bentuk tumpukan, di sekeliling bawah dililiti rotan dan dipasangi dengan perak murni. Pengerjaan rautan, ukiran dan pemasangan sangat sempurna, dibuat oleh tangan yang terampil.

Vas bunga kuno ini berasal dari batuan pecah pada kedalaman 15 kaki di bawah tanah, ditaksir telah berusia 100 ribu tahun lamanya. Sayangnya, vas bunga itu saling berpindah tempat di ruang museum, akhirnya hilang entah ke mana. Mungkin sekarang ia berada di bawah tanah tertutup debu.

instalasi mesin yang mirip sumbat api

Selain itu, pada tangal 13 Februari 1961, tiga pemburu batu mengumpulkan batuan kristal di sebuah gunung, kurang lebih 4.300 kaki di atas permukaan laut yang berjarak 12 mil tenggara Olancha, California. Batu kristal adalah suatu batuan yang memiliki setrip kristal udara dalam bulatan. Waktu itu, mereka mencari-cari, di suatu tempat yang hampir mencapai puncaknya menemukan sebuah batu, batu tersebut mempunyai bekas fosil kulit kerang. Mereka bertiga membelah batu itu, dan menemukan suatu benda di luar dugaan mereka. Di dalamnya adalah suatu sisa peninggalan instalasi mesin: Lapisan paling luar adalah tanah liat, benda campuran batu koral dan fosil, selanjutnya adalah benda 6 bagian yang berbentuk tubuh, hampir seperti kayu, lebih lunak daripada (batu) akik.

Ia seperti kulit melapisi sebuah tabung bundar keramik putih yang lebarnya 3/4 inci, di tengah-tengah tabung adalah sebuah sumbu logam berwarna tembaga terang yang berukuran 2 mm. Pemburu batu mendapati sumbu itu memiliki magnetisme, bahkan terbuka di luar selama bertahun-tahun tidak pernah tampak bekas oksidasi sedikit pun. Di sekeliling tabung bundar keramik dikelilingi oleh gelang tembaga, sebagian besar telah berkarat. Selain itu, dalam batu juga tersimpan dua macam barang lainnya hasil buatan manusia, tidak berada pada posisi yang sama dengan tabung bundar, tampak seperti paku dan ganjalan.

Temuan mereka dikirim ke sebuah lembaga yang khusus menyelidiki benda-benda antik. Lembaga itu telah menentukan dengan sinar-X terhadap silinder yang terkandung dalam fosil tersebut, membuktikan bahwa sisa peninggalan itu memang benar adalah sebagian instalasi mesin. Sinar-X menunjukkan bahwa satu sisi sumbu logam itu telah terkorosi, dan sisi lainnya adalah sebuah per atau spiral. Singkatnya, benda buatan itu dianggap sebagian mesin, keramik yang halus itu, sumbu logam dan komponen tembaga mengisyaratkan bahwa ia adalah sebagian instrumen elektron. Instalasi modern yang paling mirip dan dapat ditemukan para ilmuwan adalah sumbu kembang api. Tetapi, ahli geologi senior memastikan bahwa batuan tersebut sejarahnya telah ada 500 ribu tahun.

Rahasia Kebudayaan Maya

Banyak orang pernah mendengar legenda budaya bangsa Maya. Selama ini, kesan sebagian besar orang terhadap bangsa Maya tidak terlepas dari suasana hutan belantara di benua Amerika. Menyinggung tentang bangsa Maya, yang terlintas dalam benak sejumlah orang adalah sekelompok orang Indian yang sekujur tubuhnya mengenakan pakaian bulu warna cemerlang, berputar mengelilingi lingkaran di bawah sinar rembulan melaksanakan upacara misterius, di tengah-tengah berdiri dukun sakti yang berilmu tinggi.

(Erabaru.or.id) - Memang benar, bangsa Maya tinggal di Amerika Tengah yang sekarang ini, bekas peninggalan sejarah yang misterius berada di dalam hutan belantara yang terpencil dan sepi, sekalipun begitu, ada beberapa orang yang mengetahui, bahwa bangsa Maya mempunyai hubungan yang sangat erat dengan bangsa Tiongkok dan Mongol di belahan bumi lain yang jauh. Peninggalan batu raksasa dan karya seni bangsa Maya yang mahatinggi, jauh melebihi kehebatan teknologi masa kini. Marilah kita lepaskan prasangka dan persepsi yang telah telanjur tertanam, menyelami kembali bekas kehidupan dan tempat tinggal bangsa Maya, melihat-lihat bagaimana dan apakah sebenarnya bangsa dan kebudayaan Maya.

Proses PenemuanBangsa Spanyol masuk ke Amerika Selatan pada abad ke-16, dengan status agresor mereka menjajah daratan yang asli ini. Penduduk Amerika Tengah dan Selatan ketika itu hidup sebagai petani yang primitif, mereka sama sekali tidak berdaya menghadapi kapal dan meriam kuat bangsa Spanyol. Dan dengan cepat, bangsa Spanyol menyebarkan agama mereka ke tempat tersebut, dua orang misionaris yang melihat kepercayaan takhayul dan ilmu sihir penduduk setempat, segera membakar tempat tersebut, mengakibatkan buku kuno yang disembunyikan semuanya terbakar musnah.

Tidak disangka bahwa buku-buku tersebut adalah buku kuno yang mencatat pusaka pengetahuan peninggalan kebudayaan bangsa Maya yang telah lama menghilang, di dalamnya tercatat secara terperinci tingkat ilmu pengetahuan dan budaya mereka yang mahatinggi pada masa itu. Mungkin demikianlah takdirnya, kini para ilmuwan yang menyelidiki kebudayaan Maya hanya bisa menggambarkan kehebatan budaya Maya saat itu secara tambal sulam berdasarkan potongan naskah yang berhasil dikumpulkan.

Bebatuan Raksasa di HutanPiramida bangsa Maya dapat dikatakan merupakan bangunan piramida kedua yang terkenal setelah piramida di Mesir. Kedua jenis bangunan piramida ini terlihat tidak begitu sama, warna piramida Mesir adalah kuning keemasan, sebuah piramida bersudut empat yang berbentuk kerucut, agak terkikis setelah berabad-abad tertiup angin dan diterpa hujan. Piramida Maya lebih rendah sedikit, disusun dari bebatuan raksasa yang berwarna abu-abu dan putih, tidak semuanya berbentuk kerucut, di puncaknya ada sebuah balairung untuk memuja dewa. Di sekeliling piramida Maya masing-masing memiliki 4 tangga, setiap tangga memiliki 91 undakan, secara total 4 buah tangga ditambah satu undakan bagian paling atas adalah berjumlah 365 undakan (91 x 4 + 1 = 365), tepat merupakan jumlah hari dalam satu tahun.

Bangsa Maya sangat memperhatikan ilmu perbintangan, baik di dalam maupun di luar bangunan semuanya adalah angka yang berhubungan dengan hukum peredaran benda langit. Selain jumlah undakan tangga, pada 4 bagian piramida masing-masing terdapat 52 buah relief 4 sudut, menandakan satu abad bangsa Maya adalah 52 tahun.

Observatorium astronomi bangsa Maya juga memiliki bentuk bangunan yang sangat spesifik. Dilihat dari sudut pandang masa kini, secara fungsional maupun bentuk luar observatorium bangsa Maya sangat mirip dengan observatorium masa kini, sebagai contoh misalnya menara pengamat observatorium Kainuoka, di atas teras yang indah dan sangat besar pada menara tersebut, terdapat undakan kecil bertingkat-tingkat yang menuju ke teras. Ada beberapa kemiripan dengan observatorium sekarang, juga merupakan sebuah bangunan tingkat rendah yang berbentuk tabung bundar, pada bagian atas terdapat sebuah kubah yang berbentuk setengah bola, kubah ini dalam rancangan observatorium sekarang adalah tempat untuk menjulurkan teropong astronomi. Empat buah pintu di lantai yang rendah tepat mengarah pada 4 posisi. Jendela di tempat itu membentuk 6 jalur hubungan dengan serambi muka, paling sedikit tiga di antaranya berhubungan dengan astronomi. Salah satunya berhubungan dengan musim semi (musim gugur), sedangkan dua lainnya berhubungan dengan aktivitas bulan.

Menara pengamat observatorium Kainuoka ini adalah peninggalan terbesar dalam sejarah, peninggalan sejarah yang lain juga memiliki bangunan yang serupa. Semuanya dalam posisi yang saling merapat dengan matahari dan bulan. Belakangan ini arkeolog beranggapan bahwa astronom bangsa Maya pada zaman purbakala telah membangun jaringan pengamat astronomi pada setiap wilayahnya.

Dinilai pada masa kini, bangunan tersebut cukup menakjubkan. Piramida Maya misalnya, bagaimanakah caranya memotong bebatuan berukuran sangat besar, diangkut ke tempat yang jauh dalam hutan belantara, bebatuan yang beratnya puluhan ton, ditumpuk hingga mencapai tinggi 70 meter, jika tidak ditunjang dengan alat angkut dan peralatan yang memadai, adalah sangat sulit untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. Dan suku bangsa yang hidup dalam hutan belantara, mengapa harus mengerahkan upaya dan tenaga sedemikian besar, membangun sebuah jaringan pengamat observatorium? Ditilik dari sejarah, teleskop baru ditemukan pada abad ke-16 oleh Galileo, setelah itu barulah muncul observatorium ukuran besar, dan konsep jaringan pengamat observatorium baru muncul pada zaman modern. Kala itu konsep yang demikian dapatlah dikatakan sangat maju dan canggih.

Hilang Secara MisteriusLembaran budaya cemerlang yang ditulis bangsa Maya untuk sejarah manusia, telah kita ketahui tingkat keanggunannya. Arkeolog menganggap, kebudayaan bangsa Maya semestinya secara perlahan-lahan terbentuk sejak tahun 2000 SM hingga masa tahun 250 M, setelah tahun 250 M hingga masa tahun 900 M, budaya tersebut memasuki masa keemasan, dan pada abad ke-7 dan 8, memasuki masa yang sangat makmur dan sejahtera.

Tulisan paling dini bangsa Maya muncul menjelang dan sekitar Masehi, namun batu prasasti pertama yang tergali memperlihatkan catatan yang menulis tahun 292 M. Sejak itu, tulisan bangsa Maya hanya tersebar pada areal terbatas. Dan pada tarikh Masehi setelah pertengahan abad ke-5, tulisan bangsa Maya baru secara menyeluruh tersebar ke semua kawasan Maya. Misalnya batu prasasti terakhir diselesaikan pada 869 M, dan batu prasasti terakhir di seluruh kawasan Maya diselesaikan pada 909 M.

Menurut data penelitian: "Suatu hari di tahun 909 M, tanpa sebab yang jelas, 80% bangsa kuno Maya tiba-tiba saja menghilang, tidak hanya meninggalkan kuil yang belum selesai dibangun, bahkan sejumlah besar balairung dewa dan bangunan model raksasa semuanya ditinggalkan begitu saja, terbenam dalam reruntuhan tembok yang roboh. Semua pusat pemujaan juga terhenti aktivitasnya. Kemudian, sejak hari itu, kebijaksanaan leluhur lenyap dengan sangat cepat, dan bangsa Maya yang tertinggal pun mulai berubah menjadi buta pengetahuan dan merosot moralnya."Dari bukti penelitian ilmuwan ini, kita dapat memberikan penjelasan yang rasional: Setelah mengalami perkembangan budaya yang tinggi, dikarenakan perkembangan budaya materi, kehidupan bangsa Maya kuno lambat laun merosot, menuju kemerosotan moral masyarakat. Lalu sebagian yang masih disebut kebijaksanaan leluhur itu, pada

kenyataannya adalah sekelompok orang yang telah jatuh merosot moralnya, mereka mendorong perkembangan hal yang tidak baik, membuat segenap masyarakat bangsa Maya kuno mengarah menuju kepunahan!

Meskipun terdapat sejumlah dokumen yang tersisa, namun sangat sulit bagi kita untuk memastikan peristiwa mengerikan apa yang sebenarnya terjadi pada tahun 909 M itu, berbagai macam versi hipotesa tentang kepunahan bangsa Maya, misalnya banjir, gempa bumi, angin topan, bencana maupun pendapat lainnya tentang wabah, keracunan massal, penyakit menular, bahkan dikatakan populasi yang membengkak, pembakaran hutan secara berulang kali untuk bercocok tanam yang mengakibatkan tanah gersang, ataupun bencana ekonomi, bahkan dikatakan invasi musuh, perang antarkota, pemberontakan kaum petani maupun masalah sosial seperti bunuh diri massal, dan pendapat lain yang tak terhitung jumlahnya. Apa pun penyebabnya sama sekali tidaklah penting, intinya adalah sejarah sekali lagi telah mempertahankan orang yang baik dan sederhana, sedangkan sebutan "buta pengetahuan dan merosot moralnya" yang digunakan untuk melukiskan keturunan bangsa Maya, hanyalah kaidah yang dilihat oleh mata manusia masa kini, sangat lugu dan baik seperti tidak berpengetahuan, tidak tahu mengejar keuntungan mendatangkan keputusasaan. Pertanyaannya adalah mengapa sejarah manusia lagi-lagi mencatat lenyapnya umat manusia yang disebut sebagai "kebijaksanaan leluhur"?

Menengok Atap Peradaban Dunia

(Erabaru.or.id) - Pada akhir abad ke-19, seorang Inggris semasa menjalankan tugas garnisun di India, pada sebuah kesempatan yang sangat istimewa, mendapatkan buah prasasti Naccal dari seorang kepala biara kuil kuno agama Hindu. Itu adalah suatu huruf yang sangat sulit dimengerti, kolonel berusaha sekuat tenaga, akhirnya di bawah petunjuk seorang biksu luhur India, berhasil membaca sebuah sejarah zaman kemakmuran dan kemerosotan peradaban kuno yang hebat, pada tahun 1926 kolonel menerbitkan karya yang berhubungan dengan peradaban daratan besar Mu (daratan yang hilang), yaitu kisah legenda yang sekarang kita namakan "Daratan Mu".

Letak daratan besar Mu menurut yang tercatat dalam prasasti letaknya di perairan laut Samudera Pasifik, di daratan besar Mu manusia pernah mengembangkan sebuah peradaban besar yang makmur, menciptakan sastra, seni, dan teknik yang tinggi serta menciptakan budaya lainnya. Ketika itu penduduk memiliki teknik bangunan yang tinggi, mampu membuat bangunan ukuran besar, piramida, tonggak batu serta kastil, jalan raya dan sebagainya. Konon, ibukota daratan besar MU dan di setiap kota semuanya dialasi jalan raya dari hamparan batu yang terbentang rapi dan kanal, tembok dalam kota dihiasi dengan perhiasan emas yang gemerlap, semua orang hidup dalam kemewahan. Penduduk daratan besar Mu juga sangat terampil dalam teknologi pelayaran laut, jejak pelayaran laut tersebar di setiap samudera, bahkan mengembangkan kerajaan koloni yang kuat, waktu itu daratan besar Mu disebut "atap peradaban dunia".

Namun, daratan besar Mu yang makmur, dalam bencana yang tiba-tiba terjadi dalam sekejap hilang di bawah permukaan horizontal. Tragedi yang mengerikan dan menggetarkan hati pertama-tama berasal letusan gunung merapi yang dahsyat, menimbulkan gempa bumi dan gelombang laut yang dahsyat. Akhirnya semburan dahsyat lahar gunung berapi dan di bawah getaran serta guncangan gempa bumi, permukaan bumi naik turun bagaikan gelombang laut, bara api dan asap tebal menyelimuti angkasa, segala yang ada di atas daratan laksana timbunan kayu yang roboh

runtuh ke bawah, lava gunung merapi serta gelombang laut yang meliputi langit menyelimuti bumi menembus ke atasnya, lalu dalam sekejap mata, daratan besar Mu lenyap sama sekali di permukaan Samudera Pasifik.Prestasi daratan besar Mu meskipun bisa dipandang sebagai sebuah kisah legenda, namun jika dilihat dari sudut lain bisa ditemukan: Proses perkembangan peradaban manusia semuanya musnah setelah mengalami peradaban materiil yang tinggi, sebenarnya ada kesalahan yang bagaimana peradaban materiil yang tinggi itu? Peradaban materiil yang tinggi harus ditopang oleh budaya spiritual yang tinggi, perkembangan budaya spiritual, dalam sejarah jelas tidak ada preseden yang berhasil, dalam peninggalan kuno prasejarah, hampir semuanya hanya dapat mempertahankan budaya spiritual agar jangan sampai merosot terlalu cepat saja. Dilihat dari perkembangan masyarakat sekarang, kita memang merasakan tingkat kesukaran dan kerumitannya pada perkembangan budaya spiritual, tingkat kerumitannya, jauh lebih besar dari perkembangan teknologi materinya.

Tambang Reaktor Nuklir Dua Miliar Tahun Lalu

(Erabaru.or.id) - Pada tahun 1972, ada sebuah perusahaan (Perancis) yang mengimpor biji mineral uranium dari Oklo di Republik Gabon, Afrika untuk diolah. Mereka terkejut dengan penemuannya, karena biji uranium impor tersebut ternyata sudah pernah diolah dan dimanfaatkan sebelumnya serta kandungan uraniumnya dengan limbah reaktor nuklir hampir sama. Penemuan ini berhasil memikat para ilmuwan yang datang ke Oklo untuk suatu penelitian, dari hasil riset menunjukkan adanya sebuah reaktor nuklir berskala besar pada masa prasejarah, dengan kapasitas kurang lebih 500 ton biji uranium di enam wilayah, diduga dapat menghasilkan tenaga sebesar 100 ribu watt. Tambang reaktor nuklir tersebut terpelihara dengan baik, dengan lay-out yang masuk akal, dan telah beroperasi selama 500 ribu tahun lamanya.

Yang membuat orang lebih tercengang lagi ialah bahwa limbah penambangan reaktor nuklir yang dibatasi itu, tidak tersebarluas di dalam areal 40 meter di sekitar pertambangan. Kalau ditinjau dari teknik penataan reaksi nuklir yang ada, maka teknik penataan tambang reaktor itu jauh lebih hebat dari sekarang, yang sangat membuat malu ilmuwan sekarang ialah saat kita sedang pusing dalam menangani masalah limbah nuklir, manusia zaman prasejarah sudah tahu cara memanfaatkan topografi alami untuk menyimpan limbah nuklir!

Tambang uranium di Oklo itu kira-kira dibangun dua miliar tahun, setelah adanya bukti data geologi, dan tidak lama setelah menjadi pertambangan maka dibangunlah sebuah reaktor nuklir ini. Mensikapi hasil riset ini maka para ilmuwan mengakui bahwa inilah sebuah reaktor nuklir kuno, yang telah mengubah buku pelajaran selama ini, serta memberikan pelajaran kepada kita tentang cara menangani limbah nuklir. Sekaligus

membuat ilmuwan mau tak mau harus mempelajari dengan serius kemungkinan eksistensi peradaban prasejarah itu, dengan kata lain bahwa reaktor nuklir ini merupakan produk masa peradaban umat manusia.Seperti diketahui, penguasaan teknologi atom oleh umat manusia baru dilakukan dalam kurun waktu beberapa puluh tahun saja, dengan adanya penemuan ini sekaligus menerangkan bahwa pada dua miliar tahun yang lampau sudah ada sebuah teknologi yang peradabannya melebihi kita sekarang ini, serta mengerti betul akan cara penggunaannya. Hal yang patut membuat orang termenung dalam-dalam ialah bahwa mengapa manusia zaman prasejarah yang memiliki sebuah teknologi maju tidak bisa mewariskan teknologinya, malah hilang tanpa sebab, yang tersisa hanya setumpuk jejak saja. Lalu bagaimana kita menyikapi atas penemuan ini? Permulaan sebelum dua miliar tahun hingga satu juta tahun dari peradaban manusia sekarang ini terdapat peradaban manusia. Dalam masa-masa yang sangat lama ini terdapat berapa banyak peradaban yang demikian ini menuju ke binasaan?Jika kita abaikan terhadap semua peninggalan-peninggalan peradaban prasejarah ini, sudah barang tentu tidak akan mempelajarinya secara mendalam, apalagi menelusuri bahwa mengapa sampai tidak ada kesinambungannya, lebih-lebih untuk mengetahui penyebab dari musnahnya sebuah peradaban itu. Dan apakah perkembangan dari ilmu pengetahuan dan teknologi kita sekarang akan mengulang seperti peradaban beberapa kali sebelumnya? Betulkah penemuan ini, serta mengapa penemuan-penemuan peradaban prasejarah ini dengan teknologi manusia masa kini begitu mirip? Semua masalah ini patut kita renungkan dalam-dalam.(Sumber: Prehistoric Civilization Inspiration for Mankind)

Asal Peradaban Prasejarah

Penemuan reaktor nuklir di Gabon, harus diakui merupakan keunggulan peradaban prasejarah. Pertanyaannya, siapa yang membangun peraban tinggi itu? Saat ini terdapat dua penafsiran dari para ilmuwan mengenai pertanyaan ini. Pertama adalah peradaban itu merupakan peninggalan makhluk angkasa luar yang melakukan penyelidikan di bumi, dan yang kedua adalah sebelum peradaban manusia masa sekarang, pernah ada keunggulan peradaban prasejarah manusia yang bertaraf tinggi. Karena semakin banyak orang yang percaya dengan penafsiran kedua, maka ada ilmuwan yang mengusulkan diadakannya diskusi mengenai teori peradaban bumi. Arkeolog biologi berpendapat bahwa selama 4,5 miliar tahun munculnya bumi hingga hari ini, sudah mengalami 5 kali kepunahan yang dahsyat, musnah dan terbentuk kembali, berputar dan kemudian memulai lagi, hingga pada kepunahan dahsyat yang terakhir yang terjadi 65 juta tahun lalu. Ada yang menarik kesimpulan berdasarkan hal tersebut di atas, bahwa 2 miliar tahun yang lalu di bumi pernah ada peradaban tingkat tinggi. Namun malang, karena mengalami kepunahan akibat sebuah perang nuklir yang hebat atau perubahan bencana alam yang dahsyat. Perubahan dunia pada ratusan juta tahun yang lalu telah membawa serta semua peninggalan peradaban, dan hanya menyisakan segelintir peninggalan benda-benda purbakala, yang sekarang menjadi sebuah teka-teki tak terpecahkan oleh manusia.

Ada juga yang berpendapat bahwa punahnya peradaban prasejarah manusia yang bertaraf tinggi, dikarenakan perubahan berskala besar pada iklim bumi. Atau dikarenakan kehilangan kestabilan gaya tarik bumi. Di saat sistem tata surya bergerak pada posisi tertentu di ruang orbit bumi, maka secara periodik akan muncul iklim yang tidak serasi dengan kehidupan manusia di bumi. Pada 65 juta tahun yang lampau, musnahnya dinosaurus oleh karena hal tersebut di atas adalah merupakan sebuah contoh. Perubahan iklim secara berkala di bumi ini, mengatur siklus awal dan evolusi makhluk berinteligensi tinggi. Tentu saja, semua ini hanya merupakan pandangan dari sebuah versi atau beberapa penafsiran saja, sedangkan mengenai misteri peradaban prasejarah, kita perlu lebih serius lagi untuk menyelaminya.

Bangsa Sumeria dan Legenda Air Bah

(Erabaru.or.id) - Orang Sumeria adalah bangsa kuno di kawasan Timur Tengah pada 3500 tahun Masehi, dari daerah gurun pasir Irak masa kini tergali pelat lumpur sfenogram (tulisan paku) yang cukup besar, di mana tercatat legenda atau mitologi Mesopotamia. Disebutkan pada zaman dahulu kala bumi pernah mengalami sebuah banjir badang (besar) yang menggemparkan.

Di atas pelat lumpur terdapat catatan yang menakjubkan: Pada masa yang lama, 4 dewa bersama-sama menguasai bumi ini: dewa langit, dewa pelindung, dewi perang dan damai, serta dewa air. Di antaranya dewa air paling memperhatikan manusia, adalah dewa pelindung manusia. Pada masa itu, di bumi penduduknya padat, manusia terus berkembang biak, seluruh dunia dipenuhi suara keras, bagaikan benteng liar yang meraung, gaduhnya membuat dewa langit tidak bisa tidur. Dewa pelindung mendengar suara ribut manusia, lalu berkata pada semua dewa: "Hiruk-pikuk manusia benar-benar memekakkan telinga, gaduhnya membuat kita tidak bisa tenang." Lalu, semua dewa memutuskan memusnahkan manusia.Dewa air merasa kasihan pada manusia. Dia ke istana raja, berdiri di luar tembok berkata pada raja di istana, di dunia manusia akan segera terjadi sebuah bencana besar, harus segera membuat kapal, untuk melindungi jiwa keluarga. "Bongkar rumah Anda, buat sebuah kapal, buang semua harta kekayaan, segeralah menyelamatkan diri! Jangan merasa berat meninggalkan semua harta benda, menyelamatkan roh lebih penting dengarkan baik-baik, segeralah bongkar rumahmu, menurut ukuran yang ditentukan untuk membuat kapal dengan ukuran panjang dan lebar seimbang. Simpan semua bibit makhluk hidup di dunia ke dalam kapal." Raja tidak berani menentang, segera mulai membuat kapal. Dan memindahkan semua harta ke dalam kapal, serta menyimpan semua bibit makhluk hidup ke dalam kabin. Setelah sekeluarga masuk kapal, baru memasukkan sapi, kuda dan binatang lainnya serta tukang dari berbagai macam keahlian ke dalam kapal. Hari itu bencana akhirnya tiba. Begitu fajar menyingsing, muncul segumpalan awan hitam di langit, dewa topan mencambuk dan menderapkan kuda, mengeluarkan ledakan halilintar, siang hari berubah menjadi malam. Itu berlangsung selama 6 hari 6 malam, badai dan banjir bergemuruh dahsyat bersamaan, banjir menenggelamkan segenap dunia. Hari ke-7 dini hari, badai reda, permukaan laut berangsur-angsur tenang kembali, banjir mulai surut. Rakyat di atas bumi semuanya terkubur di air yang tampak di sekeliling adalah air yang sangat luas kira-kira lebih dari 40 li, di dalam air berdiri tegak sebuah gunung. Kapal hanyut ke sana, dan kandas di gunung. Raja menambatkan kapalnya erat-erat di atas gunung Nixiel pada hari ke-7 subuh, raja membuka sangkar burung dan melepaskan seekor merpati, ia berputaran sejenak di atas permukaan air, tidak menemukan dahan kayu yang bisa digunakan untuk bertengger, dan terbang kembali ke atas kapal. Raja lalu mengeluarkan seekor walet, ia juga tidak menemukan tempat untuk berpijak, mau tidak mau kembali lagi. Raja mengeluarkan lagi seekor gagak, melihat banjir sudah surut, ia merasa gembira hingga mengaok terbang ke 4 penjuru, mencari makanan, dan dalam sekejap mata hilang tak membekas.

Tahun 1992, arkeolog Inggris Sir Rondenna Woolly, mulai mengadakan penggalian terhadap kawasan gurun pasir Mesopotamia antara Boswan dan Irak, dan hasilnya menemukan bekas peninggalan kota negeri kuno Sumeria menemukan makam keturunan

raja kota tersebut. Di bawah lubang lurus kuburan itu, Woolly dan para asistennya menemukan lapisan onggokan tanah liat bersih yang tebalnya 2 meter lebih. Dari manakah lapisan tanah liat bersih yang tebalnya mencapai 2 meter itu? Setelah melalui penelitian dan analisa terhadap tanah liat menunjukkan, bahwa lapisan tanah liat yang bersih itu termasuk lumpur setelah endapan banjir. Dari situ dapat ditarik kesimpulan: Sebelum manusia menggunakan pelat lumpur mencatat sejarah, kawasan tersebut pernah terjadi banjir yang maha dahsyat, yang cukup menghancurkan peradaban Sumeria, bahkan segenap peradaban manusia. Yang membuat orang merasa tergoncang adalah catatan-catatan itu bukan hanya terdapat catatan kuno Sumeria, dalam pelat lumpur lainnya yang tergali di Irak, juga terdapat kisah yang serupa, bahkan di antaranya ada sejumlah pelat lumpur yang masa sejarahnya hampir 5.000 tahun.Bencana di Negeri LainDalam legenda India, bencana air bah juga pernah terjadi. Diceritakan seorang biksu pertapa bernama Mo Nu saat sedang mandi di sungai Gangga, tanpa sengaja telah menyelamatkan seekor ikan. Sang ikan memberitahu kepadanya, dalam musim panas tahun ini, air bah akan menggenangi, dan akan memusnahkan segala makhluk hidup, ia mengingatkan supaya sang pertapa bersiap diri. Ketika air bah meluap, sang ikan menarik kapal pertapa itu ke tempat yang aman. Setelah itu, anak cucu sang pertapa bertambah banyak dan menjadi nenek moyang orang India, dan kitab hukum Mo Nu juga telah diwariskan olehnya.Legenda suku bangsa Babilonia juga menceritakan: Dewa sangat murka pada manusia, lalu memutuskan mengirim air bah memusnahkan manusia. Sebelumnya dewa pernah berpesan pada seorang kakek di muara sungai untuk memilih sebuah kapal, mempersiapkan segala sesuatunya, kemudian turunlah hujan lebat selama 7 hari, hanya gunung memperlihatkan permukaan airnya. Di antara lebih dari 130 suku Indian benua Amerika hampir tidak ada satu suku yang tidak menjadikan air bah sebagai tema legenda. Dalam dokumen kuno Meksiko digambarkan: "Langit mendekati bumi, dalam satu hari, semua manusia musnah, gunung juga tenggelam di tengah-tengah banjir." Catatan dalam kitab suci bangsa Maya juga menyebutkan: "Ini adalah bencana dahsyat yang memusnahkan makhluk hidup, sebuah bencana banjir, orang-orang mati tenggelam di tengah hujan lebat yang turun dari langit".Begitu juga dalam budaya penduduk asli di kepulauan Polinesia Oseania, juga terdapat legenda tentang air bah. Bahkan berbagai macam ingatan, di mana air mendadak naik dari samudera.Ahli etnologi Inggris pernah menunjukkan bahwa di antara 130 lebih suku Indian di Amerika Utara, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan, pasti terdapat legenda tentang banjir besar sebagai tema. Melalui catatan bersama seluruh dunia, kita dapat memastikan bahwa manusia pada zaman dulu pernah mengalami sebuah bencana banjir yang mematikan. Bangsa yang bermukim berpencaran di setiap negeri, meskipun telah mengalami waktu yang sangat lama, tetap menyimpan ingatan sama, dan hal ini tidak mungkin merupakan legenda yang dibuat sekehendak hati, maka kami menganggap bahwa semua legenda banjir itu sebenarnya sedang menyampaikan kebenaran sejarah yang sama. Dalam kitab suci beberapa agama seperti Injil dan Al-Quran bahkan disinggung cerita tentang air bah pada masa Nabi Nuh.Lalu, selain banjir dahsyat tersebut, kenyataan apa saja yang masih tersimpan pada legenda itu? Petama-tama secara logika, coba renungkan: Jika memang setiap bangsa pada saat bersamaan mengalami bencana itu, namun, sebelum bencana, apakah setiap bangsa telah mengembangkan peradaban yang sangat tinggi. Ketika bencana yang mematikan itu berlalu, sejumlah kecil orang mulai membangun peradaban lagi, karena tidak ada sarana pencatat, antara kisah yang diceritakan secara lisan timbul perbedaan, maka telah menjadi perbedaan kisah legenda saat ini. Namun, mengapa legenda itu secara umum tidak menyinggung tentang peradaban masa lalu, malah sebaliknya meninggalkan, seperti: kemerosotan manusia, tuhan atau dewa menghukum manusia, ini kan, jenis legenda yang kita anggap sekarang?Coba pikirkan, sejumlah kecil nenek moyang manusia yang tersisa setelah bencana waktu itu, dengan mata kepala sendiri melihat keadaan manusia yang dimusnahkan, akan terukir dalam lubuk hati suasana waktu itu, yang paling mereka harapkan adalah agar anak cucu generasi berikutnya menjadikannya sebagai pelajaran. Tersebar dengan catatan bahasa tulisan yang resmi, semua ini pasti merupakan ingatan dan pelajaran yang pahit!

Karenanya legenda itu sendiri adalah pelajaran yang paling penting! Apakah yang akan diberitahukan kepada kita legenda-legenda yang telah ditinggalkan oleh leluhur kita? Tahun dan waktu samar-samar dapat mengurangi ingatan manusia, tulisanlah yang paling dini digunakan untuk mencatat segala peristiwa, karenanya Tiongkok sejak dini mempunyai catatan, mencatat peristiwa terutama perihal yang penting, yang tidak boleh dilupakan, pelajaran yang pahit. Dilihat dari pandangan ini, asal mula semua suku bangsa, perkembangannya akan sama.Secara umum lihatlah gambaran setiap suku bangsa di dunia, kita temukan sebab utama banjir dahsyat adalah, manusia telah merosot akhlaknya, telah hilang sifat baiknya, maka tuhan menurunkan banjir dahsyat untuk melenyapkan manusia, hanya sejumlah kecil manusia baik yang dapat meneruskan hidupnya. Kenyataan ini, bagi anak cucu generasi sekarang, biar bagaimanapun juga leluhur kita menguraikannya, pasti akan dianggap sekadar legenda. Begitu banyak temuan arkeologi peradaban prasejarah yang tidak dapat dijelaskan dan wujud legenda manusia yang demikian sama, memberitahu pada kita bahwa legenda adalah sejarah yang sebenarnya.(Sumber: buku Himpunan Peradaban Prasejarah)

Kaca Lensa Optik Berusia 2000 Tahun

(Erabaru.or.id) - Setelah ditemukan batu baterai kuno berusia sekitar 250-224 SM di Kota Porsan sekitar pinggir Kota Bagdad, Timur Tengah, kini ada sebuah penemuan yang lebih mengejutkan lagi. Berlokasi di tempat galian peninggalan sejarah yang sama, ditemukan sebuah kaca lensa optik.

Lensa tersebut besarnya kira-kira dua jempol serta tingkat keterangannya tinggi, setelah dites terbukti bahwa lensa itu pernah dipoles, akan tetapi karena usianya sudah lama sekali maka bagian lain yang mengaitkan dengan lensa tersebut sudah hilang, hanya tersisa bagian kaca yang agak retak. Lensa tertua yang diketahui oleh umat manusia itu saat ini disimpan di museum Inggris.Seperti diketahui bahwa teknik pemolesan optik kaca yang paling awal berasal dari Eropa pada abad 16 M. Itu berarti baru berjalan sekitar 400 tahun yang lalu. Tapi justru kali ini ditemukan kaca lensa optik yang sudah dipoles pada peninggalan sejarah berusia 2.200 tahun lamanya.Orang Bagdad kuno sang pembuat lensa ini, menunjukkan bahwa mereka sudah memiliki pengetahuan tentang pemolesan dan pengacuan yang setara dengan ilmu dan teknologi modern sekarang ini. Bisa menggunakan larutan campuran bahan kaca yang dibutuhkan dan bentuk dari hasil olahannya serta dipoles supaya mencapai transparansi yang luar biasa. Kalau tidak memiliki teknik pemolesan serta pengacuan itu, bagaimana mereka bisa membuat lensa ini? Erich Von Daniken, sang pemberi data foto tersebut mengatakan, "Saya rasa terdapat sebuah peradaban kuno tinggi yang belum dapat diketahui oleh manusia!"

Kemiripan Manusia Purba dengan Manusia Modern

(Erabaru.or.id) - Belum lama ini, sebuah tim arkeolog internasional menemukan fosil tengkorak manusia berusia sekitar 160 ribu tahun lalu di Ethiopia, Afrika. Penemuan ini telah menghebohkan kalangan arkeolog dunia. Sebab menurut laporan majalah Natural edisi bulan Juni tahun 2003 disebutkan bahwa fosil yang baru ditemukan itu mirip sekali dengan manusia zaman modern, baik cara berjalan bahkan ada beberapa tingkah laku pun mirip dengan manusia.

Sebuah kelompok arkeolog di bawah pimpinan Team White dari Universitas California Amerika menemukan fosil tengkorak itu di Ethiopia tengah, yang terdiri atas dua orang dewasa dan seorang bocah berusia 6-7 tahun. Kemiripan tengkorak tersebut dengan manusia modern bisa dilihat pada spesifikasi daripada bagian mukanya itu hampir sama dengan manusia sekarang, terutama tengkorak anak-anak hampir tak ada bedanya dengan manusia sekarang ini. Setelah melalui pengetesan, ditemukan bahwa fosil itu berusia sekitar 159 ribu hingga 160 ribu tahun.Fosil tersebut secara kebetulan ditemukan pada tahun 1997. Saat itu karena perubahan cuaca di Atlantik yang membawa pengaruh sangat besar bagi Ethiopia, tidak saja menghanyutkan segala sesuatu yang berada di sekitar pantai laut itu, juga menghanyutkan fosil dari tanah kuno itu. Ketika White dan anggota peneliti lewat ke desa tersebut, menemukan sebuah fosil kuda nil. Setelah diteliti dengan seksama maka mendapatkan fosil itu dibelah dengan peralatan batu, ini jelas menyatakan bahwa pernah ada manusia yang menghuni di sana. Setelah 11 hari sekembalinya mereka, dalam beberapa menit saja mereka telah menemukan dua buah tengkorak orang dewasa, selanjutnya ditemukan lagi sekitar 200 keping tulang tengkorak anak-anak. Setelah beberapa tahun pencucian, direkonstruksi ulang dan diteliti, akhirnya diumumkan di hadapan publik bahwa: penemuan fosil ini berumur lebih awal 1.000 tahun daripada penemuan terdahulu! Penemuan itu menunjukkan bahwa manusia sudah berada di bumi sejak dahulu kala, jauh melebihi apa yang dibayangkan manusia.

Melacak Peradaban Atlantis : Daratan yang Hilang Ditelan Masa

(Erabaru.or.id) - Legenda yang berkisah tentang "Atlantis", pertama kali ditemui dalam karangan filsafat Yunani kuno: Dua buah catatan dialog Plato (427-347 SM) yakni: buku Critias dan Timaeus.

Pada buku Timaeus, Plato berkisah: Di hadapan "Selat Mainstay Haigelisi, ada sebuah pulau yang sangat besar, dari sana kalian dapat pergi ke pulau lainnya, di depan pulau-pulau itu adalah seluruhnya daratan yang dikelilingi laut samudera, itu adalah kerajaan Atlantis. Ketika itu Atlantis baru akan melancarkan perang besar dengan Athena, namun

di luar dugaan Atlantis tiba-tiba mengalami gempa bumi dan banjir, tidak sampai sehari semalam, tenggelam sama sekali di dasar laut, negara besar yang melampaui peradaban tinggi, lenyap dalam semalam.

Dalam legenda, yang mendirikan kerajaan Atlantis adalah dewa laut Poseidon. Di atas sebuah pulau, ada seorang gadis muda yang kedua orang tuanya meninggal, Poseidon memperistri gadis muda itu dan melahirkan lima anak kembar, kemudian Poseidon membagi keseluruhan pulau menjadi 10 wilayah, masing-masing diserahkan pada 10 anak untuk menguasai, dan anak sulung ditunjuk sebagai penguasa tertinggi. Karena anak sulung lelaki ini bernama Atlan, oleh karenanya menyebut nama negeri tersebut sebagai kerajaan "Atlantis".Satu bagian dalam dialog buku Critias, tercatat kisah Atlantis yang dikisahkan oleh adik sepupu Critias. Critias adalah murid dari ahli filsafat Socrates, tiga kali ia menekankan keberadaan Atlantis dalam dialog. Kisahnya berasal dari cerita lisan Joepe yaitu moyang lelaki Critias, sedangkan Joepe juga mendengarnya dari seorang penyair Yunani bernama Solon ( 639-559 SM). Solon adalah yang paling bijaksana di antara 7 mahabijak Yunani kuno, suatu kali ketika Solon berkeliling Mesir, dari tempat pemujaan makam leluhur mengetahui legenda Atlantis. Catatan dalam dialog, secara garis besar seperti berikut ini: "Ada sebuah daratan raksasa di atas Samudera Atlantik arah barat Laut Tengah yang sangat jauh, yang bangga dengan peradabannya yang menakjubkan. Ia menghasilkan emas dan perak yang tak terhitung banyaknya: istana dikelilingi oleh tembok emas dan dipagari oleh dinding perak. Dinding tembok dalam istana bertakhtakan emas, cemerlang dan megah. Di sana, tingkat perkembangan peradabannya memukau orang. Memiliki pelabuhan dan kapal dengan perlengkapan yang sempurna, juga ada benda yang bisa membawa orang terbang. Kekuasaannya tidak hanya terbatas di Eropa, bahkan jauh sampai daratan Afrika. Setelah dilanda gempa dahsyat, tenggelamlah ia ke dasar laut beserta peradabannya, juga hilang dalam ingatan orang-orang."Penyelidikan ArkeologMenurut perhitungan versi Plato waktu tenggelamnya kerajaan Atlantis, kurang lebih 11.150 tahun yang silam. Plato pernah beberapa kali mengatakan, keadaan kerajaan Atlantis diceritakan turun-temurun. Sama sekali bukan rekaannya sendiri. Plato bahkan pergi ke Mesir minta petunjuk biksu dan rahib terkenal setempat waktu itu. Guru Plato yaitu Socrates ketika membicarakan tentang kerajaan Atlantis juga menekankan, karena hal itu adalah nyata, nilainya jauh lebih kuat dibanding kisah yang direkayasa. Jika semua yang diutarakan Plato memang benar-benar nyata, maka sejak 12.000 tahun silam, manusia sudah menciptakan peradaban. Namun di manakah kerajaan Atlantis itu? Sejak ribuan tahun silam orang-orang menaruh minat yang sangat besar terhadap hal ini. Hingga abad ke-20 sejak tahun 1960-an, laut Bermuda yang terletak di bagian barat Samudera Atlantik, di kepulauan Bahama, dan laut di sekitar kepulauan Florida pernah berturut-turut diketemukan keajaiban yang menggemparkan dunia. Suatu hari di tahun 1968, kepulauan Bimini di sekitar Samudera Atlantik di gugusan Pulau Bahama, laut tenang dan bening bagaikan kaca yang terang, tembus pandang hingga ke dasar laut. Beberapa penyelam dalam perjalanan kembali ke kepulauan Bimini, tiba-tiba ada yang menjerit kaget. Di dasar laut ada sebuah jalan besar! Beberapa penyelam secara bersamaan terjun ke bawah, ternyata memang ada sebuah jalan besar membentang tersusun dari batu raksasa. Itu adalah sebuah jalan besar yang dibangun dengan menggunakan batu persegi panjang dan poligon, besar kecilnya batu dan ketebalan tidak sama, namun penyusunannya sangat rapi, konturnya cemerlang. Apakah ini merupakan jalan posnya kerajaan Atlantis? Awal tahun '70-an, sekelompok peneliti telah tiba di sekitar kepulauan Yasuel, Samudera Atlantik. Mereka telah mengambil inti karang dengan mengebor pada kedalaman 800 meter di dasar laut, atas ungkapan ilmiah, tempat itu memang benar-benar sebuah daratan pada 12.000 tahun silam. Kesimpulan yang ditarik atas dasar teknologi ilmu pengetahuan, begitu mirip seperti yang dilukiskan Plato! Namun, apakah di sini tempat tenggelamnya kerajaan Atlantis? Tahun 1974, sebuah kapal peninjau laut Uni Soviet telah membuat 8 lembar foto yang jika disarikan membentuk sebuah bangunan kuno mahakarya manusia! Apakah ini dibangun oleh orang Atlantis?Tahun 1979, ilmuwan Amerika dan Perancis dengan peranti instrumen yang sangat canggih menemukan piramida di dasar laut "segitiga maut" laut Bermuda. Panjang piramida kurang lebih 300 meter, tinggi kurang lebih 200 meter, puncak piramida dengan permukaan samudera hanya berjarak 100 meter, lebih besar dibanding piramida Mesir.

Bagian bawah piramida terdapat dua lubang raksasa, air laut dengan kecepatan yang menakjubkan mengalir di dasar lubang.Piramida besar ini, apakah dibangun oleh orang-orang Atlantis? Pasukan kerajaan Atlan pernah menaklukkan Mesir, apakah orang Atlantis membawa peradaban piramida ke Mesir? Benua Amerika juga terdapat piramida, apakah berasal dari Mesir atau berasal dari kerajaan Atlantis?

Tahun 1985, dua kelasi Norwegia menemukan sebuah kota kuno di bawah areal laut "segitiga maut". Pada foto yang dibuat oleh mereka berdua, ada dataran, jalan besar vertikal dan horizontal serta lorong, rumah beratap kubah, gelanggang aduan (binatang), kuil, bantaran sungai dll. Mereka berdua mengatakan: "Mutlak percaya, yang kami temukan adalah Benua Atlantik! Sama persis seperti yang dilukiskan Plato!" Benarkah itu? Yang disayangkan, piramida dasar laut segitiga Bermuda, berhasil diselidiki dari atas permukaan laut dengan menggunakan instrumen canggih, hingga kini belum ada seorang pun ilmuwan dapat memastikan apakah sebuah bangunan yang benar-benar dibangun oleh tenaga manusia, sebab mungkin saja sebuah puncak gunung bawah air yang berbentuk limas.Foto peninggalan bangunan kuno di dasar laut yang diambil tim ekspedisi Rusia, juga tidak dapat membuktikan di sana adalah bekas tempat kerajaan Atlantis. Setelah itu ada tim ekspedisi menyelam ke dasar samudera jalan batu di dasar lautan Atlantik Pulau Bimini, mengambil sampel "jalan batu" dan dilakukan penelitian laboratorium serta dianalisa. Hasilnya menunjukkan, bahwa jalan batu ini umurnya belum mencapai 10.000 tahun. Jika jalan ini dibuat oleh bangsa kerajaan Atlantis, setidak-tidaknya tidak kurang dari 10.000 tahun. Mengenai foto yang ditunjukkan kedua kelasi Norwegia itu, hingga kini pun tidak dapat membuktikan apa-apa.Satu-satunya kesimpulan tepat yang dapat diperoleh adalah benar ada sebuah daratan yang karam di dasar laut Atlantik. Jika memang benar di atas laut Atlantik pernah ada kerajaan Atlantis, dan kerajaan Atlantis memang benar tenggelam di dasar laut Atlantik, maka di dasar laut Atlantik pasti dapat ditemukan bekas-bekasnya. Hingga hari ini, kerajaan Atlantis tetap merupakan sebuah misteri sepanjang masa.

(Sumber: Buku Himpunan Inspirasi Peradaban Prasejarah)

Peradaban India Kuno yang Musnah

Perang Mahabharata pada masa India kuno kemungkinan besar merupakan sebuah perang berteknologi tinggi semacam perang nuklir. Bukti-bukti kerusakan akibat perang itu menunjukkan hal itu.

(Erabaru.or.id) - Mahabharata, adalah sebuah wiracarita India kuno yang terkenal, berbahasa Sansekerta, yang melukiskan tentang konflik keturunan Pandu dan Dritarastra dalam memperebutkan takhta kerajaan. Bersama dengan Ramayana disebut sebagai 2 besar wiracarita India, yang ditulis pada tahun 1500 SM, dan hingga kini sudah sampai sekitar lebih dari 3.500 tahun. Fakta sejarah yang dicatat dalam buku tersebut, masanya juga lebih awal 2.000 tahun dibanding penyelesaian bukunya, artinya peristiwa yang dicatat dalam buku, kejadiannya hingga kini kira-kira telah lebih dari 5.000 tahun yang silam.

Buku ini telah mencatat kehidupan dua saudara sepupu yakni Kurawa dan Pandawa yang hidup di tepian sungai Gangga, serta dua kali perang hebat antara kerajaan Alengka dan

Astina. Namun yang membuat orang tidak habis pikir, kenapa perang pada masa itu begitu dahsyat? Dengan menggunakan teknologi perang tradisional, tidak mungkin bisa memiliki kekuatan yang begitu besar. Spekulasi baru dengan berani menyebutkan perang yang dilukiskan tersebut, kemungkinan adalah semacam perang nuklir!Perang pertama kali dalam buku catatan dilukiskan seperti berikut ini: bahwa Arjuna yang gagah berani, duduk dalam Weimana (sarana terbang yang mirip pesawat terbang) dan mendarat di tengah air, lalu meluncurkan Gendewa, semacam senjata yang mirip rudal, roket yang dapat menimbulkan sekaligus melepaskan nyala api yang gencar di atas wilayah musuh, seperti hujan lebat yang kencang, mengepungi musuh, kekuatannya sangat dahsyat. Dalam sekejap, sebuah bayangan yang tebal dengan cepat terbentuk di atas wilayah Pandawa, angkasa menjadi gelap gulita, semua kompas yang ada dalam kegelapan menjadi tidak berfungsi, kemudian badai angin yang dahsyat mulai bertiup, wuuus.... wuuus...., disertai dengan debu pasir, burung-burung bercicit panik... seolah-olah langit runtuh, bumi merekah. Matahari seolah-olah bergoyang di angkasa, panas membara yang mengerikan yang dilepaskan senjata ini, membuat bumi bergoncang, gunung bergoyang, di kawasan darat yang luas, binatang-binatang mati terbakar dan berubah bentuk, air sungai kering kerontang, ikan udang dan lainnya semuanya mati. Saat roket meledak, suaranya bagaikan halilintar, membuat prajurit musuh terbakar bagaikan batang pohon yang terbakar hangus.Jika akibat yang ditimbulkan oleh senjata Arjuna bagaikan sebuah badai api, maka akibat serangan yang diciptakan oleh bangsa Alengka juga merupakan sebuah ledakan nuklir dan racun debu radioaktif.Gambaran yang dilukiskan pada perang dunia ke-2 lebih membuat orang berdiri bulu romanya dan merasa ngeri: pasukan Alengka menumpangi kendaraan yang cepat, meluncurkan sebuah rudal yang ditujukan ke-3 kota pihak musuh. Rudal ini seperti mempunyai segenap kekuatan alam semesta, terangnya seperti terang puluhan matahari, kembang api bertebaran naik ke angkasa, sangat indah. Mayat yang terbakar, sehingga tidak bisa dibedakan, bulu rambut dan kuku rontok terkelupas, barang-barang porselen retak, burung yang terbang terbakar gosong oleh suhu tinggi. Demi untuk menghindari kematian, para prajurit terjun ke sungai membersihkan diri dan senjatanya.Spekulasi perang Mahabharata sebagai perang nuklir diperkuat dengan adanya penemuan arkeologis. Para arkeolog menemukan banyak puing-puing yang telah menjadi batu hangus di atas hulu sungai Gangga yang terjadi pada perang seperti yang dilukiskan di atas. Batu yang besar-besar pada reruntuhan ini dilekatkan jadi satu, permukaannya menonjol dan cekung tidak merata. Jika ingin melebur bebatuan tersebut, dibutuhkan suhu paling rendah 1.800 C. Bara api yang biasa tidak mampu mencapai suhu seperti ini, hanya pada ledakan nuklir baru bisa mencapai suhu yang demikian.Di dalam hutan primitif di pedalaman India, orang-orang juga menemukan lebih banyak reruntuhan batu hangus. Tembok kota yang runtuh dikristalisasi, licin seperti kaca, lapisan luar perabot rumah tangga yang terbuat dari batuan di dalam bangunan juga telah dikacalisasi. Selain di India, Babilon kuno, gurun sahara, dan guru Gobi di Mongolia juga telah ditemukan reruntuhan perang nuklir prasejarah. Batu kaca pada reruntuhan semuanya sama persis dengan batu kaca pada kawasan percobaan nuklir saat ini.Semua temuan arkeologis ini sesuai dengan catatan sejarah yang turun-temurun, kita bisa mengetahui bahwa manusia juga pernah mengembangkan peradaban tinggi di India pada 5.000 tahun silam, bahkan mengetahui cara menggunakan reaktor nuklir, namun oleh karena memperebutkan kekuasaan dan kekayaan serta menggunakan dengan sewenang-wenang, sehingga mereka mengalami kehancuran. Sebagai perbandingan, reaktor nuklir pada 2 miliar tahun silam pernah dimanfaatkan di Oklo, Afrika Selatan. Manusia dapat memanfaatkan nuklir untuk tujuan damai, sekaligus memanfaatkan topografi alam menimbun limbah nuklir, peradaban materiil taraf tinggi ini jelas dikembangkan melalui peradaban jiwa yang relatif tinggi, beroperasi selama 500 ribu tahun, mewakili perdamaian dan kemakmuran 500 ribu tahun. Kalau tidak, penggunaan senjata nuklir yang saling menyerang seperti wiracarita yang dilukiskan dalam peradaban India kuno, mungkin jika tidak hancur dalam 50 tahun, akan mengalami penghancuran dengan sendirinya!Teknologi reaktor nuklir pada manusia modern baru beberapa dasawarsa saja ditemukan, hanya demi masalah limbah nuklir saja telah berdebat tiada henti, apalagi memperdebatkan yang lainnya, kita benar-benar harus merasa malu dengan manusia zaman prasejarah untuk hal seperti ini.(Sumber: Dajiyuan)

Piramida Kuno di Dasar Laut Jepang

Sejumlah piramida dan bangunan batu raksasa ditemukan di dasar laut lepas pantai Jepang. Peradaban maju itu tidak ada hubungannya dengan peradaban Jepang sekarang ini.

(Erabaru.or.id) - Selama ini, orang menganggap piramida hanya terdapat di Mesir. Padahal di berbagai wilayah lainnya di dunia juga secara berturut-turut telah ditemukan piramida zaman prasejarah. Seperti misalnya peradaban bangsa Maya di Amerika Selatan, peradaban bangsa Yunani di Eropa, wilayah Asia dan lain-lain, telah ditemukan piramida yang bentuk dan besar kecilnya tidak sama. Artikel ini memperkenalkan sebagian piramida yang ditemukan di Jepang, piramida-piramida ini sepertinya tidak ada hubungan apa pun dengan bangsa Jepang modern, mungkin dibuat oleh manusia prasejarah yang jauh sebelum adanya sejarah.

Sejak tahun 1950-an, di berbagai wilayah Jepang secara berturut-turut telah ditemukan peninggalan piramida dalam jumlah besar dan bangunan batu raksasa, dari masa sejarah yang sangat lama, di antaranya beberapa piramida karena permukaannya tertutup oleh debu dan tanah, serta dipenuhi dengan berbagai macam tumbuh-tumbuhan, bagian luar tampak seperti sebuah gunung yang tinggi. Orang Jepang Jiujing Shengjun bahkan menemukan adanya hubungan tertentu antara bangsa Jepang dengan bangsa Yahudi pada zaman dahulu.Tidak hanya demikian, pada tahun-tahun terakhir ini di dasar laut lepas pantai Jepang telah ditemukan banyak sekali peninggalan peradaban zaman purbakala. Sejak Maret 1995, penyelam menemukan 8 tempat peninggalan yang tersebar di sekitar Hiroshima hingga lautan Pulau Yonaguni. Tempat peninggalan pertama adalah sebuah konstruksi persegi empat yang sangat menarik, namun tidak begitu jelas dan ditutupi oleh karang sehingga bagian buatan manusianya tidak bisa dipastikan. Setelah itu, seorang atlet penyelam di musim panas tahun 1996 di luar dugaan menemukan sebuah teras beruncing raksasa di kedalaman 40 kaki di bawah permukaan laut Oklahoma Selatan, dipastikan merupakan hasil buatan manusia. Dan melalui pencarian lebih lanjut, tim penyelam lainnya menemukan lagi sebuah monumen lain dan lebih banyak lagi bangunan buatan manusia. Mereka mendapati jalan yang panjang dan luas, tangga dan pintu lengkung yang tinggi dan megah, serta batu raksasa yang dipotong dengan sempurna. Semua ini dipersatukan selaras dengan gaya bangunan berbentuk garis lurus yang belum pernah ditemukan sebelumnya. Dalam beberapa bulan selanjutnya, kalangan arkeologi Jepang ikut serta dalam penggalian yang membangkitkan semangat ini. Tidak lama kemudian, mereka menemukan lagi sebuah konstruksi yang berbentuk piramida yang sangat besar di kedalaman 100 kaki di bawah permukaan laut tidak jauh dari pegunungan Sinaguni yang berjarak 300 mil dari Hiroshima. Benda raksasa ini terletak di sebuah kawasan luas yang kelihatannya digunakan untuk penyelenggaraan upacara, pada kedua sisinya terdapat pintu menara raksasa, bangunan ini panjang 240 kaki, lebar 600 kaki, dan tinggi 90 kaki, dan sejarahnya dapat dilacak kembali minimal 8.000 tahun SM.Oleh karena visibilitas normal adalah 100 kaki di bawah permukaan laut, maka tingkat kejernihan pandang peninggalan ini cukup untuk pengambilan foto dan rekaman video. Gambar-gambar tersebut muncul dalam berita utama di koran-koran Jepang melebihi satu

tahun lamanya, arkeolog berpendapat, bahwa ini mungkin adalah sebuah bukti awal adanya peradaban zaman batu yang masih belum diketahui orang.Ahli geologi, Profesor Masaki Kimura dari Universitas Hiroshima, yang pertama-tama mengadakan penelitian ini dan mengambil kesimpulan bahwa bangunan yang mempunyai lima tingkat konstruksi ini adalah buatan manusia. Dia mengatakan: “Bahwa bangunan ini bukan benda hasil alamiah. Jika hasil alamiah, seharusnya pecahan yang terbentuk melalui korosi bertumpuk di atasnya, namun tidak ditemukan pecahan batu seperti ini.” Dia menambahkan, “bahwa sekeliling bangunan terdapat suatu yang mirip jalanan, dan ini semakin membuktikan bahwa ia adalah buatan manusia.Profesor ilmu geologi Universitas Boston Robert Sketche menyelam dan memeriksa bangunan tersebut. Dia mengatakan, “Jika diamati, bangunan itu seperti serentetan tangga raksasa, setiap tangga tingginya kurang lebih 1 meter. Esensial penampang bangunannya mirip dengan piramida model tangga. Ini merupakan sebuah struktur yang sangat menarik. Pengikisan air yang alami ditambah lagi dengan proses perpecahan batu berkemungkinan menghasilkan struktur seperti ini, namun kami masih belum menemukan proses yang bagaimana dapat menghasilkan penampang tangga yang begitu tajam.”Bukti selanjutnya yang dapat membuktikan bahwa bangunan tersebut adalah buatan manusia adalah beberapa tumpukan kecil dari batu yang ditemukan di sekitarnya. Mirip dengan bangunan utama, piramida-piramida mini ini dibentuk dari batu hampar berbentuk tangga yang disatukan, lebarnya 10 meter dan tinggi 2 meter.Profesor Kimura berpendapat, bahwa masih terlalu pagi jika ingin mengetahui siapa yang telah membuat monumen tersebut atau apa tujuannya. Dia mengatakan, “Bangunan ini mungkin adalah sebuah istana dewa dari agama zaman dahulu, digunakan untuk memuja-muji dewa tertentu, sama seperti penduduk Hiroshima yang percaya pada dewa Nirai-Kanai yang dapat mendatangkan kesejahteraan dari laut kepada mereka. Oleh karena berdasarkan catatan, 10 ribu tahun lampau tidak ada manusia yang mampu membuat monumen seperti ini, maka ini mungkin adalah sebuah bukti peradaban manusia yang tidak diketahui orang.”“Hanya manusia yang memiliki teknologi tingkat tinggi baru mampu menyelesaikan proyek seperti ini, dan sangat mungkin berasal dari daratan Asia yang mengandung peradaban manusia paling kuno. Bangunan yang demikian raksasa harus menggunakan mesin tertentu baru dapat menyelesaikannya,” lanjut Profesor Kimura.Masa peradaban Jepang sekarang ini berawal dari zaman batu baru sekitar tahun 9000 SM. Penghidupan orang-orang pada zaman itu adalah berburu dan mengumpulkan makanan. Tidak mungkin ada teknologi maju untuk membuat bangunan seperti piramida raksasa tersebut. Dapat disimpulkan bahwa sebelum peradaban Jepang kali ini, di kawasan Jepang ini, pernah ada peradaban manusia yang sangat maju, dan ia dengan bangsa Jepang sekarang tidak mempunyai hubungan apa pun.(Sumber: Dajiyuan)

Aktivitas Penerbangan & Angkasa Zaman Prasejarah

(Erabaru.or.id) - Orang-orang zaman sekarang berpikir bahwa adalah Galileo yang orang Italia penemu teleskop pada 300 tahun yang lalu, berdasarkan pada versi abad 16 oleh pembuat lensa yang orang Belanda, oleh sebab itu membuat astronomi modern suatu usaha yang mungkin dilakukan. Lensa kasar dari zaman terdahulu telah ditemukan di Crete dan Asia kecil pada 2000 BCE. Seribu tahun lensa yang terbaik telah ditemukan dari sebuah tempat Viking di Pulau Gotland, mungkin dibuat oleh Byzanfine atau perajin Eropa Timur. Penulis Roma Pliny dan Seneca menunjukkan lensa digunakan oleh pengukir.

Pertanyaannya adalah mengapa? Karena lensa telah secara rutin digunakan untuk membuat api, memperbesar objek-objek kecil, bahkan untuk kacamata, dan umat manusia mempunyai minat yang terus menerus mengamati fenomena angkasa atau melihat langit, untuk membuat sebuah teleskop yang dapat bekerja dibutuhkan waktu yang panjang sekali. Seorang arkeolog menemukan bukti yang dapat dipercaya bahwa mungkin orang-orang Eropa bukan yang pertama yang memproduksinya. Museum ICA di Peru memiliki sebuah batu berbentuk manusia yang telah ditanggalkan kembali sedikitnya 500 tahun yang lalu. Yang terpenting dari ukiran itu adalah bahwa penampilan figur itu menggambarkan sedang mengamati langit dengan teleskop di tangannya. Selain itu, ada sebuah tubuh langit di dalam ukiran tersebut, mungkin juga sebuah komet dengan ekornya yang figurnya menjadi objek observasi. Seperti sebuah penemuan unik bertitik berat pada kepercayaan zaman sekarang bahwa orang-orang Eropa menemukan teleskop di abad 16.

Dr. Javier Cabrera di Peru telah menemukan banyak batu berukir. Di samping astronomi, tema gambar di batunya meliputi transpalasi organ, transfusi darah dan perburuan dinosaurus, di antara benda-benda lain. Sangat sulit untuk melakukan penanggalan pada batu tersebut. Sebuah kronologi sejarah Spanyol sesekali menyebutkan bahwa batu-batu seperti itu telah ditemukan di makam zaman dahulu dari karajaan Inca. Oleh sebab itu, orang-orang menduga bahwa dasar astronomi batu-batuan tersebut adalah paling sedikit 500 tahun. Berbicara secara logika, batu-batu itu yang melukiskan makhluk seperti dinosaurus mungkin diperkirakan jauh lebih tua dari kepercayaan aslinya.Bila ini benar-benar teleskop yang dilukiskan pada batu dari museum ICA dan temuan semacam itu adalah lumrah di dunia ini, hal ini membantu para ahli ilmu pengetahuan untuk memahami kenapa Dogon, sebuah suku di Afrika telah mengembangkan ilmu pengetahuan tentang astronomi yang begitu maju. Suku Dogon hidup di pusaran sungai Niger di sebelah selatan Mali, Afrika Barat, mereka memimpin perkampungan yang penting dan hidup mengembara tanpa bahasa tulisan. Mereka menyampaikan ilmu pengetahuan secara lisan dari satu generasi ke generasi yang lain. Dalam doktrin agama mereka yang telah berlangsung lebih dari 400 tahun, suatu bintang disebut Sirius B oleh astronom, teman bintang Sirius telah dijelaskan secara akurat, inilah yang mengherankan astronom modern.Sirius B sangat kabur dan tidak kelihatan untuk ukuran mata manusia. Berdasarkan pengamatan yang direkam dengan menggunakan peralatan modern, astronom menemukan Sirius B di abad 19. Masyarakat suku Dogon diduga tidak memiliki peralatan teknologi modern, tapi dari generasi ke generasi mereka telah menceritakan legenda tentang Sirius, termasuk suatu referensi terhadap sistem yang terdiri dari 2 bintang. Menurut legenda, bintang kecil sangat berat dan ia berotasi memutari bintang Sirius dalam orbit elipstik. Beberapa orang tua suku Dogon dapat menggambarkan orbit dua bintang tersebut di tanah, dan hal itu hampir mirip dengan hasil yang dihitung oleh astronom modern. Contoh ini mengindikasikan bahwa masyarakat kuno Dogon telah menguasai ilmu astronom dari jauh-jauh hari.Lukisan batu di Peru, seperti ilmu astronominya masyarakat Dogon, mengungkap misterius ilmu pengetahuan dan teknik yang dimiliki oleh peradaban manusia sebelumnya. Ilmu pengetahuan modern mungkin hanya menemukan kembali ilmu pengetahuan yang telah diperoleh terdahulu. Mari kita lihat beberapa metode penerbangan yang telah diketahui oleh orang zaman dahulu.PenerbanganBuku masyarakat China kuno telah mencatat bahwa di periode musim semi dan gugur (770–475 BC), Lu Ban telah menciptakan mesin terbang. Hal ini membuat Lu Ban dikenal sebagai bapak dari semua keahlian. Di Mozi Luwon, terbaca, ”Lu Ban memotong bambu dan kayu untuk membuat burung kayu terbang, tinggal di angkasa selama 3 hari”. Lu Ban juga membuat layang-layang besar dari kayu untuk mengintai musuh dalam suatu

pertempuran. Di Hongshu terbaca, ”Lu Ban membuat layang-layang kayu untuk mengintai kota-kota di State of Song. Di samping itu, Lu Ban membuat pesawat penumpang. Menurut Yaoyang Zazu, dari Dinasti Tang, Lu pernah bekerja jauh dari rumah tinggalnya. Dia sangat merindukan istrinya, jadi dia membuat burung dari kayu. Setelah didesain berulang-ulang, layang-layang dari kayu tersebut bisa terbang. Lu Ban pulang ke rumah naik layang-layang tersebut untuk menemui istrinya dan kembali keesokan harinya.

Ada juga contoh menarik dari Barat berhubungan dengan burung kayu ini. Di tahun 1898, arkeolog Perancis Lauret, menggali burung kayu dari kuburan kuno orang Mesir di Saqarra. Di situ tertera tahun sekitar 200 BC. Karena masyarakat belum memiliki konsep penerbangan waktu itu, makanya disebut “burung kayu” dan sangat berdebu lebih dari 70 tahun dalam suatu museum di Kairo. Tahun 1969, Khalil Massiha, seorang dokter Mesir yang suka membuat model melihatnya. Burung kayu ini mengingatkan Massiha pada pengalamannya terdahulu dalam membuat model pesawat. Dia berpikir ini bukan saja sebuah burung, karena tidak memiliki cakar, tidak berbulu, tidak ada bulu ekor yang horizontal. Yang mengejutkan, ekornya itu vertikal dan memiliki sebuah pembuangan udara, yang mengualifikasikannya sebagai sebuah model pesawat. Meskipun dia tidak tahu bagaimana orang Mesir kuno menerbangkannya, ketika dia melempar model tersebut, dia menemukan bahwa benda ini dapat berjalan. Pengujian lebih jauh menunjukkan bahwa benda ini tidak hanya meluncur, tapi juga dalam skala mirip pesawat modern.Kemudian, ilmuwan menemukan model ini sangat mirip dengan pesawat peluncur modern, yang bisa terbang di udara kota mereka. Dengan mesin kecil, mereka bisa terbang dengan kecepatan 45–65 mil per jam (72–105 km/jam). Dan bahkan bisa membawa barang yang tidak sedikit. Kebudayaan Mesir kuno akan membuat model itu sebelum dituang pada objek yang sesungguhnya. Itu adalah memungkinkan bahwa burung kayu semacam ini digunakan untuk alat transportasi, seperti halnya layang-layang kayu yang dibuat oleh Lu Ban.Penelitian pada penerbangan dimulai kira-kira 200 tahun yang lalu. Di tahun 1903, sesudah kakak-beradik Wright menyelesaikan penerbangan pertama, teori afiasi mulai diformulasikan. Meskipun Lu Ban dan orang Mesir kuno harus berhati-hati bagaimana menggunakan teori semacam itu beberapa waktu yang lampau. Keadaan ini menyebabkan untuk mempertimbangkan kembali sejarah perkembangan kebudayaan yang dipercaya oleh masyarakat modern. Sangat mungkin orang zaman dahulu tahu lebih banyak dari apa yang telah orang modern lakukan sekarang ini.AngkasaPenemuan lainnya jauh lebih mengherankan. Ia menunjukkan bahwa daerah orang zaman dahulu mungkin telah melampaui langit dan bahkan mungkin telah mencapai luar ruang angkasa. Pada tahun 1959, Amerika Serikat berhasil mendapat gambar pertama bumi dari satelit buatan manusia dari luar angkasa. Foto yang diperoleh memperlihatkan pandangan yang mengherankan, inilah untuk pertama kalinya manusia mengamati bumi yang kita tinggal dari jarak jauh (17.000 mil). Semenjak saat itu, banyak studi ilmu pengetahuan telah melibatkan teknik fotografi dengan satelit. Di antara mereka, ada satu gambar geografi yang sangat mengejutkan. Perkembangan foto menunjukkan pemandangan yang luar biasa. Ilmuwan memasang sebuah kamera di angkasa dan dapat mengambil gambar Kairo dari luar angkasa. Perkembangan foto menunjukkan pemandangan yang luar biasa. Semenjak lensa dari kamera difokuskan di Kairo, semuanya berpusat di sebuah area besar di Kairo dengan diameter 5.000 mil itu sangat jelas. Benda-benda yang lebih dari 5.000 mil menjadi jelas. Hal ini disebabkan bumi bulat, benua dan daratan mulai menjadi kabur dan melengkung ketika jauh dari pusat. Contohnya, benua Amerika Selatan menjadi memanjang di gambar. Hal yang sama berlaku terhadap gambar yang diambil oleh astronot dari bulan. Namun, ketika ilmuwan membandingkan foto satelit ini dengan peta orang Turki kuno, secara mengejutkan mereka menemukan persamaan.

Pegunungan di antartika telah tertutup es dan salju selama ratusan tahun dan tidak terpeta hingga 1952 sampai ilmuwan menggunakan kemampuan sonar. Namun, ia terlihat di peta kuno milik Admiral Riri Reis, komandan kelautan Turki. Sebagai tambahan, peta tersebut secara tepat merekam konturnya, garis bujur dan garis lintang benua Afrika dan Amerika. Ironisnya, petanya dibuat di abad 16 berdasarkan peta kuno.

(Sumber: Pureinsight.net)

Busi Mobil dan Baterai Zaman Prasejarah

Sejumlah benda-benda peninggalan prasejarah ditemukan. Di antaranya baterai, busi mobil, tonggak dari semen dan peta ruang angkasa. Hal itu menunjukkan tingginya

peradaban masa itu.

(Erabaru.or.id) - Sejarah umat manusia menciptakan peralatan adalah tidak lebih dari beberapa ratus ribu tahun, namun dari dalam tambang yang terbentuk sejak beberapa puluh juta bahkan beberapa ratus juta tahun yang lampau ditemukan peralatan ini.

Pada 1844, buruh tambang di sekitar sebuah sungai di Skotlandia, menemukan di bawah tanah, sehelai benang emas yang tersimpan di batu sepanjang 8 foot. Setahun kemudian, Inggris, melaporkan di dalam pertambangan Skotlandia, ditemukan sebuah paku besi, ujung paku besi tersebut terselip di tengah bebatuan.

Pada 1851, dilakukan peledakan di kota kecil Dorchester, Massachusetts, Amerika Serikat, dari peledakan batuan yang keras itu ditemukan 2 keping pecahan logam. Setelah kedua keping pecahan logam ini dirangkaikan, ternyata adalah semacam wadah dan bejana yang berbentuk genta (stupa), tinggi 12 cm, lebar 17 cm yang terbuat dari sejenis logam, sedikit mirip dengan seng atau paduan seng dengan perak, pada bagian permukaannya terukir gambar 6 kuntum bunga, bertakhtakan putik bunga yang terbuat dari perak murni, sedangkan pada bagian dasarnya terukir untaian kalung bunga yang dililit dengan anyaman rotan, surat kabar atau majalah setempat menyebutnya sebagai sesuatu benda yang sangat indah, elok tiada bandingnya.Pada tahun 1852, di sebuah tambang batubara Skotlandia, pada segumpal batubara juga ditemukan sebuah perkakas besi yang bentuknya mirip dengan mata bor, pada permukaan batubara tidak ada yang rusak, dan juga tidak ditemukan lubang bor apa pun.

Pada tahun 1885, pekerja pada sebuah bengkel di Australia, di mana saat menghancurkan gumpalan batubara, menemukan sebuah benda logam yang memancarkan cahaya berkilauan di antara bongkahan batubara, yang merupakan sebuah benda berbentuk 6 bidang sejajar; dua bidang menonjol, sedangkan pada 4 bidang lainnya mempunyai alur yang dalam, bentuknya sangat rapi, maka tidak dapat disangkal lagi bahwa benda tersebut adalah buatan manusia.Pada tahun 1891, di kota kecil Morrisonville, Illinois, saat S.W. Culp menghancurkan biji batu bara, dia menemukan seutas rantai besi dalam batubara tersebut, kedua ujungnya masing-masing melekat pada sekeping batubara. Semula, dua keping batubara tersebut merupakan satu gumpalan yang kemudian pecah ketika dihancurkan.Pada tahun 1961, Lanny, Michael dan Mark, tiga orang yang bekerja sama mengelola sebuah toko perhiasan di Orlando, California, saat mendaki gunung, pada puncaknya dengan ketinggian 4.300 kaki, menemukan sebuah fosil. Ketika mereka menggergaji fosil tersebut, pisau gergaji rusak oleh suatu benda yang keras, setelah terbuka, baru diketahui ternyata fosil membungkus sebuah “gelembung kristal”, dan di dalamnya terdapat sebuah benda yang mirip dengan sejenis busi mobil; sebuah gelondong porselen bersumbukan logam bulat, pada bagian luar gelondong tersebut ada lagi sebuah selongsong ukiran kayu berbentuk 6 sisi yang telah menjadi fosil. Selongsong tersebut terbungkus lumpur keras, serpihan batu dan fosil kulit kerang. Menurut perhitungan ahli geologi, fosil ini sudah terbentuk sejak 500 ribu tahun yang silam. Sedangkan pada masa 500 ribu tahun yang silam, dari manakah busi mobil ini? Tonggak Terbuat dari Semen Di sebuah tempat 40 mil sebelah selatan pulau Kaledonia Baru yang berjarak sekitar 750 mil dari pantai laut timur Australia, terdapat sebuah pulau kecil. Di pulau tersebut terdapat lebih dari 400 makam kuno aneh yang mirip dengan gundukan sarang rayap. Dibangun dengan menggunakan pasir batu, tingginya 8–9 kaki, dan diameternya 300 kaki. Tidak ada rumput yang tumbuh di atas makam kuno itu, dan tidak ditemukan mayat apa pun juga di dalam makam kuno yang aneh tersebut. Dari tiga makam di antaranya, di dalamnya ditemukan sebuah tonggak semen bulat yang berdiri tegak. Tonggak-tonggak bulat tersebut, diameter masing-masingnya tidak sama, berkisar antara 40-75 inci, dan tingginya antara 40-100 inci. Dengan menggunakan metode karbon pengujian isotop radioaktif, dipastikan bahwa tonggak-tonggak tersebut adalah benda yang berasal dari masa tahun 1905-5120 SM. Siapakah yang telah menggunakan semen sebelum manusia menemukan semen ini? Dan apakah sebenarnya kegunaan tonggak-tonggak tersebut? Kenapa di sekitar situ tidak ditemukan benda-benda peninggalan manusia apa pun yang berkaitan dengannya?Di Amerika Selatan ditemukan sebuah terowongan yang misterius. Pintu rahasia terowongan misterius ini dijaga oleh patung dewa penjaga bangsa Indian, menembus ke bawah tanah hingga kedalaman 250 meter. Tembok terowongan halus mengkilap dengan permukaan yang datar dan licin, atap terowongan itu rata. Di dalamnya terdapat beberapa ruang gua yang luas dan lebar, seluas dan selebar hanggar pesawat. Pada sebuah ruang gua dengan lebar 153 meter dan panjang 164 meter, terpajang sebuah meja dan 7 buah kursi. Meja kursi ini entah terbuat dari bahan apa, jika dikatakan terbuat dari batu tapi tidak dingin, terbuat dari plastik namun sekeras baja.Di dasar laut sekitar kepulauan Georgia, Florida, Amerika Serikat, juga ditemukan sebuah jalan datar yang lebar dan luas. Kapal selam setelah dipasangi roda, bisa dikemudikan di atasnya layaknya mengemudikan bus kota.

Peta Kuno Luar Angkasa

Istana Taifurkhafi di Istanbul,Turki, tersimpan selembar peta kuno yang unik. Peta kuno ini ditemukan pada awal abad ke-18, sepertinya hanyalah selembar replika. Dalam peta tersebut, hanya kawasan Laut Tengah yang tergambar secara persis, sedangkan kawasan lainnya, seperti benua Amerika dan benua Afrika tergambar sangat berbeda. Kemudian, di saat para ilmuwan menelitinya dengan lebih lanjut, hasilnya sangat mengejutkan, karena ternyata peta kuno ini sebenarnya adalah gambar pandangan udara dari atas angkasa. Jika disandingkan dengan gambar yang diambil dari pesawat Apollo 8, maka peta kuno Turki ini bagaikan fotokopinya. Gambar perubahan garis besar pada benua Amerika dan Afrika di peta kuno tersebut, sesuai dengan gambar yang diambil melalui pesawat Apollo 8. Dan yang lebih menakjubkan lagi adalah, bahwa peta kuno itu melukiskan bentuk rumit permukaan bumi kutub selatan yang tertutup lapisan es tebal, tidak ada perbedaan sedikit pun dengan hasil gambar pemetaan menggunakan fatometer yang dilakukan oleh tim eksplorasi kutub selatan pada tahun 1952 yang mengadakan penyelidikan keadaan bumi di bawah lapisan es. Siapakah pada masa purbakala yang sudah menguasai teknologi tinggi pemotretan melalui angkasa luar?Di dataran tinggi sebuah danau di Amerika Selatan, ditemukan juga reruntuhan kota kuno Dhyawalarck yang misterius, di mana terdapat sebuah patung dewa raksasa yang diukir dari batu cadas merah utuh. Pada bagian atas patung itu terukir sebuah gambar pemandangan langit malam berbintang yang sempurna dengan ratusan kode. Setelah penelitian bertahun-tahun, para arkeolog akhirnya mengetahui arti gugus bintang dan kodenya. Mereka berpendapat, bahwa semua yang dilukiskan pada gugus bintang ini adalah langit malam berbintang zaman kuno pada 2,7 puluh ribu tahun yang lampau, semua kode-kode yang diurai adalah tentang pengetahuan astronomi yang luar biasa dalamnya. Semua pengetahuan ini merupakan pengetahuan yang masih belum dikuasai oleh manusia pada zaman modern ini. Manusia kuno yang tinggal di tepi danau Amerika Selatan ini pada beberapa puluh ribu tahun yang lampau, bagaimanakah caranya bisa melampaui pengetahuan astronomi manusia di masa kini? Yang lebih unik lagi adalah di Zambia, Afrika, orang-orang menemukan sebuah tengkorak suku Neethe kuno, bagian kiri tengkorak tersebut terdapat sebuah lubang bundar yang rata dan licin di tepiannya. Lubang bundar ini baru bisa terbentuk hanya dengan tembakan peluru. Dan berdasarkan hasil penelitian, suku Neethe hidup pada masa pertengahan zaman batu, yang berjarak sekitar 70 ribu tahun lampau dari sekarang.

Masih ada lagi keunikan pada sebidang makam kuno di luar kota Baghdad, ilmuwan menemukan satu set baterai kimia berusia 2.000 tahun, mereka merekaulang baterai kuno dan berhasil memperoleh 0.5 voltmeter, yang bekerja nonstop selama 18 hari. Baterai atau sel listrik pertama yang diakui dunia adalah yang ditemukan pada tahun 1800 M, jarak penemuannya hingga kini tidak sampai 200 tahun.Dari dada sebelah kiri sesosok mumi anak lelaki yang terdapat di dalam piramida di Mesir, para ilmuwan juga menemukan sebuah jantung buatan. Sejarah manusia pada masa kini yang menggunakan jantung buatan di bidang ilmu kedokteran hanya beberapa puluh tahun saja, sedangkan pada 5.000 tahun yang lampau, jantung buatan sudah dipasang pada rongga dada mumi anak lelaki melalui operasi yang akurat.

(Sumber: Harian Nan Yang, petikan Wang Yuen, 23 April 2003)

Kebudayaan Harappa, Peradaban India Kuno

Sebuah peradaban tinggi bernama Harappa pernah berada di India pada ribuan tahun yang lalu dengan lay-out kota yang sangat canggih.

(Erabaru.or.id) - Penemuan kebudayaan di sungai India kuno, berawal pada abad ke-19 (tahun 1870), dan mulai dieksplorasi oleh bangsa Inggris. Hingga sekarang, penggalian kebudayaan sungai India kuno tidak pernah berhenti, bahkan menemukan lagi sebuah aliran sungai kuno lainnya, pada dua sisi aliran sungai kuno ini tidak sedikit ditemukan juga peninggalan kuno lainnya.

Di abad 20, awal tahun 1980-an, Amerika dan Pakistan membentuk Lembaga Arkeologi Amerika-Pakistan, dan dengan demikian pekerjaan arkeologi semakin maju.Kejayaan Sebuah PeradabanMunculnya peradaban Harappa lebih awal dibanding kitab Veda, saat itu bangsa Arya belum sampai India. Waktunya adalah tahun 2500 sebelum masehi, bangsa Troya mendirikan kota Harappa dan Mohenjondaro serta kota megah lainnya didaerah aliran sungai India. Tahun 1500 sebelum masehi, suku Arya baru menjejakkan kaki di bumi India Kuno.Asal mula peradaban India, berasal dari kebudayaan sungai India, mewakili dua kota peninggalan kuno yang paling penting dan paling awal dalam peradaban sungai India, yang sekarang letaknya di kota Mohenjodaro, propinsi Sindu Pakistan dan kota Harappa dipropinsi Punjabi.Menurut penentuan karbon 14, keberadaan kedua kota ini seharusnya adalah antara tahun 2000 hingga 3000 sebelum masehi, lagi pula kota Harappa mengekskavasi perkakas batu 10 ribu tahun lampau. Luasnya kurang lebih 25 km persegi. Awal abad ke-20, arkeolog Inggris Marshell mengekskavasi kota kuno Mohenjondaro dan Hara. Hasilnya tingkat kesibukan dan keramaian kedua kota tersebut membuat Marshell terkejut. Ini adalah bekas ibukota dua negara merdeka pada jaman peradaban sungai India antara tahun 2350-1750 sebelum masehi, penelitian lebih lanjut menghasilkan perhitungan, dua kota masing-masing terdapat sekitar 30 hingga 40 ribu penduduk, lebih banyak dibanding penduduk kota London yang paling besar pada abad pertengahan. Kota dibagi 2 bagian yaitu kota pemerintahan dan kota administratif. Kota administratif adalah daerah pemukiman, tempat tinggal yang padat dan jalan raya yang silang menyilang, kedua sisi jalan banyak sekali toko serta pembuatan barang-barang tembikar. Kota pemerintahan adalah wilayah istana kerajaan. Fondasi bangunan yang luas membuat jarak terhadap penduduk, pagar tembok yang tinggi besar disekeliling dan menara gedung mencerminkan kewibawaan Raja. Sistim saluran air bawah tanah yang sempurna dengan menggunakan bata membuat kehidupan kota manusia sudah berubah menjadi nyata

Puing-puing menunjukkan Harappa merupakan sebuah kota yang mempunyai rancangan bangunan disekeliling ruang lingkup tertentu, kurang lebih menggunakan bahan yang sama, segalanya sangat teratur, bahwa pada tahun 3000 sebelum masehi, orang-orang membangun kota dengan skala yang sedemikian, memperlihatkan tingginya peradaban mereka. Kedua kota ini hilang pada tahun 1750 sebelum masehi, kira-kira dalam waktu

1000 tahun kebelakang, didaerah aliran sungai India tidak pernah ada lagi kota yang demikian megahnya, namun pada 500 tahun lampau, ketika bangsa Arya datang menginvasi, kebudayaan Harappa sudah merosot. Sejarah peradaban India kuno lalu menampakkan suatu kondisi patah, hingga muncul kerajaan baru pada abad ke-6 sebelum masehi, peradaban kota baru jaya kembali di aliran sungai India. Perkembangan peradaban tinggi India kuno terhadap bangkit dan musnahnya budaya Harappa, telah menambah sebuah misteri pada peradaban India.

Misteri Hilangnya Hegemoni Kekuasaan Laut

(Erabaru.or.id) - Kira-kira antara tahun 2300 SM hingga tahun 1500 SM, peradaban kerajaan Kreta sempat mencapai kemakmuran sesaat, pada saat 200 tahun terakhir ketika kerajaan Minos mencapai titik puncaknya, banyak ahli sejarah sudah terbiasa menganggap peradaban Minos untuk mewakili peradaban Kreta. Saat itu, bangsa Minos berkuasa atas Laut Ionia, menggemparkan Athena, menyatukan negara-negara maju di tiga benua yakni Eropa, Asia dan Afrika. Kerajaan Minos dengan sepenuhnya memanfaatkan letak geografis yang strategis ini untuk mengembangkan pembuatan kapal, dan membentuk armada yang sangat besar, ini merupakan sebuah armada laut yang paling awal di dunia.

Armada Minos yang sangat kuat, membuat kerajaan bisa menjaga hubungan perdagangan dengan Mesir, Suriah, Babilon, Asia kecil dan wilayah lainnya, sekaligus menjadi negara hegemonis lautan, Laut Ionia dan semua negara kepulauan berturut-turut mempersembahkan upeti kepada Minos, bahkan Athena juga harus memberikan persembahan kepadanya.Tak diragukan lagi, bahwa Kepulauan Kreta adalah salah satu tempat asal peradaban kuno benua Eropa. Namun, sekitar tahun 1500 SM, seluruh kota yang ada di Kepulauan Kreta, tiba-tiba dalam sekejap mata telah dirusak, dan peradaban kuno ini akhirnya lenyap selamanya dari atas bumi.Pada tahun 1967, arkeolog Amerika di kepulauan Sandolin sebelah utara Kreta menemukan sebuah kota perdagangan kuno di bawah abu vulkanik setebal 60 meter. Melalui uji pembuktian, kota ini merupakan kota yang tertimbun oleh abu vulkanik ketika gunung berapi meletus pada sekitar tahun 1500 SM. Itu mungkin adalah sebuah letusan dahsyat gunung berapi yang paling hebat dalam sejarah manusia, serpihan abu vulkanik yang disemburkan menempati luas permukaan tanah hingga mencapai 62,5 km persegi, kota di atas kepulauan itu dalam sekejap tertanam di bawah abu vulkanik yang tebal. Menurut catatan, di angkasa Mesir ketika itu pernah terjadi suasana gelap gulita selama 3 hari, letusan gunung berapi menimbulkan gelombang laut dahsyat, gelombang laut yang tingginya mencapai 50 meter, ombak melambung setinggi langit, bergulung-gulung, dan menghancurkan kota di atas Kepulauan Kreta, pedesaan, dan kerajaan Minos menjadi musnah seiring dengan kehancuran kota tersebut.Bangunan istana raja dalam legenda mitologi Yunani adalah sebuah labirin, dan asal kata "labirin" ini adalah dari Kepulauan Kreta, arti kata ini adalah kapak bermata dua, yang dijadikan sebagai simbol utama Kepulauan Kreta. Dalam mitologi Yunani kuno tercatat sebuah kisah yang sangat populer: Pada zaman dahulu kala, dewa laut menganugerahkan

seekor sapi jantan yang cakap dan perkasa kepada raja Minos di Kepulauan Kreta, supaya Minos membunuh sapi tersebut dan mempersembahkan kepadanya. Sesaat Minos merasa tidak tega, lalu membiarkan sapi tersebut. Dewa laut menjadi marah, lalu menggunakan tipu muslihat agar istri raja Minos dan sapi jantan tersebut terlibat percintaan, dan melahirkan Minotau, seekor makhluk kanibal aneh setengah manusia separuh sapi. Aib keluarga tidak boleh tersiar keluar, kemudian Minos memerintahkan membangun sebuah istana "sepasang kapak", mengurung makhluk aneh tersebut di dalam istana itu. Demi untuk membalas dendam kepada raja Athena yang mencelakakan anaknya, Minos lalu memerintahkan orang Athena setiap 9 tahun sekali mempersembahkan 14 pemuda sebagai makanan Minotaur. Akhirnya anak raja Athena dengan menggunakan pedang iblis membunuh makhluk aneh Minotaur.Pada tahun 1980, seorang arkeolog Inggris menemukan sebuah puing reruntuhan istana raja di Kepulauan Kreta. Reruntuhan itu mencakup tanah seluas 2.000 m2, mempunyai beberapa ratus kamar, dihubungkan oleh koridor yang berkelok-kelok, kerumitan strukturnya benar-benar jarang ditemui, di dalam istana yang menyesakkan itu bahkan ditemukan lambang sepasang kapak, dan para arkeolog secara serempak berpendapat, bahwa inilah istana sepasang kapak kerajaan Minos. Di atas tembok istana terdapat lukisan dinding yang masih berwarna terang dan indah seperti semula. Dalam gudang sangat banyak tersimpan makanan, minyak zaitun, arak, dan kendaraan serta persenjataan perang. Di dalam sebuah bangunan kecil yang luarnya terbungkus timah terdapat batu permata, emas dan stempel raja yang tak terhitung jumlahnya. Barang-barang tembikar dalam jumlah besar yang dilukis indah dan perabot dari logam yang dibuat sangat halus, menunjukkan bakat yang luar biasa bangsa Kreta. Namun yang paling berharga adalah puluhan ribu lembar papan lumpur berukir aksara, salah satunya secara mengejutkan tertulis: "Athena mempersembahkan wanita sebanyak 7 orang, bocah lelaki dan perempuan di bawah umur masing-masing 1 orang." Di dalam sebuah rumah dari zaman perunggu di Kepulauan Kreta, ditemukan juga 200-an tulang belulang manusia yang berantakan, yang diperkirakan berasal dari 8-11 orang anak berusia 10-15 tahun, pada tulang belulang tersebut ditemukan bekas pisau penyembelih. Galian tersebut membuktikan bahwa orang-orang di kepulauan Kreta pada masa Minos memang mempunyai kebiasaan memakan daging manusia, kemudian baru tersebar legenda bangsa Athena mempersembahkan bocah lelaki dan perempuan kepada Kreta.Peradaban Minos seolah-olah masuk dalam salah satu dari peradaban kekuatan politik senjata, dan catatan sejarah peradaban Yunani kuno yang tersimpan, menunjukkan bahwa kehidupan mewah yang berlebihan dan tak beradab (terbukti dengan adanya kanibalisme) merupakan penyebab utama peradaban ini tidak bisa bertahan dalam jangka panjang.

(Sumber: Buku Prehistoric Civilization Inspiration for Mankind)

Beberapa Temuan Fosil dan Peninggalan Peradaban Prasejarah

 

Banyak temuan arkeologi terbaru membuktikan bahwa manusia sudah hidup di muka bumi ini sejak ratusan ribu tahun yang lalu. Temuan arkeologi tersebut semakin menunjukkan bahwa sejarah manusia mungkin tidak hanya ada sekali saja, namun beberapa kali, dengan berbagai peradaban manusia yang berbeda pada periode sejarah yang berbeda.

(Erabaru.or.id) - Fosil Manusia Kuno di KoreaToday's Korea edisi Agustus menyebutkan bahwa arkeolog bekerja sama dengan Korean Academy of Social Sciences menemukan fosil manusia kuno dalam lava pada lokasi berbatu di Korea. Fosil tersebut terdiri dari tulang tengkorak, tulang panggul, tulang paha

dan tulang pinggang seorang wanita, seorang anak muda, dan seorang anak kecil. Ini adalah yang pertama kalinya, fosil manusia kuno diketemukan dalam lava.

Setelah penelitian dilakukan di 5 lokasi jalur gunung berapi di daerah dekat fosil tersebut diketemukan, para peneliti yakin bahwa 5 jalur gunung berapi ini pernah meletus antara 700.000 dan 100.000 tahun yang lalu. Melalui analisa fluoresent dan high-magnetic, ditemukan bahwa fosil itu telah berumur 300.000 tahun.

Kegiatan Manusia Kuno di TibetDi daerah Deqing, Duilong, Tibet, telah ditemukan suatu lokasi kegiatan manusia kuno. Temuan itu membuktikan bahwa manusia hidup di Tibet sejak 20.000 tahun lalu, 10.500 lebih awal dari perkiraan sebelumnya. American Journal of Geo-physics terbitan nomor 29 menurunkan sebuah artikel yang ditulis oleh 2 orang profesor dari Hongkong University yang berjudul "Divisi Analisa Sejarah dari Cahaya Panas" menunjukkan suatu fosil tapak tangan dan kaki manusia kuno yang ditemukan di Tibet, juga membahas tentang lingkungan kuno di Tibet selama Zaman Es ke-4.

Artikel itu menyebutkan bahwa 85 km dari daerah Deqing, pada lereng dengan ketinggian 4.200 m, diketemukan fosil 19 telapak tangan dan kaki di antara lapisan batu kapur. Setelah dilakukan serangkaian analisa contoh telapak tersebut, ditemukan bahwa telapak itu berusia 20.000 tahun. Sebelum adanya penemuan ini, para ilmuwan peninggalan kuno di Tibet berpendapat bahwa lokasi Changdu digunakan antara 4.300-5.300 tahun lalu dan bahwa antara 16.000-24.000 tahun yang lalu daratan Tibet tertutup es, sehingga tidak ada manusia yang mungkin bisa hidup di sana. Para ilmuwan sekarang menentang teori lama ini.

Potongan Jari Manusia Kuno di PolandiaArkeolog di Polish Academy of Sciences menemukan beberapa ibu jari dan kelingking manusia yang terpotong-potong rapi berusia sekitar 30.000 tahun lalu di sebuah gua pegunungan dekat Podehar, Polandia.

Lokasi peninggalan itu termasuk dalam arkeologi kelas 8, di mana manusia kuno hidup antara 28.000-9.000 tahun lalu. Potongan jari itu ditemukan pada pagar batu. Gigi hewan yang tajam yang berfungsi sebagai pelindung juga ditemukan bersama-sama jari tersebut, juga terdapat tanduk dan cangkang yang berguna sebagai hiasan. Peninggalan ini menunjukkan bahwa lokasi tersebut digunakan untuk pemujaan dewa atau leluhur. Pemotongan jari adalah ritual penting manusia kuno, dan biasanya dilakukan untuk suatu hubungan rahasia, sirkumsisi, dan penguburan. Para peneliti Polish melakukan penelitian arkeologi kelas 11 dalam gua ini, dan menemukan lokasi sampah yang ditinggalkan oleh penghuni dari beberapa waktu yang berbeda, di mana terdapat bangkai (dari makanan), peralatan dan jenis sisa/peninggalan lainnya.

Kerangka Manusia dan Pecahan Keramik di MesirPada 7 Mei, Egyptian Supreme Committee for Historical Relics mengumumkan bahwa sebuah tim arkeolog Belgia berbasis di Mesir telah menemukan sebuah kerangka manusia yang berusia 30.000-33.000 tahun. Ini kerangka manusia tertua yang ditemukan di Afrika Utara.

Kerangka ini ditemukan di sebuah gua pegunungan di daerah Dandela, sekitar 550 km dari Kairo, ibukota Mesir. Kerangka ini dalam posisi duduk ketika ditemukan, dengan kepala menghadap ke langit timur. Selain itu, arkeolog itu juga menemukan pecahan keramik dari masa sejarah yang sama dalam gua tersebut.

Kegiatan Manusia Sepanjang Selat TaiwanArkeolog Taiwan pernah melakukan penyelidikan sekitar akhir tahun lalu di Pulau Dongshan, Provinsi Fujian. Para ahli mengidentifikasikan sekitar 100 fosil gigi taring gajah kuno, rusa david, dan lembu jantan yang hidup antara 10.000-30.000 tahun lalu. Mereka juga menemukan bekas pahatan, kikisan, penghalusan dengan menggunakan peralatan batu yang dilakukan oleh manusia pada 9 fosil tanduk rusa. Hal ini menunjukkan bahwa manusia kuno telah hidup di daerah yang sekarang dinamakan Selat Taiwan dan bahwa manusia kuno itu dapat menggunakan alat yang dibuat dari tanduk

rusa untuk berburu. Hal ini juga membuktikan bahwa Selat Taiwan adalah sebuah daratan di mana manusia kuno dan mamalia pernah hidup 30.000 tahun yang lalu.

Pilar Besi India yang Tak Berkarat

Sejak abad ini, di berbagai belahan dunia menemukan begitu banyak bekas peradaban prasejarah, semua peninggalan sejarah ini tersebar di bawah tanah, di dasar lautan dan bahkan di atas angkasa. Artikel ini menceritakan sebuah pilar (tonggak) besi yang ditemukan di kota New Delhi, India. Penguasaan teknik peleburannya telah melampaui taraf teknik manusia masa sekarang.

(Erabaru.or.id) - Tugu peringatan di candi sekitar Siamaihaluoli kota New Delhi, India, berdiri tegak sebuah pilar besi raksasa. Tinggi pilar besi yang oleh penduduk setempat disebut dengan Raja Ah-Yii ini adalah 6,7 meter, diameternya sekitar 0,37 meter dan beratnya kira-kira 6 ton, hasil pengecoran besi panas, padat berisi dan terdapat pola hiasan bercorak kuno di atas pilar tersebut. Konon pembuatan pilar besi ini telah mencapai hingga di atas ribuan tahun lamanya. Namun yang paling membuat orang merasa heran dan takjub adalah bahwa pilar besi yang telah berdiri tegak selama ribuan tahun ini, tidak berkarat hingga sekarang meskipun diterpa angin dan hujan!

Semua orang mengetahui, bahwa besi merupakan logam yang mudah berkarat, besi yang pada umumnya, jangankan ribuan tahun, dalam beberapa puluhan tahun saja telah dipenuhi oleh karat. Hingga saat ini, orang-orang juga belum menemukan cara yang efektif untuk mencegah timbulnya karat pada perkakas besi. Kalau demikian, siapakah yang menuang pilar besi ini?

Kemurnian Peleburan Setelah dilakukan penelitian, pilar besi ini terbentuk melalui tingkat kemurnian peleburan besi yang mencapai hingga 99,72% dan hingga kini juga tidak ada orang yang mengetahui bagaimana orang-orang dulu menguasai teknik peleburan ini. Dan teknik manusia pada zaman sekarang juga tidak memungkinkan bisa melebur hingga mencapai peleburan yang demikian murni. Demikian jelaslah, bahwa ini merupakan sebuah bekas peradaban prasejarah manusia yang ditinggalkan, majunya tingkat peradaban manusia itu telah hilang dan meninggalkan misteri sepanjang masa ini.Mengenai peradaban prasejarah, telah banyak ilmuwan yang mengakui realita keberadaannya secara terbuka. Arkeolog Michael Claimo dan Richard Thompson dalam monograf mereka (Arkeologinya yang Dilarang; Sejarah Manusia yang Disembunyikan) menceritakan ribuan kejadian peninggalan peradaban prasejarah. Pakar manusia prasejarah dari Inggris yang bernama Genamd Hundcock dalam sebuah bukunya juga telah mencatat begitu banyak peninggalan peradaban prasejarah penting. Dan dalam kitab Injil dan Al-Quran juga telah mencatat fakta kejadian peradaban manusia sebelumnya yang dihancurkan oleh sebuah banjir besar (kisah Nabi Nuh). Berkaitan dengan peradaban prasejarah dan sifatnya yang berkala, pendiri Falun Gong Mr. Li Hongzhi dalam bukunya (Zhuan Falun) menyebutkan, "Di luar negeri, banyak ilmuwan pemberani secara terbuka telah mengakui itu adalah suatu kebudayaan prasejarah, peradaban sebelum peradaban manusia yang ada sekarang ini, yakni sebelum adanya peradaban sekarang ini masih ada periode peradaban, bahkan tidak hanya satu kali saja. Berdasarkan pengamatan benda budaya yang tergali, ternyata itu bukanlah produk dari satu masa peradaban saja. Oleh karena itu dipercaya, dari sekian banyak kali peradaban manusia setelah mengalami pukulan yang memusnahkan, hanya menyisakan sedikit orang yang masih bertahan hidup dan menempuh kehidupan primitif, kemudian

berangsur-angsur berkembang menjadi sejenis manusia baru lagi, demikianlah mereka mengalami perubahan melalui periode demi periode. Oleh ilmuwan fisika dikatakan bahwa gerakan materi mengikuti hukum tertentu, perubahan segenap alam semesta kita juga mengikuti hukum tertentu."Penguraian di atas dengan tulisan yang sederhana telah menyingkap pokok masalah penting sejarah manusia dan telah memecahkan rahasia serta berbagai macam prasangka yang membingungkan para ahli sejarah selama lebih dari setengah abad.(Sumber: Dajiyuan edisi 31)

Misteri Kota Hilang di Dasar Laut

Peninggalan prasejarah kembali ditemukan di dasar laut. Di Kuba ditemukan kota kuno yang kira-kira berusia 600 tahun, juga di Semenanjung Gujarat yang diperkirakan berusia

9000 tahun. Asal-usul peradaban manusia semakin terungkap.

 

(Erabaru.or.id) - Pada Desember 2001, sebuah penemuan baru di Kuba telah menyajikan bukti yang lebih jauh untuk kebudayaan prasejarah. Di bawah ini adalah berita baru yang bersumber dari berita Reuters, 12 Desember 2001 yang berjudul: ''Puing-puing dari "Kota yang Hilang" Ditemukan di Bawah Laut Kuba''. Berikut beritanya;

Dengan Menggunakan Robot Kapal Selam untuk menjelajah dasar laut Kuba, para peneliti mengemukakan bahwa pada mereka telah menemukan beberapa struktur-struktur bebatuan yang mungkin telah dikonstruksi oleh peradaban kuno yang tidak diketahui ribuan tahun lalu.

Ahli-ahli dari Perusahaan Penjelajah Kanada mengatakan bahwa selama musim panas, mereka mendokumentasikan puing-puing dari "Kota yang Hilang" dibawah permukaan air pantai Guaanahacibabes Peninsula, disebelah barat pulau. Setelah memperingatkan bahwa sifat penemuan mereka tidak seluruhnya dapat dipahami, pemimpin ekspedisi mengatakan bahwa mereka akan kembali di bulan Januari untuk mengadakan penelitian lebih lanjut. "Ini adalah sebuah stuktur yang mengagumkan yang mungkin merupakan suatu pusat kota yang besar", ujar Paulina Zelitsky, ahli kelautan Kanada dari perusahaan Advance Digital Communication (ADC). Peneliti menunjukkan bahwa struktur misterius tersebut kemungkinan besar telah dibangun paling tidak sekitar 6000 tahun yang lalu (1.500 tahun sebelum piramida pertama di Giza, Mesir).

Pada bulan Juli 2000, peneliti ADC menggunakan peralatan sonar mengindentifikasikan sebuah dasar di kedalaman 650 meter, yang tersusun secara simetris dari batu-batuan, menyerupai sebuah layout kota dilapisi oleh pasir, yang secara jelas terlihat. ''Dari atas, stuktur-struktur tersebut terlihat seperti piramid, jalan dan bangunan-bangunan,'' imbuh Paulina.

Satu tahun kemudian, pada bulan Juli 2001, tim ADC, rekan Paulina dari Kuba dan ahli-ahli dari akademi Ilmu Pengetahuan Kuba kembali ke area tersebut dengan menggunakan kapal laut bernama Ulises dan mengirimkan robot kapal selam, yang dikendalikan oleh remote control untuk mendokumentasikan bagian-bagian dari area seluas 20 meter persegi. Hasilnya menunjukkan adanya blok-blok besar dari granit yang berbentuk formasi melingkar dan tegak lurus. Sebagian dari blok-blok tersebut, mempunyai panjang dua sampai lima meter, tidak terlapisi oleh apapun. Yang lainnya dilapisi oleh sedimen dan pasir putih.

Menurut para peneliti, penemuan yang membangkitkan minat ini menyajikan bukti bahwa Kuba kemungkinan besar mempunyai hubungan dengan Yucatan Peninsula oleh garis daratan. "Ada banyak teori baru tentang pergerakan daratan dan kolonisasi dan apa yang kita lihat disini menyajikan banyak informasi-informasi baru yang menarik,'' jelas Zelitsky.

Para arkeolog ilmu kelautan telah menemukan suatu tempat bersejarah dari kebudayaan kuno di Teluk Khambhat di Semenanjung Gujarat, berdekatan dengan semenanjung barat India. Diperkirakan memiliki riwayat sejarah 9000 tahun dan beberapa ribu tahun lebih lama dibanding kota kuno yang pernah diketemukan oleh manusia sebelumnya. Demikian diberitakan radio BBC London, 16 Januari 2002.

Lokasi itu ditemukan secara tidak sengaja ketika para ilmuwan kelautan dari Institut Nasional Teknik Kelautan sedang melakukan uji coba tingkat pencemaran air di area tersebut. Peralatan uji coba mereka menerima tanda-tanda asing, dan mereka memasang 2 buah peralatan sonar dengan sensitifitas tinggi di samudra guna menemukan sumber tanda-tanda asing tersebut.

Tanpa disangka-sangka, mereka menemukan lokasi bersejarah kota kuno ini, 9000 m2, membentang di pantai. Artifak yang ditemukan oleh anggota riset di dasar samudra meliputi gigi manusia yang sudah tidak lengkap lagi, tulang hewan, potongan peninggalan dari kayu dan keramik. Mineral karbon yang ada menunjukkan bahwa artifak tersebut diperkirakan telah ada sejak 9000 tahun yang silam. Gambar lokasi bersejarah memperlihatkan adanya tangga, kamar mandi, dan pura di sana.

Orang-orang menganggap kota terkuno yang pernah dibangun manusia adalah kota yang dibangun di lembah antara 2 sungai di Mesopotamia, antara 4000 - 3500 SM, sementara kebudayaan di lembah Sungai Indus berusia sekitar 2500 SM. Penemuan baru di Samudra India ini telah menyanggah anggapan tersebut. Para arkeolog berpendapat bahwa kebudayaan tersebut kemungkinan adalah kebudayaan pra-sejarah, yang tidak dikenal sama sekali oleh umat manusia sekarang.

Dengan penemuan-penemuan arkeologis pada jaman prasejarah tersebut, pengertian manusia akan asal-usul umat manusia dan sejarah manusia sedikit demi sedikit mulai berubah. Beberapa teori, yang telah diterima secara luas bahkan sampai hari ini, seperti misalnya Teori Evolusi Darwin, terbukti tidak dapat menjelaskan penemuan ini. Sekarang saatnya membuka mata dan memahami diri kita sendiri dan dunia ini, dengan cara pandang yang baru.

(Diolah dari zhengjian dan pureinsight)

Teknik Amputasi Berusia 3500 tahun

Sebuah mumi yang dipajang di Museum Kairo, Mesir membuktikan bahwa operasi bedah yang maju dan cara pembiusan telah ada di Mesir 3.500 tahun yang lalu.

(Erabaru.or.id) - Ibu jari kaki dari mumi itu telah diamputasi dan digantikan oleh ibu jari palsu yang dibuat dari kulit dan kayu. Gambar yang terlihat di bawah ini diperoleh dari Museum Mesir pada tanggal 13 Agustus 2002, yang dipublikasikan AFP.

AFP melaporkan bahwa mumi tersebut hidup pada masa Amenhotep II pada dinasti ke-18 Mesir kuno, sekitar abad ke-15 Sesudah Masehi. Para ahli sejarah kuno percaya bahwa pada masa itu, operasi pembedahan yang maju dan cara pembiusan sudah

dikembangkan.Tingkat perkembangan dari banyak teknik masa lampau cukup mengagumkan. Setidaknya kita hanya mengetahui sedikit tentang bagaimana dan dengan alat apa manusia zaman kuno memperoleh teknik ini. Contohnya, pengetahuan mengenai medan energi dari ilmu medis masa lampau dan kemajuan dari astonomi masa lampau masih merupakan sebuah misteri bagi kita.

(Sumber : http://www.zhengjian.org)

Piramida di Segitiga Bermuda

Belum lama ini, beberapa ilmuwan Amerika, Perancis dan negara lainnya pada saat melakukan survey di area dasar laut Segitiga Bermuda, Samudera Atlantik, menemukan sebuah piramida berdiri tegak di dasar laut yang tak pernah diketahui orang, berada dibawah ombak yang menggelora! Panjang sisi dasar piramida ini mencapai 300 meter, tingginya 200 meter, dan jarak ujung piramida ini dari permukaan laut sekitar 100 meter. Jika bicara tentang ukuran, piramida ini lebih besar skalanya dibandingkan dengan piramida Mesir kuno yang ada di darat. Di atas piramida terdapat dua buah lubang yang sangat besar, air laut dengan kecepatan tinggi melalui kedua lubang ini, dan oleh karena itu menggulung ombak yang mengamuk dengan membentuk pusaran raksasa yang membuat perairan disekitar ini menimbulkan ombak yang dahsyat menggelora dan halimun pada permukaan laut. Penemuan terbaru ini membuat para ilmuwan takjub.

Bagaimanakah orang dulu membangun piramida dan hidup didasar laut dengan lautnya yang gemuruh menggelora? Ada beberapa ilmuwan Barat yang berpendapat bahwa Piramida di dasar laut ini mungkin awalnya dibuat diatas daratan, lalu terjadi gempa bumi yang dahsyat, dan tenggelam ke dasar laut seiring dengan perubahan di darat. Ilmuwan lainnya berpendapat bahwa beberapa ratus tahun yang silam perairan di area Segitiga Bermuda mungkin pernah sebagai salah satu landasan aktivitas bangsa Atlantis, dan Piramida di dasar laut tersebut mungkin sebuah gudang pemasokan mereka. Ada juga yang curiga bahwa Piramida mungkin sebuah tanah suci yang khusus dilindungi oleh bangsa Atlantis pada tempat yang mempunyai sejenis kekuatan dan sifat khas energi kosmosnya, dia (Piramida) bisa menarik dan mengumpulkan sinar kosmos, medan energi atau energi gelombang lain yang belum diketahui.dan struktur pada bagian dalamnya mungkin adalah resonansi gelombang mikro, yang memiliki efek terhadap suatu benda dan menghimpun sumber energi lainnya. Benarkah demikian? Master Li Hongzhi dalam buku Zhuan Falun mempunyai penjelasan tentang penemuan peradaban prasejarah sebagai berikut;

"Di atas bumi ada benua Asia, Eropa, Amerika Selatan, Amerika Utara, Oceania, Afrika dan benua Antartika, yang oleh ilmuwan geologi secara umum disebut 'lempeng kontinental'. Sejak terbentuknya lempeng kontinental sampai seakrang, sudah ada sejarah puluhan juta tahun. Dapat dikatakan pula bahwa banyak daratan berasal dari dasar laut yang naik ke atas, ada juga banyak daratan yang tenggelam ke dasar laut, sejak kondisi ini stabil sampai keadaan sekarang , sudah bersejarah puluhan juta tahun. Namun dibanyak dasar laut, telah ditemukan sejumlah bangunan yang tinggi besar dengan pahatan yang sangat indah, dan bukan berasal dari warisan budaya umat manusia modern, jadi pasti bangunan yang telah dibuat sebelum ia tenggelam ke dasar laut." Dipandang dari sudut ini, misteri asal mula Piramida dasar laut ini sudah dapat dipecahkan.(Sumber: Dajiyuan)

Jejak Kaki Manusia di Trilobite

(Erabaru.or.id) - Doktor Brosshil, Ketua Fakultas Geologi, Institut Berry, Kentucky, Amerika Serikat pada tahun 1938 mengumumkan bahwa ia menemukan 10 jejak binatang yang menyerupai manusia di karang pasir pada zaman karbon. Foto mikroskop dan infra merah membuktikan, bahwa semua jejak ini adalah tercipta secara alami dari pijakan kaki manusia, dan bukan diukir oleh tangan manusia. Menurut perkiraan, batu-batu yang meninggalkan jejak kaki manusia ini sejarahnya diperkirakan telah mencapai 250 juta tahun lamanya.

Pada saat yang lebih awal lagi, ada orang di kota St.Loui, tepi sungai Mississippi, Amerika Serikat, pernah menemukan sepasang jejak kaki manusia di sebuah batu karang. Menurut penilaian ahli geologi, sejarah batuan ini kira-kira sudah 270 juta tahun lamanya.

Penemuan yang lebih unik lagi adalah Sumber Antilop di Utah, Amerika Serikat. Seorang penggemar bernama Missanter pada bulan Juni tahun 1968 menemukan beberapa bongkah fosil trilobite. Dia menceritakan bahwa di saat dia menggunakan palu geologi dengan ringan mengetuk untuk membuka selempengan batu, lempeng batu-batu terbuka sama seperti sebuah buku, dia dengan terkejut menemukan jejak kaki seorang manusia pada permukaan batu yang sedang menginjak trilobite pada bagian tengahnya, sedangkan kepingan batu yang satunya lagi juga hampir memperlihatkan bentuk jejak kaki yang sempurna, namun yang semakin membuat orang merasa heran adalah ternyata beberapa orang itu mengenakan sandal!

Kemudian, pada bulan Juli 1968, ahli geologi ternama Doktor Bedick berinisiatif pergi sendiri ke Sumber Antilop untuk melakukan penyelidikan, lalu menemukan lagi sebuah jejak kaki anak kecil. Pada bulan Agustus 1968, seorang pengajar di sekolah pemerintah di kota danau garam yang bernama Howard menemukan lagi dua jejak kaki manusia yang mengenakan sepatu di sebuah batuan yang sama yang mengandung fosil trilobite.

Semua penemuan yang ada ini, setelah dinilai oleh para sarjana yang ahli di bidang itu, maka rata-rata berpendapat bahwa itu merupakan suatu yang tidak dapat disangsikan lagi, dan merupakan sebuah tantangan besar terhadap tradisi geologi. Kepala Museum Ilmu Bumi Universitas Utah, Madisson, dalam jumpa persnya mengatakan; "Kala itu tidak ada manusia di bumi, juga tidak ada kera, beruang, atau binatang malas besar lainnya yang bisa membuat serupa jejak kaki manusia. Namun jika demikian halnya, maka di saat bahkan sebelum terevolusi binatang yang mempunyai tulang belakang, lantas ada binatang apakah yang mirip dengan manusia dan yang bisa berjalan di planet bumi ini?"

Trilobite adalah binatang samudera yang halus-kecil dan tidak memiliki ruas tulang belakang, satu spesies dengan udang dan kepiting. Waktu keberadaannya di bumi di mulai sejak 600 juta tahun yang lampau hingga punah pada 280 juta tahun yang silam. Dan sejarah munculnya manusia sangat pendek jika dibandingkan dengannya, namun mengenai penggunaan sepatu yang cukup memenuhi standar ini hanya 3.000 tahun lebih. Lalu bagaimana untuk menjelaskan atas semuanya ini?

Kenangan Atas Atlantis yang Menyenangkan

Seorang sarjana Barat menemukan Inggrid Bennette, seorang yang mampu mengenang kehidupan masa lalunya saat menjadi warga Atlantis ribuan tahun yang lalu. Dari ingatannya diketahui peradaban Atlantis sangat tinggi dan selaras dengan alam.

(Erabaru.or.id) - Mitos mengenai peradaban Atlantis, selain catatan dalam dialog Plato, kita nyaris tidak memiliki bukti lain sebagai bahan pertimbangan. Sebenarnya, dialog juga mencatat: Atlantis, yang mempunyai tingkat peradaban tinggi, negara makmur dan kuat, mengakibatkan kehidupan rakyat mulai bejat, sehingga akhirnya segenap peradaban lenyap dalam bencana besar. Sarjana Barat secara kebetulan menemukan seseorang yang mampu mengingat kembali dirinya sebagai orang Atlantis di kehidupan sebelumnya --Inggrid Benette. Beberapa penggal kehidupan dan kondisi sosial dalam ingatannya masih membekas, sebagai bahan masukan agar bisa merasakan secara gamblang peradaban tinggi Atlantis. Dan yang terpenting adalah memberikan kita petunjuk tentang mengapa Atlantis musnah. Di bawah ini adalah ingatan Inggrid Bennette.

Kehidupan yang Dipenuhi KecerdasanDalam kehidupan sebelumnya di Atlantis, saya adalah seorang yang berpengetahuan luas, dipromosikan sebagai kepala energi wanita "Pelindung Kristal" (setara dengan seorang kepala pabrik pembangkit listrik sekarang). Pusat energi ini letaknya pada sebuah ruang luas yang bangunannya beratap lengkung. Lantainya dari pasir dan batu tembok, di tengah-tengah kamar sebuah kristal raksasa diletakkan di atas alas dasar hitam. Fungsinya adalah menyalurkan energi ke seluruh kota. Tugas saya melindungi kristal tersebut. Pekerjaan ini tak sama dengan sistem operasional pabrik sekarang, tapi menjaga keteguhan dalam hati, memahami jiwa sendiri, merupakan bagian penting dalam pekerjaan, ini adalah sebuah instalasi yang dikendalikan dengan jiwa. Ada seorang lelaki yang cerdas dan pintar, ia adalah "pelindung" kami, pelindung lainnya wanita.

Rambut saya panjang berwarna emas, rambut digelung dengan benda rajutan emas, persis seperti zaman Yunani. Rambut disanggul tinggi, dengan gulungan bengkok jatuh bergerai di atas punggung. Setiap hari rambutku ditata oleh ahli penata rambut, ini adalah sebagian pekerjaan rutin. Filsafat yang diyakini orang Atlantis adalah bahwa "tubuh merupakan kuilnya jiwa", oleh karena itu sangat memperhatikan kebersihan tubuh dan cara berbusana, ini merupakan hal yang utama dalam kehidupan. Saya mengenakan baju panjang tembus pandang, menggunakan daun pita emas yang diikat di pinggang belakang setelah disilang di depan dada. Lelaki berpakaian rok panjang juga rok pendek, sebagian orang memakai topi, sebagian tidak, semuanya dibuat dengan bahan putih bening yang sama. Seperti pakaian seragam, namun di masa itu, sama sekali tidak dibedakan, mengenakan ini hanya menunjukkan sebuah status, melambangkan kematangan jiwa raga kita. Ada juga yang mengenakan pakaian warna lain, namun dari bahan bening yang sama, mereka mengenakan pakaian yang berwarna karena bertujuan untuk pengobatan. Hubungannya sangat besar dengan ketidakseimbangan pusat energi tubuh, warna yang spesifik memiliki fungsi pengobatan.

Berkomunikasi dengan HewanSaya sering pergi mendengarkan nasihat lumba-lumba. Lumba-lumba hidup di sebuah tempat yang dibangun khusus untuk mereka. Sebuah area danau besar yang indah, mempunyai undakan raksasa yang menembus ke tengah danau. Pilar dua sisi undakan adalah tiang yang megah, sedangkan area danau dihubungkan dengan laut melalui terusan besar. Di siang hari lumba-lumba berenang di sana, bermain-main, setelah malam tiba kembali ke lautan luas. Lumba-lumba bebas berkeliaran, menandakan itu adalah tempat yang sangat istimewa. Lumba-lumba adalah sahabat karib dan penasihat kami. Mereka sangat pintar, dan merupakan sumber keseimbangan serta keharmonisan masyarakat kami. Hanya sedikit orang pergi mendengarkan bahasa intelek lumba-lumba. Saya sering

berenang bersama mereka, mengelus mereka, bermain-main dengan mereka, serta mendengarkan nasihat mereka. Kami sering bertukar pikiran melalui telepati. Energi mereka membuat saya penuh vitalitas sekaligus memberiku kekuatan. Saya dapat berjalan-jalan sesuai keinginan hati, misalnya jika saya ingin pergi ke padang luas yang jauh jaraknya, saya memejamkan mata dan memusatkan pikiran pada tempat tersebut. Akan ada suatu suara "wuung" yang ringan, saya membuka mata, maka saya sudah berada di tempat itu.

Saya paling suka bersama dengan Unicorn (kuda terbang). Mereka sama seperti kuda makan rumput di padang belantara. Unicorn memiliki sebuah tanduk di atas kepalanya, sama seperti ikan lumba-lumba, kami kontak lewat hubungan telepati. Secara relatif, pikiran Unicorn sangat polos. Kami acap kali bertukar pikiran, misalnya, "Aku ingin berlari cepat". Unicorn akan menjawab: "Baiklah". Kita lari bersama, rambut kami berterbangan tertiup angin. Jiwa mereka begitu tenang, damai menimbulkan rasa hormat. Unicorn tidak pernah melukai siapa pun, apalagi mempunyai pikiran atau maksud jahat, ketika menemui tantangan sekalipun akan tetap demikian.

Saya sering kali merasa sedih pada orang zaman sekarang, sebab sama sekali tidak percaya dengan keberadaan hewan ini, ada seorang pembina jiwa mengatakan kepadaku: Saat ketika kondisi dunia kembali pada keseimbangan dan keharmonisan, semua orang saling menerima, saling mencintai, saat itu Unicorn akan kembali.

Lingkungan yang Indah Permai Di timur laut Atlantis terdapat sebidang padang rumput yang sangat luas. Padang rumput ini menyebarkan aroma wangi yang lembut, dan saya suka duduk bermeditasi di sana. Aromanya begitu hangat. Kegunaan dari bunga segar sangat banyak, maka ditanam secara luas. Misalnya, bunga yang berwarna biru dan putih ditanam bersama, ini bukan saja sangat menggoda secara visual, sangat dibutuhkan buat efektivitas getaran. Padang rumput ini dirawat oleh orang yang mendapat latihan khusus dan berkualitas tinggi serta kaya pengetahuan. "Ahli ramuan" mulai merawat mereka sejak tunas, kemudian memetik dan mengekstrak sari pati kehidupannya.

Di lingkungan kerja di Atlantis, jarang ada yang berposisi rendah. Serendah apa pun pekerjaannya, tetap dipandang sebagai anggota penting di dalam masyarakat kami. Masyarakat terbiasa dengan menghormati dan memuji kemampuan orang lain. Yang menanam buah, sayur-mayur, dan penanam jenis kacang-kacangan juga hidup di timur laut. Sebagian besar adalah ahli botani, ahli gizi dan pakar makanan lainnya. Mereka bertanggung jawab menyediakan makanan bagi segenap peradaban kami.

Sebagian besar orang ditetapkan sebagai pekerja fisik, misalnya tukang kebun dan tukang bangunan. Hal itu akan membuat kondisi tubuh mereka tetap stabil. Sebagian kecil dari mereka mempunyai kecerdasan, pengaturan pekerjaan disesuaikan dengan tingkat perkembangan kecerdasan mereka. Orang Atlantis menganggap, bahwa pekerjaan fisik lebih bermanfaat, ini membuat emosi (perasaan) mereka mendapat keseimbangan, marah dan suasana hati saat depresi dapat diarahkan secara konstruktif, lagi pula tubuh manusia terlahir untuk pekerjaan fisik, hal tersebut telah dibuktikan. Namun, selalu ada pengecualian, misalnya lelaki yang kewanitaan atau sebaliknya, pada akhirnya, orang pintar akan membimbing orang-orang ini bekerja yang sesuai dengan kondisi mereka. Setiap orang akan menuju ke kecerdasan, berperan sebagai tokoh sendiri, semua ini merupakan hal yang paling mendasar.

Seluruh kehidupan Atlantis merupakan himpunan keharmonisan yang tak terikat secara universal bagi tumbuh-tumbuhan, mineral, hewan dan sayur-mayur. Setiap orang merupakan partikel bagiannya, setiap orang tahu, bahwa pengabdian mereka sangat dibutuhkan. Di Atlantis tidak ada sistem keuangan, hanya ada aktivitas perdagangan. Kami tidak pernah membawa dompet atau kunci dan sejenisnya. Jarang ada keserakahan atau kedengkian, yang ada hanya kebulatan tekad.

Teknologi yang TinggiDi Atlantis ada sarana terbang yang modelnya mirip "piring terbang" (UFO), mereka menggunakan medan magnet mengendalikan energi perputaran dan pendaratan, sarana hubungan jenis ini biasa digunakan untuk perjalanan jarak jauh. Perjalanan jarak pendek

hanya menggunakan katrol yang dapat ditumpangi dua orang. Ia mempunyai sebuah mesin yang mirip seperti kapal hidrofoil, prinsip kerja sama dengan alat terbang, juga menggunakan medan energi magnet. Yang lainnya seperti makanan, komoditi rumah tangga atau barang-barang yang berukuran besar, diangkut dengan cara yang sama menggunakan alat angkut besar yang disebut "Subbers."

Atlantis adalah sebuah peradaban yang sangat besar, kami berkomunikasi menggunakan kapal untuk menyiarkan berita ke berbagai daerah. Sebagian besar informasi diterima oleh "orang pintar" melalui respons batin, mereka memiliki kemampuan menerima dengan cara yang istimewa, ini mirip dengan stasiun satelit penerima, dan sangat akurat. Maka, pekerjaan mereka adalah duduk dan menerima informasi yang disalurkan dari tempat lain. Sebenarnya, dalam pekerjaan, cara saya mengoperasikan kristal besar, juga dikerjakan melalui hati.

Pengobatan yang Maju Dalam peradaban ini, tidak ada penyakit yang parah. Metode pengobatan yang digunakan, semuanya menggunakan kristal, warna, musik, wewangian dan paduan ramuan, dengan mengembangkan efektivitas pengobatan secara keseluruhan.

Pusat pengobatan adalah sebuah tempat yang banyak kamarnya. Saat penderita masuk, sebuah warna akan dicatat di tembok. Lalu pasien diarahkan ke sebuah kamar khusus untuk menentukan pengobatan. Di kamar pertama, asisten yang terlatih baik dan berpengetahuan luas tentang pengobatan akan mendeteksi frekwensi getaran pada tubuh pasien. Informasi dialihkan ke kamar lainnya. Di kamar tersebut, sang pasien akan berbaring di atas granit yang datar, sedangkan asisten lainnya akan mengatur rancangan pengobatan yang sesuai untuk pasien.

Setelah itu, kamar akan dipenuhi musik terapi, kristal khusus akan diletakkan di pasien. Seluruh kamar penuh dengan wewangian yang lembut, terakhir akan tampak sebuah warna. Selanjutnya, pasien diminta merenung, agar energi pengobatan meresap ke dalam tubuh. Dengan demikian, semua indera yang ada akan sehat kembali, "warna" menyembuhkan indera penglihatan, "aroma tumbuh-tumbuhan" menyembuhkan indera penciuman, "musik yang merdu" menyembuhkan indera pendengaran, dan terakhir, "air murni" menyembuhkan indera perasa. Saat meditasi selesai, harus minum air dari tabung. Energinya sangat besar, bagaikan seberkas sinar, menyinari tubuh dari atas hingga ke bawah. Seluruh tubuh bagai telah terpenuhi. Teknik pengobatan selalu berkaitan dengan "medan magnet" dan "energi matahari" , sekaligus merupakan pengobatan secara fisik dan kejiwaan.

Pendidikan Anak yang Ketat Saat bayi masih dalam kandungan, sudah diberikan suara, musik serta bimbingan kecerdasan pada zaman itu. Semasa dalam kandungan, "orang pintar" akan memberikan pengarahan kepada orang tua sang calon anak. Sejak sang bayi lahir, orang tua merawat dan mendidiknya di rumah, menyayangi dan mencintai anak mereka. Di siang hari, anak-anak akan dititipkan di tempat penitipan anak, mendengar musik di sana, melihat getaran warna dan cerita-cerita yang berhubungan dengan cara berpikiran positif dan kisah bertema filosofis.

Pusat pendidikan anak, terdapat di setiap tempat. Anak-anak dididik untuk menjadi makhluk hidup yang memiliki inteligensi sempurna. Belajar membuka pikiran, agar jasmani dan rohani mereka bisa bekerja sama. Di tahap perkembangan anak, orang pintar memegang peranan yang sangat besar, pendidik mempunyai posisi terhormat dalam masyarakat Atlantis, biasanya baru bisa diperoleh ketika usia mencapai 60-120 tahun, tergantung pertumbuhan inteligensi. Dan merupakan tugas yang didambakan setiap orang.

Di seluruh wilayah, setiap orang menerima pendidikan sejak usia 3 tahun. Mereka menerima pendidikan di dalam gedung bertingkat. Di depan gedung sekolah terdapat lambang pelangi, pelangi adalah lambang pusat bimbingan. Pelajaran utamanya adalah mendengar dan melihat. Sang murid santai berbaring atau duduk, sehingga ruas tulang belakang tidak mengalami tekanan. Metode lainnya adalah merenung, mata ditutup dengan perisai mata, dalam perisai mata ditayangkan berbagai macam warna. Pada

kondisi merenung, metode visualisasi seperti ini sangat efektif. Bersamaan itu juga diberi pita kaset bawah sadar. Saat tubuh dan otak dalam keadaan rileks, pengetahuan mengalir masuk ke bagian memori otak besar. Ini merupakan salah satu metode belajar yang paling efektif, sebab ia telah menutup semua jalur informasi yang dapat mengalihkan perhatian. "Orang pintar" membimbing si murid, tergantung tingkat kemampuan menyerap sang anak, dan memudahkan melihat bakat tertentu yang dimilikinya. Dengan begini, setiap anak memiliki kesempatan yang sama mengembangkan potensinya.

Pemikiran maju yang positif dan frekwensi getaran merupakan kunci utama dalam masa belajar dan meningkatkan/mendorong wawasan sanubari terbuka. Semakin tinggi tingkat frekwensi getaran pada otak, maka frekwensi getaran pada jiwa semakin tinggi. Semakin positif kesadaran inheren, maka semakin mencerminkan kesadaran ekstrinsik maupun kesadaran terpendam. Ketika keduanya serasi, akan membuka wawasan dunia yang positif: Jika keduanya tidak serasi, maka orang akan hanyut pada keserakahan dan kekuasaan. Bagi orang Atlantis, mengendalikan daya pikir orang lain adalah cara hidup yang tak beradab, dan ini tidak dibenarkan.

Dalam buku sejarah kami, kami pernah merasa tidak aman dan tenang. Karakter leluhur kami yang tak beradab masih saja mempengaruhi masyarakat kami waktu itu. Misalnya, memilih binatang untuk percobaan. Namun, kaidah inteligensi dengan keras melarang mencampuri kehidupan orang lain. Meskipun kita tahu ada risikonya, namun kita tidak boleh memaksa atau menghukum orang lain, sebab setiap orang harus bertanggung jawab atas perkembangan sanubarinya sendiri. Pada masyarakat itu, rasa tidak aman adalah demi untuk mendapatkan keamanan. Filsafat seperti ini sangat baik, dan sangat dihormati orang-orang ketika itu, ia adalah pelindung kami.

Kiamat yang Melanda Atlantis

Saya tidak bersuami. Pada waktu itu, orang-orang tidak ada ikatan perkawinan. Jika Anda bermaksud mengikat seseorang, maka akan melaksanakan sebuah upacara pengikatan. Pengikatan tersebut sama sekali tidak ada efek hukum atau kekuatan yang mengikat, hanya berdasarkan pada perasaan hati. Kehidupan seks orang Atlantis sangat dinamis untuk mempertahankan kesehatan. Saya memutuskan hidup bersamanya berdasarkan kesan akan seks, inteligensi dan daya tarik. Di masa itu, seks merupakan sebuah bagian penting dalam kehidupan, seks sama pentingnya dengan makan atau tidur. Ini adalah bagian dari "keberadaan hidup secara keseluruhan", lagi pula tubuh kami secara fisik tidak menampakkan usia kami, umumnya kami dapat hidup hingga berusia 200 tahun lamanya.

Ada juga yang orang berhubungan seks dengan hewan, atau dengan setengah manusia separuh hewan, misalnya, tubuh seekor kuda yang berkepala manusia. Di saat itu, orang Atlantis dapat mengadakan transplantasi kawin silang, demi keharmonisan manusia dan hewan pada alam, namun sebagian orang melupakan hal ini, titik tolak tujuan mereka adalah seks. Orang yang sadar mengetahui bahwa ini akan mengakibatkan ketidakseimbangan pada masyarakat kami, orang-orang sangat cemas dan takut terhadap hal ini, tetapi tidak ada tindakan preventif. Ini sangat besar hubungannya dengan keyakinan kami, manusia memiliki kebebasan untuk memilih, dan seseorang tidak boleh mengganggu pertumbuhan inteligensi orang lain. Orang yang memilih hewan sebagai lawan main, biasanya kehilangan keseimbangan pada jiwanya, dan dianggap tidak matang.

Teknologi Maju yang Lalim Pada masa kehidupan saya, kami tahu Atlantis telah sampai di pengujung ajal. Di antara kami ada sebagian orang yang tahu akan hal ini, namun, adalah sebagian besar orang sengaja mengabaikannya, atau tidak tertarik terhadap hal ini. Unsur materiil telah kehilangan keseimbangan. Teknologi sangat maju. Misalnya, polusi udara dimurnikan, suhu udara disesuaikan. Majunya teknologi, hingga kami mulai mengubah komposisi udara dan air. Terakhir ini menyebabkan kehancuran Atlantis.

Empat unsur pokok yakni: angin, air, api, dan tanah adalah yang paling fundamental dari galaksi kami, basis materiil yang paling stabil. Mencoba menyatukan atau mengubah unsur pokok ini telah melanggar hukum alam. Ilmuwan bekerja dan hidup di bagian barat

Atlantis, mereka "mengalah" pada keserakahan, demi kekuasaan dan kehormatan pribadi bermaksud "mengendalikan" 4 unsur pokok. Kini alam tahu, hal ini telah mengakibatkan kehancuran total. Mereka mengira dirinya di atas orang lain, mereka berkhayal sebagai tokoh Tuhan, ingin mengendalikan unsur pokok dasar pada bintang tersebut.

Menjelang Hari Kiamat Ramalan "kiamat" pernah beredar secara luas, namun hanya orang yang pintar dan yang mengikuti jalan spritual yang tahu penyebabnya. Akhir dari peradaban kami hanya disebabkan oleh segelintir manusia! Ramalan mengatakan: "Bumi akan naik, mengumpulkan rakyatnya. Daratan baru akan muncul, semua orang mulai berjuang lagi. Hanya segelintir orang bernasib mujur akan hidup, mereka akan menyebar ke segala penjuru di daratan baru, dan kisah Atlantis akan turun-temurun, kami akan kembali ke masa lalu. Menarik pelajaran." Lumba-lumba pernah memberitahu kami hari "kiamat" akan tiba, kami tahu saat-saat tersebut semakin dekat, sebab telah dua pekan tidak bertemu lumba-lumba. Mereka memberitahu saat kami akan pergi ke sebuah tempat yang tenang, dan menjaga bola kristal, lumba-lumba memberitahu kami dapat pergi dengan aman ke barat.

Banyak orang meninggalkan Atlantis mencari daratan baru. Sebagian pergi sampai ke Mesir, ada juga menjelang "kiamat" meninggalkan Atlantis dengan kapal perahu, ke daratan baru yang tidak terdapat di peta. Daratan-daratan ini bukan merupakan bagian dari peradaban kami, oleh karena itu tidak dalam perlindungan kami. Banyak yang merasa kecewa dan meninggalkan kami, aktif mencari lingkungan yang maju dan aman. Oleh karenanya, Atlantis nyaris tidak ada pendatang. Namun, setelah perjalanan segelintir orang hingga ke daratan yang "aneh", mereka kembali dengan selamat. Dan keadaan negerinya paling tidak telah memberi tahu kami pengetahuan tentang kehidupan di luar Atlantis.

Saya memilih tetap tinggal, memastikan kristal energi tidak mengalami kerusakan apa pun, hingga akhir. Kristal selalu menyuplai energi ke kota. Saat beberapa pekan terakhir, kristal ditutup oleh pelindung transparan yang dibuat dari bahan khusus. Mungkin suatu saat nanti, ia akan ditemukan, dan digunakan sekali lagi untuk maksud baik. Saat kristal ditemukan, ia akan membuktikan peradaban Atlantis, sekaligus menyingkap misteri lain yang tak terungkap selama beberapa abad.

Saya masih tetap ingat hari yang terpanjang, hari terakhir, detik terakhir, bumi kandas, gempa bumi, letusan gunung berapi, bencana kebakaran. Lempeng bumi saling bertabrakan dengan keras. Bumi sedang mengalami kehancuran, orang-orang di dalam atap lengkung bangunan kristal bersikap menyambut saat kedatangannya. Jiwa saya sangat tenang. Sebuah gedung berguncang keras. Saya ditarik seseorang ke atas tembok, kami saling berpelukan. Saya berharap bisa segera mati. Di langit asap tebal bergulung-gulung, saya melihat lahar bumi menyembur, kobaran api merah mewarnai langit. Ruang dalam rumah penuh dengan asap, kami sangat sesak. Lalu saya pingsan, selanjutnya, saya ingat roh saya terbang ke arah terang. Saya memandang ke bawah dan terlihat daratan sedang tenggelam. Air laut bergelora, menelan segalanya. Orang-orang lari ke segala penjuru, jika tidak ditelan air dahsyat pasti jatuh ke dalam kawah api. Saya mendengar dengan jelas suara jeritan. Bumi seperti sebuah cerek air raksasa yang mendidih, bagai seekor binatang buas yang kelaparan, menggigit dan menelan semua buruannya. Air laut telah menenggelamkan daratan.

Sumber Kehancuran Lewat ingatan Inggrid Benette, diketahui tingkat perkembangan teknologi bangsa Atlantis, berbeda sekali dengan peradaban kita sekarang, bahkan pengalamannya akan materiil berbeda dengan ilmu pengetahuan modern, sebaliknya mirip dengan ilmu pengetahuan Tiongkok kuno, berkembang dengan cara yang lain. Peradaban seperti ini jauh melampaui peradaban sekarang. Mendengarnya saja seperti membaca novel fiktif. Bandingkan dengan masa kini, kemampuan jiwa bangsa Atlantis sangat diperhatikan, bahkan mempunyai kemampuan supernormal, mampu berkomunikasi dengan hewan: yang diperhatikan orang sekarang adalah pintar dan berbakat, dicekoki berbagai pengetahuan, namun mengabaikan kekuatan dalam.

Bangsa Atlantis mementingkan "inteligensi jiwa" dan "tubuh" untuk mengembangkan seluruh potensi terpendam pada tubuh manusia, hal ini membuat peradaban mereka bisa berkembang pesat dalam jangka panjang dan penyebab utama tidak menimbulkan gejala ketidakseimbangan. Mengenai punahnya peradaban Atlantis, layak direnungkan orang sekarang. Plato menggambarkan kehancuran Atlantis dalam dialognya sebagai berikut:

"Hukum yang diterapkan Dewa Laut membuat rakyat Atlantis hidup bahagia, keadilan Dewa Laut mendapat penghormatan tinggi dari seluruh dunia, peraturan hukum diukir di sebuah tiang tembaga oleh raja-raja masa sebelumnya, tiang tembaga diletakkan di tengah di dalam pulau kuil Dewa Laut. Namun masyarakat Atlantis mulai bejat, mereka yang pernah memuja dewa palsu menjadi serakah, maunya hidup enak dan menolak kerja dengan hidup berfoya-foya dan serba mewah."

Plato yang acap kali sedih terhadap sifat manusia mengatakan: "Pikiran sekilas yang suci murni perlahan kehilangan warnanya, dan diselimuti oleh gelora nafsu iblis, maka orang-orang Atlantis yang layak menikmati keberuntungan besar itu mulai melakukan perbuatan tak senonoh, orang yang arif dapat melihat akhlak bangsa Atlantis yang makin hari makin merosot, kebajikan mereka yang alamiah perlahan-lahan hilang, tapi orang-orang awam yang buta itu malah dirasuki nafsu, tak dapat membedakan benar atau salah, masih tetap gembira, dikiranya semua atas karunia Tuhan."

Hancurnya peradaban disebabkan oleh segelintir manusia, banyak yang tahu sebabnya, akan tetapi sebagian besar orang mengabaikannya, maka timbul kelongsoran besar, dalam akhlak dan tidak dapat tertolong. Maka, sejumlah kecil orang berbuat kesalahan tidak begitu menakutkan, yang menakutkan adalah ketika sebagian besar orang "mengabaikan kesalahan", hingga "membiarkan perubahan" selanjutnya diam-diam "menyetujui kejahatan", tidak dapat membedakan benar dan salah, kabar terhadap kesalahan mengakibatkan kesenjangan sifat manusia, moral masyarakat merosot dahsyat, mendorong peradaban ke jalan buntu.

Kita sebagai orang modern, dapatlah menjadikan sejarah sebagai cermin pelajaran, merenungi kembali ilmu yang kita kembangkan, yang mengenal kehidupan hanya berdasarkan pengenalan yang objektif terhadap dunia materi yang nyata, dan mengabaikan hakikat kehidupan dalam jiwa. Makna kehidupan sejati, berangsur menjadi bisnis --memenuhi nafsu materiil, seperti ilmuwan Atlantis, segelintir orang tunduk pada keserakahan, tidak mempertahankan kebenaran, demi kekuasaan dan kemuliaan, mengembangkan teknologi yang salah, merusak lingkungan hidup. Apakah kita sedang berbuat kesalahan yang sama?

Sumber : Buku Himpunan Inspirasi Peradaban Prasejarah

Pameran “Prasasti Heliodorus” di Museum Israel

Museum Israel memperkenalkan batu prasasti berusia 2200 tahun pada tanggal 3 Mei 2007.  Batu prasasti ini memberikan pandangan baru atas cerita dramatis

Heliodorus dan Kuil di Yerusalem, sebagaimana diberitakan dalam Buku Kedua Makabe.

(Erabaru.or.id) - “Prasasti Heliodorus merupakan batu prasasti Helenistik terpenting yang ditemukan di Israel,” kata James S. Snyder, Anne dan Jerome Fisher Direktur Museum Israel.

Prasasti tersebut berhubungan dengan Buku Kedua Makabe. Yang menyajikan informasi yang independen dan asli atas episode penting dalam sejarah yang mengarah kepada Pemberontakan Makabe. Dimana kemenangan tersebut dirayakan setiap tahun dalam Festival Hanukah, festival Bangsa Yahudi.

Prasasti Heliodorus Prasasti tersebut menguraikan informasi baru mengenai Heliodorus. Yang menurut Buku Kedua Makabe, menerima perintah untuk menyita barang-barang berharga dari Kuil di Yerusalem. Tetapi dihalau dari tempat suci tersebut oleh penampakan ajaib seorang penunggang kuda angker yang didampingi dua anak muda perkasa.

Pameran ini merupakan pameran publik pertama untuk Prasasti Heliodorus, yang sebelumnya dipinjamkan kepada Museum Michael dan Judy Steinhardt di New York. Prasasti tersebut mencatat korespondensi dalam bahasa Yunani Kuno antara Heliodorus dan Raja Seleukus IV, penguasa Kerajaan Seleukus (187 – 175 SM), yang merupakan pewaris dari Antiokhus IV Epifanes (terkenal dalam sejarah Hanuka). Dalam suratnya tersebut, Raja Seleukus mengumumkan pengangkatan seorang administrasi untuk mengawasi tempat-tempat suci dalam provinsi tersebut termasuk juga Tanah Israel

Penunjukan pengawas untuk tempat-tempat suci tersebut – termasuk juga Kuil di Yerusalem. Bertujuan menggiring provinsi tersebut agar sejalan dengan Kekaisaran Seleukus. Posisi ini juga mencakup kekuasaan atas pendapatan tempat-tempat suci, terutama pajak setoran kepada raja. Dalam hal ini, masyarakat Yahudi menganggap penunjukkan ini sebagai suatu pelanggaran terhadap ideologi keagamaan Yahudi

Episode ini mungkin dapat memberi bayangan terhadap kejadian berikutnya. Kurang dari sepuluh tahun kemudian (berkisar antara 169-168 SM), raja Seleukus baru, Antiokhus IV Epifanes dan tentaranya masuk ke Yerusalem, membunuh penduduk, merampok harta benda di Kuil, dan menodai tempat-tempat suci. Dengan demikian penunjukkan baru tersebut, yang tercatat dalam prasasti tersebut, menunjukkan mulainya keterlibatan Yunani/Seleukus dalam masalah keagamaan Yahudi, yang akhirnya terjadi Pemberontakan Makabe di tahun 167 SM.

Pameran Prasasti BersejarahPrasasti Batu Heliodorus merupakan bagian dari pameran khusus dengan judul “Korespondensi Kerajaan di Batu – Pengawas Tempat-tempat Suci”. Pameran tersebut  dijaga oleh David Mevorah, Kurator Arkeolog Helenistik, Roma, dan Byzantine.

Dalam pameran tersebut juga ditampilkan prasasti Helenistik dari administrasi kerajaan Kekaisaran Seleukus – Prasasti Hefzibah – yang merupakan barang arkeologi kepemilikan tetap museum tersebut.

Tulisan pada prasasti Heliodorus tersebut telah diurakan dan diterjemahkan oleh Profesor Hannah cotton-Paltiel dari Universitas Ibrani dan Profesor Michael Woerrle dari Komisi Sejarah Kuno dan Epigrafi, Institute Arkeologi Jerman di Munich. Analisa komposisi kimia batu tersebut dilakukan oleh Profesor Yuvel Goren dari Universitas Tel Aviv, yang menyatakan bahwa batu tersebut berkemungkinan besar berasal dari dataran rendah antara bukit Yudea dan Pantai Mediterania.

Penyelidikan Baru Batu prasasti Heliodorus menyajikan informasi salah satu dari tiga misi administrasi kerajaan Raja Seleukus IV (187 – 175 SM) yang berhasil dipertahankan. Surat terdahulu dan paling penting dari Raja Seleukus IV kepada Heliodorus, hanya tersisa bagian pendahuluannya saja.

Korespondensi antara gubernur provinsi dengan Antiokhus III, ayah dari Raja Seleukus IV, tercantum di Prasasti Hefzibah, juga diikut sertakan dalam pameran kali ini. Prasasti ini pernah dipamerkan di Museum Israel sejak ditemukan di bagian Utara Israel pada tahun 1960-an.

Penelitian menyeluruh Cotton-Paltiel, Woerrle dan Goren telah dipublikasikan di Zeitschrift für Papyrologie und Epigraphik, jurnal internasional terkemuka dalam publikasi dokumen dari jaman kuno.

http://en.epochtimes.com/news/7-5-6/54964.html

Stonehenge Bangunan Megalitik Berusia 5000 tahun

(Erabaru.or.id) - Stonehenge merupakan sebuah monumen batu peninggalan manusia purba pada zaman Perunggu dan Neolithikum yang terletak berdekatan dengan Amesbury sekitar 13 kilometer (8 batu) barat laut Salisbury Plain, Propinsi Wilshire, Inggris. Stonehenge sendiri terdiri dari tiga puluh batu tegak (sarsens) dengan ukuran yang sangat besar (masing-masing batu pada mulanya seragam tingginya, yaitu 10 meter dengan masing-masing batu mempunyai berat 26 ton), semua batu tegak tersebut disusun dengan bentuk tegak melingkar yang dikenal sebagai megalithikum.

Terdapat perdebatan mengenai usia sebenarnya lingkaran batu itu, tetapi kebanyakan arkeolog memperkirakan bahwa sebagian besar bangunan Stonehenge dibuat antara 2500-2000 SM. Bundaran tambak tanah dan parit membentuk fase pembangunan monumen Stonehenge yang lebih, awal sekitar 3100 SM. Walaupun seusia dengan ( henges ) zaman Neolithikum yang menye rupai Stonehenge, Stonehenge mungkin memiliki keterkaitan dengan bulatan batu lain yang terdapat di British Isle seperti Cincin Brodgar namun ukuran trilitonnya sebagai contoh menjadikannya unik. Tempat ini dimasukkan dalam daftar Warisan Dunia UNESCO pada tahun 1986.

Di dalam 30 lingkaran batu besar tadi, juga masih terdapat sekitar 30 batu dengan ukuran yang lebih kecil yang dinamakan Lintels, yang disusun dengan bentuk melingkar juga.Tapi pada saat ini keba nyakan batu-batu tegak tadi telah terkikis dan jatuh.

PrasejarahMenurut Arkeolog inggris, Richard Jhon Coplan Atkinson (1950), Stonehenge kira-kira dibangun sekitar 5000 tahun silam, pembangunannya sendiri dibagi menjadi beberapa fase (I,II,IIIa,IIIb, dan IIIc). Tentunya dengan banyaknya tahapan fase dalam pembangunan Stonehenge, menunjukkan bahwa bangunan tersebut memerlukan waktu yang sangat lama dalam pengerjaannya, mulai dari peng angkutan batunya sendiri sampai tahap pengukiran pada setiap batunya. Pene muan diketahui adanya ukiran disetiap batu Stonehenge, hal ini baru diketahui oleh para peneliti baru-baru ini. Menurut seorang Arkeolog, Tom Goskar, dengan metode scaning laser, ukiran-ukiran pada batu tersebut baru akan terlihat. Jika deng an mata telanjang tidak akan terlihat. Tentunya dengan ditemukannya bentuk-bentuk ukiran pada bebatuan, setidaknya bisa memberikan secercah harapan untuk menguak kegunaan Stonehenge pada masa lalu.

Kompleks Stonehenge dibangun dalam beberapa fase pembangunan selama 2.000 tahun dan sepanjang kurun waktu itu aktivitas terus berjalan. Hal tersebut dibuktikan dengan ditemukannya sesosok mayat seorang Saxon yang dipancung dan dikebumikan di tugu peringatan tersebut, dan kemungkinan mayat tersebut berasal dari abad ke-7 M.

Stonehenge IMonumen pertama terdiri dari lingkaran tebing bulat dan parit berukuran 115 meter (320 kaki) diameter dan dengan satu pintu masuk di bagian timur laut. Fase ini adalah sekitar 3100 SM. Di bagian luar kawasan lingkaran terdapat 59 lubang, dikenal sebagai lubang Aubrey untuk memperingati Jhon Aubrey, arkeolog abad ketujuh belas yang merupakan orang pertama yang mengetahui lubang-lubang tersebut. Dua puluh lima dari lubang Aubrey diketahui mempunyai perkebumian abu pada dua abad setelah berdirinya Stonehenge. Tiga puluh abu mayat diletakkan di dalam parit kawasan lingkaran dan bagian lain dalam kawasan Stonehenge. Tembikar Neolitikum akhir telah ditemukan bersama-sama ini memberikan bukti tanggal. Sebuah batu tunggal monolit besar yang tidak dilicinkan dikenal sebagai ‘Batu Tumit’ ( Heel Stone ) terletak di luar pintu masuk.

Stonehenge IIBukti fase kedua tidak lagi kelihatan. Bagaimanapun bukti dari beberapa lubang tiang dari waktu masa ini membuktikan terdapatnya beberapa bangunan kayu yang dibangun dalam kawasan lingkaran sekitar awal milenium ketiga SM. Beberapa kesan papan yang didapati dile takkan pada pintu masuk. Fase ini sama dengan tempat Woodhenge yang terletak berdekatan.

Stonehenge IIIaEkskavasi arkeologi menunjukkan bahwa sekitar 2600 SM, dua lengkungan bulan sabit dibuat dari lubang (dikenal sebagai lubang Q dan R) yang digali di tengah-teng ah lokasi. Lubang tersebut mengandung 80 batu biru tegak yang dibawa dari bukit Preseli, 250 batu di Wales. Batu-batu tersebut dibentuk menjadi tiang dengan teliti, kebanyakan terdiri dari batu jenis dolerite bertanda tetapi juga termasuk contoh batu rhyolite, tufa gunung berapi, dan myolite seberat 4 ton.

Pintu masuk dilebarkan pada masa ini menjadikannya selaras dengan arah matahari naik pertengahan musim panas dan matahari terbenam pertengahan musim semi masa tersebut. Monumen tersebut ditinggalkan tanpa disiapkan, sementara batu biru kelihatannya di pindah dan lubang Q dan R ditutup. Ini kemungkinan dilakukan pada

masa fase Stonehenge IIIb. Monumen ini kelihatannya melebihi tempat di Avebury dari segi kepentingannya pada akhir masa ini dan Amesbury Archer, ditemukan pada tahun 2002 tiga batu ke selatan, membayangkan bagaimana Stonehenge kelihatan pada masa ini. Stonehenge IIIa dikatakan diba ngun oleh orang Beaker

Stonehenge IIIbPada aktivitas fase berikutnya pada akhir milenium ketiga 74 SM mendapati batu Sarsen yang besar dibawa dari kueri 20 batu di utara di lokasi Marlborough Downs. Batu-batu tersebut dikemaskan dan dibentuk dengan sambungan pasak dan ruas sebelum 30 didirikan membentuk bulatan tiang batu berukuran 30 meter diameter dengan 29 atap batu ( lintel ) di atas. Setiap bongkah batu seberat 25 ton dan jelas dibentuk dengan tujuan membuat kagum.

Batu orthostat lebar sedikit di bagian atas agar memberikan gambaran ia kelihatan lurus dari bawah ke atas sementara batu alang melengkung sedikit untuk menyambung gambaran bundar monumen lebih awal.

Di dalam bulatan ini terletak lima trili thon batu sarsen diproses dan disusun dalam bentuk ladam. Batu besar ini, sepuluh menegak dan lima batu alang, dengan berat masing-masing hingga 50 ton yang disambungkan dengan sambungan rumit. Ukiran pisau belati dan kepala kapak terdapat di sarsen. Dalam masa ini, jalan sepanjang 500 meter dibangun, menuju ke arah timur laut dari pintu masuk dan mengandung dua pasang tambak selaras yang berparit di tengahnya. Terakhir dua batu portal besar dipasangkan di pintu masuk yang kini hanya tinggal satu, Batu Penyembelihan ( Slaughter Stone ) 4,9 meter (16 kaki) panjang. Hal ini dipercayai hasil kerja kebudayaan Wessex Zaman Perunggu awal, sekitar 2000 SM.

Stonehenge IIIcSelepasnya pada Zaman Perunggu, batu biru kelihatannya telah ditegakkan semula, dalam bulatan antara dua tiang sarsen dan juga dalam bentuk ladam di tengah, mengikuti tata layout sarsen. Walaupun ia kelihatannya satu fase kerja yang menakjubkan, pembangunan Stonehenge IIIc dibangun kurang teliti berbanding Stonehenge IIIb, batu biru yang ditegakkan kelihatannya mempunyai pondasi yang tidak kokoh dan mulai tumbang. Salah satu dari batu yang tumbang telah diberi nama yang kurang tepat sebagai Batu Penyembahan ( Altar Stone ). Dua bulatan lubang juga digali di luar bulatan batu yang dikenal sebagai lubang Y dan Z. Lubang-lubang ini tidak pernah diisi dengan batu dan pembangunan lokasi peringatan ini kelihatannya terbiarkan sekitar 1500 SM.

Stonehenge IVSekitar 1100 SM, jalan raya Avenue disambung sejauh lebih dari dua batu sampai ke Sungai Avon walaupun tidak jelas siapakah yang terlibat dalam kerja pembangunan tambahan ini.

Teori mengenai StonehengePenelitian serius pertama dilakukan sekitar 1740 oleh William Stukeley. Stukeley keliru menyatakan bahwa lokasi ini dibangun oleh Druid, tetapi sumbangannya yang terpenting adalah mengambil gambar yang terukur mengenai lokasi Stonehenge yang membenarkan analisis yang lebih tepat tentang bentuk dan kepentingannya. Yang menunjukkan bahwa henge dan batunya disusun dalam bentuk tertentu yang mempunyai kepentingan astronomi.

Gerald Hawkins, Seorang Profesor Astronomi. Juga mengeluarkan pernyataan bahwa fungsi sesungguhnya dari Stonehenge dimasa lalu adalah sebagai Observatorium Astronomi yang canggih untuk meramalkan datangnya Gerhana Matahari ataupun Bulan (Stonehenge Decoded). Munurutnya, peletakkan setiap batu pada stonehenge mengandung kekayaan informasi untuk menunjang pernyataan tersebut.

Menurutnya, “Jika anda bisa memahami posisi pada setiap susunan batu, maka anda pasti dapat menyimpulkan mengenai kegunaan Stonehenge pada masa lalu”. Para Astronom lainnya juga menemukan siklus 56 tahun Gerhana Matahari dan Bulan dengan cara mendecode setiap batu pada Stonehenge.

Pada setiap batu tegak, merefleksikan posisi tertentu dari cahaya matahari, sehingga sangat akurat untuk menunjukkan siklus perhitungan astronomi. Sungguh hebat orang-orang zaman itu.

Bagaimana batu biru diangkut dari Wales telah banyak dibincangkan dan berdasarkan penelitian bahwa ia mungkin merupakan sebagian dari batu peringatan lebih awal di Pembrokeshire dan dibawa ke Dataran Salisbury ( Salisbury Plain ). Banyak arkeolog percaya bahwa Stonehenge merupakan percobaan mengekalkan dalam bentuk batu, bangunan papan yang bertaburan di Dataran Salisbury seperti Tembok Durrington.

Monumen ini diselaraskan timur laut - barat daya dan keutamaan diletakkan oleh pembangunnya pada titik balik matahari dan equinox sebagai contohnya, pada pertengahan pagi musim panas, matahari muncul tepat di puncak batu tumit ( Heel stone ), dan cahaya pertama matahari ke tengah Stonehenge antara dua susunan batu berbentuk ladam. Ini tidak mungkin terjadi secara kebetulan. Matahari timbul pada arah berlainan pada permukaan geografi tempat berlainan. Untuk penyelarasan itu tepat, ia mesti diperkirakan tepat untuk garis lintang Stonehenge pada 51° 11’. Penyelarasan ini, tentunya dasar bagi reka dan bentuk dan tempat bagi Stonehenge. AlexanderThom berpendapat bahawa lokasi tersebut diatur menurut ukuran yar megalitikum.

Maka sebagian pendapat bahwa Stonehenge melambangkan tempat observatorium kuno, walaupun berapa jauh penggunaan Stonehenge untuk tujuan tersebut dipertentangkan. Sebagian pendapat pula mengemukakan teori bahwa ia melambangkan farah besar (Artikel dari the Observer), komputer atau juga lokasi pendaratan makhluk asing.

Banyak perkiraan mengenai pencapaian mesin diperlukan untuk membangun Stonehenge. Mengandaikan bahwa batu biru ini dibawa dari Wales dengan tenaga manusia dan bukannya oleh gletser sebagaimana dugaan Aubrey Burl, pelbagai cara untuk memindahkannya dengan menggunakan tali dan kayu. Pada 2001, suatu percobaan untuk mengalihkan satu batu besar sepanjang jalan darat dan laut yang mungkin dari Wales ke Stonehenge. Sukarelawan menariknya di atas luncur ( sledge ) kayu di daratan tetapi jika dipindahkan ke replika bot prasejarah, batu tersebut tenggelam diSelat Bristol.

Ukiran senjata pada sarsen adalah unik pada seni megalitikum di Kepulauan British ( British Isles ) di mana desain lebih abstrak, begitu juga batu berbentuk ladam kuda adalah luar biasa bagi kebudayaan yang mengatur batu dalam bentuk bundar. Motif tersebut biasa bagi penduduk Brittany pada masa itu dan pada dua fase Stonehenge telah dibangun di bawah pengaruh continental influence. Ini dapat menjelaskan pada satu tahap, tentang reka dan bentuk monumen, tetapi pada keseluruhannya, Stonehenge masih dapat dijelaskan dari segala konteks kebudayaan Eropa prasejarah.

Perkiraan mengenai tenaga manusia yang diperlukan untuk membangun pelbagai fase Stonehenge meletakkan jumlah keseluruhan yang terlibat atas berjuta jam manusia bekerja. Stonehenge I kemungkinan memerlukan sekitar 11.000 jam, Stonehenge II sekitar 360.000 dan pelbagai baian bagi Stonehenge III mungkin melibatkan sehingga 1.75 juta jam. Membentuk batu-batu ini diperkirakan memerlukan 20 juta jam manusia menggunakan perkakas primitif yang terdapat pada masa itu.

Mitos dan legendaBatu Tumit ( The Heel Stone ) pada suatu masa dikenal sebagai Friar’s Heel. Cerita rakyat, yang tidak dapat dipastikan asalnya lebih awal dari abad ke tujuh belas, menceritakan asal nama batu ini.

Sebagian pendapat mendakwa Tumit Friar ( “Friar’s Heel” ) adalah perubahan nama “Freya’s He-ol” atau “Freya Sul”, dari nama Dewa Jerman Freya dan (didakwa) perkataan Welsh bagi “laluan” dan “hari matahari” menurut turutan.

Sebuah argumen yang mengejutkan tentang sejarah Stonehenge di kemukakan oleh seorang ahli Sejarah dan Topografi Irlandia, Gerald Wales. Dia menyebutkan bahwa Manusia Raksasa telah membawa batu-batu maha besar tersebut dari Afrika ke Inggris. Dari struktur geologi pada batu-batu penyusun Stonehenge sendiri memang menunjukkan

bahwa batu-batu maha besar itu bukanlah berasal dari wilayah Eropa, karena strukturnya sangat berbeda, namun mirip dengan batu-batuan dari wilayah Afrika.

Stonehenge juga dikaitkan dengan legenda Raja Arthur. Geoffrey dari Monmouth berkata bahwa tukang sihir Merlin telah melakukan pemindahan Stonehenge dari Irlandia, di mana ia telah dibangun di Gunung Killaraus oleh raksasa yang membawa batu-batu tersebut dari Afrika.

Jika Manusia raksasa itu memang ada, seperti yang kita ketahui, pembangunan The Great Pyramid Giza Mesir, katanya juga ada sangkut pautnya dengan para Manusia Raksasa. Bagaimana cara mereka membawa batu-batu berat tersebut? Mungkin hal ini dimungkinkan jika Manusia Raksasa dengan tinggi 7-10 meter yang mengangkut sekaligus menyusun bebatuan tersebut.•

(Berbagai sumber)

Menyingkap peradaban prasejarah: Siapa yang membuat Piramida?

Ditinjau dari bekas erosi di permukaan Sphinx (patung manusia berbadan singa), sarjana memperkirakan bahwa masa pembangunannya mungkin lebih awal dari perkiraan saat

ini, paling tidak ia sudah terbentuk pada 10000 tahun silam SM.   

(Erabaru.or.id) - Piramida Mesir, tinggi 146 m, panjang masing-masing di sisi bawah di sekelilingnya 230 m, dengan areal 52.900 meter persegi, total terdapat 2.3 juta buah batuan. Menurut pandangan umum, piramida dibangun dinasti ke-4 sekitar tahun 2.000 SM, yang dibangun oleh Raja Cheops/Khufu. Namun karena kurangnya data sejarah, para sejarawan angkatan berikutnya baru menarik kesimpulan ini dari legenda dan petunjuk terkait.  Adapun mengenai bagaimana membangun mega proyek ini? Siapa gerangan yang memilki inteligensi tinggi ini? Dan apa maksud dari pembuatan bangunan ini dan teka teki lain yang sampai sekarang masih belum terpecahkan.

Bukan makam raja Firaun?Pada umumnya para sejarawan berpendapat bahwa piramida mempunyai hubungan erat dengan makam Firaun. Sebab piramida tersebut menyimpan suatu “kekuatan” yang ganjil. Dapat membuat mayat dengan cepat dehidrasi, mempercepat proses menjadi “fosil mumi”. Namun pada tahun 820 M, Gubernur Jenderal muslim Kairo yakni Caliph Al-Ma’mun memimpin pasukan, dan untuk pertama kalinya menggali terowongan masuk ke piramida. Namun pemandangan yang tampak di dalamnya ternyata hanya sebuah ruang yang sangat sederhana, tidak ada barang-barang atau perhiasan maupun arca yang dikubur bersama si mati, bahkan juga tidak ditemukan adanya potongan apapun. Di dalam ruangan yang dinamakan “istana raja” hanya tampak sebuah kotak batu berbentuk peti tanpa tutup dan tidak ada isinya. Begitu juga dengan temboknya, tampak kosong tidak ada sedikitpun dihiasi dengan tulisan apapun.     

Angka bangunan memperlihatkan keakuratan yang mengagumkan. Pada akhir tahun 1880 silam, bapak arsitektur modern yakni William F menuturkan bahwa yang paling menakjubkan dari piramida ini adalah posisinya.  Sebab tiap-tiap garis

sisinya dengan begitu akurat mengarah pada tenggara barat laut. Bukan saja teknik pengamatan yang begitu akurat, yang lebih mengagumkan lagi adalah pembuat bangunan di luar dugaan bisa menjaga keakuratan super tinggi di atas bangunan yang maha besar ini.

Selain itu, keakuratan tarafnya juga sangat mengagumkan. Sebab toleransinya hanya 1.5 inci (±3.8 cm), meski bangunan modern sekalipun juga sulit menyamainya. Ilmuwan memperkirakan bahwa jika hendak mencapai taraf teknik tinggi seperti bangunan  piramida yang maha besar ini sedikitnya butuh evolusi ribuan tahun. Namun setelah memeriksa catatan sejarah Mesir, tidak ditemukan adanya catatan tentang perkembangan teknik demikian. 

Tekhnologi yang luar biasa dengan kecerdasan yang hebatMekanika pembangunan piramida luar biasa cerdik. Bentuk kerucutnya bukan di tata secara langsung dengan 2 juta lebih batuan. Seandainya pembangunannya demikian sederhana, jika sebagian di dalamnya roboh, maka seluruh bangunan itu akan ambruk karena terlalu berat. Yang menopang piramida, adalah konstruksi yang mirip dengan lingkaran tahunan pohon, yaitu dibentuk dari lapisan batu yang disumbat ke celanya dan konstruksi kokoh yang disebut tembok penopang. Konstruksi ini hanya menyebabkan sebagian kecil batuan di sisi luar ambruk ketika terjadi gempa dahsyat pada abad ke-13, sedangkan keseluruhan strukturnya sedikitpun tidak terpengaruh. Namun secara perbandingan strukturnya sangat kasar dibandingkan piramida yang dibangun pada dinasti kerajaan ke-3 atau piramida lainnya yang dibangun pada masa dinasti kerajaan ke-4 atau 5, bahkan banyak yang sudah hancur sama sekali.   

Lagipula, bagaimana pada ketinggian 100 meter lebih dari permukaan tanah, menata 2.3-2.6 juta batu-batu besar yang beratnya rata-rata 2.5 ton itu dipasang pada posisi yang begitu akurat inilah yang sulit dipahami. Para sarjana Mesir secara berturut-turut memperkirakan lebih dari 30 macam metode pembangunannya. Namun menurut sarjana bernama Graham Hancock yang pernah mendaki piramida bahwa menurut metode pembangunan yang diumpamakan saat ini kemungkinan itu kecil. Menurutnya “Di tempat yang tinggi menjulang. Di satu sisi harus menjaga keseimbangan, sisi lainnya harus mengangkut dari bawah ke atas, satu demi satu batu tersebut yang beratnya paling tidak 2 kali lipat beratnya mobil sekarang. Dan dibawa ke tempat juga sekaligus mengarahkannya ke posisi yang tepat. Belum dapat dimengerti bagaimana pemikiran tukang-tukang batu ini ketika itu.”

Batu raksasa yang digunakan membangun piramida kala itu, dipadukan dengan pengukuran yang tepat akurat, teknik pembangunan yang akurat, jika di lakukan dengan metode yang diperkirakan sekarang, jelas itu adala mimpi buruk bagi pekerja dan pengurus lapangan. Ditilik dari kecerdasan yang ditunjukkan piramida, Hancock memperkirakan bahwa metode pembangunan oleh pembangun zaman dulu mungkin melampaui imajinasi kita. Jean-Francois Champollion yang mempunyai sebutan sebagai bapak ilmu Mesir Kuno modern melukiskan arsitek-arsitek zaman dulu: “Pemikiran mereka masih lebih tinggi bagaikan manusia raksasa setinggi 100 kaki.”    

Karena terdapat sejumlah besar tanda tanya pada pandangan tradisional, ditambah lagi dengan sulitnya menemukan catatan sejarah, ilmuwan modern mengemukakan  pandangan peradaban prasejarah yang menantang dengan metode secara geologi, klimatologi kuno dan metode lain meneliti tempat bersejarah di atas dataran tinggi tersebut.

Masa nan panjang, piramida yang berdiri tegak di Mesir telah membuktikan kecemerlangan akan peradaban manusia kala itu.

Prakiraan peradaban prasejarahSphinx juga merupakan inti penelitian para sarjana. Tingginya 20 m, panjang total 73 m, dianggap sebagai bangunan yang didirikan raja Firaun Kafre dari dinasti kerajaan ke-4. namun, dari bekas erosi di permukaan patung manusia berbadan singa tersebut, baru-baru ini ilmuwan mempekirakan bahwa masa pembangunannya besar kemungkinan lebih awal dari perkiraan sebelumnya, diperkirakan 10.000 tahun silam SM.   

Dalam “ilmu pengetahuan kudus” matematikawan Swalle Rubich menyebutkan, pada sebagian badan Singa Sphinx tersebut jelas terdapat bekas kikisan air, ia menduga bahwa itu adalah akibat hujan lebat secara beruntun dan banjir dahsyat pada tahun 11.000 SM.    

Sarjana lainnya yakni John Westheth juga menyatakan pendapat yang sama seperi di atas, dan menyangkal pandangan bahwa itu adalah akibat pengikisan angin. Sebab jika pengikisan oleh angin, maka bangunan dari batu kapur lainnya pada masa yang sama semestinya juga mengalami pengikisan yang sama, akan tetapi, kami mendapati di antara bangunan yang tersisa tidak ada satu pun pengikisan yang demikian parah seperti patung  bermuka manusia ber badan Singa tersebut. 

Profesor geologi dari Universitas Boston dan ahli dalam bidang erosi batuan yakni Roberto Sewski juga menyetujui pandangan Westheth, dan mengatakan bahwa pengikisan yang dialami patung bermuka manusia berbadan Singa tersebut ada yang bagian kedalamannya mencapai sekitar 2 m, sehingga penampilan luar tampak berkelok-kelok, seperti gelombang, nyata sekali bahwa semua itu merupakan bekas dari akibat terjangan angin dan hujan yang hebat selama ribuan tahun.    

    Namun pandangan baru yang dikemukakan Westheth cs menimbulkan kontroversial dari tokoh arus utama ilmu Mesir. Sebab mereka tidak mau percaya bahwa pada 10.000 tahun silam, di atas bumi mungkin telah muncul manusia yang lebih matang dibanding orang sekarang. Namun penelitian Westheth mendapat sambutan dan dorongan dari sejumlah besar ahli geologi ketika data yang dikumpulkan Westheth disiarkan dalam suatu forum lembaga geologi AS. Meski pandangan tentang “peradaban prasejarah” selama ini diabaikan, namun kini semakin banyak ilmuwan berani menghadapi kenyataan, pembelaan terhadap pandangan yang tampak “tersendiri” saat ini. Dimana jika diteruskan, yakin perubahan demikian dapat membantu manusia dalam menyingkap misteri abadi Piramida ini! (Sumber : Dajiyuan)

Arsitek Prancis menyingkap misteri pembangunan Piramida

Bagaimanakah Piramida raksasa di Mesir itu dibangun? ini adalah misteri yang selalu membingungkan ilmuwan selama ribuan tahun. Namun kini, seorang insinyur bangunan asal Prancis mungkin telah menemukan jawaban atas pertanyaan ini.  

Piramida yang berdiri tegak di atas padang pasir di peluaran kota Kairo, Mesir adalah salah satu keajaiban tempat bersejarah yang terkenal di dunia,setiap tahun selalu dikunjungi wisatawan mancanegara. Sampai kini bangunan Piramida merupakan misteri yang tak terpecahkan di bidang arsitektur dan ini juga satu alasan mengapa Piramida dan Spinx bisa menarik sejumlah besar wisatawan berkunjung kesana.   

8 Tahun Penelitian Melalui penelitian yang berlangsung selam 8 tahun, dan paduan pandangan sarjana

lainnya, arsitek Prancis Houden mengemukakan sebuah teori yang unik dan meyakinkan. Menurut Houden: “Piramida di bangun dari dalam, di bagian dalam terdapat sebuah landaian atau lereng. Teori lain yang berhubungan dengan lereng tersebut sulit untuk menjelaskan bagaimana sentuhan terakhir itu dirampungkan, sebab kalau bukan terlalu panjang, derajat kemiringan lereng terlalu besar.  Menurut saya, hingga selesai dibangun, bahan bangunan yang diperlukan di angkut ke atas dari lereng bagian dalam, sebuah koridor bagian dalam. Piramida paling panjang mencapai 1.6 km.”  Berdasarkan hipotesa ini, telah dibuat animasi 3 dimensi, dan anda dapat melihatnya di www.3ds.com/khufu

Landasan teori Houden berdasarkan maket komputer multidimensi dalam proses pembangunan dan struktur Piramida. Menurutnya  pekerja bangunan menempatkan granit dan gamping (batu kapur) ke setiap bagian Piramida dengan menggunakan seperangkat alat keseimbangan berat. 

Teori HoudenPeneliti senior asal AS yakni Blair adalah ahli peneliti tempat bersejarah di Mesir. Menurutnya: “bagi sarjana yang menyelidiki tempat bersejarah Mesir, teori Houden sangat penting. Adapun mengenai bangunan Piramida, di masa lalu ada dua versi. Versi pertama adalah, di depan Piramida terdapat sebuah lereng yang besar, dan versi lainnya mengatakan bahwa di luar Piramida terdapat jalan bergelombang berbentuk spiral. Namun kami tahu kedua pandangan ini tidak benar dan bermasalah. Sekarang kami memiliki pandangan ke tiga, dan pandangan ini tidak ada masalah-masalah itu.     

Piramida merupakan salah satu bangunan manusia yang terbesar di dunia, dan para arkeolog telah menyelidiki selama beberapa abad terhadap Piramida. Sejumlah besar arkeolog mengatakan, tidak mengherankan bila seorang arsitek mengemukakan uraian terbaru atas misteri Piramida dengan teknologi abad ke-21 ini. Untuk membuktikan kebenaran dari hipotesa tersebut, tim peneliti sudah siap sedia, dan jika pemerintah setempat mengizinkan, kami akan segera menuju ke lokasi, untuk survei di lapangan dengan radar dan detektor sumber panas.  (Sumber : Dajiyuan) 

PIRAMIDA MESIR BUKAN DIBUAT OLEH  BUDAK BELIANMenurut laporan situs-net Xinhua, Sekretaris jenderal dewan tertinggi tentang benda budaya Mesir yakni doktor Jasey Hawass mengumumkan bahwa hasil temuan arkeologi terbaru menunjukkan, bahwasannya Piramida itu dibuat oleh buruh. Hasil temuan ini menyangkal infrensi bahwa Piramida dibuat oleh budak belian.     

Doktor Hawass mengumumkan temuan ini di bawah kaki Piramida dekat Kairo. Doktor Hawass yang berusia 55 tahun dinobatkan sebagai pakar paling berpengaruh dalam penelitian benda budaya kuno Mesir. Ketika diwawancarai di lokasi penggalian arkeologi saat itu mengatakan bahwa, setelah lebih dari 10 tahun melakukan penggalian dan penelitian, dapat ditarik kesimpulan, bahwa Piramida itu dibangun oleh buruh bukan budak belian. Dan di lokasi penggalian ini adalah makam pekerja yang meninggal dalam proses pembangunan Piramida.   

Hawass menjelaskan bahwa, peneliti arkeologi menemukan sejumlah besar alat hitung, alat ukur dan perkakas batu prosesing dalam barang-barang yang dikubur bersama si mati. Ini menunjukkan bahwa orang-orang yang meninggal ini adalah pembuat Piramida. Dan tidak mungkin mereka adalah budak belian, sebab budak yang mati tidak akan dikebumikan. Selain itu, arkeolog juga menemukan perkakas operasi dari logam primitif dan bekas pengobatan si mati yang mengalami patah tulang dalam liang kubur. Ini menunjukkan bahwa simati mendapat perlakuan dan perawatan medis yang baik jika budak belian tidak akan mendapat perlakuan demikian.     

Hawass mengantar reporter melihat-lihat salah satu makam di antaranya. Ia menuturkan, bahwa pintu masuk ke makam ini adalah sepotong granit, sama dengan batu raksasa untuk pembangunan Piramida juga berasal dari daerah Aswan, selatan Mesir. Ini  menunjukkan bahwa status si pemilik makam berasal dari golongan terhormat. Dan epigraf di atas pintu menunjukkan, bahwa pemilik makam adalah pejabat administrasi tertinggi di daerah asministratif Piramida.

Personel arkeologi menemukan sebuah peti mati dari batu dalam liang kubur, dan yang menggembirakan adalah peti mati batuan ini tidak ada tanda mengalami pencurian dan penggalian. Hawass bahkan mengatakan, bahwa daerah penghidupan  para pekerja berada di sekitar makam. Personel arkeologi menemukan bekas tempat tinggal sekretaris jenderal di sana. Dan tempat tinggal pejabat ini dibangun pada 4.500 tahun lampau, adalah tempat tinggal sekretaris jenderal paling kuno yang ditemukan di Mesir saat ini.

Selain itu, personel peneliti juga menemukan mess kolektif dan bekas perlengkapan para pekerja di dalam kawasan penghidupan tersebut. Dari perkiraan peninggalan-peningalan ini, secara total terdapat lebih dari 20.000 pekerja yang turut dalam pembangunan Piramida. Dan ini berarti bahwa kesimpulan sejarawan Yunani kuno tentang pembangunan. Piramida yang dikerjakan oleh 10.000 tukang batu itu tidak benar. Hawass menambahkan, bahwa pekerja–pekerja tersebut bekerja secara bergantian di proyek ini, dengan masa kontrak kerja 3 bulan, dan sebagian besar pekerja adalah petani, tukang batu yang miskin, biaya penghidupan mereka ditanggung oleh keluarga yang berada kampungnya.  

Piramida terletak di sebelah selatan Kairo, adalah Piramida terbesar di Mesir, dan dinobatkan sebagai salah satu dari 7 keajaiban dunia. Piramida ini dibangun dari 2.3 juta batu raksasa, batu yang paling ringan adalah 2.5 ton, sedang yang paling berat mencapai 40 ton.  Siapakah yang membangun mega proyek yang demikian hebat ini, hingga saat ini banyak versinya, namun sebagian besar sejarawan mendukung pandangan tentang budak belian yang membangun Piramida. (Sumber : Dajiyuan)

Aneh Tapi NyataKompleks Piramida Giza yang dibangun bangsa Mesir kuno sekitar 5000 tahun yang lalu memiliki luas area yang bisa disamakan antara jarak dari St Peter (Roma), Katedral Florence (Milan) sampai ke St. Paul (London). Diyakini pula kumpulan batu di Piramid Giza apabila disatukan bisa membuat tembok setinggi 3 meter dengan ketebalan 0,3 meter yang bisa melingkupi seluruh Perancis.

Jika dibandingkan dengan Empire State Building di New York, piramida atau piramida ini lebih besar 30 kali lipat dan bahkan bisa terlihat dari bulan. Sementara bangsa Mesir Kuno sendiri membangunnya dalam waktu 30 tahun. Belum lagi dari cara memindahkan batu batuan dan menyusunnya menjadi piramida yang tinggi (ada yang mengatakan membuat struktur lereng atau ulir seperti pada skrup yang kemudian dikapur dengan batu kapur pada lapisan luar. Ada pula yang menyebutkan bahwa batu batu tersebut adalah hasil pengecoran).  

Konstruksi yang akurat serta titik berat pusat benda. Sehingga seperti yang diutarakan sebelumnya ada yang menyebutkan bahwa Piramida dibangun oleh UFO dengan mengkaitkannya dengan potret piramida di Mars. Ada lagi yang berspekulasi bahwa piramida dibangun oleh manusia masa datang yang terdampar di masa lalu. Ada pula piramida berhubungan dengan rasi gugus bintang Orion ditinjau dari letak katiga piramida Giza dan Piramida Maya pun diyakini memiliki letak dan posisi yang sama berdasarkan gugus rasi bintang Orion. Selain itu diyakini pula ada ruangan di bawah Sphinx (yang dinamakan Hall off Records) yang merupakan kunci rahasia menuju Zep Tepi yakni suatu zaman keemasan masa lampau ketika Piramid Giza ini di buat.

Menurut penelitian dari Ilmuwan dan Arkeologi, bahan baku pembuatan piramida diambil dari beberapa tempat. Misalnya batu kapur dari Tura, granit dari Aswan, tembaga dari Sinai dan kayu untuk peti dari Libanon yang kesemuanya diangkut melalui Sungai Nil. Kemudian buruh-buruh pekerja rata-rata meningal pada usia muda diantara 30 tahun karena mengalami cedera tulang belakang karena membawa beban yang sangat berat. Kemudian terungkap pula terdapat cara pertolongan gawat darurat bagi buruh yang cedera.

Jauh sebelum ada teleskop apalagi observatorium, masyarakat Mesir sudah memiliki teknologi astronomi tinggi. Piramida dan Sphinx adalah hasil karya ilmu astronomi ribuan tahun lalu itu.

Kajian tersebut menyatakan bahwa Sphinx dan tiga piramida besar di sekelilingnya (Khufu, Khafre, and Menkaure), dibangun dan disusun menurut konstelasi bintang-bintang dalam rasi (kumpulan bintang-bintang) Orion.

Mengapa rasi bintang tersebut yang dipilih masyarakat purba Mesir sebagai pola dalam membangun kompleks piramida Giza itu?

Nama Orion diambil dari salah satu tokoh dalam mitologi Yunani, anak dari pasangan dewa Poseidon (dikenal juga sebagai Neptunus) dan Euryale. Sebagai anak dewa, Orion diberi banyak kesaktian oleh orangtuanya. Misalnya, oleh ayahnya yang merupakan penguasa samudera, dia diberi kesaktian bisa hidup di lautan seperti makhluk laut.

Antara Januari hingga Mei, rasi bintang Orion ini bisa kita amati di arah Timur. Bila bintang-bintang tersebut ditarik garis, memang akan terlihat seperti ada sebuah adegan manusia sedang mengacungkan senjata. Dalam astronomi, rasi bintang Orion dibentuk oleh delapan bintang besar Betelgeus, Meissa, Bellatrix, susunan bintang Mintaka-Alnilam-Alnitak (sering disebut sebagai sabuk Orion), Saiph, dan Rigel. Bersama bintang-bintang kecil lain yang berperan seperti satelitnya.

Rasi bintang Orion ini seperti rasi bintang di galaksi kita, yang disebut sebagai Bimasakti (Milky Way). Jadi bintang-bintang besar yang disebut di atas tak ubahnya seperti Matahari di galaksi Bimasakti. Sedangkan bintang-bintang kecilnya adalah planet-planet yang mengelilinginya, seperti Bumi, Mars, Saturnus, hingga Pluto, mengelilingi Matahari. Hanya saja bedanya, di rasi bintang Orion "matahari"-nya lebih dari satu, sedangkan di galaksi kita hanya satu.

Dari susunan para bintang besar dan masing-masing satelitnya itulah, bila ditarik dalam sebuah garis tak putus, akan tergambar seperti seorang pemuda gagah dengan senjatanya. Oleh mitologi Yunani disebutkan sebagai penjelmaan tokoh Orion. Lalu di sebelah selatan Orion, terlihat rasi bintang yang lebih kecil disebut Lepus. Bila bintang-bintang di rasi bintang tersebut ditarik garis, maka akan terlihat seperti anjing. Rasi bintang inilah yang disebut dalam mitologi sebagai salah satu anjing yang menemani Orion di langit. Terdiri atas dua bintang besar (Nihai dan Arneb) serta bintang-bintang yang ukurannya jauh lebih kecil.

Terdapat pula deretan bintang yang kadang menggambarkan sosok kalajengking, tapi bisa juga banteng. Itu semua tergantung dari mana arah kita memandang. Yang pasti, rasi bintang Taurus atau Scorpio ini terdiri dari lima bintang besar, yakni Al Nath, Aldebaran, Hyades, Ain, Pleiades, dan tentunya bintang- bintang satelit mereka masing- masing. Dengan paduan tiga rasi bintang itulah (Orion, Lepus, dan Scorpius/Taurus), mitologi tentang Orion tercipta.

Lalu apa hubungannya dengan budaya purba Mesir, yang membangun kompleks piramida di Giza juga atas mitos rasi bintang Orion tersebut?

Ini dihubungkan dengan pemujaan bangsa Mesir purba terhadap Osiris, yang tak lain dipercaya sebagai jelmaan Orion yang kemudian menjadi dewa kematian. Dalam relief-relief di piramida yang ditemukan, Osiris ini digambarkan sebagai dewa yang mengenakan mahkota putih tinggi. Lewat kesaktiannya, Osiris dengan mudah bisa membinasakan bumi dan isinya.

Masyarakat Mesir kuno juga percaya bahwa dewa-dewa di langit itu juga harus mempunyai persinggahan di bumi. Atas dasar latar belakang itulah, kemudian kompleks piramida Giza dibangun. Tentu karena untuk Osiris, maka arsitektur posisi tiap piramidanya dibuat sedemikian rupa agar mirip dengan posisi rasi bintangnya. Termasuk membangun penjaganya, yakni makhluk berbadan singa berkepala manusia.

Piramida Khufu menggambarkan bintang Alnitak, piramida Khafre untuk bintang Alnilam, sedangkan piramida Menkaure sebagai simbol bintang Mintaka. Deret posisi tiap piramida pun dibuat seakurat mungkin, menyerupai posisi tiga bintang besar itu di langit. Dan penempatan posisi tiga piramida tersebut nyaris akurat! Hanya meleset

0,1364 derajat dari besar sudut antar piramida dibanding antarbintangnya. Hal ini jadi begitu istimewa, mengingat teknologi saat piramida-piramida tersebut dibangun, tentu belum secanggih sekarang. (Sumber: Dajiyuan dan beberapa sumber lain)

Bangunan Berusia 3000 Tahun Digali dari Reruntuhan Jinsha

(Erabaru.or.id) - Penggalian arkeologi yang dilakukan di Reruntuhan Jinsha di Provinsi Sichuan, China bagian Barat Daya selama setahun telah membuahkan hasil. Penggalian berhasil menemukan bangunan kuno berusia 3000 tahun peninggalan dari Kerajaan Shu, bangunan tersebut melingkupi area lebih dari 230 meter persegi,  telah berhasil digali. Bangunan tersebut dipercaya merupakan arsitektur gaya aristokrat terlengkap dan terbesar yang pernah digali di Reruntuhan Jinsha.

Xinhua Net melaporkan bahwa bangunan tersebut berlokasi di bagian Timur Laut Reruntuhan Jinsha dengan luas penggalian lebih dari 2000 meter persegi. Menurut arkeolog, bangunan tersebut dikonstruksi pada masa dinasi Shang (1600-1100 SM) atau sekitar 3000 tahun yang lalu.

Bangunan kuno tersebut mencakup panjang 23 meter dan lebar 9,9 meter, dengan lima bagian ruangan terpisah, sebagai pembanding, rumah-rumah pada masa peradaban tersebut hanya berkisar antara panjang 5 meter dan lebar 3 meter

Di dalam bangunan terbesar ditemukan ruang keluarga dengan luas kira-kira 15 kali lebih luas dari rata-rata rumah pada jaman tersebut, kolom seukuran satu kaki dan dinding kayu dan tanah liat digunakan dalam konstruksi bangunan. Arkeolog percaya bahwa dengan kompleksitas arsitektur kuno tersebut, bangunan tersebut diperkirakan merupakan rumah tinggal dari bangsawan tingkat tinggi, kuil atau tempat ibadah besar.

Reruntuhan Jinsha ditemukan secara tidak disengaja di pinggiran kota Chengdu sebelah barat pada tahun 2001. Para arkeolog menganggap Reruntuhan Jinsha sebagai salah satu penemuan arkeolog terpenting di Sichuan setelah ditemukannya Reruntuhan Sanxindui di kota Guangshan.

Penemuan dari Reruntuhan Jinsha telah mengganti masa keberadaan Kerajaan Shu Kuno dari tahun 2500 tahun ke 3000 tahun yang lalu. Reruntuhan Jinsha terdiri dari banyak fungsi di dalamnya, termasuk area pengorbanan, area istana, area perkuburan dan area tempat tinggal. Melihat dari ukuran areanya dan juga pembagian fungsi per area sebagaimana juga penemuan sejumlah relik kebudayaan, Jinsha dipercaya merupakan salah satu pusat pemerintahan dan kebudayaan pada masa Shu kuno.

Epoch Times Staff Apr 10, 2007

Mengungkap “Tulisan” Kota Kuno Peru 5.000 Tahun

Seorang Arkeolog terhadap bangsa Peru, Ruth Shady menjelaskan tentang rekonstruksi pameran wajah. Manusia dipercaya hidup 5.000 tahun yang lalu di

kota suci Caral, sekitar 300 km sebelah utara dari kota Lima, Peru. (Jaime Razuri/AFP)

LIMA, Peru – seorang Arkeolog telah menemukan sebuah “Quipu” di Peru, kota tertua di Amerika, menunjukkan suatu peralatan, seorang ahli penerapkan tehnik mutahir telah merancang suatu simpul dan benang tali untuk menyampaikan suatu informasi secara lengkap, yang telah digunakan ribuan tahun lebih awal dari apa yang sebelumnya dipercaya.Sebelum Quipu dikenal, sering kali diasosiasikan dengan bangsa Inca yang tersebar luas di selatan Amerika suatu kerajaan yang ditaklukkan oleh bangsa spanyol diabad 16, sekitar 650 tahun Setelah Masehi.Tetapi Ruth Shady, seorang Arkeolog yang memimpin penyelidikan terhadap bangsa Peru di pesisir kota Caral, mengatakan Quipu adalah harta karun yang ditemukan, sekitar 5.000 tahun.“Ini adalah Quipu tertua dan menunjukkan kepada kami suatu kehidupan sosial….juga telah mempunyai system untuk “Menulis” yang akan berkelanjutan sampai pada kerajaan Inca dan berakhir 4.500 tahun” kata Shady.Dia telah berbicara sebelum pembukaan “LimaTuesday” dalam pameran barang-barang hasil dari kecerdasan manusia di Caral, yang mana dia menyebut sebagai suatu negara dengan peradaban kuno. Quipu yang dirawat dengan baik, terbuat dari benang coklat dibalut mengelilingi tongkat tipis, juga telah ditemukan suatu rangkaian persembahan termasuk gulungan serat misterius dari berbagai ukuran dibungkus dengan “Jaring” dan keranjang ilalang yang masih asli.“Kami percaya itu merupakan alat surat menyurat pada periode Caral sebab ditemukan di bangunan umum” kata Shady. Ada sebuah tempat persembahan di atas sebuah tangga, ketika mereka memutuskan untuk menguburnya dan meletakkan sebuah lantai untuk membangun susunan yang lain di atasnya.”Pyramid yang berbentuk bangunan umum yang dibangun di Caral, kota pesisir yang direncanakan 115 miles sebelah utara kota Lima, disaat yang sama Pyramid Saqqara, mesir kuno telah dibangun. Mereka telah berubah ketika Pyramid Mesir Kuno Keops (atau Khufu) dalam perbaikan, kata Shady.“Manusia memulai peradaban 5.000 tahun yang lalu hanya di lima tempat di dunia – Mesopotamia (kira-kira Irak sekarang dan sebagian dari Syria), Mesir, India, China, dan Peru,” kata Shady, Caral 3.200 tahun lebih tua dari kota-kota peradaban kuno di Amerika, Maya.Caral ‘Berkembang sendiri’Shady berkata tidak ada persamaan dengan “Batu Rosetta” yang menguraikan tulisan kuno Mesir yang belum diketemukan kunci pembuka penuh bahasa Quipu, tetapi berbicara tentang eksistensinya yang ditunjukkan oleh seorang ahli, organisasi social yang mana informasi seperti produksi, pajak dan tabungan telah tercatat.Mereka datang dengan sistemnya sendiri karena tidak seperti kota-kota kuno di dunia yang mempunyai kontak dengan satu sama lainnya serta pertukaran ilmu pengetahuan dan pengalaman, kota Caral di Peru adalah kota tertutup di Amerika, dan berkembang sendiri.Caral adalah suatu daerah yang gersang dengan ketinggian 11.500 kaki yang telah dibantu untuk melindungi harta kekayaannya, seperti tumpukan-tumpukan katun kasar—yang belum disisir dan dipisahkan biji-bijinya, walaupun berubah kembali menjadi coklat dan kotor karena usia—dan sebuah gulungan benang katun.

Dalam pameran tersebut juga dipamerkan 25 tulang ikan paus besar yang diketemukan pada suatu tempat, juga sandal yang terbuat dari katun dan seruling serta pipa yang terbuat dari tanduk binatang, burung undan atau tulang burung nasar atau buluh.Untuk mengingatkan kembali tentang buah-buahan hutan, serat pohon kaktus yang diperdagangkan dengan jarak daerah yang berjauhan, dan sebuah balok garam sebesar laptop computer yang kecil yang telah diketemukan di kuil utama kota Caral, disarankan garam tersebut bisa dipakai untuk suatu upacara keagamaan juga dapat untuk diperdagangkan.Shady menceritakan tentang penampikan pada sosok tubuh yang terbuat dari tanah liat juga dipamerkan dengan memakai pakaian seperti layaknya seorang bangsawan, rambutnya dikepang dua di kedua sisi wajahnya dengan lingkaran pinggir didepan dan rambut yang ada di atas kepala dipotong pendek mendekati kulit kepala.

Kerajaan Romawi Kuno Dibangun Dalam Semalam

Menurut laporan sebuah situs Amerika, bahwa arkeolog menemukan misteri yang mengejutkan, di mana bukti terbaru akhirnya membuktikan bahwasannya kerajaan Romawi kuno mulai dibangun pada tanggal 13 Agustus tahun 625 SM dan selesai dirampungkan sebelum Matahari terbenam. Ketika wartawan menanyakan kepada mereka di mana mendapatkan bukti-bukti itu, para arkeolog mengeluarkan satu gulungan, yaitu sebuah dokumen dan kontrak yang ditandatangani sendiri oleh Julius Caesar.

Sebagian di dalam kontrak yang berbahasa Latin itu jika diterjemahkan adalah sebagai berikut: “Kami dari perusahaan developer Aljeida Babylon setuju, bahwasannya pada tanggal 13 Agustus tahun 625 SM ini akan mulai bekerja dan merampungkan bangunan kerajaan Romawi, jika kami tidak dapat menyelesaikannya dalam waktu yang ditentukan kerajaan, kemaharajaan Caesar boleh memenggal kepala kami dan berikan kepada singa sebagai santapan.”

Menurut para arkeolog, bahwa bukti ini mutlak berlaku, dan para pekerja ahli pasti dalam waktu satu hari menyelesaikan pembangunan kota Roma, sebab mereka tidak menemukan apa pun sisa fosil kepala yang dipenggal.

Pada kenyataannya, dokumen kemaharajaan Caesar ini sama persis dengan kain pembungkus mayat, bisa dipercaya namun juga meragukan. Dan saat ini, ilmuwan sedang menaksir usia sebenarnya isi gulungan itu yang menggunakan cara penentuan tahun dengan karbon.

Orang-orang mengetahui dari mata pelajaran di sekolah, bahwa wilayah kerajaan Romawi seluas 280 ribu meter persegi, dan di dalamnya termasuk sejumlah kota, kota kecil, beberapa sungai, sejumlah gunung, dan beberapa gedung teater, banyak sekali saluran pipa air, saluran pembuangan air, gerbang lengkung, museum, gereja katedral bersepuh emas, dan pondok piza dan lain sebagainya, yang mana kesemuanya itu harus dalam satu hari, artinya mesti diselesaikan dalam waktu 12 jam, sama sekali di luar imajinasi.

Arsitek bernama Flayter mengatakan, “Dalam waktu satu hari, tim proyek pembangunan saya bahkan tidak bisa menyelesaikan sebuah tembok pembatas kota. Di lihat dari gambar maket kota Roma ini, perusahaan saya harus menghabiskan waktu ratusan tahun baru bisa menyelesaikan seluruh proyek pembangunan kerajaan Roma.”

Jika kondisi yang dilukiskan dokumen tersebut itu benar, maka ilmuwan dan arsitek sekarang akan terperosok lagi ke labirin yang baru, mereka tidak mampu menjelaskan bagaimana orang-orang pada masa itu dapat menyelesaikan pembangunan kerajaan Roma yang luasnya 280 ribu meter persegi itu hanya dalam waktu 12 jam.

Sejarawan Rogyes berpendapat, bahwa semua ini sama seperti bangunan piramida, adalah misteri sepanjang masa, hanya bisa membayangkan bahwa sejumlah benda-benda yang dikuasai orang-orang di masa itu telah hilang tak terwariskan, dan teknologi kita sekarang tidak bisa bersaing dengannya. Pertama-tama mereka membangun piramida, berikutnya mereka membuat patung muka singa berbadan manusia, dan belakangan mereka membangun menara dsb, serta bangunan misterius dan unik yang tak terhitung banyaknya.

(Sumber: Secretchina.com)

Tempat Misterius : Moai, Lebih Banyak Pertanyaan Daripada Jawaban

Sebuah pulau terpencil di kawasan Pasifik selatan merupakan rumah bagi patung-patung batu raksasa, kehadiran mereka menakjubkan para ilmuwan, arkeolog dan turis. Penduduknya disebut orang sebagai “Rapanui” dan pulaunya disebut “Rapa Nui” atau Rapa Besar, juga dikenal sebagai “Pulau Paskah”. Terletak 2,300 mil disebelah barat Amerika Selatan dan 2,500 mil disebelah timur Tahiti. Pulau Paskah termasuk salah satu tempat yang paling terisolasi dan misterius di Bumi ini.

Pulau Paskah mulai masuk kedalam sejarah Barat ketika penduduk setempat menyambut kedatangan pelaut Belanda pada abad ke 18 ke Te-Pito-O-Te-Henua (Pusat Dunia). Kapal Belanda yang dipimpin oleh Laksamana Jacob Roggeveen tersebut, tiba di pulau itu bertepatan pada hari Paskah tahun 1722, lalu mereka memberi nama pulau tersebut sesuai dengan nama perayaan itu. Setibanya disana, mereka menjumpai patung-patung batu raksasa yang mengagumkan itu. Patung-patung tersebut dinamakan Moai, yang berarti “rupa”, berdiri tegak diatas podium batu besar yang dinamakan “Ahu”. Mahkota dikepala patung tersebut adalah bulat berjambul yang terbuat dari batu merah.

Patung Moai itu dipahat dari batu yang berasal dari Rano Raraku, gunung berapi yang sudah tidak aktif lagi di pulau tersebut. Lalu bagaimana batu-batu raksasa seberat 14 sampai 80 ton ini dipindahkan dari gunung ke beberapa tempat “Ahu” yang tersebar di pulau tersebut, masih merupakan sebuah teka-teki yang belum terpecahkan. Menurut dongeng penduduk setempat, nenek moyang mereka menggunakan “Mana” atau kekuatan supernatural untuk memerintahkan para “Maoi” itu berjalan sendiri ke atas podium batu. Ada beberapa teori lainnya yang berusaha memecahkan misteri artifak ini. Beberapa diantaranya percaya bahwa pulau ini adalah ujung dari daratan yang ada pada peradaban prasejarah, sedangkan yang lainnya berspekulasi adanya keterlibatan kehidupan luar planet.

Para Moai ini telah menarik sejumlah besar peneliti yang berusaha untuk mengetahui asal usul dan rahasia mereka. Katherine Rutledge, seorang arkeolog yang menyelidiki pulau Paskah pada tahun 1914, telah memetakan lokasi dari patung2 raksasa tersebut. Pada akhir bukunya yang berjudul “Misteri Pulau Paskah”, dia menulis “…dan saat ini cerita telah dikisahkan. Saat expedisi berlangsung, kami berharap dapat membawa beberapa kepingan puzzle baru yang bisa diletakkan, yang nantinya dapat dipelajari, akan tetapi bantuan dari setiap pembaca diperlukan untuk dapat membawa lebih banyak lagi kepingan puzzle baru, dari berbagai belahan bumi, dengan demikian kesendirian dapat menjadi jawaban akhir dari Misteri Pulau Paskah.”

Untuk dapat menyelidiki misteri ini, anda dapat terbang dengan pesawat dari Santiago, Chili dan singgah di Tahiti. Pulau ini menawarkan beraneka pemandangan mulai dari kawah gunung berapi, pembentukan lava dan bebatuan disepanjang garis pantai yang juga tersedia area untuk berenang di pantai Anakena. Cuacanya bertemperatur sedang dengan rata-rata 80 F pada musim panas dan 50 F dimusim dingin. Untuk memperoleh informasi lebih lanjut dapat mengunjungi website www.islandheritage.org , disana juga tersedia beberapa website bagi yang mempunyai rencana untuk berkunjung ke pulau tersebut.

Pulau Paskah merupakan sebuah misteri yang masih menunggu untuk ditemukan kepingan puzzle baru lebih banyak lagi untuk membuka kunci kebenaran dan menjawab misteri pulau Moai raksasa tersebut.