PENILAIAN PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

download PENILAIAN PEMBELAJARAN  BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

If you can't read please download the document

description

PENILAIAN PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA. Burhan Nurgiyantoro FBS/PPs Universitas Negeri Yogyakarta 29 Januari 2009. PENDAHULUAN. KBK mulai diberlakukan pada 2004 ( Kurikulum 2004 ) KBK: desain kurikulum yang dikembangkan berdasarkan seperangkat kompetensi Tiga fokus KBK: - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of PENILAIAN PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

  • PENILAIAN PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

    Burhan NurgiyantoroFBS/PPs Universitas Negeri Yogyakarta29 Januari 2009

  • PENDAHULUANKBK mulai diberlakukan pada 2004 (Kurikulum 2004)KBK: desain kurikulum yang dikembangkan berdasarkan seperangkat kompetensiTiga fokus KBK:Penentuan kompetensiPengembangan silabusPengembangan penilaian hasil belajarPenilaian menduduki peran pentingSekolah dan guru diberi kebebasan kreativitas (MBS) dan (MBK)Kontrol nasional: standar kompetensi dan kompetensi dasarKini BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan) mengembangkan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan; Kurikulum 2007): pengembangan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar Isi (SI)KTSP bukan pengganti KBK, tetapi merupakan operasinalisasi KBK di sekolah

  • Komponen PenilaianKomponen penilaian: (1) informasi, (2) pembuatan pertimbangan, dan (3) pembuatan keputusanInformasi: kemampuan, keterampilan, tingkah laku, sikap subjek-belajar; informasi antara lain diperoleh lewat pengukuranKeakuratan informasi akan menjamin keakuratan, objektivitas, dan ketepatan pembuatan pertimbangan dan pengambilan keputusanPertimbangan: estimasi kondisi dan penampilan kini dan prediksi kondisi dan penampilan mendatangPengambilan keputusan: pemilihan di antara sejumlah alternatif atau berbagai arah tindakan.Pengambilan keputusan diikuti oleh tindakan

  • Langkah PenilaianMenentukan kompetensi dasar yang akan diujikanMembuat deskripsi bahan yang akan diujikanMembuat kisi-kisi pengujian (diikuti telaah oleh sejawat, revisi); kisi-kisi yang baik dapat dipergunakan sebagai pertanggungjawaban validitas alat tes (validitas isi)Menulis soal ujianMenelaah soal ujian oleh sejawat atau orang yang ahli di bidangnya (menggunakan lembar pengamatan), revisiMengujicobakan alat evaluasi atau pelaksanaan tesMelakuka penyekoranMenelaah hasil uji coba per indikator per kompetensi dasar Menganalisis hasil ujian: analisis butir soal dan penghitungan indeks reliabilitasMelakukan tindak lanjut: revisi alat tes (uji coba, analisis) soal jadi, bank soal, desiminasi

  • PENILAIAN BERBASIS KOMPETENSIPenilaian Berbasis Kompetensi Dasar Kompetensi: pengetahuan, keterampilan, nilai-nilai dasar yang terrefleksi dalam berpikir dan bertindakKompetensi: seperangkat tindakan cerdas untuk berpikir dan bertindakStandar kompetensi: batas dan arah kemampuan yang harus dikuasaiKompetensi dasar: kemampuan minimal yang harus dikuasai dan dijabarkan langsung dari standar kompetensiPenilaian standar kompetensi lewat kompetensi dasarPenilaian kompetensi dasar lewat indikator

  • Pengembangan IndikatorIndikator:dijabarkan langsung dari kompetensi dasarciri, perbuatan, tanggapan yang ditunjukkan siswaberupa kata-kata kerja operasionalpetunjuk tingkah laku bukti hasil belajarcakupan bahan lebih sempit dibanding kompetensi dasarpengembangannya diserahkan kepada kreativitas guruuntuk menilai pencapaian kompetensi dasarsebagai dasar membuat soal, tugas, pertanyaan, atau perintahsatu indikator dapat terdiri dari satu atau beberapa soalCakupan ranah: kognitif, afektif, psikomotorik

  • Sistem Pengujian BerkelanjutanPengujian berbasis kompetensi menganut sistem pengujian berkelanjutanSistem pengujian berkelanjutan: semua indikator harus ada soalnya, hasil ujian dianalisis, dan ada tindak lanjut (selama ini hal ini masih menjadi kendala para guru baik karena kemauan maupun kemampuan)Perlu dikembangkan kisi-kisi untuk rencana pengujian satu semester/tahunKolom kisi-kisi yang harus diisi: (i) kompetensi dasar, (ii) materi pokok dan uraian materi, (iii) pengalaman belajar, (iv) indikator, (v) jenis tagihan, (vi) bentuk tagihan, (vii) waktu, (viii) sumber/bahan/alat

  • Pembuatan Kisi-kisi PengujianKisi-kisi adalah cetak-biru panduan penyusunan soal-soal ujianSemua pembuatan soal ujian semestinya mendasarkan diri pada kisi-kisi yang telah disusun/disepakatiAtau sebaliknya, semua soal harus secara jelas menunjuk pada kompetensi tertentu yang tertulis pada kisi-kisiKomponen kisi-kisi tes objektif paling tidak mencakup (i) standar kompetensi, (ii) kompetensi dasar, (ii) materi pokok, (iv) indikator, (v) jumlah soal, (vi) nomor soal, (vii) bentuk soal, (viii) waktuKisi-kisi bisa disusun oleh setiap pengajar atau mungkin sudah disediakan formatnya oleh lembagaJika kisi-kisi dibuat oleh pengajar sendiri, sebelum dipergunakan harus ditelaah terlebih dahulu oleh sejawat (orang yang ahli di bidangnya, expert judgement)Alat ujian (tes) yang ditulis dengan mendasarkan diri pada kisi-kisi yang baik (: telah dinyatakan baik oleh expert), dapat dipandang telah memenuhi validitas isi

  • Contoh Kisi-kisi PengujianContoh II: (sejumlah standar kompetensi)

  • Telaah SoalTelaah soal dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas alat tes yang telah disusun sehingga dapat dipertanggungjawabkan sebagai sebuah alat ukurTelaah soal dilakukan dengan mencermati berbagai aspek (materi, konstruksi, bahasa) untuk menemukan berbagai kekurangan/kekeliruan untuk kemudian merevisinyaUntuk keperluan telaah soal telah tersedia rambu-rambu yang dapat dijadikan acuanRambu-rambu yang dimaksud berbeda untuk tiap bentuk tes (pilihan ganda, penjodohan, isian singkat, uraian)Namun, pada prinsipnya kesemuanya terdiri atas unsur materi, konstruksi, dan bahasaSebuah butir soal dinyatakan baik (layak diujikan) jika kesemua butir instrumen analisis (subranah) memenuhi persyaratanJika ada satu atau sejumlah subranah yang tidak memenuhi persyaratan, butir soal yang bersangkutan harus direvisi atau bahkan diganti

  • Contoh Telaah Soal Bentuk Pilihan Ganda

  • Telaah Hasil PengukuranUntuk keperluan tindak lanjut pembelajaran, hasil pengukuran harus dianalisis (: sistem pengujian berkelanjutan)Analisis dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan dasar (artinya juga: indikator) mana saja yang sudah dikuasai siswa dan mana yang belumBerdasarkan hasil telaah itu dapat ditentukan tindak lanjut yang perlu diambil: perlu program remidial, penguatan/pengayaan, atau yang lain (akselerasi)Sebuah indikator dan KD dinyatakan dikuasai oleh siswa jika tingkat penguasaannya minimal 75%Indikator-indikator (KD) tertentu yang masih rendah tingkat ketercapaiannya haruslah kembali dibelajarkan lewat program remidialSiswa yang tingkat pencapaiannya masih di bawah standar minimal harus diberi program remidial, sedang yang sudah memenuhi diberi program pengayaanIntinya, ada umpan-balik pembelajaran berdasarkan hasil pengukuran sebelumnya, dan untuk itu analisis soal ujian menjadi sebuah keniscayaan

  • LanjutanTelaah hasil pengukuran dilakukan dengan cara menghitung jmlah jawaban benar per soal, per indikator, dan per kemampuan dasarContoh: KD 1 ada 7 soal, yang terdiri dari 3 indikator yang masing-masing dengan jumlah 2, 3, dan 3 butir soalJumlah jawaban benar 3 indikator masing-masing adalah: 2, 2, 2 sehingga semuanya 6 buahUntuk KD tersebut ada 6 buah jawaban yang benar, atau sebesar 75%Jadi, pencapaian kompetensi terhadap KD tersebut telah memenuhi persyaratan minimal, dan karenanya siswa dapat dianggap telah menguasainyaNamun, terhadap 2 buah jawaban yang salah perlu juga mendapat perhatian, misalnya ditingkatkan dengan memberikan tugas-tugas remedialProsedur yang sama juga dilakukan untuk menghitung capaian siswa dalam satu kelas, dan hasilnya untuk menentukan tingkat capaian kompetensi oleh siswa sekelas itu

  • Contoh Telaah Hasil Pengukuran Seorang Siswa

  • Analisis Butir Soal (Item Analysis)Analisis butir soal adalah estimasi kualitas butir-butir soal sebuah alat tes; menguji efektivitas butir-butir soalAlat tes yang baik didukung oleh butir-butir yang baik, efektif, dapat dipertanggungjawabkanAda kesejajaran antara tinggi rendahnya indeks reliabilitas (teknik konsistensi internal) dan jumlah butir soal yang baikIndeks reliabilitas yang tinggi, pasti akan tinggi pula jumlah butir yang baik; juga sebaliknyaKerja analisis butir soal bisa mengikuti teori pengukuran klasik atau teori pengukuran modern (teori respon butir)Dalam teori pengukuran klasik, analisis butir soal menyangkut tiga macam hal: tingkat kesulitan, daya beda, dan efektivitas distraktorDalam teori respon butir juga ada tiga hal: tingkat kesulitan (model satu parameter), tingkat kesulitan dan daya beda (model dua parameter), dan kedua hal itu ditambah unsur tebakan (model tiga parameter)Teori pengukuran klasik mempunyai banyak kelemahan, tetapi persyaratan ringan dan praktisPembicaraan di bawah dibatasi pada teori pengukuran klasik

  • a. Analisis Tingkat Kesulitan ButirKerja analisis ini menghasilkan indeks tingkat kesulitan (ITK, Item Difficulty, Item Facility) ITK menunjukkan seberapa sulit (mudah) sebuah butir soal bagi kelompok siswa yang dikenai uji cobaITK diperoleh dengan menghitung proporsi jawaban benar; dapat dihitung secara manual, tabel (item analysis table), tetapi secara mudah dapat dihitung dengan komputer: program ItemanITK berkisar antara 0,00 1,00; indeks 0,00 berarti semua siswa menjawab salah (soal amat sulit), 1,00 berarti semua menjawab benar (soal amat mudah)ITK yang diterima: 0,20 0,80; di luar indeks itu sebuah butir soal ditolak karena terlalu sulit atau mudahKategori ITK: 0,20 0,40: sulit; 0,41 0,60: sedang; dan 0,61 0,80: mudahJumlah butir soal yang terbanyak dalam sebuah alat tes sebaiknya yang berkategori sedang

  • b. Indeks Daya BedaKerja analisis ini menghasilkan indeks daya beda (IDB, Item Discrimination)IDB merupakan sebuah estimasi yang menunjukkan seberapa besar sebuah butir soal mampu membedakan siswa kelompok tinggi dengan kelompok rendahIDB dapat dihitung dengan rumus secara manual, tabel, atau dengan komputer program Iteman bersamaan dengan ITKIDB berkisar antara -1,00 1,00; indeks -1,00 berarti semua siswa kelompok rendah menjawab benar sebuah butir soal dan siswa kelompok tinggi semua menjawab salah; demikian sebaliknyaIDB yang diterima minimal 0,25; untuk tes buatan sendiri dan dipakai untuk menguji siswa sendiri IDB 0,20 masih ditoleransiButir soal yang IDB-nya negatif harus didrop karena menyalahi logika (siswa kelompok tinggi menjawab salah, sedang kelompok rendah malah menjawab benar)Sebuah butir soal dinyatakan layak (oke) jika ITK dan IDB sama-sama memenuhi persyaratan; jika salah satu saja tidak memenuhi persyaratan, butir soal itu dinyatakan gugur

  • Penilaian Proses dan ProdukKBK (KTSP) menekankan pentingnya penilaian proses dan produk sekaligusPenilaian proses: penilaian yang dilakukan ketika pembelajaran masih berlangsungPenilaian proses juga disebut dan atau bagian dari penilaian kelasContoh penilaian proses: kuis, pertanyaan lisan di kelas, pemberian tugas di kelas, latihan-latihan, PR, ulangan harianPenilaian produk: penilaian yang dilakukan di akhir program: ujian sistem blok, ulangan umum bersama, ujian nasionalPenilaian produk lazimnya dilakukan secara tertulisPenilaian kinerja sebaiknya dilakukan di tengah proses pembelajaran, kecuali berbagai faktor pendukungnya siap (tempat, waktu, tenaga, biaya)

  • RANAH PENILAIAN HASIL BELAJARTiga ranah penilaian: kognitif, afektif, psikomotorikKetiganya ditemukan dalam hasil belajar semua mata pelajaran: beda intensitasMata pelajaran teoretis menekankan hasil ranah kognitif, mata pelajaran praktik menekankan psikomotorikDalam ranah kognitif dan psikomotorik selalu terkandung afektifPenilaian hasil belajar harus melibatkan ketiga ranah dengan intensitas yang sesuai dengan karakteristik tiap mata pelajaranKBK (KTSP) juga menekankan capaian ranah psikomotorik (kinerja) dan afektif

  • Lanjutan ranahDalam kurikulum sebelumnya, penilaian terlihat ditekankan pada ranah kognitifdan agak mengabaikan dua ranah yang lainKTSP menekankan penilaian capaian performansi, kinerjaSiswa mampu melakukan apa setelah berakhirnya satu program pembelajaranHal ini juga berlaku untuk mata pelajaran BSI: siswa mampu berbuat apa dengan bahasa dan sastra IndonesiaBahasa adalah sarana berkomunikasi, maka capaian kinerja itu harus berupa kemampuan berbahasa Indonesia (kompetensi komunikatif)Sastra adalah sarana pembentukan afeksi, maka capaian kinerja itu haruslah berupa kemampuan bersastra (kompetensi literer)Capaian kognitif penting, tetapi itu hanyalah menjadi sarana untuk dapat melakukan kinerja agar kompetensi berbahasa dan bersastra benarCapaian hasil belajar kognitif berupa pengetahuan tentang sistem bahasa (kompetensi linguistik), sedang capaian kinerja berupa kemampuan berbahasa (kompetensi komunikatif)Capaian hasil belajar sastra kognitif berupa pengetahuan tentang kesastraan, sedang yang kinerja berupa kemampuan berapresisi

  • Pengembangan Alat Evaluasi Ranah Kognitif BSIRanah kognitif berkaitan dengan daya berpikir, kemampuan berlogika, pengetahuan teoretis tentang sistem bahasa dan sastraAda enam jenjang berpikir: hafalan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi (C1-C6)Jenjang 1-3: kognitif tingkat sederhana, 4-6: kognitif tingkat tinggi yang mengandalkan proses berpikirPengembangan alat evaluasi harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan kognitif siswaSiswa SMP/MTs: fokus jenjang ingatan sampai analisis (1-4); siswa SMA/MA: fokus jenjang pemahaman sampai evaluasi (2-6)Bentuk soal: objektif (B-S, PG, penjodohan, isian singkat), uraian-objektif, dan uraian (esai)

  • Lanjutan Ranah KognitifAspek kognitif kebahasaan dan kesastraan penting, tetapi yang lebih penting lagi adalah aspek kinerjaIngat: tujuan pembelajaran BSI di SMP adalah tercapainya kompetensi komunikatif dan bukan kompetensi linguistikMaka, jumlah soal kognitif harus dibatasi dan tidak boleh menyamai jumlah soal/tugas kinerjaSoal-soal ranah kognitif sebaiknya diintegrasikan atau selalu terkait langsung dengan soal kinerja bahasa/sastra sepanjang hal itu dimungkinkanSebab, pada kenyataannya aspek kinerja kebahasaan/kesastraan juga lebih didominasi atau diprasyarati oleh kemampuan berpikirMisalnya, soal-soal tentang struktur bahasa dan kosakata terkait dengan teks bacaan yang untuk soal kinerja membacaSoal-soal sedikit tentang pengetahuan sastra juga terkait dengan teks-teks kesastraan secara langsungDemikian pula halnya dengan soal/tugas menyimak, berbicara, dan menulis

  • Langkah Pengembangan Alat Evaluasi Ranah KognitifTentukan kompetensi dasar yang akan diujikanBuat deskripsi bahan yang akan diujikanKembangkan indikator-indikatorTentukan lama waktu ujian dan jumlah soalBuat kisi-kisi pengujianTulis butir-butir soalTelaah soal oleh sejawat dan diikuti revisiUjikan di kelasTelaah hasil ujian: indikator (KD) mana yang sudah dan belum dikuasai siswa; tingkat penguasaan minimal 75%Kembangkan bahan remidial dan pengayaanHitung pula Indeks tingkat kesulitan (ITK) dan daya beda (IDB)

  • Pengembangan Alat Evaluasi Ranah Kinerja BSIRanah performansi, kinerja (psikomotor) berkaitan dan atau melibatkan aktivitas fisikSemua mata pelajaran mengandung ranah ini, hanya beda intensitasMata pelajaran BSI: kinerja kebahasaan lazimnya dikaitkan dengan empat kemampuan berbahasa: menyimak dan membaca (aktif-reseptif) dan berbicara dan menulis (aktif-produktif) Tes/tugas-tugas kinerja/performansi BSI: tes/kinerja/performansi keempat kemampuan berbahasa dan bersastraDi dalam lima macam kinerja tersebut sebenarnya faktor kognitif juga amat berperan, baik dalam hal kebahasaan maupun nonkebahasaan (misal: gagasan)Kinerja bahasa yang paling intensif adalah berbicaraBagi siswa TK + SD: membaca dan menulis juga intensif melibatkan aktivitas motorik

  • Lanjutan alat evaluasiTugas-tugas kinerja kebahasaan dan kesastraan akan lebih praktis jika pengukuran capaiannya dilakukan dalam tes prosesPengukuran keempat kemampuan berbahasa dan bersastra sebaiknya tidak bersifat diskret atau saling terpisah satu dengan yang lainTes kinerja bahasa harus secara konkret bertujuan menunjang fungsi komunikatif bahasaDalam satu kali tes kemampuan berbahasa, sebaiknya ada satu atau lebih kemampuan lain yang juga terlibatMisalnya, dalam tes/tugas menyimak juga dilibatkan kinerja kemampuan berbicara (menceritakan kembali apa yang didengar) dan menulis (menuliskan saripati yang didengar)Hal yang sama juga berlaku untuk tes kemampuan bersastra yang mesti diikuti oleh unjuk kerja kemampuan berbahasaTes kemampuan aktif-produktif potensial untuk menghasilkan bahasa yang otentik, yang merupakan bahasa produk siswa sendiriTes bahasa otentik merupakan salah satu hal penting dalam KTSP

  • Tes Kemampuan MenyimakKemampuan menyimak adalah kemampuan memahami gagasan yang disampaikan secara lisan oleh pihak lain, baik langsung maupun lewat media tertentuMaka, tes menyimak harus memberi tugas siswa untuk benar-benar mendengarkan bahasa dan siswa diminta menampilkan kemampuannya Kemampuan apa yang diungkap tergantung indikator yang dikembangkan dan itu mesti lewat saluran (kinerja) lisan dan tertulisTes menyimak dalam proses menjadi bagian dari strategi pembelajaran, misalnya yang berupa pemberian latihan-latihan tertentuTes menyimak untuk ujian khusus (misalnya untuk ujian akhir semester) harus disiapkan sedemikian rupa, mulai dari wacana, bentuk soal/tugas, bagaimana cara menjawab, dll sampai managemen waktu dan cara koreksiPenentuan jawaban benar siswa haruslah dilihat dari ketepatan gagasan dan bahasa (jadi bersifat pragmatis)

  • Tes Kemampuan MembacaKemampuan membaca adalah kemampuan memahami gagasan yang disampaikan secara tertulisTes/tugas membaca mengharuskan siswa untuk benar-benar membaca teks dan memahami gagasan yang adaJawaban benar soal tes/tugas hanya dapat diketahui setelah siswa membaca, maka tidak benar memilih wacana-tes yang isinya telah diketahui umumTes/tugas membaca dalam proses menjadi bagian integral dari PBM yang berupa latihan-latihan; hal itu dapat diintegrasikasikan dengan tugas berbicara dan menulisTes/tugas membaca dalam ujian akhir perlu disiapkan mulai dari pemilihan wacana, bentuk soal, bentuk jawaban, yang sesuai dengan indikator, sampai dengan cara koreksi, penyekoran, dan managemen waktu, serta tindak lanjutDalam sebuah tes membaca, sebaiknya terdapat sejumlah wacana (pendek) yang diteskan dan berbeda karakteristiknya (ragamnya)Tugas/ujian membaca juga mencakup membaca nyaring, indah, sastra, dll.

  • Tes Kemampuan BerbicaraKemampuan berbicara adalah kemampuan mempergunakan bahasa lisan dengan baik dan benar; untuk keperluan pembelajaran tekanan pada produksi bahasa yang benarTugas ini potensial menghasilkan bahasa otentik, maka siswa harus benar-benar diberi kesempatan untuk berbicaraPenilaian haruslah melibatkan komponen kebahasaan dan gagasan; untuk keperluan pembelajaran tekanan masih pada aspek kebahasaanUjian bahasa lazimnya tertulis, maka harus ada waktu khusus untuk mengukur kemampuan berbicara karena membutuhkan waktu lamaMisalnya, ujian berbicara dilakukan sebelum ujian tertulis diselenggarakanPerlu persiapan khusus mulai dari bentuk tes berbicara, urutan siswa per siswa berbicara, pedoman pengamatan/penyekoran, managemen waktu, dllPerlu ada pedoman khusus untuk menilai kinerja berbicara siswa; salah satu contoh pedoman itu diberikan di bawah

  • Contoh Pedoman Penilaian Kemampuan Berbicara

  • Tes Kemampuan MenulisKemampuan menulis adalah kemampuan membahasakan gagasan secara tertulis dengan ejaan yang benarTugas ini potensial menghasilkan bahasa otentik, maka siswa harus benar-benar diberi kesempatan untuk menulisAda banyak model tugas yang harus dikerjakan siswa, a.l:menulis suatu wacana dengan ejaan yang benar (model tugas dapat bervariasi, misalnya dengan menuliskan kembali sebuah wacana dan memperbaiki ejaan yang sengaja dibuat salah)membuat kalimat dengan pola-pola tertentumembuat jenis-jenis paragraf tertentumembuat berbagai jenis suratmembuat rangkuman dan ikhtisar bacaanmenuliskan kembali isi suatu acara tertentu yang ditayangkan televisimengarang bebas dengan topik tertentu; dll

  • Lanjutan Tes Kemamapuan MenulisPenilaian haruslah melibatkan komponen kebahasaan dan gagasan; untuk keperluan pembelajaran tekanan masih pada aspek kebahasaanMisalnya untuk tugas-tugas sehari-hari mulai dari menulis pendek sampai membuat laporan dan mengarang bebasPerimbangan besaran perbandingan antara komponen gagasan/isi dan bahasa untuk membuat laporan dan atau mengarang bebas tergantung level pendidikan (SMP, SMA, S1, S2, S3)Misalnya, gagasan : bahasa = 30:70; 35:65; 40:60; 50:50; 60:40; 70:30; 75:25Perlu ada pedoman khusus untuk menilai hasil tugas menulis siswa, dan untuk keperluan itu ada banyak modelPemilihan suatu model terserah kepada guru, tetapi penggunaan model itu memang disarankan antara lain untuk menjaga objektivitas penyekoran

  • Contoh Salah Satu Model Penyekoran Karangan(Juga untuk Portofolio)

    Karangan ke-:

    No.Nama SiswaSkor dan Aspek yang DinilaiIsi (20)Organisasi Isi (20)Struktur Bahasa (30)Pilihan Kata (20)Ejaan (10)Jumlah Skor 1.16152415878 2. 3.

  • Langkah Pengembangan Alat Evaluasi Kinerja BahasaTentukan kompetensi dasar yang akan diujikan (dari standar kompetensi)Buat deskripsi bahanKembangkan indikator-indikator kinerja bahasa dan bersastra yang dimaksudBuat tugas, perintah, atau pertanyaan yang harus dilakukan atau dijawab oleh siswa; sebaiknya dibiasakan dibuat secara tertulis dan kemudian disuruh baca sejawat sebagai reviewerBuat pedoman pengamatan atau penilaian yang sesuai dengan tugas untuk memberikan skor (atau pilih mana yang sesuai jika sudah ada)

  • Penilaian Model PortofolioKBK menekankan pentingnya penilaian model portofolioPortofolio adalah salah satu bentuk penilaian otentikPortofolio adalah kumpulan karya siswa: karangan, laporan, karya kreatif, analisis karya, esai, dan tugas-tugas lainJadi, portofolio kinerja bahasa juga, tetapi dalam bentuk tertulisKinerja dan portofolio juga mensyaratkan kemampuan berpikir logisPortofolio memperlihatkan perkembangan kemampuan menulis siswaUntuk memudahkan penilaian portofolio dikelompokkan ke dalam tugas-tugas tertentu: kelompok karangan, laporan, karya kreatif, esai, dan tugas-tugas lainPortofolio untuk siswa juga bisa dibuat oleh guru, misalnya yang menyangkut unsur afektifPortofolio untuk anak TK dan SD yang belum bisa menulis juga guru yang membuat

  • Langkah Penilaian Portofolio

    Tentukan kompetensi-kompetensi dasar yang akan diukur tingkat capaian dan kemajuannyaBuat deskripsi bahan pembelajaranKembangkan indikator-indikator pencapaian kinerja bahasa dan bersastraBuat tugas atau perintah yang harus dikerjakan siswa secara tertulisBuat pedoman penilaian yang sesuai dengan tugasBandingkan skor-skor siswa untuk tiap karya berikutnya untuk melihat kemajuan yang dicapaiOrang tua juga dapat dilibatkan untuk penilaian ini

  • Tes Kemampuan BersastraSebagaimana halnya dengan tes kemampuan berbahasa yang menekankan unjuk kerja bahasa, tes kemampuan bersastra di sekolah juga menekankan kemampuan berhubungan, memperlakukan, dan menyikapi teks-teks kesastraanWalau bermediakan bahasa, teks kesastraan tidak semata-mata berurusan dengan bahasa, karena ada unsur-unsur lain, misalnya keindahan, yang mesti juga diapresiasikanUnsur-unsur lain itu hanya dapat diperoleh, dirasakan, atau dinikmati jika kita/siswa membaca secara langsung teks kesastraanMaka, tugas dan tes yang berkaitan dengan pengetahuan kesastraan, walau sudah perlu dikenalkan, haruslah dibatasiTugas dan tes harus ditekankan pada hal-hal yang menuntut siswa untuk benar-benar memperlakukan teks-teks kesastraanIstilah memperlakukan dapat dioperasionalkan menjadi: membaca, memahami, memparafrase, menganalisis, menuliskan kembali, membuat, dll tergantung indikator yang dibuat

  • Lanjutan TesNamun, berbagai teks kesastraan lazimnya panjang shg tidak mudah memperlakukan-nya di sekolah, kecuali puisi yang umumnya singkatUntuk itu, tugas-tugas yang memperlakukan novel, cerpen, certa klasik, dll yang relatif panjang sebaiknya dilakukan di luar jam pelajaran sebagai tugas rumahTugas yang diberikan harus jelas: harus mengapakan teks kesastraan itu dan sedapat mungkin melibatkan berbagai genre (fiksi, puisi, cerita lama, teks drama)Misalnya: meringkas cerita/membuat sinopsis, menganalisis unsur karakter/moral, membuat parafrase, menulis dengan sudut pandang lain, dll, termasuk menghadiri pementasan drama atau baca puisi di tempat tertentuHasil kerja siswa harus dibaca dan diberi tanggapanTanggapan tidak menyalahkan siswa karena akan mematikan motivasi, tetapi lebih mempertanyakan argumentasiUjian/tes di sekolah haruslah sedapat mungkin diusahakan yang berkadar apresiatif tinggi atau paling tidak sedang walau dengan bentuk ujian objektif (PG)

  • Pengembangan Alat Evaluasi Ranah AfektifKBK (KTSP) mementingkan penilaian ranah afektif, maka ranah ini juga haruslah mendapat perhatianRanah afektif mencakup banyak dimensi, a.l.: watak perilaku perasaan, sikap, minat, emosi, motivasi, kecenderungan nilai-nilai, dllTiap siswa adalah pribadi yang unik, dan itu harus dihargaiKeberhasilan belajar didukung oleh faktor afeksi: afeksi tinggi akan memberi peluang untuk lebih berhasil dan optimalPerlu dilakukan inventori (pengukuran/penjajagan) afektifInventori ranah afektif lewat pengamatan, wawancara, angketHasil inventori afektif juga merupakan salah satu wujud portofolio yang bermanfaat untuk kepentingan pembelajaranMisal, untuk memotivasi siswa agar lebih berminat dan termotivasi belajar lebih baik sehingga capaiannya lebih optimalAtau, untuk mengetahui minat, motivasi, sikap, kecenderungan nilai-nilai, dll yang penting diketahui

  • Langkah Pengembangan Instrumen Inventori AfektifTentukan komponen ranah afektif yang akan diinventori (misal: sikap, minat, motivasi, watak perilaku perasaan)Tentukan cara inventori data afektif: pengamatan, wawancara, atau angketBuat kisi-kisi pengujian dan indikator (pertanyaan) tiap komponen afektifTentukan rentangan skala penilaian (skala Likert), misalnya 1-5: 5 (sangat tinggi) dan 1 (sangat rendah)Buat dan berikan daftar pertanyaan kepada siswa; sebelumnya berikan kepada sejawat dahulu untuk dibacaLakukan penyekoran; misalnya ada 15 pertanyaan: skor tertinggi 75 dan terendah 15Buat pedoman posisi afektif siswa, misalnya: 66 ke atas: tinggi; 36-65: sedang; 15-35: rendahKelompokkan siswa ke dalam capaian skor dan diikuti tindak lanjut

  • Contoh Pertanyaan dan Penilaian Siswa untuk Mata Pelajaran BSI lewat Angket

    No.PernyataanSkala Penilaian 1.Saya senang pada mata pelajaran BSI54321 2.Saya merasa rugi jika tidak ikut mata pelajaran BSI 3.Saya selalu menyediakan waktu belajar untuk mata pelajaran BSI 4.Saya berusaha baik untuk memahami pelajaran BSI 5.Saya berusaha untuk memperoleh buku-buku pelajaran BSI 6.Saya merasakan adanya manfaat yang besar dari mata pelajaran BSI 7.dan seterusnya

  • Contoh Penilaian Kecenderungan Berperilaku Siswa untuk Mata Pelajaran BSI lewat Pengamatan

  • Akhirul kalam,Selamat Berjuang dan BerkaryaSemoga Allah Meridloi

    Terima kasihSalam