Penilaian Status Gizi Secara Biokimia

59
LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM PENILAIAN STATUS GIZI ANTROPOMETRI DAN BIOKIMIA OLEH HERMAYANTI 141 2010 0415 W.9 JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA MAKASSAR

description

WHR adalah suatu metode sederhana untuk mengetahui obesitas sentral pada orang dewasa dengan mengukur distribusi jaringan lemak pada tubuh terutama bagian pinggang dengan menmbandingkan antara ukuran lingkar pinggang disbanding dengan lingkar perut. Obesitas sentral dianggap sebagai faktor risiko yang erat kaitannya

Transcript of Penilaian Status Gizi Secara Biokimia

Page 1: Penilaian Status Gizi Secara Biokimia

LAPORAN LENGKAP

PRAKTIKUM PENILAIAN STATUS GIZI

ANTROPOMETRI DAN BIOKIMIA

OLEH

HERMAYANTI

141 2010 0415

W.9

JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2013

Page 2: Penilaian Status Gizi Secara Biokimia

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Status gizi dapat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor,

meskipun sering berkaitan dengan masalah kekurangan pangan,

pemecahannya tidak selalu berupa peningkatan produksi dan pengadaan

pangan. Pada kasus tertentu, seperti dalam keadaan krisis (bencana alam,

perang, kekacauan sosial, krisis ekonomi), masalah gizi muncul akibat

masalah ketahanan pangan di tingkat rumah tangga, yaitu kemampuan rumah

tangga memperoleh makanan untuk semua anggotanya. Karenanya,

peningkatan status gizi masyarakat memerlukan kebijakan yang menjamin

setiap anggota masyarakat untuk memproleh makanan yang cukup jumlah dan

mutunya, dalam konteks itu masalah gizi tidak lagi semata-mata masalah

kesehatan tapi juga masalah kemiskinan, pemerataan, dan masalah

kesempatan kerja (Bachyar Bakri, 2002)

Status gizi dapat dinilai dengan dua cara, yaitu penilaian

status gizi secara langsung dan penilaian status gizi secara tidak

langsung. Penilaian status gizi secara langsung dapat dilakukan

dengan empat cara yaitu (Supariasa, 2002)

Biokimia merupakan ilmu yang mempelajari tentang senyawa-

senyawa yang ada dalam sistem hidup, penyusunan senyawa-senyawa tersebut

kedalam sel-sel dan interaksi kimia yang terjadi. Sel-sel pada makhluk hidup

tersusun dari bimolekul. Untuk dapat mempertahankan hidup, sel-sel

mengalamai metabolisme. Dalam metabolisme sel menyerap energi dari

makanan atau nutrisinya, energi ini digunakan untuk membentuk biomulekul

sel (Lehninger, 1995).

Secara morfologis, biakan maupun sel bakteri yang berbeda dapat

tampak serupa. Karena itu ciri fisiologi atau kimiawimerupakan kriteria yang

amat penting didalam identifikasi spesimen yang tidak dikenal. Tanpa hasil

pengamatan fisiologi yang memadai mengenai organisme yang diperiksa

1

Page 3: Penilaian Status Gizi Secara Biokimia

maka penentuan spesiesnya tidaklah mungkin dilakukan. Oleh karena itu,

ercobaan

2

Page 4: Penilaian Status Gizi Secara Biokimia

ini penting dilakukan, karena dengan melakukan uju biokimia kita dapat

mengedintifikasi organismentak dikenal (Hadieotomo, 1993).

Konsentrasi gula darah, atau tingkat glukosa serum, diatur dengan

ketat di dalam tubuh. Glukosa yang dialirkan melalui darah adalah sumber

utama energi untuk sel-sel tubuh. Umumnya tingkat gula darah bertahan pada

batas-batas yang sempit sepanjang hari: 4-8 mmol/l (70-150 mg/dl). Tingkat

ini meningkat setelah makan dan biasanya berada pada level terendah pada

pagi hari, sebelum orang makan (Sediaoetama,2006).

1.2 PRINSIP PERCOBAAN

1. Prinsip Percobaan Glukosa

Glukose ST kit menggunakan dasar metode trinder yang klasik dengan

enzim [G]lukose, [O]xi[D]ase, [P]eroksidae, 4-[A]minophenazone dan

[P]enol (GOD-PAP), dengan reaksi sebagai berikut :

Glukose + O2 + H2O  GOD Gluconic Acid + H2O

H2O2 + Phenol + 4-aminophenazone peroksidase H2O2 + Zat warna quinone

berwarna merah

2. Prinsip Percobaan Kolesterol

Cholesterol ester Cholesterol esterase Cholesterol + Fatty acid

Cholesterol + O2 Cholesterol Oksidase 4 Cholesterol + H2O2

H2O2+ 4-aminophenazone + Phenol peroksidae 4-(p-benzokinon-

monoamino)-Phenazone + 4 H2O

3. Prinsip Percobaan Asam Urat

Ucid Acid + O2 + H2O Uricase Allation + CO2 + H2O2

2 H2O2 + AAP + DHBS Peroksidase Quinoneimine + H2O

4. Prinsip Percobaan Protein Total

Protein dalam serum bereaksi dengan larutan alkalis copper-tartrat dan

memberikan warna ungu (violet) yaitu reaksi biuret

5. Prinsip Percobaan Zink (Zn)

Zink (Zn) berperan pada molekul penerima rasa pada lidah. Tingkat

ketajaman rasa dapat menggambarkan apakah seorang mengalami definisi

2

Page 5: Penilaian Status Gizi Secara Biokimia

zink atau tidak. Zink sulfat akan merangsang molekul penerima rasa pada

lidah sehingga ketajaman rasa dapat diukur

1.2 TUJUAN PERCOBAAN

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui penilaian status gizi secara biokimia darah

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui status Gula Darah Sewaktu

b. Untuk mengetahui status Kolesterol

c. Untuk mengetahui status Asam Urat

d. Untuk mengetahui status Protein Total

e. Untuk mengetahui status Albumin

f. Untuk mengetahui status Hemoglobin (Hb)

g. Untuk mengetahui status Zink (Zn)

1.3 MANFAAT PERCOBAAN

Manfaat melakukan percobaan adalah untuk mengetahui tentang

reaksi-reaksi kimia penting yang terjadi dalam sel sehingga kita dapat

memahami proses-proses yang terjadi dalam tubuh kita. Dengan demikian

diharapkan kita dapat menghindari hal-hal dari luar tubuh yang mempengaruhi

proses dalam sel-sel tubuh, misalnya kita dapat mengatur makanan yang akan

kita makan sehingga kita dapat memperoleh manfaat makanan secara optimal

3

Page 6: Penilaian Status Gizi Secara Biokimia

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Status Gizi

Istilah gizi berasal dari bahasa Arab giza yang berarti zat makanan,

dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah nutrition yang berarti bahan

makanan atau zat gizi atau sering diartikan sebagai ilmu gizi. Pengertian

lebih luas bahwa gizi diartikan sebagai proses organisme menggunakan

makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses pencernaan,

penyerapan, transportasi, penyimpanan, metabolisme, dan pengeluaran zat

gizi untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal

organ tubuh serta untuk menghasilkan tenaga. (Djoko Pekik Irianto, 2006)

Status gizi merupakan salah satu faktor yang menentukan sumber

daya manusia dan kualitas hidup. Untuk itu program perbaikan gizi

bertujuan untuk meningkatkan mutu gizi konsumsi pangan, agar terjadi

perbaikan status gizi masyarakat (Deddy Muchtadi, 2002)

Beberapa tahap perkembangan kekurangan gizi dapat diidentifikasi

dengan cara biokimia dan lazim disebut cara laboratorium. Dengan

demikian, cara biokimia dapat digunakan untuk mendeteksi keadaan

defisiensi subklinis yang semakin penting dalam era pengobatan preventif.

Metode ini bersifat sangat obyektif, bebas dari faktor emosi dan subyektif

lain sehingga biasanya digunakan untuk melengkapi cara penilaian status

gizi lainnya. Secara teoritis, keadaan defisiensi subklinis dapat

diidentifikasi melalui pengukuran kadar zat gizi/metabolitnypa dalam

suatu bahan biopsy. Metode ini mampu merefleksikan kadar zat gizi tubuh

total atau besarnya simpanan dijaringan yang paling sensitive terhadap

deplesi sehingga disebut uji biokimia statis. (Supariatsa, 2009)

4

Page 7: Penilaian Status Gizi Secara Biokimia

B. Tinjauan Umum Tentang Glukosa Darah

Glukosa darah adalah gula yang terdapat dalam darah yang

terbentuk dari karbohidrat dalam makanan dan disimpan sebagai glikogen

di hati dan otot rangka. ( Joyce LeeFever, 2007 ).

Glukosa, suatu gula monosakarida, adalah salah satu

karbohidrat terpenting yang digunakan sebagai sumber tenaga utama

dalam tubuh. Glukosa merupakan prekursor untuk sintesis semua

karbohidrat lain di dalam tubuh seperti glikogen, ribose dan deoxiribose

dalam asam nukleat, galaktosa dalam laktosa susu, dalam glikolipid,

dan dalam glikoprotein dan proteoglikan (Murray, 2003).

Energi untuk sebagian besar fungsi sel dan jaringan

berasal dari glukosa. Pembentukan energi alternatif juga dapat berasal

dari metabolisme asam lemak, tetapi jalur ini kurang efisien dibandingkan

dengan pembakaran langsung glukosa, dan proses ini juga menghasilkan

metabolit-metabolit asam yang berbahaya apabila dibiarkan menumpuk,

sehingga kadar glukosa di dalam darah dikendalikan oleh beberapa

mekanisme homeostatik yang dalam keadaan sehat dapat

mempertahankan kadar dalam rentang 70 sampai 110 mg/dl dalam

keadaan puasa. ( Ronald A. Sacher, Richard A. McPherson, 2004).

Setelah pencernaan makanan yang mengandung banyak

glukosa, secara normal kadar glukosa darah akan meningkat, namun

tidak melebihi 170 mg/dl. Banyak hormon ikut serta dalam

mempertahankan kadar glukosa darah yang adekuat baik dalam

keadaan normal maupun sebagai respon terhadap stres. Pengukuran

glukosa darah sering dilakukan untuk memantau keberhasilan mekanisme

regulatorik ini. Penyimpangan yang berlebihan dari normal, baik terlalu

tinggi atau terlalu rendah, menandakan terjadinya gangguan

homeostatis dan sudah semestinya mendorong tenaga analis

kesehatan melakukan pemeriksaan untuk mencari etiologinya.

( Ronald A. Sacher, Richard A. McPherson, 2004 ).

5

Page 8: Penilaian Status Gizi Secara Biokimia

C. Tinjauan Umum Tentang Kolesterol

Kolesterol ( C27H45OH ) adalah alkohol steroid yang

ditemukan dalam lemak hewani / minyak, empedu, susu, kuning telur.

Kolesterol sebagian besar disintesiskan oleh hati dan sebagian kecil

diserap dari diet. Keberadaan kolesterol dalam pembuluh darah yang

kadarnya tinggi akan membuat endapan / kristal lempengan yang akan

mempersempit / menyumbat pembuluh darah. (Sutejo A.Y.,2006).

Kolesterol adalah bahan yang biasanya terdapat bersama-sama

lemak. Bahan ini dapat berasal dari sintesis dalam tubuh dan juga

diperoleh dari dalam makanan. Kolesterol terdapat di dalam makanan

hewani (jaringan tubuh hewan) dan sumber utamanya adalah kuning telur

(Mary, 2011).

Kolesterol ditemukan sebagai bagian yang penting dalam sel,

jaringan tubuh: otak, saraf, ginjal, limpa, hati, dan kulit atau yang lazim

disebut kolesterol endogen, yang berperan penting dalam produksi asam

empedu, beberapa hormon tertentu serta vitamin D. Selain ditemukan

kolesterol endogen (endogenous cholesterol) ditemukan juga kolesterol

eksogen (exogenous cholesterol) yang berasal dari bahan makanan

sehingga tidak jarang kolesterol ini disebut juga dietary cholesterol, yang

bersumber antara lain dari kuning telur, ikan, otak, hati, organ kelenjar

dari kerbau dan sejumlah kecil didapatkan pula dari daging berlemak,

lemak susu, lemak butter, keju. Dehydro cholesterol merupakan permulaan

dari vitamin D, yaitu bagian-bagian kolesterol yang berubah dalam

mukosa usus dan kulit tubuh. Ada 7 dehidro kolesterol yang bilamana

terpengaruh oleh sinar matahari berubah menjadi vitamin D3, kolesterol

juga menunjang dan bahkan menjadi pemula terbentuknya hormon

kelamin, hormon adrenocortio. Dapat ditambahkan bahwa konsentrasi

total kolesterol dalam plasma darah yaitu sekitar 180-250 miligram per

100 mililiter (Kartasapoetra, 2008).

Kolesterol diekskresikan keluar dari dalam tubuh melalui getah

empedu dengan mempertahankan kolesterol dalam bentuk larutan lewat

6

Page 9: Penilaian Status Gizi Secara Biokimia

penggabungan dengan garam-garam empedu. Jika kolesterol mengendap

dari larutan tersebut, endapan ini akan berbentuk padat yang dikenal

sebagai batu empedu (Mary, 2011).

Kolesterol ditemukan dalam sel darah merah, membran sel dan

otot. 70 % kolesterol di esterifikasikan ( dikombinasikan dengan asam

lemak ) dan 30 % dalam bentuk bebas. (Keerlefever Joyce, 2007).

Kadar kolesterol didalam darah adalah dibawah 200 mg/dl.

Apabila melampaui batas normal maka disebut sebagai

hiperkolesterolemia. Hiperkolesterolemia biasanya terdapat pada

penderita obesitas, diabetes mellitus, hipertensi, perokok serta orang yang

sering minum-minuman beralkohol (Hardjono, dkk. 2003)

Kolesterol merupakan golongan lemak yang tidak dapat nilai

lihat dengan kasat mata, ia dibentuk kedalam tubuh kita sendiri dalam

jumlah yang tidak terbatas, selain itu kolesterol juga dapat makanan diluar

tubuh kita yang berasal dari hewani (cholestrol eksogen). Sebagaian besar

lemak didalam tubuh dan makanan terdapat dalam bentuk trigliserida,

yang dapat berbentuk lemak jenuh (saturated fat ) dan lemak tak jenuh

(unsaturated fat ) (Setiati, 2007).

Asupan aman bagi orang dengan kadar kolesterol normal

adalah kurang dari 300 mg/ hari. Ada pula yang berpendapat batas

amannya 200-220 mg/hari. Yang perlu diingat, meki pun tidak

mengandung kolesterol, bahan makanan dan makanan sumber kalori

didalam tubuh tetap akan menghasilkan kolesterol. Karena itu, kita perlu

bersikap kritis terhadap pesan-pesan dalam iklan produk makanan dan

bahan makanan.

Asupan lemak dibatasi sampai sebesar 30% dari total energi;

sementara sisanya diupayakan dari karbohidrat. RDA untuk asam lemak

esensial minimal sebanyak 2-3%. Pembatasan lemak kurang dari 20%

akan memengaruhi mutu makanan, karena kandungan asam lemak esensial

berkurang (Setiati, 2007).

7

Page 10: Penilaian Status Gizi Secara Biokimia

Kelebihan dan kekurangan lemak yang diwujudkan dalam

bentuk kadar kolesterol darah, berdampak sama buruknya: angka kematian

tertinggi bertengger di kedua titik ekstrim ini. Peningkatan kadar

kolesterol dapat mempertinggi risiko terkena penyakit jantung koroner

(PJK). Namun demikian, hubungan antara kadar kolesterol dan PJK tidak

bersifat linear, karena bukan hanya kolesterol yang ikut menyebabkan

PJK; dan sayangnya, sampai kini belum ditemukan cara untuk

memperkirakan siapa saja yang peka terhadap kolesterol diet. (Setiati,

2007)

D. Tinjauan Umum Tentang Asam Urat

Asam urat adalah hasil produksi oleh tubuh, sehingga

keberadaannya bias normal dalam darah dan urin. Akan tetapi sisa dari

metabolism protein makanan yang mengandung purin juga menghasilkan

asam urat. Oleh karena itulah kadar asam urat didalam darah bias

meningkat bila seseorang terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang

mengandung purin tinggi (seperti ekstrak daging, kerang, dan jeroan

seperti hati ginjal, limpa, paru dan otak) (Misdaniarly, 2007). 

Normalnya, asam urat ini akan dikeluarkan dalam tubuh

melalui feses (kotoran) dan urin, tetapi karena ginjal tidak mampu

mengeluarkan asam urat yang ada menyebabkan kadarnya meningkat

dalam tubuh. Hal lain yang dapat meningkatkan kadar asam urat adalah

kita terlalu banyak mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung

banyak purin. Asam urat yang berlebih selanjutnya akan terkumpul pada

persendian sehingga menyebabkan rasa nyeri atau bengkak (Stefanus,

2006).

Kadar rata-rata Asam urat didalam darah dan serum tergantung

usia dan jenis kelamin. Asam urat tergolong normal bila:

a. Pria di bawah 7 mg/dl dan wanita di bawah 6 mg/dl

b. Sebelum pubertas sekitar 3,5 mg/dl.

c. Setelah pubertas, pada pria kadarnya meningkat secara bertahap dan

dapat mencapai 5,2 mg/dl.

8

Page 11: Penilaian Status Gizi Secara Biokimia

Pada perempuan kadar asam urat biasanya tetap rendah, baru

pada usia pra monopause kadarnya meningkat mendekati kadar laki-laki,

bisa mencapai 4,7 mg/dl (Misdaniarly, 2007).

Penderita asam urat setelah menjalani pengobatan yang tepat

dapat diobati sehingga kadar asam urat dalam tubuhnya kembali normal.

Tapi karena dalam tubuhnya ada potensi penumpukan asam urat, maka

disarankan agar mengontrol makanan yang dikonsumsi sehingga dapat

menghindari makanan yang banyak mengandung purin (Soekirman, 2005).

Secara alamiah, purin terdapat dalam tubuh kita dan dijumpai

pada semua makanan dari sel hidup, yakni makanan dari tanaman (sayur,

buah, kacang-kacangan) ataupun hewan (daging, jeroan, ikan sarden)

(Almatsier, 2005) .

Asam urat atau gout artritis lebih sering menyerang laki-laki

terutama yang berumur di atas usia 30 tahun, karena umumnya laki-laki

sudah mempunyai kadar asam urat yang tinggi dalam darahnya.

Sedangkan kadar asam urat pada wanita umumnya rendah dan baru

meningkat setelah menopause. Penyebab gout adalah peningkatan kadar

asam urat dalam darah. Hal tersebut dapat disebabkan oleh beberapa

faktor, diantaranya adalah 1) Adanya produksi asam urat berlebihan

karena meningkatnya pembentukan zat purin dalam tubuh. Peningkatan

tersebut berasal dari asupan makanan yang mengandung purin tinggi. 2)

Gangguan pada ginjal. Produk buangan termasuk asam urat dan garam-

garam anorganik dibuang melalui saluran ginjal, kandung kemih dan

saluran kemih dalam bentuk urin. Kegagalan ginjal dalam proses

pembuangan asam urat dalam jumlah yang cukup banyak dapat

meningkatkan kadar asam urat dalam darah. Hal tersebut juga dapat

menimbulkan komplikasi lain yaitu pengendapan asam urat dalam ginjal

yang akhirnya terjadi pembentukan batu ginjal dari kristal asam urat

(Soekirman, 2005).

Produksi asam urat meningkat juga bisa karena penyakit darah

(penyakit sumsum tulang, polisitemia), obat-obatan (alkohol, obat-obat

9

Page 12: Penilaian Status Gizi Secara Biokimia

kanker, vitamin B12). Penyebab lainnya adalah obesitas (kegemukan),

penyakit kulit (psoriasis), kadar trigliserida yang tinggi. Pada penderita

diabetes yang tidak terkontrol dengan baik biasanya terdapat kadar benda-

benda keton (hasil buangan metabolisme lemak) yang meninggi. Benda-

benda keton yang meninggi akan menyebabkan asam urat juga ikut

meninggi (Soekirman, 2005).

Penderita asam urat setelah menjalani pengobatan yang tepat

dapat diobati sehingga kadar asam urat dalam tubuhnya kembali normal.

Tapi karena dalam tubuhnya ada potensi penumpukan asam urat, maka

disarankan agar mengontrol makanan yang dikonsumsi sehingga dapat

menghindari makanan yang banyak mengandung purin (Soekirman, 2005).

E. Tinjauan Umum Tentang Protein Total

Protein total adalah kadar semua jenis protein yang terdapat

dalam serum/plasma, yang terdiri atas albumin, globulin dan lain fraksi

yang (protein yang kadarnya sangat rendah). Pemeriksaan protein total

berguna untuk memonitor perubahan kadar protein yang disebabkan oleh

berbagai macam penyakit. Biasanya diperiksa secara bersama-sama

dengan pemeriksaan lain. Misalnya kadar albumin, faal hati, atau

pemeriksaan elektroforesis protein. Rasio albumin/globulin diperoleh

dengan perhitungan dan dapat memberikan keterangan tambahan. Kadar

protein total meningkat pada keadaan dehidrasi, multiple myeloma dan

penyakit hati menahun, merendah pada penyakit ginjal dan stadium akhir

gagal hati (Sirajuddin, 2010).

Protein merupakan konstituen penting pada semua sel. Jenis

nutrien ini berupa struktur kompleks yang terbuat dari asam-asam amino.

Semua makanan yang berasal dari hewan maupun tanaman mengandung

protein. Protein akan dihidrolisis oleh enzim-enzim proteolitik untuk

melepaskan asam amino yang kemudian diserap lewat usus. Masukan

segala jenis asam amino dalam jumlah yang memadai diperlukan bagi

pertumbuhan dan perbaikan jaringan tubuh. Sebagian asam amino

10

Page 13: Penilaian Status Gizi Secara Biokimia

sebenarnya dapat disintesis oleh tubuh harus tersedia dalam makanan.

Jenis asam amino ini disebut asam amino esensial (Beck, 2011).

Protein tersusun dari karbon, hidrogen, oksigen, dan nitrogen.

Pada beberapa jenis protein, unsur-unsur mineral seperti sulfur, fosfor,

iodium, dan besi juga terdapat. Protein dalam makanan merupakan satu-

satunya sumber nitrogen bagi tubuh. Molekul protein yang teramat besar

mengandung ribuan molekul asam amino, sedangkan protein kecil seperti

insulin mengandung kurang dari seratus asam amino. Dari strukturnya,

protein terbagi menjadi dua tipe menurut bentuk molekul protein tersebut:

fibrous kalau rantainya tetap dalam bentuk memanjang, dan globuler,

kalau rantainya berlipat-lipat sehingga terbentuk massa molekul yang

bentuknya tidak teratur (Beck, 2011).

Protein merupakan konstituen penting bagi semua jaringan

tubuh (Beck, 2011) yaitu:

1) Protein menggantikan protein yang hilang selama proses metabolisme

yang normal dan proses pengausan yang normal. Protein akan hilang

dalam pembentukan rambut serta kuku, dan sebagai sel-sel mati yang

lepas dari permukaan kulit serta traktus alimentarius, dan dalam

sekresi pencernaan.

2) Protein menghasilkan jaringan yang baru. Jaringan baru terbentuk

selama masa pertumbuhan, kesembuhan dari cedera, kehamilan, dan

laktasi.

3) Protein diperlukan dalam pembuatan protein-protein yang dengan

fungsi khusus di dalam tubuh, yaitu enzim, hormon, dan hemoglobin.

4) Protein dapat dipakai sebagai sumber energi.

Protein merupakan salah satu kelompok bahan makronutrien.

Tidak seperti bahan makronutrien lainnya (karbohidrat, lemak), protein

ini berperan lebih penting dalam pembentukan biomolekul daripada

sumber energi. Namun demikian apabila organisme sedang

kekurangan energi, maka protein ini dapat juga di pakai sebagai sumber

energi. Keistimewaan lain dari protein adalah strukturnya yang selain

11

Page 14: Penilaian Status Gizi Secara Biokimia

mengandung N, C, H, O, kadang mengandung S, P, dan Fe (Sudarmadji,

1989).

Molekul protein merupakan rantai panjang yang tersusun oleh

mata rantai asam-asam amino. Dalam molekul protein, asam-asam amino

saling dirangkaikan melalui reaksi gugusan karboksil asam amino yang

satu dengan gugusan amino dari asam amino yang lain, sehingga terjadi

ikatan yang disebut ikatan peptida. Ikatan pepetida ini merupakan ikatan

tingkat primer. Dua molekul asam amino yang saling diikatkan dengan

cara demikian disebut ikatan dipeptida. Bila tiga molekul asam amino,

disebut tripeptida dan bila lebih banyak lagi disebut polypeptida.

Polypeptida yang hanya terdiri dari sejumlah beberapa molekul asam

amino disebut oligopeptida. Molekul protein adalah suatu polypeptida,

dimana sejumlah besar asam-asam aminonya saling dipertautkan dengan

ikatan peptida tersebut (Gaman, P.M, 1992)

F. Tinjauan Umum Tentang Albumin

Albumin (bahasa Latin: albus, white) adalah istilah yang

digunakan untuk merujuk ke segala jenis protein monomer yang larut

dalam air dan larutan garam, dan mengalami koagulasi saat terpapar panas.

Substansi yang mengandung albumin, seperti putih telur, disebut

albuminoid. (Anonim, 2010)

Albumin merupakan jenis protein terbanyak di dalam

plasma yang mencapai kadar 60 persen. Protein yang larut dalam air dan

mengendap pada pemanasan itu merupakan salah satu konstituen utama

tubuh. Ia dibuat oleh hati. Karena itu albumin juga dipakai sebagai tes

pembantu dalam penilaian fungsi ginjal dan saluran cerna.Kalau Anda

sulit membayangkan rupa albumin, bayangkanlah putih telur. (Anonim,

2011)

Pada manusia, albumin diproduksi oleh retikulum

endoplasma di dalam hati dalam bentuk proalbumin, kemudian diiris oleh

badan Golgi untuk disekresi memenuhi sekitar 60% jumlah serum darah

dengan konsentrasi antara 30 hingga 50 g/L dengan waktu paruh sekitar 20

12

Page 15: Penilaian Status Gizi Secara Biokimia

hari. Albumin memiliki berat molekul sekitar 65 kD dan terdiri dari 584

asam amino tanpa karbohidrat. Gen untuk albumin terletak pada

kromosom 4, dengan panjang sekitar 16.961 nukleotida dengan 15 ekson

yang terbagi ke dalam 3 domain simetris, sehingga diperkirakan

merupakan triplikasi dari domain primordial yang tunggal. Mutasi pada

gen ini dapat mengakibatkan berbagai macam protein dengan fungsi yang

tidak beraturan (Anonim, 2008).

Albumin memiliki sejumlah fungsi. Pertama, mengangkut

molekul-molekul kecil melewati plasma dan cairan sel. Fungsi ini erat

kaitannya dengan bahan metabolisme asam lemak bebas dan bilirubuin

dan berbagai macam obat yang kurang larut dalam air tetapi harus

diangkat melalui darah dari satu organ ke organ lainnya agar dapat

dimetabolisme atau diekskresi. Fungsi kedua yakni memberi tekanan

osmotik di dalam kapiler (Hartono, 2006).

G. Tinjauan Umum Tentang Hemoglobin (Hb)

Secara harfiah, anemia berarti kurang darah . ada beberapa cara

untuk menyatakan konsentrasi darah . oleh karena fungsi sel darah merah

sebenarnya di jalankan oleh hemoglobin dan akibat yang di timbulkan oleh

anemia sebeenarnya adalah konsekuensi dari kurangnya hemoglobin untuk

mengikat dan mengangkut oksigen ke berbagai jaringan , maka anemia

diartikan sebagai keadaan dengan konsentrasi hemoglobin kurang dari

nilai normal (Sadikin, 1997).

Anemia adalah penyakit yang banyak di jumpai dan di

sebabkan oleh berbagai hal. Akan tetapi , meskipun penyebab anemia

bermacam-macam sehingga jenis anemia beraneka ragam pula, ada gejala

umum yang sama yang menimbulkan dugaan seseorang menderita

penyakit ini. Gejala yang paling umum yaitu pucat, yang mudah di lihat

pada wajah penderita. Gejala ini akan tampak lebih jelas lagi pada selaput

lendir , yang mudah di lihat pada mulut dan bagian dalam kelopak mata .

selain itu, gejala umum yang selalu di temukan pada berbagai jenis anemia

ialah mudah lelah (Sadikin, 1997).

13

Page 16: Penilaian Status Gizi Secara Biokimia

Kebanyakan dari anemia dapat di obati, bahkan di cegah .

penanggulangan yang dini perlu segera di lakukan , karena bila tidak

teratasi dalam jangka waktu yang lama , keadaan ini akan menggangu

kinerja berbagai organ, termasuk berbagai fungsi yang rumit dari susunan

syaraf pusat , antara lain tampak jelas dalam kemampuan intelegensi . pada

anak-anak , anemia juga akan menggangu proses tumbuh kembang

(Sadikin, 1997).

H. Tinjauan Umum Tentang ZINK (Zn)

Seng adalah mikromineral yang ada di mana-mana dalam

jaringan manusia/hewan dan terlibat dalam fungsi berbagai enzim dalam

proses metabolisme. Tubuh manusia dewasa mengandung 2-2,5 gram

seng. Tiga perempat dari jumlah tersebut berada dalam tulang dan

mobilisasinya sangat lambat. Dalam konsentrasi tinggi seng ditemukan

juga pada iris, retina, hepar, pankreas, ginjal, kulit, otot, testis dan rambut,

sehingga kekurangan seng berpengaruh pada jaringan-jaringan tersebut

(Pangkalan, 2008).

Seng (zing) merupakan mineral antioksidan yang penting. Seng

akan membantu mencegah oksidasi lemak dan diperlukan tubuh untuk

memproduksi antioksidan superoksidase dismutase. Keberadaan seng

dibutuhkan pula untuk menjaga kadar vitamin E dalam darah sehingga

membrane sel darah merah bias terlindungi dari efek oksidasi mineral lain

(Pangkalan, 2008).

Zink (Zn) berperan dalam molekul penerima rasa pada lidah.

Tingkat ketajaman rasa dapat menggambarkan apakah seseorang

mengalami defenisi seng atau tidak. Seng sulfat akan merangsang molekul

penerima rasa pada lidah sehingga ketajaman rasa dapat diukur.

(Yuniastuti, 2000)

Pada akhir-akhir ini, riset menunjukkan bahwa kemerosotan

fungsi kelenjar timus dapat diatasi dengan mineral seng. Mineral seng

akan meremajakan kelenjar dan membuat kelenjar itu berfungsi

sebagaimana ketika usia seseorang masih muda. Percobaan pada tikus

14

Page 17: Penilaian Status Gizi Secara Biokimia

yang sudah mengalami penurunan fungsi kelenja bahwa mineral seng

mampu memulihkan 80% fungsi timus. Dengan pemulihn itu, kekebalan

tubuh tikus dapat ditingkatkan karena kelenjar timus lebih aktif

memproduksi sel T (Anwar, 2009).

Tampaknya, dosis harian 15-30 mg mineral seng cukup untuk

mengoptimalkan fungsi kekebalan tubuh kita. Dosis yang lebih tinggi

mungkin diperlukan jika kita sudah menginjak usia manula, tetapi jangan

lebih dari 50 mg/hari (Anwar, 2009).

Peranan terpenting seng bagi makhluk hidup adalah untuk

pertumbuhan dan pembelahan sel, sebab seng berperan pada sintesis dan

degradasi karbohidrat, lemak, protein, asam nukleat, dan pembentukan

embrio. Dalam hal ini, seng dibutuhkan untuk proses percepatan

pertumbuhan, menstabilkan struktur membran sel dan mengaktifkan

hormon pertumbuhan. Seng juga berperan dalam sistem kekebalan tubuh

dan merupakan mediator potensial pertahanan tubuh terhadap infeksi.

Pada defisiensi seng ditemukan limfopeni, menurunnya konsentrasi dan

fungsi limfosit T dan B (Linder, 1992).

Selain itu, seng juga berperan dalam berbagai fungsi organ.

Misalnya, keutuhan penglihatan yang merupakan interaksi metabolisme

antara seng dan vitamin A. Gejala rabun senja pada defisiensi seng

berkaitan pula dengan deplesi dehidrogenase retinal dan retional, akibat

gangguan keutuhan retina yang dipengaruhi oleh mineral seng

(Komandoko, 2010)

Sebenarnya kekurangan sumber karotin tidak perlu terjadi

karena sayur daun berwarna hijau di Indonesia terdapat banyak sepanjang

tahun dengan harga cukup terjangkau oleh rakyat pada umumnya , atau

dapat diproduksi sendiri di halaman atau di kebun sekitar rumah bagi

sebagian besar dari masyarakat kita di pedesaan . Hambatan absorpsi

vitamin A dan karotin terjadi karena hidangan rata-rata rakyat umum di

Indonesia mengandung rendah lemak dan protein , yang diperlukan dalam

metabolism vitamin A (Yuniastuti,2010).

15

Page 18: Penilaian Status Gizi Secara Biokimia

BAB III

METODE PERCOBAAN

3.1 ALAT

A. Pengambilan Spesimen (Flebetomi)

Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu:

a) Spoit 3-5 ml

b) Torniqued/Pengikat Karet Lengan

c) Tabung Sentrifus

d) Sentrifus

e) Botol vial

f) Mikropipet 100-1000 µl

g) Rak Tabung

B. Glukosa Darah

Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu: pipet 0.50 mL

dan 1.0 mL, Mikropipet 10 µl, 50 µl, dan 100 µl, Tabung Reaksi,

Semi Chemistry Photometer Analyzer

C. Kolesterol

Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu: Tabung

Reaksi + Rak, Makropipet/Dispenser 1.0 mL, Micropipet 0.01 mL (10

µl), Semi Chemistry Photometer Analyzer

D. Asam Urat

Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu: Tabung

Reaksi + Rak, Makropipet/Dispenser 1.0 mL, Micropipet 20 µl

dengan panjang gelombang 520-546 nm

E. Protein Total

Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu: Tabung

Reaksi, Mikropipet 20 µl, Makropipet/dispenser 1.0 mL, Semi

Chemistry Photometer Analyzer

16

Page 19: Penilaian Status Gizi Secara Biokimia

F. Albumin

Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu: Tabung

Reaksi, Micropipet 10 µl, Semi Chemistry Photometer Analyzer

G. Hemoglobin (Hb)

Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu: Hemocue,

Microcuvet, Lancet, Softlick.

H. Zink (Zn)

Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu: Spoit 3 ml

tanpa jarum, Beaker Glass

3.2 BAHAN

A. Pengambilan Spesimen (Flebotomi)

Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu: Alkohol

70%, Kapas

B. Glukosa

Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu: Serum,

Reagen Glucose

C. Kolesterol

Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu: Serum,

Reagen Cholesterol

D. Asam Urat

Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu: Serum,

Reagen Urid Acid

E. Protein Total

Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu: Serum,

Reagen Total Protein

F. Albumin

Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu: Serum,

Reagen Albumin

G. Hemoglobin (Hb)

Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu: Alkohol

H. Zink (Zn)

17

Page 20: Penilaian Status Gizi Secara Biokimia

Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu: Larutan

ZnSO4

3.3 PROSEDUR KERJA

A. Pengambilan Spesimen (Flebotomi)

a) Siapkan Alat-alat yang dibutuhkan

b) Jika darah diambil pada bagian vena fossa cubiti. Pasang

torniqued (ikatan pembendung) pada lengan bagian atas mintahlah

pada orang yang diambil darahnya untuk mengepal dan membuka

tangannya beberapa kali agar vena jelas terlihat

c) Tegakkanlah kulit di bagian lengan dengan jari-jari tangan kiri

supaya vena tidak bergerak-gerak pada saat tusukan

d) Bersihkan bagian yang akan diambil dengan alcohol 70%

e) Tusuklah bagian vena yang sudah dibersihkan dengan spoit

sampai ujung jarum masuk ke dalam lumen vena. Tarik penghisap

spoit perlahan-lahan sampai jumlah darah yang dikehendaki

didapat

f) Lepaskan torniqued (karet bendungan)

g) Taruhlah kapas diatas jarum dan cabutlah spoit

h) Bukahlah jarum spoit dan alirkan perlahan-lahan dalam tabung

sentrifus secukupnya (± 3 ml) untuk dipisahkan serumnya,

diamkan 5-10 menit sebelum disentrifus

i) Darah yang sudah didiamkan disentrifus dengan kecepatan 1500-

3000 rpm selama 5-10 menit

B. Glukosa

a) Siapkan peralatan dan bahan

b) Pipet reagen glucose dengan menggunakan micropipet 1000 µl

dan pindahkan ke tabung reaksi lewat dinding tabung reaksi

c) Pipet bagian yang atas dari darah (serum) dengan hati-hati

menggunakan micropipet 10 µl dan pindahkan ke tabung reaksi

yang berisi reagen glucose melewati dinding tabung reaksi

18

Page 21: Penilaian Status Gizi Secara Biokimia

d) Homogenkan serum dan reagen glucose dengan menggoyang-

goyangkan tabung reaksi

e) Diamkan selama 10 menit dan amati perbahan warna

f) Nyalakan alat Semi Chemistry Photometer Analyzer

g) Atur alat ke angka nol dengan aquades

h) Masukkan selang penghisap pada tabung reaksi yang berisi

sampel kemudian sampel akan diserap kedalam selang hingga

habis

i) Hasilnya akan keluar pada layar

C. Kolesterol

a) Siapkan peralatan dan bahan

b) Pipet reagen cholesterol dengan menggunakan micropipet 1000 µl

dan pindahkan ke tabung reaksi lewat dinding tabung reaksi

c) Pipet bagian yang atas dari darah (serum) dengan hati-hati

menggunakan micropipet 10 µl dan pindahkan ke tabung reaksi

yang berisi reagen cholesterol melewati dinding tabung reaksi

d) Homogenkan serum dan reagen cholesterol dengan menggoyang-

goyangkan tabung reaksi

e) Diamkan selama 10 menit dan amati perbahan warna

f) Nyalakan alat Semi Chemistry Photometer Analyzer

g) Atur alat ke angka nol dengan aquades

h) Masukkan selang penghisap pada tabung reaksi yang berisi

sampel kemudian sampel akan diserap kedalam selang hingga

habis

i) Hasilnya akan keluar pada layar

D. Asam Urat

a) Siapkan peralatan dan bahan

b) Pipet reagen urid acid dengan menggunakan micropipet 500 µl

dan pindahkan ke tabung reaksi lewat dinding tabung reaksi

19

Page 22: Penilaian Status Gizi Secara Biokimia

c) Pipet bagian yang atas dari darah (serum) dengan hati-hati

menggunakan micropipet 10 µl dan pindahkan ke tabung reaksi

yang berisi reagen urid acid melewati dinding tabung reaksi

d) Homogenkan serum dan reagen urid acid dengan menggoyang-

goyangkan tabung reaksi

e) Diamkan selama 5 menit dan amati perbahan warna

f) Nyalakan alat Semi Chemistry Photometer Analyzer

g) Atur alat ke angka nol dengan aquades

h) Masukkan selang penghisap pada tabung reaksi yang berisi

sampel kemudian sampel akan diserap kedalam selang hingga

habis

i) Hasilnya akan keluar pada layar

E. Protein Total

a) Siapkan peralatan dan bahan

b) Pipet reagen protein total dengan menggunakan micropipet 500 µl

dan pindahkan ke tabung reaksi lewat dinding tabung reaksi

c) Pipet bagian yang atas dari darah (serum) dengan hati-hati

menggunakan micropipet 10 µl dan pindahkan ke tabung reaksi

yang berisi reagen protein total melewati dinding tabung reaksi

d) Homogenkan serum dan reagen protein total dengan menggoyang-

goyangkan tabung reaksi

e) Diamkan selama 5 menit dan amati perbahan warna

f) Nyalakan alat Semi Chemistry Photometer Analyzer

g) Atur alat ke angka nol dengan aquades

h) Masukkan selang penghisap pada tabung reaksi yang berisi sampel

kemudian sampel akan diserap kedalam selang hingga habis

i) Hasilnya akan keluar pada layar

F. Albumin

a) Diambil 3 buah tabung reaksi dan diberi tanda:

Tabung I untuk blank

Tabung II untuk standard

20

Page 23: Penilaian Status Gizi Secara Biokimia

Tabung III untuk test

b) Diambil standar albumin dengan menggunakan mikro pipet 10 μl,

dimasukkan dalam tabung II. Ganti pipet.

c) Diambil serum/plasma 10 μl dengan menggunakan pipet 10 μl,

secara perlahan-lahan agar darah yang menggumpal dibawahnya

tidak ikut terambil, kemudian dimasukkan dalam tabung III.

d) Tabung I diisi dengan aquades 10 μl

e) Diambil reagensia warna 1 ml dengan menggunakan Pipet 2 ml

dan diisi dalam Tabung I. Ganti pipet.

f) Diambil reagensia warna 1 ml dengan menggunakan Pipet 2 ml

dan diisi dalam Tabung II. Ganti pipet

g) Diambil reagensia warna 1 ml dengan menggunakan Pipet 2 ml

dan diisi dalam Tabung III. Ganti pipet.

h) Diamkan selama 5 menit dan amati perbahan warna

i) Nyalakan alat Semi Chemistry Photometer Analyzer

j) Atur alat ke angka nol dengan aquades

k) Masukkan selang penghisap pada tabung reaksi yang berisi

sampel kemudian sampel akan diserap kedalam selang hingga

habis

l) Hasilnya akan keluar pada layar

G. Hemoglobin (Hb)

a) Siapkan peralatan

b) Bersihkan jari yang akan diambil darahnya terlebih dahulu dengan

kapas yang mengandung alcohol

c) Gunakan auto lancet untuk mengambil darah pada jari yang telah

diolesi alcohol

d) Buang darah pertama yang menetes, selanjutnya tetesan darah

kedua diambil dengan menggunakan microcuvet

e) Lakukan pemeriksaan pada alat hemocue

H. Zink (Zn)

a) Siapakan alat dan bahan

21

Page 24: Penilaian Status Gizi Secara Biokimia

b) Ambil 3 ml larutan ZnSO4 0,1% dengan menggunakan spoit

tanpa jarum

c) Semprotkan larutan ZnSO4 kedalam mulut responden dan biarkan

dalam mulut selama 10 detik

d) Buang cairan tersebut dan kepada responden ditanyakan tentang

apa yang dirasakan

22

Page 25: Penilaian Status Gizi Secara Biokimia

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL

A. TABEL

1. Pemeriksaan Glukosa

NAMA GLUKOSA KETERANGAN

Rizky Wahyuni 76,29 mg/dl Normal

Nilai Normal : 140 – 250 mg/dL

2. Pemeriksaan Kolesterol

NAMA KOLESTEROL KETERANGAN

Rizky Wahyuni 764,55 mg/dl Tinggi

Nilai Normal : < 180 mg/dL

3. Pemeriksaan Asam Urat

NAMA ASAM URAT KETERANGAN

Rizky Wahyuni 8,58 mg/dl Tinggi

Nilai Normal Laki-laki : 3,5 – 7,2 mg/dL Perempuan : 2.5 – 6,2 mg/dL

4. Pemeriksaan Protein Total

NAMA PROTEIN TOTAL KETERANGAN

Rizky Wahyuni 15,5 g/dl Tinggi

Nilai Normal : 6 – 8,3 g/dL

5. Pemeriksaan Albumin

NAMA ALBUMIN KETERANGAN

Rizky Wahyuni 3,2 g/dl Normal

Nilai Normal : 3,2 – 5,8 g/dL

22

Page 26: Penilaian Status Gizi Secara Biokimia

6. Pemeriksaan Kadar Hemoglobin (Hb)

Tabel hasil pemeriksaan Kadar Hemoglobin (Hb) Kelompok IV

No Nama JenisKelamin

Kadar Hb Keterangan

1 Fenny Yunita P 13,8 g/dl Normal

2 Izzatul Yasida P 10,6 g/dl Tidak

Normal

3 Masriana K P 12,8 g/dl Normal

4 Arfina P 13,9 g/dl Normal

5 Masyta Almardi P 12,9 g/dl Normal

Nilai Normal Laki-laki : 13-16 g/dl perempuan : 12-14 g/dl

7. Pemeriksaan Zink

Tabel hasil pemeriksaan Zink Kelompok IV

No Nama Kategori Keterangan

1 Tirza Manda 1 Defisiensi Zink

2 Masriana K 3 Normal

3 Izzatul Yasida 2 Defisiensi Zink

4 Mutmainnah 2 Defisiensi Zink

5 Riski Wahyuni 3 Normal

6 Masyta Almardi 1 Defisiensi Zink

7 Hermayanti 2 Defisiensi Zink

8 Arfina 1 Defisiensi Zink

9 Fenny Yunita 1 Defisiensi Zink

Kategori 1 : Tidak merasakan apa-apa/seperti merasakan air biasa

walaupun telah ditunggu 10 detik

Kategori 2 : Mula-mula tidak merasakan, sesuatu dengan pasti tetap

didalam beberapa detik kemudian terasa kering, kesat atau manis

Kategori 3 : Segera merasakan sesuatu dengan pasti tetapi tidak sampai

menyakitkan atau menganggu, rasa tersebut makin lama makin kuat

Kategori 4 : Segera timbul rasa yang kuat dan menggangu sehingga

responden langsung meringis

23

Page 27: Penilaian Status Gizi Secara Biokimia

B. PERHITUNGAN

1. Pemeriksaan Glukosa

Glukosa Darah(mgdL )= AbsorbanTes x Kadar Standar

Absorbansi Standar

2. Pemeriksaan Kolesterol

Kolesterol (mgdL )= AbsorbanTes x Kadar Standar

Absorbansi Standar

3. Pemeriksaan Asam Urat

AsamUrat (mgdL )= AbsorbanTes x Kadar Standar

Absorbansi Standar

4. Pemeriksaan Protein Total

ProteinTotal (mgdL )= AbsorbanTes x Kadar Standar

Absorbansi Standar

5. Pemeriksaan Albumin

Albumin(mgdL )= AbsorbanTes x Kadar Standar

Absorbansi Standar

4.2 PEMBAHASAN

A. Glukosa

Glukosa, suatu gula monosakarida, adalah salah satu

karbohidrat terpenting yang digunakan sebagai sumber tenaga bagi hewan

dan tumbuhan. Glukosa merupakan salah satu hasil utama fotosintesis dan

awal bagi respirasi. Bentuk alami (D-glukosa) disebut juga dekstrosa,

terutama pada industri pangan.

Glukosa merupakan sumber tenaga yang terdapat di mana-

mana dalam biologi. Kita dapat menduga alasan mengapa glukosa, dan

bukan monosakarida lain seperti fruktosa, begitu banyak digunakan.

Glukosa dapat dibentuk dari formaldehida pada keadaan abiotik, sehingga

akan mudah tersedia bagi sistem biokimia primitif. Hal yang lebih penting

bagi organisme tingkat atas adalah kecenderungan glukosa, dibandingkan

dengan gula heksosa lainnya, yang tidak mudah bereaksi secara

24

Page 28: Penilaian Status Gizi Secara Biokimia

nonspesifik dengan gugus amino suatu protein. Reaksi ini (glikosilasi)

mereduksi atau bahkan merusak fungsi berbagai enzim. Rendahnya laju

glikosilasi ini dikarenakan glukosa yang kebanyakan berada dalam isomer

siklik yang kurang reaktif. Meski begitu, komplikasi akut seperti diabetes,

kebutaan, gagal ginjal, dan kerusakan saraf periferal (‘’peripheral

neuropathy’’), kemungkinan disebabkan oleh glikosilasi protein.

Dari hasil pemeriksaan glukosa yang dilakukan pada Rizky

Wahyuni didapatkan kadar glukosa 76,29 mg/dL, artinya glukosa

responden dalam kategori Normal

B. Kolesterol

Kolesterol adalah metabolit yang mengandung lemak sterol

(bahasa Inggris: waxy steroid) yang ditemukan pada membran sel dan

disirkulasikan dalam plasma darah. Merupakan sejenis lipid yang

merupakan molekul lemak atau yang menyerupainya. Kolesterol ialah

jenis khusus lipid yang disebut steroid. Steroids ialah lipid yang memiliki

struktur kimia khusus. Struktur ini terdiri atas 4 cincin atom karbon.

Steroid lain termasuk steroid hormon seperti kortisol, estrogen,

dan testosteron. Nyatanya, semua hormon steroid terbuat dari perubahan

struktur dasar kimia kolesterol. Saat tentang membuat sebuah molekul dari

pengubahan molekul yang lebih mudah, para ilmuwan menyebutnya

sintesis. Hiperkolesterolemia berarti bahwa kadar kolesterol terlalu tinggi

dalam darah. Kolesterol dapat dibuat secara sintetik. Kolesterol sintetik

saat ini mulai diterapkan dalam teknologi layar lebar (billboard) sebagai

alternatif LCD.

Dari hasil pemeriksaan kolesterol yang dilakukan pada Rizky

Wahyuni didapatkan kadar kolesterol 764,55 mg/dL. artinya kolesterol

responden dalam kategori tinggi

Dari hasil pemeriksaan kolesterol yang dilakukan pada Rizky

Wahyuni didapatkan kadar kolesterol 764,55 mg/dL. artinya kolesterol

responden dalam kategori tinggi.

25

Page 29: Penilaian Status Gizi Secara Biokimia

Adapun penyebab dari hasil

C. Asam Urat

Asam urat (bahasa Inggris: uric acid, urate) adalah senyawa

turunan purina dengan rumus kimia C5H4N4O3 dan rasio plasma antara

3,6 mg/dL (~214µmol/L) dan 8,3 mg/dL (~494µmol/L) (1 mg/dL = 59,48

µmol/L).

Kelebihan (hiperurisemia, hyperuricemia) atau kekurangan

(hipourisemia, hyporuricemia) kadar asam urat dalam plasma darah ini

sering menjadi indikasi adanya penyakit atau gangguan pada tubuh

manusia.

Pada manusia, asam urat adalah produk terakhir lintasan

katabolisme nukleotida purina, sebab tiadanya enzim urikase yang

mengkonversi asam urat menjadi alantoin. Kadar asam urat yang berlebih

dapat menimbulkan batu ginjal dan/atau pirai di persendian.

Penyakit asam urat disebabkan antara lain karena produksi

asam urat karena nutrisi, yaitu mengonsumsi makanan dengan kadar purin

yang tinggi. Purin adalah salah satu senyawa basa organik yang menyusun

asam nukleat (asam inti dari sel) dan termasuk dalam kelompok asam

amino, unsur pembentuk protein. Meningkatnya produksi asam urat juga

dapat disebabkan karena obat-obatan, obesitas (kegemukan), hipertensi,

hiperlipidemia, dan diabetes mellitus.

Dari hasil pemeriksaan asam urat yang dilakukan pada Rizky

Wahyuni didapatkan kadar asam urat 8,58 mg/dL. artinya asam urat

responden dalam kategori tinggi

D. Protein Total

Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang

paling utama") adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi

yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang

dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein

26

Page 30: Penilaian Status Gizi Secara Biokimia

mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur

serta fosfor. Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel

makhluk hidup dan virus.

Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim.

Jenis protein lain berperan dalam fungsi struktural atau mekanis, seperti

misalnya protein yang membentuk batang dan sendi sitoskeleton. Protein

terlibat dalam sistem kekebalan (imun) sebagai antibodi, sistem kendali

dalam bentuk hormon, sebagai komponen penyimpanan (dalam biji) dan

juga dalam transportasi hara. Sebagai salah satu sumber gizi, protein

berperan sebagai sumber asam amino bagi organisme yang tidak mampu

membentuk asam amino tersebut (heterotrof).

Dari hasil pemeriksaan protein total yang dilakukan pada Rizky

Wahyuni didapatkan kadar protein total 15,9 g/dL. artinya protein total

responden dalam kategori tinggi

E. Albumin

Albumin merupakan jenis protein terbanyak di dalam plasma

yang mencapai kadar 60%. Nilai normal albumin didalam darah sekitar

3,2-5,8 g/dl.

Fungsi dari albumin adalah,pertama mengangkut molekul-

molekul kecil melewati plasma dan cairan sel. Fungsi ini erat kaitannya

dengan bahan metabolisme-asam lemak bebas dan bilirubin dan berbagai

macam obat yang kurang larut dalam air tetapi harus diangkut melalui

darah dari satu organ ke organ lainnya agar dapat dimetabolisme atau

diekskresi.

Fungsi kedua adalah memberi tekanan osmotik di dalam

kapiler sehingga albumin dapat menjaga keberadaan air dalam plasma

darah dengan demikian volume darah akan tetap stabil. Bila jumlah

albumin turun maka akan terjadi penimbunan cairan dalam jaringan

(edema) misalnya bengkak di kedua kaki. Atau bisa terjadi penimbunan

cairan dalam rongga tubuh misalnya di perut yang disebut asites.

27

Page 31: Penilaian Status Gizi Secara Biokimia

Albumin bermanfaat dalam pembentukan jaringan sel

baru.pembentukan jaringan tubuh yang baru dibutuhkan pada saat

pertumbuhan (bayi,kanak-kanak,remaja dan ibu hamil) dan mempercepat

penyembuhan jaringan tubuh misalnya sesudah operasi,luka bakar dan saat

sakit.

Dari hasil pemeriksaan albumin yang dilakukan pada Rizky

Wahyuni didapatkan kadar albumin 3,2 g/dL. artinya albumin responden

dalam kategori normal

F. Hemoglobin (Hb)

Hemoglobin adalah molekul protein pada sel darah merah yang

berfungsi sebagai media transport oksigen dari paru paru ke seluruh

jaringan tubuh dan membawa karbondioksida dari jaringan tubuh ke paru

paru. Kandungan zat besi yang terdapat dalam hemoglobin membuat darah

berwarna merah

Berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan diperoleh kadar

hemoglobim 14.5 gr/dl. Jika dibandingkan dengan nilai normal yaitu 13-

16 gr/dL maka tergolong normal.

Kekurangan HB bisa terjadi karena kekurangan bahan baku

penyusun hemoglobin. Hal ini bisa diatasi dengan memberikan asupan

makanan yang memiliki kandungan unsur zat besi seperti hati, daging ,

telur serta bahan nabati. Faktor lainnya bisa karena pendarahan akibat luka

yang berat seperti ambeyan, menstruasi dan lain-lain. Penderita penyakit

kronis seperti malaria ata TBC, biasanya juga mengalami anemia. Untuk

mengatasi bisa dengan menambah suplemen besi

Kadar kekurangan hemoglobin dalam darah yang rendah

dikenal dengan istilah anemia. Ada banyak penyebab anemia diantaranya

yang paling sering adalah perdarahan, kurang gizi, gangguan sumsum

tulang, pengobatan kemoterapi dan abnormalitas hemoglobin bawaan.

Kadar hemoglobin yang tinggi dapat menyebabkan polisithemiavera, dapat

dijumpai pada orang yang tinggal di daerah dataran tinggi dan perokok.

28

Page 32: Penilaian Status Gizi Secara Biokimia

Beberapa penyakit seperti radang paru paru, tumor dan gangguan sumsum

tulang juga bisa meningkatkan kadar hemoglobin

Untuk mencegah terjadinya anemia, akibat kadar Hb yang

rendah, sebaiknya mengkonsumsi makanan-makanan yang tinggi

kandungan zat besinya, diantaranya: daging, ayam, ikan, telur, serealia

tumbuk, kacang-kacangan, sayuran hijau dan beberapa jenis buah. Selain

itu, disamping jumlah besi perlu diperhatikan kualitas besi di dalam

makanan tersebut (ketersediaan biologic). Pada umumnya besi di dalam

daging, ayam, dan ikan mempunyai ketersediaan biologic tinggi, besi di

dalam serealia dan kacang-kacangan mempunyai ketersedian biologic

sedang, dan besi di dalam sebagian besar sayuran, terutama yang

mengandung asam oksalat tinggi, seperti bayam mempunyai ketersedian

biologik rendah

Dari hasil pemeriksaan kadar Hb yang dilakukan terhadap 5

responden yaitu fenny yunita dengan hasil 13,8 g/dL, Izzatul Yasida

dengan hasil 10,6 g/dL, Masriana K dengan hasil 12,8 g/dL, arfina dengan

hasil 13,9 g/dL, dan Masyta Almardi dengan hasil 12,9 g/dL, artinya

bahwa dari ke-5 sampel 4 dalam kategori Normal dan 1 sampel dalam

kategori tidak normal.

G. Zink (Zn)

Seng merupakan zat mineral esensial yang sangat penting bagi

tubuh. Terdapat sekitar dua milyar orang di negara-negara berkembang

yang kekurangan asupan seng. Defisiensi ini juga dapat menyebabkan

banyak penyakit. Pada anak-anak, defisiensi ini menyebabkan gangguan

pertumbuhan, mempengaruhi pematangan seksual, mudah terkena infeksi,

diare, dan setiap tahunnya menyebabkan kematian sekitar 800.000 anak-

anak di seluruh dunia. Konsumsi seng yang berlebihan dapat

menyebabkan ataksia, lemah lesu, dan defisiensi tembaga

Dalam percobaan praktikum pemeriksaan status seng ini,

metode yang digunakan adalah metode kecap Smith, dimana larutan

29

Page 33: Penilaian Status Gizi Secara Biokimia

ZnSO4 0,1% dimasukkan dalam mulut kemudian dibiarkan selama 10

detik. Jika tidak merasakan apa-apa atau seperti merasakan air biasa

walaupun telah ditunggu 10 detik ataukah mula-mula tidak merasakan

sesuatu dengan pasti, tetapi dalam beberapa detik kemudian terasa kering,

kesat atau manis. Hal ini berarti kekurangan atau defisiensi seng. Tetapi

bila segera merasakan sesuatu dengan pasti tetapi tidak sampai

menyakitkan atau mengganggu, rasa tersebut makin lama makin kuat.

Ataukah segera timbul rasa yang kuat dan mengganggu sehingga

responden langsung meringis, berarti kadar sengnya normal

Ketika larutan ZnSO4 0,1% tersebut sudah masuk ke dalam

mulut saya selama 10 detik, saya tidak dapat merasakan apa-apa/seperti

merasakan air biasa tetapi pada akhir terasa sepat-sepat pekat. Sehingga

percobaan pemeriksaan status seng kali ini, saya berada dalam kategori

defisiensi zeng kategori 2. Hal ini mungkin disebakan karena pemasukan

seng yang kurang, absorbsi seng berkurang, pengeluaran seng yang

berlebihan, utilisasi seng ber-kurang, kebutuhan seng yang meningkat.

Dari hasil pemeriksaan Status Zink (Zn) yang dilakukan

terhadap responden termasuk dalam kategori 1.2 yang artinya menderita

defisiensi Zink di dalam tubuh

30

Page 34: Penilaian Status Gizi Secara Biokimia

BAB V

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dari hasil percobaan yang telah

dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Pemeriksaan Glukosa

Dari hasil pemeriksaan glukosa yang dilakukan pada Rizki

Wahyuni didapatkan kadar glukosa 76,29 mg/dl artinya termasuk

dalam dalam kategori normal

2. Pemeriksaan Kolesterol

Dari hasil pemeriksaan kolesterol yang dilakukan Rizki Wahyuni

didapatkan kadar kolesterol 764,55 mg/dl artinya termasuk dalam

kategori tinggi

3. Pemeriksaan Asam Urat

Dari hasil pemeriksaan asam urat yang dilakukan pada Rizki

Wahyuni didapatkan kadar asam urat 8,58 mg/dl artinya termasuk

dalam kategori tinggi

4. Pemeriksaan Protein Total

Dari hasil pemeriksaan protein total yang dilakukan pada Rizki

Wahyuni didapatkan kadar protein total 15,9 mg/dl artinya

termasuk dalam kategori tinggi

5. Pemeriksaan Albumin

Dari hasil pemeriksaan albumin yang dilakukan pada Rizki

Wahyuni didapatkan hasil 3,2 mg/dl artinya termasuk dalam

kategori normal.

6. Pemeriksaan Hemoglobin (Hb)

Dari hasil pemeriksaan kadar Hb yang dilakukan terhadap 5

responden 4 responden dalam kategori normal dan 1 responden

dalam kategori tidak normal.

7. Pemeriksaan Status Zink (Zn)

31

Page 35: Penilaian Status Gizi Secara Biokimia

8. Dari hasil pemeriksaan Status Zink (Zn) yang dilakukan terhadap

responden 6 responden termasuk dalam kategori 1.2 yang artinya

menderita defisiensi Zink di dalam tubuh dan 3 responden

termasuk dalam kategori 3 yang artinya tidak menderita defisiensi

atau Normal.

5.2 SARAN

Adapun saran yang dapat kami berikan yaitu sebagai

berikut:

1. Untuk Laboratorium

Sebagai Laboratorium terpadu di kawasan indonesia timur yang

menerima mahasiswa dari berbagai universitas di kawasan

indonesia timur, fasilitas yang ada sudah sangat memadai akan

tetapi ruangan yang disediakan sangatlah terbatas sehingga ruang

gerak pratikan sangat tidak leluasa.

2. Kepada Asisten

Supaya bisa menciptakan kondisi yang nyaman selama pratikum

sehingga apa yang dipraktekkan dapat dipahami dan dimengerti

dengan baik oleh praktikan.

3. Laboratorium

Mohon agar laboratoriumnya untuk lebih diperbanyak kursinya

agar sistem praktikum berjalan lebih maksimal dan efektif.

32

Page 36: Penilaian Status Gizi Secara Biokimia

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Barasi, Mary E. 2007. At A Glance Imu Gizi. Jakarta: Erlangga

Corwin, E. J. 2000. Buku Saku Patofisiologi. EGC Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta.

Gibson, Rosalind S. 2005. Principles Nutritional Assesment. Oxford: University Press

Hartono, Andry. 2007. Terapi Gizi dan Diet Rumah Sakit. Jakarta : EGC

Muttaqin, Arif. 2008. Buku Aajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Muskuloskeletal. Jakarta : EGC.

Murray, K Robert, dkk. 2003. Biokimia Harper. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Nuraini, Heny.2007. Memilih dan Membuat jajanan Anak yang sehat dan Halal. Jakarta: Qultum Media.

Poedjiadi, dkk. 2007. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta : Universitas Indonesia.

Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar- Dasar Biokimia. UI-Press. Yogyakarta.

Sandjaja, dkk. 2010. Kamus Gizi. Jakarta: Kompas

Schlenker, E dan D. Long S. 2007. Essentials Of Nutrition & Diet Therapy. Canada: Mosby Elsevier.

Sediaoetama, Achmad Djaeni. 2006. Ilmu gizi jilid 1. Jakarta: PT. Dian Rakyat.

Soekirman. 2005. Kecenderungan Masalah dan Program Gizi dalam PJP. Semarang: Kongres Nasional Persagi IX dan KPIG.

Silman, Erwin. 2009. Diagnosa Laboratorium Kelainan Lemak Darah. Jakarta: Bagian patologi klinik fakultas kedokteran universitas indonesia/RSCM.

Sirajuddin, Saifuddin. 2013. Penuntun Praktikum Penilaian Status Gizi Secara Biokimia dan Antropometri. Makassar: Universitas Hasanuddin.

Page 37: Penilaian Status Gizi Secara Biokimia

Supariasa, I Dewa Nyoman. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Supariasa, dkk. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC

Syafiq, Ahmad. 2007. Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: FKM UI

Tirtawinata, Tien Ch. 2006. Makanan dalam perspektif Al-Quran dan Ilmu Gizi. Jakarta: FK UI

Hartono. 2006. Asuhan Gizi Rumah sakit. Jakarta: EGC.