PENILAIAN MUTU LAIK HYGIENE SANITASI RESTORAN ...PENILAIAN MUTU LAIK HYGIENE SANITASI RESTORAN AYAM...

46
PENILAIAN MUTU LAIK HYGIENE SANITASI RESTORAN AYAM TULANG LUNAK MALIOBORO SURABAYA LAPORAN KERJA PRAKTEK Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat – syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian Oleh : Elisabeth Linda Widiyanti NIM : 15.I2.0007 KONSENTRASINUTRISI DAN TEKNOLOGI KULINER PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2018

Transcript of PENILAIAN MUTU LAIK HYGIENE SANITASI RESTORAN ...PENILAIAN MUTU LAIK HYGIENE SANITASI RESTORAN AYAM...

  • PENILAIAN MUTU LAIK HYGIENE SANITASI

    RESTORAN AYAM TULANG LUNAK MALIOBORO

    SURABAYA

    LAPORAN KERJA PRAKTEK

    Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat – syarat guna memperoleh

    gelar Sarjana Teknologi Pertanian

    Oleh :

    Elisabeth Linda Widiyanti

    NIM : 15.I2.0007

    KONSENTRASINUTRISI DAN TEKNOLOGI KULINER

    PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

    UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA

    SEMARANG

    2018

  • i

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, oleh karena restu dan

    berkat-Nya, penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek dengan judul

    “PENILAIAN MUTU LAIK HYGIENE SANITASI RESTORAN AYAM TULANG

    LUNAK MALIOBORO SURABAYA”. Laporan ini disusun berdasarkan apa yang

    telah saya lakukan saat di lapangan dan ditulis dengan tujuan untuk melengkapi salah

    satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian Fakultas Teknologi

    Pertanian di Universitas Katolik Soegijapranata Semarang.

    Sepanjang penulis mengikuti Kerja Praktek dan menulis laporan Kerja Praktek ini,

    penulis mendapatkan pengetahuan dan ilmu, pengalaman dan semangat, serta

    kemampuan dan keterampilan terkait dengan produksi di Restaurant Ayam Tulang

    Lunak Malioboro Surabaya. Selesainya laporan ini juga tidak lepas dari peran pihak-

    pihak yang dengan sabara membimbing, mengarahkan dan member dukungan selama

    penulis melakukan kerja praktek. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis

    mengucapkan banyak terima kasih kepada :

    1. Bapak Dr. R. Probo Y. Nugrahedi, STP, MSc selaku Dekan Fakultas Teknologi

    Pertanian Universitas Katolik Soegijapranata Semarang.

    2. Ibu Meiliana S.Gz, M.S. selaku Koordinator Kerja Praktek dan Pembimbing Kerja

    Praktek yang telah meluangkan waktu untuk mengarahkan dan membimbing penulis

    dalam menyusun laporan.

    3. Ibu Widya Noviana selaku Supervisor bagian dapur yang telah membantu dan

    memberikan pengarahan serta informasi bagi penulis sebelum penulis melakukan

    kerja praktek.

    4. Bapak Djong A Ket selaku Restaurant Manager yang telah membantu dan

    memberikan arahan serta informasi bagi penulis dalam menyusun laporan.

    5. Segenap karyawan dan staff Ayam Tulang Lunak Malioboro Surabaya yang tidak

    bisa penulis sebutkan satu per satu.

  • ii

    6. Orang tua dan segenap keluarga yang telah mendukung dan memberikan semangat

    kepada penulis selama melaksanakan kerja praktek hingga penyusunan laporan kerja

    praktek.

    Penulis sadar bahwa dalam menyusun laporan masih banyak kekurangan dan

    keterbatasan. Oleh karena ini, penulis mohon maaf apabila ada kesalahan, kekurangan,

    atau hal-hal yang kurang berkenan bagi para pembaca. Penulis meneria kritik dan saran

    serta masukan atas laporan yang telah disusun. Penulis berharap supaya laporan ini

    dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan, terkhusus bagi mahasiswa

    Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Katolik Soegijapranata Semarang.

    Semarang, 25Juni 2018

    Penulis

  • iii

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR……………………………………………………………………i

    DAFTAR ISI……………………………………………………………………………iii

    DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………………….v

    DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………………vi

    BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………….1

    1.1. Latar Belakang Kerja Praktek………………………………………………..….1

    1.2. Tujuan Kerja Praktek……………………………………..……………………..2

    1.3. Ruang Lingkup Kerja Praktek……………………………………………..……2

    1.4. Waktu dan Lokasi Pelaksanaan…………………………………………..……..3

    BAB II PROFIL PERUSAHAAN……………………………………………….…..…4

    2.1. Sejarah Perusahaan………………………………………………………...…….4

    2.2. Lokasi Perusahaan……………………………………………………………….4

    2.3. Visi Perusahaan…………………………………………………………………..5

    2.4. Pembagian Kerja…………………………………………………………………5

    2.5. Waktu Operasional…………………………………………………………….…5

    BAB III SPESIFIKASI PRODUK………………………………………………………6

    3.1. Jenis Produk……………………………………………………………………...6

    3.2. Cara Pembuatan………………………………………………………………….7

    BAB IV HYGIENE SANITASI PADA PENGOLAHAN MAKANAN……………….12

    4.1. Pendahuluan…………………………………………………………………….12

    4.2. Produksi………………………………………………………………………...15

    4.2.1. Bahan Pangan……………………………………………………………...15

    4.2.2. Personal Hygiene…………………………………………………………..17

    4.2.3. Bangunan………………………………………………………….……….19

    BAB V PENILAIAN MUTU LAIK HYGIENE SANITASI RESTORAN AYAM

    TULANG LUNAK MALIOBORO SURABAYA………………………………….21

    5.1. Latar Belakang………………………………………………………………….21

    5.2. Tujuan…………………………………………………………………………..22

    5.3. Metode………………………………………………………………………….22

    5.4. Hasil dan Pembahasan………………………………………………………….23

  • iv

    BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN……………………………………………….27

    6.1. Kesimpulan…………………………………………………………………….27

    6.2. Saran………………………………………………………………………...…27

    DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………..28

    LAMPIRAN……………………………………………………………………………29

  • v

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1. Lokasi Restoran Ayam Tulang Lunak Malioboro Surabaya………..…........4

    Gambar 2. Menu-Menu yang Ada di Restoran Ayam Tulang Lunak Malioboro

    Surabaya…………………………………………………………………………………6

    Gambar 3. Ayam Tulang Lunak Saus Telur Asin (potong)…………………….…........ 7

    Gambar 4. Ayam Tulang Lunak Saus Telur Asin (ekor)…..............................................8

    Gambar 5. Ayam Goreng Crispy…………………........................................................10

    Gambar 6.Bandeng Presto Dalam Sarang..................................................................... 10

    Gambar 7.Plecing Kangkung..........................................................................................11

    Gambar 8. Cah Tauge Ikan Asin… ................................................................................12

    Gambar 9. Penyimpanan Bahan Pangan di Restoran Ayam Tulang Lunak Malioboro

    Surabaya………………………………………………………………………..………16

    Gambar 10.Karyawan yang Berada di Dapur Restoran Ayam Tulang Lunak

    Malioboro........................................................................................................................18

    Gambar 11. Bangunan Bagian Dapur di Restoran Ayam Tulang Lunak Malioboro…..19

  • vi

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1. Hasil Plagscan ........................................................................................... 29

    Lampiran 2. Penilaian Restoran Berdasarkan Peraturan Pemerintah………..…………30

    Lampiran 3. Pedoman Penilaian Mutu Laik Hygiene Sanitasi Keputusan Menteri

    Kesehatan……………………………………………………………………………… 32

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang Kerja Praktek Dalam era globalisasi saat ini, terjadi perkembangan yang sangat pesat dalam berbagai

    bidang kehidupan. Dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,

    mendorong orang untuk makin berpikir dan berinovasi. Sekarang ini, kebutuhan

    konsumsi masyarakat semakin meningkat. Tidak hanya makanan yang berharga murah,

    porsinya banyak, dan rasanya yang enak. Tetapi, masyarakat saat ini juga mencari

    makanan yang “tidak biasa” namun sehat dan juga aman untuk dikonsumsi. Oleh karena

    itu, sebagai mahasiswa Program Studi Nutrisi dan Teknologi Kuliner Universitas

    Katolik Soegijapranata Semarang, saya dituntut untuk memiliki pengetahuan dan

    pengalaman yang luas dalam industri pangan. Saya telah memperoleh ilmu selama

    kegiatan perkuliahan, dan telah mengasah kemampuan teori dalam kegiatan praktikum.

    Namun, hal itu masih belum cukup sebagai bekal untuk mengembangkan diri saya.

    Oleh karena itu, saya melakukan kerja praktek sehingga dapat memperoleh pengalaman

    dan gambaran yang sebenarnya mengenai industri pangan. Dengan adanya kerja

    praktek, saya tidak hanya mengetahui tentang teori-teori yang telah disampaikan saat

    kegiatan kuliah, tetapi dapat mengetahui secara langsung kondisi lapangan yang

    memproduksi suatu pangan.

    Kerja praktek merupakan salah satu mata kuliah dalam Program Studi Nutrisi dan

    Teknologi Kuliner yang dapat dilakukan mulai semester IV dengan minimal 20 hari

    kerja. Dengan kerja praktek, mahasiswa diharapkan dapat mempraktekkan ataupun

    membandingkan antara teori yang diperoleh selama kuliah dengan keadaan industri

    secara nyata. Untuk mendapatkan makanan yang aman dan sehat, harus didukung

    dengan proses produksi yang baik pula. Oleh karena itu, pemilihan bahan baku, alat

    yang digunakan untuk memproduksi, kondisi tempat produksi, dan orang yang

    memproduksi tersebut harus diperhatikan. Apabila salah satu dari faktor tersebut

    diabaikan, maka tidak menutup kemungkinan produk yang dihasilkan memiliki kualitas

    yang kurang baik dan juga belum tentu aman. Dengan uraian tersebut, saya memilih

    Restoran Ayam Tulang Lunak Malioboro sebagai tempat kerja praktek. Restoran Ayam

  • 2

    Tulang Lunak Malioboro merupakan restoran yang menyajikan makanan yang beragam,

    dengan produk andalannya adalah ayam tulang lunak. Dengan melakukan kerja praktek

    di Restoran Ayam Tulang Lunak Malioboro saya berharap dapat menambah

    pengalaman, meningkatkan kemampuan dalam memasak, dan juga pengetahuan baru

    untuk menunjang pendidikan dalam proses perkuliahan.

    1.2. Tujuan Kerja Praktek 1.2.1. Tujuan umum

    Mahasiswa peserta Kerja Praktek diharapkan dapat mengetahui teknik memasak yang

    belum dipelajari di kuliah dan mendapatkan pengalaman langsung di dapur.

    1.2.2. Tujuan Khusus

    a. Memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan strata I di Program

    Studi Nutrisi dan Teknologi Kuliner, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas

    Katolik Soegijapranata Semarang.

    b. Mahasiswa mampu memahami manajemen sistem penyelenggaraan makanan

    dalam jumlah besar.

    c. Mahasiswa mampu memahami bagaimana menyajikan makanan dengan waktu

    yang terbatas.

    d. Mahasiswa mampu meningkatkan kemampuan di bidang nutrisi dan kuliner,

    termasuk kemampuan memasak.

    1.3. Ruang Lingkup Kerja Praktek Berdasarkan kesesuaian tempat yang diharapkan, saya sebagai mahasiswa Program

    Studi Nutrisi dan Teknologi Kuliner Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Katolik

    Soegijapranata berharap agar dapat melakukan kerja praktek di Restoran Ayam Tulang

    Lunak Malioboro dengan ruang lingkup yang dituju yaitu bagian produksi atau bagian

    yang berkaitan dengan nutrisi dan kuliner. Kualitas produksi suatu restoran tergantung

    dari penanganan yang dilakukan oleh bagian produksi dari suatu restoran. Tugas dari

    bagian produksi atau bagian yang berkaitan dengan nutrisi dan kuliner adalah mengolah

    bahan makanan yang aman dan sehat serta memastikan kebutuhan nutrisi dari

  • 3

    konsumen terpenuhi. Ruang lingkup tersebut dipilih karena sesuai dengan latar

    belakang pendidikan saya.

    1.4. Waktu dan Lokasi Pelaksanaan Kerja praktek dilakukan oleh penulis di Restoran Ayam Tulang Lunak Malioboro yang

    berlokasi di Jl. Kartini no 47 Surabaya. Dengan karyawan yang berjumlah 50 orang.

    Waktu pelaksanaan kerja praktek adalah 24 hari kerja yang dimulai dari tanggal 2

    Januari 2018 hingga 2 Februari 2018.

  • 4

    BAB II

    PROFIL PERUSAHAAN

    2.1. Sejarah Perusahaan Restoran Ayam Tulang Lunak Malioboro adalah sebuah resto keluarga yang

    berkembang pertama kali di Kuta, Bali sejak tahun 2000 dan mulai berkembang seiring

    banyaknya permintaan di luar kota sehingga akhirnya mengembangkan bisnisnya di

    Kota Surabaya, Jawa Timur. Restoran Ayam Tulang Lunak Malioboro menjadi brand

    eksklusif dan hanya dikelola oleh perusahaan inti.

    2.2. Lokasi Perusahaan Ayam Tulang Lunak Malioboro berada di Jalan Kartini no 47 Surabaya. Lokasi

    Restoran Ayam Tulang Lunak Malioboro Surabaya dapat dilihat pada Gambar 1.

    Gambar 1. Lokasi Restoran Ayam Tulang Lunak Malioboro Surabaya

    Restoran Ayam Tulang Lunak Malioboro merupakan cabang dari Restoran Ayam

    Tulang Lunak Malioboro di Kuta, Bali yang berlokasi di jalan Kartini no 47, Surabaya.

    Lokasi restoran ini sangat strategis karena terletak di pusat kota sehingga mudah

    dijangkau. Restoran ini berada diantara pemukiman warga.

  • 5

    2.3. Visi Perusahaan Restoran ini memiliki misi sebagai berikut:

    • Memberikan kepuasan kepada pelanggan dengan menyediakan menu makanan

    inovatif, cita rasa prima, pelayanan ramah dan suasana nyaman.

    • Membangun dan menjalankan sistem manajemen restoran yang professional dan

    bertaraf global, berdasarkan prinsip “the power of cooperation” (kekuatan

    bersama).

    • Membangun dan membina hubungan kerjasama dengan mitra usaha dan para

    pemasok serta pihak-pihak lain, berdasarkan prinsip saling mendukung.

    • Membina dan mengembangkan hubungan kerja yang sehat dengan para

    karyawan, untuk selalu bersama-sama berupaya meraih keuntungan usaha yang

    optimal dalam rangka meningkatkan kesejahteraan bersama.

    2.4. Pembagian Kerja

    Di restoran ini ada pembagian kerja dengan Bapak Djong, A Ket sebagai Restaurant

    Manager. Pembagian kerja di restoran ini antara lain bagian admin dengan penanggung

    jawabnya adalah Ibu Yohana, bagian kasir dengan penanggung jawabnya Ibu Yarsih,

    bagian waiter dengan penanggung jawabnya Bapak Kamal dan Bapak Ariyanto, bagian

    bar, dapur, dan kura-kura dengan penanggung jawabnya Ibu Novi.

    2.5. Waktu Operasional

    Restoran Ayam Tulang Lunak Malioboro buka setiap hari (Senin-Minggu). Dengan

    waktu operasional pukul 10.00 hingga 22.00. Untuk karyawan, baik dibagian dapur

    maupun bagian depan (pramusaji dan kasir), datang pukul 08.00 untuk melakukan

    persiapan.

  • 6

    BAB III

    SPESIFIKASI PRODUK

    3.1.Jenis Produk

    Kegiatan yang dilakukan di Restoran Ayam Tulang Lunak Malioboro Surabaya antara

    lain memproduksi ayam tulang lunak menjadi beberapa macam produk olahan. Akan

    tetapi, proses pembuatan ayam tulang lunak sendiri dirahasiakan oleh perusahaan.

    Sehingga penulis hanya dapat menyebutkan dari proses di dapur hingga dapat di

    konsumsi.

    Menu yang disajikan di restoran ini cukup banyak. Antara lain ayam saus telur asin,

    ayam goreng crispy, ayam sambal bawang, ayam goreng/bakar madu wijen, ayam

    bakar, ayam petasan, ayam cabai hijau, sop gurame, gurame bakar, cah genjer

    (polos/ebi), cah kangkung (polos/ebi), cah pucuk labu (polos/ebi), buncis telur asin,

    orak-arik jagung, oseng jagung muda, sayur asem, tahu telur, bandeng bakar, bandeng

    saus telur asin, bandeng dalam sarang, dan nasi goreng. Berikut adalah gambar buku

    menu yang ada di Restoran Ayam Tulang Lunak Malioboro Surabaya beserta

    penjelasan makanan yang ada di restoran Ayam Tulang Lunak Malioboro Surabaya.

    Namun resep yang lebih detail adalah rahasia perusahaan yang tidak bisa didapatkan

    oleh penulis.

  • 7

    Gambar 2. Menu-menu yang ada di Restoran Ayam Tulang Lunak Malioboro

    Surabaya

    3.2. Cara Pembuatan

    1. Ayam Tulang Lunak Saus Telur Asin

    Ayam tulang lunak saus telur asin adalah salah satu menu andalan di restoran ini. Ayam

    tulang lunak di goreng terlebih dahulu. Baru kemudian diberi lelehan saus telur asin.

    Ayam tulang lunak saus telur asin dapat bentuk potongan atau ekor. Produk ayam

    tulang lunak saus telur asin dapat dilihat di Gambar 3 dan Gambar 4 dibawah ini.

    Gambar 3.Ayam Tulang Lunak Saus Telur Asin (Potong)

  • 8

    Gambar 4. Ayam Tulang Lunak Saus Telur Asin (Ekor)

    Cara membuatnya sebagai berikut :

    Bahan yang digunakan antara lain ayam tulang lunak, telur asin, dan mentega. Proses

    pembuatannya adalah, ayam tulang lunak digoreng hingga matang. Setelah matang,

    ayam ditiriskan hingga tidak ada minyak. Dalam pembuatan saus telur asin,

    menggunakan kuningnya saja. Kuning telur asin dimasukkan ke wajan dan ditambahkan

    mentega secukupnya. Kemudian kuning telur dan mentega diaduk hingga mendidih dan

    volume mengembang. Setelah matang, ayam diletakkan diatas piring, dan saus telur

    asin disiramkan diatas ayam.

    2. Ayam Goreng Crispy

    Ayam goreng crispy salah satu menu yang terkenal di restoran ini. Ayam tulang tulang

    lunak di goreng dan kemudian di beri taburan kremesan. Produk ini dapat dilihat di

    Gambar 5.

  • 9

    Gambar 5.Ayam Goreng Crispy

    Cara membuatnya sebagai berikut :

    Bahan yang digunakan antara lain ayam tulang lunak, dan kremesan. Proses

    pembuatannya adalah dengan ayam tulang lunak digoreng hingga matang. Kemudian

    ditiriskan. Ayam yang sudah ditiriskan, diletakkan dipiring dan diberi kremesan.

    3. Bandeng Presto Dalam Sarang

    Produk ini terbuat dari bandeng presto yang dibungkus dengan adonan tepung. Bandeng

    presto yang digunakan di goreng terlebih dahulu baru kemudian dibungkus dengan

    adonan tepung. Menu ini dapat dilihat di Gambar 6.

    Gambar 6. Bandeng Presto Dalam Sarang

  • 10

    Cara membuatnya sebagai berikut :

    Bahan yang digunakan antara lain bandeng presto, telur, air, dan tepung. Proses

    pembuatannya adalah tepung dimasukkan ke suatu wadah dan ditambahkan telur serta

    air hingga adonan agak cair. Kemudian bandeng presto dimasukkan ke wajan yang tidak

    terlalu panas dan adonan tepung dimasukkan ke wajan sedikit demi sedikit hingga

    bandeng presto terbungkus dengan rapi. Setelah matang diangkat dan ditiriskan

    kemudian disajikan diatas piring.

    4. Plecing Kangkung

    Menu ini terdiri dari kangkung yang di rebus kemudian disaring dan diberi saos andalan

    restoran di atasnya. Menu ini dapat dilihat di Gambar 7.

    Gambar 7. Plecing Kangkung

    Cara membuatnya sebagai berikut :

    Bahan yang digunakan adalah kangkung dan saos rahasia. Proses membuatnya adalah

    kangkung direbus hingga lunak. Kemudian ditiriskan dan dihidangkan dipiring. Saos

    rahasia disiramkan diatas kangkung.

    5. Cah Tauge Ikan Asin

    Cah tauge ikan asin merupakan salah satu menu yang digemari oleh konsumen yang

    berkunjung ke restoran ini. Menu ini terdiri dari tauge dan ikan asin. Produk ini dapat

    dilihat di Gambar 8.

  • 11

    Gambar 8. Cah Tauge Ikan Asin

    Cara membuatnya sebagai berikut :

    Bahan yang digunakan antara lain tauge, bawang putih, dan cabai. Proses membuatnya

    adalah bawang putih ditumis bersama cabai hingga harum, kemudian dimasukkan tauge

    dan diberi air serta ditambahkan ikan asin. Tauge ikan asin yang sudah mendidih

    dihidangkan dipiring.

  • 12

    BAB IV

    HYGIENE SANITASI PADA PENGOLAHAN MAKANAN

    4.1. Pendahuluan

    Kontaminasi makanan merupakan salah satu penyebab terjadinya penyakit bawaan

    makanan atau keracunan makanan. Sumber penyakit dapat berasal dari pemeliharaan,

    pemanenan atau penyembelihan, pembersihan atau pencucian, persiapan makanan atau

    pengolahan, penyajian serta penyimpanan. Selain itu, penggunaan bahan kimia dalam

    produksi makanan dapat menyebabkan terjadinya kontaminasi. Sumber kontaminasi

    yang potensial antara lain : penjamah makanan, peralatan pengolahan dan peralatan

    makan, serta adanya kontaminasi silang (Marwanti, 2010).

    Penyebab kontaminasi antara lain : mikroorganisme pathogen, bahan pangan hewani

    dan nabati beracun, bahan kimia beracun, dan bahan makanan tambahan.Sekitar 80%

    keracunan makanan disebabkan adanya kontaminasi mikroba (Tatang Purwidjaja, 1992:

    2 dalam Marwanti, 2010).

    Dalam penyelenggaraan makanan, harus memperhatikan beberapa hal yang berkaitan

    dengan higenitas dan sanitasi. Antara lain :

    1). Pengadaan Bahan Makanan Bahan baku.

    Bahan baku yang akan digunakan harus bebas dari cemaran. Oleh karena itu, bahan

    tidak boleh ditanam dan dipanen pada tempat yang mengandung cemaran yang

    membahayakan manusia. Pestisida yang digunakan adalah pestisida yang sudah

    disetujui oleh pemerintah dan dalam dosis yang aman. Bahan yang akan dicuci, harus

    menggunakan air yang bebas cemaran dan air yang digunakan lebih baik air mengalir.

    2). Proses Pengolahan Makanan.

    Dalam proses pengolahan perlu memperhatikan beberapa hal antara lain sanitasi tempat

    pengolahan, higenitas tenaga pengolahan, serta higenitas dan sanitasi cara-cara

    pengolahan. Tempat pengolahan yang baik adalah tempat yang kebersihannya terjaga,

    ada persediaan air bersih, tersedia tempat sampah, tersedia tempat pembuangan air

    limbah, pertukaran udara selalu segar, penerangancukup, tersedia bak pencuci tangan,

    terhindar dari debu dan kemungkinan adanya serangga atau tikus. Untuk bangunan,

  • 13

    harus yang mudah dibersihkan, dindingnya tidak membentuk sudut 90ᵒ, ada fasilitas

    untuk karyawan seperti air bersih, toilet dan tempat cuci tangan, sarana saluran

    pembuangan air kotor, tempat pembuangan sampah harus memenuhi syarat kesehatan.

    Tenaga pengolah yang berhubungan langsung dengan makanan, harus sehat sehingga

    tidak menyebarkan penyakit. Selain itu, para pekerja harus menghindari memegang

    rambut dan hidung, bersin di tempat pengolahan, merokok di tempat pengolahan,

    memakai perhiasaan secukupnya, mencuci tangan setiap akan memegang makanan dan

    bahan pangan, pekerja tidak sakit, mengenakan baju chef, mengenakan apron,

    mengenakan penutup kepala, kuku pendek, dan tidak berkutek.

    3). Penyimpanan Bahan Makanan.

    Penyimpanan bahan makanan harus dipisahkan menjadi :

    a) gudang bahan makanan kering, seperti biji-bijian, kacang-kacangan, tepung,

    margarine, dan bumbu masakan yang bersifat tahan lama.

    b) gudang bahan makanan segar, seperti sayur-sayuran, buah-buahan, daging, dan

    sebagainya. Gudang bahan makanan kering harus memperhatikan hal-hal berikut :

    tempat penyimpanan selalu bersih, diatur secara rapi, tidak mudah dijangkau serangga

    dan tikus, sirkulasi udara baik dan penerangan cukup, jarak rak dengan lantai ±10 cm.

    sedangkan untuk bahan makanan segar, disimoan dalam ruang pendingin refrigerator

    ataupun freezerpada suhu tertentu dan harus selalu diawasi. Karena suhu yang tidak

    tepat dapat memberi kesempatan pada mikroba untuk berkembangbiak.

    4). Pemorsian.

    Pada pemorsian, yang harus diawasi adalah kebersihan alat-alatnya, baik untuk

    menyajikan, alat untuk mengangkut dan juga personal yang mengerjakannya.

    (Marwanti, 2010).

    Untuk menghindari keracunan dari peralatan masak, maka peralatan masak yang

    digunakan harus food grade antara lain stainless steel, cast iron (besi tuang), hard

    anodizing, porselen (keramik), dan kaca. Dan yang harus dihindari antara lain

    alumunium, plastik, panci anti lengket, dan tembaga. Peralatan masak yang tidak food

    grade dapat menyebabkan adanya perpindahan senyawa kimia yang berbahaya bagi

    tubuh ke dalam makanan.Kebersihan dari peralatan juga mempengaruhi hasil makanan

    yang disajikan. Selain itu, keamanan pangan juga

  • 14

    menjadi syarat utama dan penting dari seluruh parameter mutu pangan yang ada.

    Konsumen mulai menyadari keamanan pangan menjadi salah satu hal yang penting

    dalam memilih makanan yang akan dikonsumsi (Yuniarti, R.et al, 2015).Untuk

    mengolah makanan yang aman untuk dikonsumsi, diperlukan standar keamanan pangan

    seperti HACCP.

    HACCP (Hazard Analysis and Critical Control Point) adalah salah satu standar

    keamanan pangan. HACCP digunakan sebagai sistem untuk menilai bahaya dan

    menetapkan sistem pengendalian yang memfokuskan pada pencegahan. HACCP

    diterapkan disetiap rantai proses pengolahan pangan, baik dari bahan pangan datang

    hingga menjadi makanan yang disajikan pada konsumen (Thaheer, 2005 dalam

    Yuniarti, R. et al, 2015). GMP (Good Manufacturing Practice) dan GHP (Good

    Hygiene Practice) merupakan program yang akan dipatuhi oleh semua pelaku bisnis

    makanan yang sehat dan aman.Manajemen mutu digunakan sebagai kerangka acuan

    yang didalamnya setiap kegiatan proses dapat dikelola, termasuk sistem HACCP

    (Nurmawati, 2012 dalam Yuniarti, R. et al,2015).

    Menurut Pratikto et al (2013), Sistem HACCP didasarkan pada 7 prinsip :

    Prinsip 1 : Melakukan suatu analisispotensi bahaya.

    Prinsip2 : Menentukan Titik-titik Pengendalian Kritis.

    Prinsip 3 : Menyusun batas-batas kritis.

    Prinsip 4 : Menyusun suatu sistem untukmengawasi pengendalian CCP.

    Prinsip 5 : Menyusun tindakan-tindakanperbaikan yang harus diambil ketika suatu

    titik pengendalian kritis (CCP) berada diluar batas.

    Prinsip 6 : Menyusun prosedurpengecekan ulang untuk memastikan bahwa sistem

    HACCP bekerja efektif.

    Prinsip 7 : Menyusun dokumentasi yangberhubungan dengan semua prosedur dan

    catatan-catatan yang sesuai untuk prinsip-prinsip ini beserta aplikasinya

    Good Manufacturing Practice (GMP) adalah penerapan aktivitas mutu yang dapat

    menghasilkan produk yang berkualitas dan dapat mengurangi masalah keamanan

  • 15

    pangan dengan melakukan kegiatan pengendalian yang baik, seperti memperhatikan

    hygiene karyawan, training, cleaning, dan sanitasi yang efektif (Pratikto et al, 2013).

    4.2. Produksi

    4.2.1. Bahan Pangan

    Proses di dapur dimulai dari pemesanan bahan pangan yang dilakukan pada pagi hari

    dan sore hari. Bahan pangan yang dipesan, biasanya diantarkan langsung ke restoran.

    Dan penanggung jawab bagian dapur akan memeriksa pesanan dan menyimpannya di

    kulkas dan di gudang. Saat bahan pangan yang akan digunakan perlu mengambil dari

    gudang, maka akan menuliskan bahan apa yang diambil dari gudang.

    Ketika tidak ada pesanan yang masuk, para karyawan biasanya akan melakukan

    beberapa kegiatan untuk mengisi waktu. Seperti memisahkan bagian akar dari tauge

    yang akan diolah, mengupas bawang (putih dan merah), memetik cabai, membuat

    sambal, memetik sayur, dan lain sebagainya. Akan tetapi sangat disayangkan, bahwa

    beberapa kegiatan dari yang disebutkan diatas dilakukan diatas tempat sampah yang

    diberi alas diatasnya sebagai wadah untuk meletakan bahan yang akan diproses. Padahal

    hal tersebut berbahaya jika dilihat dari segi keamanan pangan. Karena hal tersebut dapat

    memicu terjadinya cross contamination (kontaminasi silang) dari tempat sampah ke

    bahan makanan.

    Kontaminasi makanan merupakan penyebab terjadinya keracunan makanan. Sumbernya

    dapat berasal dari mikroorganisme pathogen, bahan pangan hewani dan nabati beracun,

    bahan kimia beracun, dan bahan makanan tambahan. Dan 80% penyebab kontaminasi

    disebabkan oleh mikroorganisme pathogen (Tatang Purwidjaja, 1992: 2). Oleh karena

    itu, diperlukan adanya HACCP serta pelatihan kepada karyawan di perusahaan makanan

    (GMP dan GHP).

    HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) merupakan salah satu standar

    keamanan pangan yang wajib dilaksanakan oleh setiap pelaku usaha pangan. HACCP

    dapat mencegah terjadinya kontaminasi pada makanan. Di Restoran Ayam Tulang

    Lunak Malioboro Surabaya sudah menerapkan program HACCP dimana mereka

  • 16

    menerapkan program tersebut dari awal proses pengolahan (dari penerimaan bahan

    baku) hingga makanan tersebut sampai ke tangan konsumen. Hal ini sesuai dengan teori

    dari Thaheer (2005) yang mengatakan bahwa HACCP perlu diterapkan dari bahan

    pangan masuk hingga disajikan ke konsumen.

    Dalam beberapa hal, para pekerja di Restoran Ayam Tulang Lunak Malioboro,

    menerapkan sistem HACCP. Seperti bahan yang tidak layak digunakan, tidak

    digunakan untuk memasak.Bahan yang rusak biasanya akan langsung dibuang dan

    dicatat. Untuk penyimpanan bahan makanan, sudah sesuai dengan teori dari Marwanti

    (2010) yang mengatakan bahwa penyimpanan bahan makanan harus dipisah antara

    bahan makanan yang kering dan bahan makanan yang segar. Pada Restoran Ayam

    Tulang Lunak Malioboro Surabaya ini menyimpan makanan segar seperti daging ayam

    pada freezer dan bahan seperti sayur dan buah disimpan di dalam refrigerator.

    Gambar 9. Penyimpanan bahan pangan di Restoran Ayam Tulang Lunak Malioboro

    Surabaya

  • 17

    Penulis tidak mendapatkan gambar untuk daging, baik ayam maupun ikan (gurame dan

    bandeng presto). Namun, untuk ayam dan ikan bandeng presto, disimpan di dalam

    freezer. Pada Gambar 9. dapat dilihat kulkas sebelah kiri, ada tahu dan bumbu rahasia

    milik restoran dijadikan satu refrigerator dan bahan sayur dijadikan satu refrigerator.

    Sedangkan pada gambar kiri bawah, terlihat kardus sabun cuci yang diletakkan dekat

    dengan bahan pangan. Dengan kondisi keduanya yang tertutup.

    Pada gambar bawah kanan terlihat ada bawang putih, bawang merah, bawang bombai,

    tomat, dan kubis yang diletakkan didalam wadah keranjang. Namun sangat

    disayangkan, kondisi bawang putih dan bawang merah yang berada di dalam keranjang

    sudah dalam kondisi terkupas. Dan diletakan didalam keranjang begitu saja tanpa

    ditutup. Dan juga pada kubis dan tomat yang juga diletakkan begitu saja. Hal ini dapat

    memicu pertumbuhan mikroorganisme pathogen yang dibawa oleh hama seperti lalat

    (Tatang Purwidjaja, 1992: 2).

    Untuk penyimpanan bahan pangan, restoran ini menerapkan teori Marwanti (2010) yang

    mengatakan untuk memisahkan bahan pangan segar dan bahan pangan kering. Bahan

    pangan segar seperti sayur-sayuran dan buah-buahan disimpan di dalam refrigerator.

    Dan bahan pangan segar seperti daging, disimpan dalam freezer. Untuk ikan bandeng,

    disimpan di dalam freezer sedangkan ikan gurame, restoran menggunakan ikan gurame

    yang masih hidup dan dibunuh ketika akan diolah.

    4.2.2. Personal Hygiene

    Karyawan disana sudah mematuhi peraturan keamanan pangan untuk personalhygiene.

    Seperti memakai topi yang menutup semua rambut, memakai baju chef, memakai apron,

    kuku pendek, dan tidak berkutek, juga tidak menggunakan aksesoris yang berlebihan

    terutama yang berpotensi untuk jatuh dan masuk ke makanan. Karyawan yang sakit juga

    diizinkan untuk tidak masuk bekerja agar tidak menyebabkan cross contamination.

    Restoran ini juga dilengkapi dengan fasilitas untuk para karyawannya seperti air bersih,

    toilet dan tempat cuci tangan, sarana saluran pembuangan air kotor, dan juga tempat

    pembuangan sampah (Marwanti, 2010).

  • 18

    Gambar 10. Karyawan yang berada di dapur Restoran Ayam Tulang Lunak Malioboro

    Untuk penyajian makanan, para pramusaji di restoran ini yang perempuan rambutnya

    disanggul dan yang laki-laki rambutnya pendek dan dirapikan. Kuku dari para

    pramusaji juga pendek dan tidak berkutek. Para pramusaji juga tidak menggunakan

    perhiasan yang berlebihan yang berpotensi untuk jatuh ke makanan.

    Untuk personal hygiene para karyawannya (baik bagian dapur maupun pramusaji)

    sudah mematuhi peraturan. Dimana karyawan bagian dapur mengenakan baju yang

    sudah ditentukan, apron, penutup kepala, dan rambut yang dikuncir bagi yang berambut

    panjang, memakai perhiasan secukupnya dan tidak berpotensi masuk ke makanan, kuku

    tidak panjang, serta kuku tidak berkutek (Marwanti, 2010). Sedangkan untuk pramusaji,

    tidak memakai make up yang berlebihan, rambut dikuncir bagi perempuan, tidak

    berkuku panjang dan tidak berkutek, serta memakai perhiasan secukupnya.

    Karyawan juga tidak memegang hidung dan rambut selama berurusan dengan proses

    produksi dan selama memegang makanan, tidak bersin dan batuk di tempat pengolahan.

    Para pekerja tidak merokok di ruang produksi, para pekerja merokok di tempat yang

    jauh dari proses produksi, yaitu di bagian belakang gedung. Para pekerja juga mencuci

    tangan setiap akan memegang dan mengolah bahan pangan menjadi makanan. Pekerja

    yang sakit, akan mendapat izin untuk tidak masuk bekerja selama beberapa hari untuk

  • 19

    menghindari terjadinya perpindahan virus atau bakteri dari pekerja yang sakit ke

    makanan dan pada akhirnya berpindah ke konsumen.

    4.2.3. Bangunan

    Restoran yang baik adalah restoran yang menyediakan fasilitas untuk para

    karyawannya. Mulai dari kamar mandi, tempat mencuci tangan, saluran pembuangan air

    kotor, dan juga tempat sampah. Restoran ini sudah menyiapkan fasilitas untuk para

    karyawannya. Seperti kamar mandi dan tempat cuci tangan yang jauh dari tempat

    pengolahan, beberapa tempat sampah yang berada di dapur, dan saluran pembuangan air

    kotor (Marwanti, 2010).

    Gambar 11. Bangunan bagian dapur di Restoran Ayam Tulang Lunak Malioboro

    Pada Gambar 11. dapat dilihat bahwa ada saluran untuk air kotor di dalam dapur. Hal

    ini memenuhi syarat yang dikatakan oleh Marwanti (2010). Bahwa sebuah restoran

    harus memiliki saluran pembuangan air kotor. Namun, kondisi lantai pada restoran

    tersebut beberapa sudah pecah. Dan ada genangan air pada lantai yang sudah pecah. Hal

    ini dapat memicu tumbuhnya mikroorganisme pathogen yang dapat mengkontaminasi

    bahan makanan. Selain itu, di bagian dapur juga disediakan tempat sampah, tempat

    mencuci tangan untuk karyawan, toilet, dan juga air bersih.

    Bangunan restoran ini memiliki sudut dinding yang membentuk sudut 90ᵒ. Hal ini tidak

    sesuai dengan teori yang dikatakan oleh Marwanti (2010) yang mengatakan bahwa

    sudut dinding tidak boleh membentuk 90ᵒ. Sudut yang membentuk 90ᵒ ini akan

  • 20

    menyebabkan kotoran yang ada pada dinding tersebut ketika dibersihkan, dapat masuk

    ke makanan dan menyebabkan makanan tersebut terkontaminasi.

  • 21

    BAB V

    PENILAIAN MUTU LAIK HYGIENE SANITASI

    RESTORAN AYAM TULANG LUNAK MALIOBORO

    SURABAYA

    5.1. Latar Belakang Menurut Keputusan Menteri Kesehatan (2003) pada Bab I, rumah makan adalah tempat

    usaha komersial yang ruang lingkup kegiatannya menyediakan makanan dan minuman

    untuk umum di tempat usahanya. Sedangkan restoran adalah salah satu jenis usaha jasa

    pangan yang bertempat di sebagian atau seluruh bangunan yang permanen dilengkapi

    dnegan peralatan dan perlengkapan untuk proses pembuatan, penyimpanan, penyajian,

    dan penjualan makanan dan minuman bagi umum di tempat usahanya. Dalam membuat

    makanan, dibutuhkan peralatan. Peralatan adalah alat-alat yang digunakan untuk

    mengolah dan menyajikan makanan.

    Dalam proses pembuatan hingga menyajikan makanan, diperlukan hygene sanitasi agar

    konsumen yang mengkonsumsi makanan yang dihidangkan tidak mengalami keracunan

    makanan. Hygiene sanitasi adalah upaya untuk mengendalikan faktor yang mampu

    menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan, baik dari makanan, pekerja, tempat,

    dan perlengkapannya. Dalam pelaksaan hygiene sanitasi, ada syarat-syarat yang harus

    diperhatikan. Persyaratan hyigene sanitasi adalah ketentuan teknis yang ditentukan

    terhadap produk rumah makan dan restoran, personel dan perlengkapannya yang

    meliputi persyaratan bakteriologis, kimia, dan fisika (Keputusan Menteri Kesehatan Bab

    I, 2003).

    Makanan jadi adalah makanan yang telah diolah dan siap dihidangkan. Penjamah

    makanan adalah orang yang secara langsung berhubugan dengan makanan dan

    peralatan. Yang dimulai dari persiapan, pembersihan, pengolahan, pengangkutan, dan

    penyajian. Sedangkan sanitarian adalah tenaga kesehatan lingkungan yang

    berpendidikan minimal S1 yang telah mendapatkan pelatihan dibidang hyigene

    sanitasimakanan (Keputusan Menteri Kesehatan, 2003).

  • 22

    Persyaratan Hygiene Sanitasi menurut Kepmenkes Bab IV, Pasal 9 sebagai berikut :

    (1)Rumah makan dan restoran dalam menjalankan usahanya harus memenuhi

    persyaratan hygiene sanitasi.

    (2) Persyaratan hygiene sanitasi yang harus dipenuhi sebagaimana dimaksud pada ayat

    (1) meliputi:

    a. persyaratan lokasi dan bangunan;

    b. persyaratan fasilitas sanitasi;

    c. persyaratan dapur, ruang makan dan gudang makanan;

    d. persyaratan bahan makanan dan makanan jadi;

    e. persyaratan pengolahan makanan;

    f. persyaratan penyimpanan bahan makanan dan makanan jadi;

    g. persyaratan penyajian makanan jadi;

    h. persyaratan peralatan yang digunakan.

    (3) Pedoman persyaratan hygiene sanitasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

    sebagaimana tercantum dalam lampiran IV Keputusan ini.

    (Keputusan Menteri Kesehatan, 2003).

    5.2. Tujuan Tujuan dilakukannya penilaian ini adalah untuk menilai hygiene dan sanitasi di

    Restoran Ayam Tulang Lunak Malioboro Surabaya.

    5.3. Metode Metode yang digunakan untuk menilai hygiene dan sanitasi di Restoran Ayam Tulang

    Lunak Malioboro Surabaya adalah dengan cara mengamati kondisi di Restoran Ayam

    Tulang Lunak Malioboro Surabaya dan menggunakan formulir penilaian dari

    Keputusan Menteri Kesehatan tahun 2003.

  • 23

    5.4. Hasil dan Pembahasan

    Pada lampiran 2. Penulis menyertakan penilaian hygenitas sanitasi di Restoran Ayam

    Tulang Lunak Malioboro Surabaya. Penilaian yang dilakukan hanya berdasarkan apa

    yang diamati oleh penulis selama melakukan kerja praktek.

    Total dari penilaian penulis terhadap Restoran Ayam Tulang Lunak Malioboro

    Surabaya sebesar 731.5. Nilai ini sudah memenuhi syarat dari Keputusan Menteri

    Kesehatan tahun 2003, yaitu syarat mutu/laik hygiene sanitasi minimal 700 termasuk uji

    laboratotium. Skor yang didapatkan dihitung dengan cara mengalikan nilai dengan

    bobot dari setiap variabel yang dinilai. Kemudian skor dari setiap variabel ditotal

    sehingga mendapat skor penilaian untuk suatu restoran.

    Menurut Keputusan Menteri Kesehatan (2003), pada variabel lokasi,lokasi dari

    Restoran Ayam Tulang Lunak Malioboro Surabaya tidak berada pada arah angin dari

    sumber pencemaran debu, asap, bau, dan cemaran lainnya. Lokasinya juga mudah

    dijangkau oleh para konsumen. Untuk bangunan, restoran ini terpisah dari tempat

    tinggal, termasuk tempat tidur. Pembagian ruang di restoran ini, terdiri dari dapur dan

    ruang makan, ada toilet, ada gudang bahan makanan, ada ruang adminitrasi, ada gudang

    peralatan. Kondisi lantai di restoran ini bersih, kedap air, tidak licin, rata, kering (untuk

    di ruang makan).

    Dinding dari restoran ini kedap air dan rata. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan

    Lampiran IV, restoran ini sudah memiliki ventilasi alam. Pertukaran udara di restoran

    ini hanya mengandalkan pintu restoran yang dibiarkan terbuka (bagian dapur). Menurut

    Marwanti (2010), hal ini dapat memicu terjadinya kontaminasi pada bahan pangan dan

    makanan di restoran melalui debu dan mikroorganisme. Alasan ini yang menjadi dasar

    bagi penulis untuk memberi nilai 5.Untuk pencahayaan, tersebar merata disetiap

    ruangan, baik di dapur, maupun di ruang makan. Atap restoran ini tidak menjadi sarang

    dari tikus dan serangga serta tidak bocor. Untuk langit-langit, langit-langit di restoran

    ini rata dan bersih. Pintu di restoran ini rapat dari serangga dan tikus, sehingga serangga

    dan tikus tidak mudah masuk ke dalam restoran ini, baik di dapur maupun ruang makan.

  • 24

    Menurut Keputusan Menteri Kesehatan (2003), pada variabel fasilitas sanitasi, kondisi

    air bersih di restoran ini tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak berasa serta jumlahnya

    mencukupi. Restoran ini juga menyediakan pembuangan air limbah dimana

    pembuangan air limbah ini mengalir dengan lancar dan juga terdapat grease trap.

    Kondisi toilet di restoran ini bersih, letaknya tidak berhubungan langsung dengan dapur

    atau ruang makan, air bersih yang tersedia cukup, sabun dan alat pengering tersedia,

    serta toilet untuk pria dan wanita terpisah. Tempat sampah di restoran ini diangkut

    setiap 24 jam, setiap ruang yang menghasilkan sampah tersedia tempat sampah, tempat

    sampah terbuat dari bahan yang kedap air dan memiliki tutup. Untuk tempat mencuci

    tangan di restoran ini tersedia air cuci tangan yang mencukupi, sabun deterjen dan alat

    pengering tersedia.

    Tempat mencuci peralatan dari restoran ini memiliki tiga bilik, terbuat dari bahan yang

    aman, kuat, dan halus, serta tersedia air dingin yang memadai. Untuk tempat mencuci

    bahan makanan tersedia air pencuci yang cukup. Untuk locker karyawan, penulis

    menilai 0. Karena restoran tidak menyediakan locker untuk para karyawannya. Tas para

    pekerja bagian dapur diletakkan di gudang. Hal ini pun dapat memicu terjadinya

    kontaminasi pada bahan pangan. Karena tas yang disimpan di gudang hanya

    digantungkan begitu saja. Sumber kontaminasi dapat berasal dari debu dan

    mikroorganisme yang terbawa pada tas (Marwanti, 2010). Sedangkan peralatan

    pencegah masuknya serangga dan tikus di restoran ini, memiliki persilangan pipa dan

    dinding yang tertutup rapat, serta tempat tandon air mempunyai tutup dan terbebas dari

    jentik nyamuk.

    Menurut Keputusan Menteri Kesehatan (2003), untuk variabel dapur, bagian dapur

    cukup bersih, memiliki fasilitas untuk penyimpanan makanan (kulkas, freezer), tersedia

    fasilitas penyimpanan makanan panas (thermos, kompor panas), ukuran dapur cukup

    memadai, ada cungkup dan cerobong asap. Ruang makan di restoran ini memiliki

    perlengkapan ruang makan yang selalu bersih, tersedia fasilitas cuci tangan yang

    memenuhi estetika. Restoran Ayam Tulang Lunak Malioboro Surabaya memiliki

    gudang bahan makanan yang hanya menyimpan bahan makanan saja dan tidak

    menyimpan bahan lain, tersedia rak-rak penempatan

  • 25

    bahan makanan sesuai dengan ketentuan, kapasitas gudang di restoran ini cukup

    memadai.

    Menurut Keputusan Menteri Kesehatan (2003) untuk variabel bahan makanan, bahan

    makanan di restoran ini kondisi fisik bahan makanan dalam keadaan baik, angka kuman

    dan bahan kimia bahan makanan memenuhi persyaratan yang ditentukan, dan bahan

    makanan berasal dari sumber resmi. Sedangkan untuk makanan jadi, kondisi fisik

    makanan jadi dalam keadaan yang baik.

    Untuk variabel pengolahan makanan, para tenaga pengolahnya sudah memakai pakaian

    dengan benar dan cara kerja yang bersih. Para tenaga pengolahnya sudah memakai

    seragam dan apron selama berada berurusan dengan makanan. Dan juga cara kerja dari

    tenaga pengolahnya sudah dibilang bersih (Keputusan Menteri Kesehatan, 2003).

    Untuk variabel tempat penyimpanan bahan makanan, suhu dan kelembapan

    penyimpanan sesuai dengan persyaratan jenis makanan, penempatan penyimpanan

    bahan makan terpisah dengan makanan jadi, tempatnya bersih dan terpelihara.

    Sedangkan untuk penyimpanan makanan jadi, suhu dan waktu penyimpanan dengan

    persyaratan jenis makanan jadi (Keputusan Menteri Kesehatan, 2003).

    Variabel penyajian, suhu makanan yang disajikan tidak kurang dari 60ᵒC, pewadahan

    dan penjamah makanan menggunakan alat yang bersih. Restoran Ayam Tulang Lunak

    Malioboro selalu menyajikan makanan yang sudah jadi, secepat mungkin diantarkan ke

    konsumen sebelum suhu makanan turun (menjadi dingin) (Keputusan Menteri

    Kesehatan, 2003).

    Peralatan di restoran ini dalam keadaan baik dan utuh. Tidak ada cacat pada peralatan

    baik peralatan untuk memasak ataupun perlatan untuk makan. Cara pencucian,

    pengeringan, dan penyimpanan memenuhi persyaratan agar selalu dalam keadaan bersih

    sebelum digunakan (Keputusan Menteri Kesehatan, 2003).

  • 26

    Pengetahuan/sertifikat Hygiene sanitasi makanan, semua penjamah makanan pernah

    mengikuti kursus. Untuk pakaian para pekerja bersih, lengkap dan rapi, pakaian

    seragam kerja tersedia lebih dari 2 stel. Para pekerja di restoran ini diperiksa

    kesehatannya setiap 6 bulan dan bila pekerja sakit maka pekerja tidak akan bekerja dan

    memeriksakan diri ke dokter. Personal hygiene dari para karyawan di restoran ini sudah

    memenuhi syarat dimana setiap karyawan wajib berperilaku bersih dan berpakaian rapi,

    para karyawan yang akan bekerja mencuci tangan terlebih dahulu sebelum menjamah

    makanan (Keputusan Menteri Kesehatan, 2003).

  • 27

    BAB VI

    KESIMPULAN DAN SARAN

    6.1.Kesimpulan

    • HACCP (Hazard Analysis Critical Contro Point) adalah salah satu standar

    keamanan pangan yang harus di terapkan oleh setiap pengusaha makanan.

    • HACCP meliputi bahan pangan, alat yang digunakan untuk mengolah pangan,

    bangunan, fasilitas, dan personal hygiene dari para pekerjanya.

    • Penyimpanan bahan dilakukan di tempat terpisah.

    • Restoran harus memiliki beberapa fasilitas yang harus dipenuhi untuk karyawan

    maupun konsumen.

    • Fasilitas yang harus dipenuhi untuk karyawan antara lain air bersih, toilet untuk

    karyawan, tempat untuk mencuci tangan, tempat sampah.

    • Personal hygienepara karyawan sangat penting dalam proses produksi makanan.

    • Karyawan harus memakai baju chef (bagian dapur); memakai apron; bagi karyawan

    yang berambut panjang, dikuncir; kuku tidak berkutek, kuku tidak panjang,

    karyawan memakai perhiasan sekucupnya dan tidak berpotensi masuk ke makanan.

    • Karyawan yang sakit, diberikan izin untuk tidak bekerja selama beberapa hari.

    • Restoran sudah menerapkan beberapa program HACCP untuk mencegah terjadinya

    keracunan makanan, baik dari bahan pangan, alat yang digunakan, personal hygiene,

    dan juga bangunannya.

    • Nilai sanitasi menurut penulis sebesar 731.5 yang sudah memenuhi syarat dari

    Keputusan Menteri Kesehatan tahun 2003.

    6.2.Saran

    Sebaiknya beberapa hal didalam restoran perlu diperbaiki seperti dinding yang

    berbentuk 90ᵒ, harus rajin dibersihkan dalam beberapa minggu agar kotoran tidak jatuh

    ke makanan. Kemudian restoran juga harus melakukan pembasmian hama yang

    memiliki kemungkinan berada atau masuk ke dapur. Namun, secara keseluruhan,

    Restoran Ayam Tulang Lunak Malioboro Surabaya sudah memenuhi beberapa standar

    HACCP.

  • 28

    DAFTAR PUSTAKA

    Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

    1098/MENKES/SK/VII/2003.

    Marwanti. 2010. Keamanan Pangan dan Penyelenggaraan Makanan. Jurusan PTTB FT

    UNY.

    http://staffnew.uny.ac.id/upload/131284655/lainlain/Keamanan+Pangan.pdf

    Pratikto et al. 2013. Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP) Produksi

    Maltosa dengan Pendekatan Good Manufacturing Practice (GMP). Fakultas

    Teknik. Universitas Brawijaya, Malang.

    http://jemis.ub.ac.id/index.php/jemis/article/download/102/109

    Yuniarti, R. et al. 2015. Penerapan Sistem Hazard Analysis Critical Control Point

    (HACCP) Pada Proses Pembuatan Keripik Tempe. Jurusan Teknik Industri.

    Universitas Brawijaya, Malang.

    http://journals.ums.ac.id/index.php/jiti/article/download/627/367

  • 29

    LAMPIRAN

    Lampiran 1. Hasil Plagscan

  • 30

    Lampiran 2. Penilaian Restoran Berdasarkan Peraturan Pemerintah

    Variabel Bobot Nilai Skor

    1 2 3 4

    A. Lokasi dan Bangunan

    1. Lokasi 2 4, 6, 10 12

    2. Bangunan 2 2, 4, 6, 8, 10 12

    3. Pembagian Ruang 1 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10 8

    4. Lantai 0,5 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10 3,5

    5. Dinding 0,5 0, 4, 6, 7, 10 3,5

    6. Ventilasi 1 2, 3, 5, 7, 8, 10 5

    7. Pencahayaan/penerangan 1 2, 3, 5, 7, 8, 10 8

    8. Atap 0,5 2, 3, 5, 7, 8, 10 3,5

    9. Langit-langit 0,5 0, 2, 4, 6, 8, 10 3

    10. Pintu 1 0, 3, 4, 6, 7, 10 7

    B. Fasilitas Sanitasi

    11. Air bersih 3 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10 24

    12. Pembuangan air limbah 2 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10 16

    13. Toilet 1 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10 9

    14. Tempat sampah 2 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10 16

    15. Tempat cuci tangan 2 0, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10 16

    16. Tempat mencuci peralatan 1 0, 2, 4, 6, 8, 10 8

    17. Tempat mencuci bahan makanan 1 0, 2, 3, 5, 7, 8, 10 7

    18. Locker karyawan 1 0, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 10 0

    19. Peralatan pencegah masuknya

    serangga dan tikus

    2 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10 10

    C. Dapur, Ruang Makan dan

    Gudang Bahan Makanan

    20. Dapur 7 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10 49

    21. Ruang makan 5 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10 40

    22. Gudang bahan makanan 3 0, 2, 4, 6, 8, 10 24

    D. Bahan Makanan dan

    Makanan Jadi

    23. Bahan makanan 5 2, 3 4, 5, 6, 7, 8, 10 40

  • 31

    24. Makanan jadi 6 3, 4, 6, 7, 10 42

    E. Pengolahan Makanan

    25. Proses pengolahan 5 2, 3, 5, 7, 8, 10 40

    F. Tempat Penyimpanan Bahan

    Makanan dan Makanan Jadi

    26. Penyimpanan bahan makanan 4 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10 32

    27. Penyimpanan makanan 5 4, 6, 10 30

    G. Penyajian Makanan

    28. Cara penyajian 5 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10 40

    H. Peralatan

    29. Ketentuan peralatan 15 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10 120

    I. Tenaga Kerja

    30. Pengetahuan/sertifikat hygiene

    sanitasi makanan

    4 0, 2, 4, 6, 8, 10 24

    31. Pakaian kerja 2 0, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10 16

    32. Pemeriksaan kesehatan 2 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10 14

    33. Personal hygiene 7 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10 49

  • 32

    Lampiran 3. Pedoman Penilaian Mutu Laik Hygiene Sanitasi Keputusan Menteri

    Kesehatan

    No Variabel Komponen yang dinilai Besar

    nilai

    A.

    1

    Lokasi & bangunan

    Lokasi

    a. Tidak berada pada arah angin dari sumber

    pencemaran debu, asap, bau, dan cemaran

    lainnya

    b. Tidak berada pada jarak < 100 meter dari

    sumber pencemar debu, asap, bau, dan cemaran

    lainnya

    6

    4

    2 Bangunan a. Terpisah dengan tempat tinggal termasuk

    tempat tidur

    b. Kokoh/kuat/permanen

    c. Rapat serangga

    d. Rapat tikus

    4

    2

    2

    2

    3 Pembagian ruang a. Terdiri dari dapur dan ruang makan

    b. Ada toilet/jamban

    c. Ada gudang bahan makanan

    d. Ada ruang karyawan

    e. Ada ruang administrasi

    f. Ada gudang peralatan

    4

    2

    1

    1

    1

    1

    4 Lantai a. Bersih

    b. Kedap air

    c. Tidak licin

    d. Rata

    e. Kering

    f. Konus

    4

    2

    1

    1

    1

    1

    5 Dinding a. Kedap air

    b. Rata

    c. Bersih

    4

    3

    3

    6 Ventilasi a. Tersedia dan berfungsi dengan baik

    b. Menghilangkan bau tak enak

    5

    3

  • 33

    c. Cukup menjamin rasa nyaman 2

    7 Pencahayaan/penerangan a. Tersebar merata di setiap ruangan

    b. Intensitas cahaya 10 fc

    c. Tidak menyilaukan

    5

    3

    2

    8 Atap a. Tidak menjadi sarang tikus dan serangga

    b. Tidak bocor

    c. Cukup landai

    5

    3

    2

    9 Langit-langit a. Tinggi minimal 2,4 meter

    b. Rata dan bersih

    c. Tidak terdapat lubang-lubang

    4

    4

    2

    10 Pintu a. Rapat serangga dan tikus

    b. Menutup dengan baik dan membuka arah luar

    c. Terbuat dari bahan yang kuat dan mudah

    dibersihkan

    4

    3

    3

    B.

    11

    Air bersih

    a. Jumlah mencukupi

    b. Tidak berbau, tidak berasa dan tidak berwarna

    c. Angka kuman tidak melebihi nilai ambang

    batas

    d. Kadar bahan kimia tidak melebihi nilai ambang

    batas

    5

    2

    1

    1

    12 Pembuangan air limbah a. Air limbah mengalir dengan lancar

    b. Terdapat grease trap

    c. Saluran kedap air

    d. Saluran tertutup

    3

    3

    2

    2

    13 Toilet a. Bersih

    b. Letaknya tidak berhubungan langsung dengan

    dapur atau ruang makan

    c. Tersedia air bersih yang cukup

    d. Tersedia sabun dan alat pengering

    e. Toilet untuk pria dan wanita terpisah

    3

    2

    2

    2

    1

  • 34

    14 Tempat sampah a. Sampah diangkut tiap 24 jam

    b. Di setiap ruang penghasil sampah tersedia

    tempat sampah

    c. Dibuat dari bahan kedap air dan mempunyai

    tutup

    d. Kapasitas tempat sampah terangkat oleh

    seorang petugas sampah

    4

    3

    2

    1

    15 Tempat cuci tangan a. Tersedia air cuci tangan yang mencukupi

    b. Tersedia sabun/detergent dan alat

    pengering/lap

    c. Jumlahnya cukup untuk pengunjung dan

    karyawan

    5

    3

    2

    16 Tempat mencuci peralatan a. Tersedia air dingin yang cukup memadai

    b. Tersedia air panas yang cukup memadai

    c. Tersedia dari bahan yang kuat, aman, dan halus

    d. Terdiri dari tiga bilik/bak pencuci

    2

    2

    2

    4

    17 Tempat pencuci bahan

    makanan

    a. Tersedia air pencuci yang cukup

    b. Terbuat dari bahan yang kuat, aman, dan halus

    c. Air pencuci yang dipakai mengandung larutan

    cuci hama

    5

    3

    2

    18 Locker karyawan a. Tersedia locker karyawan dari bahan yang

    kuat, mudah dibersihkan, dan mempunyai tutup

    rapat

    b. Jumlahnya cukup

    c. Letak locker dalam ruang tersendiri

    d. Locker untuk karyawan pria terpisah dengan

    locker untuk wanita

    2

    3

    3

    2

    19 Peralatan pencegah

    masuknya serangga dan

    tikus

    a. Setiap lubang ventilasi dipasang kawat kassa

    serangga

    b. Setiap lubang ventilasi dipasang terali tikus

    c. Persilangan pipa dan dinding tertutup rapat

    d. Tempat tandon air mempunyai tutup dan bebas

    jentik nyamuk

    3

    2

    2

    3

  • 35

    C

    20

    Dapur, ruang makan, dan

    gudang bahan makanan

    Dapur

    a. Bersih

    b. Ada fasilitas penyimpanan makanan (kulkas,

    freezer)

    c. Tersedia fasilitas penyimpanan makanan panas

    (thermos panas, kompor panas, heater)

    d. Ukuran dapur cukup memadai

    e. Ada cungkup dan cerobong asap

    f. Terpasang tulisan pesan-pesan hygiene bagi

    penjamah/karyawan

    3

    2

    2

    1

    1

    1

    21 Ruang makan a. Perlengkapan ruang makan selalu bersih

    b. Ukuran ruang makan minimal 0,85 m2 per

    kursi tamu

    c. Pintu masuk buka tutup otomatis

    d. Tersedia fasilitas cuci tangan yang memenuhi

    estetika

    e. Tempat peragaan makanan jadi tertutup

    3

    2

    2

    2

    1

    22 Gudang bahan makanan a. Tidak terdapat bahan lain selain bahan

    makanan.

    b. Tersedai rak-rak penempatan bahan makanan

    sesuai dengan ketentuan

    c. Kapasitas gudang cukup memadai

    d. Rapat serangga dan tikus

    4

    2

    2

    2

    D

    23

    Bahan makanan dan

    makanan jadi

    Bahan makanan

    a. Kondisi fisik bahan makanan dalam keadaan

    baik

    b. Angka kuman dan bahan kimia bahan makanan

    memenuhi persyaratan yang ditentukan

    c. Bahan makanan berasal dari sumber resmi

    d. Bahan makanan kemasan terdaftar pada

    Depkes. RI

    3

    3

    2

    2

  • 36

    24 Makanan jadi a. Kondisi fisik makanan jadi dalam keadaan baik

    b. Angka kuman dan bahan kimia makanan jadi

    memenuhi persyaratan yang ditentukan

    c. Makanan jadi kemasan tidak ada tanda-tanda

    kerusakan dan terdaftar pada Depkes. RI

    4

    3

    3

    E

    25

    Pengolahan makanan

    Proses pengolahan

    a. Tenaga pengolah memakai pakaian kerja

    dengan benar dan cara kerja yang bersih

    b. Pengambilan makanan jadi menggunakan alat

    yang khusus

    c. Menggunakan peralatan dengan benar

    5

    3

    2

    F

    26

    Tempat penyimpanan

    bahan makanan dan

    makanan jadi

    Penyimpanan bahan

    makanan

    a. Suhu dan kelembapan penyimpanan sesuai

    dengan persyaratan jenis makanan

    b. Ketebalan penyimpanan sesuai dengan

    persyaratan jenis makanan

    c. Penempatannya terpisah dengan makanan jadi

    d. Tempatnya bersih dan terpelihara

    e. Disimpan dalam aturan sejenis dan disusun

    dalm rak-rak

    3

    2

    2

    2

    1

    27 Penyimpanan makanan

    jadi

    a. Suhu dan waktu penyimpanan dengan

    persyaratan jenis makanan jadi

    b. Cara penyimpanan tertutup

    6

    4

    G

    28

    Penyajian makanan

    Cara penyajian

    a. Suhu penyajian makanan hangat tidak kurang

    dari 60oC

    b. Pewadahan dan penjamah makanan jadi

    menggunakan alat yang bersih

    c. Cara membawa dan menyajikan makanan

    dengan tertutup

    d. Penyajian makanan harus pada tempat yang

    bersih

    3

    3

    2

    2

    H Peralatan

  • 37

    29 Ketentuan peralatan a. Cara pencucian, pengeringan dan penyimpanan

    peralatan memenuhi persyaratan agar selalu

    dalam keadaan bersih sebelum digunakan

    b. Peralatan dalam keadaan baik dan utuh

    c. Peralatan makan dan minum tidak boleh

    mengandung angka kuman yang melebihi nilai

    ambang batas yang ditentukan

    d. Permukaan alat yang kontak langsung dengan

    makanan tidak ada sudut mati dan halus

    e. Peralatan yang kontak langsung dengan

    makanan tidak mengandung zat beracun

    4

    2

    2

    1

    1

    I

    30

    Tenaga kerja

    Pengetahuan/sertifikat

    hygiene sanitasi makanan

    a. Pemilik/pengusaha pernah mengikuti

    kursus/temu karya

    b. Supervisor pernah mengikuti kursus

    c. Semua penjamah makanan pernah mengikuti

    kursus

    d. Salah seorang penjamah pernah mengikui

    kursus

    2

    4

    4

    2

    31 Pakaian kerja a. Bersih

    b. Tersdia pakaian kerja seragam 2 stel atau lebih

    c. Penggunaan khusus waktu kerja saja

    d. Lengkap dan rapi

    e. Tidak tersedia pakaian kerja seragam

    3

    2

    2

    3

    0

    32 Pemeriksaan kesehatan a. Karyawan/penjamah 6 bulan sekali check up

    kesehatan

    b. Pernah divaksinasi chotypha/thypoid

    c. Check up penyakit khusus

    d. Bila sakit tidak bekerja dan berobat ke dokter

    e. Memiliki buku kesehatan karyawan

    3

    2

    1

    2

    2

  • 38

    33 Personal hygiene a. Setiap karyawan/penjamah makanan

    berperilaku bersih dan berpakaian rapi

    b. Setiap mau kerja cuci tangan

    c. Menutup mulut dengan sapu tangan bila

    batuk-batuk atau bersin

    d. Menggunakan alat yang sesuai dan bersih bila

    mengambil makanan

    3

    3

    2

    2

    KATA PENGANTARDAFTAR ISIDAFTAR GAMBARDAFTAR LAMPIRANBAB IPENDAHULUANLatar Belakang Kerja PraktekTujuan Kerja PraktekWaktu dan Lokasi Pelaksanaan

    BAB IIPROFIL PERUSAHAANSejarah PerusahaanLokasi PerusahaanVisi Perusahaan

    BAB IIISPESIFIKASI PRODUKJenis Produk

    BAB IVHYGIENE SANITASI PADA PENGOLAHAN MAKANANBAB VPENILAIAN MUTU LAIK HYGIENE SANITASI RESTORAN AYAM TULANG LUNAK MALIOBORO SURABAYABAB VIKESIMPULAN DAN SARANKesimpulanSaran

    DAFTAR PUSTAKALAMPIRANHasil PlagscanPenilaian Restoran Berdasarkan Peraturan Pemerintah